ramadita's picture
Add new SentenceTransformer model.
6382164 verified
|
raw
history blame
66.8 kB
metadata
language:
  - id
license: apache-2.0
library_name: sentence-transformers
tags:
  - sentence-transformers
  - sentence-similarity
  - feature-extraction
  - generated_from_trainer
  - dataset_size:24713
  - loss:MultipleNegativesRankingLoss
base_model: firqaaa/indo-sentence-bert-large
datasets: []
metrics:
  - cosine_accuracy
  - dot_accuracy
  - manhattan_accuracy
  - euclidean_accuracy
  - max_accuracy
widget:
  - source_sentence: DR. Labib Najib 20 Pembahasan Hukum Seputar Ibadah Qurban
    sentences:
      - >-
        Wallahu alam. Catatan: Penulis banyak mengambil faidah dari kitab Jamul
        Mahshul fii Syarhi Risalati ibni Sadi fil Ushul hal. 124-126, karya
        Syaikh Abdullah Al-Fauzan Penulis: Wiwit Hardi Priyanto Artikel
        Muslim.Or.Id
      - >-
        Puasa sunnah merupakan ibadah yang manakala dilakukan mendapatkan pahala
        dan meninggalkannya tak dapat apa-apa. Secara aturan, puasa sunnah jelas
        berbeda dengan puasa-puasa yang diwajibkan seperti, puasa Ramadhan,
        puasa kafarat atau puasa nadzar. Sabda Nabi Saw. kepada Ummu Hani Ra.
        yang ketika itu dia sedang puasa kemudian membatalkannya. Beliau
        bersabda: Apakah kamu akan meng-qadha-nya Kemudian Ummu Hanni menjawab
        Tidak. Kemudian Rasulullah menegaskan Tidak masalah jika itu puasa
        sunnah. Melalui hadis tersebut, maka puasa sunnah diperbolehkan untuk
        diputus atau dibatalkan. Jumhur ulama telah menerangkan beberapa faktor
        keinginan seseorang memutuskan puasa. Di antaranya adalah lintasan
        batin. Ketika seseorang sedang beribadah puasa, terkadang terlintas
        berbagai macam keinginan. Misalnya, seorang yang sedang berpuasa
        melewati makanan, dan seketika terlintas keinginannya untuk mencicipi
        makanan itu. Mengenai hal ini, Rasulullah Saw. bersbadda: Sesungguhnya
        Allah memaafkan was-was batin yang terjadi pada umatku atau lintasan
        hatinya, selama tidak diamalkan atau diucapkan. HR.
      - >-
        dakwah.idBaca juga artikel Fikih Udhiyah atau artikel menarik lainnya
        karya DR. Labib Najib.Penulis: Syaikh DR. Labib Najib Abdullah Ghalib
        Penerjemah: Miftahul Ihsan Editor: Sodiq FajarUnduh file versi PDF di
        sini:Baca artikel terkait fikih Udhiyyah di sini:
  - source_sentence: Tidak Boleh Menyentuh Al Quran Kecuali Orang yang Suci
    sentences:
      - >-
        Abu Daud. Hadits ini sahih menurut Ibnu Hibban HR. Abu Daud, no. 386
        Al-Baihaqi, 2:430 Ibnu Hibban, 4:250 Ibnu Khuzaimah, 1:148. Syaikh
        Abdullah Al-Fauzan dalam sanad hadits ini dhaif. Namun, makna hadits ini
        sahih. Lihat Minhah Al-Allam fii Syarh Bulugh Al-Maram, 2:363-365. Baca
        Juga: Bulughul Maram Shalat: Berbicara Ketika Shalat dalam Keadaan Lupa
        dan Tidak TahuMinhah Al-Allam fii Syarh Bulugh Al-Maram. Cetakan ketiga,
        Tahun 1431 H. Syaikh Abdullah bin Shalih Al-Fauzan.
      - >-
        Ia mengatakan, Riwayat ini shahih. Diriwayatkan pula oleh Malik dalam
        Al-Muwatha. Riwayat di atas juga dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani
        dalam Al-Irwa 1: 161 no. 122Juga didukung dari perkataan Salman
        Al-Farisi berikut. .Dari Abdurrahman bin Yazid, dari Salman, kami pernah
        bepergian bersama Salman. Suatu ketika beliau pergi untuk buang hajat
        setelah kembali aku berkata kepada beliau, Wahai Abu Abdillah,
        berwudhulah agar kami bisa bertanya kepadamu tentang ayat-ayat Al-Quran.
        Beliau berkata, Silakan bertanya namun aku tidak akan menyentuh
        Al-Quran. Sesungguhnya tidaklah menyentuhnya melainkan orang-orang yang
        disucikan QS. Al-Waqiah: 77. Kami pun mengajukan beberapa pertanyaan
        kepada beliau dan beliau bacakan beberapa ayat kepada kami sebelum
        beliau berwudhu. HR.
      - >-
        76 dan Muslim no. 504 Indikator lain yang memalingkan dari hukum wajib
        adalah hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abu Said Al-Khudhri
        radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
        Jika salah seorang dari kalian shalat menghadap sesuatu yang
        membatasinya dari orang yang lewat di depannya, pen., kemudian ada
        seseorang yang hendak lewat di hadapannya, maka hendaklah dicegah. Jika
        dia tidak mau, maka lawanlah dia, karena dia itu adalah setan.
  - source_sentence: >-
      Tafsir Surat at-Taubah Ayat 128: Lima Sifat Nabi yang Harus Ditiru oleh
      Para Pendakwah
    sentences:
      - >-
        Daftar Isi Bulan Muharram adalah di antara bulan haram. Amalan sholih
        yang diperintahkan saat itu adalah berpuasa. Dan ada anjuran
        memperbanyak puasa di bulan haram seperti itu. lwptoc Rasulullah
        shallallahu alaihi wa sallam mendorong kita melakukan puasa pada bulan
        Muharram sebagaimana sabdanya, Puasa yang paling utama setelah puasa
        Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Sementara shalat yang
        paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam. HR. Muslim no.
        1163, dari Abu Hurairah. Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, Hadits
        ini merupakan penegasan bahwa sebaik-baik bulan untuk berpuasa adalah
        pada bulan Muharram. Syarh Shahih Muslim, 8: 55 Lalu mengapa Nabi
        shallallahu alaihi wa sallam diketahui banyak berpuasa di bulan Syaban
        bukan malah bulan Muharram Ada dua jawaban yang dikemukakan oleh Imam
        Nawawi. Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, Puasa yang paling utama di
        antara bulan-bulan haram Dzulqodah, Dzulhijah, Muharram, Rajab -pen
        adalah puasa di bulan Muharram syahrullah Lathoif Al Maarif, hal. 67
        Sesuai penjelasan Ibnu Rajab, puasa sunnah tathowwu ada dua macam: Jadi,
        penjelasan di atas dapat dipahami bahwa puasa sunnah mutlaq yang paling
        afdhol adalah puasa Muharram. Sedangkan puasa muqoyyad yang ada kaitan
        dengan waktu tertentu atau berkaitan dengan puasa Ramadhan, maka yang
        lebih afhol adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa Syawal dari
        sisi ini lebih afhdol dari puasa Muharram. Puasa Syawal tersebut
        berkaitan dengan puasa Ramadhan. Oleh karenanya puasa tersebut seperti
        shalat sunnah rawatib yang mengiringi shalat wajib. Puasa Arafah juga
        bisa lebih baik dari puasa Muharram dari sisi puasa Arafah sebagai
        sunnah yang rutin. Penjelasan Syaikh Kholid bin Suud Al Bulaihad di sini
        Di antara sahabat yang gemar melakukan puasa pada bulan-bulan haram
        termasuk bulan haram adalah Muharram yaitu Umar, Aisyah dan Abu Tholhah.
        Bahkan Ibnu Umar dan Al Hasan Al Bashri gemar melakukan puasa pada
        setiap bulan haram Lihat Latho-if Al Maarif, hal. 71. Bulan haram adalah
        bulan Dzulqodah, Dzulhijah, Muharram dan Rajab. Penjelasan di atas
        menunjukkan bahwa kaum muslimin dianjurkan memperbanyak puasa pada bulan
        Muharram. Jika tidak mampu, berpuasalah sesuai kemampuannya. Namun yang
        lebih tepat adalah tidak berpuasa Muharram sebulan penuh. Aisyah
        radhiyallahu anhuberkata, - - Aku tidak pernah melihat Rasulullah
        -shallallahu alaihi wa sallam- berpuasa sebulan penuh selain di bulan
        Ramadhan. Aku tidak pernah melihat beliau banyak puasa dalam sebulan
        selain pada bulan Syaban. HR.
      - >-
        Lihat penjelasan Syaikh Muhammad bin Rosyid Al Ghofili dalam karya
        beliau Ahkam Maa Bada Ash Shiyam, hal. 138Wallahu waliyyut taufiq was
        sadaad. Pesantren Darush Sholihihn, Warak, Panggang, Gunung Kidul, 2
        Syawal 1433 Hwww.rumaysho.com
      - >-
        Amin. Sumber: Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi, Marah Labid Beirut: Dar
        al-Kutub al-Ilmiyyah, 1417 H., v. 1, hal. 476 Ahmad bin Musthafa
        al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi t.tp: Musthafa al-Babiy, 1946, v. 11, hal.
        55 Muhammad Jamaluddin al-Qasimi, Mahasin al-Takwil Beirut: Dar al-Kutub
        al-Ilmiyah, 1418 H., v. 5, hal. 534 Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir
        Damaskus: Dar al-Fikr al-Maashir, 1418 H., v. 11, hal. 90 Jalaluddin
        al-Suyuti, Tafsir Jalalain Kairo: Dar al-Hadis, t.th, hal. 264
  - source_sentence: Doa Meminta Kebaikan Sebagaimana yang Diminta Nabi
    sentences:
      - >-
        16042. Syaikh Syuaib Al-Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini hasan.
        Tambahan lafal hadits dalam kurung siku berasal dari pen-tahqiq Musnad
        Imam Ahmad Syaikh Syuaib Al-Arnauth setelah mengumpulkan berbagai kitab
        hadits lainnya yang juga meriwayatkan hadits ini. Abdullah radhiyallahu
        anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, : : : :
        Jika Allah berbicara menyampaikan wahyu, maka penduduk langit mendengar
        suara gemerincing seperti gesekan rantai di atas batu licin, hingga
        mereka pun pingsan. Dan mereka pun terus-menerus dalam kondisi seperti
        itu hingga datanglah Jibril. Ketika Jibril datang, mereka pun sadar.
        Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Lalu mereka berkata, wahai
        Jibril, apa yang disampaikan oleh Rabbmu Jibril menjawab, Kebenaran.
        Mereka pun berkata, Kebenaran, kebenaran HR. Abu Dawud no. 4738, dinilai
        shahih oleh Syaikh Al-Albani. Hadits-hadits di atas semuanya menunjukkan
        bahwa Allah Taala berbicara dengan suara yang didengar oleh makhluk-Nya,
        sehingga tidaklah meninggalkan keraguan sedikit pun bagi para pencari
        kebenaran. Juga menunjukkan bahwa kalam Allah itu bukan makhluk.
        Hadits-hadits yang menunjukkan hal ini sangatlah banyak, namun kami
        cukupkan dengan menyebutkan beberapa hadits di atas saja. Bersambung
        Diselesaikan di malam hari, Rotterdam NL, 22 Rajab 1439/9 April 2018
        Penulis: M. Saifudin Hakim Catatan kaki: 1 Pembahasan ini disarikan dari
        kitab dengan sedikit penambahan: Al-Asyaairoh fil Mizaani Ahlis Sunnah
        karya Syaikh Faishal bin Qazar Al-Jaasim seorang ulama ahlus sunnah dari
        negeri Kuwait, penerbit Al-Mabarrat Al-Khairiyyah li Uluumi Al-Quran was
        Sunnah Kuwait cetakan ke dua tahun 1431, hal. 510-512.
      - >-
        Ibnu Majah, no. 3846 dan Ahmad, 6:133. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan
        bahwa sanad hadits ini sahih. Baca juga: Doa Agar Semua Takdir Kita Baik
        Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun
        1430 H. Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
      - >-
        Sekarang kita masuk dalam bahasan azan dan hukumnya. Ini pengantar
        sebelum masuk dalam Bulughul Maram terkait masalah azan. Azan secara
        bahasa berarti pengumuman. Secara istilah syari, azan adalah pengumuman
        akan masuknya waktu pengerjaan shalat dengan ucapan dzikir tertentu.Azan
        disyariatkan di Madinah pada tahun pertama Hijriyah, kira-kira sembilan
        bulan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam tiba di Madinah. Di antara
        dalil yang mendukung pendapat ini adalah hadits Ibnu Umar, di mana
        beliau berkata, .
  - source_sentence: 6 Sunnah Nabi di Hari Idul Fithri
    sentences:
      - >-
        Daftar Isi Salah satu yang menjadi perbincangan anak-anak muda zaman
        sekarang adalah fenomena FOMO atau Fear of Missing Out. Yaitu
        kekhawatiran atau kecemasan yang dialami seseorang jika ia kehilangan
        momen atau informasi tertentu. Ia selalu merasa tertinggal bahwa
        kehidupan orang lain terutama di media sosial akan lebih berwarna
        dibanding kehidupannya sendiri. Sehingga ia khawatir, jika tidak
        mengetahuinya lebih cepat, akan membuatnya tidak terlihat keren atau
        bahagia. Yang menjadi pertanyaan, apakah fenomena seperti ini dibenarkan
        dalam Islam Tentu saja terminologi FOMO baru dikenal di zaman ini dan
        bukan termasuk terminologi syari. Sehingga, menghukuminya dengan hukum
        syari itu membutuhkan pengamatan yang mendalam. Terlebih ketika FOMO
        hanya menjadi gejala dan bukan aksi yang nyata dari pelakunya. Hanya
        saja, penulis akan berusaha menghadirkan beberapa nasihat terkait FOMO
        berdasarkan aksi yang dilakukan oleh seseorang atau yang berdekatan
        dengannya: FOMO dalam hal ibadah bisa saja terjadi di kalangan kaum
        muslimin. Mengingat ketika seseorang membangun dasar ibadahnya pada
        sekedar ikut-ikutan semata dan tidak dilandasi oleh dalil, maka
        ke-fomo-annya akan mencelakai dirinya. Sebagaimana ketika Allah Azza
        Wajalla menggambarkan orang-orang musyrik yang enggan mengikuti perintah
        Allah hanya gegara ia khawatir keluar dari kebiasaan nenek moyangnya,
        Apabila dikatakan kepada mereka, Ikutilah apa yang telah diturunkan
        Allah Mereka menjawab, Tidak. Kami tetap mengikuti kebiasaan yang kami
        dapati pada nenek moyang kami. Apakah mereka akan mengikuti juga
        walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengerti apa pun dan tidak
        mendapat petunjuk QS. Al-Baqarah: 170 Ketika menjelaskan ayat ini, Syekh
        Abdurrahman bin Nashir As-Sadiy rahimahullahu mengatakan, Mereka memilih
        untuk ikut dengan nenek moyang mereka dan enggan untuk beriman kepada
        para nabi. Tafsir As-Sadiy, hal. 81 FOMO yang demikian sangat tegas
        dilarang di dalam Islam. Perasaan tidak enakan pada orang sekitar
        meskipun terhormat kemudian mengabaikan tuntunanlah yang menjadikan
        sebagian kaum muslimin terjerumus ke dalam keburukan. Nabi Muhammad
        shallallahu alaihi wasallama melarang umatnya dari beribadah tanpa
        tuntunan dari beliau, Barangsiapa yang beramal tanpa ada perintah dari
        kami, maka amalannya tertolak. HR.
      - >-
        Shalat adalah perkara penting yang akan dihisab pertama kali kelak di
        hari akhir. Ada sebagian orang yang menunaikan ibadah shalat wajib lima
        waktu dan disertai dengan shalat qabliyah dan badiyah. Yang demikian
        bertujuan sebagai penyempurna atau sebagai penutup jika ada
        kekurangan-kekurangan yang secara tidak sadar terjadi ketika menjalankan
        shalat wajib. Lantas apakah setiap waktu disunnahkan untuk melaksanakan
        shalat qabliyah dan badiyah yang mengiringi shalat wajib tiap waktu
        Jumhur Ulama berpendapat bahwa tidak semua waktu disunnahkan. Shalat
        badiyah subuh dan ashar adalah salah satu contoh shalat rawatib yang
        tidak dianjurkan, bahkan Rasulullah melarangnya. Dalam hadis riwayat
        Imam Ahmad diceritakan: : Ada seorang sahabat Nabi yang setelah Ashar
        melakukan salat sunah badiyah, maka dimarahi oleh Sayidina Umar, beliau
        berkata: Sesungguhnya Rasulullah Saw melarang salat sunah setelah Ashar
        HR. Ahmad Dalam hadis riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah bersabda
        langsung tentang larangan shalat yang dilaksnakan setelah shalat subuh
        dan setelah ashar. Larangan tersebut diperhatikan secara seksama. Jangan
        sampai terlampau semangat beribadah shalat sunnah, namun lalai
        memperhatikan waktu yang tidak diperblehkan. Rasulullah mengingatkan
        dalam sabda-Nya: Tidak ada shalat setelah shalat subuh, hingga matahari
        meninggi. Dan tidak ada shalat setelah shalat ashar hingga matahari
        tenggelam HR Bukhari Muslim Mengapa Rasulullah melarang shalat dalam dua
        waktu tersebut menurut keterangan hadis yang diriwayatkan oleh Imam
        Ahmad, Rasulullah melarang tersebut karena matahari terbit di antara dua
        tanduk setan dan terbenam diantara dua tanduk syetan. Namun jika untuk
        melaksanakan shalat wajib yang tertinggal atau ada udzur tertentu masih
        diperbolehkan, seperti shalat jenazah dan tahiyatul masjid.
      - >-
        171. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shahihIbnu Syihab
        Az-Zuhri menyatakan bahwa kaum muslimin ketika itu keluar dari rumah
        mereka sambil bertakbir hingga imam hadir untuk shalat ied, pen.Namun
        kalau kita lihat dari keumuman ayat Surat Al-Baqarah ayat 185 yang
        menunjukkan perintah bertakbir itu dimulai sejak bulan Ramadhan sudah
        berakhir, berarti takbir Idul Fithri dimulai dari malam Idul Fithri
        hingga imam datang untuk shalat ied.Takbir yang diucapkan sebagaimana
        dikeluarkan oleh Said bin Manshur dan Ibnu Abi Syaibah, bahwasanya Ibnu
        Masud bertakbir, Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu
        akbar. Allahu akbar walillahil hamd.
pipeline_tag: sentence-similarity
model-index:
  - name: Indonesia Islamic Sentence-BERT
    results:
      - task:
          type: triplet
          name: Triplet
        dataset:
          name: dev dataset
          type: dev-dataset
        metrics:
          - type: cosine_accuracy
            value: 0.8734218193590159
            name: Cosine Accuracy
          - type: dot_accuracy
            value: 0.1269019100032373
            name: Dot Accuracy
          - type: manhattan_accuracy
            value: 0.8708319844609906
            name: Manhattan Accuracy
          - type: euclidean_accuracy
            value: 0.8718031725477501
            name: Euclidean Accuracy
          - type: max_accuracy
            value: 0.8734218193590159
            name: Max Accuracy
      - task:
          type: triplet
          name: Triplet
        dataset:
          name: test dataset
          type: test-dataset
        metrics:
          - type: cosine_accuracy
            value: 0.8728155339805825
            name: Cosine Accuracy
          - type: dot_accuracy
            value: 0.12880258899676375
            name: Dot Accuracy
          - type: manhattan_accuracy
            value: 0.8715210355987055
            name: Manhattan Accuracy
          - type: euclidean_accuracy
            value: 0.8728155339805825
            name: Euclidean Accuracy
          - type: max_accuracy
            value: 0.8728155339805825
            name: Max Accuracy

Indonesia Islamic Sentence-BERT

This is a sentence-transformers model finetuned from firqaaa/indo-sentence-bert-large. It maps sentences & paragraphs to a 2048-dimensional dense vector space and can be used for semantic textual similarity, semantic search, paraphrase mining, text classification, clustering, and more.

Model Details

Model Description

  • Model Type: Sentence Transformer
  • Base model: firqaaa/indo-sentence-bert-large
  • Maximum Sequence Length: 512 tokens
  • Output Dimensionality: 2048 tokens
  • Similarity Function: Cosine Similarity
  • Language: id
  • License: apache-2.0

Model Sources

Full Model Architecture

SentenceTransformer(
  (0): Transformer({'max_seq_length': 512, 'do_lower_case': False}) with Transformer model: BertModel 
  (1): Pooling({'word_embedding_dimension': 1024, 'pooling_mode_cls_token': True, 'pooling_mode_mean_tokens': True, 'pooling_mode_max_tokens': False, 'pooling_mode_mean_sqrt_len_tokens': False, 'pooling_mode_weightedmean_tokens': False, 'pooling_mode_lasttoken': False, 'include_prompt': True})
)

Usage

Direct Usage (Sentence Transformers)

First install the Sentence Transformers library:

pip install -U sentence-transformers

Then you can load this model and run inference.

from sentence_transformers import SentenceTransformer

# Download from the 🤗 Hub
model = SentenceTransformer("ramadita/indo-islamic-sentence-bert-v2")
# Run inference
sentences = [
    '6 Sunnah Nabi di Hari Idul Fithri',
    '171. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shahihIbnu Syihab Az-Zuhri menyatakan bahwa kaum muslimin ketika itu keluar dari rumah mereka sambil bertakbir hingga imam hadir untuk shalat ied, pen.Namun kalau kita lihat dari keumuman ayat Surat Al-Baqarah ayat 185 yang menunjukkan perintah bertakbir itu dimulai sejak bulan Ramadhan sudah berakhir, berarti takbir Idul Fithri dimulai dari malam Idul Fithri hingga imam datang untuk shalat ied.Takbir yang diucapkan sebagaimana dikeluarkan oleh Said bin Manshur dan Ibnu Abi Syaibah, bahwasanya Ibnu Masud bertakbir, Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd.',
    'Shalat adalah perkara penting yang akan dihisab pertama kali kelak di hari akhir. Ada sebagian orang yang menunaikan ibadah shalat wajib lima waktu dan disertai dengan shalat qabliyah dan badiyah. Yang demikian bertujuan sebagai penyempurna atau sebagai penutup jika ada kekurangan-kekurangan yang secara tidak sadar terjadi ketika menjalankan shalat wajib. Lantas apakah setiap waktu disunnahkan untuk melaksanakan shalat qabliyah dan badiyah yang mengiringi shalat wajib tiap waktu Jumhur Ulama berpendapat bahwa tidak semua waktu disunnahkan. Shalat badiyah subuh dan ashar adalah salah satu contoh shalat rawatib yang tidak dianjurkan, bahkan Rasulullah melarangnya. Dalam hadis riwayat Imam Ahmad diceritakan: : Ada seorang sahabat Nabi yang setelah Ashar melakukan salat sunah badiyah, maka dimarahi oleh Sayidina Umar, beliau berkata: Sesungguhnya Rasulullah Saw melarang salat sunah setelah Ashar HR. Ahmad Dalam hadis riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah bersabda langsung tentang larangan shalat yang dilaksnakan setelah shalat subuh dan setelah ashar. Larangan tersebut diperhatikan secara seksama. Jangan sampai terlampau semangat beribadah shalat sunnah, namun lalai memperhatikan waktu yang tidak diperblehkan. Rasulullah mengingatkan dalam sabda-Nya: Tidak ada shalat setelah shalat subuh, hingga matahari meninggi. Dan tidak ada shalat setelah shalat ashar hingga matahari tenggelam HR Bukhari Muslim Mengapa Rasulullah melarang shalat dalam dua waktu tersebut menurut keterangan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah melarang tersebut karena matahari terbit di antara dua tanduk setan dan terbenam diantara dua tanduk syetan. Namun jika untuk melaksanakan shalat wajib yang tertinggal atau ada udzur tertentu masih diperbolehkan, seperti shalat jenazah dan tahiyatul masjid.',
]
embeddings = model.encode(sentences)
print(embeddings.shape)
# [3, 2048]

# Get the similarity scores for the embeddings
similarities = model.similarity(embeddings, embeddings)
print(similarities.shape)
# [3, 3]

Evaluation

Metrics

Triplet

Metric Value
cosine_accuracy 0.8734
dot_accuracy 0.1269
manhattan_accuracy 0.8708
euclidean_accuracy 0.8718
max_accuracy 0.8734

Triplet

Metric Value
cosine_accuracy 0.8728
dot_accuracy 0.1288
manhattan_accuracy 0.8715
euclidean_accuracy 0.8728
max_accuracy 0.8728

Training Details

Training Dataset

Unnamed Dataset

  • Size: 24,713 training samples
  • Columns: anchor, positive, and negative
  • Approximate statistics based on the first 1000 samples:
    anchor positive negative
    type string string string
    details
    • min: 4 tokens
    • mean: 10.45 tokens
    • max: 27 tokens
    • min: 34 tokens
    • mean: 287.48 tokens
    • max: 512 tokens
    • min: 29 tokens
    • mean: 330.8 tokens
    • max: 512 tokens
  • Samples:
    anchor positive negative
    Sifat Malu, Warisan Para Nabi Terdahulu Muslim Kisah-kisah di atas menggambarkan betapa pentingnya sifat malu. Ia adalah fitrah manusia yang salim. Sebagian ulama bersilang pendapat mengenai makna sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam, Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesuka hatimu. Pertama, ucapan ini mengandung makna ancaman. Maksud dari ungkapan tersebut adalah, Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesuka hatimu Allah akan membalasmu atas apa yang pernah engkau kerjakan. Hal ini sebagaimana firman Allah Taala, Berbuatlah apa yang kalian kehendaki. Rasa malu itu warisan para nabi. Artinya, telah diajarkan oleh para Nabi sebelum kita. Dari Abu Masud Uqbah bin Amr Al-Anshary Al-Badry radhiallahu anhu, dia berkata: : Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya perkataan yang diwarisi oleh orang-orang dari perkataan nabi-nabi terdahulu adalah: Jika engkau tidak malu, perbuatlah sesukamu. HR. Bukhari, no. 3483Penilaian Hadits Hadits ini dikeluarkan oleh Al-Bukhari dari riwayat Manshur bin Al-Mutamar dari Ribiy bin Hirasy dari Abu Masud dari Hudzaifah dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Maka ada perbedaan dalam sanad hadits ini. Namun, sebagian besar ahli hadits mengatakan bahwa ini adalah perkataan Abu Masud. Yang mengatakan demikian adalah Al-Bukhari, Abu Zurah, Ar-Raziy, Ad-Daruquthniy, dan lain-lain. Yang menunjukkan kebenaran hal ini adalah bahwa telah diriwayatkan dengan jalan lain, dari Abu Masud pada riwayat Masruq. Dikeluarkan pula oleh Ath-Thabraniy dari hadits Abu Ath-Thufail dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga.
    Munculnya Dajjal 6, Agar Terhindar dari Fitnah Dajjal Bahasan tentang Dajjal lainnya di rumaysho.com:1. Bukti Adanya Dajjal.2. Sifat-sifat Dajjal.3. Berbagai Fitnah Dajjal.4. Tempat Keluarnya Dajjal.5. Siapakah Pengikut Dajjal. Ummul Hamam, Riyadh, KSA, 17 Jumadal Ula 1433 Hwww.rumaysho.com Referensi: tentang akhir zaman lalu mereka mencocok-cocokkan dengan kondisi sekarang. Di antara hadis akhir zaman yang sering dikutip di antaranya adalah hadis tentang Imam Al-Mahdi dan Dajjal. Dalam salah satu situs internet, untuk mempromosikan organisasi terornya, seorang penulis mengutip sebuah hadis riwayat Imam Ahmad bin Hanbal. Penulisnya mengutip terjemah hadis bahwa Rasulullah saw. bersabda, Sungguh, fitnah sebagian dari kalian lebih aku takutkan dari fitnahnya Dajjal. Dan tidak ada seseorang pun dapat selamat dari badai fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan pasti selamat pula darinya fitnah Dajjal setelahnya. Dan tidak ada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini baik kecil maupun besar kecuali untuk menjemput fitnah Dajjal HR. Ahmad. Menurut penulis di situs tersebut, yang dimaksud fitnah sebelum fitnah Dajjal adalah sistem Dajjal yang diciptakan kaum Zionis seperti sekulerisme dan kapitalisme. Jadi, sekulerisme dan kapitalisme adalah fitnah sebelum fitnah Dajjal. Orang yang tidak selamat dari sekulerisme dan kapitalisme, tidak akan selamat dari fitnah Dajjal. Saat ini, menurutnya, satu-satunya negara yang selamat dari sekulerisme dan kapitalisme adalah Daulah. Daulah adalah nama organisasi teroris yang sedang didukungnya. Benarkah maksud fitnah sebelum fitnah Dajjal dalam hadis adalah sistem Dajjal yang meliputi sekulerisme dan kapitalisme Berikut ini adalah teks asli hadis yang dikutip: : : Dari Hudzaifah yang berkata, Diceritakan tentang Dajjal di samping Rasulullah saw. lalu beliau berkata, Niscaya fitnah dari sebagian kalian lebih aku takutkan dibanding fitnah Dajjal. Tidak akan selamat seorang pun dari fitnah sebelum Dajjal kecual akan selamat dari fitnah Dajjal. Tidak diciptakan fitnah sejak dunia ini ada, baik kecil maupun besar, kecuali tunduk pada fitnah Dajjal. HR Ahmad.
    Hukum KB: Apakah Mengatur Kehamilan Bertentangan Dengan Sabda Nabi Usamah al-Azhari dalam talkshow di stasiun televisi DMC 17/02/2021 menjelaskan bahwa dalam hadis di atas bisa dipahami bahwa Rasulullah SAW menyukai jumlah yang banyak. Namun di sisi lain terdapat hadis yang menunjukkan bahwa Rasulullah Saw. tidak menyukai jumlah yang banyak. Rasulullah Saw. bersabda: Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring. Seseorang bertanya: Apakah karena jumlah kami yang sedikit pada saat itu, wahai Rasulullah Beliau menjawab: Bahkan saat itu jumlah kalian begitu banyak namun laksana buih di air. Sunan Abu Daud no. Ahmad no. 17702, dinilai shahih oleh Syaikh Al-Arnauth Demikian juga Abdullah bin Al-Kharits bin Jazi Az-Zubaidi radhiyallahu anhu, beliau mengatakan, Pada masa Nabi shallallahu alaihi wa sallam, kami makan roti dan daging di dalam masjid. HR. Ibnu Majah no. 3300, dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani Dikuatkan pula dengan ahlu shuffah yang tinggal di masjid. Juga berkaitan dengan kisah diikatnya Tsumamah bin Utsal di masjid. Ketika itu, Tsumamah yang masih dalam agama kaum musyrikin, berupaya untuk membunuh Nabi shallallahu alaihi wa sallam namun digagalkan oleh Umar bin Khathab radhiallahu anhu. Kemudian ia pun diikat di masjid. Pada hari ketiga, beliau shallallahu alaihi wa sallam melewatinya dan bertanya, Apa yang engkau miliki wahai Tsumamah HR. Bukhari no. 2422, 4372 dan Muslim no.
  • Loss: MultipleNegativesRankingLoss with these parameters:
    {
        "scale": 20.0,
        "similarity_fct": "cos_sim"
    }
    

Evaluation Dataset

Unnamed Dataset

  • Size: 3,089 evaluation samples
  • Columns: anchor, positive, and negative
  • Approximate statistics based on the first 1000 samples:
    anchor positive negative
    type string string string
    details
    • min: 4 tokens
    • mean: 10.46 tokens
    • max: 24 tokens
    • min: 30 tokens
    • mean: 283.38 tokens
    • max: 512 tokens
    • min: 35 tokens
    • mean: 319.44 tokens
    • max: 512 tokens
  • Samples:
    anchor positive negative
    Asal Bersih dari Syirik, Pasti Masuk Surga Asal kita termasuk dalam kalangan ahli tauhid, yaitu orang yang tidak mengerjakan perbuatan syirik atau kalau sudah terjerumus dalam syirik lalu bertaubat, maka pasti masuk surga. Inilah keutamaan orang yang menjauhi perbuatan syirik, baik itu tradisi dan lainnya, maka pasti ia masuk surga apa pun amalnya, walaupun juga ia ahli maksiat. Ini juga menunjukkan bahwa amalan tauhid bisa menghapuskan berbagai dosa.Dari Ubadah bin Ash Shomit, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya begitu juga bersaksi bahwa Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, serta kalimat-Nya yaitu Allah menciptakan Isa dengan kalimat kun, -pen yang disampaikan pada Maryam dan ruh dari-Nya juga bersaksi bahwa surga dan neraka benar adanya maka Allah akan memasukkan-Nya dalam surga apa pun amalnya. HR. Bukhari no. As Sajadah: 17. Ayat ini ditujukan pada manusia dan jin. Sedangkan jin kafir akan masuk neraka sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut, Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya. QS. Hud: 119 Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia QS. Al Araf: 179. Ibnu Muflih dalam Al Furu menyatakan, Jin dibebani syariat secara umum. Yang kafir di antara jin dimasukkan dalam neraka. Sedangkan yang beriman dimasukkan dalam surga. Namun mereka sebenarnya menjadi debu seperti halnya hewan ternak. Balasan dari amalan mereka adalah selamat dari neraka. Imam As Suyuthi dalam Al Asybah wan Nazhair menyatakan, Tidak ada khilaf di antara para ulama bahwa jin yang kafir akan disiksa di neraka. Sedangkan yang diperselisihkan mengenai jin yang beriman apakah mereka masuk surga karena ketaatan mereka. Pendapat yang paling tepat, iya, mereka masuk surga. Pendapat inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama.
    Faedah Sirah Nabi: Pelajaran dari Menawarkan Islam kepada Tokoh dan Kabilah 4854. Ketika itu, Jubair masih dalam keadaan musyrik. Selain itu, peristiwa inilah yang mengantarkannya masuk Islam.Selain itu, kisah Umar pada bagian terdahulu, ketika ia mendengar awal surah Thaha dibacakan, beliau tertegun dan beriman setelah memukul adik dan iparnya sendiri. Berdasarkan penjelasan di atas, kita melihat bahwa orang-orang Quraisy sangat takut kepada Al-Quran. Mereka memperingatkan setiap orang yang datang ke Makkah agar tidak mendengarkannya seperti pada kisah Thufail dan yang lainnya. Karena mereka mengetahui kekuatan Al-Quran terhadap jiwa.Oleh karena itu, manhaj metodologi yang benar dalam berdakwah adalah fokus memperbanyak membacakan ayat-ayat Al-Quran dan menjadikan sandaran dalam ceramah dan khutbah, lalu menghindar dari ucapan-ucapan yang kosong dari kalamullah dan ucapan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sekalipun itu bagus, tetapi kebaikannya sangat minim dan pengaruhnya juga sedikit. Kita lihat juga di antara manusia yang sangat mudah dan cepatnya mereka menerima ajakan Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Mereka hanya perlu mendengarkan beberapa ayat Al-Quran dibacakan kepada mereka dan melupakan semua perkataaan untuk tidak mendengar Al-Quran yang disampaikan oleh orang-orang kafir Quraisy, sekalipun diungkapkan dengan bahasa yang lembut, tetap pada hakikatnya adalah palsu dan batil. Allah Taala berfirman, Dan katakanlah: Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. QS. Mau tahu faedah dari hijrah ke Habasyah Sekarang serial keempat. Ketika Jafar radhiyallahu anhu ditanya oleh Raja Najasyi mengenai agama Islam, makai a mengawali kata-katanya dengan menjelaskan beberapa larangan dalam agama, dan larangan yang paling besar adalah syirik menyekutukan Allah. Kemudian disusul menjelaskan perintah Islam dan perintah yang utama adalah bertauhid, mengesakan Allah Taala.Dalam hal ini Jafar mendahulukan takhliyyah pembersihan sebelum tahliyyah mengisi. Karena yang harus dilakukan pertama kali sebelum melakukan yang lain adalah menjauhkan diri dari kesyirikan, lalu mentauhidkan Allah. Hal ini sejalan dengan firman Allah Taala, Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah. QS. Al-Baqarah: 256Sama juga dengan kandungan kalimat laa ilaha illallah, di mana kita terlebih dahulu menghapuskan segala bentuk sesembahan selain Allah lalu menetapkan hanya Allah saja yang disembah. Itu juga maksud dari at-takhliyyah qabla at-tahliyyah, membersihkan sebelum mengisi. Ketika Jafar menerangkan tentang urutan dakwah yang dibawakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka ia mendahulukan dakwah kepada tauhid. Inilah yang seharusnya menjadi skala prioritas para dai yang menyeru manusia ke jalan Allah. Hendaknya mereka mengawali dakwahnya dengan mendahulukan dan memfokuskan pada masalah ketauhidan serta sering diulang-ulang penjelasan tentang masalah ini dalam setiap kesempatan.Manfaat dakwah tauhid lebih didahulukan dapat dilihat dari perkataan Aisyah radhiyallahu anha berikut ini, Sesungguhnya yang pertama kali turun darinya ialah satu surat dari Al-Mufashshal surat-surat pendek yang berisi penjelasan tentang surga dan neraka sehingga apabila manusia telah mantap dalam Islam, maka turunlah ayat-ayat tentang halal dan haram. Seandainya yang pertama kali turun kepada mereka adalah jangan minum khamr minuman keras, tentu mereka akan menjawab kami tidak akan meninggalkan khamr selama-lamanya. Seandainya yang pertama turun adalah jangan berzina, tentu mereka akan menjawab kami tidak akan meninggalkan zina selama-lamanya. Sesungguhnya telah turun firman Allah sebenarnya hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka, dan Kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahitQS. Al-Qamar ayat 46di Mekkah kepada Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, dan pada waktu itu aku masih kecil yang senang bermain-main. Surat Al-Baqarah dan An-Nisa barulah turun setelah aku menjadi istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam. HR. Bukhari, no.
    Perbaiki Tauhid 17 Maka tidaklah berlebihan jika kita katakan, Di mana pun bumi dipijak, maka di situlah dakwah tauhid harus ditegakkan. Kebahagiaan seperti apakah yang anda idamkan, kejayaan macam apakah yang anda impikan, apabila semangat dakwah tauhid sama sekali tidak bergejolak di dalam hati anda Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi Artikel Muslim.Or.Id Penutup Demikianlah penjelasan ringkas tentang salah satu keyakinan dan prinsip dasar Ahlus sunnah wal jamaah yang agung, melihat wajah Allah Taala. Dengan memahami dan mengimani masalah ini dengan benar, maka peluang kita untuk mendapatkan anugrah dan kenikmatan tersebut akan semakin besar, dengan rahmat dan karunia-Nya. Adapun orang-orang yang tidak memahaminya dengan benar, apalagi mengingkarinya, maka mereka sangat terancam untuk terhalangi dari mendapatkan kemuliaan dan anugrah tersebut, minimal akan berkurang kesempurnaannya, nauudzu billahi min dzaalik. Dalam hal ini salah seorang ulama salaf berkata: Barangsiapa yang mendustakan mengingkari suatu kemuliaan, maka dia tidak akan mendapatkan kemuliaan tersebut29. Akhirnya kami berdoa kepada Allah Taala dengan doa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits di atas: Aku meminta kepada-Mu ya Allah kenikmatan memandang wajah-Mu di akhirat nanti dan aku meminta kepada-Mu kerinduan untuk bertemu dengan-Mu sewaktu di dunia Kota Kendari, 12 Rabiul awwal 1431 H Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA
  • Loss: MultipleNegativesRankingLoss with these parameters:
    {
        "scale": 20.0,
        "similarity_fct": "cos_sim"
    }
    

Training Hyperparameters

Non-Default Hyperparameters

  • eval_strategy: steps
  • gradient_accumulation_steps: 2
  • learning_rate: 1e-05
  • num_train_epochs: 1
  • warmup_ratio: 0.1
  • fp16: True
  • load_best_model_at_end: True
  • batch_sampler: no_duplicates

All Hyperparameters

Click to expand
  • overwrite_output_dir: False
  • do_predict: False
  • eval_strategy: steps
  • prediction_loss_only: True
  • per_device_train_batch_size: 8
  • per_device_eval_batch_size: 8
  • per_gpu_train_batch_size: None
  • per_gpu_eval_batch_size: None
  • gradient_accumulation_steps: 2
  • eval_accumulation_steps: None
  • learning_rate: 1e-05
  • weight_decay: 0.0
  • adam_beta1: 0.9
  • adam_beta2: 0.999
  • adam_epsilon: 1e-08
  • max_grad_norm: 1.0
  • num_train_epochs: 1
  • max_steps: -1
  • lr_scheduler_type: linear
  • lr_scheduler_kwargs: {}
  • warmup_ratio: 0.1
  • warmup_steps: 0
  • log_level: passive
  • log_level_replica: warning
  • log_on_each_node: True
  • logging_nan_inf_filter: True
  • save_safetensors: True
  • save_on_each_node: False
  • save_only_model: False
  • restore_callback_states_from_checkpoint: False
  • no_cuda: False
  • use_cpu: False
  • use_mps_device: False
  • seed: 42
  • data_seed: None
  • jit_mode_eval: False
  • use_ipex: False
  • bf16: False
  • fp16: True
  • fp16_opt_level: O1
  • half_precision_backend: auto
  • bf16_full_eval: False
  • fp16_full_eval: False
  • tf32: None
  • local_rank: 0
  • ddp_backend: None
  • tpu_num_cores: None
  • tpu_metrics_debug: False
  • debug: []
  • dataloader_drop_last: False
  • dataloader_num_workers: 0
  • dataloader_prefetch_factor: None
  • past_index: -1
  • disable_tqdm: False
  • remove_unused_columns: True
  • label_names: None
  • load_best_model_at_end: True
  • ignore_data_skip: False
  • fsdp: []
  • fsdp_min_num_params: 0
  • fsdp_config: {'min_num_params': 0, 'xla': False, 'xla_fsdp_v2': False, 'xla_fsdp_grad_ckpt': False}
  • fsdp_transformer_layer_cls_to_wrap: None
  • accelerator_config: {'split_batches': False, 'dispatch_batches': None, 'even_batches': True, 'use_seedable_sampler': True, 'non_blocking': False, 'gradient_accumulation_kwargs': None}
  • deepspeed: None
  • label_smoothing_factor: 0.0
  • optim: adamw_torch
  • optim_args: None
  • adafactor: False
  • group_by_length: False
  • length_column_name: length
  • ddp_find_unused_parameters: None
  • ddp_bucket_cap_mb: None
  • ddp_broadcast_buffers: False
  • dataloader_pin_memory: True
  • dataloader_persistent_workers: False
  • skip_memory_metrics: True
  • use_legacy_prediction_loop: False
  • push_to_hub: False
  • resume_from_checkpoint: None
  • hub_model_id: None
  • hub_strategy: every_save
  • hub_private_repo: False
  • hub_always_push: False
  • gradient_checkpointing: False
  • gradient_checkpointing_kwargs: None
  • include_inputs_for_metrics: False
  • eval_do_concat_batches: True
  • fp16_backend: auto
  • push_to_hub_model_id: None
  • push_to_hub_organization: None
  • mp_parameters:
  • auto_find_batch_size: False
  • full_determinism: False
  • torchdynamo: None
  • ray_scope: last
  • ddp_timeout: 1800
  • torch_compile: False
  • torch_compile_backend: None
  • torch_compile_mode: None
  • dispatch_batches: None
  • split_batches: None
  • include_tokens_per_second: False
  • include_num_input_tokens_seen: False
  • neftune_noise_alpha: None
  • optim_target_modules: None
  • batch_eval_metrics: False
  • batch_sampler: no_duplicates
  • multi_dataset_batch_sampler: proportional

Training Logs

Epoch Step Training Loss loss dev-dataset_max_accuracy test-dataset_max_accuracy
0.0647 100 1.2531 1.0485 0.8003 -
0.1294 200 1.0256 0.9097 0.8200 -
0.1942 300 0.8906 0.8261 0.8430 -
0.2589 400 0.8632 0.7945 0.8453 -
0.3236 500 0.8419 0.7588 0.8556 -
0.3883 600 0.7993 0.7349 0.8631 -
0.4531 700 0.8099 0.7065 0.8676 -
0.5178 800 0.6986 0.6915 0.8686 -
0.5825 900 0.7019 0.6805 0.8699 -
0.6472 1000 0.7176 0.6665 0.8718 -
0.7120 1100 0.6999 0.6630 0.8708 -
0.7767 1200 0.73 0.6517 0.8734 -
0.8414 1300 0.6891 0.6458 0.8715 -
0.9061 1400 0.7331 0.6400 0.8721 -
0.9709 1500 0.7547 0.636 0.8734 -
1.0 1545 - - - 0.8728
  • The bold row denotes the saved checkpoint.

Framework Versions

  • Python: 3.10.13
  • Sentence Transformers: 3.0.1
  • Transformers: 4.41.2
  • PyTorch: 2.2.0
  • Accelerate: 0.31.0
  • Datasets: 2.19.2
  • Tokenizers: 0.19.1

Citation

BibTeX

Sentence Transformers

@inproceedings{reimers-2019-sentence-bert,
    title = "Sentence-BERT: Sentence Embeddings using Siamese BERT-Networks",
    author = "Reimers, Nils and Gurevych, Iryna",
    booktitle = "Proceedings of the 2019 Conference on Empirical Methods in Natural Language Processing",
    month = "11",
    year = "2019",
    publisher = "Association for Computational Linguistics",
    url = "https://arxiv.org/abs/1908.10084",
}

MultipleNegativesRankingLoss

@misc{henderson2017efficient,
    title={Efficient Natural Language Response Suggestion for Smart Reply}, 
    author={Matthew Henderson and Rami Al-Rfou and Brian Strope and Yun-hsuan Sung and Laszlo Lukacs and Ruiqi Guo and Sanjiv Kumar and Balint Miklos and Ray Kurzweil},
    year={2017},
    eprint={1705.00652},
    archivePrefix={arXiv},
    primaryClass={cs.CL}
}