lead_time
float64 132
14.1k
| label
list | updated_at
stringclasses 19
values | id
int64 21
39
| annotator
int64 1
1
| created_at
stringclasses 19
values | annotation_id
int64 2
20
| content
stringclasses 19
values |
---|---|---|---|---|---|---|---|
484.958 | [
{
"end": 1131,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 1039,
"text": "metode jumlah ranking, metode ketergantungan ranking, dan\\nmetode perbandingan pasangan (AHP)"
},
{
"end": 1405,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1226,
"text": "metode ketergantungan ranking menghasilkan hasil\\nyang lebih baik daripada metode jumlah ranking dan AHP,\\ndengan akurasi keseluruhan sebesar 83,08% dan akurasi kappa\\nsebesar 68,63%"
},
{
"end": 770,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 717,
"text": "membandingkan\\nhasil pemetaan daerah yang rawan banjir"
},
{
"end": 3895,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 3881,
"text": "metode ranking"
},
{
"end": 3978,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 3944,
"text": "metode perbandingan pasangan (AHP)"
},
{
"end": 22234,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 22151,
"text": " metode ketergantungan ranking lebih baik\\ndari metode jumlah ranking dan metode AHP"
},
{
"end": 22411,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 22270,
"text": "metode ketergantungan ranking\\nmemiliki akurasi yang lebih tinggi dari kedua metode tersebut\\nyaitu 83,08% untuk akurasi keseluruhan dan 68,63%"
}
] | 2023-12-27T03:47:10.418566Z | 21 | 1 | 2023-12-27T03:46:08.056039Z | 2 | Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Pemetaan Kerawanan Bencana Banjir dengan
Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis
Studi Kasus: Kota Kendari, Sulawesi Tenggara
M. Ramadhan Putra Fajar (221911249, 4SI2)
Dosen Pembimbing: Dr. Drs. Waris Marsisno, M.Stat.
dan metode
Ringkasanβ Kota Kendari, yang terletak di Pulau Sulawesi,
sering mengalami banjir saat musim hujan. Tingginya frekuensi
banjir di kota ini mendorong perlunya kesiapsiagaan terhadap
bencana banjir. Oleh karena itu,
tujuan dari penelitian ini
adalah untuk membuat peta daerah yang rentan terhadap banjir
berdasarkan data dari penginderaan jauh dan sistem informasi
geografis. Penelitian ini juga bertujuan untuk membandingkan
hasil pemetaan daerah yang rawan banjir menggunakan metode
ranking
dengan
menggunakan data kerawanan yang disediakan oleh BNPB.
Dalam penelitian ini, parameter yang digunakan meliputi curah
hujan, ketinggian lahan, kemiringan lereng, penggunaan lahan,
geologi, dan sungai. Dari hasil perhitungan menggunakan
metode jumlah ranking, metode ketergantungan ranking, dan
metode perbandingan pasangan (AHP),
terdapat perbedaan
dalam jumlah kelurahan pada setiap kategori kerawanan. Dalam
hal akurasi, metode ketergantungan ranking menghasilkan hasil
yang lebih baik daripada metode jumlah ranking dan AHP,
dengan akurasi keseluruhan sebesar 83,08% dan akurasi kappa
sebesar 68,63%.
perbandingan
pasangan
Kata Kunciβ Banjir, Kerawanan, Pemetaan, Penginderaan
Jauh, Sistem Informasi Geografis.
sungai
palung
normal,
sehingga melewati
I. LATAR BELAKANG
Banjir merupakan limpasan air yang melebihi tinggi muka
air
yang
menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi
sungai. Pada umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan
yang tinggi di atas normal sehingga sistem pengaliran air yang
terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem
drainase dangkal penampung banjir buatan yang ada tidak
mampu menampung akumulasi air hujan tersebut sehingga
meluap [1]. Berdasarkan data dari Podes 2021,
jumlah
kejadian bencana banjir di Indonesia merupakan salah satu
bencana yang tertinggi diantara jumlah kejadian bencana
lainnya yaitu terdapat sebanyak 15.366 desa dalam tiga tahun
terakhir [2].
Kemudian pada data Potensi desa yang diperoleh dari BPS
terkait jumlah peristiwa banjir di Provinsi Sulawesi Tenggara
pada tahun 2015-2021 menunjukkan angka yang cukup tinggi
yaitu 863 kejadian banjir. Sedangkan peristiwa banjir yang
telah terjadi dalam selang tahun 2015-2021 di Kota Kendari
menurut data Potensi desa yang dipublikasi BPS Sulawesi
Tenggara adalah 67 kejadian banjir.
Sumber: Data Informasi Bencana Indonesia, diolah
Gambar 1. Jumlah kejadian banjir di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2010-2022
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi
Sulawesi Tenggara, menjelaskan bahwa daerah yang rawan
terjadi banjir di Sulawesi Tenggara saat memasuki musim
penghujan yaitu Kota Kendari, Kabupaten Konawe dan
Konawe Utara [3]. Dengan frekuensi banjir yang cukup tinggi
di Kota Kendari, penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan
terhadap bencana banjir. Salah satu opsi yang dapat digunakan
oleh masyarakat dan pemerintah adalah melakukan pemetaan
atau evaluasi terhadap risiko banjir. Hal ini akan menjadi
pedoman atau perkiraan dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan bencana banjir. Seperti penelitian yang telah
dilakukan oleh Sudarmadi [4] dan R. Heryani [5]. Namun,
kedua penelitian tersebut belum dapat secara menyeluruh
menggambarkan kerawanan banjir karena belum melibatkan
penggunaan sistem penginderaan jauh untuk memperoleh
data.
Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengembangan
dengan menggunakan sistem penginderaan jauh untuk
mengumpulkan data yang diperlukan. Data tersebut dapat
diperoleh melalui citra satelit yang tersedia secara gratis dan
mudah diakses. Penelitian ini akan menggunakan dua metode,
yaitu metode ranking (jumlah ranking dan ketergantungan
ranking) dan metode perbandingan pasangan (AHP). Metode
ranking memiliki
sedangkan metode
perbandingan pasangan lebih objektif dan bergantung pada
penilaian individu yang memahami masalah atau ahli dalam
menentukan prioritas.
subjektif,
sifat
1 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
wilayah Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah rentan banjir,
yaitu sebesar 49,41% dari luas wilayahnya. Wilayah rentan
banjir di Kabupaten Sidoarjo di antaranya meliputi Kecamatan
Jabon, Porong, Taman, dan Kecamatan Waru.
IV. METODE PENELITIAN
Cakupan pada penelitian ini adalah Kota Kendari, Sulawesi
Tenggara dengan 65 kelurahan perekaman data dari periode 1
Juli 2021 sampai dengan 30 juni 2022. Parameter yang akan
digunakan dalam penelitian ini yaitu Curah Hujan (CH),
(KL),
Ketinggian
Penggunaan Lahan (PL), Geologi
(S)
(Gambar 2).
(KT), Kemiringan
(G), dan Sungai
Lereng
Lahan
II. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Membuat peta daerah rawan banjir di Kota Kendari per
kelurahan berdasarkan data penginderaan jauh dan sistem
informasi geografis.
2. Membandingkan hasil dari pemetaan daerah rawan banjir
ranking, metode
antara metode
ketergantungan ranking), dengan metode perbandingan
pasangan (AHP) menggunakan data kerawanan BNPB.
(jumlah
ranking
III. PENELITIAN TERKAIT
Sudarmadi [4] melakukan penelitian βAnalisis Kerawanan
Integrasi Fuzzy Logic dan
Banjir Menggunakan Model
Analytical Hierarchy Process
ini
(AHP)β. Penelitian
menggunakan model yang mengintegrasikan Fuzzy Logic dan
AHP. Parameter yang digunakan dalam penelitian adalah
curah hujan, kemiringan lereng,
tanah,
penggunaan lahan, dan sungai. Hasil dari penelitian ini
didapatkan persentase terluas setiap kerawanan banjir. Dimana
kelas sangat rawan adalah Kecamatan Maros Baru seluas
33,04 km2 (79% dari luasan daerah penelitian).
elevasi,
jenis
R. Heryani, [5] melakukan penelitian βAnalisis Kerawanan
Banjir Berbasis Spasial Menggunakan Analytical Hierarchy
(AHP) Kabupaten Marosβ. Pada penelitian ini
Process
menggunakan metode AHP. Dimana
parameter yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kemiringan lereng,
elevasi, penggunaan lahan, curah hujan, dan jenis tanah. Hasil
dari penelitian ini didapatkan bobot parameter kemiringan
jenis tanah, penggunaan lahan, dan
lereng, curah hujan,
elevasi secara berurutan nilainya adalah 38, 22, 16, 14, 10.
A. R. Setiawan, E. Sutriyono, dan S. N. Jati [6] melakukan
penelitian βAnalisis Zona Rawan Bahaya Banjir dengan
Metode AHP Daerah Pagar Bukit dan Sekitarnya, Kecamatan
Bengkunat, Kabupaten Pesisir Baratβ. Pada penelitian ini
menggunakan metode overlay dan metode AHP untuk
melakukan perbandingan berpasangan. Dimana parameter
yang digunakan dalam penelitian ini adalah jarak sungai,
curah hujan, elevasi kemiringan lereng, penggunaan lahan,
dan infiltrasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
parameter jarak sungai merupakan parameter yang paling
berpengaruh dengan bobot 24%.
Y. K. S. Ariyora [7] melakukan penelitian βPemanfaatan
Data Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis
Untuk Analisa Banjir (Studi Kasus: Banjir Provinsi DKI
Jakarta)β. Pada penelitian ini menggunakan metode skoring,
pembobotan, dan overlay. Parameter yang digunakan adalah
penggunaan lahan, curah hujan, tekstur tanah, kemiringan
lereng, ketinggian, dan buffer sungai. Hasil dari penelitian ini
adalah bahaya banjir pada Provinsi DKI Jakarta berkisar
antara 3-9.
H. S. Purnawali
[8] melakukan penelitian βAnalisis
Kerentanan Bencana Banjir di Kabupaten Sidoarjo dengan
Menggunakan Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan
Jauhβ. Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif
analitik. Dimana parameter yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kelerengan, curah hujan, tutupan lahan, densitas
drainase, penurunan muka tanah, pasang surut, dan kenaikan
laut. Hasil dari penelitian ini adalah Sebagian
muka air
Gambar 2. Diagram Alir Metode Analisis
Selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data terkait
parameter yang akan digunakan melalui penginderaan jauh
yaitu citra satelit Landsat 8, citra satelit CHIRPS, dan DEM
SRTM, serta data kerawanan BNPB 2019 untuk pengecekan
akurasi. Citra Satelit Landsat 8 akan digunakan untuk
memperoleh
peta Penggunaan Lahan. Dimana dalam
menentukan klasifikasi dari penggunaan lahan menggunakan
metode supervised classification dan kemudian dilakukan
pengecekan keakurasian peta dengan menggunakan metode
confusion matrix pada Tabel I (pers 1 dan pers 2). Citra satelit
2 / 8
CHIRPS akan menghasilkan peta Curah Hujan. DEM SRTM
akan menghasilkan peta Kemiringan Lereng dan Ketinggian
Lahan. Dimana untuk semua pengolahan Citra satelit akan
dilakukan pada Google Earth Engine. Sedangkan peta Geologi
diperoleh dari Website yang datanya bersumber dari Pusat
Penelitian Pengembangan Geologi dan Peta Jarak Sungai
menggunakan OpenStreetMap untuk pengumpulan datanya. .
dilakukan
Analisis dimulai dengan melakukan pembobotan pada
semua peta yang akan digunakan dengan menggunakan
metode Ranking (Metode Jumlah Ranking (pers 3) dan
Metode Ketergantungan Ranking (pers 4)) dan Metode
Perbandingan Pasangan (AHP). Kemudian dari hasil tersebut
akan
kelas
kerawanan yaitu rendah. sedang, dan tinggi berdasarkan Tabel
II
untuk
membandingkan metode mana yang lebih baik dari ketiga
metode tersebut maka akan dicek keakurasiannya dengan
menggunakan metode confusion matrix Tabel I (pers 1 dan
pers 2).
pengklasifikasian menjadi
5. Selanjutnya
diperoleh
yang
pers
dari
tiga
TABEL I
TABEL CONFUSION MATRIX
Dikelaskan ke Kelas
A
nAA
nBA
nCA
nDA
n+A
B
nAB
nBB
nCB
nDB
n+B
C
nAC
nBC
nCC
nDC
n+C
D
nAD
nBD
nCD
nDD
n+D
Jumlah
Piksel
nA+
nB+
nC+
nD+
N
Kelas
Referensi
A
B
C
D
Total
Piksel
Sumber: G. M. Foody [9].
Persamaan akurasi yang digunakan adalah:
)
ππ
(
π
β π
π=1
π
π΄ππ’πππ π πΎππ πππ’ππ’βππ =
β
β
Γ100%
(1)
πΎππππ π΄πππ’ππππ¦ =
β‘
β’
β’
β’
β£
β
(
π
π
β π
π=1
β
ππ
π
β π
π=1
β
)
π
π+
+π
(
2
β
π
π
β π
π=1
π
π+
+π
)
β€
β₯
β₯
β₯
β¦
(2)
Dimana:
= Banyaknya piksel dalam contoh
n
nk+ = Jumlah piksel dalam baris ke-k
n+k = Jumlah piksel dalam kolom baris ke-k
nkk = Nilai diagonal dari matriks kontingensi baris ke-k dan
kolom ke-k
Metode Pembobotan Ranking:
π€
π
= (π β π
π
+ 1)/Ξ£(π β π
π
+ 1)
π€
π
)
)/Ξ£(1/π
= (1/π
π
π
(3)
(4)
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
TABEL II
TABEL KLASIFIKASI TINGKAT KERAWANAN
Total Skoring
Klasifikasi Tingkat Kerawanan Warna
πmin β (πmin+X)
Rendah
(πmin+X) β (πmin+2X)
Sedang
(πmin+2X) β ππππs
Tinggi
Persamaan Klasifikasi Tingkat Kerawanan:
π =
(π
βπ
)
πππ
ππππ
3
Hijau
Kuning
Merah
(5)
V. KERANGKA PIKIR
Gambar 3. Kerangka pikir
ini
rawan
terhadap
Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada fakta bahwa kurangnya
informasi dan perbedaan dalam informasi, serta kekurangan
kesadaran dan perhatian masyarakat terhadap bencana banjir.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji
kerawanan banjir menggunakan teknologi Sistem Informasi
Geografis dan Penginderaan Jauh, dengan tujuan mengurangi
waktu dan biaya dalam memperoleh informasi tentang daerah
yang
akan
banjir.
mengkombinasikan parameter-parameter dari berbagai sumber
berdasarkan ketersediaan datanya. Sehingga parameter yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah curah hujan,
kemiringan lereng, ketinggian lahan, penggunaan lahan, dan
geologi. Selanjutnya untuk mendapatkan pemetaan kerawanan
banjir akan menggunakan metode pembobotan yaitu metode
ranking (metode jumlah ranking dan metode ketergantungan
ranking)
perbandingan pasangan (AHP).
Kemudian penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu memetakan
daerah rawan banjir per kelurahan dan membandingkan
pemetaan dari hasil metode
jumlah ranking, metode
ketergantungan ranking, dan metode AHP. Dari dua tujuan
tersebut akan menghasilkan output/keluaran berupa peta
daerah rawan banjir per kelurahan dari metode-metode
tersebut dan perbandingan hasil dari metode-metode tersebut.
dan metode
3 / 8
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Peta Parameter yang Dihasilkan
1. Curah Hujan
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Berdasarkan Gambar 5 diperoleh hasil bahwa
kemiringan lereng di Kota Kendari jika dilihat dari
persentase luasannya, mayoritas kemiringan lereng di
Kota Kendari 42,33% adalah datar atau memiliki
kemiringan sekitar 0%-8%. Sedangkan kemiringan
lereng yang paling sedikit luasannya di Kota Kendari
yaitu kemiringan lereng yang sangat curam, dimana
kemiringan ini sebesar >40% dari lereng.
3. Ketinggian Lahan
Skor
lereng
kemiringan
berdasarkan
[11]
memiliki skor 1-5. Dimana untuk ketinggian lahan
<10m diberi skor 1, 10-50 m diberi skor 2, 50-100 m
diberi skor 3, 100-200 m diberi skor 4, dan >200m
diberi skor 5. Hasil pemetaan berdasarkan skor dapat
dilihat pada Gambar 6.
Gambar 4. Peta Curah Hujan Kota Kendari
Skor curah hujan berdasarkan [10] memiliki skor
1-5. Dimana untuk curah hujan <3000 mm/tahun
diberi skor 1, 3000-3250 mm/tahun diberi skor 2,
3250-3500 mm/tahun diberi skor 3, 3500-3750
mm/tahun diberi skor 4, dan >3750 diberi skor 5.
Hasil pemetaan berdasarkan skor dapat dilihat pada
Gambar 4. Berdasarkan Gambar 4 diperoleh hasil
bahwa
curah hujan di Kota Kendari dengan
perekaman data dari tanggal 1 Juli 2021β30 Juni
2022 jika dilihat dari persentase luasannya, curah
hujan di Kota Kendari 4.56% masuk ke kategori
sedang (3000-3250 mm/tahun), 64.59% masuk ke
kategori agak basah (3250-3500 mm/tahun) dan
30,85% masuk ke kategori basah (3500-3750
mm/tahun).
2. Kemiringan Lereng
Skor
lereng
kemiringan
berdasarkan
[11]
memiliki skor 1-5. Dimana untuk kemiringan lereng,
datar diberi skor 5, landai diberi skor 4, agak curam
diberi skor 3, curam diberi skor 2, dan sangat curam
diberi skor 1. Hasil pemetaan berdasarkan skor dapat
dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Peta Kemiringan Lereng Kota Kendari
Gambar 6. Peta Ketinggian Lahan Kota Kendari
Berdasarkan gambar 6. menjelaskan bahwa
ketinggian lahan di Kota Kendari jika dilihat dari
persentase luasannya, mayoritas ketinggian lahan di
Kota Kendari 47,49% berada pada ketinggian
10-50m di atas permukaan air
laut. Sedangkan
ketinggian lahan yang paling sedikit luasannya di
Kota Kendari adalah ketinggian lahan yang berada
>200m di atas permukaan air laut.
4. Penggunaan Lahan
TABEL III
KLASIFIKASI PENUTUPAN LAHAN
Tipe Penutupan Lahan
Hutan
Semak Belukar
Ladang/Tegalan/Kebun
Sawah/Tambak
Permukiman
No
1
2
3
4
5
Sumber: Theml, S. 2008 dalam [11]
Skor
1
2
3
4
5
Sebelum peta penggunaan lahan diberi skor
seperti pada Tabel III,
terlebih dahulu dilakukan
pengecekan akurasi peta dengan menggunakan
metode confusion matrix. Dari metode confusion
matrix tersebut, diperoleh nilai akurasi keseluruhan
untuk penggunaan lahan di Kota Kendari adalah
untuk
sebesar
akurasi Kappa
97.73% dan
4 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
penggunaan lahan di Kota Kendari sebesar 81.39%.
Hasil pemetaan berdasarkan skor dapat dilihat pada
Gambar 7.
6. Buffer Sungai
Gambar 7. Peta Penggunaan Lahan Kota Kendari
Berdasarkan Gambar 7 diperoleh hasil bahwa
persebaran penggunaan lahan di Kota kendari dengan
perekaman data dari tanggal 1 Januari 2021β30 Juni
2022, yaitu terdapat 52.31% kawasan hutan, 8.57%
kawasan semak belukar, 16.98% kawasan ladang,
tegalan, dan kebun, 0.87% kawasan sawah dan
tambak, dan 21.27% kawasan permukiman.
5. Geologi
Gambar 9. Peta Buffer Sungai Kota Kendari
Dari hasil pengelompokkan buffer sungai [6],
dapat dilihat bahwa 85,42% daerah di Kota Kendari
tidak dilalui dengan aliran sungai, sedangkan 2,77%
dan 0,46% luasan daerah di Kota Kendari memiliki
peluang yang tinggi untuk terjadi banjir karena
berdekatan dengan daerah aliran sungai.
B. Pemetaan daerah rawan banjir di Kota Kendari
1. Metode Ranking
a. Metode Jumlah Ranking
Menggunakan
pembobotan
dengan metode
jumlah ranking menghasilkan persamaan.
Skor kerawanan = Curah Hujan x 0,143
+ Kemiringan Lereng x 0,190 +
+
Ketinggian
Penggunaan Lahan x 0,238 + Geologi
0,286
x 0,048 + Buffer Sungai x
Lahan
0,095
x
(6)
Gambar 8. Peta Geologi Kota Kendari
Berdasarkan [11]. Dimana untuk kategori aluvial
diberi skor 1, sedimen diberi skor 2, dan metamorf
diberi skor 3. Hasil pemetaan berdasarkan skor dapat
dilihat pada Gambar 8. Berdasarkan Gambar 8
diperoleh hasil bahwa persebaran geologi di Kota
Kendari
jika dilihat dari persentase luasannya,
mayoritas geologi di Kota Kendari 62.94% adalah
batuan metamorf. Sedangkan jenis batuan yang
paling sedikit di Kota Kendari yaitu batuan aluvial
dengan persentase 15.93%.
Dengan menggunakan metode pembobotan
jumlah ranking, didapatkan tiga kelas kerawanan
banjir melalui persamaan (6). Dari 65 kelurahan
terdapat 19 kelurahan yang masuk ke kelas
kerawanan rendah, 33 kelurahan masuk ke kelas
kerawanan sedang, dan 16 kelurahan masuk ke kelas
kerawanan tinggi.
Gambar 10. Peta Kerawanan Banjir dengan Metode Jumlah
Ranking
5 / 8
b. Metode Ketergantungan Ranking
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Menggunakan pembobotan dengan metode
menghasilkan
ranking
ketergantungan
persamaan:
Skor kerawanan = Curah Hujan x 0,102
+ Kemiringan Lereng x 0,135 +
Ketinggian
+
Penggunaan Lahan x 0,204 + Geologi
x 0,068 + Buffer Sungai x 0,409
Lahan
0,082
x
(7)
Gambar 12. Peta Kerawanan Banjir dengan Metode Perbandingan
Berpasangan (AHP)
Dengan
menggunakan
pembobotan
ketergantungan ranking, didapatkan dua kelas kerawanan
banjir melalui persamaan (8). Dari 65 kelurahan terdapat
44 kelurahan yang masuk ke kelas kerawanan sedang, dan
21 kelurahan masuk ke kelas kerawanan tinggi.
metode
3. Data Kerawanan Banjir BNPB
Gambar
11.
Peta Kerawanan Banjir
Ketergantungan Ranking
dengan Metode
Dengan menggunakan metode pembobotan
ketergantungan ranking, didapatkan tiga kelas
kerawanan banjir melalui persamaan (7). Dari 65
kelurahan terdapat 26 kelurahan yang masuk ke
kelas kerawanan rendah, 34 kelurahan masuk ke
kelas kerawanan sedang, dan 5 kelurahan 56
masuk ke kelas kerawanan tinggi.
2. Metode Perbandingan Berpasangan (AHP)
Pada metode AHP, untuk mendapatkan pembobotan
tiap-tiap parameter perlu dilakukan studi dokumen
terlebih dahulu. Setelah itu dilakukan perhitungan untuk
mendapatkan pembobotan tiap-tiap parameter.
Tiga
tahapan untuk mendapatkan pembobotan
dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP), yaitu.
Tahap 1: Membuat Matriks Perbandingan Pasangan
Tahap 2: Menghitung bobot parameter
Tahap 3: Estimasi rasio konsistensi
Kemudian setelah mendapatkan estimasi rasio konsistensi
dari ke-5 hasil kuesioner tersebut. Maka akan dipilih rasio
konsistensi (CR) < 0.10 dan yang memiliki CR paling
kecil diantara ke-5 CR tersebut.
Dari hasil
tahapan tersebut, pembobotan dengan
menggunakan metode AHP menghasilkan persamaan:
Gambar 13. Peta kerawanan banjir data BNPB
Pada buku katalog desa/kelurahan banjir BNPB
(2019), Kota Kendari memiliki tiga kelas kerawanan yaitu
rendah, sedang, dan tinggi. Namun tiap-tiap kelurahan di
Kota Kendari hanya termasuk ke dalam dua kelas
kerawanan, yaitu rendah dan sedang. Dimana dari 65
kelurahan, 33 kelurahan masuk ke kelas kerawanan
sedang, dan 32 kelurahan masuk ke kelas kerawanan
tinggi.
C. Pemetaan daerah rawan banjir di Kota Kendari
1. Metode Ranking
a. Metode Jumlah Ranking
TABEL IV
CONFUSION MATRIX METODE JUMLAH RANKING
Skor kerawanan = Curah Hujan x 0,301
+ Kemiringan Lereng x 0,120 +
+
Ketinggian
Penggunaan Lahan x 0,085 + Geologi
x 0,059 + Buffer Sungai x 0,179
Lahan
0,256
x
(8)
Kelas
Referensi
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Tipe Penutupan Lahan
Sedang
Rendah
Tinggi
19
0
0
19
7
23
0
30
7
9
0
16
Total
33
32
0
65
6 / 8
kappa
sebesar
Berdasarkan Tabel
IV, dengan menerapkan
metode jumlah ranking, ditemukan bahwa tingkat
akurasi keseluruhan sebesar 64,62% dan tingkat
akurasi
ini
menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode
ketergantungan ranking,
terdapat 19 dari total 33
kelurahan yang diklasifikasikan secara akurat sebagai
kelas kerawanan 62 rendah, sedangkan untuk kelas
kerawanan sedang terdapat 23 dari total 32 kelurahan
yang diklasifikasikan secara akurat.
43,33%. Hasil
b. Metode Ketergantungan Ranking
TABEL V
CONFUSION MATRIX METODE KETERGANTUNGAN
RANKING
Kelas
Referensi
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Tipe Penutupan Lahan
Sedang
Rendah
Tinggi
26
0
0
26
6
28
0
34
1
4
0
5
Total
33
32
0
65
Berdasarkan Tabel V, dengan menerapkan
metode ketergantungan ranking, ditemukan bahwa
tingkat akurasi keseluruhan sebesar 70,03% dan
tingkat akurasi kappa sebesar 68,63%. Hasil
ini
menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode
ketergantungan ranking,
terdapat 26 dari total 33
kelurahan yang diklasifikasikan secara akurat sebagai
kelas kerawanan rendah, sedangkan untuk kelas
kerawanan sedang terdapat 28 dari total 32 kelurahan
yang diklasifikasikan secara akurat.
2. Metode Perbandingan Berpasangan (AHP)
TABEL VI
CONFUSION MATRIX METODE AHP
Kelas
Referensi
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
0
0
0
0
Tipe Penutupan Lahan
Sedang
Rendah
Tinggi
21
23
0
44
12
9
0
21
Total
33
32
0
65
Tabel VI menunjukkan bahwa dengan menerapkan
metode AHP, diperoleh tingkat akurasi keseluruhan
sebesar 35,38% dan tingkat akurasi kappa sebesar 3,09%.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan
metode AHP, hanya terdapat 23 dari total 32 kelurahan
yang diklasifikasikan secara
sebagai kelas
kerawanan sedang.
akurat
VII.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan
bahwa dengan menerapkan metode jumlah ranking, terdapat
19 kelurahan yang termasuk dalam kelas kerawanan rendah,
30 kelurahan termasuk dalam kelas kerawanan sedang, dan 16
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
kelurahan termasuk dalam kelas kerawanan tinggi. Sementara
itu, dengan menggunakan metode ketergantungan ranking,
terdapat 26 kelurahan yang masuk ke dalam kelas kerawanan
rendah, 34 kelurahan masuk ke dalam kelas kerawanan
sedang, dan 5 kelurahan masuk ke dalam kelas kerawanan
tinggi. Penerapan metode AHP menunjukkan bahwa 44
kelurahan termasuk dalam kelas kerawanan sedang, dan 21
kelurahan termasuk dalam kelas kerawanan tinggi.
Dari hasil akurasi ketiga metode yang digunakan, dapat
disimpulkan bahwa metode ketergantungan ranking lebih baik
dari metode jumlah ranking dan metode AHP dalam kasus
penelitian ini. Karena metode ketergantungan ranking
memiliki akurasi yang lebih tinggi dari kedua metode tersebut
yaitu 83,08% untuk akurasi keseluruhan dan 68,63% untuk
akurasi kappa. Sedangkan metode jumlah ranking dan metode
AHP memiliki nilai akurasi berturut-turut adalah sebesar
64,62% dan 35,38% untuk akurasi keseluruhan serta 43,44%
dan 3,09% untuk akurasi kappa.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah
perlunya penelitian lanjutan yang fokus pada upaya mitigasi
bencana banjir guna mengurangi dampak yang mungkin
timbul. Penelitian selanjutnya juga dapat mempertimbangkan
dengan
penggunaan
parameter yang digunakan oleh BNPB agar hasilnya lebih
akurat. Serta dapat menggunakan metode pembobotan yang
telah dilakukan pengembangan
parameter-parameter
sejalan
yang
DAFTAR PUSTAKA
[1] BNPB, Indeks Rawan Bencana Indonesia, 2011.
[2] BPS. (2021) Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Jenis Bencana Alam
dalam Tiga Tahun Terakhir
[Online]. Available:
https://www.bps.go.id/indicator/168/954/1/banyaknya-desa-kelurahan-me
nurut-jenis-bencana-alam-dalam-tiga-tahun-terakhir.html
(Desa), 2021.
[3] sultra.tribunnews.com. (2022, 7) BPBD Sultra Petakan Daerah Rawan
Banjir dan Tanah Longsor di Kendari, Konawe dan Konawe Utara.
[Online]. Available: https://sultra.tribunnews.com/2022/07/12/bpbd-sultra
-petakan-daerah-rawan-banjir-dan-tanah-longsor-di-kendari-konawe-dan-
konawe-utara
[4] Sudarmadi, βAnalisis Kerawanan Banjir Menggunakan Model Integrasi
(AHP)β, Skripsi,
Fuzzy Logic dan Analytical Hierarchy Process
Makassar: Universitas Hasanuddin, 2017.
[5] R. Heryani, βAnalisis Kerawanan Banjir Berbasis Spasial Menggunakan
(AHP) Kabupaten Marosβ, Skripsi
Analytical Hierarchy Process
Geofisika, Makassar: Universitas Hasanuddin, 2014.
[6] A. R. Setiawan, E. Sutriyono, dan S. N. Jati, βAnalisa Zona Rawan
Bahaya Banjir dengan Metode AHP Daerah Pagar Bukit dan Sekitarnya,
Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Baratβ, Seminar Nasional
AVoER XI 2019, Oktober 2019.
[7] Y. K. S. Ariyora, βPemanfaatan Data Penginderaan Jauh dan Sistem
Informasi Geografis Untuk Analisa Banjir (Studi Kasus: Banjir Provinsi
DKI Jakarta)β, Skripsi, Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
2015.
[8] H. S. Purnawali, βAnalisis Kerentanan Bencana Banjir di Kabupaten
Sidoarjo dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis dan
Penginderaan Jauhβ, Skripsi, Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, 2018.
[9] G. M. Foody,
βStatus of Land Cover Classification Accuracy
Assessment,β Remote Sensing of Environment 80, pp. 185-201, 2001.
[10]Aldimasqie, A. M., Saputra, A.H., dan Oktarina, S., βPemetaan Zona
Rawan Banjir di Jakarta Menggunakan Analytic Hierarchy Process
(AHP)β, Jurnal Environmental Science, vol. 5, no. 1, Oktober 2022.
7 / 8
[11]Darmawan, K., Haniβah, dan Supryongi, A.,
βAnalisis Tingkat
Kerawanan Banjir di Kabupaten Sampang Menggunakan Metode Overlay
dengan Scoring Berbasis Sistem Informasi Geografisβ, Jurnal Geodesi
Undip, vol. 6, no. 1, 2017.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
8 / 8
|
4,230.21 | [
{
"end": 960,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 894,
"text": "mengimplementasikan rancagan yang telah\\ndibuat oleh peneliti"
},
{
"end": 1042,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 1018,
"text": "Next Js dan Waterfall"
},
{
"end": 1323,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1290,
"text": ""
},
{
"end": 1394,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1335,
"text": ""
},
{
"end": 33544,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 33489,
"text": "website masuk dalam\\nkategori baik dengan skor 81,049"
}
] | 2023-12-27T04:58:04.958394Z | 22 | 1 | 2023-12-27T03:51:51.641891Z | 3 | Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Pengembangan Website BPS Fitur Tabel Statistik,
Infografis, dan Berita
Teungku Muhammad Siddiq (221911245, 4SI1)
Dosen Pembimbing: Nori Wilantika , S.S.T., M.T.I
Ringkasanβ BPS merupakan penyedia data statistik yang
ditunjuk secara resmi oleh pemerintah. Salah satu cara BPS
dalam melakukan penyediaan data adalah dengan publikasi
melalui website. Seiring berjalannya waktu, kategori-kategori
data yang disediakan oleh BPS semakin banyak. Hal ini
menyebabkan tampilan antarmuka BPS menjadi tidak beraturan.
Hal tersebut menyebabkan daya Tarik website BPS sebagai
penyedia data berkurang. Terdapat penelitian terdahulu yang
telah melakukan rancangan redesain website BPS dan
memperoleh hasil yang masuk dalam kategori baik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengimplementasikan rancagan yang telah
dibuat oleh peneliti tersebut. Pada penelitian
ini penulis
menggunakan Next Js dan Waterfall sebagai metode dalam
pengembangan
ini adalah
berhasilnya implementasi sistem dari rancangan penelitian
sebelumnya pada halaman infografis, tabel statistik dan berita.
Hasil evaluasi dengan metode blackbox testing didapat lolos uji
untuk semua aspek. Sedangkan evaluasi dengan metode SUS
mendapatkan nilai 81,049 yang berarti masuk dalam kategori
GOOD. Tingkat kepuasan pengguna website juga meningkat dari
evaluasi penelitian sebelumnya.
sistem. Hasil dari penelitian
Kata Kunciβ Website, Next Js, Waterfall, Infografis, Berita,
Tabel Statistik
I. LATAR BELAKANG
dan
dihasilkan,
dipublikasikan
Official statistik atau statistik resmi adalah statistik yang
dikumpulkan,
atau
diinseminasikan oleh lembaga/instansi pemerintah [1]. Ketika
suatu lembaga ingin melakukan publikasi data statistik,
lembaga tersebut perlu mengikuti aturan-aturan baku yang
sesuai dengan standar internasional. Aturan-aturan yang
dimaksud yaitu proses sebelum menyajikan data statistik.
Proses ini biasa disebut dengan General Statistik Business
Process model atau GSBPM.
GSBPM merupakan
aturan untuk
sebuah
menjelaskan proses statistik pada organisasi statistik secara
umum. Ada 9 tahapan dalam proses bisnis GSBPM yaitu
specify needs, design, build, collect, process, analyze,
disseminate, archieve, evaluate. Tiap proses ini merupakan
standar baku dalam menyelenggarakan data statistik. Pada
tahap disseminate, diseminasi data dapat dilakukan secara
offline dan online. Contoh dari diseminasi data secara offline
adalah dengan membuat buku seperti katalog publikasi dan
Indonesia dalam data. Sedangkan untuk diseminasi data lewat
online contohnya adalah melalui website.
standar
Website merupakan kumpulan halaman yang
berisi
informasi tertentu dan dapat diakses dengan mudah oleh
siapapun, kapan pun, dan dimanapun melalui internet. Website
merupakan metode untuk menampilkan konten dan informasi,
berupa teks, gambar, suara, maupun video, dengan kemampuan
untuk menghubungkan satu dokumen dengan dokumen
lainnya yang dapat diakses melalui browser[2]. Website yang
baik merupakan website yang sesuai dengan tujuan dan
memenuhi ekspektasi pengguna/ subject matter. Ciri-ciri
website yang baik adalah : usability/ketergunaan, sistem
navigasi, desain visual, loading time, konten, kemudahan
dalam mengakses, dan interaktif [3]. Dalam bukunya Bill Scott
yang berjudul βDesigning Web Interfacesβ juga menjelaskan 6
prinsip dasar yang harus dilakukan Ketika membuat website
yaitu make it direct, keep it lightweight, stay on the page,
provide an invitation, use transition, and react immediately [4].
Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan Lembaga resmi
yang ditunjuk oleh pemerintah untuk melakukan kegiatan
official statistik. sebagai Lembaga official statistik yang
ditunjuk pemerintah, BPS memerlukan sebuah wadah dalam
melakukan diseminasi data statistik. Salah satu metode yang
digunakan BPS adalah diseminasi data melalui website. Saat ini
website yang digunakan BPS memiliki banyak fitur yang
bermanfaat seperti publikasi, info grafis, tabel statistik, dan
berita resmi statistik. Selain hal tersebut pada website BPS juga
tersedia aplikasi statistik lainnya yang terhubung lewat API.
API merupakan sebuah program aplikasi antarmuka yang
tersedia untuk para pengembang dengan program yang
terhubung dengan aplikasi lainnya[5].
Untuk meningkatkan kualitas dan kepuasan masyarakat
terhadap website BPS, BPS menyelenggarakan Survei
Kepuasan Pengguna Website (SKPW) selama 1-30 September
2021. Tujuan survei ini adalah untuk mengetahui persepsi dan
pengalaman pengguna saat mengakses website BPS, yang
kemudian akan dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan
kualitas layanan yang ada di website BPS [6].
Hasil evaluasi SKPW 2021 menunjukkan bahwa empat dari
lima belas kategori yang diuji masuk dalam kuadran B yaitu
pertahankan kinerja. Kategori tersebut adalah kemutakhiran
produk pada website BPS, kemudahan dalam mencari produk
pada website dalam format yang mudah diolah, ketepatan
waktu penayangan, dan kemudahan mengunduh produk BPS.
Kuadran A menunjukkan bahwa tingkat kepentingan tinggi
namun tingkat kepuasan rendah. Ada 5 (lima) kategori yang
masuk dalam kuadran
ini yaitu kelengkapan metadata,
kemudahan navigasi, kemudahan dalam mencari produk yang
dibutuhkan, keandalan fungsi, dan kesesuaian produk yang ada
dengan kebutuhan. Kuadran D menjelaskan bahwa tingkat
kepentingan rendah namun tingkat kepuasan tinggi. Ada 2 (dua)
kategori yang masuk dalam kuadran ini yaitu kelengkapan
produk menurut waktu dan wilayah dan kemudahan mendapat
informasi jadwal rilis. Kuadran yang keempat adalah kuadran
2 / 9
C atau kuadran dengan prioritas rendah. kuadran ini merupakan
kuadran yang berisi kategori dengan tingkat kepuasan rendah
dan tingkat kepentingan rendah. Ada 4 (empat) kategori yang
masuk ke dalam ini yaitu keatraktifan website, ketepatan tata
letak, dua Bahasa, pedoman atau panduan. [6]
Dari hasil SKPW tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
diperlukan adanya sebuah pembangunan ulang website BPS
yang dapat memenuhi ekspektasi pengguna. Peneliti
sebelumnya yaitu Chairunnisa [7], membuat sebuah rancangan
antarmuka website dengan metode user centered design.
Setelah rancangan berhasil dibuat, Chairunnisa melakukan
sebuah survei terhadap tampilan website BPS yang baru. Hasil
yang didapat adalah adanya peningkatan tingkat kepuasan di
seluruh aspek yang menjadi cakupan penelitian dibandingkan
dengan SKPW 2021. Rancangan antarmuka website yang
dibuat oleh Chairunnisa [7] diimplementasikan kedalam
pengembangan website BPS ini. Agar pembangunan ulang
website ini dapat fokus sesuai tujuan, peneliti membatasi fitur
yang akan dibangun pada tampilan antarmuka yaitu pada fitur
tabel statistik, infografis, dan berita. Peneliti menggunakan
metode waterfall
sebagai metode dalam melakukan
pengembangan sistem .
II. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian ini adalah:
Pembangunan
dengan
BPS
mengimplementasikan desain rancangan antarmuka yang telah
ada terutama pada fitur tabel statistik, info grafis, dan berita.
website
yang
baru
III. PENELITIAN TERKAIT
Terdapat enam penelitian yang terkait dengan penelitian ini.
Penelitian pertama [8] bertujuan untuk membuat sebuah
website vaccine booking sistem yang dapat mempermudah
masyarakat mendapatkan vaksinasi dan menemukan tempat
vaksin terdekat. Perancangan website ini menggunakan Bahasa
pemrograman react js untuk tampilan antarmuka dan Bahasa
pemrograman golang untuk keamanan backend. Alasan
penggunaan react js pada penelitian ini adalah karena react js
dapat mengurusi semua hal yang berkaitan dengan tampilan
dan logika serta juga dapat mendesain tampilan sederhana
untuk semua level dalam aplikasi sehingga dapat digunakan
untuk pengembangan aplikasi berbasis web. Karena
kemudahan dan keefisienan react js pengembangan sistem
website BPS menggunakan Bahasa react js sebagai Bahasa
pemrogramannya.
ini adalah waterfall. Penelitian
Penelitian [9] bertujuan untuk mempertemukan antara
pencari kerja dengan pemberi kerja. Metode yang digunakan
dalam penelitian
ini
menggunakan Bahasa pemrograman PHP dan framework
Laravel dalam membangun website aplikasi penyedia jasa
freelance
serta mengimplementasikan PWA. Alasan
penggunaan PWA pada penelitian ini adalah PWA dapat
memberikan pengalaman pengguna lebih baik. PWA dapat
mengubah aplikasi website biasa yang hanya bisa diakses lewat
browser menjadi hybrid selain itu pada saat ini PWA dapat
dibuat lebih mudah dengan bantuan workbox dan google.
Dengan alasan yang telah disebutkan sebelumnya peneliti
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
berencana untuk menggunakan PWA dalam membangun
website BPS. Penelitian
rujukan karena
penggunaan PWA dan metode waterfall dalam membangun
website.
ini dijadikan
Penelitian [10] ini bertujuan untuk mengimplementasikan
teknologi Progressive Web Apps (PWA) pada website
GetHelp menggunakan framework Next.js sehingga website
dapat diakses melalui home screen smartphone seperti aplikasi
android dan dapat dijalankan secara offline. Alasan
penggunaan Next.js adalah karena Next.js
merupakan
kerangka kerja fleksibel yang dapat digunakan untuk
membuat aplikasi web dengan cepat. Implementasi PWA
pada website GetHelp menggunakan framework Next.js
dengan pertimbangan beberapa hal, seperti proses rendering
website dilakukan di sisi server (server side rendering)
sehingga halaman website lebih cepat ditampilkan di
browser, lebih seo friendly, performa website lebih baik,
setup dan deploy project mudah dilakukan. Dengan
kelebihan yang telah disebutkan peneliti memutuskan untuk
menggunakan Next.Js sebagai Bahasa pemrograman utama
dalam pengembangan website BPS.
Pada penelitian [11], Zidan dkk melakukan pengujian
terhadap aplikasi Single Sign On (SSO) di diskominfostandi
menggunakan Black Box testing dengan Teknik Equivalence
Partitions. Pengujian yang dilakukan adalah fungsionalitas
terhadap halaman login, register, dashboard utama pada user
dan admin. Hasil dari pengujian tersebut didapat tingkat
keberhasilan SSO adalah 78,95% atau masuk dalam kategori
baik
Penelitian [12] berfokus tentang pengujian sistem dengan
Usability testing website menggunakan Sistem usability scale
(SUS). Alasan penggunaan Sistem usability scale (SUS) pada
penelitian ini adalah SUS tidak memerlukan jumlah sampel
yang banyak sehingga dapat menghemat biaya. Hasil dari
penelitian Welda dkk didapat nilai 67.08 sebagai total skor SUS
terhadap website STIKI Indonesia dengan SUS skor presentil
berada pada kategori D. Hal tersebut berarti website masih
perlu dievaluasi dan dikembangkan lebih lanjut agar dapat lebih
optimal penggunaannya. Dengan alasan tersebut peneliti
menggunakan metode SUS dalam pengembangan website ini.
Penelitian [13] bertujuan untuk membuat sebuah sistem
manajemen akuntansi keuangan perusahaan untuk TOKO
ROTI AMAYA. Metode
dalam
pengembangan website ini adalah SDLC waterfall dengan
mengimplementasikan library react js dan restfull API serta
juga menggunakan Mysql sebagai database. Pengembangan
website ini juga menerapkan react hooks dan stateless
component untuk manajemen react js. Untuk melakukan
pengujian sistem digunakanlah kotak putih dan kotak hitam
sebagai metode pengujian. Penggunaan kotak hitam sebagai
metode pengujian adalah untuk melihat apakah sistem yang
dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan subject matter. Dengan
kelebihan yang
tersebut peneliti menggunakan metode
Blackbox/kotak hitam sebagai metode pengujian sistem
digunakan
yang
3 / 9
IV. METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
BPS.
antarmuka
Rancangan
Peneliti Chairunnisa [7] melakukan rancangan antarmuka
website
tersebut
diimplementasikan dalam pembangunan website BPS yang
baru. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada tampilan fitur
yang telah dibahas dalam tujuan penelitian yaitu tampilan fitur
tabel statistik, info grafis dan berita. Pengembangan sistem ini
juga terbatas hanya pada BPS Pusat. Selain itu API yang
digunakan hanya API yang disediakan oleh website API BPS.
Pengujian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan
Blackbox testing dan SUS (Sistem usability scale).
B. Metode Pengembangan Sistem
Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem ini
adalah metode waterfall. Metode waterfall menyarankan
sistematik, untuk pengembangan
sebuah pendekatan
perangkat lunak dimulai dengan spesifikasi kebutuhan
pelanggan dan berkembang melalui perencanaan, pemodelan,
konstruksi, dan penyebaran, yang berakhir pada dukungan
berkelanjutan dari perangkat lunak yang telah selesai [14]
Metode waterfall digunakan karena keteraturan dalam
pengorganisasian alur pengembangan website selain itu
metode waterfall banyak digunakan dalam pengembangan
website sehingga kolaborasi antar tim dapat berjalan lebih
lancar. Alur metode waterfall dapat dilihat di bawah pada
gambar di bawah ini
Gambar 1: Alur metode waterfall
Berikut Langkah Langkah yang digunakan dalam
pengembangan sistem metode waterfall pada penelitian ini:
1. Pengumpulan Kebutuhan. Peneliti melakukan komunikasi
dengan subject matter dimana subject matter pada
pengembangan sistem ini adalah Tim pengembangan
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
website BPS, Direktorat Sistem Informasi Statistik. Dari
komunikasi ini diidentifikasi masalah-masalah yang ada
dan informasi lain yang diperlukan dalam pengembangan
sistem. Pada tahap ini peneliti juga melakukan kegiatan
perencanaan dalam membangun website bersama subject
matter seperti penentuan sumber daya, spesifikasi untuk
pengembangan berdasarkan kebutuhan sistem, dan tujuan
berdasarkan hasil komunikasi yang dilakukan agar
pengembangan sistem ini dapat sesuai dengan yang
diharapkan.
website
pengerjaan
pengembangan
2. Perancangan. Pada tahap ini peneliti bersama subject matter
menentukan rencana waktu pengerjaan. Hal ini dilakukan
agar
tidak
membutuhkan waktu yang sangat lama. Selain itu peneliti
melakukan pembuatan unified modelling diagram seperti
usecase, activity diagram, dan sequence diagram agar
system yang akan dibuat sesuai dengan tujuan. Selanjutnya
UML yang telah dibuat dievaluasi oleh subject matter.
3. Pengkodean Sistem. Pada tahap ini peneliti melakukan
pengkodean berdasarkan kebutuhan yang telah disetujui
sebelumnya. Peneliti menggunakan Bahasa pemrograman
Next js sebagai bahasa utama. Peneliti juga menggunakan
Tailwind CSS yang berguna untuk memperindah tampilan
website
4. Pengujian Sistem. Sistem yang telah dibuat akan diuji
terlebih dahulu menggunakan Blackbox testing. Hal ini
bertujuan untuk memastikan bahwa sistem yang dibuat
telah sesuai dengan kebutuhan subject matter. Pada website
ini tester (staf Direktorat Diseminasi Statistik) nantinya
akan melakukan uji coba semua fitur yang ada pada website
yang dibangun. Fitur yang akan diuji adalah pada menu
infografis fitur download, filter, dan lihat infografis. Pada
menu berita fitur yang akan di uji coba adalah fitur lihat
berita dan filter berita berdasarkan tahun, bulan kategori
dan kata kunci. Pada menu tabel statistik dan dinamis fitur
yang akan diuji adalah fitur list tabel statistik, filter tabel
statistik, filter tabel dinamis, download tabel statistik, dan
download tabel dinamis. Apabila sistem telah berhasil
melewati Blackbox
testing maka akan dilakukan
penyerahan sistem kepada subject matter.
Pengujian selanjutnya adalah dengan menggunakan
kuesioner Sistem usability scale atau biasa disingkat SUS.
Metode ini nantinya akan diuji pada pengunjung website BPS.
Metode ini menggunakan 10 pertanyaan kuesioner. sebagai
bentuk tanggapan berupa skala likert dengan 5 skor jawaban
dimana angka 1 (satu) menyatakan sangat tidak setuju dan
angkat 5 (lima) menyatakan sangat setuju
V. KERANGKA PIKIR
Pada penelitian ini kerangka pikir yang digunakan diawali
tingkat kepentingan dan
dengan permasalahan bahwa
kemudahan dalam mengakses data pada website BPS tidak
sesuai. Dari permasalahan yang diidentifikasi penelitian ini
diusulkanlah solusi untuk melakukan pengembangan website
BPS. Dalam penelitian ini Survei kebutuhan data dan survei
kepuasan pengguna dijadikan dasar dalam pembentukan ulang
tampilan antarmuka website BPS. Dalam melakukan
pengembangan website, peneliti menggunakan Bahasa
4 / 9
utama. Untuk memperindah
js dan Next Js sebagai Bahasa
pemrograman React
pemrograman
tampilan
digunakan tailwind css. Kemudian sistem yang telah dibuat
akan dilakukan uji coba atau testing apakah sudah sesuai
dengan kebutuhan subject matter
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
memiliki internet dan device dapat mengakses website ini.
Tidak ada Batasan usia, Pendidikan atau pekerjaan Ketika
mengakses website BPS. Namun diperlukan pemahaman
dasar atas browser terlebih dahulu. Sistem yang akan
dibangun digunakan oleh dua jenis user. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.
TABEL I.
TABEL IDENTIFIKASI PENGUNJUNG WEBSITE
User
Hak akses
Pengunjung Melihat
dan
mengunduh
data
Tingkat
keterampilan
Bisa
mengikuti
petunjuk
yang
pada sistem
ada
Pengalaman
Mampu
mengoperasikan
komputer
dan
bisa
menggunakan
browser
2. Analisis kebutuhan non fungsional
Analisis kebutuhan non-fungsional adalah proses untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi kebutuhan sistem yang
berfokus pada kualitas atau sifat sistem itu sendiri. Hasil dari
diskusi yang dilakukan dengan subject matter dari BPS
didapat beberapa kebutuhan non fungsional pada website
BPS yaitu :
a. Sistem mudah untuk dipelajari.
b. Sistem memiliki keandalan yang tinggi
c. Tampilan sistem mendapatkan
feedback
positive dari hasil SKPW.
d. Sistem yang dibuat memiliki dokumentasi
yang jelas
Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian
B. Perancangan Sistem
Untuk menguji kesesuaian sistem yang dibuat dengan
kebutuhan akan dilakukan Blackbox testing. Selain dengan
Blackbox testing penelitian ini juga menggunakan kuesioner
SUS (Sistem usability scale). Kuesioner ini disebar kepada
pengunjung website untuk melihat apakah tampilan dan fungsi
dari website yang telah dibangun memberikan hasil yang positif.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis sistem adalah proses untuk memecah suatu sistem
informasi yang utuh menjadi komponen-komponennya
dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
masalah, kesempatan, hambatan, dan kebutuhan agar sesuai
dengan yang diharapkan. Analisis kebutuhan ada dua macam
yaitu analisis kebutuhan fungsional dan analisis kebutuhan
non-fungsional.
1. Analisis kebutuhan fungsional
Analisis kebutuhan fungsional merupakan gambaran
dari proses proses mengenai sistem yang berjalan
Berdasarkan diskusi ketika melakukakan pertemuan dengan
subject matter, ada tiga hal yang dikerjakan oleh sistem ini
yaitu menerima masukan, mengolah masukan dan
mengeluarkan respon hasil pengolahan. Setiap orang yang
Gambar 3. Use case diagram
Gambar 3 merupakan use case diagram dari pembangunan
website BPS. Use case tersebut dibuat bersama subject matter
Usecase yang pertama yaitu unduh infografis. Pada usecase ini
pengunjung melakukan kegiatan penyimpanan data infografis
pada memori komputer dari server. Usecase selanjutnya adalah
lihat infografis. Usecase ini bertujuan untuk melihat isi konten
dari halaman infografis yang ditampilkan oleh website. Usecase
terakhir dari halaman infografis adalah filter kategori infografis.
Pengunjung website dapat melakukan filter terhadap konten
5 / 9
infografis. Filter infografis berisi tentang kategori kategori
yang dapat dipilih oleh pengunjung website seperti statistik
demografi dan sosial, statistik ekonomi, statistik lingkungan
hidup dan multidomain dan terakhir lainnya
Usecase selanjutnya berada pada halaman berita. Usecase
yang tersedia yaitu lihat berita dan filter kategori berita.
Usecase lihat berita merupakan kegiatan melihat isi berita dari
halaman berita yang ditampilkan oleh website. Usecase filter
kategori berita merupakan sebuah kegiatan yang dapat
dilakukan oleh pengunjung website yang ingin melakukan
pencarian berita secara spesifik. Filter kategori berita
menyediakan pilihan filter seperti berdasarkan tahun, bulan,
kata kunci, berita statistik atau berita statistik lainnya, dan
berdasarkan wilayah.
Usecase terakhir yaitu halaman tabel statistik. Usecase
pada tabel statistik ada 3 yaitu lihat tabel statistik, unduh tabel
statistik, dan filter tabel statistik. Fitur lihat tabel statistik
merupakan sebuah kegiatan dimana pengunjung website dapat
melihat tabel statistik yang ditampilkan oleh website. Unduh
tabel statistik Merupakan sebuah kegiatan untuk melakukan
penyimpanan data tabel statistik pada memori komputer dari
server. pada Filter kategori tabel statistik Pengguna dapat
melakukan filter terhadap konten Berita yang disediakan agar
tujuan pengguna dapat tercapai dengan lebih efisien
Gambar 4. Activity diagram Halaman Infografis
Untuk mengakses halaman
infografis, pengunjung
website terlebih dahulu harus menekan menu produk statistik.
Menu produk statistik akan menampilkan list halaman yang ada
lalu menekan halaman
pada website BPS. Pengunjung
infografis pada submenu produk statistik. Hasil dari kegiatan
tersebut adalah tampilan halaman infografis. Selanjutnya
pengunjung website dapat memilih infografis mana yang akan
dilihat dengan cara mengeklik infografis tersebut
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Gambar 5. Sequence diagram Halaman Infografis
Sequence diagram infografis ini menjelaskan tentang
bagaimana cara pemanggilan API pada halaman infografis.
Pertama pengunjung website melakukan request halaman
infografis kepada sistem. Sistem melanjutkan request tersebut
kepada API infografis dengan parameter title dan image. API
infografis mengembalikan request yang diminta oleh sistem
dengan 3 parameter yaitu title, image, dan inf_id. Selanjutnya
sistem mengembalikan request dari pengunjung website dalam
bentuk halaman infografis
C. Implementasi Sistem
Pada gambar 6 ini terlihat kalau halaman infografis
dengan data terbaru sudah dapat ditampilkan di halaman.
Tampilan yang ada pada gambar 6 merupakan hasil dari
diskusi dengan subject matter. Untuk melakukan filter
kategori pengunjung website dapat menekah salah satu
kategori pada kotak kecil disebelah kiri halaman. Untuk
melihat infografis dengan lebih jelas, pengunjung website
dapat menekan infografis yang dipilih. Nantinya infografis
tersebut akan memunculkan sebuah gambar yang lebih besar
di layar pengunjung website. Tombol download juga
tersedia dibawah infografis apabila pengunjung website
ingin mengunduh infografis
Gambar 6. Halaman Infografis
6 / 9
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Pada gambar 7, tampilan halaman berita dengan API
sudah dapat ditampilkan. Berdasarkan diskusi dengan
subject matter dari bps Terdapat 10 list berita terbaru yang
dapat dibaca oleh pengunjung website. Pengunjung hanya
perlu menekan salah satu berita lalu nantinya pengunjung
akan dibawa menuju halaman baru untuk membaca berita
dengan lebih leluasa. Apabila pengunjung website ingin
melakukan
terhadap berita pengunjung dapat
memasukkan input/filter pada kotak kecil disebelah kiri lalu
menekan tombol agar filter dapat dijalankan.
filter
menekan salah satu judul tabel statistik. Nantinya tabel
statistik yang dipilih akan muncul pada halaman baru. Pada
halaman baru tersebut jugda tersedia tombol download
tabel statistik apabila pengunjung website ingin melakukan
unduhan terhadap tabel statistik. Untuk pencarian yang
lebih maksimal, pengunjung website dapat mencari tabel
statistik dengan kategori kategori yang tersedia pada kotak
kecil sebelah kiri. Untuk mendapatkan tabel statistik dengan
kategori yang sesuai pengunjung website dapat menekan
salah satu kategori. Nantinya list tabel akan berubah sesuai
dengan kategori yang dipilih oleh pengunjung website
Gambar 8. Halaman Tabel statistic
D. Evaluasi Sistem
Pengimplementasian system ini akan diuji menggunakan
dua metode yaitu dengan metode Blackbox testing dan metode
kuesioner system usability scale (SUS). Blackbox testing
dilakukan untuk menguji fitur fitur yang telah dibuat apakah
sudah sesuai dengan
ingin dicapai pada
target yang
perancangan sistem. Sedangkan kuesioner system usability
scale (SUS) berguna untuk mengetahui kelayakan sistem yang
dibangun.
1. Blackbox Testing
Pengujian blackbox testing dilakukan oleh subject
matter dimana subject matter pada penelitian ini adalah
pegawai BPS Direktorat Diseminasi Statistik Bapak
Yohanner Wahyu. Hasil blackbox testing tersebut dapat
dilihat pada tabel II, III, IV.
7 / 9
Gambar 7. Halaman berita
Pada gambar 8, halaman tabel statistik telah dapat
ditampilkan sesuai dengan kebutuhan subject matter. Untuk
melihat tabel statistik, pengunjung website hanya perlu
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
TABEL II.
TABEL IV.
TABEL BLACKBOX TESTING HALAMAN BERITA
TABEL BLACKBOX TESTING HALAMAN TABEL STATISTIK
1
No Skenario
Pengujian
Mengakses
halaman
berita
Menampilkan
daftar berita
2
Menampilkan
detail berita
berita
dan
terkait
Mengakses
fitur filter
berita
Kesimpulan
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
yang
Hasil
diharapkan
Berhasil
menampilkan
halaman berita
Berhasil
menampilkan
daftar semua
berita yang
ada
Berhasil
menampilkan
detail berita
tertentu dan
berita terkait
berita yang
dipilih
Berhasil
menampilkan
berita
berdasarkan
filter tertentu
TABEL III.
TABEL BLACKBOX TESTING HALAMAN INFOGRAFIS
Skenario
Pengujian
Mengakses
halaman
infografis
Menampilka
n daftar
infografis
Menampilka
n detail
infografis
Mengakses
fitur filter
infografis
Mendownloa
d infografis
Hasil yang
diharapkan
Berhasil
menampilkan
halaman
infografis
Berhasil
menampilkan
daftar semua
infografis
yang ada
Berhasil
menampilkan
detail
infografis
Berhasil
menampilkan
infografis
berdasarkan
filter tertentu
Berhasil
mendownload
infografis
yang dipilih
Kesimpulan
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
3
4
No
1
2
3
4
5
No
1
2
3
4
5
Skenario
Pengujian
Mengakses
halaman
Tabel
statistik
Menampilka
n daftar
Tabel
statistik
Menampilka
n detail
Tabel
statistik
Mengakses
fitur filter
Tabel
statistik
Mendownloa
Tabel
d
statistik
Hasil yang
diharapkan
Berhasil
menampilkan
halaman Tabel
statistik
Berhasil
menampilkan
daftar semua
Tabel statistik
yang ada
Berhasil
menampilkan
detail Tabel
statistik
Berhasil
menampilkan
Tabel statistik
berdasarkan
filter tertentu
Berhasil
mendownload
Tabel statistik
yang dipilih
Kesimpulan
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berdasarkan tabel II, tabel III dan tabel IV, dapat
dilihat bahwa pengujian menggunakan metode
Blackbox testing telah berhasil dilakukan. Pengujian
tersebut melakukan percobaan dengan 4 skenario untuk
halaman berita, 5 skenario untuk halaman infografis dan
5 skenario untuk halaman tabel statistik telah berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
2. Sistem usability scale (SUS)
Setelah system berhasil dibuat, peneliti melakukan
evaluasi system dengan metode sistem usability scale
(SUS). Peneliti menyebar kuesioner yang telah dibuat
kepada media sosial seperti e-mail dan WhatsApp.
Responden dari uji coba SUS pada penelitian ini yaitu
mahasiswa, umum, dan pegawai BPS.
Dari pengujian dengan 81 responden didapat nilai
SUS sebesar 81,049. Hal ini berarti sistem yang
dibangun saat ini memiliki usability yang bagus dan
masuk dalam kategori GOOD.
Selain dari tingkat usability sistem yang dibangun
juga mengalami peningkatan kepuasan dari evaluasi
sebelumnya. Hal ini terlihat pada tabel V.
8 / 9
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Kulit.
https://jurnal.fmipa.unila.ac.id/komputasi/article/view/1554/1316
Komputasi,
Jurnal
6(1),
1.
[6] Badan Pusat Statistik, Hasil Survei Kepuasan Pengguna Website BPS 2021.
No. Publikasi 03200.2111, No. Katalog 1103024. 2021.
[7] Samu, C. F. (2021). Perancangan Kembali Antarmuka Web BPS dengan
Pendekatan User Centered Design. [Skripsi]. Politeknik Statistika STIS.
[8] Sari, A. S., & Hidayat, R. (2022). Designing website vaccine booking
system using golang programming language and framework react JS.
Journal of Information System, Informatics and Computing Issue Period,
6(1), 22β39. https://doi.org/10.52362/jisicom.v6i1.760
[9] Efendi Noor, A., & Irfan, P. (2020). Implementasi Progressive Web Apps
(PWA) Menggunakan (Implementation of Progressive Web Apps (PWA)
Using Laravel and Vue.Js in Making Freelance Service Provider
Applications). 2(3), 174β180.
[10] Phie Joarno, R. J., Mohammad Fajar, & Arfan Yunus. (2022).
Implementasi Progressive Web Apps Pada Website GetHelp
Menggunakan
1β15.
KHARISMA
https://doi.org/10.55645/kharismatech.v17i2.219
Next.js.
17(2),
Tech,
[11] Zidan, M., Nurβaini, S., Wibowo, N. C. H., & Ulinuha, M. A. (2022). Black
Box Testing pada Aplikasi Single Sign On (SSO) di Diskominfostandi
Menggunakan Teknik Equivalence Partitions. Walisongo Journal of
Information
127β137.
https://doi.org/10.21580/wjit.2022.4.2.12135
Technology,
4(2),
[12] Welda, W., Putra, D. M. D. U., & Dirgayusari, A. M. (2020). Usability
Testing Website Dengan Menggunakan Metode System Usability Scale
(Sus)s. International Journal of Natural Science and Engineering, 4(3), 152.
https://doi.org/10.23887/ijnse.v4i2.28864
[13] Hanifah Izzati, F., & Santoso, N. (2021). Pengembangan Sistem
Manajemen Akuntansi Keuangan Perusahaan untuk Toko Roti Amaya
berbasis Website menggunakan React Js (Vol. 5, Issue 11). http://j-
ptiik.ub.ac.id
[14] Pressman, R. S., Maxim, B. R. (2014). Software Engineering: A
Practitioner's Approach. United Kingdom: McGraw-Hill Education..
TABEL V.
HASIL EVALUASI TINGKAT KEPUASAN 2023
Tingkat
kepuasan
di
SKPW
2021
3,91
Tingkat
kepuasan
pada
iterasi ke
1 [7]
4,02
Tingkat
kepuasan
pada
iterasi ke
2 [7]
4,04
Tingkat
kepuasan
pada
penelitian
ini
4,36
3,91
3,98
4,00
4,25
3,90
3,87
4,10
3,79
4,13
3,96
4,33
4,26
Aspek
Kemudahan
navigasi
Kemudahan
mencari
produk
Ketertarikan
tampilan
Ketepatan
penyusunan
tata letak
Hijau = tingkat kepuasan meningkat; Merah = tingkat kepuasan
menurun
PENUTUP
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh
VII.
kesimpulan sebagai berikut:
sistem
dilakukan
1. Telah
implementasi
dari
perancangan user interface yang dibuat oleh peneliti
Chairunnisa sebelumnya dengan menggunakan
metode waterfall sebagai metode utama dalam
pengembangan website. Implementasi user interface
telah dilakukan pada beberapa halaman website BPS
seperti halaman infografis, berita, dan tabel statistik.
2. Pengimplementasian rancangan antarmuka pada
Website BPS yang baru telah dilakukan dua kali
evaluasi sistem. Hasil yang didapat dari evaluasi
tersebut menunjukan bahwa website masuk dalam
kategori baik dengan skor 81,049.
3. Pengimplementasin rancangan antarmuka pada
Website BPS yang baru mengalami peningkatan
kepuasan pada semua aspek yang diuji.
4. Dihasilkannya sebuah tampilan versi beta untuk
website BPS yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Firman, F. (2020). Challenges and Roles of Official Statistiks in the Covid-
19 Pandemic. Jurnal Matematika, Statistika Dan Komputasi, 17(1), 89β93.
https://doi.org/10.20956/jmsk.v17i1.10922
[2] Puspita Sari, D., & Pratiwi Batubara, R. (2021). Analisis Komponen
Website Desa Wisata Cimande Sebagai Media Promosi Elektronik (E-
Tourism) Component Analysis Of Cimande Tourism Website As A Media
For Electronic Promotion ( E-Tourism). Sosial Humaniora, 12(1).
[3] Gede, I., Suryawan, T., Agung, G., Satyawati, A. A., Wayan, I., Purnama,
A., Dwi, M., & Arsana, P. (2022). Evaluasi dan Redesign Website
Menggunakan System Usability Scale dan Automated Software Testing.
Jurnal Sains Dan Teknologi, 11, 18β28. https://doi.org/10.23887/jst-
undiksha.v11i1
[4] Bill Scott, & Theresa Neil. (2009). Designing Web Interface (M. Treseler,
1st ed., Vol. 1). OβReilly Media.
[5] Pranata, B. A., Hijriani Dan, A., & Junaidi, A. (2018). Perancangan
Application Programming Interface (Api) Berbasis Web Menggunakan
Gaya Arsitektur Representational State Transfer
(Rest) Untuk
Pengembangan Sistem Informasi Administrasi Pasien Klinik Perawatan
9 / 9
|
665.958 | [
{
"end": 1631,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1506,
"text": " kombinasi variabel 4\\ndengan eror paling minimum yakni 7.580E-05 dengan RMSE\\npada pengujian data test sebesar 332.66"
},
{
"end": 7433,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 7382,
"text": "memprediksi\\n\\npergerakan harga saham 5 hari kedepan"
},
{
"end": 2199,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 2162,
"text": "memprediksi pergerakan harga\\nsaham"
}
] | 2023-12-27T05:09:17.786815Z | 23 | 1 | 2023-12-27T05:09:17.786815Z | 4 | Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Prediksi Pergerakan Harga Saham dengan Analisis
Teknikal, Fundamental, dan Sentimen Menggunakan
Model LSTM : Studi Kasus Saham Bank Central
Asia
Muhammad Ighfar Saputra (221911241, 4SI1)
Dosen Pembimbing: Erna Nurmawati, S.ST, M.T.
Ringkasanβ Permasalahan mengenai usaha meminimalkan
risiko dan memaksimalkan keuntungan adalah apa yang telah
dicoba dipecahkan oleh pedagang di pasar saham selama
bertahun-tahun. Harga saham umumnya memiliki sifat volatilitas
dipengaruhi oleh berbagai faktor, sehingga diperlukan sejumlah
besar data dalam upaya mencari pola pergerakan harga. Melihat
banyaknya data yang diperlukan serta pesatnya perkembangan
big data dan artificial intelligence, maka pendekatan yang cocok
digunakan dalam adalah Deep Learning yakni model LSTM
(Long-Short Term Memory). Variabel independen yang digunakan
terdiri dari variabel teknikal indikator, nilai tukar mata uang,
suku bunga, indeks harga saham gabungan (IHSG), dan sentimen
data cuitan Twitter. Hasil penelitian menunjukkan analisis
sentimen menggunakan model IndoBERT memiliki akurasi
sebesar 0.69, serta analisis LSTM mendapatkan model dengan
eror terkecil pada kombinasi variabel 4 dan kombinasi variabel
12 dengan masing-masing memiliki rataan eror RMSE sebesar
1.765E-04 dan 1.978E-04. Setelah dilakukan hyperparameter
optimization, diperoleh model terbaik yaitu kombinasi variabel 4
dengan eror paling minimum yakni 7.580E-05 dengan RMSE
pada pengujian data test sebesar 332.66.
Kata Kunciβ saham, BCA, LSTM, analisis sentimen
I. LATAR BELAKANG
Permasalahan mengenai usaha meminimalkan risiko dan
memaksimalkan keuntungan melalui prediksi pergerakan harga
di masa depan adalah apa yang telah dicoba dipecahkan oleh
pedagang di pasar saham selama bertahun-tahun
[1].
Pergerakan harga saham dikenal dengan volatilitas dan non-
liniernya sehingga peramalan harga saham yang akurat sangat
sulit karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Untuk itu
mengembangkan model yang memprediksi pergerakan harga
saham merupakan sebuah tantangan yang menarik.
Terdapat dua teknik yang umum digunakan oleh investor
dalam menganalisis pergerakan harga saham. Teknik pertama
merupakan analisis teknikal, yakni meramalkan pergerakan
harga saham menggunakan data histori seperti harga
pembukaan dan penutupan, volume transaksi, harga saham
rata-rata, dan sebagainya. Teknik kedua yang dikenal sebagai
analisis
fundamental menggunakan data kualitatif dan
kuantitatif berdasarkan profil perusahaan dan kondisi
keuangan, kondisi pasar, politik, bisnis, dan kondisi ekonomi
[2]. Tetapi dengan perkembangan teknologi informasi dan
sosial media, ada juga teknik ketiga yang dikenal sebagai
analisis sentimen [3].
Sentimen didefinisikan sebagai
perspektif atau pendapat seseorang atas suatu informasi [4].
[1]. Penelitian
Mengingat banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan
harga saham, akibatnya dalam memprediksi pergerakan harga
saham penting untuk menggabungkan teknik analisis seperti
analisis teknikal dengan kedua analisis baik sentimen maupun
fundamental
[1] menunjukkan bahwa
penggunaan variabel fundamental seperti nilai tukar dan indeks
harga saham asing dapat meningkatkan akurasi prediksi. Di sisi
lain penelitian [5] dan [6] menunjukkan bahwa penggunaan
variabel
akurasi dan
mengungkapkan bahwa penggunaan fitur sentimen memiliki
peran penting dalam memprediksi harga penutupan saham.
Penelitian [7] juga membuktikan bahwa penggunaan variabel
sentimen dapat menurunkan eror RMSE sebesar 39.55%
dimana hal ini mengindikasikan pentingnya fitur sentimen
dalam analisis harga saham.
sentimen dapat meningkatkan
Penelitian ini mencoba menggabungkan tiga teknik analisis
tersebut, sehingga diperlukan indikator untuk masing-masing
teknik analisis. Analisis teknikal akan menggunakan indikator
teknikal yang banyak di gunakan dalam penelitian [7] dan [8],
namun tidak diketahui mana indikator yang paling berpengaruh
terhadap model sehingga perlu dilakukan feature selection.
Analisis fundamental akan menggunakan variabel indikator
fundamental yang digunakan pada penelitian [1] dan [9] seperti
indeks harga saham, suku bunga, dan nilai tukar. Sedangkan
untuk analisis sentimen akan menggunakan variabel sentimen
yang dianalisis melalui sentimen Twitter seperti yang
dilakukan pada penelitian [6].
Terdapat berbagai macam penelitian yang mencoba
memodelkan pergerakan harga saham dengan berbagai
pendekatan, mulai dari model berbasis statistik seperti
Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA), hingga
penggunaan machine learning dan deep learning. Dengan
pesatnya perkembangan big data dan text mining yang
belakangan ini juga menjadi fokus penelitian yang diterapkan
pada prediksi harga saham [5] serta banyaknya data yang
dibutuhkan maka penerapan deep learning sangat cocok
digunakan. Penelitian [7] mengkaji sekitar 150 literatur
mengenai aplikasi machine learning dalam memprediksi
pergerakan saham yang terbit antara tahun 2000 hingga 2021,
hanya terdapat 15 literatur yang memanfaatkan analisis
sentimen dan text mining yang berasal dari berita, email,
maupun media sosial dimana literatur-literatur tersebut terbit
pada tahun 2016 hingga 2021.
Model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
model deep learning yakni Long-Short Term Memory (LSTM)
1 / 8
[10]. Selain
yang merupakan perkembangan dari Recurrent Neural
Network (RNN) yang digunakan untuk mempelajari data
sekuensial serta dapat mengatasi exploding dan vanishing
gradient pada RNN biasa
itu, dalam
mengembangkan model perlu dilakukan hyperparameter
optimization, yakni mengoptimalisasi struktur dan parameter
dari sebuah model [7] merupakan langkah penting yang dapat
meningkatkan performa dari suatu model [11]. Model
kemudian akan digunakan untuk memprediksi harga saham
paling lama 5 hari kedepan seperti yang dilakukan pada
penelitian [6] dan [12].
Saham yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini adalah
saham dari salah satu bank terbesar di Indonesia yakni Bank
Central Asia (BCA). Bank BCA sudah go public sejak Mei
2000, dengan
jumlah saham yang beredar sebanyak
123.275.050.000 lembar saham (per Desember 2021) serta
merupakan bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia
yakni sebesar 1070,92 triliun (per 5 April 2023) [13]. Dengan
rekam jejak yang cukup lama dan kapitalisasi pasar yang besar,
bank BCA diharapkan memiliki data histori yang panjang serta
cuitan tentang saham BCA mudah didapatkan untuk dilakukan
analisis sentimen.
II. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Memformulasikan indikator teknikal serta melakukan
feature selection menggunakan Genetic Algorithm.
2. Melakukan analisis sentimen data Twitter yang
berkaitan dengan saham bank BCA.
3. Mengembangkan model LSTM yang dapat memprediksi
pergerakan harga saham 5 hari kedepan.
4. Memilih hyperparameter terbaik dengan menggunakan
fungsi Grid Search.
III. PENELITIAN TERKAIT
TABEL I
TABEL LITERATUR PENGGABUNGAN ANALISIS
Referensi
Data
Metode
Hasil
Teknikal
FundamentalS
entimen
Support
Vector
Machine
Teknikal
Sentimen
CNN dan
LSTM
[1] A Prediction of
Stock Price
Movements Using
Support Vector
Machines in
Indonesia
S_I_LSTM:
[5]
stock
price
prediction based on
data
multiple
sources
and
sentiment analysis
Teknikal
Sentimen
LSTM
[6]Development of a
Stock
Price
Prediction
Framework
for
Intelligent Media
and
Technical
Analysis
akurasi
Hasil prediksi memiliki rata-
rata
65,33%.
Keterlibatan data nilai tukar
mata uang dan index harga
saham asing meningkatkan
akurasi sebesar 11,78%.
lebih mendekati
Prediksi
harga sebenarnya dari sumber
data tunggal, dan MAE rata-
rata
mencapai
2.386835, yang lebih baik
daripada metode tradisional.
dapat
Hasil dari 2 percobaan
menunjukkan akurasi 96%
dan RMSE 0,023 yang
mengungkapkan bahwa fitur
sentimen dapat meningkatkan
akurasi pada model.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
TABEL II
TABEL LITERATUR METODE LSTM
Referensi
Metode
Hasil
[14] Combining
an
LSTM neural network
with the Variance Ratio
time series
Test for
and
prediction
operation
the
Brazilian stock market
on
Decision Tree,
Random Forest,
Adaboost,
Gradient
Boosting,
XGBoost ANN,
RNN, LSTM
LSTM lebih unggul dari semua
model, meskipun perbedaan tidak
terlalu besar karena data terbatas.
lebih
Jika data memiliki sudah
seperti 2000 hari, LSTM akan
menjadi pemenang dengan margin
besar
[15]A Comprehensive
Review on Multiple
Hybrid Deep Learning
Approaches for Stock
Prediction
ARIMA,
LSTM, Hybrid
LSTM, CNN,
and
Hybrid
CNN
Model LSTM dan Hybrid LSTM
lebih unggul dalam hal memprediksi
harga
saham di masa depan,
sementara model CNN dan Hybrid
CNN unggul ketika digunakan hanya
untuk memprediksi tren saham.
IV. METODE PENELITIAN
Alur metode penelitian secara keseluruhan dapat dilihat
pada workflow berikut.
Gambar 1 Alur prediksi harga saham [7]
A. Pengumpulan Data
Data yang digunakan berupa histori harga saham harian
bank BCA dan Indeks Harga Saham Gabungan dengan rentang
waktu 19 Januari 2005 hingga 30 Agustus 2022 yang diperoleh
melalui situs Yahoo Finance [16] dengan jumlah 4361 baris.
Berikutnya yakni data cuitan pada media sosial Twitter yang
yang berkaitan dengan saham bank BCA Kemudian data kurs
rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang diperoleh dari
Investing.com [17] dan data suku bunga Indonesia yang
diperoleh dari situs Bank Indonesia [18].
B. Pembuatan Variabel
1. Indikator Teknikal
Data yang digunakan dalam perhitungan indikator
teknikal berdasarkan data histori harga seperti harga
pembukaan, harga penutupan, harga
tertinggi, harga
terendah, volume transaksi, yang kemudian dihitung dengan
menggunakan rumus tertentu untuk menghasilkan angka
yang menunjukkan kecenderungan ke arah pergerakan
suatu saham [1]. Teknikal indikator yang dipilih dalam
penelitian ini terdiri dari 12 indikator yang paling banyak
dipilih dalam literatur sebelumnya [7], [8] serta digunakan
dalam beberapa penelitian terkait [1], [19]β[21]. Formula
dari 12 indikator teknikal yang digunakan dalam penelitian
ini dijabarkan dalam tabel 3 berikut.
2 / 8
TABEL III
FORMULA INDIKATOR TEKNIKAL
(πΆπ‘ + πΆπ‘β1 + πΆπ‘β2 + β― + πΆπ‘β10
10
(10πΆπ‘ + 9πΆπ‘β1 + 8πΆπ‘β2 + β― + πΆπ‘β10)
10 + 9 + β― + 1
(πΆπ‘ Γ Ξ±) + πΈππ΄π‘β1 Γ (1 β Ξ±)
SMA (Simple 10-day M oving
Average)
WMA (Weighted 10- day
Moving Average)
EMA (Exponential 10-day
Moving Average)
Momentum 10-day
StoK (Stochastic K%)
StoD (Stochastic D%)
RSI (Relative Strength Index)
100 β
MACD (Moving Average
Convergence Divergence)
ADO (A/D Oscillator)
CCI
(Commodity. Channel Index)
LWillR (Larry Williamβs R%)
MFI (Money Flow Index)
100 β
Γ 100
πΆπ‘ β πΆπ‘β10
πΆπ‘ β πΏπΏπ‘β14
π»π»π‘β14 β πΏπΏπ‘β14
2
β πΎπ‘βπ%
π=0
3
100
1 + (
13
0
β πππ‘βπ
14
) + (
13
0
β π·π€π‘βπ
14
)
πΈππ΄12(π‘) β πΈππ΄26(π‘)
π»π‘ β πΆπ‘β1
π»π‘ β πΏπ‘
ππ‘ β πππ‘
0.015π·π‘
π»π»π‘β14 β πΆπ‘
π»π»π‘β14 β πΏπΏ14
100
1 +
14 β π·ππ¦ πππ ππ‘ππ£π ππΉ
14 β π·ππ¦ πππππ‘ππ£π ππΉ
Catatan: πΆπ‘ adalah harga penutupan, πΏπ‘ adalah harga terendah, dan π»π‘
adalah harga tertinggi pada waktu π‘. πΏπΏπ‘β14 adalah harga terendah dari
πΏπ‘β14sampai πΏπ‘, π»π»π‘β14 adalah harga tertinggi dari π»π‘β14 sampai π»π‘. πΌ adalah
smooting faktor = 2
; π·π‘ =
1+π
1
20
β |
π=1 ππ‘βπ+1 β πππ‘|; ππΉ adalah money flow. ππΉ = ππ‘ Γ ππππ’ππ
20
π‘ππππ πππ π. πππ‘ berarti perubahan harga naik dan π·π€π‘ berarti perubahan harga
turun pada waktu π‘.
2. Indikator Fundamental
; π = 14. ππ‘ = Ht+Lt+Ct
β ππ‘βπ+1
20
; πππ‘ =
20
π=1
3
Indikator fundamental yang akan digunakan untuk
menggambarkan kondisi perekonomian yakni nilai tukar
rupiah terhadap US Dollar, tingkat suku bunga Indonesia,
dan indeks harga saham gabungan (IHSG). Penelitian [1]
membuktikan bahwa penggunaan nilai tukar dan indeks
saham dapat meningkatkan akurasi dari model.
3. Indikator Sentimen
Analisis sentimen pada penelitian ini akan dilakukan
menggunakan metode yang dilakukan pada penelitian [6].
Data dari Twitter dikumpulkan menggunakan lybrary
snscrape [22]. Kemudian dilakukan pembersihan data
diantaranya penghapusan duplikat, mengubah semua huruf
menjadi huruf kecil, menghapus URL, menghapus emoji,
nama pengguna, tanggal, spasi, dan tanda tagar (#) dan
terakhir mengubah kata-kata slang atau kata singkatan
menjadi kata yang baku.
Tahap selanjutnya yakni melakukan pelabelan data
secara manual, yakni memberi label pada data dengan
ketentuan memberi label β1β jika cuitannya positif, β0β jika
cuitannya netral, dan β-1β jika cuitannya negatif. Pelabelan
dilakukan dengan mengambil 4000 data secara acak.
Tahap
sentimen
terakhir yakni melatih model
menggunakan model bahasa pra-pelatihan Bidirections
Encoder Representation from Transformers (BERT) [23]
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
menggunakan data yang telah diberi label. Model yang telah
dilatih nantinya digunakan untuk mengklasifikasikan
seluruh data cuitan.
Cuitan yang berada di hari yang sama akan dihitung
persentase jumlah cuitan positif terhadap total jumlah cuitan
positif dan negatif dihari tersebut. Cuitan netral tidak
dipakai karena tidak memberikan dampak apa-apa terhadap
harga saham. Cuitan yang berada pada hari dimana bursa
saham sedang tutup akan dimasukkan pada hari selanjutnya
saat bursa saham dibuka kembali seperti yang diterapkan
pada penelitian [1].
Untuk mengevaluasi hasil klasifikasi
sentimen
digunakan confusion matrix untuk klasifikasi tiga kelas
dimana tp, fp, fn, dan tn masing-masing menyatakan true
positive (positif benar), false positive (positif salah), false
negative (negatif palsu), dan true negative (negatif benar).
Precision, recall, accuracy, dan F1-score biasanya
digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi hasil dari
prediksi, dan rumus yang sesuai adalah sebagai berikut:
ππππππ πππ =
ππππππ =
π‘π
,
π‘π+ππ
π‘π
,
π‘π+ππ
ππππ’ππππ¦ =
π‘π+π‘π
π‘π+π‘π+ππ+ππ
,
(1)
πΉ1 β πππππ = 2βππππππ πππβππππππ
ππππππ πππ+ππππππ
{
Cuitan yang berada di hari yang sama akan dihitung
persentase jumlah cuitan positif terhadap total jumlah cuitan
positif dan negatif dihari tersebut. Cuitan netral tidak
dipakai karena tidak memberikan dampak apa-apa terhadap
harga saham. Cuitan yang berada pada hari dimana bursa
saham sedang tutup akan dimasukkan pada hari selanjutnya
saat bursa saham dibuka kembali seperti yang diterapkan
pada penelitian [1].
ππππ‘ππππ π πππ βπππππ =
πππ ππ‘ππ
πππ ππ‘ππ+πππππ‘ππ
(2)
C. Feature Selection
Algoritma feature selection yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah Genetic Algorithm (GA). GA adalah
algoritma pengoptimalan metaheuristik dan stokastik yang
terinspirasi oleh proses alami evolusi [24]. Proses dan operator
pada GA meniru genetik alami dan prinsip evolusi, seperti
persilangan dan mutasi [25].
dievaluasi
berdasarkan
Dalam penelitian ini GA akan mengkombinasikan tiap
indikator teknikal dan dievaluasi menggunakan fungsi fitness
yang
akan
mengoptimalisasi nilai fitness dan memberikan ranking subset
fitur yang terbaik diantara seluruh kombinasi indikator
teknikal. Penelitian [26] menunjukkan bahwa model yang
menggunakan feature selection dengan GA memberikan
performa yang lebih baik daripada model biasa.
RMSE. GA
D. Membagi dan Standardisasi Data
Keseluruhan data dipisah menjadi dua bagian yakni data
training dan data testing. Data training akan digunakan untuk
melatih model dengan menggunakan data dari 19 Januari 2005
hingga 31 Agustus 2022. Data testing akan digunakan untuk
menguji model dengan menggunakan data dari 1 September
3 / 8
hingga 25 November 2022 (rentang data dapat berubah seiring
berjalannya waktu penelitian). Data testing hanya akan
selesai untuk
digunakan pada
mengestimasi eror dari hasil prediksi model dan tidak boleh
digunakan pada saat proses pelatihan model agar tidak terjadi
kebocoran data [27].
saat pemodelan
telah
Selanjutnya sebelum melakukan pelatihan model, seluruh
data akan di standardisasi menggunakan Min-Max Scaler
terlebih dahulu. Min-Max Scaler merupakan salah satu teknik
untuk melakukan transformasi data, yang dalam penelitian ini
akan mengubah rentang data tiap variabel menjadi 0 sampai 1.
E. Kombinasi Teknik Analisis
Penelitian [1] menyebutkan penting untuk menggabungkan
teknik analisis seperti analisis teknikal dengan kedua analisis
baik sentimen maupun fundamental. Oleh karena itu penelitian
ini akan menggabungkan teknik analisis teknikal dengan
fundamental, teknikal dengan sentimen, atau bahkan ketiganya
yang masing-masing teknik analisis direpresentasikan sebagai
variabel teknikal, fundamental, dan sentimen. Sehingga, akan
dilakukan kombinasi variabel dari masing-masing teknik
analisis tersebut dengan catatan harga penutupan dan indikator
teknikal akan selalu dimasukkan dalam model.
TABEL IV
MENCARI KOMBINASI VARIABEL TERBAIK
Kombinasi
Variabel
Harga
Penutupan
KomVar1
KomVar2
KomVar3
KomVar4
KomVar5
KomVar6
KomVar7
KomVar8
KomVar9
KomVar10
KomVar11
KomVar12
KomVar13
KomVar14
KomVar15
KomVar16
β
β
β
β
β
β
β
β
β
β
β
β
β
β
β
β
Teknikal
Indikator
Pilihan
β
β
β
β
β
β
β
β
β
β
β
β
β
β
β
β
IHSG
Nilai
Tukar
Suku
Bunga
Sentimen
Twitter
β
Γ
β
β
β
β
β
β
Γ
Γ
Γ
β
Γ
Γ
Γ
Γ
β
β
Γ
β
β
β
Γ
Γ
β
β
Γ
Γ
β
Γ
Γ
Γ
β
β
β
Γ
β
Γ
β
Γ
β
Γ
β
Γ
Γ
β
Γ
Γ
β
β
β
β
Γ
Γ
Γ
β
Γ
β
β
Γ
Γ
Γ
β
Γ
F. Pemodelan
1. Model Long-Short Term Memory (LSTM)
Model LSTM pertama kali dikembangkan oleh
Hochreiter dan Schmidhuber pada tahun 1997 [10]. Model
LSTM memiliki tiga gate network, yakni input gate, forget
gate dan output gate [28]. Input gate dapat memutuskan
untuk memasukkan informasi baru ke dalam sel. Forget
Gate menentukan informasi apa yang akan dibuang atau
yang akan dipertahankan yang bertujuan untuk menghindari
masalah vanishing gradient. Dan terakhir output gate
menentukan seberapa banyak
informasi yang akan
dihasilkan [5].
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Gambar 2 Alur Model LSTM [5]
2. Validation
Metode validasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Walk Forward Validation, metode ini sering
digunakan pada analisis data runtun waktu [7]. Prosedur
evaluasi berjalan maju, dengan partisi berupa training,
validation, dan test yang berurutan dan tumpang tindih
[29], serta digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari
model. Evaluasi metrik yang digunakan yakni metrik
berbasis eror yakni Root Mean Squared Error (RMSE)
seperti yang banyak digunakan pada penelitian
sebelumnya [7].
3. Hyprparameter Optimization
kelemahan
ada beberapa
Menurut penelitian [30], meskipun model LSTM sering
digunakan sebagai model yang baik dalam analisis data
runtun waktu,
dalam
menggunakan jaringan LSTM. Pertama, model neural
network termasuk LSTM, sulit untuk diinterpretasikan
karena memiliki proses komputasi yang sangat kompleks.
Kedua, seperti model neural network lainnya, model
LSTM memiliki banyak parameter yang harus
dimodifikasi peneliti, seperti jumlah layer, jumlah neuron
per layer, time lag, dan lain-lain. Namun, keterbatasan
waktu dan komputasi mengakibatkan sulitnya dalam
mencari kombinasi parameter yang memberikan performa
terbaik, oleh karena itulah dilakukan hyperparameter
optimization.
G. Mengevaluasi Model
Model yang telah di optimalisasi kemudian digunakan
untuk memprediksi harga saham pada data testing untuk
memperoleh estimasi nilai eror.
V. KERANGKA PIKIR
Penelitian ini dimulai dengan memformulasikan variabel
untuk tiap-tiap jenis analisis kemudian mengembangkan model
LSTM yang akan memprediksi harga penutupan saham 5 hari
kedepan hingga dilakukan hyperparameter optimization.
Gambar 3 Kerangka Pikir
4 / 8
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Formulasi Indikator Teknikal & Feature Selection
Pada
tahap
formulasi
teknikal, peneliti
menggunakan library pandas_ta yang menghitung 12 teknikal
indikator menggunakan data saham harga saham seperti harga
open, close, high, low dan volume.
indikator
TABEL V
STATISTIK DESKRIPTIF HISTORI HARGA SAHAM
Indikator
Open
Close
High
Low
Volume
Jumlah Data
4479
4479
4479
4479
4479
Rata-rata
2710.77 2710.34 2737.18 2682.20 1.09 e+08
Standar Deviasi
2246.58 2235.31 2265.27 2225.59 1.33 e+08
Nilai Terkecil
177.50 177.50
180.00 177.50
0
Kuartil Pertama (25%) 700.00 700.00
705.00 685.00 4.83 e+07
Median (50%)
2050.00 2055.00 2070.00 2030.00 7.28 e+07
Kuartil Ketiga (75%)
4460.00 4487.50 4530.00 4450.00 1.19 e+08
Nilai Terbesar
8300.00 8200.00 8300.00 8075.00 1.95 e+09
Secara umum, indikator teknikal tersebut dapat dibagi
menjadi dua jenis, yakni indikator tren yang mengindikasikan
tren atau arah pergerakan dari saham dan indikator momentum
yang mengindikasikan momentum atau
titik balik dari
pergerakan harga saham.
Gambar 4 Indikator teknikal tren
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
1
2
3
SMA, StoD, RSI, MACD, ADO, CCI, MFI
StoK, RSI, ADO, CCI
EMA, Moment, StoK, RSI, LWill R, MFI
0.0067
0.0070
0.0072
Dari hasil pada tabel 5 diperoleh kombinasi variabel
teknikal yang memberikan fitness value paling optimal adalah
kombinasi variabel SMA, StoD, RSI, MACD, ADO, CCI, MFI.
Selanjutnya variabel-variabel teknikal tersebut digunakan untuk
dikombinasikan dengan variabel dari teknik analisis lain yakni
fundamental dan sentimen.
B. Analisis Sentimen
Pengumpulan data sentimen pada media sosial Twitter
dilakukan dengan scraping menggunakan library snscrape.
Scraping dilakukan dengan mengumpulkan seluruh cuitan
Twitter yang terdapat kata βsaham BCAβ dan βBBCAβ (kode
saham bank BCA) yang diposting sebelum tanggal 31 Agustus
2022. Kata kunci βsaham BCAβ dan βBBCAβ tersebut dipilih
karena berhubungan langsung dengan saham bank BCA,
sehingga diharapkan cuitan yang diperoleh membahas tentang
saham. Dari dua kata kunci tersebut diperoleh 70,225 cuitan
Twitter.
TABEL VII
JUMLAH CUITAN HASIL SCRAPING
Kata kunci
Saham BCA
BBCA
Total
Jumlah Cuitan
19,040
51,185
70,225
Selanjutnya adalah tahap preprocessing dimana tahap
preprocessing adalah menghapus duplikat, membersihkan
kalimat, serta melabeli data secara manual yang akan
digunakan sebagai input pelatihan model. Pembersihan yang
dilakukan diantaranya mengubah semua huruf menjadi huruf
kecil, menghapus URL, menghapus emoji, nama pengguna,
tanggal, spasi, dan tanda tagar (#). Hal ini bertujuan menghapus
karakter-karakter tidak bermakna yang akan dimasukkan
kedalam input model.
Model IndoBERT kemudian dikembangkan lalu dilatih
menggunakan 4,000 data yang telah diberi label secara manual.
Data terlebih dahulu dibagi dengan proporsi 70% data latih
dan 30% data tes. Setelah dilakukan pelatihan, model diuji
menggunakan data tes untuk mengklasifikasikan cuitan,
klasifikasi sentimen ini menghasilkan confusion matrix berikut.
TABEL VIII
Gambar 5 Indikator teknikal momentum
CONFUSION MATRIX HASIL KLASIFIKASI SENTIMEN
Kemudian dilakukan feature selection variabel teknikal
menggunakan kombinasi
algoritma LSTM-GA untuk
mengurutkan kombinasi variabel teknikal dengan eror paling
kecil sehingga diperoleh hasil kombinasi variabel teknikal
terbaik. Berikut merupakan 3 hasil teratas kombinasi variabel
teknikal yang memiliki eror paling kecil:
TABEL VI
RANKING FEATURE SELECTION VARIABEL TEKNIKAL
Ranking
Variabel Teknikal
Fitness Value
Negative
Neutral
Positive
91
15
32
20
238
88
20
77
223
True
Sentiment
Negative Neutral Positive
Predicted Sentiment
Berdasarkan confusion matrix
tersebut kinerja model
analisis sentimen dapat dilihat melalui nilai accuracy, recall,
precision serta F1-Score yang disajikan pada tabel berikut:
5 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
TABEL IX
TABEL XI
PRECISION, RECALL, F1-SCORE, SUPPORT
RMSE 10-FOLD WALK FORWARD VALIDATION (DALAM E-04)
Precision
Recall
Positive
Neutral
Negative
Accuracy
0.66
0.69
0.70
0.69
0.72
0.65
0.69
F1-
Score
0.68
0.70
0.67
Support
131
330
343
804
Selanjutnya menghitung sentimen skor harian dengan
sentimen cuitan yang berada di hari yang sama akan dihitung
persentase jumlah cuitan positif terhadap total jumlah cuitan
poaitif dan negatif dihari tersebut.
TABEL X
HASIL PENGHITUNGAN SENTIMEN HARIAN
Tanggal
2022-08-24
2022-08-25
2022-08-26
2022-08-29
2022-08-30
Persentase
0.785714
1
0.636364
0.636364
0.857143
Penghitungan skor sentimen harian ini menggunakan rumus
(2) dimana apabila nilai skor makin mendekati 1, maka
perbandingan jumlah cuitan positif sangat besar terhadap total
cuitan positif dan negatif. Sebaliknya apabila nilai skor makin
jumlah cuitan positif sangat kecil
mendekati 0, maka
dibandingkan total jumlah cuitan positif dan negatif. Skor akan
bernilai 0.5 apabila jumlah cuitan positif dan negatif sama atau
tidak ada cuitan sama sekali dihari tersebut. Berikut disajikan
histogram sebaran sentimen skor harian:
Kombinasi
Variabel
KomVar1
KomVar2
KomVar3
KomVar4
KomVar5
KomVar6
KomVar7
KomVar8
KomVar9
KomVar10
KomVar11
KomVar12
KomVar13
KomVar14
KomVar15
KomVar16
Eror RMSE
Min
Rataan
Max
Rentang
1.066
0.608
0.750
0.280
0.423
1.030
0.535
0.641
0.783
0.596
0.597
0.505
0.460
0.910
0.458
0.453
2.617
2.545
2.453
1.978
2.147
2.397
2.454
2.036
2.805
3.051
2.106
1.765
2.740
2.342
2.369
1.864
5.004
6.796
4.579
3.739
5.310
6.719
6.809
3.950
7.238
5.938
4.348
3.519
6.391
6.192
4.619
5.456
3.035 Β± 1.969
3.702 Β± 3.094
2.665 Β± 1.915
2.010 Β± 1.729
2.867 Β± 2.443
3.875 Β± 2.844
3.672 Β± 3.137
2.296 Β± 1.654
4.011 Β± 3.227
3.267 Β± 2.671
2.473 Β± 1.875
2.012 Β± 1.507
3.426 Β± 2.965
3.551 Β± 2.641
2.539 Β± 2.080
2.955 Β± 2.502
Dari tabel 7 terlihat bahwa dari 10-fold walk forward
validation, terdapat dua kombinasi variabel terbaik yakni
KomVar4 dan KomVar12. Kombinasi variabel 4 menghasilkan
minimal RMSE serta nilai tengah paling kecil dibanding
kombinasi variabel lainnya. Disisi lain, Kombinasi variabel 12
memiliki rataan eror RMSE paling kecil serta rentang yang
kecil, sehingga kombinasi variabel 12 terbilang stabil.
Setelah model selesai dilatih, model KomVar4 dan
KomVar12 digunakan untuk melakukan prediksi harga saham
5 hari kedepan menggunakan data test, hasilnya dapat dilihat
pada gambar berikut.
Gambar 6 Histogram sentimen skor harian
Dari histogram tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar
data skor sentimen yakni 73.74% skor harian menuju kearah
tren positif (lebih besar dari 0.5).
C. Pemodelan dan Kombinasi Teknik Analisis
Pemodelan kemudian dilakukan untuk setiap kombinasi
variabel teknikal, fundamental, dan sentimen. Model LSTM
menggunakan hyperparameter berdasarkan penelitian [9]
dengan 150 unit dalam hidden layer, fungsi aktivasi tanh,
optimizer Adam, dan 5 unit dalam output layer dimana untuk
setiap kombinasi variabel dijalankan dengan 10-fold walk
forward validation.
Gambar 7 Hasil Prediksi Harga Saham 5 Hari Kedepan (Komvar 4 kiri,
Komvar 12 kanan)
Berdasarkan gambar diatas, hasil prediksi hari kelima dari
model KomVar4 sangat fluktuatif dan kurang mendekati nilai
sebenarnya. Untuk mengevaluasi model berdasarkan nilai
RMSE, prediksi diulangi sebanyak 10 kali untuk mendapatkan
nilai rata-rata dari RMSE, hasilnya model KomVar4 mendapat
nilai 390.85.
Berdasarkan gambar diatas, hasil prediksi hari kelima dari
model KomVar12 fluktuatif dan kurang mendekati nilai
tidak sefluktuatif KomVar4. Untuk
sebenarnya namun
mengevaluasi model berdasarkan nilai RMSE, prediksi
diulangi sebanyak 10 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata
6 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
E. Evaluasi Model
Setelah kombinasi hyperparameter terbaik dari masing-
masing model diperoleh, kemudian model digunakan untuk
memprediksi kembali harga saham menggunakan data test.
Kombinasi hyperparameter yang dipilih adalah kombinasi
nomor urut satu atau dengan kata lain kombinasi variabel
dengan eror paling kecil dari masing-masing model.
Model KomVar4 kemudian dibuat kembali dengan
menggunakan hyperparameter jumlah unit LSTM 100, dropout
rate 0.3, learning rate 0.001, optimizer Adam, timestamps 10
dan batch size 32. Begitu juga dengan model KomVar12
dengan menggunakan hyperparameter jumlah unit LSTM 150,
dropout rate 0.1, learning rate 0.001, optimizer Adam,
timestamps 10 dan batch size 32. Kedua model tersebut
kemudian digunakan untuk melakukan prediksi harga saham 5
hari kedepan menggunakan data test, hasilnya dapat dilihat
pada gambar berikut.
dari RMSE, hasilnya model KomVar4 mendapat nilai 366.53,
nilai ini lebih kecil daripada KomVar4.
D. Hyperparameter Optimization
Untuk dua kombinasi variabel terbaik yakni kombinasi
variabel 4 dan kombinasi variabel 12, akan dijalankan
Hyperparameter Optimization dengan Grid Search untuk
mencari hyperparameter terbaik. Hyperparameter yang akan
dipilih dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL XII
HYPERPARAMETER YANG AKAN DIKOMBINASIKAN
Hyperparameter
Interval
Jumlah unit layer
100, 150, 200, 300
Dropout Rate
0, 0.1, 0.3, 0.5
Learning Rate
0.1, 0.01, 0.0001
Ukuran batch
8, 16, 32, 64
Optimizer
Adam, RMSprop
Timestamps
10, 20, 30
Karena ada 1152 kombinasi hyperparameter dan 2
kombinasi variabel yang akan dijalankan menggunakan 5 fold
walk forward validation, maka akan ada 11520 model yang
search. Berikut 10
akan dilatih menggunakan grid
hyperparameter terbaik dengan RMSE terkecil dari masing-
masing kombinasi variabel:
TABEL XIII
HYPERPARAMETER TERBAIK KomVar4
Gambar 8 Hasil Prediksi Harga Saham 5 Hari Kedepan Setelah
Hyperparameter Optimization (Komvar 4 kiri, Komvar 12 kanan)
Hyperparameter
RMSE
Urut
Jumlah
unit
Dropout
Rate
Learning
Rate
Ukuran
batch
Optimizer
Time
stamps
1
2
3
4
5
100
100
100
150
150
0.3
0.1
0.5
0.5
0.3
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
32
32
32
32
32
Adam
Adam
Adam
Adam
Adam
10
10
30
10
10
0.000758
0.000771
0.000840
0.000880
0.000924
TABEL XIV
HYPERPARAMETER TERBAIK KomVar12
Hyperparameter
RMSE
Urut
1
2
3
4
5
Jumlah
unit
Dropout
Rate
Learning
Rate
Ukuran
batch
Optimizer
Time
stamps
150
0.1
0.001
200
200
100
300
0
0
0
0
0.001
0.001
0.001
0.001
32
32
32
32
32
Adam
Adam
Adam
Adam
Adam
10
30
10
10
10
0.000804
0.000863
0.000899
0.00092
0.000943
Berdasarkan gambar diatas, jika dibandingkan dengan
sebelum dilakukan hyperparameter optimization, hasil prediksi
hari kelima dari model KomVar4 sudah lebih baik dan
mendekati nilai sebenarnya. Untuk mengevaluasi model
berdasarkan nilai RMSE, prediksi diulangi sebanyak 10 kali
untuk mendapatkan nilai rata-rata dari RMSE sebesar 332.66,
hasil ini jauh lebih baik dibanding sebelum dilakukan
lain,
hyperparameter optimization yakni 390.85. Disisi
sayangnya setelah dilakukan hyperparameter optimization,
hasil prediksi model KomVar12 justru makin jauh dari nilai
sebenarnya dan evaluasi model berdasarkan nilai RMSE yang
diulangi sebanyak 10 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata
dari RMSE sebesar 790.85, hasil ini jauh lebih baik buruk
sebelum dilakukan hyperparameter optimization yakni 366.53.
VII.
PENUTUP
Dari 12 indikator teknikal yang diformulasikan, setelah
melalui proses feature selection hanya 7 indikator yang
digunakan kedalam model yakni SMA, StoD, RSI, MACD,
ADO, CCI, MFI. Kombinasi indikator tersebut dipilih karena
memiliki fitness value yang paling optimal terhadap model.
Analisis sentimen
telah berhasil dilakukan dengan
menggunakan model IndoBERT serta memiliki akurasi sebesar
69%. Angka ini belum terbilang cukup baik mengingat analisis
sentimen merupakan hal yang rumit. Penghitungan sentimen
skor harian menunjukkan 73.74% skor harian menuju kearah
tren positif (lebih dari 0.5).
7 / 8
Berdasarkan hasil 10 kali walk forward validation, didapat
dua model LSTM dengan kombinasi variabel terbaik yakni
kombinasi variabel 4 dan kombinasi variabel 12 dengan rataan
RMSE masing-masing 1.978 dan 1.765.
Untuk mendapatkan performa model yang lebih baik,
dilakukan hyperparameter optimization untuk kedua jenis
model kombinasi variabel, dan diperoleh RMSE masing-
masing model yakni KomVar4 0.000758 dan KomVar12
0.000804. Model tersebut kemudian dievaluasi menggunakan
data test dimana model KomVar4 jauh mengungguli model
KomVar12 dengan RMSE 332.66 dibanding 790.85.minimal.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
A. E. Irzky and H. Sari, βA Prediction of Stock Price Movements
Using Support Vector Machines in Indonesia,β Journal of Asian
Finance,
doi:
10.13106/jafeb.2021.vol8.no8.0399.
399β0407,
2021,
vol.
no.
pp.
8,
8,
J. Hur, M. Raj, and Y. E. Riyanto, βFinance and trade: A cross-
country empirical analysis on the impact of financial development
and asset tangibility on international trade,β World Dev, vol. 34, no.
10, pp. 1728β1741, Oct. 2006, doi: 10.1016/j.worlddev.2006.02.003.
A. Derakhshan and H. Beigy, βSentiment analysis on stock social
media for stock price movement prediction,β Eng Appl Artif Intell,
vol.
doi:
10.1016/j.engappai.2019.07.002.
569β578,
2019,
Oct.
85,
pp.
N. Hu, I. Bose, N. S. Koh, and L. Liu, βManipulation of online
reviews: An analysis of ratings, readability, and sentiments,β Decis
Support Syst, vol. 52, no. 3, pp. 674β684, 2012, doi:
10.1016/j.dss.2011.11.002.
S. Wu, Y. Liu, Z. Zou, and T. H. Weng, βS_I_LSTM: stock price
prediction based on multiple data sources and sentiment analysis,β
Conn Sci, vol. 34, no. 1, pp. 44β62, 2022, doi:
10.1080/09540091.2021.1940101.
S. T. Mndawe, B. S. Paul, and W. Doorsamy, βDevelopment of a
Stock Price Prediction Framework for Intelligent Media and
Technical Analysis,β Applied Sciences (Switzerland), vol. 12, no. 2,
Jan. 2022, doi: 10.3390/app12020719.
E. P. Wahyuddin,
βPemodelan Prediksi Harga Saham
Menggunakan Long-Short Term Memory: Studi Empiris
pada Saham Bank Rakyat Indonesia,β 2022.
M. M. Kumbure, C. Lohrmann, P. Luukka, and J. Porras, βMachine
learning techniques and data for stock market forecasting: A
literature review,β Expert Systems with Applications, vol. 197.
Elsevier Ltd, Jul. 01, 2022. doi: 10.1016/j.eswa.2022.116659.
Y. Peng, P. H. M. Albuquerque, H. Kimura, and C. A. P. B. Saavedra,
βFeature selection and deep neural networks for stock price direction
forecasting using technical analysis indicators,β Machine Learning
with Applications, vol. 5, p. 100060, Sep. 2021, doi:
10.1016/j.mlwa.2021.100060.
H. N. Bhandari, B. Rimal, N. R. Pokhrel, R. Rimal, K. R. Dahal, and
R. K. C. Khatri, βPredicting stock market index using LSTM,β
Machine Learning with Applications, vol. 9, p. 100320, Sep. 2022,
doi: 10.1016/j.mlwa.2022.100320.
S. Hochreiter and J. Schmidhuber, βLong Short-Term Memory,β
Neural Comput, vol. 9, no. 8, pp. 1735β1780, Nov. 1997, doi:
10.1162/neco.1997.9.8.1735.
H. Chung and K. S. Shin, βGenetic algorithm-optimized long short-
term memory network for stock market prediction,β Sustainability
(Switzerland), vol. 10, no. 10, Oct. 2018, doi: 10.3390/su10103765.
G. Attanasio, L. Cagliero, P. Garza, and E. Baralis, βCombining news
sentiment and technical analysis to predict stock trend reversal,β in
IEEE International Conference on Data Mining Workshops,
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
[20]
[21]
[22]
[23]
[24]
[25]
[26]
[27]
[28]
[29]
[30]
[31]
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
ICDMW, IEEE Computer Society, Nov. 2019, pp. 514β521. doi:
10.1109/ICDMW.2019.00079.
Central
Asia,
Bank
https://www.bca.co.id/id/tentang-bca/Hubungan-
Investor/Informasi-Saham/Kepemilikan-Saham-BCA, Nov. 19, 2022.
βKepemilikan
BCA,β
Saham
C. M. Mesquita, R. A. de Oliveira, and A. C. M. Pereira, βCombining
an LSTM neural network with the Variance Ratio Test for time series
prediction and operation on the Brazilian stock market,β in 2020
International Joint Conference on Neural Networks (IJCNN), 2020,
pp. 1β8. doi: 10.1109/IJCNN48605.2020.9207408.
J. Shah, D. Vaidya, and M. Shah, βA comprehensive review on
multiple hybrid deep learning approaches for stock prediction,β
Intelligent Systems with Applications, vol. 16. Elsevier B.V., Nov.
01, 2022. doi: 10.1016/j.iswa.2022.200111.
Yahoo, βYahoo Finance - Stock Market Live, Quotes, Business &
Finance
News,β
https://finance.yahoo.com/quote/BBCA.JK/history?p=BBCA.JK,
Nov. 19, 2022.
Investing.com,
Data,β
https://www.investing.com/currencies/usd-idr-historical-data, Nov.
19, 2022.
Historical
βUSD
IDR
Indonesia,
Bank
Bunga,β
βData
https://www.bi.go.id/en/statistik/indikator/bi-7day-rr.aspx, Nov. 19,
2022.
Suku
Y. Kara, M. Acar Boyacioglu, and Γ. K. Baykan, βPredicting
direction of stock price index movement using artificial neural
networks and support vector machines: The sample of the Istanbul
Stock Exchange,β Expert Syst Appl, vol. 38, no. 5, pp. 5311β5319,
May 2011, doi: 10.1016/j.eswa.2010.10.027.
C. Yang, J. Zhai, G. Tao, and P. Haajek, βDeep Learning for Price
Movement Prediction Using Convolutional Neural Network and
Long Short-Term Memory,β Math Probl Eng, vol. 2020, 2020, doi:
10.1155/2020/2746845.
S. Ambaprasad Sivapurapu, βComparitive Study of Time Series and
Deep Learning Algorithms for Stock Price Prediction,β 2020.
[Online]. Available: www.ijacsa.thesai.org
pypi, βSnscrape python project,β https://pypi.org/project/snscrape/,
Mar. 31, 2023.
J. Devlin, M.-W. Chang, K. Lee, and K. Toutanova, βBERT: Pre-
training of Deep Bidirectional Transformers
for Language
Understanding,β ArXiv, vol. abs/1810.04805, 2019.
J. H. Holland, Adaptation in Natural and Artificial Systems: An
Introductory Analysis with Applications to Biology, Control, and
Artificial
doi:
The MIT
10.7551/mitpress/1090.001.0001.
Intelligence.
Press,
1992.
G. Armano, M. Marchesi, and A. Murru, βA hybrid genetic-neural
architecture for stock indexes forecasting,β Inf Sci (N Y), vol. 170,
no. 1, pp. 3β33, Feb. 2005, doi: 10.1016/j.ins.2003.03.023.
M. Gamarra, βUsing genetic algorithm feature selection in neural
classification systems for image pattern recognition,β Ingenieria e
InvestigaciΓ³n, vol. 33, no. 1, pp. 52β58, 2014, [Online]. Available:
https://www.researchgate.net/publication/262722633
A. Zheng and A. Casari, Feature Engineering for Machine Learning
PRINCIPLES AND TECHNIQUES FOR DATA SCIENTISTS, First
Edition. Beijing: OβReilly.
M. Sundermeyer, R. SchlΓΌter, and H. Ney, βLSTM Neural Networks
for Language Modeling,β in Interspeech, 2012.
L. Luo and X. Chen, βIntegrating piecewise linear representation and
weighted support vector machine for stock trading signal prediction,β
Applied Soft Computing Journal, vol. 13, no. 2, pp. 806β816, 2013,
doi: 10.1016/j.asoc.2012.10.026.
H. Chung and K. S. Shin, βGenetic algorithm-optimized long short-
term memory network for stock market prediction,β Sustainability
(Switzerland), vol. 10, no. 10, Oct. 2018, doi: 10.3390/su10103765.
8 / 8
|
988.783 | [
{
"end": 856,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 789,
"text": "implementasi\\nyang mampu\\nmeningkatkan efektivitas kegiatan KSR"
},
{
"end": 978,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 920,
"text": "System Development Life\\nCycle (SDLC) model waterfall"
},
{
"end": 1356,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1310,
"text": "sistem sudah berjalan sesuai dengan\\nfungsinya"
},
{
"end": 1465,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1411,
"text": "pengguna sudah merasa puas dengan sistem yang dibangun"
},
{
"end": 8149,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 8085,
"text": "membangun sistem informasi UKM KSR PMI Unit\\nPolstat STIS"
},
{
"end": 9407,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 9349,
"text": "System Development Life\\nCycle (SDLC) model waterfall"
},
{
"end": 30752,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 30676,
"text": "fungsi-fungsi yang\\nterdapat di sistem sudah berjalan sesuai dengan harapan"
},
{
"end": 30831,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 30797,
"text": "skor rata-rata SUS\\nsebesar 73,25"
}
] | 2023-12-27T05:26:32.574451Z | 24 | 1 | 2023-12-27T05:26:32.574451Z | 5 | Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Pembangunan Sistem Informasi UKM KSR PMI
Unit Politeknik Statistika STIS
Anlin Pradana (221911212, 4SI1)
Dosen Pembimbing: Firdaus, M.B.A.
Ringkasanβ UKM KSR PMI Unit Polstat STIS adalah UKM
yang bergerak di bidang pertolongan pertama dan kemanusiaan.
Dalam pengelolaan organisasinya, terdapat beberapa aktivitas
yang masih belum efektif. Beberapa di antaranya adalah
pengelolaan data yang masih berbasis fail, pencatatan data
presensi rapat dan jaga klinik yang masih dilakukan secara
manual, pembagian jadwal jaga klinik yang belum merata serta
calon peminjam tidak memiliki akses langsung untuk melihat
ketersediaan inventaris. Melihat permasalahan tadi, diperlukan
implementasi
yang mampu
meningkatkan efektivitas kegiatan KSR. Sistem informasi ini
dibuat dengan menggunakan metode System Development Life
Cycle (SDLC) model waterfall. Setelah sistem selesai dibangun,
dilakukan uji coba menggunakan Black Box Testing untuk
mengevaluasi kesesuaian fitur-fitur sistem informasi yang telah
dibangun dan System Usability Scale (SUS) untuk mengukur
tingkat usability sebuah sistem. Berdasarkan hasil dari Black Box
Testing, didapatkan bahwa sistem sudah berjalan sesuai dengan
fungsinya dan dari hasil pengujian SUS, didapatkan hasil bahwa
pengguna sudah merasa puas dengan sistem yang dibangun.
informasi
sebuah
sistem
Kata KunciβSistem informasi. UKM, KSR, Waterfall, Polstat
STIS.
I. LATAR BELAKANG
Politeknik Statistika STIS (Polstat STIS) adalah perguruan
tinggi kedinasan di lingkungan Badan Pusat Statistika (BPS)
[1]. Polstat STIS memiliki 3 program studi, yaitu D-III
Statistika, D-IV Statistika, dan D-IV Komputasi Statistik.
Selain itu, Polstat STIS juga memiliki unit kegiatan mahasiswa
(UKM) yang merupakan salah satu organisasi di dalam
lingkungan perguruan tinggi yang memegang peranan penting
sebagai wahana mahasiswa untuk menyalurkan minat dan
bakatnya untuk kegiatan yang bersifat ekstrakulikuler [2].
Salah satu UKM yang terdapat di Polstat STIS adalah UKM
Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Unit Polstat STIS
(Selanjutnya disebut KSR).
KSR adalah UKM yang bergerak di bidang pertolongan
pertama dan kemanusiaan. Tujuan dibentuknya KSR yaitu
untuk menyiapkan dan memenuhi sumber daya yang memiliki
kemampuan pertolongan pertama di lingkungan Polstat STIS
[3]. Untuk mencapai tujuan tersebut, anggota KSR dilengkapi
dengan pengetahuan dasar-dasar pertolongan pertama serta
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan PMI. KSR
memiliki struktur kepengurusan yang terdiri dari Badan
Pengurus Harian (BPH), Unit Penelitian dan Pengembangan
(Litbang), Divisi Logistik dan Pengurus Harian Markas
(LPHM), Divisi Pendidikan dan Latihan (Diklat), Divisi
Hubungan Masyarakat (Humas), Divisi Kemanusiaan dan
Pengabdian pada Masyarakat (KPM), serta Divisi Dana dan
Usaha (Danus).
Setiap tahun, KSR merekrut anggota baru yang terdiri dari
mahasiswa tingkat I dan mahasiswa tingkat II melalui proses
seleksi. Mahasiswa yang berhasil lolos dari proses seleksi dan
terpilih sebagai anggota baru KSR akan diminta untuk mengisi
formulir data diri untuk memperbaharui database anggota.
Formulir data diri dibuat menggunakan Google Forms. Setelah
semua anggota baru selesai mengisi formulir, sekretaris KSR
terkumpul untuk
akan melakukan verifikasi data yang
memastikan kesesuaian data yang diminta.
KSR memiliki beberapa program kerja (proker) seperti
Donor Darah, Mini Klinik, dan Bakti Sosial. KSR membentuk
panitia yang bertanggung jawab atas realisasi proker tersebut.
Setelah panitia terbentuk, panitia tersebut akan mengadakan
rapat untuk merancang proker tersebut agar dapat berjalan
dengan baik. Dalam setiap rapat terdapat presensi yang
digunakan sebagai bagian dari administrasi. Presensi tersebut
bisa berupa media kertas saat rapat dilakukan secara luring atau
menggunakan Google Forms saat rapat dilakukan secara daring.
Salah satu proker yang dikerjakan KSR adalah menjaga klinik.
Divisi LPHM bertanggung jawab untuk mengatur jadwal jaga
klinik. Divisi LPHM akan meminta setiap sekben divisi untuk
mengumpulkan jadwal kuliah dari semua anggota divisinya
kemudian Divisi LPHM akan menyusun jadwal jaga klinik agar
tidak bentrok dengan jadwal kuliah mereka.
Dalam melaksanakan proker yang diadakan oleh KSR,
terkadang diperlukan dana yang dianggarkan sebelumnya.
Sumber dana KSR terdiri dari iuran anggota aktif yang
dibayarkan setiap bulan dan dana usaha yang diperoleh dari
kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh KSR. Dalam
pengelolaan kas, KSR menggunakan Excel sebagai alat bantu
untuk mencatat laporan pemasukan dan pengeluaran kas
selama satu tahun kepengurusan.
peminjaman
KSR memiliki inventaris yang terdiri dari peralatan seperti
tas pertolongan pertama, tandu, timbangan, dan lain-lain.
Beberapa inventaris tersebut kadang dipinjam oleh pihak
eksternal untuk keperluan seperti untuk kegiatan ukm lain,
lomba dan sosialisasi. Peminjam harus mengajukan surat
permohonan
oleh
penanggung jawab peminjam dan ditujukan kepada ketua KSR.
KSR menggunakan fail Excel untuk mengelola data
anggotanya. Setiap ada anggota baru, pengurus KSR akan
membuat fail Excel baru untuk menyimpan data anggota baru
yang diperoleh melalui Google Forms. Sehingga, KSR
memiliki banyak fail Excel untuk menyimpan data anggota.
Sistem pengelolaan presensi KSR saat ini menggunakan media
kertas dan Google Forms dan perekapan data presensi
ditandatangani
yang
1 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
dilakukan secara manual. Dalam menyusun jadwal jaga klinik,
LPHM tidak mempertimbangkan jumlah jaga klinik yang telah
dilakukan oleh masing-masing anggota, sehingga pembagian
jadwal jaga klinik tidak merata. Dalam pengelolaan kas KSR,
setiap pergantian Bendahara KSR, akan dibuat fail Excel baru
untuk mencatat keuangan kepengurusan yang baru. Dalam
pengelolaan inventaris KSR, pencatatan daftar inventaris dan
peminjaman inventaris dilakukan dengan menggunakan fail
Excel. Namun, pada saat proses peminjaman inventaris, calon
peminjam tidak memiliki akses langsung untuk melihat apakah
barang yang ingin dipinjam tersedia dan dalam kondisi baik.
Calon peminjam harus menghubungi pengurus KSR untuk
mengetahui ketersediaan dan kondisi barang tersebut.
Berdasarkan keadaan yang sudah dijelaskan sebelumnya dan
melihat peluang untuk membantu dan memudahkan proses
kegiatan KSR maka diperlukan sistem informasi yang dapat
menampung data anggota, proker, rapat, presensi, jadwal jaga
klinik, kas dan inventaris. Sistem informasi adalah sekumpulan
subsistem yang terintegrasi dan kolaboratif yang bertujuan
untuk memecahkan masalah tertentu dengan menggunakan
komputer untuk mengolah data agar dapat memberikan nilai
tambah dan manfaat bagi pengguna [4]. Referensi [5]
mengungkapkan
informasi manajemen
sistem
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Agar sistem informasi dapat dengan mudah diakses di mana
saja, maka sistem informasi dibuat berbasis web. Teknologi
berbasis web adalah teknologi yang mudah diakses oleh semua
kalangan pada zaman ini karena bersifat multi-platform atau
dapat digunakan dari semua gawai [6]. Diharapkan dengan
sistem informasi ini dapat digunakan KSR dalam mengelola
organisasinya secara lebih efektif dan efisien.
bahwa
II. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang
dipaparkan sebelumnya. Tujuan penelitian ini secara umum
yaitu membangun sistem informasi UKM KSR PMI Unit
Polstat STIS. Adapun tujuan khususnya adalah membangun
sistem informasi yang dapat :
1. Mengelola data anggota KSR.
2. Mengelola proker, rapat dan presensi KSR.
3. Mengelola jadwal jaga klinik anggota KSR.
4. Mengelola laporan kas KSR.
5. Mengelola inventaris milik KSR.
III. PENELITIAN TERKAIT
(2019) yang berjudul βSistem Informasi Unit Kegiatan
Mahasiswa Marching Band Universitas Muhammadiyah
Surakarta Berbasis Webβ. Dalam penelitian tersebut, dijelaskan
bahwa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Marching Band UMS
memerlukan sebuah media informasi untuk mempublikasikan
berbagai informasi terkait UKM tersebut, seperti informasi
mengenai kepengurusan dan keanggotaan. Oleh karena itu,
sistem ini dibuat dengan tujuan membantu seluruh anggota
dalam memperoleh
informasi mengenai UKM dan
mempermudah pengelolaan data yang dapat diakses melalui
web. Adanya sistem informasi berbasis web ini memberikan
manfaat dalam mempermudah proses administratif dan
meningkatkan efisiensi waktu bagi UKM Marching Band UMS.
IV. METODE PENELITIAN
Pada penelitian
ini, metode yang digunakan untuk
membangun sistem adalah metode System Development Life
Cycle (SDLC) model waterfall. Pengembangan waterfall
dilakukan secara berurutan dari satu fase ke fase berikutnya.
Dimulai dari tahap perencanaan hingga tahap uji coba dan
evaluasi, sehingga diharapkan dapat menghasilkan sistem yang
lebih baik dan terukur [9]. Tahapan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam penelitian ini, tahap perencanaan bertujuan
untuk mengumpulkan data terkait sistem yang akan
dibangun. Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa
kegiatan dilakukan, di antaranya wawancara dengan
subject matter, yaitu ketua dan mantan ketua KSR, untuk
memperoleh gambaran proses bisnis dan mengidentifikasi
masalah yang terkait. Selain itu, studi literatur dilakukan
untuk meningkatkan pemahaman tentang topik penelitian.
Analisis fail arsip yang tersimpan di Drive KSR juga
dilakukan untuk memahami cara pengelolaan data di
organisasi tersebut.
2. Analisis
Setelah
tahap perencanaan selesai, data yang
terkumpul akan dianalisis dengan melakukan analisis
sistem yang berjalan, analisis permasalahan, dan analisis
kebutuhan pengguna. Masalah yang teridentifikasi akan
dipecahkan menggunakan solusi yang sesuai. Analisis
masalah pada sistem yang sedang berjalan akan dijelaskan
melalui diagram Ishikawa atau sering disebut juga fishbone
diagram.
3. Desain
Terdapat beberapa penelitian yang memiliki kesamaan topik
dengan penelitian ini yaitu pembangunan sistem informasi unit
kegiatan mahasiswa. Salah satunya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Siregar (2022) yang berjudul βPembangunan
Sistem Informasi UKM Rohkris Politeknik Statistika STISβ.
Penelitian tersebut bertujuan untuk membangun sebuah sistem
informasi manajemen UKM Rohkris berbasis web yang dapat
meningkatkan kinerja UKM Rohkris. Hasil dari penelitian
tersebut adalah sebuah sistem UKM Rohkris yang dapat
mengelola data anggota, kegiatan, catatan keuangan,
pengumuman, dan presensi kegiatan.
Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Pramitasari dan Nurgiyatna
Tahap desain bertujuan untuk merancang sistem yang
sesuai dengan kebutuhan yang telah dianalisis sebelumnya.
Pada tahap ini, terdapat beberapa kegiatan, antara lain
perancangan proses bisnis, perancangan antarmuka,
rancangan proses dan aktivitas sistem, serta perancangan
basis data.
4. Implementasi
Pada tahap implementasi, desain sistem yang telah
dirancang akan diimplementasikan dengan menggunakan
bahasa pemrograman PHP menggunakan Framework
Laravel untuk bagian backend dan Framework Bootstrap
untuk
dikelola
antarmukanya. Database
menggunakan aplikasi phpMyAdmin.
akan
2 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
mengekspor data yang terkumpul dari Google Forms ke dalam
format fail Excel dan menyimpannya di Google Drive.
5. Uji coba dan Evaluasi
Penelitian ini menggunakan Black Box Testing untuk
menguji coba sistem yang dibangun dan metode System
Usability Scale (SUS) untuk melakukan evaluasi terhadap
sistem tersebut. Black Box Testing dilakukan dengan
menyusun daftar skenario, kemudian anggota KSR yang
terpilih akan mencoba skenario tersebut. Setelah uji coba,
anggota KSR diminta mengisi survei dengan kuesioner
SUS.
V. KERANGKA PIKIR
Gambar 2. Flowchart pendataan anggota
2) Pencatatan Presensi Rapat/Kegiatan
Gambar 1. Kerangka pikir
Dalam penelitian ini, dibangun sebuah sistem berdasarkan
beberapa permasalahan yang dijelaskan pada Gambar 1, yaitu
pendataan anggota, pengelolaan presensi, penyusunan jadwal
jaga klinik, pengelolaan kas, dan peminjaman inventaris. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, diciptakan sebuah solusi
berupa Sistem Informasi UKM KSR PMI Unit Politeknik
Statistika STIS yang dibangun menggunakan metode System
Development Life Cycle (SDLC) model waterfall. Evaluasi
solusi tersebut dilakukan melalui dua metode, yaitu Black Box
Testing dan System Usability Scale (SUS) untuk memastikan
kelayakan penggunaannya. Jika hasil evaluasi memenuhi
persyaratan, maka sistem informasi tersebut dapat digunakan.
Hasil penelitian ini adalah Sistem Informasi UKM KSR PMI
Unit Politeknik Statistika STIS berbasis web.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Sistem Berjalan
1) Pendataan Anggota
Pendataan anggota KSR dilakukan dengan menggunakan
Google Forms. Setiap anggota baru KSR akan diminta untuk
mengisi formulir Google Forms yang telah disediakan oleh
pengurus KSR. Setelah seluruh anggota baru berhasil
menyelesaikan pengisian formulir, pengurus KSR akan
Gambar 3. Flowchart pencatatan presensi rapat/kegiatan
Panitia rapat/kegiatan akan mengatur jadwal rapat/kegiatan
kemudian mengumumkan jadwal rapat/kegiatan ke anggota
KSR. Pencatatan presensi dilakukan oleh panitia rapat atau
kegiatan dengan cara membuat presensi yang dapat berupa
media kertas atau Google Forms. Saat rapat atau kegiatan
berlangsung, panitia akan membagikan presensi kepada peserta
dan mengumpulkan presensi yang telah diisi oleh peserta.
Setelah itu, panitia akan menyimpan presensi yang terkumpul.
3) Plotting Jadwal Jaga Klinik
Divisi Logistik dan Pengurus Harian Markas (LPHM)
bertanggung jawab dalam mengatur jadwal jaga klinik. Plotting
jadwal jaga klinik ini dimulai dengan pengumpulan jadwal
perkuliahan anggota berupa screenshot jadwal perkuliahan di
SIPADU. Kemudian, divisi LPHM akan memproses data
3 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
jadwal tersebut untuk menyusun jadwal jaga klinik untuk
menghindari bentrok jadwal. LPHM mengolah jadwal jaga
klinik menggunakan Excel. Setelah jadwal jaga klinik dibuat,
jadwal tersebut akan disebarkan kepada anggota dan anggota
akan melaksanakan jaga klinik sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Saat ini absensi jaga klinik menggunakan Google
Forms.
Sekretaris Bendahara (Sekben) unit/divisi bertanggung
jawab untuk mengumpulkan iuran kas dari anggota masing-
masing unit/divisi. Ketika menerima iuran kas dari anggota,
sekben akan mencatat nama dan nominal iuran yang dibayarkan
oleh anggota serta meminta anggota untuk melampirkan bukti
pembayaran. Pada waktu yang ditentukan, Sekben akan
mengirimkan iuran yang telah dikumpulkan ke Bendahara,
yang kemudian mencatatnya dalam laporan keuangan.
5) Peminjaman Inventaris
Gambar 4. Flowchart plotting jadwal jaga klinik
4) Pencatatan Kas
Gambar 5. Flowchart pencatatan kas
Bendahara melakukan pencatatan kas dengan menerima
laporan pemasukan atau pengeluaran dari anggota, lalu
mencatatnya dalam fail Excel. Saat
terjadi pergantian
kepengurusan, bendahara akan membuat fail Excel baru untuk
mencatat pemasukan dan pengeluaran kas selama tahun
jabatannya.
Gambar 7. Flowchart peminjaman inventaris
Sebelum calon peminjam mengajukan surat permohonan
peminjaman inventaris, mereka akan menghubungi anggota
divisi LPHM untuk menanyakan ketersediaan dan kondisi
barang inventaris. Anggota divisi LPHM kemudian akan
melakukan pengecekan terhadap ketersediaan dan kondisi
barang yang diminta oleh calon peminjam. Jika barang yang
ingin dipinjam tidak tersedia atau kondisinya tidak layak pakai,
anggota divisi LPHM akan memberitahukan hal tersebut
kepada calon peminjam. Namun, jika barang tersebut tersedia
dan dalam kondisi yang layak pakai, calon peminjam dapat
melanjutkan proses dengan mengajukan surat permohonan
peminjaman inventaris. Setelah surat permohonan peminjaman
inventaris disetujui, langkah selanjutnya adalah peminjam
melakukan koordinasi dengan salah satu anggota divisi LPHM
untuk mengambil inventaris yang dipinjam. Setelah itu,
peminjam mengisi formulir peminjaman inventaris yang akan
diberikan oleh anggota divisi LPHM.
B. Analisis Masalah
Gambar 6. Flowchart pembayaran iuran kas
Gambar 8. Diagram fishbone
4 / 8
Berdasarkan analisis sistem berjalan, sumber permasalahan
yang terjadi dapat dijelaskan melalui penggunaan fishbone
diagram yang terbagi menjadi empat kategori, yaitu sistem,
manusia, material, dan metode.
C. Analisis Kebutuhan Pengguna
Analisis kebutuhan digunakan untuk menyesuaikan solusi
terhadap permasalahan berdasarkan hasil identifikasi masalah
yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam proses ini, kebutuhan
sistem dibagi menjadi dua bagian, yaitu kebutuhan fungsional
dan kebutuhan non fungsional.
1) Kebutuhan Fungsional
ο· Sistem dapat mengelola data anggota KSR: Melakukan
penambahan, penyimpanan, dan pembaruan data
anggota KSR dengan validasi untuk menghindari
duplikasi.
ο· Sistem dapat mengelola proker, rapat, dan presensi KSR:
Mencatat proker, membuat jadwal rapat, merekap
presensi anggota, dan memantau kehadiran untuk
laporan keaktifan.
ο· Sistem dapat mengelola jadwal jaga klinik anggota KSR:
Menyusun jadwal jaga klinik, memberikan akses anggota
untuk mengirimkan jadwal kosong kuliah dan melihat
jadwal jaga mereka, serta mencatat dan merekap presensi
jaga klinik.
ο· Sistem dapat mengelola laporan kas KSR: Mencatat
alokasi dana, pengeluaran, dan pemasukan kas KSR,
menghitung jumlah pengeluaran dan pemasukan per
bulan, serta mengelola iuran anggota.
ο· Sistem dapat mengelola inventaris KSR: Mencatat
inventaris yang layak pakai dan tidak layak pakai,
sumber dana pembelian inventaris, dan memberikan
akses calon peminjam untuk melihat ketersediaan dan
kondisi barang.
analisis kebutuhan non
2) Kebutuhan non Fungsional
Untuk
fungsional dipetakan
menggunakan Framework PIECES yang terdiri dari komponen
performance, information, economy, control, efficiency dan
service. Hasil analisis kebutuhan non fungsional dapat dilihat
pada tabel 1.
Aspek
Performance
Information
TABEL I
KEBUTUHAN NON FUNGSIONAL
Kebutuhan
- Sistem dapat merekap data presensi rapat/kegiatan
dan data presensi jaga klinik anggota dengan cepat
- Sistem dibuat berbasis web, sehingga pengguna
dapat mengakses informasi di mana saja dengan
mudah
Economy
- Dapat meminimalkan penggunaan kertas untuk
presensi rapat atau kegiatan
Control
- Pengguna hanya dapat mengelola data dan
Efficency
mengakses informasi tertentu sesuai dengan role-nya
- Data anggota, proker, rapat, presensi, jadwal jaga
klinik, kas dan inventaris tersimpan dalam satu
tempat
- Dapat meminimalkan terjadinya duplikasi saat
pendataan anggota
- Dapat mempermudah penyusunan jadwal jaga klinik
dengan mempertimbangkan jumlah jaga klinik yang
telah dilakukan oleh masing-masing anggota
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Service
- Sistem dapat mempermudah pengurus KSR untuk
mengelolah data
D. Rancangan Proses Bisnis Usulan
1) Pendataan Anggota
Gambar 9. Flowchart pendataan anggota sistem usulan
Dalam proses bisnis sistem usulan pendataan anggota,
telah berjalan.
terdapat perbedaan dengan sistem yang
Perbedaannya
terletak pada penggunaan media untuk
menginput dan menyimpan data anggota, serta adanya akses
bagi anggota untuk memperbarui data mereka. Sekretaris
bertanggung jawab dalam pembuatan akun untuk anggota baru.
Sekretaris akan memasukkan NIM dan nama lengkap anggota
baru ke dalam sistem yang telah dibangun. Setelah akun
anggota baru berhasil dibuat, anggota baru dapat login ke
sistem menggunakan akun Google STIS. Setelah berhasil login,
anggota baru akan memiliki akses ke fitur melengkapi profil
data diri. Mereka dapat mengisi informasi tambahan seperti
nama panggilan, tanggal lahir, kelas, alamat kos dan informasi
lainnya yang relevan. Dengan melengkapi profil data diri,
informasi anggota akan tercatat dengan lengkap dalam sistem.
Selain melengkapi profil saat pertama kali login, anggota
juga memiliki akses untuk memperbarui profil mereka di masa
mendatang. Jika ada perubahan pada data pribadi, anggota
dapat memperbarui informasi tersebut melalui sistem yang
telah dibangun. Hal ini memastikan bahwa data anggota tetap
akurat dan terkini.
2) Pencatatan Presensi Rapat/Kegiatan
Dalam proses bisnis sistem usulan pencatatan presensi
rapat/kegiatan, terdapat perbedaan dengan sistem yang telah
berjalan sebelumnya. Perbedaannya terletak pada penggunaan
presensi fisik seperti kertas atau Google Forms yang biasanya
disiapkan oleh panitia. Dalam sistem usulan ini, panitia hanya
perlu mengatur jadwal rapat/kegiatan, dan sistem akan secara
otomatis membuat presensi saat panitia mengatur jadwal
tersebut. Setelah jadwal rapat/kegiatan ditetapkan, panitia akan
rapat/kegiatan
mengumumkannya kepada peserta. Saat
berlangsung, panitia akan memberikan presensi dalam bentuk
sebuah kode, QR Code, atau link kepada peserta yang hadir.
Peserta rapat/kegiatan dapat menggunakan presensi tersebut
untuk melakukan pencatatan kehadiran melalui sistem yang
telah dibangun. Data presensi rapat/kegiatan akan tersimpan
secara otomatis di dalam sistem, memudahkan panitia dalam
mengelola dan memantau kehadiran peserta pada setiap
rapat/kegiatan. Semua data presensi dapat diakses dan dikelola
5 / 8
dengan mudah melalui sistem, memberikan kemudahan dan
efisiensi dalam pencatatan kehadiran rapat/kegiatan.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
keuangan juga berbeda dengan sistem berjalan. Dalam sistem
usulan, laporan pengeluaran atau pemasukan yang diterima dari
anggota akan dicatat langsung ke dalam sistem oleh bendahara.
Pencatatan laporan keuangan tersimpan dalam satu database
sehingga dapat mempermudah pencarian dan pengelolaan
laporan keuangan.
Gambar 10. Flowchart pencatatan presensi rapat/kegiatan sistem usulan
3) Plotting Jadwal Jaga Klinik
Gambar 12. Flowchart pencatatan kas sistem usulan
Pada proses pembayaran iuran, perbedaannya terletak pada
peran orang yang menginput laporan pembayaran iuran. Dalam
sistem usulan ini, anggota memiliki tanggung jawab untuk
menginput laporan pembayaran iuran mereka sendiri. Namun,
laporan tersebut masih harus melewati proses verifikasi oleh
Bendahara atau Sekben Unit/Divisi masing-masing sebelum
dianggap sah. Dengan peran anggota dalam menginput laporan
pembayaran iuran, sistem ini dapat mengurangi beban kerja
Bendahara dan Sekben Unit/Divisi. Selain itu, sistem ini juga
mempermudah Bendahara dan Sekben Unit/Divisi untuk
melihat anggota yang belum melakukan pembayaran iuran.
Gambar 11. Flowchart plotting jadwal jaga klinik sistem usulan
Proses bisnis sistem usulan plotting jadwal jaga klinik
memiliki alur yang mirip dengan sistem yang telah berjalan
sebelumnya. Namun, terdapat perbedaan pada alat yang
digunakan. Dalam sistem usulan ini, Divisi LPHM memiliki
akses untuk melihat jumlah jaga klinik yang telah dilakukan
oleh anggota saat menyusun jadwal jaga klinik. Dengan adanya
informasi ini, Divisi LPHM dapat mempertimbangkan jumlah
jaga klinik yang telah dilakukan oleh masing-masing anggota
dan membuat pembagian jadwal jaga klinik yang lebih merata.
Selain itu, Divisi LPHM dapat lebih mudah melihat siapa saja
yang belum mengirimkan jadwal perkuliahan.
4) Pencatatan Kas
Dalam proses bisnis sistem usulan pencatatan kas, terdapat
perbedaan dibandingkan dengan sistem yang telah berjalan
sebelumnya. Perbedaannya terletak pada akses anggota untuk
melihat laporan keuangan dan media yang digunakan untuk
mencatat laporan tersebut.
Dalam sistem usulan ini, anggota memiliki akses untuk
melihat laporan keuangan yang terkait dengan pengeluaran dan
pemasukan. Media yang digunakan untuk mencatat laporan
Gambar 13. Flowchart pembayaran iuran kas sistem usulan
5) Peminjaman Inventaris
Gambar 14. Flowchart peminjaman inventaris sistem usulan
6 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Dalam proses bisnis sistem usulan peminjaman inventaris,
terdapat perbedaan dibandingkan dengan sistem yang telah
berjalan sebelumnya. Perbedaannya terletak pada akses yang
diberikan kepada calon peminjam terkait ketersediaan barang
inventaris. Dalam sistem usulan ini, calon peminjam memiliki
akses untuk mengecek ketersediaan barang inventaris yang
mereka ingin pinjam. Mereka tidak perlu lagi menanyakan
kepada anggota divisi LPHM mengenai ketersediaan barang
inventaris. Melalui sistem usulan ini, calon peminjam dapat
dengan mudah mengakses informasi mengenai ketersediaan
barang inventaris.
jadwal jaga dan mengelola inventaris. Divisi Humas memiliki
akses untuk mengelola pengumuman oprec. Pengunjung Web
memiliki akses untuk melihat daftar inventaris, melihat artikel
dan melihat pengumuman oprec.
F. Rancangan Database
Proses perancangan database dimulai dari peracangan
konseptual, kemudian peracangan logis, dan yang terakhir
perancangan
rancangan database
fisik. Penggambaran
menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD).
E. Diagram Use Case
Gambar 15. Use case diagram
terbatas pada
Pada use case diagram sistem usulan, terdapat sepuluh
aktor yang memiliki hak akses masing-masing. Anggota
memiliki akses untuk melihat data anggota, mengedit profil
akun, mengganti password akun, melihat proker, mengelola
rapat/kegiatan, mengelola presensi rapat, melihat laporan
keuangan, melakukan pembayaran iuran, mengirim jadwal
kosong kuliah, melihat jadwal jaga, mengelola pengumuman,
mengelola artikel, mengisi form plotting dan melihat daftar
inventaris. Anggota dapat mengelola rapat, presensi rapat,
pengumuman dan artikel hanya
rapat,
pengumuman dan artikel yang mereka buat. Semua hak akses
yang dimiliki anggota bisa diakses juga oleh Ketua, Sekretaris,
Bendahara, Koor Unit/Divisi, Sekben Unit/Divisi, Divisi
LPHM dan Divisi Humas. Ketua memiliki akses untuk
mengelola jabatan anggota dan melihat respond form plotting.
Sekretaris memiliki akses untuk mengelola data anggota.
Bendahara memiliki akses untuk mengelola laporan keuangan
dan memverifikasi pembayaran
iuran. Koor Unit/Divisi
memiliki akses untuk mengelola proker dan memilih Sekben
unit/divisinya. Koor LPHM memiliki hak akses yang sama
dengan Koor Unit/Divisi, namun ditambah dengan akses untuk
mengelola blok perkuliahan. Sekben Unit/Divisi memiliki
akses untuk memverifikasi pembayaran
iuran anggota
unit/divisinya. Divisi LPHM memiliki akses untuk mengelola
Gambar 16. Rancangan database fisik
G. Implementasi
Berikut ini beberapa contoh tampilan sistem yang telah
diimplementasikan
1) Halaman Daftar Anggota
Gambar 17. Tampilan Halaman Daftar Anggota
2) Halaman Dashboard Rapat/Kegiatan
Gambar 18. Tampilan Dashboard Rapat/Kegiatan
3) Halaman Laporan Keuangan
7 / 8
Gambar 19. Tampilan Halaman Laporan Keuangan
4) Halaman Kelola Inventaris
Gambar 20. Tampilan Halaman Kelola Inventaris
5) Halaman Dashboard Jadwal Jaga Klinik
Gambar 21. Tampilan Dashboard Jadwal Jaga Klinik
H. Evaluasi Sistem
Dalam penelitian ini, evaluasi sistem menggunakan Black
Box Testing dan kuesioner SUS. Black Box Testing dilakukan
oleh pengurus dan anggota KSR. Hasil dari Black Box Testing
menunjukkan bahwa setiap fungsi yang diuji telah berjalan
dengan baik sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Pengujian dengan menggunakan kuesioner SUS dilakukan
untuk mengevaluasi tingkat kelayakan suatu sistem. Dalam
pengujian ini, sebanyak 10 responden yang merupakan anggota
dari KSR dilibatkan untuk menilai sistem tersebut. Skor rata-
rata yang diperoleh pada situs web adalah 68 [10]. Ketika skor
melebihi 68, hal ini menunjukkan bahwa pengguna merasa
puas. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh skor rata-rata
SUS sebesar 73,25. Skor ini menunjukkan bahwa pengguna
sudah merasa puas dengan sistem yang dievaluasi.
VII.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian, berikut adalah beberapa hal
yang dapat disimpulkan:
1. Pengembangan Sistem Informasi UKM KSR PMI Unit
Polstat STIS telah berhasil dilakukan.
2. Sistem yang dibangun telah dapat mengelola data anggota,
proker, rapat, jadwal jaga klinik, laporan kas, inventaris
dan presensi rapat dan jaga klinik.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
3. Berdasarkan hasil pengujian dari Black Box Testing,
didapatkan bahwa secara keseluruhan fungsi-fungsi yang
terdapat di sistem sudah berjalan sesuai dengan harapan
4. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh skor rata-rata SUS
sebesar 73,25. Skor ini menunjukkan bahwa pengguna
sudah merasa puas dengan sistem yang dievaluasi.
Adapun saran yang dapat peneliti berikan untuk penelitian
selanjutnya adalah sebagai berikut.
1. Mengembangkan fitur notifikasi untuk mengingatkan
pengguna yang lupa mengisi presensi rapat atau jaga klinik.
2. Berdasarkan hasil dari System Usability Scale (SUS),
terdapat skor yang rendah pada pertanyaan nomor 9 dan 10,
yang menunjukkan bahwa responden mengalami hambatan
dalam menggunakan sistem dan membutuhkan waktu
untuk beradaptasi dengan sistem tersebut. Oleh karena itu,
diperlukan perbaikan pada desain antarmuka agar menjadi
lebih mudah dipahami dan responsif, sehingga pengguna
tidak merasa terhambat saat menggunakannya dan dapat
beradaptasi dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Politeknik Statistika STIS. Sejarah Singkat [Online]. Available :
stis.ac.id/hal/16/sejarah-singkat
[2] S. Widjaja and N. Nikolas, βPerancangan Sistem Informasi Unit Kegiatan
Mahasiswa Universitas Nasional Karangturi Berbasis Web,β vol. 2, no. 1,
pp. 31-37, Jan. 2022
[3] Senat
Mahasiswa,
PMKL
[Online].
Available:
https://sema.stis.ac.id/info/ukm/7
[4] Suhari Suhari, Akhmad Faqih, and Fadhil Muhammad Basysyar, βSistem
Informasi Kepegawaian Mengunakan Metode Agile Development di CV.
Angkasa Raya,β vol. 12, no. 1, pp. 30β45, Mar. 2022.
[5] R. Nurul Ichsan, βPengaruh Sistem Informasi Manajemen Terhadap
Kinerja Pegawai Bpjs Ketenagakerjaan Cabang Medan,β Jurnal Ilmiah
METADATA, vol. 2, no. 2, pp. 128β136, Aug. 2020.
[6] A. C. Hutauruk and A. F. Pakpahan, βPerancangan Sistem Informasi
Organisasi Kemahasiswaan Berbasis Web pada Universitas Advent
Indonesia Menggunakan Metode Agile Development (Studi Kasus:
Universitas Advent Indonesia),β CogITo Smart Journal, vol. 7, no. 2, pp.
315β328, Dec. 2021.
[7] J. P. A. Siregar, Pengembangan Sistem Informasi UKM Rohkris Politeknik
Statistika STIS. Jakarta: Politeknik Statistika STIS, 2021
[8] B. Pramitasari and N. Nurgiyatna, βSistem Informasi Unit Kegiatan
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarata Berbasis Web,β
Emitor: Jurnal Teknik Elektro, vol. 19, no. 2, pp. 59β65, Sep. 2019
[9] A. Dennis, Barbara Haley Wixom, and R. M. Roth, Systems analysis and
design. Hoboken, Nj: Wiley, 2015.
[10] T. Wahyuningrum, Buku Referensi Mengukur Usability Perangkat Lunak.
Deepublish, 2021.
8 / 8
|
14,070.909 | [
{
"end": 1452,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1353,
"text": "Neo4j dapat lebih cepat 1,19 hingga 30,26\\nkali dibandingkan sistem berjalan pada kondisi tertentu."
},
{
"end": 7691,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 7647,
"text": "Mengukur performa kinerja graph database"
},
{
"end": 34517,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 34459,
"text": "implementasi\\ngraph database dengan menggunakan Neo4j "
}
] | 2023-12-27T09:21:06.920202Z | 25 | 1 | 2023-12-27T09:21:06.920202Z | 6 | Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Kajian Implementasi Graph Database Pada Tabel
Dinamis Website BPS
Andi Muhammad Rosyidin Hidayat (221911210, 4SI1)
Dosen Pembimbing: Farid Ridho, S.S.T., M.T.
Ringkasanβ BPS adalah
lembaga pemerintah yang
menyediakan data statistik berkualitas untuk Indonesia. Salah
satu proses dalam penyediaan data statistik adalah proses
diseminasi data statistik yang dilakukan BPS kepada publik.
Proses diseminasi data dilakukan melalui website BPS, salah
satunya melalui fitur tabel dinamis. Fitur ini membutuhkan
kinerja database yang tinggi untuk menangani volume data besar.
Kebutuhan akan kinerja yang tinggi pada database dijawab
dengan penggunaan jenis database NoSQL (Not Only SQL). Graph
database dipilih sebagai teknologi penyimpanan data non-
relasional atau NoSQL yang dikaji untuk diimplementasikan
sebagai teknologi penyimpanan data tabel dinamis website BPS.
Kajian dilakukan dengan mengimplementasikan graph database
lalu mengukur performanya terhadap sistem berjalan dengan
membandingkan lama waktu eksekusi suatu query. Implementasi
graph database pada tabel dinamis berhasil dilakukan dengan
menggunakan Neo4j sebagai graph DBMS. Hasil pengukuran
performa menunjukkan Neo4j dapat lebih cepat 1,19 hingga 30,26
kali dibandingkan sistem berjalan pada kondisi tertentu. Hal ini
menunjukkan bahwa graph database memiliki performa yang
lebih baik.
Kata Kunciβ Graph database, Neo4j, Tabel dinamis BPS.
I. LATAR BELAKANG
pemerintah
(BPS) merupakan
Badan Pusat Statistik
lembaga
pemerintahan nonkementerian yang bertanggung
jawab
langsung kepada presiden dan bertugas untuk menyediakan
data statistik berkualitas untuk kemajuan Indonesia. Data
statistik yang dihasilkan oleh BPS akan menjadi dasar
pertimbangan
dalam merancang maupun
menetapkan kebijakan dan pembangunan diberbagai sektor
pemerintahan. Selain pemerintah, data statistik juga digunakan
oleh masyarakat umum, peneliti, dan swasta. Untuk
menghasilkan data statistik BPS memiliki berbagai kegiatan
atau proses di dalamnya diantaranya adalah pengumpulan data,
pengolahan data, tabulasi data, analisis data, pembuatan
publikasi, dan diseminasi data [1]. Salah satu kegiatan yang
akan menjadi perhatian pengguna data BPS adalah proses
diseminasi data statistik. Diseminasi statistik adalah perilisan
atau penyebarluasan data statistik secara resmi kepada publik
[2]. Diseminasi merupakan tahapan dari proses statistik yang
mana data yang telah dikumpulkan dan dikompilasi oleh
lembaga statistik resmi negara disajikan secara resmi kepada
publik [3]. Sederhananya diseminasi merupakan kegiatan
dimana data statistik BPS akan dirilis dan disebarkan kepada
publik atau para pengguna data. Penyebaran informasi kepada
publik tentunya memerlukan media perantara, baik berupa
cetak maupun elektronik. Salah satu media diseminasi statistik
yang digunakan oleh BPS adalah media elektronik melalui
aplikasi web resmi BPS pada www.bps.go.id.
Aplikasi web atau website menjadi sangat populer digunakan
untuk menyebarkan informasi saat ini. Hal ini dapat dilihat dari
terdapatnya website dari setiap instansi pemerintahan dan
Lembaga swasta. Website merupakan ruang digital yang terdiri
dari berbagai perangkat komunikasi yang saling terhubung
melalui internet dan memuat sejumlah data dalam format
digital [1]. Data merupakan salah satu komponen dari aplikasi
web. Data pada aplikasi web tentunya perlu disimpan dan
diorganisir dengan baik. Data tersebut akan disimpan pada
database yang nantinya akan diproses oleh suatu halaman
website. Basis data atau database sendiri adalah suatu tempat
dimana data disimpan agar dapat mempermudah dan
mempercepat pemanggilan atau pemanfaatan kembali data [4].
Sehingga pemrosesan data yang mudah dan cepat tentunya
menjadi tujuan digunakannya database pada suatu website.
Pada umumnya aplikasi web saat ini menggunakan database
relasional dalam mengelola datanya tak terkecuali website BPS
yang menggunakan PostgreSQL. Relasional database
menyimpan data secara terstruktur pada tabel-tabel yang saling
memiliki relasi atau hubungan. Contoh kasus yang didapatkan
dari hasil diskusi dengan pengelola website BPS bahwa kinerja
database relasional yang digunakan akan melambat jika data
diambil dengan volume yang besar semisal untuk mengambil
suatu series data tahunan sekaligus. Kinerja database menjadi
penting di beberapa bagian website BPS seperti halnya pada
fitur tabel dinamis.
Tabel dinamis merupakan salah satu fitur pada website BPS
yang berfungsi untuk menampilkan nilai dari suatu indikator
atau data statistik yang dicari oleh pengunjung website. Tabel
dinamis akan mencari data pada database lalu akan ditampilkan
pada website sesuai dengan keinginan pengunjung. Tabel
dinamis menyediakan beragam indikator maupun data statistik
mulai dari sosial, ekonomi, maupun pertanian, baik
berdasarkan tahun, triwulan, bulan, dan provinsi. Pencarian
data atau indikator yang beragam tentunya membutuhkan
performa kinerja yang lebih pada database karena menangani
volume data yang makin besar. Selain itu nilai dari data
maupun indikator yang ditampilkan pada tabel dinamis
merupakan join atau penggabungan dari banyak tabel pada
database. Penggabungan atau join dari banyak tabel pada
database jenis relasional akan menghasilkan query yang
panjang dan rumit. Query rumit didefinisikan sebagai query
yang mengumpulkan data dari beberapa tabel [5]. Query yang
rumit dan panjang serta volume data akan berimbas pada lama
waktu eksekusi perintah pada database.
1 / 8
Penerapan
penyimpanan
Kebutuhan akan kinerja yang tinggi pada database coba
dijawab dengan penggunaan jenis database NoSQL (Not Only
SQL). NoSQL merupakan jenis lain dari sistem penyimpanan
data yang tidak menggunakan model relasional [6]. NoSQL
digunakan dengan harapan memiliki performa yang lebih baik
dari
teknologi
relasional.
penyimpanan NoSQL terkhusus di BPS masih terbilang minim
dan masih terus dikaji untuk menemukan teknologi yang paling
cocok. Teknologi Penyimpanan data non-relational atau
database NoSQL yang ingin coba dikaji pada penelitian ini
untuk diimplementasikan sebagai teknologi penyimpanan data
tabel dinamis website BPS adalah graph database.
dikarenakan
mampu
dipilih
menggambarkan hubungan dari suatu data dan menangani
informasi yang terhubung dengan efektif. Database relasional
tidak dibuat untuk menangani informasi yang terhubung, selain
itu akan membutuhkan query yang panjang untuk
menghubungkan data seperti halnya melakukan join pada
banyak tabel. Query yang panjang ini akan menimbulkan beban
dalam hal komputasi dan memori karena ukuran maupun
kompleksitas akan meningkat secara eksponensial [7]. Run-
time yang lama dan memungkinkan terjadi hang.
database
Graph
II. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah
diuraikan, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menerapkan graph database
sebagai
teknologi
penyimpanan data pada tabel dinamis website BPS.
2. Merancang query pengujian pada graph database dan
relasional database.
3. Mengukur performa kinerja graph database sebagai
teknologi penyimpanan data pada tabel dinamis website
BPS.
III. PENELITIAN TERKAIT
Relasional database atau SQL database dan graph database
khususnya Neo4j telah dibandingkan oleh beberapa penelitian
terdahulu. Penelitian pertama [8] yang membandingkan Neo4j
dan relasional database dilakukan pada tahun 2010. Penelitian
ini membandingkan MySQL Community Server versi 5.1.42
dan Neo4j versi 1.0-b11. Penelitian yang serupa [9] pada tahun
2019 dengan membandingkan Oracle 11g yang telah disetel
dan Neo4j 3.03 Community Edition. Penelitian ini mengukur
performa database menggunakan sepuluh jenis query yang
berbeda. Penelitian yang sama [10] dengan membandingkan
lama waktu eksekusi query antara Neo4j Community Edition
versi 1.6 dan MySQL versi 5.1.41. Penelitian ini dilakukan
pada tahun 2012 dan menunjukkan hasil bahwa lama waktu
eksekusi query Neo4j 2-5 kali lebih cepat dibandingkan
MySQL untuk 100 objek sedangkan untuk 500 objek, 15-30
kali lebih cepat.
Neo4j sendiri sebagai graph database telah dilakukan
perbandingan dengan graph database lainnya diberbagai
penelitian. Pada penelitian lain [11] melakukan analisis
komparatif pada graph database populer digunakan yang
mencakup Allegro Graph, ArangoDB, OrientDB, Infinite
Graph Neo4j, Titan, FlockDB, Bitsy, StarDog, dan MongoDB.
Meskipun fungsionalitas tidak jauh berbeda namun performa
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
yang terbaik yang dihasilkan pada penelitian ini ada pada Neo4j
dan ArangoDB. Namun Neo4j lebih baik dari sisi penerimaan
dikarenakan memiliki bahasa query yang lebih powerfull yaitu
cypher, lebih sederhana, dan skema yang fleksibel.
Penelitian terkait digambarkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Peta literatur
IV. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah Design Science
Research Methodology (DSRM) [12] [17]. Metode ini terdiri
dari enam alur proses yakni sebagai berikut.
A. Identifikasi Masalah dan Motivasi
Identifikasi dilakukan dengan melakukan kunjungan
ke Direktorat Diseminasi Statistik Badan Pusat Statistik
(BPS) dan studi literatur melalui penelitian-penelitian
sebelumnya. Studi literatur difokuskan pada beberapa hal,
yakni penelitian yang mencakup graph database, Neo4j,
dan relasional database.
B. Menentukan Tujuan
Berdasarkan identifikasi masalah, maka ditentukan
tujuan dari penelitian. Tujuan diperoleh dari masalah yang
muncul pada sistem yang sedang berjalan dan diselesaikan
dengan solusi yang ditawarkan.
C. Perancangan dan Pengembangan
Pada
tahapan
ini dilakukan perancangan dan
pengembangan sistem yang akan dibuat. Graph database
dirancang berdasarkan database yang sedang berjalan [16].
Saat ini tabel dinamis website BPS menggunakan database
relasional PostgreSQL. Entity Relationship Diagram (ERD)
pada database relasional akan menjadi acuan di dalam
perancangan skema dari graph database. Hal ini dipilih
berdasarkan studi
terdahulu dan
menjadi metode yang umum digunakan saat penelitian ini
dilakukan. Selain itu, proses perancangan menjadi lebih
mudah dan cepat.
terhadap penelitian
Model graph database didasari oleh prinsip-prinsip
pada graph database disertai dokumentasi pada Neo4j.
Pada skema graph, data akan disimpan dengan tiga bentuk
utama yaitu node, relationship, dan property atau atribut.
Hal ini tentu saja berbeda dengan relasional database yang
menyimpan data ke dalam tabel yang saling berhubungan.
Node pada graph merepresentasikan entitas sedangkan
relationship merepresentasikan hubungan antar entitas.
yang
Setiap
dapat memiliki
merepresentasikan karakteristik dari entitas
tersebut.
Relationship antar node juga dapat memiliki property yang
menyatakan sifat dari hubungan tersebut. Selain itu,
relationship antar entitas dapat memiliki arah yang
menunjukkan arah hubungan βdariβ dan βkeβ dari dua buah
property
node
2 / 8
node. Arah hubungan memungkinkan representasi yang
lebih akurat dan lengkap dari hubungan.
Perancangan skema graph yang didasari ERD
database relasional mengikuti beberapa ketentuan dimana
data akan direpresentasikan sebagai node pada skema graph,
sedangkan tabel direpresentasikan sebagai label pada node.
Kolom pada tabel menjadi property pada node dan
hubungan antar tabel direpresentasikan sebagai relationship
antar node. Primary key teknis dihapus dan hanya primary
key yang berpengaruh pada bisnis proses yang
dipertahankan. Property yang menjadi bisnis primary key
diberikan constraint unik, sementara property yang sering
dicari diberikan indeks.
Selain perancangan terhadap skema graph, pada
tahapan ini juga dilakukan perancangan terhadap query
pengujian yang dimana graph database akan menggunakan
Cypher Query Language dan Structure Query Language
(SQL) untuk relasional database. Cypher Query Language
menjadi bahasa yang digunakan pada query pengujian
dikarenakan Neo4j menggunakan bahasa tersebut.
Dalam penelitian ini, akan dirancang query pengujian
untuk operasi dasar, yaitu operasi read, yang akan dilakukan
pada database. Operasi read dipilih karena merupakan
operasi dasar yang dilakukan oleh fitur tabel dinamis
website BPS. Operasi dasar lainnya, yaitu operasi write,
delete dan update tidak termasuk dalam cakupan penelitian
ini. Hal ini disebabkan karena operasi-operasi tersebut tidak
dapat dilakukan dan tidak melalui fitur tabel dinamis
website BPS. Selain itu, operasi-operasi tersebut memiliki
frekuensi yang rendah karena penambahan data jarang
dilakukan, ukurannya kecil, dan data yang
telah
dimasukkan ke dalam database sudah bersih dan final. Oleh
karena itu, penelitian ini difokuskan pada operasi read saja,
yang lebih relevan dengan penggunaan fitur tabel dinamis
pada website BPS.
Pada operasi read, akan dibuat empat jenis query
pengujian yang merepresentasikan query yang dilakukan
pada empat jenis tabel dinamis website BPS. Hal ini
bertujuan untuk menguji kinerja database dalam menangani
query-query
tersebut
tentunya memiliki tingkat kompleksitas yang berbeda.
Selain itu, masing-masing jenis query pengujian akan
menggunakan suatu indikator atau variabel dengan jumlah
record terbanyak di masing-masing jenis tabel dinamis
sebagai sampel yang akan digunakan pada penelitian ini.
tersebut. Keempat
jenis query
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
database tabel dinamis website BPS secara keseluruhan.
Database ini diperoleh dari Direktorat Diseminasi Statistik
BPS dalam bentuk file SQL. Database ini merupakan versi
Desember 2022 dan merupakan data asli dari tabel dinamis
website BPS, bukan data dummy atau buatan. Database ini
mencakup seluruh subjek dan indikator yang dimuat pada
tabel dinamis website BPS
seperti Sosial dan
Kependudukan, Ekonomi dan Perdagangan, Pertanian dan
Pertambangan.
D. Implementasi
Pada tahapan ini, dilakukan implementasi relasional
telah dirancang
database dan graph database yang
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Database
sebelumnya ke dalam lingkungan atau sistem yang sama,
yaitu pada suatu komputer pengujian yang digunakan dalam
penelitian ini. Relasional database yang diimplementasikan
adalah database
tabel dinamis website BPS secara
keseluruhan, yang menyimpan seluruh data indikator tabel
dinamis. Database ini merupakan versi Desember 2022,
yang digunakan sebagai data dalam penelitian ini.
tabel dinamis website BPS
akan
diimplementasikan pada komputer pengujian menggunakan
DBMS PostgreSQL. Pemilihan DBMS PostgreSQL
dilakukan untuk menyesuaikan dengan DBMS yang
tabel dinamis BPS saat penelitian
digunakan pada
dilakukan. Implementasi database ini akan dilakukan
dengan menggunakan metode import SQL file melalui
pgAdmin untuk tabel berukuran kecil, sedangkan untuk
implementasi akan dilakukan
tabel berukuran besar,
melalui SQL Shell.
Graph database akan diimplementasikan juga pada
komputer pengujian menggunakan graph DBMS Neo4j,
dan akan menyimpan data yang sama seperti PostgreSQL,
yaitu database tabel dinamis website BPS. Neo4j dipilih
sebagai graph DBMS dalam penelitian ini karena terbaik
dari sisi performa dan penerimaan dibandingkan dengan
graph DBMS lainnya [11]. Skema graph database yang
akan
telah
diimplementasikan pada Neo4j menggunakan Cypher
Query dengan metode load csv file. Metode ini dipilih
karena mudah dipelajari dan diklaim sebagai metode
tercepat untuk menambahkan data pada Neo4j. Csv file
pada metode ini diperoleh dari database relasional yang
telah diimplementasikan sebelumnya
tabel
dilakukan ekspor ke bentuk file csv.
sebelumnya
dibuat
tahap
pada
tiap
lalu
Pada komputer pengujian akan diinstal juga alat
bernama Apache Jmeter. Alat ini akan digunakan untuk
melakukan pengujian performa terhadap PostgreSQL dan
Neo4j.
E. Evaluasi
Pada tahapan evaluasi dilakukan evaluasi terhadap
fungsionalitas graph database yang telah dihasilkan, query
pengujian yang telah dirancang dan performa graph
database.
1. Evaluasi terhadap fungsionalitas graph database akan
dilakukan sekaligus dengan menggunakan query
pengujian yang telah dirancang. Query dijalankan pada
Neo4j terhadap suatu indikator pada tabel dinamis dan
mencocokkan hasilnya dengan tabel dinamis website
BPS
query
dengan melihat
mengembalikan informasi yang sama.
keberhasilan
2. Evaluasi
terhadap performa dilakukan dengan
menjalankan keempat query pengujian di kedua
database, dan lama waktu eksekusinya akan dicatat.
Query akan dijalankan dalam dua kondisi, yaitu saat
terdapat satu pengguna (single user) dan saat terdapat
30 pengguna yang melakukan permintaan secara
bersamaan (concurrent users). Waktu eksekusi, jumlah
pengguna, dan kompleksitas query menjadi variabel
yang diperhatikan dalam mengevaluasi performa kedua
database pada penelitian ini.
3 / 8
Evaluasi performa kedua database
akan
dilakukan menggunakan Apache JMeter. Hasil yang
dicatat oleh Jmeter untuk kedua database akan
dianalisis secara deskriptif dan diuji menggunakan uji
statistik Mann Whitney. Uji ini akan menguji ada atau
tidaknya perbedaan dari dua sampel yang independen
dan digunakan ketika data tidak berdistribusi normal.
Nilai Ξ± yang digunakan adalah 5% (0,05). Hipotesis
satu arah uji statistik Mann Whitney yang dipakai
dalam penelitian ini sebagai berikut:
β’ H0: Lama waktu eksekusi query Neo4j lebih
lambat atau sama dengan PostgreSQL
β’ H1: Lama waktu eksekusi query Neo4j lebih
cepat dibanding PostgreSQL
Hipotesis
tersebut
nilai
menggunakan
menggunakan perangkat lunak RStudio.
p-value
akan
yang
diuji
dengan
diperoleh
F. Komunikasi
Komunikasi dilakukan dengan menuangkan hasil penelitian
ke dalam bentuk tulisan berupa buku skripsi.
V. KERANGKA PIKIR
Kerangka pikir pada penelitian ini menunjukkan alur
penelitian secara umum seperti yang tergambar pada Gambar 2.
Kerangka pikir penelitian ini dimulai dari identifikasi masalah,
lalu penentuan metode yang digunakan, tujuan penelitian,
hingga pengukuran hasil.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
kelompoknya, satuan, dan variabel vertikal pada tabel
dan kelompoknya.
Tabel dinamis sendiri merupakan salah satu fitur yang
tersedia di website Badan Pusat Statistik (BPS). Fitur
ini akan menampilkan variabel atau indikator yang
diminta oleh pengguna. Pengguna dapat memilih
variabel atau indikator yang tersedia untuk ditampilkan
ke dalam bentuk tabel. Komponen-komponen dari
tabel dinamis secara lengkap terdiri dari kelompok
vertical variabel, daftar vertical variabel, variabel,
turunan variabel (karakteristik), tahun, turunan tahun,
dan angka indikator. Komponen-komponen tersebut
yang akan menyusun tabel dinamis seperti yang terlihat
pada Gambar 3. Tabel dinamis dapat dibagi menjadi
empat jenis jika dilihat dari ada tidaknya karakteristik
dan turunan tahun dari suatu variabel.
Database relasional terdiri dari tabel-tabel yang saling
terhubung. Skema database relasional tabel dinamis
website BPS ditunjukkan pada Gambar 4 dengan Entity
tersebut
Relationship Diagram
mengilustrasikan hubungan antar tabel dengan panah
yang menghubungkannya. Tabel _variabel merupakan
tabel yang memiliki relasi/hubungan terbanyak yaitu
tujuh hubungan dengan tabel lainnya.
(ERD). Gambar
Gambar 2. Kerangka pikir penelitian
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perancangan dan Pengembangan
1. Database Tabel Dinamis Website BPS
Tabel
dinamis website BPS menggunakan
PostgreSQL sebagai database untuk menyimpan dan
mengelola data indikator yang dipublikasikan di
www.bps.go.id. Database ini terdiri dari 15 tabel yang
menyimpan informasi tentang angka indikator, tahun
dan turunannya, variabel dan turunannya, kelompok
tahun dan variabel, subjek dan
dari
turunan
Gambar 4. ERD tabel dinamis
2. Rancangan Graph Database Pada Tabel Dinamis
Website BPS
tabel
Berdasarkan struktur
relasional database
dinamis dihasilkan skema graph database
tabel
dinamis website BPS seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 5. Skema graph database tabel dinamis
website BPS tersebut terdiri dari 14 jenis label node
yang digunakan untuk mengklasifikasikan node
berdasarkan karakteristik tertentu.
Gambar 3. Komponen tabel dinamis
4 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Sedangkan
relationship antara node.
foreign key
telah diwakili sebagai
Gambar 6. Ilustrasi foreign key menjadi relationship
3. Query Pengujian
Query pengujian terdiri dari empat jenis query yang
diimplementasikan pada dua bahasa yaitu Structure
Query Language (SQL) dan Cypher Query Language.
Cypher merupakan bahasa yang dirancang khusus
untuk mengelola dan mengakses data pada Neo4j.
Selain penggunaan dan sintaks yang tentu saja berbeda
antara SQL dan Cypher terdapat juga perbedaan pada
cara kerja kedua query tersebut. Cypher bekerja dengan
fokus menganalisis hubungan dan keterkaitan antar
entitas dalam graph. Sedangkan SQL bekerja dengan
fokus melakukan operasi dan manipulasi data dalam
tabel tanpa memperhatikan struktur hubungan antar
entitas.
Query pengujian difokuskan pada operasi read dan
dirancang untuk menguji empat jenis tabel dinamis
website BPS ke database. Query akan meminta
informasi terkait variabel atau indikator yang ada di
tabel dinamis dengan menggunakan variabel dengan
record terbanyak di tiap jenis tabel dinamis. Jenis tabel
dinamis suatu indikator ditentukan oleh keberadaan
turunan tahun dan turunan variabel. Deskripsi jenis
tabel dinamis dan query pengujiannya dijelaskan lebih
lanjut.
a. Tabel dinamis jenis pertama
Jenis pertama tabel dinamis tidak memiliki
turunan tahun dan turunan variabel, dan query
pengujian pertama dirancang untuk jenis tabel ini.
Query
Indeks
Pembangunan Gender (IPG) sebagai sampel
pengujian dengan jumlah record sebanyak 10359,
dan dapat dilihat pada Gambar 7.
menggunakan
tersebut
b. Tabel dinamis jenis kedua
Jenis kedua tabel dinamis memiliki turunan
tahun namun tidak memiliki turunan variabel, dan
query pengujian kedua dirancang untuk jenis
tabel ini. Indikator yang digunakan dalam query
ini adalah Inflasi (Umum) dengan jumlah record
sebanyak 23587. Query tersebut dapat dilihat
pada Gambar 8.
5 / 8
Gambar 5. Skema graph database tabel dinamis
relasional adalah bahwa
Setiap node dalam skema ini hanya akan memiliki satu
jenis label. Perbedaan mendasar antara label dan tabel
dalam database
tabel
menyimpan data yang sejenis, sedangkan label pada
node hanya memberikan penanda pada node yang
sejenis tanpa menyimpan node itu sendiri. Label
"Datum" akan memiliki jumlah node yang paling
banyak dikarenakan akan menyimpan angka-angka
indikator dalam database.
Selain label, terdapat juga 15 jenis relationship pada
skema graph database tabel dinamis website BPS.
Relationship digunakan untuk menghubungkan dua
buah node dan menjelaskan keterkaitan antara
keduanya. Relationship ini ditentukan oleh arah dan
jenis relationship yang menggambarkan hubungan
antara dua node.
Arah
relationship menunjukkan ketergantungan
antara dua node, yaitu "dari" dan "ke". Misalnya, jika
terdapat relationship dari node A ke node B, maka A
bergantung pada B atau memiliki keterkaitan dengan B.
Jenis relationship menunjukkan sifat koneksi antara
node. Misalnya, pada skema graph, node Variabel
memiliki relationship dengan node SubyekCsa dengan
jenis relationship "SUBJEK" dan arah dari Variabel ke
SubyekCsa. Hal ini mengartikan bahwa node Variabel
memiliki Subjek berupa node SubyekCsa.
Setiap node dapat memiliki beberapa relationship
dengan node lainnya. Dalam skema ini, label Variabel
memiliki tujuh relationship dengan label node berbeda.
Ini menunjukkan kompleksitas keterkaitan dan
hubungan antara Variabel dengan node lainnya dalam
skema graph database tabel dinamis website BPS.
Relationship juga telah mewakili foreign key pada
tabel relasional sehingga pada graph database tidak
ada lagi attribut yang merepresentasikan foreign key
pada node seperti ilustrasi pada Gambar 6.
Setiap node dengan label yang sama akan memiliki
properti yang sesuai dengan kolom-kolom yang ada
pada tabel database relasional, kecuali untuk primary
key dan foreign key. Hal
ini dilakukan untuk
memastikan tidak ada data yang tertinggal dalam
konversi ke skema graph. Primary key pada tabel
relasional akan direpresentasikan sebagai sebuah
jenis label.
properti yang unik di dalam suatu
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
berbeda dan semakin kompleks querynya, semakin
banyak jumlah recordnya.
Gambar 7. Query pertama
Gambar 9. Query ketiga
Gambar 8. Query kedua
c. Tabel dinamis jenis ketiga
Jenis ketiga tabel dinamis memiliki turunan
variabel namun tidak memiliki turunan tahun, dan
query pengujian ketiga dirancang untuk jenis
tabel ini. Indikator yang digunakan dalam query
ini adalah Rata-rata Konsumsi Per Kapita
Seminggu Menurut Kelompok
Ikan Per
Kabupaten/Kota, dengan jumlah record 68401.
Query tersebut dapat dilihat pada Gambar 9.
d. Tabel dinamis jenis keempat
indikator
jenis
Inflasi
Pada tabel dinamis jenis keempat, terdapat
turunan tahun dan variabel. Query pengujian
ini dengan
keempat dirancang untuk
menggunakan
(2012=100)
Menurut Kelompok 01 Bahan Makanan sebagai
sampel pengujian dengan jumlah record 71712.
Query keempat dapat dilihat pada Gambar 10.
Keempat query memiliki kompleksitas yang berbeda.
Query pertama melakukan join pada empat tabel,
sementara query kedua dan ketiga melakukan join pada
tabel. Query keempat adalah yang paling
lima
kompleks karena melakukan join pada enam tabel.
Selain itu, jumlah record pada setiap query juga
Gambar 10. Query keempat
B. Implementasi
Database
tabel dinamis website BPS
akan
diimplementasikan di komputer yang sama dengan
spesifikasi sebagai berikut: Windows 11 Enterprise 64-bit,
Intel(R) Core(TM) i7-10700 CPU @ 2.90GHz (16 CPUs),
16GB RAM, dan NVIDIA GeForce GTX 1650. Ini
dilakukan agar pengujian dapat dilakukan secara setara
antara graph database dan relasional database. Lingkungan
pengujian ditunjukkan pada Gambar 11.
PostgreSQL dan Neo4j akan diinstal pada komputer
pengujian sebagai DBMS relasional dan DBMS grafik.
PostgreSQL yang digunakan adalah versi 8.4 yang
dilengkapi dengan pgAdmin III dan SQL Shell, sementara
Neo4j yang digunakan adalah Neo4j Desktop versi 1.5.7
dengan graph DBMS edisi enterprise versi 5.3.0.
PostgreSQL versi 8.4 dipilih untuk menyamakan kondisi
dengan sistem yang saat ini digunakan di BPS. Sementara
itu, Neo4j Desktop versi 1.57 merupakan versi terbaru saat
penelitian ini dilakukan. Penggunaan Neo4j Desktop pada
6 / 8
komputer lokal memungkinkan penggunaan edisi enterprise
Neo4j. Salah satu keuntungan dari edisi enterprise Neo4j
adalah tidak adanya batasan pada jumlah node yang dapat
disimpan.
Database
Gambar 11. Lingkungan pengujian
tabel dinamis BPS yang didapatkan
berbentuk SQL File. Implementasi database tersebut
dilakukan pada komputer pengujian menggunakan
pgAdmin III untuk beberapa tabel dengan ukuran kecil.
Sedangkan untuk tabel dengan ukuran besar seperti tabel
_data, implementasi dilakukan melalui import SQL file
pada SQL shell. Struktur, indeks dan constraint pada
database komputer pengujian tidak ada yang dibedakan
dengan sumber aslinya.
Skema graph database tabel dinamis website BPS
diimplementasikan
secara keseluruhan pada Neo4j
menggunakan Cypher Query dengan metode load csv file.
File csv diperoleh dari data pada tabel PostgreSQL yang di
ekspor menjadi file csv. Data dalam file csv akan diolah ke
dalam bentuk graph berupa node, relationship, dan
property pada Neo4j melalui query cypher.
Implementasi Neo4j menghasilkan struktur atau
skema grafik yang terdiri dari 3.365.778 node yang
dikelompokkan ke dalam 14 label node dan 16.810.408
relasi yang terdiri dari 15 jenis relasi. Skema grafik yang
terbentuk ini sesuai dengan desain skema grafik yang telah
direncanakan sebelumnya.
Indeks dan constraint pada Neo4j diberikan untuk
meningkatkan performa database dalam melakukan query
data. Constraint dan indeks tidak dapat dipisahkan pada
Neo4j karena ketika constraint diberikan pada property,
nilai
terindeks. Jenis
constraint yang digunakan pada Neo4j adalah uniqueness,
yang memastikan nilai property unik untuk semua node
dengan label yang sama.
tersebut akan secara otomatis
Selain PostgreSQL dan Neo4j terdapat perangkat
lunak lain yang diinstal pada komputer pengujian adalah
Apache JMeter versi 5.5. Apache Jmeter merupakan alat
yang digunakan untuk melakukan pengujian kinerja kepada
kedua database. Aplikasi ini bersifat open-source dan
memungkinkan pengguna untuk mensimulasikan beban
pengguna, mengukur waktu respon, dan menganalisis
performa suatu database.
C. Evaluasi
1. Fungsionalitas Graph Database
Evaluasi fungsionalitas graph database tabel dinamis
dilakukan dengan menjalankan query pengujian ke
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
indikator
database terhadap indikator dan membandingkan
hasilnya dengan tabel dinamis website BPS. Evaluasi
Jumlah dan Persentase
menggunakan
Penduduk Bekerja dan Pengangguran Tahun 2019-
2020 yang terdiri dari 16 angka indikator dalam tabel
dinamis. Tabel dapat dilihat pada Gambar 2. Query
pada Neo4j mengembalikan 16 record dengan angka
indikator yang sama seperti di tabel dinamis.
Berdasarkan
dengan
simulasi
menggunakan variabel sampel dan memeriksa jumlah
record dan data yang tersimpan, dapat disimpulkan
bahwa graph database yang dibangun berfungsi
dengan baik dan sesuai dengan harapan. Selain itu,
karena evaluasi menggunakan query pengujian, maka
dapat dianggap bahwa query tersebut valid dalam
melakukan query ke database.
pengujian
2. Performa Graph Database
Untuk mengevaluasi performa graph database,
dilakukan pengujian dengan mengukur waktu eksekusi
query pengujian yang telah dirancang sebelumnya.
Hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan
performa
relasional database BPS yang sudah
digunakan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
30 sampel untuk setiap simulasi pengujian operasi read.
Dalam konteks ini, satu sampel mengacu pada waktu
eksekusi query dari satu user. Sampel dan waktu
eksekusi akan diambil menggunakan Apache Jmeter.
Rancangan pengujian performa database dapat dilihat
pada Gambar 12.
yang
kedua
gambar
performa
Gambar 12. Rancangan pengujian performa
Setelah dilakukan pengukuran lama waktu eksekusi
pada satu user dan dihitung rata-ratanya, hasilnya
terlihat pada Gambar 13. Sedangkan untuk 30 user,
hasil pengukuran dapat dilihat pada Gambar 14.
tersebut, Neo4j
Berdasarkan
menunjukkan
unggul
dibandingkan dengan PostgreSQL dalam semua jenis
query tabel dinamis, dengan waktu eksekusi yang lebih
cepat sekitar 1.19 hingga 7.87 kali pada satu user dan
1.70 hingga 30.26 kali pada 30 concurrent user.
Perbedaan performa semakin terlihat ketika jumlah
data semakin besar, jumlah user semakin banyak, dan
kompleksitas query semakin tinggi. Hasil uji statistik
menggunakan uji Mann Whitney pada
tingkat
signifikansi 5% juga mendukung temuan ini, seperti
yang ditunjukkan dalam Tabel 1.
lebih
7 / 8
Gambar 13. Lama waktu eksekusi query read pada satu user
Gambar 14. Lama waktu eksekusi query read pada 30 user
Hasil pengujian pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
terdapat cukup bukti untuk menolak H0 (p-value < 0,05)
untuk semua jenis query dan jumlah user. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan dengan tingkat signifikansi 5%
bahwa waktu eksekusi query Neo4j lebih cepat dari
PostgreSQL untuk semua jenis query dan jumlah user.
TABEL I
HASIL UJI MANN WHITNEY
1 User
30 User
P-value
Keputusan
P-value
Keputusan
1,038 x 10-8
2,045 x 10-10
Tolak H0
Tolak H0
1,627 x 10-4
1,34 x 10-11
Tolak H0
Tolak H0
1,313 x 10-11
Tolak H0
1,141 x 10-11
Tolak H0
2,695 x 10-10
Tolak H0
1,331 x 10-11
Tolak H0
Jenis query
tabel
dinamis
Query 1
Query 2
Query 3
Query 4
VII.
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, implementasi
graph database dengan menggunakan Neo4j sebagai graph
DBMS pada tabel dinamis website BPS menghasilkan skema
graph dengan total 3.365.778 node yang terbagi menjadi 14
label node dan 16.810.408 relationship yang terbagi menjadi 15
jenis relationship. Empat jenis query pengujian berhasil dibuat
dengan kompleksitas, jumlah data, dan jumlah user berbeda
menggunakan Structure Query Language (SQL) dan Cypher
Query Language. Hasil pengukuran performa menggunakan
empat jenis query pengujian tersebut menunjukkan bahwa
Neo4j lebih cepat sekitar 1,19 hingga 7,87 kali pada satu user
dan 1,70 hingga 30,26 kali pada 30 concurrent user
dibandingkan dengan PostgreSQL. Sehingga penggunaan
graph database sebagai teknologi penyimpanan data non-
relasional pada tabel dinamis website BPS dapat meningkatkan
performa kinerja database secara signifikan, terutama dalam
menangani volume data yang lebih besar.
Saran yang dapat diajukan untuk penelitian selanjutnya atau
pengembangan topik ini, yaitu mencoba skema graph lain yang
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
mungkin saja dapat menghasilkan performa yang lebih baik,
mengevaluasi performa graph database dengan variabel lain
yang belum tercakup dalam penelitian ini seperti halnya
memori, membuat web Application Programming Interface
(API) graph database tabel dinamis website BPS, dan membuat
Extract, Transform, Load (ETL) graph database tabel dinamis
cy BPS.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Takdir dan F. Ridho. Politeknik Statistika STIS, Studi Penerapan Linked
Open Data Untuk Diseminasi Data Official Statistics. Jakarta: Pusat
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Statistika STIS, 2018.
[2] S. Hafifah dan W. Marsisno, βPermasalahan dan Potensi dalam Diseminasi
Official Statistics pada Badan Pusat Statistik,β dalam Seminar Nasional
Official Statistics 2022. Jakarta Timur, Indonesia: Politeknik Statistika
STIS, Nov 2022, pp. 323β332.
[3] T. Ambarsari, T. Rachmaningsih, dan H. Suryono, βMengembangkan
Diseminasi Official Statistics: Peluang dan Tantangan dalam Inovasi
Layanan Statistik,β dalam Seminar Nasional Official Statistics 2021.
Jakarta Timur, Indonesia: Politeknik Statistika STIS, Nov 2021, pp. 1β10.
[4] A. Lubis. Basis Data Dasar. Yogyakarta: Deepublish, 2016.
[5] P. Kotiranta, M. Junkkari, dan J. Nummenmaa, βPerformance of Graph and
Relational Databases in Complex Queries,β Applied Sciences, vol. 12, no.
13, p. 6490, Jun 2022.
[6] C. A. GyΕrΓΆdi, D. V. DumΕe-Burescu, D. R. Zmaranda, R. Ε. GyΕrΓΆdi, G.
A. Gabor, dan G. D. Pecherle, βPerformance Analysis of NoSQL and
Relational Databases with CouchDB and MySQL for Applicationβs Data
Storage,β Applied Sciences, vol. 10, no. 23, p. 8524, Nov. 2020.
[7] N. Mathur. Rethink Your Master Data.
[Online]. Available:
https://go.neo4j.com/rs/710-RRC-335/images/Neo4j-Master-Data-
Management-white-paper-EN-
US.pdf?_ga=2.258500554.1741911979.1594734768-
1093211168.1593430183
[8] C. Vicknair, M. Macias, Z. Zhao, X. Nan, Y. Chen, dan D. Wilkins, βA
Comparison of a Graph Database and a Relational Databaseβ, in
Proceedings of the 48th Annual Southeast Regional Conference, Oxford,
USA, April 2010, pp. 1-6.
[9] W. Khan, W. Ahmad, B. Luo dan E. Ahmed, "SQL Database with physical
database tuning technique and NoSQL graph database comparisons," 2019
IEEE 3rd
Information Technology, Networking, Electronic and
Automation Control Conference (ITNEC), Chengdu, China, 2019, pp. 110-
116.
[10] S. Batra, C. Tyagi, βComparative analysis of relational and graph
databases,β International Journal of Soft Computing and Engineering
(IJSCE), vol. 2, no. 2, pp. 509-512, 2012.
[11] A. Das, A. Mitra, S. N. Bhagat, and S. Paul, βIssues and Concepts of Graph
Database and a Comparative Analysis on list of Graph Database tools,β in
2020 International Conference on Computer Communication and
Informatics (ICCCI), Coimbatore, INDIA: IEEE, Jan 2020, pp. 1-6.
[12] K. Peffers, T. Tuunanen, M. A. Rothenberger, & S. Chatterjee, βA Design
Science Research Methodology for Information Systems Research,β
Journal of Management Information Systems, vol. 24, pp. 45-78, Aug 2007.
[13] W. Khan, E. Ahmed dan W. Shahzad, βPredictive Performance
Comparison Analysis of Relational & NoSQL Graph Databases,β
International Journal of Advanced Computer Science and Applications
(IJACSA), vol. 8, no. 5, pp. 523-530, 2017.
[14] F. Holzschuher and R. Peinl, βPerformance of graph query languages:
comparison of cypher, gremlin and native access in Neo4j,β in
EDBT/ICDT Workshops, 2013, pp. 195β204.
[15] L. Stanescu, βA Comparison between a Relational and a Graph Database
in the Context of a Recommendation System,β in FedCSIS (Position
Papers), 2021, pp. 133β139.
[16] N. Roy-Hubara, L. Rokach, B. Shapira dan P. Shoval, "Evaluation of a
Design Method for Graph Database," in BPMDS 2018, EMMSAD 2018:
Enterprise, Business-Process and Information Systems Modeling, Tallinn,
Estonia, June 2018, pp. 291β303.
[17] C. Blankenberg, B. Gebel-Sauer, P. Schubert, βUsing a graph database for
the ontology-based information integration of business objects from
heterogenous Business Information Systems,β Procedia Computer Science,
vol. 196, pp. 314-323, 2022.
8 / 8
|
303.293 | [
{
"end": 909,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 786,
"text": "potensi situs berita online sebagai sumber informasi untuk\\nmemperoleh gambaran angka kriminalitas di Indonesia"
},
{
"end": 1470,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1428,
"text": "skor rata-rata F-\\nmeasure sebesar 90,71%"
},
{
"end": 1623,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1504,
"text": "model\\nyang diusulkan sudah cukup efektif dalam mengidentifikasi\\ninformasi dengan benar pada berita krimina"
},
{
"end": 974,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 959,
"text": "NER rule-based"
},
{
"end": 41140,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 41097,
"text": "skor rata-rata F-measure sebesar 90,71%"
},
{
"end": 41301,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 41169,
"text": "model NER rule-based yang\\ndiusulkan sudah cukup efektif dalam mengidentifikasi\\ninformasi dengan benar pada berita kriminal"
}
] | 2023-12-27T09:26:26.680676Z | 26 | 1 | 2023-12-27T09:26:26.680676Z | 7 | Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Analisis Angka Kriminalitas Melalui Konten Situs
Berita Online
(Studi Kasus: Situs Berita detik.com)
Nadhira Annisa Dwi Dharviyanti (221911206, 4SI2)
Dosen Pembimbing: Nori Wilantika, S.S.T., M.T.I
RingkasanβMencegah tindak kejahatan menjadi salah satu
target dari tujuan SDGs ke-16. Untuk mencapai target tersebut,
diperlukan pengetahuan mengenai angka kriminalitas. Di
Indonesia, Pusiknas Polri dan Badan Pusat Stastistik merilis
publikasi tahunan yang memuat angka kriminalitas untuk
menilai kondisi keamanan di Indonesia. Namun, publikasi
tahunan tersebut memiliki keterbatasan dalam menyajikan data
statistik yang aktual. Oleh karena itu, penelitian ini meneliti
potensi situs berita online sebagai sumber informasi untuk
memperoleh gambaran angka kriminalitas di Indonesia secara
aktual. Pada penelitian ini, model NER rule-based digunakan
untuk mengekstrak informasi dari konten berita online. Model
NER secara otomatis mengidentifikasi
informasi-informasi
terkait kriminalitas yang dimuat dalam berita. Informasi yang
berhasil diesktrak kemudian dianalisis untuk mendapatkan
gambaran angka kriminalitas di Indonesia. Penelitian ini berhasil
mengidentifikasi 9.386 berita kriminal. Hasil dari evaluasi
performa model NER yang diusulkan mendapat skor rata-rata F-
measure sebesar 90,71%. Skor ini menunjukkan bahwa model
yang diusulkan sudah cukup efektif dalam mengidentifikasi
informasi dengan benar pada berita kriminal dari situs berita
online.
Kata Kunciβangka kriminalitas, berita online, NER rule-based,
berita kriminal
I. LATAR BELAKANG
secara
Salah satu target dalam tujuan ke-16 dari Sustainable
Development Goals
signifikan
(SDGs) adalah
mengurangi segala bentuk kekerasan dan tingkat kematian
terkait di mana pun. Salah satu indikator pada target tersebut
didefinisikan sebagai
jumlah korban pembunuhan yang
disengaja per 100.000 penduduk [1]. Oleh karena itu, untuk
mencapai target tersebut, diperlukan pengetahuan mengenai
angka kriminalitas. Angka kriminalitas digunakan untuk
mengukur dan menganalisis prevalensi dan frekuensi kejahatan
dalam suatu wilayah geografis tertentu. Dengan pengetahuan
mengenai angka kriminalitas, langkah-langkah yang tepat
dapat diambil untuk mengurangi kekerasan dan meningkatkan
keamanan masyarakat.
Angka kriminalitas dapat diukur melalui beberapa indikator,
yaitu jumlah kejahatan (crime total), angka kejahatan per
100.000 penduduk (crime rate), dan selang waktu terjadinya
suatu tindak kejahatan (crime clock) [2]. Di Indonesia, Pusat
Informasi Kriminal Nasional Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Pusiknas Polri) mempublikasikan data kriminalitas
dalam bentuk jurnal [3] dan sistem informasi kriminal nasional
yang disajikan dalam bentuk dashboard [4]. Di samping itu,
Badan Pusat Statistik (BPS) juga mempublikasikan statistik
resmi (official statistics) terkait angka kriminalitas dalam
publikasi Statistik Kriminal yang dirilis setiap akhir tahun [2].
Publikasi Statistik Kriminal menyajikan data yang berasal
dari tiga sumber, yaitu data registrasi Kepolisian Republik
Indonesia (Polri), data Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas), dan Pendataan Potensi Desa (Podes). Publikasi ini
memberi gambaran mengenai situasi dan kondisi keamanan
serta perkembangannya secara makro pada tiga tahun terakhir.
Sebagai gambaran, Statistik Kriminal 2022 menyajikan
gambaran kondisi kejahatan pada
tahun 2021 dan
perkembangannya secara makro dari tahun 2019 hingga tahun
2021 [2].
Dalam hal penyajian data statistik, diperlukan proses
pengendalian kualitas statistik, dimana salah satu dimensi
kualitasnya adalah aktualitas dan tepat waktu [5]. Berkaitan
dengan hal
ini, publikasi Statistik Kriminal memiliki
keterbatasan, dimana pada saat publikasi Statistik Kriminal
dirilis, pengguna data belum bisa mengetahui informasi
mengenai kondisi keamanan pada tahun tersebut. Dengan
demikian, untuk memperoleh data statistik kriminal pada tahun
tersebut, pengguna data harus menunggu publikasi Statistik
Kriminal pada tahun berikutnya.
dan
Pesatnya
teknologi
perkembangan
internet
internet dalam berbagi dan
memudahkan pengguna
mendapatkan
informasi. Berdasarkan hasil survei Profil
Internet Indonesia oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII), situs berita online termasuk dalam lima
besar konten internet yang sering diakses oleh pengguna [6].
Dalam hal ini, berita online mampu menyajikan informasi
aktual atas kejadian-kejadian yang terjadi di lingkungan
masyarakat, begitu juga dengan kejadian kriminal [7].
Penelitian [8] menunjukkan bahwa kumpulan data dari berita
online dapat digunakan untuk menyediakan data kriminalitas
secara real-time dengan pendekatan machine learning. Begitu
juga dengan penelitian [9], penelitian tersebut mengidentifikasi
daerah-daerah rawan kejahatan tinggi di Bengali melalui text
mining dari situs berita online. Hal ini menunjukkan bahwa
situs berita online berpotensi sebagai salah satu sumber
informasi yang dapat memberikan gambaran kasus kriminal di
Indonesia.
Penelitian tentang analisis kriminalitas di Indonesia yang
menggunakan konten berita masih
terbatas. Beberapa
penelitian terdahulu lebih fokus kepada pemilihan model
terbaik untuk identifikasi berita kriminal seperti yang dilakukan
pada penelitian [8], [9], dan [10]. Sedangkan penelitian ini
bermaksud untuk mengeksplorasi informasi kriminalitas apa
saja yang terkandung dalam konten berita. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memahami
potensi pemanfaatan berita online, khususnya dalam
penyediaan informasi kasus kriminal di Indonesia yang lebih
tepat waktu dan relevan dengan situasi terkini.
1 / 8
II. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan, maka
penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi berita kriminal yang relevan dari
konten situs berita online.
2. Menganalisis
informasi kriminalitas yang dapat
diperoleh dari konten situs berita online.
III. KAJIAN LITERATUR
Konten berita adalah suatu dokumen teks yang dibuat
dengan tujuan untuk dibaca oleh manusia, sehingga mudah bagi
manusia untuk memahami isi dari konten berita tersebut.
Namun membutuhkan waktu yang sangat lama bagi manusia
untuk memahami konten berita dalam jumlah yang besar. Oleh
karena itu, dibutuhkan proses otomatis yang dikenal dengan
istilah Information Extraction (IE). IE digunakan untuk
mengekstrak informasi dari suatu dokumen teks sehingga
diperoleh informasi yang lebih berguna. Salah satu sub-tugas
dari IE adalah membantu mengidentifikasi dan mengekstrak
informasi yang disebut dengan Named Entity Recognition
(NER) [11].
NER atau
Identifikasi Entitas Bernama melibatkan
pemrosesan terhadap dokumen terstruktur dan tidak terstruktur
untuk mengidentifikasi nama-nama yang merujuk pada orang,
tempat, organisasi, dan lain-lain [11]. Proses NER terdiri dari
dua tugas utama, yaitu mengidentifikasi nama-nama yang tepat
dalam suatu teks dan mengklasifikasikan nama-nama tersebut
ke dalam kategori-kategori yang telah ditetapkan sebelumnya,
seperti nama orang, tempat, organisasi dan ekspresi waktu [12].
Terdapat tiga jenis pendekatan algoritma NER, yaitu berbasis
aturan (rule-based), machine learning, dan hybrid.
tertentu. Aturan-aturan
Pendekatan algoritma NER rule-based menggunakan
sekumpulan aturan yang ditentukan secara manual untuk
mengekstrak pola
ini dibentuk
berdasarkan pola untuk mengidentifikasi nama-nama entitas,
yang sebagian besar terdiri dari fitur tata bahasa, sintaksis, dan
ortografi [11]. NER rule-based digunakan pada penelitian [13]
untuk mengekstrak entitas pada konten berita yang diperoleh
dari situs berita online Indonesia. Begitu juga dengan penelitian
[11] yang menggunakan NER rule-based pada konten berita
yang diperoleh dari situs berita online Malaysia. Untuk
mengevaluasi keefektifan algoritma NER rule-based yang
digunakan, penelitian [11] dan [13] menggunakan tiga ukuran
metrik yang diusulkan oleh Message Understanding
Conference (MUC), yaitu Recall, Precision, dan F-measure.
Selanjutnya, algoritma NER berbasis machine learning
secara umum mengubah proses identifikasi menjadi proses
klasifikasi dengan melibatkan penggunaan teknik machine
learning [12]. NER berbasis machine learning digunakan pada
penelitian [9] dan [14] untuk mengekstrak informasi dari
konten berita yang diperoleh dari situs berita online. Algoritma
yang digunakan pada penelitian [9] adalah Conditional
Random Fields
[14]
menggunakan Hybrid CRF dan K-Means. Penelitian [14]
melabeli sejumlah 30.407 kalimat yang kemudian dilakukan
beberapa skenario persentase split data latih dan uji untuk
menemukan model NER dengan hasil terbaik.
sedangkan
penelitian
(CRF),
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Terakhir, algoritma NER berbasis hybrid menggabungkan
pendekatan machine learning dan rule-based. Alur algoritma
NER berbasis hybrid dapat dimulai dari pendekatan rule-based
ke machine learning, atau sebaliknya. Seperti yang dilakukan
oleh penelitian [15], dimana penelitian ini menggunakan
gabungan algoritma machine learning dan rule-based untuk
mengidentifikasi entitas bernama berbahasa Arab. Begitu juga
dengan penelitian [16] yang menggabungkan teknik klastering,
machine learning dan rule-based untuk mengekstrak entitas
bernama berbahasa Inggris.
Berdasarkan dari tiga jenis pendekatan algoritma NER
tersebut, identifikasi entitas bernama (named-entity) dari
konten berita pada penelitian ini menggunakan algoritma NER
rule-based. Menerapkan pendekatan NER berbasis machine
learning membutuhkan usaha yang besar dalam pelabelan data
berita dalam jumlah besar untuk keperluan data latih. Oleh
karena itu, dipilih pendekatan rule-based yang melibatkan
pembuatan sejumlah aturan berbasis pola yang bersesuaian
dengan entitas. Selain itu, penggunaan daftar kamus juga
digunakan untuk mempercepat proses identifikasi [11].
IV. METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini hanya meneliti kasus kriminal yang terjadi di
Indonesia yang dimuat dalam situs berita online detik.com.
Berdasarkan situs similarweb, detik.com menjadi situs berita
online yang paling banyak dikunjungi dan terpopuler di
Indonesia pada bulan Oktober 2022 [17]. Periode waktu yang
digunakan adalah 1 Januari 2021 sampai dengan 31 Desember
2022.
Jenis kejahatan yang digunakan pada penelitian ini merujuk
kepada pengelompokan kejahatan sesuai dengan Kitab
jenis
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Berikut
kejahatan yang menjadi fokus pada penelitian ini:
β’ Kejahatan terhadap Nyawa: Pembunuhan
β’ Kejahatan terhadap Fisik/ Badan: Penganiayaan
β’ Kejahatan
terhadap Kesusilaan:
Pemerkosaan,
Pencabulan
β’ Kejahatan terhadap Kemerdekaan Orang: Penculikan
β’ Kejahatan terhadap Hak Milik/ Barang: Pencurian,
Perampokan
β’ Kejahatan terkait Narkotika: Narkoba
β’ Kejahatan terkait Penipuan: Penipuan
Selanjutnya, jenis kejahatan tersebut digunakan sebagai kata
kunci dalam pencarian berita di situs berita detik.com. Tiap
kata kunci kejahatan digunakan untuk mewakili masing-
masing kelompok kejahatan.
B. Tahapan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat 4 tahapan utama, yaitu tahapan
pengumpulan data, identifikasi berita kriminal, reduksi berita
dengan kesamaan konten, dan analisis. Tahapan penelitian
secara umum ditunjukkan pada Gambar 1.
2 / 8
Gambar 1. Diagram Alur Penelitian
Tahapan Pengumpulan Data
Pengumpulan data kasus kriminal dilakukan dengan teknik
web scraping menggunakan bahasa pemrograman Python
berbasis Google Colaboratory. Pengumpulan data dimulai dari
menentukan kata kunci serta selang waktu yang digunakan.
Kata kunci dan selang waktu tersebut digunakan pada Uniform
Resource Locator (URL) pencarian berita di situs detik.com.
Setelah dilakukan permintaan untuk mengakses laman tersebut,
sistem secara otomatis mengumpulkan URL artikel berita yang
sesuai dengan kata kunci dan selang waktu yang ditentukan.
Setelah itu, dilakukan penyaringan pada URL yang telah
dikumpulkan. Tahapan penyaringan ini dilakukan dengan
melihat tags yang terdapat pada URL berita, sehingga dapat
memisahkan berita kriminal dengan berita lainnya yang tidak
sesuai. Kemudian dari URL yang telah tersaring tersebut,
dilakukan scrape konten, yaitu mengekstrak judul, link, tanggal
rilis, lokasi pemberitaan, dan isi dari berita tersebut.
Tahapan Identifikasi Berita Kriminal
Tahapan
identifikasi berita kriminal diawali dengan
subproses dalam
preprocessing data. Terdapat dua
preprocessing data, yaitu pembersihan data dan pemformatan
atribut waktu. Pembersihan data yang dilakukan meliputi
penghapusan berita tanpa konten, penghapusan teks-teks
tambahan yang tidak diperlukan, penghapusan karakter non-
ASCII, dan penghapusan berita yang memuat lebih dari satu
peristiwa. Pemformatan atribut waktu dilakukan dengan
memisahkan hari, tanggal, serta waktu pemberitaan ke dalam
kolom-kolom yang berbeda.
Pada penelitian ini algoritma NER rule-based digunakan
untuk mengidentifikasi entitas bernama dari konten berita.
Peneliti mengusulkan empat macam entitas yang dapat
menandakan bahwa suatu berita adalah berita kriminal yang
relevan, yaitu adanya entitas tanggal, kejahatan, lokasi, dan
persons pada berita tersebut. Entitas persons digunakan untuk
merujuk pada nama-nama orang yang dimuat pada suatu berita.
Keempat entitas ini kemudian diidentifikasi pada proses
ekstraksi entitas menggunakan NER rule-based.
Untuk dapat mengetahui seberapa baik proses ekstraksi
entitas dalam mengidentifikasi berita relevan, dilakukan
pelabelan manual terhadap beberapa sampel yang dipilih secara
acak dari seluruh total berita. Dari setiap konten sampel berita
yang terpilih, dilakukan pengecekan pada keempat entitasnya.
Jika entitas teridentifikasi maka diberi label β1β dan label β0β
diberikan ketika entitas tidak ditemukan. Hasil pelabelan oleh
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
manusia (dalam hal ini dilakukan oleh peneliti sendiri)
kemudian dibandingkan dengan hasil ekstraksi entitas
menggunakan model NER.
Berikut adalah rumus ukuran sampel yang digunakan [18]:
π
(1)
1+(πΓπ2)
π =
Keterangan:
π
e
π
: Jumlah berita
: Level of Precision (penelitian ini menggunakan 0.05)
: Ukuran sampel
Setelah dilakukan ekstraksi entitas, selanjutnya adalah
proses reduksi berita yang tidak relevan. Berita yang tidak
memuat salah satu dari keempat entitas dikategorikan sebagai
berita yang tidak relevan. Selain itu, dilakukan pengecekan
pada entitas tanggal. Berita yang memuat entitas tanggal di luar
dari tahun 2021 dan 2022 dianggap sebagai berita tidak relevan,
karena di luar dari batasan penelitian yang telah ditentukan.
Selanjutnya, proses evaluasi performa model dilakukan
untuk melihat seberapa efektif model ekstraksi entitas yang
diusulkan dalam mengidentifikasi tiap entitas dengan benar
dari konten berita online. Evaluasi diukur menggunakan
pengukuran metrik yang diusulkan oleh MUC dengan tiga
ukuran metrik, yaitu Recall, Precision, dan F-measure [19].
Evaluasi dilakukan pada sekumpulan sampel yang dipilih
secara acak dari sekumpulan berita kriminal yang relevan.
Rumus ukuran sampel yang digunakan pada proses evaluasi
juga diukur menggunakan rumus (1). Dari seluruh sampel yang
dipilih secara acak dilakukan identifikasi secara manual untuk
menentukan apakah entitas yang diperoleh benar, sebagian
benar, atau salah.
Tahapan Reduksi Berita dengan Kesamaan Konten
Tahapan ini dilakukan menggunakan dua cara, yaitu melalui
hasil ekstraksi entitas dan melalui pengukuran Cosine
Similarity antar konten. Sebelum masuk ke proses pengukuran
cosine similarity, perlu dilakukan text preprocessing pada
konten berita. Preprocessing tersebut meliputi case folding,
tokenisasi, penghapusan stopwords, dan stemming pada tiap-
tiap konten berita. Selanjutnya dokumen berita diubah bentuk
menjadi vektor yang digunakan untuk mengukur cosine
similarity.
Cosine similarity mengukur kesamaan antara dua konten
berita melalui sudut kosinus dua vektor [20]. Hasil cosine
similarity kemudian digunakan sebagai dasar penghapusan
berita-berita dengan konten yang mirip. Dalam pengukuran
cosine similarity, peneliti menggunakan batas 0,6 sebagai
ambang batas. Dua berita dianggap mirip ketika nilai cosine
similarity antara dua konten berita tersebut melebihi ambang
batas yang ditentukan [21].
Tahapan Analisis Data
Setelah didapatkan sekumpulan data berita kriminal relevan,
maka dilanjutkan dengan proses tabulasi. Tabulasi tersebut
menyajikan jumlah berita kriminal yang diperoleh berdasarkan
waktu, lokasi, dan jenis kejahatannya. Hasil tabulasi tersebut
juga hasilnya dengan angka
kemudian dibandingkan
3 / 8
kriminalitas yang telah dipublikasikan oleh Pusiknas Polri dan
Badan Pusat Statistik, yaitu angka kriminalitas di tahun 2021.
Kemudian dari tabulasi tersebut, dilanjutkan dengan analisis
deskriptif dari
jumlah berita kriminal yang diperoleh
berdasarkan waktu, lokasi, dan jenis kejahatannya. Hasil dari
tabulasi yang diperoleh divisualisasikan dalam bentuk
interaktif dan menarik.
lebih
dashboard agar
Dashboard dibangun dengan menggunakan aplikasi Google
Data Studio.
terlihat
V. KERANGKA PIKIR
perlu meningkatkan
Latar belakang dari dilakukannya penelitian ini adalah
pemenuhan salah satu target dari tujuan SDGs ke-16 mengenai
tindak pencegahan kejahatan. Untuk memenuhi target ini,
masyarakat
serta
tindak kejahatan dan kondisi
kewaspadaannya
keamanan di sekitarnya. Sebagai acuan dalam menilai kondisi
keamanan di Indonesia, Pusiknas Polri dan Badan Pusat
Statistik telah mempublikasikan angka kriminalitas setiap
tahunnya.
kesadaran
terhadap
Namun, publikasi tahunan tersebut memiliki keterbatasan
dalam menyajikan data statistik yang aktual. Oleh karena itu,
penelitian ini meneliti potensi situs berita online sebagai
sumber informasi untuk memperoleh gambaran kasus kriminal
di Indonesia secara aktual. Penggunaan model NER berbasis
aturan digunakan untuk mengekstrak informasi dari konten
situs berita online. Hasil dari ekstraksi informasi tersebut
kemudian dianalisis untuk memperoleh gambaran angka
kriminalitas di Indonesia melalui konten situs berita online.
Adapun hasil yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu mampu
mengidentifikasi berita kriminal yang relevan dan meninjau
potensi pemanfaatan berita kriminal dalam menggambarkan
angka kriminalitas di Indonesia.
Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengumpulan Data
URL berita dikumpulkan dengan melakukan scraping URL
pada situs detik.com. Total URL yang terkumpulkan adalah
53.336 URL berita. URL yang terkumpulkan tersebut masih
memuat berita-berita yang
tidak sesuai, seperti berita
internasional, lifestyle, edukasi, dan lain-lain. Jenis berita dapat
dilihat dari
tags pada URL-nya, sehingga dilakukan
penyaringan berita dengan melihat tags yang terdapat pada
URL berita dan menyisakan berita dengan tags yang sesuai.
Proses penyaringan URL berita berhasil mereduksi sekitar
10,9% atau 5.827 URL berita, sehingga menyisakan 47.509
URL berita. Kemudian dari 47.509 URL berita tersebut,
dilakukan scrape konten berita.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Grafik pada Gambar 3 menunjukkan jumlah berita kasus
kriminal yang diperoleh berdasarkan kata kuncinya. Dari grafik
tersebut dapat dilihat bahwa berita dengan kata kunci
βPembunuhanβ, berjumlah paling banyak bila dibandingkan
dengan kata kunci lainnya.
Pembunuhan
Penganiayaan
Pemerkosaan
Pencabulan
Penculikan
Pencurian
Perampokan
Narkoba
Penipuan
14975 (7,93%)
7449 (14,48%)
3516 (2,77%)
3272 (11,92%)
677 (1,42%)
5661 (6,89%)
1315 (7,40%)
6877 (15,68%)
3767 (31,52%)
0
5000
10000
15000
20000
Gambar 3. Jumlah berita hasil scraping kasus kriminal sesuai kata kunci
B. Hasil Identifikasi Berita Kriminal
Dari 47.509 berita yang berhasil diperoleh pada tahapan
sebelumnya, dilakukan tahapan identifikasi berita kriminal
untuk mendapatkan sekumpulan berita yang benar-benar
merupakan berita kriminal. Tahapan identifikasi berita kriminal
terdiri dari berbagai macam proses.
Tahapan ini dimulai dengan preprocessing data yang
meliputi penghapusan berita tanpa konten dan berita yang
memuat lebih dari satu peristiwa. Berita yang memuat lebih
dari satu peristiwa adalah berita yang memuat rangkuman dari
beberapa kejadian, seperti berita yang memuat rangkuman
kejadian yang terjadi di Jawa Barat dalam suatu periode
tertentu.
Pada proses reduksi ini, data berkurang sebanyak 565 berita,
sehingga total data berita menjadi 46.944 berita. Selanjutnya,
total data berita tersebut masih berupa penjumlahan dari
seluruh berita yang diperoleh berdasarkan kata kunci. Dalam
proses ekstraksi entitas, data berita yang diperoleh pada lebih
dari satu kata kunci digabung untuk menghilangkan redundansi
data. Tahapan penggabungan ini menurunkan jumlah berita
sebanyak 4.944 berita menjadi 42.000 berita.
Gambar 4 menunjukkan contoh berita dengan entitas
bernama yang dimuat dan Tabel 1 menunjukkan hasil ekstraksi
entitas yang diperoleh dari beberapa berita. Dari model NER
yang diusulkan, tiap berita dapat memuat lebih dari satu entitas
kejahatan, lokasi, dan persons, dan hanya dapat memuat satu
entitas tanggal.
Gambar 4. Contoh berita kasus pencabulan di Bekasi, Jawa Barat
4 / 8
TABEL 1
CONTOH HASIL EKSTRAKSI ENTITAS
No
Tanggal
1/5/2021
1/5/2021
1
2
3
Kejahatan
pembunuhan,
penganiayaan
penipuan,
penganiayaan
29/12/2021
pencabulan
Lokasi
Medan, Binjai,
Labuhanbatu
Jakarta Pusat
Bekasi, Jawa
Barat
Persons
WD, F, IM
Sulaeman
(39), P (31)
M (40)
Dari 42.000 berita, diambil 396 sampel berita secara acak.
Setelah dilakukan pelabelan manual terhadap 396 sampel berita,
proses dilanjutkan dengan membandingkan hasil pelabelan
manual dan hasil ekstraksi entitas yang diperoleh melalui
model NER rule-based.
Gambar 5. Perbandingan persentase hasil entitas yang diperoleh dari
pelabelan manual dan melalui model NER
Grafik batang pada Gambar 5 menunjukkan perbandingan
persentase hasil entitas yang diidentifikasi secara manual
dengan entitas yang diperoleh melalui model NER. Persentase
berita yang memuat keempat entitas ditunjukkan oleh batang
paling kanan, yaitu persentase jumlah berita yang memuat
entitas lokasi, kejahatan, tanggal, dan persons.
Berdasarkan dari grafik pada Gambar 5, dapat dilihat bahwa
kedua hasil menunjukkan perolehan entitas yang tidak jauh
berbeda. Untuk berita yang memuat keempat entitas, perbedaan
antara hasil pelabelan manual dengan hasil model NER hanya
sebesar 2,57%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa identifikasi
entitas menggunakan NER sudah cukup sesuai dengan
identifikasi entitas melalui pelabelan manual oleh manusia.
Dari Gambar 5, dapat dilihat bahwa hasil ekstraksi entitas
yang diperoleh menggunakan model NER, mengidentifikasi
sekitar 46,42% berita yang memuat keempat entitas. Maka dari
itu, dilakukan penghapusan terhadap 53,58% berita lainnya
yang dianggap sebagai berita yang tidak relevan, sehingga
tersisa 19.498 berita.
Selain itu, reduksi berita kriminal yang tidak relevan juga
mencakup penghapusan berita kriminal yang terjadi di luar
lingkup penelitian. Meskipun proses scraping telah dilakukan
dengan mengatur rentang waktu, nyatanya setelah dilakukan
ekstraksi entitas, ditemukan beberapa berita yang terjadi di luar
tahun 2021 dan 2022. Pada tahapan ini, jumlah berita berkurang
sebesar 833 berita, sehingga tersisa 18.665 berita.
Selanjutnya, proses evaluasi performa model diukur melalui
hasil identifikasi entitas untuk melihat seberapa efektif model
ekstraksi entitas yang diusulkan. Dari total 18.665 berita,
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
didapatkan skor evaluasi dari 391 sampel berita yang terpilih
secara acak sebagai berikut:
TABEL 2
HASIL PENGUKURAN SKOR EVALUASI
Model
Recall
Precision
F-measure
NER Rule-Based
90,44%
92,33%
90,71%
Tabel 2 menunjukkan skor evaluasi dari performa model
NER Rule-Based. Besarnya angka dari ketiga skor yang
diperoleh menunjukkan bahwa model yang diusulkan sudah
cukup baik dalam mengidentifikasi empat macam entitas pada
berita kriminal.
C. Hasil Reduksi Berita dengan Kesamaan Konten
Pengecekan duplikasi berita dilakukan berdasarkan entitas
persons dan tanggal yang telah diekstrak sebelumnya. Apabila
ditemukan lebih dari satu berita yang memuat entitas persons
dan tanggal yang sama, maka berita tersebut dianggap sebagai
duplikat dan dihapus sehingga menyisakan berita dengan
entitas tanggal yang lebih awal. Setelah dilakukan pemeriksaan,
terdapat 3.816 berita duplikat, sehingga setelah dilakukan
penghapusan, tersisa 14.849 berita.
Tahapan reduksi berita dengan kesamaan konten juga
dilakukan melalui pengukuran cosine similarity. Pada
pengukuran cosine similarity, diperoleh 5.463 berita yang
melebih ambang batas 0.6, sehingga menyisakan 9.386 berita.
D. Hasil Analisis Data
Dari total 9.386 berita kriminal yang diperoleh, dilakukan
proses tabulasi dengan mengelompokkan data yang diperoleh
berdasarkan waktu, lokasi, dan jenis kejahatannya. Dari proses
tabulasi tersebut didapatkan sejumlah 9.386 berita berdasarkan
waktu, 14.933 berita berdasarkan lokasinya, dan 10.996 berita
berdasarkan jenis kejahatannya. Perbedaan jumlah berita dapat
terjadi dikarenakan satu berita dapat memuat lebih dari satu
jenis kejahatan dan lokasi kejadian.
Dari hasil tabulasi tersebut kemudian diukur dua indikator
angka kriminalitas, yaitu crime total dan crime rate. Pada
penelitian tidak ada informasi waktu kejadian yang di ekstrak
dari konten berita, sehingga crime clock tidak diukur.
Selanjutnya angka kriminalitas yang diperoleh dibandingkan
dengan angka kriminalitas pada tahun 2021 yang telah
dipubliksikan oleh Pusiknas Polri (Jurnal Tahunan edisi 2021)
dan Badan Pusat Statistik (publikasi Statistik Kriminal 2022).
Berdasarkan jumlah kejahatan menurut lokasi kejadiannya
di tahun 2021, tercatat crime total sebesar 274.988 kejadian
kriminal pada Jurnal Tahunan Pusiknas Polri dan sebesar
239.481 kejadian kriminal pada publikasi Statistik Kriminal.
Namun, dari hasil penelitian ini, hanya diperoleh sebesar 6.521
kejadian kriminal di tahun 2021. Dari angka tersebut dapat
dilihat bahwa terdapat perbedaan yang sangat jauh antara angka
crime total yang diperoleh dibandingkan dengan angka crime
total yang sebenarnya.
Begitu juga dengan crime rate, dimana angka crime total
yang kecil akan menghasilkan crime rate yang kecil juga.
Crime rate diukur menggunakan jumlah penduduk dari data
kependudukan BPS, yaitu jumlah penduduk pertengahan tahun
5 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
gambar tersebut dapat dilihat bahwa kasus pencurian masih
menjadi kasus kriminal dengan persentase crime total terbesar
dan kasus penculikan masih menjadi kasus kriminal dengan
persentase crime total terkecil, sama seperti tahun 2021
sebelumnya. Namun, persentase crime total di tahun 2022 ini
belum dapat dibandingkan dengan hasil publikasi Statistik
Kriminal dan Jurnal Tahunan Pusiknas karena dua sumber
resmi tersebut baru akan mempublikasikan angka kriminalitas
tahun 2022 di akhir tahun 2023 yang akan datang.
pada tahun 2021 sebesar 272.682,5 ribu penduduk dan pada
tahun 2022 sebesar 275.773,8 ribu penduduk [22]. Tercatat
crime rate per 100.000 penduduk sebesar 101 kasus pada Jurnal
Tahunan Pusiknas Polri, 88 kasus pada publikasi Statitistik
Kriminal, dan hanya 3 kasus dari identifikasi berita kriminal.
Crime total dan crime rate yang diperoleh secara signifikan
berbeda dari angka kriminalitas yang telah dipublikasikan
secara resmi. Hal ini disebabkan karena tidak semua kasus
kriminal yang terjadi diberitakan melalui berita online. Oleh
karena itu crime total dan crime rate yang dihasilkan dari
penelitian ini belum dapat digunakan untuk menggambarkan
angka kriminalitas yang sebenarnya.
Selanjutnya dilakukan analisis melalui pola atau persebaran
kasus kriminal berdasarkan dari hasil entitas yang diperoleh,
yaitu menurut jenis kejahatan, lokasi, dan tanggal kejadian.
Gambar 8. Perbandingan persentase crime total menurut pulau pada tahun
2021
Selanjutnya, Gambar 8 menunjukkan perbandingan
persentase crime total dari tiga sumber data. Dari grafik
tersebut dapat dilihat bahwa pola persentase crime total yang
diperoleh dari identifikasi berita kriminal tidak begitu berbeda
dengan pola persentase crime total yang dihasilkan oleh
publikasi Statistik Kriminal dan Jurnal Tahunan Pusiknas Polri.
Pola tersebut menunjukkan bahwa Pulau Jawa dan Pulau
Sumatra adalah dua pulau dengan persentase crime total
terbesar, dan Kepulauan Maluku memiliki persentase crime
total terkecil.
Gambar 6. Perbandingan persentase crime total menurut jenis kejahatan di
tahun 2021
Gambar 6 menunjukkan perbandingan persentase crime total
menurut jenis kejahatan dari tiga sumber data (berita kriminal,
publikasi BPS, dan Jurnal Pusiknas). Grafik pada gambar
tersebut tidak menampilkan persentase crime total untuk jenis
kejahatan pencabulan dari sumber data Jurnal Tahunan
Pusiknas Polri, dikarenakan jurnal tersebut tidak menghasilkan
crime total untuk jenis kejahatan pencabulan. Berdasarkan
grafik tersebut, ketiga sumber data sama-sama menunjukkan
bahwa jenis kejahatan dengan crime total terbesar adalah
pencurian dan jenis kejahatan dengan crime total terkecil
adalah penculikan.
Gambar 7. Persentase crime total menurut jenis kejahtaan di tahun 2022
Gambar 7 menunjukkan persentase crime total di tahun 2022
yang diperoleh dari konten berita kriminal detik.com. Dari
Gambar 9. Persentase crime total menurut pulau di tahun 2022
Persentase crime total menurut pulau di tahun 2022 yang
diperoleh dari konten berita kriminal detik.com disajikan pada
Gambar 9. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa Pulau
Jawa dan Pulau Sumatra masih menjadi pulau dengan
terbesar dan Kepulauan Maluku
persentase crime total
memiliki persentase crime total terkecil. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa lokasi crime total yang diperoleh dari
6 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
pada keempat bulan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pola arah pergerakan crime total yang diperoleh dari berita
kriminal detik.com belum dapat dijadikan sebagai acuan
gambaran pola arah pergerakan crime total yang sebenarnya.
Berdasarkan dari perbandingan angka kriminalitas yang
diperoleh melalui konten situs berita online dengan sumber data
publikasi Statistik Kriminal dan Jurnal Tahunan Pusiknas Polri,
dapat dikatakan bahwa angka kriminalitas yang diperoleh
melalui identifikasi berita kriminal belum bisa menggambarkan
angka yang sebenarnya, namun pola persebaran kriminalitas
menurut jenis kejahatan dan lokasi kejadian tersebut dapat
dijadikan sebagai gambaran dari pola persebaran kriminalitas
yang sebenarnya.
Selain itu, melalui berita online, dapat diamati pola sebaran
kriminalitas menurut jenis kejahatan dan lokasi kejadian untuk
tahun berjalan. Dimana, dari hasil identifikasi berita kriminal
di penelitian ini, sudah dapat dilihat pola sebaran kriminalitas
berdasarkan jenis kejahatan dan lokasi kejadian untuk tahun
2022. Sementara itu, publikasi Statistik Kriminal dan Jurnal
Tahunan Pusiknas baru akan mempublikasikan angka
kriminalitas untuk tahun 2022 pada akhir tahun 2023. Dengan
tersebut, pengguna data dapat
memanfaatkan
memperoleh gambaran
sebaran
lebih awal mengenai
kriminalitas yang terjadi pada tahun berjalan.
informasi
identifikasi berita kriminal didominasi oleh Pulau Jawa di tahun
2021 dan 2022. Namun, hasil tersebut juga belum dapat
dibandingkan dengan hasil publikasi Statistik Kriminal dan
Jurnal Tahunan Pusiknas.
Gambar 10. Perbandingan crime rate menurut pulau pada tahun 2021
Selanjutnya perbandingan crime rate menurut pulau dapat
dilihat pada Gambar 10. Gambar tersebut menunjukkan bahwa
angka crime rate yang diperoleh dari identifikasi berita
kriminal memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan
angka crime rate yang dihasilkan oleh publikasi Statistik
Kriminal dan Jurnal Tahunan Pusiknas Polri. Berdasarkan
publikasi resmi, dapat dilihat bahwa Pulau Jawa adalah pulau
dengan crime rate terkecil, namun hasil identifikasi berita
kriminal menunjukkan bahwa Pulau Kalimantan memiliki
crime rate terkecil. Namun di sisi lain, hasil identifikasi berita
kriminal menunjukkan bahwa Pulau Papua menjadi pulau
dengan crime rate terbesar yang mana sesuai dengan yang
tercatat di publikasi Statistik Kriminal.
Gambar 11. Perbandingan pergerakan crime total menurut bulan pada tahun
2021
Selanjutnya, Gambar 11 menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pergerakan angka crime total menurut bulan dari
ketiga sumber data. Pada beberapa bulan, terdapat perbedaan
arah pergerakan crime total yang diperoleh dari berita kriminal,
lainnya
bila dibandingkan dengan kedua sumber data
(ditunjukkan oleh lingkaran pada gambar).
Jika berfokus pada keempat bulan tersebut, dapat dilihat
bahwa berdasarkan publikasi Statistik Kriminal dan Jurnal
Tahunan Pusiknas Polri, terjadi penurunan jumlah kejahatan di
bulan Mei dan November 2021 dan terjadi peningkatan jumlah
kejahatan di bulan Juni dan Oktober. Namun hasil identifikasi
berita kriminal menunjukkan arah pergerakan yang sebaliknya
Gambar 12. Peta persebaran kriminalitas dengan indikator crime total pada
tahun 2022
Gambar 12 menunjukkan peta persebaran crime total tahun
2022 yang diperoleh dari konten berita kriminal. Semakin besar
angka crime total di suatu wilayah, maka semakin pekat warna
di wilayah tersebut. Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa Pulau
Jawa memiliki warna terpekat yang menunjukkan bahwa Pulau
Jawa adalah pulau dengan jumlah kejahatan paling banyak dan
Kepulauan Maluku memiliki warna
yang
menunjukkan bahwa Kepulauan Maluku adalah kepulauan
dengan jumlah kejahatan paling sedikit.
termuda
Hasil dari identifikasi berita kriminal yang diperoleh
disajikan dalam bentuk dashboard yang dibangun dengan
menggunakan aplikasi Google Data Studio. Dashboard ini
memuat dua macam halaman yang berisi hasil perbandingan
angka kriminalitas tahun 2021 yang dapat diakses melalui
https://s.stis.ac.id/Hasil1_221911206 dan gambaran angka
kriminalitas yang diperoleh dari konten berita online dapat
diakses melalui https://s.stis.ac.id/Hasil2_221911206. Pada
7 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
S. S. Wijaya, M. Anugerah Ayu, and T. Mantoro, βProviding Real-
time Crime Statistics in Indonesia Using Data Mining Approach,β
in 2019 5th International Conference on Computing Engineering
and Design (ICCED), Apr. 2019, pp. 1β5. doi:
10.1109/ICCED46541.2019.9161096.
S. Mukherjee and K. Sarkar, βAnalyzing Large News Corpus Using
Text Mining Techniques for Recognizing High Crime Prone
Areas,β 2020 IEEE Calcutta Conf. CALCON, pp. 444β450, Feb.
2020, doi: 10.1109/CALCON49167.2020.9106554.
M. Asharef, N. Omar, and M. Albared, βARABIC NAMED
ENTITY RECOGNITION IN CRIME DOCUMENTS,β J. Theor.
Appl. Inf. Technol., vol. 15, no. 1, 2012, Accessed: Jun. 19, 2023.
[Online]. Available: www.jatit.org
R. Alfred, L. C. Leong, C. K. On, and P. Anthony, βMalay Named
Entity Recognition Based on Rule-Based Approach,β Int. J. Mach.
Learn. Comput., vol. 4, no. 3, pp. 300β306, 2014, doi:
10.7763/ijmlc.2014.v4.428.
A. Mansouri, L. S. Affendey, and A. Mamat, βNamed Entity
Recognition Approaches,β IJCSNS Int. J. Comput. Sci. Netw.
Secur., vol. 8, no. 2, p. 339, 2008.
I. Budi, S. Bressan, G. Wahyudi, Z. A. Hasibuan, and B. A. A.
Nazief, βNamed Entity Recognition for the Indonesian language:
Combining contextual, morphological and part-of-speech features
into a knowledge engineering approach,β in Discovery Science,
2005, vol. 3735 LNAI, pp. 57β69. doi:
10.1007/11563983_7/COVER.
J. Santoso, E. I. Setiawan, E. M. Yuniarno, M. Hariadi, and M. H.
Purnomo, βHybrid conditional random fields and k-means for
named entity recognition on indonesian news documents,β Int. J.
Intell. Eng. Syst., vol. 13, no. 3, pp. 233β245, 2020, doi:
10.22266/IJIES2020.0630.22.
K. Shaalan and M. Oudah, βA hybrid approach to Arabic named
entity recognition,β J. Inf. Sci., vol. 40, no. 1, pp. 67β87, Oct. 2013,
doi: 10.1177/0165551513502417.
A. Thomas and S. Sangeetha, βAn innovative hybrid approach for
extracting named entities from unstructured text data,β Comput.
Intell., vol. 35, no. 4, pp. 799β826, Nov. 2019, doi:
10.1111/COIN.12214.
similarweb, βTop News And Media Websites Ranking in Indonesia
in October 2022 | Similarweb.β https://www.similarweb.com/top-
websites/indonesia/category/news-and-media/ (accessed Nov. 19,
2022).
G. D. Israel, βDetermining Sample Size,β IFAS Extension.
University of Florida, Nov. 1992. Accessed: Jun. 18, 2023.
[Online]. Available:
https://www.tarleton.edu/academicassessment/wp-
content/uploads/sites/119/2022/05/Samplesize.pdf
A. Douthat, βThe Message Understanding Conference Scoring
Software Userβs Manual,β in Seventh Message Understanding
Conference (MUC-7), May 1998. Accessed: Mar. 17, 2023.
[Online]. Available: https://aclanthology.org/M98-1030
J. Han, M. Kamber, and J. Pei, Data Mining: Concepts and
Techniques, 3rd ed. Elsevier, 2012. doi: 10.1016/C2009-0-61819-5.
C. Arya, M. Diwakar, P. Singh, V. Singh, S. Kadry, and J. Kim,
βMulti-Document News Web Page Summarization Using Content
Extraction and Lexical Chain Based Key Phrase Extraction,β Math.
2023, Vol. 11, Page 1762, vol. 11, no. 8, p. 1762, Apr. 2023, doi:
10.3390/MATH11081762.
Badan Pusat Statistik, βJumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Ribu
Jiwa), 2020-2022,β Jul. 2022.
https://www.bps.go.id/indicator/12/1975/1/jumlah-penduduk-
pertengahan-tahun.html (accessed Mar. 21, 2023).
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
[20]
[21]
[22]
dashboard tersebut, pengunjung dapat melihat hasil dari
penelitian yang dilakukan dan mengatur control dari tiap grafik
yang disajikan.
VII.
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode untuk mengidentifikasi berita kriminal dari berita-
berita online lainnya adalah dengan mengidentifikasi empat
informasi, yaitu informasi mengenai tanggal, lokasi, jenis
kejahatan, dan orang-orang yang terlibat dalam kasus
kriminal tersebut. Metode ini dibuktikan dengan hasil
evaluasi performa model NER rule-based yang diusulkan
memperoleh skor rata-rata F-measure sebesar 90,71%,
yang menunjukkan bahwa model NER rule-based yang
diusulkan sudah cukup efektif dalam mengidentifikasi
informasi dengan benar pada berita kriminal dari situs berita
online.
2. Informasi kriminalitas yang dapat diperoleh dari berita
online, yaitu: (1) Jenis kejahatan yang sedang marak terjadi
di masyarakat, (2) Sebaran lokasi kejadian kriminal. Dalam
hal ini, berita online mampu menyajikan pola sebaran
kriminalitas menurut jenis kejahatan dan lokasi kejadian
untuk tahun berjalan.
3. Berita online belum bisa menghasilkan angka crime total
dan crime rate yang relevan. Hal ini dikarenakan jumlah
kejadian kriminal yang diberitakan melalui situs berita
online tidak sebanyak laporan kejadian kriminal yang
tercatat di Pusiknas Polri, sehingga angka yang didapatkan
dari berita online jauh lebih kecil dibandingkan dengan
kejadian kriminal yang sebenarnya terjadi.
Berdasarkan dari kesimpulan tersebut, penelitian selanjutnya
dapat mengkaji kembali terkait pertumbuhan crime total per
bulan karena belum dapat dibuktikan di penelitian ini. Selain
itu, penelitian selanjutnya dapat mengkaji terkait potensi berita
kriminal dalam menggambarkan selang waktu terjadinya suatu
tindak kejahatan (crime clock).
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
DAFTAR PUSTAKA
United Nations, The 2030 Agenda and the Sustainable Development
Goals: An opportunity for Latin America and the Caribbean.
Santiago: ECLAC, 2018. [Online]. Available:
https://repositorio.cepal.org/bitstream/handle/11362/40156/25/S180
1140_en.pdf
Badan Pusat Statistik, Statistik Kriminal 2022. Badan Pusat
Statistik, 2022.
Pusiknas Bareskrim Polri, βJurnal Data Pusat Informasi Kriminal
Nasional Bareskrim Polri Tahun 2021,β Pusiknas Bareskrim Polri,
2021, [Online]. Available:
https://pusiknas.polri.go.id/web_pusiknas/laporan/1649645185073.
pdf
Pusiknas Bareskrim Polri, βData Kejahatan.β
https://pusiknas.polri.go.id/data_kejahatan (accessed Jun. 09, 2023).
P. P. Biemer and L. E. Lyberg, Introduction to Survey Quality. John
Wiley & Sons, Inc., 2003. doi: 10.1002/0471458740.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, βProfil Internet
Indonesia 2022,β 2022. [Online]. Available: apji.or.id
F. Visara, βIDENTIFIKASI KASUS KEKERASAN SEKSUAL
TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK BERDASARKAN
TEKS BERITA ONLINE BERBAHASA INDONESIA (Studi
Kasus: Berita Okezone.com dan Detik.com),β Politeknik Statistika
STIS, 2022.
8 / 8
|
164.959 | [
{
"end": 945,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 933,
"text": "Webqual 4.0"
},
{
"end": 709,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 675,
"text": " mengukur kualitas dari website"
},
{
"end": 1254,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1122,
"text": " kualitas\\nwebsite secara keseluruhan adalah sangat baik, tetapi belum ada\\nindikator penilaian kualitas yang mencapai harapan"
},
{
"end": 5091,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 5040,
"text": "Mengukur kualitas Website Warkop Pusdiklat BPS"
},
{
"end": 32393,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 32335,
"text": " kualitas website\\nWarkop Pusdiklat BPS mencapai 87%"
},
{
"end": 32471,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 32405,
"text": "kualitas website dapat digolongkan pada kategori\\nsangat baik"
}
] | 2023-12-27T10:55:11.392474Z | 27 | 1 | 2023-12-27T10:55:11.392474Z | 8 | Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Analisis Kualitas Website Warkop Pusdiklat BPS
dengan Metode Webqual 4.0
Putri Fitrah Insani (221911205, 4SI1)
Dosen Pembimbing: Dr. Drs. Waris Marsisno, M.Stat
Ringkasanβ Website Warung Kompetensi Pegawai Pusdiklat
BPS digunakan sebagai sarana menyelenggarakan berbagai
diklat untuk pegawai BPS. Berdasarkan hasil analisis dari
sitechecker masih terdapat beberapa halaman pada website yang
mengalami masalah. Selain itu, dengan banyaknya jumlah
pengguna website serta peran penting website dalam membangun
dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di BPS maka
perlu untuk mengukur kualitas dari website untuk memastikan
peran website dan Pusdiklat BPS terlaksana secara maksimal.
Sehingga pada penelitian ini dilakukan analisis kualitas website
pada Warkop Pusdiklat BPS. Penelitian ini menggunakan metode
Webqual 4.0 dengan tiga fokus yaitu Usability, Information
Quality, dan Service Interaction yang dinilai berdasarkan persepsi
pengguna. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa kualitas
website secara keseluruhan adalah sangat baik, tetapi belum ada
indikator penilaian kualitas yang mencapai harapan
dari
pengguna website. Serta terdapat tiga indikator pada website
yang menjadi prioritas dalam peningkatan kualitas website yaitu
detail informasi, interaksi website, dan ketepatan janji.
Kata Kunciβ Kualitas, Website, Warkop Pusdiklat BPS,
Webqual 4.0.
I. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi informasi
telah menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan manusia sehari-hari. Pengguna internet pada Januari
2022 mencapai lebih dari 60% penduduk dunia [5]. Hal ini
merupakan dampak dari kebutuhan manusia terhadap informasi
yang semakin meningkat. Hadirnya teknologi informasi juga
memberikan dampak yang signifikan pada kemajuan institusi
atau organisasi. Melalui teknologi informasi, terciptalah
beberapa produk atau layanan yang memberikan kemudahan
dengan
bagi
penggunanya seperti aplikasi atau website.
institusi/organisasi
berinteraksi
untuk
Website adalah kumpulan halaman yang saling terhubung
yang di dalamnya terdapat beberapa item seperti dokumen dan
gambar yang tersimpan di dalam web server [7]. Saat ini,
layanan website telah banyak digunakan oleh berbagai institusi
atau organisasi. Dalam peranannya, website memberikan
kontribusi yang besar sebagai penerima umpan balik dan
sebagai sarana penghubung serta berinteraksi antara pengguna
dengan pihak institusi/organisasi [9]. Salah satu institusi yang
juga menggunakan website dalam pemberian layanan kepada
penggunanya adalah Badan Pusat Statistik dengan salah satu
alamatnya yaitu pusdiklat.bps.go.id/warkop/.
Warkop Pusdiklat merupakan salah satu website Badan
Pusat Statistik dengan
tujuan utama melaksanakan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan prajabatan dan
kepemimpinan serta teknis dan fungsional kepada pegawai
Badan Pusat Statistik [13]. Singkatnya, Warkop Pusdiklat
menjadi sarana untuk melaksanakan Diklat (Pendidikan dan
Pelatihan) bagi pegawai BPS. Diklat adalah proses
penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan
kemampuan pengetahuan, wawasan sikap dan moral pegawai
[3].
tindakan
jumlah penggunanya. Selain
Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah pengguna website
Warkop Pusdiklat selama tahun 2022 lebih dari 4000 pengguna.
Dengan banyaknya jumlah pengguna pada website, perlu untuk
mengukur kualitas dari website agar dapat mempertahankan
atau meningkatkan
itu,
berdasarkan hasil analisis dari sitechecker, masih ditemukan
beberapa halaman dari website yang berstatus 3xx. Kode
HTTP 3xx menunjukkan kondisi bahwa pengguna harus
mengambil
tambahan untuk menyelesaikan
permintaan [18]. Pada kasus website Warkop Pusdiklat BPS
terjadi kode status 303 yang menandakan sumber daya yang
diminta pengguna telah dipindahkan permanen ke lokasi url
yang baru sehingga ketika pengguna mencoba mengakses url
yang lama url tersebut hanya akan membawa pengguna pada
halaman yang sama. Kondisi ini akan menyulitkan pengguna
untuk menemukan informasi yang dibutuhkan. Terdapat
beberapa kasus serupa yang terjadi pada website Warkop
Pusdiklat BPS sehingga dapat mempengaruhi efisiensi
penggunaan website serta fungsi dan tujuan website yang tidak
tercapai secara maksimal.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti bermaksud melakukan
analisis pada kualitas website Warkop Pusdiklat Badan Pusat
Statistik dalam rangka mendukung perbaikan dan peningkatan
performa layanan Warkop Pusdiklat Badan Pusat Statistik serta
menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia pada
Badan Pusat Statistik.
II. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengukur kualitas Website Warkop Pusdiklat BPS
dengan pendekatan Webqual 4.0.
2. Mengetahui kesenjangan antara kinerja dan kepentingan
berdasarkan indikator-indikator Webqual 4.0
3. Mengidentifikasi hal hal yang perlu diprioritaskan
dalam perbaikan Website Warkop Pusdiklat BPS
berdasarkan indikator-indikator Webqual 4.0.
1 / 8
III. PENELITIAN TERKAIT
TABEL 1
RINGKASAN PENELITIAN TERKAIT
Penulis,
Publikasi
Monika
MS
Donovan
Hutapea
Fani
Setyaning
sih
No
Judul
1 Analisis
Kualitas
Sistem
Informasi
Akademik
(SIAKAD)
UIN Ar-
Raniry
Menggunak
an Metode
Webqual
4.0
2 Analisis
Kualitas
Website
Politeknik
Statistika
STIS
dengan
Pendekatan
Webqual
4.0.
3 Analisis
Kualitas
Website E-
PJLP di
DKI
Jakarta
dengan
Webqual
dan IPA
Tertulis
Komentar
Target responden
pada penelitian
ini tidak hanya
mahasiswa (i)
UIN Ar-Raniry
tetapi juga
mahasiswa (i)
dari perguruan
tinggi lain
Pada halaman 37
disebutkan hasil
Gap Analysis
pada website
Politeknik
Statistika STIS
bernilai negatif
yang berarti
kualitas website
masih belum
memenuhi
harapan
penggunanya.
Pada penelitian
ini, peneliti
menambahkan
uji Paired
Sample t-Test
pada nilai rata-
rata performa
dan ekspektasi
Dari penelitian
ini peneliti juga
akan
menargetkan
responden yang
tidak hanya
berasal dari
internal BPS
tetapi juga dari
pihak eksternal
BPS
Berkaca pada
penelitian ini,
peneliti akan
menggunakan
metode Webqual
sebagai
pendekatan
utama dengan
analisis IPA
sebagai
pendukung.
Pada penelitian
ini peneliti juga
akan
menambahkan
uji Paired
Sample t-Test
untuk
mendeteksi
adanya
perbedaan
signifikan pada
nilai rata-rata
performa dan
ekspektasi
Berdasarkan penelitian terdahulu, peneliti akan menargetkan
responden yang tidak hanya berasal dari internal BPS tetapi
juga dari pihak eksternal BPS, dengan metode Webqual 4.0
sebagai pendekatan utama dan analisis IPA sebagai pendukung,
serta uji Paired Sample t-Test untuk identifikasi perbedaan
signifikan antara nilai rata-rata performa dan ekspektasi.
IV. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivistic atau berupa data konkrit dan data
berupa angka-angka yang diukur menggunakan statistik serta
digunakan pada suatu sampel atau populasi yang berkaitan
untuk menghasilkan kesimpulan akhir [17].
A. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
data primer yang diperoleh dari kuesioner. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan ataupun pernyataan
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
tertulis kepada responden untuk dijawab [17]. Kuesioner dalam
bentuk Google Form kemudian disebar secara online melalui
media sosial dan Email.
Adapun kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner Webqual 4.0 yang dilandaskan pada tiga
kriteria penilaian yaitu kegunaan (Usability), kualitas informasi
(Service
(Information Quality) dan kualitas
Interaction) dengan setiap pernyataan akan dijawab dengan
skala likert dalam bentuk lima poin, yaitu βsangat tidak setujuβ,
βtidak setujuβ, βnetralβ, βsetujuβ dan βsangat setuju.
B. Metode Analisis
interaksi
Data yang diperoleh kemudian akan diolah menggunakan
SPSS dan Microsoft Excel sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah uji yang menyangkut suatu
peubah untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
atau disebut juga ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurannya [16].
Suatu instrumen penelitian akan dianggap valid
apabila nilai rhitung > rtabel, dan apabila nilai rhitung
< rtabel maka instrumen penelitian dianggap tidak
valid dengan penentuan taraf signifikansi 0.05 [17].
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabiltas atau keajegan pengukuran adalah
petunjuk bahwa instrumen yang digunakan dalam
penelitian dapat dipercaya sebagai alat pengumpul
data dan mampu mengungkapkan data yang
sebenarnya dilapangan [16].
Instrumen penelitian akan dinyatakan handal apabila
nilai Cronbach alpha > 0,6 dan instrumen penelitian
dinyatakan tidak handal apabila Cronbach Alpha < 0,6
[17]
3. Paired Sample t-Test
sesudah perlakuan
Uji T berpasangan adalah metode pengujian yang
digunakan untuk mengkaji keefektifan perlakuan
dengan ditandai adanya perbedaan rata-rata sebelum
dan
[6]. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa uji t berpasangan adalah metode
statistik yang digunakan untuk membandingkan dua
sampel data berpasangan yang dianggap sebagai satu
unit pengamatan dengan tujuan mengetahui adanya
perbedaan signifikan antara kedua sampel.
Adapun
rata-rata yang
didapatkan > 0.05 dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan signifikan apabila < 0.05 dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan [15].
jika nilai perbedaan
4. Webqual Index
Webqual Index (WQI) merupakan angka yang
digunakan untuk mengukur kualitas suatu website.
Dengan menggunakan WQI, kualitas sistem diukur
berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja sistem
yang berdasarkan penilaian responden [2]. WQI
diperoleh dari hasil bagi antara weighted score dengan
maximum score [15].
WQI = β ππππβπ‘ππ πππππ
πππ₯πππ’π πππππ
Gambar 1. Rumus Webqual Index
Selanjutnya dari hasil perhitungan WQI dapat dilihat
dalam tabel di bawah ini untuk menentukan tingkat
2 / 8
kualitas dari sebuah website dengan skala interval
berikut [19].
TABEL 2
INTERPRETASI WEBQUAL INDEX
No.
Interval Koefisien
Tingkat Kualitas
1
2
3
4
5
0.8 β 1.0
0.6 β 0.79
0.4 β 0.59
0.2 β 0.39
0.00 β 0.19
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
5.
Importance-Performance Analysis (IPA)
Metode Importance-Performance Analysis (IPA)
bertujuan untuk mengukur hubungan antara performa
sistem dengan prioritas peningkatan kualitas produk
atau jasa [11]. Pada analisis Importance-Performance
Analysis (IPA) dilakukan pemetaan menjadi 4 kuadran
dengan sumbu X mewakili indikator performance dan
sumbu Y mewakili indikator importance. [10]:
Gambar 2 Kuadran Importance-Performance Analysis (IPA)
a) Kuadran I (Pertahankan)
Kuadran ini berisi indikator atau atribut yang
memiliki tingkat harapan (importance) dan kinerja
(performance) yang
tinggi. dengan harapan
pengguna.
b) Kuadran II (Prioritas Utama)
Kuadran ini memuat indikator atau atribut yang
dianggap memiliki kepentingan (importance)
yang dinilai tinggi oleh pengguna tetapi masih
memiliki kinerja (performance) yang belum sesuai
dengan harapan pengguna
c) Kuadran III (Prioritas Rendah)
Indikator atau atribut pada kuadran ini dianggap
kurang memiliki kepentingan (importance) oleh
pengguna
kinerja
dan
(performance) yang biasa saja.
juga memiliki
d) Kuadran IV (Berlebihan)
Kuadran ini mengandung indikator atau atribut
yang memiliki tingkat kepentingan (importance)
yang
kinerja
(performance) yang tinggi atau berlebihan.
namun memiliki
rendah
6. Analisis Kesenjangan (Gap Analysis)
dapat
sebagai
Analisis Gap
perbandingan kinerja saat ini atau performa dengan
kinerja yang diharapkan atau ekspektasi. Analisis Gap
diperoleh dari hasil perhitungan rata-rata nilai
didefinisikan
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
performa dengan nilai ekspektasi. Rumus perhitungan
dibawah ini, Q mewakili kesenjangan, P mewakili
performa dan E mewakili ekspektasi [1].
Q = P-E
Gambar 3. Rumus Analisis Kesenjangan
Apabila nilai kesenjangan bernilai 0, artinya kualitas
website sudah sesuai dengan ekspektasi penggunanya.
Jika nilai kesenjangan bernilai positif, maka kualitas
website telah melampaui ekspektasi pengguna. Dan
Jika nilai kesenjangan bernilai negatif maka kualitas
website masih kurang atau berada dibawah ekspektasi
pengguna[1].
C. Webqual 4.0
Webqual adalah salah satu metode atau teknik pengukuran
kualitas website yang berdasarkan performa pengguna terakhir
[12]. Pendapat
lain menyebutkan bahwa Webqual 4.0
diterapkan untuk mengukur kualitas website serta membantu
untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kepuasan pengguna akhir website [14].
Metode Webqual pertama kali dikembangkan pada tahun
1998 oleh Barnes dan Vidgen dan telah digunakan pada
berbagai website. Versi pertama dari Webqual yaitu Webqual
1.0 yang dikembangkan pada domain sekolah bisnis di Inggris
dengan fokus pada βvoice of customerβ atau seperti apa yang
pengguna inginkan dari website. Versi kedua, yaitu Webqual
2.0 diterapkan pada website B2C (Business to Consumer)
dengan lebih menekankan pada kualitas interaksi atau layanan
pada penggunanya dengan menggunakan konsep dasar
Servqual. Sedangkan pada Webqual 3.0 yang merupakan versi
ketiga, dilakukan pada website lelang dengan peninjauan lebih
dalam sehingga ditemukan fokus baru, yaitu fungsi atau
kegunaan dari website. Hasil analisis dari Webqual 3.0
melengkapi dimensi penilaian dari dua versi sebelumnya,
sehingga terciptalah Webqual 4.0 dengan fokus pada tiga
dimensi utama yaitu: kualitas informasi, kualitas interaksi atau
layanan, dan kegunaan.
V. KERANGKA PIKIR
Kerangka pikir penelitian ini diawali dengan ditemukannya
masalah awal berupa beberapa halaman yang masih error pada
website Warkop Pusdiklat BPS, serta untuk memaksimalkan
fungsi dari website yaitu menunjang peningkatan sumber daya
manusia di BPS melalui berbagai diklat. Setelah itu dilakukan
pencarian solusi dengan mengumpulkan berbagai literatur
terkait kualitas website dan pengumpulan data untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam mendukung
penelitian. Terakhir adalah melakukan dokumentasi terkait
laporan serta hasil yang diperoleh dari penelitian dalam bentuk
skripsi.
3 / 8
Gambar 4. Kerangka Pikir
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas dan Reliabilitas pada penelitian ini dilakukan
pada 30 responden yang terbagi menjadi dua bagian yaitu
performa dan ekspektasi.
1. Hasil Uji Validitas
Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi sebesar
0.05 dengan responden sebanyak 30 maka diperoleh
nilai r tabel sebesar 0.361
Gambar 5. Hasil Uji Validitas Performa
Gambar 6. Hasil Uji Validitas Ekspektasi
Berdasarkan hasil pengujian pada gambar 5 dan
gambar 6 diperoleh hasil bahwa semua instrumen
penelitian yang digunakan adalah valid. Hal ini
dibuktikan dengan nilai semua rhitung pada kolom
Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari
nilai r tabel 0.361.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Gambar 7. Hasil Uji Reliabilitas Performa
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Gambar 8. Hasil Uji Reliabilitas Ekspektasi
Berdasarkan hasil uji pada gambar diperoleh nilai
Cronbachβs Alpha Based on Standardized Items
sebesar 0.989 untuk performa dan 0.992 untuk
ekspektasi yang semuanya bernilai > 0.6 sehingga
disimpulkan bahwa seluruh instrumen penelitian yang
digunakan terbukti reliabilitasnya.
B. Karakteristik Responden
Hasil pada bagian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner
yang dilakukan oleh peneliti dengan periode 7 Februari 2023
hingga 21 Maret 2023 dan diperoleh sebanyak 388 responden.
1. Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
42%
58%
Gambar 9. Diagram Lingkaran Jenis Kelamin
Pada gambar diperoleh hasil bahwa sebanyak 388
responden pengguna website Warkop Pusdiklat,
terdiri dari 58% laki-laki dan 42% perempuan.
2. Usia
21-30 tahun
31-40 tahun
β₯ 40 tahun
40%
31%
29%
Gambar 10. Diagram Lingkaran Usia
Pada gambar diperoleh hasil sebanyak 388 responden
pengguna website Warkop Pusdiklat, lebih banyak
digunakan oleh pengguna dengan umur 40 tahun ke
atas dengan persentase sebanyak 40% pengguna
dengan rentang umur 21-30 tahun dengan persentase
31% pengguna dengan rentang umur 31-40 tahun
dengan persentase 29%.
3. Asal Institusi
26%
74%
Pegawai BPS
Pegawai Non-
BPS
Gambar 11. Diagram Lingkaran Asal Institusi
Pada gambar diperoleh hasil bahwa 26% responden
berasal dari institusi di luar BPS dan 74% responden
lainnya berasal dari BPS.
4. Frekuensi Penggunaan Website
4 / 8
Gambar 12. Diagram Lingkaran Frekuensi Penggunaan Website
Pada Gambar diperoleh hasil frekuensi kunjungan
lebih didominasi oleh kelompok
website yang
pengguna yang mengunjungi website hanya jika
diperlukan dengan persentase 68% kelompok
pengguna yang mengunjungi website setiap hari
dengan persentase 26% kelompok pengguna yang
mengunjungi website seminggu sekali sebanyak 5%,
kemudian kelompok pengguna yang mengunjungi
website sebulan sekali dengan persentase 1%.
C. Deskripsi Hasil
TABEL 7
RINGKASAN HASIL MENURUT DIMENSI PERFORMA
Performa
N Min Max
Mean
Usability
Information
Quality
Service
Interaction
388
388
388
8
8
9
St.
Dev
5.1
40
30.61
40
40
30.7
4.94
30.98
4.76
TABEL 8
RINGKASAN HASIL MENURUT DIMENSI EKSPEKTASI
Ekspektasi
N Min Max
Mean
10
40
31.11
10
40
31.22
St.
Dev
4.63
4.61
9
40
31.54
4.61
Usability
Information
Quality
Service
Interaction
388
388
388
Berikut merupakan ringkasan hasil yang diperoleh dari 388
responden yang terbagi menjadi dua bagian yaitu performa dan
ekspektasi dengan masing-masing terdiri dari tiga variabel
yaitu Usability, Information Quality dan Service Interaction.
Terdapat perbedaan nilai minimum pada bagian performa dan
ekspektasi namun pada bagian maksimum memiliki nilai yang
sama. setelah ditelusuri lebih lanjut terdapat seorang responden
yang memberikan nilai maksimum untuk setiap pertanyaan
kuesioner yang menyebabkan baik nilai maksimum pada
performa ataupun nilai maksimum pada ekspektasi bernilai 40.
Terdapat pula perbedaan rata-rata dari performa dan ekspektasi
yang di mana nilai rata-rata ekspektasi sedikit lebih tinggi
daripada nilai rata-rata performa. Hal ini merupakan gambaran
awal yang dapat kita peroleh terkait adanya perbedaan antara
nilai performa dan ekspektasi pengguna. Sedangkan pada nilai
standar deviasi nilai performa memiliki standar deviasi yang
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
cenderung lebih tinggi dibandingkan nilai standar deviasi dari
ekspektasi. Hal ini memberikan gambaran bahwa data untuk
variabel performa cenderung sedikit lebih tinggi persebarannya
dibanding data variabel ekspektasi.
Gambar 13. Performa dan Ekspektasi Menurut Atribut
Hasil berikut menggambarkan nilai maksimum, minimum
dan rata-rata untuk setiap atribut pada masing-masing dimensi.
Pada bagian performa untuk dimensi Usability atribut yang
memiliki nilai paling tinggi terdapat pada βwebsite mudah
untuk dipelajari dan dioperasikanβ dan atribut yang memiliki
nilai paling rendah adalah βwebsite memiliki tampilan yang
menarikβ. Hal ini berarti pengguna website lebih cenderung
setuju bahwa website mudah untuk dipelajari dan dioperasikan
dan menganggap bahwa tampilan website saat ini masih kurang
menarik. Pada dimensi Information Quality atribut yang
memiliki nilai paling tinggi adalah βwebsite menyediakan
informasi yang dapat dipercayaβ dan yang memiliki nilai paling
rendah βwebsite menyediakan informasi dengan detail yang
tepatβ hal ini berarti pengguna website lebih cenderung setuju
bahwa website menyediakan informasi yang dapat dipercaya
dan menganggap bahwa informasi yang disajikan dalam
website saat ini masih belum cukup detail. Pada dimensi
Service Interaction atribut yang memiliki nilai paling tinggi
adalah βwebsite memiliki reputasi yang baikβ dan yang
memiliki nilai paling rendah adalah atribut βpengguna dapat
dengan mudah berkomunikasi dengan perusahaanβ hal ini
berarti pengguna cenderung setuju bahwa website memiliki
reputasi yang baik
tetapi masih merasa sulit untuk
berkomunikasi dengan perusahaan dalam yaitu hal ini pihak
Pusdiklat BPS.
Sama halnya pada kelompok kolom ekspektasi, pada
dimensi Usability atribut yang memiliki nilai paling tinggi
adalah βwebsite mudah untuk dipelajari dan dioperasikanβ dan
atribut yang memiliki nilai paling rendah adalah βwebsite
memiliki tampilan yang menarikβ hal ini dapat diartikan bahwa
pengguna website cenderung lebih berharap bahwa website
akan mudah untuk dipelajari dan dioperasikan daripada
berharap website memiliki tampilan yang menarik. Pada
dimensi Information Quality atribut yang memiliki nilai paling
tinggi adalah βwebsite menyediakan informasi yang dapat
dipercayaβ dan yang memiliki nilai paling rendah βwebsite
menyediakan informasi dalam format yang tepatβ hal ini berarti
pengguna website cenderung lebih berharap bahwa website
akan menyediakan informasi yang dapat dipercaya daripada
berharap website menyajikan informasi dalam format yang
5 / 8
MinMaxMeanMinMaxMean US013.933.934.394.39 US023.854.35 US033.774.33 US043.934.38 US053.623.624.204.20 US063.724.24 US073.884.28 US083.924.293.834.31 IQ014.024.42 IQ024.134.134.444.44 IQ033.894.38 IQ044.044.39 IQ053.944.38 IQ063.863.864.37 IQ073.904.334.333.974.39 SI013.933.934.33 SI023.934.33 SI033.874.354.35 SI043.874.35 SI053.643.644.21 SI063.684.184.18 SI073.784.333.814.30DimensiAtributInformation QualityWebsite menyediakan informasi yang akuratWebsite menyediakan informasi yang dapat dipercayaWebsite memberikan informasi yang tepat waktuWebsite menyediakan informasi yang relevanWebsite menyediakan informasi yang mudah dimengertiKodeRata-Rata Nilai Variabel Service InteractionWebsite memiliki tampilan yang menarikUsabilityWebsite mudah untuk dipelajar dan dioperasikanInteraksi dengan website jelas dan mudah dimengertiMudah untuk menemukan menu-menu didalam websiteWebsite mudah untuk digunakanWebsite memiliki desain yang cocok dan sesuai dengan jenis Website memiliki kompetensiWebsite menciptakan pengalaman positif bagi penggunaPersepsiEkspektasiService InteractionWebsite memiliki reputasi yang baikPengguna merasa aman dalam bertransaksi menggunakan Rata-Rata Nilai Variabel UsabilityRata-Rata Nilai Variabel Information QualityWebsite menyediakan informasi dengan detail yang tepatWebste menyajikan informasi dalam format yang tepatPengguna dapat dengan mudah berkomunikasi dengan Website menyampaikan rasa bermasyarakat atau Website memberikan produk atau layanan sesuai dengan Pengguna merasa aman dengan data pribadi penggunaWebsite menciptakan rasa personal atau terjaminnya privasi
tepat. Pada dimensi Service Interaction atribut yang memiliki
nilai paling tinggi adalah βpengguna merasa aman dengan data
pribadi penggunaβ dan yang memiliki nilai paling rendah
adalah atribut βwebsite menyampaikan rasa bermasyarakat atau
bersosialβ hal ini berarti pengguna cenderung lebih berharap
bahwa website akan dapat dipercaya dalam menyimpan data
pribadi penggunanya daripada berharap website akan dapat
menyampaikan rasa bermasyarakat dan bersosial.
D. Hasil Analisis
1. Paired Sample T-Test
Gambar 14. Hasil Uji Paired Sample T-Test
Pada tabel diperlihatkan hasil uji Paired Sample T-
Test dengan nilai signifikansi 0.00 yang lebih kecil
dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan pada seluruh pasangan
variabel yang diuji.
2. Webqual Index
4.
(87%)
adalah 0.87
Gambar 15. Hasil Webqual Index
Nilai keseluruhan WQI untuk perhitungan kualitas
website
sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara keseluruhan kualitas
website adalah sangat baik. Berdasarkan data pada
tabel juga dapat diketahui bahwa dimensi information
quality adalah dimensi yang memiliki nilai WQI
paling tinggi jika dibandingkan dengan dimensi
lainnya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kualitas
website cukup berhasil pada aspek dimensi tersebut.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Gambar 16. Hasil Analisis Kesenjangan
ekspektasi
yang memenuhi
Dari hasil analisis kesenjangan diperoleh nilai
semua atribut bernilai negatif sehingga dapat
disimpulkan bahwa dari setiap atribut penilaian belum
ada
pengguna.
Kesenjangan terbesar terdapat pada atribut βwebsite
memiliki tampilan yang menarikβ pada dimensi
Usability, artinya pengguna website menilai bahwa
tampilan website saat ini belum sesuai dengan apa
yang diharapkan dan berharap tampilan website dapat
dibuat lebih menarik lagi. Kesenjangan terbesar
selanjutnya terdapat pada atribut βpengguna dapat
dengan mudah berkomunikasi dengan perusahaanβ
pada dimensi Service Interaction, artinya pengguna
website saat ini masih merasa sulit untuk mendapat
ataupun berkomunikasi dengan pihak
respon
perusahaan dan berharap akan disediakan akses lebih
mudah
ataupun
berkomunikasi dengan perusahaan. Selanjutnya
kesenjangan terbesar yang lain berada pada atribut
βmudah untuk menemukan menu-menu dalam
websiteβ pada dimensi Usability, artinya pengguna
website masih merasa sulit untuk untuk menemukan
menu-menu atau fitur-fitur yang terdapat pada website.
Importance-Performance Analysis (IPA)
Pada analisis Importance-Performance Analysis (IPA)
dilakukan pemetaan menjadi 4 kuadran dengan sumbu
X mewakili indikator performance dan sumbu Y
terhadap seluruh
mewakili
variabel yang diduga mempengaruhi kualitas website.
indikator importance
untuk mendapat
respon
3. Analisis Kesenjangan (Gap Analysis)
Gambar 17. Hasil Analisis IPA
6 / 8
Rata-RataRata-RataRata-RataPersepsiEkspektasi Gap US013.934.39-0.47 US023.854.35-0.50 US033.774.33-0.56 US043.934.38-0.45 US053.624.20-0.58 US063.724.24-0.52 US073.884.28-0.40 US083.924.29-0.373.834.31-0.48 IQ014.024.42-0.40 IQ024.134.44-0.31 IQ033.894.38-0.49 IQ044.044.39-0.35 IQ053.944.38-0.44 IQ063.864.37-0.51 IQ073.904.33-0.433.974.39-0.42 SI013.934.33-0.40 SI023.934.33-0.40 SI033.874.35-0.48 SI043.874.35-0.48 SI053.644.21-0.57 SI063.684.18-0.50 SI073.784.33-0.553.814.30-0.48Pengguna dapat dengan mudah berkomunikasi dengan Website menyampaikan rasa bermasyarakat atau bersosialWebsite memberikan produk atau layanan sesuai dengan Website memiliki desain yang cocok dan sesuai dengan jenis Website memiliki kompetensiWebsite menciptakan pengalaman positif bagi penggunaPengguna merasa aman dengan data pribadi penggunaWebsite menciptakan rasa personal atau terjaminnya privasi Service InteractionWebsite memiliki reputasi yang baikPengguna merasa aman dalam bertransaksi menggunakan Rata-Rata Nilai Variabel UsabilityRata-Rata Nilai Variabel Information QualityWebsite menyediakan informasi dengan detail yang tepatWebste menyajikan informasi dalam format yang tepatWebsite memiliki tampilan yang menarikUsabilityWebsite mudah untuk dipelajar dan dioperasikanInteraksi dengan website jelas dan mudah dimengertiMudah untuk menemukan menu-menu didalam websiteWebsite mudah untuk digunakanDimensiAtributInformation QualityWebsite menyediakan informasi yang akuratWebsite menyediakan informasi yang dapat dipercayaWebsite memberikan informasi yang tepat waktuWebsite menyediakan informasi yang relevanWebsite menyediakan informasi yang mudah dimengertiKodeRata-Rata Nilai Variabel Service Interaction
kualitasnya
Berdasarkan gambar, hasil analisis yang diperoleh
sebagai berikut:
a) Kuadran I (Pertahankan) terletak di kanan atas dan
terdapat 12 indikator. Atribut yang terdapat pada
ini merupakan atribut yang perlu
kuadran
dipertahankan
karena menurut
pengguna atribut tersebut dianggap penting dan
kinerjanya telah sesuai dengan harapan pengguna.
Adapun atribut yang terdapat pada Kuadran I yaitu
atribut nomor 10 (informasi yang terpercaya),
atribut nomor 9 (keakuratan informasi), atribut
nomor 12 (informasi yang relevan), atribut nomor
1 (pengoperasian mudah), atribut nomor 13
(informasi mudah dimengerti), atribut nomor 11
tepat waktu), atribut nomor 4
(informasi
19
atribut
(penggunaan mudah),
(terjaminnya privasi), atribut nomor 18 (keamanan
data), atribut nomor 15 (format informasi tepat),
atribut nomor 17 (keamanan transaksi dalam
website), 16 (reputasi baik).
nomor
b) Kuadran II (Prioritas Utama) terletak pada bagian
kiri atas dan terdapat 3 indikator. Kuadran ini
berisi atribut yang menurut pengguna memiliki
kepentingan yang tinggi tetapi belum memiliki
kinerja yang sesuai dengan harapan. Oleh karena
itu pihak developer website perlu lebih fokus
dengan atribut-atribut pada Kuadran II agar dapat
ditingkatkan. Adapun atribut yang terdapat pada
Kuadran II yaitu atribut nomor 14 (detail
informasi), atribut nomor 2 (kemudahan interaksi)
dan atribut nomor 22 (pemberian pelayanan sesuai
janji).
c) Kuadran III (Prioritas rendah) terletak pada bagian
kiri bawah dan terdapat 5 indikator. Kuadran ini
berisi atribut yang dianggap kurang penting oleh
pengguna serta memiliki kinerja yang biasa saja.
Sehingga perbaikan terhadap atribut pada kuadran
ini tidak terlalu diperlukan dan tidak perlu
diprioritaskan. Adapun atribut yang terdapat pada
Kuadran III ini yaitu atribut nomor 3 (kemudahan
menemukan fitur dalam website), atribut nomor 6
(kesesuaian desain website), atribut nomor 20
(kemudahan komunikasi dengan pihak website),
atribut nomor 5 (tampilan website yang menarik)
dan atribut nomor 21 (rasa bersosialisasi melalui
website).
d) Kuadran IV (Berlebihan) terletak pada bagian
kanan bawah dan terdapat 2 indikator. berisi
atribut yang menurut pengguna memiliki tingkat
kepentingan yang rendah namun memiliki kinerja
yang tinggi sehingga dikatakan berlebihan. Oleh
karena itu pihak developer website diharapkan
dapat lebih fokus pada atribut kuadran lain.
Adapun atribut yang terdapat pada Kuadran IV
yaitu atribut nomor 8 (kompetensi website) dan
atribut nomor 7 (pengalaman positif pengguna).
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
VII.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian mengukur kualitas website
Warkop Pusdiklat BPS dengan menggunakan metode Webqual
4.0 diperoleh beberapa kesimpulan:
1. Pada hasil analisis Webqual Index, kualitas website
Warkop Pusdiklat BPS mencapai 87% sehingga
kualitas website dapat digolongkan pada kategori
sangat baik.
2. Berdasarkan hasil analisis kesenjangan, kualitas
website Warkop Pusdiklat BPS masih belum
memenuhi harapan penggunanya. Kesenjangan
terbesar terdapat pada atribut tampilan website,
komunikasi dengan pengguna, dan kemudahan
menemukan fitur-fitur dalam website
3. Untuk hasil analisis IPA (importance-performance
analysis) terdapat tiga atribut pada website Warkop
Pusdiklat BPS yang menjadi prioritas perbaikan yaitu
detail informasi, interaksi website, dan ketepatan janji.
Sedangkan untuk atribut dengan performa cukup baik
yang perlu dipertahankan adalah atribut nomor 10
(informasi yang
terpercaya), atribut nomor 9
(keakuratan informasi), atribut nomor 12 (informasi
yang relevan), atribut nomor 1 (pengoperasian mudah),
atribut nomor 13 (informasi mudah dimengerti),
atribut nomor 11 (informasi tepat waktu), atribut
nomor 4 (penggunaan mudah), atribut nomor 19
(terjaminnya privasi), atribut nomor 18 (keamanan
data), atribut nomor 15 (format informasi tepat),
atribut nomor 17 (keamanan transaksi dalam website),
16 (reputasi baik). Dan atribut lain dengan prioritas
perbaikan rendah yaitu atribut nomor 3 (kemudahan
menemukan fitur dalam website), atribut nomor 6
(kesesuaian desain website), atribut nomor 20
(kemudahan komunikasi dengan pihak website),
atribut nomor 5 (tampilan website yang menarik) dan
atribut nomor 21 (rasa bersosialisasi melalui website).
Serta atribut yang menjadi prioritas terakhir dalam
perbaikan website yaitu atribut nomor 8 (kompetensi
website) dan atribut nomor 7 (pengalaman positif
pengguna). hasil analisis Webqual Index, kualitas
website Warkop Pusdiklat BPS dapat digolongkan
pada kategori sangat baik. Kualitas website Warkop
Pusdiklat BPS secara keseluruhan berdasarkan hasil
analisis kesenjangan masih belum memenuhi harapan
penggunanya. Untuk hasil analisis IPA (importance-
performance analysis) terdapat tiga indikator atau
atribut pada website Warkop Pusdiklat BPS yang
perlu ditingkatkan agar dapat sesuai dengan harapan
pengguna yaitu detail informasi, interaksi website, dan
ketepatan janji.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah
disebutkan, terdapat beberapa saran yaitu:
1. Tetap menjaga dan meningkatkan kualitas website,
pihak pengembang website perlu memastikan bahwa
website tetap terus diperbarui secara berkala. Seperti
memperbaiki tautan yang rusak atau mengganti
gambar yang usang pada website.
7 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
2. Meminimalkan kesenjangan yang
terjadi antara
performa website saat
ini dan performa yang
diharapkan pengguna website. Pihak pengembang
website dapat melakukan evaluasi dimulai dari atribut
tinggi serta
yang memiliki kesenjangan paling
mencari
nilai
tahu
kesenjangan atribut tersebut.
bagaimana mengurangi
3. Memprioritaskan perbaikan website pada atribut
detail informasi, interaksi website, dan ketepatan janji.
Karena ketiga atribut tersebut dianggap penting oleh
pengguna website namun performanya masih belum
sesuai harapan pengguna.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A.Shahin, dan M. Samea, Developing the Models of Service Quality Gaps:
A Critical Discussion. vol.1, no.1, pp.2[167-6068, 2010
[2] Barnes dan Vidgen, Webqual: An Exploration of Web-Site Quality, Jan
2000
[3] BKPSDM.
(2022). Diklat
dan Ujian
https://bkpsdm.kuningankab.go.id/diklat-dan-ujian/
[Online]. Avaliable:
[4] D. Hutapea, Analisis Kualitas Website Politeknik Statistika STIS dengan
Pendekatan Webqual 4.0. Jakarta: Politeknik Statistika STIS, 2021.
[5] DataIndonesia.id. (2023, 1). Jumlah Pengguna Internet di Dunia Mencapai
5,3 Miliar pada 2022 [Online]. Available:
https://dataindonesia.id/digital/detail/jumlah-pengguna-internet-di-dunia-
mencapai-53-miliar-pada-2022
[6] H. Sulastri dan Z. Mubarak, Analisis Pengaruh Jalan Bypass Mataramβ
Gerung Terhadap Nilai Tanah di Lombok Barat, vol.1, no.1, Juni 2021.
[7] M. Vermaat, Discovering Computers 2018: Digital Technology, Data and
Devices. Singapore: Cengage, 2018.
[8] MS. Monika, Analisis Kualitas Sistem Informasi Akademik (SIAKAD)
UIN Ar-Raniry Menggunakan Metode Webqual 4.0. Aceh: UIN Ar-Raniry,
2020.
[9] Muslikhah. (20[17, 3). Alasan Mengapa Pengunjung Datang ke Situs Anda
[Online]. Available:
https://anifatulmuslikhah.wordpress.com/20[17/03/30/alasan-mengapa-
pengunjung-datang-ke-situs-anda/
[10] N. Alifah, A. Rusgiyono, dan A. Prahutama, Metode Servqual, Kuadran
IPA dan Index PGCV untuk Menganalisis Kualitas Pelayanan Rumah
Sakit X, vol.8, no.2, pp. 2930, Nov 2020.
[11] N. Wahyuni.
(2014). Gap
https://qmc.binus.ac.id/2014/09/28/g-a-p-a-n-a-l-y-s-i-s/
Analysis.
[Online]. Avaliable:
[12] P. S. Rosita, R. Eva, dan A. Bima, Benchmarking Website E-Commerce
Menggunakan Pengukuran Webqual, pp. 2089-9813, Mar 2014.
[13] Pusdiklat BPS. (2020). Tugas dan Fungsi Pusdiklat BPS. [Online].
Available: https://pusdiklat.bps.go.id/web/tugasfungsi
[14] Rohman dan Kurniawan, Pengukuran Kualitas Website Badan
Penanggulangan Bencana Menggunakan Metode Webqual 4.0, vol.3 no.2,
pp.2527, Agu 2017.
[15] Setyaningsih, Analisis Kualitas Website E-PLJP di DKI Jakarta dengan
Pendekatan Webqual 4.0 dan Importance Performance Analysis (IPA).
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2019
[16] Sitinjak, Tumpal, dan Sugiarto, Lisrel. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006
[17] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 20[17.
[18] Wikipedia. (2022, 12). Daftar kode status HTTP [Online]. Avaliable:
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kode_status_HTTP
[19] Winardi, Pramiyati dan Wadu, Analisis Penilaian Pengguna Terhadap
Kualitas Layanan Website Yayasan Beasiswa Jakarta Menggunakan
Metode Webqual 4.0, Apr 2021.
8 / 8
|
419.782 | [
{
"end": 16332,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 16287,
"text": "melihat dari nilai akurasi, f-1 score, recall"
},
{
"end": 26917,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 26832,
"text": "akurasi\\nsebesar 99.23% untuk algoritma random forest dan 99.28%\\nuntuk algoritma SVM"
},
{
"end": 7738,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 7664,
"text": "Membandingkan hasil klasifikasi malware menggunakan\\nmachine learning"
}
] | 2023-12-27T11:02:19.098800Z | 28 | 1 | 2023-12-27T11:02:19.098800Z | 9 | Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Kajian Perbandingan Algoritma Machine Learning
Dalam Klasifikasi Zero-Day Malware Dengan
Reduksi Dimensi
Muhammad Sabri Ekie (221911200, 4SI2)
Dosen Pembimbing: Farid Ridho, S.S.T., M.T.
Ringkasanβ Malware atau malicious software adalah suatu
program jahat. Penyerangan malware dapat dilakukan dengan
banyak cara,
tetapi yang paling umum adalah dengan
menargetkan aplikasi atau file tertentu. Pendeteksian malware
tetap menjadi masalah karena varian malware yang terus
berkembang. Salah satu fungsi dari machine learning yaitu
melakukan klasifikasi. Beberapa algoritma yang
sering
digunakan yaitu support vector machine, dan random forest.
Dimana klasifikasi berfokus pada legitimate dan non legitimate
dengan menggunakan dataset dari mitra keamanan malware di
Meraz'18 dari Annual Techno-Cultural fest of IITBhilai. Selain
itu pada penelitian ini metode feature selection dan PCA sebagai
dimensionality reduction yaitu untuk mengurangi dimensi data
yang tinggi menjadi dimensi data yang lebih rendah. Hasil yang
diperoleh bahwa klasifikasi zero-day malware menggunakan
machine learning berhasil dilakukan dengan memberikan akurasi
sebesar 99.23% untuk algoritma random forest dan 99.28% untuk
algoritma SVM. Untuk penerapan metode reduksi dimensi
menggunakan feature selection memberikan 28 atribut relevan
dengan memberikan nilai akurasi sebesar 99.20% untuk
algoritma random forest dan 99.19% untuk algoritma SVM.
Sedangkan untuk metode reduksi dimensi menggunakan
principal component analysis memberikan 26 atribut relevan
dengan memberikan nilai akurasi sebesar 98.83% untuk
algoritma random forest dan 99.13% untuk algoritma SVM.
Kata Kunciβ zero-day malware, machine learning, feature
selection, pca.
I. LATAR BELAKANG
Pada masa pandemi covid-19 hampir seluruh dunia
memerintahkan agar masyarakatnya untuk tetap dirumah, hal
ini memicu para usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
untuk mengarahkan bisnisnya ke teknologi agar dapat bertahan
hidup. Dengan beralihnya ke teknologi semakin banyak juga
serangan malware yang dapat terjadi. Serangan malware tidak
hanya menyerang UMKM saja, serangan malware dapat
menyerang perusahaan-perusahaan besar. Salah satunya yaitu
Bank Indonesia. Alfons Tanujaya mengatakan kebocoran data
akibat serangan malware yang menyerang Bank Indonesia
terjadi di 20 lebih cabang BI di seluruh Indonesia.
Tahun 2021 Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)
memublikasikan laporan dengan judul monitoring keamanan
siber dimana pada laporan tersebut terdapat sekitar 1,6 milyar
anomali trafik atau cyber attack yang terjadi di seluruh wilayah
Indonesia di sepanjang tahun 2021. BSSN juga melaporkan
terdapat 10 jenis anomali yang paling banyak terjadi di
terbanyak yaitu
sepanjang
tahun 2021. Dimana kasus
merupakan salah satu dari jenis malware yaitu botnet dengan
banyak serangan sebesar 730.946.448 serangan.
Indonesia sendiri pernah diserang oleh salah satu dari jenis
malware yaitu ransomware dan menempati posisi pertama
dengan kasus terbanyak di Asia Tenggara. Ransomware adalah
serangan malware yang dikirim oleh peretas untuk mengunci
dan mengenkripsi perangkat komputer korban, dengan tujuan
memonetisasi korban dalam bentuk uang.
Gambar. 1 Kasus serangan ransomware di Asia Tenggara
(Januari-September 2020)
jawab untuk menyerang
Malware atau malicious software sendiri adalah suatu
tidak
jahat yang dirancang oleh pihak yang
program
bertanggung
tertentu.
Penyerangan malware dapat dilakukan dengan banyak cara,
tetapi yang paling umum adalah dengan menargetkan aplikasi
atau file tertentu. Malware terdiri dari beberapa jenis yaitu
botnet, downloader, information-stealing malware ,backdoor,
launcher,
spam-sending malware,
worm/virus [1].
scareware,
rootkit,
target
Malware mampu menyebar dengan cepat ke seluruh
jaringan tanpa campur tangan pengguna. Kejahatan internet
menggunakan malware dapat memengaruhi baik itu bisnis
maupun individu di seluruh dunia. Terdapat banyak aktivitas
kejahatan di web jenis serangan baru dengan varian yang tidak
diketahui dari malware yang ada dimana malware dapat
menyamarkan perilaku sehingga sulit untuk dideteksi. Malware
ini disebut dengan zero day malware karena tidak terdapat jeda
1 / 8
waktu antara serangan malware yang tidak diketahui dan saat
ditemukan[2].
Istilah zero day malware merupakan penanda yang
bermanfaat dengan menunjukkan terdapat ancaman baru dan
perlu untuk didokumentasikan dan diatasi secepat mungkin.
Oleh karena itu Pendeteksian malware tetap menjadi masalah
karena varian malware yang terus berkembang [1]. Salah satu
yang dapat digunakan untuk mendeteksi malware yaitu dengan
menggunakan machine learning.
Seiring berkembangnya teknologi akan membuat malware
berkembang juga. Malware akan berkembang menjadi suatu
jenis malware baru, malware ini disebut dengan istilah zero-day
malware. Sistem keamanan tradisional seperti Sistem Deteksi
Intrusi/Sistem Pencegahan Intrusi dan perangkat lunak Anti-
Virus (AV) tidak dapat mendeteksi malware yang tidak dikenal
karena menggunakan metode berbasis signature. Berdasarkan
penelitian [7], salah satu cara untuk mendeteksi zero-day
malware yaitu melakukan klasifikasi menggunakan machine
learning.
Dalam penelitian ilmu komputer, machine learning adalah
salah satu topik hangat utama saat ini [3]. Salah satu fungsi dari
machine
learning yaitu melakukan klasifikasi. Terdapat
beberapa algoritma yang dapat digunakan untuk klasifikasi
malware yaitu, support vector machine[4] dan random forest
[4][5]. Jika model machine learning dapat menggeneralisasi
data terkait serangan malware yang terjadi saat ini dan
mempelajarinya dengan baik untuk digunakan dalam
memprediksi malware di masa mendatang, maka model
machine learning bagus digunakan untuk mengidentifikasi
serangan zero-day malware
Salah
satu masalah dalam melakukan klasifikasi
menggunakan machine learning yaitu adanya fenomena curse
of dimensionality atau dataset yang memiliki banyak atribut.
Dengan banyaknya atribut,
tentunya dapat memberikan
karakterisasi pada model klasifikasi dan dapat melakukan
pembelajaran dengan baik. Namun, dengan lebih banyak
atribut yang dimiliki dapat mengakibatkan masalah berupa
redundansi dan noise. Fitur atau atribut yang tidak relevan dan
berlebihan dapat menyebabkan klasifikasi memiliki performa
yang buruk [6], sehingga perlu dilakukan pengurangan atribut
atau biasa dikenal dengan reduksi dimensi.
Pada penelitian ini akan melakukan klasifikasi malware
menggunakan algoritma support vector machine dan random
forest dengan menerapkan reduksi dimensi atau pengurangan
variabel dengan menggunakan feature selection dan principal
component analysis.
II. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
1. Menerapkan dan menganalisa hasil klasifikasi zero-day
malware menggunakan algoritma machine learning.
2. Menerapkan metode feature selection dan principal
serta
reduksi dimensi
component analysis untuk
menganalisa hasil klasifikasi
3. Membandingkan hasil klasifikasi malware menggunakan
machine learning dengan menerapkan reduksi dimensi
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
menggunakan feature selection dan principal component
analysis berdasarkan nilai akurasi.
III. PENELITIAN TERKAIT
Beberapa penelitian terkait klasifikasi malware dengan
menggunakan algoritma machine learning diantaranya adalah :
Penelitian yang dilakukan oleh Abri, F., dkk (2019) dengan
judul βCan Machine/Deep Learning Classifiers Detect Zero-
Day Malware with High Accuracy?β. Pada penelitian ini
menggunakan 34 algoritma klasifikasi yang terdiri dari
machine learning dan deep learning dalam mengklasifikasi
zero-day malware. Hasil yang diperoleh adalah dari 34
algoritma machine learning dan deep learning, algoritma
random forest memiliki tingkat akurasi paling baik diantara
algoritma lainnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Soraya, D., C. (2020)
dengan judul βKlasifikasi android malware menggunakan
algoritma Principal Component Analysis (PCA) dan Random
ini
Forestβ. Pendeteksian malware pada penelitian
menggunakan salah satu dari jenis malware yaitu mazarbot.
Pada penelitian ini menggunakan algoritma Random Forest
untuk melakukan klasifikasi malware. Penelitian ini juga
menerapkan PCA untuk reduksi dimensi/atribut. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini yaitu nilai akurasi yang didapat
dengan menerapkan metode Random Forest memberikan nilai
sebesar 92.06%. Sedangkan nilai akurasi menggunakan metode
gabungan dari Random Forest dan PCA memberikan nilai
sebesar 82%.
Penelitian yang dilakukan oleh Chemmakha, M., Habibi,
O., & Lazaar, M. (2022) dengan judul βImproving Machine
Learning Models for Malware Detection Using Embedded
Feature Selection Methodβ. Pada penelitian ini dataset yang
digunakan bersumber dari kaggle yang diperoleh dari mitra
keamanan malware di Meraz'18 dari Annual Techno-Cultural
fest of IITBhilai. Penelitian dilakukan dengan cara mereduksi
dimensi menggunakan teknik embedded feature selection.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu fitur yang
digunakan sebanyak 10 fitur dengan nilai akurasi untuk
algoritma random forest sebesar 99.47% dan algoritma SVM
sebesar 84.67%.
Berdasarkan penelitian terkait diatas, bahwasanya belum
terdapat penelitian yang melakukan perbandingan Teknik
reduksi dimensi antara feature selection dan PCA. Sehingga
peneliti akan melakukan perbandingan penerapan reduksi
dimensi/atribut menggunakan feature selection dan PCA dalam
klasifikasi malware. Penelitian akan dilakukan menggunakan
Google Colab sebagai IDE python dengan menggunakan
beberapa package yang diperlukan dalam penelitian.
IV. METODE PENELITIAN
1. Sumber Data
Dataset yang digunakan pada penelitian ini berasal dari
website www.kaggle.com dimana dataset ini diperoleh dari
mitra keamanan malware di Meraz'18 dari Annual Techno-
Cultural fest of IITBhilai[7]. Dataset ini terdiri dari 57
2 / 8
atribut/variabel dan ada sebanyak 138.047 data. Dengan
terdapat satu atribut/variabel yang akan digunakan sebagai
label yaitu atribut legitimate.
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
2. Tahapan Penelitian
Penelitian
terdiri dari 5
memperlihatkan diagram alir penelitian yang akan dilakukan
tahapan. Gambar 5
ini
Gambar 2. Diagram alir penelitian
1) Studi literatur dan pencarian dataset
Pada tahap ini peneliti mencari referensi-referensi terkait
learning yang dapat digunakan untuk
metode machine
melakukan klasifikasi malware dan melakukan pencarian
mengenai dataset yang akan digunakan dalam penelitian.
2) Preprocessing data
Dataset yang
Pengecekan multikolinearitas
akan dilakukan
telah didapatkan
preprocessing data, dimana pada dataset terdapat data yang
dapat dihilangkan karena tidak diperlukan. Pada tahap ini juga
akan melakukan pengecekan missing value dan pengecekan
akan
multikolinearitas.
menggunakan nilai VIF. Setelah melakukan pengecekan
missing value dan multikolinearitas, dataset akan dipisah
menjadi dua yakni class target yang merupakan atribut
legitimate dan fitur yang terdiri dari 53 atribut. Selanjutnya
nilai dari fitur akan dibuat seragam menggunakan feature
scaling dengan teknik standarisasi. Standarisasi fitur akan
menggunakan package StandardScaler().
3) Split data
Pada tahapan ini dataset akan dibagi menjadi dataset
training dan testing. Pembagian dataset akan menggunakan
teknik hold out dengan perbandingan 80% data training dan 20%
data testing.
4) Reduksi dimensi
Pada tahap ini ini akan dilakukan seleksi fitur/atribut, hal
ini karena atribut pada dataset dalam penelitian ini memiliki
atribut sebanyak 57 atribut dimana terdapat 2 atribut dengan
tipe data objek yang telah dihilangkan pada tahap preprocessing
data, sehingga atribut menjadi 55 atribut. Jumlah atribut dari
data yang sangat besar akan dilakukan pengurangan atribut atau
reduksi dimensi dengan menggunakan metode reduksi dimensi
dan feature selection dan principal component analysis.
4.1 PCA
3 / 8
Principal Component Analysis atau yang sering disebut
dengan PCA merupakan salah satu metode yang sering
digunakan untuk melakukan reduksi dimensi. Prinsip kerja dari
PCA sendiri ialah mengekstraksi atribut sehingga menyisakan
atribut yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih
optimal. Metode ini terdiri dari 4 tahapan [8], yaitu :
1. Mencari sejumlah data yang berdimensi m x n, dimana
m merupakan banyaknya data dan n merupakan
banyaknya atribut.
2. Mencari nilai kovarian.
3. Menghitung nilai eigen.
4. Menghitung persentase kontribusi kumulatif varians.
4.1 Feature Selection
Feature selection atau seleksi fitur merupakan salah satu
metode yang dapat digunakan dalam mereduksi dimensi.
Terdapat beberapa cara untuk menyeleksi fitur salah satunya
yaitu menggunakan information gain yang akan digunakan
pada penelitian ini. Nilai relevansi information gain yang
digunakan yaitu di atas dari nilai standar deviasinya[9].
5) Klasifikasi
Pada tahapan ini akan dilakukan klasifikasi dengan
menggunakan algoritma support vector machine dan random
forest. Sebelum melakukan klasifikasi akan dilakukan
pencarian parameter terbaik untuk kedua algoritma. Setelah
mendapatkan parameter
terbaik untuk klasifikasi akan
dibangun model klasifikasi menggunakan data training. Setelah
model dibentuk kemudian akan dilakukan validasi dari model
klasifikasi menggunakan k-fold cross validation. 10-fold cross
validation digunakan pada training set untuk mengevaluasi
model, setelah itu model diuji pada testing set dan dievaluasi
performanya.
5.1 Random Forest
Metode random forest melakukan klasifikasi dengan
penggabungan beberapa model tree. Klasifikasi pada random
forest dilakukan dengan cara split data sampel yang ada ke
dalam decision tree secara acak. Setelah tree terbentuk akan
terdapat root, internal node, dan leaf (hasil kelas)[4], yang
kemudian akan diambil tree terbaik dengan menggunakan
metode random forest. Pada penelitian ini akan dilakukan
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
pencarian parameter terbaik dengan menggunakan grid search.
Model klasifikasi dari algoritma random forest ini akan
divalidasi menggunakan teknik validasi yakni k-fold cross
validation.
5.2 Support Vector Machine
Metode SVM ini digolongkan sebagai algoritma classifier
yang berbasis supervised learning. Metode SVM ini memiliki
kekurangan dimana membutuhkan waktu yang lama dalam
penghitungannya. Dalam penelitian
ini menggunakan
implementasi dari LIBSVM. Pada saat proses pelatihan
algoritma akan memperoleh pengetahuan tentang kelas dengan
cara memeriksa data training. Model klasifikasi dari algoritma
SVM ini akan divalidasi menggunakan teknik validasi yakni k-
fold cross validation.
6) Evaluasi dan perbandingan
Untuk melakukan evaluasi dan perbandingan kedua
metode reduksi dimensi akan dilakukan dengan membuat
confusion matrix dan melihat dari nilai akurasi, f-1 score, recall,
dan presisi sesuai dengan Tabel 1 berikut :
TABEL I
PARAMETER EVALUASI KLASIFIKASI DENGAN METODE SVM & RANDOM
FOREST
Parameter
Nilai
Metode Validasi
Matriks pengujian
Kriteria Output
dihasilkan
yang
K-fold Cross
Validation
Confusiom
Matrix
Accuracy,
precision,
Recall, f-1 score
V. KERANGKA PIKIR
Penelitian ini disusun berdasarkan latar belakang yang
telah disampaikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan
dengan menggunakan metode serta analisis terukur sehingga
dapat diambil kesimpulan, kerangka pikir penelitian disajikan
pada bagan dibawah ini:
4 / 8
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Dataset
Dataset yang digunakan dalam penelitian ini memiliki 57
atribut dengan 1 atribut target berupa atribut legitimate. Atribut
legitimate bernilai 0 dan 1 dimana 0 berarti non-legitimate atau
digolongkan malware, sedangkan 1 berarti legitimate atau
digolongkan bukan malware. Berikut distribusi antara
legitimate dan non-legitimate:
Gambar 4. Grafik distribusi legitimate dan non-legitimate
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa untuk kelas
legitimate atau yang bukan malware memiliki persentase
sebesar 29.93% atau sebanyak 41.323 data, sedangkan untuk
kelas non legitimate atau yang merupakan malware memiliki
persentase sebesar 70.07% atau sebanyak 96.724 data.
6.2 Preprocessing
Tahapan pertama pada preprocessing yaitu menghapus
atribut yang tidak diperlukan untuk klasifikasi. Atribut yang
dihapus yaitu atribut Name dan md5 yang merupakan atribut
dengan tipe objek serta atribut SizeOfOptionalHeader yang
dimana nilainya konstan. Pada tahap berikutnya akan dilakukan
fungsi
pengecekan missing
isnull().sum().sum(). Dari hasil pengecekan missing value
diperoleh nilai 0 yang berarti tidak terdapat missing value pada
dataset.
pengecekan
akan
multikolinearitas antar atribut. Pengecekan multikolinearitas
akan menggunakan nilai VIF, dimana nilai VIF>10 merupakan
atribut yang terjadi multikolinearitas[12].
value menggunakan
Selanjutnya
dilakukan
6.3 Split Data
Pembagian data pada penelitian ini akan menggunakan
teknik hold out. Untuk perbandingan data training dan data
testing akan menerapkan perbandingan 80% data training dan
20% data testing. Perbandingan tersebut dipilih karena
banyaknya data yang berjumlah 138.047 data. Dari hasil
pembagian data diperoleh sebanyak 110.437 data yang akan
digunakan untuk melatih model klasifikasi. Data training
nantinya akan digunakan untuk mereduksi dimensi. Pada
reduksi dimensi menggunakan feature selection akan diperoleh
nilai information gain yang nantinya akan menentukan
terpilihnya suatu atribut. Sedangkan untuk reduksi dimensi
menggunakan PCA, data training dan testing akan di transform
pada kernel PCA.
6.4 Feature Selection Menggunakan Information Gain
Penentuan dari batas nilai information gain yang dipilih
pada penelitian ini menggunakan nilai standar deviasi yang
dimana nilai standar deviasi sebesar 0.031. Tabel 2
menunjukkan nilai relevansi dari masing-masing fitur yang
diperoleh dengan menggunakan perhitungan nilai information
gain.
TABEL II
NILAI INFORMATION GAIN MASING-MASING FITUR YANG DIGUNAKAN
No
1.
2.
3.
β¦
35.
β¦
53.
No
1.
2.
3.
β¦
35.
Atribut
Skor
ResourcesMaxEntropy
0.52291
ResourcesMinEntropy
0.505324
ResourcesMeanSize
0.486694
β¦
β¦
ImportsNbDLL
0.188581
β¦
β¦
LoaderFlags
0.000035
TABEL III
FITUR DENGAN NILAI INFORMATION GAIN > 0.17
Atribut
Skor
ResourcesMaxEntropy
0.52291
ResourcesMinEntropy
0.505324
ResourcesMeanSize
0.486694
β¦
β¦
ImportsNbDLL
0.188581
Tabel 3 memperlihatkan fitur yang memiliki nilai relevansi
information gain diatas 0.17. Bisa dilihat bahwa setelah
dilakukan reduksi dimensi menggunakan information gain
diperoleh 35 atribut yang nilai relevansinya diatas 0.17. Untuk
memastikan 35 atribut tersebut relevan akan dilakukan
pengecekan multikolinearitas terhadap 35 atribut tersebut
menggunakan nilai VIF. Diperoleh atribut dengan nilai VIF
lebih besar dari 10 terdapat sebanyak 7 atribut, sehingga
terdapat 28 atribut relevan untuk reduksi dimensi menggunakan
feature selection.
6.5 Principal Component Analysis
Dari hasil analisis PCA diperoleh proporsi varians dan
kumulatif varians nya sebagai berikut:
5 / 8
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
0.1, 1. Berikut tabel parameter terbaik yang terpilih untuk
algoritma random forest dan SVM :
TABEL V
PARAMETER KLASIFIKASI
Algoritma
Random Forest
SVM
Parameter
criterion=βentro
pyβ
max_depth=9
n_estimator=50
kernel=RBF
C=10
Gamma=0.1
pencarian
parameter
Setelah melakukan
terbaik
selanjutnya akan membangun model klasifikasi menggunakan
parameter tersebut. Model yang dibangun kemudian akan
dilakukan validasi
terhadap menggunakan k-fold cross
validation. Prosedur 10-fold cross validation digunakan pada
training set untuk mengevaluasi model klasifikasi, setelah itu
model akan diuji pada testing set dan akan dievaluasi
performanya.
6.7 Evaluasi
feature
Tahapan evaluasi ini dilakukan pada tiga kondisi yaitu
pada saat sebelum data direduksi dimensi, data direduksi
menggunakan
selection, dan data direduksi
menggunakan PCA. Dari tiga kondisi tersebut masing-masing
kondisi akan diterapkan dua jenis algoritma yang berbeda
sehingga terdapat enam confusion matrix yang terbentuk. Hasil
perhitungan confusion matrix pada setiap kondisi disajikan
pada tabel 5 di bawah ini :
TABEL IV
HASIL PROSES PCA
No
Proporsi
Kumulatif
Komponen
1.
2.
3.
4.
5.
β¦
26
β¦
53
0.105423798
0.105423798
0.072969069
0.178392867
0.060739368
0.239132235
0.057455574
0.296587809
0.048891379
0.345479187
β¦
β¦
PC1
PC2
PC3
PC4
PC5
β¦
0.01369033
0.850867049
PC26
β¦
0.000000504
β¦
1
β¦
PC53
Tabel 4 merupakan hasil dari proses PCA yang dimana
kolom proporsi merupakan proporsi varians komponen itu
sendiri sedangkan kolom kumulatif merupakan penjumlahan
proporsi varians dengan komponen sebelumnya. Atribut atau
komponen akan dipilih berdasarkan nilai kumulatif antara
70%-80%[11]. Dalam
akan
menggunakan atribut yang memberikan 85% informasi,
sehingga pada penelitian ini akan menggunakan 26 atribut
dengan nilai kumulatif sebesar 85.08%.
penelitian
peneliti
ini
6.6 Klasifikasi
forest
random
akan menggunakan
Sebelum melakukan klasifikasi akan dilakukan pemilihan
parameter terbaik terlebih dahulu. Pemilihan parameter untuk
algoritma
fungsi
GridSearchCV() dengan parameter n_estimator = 25, 50, 100,
150, 200; criterion= gini, entropy; max_depth= 3, 6, 9.
Sedangkan untuk pemilihan parameter pada algoritma SVM
akan dilakukan secara manual dengan memperhatikan nilai f-1
score nya [13]. Parameter yang digunakan pada pada SVM
adalah kernel=auto, rbf, linear; C=auto, 0.1, 1, 10; gamma=auto,
TABEL VI.
HASIL PERHITUNGAN CONFUSION MATRIX
Kondisi
Algoritma
Accuracy Precision
Recall
F-1 Score
Sebelum Reduksi
Dimensi
Reduksi Dimensi
Menggunakan
Feature Selection
Random Forest
99.23%
98.83%
98.58%
98.71%
SVM
99.28%
98.60%
98.99%
98.80%
Random Forest
99.21%
98.68%
98.67%
98.67%
SVM
99.19%
98.46%
98.86%
98.66%
Reduksi Dimensi
Menggunakan PCA
Random Forest
98.86%
SVM
99.11%
97.76%
98.34%
98.44%
98.10%
98.69%
98.51%
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa pada kondisi sebelum
reduksi dimensi algoritma Random Forest
dilakukan
memberikan nilai accuracy dan f-1 score masing-masing
sebesar 99.23% dan 98.71%. Sedangkan untuk algoritma SVM
memberikan nilai accuracy dan f-1 score masing-masing
sebesar 99.28% dan 98.85%. Untuk kondisi setelah dilakukan
reduksi dimensi menggunakan feature selection, algoritma
Random Forest memberikan nilai accuracy dan f-1 score
masing-masing sebesar 99.21% dan 98.67%. Sedangkan untuk
algoritma SVM memberikan nilai accuracy dan f-1 score
masing-masing sebesar 99.19% dan 98.66%. Reduksi dimensi
menggunakan PCA memberikan hasil untuk algoritma Random
Forest dengan nilai accuracy dan f-1 score masing-masing
sebesar 98.86% dan 98.10%, sementara algoritma SVM
memberikan nilai accuracy dan f-1 score masing-masing
sebesar 99.11% dan 98.51%.
6 / 8
6.8 Perbandingan
Berdasarkan hasil penelitian perbandingan penggunaan
metode reduksi menggunakan feature selection dan principal
component analysis dapat dilihat pada pada visualisasi dari
nilai akurasi dibawah ini:
Nilai Akurasi
99.40%
99.20%
99.00%
98.80%
98.60%
Random Forest
SVM
Kondisi Sebelum Reduksi Dimensi
Kondisi Reduksi Dimensi Menggunakan
Feature Selection
Kondisi Reduksi Dimensi Menggunakan PCA
Gambar 5. Perbandingan nilai akurasi
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa untuk reduksi
dimensi menggunakan feature selection algoritma random
forest memiliki performa akurasi lebih baik dibandingkan SVM.
Sedangkan untuk reduksi dimensi menggunakan principal
component analysis algoritma SVM memiliki performa akurasi
lebih baik dibandingkan algoritma random forest. Dari gambar
juga bisa dilihat bahwa untuk reduksi dimensi menggunakan
feature selection memberikan hasil yang menyerupai dengan
sebelum direduksi. Metode reduksi dimensi menggunakan
feature selection memberikan hasil lebih baik dibandingkan
dengan metode reduksi dimensi menggunakan PCA. Dengan
hanya menggunakan 28 fitur, model klasifikasi dengan
menggunakan metode feature selection memberikan hasil yang
hampir sama untuk algoritma random forest maupun algoritma
SVM.
VII.
Dari penelitian yang
PENUTUP
telah dilakukan, didapatkan
kesimpulan yaitu:
1. Klasifikasi zero-day malware menggunakan machine
learning berhasil dilakukan dengan memberikan akurasi
sebesar 99.23% untuk algoritma random forest dan 99.28%
untuk algoritma SVM.
2. Metode reduksi dimensi menggunakan feature selection
memberikan 28 atribut relevan dengan memberikan nilai
akurasi sebesar 99.20% untuk algoritma random forest dan
99.19% untuk algoritma SVM. Sedangkan untuk metode
reduksi dimensi menggunakan principal component
analysis memberikan 26 PC relevan dengan memberikan
nilai akurasi sebesar 98.83% untuk algoritma random
forest dan 99.13% untuk algoritma SVM.
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
3. Dilihat berdasarkan nilai akurasi, metode reduksi dimensi
menggunakan feature selection memberikan hasil lebih
baik dibandingkan dengan metode reduksi dimensi
menggunakan PCA
Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna sehingga
agar melakukan pengembangan
peneliti menyarankan
selanjutnya. Adapun yang dapat dilakukan selanjutnya antara
lain yaitu :
1. Pencarian parameter untuk algoritma SVM pada penelitian
ini masih secara manual dengan melihat nilai f-1 score
terbaik sehingga untuk penelitian selanjutnya perlu
dilakukan pencarian parameter terbaik untuk algoritma
SVM dengan menggunakan GridSearchCV().
2. Dapat membandingkan algoritma antara machine learning
dan deep learning dalam melakukan klasifikasi zero-day
malware.
3. Melakukan perbandingan model klasifikasi menggunakan
kurva ROC atau menggunakan TPR.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adenansi, R., & Novarina, L. A. (2017). Malware dynamic. JoEICT
(Journal of Education And ICT), 1(1).
[2] Venkatraman, S., & Alazab, M. (2018). Use of data visualisation for zero-
day malware detection. Security and Communication Networks, 2018, 1-
13.
[3] Rachmat, A. (2019). Survei Penerapan Model Machine Learning Dalam
Bidang Keamanan Informasi. Jurnal Sistem Cerdas, 2(1), 47-60.
[4] Sitorus, Y. W., Sukarno, P., & Mandala, S. (2021). Analisis Deteksi
Malware Android Menggunakan Metode Support Vector Machine &
Random Forest. eProceedings of Engineering, 8(6).
[5] Garcia, F. C. C., & Muga II, F. P. (2016). Random forest for malware
classification. arXiv preprint arXiv:1609.07770.
[6] Zhang, J. (2019). Machine learning with feature selection using principal
component analysis for malware detection: a case study. arXiv preprint
arXiv:1902.03639.
[7] Abri, F., Siami-Namini, S., Khanghah, M. A., Soltani, F. M., & Namin, A.
S. (2019, December). Can machine/deep learning classifiers detect zero-
day malware with high accuracy?. In 2019 IEEE international conference
on big data (Big Data) (pp. 3252-3259). IEEE.
[8] Sartika, D., & Saluza, I. (2022). Penerapan Metode Principal Component
Analysis (PCA) Pada Klasifikasi Status Kredit Nasabah Bank Sumsel
Babel Cabang KM 12 Palembang Menggunakan Metode Decision Tree.
Generic, 14(2), 45-49.
[9] Prasetiyowati, M. I., Maulidevi, N. U., & Surendro, K. (2021).
Determining threshold value on information gain feature selection to
increase speed and prediction accuracy of random forest. Journal of Big
Data, 8(1), 84.
[10] Zailani, A. U., & Hanun, N. L. (2020). Penerapan Algoritma Klasifikasi
Random Forest Untuk Penentuan Kelayakan Pemberian Kredit Di
Koperasi Mitra Sejahtera. Infotech: Journal of Technology Information,
6(1), 7-14.
[11] Suhr, D. D. (2005). Principal Component Analysis vs. Exploratory Factor
Analysis.
[12] DP, R. T., & Monika, M. (2014). Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, 12(1), 1-16
[13] Rahmansyah, A., Dewi, O., Andini, P., Ningrum, T. H. P., & Suryana, M.
E. (2018, August). Membandingkan Pengaruh Feature Selection Terhadap
Algoritma NaΓ―ve Bayes dan Support Vector Machine. In Seminar Nasional
Aplikasi Teknologi Informasi (SNATi).
[14] Annur, Cindy Mutia.2021. "Serangan Malware Banyak Mengintai UMKM
di Masa Pandemi".
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/23/serangan-
malware-banyak-mengintai-umkm-di-masa-pandemi, diakses pada 26
Oktober 2022 pukul 19.45.
7 / 8
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
[15] Dihni, Vika Azkiya.2022. "Indonesia Alami Kasus Serangan Ransomware
Terbanyak di Asia Tenggara".
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/08/indonesia-alami-
kasus-serangan-ransomware-terbanyak-di-asia-tenggara, diakses pada 25
Oktober 2022 pukul 20.00.
[16] Riyanto, Galuh Putri.2022. βIndonesia Hadapi 1,6 Miliar Serangan Siber
dalam Setahun, Ini Malware Terbanyakβ.
https://tekno.kompas.com/read/2022/04/08/06020007/indonesia-hadapi-
1-6-miliar-serangan-siber-dalam-setahun-ini-malware-
terbanyak?page=all, diakses pada 17 November 2022 pukul 14:20
[17] Wardani, Agus Setyo.2022. βMakin Parah, Serangan Ransomware BI
Ternyata Hantam 200 Komputer di 20 Cabangβ.
https://www.liputan6.com/tekno/read/4867855/makin-parah-serangan-
ransomware-bi-ternyata-hantam-200-komputer-di-20-cabang,
pada 17 November 2022 pukul 15:00.
diakses
8 / 8
|
238.662 | [
{
"end": 931,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 810,
"text": "dibangun sebuah sistem informasi\\nberbasis web untuk membantu mahasiswa dalam mencari kost\\ndan kontrakan di\\nsekitar kampus"
},
{
"end": 981,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 972,
"text": "waterfall"
},
{
"end": 1191,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1152,
"text": "sistem sudah berjalan dengan\\nsemestinya"
},
{
"end": 1233,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1196,
"text": "skor akhir\\nevaluasi SUS sebesar 74,55"
},
{
"end": 8808,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 8695,
"text": "membangun\\nsistem informasi yang dapat membantu mahasiswa dalam\\nmencari kost dan kontrakan di sekitar Polstat STIS"
},
{
"end": 12709,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 12657,
"text": "System Development Life Cycle\\n(SDLC) model waterfall"
}
] | 2023-12-27T12:45:37.279987Z | 29 | 1 | 2023-12-27T12:45:37.279987Z | 10 | Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Pembangunan Sistem Informasi Kost dan Kontrakan
di Sekitar Polstat STIS Berbasis Web
Ilman Maulana (221911194, 4SI2)
Dosen Pembimbing: Firdaus, MBA
ini
Ringkasanβ Salah satu kebutuhan utama manusia termasuk
mahasiswa adalah tempat tinggal. Tempat tinggal yang biasa
dihuni oleh mahasiswa diantaranya adalah asrama, rumah
bersama keluarga atau saudara, kost, dan kontrakan. Pada
mahasiswa Polstat STIS, banyak mahasiswa yang tinggal di kost
dan kontrakan selama menempuh pendidikan di Polstat STIS.
Tetapi hal
tidak dibarengi dengan kemudahan untuk
mendapatkan informasi mengenai kost dan kontrakan yang ada,
terutama di sekitar kampus. Mahasiswa masih mengalami
berbagai kendala dalam melakukan pencarian kost dan
kontrakan. Sebagai solusi, dibangun sebuah sistem informasi
berbasis web untuk membantu mahasiswa dalam mencari kost
dan kontrakan di
sekitar kampus. Sistem ini dibangun
menggunakan metode waterfall dan diuji dengan metode black
box testing serta dievaluasi menggunakan metode System
Usability Scale (SUS). Hasil dari pengujian black box testing
menunjukkan fitur pada sistem sudah berjalan dengan
semestinya dan skor akhir
evaluasi SUS sebesar 74,55
menunjukkan sistem ini telah dapat diterima oleh pengguna.
Kata Kunciβ Sistem informasi, kos, kontrakan.
I. LATAR BELAKANG
Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan. Secara
umum kebutuhan manusia dapat dibedakan menjadi 3, yaitu
kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan primer
merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi manusia demi
kelangsungan hidupnya [1]. Salah satu kebutuhan primer
adalah papan atau tempat tinggal. Tempat tinggal merupakan
hal yang penting bagi manusia untuk bernaung dan tempat
bersosialisasi dengan lingkungan sehingga banyak orang yang
menginginkan tempat tinggal yang layak [2].
tidak
Setiap manusia
terkecuali mahasiswa
pasti
membutuhkan tempat tinggal karena mereka akan sulit untuk
mendapatkan hidup yang normal jika tidak memiliki tempat
tinggal [3]. Tempat tinggal sendiri ada berbagai macam, mulai
dari rumah, apartemen, asrama, kost, kontrakan dan lain
sebagainya. Menurut penelitian terdahulu [4] macam-macam
tempat
sebagian mahasiswa
diantaranya adalah asrama, rumah bersama keluarga maupun
saudara, kost, dan kontrakan.
tinggal yang biasa dihuni
Politeknik Statistika STIS (Polstat STIS) adalah perguruan
tinggi kedinasan di lingkungan Badan Pusat Statistik yang
lokasinya berada di Jakarta Timur. Banyak mahasiswa Polstat
STIS berasal dari
Jabodetabek sehingga mereka
membutuhkan tempat tinggal sementara selama menempuh
pendidikan di Polstat STIS. Dari hasil pengamatan, tempat
tinggal sementara yang banyak digunakan mahasiswa Polstat
STIS adalah kost dan kontrakan.
luar
voluntary
sampling atau sampel
Sebelumnya telah dilakukan survei terhadap mahasiswa
Polstat STIS mengenai informasi kost dan kontrakan di sekitar
kampus dimana survei ini menggunakan teknik pengambilan
sampel
sukarela dan
disebarkan kepada seluruh mahasiswa Polstat STIS tahun
email dan grup WhatsApp.
ajaran 2022/2023 melalui
Diketahui 95,4% dari 349 mahasiswa yang mengisi survei
tersebut pernah atau sedang tinggal di kost atau kontrakan
selama menempuh pendidikan di Polstat STIS dan 78,8% dari
mereka pernah melakukan pencarian informasi kost dan
kontrakan di sekitar kampus. Dari mahasiswa yang pernah
melakukan pencarian informasi kost dan kontrakan tersebut,
didapatkan 74,4% dari mereka mengalami kendala dalam
informasi kost dan kontrakan di sekitar kampus.
mencari
Berdasarkan hasil survei tersebut, diketahui meskipun banyak
mahasiswa Polstat STIS yang membutuhkan tempat tinggal
sementara
seperti kost dan kontrakan saat menempuh
pendidikan di Polstat STIS, tetapi hal ini tidak dibarengi
dengan kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai
kost dan kontrakan yang ada, terutama di sekitar kampus.
dan
kontrakan mereka. Beberapa
Saat ini ada berbagai cara yang dilakukan oleh pemilik kost
dan kontrakan di sekitar Polstat STIS dalam mengiklankan
dari mereka
kost
mengiklankan kost dan kontrakan dengan menggunakan
poster berupa kertas berisi informasi ketersediaan kost dan
kontrakan kosong beserta kontak yang dapat dihubungi. Poster
tersebut ditempel di depan kost atau kontrakan yang ingin
disewakan atau di pinggir jalan seperti pada tiang listrik dan
tembok-tembok bangunan. Cara lain yang dilakukan adalah
meminta mahasiswa yang menyewa kost atau kontrakan milik
mereka untuk menyebarkan informasi ketersediaan kost dan
kontrakan kepada mahasiswa lainnya menggunakan aplikasi
WhatsApp. Beberapa kost dan kontrakan lain juga ada yang
mendaftarkan kost dan kontrakan mereka pada web penyedia
informasi kost dan kontrakan di Indonesia, contohnya pada
website mamikos.
Ada pula sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di
Polstat STIS yang melakukan pendataan rutin setiap tahun
tentang kost dan kontrakan yang ada di sekitar kampus.
Kegiatan tersebut dilakukan setahun sekali saat mendekati
tahun ajaran baru dengan meminta mahasiswa tahun ajaran
sebelumnya mengisi sebuah formulir online yang berisikan
berbagai informasi mengenai kost dan kontrakan mulai dari
harga, jumlah kamar yang tersedia, alamat, fasilitas, sampai
kontak pemilik kost atau kontrakan. Sebelum informasi hasil
pendataan
dahulu
dilakukan pengecekan duplikasi data dan pengecekan
lapangan terhadap hasil pendataan. Setelah dilakukan
ke mahasiswa,
disebarkan
terlebih
2 / 9
pengecekan lapangan, barulah hasil pendataan yang berupa
spreadsheet dibagikan baik kepada mahasiswa baru untuk
mencari kost dan kontrakan maupun mahasiswa lama yang
ingin pindah kost atau kontrakan namun kekurangan informasi
mengenai kost dan kontrakan yang tersedia. Pengguna data
hasil pendataan hanya diberikan akses untuk dapat melihat
hasil pendataan. Oleh karena itu, panitia kegiatan pendataan
memberikan himbauan tertulis di dalam spreadsheet kepada
para pengguna data agar mereka melaporkan ke pihak panitia
apabila mendapati ada kost atau kontrakan yang telah penuh.
kost
keadaan
informasi
gambaran
bagaimana
Bersumber dari hasil survei
terhadap mahasiswa yang
mengalami kendala saat melakukan pencarian informasi
mengenai kost dan kontrakan di sekitar Polstat STIS tentang
kendala yang mereka alami. Didapatkan 82,1% dari mereka
kesulitan untuk mengakses
tentang kost dan
kontrakan di sekitar kampus. Ada juga 74,9% yang merasa
bahwa informasi yang didapatkan belum cukup untuk
memberikan
dan
kontrakan. Selain itu, 81,5% mahasiswa yang melakukan
pencarian kost dan kontrakan di sekitar Polstat STIS mengaku
mengalami kesulitan dalam memilah dan membandingkan
informasi antar kost atau kontrakan yang tersedia. Hasil lain
dari survei yang telah dilakukan adalah diketahuinya ada
sebanyak 98,5% mahasiswa yang melakukan pencarian kost
sekitar kampus merasa perlu untuk
dan kontrakan di
mengetahui
terlebih dahulu dimana letak suatu kost atau
kontrakan pada peta sebelum mereka memutuskan untuk
menyewa tempat tersebut atau tidak sedangkan pada sistem
yang ada saat ini informasi tersebut sulit untuk diketahui.
tersedia web penyedia informasi kost dan
Meski saat
kontrakan di
Indonesia, namun ditemukan ada banyak
mahasiswa Polstat STIS yang enggan menggunakan web
tersebut karena berbagai alasan dan permasalahan yang ada
padanya. Mereka juga merasa lebih senang dengan informasi
dari teman atau kakak tingkat yang pernah tinggal di suatu
kost atau kontrakan karena menurut mereka informasi yang
diberikan lebih objektif. Selain itu, dari hasil observasi juga
diketahui bahwa informasi yang tersebar sering kali tidak
relevan lagi dikarenakan pengelolaan data yang kurang baik.
ini
ada
pada
berbagai
Meskipun
permasalahan
sistem
informasi penyedia kost dan kontrakan berbasis web di
Indonesia, namun ide tentang pembangunan sistem informasi
kost dan kontrakan berbasis web masih merupakan sesuatu hal
yang baik dengan sebisa mungkin menghindari permasalahan
yang terjadi pada sistem yang ada saat ini. Penggunaan sistem
informasi akan memberikan kemudahan dalam pengelolaan
informasi dan penyebarluasan informasi akan lebih efektif dan
efisien [5]. Selain itu, pada bidang pemasaran bila sistem
informasi dikelola sendiri maka keamanan data yang dikelola
dan keberlangsungan sistem akan lebih terjamin dibandingkan
dengan memanfaatkan marketplace yang ada [5], [6].
Berlandaskan pada permasalahan-permasalahan tersebut,
diajukan solusi berupa pembangunan sistem informasi kost
dan kontrakan di sekitar Polstat STIS untuk membantu
mahasiswa dalam melakukan pencarian kost dan kontrakan di
sekitar kampus.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
II. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini secara umum adalah membangun
sistem informasi yang dapat membantu mahasiswa dalam
mencari kost dan kontrakan di sekitar Polstat STIS. Secara
khusus
tujuan penelitian ini adalah membangun sistem
informasi yang dapat :
1. Mengelola data kost dan kontrakan di sekitar Polstat
STIS.
2. Menampilkan informasi kost dan kontrakan di sekitar
Polstat STIS dengan kriteria tertentu.
3. Menampilkan letak suatu kost atau kontrakan di
sekitar Polstat STIS pada peta.
III. PENELITIAN TERKAIT
Telah banyak penelitian yang dilakukan terkait dengan
pembuatan sistem informasi kost dan kontrakan. Salah
satunya adalah penelitian pada tahun 2022 yang berjudul
βSistem Informasi Geografis Persebaran Indekos di Sekitar
Wilayah Institut Teknologi Telkom Purwokerto Berbasis Webβ
[7]. Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem informasi
geografis kost berbasis web untuk mahasiswa Institut
Teknologi Telkom Purwokerto dengan memanfaatkan layanan
library JavaScript yaitu Leaflet dan peta OpenStreetMap.
Sistem yang dibangun lalu diuji menggunakan metode SUS
untuk mengevaluasi tingkat usability sistem yang dihasilkan.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
karena kemiripan topik yang diambil yaitu pembuatan sistem
informasi geografis untuk kost dan kesamaan layanan serta
metode evaluasi usability sistem yang digunakan yaitu
menggunakan layanan library JavaScript yaitu Leaflet dan
peta OpenStreetMap serta menggunakan SUS sebagai evaluasi
usability sistem.
Penelitian lain tentang pembangun web pencarian kost juga
telah dilakukan oleh Natalia Bunga Kambuno, Wahyuni Eka
Sari dan Dawamul Arifin pada tahun 2020 [8]. Penelitian yang
berjudul βSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN
TEMPAT KOS DI SAMARINDA BERBASIS WEBβ ini
mengambil studi kasus di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Hasil dari penelitian tersebut adalah sebuah sistem informasi
geografis kost berbasis web untuk mahasiswa di Kota
Samarinda, tepatnya mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri
(POLITANI), Politeknik Negeri Samarinda
Samarinda
(POLNES),
(UNMUL).
dan Universitas Mulawarman
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
mengenai pembuatan sistem informasi geografis kost berbasis
web untuk mahasiswa sehingga bisa dijadikan sebagai
referensi karena kemiripan dari
tujuan penelitian yang
dilakukan, yaitu membuat sistem informasi geografis untuk
membantu mahasiswa dalam mencari kost di sekitar kampus
tempat mereka menempuh pendidikan.
berjudul
Pada tahun 2021 juga telah dilakukan penelitian mengenai
pembangunan sistem informasi kost berbasis web. Penelitian
tersebut
βRANCANG BANGUN SISTEM
INFORMASI SEWA RUMAH KOST (E-KOST) BERBASIS
WEBSITEβ [9]. Dari penelitian ini dihasilkan sebuah sistem
informasi kost berbasis web untuk wilayah Jakarta Selatan.
Dalam pembangunan sistem informasi tersebut, metode yang
digunakan adalah metode waterfall sehingga penelitian ini
3 / 9
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
dibutuhkannya pembuatan sistem informasi kost
dan kontrakan di sekitar Polstat STIS. Selain itu,
juga digunakan untuk mengevaluasi
kuesioner
sistem yang
dengan menyebarkan
kuesioner uji evaluasi System Usability Scale
(SUS) kepada mahasiswa Polstat STIS secara
umum dan kepada panitia pendataan kost dan
kontrakan secara khusus.
dibangun
4. Observasi
Unit observasi pada penelitian ini adalah
mahasiswa Polstat STIS dan web penyedia
informasi kost dan kontrakan di Indonesia. Pada
mahasiswa Polstat STIS observasi dilakukan untuk
melihat kecenderungan mahasiswa Polstat STIS
yang terlihat jelas tanpa harus menggali informasi
lebih lanjut dari mereka. Hal yang diobservasi
seperti
bagaimana kebiasaan mahasiswa dan
seberapa jauh kost atau kontrakan mahasiswa dari
kampus. Adapun observasi pada web penyedia
Indonesia
informasi
dilakukan untuk mendapatkan gambaran sistem
informasi sejenis yang ada saat ini.
kontrakan di
kost
dan
C. Metode Pengembangan Sistem
ini
Sistem yang dibangun pada penelitian ini
menerapkan metode System Development Life Cycle
(SDLC) model waterfall. Metode
cocok
digunakan untuk tujuan pembangunan sistem dari
awal yang mengumpulkan kebutuhan sistem yang
akan dibangun sampai dengan produk diuji [10].
ini mudah dipahami dan
Selain itu, metode
diimplementasikan
terstruktur
karena tiap fase diproses dan diselesaikan satu per
satu [11]. Metode ini juga mencerminkan rekayasa
yang praktis dan lengkap sehingga kualitas software
tetap terjaga karena pengembangan yang terstruktur
dan terawasi dengan baik serta proses pemeliharaan
mudah dikarenakan dokumen yang lengkap [12].
terdapat 5
Pada metode SDLC model waterfall
tahapan,
desain,
implementasi, serta uji coba dan evaluasi [13].
perencanaan,
tahapannya
analisis,
yaitu
serta
sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan karena
kesamaan topik dan metode pembangunan sistem informasi
yang digunakan. Penelitian ini dapat menjadi salah satu
referensi dalam pembangunan sistem informasi kost yang
menggunakan metode waterfall.
IV. METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Fokus ruang lingkup pada penelitian ini adalah
pembuatan sistem informasi kost dan kontrakan di
sekitar Polstat STIS, tepatnya kost dan kontrakan yang
berada di Kelurahan Bidara Cina dan Kelurahan
Cipinang Cempedak, Jakarta Timur. Sistem informasi ini
dibangun untuk membantu mahasiswa Polstat STIS
dalam mencari kost dan kontrakan di sekitar kampus.
Sistem yang dibangun adalah sistem berbasis web.
B. Metode Pengumpulan Data
1. Telaah Pustaka
Dalam penelitian ini telaah pustaka dilakukan
untuk meninjauan berbagai penelitian sebelumnya
guna memahami bagaimana penelitian tersebut
dilakukan. Baik dari latar belakang masalahnya,
metode
digunakan, metode
yang
pengembangan sistem, metode pengujian sistem,
dan fitur-fitur apa saja yang mereka berikan. Hasil
dari telaah pustaka dapat digunakan sebagai dasar
dan panduan dalam pembangunan sistem.
penelitian
2. Wawancara
dari
lebih
untuk
informasi
mahasiswa
Pada penelitian ini, wawancara dilakukan pada
beberapa
mengetahui
permasalahan yang mereka hadapi saat mencari
kost dan kontrakan di sekitar kampus. Informasi
yang didapat kemudian digunakan sebagai dasar
dalam pembuatan kuesioner penelitian untuk
mengumpulkan
banyak
mahasiswa. Wawancara juga digunakan untuk
mengetahui secara lebih mendalam tentang hal-hal
yang
kost dan
kontrakan yang ada saat ini. Contohnya seperti dari
sumber mana
saja mahasiswa memperoleh
informasi mengenai kost dan kontrakan di sekitar
kampus. Selain itu, dilakukan pula wawancara
terhadap panitia penanggung jawab kegiatan
pendataan kost dan kontrakan di sekitar Polstat
STIS tahun lalu untuk mengetahui bagaimana
sistem pendataan
kost dan kontrakan yang
dilakukan oleh UKM di Polstat STIS berjalan.
informasi
berkaitan
dengan
3. Kuesioner
kampus. Kuesioner
Kuesioner pada penelitian ini dimanfaatkan
untuk menggali informasi pada mahasiswa Polstat
STIS mengenai informasi kost dan kontrakan di
digunakan untuk
sekitar
mengetahui masalah apa
saja yang dialami
mahasiswa terkait usaha mereka dalam mencari
kost dan kontrakan di
sekitar Polstat STIS.
juga diperlukan untuk mengetahui
Kuesioner
pendapat mahasiswa tentang urgensi
bagaimana
Gambar 1. Tahapan metode waterfall
D. Metode Pengujian Sistem
Pada penelitian ini uji coba sistem dilakukan
dengan metode black box
testing dan untuk
evaluasinya metode yang digunakan adalah System
Usability Scale (SUS). Pengujian black box testing
4 / 9
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
digunakan untuk mengetahui apakah sistem yang
dibangun dapat berjalan dan berfungsi dengan benar
tanpa memperhatikan struktur atau kode internal
didalamnya [14]. Adapun metode evaluasi sistem,
yaitu System Usability Scale (SUS) adalah sebuah
teknik penilaian atau evaluasi sistem yang digunakan
untuk mengukur tingkat kemudahan (usability) suatu
produk atau sistem dengan melibatkan pengguna
[15]. Pengujian dan evaluasi pada sistem ini
dilakukan oleh semua aktor yang terlibat dalam
sistem sesuai peran mereka masing-masing.
V. KERANGKA PIKIR
Gambar 3. Diagram aktivitas sistem usulan
B. Sistem usulan
Bila dibandingkan dengan sistem sejenis yang banyak
beredar saat
ini, sistem yang dibangun agak sedikit
berbeda karena tidak melibatkan pemilik kost atau
kontrakan sebagai user khusus pada sistem yang
biasanya berperan sebagai user yang memasukkan dan
memperbaharui data kost atau kontrakan. Sebagai
gantinya, data kost dan kontrakan dapat ditambahkan dan
diperbaharui oleh admin dan pengguna. Admin dapat
secara langsung memasukan dan memperbaharui data
pada sistem, sedangkan pengguna dalam hal ini sifatnya
adalah memberikan pengajuan dimana pengajuan dari
pengguna nantinya akan dilakukan pengecekan terlebih
dahulu oleh pengelola sistem informasi dan pengelola
atau menolak pengajuan tersebut.
dapat menerima
Semua
berkontribusi
serta
mengajukan penambahan dan pembaharuan data. Sistem
input dan update data yang seperti ini dimaksudkan
untuk menjaga kualitas data yang ditampilkan pada
sistem dan menjaga kepercayaan pencari kost dan
kontrakan
informasi yang
sistem sehingga
ditampilkan hanya informasi yang sudah terverifikasi
oleh admin dan pengelola.
pengguna
dapat
pada
ikut
Terdapat beberapa alasan yang melatarbelakangi
ditiadakannya user pemilik kost dan kontrakan secara
khusus lalu digantikan perannya oleh pengguna secara
umum. Salah satunya adalah dikarenakan sistem yang
dibangun masih baru dan masih belum dikenal oleh
pemilik kost atau kontrakan, sehingga perlu memulai dan
memperlihatkan manfaat dari
sistem secara nyata
terlebih dahulu agar nantinya diharapkan pemilik kost
atau kontrakan mau mengajukan diri dan menggantikan
mahasiswa untuk mengelola data kost atau kontrakan
milik mereka. Dari sisi stakeholder pun mereka juga
menyatakan bahwa mereka belum memiliki hubungan
dengan pihak pemilik kost dan kontrakan, sehingga
melibatkan pemilik kost atau kontrakan secara khusus
dalam sistem cukup sulit. Oleh karena itu, digunakan
opsi
lain yaitu menggantikan peran pemilik dengan
pengguna secara umum untuk berkontribusi dalam
sisi
memasukkan data kost dan kontrakan. Dari
pengguna berdasarkan hasil survei yang dilakukan
sebelumnya juga diketahui ada kecenderungan bahwa
mereka lebih menyukai informasi dari mahasiswa atau
5 / 9
Gambar 2. Kerangka pikir penelitian
Gambar di atas menjelaskan kerangka pikir dalam
penelitian ini yaitu dimulai dengan mengumpulkan
informasi mengenai informasi kost dan kontrakan pada
mahasiswa Polstat STIS menggunakan metode telaah
pustaka, kuesioner, observasi, dan wawancara. Dari
pengumpulan
berbagai
tadi
permasalahan yang terjadi seperti yang tertulis pada
kolom permasalahan gambar tersebut. Untuk mengatasi
permasalahan
dilakukan
ada
pembangunan sistem sebagai solusi. Sistem dibangun
menggunakan metode waterfall dan diuji dengan
metode black box testing serta dievaluasi menggunakan
metode system usability scale (SUS).
ditemukan
kemudian
yang
data
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Rancangan Arsitektur
Pada penelitian ini sistem yang akan dibangun
merupakan sistem berbasis web. Web dapat diakses oleh
pengguna dengan cara terhubung dengan server web
melalui jaringan internet. Selain menyediakan tampilan
sistem,
juga menyimpan semua data yang
digunakan dalam proses bisnis sistem dalam server basis
data. Berikut rancangan arsitektur sistem.
server
dengan
kenalan yang pernah mendiami suatu kost atau kontrakan
dibandingkan
dari
pemiliknya. Selain itu, beberapa dari mereka juga
mengeluhkan
yang
dimasukkan oleh pemilik kost atau kontrakan pada
sistem sejenis yang ada saat ini.
informasi
langsung
tentang
adanya
fiktif
data
saat
Tentunya sistem kerja yang diterapkan pada sistem
usulan dan sistem kerja yang umumnya berjalan pada
sistem sejenis
ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Berdasarkan analisis yang dilakukan,
berikut perbandingan pada pengaplikasian metode sistem
usulan dengan sistem yang umumnya berjalan pada
sistem sejenis saat ini.
1. Dengan
informasi
mengenai telah adanya sistem kepada pihak yang
memasukkan dan memperbaharui data lebih mudah
dilakukan, berbeda dengan sistem sejenis dimana
yang melakukannya hanya pemilik kost
atau
kontrakan.
sistem usulan,
penyebaran
2. Data yang ditampilkan pada sistem usulan cenderung
lebih terpercaya karena data diverifikasi
terlebih
dahulu oleh pengelola, berbeda dengan sistem yang
biasanya berjalan dimana data yang dimasukkan pada
sistem langsung akan ditampilkan.
3. Pada
dengan
sistem usulan,
keterbaruan data
sangat
tergantung
pengguna.
Sementara itu pada sistem yang umumnya berjalan
saat ini keterbaruan tergantung pada pemilik kost
atau kontrakan.
kontribusi
para
4. Pada
kost
perubahan
kontrakan
sistem usulan,
dan
pembaharuan
informasi
umum
cenderung lebih lama karena harus menunggu
persetujuan dari pengelola terlebih dahulu. Berbeda
dengan sistem yang biasanya berjalan dimana
datanya langsung berubah saat pemilik melakukan
perubahan.
secara
Pada sistem yang diusulkan, terdapat dua aktivitas
utama yaitu yang pertama adalah mencari kost atau
kontrakan dan yang kedua adalah mengelola data kost,
kamar, dan kontrakan. Aktivitas mencari kost atau
kontrakan dilakukan oleh pengguna dimana pengguna
terlebih dahulu melakukan login
pada sistem dan
selanjutnya pengguna menuju halaman Kost untuk
mencari kost atau menuju halaman Kontrakan untuk
mencari kontrakan. Untuk memudahkan dalam pencarian
pengguna
yang
disediakan. Jika berminat pengguna dapat menghubungi
pemilik kost atau kontrakan untuk melakukan transaksi.
Setelah
diharapkan
melakukan konfirmasi agar data kost atau kontrakan
diperbaharui oleh sistem. Berikut diagram aktivitas untuk
kegiatan mencari kost atau kontrakan oleh pengguna.
dapat menggunakan
pengguna
transaksi
selesai
filter
fitur
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Gambar 4. Diagram aktivitas mencari kost atau kontrakan pada sistem
usulan
dari
Aktivitas utama lainnya pada sistem usulan adalah
data kost, kamar, dan kontrakan.
mengelola
Pengelolaan
menambah,
data
terdiri
memperbaharui, dan menghapus data. Semua aktor
tingkatan
dalam pengelolaan meski
terlibat
pengelolaan dan peran mereka masing-masing berbeda.
Dalam hal pengelolaan, admin dapat menambah,
memperbaharui, dan menghapus data secara langsung.
Sementara itu, pengguna hanya dapat mengajukan
penambahan dan pembaharuan data. Karena sifatnya
hanya pengajuan maka data yang diajukan tidak
langsung
pencarian,
pada
melainkan akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu
oleh pengelola apakah data tersebut sekiranya valid
atau tidak. Jika pengelola memiliki hal yang perlu
dikonfirmasi
data
pengajuan, pengelola dapat menghubungi pengaju data
melalui aplikasi WhatsApp. Bila pengajuan disetujui
maka status pengajuan data akan diperbaharui dan data
akan ditampilkan pada halaman pencarian. Namun,
apabila pengajuan ditolak maka data akan dihapus dari
saat melakukan
ditampilkan
pengecekan
halaman
6 / 9
sistem. Berikut diagram aktivitas mengelola data kost
dan kontrakan pada sistem usulan.
Gambar 5. Diagram aktivitas penambahan dan pembaharuan data kost,
kamar, dan kontrakan oleh pengguna pada sistem usulan
Gambar 6. Diagram aktivitas mengelola data kost, kamar, dan
kontrakan oleh admin pada sistem usulan
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Sistem yang sudah dibangun rencananya akan
dikelola secara sepanjang tahun oleh sebuah UKM
Kerohanian Islam (Rohis). Namun, pada waktu tertentu
pengelolaan sistem akan berpindah tangan dalam UKM
tersebut. Pada beberapa waktu mendekati tahun ajaran
baru sampai beberapa waktu setelah ajaran baru dimulai,
sistem ini akan dikelola oleh panitia Penyambutan
Mahasiswa Baru (PMB)
tepatnya oleh divisi Buku
Pedoman saat kegiatan penyambutan mahasiswa baru
berlangsung. Di luar waktu tersebut sistem akan dikelola
oleh
Informasi
(Medkominfo) dari UKM Rohis.
divisi Media, Komunikasi
dan
C. Use case
Diagram use
case menampilkan interaksi dan
sistem dengan sistem
hubungan antara pengguna
tersebut. Pada penelitian ini sistem digunakan oleh tiga
aktor yaitu pengguna, pengelola, dan admin dengan
perannya masing-masing. Secara umum admin adalah
aktor tertinggi dalam sistem, pengelola merupakan aktor
yang bertugas dalam penyeleksian data kost dan
kontrakan yang masuk, dan aktor pengguna adalah
mereka yang dapat menjadi kost dan kontrakan serta
dapat berkontribusi memberikan informasi terkait hal
tersebut. Lebih jelasnya tentang use case dari setiap aktor
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 7. Use case diagram sistem usulan
D. Rancangan basis data
yang menyimpan
Rancangan basis data pada penelitian ini sudah
melalui tahap normalisasi dan didapatkan sembilan tabel
yang berelasi. Kesembilan tabel tersebut yaitu tabel users
tabel
yang menyimpan data-data pengguna sistem,
kontrakans
data-data mengenai
kontrakan di sekitar Polstat STIS yang terdaftar, tabel
kosts yang menyimpan data kost-kost di sekitar kampus
tabel kamars yang
sistem,
yang
menyimpan data jenis kamar pada kost yang terdaftar.
tabel reviews yang berisi komentar dari pengguna, tabel
ratings yang berisi rating dari pengguna, tabel edit_kosts
terdaftar
pada
7 / 9
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
yang menyimpan sementara data pengajuan update kost,
tabel edit_kontrakans yang menyimpan sementara data
pengajuan update kontrakan, dan tabel edit_kamars yang
menyimpan sementara data pengajuan update kamar.
Rancangan basis data digambarkan dalam Entity
Relationship Diagram (ERD) sebagai berikut.
Gambar 8. ERD rancangan basis data sistem usulan
E.
Implementasi
Sistem yang dibangun telah diimplementasikan dan
dapat diakses pada https://kostis-dev.ajaxcoding.id/.
Berikut beberapa tampilan dari hasil
implementasi
sistem.
Gambar 9. Implementasi halaman dashboard admin
Gambar 10. Implementasi halaman kost
Gambar 11. Implementasi halaman detail kost bagian informasi letak
kost pada peta
F. Pengujian Sistem
Sistem yang dibangun juga telah melalui tahap uji
coba yang dalam hal ini menggunakan metode black-box
testing. Dari hasil uji ini diketahui fungsi dari sistem
sudah berjalan semestinya. Berikut hasil uji coba sistem
secara umum.
TABEL I
HASIL PENGUJIAN SISTEM
Skenario Pengujian
Aktor
Login
Admin, Pengelola,
Pengguna
Mendaftar
Pengguna
Mencari kost atau kontrakan
Pengguna
Konfirmasi transaksi
Menghubungi admin
Pengguna
Pengguna
Melaporkan kost dan kontrakan
Pengguna
Mengajukan penambahan dan
pembaharuan data kost, kamar, dan
kontrakan
Pengguna
Hasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Memberi dan menghapus rating
pada kamar dan kontrakan
Memberi komentar pada kamar,
kost, dan kontrakan
Menghubungi pemilik kost dan
kontrakan
Pengguna
Berhasil
Pengguna
Berhasil
Pengguna
Berhasil
Melihat detail kost dan kontrakan
Pengguna
Mengedit data pengajuan
penambahan
Pengelola
Berhasil
Berhasil
Menghubungi pengaju
penambahan dan pembaharuan
data
Menyetujui atau menolak
penambahan dan pembaharuan
data kamar, kost, atau kontrakan
Pengelola
Berhasil
Pengelola
Berhasil
8 / 9
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Menambahkan dan menghapus
pengelola
Menghapus akun pengguna
Mengubah data admin
Melihat detail, menambah,
memperbaharui, dan menghapus
data kamar, kost, dan kontrakan
Admin
Admin
Admin
Admin
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berdasarkan skor SUS yang didapat yaitu 74,55 sistem ini
telah dapat diterima oleh pengguna.
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian berikutnya
adalah mengevaluasi dan meningkatkan sistem dari segi
tampilan karena berdasarkan hasil SUS hal
ini perlu
ditingkatkan. Selain itu, dapat dievaluasi juga peran setiap
aktornya dan fitur pada sistem setelah sistem berjalan
apakah sudah cukup atau perlu ditingkatkan lagi.
G. Evaluasi Sistem
Selain telah diuji coba, sistem juga telah dievaluasi
dengan menggunakan metode System Usability Scale
(SUS) dimana sistem ini dievaluasi oleh 67 user dengan
rincian 2 aktor admin, 3 aktor pengelola, dan 62 aktor
pengguna.
TABEL II
HASIL EVALUASI SISTEM
Pernyataan
Skor SUS
Saya berpikir akan menggunakan sistem ini lagi
Saya merasa sistem ini rumit untuk digunakan
Saya merasa sistem ini mudah untuk digunakan
Saya membutuhkan bantuan dari orang lain atau teknisi
dalam menggunakan sistem ini
Saya merasa fitur-fitur sistem ini berjalan dengan
semestinya.
Saya merasa ada banyak hal yang tidak konsisten (tidak
serasi) pada sistem ini
Saya merasa orang lain akan memahami cara
menggunakan sistem ini dengan cepat
Saya merasa sistem ini membingungkan
Saya merasa tidak ada hambatan dalam menggunakan
sistem ini
Saya perlu membiasakan diri terlebih dahulu sebelum
menggunakan sistem ini
Rata-rata
7,69
7,50
8,17
7,76
8,10
6,75
7,99
7,76
7,65
5,19
74,55
Sistem yang dibangun mendapat skor akhir evaluasi
SUS sebesar 74,55. Nilai
ini berada dalam predikat
sangat baik meski hasilnya mendekati batas bawah
predikat tersebut. Nilai SUS ini juga telah menunjukkan
bahwa sistem dapat diterima oleh pengguna karena telah
melebihi nilai 68.
VII.
PENUTUP
Kesimpulan pada penelitian ini adalah pembangunan
sistem informasi kost dan kontrakan di sekitar Polstat
STIS yang dapat mengelola data kost dan kontrakan,
menampilkan kost atau kontrakan dengan kriteria tertentu,
dan menampilkan letak suatu kost atau kontrakan pada
peta sudah dapat diimplementasikan seluruhnya serta
sudah melalui tahap pengujian dan evaluasi dengan baik.
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
DAFTAR PUSTAKA
N. I. Imansari, βPRAKTIKUM MENGENAI KEBUTUHAN ATAU
UTILITAS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI,β vol. 5, no. 2,
2020.
J. Wibowati, βPENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
KEPUASAN PELANGGAN PADA PT MUARAKATI BARU SATU
PALEMBANG,β J. Manaj., vol. 8, no. 2, hlm. 15β31, Mar 2021, doi:
10.36546/jm.v8i2.348.
M. Kharisma dan I. F. Susilowati, βTINJAUAN YURIDIS
TERHADAP PENGATURAN PEMANFAATAN RUMAH
NEGARA SELAIN SEBAGAI TEMPAT TINGGAL DI
INDONESIA,β NOVUM J. Huk., vol. 7, no. 3, hlm. 164β173, Jul
2020.
Sumiati, βHUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL
DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA
TADRIS MATEMATIKA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI,β Skripsi, UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI, Jambi,
2021.
D. Zaliluddin, βPERANCANGAN SISTEM INFORMASI
PENJUALAN BERBASIS WEB (STUDI KASUS PADA
NEWBIESTORE),β vol. 4, hlm. 4, 2018.
H. Purnomo dan J. Maknunah, βSistem Informasi Pengolahan Data
Keuangan Berbasis Web,β J M P - J. Inform. Merdeka Pasuruan, vol.
3, no. 3, Des 2018, doi: 10.37438/jimp.v3i3.187.
K. C. Alexander, A. R. Ardi, dan A. Faiqoh, βSistem Informasi
Geografis Persebaran Indekos di Sekitar Wilayah Institut Teknologi
Telkom Purwokerto Berbasis Web,β OPEN ACCESS, vol. 1, no. 4,
2022.
N. B. Kambuno, W. E. Sari, dan D. Arifin, βSistem Informasi
Geografis Pemetaan Tempat Kos Di Samarinda Berbasis Web,β Bul.
Poltanesa, vol. 21, no. 1, hlm. 11β17, Jun 2020, doi:
10.51967/tanesa.v21i1.320.
C. Nizar, βRancang Bangun Sistem Informasi Sewa Rumah Kost
(E-Kost) Berbasis Website,β J. Sist. Inf. Dan Sains Teknol., vol. 3, no.
1, Mar 2021, doi: 10.31326/sistek.v3i1.852.
R. Susanto dan A. D. Andriana, βPERBANDINGAN MODEL
WATERFALL DAN PROTOTYPING UNTUK PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI,β Maj. Ilm. UNIKOM, vol. 14, no. 1, Mei
2016, doi: 10.34010/miu.v14i1.174.
A. Alshamrani dan A. Bahattab, βA Comparison Between Three
SDLC Models Waterfall Model, Spiral Model, and
Incremental/Iterative Model,β IJCSI Int. J. Comput. Sci. Issues, vol.
12, no. 1, Jan 2015.
J. Junaedy dan A. Munir, βRANCANG BANGUN SISTEM
PENGELOLAAN DATA KULIAH KERJA LAPANG PLUS
MEMANFAATKAN FRAMEWORK CODEIGNITER DENGAN
MENGGUNAKAN METODE WATERFALL,β Ilk. J. Ilm., vol. 9, no.
2, hlm. 203β210, Agu 2017, doi: 10.33096/ilkom.v9i2.141.203-210.
E. R. Hakim, U. Gunadarma, J. M. R. No, dan J. Barat,
βSTEGANOGRAFI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE
LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB),β vol. 5, 2021.
R. A. Krisdiawan, βIMPLEMENTASI MODEL PENGEMBANGAN
SISTEM GDLC DAN ALGORITMA LINEAR CONGRUENTIAL
GENERATOR PADA GAME PUZZLE,β J. NUANSA Inform., vol.
12, no. 2, hlm. 1β9, Jul 2018.
U. Ependi, T. B. Kurniawan, dan F. Panjaitan, βSystem usability scale
vs heuristic evaluation: a review,β Simetris J. Tek. Mesin Elektro Dan
Ilmu Komput., vol. 10, no. 1, hlm. 65β74, 2019.
9 / 9
|
324.363 | [
{
"end": 603,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 584,
"text": " Penginderan jauh"
},
{
"end": 1007,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 918,
"text": " melakukan\\npemetaan kualitas lingkungan hidup kota-kota di Provinsi DKI\\nJakarta"
},
{
"end": 5731,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 5632,
"text": "Melakukan estimasi dan pemetaan IKLH dengan\\nweighted sum model menggunakan data citra satelit"
},
{
"end": 24851,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 24735,
"text": "aspek kualitas\\nlingkungan hidup dapat diidentifkasi dan diestimasi dengan\\nmenggunakan data citra satelit"
}
] | 2023-12-27T12:51:04.891819Z | 30 | 1 | 2023-12-27T12:51:04.891819Z | 11 | Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Pemetaan Kualitas Lingkungan Hidup dengan
Machine Learning Menggunakan Data Citra Satelit
Studi Kasus: Provinsi DKI Jakarta
Alfonsius Berly (221911193, 4SD1)
Dosen Pembimbing: Dr. Eng. Arie Wahyu Wijayanto, SST, MT.
Ringkasanβ Lingkungan adalah aspek yang berpengaruh
langsung terhadap kesehatan dan keberlangsungan hidup
manusia, sehingga sangat penting untuk menemukan suatu
instrumen yang dapat memonitor serta mengevaluasi kualitas
lingkungan hidup secara cepat dan akurat. Penginderan jauh
merupakan cara yang efektif dalam mencapai tujuan tersebut.
Penggunaan model MCDA dan machine
learning dalam
menganalisis data citra satelit dapat memberikan pemahaman
yang lebih baik mengenai kualitas suatu lingkungan. Penelitian
identifikasi, estimasi, dan
ini bertujuan untuk melakukan
pemetaan kualitas lingkungan hidup kota-kota di Provinsi DKI
Jakarta dengan menggunakan data citra satelit. Metode machine
learning dengan algoritma XGBoost Regressor merupakan model
terbaik dalam mengestimasi dan memetakan IKLH pada level
grid 1.25 km x 1.25 km, dengan nilai MAPE sebesar 0.1665.
Evaluasi pada level kota menghasilkan nilai korelasi pearson
sebesar 0.9766 antara data hasil estimasi dengan data IKLH
resmi.
Kata Kunciβ pemetaan lingkungan hidup, IKLH, citra satelit,
machine learning, MCDA
I. LATAR BELAKANG
Lingkungan Hidup adalah kesatuan sistem yang meliputi
segala benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia, serta interaksinya dalam satu wilayah yang berada di
atas, di bawah, dan di atas permukaan bumi, termasuk udara,
air, dan tanah, dan lingkungan hidup buatan, termasuk
bangunan, serta jaringan infrastruktur dan sosial ekonomi [1].
Lingkungan hidup sangat penting karena erat kaitannya
dengan kesehatan dan kehidupan manusia [2-4]. Oleh karena
itu, diperlukan suatu ukuran untuk mengidentifikasi kualitas
dari suatu lingkungan hidup [5]. Di kancah internasional,
Environmental Performance Index (EPI) adalah salah satu
indeks yang ditetapkan secara internasional untuk menilai
serta membandingkan kualitas lingkungan hidup negara-
negara di dunia [5]. EPI yang merangking 180 negara
merupakan salah satu satu ukuran pertama dari jenisnya yang
masih dijadikan sebagai standar kebijakan internasional,
termasuk Sustainable Development Goals atau SDGs [6].
Gambar 1 menunjukkan bahwa skor EPI Indonesia (28.20)
merupakan salah satu yang paling rendah di kawasan Asia
Tenggara. Secara keseluruhan, Indonesia berada pada posisi
ke-164 dari 180 negara di dunia [7].
Di Indonesia, kualitas lingkungan diukur dengan Indeks
Kualitas Lingkungan Hidup. IKLH adalah nilai yang
menggambarkan kualitas
lingkungan hidup dalam suatu
wilayah (provinsi, kabupaten/kota) pada waktu tertentu, yang
merupakan nilai komposit dari Indeks Kualitas Air, Indeks
Kualitas Udara, Indeks Kualitas Tutupan Lahan, dan Indeks
Kualitas Air Laut [8]. IKLH merupakan salah satu instrumen
penting yang turut mendukung pilar lingkungan SDGs,
diantaranya: tujuan 6 (IKA); tujuan 11 dan 13 (IKU); tujuan
14 (IKAL); dan tujuan 15 (IKTL) [9]. Namun, kapasitas
kemampuan pengumpulan data serta diseminasi IKLH oleh
KLHK pada saat ini belum dapat memenuhi ekspektasi
kebutuhan data, padahal pemutakhiran informasi ini perlu
dilakukan secara rutin dan berkala [10-11]. Oleh karena itu,
diperlukan suatu instrumen penyedia data kualitas lingkungan
hidup yang memiliki periode update lebih cepat, serta mampu
menjangkau lingkup area yang lebih rinci.
pendekatan metode machine
Penginderaan jauh telah menjadi cara yang efektif untuk
memonitor, menilai, dan mengevaluasi lingkungan [12-13].
Selain itu, penggunaan machine learning dapat membantu
dalam mengidentifikasi, menganalisis, hingga memprediksi
tingkat polusi serta kualitas lingkungan hidup [14]. Selain
learning,
menggunakan
peninjauan kualitas lingkungan hidup juga dapat dilakukan
dengan menggunakan metode Multi-Criteria Decision
Analysis (MCDA). MCDA dapat menunjukkan bobot dari
setiap variabel yang digunakan. Pendekatan dengan
menggunakan perhitungan sederhana menyebabkan MCDA
memiliki akurasi yang kurang baik. Namun, penelitian
mengenai lingkungan yang berlokasi di Indonesia mayoritas
hanya meninjau kualitas suatu daerah secara parsial dan belum
mempertimbangkan aspek IKLH yang merupakan standar
penilaian lingkungan di Indonesia [15-16].
Berdasarkan kajian literatur, penelitian ini merupakan
studi pertama di
Indonesia yang memetakan kualitas
lingkungan hidup secara menyeluruh dengan machine
learning menggunakan data citra satelit. Wilayah studi yang
dipilih adalah kota-kota yang berada di Provinsi DKI Jakarta.
Selain mempertimbangkan aspek kelengkapan data, provinsi
DKI Jakarta dipilih karena selalu menjadi provinsi dengan
nilai IKLH terendah di Indonesia [10].
Gambar 1. EPI Negara di Asia Tenggara Tahun 2022.
II. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang pada uraian sebelumnya, maka
tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1 / 8
1. Mengidentifikasi
kualitas
gambaran
lingkungan hidup kota-kota di Provinsi DKI Jakarta
dengan menggunakan data citra satelit.
umum
2. Melakukan estimasi dan pemetaan IKLH dengan
weighted sum model menggunakan data citra satelit.
3. Melakukan pembangunan dan pemetaan model
learning
dengan machine
estimasi
IKLH
menggunakan data citra satelit.
4. Membangun dashboard
interaktif hasil estimasi
terbaik.
III. PENELITIAN TERKAIT
Penelitian mengenai lingkungan sudah pernah dilakukan
dengan menggunakan berbagai metode. Beberapa diantaranya
adalah penggunaan PCA untuk mengeksplorasi status ekologi
[17] dan analisis cluster hierarkis untuk mengetahui
kecenderungan manusia berdasarkan kualitas lingkungan.
Selain itu, metode penginderaan jauh adalah salah satu cara
yang efektif dan efisien dalam memonitor dan mengevaluasi
kondisi lingkungan [2, 13, 18-19]. Pengaplikasian machine
learning pada data citra satelit juga dapat membantu dalam
memprediksi tingkat pencemaran [14], hingga pemetaan
lingkungan dengan mengkombinasikan beberapa sumber big
data [20-22].
lingkungan hidup
Penelitian mengenai kualitas
juga
pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian ini meninjau
kualitas lingkungan hidup berupa tutupan lahan dan kesehatan
udara di daerah ibu kota baru Indonesia serta daerah
sekitarnya dengan menggunakan data citra satelit [16]. Namun,
penelitian ini hanya terfokus pada tingkat vegetasi kota, tanpa
mempertimbangkan aspek IKLH yang lain, seperti kualitas air
dan kualitas udara. Berdasarkan uraian di atas, peneliti
melakukan pemetaan kualitas
lingkungan hidup secara
menyeluruh dengan mengkombinasikan data citra satelit dan
machine learning dengan pertimbangan bahwa hal serupa
belum pernah dilakukan di Indonesia.
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
IV. METODE PENELITIAN
A. Wilayah Studi
Wilayah penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah
Provinsi DKI Jakarta. DKI Jakarta terdiri dari 5 kota dan 1
kabupaten, yaitu Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Utara, Kota
Jakarta Barat, Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Timur, dan
Kabupaten Kepulauan Seribu. Karena keterbatasan sumber
daya, peneliti hanya memilih wilayah administrasi berupa kota
untuk diteliti. Provinsi DKI Jakarta dipilih menjadi wilayah
studi karena provinsi ini selalu memperoleh nilai IKLH
terendah di Indonesia. Nilai IKLH provinsi DKI Jakarta pada
tahun 2021 adalah sebesar 54.43. Wilayah penelitian
ditunjukkan oleh gambar 2.
Gambar 2. Lokasi Wilayah Studi
B. Data dan Sumber Data
Tabel I menunjukkan daftar dan informasi data variable
independent yang digunakan di dalam penelitian. Data citra
satelit diperoleh dari 2 sumber yang berbeda, yaitu satelit
Sentinel-2 dan satelit Sentinel-5P [23].
TABEL I
DATA PENELITIAN
Aspek
Bobot
IKLH
Kualitas
Air
0.376
Indikator
Keterangan
NDWI (Normalized Difference Water
Index)
NDCI (Normalized Difference
Chlorophyll Index)
Mendeteksi badan air dan tingkat kekeruhannya
Mengetahui potensi eutrofikasi di badan air
Nitrogen Dioxide (L3_NO2)
Menggambarkan tingkat pencemaran gas nitrogen
Sulfur Dioxide (L3_SO2)
Menunjukkan tingkat emisi SO2 di udara
Sumber
Data
Periode
Update
Level
Penyajian
Referensi
Sentinel-2
5 hari
10m
Kualitas
Udara
0.405
UV Aerosol (L3_AER_AI)
Menunjukkan adanya aerosol penyerap UV seperti debu dan asap
Carbon Monoxide (L3_CO)
Menunjukkan gas pencemaran hasil pembakaran tidak sempurna
Sentinel-
5P
16 hari 1113,2m
Formaldehyde (L3_HCHO)
Menunjukkan pencemaran akibat kebakaran, lalu lintas, dan sumber industri
Ozone (L3_O3)
Menunjukkan tingkat pecemaran ozon permukaan
Kualitas
Tutupan
Lahan
0.219
NDVI (Normalized Difference
Vegetation Index)
NDBI (Normalized Difference Built-
up Index)
Mengidentifikasi tingkat vegetasi
Mengidentifikasi area terbangun
Sentinel-2
5 hari
10m
[24]
[25]
[26]
[27]
[28]
[29]
[30]
[31]
[32]
[33]
2 / 8
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
C. Pengumpulan dan Persiapan Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data. Data yang
digunakan untuk mengidentifikasi kualitas air dan tutupan
lahan berasal dari satelit Sentinel-2, sedangkan data untuk
mengidentifikasi kualitas udara diperoleh dari satelit Sentinel-
5P. Dalam prosesnya, preparasi data dari kedua sumber yang
berbeda dilakukan secara terpisah. Persiapan data citra satelit
dari Sentinel-2 berupa cloud selection, cloud masking, band
composting, dan median reducing. Cloud selection dan cloud
masking digunakan untuk mendapatkan citra yang lebih bersih
dari tutupan awan. Band compositing digunakan untuk
mendapatkan indeks esensial, sedangkan median reducing
diterapkan untuk mendapatkan nilai median citra satelit yang
mewakili karakteristik citra dalam kurun waktu tertentu.
Selanjutnya, agar mendapatkan agregasi data citra satelit pada
level grid 1.25 km x 1.25 km, nilai rata-rata band dan indeks
diagregasikan menggunakan fitur zonal statistics di software
QGIS. Data-data yang sudah diubah ke bentuk peta grid
selanjutnya akan ditransformasi menggunakan Teknik
transformasi YeoJohnson.
Setelah nilai korelasi variabel dengan tiap aspeknya
diperoleh, dilakukan penghitungan WSM dengan mengalikan
setiap variabel dengan nilai korelasi, kemudian dijumlahkan.
Hasil WSM kemudian dinormalisasi dengan melakukan
scaling. Data hasil scaling digunakan untuk melakukan
pemetaan. Pemetaan pada
level grid dilakukan dengan
menggunakan bantuan aplikasi QGIS. Untuk mengetahui
ketepatan peta dalam mengestimasi kualitas lingkungan hidup,
dilakukan evaluasi. Evaluasi peraspek dilakukan pada level
kota dengan mempertimbangkan nilai RMSE, MAE, MAPE,
Adj R2, dan korelasi pearson.
E. Pemodelan dengan Machine Learning dan Evaluasi
Model machine learning diterapkan pada dataset level
kecamatan. Selanjutnya, dilakukan estimasi data level grid
ukuran 1.25 km x 1.25 km lewat pemilihan model terbaik.
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Random
Forest Regressor (RFR), Decision Tree Regressor (DTR),
Gradient Boosting Regressor (GBR), AdaBoost Regressor
(ADB), XGBoost Regressor (XGB), serta Multi Layer
Perceptron (MLP).
tersedia sampai
lingkungan hidup hanya
Selanjutnya, diketahui bahwa data resmi mengenai indeks
level
kualitas
kabupaten/kota. Metode small area estimation
(SAE)
diterapkan untuk mendapatkan nilai estimasi nilai IKLH pada
level daerah yang lebih kecil, yaitu level kecamatan. Metode
SAE yang dipilih adalah broad area rasio estimator (BARE).
Data resmi IKLH diestimasi dengan rasio jumlah penduduk
dengan luas daerah di setiap kecamatan. Data berasal dari
publikasi BPS. Rumus perhitungan BARE ditunjukkan oleh
rumus (1).
πΜππ =
πππ
πΏππ
πΏπ
ππ
ππ
dengan: πΜππ : estimasi IKLH kecamatan π kota π tahun 2021;
πππ jumlah penduduk di kecamatan ke-i pada kota ke-j tahun
2020; πΏππ : luas area kecamatan ke-i pada kota ke-j; ππ : jumlah
penduduk kota ke j tahun 2020; πΏπ : luas area kota ke-j; ππ :
IKLH kota π tahun 2021.
D. Estimasi dan Pemetaan dengan MCDA
Pengestimasian IKLH dengan menggunakan metode
WSM dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung nilai
korelasi masing-masing aspek berdasarkan variabel yang
dipilih. Jenis korelasi yang digunakan dalam penghitungan ini
adalah korelasi Pearson.
akan
telah
yang
Model
diperoleh
dievaluasi
menggunakan 5-Fold Cross Validation (mean), diantaranya
adalah root mean squared error (RMSE), mean absolute
percentage error (MAPE), dan mean absolute error (MAE).
Hasil pemetaan estimasi IKLH dengan model
terbaik
kemudian dievaluasi dengan membandingkannya dengan data
resmi di level kota menggunakan korelasi pearson (r), root
mean squared error (RMSE), mean absolute percentage error
(MAPE), mean absolute error (MAE), R-Square, serta
Adjusted R-Square.
F. Pembangunan dashboard Hasil Estimasi Terbaik
Pembangunan dashboard
interaktif dilakukan dengan
menggunakan fitur qgis2web. Fitur ini tersedia pada aplikasi
QGIS. Fitur ini memungkingkan hasil pemetaan dapat tersaji
dalam bentuk halaan web. Fitur yang
terdapat dalam
dashboard ini antara lain adalah: menampilkan legenda peta,
melakukan filtrasi berdasarkan nilai variabel (IKLH, nama
kota, nama kecamatan), mengetahui lokasi terkini di peta,
melakukan zoom in dan zoom out, dan melakukan identifikasi
visual berdasarkan layer google satellite dan hybrid yang
tersedia.
V. KERANGKA PIKIR
Gambar 3 menunjukkan kerangka pikir umum dari
π =
n
n β xiyi
i=1
n
2
i=1 β (β xi
β(n β xi
n
n
β (β xi
)(β yi
i=1
i=1
n
2
)2)β(n β yi
i=1 β (β yi
n
i=1
n
i=1
)
penelitian ini.
)2)
3 / 8
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Gambar 3. Kerangka Pikir Penelitian
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Gambaran Umum Kualitas Lingkungan Hidup
1) Kualitas Air
Gambar 4 menunjukkan hasil
identifikasi mengenai
gambaran umum kualitas air di kota-kota yang berada di
provinsi DKI Jakarta pada tahun 2021. Variabel yang
digunakan adalah NDCI dan NDWI. Baik NDCI dan NDWI,
keduanya diimplementasikankan untuk menilai kualitas badan
air di dalam garis pulau. Oleh karena itu, hanya daerah badan
air seperti sungai, danau, dan sebagainya yang menjadi fokus
penilaian. NDCI dapat mendeteksi kadar Chlorophyll-a di
dalam
dapat
mengindikasikan terjadinya eutrofikasi yang menurunkan
kualitas air [34]. Baku mutu standar air yang baik adalah
Chlorophyll-a
berlebih
yang
air.
NDCI < 0,1 atau 25mg/m3. Pada gambar 4, warna merah
terang menunjukkan kualitas air yang lebih baik. Sedangkan,
warna merah gelap mengindikasikan kualitas air yang lebih
buruk. Sungai Ciliwung yang berwarna cokelat pekat
memiliki nilai NDCI sebesar 0,412811 dan Danau Sunter
Barat yang berwarna abu-abu gelap memiliki nilai NDCI
sebesar 0,352273.
Selanjutnya, selain dapat mengidentifikasi adanya badan
air di darat, NDWI dapat digunakan untuk mendeteksi
lebih gelap pada peta
kekeruhan di air. Warna yang
mengindikasikan bahwa daerah perairan tersebut memiliki air
yang keruh.
Gambar 4. Hasil Identifikasi Gambaran Umum Kualitas Air berdasarkan Variabel NDCI dan NDWI
4 / 8
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Gambar 5. Hasil Identifikasi Gambaran Umum Kualitas Udara berdasarkan Variabel UVAI, CO, HCHO, NO2, O3, dan SO2.
Gambar 5 menunjukkan hasil
Gambar 6. Hasil Identifikasi Gambaran Umum Kualitas Tutupan Lahan berdasarkan Variabel NDVI dan NDBI
2) Kualitas Udara
daerah dengan kualitas udara yang baik diwakili oleh warna
yang lebih terang, sedangkan daerah dengan kualitas udara
buruk diwakili oleh warna yang lebih gelap. Berdasarkan
identifikasi visual, nilai NO2 yang tinggi terpusat di tengah
Jakarta, sedangkan daerah tepi Jakarta cenderung memiliki
nilai NO2 yang tinggi. O3 Mendeteksi tingkat pencemaran gas
ozon. Ozon di troposfer merupakan senyawa yang berbahaya
bagi manusia dan tumbuh-tumbuhan. Berdasarkan identifikasi
visual, area lapangan hijau yang berada di Kecamatan
Cilincing diwakili oleh warna yang gelap memiliki nilai ozon
yang tinggi, yaitu sebesar 1,46453.
identifikasi mengenai
gambaran umum kualitas udara di kota-kota yang berada di
provinsi DKI Jakarta pada tahun 2021. Variabel yang
digunakan adalah UVAI, CO, HCHO, NO2, O3, dan SO2.
UVAI menunjukkan adanya aerosol penyerap UV seperti
debu dan asap. Semakin gelap warna peta, semakin tinggi
nilai UVAI. Karbon monoksida (CO) adalah jejak gas
atmosfer yang penting untuk memahami kondisi kimia di
troposfer. Sumber utama CO adalah pembakaran bahan bakar
fosil, pembakaran biomassa, oksidasi atmosfer metana dan
hidrokarbon lainnya. Berdasarkan identifikasi visual, area
lapangan hijau yang berada di Kecamatan Cilincing diwakili
oleh warna yang cerah memiliki nilai UVAI yang rendah,
yaitu sebesar -1,9318.
Formaldehida adalah gas perantara di hampir semua rantai
oksidasi senyawa organik. Nilai oksidasi HCHO dipancarkan
dari vegetasi, kebakaran, lalu lintas, dan sumber industri yang
terkait dengan perubahan suhu. Pada peta, area lapangan hijau
yang berada di Kecamatan Cilincing diwakili oleh warna yang
cerah memiliki nilai CO yang rendah, yaitu sebesar -1,2659.
NO2 digunakan untuk meninjau kualitas udara. Pada peta,
Emisi SO2 berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan
kualitas udara. Penyumbang terbesar komponen ini adalah
pembakaran batu arang, minyak bakar, gas, kayu dan
sebagainya Berdasarkan identifikasi visual, area lapangan
hijau yang berada di Kecamatan Cilincing diwakili oleh warna
yang gelap dengan nilai SO2 yang tinggi, yaitu sebesar
0,7851.
3) Kualitas Tutupan Lahan
Gambar 6 menunjukkan hasil
identifikasi mengenai
gambaran umum kualitas tutupan lahan kota-kota yang berada
di provinsi DKI Jakarta pada tahun 2021. Variabel yang
5 / 8
digunakan adalah NDVI dan NDBI. NDVI bernilai tinggi
apabila suatu daerah memiliki tingkat vegetasi yang rapat dan
bernilai rendah jika sebaliknya. Pada peta, daerah perkotaan di
Kecamatan Tambora berwarna cerah dengan nilai NDVI
sebesar 0,0821. Daerah ini dikategorikan memiliki kerapatan
vegetasi yang sangat buruk. Pada daerah sekitar Lapangan
Golf Halim di di Kecamatan Makasar, nilai NDVI yang
diperoleh adalah sebesar 0,6118 dan dikategorikan memiliki
kerapatan vegetasi yang cenderung baik.
Selanjutnya, NDBI digunakan untuk mendeteksi adanya
area terbangun. NDBI akan bernilai negatif di daerah yang
memiliki tutupan lahan berupa air dan hutan, serta akan
bernilai tinggi di daerah padat bangunan. Pada peta, daerah
perkotaan di Kecamatan Tambora berwarna gelap dengan
nilai NDBI sebesar 0,430884. Sedangkan, daerah di sekitar
Lapangan Golf Halim di di Kecamatan Makasar, memiliki
nilai NDBI sebesar -0,57718.
B. Estimasi dan Pemetaan IKLH dengan WSM
Pengestimasian menggunakan metode WSM dilakukan
peraspek. Hasil estimasi setiap aspek akan digunakan
dalam pembentukan IKLH komposit. Pembobotan WSM
menggunakan korelasi pearson.
TABEL II
BOBOT MODEL WSM
Variabel
(1)
NDCI
NDWI
UVAI
CO
HCHO
NO2
O3
SO2
NDVI
NDBI
Korelasi
(2)
-0.734252
0.748905
-0.684387
0.764569
-0.49012
0.605447
0.817038
-0.862836
-0.106044
-0.009765
Keeratan
(3)
Kuat
Kuat
Kuat
Kuat
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Sangat Kuat
Lemah
Lemah
Arah Hubunngan
(4)
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
metode ini adalah sebagai berikut: korelasi pearson
bernilai -0.2393, Adj R2 bernilai 0.0000, RMSE bernilai
3.5774, MAE bernilai 3.445, dan MAPE bernilai 0.0748.
Metode ini tidak dapat menghasilkan estimasi IKLH
secara komposit dengan baik.
C. Membangun Model Estimasi
IKLH Menggunakan
Machine Learning
Data estimasi IKLH pada level kecamatan dengan
pendekatan BARE digunakan sebagai variabel dependen
pada dataset pelatihan dan pengujian machine learning.
Model machine learning yang digunakan adalah RFR,
DTR, GBR, ADB, XGB, dan MLP. Sebanyak 70% data
berperan sebagai data latih, sedangkan sebanyak 30%
sisanya digunakan sebagai data pengujian. Grid search
digunakan untuk memilih parameter
terbaik dengan
evaluasi berupa 5-fold cross validation. Penentuan model
terbaik ditinjau berdasarkan nilai root mean squared error
(RMSE), mean absolute percentage error (MAPE), dan
mean absolute error (MAE).
TABEL IIi
EVALUASI MODEL MACHINE LEARNING
Model
(1)
RMSE MAPE MAE
(2)
(3)
(4)
Random Forest Regression (RFR)
10.4603 0.2308 8.7824
Decision Tree Regression (DTR)
10.0412 0.1916 7.7781
Gradient Boosting Regression (GBR)
8.2360 0.1813 6.4466
AdaBoost Regressor (ADA)
11.2525 0.2315 9.4783
XGBoost Regressor (XGB)
8.9190 0.1665 6.3076
Multi Layer Perceptrons (MLP)
18.0821 0.3303 14.4123
Gambar 8 menunjukkan peta hasil estimasi indeks
kualitas lingkungan hidup menggunakan model machine
learning terbaik, yaitu XGBoost pada level grid 1.25 km x
1.25 km. Gambar 9 menunjukkan peta hasil estimasi yang
telah diagregasikan ke level kecamatan dan kota.
Gambar 7. Peta Estimasi IKLH pada Level Grid 1.25 km x
1.25 km dengan WSM.
Pengestimasian IKLH menggunakan metode WSM
menghasilkan peta level grid 1,25 km. Peta tersebut
ditunjukkan oleh gambar 7. Hasil evaluasi numerik dari
Gambar 8. Peta Estimasi IKLH pada Level Grid 1.25 km x
1.25 km.
6 / 8
Gambar 9. Peta Estimasi IKLH Teragregasi pada Level
Kecamatan dan Kota.
Selanjutnya, dengan mempertimbangkan ketersediaan data
IKLH resmi, dilakukan evaluasi data estimasi pada level kota.
Perbandingan dapat dilihat pada Gambar 10. Diperoleh hasil
sebagai berikut: RMSE 0,7920, MAPE 0.0155, MAE 0,7030,
dan adjusted R-square 0.766. Nilai korelasi antara hasil
estimasi dengan data resmi IKLH adalah sebesar 0.9766.
Gambar 10. Perbandingan IKLH Resmi dengan Peta Hasil
Estimasi Berdasarkan Model Terbaik
D. Membangun Dashboard Hasil Estimasi Terbaik
Hasil penelitian berupa peta estimasi IKLH dengan
menggunakan model XGBoost
tersedia dalam bentuk
dashboard interaktif. Dashboard interaktif dibangun dalam
rangka mendukung
tujuan penelitian dalam menunjang
penyediaan data kualitas lingkungan hidup yang lebih cepat
dan granular. Dashboard ini berbasis web sehingga dapat
diakses dengan bebas oleh masyarakat,
terutama oleh
masyarakat DKI Jakarta yang ingin mengetahui kondisi
lingkungan hidup di daerah masing-masing.
kualitas
Dashboard ini memanfaatkan fitur qgis2web di aplikasi QGIS.
Gambar 11 menampilkan tampilan dashboard interaktif yang
telah dibangun. Dashboard dapat diakses menggunakan tautan
berikut https://s.stis.ac.id/IndeksKualitasLH2021.
Gambar 11. Tampilan Dashboard Hasil Penelitian
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
VII.
PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan, aspek kualitas
lingkungan hidup dapat diidentifkasi dan diestimasi dengan
menggunakan data citra satelit berupa NDCI, NDWI, UVAI,
CO, HCHO, NO2, O3, SO2, NDVI, dan NDBI. XGBoost
menjadi model machine learning terbaik dalam mengestimasi
IKLH pada level grid 1.25 km, dengan MAPE sebesar 0.1665
nilai korelasi antara hasil estimasi dengan data resmi IKLH
pada level kota mencapai 0.9766.
Pemerintah dapat mengimplementasikan hasil penelitian ini
sebagai instrumen data updating IKLH antartahun yang dapat
digunakan sebagai dasar respon cepat pemerintah terhadap
suatu fenomena lingkungan tertentu. Adapun saran untuk
penelitian selanjutnya adalah perlu mempertimbangkan
penggunaan geospasial big data lainnya di dalam pemodelan
dalam rangka mendapatkan hasil yang lebih.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2009.
[2] Yue, H., Liu, Y., Li, Y., & Lu, Y. (2019). Eco-
environmental quality assessment in Chinaβs 35 major
cities based on remote sensing ecological index. Ieee
Access, 7, 51295-51311.
[3] Eisenberg, J. N., Desai, M. A., Levy, K., Bates, S. J.,
Liang, S., Naumoff, K., & Scott, J. C. (2007).
Environmental determinants of infectious disease: a
framework for tracking causal links and guiding public
Health
research. Environmental
health
Perspectives, 115(8), 1216-1223.
[4] Khraishah, H., Alahmad, B., Ostergard Jr, R. L.,
AlAshqar, A., Albaghdadi, M., Vellanki, N., ... &
and
Rajagopalan, S.
for global
implications
cardiovascular disease:
health. Nature Reviews Cardiology, 1-15.
(2022). Climate
change
[5] Huang, L., Wu, J., & Yan, L. (2015). Defining and
of
measuring
indicators. Landscape ecology, 30, 1175-1193.
sustainability:
review
urban
a
[6] Hsu, A., & Zomer, A.
(2016). Environmental
Index. Wiley StatsRef: Statistics
Performance
Reference Online, 1β5.
β2022 EPI Result,β epi.yale.edu. [Online]. Available:
https://epi.yale.edu/epi-results/2022/component/epi/.
[Accessed: 30-Dec-2022].
[7]
[8] Subdirektorat Statistik Lingkungan Hidup Badan Pusat
Statistik, Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2021:
Energi dan Lingkungan. Jakarta: Badan Pusat Statistik,
2021.
[9] Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan, Rencana Strategis Tahun
2020-2024. Jakarta: KLHK, 2020.
[10] Subdirektorat Statistik Lingkungan Hidup Badan Pusat
Statistik, Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2022.
Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2022.
7 / 8
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
remote estimation of chlorophyll-a concentration in
turbid
of
Environment, 117, 394-406.
productive waters. Remote Sensing
[26] Douros, J., Eskes, H., van Geffen, J., Boersma, K. F.,
Compernolle, S., Pinardi, G., ... & Veefkind, P. (2022).
Comparing Sentinel-5P TROPOMI NO 2 column
observations with the CAMS-regional air quality
ensemble. EGUsphere, 1-40.
[27] Theys, N., et al. (2017). Sulfur dioxide retrievals from
TROPOMI onboard Sentinel-5 Precursor: algorithm
theoretical
Atmospheric Measurement
Techniques, 10(1), 119-153.
basis.
[28] Li, J., Carlson, B.E., Yung, Y.L. et al. Scattering and
absorbing aerosols in the climate system. Nat Rev
Earth Environ 3, 363β379 (2022).
[29] Borsdorff, T., et al.
(2018). Measuring carbon
monoxide with TROPOMI: First results and a
comparison with ECMWFβIFS
data.
Geophysical Research Letters, 45(6), 2826-2832.
[30] De Smedt, I., et al. (2018). Algorithm theoretical
from S5P
baseline
TROPOMI
the QA4ECV project.
Atmospheric Measurement Techniques, 11(4), 2395-
2426.
formaldehyde
from
retrievals
analysis
and
for
[31] Inness, A., et al. (2019). Monitoring and assimilation
tests with TROPOMI data in the CAMS system: near-
real-time total column ozone. Atmospheric Chemistry
and Physics, 19(6), 3939-3962.
[32] Rouse, J. W., Haas, R. H., Schell, J. A., & Deering, D.
W. (1974). Monitoring vegetation systems in the Great
Plains with ERTS. NASA Spec. Publ, 351(1), 309.
[33] Zha, Y., Gao, J., & Ni, S. (2003). Use of normalized
difference built-up index in automatically mapping
urban areas from TM imagery. International journal of
remote sensing, 24(3), 583-594.
[34] Andersen, J. H., SchlΓΌter, L. and Γrtebjerg, G. (2006)
Coastal eutrophication:
in
definitions and implications for monitoring strategies. J.
Plankton Res. 28(7): 621-628.
recent developments
[11] Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jakarta, IKLH DKI
Jakarta 2021. Jakarta: DLH, 2021.
[12] Strashok, O., ZiemiaΕska, M., & Strashok, V. (2022).
Evaluation and Correlation of Sentinel-2 NDVI and
NDMI in Kyiv (2017β2021). Journal of Ecological
Engineering, 23(9), 212-218.
[13] Hu, X.S. & Xu, H.Q 2018. A new remote sensing
index for assessing the spatial heterogeneity in urban
ecological quality: a case from Fuzhou city, China.
Ecological Indicators, 89, 11-21.
[14] Hino, M., Benami, E., & Brooks, N. (2018). Machine
environmental monitoring. Nature
for
learning
Sustainability, 1(10), 583-588.
[15] Sharma, R., Nehren, U., Rahman, S. A., Meyer, M.,
Rimal, B., Aria Seta, G., & Baral, H. (2018). Modeling
land use and land cover changes and their effects on
biodiversity
Kalimantan,
Indonesia. Land, 7(2), 57.
Central
in
[16] Adinugroho, W. C., Prasetyo, L. B., Kusmana, C., &
Krisnawati, H. (2022). Tracking environmental quality
of Indonesiaβs new capital city and its surrounding area.
In IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science (Vol. 950, No. 1, p. 012077). IOP Publishing.
of
quality
ecological
[17] Wen, X., et al. (2019). Dynamic monitoring and
pingtan
analysis
comprehensive experimental zone, a new type of sea
island city, based on RSEI. Sustainability, 12(1), 21.
[18] Weng, Q.H. 2009. Thermal infrared remote sensing for
urban climate and environmental studies: Methods,
applications,
of
trends.
Photogrammetry & Remote Sensing, 64(4), 335-344.
Journal
Isprs
and
of
[19] Zhou, D. C.; Zhao, S. Q.; Liu, S. G.; Zhang, L. X. &
Zhu, C. 2014. Surface urban heat island in China's 32
major cities: Spatial patterns and drivers. Remote
Sensing of Environment, 152(152), 51-61.
[20] Yin, J., Dong, J., Hamm, N. A., Li, Z., Wang, J., Xing,
H., & Fu, P. (2021). Integrating remote sensing and
geospatial big data for urban land use mapping: A
review. International
Journal of Applied Earth
Observation and Geoinformation, 103, 102514.
[21] Bao, H., Ming, D., Guo, Y., Zhang, K., Zhou, K., & Du,
S. (2020). DFCNN-based semantic recognition of
urban functional zones by integrating remote sensing
data and POI data. Remote Sensing, 12(7), 1088.
[22] Chang, S., Wang, Z., Mao, D., Guan, K., Jia, M., &
Chen, C. (2020). Mapping the essential urban land use
in changchun by applying random forest and multi-
source geospatial data. Remote Sensing, 12(15), 2488.
[Online].
http://www.tropomi.eu/data-products.
[23] βTropomi Data
Products,β Tropomi.
Available:
[Accessed: 22-Nov-2022].
[24] McFeeters, S. K. (1996). The use of the Normalized
Difference Water Index (NDWI) in the delineation of
open water features. International journal of remote
sensing, 17(7), 1425-1432.
[25] Mishra, S., & Mishra, D. R. (2012). Normalized
difference chlorophyll index: A novel model for
8 / 8
|
131.825 | [
{
"end": 1322,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 1240,
"text": "melakukan kajian pengembangan\\naplikasi FASIH memanfaatkan teknologi Flutter"
},
{
"end": 1436,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 1388,
"text": "Rapid\\nApplication Development (RAD) Prototyping"
},
{
"end": 1704,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1656,
"text": "aplikasi sudah memenuhi kebutuhan fungsional"
},
{
"end": 8366,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 8267,
"text": "melakukan kajian\\nPenelitian\\npengembangan\\naplikasi FASIH dengan menggunakan\\nFramework Flutte"
},
{
"end": 8492,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 8405,
"text": "Source\\nimplementasi, dan hasil analisis\\nCode, dokumentasi,\\npembandingan performa"
}
] | 2023-12-27T12:53:19.469191Z | 31 | 1 | 2023-12-27T12:53:19.469191Z | 12 | Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Pengembangan Aplikasi FASIH Badan Pusat
Statistik dengan Framework Flutter
Riofebri Prasetia (221911192, 4SI2)
Dosen Pembimbing: Lutfi Rahmatuti Maghfiroh, SST, MT
oleh
pihak
ketiga
dilakukan
Ringkasanβ Badan Pusat Statistik
(BPS) menerapkan
beberapa metode pengumpulan data, salah satunya adalah
Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI). Saat ini, CAPI
tahap
BPS yang dikenal sebagai FASIH sedang dalam
pengembangan menggunakan bahasa pemrograman Kotlin. Hal
ini mengindikasikan bahwa aplikasi CAPI hanya dapat
dioperasikan pada platform Android. Keputusan menggunakan
bahasa Kotlin
tanpa
mempertimbangkan bahwa tim BPS belum familiar dengan
bahasa Kotlin. Meskipun demikian,
terdapat alternatif
pengembangan aplikasi multiplatform, yaitu Flutter, yang dapat
diterapkan dalam pengembangan FASIH BPS. Akan tetapi, BPS
belum pernah melakukan studi terkait pengembangan aplikasi
sehingga kekurangan dan
FASIH menggunakan Flutter,
kelebihan dalam penerapan
tersebut dalam
teknologi
pengembangan aplikasi FASIH belum diketahui. Oleh karena itu,
penulis bertujuan untuk melakukan kajian pengembangan
aplikasi FASIH memanfaatkan teknologi Flutter. Pembangunan
aplikasi dilakukan dengan menggunakan metode Rapid
Application Development (RAD) Prototyping. Selanjutnya, aplikasi
hasil pengembangan akan diuji menggunakan pengujian black
box dan uji performa dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga,
yaitu Apptim. Hasil pengujian black box menunjukkan bahwa
aplikasi sudah memenuhi kebutuhan fungsional dari pemangku
kepentingan. Dari segi performa, versi FASIH berbasis Kotlin
mengungguli versi FASIH berbasis Flutter. Namun, Flutter
memiliki keunggulan dalam waktu pengembangan cepat. Selain
itu, dalam aspek pengembangan antarmuka pengguna, aplikasi
FASIH dapat berjalan di beberapa platform. Akan tetapi,
integrasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan fungsi
aplikasi FASIH berjalan dengan baik.
Kata Kunciβ FASIH, Flutter, Kotlin
I. LATAR BELAKANG
Menurut UU Nomor 16 Tahun 1997, Badan Pusat Statistik
(BPS) bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan
statistik dasar yang berskala nasional, makro dan lintas sektoral
yang bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat [1]. BPS
memiliki proses bisnis yang tertuang dalam Statistical Business
Framework and Architecture (SBFA) yang memiliki delapan
fase dalam proses bisnis ini, yakni: menentukan kebutuhan,
merancang, membangun, mengumpulkan, mengolah,
menganalisis, menyebarluaskan, dan mengevaluasi. BPS
memiliki Corporate Statistical Infrastructure (CSI) berfungsi
sebagai dasar untuk proses produksi baru, termasuk database
dan gudang menudung (meta) manajemen data, pengumpulan
data, pemrosesan dan distribusi. Salah satu CSI yang
dikembangkan untuk mendukung dalam proses mengumpulkan
yaitu Integrated Collection System (ICS). ICS memiliki
beberapa metode dalam pengumpulan data antara
lain:
Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI), Computer
Aided Personal Interviewing (CAWI), Desktop Data Entry
(DDE) untuk Paper and Pencil Interviewing PAPI dan
Acquisition External Data [2].
Modul ICS dalam suatu survei dapat dibagi secara garis
besar lima tahapan: merancang kuesioner, membuat dan
mengatur survei, penggunaan moda CAPI / CAWI / PAPI,
Pemeriksaan dan hasil pencacahan [2]. CAPI lebih cocok untuk
petugas di daerah yang memiliki koneksi internet yang bagus.
Proses bisnis di setiap kabupaten bisa berbeda tergantung dari
jenis survei nya. Misalnya, jika suatu kabupaten menggunakan
CAPI dalam suatu survei, maka bagi petugas survei harus
menggunakan CAPI dalam melakukan pengumpulan data.
dipilih
Sampai Saat ini, ICS CAPI masih dikembangkan dalam
bentuk aplikasi mobile yang hanya bisa dijalankan di sistem
operasi Android. Berdasarkan wawancara dengan pengembang
aplikasi ICS CAPI, Pengembangan ICS CAPI awalnya
dikembangkan oleh pihak ketiga dengan pemrograman Kotlin
dan dalam bentuk Native. Menurut Manoorkar [3], Native
mengacu pada aplikasi yang dibangun untuk berjalan pada
platform tertentu saja (hanya satu platform) atau sistem operasi
tertentu. Bahasa pemrograman Kotlin
tanpa
mempertimbangkan ketersediaan pegawai BPS yang memiliki
pengetahuan tentang Kotlin. Hasil pengembangan kemudian
diserahkan kepada tim pengembang ICS CAPI untuk platform
Android untuk pengembangan dan pemeliharaan sesuai dengan
kebutuhan kegiatan survei BPS yang menggunakan ICS CAPI.
Disamping itu ada alternatif lain selain Kotlin untuk
pengembangan aplikasi mobile, yaitu pengembangan aplikasi
lintas platform yang menggunakan basis kode tunggal yang
dapat digunakan pada beberapa sistem operasi [4]. Beberapa
teknologi lintas platform yang populer meliputi ionic, xamarin,
Flutter dan react-Native. Menurut penelitian Palumbo [4],
Framework Flutter adalah pilihan yang cocok untuk dijadikan
pilihan utama membangun aplikasi seluler lintas platform
dibandingkan dengan Framework yang lain karena hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa Flutter memiliki performa
yang lebih baik dibandingkan dengan react native dalam hal
penggunaan Central Processing Unit (CPU), Penggunaan
memori dan waktu eksekusi. Hasil survei Stack OverFlow
tahun 2022 juga menyatakan bahwa Flutter adalah teknologi
lintas platform paling populer saat ini [5]. Flutter merupakan
Framework open source oleh Google untuk membangun
aplikasi lintas platform [6]. Dalam konteks ini, Flutter perlu
dipertimbangkan sebagai
teknologi untuk pengembangan
aplikasi FASIH di masa depan karena mendukung
pengembangan aplikasi lintas platform.
Salah satu alasan lain untuk menggunakan Flutter adalah
berdasarkan pangsa pasar sistem operasi mobile yang tersebar
di Indonesia dari tahun 2013 sampai 2022 terdapat dua sistem
operasi yang dominan yaitu iOS dan Android [7]. Survei
1 / 8
DI
PUBLIK
PUBLIK
KOMPETISI
pendahuluan menunjukkan bahwa sebanyak 42,86 persen dari
total responden yang terlibat dalam perekrutan calon petugas
lapangan survei menggunakan ICS CAPI menolak calon mitra
karena hanya memiliki smartphone non-Android dalam kurun
waktu satu tahun. Selain itu, ICS sebagai finalis TOP INOVASI
PELAYANAN
INOVASI
PELAYANAN
LINGKUNGAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA, PEMERINTAH DAERAH,
BUMN, DAN BUMD TAHUN 2022, menunjukkan potensi
ICS CAPI sebagai inovasi pelayanan publik yang dapat
digunakan oleh semua orang. Oleh karena itu, pengembangan
aplikasi FASIH dengan Framework Flutter bisa menjadi
langkah di masa depan untuk mengembangkan aplikasi FASIH
yang dapat dioperasikan di berbagai platform atau sistem
operasi. Namun dalam melakukan deploy aplikasi
iOS
membutuhkan Apple Developer Account dimana Account ini
seharga US$99 / tahun ([8];[6]). Sehingga dalam penelitian ini,
pengembangan ICS CAPI dilakukan dengan Framework
Flutter tanpa melakukan deploy aplikasi untuk iOS.
Pengembangan aplikasi FASIH menggunakan Flutter perlu
dipertimbangkan sebagai solusi untuk menyediakan aplikasi
FASIH yang dapat digunakan pada perangkat iOS dan Android
di masa depan. Hal ini memungkinkan peralihan teknologi dari
Kotlin ke Flutter karena keterbatasan jumlah programmer ICS
CAPI yang hanya ada dua orang. Pengembangan aplikasi
Native dapat membutuhkan anggaran yang besar dan
melibatkan banyak tim [9]. Namun, keuntungan teknologi
lintas platform ini terkadang diimbangi oleh keterbatasan,
terutama dalam hal kinerja dan integrasi [4]. Karena belum ada
studi sebelumnya mengenai pengembangan aplikasi FASIH
sebagai aplikasi ICS CAPI BPS menggunakan Flutter,
penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi pengembangan
aplikasi FASIH dengan menggunakan Flutter.
.
II. TUJUAN PENELITIAN
ini bertujuan untuk melakukan kajian
Penelitian
pengembangan
aplikasi FASIH dengan menggunakan
Framework Flutter. Output dari penelitian ini meliputi Source
implementasi, dan hasil analisis
Code, dokumentasi,
pembandingan performa berdasarkan pengujian aplikasi.
III. PENELITIAN TERKAIT
Menurut Widiyanto [10], dalam penelitian yang berkaitan
tiga
dengan pengembangan sistem kepegawaian dengan
metode untuk membandingkan kelebihan dan kelemahan dari
ketiga metode tersebut. Metode yang dimaksud ialah Rapid
Application Development (RAD), Waterfall, dan Prototype.
Metode RAD sangat efektif dalam menghasilkan sistem yang
bisa didiskusikan langsung kepada pemangku kepentingan dan
cocok untuk projek dengan batasan waktu yang singkat. Oleh
karena itu, dalam pengembangan aplikasi FASIH dengan
Framework Flutter, dipilih metode pengembangan RAD.
Grzmil [11] melakukan perbandingan performa aplikasi
dasar yang dibangun menggunakan Android Native dan Flutter.
Pengujian menggunakan aplikasi pihak ketiga yaitu dengan
Apptim. Hasil pengujian didapat parameter pembanding,
seperti penggunaan CPU, Memori, Power Usage dan FPS
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Render. Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan alat
untuk melakukan pengujian performa aplikasi bernama Apptim.
Selanjutnya, menurut Arif [12], dalam beberapa tools
pengujian aplikasi yang direkomendasikan untuk aplikasi
dengan sistem operasi Android dan iOS, terdapat opsi
pengujian menggunakan perangkat kerja nyata maupun
emulator untuk aplikasi seluler. Ini tergantung dari alat
pengujian apa yang digunakan. Oleh karena itu pada penelitian
ini, menggunakan aplikasi Apptim dimana media pengujian
menggunakan emulator.
Selain itu, Manoorkar [3]. Penelitian ini membandingkan
pengembangan
aplikasi menggunakan Flutter dengan
penggunaan bahasa pemrograman native dalam membangun
aplikasi mobile. Parameter yang dijadikan perbandingan yakni
ukuran kode, kinerja CPU, waktu pengembangan dan tampilan
aplikasi. Penggunaan parameter kinerja CPU digunakan dalam
ini digunakan untuk
penelitian
membandingkan berapa besar bagian CPU yang digunakan
antara FASIH versi Flutter dengan FASIH versi Kotlin. Oleh
karena itu, akan diambil beberapa parameter seperti lama waktu
pengembangan dan kinerja performa yang dijadikan
pembanding antara aplikasi FASIH hasil pengembangan
dengan Flutter dengan aplikasi FASIH hasil pengembangan
dengan kotlin.
ini dimana parameter
IV. METODE PENELITIAN
A. Metode Pengumpulan Data
Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian ini
yakni:
1. Wawancara
Penelitian ini dilakukan wawancara untuk mendapatkan
informasi dari sistem dan masalah yang perlu diselesaikan.
Wawancara dilakukan melalui media Zoom meet, WhatsApp
dan pertemuan dengan Pranata Komputer Ahli Madya dari
Direktorat Sistem Informasi Statistik BPS RI. Selain itu,
juga dilakukan wawancara dengan Anggota dari Sub
Direktorat Sistem Informasi Statistik yang berperan sebagai
pengembang aplikasi. Tujuan wawancara adalah untuk
mendapatkan gambaran umum tentang sistem dan informasi
mengenai aplikasi FASIH.
2. Studi Pustaka
Metode studi pustaka mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber seperti ebook, skripsi, artikel, jurnal dan
sumber-sumber lain yang menjadi basis dalam penelitian ini.
Informasi dari sumber lainnya ini dibaca, dipelajari, dan
dikutip sesuai kebutuhan penelitian.
3. Observasi dan Studi Dokumentasi
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan langsung
antarmuka pengguna dan source code dari aplikasi FASIH
untuk meninjau lebih dalam terkait fungsi yang ada dalam
aplikasi, yang kemudian dibandingkan dengan hasil
wawancara.
4. Survei Pendahuluan
Sebelum melakukan penelitian, dilakukan
survei
pendahuluan yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi tentang jumlah pegawai BPS dengan karakteristik
tertentu yang pernah terlibat dalam perekrutan mitra BPS
yang melibatkan penggunaan aplikasi ICS CAPI BPS.
2 / 8
Survei ini juga bertujuan untuk mengetahui jumlah calon
mitra yang ditolak karena hanya memiliki smartphone non-
Android. Metode penarikan sampel yang digunakan dalam
survei ini adalah metode penarikan snowball, yang diketahui
dari Leighton [13] sebagai metode yang efektif dan efisien
dalam penarikan sampel untuk penelitian, meskipun hanya
menggunakan media sosial.
B. Metode Pengembangan Rapid Application Development
(RAD) Prototyping
Gambar 1. Siklus Metode RAD Prototyping [14]
Metode Rapid Application Development (RAD) Prototyping
adalah sebuah metodologi pengembangan aplikasi yang
mengutamakan kecepatan. RAD Prototyping merupakan
metodologi berbasis prototyping yang melakukan proses
analisis, desain dan implementasi secara bersamaan, yang
berulang dalam satu siklus hingga sistem aplikasi diterima [14].
Dalam penelitian ini, pengguna dari tim FASIH BPS yang akan
memberi umpan balik selama melakukan analisis, desain dan
implementasi secara bersamaan hingga sistem diterima oleh
pemangku kepentingan yaitu tim FASIH. Tahapan dari metode
ini yaitu:
1. Planning
Tahap ini melibatkan penentuan ruang lingkup dan tujuan
sistem yang akan dikembangkan, serta identifikasi masalah
yang dihadapi. Identifikasi masalah dilakukan melalui
wawancara dengan pemangku kepentingan dan studi
terhadap source code aplikasi FASIH versi Android yang
dikembangkan menggunakan bahasa Kotlin.
2. Analysis
Tahap analisis melibatkan pengumpulan dan pemahaman
lebih lanjut tentang kebutuhan dan persyaratan sistem yang
akan dikembangkan. Penulis menganalisis kebutuhan
pemangku kepentingan, mengidentifikasi proses bisnis yang
terlibat, dan mengumpulkan informasi terkait. Analisis yang
dilakukan yakni analisis Activity diagram yang dibuat untuk
menggambarkan secara grafis aktivitas berurutan dari proses
bisnis [15].
3. Design
Tahap desain melibatkan merancang struktur dan
antarmuka sistem yang akan dikembangkan. Penulis
merancang
dan
merencanakan arsitektur sistem.
4.
Implementation
antarmuka
pengguna
tampilan
Tahap implementasi melibatkan penerjemahan desain
menjadi kode program yang dapat dijalankan. Penulis mulai
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
aplikasi
membangun
rancangan yang sudah dibuat.
5. Pembuatan System Prototype
dengan mengimplementasikan
ini merupakan program
Setelah tahapan implementasi, system prototype dibangun.
Prototype
sederhana yang
memberikan sejumlah fitur dasar yang dapat digunakan.
Fitur yang sudah jadi akan dipresentasikan penggunaannya
kepada pemangku kepentingan untuk mendapatkan
komentar. Bila terdapat ketidaksesuaian maka dilakukan
revisi kemudian mengulang ke tahap analisis hingga system
dapat diterima.
6.
Implementation
Setelah pembuatan prototipe sistem, tahap implementasi
dilakukan untuk mengembangkan sistem secara lebih
lengkap berdasarkan prototipe yang telah dibangun. Penulis
melanjutkan pengkodean, pengujian, dan
integrasi
komponen sistem.
7. System
ini melibatkan pengujian, penyesuaian, dan
Tahap
penyelesaian
secara menyeluruh. Pengujian
dilakukan untuk memastikan kinerja dan kesesuaian sistem
dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Setelah pengujian
dan penyesuaian yang memadai, sistem dianggap dapat
diterima oleh pemangku kepentingan.
sistem
C. Pengujian dan Evaluasi
telah
Sebelum dilakukan pengujian, aplikasi yang
dibangun melalui metode pengembangan RAD
telah
menjalani pengujian black box, di mana penguji fokus pada
memverifikasi persyaratan yang sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan [14]. Selanjutnya, dilakukan pengujian
performa menggunakan aplikasi pihak ketiga, yaitu Apptim,
untuk memperoleh parameter seperti penggunaan RAM,
frame per detik, dan lainnya. Evaluasi dilakukan dengan
membandingkan performa fitur-fitur tertentu antara aplikasi
FASIH yang dikembangkan menggunakan Flutter dengan
aplikasi FASIH yang dikembangkan menggunakan Kotlin,
yang dijalankan pada perangkat mobile Android. Pengujian
dilakukan pada emulator, yang memiliki kelebihan dalam
fleksibilitas dan kemampuan pengujian yang cepat. Dalam
beberapa kasus, emulator merupakan opsi yang sangat cocok
untuk kebutuhan pengujian [16]. Setelah itu, dilakukan
analisis perbandingan berdasarkan hasil pengembangan dan
pengujian yang
telah dilakukan. Terakhir, waktu
pengembangan juga dihitung berdasarkan riwayat commit di
version control aplikasi FASIH. Perhitungan ini disesuaikan
dengan konfirmasi dari pengembang aplikasi FASIH di BPS.
V. KERANGKA PIKIR
Penelitian ini diawali dengan pengembangan aplikasi
FASIH menggunakan bahasa pemrograman Kotlin. Pemilihan
Kotlin sebagai bahasa pemrograman dalam aplikasi FASIH
ditentukan oleh pihak pengembang eksternal karena tidak ada
anggota tim BPS yang memiliki keahlian dalam Kotlin. Namun,
lain yaitu Flutter, yang
terdapat alternatif
memungkinkan
aplikasi multiplatform,
menjadi solusi yang dapat diterapkan dalam pengembangan
aplikasi FASIH. Meskipun demikian, belum ada studi yang
teknologi
pengembangan
3 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
dilakukan terkait pengembangan aplikasi FASIH dengan
menggunakan Flutter. Oleh karena itu, solusi yang diusulkan
dalam penelitian ini adalah melakukan kajian pengembangan
aplikasi FASIH dengan menggunakan Flutter. Selanjutnya,
dilakukan
studi untuk membandingkan FASIH yang
dikembangkan dengan Flutter dengan FASIH yang
dikembangkan dengan Kotlin. Pengembangan aplikasi FASIH
dengan Flutter menggunakan metodologi Rapid Application
Development (RAD) Prototyping.
4. Sistem
harus
dapat mengintegrasikan
dengan
FormGear,
5. Sistem harus memungkinkan pengguna untuk mengisi
kuesioner, menyimpan hasil pengisian kuesioner, dan
mengirim hasil pengisian kuesioner.
B. Software Requirement
Software Requirement yang diperlukan dalam membangun
aplikasi adalah sebagai berikut:
TABEL I
SOFTWARE REQUIREMENT PENGEMBANGAN APLIKASI
Komponen
Jenis
Sistem Operasi
Program Aplikasi
Bahasa Pemrograman
Framework
Windows 11
Versi Android 9
Visual Studio Code
Dart
Flutter
C. Analisis sistem berjalan
Aplikasi FASIH BPS memiliki beberapa fitur utama yakni
sinkronisasi, unduh FormGear, Login, Logout, melihat form
survei dan save form survei. Tujuan utama dari aplikasi ini agar
pengguna bisa mengisi kuesioner dengan mobile phone. Pada
penelitian ini dibangun Aplikasi FASIH dengan Framework
Flutter. Kemudian dilakukan beberapa perubahan yang mana
tujuan dari perubahan ini untuk dilakukan penyesuaian dengan
batasan fungsi yang sudah ditetapkan pada tahap perencanaan
serta beberapa perubahan fitur agar fitur bisa berjalan dengan
efisien.
D. Analisis Permasalahan
Beberapa permasalahan pada sistem yang perlu dilakukan
yakni:
Gambar 2. Kerangka pikir penelitian
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Planning
Batasan pengembangan sistem dijelaskan berdasarkan
batasan fungsi yang diperoleh dari observasi langsung terhadap
aplikasi FASIH BPS versi Android, yang
telah
dikonfirmasi oleh tim ICS CAPI. Tim ICS CAPI menetapkan
batasan ini karena fitur-fitur ini dianggap penting dan harus ada
dalam aplikasi FASIH. Berikut adalah batasan kebutuhan untuk
aplikasi yang sedang dikembangkan:
juga
1. Sistem harus dapat melakukan proses login dan logout
yang terintegrasi dengan sistem SSO BPS sebagai mitra,
2. Sistem harus mampu melakukan sinkronisasi data,
3. Sistem harus mendukung fungsi download FormGear,
Gambar 3. Activity Diagram fitur Sinkronisasi sistem berjalan
Pada Gambar 3 terdapat proses dimana pengguna akan
memilih survei yang perlu dilakukan sinkronisasi. Pemilihan
survei ini sebaiknya dihilangkan agar proses bisa berjalan
dengan efektif tanpa perlu menekan banyak tombol hanya
untuk melakukan sinkronisasi.
4 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
F. Desain Usulan
Proses login dimulai dengan pengguna membuka aplikasi
dan diarahkan ke halaman selamat datang. Setelah itu, mereka
dapat menekan tombol login yang akan mengarahkan mereka
ke menu web SSO BPS external (lihat Gambar 5). Setelah
pengguna memasukkan alamat email dan kata sandi yang benar,
mereka akan diarahkan ke halaman beranda. Namun, jika
alamat email dan kata sandi yang dimasukkan salah, sistem
akan mengirimkan pesan kesalahan login.
Gambar 4. Activity diagram ketika melihat form survei responden terpilih
Pada Gambar 4, pengguna akan memilih survei, periode dan
wilayah dalam satu tampilan. Ini akan menyulitkan pengguna
untuk memilih survei, periode dan wilayah yang diinginkan
dalam satu tampilan list.
E. Analisis Kebutuhan
TABEL II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
FUNCTIONAL REQUIREMENT CAPI: FASIH DI FRAMEWORK FLUTTER
Requirement
Sistem harus bisa melakukan Login dan Logout
Sistem harus bisa melakukan sinkronisasi data yang akan disimpan
pada database dalam satu kali tekan
Sistem harus bisa melakukan download Engine
Terdapat fitur pencarian secara live pada daftar survei, daftar region
dan daftar assignment
Sistem menyediakan antarmuka panduan informasi seputar aplikasi
Sistem memuat antarmuka pelayanan yang mendukung untuk
mengirim feedback aplikasi
Sistem bisa memberikan notifikasi jika ada proses yang dilakukan
gagal
Sistem bisa menampilkan progress dari kuesioner yang sudah
dibuka, proses dikirim, berhasil dikirim dan gagal dikirim
Sistem bisa memberi informasi memory yang digunakan
Sistem bisa melakukan integrasi dengan form gear
Sistem bisa melakukan pengisian kuesioner, menyimpan hasil isian
kuesioner dan mengirim hasil isian kuesioner
Berdasarkan analisis permasalahan dan batasan kebutuhan
fungsional serta dengan antarmuka FASIH yang dikembangkan,
didapat daftar kebutuhan sebagai solusi dari permasalahan,
batasan dan batasan kebutuhan fungsional bisa dilihat pada
Tabel II
Gambar 5. Activity diagram Ketika melakukan Login
Gambar 6. Design Sequence Diagram fitur sinkronisasi
Pada fitur sinkronisasi, pengguna membuka halaman
Pengaturan
(lihat Gambar 6). Selanjutnya, pengguna
menyinkronkan data survei. Jika sinkronisasi berhasil,
pengguna akan menerima informasi terkait. Namun, jika proses
sinkronisasi gagal, sistem akan mengirimkan pesan kesalahan
yang mengindikasikan kegagalan sinkronisasi. Desain dari
database yang diusulkan berikut (lihat Gambar 7)
5 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
memiliki waktu pengembangan yang lebih cepat dibandingkan
Kotlin. Salah satu faktor yang mendukung pengembangan lebih
cepat yakni Flutter memiliki fitur hot reload. Hot reload
berfungsi untuk melakukan injeksi kode sumber file yang
diperbarui ke Dart Virtual Machine (VM) yang sedang berjalan
[17].
TABEL IV
PERBEDAAN WAKTU PENGEMBANAGN DALAM KASUS BEBERAPA FITUR
Fitur yang dikembangkan Flutter
12 hari
Login dengan SSO BPS
18 hari
Sinkronisasi
18 hari
Download FormGear
37 hari
Integrasi FormGear
Kotlin
26 hari
125 hari
111 hari
172 hari
I. Pengembangan FASIH pada Platform lain
Gambar 7. Hasil Penyederhanaan Desain Pemodelan Data
G. Hasil Pengujian Black box
Gambar 8. Halaman Beranda pada implementasi Antarmuka Pengguna iOS
TABEL III
HASIL PENGUJIAN BLACK BOX
Hasil yang diharapkan
Sistem dapat melakukan login dengan
SSO BPS
Sistem dapat melakukan logout
Kelas Uji
Login
Logout
Sinkronisasi
Sistem dapat melakukan sinkronisasi
Hasil
Valid
Valid
Valid
Download
FormGear
Live search
Informasi
panduan
Kirim feedback
untuk aplikasi
Notifikasi gagal
Sistem dapat melakukan download engine
Valid
Sistem dapat melakukan filter survey,
region dan assignment
Sistem dapat menampilkan informasi
panduan aplikasi
Sistem memiliki menu antarmuka untuk
kirim kritik dan saran
Sistem dapat menampilkan notifikasi jika
terdapat proses yang gagal
Valid
Valid
Valid
Valid
Periksa progress Sistem dapat menampilkan status progress
Valid
Periksa info
memori
Kuesioner
dari assignment
Sistem dapat menampilkan info
penggunaan memori
Sistem dapat melakukan pengisian
kuesioner
Valid
Valid
Dari Hasil pengujian black box (pada Tabel III), secara fungsi
semua sudah sesuai dengan functional requirement oleh
pemangku kepentingan.
H. Waktu Pengembangan
Waktu pengembangan fitur-fitur dalam aplikasi FASIH dan
Kotlin diperoleh dari dokumentasi riwayat commit di gitlab
aplikasi FASIH serta melalui validasi dengan tim pengembang.
Berdasarkan waktu pengembangan lihat Tabel IV, Flutter
Gambar 9. Halaman Beranda pada Implementasi Antarmuka Pengguna pada
Web
Gambar 10. Halaman Beranda pada Implementasi Antarmuka Pengguna pada
Dektop
Pada tahap pengembangan Antarmuka Pengguna FASIH,
bisa dikembangkan dalam multiplatform seperti untuk Desktop,
Web dan iOS. Hal ini menunjukkan bahwa Flutter bisa
melakukan pengembangan multiplatform untuk kode tunggal.
Jika Flutter ini diterapkan pada moda ICS yang lain, maka Ini
memungkinkan untuk menyatukan tim pengembang lain
seperti Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI),
Computer Aided Personal Interviewing (CAWI) dan Desktop
Data Entry (DDE) untuk Paper and Pencil Interviewing PAPI
dalam satu project. Akan tetapi, perlu dilakukan integrasi lebih
lanjut karena tidak semua package yang digunakan kompatibel
pada multiplatform. Untuk hasil implementasi Antarmuka
6 / 8
Pengguna bisa dilihat pada (iOS: Gambar 8, Web: Gambar 9
dan Desktop Gambar 10)
waktu mulai aplikasi lebih tinggi dibanding dengan aplikasi
FASIH versi Kotlin.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
J. Hasil Pengujian Performa
TABEL V
Gambar 11. Hasil Pengujian Penggunaan CPU (%) pada fitur sinkronisasi
(A), download FormGear (B), login (C) dan load FormGear (D).
Gambar 14. Hasil Pengujian Frame per Second (FPS) pada fitur sinkronisasi
(A), download FormGear (B), login (C) dan load FormGear (D).
Gambar 12. Hasil Pengujian Penggunaan Memori (MB) pada fitur
sinkronisasi (A), download FormGear (B), login (C) dan load FormGear (D).
Gambar 13. Waktu Mulai (ms) pada fitur sinkronisasi (A), download
FormGear (B), login (C) dan load FormGear (D).
Menurut Stallings [18], CPU berguna untuk melakukan
pemrosesan data dan melakukan kontrol pengoperasian
komputer. Penggunaan CPU yang tinggi secara tidak normal
bisa mengakibatkan aplikasi sangat lambat atau tersendat saat
dibuka [19]. Pada (lihat Gambar 11 dan Gambar 12),
menunjukkan hasil pengujian didapat Aplikasi FASIH versi
Flutter
lebih banyak menggunakan CPU dan Memori
dibanding dengan Aplikasi FASIH versi Kotlin. Artinya,
aplikasi FASIH versi Kotlin memiliki potensi yang rendah
mengalami crash atau aplikasi tersendat saat dioperasikan. Hal
ini juga sejalan dengan waktu mulai aplikasi yang ditunjukkan
oleh (lihat Gambar 13), dimana FASIH versi Flutter memiliki
Gambar 15. Hasil Pengujian Penggunaan Daya (%) pada fitur sinkronisasi
(A), download FormGear (B), login (C) dan load FormGear (D).
Pada pengujian ini didapat kecepatan rendering atau FPS.
FPS mengacu pada seberapa banyak frekuensi gambar
ditampilkan. Semakin tinggi FPS maka semakin halus animasi
yang dihasilkan dalam aplikasi [20]. Dilihat dari (lihat Gambar
14), hasil pengujian menunjukkan pada fitur sinkronisasi,
aplikasi FASIH versi Flutter memiliki animasi yang jauh lebih
halus dibanding dengan aplikasi FASIH versi Kotlin. Pada fitur
download FormGear, login dan load FormGear, aplikasi
FASIH versi Kotlin menghasilkan animasi yang lebih halus
dibanding FASIH versi Flutter.
Pada penggunaan Daya, dalam beberapa kasus fitur
memiliki hasil yang berbeda. Menurut Gambar 15
menunjukkan pada fitur sinkronisasi dan fitur download
FormGear, Aplikasi FASIH versi Flutter memiliki persentase
penggunaan daya lebih tinggi dibandingkan aplikasi FASIH
versi Kotlin. Di samping itu, pada fitur login dan fitur load
FormGear, penggunaan daya aplikasi FASIH versi Kotlin lebih
tinggi dibanding aplikasi FASIH versi Flutter.
K. Evaluasi
Pengembangan Aplikasi FASIH dengan Framework Flutter
berhasil dilakukan dengan batasan requirement dari pemangku
kepentingan. Hal ini dibuktikan melalui uji Black box dengan
status valid semua untuk semua fitur yang dikembangkan.
Pengembangan menggunakan beberapa package. Salah satu
package yakni package Bloc yang berguna untuk melakukan
management state. Sehingga arsitektur yang digunakan dalam
pengembangan ini yaitu Arsitektur Bloc.
Berdasarkan waktu pengembangan, Flutter memiliki waktu
dengan
faktor yang
pengembangan
pengembangan dengan Kotlin, salah satu
dibandingkan
cepat
lebih
7 / 8
mendukung pengembangan singkat ini yakni Flutter memiliki
fitur hot reload yang berguna untuk melakukan injeksi file kode
ke dalam Virtual Machine di tengah melakukan pengembangan
aplikasi. Kemudian pada tahap pengembangan Antarmuka
Pengguna, Aplikasi FASIH versi Flutter dapat berjalan pada
platform iOS, Web dan Desktop. Hal ini memungkinkan
kolaborasi dengan tim moda ICS lain karena ini dapat berjalan
secara multiplatform hanya dalam satu kode tunggal. Akan
tetapi perlu dilakukan integrasi lebih lanjut dikarenakan pada
pengembangan dalam penelitian ini terdapat package yang
tidak kompatibel untuk multiplatform. Selain itu, berdasarkan
performa antara aplikasi FASIH versi Flutter dengan aplikasi
FASIH versi Kotlin, FASIH versi Kotlin mengungguli FASIH
versi Flutter dalam hal performa penggunaan rata-rata memori,
CPU dan waktu mulai.
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
VII.
PENUTUP
[10]
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang dapat diambil
yakni pengembangan aplikasi FASIH dengan Framework
Flutter bisa dilakukan sesuai dengan functional requirement
yang ditetapkan oleh pemangku kepentingan. Hasil
pengembangan ini dapat dibandingkan dengan aplikasi FASIH
versi Kotlin yang dimiliki oleh BPS melalui pengujian
menggunakan aplikasi pihak ketiga, Apptim. Kemudian dari
hasil pengujian performa, Aplikasi FASIH versi Flutter masih
belum bisa mendekati performa dari aplikasi FASIH versi
Kotlin dalam hal penggunaan CPU, penggunaan memori dan
waktu mulai aplikasi. Namun, Flutter memiliki keunggulan
yakni waktu pengembangan yang cepat dan memiliki potensi
pengembangan multiplatform. Sehingga pengembangan
aplikasi FASIH dengan Flutter bisa menjadi alternatif untuk
pengembangan aplikasi FASIH di masa depan.
pemrograman Kotlin
Penulis sudah berusaha untuk melakukan optimisasi agar
performa aplikasi yang menggunakan Framework Flutter
mendekati performa aplikasi FASIH yang menggunakan
dengan mengusahakan
bahasa
mengurangi komunikasi dengan database serta menghilangkan
warning yang ada. Namun, hasilnya masih jauh dari harapan.
Saran yang ingin disampaikan peneliti dalam penelitian ini
yakni pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan kajian lebih
lanjut tentang performa aplikasi Flutter agar bisa dilakukan
optimalisasi sehingga performa aplikasi FASIH versi Flutter
mendekati performa aplikasi FASIH versi Kotlin.
[1]
[2]
[3]
DAFTAR PUSTAKA
UU RI No. 16 Tahun 1997, βPresiden republik indonesia,β Peratur.
Pemerintah Republik Indones. Nomor 26 Tahun 1985 Tentang
Jalan, vol. 2003, no. 1, pp. 1β5, 2004, [Online]. Available:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web
&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjWxrKeif7eAhVYfysKH
cHWAOwQFjAAegQICRAC&url=https%3A%2F%2Fwww.ojk.go
.id%2Fid%2Fkanal%2Fpasar-modal%2Fregulasi%2Fundang-
undang%2FDocuments%2FPages%2Fundang-undang-nomo.
R. M. N. S. P. Alfatihah, B. Surya, and S. S. Indonesia, βIntegrated
Collection System ( ICS ): Modernization of Data Collection at
Statistics Indonesia,β 2021.
A. Agrawal, A. Agrawal, R. Arya, H. Jain, J. Manoorkar, and A.
Professor, βComparison of Flutter with Other Development
Platforms,β Int. J. Creat. Res. Thoughts, vol. 9, no. 2, pp. 2320β
2882, 2021, [Online]. Available: www.ijcrt.org.
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
[20]
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
D. Palumbo, βThe Flutter Framework: Analysis in a Mobile
Enterprise Environment,β POLITECNICO DI TORINO, 2021.
StackOverflow, βOther frameworks and libraries,β 2022.
https://survey.stackoverflow.co/2022/#other-frameworks-and-
libraries (accessed Nov. 25, 2022).
Flutter, βBuild and release an iOS app,β 2019.
https://docs.flutter.dev/deployment/ios (accessed Nov. 18, 2022).
Statista, βMarket share of mobile operating systems in Indonesia
from January 2013 to May 2022, by operating system,β 2022.
https://www.statista.com/statistics/262205/market-share-held-by-
mobile-operating-systems-in-indonesia/ (accessed Nov. 25, 2022).
apple, βApple Developer Program Enrollment,β 1997.
https://developer.apple.com/enroll/purchase (accessed Nov. 18,
2022).
M. K. Khachouch, A. Korchi, Y. Lakhrissi, and A. Moumen,
βFramework Choice Criteria for Mobile Application Development,β
2nd Int. Conf. Electr. Commun. Comput. Eng. ICECCE 2020, no.
June, 2020, doi: 10.1109/ICECCE49384.2020.9179434.
W. W. Widiyanto, βAnalisa Metodologi Pengembangan Sistem
Dengan Perbandingan Model Perangkat Lunak Sistem Informasi
Kepegawaian Menggunakan Waterfall Development Model, Model
Prototype, Dan Model Rapid Application Development (Rad),β J.
Inf. Politek. Indonusa Surakarta ISSN, vol. 4, no. 1, pp. 34β40,
2018, [Online]. Available:
http://www.informa.poltekindonusa.ac.id/index.php/informa/article/
view/34.
P. Grzmil, M. Skublewska-Paszkowska, E. Εukasik, and J. SmoΕka,
βComparative Study of Android Native and Flutter App
Development,β Informatics Control Meas. Econ. Environ. Prot.,
vol. 7, no. 2, pp. 50β53, 2021, [Online]. Available:
https://www.researchgate.net/publication/361208165_Comparative_
Study_of_Android_Native_and_Flutter_App_Development.
K. S. Arif and U. Ali, βMobile application testing tools and their
challenges: A comparative study,β 2019 2nd Int. Conf. Comput.
Math. Eng. Technol. iCoMET 2019, pp. 1β6, 2019, doi:
10.1109/ICOMET.2019.8673505.
K. Leighton, S. Kardong-Edgren, T. Schneidereith, and C. Foisy-
Doll, βUsing Social Media and Snowball Sampling as an
Alternative Recruitment Strategy for Research,β Clin. Simul. Nurs.,
vol. 55, pp. 37β42, 2021, doi: 10.1016/j.ecns.2021.03.006.
R. Eldridge, System Analysis & Design An Object-Oriented A
pproach with UML, vol. 31, no. 1. 1989.
J. L. Whitten and L. D. Bentley, Systems Analysis and Design
Methods. 2007.
Android Studio, βRun apps on the Android Emulator,β 2013.
https://developer.android.com/studio/run/emulator?hl=id (accessed
Jul. 03, 2023).
Flutter, βHot reload,β 2019. https://docs.flutter.dev/tools/hot-reload
(accessed Jun. 20, 2023).
W. Stallings, COMPUTER ORGANIZATION AND
ARCHITECTURE DESIGNING FOR PERFORMANCE. 2010.
intel, βHow to Fix High CPU Usage,β intel, 1968.
https://www.intel.com/content/www/us/en/gaming/resources/how-
to-fix-high-cpu-usage.html (accessed Nov. 04, 2023).
T. Tamasi, βWhat is Frame Rate and Why is it Important to PC
Gaming?,β NVIDIA Corporation, 2019. https://www.nvidia.com/en-
us/geforce/news/what-is-fps-and-how-it-helps-you-win-games/
(accessed Sep. 04, 2023).
8 / 8
|
179.196 | [
{
"end": 1627,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 1570,
"text": "membangun dan mengevaluasi model estimasi kemiskinan anak"
},
{
"end": 1690,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 1671,
"text": "SAEA HB Lognormal"
},
{
"end": 1664,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 1642,
"text": "SAE HB Beta-logistic"
},
{
"end": 1981,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1857,
"text": "SAE HB Beta-logistic\\nmampu menghasilkan estimasi yang lebih akurat dan presisi jika\\ndibandingkan dengan estimasi langsung"
},
{
"end": 40284,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 40060,
"text": "metode SAE HB Beta-logistic dengan\\nmengkombinasikan data statistik resmi dan big data geospatial\\nsebagai variabel penyerta dapat menghasilkan estimasi yang\\nlebih akurat dan presisi dibandingkan estimasi langsung"
}
] | 2023-12-27T13:39:34.586956Z | 32 | 1 | 2023-12-27T13:39:34.586956Z | 13 | Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Pemodelan Hierarchical Bayes Small Area Estimation
(SAE) dengan Pemanfaatan Big Data pada Estimasi
Kemiskinan Anak di Pulau Jawa
Siti Armanisa (221911180, 4SD1)
Dosen Pembimbing: Dr. Rindang Bangun Prasetyo, S.S.T., M.Si.
sampai
Ringkasanβ Kemiskinan menjadi tantangan yang dihadapi
oleh berbagai negara. Upaya pengentasan kemiskinan menjadi
komitmen dalam SDGs yang salah satu fokusnya adalah anak-
anak. Anak yang tinggal pada keluarga miskin akan mengalami
tekanan multidimensi dan rentan terhadap kekerasan, pelecehan,
dan eksploitasi. Berdasarkan data UNICEF dan BPS, distribusi
anak miskin terbanyak di Indonesia tahuun 2016 berada di Pulau
Jawa yaitu sebesar 47,39 persen sehingga pulau tersebut tidak
lepas dari masalah kemiskinan anak. Tingkat kemiskinan anak
secara moneter diukur menggunakan garis kemiskinan. Data
kemiskinan anak secara moneter di Indonesia bersumber dari
Susenas dan tersedia pada level provinsi. Ketersediaan informasi
kemiskinan
sangat membantu
level area kecil
menanggulangi kemiskinan anak. Salah satu metode estimasi
tidak langsung adalah Small Area Estimation (SAE). SAE
merupakan salah satu solusi untuk kebutuhan estimasi survei
pada lingkup yang lebih kecil dimana jumlah sampel tidak
mencukupi untuk estimasi
tingkat
kemiskinan juga memanfaatkan big data geospasial berupa citra
satelit dan Point of Interest (POI). Penelitian ini dilakukan untuk
membangun dan mengevaluasi model estimasi kemiskinan anak
menggunakan SAE HB Beta-logistic dan SAEA HB Lognormal
dengan memanfaatkan big data dan melakukan pemetaan
kemiskinan anak di Pulau Jawa pada level kabupaten/kota.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, metode SAE HB Beta-logistic
mampu menghasilkan estimasi yang lebih akurat dan presisi jika
dibandingkan dengan estimasi langsung.
langsung. Perhitungan
Kata Kunciβ kemiskinan anak, small area estimation,
hierarchical bayes, big data.
A. LATAR BELAKANG
Kemiskinan masih menjadi tantangan global yang dihadapi
oleh berbagai negara di dunia. Tingkat kemiskinan global
meningkat dari 2019 hingga 2020, yaitu dari 8,3 persen menjadi
9,2 persen [1]. Pada tahun 2022, United Nation memperkirakan
bahwa lebih dari 75 juta orang akan hidup dalam keadaan
kemiskinan
sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar yang meliputi makanan dan bukan makanan yang diukur
dari sisi pengeluaran [2]. Seseorang dikategorikan miskin
apabila pengeluaran per kapitanya selama sebulan tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan standar hidup minimum.
ekstrem. Kemiskinan
dipandang
Upaya pengentasan kemiskinan secara global menjadi suatu
komitmen dalam salah satu tujuan Sustainable Development
Goals (SDGs) yang telah disepakati oleh negara di seluruh
dunia dan disahkan sebagai target pembangunan tahun 2030.
Dalam Outcome Document Transforming Our World: The
2030 Agenda For Sustainable Development, tujuan mengakhiri
kemiskinan dalam segala bentuk dan dimanapun menjadi
tujuan βutamaβ dari 17 tujuan dan diharapkan dapat tercapai
pada tahun 2030 dengan mengurangi setidaknya sebagian
jumlah penduduk miskin baik laki-laki, perempuan, maupun
anak-anak dari segala usia. Berdasarkan tujuan tersebut, anak-
anak merupakan salah satu fokus utama pembangunan SDGs
karena jumlah anak-anak mencapai hampir sepertiga dari
jumlah penduduk dunia dan keberlangsungan bangsa
dipengaruhi oleh kondisi anak-anak bangsa itu sendiri.
Anak yang tinggal pada keluarga miskin akan mengalami
tekanan multidimensi yang berdampak buruk terhadap masa
depan mereka dan lebih rentan terhadap kekerasan, pelecehan,
diskriminasi, dan eksploitasi. Dampak kemiskinan yang
dialami anak berbeda dengan orang dewasa. Pada orang
dewasa, kemiskinan dapat bersifat sementara, sedangkan pada
anak-anak, kemiskinan dapat dirasakan sepanjang hidup
mereka [3]. Kemiskinan pada anak dapat menyebabkan
penderitaan fisik dan mental yang terus menumpuk sepanjang
masa hidup anak. Kemiskinan dapat memengaruhi psikologi
anak pada mental, fisik, emosi, dan tingkat spiritual. Anak yang
miskin lebih berisiko menjadi orang dewasa yang miskin dan
meneruskan kemiskinan itu ke generasi setelahnya [4].
Data UNICEF dan Bappenas menunjukkan bahwa pada
tahun 2015 terdapat 8,7 persen atau 7,3 juta anak-anak di
Indonesia hidup dalam rumah tangga miskin ekstrem [5]. Jika
menggunakan garis kemiskinan, terdapat 13,7 persen atau
sekitar 11,5 juta anak-anak di Indonesia yang tinggal dalam
rumah tangga miskin. Kenaikan sedikit pada garis kemiskinan
berdampak signifikan pada peningkatan persentase kemiskinan
anak. Contohnya jika garis kemiskinan dinaikkan dua kali lipat
maka angka kemiskinan anak akan naik empat kali lipat
menjadi 55 persen. Data BPS tahun 2016 menunjukkan bahwa
tingkat kemiskinan di Indonesia sebesar 10,86 persen dengan
40,22 persen diantaranya adalah anak usia 0-17 tahun yaitu
sekitar 11,26 juta jiwa atau sekitar 13,31 persen. Dari tahun ke
tahun, tingkat kemiskinan pada anak selalu lebih tinggi
daripada tingkat kemiskinan keseluruhan penduduk. Hal ini
menunjukkan bahwa anak-anak lebih rentan dan berisiko
mengalami kemiskinan [6]. Berdasarkan Susenas 2021,
persentase anak miskin di Indonesia mencapai 12,64 persen.
Pada tahun 2016, distribusi anak miskin terbanyak berada di
Pulau Jawa dengan persentase sebesar 47,39 persen atau
hampir sebagian anak miskin di Indonesia berada di Pulau Jawa
[7]. Hal ini menyebabkan Pulau Jawa tidak terlepas dari
masalah kemiskinan, khususnya kemiskinan anak sehingga
upaya pengentasan kemiskinan di Pulau Jawa perlu
diperhatikan.
Dalam mengukur
terdapat dua
pendekatan yaitu pendekatan moneter dan pendekatan
tingkat kemiskinan,
1 / 8
multidimensi. Pengukuran secara moneter mengacu pada
konsep kemiskinan yang digunakan BPS, yaitu kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar dengan menggunakan garis
kemiskinan makanan dan nonmakanan sebagai penentu titik
potong yang membagi penduduk antara miskin dan tidak
miskin. Data kemiskinan anak secara moneter di Indonesia
bersumber dari Susenas yang hanya tersedia pada level provinsi
yang diperbarui setiap enam bulan. Perhitungan sederhana
menjadikan pendekatan moneter lebih sering digunakan,
termasuk dalam penelitian ini. Kebijakan yang tepat sasaran
dalam memberantas kemiskinan anak memerlukan data
mendetail dengan memanfaatkan data kemiskinan yang
diperinci hingga level kabupaten/kota. Estimasi langsung pada
level wilayah yang lebih kecil dapat dilakukan dengan
menambah sampel untuk mempertahankan presisi. Namun, hal
itu dapat meningkatkan biaya, tenaga kerja, dan waktu. Data
Susenas merupakan subsampel dari keseluruhan populasi dan
data kemiskinan anak menggunakan
subsampel dari
keseluruhan sampel Susenas, yaitu penduduk usia kurang dari
18 tahun. Analisis terhadap subsampel tidak menyajikan
informasi lokasi semua wilayah yang tercakup dalam data
sensus sehingga jika ingin mengestimasi langsung akan
mengalami kekurangan sampel. Ukuran sampel yang kurang
dapat diatasi dengan estimasi
langsung sehingga
keterbatasan pada ketersediaan data kemiskinan resmi untuk
level penyajian yang lebih kecil dapat dioptimalkan. Salah satu
metode estimasi tidak langsung adalah Small Area Estimation
(SAE).
tidak
Istilah βsmall areaβ digunakan untuk menyatakan sebuah
area geografis yang kecil. Area geografis atau subpopulation
dikatakan kecil apabila ukuran domain specific sample area
yang bersangkutan tidak cukup besar untuk mendukung
estimasi langsung dengan ketelitian yang memadai [8]. Domain
didefinisikan sebagai area geografis (provinsi, kabupaten/kota,
kecamatan, desa, dan lainnya) dan kelompok sosio demografi
(kelompok umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, suku, dan
lainnya). Beberapa domain menarik seperti kabupaten memiliki
kemungkinan mempunyai ukuran sampel yang kecil atau
mungkin tidak ada sama sekali [8].
tidak
Small Area Estimation adalah metode untuk menduga
subkelompok dengan ukuran sampel yang kecil dan
memanfaatkan informasi area sekitarnya guna meningkatkan
efektivitas ukuran sampel. Pendugaan karakteristik area kecil
dilakukan secara
langsung melalui model yang
menghubungkan variabel penyerta area dan/atau periode waktu
terkait dengan karakteristik area kecil yang diteliti. SAE dapat
meminimalkan nilai Mean Square Error (MSE) sehingga
estimasi yang dihasilkan lebih akurat dan presisi dibandingkan
estimasi langsung. SAE memiliki beberapa pendekatan, yaitu
Empirical Best Linear Unbiased Prediction
(EBLUP),
(EB).
Hierarchical Bayes
Pendugaan parameter dengan metode Hierarchical Bayes
didasarkan pada distribusi posterior dengan parameter
diestimasi dengan rata-rata posterior dan akurasi dihitung
dengan varian posterior-nya. Estimasi daerah menggunakan
Hierarchical Bayes cenderung lebih komprehensif karena
menggabungkan informasi dari data sampel dan informasi lain
seperti data terdahulu dalam pembentukan model estimasinya.
Penggunaan Hierarchical Bayes dalam pendugaan wilayah
kecil dapat digunakan untuk memodelkan berbagai sumber
(HB) dan Empirical Bayes
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
variasi yang berbeda dan komputasinya relatif lebih mudah
dengan adanya metode Markov Chain Monte Carlo (MCMC).
Maka dari itu, peneliti menggunakan Small Area Estimation
dengan pendekatan Hierarchical Bayes.
Perhitungan tingkat kemiskinan juga memanfaatkan big data
sebagai variabel penyerta (auxiliary variable) dalam model.
Big data geospasial adalah big data yang memiliki referensi
geospasial yang dapat berupa citra satelit dan Point of Interest
(POI). Citra satelit merupakan salah satu bagian dari big data
geospasial yang merupakan hasil pengukuran suatu objek atau
suatu fenomena di permukaan bumi oleh sebuah alat yang tidak
melakukan kontak secara fisik dengan objek yang diamati
tersebut misalnya diukur dari satelit. Citra satelit dapat
dimanfaatkan untuk menggambarkan kondisi sosial ekonomi di
suatu wilayah secara objektif berdasarkan karakteristiknya [9].
POI merupakan suatu lokasi yang kemungkinan memiliki
fungsi tersendiri yang bermanfaat bagi orang-orang yang
berkunjung pada titik tersebut [10]. Data PoI dapat diperoleh
dengan mengekstrak data dari Open Street Map (OSM) dan data
Wilkerstat. Big data geospasial sebagai sumber data pendukung
memiliki keuntungan dengan frekuensi update dalam rentang
waktu lebih pendek, data yang lebih granular dari segi wilayah
dan data dapat diperoleh dengan biaya yang lebih murah
dibandingkan pengumpulan data melalui survei atau sensus
[11]. Hal ini membuat big data geospasial menjadi alternatif
pilihan yang potensial sebagai sumber pendukung data
kemiskinan anak. Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu
dilakukan penelitian mengenai kemiskinan anak pada level
kabupaten/kota dengan metode Small Area Estimation
pendekatan Hierarchical Bayes di Pulau Jawa. Penelitian ini
juga menggunakan big data geospatial sebagai auxiliary
variable.
B. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang
telah diuraikan, dirumuskan dua tujuan yang ingin dicapai pada
penelitian ini.
1. Membangun
estimasi
kemiskinan anak di Pulau Jawa menggunakan Small Area
Estimation dengan pendekatan Hierarchical Bayes.
2. Melakukan pemetaan kemiskinan anak di Pulau Jawa
pada level kabupaten/kota berdasarkan hasil estimasi
terbaik.
dan mengevaluasi model
C. PENELITIAN TERKAIT
ini menggunakan beberapa
Penelitian
literatur yang
berhubungan dengan
topik penelitian. Penelitian yang
dilakukan oleh Nugraheni Putri Istiqomah di tahun 2022 [12]
menemukan bahwa estimasi HB Beta-logistic lebih mirip
dengan estimasi langsung daripada metode SAE EBLUP.
Berdasarkan nilai RSE/RRMSE, metode SAE HB Beta-logistic
merupakan model terbaik dalam mengestimasi APK PT.
Nasiya Alifah Utami (2022) [13] menggunakan citra satelit
multisumber dan geospatial big data
lainnya dalam
membangun model estimasi kemiskinan anak berbasis machine
learning. Penelitiannya menemukan bahwa indeks terbaik
dalam membangun Indeks kemiskinan anak adalah EWS dan
metode machine learning terbaik untuk membentuk model
estimasi kemiskinan anak adalah MLP. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Mia Mauliani, Maiyastri, Rita Diana di
2 / 8
tahun 2018 [14], model Small Area Estimation pendekatan
Hierarchical Bayesian (HB) Lognormal mempunyai nilai
standar error yang lebih kecil dibandingkan dengan estimasi
langsung Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Wirajaya
Kusuma pada tahun 2017 [15] mengungkapkan bahwa metode
Hierarchical Bayes menghasilkan nilai RMSE yang lebih kecil
dibandingkan dengan metode EB dalam menduga pengeluaran
perkapita penduduk tiap kecamatan.
D. METODE PENELITIAN
yang
2021
diagregasikan
A. WIlayah Studi
Pulau Jawa sebagai pulau yang memiliki persentase anak
miskin terbanyak di Indonesia terpilih sebagai wilayah studi
pada penelitian ini. Pulau Jawa terdiri dari 6 provinsi yang di
dalamnya terdapat 119 kabupaten dan kota. Dari total 119
kabupaten dan kota terbagi menjadi 85 kabupaten dan 34 kota.
B. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari data
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2021 untuk
menduga kemiskinan anak level kabupaten/kota di Pulau Jawa.
Adapun variabel penyerta berasal dari data Potensi Desa
(PODES)
level
kabupaten/kota, dan big data berupa data Point Of Interest
(POI) dan citra satelit. Data citra satelit hasil penginderaan jauh
dikumpulkan dan di-preprocessing melalui Google Earth
Engine. Preprocessing yang dilakukan meliputi cloud coverage
assessment untuk meminimalisir kumpulan citra tertutup awan,
median reducing untuk mendapatkan nilai median yang
mewakili citra satelit dalam satu tahun, dan komposisi band
untuk mendapatkan nilai citra. Selanjutnya data citra satelit
dilakukan clipping dan diagregasi ke level kabupaten/kota
menggunakan fitur Zonal Statistics di aplikasi QGis. Data Point
of Interest (POI) berupa data point infrastruktur desa berupa
fasilitas pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. POI density
diperoleh dengan menghitung
level
jumlah POI pada
kabupaten/kota. Data
selanjutnya diolah menggunakan
package saeHB pada software R. Adapun variabel yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
sampai
TABEL I
DAFTAR VARIABEL YANG DIGUNAKAN
Aspek
Kode
(1)
Ekonomi
(2)
π
π1
π2
π3
π4
π5
Variabel
(3)
Persentase Anak Miskin
Sumber Data
(4)
Susenas
Rasio Industri per 1000 penduduk
PODES
Rasio Sarana Ekonomi per 1000 penduduk
PODES
Nighttime Light (NTL)
Kadar Polusi Sulfur Dioksida (SO2)
Kadar Polusi Karbon Monoksida (CO)
π6
POI Density
Air
Listrik
π7
π8
Normalized Difference Water Index
(NDWI)
Rasio Keluarga Pengguna Listrik per 1000
penduduk
Citra Satelit
VIIRS
Citra Satelit
Sentinel 5-P
Citra Satelit
Sentinel 5-P
Wilkerstat
Citra Satelit
Sentinel-2
PODES
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Tempat
Tinggal
π9
π10
Rasio Keluarga di Bawah SUTET/
SUTT/SUTAS per 1000 keluarga
Rasio Keluarga di Permukiman Kumuh per
1000 keluarga
Pendidikan
π11
Rasio Fasilitas Pendidikan per 1000
penduduk
Kesehatan
π12
Rasio Fasilitas Kesehatan per 1000
penduduk
Makanan
π13
Rasio Warga Penderita Kekurangan Gizi
per 1000 penduduk
Informasi
π14
Rasio Keluarga yang Berlangganan
Telepon Kabel per 1000 keluarga
PODES
PODES
PODES
PODES
PODES
PODES
C. Tingkat Kemiskinan Anak
Tingkat kemiskinan anak didefinisikan sebagai persentase
anak usia 0 β 17 tahun yang tinggal di rumah tangga miskin
yaitu rumah tangga yang rata-rata pengeluaran perkapitanya
perbulan di bawah garis kemiskinan. Adapun perhitungan
tingkat kemiskinan anak menggunakan rumus Foster-Greer-
Thorbecke (1984) sebagai berikut [7].
π§βπ¦π
π§
π0 =
dimana,
z = garis kemiskinan
q = Banyaknya anak yang berada di bawah garis kemiskinan
n = Jumlah anak
yi = Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan
π
β [
π=1
(1)
0
]
=
π
π
π
1
(i=1,2,β¦,q),
yi < z
D. Small Area Estimation (SAE)
Small Area Estimation (SAE) merupakan metode estimasi
parameter yang berasal dari area yang memiliki ukuran sampel
kecil. Konsep dari Small Area Estimation adalah dengan
meminjam kekuatan dari area sekitarnya untuk mendapatkan
estimasi dengan presisi yang lebih baik dibandingkan dengan
langsung. Berdasarkan ketersediaan variabel
estimasi
penyertanya, model area kecil dikelompokkan menjadi dua
model dasar, yaitu model berbasis area dan model berbasis
unit. Pada penelitian ini berfokus pada model berbasis area.
parameter
E. Small Area Estimation dengan Hierarchical Bayes
Estimasi
Small Area Estimation
untuk
menggunakan pendekatan Hierarchical Bayes didekati
melalui sebaran prior π(π) dan posterior π(π|π¦). Tahapan
pertama adalah dengan menentukan π(π), yaitu sebaran prior
subjektif dari parameter model π. Tahapan selanjutnya adalah
memperoleh π(π|π¦), yaitu sebaran posterior dari π, parameter
area kecil (acak) yang diamati.
Menurut Rao & Molina (2015) dengan mengaplikasikan
teorema bayesian didapatkan
π(π, π|π¦) =
π(π¦,π,|π)π(π)
π1(π¦)
(2)
dimana π1(π¦) merupakan fungsi marginal dari y.
π1(π¦) = β« π (π¦, π|π) π(π) ππ ππ
(3)
Distribusi prior yang digunakan untuk mengestimasi
parameter yang diamati (π) adalah sebagai berikut.
π(π|π¦) = β« π (π|π¦, π) π(π|π¦) ππ
(4) [16]
Parameter yang diamati, π = β(π) , diestimasi dengan mean
posterior ππ»π΅ = πΈ[β(π)|π¦]
, dan varians posterior
π[β(π)|π¦] digunakan untuk mengukur presisi estimasi.
Kesulitan menghitung
πΈ[β(π)|π¦] karena
melibatkan integrasi berdimensi tinggi dapat diatasi dengan
π(π|π¦) dan
3 / 8
penggunaan Markov Chain Monte Carlo. Pengukuran akurasi
metode HB didasarkan pada nilai RSE.
π»π΅βπ΅ππ‘π = βπ[β(π)|π¦]
π
ππΈ πΜ
π
π₯100%
(5)
ππ»π΅
F. Hierarchical Bayes Beta-logistic
Data berupa proporsi dengan range 0-1 dan memiliki sebaran
asimetris atau menceng cocok dimodelkan menggunakan
distribusi beta [17]. Beta-logistic model with unknown
sampling variance dapat dituliskan sebagai berikut.
i. Sampling model
πΜ
π|π, π½, ππ£
ii. Lingking model
2~ππππ΅ππ‘π (ππ, ππ) π = 1, . . . , π
(6)
πππππ‘ (ππ)| π½, ππ£
2~ππππ (π₯π
π, π½, ππ£
2) π = 1, . . , π
(7)
Bayes
G. Hierarchical Bayes Lognormal
Permodelan Hierarchical
dilakukan
mengggunakan distribusi lognormal. Hal ini disebabkan oleh
hasil uji kesesuaian distribusi
tingkat
kemiskinan menggunakan uji Chi-Squared didapatkan bahwa
data mengikuti distribusi lognormal.
iii. Sampling model
terhadap data
juga
πΜπ|ππ~πππππππππ(ππ, ππ), π = 1, β¦ , π
iv. Lingking model
πππππ‘(ππ)|π·~ππππ( ππ
π»π·, ππ’
2) π = 1, β¦ , π
(8)
(9)
E. KERANGKA PIKIR
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini dapat
diringkas menjadi satu kerangka penelitian yang memuat
keseluruhan penelitian mulai dari
permasalahan yang
mendasari dilakukan penelitian, solusi yang ditawarkan,
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, tujuan atau
sasaran yang ingin dicapai melalui penelitian, dan indikator
evaluasi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Kerangka
penelitian dapat dijelaskan secara lebih detail dalam Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Estimasi Langsung Kemiskinan Anak Level
Kabupaten/Kota di Pulau Jawa Tahun 2021
Estimasi langsung tingkat kemiskinan anak di Pulau Jawa
menggunakan data yang bersumber dari Susenas Maret 2021
dengan menggunakan design two stage one phase sampling.
Berikut disajikan diagram batang untuk mengetahui gambaran
tingkat kemiskinan anak di seluruh kabupaten/kota di Pulau
Jawa tahun 2021.
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Gambar 2. Estimasi Langsung Kemiskinan Anak Level Kabupaten/Kota di
Pulau Jawa Tahun 2021
Berdasarkan Gambar 2, Kabupaten Bangkalan merupakan
kota yang memiliki tingkat kemiskinan anak tinggi di Pulau
Jawa. Kabupaten Bangkalan berada di Provinsi Jawa Timur.
Empat kota lain yang memiliki tingkat kemiskinan anak
tertinggi di Pulau Jawa secara berturut-turut, yaitu Kota
Sukabumi, Kota Yogyakarta, Kabupaten Pamekasan, dan
Kabupaten Probolinggo. Sementara itu, Kabupaten Lumajang
merupakan kabupaten dengan tingkat kemiskinan anak paling
rendah di Pulau Jawa. Empat kabupaten lain yang masuk dalam
lima kabupaten dengan tingkat kemiskinan anak terendah di
Pulau Jawa secara berturut-turut, yaitu Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Serang, dan Kota Serang.
Estimasi langsung tingkat kemiskinan anak pada level
kabupaten/kota memiliki kekurangan dari sisi akurasi dan
presisi. Data yang digunakan untuk mengestimasi langsung
berasal dari subsampel data Susenas yaitu penduduk usia 0-17
tahun. Analisis terhadap subsampel tidak menyajikan informasi
mengenai lokasi untuk semua wilayah yang tercakup dalam
data sensus sehingga jika estimasi langsung akan mengalami
kekurangan sampel. Eksplorasi data dilanjutkan dengan
mengidentifikasi nilai RSE dari nilai estimasi langsung.
Menurut Soedarti (2007), RSE dikatakan akurat dan bisa
digunakan apabila bernilai β€ 25%, sedangkan jika berada di
rentang 25% < π
ππΈ β€ 50%, perlu kehati-hatian jika digunakan
dan jika RSE bernilai > 50% dianggap tidak akurat.
Hasil eksplorasi data menunjukkan bahwa median dan rata-
rata RSE dari estimasi langsung bernilai β€ 25%. Namun, sekitar
36,13% dari total kabupaten/kota memiliki nilai RSE lebih dari
25%. Dari 36,13% tersebut, 40 kabupaten/kota memiliki nilai
estimasi langsung yang dapat dipakai tetapi dengan kehati-
hatian (25%< RSE β€50%). Selain itu, tiga kabupaten/kota
memiliki nilai RSE yang dianggap tidak akurat (RSE >50%).
Peningkatan akurasi pada pendugaan langsung dapat dilakukan
dengan menambah jumlah sampel. Ukuran sampel yang kurang
dari batas minimal jumlah sampel (area kecil) dapat diatasi
dengan estimasi tidak langsung, salah satunya SAE.
Adapun penduga langsung persentase anak miskin memiliki
sebaran yang cenderung menceng kanan sebagaimana
ditunjukkan oleh Gambar 3. Selanjutnya dilakukan uji asumsi
normalitas dari penduga langsung melalui uji Jarque-Bera.
Adapun hipotesis nol yang digunakan yaitu data hasil estimasi
langsung kemiskinan anak berdistribusi normal, sedangkan
langsung
hipotesis alternatif adalah data hasil estimasi
kemiskinan anak
tidak berdistribusi normal. Dari hasil
pengolahan data diperoleh nilai statistik π2 sebesar 56,746
dengan nilai p-value sebesar 4,716x10-13. Karena nilai p-value
yang lebih kecil dari πΌ sebesar 5 % atau 0,05 maka diambil
keputusan menolak hipotesis nol. Dapat disimpulkan bahwa
4 / 8
dengan tingkat signifikansi 5 persen, data hasil estimasi
langsung kemiskinan anak tidak berdistribusi normal.Karena
hal tersebut, penduga EBLUP menjadi kurang tepat digunakan
karena EBLUP mengasumsikan variabel respon berdistribusi
normal. Oleh karena itu, dilakukan pemodelan menggunakan
SAE pendekatan Hierarchical Bayes (HB).
Gambar 3. Sebaran Distribusi Estimasi Langsung Kemiskinan Anak
B. Estimasi Tidak Langsung Kemiskinan Anak Level
Kabupaten/Kota di Pulau Jawa
Tahap estimasi tidak langsung diawali dengan memilih
auxiliary variable yang berasal dari data Podes 2021, data
wilkerstat, dan data citra satelit yang telah diagregasi ke level
kabupaten/kota. Adapun data citra satelit yang dikumpulkan
dilakukan visualisasi sebagai berikut.
Gambar 4. Visualisasi NTL, NDWI, ππ2, CO, dan POI Density
Kandidat variabel yang dipilih berdasarkan kajian dari
penelitian dahulu selanjutnya dihitung korelasi antar variabel
untuk memastikan tidak terjadi multikolinearitas pada model
yang ditandai dengan nilai korelasi diatas 0,8. Didapatkan hasil
terdapat pasangan variabel penyerta yang
bahwa
berkorelasi lebih dari 0.8.
tidak
C. Estimasi Tidak Langsung dengan SAE HB Beta-logistic
Pemodelan estimasi tidak langsung menggunakan SAE HB
Beta-logistic tidak mengasumsikan normalitas pada data
penduga langsungnya. Pemilihan model SAE HB Beta-logistic
dikarenakan data memiliki range 0-1 dan memiliki sebaran
menceng kanan. Metode SAE HB Beta-logistic tergolong
dalam inferensi bayesian yang menggunakan teknik MCMC
untuk memperoleh distribusi posterior. Dengan menggunakan
iterasi sebanyak 75.000, burn in sebanyak 30.000, thin
sebanyak 40, dan update sebanyak 40 kali, konvergensi
algoritma MCMC dapat dideteksi melalui diagnostic berikut.
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Gambar 5. Trace Plot, Density Plot, dan Autocorrelation Plot Seluruh
Parameter Model SAE HB Beta-logistic
Terlihat bahwa tidak ditemukan pola periodik pada trace
plot seluruh parameter. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh
parameter yang dibangkitkan bersifat acak dan berada dalam
rentang nilai yang sama. Adapun density plot seluruh parameter
menyerupai bell curve. Selain itu, pada autocorrelation plot
terlihat bahwa seluruh parameter memiliki plot berbentuk cut
off setelah lag pertama. Ketiga diagnostic plot menunjukkan
bahwa algoritma MCMC telah konvergen sehingga dapat
digunakan dalam analisis posterior. Adapun estimasi koefisien
parameter model SAE HB Beta-logistic beserta 95% credible
interval ditampilkan pada tabel berikut.
TABEL II
ESTIMASI KOEFISIEN PARAMETER SAE HB BETA-LOGISTIC
Koefisien
Parameter
Mean
Standar
Deviasi
2,5%
97,5%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
π0
π1
π2
π3
π4
π5
π6
π7
π8
π9
π10
π11
π12
β1,010 x 10β1
1,757 x 10β2
β1,358 x 10β1 β6,661 x 10β2
1,701 x 10β2
9,606 x 10β4
1,516 x 10β2
1,900 x 10β2
β5,537 x 10β2
9,666 x 10β4
β5,740 x 10β2 β5,349 x 10β2
β8,925 x 10β2
2,067 x 10β4
β9,324 x 10β2 β8,530 x 10β2
β5,537 x 10β2
9,666 x 10β4
β5,740 x 10β2 β5,349 x 10β2
1,608 x 10β1
1,922 x 10β2
1,256 x 10β1
1,944 x 10β1
β1,607 x 10β2
2,088 x 10β4
β1,646 x 10β2 β1,563 x 10β2
β5,383 x 10β4
1,769 x 10β5
β5,716 x 10β4 β5,039 x 10β4
4,755 x 10β2
5,576 x 10β3
3,649 x 10β2
5,843 x 10β2
3,664 x 10β3
4,413 x 10β4
2,853 x 10β3
4,534 x 10β3
4,074 x 10β1
7,709 x 10β3
3,919 x 10β1
4,224 x 10β1
β4,131 x 10β3
1,318 x 10β4
β4,383 x 10β3 β3,874 x 10β3
β4,834 x 10β1
4,769 x 10β2
β5,806 x 10β1 β3,942 x 10β1
5 / 8
π13
π14
2,348 x 10β3
1,895 x 10β4
1,986 x 10β3
2,705 x 10β3
1,172 x 10β4
2,970 x 10β6
1,116 x 10β4
1,228 x 10β4
Berdasarkan tabel, diketahui bahwa seluruh auxiliary
variable berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan
anak karena 95% credible interval yang tidak mengandung
angka 0. Namun, pengaruh dari seluruh auxillary variable tidak
perlu diinterpretasikan karena penelitian ini berfokus pada
estimasi kemiskinan anak menggunakan SAE, bukan berfokus
pada faktor yang memengaruhi kemiskinan anak. Dalam
metode SAE, auxillary variable dimanfaatkan sebagai
penguhubung antarkabupaten/kota di Puau
Jawauntuk
meningkatkan efektivitas ukuran sampel.
D. Estimasi Tidak Langsung dengan SAE HB Lognormal
βππ‘π’ππ lebih kecil dari π2
Estimasi tidak langsung juga menggunakan SAE HB
Lognormal. Adapun uji kesesuaian distribusi dilakukan
menggunakan uji Chi-Squared. Dari hasil uji Chi-Squared,
didapatkan bahwa nilai p-value yaitu 0,840 lebih besar dari
0,05 sehingga keputusannya adalah gagal tolak H0. Adapun
statistik π2
π‘ππππ (2,741 <12,592)
sehingga diambil keputusan tolak π»0. Dapat disimpulkan
bahwa dengan tingkat signifikansi 5 %, data hasil estimasi
langsung kemiskinan anak sesuai dengan distribusi lognormal.
Adapun metode SAE Hierarchical Bayes yang digunakan
adalah metode HB Lognormal berbasis level area. Proses
estimasi tidak langsung dengan model Small Area Estimation
dengan pendekatan HB Lognormal dilakukan menggunakan
MCMC dengan iterasi sebanyak 75.000 kali, thin sebanyak 40,
burn in sebanyak 30.000, dan update sebanyak 40 kali. Adapun
konvergensi algoritma dapat dideteksi melalui beberapa
diagnostic plot berikut, yaitu trace plot, density plot, dan
autocorrelation plot.
Gambar 6. Trace Plot, Density Plot, dan Autocorrelation Plot Seluruh
Parameter Model SAE HB Lognormal
Berdasarkan diagnostic plot, telihat bahwa seluruh
parameter memiliki autocorrelation plot berbentuk cut off
setelah lag pertama dan hanya nilai autokorelasi pertama
sampel yang tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa sampel
sampel akhir dapat digunakan dalam analisis posterior. Adapun
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
nol
autokorelasi
selanjutnya mendekati
nilai
yang
menunjukkan bahwa iterasi satu dengan yang lainnya bersifat
saling bebas. Ini berarti bahwa sampel yang dibangkitkan
dalam proses MCMC memiliki sifat yang random dan proses
konvergensi algoritma berlangsung secara cepat. Pada trace
plot seluruh parameter tidak ditemukan pola periorik dan serial
nilai sampel yang dihasilkan juga menunjukkan pola random
yang stabil dalam suatu domain tetap. Hal ini mengindikasikan
bahwa seluruh parameter yang dibangkitkan bersifat acak dan
berada dalam rentang nilai yang sama. Sementara itu, density
plot seluruh parameter terlihat smooth dan menyerupai bell
curve. Dari ketiga diagnostic plot tersebut, dapat disimpulkan
bahhwa algoritma MCMC telah konvergen.Adapun estimasi
koefisien parameter model SAE HB Lognormal beserta 95%
credible interval ditampilkan pada tabel berikut.
TABEL III
ESTIMASI KOEFISIEN PARAMETER SAE HB LOGNORMAL
Koefisien
Parameter
Mean
Standar
Deviasi
2,5 %
97,5 %
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
π0
π1
π2
π3
π4
π5
π6
π7
π8
π9
π10
π11
π12
π13
π14
1,430 x 10β1
1,593 x 10β2
1,106 x 10β1
1,737 x 10β2
1,646 x 10β2
7,435 x 10β4
1,500 x 10β2
1,790 x 10β2
β5,092 x 10β2
1,037 x 10β3 β5,288 x 10β2 β4,877 x 10β2
β7,911 x 10β2
1,810 x 10β3 β8,253 x 10β2 β7,567 x 10β2
β2,603 x 100
6,895 x 10β2 β2,736 x 100
β2,471 x 100
1,512 x 10β1
1,871 x 10β2
1,146 x 10β1
1,859 x 10β1
β1,936 x 10β2
2,049 x 10β4 β1,977 x 10β2 β1,897 x 10β2
β5,701 x 10β4
1,534 x 10β5 β6,012 x 10β4 β5,416 x 10β4
4,434 x 10β2
5,406 x 10β3
3,381 x 10β2
5,517 x 10β2
3,546 x 10β3
4,000x 10β4
2,760 x 10β3
4,313 x 10β3
3,041 x 10β1
7,964 x 10β3
2,882 x 10β1
3,199 x 10β1
β3,936 x 10β3
9,792 x 10β5 β4,122 x 10β3 β3,743 x 10β3
β3,619 x 10β1
4,768 x 10β2 β4,561 x 10β1 β2,669 x 10β1
1,980 x 10β3
1,649 x 10β4
1,668 x 10β3
2,315 x 10β3
1,115 x 10β4
3,163 x 10β6
1,049 x 10β4
1,175 x 10β4
Adapun signifikansi suatu parameter dalam metode SAE
Hierarchical Bayes Lognormal dapat dilihat dari credible
interval yang tidak mengandung angka 0. Karena 95 % credible
interval untuk seluruh parameter tidak melewati angka 0,
seluruh parameter berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan
anak. Signifikansi seluruh parameter menunjukkan bahwa
seluruh auxillary variable berpengaruh signifikan terhadap
kemiskinan anak.
E. Perbandingan Hasil Estimasi Langsung, SAE HB Beta-
logistic, dan SAE HB Lognormal
Evaluasi model dilakukan menggunakan ukuran Mean
Square Error (MSE) dan Relative Standard Error (RSE).
Semakin kecil nilai MSE dan RSE, semakin baik pula estimasi
6 / 8
yang dihasilkan. Ukuran MSE dapat menunjukkan tingkat
presisi dari hasil estimasi, sedangkan ukuran RSE dapat
menunjukkan akurasi hasil estimasi. Berikut ringkasan statistik
perbandingan MSE dari hasil estimasi kemiskinan anak.
TABEL IV
RINGKASAN STATISTIK PERBANDINGAN MSE HASIL ESTIMASI KEMISKINAN ANAK
Metode
Estimasi
Estimasi
Langsung
SAE HB
Beta-logistic
SAE HB
Lognormal
Minimum
Median
Mean
Maksimum
4,178 x 10-3
1,784 x 10-2
1,889 x 10-2
4,686 x 10-2
1,030 x 10-4
3,516 x 10-4
4,434 x 10-4
2,319 x 10-3
8,921 x 10-5
5,587 x 10-4
8,473 x 10-4
4,629 x 10-3
Berdasarkan ringkasan statistik diatas, terlihat bahwa nilai
MSE dari model SAE HB Beta-logistic dan SAE HB
Lognormal jauh lebih kecil dibandingkan estimasi langsung.
Hal ini menunjukkan bahwa estimasi tidak langsung dengan
SAE dapat menurunkan kesalahan yang dihasilkan oleh
estimasi langsung dan meningkatkan presisi hasil estimasi.
Adapun nilai median, rata-rata, dan maksimum MSE SAE HB
Beta-logistic lebih kecil dibandingkan SAE HB Lognormal.
Hal ini mengindikasikan bahwa model SAE HB Beta-logistic
lebih presisi jika dibandingkan dengan model SAE HB
Lognormal. Selain menggunakan MSE, evaluasi model juga
menggunakan ukuran Relative Standard Error (RSE). Berikut
visualisasi line chart untuk membandingkan RSE ketiga model.
Gambar 7. Line Chart Hasil Estimasi Kemiskinan Anak Level
Kabupaten/Kota Di Pulau Jawa Tahun 2021
Pada grafik di atas, terlihat bahwa model SAE HB Beta-
logistic mampu menurunkan nilai RSE hasil estimasi. Nilai
RSE yang semakin kecil menyebabkan estimasi yang
dihasilkan semakin akurat. Berikut ditampilkan ringkasan
statistik nilai RSE dari ketiga metode estimasi dan jumlah
kabupaten/kota berdasarkan kategori nilai RSE. Menurut
Soedarti (2007), RSE dikatakan akurat dan bisa digunakan
apabila bernilai β€ 25%, sedangkan jika berada di rentang 25%
< π
ππΈ β€ 50%, perlu kehati-hatian jika digunakan dan jika RSE
bernilai > 50% dianggap tidak akurat.
TABEL V
RINGKASAN STATISTIK PERBANDINGAN MSE HASIL ESTIMASI KEMISKINAN ANAK
RSE (%)
Jumlah Kabupaten/Kota
Metode
Estimasi
Median Mean Max
π
ππΈ
β€ 25%
25% β€
π
ππΈ β€
50%
π
ππΈ
> 50%
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Estimasi
Langsung
21,33
SAE HB Beta-
logistic
22,11
SAE HB
Lognormal
27,50
24,02
74,12
76
40
23,29
48,07
82
37
29,62
48,66
0
119
3
0
0
Hasil eksplorasi data menunjukkan bahwa median dan
rata-rata RSE dari estimasi langsung bernilai β€ 25 persen.
Namun, sekitar 36,13 persen dari total kabupaten/kota memiliki
nilai RSE lebih dari 25 persen dan memiliki maksimum RSE
74,12 persen. Adapun model SAE HB Beta-logistic mampu
menurunkan rata-rata dan maksimum RSE menjadi 22,11
persen dan 48,07 persen. Jumlah kabupaten/kota yang memiliki
RSE β€ 25% meningkat menjadi 82 kabupaten/kota atau
sekitar 68,90 persen. Model SAE HB Beta-logistic juga mampu
menurunkan jumlah kabupaten/kota yang memiliki RSE β₯
25% menjadi 37 kabupaten/kota atau sekitar 31,09 persen. Pada
model SAE HB Beta-logistic, tidak terdapat kabupaten/kota
yang memiliki estimasi yang tidak akurat atau RSE >50%.
Sementara itu, pada model SAE HB Lognormal, seluruh
kabupaten/kota memiliki estimasi kemiskinan anak yang dapat
dipakai tetapi dengan kehati-hatian atau 25%< RSE β€50%.
Oleh karena itu, metode SAE HB-Beta-logistic dipilih karena
dapat menghasilkan estimasi yang presisi pada seluruh
kabupaten/kota dan mampu menurunkan nilai RSE dari
estimasi langsung sehingga menghasilkan estimasi yang akurat.
F. PEMETAAN ESTIMASI KEMISKINAN ANAK BERDASARKAN
HASIL ESTIMASI TERBAIK
Model estimasi terpilih untuk mengestimasi kemiskinan
anak adalah SAE HB Beta-logistic karena memiliki nilai MSE
dan RSE terkecil jika dibandingkan dengan estimasi lainnya.
Berikut ditampilkan visualisasi pemetaan estimasi kemiskinan
anak berdasarkan model SAE HB-Beta-logistic.
Gambar 8. Pemetaan Kemiskinan Anak Hasil Estimasi Terbaik Level
Kabupaten/Kota Di Pulau Jawa Tahun 2021
terjadi
bahwa
Terlihat
tingkat kemiskinan anak yang
pengelompokkan
kabupaten/kota yang memiliki tingkat kemiskinan anak yang
tinggi di timur laut Pulau jawa. Sementara itu, kabupaten/kota
yang memiliki
rendah
mengelompok di barat laut Pulau Jawa. Secara rata-rata,
tingkat kemiskinan anak di kabupaten/kota di Pulau Jawa
sebesar 9,67 persen. Dari 119 kabupaten/kota di Pulau Jawa,
sekitar 39,50 persen atau 47 kabupaten/kota memiliki tingkat
Jika menggunakan
kemiskinan anak diatas
rata-rata.
terdapat 29
Index,
pembanding Poverty Head Count
7 / 8
kabupaten/kota yang memiliki tingkat kemiskinan anak diatas
rata-rata tingkat kemiskinan anak tingkat provinsi.
Berdasarkan hasil estimasi terbaik, kabupaten/kota
yang memiliki tingkat kemiskinan anak yang cenderung rendah
berada di Kabupaten Kuningan, Kabupaten Lumajang, dan
Kabupaten Serang yang nilainya secara berturut-turut adalah
2,655 persen, 2,843 persen, dan 3,035 persen. Sementara itu,
kabupaten/kota yang memiliki tingkat kemiskinan anak yang
cenderung tinggi berada di Kabupaten Bangkalan, Kota
Sukabumi, dan Kota Yogyakarta yang nilainya secara berturut-
turut adalah 30,587 persen, 26,386 persen, dan 26,333 persen.
Adapun kabupaten yang memiliki tingkat kemiskinan anak
tertinggi adalah Kabupaten Bangkalan di Provinsi Jawa Timur.
Tingginya tingkat kemiskinan anak di Kabupaten Bangkalan
disebabkan oleh rendahnya pendapatan penduduknya yang
diukur dari pengeluaran perkapita (Firdaus & Sonhaji, 2022).
Untuk menanggulangi hal
tersebut, pemerintah daerah
setempat dapat menerapkan kebijakan berupa penyaluran
Program Keluarga Harapan (PKH), Program Indonesia Pintar
(PIP), dan bantuan sosial lain terkait kemiskinan anak.
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
langsung menggunakan Small Area Estimation (SAE).
Berdasarkan evaluasi terbaik, metode estimasi tidak
langsung yang terpilih adalah SAE HB Beta-logistic karena
dapat menghasilkan estimasi yang akurat pada seluruh
kabupaten/kota. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata RSE
adalah 23,29%. Berdasarkan nilai MSE, metode SAE HB Beta-
logisic memiliki nilai MSE yang lebih kecil jika dibandingkan
dengan SAE HB Lognormal dan MSE estimasi langsung. Hal
ini menunjukkan metode SAE HB Beta-logistic dapat
menurunkan kesalahan yang dihasilkan oleh estimasi langsung
dan meningkatkan presisi hasil estimasi. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa metode SAE HB Beta-logistic dengan
mengkombinasikan data statistik resmi dan big data geospatial
sebagai variabel penyerta dapat menghasilkan estimasi yang
lebih akurat dan presisi dibandingkan estimasi langsung.
DAFTAR PUSTAKA
[1] United Nations. (2022). The Sustainable Development Goals Report 2022.
Available online : https://unstats.un.org/sdgs/report/2022/ Diakses pada 02
Oktober 2022
[2] BPS. (2022). Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota Tahun
2022. https://bps.go.id/
[3] Ortiz, I., Daniels, L. M., & EngilbertsdΓ³ttir, S. (2012). Introduction. In I.
Ortiz, L. M. Daniels, & S. EngilbertsdΓ³ttir (Eds.), Child Poverty and
Inequality-New Perspectives. New York: Division of Policy and Practice
New York: UNICEF.
[4] Casimiro, et al. (2013). A Multidimensional Approach to Child Poverty in
The Philippines. 12th National Convention on Statistics.
Gambar 9. Dashboard Pemetaan Kemiskinan Anak Level Kabupaten/Kota Di
Pulau Jawa Tahun 2021
Peneliti
juga membangun dashboard pemetaan
estimasi kemiskinan anak berdasarkan hasil estimasi terbaik
agar mempermudah pemangku kepentingan dalam mengakses
hasil penelitian dan mengambil kebijakan yang sesuai dan tepat
sasaran. Adapun Map dashboard disajikan dalam versi dua
dimensi (2D) dan dilengkapi dengan fitur pendukung berupa
fitur hover, legenda, zoom dan search.
G. PENUTUP
Penelitian ini mengusulkan alternatif potensial sebagai
sumber pendukung data kemiskinan anak untuk menyediakan
data estimasi kemiskinan anak yang lebih detail (sampai level
kabupaten/kota) dengan biaya dan waktu yang lebih efisien
untuk melengkapi keterbatasan data kemiskinan anak resmi
guna mencapai target pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Alternatif yang dimaksud adalah pemanfaatan big data
geospatial berupa citra satelit multisumber dan Point of
Interest (POI) untuk melakukan estimasi tidak langsung
dengan menggunaka Small Area Estimation (SAE) dengan
pendekatan Hierarchical Bayes (HB).
Estimasi langsung kemiskinan anak menunjukkan
bahwa rata-rata tingkat kemiskinan anak di Pulau Jawa sebesar
9,676 persen. Hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata
terdapat 9 sampai 10 anak yang termasuk kategori miskin
secara moneter dari 100 anak di Pulau Jawa. Estimasi langsung
pada level kabupaten/kota memiliki kekurangan dari sisi
akurasi dan presisi sehingga diatasi dengan estimasi tidak
[5] United Nations Childrenβs Fund (UNICEF) dan BAPPENAS. (2017). SDG
Baseline Report on Children in Indonesia. Jakarta: BAPPENAS dan
UNICEF.
[6] Isdijoso, Widjajanti, Yusrina, Asri. (2013). Child Poverty and Disparities
in Indonesia : Challenges for Inclusive Growth. Jakarta :SMERU.
[7] BPS. (2017). Analisis Kemikinan Anak dan Deprivasi Hak-hak Dasar
Anak di Indonesia. Badan Pusat Statistik : Jakarta.
[8] Rao, J.N.K. (2003), Small Area Estimation, John Wiley and Sons, Inc.,
New York.
[9] Yao, Y., Liu, X., Li, X., Zhang, J., Liang, Z., Mai, K., & Zhang, Y. (2017).
Mapping Fine-Scale Population Distributions at The Building Level by
Integrating Multisource Geospatial Big Data. International Journal of
Geographical Information Science, 31(6), 1220β1244.
[10] Liu, B. (2013). Learning geographical preferences for point-of-interest
recommendation. Proceedings of the 19th ACM SIGKDD international
conference on Knowledge discovery and data mining.
[11] Pokhriyal, Neeti Pokhriyal, Omar Zambrano, Jennifer Linares, dan Hugo
HernΓ‘nde. (2020). Forecasting Income Poverty and Inequality in Haiti
using Satellite Imagery and Mobile Phone Data. Inter-American
Development Bank. Country Office in Haiti. Series IDB-MG-824.
http://dx.doi.org/10.18235/0002466
[12] Istiqomah, Nugraheni Putri. (2022). Estimasi Angka Partisipasi Kasar
Perguruan Tinggi Level Kabupaten/Kota di Pulau Kalimantan Tahun 2020
dengan Small Area Estimation Hierarchical Bayes Beta-Logistic. Skripsi.
Tidak Diterbitkan. Politeknik Statistika STIS: Jakarta.
[13] Utami, Nasiya Alifah. (2022). Integrasi Citra Satelit Multi Sumber
Berbasis Deep Learning dan Geospatial Big Data Lainnya untuk Pemetaan
Kemiskinan Anak. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Politeknik Statistika STIS:
Jakarta.
[14] M. Mauliani, Maiyastri, dan R. Diana, βSmall Area Estimation dengan
Pendekatan Hierarchical Bayes ( HB ) Lognormal,β J. Mat. UNAND, vol.
VII, no. 4, pp. 15β21, 2018
[15] Kusuma, Wijaya. (2017). Small Area Estimation Terhadap Pengeluaran
Per Kapita Di Kabupaten Banyuwangi Dengan Menggunakan Metode
Hierarchical Bayes Dan Empirical Bayes. Tesis. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember : Surabaya.
[16] Rao, J., & Molina, I. (2015). Small Area Estimation. The United States of
America: John Wiley & Sons, Inc
[17] Liu, B. (2009). Hierarchical Bayes Estimation and Empirical Best
Prediction of Small-Area Proportions [Dissertation]. College Park:
University of Maryland
8 / 8
|
1,541.364 | [
{
"end": 601,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 506,
"text": "mengklasifikasikan tutupan lahan hutan dan mengestimasi\\nluas deforestasi hutan di Indonesia"
},
{
"end": 688,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 663,
"text": "penginderaan jarak jauh"
},
{
"end": 1537,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1444,
"text": "total luas deforestasi hutan (forest loss) di Kabupaten\\nSumakara sebesar 28.828,18 m2"
},
{
"end": 1297,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1181,
"text": "Model terbaik dari penelitian ini adalah\\nAdaBoost dengan nilai akurasi 92,92 persen dan F1-Score 93,23\\npersen"
}
] | 2023-12-27T14:05:19.051257Z | 33 | 1 | 2023-12-27T14:05:19.051257Z | 14 | Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Deteksi Lahan Hutan dan Pembangunan Indeks
Kerentanan Deforestasi dengan Citra Satelit
Studi Kasus: Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah
Nora Dzulvawan (221911179, 4SD2)
Dosen Pembimbing: Dr. Eng. Arie Wahyu Wijayanto SST., MT.
Ringkasanβ Indonesia merupakan salah satu negara dengan
tingkat deforestasi hutan yang tinggi dan telah mengurangi
hampir sebagian dari hutan Indonesia. Penelitian ini bertujuan
untuk mengklasifikasikan tutupan lahan hutan dan mengestimasi
luas deforestasi hutan di Indonesia dengan memanfaatkan data
citra satelit dan teknologi penginderaan jarak jauh. Perubahan
tutupan lahan hutan dapat dilihat dengan membandingkan data
dari citra satelit Sentinel-2 pada dua titik waktu yang berbeda.
Untuk memudahkan analisis hasil dilakukan pendeteksian
tutupan lahan hutan dengan menggunakan algoritma supervised
learning dan deep learning classification. Pengecekan validasi
akan dilakukan dengan melihat nilai accuracy, precision, recall,
dan F1-Score untuk melihat peforma hasil pemetaan dari model
yang telah dibangun. Model terbaik dari penelitian ini adalah
AdaBoost dengan nilai akurasi 92,92 persen dan F1-Score 93,23
persen. Setelah dilakukan analisis didapatkan bahwa kasus
deforestasi
yaitu
pengalihfungsian lahan hutan menjadi perkebuanan kelapa sawit
dan total luas deforestasi hutan (forest loss) di Kabupaten
Sumakara sebesar 28.828,18 m2.
di Kabupaten
Sukamara
tertinggi
Kata Kunciβ klasifikasi tutupan lahan hutan, pemetaan
deforestasi, remote sensing, machine learning
I. LATAR BELAKANG
lainnya
implikasi signifikan
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan
lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi
pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu
dengan
tidak dapat dipisahkan [1]. Indonesia
menempati peringkat ketiga (sesudah Brazil dan Zaire) dalam
kekayaan hutan hujan tropis dan memiliki hampir 10 persen
dari sisa sumber daya alam di dunia [2]. Pelestarian dan
pengelolaan hutan merupakan proses yang penting dan
kompleks, yang memiliki
terhadap
lingkungan (misalnya, perlindungan keanekaragaman hayati
dan mitigasi iklim) dan ekonomi (misalnya, estimasi volume
kayu untuk penggunaan komersial) [3]. Menurut survei dari
Badan Pusat Statistik tahun 2021, luas tutupan hutan di
Indonesia berturut-turut adalah Papua (32,9 juta hektar),
Kalimantan (28,5 juta hektar), Sumatera (16 juta hektar),
Sulawesi (11,6 juat hektar), Maluku (6,8 juta hektar), Bali dan
Nusa Tenggara (2,7 juta hektar), serta Jawa (2,6 juta hektar)
[4]. Sebagai salah satu ekosistem yang memegang peran
penting dalam keseimbangan kehidupan di bumi, pelestarian
hutan menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan. United Nation
dalam Sustainable Development Goals (SDGβs) menerangkan
bahwa dampak yang timbul akibat kehilangan hutan adalah
hilangnya beberapa spesies hewan dan tumbuhan, pemanasan
global, serta munculnya penyakit yang diakibatkan oleh virus
dari kontaminasi hewan, seperti virus Zika, Ebola, dan SARS-
cov. Di Indonesia sendiri, tutupan lahan hutan berubah secara
fluktuatif setiap tahunnya. Salah satu penyebab berkurangnya
tutupan lahan hutan adalah fenomena deforestasi.
proses
penghilangan
Deforestasi merupakan
atau
pemusnahan hutan alam dengan cara penebangan hutan untuk
diambil kayunya atau mengalihfungsikan hutan menjadi non-
hutan [8]. Data yang diambil dari Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan mencatat bahwa pada tahun 2019 hingga
tahun 2020 tutupan lahan hutan di Indonesia hilang hingga
115,5 ribu hektar. Menurut data Global Forest Watch, daerah
yang mengalami deforestasi tertinggi di Indonesia yaitu Riau
(3,81 juta ha), Kalimantan Barat (3,46 juta ha), Kalimantan
tengah (3,38 ha), Kalimantan Timur (3,34 ha), dan Sumatera
Selatan (2,75 ha) [9]. Sejak tahun 2002 hingga 2016 terjadi
peningkatan kehilangan hutan primer yang cukup signifikan di
Indonesia dan mulai menurun pada tahun 2017 hingga 2020
[10]. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai aktifitas makhluk
hidup baik secara alami maupun buatan. Kalimantan Tengah
merupakan salah satu provinsi dengan kasus deforestasi
tertinggi. Kasus deforestasi di Provinsi Kalimantan Tengah
sebagian besar disebabkan oleh kebakaran hutan dan
pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit.
Deforestasi merupakan kehilangan hutan yang menjadi
permasalah yang cukup sulit untuk diatasi sehingga diperlukan
pengetahuan dan kerjasama yang baik antara berbagai elemen
untuk memecahkan permasalah [11]. Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kejadian deforestasi adalah
dengan menganalisis perubahan tutupan lahan dengan penentu
terbaik karakteristik setiap tutupan lahan sehingga kejadian
tersebut dapat diatasi lebih dini [12]. Estimasi luas deforestasi
lahan hutan juga akan dilakukan untuk memprediksi kejadian
kehilangan
langkah
preventif untuk mencegah terjadinya deforestasi secara masif
dapat dilakukan [13].
lahan hutan sehingga penyusunan
Saat ini penyedia data utama terkait tutupan lahan hutan dan
deforestasi di Indonesia adalah Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan dan Badan Pusat Statistik. Kendala
pendataan yang dihadapi saat ini adalah sulitnya pengumpulan
data luasan penggunaan lahan khususnya di daerah terpencil
[5]. Data terakhir yang tersedia dan lengkap terkait peta tutupan
lahan adalah data kehutanan tahun 2018. Penggunaan data ini
tidak lagi relevan untuk analisis terbarukan yang ingin
dilakukan.
lahan
tutupan
Salah satu sumber data yang paling signifikan untuk
pemetaan
jauh
menggunakan citra satelit karena memiliki cakupan geografis
yang luas dengan biaya yang efisien dan dapat memberikan
informasi permukaan bumi terbaru [6]. Data citra satelit dari
berbagai jenis seperti satelit radar dan satelit optik telah
penginderaan
adalah
1 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
mangrove dengan memanfaatkan data spasial dan citra satelit
[14]. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Omo, Gregory
menginisiasi penelitian mengenai otomatisasi pemetaan
deforestasi dan degrasdasi hutan dengan menggunakan
CLASlite [16].
Peta literatur (Literature Map) menunjukkan alur penerapan
penelitan terdahulu dalam menyusun tujuan yang dilakukan.
Peta literatur yang berwarna hijau mengindikasikan penelitian
dengan menggukan remote sensing secara umum berdasarkan
metode klasifikasi yang digunakan. Kotak berwarna kuning
merupakan penelitian dengan menggunakan remote sensing
yang terfokus pada perubahan tutupan lahan hutan dan
deforestasi. Sedangkan kota berwarna biru mengindikasikan
penelitian remote sensing berdasarkan metode klasifikasi yang
digunakan dan tujuan penelitiannya.
terbukti berhasil memetakan tutupan hutan dan menganalisis
peristiwa deforestasi di berbagai negara [7]. Penggunaan
metode analisis konvensional juga dapat dioptimalkan dengan
pemanfaatan pembelajaran mesin sehingga proses analisis
yang dilakukan menjadi lebih efisien dan aktual. Metode
pembelajaran mesin terbukti dapat melakukan analisis tutupan
lahan dan estimasi luas deforestasi lahan hutan dengan baik.
Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh
Brovelli yang melakukan pemantauan terhadap tutupan lahan
hutan di Brazil dengan memanfaatkan data citra satelit dan
pembelajaran mesin sebagai metode utama.
Akan
tetapi pemanfaatan data citra
satelit untuk
menganalisis kasus tutupan lahan hutan dan estimasi luas
deforestasi masih sangat jarang dilakukan di Indonesia dan
masih dibutuhkan pembaharuan. Sebaliknya, penelitian terkait
sudah banyak diterapkan di berbagai negara, seperti Brazil,
Amerika, China, Korea Selatan, dan Jepang. Berdasarkan hasil
kajian literatur yang telah dilakukan, penelitian ini merupakan
studi pertama yang melakukan pendeteksian lahan hutan dan
pembangunan indeks kerentanan deforestasi di Kabupaten
Sukamara dengan memanfaatkan data Citra Satelit.
II. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, secara
umum tujuan penelitian ini adalah mendeteksi tutupan lahan
hutan dan membangun indeks kerentenan deforestasi di
Indonesia. Tujuan ini kemudian dirumuskan tiga tujuan khusus
yang akan dicapai pada penelitian ini, yaitu:
1. Mengidentifikasi fitur terbaik penentuan karakteristik
deforestasi lahan hutan (forest loss) dengan menggunakan
citra satelit.
2. Memilih model klasifikasi terbaik dalam mendeteksi
deforestasi lahan hutan (forest loss) dengan menggunakan
citra satelit.
3. Mengestimasi luas deforestasi lahan hutan (forest loss)
dengan menggunakan citra satelit.
III. PENELITIAN TERKAIT
Gambar 1. Peta Literatur Penelitian
Penelitian terkait perubahan tutupan lahan hutan sudah
cukup banyak dilakukan dengan membandingkan berbagai
sumber data citra satelit dan berbagai metode klasifikasi
dengan menggunakan machine learning dan deep learning.
Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Brovelli
dengan judul βMonitoring Forest Change in the Amazon Using
Multi-Temporal Remote Sensing Data and Machine Learning
Classification on Google Earth Engineβ [15]. Penelitian ini
bertujuan untuk memetakan dan memantau perubahan hutan
dari tahun 2000 hingga tahun 2019 dan melakukan simulasi
pembangunan hutan di Kawasan hutan hujan di Para state,
Brazil [15]. Pengklasifikasian model dibuat menggunakan
algoritma supervised learning yaitu Random Forest yang
diaplikasikan dengan dua kategori (forest dan non-forest)
tutupan lahan [15]. Penelitian lain yang dijadikan dasar dalam
pemodelan ini adalah penelitan yang dilakukan oleh Omo
dengan judul βMangrove Vulnerability Modelling in Parts of
Western Niger Delta, Nigeria using Satellite Images, GIS
Techniques and Spatial Multi-Criteria Analysis (SMCA)β yang
bertujuan untuk membuat pemodelan kerentanan hutan
IV. METODE PENELITIAN
A. Wilayah Studi
Kalimantan Tengah merupakan salah satu wilayah yang
memiliki kawasan hutan terbesar di Indonesia. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (2020) luas hutan produksi di
Kalimantan Tengah mencapai 9,27 juta hektar. Kabupaten
Sukamara merupakan daerah di Kalimantan Tengah yang
memiliki hutan yang sangat luas, sehingga kami memiliki
Kabupaten Sukamara sebagai daerah penelitian [17]. Daerah
ini terletak pada lintang 2Β° 41' 30" dan bujur 111Β° 10' 29".
B. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data citra
satelit radar Sentinel-2 yang diambil dari GEE (Google Earth
Engine). GEE merupakan salah satu platform komputasi citra
satelit yang menyediakan data geospasial [18]. Platform ini
memiliki akses ke berbagai data gambar dari satelit yang
2 / 8
80
ini,
Dalam
sebesar
penelitian
diperbarui secara berkala. Fungsi GEE adalah sebagai
penyedia gambar untuk analisis dan untuk melakukan pra-
pemrosesan gambar, termasuk pemfilteran awan dan cloud
dilakukan
masking.
CLOUD_PIXEL_PERCENTAGE
persen.
Pengambilan data ctitra merupakan rekaman data citra satelit
pada tanggal 01 Oktober 2019 hingga 31 Oktober 2019 dan
tanggal 1 April 2021 hingga 30 April 2021. Kedua referensi
waktu ini diambil setelah melakukan identifikasi tutupan lahan
dan memilih referensi waktu yang memiliki gangguan akibat
awan paling minimum. Selain itu kedua referensi waktu juga
dipilih karena kedua waktu tersebut memberikan dataset citra
Satelit Sentinel 2 MSI Level 2A yang lengkap sepanjang tahun.
Titik sampel diambil menggunakan estimasi visual dengan
membandingkan citra satelit Sentinel-2 dan peta Google Earth
sebagai panduan pemilihan dan penentuan klasifikasi. Kelas
utama yang ingin dicapai adalah hutan dan non-hutan.
Penentuan label mengikuti panduan yang disusun oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang telah
melakukan manual digitation dengan memanfaatkan Citra
Satelit Landsat 7 dan Landsat 8 (Petunjuk Teknis Penafsiran
Citra Satelit Resolusi Sedang untuk Update Data Penutupan
Lahan Nasional, 2020). Pada penelitian ini area sampel poligon
yang diberi label dibagi ke dalam enam kelas tutupan lahan
berbeda, yaitu kelas tutupan lahan Hutan dan Non Hutan yang
terdiri atas Perkebunan Kelapa Sawit, Lahan Terbangun,
Badan Air, Lahan Terbuka, dan satu kelas khusus untuk
menangani awan sehingga diberi nama kelas Awan.
Pembagian kelas didasarkan pada kelas tutupan lahan yang
dibangun oleh FAO (2005) dan disesuaikan kembali dengan
tujuan penelitian dilakukan (Gregorio, 2005). Ukuran sampel
yang digunakan adalah 1670 sampel yang tersebar secara acak
di Kabupaten Sukamara.
TABEL 1
KELAS TUTUPAN LAHAN SENTINEL 2
Kelas
(1)
1
2
3
4
5
6
Nama Kelas Tutupan
Lahan
(2)
Hutan
Area Terbangun
Perkebunan
Sawit
Badan Air
Area
Terbuka
Awan
Seluruh
Kelapa
Lapangan
Jumlah Titik
Sampel
(3)
300
300
300
170
300
300
1670
Luas (piksel)
(4)
2161
1677
1604
865
1561
1289
9157
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
C. Atribut Data
Fitur yang digunakan dalam analisis klasifikasi tutupan
lahan terdiri atas pita spektral dan indeks komposit yang dipilih
sebagai variabel prediktor. Sentinel-2 memiliki pita spektral
pada tiga resolusi spasial yang berbeda dengan jarak 10, 20,
dan 60 meter [19]. Tingkat resolusi yang lebih baik akan secara
efektif meningkatkan akurasi klasifikasi kelas tutupan lahan
[20]. Dalam penelitian ini akan digunakan citra Sentinel-2
dengan resolusi spasial 60 meter. Berdasarkan percobaan
sebelumnya [21][22][23] pita spektral Sentinel-2 yang
digunakan adalah Blue, Green, Red Edge 705 nm, Red Edge,
749 nm, Red Edge 783 nm, NIR 842 nm, NIR 865 nm, Water
vapor, dan SWIR-1, SWIR-2. Pada penelitian ini akan
digunakan semua pita spektral dari sentinel 2 dan beberapa
indeks komposit, yaitu NDVI, NDBI, Pan NDVI, SAVI,
MSAVI, EVI2, dan IPVI [24]. Rumus seluruh indeks komposti
yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan dalam tabel 2.
TABEL 2
INDEKS KOMPOSIT
Indeks
(1)
NDVI
NDBI
Pan
NDVI
SAVI
Rumus
(2)
ππΌπ
β π
ππ
ππΌπ
+ π
ππ
πΊππππ β ππΌπ
πΊππππ + ππΌπ
ππΌπ
β (πΊππππ + π
ππ + π΅ππ’π)
ππΌπ
+ (πΊππππ + π
ππ + π΅ππ’π)
π΅ππ’π β π
ππ
π΅ππ’π + π
ππ + 0.5
Γ (1 + 0.5)
MSAVI
2ππΌπ
+ 1 β β(2ππΌπ
+ 1)2 β 8(ππΌπ
β π
πΈπ·)
2
EVI2
IPVI
2.5 Γ
(ππΌπ
β π
ππ)
(ππΌπ
+ 2.4 Γ π
ππ + 1)
ππΌπ
ππΌπ
+ π
πΈπ·
2
Γ (ππ·ππΌ + 1)
Resolusi
(meter)
(3)
10
10
10
10
10
10
10
Sumber
(4)
Wijayanto,
et al.,
2020
Kulkarni,
et al.,
2021
Siok, et
al., 2018
Stefanov,
et al.,
2001
Stefanov,
et al.,
2001
Zeng et
al., 2020
Cui, et al.,
2012
V. KERANGKA PENELITIAN
Adapun alur penelitian ini secara keseluruhan ditunjukan
pada gambar 2.
3 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Gambar 2. Kerangka Penelitian
Data citra satelit yangt telah diekstrak kemudian diolah
menggunakan pembelajar mesin dengan metodel supervised
classification algorithm: Classification and Regression Tree
(CART), Super Vector Machine (SVM), Ensemble Bagging
Methods, Random Forest, Extra Trees, dan Ensemble Boosting
Methods, serta beberapa algoritma deep learning, yaitu Multi-
Layer Perceptron dan CNN-1D [25][26][27][28][29][30][31].
Arsitektur deep learning dengan menggunakan CNN-1D
ditunjukkan pada gambar 3.
π
πππππ =
π΄πππ’ππππ¦ =
πππ’π πππ ππ‘ππ£π
(πππ’π πππ ππ‘ππ£π + πΉπππ π πππππ‘ππ£π)
(2)
(πππ’π πππ ππ‘ππ£π + πππ’π πππππ‘ππ£π + πΉπππ π πππ ππ‘ππ£π + πΉπππ π πππππ‘ππ£π)
πππ’π πππ ππ‘ππ£π + πππ’π πππππ‘ππ£π
(3)
πΉ1 β π ππππ =
2 β ππππππ πππ βπ
πππππ
(ππππππ πππ + π
πππππ)
(4)
Untuk True Positive, False Positive, False Negative, dan
True Negative direpresentasikan melalui matriks Confusion
Matrix berikut:
TABEL 3
CONFUSION MATRIX
Gambar 3. Arsitektur CNN-1D
Confusion Matrix
NilaiAktual
Positif
Negatif
Pada penelitian ini digunakan K-Fold Cross Validation sebagai
metode validasi untuk menghindari hasil overfitting [32].
Penelitian ini, k = 10 digunakan untuk membagi data menjadi
data latih dan data uji.
Algoritma evaluasi kinerja digunakan dengan
beberapa matriks, seperti akurasi, presisi, recall (sensitivitas),
dan F1-Score. Dalam penelitian ini digunakan nilai F1-Score
untuk menilai kinerja algoritma yang digunakan [33].
Perhitungan Presisi, Recall, Akurasi, dan F1-Score adalah
sebagai berikut:
ππππππ πππ =
πππ’π πππ ππ‘ππ£π
(πππ’π πππ ππ‘ππ£π + πΉπππ π πππ ππ‘ππ£π)
(1)
Nilai
Prediksi
Positif
Negatif
True Positive
(TP)
False Negative
(FN)
False Positive
(FP)
True Negative
(TN)
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Eksplorasi Data
Pengidentifikasian fitur terbaik untuk menentukan jenis
tutupan lahan dilihat berdasarkan perbedaan nilai yang
diberikan oleh setiap fitur penciri. Visualisasi dari nilai setiap
indeks komposit dilakukan dengan
pita spektral dan
4 / 8
menggunakan heatmap. Gambar 4 menunjukkan nilai mean
dari setiap pita spektral dan indeks komposit yang digunakan.
Gambar 4. Heatmap Fitur Penciri Klasifikasi Tutupan Lahan Hutan
Gambar 4 menunjukkan bahwa analisis deskriptif
menggunakan heatmap menunjukkan pita spektral dari citra
satelit Sentinel-2 MSI Level 2A saja tidak cukup untuk
membedakan fitur penciri dari setiap kelas tutupan lahan. Oleh
karena itu indeks komposit yang merupakan kombinasi dari
beberapa pita spektral digunakan. Dengan memperhatikan
perbedaan nilai setiap fitur yang digunakan dengan heatmat
dapat diketahui bahwa pita spektral dan indeks tertentu dapat
membedakan antara kelas yang satu dengan kelas lainnya,
misalnya indeks NDBI dapat membedakan antara kelas Lahan
Terbangun dan Lahan Terbuka dengan kelas lainnya, sama
seperti indeks komposit IPVI dan SAVI.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
B8A berhasil membedakan kelas badan air dengan kelas lain
sehingga lebih mudah dianalisis. Jika kita menggunakan indeks
komposit, Indeks NDBI dan Pan NDVI dapat membedakan
dengan baik antara kelas luas lahan terbangun dan lahan
terbuka. Lahan terbangun biasanya memiliki nilai NDBI dan
PanNDVI yang lebih rendah daripada kelas lahan terbuka.
Indeks NDVI dan EVI yang tinggi cenderung menunjukkan
bahwa kawasan tersebut merupakan areal perkebunan kelapa
sawit sedangkan nilai NDVI dan EVI yang lebih rendah
menunjukkan bahwa kawasan tersebut merupakan areal
perkebunan kelapa sawit. Indeks komposit EVI memberikan
hasil yang kurang dapat membedakan antara kelas hutan dan
perkebunan kelapa sawit. NDBI dan PanNDVI juga masih
belum dapat membedakan dengan baik antara kelas lahan
terbuka dan lahan terbangun.
B. Evaluasi Model
Semua model yang dicoba dalam penelitian ini telah
melalui proses grid search/hyeperparmeter tunning untuk
mendapatkan kombinas parameter terbaik sehingga model
yang memberikan kinerja paling optimal dapat diketahui.
Matriks pengukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja
model adalah Presisi, Recall, Akurasi, dan F1-Score. Tabel 4
menjelaskan hasil kinerja model dengan algoritma machine
learning.
TABEL 4
PERBANDINGAN PERFORMA MODEL
Tipe
Recall
Presisi
Akurasi
(3)
91,95
(4)
91,98
(5)
91,95
F1-
Score
(6)
91,93
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
(2)
Random Forest
Decision Tree
Without
Bagging
With Bagging
Extra Trees
Logistic
Regression
Linear SVM
AdaBoost
Gradient
Boosting
89,06
89,35
89,05
88,98
92,34
91,34
90,88
82,23
93,11
89,07
92,25
91,18
90,91
83,74
93,79
89,14
92,20
91,48
90,89
82,23
92,92
89,07
92,25
91,03
90,89
81,87
93,23
89,00
Gambar 5. Klasifikasi Tutupan Lahan oleh Pita Spektral and Indeks
Komposit
Identifikasi awal fitur yang dapat digunakan dalam
pembangunan model klasifikasi tutupan lahan pada gambar 5
menunjukkan bahwa pita spektral B1 yaitu, Ultra-Blue
(Coastal-Aerosol) memberikan perbedaan antara kelas awan
serta kelas hutan dan non-hutan lainnya. Pita spectral RGB dan
B5 (VNIR) dapat memberikan perbedaan antara kelas hutan,
perkebunan kelapa sawit, dan badan air dengan area terbangun
dan lahan kosong. Pita spektral RGB dan B5 sebagian besar
diserap di kelas lahan kosong dan area terbangun, sementara
hutan, perkebunan kelapa sawit, dan badan air cenderung
menyerap sejumlah kecil pita ini. Pita spektral B6, B7, B8, dan
TABEL 5
HYPERPARAMETER/PARAMETER MODEL ADABOOST
Parameter/Hyperparameter
(1)
Penjelasan
(2)
criterion
splitter
min samples leaf
min samples split
max features
class weight
max depth
n estimator
algoritm
learning rate
gini
best
1
2
auto
balanced
10
100
SAMME.R
1.0
Tabel 4 menunjukkan bahwa model dengan nilai F1-Score
tertinggi adalah model AdaBoost, yaitu 93,23 dan nilai
5 / 8
akurasinya adalah 92,92. Nilai parameter Adaboost yang
digunakan dalam model ditunjukkan dalam tabel 5. Nilai
parameter didapatkan dari hasil hyperparameter tunning yang
dilakukan sebelum model dijalankan. Kontribusi dari tiap fitur
yang digunakan dapat dianalisis dengan menggunakan bantuan
dari package yellowbricks di software Python dengan rumus
penghitungan sebagai berikut[34]:
π
π(πβ) = π0 + β
π=1
dimana
ππ = β
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦(5)
[ππ₯(π βͺ {π} β ππ₯(π)]
β¦β¦β¦β¦.(6)
|π|!(πβ|π|β1)!
π βπ {π}
β
ππ
π!
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
CNN-1D diterapkan pada model dan hasil yang ditunjukkan
pada tabel 6 diperoleh.
TABEL 6
PERBANDINGAN PERFORMA MODEL
Akurasi
(5)
88,2
91,5
Presisi
(4)
88,2
91,5
Recall
(3)
85,9
91,1
Type
(2)
MLP
CNN 1D
No
(1)
1
2
F1-Score
(6)
87,03
91,30
Dari perbanding kedua model didapatkan model
Adaboost merupakan model
terbaik untuk melakukan
klasifiksi tutupan lahan dari data yang tersedia. Berikut
ditampilkan hasil klasifikasi tutupan lahan wilayah Kabupaten
Sukamara dengan menggunakan algoritma Adaboost.
Gambar 6. Faetures Important untuk Pita Multispektral dan Indeks Komposit
Dari gambar 6 didapatkan pita spektral paling
berkontribusi pada model berturut-turut adalah B11, B7, B8,
B2, dan B3 diikuti oleh pita spektral lainnya dan indeks
komposit yang paling berkontribusi adalah EVI, PanNDVI,
IPVI, NDBI, NDVI, SAVI, dan MSAVI-2.
Satelit Sentinel-2 yang digunakan masih belum dapat
mengatasi gangguan awan yang dapat mempengaruhi akurasi
yang dihasilkan oleh model. Hasil perhitungan confusion
matrix menggunakan model AdaBoost dapat dilihat pada
gambar 7.
Gambar 8. Hasil Klasifikasi Tutupan Lahan Kabupaten Sukamara pada April
2021
C. Analisis Kehilangan Hutan
Klasifikasi tutupan lahan yang telah terbentuk pada tahun
2019 dan tahun 2021 kemudian dibandingkan untuk melihat
perbedaan tutupan lahan antara kedua tahun tersebut. Hasil
pemetaan tutupan lahan dengan menggunakan model Adaboost
ditunjukkan pada gambar 9.
Gambar 7. Confusion Matrix menggunakan Algoritma AdaBoost
Selain
algoritma
learning, dalam
penelitian ini model deep learning juga coba untuk diterapkan
terbaik yang
dan akan dibandingkan dengan algoritma
dihasilkan oleh supervised learning. Algoritma MLP dan
supervised
6 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
TABEL 7
LUAS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN
Kelas
(1)
Hutan β Perkebunan Kelapa Sawit
Hutan β Badan Air
Hutan β Lahan Terbangun
Hutan β Lahan Terbuka
Luas (piksel)
(2)
Luas (m2)
(3)
1.038.880
395.860
227.770
67.180
17.314,67
6.597,67
3.796,17
1.119,67
Total perubahan tutupan lahan hutan menjadi non-hutan di
Kabupaten Sukamara adalah sebesar 28.828,18 m2 dengan
kasus deforestasi tertinggi adalah perubahan tutupan lahan
hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, yaitu seluas 17.314,67
m2.
VII.
PENUTUP
Perubahan hutan dan pembukaan lahan merupakan salah
satu hal yang diperlukan untuk menganalisis ketersediaan
jumlah hutan dalam suatu kawasan. Dengan menggunakan
citra satelit, salah satunya Sentinel-2, deteksi tersebut dapat
difasilitasi dengan membangun model machine learning
kovensional dan deep learning. Penggunaan data citra satelit
dan pembuatan model machine learning dapat memberikan
hasil yang akurat serta pengolahan data yang lebih efektif dan
efisien. Pemetaan indeks kerentanan deforestasi juga menjadi
satu hal yang harus dilakukan untuk mengantisipasi kerugian
dan kerusakan yang akan ditimbulkan oleh kehilangan hutan
dari waktu ke waktu. Untuk penelitian di masa depan,
menambahkan indeks yang sesuai dapat membantu model
membedakan antara setiap kelas sehingga memberi kita akurasi
yang lebih baik. Percobaan penghitungan indeks deforestasi
dengan lebih detail dan menyeluruh juga akan membantu
meningkatkan akurasi dan ketepatan analisis yang dilakukan.
Lebih dari itu, proses persiapan data dan membangun
lingkungan model terbaik dapat membantu model berjalan
secara efisien. Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam
menentukan analisis dan pengambilan kebijakan lebih lanjut
terkait tutupan lahan, khususnya lahan hutan di masa depan.
Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan
kualitas data statistik kehutanan ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Peraturan Meteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.51/Menlhk/Setjen/KUM.q/6/2016 tentang tata cara pelepasan kawasan
hutan produksi. Diakses
tanggal 10 November 2022 dari
ksdae.menlhk.go.id.
[2] Shafitri, L. D., Prasetyo, Y., & Haniah, H. (2018). Analisis Deforestasi
Hutan di Provinsi RIAU dengan Metode Polarimetrik dalam Pengindraan
Jauh. Jurnal Geodesi Undip, 7(1), 212-222.
[3] Dalponte, M., Bruzzone, L., & Gianelle, D. (2008). Fusion of
hyperspectral and LIDAR remote sensing data for classification of
complex forest areas. IEEE Transactions on Geoscience and Remote
Sensing, 46(5), 1416-1427.
[4] Badan Pusat Statistik. (2022). Sistem Terintegrasi Neraca Lingkungan dan
Ekonomi Indonesia 2017-2022.
[5] Afira, N., Wijayanto, A. W. (2022). Mono-temporal and multi-temporal
approaches for burnt area detection using Sentinel-2 satellite imagery (a
case study of Rokan Hilir Regency, Indonesia), Ecological Informatics,
vol. 69, 101677, 2022, https://doi.org/10.1016/j.ecoinf.2022.101677.
[6] ] Khatami, R.; Mountrakis, G.; Stehman, S.V. (2016). A meta-analysis of
remote sensing research on supervised pixel-based land cover image
classification processes: General guidelines for practitioners and future
research. Remote Sens. Environ. 177, 89β100.
7 / 8
Gambar 9. Hasil Klasifikasi Tutupan Lahan Kabupaten Sukamara pada
Oktober 2019 dan April 2021
Pada gambar 9 terlihat bahwa terdapat tutupan lahan pada
Oktober 2019 dengan April 2021. Apabila dilihat secara visual,
sulit untuk menganalisis luas perubahan tutupan lahan yang
ditunjukkan. Oleh karena itu, analisis kehilangan hutan
dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut.
π΄π
πΆ =
πΉπ¦βπΌπ¦
πΌπ¦βπ‘
.........................................................................(7)
dimana ARC adalah tingkat perubahan tahunan dalam kategori.
πΌπ¦ dan πΉπ¦ masing-masing luas tahun awal dan akhir dan π‘
adalah selang waktu [35].
Dari hasil analisis yang dilakukan, diketahui terdapat
perubahan tutupan lahan yang terjadi antara tahun 2019 dan
2021. Perbedaan tutupan lahan pada kedua tahun tersebut
ditunjukkan pada gambar 10.
Gambar 10. Peta Perubahan Tutupan Lahan Kabupaten Sukamara
Luas perubahan tutupan lahan hutan ke non-hutan
ditunjukkan pada tabel 7.
[7] Gomez, C.; White, J.C.; Wulder, M.A. (2016). Optical remotely sensed
time series data for land cover classification: A review. Int. Soc.
Photogramm. 116, 55β72.
[8] Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2020). Hutan dan
Deforestasi Indonesia Tahun 2019.
[9] Forest Watch Indonesia. (2018). Deforestasi tanpa Henti.
[10] Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2021). Status Hutan dan
Kehutanan Indonesia 2020.
[11] Ortega Adarme, M., Queiroz Feitosa, R., Nigri Happ, P., Aparecido De
Almeida, C., & Rodrigues Gomes, A. (2020). Evaluation of deep learning
techniques for deforestation detection in the Brazilian Amazon and
cerrado biomes from remote sensing imagery. Remote Sensing, 12(6),
910.
[12] Lee, S. H., Han, K. J., Lee, K., Lee, K. J., Oh, K. Y., & Lee, M. J. (2020).
Classification of landscape affected by deforestation using high-resolution
remote sensing data and deep-learning techniques. Remote Sensing,
12(20), 3372.
[13] Barnett, J., Lambert, S., & Fry, I. (2008). The hazards of indicators:
insights from the environmental vulnerability index. Annals of the
Association of American Geographers, 98(1), 102-119.
[14] Omo-Irabor, O. O., Olobaniyi, S. B., Akunna, J., Venus, V., Maina, J. M.,
& Paradzayi, C. (2011). Mangrove vulnerability modelling in parts of
Western Niger Delta, Nigeria using satellite images, GIS techniques and
Spatial Multi-Criteria Analysis (SMCA). Environmental monitoring and
assessment, 178(1-4), 39-51.
[15] Brovelli, M. A., Sun, Y., & Yordanov, V. (2020). Monitoring forest
change in the amazon using multi-temporal remote sensing data and
machine
learning classification on Google Earth Engine. ISPRS
International Journal of Geo-Information, 9(10), 580.
[16] Asner, G. P., Knapp, D. E., Balaji, A., & PΓ‘ez-Acosta, G. (2009).
Automated mapping of tropical deforestation and forest degradation:
CLASlite. Journal of Applied Remote Sensing, 3(1), 033543.
[17] Badan Pusat Statistik. (2020). Kabupaten Sukamara dalam Angka.
[18] S. R. Putri and A. W. Wijayanto, βLearning Bayesian Network for Rainfall
Prediction Modeling in Urban Area using Remote Sensing Satellite Data
(Case Study: Jakarta, Indonesia),β in Proceedings of The International
Conference on Data Science and Official Statistics, 2021, vol. 2021, no. 1,
pp. 77β90.
[19] Wijayanto, A. W., Afira, N., & Nurkarim, W. (2022, June). Machine
learning approaches using satellite data for oil palm area detection in
Pekanbaru City, Riau. In 2022 IEEE International Conference on
Cybernetics and Computational Intelligence (CyberneticsCom) (pp. 84-
89). IEEE.
[20] ] Chen, Y.; Dou, P.; Yang, X. (2017). Improving land use/cover
classification with multiple classifier systems using AdaBoost integration
technique. Remote Sens. 9, 1055.
[21] Thanh Noi, P., & Kappas, M. (2017). Comparison of random forest, k-
nearest neighbor, and support vector machine classifiers for land cover
classification using Sentinel-2 imagery. Sensors, 18(1), 18.
[22] Lopes, M., Frison, P. L., Crowson, M., WarrenβThomas, E., Hariyadi, B.,
Kartika, W. D., ... & Pettorelli, N. (2020). Improving the accuracy of land
cover classification in cloud persistent areas using optical and radar
satellite image time series. Methods in Ecology and Evolution, 11(4), 532-
541.
[23] Tong, X. Y., Xia, G. S., Lu, Q., Shen, H., Li, S., You, S., & Zhang, L.
(2020). Land-cover classification with high-resolution remote sensing
images using transferable deep models. Remote Sensing of Environment,
237, 111322.
[24] Nurmasari, Y., & Wijayanto, A. W. (2021). Oil palm plantation detection
in Indonesia using Sentinel-2 and Landsat-8 optical satellite imagery (case
study: Rokan Hulu regency, Riau Province). International Journal of
Remote Sensing and Earth Sciences (IJReSES), 18(1), 1-18.
[25] Breiman, L., Friedman, J. H., Olshen, R. A., & Stone, C. J. (1984).
Classification And Regression Trees.
[26] Drucker, H., Surges, C. J. C., Kaufman, L., Smola, A., & Vapnik, V.
(1997). Support vector regression machines. Advances in Neural
Information Processing Systems, January, 155β161.
[27] Hastie, T., Tibshirani, R., & Friedman, J. (2013). The Elements of
Statistical Learning Data Mining, Inference, and Prediction. Encyclopedia
of Systems Biology, 508β508. https://doi.org/10.1007/978-1-4419-9863-
7_941.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
[28] Breiman, L. (2001). Random forests. Machine Learning, 45, 1β122.
https://doi.org/10.1201/9780429469275-8.
[29] Geurts, P., Ernst, D., & Wehenkel, L. (2006). Extremely randomized trees.
Machine Learning, 63(1), 3β42. https://doi.org/10.1007/s10994-006-
6226-1.
[30] Jiang, W., He, G., Long, T., Ni, Y., Liu, H., Peng, Y., Lv, K., & Wang, G.
(2018). Multilayer perceptron neural network for surface water extraction
in Landsat 8 OLI satellite images. Remote Sensing, 10(5), 1β22.
https://doi.org/10.3390/rs10050755
[31] Hu, W., Huang, Y., Wei, L., Zhang, F., & Li, H. (2015). Deep
convolutional neural networks for hyperspectral image classification.
Journal of Sensors, 2015. https://doi.org/10.1155/2015/258619
[32] Saadi, T. D. T., & Wijayanto, A. W. (2021). Machine Learning Applied to
Sentinel-2 and Landsat-8 Multispectral and Medium-Resolution Satellite
Imagery for the Detection of Rice Production Areas in Nganjuk, East Java,
Indonesia. International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences
(IJReSES),
19β32.
https://doi.org/10.30536/J.IJRESES.2021.V18.A3538.
18(1),
[33] Chen, W., Li, X., & Wang, L. (2020). Fine land cover classification in an
open pit mining area using optimized support vector machine and world
view-3
12(1),12β14.
doi:10.3390/RS12010082.
imagery.
Sensing,
Remote
[34] Temenos, A., Temenos, N., Kaselimi, M., Doulamis, A., & Doulamis, N.
(2023). Interpretable Deep Learning Framework for Land Use and Land
Cover Classification in Remote Sensing Using SHAP. IEEE Geoscience
and Remote Sensing Letters, 20, 1-5.
[35] Muhammad, R., Zhang, W., Abbas, Z., Guo, F., & Gwiazdzinski, L.
(2022). Spatiotemporal change analysis and prediction of future land use
and land cover changes using QGIS MOLUSCE plugin and remote
sensing big data: a case study of Linyi, China. Land, 11(3), 419.
8 / 8
|
1,956.432 | [
{
"end": 1330,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 1267,
"text": "System Development Life Cycle (SDLC)\\ndengan model Waterfall "
},
{
"end": 1002,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 947,
"text": "merancang dan membangun sistem\\nSDSKI berbasis web"
},
{
"end": 1549,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1436,
"text": "Product Requirement Document (PRD), Functional Specification\\nDocument (FSD), dan prototipe antarmuka sistem"
},
{
"end": 8911,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 8845,
"text": "System\\nDevelopment Life Cycle (SDLC) dengan model Waterfall"
},
{
"end": 7840,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 7739,
"text": "merancang dan membangun\\nsistem Satu Data Statistik Kriminal Indonesia (SDSKI)\\nberbasis web"
}
] | 2023-12-27T14:37:58.015718Z | 34 | 1 | 2023-12-27T14:37:58.015718Z | 15 | Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Pembangunan Sistem Satu Data Statistik Kriminal
Indonesia (SDSKI) Berbasis Web
Kuh Latersya Tarigan (221911177, 4SI1)
Dosen Pembimbing: Firdaus, M.B.A.
Ringkasanβ Satu Data Indonesia (SDI) merupakan kebijakan
tata kelola data pemerintah yang bertujuan untuk menciptakan
data berkualitas, mudah diakses, dan dapat dibagipakaikan antar
instansi pusat serta daerah. Salah satu perwujudan SDI adalah
Satu Data Statistik Kriminal Indonesia (SDSKI). SDSKI
merupakan gagasan Badan Pusat Statistik yang memotret
statistik kriminal secara komprehensif dari sisi lokasi dan waktu,
serta informasi mengenai pelaku dan korban. Data kriminalitas
bermanfaat sebagai dasar dalam penyusunan perencanaan
pembangunan sektoral di bidang keamanan dan hukum untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Penelitian ini bertujuan merancang dan membangun sistem
SDSKI berbasis web untuk memuat data statistik kriminal
dengan konsep, definisi, serta standar data yang sama agar
memenuhi prinsip SDI sehingga dapat dibagipakaikan antar
instansi pusat serta daerah. Pengembangan sistem pada penelitian
ini menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC)
dengan model Waterfall dan evaluasi sistem menggunakan
kuesioner System Usability Scale (SUS). Hasil penelitian ini adalah
Product Requirement Document (PRD), Functional Specification
Document (FSD), dan prototipe antarmuka sistem.
Kata Kunciβ Satu Data Statistik Kriminal Indonesia, Statistik
Kriminal, Sistem.
I. LATAR BELAKANG
Satu Data Indonesia (SDI) adalah kebijakan yang mengatur
penyelenggaraan tata kelola data yang dihasilkan oleh instansi
pusat dan instansi daerah untuk mendukung perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan melalui
pemenuhan prinsip-prinsip SDI yaitu standar data, metadata,
interoperabilitas data, serta menggunakan kode referensi dan
data induk. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun
2019 Tentang Satu Data Indonesia terdapat empat tujuan SDI.
Tujuan pertama adalah memberikan acuan pelaksanaan dan
pedoman bagi instansi pusat dan daerah dalam rangka
penyelenggaraan
tata kelola data. Tujuan kedua yaitu
mewujudkan ketersediaan data yang akurat, mutakhir, terpadu,
dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan
dibagipakaikan antar instansi pusat dan daerah. Tujuan ketiga
untuk mendorong keterbukaan dan transparansi data sehingga
tercipta perencanaan dan perumusan kebijakan pembangunan
yang berbasis pada data. Tujuan keempat adalah mendukung
Sistem Statistik Nasional (SSN) sesuai peraturan perundang-
undangan.
Statistik kriminal adalah data tentang kriminalitas yang
disusun menurut bentuk kejahatan, frekuensi kejadian dari
masing-masing bentuk kejahatan, wilayah kejadian, dan tahun
kejadian (Mustofa, 2013). Statistik kriminal membantu
memperoleh gambaran tentang kejahatan di masyarakat terkait
jumlah dan corak kejahatan serta perkembangan turun naiknya.
Ketersediaan data ini juga sangat bermanfaat sebagai dasar
dalam penyusunan perencanaan pembangunan sektoral di
bidang keamanan dan ketertiban masyarakat serta perencanaan
pembangunan
rangka meningkatkan
dalam
kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh (Direktorat
Statistik Ketahanan Sosial, 2022). Selain kebutuhan nasional
data kriminal juga dibutuhkan dalam level internasional yakni
pemenuhan
indikator SDGs, khususnya Goal 16 dan
pemenuhan data United Nations Survey of Crime Trends and
Operations of Criminal Justice Systems (UN-CTS).
nasional
Investasi
Indonesia
Indeks Keamanan
Dalam wawancara terhadap Ibu Trophy Endah Rahayu selaku
koordinator tim Satu Data Statistik Kriminal Indonesia
(SDSKI), dipaparkan bahwa SDSKI merupakan salah satu
perwujudan dari SDI dalam mengatur penyelenggaraan tata
kelola data untuk statistik kriminal. Terdapat dua urgensi
penyelenggaraan SDSKI. Urgensi pertama yaitu data statistik
kriminal akan menjadi salah satu tolok ukur dan acuan dalam
menilai tingkat keamanan suatu wilayah. Urgensi kedua yaitu
aspek keamanan yang menjadi salah satu faktor penting bagi
perkembangan ekonomi dan kesejahteraan. Bappenas dalam
Laporan
(2016)
menyatakan kondisi keamanan yang baik akan menciptakan
iklim investasi yang baik (investor tertarik berinvestasi).
Sumber data SDSKI berasal dari statistik dasar (Susenas, Podes,
SPAK), lembaga penegak hukum (Kepolisian, Kejaksaan,
dan
Mahkamah
kementerian/lembaga penyedia statistik kriminal
lainnya.
Standar data yang digunakan pada SDSKI adalah International
Classification of Crime for Statistical Purposes (ICCS) dan
Sustainable Development Goals (SDGs) Goal 16. ICSS adalah
klasifikasi kejahatan yang didasarkan pada konsep, definisi,
dan prinsip-prinsip yang disetujui secara internasional untuk
meningkatkan konsistensi dan perbandingan statistik kejahatan
internasional, serta meningkatkan kemampuan analisis pada
level nasional dan internasional. SDGs Goal 16 berisi indikator
perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh. SDGs
Goal 16 berupaya menguatkan masyarakat yang inklusif dan
damai untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses
keadilan, dan membangun kelembagaan yang efektif, akuntabel,
dan inklusif di semua tingkatan.
Kemenkumham),
Agung,
Bappenas dalam pembahasan mengenai pentingnya SDI pada
Webinar Menuju Satu Data Statistik Kriminal Indonesia
mengungkapkan Satu Data mendorong integrasi data dan
layanan pemerintah melalui standarisasi tata kelola data dan
interoperabilitas, layanan pemerintah yang terintegrasi tidak
bisa terwujud jika kondisi data masih tersebar dengan standar
yang beragam. Terdapat standar dan klasifikasi data yang
1 / 8
berbeda pada berbagai instansi produsen data statistik kriminal.
Selain itu, masih terdapat indikator yang belum dapat terpenuhi
(UN-CTS dan SDGs). Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai
pembina statistik sektoral dan SDI telah berupaya menyusun
kerangka kerja terwujudnya SDSKI. Upaya yang dilakukan
BPS yaitu melengkapi data registrasi dengan data berbasis
survei, melakukan koordinasi terkait data dan statistik kriminal
dengan berbagai lembaga internasional, melakukan mapping
ketersediaan data dari berbagai instansi yang menjadi sumber
data, menambah pemenuhan indikator global SDGs Goal 16,
serta menginisiasi framework dan roadmaps menuju SDSKI.
Mapping ketersediaan data yang dilakukan BPS terkait dengan
data yang sudah bisa memenuhi standar internasional. Selain
itu BPS juga membuat tabel korespondensi antara ICCS dan
KUHP untuk melihat pemenuhan standar internasional dari sisi
peraturan perundang-undangan.
Pada framework yang dirancang oleh BPS, data-data statistik
kriminal yang sudah bisa dibagipakaikan dengan konsep
definisi yang sama akan dimuat dalam sistem SDSKI berbasis
web sebagai wujud nyata interoperabilitas yang menjadi salah
satu prinsip SDI. Interoperabilitas data merupakan kemampuan
sistem elektronik dengan karakteristik yang berbeda untuk
berbagi pakai data secara terintegrasi. Sistem SDSKI dirancang
untuk memuat data-data yang sudah memenuhi prinsip SDI,
fitur-fitur terkait statistik kriminal yang dibutuhkan, serta
informasi terkait indikator-indikator yang harus dipenuhi.
II. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun
sistem Satu Data Statistik Kriminal Indonesia (SDSKI)
berbasis web untuk menyajikan data dan informasi terkait
statistik kriminal yang tersedia. Penelitian dan pengembangan
sistem SDSKI berbasis web ini diharapkan dapat membantu
BPS dalam memenuhi framework SDSKI yang telah dirancang.
III. PENELITIAN TERKAIT
Penelitian terkait salah satunya dilakukan oleh Purwanto,
Fuadina, & Untoro (2022) dengan judul Sistem Informasi
Dashboard Digital Badan Pusat Statistik Kota Bandar
Lampung Berbasis Website. Penelitian ini didasari oleh
permasalahan instansi untuk memenuhi kebutuhan penyediaan
data statistik penting berupa dua belas indikator strategis yang
paling banyak dicari oleh masyarakat dengan memanfaatkan
bantuan teknologi berupa website. Metode pengujian yang
digunakan adalah kuesioner SUS, dimana dinyatakan kelebihan
penggunaan SUS yaitu dapat dilakukan dengan sampel kecil
namun tetap dengan hasil terpercaya.
IV. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian adalah System
Development Life Cycle (SDLC) dengan model Waterfall.
Tahapan pada model yang digunakan sebagai berikut.
A. Requirement
Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi
terkait sistem SDSKI yang akan dibuat dengan tujuan
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
memahami kebutuhan dan batasan sistem tersebut. Informasi
dikumpulkan melalui kajian pustaka dan wawancara terhadap
subject matter. Berdasarkan kebutuhan sistem ditemukan solusi
yang akan digunakan untuk pengembangan sistem. Pada tahap
ini dilakukan analisis sistem berjalan untuk mengamati sistem
yang sudah ada. Selanjutnya melakukan analisis permasalahan
fishbone, dan analisis kebutuhan
menggunakan diagram
berdasarkan permasalahan yang ditemukan
(kebutuhan
fungsional dan non-fungsional).
B. Design
Proses desain atau perancangan sistem dilakukan dengan
merancang dan menggambarkan proses sistem sesuai dengan
analisis pada tahap sebelumnya. Kegiatan pada tahap ini
mencakup perancangan proses bisnis yang didasarkan
menggunakan pengolahan Product Requirement Document
(PRD) dan Functional Specification Document
(FSD),
perancangan arsitektur sistem, dan perancangan antarmuka
pengguna sistem menggunakan Figma.
C. Implementation
Tahap
implementasi dilakukan dengan membangun
telah
dashboard berdasarkan perancangan sistem yang
dilakukan.
Implementasi berupa proses coding untuk
pengolahan antarmuka sistem dan fungsi yang dibutuhkan pada
sistem.
D. Verification
Tahap ini dilakukan dengan menguji dan mengevaluasi
apakah sistem yang telah dikembangkan sudah sepenuhnya
atau sebagian memenuhi persyaratan sistem. Evaluasi terhadap
sistem dilakukan dengan metode blackbox
testing dan
kuesioner System Usability Scale (SUS).
E. Maintenance
Tahap ini dilakukan dengan menjalankan sistem yang sudah
dibangun dan melakukan pemeliharaan terhadap sistem.
Pemeliharaan dilakukan apabila terdapat pembaharuan fitur
atau memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada
langkah sebelumnya.
V. KERANGKA PIKIR
Penelitian ini dilakukan karena perlunya wadah bagi SDSKI
untuk menyajikan informasi dan data-data statistik kriminal di
Indonesia. Berdasarkan framework SDSKI yang dirancang oleh
BPS, sistem SDSKI dibuat untuk memenuhi salah satu prinsip
SDI, yaitu interoperabilitas. Dimana sistem tersebut akan
memuat data-data yang telah memenuhi prinsip SDI (standar
data, metadata, kode referensi, dan data induk), fitur-fitur yang
dibutuhkan, serta informasi terkait ketersediaan data indikator-
indikator statistik kriminal, sehingga keseluruhan data dan
informasi tersebut dapat dibagipakaikan secara terintegrasi.
Penyajian terkait statistik kriminal pada sistem mencakup
fitur katalog data, tabel dinamis, visualisasi data, produk, acara,
dan artikel. BPS telah berupaya mengidentifikasi indikator
statistik kriminal dari SDGs dan UN-CTS dan memetakan
ketersediaan data tiap indikator. Pemetaan yang dilakukan akan
2 / 8
disajikan pada fitur monitoring dalam bentuk correspondence
table, mencakup daftar indikator dari SDGs dan UN-CTS,
sumber dan cara pengumpulan data, serta status ketersediaan
data pada tiap indikator. Kerangka pikir yang mendasari
pembangunan sistem SDSKI ini disajikan pada Gambar 5.
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Permasalahan
Analisis permasalahan dilakukan dengan fishbone
informasi yang diperoleh,
diagram. Berdasarkan
ditemukan permasalahan yang digambarkan sebagai
berikut.
Gambar 2. Fishbone diagram analisis permasalahan
Permasalahan yang ditemui berada pada faktor
metode, mesin, dan material. Pada faktor method
ditemukan masalah berupa proses mapping ketersediaan
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
data indikator statistik kriminal yang masih menggunakan
Ms. Excel sehingga menjadi tidak efisien karena jumlah
indikator yang tidak sedikit (24 indikator SDGs dan124
indikator UN-CTS). Pada faktor machine ditemukan
masalah berupa belum adanya sistem yang mewadahi
kebutuhan SDSKI yaitu sistem yang memuat data-data
statistik kriminal yang sudah bisa dibagipakaikan dengan
konsep definisi yang sama wujud nyata interoperabilitas.
Pada faktor material ditemukan masalah berupa adanya
data dan informasi yang belum termuat pada sistem yang
sudah ada (situs web BPS).
B. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam menemukan konsep
sistem yang akan dibangun berdasarkan analisis
permasalahan. Kebutuhan sistem terbagi menjadi dua,
yaitu kebutuhan fungsional dan non-fungsional. Berikut
adalah rumusan kebutuhan fungsional yang harus tersedia
pada sistem SDKSI.
Tabel 1. Kebutuhan Fungsional
No
(1)
Fitur
(2)
Keterangan
(3)
1 Sign up
2 Login
3 Melihat katalog data
4 Membuat tabel
dinamis
5 Melihat visualisasi
data
Halaman bagi user untuk
mendaftarkan akun.
Halaman untuk memberikan
akses terhadap pengguna.
Halaman untuk melihat dan
mencari data dari katalog data.
Halaman untuk
membuat tabel dinamis
dari data dan pengaturan
yang ditentukan
pengguna.
Halaman untuk menampilkan
visualisasi data.
6
Mengelola monitoring
SDGs dan UN-CTS
Halaman untuk mengelola tabel
monitoring SDGs dan UN-CTS.
7 Mengajukan data
8
Menyetujui/menolak
pengajuan data
9 Mengelola pengguna
10 Mengelola produk
11 Mengelola acara
12 Mengelola artikel
Halaman bagi agen untuk
mengajukan data SDGs dan
UN-CTS.
Halaman bagi admin untuk
melihat dan
menyetujui/menolak pengajuan
data SDGs dan UN-CTS dari
agen.
Halaman bagi admin untuk
mengelola pengguna.
Halaman untuk menampilkan
produk statistik dari agen dan
admin.
Halaman untuk menampilkan
kegiatan dari agen dan admin.
Halaman untuk menampilkan
artikel dari agen dan admin.
3 / 8
Kebutuhan non-fungsional merupakan kebutuhan
yang tidak terlalu berpengaruh terhadap masalah inti yang
ingin diselesaikan, namun cukup penting dalam
membangun sistem. Kebutuhan non-fungsional dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kebutuhan Non-Fungsional
Aspek
(1)
Control
Kebutuhan
(2)
Sistem memiliki batasan akses untuk
menggunakan dan mengelola beberapa fitur.
Berikut merupakan rincian batasan akses.
1. Tabel monitoring dan pengguna hanya dapat
dikelola oleh admin;
2. Produk, acara, dan artikel hanya dapat dikelola
admin dan agen;
3. Fitur pengajuan data hanya dapat diakses agen
dengan admin sebagai pihak yang dapat melihat
pengajuan
kemudian
disetujui/ditolak.
tersebut
untuk
C. Perancangan Arsitektur Sistem
Gambar 1. Rancangan Arsitektur Sistem
Terdapat tiga aktor yang terlibat dalam sistem sebagai
pengguna. Aktor pertama adalah admin. Admin
merupakan pegawai BPS yang terlibat pada perencanaan
SDSKI (tim SDSKI). Admin bertanggungjawab atas
pemeriksaan dan pengelolaan data yang masuk ke sistem.
Aktor kedua adalah agen. Agen merupakan sebutan untuk
perwakilan dari institusi atau kelembagaan produsen data
statistik kriminal. Agen terlibat dalam pengajuan data
untuk pemenuhan indikator dan fitur seperti acara, artikel,
dan produk yang dihasilkan terkait statistik kriminal.
Aktor ketiga adalah user sebagai pengguna biasa pada
sistem. Baik admin maupun agen akan memasukkan data
melalui sistem, untuk kemudian langsung terhubung
dengan database, lalu data serta informasi yang tersimpan
dapat diakses pengguna melalui sistem SDSKI.
D. Perancangan Berdasarkan Kebutuhan Fungsional Sistem
Utama
Mengelola Monitoring SDGs dan UN-CTS
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Gambar 2. Use Case Mengelola Monitoring SDGs dan
UN-CTS
tujuan memonitor
Fitur monitoring dibuat dengan
perkembangan pemenuhan data indikator SDGs dan UN-
CTS. Halaman monitoring menampilkan tabel hasil
mapping ketersediaan data dari BPS. Pada halaman ini,
user dan agen hanya dapat melihat tabel, sedangkan
admin memiliki akses untuk mengedit, menambah, dan
menghapus data pada tabel dengan asumsi terdapat
kesalahan kata pada
terjemahan,
perubahan nilai pada kolom tertentu, atau perubahan
indikator di masa mendatang. Activity Diagram fitur
monitoring ditunjukkan pada gambar-gambar berikut.
isian, kesalahan
Admin, Agen, User
Gambar 3. Activity Diagram Melihat Monitoring SDGs
dan UN-CTS
Admin
Gambar 4. Activity Diagram Menambah Monitoring
SDGs dan UN-CTS
4 / 8
Admin
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Rancangan
antarmuka untuk halaman SDGs
ditunjukkan pada Gambar 7. Untuk mengedit atau
menambah indikator, admin menekan tombol βEditβ atau
βTambahβ dan akan diarahkan pada
form seperti
ditampilkan pada Gambar 8 dan 9. Fungsi untuk
menghapus data terdapat pada form menu edit.
Gambar 5. Activity Diagram Mengedit Monitoring SDGs
dan UN-CTS
Admin
Gambar 7. Rancangan Antarmuka Melihat Monitoring
SDGs dan UN-CTS
Gambar 8. Rancangan Antarmuka Mengedit Indikator
Gambar 9. Rancangan Antarmuka Menambah Indikator
5 / 8
Gambar 6. Activity Diagram Menghapus Monitoring
SDGs dan UN-CTS
Mengajukan Data
Agen
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Gambar 10. Use Case Mengajukan Data
Fitur mengajukan data digunakan oleh agen untuk
keperluan pemenuhan data indikator. Setelah indikator
diterjemahkan dan data dipetakan oleh BPS, indikator
dengan data yang belum tersedia akan terlihat pada tabel
dari
selaku
monitoring.
institusi/kelembagaan produsen data statistik kriminal
dapat langsung mengunggah data yang tersedia dan sesuai
dengan indikator melalui pengajuan data. Proses bisnis
pengajuan data dapat dilihat pada Gambar 11 dan form
pengajuan pada Gambar 12.
perwakilan
Agen
Agen
Gambar 12. Activity Diagram Mengajukan Data
Setelah mengajukan data, pengajuan akan diperiksa
terlebih dulu oleh admin apakah sudah sesuai dengan
indikator atau ada suatu kesalahan. Apabila terjadi
demikian, maka data yang ditolak akan dikembalikan ke
agen dengan disertai catatan mengenai pengajuan tersebut.
Fitur notifikasi memuat kondisi pengajuan data yang telah
dilakukan agen. Status disetujui atau tidaknya pengajuan
akan tertera pada halaman notifikasi seperti ditunjukkan
pada Gambar 14.
Gambar 13. Rancangan Antarmuka Mengajukan Data
Gambar 11. Activity Diagram Mengajukan Data
6 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Apabila data disetujui, maka data akan masuk ke
tabel monitoring. Rancangan antarmuka untuk halaman ini
ditunjukkan pada Gambar 38.
Gambar 38. Rancangan Antarmuka Halaman
Menyetujui/Menolak Pengajuan
E. Rancangan Basis Data
Rancangan database sistem usulan terdiri dari tabel
SDGs, UN-CTS, indikator SDGs, indikator UN-CTS,
pengajuan SDGs, UN-CTS, tabel pengguna, serta tabel
produk, acara, dan artikel.
Gambar 14. Rancangan Antarmuka Notifikasi
Menyetujui/Menolak Pengajuan Data
Gambar 12. Use Case Menyetujui/Menolak Pengajuan Data
Data yang sudah diajukan oleh agen akan masuk ke
halaman monitoring pada bagian pengajuan dari sisi admin.
Admin dapat mengunggah data dan memeriksa apakah data
sudah tepat atau belum. Jika belum dan pengajuan ditolak,
maka admin harus menyertakan catatan mengenai
permasalahan yang terdapat pada pengajuan. Gambar 37
menunjukkan proses bisnis fitur penyetujuan/penolakan
pengajuan data.
Gambar 13. Activity Diagram Menyetujui/Menolak
Pengajuan Data
F. Evaluasi Kuesioner SUS
Uji kuesioner SUS dilakukan terhadap prototipe
sistem yang dibuat menggunakan Figma untuk melihat
apakah rancangan prototipe sistem saat ini layak diterima
atau belum. Responden terdiri dari lima orang pegawai
BPS dari tim Satu Data Statistik Kriminal Indonesia. Hasil
evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut.
7 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Tabel 3. Hasil Evaluasi System Usability Scale (SUS)
terhadap prototipe sistem
Pertanyaan SUS
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4 3 4 3 3 2 4 2 4
4 5 4 3 4 2 4 3 4
4 5 4 1 4 2 4 1 4
5 3 4 2 3 2 4 2 4
5 2 5 2 5 2 5 2 5
71
1
0
2
5
2
2
2
Tota
l
27
22
29
29
29
Nila
i
SU
S
68
55
73
73
88
No
Respond
en
1
2
3
4
5
Nilai
Akhir
SUS
Berdasarkan Tabel 3, diperoleh nilai akhir evaluasi
SUS sebesar 71. Sebuah sistem atau aplikasi dikatakan
baik jika memiliki skor di atas 68 (Sharfina dan Santoso,
2016). Dengan demikian, prototipe sistem layak diterima
dan pembangunan sistem layak dilanjutkan.
VII.
PENUTUP
Sistem yang tertera pada proposal adalah dashboard. Terjadi
perubahan menjadi sistem SDSKI karena berdasarkan
kebutuhan sistem disimpulkan bahwa sistem bukan merupakan
dashboard.
Berdasarkan hasil dan pembahasan, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Product Requirement Document
dan
Functional Specification Document (FSD) sistem
SDSKI telah dibuat dan ditandatangani oleh Ibu
Trophy Endah Rahayu selaku koordinator tim Satu
Data Statistik Kriminal Indonesia (SDSKI).
(PRD)
2. Prototipe antarmuka sistem telah dibuat dan dievaluasi
menggunakan kuesioner SUS dengan skor 71.
3. Dengan hasil akhir berupa PRD, FSD, dan prototipe
antarmuka sistem, penelitian belum dapat mencapai
tujuan membangun sistem SDSKI.
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. Mustofa, Metode Penelitian Kriminologi, ed. 3. Jakarta: PrenadaMedia
Group, 2013.
[2] H. S. Flora, Fungsi Statistik Kriminal Dalam Penanggulangan Kejahatan,
Fiat Iustitia: Jurnal Hukum, vol. 2, no. 1, pp. 2539, Maret 2021.
[3] BPS Statistics. (2021, 9) Satu Data Statistik Kriminal Indonesia [Online].
Available: https://www.youtube.com/live/1T7LOXsb9JQ?feature=share
[4] A. Hartono. (2021, 9) Kolaborasi Bersama Menuju Satu Data Statistik
Available:
[PowerPoint
Indonesia
slides].
Kriminal
http://s.bps.go.id/MateriSDSKI
[5] Direktur Statistik Ketahanan Sosial Badan Pusat Statistik RI. (2021, 9)
Framework dan Roadmap Menuju Satu Data Statistik Kriminal Indonesia
[PowerPoint slides]. Available: http://s.bps.go.id/MateriSDSKI
[6] Badan Pusat Statistik. Satu Data Indonesia untuk Mewujudkan Sistem
Statistik
Available:
https://satasik.tasikmalayakota.go.id/files/Satu%20Data%20Indonesia%2
0-%20Satasik.pdf
[Online].
Nasional
8 / 8
|
210.237 | [
{
"end": 976,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 918,
"text": "waterfall method, estimasi Bayesian, dan regresi\\nBayesian"
},
{
"end": 1081,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1025,
"text": "distribusi\\nMSNBurr-IIa dapat ditambahkan pada MultiBUGS"
},
{
"end": 14561,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 14512,
"text": "Menambahkan distribusi MSNBurr-IIa pada MultiBUGS"
}
] | 2023-12-27T14:41:31.068273Z | 35 | 1 | 2023-12-27T14:41:31.068273Z | 16 | Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Penambahan Distribusi MSNBurr-IIa pada
MultiBUGS
Eliana Putri Ramadani (221911174, 4SD1)
Dosen Pembimbing: Dr. Achmad Syahrul Choir, S.ST, M.Si
RingkasanβDistribusi MSNBurr-IIa adalah salah satu distribusi
neonormal yang lebih baik mengakomodasi data yang menceng
kanan dibanding menceng kiri. MultiBUGS adalah software
untuk yang digunakan untuk inferensia dengan metode Bayesian,
namun pada program tersebut belum tersedia distribusi
MSNBurr-IIa sehingga akan dilakukan penambahan kemudian
dilanjutkan dengan penerapan pada dunia nyata. Laju
pertumbuhan ekonomi dan Indeks Kedalaman Kemiskinan
adalah contoh data yang sulit digambarkan dengan distribusi
normal karena perbedaan tiap daerah sehingga digunakan
sebagai penerapan distribusi MSNBurr-IIa. Metode yang
digunakan adalah waterfall method, estimasi Bayesian, dan regresi
Bayesian. Hasil dari penelitian menghasilkan bahwa distribusi
MSNBurr-IIa dapat ditambahkan pada MultiBUGS dan melalui
tiga tahap pengujian dihasilkan bahwa program dapat dijalankan
dan memiliki hasil yang valid. Penggunaan distribusi MSNBurr-
IIa untuk mengetahui karakteristik data laju pertumbuhan
ekonomi tahun 2017-2021 dan mengestimasi parameter regresi
Indeks Kedalaman Kemiskinan menghasilkan bahwa distribusi
tersebut dapat menggambarkan karakteristik data dengan baik.
Kata Kunciβ distribusi neonormal, distribusi MSNBurr-IIa,
MultiBUGS, Bayesian.
I. LATAR BELAKANG
Distribusi normal merupakan distribusi yang paling umum
digunakan dalam statistika karena bentuknya yang simetris
sehingga memudahkan dalam proses inferensia dan pemodelan
dibandingkan dengan distribusi lain. Namun, sifat distribusi
normal yang simetris dan mesokurtik tidak selalu sesuai dengan
data di dunia nyata karena ditemukan berbagai data yang
distribusinya menjadi kurang simetris atau lebih runcing/landai
daripada distribusi normal akibat dari adanya outlier atau
berbagai hal lainnya. Oleh karena itu, penggunaan distribusi
normal tentunya akan menghasilkan inferensia yang tidak
sesuai
kurang
menggambarkan karakteristik data.
digunakan
distribusi
karena
yang
Keterbatasan karakteristik pada distribusi normal tersebut
dapat diatasi dengan melakukan relaksasi terhadap distribusi
normal yaitu dengan memodifikasi fungsi kepadatan peluang
dari distribusi normal [12]. Relaksasi distribusi normal dapat
membuat sifat simetri dan kurtosisnya dapat berubah menjadi
sesuai dengan parameter tambahan yang terkait dengan
perubahan sifat distribusi tersebut [12]. Distribusi normal yang
telah direlaksasi disebut dengan distribusi neonormal.
Distribusi MSNBurr-IIa merupakan salah satu distribusi
neonormal yang merupakan pengembangan dari distribusi
MSNBurr ketika ditemukan distribusi yang memiliki sifat
berlawanan dengan distribusi MSNBurr. Distribusi MSNBurr-
IIa merupakan turunan dari distribusi Burr-IIa yang lebih baik
dalam mengakomodasi data yang menceng kanan daripada
menceng kiri [12]. MSNBurr-IIa dapat menjadi penduga untuk
data yang berdistribusi simetris dan data yang memiliki
distribusi menceng kanan [12]. Distribusi MSNBurr-IIa
memiliki parameter-parameter yang terkait dengan perubahan
pada distribusi
sebagai parameter
kemencengan, Ο sebagai parameter skala, dan Β΅ sebagai
parameter lokasi. Nilai dari tiap parameter dari suatu data yang
berdistribusi MSNBurr-IIa ini belum diketahui. Oleh karena itu
diperlukan estimasi untuk mengetahui nilai dari parameter
tersebut.
tersebut yaitu Ξ±
Estimasi parameter dalam statistik dapat dilakukan dengan
dua pendekatan yaitu frequentist dan Bayesian. Metode
frequentist bisa digunakan pada populasi yang karakteristik
populasi atau parameternya diketahui tetap nilainya tidak
diketahui, sehingga peluangnya selalu menginterpretasikan
frekuensi yang relatif jangka panjang [7]. Namun tidak semua
karakteristik atau parameter dari sebuah populasi diketahui
sehingga metode yang dapat digunakan dalam kondisi ini
adalah metode Bayesian.
Pendekatan Bayesian dalam statistik menggunakan teorema
Bayes untuk melakukan inferensia pada parameter yang tidak
diketahui sehingga dianggap sebagai variabel acak [7]. Nilai
inferensia parameter dengan pendekatan Bayesian berdasarkan
gabungan antara distribusi data dan informasi distribusi prior
sehingga peluang dari parameter diinterpretasikan sebagai
tingkat kepercayaan [7]. Namun, penghitungan teorema Bayes
akan semakin sulit dilakukan jika terdapat banyak parameter
dan ukuran data yang besar. Oleh karena itu digunakan sebuah
algoritma yang dapat menemukan distribusi posterior dengan
lebih cepat yaitu algoritma Markov Chain Monte Carlo
(MCMC) [7]. MCMC adalah sebuah algoritma untuk
pengambilan sampel secara acak dari kumpulan kejadian yang
disebut dengan rantai Markov untuk mengestimasi distribusi
peluang atau distribusi posterior suatu kejadian [7].
Pemodelan Bayesian merupakan salah satu proses statistik
yang jika dilakukan dengan cara tradisional akan memakan
waktu yang lama karena perhitungan yang rumit, terlebih jika
data yang digunakan semakin banyak [14]. Adanya dukungan
kemajuan
ilmu pengetahuan, pemodelan
Bayesian saat ini dapat dilakukan dengan program yang bisa
digunakan dengan mudah dan cepat oleh orang awam.
teknologi dan
BUGS, singkatan dari Bayesian Inference Using Gibbs
Sampling merupakan sebuah proyek yang memudahkan
pengguna untuk menerapkan pemodelan Bayesian dalam
sebuah software [14]. Selain dapat melakukan pemodelan
Bayesian secara mudah, keunggulan BUGS adalah dapat
melakukan visualisasi pemodelan dengan grafik yang disebut
dengan doodle sehingga lebih mudah dalam menganalisis
1 / 8
model, khususnya pada simulasi MCMC [15]. BUGS sudah
memiliki 4 versi utama yaitu βClassicβ BUGS program,
WinBUGS, OpenBUGS, dan MultiBUGS. MultiBUGS
dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan waktu
komputasi pada OpenBUGS dengan menggunakan strategi
paralelisasi MCMC. Dengan demikian, MultiBUGS tidak
hanya dapat melakukan pemodelan menggunakan metode
Bayesian dengan mudah, namun juga memiliki waktu yang
lebih cepat dibandingkan dengan program-program BUGS
sebelumnya.
Distribusi yang bisa digunakan pada MultiBUGS saat ini
hanya terbatas pada 29 distribusi teoritis seperti normal,
binomial, Bernoulli, Student-t, multinomial dan beberapa
distribusi lainnya. Namun, MultiBUGS mengizinkan pengguna
untuk memodifikasi distribusi pada program jika distribusi
yang dibutuhkan tidak tersedia karena sifat MultiBUGS
merupakan aplikasi open-source.
Penambahan sebuah distribusi dalam program tentunya
perlu memperhatikan beberapa hal seperti komponen yang
diperlukan, tahapan yang dilakukan, hingga pemeriksaan
distribusi sesudah ditambahkan. Salah satu komponen penting
adalah environment untuk penulisan program yang akan
ditambahkan pada MultiBUGS yaitu BlackBox Component
Builder. BlackBox Component Builder adalah open-source
framework yang ditulis menggunakan bahasa
IDE dan
pemrograman Pascal yang memberikan
fasilitas untuk
pembuatan dokumen, kompilasi program, eksekusi modul, dan
desain interface.
Tidak tersedianya distribusi neonormal khususnya distribusi
MSNBurr-IIa pada program MultiBUGS serta adanya fasilitas
penambahan pada program MultiBUGS, maka akan dilakukan
penambahan distribusi MSNBurr-IIa pada MultiBUGS.
Penambahan ini dilakukan dengan tujuan agar estimasi
parameter pada distribusi MSNBurr-IIa dengan pendekatan
Bayesian akan lebih mudah dilakukan dan bisa digunakan oleh
orang awam. Penerapan distribusi MSNBurr-IIa pada
MultiBUGS juga perlu dilakukan sebagai contoh penggunaan
pada program yang sudah ditambahkan serta dapat mengkaji
lebih jauh tentang distribusi MSNBurr-IIa dan karakteristiknya
khususnya penerapannya untuk mengestimasi data pada dunia
nyata.
Laju
pertumbuhan
ekonomi merupakan
tingkat
perkembangan agregat Produk Domestik Bruto (PDB)/Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk masing-masing tahun
dibandingkan tahun sebelumnya dan serta dapat memberikan
gambaran mengenai kinerja suatu negara dan kabupaten/kota
dalam memanfaatkan potensi yang ada. Tinggi rendahnya laju
pertumbuhan ekonomi dapat dijadikan indikator untuk melihat
perkembangan perekonomian di suatu negara atau daerah [20].
Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan menyebar rata
di seluruh daerah menunjukkan kesenjangan wilayah yang
kecil dan pembangunan daerah yang merata di suatu negara.
Hal ini sejalan dengan salah satu target Pilar Pembangunan
Indonesia 2045 yaitu pemerataan pembangunan dengan
pemerataan
mempercepat
kesempatan usaha dan pendapatan, pemerataan pembangunan
wilayah, dan pembangunan infrastruktur yang merata dan
terintegrasi.
pengentasan
kemiskinan,
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Gambar 1. Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota 2017-2021
sangat
cepat dan
Berdasarkan Gambar 1, diketahui bahwa terdapat beberapa
kabupaten/kota yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan
ekonomi
juga beberapa
kabupaten/kota yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan
ekonomi yang lambat selama kurun waktu 2017 sampai 2021.
Penyebab perbedaan ini terjadi karena perbedaan karakteristik
dan stok faktor produksi (endowment factor) di setiap daerah.
Perbedaan yang terjadi di setiap daerah membuat pertumbuhan
ekonomi sulit digambarkan dengan distribusi normal [12].
terdapat
Kemiskinan termasuk salah satu permasalahan serius dan
kompleks yang masih dihadapi oleh berbagai negara di dunia,
tidak terkecuali Indonesia dan dalam upaya pengentasannya,
membutuhkan kebijakan-kebijakan untuk pembangunan yang
tepat dan dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.[25]. Badan Pusat Statistik sebagai
penanggung jawab statistik yang digunakan untuk membantu
pembuatan kebijakan pemerintah menggunakan beberapa
indikator atau ukuran untuk mengukur kemiskinan dan salah
satu indikator tersebut adalah Indeks Kedalaman Kemiskinan.
Indeks Kedalaman Kemiskinan atau Poverty Gap Index
menggambarkan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran
masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan
[6]. Pentingnya Indeks Kedalaman Kemiskinan menyebabkan
perlu dilakukan pemodelan regresi dengan
tujuan agar
mengetahui pengaruh dari faktor-faktor tertentu pada Indeks
Kedalaman Kemiskinan. Referensi [5] menyatakan bahwa
terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi Indeks
Kedalaman Kemiskinan suatu daerah yaitu, persentase
penduduk miskin, gini ratio, persentase rumah tangga yang
memiliki akses
layak dan
berkelanjutan (40% bawah), dan persentase rumah tangga yang
menggunakan penerangan dengan sumber listrik (40% bawah).
Namun, dalam melakukan pemodelan
Indeks
Kedalaman Kemiskinan dengan variabel tersebut terdapat
masalah outlier yang menyebabkan data tidak berdistribusi
normal sehingga jika menggunakan estimasi dengan metode
kuadrat terkecil akan menghasilkan model yang kurang sesuai
[5]. Berdasarkan Gambar 2, dapat diketahui bahwa distribusi
data adalah data menceng kanan dan terdapat dua outlier pada
sehingga distribusi MSNBurr-IIa dapat
data
digunakan sebagai distribusi yang menggambarkan Indeks
Kedalaman Kemiskinan dalam pemodelan regresi dengan
metode Bayesian.
terhadap
tersebut,
layanan
sanitasi
regresi
2 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
dengan tujuan menyelesaikan masalah. Selanjutnya adalah
tahap design program yaitu tahap merancang proses pembuatan
program dan komponen-komponen yang diperlukan. Tahap
ketiga adalah pembuatan program yaitu menuliskan kode pada
BlackBox Component Builder sesuai dengan komponen yang
telah disiapkan dan melakukan penambahan program yang
selesai dibuat ke dalam program MultiBUGS. Tahap keempat
adalah pengujian program yaitu tahap untuk melakukan uji
coba dan validasi pada program untuk memastikan program
yang sudah dibuat dapat berjalan dengan baik dan memiliki
hasil yang benar sehingga dapat digunakan. Pengujian program
terdiri dari uji coba program distribusi MSNBurr-IIa, validasi
nilai peluang dengan membandingkan perhitungan antara
MultiBUGS dengan R, dan validasi hasil estimasi parameter
dengan data simulasi.
2. Estimasi dengan metode MultiBUGS
Penerapan menggunakan data laju pertumbuhan ekonomi
dan estimasi parameter model regresi Indeks Kedalaman
Kemiskinan menggunakan distribusi MSNBurr-IIa yang telah
ditambahkan dengan melakukan estimasi parameter. Estimasi
menggunakan MultiBUGS dapat dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut.
1.) Menuliskan sintaks model, data, dan initial value jika ada
2.) Spesifikasikan model ke dalam MultiBUGS melalui menu
Spesification Tool dengan block model kemudian klik
βcheck modelβ, kemudian block list data dan klik βload
dataβ
3.) Masukkan initial value jika ada, atau klik gen inits lalu
klik βdistributeβ
Gambar 2. Boxplot Indeks Kedalaman Kemiskinan 2019
Pentingnya indikator laju pertumbuhan ekonomi serta
adanya kesulitan menggambarkan data laju pertumbuhan
ekonomi menggunakan distribusi normal menjadi alasan
digunakannya distribusi MSNBurr-IIa untuk menggambarkan
data laju pertumbuhan ekonomi. Selain itu penerapan pada
model regresi dengan distribusi MSNBurr-IIa pada data Indeks
Kedalaman Kemiskinan juga dilakukan untuk melakukan
regresi linear ketika terdapat masalah outlier pada data. Dengan
demikian, dapat diketahui karakteristik dari tiap data sekaligus
menjadi penerapan dari distribusi MSNBurr-IIa.
II. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini memiliki
tujuan yaitu:
1. Menambahkan distribusi MSNBurr-IIa pada MultiBUGS
2. Menerapkan distribusi MSNBurr-IIa pada MultiBUGS
III. PENELITIAN TERKAIT
Penelitian
ini menggunakan beberapa referensi atau
penelitian yang terkait dan disajikan pada tabel berikut.
TABEL 1. PENELITIAN TERKAIT
4.) Update model menggunakan menu Update Tool sesuai
No.
(1)
1.
Nama
(2)
Choir (2020)
[12]
Metode
(3)
Metode
Bayesian
2.
Samosir
(2022) [23]
3. Wardani,
Susanti, dan
Subanti
(2021) [25]
Design
science
research,
Bayesian
Inference
Regresi
robust,
Ordinary
Least Square
Hasil
(4)
Distribusi
neonormal
baru dan penambahan
distribusi pada program
Stan
distribusi
Penambahan
pada
MSNBurr-IIa
WinBUGS
dan
penerapan pada data
return saham
Model
Indeks
regresi
Kedalaman Kemiskinan
dengan iterasi yang diinginkan.
5.) Lakukan inferensia yang tersedia pada menu Inference.
3. Regresi Bayesian
Regresi pada metode Bayesian menggunakan teorema
Bayes dalam mengestimasi parameter dari regresi. Model dari
regresi Bayesian jika data berdistribusi normal adalah sebagai
berikut [21].
π¦ = π½0 + π΅1π1 + β― + π½πππ + π, (1)
π ~ π(0, π2), (2)
π(π¦|π₯, π΅1, β¦ , π½π, π2) ~ π(π½1π1 + β― + π½πππ, π2). (3)
4. Distribusi MSNBurr-IIa
Suatu distribusi dikatakan berdistribusi MSNBurr-IIa jika
mempunyai fungsi kepadatan peluang (fkp) yaitu
IV. METODE PENELITIAN
A. Metode Analisis
1. Metode Waterfall
Penelitian ini menggunakan metode waterfall yang sering
digunakan dalam proses pengembangan software [17].
Terdapat empat langkah pada metode ini yaitu analisis
kebutuhan, design program, pembuatan program, dan
pengujian program.
Penelitian dimulai dengan tahapan analisis kebutuhan yaitu
menganalisis masalah kemudian mengumpulkan segala
kebutuhan yang dibutuhkan dalam pembangunan program
π(π, Β΅, π, πΌ) =
π
π
exp (
π
π
(π₯ β π)) (1 +
exp(
π
π
(π₯βπ))
Ξ±
β(πΌ+1)
)
(4)
dengan ββ < π₯ < β, ββ < π < β, πΌ > 0, π > 0, dan Ο
mengikuti persamaan π =
(1+
(πΌ+1)
)
1
πΌ
β2π
(5), dengan Ξ± adalah
parameter bentuk, Β΅ adalah parameter lokasi, dan Ο adalah
parameter skala. Distribusi MSNBurr-IIa memiliki sifat yaitu
ketika 0 < Ξ± < 1 maka distribusi menceng kanan, Ξ± = 1 maka
distribusi simetris, dan Ξ± > 1 maka distribusi menceng kiri [12].
3 / 8
B. Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data
simulasi dan data sekunder yang dipublikasikan oleh Badan
Pusat Statistik. Data sekunder yang digunakan adalah data laju
pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota
tahun 2017-2021,
Indeks Kedalaman Kemiskinan provinsi 2019, persentase
penduduk miskin provinsi 2019, gini ratio provinsi 2019,
persentase rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak
dan berkelanjutan (40% bawah) provinsi 2019, dan persentase
rumah tangga yang menggunakan penerangan sumber listrik
(40% bawah).
V. KERANGKA PIKIR
Gambar 3. Kerangka Pikir
MultiBUGS merupakan salah satu program penghitungan
untuk metode Bayesian yang unggul dalam kemudahan dan
kecepatan waktu komputasi. Selain itu distribusi MSNBurr-IIa
adalah salah satu distribusi yang dapat digunakan untuk
estimasi pada data yang berdistribusi simetris dan menceng
kanan. Namun dalam proses estimasinya, distribusi MSNBurr-
IIa belum tersedia pada MultiBUGS. Selain itu, penerapan
distribusi MSNBurr-IIa pada MultiBUGS juga belum tersedia
sedangkan penerapan dibutuhkan untuk memberikan gambaran
baik
juga
terhadap karakteristik distribusi MSNBurr-IIa
penggunaan MultiBUGS. Berdasarkan permasalahan tersebut
akan dilakukan penambahan distribusi MSNBurr-IIa pada
MultiBUGS dengan menggunakan BlackBox Component
Builder dan menerapkan distribusi tersebut pada program
MultiBUGS.
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini
adalah waterfall method. Tahap awal yang dilakukan adalah
tahap analisis masalah yang dihadapi kemudian analisis
kebutuhan dari program distribusi yang akan dibangun dengan
menyesuaikan dengan
tersedia pada
MultiBUGS. Pada tahap ini juga akan dilakukan percobaan
membandingkan waktu tiap iterasi antara MultiBUGS dan
OpenBUGS dengan menjalankan model pada example yang
tersedia yaitu change points dan five compartment. Percobaan
dilakukan untuk menunjukkan keunggulan MultiBUGS yaitu
waktu komputasi yang lebih cepat daripada OpenBUGS.
fitur-fitur yang
Tahap selanjutnya adalah tahap design program yaitu tahap
merancang program dan mempersiapkan komponen-komponen
yang dibutuhkan sebelum menulis program seperti mengunduh
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
dan memasang BlackBox, Microsoft MPI, dan MultiBUGS.
Kemudian pada tahap design juga mengidentifikasi variabel
atau persamaan yang akan digunakan dalam program sesuai
standar yang ditetapkan oleh MultiBUGS dan melakukan
modifikasi persamaan sesuai dengan karakteristik distribusi
MSNBurr-IIa.
Tahap ketiga adalah tahap pembuatan program yaitu kode
program ditulis sesuai rancangan pada tahap sebelumnya
dengan aturan penulisan program mengacu pada file template
βUnivariatetemp1.odcβ. Kemudian program yang sudah dibuat
akan ditambahkan pada program MultiBUGS dengan
mengkompilasi ulang software MultiBUGS.
Tahap keempat adalah melakukan uji coba program dan
validasi hasil dari program yang dengan tujuan untuk
memastikan bahwa program yang sudah dibuat dapat
digunakan dan memiliki hasil yang valid baik dari proses
maupun hasil estimasi. Uji coba dilakukan dengan mencoba
melakukan pemodelan distribusi MSNBurr-IIa menggunakan
doodle, jika doodle dapat dijalankan maka program distribusi
MSNBurr-IIa dapat digunakan karena tidak terdapat kesalahan
baik dari penulisan dan proses yang dideteksi oleh MultiBUGS.
Validasi dilakukan dengan dua cara yaitu validasi nilai peluang
serta validasi hasil estimasi dengan data simulasi, jika terjadi
kesesuaian antara hasil estimasi dengan karakteristik
MSNBurr-IIa maka validasi dianggap berhasil. Validasi nilai
peluang dilakukan dengan membandingkan perhitungan nilai
peluang dan nilai peluang kumulatif dari 10 titik sampel acak
antara MultiBUGS dan R. Mean absolut error antara R dan
MultiBUGS yang kecil menunjukkan bahwa perhitungan nilai
peluang antara dua program
tidak
menunjukkan perbedaan yang berarti. Validasi hasil estimasi
parameter data simulasi menggunakan tiga skenario data untuk
melihat hasil perhitungan dari program sesuai dengan
karakteristik dari distribusi MSNBurr-IIa yaitu ketika data
menceng kanan, simetri, dan menceng kiri. Selain itu skenario
data berdistribusi normal juga digunakan sebagai pembanding
ketika data simetris. Hasil perhitungan yang akan divalidasi
yaitu histogram data bangkitan dari MultiBUGS, hasil estimasi,
dan nilai DIC.
relatif sama dan
dahulu
terlebih
ekonomi
pertumbuhan
Penerapan menggunakan data laju pertumbuhan ekonomi
akan dilakukan setelah program berhasil ditambahkan. Data
akan
laju
divisualisasikan dengan histogram, menguji normalitas data,
dan menguji kemencengan data untuk melihat karakteristik
data sebelum dilakukan pemodelan dan estimasi. Selanjutnya
adalah melakukan estimasi parameter dan perhitungan
karakteristik data distribusi MSNBurr-IIa. Penerapan model
regresi Indeks Kedalaman Kemiskinan dilakukan dengan
melakukan pemodelan dalam bahasa BUGS untuk dilakukan
estimasi menggunakan MultiBUGS. Hasil akhir dari
pemodelan diinterpretasikan. Proses terakhir adalah penarikan
kesimpulan terkait seluruh proses penelitian untuk memenuhi
tujuan penelitian sebagai bahan evaluasi dan perbaikan pada
penelitian selanjutnya.
4 / 8
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis kebutuhan
Perhitungan estimasi menggunakan metode Bayesian akan
membutuhkan waktu yang lama jika harus dilakukan secara
manual seiring dengan banyaknya data dan rumitnya model
yang akan dianalisis. Berdasarkan masalah tersebut maka
estimasi
diperlukan
menggunakan metode Bayesian yang salah satu program yang
dapat digunakan adalah MultiBUGS.
adanya program
statistik untuk
lebih
unggul
MultiBUGS merupakan software yang unggul dari segi
waktu komputasi dibandingkan dengan program BUGS lainnya.
Hal ini dibuktikan dari uji coba pemodelan menggunakan
MultiBUGS dan program sebelumnya yaitu OpenBUGS yang
dilakukan oleh Goudie [15] dan menunjukkan bahwa
MultiBUGS
komputasi
dibandingkan dengan OpenBUGS. Selain dari penelitian
Goudie (2020), juga dilakukan perbandingan waktu komputasi
dari MultiBUGS dan OpenBUGS. Percobaan dilakukan dengan
komputer dengan spesifikasi prosessor Intel Core i5-1235U
1.30 Ghz generasi 12 dengan banyak core adalah 10. Model
yang digunakan pada percobaan merupakan contoh pemodelan
yang tersedia pada Example Volume IV, yaitu change points
dan five compartment.
dalam waktu
TABEL 2. PERBANDINGAN WAKTU PEMODELAN MULTIBUGS DAN
OPENBUGS (DALAM DETIK)
Iterasi
(1)
100
1.000
10.000
100.000
Waktu (detik)
Change Points
Multi
BUGS
(2)
0,402
3,219
30,344
297,380
Open
BUGS
(3)
1,281
10,109
90,110
605,922
Five Compartment
Open
Multi
BUGS
BUGS
(5)
(4)
2,473
1,141
46,859
25,47
516,94
265,219
5.014,930
2.664,630
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa MultiBUGS unggul
dalam waktu komputasi pada dua model yang diuji coba. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Goudie [15] bahwa MultiBUGS
lebih unggul dalam waktu komputasi dibandingkan dengan
OpenBUGS. Dengan demikian, maka MultiBUGS akan
digunakan sebagai program yang akan digunakan pada
penelitian ini.
Penambahan distribusi pada MultiBUGS dapat melalui
BlackBox Component Builder dari mulai penulisan hingga
kompilasi file program. Distribusi yang akan ditambahkan pada
MultiBUGS haruslah memiliki kebutuhan yang sama seperti
distribusi lainnya pada MultiBUGS seperti nilai peluang
distribusi, pemodelan dengan doodle, estimasi parameter,
pembangkitan nilai, penghitungan nilai kumulatif, serta
penghitungan deviasi untuk evaluasi model.
B. Design program
Fungsi kepadatan peluang distribusi MSNBurr-IIa akan
dilakukan perubahan khususnya pada parameter Ο menjadi
parameter Ο, dengan π =
. Perubahan parameter ini dilakukan
karena pada program MultiBUGS, parameter yang digunakan
adalah parameter Ο untuk menunjukkan rate. Sedangkan pada
referensi Choir (2020), parameter Ο digunakan sebagai
π
1
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
parameter skala. Sehingga fungsi kepadatan peluang setelah
perubahan parameter adalah sebagai berikut.
(6)
π(π₯; π, Β΅, π, πΌ) = ΟΟ exp(ΟΟ(π₯ β π)) (1 +
Perubahan fungsi kepadatan peluang menyebabkan perubahan
pada persamaan-persamaan yang digunakan untuk estimasi
distribusi MSNBurr-IIa pada MultiBUGS.
)
πΌ
exp(ΟΟ(π₯βπ))
β(πΌ+1)
C. Pembuatan program
Pada tahap pembuatan program, penulisan kode program
akan dibuat dilakukan sesuai dengan rancangan dan persamaan
yang sudah dipersiapkan pada tahap design program. Kode
program ditulis menggunakan template βUnivaritetemp1.odcβ
yang tersedia dalam file MultiBUGS-master. File modul
distribusi MSNBurr-IIa akan ditulis pada file baru yang diberi
nama βMSNBurr2a.odcβ. Perubahan yang dilakukan pada file
template βUnivariatetemp1.odcβ yang disesuaikan dengan
MSNBurr-IIa adalah
inisiasi nama modul, penyesuaian
parameter pada setiap prosedur dan perubahan fungsi dan
persamaan pada beberapa prosedur yaitu, ClassifyPrior,
DevianceUnivariate,
DiffLogPrior,
LogLikelihoodUnivariate, LogPrior, dan Sample. Selain
menyesuaikan file, juga dilakukan penambahan beberapa
komponen atau prosedur pada file lain yang akan digunakan
agar file distribusi dapat digunakan. Penambahan prosedur
dilakukan pada file βRandnum.odcβ untuk menambahkan
fungsi pembangkit nilai berdistribusi MSNBurr-IIa, file
βExternal,odcβ dan βMake.odcβ agar file MSNBurr-IIa dapat
diakses dan dikompilasi, dan menambahkan doodle
berdistribusi MSNBurr-IIa pada file βStrings.odcβ dengan
menuliskan daftar parameter dan nilai defaultnya. Penambahan
dilakukan dengan mengkompilkasi ulang MultiBUGS dengan
cara mengklik logo tanda seru pada file βMake.odcβ dan file
distribusi dapat ditambahkan.
DiffLogLikelihood,
D. Pengujian program
1. Uji coba program
Uji coba dilakukan dengan menjalankan doodle dari
distribusi MSNBurr-IIa. Jika doodle dapat dijalankan dan
digunakan untuk pemodelan, maka program distribusi
MSNBurr-IIa yang sudah ditambahkan dan berhasil diuji coba.
Prior dari tiap parameter yang digunakan pada penelitian ini
adalah normal(0;1.0E-6) untuk parameter ΞΌ, gamma(1000;1000)
untuk parameter Ο, dan uniform(0;10) untuk parameter Ξ±.
Berdasarkan prior tersebut, model yang digunakan akan
divisualisasikan dengan doodle.
Gambar 4. Hasil pemodelan doodle dari model uji coba
5 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Hasil dari proses uji coba adalah program distribusi
MSNBurr-IIa yang ditambahkan dapat digunakan dan berjalan
dengan hasil dari visualisasi pada doodle dapat dijalankan.
2. Validasi nilai peluang
Validasi nilai peluang dilakukan dengan membandingkan
penghitungan nilai kepadatan peluang dan nilai peluang
kumulatif distribusi MSNBurr-IIa menggunakan MultiBUGS
dan R. Perbandingan ini dilakukan untuk memastikan bahwa
nilai peluang yang dihasilkan sudah benar khususnya karena
ada perubahan parameter yang digunakan pada MultiBUGS.
Tahapan dalam melakukan validasi nilai peluang adalah
menghitung nilai kepadatan peluang dan peluang kumulatif
dari 10 titik sampel distribusi MSNBurr2a(0,1,0.1) dengan
MultiBUGS kemudian melanjutkan perhitungan nilai
kepadatan peluang dan nilai peluang kumulatif menggunakan
R dengan titik sampel yang sama dengan MultiBUGS.
Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa terdapat kesamaan
antara perhitungan baik nilai PDF dan CDF menggunakan
MultiBUGS dan R yang terlihat dari nilai mean absolut error
yang kecil. Hal
ini menunjukkan bahwa perhitungan
menggunakan MultiBUGS sudah valid.
TABEL 3. PERHITUNGAN CDF DAN PDF DENGAN MULTIBUGS DAN R
X
(1)
-4,75
-3,137
-10,65
-4,855
16,34
-8,602
-4,278
-4,917
-1,452
11,67
PDF
R
Absolut error
Multi
BUGS
(2)
0,03467
0,03750
0,02084
0,03446
0,01020
0,02574
0,03359
0,03433
0,03936
0,01857
Mean Absolut Error
(3)
0,03467
0,03750
0,02085
0,03446
0,01020
0,02574
0,03558
0,03433
0,03936
0,01857
(4)
0
0
0,00001
0
0
0
0,00001
0
0
0
0,000002
Multi
BUGS
(5)
0,3191
0,3774
0,1545
0,3155
0,9314
0,2022
0,3357
0,3133
0,4423
0,8655
CDF
R
(6)
0,3191
0,3774
0,1545
0,3154
0,9313
0,2022
0,3357
0,3133
0,4423
0,8656
Absolut error
(7)
0
0
0
0,0001
0,0001
0
0
0
0
0,0001
Mean Absolut Error
0,0003
3. Validasi hasil estimasi
Validasi nilai estimasi parameter pada program distribusi
MSNBurr-IIa di MultiBUGS memiliki tahapan seperti berikut.
1.) Bangkitkan data dari empat skenario dengan jumlah data
(N) dan nilai parameter yang digunakan dalam empat
skenario adalah skenario 1 untuk data menceng kanan
adalah ππππ΅π’ππ2π(π = 1000, π = 0, π = 1, πΌ = 0.1 .
skenario 2 untuk data simetris adalah ππππ΅π’ππ2π(π =
1000, π = 0, π = 1, πΌ = 1), skenario 3 untuk data
menceng kiri adalah ππππ΅π’ππ2π(π = 1000, π = 0, π =
1, πΌ = 3), dan skenario 4 untuk data normal adalah
ππππππ(π = 1000, π = 0, π = 1).
2.) Pemeriksaan density plot data simulasi
(a)
(c)
(b)
(d)
Gambar 5. Density plot (a) skenario 1 (b) skenario 2 (c) skenario 3 (d)
skenario 4
Density plot skenario 1 ketika Ξ± = 0,1 sudah terlihat menceng
kanan. Density plot skenario 2 ketika Ξ± = 1 terlihat simetris.
Density plot skenario 3 ketika Ξ± = 3 terlihat menceng kiri. Hal
ini sesuai dengan karakteristik distribusi MSNBurr-IIa yaitu, 0
< Ξ± < 1 adalah distribusi menceng kanan, Ξ± = 1 adalah distribusi
simetris, dan Ξ± > 1 adalah distribusi menceng kiri. Dengan
demikian, program distribusi MSNBurr-IIa yang ditambahkan
dapat menggambarkan karakteristik distribusi MSNBurr-IIa
secara visual.
Pemeriksaan
3.)
distribusi MSNBurr-IIa
menggunakan model uji coba dengan burn-in 1000, thin 1,
refresh 100, 10.000 iterasi, dan 9.000 sampel.
estimasi
TABEL 4. HASIL ESTIMASI PARAMETER DATA SIMULASI
Skenari
o
Para
meter
(1)
1
2
3
4
(2)
π
π
πΌ
π
π
πΌ
π
π
πΌ
π
π
πΌ
Nilai
Para
meter
(3)
0
1
0,1
0
1
1
0
1
3
0
1
-
Estimasi
(4)
-0,03974
1,005
0,1054
0,01539
0.9738
1,173
0,02071
0,9711
4,451
0,05982
1,045
1,153
Batas Interval
2.5%
97.5%
(5)
-0,09763
0,9634
0,1002
-0,1075
0,9359
0,956
-0,08387
0,9333
2,568
-0,04631
0,9004
0,8593
(6)
0,02527
1,049
0,1185
0,11
1,013
1,521
0,1176
1,009
7,824
0,1628
1,088
1,533
6 / 8
Berdasarkan Tabel 4, nilai ketiga estimasi parameter yang
ditentukan pada simulasi berada dalam 95% credible interval.
Hal ini menunjukkan bahwa program distribusi MSNBurr-IIa
yang dibuat dapat digunakan untuk estimasi parameter dan
memiliki hasil estimasi yang sesuai.
4.)
Membandingkan nilai DIC distribusi MSNBurr-IIa
dengan DIC distribusi normal dengan tujuan untuk melihat
model mana yang paling baik untuk mengestimasi data simulasi.
DIC dengan nilai terkecil menunjukkan bahwa model tersebut
adalah model yang paling baik untuk mengestimasi data yang
ada.
TABEL 5. NILAI DIC DATA SIMULASI
Skenario
(1)
1
2
3
4
Nilai DIC
MSNBurr-IIa
(2)
3461.0
3128.0
3088.0
2882.0
Normal
(3)
4202.0
3140.0
3169.0
2858.0
Keterangan
(4)
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa DIC distribusi
MSNBurr-IIa pada skenario 1, skenario 2, dan skenario 3
memiliki nilai yang lebih kecil dari DIC distribusi normal. Hal
ini menunjukkan bahwa distribusi MSNBurr-IIa lebih baik
dalam mengestimasi data simulasi.
Hasil uji coba dan validasi menunjukkan adanya kesesuaian
antara karakteristik dan hasil estimasi, sehingga berdasarkan
hasil pengujian program distribusi MSNBurr-IIa yang
ditambahkan diketahui memiliki hasil yang valid dan benar.
Selain dari hasil uji coba dan validasi, tahap pengujian program
juga menunjukkan bahwa proses yang berjalan juga berjalan
sesuai dengan seharusnya karena dari mulai proses pemodelan
hingga evaluasi model, program distribusi MSNBurr-IIa dapat
berjalan tanpa adanya error atau pun peringatan karena terdapat
proses yang tidak sesuai (trap).
E. Penerapan distribusi MSNBurr-IIa
Pada tahap ini dilakukan penerapan distribusi MSNBurr-IIa
menggunakan program distribusi MSNBurr-IIa yang sudah
diuji coba dan divalidasi. Penerapan distribusi MSNBurr-IIa
terdiri dari penerapan data laju pertumbuhan ekonomi dan
penerapan regresi Indeks Kedalaman Kemiskinan.
1. Penerapan data laju pertumbuhan ekonomi
Dari lima referensi waktu yang digunakan, dipilih tahun
2017 sebagai salah satu contoh estimasi.
Gambar 6. Histogram data laju pertumbuhan ekonomi tahun 2017
Berdasarkan Gambar 6, histogram menunjukkan bahwa laju
pertumbuhan ekonomi tahun 2017 memiliki distribusi menceng
kanan dan didukung oleh nilai Ξ±3 adalah 1,1409. Pengujian
tidak
normalitas data
juga menunjukkan bahwa data
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
berdistribusi normal karena p-value yaitu 2,2E-16 yang lebih
kecil dari Ξ± yaitu 0,05, sehingga data laju pertumbuhan
ekonomi 2017 dapat digunakan untuk sebagai penerapan
distribusi MSNBurr-IIa yang menceng kanan dan tidak
berdistribusi normal. Kemudian estimasi parameter dilakukan
dengan menggunakan 1000 burn-in, 1 thin, 100 refresh, 10.000
iterasi dan 9.000 sampel serta menggunakan model estimasi
yang ditampilkan pada tahap uji coba.
TABEL 6. NILAI ESTIMASI PARAMETER DATA LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
TAHUN 2017
Para
meter
(1)
π
π
πΌ
Estimasi
Batas Interval
(2)
5,452
0,9376
0,8521
2,5%
(3)
5,334
0,8924
0,6952
97.5%
(4)
5,566
0,9828
1,038
TABEL 7. KARAKTERISTIK DISTRIBUSI MSNBURR-IIA PADA DATA LAJU
PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2017
Karakteristik
(1)
E(x)
Var(x)
Modus
Skew(x)
K(x)
Nilai Karakteristik
(2)
5,521
1,4424
5,215
0,2238
1,163
Berdasarkan nilai estimasi parameter pada Tabel 6 yang
kemudian digunakan untuk menghitung karakteristik pada
Tabel 7, diketahui bahwa nilai kemencengan adalah 0,2238
yang menunjukkan bahwa distribusi data menceng kanan. Jika
dibandingkan dengan histogram dan nilai Ξ±3 data laju
pertumbuhan ekonomi tahun 2017 yang terdapat pada Gambar
6, keduanya menunjukkan distribusi data menceng kanan. Hal
ini menunjukkan bahwa distribusi MSNBurr-IIa dapat
menjelaskan karakteristik distribusi data dengan baik.
2. Penerapan model regresi Indeks Kedalaman Kemiskinan
Penerapan distribusi MSNBurr-IIa dalam model regresi
digunakan untuk memprediksi parameter-parameter pada
model regresi. Model regresi linear ketika menggunakan
pendekatan Bayesian dan distribusi data yang digunakan adalah
distribusi MSNBurr-IIa adalah persamaan berikut.
π | π1, β¦ , ππ ~ ππππ΅π’ππ2π(π(π½, π1, β¦ , ππ), π, πΌ)
π(π½, π1, β¦ , ππ) = π½0 + π½1π1 + π½2π2 + π½3π3 + π½4π4)
serta masing-masing variabel Y adalah indeks kedalaman
kemiskinan, X1 adalah persentase penduduk miskin, X2 adalah
gini ratio, X3 adalah persentase rumah tangga yang memiliki
akses terhadap layanan sanitasi layak dan berkelanjutan (40%
bawah), dan X4 adalah persentase rumah tangga yang
menggunakan penerangan dengan sumber listrik (40% bawah).
Estimasi parameter regresi menggunakan 1000 burn-in, 1 thin,
100 refresh, 10.000 iterasi dan 9.000 sampel. Prior yang
digunakan untuk setiap parameter adalah uniform(0,1; 10)
untuk parameter Ξ±, gamma(1000; 1000) untuk parameter Ο, dan
normal(0; 0,01) untuk setiap paramater regresi. Dari hasil
estimasi parameter dan didapatkan model regresi sebagai
berikut.
7 / 8
π = 3,447 + 0,2027π1 + 1,915π2 + 0,002761π3 β 0,04758π4 (7)
Indeks Kedalaman Kemiskinan provinsi tahun 2019 (Y)
adalah 3,447 persen ketika nilai variabel lainnya konstan atau
sama dengan nol. Indeks Kedalaman Kemiskinan provinsi
tahun 2019 (Y) akan meningkat 0,2027persen ketika terjadi
peningkatan satu persen dari variabel persentase penduduk
miskin (X1) dengan asumsi variabel lainnya konstan atau sama
dengan nol. Indeks Kedalaman Kemiskinan provinsi tahun
2019 (Y) akan meningkat 1,915 persen ketika nilai indeks gini
ratio (X2) adalah satu dan variabel lain bernilai konstan atau
sama dengan nol. Indeks Kedalaman Kemiskinan provinsi
tahun 2019 (Y) akan meningkat 0,002761 persen ketika
terdapat peningkatan satu persen dari persentase rumah tangga
yang memiliki akses pada sanitasi layak dan berkelanjutan (40
% bawah) (X3) dan variabel lainnya bernilai konstan atau sama
dengan nol. Indeks Kedalaman Kemiskinan provinsi tahun
2019 akan berkurang 0,044758 persen ketika
terdapat
peningkatan persentase rumah tangga yang menggunakan
penerangan dengan sumber listrik (40% bawah) (X4) dan
variabel lainnya bernilai konstan atau sama dengan nol.
VII.
PENUTUP
Penambahan distribusi MSNBurr-IIa pada MultiBUGS
dapat dilakukan melalui BlackBox Component Builder dengan
memperhatikan komponen dan ketentuan yang sudah
ditentukan oleh MultiBUGS. Program yang ditambahkan sudah
melalui proses uji coba dan validasi sehingga menghasilkan
program distribusi MSNBurr-IIa yang dapat digunakan dan
memiliki hasil yang valid. Penambahan distribusi MSNBurr-IIa
pada MultiBUGS dapat mempermudah estimasi parameter
yang ditunjukkan melalui penerapan distribusi MSNBurr-IIa
menggunakan data laju pertumbuhan ekonomi. Penerapan data
laju pertumbuhan ekonomi dan pemodelan Indeks Kedalaman
Kemiskinan
distribusi MSNBurr-IIa
menunjukkan bahwa distribusi MSNBurr-IIa dapat digunakan
untuk menggambarkan karakteristik data laju pertumbuhan
ekonomi dan memprediksi parameter model regresi Indeks
Kedalaman Ekonomi khususnya pada data menceng kanan.
Diharapkan penelitian selanjutnya
lebih dapat mengkaji
berbagai macam distribusi neonormal dan penerapannya agar
lebih umum digunakan. Selain itu perlu dilakukan lebih jauh
kajian tentang MultiBUGS.
menggunakan
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ahmad, M. & Wihastuti, L. (2008). Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia: Determinan dan Prospeknya. Jurnal Ekonomi & Studi
Pembangunan 9.1 : 44-45.
[2] Azzalini, A. (1985). A Class of Distribution which Includes the
Normal Ones.", Scandinavian Journal of Statistics. Vol. 12. 171β
178.
[3] Badan Pusat Statistik. (2021). Data dan Informasi Kemiskinan
Kabupaten/Kota 2021.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
[6] Badan Pusat Statistik. (2021). Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten/Kota di Indonesia.
[7] Bolstad, W.M., & Curran, J.M. (2017). Introduction to Bayesian
Statistics (3rd ed.). John Wiley & Sons Ltd.
[8] Brooks, S., Gelman, A., Jones, G., & Meng, X.L. (2011).
Handbook of Markov Chain Monte Carlo. CRC Press.
[9] Brownlee, K. A. (1960, 2nd ed. 1965) Statistical Theory and
Methodology in Science and Engineering. New York: Wiley. pp.
491β500.
[10] Carlin, B.P., & Louis, T.A. (2009). Bayesian Methods for Data
Analysis (3rd ed.). A Chapman & Hall Book.
[11] Chai, T., & Draxler, R. R. (2014). Root mean square error (RMSE)
or mean absolute error (MAE)? Arguments against avoiding
RMSE in the literature. Geoscientific model development, 7(3),
1247-1250.
[12] Choir, A.S.
(2020). Distribusi Neonormal Baru dan
Karakteristiknya (Disertasi Doktor, Institut Teknologi Sepuluh
November).
[13] Congdon, P. (2006). Bayesian Statistical Modelling (2nd ed.).
John Wiley & Sons Ltd.
[14] Goudie, R.J., Turner, R.M., De Angelis, D., & Thomas, A. (2017).
Massively Parallel MCMC for Bayesian Hierarchical Model.
MRC Biostatistic Unit.
[15] Goudie, R.J., Turner, R.M., De Angelis, D., & Thomas, A. (2020).
MultiBUGS: a Parallel Implementatuion of The BUGS Modelling
Framework for Faster Bayesian Inference. Journal of Statistical
Software, 95. https://doi:10.18637/jss.v095.i07.
[16] Haughton, J. & Khandker S. R. (2009). Handbook on Poverty and
Inequality. The International Bank for Reconstruction and
Development/The World Bank. 105.
[17] Institute Project Management. (2022, Mei 20). Waterfall
Methodology. https://www.projectmanagement.ie/blog/waterfall-
methodology/
[18] Kahya, G. (1991). New Modified Anderson-Darling and Cramer-
Von Mises Goodness-of-Fit Tests for a Normal Distribution with
Specified Parameters. Air force Institute of Technology Wright-
Patterson AFB OH School of Engineering.
[19] Law, A.M., & Kelton, W.D. (2007). Simulation Modelling and
Analysis (3rd ed.). McGraw Hill.
[20] Litawati, E.K., & Budiantara, I.N. (2013). Pendekatan Regresi
Nonparametrik Spline Untuk Pemodelan Laju Pertumbuhan
Ekonomi (LPE) di Jawa Timur. Jurnal Sains dan Seni POMITS
Vol 2. No. 2: 123-128.
[21] Minka, T. (2000). Bayesian linear regression. Technical report,
MIT.
[22] Sadono, S. (2003). Pengantar Teori Makro Ekonomi. PT Raja
Gramedia.
[23] Samosir, A. D. (2022). Penambahan Distribusi MSNBurr-IIa
pada Program WinBUGS (Skripsi, Politeknik Statistika STIS).
[24] Spiegelhalter, D., Thomas, A., Best, N., & Lunn, D. (2014).
OpenBUGS User Manual. MRC Biostatistic Unit.
[25] Wardani, I. W., Susanti, Y. & Subanti, S. (2021). Pemodelan
Indeks Kedalaman Kemiskinan di Indonesia Menggunakan
Analisis Regresi Robust. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi
Sains dan Teknologi (SNAST) 2021. A15- A23.
[4] Badan Pusat Statistik. (2011). Jatim Dalam Angka 2011.
[5] Badan Pusat Statistik.
(2023). Konsep Kemiskinan dan
https://bps.go.id/subject/23/kemiskinan-dan-
Ketimpangan.
ketimpangan.html#subjekViewTab1
8 / 8
|
961.528 | [
{
"end": 1180,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 1080,
"text": "membuat aplikasi analisis sentimen yang khusus untuk\\nmelakukan analisis sentimen berbasis web"
},
{
"end": 1500,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 1479,
"text": "User-Centered Design"
},
{
"end": 1675,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1580,
"text": "prototipe akhir dan\\npanduan perancangan user interface untuk aplikasi analisis\\nsentimen"
},
{
"end": 10925,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 10904,
"text": "User-\\nCentered Design"
},
{
"end": 6560,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 6480,
"text": "perancangan user interface untuk aplikasi analisis sentimen\\nberbasis web"
},
{
"end": 6620,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 6599,
"text": "User\\nCentered Design"
}
] | 2023-12-27T15:00:59.919759Z | 36 | 1 | 2023-12-27T15:00:59.919759Z | 17 | Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Perancangan dan Pengembangan User Interface
untuk Aplikasi Analisis Sentimen Berbasis Web
dengan Metode User-Centered Design
Sandya Muti Audina (221911170, 4SI1)
Dosen Pembimbing: Dr. Eng. Lya Hulliyyatus Suadaa SST,. MT.
Ringkasanβ Analisis sentimen merupakan suatu proses yang
bertujuan untuk menentukan pendapat yang berbentuk teks
(dapat berupa dokumen, kalimat, paragraf, dan lain-lain)
sehingga dapat ditentukan apakah teks tersebut bersifat positif,
negatif ataupun netral. Penelitian mengenai analisis sentimen
telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di
Politeknik Statistika STIS, penelitian tentang analisis sentimen
juga telah banyak dilakukan baik di kalangan mahasiswa maupun
dosen. Model untuk analisis sentimen biasanya dibangun dengan
bahasa pemrograman python. Terdapat beberapa masalah yang
sering kali muncul ketika melakukan analisis sentimen dengan
menggunakan python. Solusi dari permasalahan tersebut adalah
dengan membuat aplikasi analisis sentimen yang khusus untuk
melakukan analisis sentimen berbasis web. Dalam pembangunan
aplikasi berbasis web, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan. Salah satunya adalah bagian front end terutama
bagian user interface. Maka dari itu, dilakukan perancangan user
interface untuk aplikasi analisis sentimen berbasis web dengan
metode User-Centered Design dan metode evaluasi Cognitive
Walkthrough. Hasil dari aplikasi ini berupa prototipe akhir dan
panduan perancangan user interface untuk aplikasi analisis
sentimen.
Kata Kunciβ user interface, analisis sentimen, user-centered
design, aplikasi web, cognitive walkthrough.
I. LATAR BELAKANG
Analisis sentimen adalah suatu analisis yang dilakukan
dengan tujuan untuk mengekstraksi informasi subjektif dari
suatu sumber. Analisis ini secara umum dapat menentukan
opini dari pembicara atau penulis terhadap suatu topik ataupun
dokumen tertentu [1]. Analisis sentimen merupakan suatu
proses yang bertujuan untuk menentukan isi dari dataset yang
berbentuk teks (dapat berupa dokumen, kalimat, paragraf, dan
lain-lain) sehingga dapat ditentukan apakah teks tersebut
bersifat positif, negatif ataupun netral [2].
Penelitian mengenai analisis sentimen ini telah banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa hasil
penerapan dari penelitian analisis sentimen ini antara lain
analisis situasi pasar (market research), umpan balik pelanggan
suatu bisnis
feedback), pemantauan brand
awareness di masyarakat, monitoring media sosial, analisis
kompetitor, analisis trend, dan sebagainya [3].
(customer
Di Politeknik Statistika STIS, penelitian tentang analisis
sentimen juga telah banyak dilakukan baik di kalangan
mahasiswa maupun dosen, terutama dalam pengerjaan tugas
akhir atau skripsi untuk mahasiswa tingkat akhir. Pada tahun
2021, terdapat 6 mahasiswa dari mahasiswa Prodi Komputasi
Statistik (5 orang dari peminatan Sains Data dan 1 orang dari
peminatan Sistem Informasi) yang mengambil penelitian
skripsi mengenai analisis sentimen. Sedangkan pada tahun
2022, terdapat 16 mahasiswa dari mahasiswa Prodi Komputasi
Statistik (14 orang dari peminatan Sains Data dan 2 orang dari
Informasi) yang mengambil skripsi
peminatan Sistem
mengenai analisis sentimen. Komposisi topik skripsi tahun
2021 dan 2022 dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2 di
bawah ini.
2021
6%
2022
11%
94%
89%
Analisis Sentimen
Lainnya
Analisis Sentimen
Lainnya
Gambar 1. Topik Skripsi Mahasiswa Politeknik Statistika STIS Prodi
Komputasi Statistik Tahun 2021 dan 2022
Dalam pengerjaannya, sebagian besar analisis sentimen
dilakukan dan dikembangkan dengan menggunakan python.
Namun, terdapat beberapa masalah yang sering kali muncul
ketika melakukan analisis sentimen dengan menggunakan
python. Beberapa diantaranya ialah sering kali setiap akan
melakukan analisis dengan data dan model yang berbeda,
peneliti harus selalu menjalankan kembali kode python yang
digunakan satu per satu sehingga proses analisis menjadi
kurang efisien dan memakan waktu. Masalah lain yang juga
kerap ditemukan ialah lokasi penyimpanan dari data dan model
sentimen yang sangat tersebar dan tidak terorganisir. Hal ini
rentan membuat peneliti lupa dimana menyimpan data dan
model sentimennya.
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut adalah dengan membuat suatu aplikasi yang khusus
untuk melakukan analisis sentimen di mana aplikasi ini dapat
memproses dan menyimpan data serta model sentimen dalam
satu aplikasi saja. Aplikasi ini dapat dibangun dengan
menggunakan pendekatan website, sehingga nantinya aplikasi
yang dibangun merupakan aplikasi berbasis web. Dengan
1 / 8
adanya aplikasi
mengatasi permasalahan yang
penelitian mengenai analisis sentimen.
tersebut, diharapkan dapat membantu
terjadi ketika melakukan
Dalam pembangunan suatu aplikasi web, terdapat 2 hal
yang perlu diperhatikan. Hal- hal tersebut ialah front end dan
back end. Front end adalah salah satu bagian dari web atau
aplikasi web yang menampilkan tampilan untuk pengguna,
termasuk di dalamnya adalah user interface. Bagian ini
merupakan bagian yang berinteraksi langsung dengan para
pengguna. Pembangunannya dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa bahasa pemrograman web seperti
HyperText Markup Language (HTTP), Cascading Style Sheet
(CSS), Javascript, dan sebagainya. Sedangkan back end adalah
bagian dari web atau aplikasi web yang tidak dapat dilihat
langsung oleh pengguna. Back end bertanggung jawab dalam
mengatur arus data di balik layar, menyimpan, mengatur, dan
memastikan sisi client berjalan dengan baik (Universitas Esa
Unggul, 2022) [4].
Berdasarkan paparan masalah di atas, pada penelitian ini
akan dilakukan perancangan dan pengembangan user interface
untuk aplikasi analisis sentimen berbasis web dengan
menggunakan metode User Centered Design (UCD) dan
metode evaluasi Cognitive Walkthrough.
II. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian skripsi
ini adalah melakukan
perancangan user interface untuk aplikasi analisis sentimen
berbasis web dengan menggunakan metode desain User
Centered Design serta membuat pedoman desain user interface
yang hasilnya didapatkan dengan memperhatikan kebutuhan
pengguna. Sehingga, nantinya hasil dari penelitian ini akan
menjadi pedoman dan panduan bagi para peneliti selanjutnya
yang akan melakukan pembangunan aplikasi analisis sentimen
berbasis web untuk Politeknik Statistika STIS di masa yang
akan datang nanti. Hasil akhir dari penelitian ini akan disajikan
dalam bentuk prototipe yang dapat diakses dengan
menggunakan Figma.
III. PENELITIAN TERKAIT
Terdapat 6 penelitian terkait yang menjadi acuan peneliti
dalam penelitian ini. Penelitian pertama berjudul Penelitian
ketiga yang berjudul βPerancangan User Interface Aplikasi
Web e-Learning untuk Kader Kesehatan dengan Metode User
Centered Design (UCD)β merupakan penelitian
tentang
perancangan antarmuka aplikasi berbasis web untuk
melakukan pembelajaran secara daring bagi para kader
kesehatan. Hasil dari penelitian ini ialah suatu antarmuka yang
sesuai dengan harapan pengguna yang dapat dilihat dari skor
hasil evaluasi System Usability Scale (SUS) sebesar 81.
Penelitian ini juga memiliki kesamaan topik dengan yang
dilakukan peneliti dimana penelitian ini menggunakan metode
perancangan user interface berupa User Centered Design untuk
perancangan user interface untuk aplikasi yang berbasis web
[5].
Penelitian kedua berjudul βDoes Color Matter on Web User
Interface Design?β merupakan penelitian tentang bagaimana
penggunaan warna dapat menciptakan emotional bonding bagi
pengguna dalam perancangan user interface aplikasi web atau
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
website untuk Small Medium Enterprise (SME). Hasil dari
penelitian ini adalah penggunaan warna yang berdasarkan ciri
khas suatu entitas tertentu dapat meningkatkan minat pengguna
untuk menggunakan aplikasi web atau website itu kembali.
Penelitian ini menjadi salah satu landasan bagi peneliti dalam
pemilihan dan penggunaan warna ketika merancang user
interface analisis sentimen berbasis web ini [6].
Penelitian ketiga berjudul βWebsites that Satisfy Users : A
Theoritical Framework for Web User Interface Design
Evaluationβ merupakan materi prosiding yang membahas fitur-
fitur user interface apa saja pada aplikasi web atau website yang
dapat mendukung kepuasan pengguna dalam menggunakannya.
Penelitian ini menggunakan teori Herzberg motivation-hygiene
untuk melakukan identifikasi fitur-fitur tersebut. Hasil dari
penelitian ini digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk
melakukan perancangan user interface yang dapat memberi
kepuasan dan kenyamanan bagi pengguna [7].
Penelitian keempat berjudul βPerancangan Ulang User
Interface Websites
Politeknik Kesehatan Makassar
Menggunakan Metode User-Centered Designβ merupakan
penelitian mengenai perancangan ulang suatu website milik
Politeknik Kesehatan Makasar. Penelitian
ini memiliki
kesamaan topik dengan peneliti, yaitu menggunakan metode
perancangan User-Centered Design. Meskipun begitu, metode
evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan
peneliti, yaitu menggunakan kuesioner USE [8].
Penelitian kelima merupakan penelitian yang berjudul
βEnhanced Cognitive Walkthrough: Development of the
Cognitive Walkthrough Method to Better Predict, Identify, and
Present Usability Problemsβ merupakan penelitian yang
membahas tentang evaluasi pada sebuah website untuk anak-
anak menggunakan metode Cognitive Walkthrough. Penelitian
ini menjadi acuan karena memiliki kesamaan dengan metode
evaluasi yang digunakan oleh peneliti 9].
penelitian
Penelitian
terakhir merupakan
yang
berjudul βOptimalisasi Design User Interface (UI) Aplikasi
Haloprint Digital Berbasis Website Menggunakan Metode User
Centered Design (UCD)β dimana penelitian
ini adalah
gabungan dari perancangan antarmuka dengan metode User
Centered Design dan metode evaluasi Cognitive Walkthrough.
Hal ini sesuai dengan topik penelitian yang dilakukan oleh
peneliti [10].
IV. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah User-
Centered Design. Menurut Lowdermilk (2013), metode User-
Centered Design adalah metode yang digunakan denga tujuan
untuk memastikan apakah produk yang dirancang atau
dihasilkan sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau tidak
[11]. Alur metode ini dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.
2 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
6.
7.
bagian yang masih memiliki kekurangan pada desain
antarmuka.
Iterasi
Iterasi merupakan tahapan yang berulang yang
bertujuan untuk memperbaiki kekurangan pada
tahapan sebelumnya dan menghasilkan desain
antarmuka yang mendekati sempurna.
Prototipe akhir dan Panduan Perancangan User
Interface
Tahapan ini adalah tahapan terakhir dari
penelitian ini. Hasil dari tahapan ini adalah perototipe
akhir dan pedoman perancangan yang akan digunakan
untuk acuan perancangan user interface dari aplikasi
analisis sentimen berbasis web.
V. KERANGKA PIKIR
Penelitian dalam skripsi ini dimulai dengan menemukan
permasalahan dalam penelitian ini. Permasalahan tersebut
adalah terdapat peluang untuk melakukan pembangunan
aplikasi analisis sentimen di Politeknik Statistika STIS
berdasarkan masalah-masalah yang
teridentifikasi.
Masalah-masalah tersebut antara lain analisis sentimen yang
tidak efisien dan memakan waktu, tempat penyimpanan model
dan data sentimen yang tersebar, serta belum adanya aplikasi
khusus untuk analisis sentimen. Namun, di sisi lain belum ada
pedoman untuk melakukan pembangunan web
tersebut,
terutama di bagian front end khususnya user interface. Oleh
karena itu, dilakukan perancangan user interface untuk aplikasi
analisis sentimen berbasis web untuk Politeknik Statistika STIS.
Kerangka pikir dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3
di bawah ini.
telah
Gambar 3. Kerangka Pikir Penelitian
3 / 8
Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian
1.
Studi Literatur
2.
3.
4.
5.
Pada tahapan ini, penulis akan mengumpukan
data dan juga informasi tentang metode, topik,
tahapan penelitian, dan sebagainya yang mendukung
penelitian melalui berbagai buku, jurnal, artikel, dan
lain-lain.
Specify the context of use
Pada tahapan ini, akan dilakukan identifikasi
user yang nantinya akan mengakses penelitian ini.
Informasi mengenai user dari penelitian ini secara
umum akan di dapatkan melalui wawancara dengan
subject matter yang telah dilakukan sebelumnya dan
informasi tersebut akan digunakan untuk tahapan
selanjutnya.
Spesify User Requirements
Selanjunya, pada tahapan ini akan dilakukan
identifikasi terhadap kebutuhan pengguna dalam
perancangan user interface untuk aplikasi analisis
sentimen berbasis web.
Produce Design Solution
pembuatan
solution pada
prototipe
Pada tahapan ini, penulis akan melakukan
pembuatan desain user interface. Pembuatan desain
pada tahapan ini didasarkan pada kebutuhan pengguna
yang telah didapatkan pada tahapan sebelumnya.
tahap awal
Pembuatan design
merupakan
yang
awal
pembuatannya didasarkan pada hasil analisis yang
didapatkan pada tahapan sebelumnya, yaitu tahapan
Specify User Requirement. Pembuatan prototipe awal
ini bertujuan untuk membuat desain yang dapat
diulang (iteratif) yang akan diujikan kepada responden
pada tahapan Iterasi.
Evaluate Designs
Tahapan
tahapan dimana
dilakukan pengujian dan evaluasi pada prototipe
desain antarmuka yang telah dirancang pada tahapan
sebelumnya. Evaluasi akan dilakukan dengan
menggunakan metode Cognitive Walkthrough. Proses
evaluasi
persentase
tugas
keberhasilan responden dalam melakukan
mencapai 100% dan tidak ada kesalahan. Namun, jika
tahapan ini masih memiliki kekurangan, peneliti akan
melakukan proses iterasi dan melakukan perbaikan
ini merupakan
dianggap
berhasil
jika
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Specify User Requirement
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
1. Studi Literatur
Pengumpulan data dan infromasi mengenai
topik yang berkaitan dengan penelitian menghasilkan 3
buah jurnal penelitian (dari 6 penelitian terkait), dan 2
buah buku yang menjadi pedoman bagi peneliti untuk
melakukan perancangan user interface aplikasi analisis
sentimen berbasis web.
2. Specify the Context of Use
Pada tahapan ini, dilakukan wawancara dengan
subject matter yang berasal dari bagian Unit Kajian
Sains Data di Politeknik Statistika STIS. Subject matter
akan berkontribusi sebagai responden dalam penelitian
ini. Berdasarkan wawancara tersebut, didapatkan user
persona yang akan ditampilkan pada Tabel I di bawah
ini.
Elemen
(1)
Demeographic
Skill Level
Behaviour
Environtment
TABEL I
USER PERSONA
User Persona
(2)
ο· Mahasiswa atau Dosen
ο· Jenis Kelamin : Laki-laki dan
Perempuan
ο· Dapat pengoperasikan komputer atau
laptop
ο· Dapat mengakses internet
ο· Memiliki tingkat pemahaman yang
baik tentang analisis sentimen
ο· Sering mengoperasikan komputer atau
laptop
ο· Sudah sering menggunakan internet
ο· Sudah pernah melakukan analisis
sentimen atau yang sejenisnya
ο· Menggunakan komputer atau laptop
Needs
ο· Membutuhkan aplikasi yang dapat
sekaligus melakukan analisis sentimen,
kelola data, kelola model, dan membuat
dahboard untuk hasil analisis sentimen
ο· Membutuhkan rancangan aplikasi
dengan tampilan yang simpel dan
menarik, namun dapat melakukan
berbagai macam tugas
ο· Membutuhkan rancangan antarmuka
yang mudah dipahami dan mudah
dioperasikan
ο· Membutuhkan rancangan aplikasi yang
tidak membebani memori jangka
panjang dan juga jangka pendek dari
pengguna
Wawancara dilakukan dengan dengan subject
matter pada tahapan sebelumnya. Berikut beberapa
user requirement yang berhasil didatatkan.
TABEL II
USER REQUIREMENT
User Requirement
No.
1. Membuat tampilan yang sederhana dan user friendly
sehingga mudah digunakan
Menggunakan referensi pewarnaan yang di dasari oleh
warna pada logo STIS atau BPS, seperti birudan
sebagainya
Menggunakan font tulisan yang lebih formal
2.
3.
4.
Penggunaan ilutrasi seperti kartun dan sebagainya tidak
terlalu diperlukan
4.
Iterasi 1
a. Produce Design Solution
Perancangan prototipe awal pada
ini didasarkan pada kebutuhan
tahapan
penelitian
pengguna yang didapatkan pada
sebelumnya.
b. Evaluate Designs
pendapat
responden
Setelah melakukan evaluasi dan
meminta
terhadap
prototipe awal ini, tidak terdapat masalah
dalam melakukan tugas yang diberikan kepada
responden. Namun, terdapat beberapa saran
perbaikan yang diberikan oleh reponden terkait
tampilan user interface pada prototipe awal ini.
Daftar tugas dan hasil evaluasi pada iterasi 1
masing- masing ada pada Tabel III dan IV
Berikut merupakan saran perbaikan tersebut.
1) Tata letak layout masih berhimpitan
dan memiliki jarak (space) yang
masih kurang konsisten. Selain itu,
terdapat
tampilan yang kurang
responsif di beberapa halaman.
2) Tidak ada validasi tertentu untuk
melakukan aksi
tertentu seperti
logout dan pesan error yang masih
muncul di halaman tertentu walau
sudah melakukan kegiatan yang
benar.
3) Belum ada deskripsi mengenai
tujuan dan fungsi-fungsi aplikasi
pada halaman utama.
4) Terdapat penilihan warna yang
kurang tepat pada side bar sehingga
tulisan seolah menyatu dengan
background dan gambar logo yang
terpotong pada side bar. Disarankan
untuk membuat desain side bar
yang dapat di munculkan dan juga
dapat di sembunyikan.
5) Perlu menyesuaikan font tulisan
antara top bar dan konten utama
4 / 8
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
TABEL III
DAFTAR TUGAS ITERASI 1
Tugas
Temukan tombol dan halaman registrasi
Temukan tombol login dan lakukan login
Temukan tombol menuju halaman kelola data sentimen
Temukan tombol menuju halaman kelola model
sentimen
Temukan tombol menuju halaman project sentimen
Temukan halaman untuk membuat project baru
Temukan halaman untuk melihat riwayat project dan
dashboard hasil untuk project sentimen 1
Temukan tombol logout
TABEL IV
HASIL EVALUASI ITERASI 1
No.
Tugas
%
Keberhsilan
100%
Jumlah
Kesalahan
0
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
dan
kelola
tombol
Temukan
halaman registrasi
Temukan tombol login dan
lakukan login
Temukan tombol menuju
data
halaman
sentimen
Temukan tombol menuju
halaman
kelola model
sentimen
Temukan tombol menuju
halaman project sentimen
Temukan halaman untuk
membuat project baru
Temukan halaman untuk
melihat riwayat project dan
dashboard
untuk
hasil
project sentimen 1
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Temukan tombol logout
100%
0
0
0
0
0
0
0
5.
Iterasi 2
a. Produce Design Solution
Proses iterasi 2 dilakukan berdasarkan
saran perbaikan pada iterasi 1. Tabel V
menunjukan perubahan yang
terjadi pada
iterasi 2.
b. Evaluate Designs
Tabel VI menampilkan hasil evaluasi
untuk iterasi 2. Berdasarkan hasil evaluasi
tersebut, tahapan iterasi dianggap selesai dan
desain prototipe iterasi 2 menjadu prototipe
final.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
TABEL V
DAFTAR PERUBAHAN PADA ITERASI 2
Perubahan pada Iterasi 1
No.
1.
dimunculkan
Side bar didesain bisa di hide
dan
sesuai
kebutuhan, serta perubahan
warna pada side bar dan top
bar
2.
Penyeseuaian ukuran layout
agar serasi disetiap halaman
3.
Penambahan
penjelasan
manfaat dan tujuan pada
halaman utama
4.
Perubahan ukuran font pada
(dilakukan
top
penyamaran ukuran : 16dp)
bar
5.
Penambahan pesan validasi
ketika akan mencoba logout
Alasan Perubahan
Sesuai dengan saran
dari responden serta
mengatasi
masalah
tampilan tulisan pada
side bar yang warnanya
seolah
menyatu.
Gambar 4 merupakan
perbandingan
antara
side bar baru dan lama
Sesuai dengan saran
perbaikan
di mana
setiap halaman dibuat
memiliki
ukuran
tampilan yang serasi.
Dalam hal
ini batas
konten dengan setiap
ujung layar akan dibuat
sama dengan rincian :
kanan 35dp dan kiri
35dp.
Sesuai dengan saran
perbaikan di mana pada
halaman utama perlu
diberikan
penjelasan
tentang manfaat dan
tujuan aplikasi. Gambar
merupakan
5
antara
perbandingan
halaman
tampilan
utama
lama
dengan yang baru.
Hal ini sesuai dengan
saran perbaikan oleh
responden di mana
untuk
font
ukuran
akun
keterangan
dengan ukuran
font
konten utama berbeda.
Sesuai dengan saran
responden
perbaikan
untuk menambahkan
pesan
atau
validasi
pesan peringatan ketika
akan melakukan logout.
Gambar 6 menunjukan
tampilan pesan validasi
ketika
melakukan
logout
yang
5 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
TABEL VI
DAFTAR TUGAS DAN HASIL EVALUASI ITERASI 2
No.
1.
Tugas
Temukan
membuka side bar
tombol
untuk
%
Keberhsilan
100%
Jumlah
Kesalahan
0
3.
2. Mencoba untuk membuka
dan menutup side bar
Temukan pesan peringatan
ketika menekan login tanpa
mengisi email dan password
Temukan halaman untuk
melakukan
tambah dan
upload data sentimen
Temukan pesan
ketika
logout
validasi
akan melakukan
5.
4.
100%
100%
100%
100%
0
0
0
0
6. Prototipe Final
Final prototipe untuk penelitian ini merupakan
desain prototipe dari iterasi 2. Gambar 4 hingga 13
merupakan desain final dari prototipe sekaligus
perbandingannya dengan prototipe iterasi 1. Gambar 4
merupakan perbandingan desain side bar hasil
perancangan iterasi (kiri) dan iterasi 2 (kanan). Gambar
5 merupakan perbandingan desain halaman utama hasil
perancangan iterasi 1 (atas) dan iterasi 2 (bawah).
Selnjutnya, Gambar 6 merupakan desain pesan
peringatan yang akan muncul ketika melakukan logout.
Gambar 7 hingga 13 adalah desain untuk halaman baru
hasil perancangan iterasi 2.
Gambar 5. Perbandingan Tampilan Halaman Utama
Gambar 6. Tampilan Pesan Peringatan
Gambar 7. Tampilan Halaman Login (Atas) dan Registrasi (Bawah)
Gambar 4. Perbandingan Tampilan Side Bar
Gambar 8. Tampilan Halaman Data Sentimen (Atas) dan Tambah Data
(Bawah)
6 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Gambar 9. Tampilan Halaman Model Sentimen (Atas) dan Tambah Model
(Bawah)
VII.
PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bagian sebelumnya,
Gambar 13. Tampilan Halaman Dashboard
Gambar 10. Tampilan Halaman Project
Gambar 11. Tampilan Halaman Project Baru
berikut kesimpulan yang dapat diambil :
1. Tahapan evaluasi pada iterasi 2 dengan menggunakan
metode evaluasi Cognitive Walkthrough menyatakan
bahwa tidak terdapat masalah pada desain prototipe
yang telah dirancang. Dengan tidak adanya responden
yang gagal pada tahapan iterasi 2, dengan demikian
penelitian dinyatakan selesai sampai dengan iterasi ke 2.
2. Prototipe final merupakan desain yang telah disesuaikan
dengan pengguna dan sudah memiliki tampilan user
interface yang sesuai dan friendly bagi pengguna pada
iterasi ke 2. Hal ini dikarenakan sudah tidak terdapat
masalah dan kesalahan dari
responden dalam
melakukan tugas.
3. Panduan dalam perancangan user interface aplikasi
analisis sentimen berbasis web terbentuk berdasarkan
hasil dari protitipe final. Panduan tersebut dapat
dijadikan acuan pada perancangan user interface dan
pembangunan aplikasi analisis sentimen di masa depan.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, nerikut saran yang dapat
diambil dari penelitian ini :
1. Metode yang digunakan pada penelitian ini merupakan
metode yang di mana peran pengguna merupakan hal
yang sangat penting. Maka dari itu, untuk penelitian
selanjutnya diharapkan responden dapat dipilih dengan
sebaik-baiknya dan sesuai dengan cakupan penelitian
yang diambil.
2. Pada penelitian ini hanya dilakukan perancangan user
interface dengan hasil akhir berupa prototipe dan
pedoman perancangan user interface untuk aplikasi
analisis sentimen berbasis web yang prototipenya hanya
dapat dijalankan dengan menggunakan media Laptop
atau PC saja. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan
dapat melanjutkan penelitian dengan merancang user
interface
dan melakukan
pembangunan aplikasi analisis sentimen berbasis web
berdasarkan pedoman pada penelitian ini.
untuk media
lain
Gambar 12. Tampilan Halaman Riwayat Project
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. E. Brouwer and W. H. Haemers, Spectra of Graphs.
New York:
7 / 8
[1] Pang, B. and L. Lee, βOpinion Mining and Sentiment Analysis,β
Foundation and Trends in Information Retrieval, vol. 2, no. 1-2, pp. 1-135,
2008.
[2] E. Kontopoulos, C. Berberidis, T. Dergiades, and N. Bassiliades,
βOntologi-based Sentiment Analysis of Twitter Posts,β Expert Systems with
Applications, vol. 40, no. 10, pp. 4065-4074, 2013.
[3] Faiqotul H. (2022, 12) Analisis Sentimen adalah: Pengertian, Contoh, Tipe.
https://majoo.id/solusi/detail/analisis-sentimen-
[Online]. Available:
adalah
Apa
[4] Universitas Esa Unggul. (2022, 11) Pengertian Front End dan Back End
Developer,
Available:
Bedanya?.
https://fasilkom.esaunggul.ac.id/pengertian-front-end-dan-back-end-
developer-apa-
bedanya/#:~:text=Jadi%20perbedaan%20antara%20front%20end,sebuah
%20situs%20web%20atau%20aplikasi.
[Online].
[5] Ulinuha, Z., Suakanto, S., & Alam, E. N., βPerancangan User Interface
Aplikasi Web e-Learning untuk Kader Kesehatan dengan Metode User-
Centered Design (UCD),β Jurnal Telematika, vol. 17, no. 1, 2022.
[6] Swasty, W., & Adriyanto, A. R, βDoes color matter on web user interface
design,β CommIT (Communication and Information Technology) Journal,
vol.11, no.1, pp. 17-24, 2017.
[7] Zhang, P., Small, R. V., von Dran, G. M., & Barcellos, S, Websites that
satisfy users: A theoretical framework for web user interface design and
evaluation, In Proceedings of the 32nd Annual Hawaii International
Conference on Systems Sciences, 1999, (pp. 8-pp). IEEE.
[8] Al Ghiffari, A., Darwiyanto, E., & Junaedi, D, βPerancangan Ulang User
Interface Website Politeknik Kesehatan Makassar Menggunakan Metode
User-Centered Design,β eProceedings of Engineering, vol. 6, no. 1, pp.
2291-2341, 01 Apr 2019.
[9] BligΓ₯rd, L. O., & Osvalder, A. L., βEnhanced cognitive walkthrough:
Development of the cognitive walkthrough method to better predict,
identify, and present usability problems,β Advances in Human-Computer
Interaction, vol. 2013, 09 Oct 2013.
[10] Tarang, M., Munir, A., Surasa, H, βOPTIMALISASI DESIGN USER
INTERFACE (UI) APLIKASI HALOPRINT DIGITAL BERBASIS
WEBSITE MENGGUNAKAN METODE USER CENTERED DESIGN
(UCD),β KHARISMA Tech, vol. 17, no.2, pp. 16-29, Sep 2022
[11] T. Lowdermilk, User-centered design: a developer's guide to building user-
friendly applications.. O'Reilly Media, Inc, 2013.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
8 / 8
|
959.121 | [
{
"end": 7934,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 7855,
"text": ""
},
{
"end": 34468,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 34347,
"text": ""
},
{
"end": 7986,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 7943,
"text": "Multi-Criteria\\nDecision Analysis (MCDA) "
}
] | 2023-12-27T15:31:17.027188Z | 37 | 1 | 2023-12-27T15:26:14.003248Z | 18 | Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Pengembangan Indeks Ketahanan Pangan dengan
Citra Satelit Multisumber dan Big Data Geospasial
Lainnya
Studi Kasus: Provinsi Kalimantan Barat
Dwi Karunia Syaputri (221911164, 4SD2)
Dosen Pembimbing: Dr. Eng. Arie Wahyu Wijayanto
Ringkasanβ Ketahanan pangan yang kuat sangat diperlukan
sebagai upaya untuk membentuk sumber daya manusia yang
sehat, aktif dan produktif,
sesuai dengan Sustainable
Development Goals (SDGs), yaitu menghilangkan kelaparan (zero
hunger) pada tahun 2030. Salah satu provinsi yang masuk dalam
prioritas 1-3 (rentan rawan pangan) adalah Provinsi Kalimantan
Barat. Data indeks ketahanan pangan (IKP) resmi Indonesia
dipublikasikan oleh Kementrian Pertanian. Ketersediaan
informasi dari data citra satelit dan big data geospasial
berpotensi menjadi sumber data alternatif untuk pemetaan
estimasi IKP dengan tingkat yang lebih granular, update lebih
cepat, serta murah. Penelitian ini akan melakukan pemetaan
estimasi IKP. Hasil estimasi menggunakan MCDA metod
WSM, korelasi pearson secara berturut-turut antara IKP
resmi dengan aspek ketersediaan, keterjangkauan, dan
-0.49, dan 0.57.
pemanfaatan pangan adalah 0.51,
Pembangunan IKP dengan hasil WSM menggunakan
bobot resmi, didapatkan evaluasi RMSE 4.94, MAE 3.51,
MAPE 0.05, 0.09. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
model machine learning terbaik untuk estimasi IKP adalah
model random forest regression (RFR). Peta Estimasi IKP
agregat kabupaten/kota dengan machine learning memiliki
korelasi pearson 0.13 dengan data IKP resmi dari Kementrian
Pertanian.
aspek
ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, pemanfaatan
pangan dengan data resmi secara berturut-turut adalah 0.6, 0.4,
dan 0.5.
Sedangkan
estimasi
korelasi
untuk
Kata Kunciβ IKP, citra satelit, big data geospasial, machine
learning, MCDA
I. LATAR BELAKANG
Ketahanan pangan merupakan salah satu faktor penting
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan [1]. Ketahanan
pangan selalu menjadi isu strategis dalam pembangunan baik
di tingkat nasional maupun global karena pemenuhan pangan
merupakan hak setiap warga negara yang harus dijamin
kuantitas dan kualitasnya aman dan bergizi. Menurut UU 18
tahun 2012 tentang pangan, ketahanan pangan adalah kondisi
terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan,
yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya aman, beragam, bergizi, merata, dan
terjangkau,
tidak bertentangan dengan agama.,
keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat,
aktif, dan produktif secara berkelanjutan [2]. Berdasarkan
pengertian tersebut, target ketahanan pangan ini adalah
perseorangan (tiap individu), bukan daerah. Hal ini sejalan
dengan tujuan akhir dari pembangunan ketahanan pangan
nasional oleh Food Agriculture Organization (FAO), yaitu
serta
membangun manusia-manusia yang bisa hidup dengan
kualitas hidup yang lebih baik. Ketahanan pangan yang kuat
sangat diperlukan sebagai upaya untuk membentuk sumber
daya manusia yang sehat, aktif dan produktif, bahkan hal
tersebut sejalan dengan upaya pencapaian tujuan kedua dalam
Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu menghilangkan
kelaparan (zero hunger) pada tahun 2030 [3]. Dalam SDGs
poin kedua tersebut, diharapkan segala bentuk kelaparan di
dunia dapat berakhir, sehingga
individu berhak
tiap
mendapatkan akses pangan yang layak [4].
faktor-faktor pendukungnya
Untuk mengetahui tingkat ketahanan pangan suatu wilayah
serta
telah dikembangkan
beberapa indikator dalam bentuk indeks ketahanan pangan [5].
to Combat
Berdasarkan United Nation Convention
Desertification (UNCCD), IKP secara global atau Global
Food Security Index (GFSI) disusun dari 113 negara. Indeks
ketahanan pangan Indonesia
tahun 2021 sebesar 59,2.
Sedangkan, rata-rata keseluruhan skor Global Food Security
Index (GFSI) untuk seluruh 113 negara adalah 60,9 pada
tahun 2021 [6]. Artinya, pada tahun 2021 skor indeks
ketahanan pangan Indonesia masih di bawah rata-rata dunia.
Hal tersebut harus menjadi perhatian bagi Indonesia dalam
peningkatan ketahanan pangan. Di Indonesia, data resmi
indeks ketahanan pangan dipublikasikan oleh Badan
Ketahanan Pangan (BKP), Kementrian Pertanian yang dirilis
tiap tahun dan level terkecilnya pada kabupaten/kota.
Berdasarkan publikasi IKP tahun 2021, rata-rata IKP di
Indonesia berdasarkan 34 provinsi sebesar 72,43. Salah satu
provinsi yang masuk dalam prioritas 1-3 (rentan rawan pangan)
adalah Provinsi Kalimantan Barat, dengan IKP 71,32. Daerah
yang masuk dalam prioritas 1-3 perlu mendapatkan perhatian
khusus oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah [3].
Beberapa kabupaten di Kalimantan Barat berbatasan langsung
dengan Malaysia. Kawasan perbatasan identik dengan kondisi
tingkat kesejahteraan
wilayah yang
masyarakat yang rendah, serta kurangnya aksesibilitas sarana
atau prasarana dasar. Sektor pertanian di daerah perbatasan
Indonesia khususnya yang berada di Kalimantan Barat
memiliki potensi di sektor pertanian untuk dikembangkan,
terutama dalam
namun
aksesibilitas dan tingginya biaya pertanian. Faktanya, laporan
Badan Pusat Statistik (2018) menyebutkan bahwa Kalimantan
Barat memiliki potensi atas kerawanan pangan di Indonesia.
Situasi ini berkorelasi erat dengan banyaknya alih fungsi lahan
sering menghadapi
tantangan
terpencil,
terisolir,
1 / 9
yang bermula dari tanaman pangan menjadi areal perkebunan
kelapa sawit [26].
dari
berasal
pangan
ketahanan
Pemerintah harus bisa mengeluarkan kebijakan yang sesuai
dalam menangani bahkan mencegah kerentanan pangan di
suatu wilayah. Data indeks ketahanan pangan yang cepat dan
granular sangat dibutuhkan untuk membuat kebijakan sedini
mungkin. Saat ini, data yang digunakan untuk membangun
indeks
berbagai
kementrian/lembaga, di mana data tersebut didapatkan melalui
survei rumah tangga di lapangan. Pengumpulan data dengan
metode saat ini memiliki keterbatasan seperti pelaksanaan
yang memakan waktu lama, mahal, serta cakupan yang
terbatas. Ketersediaan informasi dari data citra satelit dan big
data geospasial berpotensi untuk melengkapi keterbatasan data
indeks ketahanan pangan yang ada. Informasi ketahanan
pangan yang akurat, komprehensif, dan tertata dengan baik
untuk memberikan informasi kepada para pembuat keputusan
dalam pembuatan program dan kebijakan tentang ketahanan
pangan [10]. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
pemanfaatan machine learning [17] dan pemanfaatan multi-
criteria decision analysis (MCDA) [27] dapat digunakan
dalam estimasi pencapaian ketahanan pangan. Berdasarkan
hasil kajian literatur, penelitian ini merupakan studi pertama
indeks ketahanan pangan di
yang mengembangkan
Kalimantan Barat menggunakan citra satelit multi-sumber dan
big data geospasial dengan machine learning dan MCDA.
Hasil yang diperoleh diharapkan dapat mendukung data
indeks ketahanan pangan resmi demi pemantauan dan evaluasi
indeks ketahanan pangan di Indonesia yang lebih baik.
II. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan sebagai
berikut.
1. Mengidentifikasi kondisi dari
indikator
ketahanan pangan Provinsi Kalimantan Barat dengan
multisumber penginderaan
jauh dan big data
geospasial.
setiap
2. Membangun indeks ketahanan pangan spasial di
Provinsi Kalimantan Barat dengan Multi-Criteria
Decision Analysis (MCDA) menggunakan citra
satelit multi-sumber dan big data geospasial.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
3. Membangun model machine learning untuk estimasi
IKP wilayah Kalimantan Barat menggunakan citra
satelit multi-sumber dan big data geospasial.
4. Melakukan pemetaan estimasi IKP Kalimantan Barat
pada skala granular yang lebih detail (grid 2,5 km).
5. Membangun dashboard interaktif hasil pemetaan
estimasi IKP level grid 2,5 km.
III. PENELITIAN TERKAIT
Untuk penelitian pengembangan
IKP menggunakan
gabungan citra satelit multi-sumber dan big data geospasial di
Indonesia masih belum dilakukan. Penelitian terkait, namun
masih menggunakan cara konvensional pernah dilakukan oleh
Dewi Aprilia Ajeng Lestari, dkk, pada tahun 2018 [10],
dengan skoring pembobotan menggunakan AHP (Analytical
Hierarchy Process). Selanjutnya, penelitian oleh Sahdan
Muizzu, dkk, pada tahun 2022 [11], menggunakan metode
principal component analysis (PCA). Penelitian yang sudah
menggunakan remote sensing dilakukan oleh Riantini Vitriana,
dkk, pada tahun 2022, namun masih terbatas pada beberapa
aspek saja [4]. Selain itu, terdapat penelitian yang dilakukan
oleh Shuzhu Shi, et al.[1], yang bertujuan untuk evaluasi
komprehensif ketahanan pangan di
tingkat nasional.
Berdasarkan studi
literatur, ditemukan penelitian yang
memanfaatkan citra satelit dan big data geospasial untuk studi
kasus kemiskinan [7],[12]. Dengan memanfaatkan informasi
dari berbagai literatur, peneliti akan mengadopsi beberapa
metode yang sesuai dengan skripsi ini untuk dikombinasikan.
Oleh karena itu, penelitian ini merupakan studi pertama yang
mengembangkan indeks ketahanan pangan di Kalimantan
Barat menggunakan citra satelit multi-sumber dan big data
geospasial dengan machine learning dan MCDA.
IV. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Indikator IKP dan Data Alternatif yang
Diusulkan
Pada Tabel II dapat dilihat data resmi indikator-indikator
IKP dan usulan data alternatif untuk membangun IKP.
TABEL I
DATA RESMI IKP DAN USULAN DATA IKP
Aspek
Data Resmi IKP
Indikator
Sumber
Data
Sumber
Data
Resolusi
Spasial
Usulan Data IKP
Variabel
Band yang
Digunakan
Referensi
Ketersediaan
Pangan
Rasio konsumtif normatif
per kapita terhadap produksi
bersih padi, jagung, ubi
jalar, ubi kayu, serta stok
beras pemerintah daerah
BPS dan
Kementrian
Pertanian
Sentinel-2
10 m
Normalized Difference
Drought Index (NDDI)
B4 (Red), B8 (NIR),
and B11 (SWIR 1)
Kelembapan Tanah
B4 (Red), B8 (NIR),
and B11 (SWIR 1)
Normalized Difference
Vegetation Index
(NDVI)
B4 (Red) and B8
(NIR)
[8]
[4]
[4]
NASA
SRTM
30m
elevasi
slopes
elevation
[13]
2 / 9
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Aspek
Data Resmi IKP
Indikator
Sumber
Data
Persentase rumah tangga
tanpa akses listrik
SUSENAS
- BPS
Sumber
Data
NOAA-
VIIRS
Sentinel-2
WorldPop
Resolusi
Spasial
750m
10 m
1km
Usulan Data IKP
Variabel
Nighttime Light
Intensity (NTL)
Built-Up Index (BUI)
Population Density
Keterjangkauan
Pangan
Persentase penduduk yang
hidup di bawah garis
kemiskinan
Persentase rumah tangga
dengan proporsi
pengeluaran untuk pangan
lebih dari 65% terhadap
total pengeluaran
SUSENAS
- BPS
Facebook /
Meta
2.4km
Relative Wealth Index
(RWI)
Band yang
Digunakan
Average DNB
Radiance Values
(avg_rad)
B4 (Red), B8 (NIR),
and B11 (SWIR 1)
-
The distance from
the center of the grid
is 2.5 km x 2.5 km
to the nearest point
Referensi
[14]
[9]
[15]
[16]
Rata-rata lama sekolah
perempuan di atas 15 tahun
SUSENAS
- BPS
Wilkerstat -
BPS
points
Pemanfaatan
Pangan
Rasio jumlah penduduk per
tenaga kesehatan terhadap
tingkat kepadatan penduduk
Persentase balita dengan
tinggi badan di bawah
standar (stunting)
Kementrian
Kesehatan Wilkerstat -
BPS
points
POI Distance Fasilitas
Pendidikan
Jarak dari tengah
grid 2.5 km x 2.5
km ke point terdekat
POI Density Fasilitas
Pendidikan
Jumlah point di grid
2.5 km x 2.5 km
POI Distance Fasilitas
Kesehatan
Jarak dari tengah
grid 2.5 km x 2.5
km ke point terdekat
[7], [12]
POI Density Fasilitas
Kesehatan
Jumlah point di grid
2.5 km x 2.5 km
Angka harapan hidup pada
saat lahir
Persentase rumah tangga
tanpa akses ke air bersih
SUSENAS
- BPS
SUSENAS
- BPS
B. Pengumpulan dan Persiapan Data
Penelitian ini diawali dengan pengumpulan seluruh data
berdasarkan sumber masing-masing seperti di Tabel I.
Preprocessing data citra satelit Sentinel-2, dimulai dengan
cloud pixel percentage sebesar 25%, kemudian median
reducing untuk mendapatkan nilai median yang mewakili citra
satelit dalam satu tahun. Untuk data NTL, data yang
terkumpul telah dikoreksi tutupan awan menggunakan produk
VIIRS Cloud Mask (VCM). Dilakukan clipping data citra
satelit, kemudian diagregasi ke level grid 2.5 km x 2.5 km
menggunakan
fitur Zonal Statistics di aplikasi QGis.
Preprocessing big data geospasial berbeda dengan data citra
satelit. Data RWI dari HDE serta POI infrastruktur desa
berupa point, dilakukan clipping serta diagregasi level grid 2.5
km x 2.5 km dengan menghitung jarak euclidean titik tengah
grid 2.5 km x 2.5 km ke point terdekat, serta untuk POI
dilakukan juga perhitungan POI density. Data kepadatan
penduduk dari WorldPop berupa raster, sehingga langsung
dilakukan clipping dan diagregasi level grid 2.5 km x 2.5 km
menggunakan fitur Zonal Statistics di aplikasi QGIS.
Penelitian ini menggunakan level grid 2.5 km karena data
usulan alternatif yang digunakan memiliki resolusi spasial
ini
paling besar 2.4 km, oleh karena
menggunakan level grid 2.5 km agar seluruh data usulan
alternatif dapat diintegrasi. Berdasarkan uraian pada latar
itu, penelitian
-
belakang, semain kecil level penyajian IKP maka semakin
baik pemerintah dapat membuat kebijakan yang sesuai.
level
Data resmi IKP hanya tersedia di level kabupaten/kota.
Untuk mendapatkan data pada
lebih kecil, yaitu
kecamatan, dilakukan broad area rasio estimator (BARE).
Auxilary variabel yang digunakan untuk aspek ketersediaan
pangan adalah rasio luas sawah terhadap jumlah penduduk
wilayah tahun 2015 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik
(BPS). Dengan asumsi proporsi data resmi dan auxiliary
variabel sama. BARE diaplikasikan menurut formula berikut.
Μ
(1)
Di mana, Μ : aspek ketersediaan pangan kecamatan
kabupaten tahun 2021; : luas lahan sawah
kecamatan kabupaten tahun 2015; : jumlah
penduduk
2015;
: luas lahan sawah kabupaten tahun 2015;
: jumlah penduduk kabupaten tahun 2015; :
aspek ketersediaan pangan kabupaten tahun 2021.
kabupaten
kecamatan
tahun
Aspek keterjangkauan pangan menggunakan auxilary
variabel rasio penduduk miskin terhadap jumlah penduduk
wilayah tersebut tahun 2015, dengan formula BARE sebagai
berikut.
3 / 9
(2)
Μ
Di mana, Μ : aspek keterjangkauan pangan kecamatan
kabupaten/kota tahun 2021; : jumlah penduduk miskin
di kecamatan kabupaten/kota tahun 2015
(PBDT
2015);
kabupaten/kota tahun 2020 (SUSENAS 2020); : jumlah
penduduk miskin kabupaten/kota tahun 2015 (PBDT 2015);
: jumlah penduduk kabupaten/kota tahun 2020
(SUSENAS 2020); : aspek ketersediaan pangan kabupaten
tahun 2021.
jumlah penduduk kecamatan
:
)
Aspek pemanfaatan menggunakan auxilary variabel
jumlah rasio total jumlah fasilitas kesehatan dan fasilitas
pendidikan (mulai dari SMP sederajat sampai dengan
perguruan tinggi sederajat) terhadap jumlah penduduk di
wilayah tersebut tahun 2020.
Μ (
Di mana, Μ
i
kabupaten/kota j; : jumlah penduduk kecamatan
kabupaten/kota tahun 2020; : jumlah penduduk
kabupaten/kota tahun 2020; = jumlah fasilitas
kesehatan dan fasilitas pendidikan (SMP-Universitas) di
kecamatan i kabupaten/kota j; = jumlah fasilitas
kesehatan dan fasilitas pendidikan (SMP-Universitas) di
kabupaten/kota j; = Aspek pemanfaatan kabupaten/kota j.
= Aspek pemanfaatan kecamatan
(3)
Selanjutnya, untuk membangun IKP yang terdiri dari
aspek ketersediaan pangan, aspek keterjangkauan pangan, dan
aspek pemanfaatan pangan, dibangun BARE dengan formula
sebagai berikut.
Μ (
) (
) (
) (4)
Keterangan pada formula sama seperti yang telah dijelaskan
pada BARE tiap aspek.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
C. Multi Criteria Decision Analysis (MCDA)
Perhitungan Indeks Ketahanan Pangan dengan MCDA
menggunakan Weight Sum Model (WSM) dengan penimbang
Pearson Correlation Weight tiap variabel citra satelit dan
geospasial big data pada indikator yang bersesuaian.
β
Dengan adalah hasil indeks pada grid ke-j, adalah
penimbang indikator ke-I, dan adalah indikator ke-i level
grid ke-j. Evaluasi hasil pemetaan sama seperti metode
machine learning.
(5)
D. Machine Learning dan Evaluasi
Pemetaan pada penelitian
ini dilakukan dengan
membangun model machine learning pada level kecamatan,
dilanjutkan dengan pemilihan model terbaik untuk melakukan
estimasi data level grid 2.5 km. Model yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Random Forest Regression (RFR) [17],
Decision Tree Regression (DTR) [18], Support Vector
Regression (SVR) [19], Gradient Boosting Regression (GBR)
[20], serta Multi Layer Perceptron (MLP) [21]. Model
dievaluasi menggunakan root mean squared error (RMSE)
[22], mean absolute percentage error (MAPE) [23], dan mean
absolute error (MAE) [24]. Selanjutnya estimasi pemetaan
IKP ini akan dievaluasi di level kabupaten/kota menggunakan
RMSE, MAPE, MAE, R-square [25], adjusted R-Square [25],
serta dihitung korelas pearson hasil estimasi dengan data
resmi IKP.
V. KERANGKA PIKIR
Berikut merupakan
rancangan kerangka pikir dari
penelitian yang akan dilakukan.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Identifikasi Variabel Citra Satelit Multi-Sumber dan
Big Data Geospasial
Berdasarkan hasil visualisasi
tiap variabel, diambil
tiap variabel untuk dilakukan
beberapa sampel area
pengecekan wilayah menggunakan google maps dan google
earth. Citra satelit dan big data geospasial dapat dilihat
4 / 9
tinggi defisit pada wilayah
kontribusinya pada tiap indikator dari aspek indeks ketahanan
pangan untuk diidentifikasi apakah variabel tersebut bisa
menjadi sumber data alternatif untuk membangun indeks
ketahanan pangan. Aspek ketersediaan pangan menggunakan
variabel NDVI, NDDI, kelembapan tanah, elevasi, dan slope
yang memberikan kontribusi negatif pada indikator rasio
konsumtif normatif per kapita terhadap produksi bersih.
Artinya, semakin tinggi nilai variabel tersebut, semakin
rendah nilai indikatornya. Hal tersebut sesuai dengan teori
pada publikasi IKP oleh kementrian pertanian, semakin tinggi
range rasio konsumsi normatif per kapita terhadap produksi
tersebut.
bersih semakin
Sebaliknya, semakin rendah nilai grid artinya surplus semakin
tinggi. NDVI digunakan untuk mengidentifikasi
tingkat
vegetasi di suatu daerah. Berdasarkan studi literatur, NDVI ini
sudah terbukti dapat memprediksi produktivitas sawah sebagai
penghasil beras, di mana keseimbangan antara produksi dan
permintaan pangan perlu diperhatikan agar ketahanan pangan
tercapai[8]. Pada
telah dibuktikan bahwa
lain,
penerapan NDVI dapat digunakan secara efektif untuk
menginformasikan peringatan dini ketahanan pangan.
Selanjutnya, variabel NDDI dan kelembapan tanah. NDDI
digunakan untuk mengidentifikasi kekeringan tanah [4] Di
Indonesia, kejadian kekeringan terjadi hampir setiap tahun
yang menyebabkan penurunan produksi pertanian yang
signifikan. Selain itu, ketersediaan pangan juga dipengaruhi
posisi geografis wilayah sehingga diperlukan variabel elevasi
literatur
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
dan slope, di mana pada penelitian sebelumnya dijelaskan
bahwa lahan dengan topografi tinggi dan miring rentan
terhadap bencana longsor.
Aspek keterjangkauan pangan didekati dengan variabel
NTL, BUI, dan population density di mana ketiga variabel
tersebut juga memberikan kontribusi negatif pada indikator
yang bersesuaian, serta digunakan variabel RWI untuk
mengidentifikasi kemiskinan. NTL dapat merekam cahaya di
permukaan bumi untuk memperkirakan akses listrik di suatu
daerah [14]. BUI digunakan untuk mendeteksi sebaran serta
tingkat kepadatan bangunan di suatu wilayah [9].
Aspek pemanfaatan pangan menggunakan variabel POI
distance dan density untuk fasilitas pendidikan dan fasilitas
kesehatan yang memberikan kontribusi positif terhadap aspek
pemanfaatan pangan. Artinya, semakin tinggi nilai POI
distance dan density, maka semakin baik aksesibilitas wilayah
tersebut ke fasiltas pendidikan dan kesehatan.
B. Perhitugan IKP dengan MCDA
Penghitungan IKP dengan MCDA metode weighted sum
model (WSM) menggunakan hasil korelasi sebagai bobot.
Pada Tabel III disajikan hasil analisis korelasi tiap variabel
pada level kabupaten/kota dengan indikator yang bersesuaian.
Aspek
Indikator
Variabel
Korelasi Pearson
Keeratan
Arah Hubungan
TABEL II
HASIL ANALISIS KORELASI VARIABEL DAN INDIKATOR LEVEL KABUPATEN/KOTA
NDVI
NDDI
-0.929544116
Sangat Kuat
-0.996920531
Sangat Kuat
Kelembapan Tanah
-0.922443423
Sangat Kuat
Elevasi
Slope
NTL
BUI
-0.584077362
-0.521982506
-0.416458983
Sedang
Sedang
Sedang
-0.16824976
Sangat Lemah
Population Density
-0.321453734
0.46248759
Lemah
Sedang
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Positif
Ketersediaan
Pangan
Rasio konsumtif normatif per kapita
terhadap produksi bersih padi,
jagung, ubi jalar, ubi kayu, serta
stok beras pemerintah daerah
Keterjangkauan
Pangan
Persentase rumah tangga tanpa
akses listrik
Persentase penduduk yang hidup di
bawah garis kemiskinan
Persentase rumah tangga dengan
proporsi pengeluaran untuk pangan
lebih dari 65% terhadap total
pengeluaran
Rata-rata lama sekolah perempuan
di atas 15 tahun
Pemanfaatan
Pangan
Rasio jumlah penduduk per tenaga
kesehatan terhadap tingkat
kepadatan penduduk
Persentase balita dengan tinggi
badan di bawah standar (stunting)
RWI
RWI
POI Distance Fasilitas
Pendidikan
POI Density Fasilitas
Pendidikan
POI Distance Fasilitas
Kesehatan
POI Density Fasilitas
Kesehatan
POI Distance Fasilitas
Kesehatan
POI Density Fasilitas
Kesehatan
0.302853407
Lemah
Positif
-0.579768162
Sedang
Negatif
0.842503871
Sangat Kuat
0.82648742
Sangat Kuat
Positif
Positif
-0.679676298
Kuat
Negatif
0.523551118
-0.610464419
Sedang
Kuat
Positif
Negatif
5 / 9
Aspek
Indikator
Variabel
Korelasi Pearson
Keeratan
Arah Hubungan
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Angka harapan hidup pada saat
lahir
POI Distance Fasilitas
Kesehatan
POI Density Fasilitas
Kesehatan
0.257771907
-0.253629468
-
Lemah
Lemah
Positif
Negatif
Persentase rumah tangga tanpa
akses ke air bersih
Baris tabel yang di highlight dengan warna biru muda
merupakan variabel serta korelasi pearson yang digunakan
sebagai bobot. Weighted-sum model akan diaplikasikan pada
level grid 2.5 km.
Selanjutnya, dilakukan validasi deskriptif pada hasil
pemetaan estimasi IKP tiap aspek dengan mengambil 2 titik
acak untuk masing-masing aspek maupun IKP (komposit)
untuk diidentifikasi kondisi geografis serta keadaan spasial
wilayahnya dengan bantuan Google Maps dan Google Earth.
1. Aspek Ketersediaan Pangan
Pada gambar 9 dapat dilihat visualisasi hasil pemetaan
estimasi IKP aspek ketersediaan pangan menggunakan
MCDA metode WSM.
Gambar 2. Visualisasi IKP Aspek Ketersediaan Pangan
Menggunakan WSM
Pada visualisasi, terlihat untuk aspek ketersediaan
pangan, grid dengan nilai rendah cenderung merupakan lahan
hijau, seperti sawah, hutan, dll. Sedangkan grid dengan nilai
tinggi cenderung merupakan bangunan rumah. Hal tersebut
sesuai dengan teori pada publikasi IKP oleh kementrian
pertanian, semakin tinggi range rasio konsumsi normatif per
kapita terhadap produksi bersih semakin tinggi defisit pada
wilayah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah nilai grid
artinya surplus semakin tinggi.
2. Aspek Keterjangkauan Pangan
Pada gambar 10 dapat dilihat visualisasi hasil pemeteaan
estimasi IKP aspek keterjangkauan pangan menggunakan
MCDA metode WSM.
Gambar 3. Visualisasi IKP Aspek Keterjangkauan Pangan
Menggunakan WSM
Pada aspek keterjangkauan pangan, grid dengan nilai
rendah cenderung merupakan daerah bangunan yang artinya
keterjangkauan pangan wilayah tersebut baik. Sedangkan grid
dengan nilai
tinggi cenderung merupakan daerah non
pemukiman yang artinya keterjangkauan pangan buruk.
3. Aspek Pemanfaatan Pangan
Gambar 4. Visualisasi IKP Aspek Pemanfaatan Pangan
Menggunakan WSM
Pada aspek pemanfaatan pangan, semakin tinggi nilai
grid, semakin baik pemanfaatan pangan di wilayah tersebut,
dan sebaliknya.
IKP per aspek dengan metode weighted-sum model
diagregasi ke level kabupaten/kota untuk dilakukan evaluasi
numerik menggunakan RMSE,MAE,MAPE, , Adjusted ,
dan korelasi pearson dengan data resmi.
TABEL III
HASIL EVALUASI NUMERIK IKP PER ASPEK DENGAN MCDA METODE WSM
R
(Pearson)
RMSE MAE MAPE
Adj
R2
Aspek
R2
4.21
0.18
0.26
8.68
3.28
0.13
11.58
Ketersediaan
Pangan
Keterjangkauan
Pangan
Pemanfaatan
Pangan
Setelah membangun indeks ketahanan pangan tiap aspek,
secara komposit
dibangun
menggunakan bobot resmi IKP dari Kementrian Pertanian.
indeks ketahanan pangan
-0.49
0.04
0.09
0.51
0.57
0.18
0.15
4.84
0.10
0.23
6.24
TABEL IV
BOBOT RESMI IKP
Aspek
Bobot
Ketersediaan Pangan
Keterjangkauan Pangan
Pemanfaatan Pangan
0.3
0.3
0.4
Hasil pemetaan estimasi IKP (komposit) dapat dilihat pada
Gambar 12.
6 / 9
Gambar 5. Visualisasi IKP (Komposit) Menggunakan WSM
Berdasarkan estimasi IKP yang telah dibuat, dilakukan
evaluasi numerik hasil pemetaan estimasi IKP tersebut di level
kabupaten/kota. Didapatkan hasil RMSE 4.94, MAE 3.51,
MAPE 0.05, 0.09, dan adjusted R-square 0.01
dan korelasi pearson -0.3.
C. Hasil Broad Area Ratio Estimator (BARE)
Untuk membangun model estimasi dengan machine
learning, diperlukan data yang
lebih banyak, sehingga
variabel independen dan variabel dependen diagregasi ke level
kecamatan. Hasil BARE secara berturut-turut antara aspek
ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, pemanfaatan
pangan, serta nilai komposit indeks IKP terhadap data
resminya masing-masing sebesar 0.75, 0.45, 0.93, dan 0.3.
Pada Gambar 6 dapat dilihat visualisasi BARE tiap aspek dan
BARE komposit untuk IKP.
a) BARE Aspek Ketersediaan Pangan
b) BARE Aspek Keterjangkauan Pangan
c) BARE Aspek Pemanfaatan Pangan
d) BARE IKP
Gambar 6. Peta Estimasi Aspek Ketersediaan Pangan, Aspek
Keterjangkauan Pangan, Aspek Pemanfaatan Pangan, dan IKP
Level Kecamatan Menggunakan BARE
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
D. Hasil Pembangunan Model Machine Learning
Pada penelitian
ini, model machine
learning yang
digunakan yaitu RFR, DTR, SVR, GBR, dan MLP. Seluruh
proses pelatihan model menggunakan data tingkat kecamatan
dengan total 70% data pelatihan dan 30% data pengujian.
Pemilihan parameter/hyperparameter dalam pengembangan
model machine learning menggunakan grid search dengan
evaluasi cross-validation 10 kali lipat dan random_state = 0.
Untuk menentukan model terbaik digunakan evaluasi RMSE,
MAE, dan MAPE, seperti yang dijelaskan pada bagian
metodologi. Evaluasi masing-masing model tiap aspek dan
IKP dapat dilihat pada Tabel III-V.
TABEL V
HASIL EVALUASI MODEL MACHINE LEARNING ASPEK KETERSEDIAAN PANGAN
Model
RMSE MAPE MAE
Random Forest Regression (RFR)
Decision Tree Regression (DTR)
Support Vector Regression (SVR)
Gradient Boosting Regression (GBR)
Multi Layer Perceptrons (MLP)
20.60
22.01
23.04
21.76
21.15
0.69
0.74
0.69
0.72
0.75
17.07
18.18
18.89
17.91
17.37
TABEL VI
HASIL EVALUASI MODEL MACHINE LEARNING ASPEK KETERJANGKAUAN
PANGAN
Model
RMSE
MAPE MAE
Random Forest Regression (RFR)
Decision Tree Regression (DTR)
Support Vector Regression (SVR)
Gradient Boosting Regression (GBR)
Multi Layer Perceptrons (MLP)
22.41
22.06
20.69
24.36
29.98
1.24
1.22
1.09
1.34
0.62
17.94
17.81
17.07
19.29
23.75
TABEL VII
HASIL EVALUASI MODEL MACHINE LEARNING ASPEK PEMANFAATAN PANGAN
Model
RMSE
MAPE MAE
Random Forest Regression (RFR)
Decision Tree Regression (DTR)
Support Vector Regression (SVR)
Gradient Boosting Regression (GBR)
Multi Layer Perceptrons (MLP)
23.54
20.79
21.62
22.95
24.82
0.31
0.27
0.27
0.29
0.32
18.29
15.65
16.33
17.51
19.08
TABEL VIII
HASIL EVALUASI MODEL MACHINE LEARNING INDEKS KETAHANAN PANGAN
Model
RMSE
MAPE MAE
Random Forest Regression (RFR)
Decision Tree Regression (DTR)
Support Vector Regression (SVR)
Gradient Boosting Regression (GBR)
Multi Layer Perceptrons (MLP)
28.00
27.84
34.44
32.39
41.82
0.86
0.97
0.73
0.87
0.87
21.41
22.59
25.68
25.26
37.19
Berdasarkan hasil evaluasi model machine learning pada
Tabel V-VIII, baris yang diberi highlight warna merupakan
model estimasi terbaik yang dipilih.
7 / 9
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
E. Penyusunan Peta Estimasi Indeks Ketahanan Pangan yang
Lebih Granular Hasil Model Terbaik Machine Learning
Penyusunan peta estimasi aspek ketersediaan pangan
menggunakan hasil model machine learning terbaik dan peta
estimasi validasi terbaik yaitu random forest regression
(RFR), aspek keterjangkauan pangan menggunakan multi
layer perceptron
(MLP), aspek pemanfaatan pangan
menggunakan decision tree regression (DTR), serta estimasi
IKP menggunakan model machine learning random forest
regression (RFR). Berikut adalah peta estimasi tiap aspek
pada level grid 2.5 km x 2.5 km pada Gambar 7 dan estimasi
IKP level grid 2.5 km x 2.5 km pada Gambar 8.
Gambar 7. Peta Estimasi Aspek Ketersediaan Pangan; Peta Estimasi Aspek Keterjangkauan Pangan; Peta Estimasi Aspek
Pemanfaatan Pangan Level Grid 2.5 km dengan Model Machine Learning Terbaik
Gambar 8. Peta Estimasi IKP Level Grid 2.5 km dengan RFR
Berdasarkan estimasi IKP yang telah dibuat, dilakukan
evaluasi numerik hasil pemetaan estimasi IKP tersebut di level
kabupaten/kota. Sejatinya, diperlukan evaluasi level grid 2.5
km x 2.5 km. Namun, dikarenakan data resmi IKP hanya di
level kabupaten/kota, maka akan dilakukan evaluasi hasil
estiamsi IKP yang diagregat ke
level Kabupaten/Kota.
Didapatkan hasil evaluasi pada Tabel IX.
TABEL IX
HASIL EVALUASI ESTIMASI INDEKS KETAHANAN PANGAN
Model
RMSE MAPE MAE
Adj
Aspek Ketersediaan
Pangan
Aspek
Keterjangkauan
0.93
0.11
6.96
0.52
0.47
4.18
0.04
3.11
0.19
0.11
Model
Pangan
RMSE MAPE MAE
Adj
Aspek Pemanfaatan
Pangan
IKP
5..43
4.73
0.08
0.05
4.13
3.44
0.42
0.05
0.36
0.05
F. Dashboard Interaktif
Dashboard interaktif telah dibangun untuk memudahkan
interaktif.
pembaca melihat hasil estimasi IKP secara
Tampilan dashboard dapat dilihat pada Gambar 9. Dashboard
interaktif pemetaan estimasi IKP dengan RFR di Provinsi
8 / 9
Kalimantan Barat
dikunjungi melalui
dapat
https://s.stis.ac.id/Indeks_Ketahanan_Pangan_Kalbar .
tautan
Gambar 9. Dashboard Interaktif Pemetaan Estimasi IKP
dengan RFR
Pada dashboard, pengguna dengan mudah dapat mengetahui
kondisi ketahanan pangan pada level yang lebih granular,
yaitu 2,5 km. Dashboard menampilkan informasi berupa id
grid, nilai estimasi IKP, nilai estimasi aspek ketersediaan
pangan, estimasi aspek keterjangkauan pangan, estimasi aspek
pemanfaatan pangan, kecamatan, dan kabupaten.
VII.
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan
bawha dari tujuan 1, IKP dapat diidentifikasi dengan data
alternatif, yaitu pada aspek ketersediaan pangan dengan data
NDVI, NDDI, soil moiture, elevasi, dan slope. Aspek
keterjangkauan pangan dengan NTL, BUI, population density,
dan RWI. Serta aspek pemanfaatan pangan dengan POI
distance dan POI density untuk fasilitas pendidikan dan
fasilitas kesehatan. Dari tujuan 2, telah dilakukan perhitungan
estimasi indeks ketahanan pangan level grid 2,5 km per aspek
menggunakan MCDA metode WSM.
Selanjutnya,
berdasarkan tujuan 3, model machine learning terbaik untuk
melakukan estimasi pemetaan IKP level yang lebih granular
adalah RFR, dengan RMSE 28.00, MAPE 0.86, dan MAE
21.41. Dari tujuan 4, dibangun pemetaan estimasi IKP. Hasil
estimasi menggunakan MCDA metode WSM, untuk aspek
ketersediaan pangan memiliki RMSE 11.58, MAE 8.68,
MAPE 0.13, 0.26, Adj 0.18, serta korelasi pearson
0.51. Aspek keterjangkauan pangan RMSE 4.21, MAE 3.28,
MAPE 0.04, 0.18, Adj 0.10, serta korelasi pearson -
0.49. Aspek pemanfaatan pangan memiliki RMSE 6.24, MAE
4.84, MAPE 0.09, 0.23, Adj 0.15, serta korelasi pearson
0.57. Untuk pembangunan IKP berdasarkan hasil WSM
tersebut menggunakan bobot resmi, didapatkan RMSE 4.94,
MAE 3.51, MAPE 0.05, 0.09, dan adjusted R-
square 0.01 dan korelasi pearson -0.3. Sedangkan hasil
pemetaan estimasi IKP agregat kabupaten/kota metode
machine learning memiliki evaluasi RMSE 4.73, MAE 3.44,
MAPE 0.05, 0.05, dan adjusted R-square 0.05.
Untuk aspek ketersediaan pangan memiliki evaluasi RMSE
0.93, MAPE 0.11, MAE 6.96, 0.54 dan 0.47.
Aspek keterjangkauan pangan memiliki evaluasi RMSE 4.18,
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
MAPE 0.04, MAE 3.11, 0.52, Adj 0.11. Serta, aspek
pemanfaatan pangan memiliki evaluasi RMSE 5.43, MAPE
0.08, MAE 4.13, 0.42, dan Adj 0.36. Berdasarkan
tujuan 5, hasil estimasi pemetaan IKP dapat ditampilkan
dalam bentuk dashboard interaktif.
Bagi penelitian selanjutnya, dapat melakukan eksplorasi
sumber data citra satelit dan big data geospasial lain yang
dapat digunakan untuk mengestimasi IKP, serta dapat
mengimplementasikan model pada wilayah provinsi lain di
Indonesia. Bagi stakeholder, hasil estimasi pemetaan indeks
ketahanan pangan yang diperoleh dari penelitian
ini
berpotensi untuk diintegrasikan dengan data resmi IKP, serta
model yang dibangun berpotensi digunakan dalam pemetaan
estimasi IKP di Kalimantan Barat di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
Shi, S., Ye, Y., & Xiao, R. (2022). Evaluation of Food Security Based on Remote Sensing DataβTaking
Egypt as an Example. Remote Sensing, 14 (12), 2876.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Jakarta.
Ketersediaan, P., & Pangan, K. Indeks Ketahanan Pangan 2021.
Virtriana, R., Riqqi, A., Anggraini, T. S., Fauzan, K. N., Ihsan, K. T. N., Mustika, F. C., ... & Wikantika, K.
(2022). Development of Spatial Model for Food Security Prediction Using Remote Sensing Data in West Java,
Indonesia. ISPRS International Journal of Geo-Information, 11(5), 284.
Zamrodah, Y. (2020). Penyusunan Indeks Ketahanan Pangan Kabupaten Probolinggo. Jurnal Ilmiah Sosio
Agribis, 20 (2).
The Economics Group. (2021). Global Food Security Index 2021.
Putri, S. R., Wijayanto, A. W., & Permana, S. (2023). Multi-source satellite imagery and point of interest data
for poverty mapping in East Java, Indonesia: Machine learning and deep learning approaches. Remote Sensing
Applications: Society and Environment, 29, 100889.
Berd, I., Ekaputra, E. G., Yanti, D., & Stiyanto, E. (2022, July). The use of the NDVI algorithm in predicting
the productivity of rice fields of Talang District of Solok Regency. In IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science (Vol. 1059, No. 1, p. 012004). IOP Publishing.
Saipova, B. (2021). Using Geospatial Technologies to Detect and Monitor Changes in Land Cover and Land
Management. CENTRAL ASIAN JOURNAL OF MATHEMATIC THEORY AND COMPUTER SCIENCES,
2 (11), 103-111.
[10] Lestari, D. A. A., Martianto, D., & Tanziha, I. (2018). Pengembangan indeks ketahanan pangan dan gizi
tingkat Kabupaten di Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 2(1), 62-76.
[11]
[12]
[13]
Sinaga, S., Baliwati, Y. F., & Heryatno, Y. (2022). Pengembangan Indeks Ketahanan Pangan dan Gizi
Berkelanjutan di Jawa Barat. Jurnal Ilmu Gizi dan Dietetik, 1(1), 50-57.
Putri, S. R., Wijayanto, A. W., & Sakti, A. D. (2022). Developing relative spatial poverty index using
integrated remote sensing and geospatial big data approach: a case study of East Java, Indonesia. ISPRS
International Journal of Geo-Information, 11 (5), 275.
Pailler, S., Naidoo, R., Burgess, N. D., Freeman, O. E., & Fisher, B. (2015). Impacts of community-based
natural resource management on wealth, food security and child health in Tanzania. PloS one , 10 (7),
e0133252.
[14] Afrianto, F. (2022). East Java Province GRDP Projection Model Using Night-Time Light Imagery. East Java
Economic Journal, 6 (2), 208-223.
[15] Kumar, A., & Sharma, P. (2022). Impact of climate variation on agricultural productivity and food security in
rural India. Available at SSRN 4144089.
[16] Bahamonde, H. (2018). Aiming right at you: Group versus individual clientelistic targeting in Brazil. Journal
of Politics in Latin America, 10 (2), 41-76.
[17] Egbunu, C. O., Ogedengbe, M. T., Yange, T. S., Rufai, M. A., & Muhammed, H.I. (2021). Towards Food
Security: the Prediction of Climatic Factors in Nigeria using the Random Forest Approach. Journal of
Computer Science and Information Technology, 70-81.
[18] Mulia, K. K., & Sahputra, I. H. (2021). Rekomendari Solusi dan Pembangunan Model Prediksi Keterlambatan
di PT. X Menggunakan Decision Tree Regression. Jurnal Titra, 9(2).
[19] Awad, M., & Khanna, R. (2015). Efficient learning machines: theories, concepts, and applications for
engineers and system designers (p. 268). Springer nature.
[20] Otchere, D. A., Ganat, T. O. A., Ojero, J. O., Tackie-Otoo, B. N., & Taki, M. Y. (2022). Application of
gradient boosting regression model for the evaluation of feature selection techniques in improving reservoir
characterization predictions. Journal of Petroleum Science and Engineering, 208, 109244.
[21] Oktavianti, I., Ermatita, E., & Rini, D. P. (2019). Analysis of Predicted Patterns of Time Series Data using
Support Vector Regression, Multilayer Perceptron, and Simple Linear Regression. Journal of RESTI (System
Engineering and Information Technology), 3 (2), 282-287.
[22] Umri, S. S. A. (2021). Analisis Dan Komparasi Algoritma Klasifikasi Dalam Indeks Pencemaran Udara Di Dki
Jakarta. JIKO (Jurnal Informatika dan Komputer), 4(2), 98-104.
[23] Arumsari, M., & Dani, A. T. R. (2021). Peramalan data runtun waktu menggunakan model hybrid time series
regressionβautoregressive integrated moving average. Jurnal Siger Matematika, 2(1), 1-12.
[24] Hidayatullah, Z. M., Nurjanah, D., & Rismala, R. (2019). Implementasi Convolutional Neural Network Dan
Probabilistic Matrix Factorization Pada Sistem Rekomendasi Buku. eProceedings of Engineering, 6(2).
[25] Nurmasani, A., Utami, E., & Al Fatta, H. (2017). Analisis Support Vector Machine Pada Prediksi Produksi
Komoditi Padi. Informasi Interaktif, 2(1), 39-46.
[26] Niko, N., & Atem, A. (2020). Persoalan kerawanan pangan pada masyarakat miskin di wilayah perbatasan
Entikong (Indonesia-Malaysia) Kalimantan Barat. Jurnal Surya Masyarakat, 2(2), 94-104.
[27] Aldababseh, A., Temimi, M., Maghelal, P., Branch, O., & Wulfmeyer, V. (2018). Multi-criteria evaluation of
irrigated agriculture suitability to achieve food security in an arid environment. Sustainability, 10(3), 803.
9 / 9
|
596.158 | [
{
"end": 1009,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 904,
"text": "metode SVM dengan akurasi sebesar 85% dan CNN dengan\\nakurasi sebesar 94.71% dan nilai loss sebesar 0.1215"
},
{
"end": 7447,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 7401,
"text": "akurasi, presisi, k-fold dan evaluation matrix"
},
{
"end": 7572,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 7562,
"text": "nilai loss"
},
{
"end": 7636,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 7578,
"text": "Membandingkan model SVM dan CNN berdasarkan\\n\\naspek akurasi"
},
{
"end": 1080,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 1044,
"text": "metode yang terbaik yaitu metode\\nCNN"
}
] | 2023-12-27T16:00:13.798411Z | 38 | 1 | 2023-12-27T16:00:13.798411Z | 19 | Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Analisis Klasifikasi URL Berbahaya Menggunakan
Metode Support Vector Machine (SVM) dan
Convolutional Neural Network (CNN)
Rizka Julianisa Asri (221911157, 4SI2)
Dosen Pembimbing: Farid Ridho, MT.
RingkasanβDampak yang signifikan dirasakan masyarakat
akibat perkembangan teknologi. Dampak negatif yang paling
sering terjadi adalah kejahatan siber. Metode pendeteksian
kejahatan siber masih tergolong dilakukan dengan metode
tradisional yaitu dengan teknik signature based detection. Namun
penggunaan teknik signature based detection tidak dapat
mendeteksi intruksi yang tidak ada di database signature, tidak
dapat memberikan solusi, dan banyak memerlukan resource
yang besar. Sehingga dibutuhkan suatu metode yang modern dan
memberikan hasil yang baik, yaitu dengan menggunakan metode
SVM dan metode CNN. Hasil pendeteksian menunjukkan
metode SVM dengan akurasi sebesar 85% dan CNN dengan
akurasi sebesar 94.71% dan nilai loss sebesar 0.1215. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa metode yang terbaik yaitu metode
CNN. Hal tersebut juga didukung dengan kecepatan performa
model CNN lebih cepat daripada metode SVM.
Kata Kunciβ Kejahatan Siber, URL, SVM, CNN.
akses
Perkembangan
I. LATAR BELAKANG
kepada
teknologi memberikan
masyarakat untuk dapat melakukan segala sesuatu secara
fasilitas
mudah, cepat, dan praktis. Akibatnya, berbagai
tersedia di dunia maya sehingga memberikan daya tarik
kepada masyarakat untuk mencoba dan mempelajarinya tanpa
mereka mengetahui bahwa situs atau halaman yang mereka
akses merupakan situs yang legal maupun ilegal. Dengan
kemudahan akses yang diberikan menimbulkan dampak
positif dan negatif. Dampak positif terhadap perkembangan
teknologi yaitu kemudahan memperoleh akses informasi
dengan cepat dan mudah, mudah terhubung dengan orang
yang jauh, dan lain sebagainya. Dampak negatif yang paling
sering terjadi adalah kejahatan siber.
Kejahatan siber didefinisikan sebagai aktivitas terlarang
yang dilakukan melalui internet oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab seperti akses ilegal, menyebarkan virus,
phishing, malware, dan lain sebagainya. Berdasarkan NCSI
(National Cyber Security Index),
Indonesia berada pada
peringkat 84 dari 160 negara dan memperoleh skor keamanan
sebesar 38,96 dari 100 [8]. Kondisi tersebut mengindikasikan
kondisi keamanan siber di Indonesia yang masih sangat rentan
terhadap berbagai kejahatan siber. Berbagai kejahatan siber
biasa disebut dengan serangan malware. Malware merupakan
suatu program yang dibuat untuk mencari kelemahan software
dan dengan tujuan tertentu [7]. Malware pada umumnya
diciptakan untuk merusak suatu software dengan cara
tersembunyi. Serangan malware dapat
menyisipkan script
Pelaku-pelaku
serangan malware
berupa phishing, virus, serangan DDoS (Distributed Denial of
Service) dan lain sebagainya.
kejahatan
sering
targetnya, dimana
mengirimkan link-link URL kepada
targetnya tidak menyadari mengenai
masyarakat sebagai
keamanan dan dampak yang terjadi
terhadap URL yang
mereka akses tersebut. Pelaku biasanya melakukan aksinya
dengan menggunakan nama dan alamat website yang mirip
dengan aslinya [10]. Namun jika diperhatikan dengan
seksama,
link tersebut sangat berbeda dengan link yang
sebenarnya, pelaku sering kali memodifikasi URL yang
mereka kirim semirip mungkin dengan yang aslinya dan juga
membuat URL terkesan bahwa URL tersebut benar dan asli.
Dampak yang ditimbulkan yaitu akun email korban dapat
terblokir, data-data pribadi dapat digunakan untuk tindakan
yang negatif, dan menyebabkan kerugian baik material
maupun moral terhadap korban. Walaupun langkah-langkah
keamanan semakin meningkat, namun serangan malware tidak
dapat dihindari dan korban penipuan semakin banyak.
Beberapa metode yang paling sering digunakan masyarakat
untuk pencegahan yaitu dengan memasang antivirus. Dimana
antivirus menggunakan teknik signature based detection
dalam melakukan pendeteksian.
Teknik signature based detection merupakan teknik yang
dilakukan dengan melihat signature dalam program aplikasi
yang disuntikkan oleh malware writer, sehingga dapat
mengenali suatu jenis malware tertentu [15]. Mendeteksi
malware dalam suatu kode dengan cara mencari signature
yang telah ada sebelumnya. Metode ini juga dikenal sebagai
metode sidik jari, pencocokan pola, atau pencocokan string
[14]. Meskipun teknik ini banyak digunakan dalam melakukan
pendeteksian namun disamping itu, teknik signature based
detection memiliki kelebihan dan kekurangan [1],
[4].
Kelebihannya yaitu waktu yang diperlukan untuk pemindaian
sedikit
lebih sedikit, mudah untuk diimplementasikan,
menghasilkan false-positif, dan dapat mendeteksi serangan
yang sama di masa mendatang. Sedangkan kekurangannya
yaitu instruksi yang tidak ada dalam database signature tidak
tidak dapat memberikan solusi, dan
dapat dideteksi,
melakukan paket analisis dengan ukuran yang besar dan
banyak memerlukan resource yang besar. Dengan adanya
kekurangan tersebut, maka diperlukan metode yang lebih baik
untuk mendeteksi malware dengan baik dan efisien yaitu
dengan memanfaatkan teknik Support Vector Machine (SVM)
dan Convolutional Neural Network (CNN).
SVM (Support Vector Machine) adalah salah satu jenis
teknik klasifikasi untuk pembelajaran yang diawasi. Metode
1 / 8
SVM mentransformasikan data pelatihan awal ke dalam
dimensi yang lebih tinggi menggunakan pemetaan nonlinier
[6]. SVM merupakan salah satu metode yang mudah
digunakan. Cara kerja SVM dirancang untuk memperoleh
hyperplane terbaik yang dapat mengklasifikasikan menjadi
dua kelas pada ruang input berdasarkan pada SRM (Structural
Risk Minimization). Berdasarkan SRM yaitu dengan memilih
hyperline dengan margin yang besar dapat meminimalkan
error dalam data training.
Selain pendekatan SVM (Support Vector Machine), metode
CNN (Convolutional Neural Network)
semakin sering
digunakan dalam penelitian dan mulai menjadi perhatian.
Hasil yang paling terkenal dalam identifikasi gambar adalah
yang dihasilkan oleh CNN, salah satu algoritma Deep
Learning yang dibangun berdasarkan arsitektur Multi Layer
Perceptron (MLP) [9]. CNN terdapat beberapa tahapan atau
lapisan dalam melakukan pendeteksian, hal tersebut dapat
memberikan
yang lebih akurat dan
klasifikasi
hasil
menemukan bentuk-bentuk baru.
Deteksi malware dengan SVM (Support Vector Machine)
dan CNN (Convolutional Neural Network) dapat mempelajari
ciri-ciri malware tingkat tinggi daripada menggunakan teknik
signature based detection yang kaku, hal ini memungkinkan
untuk mendeteksi variasi pada malware yang ada dan bahkan
malware yang sama sekali baru. Dengan kelebihan tersebut
dapat menjadi
inovasi yang dapat diterapkan dalam
pendeteksian dan pengklasifikasian terkait dengan serangan
malware.
Oleh karena itu, SVM (Support Vector Machine) dan CNN
(Convolutional Neural Network) digunakan oleh peneliti
sebagai pendekatan yang lebih mutakhir dan tepat untuk dapat
mendeteksi URL berbahaya dengan komponen dalam URL
sebagai variabelnya. Kemudian, dari kedua metode tersebut
dilakukan perbandingan untuk mendapatkan metode yang
terbaik dalam melakukan pendeteksian dengan akurat.
II. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah diberikan
sebelumnya, maka dapat ditentukan tujuan dari penelitian ini
sebagai berikut.
1. Mengevaluasi model untuk melakukan pendeteksian
URL berbahaya dengan metode SVM berdasarkan
aspek akurasi, presisi, k-fold dan evaluation matrix.
2. Mengevaluasi model untuk melakukan pendeteksian
URL berbahaya dengan metode CNN berdasarkan
aspek akurasi dan nilai loss.
3. Membandingkan model SVM dan CNN berdasarkan
aspek akurasi.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Dalam penelitian
III. PENELITIAN TERKAIT
pada
[2]
sebelumnya
pendeteksian dengan menggunakan metode machine learning.
Pada penelitian tersebut, menggunakan berbagai kombinasi
sumber data dan beberapa rangkaian ekstraksi fitur untuk
melakukan pengklasifikasian. Penelitian ini menggunakan
metode evaluasi yaitu akurasi dan presisi.
terbatas
Penelitian terkait
lainnya [13] menggunakan kombinasi
learning dan deep learning. Peneliti
metode machine
menggunakan data URL phising. Dalam penelitian tersebut,
peneliti melakukan ekstraksi fitur pada tingkat karakter dari
URL dan membagi data menjadi empat kombinasi data yang
berasal dari sumber berbeda. Metode evaluasi model yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu akurasi.
Penelitian terkait selanjutnya [12] melakukan pendeteksian
URL phising dengan menggunakan machine learning. Peneliti
menggunakan berbagai sumber data. Penelitian menggunakan
WEKA dan ekstraksi fitur diimplementasikan dalam PHP.
Penelitian ini menggunakan ekstraksi fitur pada tingkatan
heuristik sebanyak 14 fitur.
Penelitian terkait lainnya [5] melakukan pendeteksian URL
phising dengan menggunakan metode machine learning.
Penelitian ini menggunakan ekstraksi fitur pada tingkatan
heuristik sebanyak 10 fitur. Penelitian ini menggunakan data
yang dikumpulkan dari repositori data phishing situs web
kaggle. Penelitian ini menggunakan metode evaluasi yaitu
akurasi dan confusion matrix.
Penelitian terkait lainnya [16] mengenai pendeteksian URL
phising dengan menggunakan metode machine learning.
Penelitian ini menggunakan ekstraksi fitur pada tingkatan
heuristik. Metode evaluasi model dalam penelitian ini yaitu
akurasi, presisi, f-1 score, grid search dan sensitivity.
IV. METODE PENELITIAN
Dalam prosesnya penelitian ini menggunakan Personal
Computer (PC) yang merupakan milik laboratorium komputer
Politeknik Statistika STIS. Spesifikasi perangkat Personal
Computer (PC) yaitu processor Intel(R) Coreα΅α΄Ή i7-10700
(2.90GHz, 16 CPUs), GPU Intel(R) UHD Graphics 630, RAM
16GB, Disk sebesar 487GB (drive: C) + 953.9GB (drive: D)
dan menggunakan Operating System Windows 11 Enterprise
64-bit.
Metodologi penelitian SVM (Support Vector Machine) dan
CNN (Convolutional Neural Network), yang terdiri dari
berbagai langkah, ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah ini.
2 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Gambar 1. Alur Metode Penelitian
1. Pengumpulan Data
Kumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari tiga tempat yang berbeda. Sumber-sumber
tersebut
terdiri dari data web Phishtorm [25], web
URLHaus [23], dan web Phishtank [24]. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara diunduh.
2. Pemilihan Sampel
Dalam penelitian ini, dataset yang telah dikumpulkan
dari berbagai sumber diambil sampel berjumlah 30.000
data pada masing-masing sumber data. Untuk data yang
bersumber dari Phishtorm akan diambil 60.000 data
dengan rincian yaitu 30.000 data untuk URL baik dan
30.000 untuk URL jahat.
Teknik pengambilan sampel SRS (Simple Random
Sampling) digunakan dalam investigasi
ini. Pada
populasi dengan karakteristik yang umumnya homogen,
SRS adalah pendekatan yang sederhana dan sering
digunakan [21].
3.
Integrasi Data
sampel
pengambilan
Setelah melakukan
pada
masing-masing sumber data, proses selanjutnya yaitu
melakukan integrasi
Integrasi
dilakukan guna mendapatkan satu set data yang akan
digunakan untuk tahapan selanjutnya. Proses integrasi
dilakukan dengan menggunakan fungsi merge dataset
menjadi sebuah dataset.
terhadap data sampel.
3 / 8
Dalam penelitian ini, dataset yang digunakan
merupakan gabungan seluruh sampel dengan total data
pada dataset sebanyak 120.000 data.
4. Ekstraksi Fitur
ekstraksi
Setelah dilakukan integrasi data, langkah selanjutnya
fitur. Fitur-fitur yang
yaitu melakukan
digunakan berdasarkan fitur leksikal dan web-scrapped.
Fitur-fitur tersebut diperoleh dari komponen-komponen
penyusun sebuah URL. Fitur-fitur tersebut berjumlah 20
fitur. Penjelasan fitur dapat dilihat pada tabel I.
TABEL I
FITUR-FITUR PENELITIAN
Fitur
use_of_ip
url_length
count.
count-letters
count@
count_dir
count_embed_domain
count=
count?
count-digits
sus_url
count%
count_
count-www
count-http
count-https
count-
google_index
fd_length
tld_length
untuk
pengecekan
Deskripsi
Digunakan
keberadaan IP dalam URL
Panjang semua karakter penyusun URL
Jumlah karakter titik (.)
Jumlah huruf dalam URL
Jumlah karakter @
Menentukan panjang direktori pertama
di URL
Jumlah domain tersemat
Jumlah karakter tanda sama dengan (=)
Jumlah karakter tanda tanya (?)
Jumlah angka dalam URL
Menemukan
kata-kata
adanya
mencurigakan seperti update, sign in,
account, update, free, dll.
Jumlah karakter %
Jumlah karakater underscore ( _ )
Jumlah www
Jumlah protokol http
Jumlah protokol https
Jumlah tanda hubung (-)
Mengecek apakah URL sudah terindeks
di google search console atau belum
Jumlah panjang direktori pertama di
URL
Jumlah TLD/domain tingkat atas dalam
URL
5. CNN (Convolutional Neural Network)
CNN adalah teknik pertama dalam penelitian ini.
MLP (Multi Layer Perceptron) dikembangkan menjadi
salah satu algoritma pembelajaran mendalam, yakni
CNN, yang memiliki hasil
terbaik untuk pengenalan
gambar [9].
Dalam tahapan ini, perbandingan data menggunakan
30% data testing dan 70% data training. Penggunaan
perbandingan
pendeteksian
dikarenakan
menunjukkan hasil yang terbaik jika dibandingkan
dengan perbandingan data lainnya.
hasil
itu
Dalam metode ini, evaluasi yang digunakan yaitu
dengan melihat akurasi, performa model serta didukung
oleh nilai cost loss.
6. SVM (Support Vector Machine)
Dalam penelitian ini, dataset yang terbentuk akan
diaplikasikan dengan menggunakan SVM. Algoritma
SVM bekerja untuk meningkatkan dimensi data
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
pelatihan asli dengan menggunakan pemetaan nonlinear
[11].
Dalam tahapan ini perbandingan data yang digunakan
sama dengan metode CNN yaitu 30% data testing dan
tersebut dikarenakan untuk
70% data training. Hal
kebutuhan
proses pencarian
perbandingan. Untuk
parameter terbaik digunakan fungsi grid search.
Dalam modetode ini, evaluasi yang digunakan yaitu
dengan melihat akurasi, performa model dan presisi serta
didukung oleh K-fold dan evaluation matrix.
7. Evaluasi Model
Dalam penelitian ini, evaluasi model yang digunakan
yaitu akurasi, presisi, nilai loss, k-fold, dan confusion
matrix [3] [18] [22] [19] [20].
a. Akurasi
Akurasi
digunakan
untuk menentukan
akurasi model klasifikasi dengan membagi jumlah
hasil yang valid dengan jumlah total kasus.
π΄ππ’πππ π =
ππ+ππ
ππ+ππ+πΉπ+πΉπ
b. Presisi
Presisi dihitung sebagai jumlah semua kasus
positif yang berhasil dikategorikan dibagi dengan
semua contoh positif yang diprediksi.
ππππ ππ π = ππ
ππ+πΉπ
c. Nilai Loss
Nilai
loss
yang
adalah
merepresentasikan komputasi yang menyebabkan
ketidaktepatan sistem dalam pengenalan objek.
πΉπ+πΉπ
ππ+ππ+πΉπ+πΉ
parameter
πΏππ π =
d. Cross Validation K-fold
Cross validation K-fold adalah teknik untuk
mengonfirmasi keakuratan model yang dibangun
dengan menggunakan sekumpulan data tertentu.
8. Perbandingan
terbaik
ini, model
Dalam tahapan
pada
masing-masing metode yang diperoleh akan dilakukan
perbandingan berdasarkan nilai akurasi dan performa
model. Model terbaik yang diperoleh dari kedua metode
tersebut akan dipilih berdasarkan nilai akurasi dan
performa paling baik.
V. KERANGKA PIKIR
Gambar 3 mengilustrasikan bagaimana kerangka kerja
penelitian yang digunakan dimulai dengan isu-isu yang
mendorong penelitian ini. Oleh sebab permasalahan tersebut
maka dilakukan analisis pendeteksian. Tahapan analisis
dimulai dengan pengumpulan data dan pemilihan sampel.
sampel-sampel
Setelah dilakukan pengambilan sampel,
dengan
digabungkan menjadi
tersebut
dataset
satu
4 / 8
menggunakan fungsi merge. Setelah tahapan penggabungan
dilanjutkan dengan melakukan ekstraksi fitur.
akan
Proses
selanjutnya dilakukan pendeteksian dengan
menggunakan metode SVM dan CNN. Dari kedua metode
tersebut
pada
masing-masing metode. Beberapa kriteria yang digunakan
dalam penelitian ini untuk memperoleh model terbaik pada
masing-masing metode. Metode SVM memilih model terbaik
berdasarkan aspek pengukuran presisi, akurasi, K-fold dan
hasil model
diperoleh
terbaik
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
performa. Untuk metode CNN pemilihan model
terbaik
dilakukan berdasarkan aspek pengukuran akurasi, nilai loss
dan performa.
Hasil kedua model
terbaik dari masing-masing metode
tersebut
untuk
dilakukan
mendapatkan model yang paling terbaik berdasarkan aspek
pengukuran akurasi dan performa model.
perbandingan
kemudian
Gambar 3. Kerangka pikir Penelitian
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengumpulan Data
Sumber-sumber data penelitian ini meliputi web
Phishtorm, web URLHaus, dan web Phishtank. Data
dari web tersebut dikumpulkan dengan cara diunduh.
Data diunduh pada bulan November 2022.
Dalam data URLHaus diperoleh data sejumlah
129.989 data, dimana dataset tersebut memiliki variabel
yang terdiri dari
id, dateadded, URL, url_status,
last_online, threat tags, urlhaus_link, dan reporter.
Dalam data Phishtank diperoleh data sejumlah 89.295
tersebut memiliki variabel data
data, dimana dataset
yaitu phish_id, phish_detail_url, URL, submission_time,
verified, verification_time, online, dan target.
Dalam data Phishtorm diperoleh data sejumlah
48.009 data URL baik dan 48.002 data URL jahat,
dimana dataset tersebut memiliki variabel yang terdiri
dari domain, ranking, mld_res, mld.ps_res, card_rem,
jaccard_RA,
ratio_Rrem,
jaccard_AR,
jaccard_ARrd,
jaccard_ARrem, dan label.
jaccard_AA,
jaccard_RR,
ratio_Arem,
2. Pemilihan Sampel
Tahapan
selanjutnya
yaitu
melakukan pengambilan sampel. Pengambilan sampel
penelitian
dengan
menggunakan Phyton. Pengambilan sampel dilakukan
dalam penelitian
dilakukan
bertahap
secara
pada masing-masing sumber data. Jumlah sampel yang
diambil sebanyak 30.000 data.
Pengambilan sampel dilakukan secara SRS dengan
jumlah sampel sebanyak 30.000 data. Jumlah sampel
yang diambil sebanyak 30.000 data untuk masing-masing
sumber data. Pengambilan sampel dilakukan dengan
pengacakan data sebanyak 1 kali. Untuk sampel yang
bersumber dari Phishtorm akan dibagi menjadi dua
tahapan, yaitu membagi data berdasarkan klasifikasi
URL baik dan URL Jahat.
3.
Integrasi Data
Sebelum melakukan integrasi data terlebih dahulu
dilakukan pengecekan dan menyamakan format data
untuk kebutuhan pengolahan data penelitian. Format data
yang digunakan dengan memberikan nama variabel yaitu
untuk kolom yang berisikan URL akan diberina nama
βurlβ, sedangkan untuk kolom data yang berisikan
tipe/klasifikasi URL apakah termasuk URL baik dan
URL jahat akan diberi nama βtypeβ.
Gambar 4. Format penulisan dataset untuk URL Baik dan URL Jahat
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 4. Type diberi
nama βgoodβ untuk URL baik dan diberi nama βbadβ
untuk URL jahat.
5 / 8
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Tahapan selanjutnya yang dilakukan yaitu melakukan
ekstraksi fitur. Fitur-fitur yang akan diekstrak sebanyak
20 fitur. Fitur-fitur tersebut merupakan ekstraksi dari
komponen-komponen penyusun URL seperti yang
terlihat pada gambar 5. Ekstraksi komponen-komponen
dilakukan untuk memperoleh karakteristik dari URL
jahat dan URL Baik.
Setelah melakukan ekstraksi, dilakukan mengkodekan
type yaitu untuk URL dengan
ulang terhadap fitur
kategori
β1β,
sedangkan untuk URL dengan kategori βbadβ akan
dikategorikan sebagai β0β.
akan dikategorikan sebagai
βgoodβ
sampel,
Setelah melakukan penyamaan format data pada
masing-masing
langkah selanjutnya yaitu
melakukan penyatuan data sampel. Penyatuan data
sampel dilakukan dengan menggunakan fungsi merge
dataset menjadi sebuah dataset. Pada penelitian ini,
dataset yang digunakan merupakan gabungan seluruh
data.
sumber
Penyatuan dilakukan untuk digunakan dalam tahapan
selanjutnya.
sebanyak
120.000
sampel
dataset
4. Ekstraksi Fitur
Gambar 5. Struktur Elemen URL
Gambar 6. Hasil Ekstraksi Fitur
Hasil ekstraksi yang telah dilakukan akan berupa
data-data seperti pada gambar 6. Selain itu juga pada
fitur βtypeβ merupakan klasifikasi data yang dilakukan
sebelum ekstraksi
fitur
βtype_codeβ merupakan pengkodean ulang pada fitur
βtypeβ yang dilakukan pada proses ekstraksi fitur.
fitur. Kemudian
untuk
5. CNN (Convolutional Neural Network)
data
telah
yang
Dalam penelitian ini metode CNN diterapkan terhadap
tahapan
model
sebelumnya. Pemodelan CNN dalam penelitian ini
menggunakan perbandingan 30% data untuk data testing
dan 70% untuk data training. Perbandingan tersebut
menghasilkan hasil terbaik, sesuai dengan Gambar 7.
dibentuk
pada
Gambar 7. Grafik Akurasi vs Perbandingan Data
Pendefinisian awal model dengan menggunakan
pengaturan yaitu input size sebesar 19, output size besar
2, hidden layer sebesar 50, batch size sebesar 100, dan
sebesar 20. Parameter penelitian
maksimal
menggunakan
βadamβ,
parameter loss yaitu βsparse_categorical_crossentropyβ,
parameter
optimasi
iterasi
yaitu
6 / 8
dan parameter metrics yaitu βaccuracyβ. Berdasarkan
perhitungan, diperoleh hasil akurasi sebesar 94.197%
dengan nilai loss sebesar 0.138.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Pencarian parameter
terbaik dengan menggunakan
grid search, diperoleh hasil parameter
terbaik yaitu
dengan nilai parameter C yaitu 0.1, parameter C
digunakan untuk menentukan besarnya pinalti yang
dikarenakan oleh kesalahan dalam pengklasifikasian
[17]. Gamma sebesar 1, gamma digunakan untuk
menentukan seberapa besar kelengkungan dari batas
keputusan. Menggunakan kernel
(radial basis
function). Diperoleh hasil akurasi sebesar 85% dengan
presisi sebesar 94%.
rbf
Gambar 8. Grafik Akurasi
Gambar 10. Evaluation Metric
Berdasarkan gambar 10, terlihat bahwa rincian presisi
yang dihasilkan untuk dapat mendeteksi URL jahat
sebesar 83%, sedangkan untuk mendeteksi URL baik
sebesar 94%. Kemudian dilakukan evaluasi model
dengan menggunakan K-Fold, diperoleh hasil akurasi
sebesar 84% dengan nilai standar deviasi sebesar 0.002.
Artinya adalah hasil pendeteksian dengan menggunakan
metode SVM dapat melakukan pendeteksian dengan
akurat dan baik.
Gambar 9. Grafik Cost Loss
Berdasarkan gambar 8 dan 9, dapat terlihat bahwa
semakin banyak iterasi (epoch) yang dilakukan akurasi
model semakin meningkat dan nilai cost loss model
semakin menurun atau semakin rendah. Artinya bahwa
kesalahan pendeteksian selama penambahan iterasi
semakin kecil. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model
semakin membaik selama penambahan iterasi.
hasil
diperoleh
Model CNN ini juga dilakukan uji performa yang
dimana
jumlah waktu
pendeteksian model sebesar 18.661 detik. Artinya bahwa
waktu yang diperlukan untuk memperoleh model CNN
pada dataset tersebut berkisar antara 18 -19 detik serta
dapat dikatakan sangat cepat.
dengan
6. SVM (Support Vector Machine)
Dalam penelitian ini, metode SVM menggunakan
perbandingan 30% data untuk data testing dan 70%
untuk data training. Perbandingan tersebut menggunakan
perbandingan
dengan metode CNN,
dikarenakan kebutuhan untuk melakukan perbandingan.
sama
yang
Selain itu, dilakukan uji performa dengan melihat
waktu running model, diperoleh hasil waktu sebesar
10-11 menit. Artinya bahwa metode
svm dalam
melakukan model data membutuhkan waktu sekitar
10-11 menit.
Sedangkan
dengan
menggunakan k-fold, diperoleh waktu running data
sekitar 3-4 jam. Hal tersebut dikarenakan proses iterasi
yang banyak dilakukan untuk memperoleh hasil terbaik.
dilakukan
evaluasi
ketika
7. Perbandingan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh metode yang
dapat melakukan pendeteksian dengan hasil yang paling
akurat yaitu dengan menggunakan metode CNN. Metode
SVM memperoleh hasil akurasi sebesar 85%, sedangkan
metode CNN memperoleh akurasi sebesar 94.71%.
Artinya adalah Metode CNN lebih efektif dalam
melakukan pendeteksian dari metode SVM.
Selain itu juga, berdasarkan performa model diperoleh
hasil bahwa performa model SVM sebesar 10-11 menit
dan CNN sebesar 18 β 19 detik. Artinya bahwa performa
model CNN lebih baik dan cepat daripada model SVM.
7 / 8
VII.
PENUTUP
Berikut ini adalah tiga kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian yang telah dilakukan:
1. Telah berhasil membangun model
terbaik dengan
metode SVM menggunakan grid search dan melakukan
evaluasi model menggunakan K-fold. Model
menunjukkan hasil akurasi sebesar 85% dan presisi
sebesar 94% yang dapat dikatakan baik. Dengan
performa waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan
model berkisar antara 10-11 Menit.
2. Telah berhasil membangun model terbaik
menggunakan metode CNN dan melakukan evaluasi
dengan nilai loss. Model menunjukkan hasil akurasi
sebesar 94.71% dan nilai loss sebesar 0.1215 yang
dapat dikatakan sangat baik. Diperoleh performa model
berkisar antara 18-19 detik.
3. Dengan membandingkan kedua metode
tersebut
diperoleh bahwa metode terbaik yang dapat melakukan
pendeteksian yaitu metode CNN dengan nilai akurasi
sebesar 94.71%. Hasil tersebut didukung oleh performa
CNN sebesar 18-19 detik, dimana durasi tersebut lebih
cepat daripada metode SVM yang memerlukan waktu
10-11 menit.
Beberapa
rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut
diperoleh berdasarkan penelitian yang telah diselesaikan,
yaitu:
penelitian
1. Penelitian saat ini masih terbatas dalam melakukan
implementasi pada sebuah sistem, oleh sebab itu
untuk
selanjutnya dapat melakukan
implementasi menjadi sebuah sistem pendeteksian.
2. Penelitian saat ini masih terbatas pada ekstraksi fitur
sebanyak 20 fitur, untuk penelitian selanjutnya dapat
melakukan penambahan fitur dan melakukan analisis
pengaruh antar fitur.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adip Fakhri Muhtadi, dan Ahmad Almaarif. βAnalysis of Malware
Impact on Network Traffic usingBehavior-based Detection Technique,β
IJADIS: International Journal of Advances in Data and Information
Systems, Vol.1, No.1, hal. 17-25, April 2020.
[2] Ehsan Nowroozi, Abhishek, Mohammad Reza Mohammadi dan Mauro
Conti. βAn Adversarial Attack Analysis on Malicious Advertisement
URL Detection Framework,β arXiv preprint arXiv: 2204.13172, April
2022.
[3] K. S. Nugroho, βConfusion Matrix untuk Evaluasi Model pada
Supervised Learning,β 13 November 2019.
[Online]. Available:
https://ksnugroho.medium.com/confusion-matrix-untuk-evaluasi-model-p
ada-unsupervised-machine-learning-bc4b1ae9ae3f.
[4] Alireza Souri dan Rahil Hosseini. βA stateβofβtheβart survey of malware
detection approaches using data mining techniques,β Human-centric
Computing and Information Sciences, Vol. 8, No. 3, Januari 2018.
[5] Tsehay Admassu Assegie.
βK-Nearest Neighbor Based URL
Identification Model for Phishing Attack Detection,β Indian Journal of
Artificial Intelligence and Neural Networking (IJAINN), Vol. 1, No. 2,
hal. 18-21, April 2021.
[6] A. S. Ritonga and d. E. S. Purwaningsih, βPenerapan Metode Support
Vector Machine (SVM) Dalam Klasifikasi Kualitas Pengelasan SMAW
(Shield Metal Arc Welding),β Jurnal Ilmiah Edutic, pp. 17-25, 2018.
Makalah Sidang Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
[7] D. R. Septani, N. Widiyasono and d. H. Mubarok, βInvestigasi Serangan
Malware Njrat Pada PC,β Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika
(JEPIN), pp. 123-128, 2016.
[8] Databoks. (2022, 3). Keamanan Siber Indonesia Peringkat ke-6 di Asia
Tenggara.
Available:
[Online].
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/07/keamanan-siber-in
donesia-peringkat-ke-6-di-asia-tenggara.
[9] T. F. Kusumaningrum, βImplementasi Convolution Neural Network
(CNN) Untuk Klasifikasi Jamur Konsumsi Di Indonesia Menggunakan
Keras,β UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA, YOGYAKARTA, 2018.
[10] BSSN, Laporan Tahunan Monitoring Keamanan Siber 2021, Jakarta:
BSSN, 2022.
[11] A. S. Ritonga and d. E. S. Purwaningsih, βPenerapan Metode Support
Vector Machine (SVM) Dalam Klasifikasi Kualitas Pengelasan SMAW
(Shield Metal Arc Welding),β Jurnal Ilmiah Edutic, pp. 17-25, 2018.
[12] S. Carolin Jeeva dan Elijah Blessing Rajsingh. βIntelligent phishing url
detection using association rule mining,β Human-Centric Computing and
Information Sciences, Vol. 6, No. 10, 2016.
[13] Ali Aljofey, Qingshan Jiang, Qiang Qu, Mingqing Huang, dan
Jean-Pierre Niyigena, βAn Effective Phishing Detection Model Based on
Character Level Convolutional Neural Network from URL,β MDPI:
electronics, Vol. 9, No. 9, 2020.
[14] Julian Dwi Nugraha, Avon Budiono, dan Ahmad Almaarif. βAnalysis
Malware Based on Call Memory API with Signature-Based Detection
Method,β JRSI: Jurnal Rekayasa Sistem Dan Industri, Vol. 6, No. 2, hal.
77-84, Desember 2019.
[15] Leidy Kurnia Hatika1, Avon Budiyono, dan Ahmad Almaarif. βAnalisis
Ketepatan Deteksi Malware Pada Software Antivirus Menggunakan
Metode Analisis Statis,β e-Proceeding of Engineering: Universitas
Telkom, Vol.6, No.2, hal. 7812-7819, Augustus 2019.
[16] Andrei Butnaru, Alexios Mylonas, dan Nikolaos Pitropakis. βTowards
Lightweight URL-Based Phishing Detection,β MDPI: future internet, Vol.
13, No. 6, Juni 2021.
[17] T. B. Sasongko, βKomparasi Dan Analisis Kinerja Model Algoritma
SVM Dan PSO-SVM (Studi Kasus Klasifikasi Jalur Minat SMA),β Jurnal
Teknik Informatika dan Sistem Informasi, vol. 2, no. 2, pp. 244-253,
2016.
[18] A. Butnaru, A. Mylonas and d. N. Pitropakis, βTowards Lightweight
URL-Based Phishing Detection,β MDPI: future internet, pp. 1-15, 2019.
[19] N. Ibrahim, G. A. Lestari, F. S. Hanafi, K. Saleh, N. K. C. Pratiwi, M. S.
Haq and d. A. I. Mastur, βKlasifikasi Tingkat Kematangan Pucuk Daun
Teh menggunakan Metode
Convolutional Neural Network,β
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, &
Teknik Elektronika, pp. 162-176, 2022.
[20] I. A. M. Supartin, I. K. G. Sukarsa and d. I. G. A. M. Srinadi, βAnalisis
Diskriminasi Pada Klasifikasi Desa Di Kabupaten Tabanan Menggunakan
Metode K-Fold Cross Validation,β E-Jurnal Matematika, pp. 106-115,
2017.
[21] D. T. Rawung, Bahan Ajar Diklat Statistisi Ahli BPS Angkatan XXI
Jakarta:
2020 Mata Diklat: Metode Penarikan Sampel,
tahun
PUSDIKLAT BPS RI, 2020.
[22] M. Yunus, β#3 Machine Learning Evaluation,β 12 Januari 2020. [Online].
Available:
https://yunusmuhammad007.medium.com/3-machine-learning-evaluation
-239426e3319e.
[23] Abuse.ch. URLHaus. [Online]. Available: https://urlhaus.abuse.ch/
[24] PhishTank.
PhishTank.
[Online].
Database
https://phishtank.org/developer_info.php
Available:
[25] Samuel Marchal. (2014). PhishStorm - phishing / kumpulan data URL
yang
Available:
https://research.aalto.fi/en/datasets/phishstorm-phishing-legitimate-url-da
taset.
[Online].
sah.
8 / 8
|
241.724 | [
{
"end": 1598,
"labels": [
"TUJUAN"
],
"start": 1511,
"text": "pembangunan R-package pada small area estimation data\\npanel berdistribusi beta"
},
{
"end": 36595,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 36447,
"text": "Model regresi beta logistik pada SAE model Rao-Yu\\npendekatan HB dapat digunakan untuk melakukan estimasi\\npada data panel berdistribusi beta"
},
{
"end": 37144,
"labels": [
"TEMUAN"
],
"start": 37102,
"text": "package telah dapat diterima oleh pengguna"
},
{
"end": 1639,
"labels": [
"METODE"
],
"start": 1608,
"text": "pendekatan hierarchical\\nbayes"
}
] | 2023-12-27T16:04:18.418837Z | 39 | 1 | 2023-12-27T16:04:18.418837Z | 20 | Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Pembangunan R-Package Pada Small Area
Estimation Data Panel Berdistribusi Beta dengan
Pendekatan Hierarchical Bayes
Studi Kasus Tingkat Kemiskinan Anak Level Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten Tahun 2018-2021
Dian Rahmawati Salis (221911153, 4SD1)
Dosen Pembimbing: Dr. Azka Ubaidillah, S.S.T., M.Si.
terbatasnya
RingkasanβDalam memaksimalkan perannya sebagai penyedia
data, BPS lebih mengandalkan survei dibanding sensus dalam
proses pengumpulan data. Meski demikian, survei memiliki
keterbatasan berupa terbatasnya level data statistik yang
jumlah sampel. SAE
dihasilkan karena
merupakan salah satu metode yang dapat mengatasi hal
tersebut. Beberapa survei yang dilakukan BPS bersifat
survei panel yang apabila datanya dimanfaatkan dengan
baik akan memiliki berbagai keuntungan. Untuk
melakukan estimasi statistik pada data panel tersebut dapat
menggunakan SAE model Rao-yu dengan pendekatan
hierarchical bayes. Selain itu, sebagian besar data BPS
disajikan dalam bentuk proporsi. Pendekatan yang dapat
digunakan untuk data berbentuk proporsi adalah
pendekatan model regresi beta. Oleh karena itu, diperlukan
sebuah model yang dapat digunakan pada data panel dalam
bentuk proporsi yang nilainya berada dalam interval
terbuka (0,1). Namun hingga saat ini belum terdapat tools
terkait model tersebut. Penelitian ini akan melakukan
pembangunan R-package pada small area estimation data
panel berdistribusi beta dengan pendekatan hierarchical
bayes. Kemudian, R-package akan diuji pada data simulasi
dan studi kasus dengan data tingkat kemiskinan anak level
kabupaten/kota di Provinsi Banten tahun 2018-2021.
Kata Kunciβ SAE, data panel, R-package, hierarchical bayes,
model regresi beta.
I. LATAR BELAKANG
Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Pemerintah non
kementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden
dan berperan sebagai penyedia data statistik tingkat nasional
maupun internasional, dalam rangka mendukung Indonesia
Maju. Dalam memaksimalkan perannya, BPS melakukan dua
kegiatan utama yaitu sensus dan survei. Sensus memiliki
keunggulan karena dapat memberikan informasi hingga area
data terkecil. Namun, variabel atau indikator yang dikumpulkan
sensus sangat terbatas dan dalam pelaksanaannya membutuhkan
biaya dan tenaga yang besar serta waktu yang lama. Oleh karena
itu, BPS lebih mengandalkan survei daripada sensus.
Walaupun menjadi andalan, survei memiliki keterbatasan
berupa terbatasnya level data statistik yang dihasilkan karena
terbatasnya jumlah sampel. Padahal seiring berkembangnya
zaman, maka semakin banyak pula pengguna data yang
membutuhkan data statistik dengan level yang lebih rendah
dengan pembahasan yang lebih rinci. Selain itu, ketika sampel
yang digunakan lebih kecil dari batas minimal jumlah sampel,
akan mengakibatkan statistik yang dihasilkan tidak dapat
diandalkan karena hasil estimasi parameternya memiliki nilai
standard error yang besar [1]. Salah satu solusi yang dapat
digunakan adalah dengan menambah jumlah sampel. Namun,
dalam penambahan jumlah sampel diperlukan pula penambahan
biaya yang sering menjadi kendala. Untuk mengatasi hal
tersebut dapat digunakan sebuah metode tidak langsung yang
bernama pendugaan area kecil atau small area estimation
(SAE).
Metode SAE memanfaatkan informasi dari sampel di area
lain yang dihubungkan dengan informasi tambahan (auxiliary
variables) berupa data sensus atau survei lain yang berskala
nasional melalui persamaan model statistik [2]. Kekuatan SAE
ditentukan oleh kualitas data survei, ketersediaan informasi
penyerta yang baik dan pemilihan model yang tepat. Terdapat
beberapa metode pendugaan alternatif dalam SAE diantaranya
Empirical Best Linier Unbiased Prediction (EBLUP), Empirical
Bayes (EB) dan Hierarchical Bayes (HB) Estimation [3].
Metode HB dapat digunakan pada data dengan berbagai
distribusi serta pada pemodelan yang kompleks karena pada
metode ini dapat dilakukan perhitungan menggunakan metode
gibbs sampling dan metode integrasi numerik monte carlo
terkait
itu, metode HB dapat mengatasi
ketidakpastian yang terjadi pada metode EB ketika melakukan
estimasi baik pada prior maupun posterior [5]. Oleh karena itu,
penelitian ini hanya berfokus pada model SAE dengan
pendekatan Hierarchical Bayes (HB).
[4]. Selain
Dalam prakteknya, beberapa survei yang dilakukan BPS
bersifat survei panel, misalnya Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas). Survei panel adalah survei yang dilakukan secara
berulang pada sampel atau responden yang sama sehingga data
yang dikumpulkan memiliki keterkaitan dengan data
sebelumnya (time series data). Data yang dihasilkan dari survei
panel disebut juga data panel. Data panel adalah sekumpulan
data runtun waktu yang berisikan sekumpulan cross-section.
Menurut Manurung, penggunaan data panel dalam analisis
memiliki berbagai keuntungan diantaranya menghasilkan
informasi yang lebih besar tentang data, lebih bervariasi, degree
1 / 8
of freedom yang lebih besar dan lebih efisien karena merupakan
penggabungan antara data cross section dan time series yang
mampu menyediakan lebih banyak data. Informasi yang
didapatkan dari penggabungan data cross-section dan time
series dapat mengatasi masalah yang disebabkan ketika masalah
penghilangan variabel (ommited-variable) terjadi [6].
Karena ketersediaan data panel yang melimpah serta berbagai
keuntungan yang didapat, maka data panel haruslah
dimanfaatkan dengan baik. Dalam SAE, pendugaan tidak
langsung pada data panel dapat ditingkatkan efisiensi
pendugaannya dengan tidak hanya memasukkan pengaruh acak
area, tetapi juga mengikutsertakan pengaruh acak waktu. Rao
dan Yu (1992,1994) telah mengembangkan sebuah model yang
dapat mengatasi masalah dependensi antar waktu seperti data
panel, yakni mengembangkan model estimasi area kecil berbasis
level area yang dikenal sebagai model Rao-Yu [7]. Model Rao-
Yu adalah pengembangan dari model dasar Fay-Herriot dengan
menambahkan komponen acak area-waktu yang mengikuti
proses Autoregresif orde 1 atau AR(1)[8].
non-linearitas
yaitu masalah
Selain menghasilkan data panel, data yang dikumpulkan dari
lapangan sangatlah beragam kondisinya, seperti sebaran data
tidak simetris dan data yang nilainya terbatas pada interval
tertentu. Contoh data yang nilainya terbatas pada interval
tertentu adalah data proporsi yang berada pada interval (0,1)
Untuk melakukan estimasi statistik pada data proporsi, masalah
akan timbul ketika menggunakan model linier normal. Masalah
tersebut
dan masalah
heteroskedastisitas. Masalah non-linearitas terjadi karena nilai
estimasi yang dihasilkan model regresi linear biasa akan jatuh di
luar interval (0,1). Kemudian, varians dari ekspektasi bersyarat
akan menjadi heteroskedastis, karena varians tidak konstan dan
akan mendekati nol saat rata-rata mendekati batasnya [9].
tersebut digunakan
Biasanya, untuk menangani masalah
pendekatan kemungkinan maksimum berdasarkan pada fungsi
kemungkinan dari distribusi binomial sebagai dasar pada
pemodelan regresi logistik. Selain menggunakan pendekatan
pemodelan regresi logistik, dapat digunakan pula pendekatan
regresi beta.
Model regresi beta adalah bentuk umum model regresi
logistik yang variabel responnya berdistribusi beta. Distribusi
beta sangat fleksibel dalam memodelkan data yang responsnya
berbentuk proporsi dan berbagai fenomena ketidakpastian.
Menurut Swearingen et al (2011) dibandingkan dengan metode
kuadrat terkecil biasa, model regresi beta memberikan penaksir
parameter yang akurat dan efisien ketika variabel respons yang
diamati distribusinya tidak simetris, atau pada saat terjadi
masalah heteroskedastisitas [10]. Selain
itu, data yang
dihasilkan oleh BPS sebagian besar disajikan dalam bentuk
proporsi. Oleh karena
itu, model Rao yu pendekatan
hierarchical bayes yang dapat digunakan pada data berdistribusi
beta menjadi salah satu metode SAE yang dapat dimanfaatkan
BPS dalam proses pemenuhan kebutuhan data berkualitas baik
hingga level terendah.
Data kemiskinan merupakan
satu data yang
dikumpulkan oleh BPS. BPS menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) dimana
kemiskinan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan dari sisi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
salah
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
makanan diukur dari sisi pengeluaran. Penduduk miskin
merupakan penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per
kapita per bulan di bawah garis kemiskinan [11].
Kemiskinan anak berbeda dengan kemiskinan dewasa.
Kemiskinan yang terjadi pada masa kanak-kanak akan sangat
berpengaruh pada kehidupan anak tersebut [12]. Mereka
terbatas dalam mengembangkan
memiliki pilihan yang
potensinya secara optimal. Kemiskinan dapat menghambat
dalam nilai akademik, jenjang pendidikan yang dicapai [13], dan
kesejahteraan hidupnya di masa yang akan datang [14]. Atau
dapat dikatakan bahwa anak yang miskin berpeluang besar
untuk tetap miskin ketika dewasa dan kondisi tersebut akan
diteruskan oleh generasi setelahnya[15]. Siklus kehidupan ini
akan berdampak pada jumlah penduduk miskin di Indonesia
dalam jangka panjang apabila tidak ditangani dengan baik. Hal
ini tentu menjadi alasan yang kuat dalam memanfaatkan metode
SAE pada model Rao-yu pendekatan hierarchical bayes untuk
mengestimasi kemiskinan anak di Indonesia, khususnya
Provinsi Banten yang merupakan provinsi dengan angka
partisipasi kasar (APK) anak yang mengikuti Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) terendah di Pulau Jawa dari tahun ke tahun
[16].
Pada penelitian ini, akan dikaji model pendugaan area kecil
dengan metode Bayes berhierarki untuk mengakomodasi adanya
pengaruh acak area dan acak waktu pada data panel yang
berdistribusi beta. Sejauh ini, belum terdapat R-Package untuk
menangani kasus data panel berdistribusi beta dengan model
Rao-Yu [17]. Maka dirasa perlu untuk membuat modul pada R
yang berkaitan dengan metode bayes berhierarki untuk
pendugaan area kecil berdasarkan model Rao-Yu yang dapat
digunakan pada data berdistribusi beta. R-package diuji dengan
data simulasi dan diterapkan pada data tingkat kemiskinan anak
di Provinsi Banten Tahun 2018-2021.
II. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengkaji model Rao-Yu pada SAE dengan pendekatan
Hierarchical Bayes (HB) untuk data berdistribusi beta.
2. Membangun R-Package untuk model Rao-Yu pada SAE
dengan pendekatan hierarchical bayes untuk data
berdistribusi beta.
3. Melakukan evaluasi terhadap package yang dibangun
menggunakan data simulasi dan SUS.
4. Menerapkan model Rao-Yu pada SAE dengan metode
HB dengan R-Package pada data.
III. PENELITIAN TERKAIT
Penelitian ini akan menggunakan referensi pada keempat
penelitian pada tabel 1 berikut dalam proses pembangunan R-
package model Rao-yu dengan pendekatan hierarchical bayes
pada small area estimation yang dapat digunakan ketika variabel
responnya berdistribusi beta.
No
1
Judul
Properties of the
regression
beta
for small
model
TABEL I
TABEL LITERATUR
Penulis, Publikasi
R. Janicki,
Communications in
Tertulis
Penggunaan model
regresi beta
hierarkis sebagai
2 / 8
area estimation of
and
proportions
to
application
estimation
of
poverty rates [18]
Pembangunan R-
Package Model
Rao-Yu Dengan
Pendekatan
Hierarchical
Bayes Pada Small
Area Estimation
[17]
Small Area
Estimation
Combining Time
Series And Cross-
Sectional Data[4]
Hierarchical
Bayes Estimation
of Poverty Rates
[19]
2
3
4
Statistics - Theory
and Methods, 2019
Velia Tri Marliana,
Skripsi (2022) : 1-92
Rao & Yu,
Canadian Journal of
Statistics, 1994
Hawala, Sam, &
Partha Lahiri.
In Proceedings of the
American Statistical
Association, Survey
Research Methods
Section, pp. 3410-
3424. (2012)
alternatif model
efek campuran
linier untuk analisis
proporsi tertimbang
survei
menggunakan SAE.
Melakukan
pembangun
package
βsaeHB.panelβ yang
digunakan untuk
melakukan analisis
SAE pada data
panel berdistribusi
normal.
Melakukan
pengembangan SAE
untuk data panel
dengan pendekatan
hierarchical bayes.
Melakukan analisis
persentase
kemiskinan di US
menggunakan
model regresi beta
logistik pada sae
bayes berhierarki
dengan pengaruh
acak area dan waktu
A. Sumber Data
IV. METODE PENELITIAN
Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu data sekunder dan data hasil simulasi.
1. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan merupakan data
SUSENAS dan Podes 2018-2021 mengenai tingkat
kemiskinan anak di Provinsi Banten. Penelitian ini
mengambil studi kasus Provinsi Banten yang merupakan
provinsi dengan angka partisipasi kasar (APK) anak yang
mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terendah
di Pulau Jawa dari tahun ke tahun. [16]. Data sekunder
ini kemudian akan digunakan untuk studi kasus pada
proses evaluation bersama data bangkitan hasil simulasi.
2. Data Hasil Simulasi
Data simulasi yang digunakan merupakan hasil proses
pembangkitan data dengan menggunakan algoritma
sebagai berikut
1. Tentukan jumlah area dan periode
Penelitian ini menggunakan data simulasi dengan
domain (π·):
π·1 = 50 (1 0 area 5 periode)
π·2 = 300 (30 area 10 periode)
π·3 = 500 (50 area 10 periode)
2. Tentukan nilai koefisien π½0, π½1, π½2, dan π
π½0, π½1, π½2 = 2 dan π = β0,5
3. Bangkitkan nilai variabel penyerta
π₯1~π(0,1)
π₯2~π(0,1)
4. Bangkitkan epsilon πππ‘
Epsilon πππ‘~π(0,1)
5. Bangkitkan nilai pengaruh acak area
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Pengaruh acak area π£π~π(0,1)
6. Hitung pengaruh acak area i pada waktu ke t
π’ππ‘ = ππ’ππ‘β1 + πππ‘
7. Bangkitkan π
π~πΊππππ(1,0.5)
8. Bangkitkan π
πππ‘ =
expβ‘(π½0 + π½1π₯1 + π½2π₯2 + π£π + π’ππ‘)
1 + (exp(π½0 + π½1π₯1 + π½2π₯2 + π£π + π’ππ‘))
9. Hitung nilai parameter π΄ππ‘
π΄ππ‘ = πππ‘ Γ πππ‘
10. Hitung nilai parameter π΅ππ‘
π΅ππ‘ = (1 β πππ‘) Γ πππ‘
11. Bangkitkan nilai variabel independen π¦ππ‘
π¦ππ‘~π΅ππ‘π(π΄ππ‘, π΅ππ‘)
12. Hitung varian estimasi langsung
(π΄ππ‘ Γ π΅ππ‘)
((π΄ππ‘ + π΅ππ‘)2 Γ (π΄ππ‘ + π΅ππ‘ + 1))
π£πππππ = β‘
13. Gabungkan π¦ππ‘, π₯1, π₯2,β‘ππππ, ππππππ, dan π£πππππ ke
dalam data frame.
B. Metode Analisis
1. Model Rao-Yu
β² π· + π£π + π’ππ‘ (2)
Model ini merupakan model yang dikembangkan dari
model Fay-Herriot untuk kasus data panel yang pada
estimasinya mempertimbangkan pengaruh waktu pada
data dengan menambahkan komponen acak waktu-area,
π¦ππ‘ = πππ‘ + πππ‘ (1)
Dimana π¦ππ‘ adalah estimasi langsung dari sebanyak π
area kecil pada waktu π‘ yaitu πππ‘. Penduga π¦ππ‘
diasumsikan unbias untuk πππ‘. πππ‘ adalah sampling error
yang berdistribusi normal dengan πΈ(πππ‘) = 0
dan linking model
πππ‘ = πππ‘
dimana:
πππ‘= variabel penyerta,
π½ = vektor koefisien regresi,
π£π = pengaruh acak area ke-π,
π’ππ‘= pengaruh acak untuk area kecil π pada waktuβ‘π‘
Sehingga, model Rao-Yu didefinisikan sebagai:
β‘π¦ππ‘ = πππ‘
dengan π = 1,2, β¦ , π,β‘β‘β‘π‘ = 1,2, β¦ , π
β² = (π₯ππ‘1, β¦ , π₯ππ‘π)β² adalah vektor dari π
dimana πππ‘
variabel penyerta untuk area kecil π pada waktu π‘ dan
2). π’ππ‘ diasumsikan mengikuti AR(1)
π£π~ππππ(0, ππ£
dalam setiap area π,
β‘π’ππ‘ = ππ’π,π‘β1 + πππ‘,β‘β‘β‘β‘β‘|π| < 1 (4)
dengan πππ‘~ππππ(0, π2). Eror dari π£ππ‘, πππ‘ dan πππ‘
diasumsikan independen satu sama lain. Nilai |π| < 1
untuk memastikan bahwa persamaan (4) sudah stasioner
untuk mendapatkan AR(1).
β² π· + π£π + π’ππ‘ + πππ‘ (3)
2. Model SAE Bayes berhierarki dengan pengaruh acak
area dan waktu
Terdapat dua pendekatan bayes berhierarki pada model
SAE dengan pengaruh acak area dan waktu sebagai
berikut :
a. Model SAE Rao Yu Bayes berhierarki dengan asumsi
ragam diketahui [20]
3 / 8
(i) πΜππ‘|πππ‘~ππ(πππ‘, Ξ¨ππ‘), dimana Ξ¨ππ‘ adalah matrik
ragam penarikan sampel yang diketahui
π
Matrik dari πΜππ‘ = (πΜπ1, β¦ , πΜππβ‘)
π π½ + π’ππ‘, ππ£
2~π(π₯ππ‘
2~π(π’π,π‘β1, ππ
2, π2) = π(π½)π(ππ£
(ii) πππ‘|π½, π’ππ‘, ππ£
(iii) π’ππ‘|π’π,π‘β1, ππ
(iv) π(π½, ππ£
2)
2)π(π2) dengan
2),
β‘π(π½) β 1, ππ£
β2~πΊ(π1, π1), πβ2~πΊ(π2, π2)
b. Model SAE Rao Yu Bayes berhierarki dengan asumsi
2
[1βπ]πππ‘
πππ‘
)
ragam tidak diketahui [20]
(i) πΜππ‘|πππ‘, πππ‘
2~π (πππ‘,
2)
([πππ‘β1]π ππ‘
2
πππ‘
(iii) πππ‘|π½, π’ππ‘~π(π₯ππ‘
(iv) π(π½, ππ£
β‘β‘β‘β‘β‘β‘β‘β‘β‘β‘β‘β‘β‘β‘β‘β‘β‘β‘β‘π(π½) β 1, ππ£
(ii)
~π2(πππ‘ β 1)
ππ½ + π’ππ‘, π2)
2, π2) = π(π½)π(ππ£
2)π(π2) dengan
β2~πΊ(π1, π1), πβ2~πΊ(π2, π2)
3. Model Regresi Beta Logistik pada SAE Bayes berhierarki
dengan pengaruh acak area dan waktu[18]
(i) ππ,π‘|ππ,π‘~πππβ‘π΅ππ‘πβ‘ (πΎπ,π‘ππ,π‘, πΎπ,π‘(1 β ππ,π‘)),
dimana ππmerupakan estimasi proporsi pada area
i dan fungsi density dari distribusi beta adalah
β‘β‘β‘β‘β‘β‘β‘β‘β‘π(π|π, π) =
ππβ1(1 β π)πβ1,
Ξ(π+π)
Ξ(π)Ξ(π)
kemudian dilakukan proses
β‘β‘β‘β‘π = πΈ(π|π) =
π+π
didapatkan π = πΎπ dan β‘π = πΎ(1 β π)
reparameterisasi
dan πΎ = π + π, sehingga
π
β² π½π‘ + π£π + π’π,π‘
π’π,π‘ = ππ’π,π‘β1 + ππ,π‘, dimana |π| < 1
2)
(ii) β‘β‘πππππ‘(ππ,π‘) = π₯π,π‘
(iii)
(iv) π£π|ππ£
(v) ππ,π‘~ππππ(0, πβ
(vi) π(π½, ππ£
Dalam proses pembangunan R-package,
2~πππβ‘π(0, ππ£
2)
2, π) β π3(0, (
) πΌ3)
1
π
2~πΊ(ππ1, ππ2),
π(π½)~π(ππ½, ππ½),
ππ£
π(π)~πΊ(ππ, ππ)
telah
dilakukan penyesuaian nilai prior yang digunakan.
Adapun prior yang digunakan dalam R-package
2~πΊ(ππ£1, ππ£2),
antaralain
dengan
πβ
ππ~πΊ(ππ1, ππ2) dan ππ~πΊ(ππ1, ππ2) . Penyesuaian prior
tersebut
dapat mempercepat
karena
tercapainya kondisi konvergen pada rantai marcov yang
dihasilkan serta lebih adaptif. Adapun direct acyclic
graph (DAG) dari model bayes yang digunakan adalah
sebagai berikut:
dilakukan
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
C. Tahapan Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Design
Science Research Methodology (DSRM) yang terdiri dari 5
tahapan sebagai berikut.
1. Awareness of problem
Tahap identifikasi masalah terkait small area estimation
pada model Rao-Yu dengan pendekatan hierarchical
bayes untuk data berdistribusi beta dilakukan dengan
kajian pada beberapa literatur terkait.
2. Suggestion
Tahap pencarian solusi dari masalah yang
telah
diidentifikasi pada tahap sebelumnya melalui kajian
literatur dan wawancara kepada ahli di bidang SAE.
3. Development
Pada tahap ini dilakukan pembangunan R-Package yang
terdiri dari beberapa bagian pada tahap ini yaitu
arsitektur R-Package, pemodelan, perancangan, dan
implementasi.
4. Evaluation
Evaluasi yang dilakukan berupa uji validitas dan uji SUS
serta implementasinya pada studi kasus.
5. Conclusion
Tahap penarikan kesimpulan dan pemberian saran
berdasarkan proses penelitian yang telah dilakukan.
V. KERANGKA PIKIR
Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini
mengambarkan kebutuhan implementasi pada R-Package untuk
model Rao-yu dengan pendekatan hierarchical bayes pada small
area estimation yang dapat digunakan pada data berdistribusi
beta (gambar (2)).
Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian
VI. Hasil dan Pembahasan
6.1 Awarness of problem
Hingga saat ini sebagian model SAE masih berbentuk script
yang belum dipublikasikan sehingga belum dapat diakses oleh
semua orang serta pengguna memerlukan waktu lama untuk
mempelajari
sebelum
menggunakannya.
tersebut
dahulu
script
lebih
Gambar 1. DAG model SAE Rao-Yu Bayes berhierarki beta.
R merupakan sebuah software statistik yang telah banyak
digunakan. Salah satu penggunaannya adalah penerapan model
SAE. Beberapa model SAE yang telah diberhasil dibangun dan
dipublikasikan dalam bentuk R-package. Perkembangan R-
package untuk model SAE cenderung lambat. Hal ini
4 / 8
menyebabkan ketersediaan R-package untuk model SAE masih
terbatas, termasuk untuk SAE pendekatan HB dengan model
Rao-Yu. Sementara itu, jika dibandingkan dengan model
estimasi langsung dan model Fay-Herriot pendekatan HB,
model Rao-Yu pendekatan HB menghasilkan estimasi dengan
MSE yang paling kecil.
Terdapat sebuah package untuk SAE pendekatan HB dengan
model Rao-Yu yang telah berhasil dikembangkan yaitu
package βsaeHB.panelβ [17]. Namun, package tersebut hanya
dapat digunakan ketika datanya berdistribusi normal. Dalam
prakteknya, data yang digunakan banyak yang berbentuk
proporsi dimana data tersebut berdistribusi beta. Sejauh ini,
belum terdapat R-Package untuk menangani kasus data panel
berdistribusi beta dengan model Rao-Yu. Maka dirasa perlu
untuk membuat modul pada R yang berkaitan dengan metode
bayes berhierarki untuk pendugaan area kecil berdasarkan
model Rao-Yu yang dapat digunakan pada data berdistribusi
beta.
6.2 Sugestion
Berdasarkan permasalah yang telah diuraikan pada bagian
6.1, peneliti menawarkan sebuah solusi berupa pembangunan R-
Package untuk model Rao-yu dengan pendekatan hierarchical
bayes pada small area estimation yang dapat digunakan ketika
variabel responnya berdistribusi beta.
6.3 Development
6.3.1 Arsitektur R-Package
Arsitektur R-package yang telah berhasil dibangun dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3. Arsitektur package 'saeHB.panel.beta'
βsaeHB.panel.betaβ yang dibangun memiliki
Package
dependensi
lain diantaranya
terhadap beberapa package
βstringrβ, βcodaβ, βrjagsβ, βstatsβ, βgrDevicesβ, βgraphicsβ, dan
βdplyrβ. Dependensi inibertujuan untuk meningkatkan efisiensi
package yang dibangun, karena beberapa proses komputasi yang
diperlukan
lain. Package
βsaeHB.panel.betaβ terdiri dari dua fungsi dan empat dataset.
Fungsi yang tersedia pada package yaitu βRaoYuAr1.betaβ dan
βPanel.betaβ. Adapun dataset yang tersedia yaitu dataBetaAr1,
dataBetaAr1Ns, dataPanelbeta, dan dataPanelbetaNs.
tersedia pada package
telah
6.3.2 Perancangan
Perancangan Package βsaeHB.panel.betaβ didasarkan pada
kaidah dari CRAN yaitu The Comprehensive R Archieve
Network. Terdapat enam komponen utama yang tercakup pada
package βsaeHB.panel.betaβ yaitu:
a. File DESCRIPTION
File ini mencakup berbagai informasi umum mengenai
package βsaeHB.panel.betaβ, seperti nama, tipe, judul, versi,
author, maintainer, deskripsi, link github (file package), import
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
ini
tercakup export dan
ini mencakup penjelasan singkat
(dependensi terhadap package lain), tanggal terbit, dan berbagai
informasi lainnya.
b. File NAMESPACE
file
Dalam
import yang
memungkinkan terjadinya interaksi package R dengan package
lain. βexportβ menjadikan fungsi yang telah dibangun tersedia
βimportβ mengizinkan
dan dapat digunakan sedangkan
penggunaan fungsi dari package lain.
c. File README.md
File
terkait package
βsaeHB.panel.betaβ beserta contoh penggunaan package serta
referensi teori yang digunakan.
d. Folder data
Dalam folder ini terdapat empat contoh dataset yang dapat
dijadikan sebagai referensi pengguna dalam mempelajari
karakteristik data yang dapat diolah menggunakan package.
Selain itu, pengguna dapat menggunakan dataset yang ada untuk
mencoba fungsi yang tersedia pada package.
e. Folder R
Folder ini terdiri dari kumpulan script yang digunakan oleh
author dan maintainer dalam proses pembangunan package.
f. Folder man
Folder ini merupakan hasil generate secara otomatis oleh R
yang mencakup dokumentasi dari seluruh objek dalam package.
Adapun secara keseluruhan komponen-komponen package
βsaeHB.panel.betaβ dapat dilihat pada gambar:
Gambar 4. Komponen pada package 'saeHB.panel.beta'
6.3.3 Implementasi
Pembangunan package βsaeHB.panel.betaβ telah berhasil
dilakukan dan telah diterbitkan oleh CRAN. Dalam proses
pembangunan package ini, peneliti menggunakan aplikasi
Rstudio dengan bahasa pemrograman R versi 4.2.2.
a.
Implementasi algoritma fungsi pada R-package
Package βsaeHB.panel.betaβ menyediakan dua fungsi yaitu:
TABEL II
FUNGSI PADA PACKAGE βsaeHB.panel.betaβ
Fungsi
Keterangan
RaoYuAr1.beta Estimasi data panel berdistribusi beta menggunakan
Panel.beta
SAE pendekatan HB
Estimasi data panel berdistribusi beta menggunakan
SAE pendekatan HB dengan asumsi π = 0
b.
Implementasi contoh dataset
Package βsaeHB.panel.betaβ
telah menyediakan empat
dataset yang dapat digunakan sebagai contoh data panel yang
dapat digunakan oleh pengguna dalam mengimplementasikan
fungsi pada package. Setiap dataset tersebut memiliki enam
5 / 8
variable yang diperlukan dalam menjalankan
fungsi
βRaoYuAr1.betaβ dan βPanel.betaβ. Keterangan terkait dataset
dapat dilihat pada tabel III:
TABEL III
DATASET PADA PACKAGE βsaeHB.panel.betaβ
Dataset
dataBetaAr1
dataBetaAr1Ns
dataPanelbeta
Keterangan
Data panel berdistribusi beta dengan asumsi yang
semua areanya tersampel secara keseluruhan
Data panel berdistribusi beta dengan asumsi
dimana terdapat beberapa area yang tidak tersampel
Data panel berdistribusi beta dengan asumsi π = 0
yang semua areanya tersampel secara keseluruhan
Data panel berdistribusi beta dengan asumsi π = 0
dimana terdapat beberapa area yang tidak tersampel
Implementasi bantuan pada package βsaeHB.panel.betaβ
dataPanelbetaNs
c.
Informasi mengenai package βsaeHB.panel.betaβ
telah
tersedia pada R-documentations yang dapat diakses melalui:
https://www.rdocumentation.org/packages/saeHB.panel.beta/ve
rsions/0.1.1. Berikut adalah potongan layar R-documentations
βsaeHB.panel.betaβ:
Panel.beta
Gambar 5. Tangkapan Layar Informasi package
'saeHB.panel.beta' pada R-documentations
RaoYuAr1.beta
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
yaitu metode estimasi langsung dan estimasi SAE menggunakan
fungsi pada package βsaeHB.panelβ. Pengujian ini dilakukan
dengan 100 kali pengulangan dan menggunakan data bangkitan
dengan jumlah sampel berbeda. Dalam proses pengujian ini,
kondisi konvergen tercapai untuk jumlah sampel MCMC
sebanyak 20000, jumlah update 3, burn.in sebanyak 1000, dan
thin sebanyak 5. Adapun perbandingan nilai MSE yang
dihasilkan disajikan pada tabel IV.
TABEL IV
PERBANDINGAN MSE PADA SIMULASI 100 KALI
Metode
function
Data
Jumlah
Sampel
Estimasi
Langsung
RaoYu
HB
Normal
Rao
Yu HB
Beta
0,0261
0,0061
0,0018
0,0212
0,0005
0,0003
0,0191
0,0003
0,0002
0,0239
0,0051
0,0081
0,0014
0,0006
0,0003
50
100
300
50
100
300
50
0,0259
0,0019
0,0012
100
300
50
100
300
0,0156
0,0017
0,0013
0,0152
0,0012
0,0012
0,0052
0,0046
0,0091
0,0019
0,0206
0,0021
Seluruh
area
tersampel
Sebagian
area tidak
tersampel
Seluruh
area
tersampel
Sebagian
area tidak
tersampel
d.
Implementasi output
Informasi mengenai
dapat
petunjuk
penggunaan
diakses melalui:
fungsi
βPanel.betaβ
https://cran.r-
project.org/web/packages/saeHB.panel.beta/vignettes/Panelbet
a.html. Potongan layar petunjuk penggunaan fungsi βPanel.betaβ
beserta output-nya yang dapat dibandingkan dengan hasil
estimasi metode estimasi langsung serta MSE dan RSE-nya
disajikan pada gambar (6).
Gambar 6. Tangkapan Layar Contoh script dan output serta
perbandingan MSEnya
6.4 Evaluation
6.4.1 Uji Validitas
Proses pegujian validitas pada R-package yang telah
dibangun dilakukan dengan membandingkan nilai MSE pada
hasil estimasi dengan function RaoYuAr1.beta dan Panel.beta
pada package βsaeHB.panel.betaβ terhadap beberapa metode lain
Pada tabel IV dapat dilihat bahwa model Rao-Yu pendekatan
HB untuk data berdistribusi beta melalui fungsi βPanel.betaβ dan
βRaoYuAr1.betaβ
terkecil
dibandingkan MSE dari estimasi langsung maupun model Rao-
Yu pendekatan HB untuk data berdistribusi normal. Hal ini
menandakan algoritma dan source code kedua fungsi tersebut
telah valid dan dapat digunakan.
selalu menghasilkan MSE
6.4.2 Uji SUS
Uji SUS dilakukan dengan menyebar koesioner SUS yang
berisi sepuluh pertanyaan terkait penerimaan pengguna terhadap
package yang telah dibangun. Terdapat sepuluh responden yang
berpartisipasi dalam pengujian SUS ini. Secara keseluruhan
responden tersebut merupakan mahasiswa tingkat IV Politeknik
Statistika STIS. Pengujian ini menghasilkan score akhir sebesar
7.6, yang menandakan bahwa package yang dibangun dapat
diterima dengan predikat good.
Studi Kasus
6.4.3
Variabel respon yang digunakan pada studi kasus penelitian ini
adalah tingkat kemiskinan anak di Provinsi Banten tahun 2018-
2021. Data kemiskinan anak diperoleh dari proses pengolahan
raw data SUSENAS 2018-2021 kor Maret untuk Provinsi
Banten. Penelitian ini menggunakan pendekatan kekurangan
(deprivation approach) sebagai variabel penyerta (auxiliary
variable) dalam mengukur kemiskinan anak dengan SAE yang
datanya bersumber dari data PODES Provinsi Banten tahun
2018-2021.
6 / 8
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
Jumlah fasilitas kesehatan
Sebelum melakukan pemodelan, variabel penyerta diseleksi
menggunakan metode stepwise. Dimana berdasarkan metode
tersebut, terpilih empat variabel penyerta yang akan digunakan
dalam proses pemodelan yaitu π1, π2, π5,β‘ dan π7.
π8
Proses pemodelan dilakukan dengan mengimplementasikan
fungsi pada package βsaeHB.panel.betaβ dan βsaeHB.panelβ
pada data yang telah diseleksi. Pada pemodelan menggunakan
fungsi pada package βsaeHB.panel.betaβ, kondisi konvergen
tercapai untuk jumlah sampel MCMC sebanyak 10000, jumlah
update 5, burn.in sebanyak 1000, dan thin sebanyak 7.
Sedangkan pada pemodelan menggunakan fungsi pada package
βsaeHB.panelβ, kondisi konvergen tercapai untuk jumlah sampel
MCMC sebanyak 20000, jumlah update 7, burn.in sebanyak
1000, dan thin sebanyak 25. Konvergensi pada rantai marcov
diperiksa dari trace plot, density plot dan autocorrelation plot
(gambar (8)) serta menggunakan uji Geweke (tabel VII).
a. Estimasi langsung tingkat kemiskinan anak
selalu menjadi kabupaten dengan
Berikut disajikan diagram batang untuk mengetahui gambaran
hasil estimasi langsung tingkat kemiskinan anak Provinsi
Banten tahun 2018-2021. Berdasarkan gambar (7), kabupaten
Pandeglang
tingkat
kemiskinan anak tertinggi dari tahun ke tahun. Selain itu, daerah
perkotaan cenderung memiliki tingkat kemiskinan anak yang
rendah dibandingkan daerah perdesaan. Adapun nilai ringkasan
estimasi dan RSE tingkat kemiskinan anak Provinsi Banten
tahun 2018-2021 menggunakan metode estimasi langsung
disajikan pada tabel V.
Gambar 7. Hasil estimasi langsung tingkat kemiskinan anak
level kabupaten/kota Provinsi Banten tahun 2018-2021
TABEL V
NILAI RINGKASAN ESTIMASI DAN RSE TINGKAT KEMISKINAN ANAK
PROVINSI BANTEN TAHUN 2018-2021
Estimasi Langsung RSE
8,43
0,004
13,94
0,015
25,14
0,054
32,36
0,090
45,06
0,154
82,82
0,335
Min
Q1
Median
Mean
Q3
Max
tabel V
Berdasarkan
terlihat bahwa
terdapat beberapa
kabupaten/kota di Provinsi Banten memiliki tingkat kemiskinan
anak dengan RSE β₯25%. RSE yang cukup besar ini dapat
mengakibatkan estimasi yang dihasilkan tidak akurat. Oleh
karena itu, perlu dilakukan estimasi tidak langsung agar
menghasilkan RSE yang lebih kecil dan estimasi yang akurat.
b. Estimasi tidak langsung tingkat kemiskinan anak
Terdapat beberapa aspek dalam mengukur kemiskinan anak
dengan pendekatan kekurangan menurut UNICEF, yaitu
makanan, tempat tinggal, sanitasi, air, listrik, informasi,
pendidikan, dan kesehatan. Aspek-aspek tersebut kemudian
menjadi dasar dalam proses pemilihan kandidat variabel
penyerta dan dihasilkan sebanyak delapan kandidat variabel
penyerta (tabel VI). Delapan variabel penyerta tersebut
merupakan hasil penyesuaian aspek kemiskinan anak UNICEF
terhadap indikator yang tersedia pada data Podes.
TABEL VI
DELAPAN KANDIDAT VARIABEL PENYERTA PADA PENDUGAAN TIDAK
LANGSUNG TINGKAT KEMISKINAN ANAK
Pendekatan Indikator Podes
Jumlah warga penderita kekurangan gizi
Jumlah keluarga yang berlangganan telepon kabel
Jumlah keluarga bukan pengguna listrik
Jumlah desa/kelurahan yang warganya tidak menggunakan
telepon seluler/handphone
Jumlah desa/kelurahan yang sumber air untuk minum
sebagian besar keluarga di desa/kelurahan tersebut berasal
dari mata air, sungai, hujan dan lainnya
Jumlah desa/kelurahan yang fasilitas buang air besar sebagian
besar keluarganya bukan jamban
Jumlah bangunan sekolah jenjang PAUD hingga SMA
Variabel
π1
π2
π3
π4
π5
π6
π7
Gambar 8. Trace plot, density plot dan autocorrelation plot
untuk seluruh parameter hasil estimasi menggunakan fungsi
pada package βsaeHB.panel.betaβ (a) dan 'saeHB.panel' (b)
TABEL VII
NILAI Z-SCORE UJI GEWEKE UNTUK SELURUH PARAMETER HASIL ESTIMASI
MENGGUNAKAN FUNGSI PADA PACKAGE βsaeHB.panel.betaβ
Parameter Z-score
-0.519
0.414
-0.412
0.779
-0.718
π0
π1
π2
π3
π4
Pada gambar (8) terlihat bahwa trace plot yang dihasilkan
tidak membentuk suatu pola periodik tertentu serta density plot
untuk seluruh parameternya cenderung mulus (smooth). Selain
itu, autocorrelation plot yang dihasilkan berbentuk cut off pada
lag awal. Kemudian pada tabel VII terlihat bahwa nilai Z-score
yang dihasilkan pada uji Geweke untuk seluruh parameter telah
berada diantara -1 dan 1. Hal ini menunjukkan bahwa
7 / 8
konvergensi algoritma MCMC telah tercapai sehingga sampel
yang dihasilkan dapat digunakan dalam analisis posterior.
Hasil estimasi tingkat kemiskinan anak level kabupaten/kota
Provinsi Banten tahun 2018-2021 disajikan pada gambar (9).
Pada gambar (9), terlihat bahwa estimasi yang dihasilkan dari
pendugaan SAE Rao-Yu HB beta memiliki nilai yang cukup
ini
berbeda dengan nilai estimasi
merupakan bentuk koreksi dari metode Rao-Yu HB beta
terhadap nilai estimasi langsung yang memiliki jumlah sampel
kurang sehingga menyebabkan lemahnya akurasi dan varian
yang lebih besar [21].
langsung. Perbedaan
Gambar 9. Hasil Estimasi Tingkat Kemiskinan Anak Level
Kabupaten/Kota Provinsi Banten Tahun 2018-2021
Selain itu, nilai maksimum RSE dan nilai rata-rata RSE
pendugaan SAE Rao-Yu HB beta memiliki nilai paling rendah
dibandingkan pendugaan langsung maupun pendugaan SAE
Rao-Yu HB normal (tabel VIII). Artinya pendugaan SAE Rao-
Yu HB beta merupakan pendugaan dengan presisi paling baik
dibandingkan kedua pendugaan lainnya.
TABEL VIII
PERBANDINGAN RSE PENDUGAAN TINGKAT KEMISKINAN ANAK PROVINSI
BANTEN TAHUN 2018-2021
RSE Estimasi
Langsung (%)
8,43
13,94
25,15
32,36
45,07
82,90
RSE Rao-Yu HB
Normal (%)
6,33
9,54
25,32
29,43
41,98
75,80
RSE Rao-Yu HB
beta (%)
10,75
14,38
20,39
21,11
25,78
45,99
Min
Q1
Median
Mean
Q3
Max
VII.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Model regresi beta logistik pada SAE model Rao-Yu
pendekatan HB dapat digunakan untuk melakukan estimasi
pada data panel berdistribusi beta.
2. Proses pembangunan R-package model Rao-yu dengan
pendekatan HB pada SAE untuk data berdistribusi beta telah
selesai dilakukan dan telah berhasil di-publish pada CRAN
dengan nama βsaeHB.panel.betaβ yang dapat diakses
melalui:
https://cran.r-project.org/web/packages/saeHB.panel.beta/
3. Evaluasi R-package yang dibangun telah berhasil dilakukan
dengan mengimplementasikannya pada data hasil bangkitan
dan dengan uji validitas menggunakan SUS yang hasilnya
menunjukkan package telah dapat diterima oleh pengguna.
Makalah Seminar Skripsi β Program Studi D-IV Komputasi Statistik
4. Penerapan fungsi package βsaeHB.panel.betaβ pada studi
kasus tingkat kemiskinan anak Provinsi Banten tahun 2018-
2021 menghasilkan pendugaan dengan presisi paling baik
dibandingkan metode Rao-Yu HB normal maupun
pendugaan langsung.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Rao, J., & Molina, I., βSmall Area Estimation 2nd Editionβ. New Jersey:
John Wiley and Sons Inc., 2015.
[2] Rao, J., & Molina, I., βSmall Area Estimation 1st Editionβ. New Jersey:
John Wiley and Sons Inc., 2003.
[3] M. Ghosh and J. N. Rao, βSmall area estimation: An appraisal,β Statistical
Science, vol. 9, no. 1, 1994.
[4] J. N. Rao and M. Yu, βSmall-area estimation by combining time-series and
cross-sectional data,β Canadian Journal of Statistics, vol. 22, no. 4, pp. 511β
528, 1994.
[5] Manurung, A. H. βModel Data Panel: Sebuah Surveiβ.
[6] Noviani, A. "Small Area Estimation With Hierarchical Bayesian Neural
Network Approach For Case Dropout Children In Poverty In East Java
Province."[Thesis]. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 2016.
[7] S. Kamala, βSmall Area Estimation Pada Data Panel untuk Mengestimasi
Tingkat Kemiskinan di Jawa Tengahβ [Skripsi]. Jakarta : Politeknik
Statistika STIS, 2018.
[8] S. Muchlisoh dkk, βEstimation of Unemployment Rates Using Small Area
Estimation Model by Combining Time Series and Cross-Sectional Dataβ,
Proceedings of The 7th SEAMS UGM International Conference on
Mathematics and Its Applications, 2015.
[9] Hajarisman, N. βPenaksiran Parameter Model Regresi Beta untuk
Memodelkan Data Proporsiβ. Statistika, 12(1). 2012.
[10] Swearingen, C. J., Castro, M.S.M., and Bursac, Z. βModeling Percentage
Outcomes: The %Beta_Regression Macroβ. SAS Global Forum 2011:
Statistics and Data Analysis, Paper 335- 2011.
[11] Badan Pusat Statistik (BPS), βKemiskinan dan Ketimpangan.β [Online].
Available:https://www.bps.go.id/subject/23/kemiskinan-dan-
ketimpangan.html.
[12] Sari, Euis Naya. βPengaruh Status Perkawinan Dan Kondisi Ekonomi
Rumah Tangga Terhadap Kemiskinan Anak Di Provinsi Banten Tahun
2017β. 2018.
[13] Moore, K.A. βChildren in Poverty: Trends, Consequences, and Policy
Optionsβ. Child Trends Research Brief, 2009.
[14] S. Grantham-McGregor, Y. B. Cheung, S. Cueto, P. Glewwe, L. Richter,
and B. Strupp, βDevelopmental potential in the first 5 years for children in
developing countries,β The Lancet, vol. 369, no. 9555, pp. 60β70, 2007.
[15] Casimiro, et al. βA Multidimensional Approach to Child Poverty in The
Philippinesβ. 12th National Convention on Statistics, 2013.
[16] Badan Pusat Statistik (BPS).βAngka Partisipasi Kasar (APK) Anak Yang
Mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Menurut Provinsiβ.
Available:
https://www.bps.go.id/indicator/28/1439/1/angka-partisipasi-
kasar-apk-anak-yang-mengikuti-pendidikan-anak-usia-dini-paud-menurut-
provinsi.html.
[17] Marliana, V.T. βPembangunan R-Package Model Rao-Yu Dengan
Pendekatan Hierarchical Bayes Pada Small Area Estimationβ[Skripsi].
Jakarta : Politeknik Statistika STIS, 2022.
[18] R. Janicki, βProperties of the beta regression model for small area estimation
of proportions and application
rates,β
Communications in Statistics - Theory and Methods, vol. 49, no. 9, pp.
2264β2284, 2019.
to estimation of poverty
[19] Hawala, Sam, and Partha Lahiri. "Hierarchical Bayes estimation of poverty
rates." Proceedings of the American Statistical Association, Survey
Research Methods Section. 2012.
[20] Zhou, Qian M., and Yong You. βHierarchical Bayes Small Area Estimation
for the Canadian Community Health Surveyβ. Statistics Canada, Household
Survey Methods Division, 2007.
[21] Ayuningtyas, Ika. "Small Area Estimation Pada Kasus Respon Multinomial
(Aplikasi Pada Proporsi
Dengan Pendekatan Hierarchical Bayes
Pengangguran Menurut Kategori Pengangguran Di Pulau Kalimantan,
2015)." Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Corespondesse, 2017.
8 / 8
|