id
stringlengths
1
7
url
stringlengths
31
225
title
stringlengths
1
157
text
stringlengths
24
470k
word_count
int64
3
96k
5
https://id.wikipedia.org/wiki/Arkeologi
Arkeologi
Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan umat (manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Kajian sistematis meliputi penemuan, dokumentasi, analisis, nilai-nilai budaya, norma, kebiasaan, hukum adat dan interpretasi data berupa artefak (budaya bendawi, seperti kapak batu dan bangunan candi) dan ekofak (benda lingkungan, seperti batuan, rupa muka bumi, dan fosil) maupun fitur (artefaktual yang tidak dapat dilepaskan dari tempatnya (situs arkeologi). Teknik penelitian yang khas adalah penggalian (ekskavasi) arkeologis, meskipun teknik survei masih dilakukan. Arkeolog adalah sebutan untuk para sarjana, praktisi, atau ahli di bidang arkeologi. Tujuan arkeologi beragam dan menjadi perdebatan yang panjang. Di antaranya adalah yang disebut dengan paradigma arkeologi, yaitu menyusun sejarah kebudayaan, memahami perilaku manusia, serta mengerti proses perubahan budaya. Karena bertujuan untuk memahami budaya manusia, maka ilmu ini termasuk ke dalam kelompok ilmu humaniora. Meskipun demikian, terdapat berbagai ilmu bantu yang digunakan, antara lain sejarah, antropologi, geologi (dengan ilmu tentang lapisan pembentuk bumi yang menjadi acuan relatif umur suatu temuan arkeologis), geografi, arsitektur, paleoantropologi dan bioantropologi, fisika (antara lain dengan karbon c-14 untuk mendapatkan pertanggalan mutlak), ilmu metalurgi (untuk mendapatkan unsur-unsur suatu benda logam), serta filologi (mempelajari naskah lama). Arkeologi pada masa sekarang merangkumi berbagai bidang yang berkait. Sebagai contoh, penemuan mayat yang dikubur akan menarik minat pakar dari berbagai bidang untuk mengkaji tentang pakaian dan jenis bahan digunakan, bentuk keramik dan cara penyebaran, kepercayaan melalui apa yang dikebumikan bersama mayat tersebut, pakar kimia yang mampu menentukan usia galian melalui cara seperti metode pengukuran karbon 14. Sedangkan pakar genetik yang ingin mengetahui pergerakan perpindahan manusia purba, meneliti DNA-nya. Secara khusus, arkeologi mempelajari budaya masa silam, yang sudah berusia tua, baik pada masa prasejarah (sebelum dikenal tulisan), maupun pada masa sejarah (ketika terdapat bukti-bukti tertulis). Pada perkembangannya, arkeologi juga dapat mempelajari budaya masa kini, sebagaimana dipopulerkan dalam kajian budaya bendawi modern (modern material culture). Karena bergantung pada benda-benda peninggalan masa lalu, maka arkeologi sangat membutuhkan kelestarian benda-benda tersebut sebagai sumber data. Oleh karena itu, kemudian dikembangkan disiplin lain, yaitu pengelolaan sumberdaya arkeologi (Archaeological Resources Management), atau lebih luas lagi adalah pengelolaan sumberdaya budaya (CRM, Culture Resources Management). Definisi menurut tokoh Paul Bahn: Arkeologi adalah studi sistematis masa lalu berdasarkan budaya material dengan tujuan membongkar, menjelaskan dan mengklasifikasikan peninggalan budaya, mendeskripsikan bentuk dan perilaku masyarakat masa lalu serta memahami sejarah manusia. Grahame Clark: Arkeologi sebagai bentuk studi sistematis tentang material kuno untuk membentuk kembali sejarah. Ini juga mengeksplorasi bagaimana kita bisa menjadi manusia dengan jiwa dan pikiran sebelum sistem tulisan ada. Brian Fagan: Arkeologi adalah ilmiah studi masa lalu tentang perilaku manusia purba dari masa lalu hingga saat ini. Ini juga menempatkan semua manusia di awal yang sama. Cotrell Leonard: Arkeologi sebagai cerita tentang manusia dengan mengacu pada peninggalan seperti peralatan yang digunakan, monumen, kerangka manusia dan segala sesuatu yang dihasilkan dari inovasi yang diciptakannya. Sigfried J. de Leat: Arkeologi sebagai disiplin ilmu dan merupakan cabang dari sejarah. Nik Hassan Shuhaimi Nik Abd. Rahman: Awalnya suatu bentuk studi tentang material kuno melalui metode deskriptif sistematis sekitar abad ke-19 dan sekarang sebagai disiplin yang bertujuan untuk membentuk kembali sejarah budaya, cara hidup dan proses budaya masyarakat prasejarah, proto-historis dan sejarah dengan mempelajari artefak dan non-artefak serta melihatnya dalam konteks lingkungan. Walter Taylor: Arkeologi bukanlah sejarah atau antropologi. Berdiri sebagai disiplin ilmu tersendiri dengan metode dan kelompok teknik tertentu untuk mengumpulkan atau memperoleh informasi tentang budaya. Sejarah perkembangan Zaman Purbawanisme (prasejarah–1820) Purbawanisme merupakan kombinasi kata dari 'purbawan' dan imbuhan dari bahasa Inggris '-isme'. Menurut Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka, purbawan memiliki maksud sebagai orang yang mengkaji, mengumpul dan menjual barang-barang antik manakala '-isme' bermaksud sifat dan kelakuan. Dapat disimpulkan bahwa 'purbawanisme' berarti sikap dan perilaku orang yang mempelajari, mengoleksi, dan menjual barang antik. Istilah yang lebih popular digunakan dalam bahasa Inggris adalah antiquity atau antiquarianism. Istilah tersebut pertama kali muncul pada abad ke-15 sebagai salah satu cabang sejarah Renaissance Humanism. Kegiatan purbawanisme yang pertama telah dilakukan oleh Nabonidus (555–538 SM), raja terakhir Babylon sebelum ditaklukan oleh Cyrus Agung. Dia sangat meminati sejarah peradaban Babylon dan telah menemukan kuil Naram-Sin yang dibangun 2200 tahun sebelum masa pemerintahannya. Pada zaman pemerintahan Julius Caesar, barang artefak seperti tempayan, senjata purba, dan perunggu merupakan beberapa hasil penemuan tentara Romawi semasa mengeledah kuburan kuno di tanah-tanah jajahan mereka seperti di Yunani dan Italia. Suetonis mencatatkan bahwa kegiatan pengumpulan barangan purba oleh Maharaja Augustus Caesar. Sementara itu, Strabo mengatakan bahawa Julius Caesar telah mendirikan daerah jajahan Romawi untuk tentara-tentaranya di Corinth. Setelah itu, kekayaan yang terdapat di dalam kuburan lama telah dijual kepada kolektor Romawi yang menghargai barang bersejarah Yunani. Pada abad ke-14 hingga 17 Masehi, 'Cabinets of Curiosity' menjadi puncak minat publik terutama raja-raja monarki seperti Rudolf II, kaisar Romawi (memerintah dari tahun 1576–1612), Ferdinand II, Archduke of Austria sedangkan dua koleksi barang yang terkenal adalah milik Ole Worm (15881654) dan Athanasius Kircher (1602–1680). Selama abad ke-15, minat yang tumbuh untuk mengumpulkan kekayaan dimulai di Italia dan berkembang di bawah pemerintahan para pendeta seperti Sixtus IV (1471–1484). Alexander VI, sebaliknya, mulai melakukan eksplorasi untuk menambah jumlah koleksinya. Hal itu telah menjadikan aktivitas sebagai budaya di antara orang kaya, pendeta dan orang-orang gereja dan ini menandai Zaman Reformasi atau 'Dilettanti' (kegembiraan dalam bahasa Italia). Zaman arkeologi prasejarah (1820–1920) Arkeologi prasejarah berkembang di Eropa dan Amerika Serikat. Bidang kepurbakalaan dewasa ini lebih menitikberatkan pada penggambaran dan rekonstruksi kehidupan lampau serta memandang budaya secara normatif. Hal tersebut juga diperkuat dengan adanya banyak teori yang dapat digunakan di lapangan. Singkatnya, sejarah perkembangan arkeologi saat ini lebih pada konstruksi dan penguatan metode penelitian sebagai hasil dari teori-teori yang dikumpulkan dari berbagai cabang. Hal ini menunjukkan bahwa arkeologi merupakan bidang multidisiplin. Dari disiplin geologi, gagasan lapisan tanah dipelopori oleh James Hutton sedangkan Theory of Uniformity oleh Charles Lyell digunakan untuk mempelajari perkembangan arkeologi manusia. Hal ini juga membuktikan bahwa pendapat Injil pada masa itu tidak akurat karena bagi mereka, keberadaan manusia adalah 4002 SM tetapi menurut studi geologi, umur bumi jauh lebih tua dari waktu yang dikemukakan oleh Injil. Sistem Tiga Zaman yang diperkenalkan oleh Christian Jurgensen Thompsen telah memfasilitasi pembagian waktu berdasarkan artefak yaitu Zaman Batu, Zaman Perunggu dan Zaman Besi. Namun, Jacques Boucher de Perthes pada tahun 1841 sebelumnya menganjurkan gagasan bahwa arkeologi manusia jauh lebih awal dari 6004 tahun. Dia juga salah satu tokoh yang berpendapat bahwa arkeologi sejarah dapat dipetakan menurut periode geologi. Hasilnya, studi stratigrafi dikembangkan lebih lanjut oleh William Smith di Kents Cavern, Inggris. Teori Evolusi Charles Darwin dicetuskan awalnya dari matlamat ingin mengkaji kepurbakalaan manusia. Teorinya perihal asas mengenai proses evolusi manusia daripada spesis primat primitf kepada manusia modern dan dibukukan pada tahun 1871,The Descent of Man, yang sehingga kini terkesan dalam kajian asal usul manusia. Idea beliau juga menyebabkan kajian terhadap kepurbakalaan manusia dilakukan berdasarkan tinggalan kebudayaan. Selama ini pula, arkeologi tua berkontribusi banyak pada perkembangan bidang tersebut. Di antaranya adalah teknik untuk memahami hieroglif dari studi Batu Rosetta oleh Jean-Francois Champollion, penemuan patung besar Asiria dan perpustakaan tulisan paku di Kuyunjik oleh Paul Emile Botta, Austen Henry Layard dan Henry Rawlinson, penemuan dan studi tentang sisa-sisa budaya Maya di Yucatan, Meksiko oleh John Lloyd Stephen, penggalian situs Awamoa di Selandia Baru oleh Walter Mantell pada tahun 1852 dan yang terpenting, teknik penggalian sistematis oleh Jenderal August Lane-Fox Pitt-Rivers di Wor Barrow, Cranborne Chase di selatan Inggris. Perkembangan terkini juga telah menyaksikan munculnya banyak museum dan kelompok penelitian arkeologi, seperti British Archaeological Association (1844), Romisch-Germanisches Zentralmuseum (1852), Smithsonian Institution, Washington DC (1855), Peabody Museum, Harvard (1866), Egypt Exploration Society. (1882), Museum Naturhistorisches, Wina (1882), dan Museum fur Volkerkunde, Berlin (1886). Zaman arkeologi kuno (1920–1960) Arkeologi kuno atau yang dikenal dengan arkeologi tradisional merupakan era dimana lebih banyak perbaikan dari sudut pandang teoritis dan metodologis. Penggalian juga dilakukan dan temuan penting juga ditemukan dan dicatat, seperti penemuan makam Tutankhamun, penguburan Ur di Chalees dan gua prasejarah Lascaux. Teknik survei seperti aplikasi fotografi dikembangkan oleh OGS Crawford sedangkan dalam hal teknik penggalian, mereka lebih teliti dan lebih baik dari sebelumnya dalam hal penggalian, pencatatan, ilustrasi dan interpretasi yang dipopulerkan oleh Mortimer Wheeler di situs penggalian di Inggris selatan dan utara Prancis antara 1934 hingga 1937. Lebih banyak penelitian ilmiah mulai dilakukan dalam metodologi penelitian terutama dalam proyek penggalian di Inggris dan Prancis. Lennart Von Post telah mengembangkan teknik rekonstruksi tumbuhan purba berdasarkan studi serbuk sari pada tahun 1930-an. Teknik ini diperkenalkan lebih lanjut oleh Grahame Clark di Inggris, termasuk pendekatan aspek ekonomi yang digunakan dalam pemahaman masyarakat prasejarah pada tahun 1949 hingga 1951 di situs Star Carr, Yorkshire, Inggris bagian utara. Setelah Perang Dunia II, metode penanggalan radiokarbon pertama kali diperkenalkan oleh Willard Libby. Penanggalan menggunakan karbon-14 ini mengubah banyak informasi tentang masa lalu dan ini dapat dilihat di situs Perunggu Aegaen di Vinca, Beograd yang sebelumnya dianggap sebagai situs dari periode Neolitik Akhir dari tahun 1908 hingga 1912. Metode ini divalidasi dan diterima pada tahun 1970. Zaman Arkeologi Baru (1960–2000) Arkeologi baru diperkenalkan oleh Lewis Binford, seorang arkeolog asal Amerika Serikat dan David Clarke dari Inggris pada pertengahan 1960-an. Perkembangan di Indonesia Di Indonesia, perkembangan arkeologi dimulai dari lembaga-lembaga yang bergerak di bidang kebudayaan, seperti Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang kemudian di Jakarta mendirikan museum tertua, sekarang menjadi Museum Nasional Indonesia. Lembaga pemerintah pada masa Kolonial yang bergerak di bidang arkeologi adalah Oudheidkundige Dienst yang banyak membuat survei dan pemugaran atas bangunan-bangunan purbakala terutama candi. Pada masa Kemerdekaan, lembaga tersebut menjadi Dinas Purbakala hingga berkembang sekarang menjadi berbagai lembaga seperti Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala dan Balai Arkeologi yang tersebar di daerah-daerah dan Direktorat Purbakala serta Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional di Jakarta. Di samping itu, terdapat 6 (enam) perguruan tinggi yang membuka jurusan arkeologi untuk mendidik tenaga sarjana di bidang arkeologi. Perguruan-perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Indonesia (Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya), Universitas Gadjah Mada (Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya), Universitas Hasanuddin (Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya), Universitas Udayana (Jurusan Arkeologi, Fakultas Sastra dan Budaya), Universitas Jambi (Jurusan Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya), dan Universitas Haluoleo (Jurusan Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya). Ahli arkeologi Indonesia terhimpun dalam Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia atau IAAI. Tokoh-tokoh arkeologi Indonesia yang terkenal antara lain adalah R. Soekmono yang mengepalai pemugaran Candi Borobudur, dan R.P. Soejono, yang merupakan pendiri dan ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia pertama dan mantan kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Disiplin Arkeologi Indonesia masih secara kuat diwarnai dengan pembagian kronologis, yaitu periode Prasejarah, periode Klasik (zaman Hindu-Buddha), periode Islam, serta periode Kolonial. Oleh karena itu, dalam arkeologi Indonesia dikenal spesialisasi menurut periode, yaitu Arkeologi Prasejarah, Arkeologi Klasik, Arkeologi Islam, serta Arkeologi Kolonial. Satu keistimewaan dari arkeologi Indonesia adalah masuknya disiplin Epigrafi, yang menekuni pembacaan prasasti kuno. Pada perkembangan sekarang telah berkembang minat-minat khusus seperti etnoarkeologi, arkeologi bawah air, dan arkeometri. Terdapat pula sub-disiplin yang berkembang karena persinggungan dengan ilmu lain, seperti Arkeologi Lingkungan atau Arkeologi Ekologi, Arkeologi Ekonomi, Arkeologi Seni, Arkeologi Demografi, dan Arkeologi Arsitektur. Catatan Referensi Lihat pula Candi Museum Prasasti Prasasti Nusantara Taman Arkeologi Ramat Rachel Pemalsuan karya seni Daftar arkeolog Arkeologi maritim Pranala luar Arkeologi Indonesia - situs arkeologi Indonesia Arkeologi Palembang - situs balai arkeologi Palembang
1,822
6
https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang manusia. Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang mempelajari manusia. Dalam melakukan kajian terhadap manusia, antropologi mengedepankan dua konsep penting yaitu: Holistik dan Komparatif. Karena itu kajian antropologi sangat memperhatikan aspek sejarah dan penjelasan menyeluruh untuk menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial ilmu hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia sebagai entitas biologis homo sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja yang interdisipliner dan komprehensif. Oleh karena itu, antropologi menggunakan teori evolusi biologi dalam memberikan arti dan fakta sejarah dalam menjelaskan perjalanan umat manusia di bumi sejak awal kemunculannya. Antropologi juga menggunakan kajian lintas-budaya dalam menekankan dan menjelaskan perbedaan antara kelompok-kelompok manusia dalam perspektif material budaya, perilaku sosial, bahasa, dan pandangan hidup. Dengan orientasinya yang holistik, antropologi dibagi menjadi empat cabang ilmu yang saling berkaitan, yaitu: Antropologi Biologi, Antropologi Sosial Budaya, Arkeologi, dan Linguistik. Keempat cabang tersebut memiliki kajian-kajian konsentrasi tersendiri dalam kekhususan akademik dan penelitian ilmiah, dengan topik yang unik dan metode penelitian yang berbeda-beda. Antropologi lahir atau berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa pada ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya etnis-etnis lain yang berbeda dari masyarakat yang dikenal di Eropa. Pada saat itu kajian antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal di suatu kawasan geografis yang sama, memiliki ciri fisik dan bahasa yang digunakan serupa, serta cara hidup yang sama. Namun demikian dalam perkembangannya, ilmu antropologi kemudian tidak lagi hanya mempelajari kelompok manusia tunggal yang mendiami suatu wilayah geografis yang sama. Kajian-kajian antropologi mengenai isu-isu migrasi misalnya kemudian melahirkan penelitian-penelitian etnografis multi-situs. Hal ini terjadi karena dalam perkembangannya, pergerakan manusia baik dalam satu kawasan regional tertentu hingga dalam cakupan global adalah fenomena yang semakin umum terjadi. Pengertian Antropologi menurut para ahli Conrad Phillip Kottak Antropologi adalah ilmu yang mempelajari keragaman manusia secara holistik meliputi aspek sosial budaya, biologis, kebahasaan dan lingkungannya dalam dimensi waktu lampau, saat ini, dan di masa yang akan datang. Kottak membagi antropologi dalam empat subdisiplin, yaitu: antropologi sosial budaya, arkeologi, antropologi biologi dan linguistik antropologi. David E. Hunter Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia. KoentjaraningratAntropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan. William A. HavilandAntropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. Percabangan Antropologi Antropologi merupakan disiplin ilmu yang luas di mana humaniora, sosial, dan ilmu pengetahuan alam digabung dalam menjelaskan apa itu manusia dan artinya menjadi manusia. Antropologi dibangun berdasarkan pengetahuan dari ilmu alam, termasuk penemuan tentang asal usul dan evolusi Homo sapiens, ciri-ciri fisik manusia, perilaku manusia, variasi di antara berbagai kelompok manusia, bagaimana masa lalu evolusi Homo sapiens telah memengaruhi organisasi dan budaya sosial. Serta dari ilmu-ilmu sosial, antropologi memelajari organisasi hubungan manusia sosial dan budaya, sistem keturunan dan hubungan kekerabatan, spiritualitas dan religi, lembaga, konflik sosial, dan lain-lain. Antropologi awal berasal dari Yunani klasik dan Persia yang memelajari dan mencoba untuk memahami keragaman budaya yang dapat diamati. Pada saat ini, antropologi (akhir abad ke-20) telah menjadi sentral dalam pengembangan beberapa bidang interdisipliner baru seperti ilmu kognitif, studi globalisasi, genetik, dan berbagai penelitian etnis. Secara garis besar antropologi terdiri dari: Antropologi Biologi/Fisik Antropologi Biologi atau juga disebut Antropologi Fisik merupakan cabang ilmu antropologi yang memelajari manusia dan primata bukan manusia (non-human primates) dalam arti biologis, evolusi, dan demografi. Antropologi Biologi/Fisik memfokuskan pada faktor biologis dan sosial yang memengaruhi (atau yang menentukan) evolusi manusia dan primata lainnya, yang menghasilkan, mempertahankan, atau mengubah variasi genetik dan fisiologisnya pada saat ini. Antropologi Biologi dibagi lagi menjadi beberapa cabang ilmu, diantaranya yaitu: Paleoantropologi adalah ilmu yang memelajari asal usul manusia dan evolusi manusia melalui bukti fosil-fosil. Somatologi adalah ilmu yang memelajari keberagaman ras manusia dengan mengamati ciri-ciri fisik. Bioarkeologi adalah ilmu tentang kebudayaan manusia yang lampau dengan melalui analisis sisa-sisa (tulang) manusia yang biasa ditemukan dalam situs-situs arkeologi. Ekologi Manusia adalah studi tentang perilaku adaptasi manusia pada lingkungannya (mengumpulkan makanan, reproduksi, ontogeni) dengan perspektif ekologis dan evolusi. Studi ekologi manusia juga disebut dengan studi adaptasi manusia, atau studi tentang respon adaptif manusia (perkembangan fisik, fisiologi, dan genetik) pada tekanan lingkungan dan variasinya. Paleopatologi adalah studi penyakit pada masa purba (kuno). Studi ini tidak hanya berfokus pada kondisi patogen yang diamati pada tulang atau sisa-sisa jaringan (misalnya pada mumi), tetapi juga pada gangguan gizi, variasi morfologi tulang, atau juga bukti-bukti stres pada fisik. Antropometri adalah ilmu yang memelajari dan mengukur variasi fisik manusia. Antropometri pada awalnya digunakan sebagai alat analisis untuk mengidentifikasi sisa-sisa fosil kerangka manusia purba atau hominid dalam rangka memahami variasi fisik manusia. Pada saat ini, antropometri berperan penting dalam desain industri, desain pakaian, desain industrial ergonomis, dan arsitektur di mana data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dalam populasi digunakan untuk mengoptimalkan produk yang akan digunakan konsumen. Osteologi/osteometri adalah ilmu tentang tulang yang memelajari struktur tulang, elemen-elemen pada kerangka, gigi, morfologi mikrotulang, fungsi, penyakit, patologi, dsb. Osteologi digunakan dalam menganalisis dan mengidentifikasi sisa-sisa tulang (baik kerangka utuh mau pun yang telah menjadi serpihan) untuk menentukan jenis kelamin, umur, pertumbuhan dan perkembangannya, sebab kematian, dan lain sebagainya dalam konteks biokultural. Primatologi adalah ilmu tentang primata bukan manusia (non-human primates). Primatologi mengkaji perilaku, morfologi, dan genetik primata yang berpusat pada homologi dan analogi dalam mengambil kesimpulan kenapa dan bagaimana ciri-ciri manusia berkembang dalam primata. Antropologi Forensik adalah ilmu terapan antropologi dalam ruang legal (hukum), biasanya menggunakan perspektif dan keahlian ekologi manusia, paleopatologi, dan osteologi dalam kasus-kasus kriminal luar biasa (FBI, CIA, dan militer) untuk menganalisis kondisi korban yang sudah tidak utuh (terbakar, rusak, terpotong-terpotong karena mutilasi, atau sudah tidak dikenali lagi) atau dalam tahap dekomposisi lanjut (sudah menjadi kerangka tulang). Antropologi Molekuler adalah bidang ilmu yang memelajari evolusi, migrasi, dan persebaran manusia di bumi melalui analisis molekuler. Biasanya menggunakan perbandingan sekuens DNA (mtDNA, Kromosom Y, dan Autosom) dan protein dalam melihat variasi populasi dan hubungan antar atau inter-populasi dalam menentukan suatu populasi masuk ke dalam haplogrup tertentu atau berasal dari wilayah mana (geographical origin). Antropologi Sosial Budaya Antropologi sosial merupakan studi yang mempelajari hubungan antara orang-orang dan kelompok. Sementara Antropologi Budaya merupakan studi komparasi bagaimana orang-orang memahami dunia di sekitar mereka dengan cara yang berbeda-beda. Antropologi Sosial berkaitan erat dengan sosiologi dan sejarah yang bertujuan mencari pemahaman struktur sosial dari suatu kelompok sosial yang berbeda seperti subkultur, etnik, dan kelompok minoritas. Antropologi Budaya lebih berhubungan dengan filsafat, literatur atau sastra, dan seni tentang bagaimana suatu kebudayaan memengaruhi pengalaman seseorang (diri sendiri) dan kelompok, memberikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih lengkap terhadap pengetahuan, adat istiadat, dan pranata masyarakat. Dalam praktiknya tidak ada perbedaan yang sangat mencolok antara Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya, dan bahkan sering saling tumpang tindih di antara keduanya. Prehistori adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan semua kebudayaan manusia di bumi sebelum manusia mengenal tulisan. Etnolinguistik antropologi adalah ilmu yang mempelajari pelukisan tentang ciri dan tata bahasa dan beratus-ratus bahasa suku-suku bangsa yang ada di bumi. Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia. Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi. Antropologi Psikologis Filsafat antropologi dahulu dikenal sebagai filsafat psikologis yang dapat diartikan sebagai sebuah disiplin filsafat yang berkembang pada sekitar abad ke-18 dengan tujuan untuk membuktikan gagasan atau pemikiran tentang kapasitas konseptual pikiran, kehendak bebas, dan jiwa spiritual. Filsafat ini adalah perkembangan dari psikologi rasional yang dipelopori oleh Christian von Wolff. Psikologi rasional merupakan ilmu yang mempelajari tentang teori-teori metafisika atas pikiran dan jiwa serta dapat mampu menjelaskan terkait psikologi empris yang terbatas hanya pada jiwa yang dapat diamati atau observasi saja. Adapun beberapa ilmu alam yang memengaruhi kajian psikologis tentang jiwa tetapi menjauhkannya dari pertanyaan yang berkaitan dengan teori-teori metafisika. Banyak kritik yang muncul terhadap filsafat psikologi salah satunya datang dari Kant yang berpendapat bahwa kesadaran dari individu yang berpikir bukanlah sebagai kondisi realitas yang terjadi. Individu tidak dapat mencapai identitas dirinya hanya dengan melakukan proses berpikir saja tetapi harus menggali dari diri sendiri lewat introspeksi sebagaimana dari teori-teori filsafat psikologi, kita juga harus mengamati sisi-sisi kemanusiaan, termasuk sejarah, karya-karya literatur, dan budaya bangsa lain. Kritik dan saran dari Kant inilah yang mengawali perubahan pendekatan dari filsafat psikologi atas jiwa menjadi filsafat antropologi psikologis yang cakupannya menjadi lebih luas. Metode yang digunakan dalam studi antropologi psikologis adalah menggunakan konsepsi psikologi bahwa watak atau karakter individu dibentuk dari pola ash yang didapatkan dari orang tua, keluarga, dan lingkungannya sewaktu masih kecil. Studi antropologi psikologis terkait fenomena psikologis dengan menggunakan istilah karakter tidak terlalu diminati oleh para peneliti, sementara yang paling sering muncul dalam penelitian adalah istilah kepribadian, atau dalam konsep generik disebut dengan culture and personality. Kedua istilah tersebut masih mengarah kepada kondisi psikologis manusia dimana karakter dapat disamakan dengan istilah kepribadian dan dapat dikatakan bahwa karakter tergambar dari kepribadian individu. Dalam memahami fenomena karakter dalam suatu masyarakat individu harus melihat dari sudut pandang antropologi psikologis. Proses membentuk dan mengembangkan karakter suatu masyarakat berfokus pada perkembangan dan kondisi psikologis dari manusia yang hidup dalam masyarakat tersebut serta pengalaman individu dan lingkungan sosial menjadi sebuah rangkaian proses yang berkontribusi kepada pembentukan karakter itu sendiri. Kajian antropologi psikologis menjadi penghubung antara studi tentang kebudayaan dan kepribadian dalam menjelaskan suatu kelompok masyarakat atau suku bangsa. Kajian tentang karakter dalam masyarakat pada studi-studi antropologi dimasukkan ke dalam kajian antropologi psikologi dengan memfokuskan kepada konsep utama, yakni kepribadian. Terbentuknya karakter masyarakat berada dalam konteks kebudayaan suatu masyarakat dapat membetuk pula kepribadian tetapi sangat bergantung kepada proses pembelajaran dalam perilaku individu (learned behaviors) yang mendukung kebudayaan tersebut. Faktor yang memengaruhi pandangan antropologi dari sudut pandang antropologi psikologis adalah individu dapat memilih kebudayaan sendiri saat dimensi psikologisnya sesuai dengan kebudayaan tersebut. Mengenai pendekatan sistem dalam antropologi psikologis, yaitu perilaku individu sebagai masalah sosial yang bersumber dari sistem sosial. Individu dapat menjadi atau berperilaku buruk/jelek apabila masuk ke dalam lingkungan masyarakat yang buruk pula. Pada umumnya masyarakat yang mengalami gejala disorganisasi sosial, norma dan nilai sosial menjadi lemah, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya berbagai bentuk penyimpangan perilaku. Penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma-norma yang ada disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor pribadi, faktor keluarga yang merupakan lingkungan utama, maupun faktor lingkungan sekitar yang secara potensial dapat membentuk perilaku individu. Dalam kasus krisis identitas yang dialami individu tidak hanya berdampak psikologis, tetapi juga berpengaruh dalam perilaku sosial mereka. Akibatnya, muncul hambatan-hambatan dalam melakukan hubungan sosial sehingga umumnya dalam melakukan hubungan sosial secara lebih luas, individu akan sulit membuat dirinya membaur ke dalam struktur sosial yang ada dalam masyarakat. Pada model pendekatan psikosomatik dalam aliran psikologi, penyakit akan berkembang mengikuti hubungan antara fisik dan mental yang saling memperkuat satu sama lain melalui sistem timbal balik. Psikosomatis ditunjukkan oleh hubungan jiwa dan badan, sehingga proses psikologis sangat berperan penting. Aspek-aspek psikologis seperti kepercayaan dan pola pikir yang tidak sehat akan berpengaruh pada munculnya berbagai penyakit fisik. Pendekatan tersebut sering disebut sebagai pendekatan biopsikososial, yaitu suatu konsep yang menjelaskan bahwa terdapat interaksi antara kondisi biologis, psikologis, dan sosial untuk memahami penyakit dan proses sakit yang dialami oleh individu. Kondisi sakit tidak disebabkan oleh faktor biologis saja, melainkan juga faktor psikologis dan lingkungan sosial yang ada disekitar individu seperti keluarga dan kelompok masyarakat. Dalam ilmu antropologi terdapat salah satu fokus kajian tentang perilaku komunikasi khususnya etnografi komunikasi yang diartikan sebagai perilaku yang terbentuk dari tiga integrasi keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu sebagai makhluk sosial yaitu keterampilan linguistik, keterampilan interaksi, dan keterampilan budaya. Perilaku komunikasi menuntut adanya suatu bentuk penguasaan dari beberapa keterampilan dan kompetensi, baik dalam bentuk keterampilan linguistik atau bahasa, keterampilan berinteraksi, dan keterampilan budaya dalam berperilaku dari individu. Perilaku komunikasi dipahami sebagai bentuk integrasi dari dua kata, yaitu perilaku (behavior) dan komunikasi. Perilaku atau yang disebut dengan istilah aktivitas diartikan sebagai bagian dari konsep stimulus dan respons dalam teori psikologi. Kata perilaku juga dapat diartikan sebagai sebuah perbuatan yang dapat dibagi menjadi dua macam seperti perbuatan terbuka (overt) dan tertutup (covert). Perilaku yang terbuka adalah perilaku yang dapat diamati secara langsung melalui pancaindera. Perilaku tertutup adalah perilaku yang tidak dapat diamati secara langsung. Berdasar pada pemahaman dalam ruang lingkup kajian psikologi, perilaku komunikasi merupakan bagian dari perilaku sosial. Perilaku komunikasi pada individu dipahami sebagai fungsi interaksi atas masukan dari situasi sosial dan karakteristik individual. Situasi sosial yang dimaksud adalah segala sesuatu yang dapat memengaruhi perilaku individu yang bersifat eksternal dan lebih diartikan sebagai faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu atau disebut dengan faktor lingkungan. Faktor lingkungan dalam klasifikasinya dapat dibagi menjadi dua bagian, lingkugan fisik dan lingkungan sosial. Sejarah Seperti halnya sosiologi, antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya. Koentjaraningrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut: Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an) Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnografi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa. Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar, sehingga timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi tersebut. Oleh sebab itu juga, pada fase pertama ini ilmu antropologi sangat identik dengan ilmu etnografi. Fase Kedua (tahun 1800-an) Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis dan mulai berkembang sebagai studi kontemporer mengenai ras manusia, anatomi manusia, sejarah pemukiman manusia, klasifikasi bahasa serta perbandingan antara masyarakat primitif dan kuno. mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia. Fase Ketiga (awal abad ke-20) Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial. Fase Keempat (setelah tahun 1930-an) Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa. Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung. Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun. Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp. Di Indonesia Sebelum Perang Dunia II, studi antropologi di Indonesia banyak dilakukan oleh para cendekiawan Belanda di universitas-universitas atau institusi lain. Beberapa karya yang dihasilkan adalah penelitian hukum adat oleh C. van Vollenhoven dan J. Prins serta pengembangan materi antropologi Indonesia oleh R. Kennedy, G.J. Held, A.G. Gerbrands, P.E. de Josselin de Jong, dan Koentjaraningrat. Setelah kemerdekaan Indonesia, para antropolog Belanda tidak lagi melanjutkan studinya di Indonesia. Posisi mereka banyak digantikan oleh antropolog dari Amerika Serikat. Hal ini umum mengingat tingginya ketertarikan cendekiawan mereka pada Asia Tenggara pascaperang. Terdapat setidaknya tiga institusi penting di Amerika Serikat yang menjadi pusat penelitian antropologi Indonesia, yaitu Universitas Cornell, Institut Teknologi Massachusetts, dan Universitas Yale. Universitas Indonesia pertama kali membuka antropologi sebagai mata kuliah tambahan di Fakultas Hukum dan di Fakultas Sastra pada awal 1950-an. Semua pengajarnya berkebangsaan Belanda. Pada saat itu, terdapat dua pandangan di antara para akademisi. Yang pertama lebih menyukai sosiologi sementara yang lain lebih menyukai antropologi. Akademisi yang lebih menyukai sosiologi berpendapat bahwa antropologi tidak sesuai untuk negara berkembang dan didasarkan pada kepentingan kolonial. Yang menyukai antropologi menganggap antropologi penting dalam mengamati keragaman kelompok etnik di Indonesia. Pada tahun 1956, dua orang Indonesia yang menimba ilmu antropologi di Belanda dan Amerika Serikat merencanakan pendirian program studi Antropologi di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Mulai tahun ajaran 1983-84, Prodi Antropologi dipindahkan ke Fakultas Ilmu Sosial. Pada tahun 1962, berdiri Prodi Antropologi di Universitas Gadjah Mada dan di Universitas Cenderawasih. Menyusul pendirian prodi baru pada tahun 1964 di Universitas Sam Ratulangie dan tahun 1969 di Universitas Udayana. Lihat pula Kanibalisme Sosiologi Kebudayaan Akulturasi Integrasi Suku-suku di Indonesia Daftar antropolog Indonesia Antropologi biologis Antropologi budaya Antropologi psikologis Antropologi linguistik Psikologi sosial Diskriminasi sosial dan budaya Bacaan lebih lanjut Kamus dan ensiklopedia Catatan lapangan dan memoar Sejarah . Buku teks dan karya teoretis utama Teori kelulusan Carneiro Referensi Daftar Pustaka Pranala luar Mapping Transdisciplinarity in Human Sciences pdf Fundamental Theory of Anthropology ppt
2,918
8
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Indonesia
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan resmi di seluruh wilayah Indonesia. Ini merupakan bahasa komunikasi resmi, diajarkan di sekolah-sekolah, dan digunakan untuk penyiaran di media elektronik dan digital. Sebagai negara dengan tingkat multilingual (terutama trilingual) teratas di dunia, mayoritas orang Indonesia juga mampu bertutur dalam bahasa daerah atau bahasa suku mereka sendiri, dengan yang paling banyak dituturkan adalah bahasa Jawa dan Sunda yang juga memberikan pengaruh besar ke dalam elemen bahasa Indonesia itu sendiri. Dengan penutur bahasa yang besar di seantero negeri beserta dengan diaspora yang tinggal di luar negeri, bahasa Indonesia masuk sebagai salah satu bahasa yang paling banyak digunakan atau dituturkan di seluruh dunia. Selain dalam skala nasional, bahasa Indonesia juga diakui sebagai salah satu bahasa resmi di negara lain seperti Timor Leste. Bahasa Indonesia juga secara resmi diajarkan dan digunakan di sekolah, universitas maupun institusi di seluruh dunia, terutama di Australia, Belanda, Jepang, Korea Selatan, Timor Leste, Vietnam, Taiwan, Amerika Serikat, Inggris, dll. Memiliki keterikatan sejarah yang panjang dengan bangsa-bangsa Eropa khususnya sejak era kolonialisme, beberapa kosakata Indonesia telah diserap ke dalam beberapa bahasa Eropa, terutama bahasa Belanda dan Inggris. Bahasa Indonesia sendiri juga memiliki banyak kata serapan yang berasal dari bahasa-bahasa Eropa, terutama dari bahasa Belanda, Portugis, Spanyol, dan Inggris. Bahasa Indonesia juga memiliki kata serapan yang berasal dari bahasa Sanskerta, Tionghoa, dan Arab yang membaur menjadi elemen dalam bahasa Indonesia yang terpengaruh karena adanya faktor-faktor seperti aktivitas perdagangan maupun religius yang telah berlangsung sejak zaman kuno di wilayah kepulauan Indonesia. Akar bahasa Indonesia baku adalah bahasa Melayu Riau (sekarang Kepulauan Riau), sedangkan akar bahasa Indonesia gaul Jakarta adalah bahasa Betawi. Dalam perkembangannya, bahasa ini mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau dan kepulauan maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Pada tahun 1953, setidaknya terdapat 23 ribu jumlah kosakata dalam kamus bahasa Indonesia yang sebagian besar diadopsi dari bahasa Melayu. Hingga sekarang jumlah kosakata dalam kamus bahasa Indonesia terus bertambah. Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Istilah "bahasa Indonesia" paling umum dikaitkan dengan bentuk baku yang digunakan dalam situasi resmi. Ragam bahasa baku tersebut berhubungan diglosik dengan bentuk-bentuk bahasa Melayu vernakular yang digunakan sebagai peranti komunikasi sehari-hari. Artinya, penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan ragam sehari-hari dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia. Fonologi dan tata bahasa bahasa Indonesia dianggap relatif mudah. Menurut sebagian peneliti, dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. Istilah bahasa Indonesia juga terkadang digunakan dalam bahasa Inggris dan bahasa lain untuk menyebut bahasa nasional Indonesia. Bahasa Indonesia terkadang disingkat menjadi Bahasa oleh orang asing yang menganggap bahwa itu adalah nama bahasanya. Namun, kata "bahasa" hanya berarti bahasa (language). Misalnya, Korean language diterjemahkan menjadi bahasa Korea. Orang Indonesia pada umumnya tidak menggunakan kata Bahasa saja untuk menyebut bahasa nasionalnya. Sejarah Zaman kerajaan Hindu-Buddha Sejumlah prasasti berbahasa Melayu Kuno dari Sriwijaya ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatra. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Melayu menyebar ke berbagai tempat di Nusantara dari wilayah yang strategis untuk pelayaran dan perdagangan. Bahasa Melayu Kuno yang digunakan pada saat itu menunjukkan penggunaan awalan ni- dan mer-, bukan di- dan ber-. Contohnya merwuat "berbuat", "melakukan" dan nimakan "dimakan". Ini menunjukkan kemiripan dan relasi dengan bahasa Proto-Melayu-Polinesia dan Proto-Austronesia. Kedua awalan ini muncul di prasasti-prasasti tersebut. Huruf "h" di awal kata masih dijaga, mencerminkan asalnya utamanya dari bahasa Proto-Austronesia *q. Contohnya pada kata hujung "ujung" dan mahu "mau", "bermaksud". Di beberapa dialek dan bahasa Melayu modern, "h" di awal kata masih dijaga, sementara pada yang lain hilang atau dianggap tidak baku. Misalnya, item "hitam" dan hutang "utang". Namun, beberapa kata seperti hati tidak berubah menjadi *ati dalam bahasa Indonesia. Hilangnya huruf "h" ini dapat didorong oleh pengucapan "r" yang cenderung uvular (, ), lokasi yang hampir sama dengan "h". Sementara itu, istilah Melayu adalah sebutan untuk Kerajaan Melayu, sebuah kerajaan Hindu-Buddha yang bertempat di hulu sungai Batang Hari. Pada awalnya, istilah tersebut merujuk pada wilayah kerajaan Melayu yang yang merupakan bagian wilayah pulau Sumatra. Namun, seiring berkembangnya zaman, istilah Melayu mencakup wilayah geografis tidak hanya merujuk pada Kerajaan Melayu, melainkan negeri-negeri di pulau Sumatra. Bahasa Melayu Kuno yang berkembang di Sumatra memiliki logat "o", yang digunakan pada Melayu Jambi, Minangkabau, Kerinci, Palembang, dan Bengkulu. Dalam perkembangannya, bangsa Melayu melakukan migrasi besar-besaran ke Semenanjung Malaysia (Hujung Medini) dan kerajaan-kerajaan Islam yang pusat mandalanya adalah Kesultanan Malaka pada masa perkembangannya. Istilah Melayu kemudian bergeser kepada Semenanjung Malaka (Semenanjung Malaysia) yang akhirnya disebut Semenanjung Melayu atau Semenanjung Tanah Melayu. Akan tetapi, kenyataannya adalah istilah Melayu itu berasal dari Indonesia. Bahasa Melayu yang berkembang di sekitar daerah Semenanjung Malaka berlogat "e". Pada tahun 1512, Kesultanan Malaka dimusnahkan oleh Portugis sehingga penduduknya diaspora sampai ke kawasan timur kepulauan Nusantara. Bahasa Melayu Purba sendiri diduga berasal dari pulau Kalimantan, yang membuat kemungkinan bahwa pemakai bahasa Melayu pertama bukanlah penduduk Sumatra, melainkan Kalimantan. Suku Dayak diduga memiliki hubungan dengan suku Melayu Kuno di Sumatra, misalnya: Dayak Salako, Dayak Kanayatn (Kendayan), dan Dayak Iban. Aksen Melayu pada saat itu berlogat "a" seperti bahasa Melayu baku. Penduduk Sumatra menuturkan bahasa Melayu setelah kedatangan leluhur suku Nias dan suku Mentawai. Dalam perkembangannya, istilah Melayu kemudian mengalami perluasan makna, sehingga muncul istilah Kepulauan Melayu untuk menamakan kepulauan Nusantara. Secara sudut pandang historis, istilah Melayu juga dipakai sebagai nama bangsa yang menjadi nenek moyang penduduk kepulauan Nusantara, terutama dalam konsep Proto Melayu dan Deutero-Melayu, migrasi bangsa Melayu yang dibagi dalam dua gelombang. Saat ini konsep dua gelombang migrasi tersebut sudah dianggap usang, karena sekarang dipahami bahwa nenek moyang penduduk kepulauan Nusantara dikenal sebagai rumpun Melayu-Polinesia, salah satu dari dua cabang utama suku bangsa Austronesia (lainnya adalah Formosa). Selanjutnya setelah sampai pada kedatangan dan perkembangan agama Islam, suku Melayu sebagai etnik mengalami penyempitan makna menjadi etnoreligius (Muslim) yang sebenarnya di dalamnya juga telah mengalami amalgamasi dari beberapa unsur etnik. M. Muhar Omtatok, seorang seniman, budayawan, dan sejarawan menjelaskan sebagai berikut: "Melayu secara puak (etnik, suku), bukan dilihat dari faktor genekologi seperti kebanyakan puak-puak lain. Di Malaysia, tetap mengaku berpuak Melayu walau moyang mereka berpuak Jawa, Mandailing, Bugis, Keling, dan lainnya". Beberapa tempat di Sumatera Utara, ada beberapa komunitas berdarah Batak yang mengaku sebagai Orang Kampong–Puak Melayu". Diketahui, kerajaan Sriwijaya menuturkan bahasa Melayu (sebagai bahasa Melayu Kuno) sebagai bahasa kenegaraan sejak abad ke-7 M. Lima prasasti kuno yang ditemukan di Sumatra bagian selatan peninggalan kerajaan itu menggunakan bahasa Melayu yang bertaburan kata-kata pinjaman dari bahasa Sanskerta, suatu bahasa Indo-Eropa dari cabang Indo-Iran. Jangkauan penggunaan bahasa ini diketahui cukup luas, karena ditemukan juga dokumen-dokumen dari abad berikutnya di Pulau Jawa dan Pulau Luzon. Sejak itu, kata-kata seperti istri, raja, putra, kawin, dan lain-lain masuk pada periode tersebut hingga abad ke-15 M. Melayu sebagai basantara Pada abad ke-15, berkembang bentuk yang dianggap sebagai bahasa Melayu Klasik (classical Malay atau medieval Malay). Bentuk ini dipakai oleh Kesultanan Melaka, yang perkembangannya kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatra, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Laporan Portugis, misalnya oleh Tome Pires, menyebutkan adanya bahasa yang dipahami oleh semua pedagang di wilayah Sumatra dan Jawa. Magellan dilaporkan memiliki budak dari Nusantara yang menjadi juru bahasa di wilayah itu. Ciri paling menonjol dalam ragam sejarah ini adalah mulai masuknya kata-kata pinjaman dari bahasa Arab dan bahasa Parsi, sebagai akibat dari penyebaran agama Islam yang mulai masuk sejak abad ke-12. Kata-kata bahasa Arab seperti masjid, kalbu, kitab, kursi, selamat, dan kertas, serta kata-kata Parsi seperti anggur, cambuk, dewan, saudagar, tamasya, dan tembakau masuk pada periode ini. Proses penyerapan dari bahasa Arab terus berlangsung hingga sekarang. Kedatangan pedagang Portugis, diikuti oleh Belanda, Spanyol, dan Inggris meningkatkan informasi dan mengubah kebiasaan masyarakat pengguna bahasa Melayu. Bahasa Portugis banyak memperkaya kata-kata untuk kebiasaan Eropa dalam kehidupan sehari-hari, seperti gereja, sepatu, sabun, meja, bola, bolu, dan jendela. Bahasa Belanda terutama banyak memberi pengayaan di bidang administrasi, kegiatan resmi (misalnya dalam upacara dan kemiliteran), dan teknologi hingga awal abad ke-20. Kata-kata seperti asbak, polisi, kulkas, knalpot, dan stempel adalah pinjaman dari bahasa ini. Bahasa yang dipakai pendatang dari Tiongkok juga lambat laun dipakai oleh penutur bahasa Melayu, akibat kontak di antara mereka yang mulai intensif di bawah penjajahan Belanda. Sudah dapat diduga, kata-kata Tionghoa yang masuk biasanya berkaitan dengan perniagaan dan keperluan sehari-hari, seperti pisau, tauge, tahu, loteng, teko, tauke, dan cukong. Jan Huyghen van Linschoten pada abad ke-17 dan Alfred Russel Wallace pada abad ke-19 menyatakan bahwa bahasa orang Melayu atau Melaka dianggap sebagai bahasa yang paling penting di "dunia timur". Luasnya penggunaan bahasa Melayu ini melahirkan berbagai varian tempatan (lokal) dan temporal. Bahasa perdagangan menggunakan bahasa Melayu di berbagai pelabuhan Nusantara bercampur dengan bahasa Portugis, bahasa Tionghoa, maupun bahasa setempat. Terjadi proses pemijinan di beberapa kota pelabuhan di kawasan timur Nusantara, misalnya di Manado, Ambon, dan Kupang. Orang-orang Tionghoa di Semarang dan Surabaya juga menggunakan varian bahasa Melayu pijin. Terdapat pula bahasa Melayu Tionghoa di Batavia. Varian yang terakhir ini malah dipakai sebagai bahasa pengantar bagi beberapa surat kabar pertama berbahasa Melayu (sejak akhir abad ke-19). Varian-varian lokal ini secara umum dinamakan bahasa Melayu Pasar oleh para peneliti bahasa. Terobosan penting terjadi ketika pada pertengahan abad ke-19 Raja Ali Haji dari istana Riau-Johor (pecahan Kesultanan Melaka) menulis kamus ekabahasa untuk bahasa Melayu. Sejak saat itu dapat dikatakan bahwa bahasa ini adalah bahasa yang full-fledged, sama tinggi dengan bahasa-bahasa internasional pada masa itu, karena memiliki kaidah dan dokumentasi kata yang terdefinisi dengan jelas. Hingga akhir abad ke-19 dapat dikatakan terdapat paling sedikit dua kelompok bahasa Melayu yang dikenal masyarakat Nusantara: bahasa Melayu Pasar yang colloquial dan tidak baku serta bahasa Melayu Tinggi yang terbatas pemakaiannya, tetapi memiliki standar. Bahasa ini dapat dikatakan sebagai lingua franca, tetapi kebanyakan berstatus sebagai bahasa kedua atau ketiga. Era kolonial Belanda Pemerintah kolonial Hindia Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah. Dengan menyandarkan diri pada bahasa Melayu Tinggi (karena telah memiliki kitab-kitab rujukan), sejumlah sarjana Belanda mulai terlibat dalam pembakuan bahasa. Promosi bahasa Melayu pun dilakukan di sekolah-sekolah dan didukung dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu. Akibat pilihan ini terbentuklah "embrio" bahasa Indonesia yang secara perlahan mulai terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor. Pada awal abad ke-20, perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat. Pada tahun 1901, Indonesia (sebagai Hindia Belanda) mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson. Ejaan Van Ophuijsen diawali dari penyusunan Kitab Logat Melayu (dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi Soetan Makmoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Intervensi pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur ("Komisi Bacaan Rakyat"–KBR) pada tahun 1908. Kelak lembaga ini menjadi Balai Pustaka. Pada tahun 1910, komisi ini di bawah pimpinan D.A. Rinkes, melancarkan program Taman Poestaka dengan membentuk perpustakaan kecil di berbagai sekolah pribumi dan beberapa instansi milik pemerintah. Perkembangan program ini sangat pesat, dalam dua tahun telah terbentuk sekitar 700 perpustakaan. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas. Bahasa Melayu yang disebarkan oleh Balai Pustaka sesungguhnya merupakan bahasa Melayu Tinggi yang bersumber dari bahasa Melayu Riau-Lingga, sedangkan bahasa Melayu yang lebih populer dituturkan kala itu di Hindia Belanda adalah bahasa Melayu Rendah atau bahasa Melayu Pasar. Kwee Tek Hoay, sastrawan Melayu Tionghoa mengkritik bahasa tinggi ini sebagai bahasa yang tidak alamiah, seperti barang bikinan, tidak mampu melukiskan tabiat dan tingkah laku sesungguhnya, seperti pembicaraan dalam pertunjukan wayang yang tidak ditemukan dalam pembicaraan sehari-hari." Pada tanggal 16 Juni 1927, Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertama kalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia. Kelahiran Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia mendapatkan pengakuan sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional berdasarkan usulan Muhammad Yamin. Dalam pidatonya pada kongres tersebut, Yamin mengatakan, Penggantian nama dari bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia mengikut usulan dari Mohammad Tabrani pada Kongres Pemuda I yang beranggapan bahwa jika tumpah darah dan bangsa tersebut dinamakan Indonesia, maka bahasanya pun harus disebut bahasa Indonesia. Kata "bahasa Indonesia" sendiri telah muncul dalam tulisan-tulisan Tabrani sebelum Sumpah Pemuda diselenggarakan. Kata "bahasa Indonesia" pertama kali muncul dalam harian Hindia Baroe pada tanggal 10 Januari 1926. Pada 11 Februari 1926 di koran yang sama, tulisan Tabrani muncul dengan judul "Bahasa Indonesia" yang membahas tentang pentingnya nama bahasa Indonesia dalam konteks perjuangan bangsa. Tabrani menutup tulisan tersebut dengan: Selanjutnya, perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia. Pada tahun 1933, berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana. Pada tahun 1936, Sutan Takdir Alisjahbana menyusun Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Meskipun Pujangga Baru membawa pembaruan bagi bahasa dan sastra Indonesia, tetapi bahasa yang dipakai masihlah bahasa Melayu Tinggi yang "murni". Perbedaan bahasa Melayu Tinggi dan Melayu Rendah baru mulai pudar setelah munculnya Chairil Anwar. Pada tanggal 25-28 Juni 1938, dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu, dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu. Kongres Bahasa Indonesia kemudian rutin digelar lima tahunan untuk membahasa perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia masa kini Meskipun menyandang nama bahasa persatuan, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa ibu hanya oleh sebagian kecil saja dari penduduk Indonesia (terutama orang-orang yang tinggal di sekitar Jakarta dan kota-kota besar lainnya yang sebagian besar berbahasa Indonesia seperti Medan dan Balikpapan), sedangkan lebih dari 200 juta orang lainnya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua, dengan berbagai tingkat kemahiran. Sensus tahun 2010 menunjukkan hanya 19,94% orang berusia di atas lima tahun yang menggunakan bahasa Indonesia di rumah. Di negara yang memiliki lebih dari 700 bahasa daerah dan beragam kelompok suku, bahasa Indonesia memainkan peran penting dalam mempersatukan keberagaman budaya di seluruh Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa utama di media, badan pemerintah, sekolah, universitas, tempat kerja, dll. Bahasa Indonesia baku digunakan untuk keperluan penulisan buku dan surat kabar, serta untuk siaran berita televisi/radio. Bahasa Indonesia baku jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari, sebagian besar terbatas pada keperluan formal saja. Meskipun hal ini merupakan gejala yang umum terjadi pada kebanyakan bahasa di dunia (misalnya, bahasa Inggris lisan tidak selalu sesuai dengan standar bahasa tulis), bahasa Indonesia lisan cukup berbeda/jauh dari bahasa Indonesia baku, baik dalam hal tata bahasa maupun kosa kata. Hal itu utamanya disebabkan karena orang Indonesia cenderung menggabungkan aspek bahasa daerahnya sendiri (misalnya, Jawa, Sunda, dan Bali) dengan bahasa Indonesia. Hal ini menghasilkan berbagai dialek bahasa Indonesia yang kedaerahan, jenis inilah yang paling mungkin didengar oleh orang asing saat tiba di sebuah kota di Indonesia. Fenomena ini diperkuat dengan penggunaan bahasa gaul Indonesia, khususnya di perkotaan. Tidak seperti varietas baku yang relatif seragam, Bahasa Indonesia daerah menunjukkan tingkat variasi geografis yang tinggi, meskipun bahasa Indonesia gaul ala Jakarta berfungsi sebagai norma de facto bahasa informal dan merupakan sumber pengaruh yang populer di seluruh Indonesia. Pemisahan bahasa Indonesia baku dan bahasa gaul Jakarta ini, oleh Benedict Anderson, disebut sebagai gejala kramanisasi. Klasifikasi dan bahasa terkait Berdasarkan kesepakatan mayoritas pakar linguistik dalam pernyataan dari K. Alexander Adelaar, mereka setuju bahwa kemungkinan besar bahwa asal muasal Bahasa Melayu berasal dari wilayah barat Pulau Kalimantan. Bentuk awal dari Bahasa Proto-Melayu mulai digunakan minimal pada tahun 1.000 SM dan sering diperdebatkan sebagai bahasa moyang dari Rumpun bahasa Melayik. Sedangkan, moyang dari Rumpun bahasa Melayik, yaitu Bahasa Proto-Melayu-Polinesia yang merupakan turunan dari Bahasa Proto-Austronesia mulai berpisah dari bahasa moyangnya dimulai dari minimal pada tahun 2.000 SM sebagai dampak ekspansi ke arah selatan yang dilakukan oleh Suku bangsa Austronesia ke Asia Tenggara Maritim dari Pulau Taiwan. Bahasa Melayu yang merupakan bahasa turunan melayu merupakan bagian dari Rumpun Bahasa Austronesia yang termasuk di antaranya dari Asia Tenggara, Samudra Pasifik dan sebagian kecil bahasa yang ada di Benua Asia. Bahasa ini memiliki tingkat kesalingpahaman dengan Bahasa Melayu standar yang digunakan di Malaysia yang secara resmi dikenal dengan nama Bahasa Malaysia. Meskipun memiliki perbedaan leksikal yang cukup besar sehingga keduanya dianggap sebagai dialek dari Bahasa Melayu. Meskipun demikian, variasi vernakular dari Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia memiliki kesalingpahaman. Namun, kedua bahasa kesalingpahaman yang terbatas yang dibuktikan dengan fakta bahwa orang Malaysia sulit memahami sinetron Indonesia yang ditayangkan di saluran televisi yang ada di Malaysia dan begitu juga sebaliknya. Di bawah ini merupakan kemiripan bahasa yang ada di Austronesia dalam penyebutan bilangan untuk bahasa mereka masing-masing: Indonesia memiliki lebih dari 726 bahasa daerah yang dipergunakan. Mayoritas warga Indonesia menggunakan minimal dua bahasa dalam kehidupannya sehari-hari dengan salah satunya Bahasa Indonesia serta bahasa daerah sesuai dengan lokasi tempat tinggalnya. Karena pengunaan dua bahasa inilah, bahasa daerah sering memengaruhi kosakata dalam bahasa Indonesia seperti dari bahasa Jawa. Selain bahasa daerah, Bahasa Belanda memberikan kontribusi tertinggi kedalam kosakata Bahasa Indonesia sebagai dampak kolonisasi oleh Belanda. Bahasa Indonesia juga mendapatkan pengaruh dari Bahasa-bahasa Asia, seperti Bahasa Tionghoa yang berkembang pada abad ke-15 dan 16 karena perdagangan rempah serta Bahasa-Bahasa Asia Selatan, seperti Bahasa Sanskerta, Bahasa Tamil, Bahasa Hindi dan Bahasa Prakerta yang menyebar dan berkontribusi kosakata pada masa perkembangan kerajaan Hindu dan kerajaan Buddha yang pesat pada masa abad kedua dan ke-14. Bahasa Arab juga ikut berkontribusi kosakata saat penyebaran Islam pada abad ke-13. Tidak hanya Bahasa Belanda, tetapi juga Bahasa Eropa seperti Bahasa Portugis dan Bahasa Inggris memberikan kontribusi dalam kosakata bahasa Indonesia karena pernah menjadi penjajah di beberapa daerah di Indonesia. Dari Bahasa Portugis, kata seperti palsu yang dari kata Falso serta kata prangko dari kata Pranco yang diserap dari Bahasa Portugis. Selain sebagai bekas penjajah, Inggris juga mempengaruhi kosakata melalui jalur modernisasi dan globalisasi, terutama sejak dekade 1990-an karena kemunculan internet dan perkembangannya. Karena Bahasa Indonesia merupakan turunan Bahasa Melayu, beberapa kata yang merupakan kata serapan dari Bahasa Melayu juga diserap dalam Bahasa Inggris seperti kata orangutan, gong, bamboo, rattan, sarong dan kata yang jarang digunakan seperti paddy, sago dan kapok. Frasa kata running amok juga diserap dari kata amuk. Bahasa Indonesia tidak dapat digolongkan sebagai sebuah Bahasa pijin ataupun Bahasa kreol karena Bahasa Indonesia tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi kedua kelompok bahasa tersebut. Hal ini dipercaya karena Bahasa Indonesia merupakan salah satu cara untuk mencapai kemerdekaan. Namun, di sisi lain bahasa ini tetap menerima kosakata dari bahasa lain, seperti Bahasa Belanda, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab yang menyebabkan kata serapannya terus meningkat setiap tahunnya. Penyempurnaan ejaan Ejaan-ejaan untuk bahasa Melayu atau Indonesia mengalami beberapa tahapan sebagai berikut: Ejaan van Ophuijsen Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Malmoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu: Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dan sebagainya. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dan sebagainya. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dan sebagainya. Ejaan Republik Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu: Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dan sebagainya. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dan sebagainya. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya. Ejaan Pembaharuan Ejaan Pembaharuan dirancang oleh sebuah panitia yang diketuai oleh Prijono dan Elvianus Katoppo pada tahun 1957 sebagai hasil keputusan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Namun, sistem ejaan ini tidak pernah dilaksanakan. Ejaan Melindo Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini. Ejaan yang Disempurnakan Sebelum EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang Pusat Bahasa), pada tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK) untuk menggantikan ejaan Melindo. Kemudian, diresmikan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia, dibakukan. Perubahan: Ejaan Bahasa Indonesia Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan yang Disempurnakan. Tidak terdapat banyak perbedaan antara EYD dan EBI. Pada EBI, terdapat penambahan satu huruf diftong, yaitu huruf ei sehingga huruf diftong dalam Bahasa Indonesia menjadi empat huruf, yakni ai, ei, au, dan oi. Selain itu terdapat juga penambahan aturan pada penggunaan huruf tebal dan huruf kapital. Daftar kata serapan dalam bahasa Indonesia Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang terbuka bagi pengayaan kosakata dengan menyerap kata-kata dari bahasa-bahasa lain, baik dari dalam maupun luar Indonesia. Penyerapan kata ini melalui serangkaian peristiwa baik melalui sejarah maupun tahapan penelitian yang dilakukan oleh pakar bahasa di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia termasuk juga melibatkan para pakar dalam bidang lain seperti pakar agama, politik, ekonomi, hukum, sosial budaya, kedokteran, dan lain-lain. Sumber: Buku berjudul "Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia" (1996) yang disusun oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (sekarang bernama Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan). Adapun jumlah kata yang diserap dari bahasa-bahasa daerah lain di Indonesia dalam KBBI Edisi Keempat ditunjukkan di dalam daftar berikut: Penggolongan Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia Barat, subkelompok dari bahasa Melayu-Polinesia yang pada gilirannya merupakan cabang dari bahasa Austronesia. Menurut situs Ethnologue, bahasa Indonesia didasarkan pada bahasa Melayu dialek Riau yang dituturkan di timur laut Sumatra. Persebaran geografis Bahasa Indonesia dituturkan di seluruh Indonesia, walaupun lebih banyak digunakan di kawasan perkotaan, seperti di Jabodetabek dengan dialek Betawi serta logat Betawi. Penggunaan bahasa di daerah biasanya lebih resmi, dan sering kali terselip dialek dan logat di daerah bahasa Indonesia itu dituturkan. Untuk berkomunikasi dengan sesama orang sedaerah, kadang-kadang bahasa daerahlah yang digunakan sebagai pengganti untuk bahasa Indonesia. Kedudukan resmi Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting seperti yang tercantum dalam: Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, ”Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Undang-Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa ”Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Dari kedua hal tersebut, maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai: Bahasa kebangsaan, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Bahasa negara (bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia) Fonologi Bahasa Indonesia mempunyai 26 fonem. Jumlahnya berubah menjadi 31 apabila alofon dan konsonan pinjaman juga dihitung. Vokal Bahasa Indonesia juga mempunyai diftong , , , dan yang ada pada kata-kata bersuku kata terbuka, seperti damai . Namun, di dalam suku kata tertutup seperti air , kedua vokal tidak diucapkan sebagai diftong. Konsonan Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu awalnya tidak mengenal adanya gugus konsonan, tetapi karena pengaruh dari bahasa asing dan daerah ke dalam bahasa Indonesia ditemukan cukup banyak gugus konsonan. Gugus konsonan dalam bahasa Indonesia adalah /pl/, /bl/, /kl/, /fl/, /sl/, /pr/, /br/, /tr/, /dr/, /kr/, /gr/, /fr/, /sr/, /ps/, /sw/, /sp/, /sk/, /st/, /str/, /spr/, /skr/, dan /skl/. Vokal di dalam tanda kurung adalah alofon, sedangkan konsonan di dalam tanda kurung adalah fonem pinjaman dan hanya muncul di dalam kata serapan. , , dan tidak diaspirasikan dan adalah konsonan gigi bukan konsonan rongga gigi seperti di dalam bahasa Inggris. Namun, terdapat variasi bunyi (gigi) dan (rongga gigi) tergantung aksen pengguna. Dalam beberapa kasus, pada akhir suku kata menjadi konsonan letup celah suara, seperti pada kakak dan capek , namun tidak pada kata-kata lainnya, seperti enak dan solek . Penekanan ditempatkan pada suku kata kedua dari terakhir dari kata akar. Apabila ada suku kata yang mengandung pepet, maka penekanan pindah ke suku kata terakhir. Sistem penulisan Selain huruf-huruf di atas, bahasa Indonesia juga menggunakan beberapa digraf, yaitu: Tata bahasa Dibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa, bahasa Indonesia tidak menggunakan kata benda bergender. Tidak ada deklinasi tertentu yang menentukan gender dari suatu kata. Di luar konteks gender secara linguistik, kata-kata dalam bahasa Indonesia sebagian besar tidak menyatakan jenis kelamin. Sebagai contoh, kata ganti seperti dia tidak secara spesifik menunjukkan bahwa orang yang disebut adalah lelaki atau perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada kata seperti adik dan pacar. Untuk memerinci jenis kelamin, sebuah kata sifat harus ditambahkan, seperti pada kata adik laki-laki. Ada juga kata yang secara gamblang menyatakan jenis kelamin, seperti putri dan putra. Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain, seperti bahasa Sanskerta dan bahasa Jawa Kuno. Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak, digunakanlah reduplikasi (perulangan kata), tapi hanya jika jumlahnya tidak terlibat dalam konteks. Sebagai contoh, penggunaan seribu orang-orang tidak benar, karena jumlah telah disebutkan dalam kata seribu. Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu kami dan kita. Kami adalah kata ganti eksklusif, yang berarti tidak mengikutsertakan sang kawan bicara. Sementara itu, kita adalah kata ganti inklusif, yang berarti mengikutsertakan kawan bicara. Susunan kata dalam bahasa Indonesia adalah Subjek–Predikat–Objek (SPO) walaupun susunan kata lain juga mungkin digunakan. Tidak ada infleksi pada kata kerja, baik menurut subjek maupun objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala (tense) secara gramatikal. Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu seperti kemarin dan besok, atau petunjuk lain seperti sudah dan belum. Meskipun memiliki tata bahasa yang cukup sederhana, bahasa Indonesia mempunyai kerumitannya sendiri, yaitu penggunaan imbuhan yang mungkin cukup membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia. Awalan, akhiran, dan sisipan Bahasa Indonesia mempunyai banyak awalan, akhiran, maupun sisipan, baik yang asli dari bahasa-bahasa Nusantara maupun dipinjam dari bahasa-bahasa asing. Dialek dan ragam bahasa Pada keadaannya, bahasa Indonesia menumbuhkan banyak varian yaitu varian menurut pemakai yang disebut sebagai dialek dan varian menurut pemakaian yang disebut sebagai ragam bahasa. Dialek dibedakan atas hal ihwal berikut: Dialek regional, yaitu rupa-rupa bahasa yang digunakan di daerah tertentu sehingga ia membedakan bahasa yang digunakan di suatu daerah dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain meskipun mereka berasal dari ekabahasa. Oleh karena itu, dikenallah bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta (Betawi), atau bahasa Melayu dialek Medan. Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya, dialek wanita dan dialek remaja. Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu. Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman Abdullah. Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang. Sekalipun hampir seluruh warga Indonesia menggunakan bahasa Indonesia, mereka masing-masing memiliki ciri-ciri khas pribadi dalam pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata. Ragam bahasa dalam bahasa Indonesia berjumlah sangat banyak dan tidak terhad. Maka itu, ia dibagi atas dasar pokok pembicaraan, perantara pembicaraan, dan hubungan antarpembicara. Ragam bahasa menurut pokok pembicaraan meliputi: ragam undang-undang ragam jurnalistik ragam ilmiah ragam sastra Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara dibagi atas: Ragam lisan, terdiri dari: ragam percakapan ragam pidato ragam kuliah ragam panggung Ragam tulis, terdiri dari: ragam teknis ragam undang-undang ragam catatan ragam surat-menyurat Dalam kenyataannya, bahasa baku tidak dapat digunakan untuk segala keperluan, tetapi hanya untuk: komunikasi resmi wacana teknis pembicaraan di depan khalayak ramai pembicaraan dengan orang yang dihormati Selain keempat penggunaan tersebut, dipakailah ragam bukan baku. Metode pembelajaran Metode pembelajaran bahasa Indonesia adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan pada pencapaian tujuan pembelajaran bahasa Indonesia. Prosedur yang digunakan sudah disesuaikan dengan sifat pembelajaran bahasa Indonesia yang spesifik. Dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia, guru harus memiliki tingkat penyesuaian yang cocok dengan siswa. Penyesuaian tersebut dirancang secara terpadu dengan tujuan belajar bahasa Indonesia. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain: Metode tata bahasa/terjemahan Metode membaca Metode audiolingual Metode reseptif dan produktif Metode langsung Metode komunikatif Metode integratif Metode tematik Metode kuantum Metode konnstruktifistik Metode partisipatori Metode kontekstual Lihat pula Bahasa prokem Indonesia Bahasa Isyarat Indonesia Bahasa Melayu Kata serapan dalam bahasa Indonesia Daftar kata serapan dalam bahasa Indonesia Bahasa Belanda di Indonesia Perbedaan antara sebutan bahasa Melayu basahan dan bahasa Indonesia Perbedaan antara bahasa Melayu Baku dan bahasa Indonesia Bahasa dagang dan kreol Melayu Kongres Bahasa Indonesia Daftar bahasa di Indonesia Rujukan Pranala luar Situs Pusba –Pusat Bahasa Sejarah Bahasa Indonesia singkat dan lengkap Web Sejarah Buku Praktis Bahasa Indonesia 2: Ikhtisar Sejarah Bahasa Indonesia Ethnologue edisi 17 Perjalanan Pengajaran Bahasa Melayu Piagam Hak Asasi Manusia dalam bahasa Indonesia Tentang Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Flash Thesaurus History of Indonesian Language, oleh George Quinn, The Learner’s Dictionary of Today’s Indonesian. Sydney: Allen & Unwin 2001 Pembelajaran Bahasa Indonesia Bahasa Kita Wikibooks–Belajar Bahasa Indonesia Belajar Bahasa Indonesia Belajar Bahasa Indonesia lewat Internet Belajar Bahasa Indonesia online Indonesia WWW Virtual Library Kamus Indonesia–asing Untuk daftar situs web kamus, lihat Kamus Bahasa di Indonesia Bahasa di Asia Bahasa di Timor Leste Bahasa di Asia Tenggara Bahasa berpola subjek–predikat–objek Rumpun bahasa Austronesia Rumpun bahasa Malayik
4,951
10
https://id.wikipedia.org/wiki/Bali
Bali
Bali (juga dikenal sebagai Kepulauan Bali, ) adalah sebuah wilayah provinsi yang terletak di Indonesia. Ibu kotanya adalah Denpasar. Provinsi Bali terletak di bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Di awal kemerdekaan Indonesia, pulau ini termasuk dalam Provinsi Sunda Kecil yang beribu kota di Singaraja, dan kini terbagi menjadi 3 provinsi, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur . Pada tahun 2020, penduduk provinsi Bali berjumlah 4.317.404 jiwa, dengan kepadatan 747 jiwa/km2. Selain terdiri dari pulau Bali, wilayah provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu pulau Nusa Penida, pulau Nusa Lembongan, pulau Nusa Ceningan, Pulau Serangan, dan Pulau Menjangan. Secara geografis, Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya dan juga mitosnya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan julukan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura. Geografi Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara geografis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain. Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai. Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau Beratan atau Bedugul, Buyan, Tamblingan, dan Batur. Alam Bali yang indah menjadikan pulau Bali terkenal sebagai daerah wisata. Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat kesenian dan peristirahatan, terletak di Kabupaten Gianyar. Nusa Lembongan adalah sebagai salah satu tempat menyelam (diving), terletak di Kabupaten Klungkung. Sedangkan Kuta, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan utama pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan, spa, dan lain-lain, terletak di Kabupaten Badung. Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan, dan 701 desa/kelurahan. Batas wilayah Sejarah Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II dan saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang. Pada 20 November 1946, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang terjadi di Uma Kaang, Desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali. Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir. Pada tahun 1946, Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah provinsi dari Republik Indonesia. Letusan Gunung Agung yang terjadi pada tahun 1963, sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia. Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, Bali dan banyak daerah lainnya, terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian pada masa awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum. Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan Bom Bali I di kawasan pariwisata Kuta tepatnya Legian, menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali II tahun 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini. Pemerintahan Gubernur Gubernur menjadi pejabat tertinggi di pemerintahan provinsi Bali. Gubernur Bali bertanggungjawab atas wilayah Provinsi Bali. Saat ini, gubernur atau kepala daerah yang menjabat di provinsi Bali ialah I Wayan Koster, didampingi wakil gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau sering disapa Cok Ace. Mereka menang pada Pemilihan umum Gubernur Bali 2018. Wayan Koster merupakan gubernur Bali yang ke-9, sejak provinsi ini dibentuk menjadi provinsi Bali tahun 1958 berdasarkan Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958. Koster dan Cok Ace dilantik oleh presiden Republik Indonesia Joko Widodo, di Istana Negara Jakarta pada 5 September 2018, untuk masa jabatan 2018-2023. Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Daerah Empat anggota DPD (2019-2024) dari Provinsi Bali adalah; Shri I.G.N. Arya Wedakarna M Wedasteraputra S I Made Mangku Pastika Anak Agung Gde Agung Bambang Santoso Berdasarkan hasil Pemilihan Umum Legislatif 2019, Bali mengirimkan sembilan anggota DPR ke DPR RI. Pada tingkat provinsi, DPRD Bali dengan 55 kursi tersedia dikuasai oleh PDI-P dengan 33 kursi, disusul Partai Golkar dengan 8 kursi, dan Partai Gerindra dengan 6 kursi. Daftar kabupaten dan kota di Bali Demografi Agama Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Bali tahun 2021, penduduk Bali berjumlah 4.317.404 jiwa (2020) dengan mayoritas etnis Bali. Data Kementerian Agama mencatat bahwa 86,70% warga provinsi Bali menganut agama Hindu. Agama lainnya adalah Islam sebanyak 10,10%, kemudian Kristen Protestan sebanyak 1,67%, Katolik sebanyak 0,83%, Budha sebanyak 0,68%, Konghucu sebanyak 0,01%, dan penganut kepercayaan kurang dari 0,01%. Masyarakat suku Bali umumnya beragama Hindu. Sementara penduduk Jawa, Sunda, Sasak, Melayu, umumnya beragama Islam, dan beberapa orang asli suku Bali juga ada yang memeluk agama Islam. Sementara pemeluk agama Kristen umumnya berasal dari penduduk Nusa Tenggara Timur, kemudian Papua, suku Batak, Minahasa, Tionghoa. Dan ada juga satu desa yakni desa Blimbing Sari di kecamatan Melaya Jembrana, tidak jauh dari Pelabuhan Gilimanuk, sebuah desa Kristen di mana warganya adalah asli suku Bali, bahkan gerejanya bentuknya mirip Pura. Suku bangsa Mayoritas penduduk yang mendiami provinsi Bali adalah suku asli setempat, yakni Bali. Suku Bali memiliki kekayaan budaya yang dikenal dunia, sehingga Bali menjadi tujuan utama wisatawan asing ke Indonesia. Selain kekayaan pantai, budaya yang diminati di Bali adalah tari-tariannya, seperti tari Kecak, festival seperti Ogoh-ogoh, dan lainnya. Suku terbanyak dari luar suku Bali adalah suku Jawa. Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Bali: Bahasa Selain dari sektor pariwisata, penduduk Bali juga hidup dari pertanian dan perikanan, yang paling dikenal dunia dari pertanian di Bali ialah sistem Subak. Sebagian juga memilih menjadi seniman. Bahasa yang digunakan di Bali adalah bahasa Indonesia, Bali dan Inggris khususnya bagi yang bekerja di sektor pariwisata. Bahasa Bali dan bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling luas pemakaiannya di Bali dan sebagaimana penduduk Indonesia lainnya, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Meskipun terdapat beberapa dialek dalam bahasa Bali, umumnya masyarakat Bali menggunakan sebentuk bahasa Bali pergaulan sebagai pilihan dalam berkomunikasi. Secara tradisi, penggunaan berbagai dialek bahasa Bali ditentukan berdasarkan sistem catur warna dalam agama Hindu Dharma dan keanggotan klan (istilah Bali: soroh, gotra); meskipun pelaksanaan tradisi tersebut cenderung berkurang. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga (dan bahasa asing utama) bagi banyak masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dari industri pariwisata. Para karyawan yang bekerja pada pusat-pusat informasi wisatawan di Bali, sering kali juga memahami beberapa bahasa asing dengan kompetensi yang cukup memadai. Bahasa Jepang juga menjadi prioritas pendidikan di Bali. Masyarakat Bali menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa komunikasi antar sesama orang Bali selain bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Bahasa Bali merupakan subkelompok dari rumpun bahasa Austronesia Barat, dipergunakan oleh sekitar tiga juta penutur. Bahasa Bali memiliki fungsi dan kedudukan yang penting dalam kehidupan masyarakat Bali terutama pada topik-topik pembicaraan yang bersifat tradisional seperti pembicaraan masalah adat (dalam rapat atau pertemuan yang disebut sangkep) kebudayaan dan agama (Hindu). Bahasa Bali terdiri atas dua dialek: Dialek Bali Aga atau Bali Mula yang dituturkan oleh penduduk Bali di daerah dataran tinggi di Bali Dialek Bali Dataran yang dituturkan oleh penduduk yang pada umumnya berdiam di daerah dataran rendah di Bali. Masyarakat yang menggunakan dialek Bali Aga disebut masyarakat Bali Aga dan bermukim di wilayah pegunungan. Daerah pengguna dialek Bali Aga meliputi Kabupaten Karangasem, yaitu di Desa Tenganan, Kecamatan Manggis dan Desa Seraya, Kecamatan Karangasem; Kabupaten Bangli, yaitu di Desa Terunyan dan Kecamatan Kintamani; Kabupaten Klungkung, yaitu di Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida; Kabupaten Badung bagian utara, yaitu di Kecamatan Petang; Kabupaten Tabanan, yaitu di Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel; Kabupaten Buleleng, yaitu di Desa Sepang, Kecamatan Busung Biu; Kabupaten Jembrana, yaitu di Desa Nusasari, Kecamatan Melaya. Selain itu, bahasa Bali juga dituturkan di berbagai daerah lainnya di Indonesia, yakni di Nusa Tenggara Barat, Lampung, Sulawesi Tenggara, Jawa Timur dan Kalimantan Tengah khususnya di Kabupaten Kapuas. Dialek Bali Dataran digunakan oleh masyarakat Bali yang bertempat tinggal di daerah pesisir atau dataran rendah di Bali, baik di bagian utara Bali maupun bagian selatan Bali. Dialek Bali Dataran menyebar hampir di seluruh wilayah di Bali. Adapun wilayah yang menggunakan dialek bali dataran seperti Kabupaten Klungkung dari wilayah utara di kecamatan Banjarangkan yaitu Desa Bumbungan; Kabupaten Jembrana, yaitu desa Pengragoan, kecamatan Pekutatan; Kabupaten Tabanan, yaitu di desa Bantas, kecamatan Selemadeg Timur dan desa Luwus, kecamatan Baturiti; Kabupaten Badung, yaitu di desa Baha, kecamatan Mengwi dan Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan; Kota Denpasar yaitu di Kampung Kepoan, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan; Kabupaten Gianyar, yaitu di Desa Pupuan, Kecamatan Tegalalang dan Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh; Kabupaten Klungkung, yaitu di Kampung Toyapakeh, Kecamatan Nusa Penida dan Kampung Gelgel, Kecamatan Klungkung; Kabupaten Karangasem, yaitu di Desa Bebandem dan Kampung Kecicang Muslim, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebanden serta Desa Tianyar, Kecamatan Kubu; Kabupaten Bangli, yaitu di Desa Jehem, Kecamatan Tembuku; Kabupaten Buleleng, yaitu di Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Desa Kayu Putih, Kecamatan Banjar, dan Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak. Bahasa Bali mengenal sistem sor singgih atau tingkatan-tingkatan berbahasa terutama bahasa Bali Dataran karena mendapatkan pengaruh dari Jawa. Tingkatan-tingkatan berbahasa tersebut masih dipertahankan hingga kini oleh masyarakata Bali terutama dalam ranah-ranah tradisional. Sistem Pelapisan sosial masyarakat Bali yang dikenal dengan catur warna sangat besar pengaruhnya terhadap penggunaan Bahasa Bali. Masing-masing kelas sosial dalam masyarakat Bali akan menggunakan bahasa Bali sesuai dengan siapa yang diajak bicara. Seorang sudra akan berbicara dengan bahasa Bali halus kepada seseorang dari kasta brahmana. Bahasa Bali terus mengalami perkembangan terutama bahasa Bali dataran yang disebut sebagai bahasa bali standar. Berdasarkan hasil keputusan Pesamuhan Agung Bahasa Bali yang diadakan tahun 1974 bahasa Bali standar atau baku digunakan oleh masyarakat Bali dalam sekolah-sekolah, pertemuan-pertemuan, surat menyurat, kesusastraan, media massa elektronik dan cetak, adat dan budaya. Bahasa Bali baku ini mengacu pada bahasa yang digunakan oleh masyarakat tutur bahasa Bali yang berdomisili di Klungkung dan kota Singaraja, hal ini disebabkan karena kedua wilayah ini cukup lama menjadi pusat kekuasaan politik, ekonomi dan kebudayaan Bali. Selain itu, bahasa Bali di kedua daerah tersebut memiliki ciri yang sama baik secara fonologis maupun sintaksis. Terdapat perbedaan yang cukup kentara dari bahasa Bali yang dituturkan di luar Bali dengan yang dituturkan di daerah Bali dan dari dialek Bali Aga dengan dialek Bali Dataran. Berdasarkan perhitungan dialektometri, persentase perbedaan yang terukur antara dialek Bali Aga dengan dialek Bali Dataran adalah sebesar 60%. Jika ditinjau lebih luas lagi terhadap daerah luar Bali, isolek Bali yang berada di pulau Bali memiliki perbedaan sebesar 71,75% dengan bahasa Bali di Nusa Tenggara Barat; sebesar 69,5% jika dibandingkan dengan bahasa Bali di Jawa Timur; sebesar 77,5% jika dibandingkan dengan bahasa Bali di Lampung; dan sebesar 76,75% jika dibandingkan dengan bahasa Bali di Sulawesi Tenggara. Ekonomi Tiga dekade lalu, perekonomian Bali sebagian besar mengandalkan dan berbasis pada pertanian baik dari segi output dan kesempatan kerja. Sekarang, industri pariwisata menjadi objek pendapatan terbesar bagi Bali. Hasilnya, Bali menjadi salah satu daerah terkaya di Indonesia. Pada tahun 2003, sekitar 80% perekonomian Bali bergantung pada industri pariwisata. Pada akhir Juni 2011, non-performing loan dari semua bank di Bali adalah 2,23%, lebih rendah dari rata-rata non-performing loan industri perbankan Indonesia (sekitar 5%). Ekonomi, bagaimanapun menderita secara signifikan sebagai akibat dari Bom Bali I tahun 2002 dan Bom Bali II tahun 2005. Industri pariwisata sendiri telah pulih dari akibat peristiwa ini. Pasca terjadinya Pandemi Covid-19 akhir tahun 2019, perekonomian Bali yang didominasi sektor Pariwisata, mengalami penurunan. Akan tetapi, sektor pertanian menjadi salah satu penopang utama perekonomian di provinsi Bali. Pariwisata Bali adalah primadona pariwisata Indonesia yang sudah terkenal di seluruh dunia. Selain terkenal dengan keindahan alam, terutama pantainya, Bali juga terkenal dengan kesenian dan budayanya yang unik dan menarik. Industri pariwisata berpusat di Bali Selatan dan di beberapa daerah lainnya. Lokasi wisata yang utama adalah Kuta dan sekitarnya seperti Legian dan Seminyak, Sanur, Ubud, dan di daerah selatan seperti Jimbaran, Nusa Dua dan Pecatu. Bali sebagai tempat tujuan wisata yang lengkap dan terpadu memiliki banyak sekali tempat wisata menarik, antara lain: Pantai Kuta, Pura Tanah Lot, Pantai Padang–Padang, Danau Beratan Bedugul, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Pantai Lovina dengan Lumba Lumbanya, Pura Besakih, Uluwatu, Tegallalang, Ubud, Munduk, Kintamani, Amed, Tulamben, Pulau Menjangan dan masih banyak yang lainnya. Kini, Bali juga memiliki beberapa pusat wisata yang sarat edukasi untuk anak-anak seperti kebun binatang, museum tiga dimensi, taman bermain air, dan tempat penangkaran kura-kura. Transportasi Bali tidak memiliki jaringan rel kereta api namun jaringan jalan yang ada di pulau ini tergolong sangat baik dibanding daerah-daerah lain di Indonesia, jaringan jalan tersedia dengan baik khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan yakni Legian, Kuta, Sanur, Nusa Dua, Ubud, dll. Sebagian besar penduduk memiliki kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya karena moda transportasi umum tidak tersedia dengan baik, kecuali taksi dan angkutan pariwisata. Moda transportasi massal saat ini disiapkan agar Bali mampu memberi kenyamanan lebih terhadap para wisatawan. Sampai sekarang, transportasi di Bali umumnya dibangun di Bali bagian selatan sekitar Denpasar, Kuta, Nusa Dua, dan Sanur sedangkan wilayah utara kurang memiliki akomodasi yang baik. Jenis kendaraan umum di Bali atara lain: Dokar, kendaraan dengan menggunakan kuda sebagai penarik dikenal sebagai delman di tempat lain. Ojek, taksi sepeda motor (sebagian sudah berbasis di intenet). Bemo/angkot, melayani dalam dan antarkota. Teman Bus yang melayani berbagai rute di wilayah sarbagita dan sekarang rencananya akan merambah daerah Bangli. Taksi (sebagian sudah mempunyai aplikasi di smartphone). Komotra, bus yang melayani perjalanan ke kawasan pantai Kuta dan sekitarnya. Bus, melayani hubungan antarkota, pedesaan, dan antarprovinsi. Bali terhubung dengan pulau Jawa dengan layanan kapal feri yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk di kabupaten Jembrana dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi yang lama tempuhnya sekitar 30 hingga 45 menit saja. Penyeberangan ke Pulau Lombok melalui Pelabuhan Padangbai menuju Pelabuhan Lembar yang memakan waktu sekitar empat sampai lima jam lamanya tergantung cuaca. Transportasi udara dilayani oleh Bandara Internasional Ngurah Rai dengan destinasi ke sejumlah kota besar di Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, Timor Leste, RRC serta Jepang. Landas pacu dan pesawat terbang yang datang dan pergi bisa terlihat dengan jelas dari pantai dan menjadi semacam hiburan tambahan bagi para wisatawan yang menikmati pantai Bali. Untuk transportasi darat antar pulau di bali ada terminal Ubung-Denpasar dan terminal Mengwi yang menghubungkan pulau Bali dengan Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Terminal Ubung di pulau Bali ini melayani berbagai rute antar pulau tujuan Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Madura, Jember, dll. Angkutan antar pulau dilayani oleh armada bus besar dengan kelas ekonomi, bisnis dan eksekutif. Terminal Ubung relatif ramai mulai pukul 15.00–18.00 WITA karena pada jam tersebut banyak bus yang mulai berangkat ke kota tujuan masing-masing. Bagi anda yang datang ke terminal ini harap waspada karena banyak calo tiket yang agak memaksa penumpang. Budaya Rumah Adat Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan). Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya. Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung. Musik Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam teknik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan, misalnya gamelan jegog, gamelan gong gede(gamelan jawa kuno), gamelan gambang, gamelan selunding dan gamelan Semar Pegulingan. Ada pula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngaben serta musik Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya. Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda serta Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon), gong dan perkusi kayu (xilofon). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling memengaruhi daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada musik tradisional masyarakat Banyuwangi serta musik tradisional masyarakat Lombok. Gamelan Jegog Genggong Silat Bali Tari Seni tari Bali pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu wali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan pengunjung. Pakar seni tari Bali I Made Bandem pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang dan Baris Gede, bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng Pajegan dan Wayang Wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah Legong, Parwa, Arja, Prembon dan Joged serta berbagai koreografi tari modern lainnya. Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah Tari Kecak dan Tari Pendet. Sekitar tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sang Hyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya. Tarian wali Sang Hyang Dedari Sang Hyang Jaran Tari Rejang Tari Baris Tarian bebali Tari Topeng Gambuh Tarian balih-balihan Tari Legong Arja Joged Bumbung Drama Gong Barong Tari Pendet Tari Kecak Calon Arang Tari Janger Tari Tenun Pakaian daerah Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya. Pria Busana tradisional pria umumnya terdiri dari: Udeng (ikat kepala) Kain kampuh Umpal (selendang pengikat) Kain wastra (kemben) Sabuk Keris Beragam ornamen perhiasan Sering pula dikenakan baju kemeja, jas dan alas kaki sebagai pelengkap. Wanita Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari: Gelung (sanggul) Sesenteng (kemben songket) Kain wastra Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada Selendang songket bahu ke bawah Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam Beragam ornamen perhiasan Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap. Makanan Makanan utama Provinsi Bali memiliki beragam kuliner khas Bali. Berbagai makanan olahan daging ayam dan babi, mendominasi kuliner di Bali. Makanan yang terkenal berasa dari Bali termasuk Ayam betutu dan Babi guling. Ayam betutu Babi guling Sambal matah Be Kokak Mekuah Be Pasih mesambel matah Bebek betutu Berengkes Grangasem Jejeruk Jukut Urab Komoh Lawar Bubuh Nasi Tepeng Penyon Sate Kablet Sate Babi Guling Sate Lilit Sate Pentul Bali Sate penyu Sate Tusuk Timbungan Jukut Ares Tum Urutan (Sosis babi khas bali) Pesan Be Pasih Senjata Salah satu senjata yang digunakan di Bali ialah Blakas. Blakas merupakan senjata tajam mirip pisau daging dari Bali, Indonesia yang memiliki bilah berbentuk persegi empat dengan mata pisau lurus. Blakas Keris Tombak Tiuk Taji Kandik Caluk Arit Udud Gelewang Trisula Panah Penampad Garot Tulud Kis-Kis Anggapan Berang Pengiris Pengutik Tah Pahlawan Nasional Ida Anak Agung Gde Agung I Gusti Ngurah Made Agung I Gusti Ngurah Rai I Gusti Ketut Jelantik I Gusti Ketut Pudja Untung Suropati Dalam budaya populer Road to Bali, film komedi Hollywood tahun 1952 yang dibintangi oleh Bing Crosby dan Bob Hope Eat Pray Love, film drama Hollywood tahun 2010 yang dibintangi oleh Julia Roberts Referensi Pustaka Miguel Covarrubias, Island of Bali, 1946. ISBN 962-593-060-4 Hinzler, Heidi (1995) Artifacts and Early Foreign Influences. From Vickers, Adrian (1995), From Lihat pula Bom Bali 2002 Bom Bali 2005 Film Long Road to Heaven Pranala luar Situs resmi pemerintah provinsi Informasi Lengkap Seputar Bali Provinsi di Indonesia Pulau di Indonesia Kepulauan Sunda Kecil Kepulauan Sunda Pendirian tahun 1958 di Indonesia
3,593
11
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Bali
Bahasa Bali
Bahasa Bali (Aksara Bali: , Bhāṣā Bali) merupakan bahasa yang termasuk dalam kelompok yang dituturkan oleh sekitar 3.3 juta jiwa () yang utamanya terkonsentrasi di pulau Bali dan juga tersebar di Nusa Penida, Lombok bagian barat, dan Jawa bagian timur, hingga Sumatra bagian selatan dan Sulawesi. Kebanyakan penutur bahasa Bali dapat menuturkan bahasa Indonesia. Diperkirakan bahwa pada tahun 2011, terdapat kurang dari 1 juta orang yang masih menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa utama mereka di Bali. Bahasa ini digolongkan sebagai bahasa yang "tidak terancam" oleh Glottolog. Di Bali sendiri, bahasa Bali memiliki tingkatan penggunaannya, misalnya ada yang disebut Bali Alus, Bali Madya, dan Bali Kasar. Hal ini terjadi karena pengaruh bahasa Jawa menyebar ke Bali sejak zaman Majapahit, bahkan sampai zaman Mataram Islam, meskipun kerajaan Mataram Islam tidak pernah menaklukkan Bali. Yang halus dipergunakan untuk bertutur formal misalnya dalam pertemuan di tingkat desa adat, meminang wanita, atau antara orang berkasta rendah dengan berkasta lebih tinggi. Yang madya dipergunakan di tingkat masyarakat menengah misalnya pejabat dengan bawahannya, sedangkan yang kasar dipergunakan bertutur oleh orang kelas rendah misalnya kaum sudra atau antara bangsawan dengan abdi dalemnya. Di Lombok, bahasa Bali terutama dipertuturkan di sekitar kota Mataram, sedangkan di pulau Jawa bahasa Bali terutama dipertuturkan di beberapa desa di kabupaten Banyuwangi. Selain itu bahasa Osing, yaitu bahasa asli orang Banyuwangi, juga menyerap banyak kata-kata Bali. Misalkan sebagai contoh kata osing yang berarti “tidak” diambil dari bahasa Bali tusing. Bahasa Bali dipertuturkan oleh kurang lebih 3,3 juta jiwa berdasarkan data sensus tahun 2000. Klasifikasi Bahasa Bali termasuk dalam cabang dari rumpun bahasa . Dalam rumpun Melayu-Polinesia, bahasa Bali berada di subcabang . Terdapat tiga dialek utama dari bahasa Bali, yakni bahasa Bali yang dituturkan di pegunungan dan dataran tinggi, bahasa Bali dataran rendah, dan penuturan di Nusa Penida. Demografi Menurut sensus tahun 2000, bahasa Bali dituturkan oleh sekitar 3,3 juta orang di Indonesia yang utamanya terkonsentrasi di pulau Bali dan area sekitarnya. Pada 2011, diperkirakan hanya terdapat tidak lebih dari 1  juta orang yang menuturkan bahasa Bali. Hal ini dikarenakan masyarakat pada wilayah perkotaan hanya mengajarkan bahasa , atau bahkan bahasa pada anak-anak mereka, serta penggunaan bahasa Bali dalam media massal terlah menghilang. Bentuk tertulis daribahasa Bali semakin asing bagi penutur bahasa itu sendiri dan sebagian besar masyarakat Bali menggunakan bahasa Bali hanya sebagai alat komunikasi lisan, seringkali mencampurkannya dengan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Namun di daerah transmigrasi di luar Pulau Bali, bahasa Bali banyak digunakan dan diyakini berperan penting dalam kelangsungan bahasa tersebut. Fonologi Vokal Terdapat 6 vokal di dalam kotak fonem bahasa Bali Ejaan formal dari bahasa Bali membuat fonem dan ditulis sebagai . Walaupun demikian, seringkali dilafalkan sebagai hanya saat terletak pada akhir kata, serta pada awalan ma-, pa-, dan da-. Konsonan Ada 18 konsonan di dalam kotak fonem Bahasa Bali: Tergantung dialeknya, fonem dapat dilepaskan sebagai konsonan hentian rongga-gigi maupun tarik-belakang. Hal ini sangat berbeda ketimbang banyak bahasa di Indonesia, termasuk bahasa Indonesia, yang mempunyai konsonan dentalik dengan alofoni rongga-gigi. Alofon Sebuah ciri khas dan menjadi keistimewaan bahasa Bali ialah bahwa fonem eksplosif tak bersuara /t/ dilafalkan sebagai [t] pada posisi akhir, tetapi pada posisi awal dan tengah dilafalkan sebagai [ʈ] (t retrofleks). Vokal /a/ pada posisi akhir terbuka dilafalkan sebagai [ĕ]. Misalkan kata Kuta, nama pantai termashyur di Bali, dilafalkan sebagai [k'uʈĕ]. Sukukata Seperti bahasa Austronesia lainnya, bahasa Bali juga cenderung dengan kata-kata dwisukukata dan berbentuk KVKVK. Namun dalam mereduplikasi sebuah sukukata monosilabik berbentuk KVK, maka dalam bahasa Bali ini biasanya menjadi KVKKVK berbeda dengan bahasa Melayu dan Jawa: Perbandingan Bahasa Bali dan Bahasa Banjar Konsep geografis Berbeda dengan banyak suku bangsa di dunia, tetapi masih mirip dengan suku bangsa penutur bahasa Austronesia lainnya, orang Bali dalam menentukan arah berorientasi bukan pada arah mata angin yang pasti namun pada letak kawasan geografis, pada kasus Bali ini pada letak gunung dan laut. Oleh karena itu arah mata angin bisa berubah-ubah sesuai tempatnya. Kaja berarti arah menuju gunung. Oleh karena itu, terjemahan istilah 'kaja' dalam Bahasa Melayu adalah 'Utara' untuk masyarakat Bali Selatan, sementara terjemahannya untuk masyarakat Bali Utara, khususnya Buleleng, adalah 'Selatan'. Kelod berarti arah menuju laut. Berbalik dengan istilah 'kaja' di atas, jadi stilah 'kelod' dalam Bahasa Melayu adalah 'Selatan' untuk masyarakat Bali Selatan, sementara terjemahannya untuk masyarakat Bali Utara, khususnya Buleleng, adalah 'Utara'. Kauh berarti Barat, dan kangin berarti Timur. Hal ini sama untuk masyarakat Bali Selatan dan Bali Utara. Perbedaan tata-cara menyebut utara dan selatan ini sering menyebabkan kesalahpahaman jika orang Bali Selatan bertanya dalam Bahasa Bali kepada orang Bali Utara, karena perbedaan acuan. Acuan 'gunung' yang sering dipakai adalah titik pusat pulau Bali yaitu bagian pegunungan Batur dan Gunung Agung. Tata bahasa Susunan kalimat dalam bahasa Bali mirip dengan yang ada dalam bahasa Indonesia, serta infleksi morfologi yang terjadi pada verba dan nominanya sangat sedikit dan serupa. Meskipun demikian, morfologi derivasinya cukup luas dan imbuhan dapat ditambahkan untuk menunjukan artikel terhingga maupun tak terhingga, serta menunjukkan kasus posesiva. Variasi/dialek Bahasa Bali memiliki variasi sejarah (waktu) dan variasi geografis (ruang). Dari berbagai prasasti yang dikeluarkan pada masa sebelum pemerintahan Raja Anak Wungsu (abad ke-10) diketahui ada varian bahasa Bali yang biasa disebut sebagai bahasa Bali Kuno. Kajian mengenai bahasa Bali Kuno pertama kali dilakukan oleh Roelof Goris pada tahun 1950-an dan kemudian dilanjutkan pada tahun 1970-an. Kamus Bahasa Bali Kuno - bahasa Indonesia telah dirilis oleh Kemendikbud pada tahun 1975. Suatu dialek yang masih digunakan saat ini adalah bahasa suku Bali Aga, dituturkan di beberapa desa di sekitar Danau Batur dan di wilayah lainnya. Selain itu, bahasa masyarakat Bali umum (nonvariasi) adalah "bahasa Bali Kapara" atau Bali Lumbrah yang dipakai oleh mayoritas orang Bali sekarang. Sistem penulisan Bahasa Bali memiliki dua sistem penulisan, yakni aksara Bali dan alfabet Latin. Aksara Bali Aksara Bali (, ), yang juga disusun sesuai dengan (), merupakan sistem penulisan sejenis abugida yang berasal dari aksara Brahmi di India. Bukti paling awal dari aksara ini berasal dari abad ke-9 Masehi. Pada masa sekarang, aksara Bali tidak digunakan secara massal dan hanya sedikit penutur bahasa Bali yang benar-benar paham cara menggunakannya. Alfabet bahasa Bali Sekolah-sekolah serta media komunikasi tertulis yang menggunakan bahasa Bali pada masa kini seringkali menggunakan sistem penulisan berbasis alfabet Latin yang disebut sebagai . Galeri Rujukan Pranala luar Relasi Kekerabatan Bahasa Banjar dan Bahasa Bali: Tinjaunan Linguistik Historis Komparatif Ucapan dan contoh perkataan dalam bahasa Bali — kanal I Love Languages di Youtube Rumpun bahasa Austronesia Bahasa di Indonesia Bahasa yang mempunyai aksara tersendiri
1,064
12
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Bugis
Bahasa Bugis
Bahasa Bugis adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Austronesia yang digunakan oleh suku Bugis. Penutur bahasa Bugis umumnya tinggal di Sulawesi Selatan. Wilayah penuturnya terutama di Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Kabupaten Barru, Kabupaten Majene, Kabupaten Luwu, Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Wajo, Kabupaten Bone, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Pinrang, Kota Parepare. Bahasa Bugis juga dipertuturkan di sebagian wilayah di Kabupaten Enrekang, Kabupaten Majene, dan Kabupaten Bulukumba. Sejarah Dalam bahasa Bugis, bahasa ini disebut sebagai dan suku Bugis sendiri disebut sebagai . Menurut beberapa mitos suku Bugis, istilah diambil dari nama , yakni raja pertama Cina yang sendirinya merupakan kerajaan kuno di tanah Bugis. Kata sendiri dapat diartikan sebagai "pengikut daripada La Sattumpugi". Hanya sedikit hal yang diketahui tentang sejarah awal bahasa ini karena kurangnya catatan tertulis. Catatan tertulis paling awal dari bahasa ini adalah Sureq Galigo, yakni sebuah wiracarita mengenai penciptaan orang Bugis. Sumber tertulis lain dari bahasa Bugis adalah Lontara, sebuah istilah yang mengacu pada naskah tradisional dan juga catatan sejarah. Catatan sejarah Lontara paling awal berasal dari sekitar abad ke-17. Catatan Lontara telah digambarkan oleh sejarawan Indonesia sebagai "faktual" bila dibandingkan dengan naskah serupa dari daerah lain di Asia Tenggara Maritim, seperti babad di Jawa. Catatan-catatan ini biasanya ditulis dengan nada yang sebenarnya dengan sedikit elemen mitos, dan penulis biasanya akan memberikan penafian sebelum menyatakan sesuatu yang tidak dapat mereka verifikasi. Sebelum kedatangan Belanda di Indonesia pada abad ke-19, seorang misionaris, B. F. Matthews, menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Bugis, yang membuatnya menjadi orang Eropa pertama yang memperoleh pengetahuan bahasa tersebut. Ia juga salah satu orang Eropa pertama yang menguasai bahasa Makassar. Kamus dan buku tata bahasa yang disusun olehnya, serta teks sastra dan cerita rakyat yang diterbitkannya, tetap menjadi sumber informasi dasar tentang kedua bahasa tersebut. Setelah penjajahan oleh Belanda, sejumlah suku Bugis melarikan diri dari daerah asalnya di Sulawesi Selatan untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Hal ini menyebabkan adanya kelompok kecil penutur bahasa Bugis di seluruh Asia Tenggara Maritim. Klasifikasi Bahasa Bugis termasuk dalam kelompok yang sendirinya merupakan rumpun turunan dari rumpun bahasa . Dalam kelompok bahasa-bahasa Sulawesi Selatan, bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa . Distribusi geografis Sebagian besar penutur asli (sekitar 3 juta orang) terkonsentrasi di Sulawesi Selatan, Indonesia. Terdapat juga kelompok kecil penutur bahasa Bugis di pulau Jawa, Samarinda, dan Sumatra bagian timur, Sabah bagian timur dan Semenanjung Malaysia, dan Selatan Filipina. Diaspora suku Bugis ini merupakan hasil migrasi sejak abad ke-17 yang terutama didorong oleh situasi peperangan yang terus menerus. Fonologi Bahasa Bugis memiliki enam vokal dalam kotak fonemnya, yakni , , , , , dan vokal madya . Tabel berikut menunjukkan kotak fonem untuk konsonan bahasa Bugis beserta penulisannya dalam aksara Lontara. Disaat bahasa Bugis ditulis dalam alfabet Latin, bahasa Bugis ditulis menggunakan konvensi ejaan bahasa Indonesia umum, yakni sebagai berikut: ditulis sebagai , by , sebagai , sebagai . Konsonan hentian glotis biasanya ditulis dengan tanda petik (contoh: "anak"), akan tetapi biasanya juga ditulis sebagai . dan biasanya ditulis sebagai , ataupun biasanya ditulis sebagai untuk mencegah ketaksaan. Tata bahasa Pronomina Bahasa Bugis memiliki empat jenis pronomina personalia yang terdiri atas satu pronomina bebas dan tiga pronomina terikat: Pronomina enklitik digunakan pada subjek dengan verba intransitiva dan verba transitiva. Pronomina akhiran hanya utamanya pada fungsi posesiva. Aspek Berikut merupakan aspek ketatabahasaan yang terdapat dalam bahasa Bugis: Contoh Harap diperhatikan bahwa melambangkan hentian glotis yang tidak dituliskan dalam aksara Lontara. Contoh: Dialek Bahasa Bugis terdiri dari beberapa dialek. Seperti dialek Pinrang yang mirip dengan dialek Sidrap, dialek Bone (yang berbeda antara Bone utara dan selatan), dialek Soppeng, dialek Wajo (juga berbeda antara Wajo bagian utara dan selatan, serta timur dan barat), dialek Barru, dialek Sinjai dan sebagainya. Ada beberapa kosakata yang berbeda selain dialek. Misalnya, dialek Pinrang dan Sidrap menyebut kata "loka" untuk pisang. Sementara dialek Bugis yang lain menyebut "otti" atau "utti", adapun dialek yang agak berbeda yakni kabupaten Sinjai setiap bahasa Bugis yang menggunakan Huruf "W" diganti dengan Huruf "H". Contoh; diawa di ganti menjadi diaha. Huruf "C" dalam dialek bahas Bugis lain, dalam dialek Sinjai berubah menjadi "SY". Contoh, "cappa" (ujung) menjadi "syappa". Karya sastra terbesar dunia yaitu I Lagaligo menggunakan bahasa Bugis tinggi yang disebut bahasa Torilangi. Bahasa Bugis umum menyebut kata Menre' atau Manai untuk kata yang berarti "ke atas/naik". Sedang bahasa Torilangi menggunakan kata "Manerru". Untuk kalangan istana, ahasa Bugis juga mempunyai aturan khusus. Jika orang biasa yang meninggal digunakan kata "Lele ri Pammasena" atau "mate". Sedangkan jika Raja atau kerabatnya yang meninggal digunakan kata "Mallinrung". Referensi Daftar pustaka Pranala luar Dialek Soppeng The I La Galigo Epic Cycle of South Celebes and Its Diffusion Bahasa-bahasa di Sulawesi Selatan Tabel Unicode untuk aksara bahasa Bugis Rumpun bahasa Sulawesi Selatan Bahasa di Indonesia Bahasa di Sulawesi Selatan Bugis Rumpun bahasa Austronesia
789
13
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Gayo
Bahasa Gayo
Bahasa Gayo (pengucapan: Gayô) adalah sebuah bahasa dari rumpun Austronesia yang dituturkan oleh Suku Gayo di provinsi Aceh, yang terkonsentrasi di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues. Ke 3 daerah ini merupakan wilayah inti suku Gayo. Bahasa Gayo merupakan salah satu bahasa yang ada di Nusantara. Keberadaan bahasa ini sama tuanya dengan keberadaan orang Gayo “Urang Gayo” itu sendiri di Indonesia. Sementara orang Gayo “Urang Gayo” merupakan suku asli yang mendiami Aceh. . Mereka memiliki bahasa, adat istiadat sendiri yang membedakan identitas mereka dengan suku-suku lain yang ada di Indonesia. Daerah kediaman mereka sendiri disebut dengan Tanoh Gayo (Tanah Gayo), tepatnya berada di tengah-tengah provinsi Aceh. Sejarah Bahasa-bahasa yang ada di Nusantara masuk dalam kelompok Austronesia (Merrit Ruhlen dalam Pesona Bahasa Nusantara Menjelang Abad Ke-21: 27). Sedangkan Bahasa Gayo termasuk dalam rumpun bahasa Melayo-Polinesia seperti yang disebutkan Domenyk Eades dalam bukunya A Grammar of Gayo: A Language of Aceh, Sumatra: “Gayo belongs to the Malayo-Polynesian branch of the Austronesian family of languages. Malayo-Polynesian languages are spoken in Taiwan, the Philippines, mainland Southeast Asia, western Indonesia…”(Eades 2005:4) Variasi Dialek Salah satu dampak dari pesebaran yang terjadi yaitu adanya variasi dialek pada bahasa Gayo. Meski demikian, perbedaan tersebut tidak memengaruhi penutur bahasa Gayo dalam berkomunikasi satu sama lain. Pengaruh dari luar yaitu bahasa di luar bahasa Gayo turut memengaruhi variasi dialek tersebut. Perbedaan tersebut tidak hanya pada aspek fonologi tetapi juga pada kosakata yang digunakan. Namun, untuk yang kedua (kosakata) tidak menunjukan pengaruh yang begitu besar. Sebagai contoh, bahasa Gayo yang ada di Lokop, sedikit berbeda dengan bahasa Gayo yang ada di Gayo Kalul, Gayo Lut, Linge dan Gayo Lues. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh bahasa Aceh yang lebih dominan di Aceh Timur. Begitu juga halnya dengan Gayo Kalul, di Aceh Tamiang. Dalam hal dialek yang ada pada Suku Gayo, M.J. Melalatoa membagi dialek Gayo Lut terdiri dari sub-dialek Gayo Lut dan Deret; sedangkan Bukit dan Cik merupakan sub-subdialek. Demikian pula dengan dialek Gayo Lues terdiri dari sub-dialek Gayo Lues dan Serbejadi. Sub-dialek Serbejadi sendiri meliputi sub-sub dialek Serbejadi dan Lukup (1981:53). Sementara Baihaqi Ak., dkk menyebut jumlah dialek bahasa Gayo sesuai dengan persebaran suku Gayo tadi (Gayo Lut, Deret, Gayo Lues, Lokop/Serbejadi dan Kalul). Namun, dialek Gayo Lues, Gayo Lut, Gayo Lukup/Serbejadi dan Gayo Deret dapat dikatakan sama atau amat berdekatan. Di Gayo Lut sendiri terdapat dua dialek yang disana dinamakan dialek Bukit dan Cik (1981:1). "'versi Dialek"' Dialek Lut "Bukit "Cik Dialek Deret "Linge "Syiah utama "Lukup "Serberjadi Dialek Blang/Gayo lues "Blangkejeren "Gayo Alas (Kutecane) Dialek Kalul . Dalam bahasa Gayo, kita juga mengenal tingkat kesopanan yang ditunjukan dengan tutur (memanggil seseorang) dengan panggilan yang berbeda. Hal tersebut menunjukan tata krama, sopan santun, rasa hormat, penghargaan dan kasih sayang. Kepada orang tua, misalnya, akan memiliki tutur yang berbeda dengan anak-anak. Dapat kita contohkan, pemakaian ko dan kam, yang keduanya berarti kamu (anda) Panggilan ko biasa digunakan dari orang tua dan/atau lebih tua kepada yang lebih muda, sebaliknya, terasa janggal atau tidak sopan bila yang muda menggunakan kata ini kepada orang yang lebih tua. Kata kam sendiri lebih sopan dibandingkan dengan ko. Selain itu, kam ini menunjukan makna jamak dan panggilan intim antara suami istri. Tambahan pula, bahasa Gayo Lut dinilai lebih sopan dan halus dibandingkan dengan bahasa Gayo lainnya. Fungsi Dalam pergaulan sehari-hari antar orang Gayo, bahasa ini berfungsi sebagai alat komunikasi. Meski terdapat adanya perbedaan dialek dan kosakata dalam bahasa Gayo seperti yang disebutkan sebelumnya (Gayo Lut, Gayo Deret, Gayo Lues, Lokop dan Kalul), tetapi perbedaan tersebut tidak menjadi persoalan yang berarti dalam proses komunikasi antar penutur bahasa Gayo. Perbedaan dialek dan kosakata tersebut menjadi cerminan kayanya kandungan bahasa Gayo. Kedua, bahasa ini berfungsi sebagai bahasa pengantar terutama pada periode awal penyebaran Islam dan dalam dunia pendidikan. Dapat kita lihat pada saman, didong dan beberapa sastra lisan Gayo lainnya. Dengan demikian, proses peyampaian menjadi lebih efektif dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Di kota Takengon sendiri, yang multietnis dan multikultural, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar untuk berkomunikasi. Ketiga, sebagai identitas; melalui bahasa, kita dapat mengetahui kepribadian, identitas dan budaya bangsa lain, begitu juga halnya dengan bahasa Gayo. Pada akhirnya, keberadaan bahasa menjadikan penuturnya bangga akan kepemilikan bahasa yang bersangkutan. Demikian halnya bagi orang Gayo, bahasa Gayo menjadi kebanggaan tersendiri bagi para penuturnya. Basa Gayo = Bahasa Gayo Sahen gëral Kam? = Siapakah nama Anda? Ariga, gëralku = Ariga, namaku Kunë këbër ni Kam? = Bagaimana kabar Anda? Alhamdulillah jëroh, Kam kunë? = Alhamdulillah baik, Anda bagaimana? Ngë mangan kë, Kam = Sudah makankah, Anda? Gërë ilën = Belum I Takèngën, isi kitë tarëng? = Di Takèngën, dimana Kamu tinggal? I Bëbësën, umahku = di Bëbësën, rumahku Sëlohën gèh wè ku umah? = Kapankah dia datang ke rumah? Ama malè bëluh ku Lingë sërloni = Ayah akan pergi ke Lingë hari ini Singah ku umah = Mampir ke rumah Barëk sëlo ikë ara masa = Kapan-kapan jikalau ada waktu Ëntah Mangan, ënti këmèl-këmèl! = Mari makan , jangan malu-malu! Aku malè ulak = Saya mau pulang Tëngah ngunë? = Sedang apa? Tëngah mubasuh = Sedang mencuci/membasuh Rujukan Pranala luar Bahasa Gayo Kamus Lengkap Terjemahan Bahasa Daerah Indonesia Online Belajar Bahasa Gayo Gayo Linge Komunitas Gayo online Gayo Community Bahasa Gayo Lirik Lagu Gayo Gayonese Blogs SitusMedia Lagu Gayo Situs Berita Media Online Gayo Wilayah Bahasa Gayo Pemda Bener Meriah Pemda Aceh tengah Pemda Gayolues Rumpun bahasa Austronesia Bahasa di Aceh Bahasa di Indonesia
894
16
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Jawa
Bahasa Jawa
{{Infobox Bahasa |name=Bahasa Jawa |nativename= Basa Jawa |image=Aksara Jawa - basa jawa.svg |imagecaption=Basa (Bahasa) ditulis dalam aksara Jawa |pronunciation=[bɔsɔ d͡ʒɔwɔ] |states=Indonesia, Belanda, Malaysia, Suriname, Kaledonia Baru, serta negara-negara dengan diaspora Jawa lainnya |region=Jawa Tengah, Jawa Timur; Lampung dan wilayah transmigrasi lainnya di Indonesia; daerah dengan diaspora Jawa yang signifikan di Belanda, Suriname, Malaysia, dan Kaledonia Baru |ethnicity= |speakers= juta penutur jati |date=2010 |ref= |familycolor=Austronesia |fam2=Melayu-Polinesia |ancestor=Bahasa Jawa Kuno |ancestor2=Bahasa Jawa Pertengahan |stand1=Bahasa Jawa Surakarta-Yogyakarta |dialects= {{infobox |bodyclass=collapsible autocollapse |bodystyle= |datastyle= text-align:left |header1= [[#Dialek|Lihat bagian dialek]] |data2=}} |script=Alfabet LatinAksara JawaAbjad Pegon |nation=Daerah Istimewa Yogyakarta |agency=Balai Bahasa Provinsi Jawa TengahBalai Bahasa DI YogyakartaBalai Bahasa Provinsi Jawa Timur |iso1=jv |iso2=jav |lc1=jav|ld1=bahasa Jawa |lc2=jvn|ld2=bahasa Jawa Karibia |lc3=jas|ld3=bahasa Jawa Kaledonia Baru |lc4=osi|ld4=bahasa Osing |lc5=tes|ld5=bahasa Tengger |lc6=kaw|ld6=bahasa Jawa Kuno |glotto=java1253 |glottorefname=Javanesic |map=Javanese language distribution.png |mapcaption= |contoh_berkas=WIKITONGUES- Disa and Niken speaking Javanese.webm |contoh_deskripsi= Dua orang penutur bahasa Jawa yang sedang berbincang-bincang |sk=NE |HAM=ya |contoh_cat=(Ditulis dalam aksara Jawa dan Pegon)  |contoh_teks= |contoh_romanisasi=Saben uwong kalairake kanthi mardika lan darbe martabat lan hak-hak kang padha. Kabeh pinaringan akal lan kalbu sarta kaajab pasrawungan anggone memitran siji lan sijine kanthi jiwa sumadulur. |pranala_HAM=https://www.ohchr.org/en/human-rights/universal-declaration/translations/javanese |contoh_suara=Universal Declaration of Human Rights - jav - Article 1.ogg |notice=IPA |notice2= Jawa }} Bahasa Jawa (Basa Jawa, Hanacaraka: ꦧꦱꦗꦮ, Pegon: باسا جاوا) adalah bahasa Austronesia yang utamanya dituturkan oleh penduduk bersuku Jawa di wilayah bagian tengah dan timur pulau Jawa. Bahasa Jawa juga dituturkan oleh diaspora Jawa di wilayah lain di Indonesia, seperti di Sumatra dan Kalimantan; serta di luar Indonesia seperti di Suriname, Belanda, dan Malaysia. Jumlah total penutur bahasa Jawa diperkirakan mencapai sekitar 75,5 juta pada tahun 2006. Sebagai bahasa Austronesia dari subkelompok Melayu-Polinesia, bahasa Jawa juga berkerabat dengan bahasa Melayu, Sunda, Bali dan banyak bahasa lainnya di Indonesia, meskipun para ahli masih memperdebatkan mengenai posisi pastinya dalam rumpun Melayu-Polinesia. Bahasa Jawa berstatus bahasa resmi di Daerah Istimewa Yogyakarta di samping bahasa Indonesia. Sejarah tulisan bahasa Jawa bermula sejak abad ke-9 dalam bentuk bahasa Jawa Kuno, yang kemudian berevolusi hingga menjadi bahasa Jawa Baru sekitar abad ke-15. Bahasa Jawa awalnya ditulis dengan sistem aksara dari India yang kemudian diadaptasi menjadi aksara Jawa, walaupun bahasa Jawa masa kini lebih sering ditulis dengan alfabet Latin. Bahasa Jawa memiliki tradisi sastra kedua tertua di antara bahasa-bahasa Austronesia setelah bahasa Melayu. Nomina dalam bahasa Jawa umumnya diletakkan sebelum atribut yang memodifikasinya. Verba dapat dibedakan menjadi bentuk transitif dan intransitif, bentuk aktif dan pasif, atau dibedakan berdasarkan modusnya (indikatif, irealis/subjungtif, imperatif, dan propositif). Bahasa Jawa mengenal pembedaan antara beberapa tingkat tutur yang penggunaannya ditentukan oleh derajat kedekatan hubungan atau perbedaan status sosial antara pembicara dan lawan bicara atau orang yang dibicarakan. Klasifikasi Bahasa Jawa merupakan bagian dari subkelompok Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia. Namun, tingkat kekerabatan bahasa Jawa dengan bahasa-bahasa Melayu-Polinesia yang lain sulit ditentukan. Menggunakan metode leksikostatistik, pada tahun 1965 ahli bahasa Isidore Dyen menggolongkan bahasa Jawa ke dalam kelompok yang ia sebut "Javo-Sumatra Hesion", yang juga mencakup bahasa Sunda dan bahasa-bahasa "Melayik". Kelompok ini juga disebut "Melayu-Jawanik" oleh ahli bahasa Berndt Nothofer yang pertama kali berusaha merekonstuksi leluhur dari bahasa-bahasa dalam kelompok hipotetis ini dengan data yang saat itu hanya terbatas pada empat bahasa saja (bahasa Jawa, Sunda, Madura, dan Melayu). Pengelompokan Melayu-Jawanik telah dikritik dan ditolak oleh berbagai ahli bahasa. Ahli linguistik sejarah Austronesia K. Alexander Adelaar tidak memasukkan bahasa Jawa dalam subkelompok Melayu-Sumbawa (yang mencakup bahasa-bahasa Melayik, Sunda, dan Madura) yang diusulkannya pada tahun 2005. Ahli linguistik sejarah Austronesia yang lain, Robert Blust, juga tidak memasukkan bahasa Jawa dalam subkelompok Borneo Utara Raya yang ia usulkan sebagai alternatif dari hipotesis Melayu-Sumbawa pada tahun 2010. Meski begitu, Blust juga mengemukakan kemungkinan bahwa subkelompok Borneo Utara Raya berkerabat dekat dengan bahasa-bahasa Indonesia Barat lainnya, termasuk bahasa Jawa. Usulan Blust ini telah dikembangkan secara lebih terperinci oleh ahli bahasa Alexander Smith yang memasukkan bahasa Jawa ke dalam subkelompok Indonesia Barat (yang juga mencakup bahasa-bahasa Borneo Utara Raya) berdasarkan bukti leksikal dan fonologis. Sejarah Secara garis besar, perkembangan bahasa Jawa dapat dibagi ke dalam dua fase bahasa yang berbeda, yaitu 1) bahasa Jawa Kuno dan 2) bahasa Jawa Baru. Bahasa Jawa Kuno Bentuk terawal bahasa Jawa Kuno yang terlestarikan dalam tulisan, yaitu Prasasti Sukabumi, berasal dari tahun 804 Masehi. Sejak abad ke-9 hingga abad ke-15, ragam bahasa ini umum digunakan di pulau Jawa. Bahasa Jawa Kuno lazimnya dituliskan dalam bentuk puisi yang berbait. Ragam ini terkadang disebut juga dengan istilah kawi 'bahasa kesusastraan', walaupun istilah ini juga merujuk pada unsur-unsur arkais dalam ragam tulisan bahasa Jawa Baru. Sistem tulisan yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa Kuno merupakan adaptasi dari aksara Pallawa yang berasal dari India. Sebanyak hampir 50% dari keseluruhan kosakata dalam tulisan-tulisan berbahasa Jawa Kuno berakar dari bahasa Sanskerta, walaupun bahasa Jawa Kuno juga memiliki kata serapan dari bahasa-bahasa lain di Nusantara. Ragam bahasa Jawa Kuno yang digunakan pada beberapa naskah dari abad ke-14 dan seterusnya terkadang disebut juga "bahasa Jawa Pertengahan". Walaupun ragam bahasa Jawa Kuno dan Jawa Pertengahan tidak lagi digunakan secara luas di Jawa setelah abad ke-15, kedua ragam tersebut masih lazim digunakan di Bali untuk keperluan ritual keagamaan. Bahasa Jawa Baru Bahasa Jawa Baru tumbuh menjadi ragam literer utama bahasa Jawa sejak abad ke-16. Peralihan bahasa ini terjadi secara bersamaan dengan datangnya pengaruh Islam. Pada awalnya, ragam baku bahasa Jawa Baru didasarkan pada ragam bahasa wilayah pantai utara Jawa yang masyarakatnya pada saat itu sudah beralih menjadi Islam. Karya tulis dalam ragam bahasa ini banyak yang bernuansa keislaman, dan sebagiannya merupakan terjemahan dari bahasa Melayu. Bahasa Jawa Baru juga mengadopsi huruf Arab dan menyesuaikannya menjadi huruf Pegon. Kebangkitan Mataram menyebabkan ragam tulisan baku bahasa Jawa beralih dari wilayah pesisir ke pedalaman. Ragam tulisan inilah yang kemudian dilestarikan oleh penulis-penulis Surakarta dan Yogyakarta, dan menjadi dasar bagi ragam baku bahasa Jawa masa kini. Perkembangan bahasa lainnya yang diasosiasikan dengan kebangkitan Mataram pada abad ke-17 adalah pembedaan antara tingkat tutur ngoko dan krama. Pembedaan tingkat tutur ini tidak dikenal dalam bahasa Jawa Kuno. Buku-buku cetak dalam bahasa Jawa mulai muncul sejak tahun 1830-an, awalnya dalam aksara Jawa, walaupun kemudian alfabet Latin juga mulai digunakan. Sejak pertengahan abad ke-19, bahasa Jawa mulai digunakan dalam novel, cerita pendek, dan puisi bebas. Kini, bahasa Jawa digunakan dalam berbagai media, mulai dari buku hingga acara televisi. Ragam bahasa Jawa Baru yang digunakan sejak abad ke-20 hingga sekarang terkadang disebut pula "bahasa Jawa Modern". Demografi dan persebaran Di antara bahasa-bahasa Austronesia, bahasa Jawa merupakan bahasa dengan komunitas penutur jati paling besar. Jumlah total penutur bahasa Jawa diperkirakan mencapai sekitar 75,5 juta pada tahun 2006. Data resmi sensus 2010 melaporkan sekitar 86 juta penutur jati bahasa Jawa. Sebagian besar penutur bahasa Jawa mendiami wilayah tengah dan timur Pulau Jawa. Jumlah penutur jati bahasa Jawa yang berasal dari provinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur mencakup 83% dari total jumlah penutur jati bahasa Jawa di Indonesia. Selain di pulau Jawa, bahasa Jawa juga dituturkan sebagai bahasa ibu di daerah-daerah transmigrasi seperti di Lampung, sebagian wilayah Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, dan di tempat lainnya di Indonesia. Di luar Indonesia, penutur bahasa Jawa terpusat di beberapa negara, seperti di Suriname, Belanda, Kaledonia Baru, dan Malaysia (terutama di pesisir barat Johor). Status hukum Bahasa Jawa ditetapkan sebagai bahasa resmi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2021. Sebelumnya, Jawa Tengah menetapkan peraturan serupa—Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2012—tetapi tidak menyiratkan status resmi. Fonologi Bahasa Jawa memiliki 23–25 fonem konsonan dan 6–8 fonem vokal. Dialek-dialek bahasa Jawa memiliki kekhasan masing-masing dalam hal fonologi. Vokal Terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah fonem vokal dalam bahasa Jawa. Menurut ahli bahasa Jawa E. M. Uhlenbeck, bahasa Jawa memiliki enam fonem vokal yang masing-masingnya memiliki dua variasi pengucapan, kecuali fonem pepet . Pendapat ini disetujui oleh beberapa ahli bahasa Jawa lainnya. Namun, analisis alternatif dari beberapa ahli bahasa menyimpulkan bahwa bahasa Jawa memiliki dua fonem tambahan, yaitu dan yang dianggap sebagai fonem mandiri, terpisah dari dan . Mengikuti analisis enam vokal, fonem-fonem di atas memiliki alofon sebagai berikut: Fonem memiliki dua alofon, yaitu yang umumnya muncul dalam suku kata terbuka, dan dalam suku kata tertutup. {| | ||mari||||'sembuh' |- | ||wit||||'bibit' |} Fonem memiliki dua alofon, yaitu yang umumnya muncul dalam suku kata terbuka, dan dalam suku kata tertutup. {| | ||kuru||||'kurus' |- | ||mung||||'hanya' |} Fonem memiliki dua alofon, yaitu dan yang dapat muncul baik dalam suku kata terbuka maupun tertutup. Dalam suku kata terbuka, direalisasikan sebagai jika suku kata tersebut diikuti oleh 1) suku kata terbuka dengan vokal atau , 2) suku kata dengan vokal identik, atau 3) suku kata yang memiliki vokal . {| | ||saté||||'satai' |- | ||mèri||||'iri' |- | ||kalèn||||'selokan' |} Fonem memiliki dua alofon, yaitu yang umumnya muncul dalam suku kata terbuka, dan yang dapat muncul baik dalam suku kata terbuka maupun tertutup. Dalam suku kata terbuka, direalisasikan sebagai jika suku kata tersebut diikuti oleh 1) suku kata terbuka dengan vokal atau , 2) suku kata dengan vokal identik, atau 3) suku kata yang memiliki vokal . {| | ||loro||||'dua' |- | ||kori||||'pintu gerbang' |- | ||sorot||||'cahaya' |} Fonem memiliki dua alofon, yaitu alofon yang umumnya muncul dalam suku kata penultima (kedua terakhir) dan antepenultima (ketiga dari akhir), baik yang terbuka maupun yang tertutup, serta alofon yang dapat muncul dalam suku kata terbuka. Dalam suku kata terbuka, hanya dapat direalisasikan sebagai jika suku kata tersebut berada di akhir kata, atau jika suku kata tersebut merupakan suku kata penultima dari kata yang berakhir dengan . {| | ||bali||||'pulang' |- | ||kaloka||||'termasyhur' |- | ||kaya||||'seperti' |} Fonem selalu diucapkan sebagai . {| | ||metu||||'keluar' |- | ||pelem||||'mangga' |} Konsonan Bahasa Jawa memiliki 21 fonem konsonan jika hanya menghitung kosakata "asli". Sekitar 2–4 fonem konsonan tambahan dapat ditemui dalam kata-kata pinjaman. Dalam tabel di bawah ini, fonem dalam tanda kurung menandakan fonem pinjaman. Kecuali dalam kluster sengau homorganik, fonem , , , , dan dalam posisi awal suku kata cenderung diucapkan dengan aliran udara yang lebih besar daripada biasanya dan hampir tanpa menggetarkan pita suara, sehingga mendekati bunyi , , , , dan . Ahli ilmu fonetik Peter Ladefoged dan Ian Maddieson mengistilahkan seri fonem ini sebagai konsonan hambat "bersuara kendur" (slack voiced), kontras dengan seri fonem , , , , dan yang "bersuara kencang" (stiff voiced). Walaupun keduanya sama-sama diucapkan tanpa menggetarkan pita suara dalam beberapa kondisi, seri konsonan kendur memiliki bukaan pita suara yang lebih lebar daripada seri konsonan kencang. Selain itu, bunyi vokal yang mengikuti seri konsonan kendur juga diucapkan dengan aliran udara yang lebih besar (breathy voice). Bunyi hambat pada akhir suku kata umumnya diucapkan tanpa letupan ( diucapkan , diucapkan , diucapkan , dan seterusnya). Fonotaktik Struktur suku kata paling umum dalam bahasa Jawa adalah , V, VK, dan KVK. Suku kata dapat pula diawali dengan gabungan konsonan, yang umumnya terbagi menjadi tiga jenis: 1) gabungan konsonan homorganik yang terdiri dari bunyi sengau ditambah bunyi letup bersuara (KV, NKVK), 2) gabungan konsonan yang terdiri dari bunyi letup ditambah bunyi likuida atau semivokal (KKV, KKVK), dan 3) gabungan konsonan sengau homorganik yang diikuti dengan bunyi likuida dan semivokal (NKKV, NKKVK). {| | ||V||: ka-é 'itu' |- | ||KV||: gu-la 'gula' |- | ||VK||: pa-it 'pahit' |- | ||KVK||: ku-lon 'barat' |- | ||KKV (termasuk NKV)||: bla-bag 'papan', mbo-ten 'tidak' |- | ||KKVK (termasuk NKVK)||: prap-ta 'datang' |- | ||NKKVK||: ngglam-byar 'tidak fokus' |} Deret konsonan antarvokal umumnya terdiri dari konsonan sengau + letup homorganik (seperti [mp], [mb], [ɲtʃ], dan seterusnya), atau [ŋs]. Bunyi /l/, /r/, dan /j/ dapat pula ditambahkan di akhir deret konsonan semacam ini. Contoh deret konsonan semacam ini adalah wonten 'ada', bangsa 'bangsa', dan santri 'santri, Muslim yang taat'. Dalam bahasa Jawa, suku kata sebelum deret konsonan semacam ini secara konvensional dianggap sebagai suku kata terbuka, sebab bunyi /a/ dalam suku kata seperti ini akan mengalami pembulatan menjadi . Kata tampa 'terima', misalnya, diucapkan sebagai [tɔmpɔ]. Bandingkan dengan kata tanpa 'tanpa' yang diucapkan sebagai [tanpɔ]. Sebagian besar (85%) morfem dalam bahasa Jawa terdiri dari 2 suku kata; morfem sisanya memiliki satu, tiga, atau empat suku kata. Penutur bahasa Jawa memiliki kecenderungan yang kuat untuk mengubah morfem dengan satu suku kata menjadi morfem dengan dua suku kata. Morfem dengan empat suku kata kadang pula dianalisis sebagai gabungan dua morfem yang masing-masingnya memiliki dua suku kata. Tata bahasa Pronomina persona Bahasa Jawa tidak memiliki pronomina persona khusus untuk menyatakan jamak kecuali kata kita yang kemungkinan diserap dari bahasa Indonesia. Penjamakan kata ganti dapat diabaikan atau dinyatakan dengan menggunakan frasa semisal aku kabèh 'kami', awaké dhéwé 'kita', dhèwèké kabèh 'mereka' dan semacamnya. Pronomina persona dalam bahasa Jawa, terutama untuk persona kedua dan ketiga, lebih sering digantikan dengan nomina atau gelar tertentu. Selain pronomina yang dijabarkan di dalam tabel di atas, bahasa Jawa masih memiliki beragam pronomina lain yang penggunaannya bervariasi tergantung dialek atau tingkat tutur. Demonstrativa Demonstrativa atau kata tunjuk dalam bahasa Jawa adalah sebagai berikut: Kata iki dan iku dapat digunakan baik dalam tulisan maupun percakapan. Bentuk kiyi, kiyé, kuwi, dan kuwé utamanya digunakan dalam percakapan sehari-hari. Bentuk ika hanya dipakai dalam tembang. Bentuk madya dari iki/kiyi/kiyé, iku/kuwi/kuwé dan kaé adalah niki, niku, dan nika. Ketiga jenis demonstrativa ini memiliki bentuk krama yang sama, yaitu punika atau menika, walaupun dalam beberapa kasus, kata mekaten atau ngaten juga digunakan sebagai padanan krama dari kaé. Nomina Dalam bahasa Jawa, atribut pewatas (modifier) nomina inti diletakkan setelah nomina. Nomina inti tidak diberi imbuhan jika diikuti dengan atribut adjektiva atau verba non-pasif (penanda tujuan atau kegunaan) yang membatasi makna nomina tersebut. Kepemilikan dapat dinyatakan secara implisit tanpa imbuhan, atau secara eksplisit dengan akhiran -(n)é atau -(n)ipun pada nomina inti. {| | ||wit kinah||'pohon kina' |- | ||sumur jero||'sumur dalam' |- | ||peranti nenun||'peralatan menenun' |- | ||idham-idhaman kita||'cita-cita kita' |- | ||omahé Marsam||'rumahnya Marsam' |} Imbuhan -(n)ing, yang utamanya digunakan dalam ragam tulisan, memiliki beberapa makna berbeda yang menyatakan hubungan antara inti dan atribut. {| | ||ratuning buta||'rajanya para raksasa' |- | ||rerengganing griya||'hiasan untuk rumah' |- | ||dèwining kaéndahan||'dewi kecantikan' |} Numeralia Numeralia atau angka umumnya diletakkan setelah nomina. {| | ||wong siji||'satu orang' |- | ||gelas pitu||'tujuh gelas' |- | ||candhi sèwu||'seribu candi' |} Numeralia diletakkan sebelum nomina jika nomina tersebut merupakan penunjuk satuan ukuran atau satuan bilangan. Numeralia dalam posisi ini akan mendapatkan pengikat nasal -ng jika berakhir dengan bunyi vokal, atau -ang jika berakhir dengan konsonan non-sengau. Satu-satunya pengecualian adalah numeralia siji 'satu' yang diganti dengan imbuhan sa-/se-/s- dalam konteks ini. {| | ||telung puluh||'tiga puluh' |- | ||patang pethi||'empat peti' |- | ||sa-genthong||'satu tempayan' |- | ||se-gelas||'segelas' |- | ||s-atus rupiyah||'seratus rupiah' |} Verba GEN:genitif LOC:penanda lokasi TR1:transitif I, aplikatif TR2:transitif II, kausatif Paradigma verba bahasa Jawa baku dapat diringkaskan sebagai berikut: Tidak semua imbuhan verba dalam paradigma yang dijabarkan di atas lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari. Selain itu, dialek bahasa Jawa lainnya umumnya memiliki paradigma verba yang lebih sederhana, seperti misalnya dialek Tengger yang tidak menggunakan imbuhan berbeda bagi verba dengan modus subjungtif dan imperatif (walaupun dialek baku juga tidak membedakan keduanya dalam bentuk aktif, sama-sama ditandai dengan imbuhan N- dan -a). Verba transitif dalam bahasa Jawa dapat dibentuk dengan merangkaikan awalan sengau N- pada kata dasar untuk bentuk aktif atau awalan pronominal seperti di-, tak-, dan kok- untuk bentuk pasif. Penambahan akhiran -i dan -aké umumnya menandakan valensi yang lebih tinggi. Akhiran -i biasanya bersifat aplikatif, seperti dalam kata tanduri 'tanami (dengan sesuatu)' dari kata dasar tandur 'tanam'. Akhiran -aké (bentuk krama: -aken) dapat membentuk verba kausatif dari verba transitif, contohnya kata lebokaké 'masukkan (ke dalam sesuatu)' dari kata mlebu. Jika dipasangkan pada verba intransitif, verba yang terbentuk dapat bersifat benefaktif, contohnya seperti kata jupukaké 'ambilkan (untuk seseorang)' dari bentuk dasar jupuk 'ambil'. Baik verba transitif maupun intransitif memiliki beberapa bentuk tergantung modus gramatikanya. Selain bentuk dasar atau bentuk indikatif, ada pula bentuk irealis/subjungtif, imperatif, dan propositif. Modus irealis dalam bahasa Jawa diekspresikan dengan imbuhan -a, yang dapat memiliki beberapa makna, yaitu: Menyatakan kemungkinan (potential). Menyatakan pengandaian (conditional). Menyatakan harapan (optative). Menyatakan permintaan (hortative). Verba dengan modus imperatif tidak dapat diawali dengan pelengkap yang berupa pelaku, dan ditandai dengan imbuhan -en atau -a. Verba intransitif tidak memiliki bentuk imperatif khusus. Bentuk propositif merupakan bentuk imperatif yang digunakan untuk memerintahkan diri sendiri atau mengekspresikan keinginan untuk melakukan sesuatu. Morfem tak atau dak digunakan sebelum verba untuk memarkahi modus propositif aktif. Tidak seperti awalan pronominal tak- atau dak- yang tidak dapat didahului oleh subjek persona pertama, konstruksi propositif aktif dengan tak/dak dapat didahului oleh subjek ( aku tak nggorèng iwak 'aku bermaksud menggoreng ikan'). Pemarkah propositif aktif ini juga bisa dipisahkan dari verba yang mengikutinya, seperti yang bisa dilihat dari contoh (10–11). Imbuhan -é atau -ipun digunakan untuk menandakan bentuk propositif pasif. Di sini morfem tak- berfungsi serupa dengan awalan pronomina tak- yang digunakan dalam bentuk pasif pada modus indikatif dan irealis. Dalam bentuk-bentuk non-indikatif (irealis/subjungtif, imperatif, dan propositif), imbuhan -i dan -aké bersinonim dengan imbuhan -an dan -n seperti dalam rangkaian imbuhan -an-a, -an-é, -n-a, dan -n-é. Imbuhan-imbuhan ini sering dianggap sebagai bentuk yang padu (-ana, -ané, -na, dan -né), walaupun beberapa linguis menganggap bahwa imbuhan-imbuhan ini sejatinya terdiri dari dua komponen yang berbeda, yaitu -an dan -n yang merupakan imbuhan derivatif, serta -a dan -é yang merupakan pemarkah modus. Sistem penulisan Saat ini bahasa Jawa modern ditulis menggunakan tiga jenis aksara, yaitu aksara Jawa, abjad Pegon, dan alfabet Latin. Aksara Jawa Aksara Jawa merupakan aksara berumpun Brahmi yang diturunkan dari aksara Pallawa lewat aksara Kawi. Aksara tersebut muncul pada abad ke-16 tepatnya pada era keemasan hingga akhir Majapahit. Pengurutan aksara Jawa secara tradisional menggunakan pengurutan Hanacaraka. Pengurutan aksara ini diciptakan menurut legenda Aji Saka untuk mengenang dua orang pembantunya, Dora dan Sembada, yang berselisih paham tentang pusaka Aji Saka. Sembada ingat bahwa hanya Aji Sakalah yang boleh mengambil pusaka tersebut, sedangkan Dora diminta Aji Saka untuk membawakan pusaka Aji Saka ke Tanah Jawa. Perselisihan ini berujung pada pertarungan sengit; mereka memiliki kesaktian yang setara dan kedua-duanya pun mati. Aksara Jawa saat ini digunakan secara luas di ruang publik, terutama di wilayah Surakarta dan Yogyakarta. Aksara Jawa dipasang mendampingi alfabet Latin pada papan nama jalan, papan nama instansi, maupun di tempat umum. Aksara yang berkerabat dengan aksara Jawa adalah aksara Bali dan Carakan Cirebon, kedua-duanya diturunkan dari versi awal dari aksara Jawa pada abad ke-16. Abjad Pegon Muncul bersama masuknya Islam di Jawa serta berkembang selama masa-masa keemasan Kerajaan Demak hingga Pajang, abjad Pegon yang bersaudara dengan abjad Jawi (Arab-Melayu) mengadopsi huruf-huruf Arab standar dengan ditambahkan huruf-huruf baru yang sama sekali tidak ada dalam abjad Arab maupun bahasa Arab asli. Kecuali jika orang Arab memahami dan menguasai bahasa Jawa, huruf-huruf pegon tidak bisa dipahami oleh orang Arab. Jika abjad Jawi selalu tanpa harakat (penanda vokal), abjad Pegon ada yang berharakat dan ada yang tidak. Pegon yang tidak berharakat disebut Gundhil. Abjad Pegon menjadi materi wajib yang diajarkan di banyak pesantren Jawa. Kata pegon berarti "menyimpang", maksudnya adalah bahwa "bahasa Jawa yang ditulis menggunakan abjad Arab merupakan sesuatu yang tidak lazim." Alfabet Latin Latinisasi bahasa-bahasa Nusantara telah dilakukan sejak zaman kolonial Belanda. Pada abad ke-17, teknologi percetakan sudah mulai diperkenalkan di Hindia Belanda dan hal ini menyulitkan sejumlah pihak Belanda untuk menuliskan bahasa Jawa menggunakan alfabet Latin. Alfabet Latin sendiri mulai diintensifkan untuk mentranskripsi karya-karya yang ditulis menggunakan aksara Jawa dan Pegon pada abad ke-19. Dengan kompleksnya penulisan aksara Jawa, transkripsi itu membutuhkan sebuah standar. Standar yang pertama kali dibuat untuk transkripsi Jawa-Latin adalah Paugeran Sriwedari, diciptakan di Solo pada tahun 1926. Karena paugeran tersebut sangat kompleks dan sulit menyesuaikan perkembangan zaman—terutama banyaknya kosakata serapan bahasa Inggris dan Indonesia ke dalam bahasa Jawa—pada tahun 1993 diterbitkanlah buku berjudul Pedoman Penulisan Aksara Jawa, di Yogyakarta. Aksara lain Pada masa lampau, bahasa Jawa kuno ditulis menggunakan aksara Kawi dan aksara Nagari. Banyak dijumpai di prasasti-prasasti dari abad ke-8 hingga abad ke-16, aksara ini terus mengalami perubahan baik dari segi bentuk dan tipografinya. Sastra Di antara bahasa-bahasa Austronesia, bahasa Jawa merupakan bahasa dengan budaya kesusastraan paling tua. Bahasa Melayu Kuno, walaupun lebih dulu muncul secara kronologis dalam prasasti-prasasti dari abad ke-7, tidak merepresentasikan sebuah budaya kesusastraan yang stabil. Sastra Jawa Kuno mayoritasnya berbentuk kakawin, sementara sastra Jawa Pertengahan banyak yang menggunakan bentuk kidung. Ratusan karya sastra berbahasa Jawa Kuno disusun antara abad ke-9 dan ke-15. Banyak di antara karya ini yang didasarkan pada karya sastra yang berasal dari India, seperti Ramayana dan Mahabharata. Sejak setidaknya awal abad ke-20, pertumbuhan pesat dalam populasi serta tingkat literasi telah menjadikan karya sastra tulisan sebagai sesuatu yang tidak lagi eksklusif ditemui pada kalangan aristokrat semata. Karya-karya sastra pun bermunculan dalam genre yang lebih beragam. Dialek Bahasa Jawa dapat dibagi ke dalam dua kelompok dialek utama, yaitu kelompok barat yang masih mempertahankan pengucapan /a/ sebagai di posisi terbuka, serta kelompok tengah dan timur yang mengganti dengan . Konsonan hambat dalam kelompok dialek barat umumnya juga masih diucapkan dengan menggetarkan pita suara. Menurut J. J. Ras, profesor emeritus bahasa dan sastra Jawa di Universitas Leiden, dialek-dialek bahasa Jawa dapat digolongkan berdasarkan persebarannya menjadi tiga, yaitu 1) dialek-dialek barat, 2) dialek-dialek tengah, dan 3) dialek-dialek timur. Penjabarannya adalah sebagai berikut: Dialek-dialek yang dipertuturkan di wilayah barat/Banyumasan (Kulon) Banyumas–Wonosobo–Kebumen Barat (Banyumasan) Indramayu–Cirebon (Bahasa Jawa Indramayu) Tegal–Brebes–Pemalang–Pekalongan (Tegalan–Kalonganan) Banten (Jawa Serang) Dialek-dialek yang dipertuturkan di wilayah tengah (Tengah) Kebumen–Bagelen–Magelang–Temanggung (Jawa Kedu) Surakarta–Yogyakarta (Mataram) Madiun–Kediri–Blitar (Mataraman) Semarang–Demak–Kudus–Jepara (Jawa Semarang) Blora–Rembang–Pati–Bojonegoro–Tuban (Muria/Aneman) Dialek-dialek yang dipertuturkan di wilayah timur (Wetanan) Surabaya–Malang–Pasuruan (Arekan) Banyuwangi (Bahasa Osing) Tingkat tutur Bahasa Jawa memiliki beberapa tingkat tutur, atau ragam bahasa yang berhubungan dengan etika pembicara pada lawan bicara atau orang yang dibicarakan. Penggunaannya bergantung pada hal-hal seperti derajat tingkat sosial, umur, jarak kekerabatan dan keakraban. Perbedaan antara tingkat tutur dalam bahasa Jawa utamanya adalah pada kosakata serta imbuhan yang digunakan. Berdasarkan derajat formalitasnya, kosakata dalam bahasa Jawa dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu 1) ngoko, 2) madya, dan 3) krama. Bentuk ngoko digunakan untuk berbicara kepada orang yang akrab dengan pembicara. Bentuk krama, yang jumlahnya ada sekitar 850 kata, digunakan untuk berbicara secara formal kepada orang yang belum akrab atau derajat sosialnya lebih tinggi. Beberapa imbuhan juga memiliki padanan krama. Sementara itu, bentuk madya jumlahnya amat terbatas, hanya sekitar 35 kosakata khusus, dan digunakan untuk mengekspresikan derajat formalitas yang sedang. Selain tiga ragam kosakata yang didasarkan pada derajat formalitas, ada pula jenis kosakata yang digunakan untuk menandakan penghormatan (honorific) atau perendahan diri (humilific), yaitu krama inggil dan krama andhap. Bentuk krama inggil digunakan untuk merujuk pada seseorang yang dihormati oleh pembicara, kepemilikannya, serta perbuatannya. Bentuk krama andhap digunakan untuk merujuk pada hal-hal yang ditujukan pembicara atau orang lain kepada orang yang dihormati tersebut. Beberapa pronomina persona juga memilki padanan krama andhap. Karena bentuk krama inggil dan krama andhap bukan penanda derajat formalitas, kosakata jenis ini dapat digunakan dalam semua tingkat tutur. Jumlah seluruh kosakata dalam kategori ini adalah sekitar 280 buah. Padu-padan kosakata dari kategori-kategori ini membentuk tiga tingkat tutur kalimat, sesuai nama leksikon utama yang digunakan, yaitu ngoko, madya, dan krama, yang masing-masingnya juga memiliki beberapa subtingkat. Pilihan penggunaan tingkat tutur ini bergantung pada keakraban atau kedekatan hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya. Perbedaan antara subtingkat dalam setiap tingkat tutur biasanya tergantung pada penggunaan leksikon krama inggil dan krama andhap'' yang menandakan penghormatan pembicara kepada lawan bicara yang memiliki status sosial yang lebih tinggi. Keterangan Rujukan Catatan kaki Daftar pustaka Bacaan lanjutan Pranala luar Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jawa (PUEBJ) Sastra.org—Program digitalisasi bahasa dan sastra Jawa Leksikon di Sastra.org—memuat himpunan kamus, sinonim, dan glosarium bahasa Jawa yang dikompilasi dari berbagai sumber Kamus Indonesia-Jawa—kamus dwibahasa terbitan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah SEALang Library Javanese Lexicography—memuat kamus dwibahasa Jawa-Inggris (berdasarkan kamus Robson & Wibisono (2002)) serta korpus ekabahasa Jawa (dikompilasi dari berbagai sumber internet) Rumpun bahasa Austronesia Bahasa di Indonesia Bahasa di Suriname Bahasa di Jawa Timur Bahasa di Jawa Bahasa di Jawa Tengah Bahasa di Banten Rumpun bahasa Melayu-Polinesia Bahasa aglutinatif Bahasa di Malaysia Bahasa berpola subjek–predikat–objek
3,930
17
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Madura
Bahasa Madura
Bahasa Madura (Bhâsa Madhurâ; pelafalan [bʰɤsa maʈʰurɤ], Pèghu: بٓاسا ماڎورٓا, Carakan: ꦧꦱꦩꦢꦸꦫ) adalah bahasa yang digunakan suku Madura. Bahasa Madura mempunyai penutur kurang lebih 7.179.356 orang (perkiraan), dan terpusat di Pulau Madura, Jawa Timur atau di kawasan yang disebut kawasan Tapal Kuda terbentang dari Pasuruan timur sampai Banyuwangi, Kepulauan Masalembo, Bawean. Penutur bahasa Madura yang merupakan transmigran , juga dapat ditemui di pulau Kalimantan, masyarakat suku Madura banyak mendiami daerah yang terpusat di kawasan Sambas, Pontianak, Bengkayang dan Ketapang, Kalimantan Barat, sedangkan di Kalimantan Tengah mereka berkonsentrasi di daerah Kotawaringin Timur, Palangkaraya dan Kapuas. Sistem Penulisan Huruf Abjad Huruf abjad Latin yang digunakan dalam ejaan bahasa Madura sebagai berikut. Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya. Huruf Vokal {| class="wikitable" /> !Huruf Vokal !Contoh di Awal Kata !Contoh di Tengah Kata !Contoh di Akhir Kata |- |a |alos (halus)apoy (api) |pasar (pasar)abâs (lihat) |sala (salah)bâbâ (bawah) |- |e |eppa (ayah)ella (jangan) |nèser (kasihan)seksek (sesak) | |- |è |èntar (pergi)ènga (ingat) |sèksèk (iris)malèng (pencuri) |talè (tali)sapè (sapi) |- |i |iyâ (iya) |bhiru (hijau)raddhin (cantik) |manḍi (mandi)mandhi (mujarab) |- |o |olo (lemah)olok (panggil) |rèpot (sibuk)dokar (dokar) |pao (mangga)rao (menyiang) |- |u | |dhuri (belah, tusuk)duri (duri) |paju (laku)labu (jatuh) |}Catatan:1. Vokal /a/ mempunyai dua variasi bunyi, yakni [a] dan [â]; vokal /a/ akan berbunyi [a] apabila konsonan yang dilekatinya berupa konsonan takbersuara dan konsonan nasal, akan berbunyi [â] apabila konsonan yang dilekatinya berupa konsonan bersuara. Untuk keperluan praktis, kedua simbol bunyi /a/ tersebut sama-sama digunakan.2. Tanda diakritik (') pada huruf vokal /è/ tetap digunakan karena /è/ dan /e/ dalam bahasa Madura merupakan fonem yang berbeda, seperti pada kata seksek (sesak) dan sèksèk (iris), tèmbhâng (timbang) dan tembhâng (Iagu). Huruf Konsonan {| class="wikitable" /> !Huruf Konsonan !Contoh di Awal Kata !Contoh di Tengah Kata !Contoh di Akhir Kata |- |b |bârâ (bengkak) |lobâr (usai) |sabâb (sebab) |- |c |cangkèm (dagu) |moncar (terbit)lonca (loncat) | |- |d |dumeng (bodoh) |badal (wakil) |morèd (murid) |- |ḍ |ḍârâ (darah) |buḍu (busuk [untuk ikan]) | |- |f |fakèr (fakir) |kafan (kafan) |wâkaf (wakaf) |- |g |gâmbus (orkes) |anggâ (sombong, angkuh) | |- |h |halal (halal) |ahèr (akhir) | |- |j |jâḍiyâ (sana) |paju (laku) | |- |k |korang (kurang) |sakè (sakit) |otek (otak) |- |l |larang (mahal) |malo (malu) |kapal (kapal) |- |m |marè (sudah) |ambu (berhenti) |ḍâlem (dalam) |- |n |nèser (kasihan) |pènang (pinang) |papan (papan) |- |p |pèrèng (piring)perrèng (bambu) |nompa (tumpah) |kèlap (petir) |- |q |quran (Quran) |furqan (furqan) | |- |r |rammè (ramai) |sarè (cari) |kasor (kasur) |- |s |sèyang (siang) |moso (musuh) |bherrâs (beras) |- |t |tèkos (tikus) |matta (mentah) |sèsèt (capung) |- |v |vitamin (vitamin) |rèvolusi (revolusi) | |- |w |wâjib (wajib) |towa (tua) | |- |y |yâkèn (yakin) |rèya (ini) | |- |z |zâkat (zakat) |mu'jizât (mukjizat) | |}Catatan:1. Konsonan /f/, /q/, /v/, /x/, dan /z/ dipakai dalam bahasa Madura untuk penulisan kata yang merupakan unsur serapan.2. Untuk kepentingan praktis, bunyi hamzah atau glotal stop ([?]) dilambangkan dengan tanda apostrof (..'..). Digunakannya lambang tersebut karena /k/ velar ([k]) dan /k/ glotal ([?]) dalam bahasa Madura merupakan fonem yang berbeda. Di samping itu, bunyi glotal stop dalam bahasa Madura banyak yang berposisi di tengah kata, Contoh: paka’ [paka?] (rasa sepat), cèlo’ (rasa masam), dan pa’a’ [pa?a?] (tatah [alat untuk melubangi kayu]). Gabungan Huruf Konsonan Dalam bahasa Madura terdapat lima gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu: kh, ng, ny, sy, dan th, serta lima konsonan beraspirasi. Dalam bahasa Madura, konsonan beraspirasi dan konsonan tidak beraspirasi merupakan fonem yang berbeda sehingga perlu diberi simbol yang berbeda juga. Misalnya, bârâ (bengkak) dan bhârâ (paru-paru); ḍâḍâ (dada) dan ḍhâḍhâ (cepat letih); bâjâ (saat, waktu) dan bâjhâ (baja [sejenis logam]) serta bâgi (bagi) dan bâghi (berikan). {| class="wikitable" /> !Huruf Konsonan !Contoh di Awal Kata !Contoh di Tengah Kata !Contoh di Akhir Kata |- |kh |khoso (khusuk) |èkhlas (ikhlas) | |- |ng |ngoḍâ (muda) |bângal (berani) |sarong (sarung) |- |ny |nyaman (enak) |bânnya (banyak) | |- |sy |syarat (syarat) |masyarakat (masyarakat) | |- |bh |bhârâ (paru-paru) |cabbhi (lombok, cabai) | |- |th |thokthok (ketuk) |ketthok (potong) | |- |dh |dhârâ (merpati) |dhudhul (dodol [sejenis makanan]) | |- |ḍh |ḍhenḍheng (pusing) |aḍḍhâng (hadang) | |- |gh |ghâghâman (senjata tajam) |bighi (biji) | |- |jh |jhârân (kuda) |tajhin (bubur [sejenis makanan]) | |} Huruf Diftong Di dalam bahasa Madura terdapat tiga buah diftong yang dilam­bangkan dengan ay, oy, dan uy. Tata Bahasa Pronomina persona Pronomina persona adalah pronomina yang dipakai untuk mengacu ke orang; yang dibagi menjadi pronomina persona pertama, kedua, dan ketiga. Pronomina persona yang digunakan dalam bahasa Madura adalah sebagai berikut: Bahasa Madura juga memiliki pronomina tak tentu antara lain sabbhân orèng 'masing-masing', dhibi' 'sendiri', bi'-dhibi 'masing-masing', sapa orèng 'barang siapa', sapa bhâi 'siapa saja', ano 'anu' dan sebagainya. Demonstrativa {| class="wikitable" |+Demonstrative dalam bahasa Madura ! !dekat !jauh |- !netral |arèya, jârèya, jâjiyâ, jiyâ (ini) |arowa, juwâ (itu) |- !lokal |diyâ, dinna (sini) |jâdiyâ, dissa (sana) |- !modal |bâriyâ (begini) |cara jârèya (begitu) |} Demonstrativa yang digunakan sebagai penunjuk benda dan kejadian adalah: arèya 'ini', jârèya 'itu', dan arowa 'itu'. Dalam penggunaan, a pada kata arèya dan arowa sering dilesapkan; sehingga kata-kata tersebut sering dituturkan rèya, jârèya, dan rowa. Demonstrativa yang digunakan sebagai penunjuk tempat adalah: diyâ 'sini', dinna' 'sini', jâdiyâ 'situ', dan dissa' 'sana'. Dalam penggunaan, antara diyâ dan dinna' sering tumpang tindih atau saling berganti, dan yang paling sering digunakan adalah diyâ. Akan tetapi, antara jâdiyâ dan dissa''' tidak pernah tejadi penggunaan yang tumpang tindih; karena keduanya tidak dapat saling menggantikan kata yang lain. Sebagai penunjuk tempat kata-kata tersebut biasanya dirangkaikan dengan preposisi pengacu arah: è 'di', dâri 'dari', dandâ' atau ka 'ke'. Demonstrativa yang digunakan untuk penunjuk ihwal ialah bâriyâ 'begini', cara jârèya 'begitu', dan iyâ arèya 'yaitu'. Nomina Nomina dalam bahasa Madura berdasarkan bentuk dapat dikategorikan menjadi dua antara lain nomina dasar dan turunan. Nomina dasar Nomina dasar adalah nomina yang berupa bentuk dasar, tidak dirangkai dengan satuan lain. {| |tasè |laut, pantai |- |angèn|angin, udara |- |ombâ |ombak |- |pancèng|pancing |- |jhuko |ikan |- |tarètan|saudara |- |tegghâl|ladang |- |bengko|rumah |- |ana |anak |- |binè|istri |- |lakè|suami |- |soso|payudara |- |soko|kaki |- |kopèng|telinga |} Nomina turunan Nomina turunan adalah nomina yang berupa bentuk kompleks. Nomina turunan dalam bahasa Madura dapat dikelompokkan menjadi (a) nomina berafiks, (b) nomina reduplikasi, (c) nomina gabungan proses, dan (d) nomina komposisi. {| |+Nomina reduplikasi |nè-binè|bibit |- |bâbinè|perempuan |- |tatello |tiga buah |- |lân-jhâlân|tempat berjalan |- |ghu'-tegghu |pegangan |} Numeralia {| class="wikitable" |+Numeralia bahasa Madura !Angka !Bentuk dasar !Singkatan !Klitika |- |1 |Sèttong|Tong|Sa|- |2 |Duwâ |Wâ |Du|- |3 |Tello |Lo |Tello|- |4 |Empa |Pa|Pa|- |5 |Lèma|Ma''' |Lèma|- |6 |Ennem|Nem|Nem|- |7 |Pètto |To |Pèttong|- |8 |Bâllu |Lu''' |Bâllung|- |9 |Sanga|Nga''' |Sangang|} Bilangan gugus atau bentuk klitika dalam numeralia dimulai dengan sa"satu". Bilangan gugus yang penyebutannya khusus adalah saghâmè' "dua puluh lima", saèket/sèket "lima puluh", dan sabidhâk "enam puluh". Komponen yang digunakan untuk menyebut bilangan gugus adalah polo "puluh", ratos "ratus", èbu "ribu", dan juta "juta". Contoh penggunaannya yaitu: Kosakata Bahasa Madura merupakan anak cabang dari bahasa Austronesia ranting Melayu-Polinesia, sehingga mempunyai kesamaan dengan bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia. Bahasa Madura juga memiliki serapan dari bahasa Melayu sebagai sesama bangsa Austronesia, bahasa Arab, bahasa Tionghoa, dan beberapa bahasa lainnya. Bahasa Madura juga memiliki keterkaitan erat dengan Bahasa Sunda, Bahasa Jawa, dan Bahasa Bali mengingat masih merupakan satu komunitas budaya. Sebagian kata-kata dalam bahasa Madura mirip bahasa Melayu, bahkan ada beberapa kata yang mirip dengan yang ada pada dengan Bahasa Banjar, bahasa Minangkabau maupun bahasa bahasa di Pulau Sumatera & Kalimantan lainya, tetapi sudah tentu dengan lafal yang berbeda. Minangkabau mengucapkan "a" sebagai "o" pada posisi akhir, sedangkan pada bahasa Madura, diucapkan "ə" ("e" pepet) atau "a". Contoh: bilâ (huruf "â" dibaca ) sama dengan bahasa Melayu, bila = kapan orèng = orang tadâ = tidak ada (hampir sama dengan kata tadak dalam Melayu Pontianak) dimma (baca: dimmah) = mana? (hampir serupa dengan dima di Minangkabau) tanya = tanya cakalan = tongkol (hampir mirip dengan kata Bugis: cakalang tetapi tidak sengau) ongghu = sungguh, benar (dari kata sungguh) kamma (baca: kammah mirip dengan kata kama di Minangkabau) = ke mana? pasir (baca: beddhi mirip dengan kata wedhi di Jawa) Sistem pengucapan Bahasa Madura mempunyai sistem pelafalan yang unik. Begitu uniknya sehingga orang luar Madura yang berusaha mempelajarinyapun mengalami kesulitan, khususnya dari segi pelafalan tadi. Bahasa Madura mempunyai lafal sentak dan ditekan terutama pada konsonan , , , , jh, dh dan bh atau pada konsonan rangkap seperti jj, dd, dan bb. Namun penekanan ini sering terjadi pada suku kata bagian tengah. Sedangkan untuk sistem vokal, Bahasa Madura mengenal vokal , , , , dan . Tingkatan bahasa Bahasa Madura sebagaimana bahasa Bugis dan bahasa Bali juga mengenal tingkatan-tingkatan, tetapi agak berbeda karena hanya terbagi atas tiga tingkat yakni: Bentuk Kalimat Paling Sopan, Paling Formal (Èngghi-Bhunten) Èngghi-Bhunten adalah bentuk kalimat yang paling sopan dan paling halus yang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat terhadap orang yang diajak bicara ataupun yang sedang dibicarakan. Seperti berbicara kepada orang tua, orang yang lebih tua, guru, orang yang lebih tinggi jabatannya, tokoh masyarakat, dan tokoh-tokoh yang dihormati oleh masyarakat umum. Bentuk Kalimat Sopan, Alami, Formal (Engghi-Enten) Bentuk Kalimat Santai, Informal, Akrab (Enjâ'-Iyâ) Enjâ'-Iyâ adalah bentuk kalimat yang digunakan dalam situasi keakraban di antara teman sebaya atau orang-orang yang lebih muda. Enjâ'-Iyâ biasanya sering dipakai dalam kehidupan pergaulan sehari-hari. Enjâ'-Iyâ tidak umum digunakan ketika dalam pertemuan pertama, biasanya penutur meminta izin terlebih dahulu untuk menggunakan Enjâ'-Iyâ setelah mengenal satu sama lain. Terhadap penutur yang lebih muda atau anak-anak, Enjâ'-Iyâ umum dan dapat diterima untuk digunakan tanpa meminta izin terlebih dahulu. Penggunaan Enjâ'-Iyâ terhadap senior atau orang yang lebih tua atau tinggi jabatannya tanpa izin, dianggap tidak sopan. Enjâ'-Iyâ hanya digunakan dengan orang yang sebaya usianya, dengan orang yang lebih muda, atau (jika dengan orang yang lebih tua) harus seizin orang tersebut. Jika tidak diketahui usia atau status orang yang diajak bicara, lebih baik tidak menggunakan Enjâ'-Iyâ. Namun jika tahu orang tersebut usianya lebih muda, boleh menggunakan Enjâ'-Iyâ, tapi untuk kenyamanan lebih baik minta izin terlebih dahulu untuk menggunakan Enjâ'-Iyâ. Contoh: "Saponapa arghâèpon pao panèka?" : Berapa harga mangganya? (Èngghi-Bhunten) "Sanapè arghâna paona?" : Berapa harga mangganya? (Engghi-Enten) "Bârâmpa arghâna paona?" : Berapa harga mangganya? ('Enjâ'-Iyâ) Dialek-dialek bahasa Madura Bahasa Madura juga mempunyai dialek-dialek yang tersebar di seluruh wilayah tuturnya. Di Pulau Madura sendiri pada galibnya terdapat beberapa dialek seperti: Dialek Sumenep (di Sumenep) Dialek Pamekasan (di Pamekasan) Dialek Sampang (di Sampang) Dialek Bangkalan (di Bangkalan) Dialek Kangean (di kepulauan Kangean) Dialek Bawean (di pulau Bawean) Dialek Pinggirpapas (di Pinggirpapas) Dialek Sapudi (di pulau Sapudi) Dialek yang dijadikan acuan standar bahasa Madura adalah dialek Sumenep, karena Sumenep pada masa lalu merupakan pusat kerajaan dan kebudayaan Madura. Sedangkan dialek-dialek lainnya merupakan dialek rural yang lambat laun bercampur seiring dengan mobilisasi yang terjadi di kalangan masyarakat Madura. Untuk di pulau Jawa, dialek-dialek ini sering kali bercampur dengan bahasa Jawa sehingga kerap dipanggil sebagai bahasa Pendalungan daripada sebagai Jawa. Masyarakat di Pulau Jawa, terkecuali daerah Situbondo, Bondowoso, dan bagian timur Probolinggo umumnya menguasai Bahasa Jawa selain Madura. Contoh pada kasus kata ganti "kamu": kata bâ'en umum digunakan di Madura. Namun kata be'na dipakai di Sumenep. sedangkan kata kakè untuk kamu lazim dipakai di Bangkalan bagian timur dan Sampang. Hède dan Sède dipakai di daerah pedesaan Bangkalan. Perbandingan bahasa Perbandingan dengan bahasa Melayu Persamaan suara, contohnya: Dâpor = dapur Kangan = kanan Bânnya' = banyak Maso' = masuk Soro = suruh Perbedaan imbuhan di depan, contohnya: Ngakan = makan Ngènom = minum Arangka' = merangkak Ju'-toju' = duduk-duduk Asapoan = menyapu Acaca = bicara Konsonan biasanya ditukar ke , seperti: Bâjâr = bayar Lajân = layan Abhâjâng = sembahyang Konsonan di pertengahan pula ditukar ke konsonan , seperti: Bâbâng = bawang Jhâbâ = Jawa Perbandingan dengan bahasa Jawa Perkataan yang sama dengan bahasa Jawa: Bahasa Jawa = bahasa Bawean Kadhung = kadung (bahasa Melayu = telanjur) adung (bahasa Melayu = telanjur) Petteng = peteng (bahasa Melayu = gelap) Konsonan di pertengahan pula ditukar ke konsonan , seperti: Bahasa Jawa ~ bahasa Bawean Lawang = labâng (dibaca /labɤŋ/) (bahasa Melayu = pintu) Konsonan di pertengahan pula ditukar ke konsonan , seperti: Bahasa Jawa ~ bahasa Bawean Payu = paju (bahasa Melayu = laku) Perbandingan dengan bahasa Banjar Perkataan yang sama dengan bahasa Banjar: Bahasa Banjar = bahasa Bawean Mukena = mukena (bahasa Melayu = telekung sembahyang) Bibini' = bibini (bahasa Melayu = perempuan) Perbandingan dengan bahasa Tagalog Bahasa Bawean = bahasa Tagalog Apoy = Apoy (bahasa Melayu = Api) Èlong = elong; penggunaan (bahasa Melayu = Hidung) Matay = mamatay (bahasa Melayu = Mati) Dialek Bawean Contoh: Èson terro ka bâ'na = saya sayang kamu (di Bawean ada juga yang menyebutnya Èhon, Èson tidak dikenal di bahasa Madura) Bhuk, bâdâ berrus? = Bu, ada sikat? (berrus dari kata brush) Èkala'aken = ambilkan (di Madura èkala'aghi, ada pengaruh Jawa kuno di akhiran -aken dalam dialek bawean). Silling = langit-langit (dari kata ceiling'') Pranala luar Ethnologue: "Madurese" Ethnologue: "Austronesia, Malayo-Polynesian, Malayo Sumbawan, Madurese" Ucapan dan contoh perkataan dalam bahasa Madura - kanal I Love Languages di Youtube Referensi Bahasa di Indonesia Bahasa Madura Rumpun bahasa Austronesia
2,170
18
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa%20Makassar
Bahasa Makassar
{{Infobox Bahasa | name = Bahasa Makassar | nativename = ᨅᨔ ᨆᨀᨔᨑبَاسَ مَڠْكَاسَرَءْ | image = Mangkasarak in Lontarak Script.svg | imagecaption = Mangkasara dalam aksara Lontara Jangang-Jangang dan Lontara Baru | states = Indonesia | region = Sulawesi Selatan | ethnicity = Makassar | dialects = Gowa/LakiungJeneponto/TurateaBantaeng | speakers = | date = 2010 | ref = | familycolor = Austronesia | fam2 = Melayu-Polinesia | fam3 = Sulawesi Selatan | fam4 = Makassarik | script = Moderen:   Alfabet Latin   Aksara Lontara   Abjad SerangHistoris:   Aksara Makassar (Jangang-Jangang) | iso2 = mak | iso3 = mak | glotto = maka1311 | glottofoot = no | map = Makassarese and Makassaric locator map.svg | mapsize = 200px | mapcaption = | mapalt = Peta semenanjung Sulawesi Selatan yang diberi arsiran di bagian ujung bawahnya untuk menandai persebaran bahasa Makassar serta bahasa-bahasa Makassarik lainnya | notice = IPA | contoh_teks = }}Bahasa Makassar Makasar, Mengkasar, Mangkasar (basa Mangkasaraʼ; Jangang-jangang: ; Lontara: ᨅᨔ ᨆᨀᨔᨑ) adalah sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Austronesia yang lazimnya dituturkan oleh penduduk bersuku Makassar di sebagian wilayah Sulawesi Selatan, Indonesia. Daerah yang menggunakan bahasa makassar diataranya Kabupaten Gowa, Sinjai, Maros, Takalar Jeneponto, Bantaeng, Pangkajene dan Kepulauan, Bulukumba, Kepulauan Selayar dan Kota Makassar. Dalam rumpun bahasa Austronesia, bahasa Makassar merupakan bagian dari rumpun bahasa Sulawesi Selatan, walaupun kosakata bahasa ini tergolong divergen jika dibandingkan dengan kerabat-kerabat terdekatnya. Bahasa Makassar memiliki sekitar 1,87 juta penutur jati pada tahun 2010. Terdapat 23 fonem dalam sistem fonologi bahasa Makassar. Bahasa Makassar juga memiliki beberapa deret konsonan ganda atau geminat. Sebagai bahasa aglutinatif, bahasa Makassar memiliki beragam afiks yang masih produktif serta serangkaian klitik yang (antara lain) memarkahi fungsi pronomina dan aspek. Argumen dalam bahasa Makassar dimarkahi pada predikat dengan klitik pronomina yang lazimnya mengikuti pola persekutuan ergatif-absolutif. Klasifikasi Kekerabatan Bahasa Makassar merupakan bahasa Austronesia dari subrumpun Melayu-Polinesia cabang Sulawesi Selatan, khususnya kelompok Makassar atau Makassarik yang juga mencakup bahasa Konjo (baik ragam Pegunungan maupun Pesisir) serta bahasa Selayar. Ragam bahasa Konjo dan Selayar terkadang juga dianggap sebagai dialek bahasa Makassar. Sebagai bagian dari rumpun bahasa Sulawesi Selatan, bahasa Makassar juga berkerabat dekat dengan bahasa Bugis, Mandar, dan Sa'dan (Toraja). Dalam hal kosakata, rumpun bahasa Makassarik merupakan yang paling berbeda di antara bahasa-bahasa Sulawesi Selatan. Rerata persentase kemiripan kosakata antara rumpun Makassarik dengan bahasa-bahasa Sulawesi Selatan lainnya adalah sebesar 43%. Secara spesifik, dialek Gowa atau Lakiung adalah yang paling divergen; tingkat kemiripan kosakata dialek ini dengan bahasa-bahasa Sulawesi Selatan lainnya sekitar 5–10 poin persentase lebih rendah dibandingkan dengan tingkat kemiripan kosakata bahasa Konjo serta Selayar dengan bahasa-bahasa Sulawesi Selatan lainnya. Meski begitu, analisis etimostatistik dan functor statistics yang dilakukan oleh linguis Ülo Sirk menghasilkan persentase kemiripan kosakata yang lebih tinggi (≥ 60%) antara bahasa Makassar dan bahasa-bahasa Sulawesi Selatan lainnya. Bukti-bukti kuantitatif ini mendukung analisis kualitatif yang menempatkan bahasa Makassar sebagai bagian dari rumpun Sulawesi Selatan. Dialek Ragam bahasa dalam rumpun Makassarik membentuk sebuah kesinambungan dialek, sehingga batas antara bahasa dan dialek sulit ditentukan. Survei bahasa di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh pasangan linguis dan antropolog Charles dan Barbara Grimes memisahkan bahasa Konjo dan Selayar dari bahasa Makassar, sementara survei lanjutan yang dilakukan oleh linguis Timothy Friberg dan Thomas Laskowske memecah bahasa Konjo menjadi tiga (Konjo Pesisir, Konjo Pegunungan, dan Bentong/Dentong). Walaupun begitu, dalam buku mengenai tata bahasa Makassar terbitan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, linguis lokal Abdul Kadir Manyambeang dan tim memasukkan ragam bahasa Konjo dan Selayar sebagai dialek bahasa Makassar. Tidak termasuk ragam-ragam bahasa Konjo dan Selayar, bahasa Makassar dapat dibagi ke dalam setidaknya tiga dialek, yaitu 1) dialek Gowa atau Lakiung, 2) dialek Jeneponto atau Turatea, dan 3) dialek Bantaeng. Perbedaan utama antara ragam-ragam dialek dan bahasa dalam rumpun Makassar adalah dalam tataran kosakata; tata bahasa ragam-ragam ini secara umum tidak jauh berbeda. Penutur dialek Gowa cenderung bertukar menggunakan bahasa Indonesia ketika berkomunikasi dengan penutur dialek Bantaeng atau penutur bahasa Konjo dan Selayar, begitu pula sebaliknya. Dialek Gowa umumnya dianggap sebagai "ragam tinggi" (prestige variety) bahasa Makassar. Sebagai ragam yang dituturkan di wilayah pusat daerah, dialek Gowa juga lazim digunakan oleh penutur dialek atau ragam bahasa lainnya dalam rumpun Makassar. Demografi dan persebaran Menurut sebuah studi demografi yang didasarkan pada data sensus tahun 2010, sekitar 1,87 juta penduduk Indonesia yang berusia di atas lima tahun menggunakan bahasa Makassar sebagai bahasa ibu. Secara nasional, bahasa Makassar termasuk ke dalam 20 bahasa dengan jumlah penutur terbanyak, tepatnya di posisi ke-16. Bahasa Makassar juga merupakan bahasa dengan penutur terbanyak kedua di Sulawesi setelah bahasa Bugis yang memiliki lebih dari 3,5 juta penutur. Bahasa Makassar utamanya dituturkan oleh etnis Makassar, walaupun sebagian kecil (1,89%) etnis Bugis juga menggunakan bahasa ini sebagai bahasa ibu. Penutur bahasa Makassar terpusat di wilayah barat daya semenanjung Sulawesi Selatan, terutama di wilayah pesisir yang subur di sekitar Kota Makassar, Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Takalar. Bahasa Makassar juga dituturkan oleh sebagian penduduk kabupaten Maros serta Pangkajene dan Kepulauan di utara, berdampingan dengan bahasa Bugis. Penduduk kabupaten Jeneponto serta Bantaeng umumnya juga mengidentifikasi diri sebagai bagian dari komunitas penutur bahasa Makassar, walaupun ragam yang mereka tuturkan (dialek Jeneponto atau Turatea serta dialek Bantaeng) lumayan berbeda dari dialek yang digunakan di Gowa dan Takalar. Bahasa Konjo yang berkerabat dekat dengan bahasa Makassar dituturkan di wilayah pegunungan Gowa serta di pesisir Kabupaten Bulukumba, sementara bahasa Selayar dituturkan di Pulau Selayar di selatan semenanjung. Sejarah Status saat ini Bahasa Makassar termasuk salah satu bahasa daerah Indonesia yang cukup berkembang. Memasuki milenium ketiga, bahasa ini masih digunakan secara luas di daerah pedesaan serta di sebagian wilayah Kota Makassar. Bahasa Makassar juga masih dianggap penting sebagai penanda identitas kesukuan. Akan tetapi, pada masyarakat urban, pembauran antara bahasa Makassar dan bahasa Indonesia melalui alih kode atau campur kode lazim ditemui. Sebagian dari masyarakat urban Makassar, terutama yang berasal dari kelas menengah ataupun berlatar belakang multietnis, juga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam rumah tangga. Ethnologue menggolongkan bahasa Makassar sebagai bahasa dengan tingkat 6b (Terancam) dalam skala EGIDS, yang menunjukkan bahwa walaupun bahasa ini masih lazim digunakan dalam percakapan tatap muka, proses transmisi atau pengajaran bahasa secara alami antargenerasi sudah mulai terganggu. Sistem penulisan Fonologi Vokal Bahasa Makassar memiliki lima fonem vokal, yaitu . Tidak ada diftong dalam bahasa Makassar, walaupun deret vokal monoftong dapat ditemukan, seperti dalam kata tau 'orang', jai 'banyak', rua 'dua', dan sebagainya. Fonem vokal cenderung direalisasikan sebagai vokal semiterbuka jika berada di posisi akhir kata atau sebelum suku kata dengan bunyi lainnya. Bandingkan, misalnya, antara pengucapan dalam kata leʼbaʼ 'sudah' dan mange 'pergi ke'. Fonem juga memiliki alofon semiterbuka jika berada di posisi akhir kata atau jika mendahului suku kata dengan bunyi , seperti yang bisa ditemukan pada kata lompo 'besar' (bandingkan dengan órasaʼ 'lebat'). Terlepas dari letaknya dalam sebuah kata, sebagian penutur cenderung mengucapkan kedua vokal ini dengan posisi lidah yang lebih tinggi (tertutup) sehingga mendekati pengucapan fonem dan . Vokal dapat diucapkan secara sengau jika berada di sekitar konsonan sengau dalam suku kata yang sama. Terdapat dua tingkat intensitas penyengauan vokal, yaitu penyengauan kuat dan penyengauan lemah. Penyengauan lemah dapat ditemukan pada vokal sebelum konsonan sengau yang tidak berada pada akhir ucapan. Penyengauan kuat dapat ditemukan pada vokal sebelum konsonan sengau akhir ucapan atau setelah konsonan sengau secara umum. Penyengauan dapat menyebar ke vokal dalam suku kata setelah vokal sengau jika tidak ada konsonan yang menghalangi. Walaupun begitu, intensitas sengau dalam vokal seperti ini tidak sebesar vokal yang mendahuluinya, semisal dalam pengucapan kata niaʼ [ni͌.ãʔ] 'ada'. Konsonan Terdapat 17 konsonan dalam bahasa Makassar, seperti yang dijabarkan dalam tabel berikut. Fonem merupakan satu-satunya konsonan dengan pengucapan dental, tidak seperti fonem yang merupakan konsonan alveolar. Fonem hambat nirsuara umumnya diucapkan dengan sedikit aspirasi (aliran udara), seperti dalam kata katte [ˈkat̪.t̪ʰɛ] 'kitaʼ, lampa [ˈlam.pʰa] 'pergi', dan kana [ˈkʰa.nã] 'kata'. Fonem dan memiliki alofon implosif dan , terutama pada posisi awal kata semisal balu [ˈɓa.lu] 'janda' dan setelah bunyi seperti dalam kata aʼdoleng [aʔ.ˈɗo.lẽŋ] 'menggelepai'. Kedua konsonan ini, terutama pada posisi awal, terkadang juga direalisasikan sebagai konsonan nirsuara tanpa aspirasi. Fonem palatal dapat direalisasikan sebagai afrikat (bunyi hambat dengan pelepasan desis) [cç] atau bahkan [tʃ]. Fonem juga dapat diucapkan sebagai afrikat [ɟʝ]. Jukes menganalisis kedua konsonan ini sebagai konsonan hambat karena keduanya memiliki padanan sengau palatal /ɲ/, sebagaimana konsonan hambat oral lainnya juga memiliki padanan sengau masing-masing. Fonotaktik Struktur dasar suku kata dalam bahasa Makassar adalah ()(). Posisi K1 dapat diisi oleh hampir seluruh konsonan, sementara posisi K2 memiliki beberapa batasan. Pada suku kata yang terletak dii akhir morfem, K2 dapat diisi oleh bunyi hambat (K) atau bunyi sengau (N) yang pengucapannya ditentukan oleh beberapa aturan asimilasi. Bunyi K berasimilasi (diucapkan sebagai konsonan yang sama) dengan konsonan nirsuara kecuali dan direalisasikan sebagai dalam konteks lainnya. Bunyi N direalisasikan sebagai bunyi sengau yang homorgan (diucapkan pada tempat artikulasi yang sama) sebelum konsonan hambat atau sengau, berasimilasi dengan konsonan dan , serta direalisasikan sebagai dalam konteks lainnya. Sedangkan pada suku kata di dalam bentuk akar, bahasa Makassar mengontraskan satu bunyi tambahan pada posisi K2 selain K dan N, yaitu . Analisis ini didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa Makassar membedakan antara deret bunyi lintas suku kata , , dan . Walaupun begitu, dapat pula dianggap sebagai realisasi dari satu segmen geminat murni alih-alih deret bunyi lintas suku kata. {| class="floatright" style="border-spacing:0px" |+ 3. Contoh kata menurut pola suku kata''' |- | style=background:#eaecf0;" | || style=background:#eaecf0;" | V || style=background:#eaecf0;" | || style=background:#eaecf0;" | o || style=background:#eaecf0;" | || style=background:#eaecf0;" | 'oh' (kata seru) || style=background:#eaecf0;" | |- | style=background:#eaecf0;" | || style=background:#eaecf0;" | KV || style=background:#eaecf0;" | || style="background:#eaecf0;" | ri || style=background:#eaecf0;" | || style="background:#eaecf0;" | (partikel) || style=background:#eaecf0;" | |- | || VK || || uʼ || || 'rambut' || |- | || KVK || || piʼ || || 'getah pulut' || |- | || VV || || io || || 'ya' || |- | || VVK || || aeng || || 'ayah' || |- | || KVV || || tau || || 'orang' || |- | || KVVK || || taung || || 'tahun' || |- | || VKVK || || uluʼ || || 'kepala' || |- | || KVKV || || sala || || 'salah' || |- | || KVKVK || || sabaʼ || || 'sebab' || |- | || KVKKVK || || leʼbaʼ || || 'sudah' || |- | || KVKVKV || || binánga || || 'sungai' || |- | || KVKVKVK || || pásaraʼ || || 'pasar' || |- | || KVKVKKV || || kalúppa || || 'lupa' || |- | || KVKKVKVK || || kaʼlúrung || || 'kayu pohon palem' || |- | || KVKVKVKVK || || balakeboʼ || || 'ikan tamban' || |- | || KVKVKVKKVK || || kalumanynyang || || 'kaya' ||  |} Bunyi /s l r/ dapat dikategorikan sebagai kelompok kontinuan (bunyi yang diucapkan tanpa menghalangi secara penuh aliran udara yang keluar melalui mulut) non-sengau, dan ketiga-tiganya tidak dapat mengisi posisi akhir suku kata kecuali sebagai bagian dari deret konsonan geminasi. Kata dasar yang sejatinya berakhir dengan konsonan-konsonan ini akan diimbuhi vokal epentetis yang sama dengan vokal di suku kata sebelumnya, serta ditutup dengan konsonan hambat glotal , seperti pada kata ótereʼ 'tali', bótoloʼ 'botol', dan rántasaʼ 'kotor'. Elemen tambahan ini juga disebut sebagai deret "VK-gema" (echo-VC), dan dapat memengaruhi posisi tekanan pada sebuah kata (lihat bagian #Tekanan). Umumnya, kata dasar dalam bahasa Makassar memiliki panjang dua atau tiga suku kata. Meski begitu, kata-kata yang lebih panjang dapat dibentuk karena sifat bahasa Makassar yang aglutinatif serta adanya proses reduplikasi (perulangan) yang masih sangat produktif. Menurut Jukes, kata dengan panjang enam atau tujuh suku kata lazim ditemukan dalam bahasa Makassar, sementara kata dasar dengan satu suku kata (yang bukan merupakan pinjaman dari bahasa lain) sangatlah jarang, walaupun ada beberapa kata seru dan partikel yang terdiri dari satu suku kata saja. Tekanan Tekanan umumnya diberikan pada suku kata penultima (kedua dari akhir) dari sebuah kata dasar. Dalam kata ulang, tekanan sekunder akan diberikan pada unsur pertama, contohnya pada kata ammèkang-mékang 'memancing-mancing (secara tidak serius)'. Sufiks umumnya dihitung sebagai bagian dari unsur fonologis yang diberikan tekanan, sementara enklitik tidak dihitung (ekstrametrikal). Kata gássing 'kuat', misalnya, jika ditambah sufiks benefaktif -ang akan menjadi gassíngang 'lebih kuat dari' dengan tekanan pada suku kata penultima, tetapi jika diberi enklitik pemarkah persona pertama =aʼ akan menjadi gássingaʼ 'saya kuat', dengan tekanan pada suku kata antepenultima (ketiga dari akhir). Morfem lainnya yang dihitung sebagai bagian dari unsur yang diberi tekanan adalah klitik afiksal pemarkah kepunyaan, seperti pada kata tedóng≡ku (kerbau≡.) 'kerbau saya'. Khusus untuk pemarkah takrif (definite marker) ≡a, morfem ini dihitung sebagai bagian dari unsur yang diberi tekanan hanya jika kata dasar yang diimbuhinya berakhiran vokal seperti pada kata batúa 'batu (itu)'—bandingkan dengan pola tekanan pada kóngkonga 'anjing (itu)' yang kata dasarnya berakhiran konsonan. Sebuah kata dapat memiliki tekanan pada suku kata keempat terakhir jika kata tersebut diimbuhi kombinasi enklitik dwisilabis seperti =mako (=ma =ko ), contoh: náiʼmako 'naik!'. Posisi tekanan juga dapat dipengaruhi proses degeminasi vokal, yaitu peleburan vokal identik lintas morfem menjadi satu. Misalnya, kata jappa 'jalan' jika ditambah imbuhan -ang akan menjadi jappáng 'berjalan dengan', dengan tekanan pada suku kata ultima (akhir). Tekanan pada kata-kata dasar dengan VK-gema selalu terletak pada suku kata antepenultima, contohnya lápisiʼ 'lapis', bótoloʼ 'botol', pásaraʼ, dan Mangkásaraʼ 'Makassar', karena suku kata dengan VK-gema bersifat ekstrametrikal. Akan tetapi, pengimbuhan sufiks -ang dan -i akan menghapus suku kata epentetis ini dan memindahkan tekanannya ke posisi penultima, seperti pada kata lapísi 'lapisi'. Penambahan klitik afiksal pemarkah kepunyaan juga memindahkan tekanan ke posisi penultima, tetapi tidak menghapus suku kata epentetis ini, seperti pada kata botolóʼna 'botolnya'. Sementara, penambahan pemarkah takrif dan enklitik tidak menghapus suku kata ini maupun mengubah posisi tekanan, seperti pada kata pásaraka 'pasar (itu)' dan appásarakaʼ 'saya pergi ke pasar'. Tata bahasa 1PRO:persona pertama, pronomina bebas 2FAMPRO:persona kedua akrab, pronomina bebas 2FAM:persona kedua, bentuk akrab 2POL:persona kedua, bentuk hormat AF:fokus aktor/pelaku BCS:sebab, karena OR:'atau' NR:pembentuk nomina Pronomina persona Pronomina atau kata ganti persona dalam bahasa Makassar memiliki tiga bentuk, yaitu 1) bentuk bebas, 2) proklitik yang merujuk-silang (cross-reference) argumen S dan P ('absolutif'), serta 3) enklitik yang merujuk-silang argumen A ('ergatif'). Tabel berikut menunjukkan ketiga bentuk pronomina ini beserta pemarkah kepunyaan bagi masing-masing serinya. Pronomina persona pertama jamak inklusif juga digunakan untuk merujuk kepada persona kedua jamak sekaligus berfungsi sebagai bentuk hormat bagi persona kedua tunggal. Seri pronomina persona pertama ku= lazimnya juga digunakan untuk merujuk pada persona pertama jamak dalam bahasa Makassar modern; pronomina kambe dan pemarkah kepunyaan ≡mang bersifat arkais, sementara enklitik =kang hanya dapat muncul dalam bentuk kombinasi dengan klitik pemarkah modalitas dan aspek, seperti =pakang (=pa =kang .). Makna jamak dapat dinyatakan lebih jelas dengan menambahkan kata ngaseng 'semua' setelah bentuk bebas, semisal ia–ngaseng 'mereka semua' dan ikau–ngaseng 'kalian semua', atau sebelum enklitik, misalnya ngaseng=i 'mereka semua'. Walaupun begitu, ngaseng tidak dapat dipasangkan dengan proklitik. Bentuk proklitik dan enklitik merupakan bentuk pronomina yang paling umum digunakan untuk merujuk pada persona atau benda yang dituju (lihat bagian #Klausa dasar untuk contoh penggunaannya). Bentuk bebas lebih jarang digunakan; pemakaiannya biasanya terbatas pada klausa presentatif (klausa yang menyatakan atau mengenalkan sesuatu, lihat contoh 1), sebagai penekanan (2), dalam frasa preposisional yang berfungsi sebagai argumen maupun adjung (3), dan sebagai predikat (4). Nomina dan frasa nomina Ciri dan jenis nomina Nomina atau kata benda dalam bahasa Makassar merupakan kelas kata yang dapat menjadi argumen bagi sebuah predikat, sehingga bisa dirujuk-silang oleh klitik pronomina. Nomina juga dapat menjadi inti dari sebuah frasa nomina (termasuk klausa relatif). Nomina dapat berperan sebagai pemilik maupun yang dimiliki dalam konstruksi kepemilikan; klitik afiksal akan diimbuhkan pada frasa nomina yang dimiliki. Ketakrifan nomina dapat dinyatakan dengan klitik afiksal ≡a. Nomina tanpa imbuhan juga dapat menjadi predikat dalam sebuah kalimat. Keseluruhan poin-poin utama ini digambarkan dalam contoh berikut: Selain itu, nomina juga dapat dikhususkan oleh demonstrativa, diterangkan oleh adjektiva, dikirakan dengan numeralia, menjadi pelengkap dalam frasa preposisional, serta menjadi verba yang bermakna 'pakai/gunakan [nomina yang dimaksud]' jika diimbuhi dengan prefiks aK-. Nomina yang biasanya diimbuhi klitika afiksal takrif ≡a dan pemarkah kepunyaan adalah nomina umum (common noun). Sementara itu, nomina diri atau nama diri (proper noun) seperti nama tempat, nama orang, dan gelar (tidak termasuk panggilan kekerabatan) biasanya tidak diimbuhi pemarkah takrif dan kepunyaan, tetapi dapat dipasangkan dengan prefiks personal i- seperti kelas kata pronomina. Beberapa nomina umum merupakan nomina generik yang sering kali menjadi inti dari sebuah kata majemuk, seperti kata jeʼneʼ 'air', tai 'tahi', dan anaʼ 'anak'. Contoh kata-kata majemuk yang diturunkan dari nomina generik ini adalah jeʼneʼ inung 'air minum', tai bani 'lilin lebah' (arti harfiah: 'tahi lebah'), dan anaʼ baine 'anak perempuan'. Istilah kekerabatan yang biasa dijadikan sapaan juga tergolong nomina umum, seperti misalnya kata mangge 'ayah', anrong 'ibu', dan sariʼbattang 'saudara'. Contoh lainnya adalah kata daeng yang digunakan sebagai sapaan sopan secara umum, atau oleh seorang istri kepada suaminya. Kelompok nomina utama lainnya adalah nomina temporal, yang biasanya muncul setelah preposisi dalam konstruksi adjung untuk menyatakan waktu. Contoh nomina temporal adalah waktu jam (seperti tetteʼ lima '5.00 [pukul lima]'), waktu perkiraan berdasarkan pembagian hari (seperti bariʼbasa 'pagi'), hari-hari dalam seminggu, serta tanggal, bulan dan musim. Nomina turunan Nomina turunan dapat dibentuk dengan beberapa proses morfologis produktif, seperti reduplikasi dan pengimbuhan afiks pa-, ka-, dan -ang, baik sendiri-sendiri maupun secara kombinasi. Tabel berikut memaparkan beberapa proses pembentukan nomina yang umum dalam bahasa Makassar: Terdapat beberapa pengecualian dari pola umum yang dijabarkan di atas. Misalnya, reduplikasi kata oloʼ 'ulat' menjadi oloʼ-oloʼ menghasilkan perluasan makna menjadi 'binatang'. Pengimbuhan pa- pada dasar verba juga tidak selalu mengindikasikan instrumen atau alat, contohnya paʼmaiʼ 'napas, tabiat, hati' (seperti dalam frasa lompo paʼmaiʼ 'besar hati') yang diturunkan dari kata aʼmaiʼ 'bernapas'. Pengimbuhan pa>...<ang pada dasar verba ammanaʼ 'beranak' menghasilkan kata pammanakang yang bemakna 'keluarga', walaupun mungkin saja kata ini awalnya merupakan kiasan ('tempat untuk memiliki anak'). Frasa nomina Komponen frasa nomina dalam bahasa Makassar dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu 1) inti (head), 2) pengkhusus (specifier), dan 3) pewatas (modifier). Yang dimaksud dengan pengkhusus adalah demonstrativa dan numeralia serta penggolong (classifer), sementara pewatas dapat berupa nomina, adjektiva, verba atau klausa relatif yang memodifikasi nomina inti. Pengkhusus juga berbeda dari pewatas karena dapat diletakkan sebelum nomina inti, seperti dalam frasa anjo kongkong≡a (itu anjing≡) 'anjing itu'. Numeralia diletakkan sebelum nomina inti jika nomina tersebut bersifat takrif (6), tetapi diletakkan setelahnya jika nomina tersebut bersifat taktakrif (7). Pewatas selalu diletakkan setelah nomina inti yang dimodifikasinya, dan dapat berupa: nomina, seperti dalam frasa bawi romang 'babi hutan' adjektiva, seperti dalam frasa jukuʼ lompo 'ikan besar' verba, seperti dalam frasa kappalaʼ anriʼbaʼ 'kapal terbang' kata pemilik, seperti dalam frasa tedonna i Ali 'kerbaunya si Ali' klausa relatif Klausa relatif dalam bahasa Makassar langsung diletakkan setelah nomina inti tanpa penanda khusus (tidak seperti bahasa Indonesia yang memerlukan kata seperti 'yang' sebelum klausa relatif). Verba dalam klausa relatif akan diberi pemarkah takrif ≡a. Verba Klausa dasar Klausa intransitif Dalam klausa intransitif bahasa Makassar, enklitik 'absolutif' (=) digunakan untuk merujuk-silang satu-satunya argumen dalam klausa tersebut (S) jika argumen tersebut bersifat takrif (definite) atau kentara (salient) menurut konteks percakapannya. Enklitik ini cenderung dipasangkan pada konstituen pertama dari sebuah klausa—dengan kata lain, enklitik ini merupakan enklitik Wackernagel, atau enklitik yang lazimnya berada di posisi kedua. Prefiks (imbuhan awalan) aK- umumnya digunakan untuk membentuk verba intransitif, walaupun beberapa verba seperti tinro 'tidur' tidak memerlukan prefiks ini. Klausa intransitif juga dapat dibentuk dengan inti (head) predikat nomina (13) dan pronomina (contoh (4) di atas), adjektiva (14) atau frasa preposisional (15). Klausa transitif Verba dalam klausa transitif tidak diimbuhi afiks, tetapi diberi proklitik pronomina yang menandakan A atau pelaku (actor) serta enklitik pronomina yang menandakan P atau penderita (undergoer). Jika kedua argumen yang melengkapi predikat verba sama-sama merupakan persona ketiga, dapat terjadi ketaksaan mengenai argumen mana yang dirujuk-silang oleh masing-masing klitik. Dalam kasus ini, konteks pragmatis diperlukan untuk menentukan makna yang tepat bagi klausa tersebut. Agar dapat dirujuk-silang dengan klitik, penderita dalam klausa transitif harus bersifat takrif. Contoh penderita yang bersifat takrif adalah nama dan gelar, kata yang rujukannya kentara secara pragmatis seperti pronomina persona pertama dan kedua, serta kata yang dipasangkan dengan pemarkah kepunyaan (seperti miongku dan tedongku dalam contoh 16–17) atau pemarkah takrif (seperti untia dalam contoh 18). Pengecualian terhadap pola umum pembentukan klausa transitif terjadi jika 1) argumen A atau P menjadi fokus dalam sebuah klausa; 2) klitik dipasangkan pada kata lainnya karena ada unsur sebelum verba; atau 3) jika klausa tersebut memiliki penderita yang taktakrif (indefinite). Pola ketiga dianalisis oleh Jukes sebagai bentuk klausa semitransitif. Klausa semitransitif Klausa semitransitif merupakan klausa yang memiliki dua partisipan, tetapi hanya satu partisipan saja yaitu pelaku yang dirujuk-silang oleh klitik pronomina. Klitik yang dipakai adalah seri enklitik pronomina 'absolutif' (yang umumnya digunakan untuk merujuk-silang S dan P). Dengan kata lain, verba dalam klausa semitransitif umumnya bersifat bivalen atau dwivalen (memerlukan dua argumen atau pelengkap verba) seperti dalam klausa transitif, tetapi penderita dalam klausa sejenis ini berbeda dari P dalam klausa transitif pada umumnya karena tidak dirujuk-silang oleh klitik pronomina. Prefiks aN(N)- umumnya diimbuhkan pada verba semi-transitif. Penderita dalam klausa sejenis ini bersifat taktakrif, seperti yang bisa dilihat dari contoh (19); bandingkan dengan contoh (18) yang memiliki penderita takrif. Frasa nomina penderita (seperti unti 'pisang' dalam contoh 18) umumnya diperlukan untuk melengkapi klausa semi-transitif. Walaupun begitu, frasa nomina ini dapat dibuang dalam klausa dengan verba ambitransitif (verba yang dapat dimaknai sebagai verba transitif maupun intransitif) seperti kanre 'makan' dan inung 'minum'. Klausa seperti ini dapat dianggap memiliki makna intransitif. Fokus dan topik Fokus Argumen dalam sebuah kalimat dapat muncul sebelum verba dan tidak dirujung-silang dengan klitik. Argumen yang berada pada posisi ini dianggap sebagai argumen yang difokuskan, dengan fungsi pragmatis seperti disambiguasi, penekanan, atau pemastian. Jika dibandingkan dengan contoh (12) yang sekadar merupakan pernyataan fakta ('si Ali tidur'), contoh (21) dapat menyatakan makna 'kuberitahu padamu, si Ali sedang tidur', 'kudengar si Ali sedang tidur', atau makna interogatif 'benarkah si Ali yang tidur?'. Contoh ini juga merupakan jawaban bagi pertanyaan inai tinro? 'siapa yang tidur?'. Dalam kalimat transitif, salah satu argumen (tetapi tidak keduanya) dapat difokuskan. Imbuhan aN- (bedakan dari imbuhan semi-transitif aN(N)- yang menukar konsonan awal kata dasar dengan bunyi sengau) biasanya akan ditambahkan pada kalimat dengan fokus pada argumen pelaku, sementara kalimat dengan fokus pada argumen penderita tidak memilki imbuhan apapun dan hanya ditandai dengan ketiadaan klitik yang merujuk-silang argumen tersebut. Contoh kalimat (22) memfokuskan argumen A atau pelaku, sementara contoh (23) memfokuskan argumen P atau penderita. Topikalisasi Topikalisasi merupakan proses pelepasan ke kiri (left dislocation), atau pengedepanan unsur kalimat yang disertai jeda prosodik antara unsur tersebut dan unsur kalimat lainnya. Topikalisasi berbeda dari fokus karena argumen inti yang dijadikan topik tetap harus dirujuk-silang. Secara fungsi, topikalisasi biasanya digunakan untuk menetapkan topik baru dalam sebuah naskah atau percakapan. Perbedaan antara topik dan fokus dapat dilihat dalam contoh (24–25). Dalam kedua contoh tersebut, argumen A (kongkonga) berada pada posisi topik dan dirujuk-silang oleh klitik na=, tetapi dalam contoh (25), argumen P (mionga) yang berada pada posisi fokus tidak dirujuk-silang oleh klitik apapun. Kala, aspek, dan modalitas Selain klitik pronomina persona yang dipakai untuk merujuk-silang argumen dalam sebuah kalimat, bahasa Makassar juga memiliki serangkaian klitik yang digunakan untuk memarkahi makna gramatikal seperti kala (tense), aspek, modalitas, dan polaritas (pembenaran atau penyangkalan). Klitik yang termasuk golongan ini adalah proklitik la= dan ta= , serta enklitik =mo , =pa , =ja , dan =ka . Klitik jenis ini secara umum diletakkan sebelum klitik pronomina (jika ada), baik dalam posisi awal atau akhir kata dasar yang diimbuhinya. Bunyi vokal dalam enklitik aspek/modalitas akan dibuang jika diikuti oleh enklitik pronomina =aʼ dan =i, dengan pengecualian enklitik =ka yang menjadi =kai jika dipasangkan dengan =i. Tabel berikut menunjukkan kombinasi antara enklitik aspek/modalitas dan pronomina: Proklitik ta=, walaupun merupakan morfem penyangkal yang paling dasar dalam bahasa Makassar, bukan merupakan penyangkal yang paling umum digunakan. Konstruksi sangkalan pada umumnya menggunakan gabungan kata yang sudah mengalami gramatikalisasi seperti taena 'tidak'. Sementara, proklitik la= dapat digunakan untuk menyatakan kala mendatang (future tense) atau makna 'akan', seperti dalam contoh berikut: Proklitik la= juga dapat ditemui dalam pertanyaan, seperti dalam ungkapan lakereko mae? atau lakeko mae? 'kamu mau ke mana?' (arti harfiah: 'di mana kamu akan berada?') yang merupakan sapaan umum di Makassar. Penggunaan klitik perfektif =mo bersamaan dengan la= menandakan bahwa hal yang dirujuk oleh kedua klitik tersebut akan segera terjadi. Enklitik =mo sendiri pada dasarnya merupakan pemarkah aspek perfektif atau makna 'sudah/telah'. Enklitik ini juga memiliki makna deontik (menandakan keharusan atau kepastian) dan dapat digunakan dalam konstruksi imperatif seperti dalam contoh (9). Dalam konstruksi interogatif, penambahan enklitik =mo menandakan bahwa penanya menginginkan jawaban yang pasti. Lawan dari =mo adalah enklitik imperfektif =pa, yang menyampaikan makna 'belum usai' atau 'masih'. Makna 'saja, hanya' (dalam artian 'tidak lebih dari' atau 'tiada lain selain') disampaikan oleh enklitik limitatif =ja. Contoh penggunaan: Enklitik =ka memiliki dua fungsi. Dalam kalimat tanya, enklitik ini digunakan untuk meminta kepastian atau mengklarifikasi pernyataan lawan bicara, serupa partikel question tag dalam bahasa Inggris. Fungsi lain enklitik =ka adalah untuk memarkahi pilihan atau kemungkinan, misalnya tedong=ka jarang=ka (kerbau= kuda=) '[pilihannya] antara kerbau atau kuda'. Contoh penggunaan yang lebih panjang dapat dilihat dari kutipan mukadimah Sejarah Gowa'' berikut: Simbol dan singkatan istilah {| style="border-spacing:0px" | ||   || persona pertama ||   ||   || ||   || inklusif |- | || || persona kedua || || || || || monovalen/ekavalen |- | || || persona ketiga || || || || || negasi/sangkalan |- | || || absolutif || || || || || pembentuk nomina |- | || || fokus aktor/pelaku || || || || || ordinal/urutan |- | || || sebab, karena || || || || || personal |- | || || bivalen/dwivalen || || || || || aspek perfektif |- | || || definit/takrif/pasti || || || || || bentuk sopan |- | || || ergatif || || || || || pemarkah posesi/kepunyaan |- | || || eksklusif || || || || || preposisi |- | || || bentuk akrab || || || || || reduplikasi/perulangan |- | || || kala mendatang |} Keterangan Rujukan Sitiran Daftar pustaka Pranala luar Kosakata dasar bahasa Makassar di Austronesian Basic Vocabulary Database Daftar lema bahasa Makassar di Wiktionary Ucapan dan contoh perkataan dalam bahasa Makassar - kanal I Love Languages di Youtube Bahasa di Sulawesi Selatan Bahasa di Indonesia Rumpun bahasa Sulawesi Selatan Makassar
4,328
20
https://id.wikipedia.org/wiki/Buaya
Buaya
Buaya adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Secara ilmiah, buaya meliputi seluruh spesies anggota famili Crocodylidae, termasuk pula buaya sepit (Tomistoma schlegelii). Meski demikian nama ini dapat pula dikenakan secara longgar untuk menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang berlainan suku. Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya. Namun, ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus. Dikenal pula beberapa nama daerah untuk menyebut buaya, seperti misalnya buhaya (Sd.); buhaya (bjn); baya atau bajul (Jw.); bicokok (Btw.), bekatak, atau buaya katak untuk menyebut buaya bertubuh kecil gemuk; senyulong, buaya jolong-jolong (Mly.), atau buaya julung-julung untuk menyebut buaya ikan; buaya pandan, yakni buaya yang berwarna kehijauan; buaya tembaga, buaya yang berwarna kuning kecoklatan; dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sebagai crocodile. Nama ini berasal dari penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan yang berakar dari kata kroko, yang berarti ‘batu kerikil’, dan deilos yang berarti ‘cacing’ atau ‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing bebatuan’ karena mengamati kebiasaan buaya berjemur di tepian sungai yang berbatu-batu. Biologi dan perilaku Di luar bentuknya yang purba, buaya sesungguhnya merupakan hewan melata yang kompleks. Tak seperti lazimnya reptil, buaya memiliki jantung beruang empat, sekat rongga badan (diafragma) dan cerebral cortex. Pada sisi lain, morfologi luarnya memperlihatkan dengan jelas cara hidup pemangsa akuatik. Tubuhnya yang "streamline" memungkinkannya untuk berenang cepat. Buaya melipat kakinya ke belakang melekat pada tubuhnya, untuk mengurangi hambatan air dan memungkinkannya menambah kecepatan pada saat berenang. Jari-jari kaki belakangnya berselaput renang, yang meskipun tak digunakan sebagai pendorong ketika berenang cepat, selaput ini amat berguna tatkala ia harus mendadak berbalik atau melakukan gerakan tiba-tiba di air, atau untuk memulai berenang. Kaki berselaput juga merupakan keuntungan manakala buaya perlu bergerak atau berjalan di air dangkal. Buaya dapat bergerak dengan sangat cepat pada jarak pendek, bahkan juga di luar air. Binatang ini memiliki rahang yang sangat kuat, yang dapat menggigit dengan kekuatan luar biasa, menjadikannya sebagai hewan dengan kekuatan gigitan yang paling besar. Tekanan gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi (pounds per square inch; setara dengan 315 kg/cm²); bandingkan dengan kekuatan gigitan anjing rottweiler yang hanya 335 psi, hiu putih raksasa sebesar 400 psi, atau dubuk (hyena) sekitar 800 – 1.000 psi. Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat berguna untuk memegangi mangsanya. Buaya menyerang mangsanya dengan cara menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu, kemudian menariknya dengan kuat dan tiba-tiba ke air. Oleh sebab itu otot-otot di sekitar rahangnya berkembang sedemikian baik sehingga dapat mengatup dengan amat kuat. Mulut yang telah mengatup demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan gigitan tokek. Akan tetapi sebaliknya, otot-otot yang berfungsi untuk membuka mulut buaya amat lemah. Para peneliti buaya cukup melilitkan pita perekat besar (lakban) beberapa kali atau mengikatkan tali karet ban dalam di ujung moncong yang menutup, untuk menjaganya agar mulut itu tetap mengatup sementara dilakukan pengamatan dan pengukuran, atau manakala ingin mengangkut binatang itu dengan aman. Cakar dan kuku buaya pun kuat dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu mudah menyerang ke samping atau ke belakang. Buaya memangsa ikan, burung, mamalia, dan kadang-kadang juga buaya lain yang lebih kecil bahkan bangkai buaya dewasa. Reptil ini merupakan pemangsa penyergap; ia menunggu mangsanya hewan darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya dengan tiba-tiba. Sebagai hewan yang berdarah dingin, predator ini dapat bertahan cukup lama tanpa makanan, dan jarang benar-benar perlu bergerak untuk memburu mangsanya. Meskipun tampaknya lamban, buaya merupakan pemangsa puncak di lingkungannya, dan beberapa jenisnya teramati pernah menyerang dan membunuh ikan hiu. Perkecualiannya adalah burung cerek Mesir, yang dikenal memiliki hubungan simbiotik dengan buaya. Konon, burung ini biasa memakan hewan-hewan parasit dan sisa daging yang berdiam di mulut buaya, dan untuk itu sang raja sungai membuka mulutnya lebar-lebar serta membiarkan si cerek masuk untuk membersihkannya. Selain memakan daging, 13 dari 23 spesies buaya kini diketahui juga memakan buah. Pada sebuah analisis rutin yang dilakukan terhadap buaya Amerika (Alligator mississippiensis) yang tinggal di Taman Nasional Everglades, Florida, para peneliti dari US Fish and Wildlife Service menemukan sebuah "kolam apel" di dalam perut buaya. Tahun 2012, seorang peneliti dari Asia Tenggara juga melihat seekor buaya siam melahap semangka. Pada musim kawin dan bertelur buaya dapat menjadi sangat agresif dan mudah menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundukan tanah atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan. Induk tersebut kemudian menungguinya dari jarak sekitar 2 meter. Embrio buaya tak memiliki kromosom seksual, yakni kromosom yang menentukan jenis kelamin anak yang akan ditetaskan. Jadi tak sebagaimana manusia, jenis kelamin buaya tak ditentukan secara genetik. Alih-alih, jenis kelamin ini ditentukan oleh suhu pengeraman atau suhu sarang tempat telur ditetaskan. Pada buaya muara, suhu sekitar 31,6°C akan menghasilkan hewan jantan, sedikit lebih rendah atau lebih tinggi dari angka itu akan menghasilkan buaya betina. Masa pengeraman telur adalah sekitar 80 hari, tergantung pada suhu rata-rata sarang. Buaya ditengarai memiliki insting untuk kembali ke tempat tinggalnya semula (homing instinct). Tiga ekor buaya yang ganas di Australia Utara telah dipindahkan ke lokasinya yang baru, sejauh 400 km, dengan menggunakan helikopter. Akan tetapi dalam tiga minggu hewan-hewan ini diketahui telah tiba kembali di tempat asalnya. Kejadian ini terpantau melalui alat pelacak yang dipasang pada tubuh reptil tersebut. Menurut pengetahuan sekarang, buaya memiliki kekerabatan yang lebih erat dengan burung dan dinosaurus, dibandingkan dengan kebanyakan reptil umumnya. Tiga kelompok yang pertama itu, ditambah dengan kelompok pterosaurus, digolongkan menjadi grup besar Archosauria (='reptil yang menguasai'). Umur Tidak ada cara yang meyakinkan untuk menghitung umur buaya, selain dengan mengetahui waktu penetasannya dahulu, meskipun ada beberapa teknik yang telah dikembangkan. Metode yang paling umum digunakan untuk menaksir umur hewan ini ialah dengan menghitung lingkaran tumbuh pada tulang dan gigi. Tiap-tiap lapis lingkaran menggambarkan adanya perubahan pada laju pertumbuhan, yang mungkin disebabkan oleh perubahan musim kemarau dan hujan yang berulang setiap tahun. Dengan tetap mengingat peluang ketidaktepatan metode ini, buaya yang tertua kemungkinan adalah spesies yang terbesar. Buaya muara (C. porosus) diperkirakan dapat hidup rata-rata hingga 70 tahun, dengan sedikit individu yang terbukti dapat melebihi umur 100 tahun. Salah satu buaya tertua yang tercatat, mati di kebun binatang Rusia pada usia sekitar 115 tahun. Seekor buaya air tawar jantan yang dipelihara di Kebun Binatang Australia diperkirakan berumur 130 tahun. Hewan ini diselamatkan Bob Irwin dan Steve Irwin dari alam liar setelah ditembak dua kali oleh pemburu. Akibat tembakan senjata itu, buaya tersebut (yang kini dijuluki sebagai "Mr. Freshy") kehilangan mata kanannya. Ukuran Ukuran tubuh buaya sangat bervariasi dari jenis ke jenis, mulai dari buaya kerdil hingga buaya muara raksasa. Spesies bertubuh besar dapat tumbuh lebih panjang dari 5 m dan memiliki berat melebihi 1.200 kg. Walaupun demikian, bayi-bayi buaya hanya berukuran sekitar 20 cm tatkala menetas dari telur. Spesies buaya terbesar adalah buaya muara, yang hidup di wilayah Asia Tenggara hingga ke Australia utara. Ukuran terbesar buaya muara hingga kini masih diperdebatkan. Buaya terbesar yang pernah tercatat adalah seekor buaya muara raksasa sepanjang 8,6 m, yang tertembak oleh seorang guru sekolah di Australia. Sedangkan buaya terbesar yang masih hidup adalah seekor buaya muara sepanjang 7,1 m di Suaka Margasatwa Bhitarkanika, Orissa, India. Pada bulan Juni 2006, rekornya dicatat pada The Guinness Book of World Records. Dua catatan lain yang tepercaya mengenai ukuran buaya terbesar adalah rekor dua ekor buaya sepanjang 6,2 m. Buaya yang pertama ditembak di Sungai Mary, Northern Territory, Australia pada 1974 oleh seorang pemburu gelap, yang kemudian diukur oleh seorang petugas kehutanan. Sedangkan buaya yang kedua dibunuh di Sungai Fly, Papua Nugini. Ukuran buaya kedua ini sebetulnya diperoleh dari kulit, yang diukur oleh Jerome Montague, seorang peneliti margasatwa. Dan karena ukuran kulit selalu lebih kecil (menyusut) dari ukuran hewan aslinya, dipercaya bahwa buaya kedua ini sedikitnya berukuran 10 cm lebih panjang ketika hidup. Buaya terbesar yang pernah dipelihara di penangkaran adalah seekor blasteran buaya muara dengan buaya Siam yang diberi nama Yai (Th.: ใหญ่, berarti besar) (menetas pada 10 Juni 1972) di Kebun Penangkaran Buaya Samutprakarn yang terkenal di Thailand. Binatang melata ini memiliki panjang tubuh hingga 6 m dan berat mencapai 1.114,27 kg. Buaya raksasa peliharaan yang lain adalah seekor buaya muara yang bernama Gomek. Hewan ini ditangkap oleh George Craig di Papua Nugini dan kemudian dijual ke St. Augustine Alligator Farm di Florida, Amerika. Buaya ini mati karena penyakit jantung pada Februari 1997 dalam usia yang cukup tua. Menurut catatan penangkaran tersebut, ketika mati Gomek memiliki panjang 5,5 m dan mungkin berusia antara 70–80 tahun. Buaya Bhitarkanika yang terbesar diperkirakan sepanjang 7,62 m. Dugaan ini diperoleh para ahli berdasarkan ukuran sebuah tengkorak buaya yang disimpan oleh keluarga Kerajaan Kanika. Buaya tersebut kemungkinan ditembak mati di dekat Dhamara sekitar tahun 1926 dan kemudian tengkoraknya diawetkan oleh Raja Kanika ketika itu. Dugaan panjang di atas didapat melalui perhitungan, dengan mengingat bahwa panjang tengkorak buaya sekitar sepertujuh panjang total badannya. Taksonomi dan penyebaran Kebanyakan buaya tergolong ke dalam genus Crocodylus. Dua marga lain yang masih hidup anggota suku Crocodylia ini adalah Osteolaemus dan Tomistoma, masing-masingnya bersifat monotipik. Anak suku Mekosuchinae (punah) Anak suku Crocodylinae Marga Euthecodon (punah) Marga Rimasuchus (punah, sebelumnya Crocodylus lloydi) Marga Osteolaemus Buaya kerdil, Osteolaemus tetraspis (para ahli berbeda pendapat apakah spesies ini sebetulnya terdiri dari dua spesies. Kebanyakan berpandangan bahwa buaya kerdil adalah satu spesies dengan dua anak jenis (subspesies): O. tetraspis tetraspis & O. t. osborni) Marga Crocodylus Crocodylus acutus, buaya Amerika Crocodylus cataphractus, Buaya moncong-ramping (kajian DNA terbaru menyarankan bahwa spesies ini mungkin lebih tepat digolongkan ke dalam marga tersendiri, Mecistops) Crocodylus intermedius , buaya Orinoco Crocodylus johnsoni, buaya air-tawar Australia Crocodylus mindorensis, buaya Filipina Crocodylus moreletii , buaya Meksiko Crocodylus niloticus, buaya Nil atau buaya Afrika (anak jenis Madagaskar kadang-kadang dinamai buaya hitam) Crocodylus novaeguineae, buaya Irian Crocodylus palustris, buaya India atau buaya rawa Crocodylus porosus , buaya air asin Crocodylus rhombifer , buaya Kuba Crocodylus siamensis, buaya Siam atau buaya air-tawar Asia Anak suku Tomistominae (kajian terbaru mendapatkan bahwa kelompok ini sesungguhnya lebih dekat berkerabat dengan gavial, suku Gavialidae) Marga Kentisuchus (punah) Marga Gavialosuchus (punah) Marga Paratomistoma (punah) Marga Thecachampsa (punah) Marga Rhamphosuchus (punah) Marga Tomistoma Tomistoma schlegelii, buaya senyulong atau gavial Malaya Tomistoma lusitanica (punah) Tomistoma cairense (punah) Tomistoma machikanense (punah, spesies kala Pleistosen dari Jepang) Buaya di Indonesia Sejauh ini diketahui sekitar tujuh spesies (atau subspesies) buaya yang ditemukan di Indonesia, yakni: Buaya sejati Buaya irian (C. novaeguineae) Buaya air asin (C. porosus) Buaya kalimantan (C. raninus) Buaya air tawar atau Buaya Siam (C. siamensis) Buaya sahul (Crocodylus sp.nov.), dan Bukan buaya sejati Buaya sepit (Tomistoma schlegelii) †Gavial bengawan solo (Gavialis bengawanicus). Sudah punah, fosilnya ditemukan oleh Eugène Dubois di sungai Bengawan Solo tahun 1908. Keberadaan buaya mindoro di Indonesia (yakni di Sulawesi timur dan tenggara) baru dilaporkan semenjak 1996. Buaya kalimantan (diketahui dari Kalimantan Barat dan Selatan) statusnya masih diperdebatkan, mengingat jenis ini serupa bentuk dan habitatnya dengan buaya air tawar, namun dengan beberapa ciri lain yang membedakannya. Demikian pula status buaya Sahul, yang selama ini dianggap identik dengan buaya irian. Buaya Sahul menyebar terbatas di sebelah selatan Papua, sementara buaya irian di sebelah utara pegunungan tengah. Kerabat dekat Aligator dan kaiman (caiman atau cayman) adalah kerabat dekat buaya yang termasuk suku Alligatoridae. Aligator memiliki tubuh mirip buaya, yang kadang-kadang dikelirukan satu sama lain. Bedanya, aligator memiliki moncong yang cenderung lebar ujungnya, bentuk huruf U apabila dilihat dari atas; sedangkan buaya bermoncong lebih sempit meruncing, bentuk huruf V. Gigi ke-4 di rahang bawah buaya berukuran besar dan muncul di sisi luar rahang atas manakala moncongnya terkatup. Gigi-gigi rahang bawah aligator tersembunyi oleh bibir atasnya manakala moncongnya terkatup. Gavial alias buaya julung-julung adalah jenis buaya lain lagi yang tergolong suku Gavialidae. Buaya ini memiliki tubuh yang gemuk, namun dengan moncong yang panjang dan kurus, bukan tak mirip dengan kepala ikan julung-julung. Buaya ini juga disebut buaya ikan, karena memang makanan utamanya adalah ikan. Selain itu gavial juga hampir sepenuhnya akuatik, dan hanya sesekali naik ke darat untuk berjemur. Crocodylidae, Alligatoridae dan Gavialidae tergolong ke dalam bangsa (ordo) Crocodilia. Beberapa kerabat buaya yang telah punah, anggota kelompok yang lebih besar lagi, yakni Crocodylomorpha, yang bersifat herbivora. Buaya dan manusia Serangan buaya Jenis-jenis buaya bertubuh besar dapat sangat berbahaya bagi manusia. Buaya muara dan buaya Nil adalah yang paling berbahaya, membunuh ratusan orang tiap tahun di berbagai daerah di Asia Tenggara dan Afrika. Buaya rawa dan mungkin pula kaiman hitam yang terancam punah, juga amat berbahaya. Aligator Amerika kurang agresif dan jarang menyerang manusia apabila tak diganggu. Peristiwa serangan buaya yang paling banyak memakan jiwa kemungkinan adalah yang terjadi di Burma, 19 Februari 1945, semasa Perang Pulau Ramree. Sejumlah 900 orang tentara Kekaisaran Jepang, dalam upayanya untuk mundur dan bergabung dengan pasukan infantri yang lebih besar, telah menyeberangi rawa-rawa bakau sepanjang 10 mil yang dihuni buaya-buaya muara. Duapuluh tentara akhirnya tertawan hidup-hidup oleh pasukan Inggris, dan hampir 500 orang lagi diketahui telah melarikan diri dari Pulau Ramree. Banyak tentara selebihnya yang tewas dimangsa oleh buaya, meskipun senjata tentara Inggris pun tak pelak lagi turut berperan menewaskan pasukan yang malang itu. Di samping nyamuk, buaya tercatat sebagai hewan yang paling banyak menyebabkan kematian pada tahun 2001. Kulit buaya Meskipun buaya hidup ditakuti orang, namun produk-produk dari kulitnya banyak disukai dan berharga tinggi. Kulit buaya diolah untuk dijadikan aneka barang kerajinan kulit seperti dompet, tas, topi, ikat pinggang, sepatu dan lain-lain. Indonesia mengekspor cukup banyak kulit buaya, sekitar 15.228 potong pada tahun 2002, dengan negara-negara tujuan ekspor di antaranya ke Singapura, Jepang, Korea, Italia, dan beberapa negara lainnya. Empat perlimanya adalah dari kulit buaya Irian, dan sekitar 90% di antaranya dihasilkan dari penangkaran buaya. Daging buaya juga dimakan di beberapa negara seperti di Australia, Etiopia, Thailand, Afrika Selatan, Kuba, dan juga di sebagian tempat di Indonesia dan Amerika Serikat. Konservasi Mengingat banyak populasinya yang terus menurun dan menuju kepunahan, banyak jenis buaya di berbagai negara yang dimasukkan ke dalam status dilindungi. Empat jenis buaya yang ada di Indonesia, yakni Crocodylus novaeguineae (buaya Irian); C. porosus (buaya muara); C. siamensis (buaya Siam); dan Tomistoma schlegelii (buaya sinyulong) telah dilindungi oleh undang-undang. Untuk mengurangi tekanan terhadap populasi buaya di alam, berbagai upaya penangkaran telah dikembangkan. Buaya muara dan buaya Nil adalah jenis-jenis yang paling banyak ditangkarkan. Penangkaran buaya muara cenderung meningkat, terutama di Australia. Di Indonesia pun telah banyak dilakukan upaya penangkaran buaya ini, meskipun masih setengah bergantung ke alam, mengingat stok buaya yang dipelihara masih mengandalkan pemungutan telurnya dari alam, untuk kemudian ditetaskan dan dibesarkan di penangkaran. Referensi Pranala luar Crocodilian Online BBC news finds powerful agent in crocodile blood Video tentang buaya Crocodylidae Crocodilia
2,444
21
https://id.wikipedia.org/wiki/Buaya%20muara
Buaya muara
Buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) adalah jenis buaya terbesar di dunia. Dinamai demikian karena buaya ini hidup di sungai-sungai dan di dekat laut (muara). Buaya ini juga dikenal dengan nama buaya air asin, buaya laut, dan nama-nama lokal lainnya. Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan nama Saltwater crocodile, Indo-Australian crocodile, dan Man-eater crocodile. Nama umumnya, Man-eater = "pemakan manusia", karena buaya ini pernah (atau sering) memakan manusia dan babi di wilayahnya. Buaya ini tersebar di seluruh perairan dataran rendah dan perairan pantai di daerah tropis Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Australia (Indo-Australia). Deskripsi Panjang tubuh buaya ini (termasuk ekor) biasanya antara 4,5 sampai 5,5 meter, namun bisa mencapai lebih dari 6 meter. Bobotnya bisa mencapai lebih dari 1000 kg. Moncong spesies ini cukup lebar dan tidak punya sisik lebar pada tengkuknya. Buaya muara dikenal sebagai buaya yang jauh lebih besar dari Buaya Nil (Crocodylus niloticus) dan Alligator Amerika (Alligator mississipiensis). Penyebaran buaya ini juga termasuk yang "terluas" di dunia. Agihan Buaya muara memiliki wilayah perantauan mulai dari perairan Teluk Benggala (Sri Lanka, Bangladesh, India) hingga perairan Polinesia (Kepulauan Fiji dan Vanuatu). Sedangkan habitat favorit untuk mereka adalah perairan Indonesia dan Australia. Kebiasaan Buaya ini aktif pada siang dan malam hari. Buaya ini memangsa siapapun yang memasuki wilayahnya. Mangsanya adalah Ikan, Amfibi, Reptilia, Burung, dan Mamalia (termasuk mamalia besar). Buaya ini adalah salah satu dari buaya-buaya yang berbahaya bagi Manusia. Buaya muara mampu melompat keluar dari air untuk menyerang mangsanya. Bahkan bila kedalaman air melebihi panjang tubuhnya, buaya muara mampu melompat serta menerkam secara vertikal mencapai ketinggian yang sama dengan panjang tubuhnya. Buaya muara menyukai air payau/asin, oleh sebab itu pula bangsa Australia menamakannya saltwater crocodile (buaya air asin). Selain terbesar dan terpanjang, Buaya Muara terkenal juga sebagai jenis buaya terganas di dunia. Hubungan dengan Manusia Buaya muara sangat berbahaya bagi manusia. Mereka adalah buaya pemangsa manusia sejati. Seperti Buaya nil, buaya ini sering menyerang manusia yang memasuki wilayahnya. Di Australia, tercatat ada 2 serangan buaya terhadap manusia setiap tahunnya. Serangan buaya terhadap manusia juga dilaporkan dari Kalimantan, Sumatra, India timur, Andaman, dan Myanmar. Referensi Buaya Crocodylus Megafauna Eurasia Buaya Indonesia Reptil Asia Reptil Australia
355
22
https://id.wikipedia.org/wiki/Buaya%20irian
Buaya irian
Buaya irian (Crocodylus novaeguineae) adalah salah satu spesies buaya yang ditemukan menyebar di perairan tawar pedalaman Pulau Papua. Bentuk umum jenis ini mirip dengan buaya muara (C. porosus), tetapi lebih kecil dan warna kulitnya lebih gelap. Pengenalan Panjang tubuhnya sampai sekitar 3,35 m pada yang jantan, sedangkan yang betina hingga sekitar 2,65 m. Buaya ini memiliki sisik-sisik yang relatif lebih besar daripada buaya lainnya apabila disandingkan. Di bagian belakang kepala terdapat 4–7 sisik lebar (post-occipital scutes) yang tersusun berderet melintang, terpisah agak jauh di kanan-kiri garis tengah tengkuk. Sisik-sisik besar di punggungnya (dorsal scutes) tersusun dalam 8–11 lajur dan 11–18 deret dari depan ke belakang tubuh. Sisik-sisik perutnya dalam 23–28 deret (rata-rata 25 deret) dari depan ke belakang.. Habitat dan kebiasaan Reptil yang umumnya nokturnal ini menghuni wilayah pedalaman Papua yang berair tawar, di sungai-sungai, rawa dan danau. Meskipun diketahui toleran terhadap air asin, buaya ini jarang-jarang dijumpai di perairan payau, dan tak pernah ditemui di tempat di mana terdapat buaya muara. Ia bisa ditemukan di rawa dan sungai-sungai air tawar Papua Nugini. Sungai air tawar merupakan habitat yang lebih disukai oleh Buaya Irian. Buaya irian bertelur di awal musim kemarau. Rata-rata buaya betina mengeluarkan 35 butir telur, dengan jumlah maksimal sekitar 56 butir. Berat telur rata-rata 73 gram, sementara anak buaya yang baru menetas berukuran antara 26–32 cm panjangnya. Buaya betina menunggui sarang dan anak-anaknya hingga dapat mencari makanannya sendiri. Catatan taksonomis Dari segi morfologi dan habitat, jenis ini mirip dengan jenis-jenis buaya air tawar dari Indonesia bagian barat; yakni buaya siam (C. siamensis), buaya mindoro (C. mindorensis), dan buaya kalimantan (C. raninus). C. mindorensis dahulu dianggap sebagai anak jenis (subspesies) buaya irian (sebagai C. novaeguineae mindorensis), akan tetapi kini dianggap sebagai jenis tersendiri. Diketahui ada dua populasi buaya irian di Papua, yang terpisah oleh pegunungan tengah. Analisis DNA memperlihatkan bahwa kedua populasi itu secara genetik berlainan. Populasi di selatan pegunungan, yang menyebar mulai dari selatan Kepala Burung hingga jazirah selatan Papua Nugini, diusulkan para ahli untuk dianggap sebagai jenis yang terpisah, yakni buaya sahul. Buaya ini secara morfologis serupa dengan buaya irian, kecuali bahwa sisik-sisik besar di belakang kepala (post-occipital scutes) biasanya berjumlah tiga pasang (3–6 buah), dan sisik-sisik besar di tengkuk (nuchal scutes) dipisahkan oleh sederet sisik-sisik kecil. Buaya sahul juga memiliki musim bertelur yang berbeda (di awal musim hujan), berat telur rata-rata yang lebih tinggi (104 gram), dan jumlah telur rata-rata yang lebih rendah (22 butir). Anak yang ditetaskan berukuran rata-rata lebih panjang, yakni antara 31–37 cm. Konservasi Di Papua, masih ada masyarakat yang menangkap buaya jenis ini dan mengkonsumsi dagingnya. Mereka juga dapat menjual kulitnya karena bernilai ekonomi tinggi. Memiliki nilai jual tinggi di pasar internasional, kerajinan kulit buaya masuk dalam kategori kerajinan kulit eksotik. Hasil menyamak kulit buaya dapat diolah menjadi dompet, sabuk dan tas golf. Per 2021, 300.000 Rupiah hingga 30.000.000 bisa diperoleh dari hasil penjualan produk-produk tersebut. Buaya irian merupakan salah satu jenis buaya yang banyak dieksploitasi untuk dimanfaatkan kulitnya. Penangkapan dari alam di Papua Nugini saja tercatat lebih dari 20 ribu ekor pertahun di antara 1977-1980, yang kemudian menyusut menjadi antara 12 ribu – 20 ribu ekor pertahun (1981–1989) dan kini turun lagi menjadi antara 3.000–5.000 ekor pertahun. Sebaliknya, pengumpulan telur dan anakan untuk kepentingan penangkaran terus meningkat, sehingga kini berbagai penangkaran di negara itu bisa menghasilkan antara 2.500–10.000 ekor buaya pertahun. Mempertimbangkan tingginya tekanan terhadap populasinya di alam, Pemerintah Indonesia telah memasukkan Crocodylus novaeguineae sebagai hewan yang dilindungi oleh undang-undang, yang membatasi pemanfaatannya. Perdagangan kulit dan produk-produknya diawasi oleh CITES, yang memasukkan jenis ini ke dalam Apendiks II. Sementara IUCN memandangnya sebagai berisiko rendah (LR, lower risks) alias cukup aman, mengingat populasinya yang relatif masih tinggi dengan habitat yang luas di alam. Populasi buaya irian liar diperkirakan antara 50 ribu hingga 100 ribu ekor, di seluruh Pulau Papua. Pemerintah Daerah Papua pun melegalkan pemasaran kulit buaya pada tahun 2018. Pemda menganggap kulit buaya sebagai kerajinan yang mengharumkan nama daerah dan merupakan potensi daerah. Standar untuk usia buaya yang bisa dipanen kulitnya untuk dimanfaatkan pun ditetapkan. Buaya irian dengan usia di atas satu tahun atau lebar perut 12 inchi sudah dapat manfaatkan. Standar tersebut ditetapkan dengan tujuan menghindari pemanfaatan melewati batas normal. Kearifan lokal yang ikut melindungi populasi dapat terlihat di kawasan Danau Sentani bagian barat. Suku di Kampung Dondai meyakini Crocodylus novaeguineae adalah binatang yang suci dan patut dihormati. Keyakinan tersebut mereka wujudkan dengan membuat buaya irian sebagai totem. "bagi keluarga yang memiliki totem buaya, mereka sangat pantang untuk makan binatang ini". Referensi Pranala luar Ciri dan jenis buaya di Indonesia Buaya Indonesia Megafauna Australia Crocodylus
756
26
https://id.wikipedia.org/wiki/Chairil%20Anwar
Chairil Anwar
Chairil Anwar (), dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang" (dari karyanya yang berjudul Aku), adalah penyair terkemuka Indonesia. Dia diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus puisi modern Indonesia. Chairil lahir dan dibesarkan di Medan, sebelum pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) dengan ibunya pada tahun 1940, di mana dia mulai menggeluti dunia sastra. Setelah mempublikasikan puisi pertamanya pada tahun 1942, Chairil terus menulis. Puisinya menyangkut berbagai tema; mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, eksistensialisme, hingga tak jarang multi-interpretasi. Kehidupan Chairil Anwar dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada 26 Juli 1922. Dia merupakan anak satu-satunya dari pasangan Toeloes dan Saleha, keduanya berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Ayahnya merupakan Bupati Indragiri, Riau yang tewas dalam Pembantaian Rengat. Dia masih memiliki pertalian keluarga dengan Soetan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia. Sebagai anak tunggal, orang tuanya selalu memanjakannya, namun Chairil cenderung bersikap keras kepala dan tidak ingin kehilangan apapun; sedikit cerminan dari kepribadian orang tuanya. Chairil Anwar mulai mengenyam pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi pada masa penjajahan Belanda. Dia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Saat usianya mencapai 18 tahun, dia tidak lagi bersekolah. Chairil mengatakan bahwa sejak usia 15 tahun, dia telah bertekad menjadi seorang seniman. Pada usia 19 tahun, setelah perceraian orang tuanya, Chairil bersama ibunya pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) di mana dia berkenalan dengan dunia sastra; walau telah bercerai, ayahnya tetap menafkahinya dan ibunya. Meskipun tidak dapat menyelesaikan sekolahnya, ia dapat menguasai berbagai bahasa asing seperti Inggris, Belanda, dan Jerman. Ia juga mengisi jam-jamnya dengan membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti: Rainer Maria Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, Hendrik Marsman, J. Slaurhoff, dan Edgar du Perron. Penulis-penulis tersebut sangat memengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung terhadap tatanan kesusasteraan Indonesia. Penyair Nama Chairil mulai terkenal dalam dunia sastra setelah pemuatan puisinya yang berjudul Nisan pada tahun 1942, saat itu ia baru berusia 20 tahun. Hampir semua puisi yang ia tulis merujuk pada kematian. Namun saat pertama kali mengirimkan puisi-puisinya di majalah Pandji Pustaka untuk dimuat, banyak yang ditolak karena dianggap terlalu individualistis dan tidak sesuai dengan semangat Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Ketika menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta, Chairil jatuh cinta pada Sri Ayati, tetapi hingga akhir hayatnya Chairil tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Puisi-puisinya beredar di atas kertas murah selama masa pendudukan Jepang di Indonesia dan tidak diterbitkan hingga tahun 1945. Kemudian ia memutuskan untuk menikah dengan Hapsah Wiraredja pada 6 Agustus 1946. Mereka dikaruniai seorang putri bernama Evawani Alissa, tetapi bercerai pada akhir tahun 1948. Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi kondisi fisiknya. Sebelum menginjak usia 27 tahun, sejumlah penyakit telah menimpanya. Chairil meninggal dalam usia muda di Rumah Sakit CBZ (sekarang Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo), Jakarta pada tanggal 28 April 1949. Penyebab kematiannya tidak diketahui pasti, menurut dugaan lebih karena penyakit TBC. Ia dimakamkan sehari kemudian di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Chairil dirawat di CBZ (RSCM) dari 22-28 April 1949. Menurut catatan rumah sakit, ia dirawat karena tifus. Meskipun demikian, ia sebenarnya sudah lama menderita penyakit paru-paru dan infeksi yang menyebabkan dirinya makin lemah, sehingga timbullah penyakit usus yang membawa kematian dirinya - yakni ususnya pecah. Akan tetapi, menjelang akhir hayatnya ia mengigau karena tinggi panas badannya, dan di saat dia insaf akan dirinya dia mengucap, "Tuhanku, Tuhanku...". Dia meninggal pada pukul setengah tiga sore 28 April 1949 dan dikuburkan keesokan harinya, diangkut dari kamar mayat RSCM ke Karet oleh banyak pemuda dan orang-orang Republikan termuka. Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari masa ke masa. Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar. Kritikus sastra Indonesia asal Belanda, A. Teeuw menyebutkan bahwa "Chairil telah menyadari akan mati muda, seperti tema menyerah yang terdapat dalam puisi berjudul Jang Terampas dan Jang Putus". Selama hidupnya, Chairil telah menulis sekitar 94 karya, termasuk 70 puisi; kebanyakan tidak dipublikasikan hingga kematiannya. Puisi terakhir Chairil berjudul Cemara Menderai Sampai Jauh, ditulis pada tahun 1949, sedangkan karyanya yang paling terkenal berjudul Aku dan Krawang Bekasi. Semua tulisannya, baik yang asli, modifikasi, atau yang diduga dijiplak, dikompilasi dalam tiga buku yang diterbitkan oleh Pustaka Rakyat. Kompilasi pertama berjudul Deru Campur Debu (1949), kemudian disusul oleh Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949), dan Tiga Menguak Takdir (1950), kumpulan puisi dengan Asrul Sani dan Rivai Apin. Peninggalan Teeuw mencatat bahwa hingga tahun 1980 tulisan tentang Chairil jauh lebih banyak daripada penulis Indonesia lainnya. Kebanyakan diantaranya merupakan esai dari para penulis muda. Teeuw mendeskripsikan Chairil sebagai "penyair yang sempurna". Karya-karya Chairil telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Tanggal kelahirannya (26 Juni) diperingati sebagai Hari Puisi, tanggal kematiannya (28 April) diperingati sebagai Hari Sastra (pada era 1950-an). Walaupun demikian penetapan ini tidak disambut oleh semua penyair Indonesia, dan sebagian kelompok menetapkan Hari Sastra sesuai tanggal lahir penyair lainnya, seperti Abdul Muis, Pramoedya Ananta Toer, maupun HB Jassin. Karya tulis yang diterbitkan Deru Campur Debu (1949) Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan yang Putus (1949) Tiga Menguak Takdir (1950) (dengan Asrul Sani dan Rivai Apin) Aku Ini Binatang Jalang: koleksi sajak 1942-1949, disunting oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986) Derai-derai Cemara (1998) Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948), terjemahan karya Andre Gide Kena Gempur (1951), terjemahan karya John Steinbeck Terjemahan ke bahasa asing Karya-karya Chairil juga banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, Jerman, bahasa Rusia dan Spanyol. Terjemahan karya-karyanya di antaranya adalah: "Sharp Gravel, Indonesian Poems", oleh Donna M. Dickinson (Berkeley, California, 1960) "Cuatro Poemas Indonesios [por] Amir Hamzah, Chairil Anwar, Walujati" (Madrid: Palma de Mallorca, 1962) Chairil Anwar: Selected Poems oleh Burton Raffel dan Nurdin Salam (New York, New Directions, 1963) "Only Dust: Three Modern Indonesian Poets", oleh Ulli Beier (Port Moresby [New Guinea]: Papua Pocket Poets, 1969) The Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Burton Raffel (Albany, State University of New York Press, 1970) The Complete Poems of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Liaw Yock Fang, dengan bantuan H. B. Jassin (Singapore: University Education Press, 1974) Feuer und Asche: sämtliche Gedichte, Indonesisch/Deutsch oleh Walter Karwath (Wina: Octopus Verlag, 1978) The Voice of the Night: Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, oleh Burton Raffel (Athens, Ohio: Ohio University, Center for International Studies, 1993) Dalam Kumpulan "Poeti Indonezii" (Penyair-Penyair Indonesia). Terjemahan oleh S. Semovolos. Moscow: Inostrannaya Literatura, 1959, № 4, hlm. 3-5; 1960, № 2, hlm. 39-42. Dalam Kumpulan "Golosa Tryoh Tisyach Ostrovov" (Suara Tiga Ribu Pulau). Terjemahan oleh Sergei Severtsev. Moscow, 1963, hlm. 19-38. Dalam Kumpulan "Pokoryat Vishinu" (Bertakhta di Atasnya). Puisi penyair Malaysia dan Indonesia dalam terjemahan Victor Pogadaev. Moscow: Klyuch-C, 2009, hlm. 87-89. Karya-karya tentang Chairil Anwar Chairil Anwar: memperingati hari 28 April 1949, diselenggarakan oleh Bagian Kesenian Djawatan Kebudajaan, Kementerian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan (Djakarta, 1953) Boen S. Oemarjati, "Chairil Anwar: The Poet and His Language" (Den Haag: Martinus Nijhoff, 1972). Abdul Kadir Bakar, "Sekelumit Pembicaraan tentang Penyair Chairil Anwar" (Ujung Pandang: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Ilmu-Ilmu Sastra, Fakultas Sastra, Universitas Hasanuddin, 1974) S.U.S. Nababan, "A Linguistic Analysis of the Poetry of Amir Hamzah and Chairil Anwar" (New York, 1976) Arief Budiman, "Chairil Anwar: Sebuah Pertemuan" (Jakarta: Pustaka Jaya, 1976) Robin Anne Ross, Some Prominent Themes in the Poetry of Chairil Anwar, Auckland, 1976 H.B. Jassin, "Chairil Anwar, Pelopor Angkatan '45, disertai kumpulan hasil tulisannya", (Jakarta: Gunung Agung, 1983) Husain Junus, "Gaya Bahasa Chairil Anwar" (Manado: Universitas Sam Ratulangi, 1984) Rachmat Djoko Pradopo, "Bahasa Puisi Penyair Utama Sastra Indonesia Modern" (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985) Sjumandjaya, "Aku: Berdasarkan Perjalanan Hidup dan Karya Penyair Chairil Anwar (Jakarta: Grafitipers, 1987) Pamusuk Eneste, "Mengenal Chairil Anwar" (Jakarta: Obor, 1995) Zaenal Hakim, "Edisi kritis puisi Chairil Anwar" (Jakarta: Dian Rakyat, 1996) Drama Pengadilan Sastra Chairil Anwar karya Eko Tunas, sutradara Joshua Igho, di Gedung Kesenian Kota Tegal (2006). Citra Chairil Anwar didalam seni Seni rupa: Dalam seni fotografi potret, potret Chairil Anwar tahun 1940-an (lih. di awal artikel ini) oleh fotografer tak kenal diakuu sebagai citra dia terbaik. Sastra: Dalam roman Atheis (1949) oleh Achdiat Karta Mihardja, salah satu wataknya Anwar, seorang anarkis, nihilis, pemain wanita bersifat kasar, diperkirakan telah didasarkan pada Chairil Anwar, yang terkenal selaku anarkis individualis, kasar, dan suka main wanita. Kontroversi Puisi hasil karya Chairil sempat dituduh sebagai hasil plagiarisme oleh H.B Jassin. Dalam tulisannya pada Mimbar Indonesia yang berjudul Karya Asli, Saduran, dan Plagiat ia membahas tentang kemiripan puisi Karawang-Bekasi dengan The Dead Young Soldiers karya Archibald MacLeish. Namun, Jassin tidak menyalahkan Chairil. Menurut dia, meskipun mirip, tetap ada rasa Chairil di dalamnya. Sedangkan sajak MacLeish, menurut Jassin, hanyalah katalisator penciptaan. Galeri Lihat pula Daftar karya Chairil Anwar Rujukan Pranala luar Biodata @ TamanIsmailMarzuki.com Penyair Indonesia Tokoh Angkatan 45 Seniman Minangkabau Sastrawan Minangkabau Tokoh dari Medan Anwar
1,457
30
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku%20Dayak
Suku Dayak
Suku Dayak ( ; ejaan lama: Dajak atau Dyak) adalah suku bangsa atau kelompok etnik yang mendiami pedalaman Pulau Kalimantan. Kata "daya" serumpun dengan misalnya kata "raya" dalam nama "Toraya" yang berarti "orang (di) atas, orang hulu". Berdasarkan bukti-bukti arkeologis yang ditemukan di Gua Niah (Sarawak) dan Gua Babi (Kalimantan Selatan), penghuni pertama Kalimantan memiliki ciri-ciri Austro-Melanesia, dengan proporsi tulang kerangka yang lebih besar dibandingkan dengan penghuni Kalimantan masa kini yang mendiami Pulau Kalimantan (Brunei Darussalam, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta Indonesia yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan). Ada 3 suku pokok atau 5 suku asli Kalimantan yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, dan Tidung Menurut sensus Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tahun 2010, suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Indonesia dikelompokkan menjadi 3 suku pokok yaitu: suku Dayak Indonesia (268 sub etnik/sub suku di Indonesia), Suku Banjar, Suku Melayu, dan kelompok suku asal Kalimantan lainnya. Dahulu, budaya masyarakat Dayak adalah budaya maritim atau bahari. Hampir semua nama sebutan orang Dayak mempunyai arti sebagai sesuatu yang berhubungan dengan "perhuluan" atau sungai, terutama pada nama-nama rumpun dan nama kekeluargaannya. Ada yang membagi orang Dayak dalam enam rumpun antara lain: rumpun Klemantan alias Kalimantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan yaitu Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau, rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju dan rumpun Punan. Namun secara ilmiah, para linguis melihat 5 kelompok bahasa yang dituturkan di pulau Kalimantan dan masing-masing memiliki kerabat di luar pulau Kalimantan: "Barito Raya" (33 bahasa, termasuk 11 bahasa dari kelompok bahasa Madagaskar, dan Sama-Bajau termasuk Suku Dayak Paser. "Dayak Darat" (13 bahasa), termasuk bahasa Rejang di Bengkulu. "Borneo Utara" (99 bahasa), termasuk bahasa Yakan di Filipina serta satu suku yang berdiri dengan nama sukunya sendiri yaitu Suku Tidung. "Sulawesi" dituturkan 3 suku Dayak di pedalaman Kalbar: Dayak Taman, Dayak Embaloh, Dayak Kalis disebut rumpun Dayak Banuaka. "Dayak Melayik" dituturkan: Dayak Meratus/Bukit (alias Banjar arkhais), Dayak Iban (dan Saq Senganan]] (Malayic Dayak), Dayak Kendayan (Kanayatn). Beberapa suku asal Kalimantan beradat Melayu yang terkait dengan rumpun ini sebagai suku-suku tersendiri yang berdiri mandiri ataupun suku Melayu itu sendiri yaitu Suku Banjar, Suku Kutai, Suku Melayu Berau, Suku Melayu Sambas, dan Suku Melayu kedayan. Etimologi Istilah "Dayak" paling umum digunakan untuk menyebut orang-orang asli non-Muslim, non-Melayu yang tinggal di pulau itu. Ini terutama berlaku di Malaysia, karena di Indonesia ada suku-suku Dayak yang Muslim namun tetap termasuk kategori Dayak walaupun beberapa di antaranya disebut dengan Suku Banjar dan Suku Kutai. Terdapat beragam penjelasan tentang etimologi istilah ini. Menurut Lindblad, kata Dayak berasal dari kata daya dari bahasa Kenyah, yang berarti hulu sungai atau pedalaman. King, lebih jauh menduga-duga bahwa Dayak mungkin juga berasal dari kata aja, sebuah kata dari bahasa Melayu yang berarti asli atau pribumi. Dia juga yakin bahwa kata itu mungkin berasal dari sebuah istilah dari bahasa Jawa Tengah yang berarti perilaku yang tak sesuai atau yang tak pada tempatnya. Istilah untuk suku penduduk asli dekat Sambas dan Pontianak adalah Daya (Kanayatn: orang daya= orang darat), sedangkan di Banjarmasin disebut Biaju (bi= dari; aju= hulu). Jadi semula istilah orang Daya (orang darat) ditujukan untuk penduduk asli Kalimantan Barat yakni rumpun Bidayuh yang selanjutnya dinamakan Dayak Darat yang dibedakan dengan Dayak Laut (rumpun Iban). Di Banjarmasin, istilah Dayak mulai digunakan dalam perjanjian Sultan Banjar dengan Hindia Belanda tahun 1826, untuk menggantikan istilah Biaju Besar (daerah sungai Kahayan) dan Biaju Kecil (daerah sungai Kapuas Murung) yang masing-masing diganti menjadi Dayak Besar dan Dayak Kecil, selanjutnya oleh pihak kolonial Belanda hanya kedua daerah inilah yang kemudian secara administratif disebut Tanah Dayak. Sejak masa itulah istilah Dayak juga ditujukan untuk rumpun Ngaju-Ot Danum atau rumpun Barito. Selanjutnya istilah “Dayak” dipakai meluas yang secara kolektif merujuk kepada suku-suku penduduk asli setempat yang berbeda-beda bahasanya, khususnya non-Muslim atau non-Melayu. Pada akhir abad ke-19 (pasca Perdamaian Tumbang Anoi) istilah Dayak dipakai dalam konteks kependudukan penguasa kolonial yang mengambil alih kedaulatan suku-suku yang tinggal di daerah-daerah pedalaman Kalimantan. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Kalimantan Timur, Dr. August Kaderland, seorang ilmuwan Belanda, adalah orang yang pertama kali mempergunakan istilah Dayak dalam pengertian di atas pada tahun 1895. Arti dari kata ‘Dayak’ itu sendiri masih bisa diperdebatkan. Commans (1987), misalnya, menulis bahwa menurut sebagian pengarang, ‘Dayak’ berarti manusia, sementara pengarang lainnya menyatakan bahwa kata itu berarti pedalaman. Commans mengatakan bahwa arti yang paling tepat adalah orang yang tinggal di hulu sungai. Dengan nama serupa, Lahajir et al. melaporkan bahwa orang-orang Iban menggunakan istilah Dayak dengan arti manusia, sementara orang-orang Tunjung dan Benuaq mengartikannya sebagai hulu sungai. Mereka juga menyatakan bahwa sebagian orang mengklaim bahwa istilah Dayak menunjuk pada karakteristik personal tertentu yang diakui oleh orang-orang Kalimantan, yaitu kuat, gagah, berani dan ulet. Lahajir et al. mencatat bahwa setidaknya ada empat istilah untuk penuduk asli Kalimantan dalam literatur, yaitu Daya, Dyak, Daya, dan Dayak. Penduduk asli itu sendiri pada umumnya tidak mengenal istilah-istilah ini, akan tetapi orang-orang di luar lingkup merekalah yang menyebut mereka sebagai ‘Dayak’. Asal mula Secara umum kebanyakan penduduk kepulauan Nusantara adalah penutur bahasa Austronesia. Saat ini teori dominan adalah yang dikemukakan linguis seperti Peter Bellwood dan Blust, yaitu bahwa tempat asal bahasa Austronesia adalah Taiwan. Sekitar 4 000 tahun lalu, sekelompok orang Austronesia mulai bermigrasi ke Filipina. Kira-kira 500 tahun kemudian, ada kelompok yang mulai bermigrasi ke selatan menuju kepulauan Indonesia sekarang, dan ke timur menuju Pasifik. Namun orang Austronesia ini bukan penghuni pertama pulau Borneo. Antara 60.000 dan 70.000 tahun lalu, waktu permukaan laut 120 atau 150 meter lebih rendah dari sekarang dan kepulauan Indonesia berupa daratan (para geolog menyebut daratan ini "Sunda"), manusia sempat bermigrasi dari benua Asia menuju ke selatan dan sempat mencapai benua Australia yang saat itu tidak terlalu jauh dari daratan Asia. Dari pegunungan itulah berasal sungai-sungai besar seluruh Kalimantan. Diperkirakan, dalam rentang waktu yang lama, mereka harus menyebar menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami pesisir pulau Kalimantan. Tetek Tahtum menceritakan migrasi suku Dayak Ngaju dari daerah perhuluan sungai-sungai menuju daerah hilir sungai-sungai. Di daerah selatan Kalimantan Suku Dayak pernah membangun sebuah kerajaan. Dalam tradisi lisan Dayak di daerah itu sering disebut Nansarunai Usak Jawa, yakni kerajaan Nansarunai dari Dayak Maanyan yang dihancurkan oleh Majapahit, yang diperkirakan terjadi antara tahun 1309-1389. Kejadian tersebut mengakibatkan suku Dayak Maanyan terdesak dan terpencar, sebagian masuk daerah pedalaman ke wilayah suku Dayak Lawangan. Arus besar berikutnya terjadi pada saat pengaruh Islam yang berasal dari kerajaan Demak bersama masuknya para pedagang Melayu (sekitar tahun 1520). Sebagian besar suku Dayak di wilayah selatan dan timur kalimantan yang memeluk Islam keluar dari suku Dayak dan tidak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak karena adanya pengaruh budaya, bahasa, adat bahkan DNA/genetika yang sangat kuat dari para pendatang karena adanya akumulasi. Hal ini membuat perbauran/akulturasi suatu suku sehingga membentuk budaya baru yang kemudian menjadi suku yang mandiri/melahirkan etnis tersendiri. Walau begitu, orang Dayak yang hanya memeluk Islam tetap teguh dengan Dayaknya mereka tetap lah Dayak tetapi disebut sebagai orang Senganan/Dayak Senganan (kecuali orang-orang Dayak yang berakulturasi yang akhirnya melahirkan kebudayaan/suku baru yang bukan bagian dari Dayak lagi) tetapi biar begitu asal-usul mereka ya tetaplah Dayak. Contoh saja suku Dayak yang memeluk Islam lalu membentuk budaya baru seperti Banjar dan Kutai, mereka lebih senang jika menyebut dirinya sebagai atau orang Banjar dan Orang Kutai. Sedangkan orang Dayak yang menolak agama Islam & tetap teguh dengan agama lama kembali menyusuri sungai, masuk ke pedalaman, bermukim di daerah-daerah Kayu Tangi, Amuntai, Margasari, Batang Amandit, Batang Labuan Amas dan Batang Balangan. Sebagian lagi terus terdesak masuk rimba. Orang Dayak pemeluk Islam kebanyakan berada di Kalimantan Selatan dan sebagian Kotawaringin, salah seorang pimpinan Banjar Hindu yang terkenal adalah Lambung Mangkurat menurut orang Dayak adalah seorang Dayak (Ma’anyan atau Ot Danum). Di Kalimantan Timur, orang Suku Tonyoy-Benuaq yang memeluk Agama Islam menyebut dirinya sebagai Suku Kutai. Tidak hanya dari Nusantara, bangsa-bangsa lain juga berdatangan ke Kalimantan. Bangsa Tionghoa tercatat mulai datang ke Kalimantan pada masa Dinasti Ming yang tercatat dalam buku 323 Sejarah Dinasti Ming (1368-1643). Dari manuskrip berhuruf hanzi disebutkan bahwa kota yang pertama dikunjungi adalah Banjarmasin dan disebutkan bahwa seorang pangeran yang berdarah Biaju menjadi pengganti Sultan Hidayatullah I . Kunjungan tersebut pada masa Sultan Hidayatullah I dan penggantinya yaitu Sultan Mustain Billah. Hikayat Banjar memberitakan kunjungan tetapi tidak menetap oleh pedagang jung bangsa Tionghoa dan Eropa (disebut Walanda) di Kalimantan Selatan telah terjadi pada masa Kerajaan Banjar Hindu (abad XIV). Pedagang Tionghoa mulai menetap di kota Banjarmasin pada suatu tempat dekat pantai pada tahun 1736. Kedatangan bangsa Tionghoa di selatan Kalimantan tidak mengakibatkan perpindahan penduduk Dayak dan tidak memiliki pengaruh langsung karena mereka hanya berdagang, terutama dengan kerajaan Banjar di Banjarmasin. Mereka tidak langsung berniaga dengan orang Dayak. Peninggalan bangsa Tionghoa masih disimpan oleh sebagian suku Dayak seperti piring malawen, belanga (guci) dan peralatan keramik. Tidak hanya itu, sebagian dari mereka juga ada bangsa Eropa. Sejak awal abad V bangsa Tionghoa telah sampai di Kalimantan. Pada abad XV Kaisar Yongle mengirim sebuah angkatan perang besar ke selatan (termasuk Nusantara) di bawah pimpinan Cheng Ho, dan kembali ke Tiongkok pada tahun 1407, setelah sebelumnya singgah ke Jawa, Kalimantan, Malaka, Manila dan Solok. Pada tahun 1750, Sultan Mempawah menerima orang-orang Tionghoa (dari Brunei) yang sedang mencari emas. Orang-orang Tionghoa tersebut membawa juga barang dagangan di antaranya candu, sutera, barang pecah belah seperti piring, cangkir, mangkuk dan guci. Pembagian sub-sub etnis Dikarenakan arus migrasi dan pengaruh yang kuat dari para pendatang, Suku Dayak yang masih mempertahankan adat budayanya akhirnya memilih masuk ke pedalaman. Akibatnya, Suku Dayak yang berakulturasi akhirnya melahirkan kebudayaan baru dan menjadi sub-sub etnis tersendiri. Kelompok Suku Dayak, terbagi dalam sub-sub suku yang kurang lebih jumlahnya 405 sub (menurut J. U. Lontaan, 1975). Masing-masing sub suku Dayak di pulau Kalimantan mempunyai adat istiadat dan budaya yang mirip, merujuk kepada sosiologi kemasyarakatannya dan perbedaan adat istiadat, budaya, maupun bahasa yang khas. Masa lalu masyarakat yang kini disebut suku Dayak, mendiami daerah pesisir pantai dan sungai-sungai di tiap-tiap pemukiman mereka. Etnis Dayak Kalimantan menurut seorang antropologi J.U. Lontaan, 1975 dalam Bukunya Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat, terdiri dari 6 suku besar dan 405 sub suku kecil, yang menyebar di seluruh Kalimantan. Dayak pada masa kini Dewasa ini suku bangsa Dayak terbagi dalam enam rumpun besar, yakni: Apokayan (Kenyah-Kayan-Bahau), Ot Danum-Ngaju, Iban, Murut, Klemantan atau Bidayuh dan Punan. Rumpun Dayak Punan merupakan suku Dayak yang paling tua mendiami pulau Kalimantan, sementara rumpun Dayak yang lain merupakan rumpun hasil asimilasi antara Dayak punan dan kelompok Proto Melayu (moyang Dayak yang berasal dari Yunnan). Keenam rumpun itu terbagi lagi dalam kurang lebih 405 sub-etnis. Meskipun terbagi dalam ratusan sub-etnis, semua etnis Dayak memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas. Ciri-ciri tersebut menjadi faktor penentu apakah suatu subsuku di Kalimantan dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak atau tidak. Ciri-ciri tersebut adalah rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar, mandau, sumpit, beliong (kampak Dayak), pandangan terhadap alam, mata pencaharian (sistem perladangan), dan seni tari. Perkampungan Dayak rumpun Ot Danum-Ngaju biasanya disebut lewu/lebu dan pada Dayak lain sering disebut banua/benua/binua/benuo. Di kecamatan-kecamatan di Kalimantan yang merupakan wilayah adat Dayak dipimpin seorang Kepala Adat yang memimpin satu atau dua suku Dayak yang berbeda. Prof. Lambut dari Universitas Lambung Mangkurat, (orang Dayak Ngaju) menolak anggapan Dayak berasal dari satu suku asal, tetapi hanya sebutan kolektif dari berbagai unsur etnik, menurutnya secara "rasial", manusia Dayak dapat dikelompokkan menjadi: Dayak Mongoloid Malayunoid Autrolo-Melanosoid Dayak Heteronoid Namun di dunia ilmiah internasional, istilah seperti "ras Australoid", "ras Mongoloid dan pada umumnya "ras" tidak lagi dianggap berarti untuk membuat klasifikasi manusia karena kompleksnya faktor yang membuat adanya kelompok manusia. Sebaran di wilayah Indonesia Orang Dayak umumnya berada di Kalimantan. Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010, jumlah penduduk Indonesia dari suku Dayak sebanyak 3.009.494 jiwa, atau 1,27% dari seluruh penduduk Indonesia, dan jumlah terbanyak berada di provinsi Kalimantan Barat. Suku Dayak dalam Sensus Penduduk 2010, mencakup semua subsuku Dayak, dan jumlah di luar pulau Kalimantan sebanyak 2,81%. Berikut ini jumlah orang Dayak di Indonesia menurut provinsi berdasarkan Sensus 2010: Catatan: Data di Kalimantan Utara tidak tersedia, karena data masih bergabung dengan Kalimantan Timur. Tradisi Penguburan Tradisi penguburan dan upacara adat kematian pada suku bangsa Dayak diatur tegas dalam hukum adat. Sistem penguburan beragam sejalan dengan sejarah panjang kedatangan manusia di Kalimantan. Dalam sejarahnya terdapat tiga budaya penguburan di Kalimantan: penguburan tanpa wadah dan tanpa bekal, dengan posisi kerangka dilipat penguburan di dalam peti batu (dolmen) penguburan dengan wadah kayu, anyaman bambu, atau anyaman tikar. Ini merupakan sistem penguburan yang terakhir berkembang. Menurut tradisi Dayak Benuaq baik tempat maupun bentuk penguburan dibedakan: wadah (peti) mayat--> bukan peti mati: lungun, selokng dan kotak wadah tulang-beluang: tempelaaq (bertiang 2) dan kererekng (bertiang 1) serta guci berdasarkan tempat peletakan wadah (kuburan) Suku Dayak Benuaq: lubekng (tempat lungun) garai (tempat lungun, selokng) gur (lungun) tempelaaq dan kererekng Pada umumnya terdapat dua tahapan penguburan: penguburan tahap pertama (primer) penguburan tahap kedua (sekunder) Penguburan primer Parepm Api (Dayak Benuaq) Kenyauw (Dayak Benuaq) Penguburan sekunder Penguburan sekunder tidak lagi dilakukan di gua. Di hulu Sungai Bahau dan cabang-cabangnya di Kecamatan Pujungan, Malinau, Kalimantan Timur, banyak dijumpai kuburan tempayan-dolmen yang merupakan peninggalan megalitik. Perkembangan terakhir, penguburan dengan menggunakan peti mati (lungun) yang ditempatkan di atas tiang atau dalam bangunan kecil dengan posisi ke arah matahari terbit. Masyarakat Dayak Ngaju mengenal tiga cara penguburan, yakni: dikubur dalam tanah diletakkan di pohon besar dikremasi dalam upacara tiwah Prosesi penguburan sekunder Tiwah adalah prosesi penguburan sekunder pada penganut Kaharingan, sebagai simbol pelepasan arwah menuju lewu tatau (alam kelanggengan) yang dilaksanakan setahun atau beberapa tahun setelah penguburan pertama di dalam tanah. Ijambe adalah prosesi penguburan sekunder pada Dayak Maanyan. Belulang dibakar menjadi abu dan ditempatkan dalam satu wadah. Marabia Mambatur (Dayak Maanyan) Kwangkai/Wara (Dayak Benuaq) Agama Sebagian kecil suku dayak masih menganut agama Kaharingan yang memiliki ciri khas adanya pembakaran tulang (Ijambe) dalam ritual penguburan sekunder, namun adapula ritual kematian lainnya yang disebut Tiwah, Wara, Kwangkey, Dallo, dan lain-lain. Masyarakat Dayak Meratus di Kalimantan Selatan lebih menekankan ritual dalam kehidupan terutama upacara/ritual pertanian maupun pesta panen. Kerajaan Tanjung Pematang Sawang adalah kerajaan Kaharingan yang didirikan oleh Suku Dayak Ngaju, selain itu juga ada Kerajaan Nan Sarunai yang merupakan kerajaan Kaharingan dan didirikan oleh suku Dayak Maanyan. Dalam sejarahnya, Kerajaan Nan Sarunai dipercaya pernah diserang oleh kerajaan Majapahit dari pulau Jawa, dan kejadian ini divalidkan oleh Suku Maanyan dengan nyanyian kidung yang sampai saat ini dikenal dengan istilah "Wadian"(nyanyian ratap tangis) untuk meratapi hancurnya Nan Sarunai akibat Majapahit. Sejak saat itu munculah istilah "Nan Sarunai Usak Jawa" dikalangan suku dayak Maanyan, yang artinya "Nan Sarunai dirusak oleh (suku) Jawa". Sejak abad pertama Masehi, agama Hindu mulai memasuki Kalimantan dengan ditemukannya Candi Agung sebuah peninggalan agama Hindu di Amuntai, Kalimantan Selatan, selanjutnya berdirilah kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha. Semenjak abad ke-4 masyarakat Kalimantan memasuki era sejarah yang ditandai dengan ditemukannya prasasti peninggalan dari Kerajaan Kutai yang beragama Hindu di Kalimantan Timur. Penemuan arca-arca Buddha yang merupakan peninggalan Kerajaan Brunei kuno, Kerajaan Sribangun (di Kota Bangun, Kutai Kartanegara) dan Kerajaan Wijayapura. Hal ini menunjukkan munculnya pengaruh hukum agama Hindu-Buddha dan asimilasi dengan budaya India yang menandai kemunculan masyarakat multietnis yang pertama kali di Kalimantan. Penemuan Batu Nisan Sandai menunjukan penyebaran agama Islam di Kalimantan sejak abad ke-7 mencapai puncaknya di awal abad ke-16, masyarakat kerajaan-kerajaan Hindu menjadi pemeluk-pemeluk Islam yang menandai kepunahan agama Hindu dan Buddha di Kalimantan. Sejak itu mulai muncul hukum adat Banjar dan Melayu yang dipengaruhi oleh sebagian hukum agama Islam (seperti budaya makanan, budaya berpakaian, budaya bersuci), namun umumnya masyarakat Dayak di pedalaman tetap memegang teguh pada hukum agama Kaharingan. Sebagian besar masyarakat Dayak yang sebelumnya beragama Kaharingan kini memilih Kekristenan, namun kurang dari 10% yang masih mempertahankan agama Kaharingan. Agama Kaharingan sendiri telah digabungkan ke dalam kelompok agama Hindu sehingga mendapat sebutan agama Hindu Kaharingan. Namun ada pula sebagian kecil masyarakat Dayak kini mengkonversi agamanya dari agama Kaharingan menjadi agama Buddha (Buddha versi Tionghoa), yang pada mulanya muncul karena adanya perkawinan antarsuku dengan etnis Tionghoa yang beragama Buddha, kemudian semakin meluas disebarkan oleh para Biksu di kalangan masyarakat Dayak misalnya terdapat pada masyarakat suku Dayak Dusun Balangan yang tinggal di kecamatan Halong di Kalimantan Selatan. Di Kalimantan Barat, agama Kristen diklaim sebagai agama orang Dayak (sehingga Dayak Muslim Kalbar terpaksa membentuk Dewan Adat Dayak Muslim tersendiri), tetapi hal ini tidak berlaku di propinsi lainnya sebab orang Dayak juga banyak yang memeluk agama Islam namun tetap menyebut dirinya sebagai suku Dayak. Di wilayah perkampungan-perkampungan Dayak yang masih beragama Kaharingan berlaku hukum adat Dayak. Wilayah-wilayah di pesisir Kalimantan dan pusat-pusat kerajaan Islam, masyarakatnya tunduk kepada hukum adat Banjar/Melayu seperti suku Banjar, Melayu-Senganan, Kedayan, Bakumpai, Kutai, Paser, Berau, Tidung, dan Bulungan. Bahkan di wilayah perkampungan-perkampungan Dayak yang telah sangat lama berada dalam pengaruh agama Kristen yang kuat kemungkinan tidak berlaku hukum agama Kaharingan. Pada masa kolonial, orang-orang bumiputera Kristen dan orang Dayak Kristen di perkotaan disamakan kedudukannya dengan orang Eropa dan tunduk kepada hukum golongan Eropa. Belakangan penyebaran agama Kristen mampu menjangkau daerah-daerah Dayak terletak sangat jauh di pedalaman sehingga agama Kristen dianut oleh hampir semua penduduk pedalaman dan diklaim sebagai agama orang Dayak. Jika kita melihat sejarah pulau Borneo dari awal, orang-orang dari Sriwijaya, orang Melayu yang mula-mula bermigrasi ke Kalimantan. Etnis Tionghoa Hui Muslim Hanafi menetap di Sambas sejak tahun 1407, karena pada masa Dinasti Ming, bandar Sambas menjadi pelabuhan transit pada jalur perjalanan dari Champa ke Maynila, Kiu kieng (Palembang) maupun ke Majapahit. Banyak penjabat Dinasti Ming adalah orang Hui Muslim yang memiliki pengetahuan bahasa-bahasa asing misalnya bahasa Arab. Laporan pedagang-pedagang Tionghoa pada masa Dinasti Ming yang mengunjungi Banjarmasin pada awal abad ke-16 mereka sangat khawatir mengenai aksi pemotongan kepala yang dilakukan orang-orang Biaju di saat para pedagang sedang tertidur di atas kapal. Agamawan Kristen dan penjelajah Eropa yang tidak menetap telah datang di Kalimantan pada abad ke-14 dan semakin menonjol di awal abad ke-17 dengan kedatangan para pedagang Eropa. Upaya-upaya penyebaran agama Kristen selalu mengalami kegagalan, karena pada dasarnya pada masa itu masyarakat Dayak memegang teguh agama leluhur (Kaharingan) dan curiga kepada orang asing, sering kali orang-orang asing terbunuh. Penduduk pesisir juga sangat sensitif terhadap orang asing karena takut terhadap serangan bajak laut dan kerajaan asing dari luar pulau yang hendak menjajah mereka. Penghancuran keraton Banjar di Kuin tahun 1612 oleh VOC Belanda dan serangan Mataram atas Sukadana tahun 1622 dan potensi serangan Makassar sangat mempengaruhi kerajaan-kerajaan di Kalimantan. Sekitar tahun 1787, Belanda memperoleh sebagian besar Kalimantan dari Kesultanan Banjar dan Banten. Sekitar tahun 1835 barulah misionaris Kristen mulai beraktivitas secara leluasa di wilayah-wilayah pemerintahan Hindia Belanda yang berdekatan dengan negara Kesultanan Banjar. Pada tanggal 26 Juni 1835, Barnstein, penginjil pertama Kalimantan tiba di Banjarmasin dan mulai menyebarkan agama Kristen ke pedalaman Kalimantan Tengah. Pemerintah lokal Hindia Belanda malahan merintangi upaya-upaya misionaris. Konflik Keterlibatan Dayak (istilah kolektif untuk masyarakat asli Kalimantan) telah mengalami peningkatan dalam konflik antar etnis. Di awal 1997 dan kemudian pada tahun 1999, bentrokan-bentrokan brutal terjadi antara orang-orang Dayak dan Madura di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Puncak dari konflik ini terjadi di Sampit pada tahun 2001. Konflik-konflik ini pun kemudian menjadi topik pembicaraan di koran-koran di Indonesia. Sepanjang konflik tahun 1997, sejumlah besar penduduk (baik Dayak maupun Madura) tewas. Muncul berbagai perkiraan resmi tentang jumlah korban tewas, mulai dari 300 hingga 4.000 orang menurut sumber-sumber independen. Pada tahun 1999, orang-orang Dayak, bersama dengan kelompok-kelompok Melayu dan Tionghoa memerangi para pendatang Madura; 114 orang tewas.. Kendati terdapat fakta bahwa hanya ada beberapa orang Dayak saja yang terlibat, tetapi media massa membesar-besarkan keterlibatan Dayak. Lihat pula Rumpun Dayak Dayak Besar Tanah Dayak Tanah Dusun Seni Tradisional Dayak Partai Persatuan Dayak Partai Bansa Dayak Sarawak Kongres Dayak Malaysia Majelis Adat Dayak Nasional Daftar tokoh Dayak Sastrawan Dayak Galeri Referensi Bacaan lanjutan Cfr. Tom Harrisson, "The Prehistory of Borneo", dalam Pieter van de Velde (ed.), Prehistoric Indonesia a Reader (Dordrecht-Holland: Foris Publications, 1984), hlm. 299-322 Bellwood, Peter, “The Prehistory of Borneo”, Borneo Research Bulletin, 24/9 (1992), hlm. 7-13 Kathy MacKinnon, The Ecology of Indonesian Series Volume III: The Ecology of Kalimantan, (Singapore: Periplus Editions Ltd., 1996), hlm. 255-363 bdk. P.J. Veth, "The Origin of the Name Dayak", dalam Borneo Research Bulletin, 15/2 (September 1983), hlm. 118-121 Fridolin Ukur, "Kebudayaan Dayak", dalam Kalimantan Review, 22/I (Juli-Desember 1992), hlm. 3-10 Keragaman Suku Dayak di Kalimantan, Institut Dayakologi, Pontianak Edi Petebang, Dayak Sakti, Institut Dayakologi Edi Petebang, Eri Sutrisno, Konflik Etnis di Sambas, ISAI, Jakarta Pranala luar Borneo, Indonesia A Dayak Tribe in 1912 Tempo Doeloe (Orang Ulu) Borneo Kalimantan in 1938, Sarawak? (Orang Ulu) Sarawak, Malaysia, 1913 'wild women' (orang asli) Old Borneo, A Mystical Tribal Dancer with Sape Music (Orang Ulu) East Kalimantan (Borneo, Indonesia) in 1913. Orang asli Indonesia: Pontianak (Borneo) 1948 struggle against Japanese The Borneo Story - The Dayaks Sarawak Dayak Rituals of Old Borneo in the 1920s The Ibans of Borneo 1 Sumbu perdamaian tumbang anoi Budaya Dayak Ternyata suku dayak bukan cuma satu jenis Indonesia's New Ethnic Elites Kelompok bahasa Dayak Sillander Dayak and Malay in Southeast Borneo Dayak Dayak Dayak Dayak
3,463
34
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu%20ekonomi
Ilmu ekonomi
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan. Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata berbahasa Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga". Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Secara umum, subjek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi versus makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi deskriptif versus normatif, arus-utama versus heterodoks, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi — seperti yang telah disebutkan di atas — adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang dipelajari dalam ilmu ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebas, teori lingkaran ekonomi, tangan tak terlihat, daya tahan ekonomi, merkantilisme, Bretton Woods, dan sebagainya. Ada sebuah peningkatan kecenderungan untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisis ekonomi adalah "pembuatan keputusan" dalam berbagai bidang di mana orang dihadapi pada pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, dan agama. Gary Becker dari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini kadang-kadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus. Banyak ahli ekonomi arus-utama merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan "apa seharusnya dilakukan para ahli ekonomi?" The traditional Chicago School, with its emphasis on economics being an empirical science aimed at explaining real-world phenomena, has insisted on the powerfulness of price theory as the tool of analysis. On the other hand, some economic theorists have formed the view that a consistent economic theory may be useful even if at present no real world economy bears out its prediction. Sejarah perkembangan ilmu ekonomi Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan. Melalui tulisannya yang berjudul Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Dalam bukunya, Smith menyatakan bahwa dengan adanya kebijaksanaan dan keadilan, maka suatu masyarakat dapat bertahan. Hal ini merupakan pendekatan yang terbentuk dari reaksinya terhadap paham perdagangan bebas yang ia tuliskan dalam buku sebelumnya. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps. Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran ini menyatakan bahwa ekonomi merupakan sesuatu yang mengatur dirinya sendiri. Aliran ini mempercayai adanya mekanisme yang selalu membawa ekonomi kembali ke kesetimbangan pendapatan nasional. Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Konsep invisble hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya dalam buku The Wealth of Nations dan para filantrop dalam buku The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North. Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling "bertarung" dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti: new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya. Adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat di tahun 1950an, membuka topik baru bagi para ekonom. Pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh konsumsi massal membuat beberapa ekonom melakukan studi mengenai hal tersbut. Salah satu ekonom yang dikenal dengan materi ini adalah John Kenneth Galbraith. Dalam bukunya yang berjudul The Affluent Society, ekonom ini menjelaskan bagaimana Amerika Serikat bertumbuh menjadi negara yang makmur dibentuk oleh usaha swasta, sementara sektor publiknya mengalami ketertinggalan. Selanjutnya di negara-negara lain, sistem ini kemudian disebut sebagai kapitalisme sosial. Akhir abad ke-20 menuju ke abad ke-21 menunjukkan perkembangan yang bergerak di sekitar masyarakat pascaindustri. Mengikuti perkembangan ini, muncul studi baru yakni Ekonomi pascaindustri. Dalam studi ini, ekonom mencari tahu bagaimana dampak ekonomi yang diperihatkan oleh perubahan sosial-masyarakat. Metodologi Sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dalam metode ini ekonomi dianalisa sebagai suatu hal yang utuh dan tidak melihat hal tersebut sebagai suatu partikel khusus, seperti suatu pasar tertentu. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah. Lihat pula Sejarah teori ekonomi Inflasi Bank sentral Ekonomi Indonesia Ekonomi Internasional Ekonomi Pertahanan Catatan kaki Referensi Perilaku manusia
1,021
35
https://id.wikipedia.org/wiki/Fisika
Fisika
Fisika (serapan dari ) adalah sains atau ilmu alam yang mempelajari materi beserta gerak dan perilakunya dalam lingkup ruang dan waktu, bersamaan dengan konsep yang berkaitan seperti energi dan gaya. Sebagai salah satu ilmu sains paling dasar, tujuan utama fisika adalah memahami bagaimana alam semesta bekerja. Orang atau ilmuwan yang ahli dalam bidang fisika disebut sebagai ahli fisika atau fisikawan. Fisika adalah salah satu disiplin akademik paling tua, mungkin yang tertua melalui astronomi yang juga termasuk di dalamnya. Lebih dari dua milenia, fisika menjadi bagian dari Ilmu Alam bersama dengan kimia, biologi, dan cabang tertentu matematika, tetapi ketika munculnya revolusi ilmiah pada abad ke-17, ilmu alam berkembang sebagai program penelitian sendiri. Fisika berkembang dengan banyak spesialisasi bidang ilmu lain, seperti biofisika dan kimia kuantum, dan batasan fisiknya tidak didefinisikan dengan jelas. Ilmu baru dalam fisika terkadang digunakan untuk menjelaskan mekanisme dasar sains lainnya serta membuka jalan area penelitian lainnya seperti matematika dan filsafat. Fisika juga menyumbangkan kontribusi yang penting dalam pengembangan teknologi yang berkembang dari pemikiran teoretis. Contohnya, pemahaman lebih lanjut mengenai elektromagnetisme atau fisika nuklir mengarahkan langsung pada pengembangan produk baru yang secara dramatis membentuk masyarakat modern, seperti televisi, komputer, peralatan rumah tangga, dan senjata nuklir; kemajuan termodinamika mengarah pada pengembangan industrialisasi, dan kemajuan mekanika menginspirasi pengembangan kalkulus. Sejarah Astronomi kuno Astronomi adalah ilmu alam tertua. Peradaban tertua yang tercatat sekitar tahun 3000 SM, seperti contohnya bangsa Sumeria, Mesir Kuno, dan Peradaban Lembah Indus. Semuanya memiliki pengetahuan prediktif dan pemahaman dasar mengenai pergerakan bulan, matahari, dan bintang. Bintang dan planet terkadang digunakan sebagai target penyembahan, mereka percaya bahwa itulah Tuhan mereka. Meskipun penjelasan mengenai fenomena ini sering kali tidak ilmiah dan lemahnya bukti yang ada, pengamatan awal ini menjadi dasar bagi ilmu astronomi berikutnya. Menurut Asger Aaboe, awal mula dari astronomi dunia Barat dapat ditemukan di Mesopotamia, dan semua usaha Barat dalam ilmu eksak diturunkan dari zaman Babilonia akhir. Astronom Mesir meninggalkan monumen yang menunjukkan pengetahuan konstelasi dan pergerakan benda langit, sedangkan penyair Yunani Homer menuliskan berbagai benda langit dalam karyanya Iliad dan Odyssey; astronom Yunani berikutnya memberikan nama yang masih digunakan hingga saat ini, untuk sebagian besar konstelasi yang terlihat dari belahan utara. Filsafat alam Filsafat alam yang berasal dari Yunani pada periode Arkais, (650 BCE – 480 BCE), ketika filsuf pra-Sokrates seperti Thales menolak penjelasan non-naturalistik untuk fenomena alam dan menyatakan bahwa setiap kejadian memiliki penyebab alamnya. Mereka mengusulkan ide yang dibuktikan dengan alasan dan pengamatan, dan banyak dari hipotesis mereka terbukti sukses dalam percobaan; contohnya, atomisme akhirnya dipastikan benar setelah 2000 tahun setelah pertama kali diajukan oleh Leukippos dan muridnya Demokritos. Fisika dalam Islam Abad Pertengahan Cendekiawan Islam telah menurunkan fisika Aristotelian dari Yunani dan selama Zaman Kejayaan Islam makin berkembang, menempatkan pengamatan dan pemikiran a priori sebagai fokusnya, mengembangkan bentuk awal dari metode ilmiah. Penemuan paling penting adalah dalam bidang optik dan penglihatan, dihasilkan dari hasil karya banyak ilmuwan seperti Ibn Sahl, Al-Kindi, Ibn al-Haytham, Al-Farisi dan Avicenna. Hasil karya paling penting adalah The Book of Optics (juga dikenal dengan Kitāb al-Manāẓir), ditulis oleh Ibn Al-Haitham, di mana ia tidak hanya orang pertama yang menolak ide Yunani kuno mengenai penglihatan, tetapi juga memberikan teori baru. Di buku ini, ia juga yang pertama kali mempelajari studi kamera lubang jarum dan mengembangkannya. Dengan membedah dan menggunakan pengetahuan pemikir sebelumnya, ia dapat mulai menjelaskan bagaimana cahaya masuk ke mata, difokuskan, dan diproyeksikan kembali ke mata, serta membuat kamera obskura pertama di dunia ratusan sebelum pengembangan fotografi modern. Tujuh volume buku Book of Optics (Kitab al-Manathir) berpengaruh besar dalam pemikiran lintas disiplin dari teori persepsi visual ke alam perspektif pada kesenian abad pertengahan baik di Timur maupun Barat, selama lebih dari 600 tahun. Banyak ilmuwan serta polimath Eropa berikutnya, mulai dari Robert Grosseteste dan Leonardo da Vinci hingga René Descartes, Johannes Kepler dan Isaac Newton, menggunakan pemikirannya. Pengaruh optika Ibn al-Haytham juga masuk dalam salah satu karya Newton berjudul sama, yang baru diterbitkan 700 tahun kemudian. Terjemahan The Book of Optics memiliki dampak yang besar pada Eropa. Dimulai dari sana, cendekiawan Eropa dapat membuat peralatan yang sama seperti Ibn al-Haytham, dan memahami bagaimana cahaya bekerja. Dari sini, beberapa penemuan seperti kacamata, kaca pembesar, teleskop, dan kamera berkembang. Fisika klasik Fisika menjadi ilmu terpisah ketika orang awal Eropa modern menggunakan metode percobaan dan kuantitatif untuk menemukan apa yang disebut sebagai hukum fisika. Pengembangan utama dalam periode ini diantaranya penggantian model geosentris tata surya dengan model Copernicus yang heliosentris, hukum yang mengatur gerak planet yang dikemukakan oleh Johannes Kepler antara tahun 1609 dan 1619, percobaan pada teleskop dan pengamatan astronomi oleh Galileo Galilei pada abad ke-16 dan ke-17, serta penemuan Isaac Newton mengenai hukum gerak dan hukum gravitasi universal. Newton juga mengembangkan kalkulus, studi perubahan matematis, yang memberikan metode matematika baru untuk menyelesaikan masalah-masalah fisika. Penemuan hukum baru dalam termodinamika, kimia, dan elektromagnetisme dihasilkan dari usaha penelitian pada Revolusi Industri karena dibutuhkan tambahan energi. Hukum-hukum fisika klasik ini masih digunakan luas sampai saat ini untuk objek sehari-hari yang melaju dengan kecepatan non-relativistik, karena mereka memberikan perkiraan yang sangat baik pada kondisi tersebut. Teori-teori seperti mekanika kuantum dan teori relativistik dapat disederhanakan menjadi ekivalen klasiknya. Namun, ketidak-akuratan mekanika klasik untuk benda sangat kecil dan benda sangat cepat mendorong pengembangan fisika modern pada abad ke-20. Fisika modern Fisika modern berawal pada awal abad ke-20 ketika Max Planck melakukan penelitian pada teori kuantum dan Albert Einstein melakukan penelitian mengenai teori relativitas. Kedua teori ini muncul akibat ketidak-akuratan mekanika klasik pada kondisi tertentu. Mekanika klasik memprediksi bahwa laju cahaya beragam, tidak sesuai dengan laju konstan yang diperkirakan oleh persamaan Maxwell mengenai elektromagnetisme. Kesalahan ini akhirnya dikoreksi oleh Einstein melalui teorinya relativitas khusus, yang kemudian menggantikan mekanika klasik untuk benda bergerak-cepat dan kecepatannya mendekati laju cahaya. Radiasi benda-hitam juga menjadi masalah bagi fisika klasik, yang kemudian diperbaiki ketika Planck mengusulkan bahwa eksitasi osilator material hanya mungkin dalam langkah diskret (discrete step) sebanding dengan frekuensinya. Teori ini, bersama dengan efek fotolistrik dan kemudian menjadi teori yang lebih lengkap memprediksi tingkat energi diskret orbital elektron, akhirnya membuat teori mekanika kuantum menggantikan fisika klasik untuk tataran benda sangat kecil. Mekanika kuantum muncul dipelopori oleh Werner Heisenberg, Erwin Schrödinger dan Paul Dirac. Dari hasil karya awal ini, Model standar partikel fisika diturunkan. Setelah penemuan partikel dengan karakteristik yang konsisten dengan Higgs boson di CERN tahun 2012, semua partikel dasar yang diprediksi oleh model standar, muncul dan diperhitungkan; namun, fisika di luar Model Standar, seperti teori supersimetri, adalah area penelitian yang berkembang. Ilmu matematika secara umum penting dalam bidang ini, seperti studi probabilitas dan kelompok. Penelitian saat ini Riset fisika mengalami kemajuan konstan dalam banyak bidang, dan masih akan tetap begitu jauh pada masa depan. Dalam fisika benda terkondensasi, masalah teoretis tak terpecahkan terbesar adalah penjelasan superkonduktivitas suhu-tinggi. Banyak penelitian fisika terkondensasi dilakukan untuk membuat spintronik dan komputer kuantum bekerja. Dalam fisika partikel, potongan pertama dari bukti eksperimen untuk fisika di luar Model Standar telah mulai menghasilkan. Yang paling terkenal adalah penunjukan bahwa neutrino memiliki massa bukan-nol. Hasil eksperimen ini tampaknya telah menyelesaikan masalah solar neutrino yang telah berdiri-lama dalam fisika matahari. Penumbuk Hadron Raksasa telah menemukan boson Higgs. Penelitian masa depan bertujuan untuk membuktikan atau membatalkan supersimetri, yang memperluas Model Standar di fisika partikel. Penelitian materi gelap dan energi gelap juga sedang dilakukan. Fisika neutrino besar merupakan area riset eksperimen dan teori yang aktif. Dalam beberapa tahun ke depan, pemercepat partikel akan mulai meneliti skala energi dalam jangkauan TeV, yang di mana para eksperimentalis berharap untuk menemukan bukti untuk Higgs boson dan partikel supersimetri. Para teori juga mencoba untuk menyatukan mekanika kuantum dan relativitas umum menjadi satu teori gravitasi kuantum, sebuah program yang telah berjalan selama setengah abad, dan masih belum menghasilkan buah. Kandidat atas berikutnya adalah Teori-M, teori superstring, dan gravitasi kuantum loop. Banyak fenomena astronomik dan kosmologik belum dijelaskan secara memuaskan, termasuk keberadaan sinar kosmik energi ultra-tinggi, asimetri baryon, pemercepatan alam semesta dan percepatan putaran anomali galaksi. Meskipun banyak kemajuan telah dibuat dalam energi-tinggi, kuantum, dan fisika astronomikal, banyak fenomena sehari-hari lainnya, menyangkut sistem kompleks, chaos, atau turbulensi masih dimengerti sedikit saja. Masalah rumit yang sepertinya dapat dipecahkan oleh aplikasi pandai dari dinamika dan mekanika, seperti pembentukan tumpukan pasir, "node" dalam air "trickling", teori katastrof, atau pengurutan-sendiri dalam koleksi heterogen yang bergetar masih tak terpecahkan. Fenomena rumit ini telah menerima perhatian yang semakin banyak sejak 1970-an untuk beberapa alasan, tidak lain dikarenakan kurangnya metode matematika modern dan komputer yang dapat menghitung sistem kompleks untuk dapat dimodelkan dengan cara baru. Hubungan antar disiplin dari fisika kompleks juga telah meningkat, seperti dalam pelajaran turbulensi dalam aerodinamika atau pengamatan pola pembentukan dalam sistem biologi. Pada 1932, Horrace Lamb mengatakan: Teori inti Meski fisika mempelajari berbagai macam sistem, teori tertentu digunakan oleh semua fisikawan. Setiap teori ini diuji coba dengan eksperimen berkali-kali dan menjadi perkiraan alam yang memadai. Contohnya, teori mekanika klasik menjelaskan gerak benda yang bergerak jauh lebih pelan dari laju cahaya dan berukuran jauh lebih besar dari atom. Teori ini masih menjadi area penelitian sampai sekarang. Teori chaos, aspek penting dalam mekanika klasik ditemukan abad ke-20, tiga abad setelah formulasi awal dari Isaac Newton (1642–1727). Teori utama ini adalah alat yang penting bagi penelitian untuk menuju topik yang lebih terspesialisasi, dan fisikawan manapun, tidak peduli spesialisasinya apa, diharapkan untuk tahu. Diantaranya adalah mekanika klasik, mekanika kuantum, termodinamika, mekanika statistika, elektromagnetisme, dan relativitas khusus. Fisika klasik Fisika klasik mencakup diantaranya adalah cabang dan topik yang telah diketahui dan dikembangkan sebelum abad ke-20: mekanika klasik, akustik, optik, termodinamika, dan elektromagnetisme. Mekanika klasik mempelajari benda yang bergerak akibat gaya dan dapat dibagi menjadi statika (studi mengenai benda diam), kinematika (studi mengenai gerak tanpa peduli penyebabnya) dan dinamika (studi mengenai gerak dan gaya yang mempengaruhinya). Mekanika juga dapat dibagi menjadi mekanika padat dan mekanika fluida (dikenal bersama sebagai mekanika kontinuum), cabang turunannya seperti hidrostatik, hidrodinamika, aerodinamika, dan pneumatika. Akustik adalah studi mengenai bagaimana bunyi dibuat, dikontrol, dikirim, dan diterima. Cabang modern penting dari akustik diantaranya ultrasonik, studi mengenai gelombang bunyi pada frekuensi sangat tinggi diatas kemampuan manusia; bioakustik, fisika tentang pendengaran pada hewan, dan elektroakustik, manipulasi gelombang bunyi menggunakan elektronik. Optik, studi mengenai cahaya, tidak hanya peduli pada cahaya tampak namun juga untuk inframerah dan radiasi ultraviolet, yang menjelaskan semua fenomena cahaya terlihat seperti pemantulan, refraksi, interferensi, difraksi, dispersi, dan polarisasi cahaya. Panas adalah salah satu bentuk energi, energi dalam yang dimiliki partikel yang berasal dari substansi pembentuknya; termodinamika mempejari hubungan antara panas dan bentuk energi lainnya. Listrik dan magnetisme dipelajari sebagai salah satu cabang fisika karena kedekatannya yang mulai diteliti awal abad ke-19; sebuah arus listrik dapat menimbulkan medan magnet, dan perubahan medan magnet menginduksi arus listrik. Elektrostatik mempelajari muatan listrik ketika diam, elektrodinamika dengan muatan bergerak, dan magnetostatik untuk kutub magnet saat diam. Fisika modern Fisika klasik sebagian besar berfokus pada materi dan energi pada skala pengamatan normal, sedangkan sebagian besar fisika modern berfokus pada perilaku materi dan energi pada kondisi ekstrim atau pada skala sangat besar/sangat kecil. Contohnya, atom dan fisika nuklir mempelajari materi pada skala kecil di mana elemen kimia dapat diidentifikasi. Fisika partikel elementer bahkan lebih kecil lagi karena fokusnya pada satuan materi paling dasar; cabang fisika ini dikenal sebagai fisika energi tinggi karena diperlukan energi luar biasa besar untuk memproduksi banyak tipe partikel pada pemercepat partikel. Pada skala ini, notasi biasa untuk ruang, waktu, materi, dan energi tidak valid lagi. Dua teori utama fisika modern memberikan gambaran konsep yang berbeda mengenai ruang, waktu, dan materi dari fisika klasik. Mekanika klasik memperkirakan alam adalah kontinu, sedangkan teori kuantum fokus pada sifat alami diskret banyak fenomena pada skala atom dan subatom dan aspek tambahan partikel dan gelombang untuk menjelaskan fenomena ini. Teori relativitas fokus pada penjelasan fenomena yang bertempat pada sebuah kerangka acuan yang bergerak terhadap pengamat; teori relativitas khusus fokus pada gerak seragam relatif pada garis lurus dan teori relativitas umum dengan gerak dipercepat dan hubungannya dengan gravitasi. Teori kuantum dan teori relativitas digunakan pada semua area fisika modern. Perbedaan antara fisika modern dan fisika klasik Meski fisika bertujuan untuk menemukan hukum universal, teorinya bersandar pada domain penggunaan tertentu. Bicara umum, hukum fisika klasik dapat secara akurat menjelaskan sistem yang ukurannya lebih besar dari skala atom dan geraknya jauh lebih lambat dari kecepatan cahaya. Di luar ini, pengamatan yang ada tidak sesuai dengan prediksi yang dilakukan. Albert Einstein berkontribusi pada kerangka relativitas khusus, yang menggantikan notasi ruang dan waktu absolut dengan ruangwaktu dan memungkinkan deskripsi akurat mengenai sistem yang komponennya bergerak mendekati laju cahaya. Max Planck, Erwin Schrödinger, dan fisikawan lain memperkenalkan mekanika kuantum, notasi probabilistik partikel dan interaksinya yang memungkinkan deskripsi akurat pada skala atom dan subatom. Di akhir, teori medan kuantum menggabungkan mekanika kuantum dan relativitas khusus. Relativitas umum memungkinkan untuk ruangwaktu melengkung, dinamis, dengan sistem yang luar biasa masif dan struktur alam semesta skala besar dapat dijelaskan. Relativitas umum belum digabungkan; beberapa kandidat teori gravitasi kuantum sedang dikembangkan. Sekilas tentang riset Fisika Fisika teoretis dan eksperimental Budaya penelitian fisika berbeda dengan ilmu lainnya karena adanya pemisahan teori dan eksperimen. Sejak abad kedua puluh, kebanyakan fisikawan perseorangan mengkhususkan diri meneliti dalam fisika teoretis atau fisika eksperimental saja, dan pada abad kedua puluh, sedikit saja yang berhasil dalam kedua bidang tersebut. Sebaliknya, hampir semua teoris dalam biologi dan kimia juga merupakan eksperimentalis yang sukses. Mudahnya, teoris berusaha mengembangkan teori yang dapat menjelaskan hasil eksperimen yang telah dicoba dan dapat memperkirakan hasil eksperimen yang akan datang. Sementara itu, eksperimentalis menyusun dan melaksanakan eksperimen untuk menguji perkiraan teoretis. Meskipun teori dan eksperimen dikembangkan secara terpisah, mereka saling bergantung. Kemajuan dalam fisika biasanya muncul ketika eksperimentalis membuat penemuan yang tak dapat dijelaskan dari teori yang ada, sehingga mengharuskan dirumuskannya teori-teori baru. Tanpa eksperimen, penelitian teoretis sering berjalan ke arah yang salah; salah satu contohnya adalah teori-M, teori populer dalam fisika energi-tinggi, karena eksperimen untuk mengujinya belum pernah disusun. Teori fisika utama Meskipun fisika membahas beraneka ragam sistem, ada beberapa teori yang digunakan secara keseluruhan dalam fisika, bukan di satu bidang saja. Setiap teori ini diyakini benar adanya, dalam wilayah kesahihan tertentu. Contohnya, teori mekanika klasik dapat menjelaskan pergerakan benda dengan tepat, asalkan benda ini lebih besar daripada atom dan bergerak dengan kecepatan jauh lebih lambat daripada kecepatan cahaya. Teori-teori ini masih terus diteliti; contohnya, aspek mengagumkan dari mekanika klasik yang dikenal sebagai teori chaos ditemukan pada abad kedua puluh, tiga abad setelah dirumuskan oleh Isaac Newton. Namun, hanya sedikit fisikawan yang menganggap teori-teori dasar ini menyimpang. Oleh karena itu, teori-teori tersebut digunakan sebagai dasar penelitian menuju topik yang lebih khusus, dan semua pelaku fisika, apa pun spesialisasinya, diharapkan memahami teori-teori tersebut. Bidang utama dalam fisika Riset dalam fisika dibagi beberapa bidang yang mempelajari aspek yang berbeda dari dunia materi. Fisika benda kondensi, diperkirakan sebagai bidang fisika terbesar, mempelajari properti benda besar, seperti benda padat dan cairan yang kita temui setiap hari, yang berasal dari properti dan interaksi mutual dari atom. Bidang Fisika atomik, molekul, dan optik berhadapan dengan individual atom dan molekul, dan cara mereka menyerap dan mengeluarkan cahaya. Bidang Fisika partikel, juga dikenal sebagai "Fisika energi-tinggi", mempelajari properti partikel super kecil yang jauh lebih kecil dari atom, termasuk partikel dasar yang membentuk benda lainnya. Terakhir, bidang Astrofisika menerapkan hukum fisika untuk menjelaskan fenomena astronomi, berkisar dari matahari dan objek lainnya dalam tata surya ke jagad raya secara keseluruhan. Fisika partikel Fisika partikel adalah studi mengenai konstituen pembentuk materi dan energi dan interaksi di antara mereka. Selain itu, fisikawan partikel juga mendesain dan mengembangkan akselerator energi tinggi, detektor, dan program komputer yang diperlukan dalam penelitian ini. Cabang ini juga dikenal sebagai "fisika energi-tinggi" karena banyak partikel elementer tidak muncul secara alami namun hanya bisa dibuat ketika partikel saling bertabrakan dengan energi tinggi. Saat ini, interaksi antara partikel elementer dan medan dijelaskan oleh Model Standar. Model ini mencakup 12 partikel materi yang diketahui (kuark dan lepton) yang berinteraksi melalui gaya fundamental kuat, lemah, dan elektromagnetik. Dinamika dijelaskan dalam hal partikel materi bertukar gauge boson (gluon, boson W dan Z, dan foton, berurutan). Model Standar juga memprediksi sebuah partikel yang dikenal sebagai Higgs boson. Bulan Juli 2012 CERN, laboratorium Eropa untuk fisika partikel, mengumumkan bahwa mereka mendeteksi sebuah partikel yang konsisten dengan Higgs boson, bagian integral dari mekanisme Higgs. Fisika nuklir adalah cabang fisika yang mempelajari pembentuk dan interaksi nukleus atom. Aplikasi paling terkenal dari fisika nuklir adalah pembangkit listrik daya nuklir dan teknologi senjata nuklir, tetapi penelitiannya telah juga diaplikasikan di banyak bidang, seperti nuklir medis dan magnetic resonance imaging, implantasi ion dalam teknik material, dan penanggalan radiokarbon pada geologi dan arkeologi. Fisika atomik, molekul, dan optik Fisika atomik, molekul, dan optik mempelajari interaksi materi-materi dan materi-cahaya pada skala atom dan molekul tunggal. 3 bidang ini dikelompokkan menjadi satu karena antarhubungannya, kemiripan metode yang digunakan, dan skala energi yang relevan. Ketiga bidang ini tercakup di fisika klasik, semi-klasik, dan kuantum; dapat diperlakukan dari sudut pandang mikroskopik. Fisika atom mempelajari atom. Penelitian saat ini berfokus pada kontrol kuantum, pendinginan, dan penangkapan atom dan ion, dinamika tabrakan suhu-rendah dan efek korelasi elektron pada struktur dan dinamika. Nukleus atom dipengaruhi oleh nukleus (cth. hyperfine splitting), tetapi fenomena antar-nuklir seperti fisi nuklir dan fusi nuklir dianggap sebagai bagian dari fisika energi tinggi. Fisika molekul berfokus pada struktur multi atom dan interaksi dalam dan luar dengan materi dan cahaya. Fisika optik beda dengan optik dalam hal kecenderungan untuk berfokus bukan pada kontrol cahaya oleh benda makroskopik namun pada properti dasar medan optik dan interaksinya dengan materi pada skala mikroskopik. Fisika zat terkondensasi Fisika zat terkondensasi adalah bidang fisika yang mempelajari properti fisik materi berukuran makroskopik. Secara khusus, ia berkutat pada fasa terkondensasi yang muncul apabila jumlah partikel dalam sistem sangat besar dan interaksi di antara mereka kuat. Salah satu contoh paling mudah dari fasa terkondensasi adalah padat dan cairan, yang muncul dari ikatan gaya elektromagnetik antar atom. Fasa terkondensasi lain diantaranya superfluida dan kondensat Bose–Einstein yang ditemukan pada sistem atomik tertentu pada temperatur sangat rendah, fasa superkonduktivitas yang ditunjukkan oleh elektron konduksi pada material tertentu, and fasa feromagnetik dan antiferomagnetik dari spin pada struktur kristal. Fisika zat terkondensasi adalah bidang fisika kontemporer terbesar. Dari sejarahnya, fisika zat terkondensasi muncul dari fisika keadaan padat namun saat ini dianggap sebagai subbidang. Istilah fisika zat terkondensasi dicetuskan oleh Philip Anderson ketika ia menamai ulang penelitiannya pada tahun 1967. Tahun 1978, Divisi Fisika Fasa Padat di Perkumpulan Fisika Amerika diubah namanya menjadi Divisi Zat Terkondensasi. Fisika zat terkondensasi sering kali beririsan dengan kimia, ilmu material, nanoteknologi dan rekayasa. Lihat pula Umum Glosarium fisika klasik Glosarium fisika Daftar rumus fisika elementer, Rumus fisika elementer Daftar publikasi penting dalam bidang fisika Daftar fisikawan Hubungan antara matematika dan fisika Garis waktu pengembangan dalam fisika teoretis Garis waktu penemuan dasar fisika Cabang utama Mekanika klasik Elektromagnetisme Fisika modern Optik Termodinamika Cabang berhubungan Astronomi Kimia Rekayasa Matematika Kosmologi Cabang interdisiplin melibatkan fisika Akustik Biofisika Ekonofisika Geofisika Nanoteknologi Neurofisika Psikofisika Catatan Referensi Sumber Pranala luar Fisika Asyik: Cara Asyik Belajar Fisika Portal fisika Indonesia International Union of Pure and Applied Physics (IUPAP) Situs web Physics oleh Institut Fisika Artikel pilihan bertopik fisika
3,125
38
https://id.wikipedia.org/wiki/Goenawan%20Mohamad
Goenawan Mohamad
Goenawan Soesatyo Mohamad () adalah seorang sastrawan dalam bahasa Indonesia dan Jawa. Ia juga salah seorang pendiri majalah Tempo. Ia merupakan adik Kartono Mohamad, seorang dokter yang menjabat sebagai ketua IDI. Goenawan Mohamad adalah seorang intelektual yang memiliki pandangan yang liberal dan terbuka. Seperti kata Romo Magniz-Suseno, salah seorang koleganya, lawan utama Goenawan Mohamad adalah pemikiran monodimensional. Masa muda Pendiri dan mantan Pemimpin Redaksi Majalah Berita Tempo, ini pada masa mudanya lebih dikenal sebagai seorang penyair. Ia ikut menandatangani Manifesto Kebudayaan 1964 yang mengakibatkannya dilarang menulis di berbagai media umum. Ia menulis sejak berusia 17 tahun dan dua tahun kemudian menerjemahkan puisi penyair wanita Amerika, Emily Dickinson. Sejak di kelas 6 SD, ia mengaku menyenangi acara puisi siaran RRI. Kemudian kakaknya yang dokter, ketika itu berlangganan majalah Kisah asuhan H.B Jassin. Goenawan yang biasanya dipanggil Goen, belajar psikologi di Universitas Indonesia, ilmu politik di Belgia, dan menjadi Nieman Fellow di Harvard University, Amerika Serikat. Goenawan menikah dengan Widarti Djajadisastra dan memiliki dua anak. Pendidikan Sekolah Rakjat Negeri Parakan, Batang (1953). SMP Negeri II, Pekalongan (1956). SMA Negeri, Pekalongan (1959). Psikologi, Universitas Indonesia, (tidak diselesaikan). Ilmu Politik, College of Europe, Belgia. Nieman Fellow, Harvard University, Amerika Serikat. Dunia jurnalistik Karier GM—panggilan singkatnya—dimulai dari redaktur Harian KAMI (1969-1970), redaktur Majalah Horison (1969-1974), pemimpin redaksi Majalah Ekspres (1970-1971), pemimpin redaksi Majalah Swasembada (1985). Dan sejak 1971, Goenawan bersama rekan-rekannya mendirikan majalah Mingguan Tempo. Dia juga ikut dalam seni pertunjukan di dalam negeri. Dalam bahasa Indonesia dan Jawa, Goenawan menulis teks untuk wayang kulit yang dimainkan Dalang Sudjiwo Tedjo, Wisanggeni, (1995) dan Dalang Slamet Gundono, Alap-alapan Surtikanti (2002), dan drama-tari Panji Sepuh koreografi Sulistio Tirtosudarmo. Jaringan Islam Liberal Setelah pembredelan Tempo pada 1994, ia mendirikan ISAI (Institut Studi Arus Informasi), sebuah organisasi yang dibentuk bersama rekan-rekan dari Tempo dan Aliansi Jurnalis Independen, serta sejumlah cendekiawan yang memperjuangkan kebebasan ekspresi. Secara sembunyi-sembunyi, antara lain di Jalan Utan Kayu 68H, ISAI menerbitkan serangkaian media dan buku perlawanan terhadap Orde Baru. Sebab itu di Utan Kayu 68H bertemu banyak elemen: aktivis pro-demokrasi, seniman, dan cendekiawan, yang bekerja bahu membahu dalam perlawanan itu. Dari ikatan inilah lahir Teater Utan Kayu, Radio 68H, Galeri Lontar, Kedai Tempo, Jaringan Islam Liberal, dan terakhir Sekolah Jurnalisme Penyiaran, yang meskipun tak tergabung dalam satu badan, bersama-sama disebut “Komunitas Utan Kayu”. Semuanya meneruskan cita-cita yang tumbuh dalam perlawanan terhadap pemberangusan ekspresi. Goenawan Mohamad juga punya andil dalam pendirian Jaringan Islam Liberal. Karya tulis Buku Parikesit (1969) Interlude (1971) Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang (1972) Seks, Sastra, dan Kita (1980) Sajak-sajak Lengkap, 1961-2001 (2001) Lihat pula Saut Situmorang Datuk Panji Alam Khalifatullah Catatan Rujukan Bacaan Herlambang, Wijaya. Kekerasan Budaya Pasca 1965 - Bagaimana Orde Baru melegitimasi anti-komunisme melaui sastra dan film. Marjin Kiri. ISBN 978-979-1260-26-8 Pranala luar Goenawan Mohamad di Tokoh Indonesia Blog Catatan Pinggir Situs Jaringan Islam Liberal Goenawan Mohamad Goenawan Mohamad Goenawan Mohamad Goenawan Mohamad Goenawan Mohamad Goenawan Mohamad Goenawan Mohamad Goenawan Mohamad Wirausahawan media massa Indonesia Wirausahawan penerbitan Indonesia Penerima Bintang Budaya Parama Dharma Jaringan Islam Liberal Tokoh Angkatan 66 Tokoh Jawa Tokoh dari Batang
507
40
https://id.wikipedia.org/wiki/Geografi
Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan, persamaan, dan perbedaan antar ruang di Bumi. Pusat kajian geografi adalah hubungan manusia dan lingkungannya. Secara umum, geografi terbagi menjadi dua cabang keilmuan, yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Setelah tahun 1945, geografi lebih diarahkan ke ilmu sosial dan mengutamakan kajian tentang geografi manusia. Geografi memiliki konsep-konsep penting yang digunakan untuk memahami hubungan, bentuk, dan fungsi peristiwa alam dan peristiwa sosial. Asal-usul istilah Erastothenes merupakan tokoh yang pertama kali menggunakan istilah geografi. Kata geografi berasal dari gabungan kata dalam bahasa Yunani, yaitu kata geo dan graphein. Geo berarti bumi dan graphein berarti tulisan atau lukisan, sehingga geografi diartikan sebagai tulisan tentang bumi. Dalam artian yang lebih luas, geografi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang bumi. Bumi yang dimaksud tidak hanya berkenaan dengan bentuk fisiknya saja, melainkan meliputi semua gejala dan proses alam yang terjadi beserta gejala dan proses kehidupannya. Gejala dan proses kehidupan ini juga membahas tentang kehidupan para penghuni Bumi, yaitu tumbuhan, hewan, dan manusia. Istilah geografi mulai dikenal dan menyebar luas di kalangan cendekiawan pada abad ke-1 M. Sejarah Geografi klasik Pengetahuan tentang geografi telah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Pada masa itu, mitologi masih memberikan banyak pengaruh terhadap pengetahuan tentang bumi. Pengaruh mitologi berkurang setelah ilmu alam mulai berkembang sejak abad ke-6 SM. Dasar ilmu alam dan ilmu pasti mulai membentuk pengetahuan tentang bumi. Penyelidikan tentang bumi mulai memanfaatkan logika. Pada masa sebelum masehi, para filsuf dan sejarawan menjadi pembentuk pandangan dan paham tentang geografi. Penjelasan-penjelasan tentang geografi masih bersifat sejarah, sedangkan penjelasan tentang sejarah bersifat geografi. Selain itu, tulisan tentang pembuatan peta bumi atau lukisan masih terbatas pada daerah-daerah tertentu. Pada masa sebelum masehi, pengetahuan geografi hanya diberikan kepada hal-hal yang dapat diukur menggunakan ilmu matematika. Penjelasan tentang ruang di muka bumi sebagian besar digambarkan oleh para pelancong. Konsep yang diberikan didasari oleh kejadian bersejarah yang dialami secara langsung atau melalui pengamatan langsung. Selain itu, penjelasan geografi juga mulai membahas tentang gejala dan ciri-ciri alam dan manusia sebagai penghuni alam. Penjelasan yang diberikan oleh para pelancong masih bersifat membandingkan daerah asal mereka dan daerah lain yang memiliki perbedaan yang jelas. Geografi abad pertengahan Pada akhir abad pertengahan, penjelasan-penjelasan tentang geografi masih berupa hasil laporan perjalanan. Laporan ini terbagi menjadi laporan perjalanan darat dan laporan perjalanan laut. Pengetahuan tentang geografi diperoleh dari catatan perjalanan dari para pedagang yang melakukan perdagangan antarnegara dan antar benua. Selain itu, pengetahuan geografi juga diperoleh melalui para pasukan perang yang melakukan ekspansi ke wilayah negara atau kerajaan lain. Catatan perjalanan darat yang cukup memberikan banyak informasi tentang geografi adalah catatan perjalanan Via Appia. Catatan ini menjelaskan tentang jalur perjalanan darat antara Roma dan Capua pada tahun 950 M. Catatan lain yang juga memberi informasi tentang geografi adalah catatan perjalanan Jalur Sutra. Catatan ini menjelaskan tentang jalur perjalanan darat dari Tiongkok hingga ke Timur Tengah pada masa abad pertengahan. Catatan-catatan perjalanan ini kemudian disebarluaskan ke berbagai negara atau kerajaan, sehingga terjadi berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menemukan wilayah baru yang belum dikenal sama sekali. Geografi masa renaisans Pada masa renaisans, pengetahuan geografi mengalami perkembangan pesat karena adanya gerakan pembaharuan di bidang seni dan filsafat. Munculnya paham Protestanisme juga menjadi penyebab berkembangnya pengetahuan geografi yang berhubungan dengan humanisme dalam agama. Para sarjana memperoleh keleluasaan dalam mengemukakan pendapatnya tentang keadaan dunia. Para pelancong sudah tidak lagi hanya ingi mengetahui keadaan geografi secara fisik, tetapi memiliki tujuan-tujuan tertentu di dalam perjalanannya. Para pelancong mencoba untuk menemukan daerah baru yang dapat memberikan sumber keuntungan secara ekonomi. Pencarian keuntungan ini dilakukan dengan membentuk daerah koloni atau melakukan perdagangan. Para pelancong juga memiliki tujuan yang berkaitan dengan keagamaan. Sambil berdagang atau membentuk koloni, mereka juga menyebarkan agama yang diyakininya kepada daerah-daerah baru. Tujuan ini dianggap sebagai tugas suci dalam rangka pengembangan ajaran agama. Selain itu, pengetahuan tentang wilayah baru juga dapat diperoleh karena adanya peperangan. Keinginan untuk mencari keuntungan ekonomi dan penyebaran agama dapat menimbulkan konflik sosial pada berbagai kepentingan-kepentingan yang berbeda. Perbedaan kepentingan ini kemudian menimbulkan konflik yang memicu terjadinya peperangan untuk memperebutkan pengaruh kekuasaan. Sifat penulisan geografi masih bersifat deskriptif meskipun penemuan geografi telah dilakukan dengan tujuan-tujuan ekonomi, agama, dan kekuasaan. Selain itu, penjelasan-penjelasan yang diberikan belum ditulis dengan memperhatikan gejala yang teramati. Para pelancong juga melakukan perjalanan menjelajahi daerah baru untuk dijadikan sebagai petualangan. Hasil petualangan tersebut kemudian digunakan untuk menambah pengetahuan tentang bumi. Pada masa ini juga terjadi perkembangan pesat tentang konsep geografi yang bersifat matematis. Para sarjana mulai memperoleh keleluasaan karena pengaruh gereja mulai berkurang. Para sarjana di bidang ilmu alam mulai memperoleh penemuan-penemuan yang bertentangan dengan tafsiran gereja terhadap Alkitab. Pengetahuan geografi mulai dipelajari secara mendalam sejak adanya penemuan-penemuan oleh para sarjana ilmu alam abad ke-17 M. Tokoh-tokoh yang berpengaruh yaitu Isaac Newton (1629-1695), Robert Boyle (1627-1691), dan Christiaan Huygens (1629-1695). Masyarakat mulai mempelajari gejala-gejala yang berhubungan dengan gunung dan pegunungan, arus laut, dan angin. Geografi masih dikaitkan dengan sejarah dan astronomi hingga abad ke-18 M. Selain itu, pemaknaan geografi masih bersifat sederhana dan hanya diartikan sebagai pengetahuan tentang bumi. Geografi modern Pada akhir abad ke-18 M, mulai berkembang pandangan tentang geografi sebagai suatu disiplin ilmiah. Selain itu, geografi juga mulai dipandang sebagai pengetahuan yang dapat dimanfaatkan secara praktis. Sebaliknya, paham tentang geografi manusia mengalami kemunduran di kalangan para sarjana pada masa awal dan pertengahan abad ke-19 M. Kemunduran pengetahuan terjadi di Eropa Barat, khususnya di Inggris dan Berlin. Di Inggris, ilmu tentang geografi manusia tidak berkembang setelah Alexander Maconochie mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai ilmuwan geografi manusia. Di Universitas Berlin, geografi manusia tidak mengalami perkembangan. Penyebabnya adalah tidak adanya penerus dari ilmuwan geografi bernama Carl Ritter yang wafat pada tahun 1859. Pada akhir abad ke-19 M, ilmu tentang geografi lebih dipusatkan kepada pengetahuan geologi dan metode ilmiah yang berkaitan dengan geologi. Kajian yang dilakukan lebih mengutamakan tentang iklim, tumbuhan, dan hewan, serta bentang alam. Di Amerika Serikat, ilmu geografi mengalami perkembangan pesat di kalangan ilmuwan ilmu terapan. Bentang alam dan sumber daya air mulai dipelajari oleh John Wesley Powell (1834-1902). Pengetahuan ini kemudian digunakan untuk mengetahui penggunaan tanah di suatu tempat dengan sebaik-baiknya. Konservasi sumber daya juga mulai diperhatikan dan dikaji oleh George Perkins Marsh (1801-1882). Marsh mengemukakan pandangannya tentang konservasi sumber daya dalam pendahuluan bukunya yang berjudul Man and Nature, or Physical Geography as Modified by Human Action (1864). Marsh mengembangkan pemikiran Alexander von Humboldt dan Ritter untuk mengemukakan pemikirannya tentang pengaruh manusia terhadap kerusakan alam. Geografi mutakhir Pada pertengahan abad ke-20 M. para ilmuwan geografi mulai meneliti geografi dengan menggunakan analisis spasial. Pusat kajian geografi berada dalam ranah deskripsi dan sintesis aspek fisik dan sosial suatu wilayah. Para ahli geografi kemudian menggunakan pemahaman matematis hubungan spasial untuk memperoleh wawasan baru tentang geografi. khususnya lokasi geografis kota dan interaksinya. Selain itu, terjadi perkembangan dalam geografi manusia. Penyelidikan tentang geografi manusi sudah tidak memiliki tujuan tertentu melainkan menggunakan penelitian ilmiah. Pendekatan yang digunakan dalam meneliti ialah teori-teori ekonomi neoklasik dengan konsep marxisme, feminisme, pascakolonialisme dan post-modernisme. Pada masa ini, geografi telah digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia. Geografi sebagai bidang keilmuan kemudian mulai digabungkan dengan berbagai disiplin ilmiah lainnya. Selain itu, penelitian geografi juga telah mempergunakan metode statistik dan metode kuantitatif serta memanfaatkan penggunaan piranti komputer untuk mengolah dan menganalisa data. Pengadaan data geografi juga telah menggunakan citra satelit sehingga informasi yang diperoleh menjadi lebih tepat dan akurat. Penggunaan citra satelit dalam kajian penelitian geografi dipelopori oleh para geograf Amerika Serikat dan Swedia pada tahun 1960 dengan menerapkan metode kuantitatif. Citra satelit digunakan pada geografi fisik dan cabang geografi lainnya dengan bantuan piranti komputer. Penggunaan citra satelit ini kemudian diterapkan di berbagai negara maju. Definisi Eratosthenes (abad ke-1)"Geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bentuk muka Bumi." Claudius Ptolomaeus"Geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi." Ullman (1954)"Geografi adalah interaksi antar ruang." Strabo (1970)"Geografi erat kaitannya dengan faktor lokasi, karakteristik tertentu dan hubungan antar wilayah secara keseluruhan. Pendapat ini kemudian disebut konsep 'Natural Attribute of Place'." Ekblaw dan Mulkerne"Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi, dan kehidupannya, memengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni, dan tempat rekreasi yang kita nikmati." Paul Vidal de La Blance"Geografi adalah studi tentang kualitas negara-negara, di mana penentuan suatu kehidupan tergantung bagaimana manusia mengelola alam ini." Prof. Bintarto (1981)"Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan." Hasil seminar dan lokakarya IGI (Ikatan Geografi Indonesia) di Semarang (1988)"Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan, serta kelingkungan dalam konteks keruangan." Von Rithoffen"Geografi adalah studi tentang gejala, dan sifat-sifat permukaan bumi serta penduduknya yang disusun berdasarkan letaknya, dan mencoba menjelaskan hubungan timbal balik antara gejala-gejala, dan sifat tersebut." Haris (2012)"Geografi adalah suatu ilmu yang mengkaji segala aspek-aspek yang ada di permukaan bumi dengan konsep spasial untuk pemanfaatan pembangunan yang ada di permukaan Bumi." Bernhardus Varenius, Dalam karyanya yang berjudul GEOGRAPHIA GENERALIS, dia membagi geografi menjadi Geografi absolut Geografi relatif Geografi komparatif Objek bahasan Geografi mempunyai dua objek bahasan yaitu objek material dan objek formal. Objek material geografi yaitu fenomena geosfer yang meliputi segala benda mati dan makhluk hidup di dalam bumi beserta lingkungannya. Pembahasan tentang geosfer terdiri dari lima lapisannya, yaitu atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer. Atmosfer, litosfer, dan hidrosfer membahas tentang benda mati di bumi. Atmosfer membahas tentang udara yang menyelubungi bumi, litosfer membahas kulit bumi, sedangkan hidrosfer membahas tentang air. Biosfer dan antrosfer membahas tentang makhluk hidup. Biosfer membahas tentang hewan dan tumbuhan, sedangkan antrosfer membahas tentang manusia. Objek formal geografi membahas tentang cara pandang manusia tentang segala material yang ada di bumi. Cara pandang ini kemudian disertai dengan cara berpikir dan melakukan analisa terhadap material tersebut. Pendekatan yang digunakan untuk membuat suatu cara pandang tentang objek material yaitu melalui analisis. Analisis yang dapat diterapkan di dalam geografi ialah analisis keruangan, analisis lingkungan, dan analisis kewilayahan. Konsep Lokasi Lokasi merupakan konsep tentang keberadaan suatu objek di bumi yang berkaitan dengan suatu tempat atau letak daerah. Konsep lokasi terbagi menjadi lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut dapat diketahui dengan melihat garis lintang dan garis bujur, sedangkan lokasi relatif merupakan lokasi yang berubah-ubah tempatnya. Keadaan lokasi absolut bersifat tetap dan berpedoman pada astronomi bumi. Garis lintang digunakan untuk menentukan perbedaan iklim, sedangkan garis bujur digunakan untuk menentukan perbedaan waktu. Dalam kajian geografis, lokasi relatif lebih banyak digunakan dibandingkan lokasi absolut. Lokasi relatif digunakan untuk menentukan lokasi geografis. Jarak Konsep jarak digunakan dalam kehidupan sosial, ekonomi maupun politik. Manusia menggunakan konsep jarak untuk memperoleh berbagai keuntungan. Dalam geografi, konsep jarak dibagi menjadi jarak mutlak dan jarak relatif. Perbedaan antara jarak mutlak dan jarak relatif adalah pada satuan yang digunakan. Jarak mutlak dinyatakan dalam satuan meter atau kilometer, sedangkan jarak relatif dinyatakan dalam satuan waktu. Morfologi Dalam geografi, morfologi merupakan konsep tentang bentuk permukaan bumi. Bentuk ini diperoleh melalui proses alam. Morfologi menghubungkan antara proses alam dan hubungannya dengan kegiatan manusia. Keterjangkauan Dalam geografi, keterjangkauan diartikan sebagai suatu kemudahan dalam mengakses jarak yang ditempuh. Kemudahan ini berkaitan dengan ketersediaan sarana dan prasarana. Pola Dalam geografi, pola merupakan bentuk interaksi antara manusia dengan lingkungan alam di sekitarnya. Pola juga dapat terbentuk melalui interaksi antara lingkungan di sekitar manusia dan lingkungan lainnya. Pembahasan tentang pola di dalam geografi berkaitan dengan persebaran fenomena alam di bumi. Aglomerasi Aglomerasi merupakan konsep tentang pengelompokan penduduk. Pengelompokan didasarkan kegiatan yang dilakukan manusia pada suatu daerah atau wilayah. Nilai kegunaan Nilai kegunaan berkaitan dengan manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup. Nilai kegunaan ini bersifat relatif dan berbeda-beda pada tiap wilayah. Nilai kegunaan pada suatu wilayah dibedakan menjadi suatu kelebihan dan suatu kekurangan. Pengembangan dari nilai kegunaan berguna untuk meningkatkan kesejahteraan suatu wilayah. Interdependensi Interdependensi adalah konsep tentang adanya sifat saling ketergantungan antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Tiap wilayah dapat memengaruhi dan dipengaruhi oleh daerah lain karena adanya interaksi untuk memenuhi kebutuhan. Interaksi yang terjadi kemudian membentuk komunikasi, perdagangan maupun migrasi antarwilayah. Diferensiasi area Diferensiasi area berkaitan dengan perbandingan antarwilayah yang diketahui melalui perbedaan yang ada. Masing-masing wilayah memiliki keunikan yang membedakannya dengan wilayah lain. Keterkaitan ruangan Keterkaitan ruangan memberikan penjelasan tentang tingkat keterkaitan antarwilayah akibat adanya interaksi. Jenis interaksi yang terjadi merupakan suatu hubungan sebab-akibat di masing-masing wilayah. Pendekatan Geografi Pendekatan Spasial (Keruangan) Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interelasi serta interaksinya. Salah satu contoh pendekatan keruangan tersebut adalah sebidang tanah yang harganya mahal karena tanahnya subur, dan terletak di pinggir jalan. Pada contoh tersebut, yang pertama adalah menilai tanah berdasarkan produktivitas pertanian, sedangkan yang kedua menilai tanah berdasarkan nilai ruangnya yaitu letak yang strategis. Pendekatan Ekologi (Lingkungan) Pendekatan lingkungan didasarkan pada salah satu prinsip dalam disiplin ilmu biologi, yaitu interelasi yang menonjol antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalam analisis lingkungan geografi menelaah gejala interaksi, dan interelasi antara komponen fisikal (alamiah) dengan nonfisik (sosial). Pendekatan ekologi melakukan analisis dengan melihat perubahan komponen biotik, dan abiotik dalam keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Misalnya, suatu padang rumput yang ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan terjadinya perubahan lahan, dan kompetisi penghuninya. Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah) Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan, dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif. Contohnya, wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilayah khatulistiwa. Prinsip Prinsip persebaran Prinsip persebaran merupakan prinsip paling awal yang digunakan untuk mengkaji gejala dan fakta geografi. Penggunaan prinsip ini didasari oleh adanya persebaran yang tidak merata pada berbagai fenomena geografi di bumi. Bentuk fenomena yang menggunakan prinsip persebaran yaitu bentang alam, tumbuhan, hewan dan manusia. Suatu fenomena dapat dijelaskan dengan terarah melalui prinsip persebaran. Selain itu, prinsip persebaran juga dapat menjelaskan hubungan antar fenomena. Prinsip keterkaitan Prinsip keterkaitan merupakan kelanjutan dari prinsip persebaran. Fenomena-fenomena yang telah diketahui pola penyebaran dan faktanya, dihubungkan satu sama lain. Prinsip keterkaitan berlandaskan kepada fakta bahwa manusia dan alam memiliki hubungan yang saling berkaitan. Hubungan ini dapat terjadi antara manusia dengan manusia, alam dengan alam, maupun alam dengan manusia. Prinsip penggambaran Prinsip penggambaran merupakan prinsip yang menjelaskan tentang hubungan antara fenomena dan penyebarannya dalam satu ruang. Batasan ruang yang dijelaskan adalah geosfer. Informasi dapat diberikan dalam bentuk tulisan, tabel, gambar atau grafik. Penyajian informasi dilakukan dalam bentuk fakta, gejala, atau masalah yang memiliki hubungan sebab-akibat. Selain itu, penyajian informasi dapat menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif. Prinsip korologi Prinsip korologi merupakan gabungan dari prinsip persebaran, prinsip keterkaitan dan prinsip penggambaran. Dalam prinsip korologi, analisa persebaran terhadap gejala dan permasalahan geografi dilakukan dengan mengamati aspek yang memengaruhi interaksi. Prinsip korologi diterapkan pada geografi modern. Prinsip pemetaan Peta dunia Ptolemy yang disusun kembali dari Geographia Ptolemeus (sekitar 150) pada abad ke-15, mengindikasikan "Sinae" (Cina) di ekstrem kanan, luar pulau "Taprobane" (Sri Lanka, besar), dan "Aurea Chersonesus" (Asia Tenggara). Ptolemeus juga merancang, dan menyediakan petunjuk tentang cara membuat peta dunia yang dihuni (oikoumenè), dan provinsi Romawi. Pada bagian kedua dari buku Geographia ia memberikan daftar topografi yang diperlukan, dan keterangan untuk peta. Oikoumenè Nya membentang 180 derajat garis bujur dari kepulauan Canary di Samudra Atlantik ke Cina, dan sekitar 80 derajat lintang dari Arktik, India timur sampai jauh ke Afrika; Ptolemeus menyadari bahwa ia mengetahui hanya seperempat dari seluruh dunia . Metode Hubungan keruangan merupakan kunci pada ilmu sinoptik ini, dan menggunakan peta sebagai perangkat utamanya. Kartografi klasik digabungkan dengan pendekatan analisis geografis yang lebih modern kemudian menghasilkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang berbasis komputer. Geografer menggunakan empat pendekatan: Sistematis - Mengelompokkan pengetahuan geografis menjadi kategori yang kemudian dibahas secara global. Regional - Mempelajari hubungan sistematis antara kategori untuk wilayah tertentu atau lokasi di atas planet. Deskriptif - Secara sederhana menjelaskan lokasi suatu masalah dan populasinya. Analitis - Menjawab kenapa ditemukan suatu masalah dan populasi tersebut pada wilayah geografis tertentu. Aspek Aspek geografi didasari oleh struktur lingkungannya. Berdasarkan struktur lingkungannya, geografi dapat dibedakan menjadi aspek fisik dan aspek non-fisik. Aspek fisik geografi meliputi aspek topologi, biotik, dan non-biotik. Sedangkan aspek non-fisik mengutamakan kajian tentang perilaku manusia. Aspek non-fisik meliputi aspek sosial, aspek ekonomi, aspek budaya, dan aspek politik. Cabang Geografi fisik Cabang ini memusatkan pada geografi sebagai ilmu bumi, menggunakan biologi untuk memahami pola flora dan fauna global, serta matematika dan fisika untuk memahami pergerakan bumi dan hubungannya dengan anggota tata surya yang lain. Termasuk juga di dalamnya ekologi muka bumi dan geografi lingkungan. Topik terkait: atmosfer - kepulauan - benua - gurun - pulau - bentuk muka bumi - samudra - laut - sungai - danau - ekologi - iklim - tanah - geomorfologi - biogeografi - garis waktu geografi, paleontologi - paleogeografi - hidrologi. Geografi manusia Cabang geografi non-fisik juga disebut antropogeografi yang fokus sebagai ilmu sosial, aspek non-fisik yang menyebabkan fenomena dunia. Mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan wilayahnya, dan manusia lainnya, dan pada transformasi makroskopis bagaimana manusia berperan di dunia. Bisa dibagi menjadi: geografi ekonomi, geografi politik (termasuk geopolitik), geografi sosial (termasuk geografi kota), geografi feminisme, dan geografi militer. Topik terkait: Negara-negara di dunia - negara - bangsa - negara bagian - perkumpulan individu - provinsi - kabupaten - kota - kecamatan. Geografi manusia-lingkungan Selama masa determinisme lingkungan, geografi bukan merupakan ilmu tentang hubungan keruangan, tetapi tentang bagaimana manusia, dan lingkungannya berinteraksi. Walaupun paham determinisme lingkungan sudah tidak berkembang, masih ada tradisi kuat di antara geografer untuk mengkaji hubungan antar manusia dengan alam. Terdapat dua bidang pada geografi manusia-lingkungan: ekologi budaya, dan politik, dan penelitian risiko-bencana. Karakter manusia yang harus memenuhi kebutuhan hidupnya, maka harus melakukan penggunaan alam atau eksploitasi alam guna terpenuhinya kebutuhan hidup. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Cabang geografi ini adalah cabang yang relatif baru. Dikembangkan pada sekitar tahun 1980-an oleh para ahli geografi Eropa, terutama dari Belanda. Saat kerjasama universitas antar kedua negara dilakukan, sejumlah ahli Geografi asal Belanda ikut serta dalam program pencangkokan dosen di UGM. Hasilnya adalah lahirnya program studi baru bernama Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah, dan sekarang lebih dikenal dengan Program Studi Pembangunan Wilayah. Sebelum berdiri menjadi disiplin tersendiri yang memadukan Ilmu Geografi dengan Ilmu Perencanaan Wilayah, proyek ini dikenal dengan nama Rural and Regional Development Planning (RRDP). Selain itu dapat dijelaskan bahwa perencanaan, dan pengembangan wilayah dapat berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial terutama terkait dengan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, sehingga sangat bersinggungan dengan konsep-konsep, dan teori-teori sosial yang ada. Ekologi budaya dan politik Ekologi budaya muncul sebagai hasil kerja Carl Sauer pada geografi, dan pemikiran dalam antropologi. Ekologi budaya mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Ilmu keberlanjutan (sustainability) kemudian tumbuh dari tradisi ini. Ekologi poltik bangkit ketika beberapa geografer menggunakan aspek geografi kritis untuk melihat hubungan kekuatan alam, dan bagaimana pengaruhnya terhadap manusia. Misalnya, studi yang berpengaruh oleh Micahel Watts berpendapat bahwa kelaparan di Sahel disebabkan oleh perubahan sistem politik, dan ekonomi di wilayah itu sebagai hasil dari kolonialisme, dan menyebarnya praktik kapitalisme. Penelitian risiko-bencana Penelitian pada bencana dimulai oleh Gilbert F. Withe, yang mencoba memahami mengapa orang tinggal di dataran banjir yang mudah terkena bencana. Sejak itu, bidang ini berkembang menjadi multi disiplin dengan mempelajari bencana alam (seperti gempa bumi), dan bencana teknologi (seperti kebocoran reaktor nuklir). Geografer yang mempelajari bencana tertarik pada dinamika bencana, dan bagaimana manusia, dan masyarakat menghadapinya. Geografi sejarah Cabang ini mencari penjelasan bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang, dan menjadi seperti sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan satu dari banyak kunci atas bidang ini - banyak disimpulkan tentang pengaruh masyarakat dahulu pada lingkungan, dan sekitarnya. Ada apa dibalik nama? Geografi sejarah, dan kampus Berkeley "Geografi Sejarah" tentu saja merupakan akibat timbal-balik dari geografi, dan sejarah. Tetapi di Amerika Serikat, mempunyai arti yang lebih spesifik. Nama ini dikenalkan oleh Carl Ortwin Sauer dari Universitas California, Berkeley dengan programnya mereorganisasi geografi budaya (beberapa orang menyebutkan semua geografi) pada semua wilayah, dimulai pada awal abad ke-20. Bagi Sauer, muka bumi, dan budaya di atasnya hanya bisa dipahami jika mempelajari semua pengaruhnya (fisik, budaya, ekonomi, politik, lingkungan) menurut sejarah. Sauer menekankan kajian wilayah sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan kekhususan pada wilayah di atas bumi. Filosofi Sauer merupakan pembentuk utama pemikiran geografi di Amerika pada pertengahan abad ke-20. Sampai sekarang kajian wilayah masih menjadi bagian departemen geografi di kampus-kampus di AS. Tetapi banyak geografer beranggapan ini akan membahayakan ilmu geografi itu sendiri untuk jangka panjang: penyebabnya adalah terlalu banyak pengumpulan data, dan klasifikasi, sementara analisis, dan penjelasannya terlalu sedikit. Studi ini menjadi lebih spesifik pada wilayah sementara geografer angkatan berikutnya berusaha mencari nama yang tepat untuk ini. Mungkin ini yang menyebabkan krisis 1950-an pada geografi yang hampir menghancurkannya sebagai disiplin akademis. Teknik geografis Penginderaan jauh Penginderaan jauh adalah ilmu yang memperoleh informasi mengenai objek atau fenomena di permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji. Pengamatan dan pengumpulan informasi dilakukan dengan menggunakan sensor tertentu. Sensor yang digunakan dapat menangkap dan merekam pantulan cahaya atau sumber energi lainnya dan kemudian mengubahnya sebagai data yang dapat dijelaskan, dianalisa dan diterapkan secara nyata. Konsep penginderaan jauh sangat mirip dengan cara kerja dari mata manusia. Sensor yang digunakan pada penginderaan jauh dipasang pada platform yang berbentuk satelit atau pesawat terbang. Satelit digunakan untuk melakukan penginderaan jauh dari luar angkasa, sedangkan pesawat terbang digunakan untuk penginderaan di dalam atmosfer bumi. Hasil penginderaan jauh dengan satelit disebut citra satelit, sedangkan hasil penginderaan dengan pesawat terbang disebut foto udara.Pengindraan jauh diperoleh melalui media perekam objek atau fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang elektromagnetik, dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk citra. Pengertian 'tanpa kontak langsung' di sini dapat diartikan secara sempit, dan luas. Secara sempit berarti bahwa memang tidak ada kontak antara objek dengan analis, misalnya ketika data citra satelit diproses, dan ditransformasi menjadi peta distribusi temperatur permukaan pada saat perekaman. Secara luas berarti bahwa kontak dimungkinkan dalam bentuk aktivitas 'ground truth', yaitu pengumpulan sampel lapangan untuk dijadikan dasar pemodelan melalui interpolasi, dan ekstrapolasi pada wilayah yang jauh lebih luas, dan pada rincian yang lebih tinggi. Pada awalnya penginderaan jauh kurang dipandang sebagai bagian dari geografi, dibandingkan kartografi. Meskipun demikian, lambat laun disadari bahwa penginderaan jauh merupakan satu-satunya alat utama dalam geografi yang mampu memberikan synoptic overview—pandangan secara ringkas tetapi menyeluruh—atas suatu wilayah sebagai titik tolak kajian lebih lanjut. Penginderaan jauh juga mampu menghasilkan berbagai macam informasi keruangan dalam konteks ekologis, dan kewilayahan yang menjadi ciri kajian geografis. Di samping itu, dari sisi persentasenya, pendidikan penginderaan jauh di Amerika Serikat, Australia, dan Eropa lebih banyak diberikan oleh lembaga ilmu (departemen, sekolah atau fakultas) geografi. Dari segi metode yang digunakan, dikenal metode penginderaan jauh manual atau visual, dan metode penginderaan jauh digital. Penginderaan jauh manual memanfaatkan citra tercetak (foto udara, citra hasil pemindaian scanner di pesawat udara maupun satelit) melalui analisis, dan interpretasi secara manual/visual]. Penginderaan jauh digital menggunakan citra dalam format digital, misalnya hasil pemotretan kamera digital, hasil pemindaian foto udara yang sudah tercetak, dan hasil pemindaian oleh sensor satelit, dan menganalisisnya dengan bantuan komputer. Baik metode manual maupun digital menghasilkan peta, dan laporan. Peta hasil metode manual dapat dikonversi menjadi peta tematik digital melalui proses digitisasi (sering diistilahkan digitasi). Metode manual kadangkala juga dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu melalui proses interpretasi di layar monitor (on-screen digitisation), yang langsung menurunkan peta digital. Metode analisis citra digital menurunkan peta tematik digital secara langsung. Peta-peta digital tersebut dapat di-'lay out', dan dicetak untuk menjadi produk kartografis (disebut basis dat kartografis), tetapi dapat pula menjadi masukan (input) dalam suatu sistem informasi geografis sebagai basis data geografis. Peta-peta itu untuk selanjutnya menjadi titik tolak para geografiwan dalam menjalankan kajian geografinya. Kartografi Kartografi atau pemetaan mempelajari representasi permukaan bumi dengan simbol abstrak. Bisa dibilang, tanpa banyak kontroversi, kartografi merupakan penyebab meluasnya kajian geografi. Kebanyakan geografer mengakui bahwa ketertarikan mereka pada geografi dimulai ketika mereka terpesona oleh peta pada masa kecil mereka. walaupun subdisiplin ilmu geografi lainnya masih bergantung pada peta untuk menampilkan hasil analisisnya, pembuatan peta itu sendiri masih terlalu abstrak untuk dianggap sebagai ilmu terpisah. Kartografi berkembang dari kumpulan teknik menggambar menjadi bagian sebuah ilmu. Seorang kartografer harus memahami psikologi kognitif, dan ergonomi untuk membuat simbol apa yang cocok untuk mewakili informasi tentang bumi yang bisa dimengerti orang lain secara efektif, dan psikologi perilaku untuk memengaruhi pembaca memahami informasi yang dibuatnya. Mereka juga harus belajar geodesi, dan matematika yang tidak sederhana untuk memahami bagaimana bentuk bumi berpengaruh pada penyimpangan atau distorsi dari proses proyeksi ke bidang datar. Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis membahas masalah penyimpanan informasi yang berkaitan dengan keberadaan suatu objek atau fenomena di bumi. Seluruh proses pengelolaan data hingga hasil analisa pada Sistem Informasi Geografis dilakukan melalui komputer. Sistem Informasi Geografi terdiri dari kumpulan perangkat lunak, perangkat keras, data geografis, pengguna, dan aplikasi. Data geografis yang diperlukan berbentuk data spasial dan data atribut. Data spasial berkaitan dengan posisi atau lokasi geografis dari suatu objek di permukaan bumi, sedangkan data atribut memberikan penjelasan berupa informasi numerik, foto, atau narasi. Data spasial dapat diperoleh dari grafis peta analog, foto udara, citra satelit, survei lapangan, pengukuran theodolit, atau pengukuran menggunakan Global Position System. Sedangkan data atribut dapat diperoleh melalui statistik, pengukuran lapangan, atau sensus. Metode kuantitatif geografi Metode kuantitatif geografi membahas metode numerik yang khas (atau paling tidak yang banyak ditemukan) dalam geografi. Sebagai tambahan pada analisis keruangan, anda mungkin akan menemukan analisis klaster, analisis diskriminan, dan uji statistik non-parametris pada studi geografi. Bidang Terkait Perencanaan Kota dan Wilayah Perencanaan kota, dan wilayah menggunakan ilmu geografi untuk membantu mempelajari bagaimana membangun (atau tidak membangun) suatu lahan menurut kriteria tertentu, misalnya keamanan, keindahan, kesempatan ekonomi, perlindungan cagar alam atau cagar budaya, dan sebagainya. Perencanaan kota, baik kota kecil maupun kota besar, atau perencanaan pedesaan mungkin bisa dianggap sebagai geografi terapan walau mungkin terlihat lebih banyak seni, dan pelajaran sejarah. Beberapa masalah yang dihadapi para perencana wilayah di antaranya adalah eksodus masyarakat desa, dan kota, dan Pertumbuhan Pintar (Smart Growth). Ilmu wilayah Pada tahun 1950-an, gerakan ilmu wilayah muncul, dipimpin oleh Walter Isard untuk menghasilkan lebih banyak dasar kuantitatif, dan analitis pada masalah geografi, sebagai tanggapan atas pendekatan kualitatif pada program geografi tradisional. Ilmu wilayah berisi pengetahuan bagaimana dimensi keruangan menjadi peran penting, seperti ekonomi regional, pengelolaan sumber daya, teori lokasi, perencanaan kota, dan wilayah, transportasi, dan komunikasi, geografi manusia, persebaran populasi, ekologi muka bumi, dan kualitas lingkungan. Manfaat Ilmu geografi dapat dimanfaatkan dalam tiga bidang, yaitu subjektivisme, objektivisme logis, serta nilai etika dan estetika. Subjektivisme berhubungan dengan kegunaan geografi bagi manusia. Dalam hal ini, geografi terapan memiliki penerapannya secara langsung terutama dalam bidang pemetaan wilayah. Manfaat geografi dalam bidang objektivisme logis lebih dipandang melalui pengetahuan empiris yang didapatkan dari hasil percobaan dan pengukuran secara langsung. Dalam hal ini, geografi digunakan untuk melihat letak geografis secara keseluruhan dari suatu wilayah tertentu. Dalam bidang etika dan estetika, geografi berguna untuk melakukan interaksi yang menguntungkan dan tidak saling merugikan antara manusia dengan lingkungannya. Etika dan estetika dalam geografi dapat terjadi melalui penggunaan wilayah yang tidak sampai menimbulkan bencana alam yang dapat membahayakan manusia sebagai pemakai wilayah. Pendidikan tinggi Di Indonesia, perguruan tinggi yang membuka program studi Geografi sebagai ilmu murni hanya lima perguruan tinggi negeri, yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Negeri Padang (UNP), dan Universitas Negeri Malang (UM), dan satu perguruan tinggi swasta (Universitas Muhammadiyah Surakarta). Sedangkan program studi Pendidikan Geografi ada di 45 perguruan tinggi. UGM, Geografi telah berkembang lebih jauh sehingga menjadi Fakultas tersendiri sejak tahun 1963, yaitu Fakultas Geografi. Saat ini telah mempunyai jenjang pendidikan tinggi dari S1, S2, dan S3. Fakultas Geografi UGM juga mempelajari ilmu Perencanaan, dan Pengembangan wilayah. Di UI, Geografi menjadi jurusan dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Geografi dipelajari sebagai bagian terapan ilmu-ilmu murni sejajar dengan Matematika, Fisika, Kimia, Statistika dan Biologi. Fakultas Geografi UMS didirikan oleh sejumlah alumni, dan dosen Fakultas Geografi UGM. Para Alumni Pendidikan Tinggi Geografi kemudian membentuk sebuah asosiasi profesi yang disebut dengan Ikatan Geograf Indonesia (IGI). Di samping itu, dalam wadah yang lebih sempit, para Geografiwan dari UGM juga mempunyai wadah Ikatan Geografiwan Universitas Gadjah Mada (disingkat IGEGAMA). Badan Informasi Geospasial (BIG) yang dahulu disebut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) adalah salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) berkumpul banyak alumni Geografi, baik dari UI, UGM, UNNES maupun UMS. Ilmu penunjang geografi Berikut adalah ilmu-ilmu penunjang atau bantu dalam geografi. Ilmu antropologi Ilmu arkeologi Ilmu astronomi Ilmu biologi Ilmu botani Ilmu demografi Ilmu ekologi Ilmu ekonomi Fotogrametri Ilmu gemologi Ilmu geofisika Ilmu geologi Ilmu geokimia Ilmu hidrografi Ilmu hidrologi Ilmu kartografi Ilmu klimatologi Ilmu lingkungan Ilmu meteorologi Ilmu mineralogi Ilmu morfologi terapan Ilmu oseanografi Ilmu pedologi Ilmu petrologi Ilmu sosiologi Ilmu statistika Ilmu tanah Ilmu Ukur Tanah Ilmu zoologi Ilmu stratigrafi Mitigasi Bencana Sistem Informasi Geografis Ahli geografi Aziz Ab'Saber Alexander Dalrymple Eberhard August Wilhelm von Zimmermann Heinrich Schliemann Ibnu Battuta Muhammad al-Idrisi Prince Roland Bonaparte Yaqut al-Hamawi Zheng He Lihat pula Fakta geografi dunia Referensi Daftar pustaka Pranala luar Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Ensiklopedia Geografi Online - SekolahVirtual Buana Katulistiwa (BK) Lembaga Aplikasi Geografi Indonesia Geografiana - Situs Geografi Populer Indonesia Artikel topik utama
4,828
42
https://id.wikipedia.org/wiki/Halaman%20Utama
Halaman Utama
Selamat datang di Wikipedia, sebuah ensiklopedia bebas yang bisa disunting oleh siapa saja. artikel dalam bahasa Indonesia. Biografi Geografi Ilmu Sejarah Kimia Teknologi Komunitas Seni Semua portal Wikipedia tidak menjamin keabsahan isi artikel. Wikimedia Foundation tidak bertanggung jawab atas isi Wikipedia. Setiap penulis bertanggung jawab atas suntingannya masing-masing. Butuh bantuan? Hubungi kami!
52
44
https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
Indonesia
Indonesia (), dikenal dengan nama resmi Republik Indonesia atau lebih lengkapnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara daratan benua Asia dan Oseania sehingga dikenal sebagai negara lintas benua, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia merupakan negara terluas ke-14 sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah sebesar 1.904.569 km², serta negara dengan pulau terbanyak ke-6 di dunia, dengan jumlah 17.504 pulau. Nama alternatif yang dipakai untuk kepulauan Indonesia disebut Nusantara. Selain itu, Indonesia juga menjadi negara berpenduduk terbanyak ke-4 di dunia dengan penduduk mencapai 277.749.853 jiwa pada tahun 2022, serta negara dengan penduduk beragama Islam terbanyak di dunia, dengan penganut lebih dari 238.875.159 jiwa atau sekitar 86,9%. Indonesia adalah negara multiras, multietnis, dan multikultural di dunia, seperti halnya Amerika Serikat. Indonesia berbatasan dengan sejumlah negara di Asia Tenggara dan Oseania. Indonesia berbatasan di wilayah darat dengan Malaysia di Pulau Kalimantan dan Sebatik, dengan Papua Nugini di Pulau Papua, dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara yang hanya berbatasan laut dengan Indonesia adalah Singapura, Filipina, Australia, Thailand, Vietnam, Palau, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar, India. Indonesia adalah negara kesatuan dengan bentuk pemerintahan republik berdasarkan konstitusi yang sah, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Berdasarkan UUD 1945 pula, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Presiden dicalonkan lalu dipilih dalam pemilihan umum. Ibu kota Indonesia saat ini adalah Jakarta. Pada tanggal 18 Januari 2022, pemerintah Indonesia menetapkan Ibu Kota Nusantara yang berada di Pulau Kalimantan, yang menempati wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, untuk menggantikan Jakarta sebagai ibu kota yang baru. Hingga tahun 2022, proses peralihan ibu kota masih berlangsung. Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa-bangsa pendatang dan penjajah. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting sejak abad ke-7, yaitu sejak berdirinya Sriwijaya, kerajaan bercorak Hinduisme-Buddhisme yang berpusat di Palembang. Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan bangsa Tionghoa, India, dan juga Arab. Agama dan kebudayaan Hinduisme-Buddhisme tumbuh, berkembang, dan berasimilasi di kepulauan Indonesia pada awal abad ke-4 hingga abad ke-13 Masehi. Setelah itu, para pedagang dan ulama dari Jazirah Arab yang membawa agama dan kebudayaan Islam sekitar abad ke-8 hingga abad ke-16. Pada akhir abad ke-15, bangsa-bangsa Eropa datang ke kepulauan Indonesia dan berperang untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku semasa Zaman Penjelajahan. Setelah berada di bawah kolonial Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda, memproklamasikan kemerdekaan di akhir Perang Dunia II, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Selanjutnya, Indonesia mendapat berbagai tantangan dan persoalan berat, mulai dari bencana alam, praktik korupsi yang masif, konflik sosial, gerakan separatisme, proses demokratisasi, dan periode pembangunan, perubahan dan perkembangan sosial–ekonomi–politik, serta modernisasi yang pesat. Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa, Indonesia terdiri atas bangsa asli pribumi yakni Austronesia dan Melanesia di mana bangsa Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia bagian barat. Dengan suku Jawa dan Sunda membentuk kelompok suku bangsa terbesar dengan persentase mencapai 57% dari seluruh penduduk Indonesia. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka Tunggal Ika" (Berbeda-beda tetapi tetap satu), bermakna keberagaman sosial-budaya yang membentuk satu kesatuan negara. Selain memiliki penduduk yang padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar ke-2 di dunia. Indonesia merupakan anggota dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Gerakan Non-Blok (GNB), Konferensi Asia–Afrika (KAA), Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan G20. Etimologi Kata "Indonesia" berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Indus yang merujuk kepada Sungai Indus di India dan nesos yang berarti "pulau". Jadi, kata Indonesia berarti wilayah "kepulauan India", atau kepulauan yang berada di wilayah Hindia; ini merujuk kepada persamaan antara dua bangsa tersebut (India dan Indonesia). Pada tahun 1850, George Windsor Earl, seorang etnolog berkebangsaan Inggris, awalnya mengusulkan istilah Indunesia dan Malayunesia untuk penduduk "Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu". Murid Earl, James Richardson Logan, menggunakan kata Indonesia sebagai sinonim dari Kepulauan India. Namun, penulisan akademik Belanda di media Hindia Belanda tidak menggunakan kata Indonesia, tetapi istilah Kepulauan Melayu (Maleische Archipel); Hindia Timur Belanda (Nederlandsch Oost Indië), atau Hindia (Indië); Timur (de Oost); dan bahkan Insulinde (istilah ini diperkenalkan tahun 1860 dalam novel Max Havelaar (1859) yang ditulis oleh Multatuli mengenai kritik terhadap kolonialisme Belanda). Sejak tahun 1900, nama Indonesia menjadi lebih umum pada lingkungan akademik di luar Belanda, dan golongan nasionalis Indonesia menggunakannya untuk ekspresi politik. Adolf Bastian dari Universitas Berlin memasyarakatkan nama ini melalui buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipels, 1884–1894. Pelajar Indonesia pertama yang menggunakannya ialah Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara), ketika ia mendirikan kantor berita di Belanda yang bernama Indonesisch Pers Bureau pada tahun 1913. Sejarah Secara garis besar, sejarah Indonesia terdiri dari periode prasejarah, periode monarki, periode kolonial, dan periode republik. Periode prasejarah Fosil-fosil manusia purba seperti Homo erectus, yang oleh antropolog juga dijuluki "Manusia Jawa", menimbulkan dugaan bahwa kepulauan Indonesia telah mulai berpenghuni pada antara dua juta sampai 500.000 tahun yang lalu. Namun kebenaran tentang hal ini banyak diperdebatkan. Dari 110.000 hingga 12.000 tahun yang lalu, daratan Nusantara bagian barat (kira-kira kepulauan sebelah barat termasuk Sumatra, Jawa, dan Kalimantan sekarang) masih menyatu dengan daratan utama Asia, membentuk Sundaland. Dalam periode tersebut, sekitar 74.000 tahun yang lalu, terjadi erupsi Gunung Toba yang disebut-sebut sebagai salah satu letusan gunung api terbesar sepanjang sejarah yang menyebabkan perubahan iklim, yang dikatakan hampir memusnahkan populasi manusia modern saat itu. Umat manusia sendiri sebenarnya belum sampai ke Sumatra, gelombang migrasi dari Afrika ikut terhenti untuk sementara akibat erupsi ini. Gunung Toba kemudian tenggelam dan kalderanya membentuk sebuah danau besar dengan nama yang sama. Sekitar 60.000 tahun yang lalu, gelombang migrasi pertama manusia yang menjadi nenek moyang ras Melanesia sampai di dataran Nusantara. Berakhirnya zaman es pada awal zaman Holosen (12.000 tahun Sebelum Masehi) menyebabkan naiknya permukaan laut dan terpisahnya daratan-daratan Sundaland dari daratan utama Asia, lalu terpecah hingga membentuk kepulauan Nusantara seperti sekarang ini. Kejadian-kejadian tersebut menjadi pemicu terjadinya diaspora manusia. Kedatangan bangsa Austronesia dari daratan Taiwan yang mulai tiba di Nusantara sekitar 3500 hingga 2000 SM menyebabkan bangsa Melanesia yang telah ada lebih dahulu di sana terdesak ke wilayah-wilayah yang jauh di timur kepulauan, meskipun ada sebagian yang berasimilasi/akulturasi dengan pendatang tersebut. Dengan kondisi tanah vulkanis yang subur, melimpahnya keanekaragaman hayati, ditambah dengan kemampuan bercocok tanam yang dimiliki manusia saat itu menyebabkan kegiatan pertanian dan pemukiman mulai terbentuk dan berkembang pesat. Periode monarki Kerajaan Hindu-Buddha Memasuki abad-abad awal Masehi, kerajaan-kerajaan kecil Hindu-Buddha mulai terbentuk dan berkembang di daerah Nusantara. Kandis diduga merupakan kerajaan tertua di Nusantara, yang berdiri pada abad ke-1 SM dan terletak di daerah yang saat ini menjadi wilayah Provinsi Riau dan sekitarnya. Namun, keberadaan Kandis tidak meninggalkan bukti artefak dan bukti-buktinya sangat sulit dikonfirmasi oleh para arkeolog, sehingga keberadaan kerajaan ini masih sering diperdebatkan oleh para ahli sejarah. Di Pulau Jawa sendiri, predikat kerajaan tertua di Pulau Jawa diduga dipegang oleh Salakanagara yang berdiri pada abad ke-1 M di daerah sekitar Cianjur, Jawa Barat. Kerajaan ini sendiri diperkirakan menjadi cikal bakal Tarumanagara yang berdiri pada tahun 358 Masehi. Keberadaan Salakanagara juga masih menjadi perdebatan di kalangan ahli karena kurangnya bukti-bukti sejarah. Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ada, dua kerajaan tertua yang telah diakui para ahli adalah Kutai Martapura dan Tarumanagara pada abad ke-4 Masehi. Kutai Martapura berdiri di wilayah yang saat ini masuk dalam Provinsi Kalimantan Selatan. Sementara itu, Tarumanagara berdiri di wilayah barat Pulau Jawa. Dari bukti-bukti yang menunjukkan bahwa kedua kerajaan tersebut telah bercorak Hindu-Buddha, dapat dipastikan bahwa agama Hindu dan Buddha telah berkembang di wilayah Nusantara sekurang-kurangnya sejak abad ke-4. Beberapa kerajaan bercorak Hindu-Buddha juga terbentuk setelahnya. Di Kalimantan, pernah berdiri banyak kerajaan kecil bercorak Hindu-Buddha, yaitu Tanjungpura, Kuripan, Nan Sarunai, Selimbau, Negara Dipa, dan Negara Daha. Kemudian di Jawa, beberapa kerajaan Hindu-Buddha yang terbentuk adalah Kalingga, Sunda Galuh (Pajajaran), dan Kanjuruhan. Di Sumatra sendiri, kerajaan-kerajaan lain yang terbentuk adalah Kesultanan Samudra Pasai berdiri dari tahun 710 Masehi, Kerajaan Siguntur dari tahun 1250 Masehi, Kepaksian Sekala Brak tahun 1289 Masehi, Kerajaan Pagaruyung 1347 Masehi, Kesultanan Aceh 1496 M, Kerajaan Melayu 645 Masehi, Kerajaan Tulang Bawang Abad ke-16 Masehi, Keritang, dan Kerajaan Jambu Lipo Abad ke-10 M. Pada abad ke-7 Masehi, Sriwijaya yang berbentuk kedatuan dan bercorak Buddha berdiri di Nusantara, yang kemudian berkembang menjadi salah satu kemaharajaan (kekaisaran) terbesar di Nusantara yang pernah berdiri, serta menjadikannya negara monarki dengan masa berdiri terlama di Asia Tenggara. Sriwijaya pada masa kejayaannya melingkupi sebagian besar Pulau Sumatra, Semenanjung Malaka dan Semenanjung Kra, sebagian Jawa, Kalimantan bagian barat, hingga ke Kamboja dan Vietnam bagian selatan. Sriwijaya pada masa itu mengendalikan aktivitas pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan maritim utama antara India dengan Tiongkok dan merupakan salah satu jalur pelayaran terpenting di dunia. Dari perdagangan tersebut, banyak budaya asing yang mempengaruhi dan bahkan berasimilasi dengan budaya-budaya lokal. Nama Sriwijaya mulai meredup dan diperkirakan runtuh pada awal abad ke-11. Dharmasraya kemudian naik menggantikan Sriwijaya, sebelum kembali digantikan oleh Pagaruyung pada abad ke-14. Pada abad ke-8, Medang yang dipimpin oleh Wangsa Sailendra, yang sebagian besar bercorak Buddha Mahayana, berdiri di daerah Jawa Tengah dan mendapat pengaruh luas. Pada abad ke-9, wangsa tersebut terpecah dan sebagian menyingkir ke Sumatra, lalu menguasai Sriwijaya, hingga kejatuhan kemaharajaan tersebut pada abad ke-11. Beberapa ahli menganggap bahwa beberapa raja Medang yang beragama Hindu Syiwa sebagai suatu dinasti tersendiri bernama Wangsa Sanjaya, sementara ahli-ahli lainnya menganggap wangsa tersebut sebenarnya tidak pernah ada dan masih merupakan bagian dari Wangsa Sailendra. Beberapa ahli pun memisahkan raja-raja Medang setelah pindahnya pusat pemerintahan ke Jawa Timur sebagai wangsa tersendiri bernama Wangsa Isyana. Setelah pemerintahan Airlangga dari Medang berakhir pada tahun 1042, Medang terbagi menjadi Panjalu (Kadiri) dan Janggala. Janggala ditaklukkan oleh Panjalu pada tahun 1135. Ken Arok dari Wangsa Rajasa kemudian menaklukkan Panjalu dan mendirikan Kerajaan Singasari (Tumapel) pada tahun 1222, yang mengakhiri kekuasaan Wangsa Isyana/Sailendra di Jawa. Kerajaan ini runtuh pada tahun 1292 oleh pemberontakan yang dipimpin oleh Jayakatwang, sisa dari Wangsa Isyana. Namun, pemberontakan tersebut ditumpas setahun setelahnya oleh Raden Wijaya, menantu Kertanegara yang merupakan raja terakhir Singasari. Raden Wijaya mendirikan Majapahit yang bercorak Syiwa-Buddha. Kerajaan tersebut pada perkembangannya menjadi suatu kemaharajaan atau kekaisaran terbesar di Nusantara, dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas pada masa kejayaannya, yaitu meliputi Sumatra, Semenanjung Malaka, daerah pesisir dan dataran rendah Kalimantan, Sulawesi bagian selatan dan timur, Nusa Tenggara, Maluku, hingga ujung barat Papua. Majapahit terutama mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dengan Patih Amangkubhumi Gajah Mada, yang sangat terkenal dengan Sumpah Palapa yang berisi ikrar untuk menyatukan seluruh wilayah Nusantara. Majapahit pada masanya terkenal sebagai negara agraris dan juga sebagai negara perdagangan yang mengatur aktivitas pelayaran dunia. Majapahit mengalami kemunduran semenjak pengaruh Islam semakin besar di Nusantara, dan akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh Demak pada tahun 1527. Sampai sebelum masuknya kolonialisme di Nusantara, kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang masih bertahan adalah Blambangan di Pulau Jawa bagian timur jauh, serta kerajaan-kerajaan Bali bekas Gelgel, yakni Klungkung, Buleleng, Karangasem, Badung, Tabanan, Gianyar, Bangli, Mengwi (dalam perkembangan bergabung dengan Badung), dan Jembrana. Kesultanan Islam Islam sebenarnya telah memasuki Nusantara mulai pada abad ke-7 Masehi. Islam dibawa oleh para pedagang dan para ulama berkebangsaan Arab, Persia, dan Gujarat. Para pedagang dan pelaut Tionghoa beragama muslim, terutama kelompok pelaut di bawah pimpinan Cheng Ho, juga ikut serta dalam menyebarkan Islam di Nusantara. Aceh adalah daerah pertama yang menjadi pusat penyebaran agama Islam di Nusantara. Kesultanan Islam pertama yang diketahui berdiri di Nusantara, khususnya di Aceh adalah Jeumpa yang didirikan pada abad ke-7, yang wilayahnya kira-kira mencakup wilayah Kabupaten Bieruen saat ini. Setelah itu, beberapa kesultanan juga berdiri di wilayah Aceh pada masa-masa awal penyebaran Islam di Nusantara, yang di antaranya adalah Peureulak, Lamuri, dan Linge. Pada awal-awal milenium ke-2, Islam mulai menyebar ke banyak daerah di Pulau Sumatra, terutama setelah Sriwijaya runtuh pada abad ke-11. Beberapa kerajaan Hindu-Buddha di Sumatra bahkan kemudian beralih menjadi kesultanan-kesultanan Islam. Kesultanan-kesultanan yang pernah muncul dan berdiri di wilayah Sumatra setelah itu adalah Samudera Pasai, Siguntur, Aceh, Melaka, Pagaruyung, Jambi, Inderapura, Siak Sri Inderapura, Pedir, Daya, Sungai Pagu, Bungo Satangkai, Asahan, Serdang, Deli, Langkat, Palembang, Lingga, Kota Pinang, Pelalawan, Aru, Barus, Padang, Tamiang, dan Sekala Brak. Islam belum menyebar secara signifikan ke wilayah Nusantara lainnya hingga abad ke-15, ketika Islam mulai diperkenalkan dan menyebar secara luas. Sejak masa itu, Islam mulai memengaruhi seluruh wilayah Nusantara pada masa-masa selanjutnya. Setelah Majapahit mengalami kejatuhan, kesultanan-kesultanan bercorak Islam berdiri dan berkembang pesat di Nusantara, terutama di Jawa. Kesultanan pertama di Pulau Jawa yang telah diakui secara luas adalah Demak dan Cirebon yang berdiri pada abad ke-15. Namun beberapa waktu ini, beberapa pakar menemukan sejumlah bukti tentang kesultanan Islam yang lebih tua, yaitu Lumajang, yang diperkirakan berdiri pada akhir abad ke-13. Setelah itu, terdapat beberapa kesultanan yang juga berdiri di Jawa, yaitu Giri, Banten, Kalinyamat, Pajang, Sumedang Larang, Mataram, Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Surakarta Hadiningrat. Di Kalimantan sendiri, beberapa kerajaan Hindu-Buddha beralih menjadi kesultanan Islam, misalnya Selimbau, Landak Tanjungpura. Kemudian beberapa kesultanan baru juga berdiri seiring dengan meningkatnya pengaruh Islam di Pulau Kalimantan sejak abad ke-14. Brunei yang lepas dari Melaka pada abad ke-14 kemudian mencapai masa kejayaannya pada abad ke-15 dengan berhasil menguasai seluruh pesisir Pulau Kalimantan. Pada abad ke-16, Banjar berdiri, berkembang, dan kemudian menguasai sebagian besar pesisir selatan Kalimantan, serta memiliki hubungan baik dengan Demak. Kejayaan Banjar mulai menurun pada abad ke-18 dan keberadaannya dihapuskan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1905. Selain itu, beberapa kesultanan yang juga berdiri di Pulau Kalimantan adalah Sintang, Mempawah, Kubu, Bangkalaan, Sanggau, Tayan, Kusan, Paser, Kotawaringin, Pagatan, Sambas, Kutai Kertanegara ing Martapura, Berau, Sambaliung, Gunung Tabur, Pontianak, Tidung, dan Bulungan. Agama Islam diperkirakan mulai berkembang di Pulau Sulawesi pada abad ke-16. Pada masa itu, beberapa kerajaan bercorak Hindu-Buddha atau Animisme beralih menjadi kesultanan-kesultanan Islam dan beberapa kesultanan Islam yang baru berdiri dan berkembang. Kesultanan besar yang terkenal di Sulawesi adalah Makassar, yang merupakan gabungan dari Gowa dan Tallo). Kerajaan ini pada masa kejayaannya mencakup Sulawesi bagian selatan dan tengah, serta Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa di saat ini menjadi wilayah Nusa Tenggara Barat. Selain itu, beberapa kesultanan lainnya di Sulawesi adalah Bantaeng, Banggai, Buton, Bone, Gorontalo, Bolango, Konawe, Luwu, Tolitoli, Buol, Wajo, Muna, Palu, Parigi, Soppeng, Bungku, Siang, Bolaang Mongondow, Tawaeli, Balanipa, Alitta, Banawa, dan Bolangitang. Di Kepulauan Maluku, terdapat dua kesultanan besar yang terkenal, yaitu Ternate dan Tidore yang berpusat di wilayah yang saat ini termasuk dalam wilayah Maluku Utara. Wilayah Ternate pada masa kejayaannya, yaitu pada abad ke-16, mencakup Pulau Ternate, sebagian kecil Pulau Halmahera, Kepulauan Maluku bagian tengah, Pulau Sulawesi bagian utara dan timur, hingga ke Nusa Tenggara Timur. Sementara itu, Tidore pada masa kejayaannya yang juga pada abad ke-16 meliputi Pulau Tidore, sebagian besar Pulau Halmahera, hingga ke Papua Barat. Beberapa kesultanan yang juga pernah berdiri di Kepulauan Maluku, yaitu Jailolo, Bacan, Tanah Hitu, Iha, dan Huamual. Kesultanan-kesultanan yang pernah berdiri di Kepulauan Nusa Tenggara, yaitu Bima, Sumbawa, Adonara, Dompu, Selaparang, Sanggar, dan Lamakera. Sementara kesultanan-kesultanan yang pernah berdiri di Papua adalah Sekar, Patipi, Fatagar, dan Kaimana. Kejayaan kesultanan-kesultanan Islam mulai memudar setelah bangsa-bangsa asing masuk dan menerapkan kolonialisme di Nusantara. Sebagian di antaranya dibubarkan oleh pemerintah kolonial setelah mengalami kekalahan perang, dan sebagian lainnya menjadi daerah swapraja (zelfbestuur) di bawah kekuasaan pemerintahan kolonial. Kerajaan Kristen Kekristenan dibawa oleh para misionaris dari Dunia Barat. Kristen Katolik umumnya dibawa ke Indonesia oleh bangsa Portugis, sementara Kristen Protestan umumnya dibawa oleh bangsa Belanda. Selama kolonialisme Barat, beberapa kerajaan bercorak Kristen muncul sebagai akibat penyebaran dan pembaptisan oleh para misionaris pada rakyat dan keluarga bangsawan di kerajaan-kerajaan tersebut. Masuknya Agama Kristen di Sulawesi dan Maluku, khususnya wilayah yang saat ini dalam Provinsi Sulawesi Utara, diawali dengan kedatangan bangsa Portugis yang membawa Katolik pada abad ke-16, tetapi kemudian digantikan oleh Protestan yang dibawa oleh misionaris Belanda, setelah orang-orang Portugis diusir oleh pasukan Belanda pada abad ke-17. Kerajaan-kerajaan Kristen yang terbentuk di Pulau Sulawesi adalah Bolaang Mongondow, Manganitu, Manado, Moro, Siau, Soya, dan Tagulandang. Di wilayah Nusa Tenggara, khususnya di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kristen Katolik dibawa oleh bangsa Portugis yang terusir ke wilayah Pulau Flores dan Pulau Timor setelah wilayah Kepulauan Maluku dikuasai oleh bangsa Belanda pada awal abad ke-17. Para misionaris Portugis yang juga ikut terusir kemudian melakukan misi di negara-negara di wilayah tersebut. Beberapa negara yang menjadi kerajaan Katolik adalah Amanatun, Larantuka, dan Sikka. Periode kolonial Upaya kolonisasi oleh Portugal Sejak terputusnya jalur perdagangan Laut Tengah karena jatuhnya Konstantinopel ke tangan bangsa Turki Utsmani pada tahun 1453, bangsa-bangsa Eropa sejak saat itu berusaha mencari jalur alternatif lain untuk memperoleh komoditas rempah-rempah yang dibutuhkan. Berkembangnya teknologi pelayaran pada abad ke-16 membuat bangsa-bangsa Eropa melakukan ekspedisi jalur laut besar-besaran untuk mencari dan menguasai wilayah-wilayah yang kaya akan rempah-rempah. Sebagai salah satu bangsa yang merintis gelombang ekspedisi dan kolonialisme di Dunia Timur, armada Portugis di bawah kepemimpinan Afonso de Albuquerque, yang telah menguasai Goa pada saat itu, melanjutkan ekspedisinya ke timur hingga sampai di Kepulauan Nusantara. Pada tahun 1511, armada Portugis yang sampai di Melaka kemudian menyerang dan menduduki negara tersebut. Penyerangan ini menjadi titik awal dimulainya kolonialisme di Nusantara. Negara-negara sekitar yang merasa terancam kemudian mengecam penyerangan tersebut. Setahun setelah peristiwa tersebut, Demak mengirimkan armada laut ke Melaka untuk menyerang balik armada Portugis, tetapi usaha tersebut gagal. Pada tahun 1512, Albuquerque mengirimkan armada yang dipimpin oleh António de Abreu dan Francisco Serrão menuju Kepulauan Maluku demi memonopoli perdagangan cengkih dan pala. Pasukan tersebut disambut baik oleh Sultan Ternate saat itu, yakni Bayanullah. Ia mengizinkan armada Portugis untuk membangun benteng dan mendapat hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate, dengan imbalan bantuan kekuatan militer untuk Ternate, karena pada saat itu Ternate sedang bermusuhan dengan Tidore. Benteng tersebut kini menjadi situs reruntuhan bernama Benteng Kastela. Pada tahun 1521, armada Spanyol yang melakukan ekspedisi ke barat, alih-alih ke timur seperti yang dilakukan oleh armada Portugis, sampai di Kepulauan Filipina. Namun, konflik yang pecah antara pasukan Spanyol dan penduduk setempat yang hingga menyebabkan tewasnya pemimpin ekspedisi, Fernando de Magelhaens, tersebut membuat armada yang tersisa di bawah kepemimpinan Juan Sebastián Elcano melanjutkan perjalanan hingga sampai di Kepulauan Maluku pada tanggal 8 November 1521. Kedatangan mereka ditentang oleh orang-orang Portugis yang terlebih dahulu singgah di Maluku dan bekerja sama dengan pemerintahan Ternate, serta menuding bahwa mereka melanggar Perjanjian Tordesillas. Demi mendapat kesempatan dalam menguasai rempah di Maluku, bangsa Spanyol kemudian mendekati musuh Ternate, yaitu Tidore, dan membantu mereka melawan Ternate dan Portugal. Armada Portugis yang ada di Nusantara meneruskan ambisi memperbesar wilayah koloni dengan rencana menguasai Selat Sunda. Pada tahun 1522, mereka membuat perjanjian kerja sama dengan raja Sunda saat itu, Prabu Surawisesa, yang berisi izin untuk mendirikan bentang bagi armada Portugis di Banten dan Sunda Kelapa dengan imbalan bantuan militer Portugis kepada Sunda dalam menghadapi Demak dan Cirebon. Namun, kerja sama tersebut tidak pernah dapat dilaksanakan. Armada yang dipimpin oleh Francisco de Sá, yang ditunjuk untuk melaksanakan perjanjian tersebut, mengalami bencana topan di Teluk Benggala. Beberapa dari mereka yang mendarat dengan selamat di Sunda Kelapa kemudian diserang oleh pasukan Fatahillah yang sedang merebut daerah Banten dan Sunda Kelapa. Karena melihat hal tersebut, armada Portugis akhirnya angkat kaki dari Selat Sunda. Persaingan antara kubu Ternate–Portugal melawan kubu Tidore–Spanyol di Kepulauan Maluku yang semakin memanas akhirnya membuat perang meletus. Selama peperangan yang terjadi cukup lama di antara kedua kubu tersebut, kekuatan kubu Ternate–Portugal menjadi semakin unggul. Peperangan tersebut berakhir dengan kekalahan kubu Tidore–Spanyol dan penandatanganan Perjanjian Zaragoza pada tanggal 22 April 1529, yang menyebabkan armada Spanyol harus angkat kaki dari Maluku dan kembali ke Kepulauan Filipina. Setelah kepergian Spanyol, hubungan antara Portugal dan Ternate mulai meregang. Bangsa Portugis mulai mencoba untuk memperbesar pengaruh mereka, sementara pemerintah Ternate mulai menyadari bahwa orang-orang Portugis sudah terlalu banyak ikut campur dengan urusan internal negara, terutama mengenai suksesi takhta. Perseteruan yang memuncak pada terbunuhnya Sultan Khairun Jamil dari Ternate di tangan pasukan Portugis akhirnya memantik kemarahan rakyat Ternate, sehingga pasukan Ternate dan sekutunya yang dipimpin oleh Sultan Baabullah dari Ternate menyerang pasukan-pasukan Portugis dan memicu Perang Ternate–Portugal. Diperparah dengan pasukan tambahan dari pihak bangsa Portugis yang tidak dapat dikirim karena penyerangan Aceh untuk merebut Melaka Portugis yang terjadi di saat yang bersamaan, Ternate dan sekutunya akhirnya berhasil mengusir sebagian besar pasukan Portugis yang tercerai-berai. Pengaruh bangsa Portugis di Kepulauan Maluku benar-benar tamat setelah bangsa Belanda masuk dan menduduki Maluku. Awal kolonisasi Belanda dan monopoli VOC Didorong oleh fakta bahwa Portugal mendominasi perdagangan rempah-rempah di Benua Eropa, dan ditambah dengan kesepakatan antara Portugal dan Spanyol, yang saat itu sedang melawan Belanda dalam Perang Delapan Puluh Tahun, untuk bersatu dan dan membentuk Uni Iberia, bangsa Belanda mulai berusaha untuk mencari dan memperoleh sendiri rempah-rempah untuk diperdagangkan. Berbekal rute pelayaran armada Portugis sebelumnya, armada kapal dari Republik Belanda di bawah kepemimpinan Cornelis de Houtman memulai ekspedisi pertama Belanda ke Dunia Timur pada tahun 1595, hingga akhirnya sampai di perairan Banten pada tanggal 27 Juni 1596. Armada tersebut kemudian menyusuri sepanjang pantai utara Pulau Jawa hingga Bali, tetapi persinggahan-persinggahan mereka di sepanjang penyusuran sering kali menimbulkan penolakan dan bahkan perseteruan dari penduduk setempat karena tabiat Houtman dan anak buahnya yang buruk. Setelah setahun kemudian, pertempuran dengan penduduk-penduduk lokal telah membuat mereka kehilangan separuh dari awak armada mereka, sehingga Houtman memutuskan untuk kembali ke Belanda. Namun dari ekspedisi tersebut, mereka berhasil membawa serta peti-peti berisi rempah-rempah dalam jumlah yang banyak, sehingga ekspedisi tersebut dianggap sukses. Melihat keberhasilan rombongan Houtman, mulai tahun 1598 hingga beberapa tahun setelahnya, berbagai kapal yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan berbeda berbondong-bondong menuju Nusantara demi mencari rempah-rempah. Salah satu di antaranya yang paling terkenal adalah rombongan ekspedisi yang dipimpin Jacob Corneliszoon van Neck. Belajar dari kesalahan yang dilakukan oleh armada-armada Portugis dan rombongan Houtman, mereka umumnya berhati-hati dalam bersikap kepada penduduk lokal dan bahkan mencoba untuk merangkul penguasa-penguasa lokal. Oleh karena itu, pedagang-pedagang Belanda berhasil dalam memonopoli perdagangan rempah saat itu. Karena besarnya persaingan perdagangan rempah-rempah di antara pedagang-pedagang Belanda dan di seluruh Eropa, perusahaan dagang tunggal yang mengayomi pedagang-pedagang Belanda tersebut dibentuk oleh Dewan Negara Belanda pada tanggal 20 Maret 1602, dan diberi nama Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC). Dengan pendirian badan usaha tersebut, diharapkan bahwa persaingan antara sesama pedagang Belanda menjadi berkurang, dan pada saat yang sama dapat menyaingi perusahaan-perusahaan dan serikat-serikat dagang di luar Belanda. Oleh Dewan Negara Belanda, VOC diberikan hak khusus dalam piagam yang disebut "oktroi" (octrooi), yang pada dasarnya memperbolehkan VOC untuk memiliki angkatan perang sendiri, mencetak mata uang sendiri, serta memonopoli perdagangan dan menekan penguasa-penguasa lokal di kawasan Nusantara. Mulai pada tahun 1603, VOC membangun pos-pos perdagangan di Banten, Ambon, Jayakarta, dan lain-lain. Namun pada tahun 1604, VOC bersikukuh dengan armada Perusahaan Hindia Timur Britania (EIC) yang sampai di Maluku demi tujuan yang sama dengan VOC. Hal ini memicu persaingan ketat antara VOC dan EIC untuk memperoleh rempah-rempah sebanyak-banyaknya di Nusantara. Pada tahun 1610, posisi gubernur jenderal dipersiapkan untuk mempermudah administrasi dan kendali atas pos-pos perdagangan di Nusantara. Pieter Both ditunjuk sebagai gubernur jenderal pertama pada tanggal 19 Desember 1610. Dalam salah satu kebijakannya, Both menetapkan Ambon sebagai pusat pemerintahan. Pada tanggal 30 Mei 1619, gubernur jenderal yang baru menjabat saat itu, Jan Pieterszoon Coen, memerintahkan armada kapal VOC untuk menyerang Jayapura, mengusir pasukan kerajaan dari Banten, dan mendirikan Batavia. Sementara itu, EIC berhasil membuka banyak pos perdagangan selama tahun 1611–1617, yang di antaranya ialah di Sukadana, Makassar, Jayakarta, Jepara, Aceh, Pariaman, dan Jambi. Hal ini sangat mengancam keberadaan VOC dan akhirnya memperburuk perseteruan antara EIC dan VOC. Pada tahun 1620, Belanda dan Inggris membuat perjanjian diplomatik untuk melakukan kerja sama dalam perdagangan rempah-rempah, tetapi berakhir tiga tahun kemudian dengan terjadinya Pembantaian Amboina terhadap beberapa orang Inggris yang membuat hubungan diplomatik Belanda–Inggris terputus dan armada Inggris berangsur-angsur meninggalkan wilayah Nusantara. Setelah kepastian itu, nama Hindia Belanda ( (ejaan lama), Nederlands-Indië (ejaan baru)) mulai digunakan secara resmi di dalam dokumen-dokumen VOC sejak awal tahun 1620-an. Selama satu abad setelahnya, VOC berkembang sangat pesat dan menjadi badan usaha yang sangat sukses pada masanya, serta berhasil menguasai sebagian besar Pulau Jawa, Painan di Sumatra, Makassar, Manado, serta Pulau Seram, Pulau Buru, dan pulau-pulau sekitarnya. VOC yang lihai dalam memainkan politik di beberapa negara kecil di Nusantara memaksa penguasa-penguasa lokal dari wilayah tersebut menandatangani beberapa perjanjian damai yang terkenal. Beberapa di antaranya adalah Perjanjian Bungaya dan Perjanjian Painan. Pada tahun 1669, VOC menjadi perusahaan swasta terkaya yang ada di dunia pada saat itu, dengan aset-aset yang terdiri atas sekitar 150 kapal dagang, 40 kapal perang, 50.000 karyawan, 10.000 tentara swasta, dan pembayaran dividen sebesar 40% dari investasi awal. Meskipun demikian, perebutan wilayah oleh VOC tetap mendapat perlawanan dari penduduk setempat. Setelah hubungan diplomatik dengan VOC putus, pasukan Mataram merencanakan penyerbuan ke Batavia sebanyak dua kali, yakni pada tahun 1628 dan 1629, meskipun kedua penyerbuan tersebut akhirnya gagal karena kekurangan perbekalan. Beberapa dekade setelahnya di Pulau Sulawesi, VOC melancarkan penyerangan terhadap Gowa pada tahun 1666–1669. Dalam peperangan inilah, Hasanuddin, Sultan Gowa pada saat itu, dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bungaya. Pada tahun 1704–1708, VOC mencampuri urusan rumah tangga kerajaan di Mataram dengan memerangi pasukan Amangkurat III, yang berakhir dengan kemenangan VOC dan diangkatnya Pakubuwana I sebagai raja Mataram. Kemudian pada tahun 1719–1723, VOC diminta oleh Amangkurat IV untuk membantu dalam perang melawan keluarga kerajaan yang memberontak. Pada tahun 1940, terjadi peristiwa Geger Pacinan, yaitu pembantaian orang-orang Tionghoa yang tinggal di Batavia pada saat itu. Pembantaian tersebut memicu pecahnya Perang Jawa (1741–1743) dan Perang Kuning (1750) antara pasukan gabungan orang Jawa dan orang Tionghoa melawan pasukan Belanda. Pada saat yang relatif bersamaan, rangkaian konflik antaranggota keluarga kerajaan Mataram yang berlangsung dari tahun 1749–1757 juga beberapa kali diintervensi oleh VOC. Pada konflik inilah negara Mataram bubar dan terpecah menjadi beberapa negara baru, yaitu Mangkunagaran, Yogyakarta, dan Surakarta, berdasarkan Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) dan Perjanjian Salatiga (17 Maret 1757). Pada tahun 1771–1772, Perang Puputan Bayu, yang pecah akibat masyarakat Blambangan yang tidak terima wilayahnya diserahkan ke dalam kekuasaan Belanda, berhasil diredam oleh pasukan Belanda, tetapi dengan bayaran korban jiwa yang sangat besar dari kedua kubu. Setelah tahun 1730, kejayaan VOC mulai merosot. Hal ini diakibatkan oleh kektidaksiapan VOC dalam menghadapi persaingan perdagangan komoditas yang berubah-ubah dan semakin ketat, serta ditambah dengan korupsi di kalangan internal dan kurangnya jaminan keselamatan atas pegawai-pegawai VOC. Setelah Perang Inggris-Belanda Keempat, VOC mengalami krisis finansial yang sangat buruk yang membuatnya hampir tidak dapat beroperasi. VOC sempat diambil alih oleh Republik Batavia, negara penerus Republik Belanda, mulai pada tanggal 1 Maret 1796 dan hendak untuk diselamatkan dari krisis, tetapi akhirnya tidak berhasil. Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC resmi berhenti beroperasi, sementara aset-asetnya dinasionalisasi menjadi milik Pemerintah Republik Batavia dan wilayah yang diduduki sebelumnya secara praktis menjadi koloni Belanda. Bangsa Belanda masih menguasai secara penuh pos-pos perdagangan tersebut secara penuh selama kira-kira enam tahun, hingga Prancis membubarkan negara Batavia dan mendirikan negara boneka bernama Kerajaan Hollandia. Kolonisasi Belanda di bawah kendali Prancis Wilayah bangsa Belanda yang telah berada di bawah kendali bangsa Prancis secara praktis sejak kejatuhan negara Republik Belanda menjadi semakin kehilangan kedaulatannya semenjak Napoleon Bonaparte naik sebagai pemimpin Republik Prancis sejak tanggal 12 Desember 1799. Pada bulan Maret 1806, Napoleon yang telah mengubah bentuk negara Prancis menjadi kekaisaran sebelumnya membubarkan Persemakmuran Batavia dari bangsa Belanda dan membentuk negara boneka bernama Kerajaan Hollandia, lalu menunjuk Louis Bonaparte, adik Napoleon, sebagai raja atasnya. Hal ini secara tidak langsung membuat koloni di bawah Belanda menjadi milik Prancis. Pada tahun yang sama setelah penunjukannya, Louis mengirimkan salah satu jenderalnya yang berkebangsaan Belanda, yaitu Herman Willem Daendels, untuk menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Daendels tiba pada tanggal 5 Januari 1808 di Batavia dan langsung melakukan tugas-tugasnya seperti membentuk pasukan baru, membangun jalan-jalan baru di Jawa, dan memperbaiki administrasi internal di Jawa. Daendels dikenal dengan aturannya yang sangat keras dan kebijakannya yang bertangan besi, meskipin hal tersebut dimaksudkan sebagai persiapan dalam menghadapi ancaman Britania Raya. Daendels membangun banyak fasilitas dan benteng pertahanan, salah satu contoh yang terkenal adalah Jalan Raya Pos Anyar–Panarukan yang memakan banyak korban pekerja paksa Heerendiensten, Benteng Lodewijk di Surabaya, dan Paleis van Daendels (sekarang Gedung AA Maramis) di Batavia. Daendels juga terkenal keras terhadap penguasa-penguasa lokal dan keluarganya, serta menjadi penyebab jatuhnya negara Banten. Gaya kepemimpinan Daendels yang bertangan besi tersebut tentu saja menimbulkan rasa tidak suka dari penduduk setempat. Pemberontakan di Pulau Jawa yang dipimpin oleh Ronggo Prawirodirjo III pecah dari tanggal 20 November hingga 17 Desember 1810. Pemberontakan ini cepat diredam oleh pasukan dari pemerintah Hindia Belanda dan keraton Yogyakarta, sementara pemimpinnya gugur dalam peperangan. Pada tahun 1810, Jan Willem Janssens ditunjuk untuk menggantikan Daendels. Janssens tiba di Jawa pada tanggal 15 Mei 1811 dan langsung melaksanakan tugasnya, tetapi akhirnya terhenti ketika Britania Raya menyerbu dan mengambil alih Jawa pada bulan Agustus 1811. Kolonisasi singkat Britania Raya Sebagai akibat dari peperangan era Napoleon, bangsa Inggris yang membentuk Persatuan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia berusaha untuk merebut koloni-koloni milik bangsa Prancis di seluruh dunia, termasuk koloni Hindia Belanda yang dikuasai oleh Kekaisaran Prancis setelah kedaulatan Belanda jatuh ke tangan bangsa Prancis. Pada tahun 1809, armada Britania di anak benua India, yang berafiliasi dengan Perusahaan Hindia Timur Britania (EIC), berangkat menuju Hindia Belanda dengan maksud untuk merebut wilayah tersebut dari tangan Prancis dan Belanda. Setahun setelahnya, armada Britania telah menguasai wilayah Kepulauan Maluku dengan kerugian yang minimal. Kemudian pada bulan Agustus 1811, armada Britania mulai menyerbu Pulau Jawa dan menduduki satu per satu pos milik pasukan Prancis dan Belanda di Jawa. Setelah perlawanan dari pasukan Belanda dan Prancis tidak membuahkan hasil, akhirnya pada tanggal 16 September, Jan Willem Janssens, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang lari dari Batavia karena penyerbuan tersebut, akhirnya menyerahkan diri di Salatiga. Lalu pada tanggal 18 September, pasukan Belanda melakukan penyerahan kekuasaan secara resmi atas Pulau Jawa kepada armada Britania di Tuntang. Setelah itu, Gilbert Elliot-Murray-Kynynmound dari Minto, yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal India pada saat itu, menunjuk Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur Jawa. Selama menjabat, Raffles merombak beberapa aturan Belanda yang memberatkan rakyat setempat, seperti Heerendiensten, kebijakan penyerahan hasil bumi paksa dan tanam paksa, sistem perbudakan, serta kebijakan penanaman paksa atas komoditas tertentu. Namun sebagai gantinya, Raffles menerapkan sistem land tenure (sewa tanah), yaitu penduduk membayar pajak sewa tanah kepada Pemerintah yang dipandang sebagai "pemilik sah" atas seluruh tanah jajahan, menaikkan pajak perorangan, dan memperluas kegiatan perdagangan. Di bidang pemerintahan, Raffles membentuk pemerintahan yang lebih terpusat, dengan mengurangi hak-hak penguasa setempat, tetapi juga membentuk keresidenan-keresidenan yang menjadi perpanjangan tangan Pemerintah Pusat. Dia tinggal dan menjalankan tugas pemerintahan di Buitenzorg (sekarang Istana Bogor), dengan menunjuk beberapa orang Britania sebagai petinggi, sembari tetap mempertahankan pegawai-pegawai negeri asal Belanda di tubuh pemerintahan. Sementara di bidang politik, Raffles berusaha untuk bernegosiasi dengan penguasa lokal demi mencapai perdamaian, tetapi tetap melancarkan operasi militer kepada penguasa-penguasa lokal yang membangkang, seperti pada peristiwa Geger Sepehi di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Selain karena kebijakannya tersebut, Raffles juga dikenal sebagai seorang peminat sejarah, budaya, dan masyarakat Jawa. Di bawah pengawasannya, banyak situs monumen kuno yang ditemukan dan digali setelah sekian lama terkubur dan dilupakan penduduk setempat saat itu. Contohnya ialah Candi Prambanan di Sleman dan Klaten, Candi Borobudur di Magelang, dan struktur-struktur kota kuno di Trowulan. Ia juga menuliskan buku tentang sejarah dan keadaan sosiokultural di Pulau Jawa, yang berjudul The History of Java dan diterbitkan pada tahun 1817. Setelah Belanda terbebas dari kekuasaan Prancis pada tahun 1813, pihak Belanda dan pihak Inggris merundingkan dan menandatangani perjanjian pada tahun 1814, yang secara garis besar menyebutkan bahwa Britania Raya mengembalikan koloni Belanda seperti pada tanggal 1 Januari 1803. Setelah peperangan era Napoleon berakhir pada tahun 1815, Britania Raya menyerahkan kembali Pulau Jawa ke Belanda, yang berhasil memegang kendali penuh atas Pulau Jawa dan bagian-bagian koloni lain di Hindia Belanda setahun setelahnya. Pada tahun-tahun berikutnya, Belanda mengirimkan armada militernya untuk menaklukkan negara-negara lainnya di Nusantara. Sementara proses serah terima Hindia Belanda antara pihak Britania dan pihak Belanda sedang terjadi, Gunung Tambora di Pulau Sumbawa meletus dengan dahsyat. Gunung ini sebenarnya telah mengeluarkan gemuruh dan asap hitam sejak tahun 1812, tetapi pada tanggal 5 April 1815, gunung ini mulai mengeluarkan letusan dan gemuruh yang hebat, yang suaranya terdengar hingga ke Pulau Sumatra dan Kepulauan Maluku. Lalu pada tanggal 10–11 April, Gunung Tambora akhirnya mengeluarkan letusan terdahsyatnya kala itu, bahkan letusannya diperkirakan memiliki skala VEI sebesar 7, sehingga abu vulkanik yang dikeluarkan mencapai volume sekitar 100 km3, yaitu empat kali lebih besar dari letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883. Abu tersebut bahkan mencapai Pulau Kalimantan dan Sulawesi dengan ketebalan 1 cm3. Setelah letusan dahsyat tersebut, aktivitas vulkanik gunung ini berangsur-angsur mereda hingga pada tanggal 17 April. Akibat letusan ini, sebanyak 71 ribu jiwa menjadi korban jiwa dari erupsi gunung ini, dengan 11–12 ribu jiwa diperkirakan menjadi korban langsung saat letusan. Sementara itu, letusan ini juga kemungkinan besar menjadi penyebab terjadinya tahun tanpa musim panas setahun setelah letusan (1816), yang memakan korban belasan ribu jiwa. Kaldera yang besar juga terbentuk akibat runtuhnya puncak Gunung Tambora setelah dapur magma menjadi kosong karena letusan, padahal gunung ini diperkirakan merupakan salah satu gunung tertinggi di Nusantara pada saat itu. Oleh karena wilayah yang dikembalikan merupakan koloni Belanda sebelum tahun 1803, wilayah kolonial di Nusantara yang diklaim oleh Britania Raya dan bukan milik Belanda pada tahun itu secara otomatis masih menjadi milik Britania Raya, termasuk wilayah Bencoolen (sekarang Bengkulu). Raffles dikirim kembali ke Nusantara, tetapi kali ini sebagai Letnan Gubernur Bengkulu, kemudian melakukan ekspedisi ke berbagai tempat, seperti Padang, Achin (Aceh), Rhio (Riau), Melaka, dan Singapura, meskipun ia dan pasukannya beberapa kali berseteru dengan pasukan Belanda yang juga menginginkan wilayah yang sama. Perluasan wilayah kolonial Hindia Belanda Setelah Perjanjian Inggris-Belanda pada tanggal 13 Agustus 1814 di London dan berakhirnya peperangan Napoleon, Belanda secara perlahan-lahan mengambil kembali koloninya satu per satu. Pada tanggal 28 Agustus, Belanda membentuk angkatan militer untuk Hindia Belanda yang bernama Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL). Pada tahun 1816, Belanda berhasil mengambil alih seluruh koloni milik Belanda seperti sebelum peperangan Napoleon pecah. Setelah itu, Komisaris Jenderal Hindia Belanda, yaitu badan yang mengatur pengambilalihan wilayah Hindia Belanda, merestrukturisasi pemerintahan di Hindia Belanda dan membentuk Regeringsreglement (Peraturan Pemerintah) yang kemudian mengatur struktur pemerintahan Hindia Belanda selama beberapa dekade ke depan. Peraturan ini menyiratkan pandangan politik yang disebut Pax Nederlandica, yaitu upaya Belanda untuk menguasai dan menduduki wilayah Nusantara dengan praktik kolonisasi yang lebih keras dan pembagian masyarakat ke dalam sistem kasta. Sesuai pandangan tersebut, Belanda mulai mengerahkan KNIL ke wilayah-wilayah lain di Nusantara untuk memperluas wilayah Hindia Belanda. Ekspansi koloni ke luar Pulau Jawa yang dilakukan oleh Belanda tentu saja mendapat perlawanan penduduk setempat yang diserang oleh armada Belanda. Misalnya, pemberontakan yang dilancarkan oleh rakyat Maluku di bawah kepemimpinan Pattimura mulai pada bulan Mei 1817 terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda yang sewenang-wenang dan menyengsarakan rakyat kecil. Pemberontakan tersebut berakhir dengan ditangkapnya Pattimura dan beberapa tokoh pejuang lainnya, yang kemudian dihukum gantung di depan Benteng Victoria di Ambon. Lalu pada tahun 1819, Belanda melakukan ekspedisi untuk menguasai negara Palembang, yang disebut Perang Menteng, tetapi dikalahkan oleh pasukan Palembang yang dipimpin oleh Mahmud Badaruddin II, Sultan Palembang saat itu. Kemudian dua tahun setelahnya, Belanda kembali melakukan penyerangan ke Palembang, tetapi kali ini dengan taktik serangan tiba-tiba. Taktik tersebut berhasil mengecoh pasukan Palembang, sehingga Palembang akhirnya berhasil dilumpuhkan oleh pasukan KNIL. Badaruddin dan keluarganya ditangkap lalu diasingkan ke Ternate, sementara negara Palembang resmi dihapuskan. Konflik di negeri suku Minangkabau, khususnya di negara Pagaruyung, antara kaum Padri (pendukung penegakan syariat Islam dalam tatanan adat Minangkabau) dan kaum Adat (pendukung adat dan tradisi murni Minangkabau) akhirnya memicu pecahnya Perang Padri yang pecah pada tahun 1803. Setelah Pagaruyung direbut oleh kaum Padri pada tahun 1815, kaum Adat yang terdesak kemudian meminta bantuan kepada pemerintah kolonial Hindia Belanda, yang saat itu baru selesai menstabilkan pemerintahan kolonial di Hindia Belanda, dan akhirnya membuat suatu kesepakatan dengan pihak Belanda. Belanda mulai ikut ambil bagian dalam pertempuran sejak tahun 1821. Perlawanan kaum Adat bersama pasukan KNIL itu sempat mengalami kekalahan akhirnya melakukan gencatan senjata dengan pihak kaum Padri pada tahun 1825, setelah Belanda yang terpecah karena meletusnya Perang Diponegoro. Sementara itu, ekspansi yang dilakukan oleh Belanda juga mendapat perlawanan dari sesama bangsa Eropa, yaitu armada pasukan dari bangsa Inggris yang juga telah mengklaim beberapa wilayah di Nusantara. Perselisihan tersebut diawali dengan pembentukan Singapura sebagai tempat bermarkasnya pasukan Britania, yang ditentang oleh Belanda pada tahun 1819. Oleh karena didesak oleh para pedagang yang menginginkan kejelasan batas wilayah kolonial di Timur Jauh, pihak Belanda dan pihak Britania akhirnya mulai melakukan perundingan pada tanggal 20 Juli 1820. Meskipun begitu, perundingan kemudian ditunda pada tanggal 5 Agustus 1820. Perundingan dilanjutkan pada tanggal 15 Desember 1823, hingga akhirnya perundingan tersebut menghasilkan perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 17 Maret 1824, juga di London. Secara garis besar, perjanjian ini menyebutkan bahwa Belanda akan melepaskan seluruh wilayah jajahannya di Semenanjung Malaka, Singapura, dan Anak Benua India kepada Britania Raya, tetapi sebaliknya, Britania Raya akan melepaskan seluruh wilayah jajahannya di Pulau Sumatra, Riau-Lingga (sekarang Kepulauan Riau), dan Banka-Biliton (sekarang Kepulauan Bangka Belitung) kepada Belanda. Perjanjian tersebut secara tegas membagi wilayah kolonial di Nusantara menjadi Malaya Britania (diteruskan oleh Malaysia dan Singapura) dan Hindia Belanda (diteruskan oleh Indonesia). Perjanjian tersebut diratifikasi oleh Britania Raya pada tanggal 30 April 1824 dan oleh Belanda pada 2 Juni 1824. Kedua belah pihak kemudian bertemu kembali di London pada tanggal 8 Juni 1824 untuk saling menukarkan dokumen hasil ratifikasi. Selama perundingan tersebut, Belanda tetap melakukan misi kolonialisme dan imperialisme di Nusantara. Pada tahun 1823, pemberontakan di Pulau Kalimantan bagian barat oleh orang-orang Tionghoa, karena berselisih paham dengan pemerintah kolonial, berhasil diredam oleh KNIL. Pada tahun 1824, pasukan KNIL yang dipimpin oleh Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen melawat ke negara Bone, yang sebelumnya melakukan hubungan kerja saja dengan Belanda setelah Perjanjian Bungaya, untuk merundingkan pembaruan pengakuan perjajian tersebut dengan pihak Bone. Namun, Bone ternyata ingin tidak ingin lagi melakukan kerja sama dengan pihak Belanda. Belanda yang tidak terima kemudian mengerahkan pasukan KNIL untuk menduduki Sulawesi, tetapi mereka mengalami kekalahan karena kekurangan pasukan, dan bahkan beberapa pos Belanda direbut oleh pasukan Bone. Pada tahun 1925, Pemerintah Hindia Belanda mengirimkan sejumlah besar pasukan beserta beberapa artileri untuk menangkap keluarga kerajaan Bone. Namun, sultan Bone dan pembesar-pembesarnya ternyata telah meninggalkan istana dan mengungsi ke pedalaman. Akibat peperangan yang pecah di Jawa dan Sumatra, pasukan pengejar dari KNIL terpaksa ditarik untuk menyelesaikan pertempuran. Pasukan KNIL kembali dikerahkan setelah Perang Padri selesai pada tahun 1838, dan pada tahun yang sama, pihak Bone akhirnya menyerah dan bersedia mengakui kembali Perjanjian Bungaya. Di Jawa, pemerintah kolonial Belanda merencanakan pembangunan jalan di sekitar Yogyakarta pada bulan Mei 1825, dengan memasang patok-patok di setiap tanah yang akan dibangun jalan tersebut. Namun, jalan tersebut ternyata melewati lahan makam leluhur Diponegoro di Tegalrejo. Diponegoro yang marah karena keputusan sepihak Belanda, ditambah faktor-foktor lain seperti penindasan sewenang-wenang Belanda terhadap rakyat Jawa dan ikut campur Belanda dalam keluarga keraton, membuatnya mengerahkan pasukan dari rakyat jelata dan beberapa bangsawan yang simpatik untuk memberontak melawan Belanda dan Yogyakarta. Awalnya, mereka menggunakan strategi gerilya yang berhasil mengecoh tentara KNIL. Sayangnya, pemerintah Belanda yang mulai menganggap serius perlawanan pasukan Diponegoro kemudian mengerahkan pasukan infanteri, kavaleri, dan artileri yang berhasil melumpuhkan dan memukul mundur pasukan Diponegoro. Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830, pasukan KNIL di bawah komando Hendrik Merkus de Kock berhasil menjepit Diponegoro dan membuatnya menyerah. Hampir seluruh penguasa lokal di Jawa tunduk menyerah pada Belanda, sementara Diponegoro yang ditangkap kemudian diasingkan ke Manado, lalu dipindahkan ke Makassar. Setelah Belanda menyelesaikan perang di Jawa tersebut, Belanda kembali melanjutkan Perang Padri di tanah Minangkabau pada tahun 1831, dengan memulai operasi militer melawan kaum Padri. Semua berjalan sesuai rencana, hingga kaum Adat, yang tanpa disadari oleh pihak Belanda, mulai bersekongkol dengan pihak kaum Padri dan berkhianat kepada Belanda pada tahun 1833, dengan menyerang beberapa kubu pertahanan dan garnisun Belanda. Melihat hal ini, Belanda mulai menyadari bahwa mereka bukan hanya harus menghadapi kaum Padri, tetapi menghadapi orang Minangkabau secara keseluruhan. Sejak saat itu, Belanda mulai berusaha untuk menarik hati penduduk-penduduk sekitar sembari tetap menyerang pos-pos milik kaum Padri. Setelah pertempuran demi pertempuran yang berkepanjangan, Perang Padri akhirnya berakhir pada tanggal 28 Desember 1838, setelah seluruh benteng milik kaum Padri jatuh ke tangan Belanda dan negara Pagaruyung runtuh. Wilayah bekas kerajaan tersebut diserap ke dalam wilayah kolonial Hindia Belanda. Setelah peperangan dan ekspedisi yang dilakukan oleh KNIL, Hindia Belanda telah mencakup sebagian besar Pulau Jawa, pantai barat Sumatra, Pulau Sumatra bagian selatan, Pulau Bangka dan Pulau Belitung, Makassar dan sekitarnya, bagian ujung utara Pulau Sulawesi, Maluku bagian tengah, dan Kupang. Namun akibatnya, keuangan Belanda semakin menjadi carut-marut dan nyaris di ambang kebangkrutan. Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang menjabat pada saat itu, yaitu Johannes van den Bosch, mengeluarkan kebijakan yang disebut Cultuurstelsel (Sistem Tanam Paksa) pada tahun 1830, yang pada intinya mengharuskan pribumi (inlander) memberikan 20% tanah pertanian untuk ditanami tanaman komoditas ekspor Belanda, atau memaksa petani untuk bekerja di tanah pertanian milik pemerintah selama 60 hari per tahun. Kebijakan tersebut terbukti berhasil menstabilkan kas pemerintah kolonial Belanda dan memajukan jumlah ekspor Hindia Belanda ke tingkat yang lebih tinggi dibandingkan ekspor masa VOC, sehingga Belanda terlepas dari jeratan kebangkrutan dan bahkan mampu membayar lunas utang-utang yang tersisa setelah VOC bangkrut. Walaupun demikian, kebijakan tersebut justru membuat keadaan penduduk lokal di Hindia Belanda semakin lama semakin terpuruk, hingga bencana kelaparan hebat dan wabah penyakit bermunculan pada tahun 1840-an. Perlawanan dari rakyat kecil dan bahkan dari para pedagang yang menginginkan sistem pasar bebas akhirnya menghilangkan kebijakan ini pada tahun 1870-an. Sementara kebijakan Cultuurstelsel diberlakukan, Belanda juga masih tetap melakukan ekspedisi dan penyerangan ke wilayah-wilayah luar Jawa untuk memperluas cakupan wilayah Hindia Belanda. Pada tahun 1831, Belanda mulai mengirimkan pasukan KNIL untuk menyerang wilayah pesisir bagian barat di Sumatra, sebagai respons dari kenekatan orang-orang Aceh yang menduduki pos-pos milik Belanda di wilayah tersebut. Setahun kemudian, Amerika Serikat (AS) juga mengirimkan pasukan ke Aceh, terutama daerah Kuala Batee, untuk membantu pasukan KNIL, karena merasa dirugikan setelah penduduk Kuala Batee merompak kapal Friendship milik AS dan membantai anak buah kapal tersebut. Pertempuran berhenti setelah orang-orang Aceh menyerah. Akibat kebijakan Cultuurstelsel, rakyat Batipuh yang dihasut oleh oleh Datuk Pamuncak kemudian melakukan pemberontakan terhadap Belanda, yang dimulai pada tanggal 22 Februari 1841. Pemberontakan tersebut menyulut pemberontakan lain di seputar daerah suku Minangkabau, hingga ke kawasan Fort de Kock (sekarang di Bukittinggi) dan Fort Van der Capellen (sekarang di Batusangkar). Dalam pemberontakan tersebut, beberapa tentara KNIL dari kalangan Belanda dan pribumi tewas. Pemberontakan berhasil diredam seminggu setelahnya oleh Andreas Victor Michiels. Setelah pemberontakan tersebut, penduduk Batipuh dihukum kerja paksa. Pada tahun 1846, Hindia Belanda mengerahkan pasukan KNIL ke negara Buleleng di Bali utara untuk menguasai daerah tersebut, dengan dalih bahwa pihak Buleleng tidak mengindahkan kerja sama dengan pihak Belanda dan bahwa pihak Belanda menentang hak tawan karang milik raja-raja Bali, yaitu hak merampas kapal yang karam di wilayah Bali beserta muatannya, yang dianggap melanggar hukum internasional. Belanda mulai menguasai wilayah Buleleng dan Karangasem dengan kekuatan militer, hingga akhirnya tentara KNIL menduduki Singaraja, ibu kota Buleleng pada awal tahun 1848. Orang Bali utara bersedia untuk menandatangani perjanjian dan membiarkan Belanda mendirikan markas di Buleleng. Namun, setelah KNIL kembali ke Jawa, orang Bali melanggar perjanjian tersebut dan bahkan melakukan penyerangan di bawah komando I Gusti Ketut Jelantik, seorang patih Buleleng. Pasukan KNIL kembali dikerahkan untuk menumpas pemberontakan pada pertengahan tahun 1848, tetapi pasukan Buleleng, yang berpindah markas ke Jagaraga setelah pasukan KNIL berlabuh di Bali, kali ini berhasil mengalahkan dan mengusir tentara KNIL. Belanda yang tidak terima kemudian mengirimkan armada dengan jumlah pasukan yang jauh lebih besar di bawah komando Andreas Victor Michiels. Kali ini, mereka memilih menyerang melalui gabungan jalur laut dan darat. Buleleng yang dengan cepat dikuasai oleh tentara KNIL membuat sejumlah orang Buleleng melakukan ritual bunuh diri massal (puputan), yang saat ini dikenal dengan peristiwa Puputan Jagaraga. Sisa pasukan Buleleng kemudian melarikan diri ke negara-negara lain, salah satunya Karangasem. Namun, wilayah Karangasem akhirnya juga dikuasai dengan mudah berkat bantuan dari pasukan dari orang-orang dari Pulau Lombok, yang bermusuhan dengan Karangasem. Dalam penyerangan ke Karangasem, Jelantik beserta I Gusti Ngurah Made Karangasem, raja Buleleng saat itu, gugur dalam pertempuran, sementara I Gusti Ngurah Gede Karangasem, raja Karangasem saat itu dan saudara sepupu dari Made Karangasem, melakukan puputan. Pasukan KNIL kembali mengejar pasukan Bali yang melarikan diri ke Jembrana dan Klungkung. Namun, pengejaran ini terbukti tidaklah mudah bagi KNIL yang dihadang oleh pasukan Bali dari negara-negara selatan, yang kemudian diperparah dengan terbunuhnya Michiels dalam serangan mendadak di Kusamba, Klungkung. Pihak Belanda dan pihak negara-negara Bali yang tidak menginginkan adanya pertumpahan darah lebih lanjut akhirnya menyetujui Perjanjian Kuta pada tahun 1850, yang membuat Hindia Belanda berhak memonopoli perdagangan di kerajaan-kerajaan Bali, sementara Buleleng dan Jembrana jatuh ke tangan Belanda, serta Karangasem menjadi negara vasal Belanda yang dikuasai oleh orang-orang Lombok, terutama oleh orang Bali-Mataram. Dalam beberapa tahun ke depannya, Belanda lebih gencar lagi melakukan penaklukan di beberapa wilayah Nusantara. Pada tahun 1850–1854, Belanda melakukan penyerangan terhadap orang-orang Tionghoa di Pulau Kalimantan bagian barat yang menolak membayar pajak dan melawan pemerintah kolonial. Pada tahun 1851–1859, Hindia Belanda mengirimkan tentara KNIL untuk menaklukkan sisa-sisa pengikut negara Palembang yang telah runtuh. Antara tahun 1855–1864, Belanda melancarkan beberapa penyerbuan ke Pulau Nias untuk menaklukkan daerah tersebut. Pada tahun 1858, Belanda memadamkan pemberontakan di Bali yang dikepalai oleh I Gusti Nyoman Ide Gempol. Pasukan pemberontak tersebut ditangkap dan Gempol diasingkan. Kemudian pada tahun 1859, Bone kembali memberontak dan berperang melawan pemerintah kolonial. Pasukan KNIL yang dikerahkan untuk melakukan agresi militer awalnya gagal menaklukkan Bone karena banyaknya prajurit KNIL yang tewas dan pasukan ditarik untuk sementara waktu, tetapi setahun setelahnya, pasukan KNIL yang lebih besar dikerahkan dan Bone berhasil ditundukkan. Sebagian wilayah Bone direbut oleh Belanda dan menjadi wilayah Hindia Belanda. Perebutan takhta Banjar di antara Tamjidillah II (ditunjuk menjadi sultan Banjar oleh Belanda) dan Hidayatullah II (diangkat sebagai mangkubumi pada saat itu) membuat rakyat Banjar terpecah. Pada awal 1859, Perang Banjar di antara kedua kubu pendukung masing-masing tokoh tersebut meletus, dengan KNIL memposisikan diri di pihak Tamjidillah. Tetapi tidak lama kemudian, Tamjidillah turun takhta pada bulan Juni 1859, dan karena Belanda melihat bahwa tidak ada penerus yang dapat menggantikan posisinya, maka Belanda secara sepihak membubarkan negara Banjar. Namun, rakyat Banjar mengangkat Hidayatullah sebagai sultan Baru, lalu ia memimpin rakyat dari suku Banjar dan Dayak untuk memberontak terhadap pemerintahan kolonial. Setelah beberapa tahun bertempur melawan Belanda, pada bulan Maret 1862, Hidayatullah menyerah kepada pasukan KNIL dan kemudian diasingkan ke Cianjur. Antasari diangkat pemimpin pemerintahan tertinggi Banjar dan melanjutkan kepemimpinan pasukan pemberontakan. Namun setelah beberapa bulan, ia meninggal karena penyakit cacar pada tanggal 11 Oktober 1862. Pada tahun 1863, Belanda menetapkan bahwa perang telah berakhir, tetapi beberapa pemberontakan sporadis yang dipimpin oleh Muhammad Seman masih terjadi hingga kematiannya pada tahun 1905. Pada tahun 1864–1868, pemerintah Hindia Belanda mengirimkan pasukan KNIL untuk menaklukkan suku Basemah yang meneror Palembang dan Benkoelen (Bengkulu). Kemudian pada tahun 1868, pihak Belanda dan pihak Britania Raya kembali berembuk untuk menentukan wilayah-wilayah kolonial tambahan yang belum disepakati dalam perjanjian tahun 1824. Pada tanggal 8 September 1870, dua perjanjian Inggris-Belanda ditandatangani, salah satunya merupakan Perjanjian Siak yang berisi persetujuan pengintegrasian wilayah Siak Sri Inderapura ke dalam wilayah Hindia Belanda. Sebenarnya pihak Belanda juga ingin memasukkan wilayah Aceh ke dalam klausa perjanjian, tetapi niat tersebut dihalangi oleh pihak Britania yang menginginkan wilayah Pantai Emas Belanda di Benua Afrika, yang saat itu dikuasai oleh Belanda, sebagai gantinya. Dewan Perwakilan Belanda menolak meratifikasi Perjanjian Siak, sehingga pihak Belanda dan pihak Britania kemudian melakukan perembukan ulang. Pada tanggal 2 November 1871, kedua pihak menandatangani Perjanjian Sumatra, yang juga menambahkan klausa penggabungan Aceh dan seluruh Pulau Sumatra ke dalam wilayah Hindia Belanda, selain klausa-klausa yang telah disepakati dalam Perjanjian Siak. Setelah perundingan tersebut, Belanda mengerahkan pasukan untuk menyerang dan menguasai Aceh pada tahun 1873. Di bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf Köhler dan Eeldert Christiaan van Daalen, pasukan KNIL berlabuh di Aceh dan mulai menyerang wilayah tersebut pada bulan Maret, tetapi sebulan kemudian, Belanda terpaksa menarik pasukan tersebut karena kurangnya persiapan. Pada akhir tahun yang sama, Belanda kembali menyerang, kali ini, dengan jumlah pasukan yang sangat besar. Pada bulan Januari 1874, pengikut setia, keluarga kerajaan Aceh, dan Sultan Aceh saat itu, Mahmud Syah, yang tidak sanggup membendung pasukan KNIL akhirnya melarikan diri dari Kutaraja (sekarang Banda Aceh), ibu kota negara Aceh, dan bersembunyi di pedalaman. KNIL yang tidak menyia-nyiakan kesempatan ini langsung menduduki Banda Aceh dan mengumumkan secara sepihak pembubaran negara Aceh dan pengintegrasian wilayah Aceh ke dalam Hindia Belanda. Setelah Mahmud Syah meninggal karena penyakit kolera tidak lama setelah ia melarikan diri, Muhammad Daud Syah diangkat sebagai sultan dan pemimpin pejuang Aceh. Pasukan Aceh yang bersembunyi masih melancarkan beberapa perlawanan kecil terhadap pasukan Belanda yang menguasai Kutaraja. Pada dekade 1880-an, para ulama yang juga ikut dalam pasukan Aceh melawan Belanda, khususnya tokoh Teungku Chik di Tiro, mulai mempropagandakan Perang Aceh sebagai perang jihad melawan pasukan Belanda yang dipandang sebagai "para penjajah kafir", sehingga peperangan ini mulai dipandang sebagai simbol perlawanan umat Muslim terhadap imperialisme Barat. Kedatangan Belanda ke negeri suku Batak dengan maksud untuk menguasai wilayah tersebut sekaligus melakukan misi Kristen di tanah Batak membuat rakyat setempat, khususnya Sisingamangaraja XII, merasa terancam dengan kehadiran mereka. Pada tanggal 16 Februari 1878, Perang Batak antara pasukan Batak di bawah komando Sisingamangaraja dengan pasukan KNIL meletus. Pasukan Sisingamangaraja menyerang pasukan KNIL di pos-pos pertahanan milik Belanda. Pada bulan Desember, pasukan Sisingamangaraja membentuk aliansi dengan para pejuang dari Aceh yang juga sedang berperang dengan Belanda kala itu dan mereka bersama-sama melakukan taktik gerilya untuk menyulitkan Belanda. Selama satu dekade setelahnya, pertemputan antara pasukan Sisingamangaraja dan pasukan KNIL berjalan seimbang. Pasukan Sisingamangaraja berhasil merebut beberapa pos pertahanan milik Belanda, sementara Belanda menangkap dan menyiksa prajurit dari pasukan Sisingamangaraja. Pada tahun 1889, Belanda yang mulai melihat jalan buntu dalam peperangan tersebut akhirnya mengirimkan pasukan dengan jumlah yang lebih banyak lagi. Sejak saat itu, pasukan Sisingamangaraja mulai mengalami kekalahan dan jumlah prajurit semakin berkurang, hingga pada tanggal 17 Juni 1907, Korps Marechaussee te Voet (Marsose) dari KNIL berhasil mengepungnya dan sisa pasukannya di suatu desa bernama Sionom Hudon. Sisingamangaraja bersama kedua putranya gugur dalam pertempuran tersebut. Selagi Belanda memperluas wilayah kolonial Hindia Belanda, bencana berupa letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada tahun 1883. Sebenarnya, aktivitas seismik yang intens telah tercatat mulai dari beberapa tahun sebelumnya. Mulai pada tanggal 20 Mei 1883, Perbuwatan, yang merupakan puncak utara Gunung Krakatau, mengeluarkan asap dan uap yang kuat, yang terbawa hingga ke Batavia (sekarang Jakarta). Mulai pada tanggal 16 Juni, erupsi yang lebih kuat dengan awan dan kabut asap berwarna hitam tebal keluar dari Krakatau, dan pada tanggal 24 Juni, kawah baru, yang terbentuk di antara Perbuwatan dan Danan karena erupsi kuat tersebut, juga mulai mengeluarkan erupsi, sehingga kedua erupsi membentuk seperti dua pilar awan hitam yang besar. Pada awal bulan Agustus, pilar ketiga terbentuk dari erupsi Danan, sementara beberapa kawah kecil di sekitanya, yang mengeluarkan asap dan uap dalam jumlah banyak, terbentuk beberapa hari setelahnya, sehingga vegetasi di sekitar Gunung Krakatau mulai rusak dan hancur. Pada tanggal 25–26 Agustus, erupsi semakin intens dan dahsyat, hingga menimbulkan tsunami kecil. Akhirnya, empat letusan sangat dahsyat yang menandakan puncak erupsi gunung berapi ini terjadi pada tanggal 27 Agustus. Letusan ketiga, yang menjadi letusan terkuat di antara keempatnya, menghasilkan suara dengan intensitas hingga 180 dB Sedemikian lantangnya suara tersebut sehingga gendang telinga sebagian besar awak kapal RMS Norham Castle milik Britania Raya, yang kebetulan sedang berlayar di perairan Sumatra dekat Kepulauan Krakatau, pecah karena gelombang suara yang hebat, dan bahkan suara mirip tembakan meriam masih dapat terdengar dari Perth di Australia dan Pulau Rodrigues dekat Mauritius. Tiap letusan menghasilkan tsunami yang mencapai tinggi hingga 30 m, yang menyebar hingga sampai ke Benua Afrika dalam bentuk gelombang yang relatif besar dan Selat Inggris dalam bentuk gelombang kecil. Seluruh vegetasi di sekitar Selat Sunda rata dengan tanah akibat awan panas dan gelombang tsunami, sementara korban manusia yang berjatuhan akibat letusan gunung dan tsunami berjumlah sekitar 36 ribu jiwa. Setelah letusan dahsyat keempat tersebut, dua pertiga bagian utara Pulau Rakata runtuh ke dasar laut, serta menyisakan sepertiga bagian selatan pulau dan tebing curam yang merupakan sisa kaki Puncak Rakata yang tidak runtuh. Setelah letusan dahsyat tersebut, erupsi berkurang secara drastis hingga dinyatakan selesai pada bulan Oktober 1883, meskipun aktivitas seismik masih terasa di sekitar daerah tersebut hingga bulan Februari 1884. Letusan ini diperkirakan berkontribusi pada musim dingin vulkanis yang terjadi selama empat tahun setelah letusan terjadi dan pemandangan-pemandangan langit spektakuler yang diakibatkan oleh abu vulkanik. Belanda tetap memperluas wilayah tundukan mereka di wilayah Aceh sedikit demi sedikit, termasuk di antaranya adalah daerah Meulaboh pada tahun 1883. Teuku Umar, sebagai penguasa lokal di Meulaboh, tunduk dan berdamai dengan pihak Belanda, sehingga ia dipercaya sebagai pemimpin pasukan yang membantu KNIL dalam perang melawan pasukan Aceh. Namun, penyerahan diri tersebut ternyata merupakan siasat Umar untuk mengelabui Belanda. Ketika Belanda kembali menyatakan perang terbuka dengan para pejuang gerilya Aceh pada tahun 1884, Umar dan pengikutnya merampok kapal dan senjata yang dipercayakan Belanda kepadanya dan membagikannya kepada para pejuang Aceh, sementara seluruh tentara dan awak kapal Belanda mereka habisi. Sejak saat itu, Teuku Umar ikut berperang bersama pejuang kesultanan melawan pasukan KNIL. Belanda menjadikan Umar sebagai buron dengan uang imbalan yang besar. Setelah berperang melawan Belanda selama kurang lebih satu dekade, pada bulan September 1893, Umar yang melihat bahwa perang yang berkepanjangan tersebut membuat rakyat kesulitan akhirnya berusaha sekali lagi mengelabui Belanda dengan menyerahkan dirinya dan beberapa anak buahnya kepada pemerintah kolonial Hindia Belanda, dan bahkan bersandiwara seakan-akan ia sangat setia kepada Belanda. Hal ini bahkan mengelabui istri sekaligus teman seperjuangannya, Cut Nyak Dhien. Umar bergabung ke dalam dinas militer Belanda, dan dalam kurun waktu tiga tahun Umar mempelajari taktik dan siasat perang Belanda, mengumpulkan pasukan dan persenjataan, berhubungan dengan pejuang-pejuang Aceh lainnya secara diam-diam, serta mengirimkan uang dan gaji yang diterimanya kepada pasukan Aceh. Pada tanggal 30 Maret 1896, Umar menyatakan diri keluar dari dinas militer dan berbalik mendukung pejuang Aceh, setelah ia membawa lari 800 pucuk senjata, 25.000 butir peluru, 500 kg amunisi, dan uang dalam jumlah besar. Hal ini membuat pemerintah kolonial pusat sangat marah, sehingga Belanda melancarkan operasi militer besar-besaran untuk menangkap Teuku Umar, tetapi para pejuang Aceh yang kini telah dilengkapi persenjataan yang didapat dari Belanda sendiri membuat pasukan KNIL kewalahan menangani mereka. Teuku Umar muncul sebagai kepala armada yang menyatukan pasukan-pasukan Aceh yang terpecah-pecah dan berhasil memukul mundur pasukan Belanda. Joannes Benedictus van Heutsz, komandan pasukan KNIL yang melawan Aceh saat itu, akhirnya menggunakan mata-mata untuk melacak lokasi dan stategi perang Umar. Setelah mendapat kabar bahwa Umar akan menuju ke Meulaboh, Heutsz menyusun strategi serangan tiba-tiba untuk menangkap pasukan Umar. Akhirnya pada tanggal 11 Februari 1899, Belanda berhasil menangkap pasukan Umar, sementara Teuku Umar sendiri gugur dalam penyerangan tersebut. Cut Nyak Dhien kemudian melanjutkan kepemimpinan Umar dalam melawan pasukan Belanda. Sementara berperang melawan pasukan Aceh dan Batak, Belanda tetap melakukan ekspedisi ke wilayah-wilayah Nusantara lainnya demi perluasan wilayah kolonial Hindia Belanda. Pada tahun 1970-an, Belanda berhasil menguasai Jawa, hampir seluruh Pulau Sumatra, Kupang, pesisir selatan Pulau Kalimantan, Makassar dan sekitarnya, Manado dan sekitarnya, serta sebagian besar Kepulauan Maluku. Penaklukan tersebut tentu saja menimbulkan gejolak perlawanan dan pemberontakan. Pada tahun 1885, penduduk Jambi melakukan pemberontakan terhadap Belanda dengan membunuh beberapa pejabat dan tentara Belanda, serta menyerang kapal-kapal Belanda yang berlabuh di pesisir Jambi. Pemberontakan dapat diredam setelah pemerintah kolonial mengirimkan beberapa armada kapal untuk menundukkan para pemberontak. Kemudian pada tahun 1888, para petani Banten, khususnya petani yang mendiami Cilegon dan sekitarnya yang mengalami kesengsaraan akibat bencana dan wabah penyakit, melakukan pemberontakan terhadap Belanda dengan melakukan kerusuhan di kediaman para pejabat Belanda, tetapi pemberontakan tersebut dengan cepat diredam oleh pasukan KNIL dalam waktu beberapa hari. Pada tahun 1891, rakyat suku Sasak yang mayoritas beragama Islam melakukan pemberontakan terhadap kelompok Bali-Mataram (orang-orang suku Bali yang mendiami Pulau Lombok) beragama Hindu Bali yang telah menguasai seluruh Pulau Lombok sejak tahun 1839. Pemberontakan tersebut dapat diredam oleh pasukan Bali-Mataram yang memiliki persenjataan yang lebih modern. Melihat bahwa pemberontakan yang mereka lakukan tidak membuahkan hasil, pada bulan Februari 1894, pihak Sasak mengirimkan utusan untuk meminta bantuan kepada pemerintah kolonial Hindia Belanda. Belanda yang melihat konflik ini sebagai kesempatan untuk memperluas pengaruh di Bali dan Lombok akhirnya membantu pihak Sasak dengan melakukan blokade perdagangan dan memberi perintah agar orang-orang Bali-Mataram menyerah. Namun, kelompok tersebut tidak mengindahkan ancaman tersebut, sehingga Belanda akhirnya turun tangan dengan mengirimkan pasukan ke Pulau Lombok pada bulan Juli 1894. Pada bulan Agustus, pasukan Bali-Mataram menentang kehadiran Belanda dengan menyerang pasukan KNIL secara tiba-tiba, hingga akhirnya pasukan tersebut harus menarik diri karena kehilangan banyak prajurit. Pada bulan November, Belanda kembali mengirimkan pasukan KNIL dengan jumlah yang lebih besar ke Lombok. Pasukan tersebut dengan cepat berhasil menundukkan seluruh perlawanan dari orang-orang Bali-Mataram, sebagian terbunuh dalam pertempuran, sebagian memilih melakukan ritual puputan, dan sebagian menyerahkan diri. Akhirnya, Karangasem dan Pulau Lombok menjadi wilayah kolonial Hindia Belanda, dan seluruh kekayaan kerajaan direbut oleh Belanda. Belanda kembali melanjutkan usaha penaklukannya di Bali, sehingga tidak lama kemudian, negara Bangli and Gianyar menyerah kepada Belanda, sementara negara-negara di Bali selatan masih tetap bertahan. Antara tahun 1891–1892, Christiaan Snouck Hurgronje, seorang peneliti Dunia Barat melakukan penelitian atas budaya dan penduduk di tanah Aceh. Hurgronje menyimpulkan bahwa Belanda sebaiknya mengurangi operasi militer melawan orang Aceh dan membuang fokus mereka terhadap sultan, serta sebaliknya harus menaruh perhatian mereka untuk membentuk praktik spionase yang terorganisasi dan juga menarik hati para ulèëbalang, yaitu pemegang kekuasaan lokal di Aceh. Namun, ia juga memperingatkan bahwa beberapa kaum ulama tidak dapat diajak kerja sama dan hanya dapat ditundukkan dengan kekerasan. Joannes Benedictus van Heutsz, gubernur militer atas pasukan KNIL yang menyerang Aceh, mulai mengimplementasikan saran Hurgronje tersebut dalam kebijakan-kebijakannya, yaitu dengan menawarkan suatu kemudahan perdagangan dan jaminan jabatan tetap sebagai penguasa wilayah kepada para ulèëbalang yang tunduk kepada Belanda. Kebijakan tersebut terbukti berhasil dengan mulusnya kegiatan ekspedisi pasukan Belanda ke Pedir (sekarang Pidie) pada tahun 1897–1898, serta ekspedisi Belanda ke daerah Idi pada bulan Juli 1898. Beberapa ulèëbalang yang menyerahkan diri kemudian menjadi mata-mata bagi Belanda untuk melacak para pejuang Aceh. Kegiatan spionase mereka memberi andil terhadap keberhasilan pasukan KNIL dalam mengepung dan menggugurkan Teuku Umar pada tahun 1899, serta menangkap tokoh-tokoh Aceh yang penting, seperti Muhammad Daud Syah, Panglima Polem, Tuanku Raja Keumala, dan Tuanku Mahmud pada tahun 1903. Dengan tertangkapnya tokoh-tokoh penting tersebut, Belanda menyatakan bahwa Perang Aceh telah selesai. Pada tahun 1904, Belanda melakukan operasi militer besar-besaran ke tanah Gayo, Alas, dan Batak, serta ke daerah-daerah lainnya yang masih melakukan perlawanan. Sekitar tiga ribu jiwa penduduk Aceh tewas dalam operasi ini. Berkat keberhasilannya dalam "membawa kedamaian" di tanah Aceh, Heutsz dianggap sebagai pahlawan di negeri Belanda dengan gelar "Pembawa Perdamaian Aceh", serta diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda oleh Pemerintah Belanda pada tahun yang sama, yaitu tahun 1904. Sementara itu, Cut Nyak Dhien, yang juga melakukan perlawanan terpisah, ditangkap oleh Belanda pada tanggal 4 November 1905. Meskipun Belanda telah menyatakan bahwa perang telah usai, beberapa tokoh ulama Aceh masih tetap melakukan perlawanan, dengan tanah Gayo sebagai pusat perlawanan, hingga mereda sekitar tahun 1913–1914. Keberhasilan Belanda dalam menyelesaikan Perang Aceh yang telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade tersebut juga mendorong semangat pemerintah kolonial Belanda untuk menundukkan negara-negara merdeka lainnya yang masih tersisa di Nusantara. Belanda berhasil melakukan ekspedisi untuk menguasai wilayah di daerah Kerinci (September 1903) serta menduduki wilayah Sulawesi bagian selatan dan membubarkan negara Gowa dan Bone (1905). Pada tanggal 15 Juni 1908, pemberontakan yang dilakukan oleh penduduk Kamang melawan Pemerintah Hindia Belanda pecah dan menyebar ke daerah-daerah lain di Keresidenan Pesisir Barat Sumatra, seperti Manggopoh dan Lintau Buo. Pemberontakan tersebut terjadi akibat penerapan pajak (belasting) yang memberatkan masyarakat, sehingga pemberontakan ini disebut juga Perang Belasting. Pemerintah meresponsnya dengan mengirimkan korps marsose KNIL yang mampu menundukkan semua gelombang pemberontakan tersebut dalam waktu sehari. Belanda yang telah berhasil menaklukkan Bali bagian utara mulai melakukan penyerangan ke negara-negara selatan yang masih bertahan melawan pengaruh Belanda. Pada tanggal 27 Mei 1904, kapal sekunar asing bernama Sri Kumala terdampar di perairan Sanur dan dijarah oleh orang-orang Bali menurut adat tawan karang Bali. Belanda menggunakan alasan ini untuk mengultimatum Badung, Tabanan, dan Klungkung agar menyerah. Akhirnya pada bulan September 1908, Belanda mengirimkan armada dan pasukan KNIL untuk menyerang kerajaan-kerajaan tersebut, Ketika pasukan tiba di negara Badung, Rakyat Badung yang tidak gentar melihat musuk kemudian menyerang pasukan mereka bersama I Gusti Ngurah Made Agung, raja mereka saat itu. Beberapa penduduk lokal juga melakukan ritual puputan atau melempari pasukan dengan perhiasan dan koin untuk mengolok-olok mereka. Kisah heroik raja dan rakyat Badung tersebut saat ini dikenal dengan peristiwa Puputan Badung. Setelah negara Badung berhasil ditundukkan, pasukan KNIL melanjutkan penyerangannya ke Tabanan, tetapi raja dan pengikutnya pun melakukan ritual puputan di dalam kurungan. Setelah itu, pasukan Belanda pergi ke Klungkung dan mempertimbangkan untuk menyerang Dewa Agung Jambe II, penguasa Klungkung dan penguasa nominal seluruh Bali saat itu, tetapi mengurungkan niat mereka setelah Dewa Agung menyerah dan setuju untuk menandatangani perjanjian dengan Belanda. Belanda akhirnya mampu menguasai seluruh Pulau Bali. Namun, monopoli yang dilakukan oleh Belanda di tanah Bali akhirnya menimbulkan pemberontakan dari Dewa Agung, sebagai penguasa nominal Bali, dan pengikut-pengikutya pada bulan April 1908. Pemberontakan ini berakhir dengan kemenangan pihak Belanda, sementara Dewa Agung terbunuh dan pengikut-pengikutnya melakukan puputan, yang saat ini dikenal dengan peristiwa Puputan Klungkung. Berkat peperangan demi peperangan yang telah dimenangkan oleh pasukan Belanda serta keberhasilan penundukan daerah-daerah yang memberontak kepada pemerintah kolonial, sebagian besar wilayah di Nusantara dapat dianeksasi ke dalam wilayah kolonial Hindia Belanda. Akibatnya, beberapa penguasa negara berdaulat (pada saat itu) yang takut akan kekuatan militer Belanda, seperti penguasa-penguasa di negara Tidore di Maluku, Pontianak di Kalimantan, dan Palembang di Sumatra, menyerah kepada Kerajaan Belanda demi menghindari penaklukan atas wilayahnya oleh pasukan Belanda dan agar mereka mampu merundingkan perjanjian damai yang lebih baik di bawah kekuasaan kolonial. Pada tahun 1920-an, wilayah barat Pulau Papua dimasukkan ke dalam kelola administrasi kolonial Belanda, sehingga sejak masa ini Hindia Belanda telah mencakup seluruh wilayah yang kelak menjadi negara Republik Indonesia modern. Pergerakan nasional bangsa Indonesia Dipelopori oleh Conrad Theodore van Deventer, seorang ahli hukum Belanda yang menuliskan esai pada tahun 1899 mengenai utang budi Belanda kepada penduduk pribumi Hindia Belanda, dan Pieter Brooshooft, seorang jurnalis yang menuliskan tentang ketidakadilan yang terjadi di tanah Hindia Belanda, maka pada tanggal 17 September 1901, Wilhelmina, Ratu Belanda pada saat itu, mengumumkan kebijakan politik yang sangat kontras dengan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Belanda sebelumnya, yaitu Politik Etis. Kebijakan ini pada dasarnya membayar utang budi kepada para pribumi di Hindia Belanda dengan menjalankan program Trias van Deventer, yang sejalan dengan ide-ide yang dikemukakan oleh Deventer, yaitu perbaikan dan pengembangan sistem irigasi, pelaksanaan program transmigrasi dari Pulau Jawa yang semakin padat, serta pembukaan sekolah-sekolah demi meningkatkan taraf pendidikan para pribumi. Sementara program transmigrasi dan irigasi akhirnya terbukti tidak berjalan secara optimal, meskipun program edukasi (pendidikan) tersebut hanya menguntungkan kaum priayi (elite pribumi), kebijakan tersebut telah memberikan sumbangsih terhadap kemunculan gerakan-gerakan nasionalis di tanah Hindia Belanda. Pada tahun 1907, Wahidin Soedirohoesodo, seorang alumnus dari School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) di Batavia, mengunjungi almamaternya itu dan menggagaskan kepada para pelajar di sana suatu organisasi yang mampu mendukung biaya pendidikan kedokteran bagi orang-orang pribumi yang berprestasi tetapi tidak mampu secara finansial. Usul ini menarik perhatian beberapa pelajar di sana, sehingga Soetomo dan Soeradji Tirtonegoro mengumpulkan Mohammad Soelaiman, Gondo Soewarno, Goenawan Mangoenkoesoemo, Raden Angka Prodjosoedirdjo, Mohammad Saleh, Raden Mas Goembrek, dan Soewarno untuk mewujudkan organisasi usulan Wahidin tersebut. Organisasi yang mereka namakan Boedi Oetomo (EYD: "Budi Utomo") ini terbentuk pada tanggal 20 Mei 1908, yang saat ini dirayakan sebagai Hari Kebangkitan Nasional Indonesia. Dalam waktu 5 bulan, organisasi ini berhasil menerima 1.200 anggota, dan mereka berfokus pada masalah sosial, pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan seputar masyarakat Pulau Jawa, Madura, dan Bali. Dalam perjalanan waktu, organisasi ini mengalami berbagai kesulitan karena pencapaian organisasi yang dinilai lamban dan jangkauan organisasi yang tidak terlalu luas. Organisasi ini juga berusaha untuk tidak menyentuh ranah politik, meskipun dalam perkembangannya, organisasi ini diikuti oleh cukup banyak tokoh-tokoh politik. Pada akhirnya, Boedi Oetomo bergabung dengan beberapa kelompok-kelompok kedaerahan lain dan membentuk Partij Indonesia Raja (EYD: "Partai Indonesia Raya"). Sarekat Dagang Islam berdiri pada tanggal 16 Oktober 1905 oleh Samanhudi, atau menurut versi lain oleh Tirto Adhi Soerjo pada tanggal 27 Maret 1909. Meskipun tanggal pendirian sarekat ini tidak begitu jelas, organisasi tersebut diketahui telah beroperasi secara penuh sejak kantor cabang Batavia (sekarang Jakarta) dan Buitenzorg (sekarang Bogor) mulai terbentuk sejak tanggal 5 April 1909. Awalnya, serikat ini didirikan sebagai wadah bagi pedagang-pedagang Muslim agar dapat bersaing dengan para pedagang Tionghoa, yang pada saat itu memiliki status sosial dan privilese yang lebih tinggi. Oemar Said Tjokroaminoto, seorang nasionalis yang bergabung dengan serikat ini dan kemudian ditunjuk menjadi ketua, mengubah nama serikat ini menjadi Sarekat Islam pada tahun 1912, dengan tujuan agar organisasi ini tidak hanya berkecimpung di ranah perdagangan tetapi juga di ranah-ranah lain, seperti keagamaan. Sementara itu, Ernest Douwes Dekker, seorang Indo yang vokal dalam mengkritik pemerintah kolonial, mencanangkan pembentukan suatu organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan dan hak-hak kaum Indo dan pribumi melalui jalur politik. Ia kemudian mengajak tokoh Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat, yang tertarik dengan visi dan pandangan Dekker, untuk bersama-sama mewujudkan idenya tersebut. Dalam rapat-rapat umum (vergadering) yang dimulai sejak tanggal 15 September 1912 sebagai persiapan pembentukan partai, pidato Dekker untuk menarik massa tersebut berhasil menarik perhatian ribuan orang dari berbagai kalangan dan daerah. Sebagian besar dari mereka merupakan orang-orang yang tidak memenuhi syarat keanggotaan serta tidak cocok dengan visi dan misi dari organisasi lain seperti Boedi Oetomo dan Sarekat Islam. Akhirnya pada tanggal 25 Desember 1912, partai tersebut didirikan oleh Dekker, Tjipto, dan Soewardi, yang saat ini dikenal sebagai Tiga Serangkai, beserta tokoh-tokoh pribumi dan Indo lainnya, dengan nama Indische Partij (Partai Hindia). Belum sempat partai ini berkembang, keabsahan dan status badan hukum atas partai ini ditolak sepenuhnya oleh pemerintah Hindia Belanda, meskipun para pengurus partai telah beberapa kali mengajukan peninjauan ulang atas penolakan tersebut kepada pemerintah. Oleh karena itu, partai ini secara otomatis menjadi organisasi ilegal, sehingga pimpinan partai dengan berat hati membubarkan partai ini pada tanggal 31 Maret 1913. Setelah Indische Partij bubar pun, beberapa tokoh pejuang, seperti Tiga Serangkai, masih terus menyuarakan kritik terhadap pemerintah secara vokal melalui media cetak seperti De Expres. Pada tanggal 12 Juli 1913, De Expres memuat rancangan pembentukan Comite Boemi Poetera (EYD: "Komite Bumiputra") yang menyuarakan pencabutan Regeringsreglement 1854 Pasal 111 tentang pembatasan hak berorganisasi bagi pribumi, yang menjadi penyebab organisasi Indische Partij ditolak. Keesokan harinya, koran yang sama memuat sebuah tulisan Ki Hadjar Dewantara yang berjudul Als Ik een Nederlander was ("Seandainya aku seorang Belanda"). Tulisan ini tentu saja menggemparkan para pejabat Belanda yang mulai khawatir akan gerak-gerik Tiga Serangkai yang dinilai mampu menciptakan pemberontakan. Tidak cukup sampai situ, Tjipto kemudian menulis artikel berjudul Kracht en Vrees ("Kekuatan dan Ketakutan") yang diterbitkan pada tanggal 27 Juli, sementara Soewardi menuliskan artikel baru yang kali ini berjudul Een voor allen en allen voor een ("Satu untuk semua dan semua untuk satu") dan diterbitkan dua hari setelah artikel Tjipto tersebut. Kedua artikel tersebut pada intinya mengkritik dan mengolok-olok pemerintah kolonial yang menyengsarakan penduduk setempat. Akibat tulisan tersebut, Tjipto dan Soewardi ditangkap dengan dakwaan mengganggu keamanan dan ketertiban umum di Hindia Belanda. Penangkapan tersebut membuat Dekker, yang merupakan rekan seperjuangan mereka, menuliskan kritik terhadap penangkapan kedua tokoh tersebut dan dukungan atas mereka dalam artikel berjudul Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat ("Pahlawan Kita: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat") yang diterbitkan pada 5 Agustus. Akibat artikel tersebut dan fakta bahwa ia adalah rekan seperjuangan mereka, Dekker juga ikut ditangkap oleh pasukan Belanda. Pada tanggal 18 Agustus, pemerintah kolonial mengeluarkan putusan bahwa Tiga Serangkai akan diasingkan ke negara Belanda. Pada tanggal 23 Mei 1914, Henk Sneevliet, seorang komunis, membentuk suatu serikat pekerja yang bernama Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV; harfiah: "Perhimpunan Demokrat Sosial Hindia"), yang didukung oleh Partai Buruh Demokrat Sosial Belanda (SDAP), dengan tujuan menyebarkan paham-paham komunisme, khususnya marxisme, untuk membangkitkan semangat menentang pemerintah kolonial. Tetapi pada tahun 1917, ISDV memisahkan diri dari SDAP. Tidak lama kemudian, ISDV yang awalnya didominasi oleh orang-orang Belanda mulai haluan, sehingga kelompok ini didominasi oleh kaum pribumi. Pada bulan Mei 1920, ISDV berganti nama menjadi Persarekatan Kommunist India (EYD: "Perserikatan Komunis Hindia") dan semakin melebarkan sayap mereka. Organisasi ini mengganti namanya kembali pada tahun 1924, kali ini menjadi Partij Kommunist Indonesia (EYD: "Partai Komunis Indonesia"; PKI). Lama-kelamaan, Sarekat Islam akhirnya tetap melebarkan sayapnya hingga masuk ke ranah politik. Di saat yang sama, paham-paham komunisme mulai masuk melalui tokoh-tokoh muda mereka, yaitu melalui anggota-anggota yang tertarik dengan visi dan pandangan Sneevliet dari ISDV, seperti Semaoen, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin. Organisasi ini kemudian terpecah menjadi dua kubu, yaitu "SI Merah" yang berhaluan komunisme (sayap kiri) dan "SI Putih" yang menentang paham tersebut (sayap kanan). Pada bulan Oktober 1921, para petinggi Sarekat Islam menyatakan bahwa anggota SI tidak boleh memiliki keanggotaan rangkap dengan organisasi lain, sehingga anggota-anggota dari Partij Kommunist Indonesia, Mohammadijah (EYD: "Muhammadiyah"), Persatoean Islam (EYD: "Persatuan Islam"), dan organisasi-organisasi lainnya dikeluarkan dari Sarekat Islam karena menolak melepaskan keanggotaan rangkap tersebut. Tokoh-tokoh PKH (turunan ISDV), seperti Semaoen dan Darsono terpaksa angkat kaki dari Sarekat Islam. Pada tahun 1923, nama organisasi ini diubah menjadi Partai Sarekat Islam, mengukuhkan posisi organisasi ini sebagai partai politik. Pada tahun 1929, namanya diubah kembali menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia untuk memperjelas tujuan memperjuangkan kemerdekaan nasional sebagai tujuan partai. Awalnya dibentuk pada tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia) oleh Soetan Kasajangan Soripada dan Noto Soeroto sebagai wadah pemersatu para pelajar Hindia di perantauan Belanda, sejak tokoh Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat dari Tiga Serangkai masuk menjadi anggota perkumpulan ini pada tahun 1913, Indische Vereeniging juga mulai digunakan sebagai forum untuk bertukar pendapat dalam ranah politik. Pada bulan September 1922, perkumpulan ini secara resmi mengganti namanya menjadi Indonesische Vereeniging, menjadikan perkumpulan ini sebagai organisasi pertama yang resmi menggunakan nama "Indonesia". Indonesische Vereeniging secara resmi berkecimpung dalam ranah politik dengan tujuan mempropagandakan kemerdekaan Hindia Belanda. Pada tahun 1925, perkumpulan ini berganti nama menjadi Perhimpoenan Indonesia (EYD: "Perhimpunan Indonesia"), yaitu menggunakan terjemahan bahasa Melayu ejaan van Ophuijsen dari nama sebelumnya sebagai nama resmi organisasi tersebut. Selain organisasi-organisasi pergerakan nasional tersebut, beberapa gerakan kepemudaan juga muncul untuk menampung kebutuhan berorganisasi para pemuda dari kelompok etnik atau identitas tertentu di Hindia Belanda, seperti Jong Bataksbond (Persatuan Batak Muda), Jong Sumatranenbond (Persatuan Orang Sumatra Muda), Jong Java (Jawa Muda), Sekar Roekoen (EYD: "Sekar Rukun"), Jong Islamietenbond (Persatuan Muslim Muda), Jong Ambon (Ambon Muda), Jong Minahasa (Minahasa Muda), Jong Celebes (Sulawesi Muda), Pemoeda Kaoem Betawi (EYD: "Pemuda Kaum Betawi"), dan Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia (EYD: "Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia"). Meskipun demikian, banyaknya kelompok-kelompok yang bersifat kedaerahan melahirkan gagasan bahwa kelompok-kelompok tersebut harus berkumpul dan mendiskusikan kerja sama di antara kelompok-kelompok tersebut, yang sebenarnya memiliki cita-cita kebebasan yang sama. Pada tanggal 30 April hingga 2 Mei 1926, gerakan-gerakan kepemudaan (minus Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia, karena kedua organisasi tersebut belum terbentuk saat itu) mengadakan suatu kongres para pemuda, yang saat ini disebut Kongres Pemuda I, yang dipimpin oleh Mohammad Tabrani di Vrijmetselaarsloge ("Loji Tarekat Mason Bebas", saat ini menjadi Gedung Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). Rapat pertama yang diadakan pada tanggal 30 April membahas tentang pentingnya kerja sama dan persatuan antarperhimpunan kepemudaan dan berbagai cara melepaskan diri dari penjajah. Kemudian rapat kedua pada tanggal 1 Mei membahas tentang pentingnya peran perempuan dalam perjuangan mencapai kebebasan dan kemerdekaan. Lalu rapat ketiga pada hari terakhir membahas tentang bahasa persatuan dan agama. Pada pertemuan hari terakhir itulah, Mohammad Jamin dari Jong Sumatranenbond mengemukakan usulnya untuk menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, meskipun kemudian dikritik oleh Tabrani yang menginginkan agar bahasa persatuan disebut bahasa Indonesia. Di akhir pertemuan, mereka sepakat bahwa seluruh rakyat dan gerakan perjuangan Hindia Belanda perlu menanamkan semangat kemerdekaan dan persatuan sebagai cita-cita bersama. Dalam kongres ini, istilah "Indonesia" mulai diperkenalkan untuk menggantikan identitas Hindia Belanda. Partij Kommunist Indonesia (PKI) mengadakan rapat pleno pada bulan Mei 1925 untuk merundingkan rencana pemberontakan demi menggulingkan pemerintahan kolonial. Dibuka dengan mogok kerja yang dilakukan oleh pekerja kereta api, pemberontakan tersebut dimulai pada tanggal 12 November 1926 di Labuan dengan menyerang para pegawai pemerintah di kediaman masing-masing. Penyerangan tokoh-tokoh pejabat tersebut kemudian meluas ke wilayah-wilayah Keresidenan Banten, Batavia, Priangan, Kediri, Banyumas, Pekalongan, dan Kedu. Mulai keesokan hari hingga tanggal 8 Desember, pasukan militer KNIL mulai diturunkan untuk menangkap para pemberontak yang beraksi di Jawa, terutama di daerah Banten yang menjadi tempat pecahnya pemberontakan yang paling sengit. Sementara di Pulau Sumatra, pemberontakan dilakukan oleh para anggota PKI mulai pada malam hari tanggal 31 Desember 1926 di Silungkang, kemudian menyebar ke wilayah-wilayah Minangkabau lainnya di Keresidenan Pesisir Barat Sumatra. Pada Hari Tahun Baru keesokan harinya, pasukan militer mulai dikerahkan untuk menangkap pemberontak PKI di Minangkabau. Pemberontakan PKI di Jawa dan Sumatra akhirnya benar-benar dapat dipadamkan pada tanggal 28 Februari 1927. Akibat pemberontakan tersebut, PKI ditetapkan sebagai organisasi terlarang di Hindia Belanda oleh pemerintah kolonial, sehingga kegiatan operasional PKI harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh para anggotanya. Kembali ke Kerajaan Belanda, pada tahun 1926, Mohammad Hatta diangkat sebagai Ketua Perhimpoenan Indonesia dan sejak dalam kepemimpinannya, organisasi ini semakin gencar menyuarakan dukungan terhadap pergerakan nasional dan mengutuk penindasan pihak pemerintah kolonial di Hindia Belanda. Pada Desember 1926, Semaoen menemui Hatta untuk menawarkan kerja sama pergerakan nasional. Namun, Hatta tidak dapat menyetujui paham komunisme, sehingga kerja sama batal, meskipun pembatalan tersebut mendapat pertentangan dari anggota-anggota yang telah terpapar paham komunisme dalam Perhimpoenan Indonesia. Pada tanggal 23 September 1927, Hatta beserta tiga anggota organisasi lainnya ditangkap dan diadili karena diduga terlibat dalam pemberontakan PKI yang terjadi di Jawa dan Sumatra. Selama di dalam sel tahanan, Hatta menyusun suatu pidato pembelaan diri yang kemudian ia bacakan di depan hakim sidang pledoi pada tanggal 9 Maret 1928. Pidato tersebut kemudian menjadi terkenal dan diberi nama Indonesië Vrij ("Indonesia Merdeka"). Setelah ditahan selama beberapa bulan, Hatta dan ketiga orang lainnya yang ditangkap tersebut akhirnya dibebaskan dari tuduhan pada tanggal 22 Maret karena kurangnya bukti. Pada tahun 1931, Hatta mundur dari jabatan sebagai ketua agar di dapat lebih berfokus pada pendidikannya, tetapi Hatta tetap berkomitmen akan membantu urusan internal organisasi. Namun, keputusan tersebut membuka kesempatan bagi para komunis yang menjadi anggota organisasi untuk menguasai Perhimpoenan Indonesia. Tidak lama kemudian, Hatta bersama beberapa tokoh berpaham nasionalisme lainnya dikeluarkan dari organisasi dan Perhimpoenan Indonesia akhirnya menjadi sebuah "organisasi boneka" di bawah Partai Komunis Belanda. Terinspirasi oleh Indonesische Studieclub (Kelompok Studi Indonesia) yang dibentuk oleh Soetomo sewaktu menjadi pengajar di Nederlandsch-Indische Artsen School ("Sekolah Dokter Hindia Belanda", sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga) di Surabaya pada tahun 1924, Soekarno, yang pada saat itu tengah mengenyam pendidikan tinggi di Technische Hoogeschool te Bandoeng ("Sekolah Tinggi Teknik di Bandung", sekarang Institut Teknologi Bandung), mendirikan suatu kelompok yang terdiri dari mahasiswa sekolah teknik tersebut pada bulan November 1925, yang diberi nama Algemeene Studieclub (Kelompok Studi Umum). Pada tanggal 4 Juli 1927, Soekarno bersama Tjipto Mangoenkoesoemo, Sartono, dan Iskaq Tjokrohadisoerjo, mendirikan Persarekatan National Indonesia (EYD: "Perserikatan Nasional Indonesia"), sementara Algemeene Studieclub dilebur oleh Soekarno ke dalam organisasi ini. Pada bulan Mei 1928, organisasi ini mengganti namanya menjadi Partij National Indonesia (EYD: "Partai Nasional Indonesia"; PNI) sekaligus memaklumkan tujuan partai, yaitu memperjuangkan kebebasan ekonomi dan kemerdekaan politik atas wilayah Hindia Belanda tidak melalui kerja sama dengan rezim kolonial Belanda. Pertumbuhan anggota PNI yang signifikan membuat pemerintah kolonial merasa terancam, sehingga pada bulan Desember 1929, Soekarno dan beberapa petinggi partai ditangkap dan diadili dengan tuduhan mengganggu ketertiban umum dan persekongkolan untuk menggulingkan pemerintah kolonial. Dalam suatu sidang pledoi pada tanggal 18 Agustus 1930 di Landraad Bandung (sekarang Gedung Indonesia Menggugat), Soekarno memberikan pembelaan dirinya di hadapan hadirin sidang dalam bentuk sebuah pidato, yang saat ini dikenal dengan nama Indonesia Menggugat. Setelah mengadakan kongres tahun 1926, gerakan-gerakan kepemudaan tersebut kembali merencanakan kongres lanjutan sejak bulan Agustus 1928. Mereka bersepakat bahwa kongres tersebut, yang saat ini disebut Kongres Pemuda II, akan diadakan pada tanggal 27–28 Oktober 1928 di tiga gedung berbeda di Batavia, serta akan diketuai oleh Soegondo Djojopoespito. Para perwakilan yang mengikuti kongres ini bukan saja berasal dari perhimpunan-perhimpunan kepemudaan, tetapi juga dari kelompok-kelompok berbasis nasionalisme dan agama serta kelompok-kelompok belajar dari tempat pengajaran tertentu. Rapat pertama berlangsung pada tanggal 27 Oktober pukul 19.30–23.30 waktu setempat di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (Persatuan Anak Muda Katolik), serta membahas mengenai gagasan wadah nasional dan cara mempererat hubungan antarkelompok demi persatuan dan kesatuan nasional. Dalam rapat ini, Moehammad Jamin kembali mempromosikan bahasa Melayu (dalam bentuk "bahasa Indonesia") sebagai bahasa persatuan. Rapat kedua berlangsung pada keesokan harinya pukul 8.00–12.00 di Oost-Java Bioscoop (Bioskop Jawa Timur), dan membahas mengenai peran penting pendidikan dalam membantu mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Rapat ketiga berlangsung pada hari yang sama pukul 17.30–23.30 di Indonesische Clubhuis/Clubgebouw ("Gedung Perkumpulan Indonesia", sekarang Museum Sumpah Pemuda), serta membahas tentang kepanduan (pramuka) dan rangkuman seluruh rapat dalam kongres tersebut. Di sela-sela rapat terakhir kongres ini, lagu "Indonesia Raja" (EYD: "Indonesia Raya"), yang kelak menjadi lagu kebangsaan Indonesia, diperdengarkan untuk pertama kalinya melalui gesekan biola oleh penggubah lagu tersebut, yaitu Wage Rudolf Soepratman, di hadapan seluruh hadirin rapat, yang terharu oleh lantunan nada biola Soepratman. Oleh karena permintaan hadirin yang menginginkan agar lagu "Indonesia Raja" dinyanyikan dengan lirik, Dolly Salim, putri sulung Agoes Salim, ditunjuk untuk menyanyikan lagu ini dengan perubahan kata merdeka menjadi moelia untuk menghindari pemboikotan kongres oleh aparat pemerintah kolonial yang menjaga kongres ini. Akhirnya, sebagai penutup dan untuk menyimpulkan hasil kongres tersebut, Soegondo membacakan suatu naskah resolusi yang dibuat oleh Jamin di depan para peserta kongres dan resolusi tersebut disetujui dan menjadi ikrar bagi seluruh peserta kongres yang hadir. Ikrar tersebut saat ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda, yaitu kesatuan pengakuan para pemuda sebagai "bangsa Indonesia pada tanah air Indonesia yang berbahasa Indonesia". Sejak keputusan tersebut, gerakan-gerakan nasional di Hindia Belanda mulai menggunakan nama "Indonesia" sebagai identitas mereka. Sejak pimpinan PNI ditangkap, aktivitas partai menjadi lumpuh. Sementara Soekarno dan tokoh-tokoh petinggi PNI lainnya mendapat putusan hukuman penjara pada sidang vonis tanggal 22 Desember 1930, pada bulan yang sama, beberapa anggota PNI memisahkan diri dan bersama Soetan Sjahrir dan Mohammad Hatta membentuk organisasi baru yang bernama Pendidikan National Indonesia (EYD: Pendidikan Nasional Indonesia), yang disebut "PNI Baru". Berbeda dengan cita-cita PNI "lama", organisasi ini bertujuan untuk membina kader-kader yang diharapkan akan menjadi pemimpin politik di masa depan. Sjahrir ditunjuk sebagai ketua sementara sembari menunggu Hatta menyelesaikan studinya di Belanda. Pada 25 April 1931, Sartono, sebagai ketua PNI saat itu, memutuskan untuk membubarkan PNI demi menghindari stigma buruk yang ditimbulkan oleh vonis Soekarno, dan kemudian mendirikan Partij Indonesia (EYD: Partai Indonesia; disingkat Partindo). Pada tanggal 31 Desember 1931, Soekarno dibebaskan lebih awal setelah pemerintah kolonial mendapat tekanan dari pihak luar dan dalam. Ia mengalami dilema setelah melihat PNI yang tepecah dua tersebut. Awalnya Soekarno berusaha untuk menyatukan kedua organisasi tersebut, tetapi setelah melihat bahwa usahanya itu sia-sia, ia memilih masuk menjadi anggota Partindo dan kemudian menjadi ketua organisasi tersebut pada tanggal 28 Juli 1932. Pada bulan yang sama, Hatta etelah menyelesaikan studinya dan kembali ke Hindia Belanda, lalu menjadi anggota PNI Baru dan diangkat sebagai ketuanya pada bulan Agustus 1932. Selain mengelola partai, Soekarno juga membuka usaha biro arsitektur "Soekarno & Roosseno" bersama Roosseno Soerjohadikoesoemo, sembari mengunjungi beberapa tokoh nasionalis lainnya di Pulau Jawa dan menulis artikel mengenai kemerdekaan pada koran Fikiran Ra'jat (EYD: "Pikiran Rakyat"), sementara Mohammad Hatta menulis artikel yang bertujuan membangkitkan semangat kader politik masa depan di koran Daulat Ra'yat (EYD: "Daulat Rakyat"). Akibat tulisan-tulisan yang Soekarno buat di koran tersebut pada pertengahan tahun 1933, yang pada saat ini dikumpulkan sebagai sebuah risalah bernama Mentjapai Indonesia Merdeka (EYD: "Mencapai Indonesia Merdeka"), ia sekali lagi ditangkap dan dijebloskan ke dalam tahanan oleh polisi pada tanggal 1 Agustus 1933. Ia beserta keluarga lalu diasingkan ke Endeh (sekarang Ende) pada tahun 1934, dan kemudian dipindahkan ke Bencoolen (sekarang Bengkulu) pada tahun 1938. Sementara pada awal tahun 1934, giliran Hatta dan Sjahrir yang ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Keduanya diasingkan ke Boven Digoel pada tahun 1935, lalu dipindahkan ke Banda Neira setahun setelahnya, dan akhirnya dipindahkan lagi ke Sukabumi pada tahun 1941. Selain gerakan-gerakan politik pada tingkat nasional dan kedaerahan, beberapa tokoh pejuang juga mendirikan berbagai sekolah dan perguruan untuk mencerdaskan anak bangsa, dengan harapan bahwa kelak mereka menjadi penyokong untuk negara merdeka kelak. Surat-surat dari Kartini, seorang wanita keturunan priayi Jawa, semasa hidupnya (1879–1904) kepada sahabat-sahabat pena di Eropa, yang membahas tentang masalah sosial, ketimpangan gender, dan harapan akan emansipasi bagi wanita, membuat Conrad Theodor van Deventer, seorang anggota parlemen Belanda dan pemerhati Hindia Belanda, tergerak untuk lebih memperhatikan kondisi perempuan-perempuan pribumi di Belanda, sehingga ia beserta istrinya mendirikan Yayasan Kartini pada tahun 1912 sebagai wadah penggalangan dana, lalu membangun tempat-tempat pengajaran khusus perempuan yang diberi nama "Sekolah Kartini", dimulai pada tahun 1912 di Semarang. Kemudian di Bandung, seorang wanita priayi Sunda bernama Dewi Sartika mendirikan suatu tempat pendidikan bagi perempuan bernama "Sakola Istri" pada tanggal 16 Januari 1904 di Pendopo Kabupaten Bandung, lalu diubah menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri (EYD: "Sekolah Keutamaan Istri") pada tahun 1910 dan menyebar ke seluruh wilayah Jawa bagian barat. Selanjutnya, Soewardi Soerjaningrat, yang kemudian mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 28 Februari 1928, mendirikan lembaga pengajaran berbasis pendidikan humanis, kerakyatan, dan kebangsaan, yang bernama National Onderwijs Institut (Lembaga Pendidikan Nasional) "Taman Siswa" pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta, yang kemudian menyebar ke seluruh Jawa dan bahkan ke luar pulau. Selain itu, organisasi-organisasi yang mengajarkan tentang kepanduan (pramuka) juga berdiri sebagai sarana menyalurkan semangat untuk meraih kebebasan dan kemerdekaan, yaitu Nederlandsch Indische Padvinders Vereeniging (Perhimpunan Pandu Hindia Belanda; NIPV), Nationale Padvinderij (Pandu Nasional), dan Persaoedaraan Antar Pandoe Indonesia (EYD: Persaudaraaan Antarpandu Indonesia), Kepandoean Bangsa Indonesia (EYD: Kepanduan Bangsa Indonesia), dan lain sebagainya. Menyadari ancaman dari organisasi-organisasi berbasis nasionalisme yang menuntut kebebasan dari cengkeraman kolonialisme Belanda, maka pada dekade 1930-an, pemerintah kolonial Hindia Belanda mulai melakukan pelarangan dan penutupan terhadap organisasi-organisasi tersebut, serta memenjarakan sejumlah pemimpin politik nasional. Meskipun Belanda tidak dapat sepenuhnya membungkam suara-suara lokal yang menuntut perubahan, mereka berhasil mencegah pergolakan secara luas. Walaupun sentimen nasionalisme tetap tinggi selama tahun-tahun tersebut, gerakan-gerakan nyata untuk memperjuangkan kemerdekaan tetap mampu dibatasi oleh pemerintah kolonial. Namun, pecahnya Perang Dunia II sejak tanggal 1 September 1939 menimbulkan berbagai perubahan dramatis pada kekuatan politik dunia, termasuk Kerajaan Belanda yang melemah akibat terlibat dalam perang besar tersebut, terutama karena posisi Belanda kali ini adalah pihak utama yang terlibat dalam pertempuran, bukan seperti pada waktu Perang Dunia I, yaitu ketika Belanda hanya berposisi sebagai pihak pembantu. Melemahnya kekuatan Belanda tersebut diperparah dengan jatuhnya Belanda ke tangan militer Jerman Nazi pada tanggal 14 Mei 1940. Kekacauan tersebut berpengaruh hingga ke Hindia Belanda, terutama ketika pasukan Jepang masuk ke Hindia Belanda untuk mengusir pasukan Belanda dan menduduki wilayah ini. Pertempuran ini membuka kesempatan bagi para nasionalis untuk kembali menajamkan taringnya dan menyuarakan kemerdekaan. Periode pendudukan Pada masa Perang Dunia II, sewaktu Belanda sedang diduduki oleh Jerman Nazi, Kekaisaran Jepang berhasil menguasai Indonesia. Setelah mendapatkan Indonesia pada tahun 1942, Jepang melihat bahwa para pejuang Indonesia merupakan rekan perdagangan yang kooperatif dan bersedia mengerahkan prajurit bila diperlukan. Soekarno, Mohammad Hatta, KH. Mas Mansur, dan Ki Hajar Dewantara diberikan penghargaan oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Pada Maret 1945 Jepang membentuk sebuah komite untuk kemerdekaan Indonesia. Setelah Perang Pasifik berakhir pada tahun 1945, di bawah tekanan organisasi pemuda, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Periode republik Setelah kemerdekaan, tiga pendiri bangsa yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir masing-masing menjabat sebagai presiden, wakil presiden, dan perdana menteri. Dalam usaha untuk menguasai kembali Indonesia, Belanda mengirimkan pasukan mereka. Usaha-usaha berdarah untuk meredam pergerakan kemerdekaan ini kemudian dikenal oleh orang Belanda sebagai 'aksi kepolisian' (politionele actie), atau dikenal oleh orang Indonesia sebagai Agresi Militer. Belanda akhirnya menerima hak Indonesia untuk merdeka pada 27 Desember 1949 sebagai negara federal yang disebut Republik Indonesia Serikat setelah mendapat tekanan yang kuat dari kalangan internasional, terutama Amerika Serikat. Mosi Integral Natsir pada tanggal 17 Agustus 1950, menyerukan kembalinya negara kesatuan Republik Indonesia dan membubarkan Republik Indonesia Serikat. Soekarno kembali menjadi presiden dengan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden dan Mohammad Natsir sebagai perdana menteri. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pemerintahan Soekarno mulai mengikuti sekaligus merintis gerakan non-blok pada awalnya, kemudian menjadi lebih dekat dengan blok sosialis, misalnya Republik Rakyat Tiongkok dan Yugoslavia. Tahun 1960-an menjadi saksi terjadinya konfrontasi militer terhadap negara tetangga, Malaysia ("Konfrontasi"), dan ketidakpuasan terhadap kesulitan ekonomi yang semakin besar. Selanjutnya pada tahun 1965 meletus peristiwa G30S yang menyebabkan kematian 6 orang jenderal dan sejumlah perwira menengah lainnya. Muncul kekuatan baru yang menyebut dirinya Orde Baru yang segera menuduh Partai Komunis Indonesia sebagai otak di belakang kejadian ini dan bermaksud menggulingkan pemerintahan yang sah serta mengganti ideologi nasional menjadi berdasarkan paham sosialis-komunis. Tuduhan ini sekaligus dijadikan alasan untuk menggantikan pemerintahan lama di bawah Presiden Soekarno. Jenderal Soeharto menjadi Pejabat Presiden pada tahun 1967 dengan alasan untuk mengamankan negara dari ancaman komunisme. Sementara itu kondisi fisik Soekarno sendiri semakin melemah. Setelah Soeharto berkuasa, ratusan ribu warga Indonesia yang dicurigai terlibat pihak komunis dibunuh, sementara masih banyak lagi warga Indonesia yang sedang berada di luar negeri, tidak berani kembali ke tanah air, dan akhirnya dicabut kewarganegaraannya. Tiga puluh dua tahun masa kekuasaan Soeharto dinamakan Orde Baru, sementara masa pemerintahan Soekarno disebut Orde Lama. Soeharto menerapkan ekonomi neoliberal dan berhasil mendatangkan investasi luar negeri yang besar untuk masuk ke Indonesia dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar, meski tidak merata. Pada awal rezim Orde Baru kebijakan ekonomi Indonesia disusun oleh sekelompok ekonom lulusan Departemen Ekonomi Universitas California, Berkeley, yang dipanggil "Mafia Berkeley". Namun, Soeharto menambah kekayaannya dan keluarganya melalui praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang meluas dan dia akhirnya dipaksa turun dari jabatannya setelah aksi demonstrasi besar-besaran dan kondisi ekonomi negara yang memburuk pada tahun 1998. Masa Peralihan Orde Reformasi atau Era Reformasi berlangsung dari tahun 1998 hingga 2001, ketika terdapat tiga masa presiden: Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri. Pada tahun 2004, diselenggarakan Pemilihan Umum satu hari terbesar di dunia yang dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai presiden terpilih secara langsung oleh rakyat, yang menjabat selama dua periode. Pada tahun 2014, Joko Widodo, yang lebih akrab disapa Jokowi, terpilih sebagai presiden ke-7. Indonesia kini sedang mengalami masalah-masalah ekonomi, politik dan pertikaian bernuansa agama di dalam negeri, dan beberapa daerah berusaha untuk melepaskan diri dari naungan NKRI, terutama Papua. Timor Timur secara resmi memisahkan diri pada tahun 1999 setelah 24 tahun bersatu dengan Indonesia dan 3 tahun di bawah administrasi PBB menjadi negara Timor Leste. Pada Desember 2004 dan Maret 2005, Aceh dan Nias dilanda dua gempa bumi besar yang totalnya menewaskan ratusan ribu jiwa. (Lihat Gempa bumi Samudra Hindia 2004 dan Gempa bumi Sumatra Maret 2005.) Kejadian ini disusul oleh gempa bumi di Yogyakarta dan tsunami yang menghantam Pantai Pangandaran dan sekitarnya, serta banjir lumpur di Sidoarjo pada 2006 yang tidak kunjung terpecahkan. Geografi Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang berada di Asia Tenggara, dan terletak di antara benua Asia dan benua Australia/Oseania, serta di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Negara ini memiliki 17.504 pulau yang menyebar di sekitar khatulistiwa; sebanyak 16.056 pulau telah dibakukan namanya, dan sekitar 6.000 pulau tidak berpenghuni. Pulau-pulau besar di Indonesia yaitu Sumatra, Jawa, Kalimantan (berbagi dengan Malaysia dan Brunei Darussalam), Sulawesi, dan Papua (berbagi dengan Papua Nugini). Indonesia berada pada koordinat antara antara 6° 04' 30" LU dan 11° 00' 36" LS serta antar 94° 58' 21" dan 141° 01' 10" BT, yang membentang sepanjang 5.120 kilometer (3.181 mil) dari timur ke barat serta 1.760 kilometer (1.094 mil) dari utara ke selatan. Luas daratan Indonesia adalah 1.916.906,77 km², sementara luas perairannya sekitar 3.110.000 km² dengan garis pantai sepanjang 108 ribu km. Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan teritorial laut 12 mil laut serta zona ekonomi eksklusif 200 mil laut, searah penjuru mata angin, yaitu: Titik tertinggi di Indonesia yaitu Puncak Jaya (4.884 mdpl) di Provinsi Papua Tengah. Danau Toba di Sumatera Utara adalah danau terluas di Indonesia sekaligus danau kaldera terbesar di dunia, sedangkan sungai terpanjang di Indonesia yaitu Sungai Kapuas yang berada di Kalimantan Barat. Iklim Secara umum, Indonesia beriklim tropis (kelompok A dalam klasifikasi iklim Köppen; meskipun ada wilayah dengan tipe iklim yang berbeda). Perairan yang hangat di wilayah Indonesia sangat berperan dalam menjaga suhu di darat tetap konstan, dengan rerata suhu di wilayah pesisir sebesar 28 °C, di wilayah pedalaman dan dataran tinggi sebesar 26 °C , serta di wilayah pegunungan sebesar 23 °C. Kelembapan berkisar antara 70 hingga 90%. Faktor utama yang memengaruhi iklim Indonesia bukanlah suhu udara ataupun tekanan udara, melainkan curah hujan. Variasi musim di Indonesia, yaitu musim hujan dan musim kemarau, berkaitan dengan pergerakan angin muson. Angin muson barat yang bertiup dari Asia ke Australia melalui Indonesia pada bulan Oktober hingga Februari mengakibatkan curah hujan yang tinggi, terutama di Indonesia bagian barat. Sementara itu, angin muson timur yang bergerak ke arah sebaliknya pada bulan April hingga Agustus tidak banyak membawa uap air dan menurunkan hujan. Selain itu, ada pula musim peralihan ketika matahari melintasi khatulistiwa yang mengakibatkan angin bertiup lemah dan bergerak tak menentu. Meskipun demikian, tidak semua wilayah Indonesia memiliki pola curah hujan yang sama. Selain daerah musonal, ada pula daerah ekuatorial yang dipengaruhi daerah pertemuan angin antartropis, serta daerah lokal yang polanya berkebalikan dengan pola musonal. Beberapa penelitian memproyeksikan Indonesia terdampak perubahan iklim. Dampak buruk yang ditimbulkan di antaranya kenaikan suhu rata-rata sekitar 1 °C pada pertengahan abad ini akibat emisi yang tidak berkurang, peningkatan frekuensi kekeringan dan kekurangan pangan (akibat perubahan curah hujan dan pola musim yang memengaruhi pertanian), serta berbagai penyakit dan kebakaran hutan. Naiknya permukaan air laut juga mengancam sebagian besar penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir. Penduduk prasejahtera mungkin merupakan kelompok yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim. Geologi Secara tektonik, sebagian besar wilayah Indonesia sangat tidak stabil karena lokasinya menjadi pertemuan dari beberapa lempeng tektonik, seperti lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Eurasia. Negara ini terletak di Cincin Api Pasifik sehingga memiliki banyak gunung berapi dan sering mengalami gempa bumi. Busur vulkanik berjajar mulai dari Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, dan kemudian ke Kepulauan Banda di Maluku hingga ke timur laut Sulawesi. Dari sekitar 400 gunung berapi, kurang lebih 130 di antaranya masih aktif. Sebuah letusan supervulkan pada sekitar 77.000 SM yang membentuk Danau Toba dipercaya mengakibatkan musim dingin vulkanik dan penurunan suhu dunia selama bertahun-tahun. Letusan Tambora pada tahun 1815 dan letusan Krakatau pada 1883 juga termasuk letusan gunung terbesar yang tercatat sepanjang sejarah. Gempa bumi berdorongan besar yang berdampak ke Indonesia dan terjadi belum lama ini adalah gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004. Lingkungan hidup Wilayah Indonesia memiliki keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi sehingga dikelompokkan sebagai salah satu dari 17 negara megadiversitas oleh Conservation International. Dari sudut pandang wilayah biogeografi, Indonesia termasuk dalam wilayah Malesia. Flora dan faunanya merupakan campuran dari spesies khas Asia dan Australasia. Alfred Russel Wallace, seorang ahli sejarah alam, menghipotesiskan sebuah garis pemisah (yang kemudian disebut garis Wallace) untuk membedakan organisme yang berasal dari Asia (Paparan Sunda) dan Australia (Paparan Sahul). Kawasan biogeografi yang menjadi zona transisi di antara kedua paparan ini disebut Wallacea. Selain itu, garis Weber dan garis Lydekker juga digunakan untuk menetapkan batas biogeografi Indonesia. Indonesia memiliki sekitar 10% dari seluruh spesies tumbuhan berbunga di Bumi (sebanyak 25.000 spesies, 55% di antaranya endemik di Indonesia). Negara ini juga memiliki sekitar 12% spesies mamalia di Bumi (515 spesies) sehingga menempati peringkat kedua pada keanekaragaman mamalia setelah Brasil. Indonesia menempati peringkat keempat pada keanekaragaman spesies reptil (781 spesies) dan primata (35 spesies), peringkat kelima pada keanekaragaman spesies burung (1.592 spesies), serta peringkat keenam pada keanekaragaman spesies amfibi (270 spesies). Meskipun demikian, populasi penduduk Indonesia yang besar dan terus meningkat serta industrialisasi yang pesat memunculkan masalah lingkungan hidup yang serius, di antaranya perusakan lahan gambut, deforestasi ilegal berskala besar (yang mengakibatkan kabut asap di beberapa bagian Asia Tenggara), eksploitasi sumber daya laut yang berlebihan, polusi udara, pengelolaan sampah, hingga penyediaan air dan sanitasi yang memadai. Isu-isu tersebut berkontribusi pada rendahnya peringkat Indonesia (nomor 116 dari 180 negara) dalam Indeks Kinerja Lingkungan 2020. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa kinerja Indonesia secara umum di bawah rata-rata, baik dalam konteks regional maupun global. Pada tahun 2018, sekitar 49,7% dari luas daratan Indonesia ditutupi oleh hutan, turun dari angka 87% yang dihitung pada tahun 1950. Sejak dasawarsa 1970-an hingga saat ini, produksi kayu bulat serta berbagai tanaman perkebunan dan pertanian bertanggung jawab atas sebagian besar deforestasi di Indonesia. Belakangan ini, deforestasi didorong oleh industri kelapa sawit. Meskipun dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, industri ini dapat merusak ekosistem dan menimbulkan masalah sosial. Situasi ini menjadikan Indonesia sebagai penghasil emisi gas rumah kaca berbasis hutan terbesar di dunia, serta mengancam kelangsungan hidup spesies asli dan endemik. Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) mengidentifikasi sejumlah spesies yang terancam kritis, termasuk jalak bali, orang utan sumatra, dan badak jawa. Politik dan pemerintahan Sistem pemerintahan Indonesia merupakan negara kesatuan yang menjalankan pemerintahan republik presidensial multipartai yang demokratis. Konstitusi Indonesia adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) yang pada era reformasi mengalami empat kali amendemen sehingga membawa perubahan besar pada kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Salah satu perubahan utama adalah pendelegasian kekuasaan dan wewenang kepada berbagai entitas regional sambil tetap menjadi negara kesatuan. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh presiden yang dibantu oleh wakil presiden dan kabinet. Presiden Indonesia merupakan kepala negara dan kepala pemerintahan, sekaligus panglima tertinggi Tentara Nasional Indonesia. Presiden dan wakil presiden dapat menjabat selama lima tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin adalah pasangan presiden dan wakil presiden yang terpilih untuk masa jabatan 2019–2024. Mereka memimpin Kabinet Indonesia Maju yang terdiri atas 34 menteri dan sejumlah pejabat setingkat menteri. Lembaga perwakilan tertinggi yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), yang berwenang mengubah dan menetapkan konstitusi, serta melantik dan memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden. Lembaga ini berbentuk bikameral yang terdiri dari 575 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang berasal dari partai politik, ditambah dengan 136 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang merupakan wakil provinsi dari jalur independen. Anggota DPR dan DPD dipilih melalui pemilihan umum dengan masa jabatan lima tahun. Fungsi yang dijalankan oleh DPR yaitu legislasi (membentuk undang-undang), anggaran (membahas dan menyetujui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), dan pengawasan (mengawasi kinerja pemerintah), sedangkan DPD merupakan lembaga legislatif yang lebih dikhususkan pada pengelolaan daerah. Saat ini, MPR diketuai oleh Bambang Soesatyo, DPR diketuai oleh Puan Maharani, sedangkan DPD diketuai oleh La Nyalla Mattalitti. Kekuasaan kehakiman dijalankan oleh Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK). Sementara itu, Komisi Yudisial mengawasi kinerja para hakim. Hubungan luar negeri Indonesia memiliki 132 perwakilan diplomatik di luar negeri, termasuk 95 kedutaan. Negara ini memiliki kebijakan politik luar negeri "bebas dan aktif", yang berarti bahwa Indonesia tidak berpihak pada blok-blok kekuatan dan persekutuan militer di dunia, sekaligus bersikap aktif dalam menjaga ketertiban dunia, sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945. Berlawanan dengan Sukarno yang anti-Imperialisme, antipati terhadap kekuatan barat, dan bersitegang dengan Malaysia, hubungan luar negeri sejak "Orde baru"-nya Suharto didasarkan pada ekonomi dan kerja sama politik dengan negara-negara barat. Indonesia menjaga hubungan baik dengan tetangga-tetangganya di Asia, dan Indonesia adalah pendiri ASEAN dan East Asia Summit. Indonesia menjalin hubungan kembali dengan Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1990, padahal sebelumnya melakukan pembekuan hubungan sehubungan dengan gejolak anti-komunis di awal kepemerintahan Suharto. Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa sejak tahun 1950, dan pendiri Gerakan Non Blok dan Organisasi Kelompok Islam yang sekarang telah menjadi Organisasi Kerjasama Islam. Indonesia telah menandatangani perjanjian ASEAN Free Trade Area, Cairns Group, dan World Trade Organization, dan pernah menjadi anggota OPEC, meskipun Indonesia menarik diri pada tahun 2008 sehubungan Indonesia bukan lagi pengekspor minyak mentah bersih. Indonesia telah menerima bantuan kemanusiaan dan pembangunan sejak tahun 1966, terutama dari Amerika Serikat, negara-negara Eropa Barat, Australia, dan Jepang. Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan dunia internasional sehubungan dengan pengeboman yang dilakukan oleh militan Islam dan Al-Qaeda. Pemboman besar menimbulkan korban 202 orang tewas (termasuk 164 turis mancanegara) di Kuta, Bali pada tahun 2012. Serangan tersebut dan peringatan perjalanan (travel warnings) yang dikeluarkan oleh negara-negara lain, menimbulkan dampak yang berat bagi industri jasa perjalanan/turis dan juga prospek investasi asing. Tetapi beruntung ekonomi Indonesia secara keseluruhan tidak terlalu dipengaruhi oleh hal-hal tersebut di atas, karena Indonesia adalah negara yang ekonomi domestiknya cukup kuat dan dominan. Militer Tentara Nasional Indonesia terdiri dari TNI–AD, TNI-AL (termasuk Marinir) dan TNI-AU. Berkekuatan 400.000 prajurit aktif, memiliki anggaran 4% dari GDP pada tahun 2006, tetapi terdapat kontroversi bahwa ada sumber-sumber dana dari kepentingan-kepentingan komersial dan yayasan-yayasan yang dilindungi oleh militer. Satu hal baik dari reformasi sejalan dengan mundurnya Suharto adalah mundurnya TNI dari parlemen setelah bubarnya Dwi Fungsi ABRI, walaupun pengaruh militer dalam bernegara masih tetap kuat. Gerakan separatis di sebagian daerah Aceh dan Papua telah menimbulkan konflik bersenjata, dan terjadi pelanggaran HAM serta kebrutalan yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Setelah 30 tahun perseteruan sporadis antara Gerakan Aceh Merdeka dan militer Indonesia, maka persetujuan gencatan senjata terjadi pada tahun 2005. Di Papua, telah terjadi kemajuan yang mencolok, walaupun masih terjadi kekurangan-kekurangan, dengan diterapkannya otonomi, dengan akibat berkurangnya pelanggaran HAM. Pembagian administratif Saat ini, Indonesia terdiri atas 38 provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota, 7.024 daerah setingkat kecamatan, atau 81.626 daerah setingkat desa/kelurahan. Di antara provinsi-provinsi tersebut, sembilan di antaranya memiliki status kekhususan dan/atau keistimewaan. Daerah-daerah tersebut ialah Aceh, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Tiap provinsi memiliki DPRD Provinsi dan gubernur, tiap kabupaten memiliki DPRD Kabupaten dan bupati, sementara tiap kota memiliki DPRD Kota dan wali kota; semuanya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Hal tersebut tidak berlaku pada DKI Jakarta yang terbagi atas kabupaten administrasi atau kota administrasi yang bukanlah daerah otonom, sehingga DPR Kabupaten atau Kota tidak ada di dalam daerah-daerah tersebut, serta bupati dan wali kotanya adalah pegawai negeri yang ditunjuk oleh Gubernur DKI Jakarta. Indonesia memperbolehkan penamaan lokal/khusus untuk digunakan pada daerah-daerah administratif di bawah tingkat kabupaten/kota, sesuai dengan Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah. Beberapa contoh di antaranya ialah kalurahan, kapanewon, kemantren, gampong, kampung, nagari, pekon, dan distrik. Berikut ini merupakan provinsi di Indonesia beserta ibu kotanya. Sumatra Aceh — Banda Aceh Sumatera Utara (Sumut) — Medan Sumatera Barat (Sumbar) — Padang Riau — Pekanbaru Jambi — Jambi Sumatera Selatan (Sumsel) — Palembang Bengkulu — Bengkulu Lampung — Bandar Lampung Kepulauan Bangka Belitung (Babel) — Pangkalpinang Kepulauan Riau (Kepri) — Tanjungpinang Jawa Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) Jawa Barat (Jabar) — Bandung Jawa Tengah (Jateng) — Semarang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) — Yogyakarta Jawa Timur (Jatim) — Surabaya Banten — Serang Nusa Tenggara Bali — Denpasar Nusa Tenggara Barat (NTB) — Mataram Nusa Tenggara Timur (NTT) — Kupang Kalimantan Kalimantan Barat (Kalbar) — Pontianak Kalimantan Tengah (Kalteng) — Palangka Raya Kalimantan Selatan (Kalsel) — Banjarbaru Kalimantan Timur (Kaltim) — Samarinda Kalimantan Utara (Kaltara) — Tanjung Selor Sulawesi Sulawesi Utara (Sulut) — Manado Sulawesi Tengah (Sulteng) — Palu Sulawesi Selatan (Sulsel) — Makassar Sulawesi Tenggara (Sultra) — Kendari Gorontalo — Gorontalo Sulawesi Barat (Sulbar) — Mamuju Maluku Maluku — Ambon Maluku Utara (Malut) — Sofifi Papua Papua — Jayapura Papua Barat (Pabar) — Manokwari Papua Selatan (Pasel) — Merauke Papua Tengah (Papteng) — Nabire Papua Pegunungan (Papeg) — Wamena Papua Barat Daya (PBD) — Sorong Ibu kota negara Hingga saat ini, ibu kota negara Republik Indonesia berkedudukan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Namun sejak tahun 2019, Pemerintah Indonesia melaksanakan proses pemindahan ibu kota Indonesia ke Ibu Kota Nusantara, yang direncanakan akan diresmikan pada tahun 2024. Semenjak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, ibu kota negara Indonesia secara de facto berkedudukan di Jakarta. Ibu kota negara sempat dipindahkan ke Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946 ketika pasukan Pemerintahan Sipil Hindia Belanda (NICA) menduduki Jakarta, kemudian ke Bukittinggi pada tanggal 19 Desember 1948 ketika pemerintah pusat lumpuh karena ditawannya Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta oleh pasukan militer Belanda dan tampuk pemerintahan dipegang sementara oleh Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), lalu kembali lagi ke Yogyakarta pada tanggal 6 Juli 1949 setelah kembalinya Soekarno-Hatta dari penawanan. Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), ibu kota Negara Bagian Republik Indonesia berkedudukan di Yogyakarta sementara ibu kota federal RIS berada di Jakarta. Setelah kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950, ibu kota negara kembali berkedudukan di Jakarta. Pada tanggal 28 Agustus 1961, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 1961 yang mengukuhkan status Jakarta sebagai ibu kota negara. Pada tahun 2019, Presiden Joko Widodo melalui Pemerintah Pusat membuat kajian rancangan, melakukan pencanangan, dan menentukan letak wilayah dari ibu kota baru, yaitu sebagian dari wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Pemerintah bahkan sempat membentuk tim-tim pelaksana pemindahan ibu kota pada bulan Januari 2020, yang akan melaksanakan pembangunan pada pertengahan tahun 2020, tetapi harus ditunda akibat pandemi Covid-19. Pada tanggal 18 Januari 2022, Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan Undang-Undang Ibu Kota Negara, yang berisi pembentukan dan garis besar rencana pembangunan ibu kota baru, yang diberi nama Ibu Kota Nusantara, yang kemudian diundangkan pada tanggal 15 Februari 2022. Upacara simbolis penyatuan tanah ketiga puluh empat provinsi di Indonesia saat itu dilakukan oleh Presiden Jokowi bersama para gubernur dan wakil gubernur se-Indonesia pada tanggal 14 Maret 2022 di Titik Nol Ibu Kota Nusantara. Ekonomi Sistem ekonomi Indonesia awalnya didukung dengan diluncurkannya Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) pada tanggal 30 Oktober 1946 yang menjadi mata uang pertama Republik Indonesia, yang selanjutnya berganti menjadi Rupiah. Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, namun juga memadukannya dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah yang belum berpengalaman, masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak. Hal tersebut, ditambah pula kemelut politik, mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan pada ekonomi negara. Pemerintahan Orde Baru segera menerapkan disiplin ekonomi yang bertujuan menekan inflasi, menstabilkan mata uang, penjadwalan ulang utang luar negeri, dan berusaha menarik bantuan dan investasi asing. Pada era tahun 1970-an harga minyak bumi yang meningkat menyebabkan melonjaknya nilai ekspor, dan memicu tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata yang tinggi sebesar 7% antara tahun 1968 sampai 1981. Reformasi ekonomi lebih lanjut menjelang akhir tahun 1980-an, antara lain berupa deregulasi sektor keuangan dan pelemahan nilai rupiah yang terkendali, selanjutnya mengalirkan investasi asing ke Indonesia khususnya pada industri-industri berorientasi ekspor pada antara tahun 1989 sampai 1997 Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada akhir tahun 1990-an akibat krisis ekonomi tahun 1997 yang melanda sebagian besar Asia pada saat itu, yang disertai pula berakhirnya masa Orde Baru dengan pengunduran diri Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998. Saat ini ekonomi Indonesia telah cukup stabil. Pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2004 dan 2005 melebihi 5% dan diperkirakan akan terus berlanjut. Namun, dampak pertumbuhan itu belum cukup besar dalam memengaruhi tingkat pengangguran, yaitu sebesar 9,75%. Perkiraan tahun 2006, sebanyak 17,8% masyarakat hidup di bawah garis kemiskinan, dan terdapat 49,0% masyarakat yang hidup dengan penghasilan kurang dari AS$ 2 per hari. Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa, termasuk minyak mentah, gas alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia pengekspor gas alam terbesar kelima di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mulai menjadi pengimpor bersih minyak mentah. Hasil pertanian yang utama termasuk beras, teh, kopi, rempah-rempah, dan karet. Zulkifli Hasan, Menteri Perdagangan, menyebutkan bahwa Peraturan Presiden №125/2022 berisi tentang cadangan pangan pemerintah yang menjadi prioritas dalam perekonomian negara. Sektor jasa adalah penyumbang terbesar PDB, yang mencapai 45,3% untuk PDB 2005. Sedangkan sektor industri menyumbang 40,7%, dan sektor pertanian menyumbang 14,0%. Meskipun demikian, sektor pertanian mempekerjakan lebih banyak orang daripada sektor-sektor lainnya, yaitu 44,3% dari 95 juta orang tenaga kerja. Sektor jasa mempekerjakan 36,9%, dan sisanya sektor industri sebesar 18,8%. Rekan perdagangan terbesar Indonesia adalah Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara jirannya yaitu Malaysia, Singapura dan Australia. Meski kaya akan sumber daya alam dan manusia, Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam bidang kemiskinan yang sebagian besar disebabkan oleh korupsi yang merajalela dalam pemerintahan. Lembaga Transparency International menempatkan Indonesia sebagai peringkat ke-143 dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi, yang dikeluarkannya pada tahun 2007. Peringkat internasional Demografi Kependudukan Menurut sensus 2020, jumlah penduduk Indonesia yaitu 270,20 juta jiwa, yang menjadikannya negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia, dengan kepadatan penduduk sebanyak 141 jiwa per km2 dan rerata laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,25%. Sebanyak 56,1% penduduk (151,59 juta jiwa) tinggal di Pulau Jawa yang merupakan pulau berpenduduk terbanyak di dunia. Pada tahun 1961, sensus pertama setelah Indonesia merdeka mencatat 97 juta penduduk. Populasi diperkirakan mungkin tumbuh menjadi sekitar 295 juta pada tahun 2030 dan 321 juta pada tahun 2050. Indonesia diperkirakan memiliki usia median 31,1 tahun, dan mulai mengalami bonus demografi, yaitu masa ketika jumlah penduduk usia produktif jauh melebihi penduduk usia nonproduktif. Sebaran penduduk Indonesia tidak merata, dengan tingkat perkembangan yang bervariasi, mulai dari megakota Jakarta hingga suku-suku tak terjamah di Papua. Pada 2017, sekitar 54,7% populasi tinggal di kawasan perkotaan. Sekitar 8 juta orang Indonesia tinggal di luar negeri; sebagian besar dari mereka menetap di Malaysia, Belanda, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Hong Kong, Singapura, Amerika Serikat, dan Australia. Secara legal, status kewarganegaraan diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006. Warga Negara Indonesia (WNI) diberikan kartu identitas berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang mendaftarkan seseorang di suatu wilayah administratif tertentu. Status kewarganegaraan Indonesia dapat diperoleh malalui kelahiran, adopsi, perkawinan, atau pewarganegaraan. Suku bangsa Indonesia merupakan negara yang kaya akan kelompok etnik, dengan sekitar 1.340 suku bangsa. Sebagian besar penduduk Indonesia merupakan keturunan Bangsa Austronesia, dan terdapat juga kelompok-kelompok suku Melanesia, serta kemungkinan Polinesia dan Mikronesia, terutama di Indonesia bagian timur. Kelompok suku menurut bahasa dan asal daerah, misalnya Suku Melayu, Minangkabau, Jawa, Sunda, Batak, Madura, dan lainnya. Menurut sensus 2010, sekitar 40-42% penduduk merupakan suku Jawa yang menghuni hampir seluruh wilayah Indonesia sebagai akibat program transmigrasi. Meskipun demikian, rasa kebangsaan Indonesia dipegang oleh warga negara Indonesia bersama dengan identitas regional yang kuat. Istilah bumiputra dan pribumi pernah digunakan untuk menyebut kelompok orang yang berbagi warisan sosial budaya yang sama dan dianggap sebagai penduduk asli Indonesia. Pada tahun 1998, Presiden B.J. Habibie menginstruksikan untuk menghentikan penggunaan istilah pribumi dan nonpribumi dalam kehidupan bernegara. Sejumlah etnis Asia daratan, seperti etnis Tionghoa, Arab, dan India, sudah lama datang ke Nusantara dan kemudian menetap dan berasimilasi menjadi bagian dari Nusantara. Sensus 2010 mencatat ada sekitar 5 juta WNI yang dikelompokkan sebagai etnis Tionghoa yang tersebar merata di hampir seluruh wilayah di Indonesia (terutama perkotaan) dan 3 juta jiwa dikelompokkan sebagai etnis Arab yang khususnya berada di Pulau Jawa, Sumatera, sebagian Kalimantan, dan sebagian Sulawesi. Sedangkan untuk orang keturunan India populasinya hanya sekitar ratusan ribu saja yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia seperti Medan, Jakarta, Pekanbaru, dan Banda Aceh. Beberapa tempat khususnya di Kota Medan, terdapat wilayah dengan orang etnis/keturunan India yang cukup signifikan yakni di Little India dan Kampung Madhras. Bahasa Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa daerah, yang secara umum dipertuturkan oleh mayoritas penduduk Indonesia sebagai bahasa ibu dan bahasa sehari-hari. Sebagian besar bahasa daerah tersebut termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, dan di samping itu, ada lebih dari 270 bahasa Papua yang digunakan di Indonesia bagian timur. Menurut jumlah penuturnya, bahasa daerah yang paling banyak digunakan sehari-hari secara berturut-turut adalah , , , , , , , , dan Banjar. Bahasa resmi negara ini adalah bahasa Indonesia, yang merupakan salah satu dari banyak varietas bahasa Melayu. Bahasa Indonesia diajukan sebagai bahasa persatuan sejak masa pergerakan kemerdekaan Indonesia melalui Sumpah Pemuda dan ditetapkan oleh konstitusi pada 1945. Campur tangan negara terhadap bahasa nasional diselenggarakan melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Beberapa bahasa asing diajarkan dalam pendidikan formal. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional telah diperkenalkan kepada para pelajar mulai jenjang pendidikan dasar. Bahasa asing lainnya, seperti bahasa Jerman, Prancis, dan Jepang, diajarkan di sejumlah sekolah sebagai pelengkap pada jenjang sekolah menengah atas. Bagi penganut agama Islam yang menjadi kaum mayoritas di Indonesia, bahasa Arab adalah bahasa asing yang memiliki kedudukan khusus karena harus dipraktikkan dalam ibadah harian tertentu, misalnya salat, dan diajarkan di madrasah ibtidaiah dan jenjang selanjutnya. Meskipun demikian, bahasa Arab tidak menjadi bahasa pergaulan umum sejak periode awal keberadaannya di Indonesia. Agama Meskipun menjamin kebebasan beragama dalam konstitusi, pemerintah hanya mengakui enam agama yaitu: Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu: sementara itu, penganut agama tradisional ataupun agama-agama lainnya hanya mendapatkan pengakuan terbatas sebagai "penghayat kepercayaan". Dengan 231 juta penganut pada tahun 2018, Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia. Sebanyak sekitar hampir 30 juta penduduk Indonesia atau lebih tepatnya 28,6 juta jiwa menganut agama Kristen, di mana 20,2 juta penduduk merupakan penganut aliran Kristen Protestan sedangkan 8,3 juta penganut Kristen Katolik, 4,7 juta penganut Hindu, 2 juta penganut Buddha, 81 ribu penganut Konghucu, dan 108 ribu penganut aliran kepercayaan lainnya (terutama agama tradisional/lokal). Agama Islam dipeluk oleh hampir seluruh warga Indonesia (sekitar 86,70%), Agama Kristen (Protestan & Katolik) kebanyakkan dipeluk oleh beberapa suku, yakni: Batak, Toraja, Dayak, Nias, Minahasa, Ambon, dan lainnya. Kebanyakan pemeluk Hindu adalah Suku Bali dan Orang keturunan India di Indonesia serta kebanyakan pemeluk Buddha dan Konghucu adalah orang Tionghoa-Indonesia. Penduduk asli Indonesia pada awalnya mempraktikkan animisme, paganisme dan dinamisme lokal, yang merupakan kepercayaan umum bangsa Austronesia. Mereka menyembah roh leluhur dan percaya bahwa roh gaib (hyang) mungkin menghuni tempat-tempat tertentu, seperti pohon besar, batu, hutan, gunung, atau tempat keramat. Contoh kepercayaan asli Indonesia di antaranya Sunda Wiwitan, Kaharingan, dan Kejawen. Mereka memberikan dampak yang signifikan pada penerapan agama-agama lain, seperti abangan Jawa, Hindu Bali, dan Kristen Dayak, yang dipraktikkan sebagai bentuk agama yang kurang ortodoks dan sinkretis. Pengaruh agama Hindu mencapai Nusantara pada awal abad pertama Masehi. Kerajaan Salakanagara di Jawa Barat sekitar tahun 130 merupakan kerajaan terkait India Raya pertama yang tercatat dalam sejarah Nusantara. Agama Buddha tiba sekitar abad ke-6, dan sejarahnya di Indonesia berhubungan erat dengan agama Hindu karena kedua agama ini dianut oleh beberapa kerajaan pada periode yang sama. Nusantara mengalami kebangkitan dan kejatuhan kerajaan Hindu dan Buddha yang kuat dan berpengaruh, seperti Majapahit, Sailendra, Sriwijaya, dan Medang. Meski tidak lagi menjadi mayoritas, agama Hindu dan Buddha tetap memiliki pengaruh besar pada budaya Indonesia. Agama Islam diperkenalkan oleh para pedagang Suni dari mazhab Syafi'i serta para pedagang Sufi dari anak benua India dan Arab Selatan pada awal abad ke-8 M. Pada sebagian besar perkembangannya, Islam mengalami pencampuran dan saling memengaruhi budaya yang ada sehingga menghasilkan bentuk Islam dengan ciri tersendiri, seperti adanya pesantren. Perdagangan dan aktivitas dakwah seperti yang dilakukan oleh Wali Songo dan penjelajah Tiongkok Cheng Ho, serta kampanye militer oleh beberapa kesultanan membantu mempercepat penyebaran Islam. Agama Katolik dibawa oleh para pedagang dan misionaris Portugis seperti Yesuit Fransiskus Xaverius, yang mengunjungi dan membaptis beberapa ribu penduduk setempat. Penyebarannya menghadapi kesulitan karena kebijakan Perusahaan Hindia Timur Belanda yang melarang agama dan permusuhan oleh Belanda sebagai akibat dari Perang Delapan Puluh Tahun melawan pemerintahan Katolik Spanyol. Protestantisme, sebagian besar, merupakan hasil dari upaya misionaris Calvinis dan Lutheran selama era kolonial Belanda. Meskipun keduanya merupakan cabang Kekristenan yang paling umum, ada banyak denominasi lain di negara ini. Jumlah penganut agama Yahudi cukup besar di Nusantara setidaknya sampai tahun 1945, yang kebanyakan merupakan orang Belanda dan orang Yahudi Baghdadi. Sebagian besar di antara mereka meninggalkan Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan dan agama Yahudi tidak pernah mendapatkan status resmi. Saat ini hanya sejumlah kecil orang Yahudi di Indonesia, yang kebanyakan berada di Jakarta dan Surabaya. Pada tingkat nasional dan regional, kepemimpinan dalam politik dan kelompok masyarakat sipil di Indonesia telah memainkan peran penting dalam hubungan antaragama, baik secara positif maupun negatif. Sila pertama Pancasila yang merupakan landasan filosofis Indonesia, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, sering menjadi pengingat toleransi beragama, meskipun kasus-kasus intoleransi juga telah terjadi. Sebagian besar orang Indonesia menganggap agama sebagai hal yang esensial dan bagian integral dari kehidupan. Pendidikan dan kesehatan Sesuai dengan konstitusi yang berlaku, serta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pemerintah Indonesia baik pusat maupun daerah wajib mengalokasikan anggaran untuk pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD di luar gaji pendidik dan biaya kedinasan. Semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar sembilan tahun, yang meliputi enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah pertama. Pada 2018, tingkat partisipasi penduduk sebesar 93% untuk pendidikan dasar, 79% untuk pendidikan menengah, dan 36% untuk pendidikan tinggi, sementara tingkat melek huruf adalah 96%. Pemerintah menghabiskan sekitar 3,6% dari PDB atau 20,5% dari anggaran negara (2015) untuk pendidikan. Pada tahun 2018, terdapat lebih dari 4.500 perguruan tinggi di Indonesia, dengan universitas terkemuka (seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan lainnya) berlokasi di Pulau Jawa. Anggaran pemerintah untuk sektor kesehatan adalah sekitar 3,3% dari PDB pada tahun 2016. Sebagai bagian dari upaya mencapai cakupan kesehatan semesta, pemerintah meluncurkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada tahun 2014. Meskipun ada peningkatan yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir seperti meningkatnya angka harapan hidup (dari 62,3 tahun pada tahun 1990 menjadi 71,7 tahun pada tahun 2019) dan penurunan kematian anak (dari 84 kematian per 1.000 kelahiran pada tahun 1990 menjadi 25,4 kematian pada tahun 2017), Indonesia terus-menerus menghadapi berbagai tantangan, seperti kesehatan ibu dan anak, kualitas udara yang rendah, kurang gizi, tingginya tingkat merokok, dan penyakit menular. Indeks Pembangunan Manusia Menurut UNDP, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mencapai angka 0,707 pada Laporan Pembangunan Manusia 2019 untuk perkiraan IPM tahun 2018 dan menempati status tinggi, sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Indonesia tahun 2020 telah mencapai angka 71,94 (0,719) dan menempati status tinggi pada tahun 2016. Perbedaan IPM yang dilaporkan UNDP melalui Human Development Report (HDR) dengan BPS terletak pada besarnya angka IPM dan perincian. Selama ini, memang perbedaan angka IPM sudah dianggap lazim. Namun, sejak sekitar tahun 2011, perbedaan angka IPM UNDP dan BPS meningkat secara signifikan. Dalam perihal perincian, karena UNDP melaporkan dalam tingkat internasional, laporan IPM Indonesia tidak dilaporkan hingga tingkat yang lebih rendah. Sebaliknya, karena BPS hanya melaporkan di tingkat nasional, BPS lebih memerinci, bahkan hingga IPM di tingkat kota/kabupaten dalam laporan beberapa tahun (laporan IPM hingga tingkat kota/kabupaten jarang). Namun, yang selalu dilaporkan di bawah tingkat nasional tentunya adalah laporan IPM di tingkat provinsi/daerah. Berikut ini adalah daftar provinsi Indonesia menurut IPM tahun 2020 dibandingkan tahun 2019 menurut BPS. Budaya Pertunjukan Indonesia memiliki sekitar 300 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Tiongkok, Eropa, dan termasuk kebudayaan sendiri yaitu Melayu. Contohnya tarian Jawa dan Bali tradisional memiliki aspek budaya dan mitologi Hindu, seperti Wayang Kulit yang menampilkan kisah-kisah tentang kejadian mitologis Hindu Ramayana dan Baratayuda. Banyak juga seni tari yang berisikan nilai-nilai Islam. Beberapa di antaranya dapat ditemukan di daerah Sumatra seperti tari Ratéb Meuseukat, Tari Saman, dan tari Seudati dari Aceh. Seni pantun, gurindam, dan sebagainya dari pelbagai daerah seperti pantun Melayu, dan pantun-pantun lainnya acapkali dipergunakan dalam acara-acara tertentu yaitu perhelatan, pentas seni, dan lain-lain. Busana Di bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh dunia adalah kerajinan Batik. Beberapa daerah yang terkenal akan industri Batik meliputi Yogyakarta, Surakarta, Cirebon, Pandeglang, Garut, Tasikmalaya dan juga Pekalongan. Kerajinan Batik ini pun diklaim oleh negara lain dengan industri Batiknya. Busana asli Indonesia dari Sabang sampai Merauke lainnya dapat dikenali dari ciri-cirinya yang dikenakan di setiap daerah antara lain baju Kurung dengan Songketnya dari Sumatera Barat (Minangkabau), kain Ulos dari Sumatera Utara (Batak), busana Kebaya, busana khas Dayak di Kalimantan, baju Bodo dari Sulawesi Selatan, busana Koteka dari Papua dan sebagainya. Arsitektur Arsitektur Indonesia mencerminkan keanekaragaman budaya, sejarah, dan geografi yang membentuk Indonesia seutuhnya. Kaum penyerang, penjajah, penyebar agama, pedagang, dan saudagar membawa perubahan budaya dengan memberi dampak pada gaya dan teknik bangunan. Tradisionalnya, pengaruh arsitektur asing yang paling kuat adalah dari India. Tetapi, Tiongkok, Arab, dan sejak abad ke-19 pengaruh Eropa menjadi cukup dominan. Ciri khas arsitektur Indonesia kuno masih dapat dilihat melalui rumah-rumah adat dan/atau istana-istana kerajaan dari tiap-tiap provinsi. Taman Mini Indonesia Indah, salah satu objek wisata di Jakarta yang menjadi miniatur Indonesia, menampilkan keanekaragaman arsitektur Indonesia itu. Beberapa bangunan khas Indonesia misalnya Rumah Gadang, Monumen Nasional, dan Bangunan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan di Institut Teknologi Bandung. Olahraga Olahraga yang paling populer di Indonesia adalah sepak bola dan bulu tangkis. BRI Liga 1 adalah liga klub sepak bola utama di Indonesia. Olahraga tradisional Indonesia termasuk sepak takraw dan karapan sapi. Di wilayah dengan sejarah perang antar suku, kontes pertarungan diadakan, seperti caci di Flores, dan pasola di Sumba. Pencak silat adalah seni bela diri yang unik yang berasal dari wilayah Indonesia. Seni bela diri ini kadang-kadang ditampilkan pada acara-acara pertunjukkan yang biasanya diikuti dengan musik tradisional Indonesia berupa Gamelan dan seni musik tradisional lainnya sesuai dengan daerah asalnya. Olahraga di Indonesia biasanya berorientasi pada pria dan olahraga spektator sering berhubungan dengan judi yang ilegal di Indonesia. Di ajang kompetisi multi cabang, prestasi atlet-atlet Indonesia tidak terlalu mengesankan. Di Olimpiade, prestasi terbaik Indonesia diraih pada saat Olimpiade 1992, di mana Indonesia menduduki peringkat 24 dengan meraih 2 emas 2 perak dan 1 perunggu, kelima medali tersebut diraih melalui cabang bulu tangkis. Pada era 1960 hingga 2000, Indonesia merajai bulu tangkis. Atlet-atlet putra Indonesia seperti Rudi Hartono, Liem Swie King, Icuk Sugiarto, Alan Budikusuma, Ricky Subagja, dan Rexy Mainaky merajai kejuaraan-kejuaraan dunia. Rudi Hartono yang dianggap sebagai maestro bulu tangkis dunia, menjadi juara All England terbanyak sepanjang sejarah perbulu tangkisan Indonesia. Ia meraih 8 gelar juara, dengan 7 gelar diraihnya secara berturut-turut. Selain bulu tangkis, atlet-atlet tinju Indonesia juga mampu meraih gelar juara dunia, seperti Elyas Pical, Nico Thomas, dan Chris John. dalam ajang sepak bola internasional, Timnas Indonesia (Hindia Belanda) adalah tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia pada tahun 1938 di Prancis. Seni musik Seni musik di Indonesia, baik tradisional maupun modern sangat banyak terbentang dari Sabang hingga Merauke. Setiap provinsi di Indonesia memiliki musik tradisional dengan ciri khasnya tersendiri. Musik tradisional termasuk juga Keroncong yang berasal dari keturunan Portugis di daerah Tugu, Jakarta, yang dikenal oleh semua rakyat Indonesia bahkan hingga ke mancanegara. Ada juga musik yang merakyat di Indonesia yang dikenal dengan nama dangdut yaitu musik beraliran Melayu modern yang dipengaruhi oleh musik India sehingga musik dangdut ini sangat berbeda dengan musik tradisional Melayu yang sebenarnya, seperti musik Melayu Deli, Melayu Riau, dan sebagainya. Alat musik tradisional yang merupakan alat musik khas Indonesia memiliki banyak ragam dari pelbagai daerah di Indonesia, namun banyak pula alat musik tradisional Indonesia yang diklaim oleh negara lain untuk kepentingan penambahan budaya dan seni musiknya sendiri dengan mematenkan hak cipta seni dan warisan budaya Indonesia ke lembaga Internasional UNESCO. Alat musik tradisional Indonesia antara lain meliputi: Angklung Bende Calung Dermenan Gamelan Gandang Tabuik Gendang Bali Gendang Karo Gondang Batak Gondang (musik Sunda) Gong Kemada Gong Lambus Jidor Kecapi Suling Kecapi Batak Kendang Jawa Kenong Kulintang Rebab Rebana Saluang Sapeh Saron Sasando Serunai Seurune Kale Suling Lembang Suling Batak Suling Sunda Talempong Tanggetong Tifa, dan sebagainya Kuliner Masakan Indonesia bervariasi bergantung pada wilayahnya. Nasi adalah makanan pokok dan dihidangkan dengan lauk daging dan sayur. Bumbu (terutama cabai), santan, ikan, dan ayam adalah bahan yang penting. Sepanjang sejarah, Indonesia telah menjadi tempat perdagangan antara dua benua. Ini menyebabkan terbawanya banyak bumbu, bahan makanan dan teknik memasak dari bangsa Melayu sendiri, India, Timur tengah, Tionghoa, dan Eropa. Semua ini bercampur dengan ciri khas makanan Indonesia tradisional, menghasilkan banyak keanekaragaman yang tidak ditemukan di daerah lain. Bahkan bangsa Spanyol dan Portugis, telah mendahului bangsa Belanda dengan membawa banyak produk dari dunia baru ke Indonesia. Sambal, sate, bakso, soto, dan nasi goreng adalah beberapa contoh makanan yang biasa dimakan masyarakat Indonesia setiap hari. Selain disajikan di warung atau restoran, terdapat pula aneka makanan khas Indonesia yang dijual oleh para pedagang keliling menggunakan gerobak atau pikulan. Pedagang ini menyajikan bubur ayam, mie ayam, mi bakso, mi goreng, nasi goreng, aneka macam soto, siomay, sate, nasi uduk, dan lain-lain. Rumah makan Padang yang menyajikan nasi Padang, yaitu nasi disajikan bersama aneka lauk-pauk Masakan Padang, mudah ditemui di berbagai kota di Indonesia. Selain itu Warung Tegal yang menyajikan masakan Jawa khas Tegal dengan harga yang terjangkau juga tersebar luas. Nasi rames atau nasi campur yang berisi nasi beserta lauk atau sayur pilihan dijual di warung nasi di tempat-tempat umum, seperti stasiun kereta api, pasar, dan terminal bus. Di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya dikenal nasi kucing sebagai nasi rames yang berukuran kecil dengan harga murah, nasi kucing sering dijual di atas angkringan, sejenis warung kaki lima. Penganan kecil semisal kue-kue banyak dijual di pasar tradisional. Kue-kue tersebut biasanya berbahan dasar beras, ketan, ubi kayu, ubi jalar, terigu, atau sagu. Perfilman Film pertama yang diproduksi pertama kalinya di nusantara adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp pada zaman Hindia Belanda. Film ini dibuat dengan aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, Bandung. Setelah itu, lebih dari 2.200 film diproduksi. Pada masa awal kemerdekaan, sineas-sineas Indonesia belum banyak bermunculan. Di antara sineas yang ada, Usmar Ismail adalah salah satu sutradara paling produktif, dengan film pertamanya Harta Karun (1949). Namun kemudian film pertama yang secara resmi diakui sebagai film pertama Indonesia sebagai negara berkedaulatan adalah film Darah dan Doa (1950) yang disutradarai Usmar Ismail. Dekade 1970 hingga 2000-an, Arizal muncul sebagai sutradara film paling produktif. Tak kurang dari 52 buah film dan 8 judul sinetron dengan 1.196 episode telah dihasilkannya. Popularitas industri film Indonesia memuncak pada tahun 1980-an dan mendominasi bioskop di Indonesia, meskipun kepopulerannya berkurang pada awal tahun 1990-an. Antara tahun 2000 hingga 2005, jumlah film Indonesia yang dirilis setiap tahun meningkat. Film Laskar Pelangi (2008) yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata menjadi film terlaris Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang sejarah perfilman Indonesia hingga tahun 2016. Kesusastraan Bukti tulisan tertua di Indonesia adalah berbagai prasasti berbahasa Sanskerta pada abad ke-5 Masehi. Figur penting dalam sastra modern Indonesia termasuk: pengarang Belanda Multatuli yang mengkritik perlakuan Belanda terhadap Indonesia selama zaman penjajahan Belanda; Muhammad Yamin dan Hamka yang merupakan penulis dan politikus pra-kemerdekaan; dan Pramoedya Ananta Toer, pembuat novel Indonesia yang paling terkenal. Selain novel, sastra tulis Indonesia juga berupa puisi, pantun, dan sajak. Chairil Anwar adalah penulis puisi Indonesia yang paling ternama. Banyak orang Indonesia memiliki tradisi lisan yang kuat, yang membantu mendefinisikan dan memelihara identitas budaya mereka. Kebebasan pers dan media publik Kebebasan pers di Indonesia meningkat setelah berakhirnya kekuasaan Presiden Soeharto. Jaringan televisi publik TVRI bersaing dengan jaringan televisi swasta nasional dan stasiun daerah; begitu pula dengan jaringan radio publik RRI yang bersaing dengan jaringan radio swasta yang menyiarkan berita dan hiburan. Internet Pada tahun 2007, dilaporkan bahwa 20 juta penduduk Indonesia menjadi pengguna internet. Kemudian pada tahun 2014, jumlah pengguna internet bertambah pesat menjadi 83,7 juta orang atau terbanyak keenam di dunia. Pada tahun 2019, yaitu tahun sebelum pandemi Covid-19 berlangsung, diperkirakan jumlah pengguna internet di Indonesia adalah 175 juta jiwa. Sementara pada tahun 2022, pengguna internet di Indonesia telah menyentuh angka 210 juta jiwa, yaitu sekitar 77% dari jumlah penduduk Indonesia. Lihat pula Indonesia Raya (politik) Hubungan Indonesia–Palestina Nusantara Visi Indonesia 2045 Hindia Belanda Mafilindo Daftar provinsi Indonesia menurut IPM Referensi Kepustakaan Pranala luar Situs web resmi pemerintah Republik Indonesia Pemilu Indonesia Data Kependudukan Resmi Indonesia Indonesia di Encyclopædia Britannica Indonesia: Country Studies 1993 Presentasi tentang Indonesia Republik Negara di Asia Negara di Asia Tenggara Negara mayoritas Muslim Negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa Negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara Negara mantan anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi Negara dan wilayah berbahasa Melayu Pendirian tahun 1945 di Asia Pendirian tahun 1945 di Asia Tenggara Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1945 Negara E7 Negara G15 Negara G20 Negara industri baru Negara pulau Negara lintas benua Negara kepulauan
20,340
45
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu%20komputer
Ilmu komputer
Ilmu komputer (), Secara umum diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik tentang komputasi, perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Ilmu komputer mencakup beragam topik yang berkaitan dengan komputer, mulai dari algoritma hingga subyek yang lebih konkret seperti bahasa pemrograman, perangkat lunak dan perangkat keras. Sebagai suatu disiplin ilmu, Ilmu Komputer lebih menekankan pada pemrograman komputer, dan rekayasa perangkat lunak (software), sementara teknik komputer lebih cenderung berkaitan dengan hal-hal seperti perangkat keras komputer (hardware). Namun, kedua istilah tersebut sering disalah artikan oleh banyak orang. Tesis Church-Turing menyatakan bahwa semua alat komputasi yang telah umum diketahui sebenarnya sama dalam hal apa yang bisa mereka lakukan, sekalipun dengan efisiensi yang berbeda. Tesis ini kadang-kadang dianggap sebagai prinsip dasar dari ilmu komputer. Para ahli ilmu komputer biasanya menekankan komputer von Neumann atau mesin Turing (komputer yang mengerjakan tugas yang kecil dan deterministik pada suatu waktu tertentu), karena hal seperti itulah kebanyakan komputer digunakan sekarang ini. Para ahli ilmu komputer juga mempelajari jenis mesin yang lain, beberapa diantaranya belum bisa dipakai secara praktikal (seperti komputer neural, komputer DNA, dan komputer kuantum) serta beberapa diantaranya masih cukup teoretis (seperti komputer random and komputer oracle). Ilmu komputer mempelajari apa yang bisa dilakukan oleh beberapa program, dan apa yang tidak (komputabilitas dan kecerdasan buatan), bagaimana program itu harus mengevaluasi suatu hasil (algoritme), bagaimana program harus menyimpan dan mengambil bit tertentu dari suatu informasi (struktur data), dan bagaimana program dan pengguna berkomunikasi (antarmuka pengguna dan bahasa pemrograman). Ilmu komputer berakar dari elektronika, matematika dan linguistik. Dalam tiga dekade terakhir dari abad ke-20, ilmu komputer telah menjadi suatu disiplin ilmu baru dan telah mengembangkan metode dan istilah sendiri. Departemen ilmu komputer pertama didirikan di Universitas Purdue pada tahun 1962. Hampir semua universitas sekarang mempunyai departemen ilmu komputer. Penghargaan tertinggi dalam ilmu komputer adalah Turing Award, pemenang penghargaan ini adalah semua pionir di bidangnya. Edsger Dijkstra mengatakan: Ilmu komputer bukan tentang komputer sebagaimana astronomi bukan tentang teleskop Fisikawan Richard Feynman mengatakan: Ilmu komputer umurnya tidak setua fisika; lebih muda beberapa ratus tahun. Walaupun begitu, ini tidak berarti bahwa "hidangan" ilmuwan komputer jauh lebih sedikit dibanding fisikawan. Memang lebih muda, tapi dibesarkan secara jauh lebih intensif! Catatan tentang istilah 'informatika' dan 'ilmu komputer' Dalam bahasa Indonesia, istilah informatika diturunkan dari bahasa Prancis informatique, yang dalam bahasa Jerman disebut informatik. Sebenarnya, kata ini identik dengan istilah computer science di Amerika Serikat dan computing science di Inggris. Namun, istilah informatics dalam bahasa Inggris memiliki makna yang sedikit berbeda, yaitu lebih menekankan pada aspek pengolahan informasi secara sistematis dan rasional. Hubungan informatika dengan bidang lain Ilmu komputer berkaitan erat dengan beberapa bidang lain. Bidang-bidang ini tidak benar-benar terpisah, sekalipun mempunyai perbedaan penting. Sistem informasi Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi yaitu: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. Sistem informasi manajemen adalah kunci dari bidang yang menekankan finansial dan personal manajemen. 'Sistem informasi' dapat berupa gabungan dari beberapa elemen teknologi berbasis komputer yang saling berinteraksi dan bekerja sama berdasarkan suatu prosedur kerja (aturan kerja) yang telah ditetapkan, dimana memproses dan mengolah data menjadi suatu bentuk informasi yang dapat digunakan dalam mendukung keputusan. Ilmu Informasi Ilmu informasi adalah ilmu yang mempelajari data dan informasi, mencakup bagaimana menginterpretasi, menganalisis, menyimpan, dan mengambil kembali. Ilmu informasi dimulai sebagai dasar dari analisis komunikasi dan basis data. Rekayasa perangkat lunak Rekayasa perangkat lunak pada prinsipnya menekankan pada tahapan-tahapan pengembangan suatu perangkat lunak yakni: analisis, desain, implementasi, testing, dan maintenance. Pada tahap yang lebih luas, rekayasa perangkat lunak mengacu pada manajemen proyek pengembangan perangkat lunak itu sendiri dengan tetap memperhatikan tahapan-tahapan pengembangan sebelumnya. Dalam pengembangannya, perangkat lunak memiliki berbagai model, yaitu model water fall ('model konvensional' sebagai model terdahulu yang dikembangkan dan karena model water fall nyaris sama dengan siklus hidup pengembangan sistem), model prototype ('model yang disukai oleh user dan pengembang), model sequensial linear, model RAD 'rapid application model', model 'formal method' atau 'metode formal' disini sebelum diadakannya implementasi terlebih dahulu rancangan model yang dibuat diverifikasi terlebih dahulu sehingga tidak ada lagi kesalahan - kesalahan pada saat implementasi. Rekayasa komputer (rekayasa perangkat keras) Rekayasa komputer adalah ilmu yang mempelajari analisis, desain, dan konstruksi dari perangkat keras komputer. Ilmu yang mempelajari segala aspek pembuatan, konstruksi, pemeliharaan perangkat lunak. Keamanan informasi Keamanan informasi adalah ilmu yang mempelajari analisis dan implementasi dari keamanan sistem informasi. Adapun materi yang dipelajari dalam hal keamanan informasi yaitu kriptografi, steganografi, dan watermark. Ilmu utama teknik informatika Dasar matematika Aljabar boolean Matematika diskrit Kalkulus Teori graf Teori informasi Logika simbolik Peluang dan statistik Teori ilmu komputer Teori informasi algoritmik Kompilator Analisis leksikal Penguraian Kriptografi Semantik denotasional Teori komputasi (atau ilmu komputer teoretis) analisis dari algoritme dan kompleksitas dari problem logika dan arti dari program logika matematika dan bahasa formal Teori tipe Perangkat lunak Program komputer and pemrograman komputer Pemrograman paralel Spesifikasi program Verifikasi program Teknik pemrograman Perangkat komputer Rekayasa perangkat lunak Optimisasi Metrik perangkat lunak Pola desain Metode pengembangan perangkat lunak Bahasa pemrograman Sistem operasi Organisasi sistem komputer (lihat juga elektronika) Arsitektur komputer Jaringan komputer Komputasi terdistribusi Komputasi grid Kinerja dari sistem Implementasi dari sistem komputer Data dan sistem informasi Struktur data Representasi penyimpan data Enkripsi data Kompresi data Pengkodean dan teori informasi Berkas Format berkas Sistem informasi Basis data Data mining Data warehouse (gudang data) Penyimpanan dan pengambilan informasi Antarmuka dan presentasi informasi Metodologi komputasi Manipulasi simbolik dan aljabar Kecerdasan buatan Grafik komputer Pengolahan citra dan visi komputer Pengenalan pola Pengenalan suara Simulasi dan pemodelan Pengolahan dokumen dan teks Pengolahan sinyal digital Aplikasi komputer Pengolahan data administratif Perangkat lunak matematika Analisis numerik Pembukti teori otomatis Aljabar komputer Ilmu dan teknik fisika Kimia komputasional Fisika Komputasional Ilmu hayat dan medis Bioinformatika Biologi komputasional Informatika medika Sosiologi Seni dan kemanusiaan Rekayasa berbantuan komputer Robotik Interaksi manusia dan komputer Sintesa suara Rekayasa kedapatgunaan Hiburan Permainan komputer Lingkungan komputasi Industri komputer Sejarah dari perhitungan Komputer dan pendidikan Komputer dan masyarakat Kerja kooperatif didukung komputer Aspek hukum dari komputer Manajemen dari komputasi dan sistem informasi Komputer personal Komputer dan keamanan informasi Sejarah Sejarah dari perhitungan Projek pemrograman awal Departemen ilmu komputer Garis waktu dari algoritme Ahli terkenal ilmu komputer John Backus Penemu FORTRAN, bahasa pemrograman tingkat tinggi pertama dan susunan Backus-Naur untuk mendeskripsikan bahasa formal sintaks. James Cooley dan John Tuckey Fourier Transform Cepat (Fast Fourier Transform) dan pengaruhnya pada riset keilmuan. Ole-Johan Dahl dan Kristen Nygaard, penemu bahasa berorientasi objek SIMULA. Edsger Dijkstra untuk algoritme, Goto dianggap berbahaya. Kenneth Iverson Penemu APL, untuk kontribusinya di perhitungan interaktif. William Kahan untuk standard IEEE floating-point. Donald Knuth untuk seni dari pemrograman komputer Ada Lovelace programmer terkenal pertama di dunia John von Neumann yang telah mengembangkan arsitektur von Neumann. Claude E. Shannon untuk teori informasi Alan Turing untuk teori komputabilitas. James Wilkinson Teknik "analisis kesalahan dari belakang" dan kemajuan di bidang perhitungan matriks. Wilkinson adalah juga penggerak dalam pengembangan Pilot ACE, komputer di Inggris yang pertama, pada akhir 1940-an. (lihat Wilkinson pada biografi MacTutor.) Konrad Zuse Pembuat binari komputer yang pertama pada 1930-an, di mana dia menrencanakan bahasa pemrograman jauh sebelum waktunya. Lihat Daftar Ahli Ilmu Komputer untuk informasi lebih lanjut. Lihat pula Kutu (Kekutu, EN: bug) Bahasa pemrograman Perhitungan Sejarah dari perhitungan Turing Award (ACM) Medali IEEE John von Neumann Hello world Daftar istilah teknologi informasi Topik utama ilmu komputer Analogi perhitungan Internet Multimedia Akusisi data Tolok Jaringan sensor Format bilangan komputer Referensi Pranala luar Kumpulan Informasi Ilmu Komputer Belajar Ilmu Komputer - tersedia puluhan ribu istilah Daftar perguruan tinggi di Indonesia yang terakreditasi, berikut informasi akreditasinya (dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi): Perguruan tinggi dengan program studi Ilmu Komputer Perguruan tinggi dengan program studi Teknik Informatika Perguruan tinggi dengan program studi yang mengandung kata informatika (Teknik Informatika, Manajemen Informatika, dsb.) Perguruan tinggi dengan program studi yang mengandung kata komputer (Ilmu Komputer, Teknik Komputer, dsb.)
1,279
50
https://id.wikipedia.org/wiki/Jawa
Jawa
Jawa () adalah sebuah pulau di Indonesia yang terletak di kepulauan Sunda Besar dan merupakan pulau terluas ke-13 di dunia. Jumlah penduduk di Pulau Jawa sekitar 150 juta. Pulau Jawa dihuni oleh 60% total populasi Indonesia. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan sensus penduduk tahun 1905 yang mencapai 80,6% dari seluruh penduduk Indonesia. Penurunan penduduk di Pulau Jawa secara persentase diakibatkan perpindahan penduduk (transmigrasi) dari pulau Jawa ke daerah lain di Indonesia. Ibu kota Indonesia adalah Jakarta dan terletak di Jawa bagian barat laut (tepatnya di ujung paling barat Jalur Pantura). Jawa adalah pulau yang sebagian besar terbentuk dari aktivitas vulkanik. Deretan gunung-gunung berapi membentuk jajaran yang terbentang dari timur hingga barat pulau ini, dengan dataran endapan aluvial sungai di bagian utara. Pulau Jawa dipisahkan oleh selat dengan beberapa pulau utama, yakni Pulau Sumatra di barat laut, Pulau Kalimantan di utara, Pulau Madura di timur laut, dan Pulau Bali di sebelah timur. Sementara itu di sebelah selatan pulau Jawa terbentang Samudra Hindia. Banyak kisah sejarah Indonesia berlangsung di pulau ini. Dahulu, Jawa adalah pusat beberapa kerajaan Hindu-Buddha, kesultanan Islam, pemerintahan kolonial Hindia Belanda, serta pusat pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pulau ini berdampak besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi Indonesia. Sebagian besar penduduknya bertutur dalam tiga bahasa utama. Bahasa Jawa adalah bahasa ibu dari 100 juta penduduk Indonesia, dan sebagian besar penuturnya berdiam di Pulau Jawa. Sebagian besar penduduk adalah orang-orang dwibahasa, yang baik sebagai bahasa pertama maupun kedua. Dua bahasa penting lainnya adalah bahasa Sunda dan bahasa Betawi. Sebagian besar penduduk Pulau Jawa beragama Islam. Namun tetap terdapat beragam aliran kepercayaan, agama, kelompok etnis, serta budaya di pulau ini. Pulau ini secara administratif terbagi menjadi enam provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, serta dua wilayah khusus, yaitu DKI Jakarta dan DI Yogyakarta. Etimologi Asal mula nama "Jawa" dapat dilacak dari kronik yang menyebut adanya pulau bernama yavadvip(a) (dvipa berarti "pulau", dan yava berarti "jelai" atau juga "biji-bijian"). Apakah biji-bijian ini merupakan jawawut (Setaria italica) atau padi, keduanya telah banyak ditemukan di pulau ini pada masa sebelum masuknya pengaruh India. Boleh jadi, pulau ini memiliki banyak nama sebelumnya, termasuk kemungkinan berasal dari kata jaú yang berarti "jauh". Yavadvipa disebut dalam epik asal India, Ramayana. Sugriwa, panglima wanara (manusia kera) dari pasukan Sri Rama, mengirimkan utusannya ke Yavadvipa (Pulau Jawa) untuk mencari Dewi Sita. Kemudian berdasarkan kesusastraan India terutama pustaka Tamil, disebut nama Sanskerta yāvaka dvīpa (dvīpa = pulau). Dugaan lain ialah bahwa kata "Jawa" berasal dari akar kata dalam bahasa Proto-Austronesia yang berarti "rumah". Pulau bernama Iabadiu atau Jabadiu disebutkan dalam karya Ptolemy bernama Geographia yang dibuat sekitar 150 masehi di Kekaisaran Romawi. Iabadiu dikatakan berarti "pulau jelai", juga kaya akan emas, dan mempunyai kota perak bernama Argyra di ujung barat. Nama ini mengindikasikan Jawa, dan kelihatannya berasal dari nama Hindu Yavadvipa (Pulau Jawa). Berita tahunan dari Songshu dan Liangshu menyebut Jawa sebagai She-po (abad ke-5 M), He-ling (tahun 640–818 M), lalu menyebutnya She-po lagi sampai masa Dinasti Yuan (1271–1368), di mana mereka mulai menyebut Zhao-Wa (爪哇). Menurut catatan Ma Huan (yaitu Yingya Shenlan), orang China menyebut Jawa sebagai Chao-Wa, dan dulunya pulau ini disebut 阇婆 (She-pó atau She-bó). Sulaiman al-Tajir al-Sirafi menyebutkan dua pulau penting yang memisahkan Arab dan Cina: Yang pertama adalah Al-Rami dengan panjang 800 parasang, yang diidentifikasi sebagai Sumatera, dan yang lainnya adalah Zabaj (bahasa Arab: الزابج, Bahasa Indonesia: Sabak), 400 parasang panjangnya, diidentifikasi sebagai Jawa. Saat John dari Marignolli (1338–1353) pulang dari China ke Avignon, ia singgah di Kerajaan Saba, yang ia bilang memiliki banyak gajah dan dipimpin oleh ratu; nama Saba ini bisa jadi adalah interpretasinya untuk She-bó. Afanasij Nikitin, seorang pedagang dari Tver (di Rusia), melakukan perjalanan ke India pada tahun 1466 dan mendeskripsikan tanah Jawa di buku hariannya, yang ia sebut шабайте (shabait/šabajte). Kata "Saba" sendiri berasal dari kata bahasa Jawa kawi yaitu Saba yang berarti "pertemuan" atau "rapat". Dengan demikian kata itu dapat diartikan sebagai "tempat bertemu". Menurut Fahmi Basya, kata tersebut berarti "tempat bertemu", "tempat berkumpul", atau "tempat berkumpulnya bangsa-bangsa". Aksara Aksara Jawa, dikenal juga sebagai Hanacaraka (ꦲꦤꦕꦫꦏ) dan Carakan (ꦕꦫꦏꦤ꧀),[1] adalah salah satu aksara tradisional Nusantara yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa dan sejumlah bahasa daerah Indonesia lainnya seperti bahasa Sunda dan bahasa Sasak[2] Tulisan ini berkerabat dekat dengan aksara Bali. Berdasar tradisi lisan, aksara jawa diciptakan oleh Aji Saka, tokoh pendatang dari India, dari suku Shaka (Scythia). Legenda melambangkan kedatangan Dharma (ajaran dan peradaban Hindu-Buddha) ke pulau Jawa. Kini kata Saka masih digunakan dalam istilah dalam bahasa Jawa, saka atau soko, yang berarti penting, pangkal, atau asal-mula. Aji Saka bermakna "raja asal-mula" atau "raja pertama". Sejarah Pulau ini merupakan bagian dari gugusan kepulauan Sunda Besar dan paparan Sunda, yang pada masa sebelum es mencair merupakan ujung tenggara benua Asia. Sisa-sisa fosil Homo erectus, yang populer dijuluki Manusia Jawa, ditemukan di sepanjang daerah tepian Sungai Bengawan Solo, dan peninggalan tersebut berasal dari masa 1,7 juta tahun yang lampau. Situs Sangiran adalah situs prasejarah yang penting di Jawa. Beberapa struktur megalitik telah ditemukan di Pulau Jawa, misalnya menhir, dolmen, meja batu, dan piramida berundak yang lazim disebut Punden Berundak. Punden berundak dan menhir ditemukan di situs megalitik di Paguyangan, Cisolok, dan Gunung Padang, Jawa Barat. Situs megalitik Cipari yang juga ditemukan di Jawa Barat menunjukkan struktur monolit, teras batu, dan sarkofagus. Punden berundak ini dianggap sebagai struktur asli Nusantara dan merupakan rancangan dasar bangunan candi pada zaman kerajaan Hindu-Buddha Nusantara setelah penduduk lokal menerima pengaruh peradaban Hindu-Buddha dari India. Pada abad ke-4 SM hingga abad ke-1 atau ke-5 M Kebudayaan Buni yaitu kebudayaan tembikar tanah liat berkembang di pesisir utara Jawa Barat. Kebudayaan protosejarah ini merupakan pendahulu kerajaan Tarumanagara. Pulau Jawa yang sangat subur dan bercurah hujan tinggi memungkinkan berkembangnya budidaya padi di lahan basah, sehingga mendorong terbentuknya tingkat kerjasama antar desa yang semakin kompleks. Dari aliansi-aliansi desa tersebut, berkembanglah kerajaan-kerajaan kecil. Jajaran pegunungan vulkanik dan dataran-dataran tinggi di sekitarnya yang membentang di sepanjang Pulau Jawa menyebabkan daerah-daerah interior pulau ini beserta masyarakatnya secara relatif terpisahkan dari pengaruh luar. Pada masa sebelum berkembangnya negara-negara Islam serta kedatangan kolonialisme Eropa, sungai-sungai yang ada merupakan sarana perhubungan utama masyarakat, meskipun kebanyakan sungai di Jawa beraliran pendek. Hanya Sungai Brantas dan Bengawan Solo yang dapat menjadi sarana penghubung jarak jauh, sehingga pada lembah-lembah sungai tersebut terbentuklah pusat dari kerajaan-kerajaan yang besar. Diperkirakan suatu sistem perhubungan yang terdiri dari jaringan jalan, jembatan permanen, serta pos pungutan cukai telah terbentuk di Pulau Jawa setidaknya pada pertengahan abad ke-17. Para penguasa lokal memiliki kekuasaan atas rute-rute tersebut, musim hujan yang lebat dapat pula mengganggu perjalanan, dan demikian pula penggunakan jalan-jalan sangat tergantung pada pemeliharaan yang terus-menerus. Dapatlah dikatakan bahwa perhubungan antarpenduduk Pulau Jawa pada masa itu adalah sulit. Munculnya peradaban di Pulau Jawa sering dikaitkan dengan kisah Aji Saka yang datang ke Jawa pada tahun 78 Masehi. Meskipun Aji Saka dikatakan sebagai pembawa peradaban di Jawa, kisah Aji saka mendapatkan beberapa sanggahan dan bantahan dari sumber-sumber sejarah lainnya. Ramayana karya Valmiki, yang dibuat sekitar 500 SM, mencatat Jawa sudah memiliki organisasi pemerintahan kerajaan jauh sebelum kisah itu:"Yawadwipa dihiasi tujuh kerajaan, pulau emas dan perak, kaya akan tambang emas, dan disitu terdapat Gunung Cicira (dingin) yang menyentuh langit dengan puncaknya."Menurut catatan China Míng Shǐ, kerajaan Jawa didirikan pada 65 SM, atau 143 tahun sebelum kisah Aji Saka dimulai. Kisah Saka atau Aji Saka merupakan kisah Jawa Baru. Kisah ini belum ditemukan relevansinya dalam teks Jawa Kuno. Kisah ini menceritakan peristiwa di kerajaan Medang Kamulan di Jawa pada masa lalu. Pada saat itu, Raja Medang Kamulan Prabu Dewata Cengkar digantikan oleh Aji Saka. Kisah ini dianggap sebagai kiasan masuknya bangsa India ke Jawa. Merujuk pada informasi dinasti Liang, kerajaan Jawa terbelah menjadi dua: Kerajaan prapenerapan Hinduisme dan kerajaan setelah menerapkan tradisi Hindu yang dimulai tahun 78 masehi. Masa kerajaan Hindu-Buddha Kerajaan Taruma dan Kerajaan Sunda muncul di Jawa Barat, masing-masing pada abad ke-4 dan ke-7, sedangkan Kerajaan Medang adalah kerajaan besar pertama yang berdiri di Jawa Tengah pada awal abad ke-8. Kerajaan Medang menganut agama Hindu dan memuja Dewa Siwa, dan kerajaan ini membangun beberapa candi Hindu yang terawal di Jawa yang terletak di Dataran Tinggi Dieng. Di Dataran Kedu pada abad ke-8 berkembang Wangsa Sailendra, yang merupakan pelindung agama Buddha Mahayana. Kerajaan mereka membangun berbagai candi pada abad ke-9, antara lain Borobudur dan Prambanan di Jawa Tengah. Sekitar abad ke-10, pusat kekuasaan bergeser dari tengah ke timur Pulau Jawa. Di wilayah timur berdirilah kerajaan-kerajaan Kadiri, Singhasari, dan Majapahit yang terutama mengandalkan pada pertanian padi. Namun juga mengembangkan perdagangan antar kepulauan Indonesia beserta Tiongkok dan India. Raden Wijaya mendirikan Majapahit, dan kekuasaannya mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk (m. 1350-1389). Kerajaan mengklaim kedaulatan atas seluruh kepulauan Indonesia, meskipun kontrol langsung cenderung terbatas pada Jawa, Bali, dan Madura saja. Gajah Mada adalah mahapatih pada masa Hayam Wuruk, yang memimpin banyak penaklukan teritorial bagi kerajaan. Kerajaan-kerajaan di Jawa sebelumnya mendasarkan kekuasaan mereka pada pertanian. Namun Majapahit berhasil menguasai pelabuhan dan jalur pelayaran sehingga menjadi kerajaan komersial pertama di Jawa. Majapahit mengalami kemunduran seiring dengan wafatnya Hayam Wuruk dan mulai masuknya agama Islam ke Indonesia. Masa kerajaan Islam Pada akhir abad ke-16, perkembangan islam telah melampaui Hindu dan Budha sebagai agama dominan di Jawa. Kemunculan kerajaan islam di Jawa juga tidak lepas dari peran walisongo. Pada awalnya penyebaran agama islam sangat pesat dan diterima oleh kalangan masyarakat biasa, hingga pada akhirnya dakwah itu masuk dan dijalankan kepada kaum penguasa pulau ini. Tercatat kerajaan islam pertama di Jawa adalah Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak Bintoro. Kerajaan Demak ini dipimpin oleh salah satu keturunan Majapahit yang beragama islam yaitu Raden Patah. Dalam masa ini, kerajaan-kerajaan Islam mulai berkembang dari Pajang, Surakarta, Yogyakarta, Cirebon, dan Banten membangun kekuasaannya. Kesultanan Mataram pada akhir abad ke-16 tumbuh menjadi kekuatan yang dominan dari bagian tengah dan timur Jawa. Para penguasa Surabaya dan Cirebon berhasil ditundukkan di bawah kekuasaan Mataram, sehingga hanya Mataram dan Banten lah yang kemudian tersisa ketika datangnya bangsa Belanda pada abad ke-17. Beberapa kerajaan warisan islam di jawa masih dapat kita temukan di beberapa kota misalnya Surakarta terdapat dua kerajaan yaitu Kasunanan dan Mangkunegaran, di Yogyakarta ada dua kerajaan yaitu Kasultanan dan Pakualaman, dan di Cirebon ada tiga kerajaan yaitu Kasepuhan, Kacirebonan dan Kasepuhan. Masa kolonial Hubungan Jawa dengan kekuatan-kekuatan kolonial Eropa dimulai pada tahun 1522, dengan diadakannya perjanjian antara Kerajaan Sunda dan Portugis di Malaka. Setelah kegagalan perjanjian tersebut, kehadiran Portugis selanjutnya hanya terbatas di Malaka dan di pulau-pulau sebelah timur nusantara saja. Sebuah ekspedisi di bawah pimpinan Cornelis de Houtman yang terdiri dari empat buah kapal pada tahun 1596, menjadi awal dari hubungan antara Belanda dan Indonesia. Pada akhir abad ke-18, Belanda telah berhasil memperluas pengaruh mereka terhadap kesultanan-kesultanan di pedalaman Pulau Jawa (lihat Perusahaan Hindia Timur Belanda di Indonesia). Meskipun orang-orang Jawa adalah pejuang yang pemberani, konflik internal telah menghalangi mereka membentuk aliansi yang efektif dalam melawan Belanda. Sisa-sisa Mataram bertahan sebagai Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Para raja Jawa mengklaim berkuasa atas kehendak Tuhan, dan Belanda mendukung sisa-sisa aristokrasi Jawa tersebut dengan cara mengukuhkan kedudukan mereka sebagai penguasa wilayah atau bupati dalam lingkup administrasi kolonial. Di awal masa kolonial, Jawa memegang peranan utama sebagai daerah penghasil beras. Pulau-pulau penghasil rempah-rempah, misalnya kepulauan Banda, secara teratur mendatangkan beras dari Jawa untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka. Inggris sempat menaklukkan Jawa pada tahun 1811. Jawa kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Britania Raya, dengan Sir Stamford Raffles sebagai Gubernur Jenderalnya. Pada tahun 1814, Inggris mengembalikan Jawa kepada Belanda sebagaimana ketentuan pada Traktat Paris. Penduduk Pulau Jawa kemungkinan sudah mencapai 10 juta orang pada tahun 1815. Pada paruh kedua abad ke-18, mulai terjadi lonjakan jumlah penduduk di kadipaten-kadipaten sepanjang pantai utara Jawa bagian tengah, dan dalam abad ke-19 seluruh pulau mengalami pertumbuhan populasi yang cepat. Berbagai faktor penyebab pertumbuhan penduduk yang besar antara lain termasuk peranan pemerintahan kolonial Belanda, yaitu dalam menetapkan berakhirnya perang saudara di Jawa, meningkatkan luas area persawahan, serta mengenalkan tanaman pangan lainnya seperti singkong dan jagung yang dapat mendukung ketahanan pangan bagi populasi yang tidak mampu membeli beras. Pendapat lainnya menyatakan bahwa meningkatnya beban pajak dan semakin meluasnya perekrutan kerja di bawah Sistem Tanam Paksa menyebabkan para pasangan berusaha memiliki lebih banyak anak dengan harapan dapat meningkatkan jumlah anggota keluarga yang dapat menolong membayar pajak dan mencari nafkah. Pada tahun 1820, terjadi wabah kolera di Jawa dengan korban 100.000 jiwa. Kehadiran truk dan kereta api sebagai sarana transportasi bagi masyarakat yang sebelumnya hanya menggunakan kereta dan kerbau, penggunaan sistem telegraf, dan sistem distribusi yang lebih teratur di bawah pemerintahan kolonial; semuanya turut mendukung terhapusnya kelaparan di Jawa, yang pada gilirannya meningkatkan pertumbuhan penduduk. Tidak terjadi bencana kelaparan yang berarti di Jawa semenjak tahun 1840-an hingga masa pendudukan Jepang pada tahun 1940-an. Selain itu, menurunnya usia awal pernikahan selama abad ke-19, menyebabkan bertambahnya jumlah tahun di mana seorang perempuan dapat mengurus anak. Masa kemerdekaan Nasionalisme Indonesia mulai tumbuh di Jawa pada awal abad ke-20 (lihat Kebangkitan Nasional Indonesia), dan perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan setelah Perang Dunia II juga berpusat di Jawa. Kudeta G 30 S PKI yang gagal dan kekerasan anti-komunis selanjutnya pada tahun 1965-66 sebagian besar terjadi di pulau ini. Jawa saat ini mendominasi kehidupan sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia, yang berpotensi menjadi sumber kecemburuan sosial. Pada tahun 1998 terjadi kerusuhan besar yang menimpa etnis Tionghoa-Indonesia, yang merupakan salah satu dari berbagai kerusuhan berdarah yang terjadi tidak berapa lama sebelum runtuhnya pemerintahan Presiden Soeharto yang telah berjalan selama 32 tahun. Pada tahun 2006, Gunung Merapi meletus dan diikuti oleh gempa bumi yang melanda Yogyakarta. Jawa juga sempat terkena sedikit dampak wabah flu burung, serta merupakan lokasi bencana semburan lumpur panas Sidoarjo. Geografi dan Geologi Geografi Jawa bertetangga dengan Sumatra di sebelah barat, Bali di timur, Kalimantan di utara, dan Pulau Natal di selatan. Pulau Jawa merupakan pulau ke-13 terbesar di dunia. Perairan yang mengelilingi pulau ini ialah Laut Jawa di utara, Selat Sunda di barat, Samudra Hindia di selatan, serta Selat Bali dan Selat Madura di timur. Jawa memiliki luas sekitar 138.793,6 km2. Sungai yang terpanjang ialah Bengawan Solo, yaitu sepanjang 600 km. Sungai ini bersumber di Jawa bagian tengah, tepatnya di gunung berapi Lawu. Aliran sungai kemudian mengalir ke arah utara dan timur, menuju muaranya di Laut Jawa di dekat kota Surabaya. Hampir keseluruhan wilayah Jawa pernah memperoleh dampak dari aktivitas gunung berapi. Terdapat tiga puluh delapan gunung yang terbentang dari timur ke barat pulau ini, yang kesemuanya pada waktu tertentu pernah menjadi gunung berapi aktif. Gunung berapi tertinggi di Jawa adalah Gunung Semeru (3.676 m) dan gunung tertinggi kedua Gunung Slamet (3.432 m), sedangkan gunung berapi paling aktif di Jawa dan bahkan di Indonesia adalah Gunung Merapi (2.968 m) serta Gunung Kelud (1.731 m). Gunung-gunung dan dataran tinggi yang berjarak berjauhan membantu wilayah pedalaman terbagi menjadi beberapa daerah yang relatif terisolasi dan cocok untuk persawahan lahan basah. Lahan persawahan padi di Jawa adalah salah satu yang tersubur di dunia. Jawa adalah tempat pertama penanaman kopi di Indonesia, yaitu sejak tahun 1699. Kini, kopi arabika banyak ditanam di Dataran Tinggi Ijen baik oleh para petani kecil maupun oleh perkebunan-perkebunan besar. Suhu rata-rata sepanjang tahun adalah antara 22 °C sampai 29 °C, dengan kelembapan rata-rata 75%. Daerah pantai utara biasanya lebih panas, dengan rata-rata 34 °C pada siang hari di musim kemarau. Daerah pantai selatan umumnya lebih sejuk daripada pantai utara dengan, bahkan pada waktu tertentu yaitu musim bediding daerah tersebut akan mengalami penurunan suhu yang drastis, khususnya di daerah pantai selatan bagian tengah (Tatar Banyumas-Kedu) yang membentang dari Gunung Slamet sampai Dataran Tinggi Dieng yang merupakan titik berkumpulnya angin musim dingin dari Australia pada Juni sampai Agustus. Titik terdingin (suhu rata-rata) di pulau Jawa berada di Gunung Slamet, meski bukan merupakan titik tertinggi pulau ini. Musim hujan berawal pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan April, di mana hujan biasanya turun di sore hari, dan pada bulan-bulan selainnya hujan biasanya hanya turun sebentar-sebentar saja. Curah hujan tertinggi umumnya terjadi pada bulan-bulan bulan Januari dan Februari. Wilayah dengan curah hujan tertinggi berada di Ketenger, Banyumas yaitu 8.134,00 mm per tahun. Sedangkan curah hujan terendah berada di wilayah pantai utara Jawa Timur hanya 900 mm per tahun. Luas kawasan hutan di Pulau Jawa mencapai 30.791,28 km² atau mencapai 24% dari luas Pulau Jawa sebesar 128.297 km². Dari 24% hutan atau dari 30.791,28 km² hutan yang ada di pulau Jawa, 19% di antaranya merupakan kawasan tutupan hutan dan 5% di antaranya merupakan kebun raya. 400 ribu hektar lahan hutan tersebut berstatus sangat kritis dan 600 ribu lahan hutan di antaranya berstatus hampir kritis. Geologi Pemerian geologi Jawa paling lengkap diungkap dalam van Bemmelen (1949). Sebagai pulau, Jawa secara geologi relatif muda. Pembentukan dimulai dari periode Tersier. Sebelumnya, kerak bumi yang membentuk pulau ini berada di bawah permukaan laut. Aktivitas orogenis yang intensif sejak kala Oligosen dan Miosen mengangkat dasar laut sehingga pada kala Pliosen dan Pleistosen wujud Pulau Jawa sudah mulai terbentuk. Sisa-sisa dasar laut masih tampak, membentuk fitur sebagian besar kawasan karst di selatan pulau ini. Van Bemmelen membagi Pulau Jawa dalam tujuh satuan fisiografi sebagai berikut. Pegunungan Selatan, merupakan zona gamping bercampur sisa aktivitas vulkanis dari kala Miosen yang mengalami beberapa pengangkatan hingga periode Kuarter. Zona vulkanis dari periode Kuarter, dengan gunung-gunung api tinggi, sering kali dengan puncak di atas 2000 m dari permukaan laut, membentang dari barat sampai ujung timur. Depresi Tengah, membentuk poros cekungan sebagai poros utama pulau, dengan dua depresi besar: depresi Bandung dan depresi Solo Zona antiklinal Tengah, terdiri dari endapan-endapan kala Miosen sampai Pleistosen, dimulai dari Gunung Karang terus ke timur melewati Bogor, lembah Serayu, lalu Pegunungan Kendeng, terus sampai ke pantai utara Besuki. Depresi Randublatung, merupakan depresi kecil memanjang di utara Pegunungan Kendeng, terbentuk dari endapan laut dan daratan. Antiklinorium Rembang-Madura, merupakan formasi perbukitan gamping di pantai utara Jawa Timur dan membentuk hampir semua bagian Pulau Madura Dataran aluvial pesisir utara (Jalur Pantura) yang terbentuk dari delta dan endapan lumpur, merupakan daratan paling muda. Demografi Pemerintahan Secara administratif pulau Jawa terdiri atas enam pemerintahan dalam tingkat provinsi yaitu Banten, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur. Ibu kota provinsi Banten adalah Kota Serang. Ibukota Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta di Kota Jakarta Pusat. Ibu kota Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung. Ibu kota Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Kota Yogyakarta. Ibu kota Provinsi Jawa Timur di Kota Surabaya. Penduduk Dengan populasi sebesar 150 juta jiwa Jawa adalah pulau yang menjadi tempat tinggal lebih dari 50% atau hampir 60% populasi Indonesia. Dengan kepadatan 1.317 jiwa/km², pulau ini juga menjadi salah satu pulau di dunia yang paling dipadati penduduk. Sekitar 42% penduduk Indonesia berasal dari etnis Jawa. Walaupun demikian sepertiga bagian barat pulau ini (Jawa Barat, Banten, dan Jakarta) memiliki kepadatan penduduk lebih dari 1.500 jiwa/km2. Sejak tahun 1970-an hingga kejatuhan Presiden Soeharto pada tahun 1998, pemerintah Indonesia melakukan program transmigrasi untuk memindahkan sebagian penduduk Jawa ke pulau-pulau lain di Indonesia yang lebih luas. Program ini terkadang berhasil. Namun terkadang menghasilkan konflik antara transmigran pendatang dari Jawa dengan populasi penduduk setempat. Di Jawa Timur banyak pula terdapat penduduk dari etnis Madura dan Bali, karena kedekatan lokasi dan hubungan bersejarah antara Jawa dan pulau-pulau tersebut. Jakarta dan wilayah sekelilingnya sebagai daerah metropolitan yang dominan serta ibu kota negara, telah menjadi tempat berkumpulnya berbagai suku bangsa di Indonesia. Penduduk Pulau Jawa perlahan-lahan semakin berciri urban, dan kota-kota besar serta kawasan industri menjadi pusat-pusat kepadatan tertinggi. Berikut adalah 10 kota besar di Jawa berdasarkan jumlah populasi tahun 2005. Etnis dan budaya Mitos asal usul Pulau Jawa serta gunung-gunung berapinya diceritakan dalam sebuah kakawin, bernama Tangtu Panggelaran. Komposisi etnis di Pulau Jawa secara relatif dapat dianggap homogen, meskipun memiliki populasi yang besar dibandingkan dengan pulau-pulau besar lainnya di Indonesia. Terdapat dua kelompok etnis besar pulau ini, yaitu etnis Jawa dan etnis Sunda. Etnis Madura dapat pula dianggap sebagai kelompok ketiga; mereka berasal dari Pulau Madura yang berada di utara pantai timur Jawa, dan telah bermigrasi secara besar-besaran ke Jawa Timur sejak abad ke-18. Jumlah orang Jawa adalah sekitar dua-pertiga penduduk pulau ini, sedangkan orang Sunda mencapai 25% dan orang Madura mencapai 4% lebih atau hampir 5%. Empat wilayah budaya utama terdapat di pulau ini, sentral budaya Jawa (kejawen) di bagian tengah dan budaya Jawa pesisir (pasisiran) di pantai utara, budaya Sunda (pasundan) di bagian barat, dan budaya Osing (blambangan) di ujung timur. Budaya Madura terkadang dianggap sebagai yang kelima, terutama di kawasan pesisir utara Tapal Kuda, mengingat hubungan eratnya dengan budaya pesisir Jawa. Kejawen dianggap sebagai budaya Jawa yang paling dominan. Aristokrasi Jawa yang tersisa berlokasi di wilayah ini, yang juga merupakan etnis dengan populasi dominan di Indonesia. Bahasa, seni, dan tata krama yang berlaku di wilayah ini dianggap yang paling halus dan merupakan panutan masyarakat Jawa. Tanah pertanian tersubur dan terpadat penduduknya di Indonesia membentang sejak dari Banyumas di sebelah barat hingga ke Blitar di sebelah timur. Jawa merupakan tempat berdirinya banyak kerajaan yang berpengaruh di kawasan Asia Tenggara, dan karenanya terdapat berbagai karya sastra dari para pengarang Jawa. Salah satunya ialah kisah Ken Arok dan Ken Dedes, yang merupakan kisah anak yatim yang berhasil menjadi raja dan menikahi ratu dari kerajaan Jawa kuno; dan selain itu juga terdapat berbagai terjemahan dari Ramayana dan Mahabharata. Pramoedya Ananta Toer adalah seorang penulis kontemporer ternama Indonesia, yang banyak menulis berdasarkan pengalaman pribadinya ketika tumbuh dewasa di Jawa, dan ia banyak mengambil unsur-unsur cerita rakyat dan legenda sejarah Jawa ke dalam karangannya. Bahasa Tiga bahasa utama yang dipertuturkan di Jawa adalah bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Madura. Bahasa-bahasa lain yang dipertuturkan meliputi bahasa Betawi (suatu dialek lokal dari rumpun bahasa Melayu di wilayah Jakarta), Bahasa Bawean (erat hubungannya dengan bahasa Madura), dan bahasa Bali. Sebagian besar besar penduduk mampu berbicara dalam bahasa Indonesia, yang umumnya merupakan bahasa kedua mereka. Agama dan kepercayaan Jawa adalah kancah pertemuan dari berbagai agama dan budaya. Pengaruh budaya India adalah yang datang pertama kali dengan agama Hindu-Siwa dan Buddha, yang menembus secara mendalam dan menyatu dengan tradisi adat dan budaya masyarakat Jawa. Para brahmana kerajaan dan pujangga istana mengesahkan kekuasaan raja-raja Jawa, serta mengaitkan kosmologi Hindu dengan susunan politik mereka. Meskipun kemudian agama Islam menjadi agama mayoritas, kantong-kantong kecil pemeluk Hindu tersebar di seluruh pulau. Terdapat populasi Hindu yang signifikan di sepanjang pantai timur dekat Pulau Bali, terutama di sekitar kota Banyuwangi. Sedangkan komunitas Buddha umumnya saat ini terdapat di kota-kota besar, terutama dari kalangan Tionghoa-Indonesia. Sekumpulan batu nisan Muslim yang berukiran halus dengan tulisan dalam bahasa Jawa Kuno dan bukan bahasa Arab ditemukan dengan penanggalan tahun sejak 1369 di Jawa Timur. Damais menyimpulkan itu adalah makam orang-orang Jawa yang sangat terhormat, bahkan mungkin para bangsawan. M.C. Ricklefs berpendapat bahwa para penyebar agama Islam yang berpaham sufi-mistis, yang mungkin dianggap berkekuatan gaib, adalah agen-agen yang menyebabkan perpindahan agama para elit istana Jawa, yang telah lama akrab dengan aspek mistis agama Hindu dan Buddha. Sebuah batu nisan seorang Muslim bernama Maulana Malik Ibrahim yang bertahun 1419 (822 Hijriah) ditemukan di Gresik, sebuah pelabuhan di pesisir Jawa Timur. Tradisi Jawa menyebutnya sebagai orang asing non-Jawa, dan dianggap salah satu dari sembilan penyebar agama Islam pertama di Jawa (Walisongo), meskipun tidak ada bukti tertulis yang mendukung tradisi lisan ini. Saat ini hampir 100% suku Madura, Betawi, Bawean, & Sunda, serta sekitar 95 persen suku Jawa menganut agama Islam. Agama Islam sangat kental memberi pengaruh pada suku Betawi, Banten, Cirebon dan Sunda. Muslim suku Jawa dapat dibagi menjadi abangan (lebih sinkretis) dan santri (lebih agamais). Dalam sebuah pondok pesantren di Jawa, para kyai sebagai pemimpin agama melanjutkan peranan para resi pada masa Hindu. Para santri dan masyarakat di sekitar pondok umumnya turut membantu menyediakan kebutuhan-kebutuhannya. Tradisi pra-Islam di Jawa juga telah membuat pemahaman Islam sebagian orang cenderung ke arah mistis. Terdapat masyarakat Jawa yang berkelompok dengan tidak terlalu terstruktur di bawah kepemimpinan tokoh keagamaan, yang menggabungkan pengetahuan dan praktik-praktik pra-Islam dengan ajaran Islam. Agama Katolik Roma tiba di Indonesia pada saat kedatangan Portugis dengan perdagangan rempah-rempah. Agama Katolik mulai menyebar di Jawa Tengah ketika Frans van Lith, seorang imam dari Belanda, datang ke Muntilan, Jawa Tengah pada tahun 1896. Kristen Protestan tiba di Indonesia saat dimulainya kolonialisasi Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) pada abad ke-16. Kebijakan VOC yang melarang penyebaran agama Katolik secara signifikan meningkatkan persentase jumlah penganut Protestan di Indonesia. Komunitas Kristen terutama terdapat di kota-kota besar, meskipun di beberapa daerah di Jawa tengah bagian selatan terdapat pedesaan yang penduduknya memeluk Katolik. Terdapat kasus-kasus intoleransi bernuansa agama yang menimpa umat Katolik dan kelompok Kristen lainnya. Tahun 1956, Kantor Departemen Agama di Yogyakarta melaporkan bahwa terdapat 63 sekte aliran kepercayaan di Jawa yang tidak termasuk dalam agama-agama resmi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 35 berada di Jawa Tengah, 22 di Jawa Barat dan 6 di Jawa Timur. Berbagai aliran kepercayaan (juga disebut kejawen atau kebatinan) tersebut, di antaranya yang terkenal adalah Subud, memiliki jumlah anggota yang sulit diperkirakan karena banyak pengikutnya mengidentifikasi diri dengan salah satu agama resmi pula. Perekonomian Awalnya, perekonomian Jawa sangat tergantung pada sektor pertanian dan perkebunan, khususnya dari bercocok tanam di areal persawahan. Kerajaan-kerajaan kuno di Jawa, seperti Tarumanagara, Mataram, dan Majapahit, sangat bergantung pada panen padi dan pajaknya. Jawa terkenal sebagai lumbung padi dan menjadi pengekspor beras sejak zaman dahulu. Secara tidak langsung tanah jawa yang subur menjadi kontribusi terhadap pertumbuhan penduduk pulau ini. Perdagangan dengan negara-negara di Asia lainnya seperti India dan Tiongkok sudah terjadi pada awal abad ke-4, terbukti dengan ditemukannya beberapa peninggalan sejarah berupa keramik Tiongkok dari periode tersebut. Selain itu Jawa juga terlibat aktif dalam perdagangan domestik misalnya perdagangan rempah-rempah Maluku yang sudah dirintis semenjak era Majapahit hingga era Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC). Perusahaan dagang tersebut mendirikan pusat administrasinya di Batavia pada abad ke-17, yang kemudian terus dikembangkan oleh pemerintah Hindia Belanda sejak abad ke-18. Selama masa penjajahan, Belanda memperkenalkan budidaya berbagai tanaman komersial seperti tebu, kopi, karet, teh, kina, dan lain-lain. Di beberapa wilayah Jawa dibuka lahan perkebunan dalam skala besar dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Beberapa komoditas berhasil dikembangkan di Jawa salah satunya adalah Kopi. Kopi Jawa bahkan mendapatkan popularitas global di awal ke-19 dan abad ke-20, sehingga nama Java telah menjadi sinonim untuk kopi. Jawa telah menjadi pulau paling berkembang di Indonesia sejak era Hindia Belanda hingga saat ini. Jaringan transportasi jalan yang telah ada sejak zaman kuno dipertautkan dan disempurnakan dengan dibangunnya Jalan Raya Pos Jawa oleh Daendels di awal abad ke-19. Kebutuhan transportasi produk-produk komersial dari perkebunan di pedalaman menuju pelabuhan di pantai, telah memacu pembangunan jaringan kereta api di Jawa. Saat ini, industri, bisnis dan perdagangan, juga jasa berkembang di kota-kota besar di Jawa, seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Bandung, sedangkan kota-kota kesultanan tradisional seperti Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon menjaga warisan budaya keraton dan menjadi pusat seni, budaya dan pariwisata. Kawasan industri juga berkembang di kota-kota sepanjang pantai utara Jawa, terutama di sekitar Cilegon, Tangerang, Bekasi, Karawang, Gresik, dan Sidoarjo. Jaringan jalan tol dibangun dan diperluas sejak masa pemerintahan Soeharto hingga sekarang, yang menghubungkan pusat-pusat kota dengan daerah sekitarnya, di berbagai kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, dan Surabaya. Selain jalan tol tersebut, di pulau ini juga terdapat 16 jalan raya nasional. Dari segi perkeretaapian, Pulau Jawa mempunyai jaringan jalur kereta api sejak abad ke–19 semenjak Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) membangun jalur kereta api pertama di Indonesia, tepatnya di petak Stasiun Samarang–Tanggoeng pada tanggal 17 Juni 1864 yang mendukung kelancaran perekonomian Pulau Jawa dari segi mobilitas maupun logistik. Kelima jalur utama kereta api tersebut adalah: Jalur barat Jawa: Jakarta–Bandung Jalur selatan Jawa: Bandung–Yogyakarta–Surakarta–Surabaya Jalur tengah Jawa: Jakarta–Purwokerto–Yogyakarta–Surakarta–Surabaya Jalur timur Jawa: Surabaya–Jember–Banyuwangi Jalur utara Jawa: Jakarta–Cirebon–Semarang–Surabaya Lihat juga Kepulauan Nusantara Daftar pulau di Indonesia Referensi Pranala luar Segala hal mengenai pulau Jawa Objek wisata di Pulau Jawa (Inggris) Project Gutenberg Library: Monumental Java Monumental Java dan mesin pencarian untuk kata 'Java' Books: Java (sorted by popularity) Kepulauan Sunda Besar Pulau di Indonesia
4,598
52
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan
Kalimantan
Kalimantan (toponim: Kalamantan, Calémantan, Kalémantan, Kelamantan, Kilamantan, Klamantan, Klémantan, K'lemantan, Quallamontan), atau juga disebut Borneo oleh dunia internasional, adalah pulau terbesar ketiga di dunia yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa dan di sebelah barat Pulau Sulawesi. Pulau Kalimantan dibagi menjadi wilayah Indonesia (73%), Malaysia (26%), dan Brunei (1%). Pulau Kalimantan terkenal dengan julukan "Pulau Seribu Sungai" karena banyaknya sungai yang mengalir di pulau ini. Borneo—yang berasal dari nama kesultanan Brunei—adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda untuk menyebut pulau ini secara keseluruhan, sedangkan Kalimantan adalah nama yang digunakan oleh penduduk bagian timur pulau yang sekarang termasuk wilayah Indonesia. Wilayah utara pulau ini (Sabah, Brunei, Sarawak) untuk Malaysia dan Brunei Darussalam. Sementara untuk Indonesia wilayah Utara, adalah provinsi Kalimantan Utara. Dalam arti luas "Kalimantan" meliputi seluruh pulau yang juga disebut dengan Borneo, sedangkan dalam arti sempit Kalimantan hanya mengacu pada wilayah Indonesia. Etimologi Asal usul nama Kalimantan tidak begitu jelas. Sebutan kelamantan digunakan di Sarawak untuk menyebut kelompok penduduk yang mengonsumsi sagu di wilayah utara pulau ini. Menurut Crowfurd, kata Kalimantan adalah nama sejenis mangga (Mangifera) sehingga pulau Kalimantan adalah pulau mangga. Namun dia menambahkan bahwa kata itu berbau dongeng dan tidak populer. Mangga lokal yang disebut klemantan ini sampai sekarang banyak terdapat di perdesaan di daerah Ketapang dan sekitarnya, Kalimantan Barat. Menurut C. Hose dan Mac Dougall, "Kalimantan" berasal dari nama-nama enam golongan suku-suku setempat yakni Iban (Dayak Laut), Kayan, Kenyah, Klemantan (Dayak Darat), Murut, dan Punan. Dalam karangannya, Natural Man, a Record from Borneo (1926), Hose menjelaskan bahwa Klemantan adalah nama baru yang digunakan oleh bangsa Melayu. Namun menurut Slamet Muljana, kata Kalimantan bukan kata Melayu asli tapi kata pinzaman sebagai halnya kata Malaya, melayu yang berasal dari India (malaya yang berarti gunung). Pendapat yang lain menyebutkan bahwa Kalimantan atau Klemantan berasal dari bahasa Sanskerta, Kalamanthana yaitu pulau yang udaranya sangat panas atau membakar (kal[a]: musim, waktu dan manthan[a]: membakar). Karena vokal a pada kala dan manthana menurut kebiasaan tidak diucapkan, maka Kalamanthana diucap Kalmantan yang kemudian disebut penduduk asli Klemantan atau Quallamontan yang akhirnya diturunkan menjadi Kalimantan. Terdapat tiga kerajaan besar (induk) di pulau ini yaitu Borneo (Brunei/Barune), Succadana (Tanjungpura/Bakulapura), dan Banjarmasinn (Nusa Kencana). Penduduk kawasan timur pulau ini menyebutnya Pulu K'lemantan, orang Italia mengenalnya Calemantan dan orang Ukraina: Калімантан. Jika ditilik dari bahasa Jawa, nama Kalimantan dapat berarti "Sungai Intan". Sepanjang sejarahnya, Kalimantan juga dikenal dengan nama-nama yang lain. Kerajaan Singasari, misalnya, menyebutnya "Bakulapura" yaitu jajahannya yang berada di barat daya Kalimantan. Bakula dalam bahasa Sanskerta artinya pohon tanjung (Mimusops elengi) sehingga Bakulapura mendapat nama Melayu menjadi "Tanjungpura" artinya negeri/pulau pohon tanjung yaitu nama kerajaan Tanjungpura yang sering dipakai sebagai nama pulaunya. Sementara Kerajaan Majapahit di dalam Kakawin Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365 menyebutnya "Tanjungnagara" yang juga mencakup pula Filipina seperti Saludung (Manila) dan Kepulauan Sulu. Hikayat Banjar, sebuah kronik kuno dari Kalimantan Selatan yang bab terakhirnya ditulis pada tahun 1663, tetapi naskah Hikayat Banjar ini sendiri berasal dari naskah dengan teks bahasa Melayu yang lebih kuno pada masa kerajaan Hindu, di dalamnya menyebut Pulau Kalimantan dengan nama Melayu yaitu Pulau Hujung Tanah. Sebutan Hujung Tanah ini muncul berdasarkan bentuk geomorfologi wilayah Kalimantan Selatan pada zaman dahulu kala yang berbentuk sebuah semenanjung yang terbentuk dari deretan Pegunungan Meratus dengan daratan yang berujung di Tanjung Selatan yang menjorok ke Laut Jawa. Keadaan ini identik dengan bentuk bagian ujung dari Semenanjung Malaka yaitu Negeri Johor yang sering disebut "Ujung Tanah" dalam naskah-naskah Kuno Melayu. Semenanjung Hujung Tanah inilah yang bersetentangan (berada betul-betul berhadapan) dengan wilayah Majapahit di Jawa Timur sehingga kemudian mendapat nama Tanjungnagara artinya pulau yang berbentuk tanjung/semenanjung. Sebutan Nusa Kencana adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno seperti dalam Ramalan Prabu Jayabaya dari masa kerajaan Kadiri (Panjalu), tentang akan dikuasainya Tanah Jawa oleh bangsa Jepang yang datang dari arah Nusa Kencana (Bumi Kencana).Memang terbukti sebelum menyeberang ke Jawa, tentara Jepang terlebih dahulu menguasai ibu kota Kalimantan saat itu yaitu Banjarmasin. Nusa Kencana sering pula digambarkan sebagai Tanah Sabrang yaitu sebagai perwujudan Negeri Alengka yang primitif tempat tinggal para raksasa di seberang Tanah Jawa. Di Tanah Sabrang inilah terdapat Tanah Dayak yang disebutkan dalam Serat Maha Parwa. Sebutan-sebutan yang lain antara lain: "Pulau Banjar", Raden Paku (kelak dikenal sebagai Sunan Giri) diriwayatkan pernah menyebarkan Islam ke Pulau Banjar, demikian pula sebutan oleh orang Gowa, Selaparang (Lombok), Sumbawa dan Bima karena kerajaan-kerajaan ini memiliki hubungan bilateral dengan Kesultanan Banjar; "Jawa Besar" sebutan dari Marco Polo penjelajah dari Italia atau dalam bahasa Arab; dan "Jaba Daje" artinya "Jawa di Utara (dari pulau Madura) sebutan suku Madura terhadap pulau Kalimantan baru pada abad ke-20. Borneo Borneo/Borneum adalah nama alternatif untuk Pulau Kalimantan dan muncul akibat salah lafal pedagang Portugal, yang diikuti oleh orang Eropa lainnya pada abad ke-17 terhadap nama Brunei ("Barune", menurut Negarakertagama atau "Dahak-Waruni"). Pada masa itu, Brunei merupakan salah satu pelabuhan dagang penting untuk produk kehutanan. Lorenzo de Gomez yang pertama mengunjungi pulau ini tahun 1518. Dalam penggunaan internasional, nama "Borneo" yang lebih banyak digunakan. Dalam konteks Indonesia, istilah ini sering kali dipakai untuk merujuk Pulau Kalimantan secara keseluruhan, termasuk Sabah, Sarawak, dan Brunei. Sebagai perbandingan, kata "Kalimantan" (yang sebagian besarnya merupakan bekas wilayah Kerajaan Banjar) dipakai untuk merujuk ke bagian pulau yang diadministrasi oleh Indonesia. Nama lain Borneo adalah Bona Fortuna. Sejarah Pulau Kalimantan berada di tengah-tengah Asia Tenggara karena itu pulau ini banyak mendapat pengaruh budaya dan politik dari pulau-pulau sekitarnya. Sekitar tahun 400 pulau Kalimantan telah memasuki zaman sejarah dengan ditemukan prasasti Yupa peninggalan Kerajaan Kutai tetapi perkembangan kemajuan peradaban relatif lebih lambat dibandingkan pulau lain karena kendala geografis dan penduduk yang sedikit. Pada abad ke-14 Odorico da Pordenone, seorang rahib Katolik telah mengunjungi Kalimantan. Sekitar tahun 1362 Majapahit dibawah pimpinan Patih Gajah Mada melakukan perluasan kekuasaannya ke pulau Kalimantan, yaitu negeri-negeri: Kapuas-Katingan, Sampit, Kota Ungga, Kota Waringin, Sambas, Lawai, Kadandangan, Landa, Samadang, Tirem, Sedu, Barune, Kalka, Saludung (Maynila), Solot, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalong, Tanjung Kutei dan Malano tetap yang terpenting di pulau Tanjungpura. Pulau Kalimantan dahulu terbagi menjadi 3 wilayah kerajaan besar: Brunei, Sukadana/Tanjungpura dan Banjarmasin. Tanjung Dato adalah batas wilayah Brunei dengan Sukadana/Tanjungpura, sedangkan Tanjung Sambar batas wilayah Sukadana/Tanjungpura dengan wilayah Banjarmasin. Di zaman Hindia Belanda, Kalimantan dikenal sebagai Borneo (yang diambil dari kesultanan yang Brunei). Ini tidak berarti nama Kalimantan tidak dikenal. Dalam surat-surat Pangeran Tamjidillah dari Kerajaan Banjar pada tahun 1857 kepada pihak Residen Belanda di Banjarmasin ia menyebutkan pulau Kalimantan, tidak pulau Borneo. Ini menunjukkan bahwa di kalangan penduduk, nama Kalimantan lebih dikenal daripada nama Borneo yang dipakai dalam administrasi pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Sebelum tahun 1900, Kalimantan terdiri atas beberapa negara swapraja, kemudian negara Tayan dan Meliau dibentuk 1909, Pinoh tahun 1913 dan Semitau 1916. Nama Kalimantan kembali mulai populer pada sekitar tahun 1940-an. pada tahun 1936 ditetapkan Ordonantie pembentukan Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost (Stbld. 1936/68). Borneo Barat menjadi daerah Karesidenan dan sebagai Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost yang pusat pemerintahannya adalah Banjarmasin. Dua tahun kemudian, Gouvernementen van Borneo dibagi dua. Yakni Residente Zuideen en Oosterafdeling van Borneo dengan ibu kota Banjarmasin dan Residente Westerafdeling dengan ibu kotanya Pontianak. Pada tahun 1938, Hindia Belanda mendirikan tiga provinsi atas eilandgewest yaitu Sumatra beribu kota di Medan, Borneo beribu kota di Banjarmasin, dan Timur Besar beribu kota di Makassar. Tiap-tiap Residente dikepalai seorang Resident dengan Besluit Gouverneur van Borneo tertanggal 10 Mei 1939 No.BB/A-I/3/Bijblad No. 14239 dan No.14239 a) Residensi Kalimantan Barat dibagi menjadi empat afdeling dan 13 onder afdeling. Pada tanggal 13 Februari 1942 Sakaguchi Detachment menduduki kota Banjarmasin. Tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, di mana Borneo-Belanda termasuk salah satu provinsi dari Republik Indonesia. Tanggal 9 Nopember 1945 Rakyat Kalimantan (Banjarmasin) mengadakan pemberontakan terhadap pemerintahan yang legal dengan bergerilya di pedalaman dan berhasil menggagalkan rencana Belanda untuk mendirikan Negara Borneo. Setelah mengambil alih Kalimantan dari tangan Jepang, NICA mendesak kaum Federal Kalimantan untuk segera mendirikan Negara Kalimantan menyusul Negara Indonesia Timur yang telah berdiri. Maka dibentuklah Dewan Kalimantan Barat tanggal 28 Oktober 1946, yang menjadi Daerah Istimewa Kalimantan Barat pada tanggal 27 Mei 1947; dengan Kepala Daerah, Sultan Hamid II dari Kesultanan Pontianak dengan pangkat Mayor Jenderal. Wilayahnya terdiri atas 13 kerajaan sebagai swapraja seperti pada zaman Hindia Belanda yaitu Sambas, Pontianak, Mempawah, Landak, Kubu, Tayan, Meliau, Sekadau, Sintang, Selimbau, Simpang, Sukadana dan Matan. Dewan Dayak Besar dibentuk tanggal 7 Desember 1946, dan selanjutnya tanggal 8 Januari 1947 dibentuk Dewan Pagatan, Dewan Pulau Laut dan Dewan Cantung Sampanahan yang bergabung menjadi Federasi Kalimantan Tenggara. Kemudian tanggal 18 Februari 1947 dibentuk Dewan Pasir dan Federasi Kalimantan Timur, yang akhirnya pada tanggal 26 Agustus 1947 bergabung menjadi Dewan Kalimantan Timur. Selanjutnya Daerah Kalimantan Timur menjadi Daerah Istimewa Kalimantan Timur dengan Kepala Daerah, Sultan Aji Muhammad Parikesit dari Kesultanan Kutai dengan pangkat Kolonel. Daerah Banjar yang sudah terjepit daerah federal akhirnya dibentuk Dewan Banjar tanggal 14 Januari 1948. Gubernur Kalimantan dalam pemerintahan Pemerintah RI di Yogyakarta, yaitu Pangeran Muhammad Noor, mengirim Cilik Riwut dan Hasan Basry dalam misi perjuangan mempertahankan kemerdekaan untuk menghadapi kekuatan NICA. Pada tanggal 17 Mei 1949, Letkol Hasan Basry selaku Gubernur Tentara ALRI Wilayah IV Pertahanan Kalimantan memproklamirkan sebuah Proklamasi Kalimantan yang isinya bahwa "Kalimantan" tetap sebagai bagian tak terpisahkan dari Negara Republik Indonesia yang telah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Pemerintah Gubernur Militer ini merupakan upaya tandingan terhadap terbentuknya Dewan Banjar yang didirikan Belanda. Pada masa Republik Indonesia Serikat, Kalimantan menjadi beberapa satuan-kenegaraan yaitu: Daerah Istimewa Kalimantan Barat dengan ibu kota Pontianak, Federasi Kalimantan Timur dengan ibu kota Samarinda, Dayak Besar dengan ibu kota sementara Banjarmasin, Daerah Banjar dengan ibu kota Banjarmasin, Federasi Kalimantan Tenggara dengan ibu kota Kotabaru. Sejak tahun 1938, Borneo-Hindia Belanda (Kalimantan) adalah satu kesatuan daerah administratif di bawah seorang gubernur, yang berkedudukan di Banjarmasin, dan memiliki wakil di Volksrad. Pembentukan kembali provinsi Kalimantan tanggal 14 Agustus 1950 sesudah bubarnya RIS, diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan (dahulu bernama provinsi Kalimantan, salah satu provinsi pertama). Hingga tahun 1956 Kalimantan dibagi menjadi 3 provinsi, yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat. Selanjutnya pada tanggal 23 Mei 1957, secara resmi terbentuklah provinsi Kalimantan Tengah yang sebelumnya bernama Daerah Dayak Besar sebagai bentuk pemisahan diri dari Kalimantan Selatan, berdiri menjadi provinsi ke-17 yang independen. Kemudian dalam Konfrontasi Indonesia-Malaysia, Kalimantan merupakan lokasi utama dalam peristiwa konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia pada tahun 1962 dan 1966. Geografi Pulau Kalimantan terletak di sebelah utara pulau Jawa, sebelah timur Selat Melaka, sebelah barat pulau Sulawesi dan sebelah selatan Filipina. Luas pulau Kalimantan adalah 743.330 km². Pulau Kalimantan dikelilingi oleh Laut Tiongkok Selatan di bagian barat dan utara-barat, Laut Sulu di utara-timur, Laut Sulawesi dan Selat Makassar di timur serta Laut Jawa dan Selat Karimata di bagian selatan. Gunung Kinabalu (4095 m) yang terletak di Sabah, Malaysia ialah lokasi tertinggi di Kalimantan. Selain itu terdapat pula Gunung Palung, Gunung Lumut, dan Gunung Liangpran. Sungai-sungai terpanjang di Kalimantan adalah Sungai Kapuas (1143 km) di Kalimantan Barat, Indonesia, Sungai Barito (880 km) di Kalimantan Tengah, Indonesia, Sungai Mahakam (980 km) di Kalimantan Timur, Indonesia, Sungai Rajang (562,5 km) di Serawak, Malaysia. Jalan Nasional RI di Kalimantan sepanjang 6.075,97 km yang secara umum dengan kondisi mantap baru mencapai 77%. Sumber daya alam Kalimantan memiliki hutan yang lebat. Namun, wilayah hutan itu semakin berkurang akibat maraknya aksi penebangan pohon. Hutan Kalimantan ialah habitat alami bagi hewan orang utan, gajah borneo, badak borneo, landak, rusa, tapir dan beberapa spesies yang terancam punah. Karena kekayaan alamnya, wilayah Kalimantan Indonesia merupakan salah satu dari enam koridor ekonomi yang dicanangkan pemerintah Republik Indonesia di mana Kalimantan ditetapkan sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional di Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang hanya 5,6% persen dari total penduduk nasional RI, Kalimantan-Indonesia memberi kontribusi sebesar 9,3% terhadap PDB nasional RI yang dihasilkan dari kekayaan alamnya. Sementara daerah lain, porsi sumbangannya terhadap PDB nasional hampir sama atau kurang dari porsi prosentase jumlah penduduknya terhadap nasional. Porsi investasi di Kalimantan terhadap total investasi nasional RI yang hanya 0,6%. Hal ini amat kontras dengan porsi investasi yang tertanam di Jawa yang besarnya mencapai 72,3% dari total investasi secara nasional. Ini jelas mengisyaratkan bahwa Kalimantan adalah daerah yang terancam tidak berkembang secara ekonomi karena sebagian besar pendapatan yang dihasilkan di daerah ini dibawa ke pulau Jawa. Kalimantan kaya dengan barang tambang diantaranya intan. Administrasi Di Pulau Kalimantan terdapat sebagian wilayah Indonesia dan Malaysia. Wilayah Brunei seluruhnya berada di pulau ini. Berikut 16 kota besar di Kalimantan berdasarkan jumlah populasi tahun 2010 dan perbandingan dengan tahun 2000. Indonesia Kalimantan letaknya di tengah-tengah Indonesia sehingga layak dicalonkan sebagai lokasi ibu kota Indonesia masa depan. Kalimantan wilayah Indonesia dibagi menjadi lima provinsi berdasarkan urutan pembentukannya: Kalimantan Barat dengan ibu kota Pontianak Kalimantan Tengah dengan ibu kota Palangkaraya Kalimantan Selatan dengan ibu kota Banjarbaru Kalimantan Timur dengan ibu kota Samarinda Kalimantan Utara dengan ibu kota Tanjung Selor Nusantara dengan ibu kota Sepaku Malaysia 2 Negara bagian dan wilayah Persekutuan Malaysia yang berada di Kalimantan: Sabah dengan ibu negeri Kota Kinabalu Sarawak dengan ibu negeri Kuching Wilayah Persekutuan Labuan (di lepas pantai Sabah) Brunei Darussalam Seluruh wilayah negara Brunei Darussalam terdapat di Pulau Kalimantan dengan ibu kota Bandar Seri Begawan Bahasa Bahasa-bahasa asli di Kalimantan merupakan bahasa Austronesia dari rumpun Malayo-Polynesia. Budaya Ada 5 budaya dasar masyarakat asli rumpun Austronesia di Kalimantan atau Etnis Orang Kalimantan yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai dan Paser. Sedangkan sensus BPS tahun 2010, suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Indonesia dikelompokan menjadi tiga yaitu suku Banjar, suku Dayak Indonesia (268 suku bangsa) dan suku asal Kalimantan lainnya (non Dayak dan non Banjar). Suku Melayu menempati wilayah pulau Karimata dan pesisir Kalimantan Barat, Sarawak, Brunei hingga pesisir Sabah. Suku Banjar menempati wilayah Kalsel serta sebagian Kalteng dan Kaltim. Suku Kutai dan Paser menempati wilayah Kaltim. Sedangkan suku Dayak menempati daerah pedalaman Kalimantan. Keberadaan orang Tionghoa yang banyak di kota Singkawang dan Pontianak dapat disamakan komunitas Tionghoa Benteng yang bermukim di Kota Tangerang dekat Jakarta. Memang beberapa kota di pulau Kalimantan diduduki secara politis oleh mayoritas suku-suku imigran seperti suku Hakka (Singkawang), suku Jawa (Balikpapan, Samarinda), Bugis (Balikpapan, Samarinda, Pagatan, Nunukan, Tarakan, Tawau) dan sebagainya. Suku Bugis merupakan suku transmigran pertama yang menetap, berbaur dan memiliki hubungan historis dengan kerajaan-kerajaan Melayu (baca: kerajaan Islam) di Kalimantan. Tari Rindang Kemantis adalah gabungan tarian yang mengambil unsur seni beberapa etnis di Balikpapan seperti Banjar, Dayak, Bugis, Jawa, Minang dan Sunda dianggap kurang mencerminkan budaya lokal sehingga menimbulkan protes lembaga adat suku-suku lokal. Di Balikpapan pembentukan Brigade Lagaligo sebuah organisasi kemasyarakatan warga perantuan asal Sulawesi Selatan dianggap provokasi dan ditentang ormas suku lokal. Kota Sampit pernah dianggap sebagai Sampang ke-2. Wali kota Singkawang yang berasal dari suku Tionghoa membangun di pusat kota Singkawang sebuah patung liong yaitu naga khas budaya Tionghoa yang lazim ditaruh atau disembahyangi di kelenteng. Pembangunan patung naga ini dianggap sebagai simbolisasi hegemoni politik ECI Etnis Tionghoa Indonesia dengan mengabaikan keberadaan etnis pribumi di Singkawang sehingga menimbulkan protes oleh beberapa kelompok. Penguatan dominasi politik ECI diklaim sebagai upaya revitalisasi negara Lan Fang yang mengalami penolakan oleh FPI. Namun di lain pihak, suku Dayak mendukung keberadaan patung naga tersebut. Dalam budaya Kalimantan, karakter naga biasanya disandingkan dengan karakter enggang gading, yang melambangkan keharmonisan dwitunggal semesta yaitu dunia atas dan dunia bawah. Seorang tokoh suku imigran telah membuat tulisan yang menyinggung etnis Melayu. Walaupun demikian sebagian budaya suku-suku Kalimantan merupakan hasil adaptasi, akulturasi, asimilasi, amalgamasi, dan inkorporasi unsur-unsur budaya dari luar misalnya sarung Samarinda, sarung Pagatan, wayang kulit Banjar, benang bintik (batik Dayak Ngaju), ampik (batik Dayak Kenyah), tari zafin dan sebagainya. Pada dasarnya budaya Kalimantan terbagi menjadi budaya pedalaman dan budaya pesisir. Atraksi kedua budaya ini setiap tahun ditampilkan dalam Festival Borneo yang ikuti oleh keempat provinsi di Kalimantan diadakan bergiliran masing-masing provinsi. Kalimantan kaya dengan budaya kuliner, diantaranya masakan sari laut. Jarak kota-kota Referensi Bacaan lanjut ISBN 978-9971-69-427-2 Pranala luar https://fr.wikipedia.org/wiki/Banjarmasin#/media/File:AMH-7230-KB_Map_of_Borneo.jpg Digital Atlas - Provincial governor elections (pilkada), 2005-2007 Digital Atlas - Party versus presidential performance in the 2009 elections, central Indonesia Digital Atlas - Parliamentary election results 2004, central Indonesia kota-singkawang-minta-maaf Menyinggung Melayu, Wali kota Singkawang Minta Maaf Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie: bewerkt ... diedit oleh Pieter Johannes Veth,H. van Alphen Konsep Ibu Kota Pindah Ke Kalimantan Dipaparkan 6 Alasan Pindah Ibu kota Versi Tim Visi Indonesia 2033 Presiden Akan Terapkan Koridor Ekonomi di Kalimantan Borneo, PBS Suku Kokos di Tawau, Sabah, Malaysia Map Artikel-artikel dalam kategori Kalimantan , WWF Percepatan RTRW di Pulau Kalimantan Jadi Prioritas, Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementrian Pekerjaan Umum Kepulauan Sunda Besar Borneo Kawasan yang terbagi Pulau di Indonesia Pulau di Malaysia
2,726
54
https://id.wikipedia.org/wiki/Kimia
Kimia
Kimia (serapan dari ) adalah cabang dari ilmu fisik yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, dan perubahan materi. Ilmu kimia meliputi topik-topik seperti sifat-sifat atom, cara atom membentuk ikatan kimia untuk menghasilkan senyawa kimia, interaksi zat-zat melalui gaya antarmolekul yang menghasilkan sifat-sifat umum dari materi, dan interaksi antar zat melalui reaksi kimia untuk membentuk zat-zat yang berbeda. Kimia kadang-kadang disebut sebagai ilmu pengetahuan pusat karena menjembatani ilmu-ilmu pengetahuan alam, termasuk fisika, geologi, dan biologi. Para ahli berbeda pendapat mengenai etimologi dari kata kimia. Sejarah kimia dapat ditelusuri kembali sampai pada alkimia, yang sudah dipraktikkan selama beberapa milenia di berbagai belahan dunia. Etimologi Kata kimia berasal dari alkimia, sebutan untuk serangkaian praktik pada masa-masa terdahulu yang meliputi unsur-unsur ilmu kimia, metalurgi, filsafat, astrologi, ilmu mistik, dan ilmu pengobatan. Alkimia sering kali dianggap berhubungan dengan usaha mengubah timbal atau bahan-bahan baku biasa lainnya menjadi emas, tetapi pada zaman kuno ilmu ini mengkaji banyak pokok persoalan ilmu kimia modern. Alkimia didefinisikan oleh alkemis Yunani-Mesir awal abad ke-4 M, Zosimos, sebagai ilmu yang mempelajari tentang komposisi air, pergerakan, pertumbuhan, mewujud, menghilang, mengeluarkan roh dari raga, dan mengikat roh di dalam raga. Kata alkimia berasal dari kata Arab al-kīmīā (الکیمیاء). Kata al-kīmīā diturunkan dari kata Yunani χημία (kemia) atau χημεία (kemeia). Al-kīmīā boleh jadi berasal dari Mesir Kuno karena kata al-kīmīā mungkin diturunkan dari kata Yunani χημία (kemia), yang juga diturunkan dari kata Kemi atau Kimi, yakni nama kuno negeri Mesir dalam bahasa Mesir. Mungkin pula, kata al-kīmīā diturunkan dari kata χημεία (kemeia), yang berarti "dituang bersama-sama" (ke dalam cetakan). Pengantar Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul. Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tetapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam spektroskopi. Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen subatom yang membentuk atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu. Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase, atau komposisi kimianya. Materi dapat digolongkan dalam 4 fase, urutan dari yang memiliki energi paling rendah adalah padat, cair, gas, dan plasma. Dari keempat jenis fase ini, fase plasma hanya dapat ditemui di luar angkasa yang berupa bintang, karena kebutuhan energinya yang teramat besar. Zat padat memiliki struktur tetap pada suhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau gaya lemah lain yang mencoba mengubahnya. Zat cair memiliki ikatan yang terbatas, tanpa struktur, dan akan mengalir bersama gravitasi. Gas tidak memiliki ikatan dan bertindak sebagai partikel bebas. Sementara itu, plasma hanya terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas; pasokan energi yang berlebih mencegah ion-ion ini bersatu menjadi partikel unsur. Satu cara untuk membedakan ketiga fase pertama adalah dengan volume dan bentuknya: kasarnya, zat padat memeliki volume dan bentuk yang tetap, zat cair memiliki volume tetap tetapi tanpa bentuk yang tetap, sedangkan gas tidak memiliki baik volume ataupun bentuk yang tetap. Air (H2O) berbentuk cairan dalam suhu kamar karena molekul-molekulnya terikat oleh gaya antarmolekul yang disebut ikatan hidrogen. Di sisi lain, hidrogen sulfida (H2S) berbentuk gas pada suhu kamar dan tekanan standar, karena molekul-molekulnya terikat dengan interaksi dwikutub (dipol) yang lebih lemah. Ikatan hidrogen pada air memiliki cukup energi untuk mempertahankan molekul air untuk tidak terpisah satu sama lain, tetapi tidak untuk mengalir, yang menjadikannya berwujud cairan dalam suhu antara 0 °C sampai 100 °C pada permukaan laut. Menurunkan suhu atau energi lebih lanjut mengizinkan organisasi bentuk yang lebih erat, menghasilkan suatu zat padat, dan melepaskan energi. Peningkatan energi akan mencairkan es walaupun suhu tidak akan berubah sampai semua es cair. Peningkatan suhu air pada gilirannya akan menyebabkannya mendidih (lihat panas penguapan) sewaktu terdapat cukup energi untuk mengatasi gaya tarik antarmolekul dan selanjutnya memungkinkan molekul untuk bergerak menjauhi satu sama lain. Ilmuwan yang mempelajari kimia sering disebut kimiawan. Sebagian besar kimiawan melakukan spesialisasi dalam satu atau lebih subdisiplin. Kimia yang diajarkan pada sekolah menengah sering disebut "kimia umum" dan ditujukan sebagai pengantar terhadap banyak konsep-konsep dasar dan untuk memberikan pelajar alat untuk melanjutkan ke subjek lanjutannya. Banyak konsep yang dipresentasikan pada tingkat ini sering dianggap tak lengkap dan tidak akurat secara teknis. Walaupun demikian, hal tersebut merupakan alat yang luar biasa. Kimiawan secara reguler menggunakan alat dan penjelasan yang sederhana dan elegan ini dalam karya mereka, karena terbukti mampu secara akurat membuat model reaktivitas kimia yang sangat bervariasi. Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan baru, tetapi ilmu ini berakar pada alkimia yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di seluruh dunia. Sejarah Akar ilmu kimia dapat dilacak hingga fenomena pembakaran. Api merupakan kekuatan mistik yang mengubah suatu zat menjadi zat lain dan karenanya merupakan perhatian utama umat manusia. Adalah api yang menuntun manusia pada penemuan besi dan gelas. Setelah emas ditemukan dan menjadi logam berharga, banyak orang yang tertarik menemukan metode yang dapat mengubah zat lain menjadi emas. Hal ini menciptakan suatu protosains yang disebut Alkimia. Alkimia dipraktikkan oleh banyak kebudayaan sepanjang sejarah dan sering mengandung campuran filsafat, mistisisme, dan protosains. Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada pengembangan kimia modern. Seiring berjalannya sejarah, alkimiawan-alkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa Jabir bin Hayyan dan Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme dan mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah. Alkimiawan pertama yang dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan membedakan kimia dan alkimia adalah Robert Boyle (1627–1691). Boyle khususnya dianggap sebagai bapak pendiri kimia karena karyanya yang paling penting, teks kimia klasik The Skeptical Chymist yang membuat perbedaan antara klaim alkimia dan penemuan ilmiah empiris dari kimia baru. Ia merumuskan hukum Boyle, menolak "empat unsur" klasik dan mengusulkan alternatif atom dan reaksi kimia mekanistik yang dapat dikenakan percobaan yang keras. Teori flogiston (suatu zat yang menjadi akar dari semua pembakaran) dikemukakan oleh Georg Ernst Stahl dari Jerman pada awal abad ke-18 dan kemudian dibatalkan pada akhir abad oleh ahli kimia Perancis Antoine Lavoisier, layaknya Newton dalam fisika; yang membuat pijakan bagi kimia modern, dengan menjelaskan prinsip kekekalan massa dan mengembangkan sistem baru penamaan kimia yang digunakan hingga hari ini. Namun, sebelum karyanya tersebut, banyak penemuan penting telah dibuat, khususnya yang berkaitan dengan sifat 'udara' yang ditemukan terdiri dari banyak gas yang berbeda. Kimiawan Skotlandia Joseph Black (ahli kimia eksperimental pertama) dan J.B. van Helmont dari Belanda menemukan karbon dioksida, atau apa yang disebut Black sebagai 'udara tetap' pada tahun 1754; Henry Cavendish menemukan hidrogen dan menjelaskan sifat-sifatnya serta Joseph Priestley dan, secara independen, Carl Wilhelm Scheele yang mengisolasi oksigen murni. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869. Ilmuwan Inggris John Dalton mengusulkan teori atom modern; bahwa semua zat tersusun dari 'atom-atom' materi dan bahwa atom-atom yang berbeda memiliki berat atom yang berbeda-beda pula. Perkembangan teori elektrokimia terjadi pada awal abad ke-19 sebagai hasil karya dua ilmuwan khususnya, J.J. Berzelius dan Humphry Davy, dimungkinkan oleh penemuan tumpukan volta sebelumnya oleh Alessandro Volta. Davy menemukan sembilan unsur baru termasuk logam alkali dengan mengekstraksinya dari oksida mereka menggunakan arus listrik. Penghargaan Nobel dalam Kimia yang diciptakan pada tahun 1901 memberikan gambaran bagus mengenai penemuan kimia selama 100 tahun terakhir. Pada bagian awal abad ke-20, sifat subatomik atom diungkapkan dan ilmu mekanika kuantum mulai menjelaskan sifat fisik ikatan kimia. Pada pertengahan abad ke-20, kimia telah berkembang sampai dapat memahami dan memprediksi aspek-aspek biologi yang melebar ke bidang biokimia. Industri kimia mewakili suatu aktivitas ekonomi yang penting. Pada tahun 2004, produsen bahan kimia 50 teratas global memiliki penjualan mencapai US$587 miliar dengan margin keuntungan 8,1% dan pengeluaran riset dan pengembangan 2,1% dari total penjualan. Tahun 2011 dinyatakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Tahun Kimia Internasional. Deklarasi tersebut adalah inisiatif dari IUPAC, dan UNESCO serta melibatkan perkumpulan cendekiawan kimia, akademisi, dan lembaga di seluruh dunia serta mengandalkan inisiatif individu untuk mengorganisasi kegiatan lokal dan regional. Kimia organik dikembangkan oleh Justus von Liebig dan yang lainnya, menyusul sintesis urea ole Friedrich Wöhler yang membuktikan bahwa organisme hidup, secara teori, dapat berasal dari senyawa kimia. Kemajuan penting lainnya di abad ke-19 adalah; pemahaman tentang ikatan valensi (Edward Frankland pada tahun 1852) dan penerapan termodinamika pada kimia (J. W. Gibbs dan Svante Arrhenius pada tahun 1870-an). Cabang ilmu kimia Kimia umumnya dibagi menjadi beberapa bidang utama. Terdapat pula beberapa cabang antar-bidang dan cabang-cabang yang lebih khusus dalam kimia. Lima cabang utama dalam ilmu kimia diantaranya: Kimia analitik adalah studi yang melibatkan bagaimana kita menganalisis komponen kimia dalam sampel. Berapa banyak sebenarnya kafeina dalam secangkir kopi? Adakah obat-obatan yang ditemukan dalam sampel urin atlet? Bagaimana tingkat pH kolam renang saya? Contoh bidang yang menggunakan kimia analitik meliputi ilmu forensik, ilmu lingkungan, dan pengujian obat. Kimia analitik dibagi menjadi dua sub cabang: analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif menggunakan metode / pemastian untuk membantu menentukan komponen zat (menjawab pertanyaan: apa?). Analisis kuantitatif di sisi lain, membantu untuk mengidentifikasi berapa banyak setiap komponen hadir dalam suatu zat (menjawab pertanyaan: berapa?). Biokimia mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia yang terjadi dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia organik berhubungan sangat erat, seperti dalam kimia medisinal atau neurokimia. Biokimia juga berhubungan dengan biologi molekular, fisiologi, dan genetika. Di bawah payung utama biokimia banyak sub-cabang baru telah muncul dan banyak ahli kimia modern yang mungkin mengkhususkan diri di dalamnya. Beberapa disiplin ilmu ini meliputi: Enzimologi (studi tentang enzim) Endokrinologi (studi tentang hormon) Biokimia klinik (studi tentang penyakit) Biokimia molekuler (studi biomolekul dan fungsinya) Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik. Perbedaan antara bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan banyak terdapat tumpang tindih, khususnya dalam bidang kimia organologam. Kimiawan di bidang ini fokus pada unsur-unsur dan senyawa lain selain karbon atau hidrokarbon. Sederhananya, kimia anorganik meliputi semua bahan yang tidak organik dan disebut sebagai zat tak-hidup - senyawa yang tidak mengandung ikatan karbon-hidrogen (CH). Senyawa yang dipelajari oleh ahli kimia anorganik meliputi struktur kristal, mineral, logam, katalis, dan sebagian besar unsur pada tabel periodik. Contohnya adalah kekuatan balok daya yang digunakan untuk membawa berat tertentu atau menyelidiki bagaimana emas terbentuk di bumi. Cabang kimia anorganik meliputi: Kimia bioanorganik (studi peran logam dalam biologi) Kimia koordinasi (studi senyawa koordinasi dan interaksi ligan) Geokimia (studi komposisi kimia bumi, batuan, mineral & atmosfer) Teknologi anorganik (sintesis senyawa anorganik baru) Kimia nuklir (studi bahan radioaktif) Kimia organologam (studi bahan kimia yang mengandung ikatan antara logam dan karbon–tumpangsuh dengan kimia organik) Kimia padatan / kimia material (studi pembentukan, struktur, dan karakteristik material fasa padat) Kimia anorganik sintesis (studi sintesis bahan kimia) Kimia anorganik industrial (studi material yang digunakan dalam industri. Contoh: pupuk) Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari senyawa karbon seperti bahan bakar, plastik, aditif makanan, dan obat-obatan. Berlawanan kimia anorganik yang berfokus pada masalah tak-hidup dan zat berbasis non-karbon, kimia organik berurusan dengan studi karbon dan bahan kimia dalam organisme hidup. Contohnya adalah proses fotosintesis di daun karena ada perubahan dalam komposisi kimia dari tanaman hidup. Cabang-cabang dari kimia organik melibatkan banyak disiplin ilmu yang berbeda termasuk studi keton, aldehid, hidrokarbon (alkena, alkana, alkuna) dan alkohol. Stereokimia (studi struktur molekul 3-dimensi) Kimia medisinal (berurusan dengan perancangan, pengembangan dan sintesis obat-obatan farmasi) Kimia organologam (studi bahan kimia yang mengandung ikatan antra karbon dan logam) Kimia organik fisik (studi struktur dan reaktivitas dalam molekul organik) Kimia polimer (studi komposisi dan pembentukan molekul polimer) Kimia fisik adalah studi tentang sifat fisik molekul, dan hubungannya dengan cara menyatukan molekul dan atom. Kimia fisik berurusan dengan prinsip-prinsip dan metodologi baik kimia dan fisika serta merupakan studi tentang bagaimana struktur kimia berpengaruh terhadap sifat fisik suatu zat. Contohnya adalah pembuatan brownies, karena ada pencampuran bahan serta menggunakan panas dan energi untuk mendapatkan produk akhir. Sub-cabang kimia fisik meliputi: Elektrokimia (studi interaksi atom, molekul, ion dan arus listrik) Fotokimia (studi efek kimia cahaya; reaksi fotokimia) Kimia permukaan (studi reaksi kimia pada permukaan) Kinetika kimia (studi laju reaksi kimia) Termodinamika/termokimia (studi hubungan panas dengan perubahan kimia) Mekanika kuantum/kimia kuantum (studi mekanika kuantum dan hubungannya dengan fenomena kimia) Spektroskopi (studi spektrum cahaya atau radiasi) Cabang-cabang ilmu kimia yang merupakan tumpang-tindih dengan satu atau lebih lima cabang utama: Kimia material menyangkut bagaimana menyiapkan, mengkarakterisasi, dan memahami cara kerja suatu bahan dengan kegunaan praktis. Kimia teori adalah studi kimia melalui penjabaran teori dasar (biasanya dalam matematika atau fisika). Secara spesifik, penerapan mekanika kuantum dalam kimia disebut kimia kuantum. Sejak akhir Perang Dunia II, perkembangan komputer telah memfasilitasi pengembangan sistematik kimia komputasi, yang merupakan seni pengembangan dan penerapan program komputer untuk menyelesaikan permasalahan kimia. Kimia teori memiliki banyak tumpang tindih (secara teori dan eksperimen) dengan fisika benda kondensi dan fisika molekular. Kimia nuklir mengkaji bagaimana partikel subatom bergabung dan membentuk inti. Transmutasi modern adalah bagian terbesar dari kimia nuklir dan tabel nuklida merupakan hasil sekaligus perangkat untuk bidang ini. Kimia organik bahan alam mempelajari senyawa organik yang disintesis secara alami oleh alam, khususnya makhluk hidup. Bidang lain antara lain adalah astrokimia, biologi molekular, elektrokimia, farmakologi, fitokimia, fotokimia, genetika molekular, geokimia, ilmu bahan, kimia aliran, kimia atmosfer, kimia benda padat, kimia hijau, kimia inti, kimia medisinal, kimia komputasi, kimia lingkungan, kimia organologam, kimia permukaan, kimia polimer, kimia supramolekular, nanoteknologi, petrokimia, sejarah kimia, sonokimia, teknik kimia, serta termokimia. Konsep dasar Tatanama Tatanama kimia merujuk pada sistem penamaan senyawa kimia. Telah dibuat sistem penamaan spesies kimia yang terdefinisi dengan baik. Senyawa organik diberi nama menurut sistem tatanama organik. Senyawa anorganik dinamai menurut sistem tatanama anorganik. Atom Atom adalah suatu kumpulan materi yang terdiri atas inti yang bermuatan positif, yang biasanya mengandung proton dan neutron, dan beberapa elektron di sekitarnya yang mengimbangi muatan positif inti. Atom juga merupakan satuan terkecil yang dapat diuraikan dari suatu unsur dan masih mempertahankan sifatnya, terbentuk dari inti yang rapat dan bermuatan positif dikelilingi oleh suatu sistem elektron. Dalam atom netral, elektron yang bermuatan negatif mengimbangi muatan positif pada proton. Inti atom sangat padat; massa nukleon adalah 1,836 kali dari elektron, namun jari-jari atom adalah sekitar 10,000 kali dari intinya. atom juga merupakan entitas terkecil yang dapat dipertimbangkan untuk mempertahankan sifat kimia dari unsur, seperti elektronegativitas, energi ionisasi, keadaan oksidasi, dan jenis ikatan yang lebih disukai untuk dibentuk (misalnya, logam, ionik, kovalen). Unsur Unsur adalah sekelompok atom yang memiliki jumlah proton yang sama pada intinya. Jumlah ini disebut sebagai nomor atom unsur. Sebagai contoh, semua atom yang memiliki 6 proton pada intinya adalah atom dari unsur kimia karbon, dan semua atom yang memiliki 92 proton pada intinya adalah atom unsur uranium. Presentasi standar dari unsur-unsur kimia berada dalam tabel periodik, yang mengurutkan unsur berdasarkan nomor atom. Tabel periodik diatur dalam golongan, atau kolom, dan periode, atau baris. Tabel periodik berguna dalam mengidentifikasi tren periodik. Senyawa Senyawa merupakan suatu zat yang dibentuk oleh dua atau lebih unsur dengan perbandingan tetap yang menentukan susunannya. sebagai contoh, air merupakan senyawa yang mengandung hidrogen dan oksigen dengan perbandingan dua terhadap satu. Senyawa dibentuk dan diuraikan oleh reaksi kimia. Penamaan standar senyawa diatur oleh International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC). Senyawa organik diberi nama berdasarkan sistem tata nama organik. Senyawa anorganik diberi nama berdasarkan sistem tata nama anorganik. Sebagai tambahan, Chemical Abstracts Service telah menemukan metode untuk mengindeks zat kimia. Dalam skema ini setiap bahan kimia diidentifikasi oleh nomor yang dikenal sebagai Nomor Registrasi CAS. Molekul Molekul adalah bagian terkecil dan tidak terpecah dari suatu senyawa kimia murni yang masih mempertahankan sifat kimia dan fisik yang unik. Suatu molekul terdiri dari dua atau lebih atom yang terikat satu sama lain. Molekul biasanya adalah seperangkat atom yang terikat bersama oleh ikatan kovalen, sehingga strukturnya netral secara kelistrikan dan semua elektron valensi berpasangan dengan elektron lain baik dalam ikatan atau dalam pasangan elektron bebas. Dengan demikian, molekul hadir sebagai satuan netral secara kelistrikan, tidak seperti ion. Ketika aturan ini dilanggar, memberikan muatan bagi "molekul", hasilnya terkadang dinamai sebagai ion molekuler atau ion poliatomik. Namun, sifat diskrit dan terpisah dari konsep molekul biasanya mensyaratkan bahwa ion molekuler hanya hadir dalam bentuk yang dipisahkan dengan baik, seperti sinar diarahkan dalam ruang hampa udara dalam spektrometer massa. Kumpulan poliatom bermuatan yang berada dalam padatan (misalnya, ion sulfat atau nitrat sejenis) umumnya tidak dianggap "molekul" dalam kimia. Beberapa molekul mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan, menciptakan radikal. Kebanyakan radikal relatif reaktif, tetapi beberapa diantaranya, seperti nitrogen monoksida (NO) dapat bersifat stabil. Unsur gas "inert" atau gas mulia (helium, neon, argon, kripton, xenon dan radon) terdiri dari atom tunggal sebagai satu unit diskrit terkecilnya, namun unsur-unsur kimia yang terisolasi lain terdiri dari baik molekul atau jaringan atom terikat satu sama lain dalam beberapa cara. Molekul yang mudah diidentifikasi menyusun berbagai zat yang dikenal seperti air, udara, dan banyak senyawa organik seperti alkohol, gula, bensin, dan berbagai obat-obatan. Namun, tidak semua zat atau senyawa kimia terdiri dari molekul diskrit, dan memang sebagian besar zat padat yang membentuk kerak, mantel, dan inti bumi adalah senyawa kimia tanpa molekul. Jenis lain dari zat tersebut, seperti senyawa ionik dan jaringan padatan, yang diatur sedemikian rupa karena kurangnya keberadaan molekul yang dapat diidentifikasi per se. Contoh zat dengan jenis ini seperti garam mineral (seperti garam dapur), padatan seperti karbon dan berlian, logam, dan silika serta mineral silikat seperti kuarsa dan granit. Salah satu karakteristik utama dari molekul adalah geometrinya yang dikenal sebagai struktur. Sementara struktur molekul atom diatomik, triatomik atau tetra atomik mungkin tidak terlalu signifikan, (linear, piramida sudut, dan sebagainya) struktur molekul poliatomik, yang merupakan lebih dari enam atom (dari beberapa unsur) dapat menjadi sangat penting bagi kimia di alam. Zat kimia Suatu 'zat kimia' dapat berupa suatu unsur, senyawa, atau campuran senyawa-senyawa, unsur-unsur, atau senyawa dan unsur. Sebagian besar materi yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu bentuk campuran, misalnya air, aloy, biomassa, dll. Zat kimia adalah jenis materi dengan komposisi dan sifat yang pasti. Kumpulan zat disebut dengan campuran. Beberapa contoh campuran adalah udara dan aloy. Mol dan jumlah zat Mol adalah satuan pengukuran yang menunjukkan jumlah zat (juga disebut sebagai jumlah bahan kimia). Mol didefinisikan sebagai jumlah atom yang ditemukan persis 0.012 kilogram (atau 12 grams) pada karbon-12, di mana atom karbon-12 tidak terikat, diam dan berada pada keadaan dasarnya. Jumlah entitas per mol dikenal sebagai bilangan Avogadro, serta ditentukan secara empiris mencapai sekitar 6.022 mol−1. Konsentrasi molar adalah jumlah zat tertentu per volume larutan, dan umumnya dilaporkan dalam mol dm−3. Wujud zat Fase adalah kumpulan keadaan sebuah sistem fisik makroskopis yang relatif serbasama baik itu komposisi kimianya maupun sifat-sifat fisikanya (misalnya masa jenis, struktur kristal, indeks refraksi, dan lain sebagainya). Contoh keadaan fase yang kita kenal adalah padatan, cair, dan gas. Keadaan fase yang lain yang misalnya plasma, kondensasi Bose-Einstein, dan kondensasi Fermion. Keadaan fase dari material magnetik adalah paramagnetik, feromagnetik dan diamagnetik. Sifat-sifat fisik, seperti kerapatan dan indeks bias cenderung masuk dalam karakteristik nilai fase. Fase materi didefinisikan oleh transisi fase, yaitu ketika energi yang dimasukkan atau dikeluarkan dari sistem digunakan untuk menata ulang struktur sistem, alih-alih mengubah kondisi ruahnya. Terkadang perbedaan antara fase dapat dapat berlangsung terus menerus daripada memiliki batas yang diskrit, dalam hal ini materi dianggap dalam keadaan superkritis. Ketika tiga keadaan bertemu berdasarkan kondisi tertentu, keadaan tersebut dikenal sebagai titik tripel dan karena ini merupakan invarian, hal ini merupakan cara yang mudah untuk menentukan satu set kondisi. Contoh fase yang banyak dikenal antara lain padat, cair dan gas. Banyak zat menunjukkan beberapa fase padat. Sebagai contoh, terdapat tiga fase padatan besi (alfa, gamma, dan delta) yang bervariasi berdasarkan suhu dan tekanannya. Perbedaan utama antara fase-fase padat tersebut adalah struktur kristal, atau susunan, dari atom-atomnya. Fase lain yang umum ditemui dalam studi kimia adalah fase 'berair', yang merupakan keadaan zat yang dilarutkan dalam larutan berair (yaitu, dalam air). Fase yang kurang banyak dikenal antara lain plasma, kondensat Bose–Einstein dan kondensat fermionik serta fase paramagnetik dan feromagnetik pada material magnetik. Sementara fase-fase yang banyak dikenal berurusan dengan sistem tiga dimensi, juga dimungkinkan untuk mendefinisikan analognya dalam sistem dua dimensi, yang menarik perhatian karena relevansinya dengan sistem dalam biologi. Ikatan kimia Ikatan kimia merupakan gaya yang menahan berkumpulnya atom-atom dalam molekul atau kristal. Pada banyak senyawa sederhana, teori ikatan valensi dan konsep bilangan oksidasi dapat digunakan untuk menduga struktur molekular dan susunannya. Serupa dengan ini, teori-teori dari fisika klasik dapat digunakan untuk menduga banyak dari struktur ionik. Pada senyawa yang lebih kompleks/rumit, seperti kompleks logam, teori ikatan valensi tidak dapat digunakan karena membutuhken pemahaman yang lebih dalam dengan basis mekanika kuantum. Sebuah ikatan kimia dapat berupa ikatan kovalen, ikatan ionik, ikatan hidrogen atau hanya karena gaya Van der Waals. Masing-masing jenis ikatan dianggap berasal sejumlah potensial. Potensial ini menciptakan interaksi yang memegang atom bersama-sama dalam molekul atau kristal. Dalam banyak senyawa sederhana, teori ikatan valensi, model Valence Shell Electron Pair Repulsion (teori VSEPR), dan konsep bilangan oksidasi dapat digunakan untuk menjelaskan struktur dan komposisi molekul. Ikatan ionik terbentuk ketika logam kehilangan satu atau lebih elektron, menjadi kation bermuatan positif, serta elektron kemudian ditarik oleh atom non-logam, menjadi anion bermuatan negatif. Kedua ion bermuatan berlawanan menarik satu sama lain, dan ikatan ion adalah gaya elektrostatik tarik di antara keduanya. Misalnya, natrium (Na), logam, kehilangan satu elektron untuk menjadi kation Na+ sementara klor (Cl), non-logam, menerima elektron ini untuk menjadi Cl-. Ion-ion akan diikat menjadi satu karena daya tarik elektrostatik, serta senyawa natrium klorida (NaCl), atau garam dapur biasa, terbentuk. Dalam ikatan kovalen, satu atau lebih pasangan elektron valensi dibagi oleh dua atom: gugus atom terikat netral yang dihasilkan disebut sebagai molekul. Atom akan berbagi elektron valensi sedemikian rupa untuk menciptakan konfigurasi elektron gas mulia (delapan elektron di kulit terluarnya) untuk masing-masing atom. Atom yang cenderung bergabung sedemikian rupa sehingga masing-masing memiliki delapan elektron dalam kulit valensinya dikatakan mengikuti aturan oktet. Namun, beberapa unsur seperti hidrogen dan litium hanya membutuhkan dua elektron di kulit terluarnya untuk mendapatkan konfigurasi stabil ini; atom-atom ini dikatakan mengikuti "aturan duet", dan dengan cara ini mereka mencapai konfigurasi elektron dari gas mulia helium, yang memiliki dua elektron di kulit terluarnya. Serupa dengan itu, teori-teori dari fisika klasik dapat digunakan untuk memprediksi banyak struktur ionik. Dengan senyawa yang lebih rumit, seperti kompleks logam, teori ikatan valensi kurang berlaku dan pendekatan alternatif, seperti teori orbital molekul, umumnya digunakan. Energi Dalam konteks kimia, energi adalah atribut suatu zat sebagai konsekuensi dari struktur atomik, molekul atau agregat. Karena perubahan kimia disertai dengan perubahan dalam satu atau lebih dari jenis struktur ini, selalu disertai dengan peningkatan atau penurunan energi dari zat yang terlibat. Sebagian energi dipindahkan antara lingkungan dan reaktan reaksi dalam bentuk panas atau cahaya; dengan demikian produk dari suatu reaksi dapat memiliki energi lebih atau kurang dari reaktan. Suatu reaksi dikatakan eksergonik jika energi pada keadaan akhir lebih rendah daripada keadaan awal; dalam kasus reaksi endergonik situasinya terbalik. Suatu reaksi dikatakan eksotermik jika reaksi melepaskan panas ke lingkungan; dalam kasus reaksi endotermik, reaksi menyerap panas dari lingkungan. Reaksi kimia selalu tidak mungkin terjadi kecuali reaktan melampaui penghalang energi yang dikenal sebagai energi aktivasi. Kecepatan dari reaksi kimia (pada suhu yang diberikan T) terkait dengan energi aktivasi E, oleh faktor populasi Boltzmann –yaitu probabilitas suatu molekul untuk memiliki energi lebih besar dari atau sama dengan E pada suhu yang diberikan T. Ketergantungan eksponensial dari laju reaksi terhadap suhu ini dikenal sebagai Persamaan Arrhenius. Energi aktivasi yang diperlukan untuk terjadinya reaksi kimia bisa dalam bentuk panas, cahaya, listrik atau gaya mekanik dalam bentuk suara ultra. Transfer energi dari satu zat kimia ke zat lain bergantung pada ukuran kuanta energi yang diemisikan oleh satu zat. Namun, energi panas sering kali lebih mudah ditransfer dari hampir semua zat ke zat lain karena fonon yang bertanggung jawab terhadap tingkat energi vibrasi dan rotasi dalam suatu zat, memiliki energi yang jauh lebih sedikit daripada foton yang digunakan untuk transfer energi elektronik. Dengan demikian, karena tingkat energi vibrasi dan rotasi lebih dekat dari tingkat energi elektronik, panas lebih mudah ditransfer antara zat relatif terhadap cahaya atau bentuk lain dari energi elektronik. Sebagai contoh, radiasi elektromagnetik ultraviolet tidak ditransfer lebih baik dari satu zat ke zat yang lain daripada energi termal atau listrik. Keberadaan tingkat energi yang khas untuk zat kimia yang berbeda berguna untuk identifikasi mereka dengan analisis garis spektrum. Berbagai jenis spektrum sering digunakan dalam spektroskopi kimia, misalnya IR, gelombang mikro, NMR, ESR, dan lain sebagainya. Spektroskopi juga digunakan untuk mengidentifikasi komposisi objek jarak jauh–seperti bintang dan galaksi yang jauh–dengan menganalisis spektrum radiasi mereka. istilah energi kimia terkadang digunakan untuk menunjukkan potensi suatu zat kimia untuk mengalami transformasi melalui reaksi kimia atau mengubah zat kimia lainnya. Reaksi kimia Reaksi kimia adalah transformasi/perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini bisa menghasilkan penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar, pembelahan molekul menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, atau penataulangan atom-atom dalam molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan kimia. Oksidasi, reduksi, disosiasi, netralisasi asam-basa serta reaksi penataan ulang molekul adalah beberapa jenis reaksi kimia yang umum digunakan. Reaksi kimia dapat secara simbolis digambarkan melalui persamaan kimia. Sementara dalam reaksi kimia non-inti jumlah serta jenis atom pada kedua sisi persamaan adalah sama, untuk reaksi inti ini berlaku hanya untuk partikel inti yaitu proton dan neutron. Urutan tahapan yang mengatur-ulang ikatan kimia dapat terjadi dalam perjalanan reaksi kimia yang disebut sebagai mekanismenya. Reaksi kimia dapat dibayangkan terjadi dalam sejumlah tahap, yang masing-masing dapat memiliki kecepatan yang berbeda. Banyak reaksi intermediet memiliki stabilitas yang bervariasi sehingga dapat digambarkan selama reaksi. Mekanisme reaksi diajukan untuk menjelaskan kinetika serta campuran produk relatif dari suatu reaksi. Menurut buku emas IUPAC, reaksi kimia adalah "proses yang menghasilkan interkonversi spesi kimia." Karenanya, reaksi kimia dapat berupa reaksi elementer atau reaksi bertahap. Peringatan tambahan dibuat, dalam definisi ini termasuk kasus-kasus di mana interkonversi konformer dapat diamati secara eksperimental. Reaksi kimia yang terdeteksi tersebut biasanya melibatkan kumpulan entitas molekuler seperti yang ditunjukkan oleh definisi ini, tetapi sering secara konsep untuk menggunakan istilah ini pula dengan mudah bagi perubahan yang melibatkan entitas molekul tunggal. Ion dan garam Suatu ion adalah spesi bermuatan, suatu atom atau molekul, yang telah kehilangan atau memperoleh satu atau lebih elektron. Ketika sebuah atom kehilangan satu elektron dan karenanya memiliki lebih banyak proton daripada elektron, atom tersebut adalah ion bermuatan positif atau kation. Ketika atom memperoleh elektron dan karenanya memiliki lebih banyak elektron daripada proton, atom adalah ion bermuatan negatif atau anion. Kation dan anion dapat membentuk kisi kristal garam netral, seperti ion Na+ dan Cl- yang membentuk natrium klorida, atau NaCl. Contoh ion poliatomik yang tidak terpecah selama reaksi asam-basa adalah hidroksida (OH−) dan fosfat (PO43−). Plasma terdiri dari materi gas yang telah sepenuhnya terionisasi, biasanya melalui suhu tinggi. Keasaman dan kebasaan Suatu zat sering dapat diklasifikasikan sebagai asam atau basa. Ada beberapa teori berbeda yang menjelaskan perilaku asam-basa. Teori yang paling sederhana adalah teori Arrhenius, yang menyatakan bahwa asam adalah zat yang menghasilkan ion hidronium ketika dilarutkan dalam air, dan basa adalah yang menghasilkan ion hidroksida bila dilarutkan dalam air. Menurut teori Brønsted–Lowry, asam adalah zat yang menyumbangkan ion hidrogen positif kepada zat lain dalam reaksi kimia; dengan pernyataan tersebut, karenanya, basa adalah zat yang menerima ion hidrogen tersebut. Teori asam-basa ketiga adalah teori Lewis, yang didasarkan pada pembentukan ikatan kimia baru. Teori Lewis menjelaskan bahwa asam adalah zat yang mampu menerima sepasang elektron dari zat lain selama proses pembentukan ikatan, sedangkan basa adalah zat yang dapat menyediakan sepasang elektron untuk membentuk ikatan baru. Menurut teori ini, hal-hal penting yang dipertukarkan adalah muatannya. Ada beberapa cara lain di mana suatu zat dapat diklasifikasikan sebagai asam atau basa, seperti terbukti dalam sejarah konsep ini. Kekuatan asam biasanya diukur dengan dua metode. Salah satu pengukuran, berdasarkan definisi keasaman Arrhenius, adalah pH, yang merupakan pengukuran konsentrasi ion hidronium dalam larutan, sebagaimana dinyatakan pada skala negatif logaritma. Dengan demikian, larutan yang memiliki pH rendah memiliki konsentrasi ion hidronium yang tinggi dan dapat dikatakan lebih asam. Pengukuran lainnya, berdasarkan pada definisi Brønsted–Lowry, adalah konstanta disosiasi asam (Ka), yang mengukur kemampuan relatif suatu zat untuk bertindak sebagai asam di bawah definisi asam Brønsted-Lowry. Artinya, zat dengan Ka yang lebih tinggi lebih mungkin untuk menyumbangkan ion hidrogen dalam reaksi kimia dibandingkan dengan Ka yang lebih rendah. Redoks Reaksi redoks (reduksi-oksidasi) terdiri dari seluruh reaksi kimia yang membuat atom mengalami perubahan bilangan oksidasi mereka baik dengan mendapatkan elektron (reduksi) atau kehilangan elektron (oksidasi). Zat yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi zat lain dikatakan oksidatif dan dikenal sebagai agen pengoksidasi, oksidator atau pengoksidasi. Oksidator menghilangkan elektron dari zat lain. Demikian pula, zat yang memiliki kemampuan untuk mengurangi zat lain dikatakan reduktif dan dikenal sebagai agen pereduksi, reduktor, atau pereduksi. Reduktor mentransfer elektron ke zat lain dan karenanya zat reduktor teroksidasi sendiri. Dan, karena ia "menyumbangkan" elektron, ia juga disebut donor elektron. Oksidasi dan reduksi secara tepat mengacu pada perubahan bilangan oksidasi—transfer elektron yang sebenarnya mungkin tidak pernah terjadi. Jadi, oksidasi lebih baik didefinisikan sebagai peningkatan bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi. Kesetimbangan Meskipun konsep kesetimbangan banyak digunakan di berbagai bidang ilmu pengetahuan, dalam konteks ilmu kimia, konsep ini muncul setiap kali sejumlah keadaan yang berbeda dari komposisi kimia dimungkinkan, seperti misalnya, dalam campuran beberapa senyawa kimia yang dapat bereaksi satu sama lain, atau ketika suatu zat dapat hadir dalam lebih dari satu jenis fase. Suatu sistem zat-zat kimia pada kesetimbangan, walaupun memiliki komposisi yang tidak berubah, paling sering tidak statis; molekul zat terus bereaksi satu sama lain sehingga memunculkan kesetimbangan dinamis. Dengan demikian konsep tersebut menggambarkan keadaan ketika parameter seperti komposisi kimia tetap tidak berubah dari waktu ke waktu. Kimia kuantum Kimia kuantum secara matematis menjelaskan kelakuan dasar materi pada tingkat molekul. Secara prinsip, dimungkinkan untuk menjelaskan semua sistem kimia dengan menggunakan teori ini. Dalam praktiknya, hanya sistem kimia paling sederhana yang dapat secara realistis diinvestigasi dengan mekanika kuantum murni dan harus dilakukan hampiran untuk sebagian besar tujuan praktis (misalnya, Hartree-Fock, pasca-Hartree-Fock, atau teori fungsi kerapatan, lihat kimia komputasi untuk detailnya). Karenanya, pemahaman mendalam mekanika kuantum tidak diperlukan bagi sebagian besar bidang kimia karena implikasi penting dari teori (terutama hampiran orbital) dapat dipahami dan diterapkan dengan lebih sederhana. Dalam mekanika kuantum (beberapa penerapan dalam kimia komputasi dan kimia kuantum), Hamiltonan, atau keadaan fisik, dari partikel dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dua operator, satu berhubungan dengan energi kinetik dan satunya dengan energi potensial. Hamiltonan dalam persamaan gelombang Schrödinger yang digunakan dalam kimia kuantum tidak memiliki terminologi bagi putaran elektron. Penyelesaian persamaan Schrödinger untuk atom hidrogen memberikan bentuk persamaan gelombang untuk orbital atom, dan energi relatif dari orbital 1s, 2s, 2p, dan 3p. Hampiran orbital dapat digunakan untuk memahami atom lainnya seperti helium, litium, dan karbon. Hukum kimia Hukum-hukum kimia sebenarnya merupakan hukum fisika yang diterapkan dalam sistem kimia. Konsep yang paling mendasar dalam kimia adalah Hukum kekekalan massa yang menyatakan bahwa tidak ada perubahan jumlah zat yang terukur pada saat reaksi kimia biasa. Fisika modern menunjukkan bahwa sebenarnya energilah yang kekal, dan bahwa energi dan massa saling berkaitan. Kekekalan energi ini mengarahkan kepada pentingnya konsep kesetimbangan, termodinamika, dan kinetika. Reaksi kimia diatur oleh hukum-hukum tertentu, yang telah menjadi konsep dasar dalam kimia. Beberapa hukum tersebut adalah: Hukum Avogadro Hukum Boyle (1662, menghubungkan tekanan dan volume) Hukum Charles (1787, menghubungkan volume dan suhu) Hukum Gay-Lussac (1809, menghubungkan tekanan dan suhu) Prinsip Le Chatelier Hukum Henry Hukum Hess Hukum kekekalan energi Hukum kekekalan massa Hukum perbandingan tetap Hukum perbandingan berganda Hukum Raoult Industri Kimia Industri kimia adalah salah satu aktivitas ekonomi yang penting. Top 50 produser kimia dunia pada tahun 2004 mempunyai penjualan sebesar USD $587 miliar dengan profit margin sebesar 8.1% dan pengeluaran rekayasa (riset dan pengembangan) sebesar 2.1% dari total penjualan kimia. Perhimpunan profesional American Chemical Society American Society for Neurochemistry Himpunan Kimia Indonesia International Union of Pure and Applied Chemistry Royal Society of Chemistry Society of Chemical Industry World Association of Theoretical and Computational Chemists Lihat pula Daftar senyawa kimia Daftar kimiawan International Union of Pure and Applied Chemistry Tabel periodik Teknik kimia Himpunan Kimia Indonesia Referensi Daftar pustaka Bacaan lebih lanjut Pranala luar chem-is-try.org - Situs Web Kimia Indonesia Portal kimianet LIPI Buku teks kimia umum di Wikibooks Tata nama IUPAC, lihat terutama bagian "Gold Book" yang memuat definisi istilah-istilah kimia Data keamanan berbagai bahan kimia (MSDS)
5,445
66
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar%20sastrawan%20Indonesia
Daftar sastrawan Indonesia
Berikut adalah daftar sastrawan dan pujangga Indonesia Penyair Berikut adalah subdaftar penyair Indonesia: Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agam Wispi Agus R. Sarjono Ahmadun Yosi Herfanda Ahda Imran Ajip Rosidi Alan Hogeland Aloysius Slamet Widodo Asrul Sani Amir Hamzah Anwar Putra Bayu Bambang Widiatmoko Beni Setia Beni R Budiman Binhad Nurrohmat Chairil Anwar D. Zawawi Imron Deni Puja Pranata Den Aslam Dimas Indiana Senja Djamil Suherman Dorothea Rosa Herliany Dwi Ery Santoso Emha Ainun Nadjib Evi Idawati F. Aziz Manna Goenawan Mohammad H.B. Jassin Handrawan Nadesul Ibe S. Palogai Inggrit Putria Marga Irma Agryanti Joebaar Ajoeb Joko Pinurbo Jose Rizal Manua Joshua Igho Kiki Sulistyo Kinanthi Anggraini Kurniawan Junaedhie Marina Novianti Mawie Ananta Jonie Muhammad Rifki Taufik Anwar Medy Loekito Muhammad Rois Rinaldi Mh. Rustandi Kartakusuma Mustofa Bisri Nana Riskhi Susanti Nia Samsihono Nirwan Dewanto Ons Untoro Piek Ardijanto Putu Oka Sukanta Raedu Basha Ramadhan K.H. Remy Sylado W.S. Rendra Rendy Jean Satria Rida K. Liamsi Rivai Apin Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sitor Situmorang Sobron Aidit Soni Farid Maulana Subagio Sastrowardoyo Susy Ayu Sutan Takdir Alisyahbana Sutardji Calzoum Bachri T. Wijaya Taufiq Ismail Toto ST. Radik Toto Sudarto Bachtiar Udo Z. Karzi Usmar Ismail Widjati Widji Thukul Wowok Hesti Prabowo Ceritawan (Novelis, Cerpenis) A.S. Laksana Abdul Muis Achdiat K. Mihardja Agus Noor Ahmad Fuadi Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Akmal Nasery Basral Ali Akbar Navis Amir Hamzah Anak Agung Pandji Tisna Andrea Hirata Arafat Nur Armijn Pane Asma Nadia Ayu Utami Azhari Aiyub Benny Arnas Budi Darma Cucuk Espe Chairil Gibran Ramadhan Danarto Dewi "Dee" Lestari Djamil Suherman Djenar Maesa Ayu Dorothea Rosa Herliany Eka Kurniawan Eko Tunas Erni Aladjai Floribertus Rahardi Gola Gong Gunawan Maryanto Gunawan Tri Atmodjo Habiburrahman El Shirazy Hamka Hamsad Rangkuti Helvy Tiana Rosa Herlinatiens Idrus Ika Natassa Iksaka Banu Ilana Tan Indah Darmastuti Iwan Simatupang Kirana Kejora Korrie Layun Rampan Kuntowijoyo Kurnia Effendi Laora Arkeman Leila S. Chudori Linda Christanty Mahfud Ikhwan Mangunwijaya Marah Rusli Marga T Marianne Katoppo Mochtar Lubis Motinggo Busye Nasjah Djamin Nh. Dini Nova Riyanti Yusuf Nunuk Y. Kusmiana Okky Madasari Palti R Tamba Pramoedya Ananta Toer Primadonna Angela Puthut EA Putu Wijaya Raedu Basha Ratih Kumala Ratna Indraswari Raudal Tanjung Banua Remy Silado Ria N. Badaria Rio Johan Sabda Armandio Selasih Seno Gumira Ajidarma Sobron Aidit Sunlie Thomas Alexander Suwarsih Djojopuspito Tere Liye T. Wijaya Titie Said Titis Basino Toha Mochtar Triyanto Triwikromo Umar Kayam Utuy Tatang Sontani Wa Ode Wulan Ratna Yusi Avianto Pareanom Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie Kritikus/Esais Afrizal Malna Agus R. Sarjono Abdul Hadi WM Achdiat K. Mihardja Arif Fitra Kurniawan Arief Budiman Asrul Sani Budi Darma Dami N. Toda Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Goenawan Mohamad H.B Jassin Isman HS Iwan Simatupang Jakob Sumardjo Korrie Layun Rampan Maman S. Mahayana Mochtar Lubis Muhammad Balfas Nirwan Dewanto Okky Madasari Raedu Basha Soe Hok Gie Wahyu NH. Al Aly Widyanuari Eko Putra Saut Situmorang Wiratmo Soekito Zuber Usman Lain-lain A. Mustofa Bisri A.A. Navis A.S. Dharta A.S. Laksana Abas Sutan Pamuntjak Nan Sati Abdul Hadi WM Acep Syahril Acep Zamzam Noor Adinegoro Agus R. Sarjono Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akmal Nasery Basral Ali Akbar Navis Aoh K. Hadimadja Ari Setya Ardhi Arifin C. Noer Ariel Heryanto Armijn Pane Arswendo Atmowiloto Asep S. Sambodja Asma Nadia Ayatrohaedi Basuki Gunawan Beni Setia Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonari Nabonenar Bondan Winarno Budi Darma Budi P. Hatees Clara Ng D. Zawawi Imron Deni Puja Pranata Dami N. Toda Darman Moenir Darmanto Jatman Dian Hartati Dina Oktaviani Djamil Suherman Dyah Merta Eka Budianta Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Emral Djamal Datuk Rajo Mudo FX Rudi Gunawan Gerson Poyk Godi Suwarna Gola Gong Gus tf Sakaihi Hamsad Rangkuti Helvy Tiana Rosa Hersri Setiawan Ibnu Wahyudi Isbedy Stiawan ZS Iswadi Pratama Iyut Fitra J.E. Tatengkeng Jakob Sumardjo Kuntowijoyo Kwee Tek Hoay Linus Suryadi AG Made Adnyana Ole Maman S. Mahayana Mansur Samin Marga T Medy Loekito Mh. Rustandi Kartakusuma Miftahul Aziz Mochtar Lubis Mohammad Diponegoro Motinggo Busye Nirwan Dewanto Noorca M. Massardi Nugroho Notosusanto Nur Sutan Iskandar Oyos Saroso HN Palti R Tamba Panji Utama Piek Ardijanto Soeprijadi Rachmat Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Ramadhan K.H. Remy Sylado Rendy Jean Satria Rieke Diah Pitaloka Rosihan Anwar Rusman Sutiasumarga S. Yoga Sapardi Djoko Damono Selasih/Seleguri Seno Gumira Ajidarma Sindhunata Sindi Violinda Sitok Srengenge SM Ardan SN Ratmana Sobron Aidit Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suman Hs Suparto Brata Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Suwarsih Djojopuspito T. Wijaya Tajuddin Noor Gani Timur Sinar Suprabana Titie Said Titis Basino Toha Mochtar Trisno Sumardjo Trisnojuwono Triyanto Triwikromo Tulis Sutan Sati Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Junus Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Usmar Ismail Wahyu NH. Al Aly Wisran Hadi Y. Wibowo Yonathan Rahardjo Yudhistira ANM Massardi Zainal Afif Zainuddin Tamir Koto Lihat pula Daftar seniman Indonesia Sastra Indonesia Rujukan Catatan kaki Kepustakaan Pranala luar Pujangga
800
68
https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau%20Madura
Pulau Madura
Pulau Madura (Madura: Polo Madhurâ; sistem pengucapan [pɔlɔ madʰurɐ], Pèghu: ڤَولَو ماڎورٓا, Carakan: ꦥꦺꦴꦭꦺꦴꦩꦢꦸꦫ) adalah nama sebuah pulau yang terletak di sebelah timur laut Pulau Jawa, memiliki luas wilayah sekitar 5.379 km2 atau 8 kali lebih luas dari provinsi DKI Jakarta. Pulau ini juga mempunyai jumlah populasi penduduk yang cukup besar, yakni mencapai lebih dari 4 juta jiwa pada tahun 2023. Di mana, wilayah kepulauan serta perairan yang ada di sekitarnya terkenal sebagai area penghasil minyak bumi dan gas alam di provinsi Jawa Timur. Selain itu, Pulau Madura merupakan produsen garam terbesar di Indonesia sehingga di juluki "Pulau Garam". Jembatan Nasional Suramadu merupakan pintu masuk utama menuju pulau Madura. Selain jalur darat, pulau ini dapat didatangi melalui jalur laut. Untuk jalur laut, bisa dilalui dari Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya menuju Pelabuhan Kamal di Bangkalan. Alternatif lainnya bisa dilalui dari Pelabuhan Jangkar di Situbondo menuju Pelabuhan Kalianget di Sumenep yang terletak di ujung timur pulau Madura. Terkini, pintu masuk melalui udara juga telah dibuka dengan di resmikannya Bandar Udara Trunojoyo (SUP) pada 20 april 2022 yang lalu oleh presiden Joko Widodo di kabupaten Sumenep. Pulau Madura bentuknya seakan mirip badan sapi, terdiri dari empat Kabupaten, yaitu: Bangkalan, Sampang, Pamekasan serta Sumenep. Dimana, wilayah ini mempunyai sejarah yang terbilang panjang dilihat dari kesenian dan kebudayaan Islam yang kuat. Pulau ini didiami oleh etnis mayoritas suku Madura yang merupakan salah satu etnis suku dengan populasi yang cukup besar di Indonesia, saat ini jumlah populasi suku Madura diperkirakan mencapai lebih dari 12 juta jiwa dan menyebar di seluruh penjuru indonesia. Pulau Madura sebagian juga dihuni oleh beberapa kaum pendatang seperti Jawa, Bugis, Tionghoa, Arab, Banjar, Sunda, Melayu dan lainnya. Suku Madura berasal dari pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Bawean, Mandangin, Gili Raja, Gili Genting, Poteran, Gili Iyang, Sapudi, Ra'as, Kepulauan Masalembu dan Kepulauan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak juga yang berdatangan dan menetap di bagian timur Jawa Timur Daratan biasa disebut sebagai kawasan Tapal Kuda, yaitu membentang dari Pasuruan sebelah Timur sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Situbondo dan Bondowoso jumlah penduduknya paling banyak dan mengutamakan bahasa Madura. Sedangkan orang Madura yang menetap di Probolinggo, Malang bagian tenggara, Banyuwangi, Jember , Surabaya bagian Utara, Lumajang, dan sebagian Gresik biasanya menguasai 2 bahasa yaitu bahasa Madura dan bahasa Jawa. Suku Madura terkenal dengan gaya bicaranya yang keras, blak-blakan, namun dikenal hemat, disiplin dan pekerja keras (abhântal ombâ' asapo' angèn/أبْاْنتال أَومباْء أساڤَوء أڠَين). Harga diri merupakan esensi penting dalam kehidupan masyarakat Madura, mereka memiliki sebuah falsafah: ango'an potè tolang etembheng pote mata/أَيتَيمبْاْڠ ڤَوتَي ماتا، أڠَوءأن ڤَوتَي تَولاڠ artinya "lebih baik mati daripada harus menanggung malu". Sifat yang seperti inilah yang melahirkan tradisi carok pada sebagian masyarakat Madura. Babad Madura Dari sumber-sumber babad tanah Madura dikisahkan bahwa pulau Madura pada zaman dahulu oleh para pengarung lautan hanya terlihat sebagai puncak-puncak tanah yang tinggi (sekarang menjadi bukit-bukit, dan beberapa dataran yang ketika air laut surut dataran tersebut terlihat, sedangkan apabila laut pasang dataran tersebut tidak tampak ( di bawah permukaan air ). Puncak-puncak yang terlihat tersebut di antaranya sekarang disebut Gunung Geger di Kabupaten Bangkalan dan Gunung Pajudan di Kabupaten Sumenep. Sejarah tanah Madura tidak terlepas dengan sejarah atau kejadian yang terjadi di tanah Jawa. Diceritakan bahwa pada suatu masa di pulau Jawa berdiri suatu kerajaan bernama Medang Kamulan. Di dalam kotanya ada sebuah keraton yang bernama keraton Giling Wesi, rajanya bernama Sang Hyang Tunggal ( Kerajaan Medang Kamulan terletak di muara Sungai Brantas. Ibu kotanya bernama Watan Mas). Sejarah Perjalanan Sejarah Madura dimulai dari perjalanan Arya Wiraraja sebagai Adipati pertama di Madura pada abad 13. Dalam kitab nagarakertagama terutama pada tembang 15, mengatakan bahwa Pulau Madura semula bersatu dengan tanah Jawa, ini menujukkan bahwa pada tahun 1365an orang Madura dan orang Jawa merupakan bagian dari komunitas budaya yang sama. Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya. Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur. Sejarah mencatat Aria Wiraraja adalah Adipati Pertama di Madura, diangkat oleh Raja Kertanegara dari Singosari, tanggal 31 Oktober 1269. Pemerintahannya berpusat di Batuputih Sumenep, merupakan keraton pertama di Madura. Pengangkatan Aria Wiraraja sebagai Adipati I Madura pada waktu itu, diduga berlangsung dengan upacara kebesaran kerajaan Singosari yang dibawa ke Madura. Di Batuputih yang kini menjadi sebuah Kecamatan kurang lebih 18 Km dari Kota Sumenep, terdapat peninggalan-peninggalan keraton Batuputih, antara lain berupa tarian rakyat, tari Gambuh dan tari Satria. Geografi, Administratif dan Populasi Geografi Kondisi geografis pulau Madura dengan topografi yang relatif datar di bagian selatan dan semakin kearah utara tidak terjadi perbedaan elevansi ketinggian yang begitu mencolok. Selain itu juga merupakan dataran tinggi tanpa gunung berapi dan tanah pertanian lahan kering. Komposisi tanah dan curah hujan yang tidak sama dilereng-lereng yang tinggi letaknya justru terlalu banyak sedangkan di lereng-lereng yang rendah malah kekurangan dengan demikian mengakibatkan Madura kurang memiliki tanah yang subur. Secara geologis Madura merupakan kelanjutan bagian utara Jawa, kelanjutan dari pengunungan kapur yang terletak di sebelah utara dan di sebelah selatan lembah solo. Bukit-bukit kapur di Madura merupakan bukit-bukit yang lebih rendah, lebih kasar dan lebih bulat daripada bukit-bukit di Jawa dan letaknyapun lebih bergabung. Luas keseluruhan Pulau Madura sekitar 5.379 km², atau sekitar 11 persen dari luas daratan provinsi Jawa Timur. Adapun panjang daratan pulau ini dari ujung barat di Kamal sampai dengan ujung Timur di Dungkek sekitar 160 kilometer dan lebar maksimalnya sekitar 40 kilometer. Pulau ini terbagi dalam empat wilayah kabupaten. Dengan Luas wilayah untuk kabupaten Bangkalan 1.144, 75 km² terbagi dalam 8 wilayah kecamatan, kabupaten Sampang berluas wilayah 1.321,86 km², terbagi dalam 12 kecamatan, Kabupaten Pamekasan memiliki luas wilayah 844,19 km², yang terbagi dalam 13 kecamatan, dan kabupaten Sumenep mempunyai luas wilayah 1.857,530 km², terbagi dalam 27 kecamatan yang tersebar diwilayah daratan dan kepulauan. Administrasi dan Jumlah Penduduk Madura dibagi menjadi empat kabupaten, yaitu: Kota-Kota Eks Karesidenan Madura Bangkalan Sampang Pamekasan Kota Sumenep Kalianget Ekonomi °Pertanian merupakan kegiatan ekonomi utama di madura. Jagung, padi, kacang tanah, lombok, kacang hijau dan singkong merupakan tanaman budi daya utama dalam pertanian di Madura, tersebar di banyak lahan kecil maupun besar. °Peternakan sapi juga merupakan bagian penting ekonomi di pulau ini dan memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain penting untuk kegiatan karapan sapi. °Sektor perikanan juga tak kalah penting dalam menopang perekonomian di pulau Madura. Wilayah ujung timur pulau madura yaitu kabupaten Sumenep merupakan salah satu wilayah penghasil ikan laut terbesar di jawa timur. Tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah tembakau. Tanah di pulau ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan cengkih bagi industri kretek domestik. Sejak zaman kolonial Belanda, Madura juga telah menjadi penghasil dan pengekspor utama garam. Selain komoditas tanaman di atas, sejak akhir tahun 2012, Pusat Penelitian dan Pengembangan Gula Indonesia (P3GI) mencoba Pulau ini untuk dijadikan lahan pengembangan tebu di Jawa Timur. Bangkalan yang terletak di ujung barat Madura telah mengalami industrialisasi ekonomi sejak tahun 1980-an. Daerah ini sangat dekat dari Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dan dengan demikian berperan menjadi daerah sub urban bagi para penglaju ke Surabaya, dan sebagai lokasi industri dan layanan yang diperlukan dekat dengan Surabaya. Jembatan Nasional Suramadu yang sudah beroperasi sejak Juni 2009, diharapkan meningkatkan interaksi wilayah madura dengan perekonomian regional. Sumenep sebagai daerah wisata juga menyimpan banyak sumber daya alam berupa minyak dan gas alam yang dieksplorasi untuk mensuplai kebutuhan perindustrian yang tersebar di wilayah Jawa Timur. Sumur-sumur minyak dan gas sebagian besar tersebar di wilayah lepas pantai Kepulauan kabupaten Sumenep. Transportasi Untuk menuju pulau ini, ada banyak pilihan sarana transportasi untuk para wisatawan di antaranya: Transportasi Darat, ada cukup banyak pilihan yaitu Bus PO Akas, PO Harianto, PO Karina, PO Pahala Kencana, PO Gunung Harta , PO Sinar Jaya Dan lainnya, bus-bus ini melayani antar kota dalam provinsi dan antar provinsi. Kalau dari surabaya (Terminal Purabaya Surabaya) bisa langsung naik bus PO AKAS jurusan Pulau Madura, bus ini melayani pemberangkatan selama 24 jam untuk rute Surabaya-Madura dan sebaliknya. Di masing-masing kota kabupaten bus ini biasanya akan singgah sejenak untuk menurunkan penumpang di terminal kota yang dilewati, pemberhentian bus paling terakhir yaitu di terminal Arya Wiraraja di Kota Sumenep. Transportasi Udara, untuk menikmati layanan transportasi ini, para penumpang akan diterbangkan dari Bandar Udara Trunojoyo, Sumenep dengan tujuan Surabaya dan sebaliknya. Transportasi Laut, Kapal laut/kapal feri bisa dinikmati dengan layanan rute Jangkar - Kalianget ataupun Ujung-Kamal. Ada juga kapal tradisional yang bisa dinaiki diantaranya adalah golekan, leti leti, janggolan, dan lis-alis. Budaya Mamaca Mamapar gigi Kalenengan Karaton Tandha' Tan-pangantanan Ojhung Topeng dhalang Topen getthak Bajang Kole' (Bahasa Indonesia:Wayang Kulit) Lodrok Sape Sono' Karapan Sapi Upacara Adat Nyadar Upacara Adat Penganten Ngekak Sangger Seni Seni Tari Tari Moang Sangkal Tari Codi' Somekkar Tari Gambu Seni Musik Musik Saronen Musik Tong-tong Musik Dhaul Musik Gambus Seni Kriya Batik Tulis Madura Keris, sentra pembuatan senjata keris di Sumenep terdapat di desa Aeng tong tong dan desa desa Palongan Kecamatan Bluto, Sentra Ukiran Sumenep Madura terdapat di desa Karduluk, Sentra pembuatan Perahu Madura terdapat di desa Slopeng dan Pulau Sapudi, Sentra Pembuatan Topeng Madura Sentra Pembuatan Clurit Pariwisata Pulau Madura memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik. Salah satu ikon wisata Madura adalah lomba Karapan Sapi. Setiap tahun Karapan Sapi diselenggarakan berjenjang dari tingkat kecamatan, kabupaten, dan tingkat pembantu wilayah Madura. Selain lomba Karapan Sapi ada juga kontes Sapi Sono' yang diperagakan oleh sapi-sapi betina. Selain itu untuk beberapa di kepulauan Sumenep ada juga Karapan Kerbau. Selain Karapan Sapi, yang menjadi objek wisata favorit ada juga beberapa wisata yang semuanya tersebar di 4 wilayah kabupaten. Tokoh Madura Tokoh Kerajaan Madura Barat Pangeran Tengah 1592-1621. Saudara dari: Pangeran Mas 1621-1624 Pangeran Praseno / Pangéran Tjokro di Ningrat I / Pangeran Cakraningrat I 1624-1647. Anak dari Tengah dan Ayah dari: Pangeran Tjokro Diningrat II / Pangeran Cakraningrat II 1647-1707, Panembahan 1705. Ayah dari: Raden Temenggong Sosro Diningrat / Pangeran Tjokro Diningrat III / Pangeran Cakraningrat III 1707-1718. Saudara dari: Raden Temenggong Suro Diningrat / Pangeran Tjokro Diningrat IV / Pangeran Cakraningrat IV 1718-1736. Ayah dari: Raden Adipati Sejo Adi Ningrat I / Panembahan Tjokro Diningrat V / Pangeran Cakraningrat V 1736-1769. Kakek dari: Raden Adipati Sejo Adiningrat II / Panembahan Adipati Tjokro Diningrat VI / Pangeran Cakraningrat VI 1769-1779 Panembahan Adipati Tjokro Diningrat VII / Pangeran Cakraningrat VII 1779-1815, Sultan Bangkalan 1808-1815. Anak dari Tjokro di Ningrat V dan Ayah dari: Tjokro Diningrat VIII / Pangeran Cakraningrat VIII, Sultan Bangkalan 1815-1847. Saudara dari: Panembahan Tjokro Diningrat IX / Pangeran Cakraningrat / Sultan Bangkalan 1847-1862. Ayah dari: Panembahan Tjokro Diningrat X/ Pangeran Cakraningrat X / Sultan Bangkalan 1862-1882. Pangeran Trunojoyo, Pahlawan Madura salah seorang keturunan Kerajaan Madura Barat dalam memberontak pemerintahan VOC di Jawa dan Madura Madura Timur Prabu Arya Wiraraja, Adipati Sumenep I pada tahun 1269 dan sebagai salah satu tokoh pendiri Kerajaan Majapahit bersama Raden Wijaya. Pangeran Secadiningrat I Pangeran Secadiningrat II Pangeran Secadiningrat III Adipati Sumenep XIII tahun 1415 - 1460 Pangeran Secadiningrat IV Adipati Sumenep 1460 - 1502 Pangeran Secadiningrat V Adipati Sumenep 1502 - 1559 Raden Tumenenggung Ario Kanduruan Adipati Sumenep 1559 - 1562 Pangeran Lor dan Pangeran Wetan Adipati Sumenep 1562 - 1567 Pangeran Keduk I Adipati Sumenep 1567 - 1574 Pangeran Lor II Adipati Sumenep 1574 - 1589 Kanjeng Pangeran Ario Cokronegoro I menjadi Adipati Sumenep 1589 - 1626 Kanjeng R. Tumenggung Ario Anggadipa Adipati Sumenep 1626 - 1644 Kanjeng R. Tumenggung Ario Jaingpatih Adipati Sumenep 1644 - 1648 Kanjeng Pangeran Ario Yudonegoro Adipati Sumenep 1648 - 1672 Kanjeng R. Tumenggung Pulang Jiwa dan Kanjeng Pangeran Seppo Adipati Sumenep 1672 - 1678 Kanjeng Pangeran Ario Cokronegoro II Adipati Sumenep 1678 - 1709 Kanjeng R. Tumenggung Wiromenggolo Adipati Sumenep 1709 - 1721 Kanjeng Pangeran Ario Cokronegoro III Adipati Sumenep 1721 - 1744 Kanjeng Pangeran Ario Cokronegoro IV Adipati Sumenep 1744 - 1749 Raden Buka Adipati Sumenep 1749 - 1750 Kanjeng R. Ayu Rasmana Tirtanegara dan Kanjeng R. Tumenggung Tirtanegara Adipati Sumenep 1750 - 1762 Kanjeng R. Tumenggung Ario Asirudin / Pangeran Natakusuma I (Panembahan Somala) Sultan Sumenep tahun 1762 - 1811 Sultan Abdurrahman Paku Nataningrat I (Kanjeng R. Tumenggung Abdurrahaman) Sultan Sumenep 1811 - 1854 Panembahan Natakusuma II (Kanjeng R. Tumenggung Moh. Saleh Natanegara) menjadi Adipati Sumenep 1854 - 1879 Kanjeng Pangeran Ario Mangkudiningrat Adipati Sumenep 1879 - 1901 Kanjeng Pangeran Ario Pratamingkusuma Adipati Sumenep 1901 - 1926 Kanjeng Pangeran Ario Prabuwinata Adipati Sumenep 1926 - 1929 Lihat pula Bahasa Madura Kepulauan Kangean Universitas Madura IAIN MADURA Politeknik Negeri Madura STKIP PGRI Bangkalan Provinsi Madura Ragam Hal Media Radio Nada FM Madura Radio Amanah FM Kabar Madura Radar Madura Jawa Pos Radar Madura (Jawa Pos Grup) Portal Madura Madura Channel Referensi A.M.H.J. Stokvis, Manuel d’histoire, de généalogie et de chronologie de tous les Etats du globe..., Boekhandel & Antiquariaat B.M. Israël, Leiden 1888-1893, 1966 Bouvier, Hélène (1994) La matière des émotions. Les arts du temps et du spectacle dans la société madouraise (Indonésie). Publications de l'École Française d'Extrême-Orient, vol. 172. Paris: EFEO. ISBN 2-85539-772-3. Farjon, I.(1980) Madura and surrounding islands: an annotated bibliography, 1860-1942 The Hague: M. Nijhoff. Bibliographical series (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (Netherlands)) ; 9. Kees van Dijk, Huub de Jonge, and Elly Touwen-Bouswsma, eds. (1995). Across Madura Strait: the dynamics of an insular society. Leiden: KITLV Press. ISBN 90-6718-091-2. Smith, Glenn (1995) Time Allocation Among the Madurese of Gedang-Gedang. Cross-Cultural Studies in Time Allocation, Volume XIII. New Haven, Connecticut: Human Relations Area Files Press. Smith, Glenn (2002) Bibliography of Madura (including Bawean, Sapudi and Kangean). Pranala luar Legenda tentang pulau Madura Berita Seputar Madura Terkini Madura Madura
2,301
69
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian
Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam serta pembesaran hewan ternak, meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekadar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan. Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, teknik pertanian, biokimia, dan statistika juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. "Petani" adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak secara khusus disebut sebagai peternak. Cakupan pertanian Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian diartikan sebagai kegiatan pembudidayaan tanaman. Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian. Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif. Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industri selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan. Sisi pertanian industrial yang memperhatikan lingkungannya adalah pertanian berkelanjutan. Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial. Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya. Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponik) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian. Sejarah singkat pertanian dunia Domestikasi anjing diduga telah dilakukan bahkan pada saat manusia belum mengenal budidaya (masyarakat berburu dan peramu) dan merupakan kegiatan pemeliharaan dan pembudidayaan hewan yang pertama kali. Selain itu, praktik pemanfaatan hutan sebagai sumber bahan pangan diketahui sebagai agroekosistem yang tertua. Pemanfaatan hutan sebagai kebun diawali dengan kebudayaan berbasis hutan di sekitar sungai. Secara bertahap manusia mengidentifikasi pepohonan dan semak yang bermanfaat. Hingga akhirnya seleksi buatan oleh manusia terjadi dengan menyingkirkan spesies dan varietas yang buruk dan memilih yang baik. Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama gandum kuno seperti emmer) dan polong-polongan di daerah tersebut. Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir pada era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian. Pertanian telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu muda (neolitikum), perunggu dan megalitikum. Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan pangan. Pada 5300 tahun yang lalu di China, kucing didomestikasi untuk menangkap hewan pengerat yang menjadi hama di ladang. Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke timur (hingga Asia Timur dan Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda. Hewan ternak yang pertama kali didomestikasi adalah kambing/domba (7000 tahun SM) serta babi (6000 tahun SM), bersama-sama dengan domestikasi kucing. Sapi, kuda, kerbau, yak mulai dikembangkan antara 6000 hingga 3000 tahun SM. Unggas mulai dibudidayakan lebih kemudian. Ulat sutera diketahui telah diternakkan 2000 tahun SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal semenjak 2000 tahun yang lalu di daerah Tiongkok dan Jepang. Budidaya ikan laut bahkan baru dikenal manusia pada abad ke-20 ini. Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat Mesir Kuno (4000 tahun SM) dan Yunani Kuno (3000 tahun SM) telah mengenal baik budidaya anggur dan zaitun. Tanaman serat didomestikasikan di saat yang kurang lebih bersamaan dengan domestikasi tanaman pangan. China mendomestikasikan ganja sebagai penghasil serat untuk membuat papan, tekstil, dan sebagainya; kapas didomestikasikan di dua tempat yang berbeda yaitu Afrika dan Amerika Selatan; di Timur Tengah dibudidayakan flax. Penggunaan nutrisi untuk mengkondisikan tanah seperti pupuk kandang, kompos, dan abu telah dikembangkan secara independen di berbagai tempat di dunia, termasuk Mesopotamia, Lembah Nil, dan Asia Timur. Pertanian kontemporer Pertanian pada abad ke 20 dicirikan dengan peningkatan hasil, penggunaan pupuk dan pestisida sintetik, pembiakan selektif, mekanisasi, pencemaran air, dan subsidi pertanian. Pendukung pertanian organik seperti Sir Albert Howard berpendapat bahwa di awal abad ke 20, penggunaan pestisida dan pupuk sintetik yang berlebihan dan secara jangka panjang dapat merusak kesuburan tanah. Pendapat ini drman selama puluhan tahun, hingga kesadaran lingkungan meningkat di awal abad ke 21 menyebabkan gerakan pertanian berkelanjutan meluas dan mulai dikembangkan oleh petani, konsumen, dan pembuat kebijakan. Sejak tahun 1990-an, terdapat perlawanan terhadap efek lingkungan dari pertanian konvensional, terutama mengenai pencemaran air, menyebabkan tumbuhnya gerakan organik. Salah satu penggerak utama dari gerakan ini adalah sertifikasi bahan pangan organik pertama di dunia, yang dilakukan oleh Uni Eropa pada tahun 1991, dan mulai mereformasi Kebijakan Pertanian Bersama Uni Eropa pada tahun 2005. Pertumbuhan pertanian organik telah memperbarui penelitian dalam teknologi alternatif seperti manajemen hama terpadu dan pembiakan selektif. Perkembangan teknologi terkini yang dipergunakan secara luas yaitu bahan pangan termodifikasi secara genetik. Di akhir tahun 2007, beberapa faktor mendorong peningkatan harga biji-bijian yang dikonsumsi manusia dan hewan ternak, menyebabkan peningkatan harga gandum (hingga 58%), kedelai (hingga 32%), dan jagung (hingga 11%) dalam satu tahun. Kontribusi terbesar ada pada peningkatan permintaan biji-bijian sebagai bahan pakan ternak di Cina dan India, dan konversi biji-bijian bahan pangan menjadi produk biofuel. Hal ini menyebabkan kerusuhan dan demonstrasi yang menuntut turunnya harga pangan. International Fund for Agricultural Development mengusulkan peningkatan pertanian skala kecil dapat menjadi solusi untuk meningkatkan suplai bahan pangan dan juga ketahanan pangan. Visi mereka didasarkan pada perkembangan Vietnam yang bergerak dari importir makanan ke eksportir makanan, dan mengalami penurunan angka kemiskinan secara signifikan dikarenakan peningkatan jumlah dan volume usaha kecil di bidang pertanian di negara mereka. Sebuah epidemi yang disebabkan oleh fungi Puccinia graminis pada tanaman gandum menyebar di Afrika hingga ke Asia.<ref>McKie, Robin; Rice, Xan (22 April 2007). "Millions face famine as crop disease rages", The Observer' (London).</ref> Diperkirakan 40% lahan pertanian terdegradasi secara serius. Di Afrika, kecenderungan degradasi tanah yang terus berlanjut dapat menyebabkan lahan tersebut hanya mampu memberi makan 25% populasinya. Pada tahun 2009, China merupakan produsen hasil pertanian terbesar di dunia, diikuti oleh Uni Eropa, India, dan Amerika Serikat, berdasarkan IMF.Pakar ekonomi mengukur total faktor produktivitas pertanian dan menemukan bahwa Amerika Serikat saat ini 1.7 kali lebih produktif dibandingkan dengan tahun 1948. Enam negara di dunia, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Australia, Argentina, dan Thailand mensuplai 90% biji-bijian bahan pangan yang diperdagangkan di dunia. Defisit air yang terjadi telah meningkatkan impor biji-bijian di berbagai negara berkembang, dan kemungkinan juga akan terjadi di negara yang lebih besar seperti China dan India. Tenaga kerja Pada tahun 2011, Organisasi Perburuhan Internasional (disingkat ILO) menyatakan bahwa setidaknya terdapat 1 miliar lebih penduduk yang bekerja di bidang sektor pertanian. Pertanian menyumbang setidaknya 70% jumlah pekerja anak-anak, dan di berbagai negara sejumlah besar wanita juga bekerja di sektor ini lebih banyak dibandingkan dengan sektor lainnya. Hanya sektor jasa yang mampu mengungguli jumlah pekerja pertanian, yaitu pada tahun 2007. Antara tahun 1997 dan 2007, jumlah tenaga kerja di bidang pertanian turun dan merupakan sebuah kecenderungan yang akan berlanjut. Jumlah pekerja yang dipekerjakan di bidang pertanian bervariasi di berbagai negara, mulai dari 2% di negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, hingga 80% di berbagai negara di Afrika. Di negara maju, angka ini secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan abad sebelumnya. Pada abad ke 16, antara 55–75% penduduk Eropa bekerja di bidang pertanian. Pada abad ke 19, angka ini turun menjadi antara 35–65%. Angka ini sekarang turun menjadi kurang dari 10%. Keamanan Pertanian merupakan industri yang berbahaya. Petani di seluruh dunia bekerja pada risiko tinggi terluka, penyakit paru-paru, hilangnya pendengaran, penyakit kulit, juga kanker tertentu karena penggunaan bahan kimia dan paparan cahaya matahari dalam jangka panjang. Pada pertanian industri, luka secara berkala terjadi pada penggunaan alat dan mesin pertanian, dan penyebab utama luka serius. Pestisida dan bahan kimia lainnya juga membahayakan kesehatan. Pekerja yang terpapar pestisida secara jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan fertilitas. Di negara industri dengan keluarga yang semuanya bekerja pada lahan usaha tani yang dikembangkannya sendiri, seluruh keluarga tersebut berada pada risiko. Penyebab utama kecelakaan fatal pada pekerja pertanian yaitu tenggelam dan luka akibat permesinan. ILO menyatakan bahwa pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi yang membahayakan tenaga kerja. Diperkirakan bahwa kematian pekerja di sektor ini setidaknya 170 ribu jiwa per tahun. Berbagai kasus kematian, luka, dan sakit karena aktivitas pertanian sering kali tidak dilaporkan sebagai kejadian akibat aktivitas pertanian. ILO telah mengembangkan Konvensi Kesehatan dan Keselamatan di bidang Pertanian, 2001, yang mencakup risiko pada pekerjaan di bidang pertanian, pencegahan risiko ini, dan peran dari individu dan organisasi terkait pertanian. Sistem pembudidayaan tanaman Sistem pertanaman dapat bervariasi pada setiap lahan usaha tani, tergantung pada ketersediaan sumber daya dan pembatas; geografi dan iklim; kebijakan pemerintah; tekanan ekonomi, sosial, dan politik; dan filosofi dan budaya petani.Acquaah, G. 2002. Agricultural Production Systems. pp. 283–317 in "Principles of Crop Production, Theories, Techniques and Technology". Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ. Pertanian berpindah (tebang dan bakar) adalah sistem di mana hutan dibakar. Nutrisi yang tertinggal di tanah setelah pembakaran dapat mendukung pembudidayaan tumbuhan semusim dan menahun untuk beberapa tahun. Lalu petak tersebut ditinggalkan agar hutan tumbuh kembali dan petani berpindah ke petak hutan berikutnya yang akan dijadikan lahan pertanian. Waktu tunggu akan semakin pendek ketika populasi petani meningkat, sehingga membutuhkan input nutrisi dari pupuk dan kotoran hewan, dan pengendalian hama. Pembudidayaan semusim berkembang dari budaya ini. Petani tidak berpindah, namun membutuhkan intensitas input pupuk dan pengendalian hama yang lebih tinggi. Industrialisasi membawa pertanian monokultur di mana satu kultivar dibudidayakan pada lahan yang sangat luas. Karena tingkat keanekaragaman hayati yang rendah, penggunaan nutrisi cenderung seragam dan hama dapat terakumulasi pada halah tersebut, sehingga penggunaan pupuk dan pestisida meningkat. Di sisi lain, sistem tanaman rotasi menumbuhkan tanaman berbeda secara berurutan dalam satu tahun. Tumpang sari adalah ketika tanaman yang berbeda ditanam pada waktu yang sama dan lahan yang sama, yang disebut juga dengan polikultur. Di lingkungan subtropis dan gersang, preiode penanaman terbatas pada keberadaan musim hujan sehingga tidak dimungkinkan menanam banyak tanaman semusim bergiliran dalam setahun, atau dibutuhkan irigasi. Di semua jenis lingkungan ini, tanaman menahun seperti kopi dan kakao dan praktik wanatani dapat tumbuh. Di lingkungan beriklim sedang di mana padang rumput dan sabana banyak tumbuh, praktik budidaya tanaman semusim dan penggembalaan hewan dominan. Sistem produksi hewan Sistem produksi hewan ternak dapat didefinisikan berdasarkan sumber pakan yang digunakan, yang terdiri dari peternakan berbasis penggembalaan, sistem kandang penuh, dan campuran. Pada tahun 2010, 30% lahan di dunia digunakan untuk memproduksi hewan ternak dengan mempekerjakan lebih 1.3 miliar orang. Antara tahun 1960-an sampai 2000-an terjadi peningkatan produksi hewan ternak secara signifikan, dihitung dari jumlah maupun massa karkas, terutama pada produksi daging sapi, daging babi, dan daging ayam. Produksi daging ayam pada periode tersebut meningkat hingga 10 kali lipat. Hasil hewan non-daging seperti susu sapi dan telur ayam juga menunjukan peningkatan yang signifikan. Populasi sapi, domba, dan kambing diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2050. Budi daya perikanan adalah produksi ikan dan hewan air lainnya di dalam lingkungan yang terkendali untuk konsumsi manusia. Sektor ini juga termasuk yang mengalami peningkatan hasil rata-rata 9% per tahun antara tahun 1975 hingga tahun 2007. Selama abad ke-20, produsen hewan ternak dan ikan menggunakan pembiakan selektif untuk menciptakan ras hewan dan hibrida yang mampu meningkatkan hasil produksi, tanpa memperdulikan keinginan untuk mempertahankan keanekaragaman genetika. Kecenderungan ini memicu penurunan signifikan dalam keanekaragaman genetika dan sumber daya pada ras hewan ternak, yang menyebabkan berkurangnya resistansi hewan ternak terhadap penyakit. Adaptasi lokal yang sebelumnya banyak terdapat pada hewan ternak ras setempat juga mulai menghilang. Produksi hewan ternak berbasis penggembalaan amat bergantung pada bentang alam seperti padang rumput dan sabana untuk memberi makan hewan ruminansia. Kotoran hewan menjadi input nutrisi utama bagi vegetasi tersebut, namun input lain di luar kotoran hewan dapat diberikan tergantung kebutuhan. Sistem ini penting di daerah di mana produksi tanaman pertanian tidak memungkinkan karena kondisi iklim dan tanah. Sistem campuran menggunakan lahan penggembalaan sekaligus pakan buatan yang merupakan hasil pertanian yang diolah menjadi pakan ternak. Sistem kandang memelihara hewan ternak di dalam kandang secara penuh dengan input pakan yang harus diberikan setiap hari. Pengolahan kotoran ternak dapat menjadi masalah pencemaran udara karena dapat menumpuk dan melepaskan gas metan dalam jumlah besar. Negara industri menggunakan sistem kandang penuh untuk mensuplai sebagian besar daging dan produk peternakan di dalam negerinya. Diperkirakan 75% dari seluruh peningkatan produksi hewan ternak dari tahun 2003 hingga 2030 akan bergantung pada sistem produksi peternakan pabrik. Sebagian besar pertumbuhan ini akan terjadi di negara yang saat ini merupakan negara berkembang di Asia, dan sebagian kecil di Afrika. Beberapa praktik digunakan dalam produksi hewan ternak komersial seperti penggunaan hormon pertumbuhan menjadi kontroversi di berbagai tempat di dunia. Masalah lingkungan Pertanian mampu menyebabkan masalah melalui pestisida, arus nutrisi, penggunaan air berlebih, hilangnya lingkungan alam, dan masalah lainnya. Sebuah penilaian yang dilakukan pada tahun 2000 di Inggris menyebutkan total biaya eksternal untuk mengatasi permasalahan lingkungan terkait pertanian adalah 2343 juta Poundsterling, atau 208 Poundsterling per hektare. Sedangkan di Amerika Serikat, biaya eksternal untuk produksi tanaman pertaniannya mencapai 5 hingga 16 miliar US Dollar atau 30-96 US Dollar per hektare, dan biaya eksternal produksi peternakan mencapai 714 juta US Dollar. Kedua studi fokus pada dampak fiskal, yang menghasilkan kesimpulan bahwa begitu banyak hal yang harus dilakukan untuk memasukkan biaya eksternal ke dalam usaha pertanian. Keduanya tidak memasukkan subsidi di dalam analisisnya, namun memberikan catatan bahwa subsidi pertanian juga membawa dampak bagi masyarakat. Pada tahun 2010, International Resource Panel dari UNEP mempublikasikan laporan penilaian dampak lingkungan dari konsumsi dan produksi. Studi tersebut menemukan bahwa pertanian dan konsumsi bahan pangan adalah dua hal yang memberikan tekanan pada lingkungan, terutama degradasi habitat, perubahan iklim, penggunaan air, dan emisi zat beracun. Masalah pada hewan ternak PBB melaporkan bahwa "hewan ternak merupakan salah satu penyumbang utama masalah lingkungan". 70% lahan pertanian dunia digunakan untuk produksi hewan ternak, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai lahan penggembalaan maupun lahan untuk memproduksi pakan ternak. Jumlah ini setara dengan 30% total lahan di dunia. Hewan ternak juga merupakan salah satu penyumbang gas rumah kaca berupa gas metana dan nitro oksida yang, meski jumlahnya sedikit, namun dampaknya setara dengan emisi total CO2. Hal ini dikarenakan gas metana dan nitro oksida merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat dibandingkan CO2. Peternakan juga didakwa sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya deforestasi. 70% basin Amazon yang sebelumnya merupakan hutan kini menjadi lahan penggembalaan hewan, dan sisanya menjadi lahan produksi pakan. Selain deforestasi dan degradasi lahan, budi daya hewan ternak yang sebagian besar berkonsep ras tunggal juga menjadi pemicu hilangnya keanekaragaman hayati. Masalah penggunaan lahan dan air Transformasi lahan menuju penggunaannya untuk menghasilkan barang dan jasa adalah cara yang paling substansial bagi manusia dalam mengubah ekosistem bumi, dan dikategrikan sebagai penggerak utama hilangnya keanekaragaman hayati. Diperkirakan jumlah lahan yang diubah oleh manusia antara 39%-50%. Degradasi lahan, penurunan fungsi dan produktivitas ekosistem jangka panjang, diperkirakan terjadi pada 24% lahan di dunia. Laporan FAO menyatakan bahwa manajemen lahan sebagai penggerak utama degradasi dan 1.5 miliar orang bergantung pada lahan yang terdegradasi. Deforestasi, desertifikasi, erosi tanah, kehilangan kadar mineral, dan salinisasi adalah contoh bentuk degradasi tanah. Eutrofikasi adalah peningkatan populasi alga dan tumbuhan air di ekosistem perairan akibat aliran nutrisi dari lahan pertanian. Hal ini mampu menyebabkan hilangnya kadar oksigen di air ketika jumlah alga dan tumbuhan air yang mati dan membusuk di perairan bertambah dan dekomposisi terjadi. Hal ini mampu menyebabkan kebinasaan ikan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan menjadikan air tidak bisa digunakan sebagai air minum dan kebutuhan masyarakat dan industri. Penggunaan pupuk berlebihan di lahan pertanian yang diikuti dengan aliran air permukaan mampu menyebabkan nutrisi di lahan pertanian terkikis dan mengalir terbawa menuju ke perairan terdekat. Nutrisi inilah yang menyebabkan eutrofikasi. Pertanian memanfaatkan 70% air tawar yang diambil dari berbagai sumber di seluruh dunia. Pertanian memanfaatkan sebagian besar air di akuifer, bahkan mengambilnya dari lapisan air tanah dalam laju yang tidak dapat dikembalikan (unsustainable''). Telah diketahui bahwa berbagai akuifer di berbagai tempat padat penduduk di seluruh dunia, seperti China bagian utara, sekitar Sungai Ganga, dan wilayah barat Amerika Serikat, telah berkurang jauh, dan penelitian mengenai ini sedang dilakukan di akuifer di Iran, Meksiko, dan Arab Saudi. Tekanan terhadap konservasi air terus terjadi dari sektor industri dan kawasan urban yang terus mengambil air secara tidak lestari, sehingga kompetisi penggunaan air bagi pertanian meningkat dan tantangan dalam memproduksi bahan pangan juga demikian, terutama di kawasan yang langka air. Penggunaan air di pertanian juga dapat menjadi penyebab masalah lingkungan, termasuk hilangnya rawa, penyebaran penyakit melalui air, dan degradasi lahan seperti salinisasi tanah ketika irigasi tidak dilakukan dengan baik. Pestisida Penggunaan pestisida telah meningkat sejak tahun 1950-an, menjadi 2.5 juta ton per tahun di seluruh dunia. Namun tingkat kehilangan produksi pertanian tetap terjadi dalam jumlah yang relatif konstan. WHO memperkirakan pada tahun 1992 bahwa 3 juta manusia keracunan pestisida setiap tahun dan menyebabkan kematian 200 ribu jiwa. Pestisida dapat menyebabkan resistansi pestisida pada populasi hama sehingga pengembangan pestisida baru terus berlanjut. Argumen alernatif dari masalah ini adalah pestisida merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi pangan pada lahan yang terbatas, sehingga dapat menumbuhkan lebih banyak tanaman pertanian pada lahan yang lebih sempit dan memberikan ruang lebih banyak bagi alam liar dengan mencegah perluasan lahan pertanian lebih ekstensif. Namun berbagai kritik berkembang bahwa perluasan lahan yang mengorbankan lingkungan karena peningkatan kebutuhan pangan tidak dapat dihindari, dan pestisida hanya menggantikan praktik pertanian yang baik yang ada seperti rotasi tanaman. Rotasi tanaman mencegah penumpukan hama yang sama pada satu lahan sehingga hama diharapkan menghilang setelah panen dan tidak datang kembali karena tanaman yang ditanam tidak sama dengan yang sebelumnya. Perubahan iklim Pertanian adalah salah satu yang mempengaruhi perubahan iklim, dan perubahan iklim memiliki dampak bagi pertanian. Perubahan iklim memiliki pengaruh bagi pertanian melalui perubahan temperatur, hujan (perubahan periode dan kuantitas), kadar karbon dioksida di udara, radiasi matahari, dan interaksi dari semua elemen tersebut. Kejadian ekstrem seperti kekeringan dan banjir diperkirakan meningkat akibat perubahan iklim. Pertanian merupakan sektor yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Suplai air akan menjadi hal yang kritis untuk menjaga produksi pertanian dan menyediakan bahan pangan. Fluktuasi debit sungai akan terus terjadi akibat perubahan iklim. Negara di sekitar sungai Nil sudah mengalami dampak fluktuasi debit sungai yang mempengaruhi hasil pertanian musiman yang mampu mengurangi hasil pertanian hingga 50%. Pendekatan yang bersifat mengubah diperlukan untuk mengelola sumber daya alam pada masa depan, seperti perubahan kebijakan, metode praktik, dan alat untuk mempromosikan pertanian berbasis iklim dan lebih banyak menggunakan informasi ilmiah dalam menganalisis risiko dan kerentanan akibat perubahan iklim. Pertanian dapat memitigasi sekaligus memperburuk pemanasan global. Beberapa dari peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer bumi dikarenakan dekomposisi materi organik yang berada di tanah, dan sebagian besar gas metanan yang dilepaskan ke atmosfer berasal dari aktivitas pertanian, termasuk dekomposisi pada lahan basah pertanian seperti sawah, dan aktivitas digesti hewan ternak. Tanah yang basah dan anaerobik mampu menyebabkan denitrifikasi dan hilangnya nitrogen dari tanah, menyebabkan lepasnya gas nitrat oksida dan nitro oksida ke udara yang merupakan gas rumah kaca. Perubahan metode pengelolaan pertanian mampu mengurangi pelepasan gas rumah kaca ini, dan tanah dapat difungsikan kembali sebagai fasilitas sekuestrasi karbon. Energi dan pertanian Sejak tahun 1940, produktivitas pertanian meningkat secara signifikan dikarenakan penggunaan energi yang intensif dari aktivitas mekanisasi pertanian, pupuk, dan pestisida. Input energi ini sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil. Revolusi Hijau mengubah pertanian di seluruh dunia dengan peningkatan produksi biji-bijian secara signifikan, dan kini pertanian modern membutuhkan input minyak bumi dan gas alam untuk sumber energi dan produksi pupuk. Telah terjadi kekhawatiran bahwa kelangkaan energi fosil akan menyebabkan tingginya biaya produksi pertanian sehingga mengurangi hasil pertanian dan kelangkaan pangan. Negara industri bergantung pada bahan bakar fosil secara dua hal, yaitu secara langsung dikonsumsi sebagai sumber energi di pertanian, dan secara tidak langsung sebagai input untuk manufaktur pupuk dan pestisida. Konsumsi langsung dapat mencakup penggunaan pelumas dalam perawatan permesinan, dan fluida penukar panas pada mesin pemanas dan pendingin. Pertanian di Amerika Serikat mengkonsumsi sektar 1.2 eksajoule pada tahun 2002, yang merupakan 1% dari total energi yang dikonsumsi di negara tersebut. Konsumsi tidak langsung yaitu sebagai manufaktur pupuk dan pestisida yang mengkonsumsi bahan bakar fosil setara 0.6 eksajoule pada tahun 2002. Gas alam dan batu bara yang dikonsumsi melalui produksi pupuk nitrogen besarnya setara dengan setengah kebutuhan energi di pertanian. China mengkonsumsi batu bara untuk produksi pupuk nitrogennya, sedangkan sebagian besar negara di Eropa menggunakan gas alam dan hanya sebagian kecil batu bara. Berdasarkan laporan pada tahun 2010 yang dipublikasikan oleh The Royal Society, ketergantungan pertanian terhadap bahan bakar fosil terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Bahan bakar yang digunakan di pertanian dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti jenis tanaman, sistem produksi, dan lokasi. Energi yang digunakan untuk produksi alat dan mesin pertanian juga merupakan salah satu bentuk penggunaan energi di pertanian secara tidak pangsung. Sistem pangan mencakup tidak hanya pada produksi pertanian, namun juga pemrosesan setelah hasil pertanian keluar dari lahan usaha tani, pengepakan, transportasi, pemasaran, konsumsi, dan pembuangan dan pengolahan sampah makanan. Energi yang digunakan pada sistem pangan ini lebih tinggi dibandingkan penggunaan energi pada produksi hasil pertanian, dapat mencapai lima kali lipat. Pada tahun 2007, insentif yang lebih tinggi bagi petani penanam tanaman non-pangan penghasil biofuel ditambah dengan faktor lain seperti pemanfaatan kembali lahan tidur yang kurang subur, peningkatan biaya transportasi, perubahan iklim, peningkatan jumlah konsumen, dan peningkatan penduduk dunia, menyebabkan kerentanan pangan dan peningkatan harga pangan di berbagai tempat di dunia. Pada Desember 2007, 37 negara di dunia menghadapi krisis pangan, dan 20 negara telah menghadapi peningkatan harga pangan di luar kendali, yang dikenal dengan kasus krisis harga pangan dunia 2007-2008. Kerusuhan akibat menuntut turunnya harga pangan terjadi di berbagai tempat hingga menyebabkan korban jiwa. Mitigasi kelangkaan bahan bakar fosil Pada kelangkaan bahan bakar fosil, pertanian organik akan lebih diprioritaskan dibandingkan dengan pertanian konvensional yang menggunakan begitu banyak input berbasis minyak bumi seperti pupuk dan pestisida. Berbagai studi mengenai pertanian organik modern menunjukan bahwa hasil pertanian organik sama besarnya dengan pertanian konvensional. Kuba pasca runtuhnya Uni Soviet mengalami kelangkaan input pupuk dan pestisida kimia sehingga usaha pertanian di negeri tersebut menggunakan praktik organik dan mampu memberi makan populasi penduduknya. Namun pertanian organik akan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja dan jam kerja. Perpindahan dari praktik monokultur ke pertanian organik juga membutuhkan waktu, terutama pengkondisian tanah untuk membersihkan bahan kimia berbahaya yang tidak sesuai dengan standar bahan pangan organik. Komunitas pedesaan bisa memanfaatkan biochar dan synfuel yang menggunakan limbah pertanian untuk diolah menjadi pupuk dan energi, sehingga bisa mendapatkan bahan bakar dan bahan pangan sekaligus, dibandingkan dengan persaingan bahan pangan vs bahan bakar yang masih terjadi hingga saat ini. Synfuel dapat digunakan di tempat; prosesnya akan lebih efisien dan mampu menghasilkan bahan bakar yang cukup untuk seluruh aktivitas pertanian organik. Ketika bahan pangan termodifikasi genetik (GMO) masih dikritik karena benih yang dihasilkan bersifat steril sehingga tidak mampu direproduksi oleh petani dan hasilnya dianggap berbahaya bagi manusia, telah diusulkan agar tanaman jenis ini dikembangkan lebih lanjut dan digunakan sebagai penghasil bahan bakar, karena tanaman ini mampu dimodifikasi untuk menghasilkan lebih banyak dengan input energi yang lebih sedikit. Namun perusahaan utama penghasil GMO sendiri, Monsanto, tidak mampu melaksanakan proses produksi pertanian berkelanjutan dengan tanaman GMO lebih dari satu tahun. Di saat yang bersamaan, praktik pertanian dengan memanfaatkan ras tradisional menghasilkan lebih banyak pada jenis tanaman yang sama dan dilakukan secara berkelanjutan. Ekonomi pertanian Ekonomi pertanian adalah aktivitas ekonomi yang terkait dengan produksi, distribusi, dan konsumsi produk dan jasa pertanian. Mengkombinasikan produksi pertanian dengan teori umum mengenai pemasaran dan bisnis adalah sebuah disiplin ilmu yang dimulai sejak akhir abad ke 19, dan terus bertumbuh sepanjang abad ke-20. Meski studi mengenai pertanian terbilang baru, berbagai kecenderungan utama di bidang pertanian seperti sistem bagi hasil pasca Perang Saudara Amerika Serikat hingga sistem feodal yang pernah terjadi di Eropa, telah secara signifikan mempengaruhi aktivitas ekonomi suatu negara dan juga dunia. Di berbagai tempat, harga pangan yang dipengaruhi oleh pemrosesan pangan, distribusi, dan pemasaran pertanian telah tumbuh dan biaya harga pangan yang dipengaruhi oleh aktivitas pertanian di atas lahan telah jauh berkurang efeknya. Hal ini terkait dengan efisiensi yang begitu tinggi dalam bidang pertanian dan dikombinasikan dengan peningkatan nilai tambah melalui pemrosesan bahan pangan dan strategi pemasaran. Konsentrasi pasar juga telah meningkat di sektor ini yang dapat meningkatkan efisiensi. Namun perubahan ini mampu mengakibatkan perpindahan surplus ekonomi dari produsen (petani) ke konsumen, dan memiliki dampak yang negatif bagi komunitas pedesaan. Digitalisasi perlu untuk merespon keterbatasan tenaga kerja dan juga meningkatkan efisiensi yang mampu meningkatkan produktivitas bisnis, value, produk dan konsumen baru men-distruptive teknologi budidaya konvensional. Baik selama proses bahkan hingga memasarkan produk pertanian, digitalisasi begitu efisien. Perlahan, para petani tidak gagap teknologi digital, dan bahkan bisa meningkatkan produkvitas sektor pertanian, hal ini tentu masih banyak tugas untuk mewujudkan petani menjadi petani digital. Kebijakan pemerintah suatu negara dapat mempengaruhi secara signifikan pasar produk pertanian, dalam bentuk pemberian pajak, subsidi, tarif, dan bea lainnya. Sejak tahun 1960-an, kombinasi pembatasan ekspor impor, kebijakan nilai tukar, dan subsidi mempengaruhi pertanian di negara berkembang dan negara maju. Pada tahun 1980-an, para petani di negara berkembang yang tidak mendapatkan subsidi akan kalah bersaing dikarenakan kebijakan di berbagai negara yang menyebabkan rendahnya harga bahan pangan. Di antara tahun 1980-an dan 2000-an, beberapa negara di dunia membuat kesepakatan untuk membatasi tarif, subsidi, dan batasan perdagangan lainnya yang diberlakukan di dunia pertanian. Namun pada tahun 2009, masih terdapat sejumlah distorsi kebijakan pertanian yang mempengaruhi harga bahan pangan. Tiga komoditas yang sangat terpengaruh adalah gula, susu, dan beras, yang terutama karena pemberlakuan pajak. Wijen merupakan biji-bijian penghasil minyak yang terkena pajak paling tinggi meski masih lebih rendah dibandingkan pajak produk peternakan. Namun subsidi kapas masih terjadi di negara maju yang telah menyebabkan rendahnya harga di tingkat dunia dan menekan petani kapas di negara berkembang yang tidak disubsidi. Komoditas mentah seperti jagung dan daging sapi umumnya diharga berdasarkan kualitasnya, dan kualitas menentukan harga. Komoditas yang dihasilkan di suatu wilayah dilaporkan dalam bentuk volume produksi atau berat. Lihat pula Irigasi FAO Daftar perguruan tinggi pertanian di Indonesia Referensi Pranala luar Departemen Pertanian Republik Indonesia Organisasi Pangan dan Pertanian PBB Departemen Pertanian AS
4,687
78
https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra
Sastra
Sastra (Sanskerta: शास्त्र, IAST: śāstra, IPA: /ʃɑstraː/) adalah kata serapan dari bahasa Sanskerta yaitu shaastra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman". Shaastra berasal dari kata dasar śās- atau shaas- () yang berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi, dan tra () yang berarti alat atau sarana. Teks Sastra juga tidak hanya teks yang berisikan tentang intruksi ajaran, lebih dari itu dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Hal yang perlu diketahui juga ada pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekadar teks. Sementara itu sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra. Karena, sastrawan adalah seorang yang menyukai nuansa puitis dan abstraknya, tidak sekadar teks. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu. Pengertian Sastra Sugiantomas, menyatakan bahwa sastra adalah hasil kegiatan kreatif manusia yang dituangkan ke dalam media bahasa, baik lisan maupun tulisan. Sebuah karya seni dapat dikatakan sebagai karya yang bernilai sastra bukan hanya karena bahasa indah, beralun-alun, penuh dengan irama dan perumpamaan, melainkan harus dilihat secara keseluruhan; dari nilai-nilai estetika, nilai-nilai moral, dan nlai-nilai konsepsi yang terdapat dalam karya sastra tersebut. Eagleton, memberi pendapat bahwa sastra karya tulisan indah (belle letters) yang mencatatkan sesuatu dalam bentuk bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangpendekkan dan diputarbalikkan, dijadikan ganjil atau cara penggubahan estetis lainnya melalui alat bahasa. Sumardjo dan Saini KM (1991: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kongkrit yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Semi (1988 : 8) berpendapat bahwa sastra adalah suatu bentuk hasil pekerjaan seni kreatif, yang mana objeknya (subjeknya) adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medium. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sastra merupakan karya seni yang berisi ungkapan ide kreatif manusia yang dituangkan dalam media bahasa, baik lisan maupun tulisan. Ciri-Ciri Sastra Luxemburg, menyatakan tentang ciri sastra, khususnya kekhasannya pada masa romantik. Ciri-ciri itu adalah sebagai berikut. Sastra adalah sebuah kreasi, bukan imitasi atau tiruan. Kreasi itu disebabkan seniman menciptakan dunia baru. Sastra bersifat otonom dan tidak bersifat komunikatif. Sastra mempunyai unsur kohesi yang didalamnya memiliki keselarasan antara bentuk dan isi. Sastra berisi tentang sintesis atau unsur-unsur yang dianggap bertentangan, baik yang disadari maupun tidak. Misalnya pertentangan antara ruh dan benda, pria dan wanita, dsb. Sastra berisi ungkapan-ungkapan yang tidak bisa terungkapkan. Terkait dengan perbedaan sastra dengan karya ilmiah dari segi bahasanya, Emzir dan Saifur Rohman, menyampaikan hal berikut. Bahasa sastra bersifat konotasi sedangkan bahasa karya ilmiah bersifat denotasi. Bahasa sastra bersifat homonim sedangkan bahasa karya ilmiah bersifat struktur. Bahasa sastra bersifat ekspresif sedngakn bahasa ilmiah bersifat logis. Bahasa sastra lebih mementingkan simbol yang mewadahi gagasan tertentu, sedangkan bahasa karya ilmiah lebih mementingkan skema atau * bagan-bagan untuk menjelaskan gagasan tertentu. Bahasa sastra diungkapkan secara estetis, sedangkan bahasa ilmiah diungkapkan secara normatif. Genre/Bentuk sastra Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah: Prosa Cerpen Novel Roman Puisi Sandiwara/drama Skenario Bacaan anak Aliran/Gerakan sastra Berikut adalah daftar gerakan sastra utama: Akmeisme Avant-garde Dadaisme Futurisme Egofuturisme Kubofuturisme Imaginisme Imagisme Barok Marinisme Ekspresionisme Impresionisme Klasisisme Klasisisme Weimar Mannerisme Minimalisme Modernisme Parnassianisme Pascamodernisme Puisi konfesional Siberpunk Pop Fiksi metropop Pra-Raphaelite Realisme Naturalisme Realisme magis Realisme sosial Realisme sosialis Renaisans Romantisisme Romantisisme Jerman Neo-romantisisme Sentimentalisme Simbolisme Surealisme Sastra Nusantara Sastra Aceh Sastra Bali Sastra Banjar Sastra Batak Sastra Bugis Sastra Indonesia Sastra Jawa Sastra Kangean Sastra Lampung Sastra Lombok Sastra Madura Sastra Makassar Sastra Melayu Sastra Minangkabau Sastra Sasak Sastra Sunda Sastra Barat (Eropa dan jajahannya) Sastra Belanda Sastra Inggris Sastra Italia Sastra Jerman Sastra Latin Sastra Prancis Sastra Rusia Sastra Spanyol Sastra Yunani Sastra Asia Sastra Arab Sastra Tiongkok Sastra Ibrani Sastra India Modern Sastra Jepang Sastra Parsi Sastra Sanskerta Sastra Melayu Sastra dunia Sastra Dunia Referensi Lihat pula Aksara Nusantara Daftar sastrawan Indonesia Prasasti Nusantara
688
80
https://id.wikipedia.org/wiki/Sutardji%20Calzoum%20Bachri
Sutardji Calzoum Bachri
Sutardji Calzoum Bachri (lahir 24 Juni 1941) adalah seorang penyair kontemporer terkemuka Indonesia. Berkat dedikasinya terhadap perkembangan syair di Indonesia, ia dijuluki sebagai Presiden Penyair Indonesia dan diberi gelar Datuk Seri Pujangga Utama. Selain itu, ia merupakan pelopor penyair angkatan 1970-an. Sutardji juga dikenal dengan ungkapan "Kredo Puisi" yang menyatakan bahwa kata-kata harus terbebas dari pengertian dan beban ide. Kredo Puisi memberikan pemahaman pembaca terhadap karya-karya sajak dan sikap kepenyairannya. Kehidupan pribadi Sutardji adalah anak dari pasangan Mohammad Bachri dan May Calzoum. Ayahnya berasal dari Prembun, Jawa Tengah, sedangkan ibunya berasal dari Tambelan, Kepulauan Riau. Sejak remaja, ayahnya merantau ke Riau dan menetap di sana hingga memperoleh jabatan Ajun Inspektur Polisi, Kepolisian Negara, Kementerian Dalam Negeri. Ia merupakan anak kelima dari sebelas bersaudara. Karier Setelah lulus SMA, ia melanjutkan studinya ke Fakultas Sosial Politik, jurusan Administrasi Negara, Universitas Padjadjaran, Bandung. Saat menjadi mahasiswa, ia memulai proses kreatifnya di usia dua puluh lima tahun, yaitu pada tahun 1966. Ia mengirimkan sajak dan esai kepada surat kabar dan mingguan yang terletak di Bandung dan Jakarta. Pada tahun 1971, kumpulan puisi pertamanya yang berjudul O dimuat dalam majalah sastra Horison. Lalu pada tahun 1972, kumpulan puisinya yang berjudul Amuk dimuat oleh majalah yang sama. Karya ini berhasil mendapatkan Hadiah Puisi Dewan Kesenian Jakarta pada 1976/1977. Pada 30 Maret 1973, Sutardji dikenal dengan "Kredo Puisi" yang menyatakan gagasan dan pemikirannya terhadap kata dan bahasa dalam sajak. Dalam Kredo Puisi tersebut, ia berpendapat bahwa kata-kata harus bebas dalam menentukan dirinya karena kata-kata itu sendiri adalah pengertian. Maka dari itu, kata-kata di dalam sajak Sutardji dapat ditulis sungsang, dipotong, atau bahkan dibalik susunannya. Menurutnya, menulis puisi adalah mengembalikan asal mula kata sebagai mantra. Hal ini memperluas pandangan persajakan Indonesia pada masanya. Manifesto itu diterbitkan di Horison pada Desember 1974. Pada tahun 1979, ia menerbitkan kumpulan puisi ketiganya yang berjudul Kapak. Ketiga karya kumpulan puisi tersebut digabungkan dan diterbitkan kembali oleh Sinar Harapan dengan judul O, Amuk, Kapak. Selain menulias sajak, ia juga menulis cerita pendek. Salah satunya adalah kumpulan cerpen berjudul Hujan Menulis Ayam yang diterbitkan oleh Indonesia Tera pada tahun 2001. Ia pernah bekerja sebagai redaktur di majalah Horison dan menjadi redaktur senior pada 1966. Selain itu, ia juga bekerja di majalah mingguan Fokus. Setelah berhenti menjadi redaktur di majalah Horison, ia menjadi redaktur rubrik budaya "Bentara" di harian Kompas dan menangani puisi pada tahun 2000 hingga 2002. Pekerjaannya sebagai redaktur di "Bentara" memberinya kesempatan untuk membuat karya esai. Kumpulan esainya yang berjudul Gerak Esai dan Ombak Sajak Anno 2001 dan Hijau Kelon & Puisi 2002 merupakan dua esai yang menjadi pengantar dalam kumpulan puisi "Bentara". Pada musim panas tahun 1974, Sutardji mengikuti International Poetry Reading di Rotterdam, Belanda. Kemudian ia mengikuti seminar International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa, Amerika Serikat, sejak Oktober 1974 hingga April 1975. Karya O, kumpulan puisi (Stensilan 1973) Amuk, kumpulan puisi (1973—1976) Kapak, kumpulan puisi (1976—1979) O, Amuk, Kapak, kumpulan puisi (1981) Hujan Menulis Ayam, kumpulan cerpen (2001) Isyarat, kumpulan esai (2007) Atau Ngit Cari Agar, kumpulan puisi (2008) Kecuali, kumpulan pu9isi (2021) Sejumlah sajaknya telah diterjemahkan Harry Aveling ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan dalam antologi Arjuna in Meditation (Kolkata, India, 1976), Writing from the World (Amerika Serikat), Westerly Review (Australia) dan dalam dua antologi berbahasa Belanda: Dichters in Rotterdam (Rotterdamse Kunststichting, 1975) dan Ik wil nog duizend jaar leven, negen moderne Indonesische dichters (1979). Empat sajaknya yakni "Shang Hai", "Solitude", "Batu", dan "Tanah Air Mata" diterjemahkan ke bahasa Rusia dan dimuat dalam buku Mencari Mimpi. Puisi Modern Indonesia dalam Terjemahan Victor Pogadaev yang diterbitkan di Moskow pada tahun 2016. Penghargaan Kumpulan puisi Amuk (1976) mendapatkan Hadiah Puisi Dewan Kesenian Jakarta (1976/1977) The S.E.A. Write Award (1979) dari Kerajaan Thailand Anugerah Seni Pemerintah Republik Indonesia (1993) Anugerah Sastra Chairil Anwar dari Dewan Kesenian Jakarta (1998) Anugerah Sastra Dewan Kesenian Riau (2000) Gelar Sastrawan Perdana oleh Pemerintahan Daerah Riau (2001) Anugerah Sastra Majelis Sastra Asia Tenggara (2006) di Bandar Seri Begawan, Brunei Daussalam Anugerah Seni Akademi Jakarta (2007) Bintang Budaya Parama Dharma (2008) dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Bakrie Award (2008) Anugerah gelar "Datuk Seri Pujangga Utama" dari Lembaga Adat Melayu Riau (2018) Kajian tentang Sutardji Popo Iskandar. "Sutardji Calzoum Bachri: Potret Seorang Penyair Muda dan Karyanya". Budaya Jaya. Desember 1973 Umar Junus. "Misteri dalam Mantra". Budaya Jaya. Januari 1979 Dami N. Toda. Hamba-Hamba Kebudayaan. 1984. A. Teeuw. "Terikat dalam Pembebasan Kata" dalam Tergantung Pada Kata. Pustaka Jaya: 1983 (cetakan kedua) Referensi Penyair Indonesia Tokoh dari Indragiri Hulu Tokoh Angkatan 66 Tokoh Angkatan 70 Sastrawan Indonesia
747
81
https://id.wikipedia.org/wiki/Sapardi%20Djoko%20Damono
Sapardi Djoko Damono
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono () adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka. Ia kerap dipanggil dengan singkatan namanya, SDD. Ia adalah putra pertama pasangan Sadyoko dan Saparian. Sapardi dikenal melalui berbagai puisinya mengenai hal-hal sederhana namun penuh makna kehidupan, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum. Dalam dunia kesastraan Indonesia, Sapardi kerap dipandang sebagai sastrawan angkatan 1970-an. Biografi dan karier Pendidikan Masa mudanya dihabiskan di Surakarta dan jalur pendidikan dasar ditempuhnya di SD Inpres Nagaraherang. Pendidikan menengah ditempuh di SMP Negeri 2 Surakarta (lulus 1955) dan SMA Negeri 2 Surakarta (lulus 1958). Pada masa ini, Sapardi sudah menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang Bahasa Inggris di Jurusan Sastra Barat, Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Setelah sempat menempuh studi di University of Hawaii, Honolulu, Sapardi menempuh program doktor di Fakultas Sastra UI dan lulus pada tahun 1989. Karier Selepas lulus kuliah (1964), Sapardi sempat menjadi pengajar pada Fakultas Keguruan Sastra dan Seni IKIP Malang di Madiun sampai 1968. Pada 1973, setelah sempat bekerja di Semarang, ia pindah ke Jakarta untuk menjadi direktur pelaksana Yayasan Indonesia yang menerbitkan majalah sastra Horison. Sejak 1974, ia mengajar di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia. Sapardi ditunjuk sebagai Dekan Fakultas Sastra UI periode 1995-1999 setelah sebelumnya diangkat sebagai guru besar. Pada masa tersebut, Sapardi juga menjadi redaktur majalah Horison, Basis, Kalam, Pembinaan Bahasa Indonesia, Majalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia, dan country editor majalah Tenggara di Kuala Lumpur. Selepas purnatugas sebagai dosen di UI pada tahun 2005, Sapardi masih mengajar di Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta sambil tetap menulis fiksi maupun nonfiksi. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar. Penghargaan Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Di antaranya adalah Cultural Award (Australia, 1978), Anugerah Puisi Putra (Malaysia, 1983), SEA Write Award (Thailand, 1986), Anugerah Seni Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990), Kalyana Kretya dari Menristek RI (1996), Achmad Bakrie Award (Indonesia, 2003), Akademi Jakarta (Indonesia, 2012), Habibie Award (Indonesia, 2016), dan ASEAN Book Award (2018). Kehidupan pribadi Sapardi menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri. Ia meninggal dunia pada 19 Juli 2020 di Rumah Sakit Eka BSD, Tangerang Selatan, setelah sempat dirawat karena penurunan fungsi organ tubuh. Ia meninggal pukul 09.17. Sejak Sabtu sehari sebelumnya, ia mengalami pendarahan hebat. Hingga hari Minggu pada pukul 08.00 ia masih dapat berkomunikasi. Setelah intervensi pada paru-parunya guna mengeluarkan dahak, ia tak memberi respon hingga dinyatakan meninggal pada pukul 09:17 WIB. Tempat peristirahatan terakhirnya adalah Taman Pemakaman Giritama, Giri Tonjong, Kabupaten Bogor. Filmografi Film Karya-karya Sajak-sajak Sapardi telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja aktif menulis puisi, tetapi juga cerita pendek. Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esai, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola. Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti "Aku Ingin" (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), "Hujan Bulan Juni", "Pada Suatu Hari Nanti", "Akulah si Telaga", dan "Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari". Popularitas puisi-puisi ini semakin meningkat setelah dilakukan musikalisasi puisi oleh mantan-mantan mahasiswanya di FIB UI, yaitu Ags Arya Dipayana, Umar Muslim, Tatyana Soebianto, Reda Gaudiamo, dan Ari Malibu. Dari hasil musikalisasi puisi tersebut, salah satu album yang terkenal adalah oleh Reda dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua Ibu"). Selain itu, Ananda Sukarlan juga melakukan interpretasi atas beberapa puisi karya Supardi pada 2007. Berikut ini adalah karya-karya Supardi Djoko Damono (berupa kumpulan puisi) serta beberapa esai. Sastra Duka-Mu Abadi (1969; kumpulan puisi 1967-1968) Lelaki Tua dan Laut (1973; terjemahan karya Ernest Hemingway) Mata Pisau (1974; kumpulan puisi 1969-1971) Sepilihan Sajak Giórgos Seféris (1975; terjemahan karya Giórgos Seféris) Puisi Klasik Cina (1976; terjemahan) Lirik Klasik Parsi (1977; terjemahan) Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak (1982, Pustaka Jaya) Perahu Kertas (1983; kumpulan puisi) Sihir Hujan (1984; mendapat penghargaan Puisi Putera II di Malaysia) Water Color Poems (1986; translated by John H. McGlynn) Suddenly The Night: The Poetry of Sapardi Djoko Damono (1988; translated by John H. McGlynn) Afrika yang Resah (1988; terjemahan karya Okot p'Bitek) Mendorong Jack Kuntikunti: Sepilihan Sajak dari Australia (1991; antologi sajak Australia, dikerjakan bersama R:F: Brissenden dan David Broks) Hujan Bulan Juni (1994; kumpulan puisi 1959-1994) Black Magic Rain (1994; translated by Harry G Aveling) Arloji (1998; kumpulan puisi) Ayat-ayat Api (2000; kumpulan puisi) Pengarang Telah Mati (2001; kumpulan cerpen) Mata Jendela (2002; kumpulan puisi) Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro? (2002; kumpulan puisi) Membunuh Orang Gila (2003; kumpulan cerpen) Nona Koelit Koetjing: Antologi cerita pendek Indonesia Periode Awal (1870an - 1910an)" (2005; salah seorang penyusun) Mantra Orang Jawa (2005; puitisasi mantra tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia) Before Dawn: The Poetry of Sapardi Djoko Damono (2005; translated by John H. McGlynn) Kolam (2009; kumpulan puisi) Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita (2012; kumpulan puisi) Namaku Sita (2012; kumpulan puisi) The Birth of I La Galigo (2013; puitisasi epos "I La Galigo" terjemahan Muhammad Salim, kumpulan puisi dwibahasa bersama John H. McGlynn) Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak (edisi 1994 yang diperkaya dengan sajak-sajak sejak 1959, 2013; kumpulan puisi) Trilogi Soekram (2015; novel) Hujan Bulan Juni (2015; novel) Melipat Jarak (2015, kumpulan puisi 1998-2015) Suti (2015, novel) Pingkan Melipat Jarak (2017; novel) Yang Fana Adalah Waktu (2018; novel) Sepasang Sepatu Tua (2019; kumpulan cerpen) Segi Tiga (2020; novel) Mboel: 80 Sajak (2020; kumpulan puisi) Musikalisasi puisi Musikalisasi puisi karya Sapardi dimulai pada tahun 1987 ketika beberapa mahasiswanya membantu program Pusat Bahasa, membuat musikalisasi puisi karya beberapa penyair Indonesia. Kegiatan tersebut sebagai upaya mengapresiasikan sastra kepada siswa SLTA. Saat itulah tercipta musikalisasi "Aku Ingin" oleh Ags Arya Dipayana dan "Hujan Bulan Juni" oleh Umar Muslim. Kelak, "Aku Ingin" diaransemen ulang oleh Dwiki Dharmawan dan menjadi bagian dari soundtrack Cinta dalam Sepotong Roti (1991), yang dibawakan oleh Ratna Octaviani. Beberapa tahun kemudian, lahirlah album Hujan Bulan Juni (1990) yang seluruhnya merupakan musikalisasi dari sajak-sajak Sapardi Djoko Damono. Duet Reda Gaudiamo dan Ari Malibu adalah bagian dari sejumlah penyanyi, yang merupakan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Album Hujan dalam Komposisi menyusul dirilis pada tahun 1996 dari komunitas yang sama. Karena banyaknya permintaan, album Gadis Kecil (2006) diprakarsai oleh duet Dua Ibu, yang terdiri atas Reda Gaudiamo dan Tatyana dirilis, lalu dilanjutkan oleh album Becoming Dew (2007) dari duet Reda dan Ari Malibu. Ananda Sukarlan pada Tahun Baru 2008 juga mengadakan konser kantata Ars Amatoria yang berisi interpretasinya atas puisi-puisi SDD serta karya beberapa penyair lain. Nonsastra Sastra Lisan Indonesia (1983), ditulis bersama Subagio Sastrowardoyo dan A. Kasim Achmad. Seri Bunga Rampai Sastra ASEAN. Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan Dimensi Mistik dalam Islam (1986), terjemahan karya Annemarie Schimmel "Mystical Dimension of Islam", salah seorang penulis. Jejak Realisme dalam Sastra Indonesia (2004), salah seorang penulis. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978). Politik Ideologi dan Sastra Hibrida (1999). Priayi Abangan: Dunia Novel Jawa 1950 (2000) Pegangan Penelitian Sastra Bandingan (2005). Babad Tanah Jawi (2005; penyunting bersama Sonya Sondakh, terjemahan bahasa Indonesia dari versi bahasa Jawa karya Yasadipura, Balai Pustaka 1939). Bilang Begini, Maksudnya Begitu (2014), buku apresiasi puisi. Alih Wahana (2013) Kebudayaan (Populer) (di Sekitar) Kita (2011) Tirani Demokrasi (2014) Lihat pula Chairil Anwar Joko Pinurbo Triyanto Triwikromo Referensi Pranala luar Profil di TokohIndonesia.com S.E.A Write Award Artikel tentang acara Puisi Cinta Sapardi Djoko Damono dari Kompas Online, diakses 19 Februari 2008. Alumni SMK Mitra Batik Tasikmalaya Alumni Universitas Gadjah Mada Tokoh dari Surakarta Tokoh Angkatan 66 Tokoh Jawa Tengah Tokoh Jawa Sastrawan Indonesia Penyair Indonesia
1,237
83
https://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi
Sulawesi
Sulawesi (baca: sulawési, ), dahulu pernah dikenal sebagai Celebes ( atau ) adalah sebuah pulau di Indonesia. Sulawesi merupakan salah satu dari empat Kepulauan Sunda Besar dan merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Pulau Sulawesi terletak di sebelah timur Pulau Kalimantan, sebelah barat Kepulauan Maluku, dan sebelah selatan Mindanao dan Kepulauan Sulu, Filipina. Di Indonesia, hanya Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan, dan Papua yang lebih besar luas wilayahnya serta hanya Pulau Jawa, serta Pulau Sumatra yang memiliki populasi lebih banyak dari Sulawesi. Bentang alam di Sulawesi mencakup empat semenanjung, yakni Semenanjung Utara, Semenanjung Timur, Semenanjung Selatan, dan Semenanjung Tenggara. Ada tiga teluk yang memisahkan semenanjung-semenanjung ini, yaitu Teluk Tomini (Teluk Gorontalo) yang membentang di wilayah perairan selatan dari Semenanjung Minahasa, Semenanjung Gorontalo, dan Semenanjung Tomini (Tomini Bocht), Teluk Tolo di antara Semenanjung Timur dan Tenggara, dan Teluk Bone di antara Semenanjung Selatan dan Tenggara. Selat Makassar membentang di sepanjang sisi barat pulau dan memisahkan pulau ini dari Kalimantan. Selain itu, Sulawesi juga terletak di antara pertemuan tiga lempeng, yakni Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Hal ini menyebabkan Sulawesi memiliki struktur tektonik yang sangat kompleks. Etimologi Nama Sulawesi diperkirakan berasal dari kata dalam bahasa-bahasa di Sulawesi Tengah yaitu kata sula yang berarti nusa (pulau) dan kata mesi yang berarti besi (logam), yang mungkin merujuk pada praktik perdagangan bijih besi hasil produksi tambang-tambang yang terdapat di sekitar Danau Matano, dekat Sorowako, Luwu Timur. Sedangkan bangsa/orang-orang Portugis yang datang sekitar abad 14–15 masehi adalah bangsa asing pertama yang menggunakan nama Celebes untuk menyebut pulau Sulawesi secara keseluruhan. Geografi Sulawesi adalah pulau terbesar kesebelas di dunia dan meliputi area seluas 174.600 km2. Bagian tengah pulau ini bergunung-gunung dengan permukaan kasar sehingga semenanjung di Sulawesi pada dasarnya jauh satu sama lain dan lebih mudah dijangkau melalui laut daripada melalui jalan darat. Ada tiga teluk yang membagi semenanjung-semenanjung di Sulawesi, dari utara ke selatan, yaitu Teluk Tomini (Teluk Gorontalo) Teluk Tolo, Teluk Bone Ketiganya memisahkan Semenanjung Minahasa atau Semenanjung Utara, Semenanjung Timur, Semenanjung Tenggara, dan Semenanjung Selatan. Adapun Selat Makassar membentang di sepanjang sisi barat pulau ini. Sulawesi dikelilingi oleh Kalimantan di sebelah barat, oleh Filipina di sebelah utara, oleh Maluku di timur, serta oleh Flores dan Timor di selatan. Kepulauan kecil Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud membentang ke utara dari ujung timur laut Sulawesi, sementara Pulau Buton dan pulau-pulau tetangganya berbatasan dengan semenanjung tenggara. Kepulauan Ponelo yang berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi menjeng benteng alam dengan gugusan pulau-pulau konservasi penyu dan wisata alam disekitarnya. Kepulauan Togean berada di tengah Teluk Tomini; Pulau Peleng serta Kepulauan Banggai membentuk sebuah gugusan pulau antara Sulawesi dan Maluku. Kepulauan Selayar membentuk semenanjung yang membentang ke selatan dari bagian barat daya Sulawesi hingga ke Laut Flores. Secara administratif, Kepulauan Selayar merupakan bagian dari Sulawesi Selatan. Semua pulau yang disebutkan di atas dan pulau-pulau yang lebih kecil secara administratif merupakan bagian dari enam provinsi di Sulawesi. Geologi Pulau ini terbentuk melalui lekukan tepi laut dalam yang mengelilinginya hingga wilayah pedalaman berupa pegunungan yang tinggi dan sebagian besar nonvulkanik. Gunung berapi aktif ditemukan di Semenanjung Minahasa yang berada di sisi timur dari Semenanjung Utara Sulawesi dan terus membentang ke utara menuju Kepulauan Sangihe. Daerah ini merupakan tempat bagi beberapa gunung berapi aktif seperti Gunung Lokon, Gunung Awu, Soputan, dan Karangetang. Menurut rekonstruksi lempeng, pulau ini diyakini terbentuk melalui proses tumbukan terran antara Lempeng Asia (yang membentuk semenanjung barat dan barat daya) dan Lempeng Australia (yang membentuk semenanjung tenggara dan Banggai) dengan busur kepulauan yang sebelumnya berada di Samudera Pasifik (dan membentuk semenanjung utara dan timur). Karena ketidakstabilan riwayat tektoniknya, berbagai sesar terbentuk dan pulau ini menjadi rawan gempa bumi. Sulawesi, berbeda dengan sebagian besar pulau lainnya di wilayah biogeografis Wallacea, tidak sepenuhnya memiliki sifat samudera, tetapi merupakan pulau komposit di pusat zona tabrakan Asia-Australia. Bagian dari pulau ini sebelumnya menyatu, entah pada batas benua Asia atau Australia, sebelum akhirnya terpisah dari benua asalnya melalui proses vikarian. Di sebelah barat, pembukaan Selat Makassar memisahkan Sulawesi Barat dari Sundaland pada zaman Eosen sekitar 45 juta tahun yang lalu. Di sebelah timur, pandangan awam tentang tumbukan yang melibatkan beberapa fragmen benua yang terpisah dari Pulau Nugini dengan batas volkanik aktif di Sulawesi Barat pada waktu yang berbeda sejak zaman Miosen Awal sekitar 20 juta tahun yang lalu baru-baru ini digantikan oleh hipotesis bahwa fragmen tambahan tersebut merupakan hasil dari tabrakan tunggal yang terjadi pada zaman Miosen antara Sulawesi Barat dengan Titik Sula yang merupakan ujung barat dari sabuk lipat kuno asal Variskan pada zaman Paleozoikum Akhir. Sejarah Salah satu Kerajaan pertama di Pulau Sulawesi yang tercatat dalam sejarah Nusantara adalah Kerajaan Suwawa (sekarang masuk wilayah Provinsi Gorontalo) yang terbentuk sejak tahun 500-an Masehi atau abad ke-6 dengan telur Burung Maleo sebagai alat transaksi jual beli. Sejak abad ke-13, akses terhadap barang perdagangan berharga dan sumber mineral besi mulai mengubah pola lama budaya di Sulawesi, dan ini memungkinkan individu yang ambisius untuk membangun unit politik yang lebih besar. Tidak diketahui mengapa kedua hal tersebut muncul bersama-sama, mungkin salah satu adalah hasil yang lain. Pada 1400-an, sejumlah kerajaan pertanian yang baru telah muncul di barat lembah Cenrana, serta di daerah pantai selatan dan di pantai timur dekat Parepare yang modern. Orang-orang Eropa pertama yang mengunjungi pulau ini (yang dipercayai sebagai negara kepulauan karena bentuknya yang mengerut) adalah pelaut Portugis pada tahun 1525, dikirim dari Maluku untuk mencari emas, yang kepulauan memiliki reputasi penghasil. Belanda tiba pada tahun 1605 dan dengan cepat diikuti oleh Inggris, lalu mendirikan pabrik di Makassar. Sejak 1660, Belanda berperang melawan Kerajaan Gowa Makasar terutama di bagian pesisir barat yang berkuasa. Pada tahun 1669, Laksamana Speelman memaksa penguasa, Sultan Hasanuddin, untuk menandatangani Perjanjian Bongaya, yang menyerahkan kontrol perdagangan ke Perusahaan Hindia Belanda. Belanda dibantu dalam penaklukan mereka oleh panglima perang Bugis Arung Palakka, penguasa kerajaan Bugis Bone. Belanda membangun benteng di Ujung Pandang, sedangkan Arung Palakka menjadi penguasa daerah dan kerajaan Bone menjadi dominan. Perkembangan politik dan budaya tampaknya telah melambat sebagai akibat dari status quo. Pada tahun 1905 seluruh Sulawesi menjadi bagian dari koloni negara Belanda dari Hindia Belanda sampai pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II. Selama Revolusi Nasional Indonesia, "Turk" Westerling Kapten Belanda membunuh sedikitnya 4.000 orang selama Kampanye Sulawesi Selatan Setelah penyerahan kedaulatan pada Desember 1949, Sulawesi menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). Dan pada tahun 1950 menjadi tergabung dalam kesatuan Republik Indonesia. Pada saat kemerdekaan Indonesia, Sulawesi berstatus sebagai provinsi dengan bentuk pemerintahan otonom di bawah pimpinan seorang Gubernur. Provinsi Sulawesi ketika itu beribu kota di Makassar, dengan Gubernur Sam Ratulangi. Bentuk sistem pemerintahan provinsi ini merupakan perintis bagi perkembangan selanjutnya, hingga dapat melampaui masa-masa di saat Sulawesi berada dalam Negara Indonesia Timur (NIT) dan kemudian NIT menjadi negara bagian dari negara federasi Republik Indonesia Serikat (RIS). Saat RIS dibubarkan dan kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Sulawesi statusnya dipertegas kembali menjadi provinsi. Status Provinsi Sulawesi ini kemudian terus berlanjut sampai pada tahun 1960. Gubernur Sulawesi Sam Ratulangi (1945–1949) Bernard Wilhelm Lapian (1949–1951) Raden Soediro Hardjodisastro (1951–1953) Andi Burhanuddin (1953) Lanto Daeng Pasewang (1953–1956) Andi Pangerang Pettarani (1956–1960) Mulai tahun 1960, Sulawesi terdiri dari dua buah Daerah Tingkat I, yaitu Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah. Pada tahun 1964 dibentuk Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah, yang dipisahkan dari Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah, sedangkan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah diubah menjadi Daerah Tingkat I Sulawesi Utara. Demikian pula Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dibentuk terpisah dari Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara, sedangkan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara diubah menjadi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. Mulai tahun 1999 pemakaian istilah Daerah tingkat I dihilangkan, sehingga ke-empat wilayah di atas sebutannya berubah masing-masing menjadi provinsi. Memasuki era Reformasi seiring dengan munculnya pemekaran wilayah berkenaan dengan otonomi daerah, terbentuk Provinsi Gorontalo pada tahun 2000, dan kemudian Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2004. Pemerintahan Setelah Indonesia merdeka dari penjajahan, sentralisasi dan otonomi daerah menguat sehingga mendorong pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri dan otonomi daerah membagi-bagi wilayah administratif di Pulau Sulawesi menjadi beberapa provinsi. Pulau Sulawesi pertama kali dibagi menjadi dua provinsi dengan nama Provinsi Sulawesi Selatan Tenggara dan provinsi Sulawesi Utara Tengah. Pada tahun 1959 sampai 1960-an, terjadi pemekaran wilayah sehingga Pulau Sulawesi terbagi menjadi 4 provinsi dengan masing-masing ibukotanya yaitu provinsi Sulawesi Selatan (Kota Makassar). provinsi Sulawesi Tengah (Kota Palu), provinsi Sulawesi Utara (Kota Manado), dan provinsi Sulawesi Tenggara (Kota Kendari). Dalam perkembangannya, pemerintahan daerah di Sulawesi menyusun suatu strategi pengembangan wilayah dengan merujuk bentuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang dibentuk oleh pemerintahan Indonesia. Daerah otonomi baru kembali terbentuk di Sulawesi pada tahun 2000 dengan pemekaran sebagian wilayah Sulawesi Utara menjadi provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-undang Nomor 38 Tahun 2000 yang ditetapkan pada tanggal 22 Desember 2000. Provinsi baru kembali terbentuk di Pulau Sulawesi dengan pemekaran provinsi Sulawesi Barat dari provinsi Sulawesi Selatan pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri melalui Undang-Undang Nomor 26 tahun 2004 yang tertanggal 5 Oktober 2004. Sulawesi Tengah merupakan provinsi terbesar dengan luas wilayah daratan 68,033 kilometer persegi dan luas laut mencapai 189,480 kilometer persegi yang mencakup semenanjung bagian timur dan sebagian semenanjung bagian utara serta Kepulauan Togean di Teluk Tomini (Teluk Gorontalo) dan pulau-pulau di Banggai Kepulauan di Teluk Tolo. Sebagian besar daratan di provinsi ini bergunung-gunung (42.80% berada di atas ketinggian 500 meter dari permukaan laut) dan Katopasa adalah gunung tertinggi dengan ketinggian 2.835 meter dari permukaan laut. Kota besar Berikut 10 kota besar di Sulawesi berdasarkan jumlah populasi tahun 2010. Lihat Pula Daftar kota di Indonesia menurut jumlah penduduk. Sumber daya alam Tumbuhan Semenjak Kebun Raya Bogor berdiri pada 1817, beberapa botanis Eropa seperti Reinwardt, Forsten, Teijsmann dan Beccari, sudah melakukan eksplorasi keanekaragaman tumbuhan di Sulawesi. Sebagian besar kolektor mengunjungi wilayah yang berdekatan dengan permukiman penduduk, seperti di sekitar Makassar, Manado dan Buton. Eksplorasi flora di Sulawesi bagian tengah dimulai pada saat Ekspedisi Sulawesi oleh Louis van Vuuren pada tahun 1912-1914. Ekspedisi ini menyisir wilayah Sulawesi bagian barat sampai ke Semenanjung Selatan , meliputi dua wilayah pegunungan Quarles , Latimojong, serta dataran tinggi Toraja. Beberapa spesies baru berhasil ditemukan pada ekspedisi ini, diantaranya : Rhododendron vanvuurenii J.J.Sm (Ericaceae) Bulbophyllum vanvuurenii J.J.Sm (Orchidaceae) Dendrochilum muriculatum J.J.Sm Begonia rachmatii Tebbitt (Begoniaceae) Eksplorasi flora di wilayah Mamasa dilakukan oleh Monod de Froideville, seorang botanis Rijksherbarium Leiden, Belanda, pada 1939. Monod mengunjungi Gunung Mambuliling yang bersisian dengan Gunung Gandangdewata dalam rangkaian Pegunungan Quarles di Mamasa. Koleksi tumbuhan yang terkumpul disimpan di Herbarium Bogoriense dan Rijksherbarium Leinden. Beberapa tumbuhan jenis baru yang ditemukan ekspedisi ini antara lain: Bulbophyllum falculicorne J.J.Sm (Orchidaceae) Dendrochilum monodii J.J.Sm (Orchidaceae) Microstylis mambulilingensis J.J.Sm (Orchidaceae) Strophacanthus celebicus Bremek. (Acanthaceae) Gentiana uncifolia Bakh.f. (Gentianaceae) Sonerila celebica Bakh.f. (Melastomataceae) Sonerila froidevilleana Bakh.f. (Melastomataceae) Daftar gunung di Sulawesi Artikel utama untuk daftar Gunung Sulawesi merujuk pada halaman ini: Daftar Gunung di Sulawesi Empat Semenanjung utama Semenanjung Utara Semenanjung Timur Semenanjung Selatan Semenanjung Tenggara Bahasa Sulawesi adalah pulau dengan jumlah bahasa terbanyak ketiga di dunia, setelah Pulau Papua dan Pulau Kalimantan Berikut ini merupakan daftar bahasa di Sulawesi menurut rumpun bahasa. Bahasa-bahasa di Sulawesi terbagi dalam 5 rumpun bahasa, yaitu: Celebic, Filipina, Melayik, Sama-Bajau, dan Sulawesi Selatan. Menurut Sulawesi Language AllianceSulawesi Statistics, dari 114 bahasa yang dipertuturkan di Sulawesi, 4 bahasa memiliki lebih dari 1 juta penutur yaitu Bahasa Bugis, Bahasa Makassar, Bahasa Gorontalo dan Bahasa Melayu Manado 20 bahasa memiliki 100.000 hingga 1 juta penutur, artinya 90 bahasa memiliki kurang dari 100.000 penutur Artikel utama untuk daftar Bahasa di Sulawesi merujuk pada halaman ini: Daftar Bahasa di Sulawesi Lingkungan Isu lingkungan terbesar di Sulawesi adalah penggundulan hutan. Pada tahun 2007, para ilmuwan menemukan bahwa 80 persen hutan Sulawesi telah hilang atau terdegradasi, terutama berpusat di dataran rendah dan hutan bakau. Hutan digunduli untuk berbagai kepentingan dan proyek pertanian besar. Hilangnya hutan telah mengakibatkan banyak spesies endemik Sulawesi terancam punah. Selain itu, 99 persen lahan basah Sulawesi telah hilang atau rusak. Oleh karena itu, 20 % wilayah di Sulawesi kini menjadi wilayah konservasi hutan yang dilindungi untuk memelihara lingkungan dan spesies endemik di dalamnya. Ancaman lingkungan lainnya termasuk perburuan daging dan penambangan ilegal. Taman nasional dan cagar alam Pulau Sulawesi memiliki enam taman nasional dan sembilan belas cagar alam. Selain itu, Sulawesi memiliki tiga kawasan lindung lautan. Banyak taman nasional di Sulawesi yang terancam penebangan, pertambangan ilegal, dan penggundulan hutan untuk pertanian. Kegiatan ekonomi Kegiatan ekonomi yang berlangsung di Pulau Sulawesi terutama berkaitan dengan perdagangan komoditas unggulan berupa hasil sumber daya alam. Komoditas ini berupa hasil pertanian, perikanan, pangan, nikel dan kakao. Pusat kegiatan ekonomi berada di kawasan Indonesia Timur. Salah satu fasilitas pendukung adalah Makassar New Port yang ditargetkan selesai pembangunannya pada akhir tahun 2021. Lihat juga Daftar pulau di Indonesia Laut Sulawesi HMS Celebes (1806) Catatan Referensi Rujukan Daftar pustaka . . Pranala luar Kepulauan Sunda Besar Pulau di Indonesia Wallacea
2,100
84
https://id.wikipedia.org/wiki/Orang%20Minangkabau
Orang Minangkabau
Minangkabau atau disingkat Minang (Jawi: ميناڠكاباو) merupakan kelompok etnik pribumi Nusantara yang menghuni Sumatera bagian tengah, Indonesia. Secara geografis, persebaran etnik Minangkabau meliputi seluruh daratan Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, pantai barat daya Aceh dan Negeri Sembilan di Malaysia. Minangkabau merujuk pada entitas kultural dan geografis yang ditandai dengan penggunaan bahasa, adat yang menganut sistem kekerabatan matrilineal dan identitas agama Islam. Dalam percakapan awam, orang Minang sering kali disamakan sebagai orang Padang. Hal ini merujuk pada nama ibu kota provinsi Sumatera Barat, yaitu Kota Padang. Namun, mereka biasanya akan menyebut kelompoknya dengan sebutan Urang Awak. Awak itu sendiri berarti saya, aku atau kita dalam percakapan keseharian orang Minang. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Urang Awak itu adalah orang Minang itu sendiri. Menurut A.A. Navis, Minangkabau lebih merujuk kepada kultur etnis dari suatu rumpun Melayu yang tumbuh dan besar karena sistem monarki serta menganut sistem adat yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal, walaupun budayanya sangat kuat diwarnai ajaran agama Islam. Thomas Stamford Raffles, setelah melakukan ekspedisi ke pedalaman Minangkabau tempat kedudukan Kerajaan Pagaruyung, menyatakan bahwa Minangkabau ialah sumber kekuatan dan asal bangsa Melayu, yang kelak penduduknya tersebar luas di Kepulauan Timur. Masyarakat Minang bertahan sebagai penganut matrilineal terbesar di dunia. Selain itu, etnis ini telah menerapkan sistem proto-demokrasi sejak masa pra-Hindu dengan adanya kerapatan adat untuk menentukan hal-hal penting dan permasalahan hukum. Prinsip adat Minangkabau tertuang dalam pernyataan Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah (Adat bersendikan hukum, hukum bersendikan Alquran) yang berarti adat berlandaskan ajaran Islam. Orang Minangkabau sangat menonjol di bidang perniagaan, sebagai profesional dan intelektual. Mereka merupakan pewaris dari tradisi lama Kerajaan Melayu dan Sriwijaya yang gemar berdagang dan dinamis. Lebih dari separuh jumlah keseluruhan anggota masyarakat ini berada dalam perantauan. Diaspora Minang pada umumnya bermukim di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Pekanbaru, Medan, Batam, Palembang, Bandar Lampung dan Surabaya. Di luar wilayah Indonesia, etnis Minang terkonsentrasi di Kuala Lumpur, Seremban, Singapura, Jeddah, Sydney dan Melbourne. Masyarakat Minang memiliki masakan khas yang populer dengan sebutan masakan Padang yang sangat digemari di Indonesia bahkan mancanegara. Etimologi Nama Minangkabau diyakini berasal dari dua kata, yaitu minang dan kabau. Nama itu dikaitkan dengan suatu legenda yang dikenal di dalam tambo. Dari tambo tersebut, konon pada suatu masa ada satu kerajaan asing yang datang dari laut dan akan melakukan penaklukkan. Untuk mencegah pertempuran, masyarakat setempat mengusulkan untuk mengadu kerbau. Pasukan asing tersebut menyetujui dan menyediakan seekor kerbau yang besar dan agresif, sedangkan masyarakat setempat menyediakan seekor anak kerbau yang masih menyusu. Dalam pertempuran, anak kerbau yang masih menyusui tersebut menyangka kerbau besar tersebut adalah induknya. Maka anak kerbau itu langsung berlari mencari susu dan menanduk hingga mencabik-cabik perut kerbau besar tersebut. Kemenangan itu menginspirasikan masyarakat setempat memakai nama Minangkabau, yang berasal dari ucapan "Manang kabau" (menang kerbau). Kisah tambo ini juga dijumpai dalam Hikayat Raja-raja Pasai, hikayat menyebut kerajaan asing ini sebagai Majapahit dan juga menyebutkan bahwa kemenangan itu menjadikan negeri yang sebelumnya bernama Pariangan menggunakan nama tersebut. Selanjutnya penggunaan nama Minangkabau juga digunakan untuk menyebut sebuah nagari, yaitu Nagari Minangkabau, yang terletak di Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. De Jong menawarkan kerajaan asing ini sebagai Singasari, dia merujuk kepada upaya Singasari dalam menaklukkan Dharmasraya saat ekspedisi Pamalayu. Dalam pujasastra Nagarakretagama yang bertanggal 1365, disebutlah nama "Minangkabau" sebagai salah satu dari negeri yang ditaklukan Majapahit. Selain itu, dalam Tawarikh Ming tahun 1405, terdapat nama kerajaan Mi-nang-ge-bu dari enam kerajaan yang mengirimkan utusan menghadap kepada Kaisar Yongle di Nanjing. Di sisi lain, nama "Minang" (kerajaan Minanga) itu sendiri juga telah disebutkan dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 682 yang berbahasa Sanskerta. Dalam prasasti itu, dinyatakan bahwa pendiri kerajaan Sriwijaya yang bernama Dapunta Hyang bertolak dari "Minānga". Beberapa ahli yang merujuk dari sumber prasasti itu menduga, kata baris keempat (...minānga) dan kelima (tāmvan....) sebenarnya tergabung, sehingga menjadi "mināngatāmvan" dan diterjemahkan dengan makna sungai kembar. Sungai kembar yang dimaksud diduga menunjuk kepada pertemuan (temu) dua sumber aliran Sungai Kampar, yaitu Sungai Kampar Kiri dan Sungai Kampar Kanan. Namun pendapat ini dibantah oleh Casparis, yang membuktikan bahwa "tāmvan" tidak ada hubungannya dengan "temu", karena kata temu dan muara juga dijumpai pada prasasti-prasasti peninggalan zaman Sriwijaya yang lainnya. Oleh karena itu, kata Minanga berdiri sendiri dan identik dengan penyebutan Minang itu sendiri. Asal usul Dari tambo yang diterima secara turun temurun, menceritakan bahwa nenek moyang mereka berasal dari keturunan Iskandar Zulkarnain. Walau tambo tersebut tidak tersusun secara sistematis dan lebih kepada legenda berbanding fakta serta cendrung kepada sebuah karya sastra yang sudah menjadi milik masyarakat banyak. Namun kisah tambo ini sedikit banyaknya dapat dibandingkan dengan Sulalatus Salatin yang juga menceritakan bagaimana masyarakat Minangkabau mengutus wakilnya untuk meminta Sang Sapurba salah seorang keturunan Iskandar Zulkarnain tersebut untuk menjadi raja mereka. Masyarakat Minang merupakan bagian dari masyarakat Austronesia yang melakukan migrasi dari daratan China Selatan ke pulau Sumatra sekitar 2.500–2.000 tahun yang lalu. Diperkirakan kelompok masyarakat ini masuk dari arah timur pulau Sumatra, menyusuri aliran sungai Kampar sampai ke dataran tinggi yang disebut darek dan menjadi kampung halaman orang Minangkabau. Beberapa kawasan darek ini kemudian membentuk semacam konfederasi yang dikenal dengan nama luhak, yang selanjutnya disebut juga dengan nama Luhak Nan Tigo, yang terdiri dari Luhak Limo Puluah, Luhak Agam, dan Luhak Tanah Data. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, kawasan luhak tersebut menjadi daerah teritorial pemerintahan yang disebut afdeling, dikepalai oleh seorang residen yang oleh masyarakat Minangkabau disebut dengan nama Tuan Luhak. Sementara seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan penduduk, masyarakat Minangkabau menyebar ke kawasan darek yang lain serta membentuk beberapa kawasan tertentu menjadi kawasan rantau. Konsep rantau bagi masyarakat Minang merupakan suatu kawasan yang menjadi pintu masuk ke alam Minangkabau. Rantau juga berfungsi sebagai tempat mencari kehidupan, kawasan perdagangan. Rantau di Minangkabau dikenal dengan Rantau Nan Duo terbagi atas Rantau di Hilia (kawasan pesisir timur) dan Rantau di Mudiak (kawasan pesisir barat). Pada awalnya penyebutan orang Minang belum dibedakan dengan orang Melayu, namun sejak abad ke-19, penyebutan Minang dan Melayu mulai digunakan untuk membedakan budaya matrilineal yang tetap bertahan pada etnis Minang, berbanding patrilineal yang dianut oleh masyarakat Melayu pada umumnya. Kemudian, pengelompokan ini terus berlangsung demi kepentingan sensus penduduk maupun politik hingga saat ini. Agama Masyarakat Minang saat ini merupakan pemeluk agama Islam, jika ada masyarakatnya keluar dari agama Islam (murtad), secara langsung yang bersangkutan juga dianggap keluar dari masyarakat Minang, dalam istilahnya disebut "dibuang sepanjang adat". Agama Islam diperkirakan masuk melalui kawasan pesisir timur, walaupun ada anggapan dari pesisir barat, terutama pada kawasan Pariaman, namun kawasan Arcat (Aru dan Rokan) serta Inderagiri yang berada pada pesisir timur juga telah menjadi kawasan pelabuhan Minangkabau, dan Sungai Kampar maupun Batang Kuantan berhulu pada kawasan pedalaman Minangkabau. Sebagaimana pepatah yang ada di masyarakat, Adat manurun, Syarak mandaki (Adat diturunkan dari pedalaman ke pesisir, sementara agama (Islam) datang dari pesisir ke pedalaman), serta hal ini juga dikaitkan dengan penyebutan Orang Siak merujuk kepada orang-orang yang soleh, ahli dan tekun dalam agama Islam, masih tetap digunakan di dataran tinggi Minangkabau. Sebelum Islam diterima secara luas, masyarakat ini dari beberapa bukti arkeologis menunjukan pernah memeluk agama Buddha terutama pada masa kerajaan Dharmasraya, sampai pada masa-masa pemerintahan Adityawarman dan anaknya Ananggawarman. Kemudian perubahan struktur kerajaan dengan munculnya Kerajaan Pagaruyung yang telah mengadopsi Islam dalam sistem pemerintahannya, walau sampai abad ke-16, Suma Oriental masih menyebutkan dari tiga raja Minangkabau hanya satu yang telah memeluk Islam. Kedatangan Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang dari Mekkah sekitar tahun 1803, memainkan peranan penting dalam penegakan hukum Islam di pedalaman Minangkabau. Walau pada saat bersamaan muncul tantangan dari masyarakat setempat yang masih terbiasa dalam tradisi adat, dan puncak dari konflik ini adalah munculnya Perang Padri. Setelah itu barulah muncul kesadaran bahwa adat berasaskan Al-Qur'an ditengah masyarakat Minangkabau. Adat dan budaya Menurut tambo, sistem adat Minangkabau pertama kali dicetuskan oleh dua orang bersaudara, Datuk Ketumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sebatang. Datuk Ketumanggungan mewariskan sistem adat Koto Piliang yang aristokratis, sedangkan Datuk Perpatih mewariskan sistem adat Bodi Caniago yang egaliter. Dalam perjalanannya, dua sistem adat yang dikenal dengan kelarasan ini saling isi mengisi dan membentuk sistem pada masyarakat Minangkabau. Dalam masyarakat Minangkabau, ada tiga pilar yang membangun dan menjaga keutuhan budaya serta adat istiadat. Mereka adalah alim ulama, cerdik pandai, dan ninik mamak, yang dikenal dengan istilah Tungku Tigo Sajarangan. Ketiganya saling melengkapi dan bahu membahu dalam posisi yang sama tingginya. Dalam masyarakat Minangkabau yang demokratis dan egaliter, semua urusan masyarakat dimusyawarahkan oleh ketiga unsur itu secara mufakat. Matrilineal Matrilineal merupakan salah satu aspek utama dalam mendefinisikan identitas masyarakat Minang. Adat dan budaya mereka menempatkan pihak perempuan bertindak sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan. Garis keturunan dirujuk kepada ibu yang dikenal dengan Samande (se-ibu), sedangkan ayah mereka disebut oleh masyarakat dengan nama Sumando (ipar) dan diperlakukan sebagai tamu dalam keluarga. Salah satu ciri adat matrilinealisme Minangkabau adalah garis keturunan yang ditarik berdasarkan garis ibu, yang secara lebih luas kemudian membentuk kelompok kaum (lineages) dan suku (clans), dan penguasaan harta pusaka ada di tangan kaum ibu yang dipimpin oleh seorang wanita senior yang disebut bundo kanduang. Kaum perempuan di Minangkabau memiliki kedudukan yang istimewa sehingga dijuluki dengan Bundo Kanduang, memainkan peranan dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan keputusan-keputusan yang dibuat oleh kaum lelaki dalam posisi mereka sebagai mamak (paman atau saudara dari pihak ibu), dan penghulu (kepala suku). Pengaruh yang besar tersebut menjadikan perempuan Minang disimbolkan sebagai Limpapeh Rumah Nan Gadang (pilar utama rumah). Walau kekuasaan sangat dipengaruhi oleh penguasaan terhadap aset ekonomi namun kaum lelaki dari keluarga pihak perempuan tersebut masih tetap memegang otoritas atau memiliki legitimasi kekuasaan pada komunitasnya. Bahasa Bahasa Minangkabau termasuk salah satu anak cabang rumpun bahasa Austronesia. Walaupun ada perbedaan pendapat mengenai hubungan bahasa Minangkabau dengan bahasa Melayu. Namun, juga terdapat anggapan yang meyakini bahwa bahasa yang dituturkan masyarakat ini sebagai bagian dari dialek Melayu, karena banyaknya kesamaan kosakata dan bentuk tuturan di dalamnya. Sementara itu, yang lain justru beranggapan bahasa ini merupakan bahasa mandiri yang berbeda dengan Melayu serta ada juga yang menyebut bahasa Minangkabau merupakan bahasa Proto-Melayu. Selain itu dalam masyarakat penutur bahasa Minang itu sendiri juga sudah terdapat berbagai macam dialek bergantung kepada daerahnya masing-masing. Pengaruh bahasa lain yang diserap ke dalam bahasa Minang umumnya dari Sanskerta, Arab, Tamil, dan Persia. Kemudian kosakata Sanskerta dan Tamil yang dijumpai pada beberapa prasasti di Minangkabau telah ditulis menggunakan bermacam aksara di antaranya Dewanagari, Pallawa, dan Kawi. Menguatnya Islam yang diterima secara luas juga mendorong masyarakatnya menggunakan Abjad Jawi dalam penulisan sebelum berganti dengan Alfabet Latin. Meskipun memiliki bahasa sendiri, orang Minang juga menggunakan bahasa Melayu dan kemudian bahasa Indonesia secara meluas. Historiografi tradisional orang Minang, Tambo Minangkabau, ditulis dalam bahasa Melayu dan merupakan bagian sastra Melayu atau sastra Indonesia lama. Suku Minangkabau menolak penggunaan bahasa Minangkabau untuk keperluan pengajaran di sekolah-sekolah. Bahasa Melayu yang dipengaruhi baik secara tata bahasa maupun kosakata oleh bahasa Arab telah digunakan untuk pengajaran agama Islam. Pidato di sekolah agama juga menggunakan bahasa Melayu. Pada awal abad ke-20 sekolah Melayu yang didirikan pemerintah Hindia Belanda di wilayah Minangkabau mengajarkan ragam bahasa Melayu Riau, yang dianggap sebagai bahasa standar dan juga digunakan di wilayah Johor, Malaysia. Namun kenyataannya bahasa yang digunakan oleh sekolah-sekolah Belanda ini adalah ragam yang terpengaruh oleh bahasa Minangkabau. Guru-guru dan penulis Minangkabau berperan penting dalam pembinaan bahasa Melayu Tinggi. Banyak guru-guru bahasa Melayu berasal dari Minangkabau, dan sekolah di Bukittinggi merupakan salah satu pusat pembentukan bahasa Melayu formal. Dalam masa diterimanya bahasa Melayu Balai Pustaka, orang-orang Minangkabau menjadi percaya bahwa mereka adalah penjaga kemurnian bahasa yang kemudian menjadi bahasa Indonesia itu. Kesenian Masyarakat Minangkabau memiliki berbagai macam atraksi dan kesenian, seperti tari-tarian yang biasa ditampilkan dalam pesta adat maupun perkawinan. Di antara tari-tarian tersebut misalnya tari pasambahan. Tarian ini merupakan tarian yang dipertunjukkan untuk memberikan ucapan selamat datang ataupun ungkapan rasa hormat kepada tamu istimewa yang baru saja sampai, selanjutnya tari piring merupakan bentuk tarian dengan gerak cepat dari para penarinya sambil memegang piring pada telapak tangan masing-masing, yang diiringi dengan lagu yang dimainkan oleh talempong dan saluang. Silek atau Silat Minangkabau merupakan suatu seni bela diri tradisional khas suku ini yang sudah berkembang sejak lama. Dewasa ini Silek tidak hanya diajarkan di Minangkabau saja, namun juga telah menyebar ke seluruh Kepulauan Melayu bahkan hingga ke Eropa dan Amerika. Selain itu, adapula tarian yang bercampur dengan silek yang disebut dengan randai. Randai biasanya diiringi oleh nyanyian atau disebut juga dengan sijobang, dalam randai ini juga terdapat seni peran (acting) berdasarkan skenario. Selain itu, Minangkabau juga menonjol dalam seni berkata-kata. Terdapat tiga genre seni berkata-kata, yaitu pasambahan (persembahan), indang, dan salawat dulang. Seni berkata-kata atau bersilat lidah, lebih mengedepankan kata sindiran, kiasan, ibarat, alegori, metafora, dan aforisme. Dalam seni berkata-kata seseorang diajarkan untuk mempertahankan kehormatan dan harga diri, tanpa menggunakan senjata dan kontak fisik. Olahraga Pacuan kuda merupakan olahraga berkuda yang telah lama ada di nagari-nagari Minang, dan sampai saat ini masih diselenggarakan oleh masyarakatnya, serta menjadi perlombaan tahunan yang dilaksanakan pada kawasan yang memiliki lapangan pacuan kuda. Beberapa pertandingan tradisional lainnya yang masih dilestarikan dan menjadi hiburan bagi masyarakat Minang antara lain lomba pacu jawi dan pacu itik. Sipak rago, atau nama lainnya sepak takraw adalah olahraga masyarakat tradisional Minang yang dimainkan sedikitnya lima atau empat orang, bolanya terbuat dari anyaman rotan, bola ditendang dari setinggi pinggang sampai setinggi kepala oleh sekelompok orang yang berdiri melingkar, dalam hikayat dan novel serta beberapa film seperti film sengsara membawa nikmat ada menyinggung masalah olahraga sipak rago ini. Rumah adat Rumah adat Minangkabau disebut dengan Rumah Gadang, yang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku tersebut secara turun temurun. Rumah adat ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua bagian muka dan belakang. Umumnya berbahan kayu, dan sepintas kelihatan seperti bentuk rumah panggung dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau yang biasa disebut gonjong dan dahulunya atap ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap seng. Di halaman depan Rumah Gadang, biasanya didirikan dua sampai enam buah Rangkiang yang digunakan sebagai tempat penyimpanan padi milik keluarga yang menghuni Rumah Gadang tersebut. Hanya kaum perempuan bersama suaminya beserta anak-anak yang menjadi penghuni Rumah Gadang, sedangkan laki-laki kaum tersebut yang sudah beristri, menetap di rumah istrinya. Jika laki-laki anggota kaum belum menikah, biasanya tidur di surau. Surau biasanya dibangun tidak jauh dari komplek Rumah Gadang tersebut, selain berfungsi sebagai tempat ibadah, juga berfungsi sebagai tempat tinggal lelaki dewasa namun belum menikah. Dalam budaya Minangkabau, tidak semua kawasan boleh didirikan Rumah Gadang. Hanya pada kawasan yang telah berstatus nagari saja rumah adat ini boleh ditegakkan. Oleh karenanya di beberapa daerah rantau Minangkabau seperti Riau, Jambi, Negeri Sembilan, pesisir barat Sumatera Utara dan Aceh, tidak dijumpai rumah adat bergonjong. Perkawinan Dalam adat budaya Minangkabau, perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam siklus kehidupan, dan merupakan masa peralihan yang sangat berarti dalam membentuk kelompok kecil keluarga baru pelanjut keturunan. Bagi lelaki Minang, perkawinan juga menjadi proses untuk masuk lingkungan baru, yakni pihak keluarga istrinya. Sementara bagi keluarga pihak istri, menjadi salah satu proses dalam penambahan anggota di komunitas Rumah Gadang mereka. Dalam prosesi perkawinan adat Minangkabau, biasa disebut baralek, mempunyai beberapa tahapan yang umum dilakukan. Dimulai dengan maminang (meminang), manjapuik marapulai (menjemput pengantin pria), sampai basandiang (bersanding di pelaminan). Setelah maminang dan muncul kesepakatan manantuan hari (menentukan hari pernikahan), maka kemudian dilanjutkan dengan pernikahan secara Islam yang biasa dilakukan di masjid, sebelum kedua pengantin bersanding di pelaminan. Pada nagari tertentu setelah ijab kabul di depan penghulu atau tuan kadi, mempelai pria akan diberikan gelar baru sebagai panggilan penganti nama kecilnya. Kemudian masyarakat sekitar akan memanggilnya dengan gelar baru tersebut. Gelar panggilan tersebut biasanya bermulai dari sutan, bagindo atau sidi (sayyidi) di kawasan pesisir pantai. Sementara itu di kawasan Luhak Limopuluah, pemberian gelar ini tidak berlaku. Masakan khas Masyarakat Minang juga dikenal akan aneka masakannya. Dengan citarasa yang pedas, membuat masakan ini populer di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga dapat ditemukan di hampir seluruh Nusantara. Di Malaysia dan Singapura, masakan ini juga sangat digemari, begitu pula dengan negara-negara lainnya. Bahkan, seni memasak yang dimiliki masyarakat Minang juga berkembang di kawasan-kawasan lain seperti Riau, Jambi, dan Negeri Sembilan, Malaysia. Salah satu masakan tradisional Minang yang terkenal adalah Rendang, yang mendapat pengakuan dari seluruh dunia sebagai hidangan terlezat. Masakan lainnya yang khas antara lain Asam Pedas, Soto Padang, Sate Padang, dan Dendeng Balado. Masakan ini umumnya dimakan langsung dengan tangan. Masakan Minang mengandung bumbu rempah-rempah yang kaya, seperti cabai, serai, lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, dan bawang merah. Beberapa di antaranya diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang kuat, sehingga tidak mengherankan jika ada masakan Minang yang dapat bertahan lama. Pada hari-hari tertentu, masakan yang dihidangkan banyak yang berbahan utama daging, terutama daging sapi, daging kambing, dan daging ayam. Masakan ini lebih dikenal dengan sebutan Masakan Padang, begitu pula dengan restoran atau rumah makan yang khusus menyajikannya disebut Restoran Padang. Padahal dalam masyarakat Minang itu sendiri, memiliki karakteristik berbeda dalam pemilihan bahan dan proses memasak, bergantung kepada daerahnya masing-masing. Sosial kemasyarakatan Persukuan/Klan Persukuan atau suku dalam tatanan Masyarakat Minangkabau merupakan suatu kesatuan kelompok kekerabatan secara genealogis, di mana para anggotanya terikat oleh suatu garis keturunan yang sama dari satu leluhur. Suku juga menjadi basis dari organisasi sosial, sekaligus tempat pertarungan kekuasaan yang fundamental. Pengertian awal kata suku dalam bahasa Minang dapat bermaksud satu perempat. Hal ini dikaitkan dengan pendirian suatu nagari di Minangkabau. Suatu nagari dapat dikatakan sempurna apabila telah terdiri dari komposisi empat suku yang mendiami kawasan tersebut. Jika dibandingkan dengan kebudayaan lain, sistem persukuan hampir serupa dengan sistem marga dalam kebudayaan Batak. Perbedaannya adalah setiap suku dalam tradisi Minang, diurut dari garis keturunan yang sama dari pihak ibu (matilineal), dan diyakini berasal dari satu keturunan nenek moyang yang sama. Sementara marga dalam tradisi Batak, diurut dari garis keturunan ayah (patrilineal). Selain sebagai basis politik, suku juga merupakan basis dari unit-unit ekonomi. Kekayaan ditentukan oleh kepemilikan tanah keluarga, harta, dan sumber-sumber pemasukan lainnya yang semuanya itu dikenal sebagai harta pusaka. Harta pusaka merupakan harta milik bersama dari seluruh anggota kaum-keluarga. Harta pusaka tidak dapat diperjualbelikan dan tidak dapat menjadi milik pribadi. Harta pusaka semacam dana jaminan bersama untuk melindungi anggota kaum-keluarga dari kemiskinan. Jika ada anggota keluarga yang mengalami kesulitan atau tertimpa musibah, maka harta pusaka dapat digadaikan. Suku terbagi-bagi ke dalam beberapa cabang keluarga yang lebih kecil atau disebut payuang (payung). Adapun unit yang paling kecil setelah sapayuang disebut saparuik. Sebuah paruik (perut) biasanya tinggal pada sebuah Rumah Gadang secara bersama-sama. Nagari Daerah Minangkabau terdiri atas banyak nagari. Nagari ini merupakan daerah otonom dengan kekuasaan tertinggi di Minangkabau. Tidak ada kekuasaan sosial dan politik lainnya yang dapat mencampuri adat di sebuah nagari. Nagari yang berbeda akan mungkin sekali mempunyai tipikal adat yang berbeda. Tiap nagari dipimpin oleh sebuah dewan yang terdiri dari pemimpin suku dari semua suku yang ada di nagari tersebut. Dewan ini disebut dengan Kerapatan Adat Nagari (KAN). Dari hasil musyawarah dan mufakat dalam dewan inilah sebuah keputusan dan peraturan yang mengikat untuk nagari itu dihasilkan. Faktor utama yang menentukan dinamika masyarakat Minangkabau adalah terdapatnya kompetisi yang konstan antar nagari, kaum-keluarga, dan individu untuk mendapatkan status dan prestise. Oleh karenanya setiap kepala kaum akan berlomba-lomba meningkatkan prestise kaum-keluarganya dengan mencari kekayaan (berdagang) serta menyekolahkan anggota kaum ke tingkat yang paling tinggi. Dalam pembentukan suatu nagari sejak dahulunya telah dikenal dalam istilah pepatah yang ada pada masyarakat adat Minang itu sendiri yaitu Dari Taratak manjadi Dusun, dari Dusun manjadi Koto, dari Koto manjadi Nagari, Nagari ba Panghulu. Jadi dalam sistem administrasi pemerintahan di kawasan Minang dimulai dari struktur terendah disebut dengan Taratak, kemudian berkembang menjadi Dusun, kemudian berkembang menjadi Koto dan kemudian berkembang menjadi Nagari. Biasanya setiap nagari yang dibentuk minimal telah terdiri dari 4 suku (klan) yang mendomisili kawasan tersebut. Selanjutnya sebagai pusat administrasi nagari tersebut dibangunlah sebuah Balai Adat sekaligus sebagai tempat pertemuan dalam mengambil keputusan bersama para penghulu di nagari tersebut. Pangulu Pangulu atau biasa yang digelari dengan datuak, merupakan kepala kaum keluarga yang diangkat oleh anggota keluarga untuk mengatur semua permasalahan kaum. Pangulu biasanya adalah seorang laki-laki yang dipilih di antara anggota kaum laki-laki lainnya. Setiap kaum-keluarga akan memilih seorang laki-laki yang pandai berbicara, bijaksana dan memahami adat, untuk menduduki posisi ini. Hal ini dikarenakan ia bertanggung jawab mengurusi semua harta pusaka kaum, membimbing kemenakan, serta sebagai wakil kaum dalam masyarakat nagari. Setiap penghulu berdiri sejajar dengan penghulu lainnya, sehingga dalam rapat-rapat nagari semua suara penghulu yang mewakili setiap kaum bernilai sama. Seiring dengan bertambahnya anggota kaum, serta permasalahan dan konflik intern yang timbul, maka kadang-kadang dalam sebuah keluarga posisi kepenghuluan ini dipecah menjadi dua. Atau sebaliknya, anggota kaum yang semakin sedikit jumlahnya, cenderung akan menggabungkan gelar kepenghuluannya kepada keluarga lainnya yang sesuku. Hal ini mengakibatkan berubah-ubahnya jumlah penghulu dalam suatu nagari. Memiliki pangulu yang mewakili suara kaum (klan) dalam rapat nagari, merupakan suatu prestise dan harga diri. Sehingga setiap kaum akan berusaha sekuatnya memiliki penghulu sendiri. Kaum-keluarga yang gelar kepenghuluannya sudah lama terlipat, akan berusaha membangkitkan kembali posisinya dengan mencari kekayaan untuk "membeli" gelar penghulunya yang telah lama terbenam. Batagak panghulu (bertegak penghulu) biasanya memakan biaya cukup besar, sehingga dorongan untuk melakukan acara batagak panghulu selalu muncul dari keluarga kaya. Kerajaan Dalam laporan De Stuers kepada pemerintah Hindia Belanda, dinyatakan bahwa di daerah pedalaman Minangkabau, tidak pernah ada suatu kekuasaan pemerintahan terpusat di bawah seorang raja. Tetapi yang ada adalah nagari-nagari kecil yang mirip dengan pemerintahan polis-polis pada masa Yunani kuno. Namun dari beberapa prasasti yang ditemukan pada kawasan pedalaman Minangkabau, serta dari tambo yang ada pada masyarakat setempat, etnis Minangkabau pernah berada dalam suatu sistem kerajaan yang kuat dengan daerah kekuasaan meliputi pulau Sumatra dan bahkan sampai Semenanjung Malaya. Beberapa kerajaaan yang ada di wilayah Minangkabau antara lain Kerajaan Dharmasraya, Kerajaan Pagaruyung, dan Kerajaan Inderapura. Sistem kerajaan ini masih dijumpai di Negeri Sembilan, Malaysia, salah satu kawasan dengan komunitas masyarakat Minang yang cukup signifikan. Pada awalnya masyarakat Minang di negeri ini menjemput seorang putra Raja Alam Minangkabau untuk menjadi raja mereka, sebagaimana tradisi masyarakat Minang sebelumnya, seperti yang diceritakan dalam Sulalatus Salatin. Minangkabau perantauan Minangkabau perantauan merupakan istilah untuk orang Minang yang hidup di luar kampung halamannya.Bagi laki-laki Minang merantau erat kaitannya dengan pesan nenek moyang karatau madang di hulu babuah babungo balun (anjuran merantau kepada laki-laki karena di kampung belum berguna). Dalam kaitan ini harus dikembangkan dan dipahami, apa yang terkandung dan dimaksud satinggi-tinggi tabangnyo bangau baliaknyo ka kubangan juo (setinggi-tingginya bangau terbang, kembalinya ke kubangan lagi). Ungkapan ini ditujukan agar urang Minang agar akan selalu ingat pada ranah asalnya. Merantau merupakan proses interaksi masyarakat Minangkabau dengan dunia luar. Kegiatan ini merupakan sebuah petualangan pengalaman dan geografis, dengan meninggalkan kampung halaman untuk mengadu nasib di negeri orang. Keluarga yang telah lama memiliki tradisi merantau, biasanya mempunyai saudara di hampir semua kota utama di Indonesia dan Malaysia. Keluarga yang paling kuat dalam mengembangkan tradisi merantau biasanya datang dari keluarga pedagang-pengrajin dan penuntut ilmu agama. Para perantau biasanya telah pergi merantau sejak usia belasan tahun, baik sebagai pedagang ataupun penuntut ilmu. Bagi sebagian besar masyarakat Minangkabau, merantau merupakan sebuah cara yang ideal untuk mencapai kematangan dan kesuksesan. Dengan merantau tidak hanya harta kekayaan dan ilmu pengetahuan yang didapat, namun juga prestise dan kehormatan individu di tengah-tengah lingkungan adat. Dari pencarian yang diperoleh, para perantau biasanya mengirimkan sebagian hasil usahanya ke kampung halaman untuk kemudian diinvestasikan dalam usaha keluarga, yakni dengan memperluas kepemilikan sawah, memegang kendali pengolahan lahan, atau menjemput sawah-sawah yang tergadai. Uang dari para perantau biasanya juga dipergunakan untuk memperbaiki sarana-sarana nagari, seperti masjid, jalan, ataupun pematang sawah. Jumlah perantau Etos merantau orang Minangkabau sangatlah tinggi, bahkan diperkirakan tertinggi di Indonesia. Dari hasil studi yang pernah dilakukan oleh Mochtar Naim, pada tahun 1961 terdapat sekitar 32% orang Minang yang berdomisili di luar Sumatera Barat. Kemudian pada tahun 1971 jumlah itu meningkat menjadi 44%. Berdasarkan sensus tahun 2010, etnis Minang yang tinggal di Sumatera Barat berjumlah 4,2 juta jiwa, dengan perkiraan hampir separuh orang Minang berada di perantauan. Mobilitas migrasi orang Minangkabau dengan proporsi besar terjadi dalam rentang antara tahun 1958 sampai tahun 1978, dimana lebih 80% perantau yang tinggal di kawasan rantau telah meninggalkan kampung halamannya setelah masa kolonial Belanda. Namun tidak terdapat angka pasti mengenai jumlah orang Minang di perantauan. Angka-angka yang ditampilkan dalam perhitungan, biasanya hanya memasukkan para perantau kelahiran Sumatera Barat. Namun belum mencakup keturunan-keturunan Minang yang telah beberapa generasi menetap di perantauan. Para perantau Minang, hampir keseluruhannya berada di kota-kota besar Indonesia dan Malaysia. Di beberapa perkotaan, jumlah mereka cukup signifikan dan bahkan menjadi pihak mayoritas. Di Pekanbaru, perantau Minang berjumlah 37,96% dari seluruh penduduk kota, dan menjadi etnis terbesar di kota tersebut. Jumlah ini telah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 1971 yang mencapai 65%. Gelombang rantau Merantau pada etnis Minang telah berlangsung cukup lama. Sejarah mencatat migrasi pertama terjadi pada abad ke-7, di mana banyak pedagang-pedagang emas yang berasal dari pedalaman Minangkabau melakukan perdagangan di muara Jambi, dan terlibat dalam pembentukan Kerajaan Malayu. Migrasi besar-besaran terjadi pada abad ke-14, dimana banyak keluarga Minang yang berpindah ke pesisir timur Sumatra. Mereka mendirikan koloni-koloni dagang di Batubara, Pelalawan, hingga melintasi selat ke Penang dan Negeri Sembilan, Malaysia. Bersamaan dengan gelombang migrasi ke arah timur, juga terjadi perpindahan masyarakat Minang ke pesisir barat Sumatra. Di sepanjang pesisir ini perantau Minang banyak bermukim di Meulaboh, Aceh tempat keturunan Minang dikenal dengan sebutan Aneuk Jamee; Barus, Sibolga, Natal, Bengkulu, hingga Lampung. Setelah Kesultanan Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511, banyak keluarga Minangkabau yang berpindah ke Sulawesi Selatan. Mereka menjadi pendukung kerajaan Gowa, sebagai pedagang dan administratur kerajaan. Datuk Makotta bersama istrinya Tuan Sitti, sebagai cikal bakal keluarga Minangkabau di Sulawesi. Gelombang migrasi berikutnya terjadi pada abad ke-18, yaitu ketika Minangkabau mendapatkan hak istimewa untuk mendiami kawasan Kerajaan Siak. Pada masa penjajahan Hindia Belanda, migrasi besar-besaran kembali terjadi pada tahun 1920, ketika perkebunan tembakau di Deli Serdang, Sumatra Timur mulai dibuka. Pasca-kemerdekaan, para perantau Minang telah bermukim di setiap kota-kota besar di Indonesia, serta di Kuala Lumpur, Penang, dan Singapura. Diluar Asia Tenggara, Minang perantauan banyak dijumpai di Arab Saudi, Australia, Jepang, Belanda, dan Amerika Serikat. Sebagian besar mereka menjadi ekspatriat, pelajar, dan pedagang. Pantai Barat Sumatra Kawasan pantai barat Sumatra telah berabad-abad menjadi wilayah tujuan rantau orang Minangkabau, diantaranya merantau ke pesisir barat Aceh, Tapanuli, dan Bengkulu. Oleh penduduk setempat mereka tidak disebut sebagai orang Minangkabau, melainkan Aneuk Jamee (Aceh), Suku Pesisir (Tapanuli), dan Orang Mukomuko (Bengkulu). Aneuk Jamee merupakan suku bangsa yang mendiami pesisir barat Aceh. Dari segi bahasa, mereka berbahasa Aneuk Jamee, yang merupakan hasil asimilasi bahasa Minangkabau dengan bahasa setempat. Menurut sejarah, mereka berasal dari Ranah Minang yang pada waktu itu masih dalam kekuasaan Kesultanan Aceh. Orang Aceh menyebut mereka sebagai Aneuk Jamee yang berarti 'anak tamu' atau 'pendatang'. Umumnya mereka tinggal di sekitar Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Nagan Raya, dan sebagian kecil Meulaboh, Aceh Barat. Suku Pesisir (disebut juga Ughang Pasisia) adalah kelompok masyarakat yang tersebar di pesisir barat Sumatera Utara, terutama di Sibolga dan Tapanuli Tengah. Suku Pesisir merupakan penduduk Minangkabau yang bermigrasi ke Tapanuli sejak abad ke-14 dan telah bercampur baur dengan orang Melayu, Mandailing, dan Batak Toba. Penamaan Suku Pesisir untuk kelompok ini tidak pernah dikenal hingga abad ke-20. Istilah ini dipakai untuk membedakan kelompok masyarakat di pesisir barat Sumatera Utara dengan masyarakat Batak di pedalaman. Menurut ruang geografis etnisitas yang disusun oleh Collet (1925), Cunningham (1958), Reid (1979) dan Sibeth (1991), di pesisir barat Sumatera Utara terdapat kelompok masyarakat yang bukan dari etnis Batak. Orang Mukomuko merupakan bagian dari rumpun Minangkabau yang menghuni daerah Mukomuko, Bengkulu. Secara adat, budaya, dan bahasa, Mukomuko berkaitan erat dengan masyarakat ujung selatan kabupaten Pesisir Selatan di Sumatera Barat, yaitu masyarakat Indopuro, Tapan, Lunang dan Silauik. Dahulu daerah Mukomuko termasuk daerah Riak nan Badabua yakni daerah sepanjang Pesisir Pantai Barat dari Padang sampai Bengkulu Selatan. Namun wilayah Mukomuko sejak masa kolonial Inggris telah dimasukkan ke dalam administratif Bengkulu (Bengkulen). Sejak saat itu orang Mukomuko telah terpisah dari masyarakat serumpunnya di daerah Sumatera Barat dan menjadi bagian integral dari wilayah Bengkulu. Hal ini berlangsung terus pada masa penjajahan Belanda, Jepang, hingga masa kemerdekaan. Riau Orang Rokan merupakan kelompok yang mendiami Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Mereka berbahasa Minang dialek Rokan yang mirip dengan dialek Rao, Pasaman, Sumatera Barat. Masyarakat adat Minang juga menyebar ke Rokan Hilir bagian hulu, tepatnya di kecamatan Tanjung Medan, Pujut, Tanah Putih dan Rantau Kopar. Orang Kampar atau oleh masyarakatnya disebut Ughang Kampar atau Ughang Ocu, merupakan kelompok etnik yang mendiami Kabupaten Kampar, Riau yang berbahasa Minang dialek Kampar. Mereka dapat ditemukan juga di sebagian besar daerah Riau lainnya, seperti Siak, Bengkalis, Ujung Batu, Pelalawan, Selat Panjang, dan lain-lain. Selain itu masyarakat Kampar telah banyak yang bermukim di Malaysia, seperti di Kuantan (Pahang), Sabak Bernam, Teluk Intan, dan Negeri Sembilan. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Pelalawan juga mengamalkan Adat Minangkabau, mereka dikenal sebagai Orang Petalangan. Orang Kuantan merupakan kelompok yang tinggal di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Secara adat, budaya, dan bahasa memiliki persamaan dengan masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat, khususnya di Sijunjung yang berbatasan langsung dengan daerah Kuantan. Kuantan Singingi merupakan daerah rantau dari Luhak Tanah Datar yang bernama Rantau Nan Kurang Aso Duo Puluah. Masyarakat Kabupaten Indragiri Hulu bagian hulu juga masih mengamalkan Adat Minangkabau, terutama di kecamatan Peranap, Batang Peranap, Kelayang dan Rakit Kulim. Orang Rokan, Orang Kampar, Orang Petalangan, Orang Kuantan terdapat kontroversi mengenai keterkaitannya dengan orang Minangkabau, walaupun tetua adat mereka masih mengakui keterkaitan asal usul maupun adat ke dataran tinggi Minangkabau. Semenanjung Malaya Masyarakat Minangkabau telah turun temurun mendiami Semenanjung Malaya, Malaysia. Diantaranya paling banyak menghuni Negeri Sembilan. Pada awal abad ke-14, orang-orang Minangkabau datang ke Negeri Sembilan melalui Melaka hingga sampai ke Rembau. Orang Minangkabau ini hidup bersama dengan penduduk setempat yaitu, Orang Asli secara damai. Karena hal inilah, terjadi pernikahan antara orang Minangkabau dan penduduk asli sehingga keturunan mereka membentuk suku yang disebut dengan suku Biduanda. Suku Biduanda inilah yang menjadi pewaris utama Negeri Sembilan dan apabila dilakukan pemilihan pemimpin, maka hanya dari suku Biduanda inilah yang akan dipilih. Orang Minangkabau yang datang kemudian membentuk suku-suku berdasarkan daerah asal mereka di Minangkabau. Pada gelombang awal kebanyakan datang dari Tanah Datar dan Limapuluh Kota. Dari suku Biduanda inilah asalnya pembesar-pembesar Negeri Sembilan yang dipanggil "Penghulu" dan diistilahkan menjadi Undang. Sebelum terdapat institusi Yang di-Pertuan Besar, masyarakat Negeri Sembilan berada di bawah naungan Kerajaan Melayu Johor. Dalam kesehariannya, mereka menuturkan bahasa Negeri Sembilan (baso Nogoghi). Gelombang perantau Minangkabau berikutnya yang tiba di Malaya terjadi pasca Perang Paderi. Salah satu komunitas yang cukup besar adalah orang Rao (Ughang Rawo) atau yang di Malaysia dikenal sebagai "Orang Rawa". Orang Rao bermigrasi ke beberapa daerah di Malaya, antara lain ke Negeri Sembilan, Pahang, Kelantan, Perak dan Selangor. Sejak pertengahan abad ke-19, ramai pula orang Minang yang merantau ke Kuala Lumpur. Tujuan utama mereka ke kota tersebut adalah hendak berdagang. Sehingga banyak pedagang Minang yang menjadi peneroka awal Kuala Lumpur, diantaranya adalah Mohamed Taib bin Haji Abdul Samad. Jawa Dibandingkan dengan Semenanjung Malaya, migrasi besar-besaran orang Minang ke pulau Jawa relatif baru. Meski tujuan utama mereka adalah Jakarta Raya, namun perantau Minang juga banyak dijumpai di kota-kota besar seperti Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Surakarta, dan Tasikmalaya, dimana mereka memiliki perkumpulan yang cukup solid. Pada tahun 1961, jumlah perantau Minang di kota Jakarta meningkat 18,7 kali dibandingkan dengan tingkat pertambahan penduduk kota itu yang hanya 3,7 kali, dan pada tahun 1971 etnis ini diperkirakan telah berjumlah sekitar 10% dari jumlah penduduk Jakarta waktu itu. Perantauan intelektual Pada akhir abad ke-18, banyak pelajar Minang yang merantau ke Mekkah untuk mendalami agama Islam, di antaranya Haji Miskin, Haji Piobang, dan Haji Sumanik. Setibanya di tanah air, mereka menjadi penyokong kuat gerakan Paderi dan menyebarluaskan pemikiran Islam yang murni di seluruh Minangkabau dan Mandailing. Gelombang kedua perantauan ke Timur Tengah terjadi pada awal abad ke-20, yang dimotori oleh Abdul Karim Amrullah, Tahir Jalaluddin, Muhammad Jamil Jambek, dan Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Selain ke Timur Tengah, pelajar Minangkabau juga banyak yang merantau ke Eropa. Mereka antara lain Abdoel Rivai, Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Roestam Effendi, dan Mohammad Amir. Intelektual lain, Tan Malaka, hidup mengembara di delapan negara Eropa dan Asia, membangun jaringan pergerakan kemerdekaan Asia. Semua pelajar Minang tersebut, yang merantau ke Eropa sejak akhir abad ke-19, menjadi pejuang kemerdekaan dan pendiri Republik Indonesia. Sebab merantau Faktor budaya Ada banyak penjelasan terhadap fenomena ini, salah satu penyebabnya ialah sistem kekerabatan matrilineal. Dengan sistem ini, penguasaan harta pusaka dipegang oleh kaum perempuan sedangkan hak kaum pria dalam hal ini cukup kecil. Selain itu, setelah masa akil baligh para pemuda tidak lagi dapat tidur di rumah orang tuanya, karena rumah hanya diperuntukkan untuk kaum perempuan beserta suaminya, dan anak-anak. Para perantau yang pulang ke kampung halaman, biasanya akan menceritakan pengalaman merantau kepada anak-anak kampung. Daya tarik kehidupan para perantau inilah yang sangat berpengaruh di kalangan masyarakat Minangkabau sedari kecil. Siapa pun yang tidak pernah mencoba pergi merantau, maka ia akan selalu diperolok-olok oleh teman-temannya. Hal inilah yang menyebabkan kaum pria Minang memilih untuk merantau. Kini wanita Minangkabau pun sudah lazim merantau. Tidak hanya karena alasan ikut suami, tapi juga karena ingin berdagang, meniti karier dan melanjutkan pendidikan. Menurut Rudolf Mrazek, sosiolog Belanda, dua tipologi budaya Minang, yakni dinamisme dan anti-parokialisme melahirkan jiwa merdeka, kosmopolitan, egaliter, dan berpandangan luas, hal ini menyebabkan tertanamnya budaya merantau pada masyarakat Minangkabau. Semangat untuk mengubah nasib dengan mengejar ilmu dan kekayaan, serta pepatah Minang yang mengatakan Karatau madang dahulu, babuah babungo alun, marantau bujang dahulu, di rumah paguno balun (lebih baik pergi merantau karena di kampung belum berguna) mengakibatkan pemuda Minang untuk pergi merantau sedari muda. Faktor ekonomi Penjelasan lain adalah pertumbuhan penduduk yang tidak diiringi dengan bertambahnya sumber daya alam yang dapat diolah. Jika dulu hasil pertanian dan perkebunan, sumber utama tempat mereka hidup dapat menghidupi keluarga, maka kini hasil sumber daya alam yang menjadi penghasilan utama mereka itu tak cukup lagi memberi hasil untuk memenuhi kebutuhan bersama, karena harus dibagi dengan beberapa keluarga. Selain itu adalah tumbuhnya kesempatan baru dengan dibukanya daerah perkebunan dan pertambangan. Faktor-faktor inilah yang kemudian mendorong orang Minang pergi merantau mengadu nasib di negeri orang. Untuk kedatangan pertamanya ke tanah rantau, biasanya para perantau menetap terlebih dahulu di rumah dunsanak yang dianggap sebagai induk semang. Para perantau baru ini biasanya berprofesi sebagai pedagang kecil. Selain itu, perekonomian masyarakat Minangkabau sejak dahulunya telah ditopang oleh kemampuan berdagang, terutama untuk mendistribusikan hasil bumi mereka. Kawasan pedalaman Minangkabau, secara geologis memiliki cadangan bahan baku terutama emas, tembaga, timah, seng, merkuri, dan besi, semua bahan tersebut telah mampu diolah oleh mereka. Sehingga julukan suvarnadvipa (pulau emas) yang muncul pada cerita legenda di India sebelum Masehi, kemungkinan dirujuk untuk pulau Sumatra karena hal ini. Pedagang dari Arab pada abad ke-9, telah melaporkan bahwa masyarakat di pulau Sumatra telah menggunakan sejumlah emas dalam perdagangannya. Kemudian dilanjutkan pada abad ke-13 diketahui ada raja di Sumatra yang menggunakan mahkota dari emas. Tomé Pires sekitar abad ke-16 menyebutkan, bahwa emas yang diperdagangangkan di Malaka, Panchur (Barus), Tico (Tiku) dan Priaman (Pariaman), berasal dari kawasan pedalaman Minangkabau. Disebutkan juga kawasan Indragiri pada sehiliran Batang Kuantan di pesisir timur Sumatra, merupakan pusat pelabuhan dari raja Minangkabau. Dalam prasasti yang ditinggalkan oleh Adityawarman disebut bahwa dia adalah penguasa bumi emas. Hal inilah menjadi salah satu penyebab, mendorong Belanda membangun pelabuhan di Padang dan sampai pada abad ke-17 Belanda masih menyebut yang menguasai emas kepada raja Pagaruyung. Kemudian meminta Thomas Diaz untuk menyelidiki hal tersebut, dari laporannya dia memasuki pedalaman Minangkabau dari pesisir timur Sumatra dan dia berhasil menjumpai salah seorang raja Minangkabau waktu itu (Rajo Buo), dan raja itu menyebutkan bahwa salah satu pekerjaan masyarakatnya adalah pendulang emas. Sementara itu dari catatan para geologi Belanda, pada sehiliran Batanghari dijumpai 42 tempat bekas penambangan emas dengan kedalaman mencapai 60 m serta di Kerinci waktu itu, mereka masih menjumpai para pendulang emas. Sampai abad ke-19, legenda akan kandungan emas pedalaman Minangkabau, masih mendorong Raffles untuk membuktikannya, sehingga dia tercatat sebagai orang Eropa pertama yang berhasil mencapai Pagaruyung melalui pesisir barat Sumatra. Faktor perang "Orang Minang merupakan masyarakat yang gelisah, dengan tradisi pemberontakan dan perlawanan yang panjang. Selalu merasa bangga dengan perlawanan mereka terhadap kekuatan luar, baik dari Jawa maupun Eropa".<p style="text-align: right;">— Pendapat dari Audrey R. Kahin. Beberapa peperangan juga menimbulkan gelombang perpindahan masyarakat Minangkabau terutama dari daerah konflik, setelah Perang Padri, muncul pemberontakan di Batipuh menentang tanam paksa Belanda, disusul pemberontakan Siti Manggopoh dalam Perang Belasting menentang belasting dan pemberontakan komunis tahun 1926–1927. Setelah kemerdekaan muncul PRRI yang juga menyebabkan timbulnya eksodus besar-besaran masyarakat Minangkabau ke daerah lain. Dari beberapa perlawanan dan peperangan ini, memperlihatkan karakter masyarakat Minang yang tidak menyukai penindasan. Mereka akan melakukan perlawanan dengan kekuatan fisik, namun jika tidak mampu mereka lebih memilih pergi meninggalkan kampung halaman (merantau). Orang Sakai berdasarkan cerita turun temurun dari para tetuanya menyebutkan bahwa mereka berasal dari Pagaruyung. Orang Kubu menyebut bahwa orang dari Pagaruyung adalah saudara mereka. Kemungkinan masyarakat terasing ini termasuk masyarakat Minang yang melakukan resistansi dengan meninggalkan kampung halaman mereka karena tidak mau menerima perubahan yang terjadi di negeri mereka. De Stuers sebelumnya juga melaporkan bahwa masyarakat Padangsche Bovenlanden sangat berbeda dengan masyarakat di Jawa, di Pagaruyung ia menyaksikan masyarakat setempat begitu percaya diri dan tidak minder dengan orang Eropa. Ia merasakan sendiri, penduduk lokal lalu lalang begitu saja dihadapannya tanpa ia mendapatkan perlakuan istimewa, malah ada penduduk lokal meminta rokoknya, serta meminta ia menyulutkan api untuk rokok tersebut. Merantau dalam sastra Fenomena merantau dalam masyarakat Minangkabau, ternyata sering menjadi sumber inspirasi bagi para pekerja seni, terutama sastrawan. Hamka, dalam novelnya Merantau ke Deli, bercerita tentang pengalaman hidup perantau Minang yang pergi ke Deli dan menikah dengan perempuan Jawa. Novelnya yang lain Tenggelamnya Kapal Van der Wijck juga bercerita tentang kisah anak perantau Minang yang pulang kampung. Di kampung, ia menghadapi kendala oleh masyarakat adat Minang yang merupakan induk bakonya sendiri. Selain novel karya Hamka, novel karya Marah Rusli, Sitti Nurbaya dan Salah Asuhannya Abdul Muis juga menceritakan kisah perantau Minang. Dalam novel-novel tersebut, dikisahkan mengenai persinggungan pemuda perantau Minang dengan adat budaya Barat. Novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi, mengisahkan perantau Minang yang belajar di pesantren Jawa dan akhirnya menjadi orang yang berhasil. Dalam bentuk yang berbeda, lewat karyanya yang berjudul Kemarau, A.A Navis mengajak masyarakat Minang untuk membangun kampung halamannya yang banyak di tinggal pergi merantau. Novel yang bercerita tentang perantau Minang tersebut, biasanya berisi kritik sosial dari penulis kepada adat budaya Minang yang kolot dan tertinggal. Selain dalam bentuk novel, kisah perantau Minang juga dikisahkan dalam film Merantau karya sutradara Inggris, Gareth Evans. Orang Minangkabau dan kiprahnya Orang Minang terkenal sebagai kelompok yang terpelajar, oleh sebab itu pula mereka menyebar di seluruh Indonesia bahkan mancanegara dalam berbagai macam profesi dan keahlian, antara lain sebagai politisi, penulis, ulama, pengajar, jurnalis, dan pedagang. Berdasarkan jumlah populasi yang relatif kecil (2,7% dari penduduk Indonesia), Minangkabau merupakan salah satu suku tersukses dengan banyak pencapaian. Majalah Tempo dalam edisi khusus tahun 2000 mencatat bahwa 6 dari 10 tokoh penting Indonesia pada abad ke-20 merupakan orang Minang. 3 dari 4 orang pendiri Republik Indonesia adalah putra-putra Minangkabau. Keberhasilan dan kesuksesan orang Minang banyak diraih ketika berada di perantauan. Sejak dulu mereka telah pergi merantau ke berbagai daerah di Jawa, Sulawesi, semenanjung Malaysia, Thailand, Brunei, hingga Philipina. Pada tahun 1390, Raja Bagindo mendirikan Kesultanan Sulu di Filipina selatan. Pada abad ke-14 orang Minang melakukan migrasi ke Negeri Sembilan, Malaysia dan mengangkat raja untuk negeri baru tersebut dari kalangan mereka. Di akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17, beberapa ulama Minangkabau seperti Tuan Tunggang Parangan, Dato ri Bandang, Dato ri Patimang, Dato ri Tiro, dan Dato Karama, menyebarkan Islam di Kalimantan, Sulawesi, dan Kepulauan Nusa Tenggara. Kedatangan reformis Muslim yang menuntut ilmu di Kairo dan Mekkah memengaruhi sistem pendidikan di Minangkabau. Sekolah Islam modern Sumatra Thawalib dan Diniyah Putri, banyak melahirkan aktivis yang berperan dalam proses kemerdekaan, antara lain A.R Sutan Mansur, Siradjuddin Abbas, dan Djamaluddin Tamin. Pada periode 1920–1960, banyak politisi Indonesia berpengaruh lahir dari ranah Minangkabau. Menjadi salah satu motor perjuangan kemerdekaan Asia, pada tahun 1923 Tan Malaka terpilih menjadi wakil Komunis Internasional untuk wilayah Asia Tenggara. Politisi Minang lainnya Muhammad Yamin, menjadi pelopor Sumpah Pemuda yang mempersatukan seluruh rakyat Hindia Belanda. Di dalam Volksraad, politisi asal Minang-lah yang paling vokal. Mereka antara lain Jahja Datoek Kajo, Agus Salim, dan Abdul Muis. Tokoh Minang lainnya Mohammad Hatta, menjadi ko-proklamator kemerdekaan Indonesia. Setelah kemerdekaan, empat orang Minangkabau duduk sebagai perdana menteri (Sutan Syahrir, Mohammad Hatta, Abdoel Halim, Muhammad Natsir), seorang sebagai presiden (Assaat), seorang sebagai wakil presiden (Mohammad Hatta), seorang menjadi pimpinan parlemen (Chaerul Saleh), dan puluhan yang menjadi menteri, di antara yang cukup terkenal ialah Azwar Anas, Fahmi Idris, Rizal Ramli dan Emil Salim. Emil bahkan menjadi orang Indonesia terlama yang duduk di kementerian RI. Minangkabau, salah satu dari dua etnis selain etnis Jawa, yang selalu memiliki wakil dalam setiap kabinet pemerintahan Indonesia. Selain di pemerintahan, pada masa Demokrasi liberal parlemen Indonesia didominasi oleh politisi Minang. Mereka tergabung kedalam aneka macam partai dan ideologi, islamis, nasionalis, komunis, dan sosialis. Selain menjabat gubernur provinsi Sumatra Tengah dan Sumatera Barat, orang Minangkabau juga duduk sebagai gubernur provinsi lain di Indonesia. Mereka adalah Datuk Djamin (Jawa Barat), Daan Jahja (Jakarta), Rano Karno (Banten), Muhammad Djosan dan Muhammad Padang (Maluku), Anwar Datuk Madjo Basa Nan Kuniang dan Moenafri (Sulawesi Tengah), Adenan Kapau Gani, Mohammad Isa, dan Rosihan Arsyad (Sumatera Selatan), Eny Karim, Rizal Nurdin, dan Erry Nuradi (Sumatera Utara), Arsyadjuliandi Rachman (Riau), serta Djamin Datuk Bagindo (Jambi). Beberapa partai politik Indonesia didirikan oleh politisi Minang. PARI dan Murba didirikan oleh Tan Malaka, Partai Sosialis Indonesia oleh Sutan Sjahrir, PNI Baru oleh Mohammad Hatta, Masyumi oleh Mohammad Natsir, Perti oleh Sulaiman ar-Rasuli, dan Permi oleh Rasuna Said. Selain mendirikan partai politik, politisi Minang juga banyak menghasilkan buku-buku yang menjadi bacaan wajib para aktivis pergerakan. Penulis Minang banyak memengaruhi perkembangan bahasa dan sastra Indonesia. Mereka mengembangkan bahasa melalui berbagai macam karya tulis dan keahlian. Marah Rusli, Abdul Muis, Idrus, Hamka, dan A.A Navis berkarya melalui penulisan novel. Nur Sutan Iskandar novelis Minang lainnya, tercatat sebagai penulis novel Indonesia yang paling produktif. Chairil Anwar dan Taufik Ismail berkarya lewat penulisan puisi. Serta Sutan Takdir Alisjahbana dan Sutan Muhammad Zain, dua ahli tata bahasa yang melakukan modernisasi bahasa Indonesia sehingga bisa menjadi bahasa persatuan nasional. Novel-novel karya sastrawan Minang seperti Sitti Nurbaya, Salah Asuhan, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Layar Terkembang, dan Robohnya Surau Kami telah menjadi bahan bacaan wajib bagi siswa sekolah di Indonesia dan Malaysia. Selain melalui karya sastra, pengembangan bahasa Indonesia banyak pula dilakukan oleh jurnalis Minang. Mereka antara lain Djamaluddin Adinegoro, Rosihan Anwar, dan Ani Idrus. Selain Abdul Rivai yang dijuluki sebagai Perintis Pers Indonesia, Rohana Kudus yang menerbitakan Sunting Melayu, menjadi wartawan sekaligus pemilik koran wanita pertama di Indonesia. Di samping menjadi politisi dan penulis, kiprah Orang Minang juga cukup menonjol di bidang intelektualisme. Kebiasaan mereka yang suka berpikir dan menelaah, telah melahirkan beberapa pakar di dunia kedokteran, humaniora, hukum, dan ekonomi, yang kesemuanya memberikan sumbangan besar terhadap bangsa Indonesia. Di antara mereka yang cukup dikenal adalah Ahmad Syafii Maarif, Hazairin, Syahrir, Taufik Abdullah, dan Azrul Azwar. Di Indonesia dan Malaysia, selain orang Tionghoa, orang Minang juga terkenal sebagai pengusaha ulung. Banyak pengusaha Minang sukses berbisnis di bidang perdagangan tekstil, rumah makan, perhotelan, pendidikan, keuangan, dan kesehatan. Di antara figur pengusaha sukses adalah, Abdul Latief (pemilik ALatief Corporation), Basrizal Koto (pemilik Basko Group), dan Hasyim Ning (pengusaha perakitan mobil pertama di Indonesia). Banyak pula orang Minang yang sukses di dunia hiburan, baik sebagai sutradara, produser, penyanyi, maupun artis. Sebagai sutradara dan produser ada Usmar Ismail, Asrul Sani, Djamaludin Malik, dan Arizal. Arizal bahkan menjadi sutradara dan produser film yang paling banyak menghasilkan karya. Sekurang-kurangnya 52 film dan 8 sinetron dalam 1.196 episode telah dihasilkannya. Pemeran dan penyanyi Minang yang terkenal beberapa di antaranya adalah Afgan Syah Reza, Dorce Gamalama, Marshanda, Eva Arnaz, dan Nirina Zubir. Pekerja seni lainnya, ratu kuis Ani Sumadi, menjadi pelopor dunia perkuisan di Indonesia. Selain mereka, Soekarno M. Noer beserta putranya Rano Karno, mungkin menjadi pekerja hiburan paling sukses di Indonesia, baik sebagai aktor maupun sutradara film. Pada tahun 1993, Karnos Film perusahaan film milik keluarga Soekarno, memproduksi film seri dengan peringkat tertinggi sepanjang sejarah perfilman Indonesia, Si Doel Anak Sekolahan. Di Malaysia dan Singapura, kontribusi orang Minangkabau juga cukup besar. Pada tahun 1723, Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah I, duduk sebagai sultan Johor sebelum akhirnya mendirikan Kerajaan Siak di daratan Riau. Pada awal abad ke-18, Nakhoda Bayan, Nakhoda Intan, dan Nakhoda Kecil meneroka Pulau Pinang. Pada 1773, Raja Melewar diutus Pagaruyung untuk memimpin rantau Negeri Sembilan. Ia juga menyebarkan Adat Perpatih dan Adat Tumenggung, yang sampai saat ini masih berlaku di Semenanjung Malaya. Menjelang masa kemerdekaan beberapa politisi Minang mendirikan partai politik. Di antaranya adalah Ahmad Boestamam yang mendirikan Parti Rakyat Malaysia dan Rashid Maidin yang mengikrarkan Parti Komunis Malaya. Setelah kemerdekaan Tuanku Abdul Rahman menjadi Yang Dipertuan Agung pertama Malaysia, sedangkan Rais Yatim, Amirsham Abdul Aziz, dan Abdul Samad Idris, duduk di kursi kabinet. Beberapa nama lainnya yang cukup berjasa adalah Sheikh Muszaphar Shukor (astronaut pertama Malaysia), Muhammad Saleh Al-Minangkabawi (kadi besar Kerajaan Perak), Tahir Jalaluddin Al-Azhari (ulama terkemuka), Adnan bin Saidi (pejuang kemerdekaan Malaysia), dan Abdul Rahim Kajai (perintis pers Malaysia). Mereka juga banyak yang terjun di dunia bisnis, diantaranya yang cukup sukses adalah Kamarudin Meranun (pendiri Air Asia) dan Tunku Tan Sri Abdullah (pemilik Melewar Corporation). Di Singapura, Mohammad Eunos Abdullah dan Abdul Rahim Ishak muncul sebagai politisi Singapura terkemuka, Yusof bin Ishak menjadi presiden pertama Singapura, dan Zubir Said menciptakan lagu kebangsaan Singapura Majulah Singapura. Beberapa tokoh Minang juga memiliki reputasi internasional. Di antaranya, Roestam Effendi yang mewakili Partai Komunis Belanda, dan menjadi orang Hindia pertama yang duduk sebagai anggota parlemen Belanda. Di Arab Saudi, Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, menjadi satu-satunya orang non-Arab yang pernah menjabat imam besar Masjidil Haram, Mekkah. Mohammad Natsir, salah seorang tokoh Islam terkemuka, pernah menduduki posisi presiden Liga Muslim se-Dunia (World Moslem Congress) dan ketua Dewan Masjid se-Dunia. Sementara itu Azyumardi Azra, menjadi orang pertama di luar warga negara Persemakmuran yang mendapat gelar Sir dari Kerajaan Inggris. Lihat pula Daftar tokoh Minangkabau Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan Referensi Bacaan lanjutan (Erlebnisbericht). Pranala luar komunitas Minangkabau yang pertama dan terbesar sejak 1993 Komunitas virtual masyarakat Minangkabau di dunia maya Kaskus Regional Minang Suku bangsa di Indonesia Suku bangsa di Malaysia
7,626
85
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah
Sejarah
Sejarah atau tawarik (; artinya "mengusut, pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian") adalah kajian tentang masa lampau, khususnya bagaimana kaitannya dengan manusia. Dalam bahasa Indonesia, sejarah dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar telah terjadi pada masa lampau serta asal usul silsilah (keturunan), terutama bagi raja-raja yang memerintah. Istilah "sejarah" dalam konteks tertentu juga disebut sebagai hikayat, tambo, babad, riwayat, atau tarikh. Ini adalah istilah umum yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu serta penemuan, koleksi, organisasi, dan penyajian informasi mengenai peristiwa ini. Istilah ini mencakup kosmik, geologi, dan sejarah makhluk hidup, tetapi sering kali secara umum diartikan sebagai sejarah manusia. Para sarjana yang menulis tentang sejarah disebut ahli sejarah atau sejarawan. Peristiwa yang terjadi sebelum catatan tertulis disebut Prasejarah. Sejarah juga dapat mengacu pada bidang akademis yang menggunakan narasi untuk memeriksa dan menganalisis urutan peristiwa masa lalu dan secara objektif menentukan pola sebab dan akibat yang membentuk mereka. Ahli sejarah terkadang memperdebatkan sifat sejarah dan kegunaannya dengan membahas studi tentang ilmu sejarah sebagai tujuan itu sendiri dan sebagai cara untuk memberikan "pandangan" pada permasalahan masa kini. Cerita umum untuk suatu budaya tertentu, tetapi tidak didukung oleh pihak luar (seperti cerita seputar Raja Arthur) biasanya diklasifikasikan sebagai warisan budaya atau legenda, karena mereka tidak mendukung "penyelidikan tertarik" yang diperlukan dari disiplin sejarah. Herodotus, abad ke-5 SM ahli sejarah Yunani dalam masyarakat Barat dianggap sebagai "Bapak Sejarah" dan bersama dengan kontemporer Thucydides, membantu membentuk dasar bagi studi modern sejarah manusia. Kiprah mereka terus dibaca hingga hari ini dan kesenjangan antara budaya Herodotus dan Thucydides militer yang berfokus tetap menjadi titik pertikaian atau pendekatan dalam penulisan sejarah modern. Dalam tradisi Timur, sebuah riwayat negara Chun Qiu dikenal untuk dikompilasi mulai sejak 722 SM meski teks-teks abad ke-2 SM selamat. Pengaruh kuno telah membantu penafsiran varian bibit sifat sejarah yang telah berkembang selama berabad-abad dan terus berubah hari ini. Studi modern sejarah mulai meluas dan termasuk studi tentang daerah tertentu dan studi topikal tertentu atau unsur tematik dalam penyelidikan sejarah. Seringkali sejarah diajarkan sebagai bagian dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan studi akademis sejarah adalah ilmu utama dalam penelitian di universitas. Sejarah adalah peristiwa atau kejadian yang terjadi pada masa lalu yang dipelajari dan diselidiki untuk menjadi acuan serta pedoman kehidupan masa mendatang. Menurut etimologi atau asal katanya, sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni syajarotun, yang artinya pohon. Ilmu sejarah mempelajari tentang peristiwa masa lalu melalui artefak, manuskrip, maupun peninggalan lainnya dalam sejarah Indonesia, dunia, zaman kuno, hingga modern. Ilmu sejarah tak hanya mencakup aspek budaya, namun juga ekonomi, geografi, sosial, politik, bahasa, agama, pariwisata, militer, bahkan teknologi. Etimologi Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (شجرة, šajaratun) yang artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (تاريخ). Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan. Kata sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi. Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal,dalam bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berarti yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis. Istilah ini masuk dalam bahasa Inggris pada tahun 1390 dengan makna "hubungan kejadian, cerita". Pada Bahasa Inggris Pertengahan, artinya adalah "cerita" secara umum. Pembatasan terhadap arti "catatan peristiwa masa lalu" muncul pada akhir abad ke-15. Saat itu masih dalam arti Yunani yang pada saat itu juga Francis Bacon menggunakan istilah tersebut pada akhir abad ke-16, ketika ia menulis tentang "Sejarah Alam". baginya, historia adalah "pengetahuan tentang objek yang ditentukan oleh ruang dan waktu", sehingga jenis pengetahuan disediakan oleh Ingatan (sementara Ilmu disediakan oleh akal, dan puisi disediakan oleh fantasi). Menilik pada makna secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan peristiwa. Oleh karena itu, masalah waktu penting dalam memahami satu peristiwa, maka para sejarawan cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat periodisasi. Dalam sebuah ekspresi linguistik sintetik vs. analitik / isolasi dikotomi, (史 vs. 诌) sekarang menunjuk kata yang berbeda untuk sejarah manusia atau bercerita secara umum. Di Jerman, Prancis, dan sebagian bahasa Jermanik dan Romantis, kata yang sama masih digunakan untuk pemakaian kata "sejarah" dan "cerita". kata sifat historical dibuktikan dari tahun 1661, dan historic dari tahun 1669. Historian dalam pengartian sebuah "Peneliti sejarah" dibuktikan dari tahun 1531. dalam semua bahasa Eropa, "sejarah" masih digunakan untuk pemakaian kata "apa yang terjadi dengan laki-laki", dan "studi ilmiah yang terjadi", arti yang terakhir kadang-kadang dibedakan dengan huruf kapital, "Sejarah", atau kata historiografi. Pengertian sejarah menurut para ahli J.V. Bryce Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia. W.H. Walsh Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia pada masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti. Patrick Gardiner Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia. Roeslan Abdulgani Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan pada masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan. Mohammad Yamin Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan. Ibnu Khaldun (1332–1406) Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu. R. Moh. Ali Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut: Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita. Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita. Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita. Klasifikasi Karena lingkup sejarah sangat besar, perlu klasifikasi yang baik untuk memudahkan penelitian. Bila beberapa penulis seperti H.G. Wells, Will Durant, dan Ariel Durant menulis sejarah dalam lingkup umum, kebanyakan sejarawan memiliki keahlian dan spesialisasi masing-masing. Ada banyak cara untuk memilah informasi dalam sejarah, antara lain: Berdasarkan kurun waktu (kronologis). Berdasarkan wilayah (geografis). Berdasarkan negara (nasional). Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis). Berdasarkan topik atau pokok bahasan (topikal). Dalam pemilahan tersebut, harus diperhatikan bagaimana cara penulisannya seperti melihat batasan-batasan temporal dan spasial tema itu sendiri. Jika hal tersebut tidak dijelaskan, maka sejarawan mungkin akan terjebak ke dalam falsafah ilmu lain, misalnya sosiologi. Inilah sebabnya Immanuel Kant yang disebut-sebut sebagai Bapak Sosiologi mengejek sejarah sebagai "penata batu-bata" dari fakta-fakta sosiologis. Banyak orang yang mengkritik ilmu sejarah. Para pengkritik tersebut melihat sejarah sebagai sesuatu yang tidak ilmiah karena tidak memenuhi faktor-faktor keilmuan, terutama faktor "dapat dilihat atau dicoba kembali", artinya sejarah hanya dipandang sebagai pengetahuan belaka, bukan sebagai ilmu. Sebenarnya, pendapat ini kurang bisa diterima akal sehat karena sejarah mustahil dapat diulang walau bagaimanapun caranya karena sejarah hanya terjadi sekali untuk selama-lamanya. Walau mendapat tantangan sedemikian itu, ilmu sejarah terus berkembang dan menunjukkan keeksisannya dalam tataran ilmu. Catatan sejarah Ahli sejarah mendapatkan informasi mengenai masa lampau dari berbagai sumber, seperti catatan yang ditulis atau dicetak, mata uang atau benda bersejarah lainnya, bangunan dan monumen, serta dari wawancara (yang sering disebut sebagai "sejarah penceritaan", atau oral history dalam bahasa Inggris). Untuk sejarah modern, sumber-sumber utama informasi sejarah adalah: foto, gambar bergerak (misalnya: film layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak semua sumber-sumber ini dapat digunakan untuk penelitian sejarah, karena tergantung pada periode yang hendak diteliti atau dipelajari. Penelitian sejarah juga bergantung pada historiografi, atau cara pandang sejarah, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ada banyak alasan mengapa orang menyimpan dan menjaga catatan sejarah, termasuk: alasan administratif (misalnya: keperluan sensus, catatan pajak, dan catatan perdagangan), alasan politis (guna memberi pujian atau kritik pada pemimpin negara, politikus, atau orang-orang penting), alasan keagamaan, kesenian, pencapaian olahraga (misalnya: rekor Olimpiade), catatan keturunan (genealogi), catatan pribadi (misalnya surat-menyurat), dan hiburan. Namun dalam penulisan sejarah, sumber-sumber tersebut perlu dipilah-pilah. Metode ini disebut dengan kritik sumber. Kritik sumber dibagi menjadi dua macam, yaitu ekstern dan intern. Kritik ekstern adalah kritik yang pertama kali harus dilakukan oleh sejarawan saat dia menulis karyanya, terutama jika sumber sejarah tersebut berupa benda. Yakni dengan melihat validisasi bentuk fisik karya tersebut, mulai dari bentuk, warna dan apa saja yang dapat dilihat secara fisik. Sedang kritik intern adalah kritik yang dilihat dari isi sumber tersebut, apakah dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Wawancara juga dipakai sebagai sumber sejarah. Namun perlu pula sejarawan bertindak kritis baik dalam pemilahan narasumber sampai dengan translasi ke bentuk digital atau tulisan. Sejarah dan prasejarah Dulu, penelitian tentang sejarah terbatas pada penelitian atas catatan tertulis atau sejarah yang diceritakan. Akan tetapi, seiring dengan peningkatan jumlah akademik profesional serta pembentukan cabang ilmu pengetahuan yang baru sekitar abad ke-19 dan 20, terdapat pula informasi sejarah baru. Arkeologi, antropologi, dan cabang-cabang ilmu sosial lainnya terus memberikan informasi yang baru, serta menawarkan teori-teori baru tentang sejarah manusia. Banyak ahli sejarah yang bertanya: apakah cabang-cabang ilmu pengetahuan ini termasuk dalam ilmu sejarah, karena penelitian yang dilakukan tidak semata-mata atas catatan tertulis? Sebuah istilah baru, yaitu nirleka, dikemukakan. Istilah "prasejarah" digunakan untuk mengelompokan cabang ilmu pengetahuan yang meneliti periode sebelum ditemukannya catatan sejarah tertulis. Pada abad ke-20, pemisahan antara sejarah dan prasejarah mempersulit penelitian. Ahli sejarah waktu itu mencoba meneliti lebih dari sekadar narasi sejarah politik yang biasa mereka gunakan. Mereka mencoba meneliti menggunakan pendekatan baru, seperti pendekatan sejarah ekonomi, sosial, dan budaya. Semuanya membutuhkan bermacam-macam sumber. Di samping itu, ahli prasejarah seperti [Vere Gordon Childe] menggunakan arkeologi untuk menjelaskan banyak kejadian-kejadian penting di tempat-tempat yang biasanya termasuk dalam lingkup sejarah (dan bukan prasejarah murni). Pemisahan seperti ini juga dikritik karena mengesampingkan beberapa peradaban, seperti yang ditemukan di Afrika Sub-Sahara dan di Amerika sebelum kedatangan Columbus. Akhirnya, secara perlahan-lahan selama beberapa dekade belakangan ini, pemisahan antara sejarah dan prasejarah sebagian besar telah dihilangkan. Sekarang, tidak ada yang tahu pasti kapan sejarah dimulai. Secara umum sejarah diketahui sebagai ilmu yang mempelajari apa saja yang diketahui tentang masa lalu umat manusia (walau sudah hampir tidak ada pemisahan antara sejarah dan prasejarah, ada bidang ilmu pengetahuan baru yang dikenal dengan Sejarah Besar). Kini sumber-sumber apa saja yang dapat digunakan untuk mengetahui tentang sesuatu yang terjadi pada masa lampau (misalnya: sejarah penceritaan, linguistik, genetika, dan lain-lain), diterima sebagai sumber yang sah oleh kebanyakan ahli sejarah. Historiografi Historiografi adalah ilmu yang meneliti dan mengurai informasi sejarah berdasarkan sistem kepercayaan dan filsafat. Walau tentunya terdapat beberapa bias (pendapat subjektif) yang hakiki dalam semua penelitian yang bersifat historis (salah satu yang paling besar di antaranya adalah subjektivitas nasional), sejarah dapat dipelajari dari sudut pandang ideologis, misalnya: historiografi Marxisme. Ada pula satu bentuk pengandaian sejarah (spekulasi mengenai sejarah) yang dikenal dengan sebutan "sejarah virtual" atau "sejarah kontra-faktual" (yaitu: cerita sejarah yang berlawanan—atau kontra—dengan fakta yang ada). Ada beberapa ahli sejarah yang menggunakan cara ini untuk mempelajari dan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan yang ada apabila suatu kejadian tidak berlangsung atau malah sebaliknya berlangsung. Hal ini mirip dengan jenis cerita fiksi sejarah alternatif. Metode kajian sejarah Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan metode kajian sejarah antara lain: Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. M. Trevelyan, dan A. J. P. Taylor. Pada tahun 1960an, para ahli sejarah mulai meninggalkan narasi sejarah yang bersifat epik nasionalistik, dan memilih menggunakan narasi kronologis yang lebih realistik. Ahli sejarah dari Prancis memperkenalkan metode sejarah kuantitatif. Metode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang-orang dalam sejarah. Ahli sejarah dari Amerika, terutama mereka yang terilhami zaman gerakan hak asasi dan sipil, berusaha untuk lebih mengikutsertakan kelompok-kelompok etnis, suku, ras, serta kelompok sosial dan ekonomi dalam kajian sejarahnya. Dalam beberapa tahun kebelakangan ini, ilmuwan posmodernisme dengan keras mempertanyakan keabsahan dan perlu tidaknya dilakukan kajian sejarah. Menurut mereka, sejarah semata-mata hanyalah interpretasi pribadi dan subjektif atas sumber-sumber sejarah yang ada. Dalam bukunya yang berjudul In Defense of History (terj: Pembelaan akan Sejarah), Richard J. Evans, seorang profesor bidang sejarah modern dari Universitas Cambridge di Inggris, membela pentingnya pengkajian sejarah untuk masyarakat. Teori sejarah Marxian Teori marxis tentang materialisme sejarah menteorikan bahwa masyarakat pada dasarnya ditentukan oleh kondisi material pada waktu tertentu–dengan kata lain, hubungan yang dimiliki satu orang dan yang lain untuk memenuhi kebutuhan dasarnya serta keluarganya seperti makan, pakaian, tempat tinggal. Secara keseluruhan, Marx dan Engels mengklaim telah mengidentifikasi lima tahap berturut-turut dari perkembangan kondisi material ini di Eropa Barat. Historiografi Marxis dahulunya merupakan pandangan ortodoks di Uni Soviet, tapi sejak jatuhnya komunisme di sana pada 1991, Mikhail Krom mengatakan hal tersebut telah melemah ke batas kesarjanaan. Sejarah semu Sejarah semu adalah istilah yang diterapkan pada tulisan-tulisan yang dianggap bersifat historis tetapi menyimpang dari konvensi historiografis standar sehingga melemahkan kesimpulannya. Sejarah semu terkait erat dengan revisionisme sejarah. Karya-karya yang menarik kesimpulan kontroversial dari bukti-bukti sejarah baru, spekulatif, atau yang diperdebatkan, terutama di bidang nasional, politik, militer, dan religius, sering kali ditolak dan dianggap sebagai sejarah semu. Pengajaran sejarah Kesarjanaan vs pengajaran Pertempuran intelektual besar terjadi di Britania pada awal abad ke-20 tentang posisi pengajaran sejarah di universitas. Di Oxford dan Cambridge, kesarjanaan sejarah diabaikan. Charles Harding Firth, Profesor Regius sejarah Oxford pada 1904 mencemooh sistem ini karena paling bagus hanya menghasilkan jurnalis dangkal. Pengajar Oxford, yang memiliki suara lebih banyak dibandingkan para profesor, mempertahankannya dengan menyatakan bahwa sistem ini berhasil menghasilkan negarawan, administrator, uskup, dan diplomat Britania terkemuka. Selain itu, misi mereka sama berharganya dengan melatih para cendekiawan. Para pengajar mendominasi perdebatan itu sampai setelah Perang Dunia II. Sistem ini memaksa calon cendekiawan muda untuk mengajar di sekolah-sekolah terpencil, seperti di Universitas Manchester, di mana Thomas Frederick Tout memprofesionalkan program sarjana sejarah dengan memperkenalkan kajian sumber asli dan keharusan untuk menulis tesis. Di Amerika Serikat, kesarjanaan dikonsentasikan di universitas-universitas utama penghasil PhD, sementara sejumlah besar perguruan tinggi dan universitas lainnya fokus pada pengajaran sarjana (strata satu). Pada abad ke-21, kecenderungan perguruan-perguruan tersebut semakin menuntut produktivitas ilmiah dari staf pengajar mudanya. Selain itu, universitas semakin bergantung pada asisten paruh waktu yang lebih murah untuk melakukan sebagian besar pengajaran di kelas. Nasionalisme Sejak permulaan sistem sekolah nasional pada abad ke-19, pengajaran sejarah untuk mempromosikan sentimen nasional menjadi prioritas utama. Di Amerika Seritkat setelah Perang Dunia Pertama, sebuah gerakan kuat muncul di tingkat universitas untuk mengajarkan mata kuliah tentang Peradaban Barat, untuk memberikan mahasiswa perasaan warisan bersama dengan Eropa. Setelah 1980, perhatian di AS semakin bergerak ke arah pengajaran sejarah dunia atau mengharuskan mahasiswa untuk mengambil mata kuliah tentang budaya non-Barat, untuk mempersiapkan mereka hidup dalam ekonomi global. Di tingkat universitas, sejarawan memperdebatkan permasalahan mengenai apakah sejarah lebih merupakan ilmu sosial atau humaniora. Banyak yang memandang sejarah masuk ke keduanya. Di Indonesia, sebagian besar program ilmu sejarah dikelompokkan ke dalam fakultas humaniora. Pengajaran sejarah di sekolah-sekolah Prancis dipengaruhi oleh Nouvelle histoire, yang disebarluaskan setelah tahun 1960 oleh Cahiers pédagogiques and Enseignement dan jurnal-jurnal lain untuk para guru. Institut national de recherche et de documentation pédagogique (INRDP), juga berpengaruh dalam pengajaran sejarah. Joseph Leif, Inspektur Jenderal pelatihan guru mengatakan murid anak-anak harus belajar mengenai pendekatan sejarawan serta mengenai fakta dan tanggal. Louis François, Dekan kelompok Sejarah/Geografi di Inspectorate of National Education menyarankan guru untuk menyediakan dokumen bersejarah dan mempromosikan "metode aktif" yang akan memberi siswa "kebahagiaan luar biasa atas penemuan". Para pendukungnya menyatakan itu adalah reaksi terhadap metode menghafal nama dan tanggal yang dikaitkan dengan pengajaran sejarah, sehingga membuat siswa bosan. Kelompok tradisionalis memprotes keras karena itu adalah inovasi postmodern yang dapat menjadikan siswa menjadi abai terhadap patriotisme Prancis dan identitas nasional. Bias di pengajaran sekolah Di beberapa negara, buku pelajaran sejarah adalah alat untuk menumbuhkan nasionalisme dan patriotisme, serta memberi siswa pandangan resmi mengenai musuh nasional. Di banyak negara, buku pelajaran sejarah disponsori oleh pemerintah nasional dan ditulis dengan memprioritaskan warisan nasional. Misalnya di Jepang, kutipan mengenai Pembantaian Nanking telah dihapus dari buku pelajaran, serta topik keseluruhan Perang Dunia Kedua hanya dibahas sepintas. Hal ini mendapat protes dari negara lainnya. Hal ini juga menjadi kebijakan standar di negara komunis untuk hanya menyajikan historiografi Marxis yang kaku. Di Amerika Serikat, sejarah Amerika Serikat Selatan, perbudakan, dan Perang Saudara Amerika adalah topik kontroversial. McGraw-Hill Education misalnya, dikritik karena buku pelajarannya menjelaskan orang Afrika yang dibawa ke perkebunan Amerika sebagai "pekerja", bukannya budak seperti yang sebenarnya. Sejarawan akademis sering berperang melawan politisasi buku pelajaran, dan terkadang berhasil. Di Jerman abad ke-21, kurikulum sejarah dikendalikan oleh masing-masing 16 negara bagian. Serta ditandai bukan oleh superpatriotisme, melainkan oleh "nada yang hampir pasifistik dan sengaja tidak patriotik" dan mencerminkan "prinsip-prinsip yang dirumuskan oleh organisasi internasional seperti UNESCO dan Dewan Eropa, sehingga berorientasi pada hak asasi manusia, demokrasi dan perdamaian." Hasilnya, "buku pelajaran di Jerman biasanya menurunkan kebanggaan dan ambisi nasional, serta bertujuan untuk mengembangkan pemahaman kewarganegaraan yang berpusat pada demokrasi, progres, hak asasi manusia, perdamaian, toleransi, dan Keeropaan." Bidang studi Kawasan Sejarah Afrika Sejarah Amerika Sejarah Amerika Utara Sejarah Amerika Tengah Sejarah Karibia Sejarah Amerika Selatan Sejarah Antartika Sejarah Australia Sejarah Selandia Baru Sejarah Kepulauan Pasifik Sejarah Eurasia Sejarah Eropa Sejarah Asia Sejarah Asia Timur Sejarah Timur Tengah Sejarah India Sejarah Asia Tenggara Ilmu bantu sejarah Berikut ini adalah ilmu-ilmu bantu sejarah. Ilmu antropologi Ilmu arkeologi Ilmu biologi Ilmu demografi Ilmu etnografi Ilmu epigrafi Ilmu filologi Ilmu genealogi Ilmu geologi Ilmu ikonografi Ilmu keramologi Ilmu kronologi Ilmu linguistik Ilmu numismatik Ilmu paleoantropologi Ilmu paleografi Ilmu paleontologi Ilmu sosiobiologi Ilmu sosiologi Ilmu statistika Lihat pula Metode Ilmu bantu sejarah Penelitian kearsipan Bibliografi Daftar jurnal sejarah Sejarah populer Sejarah peteng Topik Historiografi Indonesia Klasik Historiografi Yunani Historiografi Romawi Historiografi Tiongkok Historiografi Revolusi Prancis Aliran Annales, di Prancis Historiografi Jerman Aliran Bielefeld, di Jerman Historiografi Islam awal Historiografi Jepang Abad Pertengahan Abad Kegelapan (historiografi) Historiografi Uni Soviet Historiografi Amerika Serikat Sejarah dunia Historiografi Perang Dunia II Historiografi Perang Dingin Referensi Bacaan lebih lanjut The American Historical Association's Guide to Historical Literature, 3rd ed., eds. Mary Beth Norton and Pamela Gerardi (2 vol, Oxford U.P. 1995) 2064 pages; annotated guide to 27,000 of the most important English language history books in all fields and topics Benjamin, Jules R. A Student's Guide to History (2009) Carr, E.H., with a new introduction by Richard J. Evans. What is History? Basingstoke: Palgrave Macmillan, 2001, . Cronon, William. "Storytelling." American Historical Review 118.1 (2013): 1–19. online, Discussion of the impact of the end of the Cold War upon scholarly research funding, the impact of the Internet and Wikipedia on history study and teaching, and the importance of storytelling in history writing and teaching. Evans, Richard J. In Defence of History. W.W. Norton & Company (2000), . Furay, Conal, and Michael J. Salevouris. The Methods and Skills of History: A Practical Guide (2010) Kelleher, William. Writing History: A Guide for Students (2008) excerpt and text search Lingelbach, Gabriele. "The Institutionalization and Professionalization of History in Europe and the United States." in The Oxford History of Historical Writing: Volume 4: 1800–1945 4 (2011): 78+ online Presnell, Jenny L. The Information-Literate Historian: A Guide to Research for History Students (2006) excerpt and text search Tosh, John; The Pursuit of History (2006), . Woolf D.R. A Global Encyclopedia of Historical Writing (Garland Reference Library of the Humanities) (2 vol 1998) excerpt and text search Williams, H.S. (1907). The Historians' History of the World. (ed., This is Book 1 of 25 Volumes; PDF version is available) Pranala luar Situs best history .net Situs BBC History Internet History Sourcebooks Project Lihat pula Internet History Sourcebooks Project. Koleksi domain publik dan teks sejarah yang boleh disalin untuk tujuan pendidikan The History Channel Online History Channel UK Humaniora Artikel topik utama Cabang ilmu
3,242
686
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama
Agama
Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada Tuhan (atau sejenisnya) serta tata kaidah yang berhubungan dengan adat istiadat, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan, pelaksanaan agama bisa dipengaruhi oleh adat istiadat daerah setempat. Pada zaman sejarah adat menjadi alat untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama. Sementara agama susah untuk didefinisikan, sebuah model standar dari agama, digunakan dalam perkuliahan religious studies, diajukan oleh Clifford Geertz, yang dengan sederhana menyebutnya sebagai sebuah "sistem kultural". Sebuah kritikan untuk model Geertz oleh Talal Asad mengategorikan agama sebagai "sebuah kategori antropologikal." Banyak agama memiliki mitologi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna, tujuan hidup dan asal-usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang-orang memperoleh moralitas, etika, hukum adat, atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia. Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, mendefinisikan tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci. Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan terhadap tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trans, inisiasi, cara penguburan, pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, atau aspek lain dari kebudayaan manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi. Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan, atau kadang-kadang mengatur tugas. Namun, menurut ahli sosiologi Émile Durkheim, agama berbeda dari keyakinan pribadi karena merupakan "sesuatu yang nyata sosial". Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Sebuah jajak pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59% dari populasi dunia mengidentifikasi diri sebagai beragama, dan 36% tidak beragama, termasuk 13% yang ateis, dengan penurunan 9% pada keyakinan agama dari tahun 2005. Rata-rata, perempuan lebih religius daripada laki-laki. Beberapa orang mengikuti beberapa agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama, terlepas dari apakah atau tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti cara tradisional yang memungkinkan untuk terjadi unsur sinkretisme. Etimologi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah pengatur (sistem) yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan keyakinan serta pengabdian kepada Sang Pencipta Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama (आगम) yang berarti "Cara Hidup". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Menurut filolog Max Müller, akar kata bahasa Inggris "religion", yang dalam bahasa Latin religio, awalnya digunakan untuk yang berarti hanya "takut akan Tuhan atau dewa-dewa, merenungkan hati-hati tentang hal-hal ilahi, kesalehan" (kemudian selanjutnya Cicero menurunkan menjadi berarti "ketekunan"). Max Müller menandai banyak budaya lain di seluruh dunia, termasuk Mesir, Persia, dan India, sebagai bagian yang memiliki struktur kekuasaan yang sama pada saat ini dalam sejarah. Apa yang disebut agama kuno hari ini, mereka akan hanya disebut sebagai "hukum". Banyak bahasa memiliki kata-kata yang dapat diterjemahkan sebagai "agama", tetapi mereka mungkin menggunakannya dalam cara yang sangat berbeda, dan beberapa tidak memiliki kata untuk mengungkapkan agama sama sekali. Sebagai contoh, dharma kata Sanskerta, kadang-kadang diterjemahkan sebagai "agama", juga berarti hukum. Di seluruh Asia Selatan klasik, studi hukum terdiri dari konsep-konsep seperti penebusan dosa melalui kesalehan dan upacara serta tradisi praktis. Jepang pada awalnya memiliki serikat serupa antara "hukum kekaisaran" dan universal atau "hukum Buddha", tetapi ini kemudian menjadi sumber independen dari kekuasaan. Tidak ada kata yang setara dan tepat dari "agama" dalam bahasa Ibrani, dan Yudaisme tidak membedakan secara jelas antara identitas keagamaan nasional, ras, atau etnis. Salah satu konsep pusat adalah "halakha", kadang-kadang diterjemahkan sebagai "hukum",yang memandu praktik keagamaan dan keyakinan dan banyak aspek kehidupan sehari-hari. Penggunaan istilah-istilah lain, seperti ketaatan kepada Allah atau Islam yang juga didasarkan pada sejarah tertentu dan kosakata. Definisi Definisi tentang agama di sini sedapat mungkin sederhana dan menyeluruh. Definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit maupun terlalu longgar, tetapi dapat dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Agama merupakan suatu lembaga atau institusi yang mengatur kehidupan rohani manusia. Untuk itu, terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama, perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya. Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa di luar dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige, dan lain-lain. Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan; dan menaati segenap ketetapan, aturan, hukum, dan lain-lain yang diyakini berasal dari Tuhan. Dengan demikian, agama adalah penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat tiga unsur, yaitu manusia, penghambaan, dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama. Lebih luasnya lagi, agama juga bisa diartikan sebagai jalan hidup, yakni bahwa seluruh aktivitas lahir dan batin pemeluknya diatur oleh agama yang dianutnya. Bagaimana kita makan, bagaimana kita bergaul, bagaimana kita beribadah, dan sebagainya ditentukan oleh aturan/tata cara agama. Definisi menurut beberapa ahli Di Indonesia, istilah agama digunakan untuk menyebut enam agama yang diakui resmi oleh negara, seperti Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budhisme, dan Khonghuchu. Sedangkan semua sistem keyakinan yang tidak atau belum diakui secara resmi disebut “religi”. Agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Secara khusus, agama didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. Bagi para penganutnya, agama berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di dunia dan di akhirat. Karena itu pula agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dan menjadi pendorong serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya. Jenis agama Kategori Beberapa ahli mengklasifikasikan agama baik sebagai agama universal yang mencari penerimaan di seluruh dunia dan secara aktif mencari anggota baru, atau agama etnis yang diidentifikasi dengan kelompok etnis tertentu dan tidak mencari orang baru untuk bertobat pada agamanya. Yang lain-lain menolak perbedaan, menunjukkan bahwa semua praktik agama, apa pun asal filosofis mereka, adalah etnis karena mereka berasal dari suatu budaya tertentu. Pada abad ke-19 dan ke-20, praktik akademik perbandingan agama membagi keyakinan agama ke dalam kategori yang didefinisikan secara filosofis disebut "agama-agama dunia". Namun, beberapa sarjana baru-baru ini telah menyatakan bahwa tidak semua jenis agama yang harus dipisahkan oleh filosofi yang saling eksklusif, dan selanjutnya bahwa kegunaan menganggap praktik ke filsafat tertentu, atau bahkan menyebut praktik keagamaan tertentu, ketimbang budaya, politik, atau sosial di alam, yang terbatas. Keadaan saat studi psikologis tentang sifat religiusitas menunjukkan bahwa lebih baik untuk merujuk kepada agama sebagai sebagian besar fenomena invarian yang harus dibedakan dari norma-norma budaya (yaitu "agama"). Beberapa akademisi mempelajari subjek telah membagi agama menjadi tiga kategori: agama-agama dunia, sebuah istilah yang mengacu pada yang transkultural, agama internasional; agama pribumi, yang mengacu pada yang lebih kecil, budaya-tertentu atau kelompok agama-negara tertentu, dan gerakan-gerakan keagamaan baru, yang mengacu pada agama baru ini dikembangkan. Kerja sama antaragama Karena agama tetap diakui dalam pemikiran Barat sebagai dorongan universal, banyak praktisi agama bertujuan untuk bersatu dalam dialog antaragama, kerja sama, dan perdamaian agama. Dialog utama yang pertama adalah Parlemen Agama-agama Dunia pada 1893 Chicago World Fair, yang tetap penting bahkan saat ini baik dalam menegaskan "nilai-nilai universal" dan pengakuan keanekaragaman praktik antar budaya yang berbeda. Abad ke-20 terutama telah bermanfaat dalam penggunaan dialog antar agama sebagai cara untuk memecahkan konflik etnis, politik, atau bahkan agama, dengan rekonsiliasi Kristen-Yahudi mewakili reverse lengkap dalam sikap banyak komunitas Yesus terhadap orang Yahudi. Inisiatif antaragama terbaru termasuk "A Common Word", diluncurkan pada tahun 2007 dan difokuskan pada membawa para pemimpin Muslim dan Kristen bersama-sama bersatu, yang "C1 World Dialogue", yang "Common Ground" inisiatif antara Islam dan Buddhisme, dan PBB disponsori "World Interfaith Harmony Week". Cara beragama Berdasarkan cara beragamanya: Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara beragama nenek moyang, leluhur, atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pemeluk cara agama tradisional pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau pembaharuan, dan tidak berminat bertukar agama. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat dalam beragama. Mudah mengubah cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau masyarakat yang berbeda dengan cara beragamnya. Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain agamanya. Mereka ada minat meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang mudah dan tampak dalam lingkungan masyarakatnya. Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan pengetahuan, ilmu dan pengamalannya. Mereka bisa berasal dari orang yang beragama secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak beragama sekalipun. Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan) di bawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran (dakwah). Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada orang yang dianggap ahlinya dalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa oleh utusan dari Sesembahannya semisal Nabi atau Rasul sebelum mereka mengamalkan, mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua. Unsur-unsur Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok: Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya. Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi. Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama Fungsi Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan, makhlukh hidup, dan serta hubungan manusia dengan manusia. Merupakan tuntunan tentang prinsip benar atau salah Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan Pedoman perasaan keyakinan Pedoman dalam membentuk nilai-nilai kehidupan Pengungkapan estetika (keindahan) Pedoman rekreasi dan hiburan Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama. Agama di Indonesia Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu: agama Islam, Kristen (Protestan) dan Katolik, Hindu, Buddha , dan Khonghucu. Sebelumnya, pemerintah Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu melaksanakan agamanya secara terbuka. Namun, melalui Keppress No. 6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan tersebut. Ada juga penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme dan lain-lainnya, meskipun jumlahnya termasuk sedikit. Menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam penjelasannya pasal demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun demikian bukan berarti agama-agama dan kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bahkan pemerintah berkewajiban mendorong dan membantu perkembangan agama-agama tersebut. Tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi dan tidak resmi di Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya SK (Surat Keputusan) Menteri Dalam Negeri pada tahun 1974 tentang pengisian kolom agama pada KTP yang hanya menyatakan kelima agama tersebut. SK tersebut kemudian dianulir pada masa Presiden Abdurrahman Wahid karena dianggap bertentangan dengan Pasal 29 Undang-undang Dasar 1945 tentang Kebebasan beragama dan Hak Asasi Manusia. Selain itu, pada masa pemerintahan Orde Baru juga dikenal Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang ditujukan kepada sebagian orang yang percaya akan keberadaan Tuhan, tetapi bukan pemeluk salah satu dari agama mayoritas. Kelompok agama Daftar gerakan-gerakan keagamaan yang masih aktif yang diberikan di sini merupakan upaya untuk meringkas pengaruh regional dan filosofis yang paling penting pada masyarakat lokal, tetapi tidak berarti keterangan lengkap dari setiap umat beragama, juga tidak menjelaskan elemen yang paling penting dari religiusitas individu. Kelima kelompok agama terbesar menurut jumlah penduduk dunia, diperkirakan mencapai 5 miliar orang, yaitu Kristen, Islam, Budha, Hindu (dengan angka relatif untuk Buddha dan Hindu tergantung pada sejauh mana sinkretisme) dan agama tradisional rakyat Cina. Agama dan kepercayaan yang dicantumkan di bawah ini merupakan agama dan kepercayaan dengan jumlah pemeluk yang signifikan di seluruh dunia. Beberapa komunitas di berbagai belahan dunia juga memeluk berbagai aliran kepercayaan yang dianggap sebagai golongan minoritas dan belum dipaparkan. Beberapa agama dan kepercayaan dengan jumlah pemeluk yang besar antara lain: Abrahamik Agama-agama abrahamik adalah agama monoteisme yang percaya bahwa ajaran mereka turunan dari Abraham. Yudaisme adalah yang tertua dalam agama Abrahamik, yang berasal dari orang-orang Israel kuno dan Yudea. Yudaisme didasarkan terutama pada Taurat, teks yang beberapa orang Yahudi percaya diturunkan kepada orang-orang Israel melalui Nabi Musa. Ini bersama dengan jeda dari Alkitab Ibrani dan Talmud yang adalah teks utama Yudaisme. Orang-orang Yahudi yang tersebar setelah penghancuran Bait Suci di Yerusalem pada tahun 70 Masehi. Saat ini ada sekitar 13 juta orang Yahudi, sekitar 40 persen tinggal di Israel dan 40 persen di Amerika Serikat. Kekristenan didasarkan pada kehidupan dan ajaran Yesus dari Nazaret (abad ke-1) yang disajikan dalam Perjanjian Baru. Iman Kristen pada dasarnya adalah iman kepada Yesus sebagai Kristus, Anak Allah, dan sebagai Juruselamat dan Tuhan. Hampir semua orang Kristen percaya pada Tritunggal, yang mengajarkan kesatuan Bapa, Anak (Yesus Kristus), dan Roh Kudus sebagai tiga pribadi dalam satu Ketuhanan. Kebanyakan orang Kristen dapat menjelaskan iman mereka dengan Kredo Nicea. Sebagai agama Kekaisaran Bizantium di milenium pertama dan Eropa Barat pada masa penjajahan, Kristen telah disebarkan di seluruh dunia. Divisi utama Kekristenan, menurut jumlah penganut: Gereja Katolik, yang dipimpin oleh Paus di Roma, adalah persekutuan penuh Gereja Katolik Roma (Barat) dan 22 Gereja Katolik Timur—yang mana masing-masing adalah otonom (Gereja partikular). Protestan, terpisah dari Gereja Katolik dalam Reformasi abad ke-16 dan membentuk perpecahan dalam banyak denominasi. Kristen Timur, yang meliputi Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, dan Gereja Timur. Kelompok-kelompok kecil lainnya, seperti Saksi-Saksi Yehuwa dan Gerakan Orang Suci Zaman Akhir, yang dimasukkan ke dalam agama Kristen yang kadang-kadang diperdebatkan. Islam didasarkan pada Al-Quran, salah satu kitab suci yang dianggap oleh umat Islam sebagai wahyu dari Tuhan, dan ajaran-ajaran nabi Muhammad, tokoh politik dan tokoh agama dari abad ke-7 Masehi. Islam adalah agama yang paling banyak dipraktikkan di Asia Tenggara, Afrika Utara, Asia Barat, dan Asia Tengah, sementara negara-negara mayoritas Muslim juga ada di beberapa bagian Asia Selatan, Sub-Sahara Afrika, dan Eropa Tenggara. Ada juga beberapa republik Islam, termasuk Iran, Pakistan, Mauritania, dan Afghanistan. Baha'i adalah sebuah agama Abrahamik yang didirikan pada abad ke-19 di Iran dan sejak itu telah menyebar ke seluruh dunia. Ini mengajarkan kesatuan semua filsafat agama dan menerima semua nabi-nabi Yahudi, Kristen, dan Islam serta nabi tambahan termasuk pendiri Bahá'u'lláh sendiri. Kelompok yang lebih kecil dari regional Abrahamik, termasuk Samaria (terutama di Israel dan Tepi Barat), Rastafari (terutama di Jamaika), dan Druze (terutama di Suriah dan Lebanon). Iran Agama Iran mencakup agama-agama kuno yang akarnya mendahului Islamisasi di Iran Besar. Saat ini agama ini dilakukan dan dianut hanya oleh minoritas. Zoroastrianisme adalah agama dan filsafat berdasarkan ajaran nabi Zarathustra pada abad ke-6 SM. Zoroastrian menyembah Sang Pencipta Ahura Mazda. Dalam Zoroastrianisme baik dan yang jahat memiliki sumber-sumber yang berbeda, dengan kejahatan yang berusaha menghancurkan penciptaan Mazda, dan yang baik mencoba untuk mempertahankannya. Mandean adalah agama monoteistik dengan pandangan dunia sangat dualistik. Mandean yang kadang-kadang diberi label sebagai "Gnostik terakhir". Agama Kurdi termasuk kepercayaan tradisional Yazidi, Alevi, dan Ahl-e Haqq. Kadang-kadang diberi label Yazdânisme. India Agama-agama India dipraktikkan atau didirikan di anak benua India. Mereka kadang-kadang diklasifikasikan sebagai agama Dharmik, karena mereka semua memiliki dharma, hukum spesifik realitas dan tugas yang diharapkan sesuai dengan agama. Hindu/Hinduisme adalah synecdoche menjelaskan filosofi serupa Vaishnavisme, Shaivisme, dan kelompok-kelompok terkait dipraktikkan atau didirikan di anak benua India. Konsep kebanyakan dari mereka berbagi dalam praktik umum termasuk karma, kasta, reinkarnasi, mantra, yantras, dan Darsana. Hindu adalah agama yang paling kuno yang masih aktif, dengan asal usul mungkin sejauh waktu prasejarah. Hindu bukanlah agama monolitik tetapi kategori agama yang berisi puluhan filosofi terpisah digabung sebagai Sanatana Dharma, yang merupakan nama dari Hindu yang telah dikenal sepanjang sejarah oleh para pengikutnya. Jain/Jainisme, diajarkan terutama oleh Parsva (abad ke-9 SM) dan Mahavira (abad ke-6 SM), adalah sebuah agama India kuno yang mengatur jalur non-kekerasan untuk semua bentuk makhluk hidup di dunia ini. Jain kebanyakan ditemukan di India. Buddha/Buddhisme didirikan oleh Siddhartha Gautama pada abad ke-6 SM. Buddha umumnya sepakat bahwa Gotama bertujuan untuk membantu makhluk hidup mengakhiri penderitaan mereka (dukkha) dengan memahami hakikat fenomena, sehingga melarikan diri dari siklus penderitaan dan kelahiran kembali (samsara), yaitu mencapai Nirvana. Theravada Buddhisme, yang dipraktikkan terutama di Sri Lanka dan Asia Tenggara bersama agama tradisional, saham dari beberapa karakteristik agama-agama India. Hal ini didasarkan pada kumpulan besar teks disebut Pali Canon. Buddhisme Mahayana (atau "Kendaraan Besar") di bawah banyak doktrin yang dimulai perkembangan mereka di Cina dan masih relevan di Vietnam, Korea, Jepang dan pada tingkat lebih rendah di Eropa dan Amerika Serikat. Buddhisme Mahayana mencakup ajaran-ajaran yang berbeda seperti Zen, Tanah Suci, dan Soka Gakkai. Vajrayana Buddhisme pertama kali muncul di India pada abad ke-3. Saat ini paling menonjol di daerah Himalaya dan meluas di seluruh Asia (lih. Mikkyo). Dua dari sekte terkenal Buddha baru Hoa Hảo dan gerakan Dalit Buddha, yang dikembangkan secara terpisah pada abad ke-20. Sikh/Sikhisme adalah agama monoteisme yang didirikan pada ajaran-ajaran Guru Nanak dan sepuluh guru Sikh secara berturut-turut pada abad ke-15 Punjab. Ini adalah agama yang terorganisasi terbesar kelima di dunia, dengan sekitar 30 juta pengikut Sikh. Sikh diharapkan untuk mewujudkan kualitas dari Sant-Sipāhī-tentara saint, memiliki kontrol atas kejahatan intern seseorang dan menjadi mampu terus-menerus tenggelam dalam kebajikan diklarifikasi dalam Guru Granth Sahib. Keyakinan utama Sikhi adalah iman Waheguru-diwakili oleh frasa ōaṅkār ik, yang berarti satu Tuhan, yang berlaku dalam segala hal, bersama dengan praksis di mana Sikh diperintahkan untuk terlibat dalam reformasi sosial melalui mengejar keadilan bagi semua manusia. Tradisional Afrika Agama tradisional di Afrika meliputi keyakinan agama tradisional orang di Afrika . Ada juga agama-agama diaspora Afrika terkenal dipraktikkan di Amerika . Afrika Utara: Agama Berber tradisional (Mauritania, Maroko, Aljazair, Tunisia, Libya) Agama Mesir kuno (Mesir, Sudan) Afrika Timur Laut: Waaq (Horn of Africa) Afrika Barat: Agama Akan (Ghana) Dahomey (Fon) mitologi (Benin) Mitologi Efik (Nigeria, Kamerun) Odinani orang Igbo (Nigeria, Kamerun) Agama Serer (Senegal, Gambia) Agama Yoruba (Nigeria, Benin) Afrika Tengah: Mitologi bantu (Central, Tenggara, dan Afrika Selatan) Mitologi Bushongo (Kongo) Mbuti (Pygmy) mitologi (Kongo) Mitologi Lugbara (Kongo) Agama Dinka( Sudan Selatan) Mitologi Lotuko (Sudan Selatan) Afrika Tenggara: Mitologi bantu (Central, Tenggara, dan Afrika Selatan) Mitologi Akamba (Kenya) Mitologi Masai (Kenya, Tanzania) Mitologi Malagasi (Madagaskar) Afrika Selatan: Mitologi bantu (Central, Tenggara, dan Afrika Selatan) Agama Saan (Afrika Selatan) Mitologi Lozi (Zambia) Mitologi Tumbuka (Malawi) Mitologi Zulu (Afrika Selatan) Diaspora: Santeria (Kuba) Candomble (Brasil) Vodun (Haiti, Amerika Serikat) Lucumi (Karibia) Umbanda (Brasil) Macumba (Brasil) Tradisional Agama tradisional merujuk pada kategori yang luas dari agama-agama tradisional yang mencakup perdukunan dan unsur-unsur animisme dan ibadah leluhur, di mana cara tradisional "pribumi, bahwa yang asli atau dasar, diturunkan dari generasi ke generasi ...". Ini adalah agama yang berkaitan erat dengan sekelompok orang tertentu, etnis atau suku, mereka sering tidak memiliki kepercayaan formal maupun teks-teks suci Beberapa agama yang sinkretik, menggabungkan keyakinan agama yang beragam dan termasuk praktik. Kepercayaan tradisional Tionghoa, misalnya: aspek-aspek Konfusianisme dan Taoisme yang dipandang sebagai agama oleh pihak luar, serta beberapa Buddhisme Mahayana. Gerakan-gerakan keagamaan baru termasuk Falun Gong dan I Kuan Tao. Agama rakyat lainnya di kawasan Asia-Pasifik, misalnya: pergerakan Cheondoisme, perdukunan Korea, Shinbutsu-Shugo dan Modekngei. Mitologi Aborigin Australia. Agama rakyat Amerika, misalnya: agama asli Amerika Agama rakyat sering diabaikan sebagai kategori dalam survei bahkan di negara-negara di mana mereka secara luas dipraktikkan, misalnya di Cina. Baru Gerakan-gerakan keagamaan baru termasuk: Shinshūkyō adalah kategori umum untuk berbagai gerakan-gerakan keagamaan yang didirikan di Jepang sejak abad ke-19. Gerakan-gerakan ini dalam pembagiannya hampir tidak ada kesamaan kecuali tempat pendirian mereka. Gerakan keagamaan terbesar yang berpusat di Jepang termasuk Soka Gakkai, Tenrikyo, dan Seicho - No- Ie antara ratusan kelompok-kelompok kecil . Cao Đài adalah sinkretistis, agama monoteistik, yang didirikan di Vietnam pada tahun 1926. Raelianisme adalah gerakan keagamaan baru didirikan pada tahun 1974 mengajarkan bahwa manusia diciptakan oleh alien. Ini adalah numerik dunia agama UFO terbesar. Gerakan reformasi Hindu, seperti Ayyavazhi, Iman Swaminarayan dan Ananda Marga, adalah contoh dari gerakan-gerakan keagamaan baru dalam agama-agama India. Unitarian Universalisme adalah agama ditandai dengan dukungan untuk "pencarian bebas dan bertanggung jawab atas kebenaran dan makna", dan tidak memiliki kredo yang diterima atau teologi. Noahidisme adalah ideologi Alkitab-Talmud dan monoteistik untuk non-Yahudi berdasarkan Tujuh Hukum Nuh, dan interpretasi tradisional mereka dalam Yudaisme. Scientology mengajarkan bahwa orang adalah makhluk abadi yang telah melupakan sifat sejati mereka. Metode rehabilitasi spiritual adalah jenis konseling yang dikenal sebagai audit, di mana praktisi bertujuan untuk menyadarkan kembali pengalaman dan memahami peristiwa menyakitkan atau traumatis dan keputusan pada masa lalu mereka dalam rangka untuk membebaskan diri dari efek yang membatasi mereka. Eckankar adalah agama panteistik dengan tujuan membuat Allah realitas sehari-hari dalam kehidupan seseorang . Wicca adalah agama neo-pagan pertama kali dipopulerkan pada tahun 1954 oleh PNS Inggris Gerald Gardner, yang melibatkan penyembahan Allah dan Dewi. Druidry adalah agama yang mempromosikan harmoni dengan alam, dan menggambar pada praktik-praktik dari druid. Satanisme adalah kategori yang luas dari agama yang, misalnya, menyembah setan sebagai dewa (teistik Setanisme) atau menggunakan "Setan" sebagai simbol hawa nafsu dan nilai-nilai duniawi (LaVeyan Setanisme). Klasifikasi sosiologis gerakan keagamaan menunjukkan bahwa dalam setiap kelompok agama tertentu, masyarakat dapat menyerupai berbagai jenis struktur, termasuk "gereja", "denominasi", "sekte", dan "lembaga". Isu dalam agama Ekonomi Meskipun telah ada banyak perdebatan tentang bagaimana agama memengaruhi perekonomian negara-negara, secara umum ada korelasi negatif antara religiusitas dan kekayaan bangsa. Dengan kata lain, semakin kaya suatu bangsa, semakin kurang religius cenderung. Namun, sosiolog dan ekonom politik Max Weber berpendapat bahwa negara-negara Protestan yang kaya karena etika kerja Protestan mereka. Kesehatan Mayo Clinic peneliti meneliti hubungan antara keterlibatan agama dan spiritualitas, dan kesehatan fisik, kesehatan mental, kualitas hidup terkait kesehatan, dan hasil kesehatan lainnya. Para penulis melaporkan bahwa: "Sebagian besar penelitian telah menunjukkan bahwa keterlibatan agama dan spiritualitas yang dikaitkan dengan hasil kesehatan yang lebih baik, termasuk umur panjang lebih besar, keterampilan coping, dan kualitas kesehatan yang berhubungan dengan kehidupan (bahkan selama penyakit terminal) dan kurangnya kecemasan, depresi, dan bunuh diri. " Para penulis penelitian selanjutnya menyimpulkan bahwa pengaruh agama terhadap kesehatan adalah "sebagian besar menguntungkan", didasarkan pada tinjauan literatur terkait. Menurut akademik James W. Jones, beberapa studi telah menemukan "korelasi positif antara keyakinan agama dan berlatih dan kesehatan mental dan fisik dan umur panjang. " Sebuah analisis data dari 1998 US Survei Sosial Umum, sementara luas membenarkan bahwa kegiatan keagamaan dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik dan kesejahteraan, juga menyarankan bahwa peran dimensi yang berbeda dari spiritualitas / religiusitas dalam kesehatan agak lebih rumit. Hasil penelitian menunjukkan "bahwa itu mungkin tidak tepat untuk menyamaratakan temuan tentang hubungan antara spiritualitas / religiusitas dan kesehatan dari satu bentuk spiritualitas / religiusitas yang lain, seluruh denominasi, atau menganggap efek seragam untuk pria dan wanita. Infeksi. Sejumlah praktik keagamaan telah dilaporkan menyebabkan infeksi. Ini terjadi selama praktik sunat Yahudi ultra-ortodoks yang dikenal sebagai metzitzah b'peh, ritual 'sisi gulungan' dalam agama Hindu, persekutuan komuni Kristen, dan Islam selama haji dan setelah wudhu mereka. Kekerasan Setiap agama mengajarkan dan menuntun manusia kepada kebenaran, dan jalan yang lurus. Menentang kekerasan dan bersikap toleransi untuk saling menghormati. Namun, ilmuan Barat mempunyai pemikiran-pemikiran tersendri bagi kelompok-kelompok yang menganut agama itu sendiri, diantaranya: Charles Selengut mengkarakterisasikan frasa "agama dan kekerasan" sebagai "gemuruh", menyatakan bahwa "agama dianggap menentang kekerasan dan kekuatan untuk perdamaian dan rekonsiliasi. Ia mengakui, bagaimanapun, bahwa "sejarah dan kitab suci agama-agama di dunia memberitahu cerita kekerasan dan perang karena mereka berbicara tentang perdamaian dan cinta." Hector Avalos berpendapat bahwa, karena agama mengklaim kemurahan ilahi untuk diri mereka sendiri, dan melawan kelompok lain, hal kebenaran ini mengarah pada kekerasan karena konflik klaim untuk sebuah keunggulan, berdasarkan alasan banding yang diverifikasi kepada Tuhan, yang kemudian tidak dapat diadili secara obyektif. Kritik agama dari Christopher Hitchens dan Richard Dawkins melangkah lebih jauh dan menyatakan bahwa agama luar biasa merugikan kepada masyarakat dengan menggunakan kekerasan untuk mempromosikan tujuan mereka, dengan cara yang didukung dan dimanfaatkan oleh para pemimpin mereka. Regina Schwartz berpendapat bahwa semua agama monoteistik secara inheren kekerasan karena suatu eksklusivisme yang pasti mendorong kekerasan terhadap mereka yang dianggap orang luar. Lawrence Wechsler menegaskan bahwa Schwartz tidak hanya menyatakan bahwa agama-agama Ibrahim memiliki warisan kekerasan, tetapi warisan sebenarnya genosida di alam. Byron Bland menegaskan bahwa salah satu alasan yang paling menonjol untuk "kebangkitan sekuler dalam pemikiran Barat" adalah reaksi terhadap kekerasan agama dari abad 16 dan 17. Dia menegaskan bahwa " sekuler adalah cara hidup dengan perbedaan agama yang telah menghasilkan begitu banyak horor. Dalam sekularitas, entitas politik memiliki surat perintah untuk membuat keputusan independen dari kebutuhan untuk menegakkan versi tertentu ortodoksi agama. Memang, mereka mungkin bertentangan dengan keyakinan tertentu yang dipegang teguh jika dibuat untuk kepentingan kesejahteraan bersama. Dengan demikian, salah satu tujuan penting dari sekuler adalah untuk membatasi kekerasan." Richard Dawkins telah menyatakan bahwa kekejaman Stalin dipengaruhi bukan oleh atheisme tetapi dengan dogmatis Marxisme, dan menyimpulkan bahwa sementara Stalin dan Mao kebetulan adalah ateis, mereka tidak melakukan perbuatan-perbuatan mereka dalam nama ateisme. Pada kesempatan lain, Dawkins telah membalas argumen bahwa Adolf Hitler dan Josef Stalin yang antireligius dengan respon bahwa Hitler dan Stalin juga sama tumbuh kumis, dalam upaya untuk menunjukkan argumen yang menyesatkan. Sebaliknya, Dawkins berpendapat dalam The God Delusion bahwa "Yang penting bukanlah apakah Hitler dan Stalin adalah ateis, namun apakah ateisme secara sistematis memengaruhi orang untuk melakukan hal-hal buruk. Tidak ada bukti terkecil tentang hal itu." Dawkins menambahkan bahwa Hitler sebenarnya, berulang kali menegaskan keyakinan yang kuat dalam agama Kristen, tetapi kekejaman nya tidak lebih disebabkan teisme ketimbang Stalin atau Mao adalah untuk ateisme mereka. Dalam semua tiga kasus ini, menurutnya, tingkat pelaku 'religiusitas adalah insidental. D'Souza menjawab bahwa seorang individu tidak perlu secara eksplisit memanggil ateisme dalam melakukan kekejaman jika sudah tersirat dalam pandangannya, seperti halnya dalam Marxisme. Sains Ilmu agama, menurut praktisi agama, bisa diperoleh dari para pemimpin agama, teks-teks suci, kitab suci. Menurut praktisi agama, dalam kitab suci agama yang diyakininya, dapat ditemui beberapa penjelasan fakta ilmiah mengenai proses penciptaan alam semesta dan makhluk hidup, semua diterangkan secara jelas, dan menakjubkannya dapat dibuktikan dengan fakta ilmiah yang telah diuji oleh ilmuan-ilmuan dan peneliti pada zaman modern ini. Namun, beberapa agama melihat pengetahuan seperti terbatas dalam lingkup dan sebatas cocok untuk menjawab pertanyaan, yang lain melihat pengetahuan agama sebagai memainkan peran yang lebih terbatas, sering sebagai pelengkap pengetahuan yang diperoleh melalui pengamatan fisik. Penganut berbagai agama-agama sering mempertahankan bahwa pengetahuan agama yang diperoleh melalui teks-teks suci atau wahyu adalah mutlak dan sempurna dan dengan demikian menciptakan sebuah kosmologi agama yang menyertainya, meskipun bukti seperti yang sering disebut tautologis dan umumnya terbatas pada teks-teks agama dan wahyu yang membentuk dasar dari keyakinan mereka. Sebaliknya, metode ilmiah kemajuan pengetahuan dengan menguji hipotesis untuk mengembangkan teori-teori melalui penjelasan fakta atau evaluasi oleh eksperimen dan dengan demikian hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan kosmologi tentang alam semesta yang dapat diamati dan diukur. Ini mengembangkan teori-teori dunia yang paling sesuai dengan bukti-bukti fisik yang diamati. Semua pengetahuan ilmiah tunduk pada perbaikan di kemudian, atau bahkan penolakan langsung, dalam menghadapi bukti tambahan yang mendukung. Teori-teori ilmiah yang memiliki dominan besar terhadap bukti yang menguntungkan sering diperlakukan sebagai de facto verities dalam bahasa umum, seperti teori relativitas umum dan seleksi alam untuk menjelaskan masing-masing mekanisme gravitasi dan evolusi. Mengenai agama dan ilmu pengetahuan, Albert Einstein menyatakan (1940): "Untuk ilmu pengetahuan hanya bisa memastikan apa yang ada, tetapi tidak apa yang seharusnya, dan di luar pertimbangan nilai domainnya dari segala macam tetap diperlukan. Agama, di sisi lain, hanya berurusan dengan evaluasi pemikiran dan tindakan manusia, tidak dapat dibenarkan berbicara tentang fakta-fakta dan hubungan antara fakta. Kini, meski alam agama dan ilmu pengetahuan dalam diri mereka ditandai dengan jelas keluar dari satu sama lain, namun ada di antara dua hubungan timbal balik yang kuat dan dependensi. Meskipun agama bahwa mungkin yang menentukan tujuan, dan bagaimanapun belajar dari ilmu pengetahuan, dalam arti yang luas, apa yang diartikan akan memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan." Hewan kurban Hewan kurban adalah ritual pembunuhan dan korban binatang untuk menenangkan atau mempertahankan nikmat dengan dewa. Bentuk-bentuk pengorbanan yang dipraktikkan dalam banyak agama di seluruh dunia dan telah muncul historis di hampir semua budaya. Sekularisme dan tidak beragama Istilah "ateis" (tidak mempercayai pada setiap dewa atau tuhan) dan "agnostik" (keyakinan namun dalam ketidaktahuan tentang keberadaan/eksistensi dewa atau tuhan), meskipun secara khusus bertentangan dengan para teistik (misalnya Kristen, Yahudi, dan Muslim) dalam ajaran agama, menurut definisi tidak berarti kebalikan dari "agama". Ada agama (termasuk agama Buddha dan Taoisme) yang pada kenyataannya mengelompokkan beberapa pengikut mereka sebagai agnostik, ateis, atau nonteistik. Kebalikan sebenarnya dari "agama" adalah kata "tidak beragama". Tidak beragama menggambarkan absen terhadap agama apapun, sedangkan anti-agama menggambarkan oposisi aktif atau keengganan terhadap agama pada umumnya. Agama menjadi urusan pribadi secara lebih dalam budaya Barat, diskusi masyarakat menjadi lebih terfokus pada makna politik dan ilmiah, dan sikap keagamaan (dominan Kristen) yang semakin dilihat sebagai tidak relevan untuk kebutuhan dunia Eropa. Di sisi politik, Ludwig Feuerbach merombak keyakinan Kristen dalam terang humanisme, membuka jalan bagi karakterisasi terkenal Karl Marx tentang agama sebagai "candu rakyat". Sementara itu, dalam komunitas ilmiah, T.H. Huxley pada tahun 1869 menciptakan istilah "agnostik" istilah-kemudian diadopsi oleh tokoh-tokoh seperti Robert Ingersoll-bahwa, sementara secara langsung bertentangan dengan dan novel untuk tradisi Kristen, diterima dan bahkan memeluk di beberapa agama lain. Kemudian, Bertrand Russell mengatakan kepada dunia Mengapa Saya Bukan seorang Kristen, yang dipengaruhi beberapa penulis kemudian untuk membahas memisahkan diri mereka dari asuhan agama mereka sendiri dari Islam ke Hindu. Beberapa ateis juga membangun agama parodi, misalnya, Gereja SubGenius atau Monster Spageti Terbang, yang memparodikan argumen ketika waktu yang sama yang digunakan oleh perancangan cerdas teori Kreasionisme. Agama Parodi juga dapat dianggap sebagai pendekatan postmodernisme dengan agama. Misalnya, di Discordianisme, mungkin sulit untuk mengetahui apakah bahkan ini "serius" ketika pengikutnya tidak hanya mengambil bagian dalam sebuah lelucon yang lebih besar. Lelucon ini, pada gilirannya, dapat menjadi bagian dari jalan besar menuju pencerahan, dan seterusnya ad infinitum. Kritik agama Kritik agama memiliki sejarah panjang, akan kembali setidaknya sejauh abad ke-5 SM. Selama zaman klasik, ada kritikus agama di Yunani kuno, seperti Diagoras "ateis" dari Melos, dan pada abad ke-1 SM di Roma, dengan Titus Lucretius Carus's De Rerum Natura. Selama Abad Pertengahan dan terus ke masa Renaissance, kritikus potensial terhadap agama dianiaya dan sebagian besar dipaksa untuk tetap diam. Ada kritikus terkenal seperti Giordano Bruno, yang dibakar di tiang karena tidak setuju dengan otoritas keagamaan. Pada abad ke-17 dan ke-18 dengan Pencerahan, pemikir seperti David Hume dan Voltaire mengkritik agama. Pada abad ke-19, Charles Darwin dan teori evolusi menyebabkan meningkatnya skeptisisme tentang agama. Thomas Huxley, Jeremy Bentham, Karl Marx, Charles Bradlaugh, Robert Ingersol, dan Mark Twain telah tercatat dalam abad ke-19 dan kritikus awal abad ke-20. Pada abad ke-20, Bertrand Russell, Sigmund Freud, dan lain-lain terus mengkritik agama. Sam Harris, Daniel Dennett, Richard Dawkins, Victor J. Stenger, dan Christopher Hitchens adalah kritikus aktif selama akhir abad 20 dan awal abad ke-21. Kritikus menganggap agama sudah menjadi usang, berbahaya bagi individu (misalnya pencucian otak anak-anak, iman kesembuhan, mutilasi alat kelamin perempuan, sunat), merugikan masyarakat (misalnya perang suci, terorisme, pemborosan sumber daya), menghambat kemajuan ilmu pengetahuan, untuk melakukan kontrol sosial, dan untuk mendorong tindakan asusila (misalnya pengorbanan darah, diskriminasi terhadap kaum homoseksual dan perempuan, dan bentuk-bentuk tertentu dari kekerasan seksual seperti perkosaan). Sebuah kritik utama dari banyak agama adalah bahwa dari mereka membutuhkan keyakinan yang tidak rasional, tidak ilmiah, atau tidak masuk akal, karena keyakinan agama dan tradisi tidak memiliki dasar ilmiah atau rasional. Beberapa kritikus modern, seperti Bryan Caplan, menahan agama yang tidak memiliki utilitas dalam masyarakat manusia; mereka mungkin menganggap agama sebagai irasional. Pemenang Nobel Perdamaian Shirin Ebadi telah berbicara untuk menentang negara-negara Islam yang tidak demokratis karena membenarkan "tindakan menindas" dalam nama Islam. Sumber Primary Saint Augustine; The Confessions of Saint Augustine (John K. Ryan translator); Image (1960), ISBN 0-385-02955-1. Lao Tzu; Tao Te Ching (Victor H. Mair translator); Bantam (1998). The Holy Bible, King James Version; New American Library (1974). The Koran; Penguin (2000), ISBN 0-14-044558-7. The Origin of Live & Death, African Creation Myths; Heinemann (1966). Poems of Heaven and Hell from Ancient Mesopotamia; Penguin (1971). Selected Work Marcus Tullius Cicero United States Constitution Secondary Arthur, J., Moulin-Stożek, D., Metcalfe, J. and Moller, F. (2019) Religious Education Teachers and Character: Personal Beliefs and Professional Approaches, Birmingham: University of Birmingham. Barzilai, Gad; Law and Religion; The International Library of Essays in Law and Society; Ashgate (2007), ISBN 978-0-7546-2494-3* Arthur, J., Moulin-Stożek, D., Metcalfe, J. and Moller, F. (2019) Religious Education Teachers and Character: Personal Beliefs and Professional Approaches, Birmingham: University of Birmingham. Yves Coppens, Origines de l'homme - De la matière à la conscience, De Vive Voix, Paris, 2010 Yves Coppens, La preistoria dell'uomo, Jaka Book, Milano, 2011 Descartes, René; Meditations on First Philosophy; Bobbs-Merril (1960), ISBN 0-672-60191-5. Dow, James W. (2007), A Scientific Definition of Religion Durant, Will (& Ariel (uncredited)); Our Oriental Heritage; MJF Books (1997), ISBN 1-56731-012-5. Durant, Will (& Ariel (uncredited)); Caesar and Christ; MJF Books (1994), ISBN 1-56731-014-1 Durant, Will (& Ariel (uncredited)); The Age of Faith; Simon & Schuster (1980), ISBN 0-671-01200-2. Durkheim, Emile (1976) The Elementary Forms of the Religious Life. London: George Allen & Unwin (in French 1912, English translation 1915) Geertz, Clifford. 1993 [1966]. . pp. 87–125 in Clifford Geertz, The Interpretation of Cultures: Selected Essays. London: Fontana Press. Marija Gimbutas 1989. The Language of the Goddess. Thames and Hudson New York Gonick, Larry; The Cartoon History of the Universe; Doubleday, vol. 1 (1978) ISBN 0-385-26520-4, vol. II (1994) ISBN 0-385-42093-5, W. W. Norton, vol. III (2002) ISBN 0-393-05184-6. Haisch, Bernard The God Theory: Universes, Zero-point Fields, and What's Behind It All—discussion of science vs. religion (Preface ), Red Wheel/Weiser, 2006, ISBN 1-57863-374-5 Khanbaghi, A., The Fire, the Star and the Cross: Minority Religions in Medieval and Early Modern Iran (IB Tauris; 2006) 268 pages. Social, political and cultural history of religious minorities in Iran, c. 226-1722 AD. King, Winston, Religion [First Edition]. In: Encyclopedia of Religion. Ed. Lindsay Jones. Vol. 11. 2nd ed. Detroit: Macmillan Reference USA, 2005. p7692-7701. Korotayev, Andrey, World Religions and Social Evolution of the Old World Oikumene Civilizations: A Cross-cultural Perspective, Lewiston, NY: Edwin Mellen Press, 2004, ISBN 0-7734-6310-0. * McKinnon, Andrew M. (2002), "Sociological Definitions, Language Games and the 'Essence' of Religion" . Method & theory in the study of religion, vol 14, no. 1, pp. 61–83. Marx, Karl; "Introduction to A Contribution to the Critique of Hegel's Philosophy of Right", Deutsch-Französische Jahrbücher, (1844). Metcalfe, Jason; Moulin-Stożek, Daniel (2020). "Religious Education Teachers' Perspectives on Character Education". British Journal of Religious Education. 43 (3): 349–360. Metcalfe, J. (2019) 'To What Extent can Religious Education Help Shape Pupils' Practical Wisdom?’, Jubilee Centre Insight Series, Birmingham: University of Birmingham [Online]. Moulin-Stożek, D. & Metcalfe, J. (2018) 'Mapping the Moral Assumptions of Multi-faith Religious Education', British Journal of Religious Education. Moulin-Stożek, D. & Metcalfe, J. (2019) ‘The Contribution of Religious Education to Pupils’ Character Development’, Jubilee Centre Insight Series. Birmingham: University of Birmingham [Online]. Palmer, Spencer J., et al. Religions of the World: a Latter-day Saint [Mormon] View. 2nd general ed., tev. and enl. Provo, Utah: Brigham Young University, 1997. xv, 294 p., ill. ISBN 0-8425-2350-2 Ramsay, Michael, Abp. Beyond Religion? Cincinnati, Ohio: Forward Movement Publications, (cop. 1964). Saler, Benson; "Conceptualizing Religion: Immanent Anthropologists, Transcendent Natives, and Unbounded Categories" (1990), ISBN 1-57181-219-9 Schuon, Frithjof. The Transcendent Unity of Religions, in series, Quest Books. 2nd Quest ... rev. ed. Wheaton, Ill.: Theosophical Publishing House, 1993, cop. 1984. xxxiv, 173 p. ISBN 0-8356-0587-6 Smith, Wilfred Cantwell (1962), The Meaning and End of Religion Wallace, Anthony F. C. 1966. Religion: An Anthropological View. New York: Random House. (p. 62-66) The World Almanac (annual), World Almanac Books, ISBN 0-88687-964-7. The World Almanac (for numbers of adherents of various religions), 2005 Lihat pula Agama asli Nusantara Kebudayaan Masyarakat Nilai sosial Norma sosial Perilaku religius pada hewan Referensi Catatan Catatan penjelas Bacaan lanjutan MH, Amin Jaiz, Pokok-pokok Ajaran Islam, Korpri Unit PT. Asuransi Jasa Indonesia Jakarta, 1980 Monier Williams, 1899, A Sanskrit English Dictionary. Oxford University Pressa Pranala luar Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia Religion and Science. Lev Regelson Budaya Artikel topik utama
6,031
688
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar%20negara%20berdaulat
Daftar negara berdaulat
Berikut ini merupakan daftar yang menampilkan ikhtisar mengenai negara-negara berdaulat di seluruh dunia, beserta informasi mengenai status dan pengakuan atas kedaulatan negara-negara tersebut. Daftar tersebut memuat sejumlah 206 negara berdaulat yang dapat dikelompokkan berdasarkan keanggotaannya dalam Sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu: 193 negara anggota PBB, dua negara pengamat nonanggota Majelis Umum PBB (MU-PBB), dua negara nonanggota PBB, tetapi memiliki keanggotaan dalam sekurang-kurangnya satu badan khusus PBB, dan sembilan negara nonanggota PBB yang tidak memiliki keanggotaan dalam sistem PBB sama sekali. Kolom sengketa kedaulatan memuat status kedaulatan tiap negara, yang dijabarkan sebagai berikut. Negara berkedaulatan tanpa sengketa, yang berjumlah 188 negara, terdiri atas: 187 negara anggota PBB, dan satu negara pengamat nonanggota MU-PBB. Negara yang kedaulatannya dipersoalkan, yang berjumlah 16 negara, terdiri atas: 6 negara anggota PBB, satu negara pengamat nonanggota MU-PBB, dan sembilan negara de facto yang tidak memiliki keanggotaan PBB. Negara berstatus politik khusus, yang berjumlah dua negara. Keduanya berada dalam hubungan asosiasi bebas dengan Selandia Baru. Penyusunan daftar seperti demikian memiliki proses yang rumit dan kontroversial, karena tidak ada definisi mengenai syarat terbentuknya suatu negara yang mengikat bagi keseluruhan masyarakat dunia. Untuk informasi lebih lanjut mengenai kriteria yang digunakan untuk menentukan isi daftar di bawah ini, silakan lihat bagian "Kriteria" di bawah. Daftar ini memasukkan entitas-entitas yang secara de facto dianggap telah diakui statusnya sebagai negara berdaulat, dan daftar ini tidak boleh dipandang sebagai suatu bentuk persetujuan atas klaim suatu negara secara de jure. Kriteria Standar hukum kebiasaan internasional mengenai kenegaraan yang dominan digunakan di seluruh dunia adalah teori kenegaraan deklaratif, yang dikodifikasi melalui Konvensi Montevideo pada tahun 1933. Konvensi tersebut menyebutkan bahwa suatu negara menjadi subjek hukum internasional jika negara tersebut "memenuhi beberapa kualifikasi berikut: (a) penduduk tetap; (b) wilayah dengan batas-batas yang ditetapkan; (c) pemerintahan; dan (d) kemampuan untuk menjalin hubungan dengan negara lain" sepanjang poin-poin tersebut tidak "diperoleh dengan kekerasan, baik berupa kekerasan senjata, melakukan ancaman terhadap perwakilan diplomatik, atau tindakan pemaksaan lainnya yang berlaku". Pertanyaan mengenai sejauh mana pengakuan diplomatik harus dimasukkan dalam kriteria pembentukan negara ini telah menimbulkan perdebatan di antara banyak negara dan pakar-pakar kenegaraan di dunia. Teori kenegaraan deklaratif berpendapat bahwa status kenegaraan merupakan penilaian yang murni objektif, sehingga pengakuan suatu negara oleh negara lain dinilai tidak relevan. Di sisi lain, teori kenegaraan konstitutif (yang merupakan standar kenegaraan lainnya yang juga populer) mendefinisikan bahwa suatu negara menjadi subjek hukum hukum internasional hanya jika negara tersebut diakui sebagai negara yang berdaulat oleh negara lain. Daftar berikut mencakup seluruh negara yang menganggap dirinya berdaulat (melalui proklamasi dan deklarasi kemerdekaan atau melalui cara lain) dan juga: sering dianggap memenuhi seluruh ketentuan dalam teori kenegaraan deklaratif, atau diakui sebagai negara yang berdaulat oleh setidaknya satu negara anggota PBB. Dalam beberapa kasus, perbedaan pendapat mengenai cara penafsiran atas poin pertama masih dapat dijumpai, sementara bagaimana suatu entitas memenuhi poin tersebut pun masih dipersoalkan. Entitas politik unik yang gagal memenuhi syarat sebagai sebuah negara berdaulat disebut kuasinegara. Berdasarkan kriteria di atas, daftar ini memuat 206 entitas yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 203 negara yang diakui oleh setidaknya satu negara anggota PBB. dua negara yang memenuhi teori kenegaraan deklaratif dan hanya diakui oleh negara-negara nonanggota PBB. satu negara yang memenuhi teori kenegaraan deklaratif tetapi tidak diakui oleh negara mana pun. Tabel tersebut juga menampikan poin-poin pada kolom paling kanan yang menyebutkan entitas-entitas yang bukan merupakan negara berdaulat atau yang memiliki asosiasi khusus dengan negara berdaulat lainnya. Poin-poin tersebut juga mencakup wilayah-wilayah subnasional yang berisikan bangsa-bangsa tituler, yang kedaulatannya dibatasi oleh perjanjian atau kesepakatan internasional. Secara keseluruhan, poin-poin tersebut adalah: Entitas yang berada dalam hubungan asosiasi bebas dengan negara lain. Dua entitas di bawah kekuasaan Pakistan yang bukan merupakan negara berdaulat, wilayah dependensi, maupun wilayah yang menjadi milik beberapa negara sekaligus, yaitu Azad Kashmir dan Gilgit–Baltistan. Wilayah dependensi dari suatu negara, serta wilayah-wilayah yang memiliki ciri-ciri wilayah dependensi menurut definisinya meskipun tidak ditetapkan secara formal. Entitas subnasional yang dibentuk berdasarkan perjanjian internasional. Daftar negara Legenda kolom "Status keanggotaan PBB" Legenda kolom "Sengketa kedaulatan" Lihat pula Negara berdaulat Daftar negara berdaulat menurut tahun Daftar negara Daftar negara menurut luas wilayah Daftar negara menurut jumlah penduduk Daftar negara menurut benua Daftar negara di Asia Daftar negara di Afrika Daftar negara di Amerika Selatan Daftar negara di Amerika Utara Daftar negara di Eropa Daftar negara di Oseania Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa Pengamat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Daftar lambang negara di dunia Daftar bendera negara di dunia Daftar pemimpin negara ISO 3166-1 Negara asosiasi Daftar negara dengan pengakuan terbatas Daftar federasi Pembagian administratif menurut negara Wilayah dependensi Daerah otonom -stan -land Daftar bangsa mikro Persengketaan wilayah Wilayah Perwalian dan Non-Pemerintahan-Sendiri yang terdaftar pada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Terra nullius Templat:Clickable world map Catatan Referensi Bacaan lanjutan Atlas Indonesia. DKI Jakarta. Aku Anak Saleh (A.A.S). 2010. Negara-negara. Pranala luar Situs web Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
789
690
https://id.wikipedia.org/wiki/Israel
Israel
Israel (; ; ) adalah sebuah negara di Asia Barat yang dikelilingi oleh Laut Tengah, Lebanon, Suriah, Palestina, Yordania, Mesir. Selain itu, dikelilingi pula dua daerah Otoritas Nasional Palestina: Jalur Gaza dan Tepi Barat. Dengan populasi sebesar 7,5 juta jiwa, Israel merupakan satu-satunya negara Yahudi di dunia. Selain itu, terdapat pula beberapa kelompok etnis minoritas lainnya, meliputi etnis Arab yang berkewarganegaraan Israel, beserta kelompok-kelompok keagamaan lainnya seperti Islam, Kristen, Druze, Samaria dan lain-lain. Pendirian negara modern Israel berakar dari konsep Tanah Israel (Eretz Yisrael), sebuah konsep pusat Yudaisme sejak zaman kuno, yang juga merupakan pusat wilayah Kerajaan Yehuda kuno. Setelah Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa menyetujui dijadikannya Mandat Britania atas Palestina sebagai "negeri orang Yahudi". Pada tahun 1947, PBB menyetujui Pembagian Palestina menjadi dua negara, yaitu satu negara Yahudi dan satu negara Arab. Pada 14 Mei 1948, Israel memproklamasikan kemerdekaannya dan ini segera diikuti oleh peperangan dengan negara-negara Arab di sekitarnya yang menolak rencana pembagian ini. Israel kemudian memenangkan perang ini dan mengukuhkan kemerdekaannya. Akibat perang ini pula, Israel berhasil memperluas batas wilayah negaranya hingga melebihi batas wilayah yang ditentukan oleh Rencana Pembagian Palestina. Sejak saat itu, Israel terus menerus berseteru dengan negara-negara Arab tetangga, menyebabkan peperangan dan kekerasan yang berlanjut sampai saat ini. Sejak awal pembentukan Negara Israel, batas negara Israel beserta hak Israel untuk berdiri telah dipertentangkan oleh banyak pihak, terutama oleh negara Arab dan para pengungsi Palestina. Israel telah menandatangani perjanjian damai dengan Mesir dan Yordania, namun usaha perdamaian antara Palestina dan Israel sampai saat ini belum berhasil. Israel merupakan negara demokrasi dengan sistem pemerintahan parlementer dan hak pilih universal. Perdana Menteri Israel menjabat sebagai kepala pemerintahan dan Knesset bertugas sebagai badan legislatif Israel. Dalam hal produk domestik bruto, ekonomi negara ini menduduki peringkat ke-28 di dunia. Israel memiliki peringkat Indeks Pembangunan Manusia, kebebasan pers, dan daya saing ekonomi yang tertinggi dibandingkan dengan negara-negara Arab di sekitarnya. Etimologi Selama lebih dari tiga ribu tahun, nama "Israel" memiliki pengertian umum dan religi sebagai Tanah Israel ataupun keseluruhan negara Yahudi. Menurut Alkitab, Yakub dinamai Israel setelah berhasil bergumul dengan seorang malaikat Tuhan. Berdasarkan penemuan artefak arkeologi, nama "Israel" (selain sebagai nama pribadi) paling awal disebutkan di prasasti Merneptah Mesir kuno (sekitar akhir abad ke-13 SM). Pada prasasti tersebut nama "Israel" itu sendiri merujuk kepada sekelompok orang yang berasal dari tanah tertentu. Negara modern Israel dinamakan Medinat Yisrael, yang artinya "Negara Israel". Selain itu, terdapat pula nama-nama lain yang digagaskan, meliputi Eretz Israel ("Tanah Israel"), Zion, dan Judea, namun semuanya ditolak. Dalam Bahasa Inggris, warga negara/orang Israel disebut sebagai Israeli. Istilah tersebut dipilih oleh pemerintah Israel pada awal kemerdekaannya. Hal ini secara resmi diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Israel saat itu, Moshe Sharett. Daerah ini juga dikenal sebagai Tanah Suci, yang suci untuk semua agama Abrahamik termasuk Yahudi, Kristen, Islam dan kepercayaan Bahá'í. Sebelum Deklarasi Kemerdekaan Israel 1.948, seluruh wilayah ini dikenal dengan berbagai nama lain, termasuk Suriah Selatan, Suriah Palestina, Kerajaan Yerusalem, Provinsi Iudaea, Coele-Suriah, Retjenu, Kanaan dan, khususnya, Palestina. Sejarah Awal sejarah Tanah Israel, yang dikenal dalam bahasa Ibrani sebagai Eretz Yisrael, merupakan tanah suci orang Yahudi. Menurut kitab Taurat, Tanah Israel dijanjikan kepada tiga Patriark Yahudi oleh Tuhan sebagai tanah air mereka. Para cendekiawan memperkirakan periode ini ada pada milenium ke-2 SM. Menurut pandangan tradisional, sekitar abad ke-11 SM, beberapa kerajaan dan negara Israel didirikan di sekitar Tanah Israel; Kerajaan-kerajaan dan negara-negara ini memerintah selama seribu tahun ke depan. Antara periode Kerajaan-kerajaan Israel dan penaklukan Muslim abad ke-7, Tanah Israel jatuh di bawah pemerintahan Kerajaan Israel, Kerajaan Yehuda Asiria, Babilonia, Persia, Yunani, Romawi, Sassania, dan Bizantium. Keberadaan orang Yahudi di wilayah tersebut berkurang drastis setelah kegagalan Perang Bar Kokhba melawan Kekaisaran Romawi pada tahun 132, menyebabkan pengusiran besar-besaran Yahudi. Pada tahun 628/9, Kaisar Bizantium Heraklius memerintahkan pembantaian dan pengusiran orang-orang Yahudi, mengakibatkan populasi Yahudi menurun lebih jauh. Walau demikian, terdapat sekelompok kecil populasi Yahudi yang masih menetap di tanah Israel. Tanah Israel direbut dari Kekaisaran Bizantium sekitar tahun 636 oleh penakluk Muslim. Selama lebih dari enam abad, kontrol wilayah tersebut berada di bawah kontrol Umayyah, Abbasiyah, dan Tentara Salib sebelum jatuh di bawah Kesultanan Mameluk pada tahun 1260. Pada tahun 1516, Tanah Israel menjadi bagian dari Kesultanan Utsmaniyah, yang memerintah wilayah tersebut sampai pada abad ke-20. Zionisme dan mandat Britania Orang-orang Yahudi yang berdiaspora telah lama bercita-cita untuk kembali ke Zion dan Tanah Israel. Harapan dan kerinduan tersebut tercatat pada Alkitab dan merupakan tema utama pada buku doa Yahudi. Pada permulaan abad ke-12, penindasan Yahudi oleh Katolik mendorong perpindahan orang-orang Yahudi Eropa ke Tanah Suci dan meningkatkan jumlah populasi Yahudi setelah pengusiran orang Yahudi dari Spanyol pada tahun 1492. Selama abad ke-16, komunitas-komunitas besar Yahudi kebanyakan berpusat pada Empat Kota Suci Yahudi, yaitu Yerusalem, Hebron, Tiberias, dan Safed. Pada pertengahan kedua abad ke-18, keseluruhan komunitas Hasidut yang berasal dari Eropa Timur telah berpindah ke Tanah Suci. Imigrasi dalam skala besar, dikenal sebagai Aliyah Pertama (Bahasa Ibrani: עלייה), dimulai pada tahun 1881, yakni pada saat orang-orang Yahudi melarikan diri dari pogrom di Eropa Timur. Manakala gerakan Zionisme telah ada sejak dahulu kala, Theodor Herzl merupakan orang Yahudi pertama yang mendirikan gerakan politik Zionisme, yakni gerakan yang bertujuan mendirikan negara Yahudi di Tanah Israel. Pada tahun 1896, Herzl menerbitkan buku Der Judenstaat (Negara Yahudi), memaparkan visinya tentang negara masa depan Yahudi; Tahun berikutnya ia kemudian mengetuai Kongres Zionis Sedunia pertama. Aliyah Kedua (1904–1914) dimulai setelah terjadinya pogrom Kishinev. Sekitar 40.000 orang Yahudi kemudian berpindah ke Palestina. Baik gelombang pertama dan kedua migrasi tersebut utamanya adalah Yahudi Ortodoks, namun pada Aliyah Kedua ini juga meliputi pelopor-pelopor gerakan kibbutz. Selama Perang Dunia I, Menteri Luar Negeri Britania Arthur Balfour mengeluarkan pernyataan yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour, yaitu deklarasi yang mendukung pendirian negara Yahudi di tanah Palestina. Atas permintaan Edwin Samuel Montagu dan Lord Curzon, disisipkan pula pernyataan "it being clearly understood that nothing shall be done which may prejudice the civil and religious rights of existing non-Jewish communities in Palestine, or the rights and political status enjoyed by Jews in any other country". Legiun Yahudi, sekelompok batalion yang terdiri dari sukarelawan-sukarelawan Zionis, kemudian membantu Britania menaklukkan Palestina. Oposisi Arab terhadap rencana ini berujung pada Kerusuhan Palestina 1920 dan pembentukan organisasi Yahudi yang dikenal sebagai Haganah (dalam Bahasa Ibrani artinya "Pertahanan"). Pada tahun 1922, Liga Bangsa-Bangsa mempercayakan mandat atas Palestina kepada Britania Raya. Populasi wilayah ini pada saat itu secara dominan merupakan Arab Muslim, sedangkan pada wilayah perkotaan seperti Yerusalem, secara dominan merupakan Yahudi. Imigrasi Yahudi berlanjut dengan Aliyah Ketiga (1919–1923) dan Aliyah Keempat (1924–1929), secara keseluruhan membawa 100.000 orang Yahudi ke Palestina. Setelah terjadinya kerusuhan Jaffa, Britania membatasi imigrasi Yahudi, dan wilayah yang ditujukan sebagai negara Yahudi dialokasikan di Transyordania. Meningkatnya gerakan Nazi pada tahun 1930 menyebabkan Aliyah kelima (1929-1939) dengan masukknya seperempat juta orang Yahudi ke Palestina. Gelombang masuknya Yahudi secara besar-besaran ini menimbulkan Pemberontakan Arab di Palestina 1936-1939, memaksa Britania membatasi imigrasi dengan mengeluarkan Buku Putih 1939. Sebagai reaksi atas penolakan negara-negara di dunia yang menolak menerima pengungsi Yahudi yang melarikan diri dari Holocaust, dibentuklah gerakan bawah tanah yang dikenal sebagai Aliyah Bet yang bertujuan untuk membawa orang-orang Yahudi ke Palestina. Pada akhir Perang Dunia II, jumlah populasi orang Yahudi telah mencapai 33% populasi Palestina, meningkat drastis dari sebelumnya yang hanya 11% pada tahun 1922. Kemerdekaan dan tahun-tahun pertama Setelah 1945, Britania Raya menjadi terlibat dalam konflik kekerasan dengan Yahudi. Pada tahun 1947, pemerintah Britania menarik diri dari Mandat Palestina, menyatakan bahwa Britania tidak dapat mencapai solusi yang diterima baik oleh orang Arab maupun Yahudi. Badan PBB yang baru saja dibentuk kemudian menyetujui Rencana Pembagian PBB (Resolusi Majelis Umum PBB 18) pada 29 November 1947. Rencana pembagian ini membagi Palestina menjadi dua negara, satu negara Arab, dan satu negara Yahudi. Yerusalem ditujukan sebagai kota Internasional – corpus separatum – yang diadministrasi oleh PBB untuk menghindari konflik status kota tersebut. Komunitas Yahudi menerima rencana tersebut, tetapi Liga Arab dan Komite Tinggi Arab menolaknya atas alasan kaum Yahudi mendapat 55% dari seluruh wilayah tanah meskipun hanya merupakan 30% dari seluruh penduduk di daerah ini. Pada 1 Desember 1947, Komite Tinggi Arab mendeklarasikan pemogokan selama 3 hari, dan kelompok-kelompok Arab mulai menyerang target-target Yahudi. Perang saudara dimulai ketika kaum Yahudi yang mula-mulanya bersifat defensif perlahan-lahan menjadi ofensif. Ekonomi warga Arab-Palestina runtuh dan sekitar 250.000 warga Arab-Palestina diusir ataupun melarikan diri. Pada 14 Mei 1948, sehari sebelum akhir Mandat Britania, Agensi Yahudi memproklamasikan kemerdekaan dan menamakan negara yang didirikan tersebut sebagai "Israel". Sehari kemudian, gabungan lima negara Arab – Mesir, Suriah, Yordania, Lebanon dan Irak –menyerang Israel, menimbulkan Perang Arab-Israel 1948. Maroko, Sudan, Yemen dan Arab Saudi juga membantu mengirimkan pasukan. Setelah satu tahun pertempuran, genjatan senjata dideklarasikan dan batas wilayah sementara yang dikenal sebagai Garis Hijau ditentukan. Yordania kemudian menganeksasi wilayah yang dikenal sebagai Tepi Barat dan Yerusalem Timur, sedangkan Mesir mengontrol Jalur Gaza. Israel kemudian diterima sebagai anggota PBB pada tanggal 11 Mei 1949. Selama konflik ini, sekitar 711.000 orang Arab Palestina (80% populasi Arab) mengungsi keluar Palestina. Pada masa-masa awal kemerdekannya, gerakan Zionisme buruh yang dipimpin oleh Perdana Menteri David Ben-Gurion mendominasi politik Israel. Tahun-tahun ini ditandai dengan imigrasi massal para korban yang selamat dari Holocaust dan orang-orang Yahudi yang diusir dari tanah Arab. Populasi Israel meningkat dari 800.000 menjadi 2.000.000 dalam jangka waktu sepuluh tahun antara 1948 sampai dengan 1958. Kebanyakan pengungsi tersebut ditempatkan di perkemahan-perkemahan yang dikenal sebagai ma'abarot. Sampai tahun 1952, 200.000 imigran bertempat tinggal di kota kemah ini. Adanya desakan untuk menyelesaikan krisis ini memaksa Ben-Gurion menandatangani perjanjian antara Jerman Barat dengan Israel. Perjanjian ini menimbulkan protes besar kaum Yahudi yang tidak setuju Israel berhubungan dengan Jerman. Selama tahun 1950-an, Israel terus menerus diserang oleh militan Palestina yang kebanyakan berasal dari Jalur Gaza yang diduduki oleh Mesir. Pada tahun 1956, Israel bergabung ke dalam sebuah aliansi rahasia bersama dengan Britania Raya dan Prancis, yang betujuan untuk merebut kembali Terusan Suez yang sebelumnya telah dinasionalisasi oleh Mesir (lihat Krisis Suez). Walaupun berhasil merebut Semenanjung Sinai, Israel dipaksa untuk mundur atas tekanan dari Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai ganti atas jaminan hak pelayaran Israel di Laut Merah dan Terusan Suez. Pada permulaan dekade selanjutnya, Israel berhasil menangkap dan mengadili Adolf Eichmann, seorang penggagas utama Solusi Akhir yang bersembunyi di Argentina. Peradilan ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepedulian publik terhadap Holocaust, dan sampai sekarang Eichmann merupakan satu-satunya orang yang dieksekusi oleh Israel walaupun John Demjanjuk juga dijatuhi hukuman mati sebelum kemudian putusan tersebut dibalikkan oleh Mahkamah Agung Israel. Konflik dan perjanjian damai Negara-negara Arab selama bertahun-tahun menolak hak Israel untuk berdiri. Nasionalisme Arab yang dipimpin oleh Nasser menyerukan penghancuran negara Israel. Pada tahun 1967, Mesir, Suriah, dan Yordania menutup perbatasannya dengan Israel dan mengusir pasukan perdamaian PBB keluar dari wilayah tersebut serta memblokade akses Israel terhadap Laut Merah. Israel kemudian melancarkan serangan terhadap pangkalan angkatan udara Mesir karena takut akan terjadinya invasi oleh Mesir. Hal ini kemudian berujung pada Perang Enam Hari yang kemudian dimenangkan oleh Israel. Pada perang ini, Israel berhasil merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, dan Dataran Tinggi Golan. Garis Hijau menjadi penanda batas antara wilayah administrasi Israel dengan Wilayah pendudukan Israel. Batas wilayah Yerusalem juga diperluas dengan memasukkan wilayah Yerusalem Timur. Sebuah undang-undang yang mengesahkan pemasukan wilayah ini kemudian ditetapkan. Hal ini kemudian berujung pada Resolusi Dewan Keamanan PBB 478 yang menyatakan bahwa penetapan ini tidak sah dan melanggar hukum internasional. Kegagalan negara-negara Arab pada perang tahun 1967 kemudian menyebabkan tumbuhnya gerakan kemerdekaan Palestina oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, beberapa kelompok militer Palestina melancarkan berbagai gelombang serangan terhadap warga-warga Israel di seluruh dunia, termasuk pula pembunuhan atlet-atlet Israel pada Olimpiade München 1972. Israel membalas aksi tersebut dengan melancarkan Operasi Wrath of God (Murka Allah). Pada operasi ini, orang-orang yang bertanggung jawab terhadap peristiwa München ini dilacak dan dibunuh. Pada hari Yom Kippur 6 Oktober 1973 yang merupakan hari suci Yahudi, pasukan Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak terhadap Israel. Perang tersebut berakhir pada tanggal 26 Oktober dengan Israel berhasil memukul balik pasukan Mesir dan Suriah. Walaupun demikian perang ini dianggap sebagai kekalahan Israel. Sebuah komisi yang dibentuk untuk menginvestigasi perang ini membebaskan pemerintah Israel dari tanggung jawab. Namun kemarahan publik Israel pada akhirnya memaksa Perdana Menteri Golda Meir untuk mengundurkan diri. Pemilihan Knesset 1977 menandai terjadinya titik balik dalam sejarah perpolitikan Israel. Pada pemilihan ini, Menachem Begin yang berasal dari partai Likud mengambil alih kontrol pemerintahan dari Partai Buruh Israel. Pada tahun itu pula, Presiden Mesir Anwar El Sadat melakukan kunjungan ke Israel dan mengucapkan pidato di depan Knesset. Aksi ini dilihat sebagai pengakuan kedaulatan Israel yang pertama oleh negara Arab. Dua tahun kemudian, Sadat dan Menachem Begin menandatangani Persetujuan Camp David dan Perjanjian Damai Israel-Mesir. Israel menarik mundur pasukannya dari semenanjung Sinai dan setuju untuk bernegosiasi membahas otonomi warga Palestina yang berada di luar Garis Hijau, namun rencana tersebut tidak pernah diimplementasikan. Pemerintahan Begin mendukung warga Israel untuk bermukim di Tepi Barat, mengakibatkan konflik dengan warga Palestina di daerah tersebut. Pada tanggal 7 Juni 1981, Israel membombardir reaktor nuklir Osirak milik Irak pada Operasi Opera. Badan intelijen Israel, Mossad, mencurigai reaktor nuklir tersebut akan digunakan Irak untuk mengembangkan senjata nuklir. Pada tahun 1982, Israel melakukan intervensi pada Perang Saudara Lebanon untuk menghancurkan basis-basis serangan Organisasi Pembebasan Palestina di Israel Utara. Intervensi ini kemudian berkembang menjadi Perang Lebanon Pertama. Israel menarik pasukannya dari Lebanon pada tahun 1986. Intifada Pertama yang merupakan perlawanan rakyat Palestina terhadap pemerintahan Israel terjadi pada tahun 1987, menyebabkan terjadinya kekerasan di daerah pendudukan Israel. Selama 6 tahun berikutnya, lebih dari seribu orang tewas, kebanyakan merupakan korban kekerasan internal warga Palestina. Selama Perang Teluk 1991, PLO dan kebanyakan warga Palestina mendukung Saddam Hussein dan Irak dalam melancarkan serangan misil terhadap Israel. Pada tahun 1992, Yitzhak Rabin menjadi Perdana Menteri Israel setelah memangkan pemilihan umum legislatif Israel 1992. Yitzhak Rabin dan partainya mendukung adanya kompromi dengan tetangga-tetangga Israel. Setahun kemudian, Shimon Peres dan Mahmoud Abbas, sebagai wakil Israel dan PLO, menandatangani Persetujuan Oslo. Persetujuan ini memberikan Otoritas Nasional Palestina hak untuk memerintah di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Selain itu, juga dinyatakan pula pengakuan hak Israel untuk berdiri dan menyerukan berakhirnya terorisme. Pada tahun 1994, Perjanjian Damai Israel-Yordania ditandatangani, membuat Yordania menjadi negara Arab kedua yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Dukungan publik Arab terhadap persetujuan ini menurun setelah terjadinya peristiwa pembantaian umat Muslim yang sedang bersembahyang di Masjid Ibrahimi oleh sekelompok ekstremis gerakan Kach. Selain itu, permukiman warga Israel di daerah pendudukan yang masih berlanjut, serta menurunnya kondisi ekonomi Palestina juga menurunkan dukungan publik Arab. Dukungan publik Israel terhadap persetujuan ini juga berkurang setelah terjadinya rentetan kasus bom bunuh diri yang dilakukan oleh hamas. Pembunuhan Yitzhak Rabin yang dilakukan oleh ekstremis Yahudi ketika ia sedang meninggalkan sebuah pawai yang mendukung perdamaian dengan Palestina mengejutkan seluruh negeri. Pada akhir 1990-an, Israel yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu menarik mundur pasukannya dari Hebron dan menandatangai Memorandum Sungai Wye. Memorandum tersebut memberikan Otoritas Nasional Palestina kontrol yang lebih luas. Ehud Barak yang merupakan Perdana Menteri terpilih pada pemilihan tahun 1999 memulai pemerintahannya dengan menarik mundur pasukan Israel dari Lebanon Selatan dan melakukan negosiasi dengan Ketua Otoritas Palestina Yasser Arafat dan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton pada Pertemuan Camp David bulan Juli tahun 2000. Dalam pertemuan itu, Barak menawarkan rencana pendirian Negara Palestina, namun Yasser Arafat menolak tawaran tersebut. Setelah negosiasi gagal, Intifada Kedua dimulai. Ariel Sharon menjadi Perdana Menteri Israel yang baru setelah memenangi pemilihan tahun 2001. Pada masa pemerintahannya, Sharon secara sepihak menarik muncur pasukan Israel dari Jalur Gaza dan membangun dinding pemisah di perbatasan Tepi Barat. Pada Januari 2006, setelah Ariel Sharon menderita strok berat dan berada dalam keadaan koma, kekuasaannya digantikan oleh Ehud Olmert. Perkembangan terkini Pada bulan Juli tahun 2006, serangan Hezbollah ke Israel Utara beserta penculikan dua tentara Israel memicu terjadinya Perang Lebanon Kedua. Peperangan ini diakhiri dengan gencatan senjata yang disponsori oleh Dewan Keamanan PBB dengan mengeluarkan Resolusi PBB 1701. Pada akhir Desember 2008, gencatan senjata antara Hamas dengan Israel berakhir setelah adanya serangan roket yang diluncurkan oleh Hamas. Israel merespon serangan tersebut dengan serangan udara. Pada tanggal 3 Januari 2009, pasukan Israel memasuki kota Gaza dan memulai serangan darat. Pada tanggal 17 Januari 2009, Israel mengumumkan gencatan senjata secara sepihak dengan syarat dihentikannya serangan roket dan mortir. Hal ini kemudian diikuti oleh Hamas yang juga mengumumkan gencatan senjata dengan syarat ditariknya pasukan Israel dari Gaza serta dibukanya kembali perbatasan. Geografi Israel terletak di sebelah timur Laut Mediterania, berbatasan dengan Lebanon di sebelah utara, Suriah di sebelah timur laut, Yordania di sebelah timur, dan Mesir di sebelah barat daya. Wilayah kedaulatan Israel, tidak termasuk wilayah yang ditaklukkan semasa Perang Enam Hari tahun 1967 adalah sekitar 20.770 kilometer persegai dengan 2%-nya adalah air. Menurut hukum Israel, luas wilayah keseluruhan Israel, yang meliputi Yerusalem Timur dan Dataran Tinggi Golan adalah 22.072 kilometer persegi. Sedangkan luas wilayah keseluruhan yang dikontrol Israel, meliputi wilayah Palestina di Tepi Barat adalah 27.799 km2. Walaupun luasnya yang kecil, geografi Israel bermacam-macam, dari padang pasir Negev di bagian selatan sampai dengan barisan pegunungan Galilea dan Dataran Tinggi Golan di bagian utara. Sekitar 70% populasi Israel bertempat tinggal di bagian barat pesisir pantai Israel yang menghadap laut Mediterania. Di sebelah timur pegunungan tengah terdapat Lembah Yordan yang merupakan bagian dari Great Rift Valley sepanjang 6.500 km. Sungai Yordan mengalir di sepanjang Lemabh Yordan, dari Gunung Hermon melalui Lembah Hulah dan Laut Galilea menuju Laut Mati. Ke sebelah lebih selatannya terdapat Arabah dan berakhir dengan Teluk Eilat (Teluk Aqaba). Salah satu ciri khas geografi Israel dan Semenanjung Sinai adalah terdapatnya makhtesh, yaitu suatu kawah yang disebabkan oleh erosi. Makhtesh terbesar di dunia adalah Kawah Ramon di Negev, yang berukuran 40 kilometer kali 8 kilometer. Sebuah laporan mengenai status lingkungan cekungan Mediterania melaporkan bahwa Israel memiliki jumlah spesies tumbuhan per meter persegi yang paling banyak dibandingkan negara-negara lainnya yang juga berada di cekungan Mediterania. Temperatur di Israel bervariasi, terutama semasa musim dingin. Daerah yang bergunung-gunung cenderung berangin, dingin, dan kadang-kadang bersalju; Yerusalem biasanya bersalju paling tidak satu kali tiap tahun. Sedangkan di kota-kota pesisir seperti Tel Aviv dan Haifa, iklimnya cenderung beriklim Mediterania, dengan suhu yang sejuk, musim dingin yang berhujan, dan musim panas yang panas dan lama. Suhu tertinggi di Asia yang pernah tercatat (53,7 °C) terjadi pada tahun 1942 di kibbutz Tirat Zvi di bagian utara Lembah Yordan. Dari bulan Mei sampai dengan September, hujan jarang turun di Israel. Oleh karena sumber daya air yang sangat rendah, Israel telah mengembangkan berbagai macam teknologi penghematan air, meliputi irigasi tetes. Rakyat Israel juga menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energinya. Israel memiliki penggunaan energi surya per kapita yang tertinggi di dunia. Politik Israel merupakan negara republik demokrasi dengan sistem parlementer. Presiden Israel adalah kepala negara, namun tugas-tugasnya sangat terbatas dan hanyalah seremonial. Anggota parlemen yang didukung oleh mayoritas di dalam parlemen menjadi Perdana Menteri. Biasanya yang menjadi perdana menteri adalah ketua Partai terbesar. Perdana Menteri adalah kepala pemerintahan dan ketua kabinet. Israel diperintah oleh 120-anggota parlemennya, yang dikenal sebagai Knesset. Anggota-anggota Knesset berasal dari berbagai partai yang dipilih dalam pemilihan parlemen. Biasanya pemerintahan yang terbentuk adalah pemerintahan koalisi. Pemilihan parlemen dijadwalkan setiap empat tahun sekali, namun koalisi pemerintahan yang tidak stabil ataupun adanya mosi tidak percaya oleh Knesset sering kali membubarkan pemerintahan yang ada lebih awal. "Rata-rata lamannya suatu pemerintahan Israel memerintah adalah sekitar 22 bulan. Proses perdamaian dengan Palestina, peranan agama dalam negara, dan skandal-skandal politik sering kali merupakan sebab retaknya koalisi dan mengakibatkan pemilu yang lebih cepat." Hukum-hukum dasar Israel (, ḥŭḳḳēi ha-yyǝsōd) berfungsi sebagai konstitusi tak tertulis negara. Pada tahun 2003, Knesset mulai mengajukan draf konstitusi resmi yang didasarkan pada hukum-hukum dasar ini. Sistem peradilan Israel memiliki tiga tingkat. Pada tingkat terendah adalah pengadilan kehakiman yang terletak di kebanyakan kota-kota Israel. Di atasnya adalah pengadilan distrik, yang berfungsi sebagai pengadilan tingkat banding dan pengadilan tingkat pertama; Pengadilan distrik terletak di lima Distrik Israel. Tingkat teratas peradilan Israel adalah Mahkamah Agung yang terletak di Yerusalem. Mahkamah Agung Israel berperan baik sebagai pengadilan tingkat banding teratas maupun pengadilan tingkat pertama dan terakhir. Sebagai pengadilan tingkat pertama dan terakhir, Mahkamah Agung Israel mengizinkan individu-individu, baik yang merupakan warga negara maupun yang bukan warga negara, untuk melakukan petisi terhadap keputusan pemerintah Israel. Israel bukanlah anggota Pengadilan Kriminal Internasional. Sistem hukum Israel merupakan kombinasi antara hukum umum Inggris, hukum sipil, dan hukum Yahudi (Halakha). Hukum Israel didasarkan pada prinsip stare decisis (yakni keputusan hakim terdahulu dijadikan sebagai dasar keputusan pada masa depan) dan menggunakan sistem adversarial, di mana dua pihak dalam pengadilan diharuskan membawa bukti di hadapan pengadilan. Kasus-kasus peradilan diputuskan oleh hakim dan bukan oleh juri. Masalah perkawinan dan perceraian berada di bawah yuridiksi pengadilan agama menurut agama masing-masing: Yahudi, Muslim (syariah), Druze, dan Kristen. Para anggota Knesset, para hakim Mahkamah Agung, dan para anggota asosiasi pengacara Israel melaksanakan proses pemilihan hakim. Hukum Dasar Israel mengenai Martabat dan Kebebasan Manusia melindungi hak asasi manusia dan kebebasan di Israel. Israel adalah satu-satunya negara di Timur Tengah mendapatkan status "Bebas" oleh organisasi Freedom House berdasarkan hak politik dan kebebasan sipil, namun di daerah pendudukan Israel, statusnya adalah "Tidak Bebas" Hal yang sama juga terlihat pada laporan Reporters Without Borders yang menempatkan Israel di urutan 93 dari 175 negara dalam hal kebebasan pers. Peringkat ini berada di belakang negara seperti Kuwait (ke-60), Lebanon (ke-61), dan Uni Emirat Arab (ke-86). Beberapa kelompok seperti Amnesty International dan Human Rights Watch juga mengecam catatan HAM Israel dalam konflik Arab-Israel. B'Tselem merupakan organisasi HAM Israel yang sering mengkritik pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah Israel. Ibu kota Menurut klaim dan hukum negara Israel, ibu kota Israel adalah Yerusalem. Hal ini diperlihatkan dengan sikapnya yang memusatkan pemerintahan bahkan kantor Presiden di kota ini. Walaupun demikian badan PBB dan kebanyakan negara di dunia tidak mengakuinya. Hanya Republik Ceko, Taiwan, Amerika Serikat, dan Vanuatu yang mau mengakui Yerusalem sebagai ibu kota. Sementara di bagian timur, Palestina juga mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota. Tel Aviv adalah kota terbesar kedua dan merupakan pusat keuangan dan teknologi di Israel. Selain itu, kedutaan besar negara lain ada di kota ini. Karena itu, secara umum ibu kota Israel yang lebih dikenal dunia adalah Tel Aviv. Namun Amerika Serikat melalui pernyataan Donald Trump berupaya mengembalikan pengakuan atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besar Amerika Serikat. Hal ini menimbulkan kecaman di berbagai belahan dunia. Sidang darurat Majelis Umum PBB, Kamis 21 Desember 2017 mayoritas akhirnya menentang sikap Amerika dengan 128 suara, dengan 35 suara abstain, dan 9 lainnya mendukung Yerusalem sebagai ibu kota Israel, antara lain Amerika Serikat, Israel, Guatemala, Honduras, Togo, Mikronesia, Nauru, Palau, dan Kepulauan Marshall. Ancaman Donald Trump untuk mencabut dana hibah kepada negara-negara yang menentang keputusan Amerika Serikat tidak diindahkan oleh banyak negara. Bahkan sebelumnya OKI sempat mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi darurat untuk menyatukan sikap mengenai ibu kota Yerusalem, yang berakibat kukuhnya keputusan negara-negara Islam di PBB dalam menghadapi klaim Amerika Serikat. Sidang darurat PBB ini dilakukan setelah Amerika Serikat melakukan veto terhadap rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang meminta negara itu membatalkan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Dari 15 negara, hanya Amerika Serikat yang menentang resolusi ini. Hingga saat ini, PBB tetap kepada pandangan bahwa status Yerusalem harus diselesaikan melalui kesepakatan dua pihak, Israel dan Palestina. Pembagian administratif Israel dibagi menjadi enam distrik administratif utama, disebut sebagai mehozot (מחוזות; tunggal: mahoz) , yaitu Distrik Tengah, Distrik Haifa, Distrik Yerusalem, Distrik Utara, Distrik Selatan, dan Distrik Tel Aviv. Distrik-distrik ini lebih jauh lagi dibagi menjadi lima belas subdistrik yang disebut nafot (נפות; tunggal: nafa). Untuk tujuan statistika, Israel dibagi menjadi tiga daerah metropolitan: Tel Aviv (populasi 3.150.000), Haifa (populasi 996.000), dan Beersheba (populasi 531.600). Munisipalitas Israel yang terbesar, baik dalam hal populasi maupun luas daerah, adalah Yerusalem, dengan 732.100 penduduk di tanah seluas 129 km2. Tel Aviv, Haifa, dan Rishon LeZion menduduki peringkat selanjutnya sebagai kota berpenduduk paling banyak, dengan populasi sebesar 384.600, 267.000, dan 222.300 secara berturut-turut. Daerah pendudukan Pada tahun 1967, sebagai akibat dari Perang Enam Hari, Israel mendapatkan kontrol atas Tepi Barat, Yerusalem Timur, Jalur Gaza, dan Dataran Tinggi Golan. Israel juga mengambil kontrol semenanjung Sinai, namun mengembalikannya kepada Mesir sebagai bagian dari perjanjian damai Israel-Mesir tahun 1979. Setelah Israel menaklukkan wilayah ini, permukiman-permukiman Israel didirikan di daerah tersebut. Israel telah menerapkan hukum sipil di Dataran Tinggi Golan dan Yerusalem Timur, menganeksasi kedua daerah tersebut sebagai bagian wilayahnya serta menawarkan para penduduk kedua daerah tersebut status "penduduk permanen" dan "warga negara" Israel. Sebaliknya, Tepi Barat berada dalam pendudukan militer. Tepi Barat dan Jalur Gaza dipandang oleh bangsa Palestina dan komunitas internasional sebagai masa depan Negara Palestina. Dewan Keamanan PBB menyatakan bahwa inkorporasi Dataran Tinggi Golan dan Yerusalem Timur sebagai tidak sah dan melanggar hukum internasional. PBB terus memandang wilayah-wilayah ini sebagai daerah pendudukan. Status Yerusalem Timur menjadi salah satu bagian tersulit bagi penyelesaian perjanjian damai antara Israel dengan Palestina. Kebanyakan negosiasi mengenai wilayah didasarkan pada Resolusi 242 Dewan Keamanan PBB yang menyerukan Israel untuk menarik mundur dari wilaah pendudukan tersebut sebagai syarat normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab. Tepi Barat dianeksasi oleh Yordania pada tahun 1948, setelah penolakan Arab terhadap keputusan PBB untuk menciptakan dua negara di Palestina. Hanya Britania yang mengakui aneksasi ini dan sejak perjanjian damai Israel-Yordania, Yordania telah memberikan klaimnya kepada Organisasi Pembebasan Palestina. Tepi Barat diduduki oleh Israel pada tahun 1967. Populasi Tepi Barat pada umumnya adalah warga Arab Palestina, meliputi pengungsi Palestina yang mengungsi akibat Perang Arab-Israel 1948. Sejak pendudukannya dari tahun 1967 sampai dengan tahun 1993, warga Palestina hidup di bawah administrasi militer Israel. Sejak adanya Surat Pengakuan Israel-PLO, kebanyakan populasi dan kota-kota Palestina berada di bawah yuridiksi internal Otoritas Palestina, walaupun masih berada di bawah kontrol militer Israel secara parsial. Sebagai respon terhadap Intifada Kedua, pemerintah Israel mulai membangun Tembok Pemisah Israel yang dibangun di dalam wilayah Tepi Barat. Jalur Gaza diduduki Mesir dari tahun 1948 sampai dengan tahun 1967 dan kemudian diduduki oleh Israel dari tahun 1967 sampai dengan tahun 2005. Pada tahun 2005, sebagai bagian dari rencana penarikan unilateral Israel, Israel memindahkan semua penduduk dan tentaranya dari Jalur Gaza, namun Israel masih mengontrol lalu lintas udara dan laut Jalur Gaza. Gaza berbatasan dengan Mesir, dan perjanjian antara Israel, Uni Eropa, Otoritas Palestina, dan Mesir mengatur lalu lintas di perbatasan tersebut (diawasi oleh pemantau dari Uni Eropa), namun dengan terpilihnya pemerintahan Hamas membuat implementasi perjanjian ini sulit dilaksankan. Daerah internal Jalur Gaza saat ini di kontrol oleh Hamas. Hubungan luar negeri Israel memiliki hubungan diplomatik dengan 161 negara dan 94 misi diplomatik di seluruh dunia. Hanya tiga negara liga Arab yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel; Mesir menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada tahun 1979, Yordania pada tahun 1994, dan Mauritania memutuskan untuk membuka hubungan diplomatik penuh dengan Israel pada tahun 1999. Dua anggota liga Arab, Maroko dan Tunisia yang memiliki hubungan diplomatik secara terbatas dengan Israel memutuskan hubungan diplomatik tersebut pada awal mula Intifada Kedua pada tahun 2000. Sejak tahun 2003, hubungan dengan Maroko telah berangsur membaik, dan menteri luar negeri Israel telah berkunjung ke negara tersebut. Akibat dari perang Gaza tahun 2009, Mauritania, Qatar, Bolivia, dan Venezuela menghentikan hubungan politik dan ekonomi dengan Israel. Di bawah hukum Israel, Lebanon, Suriah, Arab Saudi, Irak, dan Yaman adalah negara musuh dan warga negara Israel dilarang berkunjung ke negara tersebut tanpa seizin Kementerian Dalam Negeri Israel. Sejak tahun 1995, Israel merupakan anggota Dialog Mediterania, yang bertujuan meningkatkan kerja sama antara tujuh negara yang terletak di cekungan Mediterania dan negara anggota NATO. Hubungan luar negeri Israel dengan Amerika Serikat, Turki, Jerman, Britania, dan India merupakan yang paling dekat. Amerika Serikat merupakan negara pertama yang mengakui berdirinya Israel, diikuti oleh Uni Soviet. Amerika Serikat menganggap Israel sebagai sekutu utama Timur Tengah. Walaupun Turki dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik penuh sampai dengan tahun 1991, Turki telah melakukan kerja sama dengan Israel sejak pengakuan Turki terhadap kemerdekaan Israel pada tahun 1949. Oleh karena Turki juga berhubungan baik dengan negara-negara Arab di Timur Tengah, beberapa kali Turki mendapatkan tekanan yang besar agar Turki memutuskan hubungan dengan Israel. Hubungan kedua negara surut ketika Turki mengutuk serangan Israel ke Gaza pada tahun 2009. Jerman juga mempunyai hubungan kuat dengan Israel. Kerja sama antara kedua negara ini meliputi kerja sama ilmiah, pendidikan, ekonomi, dan militer. India membuka hubungan diplomatik penuh dengan Israel pada tahun 1992. Hubungan diplomatik Israel dengan Iran berlangsung semasa Iran di bawah Dinasti Pahlavi namun pengakuan Iran ditarik kembali semenjak Revolusi Iran. Hingga saat ini Indonesia belum mengakui kedaulatan Israel, walaupun kedaulatan Palestina diakui meskipun daerahnya belum pasti. Mantan presiden RI Abdurrahman Wahid (1999-2001) sempat berencana akan mengakui kedaulatan Israel dan membuka hubungan diplomatik, namun mendapatkan kecaman dan penentangan dari kelompok Muslim Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan tidak akan membuka hubungan dengan Israel sebelum masalah Palestina dipecahkan dan pendudukan Israel atas Palestina diakhiri. Militer Angkatan Pertahanan Israel terdiri dari Tentara Israel, Angkatan Udara Israel, dan Angkatan Laut Israel. Angkatan pertahanan ini didirikan semasa Perang Arab-Israel 1948 dengan mengkonsolidasi organisasi-organisasi paramiliter - utamanya Haganah – yang telah berdiri sebelum Israel berdiri. Angkatan Pertahanan Israel juga dibantu oleh Direktorat Intelijen Militer Israel (Aman) yang bekerja sama dengan Mossad dan Shabak. Angkatan Pertahanan Israel telah terlibat dalam beberapa perang besar dan konflik perbatasan walaupun usianya yang masih relatif muda, membuatnya menjadi salah satu angkata bersenjata yang paling terlatih di dunia. Mayoritas warga negara Israel diwajibkan mengikuti program wajib militer pada usia 18 tahun. Pria diwajibkan mengikuti wamil selama tiga tahun, sedangkan perempuan dua tahun. Setelah wamil, lelaki Israel bergabung ke dalam angkatan cadangan dan melakukan tugas-tugas angkatan cadangan selama beberapa minggu setiap tahunnya sampai usia 40 tahun. Kebanyakan perempuan dibebaskan dari tugas ini. Warga negara Israel yang beretnis Arab (kecuali Druze) dan yang terlibat dalam kajian religius secara penuh dibebaskan dari wajib militer. Terdapat kewajiban alternatif bagi warga negara yang menerima pembebasan wamil, yaitu Sherut Leumi atau pelayanan nasional, yang melibatkan kegiatan bakti sosial di rumah sakit dan sekolah, ataupun kegiatan sosial lainnya. Oleh karena progam wajib militer ini, Angkatan Pertahanan Israel memiliki sekitar 168.000 tentara aktif dan sekitar 408.000 angkatan cadangan. Militer Israel sangat bergantung pada persenjataan canggih yang dibuat di Israel maupun diimpor dari luar negeri. Amerika Serikat utamanya merupakan negara kontributor utama, dan dianggarkan untuk memberikan bantuan militer kepada Israel sebesar AS$30 miliar antara tahun 2008 sampai dengan tahun 2017. Misil Hetz (Panah) buatan Israel dan Amerika merupakan salah satu sistem misil anti balistik yang operasional di dunia. Sejak Perang Yom Kippur, Israel telah mengembangkan jaringan satelit mata-mata. Suksesnya program Ofeq membuat Israel menjadi salah satu dari tujuh negara yang mampu meluncurkan satelit seperti itu. Sejak berdirinya Israel, Israel telah menghabiskan sebagian besar proporsi produk domestik brutonya untuk keperluan pertahanan. Sebagai contohnya, pada tahun 1984 negara ini menghabiskan sekitar 24% PDB-nya untuk keperluan militer. Sekarang, proporsi tersebut telah menurun mencapai 7,3%. Israel dipercaya luas memiliki senjata nuklir. Walaupun demikian, Israel tidak menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir dan mengambil kebijakan yang ambigu dengan tidak mengakui ataupun membantah kepemilikan senjata nuklir. Setalah Perang Teluk pada tahun 1991, Israel mengesahkan sebuah hukum yang mewajibkan semua apartemen dan rumah-rumah Israel memiliki mamad, yaitu ruang keamanan yang tahan terhadap serangan kimiawi maupun biologise. Ekonomi Israel dianggap sebagai salah satu negara termaju di Asia Barat dalam hal pembangunan ekonomi dan industri. Negara ini menduduki peringkat nomor 3 di kawasan tersebut menurut Indeks Kemudahan Berbisnis Bank Dunia dan Laporan Daya Saing Global Forum Ekonomi Dunia. Pada tahun 2007, Israel memiliki produk domestik bruto ke-44 terbesar dan pendapatan per kapita ke-22 tertinggi (berdasarkan keseimbangan kemampuan berbelanja) di dunia sebesar AS$232,7 miliar dan AS$33.299 secara berurutan. Pada tahun 2007, Israel diundang untuk bergabung ke dalam Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antar negara-negara yang menjunjung prinsip-prinsip demokrasi dan ekonomi pasar bebas. Walaupun sumber daya alam Israel terbatas, pembangunan yang intensif pada sektor agrikultur dan industri selama puluhan tahun menjadikan Israel dapat berswasembada pangan secara garis besarnya, terkecuali pada serealia dan daging sapi. Pada tahun 2006, impor Israel mencapai AS$47,8 miliar, yang terdiri dari bahan bakar fosil, bahan-bahan mentah, dan peralatan militer. Komoditas ekspor utama Israel meliputi buah-buahan, sayur-sayuran, obat-obatan, peranti lunak, bahan-bahan kimia, teknologi militer, dan intan; pada tahun 2006, ekspor Israel mencapai AS$42,86 miliar. Israel menduduki peringkat pertama di dunia dalam hal konservasi air dan penggunaan energi panas bumi. Israel juga mengembangkan teknologi-teknologi peranti lunak, komunikasi, dan sains di Silicon Wadi. Sejak tahun 1970-an, Israel telah menerima bantuan ekonomi dari Amerika Serikat, dan pinjaman dari Amerika Serikat tersebut menduduki proporsi hutang luar negeri Israel yang cukup besar. Pada tahun 2007, Amerika Serikat menyetujui bantuan sebesar AS$30 miliar kepada Israel untuk sepuluh tahun ke depan. Pariwisata, utamanya wisata religi, juga merupakan bidang industri Israel yang penting. Permasalahan keamanan di Israel telah menghambat perkembangan industri ini, namun belakangan jumlah turis mulai meningkat. Pada tahun 2008, sekitar 3 juta turis berkunjung ke Israel. Transportasi Israel memiliki 18.096 kilometer jalan beraspal dan 2,4 juta kendaraan bermotor. Jumlah kendaraan bermotor per 1000 orang adalah 324, relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Israel memiliki 5.715 bus berjadwal rutin yang dioperasikan oleh berbagai perusahaan angkutan. Rel kereta api Israel merambah sepanjang 949 kilometer dan dioperasikan oleh perusahaan negara Israel. Seiring dengan investasi besar-besaran pada awal sampai dengan akhir 1990-an, jumlah penumpang kereta api setiap tahunnya telah meningkat dari 2,5 juta pada tahun 1990 menjadi 35 juta pada tahun 2008. Rel kereta api juga digunakan untuk mengangkut sekitar 6,8 juta ton kargo setiap tahunnya. Israel memiliki dua bandara internasional, Bandara Internasional Ben Gurion dan Bandara Ovda. Ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan Israel memiliki angka harapan sekolah (didefinisikan sebagai tahun lamanya seorang anak berumur 4 tahun diharapkan dapat mengenyam pendidikan pada masa depan) tertinggi di Asia Barat Daya dan menduduki peringkat kedua setara dengan Jepang di Asia (setelah Korea Selatan). Israel juga memiliki angka melek huruf tertinggi di seluruh Asia Barat daya. Hukum Pendidikan Negara Israel yang diundang-undangkan pada tahun 1953 membagi sekolah menjadi lima macam: sekolah negeri sekuler, sekolah negeri agama, sekolah ultra ortodoks, sekolah permukiman komunal, dan sekolah Arab. Sekolah negeri sekuler merupakan sekolah yang terbesar dan dihadiri oleh mayoritas murid-murid Yahudi dan non-Arab di Israel. Kebanyakan warga negara Israel beretnis Arab mengirimkan anaknya ke sekolah-sekolah yang berbahasa Arab. Israel memiliki program wajib belajar bagi anak-anak berumur antara tiga sampai dengan delapan belas tahun. Tahapan-tahapan sekolah dibagi menjadi tiga tahap: sekolah dasar (tingkat 1-6), sekolah menengah pertama (tingkat 7-9), dan sekolah menengah atas (tingkat 10-12). Tahapan sekolah berakhir dengan ujian akhir yang disebut Bagrut. Kemahiran di mata-mata pelajaran utama seperti matematika, Alkitab Ibrani, Bahasa Ibrani, literatur Ibrani dan umum, Bahasa Inggris, sejarah, dan pendidikan kewarganegaraan diperlukan untuk mendapatkan sertifikat Bagrut. Dalam sekolah-sekolah Arab, Kristen, dan Druze, ujian kajian Alkitab Ibrani digantikan dengan ujian dalam mata pelajaran Islam, Kristen, ataupun Druze. Pada tahun 2003, lebih dari separuh murid tingkat 12 Israel mendapatkan sertifikat ini. Delapan universitas negeri Israel disubsidi oleh negara. Perpustakaan Universitas dan Nasional Yahudi yang menyimpan buku-buku bertopik Yahudi terbesar di dunia berada di Universitas Ibrani Yerusalem. Universitas Ibrani Yerusalem menduduki peringkat 100 besar universitas ternama di dunia berdasarkan pemeringkatan Universitas Jiao Tong Shanghai. Universitas utama lainnya di Israel meliputi Technion, Institut Sains Weizmann, Universitas Tel Aviv, Universitas Bar-Ilan, Universitas Haifa, dan Universitas Ben-Gurion Negev. Israel berada pada peringkat ketiga di dunia dalam hal jumlah sarjana akademik per kapita (20% populasi). Israel merupakan negara yang terdepan dalam hal jumlah artikel ilmiah riset sel punca per kapita sejak tahun 2000 Israel juga mengedepankan penggunaan energi surya dan memiliki teknologi energi surya yang terdepan dan perusahaan-perusahan tenaga surya Israel mengerjakan proyek-proyeknya di seluruh dunia. Lebih dari 90% rumah penduduk Israel menggunakan tenaga surya untuk pengadaan air panas dan merupakan penggunaan per kapita yang tertinggi di dunia. Menurut data pemerintah Israel, negara ini menghemat 8% konsumsi listrik per kapitanya oleh karena penggunaan energi surya. Demografi Sampai dengan tahun 2009, populasi Israel adalah sebesar 7,5 juta jiwa. Israel memiliki dua bahasa resmi, yaitu bahasa Ibrani dan bahasa Arab. Bahasa Ibrani merupakan bahasa utama negara dan dituturkan oleh mayoritas populasi Israel. Bahasa Arab utamanya dituturkan oleh kaum Arab minoritas dan Yahudi yang berasal dari tanah Arab. Pada tahun 2002, populasi Yahudi yang berasal dari Tanah Arab mencapai 40% populasi Israel. Sedangkan pada tahun 2008, warga negara Israel berkebangsaan Arab mencapai 20% populasi total Israel. Banyak penduduk Israel yang dapat berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris. Oleh karena banyaknya jumlah imigran Yahudi yang berimigrasi ke Israel, terdapat pula bahasa-bahasa lain yang dapat terdengar di jalanan-jalanan Israel sehari-hari. Bahasa Rusia dan bahasa Amhar dituturkan secara meluas oleh karena banyaknya imigran yang berasal dari Uni Soviet dan Etiopia (sekitar 120.000 Yahudi Etiopia tinggal di Israel) Antara tahun 1990 sampai dengan tahun 1994, imigrasi besar-besaran yang berasal dari Rusia meningkatkan populasi Israel sebesar dua belas persen. Terdapat lebih dari satu juta imigran berbahasa Rusia di Israel, dengan sekitar 300.000-nya bukanlah orang Yahudi. Beberapa dasarwasa ini pula, sejumlah besar pekerja migran dari Rumania, Thailand, China, Afrika, dan Amerika Selatan juga telah menetap di Israel. Jumlah pasti para pekerja migran ini tidaklah diketahui karena banyak yang menetap secara ilegal, namun diperkirakan jumlahnya adalah sekitar 200.000 Lebih dari 16.000 pencari suaka Afrika masuk ke Israel beberapa tahun ini. Pada tahun 2009, lebih dari 300.000 warga Israel tinggal di permukiman-permukiman Tepi Barat seperti Ma'ale Adumim dan Ariel, dan di komunitas-komunitas yang telah ada sebelum berdirinya Negara Israel seperti di kota Hebron dan Gush Etzion. Delapan belas ribu penduduk Israel tinggal di Dataran Tinggi Golan. Pada tahun 2006, terdapat 250.000 Yahudi yang tinggal di Yerusalem Timur. Jumlah total pemukim Israel adalah lebih dari 500.000 (6,5% populasi Israel). Sekitar 7.800 penduduk Israel tinggal di permukiman di Jalur Gaza sebelum semuanya dievakuasi dengan paksa oleh pemerintah Israel pada tahun 2005 sebagai bagian dari rencana penarikan unilateral Israel. Agama Israel didirikan sebagai negara kaum Yahudi dan sering kali disebut sebagai negara Yahudi. Hukum negara ini memberikan para Yahudi dan orang-orang yang berketurunan Yahudi hak untuk mendapatkan kewarganegaraan Israel. Lebih dari tiga per empat, atau 75,5% populasi Israel adalah Yahudi yang berlatarbelakang berbeda-beda. Sekitar 68% Yahudi Israel dilahirkan di Israel, 22%-nya merupakan imigran dari Eropa dan Amerika, dan 10%-nya merupakan imigran dari Asia dan Afrika (termasuk pula dari Arab). Afiliasi keagamaan penduduk Yahudi Israel bervariasi: 55%-nya mengaku sebagai "tradisional", sedangkan 20%-nya menganggap dirinya sendiri sebagai "Yahudi sekuler", 17% mengaku sebagai "Yahudi Ortodoks"; sisa 8%-nya mengaku sebagai "Yahudi Haredi" Umat Muslim mencapai 16% total populasi Israel dan merupakan agama minoritas terbesar di Israel. Sekitar 2% populasi beragama Kristen dan 1,5%-nya beragama Druze. Populasi umat Kristen ini termasuk pula Arab Kristen dan Yahudi Mesiah. Terdapat pula sebagian kecil kelompok agama seperti agama Buddha dan Hindu. Kota Yerusalem merupakan kota yang penting bagi umat Yahudi, Muslim, dan Kristen. Yerusalem merupakan tempat beradanya Tembok Ratapan dan Bait Allah, Masjid Al-Aqsa, dan Gereja Makam Kudus. Situs-situs keagamaan yang penting lainnya berlokasi di Tepi Barat, meliputi Makam Yusuf di Shechem, Gereja Kelahiran dan Kuburan Rahel di Betlehem, dan Gua Machpelah di Hebron. Budaya Budaya Israel memiliki budaya yang beranekaragam oleh karena para Yahudi imigran dari seluruh dunia membawa tradisi dan budayanya masing-masing. Hari raya nasional ditentukan berdasarkan kalender Yahudi dan hari Sabtu (Sabat) ditentukan sebagai hari libur. Budaya Israel juga dipengaruhi oleh budaya Arab dan Budaya Eropa yang terlihat pada arsitektur-arsitektur bangunan, musik, dan kuliner Israel. Literatur Israel, utamanya puisi dan prosa, ditulis dalam bahasa Ibrani dan merupakan bagian dari renaisans bahasa Ibrani sebagai bahasa lisan sejak pertengahan abad ke-19. Walau demikian, terdapat pula literatur-literatur yang dipublikasikan dalam bahasa lainnya, seperti Inggris. Menurut hukum Israel, dua kopi materi cetak yang dipublikasikan di Israel haruslah disimpan ke dalam Perpusatakaan Universitas dan Nasional Yahudi di Universitas Ibrani Yerusalem. Pada tahun 2001, hukum ini diamendemen dengan menambah pula rekaman audio dan video beserta media non-cetak lainnya. Pada tahun 2006, 85% dari 8.000 buku yang ditransfer ke perpusatakaan adalah berbahasa Ibrani. Pekan Buku Ibrani () diadakan tiap bulan Juni dan acara ini meliputi pameran buku, bacaan publik, dan temu muka para pengarang Israel dari seluruh negeri. Museum Israel di Yerusalem merupakan salah satu institusi kebudayaan yang terpenting di Israel. Di museum ini, tersimpan Naskah Laut Mati, bersamaan dengan koleksi ekstensif mengenai Yudaisme dan seni budaya Barat. Museum Holocaust nasional Israel, Yad Vashem, menyimpan sejumlah arsip-arsip informasi mengenai Holocaust yang terbanyak di dunia. Beth Hatefutsoth (Museum Diaspora) yang berada di kampus Universitas Tel Aviv adalah sebuah museum interaktif yang berisi koleksi sejarah komunitas Yahudi di seluruh dunia. Lihat pula Daftar Tokoh Israel Palestina Tembok Pemisah Israel Yahudi Zionisme Daftar negara-negara di dunia Referensi Catatan kaki Daftar pustaka Pranala luar Situs Pemerintah Israel Israel Government Portal Knesset, Situs resmi parlemen Israel Mahkamah Agung, situs resmi Kementerian Luar Negeri, situs resmi Kementerian Pariwisata, situs resmi Biro Pusat Statistik, situs resmi Referensi umum Profil negara daru BBC News Israel dari Encyclopædia Britannica Israel, sumber dari Universitas Colombia Israel di Perpustakaan Virtual Yahudi Israel (1988) dari Kajian Negara Kongres Perpustakaan Israel di UCB Libraries GovPubs Yahudi Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
6,735
697
https://id.wikipedia.org/wiki/Orang%20Yahudi
Orang Yahudi
Yahudi adalah istilah yang merujuk kepada sebuah agama, etnisitas, atau suku bangsa. Sebagai agama atau kepercayaan, istilah ini merujuk kepada umat yang beragama Yahudi. Berdasarkan etnisitas, kata ini merujuk kepada suku bangsa yang berasal dari keturunanEber () (yang disebut "Ibrani") atau Yakub (yang juga bernama "Israel") anak Ishak anak Abraham (Ibrahim) dan Sara, atau keturunan Suku Yehuda, yang berasal dari Yehuda anak Yakub. Etnis Yahudi juga termasuk Yahudi yang tidak beragama Yahudi tetapi beridentitas Yahudi dari segi tradisi. Agama Yahudi dibahas lebih lanjut dalam artikel agama Yahudi; artikel ini hanya membahas dari segi suku bangsa saja. Kepercayaan semata-mata dalam agama Yahudi tidak menjadikan seseorang menjadi Yahudi. Di samping itu, dengan tidak memegang kepada prinsip-prinsip agama Yahudi tidak menjadikan seorang Yahudi kehilangan status Yahudinya. Namun, definisi Yahudi undang-undang kerajaan Israel tidak termasuk Yahudi yang memeluk agama yang lain. Etimologi Kata "Yahudi" diambil menurut salah satu marga dari dua belas leluhur Suku Israel yang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda. Yehuda ini adalah salah satu dari 12 putera Yakub, seseorang yang hidup sekitar abad 18 SM dan bergelar Israel. Seluruh turunan dari 12 putera Yakub (Israel) itu dikenal dengan sebutan Bangsa Israel (keturunan langsung Israel) yang kemudian berkembang menjadi besar dinamakan menjadi Suku Israel. Setelah berabad-abad turunan Yahudi berkembang menjadi bagian yang dominan dan mayoritas dari Bangsa Israel, sehingga sebutan Yahudi tidak hanya mengacu kepada orang-orang dari turunan Yahuda, tetapi mengacu kepada segenap turunan dari Israel (Yakub). Pada awalnya bangsa Yahudi hanya terdiri dari satu kelompok keluarga di antara banyak kelompok keluarga yang hidup di tanah Kan’an pada abad 18 SM. Ketika terjadi bencana kelaparan di Kan’an, mereka pergi mencari makan ke Mesir, yang memiliki persediaan makanan yang cukup berkat peran serta Yusuf. Karena kedudukan Yusuf yang tinggi di Dinasti Hyksos, Mesir, seluruh anggota keluarga Yakub diterima dengan baik di Mesir dan bahkan diberi lahan pertanian di bagian timur laut Mesir. Pada akhirnya keseluruh bangsa Israel, tanpa memandang warga negara atau tanah airnya, disebut juga sebagai orang-orang Yahudi dan begitu pula semua pemeluk agamanya disebut dengan nama yang sama pula. Meskipun sering mengklaim diri sebagai pewaris keluarga Yakub (orang Israel), hal ini sering dipertanyakan dan oleh berbagai pakar sejarawan, oleh karena sulit untuk membuktikan secara biologis bahwa darah "orang Yahudi" secara langsung memiliki garis keturunan sebagai orang Israel. Sebagaimana orang Israel Samaria (Kesepuluh Suku Israel) yang mengalami pengusiran oleh pasukan Assyiria dan keturunan mereka tidak kembali semuanya ke tanah air melainkan berbaur di antara penduduk bangsa-bangsa lain. Sementara orang Israel Judea, yang beberapa kali mendapat pengusiran pada zaman Babilonia dan Romawi, telah berpencar ke berbagai bangsa dengan mengggabungkan diri kepada bangsa-bangsa asing sehingga kehilangan identitas sebagai orang Israel asli walaupun mereka pernah tinggal di tanah air mereka sejak zaman Ezra hingga zaman kaisar Romawi Titus. Banyak pakar sejarawan yang meragukan keaslian ras Yahudi sebagai keturunan orang Israel dan lebih sepakat dengan sebutan bangsa Zionis, sebab pada dasarnya siapapun orang dari berbagai etnis dan latar belakang dapat menjadi orang Yahudi baru (proselit). Siapakah orang yang berhak disebut Yahudi? Halakha, atau hukum-hukum agama Yahudi, memberikan definisi Yahudi kepada seorang yang: Suku Bangsa Yahudi, suku bangsa ini terbagi lagi menjadi dua: Seorang anak yang terlahir dari ayah dan ibu Yahudi disebut Yahudi asli, Seorang anak yang terlahir dari Ibu Yahudi dan Ayah dari bangsa lain, Yahudi campuran ini termasuk kategori Yahudi Kelas Dua, Seorang yang memeluk agama Yahudi menurut hukum-hukum Yahudi. Definisi ini diwajibkan oleh Talmud, sumber Hukum-Hukum Tak-tertulis yang menerangkan Taurat, kitab suci asal hukum-hukum Yahudi (lima kitab pertama kitab Tanakh maupun Perjanjian Lama). Menurut Talmud, definisi ini dipegang semenjak pemberian Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai kira-kira 3.500 tahun dahulu kepada nabi Musa. Sejarawan Yahudi non-Ortodoks berkeyakinan bahwa definisi ini tidak diikuti sehingga tidak lama berlaku, tetapi ia mengaku bahwa definisi ini digunakan sekurang-kurangnya 2.000 tahun sampai saat ini. Pada akhir abad ke-20, dua kumpulan Yahudi (terutama di Amerika Serikat) yang liberal dari segi teologi, Yahudi Reformasi dan Yahudi Rekonstruksi telah membenarkan orang yang tidak memenuhi kriteria tersebut untuk menyebut diri mereka sebagai Yahudi. Mereka tidak lagi mewajibkan orang memeluk agama tersebut demi memenuhi adat istiadat pemelukan tradisional, dan mereka menganggap seseorang sebagai Yahudi jika ibu mereka bukan Yahudi, asalkan berayah Yahudi. Yahudi adalah agama tertutup. Kelompok Yahudi Dewasa ini ada sejumlah kelompok Yahudi utama: Kaum Ashkenazim Kaum Sefardim Kaum Mizrahim atau "Orang dari Timur" Anti-semitisme Selama berabad-abad orang Yahudi banyak mengalami Diskriminasi dari kaum Kristen di Eropa. Diskriminasi terhadap orang Yahudi ini secara khusus disebut antisemitisme. Puncak diskriminasi ini terjadi pada Perang Dunia II, yakni ketika Yahudi dibantai di Eropa oleh kaum Nazi Jerman karena dituduh mengambil kekayaan secara paksa. Lihat pula Yahudi di Indonesia Agama Yahudi Khazaria Misrael Suku Misrael Suku Yehudek Neturei Karta Referensi Pranala luar Informasi Situs Jewish Virtual Library Arsip Jewish Encyclopedia Judaism 101 Organisasi Situs resmi World Jewish Congress Situs resmi Jewish Agency for Israel Lain-lain Peta terkait sejarah Yahudi
802
703
https://id.wikipedia.org/wiki/Timor%20Leste
Timor Leste
Timor-Leste (), atau secara resmi bernama Republik Demokratik Timor-Leste (, ), yang sebelum merdeka bernama Timor Timur, adalah sebuah negara pulau di Asia Tenggara. Negara ini berada di sebelah utara Australia dan bagian timur pulau Timor. Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau Kambing atau Atauro, Jaco, dan eksklave Oe-Cusse Ambeno di Timor Barat. Timor Timur dijajah oleh Portugal pada abad ke-16, dan dikenal sebagai Timor Portugis sampai 28 November 1975, ketika Front Revolusi Kemerdekaan Timor-Leste (FRETILIN) mengumumkan kemerdekaan wilayah tersebut. Sembilan hari kemudian, Indonesia melakukan invasi dan kemudian menganeksasi Timor Timur. Timor Timur dinyatakan sebagai provinsi ke-27 oleh Indonesia pada tahun berikutnya. Pendudukan Indonesia di Timor Timur ditandai oleh konflik yang sangat keras selama beberapa dasawarsa antara kelompok separatis (khususnya FRETILIN) dan militer Indonesia. Pada tanggal 30 Agustus 1999, dalam sebuah referendum yang disponsori Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mayoritas rakyat Timor Timur memilih untuk lepas dan merdeka dari Indonesia. Segera setelah referendum, milisi anti-kemerdekaan Timor-Leste - yang diorganisir dan didukung oleh militer Indonesia - memulai kampanye militer bumi hangus. Milisi membunuh sekitar 1.400 rakyat Timor Timur dan dengan paksa mendorong 300.000 rakyat mengungsi ke Timor Barat. Mayoritas infrastruktur hancur dalam gerakan militer ini. Pada tanggal 20 September 1999, Angkatan Udara Internasional untuk Timor Timur (INTERFET) dikirim ke Timor Timur untuk mengakhiri kekerasan. Setelah masa transisi yang diorganisasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, Timor Timur diakui secara internasional sebagai negara dan secara resmi merdeka dari Indonesia pada tanggal 20 Mei 2002. Sebelumnya bernama Provinsi Timor Timur, ketika menjadi anggota PBB, mereka memutuskan untuk memakai nama Portugis "Timor-Leste" sebagai nama resmi. Pada tahun 2011, Timor-Leste mengumumkan niatnya untuk mendapatkan status keanggotaan dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dengan mengajukan diri menjadi anggota kesebelas. Timor-Leste merupakah salah satu dari hanya dua negara di Asia yang mayoritas agama penduduknya adalah Kristen, negara lainnya adalah Filipina. Sejarah Abad ke-16: Kedatangan kaum Portugis 1902: Pembagian Timor antara kaum Portugis dan Belanda secara definitif 1975: Timor Portugis ditelantarkan Portugal yang dilanda Revolusi Anyelir. Invasi dilancarkan oleh Indonesia, dibantu Australia, Inggris dan Amerika karena ditakutkan jadi negara komunis. 1976: Menjadi Provinsi Timor Timur, bagian dari Indonesia. 1976 - 1999: Pendudukan Indonesia di Timor Timur. Sekitar 100.000 - 250.000 orang tewas. 1991: Insiden Santa Cruz 1999: Referendum pemisahan diri Timor Timur diizinkan Presiden B. J. Habibie. Setelah pengunduran diri Presiden Soeharto, dibuat sebuah kesepakatan yang disponsori PBB antara Indonesia dan Portugal untuk sebuah referendum dalam pengawasan PBB pada bulan Agustus 1999. Mayoritas hasil pemungutan suara yang memilih dan menginginkan kemerdekaan Timor Timur disambut dengan kampanye kekerasan oleh milisi pro-integrasi. Dengan izin dari Indonesia, pasukan penjaga perdamaian multi nasional yang dipimpin Australia ditempatkan sampai situasi pulih. Pada akhir 1999, administrasi Timor diambil alih oleh PBB melalui Pemerintahan Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor-Leste. 2002: Terbentuknya negara Timor-Leste 2006: Sepertiga mantan tentara nasional Timor-Leste memberontak menuntut keadilan. Pecah konflik antara pihak polisi yang mendukung pemerintah dengan pihak militer Pada tanggal 30 Agustus 2001, rakyat Timor-Leste memberikan suara dalam pemilihan pertama mereka yang diselenggarakan oleh PBB untuk memilih anggota parlemen. Pada bulan Maret 2002, lebih dari 20.000 pengungsi telah kembali. Pada tanggal 20 Mei 2002, Konstitusi Republik Demokratis Timor-Leste mulai berlaku dan Timor-Leste diakui sebagai negara merdeka dan berdaulat oleh PBB. Parlemen Nasional dibentuk dan Xanana Gusmão dilantik sebagai Presiden pertama negara tersebut. Pada tanggal 27 September 2002, Timor Timur diganti namanya menjadi Timor-Leste, menggunakan bahasa Portugis, dan diterima sebagai negara anggota oleh PBB. Tahun berikutnya, Gusmão menolak masa jabatan presiden yang kedua kalinya. Menjelang pemilihan presiden bulan April 2007, gelombang kekerasan merebak di negeri ini. José Ramos-Horta terpilih sebagai presiden pada pemilihan bulan Mei 2007, sementara Gusmão mengikuti kontestasi pemilihan parlemen dan menjadi Perdana Menteri. Ramos-Horta mengalami luka kritis dalam percobaan pembunuhan pada Februari 2008. Perdana Menteri Gusmão juga terjebak dalam baku tembak secara terpisah namun berhasil lolos tanpa cedera. Bala bantuan Australia segera dikirim untuk membantu menjaga ketertiban. Pada tahun 2006, PBB mengirim pasukan keamanan untuk memulihkan ketertiban saat kerusuhan dan pertempuran memaksa 15 persen penduduk (155.000 orang) meninggalkan rumah mereka. Pada bulan Maret 2011, PBB menyerahkan kontrol operasional kepolisian kepada pihak berwenang Timor-Leste. PBB mengakhiri misi pemeliharaan perdamaian pada tanggal 31 Desember 2012. Geografi Timor-Leste beriklim tropis yang umumnya panas dan lembab. Terdapat dua musim yaitu musim panas dan musim hujan. Jika musim hujan, hujan yang turun akan sangat deras, dan jika kemarau, akan sangat jarang turun hujan. Dari prospektif topografis, wilayah Timor-Timur sebagian besar terdiri dari daerah-daerah pegunungan yang membentang dari timur ke barat. Bentangan-bentangan pegunungan ini adakalanya terputus, sehingga membentuk lembah-lembah serta jurang-jurang yang curam dan amat dalam. Kemudian, ditengah-tengahnya mengalir sungai-sungai kecil yang sangat mempersulit transportasi. Tanahnya amat banyak mengandung kapur, karang, tanah liat yang pekat, dan pasir serta hanya sedikit yang tergolong tipe tanah vulkanik. Di Timor-Timur, terdapat 7 buah gunung yang ketinggiannya lebih dari 2.000 meter. Di Kabupaten Ainaro, terdapat Gunung Tatamailau (2.495 m), dan Gunung Usululi (2.620 m). Politik Kepala Negara Republik Timor-Leste adalah seorang presiden, yang dipilih secara langsung dengan masa bakti selama 5 tahun. Meskipun fungsinya hanya seremonial saja, ia juga memiliki hak veto undang-undang. Perdana Menteri dipilih dari pemilihan multi partai dan diangkat/ditunjuk dari partai mayoritas sebuah koalisi mayoritas. Sebagai kepala pemerintahan, Perdana Menteri mengepalai Dewan Menteri atau Kabinet dalam Kabinet Pemerintahan. Parlemen Timor-Leste menerapkan sistem satu kamar yang disebut Parlamento Nacional. Anggotanya dipilih untuk masa jabatan selama lima tahun. Jumlah kursi di parlemen antara 52 dan 65 tetapi saat ini berjumlah 65. Undang-Undang Dasar Timor-Leste didasarkan pada konstitusi Portugal. Angkatan Bersenjata Timor-Leste adalah FALINTIL-FDTL (F-FDTL), sedangkan angkatan kepolisiannya adalah PNTL (Polícia Nacional Timor-Leste). Pembagian administratif Timor-Leste secara administratif dibagi menjadi 13 distrik: Aileu Ainaro Baucau Bobonaro Cova-Lima (Suai) Dili Ermera Lautem (Lospalos) Liquica Manatuto Manufahi (Same) Oe-Cusse Ambeno (Pante Makasar) Viqueque (Cabira-Oan) Nama-nama yang berada di antara tanda kurung adalah ejaan alternatif yang sering dipakai pada masa Integrasi. Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Timor-Leste terbilang masih lambat dibandingkan negara-negara Asia Tenggara. Timor-Leste berada di peringkat 152 negara sebagai negara termiskin di dunia dari 193 negara. Selain amat tergantung secara politik kepada mantan penjajah Portugal, Timor-Leste mengadopsi mata uang Dolar Amerika Serikat sebagai mata uang resmi negaranya yang mengakibatkan daya beli rakyat jauh menurun dibandingkan ketika masih menjadi provinsi Indonesia. Pada November 2007, terdapat sebelas kecamatan di mana kebutuhan makanan harus dipasok oleh bantuan internasional. Tidak ada hukum perlindungan hak cipta di Timor-Leste. Salah satu proyek jangka panjang menjanjikan yang pernah ada adalah pengembangan dan exploitasi minyak bumi dan gas alam bersama dengan Australia di sebelah tenggara perairan Timor. Setelah revolusi Anyelir, pemerintahan kolonial Portugis memberikan konsesi pada Oceanic Exploration Corporation untuk pengembangan dan exploitasi tersebut. Namun, hal ini gagal terlaksana dikarenakan oleh Operasi Seroja pada tahun 1976. Kemudian setelahnya, sumber daya dibagi antara Indonesia dan Australia dengan Perjanjian Celah Timor pada tahun 1989. Saat ini tiga bank asing memiliki cabang di Dili: ANZ National Bank, Banco Nacional Ultramarino yang merupakan anak perusahaan dari bank terbesar Portugal Caixa Geral de Depósitos, dan Bank Mandiri. Demografi Pada sensus di tahun 2015 penduduk Timor-Leste diperkirakan berjumlah 1,183,643 jiwa. Penduduk Timor-Leste merupakan orang keturunan Austronesia (Melayu-Polinesia), Papua, sejumlah minoritas Tionghoa (Hakka) dan beberapa keturunan Portugis Eropa yang biasa disebut Mestiços. Bahasa Sejak kemerdekaan Timor-Leste pada tahun 2002, setelah sejak tahun 1999 di bawah pemerintahan transisi PBB, berdasarkan konstitusi Timor-Leste memiliki 2 bahasa resmi yaitu Bahasa Tetun dan Bahasa Portugis. Selain itu dalam konstitusi disebutkan pula bahwa Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dijadikan bahasa kerja. Dalam praktik keseharian, masyarakat banyak menggunakan bahasa Tetun Portugis sebagai bahasa ucap. Sementara bahasa Indonesia banyak dipakai untuk menulis. Misalnya anak sekolah di tingkat SMA masih menggunakan bahasa Indonesia untuk ujian akhir. Banyak mahasiswa dan dosen lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan menulis karangan ilmiah. Selain itu terdapat pula belasan bahasa daerah, diantaranya: Bekais, Bunak, Dawan, Fataluku, Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina, Kemak, Lovaia, Makalero, Makasai, Naueti, Waimua, Mambai, Tokodede, Midiki dan Wetarese. Di bawah pemerintahan Presiden Suharto, penggunaan bahasa Portugis dilarang. Saat ini bahasa Portugis di Timor-Leste diajarkan dan dipromosikan secara luas dengan bantuan dari Brasil dan Portugal, meskipun terdapat keengganan dari beberapa kalangan muda berpendidikan. Menurut Laporan Pembangunan PBB 2006, hanya kurang dari 5% dari penduduk Timor-Leste berbicara bahasa Portugis secara fasih. Meskipun demikian, validitas laporan ini dipertanyakan oleh para anggota institut linguistik nasional Timor-Leste, yang mempertahankan pendapat bahwa bahasa Portugis diucapkan hingga 25% dari penduduk Timor-Leste. Seiring dengan bahasa lokal lainnya, bahasa Tetun merupakan bahasa yang paling umum digunakan untuk berkomunikasi, sementara itu bahasa Indonesia masih banyak digunakan di media dan sekolah dari SMA hingga perguruan tinggi. Sebagian besar kata dalam bahasa Tetum berasal dari bahasa Portugis, tetapi juga terdapat kata-kata serapan dari bahasa Indonesia, contohnya adalah notasi bilangan. Agama Mayoritas penduduk Timor-Leste beragama Kekristenan yakni 99,53%, dimana Katolik 97,57%, diikuti Protestan sebanyak 1,96%. Sebagian kecil lainnya beragama Islam yakni 0,24%, kemudian Buddha 0,07%, Hindu 0,02%, dan aliran kepercayaan dan kepercayaan tradisional 0,16%. Mayoritas penduduk beragama Katolik, maka kini terdapat tiga keuskupan (diosis) di Timor-Leste, yaitu: Diosis Dili, Diosis Baucau dan Diosis Maliana yang baru didirikan pada tanggal 30 Januari 2010 oleh Paus Benediktus XVI. Sebelumnya, pada tahun 1975, diperkirakan hanya 25–30% penduduk Timor-Leste yang dibaptis sebagai seorang Katolik. Namun, setelah Timor-Leste diduduki oleh Indonesia, agama Katolik berkembang pesat di wilayah tersebut, dan pada dasawarsa 1990-an, persentase rakyat Timor-Leste yang dibaptis sebagai seorang Katolik telah mencapai lebih dari 90%. Jumlah gereja sendiri bertambah dari 100 bangunan gereja pada tahun 1974 menjadi lebih dari 800 pada tahun 1994. Diyakini salah satu penyebab Timor-Leste berubah menjadi negara Katolik adalah karena hukum Indonesia mewajibkan semua warganya untuk menganut salah satu agama yang diakui secara resmi, dan kepercayaan animis rakyat Timor-Leste dianggap tidak sesuai dengan sila pertama Pancasila. Budaya dan suku Timor-Leste tidak memiliki budaya resmi, budaya masyarakat Timor-Leste bergantung dengan budaya Timor Timur, yaitu campuran suku dengan Indonesia, salah satunya adalah Suku Marobo. Selain itu, budaya Timor-Leste juga dipengaruhi bangsa Portugis. Suku Marobo adalah suku yang bertempat tinggal di beberapa desa di Bobonaro, kota Maliana, Timor-Leste, khususnya desa Ilatlaun, Atuaben, dan Soileso. Pada 1990 diketahui bahwa jumlah populasinya sekitar 3.000 jiwa. Suku Marobo masih mempunyai tali saudara dengan suku Kemak dan menggunakan bahasa Kemak, sehingga sering juga disebut orang Kemak Marobo. Selain bahasa Kemak, suku Marobo juga menggunakan bahasa lain, yaitu bahasa Bunak atau Tenun Terik sebagai lingua franca untuk berkomunikasi dengan bangsa lain yang ada di sekitarnya. Jenis bahasa mereka adalah jenis bahasa orang laut yang terancam punah, bersamaan dengan bahasa-bahasa milik suku bangsa Punan, Asmat, Mentawai, dan Sakai. Seorang antropolog Prancis bernama Brigitte Clamagirand pernah menetap di pemukiman suku Marobo. Ia membuat dokumentasi yang menggambarkan masyarakat Marobo mempunyai keahlian di seni tenun. Suku Marobo memang terkenal atas tenun (atau 'tais', sebuah jenis tenun Timor-Leste). Sayangnya, pengetahuan tenun dengan masyarakat Marobo sendiri terputus saat Indonesia menduduki Timor-Leste pada 1975. Catatan Lihat pula Kabinet Pemerintahan Timor Portugis Timor Timur Daftar negara di dunia Asia Pranala luar Portal resmi Kementerian Luar Negeri Situs resmi pariwisata Direktori Timor Leste Negara di Asia Tenggara Timor Negara di Asia Republik Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
1,809
708
https://id.wikipedia.org/wiki/Britania%20Raya
Britania Raya
Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara ( atau United Kingdom, UK), atau secara umum dikenal sebagai Britania Raya, juga dikenal dengan nama Inggris Raya, adalah sebuah negara berdaulat yang terletak di lepas pantai barat laut benua Eropa. Britania Raya adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari Pulau Britania Raya, bagian timur laut Pulau Irlandia dan sejumlah pulau-pulau yang lebih kecil. Irlandia Utara adalah satu-satunya bagian dari Britania Raya yang berbagi perbatasan darat dengan negara berdaulat lain, yaitu Republik Irlandia. Selebihnya, perbatasan darat Britania Raya dikelilingi oleh Samudra Atlantik, Laut Utara, Selat Inggris dan Laut Irlandia. Britania Raya adalah sebuah negara kesatuan yang diatur di bawah monarki konstitusional dan sistem parlementer, dengan kursi pemerintahannya berada di ibu kota London. Terdapat empat negara dalam kedaulatan Britania Raya yang masing-masingnya berdiri sendiri; Inggris, Irlandia Utara, Skotlandia dan Wales. Tiga negara terakhir memiliki pemerintahan tersendiri yang berbeda-beda kekuasaannya, dan berpusat di ibu kota masing-masing, yaitu Belfast, Edinburgh, dan Cardiff. Britania Raya juga memiliki tiga wilayah Dependensi Mahkota, yakni Guernsey, Jersey, dan Pulau Man. Wilayah-wilayah ini terkait, tetapi secara konstitusional bukanlah bagian dari Britania Raya. Selain itu, terdapat empat belas wilayah seberang laut Britania. Wilayah-wilayah tersebut merupakan sisa-sisa dari Imperium Britania, yang pada suatu masa pernah menjadi imperium terbesar di dunia yang meliputi hampir seperempat luas total bumi. Pengaruh Britania Raya (khususnya Inggris) bisa dijumpai di negara-negara bekas koloninya dalam hal penggunaan bahasa, sistem hukum, sistem pemerintahan, dan budaya. Britania Raya adalah salah satu negara maju dengan ekonomi terbesar keenam di dunia menurut PDB nominal dan terbesar kedelapan di dunia menurut keseimbangan kemampuan berbelanja. Britania Raya juga merupakan negara industri pertama di dunia, dan menjadi penguasa dunia pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Hingga saat ini, negara ini tetap menjadi kekuatan besar yang berpengaruh dalam bidang ekonomi, budaya, militer, sains, dan politik. Britania Raya diakui sebagai negara yang memiliki senjata nuklir, dan pengeluaran militernya menempati urutan terbesar keempat di dunia. Britania Raya adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB sejak tahun 1946 dan telah menjadi anggota Uni Eropa serta pendahulunya; Masyarakat Ekonomi Eropa, sejak tahun 1973. Referendum pada tahun 2016 menghasilkan 59,1% dari pemilih mendukung meninggalkan Uni Eropa, sehingga Britania Raya resmi keluar dari Uni Eropa pada tanggal 1 Februari 2020. Britania Raya juga merupakan anggota Negara-Negara Persemakmuran, Majelis Eropa, G7, G8, G20, NATO, OECD, dan WTO. Etimologi dan terminologi Nama United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland diperkenalkan pada tahun 1927 dalam Undang-Undang Penamaan Kerajaan dan Parlemen. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa kemerdekaan de facto Negara Bebas Irlandia, yang mengakibatkan terpecahnya Irlandia pada tahun 1922, meninggalkan Irlandia Utara sebagai satu-satunya bagian Pulau Irlandia yang masih berada di bawah kekuasaan Britania Raya. Sebelumnya, menurut Undang-Undang Kesatuan 1800, yang menyatukan Kerajaan Britania Raya dan Kerajaan Irlandia pada tahun 1801, nama resminya adalah Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia. Britania Raya sebelum tahun 1801 kadang-kadang disebut sebagai "Kerajaan Bersatu Britania Raya". Dalam Pasal 1 Undang-Undang Kesatuan 1927 dinyatakan bahwa Inggris dan Skotlandia "bersatu menjadi satu kerajaan bernama Britania Raya." Istilah "kerajaan bersatu" digunakan secara tidak resmi abad ke-18 untuk menjelaskan negara baru, tetapi hanya secara resmi, saat penyatuan Irlandia pada tahun 1801. Meskipun Britania Raya sebagai negara berdaulat mencakup Inggris, Skotlandia, Wales dan (yang kontroversial) Irlandia Utara, tetapi Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara memiliki pemerintahan sendiri. Situs resmi Perdana Menteri Britania Raya menggunakan istilah "negara dalam negara" untuk menggambarkan Britania Raya. Sedangkan mengenai Irlandia Utara, nama yang digunakan "bisa menjadi kontroversial, dengan pilihan yang sering kali mengungkapkan preferensi politik seseorang." Istilah lainnya yang digunakan untuk menggambarkan status Irlandia Utara adalah "region" dan "provinsi". Great Britain atau Britania Raya juga sering disebut sebagai Britain. Sumber-sumber pemerintah Britania Raya acapkali menggunakan istilah ini sebagai bentuk singkat untuk Britania Raya, sementara media massa pada umumnya juga menggunakan istilah tersebut, namun hal ini menunjukkan bahwa istilah "Britania Raya" itu hanya mengacu pada pulau utama yang meliputi Inggris, Skotlandia dan Wales. Bagaimanapun juga, di negara-negara lain, istilah Great Britain lebih umum digunakan, terutama di Amerika Serikat, istilah Great Britain ini dianggap sebagai sinonim untuk "United Kingdom" (Kerajaan Bersatu"). Selain itu, tim Olimpiade United Kingdom juga berlaga di bawah nama Great Britain atau "Tim GB". GB dan GBR adalah kode negara standar untuk Britania Raya (lihat ISO 3166-2:GB), dan akibatnya sering digunakan oleh organisasi internasional untuk merujuk ke Kerajaan Bersatu. Pada tahun 2006, desain baru paspor Britania Raya mulai digunakan. Halaman pertama paspor tersebut menampilkan bentuk panjang nama negara dalam bahasa Inggris, Wales, dan Gaelik Skotlandia. Dalam bahasa Wales, bentuk panjang nama negara adalah "Teyrnas Unedig Prydain Fawr a Gogledd Iwerddon", dengan "Teyrnas Unedig" digunakan sebagai nama pendek di situs resmi pemerintah. Sedangkan dalam bahasa Gaelik Skotlandia, bentuk panjangnya adalah "Rìoghachd Aonaichte na Breatainne Mòire is Èireann a Tuath" dan bentuk pendeknya "Rìoghachd Aonaichte". Kata sifat British umumnya digunakan untuk merujuk pada hal yang berhubungan dengan Britania Raya. Istilah ini tidak memiliki konotasi hukum yang pasti, namun istilah ini digunakan secara umum untuk merujuk pada kewarganegaraan Britania dan hal-hal yang berhubungan dengan nasionalitas. Istilah "British" digunakan secara berbeda untuk menggambarkan identitas nasional warga Britania, atau untuk mengidentifikasi diri sebagai "orang Britania", atau sebagai orang Inggris, Skotlandia, Wales, Irlandia Utara, Irlandia, atau keduanya. Dalam bahasa Indonesia istilah United Kingdom diterjemahkan menjadi "Kerajaan Bersatu", "Persatuan Kerajaan", atau "Perserikatan Kerajaan". Untuk membedakan dengan Inggris, maka ketika menyebut negara ini, digunakan nama Britania Raya. Sejarah Sebelum tahun 1707 Permukiman manusia modern yang kelak akan menjadi Britania Raya sudah terbentuk sejak sekitar 30.000 tahun yang lalu. Pada akhir zaman prasejarah, populasi di wilayah ini diperkirakan telah terbentuk. Periode ini dinamakan dengan masa Kelts Insular, yang terdiri dari Britania Britonik dan Irlandia Gaelik. Penaklukan oleh Romawi yang dimulai pada tahun 43 SM diikuti oleh invasi pemukim Jerman Anglo-Saxon ke wilayah yang kelak akan membentuk Wales. Sebagian besar wilayah yang dihuni oleh Anglo-Saxon disatukan menjadi Kerajaan Inggris pada abad ke-10. Sementara itu, penutur Gaelik di Inggris barat laut (yang terhubung ke Irlandia di timur laut dan secara tradisional telah terjadi migrasi dari sana pada abad ke-5) bersatu dengan bangsa Pict dan kemudian membentuk Kerajaan Skotlandia pada abad ke-9. Pada tahun 1066, bangsa Normandia menyerang Inggris dan setelah penaklukannya, Normandia berhasil merebut sebagian besar Wales, menaklukkan sebagian besar Irlandia dan membentuk permukiman di Skotlandia, yang membawa masing-masing negara tersebut ke periode baru feodalisme yang berdasarkan model Prancis Utara dan kebudayaan Normandia-Prancis. Kedatangan bangsa Normandia ini membawa pengaruh besar, namun pada akhirnya tetap mampu berasimilasi dengan kebudayaan lokal di masing-masing negara. Raja Inggris pada abad pertengahan berhasil menaklukkan Wales namun upayanya untuk menaklukkan Skotlandia mengalami kegagalan. Setelah itu, Skotlandia tetap mempertahankan kemerdekaannya, meskipun sering berkonflik dengan Inggris. Monarki Inggris, dalam upayanya untuk merebut koloni Prancis, juga sering kali terlibat konflik dengan Prancis, terutama dalam Perang Seratus Tahun. Memasuki periode modern awal, Inggris dihadapkan pada konflik agama sebagai akibat reformasi dan diperkenalkannya gereja Protestan di masing-masing negara. Wales sepenuhnya di klaim sebagai bagian dari Kerajaan Inggris, dan Irlandia ditetapkan sebagai kerajaan dalam persatuan personal dengan Kerajaan Inggris. Wilayah milik bangsa Gaelik Katolik yang merdeka disita oleh Kerajaan Inggris dan diberikan kepada pemukim Protestan dari Inggris dan Skotlandia, yang selanjutnya membentuk Irlandia Utara. Pada tahun 1603, Kerajaan Inggris, Skotlandia dan Irlandia bersatu dalam penyatuan personal saat James VI, Raja Skotlandia, mewarisi mahkota Kerajaan Inggris dan Irlandia. James kemudian memindahkan istananya dari Edinburgh ke London. Meskipun demikian, setiap negara tetap menjadi entitas politik yang terpisah dan mempertahankan lembaga politik yang juga terpisah. Pada pertengahan abad ke-17, ketiga kerajaan terlibat dalam serangkaian perang berkelanjutan (termasuk Perang Saudara Inggris) yang menyebabkan tergulingnya monarki dan terbentuknya negara republik kesatuan berumur pendek bernama Persemakmuran Inggris, Skotlandia dan Irlandia. Meskipun monarki berhasil dipulihkan kembali, hal ini menandai (dengan meletusnya Revolusi Agung pada tahun 1688) bahwa sama seperti monarki-monarki Eropa lainnya, monarki mutlak tidak akan menang. Konstitusi Britania kemudian dikembangkan berdasarkan monarki konstitusional dan sistem parlementer. Selama periode ini, terutama di Inggris, berkembangnya kekuatan angkatan laut mendorong dilakukannya penjelajahan seberang lautan untuk menjajah dan mendirikan koloni, terutama di Amerika Utara (lihat Imperium Britania). Sejak Undang-Undang Kesatuan 1707 Pada tanggal 1 Mei 1707, Kerajaan Bersatu Britania Raya terbentuk sebagai hasil penyatuan politik Kerajaan Inggris dan Skotlandia berdasarkan Perjanjian Kesatuan yang disetujui pada tanggal 22 Juli 1706. Perjanjian ini kemudian disahkan oleh Parlemen Inggris dan Skotlandia dalam Undang-Undang Kesatuan 1707. Pada abad ke-18, Britania Raya memainkan peran penting dalam mengembangkan ide-ide Barat, terutama yang berkaitan dengan sistem parlementer dan menghasilkan kontribusi yang signifikan dalam bidang sastra, seni, dan ilmu pengetahuan. Britania (terutama Inggris) memelopori Revolusi Industri yang mengubah perekonomian negara serta memicu berkembangnya Imperium Britania. Selama periode ini, Britania Raya, seperti negara-negara besar lainnya, terlibat dalam eksploitasi kolonial, termasuk perdagangan budak Atlantik, meskipun dengan disahkannya Undang-Undang Perdagangan Budak pada tahun 1807 Britania juga berperan penting dalam memerangi perdagangan budak. Koloni di Amerika Utara telah menjadi fokus utama kegiatan kolonial Britania. Dengan kekalahan mereka dalam Perang Kemerdekaan Amerika Serikat, ambisi kolonial Britania berpaling ke wilayah lain, terutama ke India. Pada tahun 1800, saat perang masih berkecamuk dengan Prancis, Parlemen Britania Raya dan Irlandia mengesahkan Undang-Undang Kesatuan yang menyatukan dua kerajaan tersebut dan menciptakan Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia pada tanggal 1 Januari 1801. Setelah kekalahan Prancis dalam Perang Revolusi dan Perang Napoleon (1792-1815), Britania Raya mulai muncul sebagai kekuatan angkatan laut dan ekonomi utama yang tak tertandingi di dunia pada abad ke-19 (dengan London yang menjadi kota terbesar di dunia sejak tahun 1830). Menjadi yang tak tertandingi di lautan, Inggris selanjutnya mengadopsi peran sebagai polisi global, yang kemudian dikenal dengan Pax Britannica. Periode ini juga menjadi momen pertumbuhan ekonomi, kolonial dan industri yang pesat bagi Britania Raya. Britania Raya (dengan Inggris sebagai kekuatan utama) digambarkan sebagai "bengkel dunia", dan Imperium Britania tumbuh sebagai imperium terbesar yang mencakup India, sebagian besar Afrika, dan wilayah lainnya. Bersamaan dengan kontrol tidak resmi yang dimilikinya, posisi dominan Britania Raya dalam perdagangan dunia ini berarti bahwa secara efektif Britania Raya bisa mengendalikan perekonomian banyak negara, seperti Tiongkok, Argentina dan Thailand. Sementara itu, di dalam negeri terjadi pergeseran ke kebijakan perdagangan bebas dan laissez-faire. Negara ini mengalami peningkatan populasi yang besar selama abad tersebut, yang disertai dengan terjadinya gelombang urbanisasi besar-besaran, terutama ke London dan Manchester. Hal ini pada akhirnya menyebabkan munculnya tekanan sosial dan ekonomi yang signifikan. Pada akhir abad ke-20, negara-negara lain seperti Jerman, Amerika Serikat, dan Uni Soviet mulai menyalib dominasi industri Britania Raya di kancah internasional. Britania Raya, bersama dengan Rusia, Prancis dan (setelah tahun 1917) Amerika Serikat adalah beberapa negara-negara besar yang menentang Imperium Jerman dan sekutunya dalam Perang Dunia I (1914-1918). Angkatan Bersenjata Britania Raya berkembang pesat hingga memiliki lebih dari lima juta tentara, dan melibatkan banyak negara-negara imperiumnya beserta beberapa daerah di Eropa. Hal ini menjadikannya sebagai Negara Barat Terdepan dalam Perang Dunia I. Britania Raya mengakhiri Perang Dunia I dengan kehilangan sekitar dua setengah juta jiwa dan utang nasional yang besar. Setelah perang, Britania Raya menerima mandat Liga Bangsa-Bangsa atas bekas jajahan Jerman dan Utsmaniyah. Hal ini membuat Imperium Britania semakin luas, mencakup seperlima dari luas total bumi dan seperempat dari total populasi dunia pada saat itu. Munculnya Nasionalisme Irlandia dan konflik yang terjadi selama tahun 1920-an mengakibatkan terpecahnya Irlandia pada tahun 1921. Sebagai hasilnya, Negara Bebas Irlandia yang merdeka dengan status domini terbentuk pada tahun 1922, sedangkan Irlandia Utara tetap memilih untuk menjadi bagian Britania Raya. Era Depresi Besar (1929-1932) terjadi ketika Britania Raya belum pulih sepenuhnya dari dampak peperangan dan menyebabkan munculnya kesusahan serta kerusuhan politik dan sosial di berbagai kota di Britania. Britania Raya adalah salah satu negara Sekutu dalam Perang Dunia II dan ikut serta dalam deklarasi pembentukan PBB. Setelah kekalahan sekutu Eropanya dalam tahun pertama perang, Britania Raya melanjutkan laga melawan Jerman, terutama dalam Pertempuran Britania dan Pertempuran Atlantik. Setelah kemenangannya, Britania Raya menjadi salah satu dari Tiga Kekuatan Besar yang bertemu untuk perencanaan dunia pasca-perang dunia. Perang ini meninggalkan Britania Raya dalam keterpurukan. Keuangan negara runtuh. Bantuan Marshall dan pinjaman dari Amerika Serikat dan Kanada-lah yang membantu Britania Raya dalam proses menuju pemulihan setelah Perang Dunia II. Partai Buruh yang berkuasa pada tahun-tahun pascaperang dunia segera memulai program perubahan radikal, yang menghasilkan dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat Britania selama dekade berikutnya. Di dalam negeri, industri-industri penting dan utilitas publik dinasionalisasi, Negara Kesejahteraan dibentuk, dan Layanan Kesehatan Nasional didirikan untuk mengelola kesehatan publik. Menanggapi munculnya nasionalisme lokal, pemerintahan Partai Buruh menanggapinya dengan menerapkan kebijakan dekolonisasi negara-negara jajahan. Proses ini dimulai dengan pemberian kemerdekaan pada India dan Pakistan pada tahun 1947. Selama tiga dekade berikutnya, sebagian besar negara-negara Imperium Britania yang diberi kemerdekaan dan menjadi negara berdaulat bergabung menjadi Negara-Negara Persemakmuran. Meskipun peran politik Britania di kancah internasional menurun pasca terjadinya Krisis Suez pada tahun 1956, Britania Raya tetap menjadi salah satu dari lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan merupakan negara ketiga yang mengembangkan senjata nuklir (dengan bom atom pertama diuji pada tahun 1952). Penyebaran internasional bahasa Inggris juga menunjukkan pengaruhnya yang masih [atau pernah] dominan di dunia, terutama dalam bidang sastra dan budaya. Sementara itu, pada tahun 1960-an, budaya populernya juga berkembang dan memengaruhi dunia. Akibat kekurangan tenaga kerja pada tahun 1950, Pemerintah Britania menggalakkan dilakukannya migrasi besar-besaran dari Negara-Negara Persemakmuran. Hal ini menjadikan Britania sebagai negara multi-etnis selama dekade selanjutnya. Pada tahun 1973, Britania Raya bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), dan ketika MEE berganti nama menjadi Uni Eropa pada tahun 1992, Britania Raya mencatatkan diri sebagai salah satu dari 12 negara pendirinya. Pada akhir 1960-an dan seterusnya, di Irlandia Utara merebak kekerasan komunal dan paramiliter (juga memengaruhi bagian lain dari Britania Raya dan Republik Irlandia). Peristiwa ini secara konvensional dikenal sebagai the Troubles. Peristiwa ini pada umumnya dianggap telah berakhir seiring dengan ditandatanganinya Persetujuan Belfast pada tahun 1998. Setelah periode lambatnya pertumbuhan ekonomi dan kemerosotan industri pada tahun 1970-an, Pemerintah Konservatif tahun 1980-an memulai kebijakan radikal deregulasi, khususnya dalam sektor keuangan, pasar tenaga kerja yang fleksibel, penjualan perusahaan-perusahaan negara (privatisasi), dan penarikan pajak kepada orang asing. Sejak tahun 1984, dibantu dengan ditemukannya Minyak Laut Utara, Britania Raya mengalami era pertumbuhan ekonomi yang pesat. Pada akhir abad ke-20 terjadi perubahan besar dalam Pemerintahan Britania Raya dengan pembentukan pemerintahan nasional bagi Irlandia Utara, Wales dan Skotlandia setelah dilakukannya referendum pralegislatif, serta penggabungan secara hukum pada Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia. Pada tahun 2000-an, terdapat kontroversi yang berlangsung di dalam negeri mengenai invasi militer Britania Raya ke luar negeri, khususnya ke Irak dan Afghanistan. Geografi Topografi Luas total dari Britania Raya adalah sekitar . Negara ini menempati bagian utama dari Kepulauan Britania, termasuk Pulau Britania Raya, seperenam dari Pulau Irlandia di barat laut dan beberapa pulau-pulau kecil yang mengelilinginya. Britania Raya terletak di antara Samudra Atlantik Utara dan Laut Utara. Pantai tenggaranya berjarak sekitar dari pantai utara Prancis, yang dipisahkan oleh Selat Inggris. Pada tahun 1993, 10% dari luas total kawasan Britania terdiri dari hutan, 46% digunakan sebagai kawasan padang rumput untuk kepentingan peternakan, sedangkan 25%-nya digunakan untuk tujuan pertanian. Observatorium Kerajaan di Greenwich, London merupakan titik pusat dari Meridian Utama. Britania Raya terletak di antara 49° sampai 61° lintang utara, dan 9° BB sampai 2° BT. Irlandia Utara berbagi perbatasan darat sepanjang dengan Republik Irlandia. Britania Raya mempunyai garis pantai sepanjang . Negara ini dihubungkan ke benua Eropa oleh Terowongan Channel, terowongan bawah laut sepanjang ( di bawah laut). Terowongan ini merupakan terowongan bawah laut terpanjang di dunia. Inggris menempati separuh lebih dari total luas Britania Raya, dengan luas sekitar . Sebagian besar topografi Inggris terdiri dari dataran rendah, dengan kawasan pegunungan berada di barat laut garis Tees-Exe, termasuk Pergunungan Cumbria di sepanjang Danau District, Pennines dan bukit kapur di Puncak District, Exmoor, dan Dartmoor. Sungai-sungai dan muara utama di Inggris adalah Sungai Thames, Sungai Severn dan Humber. Gunung tertinggi di Inggris adalah gunung Scafell Pike () yang berlokasi di Danau District. Sungai utamanya adalah Severn, Thames, Humber, Tees, Tyne, Tweed, Avon, Exe dan Mersey. Skotlandia menempati kurang lebih sepertiga dari total luas Britania Raya, dengan luas , termasuk pulau-pulau yang jumlahnya hampir delapan ratus pulau, terutama di sebelah barat dan utara dari daratan utama Britania. Pulau-pulau ini di antaranya Hebrides, Orkney, dan Shetland. Topografi Skotlandia agak menonjol karena adanya Sesar Batas Dataran Tinggi (Highland Boundary Fault), sebuah sesar patahan geologi yang membentang dari Pulau Arran di bagian barat hingga ke Stonehaven di sebelah timur. Garis sesar ini juga memisahkan Skotlandia menjadi dua wilayah yang saling berbeda, yaitu dataran tinggi di utara dan barat dan dataran rendah di bagian selatan dan timur. Wilayah dataran tinggi topografinya lebih kasar dan mencakup sebagian besar tanah pegunungan Skotlandia, termasuk Ben Nevis (), yang merupakan puncak tertinggi di Kepulauan Britania. Sedangkan wilayah dataran rendah topografinya lebih rata, terutama yang berada di kawasan antara Firth of Clyde dan Firth of Forth yang dikenal sebagai Central Belt, dan di sinilah terletak sebagian besar penduduk Skotlandia, termasuk kota terbesar, Glasgow, dan ibu kota serta pusat pemerintahan Skotlandia, Edinburgh. Wales menempati kurang lebih sepersepuluh dari luas total Britania Raya, dengan luas sekitar . Topografi Wales sebagian besar bergunung-gunung, cuma kawasan Wales Selatan yang kurang gunungnya dibandingkan dengan Wales Utara dan Tengah. Kawasan kependudukan dan perindustrian utama terletak di Wales Selatan, yang meliputi kota-kota di pesisir pantai seperti Cardiff, Swansea dan Newport, serta juga kawasan South Wales Valleys di sebelah utara kota-kota tersebut. Gunung-gunung tertinggi di Wales berada di Snowdonia, termasuk gunung Snowdon (), dengan ketinggian sekitar dan merupakan puncak tertinggi di Wales. Terdapat 14 (atau 15) gunung di Wales yang tingginya mencapai 3.000 kaki (914 m). Gunung-gunung ini secara kolektif dikenal dengan sebutan Welsh 3000s. Wales memiliki garis pantai sepanjang lebih dari 1.200 km (750 mil). Terdapat beberapa pulau yang lokasinya berdekatan dengan daratan Wales; yang terbesar adalah Anglesey (Ynys Môn) di barat laut. Irlandia Utara hanya menempati dari luas total Britania Raya dan sebagian besar topografinya terdiri dari perbukitan. Kawasan ini juga mencakup danau Lough Neagh (), yang merupakan danau terbesar di Britania Raya dan Pulau Irlandia. Puncak tertinggi di Irlandia Utara adalah Slieve Donard pada ketinggian di Pegunungan Mourne. Iklim Britania Raya memiliki iklim subtropis, dengan curah hujan berlimpah sepanjang tahun. Suhunya bervariasi, menyesuaikan dengan musim tetapi suhunya jarang turun di bawah −11 °C (12 °F) atau melampaui . Angin pada umumnya datang dari arah barat daya, sering kali membawa cuaca yang sedang dan lembap dari Samudra Atlantik. Bagian timur merupakan wilayah yang paling kering karena terlindung dari angin ini. Arus Atlantik yang dihangatkan oleh Arus Gulf menghantarkan cuaca musim dingin yang sedang, terutama di wilayah bagian barat, di mana musim dinginnya pada umumnya lembap, khususnya di dataran tinggi. Musim panas paling panas terjadi di bagian tenggara Inggris yang lokasinya paling dekat dengan benua Eropa, sedangkan yang paling sejuk terdapat di wilayah bagian utara. Salju padat biasanya turun pada musim dingin dan awal musim semi di dataran tinggi, namun jarang sekali salju padat yang turun di wilayah yang bukan dataran tinggi. Pembagian administratif Masing-masing negara di Britania Raya memiliki sistem administratif dan demarkasi geografis tersendiri. Kebanyakan sudah terbentuk sebelum berdirinya Britania Raya. Akibatnya, tidak ada strata umum unit administratif yang secara resmi digunakan di Britania Raya. Sampai abad ke-19, dilakukan sejumlah perubahan kecil menyangkut peraturan tersebut, namun perubahan ini tidak berlaku secara seragam pada pemerintahan daerah di Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara. Unit-unit pemerintahan daerah di Inggris sangat kompleks, dengan pendistribusian fungsi yang bervariasi sesuai dengan peraturan daerah setempat. Undang-undang mengenai pemerintahan daerah di Inggris ditetapkan oleh Parlemen Britania Raya dan Pemerintah Britania Raya karena Inggris tidak memiliki parlemen yang berdiri sendiri. Sub-divisi tingkat atas di Inggris terdiri dari sembilan region kantor pemerintahan atau disebut juga dengan region kantor pemerintahan Uni Eropa. Salah satu region, yaitu London Raya, telah melakukan pemilihan umum wali kota dan majelis langsung sejak tahun 2000 setelah dilakukannya referendum pada tahun 2008. Pada awalnya dimaksudkan bahwa region lain juga akan diberi hak untuk melakukan pemilihan langsung atas majelis regional mereka, namun adanya penolakan dari majelis di Inggris Timur Laut dalam referendum tahun 2004 membuat rencana ini berhenti diajukan. Pemerintahan daerah tingkat dua di Inggris terdiri dari county dan distrik atau otoritas kesatuan serta London yang terdiri dari 32 borough London. Anggota dewan dipilih dengan sistem pemilihan suara terbanyak (first-past-the-post voting) dengan anggota tunggal atau melalui sistem pemilihan suara kelompok (multi-member plurality) dengan banyak anggota. Pemerintahan daerah di Skotlandia terbagi atas 32 sub-divisi, dengan luas dan populasi yang bervariasi. Kota-kota seperti Glasgow, Edinburgh, Aberdeen dan Dundee memiliki dewan pemerintahan yang terpisah, begitu juga dengan wilayah yang berada dalam otoritas Dewan Dataran Tinggi (Highland Council) yang mencakup sepertiga dari luas total Skotlandia dan lebih dari 200.000 jiwa penduduk. Kekuasaan dalam pemerintahan lokal dipegang oleh anggota dewan terpilih, di mana saat ini terdapat 1.222 anggota dewan, dan masing-masingnya dibayar dengan gaji paruh-waktu. Pemilihan umum dilakukan dengan sistem pemilihan suara tunggal berpindah (single transferable vote) dengan banyak anggota yang memilih tiga atau empat anggota dewan. Setiap dewan memilih seorang Provost atau Convenor untuk memimpin sidang dewan dan bertindak sebagai wakil daerahnya. Anggota dewan tunduk pada kode etik yang ditetapkan oleh Komisi Standar Skotlandia. Asosiasi perwakilan pemerintahan daerah untuk Skotlandia adalah Konvensi Otoritas Lokal Skotlandia (Convention of Scottish Local Authorities, COSLA). Pemerintahan daerah di Wales terdiri dari 22 otoritas kesatuan (unitary authorities). Otoritas ini termasuk kota Cardiff, Swansea dan Newport yang memiliki kewenangan tersendiri atas otoritas mereka. Pemilihan umum diadakan setiap empat tahun sekali dengan menggunakan sistem pemilihan suara terbanyak. Pemilihan terakhir dilangsungkan pada bulan Mei 2008. Asosiasi Pemerintahan Daerah Wales (Welsh Local Government Association) mewakili kepentingan otoritas lokal di Wales. Pemerintah daerah di Irlandia Utara, sejak tahun 1973, terdiri dari 26 distrik, masing-masing anggota dewannya dipilih melalui sistem single transferable vote. Kekuasaan mereka terbatas pada layanan-layanan seperti pengelolaan sampah, [sic] pengawasan anjing liar, serta memelihara taman dan pemakaman. Pada tanggal 13 Maret 2008, eksekutif menyetujui proposal pembentukan 11 dewan baru untuk menggantikan sistem yang lama. Pemilihan umum lokal berikutnya ditunda sampai tahun 2011 untuk memfasilitasi pembentukan sistem yang baru ini. Dependensi Britania Raya memiliki kedaulatan atas tujuh belas wilayah yang tidak membentuk bagian dari Britania Raya: empat belas Wilayah Seberang Laut Britania, dan tiga Dependensi Mahkota (Crown Dependencies). Keempat belas Wilayah Seberang Laut Britania Raya tersebut adalah: Anguilla, Bermuda, Wilayah Antarktika Britania, Wilayah Samudra Hindia Britania, Kepulauan Virgin Britania Raya, Kepulauan Cayman, Kepulauan Falkland, Gibraltar, Montserrat, Saint Helena, Ascension dan Tristan da Cunha, Kepulauan Turks dan Caicos, Kepulauan Pitcairn, Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan, dan Kawasan Pangkalan Berdaulat di Siprus. Klaim Britania atas Antarktika tidak diakui secara universal. Secara keseluruhan, Wilayah Seberang Laut Britania ini mencakup luas sekitar dan jumlah penduduk sekitar 260.000 jiwa. Wilayah-wilayah ini adalah sisa-sisa dari Imperium Britania dan beberapa wilayah telah secara khusus memilih untuk tetap menjadi bagian dari Britania Raya (Bermuda pada tahun 1995 dan Gibraltar pada tahun 2002). Dependensi Mahkota Britania Raya adalah wilayah-wilayah yang dimiliki oleh Kerajaan Britania Raya, berkebalikan dengan Wilayah Seberang Laut Britania yang dimiliki oleh Pemerintah Britania Raya. Wilayah-wilayah ini terdiri dari Kepulauan Channel dan Bailiwicks di Jersey dan Guernsey yang terdapat di Selat Inggris serta Pulau Man di Laut Irlandia. Secara yurisdiksi dan administratif, wilayah-wilayah ini bukanlah bagian dari Britania Raya ataupun Uni Eropa, meskipun Pemerintah Britania memiliki kewenangan atas hubungan internasional dan pertahanan nasional mereka. Pemerintah Britania juga memiliki kewenangan untuk menerapkan peraturan dan UU atas nama Britania Raya. Kekuasaan untuk mengesahkan UU yang melibatkan pulau-pulau tersebut terletak pada majelis legislatif di masing-masing pulau, dengan persetujuan dari Kerajaan (Dewan Privy, atau, seorang Letnan-Gubernur untuk hal-hal tertentu di Pulau Man). Sejak tahun 2005, masing-masing Dependensi Mahkota ini memiliki seorang Perdana Menteri yang bertindak sebagai Kepala Pemerintahan. Politik Britania Raya adalah sebuah negara kesatuan di bawah monarki konstitusional. Raja Charles III merupakan kepala negara Britania Raya dan juga 15 Negara-Negara Persemakmuran lainnya. Kerajaan memiliki "hak untuk mengkonsultasikan, hak untuk menganjurkan dan hak untuk memperingatkan." Konstitusi Britania Raya bersifat tidak terkode (uncodified constitution), yang merupakan salah satu dari tiga negara di dunia yang menggunakan sistem ini. Oleh sebab itu, konstitusi Britania Raya sebagian besar terdiri dari sumber tertulis yang berbeda-beda, termasuk undang-undang, preseden ketetapan hakim, serta perjanjian internasional dan konvensi konstitusional. Karena tidak adanya perbedaan teknis antara undang-undang biasa dengan "undang-undang konstitusional", Parlemen Britania Raya dapat melakukan "reformasi konstitusi" hanya dengan mengesahkan Akta Parlemen, dan dengan demikian memiliki kekuasaan untuk mengubah atau menghapus hampir semua unsur tertulis ataupun yang tidak tertulis dalam konstitusi. Namun, tidak ada parlemen yang boleh mengesahkan undang-undang yang tidak bisa diubah oleh parlemen pada masa depan. Pemerintahan Britania Raya memiliki sistem pemerintahan parlementer yang berlandaskan pada sistem Westminster yang telah ditiru di seluruh dunia sebagai warisan dari Imperium Britania. Parlemen Britania Raya yang bersidang di Istana Westminster terdiri dari dua kamar (dewan), yaitu Dewan Rakyat (House of Commons) yang beranggotakan anggota terpilih, dan Dewan Pertuanan (House of Lords) yang beranggotakan anggota terlantik. Setiap Rancangan Undang-Undang (RUU) yang disahkan membutuhkan Persetujuan Kerajaan (Royal Assent) supaya bisa menjadi undang-undang baru. Posisi Perdana Menteri selaku Kepala Pemerintahan Britania Raya, dipegang oleh seorang anggota parlemen yang mampu meraih kepercayaan dari mayoritas anggota House of Commons. Biasanya yang memperoleh kepercayaan ini adalah pemimpin partai politik terbesar di kamar (dewan) itu. Perdana Menteri beserta kabinetnya dilantik secara resmi oleh Ratu untuk membentuk Pemerintahan Baginda (Her Majesty’s Government). Namun, sebenarnya Perdana Menterilah yang memilih menteri-menterinya, dan secara konvensional Ratu menghormati pilihan Perdana Menteri tersebut. Anggota kabinet lazimnya dipilih dari kalangan anggota partai Perdana Menteri di kedua kamar, kebanyakan berasal dari Dewan Rakyat, yang harus mereka pertanggungjawabkan. Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh Perdana Menteri dan Kabinet, mereka semua disumpah di hadapan Dewan Privy Britania Raya (Privy Council of the United Kingdom), dan dinobatkan menjadi Menteri Mahkota (Ministers of the Crown). Rt. Hon. David Cameron, pemimpin Partai Konservatif, memegang jabatan Perdana Menteri, Bendahara Agung dan Menteri Pelayanan Sipil sejak 11 Mei 2010. Untuk pemilihan anggota Dewan Rakyat, Britania Raya saat ini terbagi menjadi 650 daerah pemilihan. Masing-masing daerah pemilihan memilih seorang anggota parlemen dengan cara "pluralitas sederhana (simple plurality voting system). Pemilihan umum diadakan oleh Kerajaan atas nasihat dari Perdana Menteri. Akta Parlemen 1911 dan 1949 mewajibkan pemilu baru diadakan dengan waktu tidak lebih lima tahun berselang dari pemilu sebelumnya. Tiga partai politik utama di Britania Raya adalah Partai Konservatif, Partai Buruh, dan Liberal Demokratis. Dalam Pemilihan Umum Britania Raya 2010, tiga partai tersebut berhasil memenangkan 622 dari 650 kursi di Dewan Rakyat, dengan rincian: 621 kursi diperoleh dari pemilu, dan satu kursi berasal dari hasil pemilu kecil yang tertunda di Thirsk dan Malton. Kursi-kursi yang selebihnya diraih oleh partai-partai kecil yang hanya bertanding di kawasan tertentu saja, yaitu Partai Nasional Skotlandia (hanya di Skotlandia), Plaid Cymru (hanya di Wales), dan Partai Buruh dan Demokratis Sosial, Partai Kesatuan Demokratis, Partai Kesatuan Ulster, dan Sinn Féin (hanya di Irlandia Utara, namun Sinn Féin juga bertanding dalam Pemilu di Republik Irlandia). Sesuai dengan kebijakan partai, tidak ada anggota parlemen terpilih dari partai Sinn Féin yang pernah menghadiri Dewan Rakyat untuk berbicara atas nama daerah pemilihan mereka karena anggota parlemen diharuskan untuk mengambil sumpah setia kepada Ratu (yang mana hal ini ditentang oleh Sinn Féin). Meskipun demikian, para anggota parlemen yang berasal dari Sinn Féin (saat ini berjumlah lima orang) masih diperkenankan untuk mempergunakan fasilitas kantor yang tersedia di Westminster sejak tahun 2002. Untuk pemilihan Parlemen Eropa, Britania Raya saat ini diwakili oleh 72 anggota parlemen yang terpilih di 12 daerah pemilihan multi-anggota. Pelimpahan kekuasaan Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara masing-masing memiliki pemerintahan atau badan eksekutif tersendiri yang dipimpin oleh seorang Menteri Pertama (First Minister) (atau, dalam kasus Irlandia Utara, dwi-kekuasaan; Menteri Pertama dan Wakil Menteri Pertama), dan badan legislatif unikameral (sistem satu kamar atau eka-dewan). Inggris sebagai negara terbesar di Britania Raya tidak memiliki badan eksekutif atau legislatif tersendiri, sebaliknya fungsi-fungsi tersebut dipikul secara langsung oleh Kerajaan dan Parlemen Britania Raya. Situasi ini telah menimbulkan persoalan menyangkut hakikat bahwa anggota parlemen dari Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara dapat melakukan pemungutan suara atas permasalahan yang berkenaan dengan Inggris yang ditangani oleh delegasi badan legislatif negara masing-masing. Pemerintah dan Parlemen Skotlandia memiliki wewenang yang luas atas setiap hal yang secara spesifik tidak dikhususkan untuk menjadi wewenang dari Parlemen Britania Raya, termasuk masalah pendidikan, kesehatan, undang-undang Skotlandia dan pemerintah daerah. Dalam pemilu 2011, Partai Nasional Skotlandia (SNP) memenangkan mayoritas suara di Parlemen Skotlandia dan pemimpinnya, Alex Salmond, terpilih menjadi Menteri Pertama Skotlandia. Pemerintah Wales dan Majelis Nasional untuk Wales (National Assembly for Wales) memiliki kekuasaan yang lebih terbatas dibanding dengan yang diserahkan ke Skotlandia. Namun setelah disahkannya Akta Majelis pada tahun 2006, majelis dapat membuat undang-undang dalam bidang-bidang tertentu tanpa harus meminta persetujuan dari Westminster. Dalam pemilu 2011, Partai Buruh yang dipimpin oleh Carwyn Jones berhasil memenangkan suara mayoritas. Badan-badan eksekutif dan legislatif di Irlandia Utara memiliki wewenang yang setara dengan yang diserahkan kepada Skotlandia. Badan eksekutifnya dipimpin oleh dua orang, masing-masingnya mewakili Majelis Kesatuan dan Nasionalis. Untuk saat ini, jabatan tersebut dipegang oleh Peter Robinson (Partai Kesatuan Demokratis) sebagai Menteri Pertama dan Martin McGuinness (Sinn Féin) sebagai Wakil Menteri Pertama. Britania Raya tidak memiliki undang-undang tertulis dan konstitusi lainnya yang mengatur mengenai pelimpahan kekuasaan ke Skotlandia, Wales atau Irlandia Utara. Di bawah doktrin kedaulatan Parlemen, Parlemen Britania Raya secara teori memiliki kewenangan untuk menghapuskan Parlemen Skotlandia, Majelis Wales atau Majelis Irlandia Utara. Pada tahun 1972, Parlemen Britania Raya secara sepihak membekukan Parlemen Irlandia Utara, menetapkan preseden yang relevan dengan tata cara pelimpahan kekuasaan. Dalam praktiknya, ada kemungkinan bahwa Parlemen Britania Raya akan menghapuskan segala hal yang berkaitan dengan pelimpahan kekuasaan ini mengingat kendala politik yang diciptakan oleh hasil referendum yang masih belum jelas. Kendala politik yang timbul berkenaan dengan pelimpahan kekuasaan pada Irlandia Utara lebih besar ketimbang Wales dan Skotlandia, mengingat bahwa pelimpahan kekuasaan ke Irlandia Utara juga bersandar pada perjanjian internasional yang disetujui bersama Pemerintah Irlandia. Hubungan luar negeri Britania Raya adalah salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB, anggota Negara-Negara Persemakmuran, G8, G7, G20, NATO, OECD, WTO, Majelis Eropa, OSCE, dan Uni Eropa. Britania Raya memiliki “Hubungan Istimewa” dengan Amerika Serikat, dan menjalin kemitraan yang erat dengan Prancis (entente cordiale) dalam pengembangan senjata nuklir. Britania Raya juga berhubungan erat dengan Republik Irlandia dalam hal berbagi Kawasan Perjalanan Umum (Common Travel Area) dan banyak warga negara Irlandia yang menjadi anggota Angkatan Bersenjata Britania Raya. Selain itu, Britania Raya juga berhubungan erat dengan Portugal sejak disahkannya Perjanjian Windsor pada tahun 1386. Hubungan ini merupakan hubungan internasional tertua di dunia yang masih tetap bertahan hingga saat ini. Sekutu erat Britania lainnya termasuk negara-negara Uni Eropa lainnya dan negara-negara anggota NATO, Persemakmuran, serta Jepang. Keberadaan dan pengaruh global Britania Raya diperluas lagi melalui hubungan perdagangan, investasi asing, bantuan pembangunan resmi dan angkatan bersenjata. Militer Militer Britania Raya secara resmi dikenal sebagai Angkatan Bersenjata Yang Mulia (Her Majesty's Armed Forces). Namun, juga dikenal dengan nama Angkatan Bersenjata Britania Raya atau Angkatan Bersenjata Mahkota (Armed Forces of the Crown). Angkatan Bersenjata ini mencakup Angkatan Laut atau Naval Service (termasuk Royal Navy, Royal Marinir dan Royal Fleet Auxiliary), Angkatan Darat Britania (British Army), serta Angkatan Udara Kerajaan (Royal Air Force). Semua pasukan-pasukan ini dikelola oleh Kementerian Pertahanan dan dikendalikan oleh Dewan Pertahanan, serta dipimpin oleh Sekretaris Negara untuk Pertahanan. Komandan Kepala untuk Angkatan Bersenjata Britania Raya adalah Monarki Britania Raya, yaitu Raja Charles III, yang mana kepada ialah para pasukan angkatan bersenjata bersumpah setia. Secara historis, Angkatan Bersenjata Britania Raya telah memainkan peran kunci dalam membangun Imperium Britania sebagai kekuatan yang dominan di dunia. Angkatan Bersenjata ini telah terlibat dalam sejumlah perang besar yang melibatkan kekuatan dunia lainnya, seperti Perang Tujuh Tahun, Perang Napoleon, Perang Krimea, Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Berulang kali mencapai kejayaan, Britania Raya telah memengaruhi peristiwa dunia dengan kebijakannya dan muncul sebagai kekuatan militer dan ekonomi terkemuka di dunia. Meskipun Imperium Britania telah runtuh, Britania Raya tetap menjadi kekuatan besar dunia dan Angkatan Bersenjata Britania Raya adalah salah satu angkatan bersenjata terbesar dan paling berteknologi canggih di dunia. Angkatan Bersenjata Britania Raya bertanggung jawab untuk melindungi Britania Raya dan wilayah-wilayah seberang lautnya, mempromosikan kepentingan keamanan Britania Raya ke penjuru dunia, serta mendukung upaya-upaya perdamaian internasional. Angkatan Bersenjata ini berpartisipasi secara aktif dalam operasi-operasi gabungan internasional seperti NATO, Perjanjian Pertahanan Lima Negara, RIMPAC, dan sebagainya. Garnisun dan berbagai fasilitas militer didirikan di Pulau Ascension, Belize, Brunei, Kanada, Diego Garcia, Kepulauan Falkland, Jerman, Gibraltar, Kenya, Siprus, dan Qatar. Menurut berbagai sumber, termasuk Stockholm International Peace Research Institute dan Kementerian Pertahanan, Britania Raya memiliki pengeluaran militer tertinggi keempat di dunia. Jumlah anggaran militer saat ini menghabiskan sekitar sekitar 2,3% - 2,6% dari total PDB nasional. Royal Navy adalah salah satu dari tiga angkatan laut air-biru (blue-water navy) yang terkemuka di dunia, dua negara lainnya adalah Prancis dan Amerika Serikat). Angkatan laut ini bertanggung jawab untuk melindungi Penangkal Nuklir Britania (UKs Nuclear Deterrent) melalui empat Kapal Selam Kelas Vanguard. Royal Navy mengoperasikan sejumlah besar armada kapal, termasuk kapal induk, kapal perang amfibi, Landing Platform Dock, kapal selam nuklir, kapal perusak berpeluru kendali, fregat, mine-countermeasure vessel, dan kapal patroli. Dalam waktu dekat, dua kapal induk baru, yaitu HMS Queen Elizabeth dan HMS Prince of Wales juga akan melayani Royal Navy. Pasukan Khusus Britania Raya (United Kingdom Special Forces), seperti Special Air Service dan Special Boat Service, menyediakan pasukan-pasukan yang cepat tanggap dan terlatih dalam mengatasi masalah-masalah terorisme, perbatasan, maritim, dan operasi amfibi. Seringkali kerahasiaan atau taktik terselubung dibutuhkan dalam pasukan ini. Kebijakan pertahanan baru-baru ini menyatakan asumsi bahwa perlunya menyertakan gabungan pasukan koalisi dalam "operasi yang paling mendesak". Dengan mengesampingkan intervensi di Sierra Leone, operasi militer Britania Raya di Bosnia, Kosovo, Afghanistan, Irak, dan terakhir, Libya, telah menggunakan pendekatan ini. Perang terakhir di mana militer Britania Raya berjuang sendiri adalah Perang Falklands pada tahun 1982, dan pada saat itu kemenangan berpihak kepada mereka. Hukum dan kriminalitas Britania Raya tidak memiliki sistem hukum tunggal karena negara ini terbentuk oleh kesatuan negara-negara yang telah merdeka terlebih dahulu. Selain itu, dalam Pasal 19 dari Perjanjian Kesatuan 1706, dinyatakan bahwa negara menjamin kesinambungan perwujudan sistem hukum Skotlandia yang terpisah. Saat ini, Britania Raya memiliki tiga sistem hukum yang berbeda, yaitu: Hukum Inggris, Hukum Irlandia Utara dan Hukum Skotlandia. Perubahan konstitusi baru-baru ini menyebabkan lahirnya Mahkamah Agung Britania Raya (Supreme Court of the United Kingdom) baru yang menggantikan Komite Banding House of Lords (Appellate Committee of the House of Lords) sejak bulan Oktober 2009. Komite Yudisial Dewan Privi (Judicial Committee of the Privy Council) yang terdiri dari para anggota-anggota di Mahkamah Agung, merupakan pengadilan banding tertinggi bagi beberapa negara-negara Persemakmuran merdeka, Wilayah Seberang Laut Britania dan Dependensi Mahkota. Hukum Inggris berlaku di Inggris dan Wales, dan hukum Irlandia Utara berdasarkan pada prinsip-prinsip hukum umum (common law). Esensi dari hukum umum ini adalah bahwa hukum ini harus tunduk pada undang-undang Britania Raya. Pengadilan-pengadilan di Inggris dan Wales dikepalai oleh Pengadilan Senior (Senior Courts) yang terdiri dari Pengadilan Banding (Court of Appeal), Pengadilan Tinggi (High Court, untuk kasus-kasus perdata) dan Pengadilan Mahkota (Crown Court, untuk kasus-kasus pidana). Mahkamah Agung merupakan pengadilan tertinggi untuk kasus-kasus banding baik pidana maupun perdata di Inggris, Wales, dan Irlandia Utara, dan keputusan-keputusan yang dibuatnya mengikat semua pengadilan lain dalam yurisdiksi yang sama, dan sering kali memiliki efek persuasif di yurisdiksi yang lain. Skotlandia berlandaskan pada Hukum Skotlandia, sebuah sistem hibrid yang berasaskan pada prinsip hukum umum dan hukum sipil (civil law). Pengadilan-pengadilan utamanya adalah Pengadilan Sesi (Sessions Court) untuk kasus-kasus perdata, dan Pengadilan Tinggi Penjabat (High Court of Justiciary) untuk kasus-kasus pidana. Mahkamah Agung Britania Raya berfungsi sebagai pengadilan banding tertinggi untuk kasus-kasus perdata di bawah hukum Skotlandia. Pengadilan Sheriff (Sheriff Court) menangani kasus-kasus perdata dan pidana, termasuk mengadakan persidangan pidana berjuri yang dikenal sebagai sheriff solemn court, ataupun pengadilan sheriff tanpa juri tanpa (sheriff summary court). Sistem hukum Skotlandia ini unik karena memiliki tiga putusan dalam persidangan kasus pidana, yaitu: “bersalah”, “tidak bersalah” ataupun “tidak terbukti”. Putusan “tidak bersalah” dan “tidak terbukti” menyebabkan pembebasan tanpa kemungkinan dilakukannya sidang ulangan. Menurut data dari Statistik Kriminalitas Britania Raya, kriminalitas di Inggris dan Wales meningkat pada periode antara tahun 1981 dan 1995, meskipun telah terjadi penurunan secara keseluruhan dari 48% dalam kriminalitas pada periode 1995-2007/2008. Populasi penghuni penjara di Inggris dan Wales juga meningkat hampir dua kali lipat pada periode yang sama menjadi lebih dari 80.000 narapidana, menjadikan Inggris dan Wales sebagai negara dengan peringkat tertinggi jumlah narapidananya di Eropa Barat dengan rasio 147 napi per 100.000 jiwa. Layanan Penjara Baginda (Her Majesty's Prison Service), yang bertanggung jawab kepada Kementerian Kehakiman, mengelola sebagian besar penjara di Inggris dan Wales. Kriminalitas di Skotlandia sebaliknya turun hingga ke tingkat terendah dalam 32 tahun terakhir pada tahun 2009/2010 (turun sepuluh persen). Pada saat yang sama populasi penjara Skotlandia dihuni oleh sekitar 8.000 tahanan, di mana hal ini jauh di atas kapasitas desain penjara di Skotlandia. Layanan Penjara Skotlandia, yang bertanggung jawab kepada Sekretaris Kabinet untuk Kehakiman, bertugas mengelola penjara-penjara di Skotlandia. Pada tahun 2006 sebuah laporan yang diterbitkan oleh Surveillance Studies Network menyatakan bahwa Britania Raya memiliki tingkat penjagaan penjara tertinggi dibandingkan dengan negara-negara industri Barat lainnya. Ekonomi Britania Raya mempunyai ekonomi pasar yang diatur sebagian. Berdasarkan nilai tukar pasar, saat ini Britania Raya merupakan negara dengan ekonomi terbesar keenam di dunia dan terbesar kedua di Eropa setelah Jerman. HM Treasury yang dikepalai oleh Menteri Keuangan Britania Raya, bertanggung jawab untuk mengembangkan dan melaksanakan kebijakan ekonomi dan keuangan Pemerintah Britania Raya. Bank of England adalah bank sentral Britania yang bertanggung untuk mengeluarkan mata uang negara, yaitu pound sterling. Bank di Skotlandia dan Irlandia Utara tetap diberi hak untuk mengeluarkan uang kertas sendiri, dengan catatan harus tetap menyimpan cadangan uang kertas Bank of England dalam jumlah yang cukup. Pound sterling adalah cadangan mata uang terbesar ketiga di dunia (setelah dolar AS dan Euro). Keterlibatan Kerajaan dalam ekonomi dilaksanakan oleh Kanselir Perbendaharaan (Chancellor of the Exchequer). Sejak tahun 1997, jabatan Komite Kebijakan Moneter Bank of England dipimpin oleh gubernur Bank of England dan bertanggung jawab untuk menetapkan suku bunga pada tingkat yang diperlukan untuk mencapai target inflasi ekonomi keseluruhan yang ditetapkan oleh Canselor setiap tahunnya. Sektor jasa Britania Raya menyumbangkan sekitar 73% dari total PDB. London adalah salah satu dari tiga "pusat komando" perekonomian global (bersama New York City dan Tokyo), serta menjadi pusat keuangan terbesar di dunia (bersama New York). London juga merupakan kota dengan PDB terbesar di Eropa. Di samping itu, Edinburgh juga menjadi salah satu pusat keuangan terbesar di Eropa. Sektor pariwisata sangat berperan penting dalam perekonomian Britania Raya, di mana lebih dari 27 juta wisatawan mengunjungi Britania Raya pada tahun 2004. Negara ini berada di peringkat keenam dalam tujuan wisata di dunia. London juga tercatat telah menarik jumlah wisatawan yang lebih banyak dibandingkan dengan kota manapun di dunia. Pada tahun 2006, kota ini dikunjungi oleh sekitar 15.6 juta wisatawan, jauh di atas Bangkok di tempat kedua (10.4 juta kunjungan) dan Paris di tempat ketiga (9.7 juta). Sektor industri kreatif menyumbangkan 7% GVA pada tahun 2005 dan rata-rata tumbuh sekitar 6% per tahun antara tahun 1997 dan 2005. Revolusi Industri berawal dari Britania Raya, yang mula-mula berpusat pada industri tekstil, kemudian diikuti oleh industri berat yang lain seperti pembuatan kapal, pertambangan batubara, dan pembuatan baja. Imperium Britania juga turut menciptakan pasar luar negeri bagi produk-produk Britania, yang memungkinkan Britania untuk mendominasi perdagangan internasional pada abad ke-19. Namun, setelah negara-negara lain juga berindustri, ditambah dengan kemerosotan ekonomi setelah dua perang dunia, Britania Raya mulai kehilangan keunggulan kompetitifnya. Industri-industri berat mengalami penurunan sepanjang abad ke-20. Meskipun demikian, manufaktur tetap menjadi bagian penting dari perekonomian walaupun hanya menyumbangkan 16,7% bagi pendapatan nasional pada tahun 2003. Industri otomotif merupakan sebuah bidang yang penting dalam sektor manufaktur di Britania Raya, mempekerjakan lebih dari 800.000 orang, dengan omzet sekitar 52 £ miliar, dan menghasilkan ekspor sekitar £26.6 miliar. Industri kedirgantaraan di Britania Raya industri nasional terbesar kedua (atau ketiga, tergantung pada metode pengukurannya) dan memiliki omzet tahunan sekitar £ 20 miliar. Industri kimia dan farmasi juga berperan penting dalam perekonomian Britania Raya. Industri ini memiliki pangsa pasar tertinggi ketiga di dunia (setelah Amerika Serikat dan Jepang). Pada kuartal terakhir tahun 2008, ekonomi Britania Raya mengalami resesi untuk pertama kalinya sejak tahun 1991. Angka pengangguran meningkat dari 5,2% pada bulan Mei 2008 menjadi 7,6% pada Mei 2009, dan pada bulan Januari 2012, tingkat pengangguran untuk golongan yang berusia antara 18 sampai 24 tahun meningkat dari 11,9% menjadi 22,5%, yang mana ini merupakan angka tertinggi sejak pencatatan dimulai pada tahun 1992. Total utang pemerintah Britania Raya naik dari 44,4% dari total PDB pada tahun 2007 menjadi 82,9% pada tahun 2011. Garis kemiskinan di Britania Raya umumnya ditetapkan sekitar 60% dari pendapatan rumah tangga rata-rata. Pada tahun 2007-2008, kurang lebih 13,5 juta orang, atau 22% dari total populasi, hidup di bawah garis kemiskinan. Hal ini bermakna bahwa angka kemiskinan relatif di Britania Raya lebih besar dibandingkan dengan semua (kecuali empat) negara-negara anggota Uni Eropa lainnya. Pada tahun yang sama, sebanyak 4,0 juta anak-anak, yaitu sekitar 31% dari total populasi anak-anak di Britania Raya, tinggal di rumah tangga yang berada di bawah garis kemiskinan ini (setelah memperhitungkan biaya perumahan). Angka ini mengalami penurunan sebanyak 400.000 anak sejak tahun 1998-1999. Britania Raya juga tercatat mengimpor 40% dari total persediaan makanannya. Ilmu pengetahuan dan teknologi Inggris dan Skotlandia adalah pemimpin dari Revolusi Ilmiah dari abad ke-17, dan Britania Raya kemudian memelopori Revolusi Industri pada abad ke-18, dan terus memproduksi para ilmuwan dan insinyur yang berperan besar dalam menciptakan penemuan-penemuan penting. Ilmuwan terpenting dari abad ke-17 dan 18 termasuk Isaac Newton, yang menemukan hukum gerak dan gravitasi. Teorinya ini dipandang sebagai kunci dari ilmu pengetahuan modern. Sementara dari abad ke-19 tercatat nama Charles Darwin, dengan teori evolusi melalui seleksi alam nya yang sangat fundamental bagi perkembangan biologi modern, dan James Clerk Maxwell, yang merumuskan teori elektromagnetik klasik, dan yang terbaru; Stephen Hawking, yang mencetuskan teori utama dalam bidang kosmologi, gravitasi kuantum dan investigasi lubang hitam. Penemuan ilmiah penting oleh ilmuwan Britania Raya dari abad ke-18 termasuk hidrogen oleh Henry Cavendish. Dari abad ke-20: penisilin oleh Alexander Fleming, dan struktur DNA oleh Francis Crick, dan banyak lagi penemuan-penemuan yang tak terhitung jumlahnya. Penemuan mesin-mesin penting oleh orang-orang dari Britania pada abad ke-18 antara lain lokomotif uap, yang dikembangkan oleh Richard Trevithick dan Andrew Vivian, dari abad ke-19 ada motor listrik oleh Michael Faraday, bola lampu pijar oleh Joseph Swan, dan telepon praktis pertama yang dipatenkan oleh Alexander Graham Bell. Pada abad ke-20, sistem pertelevisian pertama ditemukan oleh oleh John Logie Baird, mesin jet oleh Frank Whittle, dasar dari komputer modern oleh Alan Turing, dan World Wide Web oleh Tim Berners-Lee. Penelitian ilmiah dan pengembangan sangat penting di universitas-universitas di Britania Raya, dengan membangun banyak taman ilmu pengetahuan untuk memfasilitasi produksi dan kerja sama dengan industri. Antara tahun 2004 dan 2008, Britania Raya menghasilkan 7% dari keseluruhan karya ilmiah di dunia penelitian (tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Tiongkok), serta memperoleh 8% dari pangsa kutipan ilmiah (tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat). Jurnal-jurnal ilmiah yang diproduksi di Britania Raya antara lain: Nature, British Medical Journal dan The Lancet. Transportasi Sistem transportasi di Britania Raya dilengkapi dengan rangkaian jalan raya radial sepanjang , rangkaian jalan tol sepanjang dan jalan raya beraspal sepanjang . Pada tahun 2009, tercatat ada total 34 juta kendaraan yang berlisensi di Britania Raya. Jaringan kereta api nasional (National Rail) melayani rute sepanjang 10.072 mil (16.116 km) di Pulau Britania Raya dan 189 mil (303 km) rute di Irlandia Utara, mengangkut lebih dari 18.000 penumpang dan dilalui oleh sekitar 1.000 kereta barang setiap harinya. Ada rencana untuk membangun jalur berkecepatan tinggi baru menjelang tahun 2025. Pada tempo antara bulan Oktober 2009 hingga September 2010, semua bandar udara di Britania Raya menangani total 211,4 juta penumpang. Pada periode itu, tiga bandar udara yang terbesar adalah Heathrow (65,6 juta penumpang), Gatwick (31,5 juta penumpang) dan Stansted (18,9 juta penumpang). Bandar Udara London Heathrow yang terletak sekitar di sebelah barat ibu kota London, adalah bandar udara dengan jumlah penumpang internasional terbesar di dunia. Di samping itu, bandar udara ini juga menjadi hab utama dari maskapai British Airways, BMI dan Virgin Atlantic. Energi Pada tahun 2006, Britania Raya menjadi konsumen energi kesembilan terbesar dan produsen energi ke-15 terbesar di dunia. Pada tahun 2007, Britania mencatat total output energi sebanyak 9,5 kuadriliun BTU, yang terdiri dari minyak bumi (38%), gas alam (36%), batubara (13%), nuklir (11%) dan energi terbarukan lainnya (2%). Pada tahun 2009, Britania memproduksi 1,5 juta barel dan memproduksi 1,7 juta barel minyak perhari. Produksi minyak bumi negara saat ini mengalami penurunan, dan Britania telah menjadi importir bersih minyak sejak tahun 2005. Pada tahun 2010, Britania Raya memiliki cadangan minyak mentah terbukti kurang lebih sebanyak 3,1 miliar barel; yang terbesar dibandingkan dengan negara-negara anggota Uni Eropa lainnya. Pada tahun 2009, Britania Raya merupakan penghasil gas alam terbesar di Uni Eropa, dan terbesar ke-13 di dunia. Namun, produksi gas alam Britania juga mengalami penurunan dan negara ini menjadi importir gas alam sejak tahun 2004. Pada tahun 2009, Britania Raya tercatat memproduksi sekitar 19,7 juta ton dan mengkonsumsi kurang lebih 60,2 juta ton batubara. Tahun 2005, Britania memiliki cadangan batubara terbukti sebanyak 171 juta ton. Diperkirakan bahwa negara ini mampu menghasilkan sebanyak 7 miliar hingga 16 miliar ton batubara di kawasan-kawasan daratan yang berpotensi dilakukannya gasifikasi batubara bawah tanah (underground coal gasification, UCG). Berdasarkan konsumsi batubara di Britania Raya saat ini, jumlah sebanyak itu akan mencukupi untuk keseluruhan konsumsi negara selama 200 hingga 400 tahun mendatang. Britania Raya juga menjadi lokasi bagi sejumlah perusahaan-perusahaan energi besar, termasuk dua dari enam perusahan minyak dan gas "supermayor" – BP dan Royal Dutch Shell – serta BG Group. Demografi Sensus penduduk dijalankan serentak di seluruh wilayah Britania Raya setiap sepuluh tahun sekali. Office for National Statistics (Kantor Statistik Nasional) bertanggung jawab dalam mengumpulkan data untuk Inggris dan Wales. Sedangkan General Register Office for Scotland (Kantor Pendaftaran Umum Skotlandia) dan Northern Ireland Statistics and Research Agency (Statistik dan Badan Penelitian Irlandia Utara) bertanggung jawab untuk melakukan sensus di negara masing-masing. Dalam sensus tahun 2001, jumlah penduduk Britania Raya adalah 58.789.194 jiwa; menjadi yang terbanyak ketiga di Uni Eropa, terbanyak kelima di Persemakmuran dan terbanyak ke-21 di dunia. Pada pertengahan tahun 2010, jumlah penduduk Britania Raya diperkirakan telah meningkat menjadi 62.262.000 jiwa. Tahun 2010 juga menjadi tahun ketiga di mana pertumbuhan penduduk alami memberikan kontribusi yang lebih dibandingkan dengan migrasi internasional terhadap komposisi penduduk Britania. Antara tahun 2001 sampai 2010, rata-rata peningkatan tahunan jumlah penduduk Britania adalah sekitar 0,6 persen. Hal ini sebanding dengan rata-rata peningkatan jumlah penduduk pada periode 1991-2001 (0,3 persen) dan pada periode 1981-1991 (0,2 persen). Pertengahan 2007, diperkirakan bahwa untuk pertama kalinya, jumlah penduduk Britania Raya yang berusia pensiun lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk anak-anak yang berusia di bawah 16 tahun. Diperkirakan bahwa jumlah penduduk yang berusia 100 tahun ke atas akan meningkat tajam hingga mencapai 626.000 jiwa menjelang tahun 2080. Jumlah penduduk Inggris pada pertengahan tahun 2008 diperkirakan sebanyak 51,44 juta jiwa. Inggris merupakan salah satu negara yang paling padat penduduknya di dunia, dengan kepadatan 383 jiwa penduduk per kilometer persegi pada pertengahan tahun 2003, di mana konsentrasi penduduk terbesar terdapat di London dan kawasan Inggris Tenggara. Pada pertengahan 2010, total populasi di Skotlandia diperkirakan sebanyak 5,22  juta jiwa, Wales 3,01 juta dan Irlandia Utara 1,80 juta jiwa, dengan kepadatan penduduk yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan Inggris. Dibandingkan dengan Inggris yang memiliki kepadatan penduduk , kepadatan penduduk Wales pada pertengahan tahun 2003 hanya , Irlandia Utara dan Skotlandia . Dalam hal persentase, Irlandia Utara tercatat memiliki pertumbuhan penduduk tercepat di Britania Raya selama empat tahun berturut-turut sampai pertengahan 2008. Pada tahun 2009, rata-rata tingkat kesuburan total (TKT) di seluruh Britania Raya adalah 1,94 anak per wanita. Meskipun angka kelahiran yang meningkat memberikan kontribusi dalam pertumbuhan penduduk, namun angkanya masih jauh di bawah puncak "ledakan kelahiran", yaitu 2,95 anak per wanita pada tahun 1964, yang berada di bawah tingkat penggantian 2,1, tetapi lebih tinggi dari rekor terendah yang tercatat pada tahun 2001. Pada tahun 2010, Skotlandia memiliki TKT terendah, yaitu hanya 1,75 anak per wanita. Di atasnya ada Wales (1,98), Inggris (2,00) dan Irlandia Utara (2,06). Perkotaan Keempat negara di Britania Raya masing-masingnya memiliki ibu kota, yaitu: Belfast (Irlandia Utara), Cardiff (Wales), Edinburgh (Skotlandia) dan London (Inggris). London juga merupakan ibu kota dari Britania Raya. Kawasan perkotaan terbesar di Britania Raya adalah sebagai berikut: Kelompok etnis Secara historis, orang pribumi Britania dianggap sebagai keturunan dari berbagai kelompok etnis yang telah menetap di sana sebelum abad ke-11, yaitu bangsa Kelt, Romawi, Anglo-Saxon, Norse dan Normandia. Ada juga teori yang menyatakan bahwa orang Wales merupakan kelompok etnis tertua di Britania Raya. Studi genetik baru-baru ini menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen gen bangsa Inggris mengandung kromosom Y Jermanik. Namun analisis genetik terbaru lainnya juga menunjukkan bahwa sekitar 75 persen nenek moyang bangsa Inggris modern telah tiba di Kepulauan Britania sejak 6.200 tahun yang lalu, yaitu pada awal Zaman Neolitikum atau Zaman Batu Britania. Ditemukan juga bahwa orang Britania (British) pada umumnya "berbagi" nenek moyang yang sama dengan orang-orang Basque. Britania Raya memiliki sejarah mengenai migrasi pendatang nonkulit putih dalam skala kecil. Liverpool tercatat sebagai kota dengan populasi kulit hitam tertua di negara ini, yang terjadi sejak tahun 1730-an dan setelahnya, dan juga komunitas Tionghoa tertua di Eropa, yaitu sejak kedatangan pelaut Tiongkok pada abad ke-19. Pada tahun 1950, diperkirakan sekitar 20.000 penduduk nonkulit putih menetap di Britania Raya, sebagian besarnya merupakan kelahiran asing (lahir di luar Britania Raya). Sejak tahun 1945, migrasi besar-besaran dari Afrika, Karibia dan Asia Selatan telah menjadi warisan hubungan yang dijalinkan oleh Imperium Britania. Migrasi dari negara-negara anggota Uni Eropa yang baru di Eropa Tengah dan Timur sejak tahun 2004 menyebabkan pertumbuhan kelompok-kelompok ini semakin beragam. Namun sejak tahun 2008, banyak imigran yang kembali ke negara asalnya, maka jumlah konkret dari kelompok-kelompok ini tidak dapat diketahui lagi. Pada tahun 2001, sekitar 92,1% populasi Britania Raya mengidentifikasi diri mereka sebagai kulit putih, jadi hanya 7,9% penduduk Britania yang mengidentifikasi diri mereka sebagai ras campuran atau etnis minoritas. Keragaman etnis ini bervariasi secara signifikan di seluruh Britania. Diperkirakan bahwa sekitar 30,4% penduduk London, dan 37,4% penduduk Leicester bukan berasal dari kulit putih pada bulan Juni 2005, sedangkan kurang dari 5% penduduk Inggris Timur Laut, Baratdaya dan Wales merupakan etnis minoritas menurut sensus tahun 2001. Pada tahun 2011, 26,5% siswa sekolah dasar dan 22,2% siswa sekolah menengah yang belajar di sekolah negeri di Inggris berasal dari keluarga minoritas. Bahasa Britania Raya tidak memiliki bahasa resmi secara de jure, namun bahasa lisan yang paling meluas dan diakui secara de facto sudah pasti adalah bahasa Inggris (British English). Bahasa Jermanik Barat diturunkan dari bahasa Inggris kuno dan menyerap banyak kata pinjaman dari bahasa Norse kuno, Norman Prancis, Yunani, dan Latin. Bahasa Inggris telah menyebar ke seluruh dunia, awalnya karena pengaruh Imperium Britania dan kemudian turut didukung oleh dominasi budaya Amerika Serikat dan telah menjadi bahasa bisnis internasional utama serta bahasa kedua yang paling banyak dituturkan di dunia. Ada empat bahasa Kelt yang digunakan di Britania Raya: Wales, Irlandia, Gaelik Skotlandia dan Kernowek. Tiga yang pertama diakui sebagai bahasa daerah atau bahasa minoritas yang dikenakan perlindungan dan promosi di bawah hukum Eropa yang relevan, sementara Kernowek diakui tetapi tidak secara khusus dilindungi. Dalam Sensus tahun 2001 lebih dari seperlima (21%) penduduk Wales mengatakan bahwa mereka bisa berbahasa Wales. Jumlah ini meningkat dari sensus tahun 1991 (18%). Selain itu, Diperkirakan bahwa sekitar 200.000 penutur bahasa Wales menetap di Inggris. Dalam sensus yang sama di Irlandia Utara, sekitar 167.487 orang (10,4%) menyatakan bahwa mereka memiliki "sedikit pengetahuan tentang bahasa Irlandia", sebagian besarnya adalah penduduk nasionalis (terutama penganut Katolik). Lebih dari 92.000 orang di Skotlandia (2% dari populasi) memiliki sedikit kemampuan dalam menuturkan bahasa Gaelik, termasuk 72% dari mereka yang tinggal di Hebrides Luar. Jumlah sekolah-sekolah yang diajarkan bahasa Wales, Gaelik Skotlandia dan Irlandia meningkat. Di antara penduduk keturunan emigran yang masih menuturkan bahasa Gaelik Skotlandia berada di Kanada (terutama Nova Scotia dan Pulau Cape Breton), dan penutur bahasa Wales di Patagonia, Argentina. Bahasa Skots, bahasa yang diturunkan dari bahasa Inggris Pertengahan, telah mendapat pengakuan di tingkat regional, begitu juga dengan bahasa Ulster di Irlandia Utara, namun tanpa komitmen khusus untuk melindungi atau mempromosikan bahasa tersebut. Di seluruh Britania Raya, para siswa pada umumnya diwajibkan untuk mempelajari bahasa kedua, hingga usia 14 tahun di Inggris, dan 16 tahun di Skotlandia. Bahasa Prancis dan Jerman merupakan dua bahasa kedua yang paling populer di Inggris dan Skotlandia. Di Wales, semua siswa yang berusia 16 tahun ke bawah diajarkan mata-mata pelajaran dalam bahasa Wales ataupun mempelajari bahasa Wales sebagai bahasa kedua. Agama Agama Kristen telah mendominasi kehidupan keagamaan di Britania Raya selama lebih dari 1.400 tahun. Meskipun mayoritas penduduk masih mengaku sebagai umat Kristiani dalam banyak survei, tingkat kehadiran umat di gereja-gereja secara teratur menurun drastis sejak pertengahan abad ke-20. Sedangkan para imigran telah ikut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan agama lain, terutama Islam. Hal ini menyebabkan beberapa komentator menyebut penduduk Britania Raya sebagai masyarakat dengan "multi-iman", sekuler, atau pascakristen. Berdasarkan sensus 2001, 71.6% dari responden mengakui bahwa mereka adalah umat Kristiani, dan agama terbesar berikutnya adalah Islam (2,8%), Hindu (1,0%), Sikh (0,6%), Yahudi (0.5%), Budha (0.3%) dan agama lainnya (0,3%). Sekitar 15% dari responden menyatakan bahwa mereka tidak beragama, dan 7% lainnya tidak menyebutkan agama mereka. Sebuah survei yang dilakukan oleh Tearfund menemukan bahwa hanya satu dari sepuluh penduduk Britania Raya yang benar-benar datang ke gereja setiap minggu. Gereja Inggris (Anglikan) adalah gereja resmi di Inggris. Gereja ini masih mempertahankan perwakilannya di Parlemen Britania Raya dan Ratu Britania merupakan gubernur agungnya. Di Skotlandia, Gereja Skotlandia Presbiterian diakui sebagai gereja nasional. Gereja Skotlandia tidak tunduk pada kontrol negara dan Ratu cuma menjadi anggota biasa di gereja ini yang diwajibkan untuk bersumpah agar "memelihara dan melestarikan agama Protestan dan Pemerintahan Gereja Presbiterian" selama masa kekuasaannya. Gereja di Wales telah ‘dibubarkan’ tetapi masih tergolong dalam Komuni Anglikan. Gereja Irlandia (Anglikan) juga dibubarkan pada tahun 1870 setelah terpecahnya Irlandia. Meskipun tidak ada data konkret dari hasil sensus 2001 mengenai penganut Kristen, Ceri Peach memperkirakan bahwa 62% dari total penganut Kristen di Britania Raya adalah Anglikan, 13,5% Katolik Roma, 6% Presbiterian, 3,4% Metodis, dan sejumlah kecil denominasi dari penganut Protestan lainnya dan Gereja Ortodoks. Migrasi Britania Raya telah menerima gelombang migrasi yang berturut-turut tanpa henti. Musibah Wabah Kelaparan Besar menyebabkan kedatangan imigran asal Irlandia secara berbondong-bondong ke Britania Raya. Lebih dari 120.000 veteran Polandia menetap di Britania setelah Perang Dunia II karena tidak dapat kembali ke tanah air mereka. Pada abad ke-20, terjadi migrasi secara besar-besaran dari koloni-koloni Imperium Britania, terutama disebabkan oleh kekurangan tenaga kerja pasca Perang Dunia II. Sebagian besar imigran ini berasal dari Karibia dan Asia Selatan. Pada tahun 2010, terdapat sekitar 7 juta penduduk kelahiran asing di Britania Raya; 11,3% dari total penduduk. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,76 juta (7,7%) lahir di luar Uni Eropa dan 2,24 juta (3,6%) lahir di negara-negara anggota Uni Eropa. Proporsi penduduk kelahiran asing di Britania Raya masih sedikit lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara Eropa lainnya, namun migrasi inilah yang telah berkontribusi besar dalam meningkatkan jumlah populasi di Britania Raya antara tahun 1991 hingga 2001. Data dari Office for National Statistics (ONS) menunjukkan bahwa sebanyak 2,3 juta imigran pindah ke Britania Raya pada periode 1991-2006. Pada tahun 2008, diprediksi bahwa migrasi akan menambah jumlah penduduk Britania sebanyak 7 juta jiwa menjelang tahun 2031, meskipun perkiraan ini juga diperdebatkan. ONS melaporkan bahwa migrasi bersih dari tahun 2009 ke 2010 naik sebanyak 21 persen, atau sekitar 239.000 jiwa. Pada tahun 2011 angka ini meningkat lagi sebanyak 251.000 jiwa, di mana ditemukan bahwa terjadi sebanyak 589.000 imigrasi, dan 338.000 emigrasi. 195.046 warga negara asing menjadi warga negara Britania pada tahun 2010, sedangkan pada 1999 hanya sebanyak 54.902. Sebuah rekor baru tercipta pada tahun 2010, di mana sebanyak 241.192 WNA diberi hak sebagai penduduk tetap, di antaranya 51 persen berasal dari Asia dan 27 persen dari Afrika. Menurut statistik resmi yang dirilis pada tahun 2011, 25,1 persen dari bayi yang lahir di Inggris dan Wales pada tahun 2010 lahir dari ibu yang lahir di luar Britania Raya. Sekurang-kurangnya 5,5 juta kelahiran Britania Raya menetap di luar negeri, empat besar negara yang menjadi tujuan warga negara Britania adalah Australia, Spanyol, Amerika Serikat dan Kanada. Penduduk Britania melakukan emigrasi besar-besaran ke luar negeri pada abad ke-19. Antara tahun 1815 sampai 1930, sekitar 11,4 juta orang pindah keluar Britania dan 11,4 juta lainnya keluar Irlandia. Pada akhir abad ke-20, diperkirakan bahwa sekitar 300 juta orang keturunan Britania dan Irlandia menetap secara permanen di berbagai belahan dunia. Penduduk di negara-negara Uni Eropa, tidak terkecuali penduduk Britania Raya, memiliki hak untuk tinggal dan bekerja di negara anggota UE manapun. Britania Raya menerapkan pembatasan sementara untuk warga Rumania dan Bulgaria yang bergabung dengan Uni Eropa pada bulan Januari 2007. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Migration Policy Institute untuk Komisi Kesetaraan dan Hak Asasi Manusia menemukan bahwa antara bulan Mei 2004 dan September 2009, sekitar 1,5 juta pekerja bermigrasi dari negara-negara anggota Uni Eropa yang baru ke Britania Raya; dua-pertiganya berasal dari Polandia, namun kemudian banyak yang kembali ke tanah airnya. Resesi pada akhir 2000-an mengurangi intensitas warga Polandia yang bermigrasi ke Britania Raya. Pada tahun 2009, untuk pertama kalinya, lebih banyak penduduk dari negara-negara Uni Eropa lainnya yang meninggalkan Britania Raya daripada yang tiba. Pada tahun 2011, 13% dari total emigrasi ke Britania Raya berasal dari penduduk di negara-negara anggota UE yang baru. Pemerintah Britania Raya telah memperkenalkan sistem imigrasi berbasis poin untuk imigrasi yang berasal dari luar Kawasan Ekonomi Eropa. Pada bulan Juni 2010, pemerintah koalisi Konservatif-Liberal Demokratis menerapkan pembatasan imigrasi dari luar Uni Eropa hanya sebanyak 24.000 imigran. Kebijakan ini menimbulkan perdebatan di dalam koalisi: sekretaris bisnis Vince Cable berpendapat bahwa hal ini justru akan merugikan sektor bisnis Britania Raya. Pendidikan Setiap negara di Britania Raya memiliki sistem pendidikan tersendiri. Pendidikan di Inggris merupakan tanggung jawab dari Sekretaris Negara untuk Pendidikan, sedangkan pengelolaan harian dan pembiayaan sekolah-sekolah negeri merupakan kewajiban dari pemerintah daerah yang bersangkutan. Sistem pendidikan universal diperkenalkan di seluruh Inggris dan Wales untuk jenjang pendidikan dasar pada tahun 1870, diikuti oleh pendidikan menengah pada tahun 1900. Pendidikan diwajibkan bagi penduduk yang berusia 5 hingga 16 tahun (15 tahun bagi yang lahir pada akhir Juli atau Agustus). Mayoritas anak-anak dididik di sekolah-sekolah negeri, hanya sebagian kecil saja dari sekolah-sekolah tersebut yang memilih siswa berdasarkan kemampuan akademik. Sekolah negeri yang diperbolehkan untuk memilih siswa berdasarkan kemampuan akademik mampu mencapai prestasi yang sebanding dengan sekolah swasta yang paling selektif sekalipun; dua dari dua puluh sekolah unggul berdasarkan kriteria GSCE pada tahun 2006 adalah sekolah menengah negeri. Meskipun jumlahnya menurun, namun jumlah anak-anak yang menghadiri sekolah swasta di Inggris meningkat lebih dari 7%. Patut dicatat bahwa lebih dari setengah jumlah mahasiswa di dua universitas terkemuka; Cambridge dan Oxford berasal dari sekolah negeri. Inggris memiliki beberapa universitas yang menjadi universitas terbaik di dunia. Di antaranya adalah Universitas Cambridge, Universitas Oxford, Imperial College London dan University College London. Universitas-universitas ini merupakan universitas teratas di dunia berdasarkan peringkat yang dirilis oleh THE-QS pada tahun 2010, dengan Cambridge yang menempati posisi pertama. Kajian Sains dan Matematika Internasional (TIMSS) menempatkan para pelajar Inggris di posisi ke-7 dalam matematika dan di posisi ke-6 untuk sains di seluruh dunia. Hasil ini menunjukkan bahwa pelajar Inggris mengungguli pelajar di negara-negara Eropa lainnya, termasuk Jerman dan negara-negara Skandinavia. Pendidikan di Skotlandia adalah tanggung jawab dari Sekretaris Kabinet untuk Pendidikan dan Pembelajaran Seumur Hidup (Cabinet Secretary for Education and Lifelong Learning), sedangkan pengelolaan harian dan pembiayaan sekolah-sekolah negeri merupakan kewajiban dari pemerintah daerah yang bersangkutan. Dua lembaga publik nondepartemen memainkan peranan penting dalam pendidikan Skotlandia: Otoritas Kualifikasi Skotlandia (Scottish Qualifications Authority) bertanggung jawab atas pembangunan, akreditasi, penilaian dan sertifikasi kelayakan selain ijazah yang diberikan oleh sekolah menengah, sekolah tingkat atas institusi-institusi sejenis. Badan Learning and Teaching Scotland bertugas untuk memberikan nasihat, sumber daya dan pengembangan staf untuk komunitas pendidikan untuk mempromosikan pengembangan kurikulum dan menciptakan budaya inovasi, cita-cita, dan keunggulan. Skotlandia pertama kali mengesahkan kebijakan pendidikan wajib pada tahun 1496. Proporsi anak-anak yang menghadiri sekolah swasta di Skotlandia hanya sekitar 4%, namun dalam beberapa tahun terakhir jumlah tersebut berangsur-angsur meningkat. Pelajar di Skotlandia yang menghadiri universitas di Skotlandia tidak membayar uang kuliah ataupun biaya wisuda, karena biaya-biaya tersebut dihapuskan pada pada tahun 2001 dan 2008 masing-masingnya. Pendidikan di Irlandia Utara merupakan tanggung jawab dari Menteri Pendidikan dan Menteri Pekerjaan dan Pembelajaran, sedangkan tanggung jawab pada tingkat lokal dikelola oleh lima dewan pendidikan dan perpustakaan yang meliputi wilayah geografis yang berbeda. Dewan Kurikulum, Pemeriksaan dan Penilaian (Council for the Curriculum, Examinations & Assessment, CCEA) adalah badan yang bertanggung jawab untuk memberikan saran kepada pemerintah mengenai apa yang harus diajarkan di sekolah, memantau, serta memberikan kualifikasi pada sekolah-sekolah di Irlandia Utara. Pemerintah Wales bertanggung jawab atas pendidikan di Wales. Sebagian besar pelajar di Wales diajarkan sebagian atau seluruhnya mata pelajaran dalam bahasa Wales, pembelajaran dalam bahasa Wales diwajibkan untuk semua siswa hingga usia 16 tahun. Rencana untuk meningkatkan jumlah sekolah menengah berbahasa Wales turut dilakukan sejalan dengan kebijakan untuk membentuk masyarakat Wales yang dwi-bahasa sepenuhnya. Kesehatan Sektor kesehatan di Britania Raya juga dilimpahkan kepada setiap negara yang memiliki institusi-institusi kesehatan tersendiri, baik yang didanai oleh pemerintah, swasta, maupun pengobatan alternatif, holistik, dan pelengkap. Kesehatan publik disediakan bagi semua warga negara dan penduduk tetap Britania Raya secara percuma, namun tetap dibayar melalui pajak umum. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2000 menempatkan Britania Raya di peringkat ke-15 terbaik di Eropa dan ke-18 di dunia dalam hal penyediaan layanan kesehatan publik. Badan-badan pengawas kesehatan diorganisasikan secara menyeluruh, misalnya Dewan Pengobatan Umum, Dewan Keperawatan dan Kebidanan, dan badan-badan nonpemerintah seperti Royal College. Namun, tanggung jawab politik dan operasional dalam bidang kesehatan terletak pada empat badan eksekutif negara; kesehatan di Inggris adalah tanggung jawab dari Pemerintah Inggris, kesehatan di Irlandia Utara adalah tanggung jawab dari Eksekutif Irlandia Utara; kesehatan di Skotlandia adalah tanggung jawab Pemerintah Skotlandia, dan kesehatan di Wales adalah tanggung jawab dari Pemerintah Wales. Oleh sebab itu, setiap Layanan Kesehatan Nasional (National Health Service, NHS) memiliki kebijakan dan prioritas yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan perbedaan yang kentara sesama mereka. Sejak tahun 1979, pengeluaran negara untuk sektor kesehatan berusaha ditingkatkan secara signifikan supaya sebanding dengan dengan rata-rata anggaran kesehatan Uni Eropa. Britania Raya menghabiskan sekitar 8,4 persen dari total PDB nya untuk anggaran kesehatan; 0,5% di bawah rata-rata OECD dan 1% di bawah rata-rata Uni Eropa. Kebudayaan Kebudayaan Britania Raya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti statusnya yang sebagai negara kepulauan serta sejarahnya sebagai sebuah negara demokrasi liberal barat, adidaya, dan kesatuan politik dari empat negara yang masing-masingnya memelihara unsur-unsur tradisi, adat istiadat, dan simbolisme tersendiri. Sebagai akibat dari luasnya Imperium Britania, pengaruh Britania terlihat dalam penggunaan bahasa, sistem hukum, dan budaya di sebagian besar bekas jajahannya, termasuk Australia, Kanada, India, Afrika Selatan, Irlandia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Pengaruh budaya Britania Raya yang begitu besar menyebabkan negara ini digambarkan sebagai negara "adidaya kebudayaan". Sastra Sastra Britania mengacu pada literatur-literatur yang berhubungan dengan Britania Raya, Pulau Man, dan Kepulauan Channel. Sebagian besar sastra Britania ditulis dalam bahasa Inggris. Pada tahun 2005, sekitar 206.000 buku diterbitkan di Britania Raya, dan pada tahun 2006, negara ini menjadi negara dengan penerbitan buku terbesar di dunia. Dramawan dan penyair Inggris, William Shakespeare, secara luas dianggap sebagai dramawan terbesar sepanjang masa, dan tokoh lain yang sezaman dengannya seperti Christopher Marlowe dan Ben Jonson juga diagung-agungkan sampai saat ini. Baru-baru ini, dramawan Britania seperti Alan Ayckbourn, Harold Pinter, Michael Frayn, Tom Stoppard dan David Edgar juga terkenal karena menggabungkan unsur surealisme, realisme dan radikalisme. Penulis Inggris terkemuka dari era pramodern antara lain Geoffrey Chaucer (abad ke-14), Thomas Malory (abad ke-15), Sir Thomas More (abad ke-16), dan John Milton (abad ke-17). Dari abad ke-18 tercatat nama-nama seperti Daniel Defoe (pengarang Robinson Crusoe) dan Samuel Richardson yang memelopori novel modern. Sementara dari abad ke-19 ada Jane Austen, novelis gotik Mary Shelley, penulis buku anak-anak Lewis Carroll, Brontë bersaudari, aktivis sosial Charles Dickens, naturalis Thomas Hardy, realis George Eliot, penyair visionaris William Blake, dan penyair roman William Wordsworth. Sedangkan penulis-penulis Inggris yang berasal dari abad ke-20 antara lain: novelis fiksi ilmiah H. G. Wells; penulis cerita anak-anak klasik Rudyard Kipling, A. A. Milne (pencipta Winnie-the-Pooh), Roald Dahl, dan Enid Blyton; D. H. Lawrence; modernis Virginia Woolf; satiris Evelyn Waugh; George Orwell; W. Somerset Maugham dan Graham Greene; penulis novel kriminal Agatha Christie (novelis dengan karya terlaris sepanjang masa); Ian Fleming (pencipta James Bond); penyair T. S. Eliot, Philip Larkin dan Ted Hughes; serta penulis fantasi J. R. R. Tolkien (The Lord of the Rings), C. S. Lewis (Narnia) dan J. K. Rowling (Harry Potter). Kontribusi Skotlandia dalam kesusasteraan Britania di antaranya penulis cerita detektif Arthur Conan Doyle (pencipta Sherlock Holmes), sastrawan roman Sir Walter Scott, penulis cerita anak-anak J. M. Barrie, petualangan epik Robert Louis Stevenson dan penyair Robert Burns. Penulis modernis dan nasionalis terbaru, Hugh MacDiarmid dan Neil M. Gunn berkontribusi dalam Renaissance Skotlandia. Penulis lainnya juga termasuk Ian Rankin dan novelis horor-komedi Iain Banks. Ibu kota Skotlandia, Edinburgh, adalah kota pertama di dunia yang dinobatkan oleh UNESCO sebagai Kota Sastra. Puisi tertua Britania yang terkenal, Y Gododdin, ditulis di Yr Hen Ogledd (The Old North), kemungkinan besar berasal dari akhir abad ke-6. Puisi ini ditulis dalam bahasa Cumbric atau Wales Kuno dan dikenal sebagai referensi paling awal yang berisi tentang legenda Raja Arthur. Pada abad ketujuh, hubungan antara Wales dan Old North hilang, dan fokus kebudayaan berbahasa-Wales bergeser ke Wales, di mana legenda Raja Arthur dikembangkan lebih lanjut oleh Geoffrey dari Monmouth. Penyair Wales paling terkenal dari abad pertengahan termasuk Dafydd ap Gwilym (1320–1370), penulis puisi dengan tema alam, agama, dan terutama cinta. Ia secara luas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar Eropa pada zamannya. Sampai akhir abad ke-19, sebagian besar literatur berbahasa Wales berada di Wales dan sebagian besar adalah mengenai prosa keagamaan. Daniel Owen dikreditkan sebagai novelis bahasa Wales yang pertama, yang menerbitkan Rhys Lewis pada tahun 1885. Novelis Wales terkemuka dari abad kedua puluh di antaranya Richard Llewellyn dan Kate Roberts. Penulis dengan kebangsaan negara lain, terutama dari negara-negara Persemakmuran, Republik Irlandia, dan Amerika Serikat, pernah menetap dan bekerja di Britania Raya. Orang-orang ini termasuk Jonathan Swift, Oscar Wilde, Bram Stoker, George Bernard Shaw, Joseph Conrad, T.S. Eliot, Ezra Pound dan penulis British kelahiran asing baru-baru ini; Kazuo Ishiguro dan Sir Salman Rushdie. Musik Berbagai genre musik populer di Britania Raya, mulai dari musik tradisional Inggris, Wales, Skotlandia dan Irlandia Utara, hingga musik heavy metal. Komposer musik klasik terkenal dari Britania Raya antara lain William Byrd, Henry Purcell, Sir Edward Elgar, Gustav Holst, Sir Arthur Sullivan (dikenal karena bekerja sama dengan Sir W.S. Gilbert), Ralph Vaughan Williams dan Benjamin Britten (pelopor opera Britania modern). Sir Peter Maxwell Davies adalah salah satu komposer terkenal yang masih hidup dan baru-baru ini diangkat menjadi Master of the Queen's Music. Britania Raya juga menjadi lokasi dari orkestra simponi dan paduan suara terkenal di dunia seperti BBC Symphony Orchestra dan London Symphony Chorus. Konduktor ternama termasuk Sir Simon Rattle, John Barbirolli dan Sir Malcolm Sargent. Beberapa komposer skor film terkemuka seperti John Barry, Clint Mansell, Mike Oldfield, John Powell, Craig Armstrong, David Arnold, John Murphy, Monty Norman dan Harry Gregson-Williams juga berasal dari Britania Raya. George Frideric Handel, meskipun lahir di Jerman, adalah warga negara Britania naturalisasi. Andrew Lloyd Webber telah mencapai sukses besar secara komersial di seluruh dunia dan merupakan komposer teater musikal produktif, karyanya telah mendominasi Teater West End selama beberapa tahun dan bahkan telah menembus Broadway di New York. The Beatles telah menghasilkan penjualan rekaman secara internasional lebih dari satu miliar unit dan merupakan grup musik yang paling laris dan paling berpengaruh dalam sejarah musik populer. Musisi-musisi terkemuka Britania yang turut memengaruhi perkembangan musik pop selama 50 tahun terakhir di antaranya: The Rolling Stones, Led Zeppelin, Pink Floyd, Queen, Bee Gees, dan Elton John, semuanya menghasilkan rekor penjualan lebih dari 200 juta keping album. Brit Awards adalah penghargaan tahunan untuk industri musik di Britania. Beberapa musisi yang telah menerima penghargaan sebagai Outstanding Contribution antara lain: The Who, David Bowie, Eric Clapton, Rod Stewart dan The Police. Musisi Britania baru-baru ini yang sukses secara internasional termasuk Coldplay, Radiohead, Oasis, Muse, Spice Girls, Amy Winehouse, Adele, dan yang terbaru, One Direction. Sejumlah kota di Britania Raya juga terkenal karena musiknya. Musisi asal Liverpool telah menghasilkan singel hit nomor satu di tangga-tangga lagu internasional lebih banyak dibandingkan dengan kota manapun di dunia. Kontribusi Glasgow di dunia musik diakui pada tahun 2008 saat UNESCO menobatkannya sebagai salah satu dari tiga Kota Musik Dunia. Seni rupa Sejarah seni rupa Britania Raya merupakan bagian dari sejarah seni Barat. Seniman Britania yang terkenal di antaranya: romantisis William Blake, John Constable, Samuel Palmer dan J.M.W. Turner; pelukis potret Sir Joshua Reynolds dan Lucian Freud; seniman lanskap Thomas Gainsborough dan L. S. Lowry; pelopor Gerakan "Seni dan Kerajinan" William Morris; pelukis figuratif Francis Bacon; seniman pop Peter Blake, Richard Hamilton dan David Hockney; duo Gilbert dan George; seniman abstrak Howard Hodgkin; pematung Antony Gormley, Anish Kapoor dan Henry Moore. Selama periode 1980-an dan 1990-an, Saatchi Gallery di London membantu menarik perhatian publik terhadap kelompok seniman multi-genre yang dikenal sebagai "Seniman Muda Britania", Damien Hirst, Chris Ofili, Rachel Whiteread, Tracey Emin, Mark Wallinger, Steve McQueen, Sam Taylor-Wood dan Chapman Bersaudara adalah beberapa seniman yang menjadi anggota dari kelompok ini. Royal Academy di London adalah organisasi kunci untuk mempromosikan seni rupa Britania Raya. Sekolah-sekolah seni terkemuka di Britania Raya di antaranya University of the Arts London, yang terdiri dari Central Saint Martins College of Art and Design dan Chelsea College of Art and Design; Goldsmiths, Universitas London; Slade School of Fine Art (bagian dari University College London); Glasgow School of Art; Royal College of Art; dan The Ruskin School of Drawing and Fine Art (bagian dari Universitas Oxford). Courtauld Institute of Art adalah pusat utama dalam pengajaran sejarah seni. Galeri seni yang terkemuka di Britania Raya termasuk: National Gallery, National Portrait Gallery, Tate Britain dan Tate Modern (galeri seni modern yang paling banyak dikunjungi di dunia, dengan lebih dari 4,7 juta pengunjung per tahun). Perfilman Britania Raya memiliki pengaruh yang besar terhadap sejarah perfilman dunia. Sutradara British seperti Alfred Hitchcock dan David Lean adalah beberapa sutradara yang diakui sebagai sutradara paling kritis sepanjang masa, juga beberapa sutradara-sutradara terkemuka seperti Charlie Chaplin, Michael Powell, Carol Reed dan Ridley Scott. Banyak pemeran British yang sukses mencapai ketenaran internasional dan keberhasilan secara kritis, di antaranya: Julie Andrews, Richard Burton, Michael Caine, Charlie Chaplin, Sean Connery, Vivien Leigh, David Niven, Laurence Olivier, Peter Sellers, Kate Winslet, dan banyak lagi aktris dan aktor asal Britania yang tak terhitung jumlahnya. Beberapa film-film terlaris sepanjang masa juga diproduksi di Britania Raya, film-film ini termasuk waralaba film dengan pendapatan tertinggi; Harry Potter dan James Bond. Ealing Studios di London di klaim sebagai studio film tertua di dunia yang masih tetap bertahan sampai saat ini. Meskipun banyak yang sukses, industri perfilman di Britania Raya sering diperdebatkan mengenai identitas dan besarnya pengaruh Amerika (Hollywood) dan Eropa. Banyak perusahaan film-film Britania yang bekerja sama dengan produser film-film Amerika, sering kali film-film tersebut juga menggunakan aktor dan aktris dari kedua negara. Pemeran British juga sering dilibatkan dalam film-film Hollywood. Film-film sukses Hollywood kebanyakan ceritanya juga didasarkan pada orang-orang Britania, sejarah, ataupun peristiwa di Britania Raya, film-film ini di antaranya: Titanic, The Lord of the Rings, Pirates of the Caribbean, dan film animasi Disney "Siklus Inggris" (Alice in Wonderland, Peter Pan dan Robin Hood). Pada tahun 2009, perfilman Britania Raya meraup pendapatan sekitar $ 2 miliar di seluruh dunia dengan pangsa pasar sekitar 7% secara global dan 17% di Britania Raya. Box-office film-film Britania menghasilkan sekitar £ 944 juta pada tahun 2009, dengan penerimaan sekitar 173 juta. British Film Institute merilis suatu hasil jajak pendapat yang dikenal dengan "seratus film Britania terbaik sepanjang masa" (BFI Top 100 British films). Ajang tahunan British Academy Film Awards diselenggarakan oleh British Academy of Film and Television Arts dan merupakan ajang yang setara dengan Oscar di Amerika Serikat. Media BBC, yang didirikan pada tahun 1922, adalah lembaga penyiaran publik Britania Raya dan merupakan lembaga penyiaran tertua dan terbesar di dunia. BBC mengoperasikan sejumlah stasiun televisi dan radio di Britania Raya dan di luar negeri. Media utama lainnya di Britania Raya adalah ITV plc, yang mengelola 11 dari 15 stasiun televisi regional yang membentuk ITV Network, dan News Corporation, yang memiliki sejumlah media cetak nasional dan internasional yang populer seperti tabloid The Sun dan harian The Times. Perusahaan ini juga memegang saham terbesar di British Sky Broadcasting, yaitu saluran televisi satelit Britania Raya. London mendominasi sektor media di Britania Raya: surat kabar, stasiun radio dan televisi nasional bermarkas di sini, meskipun Manchester juga signifikan dalam hal pusat pers nasional. Edinburgh, Glasgow, dan Cardiff, merupakan pusat utama dari produksi surat kabar dan penyiaran di Skotlandia dan Wales. Sektor penerbitan Britania Raya, termasuk buku, direktori dan database, jurnal, majalah dan media bisnis, surat kabar dan kantor berita, memiliki omzet gabungan sekitar £ 20 miliar dan mempekerjakan sekitar 167.000 karyawan. Pada tahun 2009, diperkirakan bahwa rata-rata individu di Britania Raya menonton televisi 3,75 jam dan mendengarkan radio 2,81 jam per hari. Pada tahun yang sama, Lembaga Penyiaran Publik BBC menyumbangkan sekitar 28,4% dari total keseluruhan penonton televisi. Tiga saluran independen utama lainnya menyumbangkan sekitar 29,5% dan sisanya ditempati oleh saluran digital dan satelit lainnya (42,1%). Penjualan surat kabar telah jauh merosot sejak tahun 1970-an. Pada tahun 2009, 42% dari penduduk Britania Raya dilaporkan membaca surat kabar harian nasional. Pada tahun 2010, 82,5% dari total populasi Britania Raya adalah pengguna internet, jumlah ini merupakan yang tertinggi di antara 20 negara lainnya dan menjadi jumlah total pengguna terbesar pada tahun itu. Filsafat Britania Raya terkenal dengan tradisi “British Empiricism”, salah satu cabang filsafat ilmu yang menyatakan bahwa semua pengetahuan yang berasal dari pengalaman manusia adalah valid, dan juga “Filsafat Skotlandia” atau ‘Aliran Akal Sehat Skotlandia’ (Scottish School of Common Sense). Filsuf-filsuf terkenal yang berasal dari British Empiricism adalah John Locke, George Berkeley dan David Hume. Sedangkan Dugald Stewart, Thomas Reid dan William Hamilton adalah filsuf utama yang mengamalkan aliran "akal sehat" Skotlandia. Dua warga Britania lainnya yang juga terkenal karena teori filsafat moral utilitarianisme adalah Jeremy Bentham, dan kemudian diikuti oleh John Stuart Mill (dengan karangannya yang berjudul Utilitarianisme). Filsuf Britania terkemuka lainnya antara lain: Duns Scotus, John Lilburne, Mary Wollstonecraft, Francis Bacon, Adam Smith, Thomas Hobbes, William Ockham, Bertrand Russell dan A.J. "Freddie" Ayer. Filsuf kelahiran asing yang menetap di Britania termasuk Isaiah Berlin, Karl Marx, Karl Popper dan Ludwig Wittgenstein. Olahraga Cabang-cabang olahraga seperti sepak bola, liga rugbi, uni rugbi, dayung, tinju, bulu tangkis, kriket, tenis, panahan dan golf, berasal, atau secara substansial dikembangkan di Britania Raya. Sebuah jajak pendapat pada tahun 2003 menemukan bahwa sepak bola adalah olahraga paling populer di Britania Raya. Dalam sebagian besar kompetisi olahraga internasional, masing-masing tim secara terpisah mewakili Inggris, Wales dan Skotlandia. Irlandia Utara biasanya bergabung dengan Republik Irlandia dan mewakili Irlandia secara keseluruhan, dengan pengecualian di Pesta Olahraga Persemakmuran dan sepak bola. Dalam konteks olahraga, tim-tim ini secara kolektif dapat disebut sebagai Home Nations. Namun ada kesempatan di mana tim olahraga tunggal diperkenankan mewakili Britania Raya, salah satunya di ajang Olimpiade, di mana United Kingdom diwakili oleh tim Britania Raya (Great Britain team). London adalah tempat diselenggarakannya Olimpiade Musim Panas 1908 dan 1948, dan pada tahun 2012 menjadi satu-satunya kota yang telah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas sebanyak tiga kali. Masing-masing Home Nations memiliki tim sepak bola, tim nasional dan sistem liga tersendiri, meskipun beberapa klub ada yang bermain di luar sistem negara mereka untuk berbagai alasan historis dan logistik. Tim nasional sepak bola Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara bersaing sebagai negara terpisah dalam kompetisi internasional. Akibatnya, Britania Raya juga tidak pernah bersaing sebagai sebuah tim dalam ajang sepak bola di Olimpiade. Namun, tim sepak bola negara-negara tersebut disatukan menjadi tim Olimpiade Britania Raya oleh The Football Association untuk berlaga dalam Olimpiade London 2012. Tim sepak bola Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara menolak untuk berpartisipasi, takut bahwa hal itu akan merusak status independen mereka, ketakutan ini dikonfirmasikan oleh presiden FIFA, Sepp Blatter. Kriket ditemukan di Inggris. Tim kriket Inggris dikelola oleh Badan Kriket Inggris dan Wales, dan merupakan satu-satunya tim nasional di Britania Raya dengan status uji. Anggota tim diambil dari county-county utama di Inggris dan Wales. Pemain kriket Irlandia dan Skotlandia juga diperkenankan bermain untuk tim Inggris karena tidak ada tim di Skotlandia dan Irlandia yang telah mendapatkan status uji. Inggris (bersama Wales), Skotlandia, Irlandia (bersama Irlandia Utara) sudah pernah berkompetisi di Piala Dunia Kriket, dan hanya Inggris yang sukses mencapai final pada tiga kesempatan. Terdapat sebuah kejuaraan liga profesional yang menghadirkan 17 tim yang mewakili county di Inggris dan satu tim mewakili Wales. Liga rugbi adalah olahraga yang juga populer di beberapa daerah di Britania Raya. Cabang ini berasal dari Huddersfield dan secara umum juga dimainkan di Irlandia Utara. Sebuah tim tunggal bernama 'Great Britain Lions' yang mewakili Britania Raya berkompetisi dalam Piala Dunia Liga Rugbi dan pertandingan uji coba. Namun peraturan ini berubah pada tahun 2008. Akibatnya, saat ini Inggris, Skotlandia, dan Irlandia masing-masingnya berkompetisi sebagai negara terpisah. Britania Raya masih tetap dipertahankan sebagai tim nasional saat tur melawan Australia, Selandia Baru, dan Prancis. Liga super adalah tingkat tertinggi dari liga rugbi profesional di Britania Raya dan Eropa. Liga ini terdiri dari 11 tim yang mewakili Irlandia Utara, 1 dari London, 1 dari Wales dan 1 dari Prancis. Kejuaraan Enam Negara, yang diikuti oleh empat negara Home Nations beserta Italia dan Prancis, merupakan turnamen uni rugbi inernasional utama di belahan bumi utara. Badan keolahragaan Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara mengelola pertandingan secara terpisah. Masing-masing negara memiliki tim internasional peringkat atas. Negara Home Nations yang berhasil mengalahkan tiga negara Home Nations lainnya dalam kompetisi tersebut dianugerahi gelar Triple Crown. Cabang tenis lapangan rumput berasal dari Birmingham dan pertama kali dimainkan antara tahun 1859 dan 1865. Kejuaraan Wimbledon adalah ajang kompetisi tenis internasional yang diselenggarakan di Wimbledon, London Selatan setiap musim panas dan dianggap sebagai acara paling bergengsi dalam kalender tenis global. Biliar adalah salah satu cabang olahraga ekspor yang populer di Britania Raya. Kejuaraan dunia untuk cabang ini diselenggarakan setiap tahun di Sheffield. Di Irlandia Utara, sepak bola Gaelik dan hurling adalah dua olahraga yang populer, baik dari segi tim dan penonton. Sedangkan shinty (atau camanachd) adalah cabang olahraga sangat populer di dataran tinggi Skotlandia. Pacuan kuda thoroughbred diadakan pertama kali pada masa pemerintahan Charles II dari Inggris sebagai "olahraga raja", dan juga sangat populer di Britania Raya dan di dunia pacuan kuda dengan pertandingan-pertandingan seperti Grand National, Epsom Derby, Royal Ascot dan Cheltenham National Hunt Festival (termasuk Cheltenham Gold Cup). Britania Raya telah terbukti sukses secara internasional dalam cabang dayung. Golf, yang lahir di Skotlandia adalah cabang olahraga paling populer keenam di Britania Raya. Lapangan golf tertua di dunia berlokasi di Musselburgh Links' Old Golf Course. Britania Raya sangat erat kaitannya dengan olahraga otomotif. Banyak tim dan pembalap di Formula Satu yang berbasis di negara ini, dan para pembalap dari Britania Raya telah memenangkan gelar juara dunia lebih banyak dibandingkan dengan negara manapun. Britania Raya menjadi tuan rumah F1 Grand Prix pertama pada tahun 1950 di Sirkuit Silverstone. Sirkuit ini saat ini menjadi lokasi digelarnya Grand Prix Britania yang diadakan setiap tahun pada bulan Juli. Negara ini juga menjadi tuan rumah dari World Rally Championship dan memiliki kejuaraan balap mobil turing sendiri, yaitu British Touring Car Championship (BTCC). Simbol Bendera kebangsaan Britania Raya bernama Union Flag (juga disebut dengan Union Jack). Bendera ini pertama kali diciptakan pada tahun 1606 dengan kombinasi dari Bendera Inggris dan Bendera Skotlandia, dan diperbarui pada tahun 1801 dengan penambahan Bendera Saint Patrick Irlandia. Wales tidak terwakili dalam Union Flag karena Wales telah ditaklukkan dan dianeksasi oleh Inggris sebelum terbentuknya Britania Raya. Namun, kemungkinan untuk mendesain ulang Union Flag dan menyertakan keterwakilan Wales masih dipertimbangkan. Lagu kebangsaan Britania Raya adalah "God Save the King" (Tuhan Selamatkan Raja), namun kata "King" (Raja) diganti dengan “Queen” (Ratu) apabila takhta dipegang oleh seorang wanita. Britannia merupakan personifikasi nasional Britania Raya, yang berasal dari era pemerintahan Britania Romawi. Britannia dilambangkan sebagai seorang wanita muda dengan rambut cokelat atau emas yang mengenakan helm Korinthos dan jubah putih. Dia memegang sebatang trisula Poseidon dan sebuah perisai bergambar Union Flag. Tekadang ia juga dideskripsikan sedang menunggangi seekor singa. Sejak kejayaan Imperium Britania, Britannia juga dikaitkan dengan penguasaan lautan, seperti yang diperdengarkan dalam lagu patriotik Rule, Britannia!. Sampai tahun 2008, simbol singa digambarkan bersama Britannia pada koin lima puluh pence Britania, dan satu lagi memakai mahkota di belakang koin 10 pence. Singa juga digunakan sebagai lambang pada bendera nonseremonial Angkatan Darat Britania Raya. Anjing bulldog kadang-kadang digunakan pula oleh beberapa pihak sebagai simbol Britania Raya dan dikaitkan dengan perjuangan Winston Churchill dalam menentang Jerman Nazi. Catatan Bacaan lebih lanjut Referensi Pranala luar Situs pemerintahan Situs resmi HM Government Situs resmi Monarki Britania Buku tahunan Britania Raya statistik Situs resmi Perdana Menteri Britania Raya Informasi umum Britania Raya di BBC News Britania Raya dari UCB Libraries GovPubs Britania Raya di Encyclopædia Britannica Britania Raya dari OECD Britania Raya di EU Prakiraan Pembangunan Britania Raya dari International Futures Travel Panduan wisata resmi Britania Raya kewarganegaraan Britania uji Monarki konstitusional Negara di Eropa Negara G8 Negara G20 Negara kepulauan Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa Negara anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa
13,365
712
https://id.wikipedia.org/wiki/Hatikvah
Hatikvah
"Hatikvah" ( haTīqvā, , secara harfiah berarti "Harapan") adalah sebuah puisi Yahudi abad ke-19 dan juga merupakan lagu kebangsaan Israel. Tema dari komposisi romantik melambangkan harapan berumur 2000 tahun para Yahudi untuk merebut kembali dan kembali ke Tanah Israel dan mendirikan sebuah bangsa yang bebas dan merdeka. Lirik dari lagu ini diadaptasi dari sebuah puisi karya Naftali Herz Imber, yang merupakan seorang pembuat puisi beragama Yahudi dari Złoczów (yang sekarang merupakan Zolochiv, Ukraina), yang pada masa itu masih dibawah kekuasaan Kerajaan Galisia dan Lodomeria dibawah pemerintahan Austria. Imber menulis versi pertama dari puisi ini pada tahun 1877 saat dia merupakan tamu dari perguruan agama Yahudi di Iași, Romania. Sejarah Naskah teks dari Hatikvah ditulis pada tagun 1878 oleh Naftali Herz Imber, penyair Yahudi dari Zolochiv (), sebuah kota yang dijuluki sebagai "Kota para Penyair", yang merupakan bagian dari Polandia Austria pada masa itu, yang pada masa sekarang berada di Ukraina. Kata-katanya yang berbunyi "Lashuv le'eretz avotenu" (kembali ke tanah nenek moyang) merupakan sepatah dari aspirasinya. Pada tahun 1882, Imber menetap di Palestina yang pada masa itu masih dibawah kekuasaan Dinasti Ottoman dan membacakan puisinya kepada para penduduk desa di Rishon LeZion, Rehovot, Gedera, dan Yesud Hama'ala, yang hampir seluruh penduduknya beragama Yahudi. Pada tahun 1891, Samuel atau Shmuel Cohen, yang merupakan penduduk desa Rishon LeZion yang masih berumur muda (sekitar 17-18 tahun) dengan latar belakang sebagai musisi, menyanyikan puisi tersebut dengan melodi yang dia tahu berasal dari Rumania dan membuat puisi tersebut sebagai sebuah lagu setelah melihat tanggapan berupa ekspresi emosional yang ditunjukkan dari para petani beragama Yahudi setelah mendengar puisi tersebut. Adaptasi musikal Cohen kemudian dianggap sebagai katalis dan membuat puisi tersebut tersebar dengan cepat diantara komunitas Zionis di Palestina. Puisi sembilan stanza karya Imber yang berjudul "Tikvatenu" ("Harapan"), merupakan pembubuhan dan penyampaian pikiran dan perasaannya terhadap pendirian dari Petah Tikva (secara harfiah berarti "Pembuka Harapan" atau Pintu Harapan) yang dipublikasikan dalam buku terbitan Imber yang pertama yang berjuful , diadopsi oleh Hovevei Zion sebagai lagu organisasi mereka dan kemudian menjadi lagu Gerakan Zionis. Sebelum pendirian Israel Organisasi Zionis mengadakan dua kompetisi untuk membuat lagu kebangsaan, yang pertama diadakan pada tahun 1898 dan yang kedua, pada Kongres Zionis Keempat, pada tahun 1900. Kualitas dari semua yang diajukan pada kompetisi tersebut dianggap kurang memuaskan dan tidak ada satupun yang terpilih. Namun, karya Imber, "Tikvatenu", tengah populer pada masa itu, dan lagu tersebut dinyanyikan pada Kongres Zionis Kelima di Basel pada 1901. Kemudian pada Kongres Zionis Keenam di Basel pada 1903, puisi tersebut dinyanyikan oleh orang-orang yang kemungkinan merupakan penerima proposal Skema Uganda (pendirian negara Yahudi di Uganda), dan mereka yang mendukung tanah air Yahudi di Palestina yang diungkapkan dalam baris "Mata masih tertuju pada Zion". Meskipun puisi itu dinyanyikan pada kongres-kongres berikutnya, hanya pada Kongres Zionis Ke-18 di Praha pada tahun 1933, sebuah mosi disahkan secara resmi yang mengadopsi "Hatikvah" sebagai lagu gerakan Zionis. Sedangkan, bekas pemerintahan Inggris di Palestina melarang dan mencekal nyanyian dan siaran ini secara publik sejak 1919 atas respon meningkatnya aktifitas politikal anti-Zionis pada kalangan bangsa Arab. Selain itu, mantan anggota dari Sonderkommando meloparkan bahwa lagu tersebut dinyanyikan secara spontan oleh Yahudi Ceko saat sedang dipukuli oleh prajurit Waffen-SS di gerbang masuk kapsul gas Auschwitz-Birkenau pada 1944. Penggunaan sebagai lagu kebangsaan Saat Israel didirikan pada tahun 1948, "Hatikvah" secara tidak resmi langsung menjadi lagu kebangsaan. Lagu ini tidak menjadi lagu kebangsaan resmi sampai November 2004. Peresmian ini juga membuat lagu ini mengalami perombakan dan revisi dikarenakan adanya sanksi yang diberikan oleh Knesset dalam amandemen Peraturan Bendera dan Lambang Negara (sekarang diganti menjadi Peraturan Bendera, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan. Dalam revisi ini, teks lagu kebangsaan resmi hanya mengandung stanza pertama dan menghilangkan bagian yang lainnya dari puisi asli. Musik Melodi untuk "Hatikvah" diambil dari lagu asal Italia abad ke-16 "La Mantovana", yang dikomposisikan oleh Giuseppe Cenci (Giuseppino del Biado) sekitar tahun 1600 dengan baris "Fuggi, fuggi, fuggi da questo cielo". Penampakan pertama dari lagu ini dalam bentik tertulis terdapat pada koleksil del Biado's dari madrigal. Lagu ini kemudian dikenal sebagai di Italia pada abad ke-17 awal. Melodi ini kemudian mendapat penggunaan secada luas di Renaissance Europe, sebagai judul yang berbeda-beda, seperti , dan . Melodi ini juga merupakan basis dari banyak lagu daerah di Eropa tengah, sebagai contoh, lagu anak-anak orang Slovenia, . Melodi ini juga digunakan oleh komposer asal Ceko, Bedřich Smetana dalam set syair simfoniknya untuk merayakan Bohemia, Má vlast (Kampung halamanku'), yang judul dari syairnya dinamakan sebagai sungai yang mengalir melalui Prague, Vltava. Melodi ini juga diginakan oleh komposer asal Prancis, Camille Saint-Saëns dalam Rhapsodie bretonne. Adaptasi untuk Hatikvah oleh Samuel Cohen pada 1888 diambil dari lagu yang dia dengar Rumania dan disenandukan beberapa tahun sebelumnya, yakni, "Carul cu boi" (Sapi jantan mengendarai gerobak). Harmonisasi dari "Hatikvah" tergolong tidak biasa untuk sebuah lagu kebangsaan karena skala minor, yang biasanya menghasilkan nada yang terkesan menyedihkan. Namun, judul dari lagu ini, Harapan, dan kalimat yang terkandung didalamnya, menunjukkan bahwa lagu ini memiliki kesan optimistik. Teks resmi Teks resmi lagu kebangsaan sesuai dengan bait pertama dan refrein yang diubah dari puisi sembilan bait asli oleh Naftali Herz Imber. Lirik berikut merupakan lirik dari Hatikvah yang ditulis dalam bahasa Ibrani dengan transliterasi pengucapannya dan arti dalam bahasa Indonesia Lirik dalam bahasa Ibrani Arti dalam bahasa Indonesia Interpretasi Beberapa orang membandingkan baris pertama dari refrain yang berbunyi: "Harapan kita masih belum padam" (""), dengan pembukaan lagu kebangsaan Polandia, "Polandia masih belum hilang" ("") ataupun dengan lagu kebangsaan Ukraina, "Ukraina masih belum hilang" (""). Baris ini mungkin juga merupakan sebuah kiasan Injil dari Pengeliharan dari Tulang yang Telah Mengering dalam Ezekiel (Ezekiel 37: "…Lihatlah, mereka berkata, Tulang kita sudah mengering, dan harapan kita menghilang (Bahasa Ibrani:אבדה תקותנו)"), menggambarkan keputusasaan orang-orang Yahudi di pengasingan, dan janji Tuhan untuk menebus mereka dan membawa mereka kembali ke Tanah Israel. Teks resmi dari Hatikvah terdiri dari satu kalimat kompleks yang mengandung dua klausa: klausa subordinat yang menunjukkan kondisi (Selama... Jiwa masih mendamba... Dan... Sebuah mata masih memandang...), sementara klausa independen menunjukkan hasil (Harapan kita masih belum hilang... Untuk menjadi sebuah bangsa merdeka di tanah sendiri). Oleh karena itu, teks ini cenderung pendek. Proposal lain dan keberatan atas penggunaan Keberatan oleh orang-orang Yahudi yang religius Beberapa orang Yahudi Ortodox telah mengkritik Hatikvah karea kurangnya kalimat yang menyebutkan Tuhan ataupun Torah. Sedangkan, Rabbi Abraham Isaac Kook pernah mengajukan proposal untuk menggantikan "Hatikvah" dengan sebuah lagu kebangsaan lain yang berjudul HaEmunah" ("Keyakinan") dan dia tulis. Akan tetapi dia tidak keberatan dengan nyanyian "Hatikvah", dan bahkan mendukungnya. Selain itu, J. Simcha Cohen menuliskan bahwa Dovid Lifshitz menggunakan "Lihyot am dati": "untuk menjadi negara yang beriman ditanah sendiri" dalam lagu kebangsaan versinya. Keberatan oleh orang Israel bukan YahudiLiberalism and the Right to Culture yang ditulis oleh Avishai Margalit dan Moshe Halbertal, memberikan perspektif ilmiah sosial tentang dinamika budaya di Israel, sebuah negara yang merupakan rumah penting bagi banyak kelompok agama yang beragam. Margalit dan Halbertal meliput berbagai tanggapan terhadap "Hatikvah", yang mereka tetapkan sebagai lagu asli gerakan Zionis, yang menyimpan harapan 2.000 tahun untuk kembali ke tanah air ("Zion dan Yerusalem") setelah masa pengasingan yang cukup lama. Media ini digunakan untuk memperkenalkan kontroversi lagu kebangsaan Israel, penulis jurnal memberikan dua contoh di mana "Hatikvah" ditolak karena keterasingan yang diciptakannya antara kelompok budaya minoritas Israel dan politik nasional Yahudi, juga, orang-orang yang keberatan menemukan masalah hanya dengan kenyataan bahwa lagu kebangsaan hanya ditujukan khusus untuk orang Yahudi sementara sebagian besar warga negara bukanlah orang Yahudi dan tidak memiliki hubungan apapun dengan implikasi dari lagu kebangsaan tersebut, terlepas dari kenyataan bahwa banyak negara agama lain (sepertinya contohnya negara Islam) juga memiliki lagu kebangsaan yang menekankan agama mereka. Kemudian, Margalit dan Halbertal juga membahas masalah tentang banyak warga Israel-Arab yang menghadapi kesulitan dikarenakan mereka harus mendedikasikan diri pada identitas historis atau agama mereka. Selain itu, orang Israel-Arab menolak Hatikvah'' karena kalimat yang ada didalamnya terkesan hanya cocok untuk para orang Yahudi, khususnya pada baris "Jiwa seorang Yahudi mendamba", sehingga lagu ini sering dikatakan sebagai lagu yang mencegah orang non-Yahudi untuk menyanyikannya. Sementara, pada tahun 2001, Saleh Tarif, orang non-Yahudi pertama yang diangkat dalam kabinet Israel dalam sejarah menolak untuk menyanyikan "Hatikvah". Sedangkan Raleb Majadale, pada 2007 menjadi menteri Muslim pertama yang diangkat dalam Kabinet Israel mencuatkan kontroversi saat dia secara publik menolak menyanyikan lagu tersebut dan mengatakan bahwa lagu tersebut ditulis hanya untuk orang Yahudi. Kemudian pada tahun 2012, Salim Joubran, seorang hakim Arab Israel di Mahkamah Agung Israel, tidak ikut menyanyikan "Hatikvah" selama upacara menghormati pensiunnya ketua pengadilan, Dorit Beinisch. Dari waktu ke waktu proposal telah dibuat untuk mengubah lagu kebangsaan atau memodifikasi teks agar lebih dapat diterima oleh orang Israel non-Yahudi. Sampai saat ini tidak ada proposal yang berhasil mendapatkan dukungan luas. Lihat juga Simbol Nasional Israel Budaya Israel Lagu Israel Catatan Referensi Pranala luar MP3 Hatikva National Anthem of Israel: HaTikva Partitur lengkap Lagu HaTikva untuk Piano Lagu kebangsaan Lagu Israel Israel
1,464
723
https://id.wikipedia.org/wiki/Politik
Politik
Politik (serapan dari ) adalah proses pembentukan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini adalah upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Ini dapat digunakan secara positif dalam konteks solusi politik yang berkompromi dan tanpa kekerasan, atau secara diskriptif sebagai seni atau ilmu pemerintahan, tetapi juga sering membawa konotasi negatif. Konsep setelah didefinisikan dalam berbagai cara, dan pendekatan yang berbeda memiliki pandangan yang berbeda secara mendasar tentang apakah itu harus digunakan secara luas atau terbatas, secara empiris atau normatif, dan apakah konflik atau kerjasama lebih penting untuk itu. Berbagai metode digunakan dalam politik, termasuk mempromosikan pandangan politik sendiri antara orang-orang, negosiasi dengan subjek politik lain, membuat undang-undang, dan menggunakan kekuatan internal dan eksternal, termasuk perang melawan musuh. Politik dijalankan pada berbagai tingkatan sosial, dari klan atau suku masyarakat tradisional, melalui pemerintah lokal moderen, perusahaan dan lembaga hingga negara berdaulat, hingga tingkat internasional. Di negara bangsa moderen, orang sering membentuk partai politik untuk mewakili ide-ide mereka. Anggota partai sering setuju untuk mengambil posisi yang sama dalam banyak masalah dan setuju untuk mendukung kesejahteraan yang sama pada hukum dan pemimpin yang tidak sama. Pemilihan umum biasanya adalah kompetisi antara berbagai partai. Sistem politik adalah kerangka kerja yang mendifinisikan metode politik yang dapat diterima dalam suatu masyarakat, Sejarah pemikiran politik dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno, dengan karya-karya mani seperti Republik Plato dan Politik Aristoteles di Barat, dan manuskrip politik Konfusius dan Arthashastra Chanakya di Timur. Etimologi Kata politik berasali kata polis dalam bahasa Yunani. Kata ini memiliki arti yaitu negara kota. Dari kata ini diperoleh maksud bahwa politik adalah serangkaian kegiatan yang terkait dengan pengambilan keputusan dalam kelompok, atau bentuk lain dari hubungan kekuasaan individu, distribusi sumberdaya air dan status. Cabang ilmu sosial yang mempelajari politik dan pemerintahan disebut sebagai ilmu politik. Politik ialah interaksi antara pemerintah dengan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.(Ramlan surbakti 1999:1) Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain: politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (Teori Klasik Aristoteles). politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan Publik pemerintahan dan negara. politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik Pemerintahan. Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik. ¹'"Dan adapula Aristoteles membuat klasifikasi bentuk pemerintahan. Kriteria atau dasar penilaian yang digunakan adalah: 1. Jumlah orang yang berkuasa (duduk dalam pemerintahan) yang memiliki akhlak. 2. Cara dan kepentingan dalam menjalankan pemerintah di haruskan keberpihakan kepada kepentingan kesejahteraan masyarakat. Mengenai jumlah orang yang memiliki akhlak menjalankan atau memegang tampuk pemerintahan, terdapat tiga macam pembagian,yaitu : Pemerintahan oleh satu orang (goverment by one). "pemerintah satu per satu" Pemerintahan oleh sekelompok orang (goverment by few). "pemerintah oleh sendiri" Yg terakhir ada pemerintahan dipilih oleh banyak orang (goverment by the many people). "pemerintah untuk banyak orang" Masing masing dari ketiga macam pembagian itu diberi klasifikasi antara bentuk yang baik (positif) dengan bentuk yang buruk (negatif). Sehingga seluruhnya terdapat tujuh bentuk pemerintahan. Hal baik atau buruknya suatu pemerintahan, ditinjau dari segi cara dan kepentingan pimpinan yang menduduki jabatan kekuasaan dalam menjalankan pemerintahan tersebut. Jika pemerintahan itu dijalankan dengan diabdikan untuk kepentingan umum atau masyarakat, maka disebut sebagai bentuk yang pemimpin baik, bentuk pemimpin kekuasaan yang berakhlak. Sebaliknya, jika diabdikan untuk kepentingan pribadi, elit atau kelompok maka disebut bentuk yang sangat buruk. Pemerintahan oleh satu orang, jika diabdikan untuk kepentingan umum disebut Monarki, sedangkan jika diabdikan untuk kepentingan pribadi disebut Tirani. Pemerintahan oleh sekelompok atau beberapa orang, jika benar-benar mengabdi untuk kepentingan masyarakat umum disebut Aristokrasi. Sebaliknya disebut Oligarki jika mengabdi untuk kepentingan elit kelompok saja. Pemerintahan oleh banyak orang, jika diabdikan untuk kepentingan bersama bagi banyak orang (termasuk yang diwakili aspirasinya, karena tidak langsung duduk dalam pemerintahan) disebut Demokrasi, sedangkan dalam bentuk yang buruk (negatif) dari pemerintahan oleh banyak elit, yaitu jika keikutsertaan banyak elit itu digunakan untuk berkelahi disebut Mobokrasi. Mobokrasi, sebagai bentuk lawan dari demokrasi ini, menurut istilah asli dari Aristoteles disebut “polity”. Politik berasal dari bahasa Belanda politiek dan bahasa Inggris politics, yang masing-masing bersumber dari bahasa Yunani τα πολιτικά (politika - yang berhubungan dengan negara) dengan akar katanya πολίτης (polites - warga negara) dan πόλις (polis - negara kota). Secara etimologi kata "politik" masih berhubungan dengan polisi, kebijakan. Kata "politis" berarti hal-hal yang berhubungan dengan politik. Kata "politisi" berarti orang-orang yang menekuni hal politik. Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang berarti kota atau negara kota. Turunan dari kata tersebut yaitu: polites berarti warga negara. politikos berarti kewarganegaraan. politike tehne berarti kemahiran politik. politike episteme berarti ilmu politik. Kata ini berpengaruh ke wilayah Romawi sehingga bangsa Romawi memiliki istilah ars politica yang berarti kemahiran tentang masalah masalah kenegaraan. Politik pun dikenal dalam bahasa Arab dengan kata siyasah yang berarti mengurus kepentingan seseorang. Pengarang kamus al Muhith mengatakan bahwa sustu ar-ra’iyata siyasatan berarti saya memerintahnya dan melarangnya. Sedangkan politik secara terminologis dapat diartikan Menunjuk kepada satu segi kehidupan manusia bersama dengan masyarakat. Lebih mengarah pada politik sebagai usaha untuk memperoleh kekuasaan jabatan, memperbesar atau memperluas serta mempertahankan jabatan kekuasaan (politics). Misal: kejahatan politik, kegiatan politik uang, hak-hak politik. Menujuk kepada “satu rangkaian tujuan yang hendak dicapai” atau “cara-cara atau arah kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu”. Lebih mengarah pada kebijakan (policy). Misal: politik luar negeri, politik dalam negeri, politik pendidikan yang berkualitas. Menunjuk pada pengaturan urusan masyarakat dalam segala aspek kehidupan. Pemerintah mempermudah urusan masyarakat yang positif, masyarakat melakukan koreksi serta memberikan solusi masukan terhadap pemerintah dalam melaksanakan tugasnya (siyasah). Di antara ketiga definisi tersebut, tentunya definisi pertama lebih memiliki konotasi negatif dibandingkan definisi kedua dan ketiga. Hal ini disebabkan orientasi yang pertama adalah politik jabatan untuk mendapatkan kekuasaan dengan mengedepankan akhlak, untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan dapat dilakukan dalam jalan yang baik tidak diperbolehkan dengan cara yang buruk, dan tidak dapat di benarkan menghalalkan segala cara dan lebih berorientasi pada kepentingan pemimpin atau elit yang sedang berkuasa. Sedangkan definisi politik yang kedua dan ketiga lebih berorientasi pada politik pelayanan terhadap masyarakat, di mana posisi pemimpin adalah pelayan masyarakat bukan penguasa aset-aset yang strategis. Ilmu Agama dan politik Islam menyebut politik dengan istilah Siyasah. Jika yang dimaksud politik adalah siyasah yang mengatur segenap urusan umat, maka Islam sangat menekankan pentingnya siyasah. Bahkan Islam sangat mencela orang-orang yang tidak mau tahu terhadap urusan umat. Islam memandang Kekuasan atau dengan istilah lain ialah penguasa, sebagai sarana menyempurnakan pengabdian kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, di dalam dunia nyata terkadang kita disuguhkan praktik politik yang kurang bahkan sama sekali menyimpang dari ajaran-ajaran agama, Islam terbuka dengan konsep politik yang telah berjalan selama ini selama sepanjang tidak bertentangan dengan konsep ajaran, aturan-aturan yang di larang oleh agama. Islam memang harus memiliki corak politik, akan tetapi, poitik bukanlah satu-satunya corak yang dimiliki oleh Islam. Sebab jika Islam hanya bercorak politik tampa ada corak lain yang seharusnya ada, maka Islam yang demikian ialah Islam yang parsial. Teori politik Teori politik adalah kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana mencapai tujuan tersebut dan segala konsekuensinya. Bahasan dalam Teori Politik antara lain adalah filsafat politik, konsep tentang sistem politik, negara, masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, legitimasi, lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik, perbandingan politik, dsb. Terdapat banyak sekali sistem politik yang dikembangkan oleh negara negara di dunia antara lain: anarkisme,autoritarian, demokrasi, diktatorisme, fasisme, federalisme, feminisme, fundamentalisme keagamaan, globalisme, imperialisme, kapitalisme, komunisme, liberalisme, libertarianisme, marxisme, meritokrasi, monarki, nasionalisme, rasisme, sosialisme, theokrasi, totaliterisme, oligarki dsb. Lembaga politik Didalam buku Kamus Sosiologi (2018) Karya Agung Haryanta dan Eko Sujatmiko menyatakan "Lembaga Politik adalah sosial yang menghususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang, berhubungan dengan kehidupan politik. Lembaga politik mengatur tentang penerapan hukuman atau paksaan fisik demi mencapai kepentingan bersama anggota-anggota Masyarakat dan juga mengatur hubungan antara kekuasaan dan wewenang dalam Masyarakat. Secara awam berarti suatu organisasi, tetapi Struktur Organisasi lembaga politik bisa juga adalah suatu kebiasaan atau perilaku yang terpola. Lembaga politik adalah perilaku politik yang terpola dalam bidang politik. Pemilihan pejabat, yakni proses penentuan siapa yang akan menduduki jabatan tertentu dan kemudian menjalankan fungsi tertentu (sering sebagai pemimpin dalam suatu bidang/masyarakat tertentu) adalah lembaga demokrasi. Bukan lembaga pemilihan umumnya (atau sekarang Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia-nya) melainkan seluruh perilaku yang terpola dalam kita mencari dan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin ataupun wakil kita untuk duduk di parlemen. Persoalan utama dalam negara yang tengah melalui proses transisi menuju demokrasi seperti indonesia saat ini adalah pelembagaan demokrasi. Yaitu bagaimana menjadikan perilaku pengambilan keputusan untuk dan atas nama orang banyak bisa berjalan sesuai dengan norma-norma demokrasi, umumnya yang harus diatasi adalah mengubah lembaga feodalistik (perilaku yang terpola secara feodal, bahwa ada kedudukan pasti bagi orang-orang berdasarkan kelahiran atau profesi sebagai bangsawan politik dan yang lain sebagai rakyat biasa) menjadi lembaga yang terbuka dan mencerminkan keinginan orang banyak untuk mendapatkan kesejahteraan. Untuk melembagakan demokrasi diperlukan hukum dan perundang-undangan dan perangkat struktural yang akan terus mendorong terpolanya perilaku demokratis sampai bisa menjadi pandangan hidup. Karena diyakini bahwa dengan demikian kesejahteraan yang sesungguhnya baru bisa dicapai, saat tiap individu terlindungi hak-haknya bahkan dibantu oleh negara untuk bisa teraktualisasikan, saat tiap individu berhubungan dengan individu lain sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku. Konsep-konsep politik Ada beberapa konsep politik dasar yang bersumber dari para ahli, yaitu: Klasik. Pada pandangan klasik (Aristoteles) mengemukakan bahwa semestinya politik digunakan masyarakat untuk mencapai suatu kebaikan bersama yang dianggap memilki nilai moral yang lebih tinggi daripada kepentingan jabatan. Kepentingan umum sering diartikan sebagai tujuan-tujuan moral atau nilai-nilai ideal yang bersifat abstrak seperti keadilan kesejahteraan, kebenaran dan kejujuran untuk mencapai tujuan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Pandangan klasik dianggap di kabur kan seiring banyaknya penafsiran tentang kepentingan umum itu sendiri. kepentingan umum dapat diartikan pula sebagai general will, will of all atau kepentingan mayoritas. Kelembagaan. Menurut Max Weber, politik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara. Max Weber melihat negara dari sudut pandang yuridis formal yang statis. Negara tidak memiliki hak memonopoli kekuasaan fisik yang utama. Namun konsep ini hanya berlaku bagi negara modern yaitu negara yang sudah ada differensiasi dan spesialisasi peranan, negara yang memiliki batas wilayah yang pasti dan penduduknya tidak nomaden. Kekuasaan. Robson mengemukakan politik adalah kegiatan mencari dan mempertahankan jabatan ataupun menentang pelaksanaan jabatan. jabatan Kekuasaan sendiri adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan penilaian dari orang lain, baik pikiran maupun perbuatan agar orang tersebut berpikir dan bertindak sesuai dengan orang yang di tokohkan. Salah satu konsep dalam ilmu politik, konsep ideologi, legitimasi dan konflik. Fungsionalisme. David Easton berpendapat bahwa politik adalah alokasi nilai-nilai secara otoritatif berdasarkan kewenangan dan tidak mengikat suatu masyarakat. Sedangkan menurut Harold Lasswell, politik adalah who gets, what gets, when gets dan how gets nilai. Dapat diketahui bahwa politik sebagai perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum. Konflik. Pandangan konflik mendeskripsikan bahwa politik adalah kegiatan untuk memeperjuangkan perumusan dan kebijaksanaan umum dalam rangka usaha untuk tujuan, mendapatkan dan mempertahankan nilai kebaikan. Oleh karena itu sering terjadi perdebatan dan pertentangan antara pihak yang memperjuangkan dan pihak yang mempertahankan nilai-nilai kebaikan tersebut. Kelemahan konsep ini adalah tidak semua konflik berdimensi politik positif. Partai dan Golongan Hubungan Internasional Dalam bentuk klasiknya hubungan internasional adalah hubungan antar negara, namun dalam perkembangan konsep ini bergeser untuk mencakup semua interaksi yang berlangsung lintas batas negara. Dalam bentuk klasiknya hubungan internasional diperankan hanya oleh para diplomat (dan mata-mata) selain tentara dalam medan peperangan. Sedangkan dalam konsep baru hubungan internasional, berbagai organisasi internasional, perusahaan, organisasi nirlaba, bahkan perorangan bisa menjadi aktor yang berperan penting dalam politik internasional. Peran perusahaan multinasional seperti Monsanto dalam WTO (World Trade Organization/Organisasi Perdagangan Dunia) misalnya mungkin jauh lebih besar dari peran Republik Indonesia. Transparancy International laporan indeks persepsi korupsi-nya di Indonesia mempunyai pengaruh yang besar. Persatuan Bangsa Bangsa atau PBB adalah organisasi internasional terpenting, karena hampir seluruh negara di dunia menjadi anggotanya. Dalam periode perang dingin PBB harus mencerminkan realitas politik bipolar sehingga sering tidak bisa membuat keputusan efektif, setelah berakhirnya perang dingin dan realitas politik cenderung menjadi unipolar dengan Amerika Serikat sebagai kekuatan Hiper Power, PBB menjadi relatif lebih efektif untuk melegitimasi suatu tindakan internasional sebagai tindakan multilateral dan bukan tindakan unilateral atau sepihak. Upaya AS untuk mendapatkan dukungan atas inisiatifnya menyerbu Irak dengan melibatkan PBB, adalah bukti diperlukannya legitimasi multilateralisme yang dilakukan lewat PBB. Untuk mengatasi berbagai konflik bersenjata yang kerap meletus dengan cepat di berbagai belahan dunia misalnya, saat ini sudah ada usulan untuk membuat pasukan perdamaian dunia (peace keeping force) yang bersifat tetap dan berada di bawah komando PBB. Hal ini diharapkan bisa mempercepat reaksi PBB dalam mengatasi berbagai konflik bersenjata. Saat misalnya PBB telah memiliki semacam polisi tetap yang setiap saat bisa dikerahkan oleh Sekertaris Jenderal PBB untuk beroperasi di daerah operasi PBB. Polisi PBB ini yang menjadi Civpol (Civilian Police/polisi sipil) pertama saat Timor Timur lepas dari Republik Indonesia. Hubungan internasional telah bergeser jauh dari dunia eksklusif para diplomat dengan segala protokol dan keteraturannya, ke arah kerumitan dengan kemungkinan setiap orang bisa menjadi aktor dan memengaruhi jalannya politik baik di tingkat global maupun lokal. Pada sisi lain juga terlihat kemungkinan munculnya pemerintahan dunia dalam bentuk PBB, yang mengarahkan pada keteraturan suatu negara (konfederasi?). Masyarakat Masyarakat adalah sekumpulan orang yang hidup bersama, bekerjasama untuk mendapatkan kepentingan bersama yang telah mempunyai tatanan kehidupan, norma-norma dan adat istiadat yang dijatuhi dalam lingkungannya. Kekuasaan Dalam teori politik menunjuk pada kemampuan untuk membuat orang lain melakukan sesuatu yang tidak dikehendakinya. Max Weber menuliskan adanya tiga sumber kekuasaan: pertama dari perundangundangan yakni kewenangan; kedua, dari kekerasan seperti penguasaan senjata; ketiga, dari karisma. Negara Negara adalah suatu kawasan teritorial yang didalamnya terdapat sejumlah penduduk yang mendiaminya, dan memiliki kedaulatan untuk menjalankan pemerintahan, dan keberadaannya diakui oleh negara lain. ketentuan yang tersebut diatas adalah syarat berdirinya suatu negara menurut konferensi Montevideo pada tahun 1933 Tokoh dan pemikir ilmu politik Pemikir-pemikir politik Mancanegara Tokoh tokoh pemikir Ilmu Politik dari kalangan teoris klasik, modern maupun kontempoter antara lain adalah: Aristoteles, Adam Smith, Cicero, Friedrich Engels, Immanuel Kant, John Locke, Karl Marx, Lenin, Martin Luther, Max Weber, Nicolo Machiavelli, Rousseau, Samuel P Huntington, Thomas Hobbes, Antonio Gramsci, Harold Crouch, Douglas E Ramage. Indonesia Beberapa tokoh pemikir dan penulis materi Ilmu Politik dan Hubungan Internasional dari Indonesia adalah: Miriam Budiharjo, Salim Said dan Ramlan Surbakti. Perilaku politik Perilaku politik atau (Inggris: Political behaviour) adalah kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan keputusan politik. Perilaku politik adalah salah unsur atau aspek perilaku secara umum, disamping perilaku politik, masih terdapat perilaku-perilaku lain seperti perilaku organisasi, perilaku Adat dan Budaya, perilaku konsumen/ekonomi, perilaku keagamaan dan lain sebagainya. Adapun contoh yang dimaksud dengan perilaku politik adalah: Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat di legislatif Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau parpol, mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau lsm lembaga swadaya masyarakat Ikut serta dalam pesta politik Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang Otoriter Berhak untuk menjadi pimpinan Partai Politik Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku Partai Politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku Perilaku berpartisipasi dalam kegiatan politik dipengaruhi oleh banyak faktor psikologis, yang terbagi menjadi tiga, yaitu: Faktor sifat kepribadian (ekstraversi, keterbukaan, dan kehati-hatian), Faktor sosio-kognitif, yang mencakup pengetahuan politik, pendidikan Partai Politik, keyakinan atau efikasi berpolitik, kreativitas, menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan Partai Politik, peneladanan terhadap partisipasi politik orang yang di tua kan, sosialisasi politik yang daialami, jejaring sosial, media syiber yang dimiliki perasaan kewargaan, serta Faktor-faktor psikodemografis (situasi masyarakat, eksistensi, pemberitaan media syiber. Lihat pula Demokrasi Peralihan kekuasaan Sifat kekuasaan Polis (negara kota) Kebijakan Publik Keadilan sosial Partai Politik Organisasi politik Pemilu Teori tapal kuda Daftar Istilah Politik Referensi Indonesia
2,598
730
https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat
Filsafat
Filsafat, falsafah, atau filosofi (berakar dari kata Yunani , filosofia, arti "cinta akan hikmat" ) adalah metodologi yang mengkaji pertanyaan-pertanyaan umum dan asasi, misalnya pertanyaan-pertanyaan tentang eksistensi, penalaran, nilai-nilai luhur, akal budi, dan bahasa. Istilah ini kemungkinan pertama kali diungkapkan oleh Pythagoras (c. 570– 495SM). Metode yang digunakan dalam filsafat antara lain mengajukan pertanyaan, diskusi kritikal, dialektik, dan presentasi sistematik. Orang yang mempelajari ilmu filsafat disebut "filsuf" atau "filosof", sementara sesuatu yang berhubungan dengan konsep filsafat disebut "filosofis", "filsafati", atau "falsafi". Secara historis, filsafat mencakup inti dari segala pengetahuan. Dari zaman filsuf Yunani Kuno seperti Aristoteles hingga abad ke-19, filsafat alam melingkupi astronomi, kedokteran, dan fisika. Sebagai contoh, pertanyaan filosofis klasik antara lain: "Apakah memungkinkan untuk mengetahui segala sesuatu dan membuktikannya?" "Apa yang paling nyata?" Para filsuf juga mengajukan pertan yang lebih praktis dan konkret seperti: "Apakah ada cara terbaik untuk hidup?" "Apakah lebih baik menjadi adil atau tidak adil (jika seseorang bisa lolos begitu saja)?" "Apakah manusia memiliki kehendak bebas?" Contoh lainnya, Prinsip Matematika Filosofi Alam karya Newton pada tahun 1687 di kemudian hari diklasifikasikan sebagai buku fisika. Pada abad ke-19, perkembangan riset universitas modern mengantarkan filsafat akademik dan disiplin lain terprofesionalisasi dan terspesialisasi. Pada era modern, beberapa investigasi yang secara tradisional merupakan bagian dari filsafat telah menjadi disiplin akademik yang terpisah, beberapa diantaranya psikologi, sosiologi, linguistik, dan ekonomi. Investigasi lain yang terkait erat dengan seni, sains, politik, dan beberapa bidang lainnya tetap menjadi bagian dari filsafat. Misalnya, apakah keindahan objektif atau subjektif? Apakah ada banyak metode ilmiah ataukah hanya ada satu? Apakah utopia politik merupakan mimpi yang penuh harapan atau hanya delusi yang sia-sia? Sub-bidang utama filsafat akademik diantaranya metafisika (berkaitan dengan sifat dasar realitas dan keberadaan), epistemologi (tentang "asal-muasal dan bidang pengetahuan [serta] ... batas dan keabsahannya" ), etika, estetika, filsafat politik, logika, filsafat ilmu, dan sejarah filsafat barat. Sejak abad ke-20, filsuf profesional berkontribusi pada masyarakat terutama sebagai profesor, peneliti, dan penulis. Namun, banyak dari mereka yang mempelajari filsafat dalam program sarjana atau pascasarjana berkontribusi dalam bidang hukum, jurnalisme, politik, agama, sains, bisnis dan berbagai kegiatan seni dan hiburan. Pengenalan Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari , yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk, dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = kebijaksanaan, س** ایرانی, sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf". Pengetahuan Secara tradisional, istilah "filsafat" mengacu pada badan (atau ibu) dari segala pengetahuan. Dalam pengertian ini, filsafat sangat erat kaitannya dengan agama, matematika, ilmu alam, pendidikan, dan politik. "Prinsip Matematika Filosofi Alam", karya Newton pada tahun 1687 diklasifikasikan pada tahun 2000-an sebagai buku fisika; ia menggunakan istilah "filsafat alam" karena istilah itu digunakan untuk mencakup disiplin ilmu yang kemudian dikaitkan dengan ilmu pengetahuan seperti astronomi, kedokteran, dan fisika. Pada zaman klasik, Filsafat secara tradisional dibagi menjadi tiga cabang utama: Filsafat alam ("fisika") adalah studi tentang dunia fisik (physis, makna harfiah: alam); Filsafat moral ("etika") adalah studi tentang kebaikan, benar dan salah, keindahan, keadilan dan kebajikan (etos, makna harfiah: kebiasaan); Filsafat metafisika ("logika") adalah studi tentang eksistensi, sebab-akibat, Tuhan, logika, bentuk dan objek abstrak lainnya ("meta-physika" makna harfiah: "apa yang terjadi setelah fisika"). Pembagian ini tidaklah usang tetapi telah berubah. Filsafat alam telah terbagi menjadi berbagai ilmu alam, terutama astronomi, fisika, kimia, biologi, dan kosmologi. Filsafat moral telah melahirkan ilmu-ilmu sosial, namun tetap mencakup teori nilai (termasuk estetika, etika, filsafat politik, dll.). Filosofi metafisik telah melahirkan ilmu formal seperti logika, matematika dan filsafat sains, namun tetap mencakup epistemologi, kosmologi dan yang lainnya. Kemajuan filosofis Banyak perdebatan filosofis yang telah dimulai pada zaman kuno masih diperdebatkan hingga hari ini. Colin McGinn dan yang lainnya mengklaim bahwa tidak ada kemajuan filosofis yang terjadi selama interval tersebut. Chalmers dan yang lainnya, sebaliknya, melihat kemajuan dalam filsafat serupa dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan. Sementara Talbot Brewer berpendapat bahwa "kemajuan" adalah standar keliru yang digunakan untuk menilai aktivitas filosofis. Gambaran sejarah Dalam satu pengertian umum, filsafat dikaitkan dengan kebijaksanaan, budaya intelektual, dan pencarian pengetahuan. Dalam hal ini, semua budaya dan masyarakat melek huruf mengajukan pertanyaan filosofis seperti "bagaimana kita hidup" dan "apa sifat dasar realitas". Konsepsi filsafat yang luas dan tidak memihak kemudian menemukan sebuah penyelidikan yang rasional mengenai masalah-masalah seperti realitas, moralitas, dan kehidupan di semua peradaban dunia. Filsafat Barat Filsafat Barat adalah tradisi filosofis dunia Barat dan berasal dari pemikir Pra-Sokrates yang aktif di Yunani kuno pada abad ke 6 SM. seperti Thales (sekitar 624-546 SM) dan Pythagoras (sekitar 570-495 SM) yang mempraktikkan "cinta kebijaksanaan" (philosophia) dan juga disebut physiologoi (murid physis, atau alam). Socrates adalah seorang filsuf yang sangat berpengaruh, yang bersikeras bahwa dia tidak memiliki kebijaksanaan tapi merupakan pengejar kebijaksanaan. Filsafat Barat dapat dibagi menjadi tiga era: Kuno (Yunani-Romawi), filsafat Abad Pertengahan (Eropa Kristen), dan filsafat modern. Era kuno didominasi oleh ajaran filsafat Yunani yang muncul dari beberapa murid Socrates, seperti Plato yang mendirikan Akademi Platonis. Plato merupakan salah satu pemikir Yunani yang paling berpengaruh dalam keseluruhan pemikiran Barat. Murid Plato, Aristoteles juga sangat berpengaruh, ia mendirikan Sekolah Peripatetik. Tradisi lain termasuk Sinisisme, Stoikisme, Skeptisisme Yunani dan Epikureanisme. Topik-topik penting yang dibahas oleh orang-orang Yunani termasuk metafisika (dengan teori-teori yang kompeten seperti atomisme dan monisme), kosmologi, sifat kehidupan yang baik (eudaimonia), kemungkinan pengetahuan dan sifat akal budi (logo). Dengan bangkitnya kerajaan Romawi, filsafat Yunani juga semakin banyak dibahas dalam bahasa Latin oleh para filsuf Roma seperti Cicero dan Seneca. Filsafat Abad Pertengahan (abad ke 5 - 16) adalah periode setelah jatuhnya kekaisaran Romawi barat dan didominasi oleh bangkitnya kekristenan dan karenanya mencerminkan keprihatinan teologis Yudeo-Christian dan juga mempertahankan kontinuitas dengan pemikiran Yunani-Romawi. Masalah seperti keberadaan dan sifat Tuhan, sifat iman dan akal, metafisika, masalah kejahatan dibahas dalam periode ini. Beberapa pemikir utama Abad Pertengahan mencakup St. Agustinus, Thomas Aquinas, Boethius, Anselm dan Roger Bacon. Filsafat bagi para pemikir ini dipandang sebagai penyokong untuk Teologi (ancilla theologiae) dan karena itu mereka berusaha menyelaraskan filsafat mereka dengan interpretasi mereka terhadap kitab suci. Periode ini mencetuskan perkembangan Skolastikisme, sebuah metode kritikal teks yang dikembangkan di universitas abad pertengahan berdasarkan pembacaan dan perdebatan yang dekat pada teks-teks kunci. Periode Renaisans (1355-1650) lebih melihat peningkatan fokus pada pemikiran klasik Yunani-Romawi dan pengaruh humanisme yang kuat. Filsafat modern awal di dunia Barat dimulai dengan pemikir seperti Thomas Hobbes dan René Descartes (1596-1650). Setelah perkembangan ilmu alam, filsafat modern lebih terfokus mengembangkan landasan pengetahuan sekuler dan rasional, beralih dari struktur otoritas tradisional seperti agama, pemikiran skolastik dan Gereja. Filsuf modern utama meliputi Spinoza, Leibniz, Locke, Berkeley, Hume, dan Kant. Filsafat abad ke-19 dipengaruhi oleh gerakan yang lebih luas yang disebut the Enlightenment, dan termasuk tokoh-tokoh seperti Hegel tokoh kunci dalam idealisme Jerman, Kierkegaard yang mengembangkan fondasi untuk eksistensialisme, Nietzsche seorang anti-Kristen yang terkenal, JS Mill yang mempromosikan Utilitarianisme, Karl Marx yang mengembangkan fondasi untuk Komunisme dan orang Amerika William James. Abad ke 20 menjadi saksi perpecahan antara filsafat analitik dan filsafat kontinental, serta tren filosofis seperti fenomenologi, eksistensialisme, Positivisme Logis, Pragmatisme dan Linguistik. Filsafat Timur Tengah Daerah Bulan Sabit Subur, Iran dan Arab adalah cikal bakal bagi filosofi sastra hikmat yang paling awal dikenal, dan saat ini sebagian besar didominasi oleh budaya Islam. Literatur kebijaksanaan awal dari daerah ini adalah aliran yang berusaha menginstruksikan orang untuk melakukan tindakan etis, kehidupan praktis dan kebajikan melalui cerita dan amsal. Di Mesir Kuno, teks-teks ini dikenal sebagai sebayt (ajaran) dan ini sangat penting bagi pemahaman kita tentang filsafat Mesir Kuno. Astronomi Babilonia juga memasukkan banyak spekulasi filosofis tentang kosmologi yang mungkin telah mempengaruhi orang Yunani Kuno. Filosofi Yahudi dan filsafat Kristen adalah tradisi religius-religius yang berkembang baik di Timur Tengah maupun di Eropa, yang keduanya memiliki teks Yudaik awal tertentu (terutama Tanakh) dan kepercayaan monoteistik. Pemikir Yahudi seperti Geonim dari Akademi Talmud di Babilonia dan Maimonides terlibat dengan filsafat Yunani dan Islam. Kemudian filsafat Yahudi berada di bawah pengaruh intelektual Barat yang kuat dan mencakup karya-karya Musa Mendelssohn yang mengantarkannya ke Haskalah (the Jewish Enlightenment), eksistensialisme Yahudi dan Yudaisme Reformasi. Filsafat Iran pra-Islam dimulai dengan karya Zoroaster, salah satu promotor pertama monoteisme dan dualisme antara yang baik dan yang jahat. Kosmogoni dualistik ini kemudian mempengaruhi perkembangan filsafat Iran seperti Manikheisme, Mazdakisme, dan Zurvanisme. Setelah penaklukan Muslim, filsafat Islam Awal mengembangkan tradisi filosofis Yunani dalam arah inovatif baru. Zaman Keemasan Islam ini mempengaruhi perkembangan intelektual Eropa. Dua arus utama pemikiran Islam awal adalah Kalam yang berfokus pada teologi Islam dan falsafah yang didasarkan pada Aristotelianisme dan Neoplatonisme. Karya Aristoteles sangat berpengaruh di kalangan para ahli falsafah seperti al-Kindi (abad ke-9), Ibnu Sina (980 - 10 Juni) dan Ibnu Rusyd (abad ke-12). Yang lainnya seperti Al-Ghazali sangat kritis terhadap metode falsafah Aristoteles. Pemikir Islam juga mengembangkan metode ilmiah, kedokteran eksperimental, teori optik dan filosofi hukum. Ibn Khaldun adalah seorang pemikir berpengaruh dalam filsafat sejarah. Di Iran, beberapa sekolah filsafat Islam terus berkembang setelah Zaman Keemasan dan mencakup berbagai arus seperti filsafat iluminasi, filsafat Sufi, dan teosofi transenden. Pada abad 19 dan 20 dunia Arab menjadi saksi dari Nahda (kebangkitan, atau pencerahan) yang mempengaruhi filsafat Islam kontemporer. Filsafat India Filsafat India (; 'pandangan dunia', 'ajaran') adalah tradisi filosofis yang berasal dari anakbenua India. Tradisi filsafat India umumnya diklasifikasikan sebagai ortodoks atau heterodoks - āstika atau nāstika - tergantung pada apakah mereka menerima otoritas Weda dan apakah mereka menerima teori Brahman dan Atman. Aliran ortodoks umumnya mencakup Nyaya, Vaisheshika, Samkhya, Yoga, Mīmāṃsā dan Vedanta, dan aliran heterodoks yang umum antara lain: Jain, Buddhis, Ajñana, Ajivika dan Cārvāka. Beberapa teks filosofis yang paling awal bertahan adalah Upanishad dari Akhir periode Veda (1000-500 SM). Konsep filosofis India yang penting antara lain: dharma, karma, samsara, moksha dan ahimsa. Filsuf India mengembangkan sebuah sistem penalaran epistemologis (pramana) dan logika, topik yang diselidiki antara lain metafisika, etika, hermeneutika dan soteriologi. Filosofi India juga meliput topik seperti filsafat politik sebagaimana yang terlihat dalam Arthashastra c. Abad ke-4 SM, dan filosofi cinta seperti yang terlihat dalam Kama Sutra. Enam aliran ortodoks yang umum dijumpai muncul pada awal Era Umum dan Kekaisaran Gupta. Aliran Hindu ini berkembang dari "Hindu sintesis" penggabungan ortodoks brahmanikal dan elemen nir ortodoks dari Buddhisme dan jainisme sebagai cara untuk menanggapi tantangan nir ortodoks. Pemikiran Hindu juga menyebar ke timur hingga Kerajaan Sriwijaya di Indonesia dan Kekaisaran Khmer di Kamboja. Perkembangan selanjutnya meliputi pengembangan Tantra dan pengaruh Iran-Islam. Buddhisme sebagian besar hilang dari India setelah penaklukan Muslim di benua India, mereka bertahan di wilayah Himalaya dan India selatan. Pada periode modern awal terjadi perkembangan Navya-Nyāya ('alasan baru') di bawah filsuf seperti Raghunatha Siromani (c.1460-1540) yang mendirikan tradisi, Jayarama Pancanana, Mahadeva Punatamakara dan Yashovijaya (yang merumuskan sebuah solusi Jain). Pada era modern awal terjadi kebangkitan nasionalisme Hindu, gerakan reformasi Hindu dan Neo-Vedanta (atau modernisme Hindu) yang pendukung utamanya memasukkan Vivekananda, Mahatma Gandhi dan Aurobindo dan untuk pertama kalinya mempromosikan gagasan tentang "Hinduisme bersatu". Karena pengaruh kolonialisme Inggris, kebanyakan karya filosofis India modern ada dalam bahasa Inggris, termasuk karya pemikir seperti Radhakrishnan, Krishna Chandra Bhattacharya, Bimal Krishna Matilal dan M. Hiriyanna. Filsafat Buddhis Filsafat Buddha diawali dengan pemikiran Buddha Gautama (antara abad keenam dan keempat SM) dan dipelihara dalam teks Buddhis awal. Pemikiran Buddhis bersifat trans-regional dan trans-budaya. Pemikiran ini berasal dari India dan kemudian menyebar ke Asia Timur, Tibet, Asia Tengah, dan Asia Tenggara, mengembangkan tradisi baru dan sinkretik di wilayah-wilayah yang berbeda tersebut. Beberapa aliran pemikiran Buddhis adalah tradisi filosofis yang dominan di Tibet dan negara-negara Asia Tenggara seperti Sri Lanka dan Burma. Karena ketidaktahuan terhadap sifat sebenarnya dari sesuatu dianggap sebagai salah satu akar penderitaan (dukkha), filsafat Buddhis berkaitan dengan epistemologi, metafisika, etika dan psikologi. Akhir dari dukkha juga mencakup praktik meditasi. Konsep inovatif utama meliputi Empat Kebenaran Mulia, Anatta (bukan diri sendiri) sebuah kritik terhadap identitas pribadi tetap, ketidakkekalan (Anicca), dan sebuah skeptisisme tentang pertanyaan metafisik. Tradisi filosofis Buddhis kemudian mengembangkan psikologi fenomenologis kompleks yang disebut "Abhidharma". Filsuf mahayana seperti Nagarjuna dan Vasubandhu mengembangkan teori Shunyata (kekosongan semua fenomena) dan Vijnapti-matra (penampakan saja), sebuah bentuk fenomenologi atau idealisme transendental. Ajaran Dignāga Pramāṇa mempromosikan bentuk kompleks epistemologi dan logika Buddhis. Setelah lenyapnya Buddhisme dari India, tradisi filosofis ini terus berkembang dalam tradisi Buddha Tibet, Buddha Asia Timur, dan Buddha Theravada. Pada periode modern muncul kebangkitan Modernisme Buddhisme dan Buddhisme Humanistik di bawah pengaruh Barat dan perkembangan Buddhisme Barat dengan pengaruh dari psikologi modern dan filsafat Barat. Filsafat Asia Timur Pemikiran filosofis Asia Timur dimulai sejak masa Tiongkok Kuno, dan filsafat Tiongkok dimulai pada masa Dinasti Zhou Barat dan pada periode berikutnya setelah dinasti tersebut jatuh, yaitu ketika "Seratus Aliran Pemikiran" berkembang (abad ke-6 sampai tahun 221 SM). Periode ini ditandai oleh perkembangan intelektualisme dan budaya yang signifikan dan bangkitnya ajaran filosofis utama di China, Konfusianisme, legalisme, dan Taoisme dan juga banyak ajaran lain yang kurang berpengaruh. Tradisi filosofis ini mengembangkan teori metafisik, politik dan etika seperti Tao, Yin dan yang, Ren dan Li yang bersama dengan Buddhisme Tiongkok, secara langsung mempengaruhi filsafat Korea, filsafat Vietnam dan filsafat Jepang (yang juga mencakup tradisi asli Shinto). Buddhisme mulai berdatangan di Tiongkok selama Dinasti Han (206 SM-220 M), melalui transmisi Jalur Sutra secara bertahap dan melalui pengaruh asli yang mengembangkan bentuk bahasa China yang berbeda (seperti Chan/Zen) yang tersebar di seluruh budaya Asia Timur. Selama dinasti Tiongkok berikutnya seperti Dinasti Ming (1368-1644) dan juga di dinasti Joseon (1392-1897) sebuah kebangkitan Neo-Konfusianisme yang dipimpin oleh para pemikir seperti Wang Yangming (1472-1529) menjadi ajaran pemikiran dominan yang dipromosikan oleh otoritas kekaisaran. Di era Modern, pemikir Tiongkok memasukkan gagasan dari filsafat Barat. Filsafat Marxis Tiongkok berkembang di bawah pengaruh Mao Zedong, sementara pragmatisme Tiongkok berkembang di bawah Hu Shih dan Konfusian Baru meningkat dipengaruhi oleh Xiong Shili. Pemikiran Jepang modern sementara itu berkembang di bawah pengaruh Barat yang kuat seperti studi Ilmu Pengetahuan Barat (Rangaku) dan masyarakat intelektual modern Meirokusha yang mengambil pemikiran pencerahan Eropa. Pada abad ke 20 Negara Shinto dan nasionalisme Jepang berkembang pesat. Aliran Kyoto, sebuah aliran filsafat Jepang yang unik dan berpengaruh dikembangkan dari fenomenologi Barat dan filsafat Buddha Jepang Abad Pertengahan seperti Dogen. Filsafat Afrika Filsafat Afrika adalah filsafat yang dihasilkan oleh orang Afrika, filsafat yang menyajikan pandangan, gagasan dan tema dunia Afrika, atau filsafat yang menggunakan metode filosofis Afrika yang berbeda. Pemikiran modern Afrika banyak mengkaji Etnofilosofi, dengan mendefinisikan makna filsafat Afrika beserta karakteristiknya yang unik dan apa arti dari menjadi orang Afrika. Selama abad ke-17, filsafat Etiopia mengembangkan tradisi sastra kuat seperti yang dicontohkan oleh Zera Yacob. Filsuf Afrika awal lainnya, Anton Wilhelm Amo (lahir 1703-1759) menjadi filsuf terhormat di Jerman. Ide filosofis Afrika yang berbeda antara lain: Ujamaa, gagasan Bantu tentang 'Kekuatan', Négritude, Pan-Afrikanisme dan Ubuntu . Pemikiran Afrika kontemporer juga mencakup perkembangan filsafat Profesional dan filsafat Afrikana, literatur filosofis diaspora Afrika yang mencakup arus eksistensialisme hitam oleh orang Afrika-Amerika. Pemikir Afrika modern telah dipengaruhi oleh Marxisme, sastra Afrika-Amerika, teori kritis, teori ras kritis, Postkolonialisme dan Feminisme. Filosofi penduduk Amerika asli Filsafat Amerika pribumi adalah filosofi Penduduk Asli Amerika. Ada berbagai macam kepercayaan dan tradisi di antara budaya Amerika yang berbeda ini. Di antara beberapa penduduk asli Amerika di Amerika Serikat ada kepercayaan akan prinsip metafisik yang disebut "Misteri Besar" (Siouan: Wakan Tanka, dalam bahasa Algonquian: Gitche Manitou). Konsep lain yang tersebar luas adalah Orenda atau "kekuatan spiritual". Menurut Peter M. Whiteley, untuk penduduk asli Amerika, "Pikiran secara kritis diberitahu oleh pengalaman transendental (mimpi, penglihatan dan sebagainya) dan juga oleh akal." Praktik untuk mengakses pengalaman transendental ini disebut Shamanisme. Ciri lain dari pandangan dunia Amerika asli adalah perpanjangan etika mereka terhadap hewan dan tumbuhan non-manusia. Di Mesoamerika, filsafat Aztec adalah tradisi intelektual yang dikembangkan oleh individu yang disebut Tlamatini ('mereka yang mengetahui sesuatu') dan gagasannya dipelihara dalam berbagai kodeks Aztec. Pandangan dunia Aztec mengemukakan konsep energi universal atau kekuatan universal yang disebut Ometeotl yang dapat diterjemahkan sebagai "Energi Kosmik ganda" dan mencari cara untuk hidup seimbang dengan dunia "licik" yang terus berubah". Teori Teotl dapat dilihat sebagai bentuk Panteisme. Filsuf Aztec mengembangkan teori metafisika, epistemologi, nilai, dan estetika. Etika Aztec difokuskan untuk mencari tlamatiliztli (pengetahuan, kebijaksanaan) yang didasarkan pada moderasi dan keseimbangan dalam semua tindakan seperti dalam pepatah Nahua "kebaikan tengah sangat diperlukan". Peradaban Inca juga memiliki kelas elit filsuf-cendekiawan (Amawtakuna), yang berperan penting dalam sistem pendidikan Inca sebagai guru agama, tradisi, sejarah dan etika. Konsep kunci pemikiran Andean adalah Yanantin dan Masintin yang melibatkan teori "saling berlawanan komplementer" yang melihat polaritas (seperti laki-laki/perempuan, gelap/terang) sebagai bagian dari keseluruhan yang harmonis. Kategori Pertanyaan filosofis dapat dikelompokkan ke dalam kategori. Pengelompokan ini memungkinkan para filsuf untuk fokus pada serangkaian topik serupa dan berinteraksi dengan pemikir lain yang tertarik dengan pertanyaan yang sama. Pengelompokan juga membuat filosofi lebih mudah bagi siswa untuk didekati. Siswa dapat mempelajari prinsip-prinsip dasar yang terlibat dalam satu aspek lapangan tanpa terbebani dengan keseluruhan teori filosofis. Berbagai sumber menyajikan beragam skema kategoris. Kategori yang diadopsi dalam artikel ini bertujuan untuk keluasan dan kesederhanaan. Kelima cabang utama ini dapat dipisahkan menjadi sub cabang dan masing-masing sub cabang memiliki banyak bidang studi yang spesifik. Metafisika dan epistemologi Teori nilai Sains, logika dan matematika Sejarah filsafat barat Tradisi filosofis Perpecahan ini tidak lengkap, tidak saling eksklusif atau berdiri sendiri-sendiri. (Seorang filsuf mungkin mengkhususkan diri pada epistemologi kantian, estetika platonik, atau filsafat politik modern.) Selain itu, pertanyaan filosofis ini terkadang saling tumpang tindih dengan pertanyaan lain seperti sains, agama atau matematika. Metafisika Metafisika adalah studi tentang ciri-ciri paling umum dari realitas, seperti eksistensi, waktu, objek dan properti mereka, keseluruhan dan bagiannya, kejadian, proses dan sebab akibat, serta hubungan antara budi dan tubuh. Metafisika mencakup kosmologi, studi tentang dunia secara keseluruhan dan ontologi, studi tentang realitas. Pokok perdebatan utamanya adalah antara realisme, yang berpendapat bahwa ada entitas yang independen terlepas dari persepsi mental dan idealisme mereka, yang berpendapat bahwa realitas tersebut dibangun secara mental atau immaterial. Metafisika membahas topik identitas. Esensi adalah himpunan atribut yang membuat objek sebaimana dasarnya dan tanpa esensi objek itu akan kehilangan identitasnya, sementara aksiden adalah properti yang dimiliki objek, yang tanpanya objek masih tetap dapat mempertahankan identitasnya. Partikular adalah objek yang dikatakan ada di ruang dan waktu, berlawanan dengan benda abstrak, seperti angka, dan universal, yang merupakan sifat yang dimiliki oleh beberapa hal khusus, seperti warna kemerahan suatu benda atau jenis kelamin. Jenis eksistensi (jika ada) benda universal dan abstrak adalah isu perdebatan dalam metafisika. Epistemologi Epistemologi adalah studi tentang pengetahuan (dari bahasa Yunani episteme). Ahli epistemologi mempelajari sumber pengetahuan, termasuk intuisi, argumen a priori, ingatan, pengetahuan perseptual, pengetahuan diri dan kesaksian. Mereka juga bertanya: Apa itu kebenaran? Apakah pengetahuan itu benar-benar keyakinan sejati? Apakah ada kepercayaan yang dibenarkan? Pengetahuan empiris mencakup pengetahuan proposisional (pengetahuan bahwa ada sesuatu yang terjadi), kecakapan (pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu) dan pengenalan (familiaritas dengan seseorang atau sesuatu). Ahli epistemologi memeriksa hal ini dan bertanya apakah pengetahuan itu benar-benar layak. Teori nilai Teori nilai (atau aksiologi) adalah cabang utama filsafat yang membahas topik-topik seputar kebaikan, keindahan dan keadilan. Teori nilai meliputi etika, estetika, filsafat politik, filsafat feminis, filsafat hukum, dan lain-lain. Etika Etika, atau "filsafat moral", mempelajari dan mempertimbangkan perilaku yang baik dan yang buruk, nilai yang benar dan salah, serta kebaikan dan kejahatan. Penyelidikan utamanya meliputi bagaimana menjalani kehidupan yang baik dan mengidentifikasi standar moralitas. Ini juga mencakup meta-analisis tentang bagaimana cara terbaik untuk hidup atau standar terkait yang ada. Cabang utama etika adalah etika normatif, meta-etika dan etika terapan. Area perdebatan utamanya meliputi konsekuensial, di mana tindakan dinilai berdasarkan hasil potensial dari tindakan tersebut. Seperti misalnya untuk memaksimalkan kebahagiaan, yang disebut utilitarianisme, dan deontologi, di mana tindakan dinilai sesuai dengan bagaimana mereka mematuhi prinsip, terlepas dari tujuan negatif tindakan tersebut. Estetika Estetika adalah "refleksi kritis terhadap seni, budaya dan alam." Cabang filsafat ini membahas sifat-sifat seni, keindahan dan rasa, kenikmatan, nilai-nilai emosional, persepsi serta penciptaan dan apresiasi terhadap keindahan. Estetika, lebih tepatnya didefinisikan sebagai studi tentang hal-hal inderawi atau nilai-nilai inderawi-emosional, kadang-kadang disebut penilaian dari perasaan dan rasa. Cabang utamanya adalah teori seni, teori sastra, teori film dan teori musik. Contoh dari teori seni adalah membedakan seperangkat prinsip yang mendasari karya seniman tertentu atau gerakan artistik seperti estetika Kubisme. Filsafat film menganalisis film dan pembuat film berkaitan dengan kandungan filosofis dalam film dan mengeksplorasi film (gambar, sinema, dll.) Sebagai media refleksi dan ekspresi filosofis. Filsafat politik Filsafat politik adalah studi tentang pemerintah dan hubungan individu (atau keluarga dan klan) dengan masyarakat, termasuk negara. Ini mencakup pertanyaan tentang keadilan, hukum, properti dan hak serta kewajiban warga negara. Politik dan etika adalah dua subjek yang secara tradisional terkait, karena keduanya membahas pertanyaan tentang bagaimana orang harus hidup bersama. Cabang-cabang lain dari teori nilai antara lain: Filsafat hukum (sering disebut yurisprudensi), mengeksplorasi berbagai teori yang menjelaskan sifat dan interpretasi hukum. Filsafat pendidikan menganalisis definisi dan isi pendidikan, serta tujuan dan tantangan pendidik. Filsafat feminis mengeksplorasi pertanyaan seputar gender, seksualitas dan tubuh, termasuk sifat feminisme itu sendiri sebagai gerakan sosial dan filosofis. Filsafat olahraga menganalisis olahraga, permainan, dan bentuk permainan lainnya sebagai aktivitas manusia yang sosiologis dan unik. Logika, ilmu, dan matematika Banyak disiplin ilmu menghasilkan pertanyaan filosofis. Hubungan antara "X" dan "filosofi X" masih diperdebatkan. Richard Feynman berpendapat bahwa filosofi suatu topik tidaklah relevan dengan penelitian utamanya, dia mengatakan bahwa "filsafat ilmu sama bergunanya bagi para ilmuwan seperti halnya ornitologi bagi burung." Curtis White, sebaliknya, berpendapat bahwa alat filosofis sangat penting untuk humaniora, ilmu pengetahuan dan ilmu sosial. Topik-topik filsafat ilmu adalah angka, simbol dan metode formal penalaran seperti yang digunakan dalam ilmu sosial dan ilmu alam. Logika Logika adalah studi tentang penalaran dan argumen. Argumen adalah "sebuah rangkaian pernyataan yang terhubung dan dimaksudkan untuk membangun suatu proposisi". Rangkaian pernyataan-pernyataan yang terhubung disebut "premis" dan proposisi adalah kesimpulannya. Sebagai contoh: Semua manusia fana. (premis) Socrates adalah manusia. (premis) Karena itu, Socrates adalah makhluk fana. (kesimpulan) Penalaran deduktif adalah ketika diberikan premis tertentu, kesimpulannya tersirat dan tak terhindarkan. Aturan inferensi digunakan untuk menyimpulkan kesimpulan seperti, modus ponens, di mana diberikan "A" dan "Jika A maka B", maka "B" harus disimpulkan. Karena penalaran yang baik adalah elemen penting dari semua ilmu, ilmu sosial dan disiplin ilmu humaniora, logika menjadi sebuah ilmu formal. Sub-bidang logika antara lain logika matematika, logika filosofis, Modal logika, logika komputasi dan logika non-klasik. Pertanyaan utama dalam filsafat matematika adalah apakah entitas matematika objektif dan ditemukan, yang disebut realisme matematika, atau diciptakan, yang disebut antirealisme matematika. Filsafat ilmu Cabang ini mengeksplorasi fondasi, metode, sejarah, implikasi, dan tujuan ilmu. Banyak sub-divisi yang berhubungan dengan cabang ilmu tertentu. Sebagai contoh, filsafat biologi berkaitan secara khusus dengan masalah metafisik, epistemologis dan etika dalam ilmu biomedis dan kehidupan. Filsafat matematika mempelajari asumsi filosofis, dasar dan implikasi matematika. Sejarah filsafat Beberapa filsuf mengkhususkan diri dalam satu periode historis atau lebih. Sejarah filsafat adalah studi tentang periode tertentu, individu, atau aliran tertentu. Bidang ini masih berkaitan, tetapi tidak sama dengan filsafat sejarah (aspek teoritis sejarah, yang berkaitan dengan pertanyaan seperti sifat bukti sejarah dan kemungkinan objektivitas). Tulisan Hegel Lectures on the Philosophy of History memengaruhi banyak filsuf untuk menafsirkan kebenaran berdasarkan sejarah, melahirkan sebuah pandangan yang disebut historisisme. Filsafat agama Filsafat agama berkaitan dengan pertanyaan yang melibatkan agama dan ide-ide agama dari sudut pandang filosofis netral (berlawanan dengan teologi, yang dimulai dari keyakinan agama). Secara tradisional, pertanyaan-pertanyaan keagamaan tidak dilihat sebagai bidang terpisah dari filsafat yang sesungguhnya, gagasan tentang bidang terpisah baru muncul pada abad ke-19. Permasalahan dalam cabang filsafat ini antara lain tentang keberadaan Tuhan, hubungan antara akal dan iman, pertanyaan epistemologi agama, hubungan antara agama dan sains, bagaimana menafsirkan pengalaman keagamaan, pertanyaan tentang keberadaan akhirat, masalah bahasa agama, keberadaan jiwa, serta tanggapan terhadap pluralisme agama dan keragaman. Metafilsafat Metafilsafat mengeksplorasi tujuan-tujuan filsafat, batasan-batasannya, serta metode yang digunakan. Referensi Catatan Kutipan Lihat pula Wikipedia:Menuju ke filsafat Daftar publikasi penting dalam filsafat Daftar tahun dalam filsafat Daftar jurnal filsafat Daftar masalah yang belum terpecahkan dalam filsafat Daftar filsuf Teori sosial Bacaan lanjutan Sumber Pengenalan umum Blumenau, Ralph. Philosophy and Living. Craig, Edward. Philosophy: A Very Short Introduction. Harrison-Barbet, Anthony, Mastering Philosophy. Russell, Bertrand. The Problems of Philosophy. Sinclair, Alistair J. What is Philosophy? An Introduction, 2008, Sober, Elliott. (2001). Core Questions in Philosophy: A Text with Readings. Upper Saddle River, Prentice Hall. Solomon, Robert C. Big Questions: A Short Introduction to Philosophy. Warburton, Nigel. Philosophy: The Basics. Nagel, Thomas. What Does It All Mean? A Very Short Introduction to Philosophy. Classics of Philosophy (Vols. 1, 2, & 3) by Louis P. Pojman The English Philosophers from Bacon to Mill by Edwin Arthur European Philosophers from Descartes to Nietzsche by Monroe Beardsley Cottingham, John. Western Philosophy: An Anthology. 2nd ed. Malden, MA: Blackwell Pub., 2008. Print. Blackwell Philosophy Anthologies. Tarnas, Richard. The Passion of the Western Mind: Understanding the Ideas That Have Shaped Our World View. Pengenalan topik Timur A Source Book in Indian Philosophy by Sarvepalli Radhakrishnan, Charles A. Moore Hamilton, Sue. Indian Philosophy: a Very Short Introduction. Kupperman, Joel J. Classic Asian Philosophy: A Guide to the Essential Texts. Lee, Joe and Powell, Jim. Eastern Philosophy For Beginners. Smart, Ninian. World Philosophies. Copleston, Frederick. Philosophy in Russia: From Herzen to Lenin and Berdyaev. Afrika Imbo, Samuel Oluoch. '3'An Introduction to African Philosophy. Islam Medieval Islamic Philosophical Writings edited by Muhammad Ali Khalidi Pengenalan sejarah Higgins, Kathleen M. and Solomon, Robert C. A Short History of Philosophy. Durant, Will, Story of Philosophy: The Lives and Opinions of the World's Greatest Philosophers, Pocket, 1991, Kuno Knight, Kelvin. Aristotelian Philosophy: Ethics and Politics from Aristotle to MacIntyre. Abad pertengahan The Phenomenology Reader by Dermot Moran, Timothy Mooney Kim, J. and Ernest Sosa, Ed. (1999). Metaphysics: An Anthology. Blackwell Philosophy Anthologies. Oxford, Blackwell Publishers Ltd. Zaman modern Existentialism: Basic Writings (Second Edition) by Charles Guignon, Derk Pereboom Curley, Edwin, A Spinoza Reader, Princeton, 1994, Bullock, Alan, R. B. Woodings, and John Cumming, eds. The Fontana Dictionary of Modern Thinkers, in series, Fontana Original[s]. Hammersmith, Eng.: Fontana Press, 1992, cop. 1983. xxv, 867 p. Scruton, Roger. A Short History of Modern Philosophy. Zaman kontemporer Contemporary Analytic Philosophy: Core Readings by James Baillie Appiah, Kwame Anthony. Thinking it Through  – An Introduction to Contemporary Philosophy, 2003, Critchley, Simon. Continental Philosophy: A Very Short Introduction. Karya referensi The Cambridge Dictionary of Philosophy by Robert Audi The Routledge Encyclopedia of Philosophy (10 vols.) edited by Edward Craig, Luciano Floridi (available online by subscription); or The Concise Routledge Encyclopedia of Philosophy edited by Edward Craig (an abridgement) ; in 1996, a ninth supplemental volume appeared that updated the classic 1967 encyclopedia. International Directory of Philosophy and Philosophers. Charlottesville, Philosophy Documentation Center. Directory of American Philosophers. Charlottesville, Philosophy Documentation Center. Routledge History of Philosophy (10 vols.) edited by John Marenbon History of Philosophy (9 vols.) by Frederick Copleston A History of Western Philosophy (5 vols.) by W. T. Jones History of Italian Philosophy (2 vols.) by Eugenio Garin. Translated from Italian and Edited by Giorgio Pinton. Introduction by Leon Pompa. Encyclopaedia of Indian Philosophies (8 vols.), edited by Karl H. Potter et al. (first 6 volumes out of print) Indian Philosophy (2 vols.) by Sarvepalli Radhakrishnan A History of Indian Philosophy (5 vols.) by Surendranath Dasgupta History of Chinese Philosophy (2 vols.) by Fung Yu-lan, Derk Bodde Instructions for Practical Living and Other Neo-Confucian Writings by Wang Yang-ming by Chan, Wing-tsit Encyclopedia of Chinese Philosophy edited by Antonio S. Cua Encyclopedia of Eastern Philosophy and Religion by Ingrid Fischer-Schreiber, Franz-Karl Ehrhard, Kurt Friedrichs Companion Encyclopedia of Asian Philosophy by Brian Carr, Indira Mahalingam A Concise Dictionary of Indian Philosophy: Sanskrit Terms Defined in English by John A. Grimes History of Islamic Philosophy edited by Seyyed Hossein Nasr, Oliver Leaman History of Jewish Philosophy edited by Daniel H. Frank, Oliver Leaman A History of Russian Philosophy: From the Tenth to the Twentieth Centuries by Valerii Aleksandrovich Kuvakin Ayer, A.J. et al., Ed. (1994) A Dictionary of Philosophical Quotations. Blackwell Reference Oxford. Oxford, Basil Blackwell Ltd. Blackburn, S., Ed. (1996)The Oxford Dictionary of Philosophy. Oxford, Oxford University Press. Mauter, T., Ed. The Penguin Dictionary of Philosophy. London, Penguin Books. Runes, D., Ed. (1942). The Dictionary of Philosophy . New York, The Philosophical Library, Inc. Angeles, P.A., Ed. (1992). The Harper Collins Dictionary of Philosophy. New York, Harper Perennial. Hoffman, Eric, Ed. (1997) Guidebook for Publishing Philosophy. Charlottesville, Philosophy Documentation Center. Popkin, R.H. (1999). The Columbia History of Western Philosophy. New York, Columbia University Press. Bullock, Alan, and Oliver Stallybrass, jt. eds. The Harper Dictionary of Modern Thought. New York: Harper & Row, 1977. xix, 684 p. N.B.: "First published in England under the title, The Fontana Dictionary of Modern Thought." Reese, W. L. Dictionary of Philosophy and Religion: Eastern and Western Thought''. Atlantic Highlands, N.J.: Humanities Press, 1980. iv, 644 p. Pranala luar Stanford Encyclopedia of Philosophy The Internet Encyclopedia of Philosophy Indiana Philosophy Ontology Project PhilPapers – a comprehensive directory of online philosophical articles and books by academic philosophers Philosophy Timeline Map of Western Philosophers Philosophy Magazines and Journals Philosophy (review) Philosophy Documentation Center Popular Philosophy Sejarah filsafat Filsafat Barat Artikel topik utama
4,779
735
https://id.wikipedia.org/wiki/Papua%20Nugini
Papua Nugini
Papua Nugini ( yang berarti Papua Guinea Baru), secara resmi bernama Negara Merdeka Papua Nugini () adalah sebuah negara yang terletak di bagian timur Pulau Papua dan berbatasan darat langsung dengan Provinsi-provinsi Indonesia seperti Provinsi Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan di sebelah barat, Australia di sebelah selatan dan negara-negara Oseania berbatasan di sebelah selatan, timur, dan utara. Ibu kotanya, dan salah satu kota terbesarnya, adalah Port Moresby. Papua Nugini adalah salah satu negara yang memiliki keragaman yang tinggi, dengan lebih dari 850 bahasa lokal asli dan sekurang-kurangnya sama banyaknya dengan komunitas-komunitas kecil yang dimiliki, dengan populasi yang tidak lebih dari 9 juta jiwa. Papua Nugini juga salah satu negara yang paling luas wilayah perkampungannya, dengan hanya 18% penduduknya menetap di pusat-pusat perkotaan. Negara ini adalah salah satu negara yang paling sedikit dijelajahi, secara budaya maupun geografis, dan banyak jenis tumbuhan dan binatang yang belum ditemukan diduga ada di pedalaman Papua Nugini. Sebagian besar penduduk menetap di dalam perkampungan yang membentuk komunitas masyarakat tradisional dan menjalankan sistem pertanian sederhana yang hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Komunitas masyarakat tradisional ini memiliki beberapa pengakuan tersirat di dalam kerangka undang-undang dasar negara Papua Nugini. Undang-Undang Dasar Papua Nugini (Pembukaan 5(4)) menyatakan harapan bagi kampung dan komunitas tradisional untuk tetap menjadi satuan kemasyarakatan yang lestari di Papua Nugini, dan untuk langkah-langkah aktif yang diambil untuk melestarikannya, Dewan Perwakilan Rakyat Papua Nugini telah memberlakukan beberapa undang-undang di mana sejenis "Tanah ulayat" diakui dan memiliki kekuatan hukum, artinya bahwa tanah-tanah tradisional pribumi memiliki beberapa landasan hukum untuk memproteksi diri dari campur tangan kaum pendatang yang bertindak berlebihan. Tanah ulayat ini disebutkan melingkupi sebagian besar tanah yang dapat digunakan di negara ini (sekitar 97% seluruh daratan); tanah yang dapat diolah oleh kaum pendatang bisa saja berupa milik perseorangan di bawah syarat pinjaman dari negara atau tanah milik pemerintah. Geografi negara Papua Nugini beragam dan di beberapa tempat sangat kasar. Sebuah barisan pegunungan memanjang di Pulau Papua, membentuk daerah dataran tinggi yang padat penduduk. Hutan hujan yang padat dapat ditemukan di dataran rendah dan daerah pantai. Tekstur daratannya yang sedemikian rupa membuatnya menjadi sulit bagi pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur transportasi. Di beberapa daerah, pesawat terbang adalah satu-satunya transportasi. Setelah diperintah oleh tiga kekuatan asing sejak 1884, Papua Nugini merdeka dari Australia pada tahun 1975. Kini Papua Nugini masih menjadi bagian dari persemakmuran. Banyak penduduk hidup dalam kemiskinan yang cukup buruk, sekitar sepertiga dari penduduk hidup dengan penghasilan kurang dari US$ 1,25 per hari. Sejarah Keberadaan manusia yang menetap di Papua Nugini diduga dimulai sejak 50.000 tahun yang lalu. Penduduk kuno ini mungkin berasal dari Asia Tenggara, sementara mereka yang berasal dari Afrika telah hadir sejak 50.000 hingga 70.000 tahun yang lalu. Pulau Papua adalah salah satu daratan yang mula-mula dihuni oleh manusia modern, setelah daratan Afrika dan Eurasia, dengan migrasi pertama pada waktu kurang lebih sama dengan yang di Australia. Pertanian dikembangkan secara mandiri di dataran tinggi Pulau Papua sekitar 7.000 SM, membuatnya menjadi salah satu dari sedikit daerah domestikasi tanaman asli di dunia. Migrasi utama penutur bahasa Austronesia datang ke daerah pantai sekitar 2.500 tahun yang lalu, dan ini berkorelasi dengan pengenalan tembikar, babi, dan teknik-teknik memancing tertentu. Baru-baru ini, sekitar 300 tahun yang lalu, ubi jalar masuk Pulau Papua, yang telah diperkenalkan ke Maluku dari Amerika Selatan oleh kekuasaan kolonial dominan lokal, Portugal. Panen ubi jalar yang meningkat telah mentransformasi pertanian tradisional secara radikal; ubi jalar menggantikan sebagian besar bahan pokok sebelumnya, talas, dan memberikan peningkatan yang signifikan pada populasi di dataran tinggi. Orang Barat hanya sedikit mengetahui pulau ini hingga abad ke-19, meskipun para saudagar dari Asia Tenggara telah mengunjungi Pulau Papua sejak 5.000 tahun lalu untuk mengoleksi bulu dan rambut Cendrawasih, dan para penjelajah berkebangsaan Spanyol dan Portugis telah menemukannya pada abad ke-16 (tahun 1526 dan 1527 oleh Jorge de Menezes). Nama negara ini yang memberi kesan ganda dihasilkan dari sejarah administratifnya yang kompleks sebelum kemerdekaan. Kata papua diturunkan dari pepuah kata dari bahasa Melayu yang menggambarkan rambut orang Melanesia yang keriting, dan "New Guinea" (Nueva Guinea) adalah nama yang digulirkan oleh penjelajah dari Imperium Spanyol, Yñigo Ortiz de Retez, yang pada tahun 1545 mencatat kemiripan orang-orang Papua dibandingkan dengan orang-orang yang pernah dilihatnya di sepanjang pesisir Guinea, Afrika. Paro utara negara ini dikuasai Jerman pada tahun 1884 sebagai Nugini Jerman. Selama Perang Dunia I, paro selatan daratan negara ini diduduki Australia, yang telah mulai memerintah Nugini Britania dengan mengembalikan nama semulanya menjadi Papua pada tahun 1904. Setelah Perang Dunia I, Australia diberi mandat untuk memerintah bekas Nugini Jerman oleh Liga Bangsa-Bangsa. Sebaliknya, Papua dianggap sebagai Wilayah Eksternal Persemakmuran Australia, meskipun secara hukum masih milik Britania. Hal ini menjadi sebuah isu yang penting bagi sistem hukum negara itu pasca-kemerdekaannya pada 1975. Perbedaan dalam status hukum memberikan arti bahwa Papua dan New Guinea memiliki pemerintah yang sepenuhnya terpisah, yang kedua-duanya dikendalikan oleh Australia. Kampanye Nugini (1942-1945) adalah salah satu kampanye militer besar pada Perang Dunia II. Hampir 216.000 tentara darat-laut-udara Jepang, Australia, dan Amerika tewas selama Kampanye Nugini. Dua teritori itu akhirnya dipadukan menjadi Teritori Papua dan Nugini setelah Perang Dunia II yang kemudian disederhanakan menjadi "Papua Nugini", sehingga membuat administrasi Papua menjadi terbuka bagi penglihatan dan pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tetapi, kelembagaan tertentu terus saja berlaku hanya di satu dari dua wilayah. Masalah yang rumit bermunculan saat itu, yakni penyesuaian bekas perbatasan antara provinsi yang saling berbatasan langsung, sehubungan dengan akses jalan dan kelompok bahasa, sehingga undang-undang tersebut berlaku hanya pada satu sisi dari suatu batas yang tidak lagi ada. Papua Nugini memperoleh kemerdekaannya tanpa peperangan dari Australia pada 16 September 1975, kendati demikian, Papua Nugini dan Australia tetap bertalian dekat (Australia masih menjadi penyumbang bantuan dwipihak terbesar bagi Papua Nugini). Sebuah pemberontakan separatis pada 1975-1976 di Pulau Bougainville mengakibatkan perubahan rancangan Konstitusi Papua Nugini hanya dalam 11 jam untuk memungkinkan Bougainville dan 18 distrik lain pra-kemerdekaan Papua Nugini mendapatkan status semifederal sebagai provinsi. Pemberontakan terulang dan merenggut 20.000 jiwa dari tahun 1988 sampai hal itu diselesaikan pada tahun 1997. Setelah pemberontakan, Joseph Kabui terpilih sebagai perdana menteri, tetapi tidak lama kemudian ia digantikan oleh wakilnya, John Tabinaman. Tabinaman tetap menduduki jabatannya hingga pemilihan umum berikutnya pada bulan Desember 2008, dengan James Tanis muncul sebagai pemenang. Kerusuhan anti-Cina, yang menewaskan ribuan orang, pecah pada Mei 2009. Geografi Dengan luas , Papua Nugini adalah negara terluas ke-54 di dunia. Papua Nugini sebagian besar bergunung-gunung (puncak tertingginya adalah Gunung Wilhelm setinggi 4.509 meter; 14.793 kaki) dan sebagian lainnya ditutupi hutan hujan tropis, seperti halnya juga wilayah lahan basah yang sangat luas di sekitaran sungai Sepik dan Fly. Papua Nugini juga turut dikelilingi oleh terumbu karang Negara ini terletak di Cincin Api Pasifik, pada titik tumbukan beberapa lempeng tektonik. Terdapat sejumlah gunung berapi yang aktif, dan ledakan gunung sangatlah sering. Gempa bumi cukup lazim terjadi, kadang-kadang disertai tsunami. Daratan utama negara ini adalah paro timur Pulau Papua, di mana kota-kota terbesar ada di sana, termasuk di antaranya ibu kota Port Moresby dan Lae; pulau-pulau utama lainnya adalah Irlandia Baru, Britania Baru, Manus, dan Bougainville. Papua Nugini adalah salah satu dari sedikit kawasan yang dekat dengan khatulistiwa yang mengalami hujan salju, yang ada di titik-titik tertinggi daratan utamanya. Perbatasan Perbatasan antara Papua Nugini dan Indonesia dikonfirmasi dengan perjanjian bersama Australia sebelum kemerdekaan pada tahun 1974. Perbatasan maritim dengan Australia dikonfirmasi dengan perjanjian pada tahun 1978. Ekologi Papua Nugini adalah bagian dari zona ekologi Australasia, yang juga meliputi Australia, Selandia Baru, timur Indonesia, dan beberapa kelompok kepulauan di Pasifik, termasuk Kepulauan Solomon dan Vanuatu. Secara geologi, Pulau Papua adalah perluasan utara dari Lempeng Indo-Australia, membentuk bagian massa daratan tunggal Australia-Papua (juga disebut Sahul atau Meganesia). Pulau Papua terhubung dengan ruas Australia oleh sebuah paparan benua yang melintasi Selat Torres, yang pada zaman lampau merupakan sebuah land bridge — khususnya pada Zaman es ketika permukaan laut lebih rendah daripada zaman sekarang. Akibatnya, banyak spesies burung dan mamalia yang ditemukan di Pulau Papua memiliki pranala genetik yang dekat dengan spesies yang berpadanan di Australia. Satu spesimen yang berharga bagi kedua-dua daratan ini adalah kehadiran beberapa spesies mamalia marsupial, termasuk beberapa kangguru dan possum, yang tidak ditemukan di tempat lain. Banyak pulau lainnya di wilayah Papua Nugini, termasuk Britania Baru, Irlandia Baru, Bougainville, Kepulauan Admiralty, Kepulauan Trobriand, dan Kepulauan Louisiade yang tidak pernah terkait dengan Pulau Papua oleh land bridge, dan daratannya minim spesies mamalia tanah dan burung yang tak bisa terbang yang lazim ditemui di Pulau Papua dan Australia. Australia dan Pulau Papua adalah bagian dari adibenua kuno Gondwana, yang mulai terpisah-pisah menjadi benua-benua yang lebih kecil pada zaman kapur, 65-130 juta tahun lalu. Australia pada akhirnya terpisah dari Antartika pada kira-kira 45 juta tahun lalu. Semua daratan Australasia adalah tempat bagi flora Antartika, yang diturunkan dari flora Gondwana selatan, termasuk tumbuhan runjung podocarpaceae dan pinus araucaria, dan nothofagus berdaun lebar. Famili tumbuhan ini masih lestari di Papua Nugini. Karena Lempeng Indo-Australia (yang meliputi anak benua India, Australia, dan lantai Samudera Indonesia) membujur ke utara, ia bertumbukan dengan Lempeng Eurasia, dan tumbukan kedua-dua lempeng itu menyembulkan Pegunungan Himalaya, kepulauan Indonesia, dan Pegunungan Tengah Pulau Papua. Pegunungan Papua berumur lebih muda dan lebih tinggi daripada pegunungan di Australia, sehingga ia menjadi gletser khatulistiwa yang langka. Pulau Papua adalah bagian dari zona tropika yang lembap, dan banyak tumbuhan hutan hujan Indomalaya tumbuh lebat melintasi selat-selat yang sempit dari Asia, bercampur dengan flora Australia dan Antartika. Papua Nugini meliputi sejumlah kawasan ekologi: Hutan hujan dataran rendah Kepulauan Admiralty Hutan hujan Pegunungan Tengah Hutan hujan gunung di Semenanjung Huon Hutan hujan Kepulauan Louisiade Hutan hujan dataran rendah Britania Baru-Irlandia Baru Hutan hujan gunung Britania Baru-Irlandia Baru Bakau Papua Hutan rawa air segar dan hutan hujan dataran rendah Papua Utara Hutan hujan gunung Papua Utara Hutan hujan Kepulauan Solomon (termasuk Pulau Bougainville dan Pulau Buka) Hutan hujan Papua Selatan Hutan rawa air segar Papua Selatan Hutan hujan dataran rendah Papua Selatan Hutan hujan Kepulauan Trobriand Padang rumput Trans Fly Padang rumput sub-alpina Pegunungan Tengah Politik Pemerintahan Papua Nugini adalah negara yang termasuk dalam Alam Persemakmuran, dengan Raja Charles III sebagai kepala negara. Sang Raja diwakili oleh Gubernur Jenderal Papua Nugini saat ini, Bob Dadae. Papua Nugini dan Kepulauan Solomon adalah dua entitas negara yang tidak biasa di antara negara-negara Persemakmuran, yakni bahwa Gubernur Jenderal secara efektif dipilih oleh badan legislatif dan bukan oleh cabang eksekutif, seperti di beberapa negara demokrasi parlementer. Sejak awal kemerdekaannya, konvensi konstitusional dan juga Australia sudah memperkirakan bahwa Papua Nugini akan memilih untuk tidak mempertahankan hubungan dengan monarki Inggris. Namun hal itu terbilang sulit untuk dapat terlaksana, karena bagaimanapun, pihak kerajaan menganggap bahwa negara yang baru saja merdeka ini tidak akan mampu menjalankan pemerintahannya dengan baik melalui sistem kerajaan pribumi, sehingga sistem monarki Inggris dipertahankan. Kekuasaan eksekutif sebenarnya terletak pada Perdana Menteri, yang mengepalai kabinet. Perdana Menteri saat ini adalah Peter O'Neill. Parlemen Nasional menerapkan sistem unikameral yang dimana memiliki 109 kursi, 20 di antaranya ditempati oleh para gubernur dari 19 provinsi dan Distrik Ibukota Nasional. Calon anggota parlemen dipilih pada saat perdana menteri menyerukan pemilihan umum nasional, selambat-lambatnya lima tahun setelah pemilu nasional sebelumnya. Pada awal-awal kemerdekaan, ketidak stabilan sistem partai menyebabkan sering terjadinya mosi tidak percaya di parlemen yang berakibat pada jatuhnya pemerintah saat itu, sehingga membuat pemilu nasional perlu diadakan lagi, sesuai dengan konvensi demokrasi parlementer. Dalam beberapa tahun terakhir, berturut-turut pemerintah telah mengeluarkan undang-undang demi mencegah ketidak stabilan seperti itu berlangsung lebih cepat dari 18 bulan setelah pemilihan umum nasional. Ini memberi dampak stabilitas yang efektif bagi negara, meskipun mungkin dengan mengurangi akuntabilitas dari cabang eksekutif pemerintahan. Pemilihan di Papua Nugini menarik banyak calon. Setelah kemerdekaan pada tahun 1975, anggota dipilih dengan plurality vote system, dengan para pemenang sering kali meraih kurang dari 15% suara. Reformasi elektoral pada tahun 2001 memperkenalkan Limited Preferential Vote, sebuah versi dari instant-runoff voting. Pemilihan umum tahun 2007 adalah yang pertama dilakukan dengan menggunakan sistem itu. Hukum Parlemen negara ini yang berkamar tunggal menjalankan legislasi dengan cara yang sama seperti di dalam ranah hukum lainnya, yaitu dengan memiliki "kabinet," "pemerintah yang bertanggung jawab," dan sistem "demokrasi parlementer." Bila terdapat rancangan undang-undang, maka itu diajukan oleh pemerintah eksekutif kepada legislatur, diperdebatkan, dan bila lolos, akan menjadi undang-undang ketika rancangan itu menerima persetujuan kerajaan melalui Gubernur Jenderal. Sebagian besar peraturan legislasi sebenarnya telah diterapkan oleh birokrasi di bawah legislasi sebelumnya yang sudah diloloskan dan diberlakukan oleh Parlemen. Semua produk hukum (statuta) yang diberlakukan oleh parlemen haruslah sesuai dengan konstitusi. Lembaga peradilan memiliki yurisdiksi untuk mengatur kekonstitusionalan statuta, baik itu yang dipersengketakan di hadapan mereka, atau pada permohonan rujukan yang di mana tidak ada persengketaan, melainkan hanya menjadi pertanyaan abstrak hukum. Merupakan hal yang tak lazim di antara negara-negara berkembang, bahwa cabang yudikatif pemerintah di Papua Nugini cukup mandiri dan memiliki pengaruh lebih, dan pemerintah-pemerintah eksekutif yang silih berganti selalu menghormati kekuatan otoritas yudikatif ini. Hukum Umum Papua Nugini — mengandung hukum umum Australia yang diterima pada 16 September 1975 (hari kemerdekaan), dan kemudian menjadi dasar keputusan-keputusan lembaga peradilan Papua Nugini sendiri. Lembaga-lembaga peradilan diarahkan oleh konstitusi, yang pada masa-masa berikutnya diharap dapat memberi perhatian lebih terhadap undang-undang konservatif, untuk menyerap risalah "adat" komunitas tradisional, dengan suatu pandangan untuk menentukan adat-adat mana saja yang dianggap lazim bagi seluruh kawasan di negara ini dan dapat saja dinyatakan sebagai bagian dari undang-undang ini. Praktiknya, hal ini terbukti sukar diterapkan dan sering kali diabaikan. Faktanya, penerimaan dan penerapan statuta lebih banyak diambil dari yurisdiksi seberang lautan, terutama Australia dan Inggris. Pembagian administratif Papua Nugini dibagi menjadi empat region, yang bukan merupakan pembagian administratif primer namun penggunaannya cukup signifikan di dalam banyak sendi pemerintah, perdagangan, olahraga, dan kegiatan lainnya. Negara ini memiliki 22 pembagian wilayah yang setara provinsi: 20 provinsi, Daerah Otonom Bougainville dan Distrik Ibu Kota Nasional. Tiap-tiap provinsi dibagi menjadi satu distrik atau lebih, yang kemudian dibagi lagi menjadi satu pemerintah lokal atau lebih. Provinsi adalah pembagian administratif primer di Papua Nugini. Pemerintah provinsi adalah cabang pemerintah nasional — Papua Nugini bukanlah federasi provinsi. Wilayah-wilayah yang setara provinsi itu adalah: Provinsi Tengah Provinsi Chimbu (Simbu) Provinsi Dataran Tinggi Timur Provinsi Britania Baru Timur Provinsi Sepik Timur Provinsi Enga Provinsi Teluk Provinsi Madang Provinsi Manus Provinsi Teluk Milne Provinsi Morobe Provinsi Irlandia Baru Provinsi Oro (Utara) Daerah Otonom Bougainville Provinsi Dataran Tinggi Selatan Provinsi Barat (Fly) Provinsi Dataran Tinggi Barat Provinsi Britania Baru Barat Provinsi Sepik Barat (Sandaun) Distrik Ibu Kota Nasional Provinsi Hela Provinsi Jiwaka Pada tahun 2009, parlemen menyetujui pemekaran provinsi, yaitu Hela dan Jiwaka. Ekonomi Papua Nugini kaya akan sumber daya alam, tetapi eksploitasinya terkendala oleh rupa buminya yang rumit, tingginya biaya pembangunan infrastruktur, persoalan perundang-undangan yang serius, dan sistem status pertanahan yang membuat upaya pengenalan pemilik tanah untuk tujuan negosiasi perjanjian terhadapnya tetap saja menyisakan masalah. Pertanian memberikan penghidupan yang penting bagi 85% penduduk. Cadangan mineral, meliputi minyak bumi, tembaga, dan emas, menyumbangkan 72% perolehan ekspor. Negara ini juga memiliki industri kopi yang cukup bernilai. Mantan Perdana Menteri Sir Mekere Morauta berupaya untuk meletakkan kembali kesatuan perlembagaan negara, memantapkan mata uang kina, meletakkan kembali kemantapan anggaran nasional, memprivatisasi perusahaan-perusahaan umum yang dirasa cocok, dan memastikan kelestarian perdamaian Bougainville setelah tercapainya perjanjian 1997 yang mengakhiri ketegangan kaum separatis Bougainville. Pemerintah Morauta mencapai kejayaan ketika menarik dukungan internasional, khususnya mendapat dukungan dari IMF dan Bank Dunia demi mengamankan pinjaman bantuan pembangunan. Tantangan yang cukup hebat dihadapi oleh Perdana Menteri Sir Michael Somare, termasuk upaya memperkuat kepercayaan penanam modal, melanjutkan upaya privatisasi aset-aset pemerintah, dan memelihara dukungan dari anggota Parlemen. Pada Maret 2006, Komisi PBB untuk Kebijakan Pembangunan menyeru agar status Papua Nugini sebagai negara berkembang diturunkan menjadi negara terbelakang karena kemandekan sosial dan ekonomi yang mulur. Tetapi, sebuah penilaian yang dilakukan IMF pada penghujung 2008 menemukan bahwa "paduan antara kebijakan moneter dan fiskal yang tepat, dan tingginya harga ekspor barang tambang dunia, telah mendukung mengambangnya pertumbuhan ekonomi dan memantapnya ekonomi makro terbaru Papua Nugini. Pertumbuhan PDB sejati, pada lebih dari 6% pada tahun 2007, berlandasan luas dan diharapkan terus menguat pada 2008." Pertanahan Hanya kira-kira 3% tanah Papua Nugini dimiliki oleh perseorangan; itupun merupakan pinjaman dari negara untuk masa pakai 99 tahun, selebihnya adalah milik negara. Secara virtual, tidak ada sebutan untuk penguasaan/pemilikan yang bebas; kepemilikan yang hanya sedikit itu secara otomatis dialihkan statusnya menjadi Pinjaman Negara ketika mereka dipindahtangankan dari pemasok ke pembeli. Tanah yang tidak dijual ke pihak asing dimiliki oleh pemilik tanah ulayat di bawah sebutan adat. Banyak pihak disana yang menggambarkan tanah sebagai sesuatu yang berada dalam kepemilikan komunitas dari marga-marga tradisional; tetapi, pengkajian yang lebih saksama biasanya menunjukkan bahwa bagian terkecil dari kepemilikan tanah yang tidak dapat dibagi-bagi lagi itu dikuasai oleh kepala/tetua keluarga besar, atau keturunan mereka jika mereka baru saja meninggal dunia. Hal ini menjadi masalah yang mendesak karena rancangan pembangunan ekonomi juga harus mempertimbangkan keanggotaan kelompok pemilik tanah ulayat dan para pewarisnya. Sengketa antara perusahaan pertambangan dan kehutanan dengan kelompok pemilik tanah sering kali terpicu pada pertanyaan seperti apakah perusahaan-perusahaan itu memiliki hubungan ikatan kontrak atas penggunaan tanah dengan pemilik sejatinya. Hak milik perseorangan — biasanya tanah — tidak dapat ditentukan atas dasar kehendak; ia hanya dapat diwariskan menurut adat masyarakat secara turun-temurun. Transportasi Transportasi di Papua Nugini sangat dibatasi oleh kontur tanahnya yang bergunung-gunung. Port Moresby tidak terhubung dengan kota-kota besar lainnya melalui jalan darat, dan banyak kampung yang berjauhan hanya dapat dicapai melalui pesawat perintis atau bahkan jalan kaki. Hasilnya, perjalanan lewat udara adalah modus transportasi yang paling penting. Papua Nugini punya 578 lapangan terbang perintis, dan sebagian besarnya belum beraspal. Demografi Papua Nugini merupakan salah satu negara paling heterogen di dunia. Ada ratusan kelompok etnis pribumi di Papua Nugini, sebagian besar di antaranya dikenal sebagai Orang Papua, yang nenek moyangnya tiba di Pulau Papua puluhan ribu tahun yang lalu. Banyak suku-suku Papua di pedalaman yang terpencil masih jarang berhubungan dengan dunia luar. Suku yang lainnya termasuk sebagai bangsa Austronesia, nenek moyang mereka telah tiba di kawasan itu kurang dari empat ribu tahun yang lalu. Ada juga beberapa orang dari negara lain yang kini menetap di Papua Nugini, termasuk Cina, Eropa, Australia, Filipina, Polinesia, dan Mikronesia. Saat ambang kemerdekaan Papua Nugini pada tahun 1975, ada 40.000 ekspatriat (terutama Australia dan Cina) di Papua Nugini. Papua Nugini memiliki bahasa yang lebih banyak daripada negara lain, dengan lebih dari 820 bahasa pribumi, mewakili dua belas persen dari total bahasa di dunia. Bahasa pribumi digolongkan menjadi dua kelompok besar: bahasa Austronesia dan non-Austronesia (atau bahasa Papua). Terdapat tiga bahasa resmi di Papua Nugini. Bahasa Inggris adalah bahasa resmi dan merupakan bahasa pemerintahan dan sistem pendidikan, tetapi tidak banyak digunakan. Lingua franca utama dari negara ini adalah bahasa Tok Pisin (umumnya dikenal dalam bahasa Inggris sebagai New Guinea Pidgin atau Melanesian Pidgin). Satu-satunya region di mana bahasa Tok Pisin tidak umum digunakan adalah bagian selatan Region Papua, di mana orang sering menggunakan bahasa resmi ketiga, Hiri Motu. Meskipun terletak di Region Papua, Port Moresby memiliki populasi yang sangat beragam yang menggunakan Tok Pisin sebagai bahasa utama, dan bahasa Inggris untuk proporsi yang lebih sedikit, dengan Motu diucapkan sebagai bahasa asli di desa-desa terpencil. Dengan rata-rata hanya 7.000 penutur per bahasa, Papua Nugini memiliki kepadatan bahasa yang lebih besar daripada bahasa bangsa lain di bumi. Agama Walaupun Papua Nugini adalah Negara agama Kristen, tetapi pengadilan dan pemerintah menegakkan hak konstitusional untuk kebebasan berbicara, berpikir, dan berkeyakinan, dan tidak ada undang-undang atau peraturan lain yang membatasi hak-hak tersebut, meskipun Sir Arnold Amet, yang pernah menjadi Ketua Majelis Hakim Papua Nugini dan seorang pemeluk Kristen, sering mendesak parlemen untuk memperhatikan kegiatan umat Islam di negara ini. Sensus tahun 2020 menunjukkan 99,5% penduduk adalah umat Kristen; Persentase sensus yang dimaksud adalah: Agama minoritas meliputi Baha'i (15.000 orang atau 0,3%), sedangkan umat Islam Syiah berjumlah kira-kira 1.000-2.000 orang atau 0,03%, sedangkan Islam Sunni berjumlah kira kira 800-1000 orang atau 0,02% (Yang beragama Islam baik Sunni maupun Syiah biasanya pengungsi Islam dari Afrika dan Asia Tenggara tetapi bukan orang Papua Nugini yang pindah agama). Agama Kristen dan kelompok agama non-Kristen cukup aktif beribadah di negara ini. Dewan Gereja Papua Nugini telah menyatakan bahwa penyebaran ajaran agama Kristen, Islam maupun Konghucu begitu aktif di negara ini. Juga terdapat kepercayaan tradisional, seperti Korowai yang menganut animisme (0,05%). Beberapa juga cenderung memiliki unsur penyembahan leluhur, meskipun tata cara peribadatannya menunjukkan keragaman yang ekstrim bagi kalangan penganutnya. Adalah merupakan hal yang lazim di antara penganut kepercayaan tradisional tentang keyakinan mereka terhadap masalai, atau roh jahat, yang kerap dipersalahkan sebagai entitas yang selalu "meracuni dan mendatangkan kesulitan" bagi rakyat, menyebabkan malapetaka dan maut. Pendidikan Masih banyak penduduk di negara ini yang belum melek aksara. Ada banyak lembaga pendidikan di negara ini yang dikelola oleh gereja. Ini termasuk 500 sekolah Gereja Luther Injili Papua Nugini. Papua Nugini punya enam universitas yang terpisah dari lembaga-lembaga pendidikan tersier lainnya. Dua universitas yang didirikan adalah Universitas Papua Nugini yang berbasis di Distrik Ibukota Nasional, dan Universitas Teknologi Papua Nugini yang berbasis di Lae, di Provinsi Morobe. Empat universitas lainnya yang dulunya disebut college, didirikan baru-baru ini setelah memperoleh pengakuan pemerintah. Universitas tersebut adalah Universitas Goroka di Provinsi Pegunungan Timur, Universitas Firman Tuhan (dijalankan oleh Gereja Katolik) di Provinsi Madang, Universitas Pertanian Vudal di Provinsi Britania Baru Timur, dan Universitas Advent Pasifik (dijalankan oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh) di Distrik Ibu kota Nasional. Kesehatan Pada tahun 2004, besaran pengeluaran senilai 3% dari PDB, sedangkan pengeluaran swasta senilai 0,6% dari PDB. Papua Nugini memiliki insiden HIV dan AIDS tertinggi di kawasan Pasifik dan merupakan negara keempat di Asia Pasifik yang memenuhi kriteria wabah HIV/AIDS hingga ke tingkat pandemi. Rendahnya kepedulian terhadap HIV/AIDS adalah masalah pokok, khususnya di pedesaan. Pada awal dasawarsa 2000-an, hanya ada 5 dokter per 100.000 penduduk. Budaya Penduduk di Papua Nugini merupakan salah satu yang heterogen di dunia. Pertumbuhan penduduk pertahun menurut data sejak tahun 2005-2010 sebesar 2.0%. Keberagaman bahasa juga ditemukan disana. Setiap desa yang dilewati masing-masing memiliki bahasa yang berbeda. Tapi pada umumnya ada 3 bahasa yang digunakan yakni Inggris, Tok Pisin dan Bahasa Hiri Motu. Dan diperkirakan terdapat sekitar 860 bahasa lainnya. Penduduk asing terdiri dari 1 % populasi. Setengah dari mereka adalah Australia, China, dan UK, New Zealand, Filipina, India, dan USA. Mereka semua adalah misionaris. Sejak kemerdekaan, sekitar 900 penduduk asing telah menjadi penduduk naturalisasi. Dalam hal pendidikan, jumlah melek huruf di Papua Nugini terbilang cukup besar, diperkirakan sekitar 57,3%. Papua Nugini memiliki beberapa ribu komunitas yang terpisah, yang berbeda bahasa, adat dan tradisinya masing-masing. Kemajemukan ini terkadang menjadi sumber konflik disana. Meskipun kebudayaannya bervariasi, struktur sosial di Papua Nugini pada umumnya termasuk karakter dibawah ini: Pertalian keluarga yang sangat kuat dan mengikat, Hubungan yang sederajat berdasarkan status yang diperoleh sendiri, Cinta yang begitu kuat terhadap tanahnya. Komunitas tradisional tidak mengakui transfer permanen atas kepemilikan ketika tanah dijual, Tanah dan barang kepemilikan lainnya di beberapa budaya bisa diwariskan pada perempuan. Tapi pada umumnya, perempuan diperlakukan rendah. Kekerasan gender menjadi salah satu masalah sosial disana, Pola dan frekuensi aktivitas seksual (khususnya di area pedesaan) berkontribusi terhadap cepatnya penyebaran HIV saat ini, Kebanyakan penduduk masih sangat taat dengan pola kehidupan tradisional mereka yang berakar kuat dalam kehidupan dipedesaan. Lihat pula Daftar tokoh Papua Nugini Catatan Referensi Papua New Guinea Pranala luar Portal resmi Negara kepulauan Negara anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa Negara di Oseania Nugini
3,826
737
https://id.wikipedia.org/wiki/Port%20Moresby
Port Moresby
Port Moresby adalah ibu kota, kota terbesar sekaligus pusat ritel/konveksi di negara Papua Nugini. Port Moresby terletak di pesisir Teluk Papua dijazirah bagian tenggara (ekor burung) negara Papua Nugini. Produksi lokal termasuk karet, emas dan kopra. Kota Port Moresby berpenduduk 259.908 jiwa (berdasarkan hasil perhitungan cepat LSM setempat pada tahun 2007). Kota ini terletak pada koordinat 09°30' LS 147°07' BT. Port Moresby didirikan oleh Kapten pasukan Inggris yang bernama John Moresby pada tahun 1873 sebagai sebuah pos pemerikasaan pinggir pantai. Kerajaan Britania Raya lalu menduduki kota ini pada tahun 1883 setelah merebutnya dari Jerman. Sewaktu Perang Dunia II, sebuah markas tentara Sekutu ada di jantung/pusat kota ini. Distrik Ibu kota Nasional (NCD: National Capital District) termasuk di dalamnya adalah Port Moresby, terdiri atas perkampungan yang tersebar luas, pusat pemerintahan, pinggiran kota, dan perkampungan liar. Port Moresby merupakan kota terbesar (195570 orang) dan terpadat penduduknya di Papua Nugini (783 orang/km2). NCD memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak daripada 12 Provinsi lain di Papua Nugini. 5/9 penduduk di NCD lahir di luar NCD. Hal ini membuat penduduk asli (orang-orang Motu dan Koitabu) kurang dari sepersepuluh dari total populasi penduduk yang menempati NCD. Desa orang-orang Motu dan Koitabu adalah pusat keramaian dan kemiskinan. Seperempat penduduk NCD hidup di perkampungan liar. Sebaliknya, kota ini juga memiliki bangunan tertinggi dan perumahan paling mewah. NCD tidak terhubung oleh jalan dengan kota besar lainnya. Kegiatan pemerintahan merupakan kegiatan utama di NCD. Museum Nasional dan Galeri Seni merupakan salah satu tempat wisata di NCD. Festival Tahunan Port Moresby dan Festival Hiri Moale merupakan salah satu festival yang diadakan di NCD. Ringkasan Populasi: 188089 warga dan ekspatriat 7481. Luas tanah: 240 km2. Anggota parlemen: 4. Kantor Pusat: Waigani. Sejarah Para ilmuwan percaya orang-orang Motu telah menetap di NCD lebih dari 400 tahun yang lalu. Orang-orang Motu mulai mendirikan desa Pari dan Badihagwa 250 tahun yang lalu, Hanuabada (Kampung Besar) 130 tahun yang lalu, Vabukori dan Tatana baru-baru ini. Orang-orang Motu membangun rumah-rumah panggung di atas laut. Pisang, ubi jalar, dan ikan adalah makanan pokok mereka. Sagu adalah makanan utama mereka dari bulan November sampai Mei, di antara musim ubi jalar. Orang-orang Motu menggunakan lakatois (sampan dengan 2 lambung besar) untuk mengangkut periuk dan kerang ke Gulf untuk ditukarkan dengan sagu. Orang-orang Koitabu pedalaman berteman dengan Motu dan menukarkan tanaman untuk mendapatkan ikan. Orang-orang Koitabu mendirikan desa Baruni, Kilakila dan Korobosea di perbukitan pantai. Mereka juga menetap di pinggir desa Motu, dan perkawinan antara keduanya, membuat keduanya semakin erat. Pada tahun 1873, Kapten Laut Britania, John Moresby, meneliti pelabuhan di NCD. Ia menamai dua pelabuhan yang ia teliti dengan nama Pelabuhan Fairfax dan Pelabuhan Moresby, untuk menghormati ayahnya, Laksamana Fairfax Moresby. Pada tahun 1975. Williarn G. Lawes mendirikan markas besar Masyarakat Missionaris London di dekat Hanuabada. Port Moresby adalah pelabuhan yang terdekat dengan Australia yang dijadikan sebagai markas kolonial Britania (1884-1906) dan Australia (1906-75). Jepang mengebom Port Moresby berulang kali pada tahun 1942, pada awal Perang Dunia II. Jenderal Douglas MacArthur bersama pasukan sekutu membuat markas utama sementara di Port Moresby. Kebanyakan pria Motu dan Koitabu terdaftar sebagai buruh, tenaga kerja di perusaan pengangkut, pelayan, dan tenaga medis. Perempuan dan anak-anak pindah ke desa yang letaknya jauh di timur maupun barat untuk menyelamatkan diri. Ketika perang berakhir pada tahun 1945, desa Motu-Koitabu hancur akibat perang. Mereka membangun tempat penampungan sementara dengan perlengkapan perang yang ditinggalkan. Di akhir 1940-an, Australia membantu mereka membangun kembali Hanuabada. Kawasan industri Badili dikembangkan pada tahun 1950. Universitas Papua Nugini dibuka pada tahun 1965. Pengembangan kantor pusat pemerintahan nasional di Waigani dimulai pada tahun 1970. Port Moresby memiliki Dewan Kota dipilih dari tahun 1971 hingga 1980, ketika kabinet Nasional ditangguhkan akibat kesalahan keuangan. Dewan memiliki 21 anggota yang mewakili 7 kota. Pada Mei 1982, Parlemen mengadopsi sebuah sistem pemerintahan untuk NCD, sementara itu pemerintahan alternatif tengah dipelajari. Pemerintahan dipimpin oleh 10 anggota Motu-Koitabu yang dipilih, 4 anggota parlemen nasional, dan 10 orang yang diangkat secara politik pada tahun 1991. Sistem tersebut digantikan oleh sistem saat ini pada tahun 1992. Iklim Port Moresby memiliki iklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim laut dengan suhu yang relatif konstan/stagnan sepanjang tahun. Musim hujan mulai dari bulan Desember hingga awal bulan Mei, sedangkan musim kemarau mencakup enam bulan tersisa. Curah hujan rata-rata di Port Moresby sekitar 2.000 mm dengan daerah sekitar Ponditoanga sebagai daerah tangkapan hujan tertinggi yang curah hujannya rata-rata mencapai 3.400 mm pertahun. Suhu rata-rata setiap hari-nya berkisar sntara 28 °C hingga 32 °C, tergantung pada musim di waktu yang bersangkutan, sedangkan suhu terendah rata-rata menunjukkan sedikit sekali perubahan, berkisar antara 24 °C. Musim pancaroba di Port Moresby terkadang menjadi sedikit lebih sejuk pada musim kering. Ekonomi Papua Nugini kaya akan sumber daya alam, yang menyumbang dua pertiga dari pendapatan ekspor mereka. Meskipun dipenuhi dengan sumber daya, kurangnya pembangunan membuat negara-negara asing mengambil alih beberapa lokasi. Permintaan asing yang berkelanjutan untuk sumber daya membuat Amerika Serikat mendirikan perusahaan minyak yang mulai mengekspor pada tahun 2004. Ini adalah proyek terbesar dalam sejarah kota ini. Proyek ini meningkatkan potensi menjadi tiga kali lipat pendapatan ekspor. Papua Nugini memperoleh banyak bantuan dari Australia dan ditawari bantuan dua ratus juta dolar setahun, dan banyak negara seperti Singapura, Jepang, dan Cina juga memainkan peran besar dalam bisnis industri Port Moresby. Keputusan untuk menjadi tuan rumah pertemuan APEC 2018, membawa sejumlah besar pemimpin dunia ke Port Moresby, menunjukkan kecepatan Port Moresby memasuki ekonomi dunia. Dalam beberapa tahun terakhir Port Moresby telah ada pertumbuhan besar secara ekonomi. Ada banyak bangunan perumahan, menara perkantoran, pusat perbelanjaan dan perusahaan komersial di atasnya. Area tepi laut telah sepenuhnya dibangun kembali dengan apartemen, restoran, dan pusat perbelanjaan. Fasilitas olahraga ditingkatkan secara signifikan untuk Olimpiade Pasifik Selatan 2015, dan pengembangan lebih lanjut dilakukan sebagai persiapan untuk Piala Dunia Wanita U-20 FIFA 2016. Dalam beberapa tahun,pemerintah kota ini mencanangkan Bandara Internasional Jacksons dibangun kembali dan akan dikembangkan lebih lanjut pada waktunya untuk pertemuan Kepala Pemerintahan APEC pada tahun 2018. Distrik, LLG dan suburb Transportasi Port Moresby Melayani di dalam kota dengan Bus dan taksi milik pribadi. Penerbangan sangat penting untuk transportasi di negara ini, jalan raya tidak tersedia secara luas. Port Moresby dilayani oleh Bandara Internasional Jacksons, bandara internasional terbesar dan pangkalan Angkatan Udara Papua Nugini di negara tersebut. Air Nugini dan Airlines Port Moresby melakukan layanan domestik dan internasional reguler dari bandara, sementara Virgin, Australia dan Qantas terbang ke Brisbane. Jacksons memiliki penerbangan internasional ke Brisbane, Cairns, Sydney, Honiara, Nadi, Manila, Port Vila, Singapura, Hong Kong dan Tokyo. Karena sistem jalan raya nasional tidak sepenuhnya terhubung, ada banyak penerbangan internal ke kota-kota lain, seperti Lae dan Madang, yang tidak memiliki koneksi jalan langsung ke Port Moresby. Kota kembar Jinan, China, sejak 28 September 1988 Palm Desert, California, Amerika Serikat Townsville, Australia, sejak 1983 Jayapura, Indonesia Referensi Pranala luar http://www.pacificislandtravel.com/png/about_destin/port_moresby.html http://www.pacificislandtravel.com/png/about_destin/portmoresbytown.html Situs Port Moresby Konsulat, Kedutaan Exchange Rates Online Business Directory Weather for Port Moresby PNG-centric Web Search Kota di Papua Nugini
1,140
739
https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia%20Raya
Indonesia Raya
"Indonesia Raya" merupakan lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini menjadi salah satu titik kelahiran pergerakan nasionalis di seluruh Nusantara yang mendukung ide "Indonesia" yang satu sebagai penerus Hindia Belanda, daripada dipecah belah menjadi beberapa koloni. Lagu ini digubah oleh Wage Rudolf Soepratman pada tahun 1924 dan kemudian diperkenalkan di depan khalayak pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda II di Batavia (Jakarta). Koran Tionghoa berbahasa Melayu, Sin Po, edisi 10 November 1928 diterbitkan. Setelah beberapa kali mengalami perubahan, lagu "Indonesia Raya" diputar dalam upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia seusai pembacaan Teks Proklamasi oleh Soekarno. Lagu "Indonesia Raya" yang gubahannya sempat ditinjau ulang kemudian diatur keabsahannya sebagai lagu kebangsaaan dalam PP No. 44 Tahun 1958. Keabsahannya sebagai lagu kebangsaan dikukuhkan lebih jauh dengan ditetapkannya amandemen kedua UUD 1945 yang memasukkan butir "Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya" dalam Pasal 36B, dan juga disahkannya UU No. 24 Tahun 2009. "Indonesia Raya" selalu dimainkan dan dinyanyikan pada upacara bendera, yaitu pada saat pengibaran atau penurunan Bendera Sang Merah Putih, terutama pada upacara Hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya. Bendera Negara harus dinaikkan atau diturunkan dengan khidmat serta dengan tarikan dan uluran yang diatur sedemikian agar bendera mencapai puncak tiang bendera ketika lagu berakhir. Setiap orang yang hadir pada saat Lagu Kebangsaan diperdengarkan dan/atau dinyanyikan, wajib berdiri tegak dengan sikap hormat. Lagu kebangsaan "Indonesia Raya" juga wajib diputar di setiap stasiun televisi dan radio sebelum pembukaan stasiun televisi dan radio, atau antara pukul 04:00 WIB dan 06:00 WIB. Sejarah Ketika mempublikasikan "Indonesia Raya" tahun 1928, Wage Rudolf Soepratman dengan jelas menuliskan "lagu kebangsaan" di bawah judul "Indonesia Raya". Teks lagu "Indonesia Raya" dipublikasikan pertama kali oleh suratkabar Sin Po, sedangkan rekaman pertamanya dimiliki oleh seorang pengusaha bernama Yo Kim Tjan. Setelah dikumandangkan tahun 1928 di hadapan para peserta Kongres Pemuda Kedua dengan biola, pemerintah kolonial Hindia Belanda segera melarang penyebutan lagu kebangsaan bagi "Indonesia Raya". Meskipun demikian, para pemuda tidak gentar. Mereka menyanyikan lagu itu dengan mengucapkan "Mulia, Mulia!" (bukan "Merdeka, Merdeka!") pada refrein. Akan tetapi, tetap saja mereka menganggap lagu itu sebagai lagu kebangsaan. Selanjutnya lagu "Indonesia Raya" selalu dinyanyikan pada setiap rapat partai-partai politik. Setelah Indonesia merdeka, lagu itu ditetapkan sebagai lagu Kebangsaan perlambang persatuan bangsa. Naskah pada koran Sin Po (1928) Lagu "Indonesia Raya" diciptakan oleh WR Supratman dan dikumandangkan pertama kali di muka umum pada Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 di Jakarta (pada usia 25 tahun), dan disebarluaskan oleh koran Sin Po pada edisi bulan November 1928. Naskah tersebut ditulis oleh WR Supratman dengan Tangga Nada C (natural) dan dengan catatan Djangan Terlaloe Tjepat, sedangkan pada sumber lain telah ditulis oleh WR Supratman pada Tangga Nada G (sesuai kemampuan umum orang menyanyi pada rentang a - e) dan dengan irama Marcia, Jos Cleber (1950) menuliskan dengan irama Maestoso con bravura (kecepatan metronome 104). Aransemen simfoni Jos Cleber (1950) Secara musikal, lagu ini telah dimuliakan — justru — oleh orang Belanda (atau Belgia) bernama Jos Cleber (pada waktu itu ia berusia 34 tahun) yang tutup usia tahun 1999 pada usia 83 tahun. Setelah menerima permintaan Kepala Studio RRI Jakarta adalah Jusuf Ronodipuro sejak pada tahun 1950, Jos Cleber pun menyusun aransemen baru, yang penyempurnaannya ia lakukan setelah juga menerima masukan dari Presiden Soekarno. Rekaman asli (1950) dan rekam ulang (1997) Rekaman asli dari Jos Cleber sejak pada tahun 1950 dari Jakarta Philharmonic Orchestra dimainkan perekaman secara bersuara stereo di Bandar Lampung sejak peresmian oleh Presiden Soeharto sejak pada tanggal 1 Januari 1992 dan direkam kembali secara digital di Australia sejak bertepatan pada Kerusuhan Mei 1998 yang diaransemen oleh Jos Cleber yang tersimpan di RRI Jakarta oleh Victoria Philharmonic Orchestra di bawah konduktor oleh Addie Muljadi Sumaatmadja yang berkerjasama oleh Twilite Orchestra yang diletak debut album pertama oleh Simfoni Negeriku yang durasi selama 1-menit 47-detik. Lirik asli, ejaan 1958, dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Lirik asli (1928) INDONESIA RAJA I Indonesia, tanah airkoe, Tanah toempah darahkoe, Disanalah akoe berdiri, Mendjaga Pandoe Iboekoe. Indonesia kebangsaankoe, Kebangsaan tanah airkoe, Marilah kita berseroe: "Indonesia Bersatoe". Hidoeplah tanahkoe, Hidoeplah neg'rikoe, Bangsakoe, djiwakoe, semoea, Bangoenlah rajatnja, Bangoenlah badannja, Oentoek Indonesia Raja. II Indonesia, tanah jang moelia, Tanah kita jang kaja, Disanalah akoe hidoep, Oentoek s'lama-lamanja. Indonesia, tanah poesaka, Poesaka kita semoea, Marilah kita mendoa: "Indonesia Bahagia". Soeboerlah tanahnja, Soeboerlah djiwanja, Bangsanja, rajatnja, semoeanja, Sedarlah hatinja, Sedarlah boedinja, Oentoek Indonesia Raja. III Indonesia, tanah jang soetji, Bagi kita disini, Disanalah kita berdiri, Mendjaga Iboe sedjati. Indonesia, tanah berseri, Tanah jang terkoetjintai, Marilah kita berdjandji: "Indonesia Bersatoe" S'lamatlah rajatnja, S'lamatlah poet'ranja, Poelaoenja, laoetnja, semoea, Madjoelah neg'rinja, Madjoelah Pandoenja, Oentoek Indonesia Raja. Refrain Indones', Indones', Moelia, Moelia, Tanahkoe, neg'rikoe jang koetjinta. Indones', Indones', Moelia, Moelia, Hidoeplah Indonesia Raja. Lirik resmi (1958) INDONESIA RAJA (sudah digunakan sejak 1945 atau lebih awal) I Indonesia tanah airku, Tanah tumpah darahku, Disanalah aku berdiri, Djadi pandu ibuku. Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan tanah airku, Marilah kita berseru, Indonesia bersatu. Hiduplah tanahku, Hiduplah neg'riku, Bangsaku, Rajatku, sem'wanja, Bangunlah djiwanja, Bangunlah badannja, Untuk Indonesia Raja. II Indonesia, tanah jang mulia, Tanah kita jang kaja, Disanalah aku berdiri, Untuk s'lama-lamanja. Indonesia, tanah pusaka, P'saka kita semuanja, Marilah kita mendoa, Indonesia bahagia. Suburlah tanahnja, Suburlah djiwanja, Bangsanja, Rajatnja, sem'wanja, Sadarlah hatinja, Sadarlah budinja, Untuk Indonesia Raja. III Indonesia, tanah jang sutji, Tanah kita jang sakti, Disanalah aku berdiri, Ndjaga ibu sedjati. Indonesia, tanah berseri, Tanah jang aku sajangi, Marilah kita berdjandji, Indonesia abadi. S'lamatlah rakjatnja, S'lamatlah putranja, Pulaunja, lautnja, sem'wanja, Madjulah Neg'rinja, Madjulah pandunja, Untuk Indonesia Raja. Refrain Indonesia Raja, Merdeka, merdeka, Tanahku, neg'riku jang kutjinta! Indonesia Raja, Merdeka, merdeka, Hiduplah Indonesia Raja. Lirik modern INDONESIA RAYA I Indonesia tanah airku, Tanah tumpah darahku, Di sanalah aku berdiri, Jadi pandu ibuku. Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan tanah airku, Marilah kita berseru, Indonesia bersatu. Hiduplah tanahku, Hiduplah negeriku, Bangsaku, Rakyatku, semuanya, Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya, Untuk Indonesia Raya. II Indonesia, tanah yang mulia, Tanah kita yang kaya, Di sanalah aku berdiri, Untuk selama-lamanya. Indonesia, tanah pusaka, Pusaka kita semuanya, Marilah kita mendoa, Indonesia bahagia. Suburlah tanahnya, Suburlah jiwanya, Bangsanya, Rakyatnya, semuanya, Sadarlah hatinya, Sadarlah budinya, Untuk Indonesia Raya. III Indonesia, tanah yang suci, Tanah kita yang sakti, Di sanalah aku berdiri, Jaga ibu sejati. Indonesia, tanah berseri, Tanah yang aku sayangi, Marilah kita berjanji, Indonesia abadi. Selamatlah rakyatnya, Selamatlah putranya, Pulaunya, lautnya, semuanya, Majulah Negerinya, Majulah pandunya, Untuk Indonesia Raya. Refrain Indonesia Raya, Merdeka, merdeka, Tanahku, negeriku yang kucinta! Indonesia Raya, Merdeka, merdeka, Hiduplah Indonesia Raya. Notasi Berikut adalah notasi lagu versi aransemen Jos Cleber yang termuat pada Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1958. Aturan lagu Kebangsaan Lagu kebangsaan "Indonesia Raya" dan penggunaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 1958 dan Undang-Undang Nomor: 24 tahun 2009 Tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan. Namun kewajiban untuk memperdengarkan lagu kebangsaan tersebut hanya berlaku untuk Daerah Istimewa Yogyakarta dimana seluruh warga diwajibkan untuk mendengarkan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" untuk menghormati jasa pahlawan pada jam 10:00 WIB sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 29/SE/V/2021 dan lagu kebangsaan tersebut disiarkan dua kali di seluruh jaringan TV dan radio di seluruh DI Yogyakarta. Lalu, lagu kebangsaan didengarkan pada saat upacara bendera di seluruh ruang publik DIY seperti tempat kerja, sekolah dan fasilitas umum. Protokol Yang dimaksud dengan ”berdiri tegak dengan sikap hormat” pada waktu lagu kebangsaan diperdengarkan/dinyanyikan adalah berdiri tegak di tempat masing-masing dengan sikap sempurna, meluruskan lengan ke bawah, mengepalkan telapak tangan, dan ibu jari menghadap ke depan merapat pada paha disertai pandangan lurus ke depan. Mereka yang berpakaian seragam dari sesuatu organisasi, memberi hormat dengan cara yang telah ditetapkan untuk organisasi itu. Penggunaan Lagu kebangsaan "Indonesia Raya" diperdengarkan dan/atau dinyanyikan: a. Untuk menghormati Presiden dan/atau Wakil Presiden Republik Indonesia b. Untuk menghormati Bendera Negara pada waktu pengibaran atau penurunan Bendera Negara yang diadakan dalam upacara; c. Dalam acara resmi yang diselenggarakan oleh pemerintah; d. Dalam acara pembukaan sidang paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Dewan Perwakilan Daerah; e. Untuk menghormati kepala negara atau kepala pemerintahan negara sahabat dalam kunjungan resmi; f. Dalam acara atau kegiatan olahraga internasional; dan g. Dalam acara ataupun kompetisi ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni internasional yang diselenggarakan di Indonesia. Lagu kebangsaan juga dapat diperdengarkan/dinyanyikan untuk keperluan lain selain yang disebut diatas. Diantaranya yaitu untuk mengekspresikan rasa kebangsaan, patriotisme, dan/atau nasionalisme. Lagu kebangsaan juga dapat diperdengarkan/dinyanyikan saat memulai acara yang diadakan oleh organisasi masyarakat, lembaga pendidikan, partai politik, dan/atau instansi/yayasan/kelompok masyarakat lainya. Yang dimaksud dengan "acara" yaitu seperti Wisuda, kompetisi ilmu pengetahuan, debat, rapat, acara peresmian, dan pada saat memulai acara atau kegiatan lainya yang secara signifikan lokasinya/situasinya layak untuk diperdengarkan/dinyanyikan lagu kebangsaan tersebut. Larangan DILARANG: a. Mengubah Lagu Kebangsaan dengan nada, irama, katakata, dan gubahan lain dengan maksud untuk menghina atau merendahkan kehormatan Lagu Kebangsaan; b. Memperdengarkan, menyanyikan, ataupun menyebarluaskan hasil ubahan Lagu Kebangsaan dengan maksud untuk tujuan komersial; atau c. menggunakan Lagu Kebangsaan untuk iklan dengan maksud untuk tujuan komersial. Kontroversi Pada saat menjelaskan hasil Festival Film Indonesia (FFI) 2006 yang kontroversial dan pada kompas tahun 1990-an, Remy Sylado, seorang budayawan dan seniman senior Indonesia mengatakan bahwa lagu "Indonesia Raya" merupakan jiplakan dari sebuah lagu yang diciptakan tahun 1600-an berjudul "Lekka Lekka Pinda Pinda". Kaye A. Solapung, seorang pengamat musik, menanggapi tulisan Remy dalam harian Kompas tanggal 22 Desember 1991. Ia mengatakan bahwa Remy hanya sekadar mengulang tuduhan Amir Pasaribu pada tahun 1950-an. Ia juga mengatakan dengan mengutip Amir Pasaribu bahwa dalam sastra musik, ada lagu "Lekka Lekka Pinda Pinda" di Belanda, begitu pula "Boola-Boola" di Amerika Serikat. Solapung kemudian membedah lagu-lagu itu. Menurutnya, lagu "Boola-boola" dan "Lekka Lekka" tidak sama persis dengan "Indonesia Raya", karena hanya delapan ketukannya yang sama. Begitu juga dengan penggunaan akor yang jelas berbeda. Oleh karena itu, ia menyimpulkan bahwa "Indonesia Raya" tidak menjiplak dari mana pun. Lihat pula Daftar lagu Kebangsaan Wage Rudolf Soepratman Indonesia Raja (album) Referensi Pranala luar Indonesia Raya oleh Orkestra Twilite dan Korsik TNI dengan konduktor: Addie MS Indonesia Raya versi Lembaga Propaganda Militer Jepang 1945 di YouTube Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Undang-undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Lagu kebangsaan Lagu nasional Indonesia
1,672
741
https://id.wikipedia.org/wiki/Xanana%20Gusm%C3%A3o
Xanana Gusmão
José Alexandre "Xanana" Gusmão GColIH GCL GCMG (; ) seorang politikus Timor Leste dan mantan Perdana Menteri. Dia adalah Presiden pertama Timor Leste pasca-Indonesia dari Mei 2002 hingga 20 Mei 2007, Perdana Menteri negara itu dari 2007 hingga 2015, dan Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis di pemerintahan Araújo dari 2015 hingga 2017. Pada 1 Juli 2023, ia dilantik sebagai Perdana Menteri untuk kedua kalinya. Sejak 30 April 2007 Gusmão memimpin partai Kongres Nasional Rekonstruksi Timor. Kehidupan Keluarga Leluhur Xanana Gusmão berasal dari suku Timor Galoli, Makasae, dan Midiki. Gusmão berulang kali menekankan bahwa, tidak seperti kebanyakan pemimpin gerakan kemerdekaan, dia bukanlah orang Portugis atau bangsawan Timor. Keluarganya adalah petani sederhana. Namun, orang tua Katoliknya, Antonia Hendrique Gusmão dan Manuel Gusmão, mengenyam pendidikan di sekolah Katolik dan menjadi katekis. Sang ayah meninggal setelah sakit pada usia 83 tahun di Dili pada tanggal 24 Desember 1999. Laporan bahwa ia telah dibunuh selama Krisis Timor Timur 1999 terbukti tidak benar. Dari kakek dari pihak ibu, Xanana mengambil nama depannya: Kai Rala Alexandre Henriques . "Xanana" berasal dari pengucapan bagian tengah dari nama yang diberikan "Alexandre" dan terinspirasi dari lagu tahun 1950-an Get a job oleh grup The Silhouettes. Xanana adalah anak kedua dari tujuh bersaudara yang telah mencapai usia dewasa (satu anak meninggal dunia) dan memiliki satu saudara laki-laki dan lima saudara perempuan. Adik laki-laki Manuel Higino Gusmão adalah Presiden Partido Esperança da Pátria (PEP), terdaftar pada tahun 2017. Suster Armandina Maria Gusmão dos Santos juga aktif secara politik dan seorang diplomat. Putra mereka Nilton Gusmão dos Santos adalah seorang pengusaha dan presiden Liga Futebol Amadora. Dalam pernikahan pertamanya, Xanana Gusmão menikah dengan Emilia Baptista. Dari pernikahan ini Xanana memiliki dua orang anak: putranya Eugenio dan putrinya Zenilda. Zenilda menikah dengan perwira polisi senior Pedro Belo. Dalam pernikahan keduanya, Gusmão telah menikah dengan Kirsty Sword sejak tahun 2000 dan memiliki tiga putra bersamanya: Alexandre, Kay Olok dan Daniel. Pada 2015, Xanana dan Kirsty bercerai. Masa muda dan pendidikan Saat Gusmão lahir, Timor Leste masih menjadi koloni Portugis (Timor Portugis). Ia menghabiskan masa kecilnya di tempat kelahirannya di Laleia, di mana Galoli dituturkan, tetapi Gusmão belajar bahasa Portugis dari ayahnya. Di Ossu, tempat keluarganya tinggal sejak tahun 1952, Gusmão bersekolah di sekolah dasar Sta. Teresina sebelum dikirim ke sekolah Jesuit Nossa Senhora da Fatima di Dare pada usia dua belas tahun, yang dia tinggalkan pada tahun 1962 karena alasan keuangan. Pada siang hari dia mencari nafkah dengan melakukan pekerjaan serabutan, setelah itu dia mengikuti sekolah malam di Liceu Dr. Francisco Machado di Dili dan menyelesaikan diploma sekolah menengahnya. Pada tahun 1965 ia pertama kali bertemu calon istri pertamanya Emilia Batista, yang juga berusia 19 tahun. Antara lain, Gusmão bekerja sebagai surveyor dan guru di sekolah Tionghoa di Dili. Pada tahun 1966 ia menerima jabatan sebagai pamong praja. Dalam ketentaraan Portugis, Gusmão harus menjalani wajib militer selama tiga tahun sejak tahun 1968 dan mencapai pangkat kopral. Pada tahun 1970 ia menikah dengan Emilia Batista. Akhir masa kolonial Gusmão menyelesaikan wajib militernya, putra pertamanya lahir, dan dia berpartisipasi dalam organisasi nasional yang dipimpin oleh José Ramos-Horta, yang secara damai memprotes sistem kolonial. Periode ini merupakan titik balik dalam hidupnya. Sejak April 1974, Xanana Gusmão bekerja untuk surat kabar A Voz de Timor (“Suara Timor”) dan menjadi anggota Partai Sosial Demokrat Timor Timur (ASDT), yang kemudian berganti nama menjadi FRETILIN . Dia menjabat sebagai wakil direktur departemen informasi. Masa pendudukan Indonesia Ketika Indonesia menduduki Timor Leste yang melanggar hukum internasional pada tahun 1975, Xanana Gusmão bergabung dalam perlawanan bersenjata. Pada tahun 1977, Gusmão menjadi aide-de-camp untuk komisaris politik FRETILIN, Abel Larisina, dan mengorganisir penjagaan penduduk sipil di basis perlawanan Matebian. Pada November 1978 pangkalan itu dihancurkan oleh orang Indonesia. Pada bulan Maret 1981, sebuah konferensi nasional rahasia di Lacluta memilihnya sebagai Panglima FALINTIL, menggantikan Nicolau dos Reis Lobato yang terbunuh. Pada tahun 1988, Gusmão menjadi pemimpin CNRT. Agar tidak terlihat sebagai partisan, Gusmão meninggalkan FRETILIN karena hal ini. Di bawah kepemimpinannya, FALINTIL lebih mengandalkan jaringan rahasia bawah tanah dan menggunakan kelompok-kelompok kecil untuk menyerang sasaran-sasaran Indonesia. Tentara Nasional Indonesia (TNI) berusaha untuk merebut Gusmão pada tanggal 14 November 1990 di daerah Same dan Ainaro dengan Operasi Senyum. Empat hari sebelumnya, seorang wanita telah ditangkap dan, di bawah interogasi, bersaksi bahwa pemimpin pemberontak itu tinggal di gunung terdekat. Namun, Xanana Gusmão kemungkinan lolos pada malam sebelum penyerangan. Setelah serangan yang melibatkan 12 batalyon dan empat helikopter, militer mengatakan mereka menemukan sekitar 100 pejuang. Sebuah wadah juga ditemukan berisi dokumen Gusmão, kamera video, dan mesin tiknya. Di antara dokumen-dokumen itu ada surat dari Paus dan Uskup Belo. Menurut legenda tradisional Timor, beberapa prajurit bisa berubah menjadi anjing untuk melarikan diri dari penculiknya. Kata Tetun untuk pahlawan asuwain berarti "sesuatu seperti anjing". Mengambil mitos ini, legenda menyebar bahwa Gusmão juga bisa berubah menjadi anjing putih dan berlarian di sekitar desa tanpa diketahui saat tentara Indonesia sedang mencarinya. Pada tanggal 20 November 1992, Gusmão akhirnya ditangkap dalam operasi besar-besaran oleh militer Indonesia dengan 40.000 tentara di rumah keluarga Aliança Araújo di Lahane dekat Dili dan dibawa ke Bali. Wawancara dengannya ditayangkan di televisi Indonesia pada 25 November. Setahun kemudian, Mei 1993, ia dibawa kembali ke Dili untuk diadili. Hanya beberapa menit setelah memulai pidato pembelaan setebal 27 halaman pada 17 Mei, hakim memotongnya dengan mengatakan pembelaannya "tidak relevan". Pengadilan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Gusmão. Dia dibawa ke LP Cipinang, Jakarta. Gusmão kemudian menjadi tahanan rumah di Jakarta. Namun, ia berhasil memainkan peran penting sebagai pemimpin perlawanan terhadap pendudukan Indonesia melalui istri barunya Kirsty Sword. Setelah Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999, Inggris menawarkan suaka politik kepada Gusmão. Ruang Xanana di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta memperingati hari ini. Gusmão dibebaskan pada tahun yang sama dan dikembalikan ke Timor Timur pada bulan Oktober. Tak lama kemudian, dia menceraikan istri pertamanya, Emilia, setelah 28 tahun menikah. Kemerdekaan Timor Leste Pada tahun 1999, Xanana Gusmão terpilih sebagai Ketua Dewan Konsultatif Nasional (NCC), semacam parlemen transisi pada masa pemerintahan PBB di Timor Timur. Pada tanggal 23 Oktober 2000, Gusmão juga menjadi juru bicara Dewan Nasional (NC) berikutnya. Gusmão memenangkan pemilihan presiden pada 14 April 2002 dengan 82,7% melawan lawannya Francisco Xavier do Amaral dan menjadi presiden pertama Timor Timur merdeka pada 20 Mei 2002. Selama Krisis Timor Leste 2006, Gusmão dan kemudian Perdana Menteri Marí Alkatiri melakukan perebutan kekuasaan, dengan Alkatiri mengandalkan polisi (PNTL) dan Gusmão dengan dukungan sebagian besar tentara bisa mendukung. Alkatiri dicurigai memiliki warga sipil bersenjata untuk melenyapkan lawan politik. Gusmão meminta Alkatiri untuk mengundurkan diri dan sebaliknya mengancam dirinya sendiri. Akhirnya, Alkatiri menyerah dan mengundurkan diri. Ia digantikan oleh teman politik Gusmão, José Ramos-Horta, yang juga menggantikan Gusmão sebagai Presiden pada tahun 2007. Gusmão tidak mencalonkan diri lagi dalam pemilihan presiden pada 9 April 2007, karena itu ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden pada hari kemerdekaan kelima Timor Timur, 20 Mei 2007. Sebaliknya, Gusmão mencalonkan diri dengan partai CNRT yang baru dalam Pemilihan umum Parlemen Timor Leste 2007 untuk jabatan perdana menteri. Dengan 18 kursi dimenangkan, partainya hanya menjadi kekuatan terkuat kedua di negara ini, namun bersama dengan mitra koalisinya di Aliança da Maioria Parliamentar (AMP) (Aliansi Mayoritas Parlemen), ia mampu mengandalkan mayoritas mutlak dari 37 kursi. 65 anggota parlemen. Tidak termasuk partai terkuat di parlemen, mantan partai yang memerintah FRETILIN. Pada 6 Agustus 2007, Presiden Ramos-Horta meminta Gusmão untuk membentuk pemerintahan. Ia dilantik pada 8 Agustus dan juga menduduki jabatan Menteri Pertahanan dan Keamanan dan Menteri Sumber Daya Alam, Mineral dan Energi. Gusmão tidak menjabat sebagai anggota parlemen. Pada tanggal 11 Februari 2008, Gusmão lolos dari upaya pembunuhan di Dili. Dengan adanya Pemilihan umum Parlemen Timor Leste 2012, Gusmão berhasil masuk kembali ke parlemen. Dengan CNRT sebagai partai terkuat, dia juga memimpin pemerintahan baru sebagai perdana menteri dan menteri pertahanan. Alfredo Pires mengambil alih sebagai Menteri Perminyakan dan Sumber Daya Alam. Sekali lagi Gusmão menyerahkan kursinya di Parlemen. Pada awal tahun 2015, Gusmão mengumumkan akan merombak pemerintahan dan mengundurkan diri. Pada tanggal 5 Februari, dia memberi tahu mitra koalisinya bahwa dia akan mencalonkan mantan menteri kesehatan Rui Araújo sebagai penggantinya dan mengundurkan diri dalam sebuah surat kepada Presiden Taur Matan Ruak. Presiden menerima pengunduran dirinya dan menginstruksikan Araújo untuk membentuk pemerintahan baru. Pemindahan jabatan berlangsung pada 16 Februari. Gusmão adalah "Menteri Penasihat" dan Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis dalam pemerintahan baru. Pada Pemilihan umum Parlemen Timor Leste 2017, Gusmão berhasil masuk parlemen sebagai pemimpin daftar CNRT. Namun, CNRT harus menderita kerugian besar dan hanya merupakan kekuatan terkuat kedua di belakang FRETILIN. Oleh karena itu, Gusmão mengumumkan pengunduran dirinya sebagai ketua partai CNRT pada 4 Agustus 2017. Namun, hal ini tidak diterima dalam kongres partai luar biasa dan kemudian diabaikan begitu saja. CNRT menentang, itulah sebabnya Gusmão kehilangan jabatan menterinya. Usai sidang hari pertama, ia pun merelakan kursinya di parlemen. Dalam sengketa perbatasan antara Australia dan Timor Leste, Gusmão bekerja sebagai juru runding utama Timor Leste. Setelah berhasil menyelesaikan perjanjian perbatasan Laut Timor yang baru pada 6 Maret 2018, ia disambut dengan penuh kemenangan oleh ribuan orang Timor saat kembali ke Dili. Pada Pemilihan umum Parlemen Timor Leste 2018, Gusmão mewakili CNRT di posisi tiga teratas Aliança para Mudança e Progresso (AMP) dan masuk parlemen di nomor satu dalam daftar. Namun, dia sudah menyerahkan mandatnya pada pertemuan pertama pada 13 Juni. Pada tanggal 5 Juli, Gusmão terpilih ditunjuk Presiden Francisco Guterres sebagai sebagai Menteri Negara oleh Dewan Perdana Menteri dan Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis. Karena konflik dengan Presiden mengenai penunjukan menteri CNRT, Gusmão tidak mengikuti tanggal pengambilan sumpahnya dan akhirnya mengundurkan diri dari Pemerintah Konstitusional Kedelapan. Namun, ia tetap bertanggung jawab atas Kantor Perbatasan Maritim dan negosiasi lebih lanjut dengan Australia hingga 2022. Pada 18 Desember 2019, Gusmão juga ditunjuk oleh kabinet untuk mewakili Blue Economy. 2020-an Di awal tahun 2021, kunjungan Gusmão ke Richard Daschbach dalam tahanan rumah untuk ulang tahunnya, dengan membawa kue, menimbulkan kegemparan. Mantan pendeta itu dituduh melecehkan gadis-gadis di rumah anak-anaknya. Gusmão secara terbuka memihak mantan imam dan menuduh jaksa penuntut umum melakukan "ilegalitas, ketidakberesan, dan amoralitas besar". Mantan istri Gusmão dari Australia Kirsty Sword Gusmão dan ketiga putranya yang tinggal bersamanya menulis surat kepada para korban mengungkapkan kekecewaan mereka atas perilaku Xanana Gusmão. Dalam Pemilihan umum Presiden Timor Leste 2022, Gusmão mencalonkan Ramos-Horta sebagai kandidat CNRT. Gusmão memainkan peran sentral dalam kampanye pemilu, mendorong Ramos-Horta ke belakang. Dalam acara pemilihan, Gusmão mengumumkan bahwa Ramos-Horta akan membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan dini. Ramos-Horta lebih berhati-hati tentang masalah ini dan malah mengumumkan ingin mengadakan pembicaraan dengan semua pihak. Pada 20 Mei 2022, Ramos-Horta menjalani masa jabatan keduanya sebagai Presiden. Pada bulan Oktober 2022, beberapa keluarga akan diusir dari rumah mereka di distrik Aimeti Laran dan Becusi Craic di Dili. Pemilik tanah telah memaksakan ini di pengadilan, sementara keluarga membenarkan hak hunian mereka dengan mengatakan bahwa mereka telah tinggal di sana selama beberapa dekade. Tim dari Pengadilan Negeridan Kepolisian Nasional telah mengambil barang milik tujuh keluarga di Becusi Craic dari rumah mereka ketika Xanana Gusmão, dengan cara yang sarat dengan media, turun tangan. Dia memerintahkan polisi untuk membawa barang-barang keluarga kembali ke rumah mereka dan menunggu sampai mereka menyelesaikan pekerjaannya. Akibatnya, hakim Zulmira Auxiliadora Barros da Silva, yang memerintahkan penggusuran, difitnah di depan umum. Peristiwa tersebut kemudian dikenal dengan kasus Aimeti Laran dan Becussi Craic. Pada April 2023, Conselho Superior da Magistratura Judicial (CSMJ) dalam siaran pers, menyatakan penyesalan atas "kampanye penghinaan profesional" hakim dan mengkritik "penghalang total" pelaksanaan hukuman di hadapan media. CSMJ menyimpulkan bahwa hakim telah bertindak dengan benar, menyatakan solidaritas dengan petugas pengadilan yang terlibat dan menegaskan kedaulatan peradilan. Dalam Pemilihan umum Parlemen Timor Leste 2023, CNRT memenangkan 31 dari 65 kursi di parlemen nasional dengan Gusmão sebagai pemimpin daftar. Gusmão sekarang mengepalai pemerintahan yang terdiri dari CNRT dan Partai Demokrat (PD). Lainnya Xanana Gusmão adalah presiden klub klub olahraga Olahraga Laulara e Benfica. Tulisan Melawan berarti menang!: Otobiografi Xanana Gusmão dengan surat-surat pilihan & pidato Penghargaan dan Penghargaan East Timor Poetry Prize (1975) Warga negara kehormatan Brasil (1995) Friedensorden (1998) (Portugal) Warga negara kehormatan São Paulo (Brasil) Hadiah Sakharov (1999) Doktor kehormatan dari para Universitas Lusíada, Lisbon Hadiah Perdamaian Gwangju (2000) (Korea Selatan) Hadiah Perdamaian Sydney (2000) New Zealand Order of Merit (2000) Warga kehormatan Lisbon dan penghargaan Kunci Emas untuk kota (2000) Medali Wakil Presiden Brasil (2000) Orde Merit José Bonifácio, Gray of Gran-Oficial, Universitas Rio de Janeiro (2000) Doktor kehormatan dari Universitas Porto (2000) Grande Colar dari Ordem do Cruzeiro do Sul, Brasil (2002) Hadiah Utara-Selatan (2002) Félix Houphouët Boigny Peace Prize dari UNESCO (2002) Honorary Adult Friend, Children’s Award, 2002 (Swedia) Doktor Hukum Kehormatan di Universitas Victoria (2003) (Australia) Penghargaan Path to Peace (2003) Path to Peace Foundation Ksatria Salib Agung Ordo St. Michael dan St. George oleh Ratu Elizabeth II (2003) International Herald Tribune “Leadership with Integrity” Award 2003 BusinessWeek "Stars of Asia" Award (2003) Doktor Hukum Kehormatan dari Universitas Nasional Suncheon (Korea Selatan) (2004) Grande Colar dari Orde Infante Dom Henrique (Portugal) (2006) Doktor kehormatan dari Akademi Olahraga Amerika Serikat di Daphne (2006) Doktor Kehormatan Filsafat Universitas Takushoku (Jepang) (2006) Kerah Besar Ordem de Timor-Leste (2009) Orde Pertama Vanuatu Class (2011) Doktor kehormatan dari Universitas Coimbra Ordem da Guerrilha (2015) Di Dili adalah Xanana Reading Room, sebuah perpustakaan dan pusat kebudayaan yang dinamai Gusmão Pada 2015, Taman Nasional Kay Rala Xanana Gusmão didirikan Pada 2017, Bandar Udara Suai dinamai Xanana Gusmão Riwayat pekerjaan Panglima Falintil (1981—1992) Presiden Timor Leste (2002—2007) Perdana Menteri Timor Leste (2007—2015) Menteri Pertahanan dan Keamanan, Kabinet Pemerintah Konstitusional Keempat (2007—2012) Menteri Pertahanan dan Keamanan, Kabinet Pemerintah Konstitusional Kelima (2012—2015) Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis, Kabinet Pemerintah Konstitusional Keenam (2015—2017) Perdana Menteri Timor Leste (2023—Sekarang) Referensi Pranala luar Official biography – Government of the Democratic Republic of Timor-Leste (bahasa Inggris) BBC Profil (bahasa Inggris) Timor Archives: 1992 Xanana capture: Indonesian records Kutipan dari otobiografi Gusmao (bahasa Inggris) Presiden Timor Leste Perdana Menteri Timor Leste Penerima Bintang Republik Indonesia Adipurna
2,296
742
https://id.wikipedia.org/wiki/Mar%C3%AD%20Alkatiri
Marí Alkatiri
Mari bin Amude Alkatiri, GCIH ( ; ) adalah seorang politikus Timor Leste. Dia adalah Perdana Menteri Timor Timur dari Mei 2002 hingga pengunduran dirinya pada 26 Juni 2006 setelah berminggu-minggu kerusuhan politik di negara itu, dan sekali lagi dari September 2017 hingga Mei 2018. Dia juga Sekretaris Jenderal Partai Fretilin sebagai Presiden Daerah Administratif Khusus Oecusse. Dia adalah seorang Arab Hadhrami berdasarkan etnis dan berasal dari suku Al-Kathiri, cabang yang memerintah kesultanan Kathiri di Hadhramaut, yang sekarang menjadi bagian dari Yaman. Dia adalah salah satu dari sedikit politisi Muslim di negara yang 97% Kristennya. Masalah utama yang dihadapi masa jabatan keduanya sebagai perdana menteri adalah pelestarian lingkungan, pelestarian budaya, aksesi Timor Leste ke Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, pendidikan publik gratis dan layanan kesehatan masyarakat, dan pembangunan ekonomi negara, terutama sektor jasa dan manufaktur yang tertinggal. Latar belakang Alkatiri dilahirkan dalam sebuah keluarga besar dengan 10 orang saudara. Pada 1970 ia meninggalkan Dili untuk belajar menjadi seorang surveyor di Sekolah Geografi Angola di Angola. Lepas dari situ, Alkatiri melanjutkan pelajarannya dalam bidang hukum di Universitas Eduardo Mondlane di Maputo, Mozambik. Dalam perjuangannya untuk tanah kelahirannya, Alkatiri memainkan peranan penting di dunia internasional. Ia pernah menjabat sebagai menteri Timor Leste di pengasingan ketika Fretilin mendeklarasikan pemerintahan transisi. Menjadi Perdana Menteri Sekembalinya ke Timor Leste pada 1999, ia terpilih sebagai Perdana Menteri pertama negara baru tersebut dan bertekad untuk membangun negaranya dengan prinsip sosialisme. Ia berusaha untuk menghindarkan negaranya dari ketergantungan utang luar negeri dengan mengandalkan kekayaan alamnya. Salah satu keberhasilannya adalah menekan Australia untuk membuat perjanjian bagi hasil yang lebih adil di Celah Timor. Krisis 2006 dan pengunduran diri Pada Maret 2006, Alkatiri memecat sekitar 691 anggota Angkatan Bersenjata Timor Leste yang dianggap tidak disiplin dan melakukan desersi. Tindakan keras ini kemudian menimbulkan kerusuhan di kalangan militer negara itu. Kelompok-kelompok bersenjata saling menyerang dan melakukan pembakaran rumah-rumah penduduk. Pada 25 Mei 2006 Menteri Luar Negeri José Ramos Horta meminta bantuan dari sejumlah negara asing untuk mengatasinya. Pada akhir Mei Presiden Xanana Gusmao mengumumkan keadaan darurat dan mengambil alih kekuasaan sehingga menimbulkan perselisihan dengan Alkatiri. Namun Alkatiri bertekad untuk mempertahankan kedudukannya, sambil mengatakan bahwa hanya pemilihan umum sajalah — yang baru akan diadakan pada 2007 — yang dapat menyingkirkannya. Pada 21 Juni 2006 Presiden Xanana Gusmao memberikan dua pilihan kepada Alkatiri mengundurkan diri atau dipecat. Pada 26 Juni 2006, ia mengumumkan pengunduran dirinya, setelah sehari sebelumnya José Ramos Horta menyatakan mundur dari jabatannya sebagai menteri luar negeri dan menteri pertahanan dan tujuh anggota kabinet lainnya di bawah Alkatiri menyatakan siap mundur. Penyelesaian Krisis 2006 Setelah mengundurkan diri sebagai perdana menteri Timor Leste, ia mulai menghadapi penyelidikan atas kasus yang menyebabkan krisis. Ia diduga terlibat dalam pembagian senjata kepada sekelompok milisi sipil dan kemudian memerintahkan menyerang lawan-lawan politiknya. Berdasarkan surat panggilan, ia ditetapkan sebagai tersangka bersama mantan Menteri Dalam Negeri Rogerio Lobato. Pada 7 Juli 2006, Jaksa Agung Timor Leste mengeluarkan surat panggilan kedua kepadanya untuk datang ke kantor kejaksaan. Pada 20 Juli 2006, Kejaksaan Agung Timor Leste memeriksanya di kantor kejaksaan di Kaikoli (Dili). Alkatiri diperiksa dengan didampingi lima pengacara, yaitu Arnaldo Matos dan Antonio Barreiros dari Portugal, José Luís Guterres dan Arlindo Sanches dari Timor Leste, dan seorang asisten Otto Cornelis Kaligis dari Indonesia. Pemeriksaan berlangsung selama dua jam dan tertutup bagi pers. Selama pemeriksaan, gedung kejaksaan dijaga ketat oleh 20 tentara Australia dan enam tank. Jaksa penuntut umum Luis Mota yang memeriksa Alkatiri dikabarkan mengajukan tiga pertanyaan. Namun, kejaksaan tak menjelaskan apa saja pertanyaan itu. Riwayat Jabatan Menteri Negara urusan Politik (1975) Perdana Menteri Timor Leste (2002—2006) Menteri Sumber Daya Alam, Mineral, dan Politik Energi, Kabinet Pemerintah Konstitusional Pertama (2002—2006) Perdana Menteri Timor Leste (2017—2018) Menteri Pembangunan dan Reformasi Institusional, Kabinet Pemerintah Konstitusional Ketujuh (2017—2018) Pranala luar Biografi resmi East Timor PM Alkatiri's future in doubt Mari Alkatiri: Sosialis yang Dituding Komunis Alkatiri resigns as Timor PM Referensi Perdana Menteri Timor Leste
642
747
https://id.wikipedia.org/wiki/Vatikan
Vatikan
Vatikan atau Kota Vatikan ( ; ), dengan nama resmi Negara Kota Vatikan (; ), adalah sebuah negara enklave yang dikelilingi tembok di dalam kota Roma di Italia. Dengan luas area sekitar 44 hektar, dan populasi sebesar 842 jiwa, Negara Kota Vatikan merupakan negara independen terkecil di dunia, baik area maupun populasinya, yang diakui secara internasional. Negara ini berbentuk eklesiastik atau monarki-sakerdotal yang diperintah oleh Uskup Roma – yakni Paus. Para pejabat tertinggi negara ini semuanya adalah klerus Katolik yang berasal dari berbagai negara. Sejak kembalinya Paus dari Avignon pada tahun 1377, mereka umumnya tinggal di Istana Apostolik di dalam wilayah yang sekarang adalah Kota Vatikan, meskipun terkadang juga tinggal di Istana Quirinal di Roma atau di tempat lainnya. Istilah Negara Kota Vatikan berbeda dengan Takhta Suci (), namun kadang digunakan secara kolektif. Takhta Suci berasal dari Kekristenan awal dan merupakan takhta episkopal utama dari 1,4 miliar penganut Katolik Timur dan Latin di seluruh dunia, yang sejak awal pendiriannya memang berada di tempat yang sama yaitu di sekitar Bukit Vatikan. Negara kota yang independen ini, di sisi lain, terbentuk pada tahun 1929 melalui Perjanjian Lateran antara Takhta Suci dan Italia, yang berbicara tentang pendirian ini sebagai suatu ciptaan baru, bukan sebagai sisa-sisa Negara Gereja (756-1870) yang jauh lebih besar, yang sebelumnya pernah mencakup banyak bagian tengah Italia. Menurut perjanjian tersebut, Takhta Suci memiliki "kepemilikan penuh, kekuasaan eksklusif, dan yurisdiksi serta otoritas yang berdaulat" atas Negara Kota Vatikan. Kota Vatikan berisi situs keagamaan dan budaya seperti Basilika Santo Petrus, Kapel Sistina, dan Museum Vatikan. Ketiganya memiliki beberapa lukisan dan pahatan paling terkenal di dunia. Perekonomian Kota Vatikan yang unik didukung secara finansial oleh sumbangan dari umat beriman, dengan penjualan prangko dan suvenir, biaya masuk ke museum, dan penjualan publikasi. Kota Vatikan tidak memiliki pajak dan barang bebas bea. Nama Nama "Kota Vatikan" pertama kali digunakan dalam Perjanjian Lateran, yang ditandatangani pada 11 Februari 1929, yang mendirikan negara-kota modern yang dinamai dari Bukit Vatikan, lokasi geografis negara di dalam kota Roma. "Vatikan" berasal dari nama pemukiman Etruria, Vatica atau Vaticum, yang terletak di wilayah umum orang Romawi disebut Ager Vaticanus, "wilayah Vatikan". Nama Italia kota ini adalah Città del Vaticano atau, lebih formalnya, Stato della Città del Vaticano, yang berarti 'Negara Kota Vatikan'. Nama Latinnya adalah Status Civitatis Vaticanae; nama ini digunakan dalam dokumen resmi oleh Takhta Suci, Gereja dan Paus. Sejarah Sejarah awal Nama "Vatikan" sudah digunakan pada masa Republik Romawi untuk Ager Vaticanus, sebuah daerah berawa di tepi barat Sungai Tiber di seberang kota Roma, terletak di antara Janiculum, Bukit Vatikan dan Monte Mario, turun ke Bukit Aventine dan sampai pertemuan sungai Cremera. Toponim Ager Vaticanus dibuktikan hingga abad ke-1 M: setelah itu, toponim lain muncul, Vaticanus, yang menunjukkan area yang jauh lebih terbatas: Bukit Vatikan, daerah kini Lapangan Santo Petrus, dan mungkin kini Via della Conciliazione. Karena letaknya yang berdekatan dengan musuh utama Roma, kota Veii di Etruria (nama lain untuk Ager Vaticanus adalah Ripa Veientana atau Ripa Etrusca), dan karena menjadi sasaran banjir Tiber, orang Romawi menganggap bagian Roma yang awalnya tidak berpenghuni ini suram dan yang dengan pengaruh buruk. Kualitas anggur Vatikan yang sangat rendah, bahkan setelah reklamasi daerah tersebut, dikomentari oleh penyair Martial (40 – antara tahun 102 dan 104 M). Tacitus menulis bahwa pada tahun 69 M, Tahun Empat Kaisar, ketika tentara utara yang membawa Vitellius ke tampuk kekuasaan tiba di Roma, "sebagian besar berkemah di distrik Vatikan yang tidak sehat, yang mengakibatkan banyak kematian di antara tentara biasa; dan Tiber berada di dekatnya, ketidakmampuan orang Galia dan Jerman untuk menahan panas dan keserakahan akibat minum dari sungai melemahkan tubuh mereka, yang sudah menjadi mangsa penyakit yang mudah". Selama masa Kekaisaran Romawi, banyak vila dibangun di sana, setelah Agrippina the Elder (14 SM–18 Oktober 33 M) mengeringkan area tersebut dan menata tamannya pada awal abad ke-1 Masehi. Pada tahun 40 M, putranya, Kaisar Caligula (31 Agustus M 12–24 Januari M 41; m. 37–41) membangun di kebunnya sebuah sirkus untuk kusir (40 M) yang kemudian diselesaikan oleh Nero, Circus Gaii et Neronis, biasa disebut, sederhananya, Sirkus Nero. Obelisk Vatikan di Lapangan Santo Petrus adalah sisa terakhir yang terlihat dari Sirkus Nero. Obelisk tersebut dibawa dari Heliopolis di Mesir oleh Kaisar Caligula. Obelisk awalnya berdiri di tengah spina (median) sirkus Romawi. Sirkus menjadi tempat kemartiran bagi banyak orang Kristen setelah Kebakaran Besar Roma pada tahun 64 M. Tradisi menyatakan bahwa di sirkus inilah Santo Petrus disalibkan terbalik. Pada tahun 1586, obelisk dipindahkan ke posisinya saat ini oleh Paus Sixtus V menggunakan metode yang dirancang oleh arsitek Italia Domenico Fontana. Di seberang sirkus ada kuburan yang dipisahkan oleh Via Cornelia. Monumen pemakaman dan mausoleum, dan makam kecil, serta altar untuk dewa-dewa pagan dari semua jenis agama politeistik, dibangun hingga sebelum pembangunan Basilika Santo Petrus Konstantinus pada paruh pertama abad ke-4. Sebuah kuil yang didedikasikan untuk dewi Frigia Cybele dan pendampingnya Attis tetap aktif lama setelah Basilika Santo Petrus kuno dibangun di dekatnya. Sisa-sisa pekuburan kuno ini terungkap secara sporadis selama renovasi oleh berbagai paus selama berabad-abad, frekuensinya meningkat selama Renaisans hingga digali secara sistematis atas perintah Paus Pius XII dari tahun 1939 hingga 1941. Basilika Konstantinus dibangun pada tahun 326 di atas apa diyakini sebagai Makam Santo Petrus, dimakamkan di pemakaman itu. Sejak saat itu, area tersebut menjadi lebih padat sehubungan dengan aktivitas di basilika. Sebuah istana dibangun di dekatnya sejak abad ke-5 selama masa kepausan Paus Simakhus (memerintah 498–514). Negara Kepausan Paus secara bertahap mulai memiliki peran sekuler sebagai gubernur wilayah dekat Roma. Mereka memerintah Negara Kepausan, yang mencakup sebagian besar semenanjung Italia, selama lebih dari seribu tahun hingga pertengahan abad ke-19, ketika semua wilayah milik kepausan direbut oleh Kerajaan Italia yang baru dibentuk. Selama ini, para Paus tidak tinggal di Vatikan. Istana Lateran, di seberang Roma, adalah tempat tinggal biasa mereka selama sekitar seribu tahun. Dari tahun 1309 hingga 1377, mereka tinggal di Avignon di Prancis. Sekembalinya ke Roma, mereka memilih untuk tinggal di Vatikan. Mereka pindah ke Istana Quirinal pada tahun 1583, setelah pengerjaannya diselesaikan di bawah Paus Paulus V (1605–1621), tetapi setelah penaklukan Roma pada tahun 1870 mengundurkan diri ke Vatikan, dan tempat tinggal mereka menjadi tempat tinggal Raja Italia. Unifikasi Italia Pada tahun 1870, kepemilikan Paus dibiarkan dalam situasi yang tidak pasti ketika Roma sendiri dianeksasi oleh pasukan Italia, sehingga menyelesaikan penyatuan Italia, setelah perlawanan nominal oleh pasukan kepausan. Antara tahun 1861 dan 1929 status Paus disebut sebagai "Permasalahan Roma". Italia tidak berusaha mengganggu Takhta Suci di dalam tembok Vatikan. Namun, Italia menyita properti gereja di banyak tempat. Pada tahun 1871, Istana Quirinal disita oleh Raja Italia dan menjadi istana kerajaan. Setelah itu, para Paus tinggal tanpa gangguan di dalam tembok Vatikan, dan beberapa hak prerogatif kepausan diakui oleh Hukum Jaminan, termasuk hak untuk mengirim dan menerima duta besar. Tetapi para Paus tidak mengakui hak raja Italia untuk memerintah di Roma, dan mereka menolak untuk meninggalkan kompleks Vatikan sampai perselisihan tersebut diselesaikan pada tahun 1929; Paus Pius IX (1846–1878), penguasa terakhir Negara Kepausan, disebut sebagai "tahanan di Vatikan". Dipaksa menyerahkan kekuasaan sekuler, para Paus berfokus pada masalah spiritual. Perjanjian-perjanjian Lateran Situasi ini diselesaikan pada 11 Februari 1929, ketika Perjanjian Lateran antara Takhta Suci dan Kerajaan Italia ditandatangani oleh Perdana Menteri dan Kepala Pemerintahan Benito Mussolini atas nama Raja Vittorio Emanuele III dan oleh Kardinal Sekretaris Negara Pietro Gasparri untuk Paus Pius XI. Perjanjian tersebut, yang berlaku efektif pada tanggal 7 Juni 1929, mendirikan negara merdeka Kota Vatikan dan menegaskan kembali status khusus agama Kristen Katolik di Italia. Perang Dunia Kedua Takhta Suci, yang memerintah Kota Vatikan, menerapkan kebijakan netralitas selama Perang Dunia II, di bawah kepemimpinan Paus Pius XII. Meskipun pasukan Jerman menduduki kota Roma setelah Gencatan Senjata Cassibile September 1943, dan Sekutu dari tahun 1944, mereka menghormati Kota Vatikan sebagai wilayah netral. Salah satu prioritas diplomatik utama uskup Roma adalah mencegah pemboman kota; Paus begitu sensitif sehingga dia memprotes bahkan penjatuhan pamflet Inggris di atas Roma, mengklaim bahwa beberapa pendaratan di dalam negara kota itu melanggar kenetralan Vatikan. Kebijakan Inggris, seperti yang diungkapkan dalam risalah rapat Kabinet, adalah: "bahwa kita tidak boleh menganiaya Kota Vatikan, tetapi bahwa tindakan kita mengenai seluruh Roma akan bergantung pada seberapa jauh pemerintah Italia mematuhi peraturan perang". Setelah Amerika Serikat memasuki perang, AS menentang pengeboman semacam itu, karena takut menyinggung anggota Katolik dari pasukan militernya, tetapi mengatakan bahwa "mereka tidak dapat menghentikan Inggris untuk membom Roma jika Inggris memutuskan demikian". Militer AS bahkan mengecualikan pilot dan awak Katolik dari serangan udara di Roma dan kepemilikan Gereja lainnya, kecuali jika disetujui secara sukarela. Khususnya, dengan pengecualian Roma, dan mungkin kemungkinan Vatikan, tidak ada pilot atau awak udara Katolik AS yang menolak misi di Italia yang dikuasai Jerman. Inggris tanpa kompromi mengatakan "mereka akan mengebom Roma kapan pun kebutuhan perang menuntut". Pada bulan Desember 1942, utusan Inggris menyarankan kepada Takhta Suci agar Roma dinyatakan sebagai "kota terbuka", saran yang dianggap Tahta Suci lebih serius daripada yang mungkin dimaksudkan oleh Inggris, yang tidak ingin Roma menjadi kota terbuka. tetapi Mussolini menolak saran tersebut ketika Tahta Suci mengajukannya kepadanya. Sehubungan dengan invasi Sekutu ke Sisilia, 500 pesawat AS mengebom Roma pada tanggal 19 Juli 1943, terutama ditujukan ke pusat kereta api. Sekitar 1.500 orang tewas. Paus Pius XII, yang pada bulan sebelumnya digambarkan sebagai "khawatir sakit" tentang kemungkinan pengeboman, melihat akibatnya. Serangan lain terjadi pada 13 Agustus 1943, setelah Mussolini digulingkan dari kekuasaan. Keesokan harinya, pemerintah baru menyatakan Roma sebagai kota terbuka, setelah berkonsultasi dengan Tahta Suci tentang kata-kata deklarasi tersebut, tetapi Inggris telah memutuskan bahwa mereka tidak akan pernah mengakui Roma sebagai kota terbuka. Sejarah Pasca-perang Paus Pius XII telah menahan diri untuk tidak mengangkat kardinal selama perang. Pada akhir Perang Dunia II, terdapat beberapa lowongan penting: Kardinal Sekretaris Negara, Camerlengo, Kanselir, dan Prefek Kongregasi Religius di antara mereka. Paus Pius XII melantik 32 kardinal pada awal 1946, setelah mengumumkan niatnya untuk melakukannya dalam pesan Natal sebelumnya. Korps Militer Kepausan, kecuali Garda Swiss, dibubarkan atas kehendak Paus Paulus VI, sebagaimana dinyatakan dalam surat tertanggal 14 September 1970. Sementara itu, Korps Gendarmerie diubah menjadi polisi sipil dan pasukan keamanan. Pada tahun 1984, sebuah konkordat baru antara Takhta Suci dan Italia mengubah beberapa ketentuan dari perjanjian sebelumnya, termasuk posisi Katolik sebagai agama negara Italia, posisi yang diberikan kepadanya oleh undang-undang Kerajaan Sardinia tahun 1848. Pembangunan wisma baru pada tahun 1995, Domus Sanctae Marthae, bersebelahan dengan Basilika Santo Petrus dikritik oleh kelompok lingkungan Italia, yang didukung oleh politisi Italia. Mereka menyatakan bahwa bangunan baru itu akan menghalangi pemandangan Basilika dari apartemen-apartemen Italia terdekat. Untuk sesaat, rencana tersebut membuat tegang hubungan antara Vatikan dan pemerintah Italia. Kepala Departemen Layanan Teknis Vatikan dengan tegas menolak tantangan terhadap hak Negara Vatikan untuk membangun di dalam perbatasannya. John R. Morss menulis dalam European Journal of International Law bahwa karena ketentuan Perjanjian Lateran, status Kota Vatikan sebagai negara berdaulat, dan status Paus sebagai kepala negara menjadi cukup bermasalah. Geografi Nama "Vatikan" sudah digunakan pada masa Republik Romawi untuk Ager Vaticanus, sebuah daerah berawa di tepi barat Sungai Tiber di seberang kota Roma, terletak di antara Janiculum, Bukit Vatikan dan Monte Mario, turun ke Bukit Aventine dan sampai pertemuan sungai Cremera. Wilayah Kota Vatikan adalah bagian dari Bukit Vatikan, dan bekas Lapangan Vatikan yang berdekatan. Di wilayah inilah Basilika Santo Petrus, Istana Apostolik, Kapel Sistina, dan museum dibangun, bersama dengan berbagai bangunan lainnya. Kawasan tersebut merupakan bagian dari rione Romawi Borgo hingga tahun 1929. Terpisah dari kota, di tepi barat sungai Tiber, kawasan tersebut merupakan singkapan kota yang dilindungi dengan dimasukkan ke dalam tembok Paus Leo IV (847 –855), dan kemudian diperluas oleh tembok benteng saat ini, dibangun di bawah pemerintahan Paus Paulus III (1534–1549), Paus Pius IV (1559–1565), dan Paus Urbanus VIII (1623–1644). Ketika Perjanjian Lateran tahun 1929 yang memberikan bentuk negara sedang dipersiapkan, batas-batas wilayah yang diusulkan dipengaruhi oleh fakta bahwa sebagian besar darinya tertutup oleh lingkaran ini. Untuk beberapa bidang perbatasan, tidak ada tembok, tetapi barisan bangunan tertentu memenuhi sebagian dari perbatasan, dan untuk sebagian kecil perbatasan dibangun tembok modern. Wilayahnya termasuk Lapangan Santo Petrus, dibedakan dari wilayah Italia hanya dengan garis putih di sepanjang batas alun-alun, yang menyentuh Piazza Pio XII. Lapangan Santo Petrus dicapai melalui Via della Conciliazione yang membentang dari dekat Tiber ke Lapangan Santo Petrus. Pendekatan besar ini dibangun oleh Benito Mussolini setelah berakhirnya Perjanjian Lateran. Menurut Perjanjian Lateran, properti tertentu Takhta Suci yang terletak di wilayah Italia, terutama Istana Kepausan Castel Gandolfo dan basilika utama, memiliki status ekstrateritorial yang serupa dengan kedutaan asing. Properti-properti ini, tersebar di seluruh Roma dan Italia, menampung kantor-kantor dan lembaga-lembaga penting yang diperlukan untuk karakter dan misi Takhta Suci. Castel Gandolfo dan basilika dipatroli secara internal oleh agen polisi Negara Kota Vatikan dan bukan oleh polisi Italia. Menurut Perjanjian Lateran (Pasal 3) Lapangan Santo Petrus, hingga tetapi tidak termasuk anak tangga menuju basilika, biasanya dipatroli oleh polisi Italia. Tidak ada pemeriksaan paspor bagi pengunjung yang memasuki Kota Vatikan dari sekitar wilayah Italia. Ada akses publik gratis ke Lapangan dan Basilika Santo Petrus dan, pada kesempatan audiensi umum kepausan, ke aula tempat mereka diadakan. Untuk audiensi ini dan untuk upacara besar di Basilika dan Lapangan Santo Petrus, tiket gratis harus diperoleh sebelumnya. Museum Vatikan, menggabungkan Kapel Sistina, biasanya mengenakan biaya masuk. Tidak ada akses publik umum ke taman, tetapi tur berpemandu untuk kelompok kecil dapat diatur ke taman dan penggalian di bawah basilika. Tempat lain terbuka hanya untuk individu yang memiliki bisnis untuk bertransaksi di sana. Iklim Iklim Kota Vatikan sama dengan Roma: iklim sedang, Mediterania Csa dengan musim dingin yang sejuk dan hujan dari Oktober hingga pertengahan Mei dan musim panas yang panas dan kering dari Mei hingga September. Beberapa kenampakan lokal minor, terutama kabut dan embun, disebabkan oleh anomali sebagian besar Basilika Santo Petrus, ketinggian, air mancur, dan ukuran alun-alun beraspal yang besar. Suhu tertinggi yang pernah tercatat adalah 40,7 °C (105,3 °F), pada 2 Agustus 2017 dan 27 Juni 2022. Pada bulan Juli 2007, Vatikan menerima proposal dari dua perusahaan yang masing-masing berbasis di San Francisco dan Budapest, dim ana Vatikan akan menjadi negara netral karbon pertama dengan mengimbangi emisi karbon dioksidanya dengan pembentukan Hutan Iklim Vatikan di Hungaria, sebagai gerakan simbolis murni untuk mendorong umat Katolik berbuat lebih banyak untuk melindungi planet ini. Pada 26 November 2008, Vatikan sendiri memberlakukan rencana yang diumumkan pada Mei 2007 untuk menutupi atap Aula Paulus VI dengan panel surya. Taman Di dalam wilayah Kota Vatikan terdapat Taman Vatikan (Italia: Giardini Vaticani), yang mencakup sekitar setengah dari wilayah ini. Taman-taman yang didirikan selama era Renaisans dan Barok ini dihiasi dengan air mancur dan patung. Kebun mencakup sekitar 23 hektar (57 acre). Titik tertinggi adalah 60 meter (197 kaki) di atas permukaan laut rata-rata. Tembok batu membatasi area di utara, selatan, dan barat. Taman ini berasal dari abad pertengahan ketika kebun buah dan kebun anggur meluas ke utara Istana Apostolik Kepausan. Pada tahun 1279, Paus Nikolas III (Giovanni Gaetano Orsini, 1277–1280) memindahkan kediamannya kembali ke Vatikan dari Istana Lateran dan menutup area ini dengan tembok. Dia menanam kebun buah (pomerium), halaman rumput (pratellum), dan taman (viridarium). Politik dan Pemerintahan Vatikan merupakan sebuah kaukus unik, suatu monarki elektif di mana fungsi kepala negara, yaitu sang Paus tidak diwariskan tetapi dipilih oleh Dewan Kardinal. Para kardinal yang dapat memilih adalah mereka yang berumur di bawah 80 tahun. Pertemuan Dewan Kardinal untuk memilih Paus ini disebut konklaf dan dilaksanakan di Kapel Sistina. Kata konklaf ini berasal dari bahasa Latin cum clavis yang artinya adalah "dengan kunci". Maksudnya merekalah yang memegang kunci pemilihan. Kata cum clavis ini juga memiliki arti bahwa para kardinal dikunci di Kapel Sistina selama proses pemilihan tersebut. Istilah Takhta Suci merujuk kepada otoritas, yurisdiksi dan kedaulatan Paus dan para penasihatnya dalam memimpin Gereja Katolik Roma. Takhta Suci mempunyai hak yang sama dengan sebuah negara berdaulat. Sebagai negara berdaulat, Vatikan juga mempunyai hak untuk mengirim dan menerima diplomat. Para diplomat ini membutuhkan Kedutaan Besar yang harus berkedudukan di kota Roma karena tidak ada tempat di Vatikan. Dengan demikian ada sebuah situasi paradoksal di mana Italia mempunyai perwakilan di wilayahnya sendiri. Indonesia juga memiliki perwakilan di Takhta Suci. Vatikan juga merupakan salah satu dari sedikit negara berdaulat yang mempertahankan pengakuan diplomatik atas Republik Tiongkok di Taiwan. Negara dan Takhta Suci Negara Kota Vatikan, yang dibentuk pada tahun 1929 oleh Perjanjian Lateran, memberi Takhta Suci yurisdiksi temporal dan kemerdekaan dalam wilayah kecil. Vatikan berbeda dari Takhta Suci. Dengan demikian negara dapat dianggap sebagai instrumen Takhta Suci yang signifikan tetapi tidak esensial. Takhta Suci sendiri telah ada terus menerus sebagai entitas yuridis sejak zaman Kekaisaran Romawi dan telah diakui secara internasional sebagai entitas berdaulat yang kuat dan mandiri sejak Zaman Kuno Akhir hingga saat ini, tanpa gangguan bahkan pada saat dicabut wilayahnya (mis. 1870 hingga 1929 ). Kota Vatikan adalah salah satu dari sedikit negara merdeka yang diakui secara luas yang belum menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Takhta Suci, yang berbeda dari Negara Kota Vatikan, memiliki status pengamat permanen, dengan semua hak anggota penuh kecuali untuk pemungutan suara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Struktur Pemerintah Kota Vatikan memiliki struktur yang unik. Paus adalah penguasa negara. Otoritas legislatif dipegang oleh Komisi Kepausan untuk Negara Kota Vatikan, sebuah badan kardinal yang ditunjuk oleh Paus untuk periode lima tahun. Kekuasaan eksekutif berada di tangan presiden komisi itu, dibantu oleh sekretaris jenderal dan wakil sekretaris jenderal. Hubungan luar negeri negara dipercayakan kepada Sekretariat Negara Takhta Suci dan layanan diplomatik. Namun demikian, Paus memiliki kekuasaan absolut dalam cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif atas Kota Vatikan, dan dengan demikian merupakan satu-satunya monarki absolut di Eropa. Secara operasional, ada departemen yang menangani masalah kesehatan, keamanan, telekomunikasi dan lainnya. Sede vacante Kardinal Camerlengo mengetuai Lembaga Apostolik yang dipercayakan untuk mengurus properti dan perlindungan kekuasaan temporal kepausan lainnya dan hak Takhta Suci selama periode takhta kosong atau sede vacante (kekosongan kepausan). Orang-orang dari Negara Vatikan tetap di bawah kendali Komisi Kepausan untuk Negara Kota Vatikan. Bertindak dengan tiga kardinal lain yang dipilih dengan undian setiap tiga hari, satu dari setiap ordo kardinal (kardinal uskup, kardinal imam, dan kardinal diaken), ia dalam arti melakukan selama periode itu fungsi kepala negara Kota Vatikan. Semua keputusan yang diambil oleh keempat kardinal ini harus disetujui oleh Dewan Kardinal secara keseluruhan. Bangsawan Kepausan Kaum bangsawan yang terkait erat dengan Tahta Suci pada masa Negara Kepausan terus dikaitkan dengan Pengadilan Kepausan setelah hilangnya wilayah-wilayah ini, umumnya hanya dengan tugas nominal (lihat pula Papal Master of the Horse, Prefektur Rumah Tangga Kepausan , Petugas keturunan Kuria Romawi, Bangsawan Hitam). Mereka juga membentuk Pengawal Bangsawan seremonial. Dalam dekade pertama keberadaan Negara Kota Vatikan, fungsi eksekutif dipercayakan kepada beberapa di antaranya, termasuk delegasi untuk Negara Kota Vatikan (sekarang menjabat sebagai presiden Komisi Kota Vatikan). Tetapi dengan motu proprio Pontificalis Domus tanggal 28 Maret 1968, Paus Paulus VI menghapuskan jabatan kehormatan yang terus ada hingga saat itu, seperti Quartermaster general dan Master of the Horse. Kepala Negara dan Pemerintahan Paus adalah kepala negara ex officio Kota Vatikan sejak abad kedelapan, fungsinya bergantung pada fungsi primordialnya sebagai uskup Keuskupan Roma dan kepala Gereja Katolik. Istilah "Takhta Suci" tidak mengacu pada negara Vatikan tetapi pada pemerintahan spiritual dan pastoral Paus, yang sebagian besar dilaksanakan melalui Kuria Roma. Gelar resminya sehubungan dengan Kota Vatikan adalah Penguasa Negara Kota Vatikan. Paus Fransiskus, lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina, terpilih pada 13 Maret 2013. Pejabat pemerintah bawahan utamanya untuk Kota Vatikan serta kepala pemerintahan negara itu adalah Presiden Komisi Kepausan untuk Negara Kota Vatikan, yang sejak 1952 menjalankan fungsi yang sebelumnya dimiliki oleh Gubernur Kota Vatikan. Sejak tahun 2001, presiden Komisi Kepausan untuk Negara Kota Vatikan juga menjabat sebagai presiden Kegubernuran Negara Kota Vatikan. Presidennya adalah Kardinal Spanyol Fernando Vérgez Alzaga, yang diangkat pada 1 Oktober 2021. Administrasi Fungsi legislatif didelegasikan kepada Komisi Kepausan unikameral untuk Negara Kota Vatikan, yang dipimpin oleh Presiden Komisi Kepausan untuk Negara Kota Vatikan. Ketujuh anggotanya adalah para kardinal yang ditunjuk oleh Paus untuk masa jabatan lima tahun. Tindakan komisi harus disetujui oleh Paus, melalui Sekretariat Negara Takhta Suci, dan sebelum berlaku harus diterbitkan dalam lampiran khusus dari Acta Apostolicae Sedis. Sebagian besar isi apendiks ini terdiri dari keputusan-keputusan eksekutif rutin, seperti persetujuan untuk satu set prangko baru. Otoritas eksekutif didelegasikan ke Kegubernuran Kota Vatikan. Kegubernuran terdiri dari Presiden Komisi Kepausan—menggunakan gelar "Presiden Kegubernuran Kota Vatikan"—seorang sekretaris jenderal, dan seorang Wakil sekretaris jenderal, masing-masing diangkat oleh Paus untuk masa jabatan lima tahun. Tindakan penting Kegubernuran harus dikonfirmasikan oleh Komisi Kepausan dan oleh Paus melalui Sekretariat Negara. Kegubernuran mengawasi fungsi pemerintah pusat melalui beberapa departemen dan kantor. Para direktur dan pejabat dari kantor-kantor ini diangkat oleh Paus untuk masa jabatan lima tahun. Badan-badan ini berkonsentrasi pada pertanyaan-pertanyaan material mengenai wilayah negara, termasuk keamanan lokal, catatan, transportasi, dan keuangan. Kegubernuran mengawasi korps keamanan dan polisi modern, 'Corpo della Gendarmeria dello Stato della Città del Vaticano. Fungsi yudisial didelegasikan ke mahkamah agung, pengadilan banding, tribunal (Tribunal Negara Kota Vatikan), dan hakim pengadilan. Atas permintaan Vatikan, hukuman yang dijatuhkan dapat dilaksanakan di Italia (lihat bagian tentang kejahatan, di bawah). Awalan kode negara pos internasional adalah SCV, dan satu-satunya kode pos adalah 00120 – semuanya SCV-00120. "International postal code: SCV-00120." www.vatican.va Archived 29 May 2010 at the Wayback Machine Holy See Press Office – General Information. Retrieved 23 October 2009. Militer dan kepolisian Karena Kota Vatikan merupakan enklaf di Italia, pertahanan militernya disediakan oleh Angkatan Bersenjata Italia. Namun, tidak ada perjanjian pertahanan formal dengan Italia, karena Kota Vatikan adalah negara netral. Kota Vatikan tidak memiliki angkatan bersenjata sendiri, meskipun Garda Swiss adalah korps militer Tahta Suci yang bertanggung jawab atas keamanan pribadi Paus, dan penduduk di negara bagian tersebut. Prajurit Garda Swiss berhak memegang paspor dan kewarganegaraan Negara Kota Vatikan. Tentara bayaran Swiss secara historis direkrut oleh Paus sebagai bagian dari pasukan untuk Negara Kepausan, dan Pengawal Swiss Kepausan didirikan oleh Paus Julius II pada 22 Januari 1506 sebagai pengawal pribadi Paus dan terus memenuhi fungsi itu. Itu tercantum dalam Annuario Pontificio di bawah "Takhta Suci", bukan di bawah "Negara Kota Vatikan". Pada akhir tahun 2005, Garda memiliki 134 anggota. Perekrutan diatur oleh kesepakatan khusus antara Tahta Suci dan Swiss. Semua calon harus Katolik, laki-laki yang belum menikah dengan kewarganegaraan Swiss yang telah menyelesaikan pelatihan dasar mereka dengan Angkatan Bersenjata Swiss dengan sertifikat perilaku yang baik, berusia antara 19 dan 30, dan memiliki tinggi badan minimal 174 cm (5 kaki 9 inci). tinggi. Anggota dilengkapi dengan senjata kecil dan tombak tradisional (juga disebut voulge Swiss), dan dilatih dalam taktik pengawalan. Garda Palatine dan Garda Bangsawan, angkatan bersenjata terakhir Negara Kota Vatikan, dibubarkan oleh Paus Paulus VI pada tahun 1970. Karena Kota Vatikan telah mendaftarkan setiap bangunan di wilayahnya pada Daftar Internasional Properti Budaya di bawah Perlindungan Khusus, Konvensi Den Haag untuk Perlindungan Properti Budaya dalam Peristiwa Konflik Bersenjata secara teoritis membuatnya kebal terhadap serangan bersenjata. Pertahanan sipil merupakan tanggung jawab Korps Pemadam Kebakaran Negara Kota Vatikan, brigade pemadam kebakaran nasional. Berasal dari awal abad kesembilan belas, Korps dalam bentuknya yang sekarang didirikan pada tahun 1941. Korps ini bertanggung jawab untuk pemadaman kebakaran, serta berbagai skenario pertahanan sipil termasuk banjir, bencana alam, dan manajemen korban massal. Korps diawasi oleh pemerintah melalui Direktorat Layanan Keamanan dan Pertahanan Sipil, yang juga bertanggung jawab atas Gendarmerie. Korps Gendarmerie (Corpo della Gendarmeria) adalah gendarmerie, atau polisi dan pasukan keamanan, Kota Vatikan dan properti ekstrateritorial Takhta Suci. Korps tersebut bertanggung jawab atas keamanan, ketertiban umum, kontrol perbatasan, kontrol lalu lintas, investigasi kriminal, dan tugas polisi umum lainnya di Kota Vatikan termasuk memberikan keamanan bagi Paus di luar Kota Vatikan. Korps tersebut memiliki 130 personel dan merupakan bagian dari Direktorat Layanan Keamanan dan Pertahanan Sipil (yang juga termasuk Brigade Pemadam Kebakaran Vatikan), lembaga Kegubernuran Kota Vatikan. Kriminalitas Kejahatan di Kota Vatikan sebagian besar terdiri dari penjambretan dompet, pencopetan, dan pengutilan oleh orang luar. Lalu lintas turis di Lapangan Santo Petrus merupakan salah satu lokasi utama pencopet di Kota Vatikan. Jika kejahatan dilakukan di Lapangan Santo Petrus, pelakunya dapat ditangkap dan diadili oleh otoritas Italia, karena area tersebut biasanya dipatroli oleh polisi Italia. Menurut ketentuan pasal 22 Perjanjian Lateran, Italia akan, atas permintaan Takhta Suci, menghukum individu atas kejahatan yang dilakukan di dalam Kota Vatikan dan akan memproses sendiri terhadap orang yang melakukan pelanggaran, jika orang tersebut berlindung di wilayah Italia. Orang-orang yang dituduh melakukan kejahatan yang diakui baik di Italia maupun di Kota Vatikan yang dilakukan di wilayah Italia akan diserahkan kepada otoritas Italia jika mereka berlindung di Kota Vatikan atau di gedung-gedung yang menikmati kekebalan berdasarkan perjanjian tersebut. Kota Vatikan tidak memiliki sistem penjara, selain beberapa sel tahanan untuk penahanan pra-sidang. Orang yang dihukum karena melakukan kejahatan di Vatikan menjalani hukuman di penjara Italia (Polizia Penitenziaria), dengan biaya ditanggung oleh Vatikan. Hubungan Luar Negeri Negara Kota Vatikan merupakan wilayah nasional yang diakui di bawah hukum internasional, tetapi Takhta Suci yang melakukan hubungan diplomatik atas namanya, selain diplomasi Takhta Suci sendiri, mengadakan perjanjian internasional terkait hal itu. Kota Vatikan dengan demikian tidak memiliki layanan diplomatik sendiri. Karena keterbatasan ruang, Kota Vatikan merupakan salah satu dari sedikit negara di dunia yang tidak dapat menampung kedutaan. Kedutaan asing untuk Takhta Suci berlokasi di kota Roma; hanya selama Perang Dunia Kedua staf beberapa kedutaan diakreditasi ke Takhta Suci mengingat keramahan apa yang dimungkinkan dalam batas-batas sempit Kota Vatikan — kedutaan besar seperti Inggris sementara Roma dipegang oleh Kekuatan Poros dan Jerman ketika Sekutu menguasai Roma. Ukuran Kota Vatikan dengan demikian tidak terkait dengan jangkauan global besar yang dilakukan oleh Takhta Suci sebagai entitas yang sangat berbeda dari negara. Namun, Negara Kota Vatikan sendiri berpartisipasi dalam beberapa organisasi internasional yang fungsinya berhubungan dengan negara sebagai entitas geografis, berbeda dari persona hukum non-teritorial Takhta Suci. Organisasi-organisasi ini jauh lebih sedikit daripada organisasi-organisasi di mana Takhta Suci berpartisipasi baik sebagai anggota atau dengan status pengamat. Mereka termasuk delapan negara berikut, di mana masing-masing Negara Kota Vatikan menjadi anggotanya:See also appendix at end of "Bilateral Relations of the Holy See" Archived 9 July 2014 at the Wayback Machine. vatican.va Konferensi Administrasi Pos dan Telekomunikasi Eropa (CEPT) Organisasi Satelit Telekomunikasi Eropa (Eutelsat IGO) Dewan Butir Internasional (IGC) Institut Ilmu Administrasi Internasional (IIAS) Persatuan Telekomunikasi Internasional (ITU) Organisasi Satelit Telekomunikasi Internasional (ITSO) Interpol Kesatuan Pos Sedunia (UPU) Ia juga berpartisipasi dalam: Asosiasi Medis Dunia Organisasi Hak atas Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) Kebijakan non-partai, non-penanda tangan Kota Vatikan bukan anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tetapi diberikan status pengamat kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1968; satu-satunya negara lain yang memiliki posisi serupa adalah Negara Palestina yang diakui sebagian. Karena bukan anggota PBB, Kota Vatikan tidak tunduk pada yurisdiksi Mahkamah Internasional (ICJ). Namun, ia terlibat dengan berbagai badan khusus PBB melalui status pengamatnya termasuk Dana Tanggap Darurat Pusat, yang disumbangkannya sebesar US$20.000 antara tahun 2006 dan 2022. Negara Kota Vatikan bukan anggota Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Di Eropa, hanya Belarus yang juga merupakan negara non-partai, non-penandatangan, sedangkan Ukraina dan Kepangeranan Monako adalah negara-negara penandatangan yang belum meratifikasi dan Federasi Rusia menarik diri darinya pada tahun 2016. Negara Kota Vatikan bukan anggota Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa. Di antara negara-negara Eropa, Belarus juga bukan anggota, sementara Federasi Rusia tidak lagi menjadi bagian darinya setelah dikeluarkan dari Dewan Eropa setelah Invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022. "Common Reporting Standard" (CRS) OECD, yang bertujuan mencegah penggelapan pajak dan pencucian uang, juga belum ditandatangani."JURISDICTIONS PARTICIPATING IN THE CONVENTION ON MUTUAL ADMINISTRATIVE ASSISTANCE IN TAX MATTERS" (PDF). Archived (PDF) from the original on 29 June 2019. Retrieved 29 June 2019. Negara Kota Vatikan telah dikritik karena praktik pencucian uang dalam beberapa dekade terakhir."Top 5 financial transgressions committed by the Vatican". www.europeanceo.com. Archived from the original on 27 March 2019. Retrieved 29 June 2019. Satu-satunya negara lain di Eropa yang belum setuju menandatangani CRS adalah Belarusia. Negara Kota Vatikan juga merupakan salah satu dari sedikit negara di dunia yang tidak memberikan data keuangan yang tersedia untuk umum kepada IMF. Ekonomi Anggaran Negara Kota Vatikan mencakup Museum Vatikan dan kantor pos dan didukung secara finansial oleh penjualan prangko, koin, medali, dan kenang-kenangan wisata; dengan biaya masuk ke museum; dan melalui penjualan publikasi. Pendapatan dan taraf hidup para pekerja awam sebanding dengan rekan-rekan mereka yang bekerja di kota Roma. Industri lain termasuk percetakan, produksi mozaik, dan pembuatan seragam staf. Terdapat Apotek Vatikan. Institut Karya Agama (IOR, Istituto per le Opere di Religione''), juga dikenal sebagai Bank Vatikan, adalah lembaga keuangan yang berlokasi di Vatikan yang melakukan kegiatan keuangan di seluruh dunia. Institut ini memiliki ATM multibahasa dengan instruksi dalam bahasa Latin, mungkin satu-satunya ATM di dunia dengan fitur ini. Vatikan mengeluarkan koin dan perangko sendiri. Vatikan telah menggunakan euro sebagai mata uangnya sejak 1 Januari 1999, melalui perjanjian khusus dengan Uni Eropa (keputusan dewan 1999/98/EC). Koin dan uang kertas Euro diperkenalkan pada 1 Januari 2002—Vatikan tidak mengeluarkan uang kertas euro. Penerbitan koin berdenominasi euro sangat dibatasi oleh perjanjian, meskipun agak lebih dari biasanya diperbolehkan dalam satu tahun di mana ada pergantian kepausan. Karena kelangkaannya, koin euro Vatikan sangat dicari oleh para kolektor. Sampai adopsi Euro, mata uang dan perangko Vatikan didenominasi dalam mata uang lira Vatikan mereka sendiri, yang setara dengan lira Italia. Negara Kota Vatikan, yang mempekerjakan hampir 2.000 orang, mengalami surplus 6,7 juta euro pada 2007 tetapi mengalami defisit pada 2008 lebih dari 15 juta euro. Pada tahun 2012, Laporan Strategi Pengendalian Narkotika Internasional Departemen Luar Negeri AS mendaftarkan Kota Vatikan untuk pertama kalinya di antara negara-negara yang menjadi perhatian terhadap pencucian uang, menempatkannya di kategori tengah, yang mencakup negara-negara seperti Irlandia, tetapi bukan di antara yang paling rentan. negara, yang meliputi Amerika Serikat sendiri, Jerman, Italia, dan Rusia. Pada 24 Februari 2014, Vatikan mengumumkan pendirian sekretariat untuk ekonomi, yang bertanggung jawab atas semua kegiatan ekonomi, keuangan, dan administrasi Tahta Suci dan Negara Kota Vatikan, dipimpin oleh Kardinal George Pell. Ini mengikuti tuduhan terhadap dua ulama senior termasuk seorang monsinyur dengan pelanggaran pencucian uang. Paus Fransiskus juga menunjuk auditor jenderal yang diberi wewenang untuk melakukan audit acak terhadap lembaga mana pun kapan saja dan menugaskan perusahaan jasa keuangan AS untuk meninjau 19.000 rekening Vatikan guna memastikan kepatuhan terhadap praktik pencucian uang internasional. Paus juga memerintahkan agar Administrasi Warisan Takhta Apostolik menjadi bank sentral Vatikan, dengan tanggung jawab yang serupa dengan bank sentral lain di seluruh dunia. Pada tahun 2022, Vatikan berencana untuk merilis NFT dari koleksi museumnya. Demografi Pada 2019, Kota Vatikan memiliki populasi 453 penduduk, tanpa memandang kewarganegaraan. Ada juga 372 warga Vatikan yang bertempat tinggal di tempat lain, yang terdiri dari para diplomat Takhta Suci ke negara lain dan para kardinal yang bertempat tinggal di Roma. Penduduknya terdiri dari klerus, anggota agama lain, orang awam yang melayani negara (seperti Garda Swiss) dan anggota keluarga mereka. Pada tahun 2013 terdapat 13 keluarga pegawai Takhta Suci yang tinggal di Kota Vatikan, pada tahun 2019 terdapat 20 anak Garda Swiss yang tinggal di Vatikan. Semua warga, penduduk dan tempat ibadah di kota itu beragama Katolik. Vatikan juga menerima ribuan turis dan pekerja setiap hari. Bahasa-bahasa Vatikan tidak memiliki bahasa resmi resmi, tetapi, tidak seperti Takhta Suci yang paling sering menggunakan bahasa Latin untuk versi otoritatif dokumen resminya, Kota Vatikan hanya menggunakan bahasa Italia dalam undang-undang dan komunikasi resminya. Bahasa Italia juga merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh sebagian besar orang yang bekerja di negara bagian tersebut. Di Garda Swiss, bahasa Jerman Swiss adalah bahasa yang digunakan untuk memberikan perintah, tetapi masing-masing penjaga mengucapkan sumpah setia dalam bahasa mereka sendiri: Jerman, Prancis, Italia, atau Romawi. Situs web resmi Takhta Suci dan Kota Vatikan sebagian besar berbahasa Italia, dengan versi halaman mereka dalam banyak bahasa dalam berbagai tingkatan. Kewarganegaraan Berbeda dengan kewarganegaraan negara lain yang didasarkan pada ius sanguinis (kelahiran dari warga negara, bahkan di luar wilayah negara) atau ius soli (kelahiran di dalam wilayah negara), kewarganegaraan Kota Vatikan diberikan berdasarkan jus officii, yaitu atas dasar penunjukan untuk bekerja dalam kapasitas tertentu dalam pelayanan Takhta Suci. Biasanya berhenti setelah penghentian penunjukan. Kewarganegaraan juga diberikan kepada pasangan dan anak-anak warga negara, asalkan mereka tinggal bersama di kota. Beberapa individu juga diizinkan untuk tinggal di kota tetapi tidak memenuhi syarat atau memilih untuk tidak meminta kewarganegaraan. Siapa pun yang kehilangan kewarganegaraan Vatikan dan tidak memiliki kewarganegaraan lain secara otomatis menjadi warga negara Italia sebagaimana diatur dalam Perjanjian Lateran. Takhta Suci, bukan sebuah negara, namun mampu mengeluarkan paspor diplomatik dan dinas, sedangkan Kota Vatikan mengeluarkan paspor biasa untuk warganya. Keanehan statistik Dalam statistik yang membandingkan negara-negara dalam berbagai metrik per kapita atau per area, Kota Vatikan sering kali merupakan pengecualian—hal ini dapat berasal dari ukuran negara yang kecil dan fungsi gerejawi. Misalnya, karena sebagian besar peran yang akan memberikan kewarganegaraan dicadangkan untuk laki-laki, rasio gender kewarganegaraan adalah beberapa laki-laki per perempuan. Keanehan lebih lanjut adalah kejahatan kecil terhadap turis yang menghasilkan tingkat kejahatan per kapita yang sangat tinggi, dan negara kota yang memimpin dunia dalam konsumsi anggur per kapita karena penggunaan sakramentalnya. Ilustrasi lucu dari anomali ini kadang-kadang dibuat dengan menghitung statistik "Paus per km2", yang lebih besar dari dua karena luas negara kurang dari setengah kilometer persegi. Kebudayaan Vatikan merupakan rumah bagi beberapa seni paling terkenal di dunia. Basilika Santo Petrus, yang arsiteknya berturut-turut termasuk Bramante, Michelangelo, Giacomo della Porta, Maderno dan Bernini, adalah karya arsitektur Renaisans yang terkenal. Kapel Sistina terkenal dengan lukisan dindingnya, yang meliputi karya Perugino, Domenico Ghirlandaio dan Sandro Botticelli serta langit-langit dan Penghakiman Terakhir oleh Michelangelo. Seniman yang mendekorasi interior Vatikan termasuk Raphael dan Fra Angelico. Perpustakaan Apostolik Vatikan dan koleksi Museum Vatikan memiliki kepentingan sejarah, ilmiah, dan budaya tertinggi. Pada tahun 1984, Vatikan ditambahkan oleh UNESCO ke dalam Daftar Situs Warisan Dunia; Vatikan merupakan satu-satunya Situs Warisan Dunia yang wilayahnya terdiri dari seluruh negara. Selain itu, Vatikan merupakan satu-satunya situs yang sampai saat ini terdaftar di UNESCO sebagai pusat berisi monumen dalam "Daftar Internasional Properti Budaya di bawah Perlindungan Khusus" menurut Konvensi Den Haag 1954 untuk Perlindungan Properti Budaya dalam Peristiwa Konflik Bersenjata. Terdapat sebuah kejuaraan sepak bola, yang disebut Kejuaraan Kota Vatikan, dengan delapan tim, termasuk, misalnya, FC Guardia Garda Swiss dan tim penjaga polisi dan museum. Infrastruktur Transportasi Vatikan memiliki jaringan transportasi yang cukup berkembang mengingat ukurannya (sebagian besar terdiri dari piazza dan jalan setapak). Sebagai negara bagian dengan panjang 1,05 kilometer (1.150 yard) dan lebar 0,85 km (930 yd), Vatikan memiliki sistem transportasi kecil tanpa bandara atau jalan raya. Satu-satunya fasilitas penerbangan di Kota Vatikan adalah Heliport Kota Vatikan. Kota Vatikan adalah salah satu dari sedikit negara merdeka yang tidak memiliki bandara, dan dilayani oleh bandara yang melayani kota Roma, Bandara Leonardo da Vinci-Fiumicino, dan sedikit banyak Bandara Ciampino. Terdapat sebuah rel kereta api pengukur standar, terutama digunakan untuk mengangkut barang, terhubung ke jaringan Italia di stasiun Santo Petrus Roma dengan pacu sepanjang 852 meter (932 yd), 300 meter (330 yd) di antaranya berada di dalam wilayah Vatikan. Paus Yohanes XXIII adalah Paus pertama yang menggunakan rel kereta api; Paus Yohanes Paulus II jarang menggunakannya. Stasiun metro terdekat adalah Ottaviano – San Pietro – Musei Vaticani. Komunikasi Vatikan dilayani oleh sistem telepon modern independen bernama Layanan Telepon Vatikan, dan sistem pos (Poste Vaticane) yang mulai beroperasi pada 13 Februari 1929. Pada 1 Agustus, Vatikan mulai mengeluarkan perangko posnya sendiri, di bawah otoritas Kantor Filateli dan Numismatik Negara Kota Vatikan. Layanan pos Vatikan terkadang disebut sebagai "yang terbaik di dunia", dan lebih cepat daripada layanan pos di Roma. Vatikan juga mengontrol domain tingkat atas Internetnya sendiri, yang terdaftar sebagai (.va). Layanan broadband disediakan secara luas di Kota Vatikan. Kota Vatikan juga diberi awalan radio ITU, HV, dan ini terkadang digunakan oleh operator radio amatir. Radio Vatikan, yang diprakarsai oleh Guglielmo Marconi, mengudara pada frekuensi gelombang pendek, gelombang menengah dan FM serta di Internet. Antena transmisi utamanya terletak di wilayah Italia, dan melebihi tingkat emisi perlindungan lingkungan Italia. Untuk alasan ini, Radio Vatikan telah digugat. Layanan televisi disediakan melalui entitas lain, Pusat Televisi Vatikan. L'Osservatore Romano adalah surat kabar semi-resmi multibahasa Takhta Suci. Surat kabar ini diterbitkan oleh sebuah perusahaan swasta di bawah arahan orang awam Katolik, tetapi melaporkan informasi resmi. Namun, teks resmi dokumen ada di Acta Apostolicae Sedis, lembaran resmi Takhta Suci, yang memiliki lampiran untuk dokumen Negara Kota Vatikan. Radio Vatikan, Pusat Televisi Vatikan, dan L'Osservatore Romano merupakan lembaga yang bukan dimiliki Negara Vatikan tetapi dimiliki oleh Takhta Suci, dan terdaftar seperti itu di Annuario Pontificio, yang menempatkannya di bagian "Lembaga yang terkait dengan Takhta Suci" , di depan bagian tentang layanan diplomatik Takhta Suci di luar negeri dan korps diplomatik yang terakreditasi untuk Takhta Suci, setelah itu ditempatkan bagian tentang Negara Kota Vatikan. Daur ulang Pada tahun 2008, Vatikan memulai sebuah "pulau ekologis" untuk limbah terbarukan dan melanjutkan inisiatif tersebut selama kepausan Fransiskus. Inovasi tersebut antara lain, pemasangan sistem tenaga surya di atap Aula Paulus VI. Pada Juli 2019, diumumkan bahwa Kota Vatikan akan melarang penggunaan dan penjualan plastik sekali pakai segera setelah pasokannya habis, jauh sebelum batas waktu 2021 yang ditetapkan oleh Uni Eropa. Diperkirakan bahwa 50–55% limbah padat kota Vatikan dipilah dan didaur ulang dengan benar, dengan tujuan mencapai standar Uni Eropa sebesar 70–75%. Simbol nasional Lambang Negara Lambang Vatikan adalah lambang Takhta Suci Vatikan yang sekaligus menjadi lambang Paus, pemimpin iman Katolik. Lambang ini berbentuk blason (perisai) merah dengan dua kunci bersilangan; kunci emas dan kunci perak. Di atas dua kunci yang bersilangan terdapat tiara emas bersusun tiga yaitu mahkota Paus. Simbolisme Dua kunci yang bersilangan, kunci emas dan perak melambangkan kunci Kerajaan surga yang dijanjikan kepada Santo Petrus, dengan kuasa untuk mengikat dan melepaskan (). Mahkota emas susun tiga (tiara) melambangkan "tiga kekuasaan Pontifex Agung: Ordo Suci, Yurisdiksi, dan Magisterium", dengan kata lain: segala fungsinya sebagai "Imam Agung", "Gembala Agung" dan "Guru Agung". Salib emas di puncak mahkota susun tiga melambangkan salib Yesus Kristus. Bendera Negara Bendera Vatikan adalah bendera resmi Takhta Suci Vatikan, di Italia. Berwarna kuning dan putih, sementara lambang Takhta Suci terdapat di warna putih. Bendera ini adalah lambang kekuasaan Paus terhadap Vatikan, dan umat Katolik. Bendera Vatikan terdiri dari dua garis vertikal, satu berwarna emas atau kuning (sisi kerekan) dan satu berwarna putih dengan kunci salib Santo Petrus dan Tiara Kepausan di tengah pita putih. Tuts bersilang terdiri dari kunci emas dan kunci perak, dimana kunci perak ditempatkan pada posisi dexter. Terlepas dari gagasan luas bahwa bendera berbentuk persegi, proporsinya tidak ditentukan dalam Hukum Dasar Negara Kota Vatikan tahun 2000, dan sebagai tanggapan atas surat yang dikirim sehubungan dengan hal ini, Nunsiatur Apostolik untuk Jerman menyatakan bahwa bendera Vatikan tidak harus persegi. Lihat pula Daftar negara di dunia Gereja Katolik Roma Katolik Konsili Ekumenis Konsili Vatikan Kedua Konsili Vatikan Pertama Titik Ekstrem Vatikan Basilika Santo Petrus Lapangan Santo Petrus Referensi Catatan Catatan kaki Pranala luar Situs Warisan Dunia UNESCO di Vatikan Kota suci Negara yang dikelilingi daratan Negara kota Monarki Eropa Situs Warisan Dunia UNESCO di Eropa Tempat ziarah agama Katolik Negara mikro Gereja Katolik Roma
6,382
748
https://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia
Malaysia
Malaysia (Jawi: مليسيا) adalah sebuah negara federal yang terdiri dari tiga belas negeri (negara bagian) dan tiga wilayah federal di Asia Tenggara dengan luas 330.803 km persegi. Ibu kotanya adalah Kuala Lumpur, sedangkan Putrajaya menjadi pusat pemerintahan federal. Jumlah penduduk negara ini mencapai 34.219.975 jiwa pada tahun 2023. Negara ini dipisahkan ke dalam dua kawasan — Semenanjung Malaysia dan Malaysia Timur — oleh Kepulauan Natuna, wilayah Indonesia di Laut Natuna yang terletak di sebelah Selatan dari Laut China Selatan. Malaysia berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Filipina. Negara ini terletak di dekat khatulistiwa dan beriklim tropika. Kepala negara Malaysia adalah seorang Raja atau seorang Sultan yang dipilih secara bergiliran setiap 5 tahun sekali dari antara raja negara-negara bagian yang diperintah. Raja Malaysia biasanya memakai gelar Sri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong dan pemerintahannya dikepalai oleh seorang Perdana Menteri. Model pemerintahan Malaysia mirip dengan sistem parlementer Westminster. Malaysia sebagai negara federal belum pernah ada sampai tahun 1963. Sebelumnya, sekumpulan koloni didirikan oleh Britania Raya pada akhir abad ke-18, dan bagian barat Malaysia modern terdiri dari beberapa kerajaan yang terpisah-pisah. Kumpulan wilayah jajahan itu dikenal sebagai Malaya Britania hingga pembubarannya pada 1946, ketika kumpulan itu disusun kembali sebagai Uni Malaya. Seiring dengan semakin meluasnya tentangan, kumpulan itu lagi-lagi disusun kembali sebagai Federasi Malaya pada tahun 1948 dan kemudian meraih kemerdekaan pada 31 Agustus 1957. Pada 16 September 1963, sesuai dengan , dalam proses dekolonialisasi, Singapura, Sarawak, Borneo Utara atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Sabah berubah menjadi negara bagian dari federasi bentukan baru yang bernama Malaysia termasuk dengan Federasi Malaya. Singapura kemudian dikeluarkan dari Malaysia pada 9 Agustus 1965 dan menjadi negara merdeka yang bernama Republik Singapura. Saat tahun-tahun awal pembentukan federasi baru, terdapat pula tentangan dari Filipina dan konflik militer dengan Indonesia. Bangsa-bangsa di Asia Tenggara mengalami ledakan ekonomi dan menjalani perkembangan yang cepat di penghujung abad ke-20. Pertumbuhan yang cepat pada dasawarsa 1980-an dan 1990-an, rata-rata 8% dari tahun 1991 hingga 1997, telah mengubah Malaysia menjadi negara industri baru. Perdagangan internasional berperan penting di dalam ekonominya karena Malaysia adalah salah satu dari tiga negara yang menguasai Selat Malaka. Pada suatu ketika, Malaysia pernah menjadi penghasil timah, karet dan minyak kelapa sawit di dunia. Industri manufaktur memiliki pengaruh besar bagi ekonomi negara ini. Malaysia juga dipandang sebagai salah satu dari 18 negara berkeanekaragaman hayati terbesar di dunia. Bangsa Melayu menjadi bagian terbesar dari populasi Malaysia. Terdapat pula etnis ("ras") Tionghoa Malaysia dan India Malaysia yang cukup besar. Bahasa Melayu dan Islam masing-masing menjadi bahasa dan agama resmi negara. Malaysia adalah anggota perintis ASEAN dan turut serta di berbagai organisasi internasional, seperti PBB. Sebagai bekas jajahan Inggris, Malaysia juga menjadi anggota Negara-Negara Persemakmuran. Malaysia juga menjadi anggota D-8 (Developing-8), yakni sebuah kesepakatan untuk kerja sama pembangunan delapan negara anggotanya: Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Turki. Etimologi Nama "Malaysia" diadopsi pada 1963 ketika Federasi Malaya bertambah Singapura, Sabah, dan Sarawak untuk membentuk federasi bernama Malaysia. Akan tetapi, nama itu sendiri pernah membingungkan ketika dipakai untuk merujuk wilayah-wilayah di Asia Tenggara. Sebuah peta yang diterbitkan pada 1914 di Chicago menampilkan nama Malaysia pada wilayah tertentu di Nusantara. Politikus di Filipina pernah menghendaki penamaan negara mereka sebagai "Malaysia", tetapi Malaysia lah yang pertama mengadopsi nama itu di tahun 1963 sebelum Filipina berhasil memutuskan atau mencanangkan kebijakan apa pun. Nama lain pernah dianjurkan untuk federasi yang muncul di tahun 1963, antara lain Langkasuka (sebuah kerajaan kuno yang berada di bagian hulu Semenanjung Malaya pada milenium pertama Masehi). Bahkan mundur lebih jauh lagi, seorang etnolog Inggris, George Samuel Windsor Earl, di dalam jilid IV Jurnal Kepulauan India dan Asia Timur pada 1850 mengusulkan untuk menamai kepulauan sebagai Melayunesia. Sejarah Prasejarah Sisa-sisa arkeologis ditemukan di seluruh negara. Orang Semang memiliki leluhur jauh di Semenanjung Malaya, hingga pada permukiman pertama di Afrika, lebih dari 50.000 tahun lalu. Orang Senoi juga ada, sebagai kelompok campuran; hampir sebagian silsilah mereka berasal dari garis nenek moyang Semang dan sebagiannya lagi Indocina. Percampuran ini sesuai dengan dugaan bahwa mereka mewakili keturunan penutur Austronesia kuno, yaitu para petani yang membawa bahasa dan teknologi mereka ke bagian selatan semenanjung kira-kira 5.000 tahun lalu dan menyatu dengan penduduk asli. Orang Proto Melayu lebih beraneka ragam, dan meskipun mereka menunjukkan beberapa kaitan dengan Asia Tenggara kepulauan, beberapa di antaranya juga memiliki leluhur di Indocina dari zaman Maksimum Glasial Terakhir, diikuti oleh penyebaran Holosen-dini melalui Semenanjung Malaya ke Asia Tenggara kepulauan. Sejarah awal Semenanjung Malaya berkembang sebagai pusat perdagangan utama di Asia Tenggara karena pertumbuhan perdagangan antara Tiongkok dan India dan negara lainnya melalui Selat Malaka yang ramai. Claudius Ptolemaeus menunjukkan Semenanjung Malaya pada peta dininya, "Golden Chersonese" dengan Selat Malaka ditulis sebagai "Sinus Sabaricus". Dari pertengahan hingga akhir milenium pertama, sebagian besar semenanjung, termasuk Nusantara, berada di bawah pengaruh Sriwijaya. Kerajaan Melayu yang paling awal tercatat dalam sejarah mulai bertumbuh dari kota pelabuhan tepi pantai yang mulai dihuni pada abad ke-10. Di antara kerajaan-kerajaan ini termasuk Langkasuka dan Lembah Bujang di Kedah, dan juga Beruas dan Gangga Negara di Perak dan Pan Pan di Kelantan. Diperkirakan semuanya adalah kerajaan Hindu atau Buddha. Islam tiba pada abad ke-14 di Terengganu. Terdapat banyak kerajaan Tiongkok dan India pada abad ke-2 dan ke-3 M — sebanyak 30 buah menurut sumber Tiongkok. Kedah — yang dikenal sebagai Kedaram, Cheh-Cha (menurut I-Ching), atau Kataha di dalam tulisan Palawa atau bahasa Sanskerta kuno — berada di jalur keramaian pedagang dan raja Sriwijaya dan raja dari India. Rajendra Chola, seorang kaisar Tamil kuno yang diduga berada di sekitar Kota Gelanggi, menaklukkan Kedah pada 1025, tetapi penerusnya, Vira Rajendra Chola, harus melumpuhkan pemberontakan Kedah untuk mengatasi para penyerbu. Kedatangan Chola berhasil meredam keagungan Sriwijaya, yang memberi pengaruh besar kepada Kedah dan Pattani bahkan sampai ke Ligor. Kerajaan Buddhis Ligor segera kembali mengendalikan Kedah. Rajanya, Chandrabhanu, menggunakan tempat ini sebagai basis untuk menyerang Sri Lanka pada abad ke-11, sebuah peristiwa yang dipahat di atas prasasti batu di Nagapattinum di Tamil Nadu dan di dalam kisah-kisah bangsa Sri Lanka, Mahavamsa. Selama milenium pertama, masyarakat di Semenanjung Malaya beragama Hindu dan Buddha dan berbahasa Sanskerta, hingga mereka beralih kepada Islam. Ada beberapa laporan dari wilayah lain yang lebih tua dari Kedah—misalnya kerajaan kuno Gangga Negara, di sekitar Beruas di Perak, mendorong sejarah Malaysia lebih jauh ke belakang. Jika itu belum cukup, sebuah puisi Tamil, Pattinapillai, dari abad ke-2 M, menjelaskan barang-barang dari Kadaram menumpuk di jalanan ibu kota Chola, Sebuah drama sanskerta dari abad ke-7, Kaumudhimahotsva, merujuk Kedah sebagai Kataha-nagari. Agnipurana juga menyebutkan sebuah daerah yang dikenal Anda-Kataha dengan salah satu batasnya menggambarkan sebuah puncak gunung, yang diyakini para sarjana sebagai Gunung Jerai. Kisah-kisah dari Katasaritasagaram menjelaskan kemewahan hidup di Kataha. Pada permulaan abad ke-15, Kesultanan Melaka didirikan di bawah sebuah dinasti yang didirikan oleh Parameswara, pangeran dari Palembang, Indonesia, di dalam kerajaan Sriwijaya. Penaklukan memaksa dia dan pendukungnya melarikan diri dari Palembang. Untuk menghindari serangan dari Majapahit, Parameswara berlayar ke Temasek demi mendapatkan perlindungan Temagi, seorang penghulu Melayu dari Pattani yang ditunjuk oleh Raja Siam sebagai bupati Temasek. Beberapa hari kemudian, Parameswara membunuh Temagi dan mengangkat dirinya sendiri sebagai bupati. Kira-kira lima tahun kemudian, dia meninggalkan Temasek karena ancaman dari Siam. Selama periode ini, Temasek juga diserang oleh serombongan armada Jawa dari Majapahit, Dan Tamasek jadi kekuasaan dari Majapahit, Dia kemudian memimpin ke utara untuk mendirikan permukiman baru. Di Muar, Parameswara berkehendak mendirikan kerajaan barunya di Biawak Busuk atau di Kota Buruk. Mengetahui lokasi Muar tidaklah cocok, dia meneruskan perjalanannya ke utara. Di sepanjang jalan, dia mengunjungi Sening Ujong (nama lama untuk Sungai Ujong modern) sebelum sampai di sebuah perkampungan nelayan di bibir Sungai Bertam (nama lama untuk Sungai Melaka modern). Tempat itu lambat laun berkembang menjadi lokasi Melaka masa kini. Menurut Sejarah Melayu, di situlah dia menyaksikan kancil mengelabui anjing ketika berteduh di bawah pohon Melaka. Dia mengambil apa yang dia lihat sebagai pertanda yang baik dan kemudian dia mendirikan sebuah kerajaan yang disebut Melaka, kemudian dia membangun dan memperbaiki fasilitas untuk tujuan perdagangan. Peralihan agama Parameswara ke Islam tidaklah jelas. Sabri Zain mengemukakan, Parameswara menjadi seorang Muslim ketika dia menikahi seorang Puteri Samudera Pasai dan menyertakan gelar bergaya Persia "Syah", dengan menyebut dirinya Iskandar Syah. Juga ada referensi yang menunjukkan bahwa beberapa anggota kelas penguasa dan komunitas saudagar yang menetap di Melaka telah menjadi Muslim. Kisah-kisah Tiongkok menyebutkan bahwa pada 1414, putera penguasa pertama Melaka mengunjungi Ming untuk mengabari mereka bahwa ayahnya telah wafat. Putera Parameswara diakui secara resmi sebagai penguasa kedua Melaka oleh Kaisar Tiongkok dan bergelar Raja Sri Rama Vikrama, Raja Parameswara dari Temasik dan Melaka dan dia dikenal sebagai tokoh Muslim Sultan Sri Iskandar Zulkarnain Syah atau Sultan Megat Iskandar Syah, dan dia menguasai Melaka dari 1414 sampai 1424. Kerajaan ini menguasai wilayah yang sekarang ini disebut Semenanjung Malaya, selatan Thailand (Pattani, dan pantai timur Sumatra. Kerajaan ini berlangsung selama lebih dari satu abad, dan dalam periode tersebut menyebarkan Islam ke seluruh Nusantara. Melaka, sebagai pelabuhan perdagangan penting, terletak hampir di tengah-tengah rute perdagangan Tiongkok dan India. Dan kemudia melaka di kuasai majapahit dari jawa dan beberapa tahun kemudian pada 1511, Melaka direbut oleh Portugal, yang mendirikan sebuah koloni di sana; maka berakhirlah Kesultanan Melaka. Tetapi, Sultan terakhir melarikan diri ke Kampar, Riau, Sumatra dan meninggal di sana. Putera-putera Sultan Melaka terakhir mendirikan dua kesultanan di tempat lain di semenanjung yakni Kesultanan Perak di utara dan Kesultanan Johor (awalnya kelanjutan dari kesultanan Melaka kuno) di selatan. Setelah jatuhnya Melaka, tiga negara berjuang menguasai Selat Malaka: Portugis (di Melaka), Kesultanan Johor, dan Kesultanan Aceh. Konflik ini berlangsung sampai tahun 1641, ketika Belanda (bersekutu dengan Kesultanan Johor) untuk merebut Melaka. Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kesultanan Melaka tua, tetapi sekarang dikenal dengan nama Kesultanan Johor, yang masih ada sampai sekarang. Setelah jatuhnya Melaka, tiga negara berebut untuk mengambil kontrol Selat Malaka: Portugis (di Melaka), Kesultanan Johor, dan Kesultanan Aceh; dan peperangan berakhir pada 1641, ketika Belanda (bersekutu dengan Kesultanan Johor) merebut Melaka. Mendaratnya Britania Britania Raya mendirikan koloni pertamanya di Semenanjung Malaya pada 1786, dengan penyewaan pulau Pinang kepada Perusahaan Hindia Timur Britania oleh Sultan Kedah. Pada 1824, Britania Raya menguasai Melaka setelah ditandatanganinya Traktat London atau Perjanjian Britania-Belanda 1824 yang membagi kepemilikan Nusantara kepada Britania dan Belanda, Malaya untuk Britania, dan Indonesia untuk Belanda. Pada 1826, Britania mendirikan Koloni Mahkota di Negeri-Negeri Selat, menyatukan kepemilikannya di Malaya: Pulau Pinang, Melaka, Singapura, dan pulau Labuan. Pulau Pinang yang didirikan pada 1786 oleh Kapten Francis Light sebagai pos komersial yang dianugerahkan oleh Sultan Kedah. Negeri-Negeri Selat pada awal mulanya diurus di bawah British East India Company di Kalkuta, sebelum Pulau Pinang, dan kemudian Singapura menjadi pusat pengurusan koloni mahkota, hingga 1867, ketika tanggung jawab pengurusan dialihkan kepada Kantor Kolonial di London. Selama abad ke-19, banyak negeri Melayu berupaya untuk mendapatkan bantuan Britania untuk menyelesaikan konflik-konflik internal mereka. Kepentingan komersial pertambangan timah di negeri-negeri Melayu bagi para saudagar di Negeri-Negeri Selat membuat pemerintah Britania melakukan campur tangan di dalam negeri-negeri penghasil timah di Semenanjung Malaya. Diplomasi Kapal Meriam Britania ditugaskan demi mewujudkan resolusi perdamaian terhadap kekacauan sipil yang disebabkan oleh bandit Tiongkok dan Melayu. Pada akhirnya Perjanjian Pangkor 1874 menjadi jalan untuk memperluas pengaruh Britania di Malaya. Memasuki abad ke-20, negeri Pahang, Selangor, Perak, dan Negeri Sembilan yang dikenal sebagai Negeri-negeri Melayu Bersekutu (berbeda dengan Federasi Malaya), di bawah kendali de facto residen Britania diangkat untuk menasihati para penguasa Melayu. Orang Britania menjadi "penasihat" di atas kertas, tetapi sebenarnya, mereka menjalankan pengaruh penting di atas para penguasa Melayu. Lima negeri lainnya di semenanjung, dikenal sebagai Negeri-negeri Melayu Bersekutu, tidak diperintah langsung dari London, juga menerima para penasihat Britania di akhir abad ke-20. Empat dari lima negeri itu: Perlis, Kedah, Kelantan, dan Terengganu sebelumnya dikuasai Siam. Negeri yang tidak bersekutu lainnya, Johor, satu-satunya negeri yang memelihara kemerdekaannya di sebagian besar abad ke-19. Sultan Abu Bakar dari Johor dan Ratu Victoria kenalan pribadi, dan mengakui satu sama lain sederajat. Hal ini tidak pernah terjadi hingga 1914 ketika pengganti Sultan Abu Bakar, Sultan Ibrahim menerima seorang penasihat Britania. Di pulau Borneo, Sabah diperintah sebagai koloni mahkota Borneo Utara, sedangkan Sarawak diperoleh dari Brunei sebagai kerajaan pribadi keluarga Brooke, yang berkuasa sebagai Raja Putih. Mengikuti Invasi Jepang ke Malaya dan pendudukan beruntunnya selama Perang Dunia II, dukungan rakyat untuk kemerdekaan tumbuh. Pasca-perang, Britania berencana menyatukan pengelolaan Malaya di bawah koloni mahkota tunggal yang disebut Uni Malaya didirikan dengan mendapat tentangan keras dari Suku Melayu, yang melawan upaya pelemahan penguasa Melayu dan mengizinkan kewarganegaraan ganda kepada Tionghoa-Malaysia dan kaum imigran lainnya. Uni Malaya, didirikan pada 1946 dan terdiri dari semua kepemilikan Britania di Malaya, kecuali Singapura, dibubarkan pada 1948 dan diganti oleh Federasi Malaya, yang mengembalikan pemerintahan sendiri para penguasa negeri-negeri Malaya di bawah perlindungan Britania. Selama masa itu, pemberontakan di bawah kepemimpinan Partai Komunis Malaya melaksanakan operasi gerilya yang direncanakan untuk mengusir Britania dari Malaya dan peristiwa itu dikenal dengan Darurat Malaya yang berlangsung sejak 1948 hingga 1960, dan melibatkan kampanye anti-kekacauan oleh serdadu Persemakmuran di Malaya. Meskipun kekacauan dapat dengan cepat diatasi tetapi masih saja menyisakan kehadiran serdadu persemakmuran, dengan latar belakang Perang Dingin. Melawan latar belakang ini, kemerdekaan untuk Federasi di dalam Persemakmuran diberikan pada 31 Agustus 1957. Setelah kemerdekaan Kemerdekaan Malaya, Pulau Pinang dan Melaka dicapai pada 31 Agustus 1957 dengan nama Federasi Malaya. Singapura masih berada di bawah kekuasaan Britania Raya pada saat itu karena letaknya yang stategis. Pada 16 September 1963, Federasi Malaya bersama-sama dengan koloni mahkota Britania, yaitu Sabah (Borneo Utara), Sarawak, dan Singapura, membentuk Malaysia. Kesultanan Brunei, meski mulanya berminat menggabungi Federasi, menarik kembali rencana penyatuan itu karena adanya penentangan dari sebagian penduduk, juga dalih tentang pembayaran royalti minyak dan status Sultan di dalam perencanaan penyatuan. Tahun-tahun permulaan pembentukan atau kemerdekaan diganggu oleh konflik dengan Indonesia yang dicetuskan oleh Soekarno melalui Dwikora karena ketidak sesuaian dengan laporan Sekretaris Jenderal PBB menyangkut pelanggaran Manila Accord dalam pembentukan Malaysia, Dalam perjalanan federasi ini kemudian diikuti dengan keluarnya Singapura pada 1965 karena kembali adanya ketidak sesuaian dengan Perjanjian Pembentukan Malaysia dengan dipicu oleh politik diskriminasi, dan pertikaian antar-ras di dalam Insiden 13 Mei pada 1969. Filipina juga membuat pengakuan aktif terhadap Sabah dengan penyelesaian damai pada periode itu berdasarkan penyerahan sebagian wilayah Kesultanan Brunei, yakni bagian timur-utara kepada Kesultanan Sulu pada 1704. Pengakuan atas wilayah ini masih dilanjutkan hingga saat ini oleh pihak Filipina. Setelah Insiden 13 Mei pada 1969, Kebijakan Ekonomi Baru yang kontroversial—upaya penaikan hasil bagi kue ekonomi bumiputra ("pribumi", yang menyertakan sebagian besar orang Melayu, tetapi tidak selalu penduduk asli) dibandingkan dengan kelompok suku lainnya—diluncurkan oleh Perdana Menteri Abdul Razak. Malaysia sejak saat itu memelihara keseimbangan politik kesukuan yang lunak, dengan sistem pemerintahan yang memadukan pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan ekonomi dan politik yang mendukung keikutsertaan yang cepat dari semua ras. Di antara tahun 1980-an dan pertengahan 1990-an, Malaysia mengalami pertumbuhan ekonomi yang berarti di bawah kepemimpinan perdana menteri keempat, Dr. Mahathir Mohamad. Pada periode ini Malaysia mengalami lompatan dari ekonomi berbasis pertanian ke ekonomi berbasis manufaktur dan industri (terutama bidang komputer dan elektronika rumahan). Pada periode ini juga, bentang darat Malaysia berubah dengan tumbuhnya beraneka mega-projek. Proyek paling terkemuka adalah Menara Kembar Petronas (sempat menjadi gedung tertinggi di dunia), Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Lebuhraya Utara-Selatan, Sirkuit Internasional Sepang, Koridor Raya Multimedia (MSC), bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Bakun, dan Putrajaya, pusat pemerintahan persekutuan baru. Pada akhir tahun 1990-an, Malaysia diguncang oleh Krisis finansial Asia 1997, juga tidak stabilnya politik yang disebabkan oleh penahanan Wakil Perdana Menteri Dato' Seri Anwar Ibrahim. Terdapat pula tentangan dari kaum sosialis dan reformis, sampai kepada upaya pembentukan negara Islam. Pada 2003, Dr Mahathir, perdana menteri Malaysia yang paling lama menjabat, mundur dan digantikan oleh wakilnya, Abdullah Ahmad Badawi. Pemerintahan baru mengadvokasikan pandangan moderat negara Islam yang didefinisikan oleh Islam Hadhari. Pada November 2007, Malaysia digoyang oleh dua unjuk rasa anti-pemerintah. Unjuk rasa Bersih 2007 sejumlah 40.000 orang dilaksanakan di Kuala Lumpur pada 10 November menganjurkan reformasi daerah pemilihan. Itu dipicu oleh dugaan-dugaan korupsi dan ketidaksesuaian di dalam sistem pemilihan di Malaysia yang condong kepada partai politik yang sedang berkuasa, Barisan Nasional, yang selalu memerintah Malaysia sejak kemerdekaan 1957. Unjuk rasa lainnya dilakukan pada 25 November di ibu kota Malaysia dan dipimpin oleh HINDRAF. Penggerak unjuk rasa ini, Hindu Rights Action Force, melakukan protes berkenaan kebijakan yang tidak adil, mengutamakan Suku Melayu. Jumlah peserta ditaksir antara 5.000 sampai 30.000. Di kedua-dua kasus itu, pemerintah dan kepolisian berupaya menangani dan mencegah penculikan dari tempat kejadian. Pada 16 Oktober 2008, HINDRAF dilarang karena pemerintah mengecap organisasi yang tidak terdaftar itu sebagai "ancaman bagi keamanan nasional" karena berusaha mendapatkan bantuan dan dukungan dari kelompok teroris. Geografi Malaysia adalah negara berpenduduk terbanyak ke-43 dan negara dengan daratan terluas ke-66 di dunia, dengan jumlah penduduk kira-kira 33 juta dan luas wilayah melebihi 330.000 km2. Jumlah penduduk sedemikian cukup sebanding dengan jumlah penduduk Arab Saudi dan Venezuela, dan luas wilayah sedemikian sebanding dengan luas wilayah Norwegia dan Vietnam, atau New Mexico, sebuah negara bagian di Amerika Serikat. Malaysia terdiri atas dua kawasan utama yang terpisah oleh Laut Tiongkok Selatan. Keduanya memiliki bentuk muka bumi yang hampir sama, yaitu dari pinggir laut yang landai hingga hutan lebat dan bukit tinggi. Puncak tertinggi di Malaysia (dan juga di Kalimantan) yaitu Gunung Kinabalu setinggi 4.095,2 meter di Sabah. Iklim lokal adalah khatulistiwa dan dicirikan oleh angin muson barat daya (April hingga Oktober) dan timur laut (Oktober hingga Februari). Tanjung Piai, terletak di selatan negara bagian Johor, adalah tanjung paling selatan benua Asia. Selat Malaka, terletak di antara Sumatra dan Semenanjung Malaysia, jalur pelayaran terpenting di dunia. Kuala Lumpur adalah ibu kota resmi dan kota terbesar di Malaysia. Putrajaya di pihak lain, dipandang sebagai ibu kota administratif pemerintahan persekutuan Malaysia. Meskipun banyak cabang eksekutif dan yudikatif pemerintahan persekutuan telah pindah ke sana (untuk menghindari kemacetan yang tumbuh di Kuala Lumpur), tetapi Kuala Lumpur masih dipandang sebagai ibu kota legislatif Malaysia karena di sanalah beradanya kompleks gedung Parlemen Malaysia. Kuala Lumpur juga merupakan pusat perdagangan dan keuangan Malaysia. Kota utama lain termasuk Ipoh, George Town, Johor Bahru, Kuching, Kota Kinabalu, Miri, Alor Setar, Kota Melaka, dan Petaling Jaya. Politik Sistem pemerintahan Federasi Malaysia adalah sebuah monarki konstitusional. Kepala negara persekutuan Malaysia adalah Yang di-Pertuan Agong, biasa disebut Raja Malaysia. Yang di-Pertuan Agong dipilih dari dan oleh sembilan Sultan Negeri-Negeri Malaya, untuk menjabat selama lima tahun secara bergiliran; empat pemimpin negeri lainnya, yang bergelar Gubernur, tidak turut serta di dalam pemilihan. Sistem pemerintahan di Malaysia bermodelkan sistem parlementer Westminster, warisan Penguasa Kolonial Britania. Tetapi di dalam praktiknya, kekuasaan lebih terpusat di eksekutif daripada di legislatif, dan yudikatif diperlemah oleh tekanan berkelanjutan dari pemerintah selama zaman Mahathir, kekuasaan yudikatif itu dibagikan antara pemerintah persekutuan dan pemerintah negara bagian. Kekuasaan legislatur dibagi antara legislatur persekutuan dan legislatur negeri. Parlemen bikameral terdiri dari dewan rendah, Dewan Rakyat (mirip "Dewan Perwakilan Rakyat" di Indonesia) dan dewan tinggi, Senat atau Dewan Negara (mirip "Dewan Perwakilan Daerah" di Indonesia). 222 anggota Dewan Rakyat dipilih dari daerah pemilihan beranggota-tunggal yang diatur berdasarkan jumlah penduduk untuk masa jabatan terlama 5 tahun. 70 Senator bertugas untuk masa jabatan 3 tahun; 26 di antaranya dipilih oleh 13 majelis negara bagian (masing-masing mengirimkan dua utusan), dua mewakili wilayah persekutuan Kuala Lumpur, masing-masing satu mewakili wilayah persekutuan Labuan dan Putrajaya, dan 40 diangkat oleh raja atas nasihat perdana menteri. Di samping Parlemen di tingkatan persekutuan, masing-masing negara bagian memiliki dewan legislatif unikameral (Dewan Undangan Negeri) yang para anggotanya dipilih dari daerah-daerah pemilihan beranggota-tunggal. Pemilihan umum parlemen dilakukan paling sedikit lima tahun sekali, dengan pemilihan umum terakhir pada Maret 2008. Pemilih terdaftar berusia 21 tahun ke atas dapat memberikan suaranya kepada calon anggota Dewan Rakyat dan calon anggota dewan legislatif negara bagian juga, di beberapa negara bagian. Voting tidak diwajibkan. Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri; konstitusi Malaysia menetapkan bahwa perdana menteri haruslah anggota dewan rendah (Dewan Rakyat), yang direstui Yang di-Pertuan Agong dan mendapat dukungan mayoritas di dalam parlemen. Kabinet dipilih dari para anggota Dewan Rakyat dan Dewan Negara dan bertanggung jawab kepada badan itu.; sedangkan kabinet merupakan anggota parlemen yang dipilih dari Dewan Rakyat atau Dewan Negara. Pemerintah negara bagian dipimpin oleh Menteri Besar di negeri-negeri Malaya atau Ketua Menteri di negara-negara yang tidak memelihara monarki lokal, yakni seorang anggota majelis negara bagian dari partai mayoritas di dalam Dewan Undangan Negeri. Di tiap-tiap negara bagian yang memelihara monarki lokal, Menteri Besar haruslah seorang Suku Melayu Muslim, meskipun penguasa ini menjadi subjek kebijaksanaan para penguasa. Kekuasaan politik di Malaysia amat penting untuk memperjuangkan suatu isu dan hak. Oleh karena itu kekuasaan memainkan peranan yang amat penting dalam melakukan perubahan. Hubungan luar negeri Malaysia merupakan anggota pendiri Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), selain berpartisipasi dalam banyak organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik, 8 Negara Berkembang, dan Gerakan Non-Blok (GNB). Ia pernah memimpin ASEAN, OKI, dan GNB di masa lalu. Sebuah bekas jajahan Inggris, juga merupakan anggota Persemakmuran Bangsa-bangsa. Kuala Lumpur adalah tempat KTT Asia Timur pertama pada tahun 2005. Kebijakan luar negeri Malaysia secara resmi didasarkan pada prinsip netralitas dan menjaga hubungan damai dengan semua negara, apapun sistem politiknya. Pemerintah memberikan prioritas tinggi pada keamanan dan stabilitas Asia Tenggara, dan berusaha untuk lebih mengembangkan hubungan dengan negara-negara lain di kawasan ini. Secara historis pemerintah telah mencoba menggambarkan Malaysia sebagai negara Islam progresif sambil memperkuat hubungan dengan negara-negara Islam lainnya. Prinsip yang kuat dari kebijakan Malaysia adalah kedaulatan nasional dan hak suatu negara untuk mengontrol urusan dalam negerinya. Malaysia menandatangani perjanjian PBB tentang Pelarangan Senjata Nuklir. Kepulauan Spratly disengketakan oleh banyak negara di wilayah tersebut, dan sebagian besar Laut Tiongkok Selatan diklaim oleh Tiongkok. Tidak seperti tetangganya Vietnam dan Filipina, Malaysia secara historis menghindari konflik dengan Tiongkok. Namun, setelah perambahan kapal Tiongkok di perairan teritorial Malaysia, dan pelanggaran wilayah udara oleh pesawat militer mereka, Malaysia menjadi aktif dalam mengutuk Tiongkok. Brunei dan Malaysia pada tahun 2009 mengumumkan diakhirinya klaim atas tanah masing-masing, dan berkomitmen untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbatasan maritim mereka. Filipina memiliki klaim tidak aktif atas bagian timur Sabah. Reklamasi tanah Singapura telah menyebabkan ketegangan, serta sengketa perbatasan laut dan sedikit daratan terjadi dengan Indonesia. Militer Angkatan Bersenjata Malaysia memiliki tiga cabang: Angkatan Darat Malaysia, Angkatan Laut Kerajaan Malaysia dan Angkatan Udara Kerajaan Malaysia. Tidak ada wajib militer, dan usia wajib militer sukarela adalah 18 tahun. Militer menggunakan 1,5% dari PDB negara, dan mempekerjakan 1,23% tenaga kerja Malaysia. Pasukan penjaga perdamaian Malaysia telah berkontribusi pada banyak misi penjaga perdamaian PBB, seperti di Kongo, Iran–Irak, Namibia, Kamboja, Bosnia dan Herzegovina, Somalia, Kosovo, Timor Timur dan Lebanon. Five Power Defence Arrangements adalah prakarsa keamanan regional yang telah ada selama hampir 40 tahun. Ini melibatkan latihan militer bersama yang diadakan antara Malaysia, Singapura, Australia, Selandia Baru, dan Inggris. Latihan bersama dan latihan perang juga telah diadakan dengan Brunei, Tiongkok, India, Indonesia, Jepang, dan Amerika Serikat. Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam telah sepakat untuk menjadi tuan rumah latihan pasukan keamanan gabungan untuk mengamankan perbatasan laut mereka dan mengatasi masalah seperti imigrasi ilegal, pembajakan, dan penyelundupan. Pembagian administratif Secara administratif, Malaysia memiliki 13 negara bagian (11 di Malaysia Barat dan 2 di Malaysia Timur) dan 3 wilayah persekutuan (semua tiga wilayah persekutuan digabungkan menjadi satu dalam bendera Malaysia) yang dilambangkan sebagai empat belas jalur dan sudut bintang di Bendera Malaysia yang dinamakan "Jalur Gemilang": Wilayah persekutuan Kuala Lumpur Putrajaya Labuan Negara bagian Johor Kedah Kelantan Melaka Negeri Sembilan Pahang Perak Perlis Pulau Pinang Sabah Sarawak Selangor Terengganu Ekonomi Semenanjung Malaya dan pastinya Asia Tenggara menjadi pusat perdagangan di kawasan selama berabad-abad. Berbagai komoditas seperti keramik dan rempah aktif diperdagangkan bahkan sebelum Kesultanan Melaka dan Singapura mengemuka. Pada abad ke-17, mereka didirikan di beberapa negara bagian. Kemudian, sejak Britania Raya mulai mengambil alih sebagai administrator Malaya Britania, pohon karet dan kelapa sawit diperkenalkan untuk tujuan komersial. Di dalam waktu lama, Malaya menjadi penghasil timah, karet, dan minyak sawit terbesar di dunia. Tiga komoditas ini, beserta bahan mentah lainnya, mengatur tempo ekonomi Malaysia lebih baik sampai abad ke-20. Sebagai ganti kebergantungan pada Suku Melayu sebagai sumber tenaga kerja, Britania membawa Tionghoa dan orang India untuk bekerja di pertambangan, perkebunan, dan mengisi kekosongan ahli profesional. Kendati banyak dari mereka kembali ke negara asal mereka setelah kontrak dipenuhi, beberapa di antaranya menetap di Malaysia. Ketika Malaya bergerak ke arah kemerdekaan, pemerintah mulai menerapkan perencanaan ekonomi lima tahunan, dimulai dengan Rencana Lima Tahun Malaya Pertama pada 1955. Ketika Malaysia didirikan, istilah perencanaan diganti dan dinomori, dimulai dengan Rencana Malaysia Pertama pada 1965. Pada 1970-an, Malaysia mulai meniru ekonomi Empat Macan Asia (Taiwan, Korea Selatan, Hong Kong, dan Singapura) dan berkomitmen kepada transformasi dari ekonomi yang bergantung pada pertambangan dan pertanian ke ekonomi berbasis manufaktur. Dengan investasi Jepang, industri-industri berat mulai dibuka dan beberapa tahun kemudian, ekspor Malaysia menjadi mesin pertumbuhan primer negara ini. Malaysia secara konsisten menerima lebih dari 7% pertumbuhan PDB disertai dengan inflasi yang rendah pada 1980-an dan 1990-an. Pada dasarnya, pertumbuhan Malaysia bergantung pada ekspor bahan elektronik seperti chip komputer dan sebagainya. Akibatnya, Malaysia merasakan tekanan hebat semasa krisis ekonomi pada tahun 1998 dan kemerosotan dalam sektor teknologi informasi pada tahun 2001. KDNK pada tahun 2001 hanya meningkat sebanyak 0,3% disebabkan pengurangan 11% dalam bilangan ekspor tetapi paket perangsang fiskal yang besar telah mengurangi dampak tersebut. Pada periode yang sama, pemerintah berupaya mengurangi angka kemiskinan dengan Kebijakan Ekonomi Baru Malaysia (NEP) yang kontroversial, setelah Peristiwa 13 Mei, kerusuhan antar-etnis pada 1969. Tujuan utamanya adalah menghilangkan keterkaitan ras dengan fungsi ekonomi, dan rencana lima tahun pertama mulai menerapkan NEP sebagai Rencana Malaysia Kedua. Kejayaan atau kegagalan NEP menjadi bahan perdebatan, kendati secara resmi berakhir pada 1990 dan diganti dengan Kebijakan Pembangunan Nasional (NDP). Baru-baru ini banyak debat muncul sekali lagi tentang hasil dan relevansi NEP. Sebagian pihak berdalih bahwa NEP jelas-jelas berjaya menciptakan pengusaha dan tenaga profesional Melayu kelas menengah-atas. Kendati beberapa perbaikan di dalam kekuatan ekonomi Melayu secara umum, pemerintah Malaysia memelihara kebijakan diskriminasi yang menguntungkan Suku Melayu di atas suku lain - termasuk pengutamaan penerimaan kerja, pendidikan, beasiswa, perdagangan, akses mendapatkan rumah murah dan tabungan yang dibantu. Perlakuan khusus ini memicu kecemburuan dan kebencian di antara non-Melayu dan Melayu. Penguasaan Tionghoa terhadap sektor ekonomi negara yang dimiliki pihak lokal telah banyak diserahkan demi menguntungkan Bumiputra/Melayu di banyak industri strategis/penting seperti distribusi turunan minyak bumi, transportasi, pertanian, dan lain-lain. Sebagian besar profesional per kapita masih didominasi orang India-Malaysia. Ledakan ekonomi yang cepat memicu macam-macam masalah pemasokan. Sedikitnya tenaga kerja segera dipenuhi dengan mengalirnya jutaan pekerja imigran, banyak di antaranya ilegal. PLC yang kaya akan modal tunai dan konsorsium bank-bank segera menguntungkan pertambahan dan mencepatnya pemulaian pembangunan projek-projek infrastruktur besar. Ini berakhir ketika krisis finansial Asia 1997 melanda pada musim gugur 1997, menghantarkan kejutan besar bagi ekonomi Malaysia. Seperti negara lain yang dipengaruhi krisis, terjadi penjualan singkat spekulatif mata uang Malaysia, ringgit. Penanaman modal asing jatuh pada tingkatan yang berbahaya, karena modal menguap ke luar negara, nilai ringgit jatuh dari MYR 2,50 per USD ke, MYR 4,80 per USD. Indeks komposit Bursa Malaysia terjungkal dari hampir 1.300 poin ke kisaran 400 poin dalam hitungan pekan. Setelah penangkapan kontroversial menteri keuangan Anwar Ibrahim, sebuah Dewan Aksi Ekonomi Nasional dibentuk untuk mengantisipasi krisis moneter. Bank Negara Malaysia menentukan pengendalian modal dan mematok nilai tukar ringgit Malaysia pada 3,80 terhadap dolar Amerika Serikat. Bagaimanapun, Malaysia menolak paket bantuan ekonomi dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, tindakan yang mengejutkan analis asing. Pada Maret, 2005, United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) menerbitkan sebuah makalah tentang sumber-sumber dan langkah pemulihan Malaysia, ditulis oleh Jomo K.S. dari departemen ekonomi terapan, Universitas Malaya, Kuala Lumpur. Makalah itu menyimpulkan bahwa kontrol yang ditentukan pemerintah Malaysia tidaklah memperparah tidak pula membantu pemulihan. Faktor terbesar adalah menaiknya jumlah ekspor komponen elektronik, yang disebabkan oleh menaiknya permintaan komponen di Amerika Serikat, yang disebabkan oleh kekhawatiran dampak kedatangan tahun 2000 (Y2K) pada komputer dan perangkat digital lain yang lebih tua. Tetapi, pasca-memudarnya Y2K pada 2001 tidak memengaruhi Malaysia seperti banyak negara lain. Ini menjadi bukti yang lebih jelas bahwa ada sebab-sebab dan dampak-dampak lain yang mungkin lebih bersesuaian untuk pemulihan. Satu kemungkinan adalah bahwa para spekulan mata uang mengalami kebangkrutan keuangan setelah jatuh di dalam aksi serang mereka terhadap dolar Hong Kong pada Agustus 1998 dan setelah rubel Rusia tumbang. (Lihat George Soros) Tanpa memperhatikan sebab dan akibat klaim, peremajaan ekonomi juga bergulir dengan defisit anggaran dan belanja pemerintah besar-besaran pada tahun-tahun setelah krisis. Kemudian, Malaysia menikmati pemulihan ekonomi lebih cepat dibandingkan dengan jiran-jirannya. Bagaimanapun, di banyak cara negara ini belum mengalami kepulihan pada tingkatan pra-krisis. Sementara langkah pembangunan kini tidak secepat dulu, tetapi terasa lebih stabil. Kendati kontrol dan penjagaan ekonomi bukan menjadi alasan utama pemulihan, tidak ada keraguan bahwa sektor perbankan menjadi lebih kenyal terhadap serangan luar negara. Akun saat ini berada di surplus struktural, memberikan bantalan bagi pengambangan modal. Harga-harga aset kini, fraksi dari ketinggian pra-krisis mereka. Malaysia mempunyai sejumlah elemen makroekonomi yang stabil (di mana tingkat inflasi dan tingkat pengangguran tetap di bawah 3%), simpanan pertukaran uang asing yang sehat, dan utang luar negeri yang rendah. Ini memungkinkan Malaysia untuk tidak mengalami krisis yang sama seperti Krisis finansial Asia pada tahun 1997. Walau bagaimanapun, prospek jangka panjang kelihatan kurang baik disebabkan kurangnya perubahan dalam sektor badan hukum terutama sektor yang berurusan dengan utang korporat yang tinggi dan kompetitif. Nilai tukar yang dipatok dibuka kembali pada Juli 2005 untuk nilai tukar mengambang yang terawasi setelah satu jam pemberlakuan yang sama oleh Tiongkok. Pada pekan yang sama, ringgit menguat satu persen dibandingkan mata uang utama lainnya dan diharapkan akan mengalami apresiasi lebih jauh. Tetapi pada Desember 2005, harapan apresiasi lebih jauh menjadi bisu karena aliran modal melampaui USD 10 miliar. Pada September 2005, Howard J. Davies, direktur London School of Economics, di dalam sebuah pertemuan di Kuala Lumpur, memperingatkan para pejabat Malaysia bahwa jika mereka ingin pasar modal fleksibel kembali, mereka harus mencabut larangan penjualan singkat. Pada Maret 2006, Malaysia mencabut larangan penjualan singkat. Kini, Malaysia dipandang sebagai negara industri baru. Infrastruktur Lihat juga: Bangunan dan struktur di Kuala Lumpur Malaysia memiliki jalan-jalan besar yang menghubungkan semua kota besar di pesisir barat Semenanjung Malaysia. Pada 2006, panjang keseluruhan Sistem Jalur Cepat Malaysia adalah 1.471,6 kilometer. Jejaring itu menghubungkan semua kota besar dan sekitarnya: Klang Valley, Johor Bahru, dan Pulau Pinang satu sama lain. Jalur motor utama (E1 dan E2, E1 adalah bagian Utara Kuala Lumpur, sedangkan E2 adalah bagian selatan), terentang dari ujung utara dan selatan Semenanjung Malaysia, masing-masing di Bukit Kayu Hitam dan Johor Bahru. Jalur itu bagian dari Jaringan Jalur Cepat Asia, yang juga menghubungkan Thailand dan Singapura. Jalan di Malaysia Timur dan pesisir timur Semenanjung Malaysia relatif kurang terbangun. Semua itu berupa jalan yang sangat berkelok-kelok melewati pegunungan dan belum dilapisi aspal, jalan berkerikil. Akibatnya, sungai masih menjadi jalur transportasi penting, di samping pesawat udara sebagai modus utama atau alternatif transportasi bagi penduduk pedalaman. Jasa kereta api di Malaysia Barat dioperasikan oleh Keretapi Tanah Melayu dan memiliki rel cukup banyak yang menghubungkan semua kota besar dan kota kecil di semenanjung, yang juga melebar hingga Singapura. Juga ada rel pendek di Sabah yang dioperasikan oleh Sabah State Railway yang utamanya mengangkut komoditas. Ada juga beberapa pelabuhan di negara ini. Pelabuhan besar utama Malaysia adalah Pelabuhan Klang di Selangor dan Pelabuhan Tanjung Pelepas di Johor. Pelabuhan penting lainnya dapat ditemukan di Tanjung Kidurong, Kota Kinabalu, Kuching, Kuantan, Pasir Gudang, Penang, Miri, Sandakan, dan Tawau. Bandar Udara ditemukan di pelosok negara. Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) adalah bandar udara terbesar di negara ini. Bandar udara penting lainnya termasuk Bandar Udara Internasional Kota Kinabalu, Bandar Udara Internasional Pulau Pinang, Bandar Udara Internasional Kuching, Bandar Udara Internasional Langkawi, dan Bandar Udara Internasional Senai. Ada juga bandar udara di kota-kota kecil, juga pelabuhan udara perintis domestik di kawasan perkotaan Sabah dan Sarawak. Terdapat jasa penerbangan harian yang menghubungkan Timur dan Barat Malaysia. Malaysia adalah rumah bagi maskapai udara murah di kawasan ini, AirAsia. AirAsia berbasis di Sepang dan memiliki penerbangan ke Asia Tenggara dan Tiongkok. Jasa telekomunikasi antarkota disediakan di Malaysia Barat terutama oleh riley radio gelombang pendek. Telekomunikasi internasional disediakan melalui kabel bawah laut dan satelit. Salah satu perusahaan telekomunikasi terpenting dan terbesar di Malaysia adalah Telekom Malaysia (TM), yang menyediakan produk-produk dan pelayanan dari sambungan tetap, sambungan bergerak, juga jasa akses Internet dial-up dan broadband. TM memiliki semi-monopoli jasa sambungan telepon tetap di negara ini. Pada Desember 2004, Menteri Energi, Air, dan Komunikasi Lim Keng Yaik melaporkan bahwa hanya 0,85% atau 218.004 orang di Malaysia menggunakan jasa broadband. Tetapi, angka ini didasarkan pada banyaknya pelanggan, sedangkan satuan persentase rumah tangga mencerminkan situasi lebih akurat. Ini menggambarkan kenaikan 0,45% di tiga triwulan. Dia juga melaporkan bahwa pemerintah menargetkan penggunaan 5% pada 2006 dan berlipat dua menjadi 10% pada 2008. Lim Keng Yaik mendorong perusahaan-perusahaan telekomunikasi lokal dan penyedia jasa untuk membuka mil terakhir dan harga lebih murah agar menguntungkan pengguna. Sumber daya alam Malaysia diberkati dengan sumber daya alam semisal sektor pertanian, kehutanan, dan pertambangan. Di sektor pertanian, Malaysia adalah salah satu pengekspor terbesar karet alam dan minyak sawit, yang bersama-sama dengan damar dan kayu gelondongan, kakao, lada, nenas, dan tembakau mendominasi pertumbuhan sektor itu. Minyak sawit juga merupakan pembangkit utama perdagangan internasional Malaysia. Tentang sumber daya hutan, diketahui bahwa usaha penggelondongan dimulai untuk membuat kontribusi berarti bagi ekonomi Malaysia pada abad ke-19. Kini, ditaksir 59% daratan Malaysia masih berupa hutan. Perluasan industri damar yang cepat, khususnya setelah era 1960-an, telah menghasilkan masalah erosi di hutan-hutan negara ini. Tetapi, dengan adanya komitmen pemerintah untuk melindungi lingkungan dan sistem ekologi, sumber daya hutan dikelola pada landasan yang berkelanjutan, dampak ikutannya adalah menurunnya laju penebangan pohon. Sebagai tambahan, sejumlah wilayah yang substansial diperlakukan sebagai hutan produksi (silvikultur) dan upaya penghutanan kembali terhadap lahan hutan sudah dilakukan. Pemerintah Malaysia merencanakan pengayaan tanah seluas 312,30 kilometer persegi dengan rotan di bawah kondisi hutan alami dan di sela-sela tanaman karet alami sebagai komoditas panen perantara. Untuk terus memperkaya sumber-sumber hutan, spesies damar yang cepat-tumbuh seperti meranti tembaga, merawan dan sesenduk juga ditanam. Pada saat yang sama, penuaian pohon-pohon berharga tinggi seperti jati dan pohon lainnya untuk dijadikan pulp dan kertas juga dianjurkan. Karet, pernah menjadi arus utama ekonomi Malaysia, kini digantikan oleh minyak sawit sebagai komoditas ekspor utama pertanian Malaysia. Timah dan minyak bumi adalah dua sumber daya mineral utama yang menjadi penyokong ekonomi utama Malaysia. Malaysia pernah menjadi penghasil timah terbesar di dunia hingga runtuhnya pasar timah di permulaan tahun 1980-an. Pada abad ke-19 dan ke-20, timah memainkan peran dominan di dalam ekonomi Malaysia. Pada 1972 minyak bumi dan gas alam mengambil alih timah sebagai komoditas utama sektor pemurnian mineral. Sementara itu, kontribusi timah semakin menurun. Penemuan minyak bumi dan gas alam di ladang minyak lepas pantai Sabah, Sarawak, dan Terengganu memiliki sumbangan penting bagi ekonomi Malaysia. Mineral lain menurut tingkat kepentingan dan keberartiannya adalah tembaga, bauksit, besi, dan batu bara bersama-sama dengan mineral industri seperti tanah liat, kaolin, silika, batu gamping, barit, fosfat, dan bebatuan dimensi seperti granit juga blok dan lempengan marmer. Sejumlah emas dengan kadar minimalis juga diproduksi. Pada 2004, seorang menteri di Departemen Perdana Menteri, Mustapa Mohamed, menyatakan bahwa cadangan minyak bumi Malaysia berada pada kisaran 4.84 miliar barel, sedangkan cadangan gas alam bertambah menjadi 89 triliun kaki kubik (2,500 km³). Pada 1 Januari 2007, Petronas melaporkan bahwa cadangan minyak dan gas di Malaysia berkisar pada ekuivalensi 20.18 miliar barel. Pemerintah menaksir bahwa pada laju produksi terkini, Malaysia akan mampu menghasilkan minyak sampai 18 tahun dan gas sampai 35 tahun ke muka. Pada 2004, Malaysia menduduki peringkat ke-24 menurut cadangan minyak dunia dan ke-13 menurut cadangan gas. 56% dari cadangan minyak ada di Semenanjung sedangkan 19% di Malaysia Timur. Tiap-tiap negara bagian memelihara hak untuk menguasai sumber-sumber daya alam di dalam wilayahnya. Tetapi, pemerintah persekutuan menguasai minyak dan gas. Negara bagian yang memiliki minyak dan gas diberi royalti. Pariwisata Berikut merupakan sebagian objek wisata populer di Malaysia. Gunung Bukit Bendera, Pulau Pinang Cameron Highlands, Pahang Genting Highlands, Pahang Gunung Jerai, Kedah Gunung Kinabalu, Sabah Gunung Ledang, Johor Gunung Tahan, Pahang Sungai Air terjun Lata Kinjang, Perak Air terjun Kota Tinggi, Johor Air terjun Telaga Tujuh, Kedah Jeram Toi, Negeri Sembilan Pantai Batu Ferringghi, Pinang Pantai Cahaya Bulan, Kelantan Pantai Cherating, Pahang Pantai Desaru, Johor Pantai Merdeka, Kedah Pantai Morib, Selangor Pantai Tanjung Aru, Sabah Pantai Teluk Batik, Perak Port Dickson, Negeri Sembilan Rantau Abang, Terengganu Teluk Danga, Johor Pulau Pulau Kapas, Terengganu Pulau Langkawi, Kedah Pulau Pangkor, Perak Pulau Payar, Kedah Pulau Pemanggil, Johor Pulau Perhentian, Terengganu Pulau Redang, Terengganu Pulau Sibu, Johor Pulau Sipadan, Sabah Pulau Tioman, Pahang Lainnya A Famosa, Melaka Batu Caves, Selangor Danau Kenyir, Terengganu Gedung Sultan Abdul Samad, Kuala Lumpur Masjid Jamek, Kuala Lumpur Masjid Negara, Kuala Lumpur Menara Kembar Petronas, Kuala Lumpur Menara Kuala Lumpur, Kuala Lumpur Sumur Hang Tuah, Melaka Taman Negara Malaysia, Pahang, Kelantan dan Terengganu Taman Negara Niah, Sarawak Zoo Negara, Kuala Lumpur Demografi Penduduk Malaysia terdiri dari berbagai kelompok suku, dengan suku Melayu sejumlah 57,3% menjadi ras terbesar dan bumiputra atau suku indigenos (aborigin) di Sabah dan Sarawak sejumlah 12% keseluruhan penduduk. Menurut definisi konstitusi Malaysia, orang Melayu adalah Muslim, menggunakan bahasa Melayu, yang menjalankan adat dan budaya Melayu. Oleh karena itu, secara teknis, seorang Muslim dari ras mana pun yang menjalankan kebiasaan dan budaya Melayu dapat dipandang sebagai Melayu dan memiliki hak yang sama ketika berhadapan dengan hak-hak istimewa Melayu seperti yang dinyatakan di dalam konstitusi. Lebih dari separuh bagian dari keseluruhan penduduk, bumiputra non-Melayu menjadi kelompok dominan di negara bagian Sarawak (30%-nya adalah Iban), dan mendekati 60% penduduk Sabah (18%-nya adalah Kadazan-Dusun, dan 17%-nya adalah Bajaus). Bumiputra non-Melayu itu terbagi atas puluhan kumpulan ras tetapi memiliki budaya umum yang sama. Hingga abad ke-20, kebanyakan dari mereka mengamalkan kepercayaan tradisional tetapi kini telah banyak yang sudah memeluk Kristen atau Islam. Masuknya ras lain sedikit banyak mengurangi persentase penduduk pribumi di kedua negara bagian itu. Juga terdapat kelompok aborigin dengan jumlah sedikit di Semenanjung, mereka biasa disebut Orang Asli. 22,6% penduduk adalah Tionghoa-Malaysia, sedangkan India-Malaysia sebanyak 6,8% penduduk. Sebagian besar komunitas India adalah Tamil (85%), tetapi berbagai kelompok lainnya juga ada, termasuk Malayalam, Punjab, dan Gujarat. Sebagian lagi penduduk Malaysia berdarah campuran Timur Tengah, Thailand, dan Indonesia. Keturunan Eropa dan Eurasia termasuk Britania yang menetap di Malaysia sejak zaman kolonial, dan komunitas Kristang yang kuat di Melaka. Sejumlah kecil orang Khmer dan Vietnam menetap di Malaysia sebagai pengungsi Perang Vietnam. Sebaran penduduk sangat tidak merata, dengan lebih dari 17 juta penduduk menetap di Malaysia Barat, sedangkan tidak lebih dari 7 juta menetap di Malaysia Timur. Karena tumbuhnya industri padat tenaga kerja, Malaysia memiliki 10% sampai 20% pekerja imigran dengan besarnya ketidakpastian jumlah pekerja ilegal, terutama asal Indonesia. Terdapat sejuta pekerja imigran yang legal dan mungkin orang asing ilegal lainnya. Negara bagian Sabah sendiri memiliki hampir 25% dari 2,7 juta penduduknya terdaftar sebagai pekerja imigran ilegal menurut sensus terakhir. Tetapi, gambaran 25% ini diduga kurang dari setengah gambaran yang diperkirakan oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat. Sebagai tambahan, menurut World Refugee Survey 2008, yang diterbitkan oleh Komisi Pengungsi dan Imigran Amerika Serikat, Malaysia menampung pengungsi dan pencari suaka mendekati angka 155.700. Dari jumlah ini, hampir 70.500 pengungsi dan pencari suaka berasal dari Filipina, 69.700 dari Myanmar, dan 21.800 dari Indonesia. Komisi Pengungsi dan Imigran Amerika Serikat menamai Malaysia sebagai salah satu dari sepuluh tempat terburuk bagi pengungsi karena adanya praktik diskriminasi negara kepada pengungsi. Petugas Malaysia dilaporkan memulangkan pendatang secara langsung kepada penyelundup manusia pada 2007, dan Malaysia menugaskan RELA, milisi sukarelawan, untuk menegakkan undang-undang imigrasi negara itu. Agama Malaysia adalah masyarakat multi-agama dan Islam adalah agama resmi di negara Malaysia. Menurut gambaran Sensus Penduduk dan Perumahan 2020, Sekitar 63,5 persen penduduk memeluk agama Islam; 18,7 persen Buddha; 9,1 persen Kristen; 6,3 persen Hindu; dan 1,3 persen Agama Tionghoa tradisional. Sisanya dianggap memeluk agama lain, misalnya Animisme, Agama rakyat, Sikh, dan keyakinan lain; sedangkan 0,7% dilaporkan tidak beragama atau tidak memberikan informasi. Semua orang Melayu dipandang Muslim (100%) seperti yang didefinisi pada Pasal 160 Konstitusi Malaysia. Statistik tambahan dari Sensus 2000 yang menunjukkan bahwa Tionghoa-Malaysia sebagian besar memeluk agama Buddha (75,9%), dengan sejumlah signifikan mengikuti ajaran Tao (10,6%) dan Kristen (9,6%). Sebagian besar orang India-Malaysia mengikuti Hindu (84,5%), dengan sejumlah kecil mengikuti Kristen (7,7%) dan Muslim (3,8%). Kristen adalah agama dominan bagi komunitas non-Melayu bumiputra (50,1%) dengan tambahan 36,3% diketahui sebagai Muslim dan 7,3% digolongkan secara resmi sebagai pengikut agama rakyat. Konstitusi Malaysia secara teoretik menjamin kebebasan beragama. Tambahan lagi, semua non-Muslim yang menikahi Muslim harus meninggalkan agama mereka dan beralih kepada Islam. Sementara, kaum non-Muslim mengalami berbagai batasan di dalam kegiatan-kegiatan keagamaan mereka, seperti pembangunan sarana ibadah dan perayaan upacara keagamaan di beberapa negara bagian. Muslim dituntut mengikuti keputusan-keputusan Mahkamah Syariah ketika mereka berkenaan dengan agama mereka. Yurisdiksi Mahkamah Syariah dibatasi hanya bagi Muslim menyangkut Keyakinan dan Kewajiban sebagai Muslim, termasuk di antaranya pernikahan, warisan, kemurtadan, dan hubungan internal sesama umat. Tidak ada pelanggaran perdata atau pidana berada di bawah yurisdiksi Mahkamah Syariah, yang memiliki hierarki yang sama dengan Pengadilan Sipil Malaysia. Meskipun menjadi pengadilan tertinggi di negara itu, Pengadilan-Pengadilan Sipil (termasuk Pengadilan Persekutuan, pengadilan tertinggi di Malaysia) pada prinsipnya tidak dapat memberikan putusan lebih tinggi daripada yang dibuat oleh Mahkamah Syariah; dan biasanya mereka segan untuk memimpin kasus-kasus yang melibatkan Islam di dalam wilayah atau pertanyaan atau tantangan terhadap autoritas Mahkamah Syariah. Hal ini menyebabkan masalah-masalah yang cukup mengemuka, khususnya yang melibatkan kasus-kasus perdata di antara Muslim dan non-Muslim, di mana pengadilan sipil telah memerintahkan non-Muslim untuk mencari pertolongan dari Mahkamah Syariah. Awal tahun 2010 dalam putusan Pengadilan Tinggi yang memutuskan mengizinkan surat kabar Katolik the Herald untuk menggunakan kata Allah untuk Tuhan telah memicu dibakarnya lebih dari 4 bangunan gereja dan beberapa lainnya dirusak massa di Kuala Lumpur ibu kota Malaysia. Pendidikan Pendidikan di Malaysia dipantau oleh Kementerian Pendidikan Pemerintah Persekutuan. Sebagian besar anak-anak Malaysia mulai bersekolah pada usia tiga sampai enam tahun, di Taman Kanak-Kanak. Sebagian besar taman kanak-kanak dijalankan pihak swasta, tetapi ada sedikit taman kanak-kanak yang dijalankan pemerintah. Anak-anak mulai bersekolah dasar pada usia tujuh tahun selama enam tahun ke muka. Terdapat dua jenis utama sekolah dasar yang dijalankan atau berbantuan pemerintah. Sekolah berbahasa asli (Sekolah Jenis Kebangsaan) menggunakan bahasa Tionghoa atau bahasa Tamil sebagai bahasa pengantar. Sebelum melanjutkan ke tahap pendidikan sekunder, siswa-siswi di kelas 6 dipersyaratkan untuk mengikuti Ujian Prestasi Sekolah Dasar (Ujian Pencapaian Sekolah Rendah, UPSR). Sebuah program yang disebut Penilaian Tahap Satu, PTS digunakan untuk mengukur kemampuan siswa-siswi yang cerdas, dan memungkinkan mereka naik dari kelas 3 ke kelas 5, meloncati kelas 4. Tetapi, program ini dihapus pada 2001. Pendidikan tahap dua di Malaysia dilaksanakan di dalam Sekolah Menengah Kebangsaan (setara SMP+SMA di Indonesia) selama lima tahun. Sekolah Menengah Kebangsaan menggunakan bahasa Malaysia sebagai bahasa pengantar. Khusus mata pelajaran Matematika dan Sains juga bahasa non-Melayu, ini berlaku mulai tahun 2003, dan sebelum itu semua pelajaran non-bahasa diajarkan di dalam bahasa Malaysia. Di akhir Form Three, yaitu kelas tiga, siswa-siswi diuji di dalam Penilaian Menengah Rendah, PMR. Di kelas lima pendidikan tahap dua (Form Five), siswa-siswi mengikuti ujian Ijazah Pendidikan Malaysia (Sijil Pelajaran Malaysia, SPM), yang setara dengan bekas British Ordinary pada tahapan 'O'. Sekolah tertua di Malaysia adalah Penang Free School, juga sekolah tertua di Asia Tenggara. Pendidikan tahap dua nasional Malaysia dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu National Secondary School (Sekolah Menengah Kebangsaan), Religious Secondary School (Sekolah Menengah Agama), National-Type Secondary School (Sekolah Menengah Jenis Kebangsaan) yang juga disebut Mission School (Sekolah Dakwah), Technical School (Sekolah Menengah Teknik), Sekolah Berasrama Penuh, dan MARA Junior Science College (Maktab Rendah Sains MARA). Juga terdapat 60 Chinese Independent High School di Malaysia, yang sebagian besar di antaranya berbahasa pengantar bahasa Tionghoa. Chinese Independent High School dipantau dan distandardisasi oleh United Chinese School Committees' Association of Malaysia (UCSCAM, lebih lazim disebut di dalam bahasa Tionghoa, Dong Zong 董总), tetapi, tidak seperti sekolah pemerintah, tiap-tiap sekolah independen bebas menentukan keputusan. Belajar di sekolah independen memerlukan waktu 6 tahun untuk tamat, terbagi ke dalam Tahap Junior (3 tahun) dan Tahap Senior (3 tahun). Siswa-siswi akan mengikuti uji standardisasi yang diadakan oleh UCSCAM, yang dikenal sebagai Unified Examination Certificate (UEC) (Ijazah Pengujian Bersama) di Menengah Junior 3 (setara Penilaian Menengah Rendah) dan Menengah Senior 3 (setara tahap A). Sejumlah sekolah independen mengadakan kelas-kelas berbahasa Malaysia dan berbahasa Inggris selain berbahasa Tionghoa, memungkinkan siswa-siswi mengikuti Penilaian Menengah Rendah dan Sijil Pelajaran Malaysia juga. Sebelum perkenalan sistem matrikulasi, siswa-siswi yang hendak memasuki universitas publik harus menyelesaikan 18 bulan tambahan sekolah sekunder di Form Six (kelas 6) dan mengikuti Sijil Tinggi Persekolahan Malaysia, STPM; yang setara British Advanced atau tahap 'A'. Karena perkenalan program matrikulasi sebagai alternatif bagi STPM pada 1999, siswa-siswi yang menamatkan program 12 bulan di perkuliahan matrikulasi (kolej matrikulasi di dalam bahasa Malaysia) dapat mendaftar di universitas lokal. Tetapi, di dalam sistem matrikulasi, hanya 10% dari bangku yang tersedia bagi siswa-siswi non-Bumiputra dan sisanya untuk siswa-siswi Bumiputra. Terdapat universitas publik seperti Universitas Malaya, Universitas Sains Malaysia, Universitas Putra Malaysia Universitas Teknologi Malaysia, Universitas Teknologi Mara, dan Universitas Kebangsaan Malaysia. Universitas swasta juga mendapatkan reputasi yang cukup untuk pendidikan bermutu internasional dan banyak siswa-siswi dari seluruh dunia berminat memasuki universitas-universitas itu. Misalnya Multimedia University, Universitas Teknologi Petronas, dan lain-lain. Sebagai tambahan, empat universitas bereputasi internasional telah membuka kampus cabangnya di Malaysia sejak 1998. Sebuah kampus cabang dapat dilihat sebagai ‘kampus lepas pantai’ dari universitas asing, yang memberikan kuliah dan penghargaan yang sama seperti kampus utamanya. Siswa-siswi lokal maupun internasional dapat meraih kualifikasi asing identik ini di Malaysia dengan biaya rendah. Kampus cabang universitas asing di Malaysia adalah: Monash University Malaysia Campus, Curtin University of Technology Sarawak Campus, Swinburne University of Technology Sarawak Campus, dan University of Nottingham Malaysia Campus. Siswa-siswi juga memiliki opsi untuk mendaftar di lembaga tersier swasta setelah menamatkan pendidikan sekunder. Sebagian besar lembaga memiliki pranala pendidikan dengan universitas-universitas seberang lautan semisal di Amerika Serikat, Britania Raya, dan Australia, memungkinkan mahasiswa menghabiskan periode perkuliahannya dengan mendapatkan kualifikasi seberang lautan. Satu contoh adalah SEGi College yang bermitra dengan University of Abertay Dundee. Mahasiswa Malaysia belajar di luar negara seperti di Indonesia, Britania Raya, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Kanada, Singapura, Jepang dan negara-negara di Timur-Tengah seperti Yordania dan Mesir. Ada juga mahasiswa Malaysia di beberapa universitas di Korea Selatan, Jerman, Prancis, Republik Rakyat Tiongkok, Irlandia, India, Rusia, Polandia, dan Republik Ceko. Sebagai tambahan untuk Kurikulum Nasional Malaysia, Malaysia memiliki sekolah internasional. Sekolah internasional memberi para siswa kesempatan untuk mempelajari kurikulum dari negara lain. Sekolah-sekolah ini utamanya dibuka karena bertambahnya penduduk ekspatriat di negara ini. Sekolat internasional termasuk: Sekolah Indonesia (kurikulum Indonesia), Australian International School, Malaysia (kurikulum Australia), Alice Smith School (kurikulum Britania), elc International school (kurikulum Britania), Garden International School (kurikulum Britania), Lodge International School (kurikulum Britania), International School of Kuala Lumpur (kurikulum Amerika dan Sarjana Muda Internasional), Japanese School of Kuala Lumpur (Kurikulum Jepang), The Chinese Taipei School, Kuala Lumpur and The Chinese Taipei School, Penang (Kurikulum Taipei), International School of Penang (Kurikulum Britania dan Sarjana Muda Internasional), Lycée Français de Kuala Lumpur (Kurikulum Prancis), dan lain-lain. Kesehatan Masyarakat Malaysia menempati tingkat kepentingan pada perluasan dan pengembangan kesehatan, 5% anggaran pembangunan sektor sosial pemerintah adalah untuk kesehatan masyarakat—penaikan lebih dari 47% dari periode sebelumnya. Ini berarti semua kenaikan lebih dari 2 miliar ringgit Malaysia (lebih dari 6,5 triliun rupiah). Dengan menaiknya harapan hidup dan bertambahnya penduduk, pemerintah berkehendak untuk memperbaiki banyak sektor, termasuk perbaikan rumah sakit yang ada, membangun dan melengkapi rumah sakit baru, pertambahan jumlah klinik umum, dan perbaikan pelatihan dan perluasan pelayanan jarak jauh (telehealth). Bertahun-tahun lalu pemerintah telah memperkuat usaha untuk memutakhirkan sistem dan menggaet lebih banyak investor asing. Sistem kesehatan Malaysia memerlukan para dokter untuk melaksanakan tugas tiga tahun pelayanan di rumah sakit umum untuk meyakinkan sumber daya manusia rumah-rumah sakit itu tetap terjaga. Baru-baru ini dokter-dokter asing juga ditugaskan untuk bekerja di sini. Tetapi masih juga sejumlah kekurangan tenaga medis, khususnya yang berpengalaman spesialis, hasilnya pelayanan dan perawatan kesehatan tertentu hanya ada di kota-kota besar. Upaya-upaya terbaru untuk menghadirkan banyak fasilitas ke kota-kota lain dihambat oleh kurangnya ahli untuk menjalankan peralatan yang tersedia dari para investor. Sebagian besar rumah sakit swasta berada di perkotaan, dan tidak seperti banyak rumah sakit umum, diperlengkapi dengan fasilitas diagnosis dan visualisasi terbaru. RUmah sakit swasta umumnya tidak dilihat sebagai investasi ideal—sedikitnya perlu waktu sepuluh tahun sebelum investor meraih untung. Namun, situasi itu kini berubah dan perusahaan kini melihat wilayah ini lagi, terkhusus memperhatikan kenaikan minat orang asing yang datang ke Malaysia untuk tujuan perawatan kesehatan dan fokus pemerintah terbatu untuk membangun industri pariwisata kesehatan. Kewarganegaraan Sebagian besar orang Malaysia diberikan kewarganegaraan oleh lex soli. Kewarganegaraan di negara bagian Sabah dan Sarawak di Malaysia Timur berbeda dengan kewarganegaraan di Malaysia Barat untuk tujuan imigrasi. Setiap warga negara diberi selembar kartu identitas biometric smart chip, yang biasa disebut MyKad, pada umur 12 tahun, dan harus membawa kartu itu kapanpun. Kota-kota Besar Kuala Lumpur Johor Bahru Shah Alam Subang Jaya Alor Setar Budaya Budaya Malaysia merujuk kepada kebudayaan semua masyarakat majemuk yang terdapat di Malaysia dan berbagai suku di sana, seperti: Kebudayaan Melayu Kebudayaan Tionghoa Kebudayaan India Kebudayaan Kadazan-Dusun Kebudayaan Dayak, Iban, Kayan, Kenyah, Murut, Lun Bawang, Kelabit, dan Bidayuh. Malaysia adalah masyarakat multi-suku, multi-budaya, dan multi-bahasa. Penduduk pada Februari 2007 adalah 26,6 juta terdiri dari 62% Bumiputera (termasuk Melayu), 24% Tionghoa, 8% India, dengan sedikit minoritas dan suku asli (Departemen Statistik Malaysia). Tegangan kesukuan terjadi tahun 2008. Suku Melayu, kelompok terbesar, didefinisi sebagai Muslim di dalam Konstitusi Malaysia. Suku Melayu memainkan peran dominan secara politis dan digolongkan sebagai salah satu bumiputra. Bahasa aslinya adalah Bahasa Melayu, dan dijadikan bahasa nasional Malaysia. Pada masa silam, Suku Melayu menulis di dalam bahasa Sanskerta atau menggunakan alfabet berbasis bahasa Sansekerta . Setelah abad ke-15, tulisan Jawi (berbasis bahasa Arab) menjadi popular. Tidak lama kemudian, tulisan romawi mengambil alih peran Sanskerta dan Jawi sebagai tulisan dominan. Ini umumnya dikarenakan pengaruh sistem pendidikan kolonial, yang mengajari anak-anak tulisan romawi daripada tulisan Arab. Suku asli non-Melayu terbesar adalah Iban dari Sarawak, yang jumlahnya melebihi 600.000 jiwa. Beberapa Suku Iban masih menetap di perkampungan hutan tradisional di dalam rumah panjang di sepanjang Sungai Rajang dan Lupar dan daerah aliran mereka, kendati banyak dari Suku Iban pindah ke kota. Suku Bidayuh, berjumlah kira-kira 170.000 jiwa, berpusat di barat daya Sarawak. Suku asli terbesar di Sabah adalah Kadazan. Mereka umumnya petani yang menganut Kristen. 140.000 Orang Asli, atau aborigin, terdiri dari sejumlah komunitas suku yang berbeda-beda yang menetap di Malaysia Barat. Biasanya menjadi pemburu, peladang berpindah, dan petani, banyak dari mereka kemudian menetap dan sebagiannya berbaur ke dalam Malaysia modern. Kaum Tionghoa di Malaysia umumnya menganut Buddha (dari sekte Mahayana) atau juga menganut Tao. Tionghoa di Malaysia mampu berbicara di dalam beberapa dialek bahasa Tionghoa, termasuk Mandarin, Hokkien, Kanton, Hakka, dan Teochew. Majoritas Tionghoa di Malaysia, terkhusus mereka dari kota-kota besar semisal Kuala Lumpur, Petaling Jaya, dan Penang mampu berbahasa Inggris pula. Terdapat pula sejumlah Tionghoa yang semakin bertambah generasi Tionghoa baru yang memandang bahasa Inggris sebagai bahasa ibu mereka. Tionghoa di Malaysia berdasarkan sejarah telah menjadi dominan di dalam komunitas perdagangan Malaysia. Suku India-Malaysia utamanya Tamil Hindu dari India selatan yang bahasa aslinya adalah bahasa Tamil, juga ada komunitas India yang berbahasa Telugu, Malayalam, dan Hindi, menetap terutama di kota-kota besar di pesisir barat semenanjung. Banyak kalangan India menengah-atas di Malaysia juga berbahasa Inggris sebagai bahasa ibu. Sejumlah komunitas Tamil Muslim dengan 200.000 jiwa juga tumbuh sebagai kelompok sub-budaya yang mandiri. Juga terdapat komunitas Tamil Kristen di kota-kota besar. Juga ada komunitas Sikh di Malaysia melebihi 83.000 jiwa. Sebagian besar India-Malaysia mulanya bermigrasi dari India sebagai pedagang, guru, atau tenaga ahli lainnya. Sejumlah besar juga bagian dari kaum migran paksaan dari India oleh pihak Britania semasa zaman kolonial untuk bekerja di industri penanaman. Orang Eurasia, Kamboja, Vietnam, Thai, Minangkabau, Bugis, Jawa, Banjar, Aceh, dan suku-suku asli ikut memperkaya keanekaan penduduk Malaysia. Sejumlah kecil orang Eurasia, campuran Portugis dan Melayu, berbahasa kreol berbasis-bahasa Portugis, disebut bahasa Kristang. Juga terdapat orang Eurasia campuran Filipino dan Spanyol, terutama di Sabah. Diturunkan dari kaum imigran dari Filipina, beberapa di antaranya berbahasa Chavacano, satu-satunya bahasa kreol berbasis-bahasa Spanyol di Asia. Orang Kamboja dan Vietnam terutama pemeluk Buddha (Kamboja: sekte Theravada, Vietnamese: sekte Mahayana). Orang Thai-Malaysia adalah kelompok besar di negara-negara bagian Perlis, Kedah, Penang, Perak, Kelantan, dan Terengganu. Di samping berbahasa Thai, sebagian besar mereka menganut Buddha, merayakan Songkran (festival air) dan dapat berbahasa Hokkien tetapi sebagian dari mereka adalah Muslim dan berbahasa Melayu dialek Kelantan. Orang Bugis dan Jawa menjadi bagian penduduk di Johor. Sebagai tambahan, ada juga banyak orang asing dan ekspatriat yang menjadikan Malaysia sebagai rumah kedua mereka, juga berkontribusi menjadi penduduk Malaysia. Tionghoa dan Islam sangat memengaruhi musik tradisional Malaysia. Musik itu terutama didasarkan pada gendang (drum), tetapi melibatkan alat tabuh lain (beberapa di antaranya bercangkang); rebab, alat berdawai sejenis biola; serunai, alat tiup sejenis oboe dengan dua buluh; suling, dan trompet. Negara ini memiliki tradisi kuat di dalam hal tari dan sendratari, beberapa berasal dari Thai, India, dan Portugis. Baru-baru ini, dikir barat mulai memasyarakat, dan pemerintah mulai mempromosikannya sebagai ikon budaya nasional. Bentuk artistik lainnya juga dipengaruhi oleh tetangganya, Indonesia, termasuk wayang kulit, pencak silat, dan kerajinan seperti batik, anyam-tenun, termasuk pakaian upacara pua kumbu, dan perak dan seni ukir kuningan. Hari libur Orang Malaysia mengenali sejumlah hari libur dan perayaan tahunan. Beberapa hari libur diumumkan diberlakukan pemerintah persekutuan dan beberapa lainnya diberlakukan oleh pemerintah negara bagian. Perayaan lainnya dibiasakan oleh kelompok suku atau agama tertentu, namun tidak dianggap hari libur. Hari libur yang paling dirayakan adalah "Hari Merdeka" pada tanggal 31 Agustus untuk memperingati kemerdekaan Federasi Malaya pada 1957, diikuti dengan Hari Malaysia pada 16 September untuk memperingati hari pembentukan Malaysia pada 1963. Hari Merdeka, juga Hari Buruh (1 May), hari lahir raja (Sabtu awal bulan Juni) dan beberapa perayaan lain adalah hari libur yang ditetapkan pemerintah persekutuan. Muslim di Malaysia merayakan hari raya Islam. Hari raya terbesar adalah, Idul Fitri. Hari raya ini dirayakan oleh Muslim sedunia menandai akhir Ramadan, bulannya puasa bagi Muslim. Ciri bulan baru menandakan berakhirnya Ramadan, berakhirnya masa puasa. Sebagai tambahan untuk Idul Fitri, Muslim Malaysia juga merayakan Idul Adha, Tahun Baru Islam, dan Maulid Nabi. Tionghoa di Malaysia turut merayakan hari-hari raya Tionghoa di dunia. Tahun Baru Imlek paling dirayakan di antara hari-hari raya yang berlangsung selama lima belas hari dan diakhiri dengan Cap Go Meh. Perayaan Tionghoa lainnya adalah Festival Qingming, Festival Perahu Naga, dan Festival Tengah Musim Gugur. Yang lainnya lagi adalah, penganut Buddha merayakan Waisak. Sebagian besar orang India di Malaysia adalah Hindu dan mereka merayakan Dipawali, festival cahaya, sedangkan Thaipusam dirayakan para peziarah dari pelosok negara berkumpul di Batu Caves. Terpisah dari Hindu, penganut Sikh merayakan Vaisakhi, Tahun Baru Sikh. Perayaan lainnya, semisal Jumat Agung (hanya di Malaysia Timur), Natal, Gawai Dayak di masyarakat Iban (Dayak), Pesta Menuai (Pesta Kaamatan) di masyarakat Kadazan-Dusun juga dirayakan di Malaysia. Tokoh utama di Malaysia Dato' Onn Jaafar Tunku Abdul Rahman Tun Abdul Razak Tun Hussein Onn Tun Mahathir bin Mohamad Tun Abdullah bin Haji Ahmad Badawi Organisasi EAEC EAF ASEAN OKI Negara-Negara Persemakmuran Perserikatan Bangsa-Bangsa Kerjasama Selatan-Selatan GNB Fakta lain Lihat pula Daftar negara di dunia Daftar suku di Malaysia Masyarakat Melayu di Malaysia Miss Malaysia Negara-negara Persemakmuran Partai-partai politik Malaysia Polis Diraja Malaysia Tanda Penghargaan Malaysia Yang di-Pertuan Agong Daftar masakan Malaysia Flora Malaysia Referensi Pustaka 1911 Encyclopædia Britannica. Malay States. Zainal Abidin bin Abdul Wahid; Khoo, Kay Kim; Muhd Yusof bin Ibrahim; Singh, D.S. Ranjit (1994). Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah Sejarah Tingkatan 2. Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN Jeong Chun Hai. (2007). Principles of Public Administration: An Introduction. Kuala Lumpur: Karisma Publication.ISBN 978-983-195-253-5. Osborne, Milton (2000). Southeast Asia: An Introductory History. Allen & Unwin. ISBN Pranala luar Pemerintahan Portal resmi pemerintah Malaysia Situs web resmi Perdana Menteri Malaysia Situs web resmi Departmen Statistik Malaysia Situs web resmi Parlemen Malaysia Informasi umum Malaysia di Encyclopedia Britannica Malaysia from UCB Libraries GovPubs Peta-peta Malaysia Pariwisata Badan Pariwisata Malaysia Situs web tentang tempat pariwisata di Malaysia Panduan ke Malaysia (Web/WAP) Negara di Asia Tenggara Negara mayoritas Muslim Negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam Kerajaan di Asia Tenggara Negara anggota ASEAN Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa Bekas koloni Britania Raya Monarki konstitusional D-8 Negara federasi Negara-Negara Persemakmuran Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1963 Negara G15
9,266
752
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa
Bahasa
Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa disebut ilmu linguistik. Perkiraan jumlah bahasa di dunia beragam antara 6.000–7.000 bahasa. Namun, perkiraan tepatnya bergantung pada suatu perubahan sembarang yang mungkin terjadi antara bahasa dan dialek. Bahasa alami adalah bicara atau bahasa isyarat, tetapi setiap bahasa dapat disandikan ke dalam media kedua menggunakan stimulus audio, visual, atau taktil, sebagai contohnya, tulisan grafis, braille, atau siulan. Hal ini karena bahasa manusia bersifat independen terhadap modalitas. Sebagai konsep umum, "bahasa" bisa mengacu pada kemampuan kognitif untuk dapat mempelajari dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, atau untuk menjelaskan sekumpulan aturan yang membentuk sistem tersebut atau sekumpulan pengucapan yang dapat dihasilkan dari aturan-aturan tersebut. Semua bahasa bergantung pada proses semiosis untuk menghubungkan isyarat dengan makna tertentu. Bahasa lisan dan bahasa isyarat memiliki sebuah sistem fonologis yang mengatur bagaimana simbol digunakan untuk membentuk urutan yang dikenal sebagai kata atau morfem, dan suatu sistem sintaks yang mengatur bagaimana kata-kata dan morfem digabungkan untuk membentuk frasa dan penyebutan. Bahasa manusia unik karena memiliki sifat-sifat produktivitas, rekursif, dan pergeseran, dan karena secara keseluruhan bahasa manusia bergantung pula pada konvensi serta edukasi sosial. Strukturnya yang kompleks mampu memberikan kemungkinan ekspresi dan penggunaan yang lebih luas daripada sistem komunikasi hewan yang diketahui. Sejak zaman hominin, bahasa diperkirakan mulai secara bertahap mengubah sistem komunikasi antarprimata. Primata kemudian mulai memperoleh kemampuan untuk membentuk suatu teori pikiran dan intensionalitas. Perkembangan tersebut terkadang diperkirakan bersamaan dengan meningkatnya volume otak, dan banyak ahli bahasa berpendapat bahwa struktur bahasa berkembang untuk melayani fungsi sosial dan komunikatif tertentu. Bahasa diproses pada banyak lokasi yang berbeda pada otak manusia, terutama di area Broca dan area Wernicke. Manusia mengakuisisi bahasa lewat interaksi sosial pada masa balita, dan anak-anak sudah dapat berbicara secara fasih kurang lebih pada umur tiga tahun. Penggunaan bahasa telah berakar dalam kultur manusia. Oleh karena itu, selain digunakan untuk berkomunikasi, bahasa juga memiliki banyak fungsi sosial dan kultural, misalnya untuk menandakan identitas suatu kelompok, stratifikasi sosial, dan untuk dandanan sosial dan hiburan. Bahasa-bahasa berubah dan bervariasi sepanjang waktu, dan sejarah evolusinya dapat direkonstruksi ulang dengan membandingkan bahasa modern untuk menentukan sifat-sifat mana yang harus dimiliki oleh bahasa leluhurnya supaya perubahan nantinya dapat terjadi. Sekelompok bahasa yang diturunkan dari leluhur yang sama dikenal sebagai rumpun bahasa. Bahasa yang digunakan dunia sekarang tergolong pada keluarga Indo-Eropa. Termasuk di dalamnya adalah bahasa seperti Inggris, Spanyol, Portugis, Rusia, dan Hindi; Bahasa Sino-Tibet, yang melingkupi Bahasa Mandarin, Cantonese, dan banyak lainnya; Rumpun bahasa Afro-Asiatik yang melingkupi Arab, Amhar, Somali, dan Hebrew; dan bahasa Bantu, yang melingkupi Swahili, Zulu, Shona, dan ratusan bahasa lain yang digunakan di Afrika. Konsensusnya adalah antara 50–90% bahasa yang digunakan sejak awal abad ke-21 kemungkinan akan punah pada tahun 2100. Definisi Kata bahasa Inggris "language" diturunkan dari Indo-Eropa * "lidah, perkataan, bahasa" lewat Bahasa latin lingua, "bahasa; lidah", dan Prancis Kuno langage "bahasa". Kata tersebut terkadang digunakan untuk mengacu pada kode, sandi dan bentuk lain dari sistem komunikasi yang dibentuk secara artifisial seperti yang digunakan pada pemrograman komputer. Makna bahasa dalam hal ini adalah suatu sistem isyarat untuk menyandikan dan menerjemahkan informasi. Artikel ini secara khusus memperhatikan tentang sifat-sifat yang dimiliki bahasa alami manusia sebagaimana yang dipelajari dalam disiplin ilmu linguistik. Sebagai objek kajian linguistik, "bahasa" memiliki 2 arti dasar: sebagai sebuah konsep abstrak, dan sebagai sebuah sistem linguistik yang spesifik. Bahasa Indonesia adalah contoh dari makna bahasa sebagai sebuah sistem linguistik yang spesifik. Ferdinand de Saussure, seorang linguis asal Swiss, adalah orang pertama yang merumuskan perbedaan kata dalam bahasa Prancis. Terdapat langage dalam arti bahasa sebagai sebuah konsep, langue dalam arti bahasa sebagai sistem linguistik yang spesifik, dan parole dalam arti bahasa sebagai penggunaan konkret bahasa tertentu sebagai tuturan. Bila berbicara mengenai bahasa sebagai konsep umum, dapat digunakan berbagai definisi yang menekankan aspek yang berbeda dari fenomena tersebut. Definisi tersebut juga memerlukan pendekatan dan pemahaman berbeda tentang bahasa, dan terkadang memberikan kajian teori linguistik yang berbeda atau bahkan bertentangan. Kemampuan mental, organ atau insting Salah satu definisi memandang bahasa pada pokoknya sebagai kemampuan mental yang membuat manusia dapat menggunakan perilaku linguistik: untuk belajar bahasa dan untuk menghasilkan serta memahami penyebutan. Definisi ini menekankan keuniversalan bahasa bagi semua manusia dan menggaris bawahi bahwa dasar biologis bagi kemampuan berbahasa manusia adalah perkembangan yang unik dari otak manusia. Pendukung pandangan bahwa dorongan akuisisi bahasa bersifat lahiriah pada manusia sering berpendapat bahwa hal ini didukung oleh fakta bahwa semua anak yang normal secara kognitif, yang dibesarkan dalam suatu lingkungan tempat bahasa dapat diakses, akan memperoleh bahasa tanpa pengajaran formal. Bahasa bahkan dapat berkembang secara spontan dalam lingkungan tempat orang hidup atau tumbuh bersama tanpa suatu bahasa umum, sebagai contohnya, bahasa kreol, dan perkembangan bahasa isyarat secara spontan seperti Bahasa Isyarat Nikaragua. Pandangan ini, yang dapat ditelusuri kembali ke Immanuel Kant dan René Descartes, biasanya memandang bahasa sebagai bawaan lahir. Contohnya adalah teori tata bahasa universal dari Noam Chomsky, atau teori ekstrem lahiriah dari filsuf Amerika Jerry Fodor. Definisi semacam ini sering diaplikasikan oleh orang yang mempelajari bahasa lewat kerangka ilmu kognitif dan dalam neurolinguistik. Sistem simbolik formal Definisi lain melihat bahasa sebagai sebuah sistem formal isyarat, yang tunduk pada berbagai aturan tata bahasa, untuk menyampaikan suatu makna. Definisi ini menekankan bahwa bahasa manusia dapat dijelaskan sebagai sistem terstruktur tertutup yang terdiri dari aturan-aturan yang menghubungkan isyarat tertentu dengan makna tertentu. Pandangan strukturalis terhadap bahasa pertama kali diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure , dan strukturalismenya tetap menjadi fondasi terhadap hampir semua pendekatan terhadap bahasa pada masa sekarang. Beberapa pendukung pandangan bahasa ini mengedepankan sebuah pendekatan formal yang mempelajari struktur bahasa dengan mengidentifikasi elemen-elemen dasarnya, dan kemudian memformulasikan penjelasan formal dari aturan-aturannya berdasarkan pada elemen-elemen mana yang digabungkan untuk membentuk kata dan kalimat. Pendukung utama dari teori tersebut adalah Noam Chomsky, pencetus teori tata bahasa generatif. Ia mendefinisikan bahasa sebagai sebuah kumpulan kalimat yang dapat dihasilkan dari sekumpulan aturan tertentu. Chomsky menganggap aturan-aturan tersebut merupakan suatu fitur lahiriah dari otak manusia dan membentuk esensi dari bahasa itu sendiri. Definisi formal bahasa umumnya digunakan dalam logika formal, dalam teori-teori tata bahasa formal, dan dalam penerapan linguistik komputasi. Alat komunikasi Definisi lain dari bahasa adalah sebagai sebuah sistem komunikasi yang membuat manusia dapat bekerja sama. Definisi ini menekankan fungsi sosial bahasa serta fakta bahwa manusia menggunakannya untuk mengekspresikan dirinya sendiri dan untuk memanipulasi objek dalam lingkungannya. Teori tata bahasa fungsional menjelaskan struktur tata bahasa lewat fungsi komunikatifnya dan memahami struktur tata bahasa sebagai hasil dari suatu proses adaptif. Dalam proses adaptif ini, tata bahasa "disesuaikan" untuk melayani kebutuhan komunikatif penggunanya. Pandangan terhadap bahasa ini berhubungan dengan kajian bahasa dalam kerangka pragmatis, kognitif, dan kerangka interaktif, serta dalam sosial-linguistik dan linguistik antropologi. Teori-teori fungsionalis cenderung mempelajari tata bahasa sebagai sebuah fenomena dinamis, sebagai suatu struktur yang selalu dalam proses perubahan saat digunakan oleh para penuturnya. Pandangan ini menyebabkan kajian linguistik tipologi menjadi penting. Kajian tipologi adalah klasifikasi bahasa-bahasa menurut fitur strukturalnya. Kepentingan ini muncul karena kajian tersebut dapat memperlihatkan bahwa proses-proses gramatikalisasi condong mengikuti lintasan yang sebagian bergantung pada tipologi. Dalam filsafat bahasa pandangan ini sering dikaitkan dengan karya terakhir Wittgenstein dan dengan filsuf bahasa umum seperti G. E. Moore, Paul Grice, John Searle dan J. L. Austin. Status unik bahasa manusia Bahasa manusia unik bila dibandingkan dengan bentuk komunikasi lain, seperti yang digunakan oleh hewan selain manusia. Sistem-sistem komunikasi yang digunakan oleh hewan-hewan lain seperti lebah atau kera adalah sistem tertutup yang terdiri dari sejumlah kemungkinan ekspresi yang terbatas. Sebaliknya, bahasa manusia tidak bersifat tertutup, malah produktif. Dengannya manusia dapat menghasilkan sekumpulan pengucapan tak terbatas dari sekumpulan elemen terbatas dan membuat kata-kata serta kalimat baru. Hal ini menjadi mungkin karena bahasa manusia didasarkan pada suatu kode ganda: sejumlah elemen-elemen tanpa arti, yang terbatas, seperti suara atau huruf atau isyarat, dapat digabungkan untuk membentuk unit-unit makna (kata-kata atau kalimat). Lebih lanjut, simbol-simbol, dan aturan tata bahasa dari setiap bahasa pada umumnya berubah-ubah. Ini berarti bahwa sistem tersebut hanya dapat dipelajari lewat interaksi sosial. Sistem komunikasi yang diketahui yang digunakan pada hewan, pada sisi lain, hanya dapat menyampaikan sejumlah pengucapan yang pada umumnya berpindah secara genetis. Beberapa spesies hewan telah dibuktikan mampu memperoleh bentuk-bentuk komunikasi lewat pembelajaran sosial, seperti Bonobo Kanzi, yang belajar mengekspresikan dirinya sendiri menggunakan sekumpulan leksigram simbolis. Demikian juga, banyak spesies burung dan paus mempelajari suara-suara mereka dengan meniru anggota lain dari spesies mereka. Namun walau beberapa hewan bisa memperoleh sejumlah kata dan simbol, tidak ada yang bisa mempelajari lebih banyak isyarat-isyarat yang berbeda yang secara umum diketahui oleh seorang manusia berumur rata-rata empat tahun. Tidak juga ada spesies lain yang mampu memperoleh sesuatu yang menyerupai tata bahasa kompleks seperti pada bahasa manusia. Salah satu perbedaan lain antara bahasa manusia dan hewan adalah penggunaan kategori tata bahasa dan semantik, seperti kata benda, kata kerja, pemarkah masa sekarang dan masa lampau, untuk menyampaikan berbagai makna yang sangat kompleks. Bahasa manusia juga unik karena bersifat rekursif: frasa kata benda mampu mengandung frasa kata benda lainnya (seperti pada frasa "bibir simpanse") atau suatu klausa mampu mengandung klausa lain (seperti pada "[Saya melihat [anjing itu sedang lari]]"). Bahasa manusia juga satu-satunya sistem komunikasi alami yang diketahui yang bebas modalitas, yang berarti bahwa bahasa manusia dapat digunakan tidak hanya untuk berkomunikasi lewat satu kanal atau media, tetapi lewat beberapa. Sebagai contohnya, bahasa ucapan menggunakan modalitas pendengaran, sedangkan bahasa isyarat dan tulisan menggunakan modalitas visual, dan tulisan braille menggunakan modalitas peraba. Berkaitan dengan makna yang akan disampaikan dan operasi-operasi kognitif yang dibentuk darinya, bahasa manusia juga unik karena mampu mengacu pada konsep abstrak dan berimajinasi atau menciptakan kejadian-kejadian, sebagaimana halnya kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lalu atau yang mungkin terjadi pada masa depan. Kemampuan untuk mengacu pada kejadian yang tidak terjadi pada waktu atau tempat yang sama pada saat diucapkan disebut dengan pergeseran, dan meskipun beberapa sistem komunikasi hewan dapat menggunakan pergeseran (seperti komunikasi pada lebah yang dapat mengkomunikasikan lokasi dari sumber nektar yang di luar jangkauan pandangan), tingkatan kemampuan pergeseran dalam bahasa manusia juga dianggap unik. Asal mula Teori-teori tentang asal mula bahasa berbeda dalam hal asumsi dasarnya tentang apa itu bahasa. Beberapa teori berdasarkan pada ide bahwa bahasa adalah sangat kompleks sehingga seseorang tidak dapat membayangkan ia muncul dari ketiadaan dalam bentuk akhirnya, tetapi ia harus telah berkembang dari sistem pra-linguistik awal di antara leluhur pra-manusia kita. Teori ini dapat disebut dengan teori berdasarkan keberlanjutan. Pandangan berlawanan adalah bahwa bahasa adalah sifat manusia yang unik yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun yang ditemukan di antara selain-manusia, dan bahwa ia makanya muncul secara tiba-tiba dalam transisi dari pra-hominid sampai pada manusia purba. Teori ini dapat didefinisikan sebagai berdasarkan ketakberlanjutan. Demikian juga, teori-teori yang berdasarkan pandangan Generatif Chomsky tentang bahasa, melihat bahasa umumnya sebagai kemampuan lahiriah yang tersandikan secara genetis, sementara teori-teori fungsionalis melihatnya sebagai sebuah sistem yang besar secara kultural, yaitu dipelajari lewat interaksi sosial. Saat sekarang, satu-satunya pendukung dari teori ketakberlanjutan pada asal mula bahasa manusia adalah linguis, dan filsuf Noam Chomsky. Chomsky menyatakan bahwa "beberapa mutasi random terjadi, mungkin setelah hujan cahaya kosmik aneh, dan menyebabkan reorganisasi pada otak, menanam sebuah organ bahasa dalam otak primata." Walau memperingatkan untuk tidak menangkap cerita tersebut terlalu harfiah, Chomsky bersikeras bahwa "ia mungkin lebih mendekati kenyataan daripada dongeng lainnya yang mengatakan tentang proses-proses evolusioner, termasuk bahasa". Teori keberlanjutan sekarang dipegang oleh mayoritas pelajar, tetapi mereka berbeda dalam melihat perkembangannya. Mereka yang melihat bahasa sebagai bawaan lahir, sebagai contohnya, psikolog Steven Pinker, memegang preseden sebagai kognisi hewan, sementara mereka yang melihat bahasa sebagai alat komunikasi belajar sosial, seperti psikolog Michael Tomasello, melihatnya berkembang dari komunikasi hewan, baik isyarat primata atau komunikasi vokal untuk membantu dalam bekerja sama. Model berkelanjutan lainnya melihat bahasa berkembang dari musik, sebuah pandangan yang telah didukung oleh Rousseau, Herder, Humboldt dan Charles Darwin. Pendukung utama dari pandangan tersebut pada saat sekarang adalah arkeolog Steven Mithen. Karena timbulnya bahasa berada sebelum prasejarah manusia, perkembangan yang berkaitan tidak meninggalkan jejak sejarah, dan tidak ada proses perbandingan yang dapat diobservasi pada saat sekarang. Teori yang menekankan keberlanjutan sering melihat pada binatang untuk melihat jika, misalnya, primata memperlihatkan ciri-ciri yang dapat dilihat sebagai analogi terhadap bentuk bahasa dari pra-manusia. Alternatif lain, fosil awal manusia dapat diinspeksi untuk melihat jejak-jejak adaptasi fisik dari penggunaan bahasa atau bentuk jejak-jejak pra-linguistik dari perilaku simbolik. Secara umum pra-manusia australopithecine tidak memiliki sistem komunikasi yang secara signifikan berbeda dengan yang ditemukan pada kera besar secara umum, tetapi para ahli memiliki opini yang berbeda-beda terhadap perkembangan sejak munculnya Homo sekitar 2,5 juta tahun yang lalu. Beberapa ahli mengasumsikan perkembangan sistem mirip-bahasa primitif (proto-bahasa) sama awalnya dengan Homo habilis (2,3 juta tahun lalu), sementara ahli lainnya menempatkan perkembangan komunikasi simbol primitif hanya dengan Homo erectus (1,8 juta tahun yang lalu) atau Homo heidelbergensis (0,6 juta tahun yang lalu) dan perkembangan bahasa layak pada Homo sapiens modern anatomis dengan revolusi Paleolitik Atas kurang dari 100.000 tahun lalu. Kajian bahasa Kajian tentang bahasa, linguistik, telah berkembang menjadi ilmu sejak deskripsi pertama tata bahasa dari bahasa tertentu di India lebih dari 2000 tahun lalu. Sekarang, linguistik adalah sebuah ilmu yang memperhatikan semua aspek dari bahasa, menelitinya dari semua sudut pandang yang telah dijelaskan di atas. Sub-disiplin Kajian akademis terhadap bahasa dilakukan dari banyak area disiplin dan dari sudut pandang teoretis yang berbeda, semuanya memberikan pendekatan modern terhadap linguistik. Sebagai contoh, linguistik deskriptif membedah tata-bahasa dari sebuah bahasa, linguistik teoretis mengembangkan teori terbaik untuk mengonsepkan bahasa sebagai sebuah kajian berdasarkan pada data dari berbagai macam bahasa manusia yang masih ada, sosiolinguistik mempelajari cara bahasa digunakan untuk tujuan sosial memberikan kajian fungsi sosial dari bahasa dan deskripsi gramatikal, neurolinguistik mempelajari bagaimana bahasa diproses dalam otak manusia, dan melakukan percobaan mengenai teori tentang kemampuan bahasa, linguistik komputasional dibangun dari linguistik teoretis dan deskriptif untuk membangun model komputasi bahasa yang terkadang ditujukan untuk memproses bahasa alami atau saat mencoba hipotesis linguistik, dan linguistik historis bergantung pada tata-bahasa dan deskripsi leksikal dari bahasa untuk menyelidiki sejarah tiap-tiap bahasa dan membangun pohon rumpun-rumpun bahasa dengan menggunakan metode komparatif. Sejarah awal Kajian formal bahasa sering dianggap bermulai di India oleh Panini, seorang ahli tata bahasa abad 5 SM yang memformulasikan 3,959 aturan morfologi Sanskrit. Namun, penulis-penulis Sumeria telah mempelajari perbedaan antara tata bahasa Bahasa Sumeria dan Bahasa Akkadia sejak sekitar tahun 1900 SM. Kemudian tradisi tata bahasa berkembang pada semua kultur kuno yang mengadopsi tata tulis. Pada abad ke-17, seorang Tata bahasa Port-Royal dari Prancis mengembangkan ide bahwa tata bahasa seluruh bahasa merupakan suatu refleksi atas dasar-dasar pemikiran universal, dan oleh karena itu tata bahasa bersifat universal. Pada abad ke-18, linguistik komparatif tumbuh sebagai hasil dari penggunaan pertama metode komparatif oleh ahli filologi dan ahli India kuno asal Inggris, William Jones. Kajian ilmiah bahasa diperluas dari bahasa Indo-Eropa ke bahasa secara umum oleh Wilhelm von Humboldt. Pada awal abad 20, Ferdinand de Saussure memperkenalkan ide bahwa bahasa adalah suatu sistem statis dari unit-unit yang saling berhubungan, didefinisikan lewat pertentangan yang ada di antara unit-unit tersebut. Dengan memperkenalkan perbedaan analisis bahasa, antara analisis diakronik dan sinkronik, Saussure meletakkan fondasi disiplin ilmu linguistik modern. Saussure juga memperkenalkan beberapa dimensi analisis bahasa yang masih menjadi dasar dalam berbagai teori linguistik kontemporer, seperti perbedaan antara sintagma dan paradigma serta perbedaan Langue-parole: membedakan bahasa sebagai suatu sistem abstrak (langue), dari bahasa sebagai suatu manifestasi konkrit dari sistem itu sendiri (parole). Linguistik kontemporer Sekitar tahun 1960-an, Noam Chomsky memformulasikan teori generatif bahasa. Menurut teori tersebut, bentuk paling dasar dari bahasa adalah suatu kumpulan aturan sintaks yang universal bagi seluruh manusia, yang mendasari semua tata bahasa bahasa manusia. Kumpulan aturan tersebut disebut tata bahasa universal. Chomsky menyebutnya sebagai tujuan utama dari disiplin ilmu linguistik. Dengan demikian, tata bahasa dari setiap bahasa menjadi penting bagi linguistik karena dengan ilmu tersebut manusia akan mampu memahami aturan universal yang mendasari asal-muasal keberagaman linguistik yang tampak dapat diwariskan. Sebagai lawan dari teori formal dari aliran generatif, teori fungsional tata bahasa mengajukan bahwa sejak bahasa secara dasarnya adalah suatu alat, strukturnya lebih baik dianalisis dan dipahami dengan merujuk kepada fungsi-fungsi mereka. Teori fungsional tata bahasa berbeda dengan teori formal tata-bahasa. Teori formal berusaha mendefinisikan berbagai elemen bahasa yang berbeda serta menjelaskan cara elemen-elemen tersebut berhubungan satu sama lain dan membentuk sistem aturan-aturan atau operasi-operasi formal. Teori Fungsional berusaha untuk menentukan berbagai fungsi yang dilakukan oleh bahasa dan kemudian menghubungkan fungsi-fungsi tersebut dengan elemen-elemen linguistik yang menggunakannya. Dalam kerangka linguistik kognitif, bahasa dianggap sebagai suatu konsep (yang terkadang universal, dan terkadang spesifik pada bahasa tertentu) yang bergantung kepada bentuknya. Linguistik kognitif lebih mengutamakan tentang cara pikiran membuat makna lewat bahasa. Fisiologi dan arsitektur saraf bahasa dan bicara Bicara adalah modalitas dasar bahasa dalam semua kultur. Pemerolehan serta produksi bahasa lisan bergantung pada keberadaan kapasitas mutakhir untuk mengontrol bibir, lidah dan komponen-komponen peralatan vokal lain, kemampuan untuk menerjemahkan suara lisan secara akustik, dan peralatan neurologis yang dibutuhkan untuk memperoleh dan menghasilkan bahasa. Kajian terhadap dasar genetis bagi bahasa manusia baru dimulai, dan satu-satunya gen yang telah memengaruhi produksi bahasa secara positif adalah FOXP2. Apabila terpengaruh mutasi, orang tersebut mungkin akan mengalami kelainan bahasa bawaan. Bahasa dan otak Otak adalah pusat koordinasi dari semua aktivitas linguistik; ia mengatur produksi kognisi linguistik dan pemaknaan dan mekanika dari produksi lisan. Namun, pengetahuan kita mengenai dasar neurologis untuk bahasa masih terbatas, meskipun telah dianggap berkembang lewat penggunaan teknik pencitraan modern. Disiplin linguistik yang mendedikasikan untuk meneliti aspek-aspek neurologis dari bahasa disebut dengan neurolinguistik. Penelitian awal dalam neurolinguistik mengikutkan penelitian bahasa terhadap orang dengan luka pada otak, untuk melihat bagaimana luka pada area tertentu mempengaruhi bahasa dan bicara. Dengan cara ini, para neurosaintis pada abad 19 menemukan bahwa dua area dalam otak secara krusial mempengaruhi pemrosesan bahasa. Area pertama adalah area Wernicke, yang berada di bagian belakang dari superior temporal gyrus di dalam belahan otak serebral dominan. Orang dengan luka di area otak ini memiliki Aphasia reseptif, suatu kondisi di mana terdapat kerusakan mayor terhadap komprehensi bahasa, sementara berbicara masih dengan ritme yang alami dan relatif normal struktur kalimat. Area kedua adalah area Broca, terletak di belakang inferior frontal gyrus dari belahan otak yang dominan. Orang dengan luka pada area ini memiliki aphasia ekspresif, yang berarti bahwa mereka tahu apa yang ingin mereka katakan, mereka hanya tidak dapat mengeluarkannya. Mereka umumnya mampu memahami apa yang dikatakan kepada mereka, tetapi tidak mampu berbicara secara fasih. Simtom-simtom lain yang mungkin ada pada aphasia Broca termasuk bermasalah dengan kelancaran, artikulasi, menemukan-kata, pengulangan kata, dan menghasilkan dan memahami kalimat dengan tata-bahasa kompleks, baik secara oral maupun tulisan. Mereka dengan aphasia juga memperlihatkan pembicaraan yang tidak terstruktur dan ketidakmampuan menggunakan bahasa isyarat, secara analogi untuk memperlihatkan bagaimana mereka mempengaruhi bicara, dengan aphasia Broca menyebabkan si pengisyarat memberi isyarat dengan lambat dan dengan tata-bahasa yang tidak benar, namun pada pengisyarat dengan aphasia Wernicke akan fasih berisyarat, tetapi hanya sedikit masuk akal oleh orang lain dan sulit memahami isyarat-isyarat dari orang lain. Hal ini memperlihatkan bahwa gangguan tersebut adalah spesifik terhadap kemampuan untuk menggunakan bahasa, bukan pada fisiologi yang digunakan untuk produksi bicara.  Dengan kemajuan teknologi pada akhir abad 20, neurologi juga telah mengadopsi teknik non-invasif seperti pencitraan resonansi magnetis fungsional (fMRI) dan elektrofisiologi untuk mempelajari pemrosesan bahasa dalam individu tanpa gangguan. Anatomi dari lisan Bahasa lisan bergantung pada kemampuan fisik manusia untuk menghasilkan suara, suatu gelombang longitudinal disebarkan lewat udara pada suatu frekuensi yang dapat menggetarkan gendang telinga. Kemampuan ini bergantung pada fisiologi dari organ-organ lisan manusia. Organ-organ tersebut terdiri dari paru-paru, kotak suara (laring), dan sistem vokal atas - tenggorokan, mulut, dan hidung. Dengan mengkontrol bagian-bagian berbeda dari peralatan lisan, aliran udara dapat dimanipulasi untuk menghasilkan suara lisan yang berbeda. Suara lisan dapat dianalisis menjadi suatu kombinasi dari elemen-elemen segmentasi dan suprasegmentasi. Elemen segmentasi adalah yang mengikuti satu sama lain secara berurutan, yang biasanya direpresentasikan dengan huruf-huruf berbeda dalam skrip alfabet, seperti pada skrip Romawi. Dalam bicara bebas, tidak ada batasan jelas antara satu segmen dengan lainnya, tidak juga umumnya ada jeda suara antara kata. Segmen-segmen oleh karena itu dibedakan dengan suara-suara berbeda yang merupakan hasil dari artikulasi mereka yang berbeda, dan mereka dapat berbentuk huruf vokal atau konsonan. Fenomena suprasegmentasi melingkupi elemen-elemen seperti penekanan, tipe fonasi, warna nada suara, dan prosodi atau intonasi, kesemuanya bisa mempengaruhi di antara beberapa segmen-segmen. Segmen konsonan dan vokal digabungkan untuk membentuk silabel, yang kemudian digabungkan untuk membentuk pengucapan; hal ini dapat dibedakan secara fonetis lewat ruang antara dua pernafasan. Secara akustik, segmen-segmen berbeda ini dikarakterisasikan oleh struktur formant berbeda, yang dapat terlihat dalam suatu spektogram dari rekaman gelombang suara (lihat gambar Spectogram dari struktur formant dari tiga huruf vokal bahasa Inggris). Forman adalah puncak amplitudo dalam spektrum frekuensi dari suatu suara tertentu. Huruf vokal adalah suara-suara yang tidak memiliki gesekan bunyi yang disebabkan oleh mendekatnya atau terhalangnya beberapa bagian dari sistem vokal atas. Mereka beragam secara kualitas bergantung pada tingkat peralatan bibir dan letak dari lidah dalam rongga oral. Huruf vokal disebut vokal tertutup saat bibir secara relatif tertutup, sebagaimana pada pengucapan dari huruf vokal (Inggris "ee"), atau vokal terbuka saat bibir secara relatif terbuka, sebagaimana pada huruf vokal (Inggris "ah"). Jika lidah terletak pada bagian belakang mulut, kualitasnya berubah, membuat huruf vokal seperti (Inggris "oo"). Kualitas juga berubah bergantung apakah bibir membulat atau tidak, membuat perbedaan seperti antara (huruf vokal tidak membulat seperti pada Inggris "ee"") dan (vokal depan membulat seperti pada Jerman "ü". Konsonan adalah suara-suara yang memiliki gesekan bunyi atau penutupan pada poin tertentu dalam sistem vokal atas. Suara konsonan beragam dari tempat artikulasi, contohnya tempat dalam sistem vokal di mana aliran udara terhambat, umumnya pada bibir, gigi, alveolar ridge, palate, velum, uvula, atau glottis. Setiap tempat artikulasi menghasilkan sekumpulan suara yang berbeda, yang lebih lanjuta dibedakan oleh cara artikulasi, atau jenis dari gesekan, baik tertutup penuh, pada kasus di mana konsonan disebut oklusif atau stop, atau tingkatan berbeda dari peralatan membentuk fricative dan approximant. Konsonan juga dapat dibunyikan atau tidak dibunyikan, bergantung apakah pita vokal di set dalam vibrasi oleh aliran udara selama menghasilkan suara. Bunyi adalah yang membedakan Inggris pada bus (sibilant tak berbunyi) dengan pada buzz (sibilant berbunyi). Beberapa suara lisan, baik vokal dan konsonan, melibatkan pengeluaran aliran udara lewat lubang nasal, dan hal ini disebut nasal atau suara nasalisasi. Suara-suara lainnya didefinisikan dengan cara lidah bergerak dalam mulut: seperti suara l (disebut lateral, karena udara mengalir pada kedua sisi lidah), dan suara r (disebut rhotics yang dikarakterisasikan dengan bagaimana lidah diposisikan relatif dengan aliran udara. Dengan menggunakan organ-organ bicara tersebut, manusia dapat menghasilkan ratusan suara berbeda: beberapa sering muncul pada bahasa-bahasa di dunia, sementara yang lainnya lebih umum pada rumpun bahasa tertentu, wilayah bahasa, atau bahkan spesifik pada satu bahasa. Struktur Bila dijelaskan sebagai suatu sistem dari komunikasi simbolik, bahasa secara tradisional terdiri dari tiga bagian: isyarat, makna, dan suatu kode menghubungkan isyarat dengan maknanya. Kajian dari proses semiotik, bagaimana isyarat dan makna digabungkan, digunakan, dan diinterpretasikan disebut dengan semiotik. Isyarat-isyarat dapat dibentuk dari suara, gerak, huruf-huruf atau simbol, bergantung pada apakah bahasa tersebut diucapkan, diisyaratkan, atau ditulis, dan mereka dapat digabungkan menjadi isyarat kompleks seperti kata-kata dan frasa. Bila digunakan dalam komunikasi, suatu isyarat disandikan dan dipindahkan oleh pengirim lewat suatu kanal kepada penerima yang menterjemahkannya. Beberapa properti yang membatasi bahasa manusia dengan sistem komunikasi lainnya adalah kesembarangan dari isyarat linguistik, berarti bahwa tidak ada koneksi yang dapat diprediksi antara suatu isyarat linguistik dan maknanya, dualitas dari sistem lingustik, berarti bahwa struktur linguistik dibangun dengan menggabungkan elemen-elemen menjadi struktur besar yang dapat dilihat sebagai lapisan-lapisan, misalnya bagaimana suara membentuk kata dan kata membentuk frasa, ciri-ciri dari elemen-elemen bahasa, berarti bahwa elemen-elemen pembangun dari isyarat linguistik adalah unit-unit diskrit, misalnya suara dan kata, yang dapat dibedakan satu dengan yang lainnya dan disusun kembali dalam pola-pola berbeda, dan produktivitas dari sistem linguistik, yang berarti bahwa jumlah terbatas dari elemen-elemen lingustik dapat digabungkan secara teoretis menjadi sejumlah kombinasi tak terbatas. Aturan-aturan mengenai isyarat mana yang dapat digabungkan untuk membentuk kata dan frasa disebut dengan sintaks atau tata-bahasa. Makna yang terhubung pada isyarat-isyarat tertentu, morfem, kata, frasa, dan teks disebut semantik. Pembagian bahasa menjadi terpisah tetapi sistem yang terhubung dari isyarat dan makna berawal dari kajian linguistik pertama dari de Saussure dan sekarang digunakan hampir pada semua cabang dari linguistik. Semantik Bahasa mengekspresikan makna dengan mengaitkan sebuah isyarat dengan maknanya, atau isinya. Bentuk isyarat haruslah sesuatu yang dapat dipersepsi, contohnya, dalam suara, gambar, atau gerak isyarat, dan kemudian berhubungan dengan makna tertentu oleh konvensi sosial. Karena relasi dasar dari makna bagi kebanyakan isyarat-isyarat linguistik didasarkan pada konvensi sosial, isyarat linguistik bisa dianggap sembarang, dalam artian bahwa konvensi tersebut terbentuk secara sosial dan sejarah, bukan lewat relasi alami antara suatu bentuk isyarat tertentu dan maknanya. Maka, bahasa haruslah memiliki kosakata isyarat yang berkaitan dengan makna tertentu. Isyarat Inggris dari "anjing" menandakan, misalnya, anggota dari jenis Canis. Dalam sebuah bahasa, susunan dari isyarat yang sembarang yang terhubung kepada makna tertentu disebut dengan lexicon, dan sebuah isyarat yang terhubung ke sebuah makna disebut dengan lexeme. Tidak semua makna dalam sebuah bahasa direpresentasikan oleh satu kata. Terkadang, konsep semantik terkandung dalam morfologi atau sintaks dari suatu bahasa dalam bentuk kategori tata bahasa. Semua bahasa memiliki struktur semantik dari predikat: sebuah struktur yang mendasari sebuah properti, keadaan, atau aksi. Secara tradisional, semantik telah dipahami sebagai kajian bagaimana pembicara dan pendengar memberikan nilai benar terhadap suatu pernyataan, sehingga makna dapat dipahami sebagai suatu proses di mana sebuah predikat dapat dikatakan benar atau salah mengenai sebuah entitas, contohnya: "[x [adalah y]]" atau "[x [maka y]]." Baru-baru ini, model dari semantik ini telah dilengkapi dengan model makna yang lebih dinamis yang menggabungkan pengetahuan yang sama tentang konteks di mana sebuah tanda diinterpretasikan menjadi produksi dari makna. Model makna seperti itu ditelaah lebih jauh dalam bidang pragmatik. Suara dan simbol Bergantung kepada modalitas, struktur bahasa dapat didasarkan pada sistem suara (bicara), gestur (bahasa isyarat), atau grafik atau simbol taktil (tulisan). Cara-cara di mana bahasa menggunakan suara atau isyarat untuk membentuk makna dipelajari dalam fonologi. Kajian bagaimana manusia menghasilkan dan memaknakan suara vokal disebut dengan fonetik. Dalam bahasa ucapan, makna dihasilkan bila suara menjadi bagian dari sistem di mana beberapa suara dapat berkontribusi untuk mengekspresikan suatu makna dan suara lainnya tidak. Dalam setiap bahasa, hanya sejumlah suara berbeda terbatas yang dapat dibuat oleh vokal manusia untuk berkontribusi dalam pembentukan makna. Suara sebagai bagian dari sistem linguistik disebut dengan fonem. Fonem adalah unit abstrak dari suara, dicirikan sebagai unit terkecil dalam sebuah bahasa yang berfungsi untuk membedakan antara makna dari sepasang kata secara minimal dari kata-kata berbeda, yang disebut dengan pasangan minimum. Dalam bahasa Inggris, contohnya, kata /bat/ dan /pat/ membentuk suatu pasangan minimum, di mana perbedaan antara /b/ dan /p/ membedakan kedua kata, yang memiliki makna berbeda. Namun, setiap bahasa memperlihatkan suara dengan cara yang berbeda. Sebagai contohnya, dalam suatu bahasa yang tidak membedakan antara konsonan berbunyi dan tak berbunyi, suara [p] dan [b] akan dianggap sebuah fenom tunggal, dan akibatnya, pengucapan keduanya akan memiliki makna yang sama. Hal yang sama, pada bahasa Inggris tidak membedakan secara fonem antara pengucapan aspirasi dan non-aspirasi dari konsonan sebagai kebanyakan bahasa lain lakukan: non-aspirasi /p/ dalam /spin// dan aspirasi /p/ dalam /pin/ dianggap hanya sebagai cara yang berbeda dalam pengucapan fenom yang sama (variansi dari fenom tunggal disebut dengan allofon), sedangkan dalam Mandarin, perbedaan dalam pengucapan memisahkan antara kata "jongkok" dan "delapan" (aksen di atas á berarti bahwa vokal diucapkan dengan nada tinggi). Semua bahasa lisan memiliki sedikitnya dua kategori fenom berbeda: harakat dan konsonan, yang dapat digabungkan menjadi suku kata. Selain segmen seperti harakat dan konsonan, beberapa bahasa juga menggunakan suara dengan cara berbeda untuk menyampaikan suatu makna. Banyak bahasa, misalnya, menggunakan penekanan, aksen, durasi, dan nada untuk membedakan makna. Karena fenomena seperti ini bekerja di luar tingkat dari sebuah segmen, mereka disebut dengan suprasegmental. Beberapa bahasa hanya memiliki sedikit fenom, sebagai contohnya, Rotokas dan Bahasa Piraha masing-masing dengan 11 dan 10 fenom, sementara bahasa seperti Taa bisa memiliki 141 fenom. Dalam bahasa isyarat, persamaan dengan fenom (sebelumnya dikenal dengan chereme) ditentukan oleh elemen-elemn dasar dari gestur, seperti bentuk tangan, orientasi, lokasi, dan gerakan, yang berhubungan dengan kebiasaan artikulasi dalam bahasa lisan. Aksara merepresentasikan suara dari perkataan manusia menggunakan simbol visual, yang bisa atau mungkin tidak berhubungan dengan suara dari bahasa lisan. Alfabet latin (dan yang berbasis atau diturunkan darinya) adalah berbasiskan representasi dari suatu suara, sehingga kata-kata terbentuk dari huruf-huruf yang secara umum menandakan sebuah konsonan atau harakat dalam struktur dari kata. Dalam naskah suku kata, seperti naskah Inuktitut, setiap isyarat merepresentasikan seluruh suku kata. Dalam naskah logografik, setiap isyarat merepresentasikan seluruh kata, dan akan secara umum tidak memiliki hubungan dengan suara dari kata dalam bahasa lisan. Karena semua bahasa memiliki jumlah kata yang sangat banyak, tidak ada naskah logografik yang diketahui eksis. Dalam menulis, dimensi sementara saat suara dan kata mengalir pada bahasa lisan direpresentasikan secara spasial dalam bentuk direksi. Tapi direksi di mana urutan-urutan dari simbol disusun dalam menulis juga beragam, beberapa sistem penulisan menggunakan arah horizontal (kiri ke kanan pada naskah Latin atau kanan ke kiri pada naskah Arab), yang lainnya seperti tulisan tradisional Cina menggunakan dimensi vertikal (atas - bawah). Beberapa sistem penulisan menggunakan arah berlawan untuk baris-baris alternatif, dan yang lainnya, seperti naskah Maya, dapat ditulis dengan arah manapun dan menggunakan petunjuk grafis untuk memperlihatkan pada pembaca arah dari membaca. Untuk merepresentasikan suara dari bahasa-bahasa di dunia dalam penulisan, linguis telah mengembangkan International Phonetic Alphabet, dirancang untuk merepresentasikan semua suara yang berbeda yang telah diketahui untuk membantu pemaknaan dalam bahasa manusia. Tata bahasa Tata bahasa adalah kajian bagaimana elemen-elemen makna (morfem) dalam suatu bahasa dapat digabungkan menjadi pengucapan. Morfem dapat bebas atau terikat. Jika mereka bebas berpindah dalam pengucapan, mereka biasanya disebut dengan kata, dan jika mereka terikat dengan kata atau morfem lainnya, mereka disebut dengan afiks. Bagaimana suatu elemen makna dapat digabungkan dalam suatu bahasa dikontrol oleh aturan-aturan. Aturan-aturan untuk struktur internal kata disebut dengan morfologi. Aturan-aturan dari struktur internal dari frasa dan kalimat disebut dengan sintaks. Kategori Tata bahasa Tata bahasa dapat diartikan sebagai sebuah sistem kategori, dan suatu kumpulan aturan-aturan yang menentukan bagaimana kategori-kategori digabungkan untuk membentuk aspek-aspek makna yang berbeda. Bahasa-bahasa berbeda secara luas tergantung apakah mereka dikodekan lewat penggunaan unit kategori atau leksikal. Namun, beberapa kategori sangat umum sehingga hampir universal. Beberapa kategori universal itu termasuk pengkodean relasi gramatikal dari peserta dan predikat secara tata bahasa berbeda antara relasinya terhadap predikat, pengkodean dari relasi sementara dan spasial pada predikat, dan sistem dari pelaku gramatikal mengatur acuan dan perbedaan antara pembicara dan penerima dan tentang siapa yang mereka bicarakan. Kelas-kelas kata Bahasa mengelompokkan bagian-bagian dari pembicaraan menjadi kelas-kelas bergantung kepada fungsi dan posisi relatif terhadap bagian lainnya. Semua bahasa, misalnya, memiliki perbedaan mendasar antara sekelompok kata yang secara prototipikal mengacu pada sesuatu dan konsep dan sekelompok kata yang secara prototipikal mengacu pada aksi dan kejadian. Kelompok pertama, yang mengikutkan kata seperti "anjing" dan "lagu", biasanya disebut dengan kata benda. Kelompok kedua, yang mengikutkan kata seperti "lari" dan "menyanyi", disebut dengan kata kerja. Kategori umum lainnya adalah Kata sifat: kata-kata yang menjelaskan properti atau kualitas dari kata benda, seperti "merah" atau "besar". Kelas-kelas kata juga memiliki fungsi berbeda dalam tata bahasa. Secara prototipe, kata kerja digunakan untuk membentuk predikat, sementara kata benda digunakan sebagai argumen dari predikat. Dalam kalimat seperti "Sally lari," predikatnya adalah "lari," karena ia merupakan kata yang menandakan keadaan tertentu tentang argumennya "Sally". Beberapa kata kerja seperti "sumpah" bisa saja memerlukan dua argumen, contohnya: "Sally menyumpahi John". Predikat yang hanya menggunakan satu argumen disebut dengan intransitif, dan predikat yang memakai dua argumen disebut dengan transitif. Banyak kelas-kelas lain yang ada di bahasa yang berbeda, seperti konjungsi yang berguna untuk menggabungkan dua kalimat, klausa yang memperkenalkan sebuah kata benda, interjeksi seperti "agh!" atau "wow!", atau ideofon yang menirukan suara dari suatu kejadian. Beberapa bahasa memiliki posisional yang menjelaskan posisi spasial dari suatu kejadian atau entitas. Banyak bahasa memiliki penggolongan, yang mengidentifikasi sejumlah kata-benda yang termasuk pada tipe tertentu atau memiliki suatu bentuk tertentu. Sebagai contohnya, dalam Bahasa Jepang, penggolongan umum kata benda untuk manusia adalah nin (人), dan ia digunakan untuk menghitung manusia, apapun namanya:san-nin no gakusei (三人の学生) secara literal "3 manusia-penggolongan dari pelajar"—tiga pelajar Untuk pohon, akan berbentuk:san-bon no ki (三本の木) secara literal "3 penggolongan-untuk-objek dari pohon-panjang"—tiga pohon; Morfologi Dalam linguistik, kajian mengenai struktur internal dari kata-kata kompleks, dan proses-proses di mana setiap kata dibentuk disebut morfologi. Pada kebanyakan bahasa, adalah memungkinkan untuk membentuk kata-kata kompleks yang dibentuk dari beberapa morfem. Sebagai contohnya, kata Bahasa Inggris "unexpected" dan dianalisis sebagai gabungan dari tiga morfem "un-", "expect" dan "-ed". Morfem dapat dikelompokkan berdasarkan apakah mereka morfem independen, yang disebut akar, atau apakah mereka dapat muncul terkait dengan morfem lainnya. Morfem yang terikat atau afiks dapat digolongkan menurut posisi mereka berkaitan dengan akarnya: prefiks lebih dulu dari akar, sufiks setelah akar dan infiks dimasukkan di antara akar. Afiks bertujuan untuk mengubah atau mengembangkan makna dari akar. Beberapa bahasa mengganti makna dari kata dengan mengubah struktur fonologi dari kata, contohnya, kata Inggris "run", dengan kata kerja masa lampaunya adalah "ran". Proses ini disebut dengan ablaut. Lebih lanjut, morfologi membedakan antara proses infleksi, yang mengubah atau mengembangkan kata, dan proses derivasi, yang membuat kata baru dari kata yang sudah ada. Dalam bahasa Inggris, kata kerja "sing" memiliki bentuk infleksi "singing" dan "sung", yang mana keduanya merupakan kata kerja, dan bentuk derivasi "singer", yang merupakan sebuah kata benda yang diturunkan dari kata kerja dengan sufiks agentif "-er". Bahasa berbeda secara luas dalam bagaimana mereka bergantung kepada proses morfologis dari formasi kata. Dalam beberapa bahasa, sebagai contohnya, Cina, tidak ada proses morfologis, dan semua informasi gramatis disandikan secara sintaks dengan membentuk pertalian dari kata-kata tunggal. Bentuk dari morfo-sintaks ini sering disebut isolasi, atau analitis, karena hampir ada suatu korepondensi penuh antara sebuah kata tunggal dan sebuah aspek tunggal dari makna. Kebanyakan bahasa memiliki kata-kata yang terdiri dari beberapa morfem, tetapi mereka beragam dalam tingkatan di mana morfem adalah unit-unit diskrit. Pada kebanyakan bahasa, secara terkenal dalam kebanyakan bahasa Indo-Eropa, morfem tunggal bisa memiliki beberapa makna berbeda yang tidak dapat dianalisis menjadi segmen-segmen kecil. Sebagai contohnya, dalam bahasa Latin kata bonus, atau bagus, terdiri dari kata akar bon- yang berarti "baik", dan sufiks -us, yang berarti gender maskulin, jumlah tunggal dan kasus nominatif. Bahasa seperti itu disebut dengan bahasa fusional, karena beberapa makna bisa digabungkan menjadi morfem tunggal. Kebalikan dari bahasa fusional adalah bahasa aglutinatif, yang membentuk kata-kata dengan menggabungkan morfem-morfem dalam satu rantai, tetapi dengan setiap morfem sebagai suatu unit diskrit semantik. Sebuah contoh dari bahasa seperti itu adalah Turki, dengan contoh kata evlerinizden, atau "dari rumah anda", terdiri dari beberapa morfem, ev-ler-iniz-den dengan arti rumah-jamak-anda-dari. Bahasa-bahasa yang bergantung kepada morfologi pada tingkat tertinggi secara tradisional disebut bahasa polisintetik. Mereka bisa mengekspresikan sebuah kalimat Bahasa Inggris secara penuh dalam satu kata tunggal. Sebagai contohnya, dalam Yupik kata tuntussuqatarniksaitengqiggtuq, yang berarti "Dia (pria) belum mengatakan lagi bahwa dia akan berburu rusa kutub.", kata tersebut terdiri dari morfem-morfem tuntu-ssur-qatar-ni-ksaite-ngqiggte-uq dengan arti, "rusa.kutub-berburu-besok-mengatakan-negasi-lagi-orang.ketiga.tunggal-indikatif", dan kecuali pada morfem tuntu ("rusa kutub"), tidak ada morfem lain yang muncul dalam isolasi. Banyak bahasa menggunakan morfologi untuk merujuk-silang kata-kata dengan sebuah kalimat. Hal ini terkadang disebut dengan kesepakatan. Contohnya, pada kebanyakan bahasa Indo-Eropa, adjektif harus merujuk-silang pada kata benda yang diubahnya berkenaan dengan jumlah, perihal, dan gender, sehingga adjektif Latin bonus, atau "bagus", diinfleksikan sepakat dengan kata benda gender maskulin dan singular. Pada bahasa-bahasa polisintetik, kata kerja merujuk-silang subjek dan objek mereka. Dalam tipe-tipe bahasa ini, sebuah kata-kerja tunggal bisa mengikutkan informasi yang membutuhkan sebuah kalimat dalam bahasa Inggris. Sebagai contohnya, dalam Bahasa Basque frasa ikusi nauzu, atau "anda melihat saya", kata kerja bantu masa lampau n-au-zu (mirip dengan Inggris "do") sesuai dengan subjek (anda) diekspresikan dengan prefiks n, dan dengan objek (saya) diekspresikan dengan sufiks -zu. Kalimat tersebut dapat secara langsung diterjemahkan sebagai "melihat kamu-kan-saya". Sintaks Cara lain di mana bahasa menyampaikan makna adalah lewat urutan dari kata-kata dalam sebuah kalimat. Aturan-aturan tata bahasa untuk bagaimana menghasilkan kalimat baru dari kata-kata yang telah diketahui disebut dengan sintaks. Aturan-aturan sintaks dari suatu bahasa menentukan kenapa sebuah kalimat dalam bahasa Inggris seperti "I love you" memiliki makna, tetapi "*love you I" tidak Aturan-aturan sintaks menentukan bagaimana urutan kata dan struktur kalimat dibatasi, dan bagaimana batasan tersebut memiliki kontribusi pada makna. Contohnya dalam bahasa Inggris dua kalimat "si budak mengutuk si tuan" dan "si tuan mengutuk si budak" memiliki makna berbeda karena peran dari subjek tata-bahasa disandikan oleh kata benda di depan kata kerja, dan peran dari objek disandikan oleh kata benda yang muncul setelah kata kerja. Sebaliknya dalam Latin keduanya Dominus servos vituperabat dan Servos vituperabat dominus berarti "si tuan menegur si budak", karena servos, atau "budak", ada dalam kasus akusatif, memperlihatkan bahwa mereka adalah objek dari tata bahasa, dari kalimat dan dominus, atau "tuan", ada dalam kasus nominatif, memperlihatkan bahwa dia adalah si subjek. Latin menggunakan morfologi untuk mengekspresikan perbedaan antara subjek dan objek, sedangkan pada bahasa Inggris menggunakan urutan kata. Contoh lain bagaimana aturan-aturan sintatis memberikan makan adalah aturan pada urutan kata terbalik dalam pertanyaan yang ada di banyak bahasa. Aturan ini menjelaskan kenapa dalam bahasa Inggris, saat frasa "John is talking to Lucy" berubah menjadi sebuah pertanyaan, menjadi "Who is John talking to?", dan bukan "John is talking to who?". Contoh terakhir bisa digunakan sebagai cara untuk menempatkan empasis khusus pada who, dengan demikian sedikit mengubah makna dari pertanyaan. Sintaks juga mengikutkan aturan-aturan bagaimana kalimat-kalimat kompleks disusun dengan mengelompokan kata-kata dalam unit-unit, disebut frasa, yang dapat menempati tempat berbeda dalam suatu struktur sintaktis besar. Kalimat-kalimat dapat dijelaskan sebagai terdiri dari frasa-frasa terhubung dalam sebuah struktur pohon, menghubungkan frasa satu sama lain pada tingkatan yang berbeda. Di sebelah kanan adalah suatu representasi grafik dari analisis sintaktis dari kalimat bahasa Inggris "the cat sat on the mat". Kalimat tersebut dianalisis sebagai dibentuk oleh suatu frasa kata benda, kata kerja dan frasa preposional; fase preposional lebih lanjut lagi dibagi menjadi sebuah preposisi dan sebuah frasa kata benda; dan frasa kata benda terdiri dari sebuah artikel dan sebuah kata benda. Alasan kenapa kalimat dapat dilihat sebagai menjadi gabungan dari frasa adalah karena setiap frasa akan bergerak sebagai sebuah elemen tunggal jika operasi sintaktis diikutkan. Contohnya, "the cat" adalah satu frasa dan "on the mat", adalah yang lainnya karena mereka akan dianggap sebagai satu unit jika sebuah pilihan telah dibuat untuk menekankan lokasi dengan pindah ke depan frasa preposisi: "[And] on the mat, the cat sat". Ada banyak perbedaan pada kerangka formalis dan fungsionalis yang mengajukan teori-teori untuk menjelaskan struktur sintaktis, berdasarkan asumsi-asumsi berbeda tentang apa itu bahasa dan bagaimana ia seharusnya dijelaskan. Tiap-tiapnya akan menganalisis sebuah kalimat seperti contoh di atas dalam makna yang berbeda. Tipologi dan universal Bahasa dapat dikelompokan menurut relasi pada tipe-tipe tata-bahasa mereka. Bahasa-bahasa yang berada pada rumpun yang berbeda terkadang memiliki fitur-fitur yang sama, dan fitur berbagi tersebut condong berhubungan. Contohnya, bahasa dapat dikelompokan berdasarkan urutan kata, urutan relatif dari kata kerja, dan komponen-komponennya dalam suatu kalimat indikatif normal. Dalam bahasa Inggris, urutan dasar adalah SPK: "Ular (S) menggigit (P) orang (O)", sedangkan untuk contohnya, kalimat tersebut dalam bahasa orang Australia Gamilaraay akan menjadi "duyugu nama dayn yiːy" (Ular Orang Gigit), Subjek-Objek-Predikat. Tipe urutan kata berkaitan sebagai suatu parameter tipologis, karena dasar tipe urutan kata berhubungan dengan parameter sintaktis lainnya, seperti urutan relatif dari kata benda dan adjektif, atau penggunaan preposisi atau posposisi. Korelasi seperti itu disebut implikasi universal. Contohnya, kebanyakan (tapi tidak semua) bahasa yang memiliki tipe SOP memiliki posposisi bukan preposisi, dan memiliki adjektif sebelum kata benda.   Dari kajian berbagai tipe urutan kata, telah ditemukan bahwa tidak semua bahasa mengelompokan hubungan antara aktor dan aksi menjadi Subjek, Objek dan Kata Kerja, seperti dalam Bahasa Inggris. Tipe ini disebut dengan tipe nominatif-akusatif. Beberapa bahasa disebut ergatif, Gamilaraay di antaranya, membedakan antara Agen dan Pasien. Dalam klausa transitif bahasa Inggris, kedua subjek dari kalimat intransitif ("I run") dan kalimat transitif ("I love you") diperlakukan sama, diperlihatkan di sini oleh kata ganti nominatif I. Dalam bahasa-bahasa ergatif, partisipan tunggal dalam sebuah kalimat intransitif, seperti "I run", diperlakukan sama sebagai pasien dalam suatu kalimat transitif, memberikan persamaan pada "me run" dan "you love me". Hanya pada kalimat transitif persamaan kata ganti I akan digunakan. Dengan cara ini aturan-aturan semantik dapat dipetakan ke relasi tata bahasa dengan cara berbeda, mengelompokan sebuah subjek intransitif baik dengan Agen (tipe akusatif) atau Pasien (tipe ergatif) atau membuat setiap dari tiga aturan tersebut secara berbeda, yang disebut tipe tripartite. Fitur-fitur berbagi bahasa yang termasuk pada tipe kelas tipologis yang sama bisa muncul secara independen. Kemunculannya mereka bisa dikarenakan hukum universal mengatur struktur dari bahasa alami, bahasa universal, atau mereka mungkin sebuah hasil dari bahasa-bahasa mengembangkan solusi-solusi konvergen terhadap permasalahan komunikatif yang muncul yang mana manusia menggunakan bahasa untuk menyelesaikannya. Konteks sosial dari penggunaan dan transmisi Sementara manusia memiliki kemampuan untuk mempelajari bahasa apapun, mereka hanya melakukan hal tersebut jika mereka tumbuh dalam suatu lingkungan yang memiliki bahasa dan digunakan oleh yang lain. Bahasa oleh karena itu bergantung pada komunitas dari pembicara di mana anak-anak mempelajari bahasa dari orang tua dan teman, dan mereka sendiri memindahkan bahasa kepada anak mereka. Bahasa digunakan oleh mereka yang menyuarakannya untuk komunikasi dan untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial. Banyak aspek dari penggunaan bahasa dapat dilihat beradapatsi secara spesifik untuk tujuan tersebut. Dikarenakan cara di mana bahasa dipindahkan antara generasi dan dalam komunitas, bahasa terus-menerus berubah, berpisah menjadi bahasa baru atau menyatu karena kontak bahasa. Prosesnya sama dengan proses pada evolusi, di mana proses dari turunana dengan modifikasi mengarah pada formasi dari suatu pohon filogenetis. Namun bahasa berbeda dengan organisme biologis di mana mereka siap menggabungkan elemen-elemen dari bahasa lain lewat proses difusi, saat pembicara dari bahasa-bahasa berbeda melakukan kontak. Manusia juga terkadang menggunakan lebih dari satu bahasa, memperoleh bahasa pertama mereka atau bahasa saat kanak-kanak, atau mempelajari bahasa baru saat mereka tumbuh. Karena meningkatnya kontak bahasa dalam dunia global, banyak bahasa-bahasa kecil menjadi langka karena si penutur berpindah ke bahasa lain yang memungkinkan mereka berpartisipasi dalam komunitas yang lebih besar dan lebih influensial. Penggunaan dan Makna Kajian semantik dari makna mengasumsikan bahwa makna berada dalam suatu relasi antara isyarat dan makna yang secara kuat terbentuk lewat konvensi sosial. Namun, semantik tidak mempelajari bagaimana dalam konvensi sosial tersebut dibaut dan mempengaruhi bahasa. Melainkan, saat mempelajari bagaimana suatu kata dan isyarat digunakan, terkadang kata memiliki makna berbeda, bergantung kepada penggunaan pada konteks sosial. Salah satu contoh penting dari hal ini adalah proses yang disebut deixis, yang menjelaskan cara bagaimana beberapa kata mengacu kepada entitas lewat relasi mereka dalam titik-titik tertentu dalam ruang dan waktu saat kata tersebut diucapkan. Kata tersebut adalah, contohnya, kata, "Saya" (yang menunjuk pembicara), "sekarang" (yang menunjukan momen pembicaraan), dan "di sini" (yang menunjukan waktu berbicara). Isyarat juga berubah maknanya sepanjang waktu, saat konvensi mengatur penggunaannya secara bertahap berubah. Kajian tetang bagaimana makna dari ekspresi linguistik berubah bergantung konteks disebut pragmatika. Deixis adalah sebuah bagian penting dari cara kita menggunakan bahasa untuk menunjukan entitas di dunia. Pragmatika bersangkutan dengan cara-cara di mana penggunaan bahasa dipolakan dan bagaimana pola-pola tersebut mempengaruhi makna. Sebagai contohnya, di semua bahasa, ekspresi linguistik dapat digunakan tidak hanya untuk memindahkan informasi, tetapi untuk melakukan aksi. Aksi-aksi tertentu hanya dibentuk lewat bahasa, tetapi memiliki efek nyata, misalnya, aksi "menamakan", yang membuat sebuah nama baru untuk beberapa entitas, atau aksi dari "menyebutkan seseorang suami dan istri", yang membuat kontrak sosial dari pernikahan. Tipe-tipe dari aksi ini disebut dengan aksi bicara, walau mereka tentu saja terbawa dalam penulisan dan isyarat tangan. Bentuk dari ekspresi linguistik tidak berhubungan dengan makna yang dimilikinya dalam suatu konteks sosial. Contohnya, jika di meja makan seseorang bertanya, "bisakah anda menjangkau garam?", hal itu, faktanya, bukanlah pertanyaan tentang panjang dari tangan teman yang diajak bicara, tetapi suatu permintaan untuk memberikan garam. Makna tersebut tersirat oleh konteks di mana ia dibicarakan; bentuk efek dari makna ini disebut implikatur konversasional. Aturan-aturan sosial tentang bagaimana penggunaan bahasa dianggap sesuai dalam situasi tertentu dan bagaimana pengucapan dapat dipahami dalam relasi terhadap konteksnya beragam dalam komunitas, dan mempelajarinya adalah suatu bagian besar dari memperoleh kompetensi komunikatif dalam sebuah bahasa. Akuisisi bahasa Semua manusia yang sehat dan berkembang secara normal bisa belajar menggunakan bahasa. Anak-anak memperoleh bahasa atau bahasa yang ada disekitarnya: bahasa manapun yang mereka terima secara penuh selama masa kanak-kanak. Perkembangannya secara esensial sama antara anak-anak yang mempelajari bahasa isyarat atau bahasa lisan. Proses belajar ini dikenal dengan akuisisi bahasa pertama, karena tidak seperti pembelajaran lainnya, ia tidak membutuhkan pembelajaran langsung atau kajian secara khusus. Dalam The Descent of Man naturalis Charles Darwin menyebut proses tersebut dengan "keinginan insting untuk memperoleh suatu seni." Akuisisi bahasa pertama berlangsung regular secara bertahap, walaupun terdapat berbagai variasi dalam waktu untuk tingkatan-tingkatan tertentu di antara bayi yang berkembang secara normal. Sejak lahir, bayi merespon lebih mudah pada suara manusia daripada suara lainnya. Sekitar umur satu bulan, bayi tampak telah dapat membedakan antara suara bicara yang berbeda. Sekitar umur enam bulan, seorang anak mulai mengoceh, menghasilkan suara bicara dari bahasa yang digunakan disekitarnya. Perkataan mulai muncul pada umur 12 sampai 18 bulan; rata-rata perbendaharaan kata bayi berumur 18 bulan adalah sekitar 50 kata. Pengucapan pertama anak adalah berbentuk Holofrasa (secara harfiah "keseluruhan-kalimat"), pengucapan yang hanya menggunakan satu kata untuk mengkomunikasikan seluruh ide. Beberapa bulan setelah anak menghasilkan kata-kata, mereka akan menghasilkan pengucapan dengan dua-kata, dan dalam beberapa bulan akan mulai ber-bicara telegrafis, atau kalimat singkat yang kurang kompleks secara tata bahasa daripada orang dewasa bicara, tetapi memperlihatkan struktur sintaks reguler. Pada umur tiga sampai lima tahun, kemampuan anak untuk berbicara dan berisyarat yang halus yang hampir mirip dengan bahasa dewasa. Akuisisi dari bahasa kedua dan tambahan dapat berlangsung pada umur berapapun, lewat paparan dalam hidup sehari-hari atau lewat kursus. Anak yang mempelajari bahasa kedua lebih mungkin mendapatkan kefasihan seperti aslinya daripada orang dewasa, tetapi secara umum, sangat jarang bagi seseorang yang menggunakan bahasa kedua melewati secara penuh penutur aslinya. Perbedaan penting antara akuisisi bahasa pertama dan akuisisi bahasa tambahan adalah bahwa proses dari akuisisi bahasa tambahan dipengaruhi oleh bahasa yang si pelajar telah ketahui. Bahasa dan kultur Bahasa, dipahami sebagai kumpulan norma-norma perkataan dari komunitas tertentu, juga termasuk bagian dari kultur yang lebih besar dari komunitas yang menuturkannya. Bahasa tidak hanya berbeda dari segi pengucapan, kosakata, atau tata bahasa, tetapi juga berbeda dalam "kultur berbicara". Manusia menggunakan bahasa sebagai cara memberikan sinyal identitas antara grup kultur dan perbedaan dengan yang lainnya. Bahkan di antara pembicara dalam satu bahasa beberapa cara berbeda dalam menggunakan bahasa masih ada, dan setiapnya digunakan untuk memberikan sinyal pertalian antara subgrup dalam satu kultur yang besar. Linguis dan antropologis, terutama sociolinguistic, ethnolinguists dan linguistic anthropologists telah mengkhususkan mengkaji bagaimana cara berbicara bisa berbeda antara Komunitas bicara. Linguis menggunakan istilah variasi untuk mengacu pada cara-cara berbeda dalam berbicara suatu bahasa. Istilah ini mengikutkan dialek yang secara geografi atau sosialkultural dibentuk dan juga jargon atau gaya dari subkultur. Anthropologi linguistik dan sosiologi bahasa menjelaskan gaya komunikasi sebagai cara suatu bahasa digunakan dan dipahami dalam kultur tertentu. Karena norma-norma bagi penggunaan bahasa bersama oleh anggota dari grup tertentu, gaya komunikasi juga menjadi suatu cara memperlihatkan dan membangun identitas grup. Perbedaan linguistik bisa menjadi penanda penting dari pemisahan antara kelompok-kelompok sosial, contohnya, menuturkan sebuah bahasa dengan aksen khusus bisa menyatakan keanggotaan dari sebuah etnis minoritas atau kelas sosial, wilayah asal, atau status sebagai penutur bahasa kedua. Bentuk-bentuk perbedaan ini bukan bagian dari sistem linguistik, tetapi adalah suatu bagian penting dari bagaimana pengguna bahasa menggunakan bahasa sebagai alat sosial untuk membangun kelompok. Namun, banyak bahasa juga memiliki konvensi tata bahasa yang mensinyalkan posisi sosial dari pembicara dengan relasi terhadap yang lain lewat penggunaan tingkat nama yang berkaitan dengan hierarki atau pemisahan sosial. Dalam banyak bahasa, terdapat perbedaan gaya atau bahkan tata-bahasa antara cara pria dan wanita berbicara, antara kelompok usia, atau antara kelas sosial, seperti halnya beberapa bahasa menggunakan kata-kata berbeda bergantung kepada siapa mendengarkan. Contohnya, dalam bahasa Australia Dyirbal, seorang pria yang menikah harus menggunakan sekumpulan kata-kata untuk mengacu pada benda-benda keseharian saat berbicara, bila ada ibu angkatnya. Beberapa kultur, contohnya, memiliki sistem yang rumit dalam "deixis sosial", atau sistem pensinyalan jarak sosial lewat makna linguistik. Dalam Bahasa Inggris, deixis sosial biasanya diperlihatkan lewat pembedaan antara mengacu beberapa orang dengan nama depan dan yang lain dengan nama keluarga, dan juga dalam gelar seperti "Nyonya.", "anak", "Doktor", atau "Yang Mulia", tetapi pada bahasa lain, sistem tersebut bisa sangat kompleks dan tersandi di seluruh tata bahasa dan kosakata dari bahasa. Misalnya, pada beberapa bahasa di Asia timur, seperti Thai, Burmese, dan Jawa, kata yang berbeda digunakan berdasarkan apakah pembicara mengacu seseorang dari tingkat tinggi atau rendah dari diri sendiri dalam sebuah sistem tingkatan dengan hewan dan anak-anak di yang paling bawah dan dewa-dewi dan anggota kerajaan sebagai yang tertinggi. Tulisan, literasi dan teknologi Dalam sejarah sejumlah cara-cara berbeda dari merepresentasikan bahasa dalam media grafik telah ditemukan. Hal ini disebut sistem tulis. Penggunaan tulisan telah membuat bahasa lebih berguna bagi manusia. Ia membuat kita bisa menyimpan sejumlah besar informasi di luar tubuh manusia dan menerimanya kembali, dan ia membolehkan komunikasi antarjarak yang sebelumnya tidak mungkin. Banyak bahasa secara konvensional menggunakan jenis-jenis berbeda, gaya, dan tingkat nada dalam bahasa tulisan dan lisan, dan dalam beberapa komunitas, tulisan secara tradisional mengambil tempat bahasa yang berbeda daripada yang diucapkan. Ada beberapa bukti bahwa penggunaan tulisan juga memiliki efek pada perkembangan kognitif pada manusia, mungkin karena mempelajari literasi secara umum membutuhkan pendidikan eksplisit dan pendidikan formal.   Penemuan sistem tulis pertama secara kasar bersamaan dengan permulaan dari Zaman Perunggu pada akhir periode Neolitik dari akhir 4 milenia SM. naskah cuneiform Sumeria purba dan Hiroglif Mesir secara umum dianggap sistem tulis paling awal, keduanya muncul dari sistem simbol proto-literasi nenek moyang dari 3400-3200 SM dengan tulisan koheren paling awal sekitar 2600 SM. Secara umum disetujui bahwa tulisan Sumeria adalah suatu penemuan independen; namun, diperdebatkan apakah tulisan orang Mesir dikembangkan penuh secara independen oleh orang Sumeria, atau karena difusi kultural. Debat yang sama juga ada pada naskah China, yang dibuat sekitar 1200 SM. Sistem tulis Mesoamerika pra-Kolombia (termasuk di antaranya Olmec dan Naskah Maya) secara umum dipercaya memiliki asal mula yang independen. Perubahan Bahasa Semua bahasa berubah saat pembicara mengadopsi atau menemukan cara baru berbicara dan menyampaikannya ke anggota lain dari komunitas berbicara mereka. Perubahan bahasa terjadi pada semua tingkat dari tingkat fonologis sampai pada tingkat kosakata, morfologi, sintaks, dan diskursus. Walaupun perubahan bahasa terkadang pada awalnya dinilai negatif oleh pembicara dari bahasa tersebut yang sering menganggap perubahan menjadi "merusak" atau sebagai suatu tanda penggunaan bahasa yang salah dari normal, hal tersebut adalah alami dan tidak terelakkan. Perubahan bisa mempengaruhi suara-suara tertentu atau seluruh sistem fonologis. Perubahan suara bisa terdiri dari penggantian dari suatu suara atau fitur fonetik oleh yang lain, hilang sepenuhnya suara yang dipengaruhi, atau bahkan munculnya suara baru di tempat yang tadinya tidak ada. Perubahan suara dapat dikondisikan di mana suatu suara berubah hanya jika ia terjadi dalam daerah sekitar dari suara-suara tertentu lainnya. Perubahan suara biasanya dianggap biasa, yang berarti ia diharapkan untuk diterapkan secara mekanis saat kondisi strukturalnya sesuai, terlepas dari faktor-faktor non-fonologis. Di sisi lain, perubahan suara terkadang sporadik, mempengaruhi hanya satu kata tertentu atau beberapa kata, tanpa ada kesamaan yang tampak. Terkadang sebuah perubahan sederhana memicu suatu rantai pergeseran di mana seluruh sistem fonologis terpengaruhi. Hal ini terjadi pada Bahasa Germanic saat perubahan suara yang dikenal dengan Hukum Grimm mempengaruhi semua stop konsonan dalam sistem. Konsonan asli * menjadi /b/ dalam bahasa Jerman, yang sebelumnya * berubah menjadi /p/ dan * sebelumnya berubah menjadi /f/. Proses yang sama berlaku untuk semua stop konsonan dan menjelaskan kenapa Bahasa Italic seperti Latin memiliki p dalam kata seperti pater dan pisces, sementara bahasa Germanic, seperti Inggris, memiliki fater dan fish. Contoh lainnya adalah Pergeseran harakat besar dalam bahasa Inggris, yang merupakan alasan kenapa pengejaan harakat Inggris tidak berhubungan dengan pengucapannya sekarang. Hal ini karena pergeseran harakat membawa ortografi yang telah mapan keluar dari sinkronisasi dengan pengucapannya. Sumber lain dari perubahan suara adalah erosi dari kata-kata saat pengucapan secara bertahap menjadi semakin tidak berbeda, dan mempersingkat kata, menghilangkan silabel-silabel atau suara. Perubahan jenis ini menyebabkan Latin mea domina menjadi Prancis madame]] dan Inggris Amerika ma'am. Perubahan juga terjadi dalam tata bahasa dari bahasa pada pola-pola diskursus seperti idiom atau konstruksi tertentu menjadi gramatikalisasi. Hal ini sering terjadi saat kata atau morfem aus dan sistem gramatis secara tidak sadar menyusun ulang untuk mengganti elemen yang hilang. Sebagai contoh, dalam beberapa ragam dari Spanyol Carribean akhiran /s/ telah menghilang. Karena Standar Spanyol menggunakan akhiran /s/ dalam morfem menandakan orang kedua subjek "anda" pada kata kerja, variasi Carribean sekarang harus mengekspresikan orang kedua menggunaan kata ganti tú. Hal ini berarti kalimat "Nama anda siapa" adalah ¿como te llamas? di Standar Spanyol, tetapi di Spanyol Carribean. Perubahan suara sederhana telah mempengaruhi morfologi dan sintaks. Penyebab utama lainnya dari perubahan tata-bahasa adalah kebakuan bertahap dari idiom-idiom menjadi bentuk-bentuk tata-bahasa baru, contohnya cara dalam bahasa Inggris konstruksi "going to" hilang aspek penggunaannya dan dalam suatu variasi bahasa Inggris hampir menjadi kalimat baku masa depan (yaitu I'm gonna). Perubahan bahasa bisa disebabkan oleh faktor-faktor "internal bahasa", seperti perubahan dalam pengucapan dimotivasi oleh suara-suara tertentu sangat susah untuk dibedakan secara audio atau untuk diucapkan, atau karena pola-pola tertentu dari perubahan yang menyebabkan tipe-tipe langka tertentu dari konstruksi menjadi bergeser ke arah tipe-tipe yang lebih umum. Penyebab lain dari perubahan bahasa adalah sosial, seperti saat pengucapan tertentu menjadi bersifat lambang dari keanggotan dalam kelompok tertentu, seperti kelas-kelas sosial, atau dengan ideologi-ideologi, dan oleh karenanya diadopsi oleh mereka yang ingin diidentifikasi dengan kelompok atau ide tersebut. Dengan cara ini, permasalahan identitas dan politik bisa memiliki efek mendalam dalam struktur bahasa. Kontak bahasa Salah satu sumber penting dari perubahan bahasa adalah kontak antara bahasa-bahasa berbeda dan menghasilkan difusi dari sifat-sifat linguistik antara bahasa. Kontak bahasa terjadi saat pembicara dari dua atau lebih bahasa atau variasi berinteraksi secara regular. Multilingualisme mungkin telah menjadi hal yang normal dalam sejarah manusia, dan sekarang kebanyakan manusia di dunia adalah multilingual. Sebelum munculnya konsep negara ethno-nasional, monolingualisme dikarakterkan umumnya dari populasi yang menghuni pulau-pulau kecil. Tapi dengan ideologi yang membuat satu masyarakat, satu negara, dan satu bahasa perubahan politik yang diinginkan, monolingualisme mulai menyebar lewat dunia. Namun, hanya ada sekitar 250 negara di dunia bersamaan dengan sekitar 6000 bahasa, yang berarti bahwa kebanyakan negara adalah multilingual dan kebanyakan bahasa maka ada karena kontak dekat dengan bahasa lainnya. Saat pembicara dari bahasa berbeda berinteraksi secara dekat, bahasa mereka biasanya mempengaruhi satu sama lain. Selama kontak bahasa terjaga terus-menerus selama periode waktu yang lama, sifat-sifat linguistik bergabung antara bahasa, dan bahasa-bahasa yang tadinya dari rumpun yang berbeda bisa menyatu menjadi lebih mirip. Dalam wilayah di mana banyak bahasa berada pada kontak dekat, hal ini bisa mengarah pada formasi dari Wilayah bahasa di mana bahasa yang tidak berhubungan berbagi sejumlah fitur-fitur linguistik. Jumlah dari wilayah bahasa telah dicatat, di antaranya, Wilayah bahasa Balkan, Wilayah bahasa Mesoamerika, dan Wilayah bahasa Ethiopia. Juga, wilayah besar seperti Asia Selatan, Eropa, dan Asia Tenggara terkadang dianggap wilayah bahasa, karena persebaran difusi dari fitur areal tertentu. Kontak bahasa juga bisa menyebabkan suatu variasi dari fenomena linguistik lain, termasuk konvergensi bahasa, pinjaman, dan releksifikasi (penggantian dari kosakata asli dengan bahasa lain). Dalam situasi ekstrem dan kontak bahasa yang terus-menerus, ia bisa menyebabkan pada formasi dari bahasa campuran baru yang tidak dapat dianggap termasuk pada satu rummpun bahasa. Salah satu tipe dari bahasa campuran disebut pijin terjadi saat pembicara dewasas dari dua bahasa berbeda berinteraksi secara teratur, tetapi dalam suatu situasi di mana tidak ada kelompok yang belajar untuk berbicara bahasa dari kelompok lainnya secara fasih. Pada kasus ini, mereka terkadang akan membentuk suatu bentuk komunikasi yang memiliki sifat-sifat dari kedua bahasa, tetapi dengan tata-bahasa dan struktur fonologis yang disederhanakan. Bahasa tersebut muncul umumnya terdiri dari kategori-kategori tata-bahasa dan fonologis seperti orang yang memiliki bahasa lain sebagai bahasa pertamanya. Tapi jika sebuah bahasa Pijin menjadi bahasa utama dari suatu komunitas, maka nantinya anak-naka mereka akan tumbuh mempelajari pijin sebagai bahasa pertama mereka. Saat generasi dari anak-anak tersebut tumbuh, pijin terkadang akan tampak berubah strukturnya dan memperoleh tingkat kompleksitas yang tinggi. Tipe bahasa ini disebut dengan bahasa kreol. Contoh dari bahasa campuran adalah Tok Pisin, bahasa resmi dari Papua New-Guinea, yang awalnya muncul sebagai Pijin berdasarkan bahasa Inggris dan Bahasa Austronesian; contoh lainnya yaitu Kreyòl ayisyen, bahasa kreol berbasiskan Prancis yang digunakan di Haiti, dan Michif, bahasa campuran di Kanada, berdasarkan pada bahasa Natif Amerika Cree dan Prancis. Keberagaman linguistik "Bahasa hidup" sederhananya adalah bahasa yang secara luas digunakan sebagai bentuk komunikasi utama oleh kelompok tertentu dari masyarakat. Jumlah pasti dari bahasa hidup beragam dari 6.000 sampai 7.000, bergantung kepada presisi dari definisi seseorang tentang "bahasa", dan terutama, tentang bagaimana seseorang membedakan antara bahasa dan dialek. Pada tahun 2009, SIL ethnologue mengkatalogkan 6909 bahasa hidup manusia. Ethnologue mendirikan grup linguistik untuk mempelajari kejelasan mutual, dan makanya terkadang mengikutkan lebih banyak kategori-kategori daripada klasifikasi konservatif. Sebagai contohnya, Bahasa Denmark yang banyak ahli menganggap sebagai bahasa tunggal dengan beberapa dialek, dikelompokkan sebagai dua bahasa berbeda (Danish dan Jutish) oleh Ethnologue. Ethnologue terkadang juga dikritik karena menggunakan data kumulatif yang dikumpulkan selama beberapa dekade, yang berarti bahwa jumlah pasti dari penutur sering kali kedaluwarsa, dan beberapa bahasa diklasifikasikan sebagai hidup mungkin telah menjadi punah. Menurut Ethnologue, 389 (atau hampir 6%) bahasa memiliki lebih dari sejuta penutur. Bahasa-bahasa tersebut bersama mencatat sekitar 94% dari populasi dunia, sebaliknya 94% dari bahasa dunia digunakan oleh 6% dari populasi golbal. Di sebelah kanan adalah tabel dari 10 bahasa paling banyak dituturkan didunia dengan populasi diestimasi dari Ethnologue (perhitungan tahun 2009). Bahasa dan dialek Tidak ada perbedaan jelas antara sebuah bahasa dan sebuah dialek, meskpun sebuah aforisme terkenal diatribusikan pada linguis Max Weinreich bahwa "sebuah bahasa adalah sebuah dialek dengan angkatan darat dan angkatan laut". Contohnya, perbatasan negara sering kali menimpa perbedaan linguistik dalam menentukan apakah dua ragam linguistik adalah bahasa atau dialek. Bahasa Kanton dan Bahasa Mandarin, sebagai contohnya, sering dikelompokkan sebagai "dialek" dari Cina, walaupun mereka lebih berbeda satu sama lain daripada Bahasa Swedia adalah dari Bahasa Norwegia. Sebelum perang sipil Yugoslavia, Bahasa Serbia-Kroasia dianggap sebuah bahasa tunggal dengan dua dialek, tetapi sekarang Bahasa Kroasia dan Bahasa Serbia dianggap bahasa berbeda, dan menggunakan sistem tulis yang berbeda. Dengan kata lain, perbedaannya bisa saja tergantung pada pertimbangan politik seperti halnya pada perbedaan kultural, perbedaan sistem tulis, atau tingkat dari Kejelasan mutual. Rumpun bahasa di Dunia Bahasa-bahasa di dunia dapat dikelompokan menjadi rumpun bahasa mencakup bahasa-bahasa yang dapat diperlihat memiliki leluhur yang sama. Linguis saat ini mengenali ratusan rumpun bahasa, walau beberapa dari mereka dapat dikelompokan menjadi unit lebih besar bila lebih banyak bukti di dapat dan dipelajari lebih dalam. Saat sekarang ada lusinan bahasa terisolasi: bahasa yang tidak dapat diperlihatkan berelasi dengan bahasa lain di dunia. Di antaranya adlah Basque, dituturkan di Eropa, Zuni di New Mexico, P'urhépecha di Mexico, Ainu di Jepang, Burushaski di Pakistan dan banyak lainnya. Rumpun bahasa di dunia yang memiliki jumlah penutur paling banyak adalah Bahasa Indo-Eropa, dituturkan oleh 46% dari populasi dunia. Rumpun ini mengikutkan bahasa utama dunia seperti Inggris, Bahasa Spanyol, Bahasa Rusia, dan Hindustani (Hindi / Urdu). Rumpun bahasa Indo-Eropa mencapai pemerataan pertama selama Periode Migrasi Eurasia (400-800 M), dan diteruskan lewat ekspansi kolonial Eropa, yang membawa bahasa Indo-Eropa ke posisi dominan secara politik dan terkadang jumlah di Amerika dan sebagian Afrika. Bahasa Sino-Tibetan dituturkan oleh 21% populasi dunia dan mengikutkan banyak bahasa dari Asia Timur, termasuk Cina Mandarin, Bahasa Kanton, dan ratusan bahasa-bahasa kecil. Di Afrika, terdapat sejumlah besar rumpun bahasa, yang terbesar yaitu rumpun bahasa Niger-Kongo, yang mengikutkan bahasa seperti Bahasa Swahili, Bahasa Shona, dan Bahasa Yoruba. Penutur dari bahasa Niger-Kongo terhitung 6,4% dari populasi dunia. Jumlah orang yang sama juga menuturkan Bahasa Afroasiatik, yang mengikutkan Bahasa Semit seperti Bahasa Arab, Bahasa Hebrew, dan bahasa-bahasa di wilayah Sahara, seperti Bahasa Berber dan Bahasa Hausa. Bahasa Austronesian dituturkan oleh 5,9% populasi dunia dan membentang dari Madagaskar sampai Asia Tenggara Laut mencapai Oseania. Ia mengikutkan beberapa bahasa seperti Bahasa Malagsy, Bahasa Maori, Bahasa Samoan, dan banyak bahasa pribumi di Indonesia dan Taiwan. Bahasa Austronesian dianggap berasal dari Taiwan sekitar 3000 SM. dan tersebar lewat wilayah Oseanik lewat perpindahan-pulau, berdasarkan pada kemajuan teknologi kelautan. Rumpun bahasa padat lainnya adalah Bahasa Dravidian dari Asia Selatan (di antaranya Bahasa Tamil dan Bahasa Telugu), Bahasa Turkic dari Asia Tengah (seperti Bahasa Turki), Austroasiatic (di antaranya Khmer), dan Bahasa Tai-Kadai dari Asia Tenggara (termasuk Bahasa Thai). Wilayah di dunia yang memiliki keberagaman linguistik tertinggi, seperti Amerika, Papua Nugini, Afrika Barat, dan Asia-Selatan, memiliki ratusan rumpun bahasa kecil. Di Amerika, beberapa rumpun bahasa besar termasuk Bahasa Quechumaran, Bahasa Arawak, dan rumpun Bahasa Tupi-Guarani dari Amerika Selatan, Bahasa Uto-Aztecan, Bahasa Oto-Manguean, dan Bahasa Mayan dari Mesoamerica, dan Bahasa Na-Dene dan Bahasa Algonquian rumpun bahasa dari Amerika Utara. Di Australia, kebanyakan bahasa pribumi termasuk pada rumpun Bahasa Pama-Nyungan, walaupun di Papua Nugini terdapat sejumlah besar rumpun bahasa kecil dan terisolasi, sebagaimana juga sejumlah bahasa Austronesian. Kepunahan bahasa Hampir punahnya bahasa terjadi bila sebuah bahasa berada pada risiko tidak digunakan lagi bila penuturnya meninggal atau bergeser menggunakan bahasa lain. Bahasa hilang terjadi saat bahasa tersebut tidak memiliki penutur asli, dan menjadi sebuah bahasa mati. Jika kemudian tidak ada lagi yang menuturkan bahasa tersebut, ia menjadi bahasa punah. Walau bahasa selalu menjadi punah selama sejarah manusia, sekarang mereka menghilang dengan laju semakin cepat dikarenakan proses-proses dari globalisasi dan neo-kolonialisme, di mana bahasa dengan kekuatan ekonomi mendominasi bahasa lainnya. Semakin bahasa yang secara umum dituturkan mendominasi bahasa yang jarang dituturkan, maka bahasa yang jarang dituturkan nantinya akan menghilang dari populasi. Jumlah total dari bahasa di dunia tidak diketahui. Estimasinya beragam bergantung kepada banyak faktor. Konsensusnya adalah sekitar 6.000 dan 7.000 bahasa yang sekarang dituturkan, dan antara 50-90% dari mereka akan menjadi punah pada tahun 2100. 20 Bahasa teratas dituturkan oleh lebih dari 50 juta penutur masing-masingnya, dituturkan oleh 50% populasi dunia, walaupun banyak dari bahasa-bahasa lain yang dituturkan oleh komunitas yang lebih kecil, kebanyakan mereka kurang dari 10.000 penutur. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization bergerak dengan lima tingkat dari bahasa yang terancam punah: "aman", "rentan" (tidak dituturkan oleh anak di luar rumah), "pasti punah" (tidak dituturkan oleh anak), "punah parah" (hanya dituturkan oleh generasi tua), dan "langka kritis" (dituturkan oleh beberapa anggota dari generasi tua, terkadang semi-tutur). Meskipun klaim bahwa dunia akan lebih baik bila semuanya menggunakan sebuah bahasa utama lingua franca'', seperti bahasa Inggris atau Esperanto, ada suatu konsensus bahwa hilangnya bahasa melukai keberagaman kultural dari dunia. Adalah kepercayaan umum, merujuk kembali pada narasi alkitab dari Menara babel bahwa keberagaman bahasa menyebabkan konflik politik, tapi kepercayaan ini kontradiksi dengan fakta bahwa banyak episode-episode kekerasan utama dunia terjadi di situasi dengan keberagaman linguistik yang rendah seperti Yugoslavia dan Perang Sipil Amerika, atau genosida oleh Jerman Nazi dan Rwanda, meskipun kebanyakan unit-unit politik yang stabil telah sangat multilingual. Banyak proyek-proyek sedang berjalan bertujuan untuk membantu mencegah atau memperlambat kehilangan tersebut dengan merevitalisasi bahasa yang terancam penuh, dan mempromosikan edukasi, dan literasi terhadap bahasa-bahasa minoritas. Di seluruh dunia banyak negara telah memberlakukan perundang-undangan tertentu yang ditujukan untuk melindungi, dan menstabilkan bahasa pribumi dari komunitas bahasa. Minoritas linguis telah berargumen bahwa kehilangan bahasa adalah proses alami yang seharusnya tidak dinetralisir, dan dengan mendokumentasikan bahasa yang terancam punah demi keturunan sudah cukup. Lihat pula Ethnologue - daftar bahasa-bahasa, lokasi, populasi, dan pertalian genetis Ringkasan linguistik Ringkasan tentang linguistik Daftar regulator bahasa Daftar Bahasa Daftar bahasa menurut rumpun bahasa Daftar bahasa resmi Permasalahan bahasa agama Bahasa buatan International Auxiliary Language Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subjek tertentu yang coba dinilainya. Tata bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa. Wicara Pidato Catatan Referensi Catatan tambahan Bacaan lanjutan (pbk) Pranala luar World Atlas of Language Structures Omniglot: Perbandingan bahasa Rumpun bahasa Linguistik Komunikasi manusia
10,457
759
https://id.wikipedia.org/wiki/Albert%20Camus
Albert Camus
Albert Camus ( , ; ; lahir 7 November 1913 – 4 Januari 1960) Albert Camus adalah seorang filsuf, penulis, dan jurnalis Prancis. Dia dianugerahi Hadiah Nobel Sastra 1957 pada usia 44 tahun, menjadikannya penerima termuda kedua dalam sejarah. Dia menulis beberapa karya yang terkenal seperti Orang Asing, Sampar, Mitos Sisifus, Jatuh, dan Pemberontak (L'Homme révolté). Camus wafat pada 1960 karena sebuah kecelakaan lalu lintas. Kehidupan Awal Camus lahir di Aljazair Prancis dari orang tua Pied-Noir. Dia menghabiskan masa kecilnya di lingkungan miskin dan kemudian belajar filsafat di Universitas Aljazair. Setelah lulus di Universitas Aljazair, dia bekerja sebagai wartawan. Dia berada di Paris ketika Jerman menginvasi Prancis selama Perang Dunia II pada tahun 1940. Camus mencoba melarikan diri tetapi akhirnya bergabung dengan Perlawanan Prancis, dia menjabat sebagai pemimpin redaksi di Combat, sebuah surat kabar terlarang. Setelah perang, ia menjadi seorang tokoh tekemuka dan memberikan banyak kuliah di seluruh dunia. Dia menikah dua kali tetapi memiliki banyak hubungan diluar nikah. Camus aktif secara politik; dia termasuk seorang sayap kiri yang menentang Uni Soviet karena totalitarianismenya. Camus adalah seorang moralis dan condong ke arah anarko-sindikalisme. Dia juga bergabung dengan banyak organisasi yang mencari integrasi Eropa. Selama Perang Aljazair (1954–1962), ia mempertahankan sikap netral, mendukung gagasan Aljazair yang multikultural dan pluralistik, posisi ini menimbulkan kontroversi dan ditolak oleh sebagian besar pihak. Secara filosofis, pandangan Camus berkontribusi pada munculnya filsafat yang dikenal sebagai absurdisme. Ia juga dianggap sebagai seorang eksistensialis, meskipun dia dengan tegas menolak istilah tersebut sepanjang hidupnya. Camus juga dikenal sebagai seorang pengarang dengan karya-karya yang kental dengan filsafat eksistensialisme. Tulisan-tulisannya mengeksplorasi irasionalitas dan kontradiksi alam dengan manusia--kerap meallui karakter-karakter yang memberontak terhadap nilai-nilai konvensional. Dunia yang ditulisnya tampak carut marut, absurd dan tanpa tujuan. Dalam dunia tanpa Tuhan atau nilai-nilai yang mutlak, tak seorang pun benar-benar bersalah atau tak bersalah, dan manusia tak berhak saling menghakimi. Dalam novel pertamanya L'Étranger (1942), Camus mengisahkan Mersault, seorang lelaki keturunan Prancis-Aljazair (seperti dirinya sendiri) yang menjalani hidup tenang hingga ia dibawa ke meja hijau gara-gara menembak seorang Arab karena membela diri. Mersault juga dikisahkan meniduri seorang perempuan pada malam pemakaman ibunya dan tidak menangis saat tahu ibunya meninggal dunia. Kekuatan novel itu terletak pada gaya tuturnya yang datar, netral, sedikit bergaya reportase, tetapi justru amat kuat. Karyanya Diterjemahkan Dalam Bahasa Indonesia Sejumlah bukunya telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia antara lain L'Étranger yang diterjemahkan jadi Orang Aneh (Nusa Indah, Flores, 1980, oleh Max Arifin; diterbitkan ulang Mahatari, Yogyakarta, 2005) dan Orang Asing (1985, oleh Apsanti Djokosujatno), La Peste sebagai Sampar (Pustaka Obor, 1985, oleh Nh. Dini), The Rebel sebagai Pemberontak (Bentang Budaya, 2000, terjemahan Max Arifin), kumpulan cerpen Orang-orang Terbungkam sebagai Pengasingan dan Kerajaan --diterjemahkan dari Exile and The Kingdom), dan Mati Bahagia (Oak, 2016, oleh Widya Mahardika Putra, dari La Mort heureuse). Pemikiran tentang Absurditas Menurut Camus, hidup manusia itu absurd. Letak absurditasnya adalah (1) di satu sisi manusia hidup mengarah/menuju pada masa depan sementara (2) di sisi lain, masa depan itu makin mendekatkan manusia pada kematian. Karena menghadapi absurditas itu, manusia sering kali melakukan "salto", atau dengan kata lain melarikan diri, dengan (1) menenggelamkan diri pada agama atau ideologi tertentu atau (2) bunuh diri. Baik "salto" ke dalam agama atau ideologi maupun melakukan bunuh diri ditolak oleh Camus sebagai solusi dari absurditas hidup manusia. Solusi yang ditawarkannya adalah melakukan pemberontakan atas hidup (revolt). Maksudnya, menghadapi hidup dengan berani tanpa perlu takut pada bahaya kematian yang bisa datang setiap saat tanpa diketahui. Karya Karyanya antara lain: Le mythe de Sisyphe, 1942 L'Étranger, 1942 Caligula, 1944 La malentendu, 1944 La peste, 1947 L'état de siège, 1948 Lettres à un ami allemand, 1948 Les justes, 1950 L'homme révolté, 1951 La chute, 1956 L'exil et le royaume, 1957 Le premier homme (tidak selesai, diterbitkan pada tahun 1994 oleh putrinya, di penerbitan Gallimard) Albert Camus, Maria Casarès. Correspondance inédite (1944-1959). Édition de Béatrice Vaillant. Avant-propos de Catherine Camus. Collection Blanche, Gallimard. Parution: 09-11-2017. Lihat pula Sastra Prancis Pranala luar Fonds Albert Camus - Cité du livre d'Aix en Provence Société des Études Camusiennes The Albert Camus Society Pranala ke Penghargaan Nobel Filsuf Prancis Penulis Prancis Pemenang Hadiah Nobel dalam bidang sastra Tokoh Prancis pemenang Hadiah Nobel
688
760
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar%20pulau%20di%20Indonesia%20menurut%20provinsi
Daftar pulau di Indonesia menurut provinsi
Indonesia adalah negara kepulauan. Terdapat 17.504 (Tujuh belas ribu lima ratus empat) pulau yang termasuk ke dalam wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Deputi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, di mana 16.056 pulau telah dibakukan namanya di PBB hingga Juli 2017. Pada tahun 2017, terdapat kontroversi di tengah publik ketika ada puluhan pulau yang dimiliki secara pribadi oleh warga negara asing yang bahkan berani mengusir warga sekitar untuk mengunjungi pulau-pulau privat tersebut yang beberapa diantaranya terletak di Karimunjawa & Kepulauan Seribu, akan tetapi temuan ini tidak ditindak serius oleh pemerintah. Secara umum pengelompokan Pulau di Indonesia sudah ada sejak masa Majapahit dengan istilah Mandala. Mandala 1 Jawa, Mandala 2 Sumatera, Mandala 3 Kalimantan, Mandala 4 Nusa Tenggara, Mandala 5 Sulawesi, Mandala 6 Maluku, Mandala 7 Papua dan Mandala 8 adalah Kepulauan di Timur Sumatera (termasuk juga Malaya saat dikuasai Majapahit). Sejarah Tahun 1972, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memublikasikan sebanyak 6.127 nama pulau-pulau di Indonesia. Pada tahun 1987 Pusat Survei dan Pemetaan ABRI (Pussurta ABRI) menyatakan bahwa jumlah pulau di Indonesia adalah sebanyak 17.503, di mana 5.707 di antaranya telah memiliki nama, termasuk 337 nama pulau di sungai. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), pada tahun 1992 menerbitkan Gazetteer Nama-nama Pulau dan Kepulauan Indonesia yang mencatat sebanyak 6.489 pulau bernama, termasuk 374 nama pulau di sungai. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Pada tahun 2002 berdasarkan hasil kajian citra satelit menyatakan bahwa jumlah pulau di Indonesia adalah sebanyak 18.306 buah. Data Departemen Dalam Negeri berdasarkan laporan dari para gubernur dan bupati/wali kota, pada tahun 2004 menyatakan bahwa 7.870 pulau yang bernama, sedangkan 9.634 pulau tak bernama Dari sekian banyaknya pulau-pulau di Indonesia, yang berpenghuni hanya sekitar 6.000 pulau. Tabel Pulau Di bawah ini disajikan pulau-pulau utama Indonesia: Jumlah pulau di Indonesia menurut data Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004 adalah sebanyak 17.504 buah. 7.870 di antaranya telah mempunyai nama, sedangkan 9.634 belum memiliki nama. Sumber: Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia Pulau Besar Pulau Jawa Pulau Kalimantan Pulau Papua Pulau Sulawesi Pulau Sumatra Pulau Sedang Pulau Alor Pulau Bacan Pulau Bali Pulau Banggai Pulau Bangka Pulau Batam Pulau Belitung Pulau Biak Pulau Bunguran Pulau Buru Pulau Buton Pulau Dolak Pulau Flores Pulau Halmahera Pulau Laut Pulau Lombok Pulau Madura Pulau Misool Pulau Morotai Pulau Muna Pulau Nias Pulau Obi Pulau Salawati Pulau Seram Pulau Siberut Pulau Simeulue Pulau Sulabesi Pulau Sumba Pulau Sumbawa Pulau Taliabu Pulau Timor Pulau Waigeo Pulau Wetar Pulau Yamdena Pulau Yapen Sumatra Jawa Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Gorontalo Pulau Bangko Pulau Bitila Pulau Bohu Pulau Bokisa Pulau Dodepo Pulau Dulawono Pulau Dulupi Pulau Duyinomo Pulau Halawa Pulau Kiakiaso Pulau Labengo Pulau Lahat Pulau Lamuudaa Pulau Lamuukiki Pulau Limba Pulau Lingkobekiki Pulau Makasar Pulau Mantolokiki Pulau Mopinggulo Pulau Otangale Pulau Otilade Pulau Pajongedaa Pulau Paniki Pulau Puntu Pulau Raja Pulau Sadaa Pulau Sadii Pulau Samauna Pulau Saronde Pulau Lampu Sulawesi Barat Pulau Battoa Pulau Batumeanaq Bakengkeng Pulau Gusung Toraja Pulau Karampuang Pulau Kambunong Pulau Lereklerekan Pulau Panampeang Pulau Saboyang Pulau Taimanu Pulau Tangnga Sulawesi Selatan Pulau Badi Pulau Bone Tambung Pulau Bonerate Pulau Kakabia Pulau Kalao Pulau Kalaotoa Pulau Kayangan Pulau Kayuadi Pulau Lumu-Lumu Pulau Pasi Pulau Selayar Pulau Samalona Pulau Jampea Pulau Tanakeke Pulau Tinabo Pulau Barrang Lompo Pulau Barrang Caddi Pulau Kodingareng Pulau Kodingareng Keke Daftar pulau di Pangkajene dan Kepulauan Sulawesi Tengah Pulau Simatang Pulau Lutungan Pulau Pangalasiang Pulau Taring Kepulauan Banggai Pulau Banggai Pulau Bangkurung Pulau Labobo Pulau Peleng Pulau Salue Besar Pulau Salue Kecil Pulau Timpaus Kepulauan Togian Pulau Bagian Pulau Patudaka Pulau Poat Pulau Togian Pulau Waleabahi Pulau Jna Uma Pulau Menui Sulawesi Tenggara Pulau Anano Pulau Bahubulu Pulau Bakealu Pulau Batuala Pulau Bawulu Pulau Bokori Pulau Buaya Pulau Buton Pulau Damalawa Pulau Hari Pulau Kabaena (Tokotua) Pulau Kadatua Pulau Kaholifano Pulau Karame Pulau Kawi-Kawi Pulau Labangke Pulau Labasina Kecil Pulau Langee Pulau Lemo Pulau Lentea Pulau Lua Cempedak Pulau Makassar Pulau Manai Pulau Maniang Pulau Masaloka Pulau Motaha Pulau Muna Pulau Padamarang Pulau Pisang Pulau Runduma Pulau Sagori Pulau Saponda Barat Pulau Saponda Laut Pulau Siompu Pulau Tambako Pulau Telaga Besar Pulau Telaga Kecil Pulau Tobea Besar Pulau Tobea Kecil Kepulauan Tukang besi Pulau Binongko Pulau Hoga Pulau Kaledupa Pulau Kapota Pulau Tomia Pulau Wangi-Wangi (Wanci) Pulau Runduma Kepulauan Tiworo Pulau Balu Pulau Bero Pulau Gola Pulau Katela Pulau Kayu Angin Pulau Maginti Pulau Maloang Pulau Mandi Pulau Rangku Pulau Tabuang Pulau Wakiwolu Pulau Waitonga Selatan Pulau Wowoni Sulawesi Utara Pulau Anda Pulau Ariagai Pulau Armadures Pulau Batunderang Pulau Bengdarat Pulau Biaro Pulau Bukide Pulau Buang Pulau Bunaken Pulau Dalam Pulau Dumarchen Pulau Kabaruan Pulau Kamalusu Pulau Kabaruan Pulau Karakelang Pulau Kawio Pulau Lembe Pulau Lipang Pulau Mahoro Pulau Mamanuk Pulau Manado Tua Pulau Mantehage Pulau Miangas Pulau Meares Pulau Mekonane Pulau Pahepa Pulau Pasige Pulau Ruang Pulau Salibabu Pulau Sangihe Pulau Sangir Pulau Siau Pulau Tehang Pulau Tahulandang Pulau Talisei Maluku Maluku Pulau Ambelau Pulau Ambon Pulau Boana Pulau Buru Pulau Damar Pulau Geser Pulau Haruk Kepulauan Aru Pulau Enu Pulau Jin Pulau Kobror Pulau Kola Pulau Maikoor Pulau Penambulan Pulau Penjuring Pulau Ujir Kepulauan Babar Pulau Babar Pulau Dai Pulau Kisar Pulau Marsela Pulau Wetan Kepulauan Banda Pulau Ai Pulau Banda Pulau Run Kepulauan Kei Pulau Kei Besar Pulau Kei Kecil Kepulauan Leti Pulau Lakor Pulau Leti Pulau Moa Kepulauan Tanimbar Pulau Asutubun Pulau Batarkusu Pulau Fordate Pulau Larat Pulau Molu Pulau Nuswotar Pulau Selaru Pulau Selur Pulau Sera Pulau Wuliaru Pulau Yamdena Kepulauan Seram laut Pulau Gorong Pulau Manawoka Pulau Panjang Kepulauan Sermata Pulau Kapala Pulau Luang Pulau Sermata Kepulauan Tayandu Pulau Kaimeer Pulau Kur Pulau Walir Kepulauan Watubela Pulau Kasiui Pulau Tioor Pulau Kisar Pulau Liran Pulau Manipa Pulau Manuk Pulau Moaror Pulau Panjang Pulau Romang Pulau Seram Pulau Serua Pulau Terbang Selatan Pulau Terbang Utara Pulau Safa Renyut Pulau Wetar Maluku Utara Kepulauan Aru Pulau Bisa Kepulauan Babar Pulau Bacan Pulau Dagasuli Pulau Dai Pulau Damar Pulau Failonga Pulau Gebe Pulau Halmahera Pulau Hasil Pulau Hiri Pulau Inggelang Pulau Jarongan Pulau Kahatola Pulau Kasiruta Pulau Kayoa Kepulauan Leti Pulau Lifamatola Pulau Makian Pulau Malamala Pulau Mandioli Pulau Mangole Pulau Mare Pulau Maitara Pulau Moti Pulau Morotai Pulau Muar Pulau Muara Kepulauan Obi Pulau Obilatu Pulau Pisang Pulau Sanana Pulau Saparua Pulau Sayafi Pulau Seram Kepulauan Sula Pulau Taliabo Pulau Tanet Kepulauan Tanimbar Pulau Tapat Pulau Ternate Pulau Tidore Pulau Tubalai Pulau Uta Pulau Wailon Papua Papua Barat Pulau Adi Pulau Aiduma Kepulauan Ayu Pulau Batanta Pulau Daram Pulau Fam Pulau Gag Pulau Gam Pulau Karas Pulau Kofiau Kepulauan Mapia Pulau Maswaar Pulau Misool Pulau Rumberpon Pulau Sabuda Pulau Salawati Pulau Sayang Pulau Semai Pulau Waigeo Pulau War Pulau Wayang Papua Pulau Biak Pulau Dolak (Yos Sudarso) Pulau Komoran Pulau Num (Miosnum) Pulau Numfor Pulau Room Pulau Supiori Pulau Wakde Pulau Witau Pulau Yamna Pulau Yapen Papua Barat Daya Papua Tengah Papua Pegunungan Papua Selatan Catatan Kaki Masih banyak lagi pulau di Indonesia baik yang sudah diberi nama dan dihuni maupun yang belum diberi nama dan belum dihuni oleh orang Indonesia sehingga kerapkali terjadi perebutan pulau antara Indonesia dengan negara-negara tetangga dengan tajuk persengketaan batas negara. Jumlah pulau yang begitu banyak menyebabkan adanya nama pulau yang sama. Pulau Ligitan kini milik Malaysia dan disahkan oleh Mahkamah Internasional. Pulau Sipadan kini milik Malaysia dan disahkan oleh Mahkamah Internasional. Lihat pula Daftar pulau di Indonesia menurut abjad (A-L) Daftar pulau di Indonesia menurut abjad (M-Z) Daftar pulau terluar Indonesia Daftar pulau Pembagian administratif di Indonesia Rujukan Pranala luar Daftar pulau di Indonesia di situs Program Lingkungan Hidup PBB (UNEP) (navigasi.net) GPS Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Indonesia Pulau
1,254
766
https://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi%20di%20Indonesia
Provinsi di Indonesia
Pada tingkat pertama, Indonesia terbagi atas provinsi-provinsi, dan setiap provinsi dikepalai oleh seorang gubernur. Hingga saat ini, Indonesia memiliki sejumlah 38 provinsi, termasuk sembilan di antaranya yang merupakan daerah berstatus khusus dan/atau istimewa. Dasar hukum Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), Pasal 18 Ayat (1) menyebutkan bahwa: Daerah provinsi, menurut UUD 1945, merupakan daerah otonom yang pemerintahannya terdiri atas kepala daerah yang disebut "gubernur" dan lembaga legislatif daerah berupa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi. Pemerintah daerah berwewenang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, serta menjalankan otonomi seluas-­luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang­-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. Selain itu, menurut UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, daerah provinsi, selain berstatus sebagai daerah otonom, juga merupakan wilayah administratif yang menjadi wilayah kerja bagi gubernur sebagai "wakil Pemerintah Pusat" dan wilayah kerja bagi gubernur dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan umum di wilayah daerah provinsi. Gubernur, dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum masing-masing provinsi, bertanggungjawab kepada Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. UUD 1945 juga menyebutkan bahwa Negara Indonesia mengakui dan menghormati satuan-­satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Daftar Catatan #) Undang-undang yang mengatur status otonomi khusus suatu daerah otonom yang menjadi daerah khusus. $) Undang-undang yang mengatur sifat keistimewaan suatu daerah otonom yang menjadi daerah istimewa. Kekhususan dan keistimewaan Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Daerah-daerah tersebut disebut daerah khusus dan daerah istimewa. Saat ini, terdapat delapan provinsi di Indonesia yang merupakan daerah khusus dan/atau daerah istimewa, dengan enam provinsi yang hanya memiliki sifat kekhususan, satu provinsi yang hanya memiliki sifat keistimewaan, dan satu provinsi dengan kedua sifat tersebut. Provinsi-provinsi di Indonesia yang memiliki sifat kekhususan adalah: Aceh yang memiliki kekhususan utama sebagai penerapan syariat Islam dalam sendi-sendi penyelenggaraan dan kebijakan-kebijakan daerah; Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang memiliki kekhususan utama sebagai ibu kota negara Indonesia; serta Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya yang memiliki kekhususan utama dalam pengakuan dan penghormatan khusus atas orang-orang asli Papua. Sementara itu, provinsi-provinsi di Indonesia yang memiliki sifat keistimewaan adalah Aceh yang memiliki keistimewaan utama berupa penerapan hukum syariat Islam dalam penyelenggaraan kehidupan beragama, peradatan, dan pendidikan; serta Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki keistimewaan utama berupa pemerintahan daerah yang dipimpin oleh Gubernur yang bertakhta sebagai Sultan Hamengkubuwana dan Wakil Gubernur yang bertakhta sebagai Adipati Paku Alam. Sejarah Sejarah perkembangan daerah provinsi dapat berupa pemekaran dan penggabungan provinsi, pengintegrasian ke dalam Indonesia dan pelepasan wilayah dari Indonesia, atau peningkatan atau penurunan status keistimewaan/kekhususan provinsi. Periode kolonial Belanda dan pendudukan Jepang Pada masa kolonialisme Belanda, wilayah Hindia Belanda pada tingkat pertama dibagi atas 3 provinsi (provincie) dan 3 kegubernuran (gouvernement). Provinsi Jawa Barat (West Java) Jawa Tengah (Midden Java) Jawa Timur (Oost Java) Kegubernuran Sumatera (Sumatra) Borneo (Borneo) Timur Raya (Groote Oost) Selama masa pendudukan Jepang di Hindia Belanda, istilah daerah provinsi dan kegubernuran tersebut dihapuskan, sehingga keresidenan (yang penamaannya diganti menjadi "syuu" oleh pemerintah militer Jepang) menjadi pembagian administratif tertinggi. Periode kemerdekaan Indonesia Era revolusi nasional Setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia mengadopsi UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945, tetapi UUD tersebut tidak menyebutkan secara jelas bentuk pembagian administatifnya dan menyerahkan penentuan tersebut pada undang-undang (UU). Namun pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) kedua keesokan harinya, wilayah Indonesia dibagi ke dalam delapan provinsi, yang menyiratkan bahwa pembagian administratif Indonesia tingkat pertama adalah "provinsi". Berikut kedelapan provinsi tersebut beserta gubernurnya: Sumatera, yang dikepalai oleh Teuku Muhammad Hasan. Borneo (Kalimantan), yang dikepalai oleh Pangeran Mohammad Noor. Jawa Barat, yang dikepalai oleh Sutardjo Kertohadikusumo. Jawa Tengah, yang dikepalai oleh Soeroso. Jawa Timur, yang dikepalai oleh Ario Soerjo. Celebes (Sulawesi), yang dikepalai oleh Sam Ratulangi. Maluku, yang dikepalai oleh Johannes Latuharhary. Sunda Kecil, yang dikepalai oleh I Gusti Ketut Pudja. Kemudian dalam perkembangannya, terbentuk pula dua daerah istimewa, yakni: Daerah Istimewa Surakarta, berdasarkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Pakubuwana XII dan pernyataan untuk menggabungkan wilayah Kesunanan Surakarta Hadiningrat ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 1 September 1945. Namun, keberadaan Daerah Istimewa Surakarta kemudian dibekukan sejak tanggal 15 Juli 1946, oleh karena pergolakan di dalam daerah tersebut dan dengan tidak berjalannya pemerintahan lokal secara efektif, dan menjadi daerah keresidenan biasa. Daerah Istimewa Yogyakarta, berdasarkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Hamengkubuwana IX dan pernyataan untuk menggabungkan wilayah Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat ke dalam NKRI pada tanggal 5 September 1945. Indonesia juga sempat memecah provinsi Sumatera menjadi 3 wilayah provinsi pada tanggal 15 April 1948. Provinsi-provinsi tersebut ialah: Sumatera Utara, yang meliputi Keresidenan Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Sumatera Tengah, yang meliputi Keresidenan Sumatera Barat, Riau, dan Jambi. Sumatera Selatan, yang meliputi Keresidenan Bengkulu, Palembang, Lampung, dan Bangka-Belitung. Penetapan provinsi sebagai daerah administratif Indonesia diperkuat dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1948 pada tanggal 10 Juli 1948, yang menetapkan bahwa daerah pada tingkat pertama adalah "provinsi", yang dipimpin oleh "kepala daerah provinsi". Era Republik Indonesia Serikat Berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar di Den Haag tahun 1949, Belanda mengakui Indonesia dalam bentuk negara federasi bernama Republik Indonesia Serikat. Bentuk negara Indonesia yang berganti tersebut secara praktis menyebabkan wilayah Indonesia tidak terbagi ke dalam provinsi-provinsi. Sebagai gantinya, Indonesia terbagi ke dalam daerah-daerah bagian, yang terdiri dari 7 negara bagian, 9 daerah otonom, sebuah distrik federal, dan 3 daerah swapraja. Beberapa bulan kemudian, sejumlah negara-negara bagian menggabungkan diri ke negara bagian Republik Indonesia, dan pada tanggal 17 Agustus 1950, Negara Kesatuan Republik Indonesia kembali berdiri. Era Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin Setelah kembali ke bentuk negara kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950, wilayah Indonesia kembali dibagi menjadi daerah-daerah provinsi yang sama seperti sebelum terbentuknya RIS, yaitu: Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Sumatera Utara Sumatra Tengah Sumatera Selatan Kalimantan Sulawesi Maluku Sunda Kecil. Selain itu, Daerah Istimewa Yogyakarta juga kembali dibentuk dan menjadi provinsi berstatus "daerah istimewa". Karena Daerah Istimewa Surakarta yang tidak dibentuk lagi, maka daerah ini secara otomatis dihapuskan. Melalui UU No. 1 Tahun 1957, istilah daerah provinsi beralih menjadi "daerah swantara/istimewa tingkat I", yang dipimpin oleh "kepala daerah (istimewa) tingkat I". Lalu melalui UU No. 18 Tahun 1965, istilah tersebut disederhanakan menjadi hanya "daerah tingkat I", yang dipimpin oleh "kepala daerah tingkat I" dan dianggap sebagai penunjukan daerah administratif, sementara istilah "provinsi" hanya berimplikasi sebagai jenis daerah belaka.Berikut adalah perkembangan perubahan struktur pembagian provinsi di Indonesia pada Era Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin: 1956 Kalimantan dipecah menjadi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Aceh dimekarkan dari Sumatera Utara. 1957 Kalimantan Tengah dimekarkan dari Kalimantan Selatan. 1958 Sumatera Tengah dipecah menjadi Jambi, Riau dan Sumatera Barat. Sunda Kecil dipecah menjadi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. 1959 Aceh mendapat status "daerah Istimewa". Kota Jakarta dinaikkan statusnya menjadi provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 1960 Sulawesi dipecah menjadi Sulawesi Utara–Tengah dan Sulawesi Selatan–Tenggara. 1961 Daerah Khusus Ibukota Jakarta mendapat status "daerah khusus". 1963 Wilayah Irian Barat (sekarang Papua) menjadi bagian dari Indonesia dengan status provinsi. 1964 Lampung dimekarkan dari Sumatera Selatan. Sulawesi Utara–Tengah dipecah menjadi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Sulawesi Selatan–Tenggara dipecah menjadi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Era Orde Baru Pada masa Orde Baru, satu-satunya pecahan provinsi baru yang terbentuk adalah Bengkulu yang dimekarkan dari Sumatera Selatan pada tahun 1967. Melalui UU No. 5 Tahun 1974, istilah "daerah tingkat I" dan "provinsi" sama-sama digunakan untuk merujuk pada daerah yang sama, tetapi dalam fungsi kerja yang berbeda. Istilah "daerah tingkat I" dengan kepala yang bergelar "kepala daerah tingkat I" digunakan dalam fungsi kerja sebagai daerah otonom yang menjalankan tugas desentralisasi, sementara istilah "provinsi" dengan kepala yang bergelar "gubernur" digunakan dalam fungsi kerja sebagai wilayah administratif yang menjalankan tugas dekonsentrasi. Pada tahun 1976, wilayah Timor Portugis diintegrasikan menjadi bagian dari Indonesia dengan status provinsi dan bernama Timor Timur. Era Reformasi Memasuki Era Reformasi, istilah "daerah tingkat I" dihapuskan dan istilah "provinsi" sama-sama memegang peranan sebagai daerah otonom yang berasaskan desentralisasi dan wilayah administratif yang berasaskan dekonsentrasi. Akhirnya melalui perubahan kedua, UUD 1945 akhirnya memperinci, mengokohkan pembagian tingkat pertama atas wilayah Indonesia sebagai "provinsi". Berikut adalah perkembangan perubahan struktur pembagian provinsi di Indonesia pada Era Reformasi: 1999 Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia dan dikelola sementara oleh PBB. Irian Jaya Barat (sekarang Papua Barat) dimekarkan dari Irian Jaya (sekarang Papua). Irian Jaya Tengah (sekarang Papua Tengah) dimekarkan dari Irian Jaya (sekarang Papua). Maluku Utara dimekarkan dari Maluku. 2000 Banten dimekarkan dari Jawa Barat. Kepulauan Bangka Belitung dimekarkan dari Sumatera Selatan. Gorontalo dimekarkan dari Sulawesi Utara. 2001 Aceh diberikan status "daerah khusus". Papua diberikan status "daerah khusus". 2002 Kepulauan Riau dimekarkan dari Riau. 2003 Pembentukan Papua Tengah dibatalkan dan wilayahnya dikembalikan ke Papua. 2004 Sulawesi Barat dimekarkan dari Sulawesi Selatan. 2008 Papua Barat diberikan status "daerah khusus". 2012 Kalimantan Utara dimekarkan dari Kalimantan Timur. 2022 Papua Tengah kembali dimekarkan dari Papua. Papua Pegunungan dimekarkan dari Papua. Papua Selatan dimekarkan dari Papua. Papua Barat Daya dimekarkan dari Papua Barat. Serba serbi Statistik Bekas provinsi Berikut ini merupakan provinsi yang dahulu ada, tetapi sekarang telah hilang dari daftar. Bekas provinsi tersebut tidak ada lagi mungkin saja karena provinsi tersebut mengalami pemecahan atau karena wilayah tertentu telah keluar dari kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hasil pemekaran Berikut ini merupakan provinsi-provinsi hasil pemekaran dari provinsi lainnya. Fakta-fakta Sejak kemerdekaan Indonesia dengan delapan provinsi awal didirikan, hanya Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Maluku yang secara penggunaan nama masih ada dan dipakai hingga saat ini, meskipun beberapa provinsi mengalami penyusutan wilayah karena pemekaran provinsi. Hanya Provinsi Jawa Timur yang wilayahnya masih tetap utuh dan belum pernah dimekarkan hingga kini. Sementara Provinsi Jawa Tengah pernah mengalami perubahan wilayah dikarenakan secara de facto pernah berdiri daerah otonomi khusus Daerah Istimewa Surakarta yang terdiri dari wilayah otonom Kasunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran. Namun karena gejolak yang terjadi di dalam daerah tersebut, status Daerah Istimewa Surakarta dicabut hingga akhirnya kembali menjadi bagian dari wilayah Provinsi Jawa Tengah, walaupun sampai saat ini status kedudukan Daerah Istimewa Surakarta masih diperdebatkan. Provinsi Jawa Timur merupakan satu-satunya provinsi yang sama sekali belum pernah mengalami perubahan wilayah dikarenakan pemekaran maupun penggabungan suatu wilayah. Sementara itu, Provinsi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Sunda Kecil telah habis dipecah dan menjadi provinsi-provinsi lain. Wilayah Timor Portugis sempat bergabung ke dalam wilayah Indonesia dan menjadi provinsi Timor Timur pada 1976–1999, yang kemudian memisahkan diri melalui referendum menjadi Negara Timor Leste. Lihat pula Daftar provinsi di Indonesia — kumpulan daftar provinsi Kabupaten dan kota di Indonesia Pembagian administratif Indonesia Pemekaran daerah di Indonesia Sejarah provinsi di Indonesia Demografi Indonesia Catatan Referensi Provinsi di Indonesia Sistem pemerintahan Daftar provinsi di Indonesia
1,744
767
https://id.wikipedia.org/wiki/Daerah%20tingkat%20I
Daerah tingkat I
Daerah Tingkat I (disingkat Dati I) adalah nama pembagian administratif di Indonesia di bawah tingkat nasional. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, istilah tersebut tidak dipergunakan lagi, diganti dengan istilah Provinsi. Di Indonesia ada tiga jenis provinsi: provinsi (biasa), Daerah Istimewa dan Daerah Khusus Ibu kota. Provinsi dikepalai oleh seorang Gubernur, tetapi di Daerah Istimewa Yogyakarta, sang gubernur tidak dipilih melainkan Raja yang jabatannya diwariskan dan merupakan ahli waris dari Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat yang bergelar Sultan. Daerah tingkat satu lainnya di dunia Provinsi - umum Negara bagian - misalnya Malaysia, Amerika Serikat, dll Lihat pula Daerah Tingkat II Daftar Provinsi Indonesia ilmu politik Pembagian administratif Indonesia
107
768
https://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi
Provinsi
Provinsi (kata tidak baku: propinsi) adalah suatu satuan teritorial, seringnya dijadikan nama sebuah wilayah administratif pemerintahan di bawah wilayah negara atau negara bagian. Kata ini merupakan kata serapan dari bahasa Belanda "provincie" yang berasal dari bahasa Latin dan pertama kalinya digunakan di Kekaisaran Romawi Kuno, yang merupakan unit teritorial dan administratif utama dari kepemilikan teritorial Kekaisaran Romawi di luar Italia. Mereka membagi wilayah kekuasaan mereka atas beberapa "provinciae" (peringkat kedua di bawah kekaisaran untuk wilayah kekuasaan di luar Italia). Sebuah provinsi hampir selalu merupakan divisi administrasi dalam suatu negara bagian. Istilah provinsi telah diadopsi oleh banyak negara. Di beberapa negara tanpa provinsi sebenarnya, "provinsi" adalah istilah metaforis yang berarti "di luar ibu kota". Etimologi Kata provinsi berasal dari kata dalam bahasa Latin "provincia" (tunggal; provinciae untuk jamak), yang berarti daerah kekuasaan. Kemungkinan kata tersebut terdiri atas kata-kata "pro" (di depan atau atas nama) dan "vincia" (dihubungkan) atau "vincere" (menang atau mengendalikan). Sehingga, provincia adalah suatu wilayah teritorial yang dikendalikan oleh seorang pejabat Romawi atas nama pemerintahnya sendiri. Di Indonesia, sistem pemerintahan sebagian besar mengadopsi Belanda, sehingga penamaan provinsi juga diserap dari bahasa Belanda yang sebenarnya berasal dari bahasa Latin sebagaimana dijelaskan di atas. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, penulisan yang tepat adalah "Provinsi", bukan "Propinsi". Sejarah dan budaya Di Prancis, istilah "en province" masih cenderung berarti "di luar wilayah Paris". Sama dengan di Peru ("en provincias", "di luar kota Lima"), Meksiko ("la provincia", "wilayah di luar Kota Meksiko"), Rumania ("în provincie", "di luar wilayah Bukares"), Polandia ("prowincjonalny", "kedaerahan"), Bulgaria ("в провинцията", "v provintsiyata", "di daerah-daerah"; "провинциален", "provintsialen", "kedaerahan") dan Filipina ("taga-probinsiya", "dari luar Metro Manila", sa probinsiya, "di daerah-daerah"). Begitu pula di Australia "provincial" mengacu pada bagian dari negara bagian di luar ibu kota negara bagian. Di Italia, "in provincia" secara umum berarti "di luar ibu kota regional terbesar" (seperti Roma, Milan, Napoli, dan lain-lain). Wilayah konstituen pembentuk Kanada juga disebut provinsi. Pada saat konfederasi, hanya Provinsi Kanada Serikat/Provinsi Kanada () yang disebut provinsi, meskipun Provinsi Lower Canada dan Upper Canada telah ada sebelumnya. Koloni-koloni lain mulai menggunakan nama "provinsi" setelah menjadi provinsi konstituen Konfederasi Kanada. Di Indonesia cendrung bermula dari zaman adat yang membudaya sistem hukum Islam dari abad ke-7 Hijriyah sedangkan pada jaman penjajahan dari tahun 1808 Masehi budaya Eropa memasuki Nusantara, namun budaya alsli Indonesia sistem ini tetap dipertahankan oleh rakyat (masyarakat) asli Indonesia hingga sekarang, Didalam buku pengantar karya Rahman Syamsuddin, keberadaan peraturan adat istiadat sudah ada sejak zaman kuno yakni zaman animisme pra hindu, para ahli hukum adat berpendapat bahwa adat istiadat pada saat itu dijadikan pedoman oleh masyarakat melayu. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki sejarah budaya tersenditi, Budaya Indonesia sangat berbeda dari budaya barat karena ada perbedaan dalam pengalaman, dari sistem keyakinan, agama, pengertian tentang waktu dan hubungan spasial. Apalagi dalam Indonesia sendiri terdapat banyak budaya yang berbeda. Hal ini juga membuat Indonesia menjadi Negara yang kaya akan keragaman budaya, dan karena itu negara ini menarik. Pada bagian ini Indonesia mensosialisasikan beberapa do's and don'ts untuk orang barat sekarang supaya bisa berpartisipasi secara sukses dan efisien di masyarakat Indonesia Provinsi-provinsi di dunia saat ini Tidak semua entitas politik setingkat di bawah negara disebut "provinsi". Di negara-negara Arab, pemerintahan setingkat di bawah negara disebut muhafazah, biasanya diterjemahkan sebagai kegubernuran. Di Polandia, setingkat "provinsi" adalah województwo, dalam bahasa Inggris menjadi voivodeship. Di Peru, provinsi adalah pemerintahan yang berada dua tingkat di bawah negara. Di antara negara dan provinsi terdapat region. Negara Peru terdiri atas 25 region dan di bawahnya terbagi menjadi 194 provinsi. Chili memiliki pola yang sama, terbagi menjadi 15 region, di bawah seluruh region terdapat 53 provinsi. Setiap provinsi dipimpin oleh gubernur yang ditunjuk oleh presiden. Italia juga terbagi atas region-region. Wilayah administratif di bawah region disebut provinsi. Provinsi-provinsi di Italia dinamakan sesuai nama kota utamanya dan setiap provinsi terbagi lagi menjadi beberapa komune. Republik Rakyat Tiongkok adalah negara berbentuk negara kesatuan. Negara mempunyai kontrol administratif terhadap provinsi-provinsi yang berada di bawahnya. Pemerintah pusat dapat membentuk atau menghapus suatu provinsi sewaktu-waktu. Penerapan pemerintahan Provinsi di Indonesia Dalam pembagian administratif, Indonesia terdiri atas provinsi (dulu sebelum era Reformasi ditulis sebagai propinsi yang saat ini kalimatnya sudah tidak baku/tidak resmi lagi) yang dikepalai oleh seorang gubernur. Masing-masing provinsi dibagi atas kabupaten dan kota. Saat ini di Indonesia terdapat 38 provinsi. Sebelum Oktober 1999, Indonesia memiliki 27 provinsi (termasuk Timor Leste). Namun pada tahun 1999, tepatnya setelah lepasnya provinsi yang dulunya merupakan wilayah bekas jajahan Portugis tersebut, banyak provinsi yang dimekarkan menjadi dua bagian yang rata-rata provinsi dengan luas daerah yang cukup besar. Pemekaran yang dilakukan dimaksud agar mendapatkan efisiensi dalam penerapan pemerataan pembangunan. Aspek hukum Kedudukan provinsi di Indonesia secara hukum diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab VI tentang Pemerintah Daerah. Di Pasal 18 disebutkan bahwa negara Indonesia terbagi atas daerah-daerah Kabupaten dan wilayah-wilayah provinsi yang tiap-tiap provinsi mempunyai pemerintahan daerah masing-masing untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan yang diatur dengan undang-undang. Referensi Lihat pula Prefektur, penamaan wilayah di Jepang yang setingkat dengan provinsi. Ilmu politik Pembagian administratif Indonesia Daftar provinsi Indonesia Provinsi Indonesia
840
769
https://id.wikipedia.org/wiki/Gubernur
Gubernur
Gubernur adalah seorang kepala jabatan politik dan administrasi yang mengacu kepada kepala eksekutif dari suatu wilayah setingkat di bawah negara seperti provinsi atau negara bagian, berpangkat di bawah kepala negara, dan dalam beberapa hal merupakan perwakilan resmi kepala negara seperti gubernur jenderal. Di beberapa negara kesatuan seperti Indonesia, Republik Rakyat Tiongkok dan Pakistan gubernur merupakan kepala daerah untuk wilayah tingkat provinsi; sedangkan di beberapa negara federasi seperti Amerika Serikat, Brasil dan India gubernur merupakan kepala eksekutif tertinggi dari suatu wilayah di negara bagian. Bergantung dari jenis wilayahnya serta hukum publik yang berlaku di wilayah tersebut, seorang gubernur dapat ditunjuk atau dipilih, dan wewenang gubernur dapat beraneka ragam secara signifikan. Etimologi Kata gubernur bisa berasal dari bahasa Portugis governador, bahasa Spanyol gobernador, atau bahasa Belanda gouverneur; semua berakar dari bahasa Latin gubernare.. Bentuk Belanda ini mirip dengan bentuk bahasa Prancis dan arti harfiahnya adalah pemimpin, "penguasa", atau "yang memerintah".. Gubernur di Indonesia Di Indonesia, gubernur adalah kepala penyelenggarah wilayah provinsi yang bertugas menyelenggarakan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi. Gubernur menjadi kepala wilayah provinsi dan wakil dari pemerintah pusat. Bentuk bukti atau pengabdian seorang gubernur kepada masyarakat ialah melayani karena pemimpin sosok yang cerdas. Gubernur dipilih bersama wakilnya dalam satu paket pasangan yang dipilih secara langsung oleh masyarakat di Provinsi setempat untuk masa jabatan 5 tahun, sehingga dalam hal ini gubernur bertanggung jawab kepada rakyat/Masyarakat. Gubernur terpilih kemudian dilantik oleh Presiden, dan dapat juga dilantik oleh Menteri dalam negeri atas nama Presiden. Selain itu, gubernur juga berkedudukan sebagai wakil Pemerintah pusat di Wilayah provinsi bersangkutan, sehingga dalam hal ini, gubernur bertanggung jawab kepada presiden. Dan kewenangan gubernur diatur dalam UU No 32 Tahun 2004 dan PP No 19 Tahun 2010. Pada dasarnya, gubernur memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi. Rentetan Gubernur Zaman Pemerintahan Kerajaan Portugis governador Lihat pula Negara bagian Provinsi Kabupaten atau Kota madya Kecamatan Kelurahan atau Desa Referensi Gubernur Jabatan di pemerintahan Kepala wilayah administratif Indonesia Pejabat politik di Indonesia
340
770
https://id.wikipedia.org/wiki/Daerah%20Istimewa%20Surakarta
Daerah Istimewa Surakarta
Daerah Istimewa Surakarta adalah daerah otonomi khusus (daerah istimewa) yang secara de facto pernah ada antara Agustus 1945 sampai Juli 1946. Penetapan status otonomi khusus ini dalam kurun waktu tersebut tidak pernah ditetapkan dengan sebuah Undang-undang tersendiri berdasarkan pasal 18 UUD yang asli, tetapi hanya dengan Piagam Penetapan Presiden tanggal 19 Agustus 1945 dan UU No 1 Tahun 1945 tentang Kedudukan Komite Nasional Daerah. Asal Usul Daerah Istimewa Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran pada 18-19 Agustus mengirimkan kawat ucapan selamat kepada Sukarno-Hatta atas kemerdekaan Indonesia. Selanjutnya pada 1 September 1945, empat hari sebelum Yogyakarta, SISKS Pakubuwana XII dan KGPAA Mangkunagara VIII, secara terpisah mengeluarkan dekret resmi kerajaan. Lima hari kemudian, 6 September 1945, kedua monarki mendapat Piagam Penetapan dari Presiden Indonesia. Wilayah Daerah Istimewa Wilayah DIS meliputi: Wilayah Kasunanan yang terdiri atas: a. Kabupaten Surakarta (Kota Surakarta sekarang (dikurangi kecamatan Banjarsari, kelurahan Kerten, kelurahan Jajar dan kelurahan Karangasem di kecamatan Laweyan, kelurahan Mojosongo di kecamatan Jebres) ditambah Kabupaten Sukoharjo), b. Kabupaten Klaten (termasuk eksklave Kotagede dan Imogiri), c. Kabupaten Boyolali, d. Kabupaten Sragen, . Wilayah Mangkunegaran yang terdiri atas: a. Kabupaten Karanganyar (dikurangi kecamatan Colomadu dan kecamatan Gondangrejo), b. Kabupaten Wonogiri (termasuk eksklave Ngawen), dan c. Kabupaten Kota Mangkunegaran. Kedudukan Daerah Istimewa Tidak pernah ada suatu peraturan yang menyebutkan mengenai kedudukan DIS, apakah setingkat provinsi (seperti DIY) ataukah setingkat Kabupaten (seperti DI Kutai, DI Berau, dan DI Bulongan). Dengan demikian tidak dapat diketahui secara jelas bagaimana kedudukan DIS. Pemerintahan Daerah Istimewa Pemerintahan di DIS terbagi menjadi dua tahapan selama kurun waktu Agustus 1945 sampai Juli 1946. Masing-masing tahapan memperlihatkan suatu perbedaan yang cukup signifikan. Pemerintahan DIS Agustus 1945 – Oktober 1945 Dalam masa ini terjadi pemerintahan ganda antara: Pemerintahan (pemerintahan Jepang) Pemerintahan Komite Nasional Indonesia Daerah Surakarta Pemerintahan Kasunanan Surakarta Pemerintahan Praja Mangkunegaran Masing-masing pemerintahan tersebut memiliki kekuasaan dan aparat sendiri-sendiri. Pemerintahan Kooti Zimukyoku merupakan pemerintahan status quo yang meneruskan pemerintahan untuk Tentara Sekutu sebagai pemenang Perang Dunia Kedua. Pemerintahan ini tidak lama karena segera direbut oleh pemerintahan KNI Daerah Surakarta. Pemerintahan KNI Daerah Surakarta merupakan pemerintahan yang dibentuk rakyat sebagai reaksi untuk menyambut kemerdekaan Indonesia. Pemerintahan ini membentuk Dewan Pemerintahan yang berjumlah tiga orang untuk melaksanakan kekuasaan eksekutif sehari-hari. Pemerintahan Kasunanan Surakarta merupakan pemerintahan yang meneruskan pemerintahan monarki sebelum kemerdekaan Indonesia. Pemerintahan Kasunanan Surakarta dipimpin oleh Pepatih nDalem untuk dan atas nama Sri Susuhunan Paku Buwono. Pemerintahan Praja Mangkunegaran merupakan pemerintahan yang meneruskan pemerintahan monarki sebelum kemerdekaan Indonesia. Pemerintahan Praja Mangkunegaran dipimpin oleh Patih untuk dan atas nama Adipati Mangku Negoro. Dengan adanya pemerintahan yang bermacam-macam di atas, terjadi tumpang tindih kekuasaan dan persaingan untuk memperebutkan legitimasi masyarakat dan Pemerintah Pusat. Pemerintahan DIS Oktober 1945 – Juli 1946 Untuk mengatasi kekacauan dan tumpang tindih pemerintahan di DIS maka Pemerintah Pusat mengutus Gubernur Jawa Tengah Panji Suroso sebagai penengah dan untuk menyusun pemerintahan yang baru. Sejak saat itu pemerintahan DIS terdiri atas: Komisaris Tinggi Pemerintah Pusat Badan Pekerja KNI Daerah Surakarta Direktorium Daerah Surakarta Komisaris Tinggi Pemerintah Pusat adalah wakil dari pemerintah Pusat di Surakarta. Komisaris ini berfungsi sebagai Kepala Daerah Istimewa Surakarta dan mengawasi pekerjaan badan legislatif lokal dan badan eksekutif lokal. Badan Pekerja KNI Daerah Surakarta adalah badan legislatif lokal Daerah Surakarta. Badan Pekerja ini dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada KNI Daerah Surakarta. Anggota Badan Pekerja KNI Daerah Surakarta dipilih oleh dan dari anggota KNI Daerah Surakarta. Direktorium Daerah Surakarta adalah badan eksekutif lokal Daerah Surakarta. Direktorium ini beranggotakan wakil-wakil dari KNI Daerah Surakarta, Pemerintahan Kerajaan Surakarta, dan Pemerintahan Praja Mangkunegaran. KNI Daerah Surakarta memiliki lima orang wakil. Pemerintahan Kerajaan Surakarta memiliki dua orang wakil. Pemerintahan Praja Mangkunegaran memiliki dua orang wakil. Politik Dalam usia yang cukup singkat, DIS tidak lepas dari pelbagai pergolakan politik. Dua aspek yang cukup menonjol adalah pergolakan monarki dan pergolakan anti monarki. Pergolakan Monarki Pergolakan monarki yang terjadi di tubuh Kerajaan Surakarta adalah masih adanya jabatan patih. Jabatan ini memerintah untuk dan atas nama susuhunan pakubuwono menyebabkan Susuhunan tidak leluasa bergerak untuk mengakomodasi pergolakan rakyat. Penculikan dan pembunuhan dua orang patih masing-masing pada Oktober 1945 dan Maret 1946 tidak dijadikan pelajaran oleh Surakarta dengan tetap mengangkat seorang penjabat sementara patih untuk menjalankan kekuasaan susuhunan. Pergolakan monarki yang terjadi ditubuh Praja Mangkunegaran adalah keengganan adipati mangkunegaran untuk menjadi Wakil Kepala Daerah Istimewa mendampingi Susuhunan sebagai Kepala Daerah Istimewa. Adipati mangkunegaran menginginkan Praja Mangkunegaran menjadi daerah istimewa sendiri dan tidak berada dibawah Surakarta. Hal ini dikarenakan wilayah Praja sebanding luasnya dengan wilayah Kerajaan Surakarta. Selain itu Praja dibentuk dengan perjanjian Salatiga yang hampir sama bobotnya dengan perjanjian Giyanti. Pergolakan kabupaten monarki baik Kerajaan Surakarta maupun Praja Mangkunegaran adalah pembelotan mereka dengan menyatakan melepaskan diri dari pemerintahan monarki dan bergabung secara langsung di bawah pemerintahan Indonesia. Dengan demikian para penguasa monarki secara de facto kehilangan wilayah dan rakyat mereka. Pergolakan kepolisian Kerajaan Surakarta maupun Praja Mangkunegaran adalah pembelotan kepolisian monarki untuk bergabung dengan kepolisian Republik Indonesia. Dengan demikian para penguasa monarki secara de facto kehilangan aparatur pemerintahan mereka. Pergolakan Anti-monarki Pergolakan anti-monarki kelompok kiri adalah pergolakan revolusioner sosialis-komunis untuk merebut tanah-tanah yang dikuasai oleh pihak monarki. Pergolakan anti-monarki kelompok Oposisi adalah pergolakan kelompok oposisi yang tidak duduk dalam pemerintahan kabinet Indonesia yang juga mengambil jarak dan sikap yang berhadapan dengan Sukarno-Hatta, melakukan petualangan politik untuk mengimbangi pusat kekuasaan di Yogyakarta dengan menjadikan Surakarta menjadi “wild-west” bagi Yogyakarta. Ekonomi Sampai saat ini belum ada informasi yang lengkap mengenai perekonomian DIS antara tahun 1945-1946. Namun dapat diperkirakan sebagaimana biasanya, ekonomi pasca perang dan dalam keadaan revolusi dalam keadaan yang menyedihkan. Hal ini akan semakin terasa jika dibandingkan dengan perekonomian sebelum perang dunia kedua, terutama saat pemerintahan Sunan Paku Buwono X. Sosial Budaya Sampai saat ini belum ada informasi yang lengkap mengenai kondisi sosial budaya DIS antara tahun 1945-1946. Kondisi terakhir sebelum perang dunia kedua menempatkan Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran dalam posisi pembangunan industri agraris khususnya gula tebu dan tembakau. Hal ini menyebabkan tumbuhnya kelas buruh yang pada akhirnya ideologi sosialis, yang dalam bentuk lebih ekstrimnya komunis, berkembang subur. Setelah kemerdekaan Indonesia, didukung dengan merosotnya kehidupan ekonomi dan kekacauan politik, kelas buruh bergerak membentuk revolusi. Pembekuan dan Penghapusan Pembekuan dan pengapusan status daerah istimewa tak terlepas dari munculnya revolusi sosial berupa gerakan anti swapraja di Surakarta, yang berlangsung serentak dengan Revolusi Sosial Sumatera Timur. Seperti halnya Revolusi Sosial Sumatera Timur, gerakan antiswapraja Surakarta hendak menghapuskan sistem kerajaan dengan alasan anti-feodalisme. Pada saat didirikannya Daerah Istimewa Surakarta, Dokter Muwardi (bukan orang yang sama dengan Moewardi) mempunyai pengaruh lebih kuat dibanding Pakubuwana XII, yang dianggap tidak mempunyai pengalaman dalam mengurus masalah-masalah yang menyangkut kepentingan umum, kurang memiliki wattak yang serius dan keberanian untuk mengambil keputusan serta tidak memahami kekuatan-kekuatan revolusi yang sedang bergerak ke arah demokrasi barat dan kedaulatan rakyat. Kondisi ini diperburuk dengan hubungan yang tidak harmonis antara Kesunanan Surakarta dengan Mangkunegaran. Gerakan antiswapraja meluas menjadi aksi massa. Kesatuan Barisan Banteng (BB) yang dipimpin Muwardi menculik Sunan, kanjeng Ratu dan Soerjohamidjojo pada bulan Januari 1946 menuntut agar Sunan bersedia disejajarkan dengan pemimpin rakyat lainnya dengan panggilan “Bung”. Selain itu, mereka juga menuntut Sunan untuk melepas kekuasaan politiknya dan bergabung dengan Pemerintah Republik. Kondisi semakin genting di Surakarta memuncak kala Sutan Syahrir diculik oleh kaum oposisi republik pimpinan Tan Malaka. Setelah dilakukan penculikan, segelintir pasukan oposisi berupaya menyerang istana presiden di Yogyakarta, tetapi berhasil digagalkan. Untuk mengatasi keadaan genting tersebut pemerintah mengeluarkan UU No. 16/SD/1946 yang memutuskan bahwa Surakarta menjadi daerah karesidenan di bawah seorang residen dan merupakan bagian dari wilayah Republik Indonesia. Menteri dalam negeri melalui keputusan tanggal 3 Maret 1950 menyatakan bahwa wilayah Kesunanan dan Mangkunegaran secara adminiatrtif menjadi bagian dari provinsi Jawa Tengah. Kedua aturan tersebut mengakhiri status istimewa Surakarta. Pembentukan Kembali Seiring dengan dibukanya kembali semangat otonomi daerah dan dengan pemberian Otonomi Khusus pada Papua (2001), Papua Barat (2008), Aceh (2001 dan 2006), DKI Jakarta (1999 dan 2007) disusul Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan dan Papua Barat Daya (2022) serta penegasan keistimewaan Aceh (1999 dan 2006) dan Yogyakarta (2012), muncul wacana untuk menghidupkan kembali Daerah Istimewa Surakarta sebagai bagian dari NKRI. Salah satu langkah yang akan ditempuh adalah melakukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi atas UU Negara Bagian Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1950. Referensi Lihat pula Daftar provinsi Indonesia Jawa Tengah Sejarah Kota Surakarta Kasunanan Surakarta: Sejarah Kasunanan Surakarta Daerah Istimewa Yogyakarta Sejarah Kota Surakarta
1,362
771
https://id.wikipedia.org/wiki/Feodalisme
Feodalisme
Feodalisme adalah struktur pendelegasian kekuasaan sosiopolitik (sosial politik) yang dijalankan di kalangan bangsawan/monarki untuk mengendalikan berbagai wilayah yang diklaimnya melalui kerja sama dengan pemimpin-pemimpin lokal sebagai mitra. Dalam pengertian yang asli, struktur ini disematkan oleh sejarawan pada sistem politik di Eropa pada Abad Pertengahan, yang menempatkan kalangan kesatria dan kelas bangsawan lainnya (vassal) sebagai penguasa kawasan atau hak tertentu (disebut fief atau, dalam bahasa Latin, feodum) yang ditunjuk oleh monarki (biasanya raja atau lord). Istilah feodalisme sendiri dipakai sejak abad ke-17 dan oleh pelakunya sendiri tidak pernah dipakai. Semenjak tahun 1960-an, para sejarawan memperluas penggunaan istilah ini dengan memasukkan pula aspek kehidupan sosial para pekerja lahan di lahan yang dikuasai oleh tuan tanah, sehingga muncul istilah "masyarakat feodal". Karena penggunaan istilah feodalisme semakin lama semakin berkonotasi negatif, oleh para pengkritiknya istilah ini sekarang dianggap tidak membantu memperjelas keadaan dan dianjurkan untuk tidak dipakai tanpa kualifikasi yang jelas. Dalam penggunaan bahasa sehari-hari di Indonesia, sering kali kata ini digunakan untuk merujuk pada perilaku-perilaku yang mirip dengan perilaku para penguasa yang lalim, seperti 'kolot', 'selalu ingin dihormati', atau 'bertahan pada nilai-nilai lama yang sudah banyak ditinggalkan'. Abad kesembilan di Eropa barat adalah periode kekacauan. Charlemagne selama beberapa waktu telah menciptakan integrasi masyarakat yang merupakan hasil dari invasi bangsabangsa Jerman, dan telah mempersatukan suku-suku yang berperang dibawah pemerintahan yang tersentralisasi. Tetapi kekaisaran Charles magne, seperti yang telah kita pelajari, tidak bertahan lama. Kekaisaran ini pecah menjadi beberapa kerajaan yang terpisah. Para penerus (suksesor) Charlemagne di Prancis, Jerman, dan Italia menikmati sedikit otoritas mereka. Mereka memerintah, tetapi tidak menguasai. Selarna abad kegelapan ini sungguh tidak mungkin bagi seorang raja untuk memerintah dengan keras. Ketiadaan jalan-jalan yang bagus atau ketiadaan cara mudah untuk berkomunikasi membuat raja mengalami kesulitan untuk menggerakkan pasukannya dengan cepat dari satu distrik ke distrik lainnya untuk meredam pemberontakan. Bahkan jika jalanjalan bagus tersedia, kekurangan uang akan membuat raja tidak mampu mempertahankan angkatan bersenjatanya yang kuat untuk mewujudkan kepentingan-kepentingan raja. Terlebih lagi, wilayah-wilayah taklukkan yang belum dilebur menjadi sebuah negara, tidak memiliki rasa kesetiaan dan kasih sayang kepada raja. Mereka sedikit sekali peduli dengan raja, yang mereka tidak begitu kenal daripada penguasa-penguasa lokal yang tinggal dekat mereka. Falsafah Dalam feodalisme, etika memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kebenaran. Pemimpin dianggap sebagai landasan kebenaran meskipun perbuatannya dapat saja tidak benar. Suatu kebenaran itu sendiri datang dari tindakan tidak menyalahkan tindakan yang dilakukan oleh pemimpin. Ciri-ciri Dalam feodalisme, kaum bangsawan dan vasal mempunyai hubungan kesetiaan yang bersifat pribadi. Sedangkan pada hak dan kewajiban tertentu berlaku sistem kontrak di antara mereka. Selain itu, kekuasaan politik tidak dibagi-bagi secara merata. Pemegang kekuasaan hanya beberapa orang dengan jumlah yang sedikit. Kekuasaan politik ini bersifat terpusat dan pribadi. Hubungan sosial di antara kaum bangsawan dan vasal ditentukan oleh keberadaan tanah. Kaum bangsawan dan vasal mempertahankan status sosial dan kekuasaannya di bidang ekonomi dengan pemanfaatan tanah. Dalam feodalisme umumnya juga terbentuk pasukan elit atau pasukan pribadi. Lihat pula Ilmu politik Referensi Pendirian abad ke-9 di Eropa Pembubaran tahun 1861 di Eropa Sistem ekonomi Sistem politik Sistem sosial
499
778
https://id.wikipedia.org/wiki/Jawa%20Timur
Jawa Timur
Jawa Timur (disingkat Jatim, , ) adalah sebuah wilayah provinsi yang terletak di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Surabaya. Luas wilayahnya yakni 48.033 km², dengan jumlah penduduk sebanyak 41.149.974 jiwa (tahun 2022) dan kepadatan penduduk 857 jiwa/km2. Hampir seperempat dari jumlah penduduk Jawa Timur bermukim di wilayah metropolitan Surabaya. Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara enam provinsi di pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Wilayah Provinsi Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Selat Bali (Provinsi Bali) di sebelah timur, Samudra Hindia di sebelah selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di sebelah barat. Wilayah Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean, Kepulauan Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa yakni: Kepulauan Masalembu, Pulau Sempu dan Nusa Barung. Jawa Timur dikenal sebagai pusat industri dan keuangan kawasan Tengah dan Timur Indonesia, yang memiliki signifikansi perekonomian cukup tinggi, yakni berkontribusi sekitar 15% terhadap Produk Domestik Bruto nasional. Sejarah Prasejarah Jawa Timur telah dihuni manusia sejak zaman prasejarah. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya sisa-sisa dari fosil Pithecantropus Mojokertensis di Desa Kepuhklagen, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik; Pithecanthropus erectus di Trinil, Ngawi; dan Homo wajakensis di Wajak, Tulungagung. Era klasik Prasasti Dinoyo yang ditemukan di dekat Kota Malang adalah sumber tertulis tertua di Jawa Timur, yakni bertahun 760. Pada tahun 929, Mpu Sindok memindahkan pusat Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur yakni di "Bumi Anjuk Ladang", yang sekarang menjadi Kabupaten Nganjuk serta mendirikan Wangsa Isyana yang kelak berkembang menjadi Kerajaan Medang, dan sebagai suksesornya adalah Kerajaan Kahuripan, Kerajaan Janggala, dan Kerajaan Kadiri. Pada masa Kerajaan Singosari, Raja Kertanagara melakukan ekspansi hingga ke Melayu, yang disebut juga Ekspedisi Pamalayu. Pada era Kerajaan Majapahit, Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada berhasil memperluas wilayahnya hingga mencapai Malaka dan Kepulauan Filipina. Bukti awal masuknya Islam ke Jawa Timur adalah adanya makam nisan di Gresik makam Fatimah binti maimun bin hibatullah dan makam Islam Syekh Jumadil Kubro pada kompleks Makam Troloyo Mojokerto . Makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang meninggal tahun 495 Hijriah / 1102 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Namun Saat Itu Belum menyebar secara luas karena pada masa itu masih berdiri Kerajaan Medang Kahuripan yang Dipimpin Airlangga yang beragama Hindu ,sehingga rakyat mayoritas masih beragama Hindu. Selain itu, juga ditemukan Candi Jedong di daerah Wagir, Malang, Jawa Timur yang diyakini lebih tua dari Prasasti Dinoyo, yakni sekitar abad ke-6 Masehi. Kolonialisme Bangsa Portugis adalah bangsa barat yang pertama kali datang ke Jawa Timur. Kapal Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman mendarat di Pulau Madura pada tahun 1596. Soerabaia jatuh ke tangan VOC pada tanggal 13 Mei 1677. Semasa pemerintahan kolonial Britania di bawah Stamford Raffles, Jawa Timur untuk pertama kalinya dibagi atas karesidenan, yang berlaku hingga tahun 1964. Kemerdekaan Setelah kemerdekaan Indonesia, Indonesia terbagi menjadi 8 provinsi, dan Jawa Timur termasuk salah satu provinsi tersebut. Gubernur pertama Jawa Timur adalah R. Soerjo, yang juga dikenal sebagai pahlawan nasional. Pada 20 Februari 1948 di Madura dibentuk Negara Madura, dan pada tanggal 26 November 1948 dibentuk Negara Jawa Timur, yang kemudian menjadi salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Negara Jawa Timur dibubarkan, dan bergabung ke dalam Republik Indonesia tanggal 25 Februari 1950. Pada 7 Maret 1950 Negara Madura memberikan pernyataan serupa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950, dibentuk Provinsi Jawa Timur. Geografi Batas wilayah Jawa Timur berbatasan dengan beberapa wilayah di Indonesia. Di bagian utara, Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa. Lalu di bagian timur, Jawa Timur berbatasan dengan Selat Bali. Di bagian selatan, Jawa Timur berbatasan dengan Samudra Hindia. Sedangkan di bagian barat, Jawa Timur berbatasan dengan Jawa Tengah. Bentangan wilayah Jawa Timur mulai dari arah barat hingga ke timur sekitar 400 km. Sementara lebar bentangan wilayah Jawa Timur dari arah utara ke selatan tidak sama. Lebarnya sekitar 200 km pada wilayah yang berbatasan dengan Jawa Tengah. Namun di wilayah bagian tengah, lebar wilayah Jawa Timur hanya sekitar 60 km. Sementara di bagian timur lebarnya sekitar 105 km. Madura adalah pulau terbesar di Jawa Timur, dipisahkan dengan daratan Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean berada sekitar 150 km sebelah utara Jawa. Di sebelah timur Madura, terdapat gugusan pulau-pulau, yang paling timur adalah Kepulauan Kangean, dan yang paling utara adalah Kepulauan Masalembu. Di bagian selatan terdapat dua pulau kecil yakni Nusa Barung, dan Pulau Sempu. Relief Secara fisiografi wilayah Provinsi Jawa Timur dapat dikelompokkan dalam tiga zona: zona selatan (plato), zona tengah (gunung berapi), dan zona utara (lipatan). Dataran rendah dan dataran tinggi pada bagian tengah (dari Ngawi, Blitar, Malang, hingga Bondowoso) memiliki tanah yang cukup subur. Pada bagian utara (dari Bojonegoro, Tuban, Gresik, hingga Pulau Madura) terdapat Pegunungan Kapur Utara, dan Pegunungan Kendeng yang relatif tandus. Pada bagian tengah terbentang rangkaian pegunungan berapi. Di perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Gunung Lawu (3.265 meter). Di sebelah barat daya dan selatan Kabupaten Nganjuk tedapat Gunung Wilis (2.169 meter) dan Gunung Liman (2.563 meter). Pada koridor tengah terdapat kelompok Anjasmoro dengan puncak-puncaknya Gunung Arjuno (3.339 meter), Gunung Welirang (3.156 meter), Gunung Butak (2.868 meter), Gunung Anjasmoro (2.277 meter), Gunung Kawi (2.551 meter), dan Gunung Kelud (1.731 meter); pegunungan tersebut terletak di sebagian Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Jombang. Kelompok Tengger memiliki puncak Gunung Bromo (2.329 meter) dan Gunung Semeru (3.676 meter). Semeru, dengan puncaknya yang disebut Mahameru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Di daerah Tapal Kuda terdapat dua kelompok pegunungan: Pegunungan Iyang dengan puncaknya Gunung Argopuro (3.088 meter), dan Pegunungan Ijen dengan puncaknya Gunung Raung (3.344 meter). Pada bagian selatan terdapat rangkaian perbukitan, yakni dari pesisir pantai selatan Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, hingga Malang. Pegunungan Kapur Selatan merupakan kelanjutan dari rangkaian Pegunungan Sewu di Yogyakarta. Hidrografi Dua sungai terpenting di Jawa Timur adalah Sungai Brantas (290 km) dan Sungai Bengawan Solo (548 km). Sungai Brantas memiiki mata air di lereng Gunung Arjuno di daerah Batu, dan mengalir melalui sebagian daerah di Jawa Timur, seperti Malang, Blitar, Tulungagung, Nganjuk, Kediri, Jombang, serta Mojokerto. Di Mojokerto, Sungai Brantas terpecah menjadi dua: Kali Mas dan Kali Porong; keduanya bermuara di Selat Madura. Sungai Bengawan Solo memiliki mata air di lereng Gunung Lawu yang merupakan perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, dan mengalir melalui sebagian daerah Jawa Tengah bagian timur dan Jawa Timur, yang akhirnya bermuara di wilayah Gresik. Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo dikelola oleh Perum Jasa Tirta I. Di lereng Gunung Lawu di dekat perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Telaga Sarangan, sebuah danau alami. Bendungan utama di Jawa Timur antara lain Waduk Ir. Sutami, dan Bendungan Selorejo, yang digunakan untuk irigasi, perikanan, dan pariwisata. Iklim Jawa Timur memiliki iklim tropis basah. Dibandingkan dengan wilayah Pulau Jawa bagian barat, Jawa Timur pada umumnya memiliki curah hujan yang lebih sedikit. Curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahun, dengan musim hujan selama 100 hari. Suhu rata-rata berkisar antara 21–34 °C. Suhu di daerah pegunungan lebih rendah, dan bahkan di daerah Ranu Pani (lereng Gunung Semeru), suhu bisa mencapai minus 4 °C, yang menyebabkan turunnya salju lembut. Demografi Jumlah penduduk Jawa Timur pada tahun 2020 adalah 40.665.696 jiwa, dengan kepadatan 851 jiwa/km2. Pada tahun 2020, kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Jawa Timur adalah Kabupaten Malang dengan jumlah penduduk sebanyak 2.654.448 jiwa, sedangkan kota dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kota Surabaya sebanyak 2.874.000 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk adalah 0,76% per tahun (2010). Suku bangsa Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010 dari 37.205.052 jiwa, mayoritas suku penduduk Jawa Timur adalah suku asli setempat yakni dengan rincian Jawa 80,69% dan Madura 17,53%. Etnisitas di Jawa Timur lebih heterogen, terutama suku Jawa yang juga mempunyai banyak subsuku. Suku Jawa menyebar hampir di seluruh wilayah Jawa Timur daratan (kecuali di Situbondo dan Bondowoso). Suku Madura utamanya mendiami wilayah Pulau Madura dan sebagian daerah Tapal Kuda (Jawa Timur bagian timur), terutama di daerah pesisir utara dan timur. Di sejumlah kawasan Tapal Kuda, Suku Madura Pendalungan yang merupakan mayoritas di wilayah tersebut. Hampir di seluruh kota di Jawa Timur terdapat minoritas suku Madura, umumnya mereka bekerja di sektor informal. Suku Kangean mendiami Pulau Kangean di Kepulauan Kangean. Suku Bawean mendiami Pulau Bawean di bagian utara Kabupaten Gresik. Suku Tengger, konon adalah keturunan pelarian Kerajaan Majapahit, tersebar di Pegunungan Tengger, dan sekitarnya. Suku Osing tinggal di sebagian wilayah Kabupaten Banyuwangi. Suku Samin tinggal di sebagian pedalaman Kabupaten Bojonegoro. Selain penduduk pribumi, Jawa Timur juga merupakan tempat tinggal bagi kaum etnis lain yang beragam. Orang Tionghoa adalah minoritas yang cukup signifikan, dan mayoritas di beberapa tempat, diikuti dengan Arab, Pakistani/Punjab, India, dan Korea-Indonesia; mereka umumnya tinggal di daerah perkotaan. Suku Bali juga tinggal di sejumlah desa di Kabupaten Banyuwangi dan termasuk minoritas yang dapat ditemui hampir di seluruh Kabupaten di Jawa Timur. Dan juga banyak ekspatriat yang tinggal di Jawa Timur, terutama di Surabaya, dan sejumlah kawasan industri lainnya. Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Jawa Timur: Catatan: Dalam Sensus Penduduk Indonesia 2010, suku Jawa sudah termasuk Suku Osing, Tengger, dan Samin. Sebaran Wilayah Budaya Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2020, dilihat menurut wilayah budaya merujuk dari pembagian sebaran budaya Jawa Timur menurut Budayawan Universitas Jember, Ayu Sutarto, sebaran penduduk Jawa Timur paling besar terdapat pada kelompok Mataraman, yaitu sebesar 34,62%, diikuti oleh kelompok Arek sebesar 30,86%, Kelompok Pandalungan sebesar 24,67% dan Kelompok Madura sebesar 9,85%. Bahasa Bahasa resmi instansi pemerintahan di Jawa Timur adalah bahasa Indonesia. Hingga 2019, Badan Bahasa mencatat setidaknya ada beberapa bahasa daerah dominan di Jawa Timur. Bahasa-bahasa tersebut diantaranya adalah bahasa Jawa, Madura, Bajo, dan Kangean. Bahasa Jawa dituturkan oleh sebagian besar suku Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Dialek bahasa Jawa Timur dikenal dengan 'bahasa Jawa Timuran', yang dianggap sebagai bahasa Jawa tidak baku. Ciri khas bahasa Jawa Timuran adalah egaliter, terus terang, dan cenderung tidak bersifat normatif layaknya bahasa Jawa baku yang umumnya dituturkan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Namun demikian, penutur rumpun bahasa ini dikenal cukup fanatik, dan bangga dengan bahasanya, bahkan merasa lebih akrab. Di wilayah ibu kota Jawa Timur, bahasa Jawa yang dominan dituturkan adalah dialek bahasa Jawa Surabaya atau "Suroboyoan" . Dialek bahasa Jawa di Malang umumnya hampir sama dengan dialek Surabaya. Dibanding dengan bahasa Jawa dialek Mataraman atau sering disebut khas dialek bahasa "Kulonan" (Nganjuk, Kediri, Blitar, Ngawi, Madiun, Ponorogo), bahasa dialek Malang "Malangan" termasuk bahasa kasar dengan intonasi yang relatif tinggi. Sebagai contoh, kata makan, jika dalam dialek Mataraman diucapkan dengan 'maem' atau 'dhahar', dalam dialek Malangan diucapkan 'mangan'. Salah satu ciri khas yang membedakan antara bahasa arek Surabaya dengan arek Malang adalah penggunaan bahasa prokem terbalik yang lazim dipakai oleh arek-arek Malang. Bahasa terbalik Malangan sering juga disebut sebagai bahasa Walikan atau Osob Kiwalan. Berdasarkan penelitian Sugeng Pujileksono (2007), kosakata bahasa Walikan Malangan telah mencapai lebih dari 250 kata. Mulai dari kata benda, kata kerja, kata sifat. Kata-kata tersebut lebih banyak diserap dari bahasa Jawa, Indonesia, sebagian kecil diserap dari bahasa Arab, Tionghoa, dan Inggris. Beberapa kata yang diucapkan terbalik, misalnya mobil diucapkan libom, dan polisi diucapkan silup. Perkembangan bahasa Walikan Malangan semakin berkembang pesat seiring dengan munculnya supporter kesebelasan Arema (kini Arema Indonesia) yang sering disebut Aremania. Bahasa-bahasa Walikan banyak yang tercipta dari istilah-istilah di kalangan pendukung. Seperti Ongisnade atau Singo Edan, Otruham, Rajajowas, Ongisiras, dan Utab untuk menyebut wilayah Muharto, Sawojajar, Singosari, dan Batu. Terlepas dari tiga kelompok dialek bahasa Jawa tersebut (Malangan atau Kiwalan, Boso Suroboyoan, dan Mataraman atau Kulonan) saat ini bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di sekolah-sekolah dari tingkat SD hingga SMA. Suku Tengger menggunakan bahasa Tengger yang lebih dekat dengan bahasa Jawa Kuno. Suku Osing Banyuwangi menggunakan bahasa Osing. Bahasa Madura dituturkan oleh suku Madura di Madura maupun di mana pun mereka tinggal. Bahasa Madura juga dikenal tingkatan bahasa seperti halnya bahasa Jawa, yaitu enja-iya (bahasa kasar), engghi-enten (bahasa tengahan), dan engghi-bhunten (bahasa halus). Bahasa Madura memiliki beragam dialek yang dituturkan di beberapa daerah berbeda dengan ciri khas yang berbeda pada masing-masing dialek, di mana dialek Sumenep dipandang sebagai dialek yang paling halus, sehingga dijadikan bahasa standar yang diajarkan di sekolah. Di daerah Tapal Kuda, sebagian besar penduduknya menguasai dua bahasa daerah: bahasa Jawa dan bahasa Madura. Bahasa Kangean dituturkan oleh suku Kangean yang berasal dari Pulau Kangean. Bahasa ini merupakan bahasa yang umumnya dituturkan di wilayah Kepulauan Kangean yang mana bahasa ini memiliki elemen linguistik campuran yang berasal dari bahasa-bahasa lain seperti bahasa Bajo, Bugis, Makassar, Banjar, Jawa, Bali, Mandar dan sebagainya yang menjadikan bahasa ini memiliki keunikan yang khas di Provinsi Jawa Timur. Penggunaan bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun televisi lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita, dan gelar wicara, misalnya JTV memiliki program berita menggunakan dialek Surabaya, bahasa Madura, dan bahasa-bahasa dalam rumpun bahasa Jawa Tengahan dialek Jawa Mataraman. Agama Mayoritas penduduk Jawa Timur umumnya menganut agama Islam, dan sebagian kecil lainnya menganut agama Kristen (Katolik dan Protestan), Hindu, dan Buddha. Sebagian penduduk, terutama suku Jawa juga masih memegang teguh budaya Kejawen. Suku Madura umumnya beragama Islam dan terkenal sangat taat dalam menjalankan agama Islam. Suku Osing mayoritas beragama Islam, sedangkan mayoritas suku Tengger menganut agama Hindu. Orang Tionghoa umumnya menganut agama Buddha, Kristen, (Katolik dan Protestan) Konghucu dan sebagian kecil menganut Islam. Masjid Cheng Ho di Surabaya dikelola oleh orang Tionghoa, dan memiliki arsitektur layaknya kelenteng. Indeks Pembangunan Manusia Menurut Badan Pusat Statistik, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Timur tahun 2018 mencapai angka 0,707 (peringkat ke-15) dan menempati status tinggi pada tahun 2017. Kabupaten atau kota dengan IPM tertinggi adalah Kota Surabaya dengan IPM sebesar 81,74 (0,817) yang berstatus sangat tinggi, sedangkan yang paling terendah adalah Kabupaten Sampang dengan IPM sebesar 61,0 (0,610) yang berstatus sedang. Seni dan budaya Kesenian Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu kesenian 'Jawa Timuran' yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang sering kali dibumbui dengan humor, dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo, dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Malang, Surabaya, Mojokerto, dan Jombang, meski keberadaannya semakin jarang. Selain itu, terdapat pula kelompok kesenian Ludruk di lingkungan universitas, salah satu yang masih eksis adalah Loedroek ITB sebagai salah satu Unit Kebudayaan di Institut Teknologi Bandung yang lebih dikenal sebagai Loedroek Kontemporer dan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Reog merupakan kesenian khas Ponorogo dan ikon kesenian Jawa Timur bagian barat yang telah dipatenkan sejak tahun 2001. Pementasan Reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang biasanya kental dengan suasana supranatural. Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran dan Mataraman, topeng dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan, Angling Darma, dan Sarip Tambak-Oso. Seni tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan dalam gaya Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan tarian gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari gandrung, gambyong, srimpi, bondan, dan kelana. Terdapat pula kesenian semacam barongsai di Jawa Timur yang dapat ditemui di dua kabupaten yaitu, Bondowoso dan Jember. Singo Ulung adalah kebudayaan khas Bondowoso. Sedangkan Jember memiliki Can-Macanan Kadduk. Kedua kesenian itu sudah jarang ditemui. Kebudayaan Kebudayaan dan adat istiadat suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Nganjuk, Tulungagung, Blitar, Trenggalek), dan eks-Karesidenan Bojonegoro (Bojonegoro, Tuban dan sebagian barat Lamongan) . Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini. Kawasan pesisir utara Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini mencakup wilayah Tuban, bagian utara Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan daerah masuk dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini. Kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Kabupaten Sidoarjo, Mojokerto, bagian timur Lamongan, Gresik, Jombang, Mojokerto dan Kota Surabaya), dan eks-Karesidenan Malang (Kabupaten Malang, Pasuruan dan Kota Malang, Pasuruan, dan Batu) memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman. Hal ini karena kawasan ini merupakan kawasan arek (sebutan untuk keturunan Ken Arok), terutama daerah Malang, yang membuat daerah ini sulit dipengaruhi budaya Mataraman. Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura dan agama Islam, mengingat besarnya populasi suku Madura dan pengaruh Madura dan Islam di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu. Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, dan pacangan. Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih. Namun, masyarakat di pesisir utara: Tuban, Lamongan, Gresik, bahkan Bojonegoro memiliki kebiasaan lumrah keluarga wanita melamar pria (ganjuran), berbeda dengan lazimnya kebiasaan daerah lain di Indonesia, di mana umumnya pihak pria yang melamar wanita. Selain itu, umumnya pria yang akan masuk ke dalam keluarga wanita. Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian. Arsitektur Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Madiun, Magetan, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Nganjuk dan Blitar) umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk joglo, bentuk limasan (dara gepak), dan bentuk srontongan (empyak setangkep). Masa kolonialisme Hindia Belanda juga meninggalkan sejumlah bangunan kuno di Jawa Timur terutama di Surabaya dan Malang. Pemerintahan Kepala daerah Provinsi Jawa Timur adalah gubernur, yang dibantu oleh seorang wakil gubernur. Jabatan Gubernur Jawa Timur secara resmi saat ini diemban oleh Khofifah Indar Parawansa, yang terpilih dalam Pilkada Jatim 2018. Ia menggantikan Soekarwo, yang telah mengemban tugasnya selama 2 periode. Khofifah Indar Parawansa adalah gubernur perempuan pertama di Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 22 Dinas Daerah, 16 Badan, 3 Kantor, serta 5 Badan Rumah Sakit. Sementara dalam koordinasi wilayah, dibentuk 5 Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil): Bakorwil I Madiun, Bakorwil II Bojonegoro, Bakorwil III Malang, Bakorwil IV Pamekasan, dan Bakorwil V Jember. Kepala Daerah Gubernur merupakan pemimpin tertinggi di pemerintahan provinsi Jawa Timur. Saat ini, gubernur yang menjabat di provinsi Jawa Timur ialah Khofifah Indar Parawansa, didampingi wakil gubernur, Emil Dardak. Mereka menang pada Pemilihan umum Gubernur Jawa Timur 2018, dan dilantik pada 13 Februari 2019. Keterangan Dewan Perwakilan Jawa Timur mengirim 87 wakil ke DPR RI dari sebelas daerah pemilihan, dan empat wakil ke DPD. Empat wakil Provinsi Jawa Timur di DPD untuk periode 2019–2024 adalah Evi Zainal Abidin; La Nyalla Mattalitti; H. Ahmad Nawardi; dan Adilla Azis. Pembagian administratif Secara administratif, Jawa Timur terdiri atas 29 kabupaten, dan 9 kota, menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang memiliki jumlah kabupaten/kota terbanyak di Indonesia. Perwakilan negara asing Di Jawa Timur terdapat beberapa perwakilan negara asing yang terdiri dari konsulat jenderal, konsulat, dan kantor perwakilan khusus yang seluruhnya berkedudukan di Surabaya, Ibu Kota Provinsi Jawa Timur. Beberapa perwakilan negara asing yang ada di Jawa Timur adalah: Konsulat Jenderal (Konsulat Jenderal Amerika Serikat) (Konsulat Jenderal Persemakmuran Australia) (Konsulat Jenderal Jepang) (Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok) Konsulat Kehormatan (Konsulat Kehormatan Kerajaan Belanda) (Konsulat Kehormatan Republik Belarus) (Konsulat Kehormatan Afrika Selatan) (Konsulat Kehormatan Arab Saudi) (Konsulat Kehormatan Republik Argentina) (Konsulat Kehormatan Austria) (Konsulat Kehormatan Belgia) (Konsulat Kehormatan Brazil) (Konsulat Kehormatan Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara) (Konsulat Kehormatan Kerajaan Denmark) (Konsulat Kehormatan Republik Dominika) (Konsulat Kehormatan Republik Filipina) (Konsulat Kehormatan Republik Finlandia) (Konsulat Kehormatan Hungaria) (Konsulat Kehormatan India) (Konsulat Kehormatan Republik Islam Iran) (Konsulat Kehormatan Republik Federal Jerman) (Konsulat Kehormatan Kanada) (Konsulat Kehormatan Malaysia) (Konsulat Kehormatan Meksiko) (Konsulat Kehormatan Republik Korea) (Konsulat Kehormatan Kerajaan Maroko) (Konsulat Kehormatan Republik Arab Mesir) (Konsulat Kehormatan Mongolia) (Konsulat Kehormatan Pakistan) (Konsulat Kehormatan Republik Prancis) (Konsulat Kehormatan Republik Polandia) (Konsulat Kehormatan Republik Poerugal) (Konsulat Kehormatan Republik Ceko) (Konsulat Kehormatan Federasi Rusia) (Konsulat Kehormatan Selandia Baru) (Konsulat Kehormatan Singapura) (Konsulat Kehormatan Republik Slovakia) (Konsulat Kehormatan Republik Sri Lanka) (Konsulat Kehormatan Kerajaan Spanyol) (Konsulat Kehormatan Kerajaan Swedia) (Konsulat Kehormatan Konfederasi Swiss) (Konsulat Kehormatan Kerajaan Thailand) (Konsulat Kehormatan Republik Demokratik Timor Leste) (Konsulat Kehormatan Turki) Kantor Perwakilan (Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei) Konsulat Kehormatan India Pertahanan dan Keamanan Jawa Timur merupakan wilayah Kodam V/Brawijaya, yang bermarkas di Surabaya. Kawasan Kostrad juga terdapat di Singosari yakni Divisi Infanteri 2/Kostrad. Surabaya merupakan Daerah Basis Armada tengah TNI-AL yaitu Komando Armada II. Kawasan TNI-AU terdapat di Bandara Iswahyudi (Magetan), Bandara Abdul Rachman Saleh (Malang), Satuan Radar (Jombang), serta di Raci (Pasuruan), dan di Punung (Pacitan). Kawasan Air Weapon Range TNI-AU terdapat di Pantai Pasirian (Lumajang). Bumi Marinir terdapat di Karang Pilang, Surabaya. Daerah latihan militer antara lain terdapat di Gunung Bancak (Bangkalan), Gunung Majang Komplek (Jember), Teleng Gesingan (Pacitan), serta di Asembagus (Situbondo). Polda Jawa Timur membawahi 38 kabupaten/kota dengan rincian satu polres kota besar (Polrestabes Surabaya), 3 Kepolisian Resor Kota (Polresta), dan 34 Kepolisian Resor. Brimob terdapat di setiap wilayah eks karesidenan. Pusdik Brimob membentang di Wilayah Gunung Penanggungan (Watukosek Gempol Pasuruan ,Kunjorowesi & watesnegoro Ngoro Mojokerto ,Tamiajeng Trawas Mojokerto) Transportasi Jawa Timur memiliki sistem transportasi darat, laut, dan udara. Sungai di Jawa Timur umumnya tidak dapat dilayari, kecuali di Surabaya dan beberapa pesisir Lamongan, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, dan Situbondo dapat dilalui perahu kecil. Transportasi darat Jawa Timur dilintasi oleh jalan nasional sebagai jalan arteri primer, di antaranya jalur pantura (Anyer-Jakarta-Surabaya-Banyuwangi), dan jalan nasional lintas tengah (Jakarta-Bandung-Yogyakarta-Surabaya). Jaringan jalan tol di Jawa Timur meliputi Jalan Tol Surabaya-Gempol; Gempol-Pandaan; Pandaan-Malang; Gempol-Pasuruan; dan Pasuruan-Probolinggo yang menghubungkan wilayah Jawa Timur bagian utara dan tengah dengan wilayah selatan dan timur, Jalan Tol Surabaya-Gresik dan Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar yang menghubungkan wilayah Jawa Timur bagian tengah dan selatan dengan utara, serta Jalan Tol Surabaya-Mojokerto; Mojokerto-Kertosono; Kertosono-Ngawi; dan Ngawi-Solo yang menghubungkan Jawa Timur dengan Jawa Tengah. Jembatan Suramadu yang melintasi Selat Madura menghubungkan Surabaya dan Pulau Madura telah selesai pembangunannya, dan kini telah dapat digunakan. Dalam waktu dekat juga akan direalisasikan pembangunan Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi yang merupakan segmen akhir dari Jalan Tol Trans Jawa, Jalan Tol Malang-Kepanjen yang menghubungkan kota-kota di pantai utara dan tengah dengan selatan Jawa Timur, Jalan Tol Gresik-Tuban, Jalan Tol Demak-Tuban yang menghubungkan Jawa Timur dengan kota-kota di pantai utara Jawa serta Rencana Jalan Tol Lingkar Gerbangkertosusila yang bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalulintas jika sewaktu-waktu jumlah urbanisasi meningkat. Kota-kota di Jawa Timur dihubungkan dengan jaringan bus antarkota. Bus dengan rute Surabaya-Tuban-Semarang, Surabaya-Ngawi-Yogyakarta, Surabaya-Malang, Surabaya-Kediri, dan Surabaya-Jember-Banyuwangi, umumnya beroperasi selama 24 jam penuh. Rute dengan jarak menengah dilayani oleh bus antarkota yang berukuran lebih kecil, seperti jurusan Surabaya-Mojokerto, atau Ngawi-Bojonegoro. Rute dengan jarak jauh seperti Jakarta, Sumatra, dan Bali-Lombok umumnya dilayani oleh bus malam. Terminal Purabaya di Waru, Sidoarjo merupakan terminal terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Setiap kabupaten/kota di Jawa Timur juga memiliki sistem angkutan kota (angkot) atau angkutan perdesaan (angdes) yang menghubungkan ibu kota kabupaten dengan daerah sekitarnya. Di Surabaya angkutan seperti ini dikenal dengan sebutan lyn atau bemo. Taksi dengan argometer dapat dijumpai di Surabaya-Gresik-Sidoarjo, Malang Raya, Banyuwangi, Jember, Madiun, dan Kediri. Sebagai alternatif taksi, di Surabaya terdapat angguna (angkutan serba guna), yang menggantikan helicak (di Jakarta disebut bajaj) sejak tahun 1990-an. Bus kota dapat dijumpai di Surabaya dan Jember. Becak adalah moda angkutan tradisional yang dapat dijumpai hampir di setiap wilayah, meski di sejumlah tempat dilarang beroperasi. Belakangan, terdapat becak bermesin yang dikenal dengan sebutan bentor (Jawa: becak montor = becak bermotor). Kereta api Sistem perkeretaapian di Jawa Timur telah dibangun sejak era kolonial Hindia Belanda. Jalur kereta api utama di Jawa Timur terdiri dari, jalur selatan Jawa (–Surakarta–Yogyakarta–Tasikmalaya–Bandung), jalur tengah Jawa (Surabaya Gubeng–Surakarta–Yogyakarta–Purwokerto–Jakarta), jalur timur Jawa (Surabaya Gubeng–Jember–Banyuwangi), dan jalur utara Jawa (–Semarang–Cirebon–Jakarta). Sedangkan jalur penghubung adalah jalur kantong Jawa Timur (Surabaya Gubeng–Malang–Blitar–Kediri–Kertosono). Jawa Timur juga terdapat sistem transportasi kereta komuter dengan rute Bojonegoro-Surabaya-Sidoarjo, Surabaya-Sidoarjo-Bangil, Surabaya-Lamongan, Surabaya-Mojokerto, Surabaya-Malang-Blitar, dan Jember-Banyuwangi. Saat ini untuk jalur Surabaya-Mojokerto-Kertosono-Ngawi sedang dikembangkan menjadi jalur ganda (double track). Jalur ganda yang telah selesai yaitu lintas Ngawi-Kertosono-Mojokerto yang telah beroperasi sepenuhnya pada akhir tahun 2020. Pengerjaan jalur ganda berlanjut hingga Wonokromo pada tahun 2022 dengan fase pertama antara stasiun Mojokerto dan Sepanjang serta fase kedua antara Sepanjang dan Wonokromo di tahun 2023. Transportasi laut Pelabuhan Internasional Hub Tanjung Perak adalah pelabuhan utama yang berada di Surabaya. Pelabuhan berskala nasional lainnya di Jawa Timur meliputi Pelabuhan Gresik di Kabupaten Gresik, Pelabuhan Bawean di Kabupaten Gresik, Pelabuhan Tanjung Tembaga di Kota Probolinggo, Pelabuhan Pasuruan di Kota Pasuruan, Pelabuhan Sapudi di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Kalbut dan Pelabuhan Jangkar di Kabupaten Situbondo, Pelabuhan Sapeken di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Kangean di Kabupaten Sumenep, serta Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Muncar di Kabupaten Banyuwangi. Jawa Timur memiliki sejumlah pelabuhan penyeberangan, di antaranya Pelabuhan Ujung (Surabaya), Pelabuhan Kamal (Bangkalan, Madura), Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi), Pelabuhan Kalianget (Sumenep), serta Pelabuhan Jangkar (Situbondo). Rute Ujung-Kamal menghubungkan Pulau Jawa (Surabaya) dengan Madura, Pelabuhan Ketapang menghubungkan Pulau Jawa dengan Bali, Rute Jangkar-Kalianget menghubungkan Pulau Jawa (Situbondo) dengan Pulau Madura. Kalianget juga menghubungkan Pulau Madura dengan kepulauan kecil di Laut Jawa (Kangean dan Masalembu). Transportasi udara Bandara Internasional Juanda di Kabupaten Sidoarjo menghubungkan Jawa Timur dengan kota-kota besar di Indonesia dan luar negeri. Di Malang terdapat bandara nasional yang menghubungkan kota-kota besar di Indonesia yakni Bandara Abdul Rachman Saleh. Selain itu, di Jawa Timur terdapat bandara umum lainnya seperti Bandara Blimbingsari di Banyuwangi, Bandara Notohadinegoro di Jember, Bandara Iswahyudi di Magetan, serta Bandara Trunojoyo di Sumenep. Perekonomian Perindustrian Jawa Timur memiliki sejumlah industri besar, di antaranya galangan pembuatan kapal terbesar di Indonesia PT PAL di Surabaya, industri perlengkapan tempur PT Pindad di Malang, industri besar kereta api terbesar di Asia Tenggara PT INKA di Madiun, pabrik kertas (PT Tjiwi Kimia di Tarik-Sidoarjo, PT Leces di Probolinggo), pabrik rokok (Wismilak di Surabaya, Gudang Garam di Kediri, Sampoerna di Surabaya dan Pasuruan, serta Bentoel di Malang). Di Gresik terdapat Semen Gresik dan PT Petrokimia Gresik. Di Tuban terdapat pabrik Semen terbesar di Indonesia yaitu Semen Indonesia (ex Semen Gresik), dan Dynamix (dahulu Semen Holcim) serta Kawasan Kilang Petrokimia. Pemerintah telah menetapkan 12 kawaan industri estate, di antaranya Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) di Surabaya, Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) di Kabupaten Pasuruan, Kawasan Industri Nganjuk (KING) di Kabupaten Nganjuk, Madiun Industrial Estate Balerejo (MIEB) di Kabupaten Madiun, Ngoro Industrial Park (NIP) di Kabupaten Mojokerto, Kawasan Industri Jabon di Kabupaten Sidoarjo, serta Lamongan Integrated Shorebase (LIS) di Kabupaten Lamongan. Sentra industri kecil tersebar di seluruh kabupaten/kota, dan beberapa di antaranya telah menembus ekspor. Industri kerajinan kulit berupa tas, dan sepatu di Tanggulangin, Sidoarjo adalah salah satu industri kecil yang terkenal. Pertambangan dan energi Blok Cepu, salah satu penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, berada di Bojonegoro. Pembangkit listrik di Jawa Timur dikelola oleh PT PJB, di mana meliputi PLTA (Ir. Sutami, Selorejo, Bening), PLTU, dan PLTGU, yang menyediakan energi listrik ke sistem Jawa-Bali. Beberapa daerah menggunakan pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan energi surya. Selain itu, di Jawa Timur juga direncanakan pembangunan pabrik peleburan dan pemurnian tambang (smelter) pertama di Indonesia milik PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik. Smelter ini akan menjadi yang terbesar di dunia. Sosial Pendidikan Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah perguruan tinggi negeri terbanyak di Indonesia. Selain memiliki universitas negeri terbanyak, Jawa Timur juga memiliki sejumlah perguruan tinggi swasta yang memiliki kredibilitas yang baik di Indonesia dan bertaraf internasional, antara lain: Jawa Timur juga dikenal sebagai provinsi yang memiliki sejumlah pondok pesantren ternama. Sedikitnya terdapat 1.500 pondok pesantren yang menyebar di hampir semua kabupaten. Pondok pesantren Gontor adalah sebuah pondok pesantren (ponpes) modern yang terdapat di Ponorogo. Kabupaten Jombang dan Singosari dikenal sebagai kota santri, karena memiliki pondok pesantren yang cukup banyak, di antaranya Ponpes Tebuireng dan Ponpes Darul Ulum di Jombang. Rumah Sakit Dr. Soetomo di Surabaya dikenal sebagai rumah sakit terlengkap di Jawa Timur dan Kawasan Timur Indonesia. Rumah sakit ternama lainnya adalah Rumah Sakit Darmo dan Rumah Sakit Internasional di Surabaya, Rumah Sakit Dr. Syaiful Anwar (RSSA) di Malang, Rumah Sakit Dr. Soedono di Madiun. Rumah Sakit Jiwa Menur di Surabaya dan Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat di Malang yang menjadi rumah sakit jiwa terbesar di Asia Tenggara. Pariwisata Kawasan metropolitan Malang merupakan tujuan wisata terkenal di Indonesia dengan Kota Wisata Batu sebagai pusatnya. Jawa Timur memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik. Salah satu ikon wisata Jawa Timur adalah Gunung Bromo, yang dihuni oleh suku Tengger, di mana setiap tahun diselenggarakan upacara Kasada. Di kawasan Pegunungan Tengger juga terdapat Air Terjun Madakaripura yang merupakan tempat pertapaan terakhir Mahapatih Gajah Mada sebelum mengabdi di Kerajaan Majapahit. Air terjun Madakaripura memiliki ketinggian sekitar 200 meter, yang menjadikan air terjun ini tertinggi di Pulau Jawa dan tertinggi kedua di Indonesia. Selain itu, ada wisata alam Air Terjun yang tidak kalah menariknya, yakni Air Terjun Sedudo yang berada di Lereng Gunung Wilis, Kabupaten Nganjuk, Air Terjun ini memiliki tinggi 105 meter dan punya keunikan tersendiri seperti bisa menjadikan awet muda kalau kita sering mandi di Air Terjun Sedudo ini, dan disini setiap tahunnya terdapat upacara adat kejawen yang disebut Upacara Siraman Sedudo. Ada makanan khas tersendiri yang berada di objek wisata Air Terjun Sedudo ini, yakni "Nasi Jagung andalan Nganjuk dengan dibalut lauk Balurnya". Jawa Timur juga memiliki beberapa daerah wisata pegunungan lainnya di antaranya adalah daerah pegunungan Malang Raya yang dikenal sebagai kawasan wisata pegunungan alami yang mencakup Malang dan Batu. Daerah pegunungan Tretes dan Trawas, yang dikenal memiliki karakteristik seperti daerah Puncak di Jawa Barat. Wisata alam lainnya di Jawa Timur adalah taman nasional (4 dari 12 taman nasional di Jawa), Kebun Raya Purwodadi di Purwodadi, Pasuruan, dan Taman Safari Indonesia II di Prigen, Pasuruan. Jawa Timur juga terdapat peninggalan sejarah pada era klasik. Situs Trowulan di Kabupaten Mojokerto, dulunya merupakan pusat Kerajaan Majapahit, di mana terdapat belasan candi dan makam raja-raja Majapahit. Candi-candi lainnya menyebar di hampir seluruh wilayah Jawa Timur, di antaranya Candi Penataran di Blitar. Di Nganjuk terdapat Candi Ngetos. Di Madura, Sumenep merupakan pusat kerajaan Madura di mana terdapat Keraton Sumenep, museum, dan makam raja-raja Madura (Asta Tinggi Sumenep). Jawa Timur dikenal memiliki panorama pantai yang indah. Di pantai selatan terdapat Pantai Prigi, Pantai Pelang, dan Pantai Pasir Putih di Trenggalek, Pantai Popoh di Tulungagung, Pantai Watu Ulo di Jember, Pantai Ngliyep Pantai Balekambang di Malang. Jawa Timur juga memiliki pantai yang ombaknya merupakan salah satu yang terbaik di dunia, yaitu Pantai Plengkung yang terletak di Kabupaten Banyuwangi. Di kawasan pantai utara terdapat Pantai Tanjung Kodok di Kabupaten Lamongan, kini telah dikelola, dan dikembangkan oleh Pemkab Lamongan menjadi kawasan Wisata Bahari Lamongan (WBL). Masyarakat Jawa Timur sering menyebut WBL dengan Jatim Park II yang sebenarnya Jatim Park II itu sendiri berada di Batu. Selain itu ada Pantai Kenjeran di Surabaya, dan Pantai Pasir Putih di Situbondo. Danau di Jawa Timur antara lain Telaga Sarangan di Magetan, Bendungan Ir. Sutami di Kabupaten Malang, dan Bendungan Selorejo di Kabupaten Blitar. Kawasan pesisir utara memiliki objek wisata sejarah dan religi berupa sejumlah makam para wali. Lima dari sembilan walisongo dimakamkan di Jawa Timur: Sunan Ampel di Surabaya, Sunan Giri, dan Sunan Gresik di Gresik, Sunan Drajat di Paciran (Lamongan), dan Sunan Bonang di Tuban. Di kawasan pesisir utara ini juga terdapat gua-gua yang menarik, yaitu: Gua Maharani di Lamongan, Gua Akbar di Tuban, dan Gua Gong yang berada di Kabupaten Pacitan yang terkenal sebagai gua terindah di Asia Tenggara. Objek wisata ziarah di Jawa Timur antara lain makam proklamator yang juga Presiden Republik Indonesia pertama Soekarno yang terdapat di Kota Blitar dan makam Presiden Republik Indonesia keempat Abdurrahman Wahid / Gus Dur yang terletak di Kabupaten Jombang. Kawasan Metropolitan Malang merupakan tujuan wisata terkemuka di Indonesia dengan Kota Wisata Batu sebagai pusatnya. Kawasan wisata Malang mempunyai berbagai keindahan alam mulai dari gunung berapi hingga pantai, serta wisata buatan manusia dari wisata sejarah hingga theme park berkelas internasional dengan didukung transportasi antar provinsi melalui kereta api, bus, dan pesawat terbang yang tersedia di Malang. Terdapat tempat wisata buatan seperti Jawa Timur Park, Batu Secret Zoo, Batu Night Spectacular, Eco Green Park di Batu. Batu Secret Zoo selalu menempati peringkat 10 besar pada urutan kebun binatang terbaik di Asia menurut situs traveling terkemuka TripAdvisor. Surabaya merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian Jawa Timur, di mana terdapat Tugu Pahlawan, Museum Mpu Tantular, Kebun Binatang Surabaya, Monumen Kapal Selam, Kawasan Ampel, dan Kawasan Tunjungan. Jawa Timur Park di Batu, dan Wisata Bahari Lamongan di Lamongan merupakan wahana wisata yang disebut-sebut sebagai disneyland di Indonesia selain Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta. Di Bojonegoro terdapat wisata Kahyangan Api yaitu api abadi yang sudah ada sejak ratusan tahun, di mana api PON untuk PON XV 2000 diambil dari sini. Selain itu juga terdapat Wana Wisata Dander, dan Waduk Pacal di Kabupaten Bojonegoro. Olahraga Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah klub sepak bola profesional terbanyak di Indonesia. Klub Liga Super Indonesia yang berasal dari Jatim adalah Persegres Gresik United, Persik Kediri, Persema Malang, Arema FC, Persibo Bojonegoro, Deltras Sidoarjo, Persela Lamongan, Persebaya Surabaya, Madura United dan Persenga Nganjuk. Arema dan Persebaya adalah klub sepak bola dari Jawa Timur yang menjadi tim papan atas di Indonesia dengan berulang kali meraih juara dari turnamen dan kompetisi nasional serta sering menjadi wakil Indonesia pada kejuaraan antar klub di Asia. Jawa Timur pernah dua kali menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON), yakni PON VII tahun 1969, dan PON XV tahun 2000, dan menjadi juara umum PON pada tahun 2000 dan 2008. Semenjak tahun 1996 Tim Sepak Bola Jawa Timur selalu meraih medali emas termasuk pada tahun 2008, dan tercatat sebagai medali emas yang keempat diterima berurutan. Jawa Timur memiliki beberapa klub bola basket profesional, terutama di Surabaya. Klub-klub bola basket yang terkenal yaitu CLS Knights dan Pacific Cesar Surabaya. Jawa Timur juga menjadi tempat penyelengaraan ajang balap sepeda Tour de East Java. Kawasan kota Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur, hierarki perkotaan di Jawa Timur terdiri atas perkotaan megalopolitan, perkotaan metropolitan, perkotaan menengah, dan perkotaan kecil. Perkotaan Megalopolitan terdiri atas: Gerbangkertosusila (Kota Surabaya, perkotaan Sidoarjo dan sekitarnya, perkotaan Gresik dan sekitarnya. Perkotaan Metropolitan terdiri atas: Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, serta perkotaan Kepanjen, Singosari dan sekitarnya). Perkotaan Menengah terdiri atas: Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Mojokerto, Kota Blitar, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, perkotaan Ngawi, perkotaan Lamongan, perkotaan Tulungagung, perkotaan Jombang, perkotaan Tuban, perkotaan Bojonegoro, perkotaan Ponorogo, perkotaan Jember, perkotaan Banyuwangi , perkotaan Bangkalan dan perkotaan Pamekasan. Perkotaan kecil terdiri atas: perkotaan Pacitan, perkotaan Paron, perkotaan Nganjuk, perkotaan Kertosono, perkotaan Trenggalek, perkotaan Ngasem/Gumul, perkotaan Pare, perkotaan Babat, perkotaan Wlingi, perkotaan Mojosari, perkotaan Bangil, perkotaan Magetan, perkotaan Caruban, perkotaan Lumajang, perkotaan Bondowoso, perkotaan Situbondo, perkotaan Kraksaan, perkotaan Sampang dan perkotaan Sumenep. Kawasan lindung Kawasan suaka alam Kawasan suaka alam meliputi cagar alam dan suaka margasatwa. Saat ini di Jawa Timur terdapat 17 cagar alam dan 2 suaka margasatwa. Suaka Margasatwa Dataran Tinggi terdapat di Malang, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang dan Banyuwangi. Sementara Suaka Margasatwa Pulau Bawean berada di Gresik. Kawasan pelestarian alam Kawasan pelestarian alam meliputi taman nasional, taman hutan raya (tahura), dan taman wisata alam. Jawa Timur memiliki empat kawasan taman nasional, yaitu: Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo. Taman Nasional Baluran di Perbatasan Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Banyuwangi. Taman Nasional Meru Betiri di Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi. Taman Nasional Alas Purwo di Kabupaten Banyuwangi. Kawasan hutan raya yaitu Taman Hutan Raya Raden Soerjo yang berada di sebagian wilayah Kabupaten Malang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang. Taman wisata alam, meliputi Taman Wisata Kawah Ijen di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso; serta Taman Wisata Alam Gunung Baung di Kabupaten Pasuruan. Kuliner khas Makanan khas Jawa Timur yang terkenal di antaranya adalah sate madura, bakso malang, rawon, dan tahu campur lamongan. Beberapa makanan khas masing-masing daerah di Jawa Timur dapat kita deskripsikan sebagai berikut: Kabupaten Bangkalan terkenal akan bebek sinjay. Kota Surabaya terkenal akan Nasi Rawon. Kota Mojokerto terkenal akan Onde Onde Bo Liem dan Klepon. Kabupaten Banyuwangi terkenal akan nasi tempong, rujak soto, pecel pitik, dan pecel rawon. Kabupaten/Kota Blitar memiliki makanan khas yaitu nasi pecel. Buah yang terkenal asli Blitar yaitu rambutan. Kabupaten Bojonegoro memiliki makanan khas ledre, serabi khas bojonegoro, dan putu bambu. Kabupaten Bondowoso merupakan penghasil tape yang sangat manis. Kabupaten Gresik terkenal akan nasi krawu, otak-otak bandeng, bonggolan, dan pudak-nya. Kabupaten Jember memiliki makanan khas berbahan tape yaitu suwar-suwir serta prol tape yang sangat manis. Kabupaten/Kota Kediri terkenal akan tahu takwa, tahu pong, dan getuk pisang. Kabupaten Lamongan terkenal akan soto lamongan , Nasi Boranan dan sebagai penghasil wingko babat. Kabupaten/Kota Madiun terkenal akan nasi pecel madiun, nasi jotos, dan sebagai penghasil brem. Madura terkenal akan sate madura, dan soto madura. Kabupaten/Kota Malang dan Kota Batu terkenal akan berbagai olahan buah terutama apel, keripik tempe, Bakpao Telo, bakso malang, rawon, dan Cwie Mie. Kabupaten Nganjuk terkenal akan Nasi Becek, Nasi Jagung Sedudo dan Jenang Dumbleg. Kabupaten Ngawi terkenal akan keripik tempe, cokelat tempe, dodol jambu, tahu tepo, dan nasi lethok. Kabupaten Ponorogo terkenal akan sate ponorogo, nasi pecel iwak kali dengan sambal khasnya yang pedas, dawet jabung, jenang mirah, dan tiwul goreng. Kabupaten Sidoarjo terkenal akan kerupuk udang, terasi, dan petis-nya. Kota Surabaya terkenal akan rujak cingur, Semanggi, lontong balap, sate kerang, dan lontong kupang. Kabupaten Tuban terkenal akan legen beserta buah siwalan-nya, serta makanan khas kare rajungan yang populer akan rasanya yang pedas. Kabupaten Tulungagung terkenal akan jenang syabun dan ayam lodho. Jagung dikenal sebagai salah satu makanan pokok orang Madura. Sementara ubi kayu, yang diolah menjadi gaplek, dahulu merupakan makanan pokok sebagian penduduk di Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Trenggalek. Penghargaan Juara 1 Kategori Keuangan Mikro Syariah Dalam Anugerah Adinata Syariah 2022. Juara 1 Kategori Pendidikan Ekonomi Syariah Dalam Anugerah Adinata Syariah 2022. Juara 2 Kategori Pemberdayaan Ekonomi Pesantren Dalam Anugerah Adinata Syariah 2022. Lihat pula Daftar provinsi Indonesia Daftar kabupaten dan kota di Jawa Timur Gerbangkertosusila Malang Raya Tapal Kuda Referensi Bacaan lanjutan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2006. Jawa Timur Dalam Angka 2006. Badan Perencana Provinsi Jawa Timur, dan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 2006. Ensiklopedia Nasional Indonesia. Pranala luar Situs web resmi pemerintah provinsi Jawa Timur Situs web resmi pariwisata Jawa Timur Provinsi di Indonesia Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1945
6,396
784
https://id.wikipedia.org/wiki/Daerah%20Istimewa%20Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta (disingkat DIY, , , pelafalan tidak resmi: Jogja/Jogjakarta) adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan dari Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudra Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kota, dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kapanewon/kemantren, dan 438 kalurahan/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki populasi 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki, dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2. Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menimbulkan penyingkatan nomenklatur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa Yogyakarta sering dihubungkan dengan Kota Yogyakarta sehingga secara kurang tepat sering disebut dengan Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta. Walau secara geografis merupakan daerah setingkat provinsi terkecil kedua setelah DKI Jakarta, Daerah Istimewa ini terkenal di tingkat nasional, dan internasional, terutama sebagai tempat tujuan wisata andalan setelah Provinsi Bali. Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami beberapa bencana alam besar termasuk bencana gempa bumi pada tanggal 27 Mei 2006, erupsi Gunung Merapi selama Oktober-November 2010, serta erupsi Gunung Kelud, Jawa Timur pada tanggal 13 Februari 2014. Sejarah Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri atau disebut Zelfbestuurlandschappen/Daerah Swapraja, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran Natakusuma (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813. Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kasultanan, dan Pakualaman sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangganya sendiri yang dinyatakan dalam kontrak politik. Kontrak politik yang terakhir Kasultanan tercantum dalam Staatsblaad 1942 Nomor 47, sedangkan kontrak politik Pakualaman dalam Staatsblaad 1941 Nomor 577. Eksistensi kedua kerajaan tersebut telah mendapat pengakuan dari dunia internasional, baik pada masa penjajahan Belanda, Inggris, maupun Jepang. Ketika Jepang meninggalkan Indonesia, kedua kerajaan tersebut telah siap menjadi sebuah negara sendiri yang merdeka, lengkap dengan sistem pemerintahannya (susunan asli), wilayah, dan penduduknya. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI, bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta, dan Daerah Pakualaman menjadi wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu kesatuan yang dinyatakan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah, dan Wakil Kepala Daerah bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Hal tersebut dinyatakan dalam: Piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden RI. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 5 September 1945 (dibuat secara terpisah). Amanat Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 30 Oktober 1945 (dibuat dalam satu naskah). Dalam perjalanan sejarah selanjutnya kedudukan DIY sebagai Daerah Otonom setingkat Provinsi sesuai dengan maksud pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 (sebelum perubahan) diatur dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Undang-undang Pokok Pemerintahan Daerah. Sebagai tindak lanjutnya kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah, dan ditambah terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1819) yang sampai saat ini masih berlaku. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan DIY meliputi Daerah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Daerah Kadipaten Pakualaman. Pada setiap undang-undang yang mengatur Pemerintahan Daerah, dinyatakan keistimewaan DIY tetap diakui, sebagaimana dinyatakan terakhir dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), DIY mempunyai peranan yang penting. Terbukti pada tanggal 4 Januari 1946 sampai dengan tanggal 27 Desember 1949 pernah dijadikan sebagai ibu kota Indonesia. Tanggal 4 Januari inilah yang kemudian ditetapkan menjadi hari Yogyakarta Kota Republik pada tahun 2010. Pada saat ini Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwana X dan Kadipaten Pakualaman dipimpin oleh Sri Paku Alam X yang sekaligus menjabat sebagai Gubernur, dan Wakil Gubernur DIY. Keduanya memainkan peran yang menentukan dalam memelihara nilai-nilai budaya, dan adat istiadat Jawa dan merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta. Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, Jawa Tengah dan banyak daerah lainnya, terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian pada masa awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum. Geografi DIY terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, secara geografis terletak pada 8º 30'–7º 20' Lintang Selatan, dan 109º 40'–111º 0' Bujur Timur. Berdasarkan bentang alam, wilayah DIY dapat dikelompokkan menjadi empat satuan fisiografi, yaitu satuan fisiografi Gunungapi Merapi, satuan fisiografi Pegunungan Sewu atau Pegunungan Seribu, satuan fisiografi Pegunungan Kulon Progo, dan satuan fisiografi Dataran Rendah. Satuan fisiografi Gunungapi Merapi, yang terbentang mulai dari kerucut gunung api hingga dataran fluvial gunung api termasuk juga bentang lahan vulkanik, meliputi Sleman, Kota Yogyakarta dan sebagian Bantul. Daerah kerucut, dan lereng gunung api merupakan daerah hutan lindung sebagai kawasan resapan air daerah bawahan. Satuan bentang alam ini terletak di Sleman bagian utara. Gunung Merapi yang merupakan gunungapi aktif dengan karakteristik khusus, mempunyai daya tarik sebagai objek penelitian, pendidikan, dan pariwisata. Satuan Pegunungan Selatan atau Pegunungan Seribu, yang terletak di wilayah Gunungkidul, merupakan kawasan perbukitan batu gamping dan bentang alam karst yang tandus, dan kekurangan air permukaan, dengan bagian tengah merupakan cekungan Wonosari yang telah mengalami pengangkatan secara tektonik sehingga terbentuk menjadi Plato Wonosari (dataran tinggi Wonosari). Satuan ini merupakan bentang alam hasil proses solusional (pelarutan), dengan bahan induk batu gamping, dan mempunyai karakteristik lapisan tanah dangkal, dan vegetasi penutup sangat jarang. Satuan Pegunungan Kulon Progo, yang terletak di Kulon Progo bagian utara, merupakan bentang lahan struktural denudasional dengan topografi berbukit, kemiringan lereng curam, dan potensi air tanah kecil. Satuan Dataran Rendah, merupakan bentang lahan fluvial (hasil proses pengendapan sungai) yang didominasi oleh dataran aluvial, membentang di bagian selatan DIY, mulai dari Kulon Progo sampai Bantul yang berbatasan dengan Pegunungan Seribu. Satuan ini merupakan daerah yang subur. Termasuk dalam satuan ini adalah bentang lahan marin dan eolin yang belum didayagunakan, merupakan wilayah pantai yang terbentang dari Kulon Progo sampai Bantul. Khusus bentang lahan marin dan eolin di Parangtritis Bantul, yang terkenal dengan gumuk pasirnya, merupakan laboratorium alam untuk kajian bentang alam pantai. Kondisi fisiografi tersebut membawa pengaruh terhadap persebaran penduduk, ketersediaan prasarana, dan sarana wilayah, dan kegiatan sosial ekonomi penduduk, serta kemajuan pembangunan antarwilayah yang timpang. Daerah-daerah yang relatif datar, seperti wilayah dataran fluvial yang meliputi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul (khususnya di wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta) adalah wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi, dan memiliki kegiatan sosial ekonomi berintensitas tinggi, sehingga merupakan wilayah yang lebih maju, dan berkembang. Dua daerah aliran sungai (DAS) yang cukup besar di DIY adalah DAS Progo di barat, dan DAS Opak-Oya di timur. Sungai-sungai yang cukup terkenal di DIY antara lain adalah Sungai Serang, Sungai Progo, Sungai Bedog, Sungai Winongo, Sungai Boyong-Code, Sungai Gajah Wong, Sungai Opak, dan Sungai Oya. Ekonomi Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain meliputi sektor Investasi; Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM; Pertanian; Ketahanan Pangan; Kehutanan, dan Perkebunan; Perikanan, dan Kelautan; Energi, dan Sumber Daya Mineral; serta Pariwisata. Penanaman Modal dan Industri Penanaman modal di DIY dilaksanakan melalui program peningkatan promosi, dan kerja sama investasi serta program peningkatan iklim investasi, dan realisasi investasi. Capaian investasi total pada tahun 2010 mencapai Rp 4.580.972.827.244,00 dengan rincian PMDN sebesar Rp 1.884.925.869.797,00, dan PMA sebesar 2.696.046.957.447,00. Unit usaha di DIY pada tahun 2010 ada sekitar 78.122 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 292.625 orang, dan nilai investasi sebesar Rp. 878.063.496.000,00. Perdagangan dan UKM Varian produk ekspor DIY andalan meliputi produk olahan kulit, tekstil, dan kayu. Pakaian jadi tekstil dan mebel kayu merupakan produk yang mempunyai nilai ekspor tertinggi. Namun, secara umum ekspor ke mancanegara didominasi oleh produk-produk yang dihasilkan dengan nilai seni, dan kreatif tinggi yang padat karya (labor intensive). Program pembangunan dalam mengembangkan koperasi dan UKM di DIY, salah satunya adalah memberdayakan usaha mikro, dan kecil, dan menengah yang disinergikan dengan kebijakan program dari pemerintah pusat. Salah satu upaya pembinaan UKM adalah melalui kelompok (sentra) karena upaya ini lebih efektif, dan efisien, di samping itu dengan sentra akan banyak melibatkan usaha mikro, dan kecil. Pada 2010 tercatat koperasi aktif sebanyak 1.926 koperasi, dan UKM tercatat 13.998 unit usaha. Pertanian dan Kehutanan Tingkat kesejahteraan petani dalam bidang pertanian di DIY yang diukur dengan Nilai Tukar Petani (NTP) NTP dapat menjadi salah satu indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan petani di suatu wilayah. Pada 2010 NTP sebesar 112,74%. Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak atas pangan sekaligus merupakan salah satu pilar utama hak asasi manusia. Secara umum ketersediaan pangan di DIY cukup karena berkaitan dengan musim panen sehingga diperlukan pengaturan distribusi oleh pemerintah. Pemenuhan kebutuhan ikan di DIY dapat dipenuhi dari perikanan tangkap maupun budidaya. Untuk perikanan tangkap dilakukan melalui pengembangan pelabuhan perikanan Sadeng dan Glagah. Produksi perikanan budidaya tahun 2010 mencapai 39.032 ton, dan perikanan tangkap mencapai 4.906 ton, dengan konsumsi ikan sebesar 22,06 kg/kap/tahun. Hutan di DIY didominasi oleh hutan produksi, yang sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Persentase luas hutan di DIY pada tahun 2010 sebesar 5,87% dengan rehabilitasi lahan kritis sebesar 9,93% dan kerusakan kawasan hutan sebesar 4,94%. Sektor perkebunan, dari segi produksi tanaman perkebunan yang potensial di DIY adalah kelapa, dan tebu. Kegiatan perkebunan diprioritaskan dalam rangka pengutuhan tanaman memenuhi skala ekonomi serta peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu produk tanaman untuk meningkatkan pendapatan petani. ESDM Sumber daya mineral atau tambang yang ada di DIY adalah Bahan Galian C yang meliputi, pasir, kerikil, batu gamping, kalsit, kaolin, dan zeolin serta breksi batu apung. Selain bahan galian Golongan C tersebut, terdapat bahan galian Golongan A yang berupa Batu Bara. Batu bara ini sangat terbatas jumlahnya, begitu pula untuk bahan galian golongan B berupa Pasir Besi (Fe), Mangan (Mn), Barit (Ba), dan Emas (Au) yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo. Dalam bidang ketenagalistrikan, khususnya listrik, minyak, dan gas di DIY dipasok oleh PT PLN dan PT Pertamina. Pariwisata Pariwisata merupakan sektor utama bagi DIY. Banyaknya objek, dan daya tarik wisata di DIY telah menyerap kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Pada 2010 tercatat kunjungan wisatawan sebanyak 1.456.980 orang, dengan rincian 152.843 dari mancanegara, dan 1.304.137 orang dari nusantara. Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus, dan berbagai fasilitas wisata lainnya, seperti resort, hotel, dan restoran. Tercatat ada 37 hotel berbintang, dan 1.011 hotel melati di seluruh DIY pada 2010. Adapun penyelenggaraan MICE sebanyak 4.509 kali per tahun atau sekitar 12 kali per hari. Keanekaragaman upacara keagamaan, dan budaya dari berbagai agama serta didukung oleh kreativitas seni, dan keramahtamahan masyarakat, membuat DIY mampu menciptakan produk-produk budaya, dan pariwisata yang menjanjikan. Pada tahun 2010 tedapat 91 desa wisata dengan 51 di antaranya yang layak dikunjungi. Tiga desa wisata di kabupaten Sleman hancur terkena erupsi gunung Merapi sedang 14 lainnya rusak ringan. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta pada September 2014, angka kunjungan mencapai 2,4 juta wisatawan domestik dan 1,8 juta wisatawan manca negara. Secara geografis, DIY juga diuntungkan oleh jarak antara lokasi objek wisata yang terjangkau, dan mudah ditempuh. Sektor pariwisata sangat signifikan menjadi motor kegiatan perekonomian DIY yang secara umum bertumpu pada tiga sektor andalan yaitu: jasa-jasa; perdagangan, hotel, dan restoran; serta pertanian. Dalam hal ini pariwisata memberi efek pengganda (multiplier effect) yang nyata bagi sektor perdagangan disebabkan meningkatnya kunjungan wisatawan. Selain itu, penyerapan tenaga kerja, dan sumbangan terhadap perekonomian daerah sangat signifikan. Sosial budaya Kondisi sosial budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain meliputi Kependudukan; Tenaga Kerja, dan Transmigrasi; Kesejahteraan Sosial; Kesehatan; Pendidikan; Kebudayaan; dan Keagamaan Kependudukan dan tenaga kerja Laju pertumbuhan penduduk di DIY antara 2003-2007 sebanyak 135.915 jiwa atau kenaikan rata-rata pertahun sebesar 1,1%. Umur Harapan Hidup (UHH) penduduk di DIY menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari 72,4 tahun pada tahun 2002 menjadi 72,9 tahun pada tahun 2005. Ditinjau dari sisi distribusi penduduk menurut usia, terlihat kecenderungan yang semakin meningkat pada penduduk usia di atas 60 tahun. Proporsi distribusi peduduk berdasarkan usia produktif memiliki akibat pada sektor tenaga kerja. Angkatan kerja di DIY pada 2010 sebesar 71,41%. Di sektor ekonomi yang menyerap tenaga kerja paling besar adalah sektor pertanian kemudian disusul sektor jasa-jasa lainnya. Sektor yang potensial dikembangkan yaitu sektor pariwisata, sektor perdagangan, dan industri terutama industri kecil menengah serta kerajinan. Pengangguran di DIY menjadi problematika sosial yang cukup serius karena karakter pengangguran DIY menyangkut sebagian tenaga-tenaga profesional dengan tingkat pendidikan tinggi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah kependudukan, dan ketenagakerjaan adalah dengan mengadakan program transmigrasi. Pelaksanaan pemberangkatan transmigran asal DIY sampai pada tahun 2008 melalui program transmigrasi sejumlah 76.495 KK atau 274.926 jiwa. Ditinjau dari pola transmigrasi sudah mencerminkan partisipasi, dan keswadayaan masyarakat, melalui Transmigrasi Umum (TU), Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB) dan Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM). Untuk pensebarannya sudah mencakup hampir seluruh provinsi. Rasio jumlah tansmigran swakarsa mandiri pada 2010 mencapai 20% dari total transmigran yang diberangkatkan. Kesejahteraan dan kesehatan Sebagai salah satu aspek yang penting dalam kehidupan, pembangunan kesehatan menjadi salah satu instrumen di dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tahun 2007 jumlah keluarga miskin sebanyak 275.110 RTM dan menerima bantuan raskin dari pemerintah pusat (meningkat 27 persen dibanding periode tahun 2006 sebanyak 216.536 RTM). Penduduk DIY menurut tahapan kesejahteraan tercatat bahwa pada tahun 2007 kelompok pra sejahtera 21,12%; Sejahtera I 22,70%; Sejahtera II 23,69%; Sejahtera III 26,83%; dan Sejahtera III plus 5,66%. Tingkat kesejahteraan pada tahun 2010 meningkat dengan penurunan persentase penduduk miskin menjadi 16,83%. Arah pembangunan kesehatan di DIY secara umum adalah untuk mewujudkan DIY yang memiliki status kesehatan masyarakat yang tinggi tidak hanya dalam batas nasional tetapi memiliki kesetaraan di tataran internasional khususnya Asia Tenggara dengan mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, peningkatan jangkauan, dan kualitas pelayanan kesehatan serta menjadikan DIY sebagai pusat mutu dalam pelayanan kesehatan, pendidikan pelatihan kesehatan serta konsultasi kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional Tahun 2010 menempatkan DIY sebagai daerah setingkat provinsi dengan indikator kesehatan terbaik, dan paling siap dalam mencapai MDG’s. Pada tahun 2010 capaian indikator kesehatan untuk umur harapan hidup berada pada level usia 74,20 tahun. Angka kematian balita sebesar 18/1000 KH, angka kematian bayi sebesar 17/1000 KH, dan angka kematian ibu melahirkan sebesar 103/100.000 KH. Prevalensi gizi buruk sebesar 0.70%, Cakupan Rawat Jalan Puskesmas 16% sedangkan Cakupan Rawat Inap Rumah Sakit sebesar 1,32%. Dari 118 Puskesmas, 20% puskesmas telah menerapkan sistem manajemen mutu melalui pendekatan ISO 9001:200; 7% rumah sakit telah menerapkan ISO 9001:200; 25% rumah sakit di DIY telah terakreditasi dengan 5 standar; 17% RS terakreditasi dengan 12 standar; dan 5% RS telah terakreditasi dengan 16 standar pelayanan. Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki unit pelayanan gawat darurat meningkat menjadi 40% dan RS dengan pelayanan kesehatan jiwa meningkat menjadi 9%. Meskipun demikian cakupan rawat jalan tahun 2006 baru mencapai 10% (nasional 15%) sementara untuk rawat inap 1,2% (nasional 1,5%). Rasio pelayanan kesehatan dasar bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan DIY maupun Kabupaten/Kota telah mencapai 100%. Rasio dokter umum per 100.000 penduduk menunjukkan tren meningkat sebesar 39,64 pada tahun 2006. Adapun program jamkesos tahun 2010 dianggarkan Rp. 34.978.592.000,00. Penyakit jantung dan stroke telah menjadi pembunuh nomor satu di DIY sementara faktor risiko penyakit jantung penduduk DIY ternyata cukup tinggi. Rumah tangga di DIY yang tidak bebas asap rokok sebesar 56%, sedangkan remaja yang perokok aktif sebesar 9,3%. Sebanyak 52% penduduk DIY kurang melakukan aktivitas olahraga, dan hanya 19,8% penduduk DIY yang mengkonsumsi serat mencukupi. Dalam tiga tahun terakhir angka obesitas pada anak-anak di DIY meningkat hampir 7%. Pendidikan Penyebaran sekolah untuk jenjang SD/MI sampai Sekolah Menengah sudah merata, dan menjangkau seluruh wilayah sampai ke pelosok desa. Jumlah SD/MI yang ada di DIY pada tahun 2008 adalah sejumlah 2.035, SMP/MTs/SMP Terbuka sejumlah 529, dan SMA/MA/SMK sejumlah 381 sekolah negeri maupun swasta. Ketersediaan ruang belajar dapat dikatakan sudah memadai dengan rasio siswa per kelas untuk SD/MI: 22, SMP/MTs: 33, SMA/MA/SMK: 31. Sedangkan tingkat ketersediaan guru di DIY juga cukup memadai dengan rasio siswa per guru untuk SD/MI: 13, SMP/MTs: 11, SMA/MA/SMK: 9. Untuk tahun 2010 pembinaan guru jenjang SD/MI sebanyak 3.900 guru telah memenuhi kualifikasi dari total 24.093 guru. Jenjang SMP/MTs sebanyak 3.939 guru telah memenuhi kualifikasi dari total 12.971 guru. Dan untuk SMA/MA sebanyak 4.826 guru telah memenuhi kualifikasi dari total 15.067 guru. Para lulusan jenjang SD/MI pada umumnya dapat melanjutkan ke SMP/MTs, sejalan kebijakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang dicanangkan pemerintah. Pada tahun 2010, angka kelulusan SD/MI mencapai 96,47%, SMP/MTs mencapai 81,84% dan SMA/MA/SMK sebesar 88,98%. Sedangkan angka putus sekolah pada tahun yang sama sebesar 0,07% untuk SD/MI; 0,17% untuk SMP/MTs; dan 0,44% untuk SMA/MA/SMK. Sementara itu jumlah perguruan tinggi di DIY baik negeri, swasta maupun kedinasan seluruhnya sebanyak 136 institusi dengan rincian 21 universitas, 5 institut, 41 sekolah tinggi, 8 politeknik dan 61 akademi yang diasuh oleh 9.736 dosen. Kebudayaan DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik) maupun yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya, dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang intangible seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat. DIY memiliki tidak kurang dari 515 Bangunan Cagar Budaya yang tersebar di 13 Kawasan Cagar Budaya. Keberadaan aset-aset budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau tersebut, dengan Kraton sebagai institusi warisan adiluhung yang masih terlestari keberadaannya, merupakan embrio, dan memberi spirit bagi tumbuhnya dinamika masyarakat dalam berkehidupan kebudayaan terutama dalam berseni budaya, dan beradat tradisi. Selain itu, DIY juga mempunyai 30 museum, yang dua di antaranya yaitu Museum Ullen Sentalu, dan Museum Sonobudoyo diproyeksikan menjadi museum internasional. Pada 2010, persentase benda cagar budaya tidak bergeak dalam kategori baik sebesar 41,55%, sedangkan kunjungan ke museum mencapai 6,42%. Beberapa museum yang terletak di DIY, antara lain: Museum Biologi Universitas Gadjah Mada Museum Affandi Museum UGM Museum Anak Kolong Tangga Museum Batik dan Sulaman Yogyakarta Museum Benteng Vrederburg Museum Gembira Loka Museum Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia Museum Lingkungan Batik Joglo Cipto Wening Terdapat juga beberapa galeri seni yang berada di Yogyakarta, antara lain: Bentara Budaya Yogyakarta Museum dan Tanah Liat Galeri Wahyu Mahyar Galeri Affandi Agama Penduduk DIY mayoritas beragama Islam yaitu sebesar 92,62%, selebihnya beragama Kristen Katolik 4,50%, kemudian Kristen Protestan 2,68%. Pemeluk agama Kristen di DI Yogyakarta adalah komunitas suku Jawa asli. Selain itu ada sebagian dari suku pendatang lainnya seperti suku Batak, Tionghoa, Minahasa, dan dari Indonesia Timur seperti orang NTT, Maluku dan Papua. Agama lainnya Buddha 0,10%, Hindu 0,09% dan lainnya 0,01%. Sarana rumah ibadah terus mengalami perkembangan, pada tahun 2007 terdiri dari 6.214 masjid, 3.413 langgar, 1.877 musholla, 218 gereja, 139 kapel, 25 kuil/pura dan 24 vihara/klenteng. Jumlah pondok pesantren pada tahun 2006 sebanyak 260, dengan 260 kyai, dan 2.694 ustaz serta 38.103 santri. Sedangkan jumlah madrasah baik negeri maupun swasta terdiri dari 148 madrasah ibtidaiyah, 84 madrasah tsanawiyah dan 35 madrasah aliyah. Aktivitas keagamaan juga dapat dilihat dari meningkatnya jumlah jamaah haji dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2007 terdapat 3.064 jamaah haji. Suku bangsa Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010, mayoritas penduduk suku bangsa di DIY, yakni Jawa (96,53%) dari 3.451.006 jiwa penduduk. Bahasa Menurut Badan Bahasa, bahasa Jawa dialek Yogya-Solo merupakan bahasa daerah yang dituturkan mayoritas penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut Statistik Kebahasaan 2019, bahasa ini menjadi satu-satunya bahasa daerah asli Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahasa resmi instansi pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah bahasa Indonesia. Pada 8 Februari 2021, bahasa Jawa berstatus bahasa resmi di Daerah Istimewa Yogyakarta di samping bahasa Indonesia. Tata ruang dan infrastruktur Kondisi bentang alam DIY yang beragam, dan aspek filosofi kebudayaan memengaruhi pengembangan tata ruang/wilayah, dan pembangunan infrastruktur di DIY. Tata ruang Model yang digunakan dalam tata ruang wilayah DIY adalah corridor development atau disebut dengan “pemusatan intensitas kegiatan manusia pada suatu koridor tertentu” yang berfokus pada Kota Yogyakarta, dan jalan koridor sekitarnya. Dalam konteks ini, aspek pengendalian, dan pengarahan pembangunan dilakukan lebih menonjol dalam koridor prioritas, terhadap kegiatan investasi swasta, dibandingkan dengan investasi pembangunan oleh pemerintah yang dengan sendirinya harus terkendali. Untuk mendukung aksesibilitas global wilayah DIY, maka diarahkan pengembangan pusat-pusat pelayanan antara lain Pusat Kegiatan Nasional (PKN)/Kota Yogyakarta, Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Sleman, PKW Bantul, dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang RTRW Prov DIY 2009-2029 mengatur pengembangan tata ruang di DIY. Penataan ruang ini juga memiliki keterkaitan dengan mitigasi bencana di DIY. Prasarana Prasarana jalan yang tersedia di DIY tahun 2007 meliputi Jalan Nasional (168,81 Km), Jalan Provinsi (690,25 Km), dan Jalan Kabupaten (3.968,88 Km), dengan jumlah jembatan yang tersedia sebanyak 114 buah dengan total panjang 4.664,13 meter untuk jembatan nasional, dan 215 buah dengan total panjang 4.991,3 meter untuk jembatan provinsi. Di wilayah perkotaan, dengan kondisi kendaraan bermotor yang semakin meningkat (rata-rata tumbuh 13% per tahun), sedangkan kondisi jalan terbatas, maka telah mengakibatkan terjadinya kesemrawutan, dan kemacetan lalu lintas, dan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang terus meningkat setiap tahun. Transportasi Pelayanan angkutan kereta api pemberangkatan, dan kedatangan berpusat pada dua stasiun utama di Kota Yogyakarta, yaitu Stasiun Yogyakarta atau Stasiun Tugu di Kecamatan Gedongtengen melayani kereta api antarkota kelas eksekutif dan campuran dan komuter seperti Commuter Line Yogyakarta dan Prambanan Ekspres beserta kereta api bandara YIA, sedangkan Stasiun Lempuyangan di Kecamatan Danurejan untuk melayani angkutan penumpang kereta api antarkota kelas ekonomi dan sebagian kecil campuran dan perhentian Commuter Line Yogyakarta, Stasiun Maguwo di Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman hanya melayani penumpang layanan KRL Commuter Line dan stasiun utama lainnya adalah Stasiun Wates yang terletak di pusat pemerintahan Kabupaten Kulon Progo, tepatnya di Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo masih melayani kereta api antarkota kelas campuran dan ekonomi, Commuter Line Prambanan Ekspres dan kereta api bandara YIA. Saat ini untuk meningkatkan layanan jalur selatan dan tengah Jawa, lintas tersebut sudah dibangun jalur ganda dari Stasiun Solo Balapan sampai Stasiun Kutoarjo dan juga sudah dilakukan elektrifikasi lintas Yogyakarta–Palur. Berkaitan dengan keselamatan lalu lintas, permasalahan yang berkaitan dengan layanan angkutan kereta api antara lain masih banyak perlintasan yang tidak dijaga. Selain kerata api, Pemda DIY mengembangkan layanan Bus Trans Jogja yang menjadi prototipe layanan angkutan massal pada masa mendatang. Untuk angkutan sungai, danau dan penyeberangan, Waduk Sermo yang terletak di Kabupaten Kulon Progo yang memiliki luas areal 1,57 km² dan mempunyai keliling ± 20 km menyebabkan terpisahnya hubungan lintas darat antara desa di sisi waduk dengan desa lain di seberangnya. Di sektor transportasi laut dI DIY terdapat Tempat Pendaratan Kapal (TPK) yang berfungsi sebagai pendaratan kapal pendaratan pencari ikan, dan tempat wisata pantai. Terdapat 19 titik TPK yang dilayani oleh ± 450 kapal nelayan. Di sektor transportasi udara, Bandara Adisutjipto yang telah menjadi bandara internasional sejak 2004 menjadi pintu masuk transportasi udara bagi Daerah Istimewa Yogyakarta, baik domestik maupun internasional. Sejak tahun 2020, Bandara Internasional Yogyakarta sudah menjadi gerbang udara utama terbaru bagi Daerah Istimewa Yogyakarta, baik dari penerbangan komersial domestik dan internasional. Keterbatasan fasilitas sisi udara, dan darat yang berada di Bandara Adisutjipto menyebabkan fungsi Bandara Adisutjipto sebagai gerbang wilayah selatan Pulau Jawa tidak dapat optimal. Status bandara yang “enclave civil” menyebabkan landas pacu yang ada dimanfaatkan untuk dua kepentingan yakni penerbangan sipil, dan latihan terbang militer. Hal tersebut memunculkan gagasan pembangunan bandar udara baru di wilayah Yogyakarta yang lebih luas dan lebih memadai. Mitigasi bencana Terkait dengan potensi bencana alam, penanggulangan bencana memegang peranan yang sangat penting, baik pada saat sebelum, saat, dan sesudah terjadinya bencana. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi, bencana dapat dilihat sebagai interaksi antara ancaman bahaya dengan kerentanan masyarakat, dan kurangnya kapasitas untuk menangkalnya. Penanggulangan bencana diarahkan pada bagaimana mengelola risiko bencana sehingga dampak bencana dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali. Secara geologis DIY merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan terhadap bencana alam. Potensi bencana alam yang berkaitan dengan bahaya geologi yang meliputi: Bahaya alam Gunung Merapi, mengancam wilayah Kabupaten Sleman bagian utara, dan wilayah-wilayah sekitar sungai yang berhulu di puncak Merapi; Bahaya gerakan tanah/batuan, dan erosi, berpotensi terjadi pada lereng Pegunungan Kulon Progo yang mengancam di wilayah Kulon Progo bagian utara, dan barat, serta pada lereng Pengunungan Selatan (Baturagung) yang mengancam wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian utara, dan bagian timur wilayah Kabupaten Bantul. Bahaya banjir, terutama berpotensi mengancam daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Bantul; Bahaya kekeringan berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian selatan, khususnya pada kawasan bentang alam karst; Bahaya tsunami, berpotensi terjadi di daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunungkidul, khususnya pada pantai dengan elevasi (ketinggian) kurang dari 30m dari permukaan air laut. Bahaya alam akibat angin berpotensi terjadi di wilayah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan daerah-daerah Kabupaten Sleman bagian utara, serta wilayah perkotaan Yogyakarta; Bahaya gempa bumi, berpotensi terjadi di wilayah DIY, baik gempa bumi tektonik maupun vulkanik. Gempa bumi tektonik berpotensi terjadi karena wilayah DIY berdekatan dengan kawasan tumbukan lempeng (subduction zone) di dasar Samudra Indonesia yang berada di sebelah selatan DIY. Selain itu secara geologi di wilayah DIY terdapat beberapa patahan yang diduga aktif. Wilayah dataran rendah yang tersusun oleh sedimen lepas, terutama hasil endapan sungai, merupakan wilayah yang rentan mengalami goncangan akibat gempa bumi. Pemerintahan Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan metamorfosis dari Pemerintahan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Pemerintahan Negara Kadipaten Pakualaman, khususnya bagian Parentah Jawi yang semula dipimpin oleh Pepatih Dalem untuk Negara Kesultanan Yogyakarta, dan Pepatih Pakualaman untuk Negara Kadipaten Pakualaman. Oleh karena itu Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki hubungan yang kuat dengan Keraton Yogyakarta maupun Puro Paku Alaman. Sehingga tidak mengherankan banyak pegawai negeri sipil daerah yang juga menjadi Abdidalem Keprajan Keraton maupun Puro. Walau demikian mekanisme perekrutan calon pegawai negeri sipil daerah tetap dilakukan sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Daerah Keterangan Birokrasi dan lembaga Di bidang pengembangan kelembagaan Pemerintah DIY telah menetap Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi, dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, dan Sekretariat DPRD DIY, Perda Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi, dan Tata Kerja Dinas Daerah DIY, Perda Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi, dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, dan Satuan Polisi Pamong Praja DIY; serta menerapkannya mulai tahun 2009. Perangkat daerah di DIY antara lain terdiri atas: Sekretariat Daerah Sekretariat DPRD Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Dinas Kehutanan, dan Perkebunan Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Kesehatan Dinas Pariwisata Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Kundha Niti Mandala sarta Tata Sasana) Dinas Pertanian Dinas Sosial Dinas Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Inspektorat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Kepegawaian Daerah Badan Kerja Sama, dan Penanaman Modal Badan Kesatuan Bangsa, dan Perlindungan Masyarakat Badan Ketahanan Pangan, dan Penyuluhan Badan Lingkungan Hidup Badan Pemberdayaan Perempuan, dan Masyarakat Badan Pendidikan, dan Pelatihan Badan Perpustakaan, dan Arsip Daerah Paniradya Kaistiméwan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum DIY Rumah Sakit Grhasia Satuan Polisi Pamong Praja Selain itu di DIY dibentuk Ombudsman Daerah sejak tahun 2004 dengan keputusan Gubernur. Dua dinas daerah di DIY memiliki nomenklatur dengan bahasa dan aksara Jawa, yaitu Dinas Kebudayaan disebut Kundha Kabudayan (Hanacaraka: ) serta Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kundha Niti Mandala sarta Tata Sasana (Hanacaraka: ). Nomenklatur ini juga digunakan pada dinas daerah tingkat kabupaten/kota di DIY. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Lembaga Perwakilan Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta dirintis dengan pembentukan KNI Daerah Yogyakarta pada tahun 1945. Pada Mei 1946 KNI Daerah Yogyakarta dibubarkan, dan dibentuk Parlemen Lokal pertama di Indonesia dengan nama Dewan Daerah. Walaupun anggotanya tidak dipilih melalui pemilihan umum, parlemen ini tetap bekerja mewakili rakyat sampai tahun 1948 saat Invasi Belanda ke Kota Yogyakarta. Pada 1951, setelah melalui pemilihan umum bertingkat terbentuklah parlemen lokal yang lebih permanen dengan nama "Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta" . Dalam menjalankan tugas sehari-hari, DPRD DIY memiliki empat komisi (disebut Komisi A sampai Komisi D), dengan dilengkapi Sekretariat, Badan Kehormatan, dan Badan Anggaran. Legislator dan Senator Daerah Istimewa Yogyakarta mengirim delapan wakil di DPR RI (sebagai legislator) dan empat wakil di DPD (sebagai senator). Daftar legislator (hasil Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019) Daftar senator (hasil Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019) Keistimewaan DIY Menurut UU Nomor 3 tahun 1950 yang dikeluarkan oleh negara bagian Republik Indonesia yang beribu kota di Yogyakarta pada maret 1950, keistimewan DIY mengacu pada keistimewaan yang diberikan oleh UU Nomor 22 Tahun 1948 yaitu Kepala Daerah Istimewa diangkat oleh Presiden dari keturunan keluarga yang berkuasa di daerah itu pada zaman sebelum Republik Indonesia, dan yang masih menguasai daerahnya, dengan syarat-syarat kecakapan, kejujuran, dan kesetiaan, dan dengan mengingat adat istiadat di daerah itu. Selain itu, untuk Daerah Istimewa yang berasal dari gabungan daerah kerajaan dapat diangkat seorang Wakil Kepala Daerah Istimewa dengan mengingat syarat-syarat sama seperti kepala daerah istimewa. Sebab pada saat itu daerah biasa tidak dapat memiliki wakil kepala daerah. Adapun alasan keistimewaan Yogyakarta diakui oleh pemerintahan RI menurut UU Nomor 22 Tahun 1948 (yang juga menjadi landasan UU Nomor 3 Tahun 1950 mengenai pembentukan DIY), adalah Yogyakarta mempunyai hak-hak asal usul, dan pada zaman sebelum Republik Indonesia sudah mempunyai pemerintahan sendiri yang bersifat Istimewa (zelfbestuure landschappen). Saat ini Keistimewaan DIY diatur dengan UU Nomor 13 tahun 2012 yang meliputi: tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang Gubernur, dan Wakil Gubernur; kelembagaan Pemerintah Daerah DIY; kebudayaan; pertanahan; dan tata ruang. Kewenangan istimewa ini terletak di tingkatan Provinsi Dalam tata cara pengisian jabatan gubernur, dan wakil gubernur salah satu syarat yang harus dipenuhi calon gubernur, dan wakil gubernur adalah bertakhta sebagai Sultan Hamengku Buwono untuk calon Gubernur, dan bertakhta sebagai Adipati Paku Alam untuk calon Wakil Gubernur. Kewenangan kelembagaan Pemerintah Daerah DIY diselenggarakan untuk mencapai efektivitas, dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, dan pelayanan masyarakat berdasarkan prinsip responsibilitas, akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi dengan memperhatikan bentuk, dan susunan pemerintahan asli yang selanjutnya diatur dalam Perdais. Kewenangan kebudayaan diselenggarakan untuk memelihara, dan mengembangkan hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang berupa nilai-nilai, pengetahuan, norma, adat istiadat, benda, seni, dan tradisi luhur yang mengakar dalam masyarakat DIY yang selanjutnya diatur dalam Perdais. Dalam penyelenggaraan kewenangan pertanahan Kasultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Pakualamanan dinyatakan sebagai badan hukum. Kasultanan, dan Kadipaten berwenang mengelola, dan memanfaatkan tanah Kasultanan, dan tanah Kadipaten ditujukan untuk sebesar-besarnya pengembangan kebudayaan, kepentingan sosial, dan kesejahteraan masyarakat. Kewenangan Kasultanan, dan Kadipaten dalam tata ruang terbatas pada pengelolaan, dan pemanfaatan tanah Kasultanan, dan tanah Kadipaten yang selanjutnya diatur dalam Perdais. Perdais adalah peraturan daerah istimewa yang dibentuk oleh DPRD DIY dan Gubernur untuk mengatur penyelenggaraan Kewenangan Istimewa. Selain itu, pemerintah menyediakan pendanaan dalam rangka penyelenggaraan urusan Keistimewaan DIY dalam Anggaran Pendapatan, dan Belanja Negara sesuai dengan kebutuhan DIY dan kemampuan keuangan negara. Pembagian administratif Asal usul Kabupaten, dan Kota yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta juga merupakan metamorfosis dari Kabupaten-kabupaten Kesultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Pakualaman. Kabupaten-kabupaten tersebut merupakan kabupaten administratif tanpa ada perwakilan rakyat. Kabupaten-kabupaten tersebut adalah: Kabupaten Kota Kasultanan dengan bupatinya KRT Hardjadiningrat, Kabupaten Bantul dengan bupatinya KRT Jayadiningrat, Kabupaten Gunungkidul dengan bupatinya KRT Suryadiningrat, Kabupaten Kulonprogo yang beribu kota di Sentolo dengan bupatinya KRT Secadiningrat. Kabupaten Kota Pakualaman dengan bupatinya KRT Bratadiningrat, Kabupaten Adikarto yang beribu kota di Wates, dengan bupatinya KRT Suryaningprang. Pemerintahan kabupaten dan kota Kabupaten dan Kota yang berada di wilayah DIY sekarang ini dibentuk pada kurun waktu 1950-1951 dan 1957-1958. Tidak ada perbedaan antara pemerintahan kabupaten, dan kota yang berada di wilayah DIY dengan di Indonesia pada umumnya. Adapun daftar kabupaten, dan kota di wilayah DIY sebagai berikut: Kapanewon/kemantren dan kalurahan/kelurahan Kerjasama pemerintahan Sampai tahun 2010. Pemda DIY memiliki kerja sama dengan daerah lain yang dituangkan dalam tiga puluh perjanjian kerja sama yang masih berlaku. Dua puluh satu buah kerja sama dengan daerah lain di dalam negeri, dan sembilan sisanya dengan daerah lain di luar negeri, seperti program Sister Province dengan prefektur Kyoto Jepang dan Negara Bagian California Amerika Serikat. Perjanjian kerja sama yang baru mulai 2010 dilakukan dengan delapan daerah di dalam negeri, dan dua kesepakatan dengan daerah lain di luar negeri. Sedangkan kerja sama dengan pihak ke tiga (swasta), Pemda DIY memiliki lima puluh satu perjanjian kerja sama yang masih berlaku. Empat puluh enam dengan pihak ke tiga dalam negeri, dan lima sisanya dengan pihak ke tiga luar negeri. Sementara itu pada tahun 2010 ini Pemda membuat empat perjanjian kerja sama dengan pihak ke tiga dalam negeri, dan satu perjanjian dengan pihak ke tiga luar negeri. Pendidikan Beberapa Perguruan tinggi di Yogyakarta; Perguruan tinggi negeri Universitas Gadjah Mada (UGM) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPVYK) Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Yogyakarta) Akademi Angkatan Udara (AAU) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Udara Akademi Kulit Kemenperin Poltekes Kemenkes Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN), sebelumnya bernama Akademi Agraria Universitas swasta Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Universitas Alma Ata (UAA) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY) Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Universitas Islam Indonesia (UII), merupakan universitas swasta tertua di Indonesia Universitas Janabadra (UJB) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Sebelumnya bernama Universitas Wangsa Manggala Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta (Unuyo) Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) Universitas Respati Indonesia (UNRIYO) Universitas Sanata Dharma (USD) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) Universitas Widya Mataram (UWM) Universitas Proklamasi 45 (UP45) Institut Pertanian STIPER (Instiper) Institut Sains & Teknologi Akprind (IST Akprind) Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY), sebelumnya bernama STTNAS (Sekolah Tinggi Teknologi Nasional) Yogyakarta Sekolah tinggi STIE SBI STIE YKPN STMIK Akakom STMIK AMIKOM Yogyakarta (dulu AMIKOM) Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta (STP AMPTA) Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo Yogyakarta (STiPRAM) Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (APMD) Sekolah Tinggi Teknologi Adisucipto (STTA) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta (STTKD) Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Visi Indonesia (STSRD Visi Indonesia), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Achmad Yani Yogyakarta Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM)YKPN Yogyakarta Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa Yogyakarta Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Akademi dan politeknik AA YKPN POLISENI POLTEKKES AKPER Notokusumo Akademi Kebidanan Yogyakarta Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta Akademi Pertanian Yogyakarta Pariwisata Wisata candi Candi Prambanan Candi Kalasan Situs Ratu Boko Candi Ijo Candi Abang Candi Gampingan Candi Sari Candi Kedulan Candi Sambisari Candi Sorogedug Candi Kimpulan Candi Gembirowati Candi Klodangan Candi Banyunibo Candi Morangan Candi Risan Candi Palgading Candi Watu Gudhig Candi Dawangsari Candi Miri Candi Keblak Candi Gebang Candi Barong Candi Pringtali Candi Plembutan Situs Mantup Situs Payak Situs Mangir Situs Arca Bugisan Situs Arca Gupolo Situs Gua Sentono Situs Sokoliman Situs Gondangan Situs Bleberan Wisata pantai Area Bantul 1 Pantai Parangtritis Pantai Parangkusumo Pantai Parangendog Pantai Depok Area Bantul 2 Pantai Samas Pantai Pandansari Pantai Goa Cemara Pantai Kuwaru Pantai Baru Pantai Pandansimo Area Gunungkidul 1 Pantai Baron Pantai Kukup Pantai Drini/Pulau Drini Pantai Watukodok Pantai Sepanjang Pantai Krakal Pantai Sadranan Pantai Sundak Pantai Pulang Sawal Pantai Slili Area Gunungkidul 2 Pantai Pok Tunggal Pantai Sadeng Pantai Ngetun Pantai Timang Pantai Jogan Pantai Nglambor Pantai Siung Pantai Wediombo Pantai Jungwok Area Gunungkidul 3 Pantai Ngobaran Pantai Ngrenehan Pantai Butuh Pantai Gesing Pantai Wohkudu Pantai Grigak Area Kulonprogo Pantai Glagah Indah Pantai Congot Pantai Bugel Pantai Trisik Wisata gua Gua Banteng Gua Banyaksongo Gua Bribin Gua Cemplong Gua Cerme Gua Cikal Gua Dagang Gua Dengok Gua Gebang Gua Gebangtinatar Gua Grengseng Gua Grubug Gua Grubuk Gua Jepang Gua Jlamprong Gua Jomblang Gua Kali Suci Gua Kaligede Gua Kebon Gua Kedokan Gua Kesirat Gua Kiskendo Gua Langse Gua Maria Jatiningsih Gua Mariatritis Gua Ngingrong Gua Ngobaran Gua Ngularan Gua Nogosari Gua Pari Gua Pindul Gua Ploso Gua Rancang Kencono Gua Rancang Gua Selarong Gua Semuluh Gua Seropan Gua Sigolo-golo Gua Sioyot Gua Slisi Gua Sodong Gua Sriti Gua Sumurup Gua Sunan Mas Gua Sundak Gua Tapan Gua Toto Wisata belanja Malioboro Pasar Beringharjo XT Square Kasongan Pasar Seni Gabusan Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) Pasar Klithikan Ambarrukmo Plaza Galeria Mall Malioboro Mall Ramai Family Mall (RaFa) Saphir Square Hartono Lifestyle Mall Yogyakarta Sahid Yogya Lifestyle City Jogja City Mall Pasar Ngasem Wisata alam Kaliurang Wanagama Kaliadem Lereng Merapi Tebing Breksi Bukit Teletubbies Kebun Buah Mangunan Hutan Pinus Mangunan Hutan Pinus Pengger Jurang Tembelan Bukit Bego Gardu Pandang Lemah Rubuh Selopamioro Adventure Park Air Terjun Tuwondo Curug Pulosari Air Terjun Sri Gethuk Gunung Nglanggeran Embung Nglanggeran Wisata Alam Kalibiru Puncak Suroloyo Waduk Sermo Lain-lain Kebun Binatang Gembira Loka Istana Air Taman Sari Situs Warungboto Monumen Jogja Kembali Museum Keraton Yogyakarta Museum Sonobudoyo Pemakaman Imogiri Merapi Park The Lost World Castle Kerajinan Kulit Manding Bantul Taman Pintar Yogyakarta (Wisata Edukasi Tengah Kota) Pemakaman Girigondo Sendratari Ramayana Prambanan (merupakan sebuah pertunjukan yang menggabungkan tari dan drama tanpa dialog, diangkat dari kisah Ramayana). Provinsi kembar Prefektur Kyoto, Jepang Negara Bagian California, Amerika Serikat Gyeongsangbuk-do, Korea Selatan Tyrol, Austria Chiang Mai, Thailand Lihat pula Daftar museum di Yogyakarta Daftar Provinsi Indonesia Kasultanan Yogyakarta Kadipaten Paku Alaman Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Daftar tokoh Yogyakarta Lembaga Ombudsman Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta Masakan Jawa Sejarah Keistimewaan dan Pemerintahan Provinsi DIY TransJogja Galeri Keterangan Referensi Pranala luar Daerah istimewa di Indonesia Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1950
6,117
785
https://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan
Tuhan
Dalam pemikiran monoteistik, Tuhan biasanya dipandang sebagai wujud tertinggi, pencipta, dan obyek utama dari iman. Tidak ada kesepakatan bersama mengenai konsep ketuhanan, sehingga ada berbagai konsep ketuhanan meliputi teisme, deisme, panteisme, dan lain-lain. Dalam pandangan teisme, Tuhan merupakan pencipta sekaligus pengatur segala kejadian di alam semesta. Menurut deisme, Tuhan merupakan pencipta alam semesta, tetapi tidak ikut campur dalam kejadian di alam semesta. Menurut panteisme, Tuhan merupakan alam semesta itu sendiri. Para cendekiawan menganggap berbagai sifat-sifat Tuhan berasal dari konsep ketuhanan yang berbeda-beda. Yang paling umum, di antaranya adalah Mahatahu (mengetahui segalanya), Mahakuasa (memiliki kekuasaan tak terbatas), Mahaada (hadir di mana pun), Mahamulia (mengandung segala sifat-sifat baik yang sempurna), tak ada yang setara dengan-Nya, serta bersifat kekal abadi. Penganut monoteisme percaya bahwa Tuhan hanya ada satu, serta tidak berwujud (tanpa materi), memiliki pribadi, sumber segala kewajiban moral, dan "hal terbesar yang dapat direnungkan". Banyak filsuf abad pertengahan dan modern terkemuka yang mengembangkan argumen untuk mendukung dan membantah keberadaan Tuhan. Ada banyak nama untuk menyebut Tuhan, dan nama yang berbeda-beda melekat pada gagasan kultural tentang sosok Tuhan dan sifat-sifat apa yang dimiliki-Nya. Atenisme pada zaman Mesir Kuno, kemungkinan besar merupakan agama monoteistis tertua yang pernah tercatat dalam sejarah yang mengajarkan Tuhan sejati dan pencipta alam semesta, yang disebut Aten. Kalimat "Aku adalah Aku" dalam Alkitab Ibrani, dan "Tetragrammaton" YHVH digunakan sebagai nama Tuhan, sedangkan Yahweh, dan Yehuwa kadang kala digunakan dalam agama Kristen sebagai hasil vokalisasi dari YHWH. Dalam bahasa Arab, nama Allah digunakan, dan karena predominansi Islam di antara para penutur bahasa Arab, maka nama Allah memiliki konotasi dengan kepercayaan dan kebudayaan Islam. Umat muslim mengenal 99 nama suci bagi Allah, sedangkan umat Yahudi biasanya menyebut Tuhan dengan gelar Elohim atau Adonai (nama yang kedua dipercaya oleh sejumlah pakar berasal dari bahasa Mesir Kuno, Aten). Dalam agama Hindu, Brahman biasanya dianggap sebagai Tuhan monistis. Agama-agama lainnya memiliki panggilan untuk Tuhan, di antaranya: Baha dalam agama Baha'i, Waheguru dalam Sikhisme, dan Ahura Mazda dalam Zoroastrianisme. Banyaknya konsep tentang Tuhan dan pertentangan satu sama lain dalam hal sifat, maksud, dan tindakan Tuhan, telah mengarah pada munculnya pemikiran-pemikiran seperti omniteisme, pandeisme, atau filsafat Perennial, yang menganggap adanya satu kebenaran teologis yang mendasari segalanya, yang diamati oleh berbagai agama dalam sudut pandang yang berbeda-beda, maka sesungguhnya agama-agama di dunia menyembah satu Tuhan yang sama, tetapi melalui konsep dan pencitraan mental yang berbeda-beda mengenai-Nya. Etimologi dan terminologi Kata Tuhan dalam bahasa Melayu berasal dari kata tuan. Buku pertama yang memberi keterangan tentang hubungan kata tuan dan Tuhan adalah Ensiklopedi Populer Gereja oleh Adolf Heuken SJ (1976). Menurut buku tersebut, arti kata Tuhan ada hubungannya dengan kata Melayu tuan yang berarti atasan/penguasa/pemilik. Kata "tuan" ditujukan kepada manusia, atau hal-hal lain yang memiliki sifat menguasai, memiliki, atau memelihara. Digunakan pula untuk menyebut seseorang yang memiliki derajat yang lebih tinggi, atau seseorang yang dihormati. Penggunaannya lumrah digunakan bersama-sama dengan disertakan dengan kata lain mengikuti kata "tuan" itu sendiri, dimisalkan pada kata "tuan rumah" atau "tuan tanah" dan lain sebagainya (dalam bahasa Inggris: Lord). Kata ini biasanya digunakan dalam konteks selain keagamaan yang bersifat ketuhanan. Ahli bahasa Remy Sylado menemukan bahwa perubahan kata "tuan" yang bersifat insani, menjadi "Tuhan" yang bersifat ilahi, bermula dari terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Melayu karya Melchior Leijdecker yang terbit pada tahun 1733. Dalam terjemahan sebelumnya, yaitu kitab suci Nasrani bahasa Melayu beraksara Latin terjemahan Brouwerius yang muncul pada tahun 1668, kata yang dalam bahasa Yunaninya, Kyrios, dan sebutan yang diperuntukkan bagi Isa Almasih ini diterjemahkannya menjadi "tuan". Kata yang diterjemahkan oleh Brouwerius sebagai "Tuan"—sama dengan bahasa Portugis Senhor, Prancis Seigneur, Inggris Lord, Belanda Heere—melalui Leijdecker berubah menjadi "Tuhan" dan kemudian, penerjemah Alkitab bahasa Melayu melanjutkan penemuan Leijdecker tersebut. Kini kata Tuhan yang awalnya ditemukan oleh Leijdecker untuk mewakili dua pengertian pelik insani dan ilahi dalam teologi Kristen atas sosok Isa Almasih akhirnya menjadi lema khas dalam bahasa Indonesia. Di dalam Alkitab Terjemahan Baru (1974), kata Tuhan (dan keluarga katanya, mis. Tuhanku) disebutkan sebanyak 7677 kali dalam 6510 ayat di seluruh protokanonika Perjanjian Lama (Ibrani) dan Perjanjian Baru (Yunani). Kata ini paling sering digunakan untuk menerjemahkan kata (Yunani) dan (Ibrani). Selain itu, khusus untuk menerjemahkan Tetragrammaton YHWH, penerjemah TB dalam edisi cetak menggunakan huruf kapital (smallcaps) , mengikuti tradisi terjemahan yang sudah ada, misalnya dalam Kejadian 2:4, "Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika Allah (YHWH Elohim) menjadikan bumi dan langit, --". (Namun untuk menulis "Adonai YHWH" digunakan "Tuhan ", misalnya dalam Yesaya 61:1, "Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,") Dalam bahasa Indonesia modern, kata "Tuhan" pada umumnya dipakai untuk merujuk kepada suatu Dzat abadi dan supernatural. Dalam konteks rumpun agama samawi, kata Tuhan (dengan huruf T besar) hampir selalu mengacu pada Allah, yang diyakini sebagai Dzat yang Maha sempurna, pemilik langit dan bumi yang disembah manusia. Dalam bahasa Arab kata ini sepadan dengan kata rabb. Menurut Ibnu Atsir, Tuhan dan tuan secara bahasa diartikan pemilik, penguasa, pengatur, pembina, pengurus dan pemberi nikmat. Kata Tuhan disebutkan lebih dari 1.000 kali dalam Al-Qur'an,. Dalam monoteisme, biasanya dikatakan bahwa Tuhan mengawasi dan memerintah manusia dan alam semesta atau jagat raya. Hal ini bisa juga digunakan untuk merujuk kepada beberapa konsep-konsep yang mirip dengan ini, misalnya sebuah bentuk energi atau kesadaran yang merasuki seluruh alam semesta, yang keberadaan-Nya membuat alam semesta ada; sumber segala yang ada; kebajikan yang terbaik dan tertinggi dalam semua makhluk hidup; atau apa pun yang tak bisa dimengerti atau dijelaskan. Di dalam bahasa Melayu atau bahasa Indonesia, dua konsep atau nama yang berhubungan dengan ketuhanan, yaitu: Tuhan sendiri, dan dewa. Penganut monoteisme biasanya menolak menggunakan kata dewa, karena merujuk kepada entitas-entitas dalam agama politeistis. Meskipun demikian, penggunaan kata dewa pernah digunakan sebelum penggunaan kata Tuhan. Dalam Prasasti Trengganu, prasasti tertua di dalam bahasa Melayu yang ditulis menggunakan huruf Arab (huruf Jawi) menyebut Sang Dewata Mulia Raya. Dewata yang dikenal orang Melayu berasal dari kata devata, sebagai hasil penyebaran agama Hindu-Buddha di Nusantara. Bagaimanapun, pada masa kini, pengertian istilah Tuhan digunakan untuk merujuk Tuhan yang tunggal, sementara dewa dianggap mengandung arti salah satu dari banyak Tuhan sehingga cenderung mengacu kepada politeisme. Selain itu dalam teks terkadang juga digunakan kata "tuhan" dengan huruf kecil (mirip dengan kata "allah" dengan huruf kecil), terutama ketika memperbandingkan antara Tuhan Allah yang esa dengan tuhan (tuan) yang lain, misalnya dalam : "Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap; " , dan Konsep tentang Tuhan Konsep ketuhanan telah dikenal sejak manusia ada di dunia. Dasar dari konsep ketuhanan ini ialah adanya sesuatu yang maha gaib. Konsep ketuhanan yang paling awal ialah animisme dan dinamisme. Kedua konsep ini mulai ada sejak zaman manusia purba dan sifatnya sangat sederhana. Segala sesuatu yang sifatnya gaib dikatikan dengan keberadaan Tuhan. Kemudian, konsep ketuhanan berkembang seiring terbentuknya struktur masyarakat pada manusia. Konsep Tuhan ikut berkembang dengan terbentuknya hierarki ketuhanan. Pada masa ini, terbenuklah politeisme yang meyakini bahwa Tuhan tidak tunggal. Dalam konsep ini, Tuhan memiliki keluarga atau masyarakat seperti pada masyarakat manusia. Dari politeisme berkembang konsep ketuhanan lain, yaitu henoteisme. Dalam henotesime, Tuhan diyakini memiliki struktur pemerintahan dengan pemerintah tertinggi oleh Dewa. Perkembangan selanjutnya dari henoteisme memunculkan monoteisme dengan konsep bahwa Tuhan adalah sesuatu yang esa. Tidak ada kesepahaman mengenai konsep ketuhanan. Konsep ketuhanan dalam agama samawi meliputi definisi monoteistis tentang Tuhan dalam agama Yahudi, pandangan Kristen tentang Tritunggal, dan konsep Tuhan dalam Islam. Agama-agama dharma juga memiliki pandangan berbeda-beda mengenai Tuhan. Konsep ketuhanan dalam agama Hindu tergantung pada wilayah, sekte, kasta, dan beragam, mulai dari panenteistis, monoteistis, politeistis, bahkan ateistis. Keberadaan sosok ilahi juga diakui oleh Gautama Buddha, terutama Śakra dan Brahma. Monoteisme dan henoteisme Penganut monoteisme mengklaim bahwa Tuhan hanya ada satu, dan beberapa ajaran monoteistis mengklaim bahwa Tuhan sejati adalah Tuhan yang dipuja oleh semua agama dengan nama yang berbeda-beda. Pandangan bahwa seluruh pemuja Tuhan (dalam agama yang berbeda-beda) sesungguhnya memuja satu Tuhan yang sama—entah disadari atau tidak disadari oleh umat tersebut—terutama diajarkan dalam agama Hindu dan Sikh. Agama samawi atau dikenal juga sebagai rumpun agama abrahamis (karena meyakini Abraham/Ibrahim sebagai nabi) atau agama langit dimaksudkan untuk menunjuk agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Agama-agama ini dikenal sebagai agama monoteistis karena hanya menekankan keberadaan satu Tuhan. Yahudi dan Islam bahkan menolak visualisasi Tuhan karena menurut mereka tidak ada sesuatu yang dapat menyerupai Tuhan. Meskipun serumpun, agama-agama ini menggunakan sebutan/panggilan yang berbeda yang disebabkan oleh perbedaan bahasa dan rentang sejarahnya. Adapun nama yang sering disebutkan yaitu: Yahweh dalam agama Yahudi; Bapa atau Yesus dalam Kristen; Allah dalam Islam. Agama Kristen mengenal konsep Tritunggal, yang maksudnya Tuhan memiliki tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Konsep ini terutama dipakai dalam Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks. Konsep ini merupakan paham monoteistis yang dipakai sejak Konsili Nicea I pada tahun 325 M. Kata "Tritunggal" sendiri tidak ada dalam Alkitab. Di dalam ditulis bahwa Tuhan itu Esa. Keesaan ini pada bahasa aslinya (ekhad) adalah "kesatuan dari berbagai satuan". Contohnya, pada ditulis "keduanya (manusia dan istrinya) menjadi satu (ekhad) daging" berarti kesatuan dari 2 manusia. Di Allah menyebut diri-Nya dengan kata ganti "Kita", mengandung kejamakan dalam sifat Tuhan. Pengertiannya adalah satu substansi ketuhanan, tetapi terdiri dari tiga pribadi. Di samping monoteisme yang menolak keberadaan dewa-dewi, ada ajaran henoteisme yang meyakini dan memuja satu Tuhan, tetapi juga meyakini keberadaan dewa-dewi lainnya dan bahkan dapat turut memuja mereka. Variasi istilah tersebut adalah "monoteisme inklusif" dan "politeisme monarkis", dipakai untuk membedakan ragam dari fenomena tersebut. Henoteisme mirip namun kurang eksklusif daripada monolatri (pemujaan satu Tuhan) karena monolator hanya memuja satu Tuhan (menolak keberadaan dewa-dewi untuk disembah), sedangkan penganut henoteisme dapat memuja dewa-dewi dari panteon yang mereka yakini, tergantung keadaan, meskipun biasanya mereka hanya akan memuja satu Tuhan saja sepanjang hidup mereka (kecuali ada konversi tertentu). Dalam beberapa agama, pemilihan Tuhan Mahakuasa dalam kerangka henoteistis dapat saja terjadi, tergantung alasan kultural, geografis, historis, bahkan politis. Teisme, deisme, dan panteisme Teisme pada umumnya mengajarkan bahwa Tuhan ada secara realistis, objektif, dan independen. Tuhan diyakini sebagai pencipta dan pengatur segala hal; mahakuasa dan kekal abadi; personal dan berinteraksi dengan alam semesta melalui pengalaman religius dan doa-doa umat-Nya. Teisme menegaskan bahwa Tuhan sukar dipahami oleh manusia sekaligus kekal selamanya; maka, Tuhan bersifat tak terbatas sekaligus ada untuk mengurus kejadian di dunia. Meski demikian, tidak seluruh penganut teisme mengakui dalil tersebut. Teologi Katolik menyatakan bahwa Tuhan Mahakuasa sehingga tidak akan terikat pada waktu. Banyak penganut teisme percaya bahwa Tuhan Mahakuasa, Mahatahu, dan Mahapenyayang, meskipun keyakinan ini memicu timbulnya pertanyaan mengenai tanggung jawab Tuhan terhadap adanya kejahatan dan penderitaan di dunia. Beberapa penganut teisme menganggap Tuhan menahan diri meskipun memiliki kuasa, tahu apa yang akan terjadi, dan penuh kasih sayang. Sebaliknya, menurut teisme terbuka, karena adanya sifat asasi waktu, atribut Mahatahu tidak berarti bahwa Tuhan juga dapat memprediksikan masa depan. "Teisme" kadang kala digunakan untuk mengacu kepada kepercayaan terhadap adanya Tuhan dan dewa/dewi secara umum, contohnya monoteisme dan politeisme. Deisme mengajarkan bahwa Tuhan sukar dipahami oleh akal manusia. Menurut penganut deisme, Tuhan itu ada, tetapi tidak ikut campur dalam urusan kejadian di dunia setelah Ia selesai menciptakan alam semesta. Menurut pandangan ini, Tuhan tidak memiliki sifat-sifat kemanusiaan, tidak serta-merta menjawab doa umat-Nya dan tidak menunjukkan mukjizat. Secara umum, deisme meyakini bahwa Tuhan memberi kebebasan kepada manusia dan tidak mau tahu mengenai apa yang diperbuat manusia. Dua cabang deisme, pandeisme dan panendeisme mengkombinasikan deisme dengan panteisme dan panenteisme. Pandeisme dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa Tuhan menciptakan alam semesta kemudian mengabaikannya, sebagaimana panteisme menjelaskan asal mula dan maksud keberadaan alam semesta. Panteisme mengajarkan bahwa Tuhan adalah alam semesta dan alam semesta itu Tuhan, sedangkan panenteisme menyatakan bahwa Tuhan meliputi alam semesta, tetapi alam semesta bukanlah Tuhan. Konsep ini merupakan pandangan dalam ajaran Gereja Katolik Liberal, Theosophy, beberapa mazhab agama Hindu, Sikhisme, beberapa divisi Neopaganisme dan Taoisme. Kabbalah, mistisisme Yahudi, melukiskan pandangan Tuhan yang panteistis/panenteistis—yang diterima secara luas oleh aliran Yahudi Hasidik, khususnya dari pendiri mereka, Baal Shem Tov—namun hanya sebagai tambahan terhadap pandangan Yahudi mengenai Tuhan personal, tidak dalam pandangan panteistis murni yang menolak batas-batas persona Tuhan. Konsep ketuhanan lainnya Disteisme, yang terkait dengan teodisi, adalah bentuk teisme yang mengajarkan bahwa Tuhan tidak sepenuhnya baik namun juga tidak sepenuhnya jahat sebagai konsekuensi adanya masalah kejahatan. Salah satu contoh aplikasi pandangan ini berasal dari kisah karya Dostoevsky, Karamazov Bersaudara. Pada masa kini, beberapa konsep yang lebih abstrak telah dikembangkan, misalnya teologi proses dan teisme terbuka. Filsuf Prancis kontemporer Michel Henry menyatakan suatu pendekatan fenomenologi dan pengertian Tuhan sebagai esensi fenomenologis dari kehidupan. Tuhan juga diyakini sebagai zat yang tak berwujud, sesuatu yang berkepribadian, sumber segala kewajiban moral, dan "hal terbesar yang dapat direnungkan". Atribut-atribut tersebut diakui oleh teolog Yahudi, Kristen awal, dan muslim, yang terkemuka di antaranya adalah: Maimonides, Agustinus dari Hippo, dan Al-Ghazali. Keberadaan Tuhan Ada banyak persoalan filosofis mengenai keberadaan Tuhan. Beberapa definisi Tuhan tidak bersifat spesifik, sementara yang lainnya menguraikan sifat-sifat yang saling bertentangan. Argumen tentang keberadaan Tuhan pada umumnya meliputi tipe metafisis, empiris, induktif, dan subjektif, sementara yang lainnya berkutat pada teori evolusioner, aturan, dan kompleksitas di dunia. Pendapat yang menentang keberadaan Tuhan pada umumnya meliputi tipe empiris, deduktif, dan induktif. Ada banyak pendapat yang dikemukakan dalam usaha pembuktian keberadaan Tuhan. Beberapa pendapat terkemuka adalah Quinque viae, argumen dari keinginan yang dikemukakan oleh C.S. Lewis, dan argumen ontologis yang dikemukakan oleh St. Anselmus dan Descartes. Bukti-bukti tersebut diperdebatkan dengan sengit, bahkan di antara para penganut teisme sekalipun. Beberapa di antaranya, misalnya argumen ontologis, masih sangat kontroversial di kalangan penganut teisme. Aquinas menulis risalah tentang Tuhan untuk menyangkal bukti-bukti yang diajukan Anselmus. Pendekatan yang dilakukan Anselmus adalah untuk mendefinisikan Tuhan sebagai "tidak ada yang lebih besar daripada-Nya untuk bisa direnungkan". Filsuf panteis Baruch Spinoza membawa gagasan tersebut lebih ekstrem: "Melalui Tuhan aku memahami sesuatu yang mutlak tak terbatas, yaitu, suatu zat yang mengandung atribut-atribut tak terbatas, masing-masing menyiratkan esensi yang kekal dan tidak terbatas". Bagi Spinoza, seluruh alam semesta terbuat dari satu zat, yaitu Tuhan, atau padanannya, yaitu alam. Bukti keberadaan Tuhan yang diajukannya merupakan variasi dari argumen ontologis. Fisikawan kondang, Stephen Hawking, dan penulis Leonard Mlodinow menyatakan dalam buku mereka, The Grand Design, bahwa merupakan hal yang wajar untuk mencari tahu siapa atau apa yang membentuk alam semesta, tetapi bila jawabannya adalah Tuhan, maka pertanyaannya berbalik menjadi siapa atau apa yang menciptakan Tuhan. Terkait pertanyaan ini, lumrah terdengar bahwa ada sesuatu yang tidak diciptakan dan tidak perlu pencipta, dan sesuatu itu disebut Tuhan. Hal ini dikenal sebagai argumen sebab pertama untuk mendukung keberadaan Tuhan. Akan tetapi, kedua penulis tersebut mengklaim bahwa pasti ada jawaban masuk akal secara ilmiah, tanpa mencampur keyakinan tentang hal-hal gaib. Beberapa teolog, misalnya ilmuwan sekaligus teolog A.E. McGrath, berpendapat bahwa keberadaan Tuhan bukanlah pertanyaan yang bisa dijawab dengan metode ilmiah. Agnostik Stephen Jay Gould berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dan agama tidak bertentangan dan tidak saling menjatuhkan. Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari berbagai argumen yang mendukung dan menentang keberadaan Tuhan adalah: "Tuhan tidak ada" (ateisme kuat); "Tuhan hampir tidak ada" (ateisme de facto); "tidak jelas apakah Tuhan ada atau tidak" (agnostisisme); "Tuhan ada, tetapi tidak bisa dibuktikan atau dibantah (teisme lemah); dan "Tuhan ada dan dapat dibuktikan" (teisme kuat). Tuhan dalam sudut pandang nonteistis Menurut ajaran nonteisme, alam semesta dapat dijelaskan tanpa mengungkit hal-hal gaib atau sesuatu yang tak teramati. Beberapa nonteis menghindari konsep ketuhanan, sementara menurut yang lain, hal itu amat penting; nonteis lainnya memandang sosok Tuhan sebagai simbol nilai-nilai dan aspirasi manusia. Ateis asal Inggris, Charles Bradlaugh menyatakan bahwa ia menolak untuk berkata "Tuhan itu tidak ada", karena kata 'Tuhan' sendiri terdengar sebagai ungkapan untuk maksud yang tidak jelas atau tak nyata; secara lebih spesifik, ia berkata bahwa ia tidak meyakini Tuhan menurut agama Kristen. Stephen Jay Gould melakukan pendekatan dengan membagi dunia filosofi menjadi "non-overlapping magisteria" (NOMA). Menurut pandangan tersebut, pertanyaan seputar hal-hal gaib/supernatural, seperti halnya keberadaan dan sifat-sifat Tuhan, bersifat non-empiris dan lebih layak diulas dalam bidang teologi. Metode ilmiah seyogianya dipakai untuk menjawab pertanyaan mengenai dunia nyata, dan teologi dipakai untuk menjawab pertanyaan tentang tujuan sejati dan nilai-nilai moral. Menurut pandangan ini, kurangnya bukti empiris tentang kekuatan supernatural terhadap kejadian alam, menyebabkan ilmu pengetahuan menjadi pilihan pokok dalam menjelaskan fenomena di dunia. Menurut pandangan lainnya, yang dikembangkan oleh Richard Dawkins, dinyatakan bahwa keberadaan Tuhan adalah pertanyaan empiris, dengan alasan bahwa "alam semesta dengan tuhan akan sungguh berbeda dengan yang tanpa tuhan, dan itu tentu merupakan perbedaan ilmiah." Carl Sagan berpendapat bahwa doktrin Pencipta Alam Semesta sulit dibuktikan maupun dibantahkan, dan penemuan ilmiah yang dapat menyangkal keberadaan Sang Pencipta tentu menjadi penemuan bahwa usia alam semesta tidak terbatas. Tuhan antropomorfis Pascal Boyer berpendapat bahwa dalam dunia yang dipenuhi oleh berbagai konsep seputar hal gaib yang berbeda-beda, secara umum, makhluk gaib tersebut cenderung bertindak selayaknya manusia. Penggambaran dewa-dewi dan makhluk gaib lainnya selayaknya manusia adalah ciri yang mudah dikenali dari suatu agama. Sebagai contoh, mitologi Yunani, yang menurutnya cenderung menyerupai opera sabun masa kini daripada suatu sistem kepercayaan. Bertrand du Castel dan Timothy Jurgensen mendemonstrasikan melalui formalisasi bahwa penjelasan Boyer cocok dengan epistemologi fisika dalam memosisikan entitas yang diamati sebagai intermedian tidak secara langsung. Antropolog Stewart Guthrie berpendapat bahwa masyarakat memproyeksikan ciri manusia kepada aspek-aspek non-manusia di dunia karena itu akan membuat aspek-aspek tersebut lebih familier. Sigmund Freud juga menyatakan bahwa konsep ketuhanan adalah proyeksi sosok ayah bagi seseorang. Émile Durkheim adalah salah seorang pertama yang menyatakan bahwa tuhan merepresentasikan ekstensi kehidupan sosial manusia untuk memasukkan unsur-unsur gaib. Mengimbangi pernyataan tersebut, psikolog Matt Rossano berpendapat bahwa ketika manusia mulai hidup dalam kelompok-kelompok yang lebih besar, mereka menciptakan sosok tuhan sebagai penegakan atas moralitas. Dalam kelompok yang lebih kecil, moralitas dapat dijaga dengan kekuatan sosial seperti penyebaran gosip atau penjagaan nama baik. Akan tetapi, lebih sulit untuk menjaga moralitas dalam kelompok besar dengan menggunakan kekuatan sosial. Rossano menyatakan bahwa dengan menambahkan kepercayaan akan tuhan dan makhluk gaib yang mahatahu, maka manusia menemukan strategi efektif untuk mengendalikan keegoisan dan membangun kelompok yang lebih kooperatif. Persentase kepercayaan akan Tuhan Sampai tahun 2000, sekitar 53% populasi dunia teridentifikasi sebagai penganut salah satu dari tiga agama samawi terbesar (33% Kristen, 20% Islam, <1% Yahudi), 6% Buddhis, 13% umat Hindu, 6% penganut kepercayaan tradisional Tionghoa, 7% penganut agama lainnya, dan kurang dari 15% mengaku tak beragama. Kebanyakan agama yang dianut mengandung kepercayaan akan Tuhan, roh, dewa-dewi, dan makhluk gaib. Agama samawi selain Kristen, Islam, dan Yahudi meliputi agama Baha'i, Samaritanisme, Gerakan Rastafari, Yazidisme, dan Gereja Unifikasi. Peran pada kemanusiaan Pemikiran mengenai peran Tuhan dalam keberadaan manusia di alam semesta telah dikembangkan oleh Giovanni Pico della Mirandola dan Marsilio Ficino. Pico meyakini bahwa Tuhan telah memberikan kesadaran kepada manusia mengenai hakikat keberadaannya di alam semesta sebagai ketetapanNya. Berdasarkan kesadaran ini, manusia memiliki tanggung jawab atas kehidupan yang diberikan kepadanya oleh Tuhan. Sedangkan Ficino berpendapat bahwa manusia merupakan makhluk rasional. Tuhan berperan membimbing manusia di dalam kehidupannya. Tanpa keberadaan Tuhan, manusia tidak dapat melakukan perbaikan apapun pada dirinya sendiri. Lihat pula Agama Ateisme Dewa Mistisisme Tuhan dalam agama Buddha Lord Referensi Pranala luar Konsep Tuhan dalam agama Yahudi Konsep Tuhan dalam Kekristenan Konsep Tuhan dalam Islam Konsep Tuhan dalam agama Hindu Konsep Tuhan menurut agama Buddha klasik Pandangan mistis tentang Tuhan Hubungan antara Tuhan dengan jagat raya Agama Kepercayaan Filsafat Istilah agama
3,185
786
https://id.wikipedia.org/wiki/Elizabeth%20II%20dari%20Britania%20Raya
Elizabeth II dari Britania Raya
Elizabeth II (Elizabeth Alexandra Mary, ) adalah ratu monarki konstitusional dari 16 negara berdaulat (dikenal sebagai Alam Persemakmuran) dan teritori beserta dependensinya, serta ketua dari 54 anggota Negara-Negara Persemakmuran, sejak penobatannya pada tahun 1952 sampai kematiannya pada tahun 2022. Semasa hidupnya, Ratu Elizabeth II juga merupakan Gubernur Agung Gereja Inggris. Setelah naik takhta pada tanggal 6 Februari 1952, Ratu Elizabeth menjadi Ketua Persemakmuran sekaligus ratu dari tujuh Alam Persemakmuran (Commonwealth Realms) merdeka, yaitu: Britania Raya, Kanada, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Pakistan dan Sri Lanka. Dari tahun 1956 sampai 1992, jumlah Alam Persemakmurannya bervariasi dan beberapa wilayah merdeka bertransformasi menjadi negara republik. Selain empat negara pertama yang disebut di atas, Elizabeth juga merupakan Ratu dari Jamaika, Bahama, Grenada, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Tuvalu, Saint Lucia, Saint Vincent dan Grenadines, Belize, Antigua dan Barbuda, serta Saint Kitts dan Nevis. Masa pemerintahannya selama tahun merupakan masa pemerintahan terlama dalam sejarah Monarki Britania Raya serta pemimpin monarki kedua di dunia dengan masa kekuasaan terlama, melampaui masa pemerintahan nenek buyutnya, Ratu Victoria, yang memerintah selama 63 tahun. Dia merupakan pemimpin monarki Britania Raya paling berpengaruh dalam 150 tahun terakhir. Elizabeth lahir di London dan menempuh pendidikan secara privat. Ayahnya naik takhta menjadi George VI pada tahun 1936 setelah pamannya, Edward VIII, melepaskan takhtanya, dan secara tidak terduga Elizabeth menjadi penerus takhta berikutnya. Elizabeth mulai menjalankan tugas sosialnya selama terjadinya Perang Dunia II dengan bertugas di palang merah. Pada tahun 1947, ia menikah dengan Pangeran Philip, Adipati Edinburgh, dan kemudian dikaruniai empat orang anak, yaitu Charles, Anne, Andrew, dan Edward. Upacara penobatannya dilaksanakan pada tahun 1953 dan merupakan upacara penobatan pertama yang disiarkan melalui televisi. Ratu Elizabeth sudah melakukan berbagai pertemuan dan kunjungan kenegaraan bersejarah, termasuk kunjungan kenegaraan ke Republik Irlandia dan kunjungan timbal balik dari dan ke Paus Katolik Roma. Ratu Elizabeth juga telah menjadi saksi hidup atas berbagai perubahan besar yang terjadi dalam konstitusi Alam Persemakmurannya, seperti devolusi di Britania Raya, dan pemisahan konstitusi Kanada. Sedangkan secara personal, Ratu juga telah menyaksikan berbagai peristiwa penting yang terjadi dalam monarkinya, termasuk kelahiran dan pernikahan anak serta cucunya, upacara penobatan Pangeran Wales, dan perayaan Yubileum perak, emas, dan berliannya pada tahun 1977, 2002, dan 2012. Berbagai peristiwa bersejarah juga terjadi selama masa pemerintahan Ratu Elizabeth, baik di Britania Raya maupun Alam Persemakmurannya, di antaranya peristiwa Perang Dingin, the Troubles di Irlandia Utara, Perang Falkland, dan Perang Afganistan. Ada juga saat-saat duka yang dilaluinya, termasuk kematian ayahandanya pada usia 56 tahun, pembunuhan paman Pangeran Philip, kehancuran rumah tangga putra-putrinya pada tahun 1992, kematian menantunya, Diana, Putri Wales pada tahun 1997, serta kematian ibu dan adiknya pada tahun 2002. Ratu Elizabeth dan keluarga kerajaannya sering kali menerima berbagai kritikan dan kecaman dari media massa dan tokoh-tokoh prorepublik, namun popularitas pribadi dan dukungan yang mengalir untuk kerajaan tetap tinggi. Kehidupan awal Elizabeth adalah anak pertama dari Pangeran Albert, Adipati York (kemudian menjadi Raja George VI), dan istrinya, Elizabeth Angela Marguerite Bowes-Lyon (kemudian lebih dikenal sebagai Ratu Elizabeth, Ibu Suri). Ayahnya adalah anak kedua dari Raja George V dan Ratu Mary. Sedangkan ibunya adalah putri bungsu dari bangsawan Skotlandia bernama Claude Bowes-Lyon. Elizabeth dilahirkan melalui operasi sesar pada pukul 02.40 (GMT) tanggal 21 April 1926 di kediaman kakeknya di 17 Bruton Street, Mayfair, London. Elizabeth dibaptis oleh Uskup Agung Anglikan York bernama Cosmo Gordon Lang di sebuah kapel pribadi di Istana Buckingham pada tanggal 29 Mei 1926, dan dinamai Elizabeth Alexandra Mary; Elizabeth diturunkan dari nama ibundanya, Alexandra diturunkan dari nama ibu Raja George V, Alexandra dari Denmark, yang meninggal dunia enam bulan sebelumnya, sedangkan Mary adalah nama neneknya dari pihak ayah. Keluarga dekatnya memanggil Elizabeth dengan sebutan "Lilibet". Raja George V sangat menyayangi cucunya. Saat Raja mengidap penyakit serius pada tahun 1929, dilaporkan bahwa kunjungan rutin dari Elizabeth turut membantu menumbuhkan semangat dan mempercepat proses kesembuhan sang Raja. Elizabeth memiliki seorang saudara perempuan, yaitu Putri Margaret, yang usianya empat tahun lebih muda dari usianya. Keduanya dididik secara privat di rumah dengan pengawasan dari ibu dan pengasuh mereka, Marion Crawford atau "Crawfie". Pelajaran yang diajarkan pada mereka berdua adalah sejarah, bahasa, sastra, dan musik. Untuk menggambarkan kehidupan keluarga kerajaan, pada tahun 1950 Crawford menerbitkan sebuah biografi masa kecil Elizabeth dan Margaret yang berjudul The Little Princesses. Buku ini menggambarkan Elizabeth kecil yang mencintai kuda dan anjing, serta bersikap tertib dan bertanggungjawab. Winston Churchill menggambarkan Elizabeth saat berusia dua tahun sebagai "sebuah karakter yang memantulkan keajaiban dari sosok seorang bayi." Sepupunya, Margaret Rhodes menggambarkan Elizabeth kecil sebagai "seorang gadis kecil yang periang, tetapi pada dasarnya bijaksana dan berperilaku baik". Putri mahkota Sebagai cucu dari Raja Britania Raya, gelar Elizabeth setelah kelahirannya adalah Her Royal Highness Princess Elizabeth of York (Yang Mulia Putri Elizabeth dari York). Elizabeth berada di posisi ketiga dalam garis penerus takhta setelah pamannya, Edward, Pangeran Wales, dan ayahnya, Adipati York. Meskipun kelahirannya telah menarik perhatian publik, Elizabeth tidak diunggulkan untuk menjadi ratu karena Pangeran Wales masih muda, dan banyak yang menduga kalau Pangeran Wales akan menikah dan memiliki penerus sendiri. Pada tahun 1936, setelah kakeknya, Raja George V meninggal dunia, pamannya Edward VIII naik takhta menjadi raja. Posisi Elizabeth-pun bergeser menjadi orang kedua di garis takhta setelah ayahnya. Kemudian, masih pada tahun yang sama, tanpa diduga Edward turun takhta karena berniat menikahi Wallis Simpson, seorang sosialita yang berstatus janda. Tindakan Edward ini memicu krisis konstitusional di lingkungan kerajaan. Ayahanda Elizabeth kemudian naik takhta menjadi raja dan Elizabeth otomatis menjadi putri mahkota atau penerus takhta berikutnya dengan gelar Her Royal Highness The Princess Elizabeth. Namun, jika kemudian orang tuanya memiliki putra, maka saudara laki-lakinya akan menjadi putra mahkota dan Elizabeth akan kehilangan posisinya sebagai penerus takhta berikutnya. Elizabeth menerima beasiswa pribadi dari Eton College, dan kemudian mulai mempelajari bahasa Prancis. Sebuah lembaga Pandu Putri bernama 1st Buckingham Palace Company khusus dibentuk dengan tujuan agar Elizabeth bisa bersosialisasi dengan gadis-gadis seusianya. Setelah itu, Elizabeth sempat terdaftar sebagai anggota kepanduan Sea Ranger pada tahun 1937. Pada tahun 1939, orang tua Elizabeth melakukan kunjungan kenegaraan ke Kanada dan Amerika Serikat. Sebelumnya, pada tahun 1927 orang tuanya juga melakukan kunjungan ke Australia dan Selandia Baru, namun Elizabeth tetap di Inggris. Ayahnya berpikir bahwa dia terlalu muda untuk melakukan kunjungan publik. Elizabeth "tampak menangis" saat ayahnya pergi. Selama kunjungan, ia dan ayahnya tetap berhubungan secara teratur. Pada tanggal 18 Mei 1939, Elizabeth dan ayahnya melakukan panggilan telepon kerajaan trans-atlantik untuk pertama kalinya. Perang Dunia II Pada bulan September 1939, Britania Raya memasuki Perang Dunia II yang berlangsung sampai tahun 1945. Selama periode ini, ketika London berulang kali diserang dan di bom oleh Jerman, banyak anak-anak di London yang dievakuasi. Seorang politisi senior bernama Lord Hailsham menyarankan agar kedua putri harus dievakuasi ke Kanada. Namun saran ini ditolak oleh ibu Elizabeth, yang menyatakan bahwa "Anak-anak tidak akan pergi tanpa saya. Saya tidak akan pergi tanpa Raja. Dan Raja tidak akan pernah meninggalkan Inggris". Putri Elizabeth dan Margaret tinggal di Istana Balmoral, Skotlandia, hingga hari Natal tahun 1939, kemudian mereka pindah ke Sandringham House di Norfolk. Dari bulan Februari hingga bulan Mei 1940, mereka tinggal di Royal Lodge, Windsor, setelah itu pindah lagi ke Kastel Windsor. Di tempat terakhir inilah kedua putri menetap selama lima tahun berikutnya. Di Windsor, kedua putri ikut berpartisipasi dalam pementasan pantomim pada hari Natal dalam rangka menggalang dana untuk memproduksi pakaian militer. Pada tahun 1940, Elizabeth yang pada saat itu berusia 14 tahun melakukan siaran radio pertamanya dalam program BBC, Children's Hour. Dalam program tersebut, Elizabeth menyalami dan menghibur anak-anak lain yang telah di evakuasi dari kota. Dia menyatakan: Pada tahun 1943, saat berusia 16 tahun, Elizabeth melakukan penampilan publik solo pertamanya saat mengunjungi Pasukan Pengawal Grenadier. Saat ia mendekati ulang tahun ke-18, hukum berubah sehingga dia bisa bertindak sebagai salah satu dari lima Konselor Negara yang mewakili Britania Raya jika ayahnya tidak mampu atau sedang melakukan kunjungan luar negeri, seperti saat ayahnya berkunjung ke Italia pada bulan Juli 1944. Pada bulan Februari 1945, Elizabeth bergabung dengan Women's Auxiliary Territorial Service sebagai Subaltern kehormatan dengan nomor layanan 230873. Dia dilatih menjadi sopir dan mekanik dan dipromosikan menjadi Komandan Junior kehormatan lima bulan kemudian. Ketika perang berakhir di Eropa, saat perayaan kemenangan di Britania Raya, Putri Elizabeth dan Putri Margaret berbaur secara anonim bersama kerumunan massa dalam perayaan di jalan-jalan kota London. Elizabeth kemudian mengatakan dalam sebuah wawancara yang jarang terjadi, "Kami bertanya pada orang tua kami apakah kami bisa keluar dan melihat perayaan. Saya ingat mereka takut kalau nanti kami akan dikenali ... Saya ingat barisan orang-orang tak dikenal yang saling menautkan lengan dan berjalan menyusuri Whitehall, kami semua hanya menyatu bersama gelombang kebahagiaan dan kelegaan. Selama perang, beberapa usulan diajukan oleh pemerintah untuk memadamkan nasionalisme yang merebak di Wales dengan cara mendekatkan Elizabeth dengan rakyat Wales. Usulan ini termasuk menjadikan Elizabeth sebagai juru kunci Kastel Caernarvon, posisi yang pada saat itu dijabat oleh David Lloyd George. Menteri Dalam Negeri Herbert Morrison mengusulkan rencana lain, yaitu agar menjadikan Elizabeth sebagai pelindung Urdd Gobaith Cymru (Persatuan Pemuda Wales). Para politisi Wales mengusulkan agar Elizabeth dinobatkan sebagai Putri Wales pada saat ulang tahunnya yang ke-18. Namun ide-ide ini pada akhirnya ditinggalkan karena berbagai alasan, termasuk adanya ketakutan untuk mempersatukan Elizabeth dengan para penentang di Urdd, apalagi saat itu Britania Raya sedang menghadapi peperangan. Tahun 1946, Elizabeth dilantik menjadi Wales Gorsedd of Bards di Eisteddfod Nasional Wales. Pada tahun 1947, Putri Elizabeth melakukan kunjungan luar negeri pertamanya saat menemani orang tuanya melakukan kunjungan kenegaraan ke Afrika Selatan. Selama kunjungan, dalam siarannya untuk Negara-Negara Persemakmuran pada hari ulangnya yang ke-21, Elizabeth membuat janji sebagai berikut: Pernikahan Elizabeth bertemu dengan calon suaminya, Pangeran Philip dari Yunani dan Denmark pada tahun 1934 dan 1937. Mereka berdua merupakan sepupu dalam garis kedua berdasarkan silsilah Raja Christian IX dari Denmark dan sepupu ketiga dalam garis Ratu Victoria. Setelah pertemuan lainnya di Sekolah Angkatan Laut Britania Raya di Dartmouth pada bulan Juli 1939, Elizabeth yang pada saat itu masih berusia 13 tahun mengungkapkan bahwa ia jatuh cinta pada Pangeran Philip dan kemudian mereka berdua mulai berkirim surat. Pertunangan mereka diumumkan secara resmi pada tanggal 9 Juli 1947. Pertunangan mereka ini diiringi oleh mencuatnya berbagai kontroversi: Philip tidak memiliki dasar keuangan yang memadai dan merupakan seorang kelahiran asing (meskipun ia pernah bertugas di Royal Navy selama Perang Dunia Kedua). Philip juga memiliki saudara perempuan yang telah menikah dengan seorang bangsawan Jerman Nazi. Marion Crawford menulis: "Beberapa penasehat Raja berpikir bahwa dia [Philip] tidak cukup baik untuk Elizabeth. Dia adalah seorang pangeran tanpa rumah atau kerajaan. Beberapa penasehat juga mempermasalahkan status Philip yang merupakan seorang kelahiran asing." Dalam biografinya di kemudian hari, dilaporkan bahwa Sri Ratu Elizabeth Bowes pada awalnya menentang pertunangan ini, bahkan ia menyebut Philip dengan sebutan "dia". Namun, Sri Ratu mengatakan kepada penulis biografinya, Tim Heald, bahwa Philip adalah "seorang pria Inggris". Sebelum pernikahan dilangsungkan, Philip menanggalkan gelar Yunani dan Denmark nya, pindah agama dari Ortodoks Yunani menjadi Anglikan, serta mengganti gelarnya menjadi "Letnan Philip Mountbatten", mengadopsi nama keluarga Inggris pihak ibunya. Tepat sebelum pernikahan, Philip dinobatkan menjadi Adipati Edinburgh, dengan gelar His Royal Highness (Yang Mulia). Elizabeth dan Philip menikah pada tanggal 20 November 1947 di Westminster Abbey. Mereka berdua menerima 2500 hadiah pernikahan dari para tamu dan undangan di seluruh dunia. Karena Britania Raya belum sepenuhnya pulih dari kehancuran pasca perang dunia, Elizabeth menggunakan kupon rangsum untuk membeli bahan gaunnya, yang dirancang oleh Norman Hartnell. Pasca-perang, keluarga kerajaan tidak diperkenankan menjalin hubungan apapun dengan Jerman. Begitu juga dengan Philip yang memiliki tiga saudara perempuan di Jerman, saudara-saudaranya tersebut selanjutnya diketahui tidak diundang ke pernikahannya. Selain itu, Adipati Windsor (sebelumnya Raja Edward VIII) juga tidak diundang ke pesta pernikahan Elizabeth dan Philip. Elizabeth melahirkan anak pertamanya, Pangeran Charles, pada tanggal 14 November 1948. Satu bulan sebelumnya, Raja telah mengeluarkan surat paten yang mengizinkan putra dan putri Elizabeth untuk menggunakan gelar pangeran atau putri kerajaan meskipun Elizabeth belum naik takhta. Anak kedua mereka, Putri Anne, lahir pada tahun 1950. Setelah pernikahan mereka, pasangan ini menyewa Windlesham Moor di dekat Istana Windsor, dan menetap di sana hingga tanggal 4 Juli 1949. Setelah itu, mereka pindah ke Clarence House di London. Antara tahun 1949 sampai 1951, Adipati Edinburgh ditugaskan di Protektorat Britania di Malta sebagai perwira Angkatan Laut yang melayani Royal Navy. Dia dan Elizabeth menetap selama beberapa bulan di sebuah villa milik paman Philip di Gwardamanġia, Malta, sedangkan anak-anak tetap tinggal di Inggris. Pemerintahan Naik takhta dan penobatan Pada tahun 1951, kesehatan Raja George VI menurun dan Elizabeth sering diutus untuk mewakilinya dalam acara-acara publik. Ketika dia melakukan kunjungan ke Kanada dan mengunjungi Presiden Truman di Washington, D.C. pada bulan Oktober 1951, sekretaris pribadinya, Martin Charteris, membawa surat perintah deklarasi naik tahta untuk digunakan jika Raja meninggal ketika dia sedang melakukan kunjungan. Pada awal tahun 1952, Elizabeth dan Philip berangkat untuk melakukan kunjungan ke Australia, Selandia Baru, dan Kenya. Pada tanggal 6 Februari 1952, mereka berdua baru saja sampai di kediaman mereka di Kenya saat Philip diberitahu kabar mengenai kematian Raja. Philip kemudian menyampaikan kabar tersebut kepada istrinya. Martin Charteris meminta Elizabeth untuk memilih nama penyandang kekuasaan yang ingin dipakainya, namun dia memutuskan untuk tetap menggunakan nama Elizabeth, atau lebih tepatnya, Elizabeth II. Elizabeth langsung diproklamasikan sebagai ratu Britania Raya dan seluruh alam Persemakmuran pada saat itu juga dan setelah itu dia langsung kembali ke Inggris. Setelah menjadi Ratu, ia dan Adipati Edinburgh kemudian pindah ke Istana Buckingham. Dengan naik takhtanya Elizabeth, ada kemungkinan bahwa wangsa kerajaan akan menggunakan nama suaminya; menjadi Wangsa Mountbatten, sejalan dengan kebiasaan seorang istri yang menggunakan nama keluarga suaminya setelah menikah. Nenek Elizabeth, Ratu Mary, dan Perdana Menteri Britania Raya, Winston Churchill, menyarankan untuk tetap mempertahankan nama Wangsa Windsor, dan usul ini diterima. Namun Adipati Edinburgh mengeluh: "Saya satu-satunya orang di negara ini yang tidak diperbolehkan untuk mewariskan namanya kepada anak-anaknya sendiri." Pada tahun 1960, setelah kematian Ratu Mary pada tahun 1953 dan pengunduran diri Churchill pada tahun 1955, nama keluarga Mountbatten-Windsor diadopsi untuk keturunan laki-laki Philip dan Elizabeth yang tidak dianugerahi gelar kerajaan. Di tengah persiapan penobatan, Putri Margaret memberitahu kakaknya bahwa dia ingin menikahi Peter Townsend, seorang duda dua anak yang usianya 16 tahun lebih tua dari Margaret, namun Ratu memintanya untuk menunggu selama satu tahun. Martin Charteris mengungkapkan, "Ratu sebenarnya bersimpatik terhadap Putri Margaret, tapi menurut saya Ratu berpikir—atau berharap—jika diberi waktu, maka skandal itu akan mereda dengan sendirinya." Para politisi senior menentang pernikahan itu dan Gereja Inggris juga tidak mengizinkan pernikahan setelah perceraian. Jika Putri Margaret tetap memaksa menikah, maka ia akan tersingkir dari garis pewaris takhta, sama seperti kasus Edward VIII. Pada akhirnya, Putri memutuskan untuk membatalkan rencana pernikahannya dengan Townsend. Pada tahun 1960, Margaret menikah dengan Antony Armstrong-Jones, yang kemudian bergelar Pangeran Snowdon. Mereka bercerai pada tahun 1978 dan setelah itu Putri Margaret tidak menikah lagi. Meskipun Kerajaan Britania Raya dilanda kesedihan dengan meninggalnya Ratu Mary pada tanggal 24 Maret, upacara penobatan Ratu Elizabeth tetap dilangsungkan pada tanggal 2 Juni 1953. Upacara digelar di Westminster Abbey, kecuali untuk sesi Perminyakan dan Perjamuan Kudus. Upacara ini juga menjadi upacara penobatan kerajaan yang pertama kalinya disiarkan melalui televisi. Gaun penobatan Ratu Elizabeth dirancang oleh Norman Hartnel dan dibordir dengan lambang dari Negara-Negara Persemakmuran: mawar Tudor Inggris, kardo Skotlandia, bawang perai Wales, shamrock Irlandia, pial Australia, daun mapel Kanada, pakis perak Selandia Baru, protea Afrika Selatan, bunga seroja untuk India dan Sri Lanka, serta gandum, kapas, dan rami untuk Pakistan. Keberlangsungan persemakmuran Sepanjang hidupnya, Ratu telah menyaksikan proses transformasi negara-negara jajahan Britania Raya dari Imperium Britania menjadi Negara-Negara Persemakmuran. Pada saat ia naik takhta pada tahun 1952, peran Ratu sebagai kepala negara dari beberapa negara-negara merdeka sudah terbentuk dengan sendirinya. Dalam rentang tahun 1953-1954, Ratu dan suaminya memulai kunjungan kenegaraan selama enam bulan ke berbagai negara di dunia. Ia menjadi kepala monarki pertama yang mengunjungi Australia dan Selandia Baru. Selama kunjungan, kerumunan massa yang sangat ramai menyambut kedatangan Ratu, sekitar tiga perempat dari populasi Australia diperkirakan ikut menyambut kedatangan Ratu Elizabeth pada saat itu. Sepanjang pemerintahannya, Ratu Elizabeth telah melakukan berbagai kunjungan kenegaraan ke berbagai negara Persemakmuran ataupun non-Persemakmuran dan dia tercatat sebagai kepala negara yang paling sering bepergian dalam sejarah. Pada tahun 1956, Perdana Menteri Prancis Guy Mollet dan Perdana Menteri Britania Raya Sir Anthony Eden membahas kemungkinan Prancis untuk bergabung dengan Persemakmuran. Namun usulan tersebut tidak pernah diterima, dan pada tahun berikutnya, Prancis menandatangani Perjanjian Roma sebagai dasar pendirian Masyarakat Ekonomi Eropa, pendahulu dari Uni Eropa. Pada bulan November 1956, Britania Raya dan Prancis menginvasi Mesir dalam upaya untuk mengambil alih Terusan Suez, namun upaya ini berakhir dengan kegagalan. Lord Mountbatten mengklaim bahwa Ratu menentang invasi ini, meskipun Eden menyangkalnya. Eden mengundurkan diri dua bulan kemudian. Tidak adanya mekanisme formal dalam Partai Konservatif untuk memilih seorang pemimpin berarti bahwa setelah pengunduran diri Eden, Ratu berhak untuk memutuskan siapa yang akan menjadi perdana menteri. Eden menganjurkan agar ia berkonsultasi dengan Lord Salisbury, Presiden Agung House of Lords. Lord Salisbury dan Lord Kilmuir (Konselor Agung) kemudian berkonsultasi dengan Kabinet Britania, Winston Churchill, dan Ketua Komite 1922. Sebagai hasilnya, Ratu menyetujui calon perdana menteri yang mereka rekomendasikan: Harold Macmillan. Krisis Suez dan terpilihnya pengganti Eden pada tahun 1957 telah menuai berbagai kritik atas kepemimpinan Ratu Elizabeth. Dalam sebuah majalah yang dimiliki oleh Lord Altrincham, ia menuduh Ratu telah "keluar batas". Altrincham kemudian dikecam dan diserang secara fisik oleh masyarakat yang tidak suka atas komentarnya. Enam tahun kemudian, Macmillan mengundurkan diri pada tahun 1963 dan menyarankan agar Ratu menunjuk Earl of Home sebagai perdana menteri, dan sarannya ini diikuti. Atas tindakannya ini, Ratu sekali lagi menerima berbagai kritikan karena menunjuk perdana menteri atas saran dari sejumlah kecil, atau seorang menteri. Pada tahun 1965, Partai Konservatif menetapkan mekanisme formal untuk memilih perdana menteri, sehingga mengurangi keterlibatan ratu dalam Kabinet. Pada tahun 1957, Ratu Elizabeth II melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat. Dalam kunjungan tersebut, Ratu berpidato dalam Majelis Umum PBB atas nama Persemakmuran. Dalam kunjungan yang sama, Ratu meresmikan Parlemen Kanada ke-23, yang merupakan pemerintahan monarki Kanada pertama yang memiliki Parlemen. Dua tahun kemudian, Elizabeth sekali lagi mengunjungi Kanada dan Amerika Serikat, meskipun pada saat itu Ratu sedang mengandung anak ketiganya. Pada tahun 1961, dia mengunjungi Siprus, India, Pakistan, Nepal, dan Iran. Dalam kunjungannya ke Ghana pada tahun yang sama, Ratu menepis kekhawatiran akan keselamatannya, meskipun Presiden Kwame Nkrumah, yang menggantikan posisinya sebagai kepala negara Ghana, adalah sasaran utama pembunuhan. Harold Macmillan menulis: "Ratu benar-benar tabah pada saat itu ... Dia tidak suka orang-orang yang memperlakukannya seolah-olah dia;... seorang bintang film ... Dia memang memiliki 'hati dan perut selayaknya seorang pria' ... Dia mencintai tugasnya dan posisinya sebagai seorang Ratu." Menjelang kunjungannya ke Quebec pada tahun 1964, media melaporkan bahwa beberapa gerakan separatis telah merencanakan pembunuhan Ratu Elizabeth. Tidak terjadi apa-apa selama kunjungan berlangsung, namun beberapa kerusuhan pecah saat ia berada di Montreal; "ketenangan dan keberanian Ratu dalam menghadapi kekerasan" patut dicatat. Masa kehamilan Ratu Elizabeth saat mengandung Pangeran Andrew dan Pangeran Edward pada tahun 1959 dan 1963 adalah dua saat di mana ia tidak melakukan peresmian Parlemen Britania Raya selama masa pemerintahannya. Selain tampil dalam berbagai perayaan tradisional, Ratu juga menerapkan praktik-praktik baru. Jalan kaki kenegaraan dan pertemuan dengan anggota masyarakat biasa dilangsungkan selama kunjungannya ke Australia dan Selandia Baru pada tahun 1970. Pada periode 1960-an dan 1970-an, Ratu Elizabeth menjadi saksi atas dekolonisasi negara-negara jajahan Britania Raya di Afrika dan Karibia. Lebih dari 20 negara memperoleh kemerdekaan dari Britania Raya sebagai bagian dari transisi negara-negara tersebut untuk membentuk pemerintahan sendiri. Pada tahun 1965, Perdana Menteri Rhodesia, Ian Smith, menyatakan kemerdekaan sepihak atas Britania Raya pada saat sebagian besar rakyat Rhodesia masih menyatakan "kesetiaan dan pengabdiannya" pada Ratu Elizabeth. Meskipun Ratu menolak deklarasi sepihaknya dan dunia internasional menerapkan sanksi terhadap Rhodesia, rezim Smith tetap bertahan selama lebih dari satu dekade berikutnya. Pada bulan Februari 1974, Perdana Menteri Edward Heath menyarankan pada Ratu untuk menyelenggarakan pemilihan umum ditengah-tengah kunjungannya ke Austronesia Pasifik, yang menyebabkan Ratu harus terbang kembali ke Inggris. Pemilihan umum ini menghasilkan parlemen yang menggantung; Partai Konservatif pimpinan Heath tidak berhasil memperoleh suara mayoritas, namun partai ini bisa tetap tinggal di Westminster jika berkoalisi dengan Partai Liberal. Rencana koalisi ini akhirnya kandas dan Heath kemudian mengundurkan diri setelah Ratu meminta pemimpin oposisi, Harold Wilson dari Partai Buruh untuk membentuk pemerintahan. Setahun kemudian, pada puncak krisis konstitusi Australia 1975, Perdana Menteri Australia Gough Whitlam diberhentikan dari jabatannya oleh Gubernur Jenderal John Kerr setelah oposisi yang dikendalikan Senat menolak proposal anggaran Whitlam. Karena Whitlam memiliki suara mayoritas dalam Dewan Perwakilan Rakyat Australia, juru bicara Gordon Scholes mengimbau kepada Ratu untuk membalikkan keputusan Kerr. Namun Ratu menolak, menyatakan bahwa dia tidak akan ikut campur dalam keputusan-keputusan Gubernur Jenderal yang dilindungi oleh Konstitusi Australia. Krisis ini memicu munculnya gerakan Republikanisme Australia. Yubileum Perak Pada tahun 1977, Ratu Elizabeth memasuki 25 tahun masa pemerintahannya (Yubileum Perak). Berbagai pesta dan perayaan berlangsung di seluruh Persemakmuran. Perayaan-perayaan ini kembali menegaskan betapa besarnya popularitas Ratu, meskipun sempat dinodai oleh pemberitaan negatif media berkaitan dengan perceraian Putri Margaret dengan suaminya. Pada tahun 1978, Ratu menerima kunjungan kenegaraan dari diktator komunis Rumania, Nicolae Ceaușescu dan istrinya Elena. Setahun kemudian, Ratu dihadapkan pada dua pukulan: salah satu inspektur di Istana Buckingham terbuka kedoknya sebagai mata-mata komunis, pukulan lainnya adalah tewasnya sang paman dari Pangeran Philip, Lord Mountbatten, KG, oleh Tentara Republik Irlandia Sementara. Menurut Paul Martin, Sr., pada akhir tahun 1970-an, Ratu khawatir bahwa mahkotanya sudah "tidak berarti" lagi buat Perdana Menteri Kanada Pierre Trudeau. Tony Benn berkata bahwa Ratu menganggap Trudeau "agak mengecewakan". Trudeau mengolok-ngolok Kerajaan dengan mengatakan bahwa Persemakmuran seperti "meluncur di bawah kendali Istana Buckingham dan berputar-putar di belakang Ratu" pada tahun 1977, dan menghapuskan beberapa simbol monarki Kanada selama masa jabatannya. Pada tahun 1980, beberapa politisi Kanada yang dikirim ke London untuk membahas mengenai pemisahan Konstitusi Kanada mengungkapkan bahwa Ratu "lebih informatif ... dibandingkan dengan politisi atau birokrat Britania lainnya". Ratu sangat peduli mengenai masalah Kanada ini setelah kegagalan Bill C-60 yang mempengaruhi perannya sebagai kepala negara. Pemisahan konstitusi ini pada akhirnya menghasilkan keputusan yang menghapus peran Parlemen Britania Raya dalam Konstitusi Kanada, namun monarki tetap dipertahankan. Trudeau menuliskan dalam memoarnya bahwa Ratu menghargai usahanya untuk mereformasi Konstitusi dan Trudeau juga terkesan oleh "sopan santun dan kebijaksanaan yang Ratu tampilkan di depan umum". 1980-an Dalam perayaan Trooping the Colour pada tahun 1981, enam minggu sebelum pernikahan Pangeran Charles dengan Diana Spencer, enam tembakan dari jarak dekat diarahkan kepada Ratu saat ia sedang mengendarai kudanya menuju The Mall, London. Polisi kemudian menemukan bahwa tembakan itu kosong. Penyerangnya adalah seorang remaja berusia 17 tahun bernama Marcus Sarjeant, yang selanjutnya dihukum lima tahun penjara dan dibebaskan setelah menjalani tiga tahun hukumannya. Ketenangan Ratu dalam menghadapi situasi saat itu dipuji secara luas. Dari bulan April hingga September 1982, Ratu masih memikirkan peristiwa itu, namun ia juga bangga karena putranya, Pangeran Andrew melayani tentara Britania dalam Perang Falklands. Pada tanggal 9 Juli, Ratu terbangun di kamarnya di Istana Buckingham dan mendapati seorang penyusup telah memasuki kamar tidurnya. Dengan tenang, Ratu memanggil petugas keamanan istana dan sembari menunggu bantuan, ia berbicara dengan sang penyusup yang kemudian diketahui bernama Michael Fagan sampai petugas keamanan tiba tujuh menit kemudian. Saat menerima kunjungan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan di Istana Windsor pada tahun 1982, ia memarahi Reagan karena telah memerintahkan Invasi Grenada, yang merupakan salah satu Alam Persemakmurannya di Karibia tanpa memberitahukannya terlebih dahulu. Meningkatnya perhatian media terhadap kehidupan pribadi keluarga kerajaan selama tahun 1980-an menghasilkan serangkaian cerita sensasional di media massa, meskipun tidak semuanya yang sepenuhnya benar. Kelvin MacKenzie, editor surat kabar The Sun, berkata kepada stafnya: "Terbitkan edisi Minggu dan Senin tentang keluarga kerajaan. Jangan cemaskan apakah berita itu benar atau tidak, asalkan tidak menimbulkan keributan setelah dimuat." Editor surat kabar Donald Trelford menulis dalam The Observer pada tanggal 21 September 1986: "Opera sabun kerajaan telah mencapai titik jenuh perhatian publik. Batas antara fakta dan fiksi tidak bisa lagi ditentukan ... beberapa surat kabar bukan hanya tidak memeriksa fakta-fakta sebelum dipublikasikan, namun mereka sama sekali tidak peduli apakah berita itu benar atau tidak." The Sunday Times melaporkan pada tanggal 20 Juli 1986 bahwa Ratu mengkhawatirkan kebijakan ekonomi Perdana Menteri Margaret Thatcher akan memupuk perpecahan sosial mengingat tingginya angka pengangguran, terjadinya serangkaian kerusuhan, pemogokan para penambang, dan penolakan Thatcher untuk menerapkan sanksi terhadap rezim apartheid di Afrika Selatan. Rumor tersebut juga mengabarkan bahwa berita tersebut bersumber dari seorang pembantu kerajaan dan sekretaris Persemakmuran, Michael Shea dan Shridath Ramphal, namun Shea membantah tuduhan tersebut. Thatcher konon juga mengatakan bahwa Ratu akan memberikan suaranya pada Partai Sosial Demokratik, yang merupakan lawan politik Thatcher. John Campbell, Penulis biografi Thatcher mengungkapkan bahwa "laporan itu cuma merupakan sepotong kenakalan jurnalistik". Menanggapi laporan negatif mengenai hubungannya dengan Ratu, Thatcher kemudian mengungkapkan kegaguman pribadinya pada Ratu. Setelah Thatcher digantikan oleh John Major, Ratu Elizabeth memberikan dua penghargaan untuk Thatcher, yakni Order of Merit dan Order of the Garter. Mantan Perdana Menteri Kanada, Brian Mulroney, mengungkapkan bahwa Ratu Elizabeth merupakan "pihak di belakang layar" yang mengakhiri apartheid di Afrika Selatan. Pada tahun 1987, di depan publik Kanada, Ratu Elizabeth menyampaikan dukungannya terhadap pemisahan politik Kanada dari Britania Raya. Tindakannya ini memicu berbagai kritik dari para penentang amendemen konstitusi, termasuk Pierre Trudeau. Pada tahun yang sama, Pemerintah Fiji yang terpilih digulingkan dalam kudeta militer. Elizabeth, sebagai Ratu Fiji, mendukung upaya Gubernur-Jenderal Penaia Ganilau untuk menegaskan kekuasaan eksekutif dan menegosiasikan upaya penyelesaian. Pemimpin kudeta Sitiveni Rabuka kemudian berhasil menggulingkan Ganilau dan mendirikan Republik Fiji. Pada awal 1991, para republikan di Britania Raya dibuat panas dengan munculnya laporan media mengenai kekayaan pribadi Ratu yang bertentangan dengan laporan dari istana, serta adanya rumor mengenai skandal pernikahan yang terjadi di lingkungan keluarga kerajaan. Keikutsertaan beberapa keluarga kerajaan dalam acara amal televisi yang berjudul It's a Royal Knockout juga dicibir oleh aktivis pro-republik, dan Ratu menjadi sasaran dari sindiran mereka. 1990-an Pada tahun 1991, setelah kemenangan dalam Perang Teluk, Ratu menjadi pemimpin monarki Britania pertama yang berbicara dalam Kongres Amerika Serikat. Dalam pidatonya pada tanggal 24 November 1992 saat peringatan ulang tahun ke-40 takhtanya, Ratu menyebut tahun 1992 sebagai tahun "annus horribilis", atau "tahun yang mengerikan" untuknya; pada bulan Maret, putra keduanya, Pangeran Andrew, bercerai dengan istrinya, Sarah, Duchess of York. Sebulan kemudian, putrinya, Anne, juga bercerai dengan suaminya, Kapten Mark Phillips. Saat Ratu melakukan kunjungan kenegaraan ke Jerman pada bulan Oktober, para demonstran yang marah di Dresden melemparkan telur busuk padanya, dan pada bulan November, Istana Windsor mengalami kerusakan parah setelah terbakar hebat. Kerajaan semakin sering dikritik dan pengawasan publik pada Kerajaan juga semakin meningkat. Dalam salah satu pidato pribadinya, Ratu menyatakan bahwa lembaga apapun pasti mengharapkan kritik, namun disarankan bahwa kritik itu dilontarkan dengan "sedikit sentuhan humor, kelembutan, dan bisa dipahami". Dua hari kemudian, Perdana Menteri John Major mengumumkan mengenai reformasi keuangan kerajaan yang telah direncanakan sejak tahun 1992. Reformasi itu termasuk kebijakan baru yang mengharuskan bahwa mulai tahun 1993, Ratu wajib membayar pajak penghasilan untuk pertama kalinya. Pada bulan Desember, Pangeran Charles secara resmi berpisah dengan istrinya, Putri Diana. Di penghujung tahun, Ratu menggugat surat kabar The Sun atas tuduhan pelanggaran hak cipta karena mempublikasikan pesan Natal tahunan Ratu dua hari sebelum disiarkan. Surat kabar itu dipaksa untuk membayar denda dan menyumbang sebesar £ 200.000 untuk amal. Pada tahun-tahun berikutnya, minat publik terhadap kehidupan rumah tangga Charles dan Diana meningkat. Meskipun dukungan untuk republikan di Britania Raya meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, dukungan untuk Ratu masih lebih tinggi dibanding dukungan untuk republikan. Kritik terhadap keluarga kerajaan terutama sekali difokuskan pada sikap dan tindakan para anggota keluarga kerajaan. Setelah berkonsultasi dengan Uskup Agung Canterburry, sekretaris pribadi, serta suaminya, Ratu menulis surat kepada Charles dan Diana pada akhir Desember 1995 yang menyatakan bahwa ia menyetujui perceraian mereka. Setahun setelah perceraian mereka pada tahun 1996, Putri Diana tewas dalam sebuah kecelakaan mobil di Paris pada tanggal 31 Agustus 1997. Pada saat itu, Ratu sedang berlibur bersama anak dan cucu-cucunya di Istana Balmoral. Ratu terakhir kali tampil di depan publik saat menemani kedua putra Diana mengikuti pelayanan gereja pada pagi terjadinya kecelakaan. Setelah itu, selama lima hari berikutnya, Ratu dan Pangeran Philip berusaha melindungi kedua cucunya dari incaran media dengan memindahkan mereka berdua ke Istana Balmoral, di sana mereka bisa berduka secara pribadi. Namun menghilangnya keluarga kerajaan dan tidak dikibarkannya bendera setengah tiang pasca kecelakaan Diana menyebabkan munculnya kecurigaan publik. Karena semakin ditekan, Ratu pada akhirnya setuju untuk memberikan pernyataan langsung dan kemudian ia kembali ke London untuk melakukan jumpa media pada tanggal 5 September, sehari sebelum pemakaman Diana. Dalam pernyataannya, Ratu menyatakan kekagumannya pada Diana dan juga mengungkapkan perasaan dan kewajibannya "sebagai nenek" dari William dan Harry. Sebagai hasilnya, kecurigaan publik terhadap kerajaan perlahan-perlahan mulai menguap. Yubileum Emas Pada tahun 2002, Ratu Elizabeth memasuki 50 tahun masa pemerintahannya sejak naik takhta pada tahun 1952 (Yubileum Emas). Adik dan ibunya meninggal dunia pada Februari dan Maret, dan media berspekulasi mengenai ancaman kegagalan dalam perayaan Yubileumnya. Ratu kembali melakukan berbagai kunjungan ke Alam Persemakmurannya, yang dimulai dengan mengunjungi Jamaika pada bulan Februari. Seperti pada tahun 1977, dalam kunjungannya Ratu kembali disambut oleh berbagai perayaan, pesta jalanan, dan pendirian berbagai monumen untuk menghormati kedatangannya. Lebih dari sejuta orang menghadiri perayaan Yubileum Emas Ratu Elizabeth di London, dan tingginya antusiasme yang ditunjukkan oleh masyarakat membuktikan bahwa spekulasi media tidak menjadi kenyataan. Meskipun secara umum Ratu terlihat sehat sepanjang hidupnya, pada tahun 2003 ia menjalani operasi laparoskopik pada kedua lututnya. Pada bulan Oktober 2006, Ratu melewatkan pembukaan Stadion Emirates karena mengalami kejang otot punggung yang telah diidapnya sejak musim panas. Dua bulan kemudian, Ratu terlihat tampil di depan umum dengan perban di tangan kanannya, yang menimbulkan spekulasi kalau Ratu sedang sakit. Ratu juga pernah digigit oleh seekor anjing corgi saat memisahkan dua ekor anjing yang sedang berkelahi. Pada bulan Mei 2007, surat kabar The Daily Telegraph melaporkan klaim dari sumber yang tidak disebutkan namanya bahwa Ratu merasa "jengkel dan frustrasi" dengan kebijakan Perdana Menteri Tony Blair. Menurut laporan surat kabar itu, Ratu menganggap bahwa Angkatan Bersenjata Britania Raya yang dikirim ke Irak dan Afghanistan sudah berlebihan, masalah kebijakan perdesaan Blair juga dikhawatirkan oleh Ratu. Meskipun demikian, Ratu tetap mengagumi upaya Blair untuk mewujudkan perdamaian di Irlandia Utara. Pada tanggal 20 Maret 2008, bertempat di Gereja Irlandia Katedral St Patrick, Ratu menghadiri layanan Maundy pertama yang diikutinya di luar Inggris dan Wales. Pada bulan Mei 2011, atas undangan dari Presiden Irlandia Mary McAleese, Ratu mengadakan kunjungan kenegaraan ke Republik Irlandia. Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama yang dilakukan oleh monarki Britania Raya ke Republik Irlandia setelah negara itu memisahkan diri pada tahun 1922. Ratu berpidato dalam Sidang Umum PBB untuk kedua kalinya pada tahun 2010, sekali lagi dalam kapasitasnya sebagai ratu dari semua Alam Persemakmurannya. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyebut dirinya sebagai "jangkar bagi zaman kita". Dalam kunjungannya ke New York pada tahun 2010, Ratu meresmikan pembukaan taman peringatan untuk warga negara Britania yang menjadi korban serangan 11 September 2001. Ratu mengunjungi Australia pada bulan Oktober 2011, yang merupakan kunjungannya yang ke-16 sejak tahun 1954. Dalam pernyataannya pada media, Ratu menyebut kunjungannya saat itu sebagai "kunjungan perpisahan", karena usianya yang semakin lanjut. Yubileum Berlian dan Safir Yubileum Berlian Ratu Elizabeth pada tahun 2012 menandai 60 tahun masa jabatannya sebagai ratu. Berbagai perayaan dilangsungkan di Britania Raya dan seluruh Persemakmuran. Dalam sebuah pesan yang dirilis pada Hari Aksesi, dia menyatakan: "Dalam tahun istimewa ini, saya sekali lagi mendedikasikan diri saya untuk melayani Anda, saya berharap kita semua masih ingat akan kekuatan dari kebersamaan dan kekeluargaan, persahabatan dan keramahtamahan ... saya juga berharap bahwa Yubileum tahun ini akan menjadi waktu untuk mensyukuri atas kemajuan besar yang telah dibuat sejak tahun 1952 dan menatap masa depan dengan kepala jernih dan hati yang hangat". Ratu dan suaminya melakukan tur panjang ke seantero Britania Raya, sedangkan anak dan cucunya memulai kunjungan kenegaraan ke berbagai Negara-Negara Persemakmuran atas nama Ratu. Pada tanggal 4 Juni, suar Yubileum dinyalakan di berbagai penjuru dunia. Ratu Elizabeth adalah penguasa monarki yang hidupnya paling lama dan dengan masa kekuasaan terpanjang dalam sejarah monarki Britania Raya. Selain itu, Ratu juga merupakan kepala negara dengan masa jabatan terlama di dunia saat ini (setelah kematian Raja Bhumibol Adulyadej dari Thailand). Dia tidak berniat untuk turun takhta, meskipun proporsi tugas publik yang dilakukan oleh Pangeran Charles dan Pangeran William semakin meningkat seiring dengan usia dan kondisi kesehatan Ratu. Ratu Elizabeth membuka Olimpiade Musim Panas 2012 pada tanggal 27 Juli dan Paralimpiade pada tanggal 29 Agustus 2012 di London. Dia memerankan dirinya sendiri dalam sebuah film pendek sebagai bagian dari rangkaian upacara pembukaan Olimpiade bersama aktor Daniel Craig, yang memerankan James Bond. Sebelumnya, ayahnya membuka Olimpiade London 1948 dan kakek buyutnya, Edward VII, membuka Olimpiade London 1908. Ratu Elizabeth juga membuka Olimpiade Musim Panas 1976 di Montreal dan Pangeran Philip juga pernah membuka Olimpiade Musim Panas 1956 di Melbourne. Dia adalah kepala negara pertama yang membuka dua penyelenggaraan Olimpiade di dua negara yang berbeda. Pada bulan Agustus dan September 2012, citra kerajaan lagi-lagi ternoda dengan dipublikasikannya foto-foto vulgar cucu Ratu Elizabeth, Pangeran Harry, oleh salah satu media Amerika Serikat, serta foto-foto berlibur Catherine, Duchess of Cambridge oleh media Prancis. Menanggapi munculnya foto-foto tersebut, salah satu sumber kerajaan menyatakan bahwa "Ratu sangat marah. Dia sangat menginginkan hal semacam ini takkan pernah terjadi lagi". Selain itu, terkait dengan foto-foto Duchess, Ratu sangat mendukung keputusan Pangeran William untuk menyeret fotografer dan pihak yang terlibat ke dalam proses hukum. Pada 4 April 2013, ia meraih BAFTA kehormatan atas perlindungannya terhadap industri film dan disebut "Bond girl paling diingat" di acara penghargaan tersebut. Pada 3 Maret 2013, Elizabeth dilarikan ke King Edward VII's Hospital karena mengalami gastroenteritis. Ia kembali ke Istana Buckingham pada keesokan harinya. Sepekan kemudian, ia menandatangani Piagam Persemakmuran baru. Karena usianya dan ia perlu membatasi perjalanannya, pada 2013, ia memutuskan untuk tak menghadiri Pertemuan Kepala Pemerintahan Persemakmuran dwi-tahunan untuk pertama kalinya dalam 40 tahun. Ia diwakili dalam KTT di Sri Lanka tersebut oleh putranya, Pangeran Charles. Rencana untuk kematian dan pemakamannya secara khusus disiapkan oleh sebagian besar organisasi media dan pemerintah Inggris sepanjang berdekade-dekade. Yubileum Platinum Yubileum Platinum Elizabeth dimulai pada 6 Februari 2022, menandai 70 tahun sejak dia naik takhta setelah kematian ayahnya. Menjelang tanggal tersebut, dia mengadakan resepsi di Sandringham House untuk para pensiunan, anggota Women's Institute setempat, dan sukarelawan amal. Dalam pesan hari aksesinya, Elizabeth memperbarui komitmennya untuk pelayanan publik seumur hidup, yang awalnya dia buat pada tahun 1947. Kematian Pada 8 September 2022, Istana Buckingham merilis pernyataan yang berbunyi: "Menyusul evaluasi lebih lanjut pagi ini, para dokter Ratu mengkhawatirkan kesehatan Yang Mulia dan telah merekomendasikan dia untuk tetap berada di bawah pengawasan medis. Ratu tetap nyaman dan berada di Balmoral." Keluarga dekat Elizabeth bergegas ke Balmoral untuk berada di sisinya. Dia meninggal "dengan damai" pada 15:10 BST pada usia 96, dengan dua anaknya, Charles dan Anne di sisinya. Kematiannya diumumkan kepada publik pada 18:30, memulai Operasi London Bridge dan, karena dia meninggal di Skotlandia, Operasi Unicorn. Elizabeth adalah monarki pertama yang meninggal di Skotlandia sejak James V pada tahun 1542. Penyebab kematiannya tercatat sebagai "usia tua". Penerimaan publik dan karakter Karena Ratu Elizabeth jarang memberikan wawancara, sedikit yang diketahui mengenai kepribadiannya. Sebagai pemimpin dari Monarki Konstitusional, dia tidak mengungkapkan pendapat politiknya di depan publik. Ratu memiliki kepercayaan yang kuat terhadap agamanya dan memenuhi sumpah penobatannya dengan sungguh-sungguh. Selain menganut sekaligus menjabat sebagai Gubernur Agung Gereja Inggris, Ratu secara pribadi juga menjadi pengikut dari Gereja Skotlandia. Dia sangat mendukung dialog lintas agama dan telah bertemu dengan para pemimpin gereja dan agama lain, termasuk tiga paus: Yohanes XXIII, Yohanes Paulus II, dan Benediktus XVI. Catatan pribadi mengenai keyakinannya sering ditampilkan dalam Pesan Natal Kerajaan tahunan yang disiarkan ke seluruh Persemakmuran, seperti dalam pesan natalnya pada tahun 2000, saat ia berbicara mengenai makna teologi dari milenium yang menendai ulang tahun Yesus Kristus ke-2000. Ratu Elizabeth adalah pelindung lebih dari 600 organisasi dan badan amal. Kegiatannya pada waktu senggang termasuk menunggang kuda dan memelihara anjing, khususnya anjing ras Pembroke Welsh Corgi. Kecintaannya terhadap corgi dimulai pada tahun 1933 dengan seekor anjing bernama Dookie, corgi pertama yang dipelihara oleh keluarganya. Menurut seorang sumber dalam kerajaan, Elizabeth dan keluarganya dari waktu ke waktu menyiapkan makanan bersama-sama dan langsung mencucinya setelah itu. Pada tahun 1950, sebagai seorang wanita muda pada awal pemerintahannya, Elizabeth digambarkan sebagai "Ratu negeri dongeng" yang glamor. Pasca-perang dunia yang merupakan masa-masa penuh harapan, publik menggambarkan pemerintahan Elizabeth sebagai "era Elizabethan baru" (merujuk pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I). Pada tahun 1957, Lord Altrincham mengkritik pidato Elizabeth seperti pidato seorang "anak sekolahan. Pada akhir 1960-an, ia mencoba membawa citra kerajaan menjadi lebih modern dengan merilis sebuah film dokumenter berjudul Royal Family dan menyiarkan upacara penobatan Charles sebagai Pangeran Wales melalui media televisi. Ratu Elizabeth dikenal sering tampil di depan publik dengan mengenakan mantel berwarna cerah dan topi yang dekoratif, yang memungkinkan ia bisa dilihat dengan mudah dalam kerumunan massa. Saat peringatan Yubileum Perak-nya pada tahun 1977, berbagai kerumunan dan perayaan berlangsung dengan sangat antusias, namun saat kritik publik terhadap keluarga kerajaan meningkat pada tahun 1980, kehidupan pribadi dan kinerja putra-putri Elizabeth berada di bawah pengawasan media. Popularitas Elizabeth jatuh ke titik terendah pada tahun 1990-an. Di bawah tekanan dari media dan publik, ia mulai membayar pajak penghasilan untuk pertama kalinya dan Istana Buckingham mulai dibuka untuk umum. Ketidakpuasan publik terhadap kerajaan mencapai puncaknya pasca kematian Putri Diana pada tahun 1997. Popularitas Elizabeth dan dukungan untuk kerajaan kembali meningkat setelah dia melakukan siaran langsung ke seluruh dunia lima hari setelah kematian Diana. Pada bulan November 1999, hasil referendum di Australia untuk menentukan masa depan monarki Australia menunjukkan bahwa Elizabeth tetap disukai dan didukung untuk menjadi kepala negara. Hasil poling di Britania Raya pada tahun 2006 dan 2007 juga menunjukkan bahwa dukungan untuk Elizabeth masih tinggi. Hasil jajak pendapat di Tuvalu pada tahun 2008 dan di Saint Vincent dan Grenadines pada tahun 2009 juga menunjukkan hasil yang sama. Keuangan Kekayaan pribadi Ratu Elizabeth telah menjadi subyek spekulasi media selama bertahun-tahun. Majalah Forbes memperkirakan bahwa kekayaan bersih Ratu berjumlah sekitar US $ 450 juta pada tahun 2010, namun pihak Istana Buckingham menyatakan bahwa jumlah kekayaan Ratu yang sebesar £ 100 juta itu "terlalu dilebih-lebihkan". Jock Colville, mantan sekretaris pribadinya dan direktur dari bank kerajaan memperkirakan bahwa jumlah kekayaan Ratu pada tahun 1971 sebesar £ 2 juta (setara dengan sekitar £ saat ini). Koleksi kerajaan, yang meliputi karya seni dan Mahkota Kerajaan, tidak dimiliki oleh Ratu secara pribadi dan kepemilikannya diatur di bawah ketentuan Undang-Undang Amanah. Properti lainnya yang kepemilikannya sama termasuk istana-istana seperti Istana Buckingham dan Kastel Windsor, dan tanah Adipati Lancaster, serta portofolio properti senilai £ 383 juta pada tahun 2011. Sedangkan Sandringham House dan Istana Balmoral dimiliki secara pribadi oleh Ratu. Properti dan perabotan Kerajaan – dengan kepemilikan sebesar £ 7,3 miliar pada tahun 2011 – dimiliki oleh negara dan Ratu tidak diperkenankan untuk menjual atau memilikinya secara pribadi. Gelar dan lambang Gelar 21 April 1926 – 11 Desember 1936: Paduka Yang Mulia Putri Elizabeth dari York (Her Royal Highness Princess Elizabeth of York) 11 Desember 1936 – 20 November 1947: Paduka Yang Mulia Sang Putri Elizabeth (Her Royal Highness The Princess Elizabeth) 20 November 1947 – 6 Februari 1952: Paduka Yang Mulia Sang Putri Elizabeth, Istri Adipati Edinburgh (Her Royal Highness The Princess Elizabeth, Duchess of Edinburgh) Sejak 6 Februari 1952: Baginda Ratu Elizabeth II (Her Majesty The Queen Elizabeth II) Elizabeth telah memegang dan dianugerahi banyak gelar dan posisi militer kehormatan di seluruh Persemakmuran dan dari seluruh dunia. Secara resmi, dia memiliki gelar yang berbeda di setiap Alam Persemakmuran nya: Ratu Kanada di Kanada, Ratu Australia di Australia, dan lain sebagainya. Di Kepulauan Channel dan Isle of Man, yang merupakan Dependensi Mahkota Britania Raya, Ratu Elizabeth dikenal sebagai Adipati Normandia dan Lord of Mann. Gelar lainnya termasuk "Defender of the Faith" dan Adipati Lancaster. Ketika sedang berbicara dengan Ratu, kebanyakan orang umumnya menggunakan panggilan Your Majesty (Baginda) untuk pertama kalinya, dan kemudian boleh memanggilnya Ma'am. Lambang Dari tanggal 21 April 1944, lambang resmi untuk Elizabeth berbentuk sebuah belah ketupat yang meniru desain Lambang Britania Raya, dibedakan oleh tiga label di dalamnya yang menampilkan mawar Tudor ditengahnya dan salib St. George di kedua sisinya. Setelah naik takhta, dia masih menggunakan lambang yang bentuknya tidak jauh berbeda dengan lambang sebelumnya. Desain perisai juga digunakan dalam Bendera Kerajaan Britania Raya. Elizabeth memiliki bendera pribadi untuk dipergunakan di Kanada, Selandia Baru, Australia, Jamaika, Barbados, dan di negara-negara lainnya. Anak Silsilah Lihat pula Daftar Penguasa Britania Raya Kerajaan Britania Raya Negara-Negara Persemakmuran Catatan Ulang Tahun Resmi nya tidak sama dengan yang asli nya. Ulang Tahun Resmi Ratu umumnya diperingati sekitar akhir bulan Mei hingga awal Juni, bertepatan dengan saat-saat cuaca cerah di belahan bumi utara untuk melakukan upacara di luar ruangan. Wali baptis nya adalah: Raja George V dan Ratu Mary, Lord Strathmore, Pangeran Arthur, Adipati Connaught (paman buyutnya), Putri Mary, Viscountess Lascelles (bibi dari pihak ayah), dan Lady Elphinstone (bibi dari pihak ibu). Acara penobatannya sangat berperan dalam meningkatkan popularitas media TV di Britania Raya, jumlah lisensi televisi di Britania Raya meningkat dua kali lipat menjadi 3 juta, dan lebih dari 20 juta penduduk Britania menonton televisi untuk pertama kalinya di rumah teman-teman atau tetangga mereka untuk menyaksikan penobatan ini. Di Amerika Utara, sekitar 100 juta pemirsa menyaksikan rekaman siarannya. Kanada menggunakan tiga versi lambang yang berbeda selama masa kekuasaannya, versi yang ini digunakan pada tahun 1957 sampai 1994. Referensi Daftar pustaka Bond, Jennie (2006). Elizabeth: Eighty Glorious Years. London: Carlton Publishing Group. ISBN 1-84442-260-7 Bousfield, Arthur; Toffoli, Gary (2002). Fifty Years the Queen. Toronto: Dundurn Press. ISBN 1-55002-360-8 Bradford, Sarah (2012). Queen Elizabeth II: Her Life in Our Times. London: Penguin. ISBN 978-0-670-91911-6 Brandreth, Gyles (2004). Philip and Elizabeth: Portrait of a Marriage. London: Century. ISBN 0-7126-6103-4 Briggs, Asa (1995). The History of Broadcasting in the United Kingdom: Volume 4. Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-212967-8 Campbell, John (2003). Margaret Thatcher: The Iron Lady. London: Jonathan Cape. ISBN 0-224-06156-9 Crawford, Marion (1950). The Little Princesses. London: Cassell & Co. Hardman, Robert (2011). Our Queen. London: Hutchinson. ISBN 978-0-09-193689-1 Heald, Tim (2007). Princess Margaret: A Life Unravelled. London: Weidenfeld & Nicolson. ISBN 978-0-297-84820-2 Hoey, Brian (2002). Her Majesty: Fifty Regal Years. London: HarperCollins. ISBN 0-00-653136-9 Lacey, Robert (2002). Royal: Her Majesty Queen Elizabeth II. London: Little, Brown. ISBN 0-316-85940-0 Macmillan, Harold (1972). Pointing The Way 1959–1961 London: Macmillan. ISBN 0-333-12411-1 Marr, Andrew (2011). The Diamond Queen: Elizabeth II and Her People. London: Macmillan. ISBN 978-0-230-74852-1 Neil, Andrew (1996). Full Disclosure. London: Macmillan. ISBN 0-333-64682-7 Nicolson, Sir Harold (1952). King George the Fifth: His Life and Reign. London: Constable & Co. Petropoulos, Jonathan (2006). Royals and the Reich: the princes von Hessen in Nazi Germany. New York: Oxford University Press. ISBN 0-19-516133-5 Pimlott, Ben (2001). The Queen: Elizabeth II and the Monarki. London: HarperCollins. ISBN 0-00-255494-1 Roberts, Andrew; Disunting oleh Antonia Fraser (2000). The House of Windsor. London: Cassell & Co. ISBN 0-304-35406-6 Shawcross, William (2002). Queen and Country. Toronto: McClelland & Stewart. ISBN 0-7710-8056-5 Thatcher, Margaret (1993). The Downing Street Years. London: HarperCollins. ISBN 0-00-255049-0 Trudeau, Pierre Elliott (1993). Memoirs. Toronto: McLelland & Stewart. ISBN 0-7710-8588-5 Wyatt, Woodrow; Edited by Sarah Curtis (1999). The Journals of Woodrow Wyatt: Volume II. London: Macmillan. ISBN 0-333-77405-1 Pranala luar Situs resmi Kerajaan Britania Raya Situs resmi Monarki Kanada Potret ratu Elizabeth II di Galeri Nasional London Ratu Britania Raya Person of the Year Penguasa monarki Tokoh dari London Pemimpin Perang Dingin Wangsa Windsor Penerima Bintang Republik Indonesia Adipurna
7,146
789
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar%20presiden%20Indonesia
Daftar presiden Indonesia
Presiden Republik Indonesia adalah seorang kepala negara dan kepala pemerintahan di Republik Indonesia. Presiden juga memimpin bagian eksekutif pada pemerintahan Indonesia dan menjadi komando tertinggi pada Tentara Nasional Indonesia. Sejak tahun 2004, presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dengan masa jabatan 5 tahun untuk setiap periode. Setelah 2 kali terpilih oleh rakyat, seorang presiden tidak diizinkan untuk melakukan pencalonan diri lagi. Sistem kepresidenan dirumuskan dalam UUD 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang dibentuk di masa pendudukan Jepang pada tanggal 1 Maret 1945 untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan "Usaha persiapan kemerdekaan Indonesia". Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang dibentuk untuk menggantikan BPUPKI, menunjuk Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama dan dengan demikian mengesahkan terbentuknya lembaga kepresidenan Indonesia. Daftar Sejak tanggal 18 Agustus 1945 hingga saat ini, terdapat tujuh orang yang telah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Pemerintahan pada era Revolusi Nasional Periode jabatan Soekarno pada era Revolusi Nasional Indonesia sebenarnya tidak benar-benar dijalankan secara penuh. Terdapat masa-masa yang membuat Soekarno memberikan mandat pemerintahan sementara kepada orang lain. Salah satunya ialah ketika Pemerintahan Darurat Republik Indonesia sebagai pemerintahan dalam pengasingan dibentuk setelah pemerintah resmi Indonesia ditawan dalam operasi Agresi Militer Belanda II. Sedangkan momen lainnya ialah ketika Soekarno menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS). Selengkapnya lihat daftar di bawah ini. Lihat pula Indonesia Sejarah Indonesia Politik Indonesia Daftar tokoh Indonesia Daftar Wakil Presiden Indonesia Daftar Perdana Menteri Indonesia Daftar Wakil Perdana Menteri Indonesia Daftar kabinet Indonesia Sejarah Lembaga Kepresidenan Indonesia Daftar ibu dan bapak negara Indonesia Referensi . . . . . . Bacaan lanjutan UUD 1945 Perubahan I UUD 1945 Perubahan II UUD 1945 Perubahan III UUD 1945 Perubahan IV UUD 1945 UUDS 1950 Ketetapan MPRS dan MPR Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1949 Undang-Undang Republik Indonesia Serikat Nomor 7 Tahun 1950 Setneg (1997) 30 Tahun Indonesia Merdeka. Edisi 3. Jakarta: Setneg Setneg (1997) 40 Tahun Indonesia Merdeka. Edisi 2. Jakarta: Setneg Setneg (1997) 50 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta: Setneg Pranala luar Situs web resmi Presiden Republik Indonesia Sejarah Indonesia Indonesia Presiden Indonesia
346
790
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar%20wakil%20presiden%20Indonesia
Daftar wakil presiden Indonesia
Wakil Presiden Republik Indonesia adalah pembantu Presiden Republik Indonesia sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan Indonesia. Sebagai pembantu kepala negara, Wakil Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia yang kualitas tindakannya sama dengan kualitas tindakan Presiden sebagai kepala negara. Sebagai pembantu kepala pemerintahan, Wakil Presiden adalah pembantu Presiden yang kualitas bantuannya di atas bantuan yang diberikan oleh Menteri, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah sehari-hari yang didelegasikan kepadanya. Wakil Presiden (bersama Presiden) menjabat selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan. Wakil Presiden pertama Indonesia adalah Mohammad Hatta yang ditetapkan bersama dengan pengangkatan Soekarno sebagai Presiden pertama Indonesia pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan Indonesia. Daftar Lihat pula Indonesia Sejarah Indonesia Politik Indonesia Daftar tokoh Indonesia Daftar Presiden Indonesia Daftar Perdana Menteri Indonesia Daftar Wakil Perdana Menteri Indonesia Daftar kabinet Indonesia Sejarah Lembaga Kepresidenan Indonesia Daftar ibu dan bapak negara Indonesia Keterangan Referensi . . . . . . Galeri Pranala luar Situs web resmi Wakil Presiden Republik Indonesia Wakil Presiden Indonesia Daftar wakil presiden
177
792
https://id.wikipedia.org/wiki/Hamengkubuwana%20IX
Hamengkubuwana IX
Jenderal TNI. (Tit.) (Purn.) H. Sri Sultan Hamengkubuwana IX (; , lahir dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun) adalah Sultan Yogyakarta kesembilan dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama. Ia merupakan Wakil Presiden Indonesia kedua yang menjabat pada tahun 1973–1978. Hamengkubuwana IX juga merupakan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang pertama dan dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Kehidupan awal dan pendidikan Masa kecil Lahir di Ngasem, Sompilan, Yogyakarta dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun, Hamengkubuwana IX merupakan anak kesembilan Gusti Pangeran Puruboyo dari istri utamanya, Raden Ajeng Kustilah. Pada tahun 1914, ketika Dorodjatun belum genap tiga tahun, Gusti Pangeran Puruboyo diangkat menjadi Putra Mahkota Yogyakarta.{{efn|Bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibya Raja Putra Narendra ing Mataram.}} Karena suaminya menjadi Putra Mahkota, Raden Ajeng Kustilah mendapat gelar Kanjeng Raden Ayu Adipati Anom pada tahun 1915. Meskipun demikian, KRA Adipati Anom tidak sempat menjadi Ratu Yogyakarta. Ia dipulangkan ke rumah ayahnya sekitar tahun 1918–1919. Monfries serta Roem dkk. menuliskan bahwa penyebab pemulangan ini adalah retaknya hubungan antara KRA Adipati Anom dengan mertuanya; sementara Romo Tirun mengatakan bahwa penyebabnya adalah KRA Adipati Anom merupakan keturunan Untung Suropati yang merupakan musuh Belanda, sehingga kejadian ini bermaksud untuk melindungi KRA Adipati Anom. Ketika berumur empat tahun, Dorodjatun diperintah ayahnya untuk mulai tinggal terpisah dari keraton. Dorodjatun kecil menangis keras dan terus memeluk salah satu tiang di keraton sebelum dapat dipisahkan. Ia tinggal bersama keluarga Mulder, orang Belanda yang menjabat sebagai Kepala Sekolah Neutrale Hollands Javaansche Jongens School dan tinggal di daerah Gondokusuman. Ketika tinggal bersama keluarga Mulder, Dorodjatun diberi nama panggilan Henkie ("Henk kecil") yang diambil dari nama Pangeran Hendrik dari Belanda. Nama panggilan ini terus ia gunakan hingga bersekolah dan kuliah di Belanda, serta oleh teman-teman dekatnya tetap digunakan sampai masa tuanya sebagai Hamengkubuwana IX. Henkie mendapatkan pendidikan pertamanya di taman kanak-kanak Frobel School kemudian Eerste Europese Lagere School B untuk pendidikan dasarnya. Setahun kemudian, ia pindah ke kediaman keluarga Cock dan bersekolah di Neutrale Europeesche Lagere School hingga lulus pada bulan Juli 1925. Ayahnya diangkat menjadi Hamengkubuwana VIII ketika ia duduk di kelas III sekolah tersebut, yaitu pada bulan Februari 1921. Di sekolah tersebut, Dorodjatun bertemu dan berteman dengan Sultan Hamid II yang dijuluki Mozes saat itu. Dorodjatun mengenyam pendidikan menengahnya di Hoogere Burgerschool (HBS) Semarang mulai bulan Juli 1925. Ia tinggal bersama keluarga Voskuil, seorang sipir penjara di Semarang. Karena iklim Semarang yang cukup panas, Dorodjatun merasa tidak cocok dan kemudian dipindahkan oleh ayahnya ke HBS Bandoeng pada tahun 1928. Di sana, ia bersama kakaknya, BRM Tinggarto, tinggal bersama dengan seorang tentara militer Belanda, Letnan Kolonel De Boer. Pendidikan di Belanda Sebelum menyelesaikan pendidikan menengahnya di HBS Bandung, ayah Dorodjatun dan Tinggarto memerintahkan mereka untuk belajar ke Belanda. Mereka berangkat melalui jalur laut bulan Maret 1930 dengan ditemani oleh keluarga Hofland, seorang direktur pabrik gula di Gesikan. Mereka berdua bersekolah di Gymnasium atau Lyceum Haarlem yang merupakan gabungan dari dua lembaga berbeda, yaitu Hoogere Burgerschool B (HBS-B) dan Stedelijk Gymnasium. Di Haarlem, mereka tinggal di kediaman kepala sekolah mereka, Mourik Broekman. Dorodjatun kerap dipanggil Sultan Henk ketika menuntut ilmu di sekolah tersebut. Karena perbedaan kualitas pendidikan dengan Hindia Belanda, ia harus turun dua kelas di Haarlem. Ia bukanlah siswa yang istimewa maupun cemerlang di sana. Meskipun beberapa nilainya tergolong baik, Dorodjatun harus mengulang di beberapa mata pelajaran, terutama hingga dua kali di pelajaran geometri dan trigonometri. Kakaknya, Tinggarto, juga mengalami hal yang sama di Haarlem. Keduanya berhasil lulus dari sekolah ini pada tahun 1934. Dorodjatun dan kakaknya kemudian pindah ke Leiden. Mereka masuk ke perguruan tinggi Rijksuniversiteit Leiden, kini Universitas Leiden. Dorodjatun mengambil studi Indologi, studi yang mempelajari administrasi kolonial, etnologi, dan kesusastraan di Hindia Belanda; sementara Tinggarto memilih studi yang lebih populer, yakni bidang hukum. Belum sempat menyelesaikan tesis untuk gelar doktorandusnya, Dorodjatun bersama saudara-saudaranya yang berada di luar negeri dipanggil oleh keluarga di Jogja untuk kembali ke Hindia Belanda setelah terjadinya Penyerbuan Jerman ke Polandia tahun 1939. Tesis yang hampir selesai tersebut dibawa ke Jawa bersamanya dalam bentuk manuskrip dan belum pernah dikumpulkan. Naskah itu hilang dan hanya diketahui judulnya saja, yaitu "Kontrak Politik antara Sunan Solo dan Pemerintah Belanda". Hingga akhir hayatnya, Hamengkubuwana IX belum mendapatkan gelar apapun dari universitas karena belum sempat mengikuti wisuda kelulusannya. Menjadi Sultan Yogyakarta Pulang ke Hindia Belanda Setelah tiba di Batavia pada bulan Oktober 1939, GRM Dorodjatun dijemput oleh keluarganya di Pelabuhan Tanjung Priok. Paman-paman yang menjemputnya bersikap hormat serta menggunakan krama inggil untuk menegurnya, bukan ngoko seperti biasanya. Dorodjatun beserta rombongan penjemputnya kemudian pergi menuju Hotel des Indes, tempat ayah dan anggota keluarga lainnya menginap di Batavia. Ketika seorang penguasa swapraja sedang berada di Batavia, umumnya ada banyak agenda kegiatan yang harus dipenuhi. Salah satu acara yang dihadiri keluarga kerajaan bersama Dorodjatun di Batavia adalah undangan santapan malam di Istana Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Pada saat bersiap untuk menghadiri undangan tersebut, Dorodjatun disematkan keris Kyai Jaka Piturun oleh ayahnya. Keris ini umumnya diwariskan kepada putra penguasa yang dikehendaki menjadi putra mahkota. Oleh karena itu, penyematan ini menandakan bahwa Dorodjatun adalah pewaris takhta Kesultanan Yogyakarta. Setelah menghadiri agenda selama tiga hari di Batavia, keluarga kerajaan beserta Dorodjatun kembali ke Yogyakarta menggunakan Kereta api Eendaagsche Express. Dalam perjalanan, Hamengkubuwana VIII jatuh sakit hingga tak sadarkan diri. Sesampainya di Yogyakarta, ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Onder de Bogen dan dirawat hingga wafat pada tanggal 22 Oktober 1939. Kontrak politik Sejak abad ke-18, para Penguasa Mataram diharuskan menandatangani kontrak politik baru dengan Pemerintah Kolonial Belanda sebelum naik takhta. Hal ini juga terjadi ketika Dorodjatun akan naik takhta. Sebelum pejabat Belanda dapat melakukan negosiasi dengan calon Sultan baru, proses suksesi di internal keluarga kerajaan harus diselesaikan terlebih dahulu. Dengan ini, Dorodjatun sebagai putra mahkota kemudian mengumpulkan para saudara dan pamannya untuk bermusyawarah siapa yang akan menjadi Sultan selanjutnya. Kesemua kerabatnya tidak keberatan jika Dorodjatun sebagai Sultan selanjutnya. Banyak penulis dan sejarawan yang mengatakan bahwa secara de facto dari sini Dorodjatun sebenarnya sudah menjadi Sultan Yogyakarta ke-9, tepatnya sekitar tanggal 26 Oktober 1939, dua hari setelah pemakaman ayahnya. Untuk membuat kontrak baru, Dorodjatun harus bernegosiasi dengan Gubernur Yogyakarta Lucien Adam sebagai perwakilan Pemerintah Hindia Belanda. Lucien Adam merupakan seorang pejabat senior Hindia Belanda dan seorang Javanicus (ahli adat istiadat Jawa). Monfries mencatat bahwa Gubernur Adam ingin segera membentuk hubungan yang baik dengan Dorodjatun dalam laporan-laporannya kepada pemerintah pusat di Batavia. Mereka berdua pun memiliki satu kesamaan, yaitu pernah mengambil studi di Universitas Leiden, meskipun terpaut umur yang cukup jauh. Adam, yang umurnya sudah mendekati 50 tahun, merasa harus menjadi seperti figur ayah yang bertanggung jawab bagi Dorodjatun. Keduanya sebenarnya termasuk cukup akrab bahkan sering saling meminjam buku bacaan satu sama lain. Hampir setiap hari Dorodjatun harus bertemu dengan Gubernur Adam sejak awal November 1939 untuk merundingkan kontrak politiknya. Perjanjian ini digunakan untuk memperbarui kontrak politik yang ditandatangani pada masa Hamengkubuwana VIII berkuasa dan memiliki isi yang lebih detail. Perundingan tersebut berlangsung alot. Menurut buku Takhta untuk Rakyat, pembicaraan mengenai jabatan Patih Danurejo yang selain bertanggung jawab kepada Sultan juga menjadi pegawai Belanda, adanya dewan penasihat dari Pemerintah Hindia Belanda, serta prajurit keraton yang diminta agar berada di bawah KNIL menjadi penyebabnya. Sementara itu, Monfries, mengutip laporan-laporan Gubernur Adam, menuliskan bahwa Adam mengalami kesulitan dalam perundingan di bidang anggaran sipil, kepolisian, hutan, dan jangkauan otoritas hukum Sultan atas rakyat-rakyatnya. Monfries berpendapat bahwa sangat sulit menemukan penjelasan dari bukti-bukti yang ada atas perbedaan yang sangat besar dari versi Hamengkubuwana dengan laporan-laporan Gubernur Adam. Di lain hal, Gubernur Adam, dalam laporannya kepada pemerintah pusat di Batavia, mengatakan bahwa Dorodjatun memiliki perilaku yang baik. Ia menambahkan bahwa Dorodjatun telah mengubah sistem perbelanjaan di keraton dengan cepat. Rencana kebijakan lain yang disorot oleh Adam adalah reformasi besar-besaran di keraton oleh Dorodjatun, yaitu dalam hal tingkat kekuasaan kepada rakyatnya, pembagian antara kekayaan keraton dan kesultanan yang lebih jelas, dan pengaturan pembayaran gaji kepada anggota keluarganya. Selain itu, Dorodjatun ingin mengurangi jumlah pegawai negeri sembari menaikkan gaji mereka, juga mengubah peran tentara dengan menambahkan tugas jaga kepada mereka. Setelah empat bulan berunding dengan alot, Dorodjatun tiba-tiba menyetujui kontrak politik tersebut secara langsung tanpa adanya penolakan atas isi-isinya sebagaimana yang telah ia sampaikan dalam perundingan-perundingan sebelumnya. Ia mengaku melakukannya setelah mendapatkan wisik (bisikan) dari almarhum ayahnya yang mendatanginya dalam mimpi. Kegiatan perundingan selesai lebih cepat daripada laporan Gubernur Adam tanggal 18 Februari 1940 yang menyatakan bahwa perundingan mungkin selesai pada bulan April sebelum Grebeg diadakan. Dengan demikian, prosesi upacara penobatan dilaksanakan sebulan lebih cepat daripada pelaksanaan Grebeg. Kontrak politik yang terdiri atas 17 bab dan 59 pasal tersebut kemudian ditandatangani oleh kedua pihak pada tanggal 12 Maret 1940 meskipun dalam surat tertanggal 18 Maret 1940. Penobatan GRM Dorodjatun dinobatkan sebagai Sri Sultan Hamengkubuwana IX pada tanggal 18 Maret 1940, sesuai dengan tanggal berlakunya kontrak politik dengan Pemerintah Hindia Belanda. Gubernur Adam menobatkan GRM Dorodjatun untuk dua gelar sekaligus. Gelar pertama adalah gelar Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibya Raja Putra Narendra Mataram, gelarnya sebagai Putra Mahkota. Setelahnya, dinobatkanlah Sri Sultan Hamengkubuwana IX dengan gelar Sampéyan Dalem Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengkubuwana Sénapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga. Upacara ini dihadiri oleh Sri Paku Alam, KGPAA Mangkunegara, serta dua pangeran dari Solo. Beberapa pejabat senior Belanda seperti H.J. van Mook, Gubernur Semarang, dan Gubernur Solo juga hadir. Dalam upacara ini, Hamengkubuwana IX menyampaikan pidato yang bernada progresif dan teguh pendirian serta menegaskan identitasnya sebagai orang Jawa. Perang Dunia II Pendudukan Belanda Panglima Angkatan Laut Kerajaan Belanda rencananya akan menghadiri perayaan naik takhta Hamengkubuwana IX di Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 1940. Belum sempat sampai di Yogyakarta, Panglima dipanggil kembali ke Belanda. Dua hari setelah perayaan dilangsungkan, Jerman menduduki Belanda. Pemerintah Hindia Belanda berusaha untuk mengumpulkan dana perang; Gubernur Adam di Yogyakarta mengadakan Komite Dukungan dengan sumbangan sebesar 2.000 gulden dari Hamengkubuwana IX, 3.000 gulden dari Kesultanan Yogyakarta, dan 1.500 gulden dari Pakualaman. Meskipun demikian, otoritas Belanda agak kecewa kepada Hamengkubuwana karena hanya sedikit berbicara untuk hal ini, berbeda dengan Paku Alam yang menyatakan dukungannya kepada Gubernur Adam. Pada bulan April–Mei 1941, Menteri Koloni Charles Walter sempat berkunjung ke Hindia Belanda, tetapi tidak mengunjungi Vorstenlanden meskipun telah didesak oleh pers lokal. Tanggal 6 Desember 1941, Gubernur Jenderal Alidius Tjarda van Starkenborgh Stachouwer menyatakan perang terhadap Jepang setelah terjadinya Pengeboman Pearl Harbor. Gubernur Adam dalam pertemuannya dengan Gubernur Jenderal di Batavia menyusun rencana apabila Jepang menyerang Hindia Belanda. Monfries mengungkapkan bahwa empat penguasa Vorstenlanden rencananya akan dibawa oleh Belanda untuk mengungsi ke Jakarta atau Bandung; sementara Sultan mengatakan bahwa keempat penguasa akan dibawa oleh Belanda untuk mengungsi ke Australia. Hamengkubuwana menolak ajakan tersebut dan menyatakan akan tetap berada di Yogyakarta. Dalam beberapa catatan dan wawancara, ia juga mengatakan bahwa Belanda memiliki rencana untuk menculiknya dan menjadikannya tawanan, tetapi pergerakan tentara Jepang yang sangat cepat menyebabkan rencana ini gagal. Pendudukan Jepang Tanggal 5 Maret 1942, Yogyakarta diduduki oleh Jepang. Tentara Jepang yang datang kemudian menyerahkan kekuasaan di Yogyakarta kepada Gubernur Adam untuk sementara. Gubernur Adam dan Hamengkubuwana IX selalu aktif memberikan pesan publik agar tidak terjadi kepanikan di masyarakat. Setelah keadaan Yogyakarta lebih tenang, Sultan Hamengkubuwana bersama Patih Danurejo mengunjungi beberapa daerah kekuasaannya. Sultan menyimpulkan bahwa rakyat tetap tenang dan tidak terlalu terganggu dengan keadaan perang. Hamengkubuwana yang mudah mengadaptasikan pemerintahannya dengan tentara Jepang, ditambah Gubernur Adam dan Patih Danurejo yang sangat aktif dalam mengumumkan dan mengimplementasikan sebagian besar isi dekret pemerintahan militer Jepang, membuat atmosfer pendudukan di Yogyakarta terasa lebih damai. Terlepas dari itu, Adam diturunkan jabatannya menjadi residen pada akhir bulan Maret dan diasingkan secara tiba-tiba pada tanggal 21 April oleh tentara Jepang. Sultan Hamengkubuwana IX diberi otonomi untuk menjalankan pemerintahan di daerahnya di bawah Pemerintah Kolonial Jepang. Jabatan Pepatih Dalem yang sebelumnya harus bertanggung jawab kepada Sultan dan Pemerintah Kolonial Belanda kini hanya bertanggung jawab kepada Sultan saja. Pada tanggal 1 Agustus 1942, Panglima Besar Tentara Pendudukan Jepang di Jakarta menjadikan Yogyakarta sebuah Kooti atau Kochi, sementara Hamengkubuwana IX menjadi Koo (penguasa) wilayah tersebut. Jepang menganggap Sunan Pakubuwana sebagai primus inter pares di antara keempat penguasa Vorstenlanden; ketika ada undangan pertemuan dengan petinggi tentara Jepang, Sunan sering mewakili tiga penguasa lainnya. Jika Sunan dan Sultan bersama-sama hadir, Sunan mewakili Surakarta dan Mangkunegaran, sementara Sultan mewakili Yogyakarta dan Pakualaman. Bulan September 1944, Pakubuwana XI jatuh sakit, Hamengkubuwana IX menggantikannya menjadi perwakilan di antara para penguasa Vorstenlanden. Peran ini kemudian diambil kembali oleh Pakubuwana XII ketika naik takhta menggantikan ayahnya yang mangkat. Di tengah banyaknya pengambilan penduduk menjadi romusa, banyak catatan mengatakan bahwa Sultan mampu mencegahnya dengan memanipulasi data statistik produktivitas pertanian dan peternakan. Sultan mengajukan pembangunan sebuah kanal irigasi yang menghubungkan Kali Progo dan Kali Opak agar pengairan sawah dapat dilakukan sepanjang tahun dari yang sebelumnya masih bersistem tadah hujan. Usulan ini diterima oleh pihak Jepang. Monfries mencatat bahwa pemerintah kolonial bahkan membantu pendanaan pembangunannya sebanyak satu juta gulden. Pembangunan saluran irigasi ini kemudian dijadikan alasan agar tidak banyak romusa yang diambil dari Yogyakarta, sehingga masyarakat lebih difokuskan di sini. Saluran irigasi ini kemudian disebut Selokan Mataram, sementara dalam bahasa Jepang dinamakan Gunsei Hasuiro atau Gunsei Yosuiro (Kanal Yosuiro). Saluran ini dinilai berhasil, ditandai dengan meningkatnya produktivitas pertanian sehingga sumbangan bahan pangan kepada tentara Jepang juga meningkat. Meskipun telah berhasil mengurangi jumlah romusa yang diambil kolonial, Romo Tirun mengungkapkan bahwa tetap ada penduduk yang diambil menjadi romusa, tetapi jika dibandingkan dengan daerah lain maka jumlah di Yogyakarta lebih sedikit. Klaim ini dibantah oleh Monfries yang menuliskan bahwa walaupun memang jumlahnya lebih kecil daripada keseluruhan Jawa, laporan tahun 1944 mengatakan bahwa jumlah romusa yang dikirim malah melebihi jumlah yang diminta Jepang. Selama masa pendudukan Jepang ini, Hamengkubuwana IX melakukan beberapa reformasi di Kesultanan. Pada akhir bulan Juli 1942, ia mengganti nama-nama lembaga pemerintahan daerah yang sebelumnya berbahasa Belanda menjadi berbahasa Jawa. Pada tahun 1944, ia membuat layanan publik dapat diakses dari kelas dan kelompok masyarakat mana pun sehingga banyak pegawai negeri yang diterima dari kalangan biasa, membentuk komite daerah untuk membantu para panewu (camat), juga mengeluarkan instruksi agar pelatihan pegawai negeri dilakukan lebih intensif. Selain itu, ia menghapus distrik dan menjadikan kapanewon (kecamatan) sebagai lembaga administratif terbawah, juga menghapus pengadilan khusus bagi bangsawan. Selo Soemardjan mengungkapkan bahwa sebagian besar reformasi itu adalah uji coba, sehingga tidak semuanya berjalan dengan sukses. Akhir tahun 1944, kesehatan Patih Danurejo yang merupakan sepupu ayah Sultan mulai menurun. Pada tanggal 17 Juli 1945, Patih Danurejo mengundurkan diri dengan alasan umur yang sudah lanjut dan telah mengabdi selama 12 tahun di jabatan tersebut. Hamengkubuwana IX mengambil alih tugas-tugasnya sejak 1 Agustus 1945 dan berkantor di Kepatihan, tempat para patih bekerja. Meskipun dalam dekret pembentukan Kooti dijelaskan bahwa Pemerintahan Tentara Jepang harus menunjuk seorang Somutyokan (Patih), pemerintah saat itu tidak mempermasalahkan hal ini. Sejak saat itu, jabatan Patih Danurejo dihapuskan. Masa Revolusi Nasional Bergabung dengan Indonesia Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII mengirimkan telegram ucapan selamat kepada Soekarno, Mohammad Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat atas kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 20 Agustus 1945, dikirimkan lagi telegram oleh Hamengkubuwana IX sebagai Ketua Badan Kebaktian Rakyat (Hokokai) Yogyakarta, menegaskan bahwa Yogyakarta "sanggup berdiri di belakang pimpinan"; diikuti oleh Paku Alam VIII. Peristiwa ini menjadikan Yogyakarta sebagai kerajaan di Indonesia pertama yang bergabung dengan Republik Indonesia. Pada tanggal 5 September 1945, Sultan mengeluarkan amanat posisi Yogyakarta sebagai daerah istimewa dengan Sultan sebagai pemimpinnya yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Paku Alam VIII juga menyatakan amanat setelahnya atas Kadipaten Pakualaman dan menjadi wakil pemimpin Yogyakarta. Amanat ini diterima dengan baik oleh pemerintah pusat, ditandai dengan tibanya Mr. Sartono dan Mr. A.A. Maramis di Yogyakarta sebagai perwakilan pemerintah pusat untuk menyerahkan piagam penetapan kedudukan Yogyakarta. Piagam ini ditandatangani Soekarno pada tanggal 19 Agustus 1945, sehari setelah telegram dari Yogyakarta tiba, menandakan bahwa Yogyakarta telah menjadi bagian Indonesia. Awal masa Revolusi Nasional Karena banyaknya jumlah laskar pemuda setelah kemerdekaan, termasuk di Yogyakarta, Hamengkubuwana IX meminta para pemuda melapor kepadanya di kantornya (Kepatihan) agar lebih mudah mengorganisasikan mereka. Ia kemudian membentuk Laskar Rakyat Mataram, yang kemudian dikenal dengan sebutan Tentara Rakyat Mataram, gabungan dari laskar-laskar yang telah ada. Sri Sultan menjadi panglimanya, sementara Selo Soemardjan menjadi kepala stafnya. Setelahnya, Hamengkubuwana diterima menjadi perwira kehormatan senior Tentara Keamanan Rakyat, menjadi anggota dewan tertinggi tentara bersama tiga penguasa Catur Sagotra yang lain, serta menerima pangkat jenderal kehormatan pada bulan November 1945. Bulan November 1945, saat Pertempuran Surabaya terjadi, Sri Sultan melawat ke Surabaya. Ia bertemu dengan Gubernur Soerjo di Mojokerto sebelum tiba di pinggiran Kota Surabaya. Sultan mengatakan kepada wartawan bahwa pertempuran ini menunjukkan kekejaman Inggris serta kebijakan diplomasi bukanlah hal yang tepat untuk kasus ini. Terdapat cerita terkenal dari kunjungan ini, yaitu ketika Sultan mencapai daerah sekitar Madiun, ia dicegat sekelompok warok yang menanyakan, "Mana Dorodjatun?" Sultan menjawab, "Saya Suyono," dan lolos. Yogyakarta menjadi ibu kota negara Pada tanggal 3 Januari 1946, sidang kabinet memutuskan ibu kota dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta. Pemindahan ini pada awalnya merupakan tawaran Sri Sultan dalam sebuah surat yang dikirimkan melalui kurir ke Jakarta. Sore tanggal 4 Januari 1946, Soekarno, Mohammad Hatta, dan para pejabat negara kala itu berangkat dengan perjalanan kereta luar biasa ke Yogyakarta. Kedatangan mereka di Stasiun Tugu disambut oleh Sri Sultan. Untuk kebutuhan pemerintahan RI, banyak gedung di Yogyakarta dijadikan kantor-kantor pemerintah. Salah satunya adalah Gedung Agung menjadi kantor presiden yang hingga saat ini masih menjadi Istana Presiden Indonesia. Selama Yogyakarta menjadi ibu kota, Sultan Hamengkubuwana membantu pendanaan operasional pemerintahan RI. Selama Yogyakarta menjadi ibu kota, Hamengkubuwana memulai beberapa reformasi. Ia menetapkan seluruh bisnis resmi dilakukan dengan bahasa Indonesia, bukan lagi bahasa Jawa. Ia memberikan sebagian keraton untuk digunakan Universitas Gadjah Mada (UGM), juga menghibahkan lahan di Bulaksumur yang menjadi kampus UGM saat ini. Ia dinilai berhasil mengantisipasi adanya revolusi—seperti yang terjadi di Surakarta dan sebagian besar Sumatra—di Yogyakarta yang dikhawatirkan akan melengserkan dirinya. Awal karier di kabinet Hamengkubuwana IX ditunjuk menjadi Menteri Negara di Kabinet Sjahrir III, pertama kalinya ia masuk ke dalam jajaran kabinet. Kala itu, ia ditugasi dalam urusan mengenai daerah istimewa di Indonesia. Semasa menjabat jabatan tersebut, ia memberi saran dan mencoba memecahkan masalah yang terjadi di daerah-daerah istimewa yang lain. Ia mengunjungi Surakarta setelah terjadinya pergolakan antarpihak pemerintahan di sana pada bulan Oktober 1946. Ia juga mengunjungi beberapa kota di Sumatra pada bulan Maret 1946 untuk melihat keadaan pemimpin adat dan keluarga mereka yang ditahan oleh revolusionis di sana. Bulan April 1947, ia kembali lagi ke Sumatra mengunjung Pematangsiantar, Bukittinggi, dan Medan. Ia mencoba menyelesaikan masalah revolusi sosial Sumatra, yang disebutkan Monfries sebagai "usaha yang hampir mustahil". Dalam kunjungannya ke Pematangsiantar, Hamengkubuwana sempat menegaskan bahwa Perundingan Linggarjati tidak menjamin kemerdekaan sepenuhnya, menekankan bahwa perlu adanya kesatuan antara tentara, pemerintah, dan masyarakat. Pada tahun 1948, Hamengkubuwana IX ditunjuk menjadi Menteri Negara Koordinator Keamanan dalam Kabinet Hatta I. Hatta pada awalnya menginginkannya menjadi Menteri Pertahanan, tetapi ia menolak sehingga Hatta yang mengisi jabatan itu. Bulan September 1948, terjadi Pemberontakan PKI di Madiun. Sri Sultan kemudian berdiskusi dengan Soekarno dan mengutus Abdul Haris Nasution ke Madiun. Nasution menganggap pemberontakan tersebut harus cepat ditumpaskan, ia khawatir komandan-komandan lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur akan bergabung dengan pemberontak. Pada pertemuan kabinet setelahnya, Soedirman diberikan kuasa "untuk mengambil tindakan yang diperlukan demi menjaga negara". Soedirman menempatkan Nasution dalam komando strategis operasi itu. Hamengkubuwana IX membuat siaran agar rakyat mendukung Soekarno dan pemerintahan Hatta, menegaskan bahwa pemerintahan ini dibentuk untuk membangun negara dan pihak komunis hanya ingin menghancurkannya. Hamengkubuwana, Gubernur Soerjo, dan Kepala Kepolisian Provinsi Jawa Timur lantas pergi ke Madiun. Hamengkubuwana IX jauh di depan meninggalkan mobil Gubernur Soerjo dan Kepala Kepolisian yang kemudian diketahui terbunuh di Walikukun. Hamengkubuwana IX mengatakan bahwa ia dilaporkan hal tersebut oleh seorang kurir setengah jam setelah melewati daerah tersebut, kontras dengan klaim Nasution yang menyebutkan bahwa pembunuhan tersebut baru diketahui olehnya dua hari setelah jasad mereka ditemukan. Dalam kapasitasnya sebagai Menteri Negara Koordinator Keamanan, Hamengkubuwana IX mengusulkan bentuk pemerintahan baru di Surakarta. Ia secara terbuka menyamakan Surakarta sebagai 'Barat yang Liar' (The Wild West). Ia melapor kepada Hatta bahwa pendekatan terbaik untuk menyelesaikan masalah di sana adalah dengan menggunakan organ administratif yang masih layak dengan tetap memasukkan para pangeran agar kalangan monarki tidak menjadi "kekuatan antirevolusioner". Ia mengusulkan Daerah Istimewa Surakarta dengan identitasnya sendiri tetapi dipandu undang-undang yang diberlakukan di Jawa Tengah. Struktur pemerintahan yang ada adalah daerah tersebut akan dipimpin seorang gubernur yang dipilih Presiden; dibantu tujuh orang dewan pemerintahan: lima orang dipilih badan legislatif daerah, satu dipilih Sunan Surakarta, dan satu dipilih Adipati Mangkunegara; dan juga dibantu oleh Dewan Penasihat yang terdiri atas Sunan dan Adipati. Keputusan ini dianggap lumayan memuaskan Republiken yang antifeodal tanpa menghilangkan pengaruh monarki demi menarik sentimen lokal karena penggabungan Surakarta ke Jawa Tengah yang belum begitu umum bagi rakyat Surakarta. Agresi Militer II Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda kembali melancarkan agresi militernya. Aksi militer ini diawali dengan penyerbuan Lapangan Terbang Maguwo. Tentara Belanda mulai menyebar ke Yogyakarta dan mengepung kota. Soekarno segera melaksanakan sidang kabinet darurat. Sebelum sidang dimulai, Soekarno memberi tahu Sultan Hamengkubuwana IX bahwa ia tetap akan keluar kota untuk menghindari penangkapan Belanda. Perdana Menteri Mohammad Hatta sedang berada di Kaliurang untuk bertemu dengan Komisi Tiga Negara; karena tak kunjung datang di Gedung Agung, Sultan diminta Soekarno untuk menjemputnya. Sultan ditemani dengan Sjahrir berangkat ke Kaliurang, singgah sebentar di Kepatihan untuk memerintahkan persiapan pengungsian sementara bagi pemimpin pemerintahan di Gunungkidul, dan di tengah perjalanan menjumpai Hatta yang telah berjalan kembali ke kota. Mereka kembali ke Yogyakarta; ketika tiba di Gedung Agung, sidang telah selesai diputuskan. Soekarno memutuskan untuk tidak jadi keluar kota, membiarkan dirinya ditangkap oleh Belanda, dan memberikan kekuasaan kepada Syafruddin Prawiranegara di Bukittinggi. Syafruddin diberitahukan keputusan ini melalui siaran radio, tetapi ia tak mengetahuinya. Meskipun demikian, Syafruddin telah berinisiasi membentuk pemerintahan serupa di sana, sehingga keputusan ini telah dilaksanakan meskipun tanpa konsultasi dengan pemerintah pusat. Pengepungan Yogyakarta Siang hari tanggal 19 Desember 1948, Tentara Belanda telah sampai di tengah kota Yogya. Sultan Hamengkubuwana IX memerintahkan untuk menutup seluruh gerbang keraton agar tidak ada mata-mata Belanda yang masuk. Ia tidak menerima tamu kecuali rakyat yang telah mengungsi di keraton sebelum perintah penutupan gerbang dikeluarkan. Sultan sempat bertemu dengan Kolonel van Langen dan Westerhof, seorang pejabat Belanda, yang menunjukkannya sebuah peta Yogyakarta yang telah diberi tanda-tanda tertentu. Peta tersebut memiliki arti bahwa Sultan bebas bergerak tetapi hanya di dalam area keraton. Satu demi satu pemimpin negara diasingkan. Soekarno, Sjahrir, dan Agus Salim diberangkatkan ke Berastagi, sebelum kemudian disatukan kembali bersama Hatta, Mohamad Roem, Ali Sastroamidjojo, dan Assaat di Bangka. Beberapa pemimpin negara yang selamat dapat meloloskan diri ke luar kota maupun hidup dalam penyamaran. Bulan Januari 1949, Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII mengundurkan diri dari jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini dimaksudkan agar urusan keamanan diserahkan kepada tentara Belanda. Selain itu, karena tidak lagi mengemban tanggung jawab pemerintah daerah, mereka tidak dapat melakukan apa pun untuk bekerja sama dengan Belanda, membuktikan bahwa rumor mereka bekerja sama dengan Belanda adalah salah. Belanda yang menyadari masih kuatnya pengaruh Sultan terhadap rakyatnya berusaha untuk merangkulnya. Letnan Gubernur Jenderal van Mook kemudian digantikan oleh Komisaris Tinggi Beel. Utusan-utusan Belanda dari kalangan bangsa Indonesia seperti Hussein Jayadiningrat dan Sultan Hamid II, juga pejabat-pejabat Belanda seperti Residen E.M. Stok, Dr. Berkhuis, dan Kolonel van Langen yang satu persatu datang ke keraton, semuanya ditolak. Pada masa itu, Menteri Koloni Maan Sassen merencanakan sebuah negara bagian Indonesia yang baru di Jawa Tengah yang mungkin akan dipimpin oleh Sultan. Sultan dibujuk dengan tawaran daerah kekuasaan di Kedu dan Banyumas, tambahan wilayah di Jawa Timur, kemudian seluruh Jawa dan Madura sebagai "Super Wali Negara", dan bahkan sebagai Deputi (Wakil) Gubernur Jenderal Hindia Timur. Tak hanya itu, Sultan juga ditawari saham perusahaan kereta api hingga sejumlah besar uang. Meskipun demikian, utusan-utusan tersebut hanya dapat bertemu saudara Sultan seperti Prabuningrat, Mudaningrat, dan Bintoro dengan alasan bahwa ia sedang sakit. Mereka menerima utusan-utusan tersebut tetapi tidak memberikan jawaban atau balasan atas tawaran yang ada. Tak peduli dengan itu, Kabinet Belanda masih tetap berharap Hamengkubuwana akan memihak kepada mereka. Serangan Umum 1 Maret 1949 Karena kondisi perang yang berkepanjangan, Sultan Hamengkubuwana IX memandang rakyatnya makin menderita dan melihat semangat para pejuang makin memudar. Dewan Keamanan PBB memutuskan resolusi atas Indonesia pada tanggal 28 Januari 1949. Sultan mengetahui bahwa pada awal bulan Maret, sebuah rapat Dewan Keamanan PBB mengenai Indonesia akan diadakan kembali. Ia mengambil kesempatan ini dengan mengusulkan kepada Soedirman sebuah serangan agar dunia tahu bahwa Republik Indonesia masih ada. Soedirman menyetujuinya dan menyarankan Sultan berbicara dengan komandan setempat, Letkol Soeharto. Pada tanggal 14 Februari 1949, Letkol Soeharto bertemu dengan Sultan. Ia menyamar sebagai seorang abdi dalem. Pertemuan yang membahas rencana Serangan Umum 1 Maret ini, diadakan di tempat tinggal Prabuningrat, kakak Sultan.Pada tanggal 22 Februari 1949, kompleks Kepatihan, kantor Sultan, dijarah oleh tentara Belanda. Mereka membawa beberapa dokumen, termasuk naskah tesis Sultan yang belum sempat dikumpulkan, dan menemukan beberapa instruksi rahasia. Oleh karenanya, para pejabat Belanda mulai tidak sabar. Mereka mulai berencana menggulingkan Sultan. Menteri Luar Negeri Belanda van Maarseveen setuju bahwa Komisaris Tinggi Beel dapat "menduduki keraton dan mengganti Sultan" jika situasinya memburuk. Beberapa sumber mencatat bahwa beberapa anggota keluarga Sultan sempat terbujuk, tetapi tidak berlangsung lama. Pada tanggal 1 Maret 1949 pukul enam pagi, ditandai dengan bunyi sirene berakhirnya jam malam yang ditetapkan Belanda, pasukan Indonesia menyerang Yogyakarta secara serentak. Setelah serangan berlangsung selama enam jam, pasukan berhasil menduduki tempat-tempat yang telah direncanakan, kemudian dikomando untuk menarik diri dan kembali ke pangkalan masing-masing. Ketika bala bantuan Belanda datang dari Magelang, para pejuang sudah menarik diri. Sore harinya, Kolonel van Langen dan Residen Stok datang, menuduh bahwa ada tembakan dari dalam keraton selama Serangan Umum. Mereka juga memberi tahu bahwa Jenderal Meijer, Komandan Umum Jawa Tengah, akan datang menemui Sultan. Keesokan harinya, 2 Maret 1949, Jenderal Meijer datang. Sultan ditemani Prabuningrat menerima mereka dengan pakaian sederhana, untuk menunjukkan keterpaksaannya, hingga taraf sesuatu yang tidak sopan untuk menerima tamu dalam adat Jawa. Di sini Sultan sempat berkata, "Saya tidak meminta Tuan-Tuan datang ke Yogya," yang dimaksudkan kepada seluruh tamu yang datang. Selain itu, Sultan bahkan telah menyiapkan satu tas penuh pakaian, karena menduga akan ditangkap, dan akan turun takhta apabila berbagai provokasi Belanda makin menjadi-jadi. Namun, Sultan meminta agar ia "ditinggalkan dalam kedamaian" dan bila Belanda akan mengacak-acak keraton, "Lebih baik saya mati dulu!" Rombongan tersebut akhirnya meninggalkan keraton dengan tenang dan sopan. Penyerahan kedaulatan Indonesia Pada tanggal 3 Maret 1949, Majelis Permusyawaratan Federal (BFO) mengeluarkan resolusi yang menyerukan pemulangan pemimpin-pemimpin Republik dari pengasingan. Pada tanggal 23 Maret, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Kanada, yang dinilai berkekuatan lemah, tetapi memperkuat resolusi bulan Januari. Perundingan Roem-Roijen dimulai pada pertengahan April 1949; mencapai kesepakatan Persetujuan Roem-Roijen yang ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949. Hamengkubuwana IX membuka kembali kantor-kantor Kesultanan pada pertengahan bulan Mei. Tentara Belanda ditarik dari Yogyakarta dimulai dari Bantul tanggal 24 Juni, dari Kota Yogyakarta tanggal 29 Juni, hingga dari DIY sepenuhnya pada tanggal 30 Juni 1949; kekuasaan atas Yogyakarta dikembalikan kepada Hamengkubuwana IX. Pada tanggal 6 Juli 1949, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta tiba di Yogyakarta dari Bangka. Syafruddin Prawiranegara mengembalikan kekuasaan dari PDRI kepada Presiden Soekarno pada tanggal 13 Juli 1949. Pada tanggal 24 Juli 1949, dibentuk susunan delegasi Konferensi Meja Bundar. Persetujuan mengenai penyerahan kedaulatan Indonesia ditandatangani di Den Haag pada tanggal 2 November 1949. Di Amsterdam, dilakukan upacara penyerahan kedaulatan di Istana Dam oleh Ratu Juliana dengan Moh. Hatta. Di Jakarta, upacara serupa dilakukan di Istana Koningsplein oleh A.H.J. Lovink dengan Hamengkubuwana IX. Upacara dilanjutkan dengan penurunan Bendera Belanda dan penaikan Bendera Indonesia di Istana Koningsplein. Karena teriakan "merdeka" yang bersahutan di sana, Istana Koningsplein atau Istana Gambir kemudian mulai disebut sebagai Istana Merdeka. Pasca-Revolusi Nasional Sejak 1946 ia pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Sukarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin. Pada tahun 1973 ia diangkat sebagai Wakil Presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, ia menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN. Kepramukaan Sejak usia muda Hamengkubuwana IX telah aktif dalam organisasi pendidikan kepanduan. Menjelang tahun 1960-an, Hamengkubuwana IX telah menjadi Pandu Agung (Pemimpin Kepanduan). Pada tahun 1961, ketika berbagai organisasi kepanduan di Indonesia berusaha disatukan dalam satu wadah, Sri Sultan Hamengkubuwana IX memiliki peran penting di dalamnya. Presiden RI saat itu, Sukarno, berulang kali berkonsultasi dengan Sri Sultan tentang penyatuan organisasi kepanduan, pendirian Gerakan Pramuka, dan pengembangannya. Pada tanggal 9 Maret 1961, Presiden Sukarno membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Panitia ini beranggotakan Sri Sultan Hamengkubuwana IX, Prof. Prijono (Menteri P dan K), Dr.A. Azis Saleh (Menteri Pertanian), dan Achmadi (Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dan terbitnya Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961. Pada tanggal 14 Agustus 1961, yang kemudian dikenal sebagai Hari Pramuka, selain dilakukan penganugerahan Panji Kepramukaan dan defile, juga dilakukan pelantikan Mapinas (Majelis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari Gerakan Pramuka. Sri Sultan Hamengkubuwana IX menjabat sebagai Ketua Kwarnas sekaligus Wakil Ketua I Mapinas (Ketua Mapinas adalah Presiden RI). Sri Sultan bahkan menjabat sebagai Ketua Kwarnas (Kwartir Nasional) Gerakan Pramuka hingga empat periode berturut-turut, yakni pada masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974. Sehingga selain menjadi Ketua Kwarnas yang pertama kali, Hamengkubuwana IX pun menjadi Ketua Kwarnas terlama kedua, yang menjabat selama 13 tahun (4 periode) setelah Letjen. Mashudi yang menjabat sebagai Ketua Kwarnas selama 15 tahun (3 periode). Keberhasilan Sri Sultan Hamengkubuwana IX dalam membangun Gerakan Pramuka dalam masa peralihan dari “kepanduan” ke “kepramukaan”, mendapat pujian bukan saja dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Dia bahkan akhirnya mendapatkan Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) pada tahun 1973. Bronze Wolf Award merupakan penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) kepada orang-orang yang berjasa besar dalam pengembangan kepramukaan. Atas jasa tersebutlah, Musyawarah Nasional (Munas) Gerakan Pramuka pada tahun 1988 yang berlangsung di Dili (Ibu kota Provinsi Timor Timur, sekarang negara Timor Leste), mengukuhkan Sri Sultan Hamengkubuwana IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Pengangkatan ini tertuang dalam Surat Keputusan nomor 10/MUNAS/88 tentang Bapak Pramuka. Mangkat Sultan Hamengkubuwana IX bersama KRA Nindyakirana berkunjung ke Washington, D.C. pada tanggal 27 September 1988. Di sana, Sultan bersama KRA Nindyakirana menginap di Hotel Embassy Row, tepat di depan KBRI Washington. Pada tanggal 28 September, Sultan menjalankan pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Walter Reed. Ia juga menjadwalkan pemeriksaan kesehatan mata di Boston pada tanggal 3 Oktober. Sore hari Minggu, 2 Oktober 1988 waktu setempat, Sri Sultan diketahui muntah-muntah di hotel tempatnya menginap. 15 menit kemudian ambulans datang; Sultan dilarikan ke unit gawat darurat George Washington University Hospital. Tidak ada pengantar yang dapat masuk ke tempat perawatan gawat darurat Sultan. Pada pukul 20.05 waktu setempat, tim dokter menyatakan Hamengkubuwana IX telah meninggal dunia. Kabar meninggalnya Hamengkubuwana IX disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara Moerdiono kepada Presiden Soeharto pukul 07.00 WIB di kediaman Presiden di Jalan Cendana. Presiden Soeharto memutuskan untuk melakukan upacara pemakaman kenegaraan dan menetapkan masa berkabung selama seminggu. Beberapa saat kemudian, datang Duta Besar Amerika Serikat Paul Wolfowitz menyampaikan surat belasungkawa Presiden Ronald Reagan. Ia juga menyampaikan bahwa AS telah menyiapkan pesawat Air Force Two untuk menerbangkan jenazah Sultan hingga ke Jakarta. Soeharto berterima kasih atas bantuan AS, tetapi ia ingin pesawat Indonesia yang menjemput jenazah Sultan. Pada akhirnya disepakati Air Force Two'' akan terbang dari Pangkalan Udara Bersama Andrew, Maryland ke Pangkalan Udara Hickam, Honolulu. Pesawat Garuda Indonesia DC-10 kemudian membawa jenazah dari Honolulu ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Kamis, 6 Oktober 1988, jenazah telah sampai di Jakarta. Dilakukan upacara penerimaan dengan inspektur upacara Jenderal Benny Moerdani. Setelah disemayamkan sebentar di Kantor Perwakilan DIY di Jakarta, jenazah dilepas oleh Wakil Presiden Soedharmono dan diterbangkan ke Bandara Adisutjipto dengan pesawat Hercules milik TNI AU. Pemakaman Jumat, 7 Oktober 1988, jenazah Sultan telah sampai di Yogyakarta dan disemayamkan di Bangsal Kencono, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Pada pukul 10.30 WIB, dilaksanakan pernikahan massal empat putra Sultan yang sebenarnya akan dilaksanakan tanggal 5 November. Pangeran Pakuningrat, Cakraningrat, Candraningrat, dan Yudhaningrat dinikahkan oleh Penghulu Keraton di depan peti jenazah Sultan. Keraton dibuka sejak pukul 14.00 hingga pukul 06.00 keesokan harinya dan langsung diramaikan oleh masyarakat yang berkumpul untuk menyaksikan. Prosesi pemakaman Hamengkubuwana IX dimulai pada Sabtu, 8 Oktober 1988. Jenazah dilepas dari gerbang Magangan oleh Presiden Soeharto, Pangeran Purubojo (kakak Sultan), dan Pangeran Mangkubumi (putra sulung Sultan). Iring-iringan pembawa jenazah dipimpin oleh Pangeran Yudhaningrat. Di belakang kereta pembawa jenazah, kuda kesayangan Sultan dibiarkan berjalan tanpa penunggang mengikuti iring-iringan. Sesuai dengan tradisi, kereta Kyai Rata Pralaya yang membawa jenazah Sultan Hamengkubuwana dilewatkan di antara dua beringin kembar di Alun-Alun Selatan lalu di bawah Gerbang Nirbaya keluar dari kompleks keraton. Pada pukul 15.00, iring-iringan tiba di Astana Imogiri, pemakaman kerajaan Wangsa Mataram. Jenazah disalatkan di Masjid Pajimatan sebelum dibawa dan dimakamkan di Astana Saptorenggo, tempat makam Sultan yang telah disiapkan sebelumnya. Pemakaman Sultan dihadiri oleh Ketua BPK Jenderal M. Jusuf; Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut; Kapolri; serta Duta Besar AS Paul Wolfowitz dan Duta Besar Australia Bill Morrisson. Peninggalan Seni dan budaya Meskipun sibuk di bidang pemerintahan, Hamengkubuwana IX juga peduli akan seni dan budaya di Yogyakarta. Ia mewariskan Tari Golek Menak yang terinspirasi dari cerita wayang golek dan Serat Menak yang bersumber kepada Hikayat Amir Hamzah. Ia juga mewariskan Tari Bedhaya Sapta yang dimainkan oleh tujuh orang, tidak seperti Tari Bedhaya pada umumnya yang dimainkan sembilan orang. Selain itu, ada pula Tari Bedhaya Sangaskara atau Bedhaya Manten yang dimainkan enam orang pada saat pernikahan putra-putrinya. Tari Bedhaya Arya Penangsang dan Bedhaya Damarwulan juga diciptakan olehnya. Selain menekuni bidang tari, Sultan juga menekuni bidang fotografi. Ada dua kamera yang senantiasa dipakainya yang kini disimpan di Museum Hamengkubuwana IX, Keraton Yogyakarta. Beberapa hasil potret Hamengkubuwana IX adalah ketika Mohammad Hatta bersalaman dengan pemain sepak bola asal Mozambik pada tahun 1955. Pada tahun yang sama, ia juga sempat memotret atlet kejuaraan atletik Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) di Stadion Ikada, Jakarta. Pada tahun 1972, ia juga sempat memotret Candi Borobudur sebelum dipugar. Kehidupan pribadi Silsilah Anak kesembilan dari Sultan Hamengkubuwana VIII dan permaisuri Raden Ajeng Kustilah/Kanjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegara/Kanjeng Ratu Alit. Penghargaan Gelar dan tanda kehormatan Atas jasa-jasanya kepada Republik Indonesia, Sri Sultan Hamengkubuwana IX dianugerahi gelar pahlawan nasional pada tahun 1990 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 53/TK/Tahun 1990. Hamengkubuwana IX juga dianugerahi berbagai tanda kehormatan dari dalam maupun luar negeri. Tanda kehormatan tersebut di antaranya: Indonesia Bintang Republik Indonesia Adipradana – 20 Mei 1967 Bintang Mahaputera Adipurna – 20 Mei 1967 Bintang Mahaputera Adipradana – 15 Februari 1961 Bintang Gerilya – 1959 Bintang Bhayangkara Pratama – 30 Juni 1962 Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia Satyalancana Peringatan Kemerdekaan Satyalancana Kesetiaan Satyalancana Perang Kemerdekaan I Satyalancana Perang Kemerdekaan II Luar negeri Seri Setia Mahkota (S.S.M. (K)) – Tun (1972) Salib Agung Orde Jasa Republik Federal Jerman Kesatria Salib Agung Orde Singa Belanda Panglima Orde Oranye-Nassau Kesatria Salib Agung (Kelas Pertama) Orde Gajah Putih Kordon Agung Orde Matahari Terbit (1982) Honorary Knight Grand Cross of The Most Distinguished Order of St Michael and St George (GCMG; 1974) Lambang kebesaran Galeri Lihat pula Daftar Wakil Presiden Indonesia Daftar Raja-Raja Jawa Daerah Istimewa Yogyakarta Catatan kaki Referensi Daftar pustaka Baca di iPusnas . Bacaan lanjutan Pranala luar Sri Sultan HB IX di tokoh.id "Bangsawan yang Demokratis" di tokoh.id Profil Wakil Presiden Sri Sultan Hamengkubuwana IX di Kepustakaan Presiden-Presiden RI |- |- |- |- |- |- |- |- Bangsawan Asia Sultan Yogyakarta Ketua KONI Tokoh Pramuka Tokoh Jawa Tokoh Yogyakarta Tokoh dari Kota Yogyakarta Politikus Indonesia Wakil Presiden Indonesia Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Menteri Kabinet Sjahrir III Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin I Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin II Menteri Kabinet Hatta I Menteri Kabinet Hatta II Menteri Kabinet Republik Indonesia Serikat Wakil Perdana Menteri Indonesia Menteri Pertahanan Indonesia Wakil Menteri Pekerjaan Umum Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Poligamis Tokoh Orde Lama Tokoh Orde Baru Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana Penerima Bintang Mahaputera Adipurna Penerima Bintang Mahaputera Adipradana Penerima Bintang Gerilya Penerima Bintang Sewindu APRI Penerima Bintang Bhayangkara Kesatria Salib Agung Orde Singa Belanda Panglima Orde Oranye-Nassau
5,971
793
https://id.wikipedia.org/wiki/Adam%20Malik
Adam Malik
H. Adam Malik Batubara () adalah seorang politikus Indonesia dan mantan jurnalis yang menjabat sebagai wakil presiden ketiga. Sebelumnya ia menjabat sebagai ketua parlemen, menteri luar negeri, presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan jurnalis. Adam Malik ditetapkan sebagai salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 6 November 1998 berdasarkan Keppres Nomor 107/TK/1998.<ref>Daftar Nama Pahlawan Nasional Republik Indonesia , Departemen Sosial RI Online, Januari 2010. Diakses 26 Agustus 2012.</ref> Riwayat Hidup Latar belakang Adam Malik adalah anak dari pasangan Abdul Malik Batubara dan Salamah Lubis.Akhir Matua Harahap, Surat Kabar di Padang Sidempuan ‘Tempo Doeloe’ dan Lahirnya Tokoh-Tokoh Pers Nasional dari Tapanuli Bagian Selatan , akhirmh.blogspot.com. Diakses 24 September 2011. Ayahnya, Abdul Malik, adalah seorang pedagang kaya di Pematangsiantar. Adam Malik adalah anak ketiga dari sepuluh bersaudara. Adam Malik menempuh pendidikan dasarnya di Hollandsch-Inlandsche School Pematangsiantar. Ia melanjutkan di Sekolah Agama Madrasah Sumatera Thawalib Parabek di Bukittinggi, namun hanya satu setengah tahun saja karena kemudian pulang kampung dan membantu orang tua berdagang. Keinginannya untuk maju dan berbakti kepada bangsa mendorong Adam Malik untuk pergi merantau ke Jakarta. Pada usia 20 tahun, ia bersama dengan Soemanang, Albert Manumpak Sipahutar, Armijn Pane, Abdul Hakim, dan Pandu Kartawiguna memelopori berdirinya Kantor Berita Antara. Karier Adam Malik juga aktif dalam pergerakan kebangsaan yang dilakukannya secara autodidak. Pada masa mudanya, ia sudah aktif ikut pergerakan nasional memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1934-1935, ia memimpin Partai Indonesia (Partindo) Pematang Siantar dan Medan. Pada tahun 1940 hingga 1941, Adam Malik merupakan anggota Dewan Pimpinan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) di Jakarta. Bersamaan dengan itu, ia mengawali karier dengan bekerja sebagai wartawan di Jakarta dan merupakan salah satu pendiri Kantor Berita Antara. Kantor Berita Antara didirikan di Buiten Tijgerstraat 38 Noord Batavia'' (Jl. Pinangsia II Jakarta Utara) kemudian pindah JI. Pos Utara 53 Pasar Baru, Jakarta Pusat. Sebagai Direktur diangkat Mr. Soemanang, dan Adam Malik menjabat Redaktur merangkap Wakil Direktur. Dengan modal satu meja tulis tua, satu mesin tulis tua, dan satu mesin roneo tua, mereka menyuplai berita ke berbagai surat kabar nasional. Sebelumnya, ia sudah sering menulis antara lain di koran Pelita Andalas dan Majalah Partindo. Tahun 1941 sebagai utusan Mr. Soemanang bersama Djohan Sjahroezah datang ke rumah Sugondo Djojopuspito minta agar Soegondo bersedia menjadi Direktur Antara, dan Adam Malik tetap sebagai Redaktur merangkap Wakil Direktur. Di zaman penjajahan Jepang, Adam Malik juga aktif bergerilya melawan Pemerintahan Jepang dalam gerakan pemuda memperjuangkan kemerdekaan. Pada 1945, menjadi anggota Pimpinan Gerakan Pemuda untuk persiapan Kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Menjelang 17 Agustus 1945, bersama Sukarni, Chaerul Saleh, dan Wikana, ia pernah membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Demi mendukung kepemimpinan Soekarno-Hatta, ia menggerakkan rakyat berkumpul di lapangan Ikada, Jakarta. Mewakili kelompok pemuda, Adam Malik sebagai pimpinan Komite Van Aksi, terpilih sebagai Ketua III Komite Nasional Indonesia Pusat (1945-1947) yang bertugas menyiapkan susunan pemerintahan. Selain itu, Adam Malik adalah pendiri dan anggota Partai Rakyat, pendiri Partai Murba, dan anggota parlemen. Tahun 1945-1946 ia menjadi anggota Badan Persatuan Perjuangan di Yogyakarta. Kariernya semakin menanjak ketika menjadi Ketua II Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), sekaligus merangkap jabatan sebagai anggota Badan Pekerja KNIP. Pada tahun 1946, Adam Malik mendirikan Partai Rakyat, sekaligus menjadi anggotanya. 1948-1956, ia menjadi anggota dan Dewan Pimpinan Partai Murba. Pada tahun 1956, ia berhasil memangku jabatan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI) yang lahir dari hasil pemilihan umum. Karier Adam Malik di dunia internasional terbentuk ketika diangkat menjadi Duta Besar luar biasa dan berkuasa penuh untuk negara Uni Soviet dan Polandia. Pada tahun 1962, ia menjadi Ketua Delegasi Republik Indonesia untuk perundingan Indonesia dengan Belanda mengenai wilayah Irian Barat di Washington D.C, Amerika Serikat. Yang kemudian pertemuan tersebut menghasilkan Persetujuan Pendahuluan mengenai Irian Barat. Pada bulan September 1962, ia menjadi anggota Dewan Pengawas Lembaga di lembaga yang didirikannya,yaitu Kantor Berita Antara. Pada tahun 1963, Adam Malik pertama kalinya masuk ke dalam jajaran kabinet, yaitu Kabinet yang bernama Kabinet Kerja IV sebagai Menteri Perdagangan sekaligus menjabat sebagai Wakil Panglima Operasi ke-I Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE). Pada masa semakin menguatnya pengaruh Partai Komunis Indonesia, Adam Malik bersama Roeslan Abdulgani dan Jenderal Abdul Haris Nasution dianggap sebagai musuh PKI dan dicap sebagai trio sayap kanan yang kontra-revolusi. Ketika terjadi pergantian rezim pemerintahan Orde Lama, posisi Adam Malik yang berseberangan dengan kelompok kiri justru malah menguntungkannya. Tahun 1966, Adam disebut-sebut dalam trio baru Soeharto-Sultan-Malik. Pada tahun yang sama, lewat televisi, ia menyatakan keluar dari Partai Murba karena pendirian Partai Murba, yang menentang masuknya modal asing. Empat tahun kemudian, ia bergabung dengan Golkar. Pada tahun 1964, ia mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Delegasi untuk Komisi Perdagangan dan Pembangunan di PBB. Pada tahun 1966, kariernya semakin gemilang ketika menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri II (Waperdam II) sekaligus sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia di kabinet Dwikora II. Karier murninya sebagai Menteri Luar Negeri dimulai di kabinet Ampera I pada tahun 1966. Pada tahun 1967, ia kembali memangku jabatan Menteri Luar Negeri di kabinet Ampera II. Pada tahun 1968, Menteri Luar Negeri dalam kabinet Pembangunan I, dan tahun 1973 kembali memangku jabatan sebagai Menteri Luar Negeri untuk terakhir kalinya dalam kabinet Pembangunan II. Pada tahun 1971, ia terpilih sebagai Ketua Majelis Umum PBB ke-26, orang Indonesia pertama dan satu-satunya sebagai Ketua SMU PBB. Saat itu dia harus memimpin persidangan PBB untuk memutuskan keanggotaan RRC di PBB yang hingga saat ini masih tetap berlaku. Karier tertingginya dicapai ketika berhasil memangku jabatan sebagai Wakil Presiden RI yang diangkat oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 1978. Ia merupakan Menteri Luar Negeri RI di urutan kedua yang cukup lama dipercaya untuk memangku jabatan tersebut setelah Dr. Soebandrio. Sebagai Menteri Luar Negeri dalam pemerintahan Orde Baru, Adam Malik berperanan penting dalam berbagai perundingan dengan negara-negara lain termasuk penjadwalan ulang utang Indonesia peninggalan Orde Lama. Pada tanggal 5-8 Agustus 1967, Adam Malik menjadi perwakilan Indonesia di tingkat menteri untuk pertemuan lima negara yang diadakan di Bangkok. Selain Adam Malik, pertemuan ini dihadiri oleh Tun Abdul Razak (Malaysia), Narciso Ramos (Filipina), Thanat Khoman (Thailand) dan S. Rajaratnam (Singapura). Pertemuan ini menghasilkan sebuah kesepakatan pembentukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara oleh kelima negara pada tanggal 8 Agustus 1967. Kesepakatan ini kemudian disebut Deklarasi Bangkok. Sebagai seorang diplomat, wartawan bahkan birokrat, Adam Malik sering mengatakan “semua bisa diatur”. Sebagai diplomat ia memang dikenal selalu mempunyai 1001 jawaban atas segala macam pertanyaan dan permasalahan yang dihadapkan kepadanya. Tapi perkataan “semua bisa diatur” itu juga sekaligus sebagai lontaran kritik bahwa di negara ini “semua bisa di atur” dengan uang. Meninggal dunia Setelah mengabdikan diri demi bangsa dan negaranya, H. Adam Malik meninggal di Bandung pada 5 September 1984 karena kanker hati. Jenazahnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Kemudian, isteri dan anak-anaknya mengabadikan namanya dengan mendirikan Museum Adam Malik. Penghargaan Pada tahun 1982, Adam Malik menerima Dag Hammarskjöld Award dari PBB. Ia juga ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada tahun 1998 berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 107/TK/1998. Keputusan ini diterbitkan pada tanggal 6 Nopember tahun 1998. Nama Adam Malik berada dalam urutan ke-105 dari 156 pahlawan nasional hingga tahun 2010 berdasarkan rilisan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia. Tanda kehormatan nasional Bintang Republik Indonesia Adipradana (10 Maret 1973) Bintang Mahaputera Adipurna (23 Maret 1973) Bintang Mahaputera Pratama (17 Agustus 1961) Tanda kehormatan luar negeri Seri Maharaja Mangku Negara (S.M.N.) – Tun (1970) : Grand Collar of the Order of Lakandula (2017) Lihat pula Daftar Wakil Presiden Indonesia Adam Malik Award Halte Busway Adam Malik Referensi Pranala luar Adam Malik Wakil Presiden RI (1978-1983) Otodidak B Adam Malik Tokoh dari Pematangsiantar Politikus Indonesia Wakil Presiden Indonesia Menteri Luar Negeri Indonesia Menteri Perdagangan Indonesia Duta Besar Indonesia untuk Polandia Duta Besar Indonesia untuk Rusia Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Penerima Bintang Republik Indonesia Adipradana Penerima Bintang Mahaputera Adipurna Penerima Bintang Mahaputera Pratama
1,281
795
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid
Masjid
Masjid (serapan dari , ; secara harfiah "tempat sujud"), merupakan tempat salat bagi umat Islam. Masjid biasanya tertutup bangunan, tetapi bisa menjadi tempat salat (sujud) dilakukan, termasuk halaman luar. Awalnya masjid adalah tempat salat sederhana bagi umat Islam, dan mungkin merupakan ruang terbuka daripada bangunan. Pada tahap pertama arsitektur Islam, 650-750, masjid terdiri dari ruang terbuka dan tertutup yang dikelilingi oleh dinding, seringkali dengan menara tempat azan dikeluarkan. Bangunan masjid biasanya berisi mihrab dipasang di dinding yang menunjukkan arah Kiblat ke Makkah, dan fasilitas wudu. Mimbar, tempat di mana khutbah salat Jumat disampaikan, dulunya adalah karakteristik masjid pusat kota, tetapi sejak itu menjadi umum di masjid-masjid kecil. Masjid biasanya memiliki ruang terpisah untuk pria dan wanita. Pola dasar organisasi ini mengambil bentuk yang berbeda tergantung pada wilayah, periode, dan mazhab. Masjid umumnya berfungsi sebagai lokasi untuk salat, buka puasa Ramadan, salat Jenazah, pelaksanaan pernikahan dan bisnis, pengumpulan dan distribusi sedekah, serta tempat penampungan tunawisma. Secara historis, masjid telah berfungsi sebagai pusat komunitas, pengadilan, dan sekolah agama. Di zaman modern, mereka juga mempertahankan perannya sebagai tempat pengajaran dan debat agama. Kepentingan khusus diberikan kepada Masjidilharam (pusat haji), Masjid Nabawi di Madinah (tempat pemakaman Muhammad) dan Masjidilaqsa di Yerusalem (diyakini sebagai tempat kenaikan Muhammad ke surga). Dengan penyebaran Islam, masjid berlipat ganda di seluruh dunia Islam. Terkadang gereja dan kuil diubah menjadi masjid, yang memengaruhi gaya arsitektur Islam. Sementara sebagian besar masjid pra-modern didanai oleh sumbangan amal, peningkatan peraturan pemerintah tentang masjid besar telah diimbangi dengan munculnya masjid yang didanai swasta, banyak di antaranya berfungsi sebagai basis untuk berbagai organisasi revivalis Islam dan aktivitas sosial. Masjid telah memainkan sejumlah peran politik. Tingkat kehadiran masjid sangat bervariasi tergantung pada wilayah. Etimologi Masjid berarti tempat beribadah. Akar kata dari masjid adalah sajada di mana sajada berarti sujud atau tunduk. Kata masjid sendiri berakar dari bahasa Aram. Kata masgid (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad ke 5 Sebelum Masehi. Kata masgid (m-s-g-d) ini berarti "tiang suci" atau "tempat sembahan". Dalam pola maf'il, masjid berarti tempat sujud. Kemudian, pola mashdarnya menambahkan isim menjadi masjad. Kata ini berarti bekas sujud yang terlihat pada dahi. Kata masjid dan masjad adalah bentuk tunggal dari kata masâjid. Etimologi masjid berdasarkan salah satu hadis yaitu sebagai tempat sujud di Bumi. Lokasinya adalah di segala tempat di Bumi dan tidak ada lokasi khusus untuk tempat sujud ini. Dalam pengertian ini, masjid menjadi tempat pelaksanaan salat yang sifatnya suci dari najis. Beberapa lokasi tidak dapat dijadikan sebagai tempat salat atau masjid karena disebutkan dalam dalil. Tempat-tempat ini antara lain pemakaman, kamar mandi, dan kandang. Terminologi Menurut terminologi, masjid diartikan sebagai lahan yang kepemilikannya bersifat umum dan tidak pribadi, yang dijadikan sebagai tempat khusus untuk ibadah. Kepemilikan masjid dipandang sebagai milik Allah dengan tujuan sebagai tempat salat. Termonologi masjid secara khusus ialah tempat pelaksanaan salat lima waktu. Dalam pengertian ini, musala dan tempat pelaksanaan yang khusus untuk salat Id tidak dikategorikan sebagai masjid. Berdasarkan terminologi ini, tempat bagi fakir miskin dan madrasah juga tidak dimasukkan dalam kategori masjid. Pada tempat-tempat ini, hukum-hukum yang berlaku pada masjid tidak dapat diberlakukan. Sejarah Menara-menara, serta kubah masjid yang besar, seakan menjadi saksi betapa jayanya Islam pada kurun abad pertengahan. Masjid telah melalui serangkaian tahun-tahun terpanjang di sejarah hingga sekarang. Mulai dari Perang Salib sampai Perang Teluk. Selama lebih dari 1000 tahun pula, arsitektur masjid perlahan-lahan mulai menyesuaikan bangunan masjid dengan arsitektur modern. Masjid pertama Ketika Nabi Muhammad saw tiba di Madinah, dia memutuskan untuk membangun sebuah masjid, yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Nabawi, yang berarti Masjid Nabi. Masjid Nabawi terletak di pusat Madinah. Masjid Nabawi dibangun di sebuah lapangan yang luas. Di Masjid Nabawi, juga terdapat mimbar yang sering dipakai oleh Nabi Muhammad saw. Masjid Nabawi menjadi jantung kota Madinah saat itu. Masjid ini digunakan untuk kegiatan politik, perencanaan kota, menentukan strategi militer, dan untuk mengadakan perjanjian. Bahkan, di area sekitar masjid digunakan sebagai tempat tinggal sementara oleh orang-orang fakir miskin. Saat ini, Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid al-Aqsa adalah tiga masjid tersuci di dunia. Penyebaran masjid Masjid kemudian dibangun di daerah luar Semenanjung Arab, seiring dengan kaum Muslim yang bermukim di luar Jazirah Arab. Mesir menjadi daerah pertama yang dikuasai oleh kaum Muslim Arab pada tahun 640. Sejak saat itu, ibu kota Mesir, Kairo dipenuhi dengan masjid. Maka dari itu, Kairo dijuluki sebagai kota seribu menara. Beberapa masjid di Kairo berfungsi sebagai sekolah Islam atau madrasah bahkan sebagai rumah sakit. Masjid di Sisilia dan Spanyol tidak menirukan desain arsitektur Visigoth, tetapi menirukan arsitektur bangsa Moor. Para ilmuwan kemudian memperkirakan bahwa bentuk bangunan pra-Islam kemudian diubah menjadi bentuk arsitektur Islam ala Andalus dan Magribi, seperti contoh lengkung tapal kuda di pintu-pintu masjid. Masjid pertama di Tiongkok berdiri pada abad ke 8 Masehi di Xi'an. Masjid Raya Xi'an, yang terakhir kali di rekonstruksi pada abad ke 18 Masehi, mengikuti arsitektur Tiongkok. Masjid di bagian barat Tiongkok seperti di daerah Xinjiang, mengikuti arsitektur Arab, di mana di masjid terdapat kubah dan menara. Sedangkan, di timur Tiongkok, seperti di daerah Beijing, mengandung arsitektur Tiongkok. Masjid mulai masuk di daerah India pada abad ke 16 semasa kerajaan Mugal berkuasa. Masjid di India mempunyai karakteristik arsitektur masjid yang lain, seperti kubah yang berbentuk seperti bawang. Kubah jenis ini dapat dilihat di Masjid Jama, Delhi. Masjid pertama kali didirikan di Kesultanan Utsmaniyah pada abad ke 11 Masehi, di mana pada saat itu orang-orang Turki mulai masuk agama Islam. Beberapa masjid awal di Turki adalah Aya Sofya, di mana pada zaman Bizantium, bangunan Aya Sofya merupakan sebuah katedral. Kesultanan Utsmaniyah memiliki karakteristik arsitektur masjid yang unik, terdiri dari kubah yang besar, menara dan bagian luar gedung yang lapang. Masjid di Kesultanan Usmaniyah biasanya mengolaborasikan tiang-tiang yang tinggi, jalur-jalur kecil di antara saf-saf, dan langit-langit yang tinggi, juga dengan menggabungkan mihrab dalam satu masjid. Sampai saat ini, Turki adalah rumah dari masjid yang berciri khas arsitektur Utsmaniyah. Secara bertahap, masjid masuk ke beberapa bagian di Eropa. Perkembangan jumlah masjid secara pesat mulai terlihat seabad yang lalu, ketika banyak imigran Muslim yang masuk ke Eropa. Kota-kota besar di Eropa, seperti München, London dan Paris memilki masjid yang besar dengan kubah dan menara. Masjid ini biasanya terletak di daerah urban sebagai pusat komunitas dan kegiatan sosial untuk para muslim di daerah tersebut. Walaupun begitu, seseorang dapat menemukan sebuah masjid di Eropa apabila di sekitar daerah tersebut ditinggali oleh kaum Muslim dalam jumlah yang cukup banyak. Masjid pertama kali muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke 20. Masjid yang pertama didirikan di Amerika Serikat adalah di daerah Cedar Rapids, Iowa yang dibangun pada kurun akhir 1920an. Bagaimanapun, makin banyak imigran Muslim yang datang ke Amerika Serikat, terutama dari Asia Selatan, jumlah masjid di Amerika Serikat bertambah secara drastis. Di mana jumlah masjid pada waktu 1950 sekitar 2% dari jumlah masjid di Amerika Serikat, pada tahun 1980, 50% jumlah masjid di Amerika Serikat didirikan. Perubahan tempat ibadah menjadi masjid Menurut sejarawan Muslim, sebuah kota yang ditaklukkan tanpa perlawanan dari penduduknya, maka pasukan Muslim memperbolehkan penduduk untuk tetap mempergunakan gereja dan sinagoge mereka. Tapi, ada beberapa gereja dan sinagoge yang beralih fungsi menjadi sebuah masjid dengan persetujuan dari tokoh agama setempat. Misal pada perubahan fungsi Masjid Umayyah, di mana khalifah Bani Umayyah, Abdul Malik mengambil gereja Santo Yohannes pada tahun 705 dari Umat Kristiani. Kesultanan Utsmaniyah juga melakukan alih fungsi terhadap beberapa gereja, biara dan kapel di Istanbul, termasuk gereja terbesar Ayasofya yang diubah menjadi masjid, setelah kejatuhan kota Konstantinopel pada tahun 1453 oleh Muhammad al-Fatih. Beberapa masjid lainnya juga didirikan di daerah suci milik Yahudi dan Kristen, seperti di Yerusalem. Penguasa Muslim di India juga membangun masjid hanya untuk memenuhi tugas mereka di bidang agama. Sebaliknya, masjid juga dialihfungsikan menjadi tempat ibadah yang lain, seperti gereja. Hal ini dilakukan oleh umat Kristiani di Spanyol yang mengubah fungsi masjid di selatan Spanyol menjadi katedral, mengikuti keruntuhan kekuasaan Bani Umayyah di selatan Spanyol. Masjid Agung Kordoba sekarang dialihfungsikan menjadi sebuah gereja. Beberapa masjid di kawasan Semenanjung Iberia, Eropa Selatan dan India juga dialih fungsikan menjadi gereja atau pura setelah kekuasaan Islam tidak berkuasa lagi. Pemberlakuan hukum Hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan masjid diberlakukan pada masjid dan pekarangan masjid. Ini berlaku karena pekarangan masjid umumnya langsung terhubung dengan bangunan masjid. Hukum yang berlaku pada masjid berlaku pada seluruh lahan masjid dengan adanya pembatas maupun tanpa pembatas. Jika masjid memiliki ruangan khusus untuk perpustakaan, maka ruangan tersebut juga diberlakukan hukum masjid. Syarat yang harus dipenuhi ialah posisi pintunya. Hukum masjid hanya berlaku jika pintu ruangan perpustakaan berada di dalam masjid. Fungsi keagamaan Ibadah Semua muslim yang telah baligh atau dewasa diperintahkan untuk menunaikan salat wajib lima kali sehari secara berjamaah di masjid kecuali ada halangan. Pada hari Jumat, semua muslim laki-laki yang telah dewasa diwajibkan pergi ke masjid untuk menunaikan salat Jumat selama tidak ada halangan, berdasarkan Surah Al-Jumu’ah ayat 9: Salat jenazah, biasanya juga diselenggarakan di masjid. Salat jenazah dilakukan untuk muslim yang telah meninggal, dengan dipimpin seorang imam. Salat jenazah dilakukan di area sekitar masjid. Ketika gerhana matahari muncul, kaum Muslimin juga mengadakan salat khusuf untuk mengingat kebesaran Allah. Pada dua hari raya atau 'idain, yaitu Idulfitri dan Iduladha umat Muslim juga melakukan salat. Biasanya, beberapa masjid kecil di daerah Eropa atau Amerika akan menyewa sebuah gedung pertemuan untuk menyelenggarakan salat 'Id. Di Indonesia, Salat 'Id dilakukan di lapangan terbuka atau di masjid sekitar apabila tidak memungkinkan. Kegiatan bulan Ramadan Masjid, pada bulan Ramadan, mengakomodasi umat Muslim untuk beribadah pada bulan Ramadan. Biasanya, masjid akan sangat ramai di minggu pertama Ramadan. Pada bulan Ramadan, masjid-masjid biasanya menyelenggarakan acara pengajian yang amat diminati oleh masyarakat. Tradisi lainnya adalah menyediakan iftar, atau makanan buka puasa. Ada beberapa masjid yang juga menyediakan makanan untuk sahur. Masjid-masjid biasanya mengundang kaum fakir miskin untuk datang menikmati sahur atau iftar di masjid. Hal ini dilakukan sebagai amal saleh pada bulan Ramadan. Pada malam hari setelah salat Isya digelar, umat Muslim disunahkan untuk melaksanakan salat Tarawih berjamaah di masjid. Setelah salat Tarawih, ada beberapa orang yang akan membacakan Al-Qur'an. Pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, masjid-masjid besar akan menyelenggarakan Iktikaf, yaitu sunnah Nabi Muhammad saw. untuk berdiam diri di Masjid (mengkhususkan hari-hari terakhir Ramadan guna meningkatkan amal ibadah) dan memperbanyak mengingat Allah SWT. Amal Rukun ketiga dalam Rukun Islam adalah zakat. Setiap muslim yang mampu wajib menzakati hartanya sebanyak 2.5% dari jumlah hartanya. Masjid, sebagai pusat dari komunitas umat Islam, menjadi tempat penyaluran zakat bagi yatim piatu dan fakir miskin. Pada saat Idulfitri, masjid menjadi tempat penyaluran zakat fitrah dan membentuk panitia amil zakat. Panitia zakat, biasanya dibentuk secara lokal oleh orang-orang atau para jemaah yang hidup di sekitar lingkungan masjid. Begitu pula dalam pengelolaannya. Namun, untuk masjid-masjid besar seperti di pusat kota, biasanya langsung ditangani oleh pemerintah daerah setempat. Fungsi sosial Pusat kegiatan masyarakat Banyak pemimpin Muslim setelah wafatnya Nabi Muhammad saw, berlomba-lomba untuk membangun masjid. Seperti kota Mekkah dan Madinah yang berdiri di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, kota Karbala juga dibangun di dekat makam Husain bin Ali. Kota Isfahan, Iran dikenal dengan Masjid Imam-nya yang menjadi pusat kegiatan masyarakat. Pada akhir abad ke-17, Syah Abbas I dari dinasti Safawi di Iran mengubah kota Isfahan menjadi salah satu kota terbagus di dunia dengan membangun Masjid Syah dan Masjid Syaikh Lutfallah di pusat kota. Ini menjadikan kota Isfahan memiliki lapangan pusat kota yang terbesar di dunia. Lapangan ini berfungsi sebagai pasar bahkan tempat olahraga. Masjid di daerah Amerika Serikat dibangun dengan sangat sering. Masjid biasa digunakan sebagai tempat perkumpulan umat Islam. Biasanya perkembangan jumlah masjid di daerah pinggiran kota, lebih besar dibanding di daerah kota. Masjid dibangun agak jauh dari pusat kota. Pendidikan Fungsi utama masjid yang lainnya adalah sebagai tempat pendidikan. Beberapa masjid, terutama masjid yang didanai oleh pemerintah, biasanya menyediakan tempat belajar baik ilmu keislaman maupun ilmu umum. Sekolah ini memiliki tingkatan dari dasar sampai menengah, walaupun ada beberapa sekolah yang menyediakan tingkat tinggi. Beberapa masjid biasanya menyediakan pendidikan paruh waktu, biasanya setelah subuh, maupun pada sore hari. Pendidikan di masjid ditujukan untuk segala usia, dan mencakup seluruh pelajaran, mulai dari keislaman sampai sains. Selain itu, tujuan adanya pendidikan di masjid adalah untuk mendekatkan generasi muda kepada masjid. Pelajaran membaca Qur'an dan bahasa Arab sering sekali dijadikan pelajaran di beberapa negara berpenduduk Muslim di daerah luar Arab, termasuk Indonesia. Kelas-kelas untuk mualaf, atau orang yang baru masuk Islam juga disediakan di masjid-masjid di Eropa dan Amerika Serikat, di mana perkembangan agama Islam melaju dengan sangat pesat. Beberapa masjid juga menyediakan pengajaran tentang hukum Islam secara mendalam. Madrasah, walaupun letaknya agak berpisah dari masjid, tetapi tersedia bagi umat Islam untuk mempelajari ilmu keislaman. Kegiatan dan pengumpulan dana Masjid juga menjadi tempat kegiatan untuk mengumpulkan dana. Masjid juga sering mengadakan bazar, di mana umat Islam dapat membeli alat-alat ibadah maupun buku-buku Islam. Masjid juga menjadi tempat untuk akad nikah, seperti tempat ibadah agama lainnya. Masjid tanah liat di Djenné, Mali, secara tahunan mengadakan festival untuk merekonstruksi dan membenah ulang masjid. Masjid dan politik Di penghujung abad ke-20, peranan masjid sebagai tempat berpolitik mulai meningkat. Saat ini, partisipasi kepada masyarakat mulai menjadi agenda utama masjid-masjid di daerah Barat. Karena melihat masyarakat sekitar adalah penting, masjid-masjid digunakan sebagai tempat dialog dan diskusi damai antara umat Islam dengan non-Muslim. Bantuan Negara yang di mana jumlah penduduk Muslimnya sangat sedikit, biasanya turut membantu dalam hal-hal masyarakat, seperti misalnya memberikan fasilitas pendaftaran pemilih untuk kepentingan pemilu. Pendaftaran pemilih ini melibatkan masyarakat Islam yang tinggal di sekitar Masjid. Beberapa masjid juga sering berpartisipasi dalam demonstrasi, penandatanganan petisi, dan kegiatan politik lainnya. Selain itu, peran masjid dalam dunia politik terlihat di bagian lain di dunia. Contohnya, pada kasus pengeboman Masjid al-Askari di Irak. pada bulan Februari 2006 Imam-imam dan khatib di Masjid al-Askari menggunakan masjid sebagai tempat untuk menyeru pada kedamaian di tengah kerusuhan di Irak. Konflik sosial Masjid kadang-kadang menjadi sasaran kemarahan umat non-Muslim. Kadang kala kasus persengketan terjadi di beberapa daerah di mana umat Islam menjadi minoritas di daerah tersebut. Sebagai contoh konkret adalah kasus di Masjid Babri. Masjid Babri yang terletak di Mumbai, India menjadi masalah sengketa lahan antara masyarakat penganut Hindu dan masyarakat Muslim. Hal ini disebabkan Masjid Babri berdiri di daerah keramat Mandir. Sebelum sebuah kesepakatan dibuat, masyarakat dan aktivis Hindu berjumlah 75000 massa menghancurkan bangunan Masjid Babri pada 6 Desember 1992. Selain itu, masjid juga sering menjadi tempat pengejekan dan penyerbuan terhadap umat Muslim setelah terjadinya peristiwa 11 September. Lebih dari itu, Liga Yahudi diketahui berencana mengebom King Fahd Mosque di Culver City, California. Masjid Hassan Bek di Palestina menjadi objek penyerbuan kaum Yahudi Israel kepada Muslim Arab. Pengaruh Saudi Walaupun Arab Saudi telah berperan dalam membangun masjid sejak awal abad ke-20, tetapi pada pertengahan abad ke-20, Arab Saudi menjadi negara yang paling banyak mendukung atau mendonasikan pembangunan masjid di seluruh dunia. Pada awal 1980-an, pemerintah Arab Saudi, di bawah kepemimpinan Khaled dan Fahd mendonasikan biaya untuk pembangunan masjid di beberapa bagian di dunia. Dana sebesar 45 miliar dolar telah dihabiskan untuk membangun masjid di seluruh dunia. Koran Ainul Yaqin di Arab Saudi mencatat bahwa pemerintah Arab Saudi telah membangun setidaknya 1500 masjid dan lebih dari 2000 pusat Islam di seluruh dunia. Di Amerika Serikat dan Italia, masjid dan pusat pendidikan Islam telah berdiri di California dan Roma. Proyek tersebut adalah investasi terbesar bagi pemerintah Arab Saudi. Arsitektur Bentuk Bentuk bangunan masjid yang utama ialah persegi atau persegi panjang. Tujuannya agar saf dapat tersusun secara lurus dan arah kiblat terlihat jelas. Bangunan masjid juga diutamakan tidak menyerupai bentuk bangunan lain. Tujuannya sebagai pembeda yang membuatnya dapat dikenali sebagai masjid. Bentuk masjid telah diubah di beberapa bagian negara Islam di dunia. Gaya masjid terkenal yang sering dipakai adalah bentuk masjid Abbasi, bentuk T, dan bentuk kubah pusat di Anatolia. Arab-plan atau hypostyle adalah bentuk-bentuk awal masjid yang sering dipakai dan dipelopori oleh Bani Umayyah. Masjid ini berbentuk persegi ataupun persegi panjang yang dibangun pada sebuah dataran dengan halaman yang tertutup dan tempat ibadah di dalam. Halaman di masjid sering digunakan untuk menampung jamaah pada hari Jumat. Beberapa masjid berbentuk hypostyle ayau masjid yang berukuran besar, biasanya mempunyai atap datar di atasnya, dan digunakan untuk penopang tiang-tiang. Contoh masjid yang menggunakan bentuk hypostyle adalah Masjid Kordoba, di Kordoba, yang dibangun dengan 850 tiang. Beberapa masjid bergaya hypostyle memiliki atap melengkung yang memberikan keteduhan bagi jamaah di masjid. Masjid bergaya arab-plan mulai dibangun pada masa Abbasiyah dan Umayyah, tetapi masjid bergaya arab-plan tidak terlalu disenangi. Kesultanan Utsmaniyah kemudian memperkenalkan bentuk masjid dengan kubah di tengah pada abad ke-15 dan memiliki kubah yang besar, di mana kubah ini melingkupi sebagian besar area salat. Beberapa kubah kecil juga ditambahkan di area luar tempat ibadah. Gaya ini sangat dipengaruhi oleh bangunan-bangunan dari Bizantium yang menggunakan kubah besar. Masjid gaya Iwan juga dikenal dengan bagian masjid yang dikubah. Gaya ini diambil dari arsitektur Iran pra-Islam. Menara Bentuk umum dari sebuah masjid adalah keberadaan menara. Menara asal katanya dari bahasa Arab "nar" yang artinya "api"( api di atas menara/lampu) yang terlihat dari kejauhan. Menara di masjid biasanya tinggi dan berada di bagian pojok dari kompleks masjid. Menara masjid tertinggi di dunia berada di Masjid Hassan II, Casablanca, Maroko. Masjid-masjid pada zaman Nabi Muhammad tidak memiliki menara, dan hal ini mulai diterapkan oleh pengikut ajaran Wahabiyyah, yang melarang pembangunan menara dan menganggap menara tidak penting dalam kompleks masjid. Menara pertama kali dibangun di Basra pada tahun 665 sewaktu pemerintahan khalifah Bani Umayyah, Muawiyah I, yang mendukung pembangunan menara masjid untuk menyaingi menara-menara lonceng pada gereja. Menara bertujuan sebagai tempat muazin mengumandangkan azan. Pada masjid yang membangun menara, tinggi menara harus dibuat seperlunya dan tidak berlebihan. Selain itu, jumlah menara juga harus secukupnya saja. Jika suatu masjid telah memiliki pengeras suara, maka pembangunan menara menjadi tidak wajib. Dana yang dimiliki oleh masjid untuk pembangunan menara dialihkan untuk pembangunan masjid lainnya. Kubah Kubah juga merupakan salah satu ciri khas dari sebuah masjid. Seiring waktu, kubah diperluas menjadi sama luas dengan tempat ibadah di bawahnya. Walaupun kebanyakan kubah memakai bentuk setengah bulat, masjid-masjid di daerah India dan Pakistan memakai kubah berbentuk bawang. Tempat ibadah Tempat ibadah atau ruang salat, tidak diberikan meja, atau kursi, sehingga memungkinkan para jamaah untuk mengisi saf atau barisan-barisan yang ada di dalam ruang salat. Bagian ruang salat biasanya diberi kaligrafi dari potongan ayat Al-Qur'an untuk memperlihatkan keindahan agama Islam serta Al-Qur'an. Ruang salat mengarah ke arah Ka'bah, sebagai kiblat umat Islam. Di masjid juga terdapat mihrab dan mimbar. Mihrab adalah tempat imam memimpin salat, sedangkan mimbar adalah tempat khatib menyampaikan khutbah. Tempat bersuci Dalam komplek masjid, di dekat ruang salat, tersedia ruang untuk menyucikan diri, atau biasa disebut tempat wudhu. Di beberapa masjid kecil, kamar mandi digunakan sebagai tempat untuk berwudhu. Sedangkan di masjid tradisional, tempat wudhu biasanya sedikit terpisah dari bangunan masjid. Fasilitas lain Masjid modern sebagai pusat kegiatan umat Islam, juga menyediakan fasilitas seperti klinik, perpustakaan, dan tempat berolahraga. Di Masjid Raya Bandung, halaman depannya merupakan lapangan terbuka untuk masyarakat. Aturan dan etiket Masjid sebagai tempat beribadah kaum muslim, merupakan tempat suci. Oleh karena itu, ada peraturan dan etiket yang harus dipenuhi ketika berada di masjid. Imam Pemilihan imam sebagai pemimpin salat sangat dianjurkan, meskipun bukan sebuah kewajiban. Seorang imam haruslah seorang muslim yang jujur, baik dan paham akan agama Islam. Sebuah masjid yang dibangun dan dirawat oleh pemerintah, akan dipimpin oleh Imam yang ditunjuk oleh pemerintah. Masjid yang tidak dikelola pemerintah, akan memilih imam dengan sistem pemilihan dengan suara terbanyak. Menurut Mazhab Hanafi, orang yang membangun masjid layak disebut sebagai imam, walaupun konsep ini tidak diajarkan ke mazhab lainnya. Kepemimpinan salat dibagi dalam tiga jenis, yakni imam untuk salat lima waktu, imam salat Jumat dan imam salat lainnya (seperti salat khusuf atau jenazah). Semua ulama Islam berpendapat bahwa jemaah laki-laki hanya dapat dipimpin oleh seorang imam laki-laki. Bila semua jemaah adalah perempuan, maka baik laki-laki maupun perempuan dapat menjadi imam, asalkan perempuan tidak menjadi imam bagi jemaah laki-laki. Kebersihan Masjid merupakan tempat yang suci, maka jamaah yang datang ke masjid harus dalam keadaan yang suci pula. Sebelum masuk masjid, jemaah harus berwudhu di tempat wudhu yang telah disediakan. Selain itu, jemaah tidak boleh masuk ke masjid dengan menggunakan sepatu atau sandal yang tidak bersih. Jemaah sebisa mungkin harus dalam keadaan rapi, bersih, dan tidak dalam keadaan junub. Seorang jamaah dianjurkan untuk bersiwak sebelum masuk ke masjid, untuk menghindari bau mulut. Pakaian Agama Islam menganjurkan untuk berpakaian rapi, sopan, dan bersih dalam beribadah. Jemaah laki-laki dianjurkan memakai baju yang longgar dan bersih. Jamaah perempuan diharuskan memakai jubah yang longgar atau memakai hijab. Baik jemaah laki-laki maupun perempuan tidak boleh memakai pakaian yang memperlihatkan aurat. Kebanyakan umat Islam memakai baju khas Timur Tengah seperti jubah atau hijab. Pakaian harus baik sesuai Firman Allah dalam Al-Qur'an surah Al-Araf ayat 31 memerintahkan memakai pakaian indah pada saat memasuki masjid. Konsentrasi di masjid Masjid sebagai tempat untuk beribadah tidak boleh diganggu ketenangannya. Pembicaraan dengan suara yang keras di sekitar masjid yang dapat mengganggu jamaah di masjid dilarang. Selain itu, orang tidak boleh berjalan di depan jemaah yang sedang salat. Para jemaah juga dianjurkan untuk memakai pakaian yang tidak bertulisan maupun berwarna supaya menjaga kekhusyuan salat. Pemisahan gender Pemisahan antara lelaki dan perempuan di masjid sangat penting, agar tidak menimbulkan syahwat. Posisi jemaah wanita di masjid adalah di belakang jemaah pria. Nabi islam Muhammad dalam hadisnya mengatakan: Bahkan khalifah rasyidin, Umar bin Khattab melarang wanita untuk salat di masjid. Pada beberapa masjid di Asia Tenggara dan Asia Selatan, jemaah perempuan dipisahkan dengan sebuah hijab atau dibedakan lantainya. Sedangkan di Masjidil Haram, jemaah perempuan dan anak-anak diberi tempat khusus untuk beribadah. Non-muslim di masjid. Berdasarkan pendapat kebanyakan ulama, penganut selain Islam diperbolehkan untuk masuk ke masjid, selama mereka tidak makan atau tidur di dalamnya. Tapi, Mazhab Maliki memiliki pendapat lain yang melarang penganut selain Islam untuk masuk ke masjid dalam keadaan apa pun. Menurut Imam Hambali, penganut agama samawi, seperti Kristen maupun Yahudi masih diperbolehkan untuk masuk ke Masjidil Haram. Tapi, khalifah Bani Umayyah, Umar II melarang non-muslim untuk masuk ke daerah Masjidil Haram dan kemudian berlaku di seluruh penjuru Arab. Masjid-masjid di Maroko yang menganut Mazhab Maliki melarang non-muslim untuk masuk ke masjid. Di Amerika Serikat, non-muslim diperbolehkan untuk masuk, sebagai sarana untuk pembelajaran Islam. Saat ini, di Arab Saudi, kota Mekkah dan Madinah hanya diperbolehkan untuk kaum Muslim saja. Sedangkan bagi non-muslim, diarahkan ke kota Jeddah. Pemakmuran Dalam Surah At-Taubah ayat 18 disebutkan bahwa memakmurkan masjid merupakan salah satu tanda keimanan kepada Allah. Memakmurkan masjid dapat diartikan sebagai melaksanakan ibadah dan membantu pembangunan masjid. Membiayai pembangunan masjid merupakan salah satu bentuk ibadah dan amalan terbaik di dalam Islam. Kedudukannya didasarkan kepada kedudukan masjid sebagai sarana salat berjemaah dan perannya dalam ibadah Islam yang lainnya. Dalam beberapa hadis yang diriwayatkan dari Utsman bin Affan, pembangunan masjid diganjari dengan rumah atau masjid di surga. Sedangkan dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari dan Jabir bin Abdullah, membangun masjid meskipun sebesar sarang burung akan mendapatkan ganjaran berupa rumah yang seukuran dengannya di surga. Ukuran sarang burung dalam riwayat ini adalah seukuran sarang burung yang bertelur di tanah. Larangan Pada hadis lainnya, pemakmuran masjid secara berlebihan dijadikan tanda kiamat. Dalam hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, membangga-banggakan masjid menjadi pertanda akan terjadinya kiamat. Kegiatan membangga-banggakan masjid ini berupa kegiatan memberikan hiasan-hiasan pada masjid dan mengadakan perlombaan atasnya. Kegiatan menghias masjid mulai dilarang pada masa khalifah Umar bin Khattab. Kegiatan ini dianggap mengganggu ibadah salat dan merupakan perbuatan yang sia-sia dan berlebihan. Pelarangan ini pertama kali diberlakukan pada Masjid Nabawi. Umar bin Khattab melarang pengecatan Masjid Nabawi dengan warna merah atau kuning. An-Nawawi menetapkan kegiatan menghiasi masjid dengan kedudukan makruh. Referensi Catatan kaki Daftar pustaka Lihat pula Islam Dewan Masjid Indonesia Daftar masjid di Indonesia Pengeras suara di masjid Pranala luar Dewan Masjid Indonesia Daftar masjid di AS Informasi masjid di dunia The Mosque Review (Masjid) Zona Masjid Seni rupa Islam
3,927
797
https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja
Gereja
Gereja adalah istilah eklesiologis yang digunakan berbagai denominasi Kristen untuk menyifatkan badan persekutuan umat Kristen yang sejati atau lembaga asali yang diasaskan Yesus. Istilah "Gereja" juga digunakan di ranah keilmuan sebagai muradif Kekristenan, sekalipun pada kenyataannya Kekristenan terdiri atas banyak Gereja atau denominasi, dan banyak di antaranya yang mendaku sebagai "satu-satunya Gereja yang sejati" dengan meliyankan yang lain. Bagi banyak orang Kristen Protestan, Gereja mengandung dua unsur, yakni kasatmata dan tak kasatmata. Gereja yang kasatmata adalah lembaga-lembaga tempat "Firman Allah secara murni diwartakan maupun disimak, dan sakramen-sakramen dilayankan menurut ketetapan Kristus", sementara Gereja yang tak kasatmata adalah segenap orang "yang sungguh-sungguh diselamatkan" (dan menjadi warga Gereja yang kasatmata). Di dalam lingkup pemahaman akan Gereja yang tak kasatmata ini, "Gereja" (atau Gereja yang am) tidak merujuk kepada suatu denominasi Kristen tertentu, tetapi mencakup semua orang pribadi yang sudah diselamatkan. Menurut teori cabang, yang digadang-gadangkan di kalangan Anglikan, Gereja-Gereja pelestari suksesi apostolik adalah bagian dari Gereja yang sejati. Teori ini bertentangan dengan sikap menyematkan label "satu-satunya Gereja yang sejati" pada suatu lembaga nyata Kristen tertentu, yakni sikap eklesiologis yang dianut Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur, Gereja-Gereja Ortodoks Oriental, Gereja Asyur dan Gereja Purba di Timur. Di dalam Alkitab bahasa Indonesia, kata "jemaat" digunakan sebagai padanan untuk kata Yunani "eklesia" (ἐκκλησία), yang makna umumnya adalah "sidang jemaat" atau "jemaah". Kata "eklesia" muncul di dalam 2 ayat Injil Matius, 24 ayat Kisah Para Rasul, 58 ayat surat-surat Paulus (termasuk contoh-contoh terawal dari penggunaannya untuk merujuk kepada suatu badan persekutuan umat Kristen), 2 ayat Surat kepada Orang Ibrani, 1 ayat Surat Yakobus, 3 ayat Surat Yohanes III, dan 19 ayat Kitab Wahyu. Jumlah total kemunculan kata "eklesia" di dalam Perjanjian Baru adalah 114 kali, kendati tidak selalu dipakai secara teknis untuk merujuk kepada Gereja. Dengan demikian, eklesia dipakai sebagai sebutan bagi komunitas-komunitas lokal maupun sebagai sebutan yang bermakna semesta bagi segenap umat beriman. Istilah "Kekristenan" (, Kristianismos) tercatat pertama kali digunakan sekitar tahun 100 Masehi oleh Ignasius, Uskup Antiokhia. Empat Ciri Gereja pertama kali mengemuka di dalam Syahadat Nikea tahun 381 yang menegaskan bahwa Gereja itu satu, kudus, katolik (am), dan apostolik (rasuli). Etimologi Kata Yunani "eklēsia ", secara harfiah berarti "yang dipanggil keluar" atau "yang dipanggil maju ke depan", dan lazimnya digunakan untuk menyifatkan sekelompok orang yang dipanggil berhimpun untuk melakukan sesuatu, teristimewa untuk menyifatkan rapat warga sebuah kota, misalnya di dalam nas . Kata ini adalah istilah Perjanjian Baru yang merujuk kepada Gereja (baik dalam arti jemaat lokal maupun dalam arti segenap umat beriman). Di dalam Septuaginta, kata "eklesia" digunakan sebagai padanan untuk kata Ibrani "qahal" (קהל). Sebagian besar bahasa rumpun Romawi dan rumpun Kelt menggunakan aneka ragam turunan dari kata ini, baik yang diwarisi maupun yang dipinjam dari bentuk Latinnya, ecclesia. Salah satu contohnya adalah kata "igreja" dalam bahasa Portugis, yang diserap menjadi kata "gereja" dalam bahasa Indonesia. Sejarah Gereja mula-mula terbentuk di Yudea, negeri jajahan Romawi, pada abad pertama tarikh Masehi, berlandaskan ajaran-ajaran Yesus orang Nazaret, yang pertama kali menghimpun murid. Murid-murid inilah yang kemudian hari disebut "umat Kristen". Menurut Kitab Suci, Yesus mengamanatkan kepada mereka agar menyebarluaskan ajaran-ajarannya ke seluruh dunia. Bagi sebagian besar umat Kristen, hari Pentakosta (peristiwa yang terjadi sesudah Yesus naik ke surga) adalah hari jadi Gereja, ditandai turunnya Roh Kudus ke atas murid-murid Yesus yang sedang berkumpul (). Kepemimpinan Gereja berawal dari para rasul. Karena terlahir dari lingkungan Yahudi zaman Haikal ke-2, sejak awal sejarah Kekristenan, umat Kristen menerima orang-orang non-Yahudi (bangsa-bangsa lain) tanpa mewajibkan mereka untuk menerima dan mengamalkan seluruh adat-istiadat Yahudi, misalnya adat khitanan (). Dalam agama Yahudi, orang-orang semacam itu disebut proselit, orang-orang yang takut akan Allah, dan pengamal syariat Nuh. Beberapa pihak menduga bahwa konflik dengan para pemuka agama Yahudilah yang dalam waktu singkat mengakibatkan umat Kristen terusir dari rumah-rumah ibadat Yahudi di Yerusalem. Sedikit demi sedikit Gereja menyebar ke seluruh dan ke luar wilayah Kekaisaran Romawi, bahkan tumbuh pesat di kota-kota semisal Yerusalem, Antiokhia, dan Edesa. Gereja dianiaya pemerintah Romawi lantaran umat Kristen menolak mempersembahkan kurban kepada dewa-dewi Romawi dan menentang penuhanan kaisar. Gereja akhirnya dilegalisasi di Kekaisaran Romawi, bahkan dinaikkan statusnya menjadi Gereja Negara Kekaisaran Romawi pada abad ke-4 oleh Kaisar Konstantinus Agung dan Kaisar Teodosius I. Sedari abad ke-2, umat Kristen sudah menyanggah ajaran-ajaran yang mereka anggap bidat, khususnya ajaran Gnostik dan juga ajaran Montanus. Ignasius dari Antiokhia pada awal abad ke-2, dan Ireneus pada akhir abad yang sama memandang persatuan dengan uskup sebagai uji iman Kristen yang benar. Sesudah Gereja dilegalisasi pada abad ke-4, perdebatan ajaran Arius dengan ajaran Tritunggal menjadi kontroversi besar, manakala para kaisar silih berganti menunjukkan keberpihakan kepada salah satunya. Peristilahan Kristen purba Dengan menggunakan kata eklēsia, umat Kristen perdana memanfaatkan suatu istilah yang memang merujuk kepada sidang-sidang negara kota Yunani yang hanya boleh dihadiri warganya, tetapi secara tradisional dipakai orang-orang Yahudi penutur bahasa Yunani sebagai sebutan untuk Israel, umat Allah, sekaligus suatu istilah yang digunakan di dalam Septuaginta dengan makna pertemuan orang-orang yang berhimpun demi alasan-alasan keagamaan, seringkali untuk beribadat; dalam hal ini, eklesia dipakai sebagai padanan kata Ibrani "qahal" (קהל), yang juga dipadankan dengan kata Yunani "synagōgē" (συναγωγή), sehingga kedua kata Yunani itu dianggap kurang-lebih sinonim sampai kemudian hari dibedakan dengan lebih jelas oleh umat Kristen. Istilah eklesia hanya muncul di dalam dua ayat Injil, kedua-keduanya termaktub di dalam Injil Matius. Ketika Yesus bersabda kepada Simon Petrus, "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan eklesia-Ku," kata eklesia berarti komunitas yang dibentuk Kristus, tetapi ketika Yesus bersabda, "jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada eklesia," kata eklesia berarti komunitas lokal tempat seseorang menjadi anggota. Istilah ini lebih sering muncul di dalam bagian-bagian lain dari Perjanjian Baru, dan sebagaimana di dalam Injil matius, dipakai untuk merujuk kepada suatu komunitas lokal tertentu maupun kepada semua komunitas lokal secara kolektif. Malah ayat-ayat yang tidak menggunakan istilah eklesia sekalipun dapat saja merujuk kepada Gereja dengan menggunakan ungkapan-ungkapan lain, misalnya ayat-ayat di dalam 14 bab pertama dari Surat Paulus kepada Jemaat di Roma, yang tidak satu kali pun menggunakan kata eklesia tetapi berulang kali menggunakan kata yang masih seakar dengannya, yakni klētoi (κλήτοι), yang berarti "dipanggil". Gereja dapat pula dirujuk melalui gambaran-gambaran yang secara tradisional dipakai di dalam Alkitab untuk merujuk kepada umat Allah, misalnya pemakaian gambaran kebun anggur, teristimewa di dalam Injil Yohanes. Kendati tidak pernah menyifatkan Gereja dengan kata "katolik" maupun "semesta", Perjanjian Baru memang mengindikasikan bahwa komunitas-komunitas lokal secara kolektif merupakan satu Gereja, bahwasanya umat Kristen mestilah berusaha untuk senantiasa sehati sejiwa selaku jemaat Allah, bahwasanya Injil harus diwartakan kepada segala bangsa dan disebarluaskan sampai ke ujung-ujung bumi, bahwasanya Gereja terbuka kepada segala bangsa dan tidak boleh terpecah-belah, dst. Kata "katolik" atau "semesta" tercatat pertama kali digunakan untuk menyifatkan Gereja oleh Ignasius dari Antiokhia sekitar tahun 107 di dalam karya tulisnya, Surat kepada Jemaat di Smirna, bab VIII. "Di mana saja uskup hadir, di situ pula hendaknya umat hadir; sama seperti di mana saja Yesus Kristus hadir, disitu pula Gereja Katolik hadir," demikian tulis Ignasius. Bapa-bapa Gereja semisal Ignasius dari Antiokhia, Ireneus, Tertulianus, dan Siprianus berpandangan bahwa Gereja adalah suatu entitas yang kasatmata, bukan suatu himpunan umat beriman yang tak kasatmata. Kekristenan sebagai agama negara bangsa Romawi Kekaisaran Romawi secara resmi mengadopsi Kekristenan berhaluan Nikea menjadi agama negara pada tanggal 27 Februari 380. Sebelum itu, Kaisar Konstantius II dan Kaisar Valens secara pribadi memihak Kekristenan berhaluan Arian atau Semi-Arian, tetapi Kaisar Teodosius I yang memerintah sesudah Valens justru memihak ajaran Atanasius atau doktrin Tritunggal yang terjabarkan di dalam Syahadat Nikea. Pada tanggal 27 Februari 380, Kaisar Teodosius I mempermaklumkan bahwa hanya pemeluk agama Kristen berakidah Tritunggal sajalah yang berhak disebut umat Kristen Katolik, sementara semua pihak berakidah lain harus dianggap sebagai ahli-ahli bidat, dan oleh karena itu merupakan para pelanggar hukum negara. Situasi hukum yang baru ini pertama kali menunjukkan dampaknya pada tahun 385, dalam bentuk penjatuhan pidana mati oleh mahkamah sipil terhadap seorang ahli bidat bernama Priskilianus dan beberapa orang pengikutnya sesudah diputus bersalah melakukan tindak pidana sihir. Dari abad ke abad sesudah Kekristenan berakidah Tritunggal menjadi agama negara, kaum pagan dan umat Kristen yang berakidah menyimpang secara rutin dipersekusi pemerintah Kekaisaran Romawi maupun kerajaan-kerajaan dan negara-negara yang kemudian hari menggantikannya, kendati beberapa suku Jermani terus memeluk agama Kristen Arian sampai memasuki Abad Pertengahan. Gereja di dalam wilayah Kekaisaran Romawi diorganisasikan di bawah takhta-takhta metropolia. Lima di antaranya dihormati secara istimewa dan menjadi cikal bakal tatanan Pentarki yang digagas Kaisar Yustinianus I. Satu di antara lima takhta metropolia ini berada di kawasan barat Kekaisaran Romawi (Roma), sementara yang lain berada di kawasan timur Kekaisaran Romawi (Konstantinopel, Yerusalem, Antiokhia, dan Aleksandria). Bahkan sesudah Kekaisaran Romawi terpecah pun Gereja tetap merupakan suatu lembaga yang relatif utuh bersatu (di luar dari Gereja-Gereja Ortodoks Oriental dan beberapa golongan umat Kristen yang terpisah dari Gereja negara Kekaisaran Romawi). Gereja menjadi suatu lembaga penentu dan terpusat di Kekaisaran Romawi, khususnya di kawasan timur atau Kekaisaran Romawi Timur, tempat Konstantinopel dipandang sebagai pusat Dunia Kristen, antara lain lantaran kuasa ekonomi dan politik yang dimilikinya. Sesudah Kekaisaran Romawi Barat jatuh ke tangan bangsa Jermani pada abad ke-5, Gereja (Roma) selama berabad-abad menjadi tautan utama yang mempertalikan Eropa Barat Abad Pertengahan dengan peradaban bangsa Romawi, dan menjadi perpanjangan tangan kekuasaan Kaisar Romawi Timur di Dunia Barat. Di Dunia Barat, golongan yang disebut "Gereja ortodoks" menghadapi persaingan dengan golongan Kristen Arian maupun persaingan dengan berbagai agama pagan yang dipeluk kepala-kepala suku Jermani, tetapi berjaya melebarkan sayapnya keluar dari bekas wilayah barat Kekaisaran Romawi ke Irlandia, Jerman, Skandinavia, dan negeri bangsa Slav Barat. Di Dunia Timur, Kekristenan disebarluaskan ke negeri-negeri bangsa Slav yang sekarang merupakan wilayah negara Rusia serta kawasan selatan-tengah dan timur Eropa. Masa pemerintahan Karel Agung dipandang istimewa karena mampu menggiring suku-suku besar terakhir di Dunia Barat yang memeluk agama Kristen Arian ke dalam persekutuan dengan Roma, antara lain melalui perang penaklukan dan paksaan beralih keyakinan. Mulai dari abad ke-7, khilafah-khilafah Islam muncul silih berganti dan sedikit demi sedikit menaklukan negeri-negeri Dunia Kristen. Kecuali Afrika Utara dan sebagian besar wilayah Spanyol, kawasan utara dan barat Eropa nyaris tak terdampak ekspansi Islam, lantaran Konstantinopel maupun Kekaisaran Romawi Timur yang lebih makmur masih menjadi sasaran utama penyerbuan kaum Muslim. Meskipun sedikit demi sedikit menggerogoti kekuatan Kekaisaran Romawi Timur, tantangan yang dimunculkan kaum Muslim justru membantu pengentalan jati diri keagamaan umat Kristen Timur. Di bawah daulat Islam sekalipun, Gereja terus bertahan hidup (misalnya umat Kristen Kubti, Kristen Maruniyah, dll) kendati kadang-kadang harus dengan susah payah. Skisma Akbar tahun 1054 Meskipun sudah lama muncul keretakan antara Uskup Roma (Batrik Gereja Katolik) dan batrik-batrik di Kekaisaran Romawi Timur, peralihan kesetiaan Roma dari Konstantinopel ke Maharaja Karel Agunglah yang menggiring Gereja menuju perpecahan. Keretakan politis maupun teologis terus membesar sampai-sampai Roma dan Dunia Timur saling mengucil pada abad ke-11, sehingga Gereja pun terpecah menjadi Gereja Barat (Katolik) dan Gereja Timur (Ortodoks). Pada tahun 1448, tidak lama sebelum Kekaisaran Romawi Timur tumbang, Gereja Ortodoks Rusia membentuk kepemimpinan sendiri, lepas dari Batrik Konstantinopel. Lantaran kemajuan peradaban kembali menggeliat di Eropa Barat, dan Kekaisaran Romawi Timur berangsur-angsur merosot dirongrong bangsa Arab dan bangsa Turki (diperparah lagi dengan tindakan memerangi umat Kristen Timur), kejatuhan Konstantinopel pada tahun 1453 mendorong para sarjana Dunia Timur untuk hijrah ke Dunia Barat. Pengungsian para sarjana Dunia Timur demi menghindari serbuan kaum Muslim sambil memboyong naskah-naskah kuno ke Dunia Barat merupakan salah satu faktor penggerak bermulanya Abad Pembaharuan Dunia Barat. Roma pun menjadi jantung Kekristenan di mata Gereja Barat. Sejumlah Gereja Timur bahkan keluar dari persekutuan Kristen Ortodoks Timur dan bersatu dengan Roma (Gereja-Gereja Katolik Timur Uniat). Reformasi Protestan Perubahan-perubahan yang lahir dari Abad Pembaharuan pada akhirnya bermuara pada Reformasi Protestan. Kaum Protestan pengikut Luther maupun pengikut Kalvin, Hus, Zwingli, Melancthon, Knox, dan lain-lain memisahkan diri dari Gereja Katolik. Pada waktu yang sama, serentet sengketa yang tidak bersifat teologis melahirkan Reformasi Inggris, yang bermuara kepada kemandirian Gereja Inggris. Kemudian hari, pada Abad Penjelajahan dan Abad Imperialisme, Eropa Barat menyebarluaskan Gereja Katolik maupun gereja-gereja Protestan ke seluruh dunia, teristimewa di Benua Amerika. Segala perkembangan ini pada gilirannya mengangkat Kekristenan menjadi agama terbesar di dunia saat ini. Tradisi Katolik Di dalam doktrinnya Gereja Katolik mengajarkan bahwa dirinyalah Gereja asali yang didirikan Yesus di atas dasar para rasul pada abad pertama tarikh Masehi. Ensiklik Mystici corporis tahun 1943 dari Paus Pius XII, menyingkap eklesiologi dogmatis Gereja Katolik bahwasanya "jika hendak mendefinisikan dan menyifatkan Gereja sejati Yesus Kristus ini, yakni Gereja Roma yang Satu, Kudus, Katolik, Apostolik, maka tidak akan kita dapati ungkapan yang lebih gemilang, yang lebih mulia, maupun yang lebih suci daripada frasa sebutan 'Tubuh Mistik Yesus Kristus'." Lumen gentium, konstitusi dogmatis yang dirumuskan Konsili Vatikan II pada tahun 1964, lebih jauh menandaskan bahwa "satu Gereja Kristus yang dalam syahadat dinyatakan satu, kudus, katolik, dan apostolik, ... yang diasaskan dan ditata di dalam dunia sebagai suatu masyarakat, wujud di dalam Gereja Katolik, yang diselenggarakan oleh pengganti Petrus dan oleh uskup-uskup yang bersatu dengannya." Dengan nada yang sama, ensiklik Singulari Quidem dari Paus Pius IX menegaskan bahwa "hanya ada satu Gereja Katolik yang sejati, yang kudus, yakni Gereja Roma yang Apostolik. Hanya ada satu Takhta yang dibangun di atas dasar Petrus dengan sabda Tuhan... Di luar Gereja, tidak seorang pun dapat berharap akan beroleh kehidupan maupun keselamatan kecuali yang dapat dimaafkan dengan alasan ketidaktahuan di luar kendali diri sendiri." Kesusastraan devosional dan keteketis Katolik pun sudah lazim mengedepankan tema "Gereja yang Kudus, Katolik, dan Apostolik adalah satu-satunya kawanan domba, dan Yesus Kristus, Putra Allah, adalah satu-satunya Gembala." Sebuah maklumat yang diterbitkan Dikasterium Ajaran Iman pada tahun 2007 menjelaskan bahwa "makna 'kewujudan' di dalam kalimat tersebut adalah kebertahanan, kesinambungan sejarah, dan keajekan semua unsur yang ditetapkan Kristus di dalam Gereja Katolik, yang di dalamnya Gereja Kristus secara nyata didirikan di muka bumi ini", dan mengakui bahwa rahmat dapat berdaya guna di dalam komunitas-komunitas keagamaan yang terpisah dari Gereja Katolik lantaran komunitas-komunitas tersebut memiliki beberapa "unsur pengudusan dan kebenaran", tetapi menambahkan pula bahwa "bagaimanapun juga, kata 'wujud' hanya dapat dinisbatkan kepada Gereja Katolik semata-mata lantaran kata itu merujuk kepada ciri kesatuan yang kita permaklumkan di dalam syahadat-syahadat (aku percaya... akan Gereja yang 'satu'), dan Gereja yang 'satu' ini wujud di dalam Gereja Katolik." Gereja Katolik mengajarkan bahwa hanya badan-badan persekutuan umat Kristen yang dipimpin para uskup-bertahbisan-sah sajalah yang dapat diakui sebagai "Gereja" dalam arti yang sesungguhnya. Di dalam dokumen-dokumen Katolik, komunitas-komunitas yang tidak dipimpin para uskup-bertahbisan-sah secara resmi disebut komunitas gerejawi. Tradisi Ortodoks Timur Tiap-tiap Gereja Ortodoks Timur mendaku sebagai Gereja asali dengan berdalil bahwa mereka masih teguh berpegang kepada tradisi-tradisi dan akidah-akidah Gereja asali. Gereja Ortodoks Timur juga mendaku bahwa empat dari lima takhta Pentarki (tidak termasuk Roma) masih menjadi bagian dari Gereja Ortodoks Timur. Tradisi Ortodoks Oriental Gereja-Gereja Ortodoks Oriental mendaku sebagai Gereja asali dengan berdalil bahwa mereka masih teguh berpegang kepada tradisi-tradisi dan akidah-akidah Gereja asali. Mereka tidak pernah menerima teori tentang Sifat Hakikat Allah, yang dirumuskan sesudah perpecahan yang terjadi menyusul Konsili Kalsedon. Tradisi Lutheran Gereja-gereja Lutheran secara tradisional berpendirian bahwa tradisi Lutheranlah yang merupakan Gereja kasatmata yang sejati. Pengakuan Iman Augsburg yang termaktub di dalam Concordia, kompendium akidah gereja-gereja Lutheran, mengajarkan bahwa "iman yang dinyatakan Luther dan para pengikutnya bukanlah suatu perkara baru, melainkan iman katolik yang sejati, dan bahwasanya gereja-gereja mereka merupakan gereja katolik atau gereja semesta yang sejati". Ketika golongan Lutheran menjelaskan Pengakuan Iman Augsburg kepada Kaisar Karel V pada tahun 1530, mereka yakin sudah "menunjukkan bahwa tiap pasal keimanan dan amalan pertama-tama sudah benar menurut Kitab Suci, dan juga sudah benar menurut ajaran bapa-bapa Gereja maupun konsili-konsili". Bagaimanapun juga, gereja-gereja Lutheran mengajarkan bahwa "memang ada umat Kristen yang sejati di dalam gereja-gereja lain" sebab "denominasi-denominasi lain pun mewartakan Firman Allah, sekalipun bercampur kekeliruan". Karena pemberitaan Firman Allah menghasilkan buah, teologi Lutheran membenarkan pemberian sebutan "gereja" kepada denominasi-denominasi Kristen lainnya. Tradisi Anglikan Pada umumnya umat Anglikan memandang tradisi mereka sebagai salah satu cabang dari "Gereja Katolik" yang bersejarah sekaligus sebagai suatu via media (jalan tengah) di antara dua tradisi, yakni di antara tradisi Lutheran dan tradisi Kalvinis, atau di antara tradisi Katolik dan tradisi Protestan. Tradisi Kalvinis Menurut teologi Kalvinis, Gereja itu tak kasatmata dan kasatmata. Gereja yang tak kasatmata meliputi keseluruhan orang-orang kudus, sementara Gereja yang kasatmata adalah "lembaga yang disediakan Allah sebagai perwakilan karya penyelamatan, pembenaran, dan pemeliharaan Allah", yang disebut Yohanes Kalvin sebagai "ibunda kita". Pengakuan iman Kalvinis menitikberatkan "ajaran injil yang murni (pura doctrina evangelii) dan pelayanan sakramen-sakramen dengan benar (recta administratio sacramentorum)" sebagai "dua tanda asasi gereja kasatmata yang sejati". Tradisi Metodis Umat Metodis membenarkan keimanan akan "Gereja sejati yang satu, rasuli, dan am", dengan memandang gereja-gereja mereka sebagai "cabang istimewa dari dari gereja sejati tersebut". Berkenaan dengan kedudukan aliran Metodis di Dunia Kristen, pelopornya, "John Wesley, pernah mengemukakan bahwa hasil capaian Allah di dalam perkembangan aliran Metodis bukanlah sekadar usaha manusia melainkan karya Allah. Demikianlah aliran Metodis dipelihara Allah selama sejarah masih bergulir." Dengan menyebutnya sebagai "gudang besar" iman Metodis, Wesley secara khusus mengajarkan bahwa penyebarluasan doktrin pengudusan menyeluruh adalah alasan mengapa Allah membangkitkan umat Metodis di muka bumi ini. Tradisi Injili Gereja Injili lokal adalah organisasi yang merepresentasikan Gereja semesta, dan dipandang oleh umat Kristen Injili sebagai tubuh Yesus Kristus. Gereja Injili lokal bertanggung jawab atas pengajaran dan ordinansi-ordinansi, terutama baptisan orang percaya dan perjamuan kudus. Banyak gereja menjadi anggota denominasi-denominasi Kristen Injili serta menganut pengakuan iman dan tata tertib bersama, tanpa pandang otonomi gereja yang bersangkutan. Beberapa denominasi menjadi anggota persekutuan gereja tingkat nasional yang bernaung di bawah Aliansi Injili Sedunia. Beberapa denominasi Injili menerapkan tatanan keuskupan (episkopal) atau tatanan kepenatuaan (presbiterial). Meskipun demikian, bentuk penyelenggaraan gereja yang paling umum di dalam tradisi Injili adalah tatanan kejemaatan (kongregasional). Tatanan ini sangat lumrah diterapkan di kalangan gereja-gereja Injili non-denominasi. Jabatan-jabatan pelayanan yang lumrah dijumpai di dalam jemaat-jemaat Injili adalah gembala, penatua, diaken, penginjil, dan pemimpin pujian. Jabatan pelayanan uskup selaku penilik jemaat tingkat daerah atau nasional terdapat di dalam semua denominasi Kristen Injili, sekalipun disebut dengan istilah-istilah lain, misalnya sebutan "ketua sinode" atau "ketua sinode am". Perpecahan dan kontroversi Dewasa ini ada beraneka ragam kelompok umat Kristen, dengan beraneka ragam doktrin maupun tradisi. Kontroversi-kontroversi di antara berbagai cabang Kekristenan biasanya mencakup perbedaan-perbedaan penting dalam eklesiologi yang dianut masing-masing cabang. Denominasi Kristen Di dalam Kekristenan, denominasi merupakan istilah yang umum dipakai untuk menyebut badan keagamaan yang dapat dikenali lewat unsur-unsur seperti nama, struktur, kepemimpinan, atau doktrin bersama. Meskipun demikian, tiap-tiap badan keagamaan tersebut dapat saja menyebut diri dengan menggunakan istilah-istilah lain, misalnya "gereja" atau "persekutuan". Perpecahan yang memisahkan satu kelompok dari kelompok lain berpangkal dari doktrin dan kewenangan gereja. Isu-isu seperti kodrat Yesus, kewibawaan suksesi apostolik, eskatologi, dan keutamaan paus acap kali memisahkan satu denominasi dari denominasi lain. Rumpun-rumpun denominasi yang menganut akidah, amalan, dan keterkaitan sejarah disebut "cabang-cabang Kekristenan". Masing-masing kelompok umat Kristen berbeda-beda taraf pengakuannya terhadap satu sama lain. Beberapa kelompok mendaku sebagai satu-satunya ahli waris langsung dan sejati dari Gereja yang diasaskan Yesus Kristus pada abad pertama tarikh Masehi. Meskipun demikian, kelompok-kelompok lain meyakini denominasionalisme, di mana beberapa atau semua kelompok umat Kristen merupakan jemaat-jemaat yang sah dari satu agama yang sama, tanpa pandang label, akidah, dan amalan yang membeda-bedakan mereka. Lantaran konsep ini, sejumlah badan persekutuan umat Kristen menolak istilah "denominasi" untuk menyifatkan diri mereka, demi mengelak implikasi menyetarakan diri dengan jemaat-jemaat atau denominasi-denominasi lain. Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks Timur percaya bahwa istilah "satu" yang tercantum di dalam syahadat Nikea menyifatkan dan menjelaskan suatu lembaga kasatmata dan kesatuan doktrinal, bukan hanya secara geografis di seluruh dunia, melainkan juga secara historis di sepanjang sejarah. Bagi kedua Gereja ini, kesatuan adalah salah satu dari keempat ciri Gereja sejati yang dijabarkan di dalam syahadat, dan hakikat dari sebuah ciri adalah dapat dilihat. Dengan demikian Gereja yang jati diri dan akidahnya berbeda dari negara ke negara dan dari zaman ke zaman tidaklah "satu". Inilah sebabnya kedua-duanya tidak memandang diri sebagai suatu denominasi, tetapi sebagai Gereja yang pradenominasional. Bukan sebagai salah satu di antara komunitas-komunitas umat beriman, melainkan sebagai Gereja yang asali dan satu-satunya. Banyak teolog Kristen Baptis dan Kongregasional menerima makna "jemaat lokal" sebagai satu-satunya aplikasi yang sah dari istilah "gereja". Mereka mati-matian menolak gagasan Gereja semesta (katolik). Denominasi-denominasi tersebut berpendapat bahwa semua kata Yunani eklesia di dalam Perjanjian Baru adalah rujukan kepada suatu kelompok lokal tertentu atau gagasan niskala tentang "gereja", dan tidak pernah merujuk kepada suatu Gereja tunggal sejagat. Banyak umat Anglikan, Lutheran, Katolik Lama, dan Katolik Mandiri memandang kesatuan sebagai salah satu ciri kekatolikan, tetapi memandang kesatuan kelembagaan Gereja Katolik terejawantahkan di dalam kesamaan suksesi apostolik keuskupan-keuskupan mereka alih-alih di dalam kesamaan hierarki keuskupan atau kesamaan ritus-ritus. Umat Kristen Kalvinis berpendirian bahwa tiap-tiap orang yang dibenarkan oleh iman akan Injil yang dipercayakan kepada para rasul adalah anggota dari "Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik". Bertolak dari perspektif ini, kesatuan nyata dan kekudusan segenap gereja yang dilembagakan melalui para rasul belum tersingkap, dan untuk sementara waktu luas cakupan dan kesentosaan gereja di muka bumi terejawantahkan dengan tidak sempurna secara kasatmata. Gereja Lutheran–Sinode Missouri memaklumkan bahwa sesungguhnya Gereja hanya beranggotakan orang-orang yang mengimani Injil (yaitu pengampunan dosa berkat karya Kristus bagi semua orang), sekalipun mereka berada di dalam lembaga-lembaga persekutuan umat yang mengajarkan kekeliruan, tetapi tidak mencakup orang-orang yang tidak mengimani Injil, sekalipun mereka termasuk warga sebuah gereja atau memegang jabatan pengajar di gereja tersebut. Kekristenan sedunia Sejumlah sejarawan telah mencermati terjadinya suatu "pergeseran global" Kekristenan, dari agama yang lebih lazim dijumpai di Eropa dan Amerika menjadi agama yang lazim dijumpai di belahan bumi selatan. Istilah "Kekristenan sedunia" atau "Kekristenan global" berupaya menyampaikan hakikat global dari agama Kristen. Meskipun demikian, istilah tersebut kerap berfokus pada “Kekristenan non-Barat” yang “mencakup ragam-ragam (yang biasanya eksotis) agama Kristen di ‘belahan dunia selatan’, di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.” Kekristenan non-Barat juga mencakup ragam-ragam pribumi atau perantauan di Eropa Barat dan Amerika Utara. Perdebatan-perdebatan lain Perdebatan-perdebatan lain mencakup wacana-wacana berikut ini: "Kegerejaan" adalah istilah sindiran terhadap amalan-amalan Kekristenan yang dipandang lebih mengutamakan kebiasaan-kebiasaan hidup bergereja atau tradisi-tradisi kelembagaannya ketimbang ajaran-ajaran Yesus. Lantaran "kristus" diganti dengan "gereja", istilah "kekristenan" pun berubah menjadi "kegerejaan". Sebagian umat Protestan menggunakannya untuk menyifatkan golongan-golongan umat Kristen yang mereka anggap sudah mengalihkan perhatiannya dari Kristus kepada Gereja. Golongan lain, misalnya Gereja Ortodoks dan Gereja Katolik, memandang Kristus sebagai pusat, tetapi sekaligus mementingkan Gereja (extra Ecclesiam nulla salus) karena kemanunggalan yang padu antara Kristus dan Gereja dijabarkan di dalam nas-nas Alkitab semisal Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus (baca artikel Mempelai Kristus). Ada banyak opini tentang akhir nasib jiwa orang-orang yang bukan bagian dari suatu gereja kelembagaan tertentu. Maksudnya, warga suatu gereja tertentu mungkin saja percaya atau tidak percaya bahwa jiwa orang-orang di luar organisasi Gereja mereka dapat beroleh keselamatan atau akan diselamatkan. Pernah muncul perdebatan di kalangan Kristen Protestan mengenai benar tidaknya Gereja sesungguhnya adalah suatu lembaga surgawi yang bersatu padu, dengan menurunkan status lembaga-lembaga duniawi ke taraf sekunder. Baca juga Arsitektur Gereja Caturkona Chicago-Lambeth Daftar denominasi Kristen Daftar denominasi Kristen menurut jumlah anggota Daftar paus Gerakan Pemulihan Gereja Raya Gereja tinggi dan gereja rendah Imamat segenap umat beriman Inkulturasi Katolik Injili Kehadiran umat dalam peribadatan di gereja Kekristenan Jermani Kerajaan Allah Misiologi Oikumenisme Pemberkatan pascapersalinan Peran Gereja dalam memajukan peradaban umat manusia Unam sanctam Rujukan Kepustakaan University of Virginia: Dictionary of the History of Ideas: Christianity in History, temu balik tanggal 10 Mei 2007 University of Virginia: Dictionary of the History of Ideas: Church as an Institution, temu balik tanggal 10 Mei 2007 Christianity and the Roman Empire, Ancient History Romans, BBC Home, temu balik tanggal 10 Mei 2007 Orthodox Church, MSN Encarta, temu balik tanggal 10 Mei 2007 Katekismus Gereja Katolik Mark Gstohl, Theological Perspectives of the Reformation, The Magisterial Reformation, temu balik tanggal 10 Mei 2007 J. Faber, The Catholicity of the Belgic Confession, Spindle Works, The Canadian Reformed Magazine 18 (20–27 September, 4–11, 18 Oktober, 1, 8, November 1969)- Boise State University: History of the Crusades: The Fourth Crusade Konferensi Waligereja Katolik Amerika Serikat: PASAL 9 "AKU PERCAYA AKAN GEREJA KATOLIK YANG KUDUS": 830-831 : Memuat tafsir Katolik atas istilah katolik Kenneth D. Whitehead, Four Marks of the Church, EWTN Global Catholic Network Apostolic Succession, The Columbia Encyclopedia, Edisi ke-6. Mei 2001. Gerd Ludemann, Heretics: The Other Side of Early Christianity, Westminster John Knox Press, edisi Amerika pertama (Agustus 1996), , From Jesus to Christ: Maps, Archaeology, and Sources: Chronology, PBS, temu balik tanggal 19 Mei 2007 Bannerman, James, The Church of Christ: A treatise on the nature, powers, ordinances, discipline and government of the Christian Church, Still Waters Revival Books, Edmonton, Edisi Cetak Ulang May 1991, Edisi Pertama 1869. Grudem, Wayne, Systematic Theology: An Introduction to Biblical Doctrine, Inter-Varsity Press, Leicester, Inggris, 1994. Kuiper, R.B., The Glorious Body of Christ, The Banner of Truth Trust, Edinburgh, 1967 Mannion, Gerard & Mudge, Lewis (penyunting), The Routledge Companion to the Christian Church, 2007 Pranala luar Lumen gentium, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, Konsili Vatikan II Kekristenan versus Kegerejaan Gereja, sebuah definisi Protestan Struktur Gereja: Gereja-Gereja Perjanjian Baru versus Gereja-Gereja institusional dewasa ini Eklesia di situs web Christian Iconography Gereja Eklesiologi Gereja
4,112
798
https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi
Televisi
Televisi (serapan dari ; akronim: TV) adalah sebuah media telekomunikasi yang diciptakan dari sinar elektroda ciptaan John Mc. Graham dari Saththam Penggunaan kata "Televisi" sendiri juga dapat merujuk kepada "kotak televisi", "acara televisi", ataupun "transmisi televisi". Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi, teve ataupun tipi.) Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun 1930-an, dan sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan. Sejak 1970-an, kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray, juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk melihat materi siaran serta hasil rekaman. Dalam tahun-tahun terakhir, siaran televisi telah dapat diakses melalui Internet, misalnya melalui iPlayer dan Hulu. Walaupun terdapat bentuk televisi lain seperti televisi sirkuit tertutup, tetapi jenis televisi yang paling sering digunakan adalah televisi penyiaran, yang dibuat berdasarkan sistem penyiaran radio yang dikembangkan sekitar tahun 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkekuatan tinggi untuk memancarkan gelombang televisi ke penerima gelombang televisi. Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui gelombang radio VHF dan UHF dalam jalur frekuensi yang ditetapkan antara 54-890 megahertz. Kini gelombang TV juga sudah memancarkan jenis suara stereo ataupun bunyi keliling di banyak negara. Hingga tahun 2000, siaran TV dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi belakangan ini perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi penyiaran digital. Sebuah kotak televisi terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik didalamnya, termasuk di antaranya sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. Perangkat tampilan visual yang tidak memiliki perangkat penerima sinyal biasanya disebut sebagai monitor, bukannya televisi. Sebuah sistem televisi dapat dipakai dalam berbagai penggunaan teknologi seperti analog (PAL, NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupun definisi tinggi (HDTV). Sistem televisi kini juga digunakan untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri, dan pengarahan senjata, terutama untuk tempat-tempat yang biasanya terlalu berbahaya untuk diobservasi secara langsung. Televisi amatir (ham TV atau ATV) digunakan untuk kegiatan percobaan dan hiburan publik yang dijalankan oleh operator radio amatir. Stasiun TV amatir telah digunakan pada kawasan perkotaan sebelum kemunculan stasiun TV komersial. Televisi telah memainkan peran penting dalam sosialisasi abad ke-20 dan ke-21. Pada tahun 2010, iPlayer digunakan dalam aspek media sosial dalam bentuk layanan televisi internet, termasuk di antaranya adalah Facebook dan Twitter. Sejarah Sejarah awal Pada masa awal perkembangannya, televisi menggunakan gabungan teknologi optik, mekanik, dan elektronik untuk merekam, menampilkan, dan menyiarkan gambar visual. Bagaimanapun, pada awal 1930-an, sistem pertelevisian yang hanya menggunakan teknologi optik dan elektronik saja telah dikembangkan, di mana semua sistem televisi modern menerapkan teknologi ini. Walaupun sistem mekanik akhirnya tidak lagi digunakan, pengetahuan yang didapat dari pengembangan sistem elektromekanis sangatlah penting dalam pengembangan sistem televisi elektronik penuh. Gambar pertama yang berhasil dikirimkan secara elektrik adalah melalui mesin faksimile mekanik sederhana, (seperti pantelegraf) yang dikembangkan pada akhir abad ke-19. Konsep pengiriman gambar bergerak yang menggunakan daya elektrik pertama kali diuraikan pada 1887 sebagai "teleponoskop" (konsep gabungan telepon dan gambar bergerak), tidak lama setelah penemuan telepon. Pada saat itu, para penulis fiksi ilmiah telah membayangkan bahwa suatu hari nanti cahaya juga akan dapat dikirimkan melalui medium kabel, seperti halnya suara. Ide untuk menggunakan sistem pemindaian gambar untuk mengirim gambar pertama kali dipraktikkan pada 1890 menggunakan pantelegraf, yaitu menggunakan mekanisme pemindaian pendulum. Semenjak itu, berbagai teknik pemindaian gambar telah digunakan di hampir setiap teknologi pengiriman gambar, termasuk televisi. Inilah konsep yang bernama "perasteran", yaitu proses mengubah gambar visual menjadi arus gelombang elektrik. 1880-an: Cakram Nipkow Pada tahun 1884, Paul Gottlieb Nipkow, seorang mahasiswa berusia 23 tahun di Jerman, mematenkan sistem televisi elektromekanik yang menggunakan cakram Nipkow, sebuah cakram berputar dengan serangkaian lubang yang disusun secara spiral ke pusat cakaram yang digunakan dalam proses perasteran. Setiap lubang cakram diposisikan dengan selisih sudut yang sama agar dalam setiap putarannya cakram tersebut dapat meneruskan cahaya melalui setiap lubang hingga mengenai lapisan selenium peka cahaya yang menghasilkan denyut elektrik. Seiring dengan peletakan posisi gambar yang difokuskan dipusat cakram, setiap lubang akan memindai setiap "iris" horizontal dari keseluruhan gambar. Alat buatan Nipkow ini tidak benar-benar dapat dipraktikkan hingga adanya kemajuan dalam teknologi tabung penguat. Namun, alat tersebut hanya dapat memancarkan gambar "halftone" — dikarenakan lubang dengan posisi tertentu dengan ukuran berbeda-beda — melalui kabel telegraf atau telepon. Rancangan selanjutnya adalah menggunakan pemindai mirror-drum berputar sebagai perekam gambar dan tabung sinar katode (CRT) sebagai perangkat tampilan. Pada 1907, seorang ilmuwan Rusia, Boris Rosing, menjadi penemu pertama yang menggunakan CRT dalam perangkat penerima dari sistem televisi eksperimental. Dia menggunakan pemindai "mirror-drum" untuk mengirim gambar geometrik sederhana ke CRT. Namun, untuk merekam gambar bergerak masih tidak dapat dilakukan, karena kepekaan detektor selenium yang rendah. 1920-an: Penemuan John Logie Baird Penemu asal Skotlandia, John Logie Baird berhasil menunjukan cara pemancaran gambar-bayangan bergerak di London pada tahun 1925, diikuti gambar bergerak monokrom pada tahun 1926. Cakram pemindai Baird dapat menghasilkan gambar beresolusi 30 baris (cukup untuk memperlihatkan wajah manusia) dari lensa dengan spiral ganda. Demonstrasi oleh Baird ini telah disetujui secara umum oleh dunia sebagai demonstrasi televisi pertama, sekalipun televisi mekanik tidak lagi digunakan. Pada tahun 1927, Baird juga menemukan sistem rekaman video pertama di dunia, yaitu "Phonovision", yaitu dengan memodulasi sinyal output kamera TV-nya ke dalam kisaran jangkauan audio, dia dapat merekam sinyal tersebut pada cakram audio dengan menggunakan teknologi rekaman audio biasa. Hanya sedikit rekaman "Phonovision" Baird yang masih ada dan rekaman-rekaman yang masih bertahan tersebut kemudian diterjemahkan dan diproses menjadi gambar yang dapat dilihat pada 1990-an menggunakan teknologi pemrosesan-sinyal digital. Pada 1926, seorang insinyur Hungaria, Kálmán Tihanyi, merancang sistem televisi dengan perangkat pemindaian dan tampilan yang sepenuhnya elektronik, dan menggunakan prinsip "penyimpanan isi" di dalam tabung pemindai (atau "kamera"). Pada 1927, seorang penemu Rusia, Léon Theremin, mengembangkan sistem televisi dengan mirror-drum yang menggunakan sistem "video terjalin" untuk menghasilkan resolusi gambar 100 baris. Pada tahun yang sama, Herbert E. Ives dari Bell Labs berhasil mengirimkan gambar bergerak dari sebuah cakram 50-tingkap yang menghasilkan 16 gambar per menit melalui medium kabel dari Washington, D.C. ke New York City, dan juga melalui gelombang radio dari Whippany, New Jersey. Ives menggunakan layar penayang sebesar 24 x 30 inci (60 x 75 cm). Subjek rekamannya termasuk salah satunya Sekretaris Perdagangan Amerika saat itu, Herbert Hoover. Pada tahun yang sama pula, Philo Farnsworth berhasil membuat sistem televisi pertama di dunia dengan pemindai elektronik pada kedua perangkat tampilan dan pickup, di mana temuannya ini pertama kali ia demonstrasikan di depan media pers pada 1 September 1928. 1930-an: Penyebaran dan penerimaan masyarakat Pada tahun 1936, untuk pertama kalinya olimpiade Berlin disiarkan ke stasiun televisi di Berlin dan Leipzig di mana masyarakat umum dapat menyaksikan setiap perlombaan langsung. Pada masa awal televisi, kotak televisi elektromekanik mulai secara komersial dijual dari tahun 1928 hingga 1934 di Inggris, Amerika Serikat, dan Rusia. Televisi komersial pertama dijual oleh Baird di Britania Raya pada tahun 1928 dalam bentuk penerima radio ditambah dengan komponen-komponen seperti tabung neon di belakang cakram Nipkow yang menghasilkan gambar kemerahan berukuran sebesar perangko pos yang dapat diperbesarkan lagi menggunakan lensa pembesar. "Televisor" ciptaan Baird ini juga dapat digunakan tanpa radio. Televisor yang dijual pada tahun 1930–1933 merupakan pemasaran televisi masal yang pertama. Kira-kira 1.000 unit Televisor berhasil dijual. Kotak televisi elektronik komersial pertama dengan tabung sinar katode diproduksi oleh Telefunken di Jerman pada 1934, diikuti oleh produsen elektronik yang lain di Prancis (1936), Britania Raya (1936), dan Amerika Serikat (1938). Pada tahun 1936, Kálmán Tihanyi menerangkan prinsip televisi plasma, yaitu sistem panel datar yang pertama. Pada tahun 1938 di Amerika, televisi berukuran dijual seharga 125 USD (setara dengan 1.863 USD pada tahun 2007.) Model termurah televisi berukuran adalah seharga $445 (setara dengan $6.633 per 2007). Kira-kira sebanyak 19.000 unit televisi elektronik telah diproduksi di Britania, 1.600 unit di Jerman, dan 8.000 unit di Amerika, sebelum akhirnya War Production Board terpaksa menghentikan produksi TV pada April 1942 karena pecahnya Perang Dunia II. Penggunaan TV di Amerika Serikat meningkat kembali pasca Perang Dunia II setelah produksi TV diizinkan kembali pada Agustus 1945. Pasca perang, jumlah pemilik TV di Amerika meningkat sekitar 0,5% pada tahun 1946, lalu naik 55,7% pada tahun 1954, dan naik sampai 90% pada tahun 1962. Di Britania, jumlah pemilik TV meningkat dari 15.000 pada tahun 1947, lalu 1,4 juta pada tahun 1952, hingga 15,1 juta pada tahun 1968. Komponen kotak televisi Secara umum cara kerja kotak TV berawal dari antena yang menerima input frekuensi radio (RF) berupa frekuensi VHF dan UHF yang kerjanya diatur oleh tuner dan pencari gelombang, selanjutnya sinyal diolah dan dipisahkan antara gambar dan suara, sementara gambar diolah oleh tabung katode dan diteruskan ke layar, sinyal suara diproses untuk dipecah menjadi stereo, untuk kemudian diumpan ke penguat akhir dan speaker. Perangkat output gambar televisi saat ini menggunakan berbagai teknologi penampil seperti CRT, LCD, Plasma, DLP, maupun OLED. Sedangkan untuk terminal input tambahan bagi peranti keras lain, unit televisi juga dilengkapi dangan terminal input untuk DVD player, konsol permainan video dan alat pendengar personal. Terminal input lain yang juga kerap dijumpai termasuk RCA, mini-DIN, HDMI, SCART, dan D-terminal. Ada juga yang dilengkapi input untuk perekaman suara dan gambar dari acara TV. Sebagian unit TV mewah dilengkapi dengan port Eternet untuk menerima data dari Internet, seperti nilai saham, cuaca, ataupun berita. Seluruh unit TV yang diproduksi sejak awal 1980-an juga dilengkapi dengan remote control inframerah untuk mengontrol saluran siaran, suara, kecerahan, kontras, warna, dll. Sistem Penyiaran Televisi Terestrial Program disiarkan oleh stasiun televisi, kadang-kadang disebut "saluran", karena stasiun-stasiun ini mendapatkan lisensi dari pemerintah mereka untuk melakukan siaran hanya melalui saluran-saluran yang ditetapkan dalam gelombang televisi. Awalnya, siaran terestrial adalah satu-satunya cara televisi bisa didistribusikan secara luas, dan karena lebar pita terbatas, artinya hanya ada sejumlah kecil saluran yang tersedia, regulasi pemerintah adalah norma. Di Amerika Serikat, Komisi Komunikasi Federal (FCC) memungkinkan stasiun-stasiun untuk menyiarkan iklan mulai bulan Juli 1941, tetapi memerlukan komitmen dalam penyiaran layanan publik sebagai syarat untuk mendapatkan lisensi. Sebaliknya, Inggris Raya memilih jalur yang berbeda, dengan memberlakukan lisensi televisi kepada pemilik peralatan penerimaan televisi untuk mendanai British Broadcasting Corporation (BBC), yang memiliki layanan publik sebagai bagian dari Piagam Kerajaannya. WRGB mengklaim sebagai stasiun televisi tertua di dunia, mengikuti jejaknya hingga stasiun eksperimental yang didirikan pada tanggal 13 Januari 1928, dengan siaran dari pabrik General Electric di Schenectady, NY, dengan kode panggil W2XB. Stasiun ini secara populer dikenal sebagai "WGY Television" setelah stasiun radio saudaranya. Kemudian pada tahun 1928, General Electric memulai fasilitas kedua, yang berlokasi di New York City, dengan kode panggil W2XBS dan saat ini dikenal sebagai WNBC. Kedua stasiun ini bersifat eksperimental dan tidak memiliki program reguler, karena penerima dioperasikan oleh insinyur-insinyur di dalam perusahaan. Gambar boneka Felix the Cat yang berputar di atas piringan dipancarkan selama 2 jam setiap hari selama beberapa tahun saat teknologi baru diuji oleh para insinyur. Pada tanggal 2 November 1936, BBC mulai mengirimkan layanan definisi tinggi reguler publik pertama di dunia dari Alexandra Palace di utara London. Oleh karena itu, stasiun ini mengklaim sebagai tempat lahirnya penyiaran televisi seperti yang kita kenal sekarang. Dengan adopsi luas kabel di seluruh Amerika Serikat pada tahun 1970-an dan 1980-an, siaran televisi terestrial mengalami penurunan; pada tahun 2013, diperkirakan sekitar 7% rumah tangga di AS menggunakan antena.<ref>"CEA Study Says Seven Percent of TV Households Use Antennas", '"TVTechnology, 30 Juli 2013 </ref> Peningkatan kecil dalam penggunaan dimulai sekitar tahun 2010 karena beralih ke siaran televisi terestrial digital, yang menawarkan kualitas gambar yang sangat baik di wilayah yang sangat luas, dan menawarkan alternatif bagi televisi kabel (CATV) untuk cord cutters. Semua negara lain di seluruh dunia juga dalam proses untuk menonaktifkan televisi terestrial analog atau beralih ke televisi terestrial digital. Televisi Kabel Televisi kabel adalah sistem penyiaran program televisi kepada pelanggan berbayar melalui sinyal frekuensi radio (RF) yang dikirimkan melalui kabel koaksial atau sinyal cahaya melalui kabel fiber optik. Ini berbeda dengan televisi terestrial tradisional, di mana sinyal televisi disiarkan melalui udara melalui gelombang radio dan diterima oleh antena televisi yang terpasang pada televisi. Pada tahun 2000-an, pemrograman radio FM, Internet berkecepatan tinggi, layanan telepon, dan layanan non-televisi serupa juga dapat disediakan melalui kabel-kabel ini. Singkatan CATV kadang-kadang digunakan untuk televisi kabel di Amerika Serikat. Awalnya, singkatan ini adalah singkatan dari Community Access Television atau Community Antenna Television, berasal dari awal televisi kabel pada tahun 1948: di daerah-daerah di mana penerimaan siaran lewat udara terbatas oleh jarak dari pemancar atau medan berbukit, "antena komunitas" besar dibangun, dan kabel dijalankan dari antena tersebut ke rumah-rumah individu. Televisi Satelit Televisi satelit adalah sistem penyediaan program televisi menggunakan sinyal siaran yang diteruskan dari satelit komunikasi. Sinyal-sinyal ini diterima melalui antena reflektor parabola luar ruangan biasanya disebut sebagai parabola satelit dan low-noise block downconverter (LNB). Penerima satelit kemudian menguraikan program televisi yang diinginkan untuk ditampilkan pada televisi. Penerima dapat berupa set-top box eksternal, atau tuner televisi yang sudah tertanam. Televisi satelit menyediakan berbagai saluran dan layanan, terutama untuk daerah-daerah geografis yang tidak memiliki televisi terestrial atau televisi kabel. Metode penerimaan yang paling umum adalah televisi satelit langsung (DBSTV), juga dikenal sebagai "direct to home" (DTH). Dalam sistem DBSTV, sinyal-sinyal diteruskan dari satelit siaran langsung pada panjang gelombang Ku dan sepenuhnya digital. Sistem televisi satelit sebelumnya menggunakan sistem yang dikenal sebagai televisi hanya penerimaan. Sistem-sistem ini menerima sinyal analog yang dipancarkan pada spektrum C-band dari satelit-satelit tipe FSS, dan memerlukan penggunaan parabola besar. Oleh karena itu, sistem-sistem ini dijuluki sebagai sistem "parabola besar" dan lebih mahal serta kurang populer. Sinyal televisi satelit siaran langsung awalnya adalah sinyal analog dan kemudian menjadi sinyal digital, yang keduanya memerlukan penerima yang kompatibel. Sinyal digital dapat mencakup televisi definisi tinggi (HDTV). Beberapa transmisi dan saluran adalah bebas siaran atau bebas tayangan, sementara banyak saluran lainnya adalah televisi berbayar yang memerlukan langganan. Pada tahun 1945, penulis fiksi ilmiah asal Inggris, Arthur C. Clarke, mengusulkan sistem komunikasi global yang akan berfungsi melalui tiga satelit yang ditempatkan dengan jarak yang sama di orbit bumi. Ini dipublikasikan dalam edisi Oktober 1945 dari majalah Wireless World dan membuatnya memenangkan Medali Stuart Ballantine dari Franklin Institute pada tahun 1963. Sinyal televisi satelit pertama dari Eropa ke Amerika Utara diteruskan melalui satelit Telstar di atas Samudera Atlantik pada tanggal 23 Juli 1962. Sinyal tersebut diterima dan disiarkan di negara-negara Amerika Utara dan Eropa dan ditonton oleh lebih dari 100 juta orang. Diluncurkan pada tahun 1962, satelit Relay 1 adalah satelit pertama yang mengirimkan sinyal televisi dari Amerika Serikat ke Jepang. Satelit komunikasi geosinkronus pertama, Syncom 2, diluncurkan pada tanggal 26 Juli 1963. Satelit komunikasi komersial pertama di dunia, yang disebut Intelsat I dan dijuluki "Early Bird", diluncurkan ke orbit geosinkronus pada tanggal 6 April 1965. Jaringan nasional pertama dari satelit televisi, yang disebut Orbita, dibuat oleh Uni Soviet pada bulan Oktober 1967, dan didasarkan pada prinsip penggunaan satelit Molniya yang sangat elips untuk melakukan rebroadcast dan mengirimkan sinyal televisi ke stasiun downlink darat. Satelit komersial pertama di Amerika Utara yang membawa transmisi televisi adalah Anik 1 dari Kanada, yang diluncurkan pada tanggal 9 November 1972. ATS-6, satelit eksperimental pendidikan dan Satelit Siaran Langsung (DBS) pertama di dunia, diluncurkan pada tanggal 30 Mei 1974. Satelit ini menyiarkan pada 860 MHz menggunakan modulasi FM lebar dan memiliki dua saluran suara. Transmisi tersebut difokuskan pada subbenua India tetapi para eksperimen dapat menerima sinyal tersebut di Eropa Barat dengan menggunakan peralatan yang dibuat sendiri yang mengambil teknik desain televisi UHF yang sudah digunakan. Satelit geosinkronus Soviet pertama dalam serangkaian satelit untuk membawa televisi Direct-To-Home (DTH), Ekran 1, diluncurkan pada tanggal 26 Oktober 1976. Satelit ini menggunakan frekuensi downlink UHF 714 MHz sehingga transmisi dapat diterima dengan teknologi televisi UHF yang sudah ada daripada teknologi microwave. Televisi Internet Televisi Internet (Internet TV) (atau televisi daring) adalah distribusi digital konten televisi melalui Internet sebagai alternatif dari sistem tradisional seperti terestrial, kabel, dan satelit, meskipun Internet itu sendiri diterima melalui metode terestrial, kabel, atau satelit. Televisi Internet adalah istilah umum yang mencakup pengiriman seri televisi dan konten video lainnya melalui Internet dengan teknologi streaming video, biasanya oleh penyiar televisi tradisional besar. Televisi Internet sebaiknya tidak bingung dengan Smart TV, IPTV, atau Web TV. Smart TV mengacu pada televisi yang memiliki sistem operasi bawaan. Televisi Protokol Internet (IPTV) adalah salah satu standar teknologi televisi Internet yang sedang berkembang untuk digunakan oleh jaringan televisi. Web television adalah istilah yang digunakan untuk program-program yang dibuat oleh berbagai perusahaan dan individu untuk disiarkan melalui televisi Internet. Penyiaran dan konten pada televisi Acara Terdapat berbagai cara untuk menyiarkan konten TV yang dapat disiarkan untuk umum. Setelah diproduksi, langkah selanjutnya adalah memasarkan dan menjualnya kepada pasar manapun yang ingin membelinya. Hal ini secara tipikal terbagi dalam dua tingkatan: Tayangan Pertama atau Tayangan Perdana — sebuah badan produksi menghasilkan acara yang terdiri dari satu atau beberapa episode yang kemudian ditayangkan dalam sebuah stasiun atau jaringan televisi yang telah membayar untuk produksi itu sendiri ataupun telah menerima lisensi acara tersebut dari produser aslinya. Sindikasi penyiaran — istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan penggunaan acara selanjutnya (setelah tayangan pertama). Hal ini tidak saja mengatur tayangan lanjutan di negara yang sama (dengan tayang perdananya), tetapi juga penggunaan internasional yang mungkin sudah tidak lagi diurus dan berhubungan oleh produser aslinya. Pada umumnya, organisasi lain (stasiun televisi ataupun individu) akan terikat dalam melakukan sindikasi, dalam kata lain, mereka hanya dapat menjual suatu acara ke suatu pasar secara legal dengan adanya kontrak dengan pemegang hak cipta, pada umumnya adalah produser. Pembiayaan Cara pembiayaan penyiaran televisi di seluruh dunia secara spesifik berbeda-beda. Namun pada dasarnya, konsep pembiayaan yang digunakan adalah sama, yaitu dari pengiklanan, pelisensian (cukai), langganan, dan sebagainya. Secara global, sumber pendapatan stasiun TV berkisar antara 45—50% dari pengiklanan, 40—45% dari biaya langganan, dan 10% dari pembiayaan swasta.OFCOM's Global TV Market Report 2009 International Television Expert Group Bagi saluran TV berlangganan, demi melindungi pendapatan, biasanya mereka melakukan enkripsi sinyal untuk memastikan bahwa hanya orang-orang yang berlangganan saja yang dapat melakukan dekripsi dan melihat siaran mereka. Sedangkan untuk saluran TV tanpa enkripsi disebut sebagai siaran gratis (en: free to air / FTA). Pengiklanan Penyiaran yang luas membuat televisi menjadi media yang amat menarik bagi para pengiklan. Kebanyakan jaringan dan stasiun televisi menjual beberapa bagian waktu penyiaran kepada pengiklan atau sponsor untuk membiayai jaringan siaran mereka. Harga pengiklanan setiap jaringan berbeda-beda untuk setiap blok waktunya, tergantung dari rating (larisnya acara) yang dimiliki oleh suatu acara yang dihitung melalui survei setiap hari. Cukai dan lisensi Di beberapa negara, layanan televisi dibiayai dengan menggunakan sebuah lisensi televisi atau sejenis cukai yang membuat peran iklan dalam pembiayaan menjadi kecil atau bahkan tidak ada. Sebagai contoh, beberapa saluran TV yang sedikit menggunakan iklan atau bahkan tidak sama sekali adalah ABC (Australia), NHK (Jepang), BBC (Inggris), dsb. BBC Inggris tidak menyiarkan iklan pada salurannya di Britania Raya, tetapi mereka dibiayai dari lisensi tahunan yang dibayar oleh semua pemirsa. Iuran lisensi ini ditetapkan oleh pemerintah, tetapi BBC tidak bertanggungjawab kepada pemerintah atau dikontrol oleh pemerintah. Dua saluran utama jaringan BBC ditonton oleh lebih kurang 90% warga Inggris setiap minggu dan menguasai 27% jumlah tontonan keseluruhan, meskipun 85% rumah tangga menerima berbagai saluran, dengan 42% di antaranya menerima sekitar 200 saluran gratis via satelit dan 43% lagi menerima lebih dari 30 saluran melalui layanan Freeview. Lisensi yang membiayai tujuh saluran TV BBC yang bebas iklan kini seharga £139.50 per tahun (setara USD 215). Ketika suatu acara olahraga yang sama disiarkan di BBC dan saluran swasta, BBC selalu berhasil mencatat jumlah penonton terbanyak, menandakan bahwa para penonton lebih suka menonton TV tanpa gangguan dari iklan. ABC Australia tidak menyiarkan iklan sama sekali (kecuali sebagai materi promo internal) karena telah dilarang dalam Akta ABC 1983. ABC menerima dana pembiayaan dari Pemerintah Australia setiap tiga tahun sekali. Pada Anggaran Belanja Australia 2008/09, ABC menerima $ 822,67 juta. Dana tersebut digunakan untuk seluruh operasional Jaringan Televisi ABC, termasuk radio, online, dan Produksi Internasional. Jaringan ABC juga memperoleh keuntungan dari toko-toko ABC Shop di seluruh negara Australia. Meski dibiayai oleh Pemerintah Australia, kemerdekaan editorial ABC dijamin di bawah hukum. Di Prancis dan Irlandia, saluran-saluran yang dibiayai pemerintah tetap dapat menyiarkan iklan, tetapi semua yang memiliki TV harus membayar pajak cukai tahunan (la redevance audiovisuelle). Di Jepang, Jaringan NHK dibiayai oleh cukai lisensi (dikenal di Jepang sebagai ). Terdapat undang-undang yang menetapkan bahwa setiap televisi yang menerima siaran NHK diharuskan membayar pajak. Besarnya pajak telah ditetapkan, dengan diskon untuk pekerja kantor dan siswa sekolah, termasuk diskon umum untuk penduduk di Daerah Administrasi Okinawa. TV berlangganan Sebagian saluran TV dibiayai oleh pelanggan, oleh karena itu sinyal siaran akan dipancarkan dengan enkripsi untuk memastikan bahwa hanya pelanggan yang membayar yang dapat menikmati siaran Stasiun TV tersebut. Namun, kebanyakan layanan TV berlangganan juga didanai oleh iklan. Genre Genre televisi mencangkup bermacam jenis acara yang bertujuan untuk menghibur, memberi pengetahuan, serta mendidik para penonton. Genre hiburan dengan biaya produksi paling mahal biasanya adalah drama dan mini seri. Di antara genre-genre hiburan yang paling diminati adalah acara dengan genre action seperti yang melibatkan polisi, kriminal, detektif, horor, maupun thriller. Terdapat pula ragam genre drama non-aksi seperti opera sabun. Tontonan fiksi ilmiah dapat tergolong dalam kategori aksi maupun drama, tergantung apakan lebih menonjolkan sisi filosofikal atau sisi petualangan. Komedi juga merupakan jenis tontonan populer, termasuk Sitkom (sitkom) dan animasi acara dewasa seperti Family Guy. Acara hiburan yang lebih murah antara lain termasuk acara kuis, wawancara, atraksi, dan realitas. Acara kuis menampilkan para peserta memperebutkan hadiah dengan menjawab beberapa soal maupun menyelesaikan teka-teki. Acara wawancara menampilkan wawancara maupun bincang-bincang bersama tokoh-tokoh terkenal seperti artis hiburan, politikus, pengusaha, dll. Acara atraksi menampilkan berbagai hiburan seperti pemain musik, pelawak, tukang sulap, dll. Ada juga acara campuran genre wawancara dan atraksi, terutama acara wawancara tersohor di mana adanya tambahan hiburan di antara segmen-segmen wawancara. Acara realitas memperlihatkan orang-orang biasa (bukan aktor) yang menghadapi tantangan atau pengalaman yang luar biasa, bersaing mendapatkan gelar juara (Akademi Fantasia), dikerjain (Just For Laughs Gags), atau merasakan kehidupan orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan (Jika Aku Menjadi...). Ada juga jenis acara realitas yang mempertontonkan kehidupan sehari-hari seorang artis (Gugu Gaga Erra) atau artis yang melakukan pekerjaan seperti pada umumnya orang biasa (The Simple Life). Dampak sosial Dampak bagi anak-anak Sejak akhir 1990-an, semakin banyak orang tua yang mengizinkan bayinya menonton televisi seiring dengan semakin banyaknya produk DVD yang diiklankan dapat membantu perkembangan bahasa dan kognitif bayi. Namun, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa menonton televisi sejak usia dini dapat meningkatkan perkembangan berbahasa anak. Sebaliknya, bukti ilmiah menunjukkan bahwa bayi yang menonton DVD semacam itu memiliki kemampuan berbahasa yang lebih rendah. Selain itu, bila kemampuan anak mengenal huruf dan angka diukur pada usia sekolah, anak yang menonton televisi sebelum berusia 3 tahun memiliki skor yang lebih rendah daripada anak yang tidak menonton televisi sebelum berusia 3 tahun. Demikian pula, semakin banyak anak menonton televisi sebelum usia 3 tahun, semakin tinggi kemungkinannya mengalami masalah perhatian pada usia 7 tahun. Sebaliknya, menonton acara televisi yang berkualitas dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia prasekolah. Acara televisi yang paling banyak diteliti ialah Sesame Street yang menunjukkan efek positif untuk pembelajaran bahasa bila ditonton anak usia 3–5 tahun. Sebagai perbandingan, penelitian menunjukkan bahwa acara televisi tanpa maksud pendidikan—seperti film kartun pada umumnya—tidaklah berhubungan dengan peningkatan kemampuan berbahasa. Setelah remaja, anak-anak yang pada usia prasekolah biasa menonton Sesame Street ternyata meraih nilai pelajaran yang lebih tinggi, lebih banyak membaca buku, dan lebih bermotivasi untuk meraih prestasi dibandingkan dengan remaja yang pada saat berusia prasekolah tidak menonton acara tersebut. Melalui televisi, anak-anak dan remaja juga dapat belajar mengenai perilaku antikekerasan, empati, toleransi kepada orang dari ras atau etnis lain, dan rasa hormat kepada orang yang lebih tua. Informasi mendidik juga dapat diselipkan dalam program yang populer bagi remaja, misalnya pendidikan mengenai kontrasepsi yang berhasil dilakukan melalui salah satu episode serial televisi Amerika Serikat, Friends. Namun, menonton televisi juga berpotensi memberikan dampak negatif bagi anak-anak dan remaja, seperti perilaku agresif, penyalahgunaan zat, aktivitas seksual yang berisiko, obesitas, gangguan pola makan, dan menurunnya prestasi di sekolah. Bila di dalam kamar anak terdapat televisi, risiko anak mengalami kelebihan berat badan dan kemungkinan anak merokok meningkat, anak menjadi kurang membaca dan melakukan hobi lainnya, serta waktu tidur anak berkurang. Pada tahun 2001, Akademi Dokter Anak Amerika merekomendasikan sejumlah hal untuk mengatasi potensi dampak negatif televisi bagi anak-anak dan remaja, termasuk mengeluarkan televisi dari kamar anak, menghindarkan tontonan televisi dari anak berusia di bawah 2 tahun, serta mendorong orang tua untuk menemani anak menonton televisi dan memantau program televisi yang ditonton anak-anak agar informatif, mendidik, dan tidak berisi kekerasan. Dampak kesehatan Karena berkaitan dengan perilaku menetap (sedentary behavior'') seperti duduk dan berbaring dalam waktu lama tanpa mengeluarkan energi, terlalu banyak menonton televisi ditengarai berdampak negatif bagi kesehatan. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa menonton televisi dalam waktu lama berasosiasi dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi, tingkat kebugaran yang lebih rendah, dan tingkat kolesterol darah yang lebih tinggi. Semakin banyak seseorang menonton televisi pada saat masih anak-anak, semakin tinggi kemungkinannya untuk mengalami obesitas pada saat dewasa. Menonton televisi dan perilaku menetap lainnya juga berasosiasi dengan semakin tingginya risiko kanker kolorektal, endometrial, ovarium, dan prostat serta risiko penyakit kardiovaskular. Lihat pula Daftar saluran televisi Stasiun televisi Televisi Internet Referensi Pranala luar A History of Television at the Canada Science and Technology Museum The Encyclopedia of Television at the Museum of Broadcast Communications The Evolution of TV, A Brief History of TV Technology in Japan NHK Television's History — The First 75 Years Worldwide Television Standards Ensiklokamus Pengetahuan Teknologi: Televisi secara ringkas Peralatan telekomunikasi Perangkat keras video
4,194
799
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar%20stasiun%20televisi%20di%20Indonesia
Daftar stasiun televisi di Indonesia
Berikut ini adalah daftar jaringan dan stasiun televisi di Indonesia. Sejak berdirinya TVRI pada 1962, hingga 27 tahun setelah berdirinya TVRI, penduduk Indonesia hanya bisa menyaksikan satu saluran televisi saja. Namun pada tahun 1989, Pemerintah akhirnya mengizinkan RCTI sebagai stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, meski hanya penduduk yang mempunyai dekoder yang dapat menyaksikan RCTI, walaupun pada akhirnya dibuka untuk masyarakat mulai tanggal 24 Agustus 1990. Televisi swasta (selain TPI/MNCTV) mulai mengudara secara nasional pada 24 Agustus 1993. Televisi siaran gratis Berikut adalah jaringan dan stasiun televisi siaran gratis di Indonesia. Terestrial Berikut adalah jaringan dan stasiun televisi siaran gratis yang salurannya dapat ditangkap melalui antena UHF/VHF (terestrial). Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, izin penyelenggaraan siaran televisi swasta terestrial yang dikeluarkan hanyalah untuk stasiun televisi lokal. Stasiun televisi yang ingin melakukan siaran nasional harus melakukan siaran berjaringan antarstasiun televisi lokal. Sebagian besar di antaranya melakukan siaran di terestrial analog dan digital sekaligus, sebagai bagian dari transisi sistem siaran dari analog ke digital. Seluruh siaran terestrial analog di Indonesia dihentikan secara bertahap mulai 30 April 2022 dan dimatikan sepenuhnya pada tanggal 12 Agustus 2023. Jaringan Berikut ini daftar jaringan televisi di Indonesia menurut tanggal awal siaran dan pemilik; baik komersial maupun nonkomersial, juga baik yang jangkauan siarannya mencakup seluruh provinsi di Indonesia atau hanya di beberapa wilayah saja. Sebagian dari jaringan televisi tersebut sebelumnya diterima di siaran terestrial analog. Catatan: Bidang berwarna biru () merupakan saluran televisi publik (Lihat: Lembaga Penyiaran Publik). Kecuali dikutip, beberapa data jumlah stasiun anggota/pemancar bersumber dari artikel masing-masing jaringan di Wikipedia tanpa referensi. Kelompok stasiun televisi Berikut ini kelompok media (seluruhnya swasta) yang beranggotakan stasiun-stasiun televisi lokal, namun tidak menyiarkan acara bersama dalam waktu yang sama/secara simultan seperti halnya jaringan televisi. Stasiun Stasiun televisi lokal di Indonesia terbagi menjadi stasiun televisi publik lokal (sebagai Lembaga Penyiaran Publik Lokal atau LPPL), stasiun televisi swasta lokal, dan stasiun televisi komunitas. Aceh Bali Bangka Belitung Banten Bengkulu DKI Jakarta DI Yogyakarta Gorontalo Jambi Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kepulauan Riau Lampung Maluku Maluku Utara Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Papua Papua Barat Papua Barat Daya Papua Pegunungan Papua Selatan Papua Tengah Riau Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan Sumatera Utara Satelit Selain sistem terestrial, di Indonesia juga banyak stasiun televisi yang disiarkan melalui satelit dan hanya dapat ditangkap dengan menggunakan antena parabola. Hampir seluruh siaran terestrial, baik dari jaringan televisi nasional maupun beberapa stasiun televisi lokal, juga disiarkan melalui satelit dan dapat ditangkap melalui antena parabola. Berikut ini adalah saluran televisi siaran gratis yang disiarkan melalui sistem satelit. Televisi non-swasta Catatan: Bidang berwarna biru () merupakan saluran televisi publik (Lihat: Lembaga Penyiaran Publik). Televisi swasta Sumber: Televisi berlangganan Televisi berlangganan di Indonesia hanya dapat ditangkap dengan alat penerima tertentu (receiver/decoder) melalui satelit, kabel, atau terestrial. Berikut adalah daftar saluran televisi berlangganan di Indonesia. Umum Berikut ini adalah saluran yang ditujukan untuk pasar Indonesia dan tersedia di lebih dari satu penyedia layanan televisi berlangganan. Premium/Eksklusif Berikut ini adalah saluran yang tersedia secara eksklusif (in-house) di satu penyedia berbayar atau lebih dari satu penyedia dengan kepemilikan yang sama. MNC Channels Tersedia di MNC Vision, MNC Play, dan K-Vision. Besmart Celebrities TV Ent IDX Channel Kids TV Life Music TV Muslim TV OKTV Okezone TV Sindonews TV Soccer Channel Sportstars Vision Prime K-Vision Channel Dangdut Indonesia (CDI) Music Information Channel (MCI) On Channel Transvision !nsert BALAP Bioskop Indonesia Dunia Anak Dunia Lain Eat & Go Golf+ Historical Sports ID.Cyclist Jendela Khazanah Lingua Channel Musik Indonesia Nusantara SERU! Channel IndiHome TV Chinese Drama iKonser (juga tersedia di aplikasi iKonser untuk bukan pelanggan IndiHome TV) IndiKids Usee Prime Usee Sports First Media BeritaSatu World First Adventure First Atmos First Football (sebelumnya BeritaSatu Sports) First Lifestyle First Warriors Nex Parabola Champions TV Citra Bioskop Citra Culinary & Travel Citra Dangdut Citra Drama Citra Drama+ Citra Entertainment Citra Muslim PET TV Voli TV Biznet Home B Adventure B Kids B Lifestyle Televisi internet Berikut ini sebagian saluran televisi internet di Indonesia. Saluran berikut merupakan saluran yang dapat ditonton secara gratis hanya melalui penyedia televisi internet (selain YouTube). Untuk saluran televisi internet berlangganan, lihat Daftar stasiun televisi berlangganan di Indonesia. Catatan: Bidang berwarna biru () merupakan saluran televisi publik (Lihat: Lembaga Penyiaran Publik). Telah ditutup Daftar ini termasuk nama-nama jaringan/stasiun/saluran yang tutup secara permanen, atau digantikan dengan nama baru yang secara formal tidak mengakui eksistensi nama sebelumnya. Lihat pula Televisi di Indonesia Sistem televisi berjaringan di Indonesia Daftar stasiun radio di Indonesia Catatan kaki Referensi Pranala luar Stasiun TV di Indonesia Jadwal Acara TV Hari Ini Live Streaming Nonton TV Online Indonesia | Vidio Live Streaming TV Online Indonesia | UseeTV Telkom 4 at 108.0°E - Lyngsat Televisi
795
805
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanda%20Nomor%20Kendaraan%20Bermotor%20Indonesia
Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Indonesia
Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) atau juga sering disebut pelat nomor atau nopol (singkatan dari nomor polisi) adalah pelat aluminium tanda nomor kendaraan bermotor di Indonesia yang telah didaftarkan pada Kantor Bersama Samsat. Di bawah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009, TNKB beserta STNK dan juga BPKB, merupakan bagian dari registrasi dan identifikasi kendaraan (Regident), serta bukti kepemilikan kendaraan bermotor yang sah. Pelat nomor Indonesia dikeluarkan oleh Korps Lalu Lintas (Korlantas Polri), memiliki lambang dan juga tulisan "Korlantas Polri" sebagai tanda pengaman. Pelat nomor yang tidak dikeluarkan oleh Korlantas Polri dianggap tidak sah dan penggunanya dapat dikenakan tilang. Setiap jenis kendaraan memiliki warna pelat nomor yang disesuaikan dengan fungsinya. Kendaraan pribadi, menggunakan pelat nomor warna hitam dengan tulisan putih. Kendaraan dinas menggunakan warna merah dengan tulisan putih, sedangkan kendaraan umum menggunakan warna kuning dengan tulisan putih. Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2021, kendaraan pribadi secara bertahap menggunakan pelat warna putih dengan tulisan hitam. Penggunaan tanda nomor kendaraan bermotor di Indonesia, terutama di Jawa, merupakan warisan sejak zaman Hindia Belanda, yang menggunakan kode wilayah berdasarkan pembagian wilayah keresidenan. Di luar Jawa, pembagian kode wilayah dilakukan baik menurut keresidenan, kewilayahan, maupun provinsi. Sebagai contoh, kode pelat nomor BL berlaku di seluruh Aceh, tetapi Sulawesi Selatan menggunakan tiga kode wilayah yang berbeda: DP, DD, dan DW. Ada beberapa daerah yang mewajibkan Regident untuk kendaraan tidak bermotor. Sebagai contoh, Yogyakarta meregistrasi becak dengan kode wilayah YB. Regident ini dikelola oleh pemerintah daerah tetapi tidak dikelola oleh Korlantas. Sejarah Pelat nomor mulai diperkenalkan pada tahun 1900, tetapi saat itu bentuknya masih sederhana; hanya mencantumkan kode daerah dan dan nomor registrasi kendaraan, tanpa adanya pembakuan resmi. Pelat juga tidak selalu dipasang di bagian depan dan belakang. Beberapa ada yang memasangnya di bagian samping kendaraan. Sebagai contoh, CH (Cirebon), kemudian SB (Surabaya), atau SOK (Pantai Timur Sumatra). Untuk keperluan internasional, Hindia Belanda memperkenalkan kode IN untuk kendaraan kenegaraan mereka. Pelat IN berbentuk elips, tetapi nomor registrasi di bawahnya berbentuk persegi panjang. Sistem yang lebih terstruktur kemudian diperkenalkan pada tahun 1917 dengan berlakunya Voorschriften omtrent den inhoud der aanvragen om nummer- en rijbewijzen, het opgeven nummers en letters, de modellen van nummer- en rijbewijzen, het aanleggen van registers van houders der bewijzen en het bekend maken van den inhoud der registers (Undang-undang tentang registrasi pelat nomor dan SIM, spesifikasi angka dan huruf, model pelat nomor dan SIM, penetapan daftar pemegang SIM, dan penerbitannya). Undang-undang ini menjadi yang pertama kalinya mewajibkan registrasi kendaraan secara nasional. Sistem berbasis keresidenan ini pertama kali mulai berlaku di Jawa dan kemudian disebar ke luar Jawa. Pada saat itu huruf-huruf yang digunakan sebagai kode wilayah adalah: A: Banten B: Batavia D: Priangan E: Cirebon G: Pekalongan H: Semarang K: Rembang L: Surabaya M: Madura N: Pasuruan P: Besuki R: Banyumas T: Karawang AA: Kedu AB: Yogyakarta AD: Surakarta AE: Madiun AG: Kediri BA: Pantai Barat Sumatra BB: Tapanuli BD: Bengkulu BE: Lampung BG: Palembang BH: Jambi BK: Sumatra Timur BL: Aceh BM: Riau BN: Bangka BP: Belitung BR: Kalimantan Barat DA: Kalimantan Selatan dan Timur DB: Manado DD: Sulawesi DE: Ambon DG: Ternate DH: Timor DK: Bali dan Lombok Hingga dekade 1920-an, kode kewilayahan pelat nomor bertambah seiring pemekaran wilayah keresidenan. Contohnya, Bogor menggunakan kode pelat F, Bojonegoro menggunakan kode pelat S, dan wilayah Papua bagian barat menggunakan kode pelat DS.Pada mulanya, desain pelat nomor Hindia Belanda dan Indonesia hanya berupa kode kewilayahan dan nomor registrasi. Memasuki dekade 1980-an, masa berlaku pelat nomor dihadirkan dengan format bulan dan tahun, dipisahkan dengan tanda pisah atau titik tengah. Desain ini kemudian ditingkatkan, dengan memberi warna berbeda pada bagian masa berlaku, hingga dekade 1990-an. Huruf-huruf yang digunakan adalah huruf-huruf embos. Dua variasi dari pelat nomor era Orde Baru adalah, masa berlaku dapat ditempatkan di atas maupun di bawah nomor polisi. Abad ke-21 Seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan, desain dan spesifikasi teknis Tanda Nomor Kendaraan Bermotor mulai diatur dimensinya oleh Direktorat Lalu Lintas Polri (Ditlantas Polri). Ukuran TNKB pada dekade 2000-an adalah 395 × 135 mm (roda empat atau lebih) atau 250 × 105 mm (roda dua atau tiga), dengan huruf lebar dan antara nomor registrasi dan masa berlaku dipisahkan dengan garis. Pada sudut kiri bawah dan kanan atas terdapat lambang Polisi Lalu Lintas; sedangkan sisi kanan bawah dan kiri atas terdapat tulisan "Ditlantas Polri" (ditulis dengan huruf kapital semua). Simbol ini menjadi tanda pengaman dan juga difungsikan untuk membuktikan keaslian TNKB. Pada April 2011, desain TNKB diubah total. Ukurannya sedikit lebih panjang 5 cm untuk mengakomodasi jumlah huruf yang lebih banyak. Huruf-huruf yang digunakan juga langsing. Selain ukurannya yang sedikit lebih panjang ini, Korlantas Polri juga memperkenalkan lambang mereka yang lebih lengkap. Frasa "Ditlantas" digantikan dengan "Korlantas". Bahan baku TNKB adalah alumnium dengan tebal 1 mm, dengan garis tepi yang warnanya sama dengan warna tulisan. Ukuran TNKB untuk kendaraan roda dua atau tiga sekarang menjadi 275 mm dengan lebar 110 mm, sedangkan untuk kendaraan roda empat atau lebih adalah panjang 430 mm dengan lebar 135 mm. Pada Juni 2022, Korlantas POLRI mengubah skema warna TNKB untuk kendaraan pribadi dan persewaan yang sebelumnya menggunakan warna dasar hitam dengan tulisan putih, menjadi warna dasar putih dengan tulisan hitam. Penggunaan skema warna baru tersebut diberlakukan untuk memudahkan deteksi pelanggaran lalu lintas dengan kamera tilang elektronik. Perubahan ini dianggap sebagai perubahan signfikan pada TNKB di Indonesia sejak era kolonial Belanda. Spesifikasi teknis Desain Tanda Nomor Kendaraan Bermotor berbentuk pelat aluminium dengan cetakan tulisan dua baris. Baris pertama menunjukkan: kode wilayah (huruf), nomor polisi (angka), dan kode/huruf seri wilayah (huruf), dikenal dengan istilah nomor registrasi kendaraan bermotor (NRKB). Baris kedua menunjukkan bulan dan tahun masa berlaku, masing-masing dua digit (misalnya 01•28 berarti berlaku hingga Januari 2028) Pelat TNKB dicetak menggunakan mesin pres otomatis, dan menggunakan rupa huruf yang sama untuk seluruh Samsat. Lambang Korlantas Polri dicetak satu di pojok kiri bawah, dan dua tulisan "Korlantas Polri" di pojok kiri atas dan kanan bawah. Warna Warna TNKB (tanda nomor kendaraan bermotor) ditetapkan sebagai berikut: Kendaraan bermotor perseorangan dan sewa: warna dasar hitam dengan tulisan berwarna putih. Terkait dengan pemberlakuan Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2021, kendaraan bermotor perorangan dan sewa menggunakan warna putih dengan tulisan hitam. Tujuan dari penggunaan warna tersebut adalah untuk memudahkan deteksi perilaku pengguna jalan menggunakan Kamera tilang elektronik. Kendaraan bermotor angkutan umum: warna dasar kuning dengan tulisan berwarna hitam. Kendaraan bermotor sebagai kendaraan dinas pemerintah: warna dasar merah dengan tulisan berwarna putih. Kendaraan bermotor korps diplomatik negara asing: warna dasar putih dengan tulisan berwarna biru. Kendaraan bermotor staf operasional korps diplomatik negara asing: warna dasar hitam dengan tulisan berwarna putih serta terdiri dari lima angka dan kode angka negara yang dicetak lebih kecil dengan format sub-bagian. Kendaraan bermotor di kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone) yang mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk (berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, kendaraan bermotor ini tidak boleh dioperasionalkan/dimutasikan ke wilayah Indonesia lainnya): warna dasar hijau dengan tulisan hitam. Warna TNKB khusus kendaraan bermotor listrik Sesuai perkembangan zaman, maka POLRI menetapkan TNKB khusus Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) dengan tambahan lis biru di baris bulan dan tahun berakhirnya TNKB sesuai dengan peraturan yang tertuang dalam Keputusan Kepala Korps Lalu Lintas Polri Nomor 5 Tahun 2020. Kendaraan bermotor listrik perseorangan dan sewa: warna dasar hitam dengan tulisan berwarna putih lis warna biru. Kendaraan bermotor listrik angkutan umum: warna dasar kuning dengan tulisan berwarna hitam lis warna biru. Kendaraan bermotor listrik sebagai kendaraan dinas pemerintah: warna dasar merah dengan tulisan berwarna putih lis warna biru. Kendaraan bermotor listrik korps diplomatik negara asing: warna dasar putih dengan tulisan berwarna biru lis warna biru. Kendaraan bermotor listrik di kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone) yang mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk (berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, kendaraan bermotor ini tidak boleh dioperasionalkan/dimutasikan ke wilayah Indonesia lainnya): warna dasar hijau dengan tulisan hitam lis warna biru. Nomor polisi Nomor polisi diberikan sesuai dengan urutan pendaftaran kendaraan bermotor. Nomor urut tersebut terdiri dari satu hingga empat angka, dan ditempatkan setelah kode wilayah pendaftaran. Apabila nomor urut pendaftaran yang telah dialokasikan habis digunakan, maka nomor urut pendaftaran berikutnya kembali ke nomor awal yang telah dialokasikan dengan diberi tanda pengenal huruf seri A-Z di belakang angka pendaftaran. Penentuan nomor urut registrasi dialokasikan sesuai jenis kendaraan bermotor sesuai Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2021 yaitu: Khusus untuk wilayah hukum Polda Metro Jaya, nomor urut registrasi dialokasikan sebagai berikut: Pelat nomor terkait TCKB (Tanda Coba Kendaraan Bermotor) Tanda Coba Kendaraan Bermotor digunakan pada kendaraan bermotor untuk transportasi dealer (pengiriman dari perakitan ke dealer, dealer ke dealer, test drive, riset otomotif, dan pengiriman ke konsumen) dan hanya berlaku selama 30 hari. Ada dua format yang digunakan, yakni: Warna dasar putih dengan tulisan berwarna merah. Format ini tidak memliki angka masa berlaku TNKB di bagian bawah plat nomor. Format yang sama dengan format plat nomor kendaraan pribadi permanen, yakni warna dasar putih dengan tulisan berwarna hitam, ditambah kode akhiran "SS" (Sifat Sementara). Contohnya adalah: B 1409 SSI, huruf "SS" merupakan kesingkatan dari "sifat sementara" dan huruf "I" adalah huruf acak. Pada format ini terdapat angka masa berlaku TNKB di bagian bawah plat nomor, seperti TNKB yang sudah bersifat permanen. TNRP (Tanda Nomor Registrasi Pengoperasian) Tanda Nomor Registrasi Pengoperasian digunakan pada kendaraan asing non-diplomat, terutama untuk angkutan antarnegara dan kegiatan internasional: warna dasar putih dengan tulisan biru. TNKB Bantuan TNKB Bantuan digunakan untuk kendaraan bermotor yang belum memiliki BPKB dan STNK selama satu bulan pelat nomornya belum turun dari UPT dan Samsat sebagai tanda bahwa surat-surat sedang dalam proses pengurusan. Kendaraan tidak bermotor Kendaraan tidak bermotor di Surabaya: warna dasar biru dengan tulisan putih. Kode nomor polisi Kewilayahan Berikut kode wilayah pendaftaran kendaraan bermotor ditetapkan sebagai Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2021. Pelat nomor khusus Presiden dan pejabat pemerintahan pusat Mobil dinas pejabat negara memiliki pelat nomor khusus. Jika pada saat pejabat tersebut bertugas ke wilayah di luar ibu kota RI atau kunjungan dinas ke luar negeri, maka pelat nomor tersebut akan dipasangkan pada mobil yang dinaiki oleh pejabat bersangkutan. Terdapat dua jenis TNKB pejabat pemerintahan pusat, yaitu TNKB "RI" dan TNKB "INDONESIA". TNKB "RI" selalu berwarna hitam (seperti kendaraan pribadi), sedangkan TNKB "INDONESIA" selalu berwarna merah (seperti kendaraan dinas). Berikut ini adalah daftar nomor polisi untuk kendaraan pejabat penting di Indonesia: RI 1/INDONESIA 1: Presiden Indonesia RI 2/INDONESIA 2: Wakil Presiden Indonesia RI 3: Ibu Negara Indonesia (Istri Presiden) RI 4: Istri Wakil Presiden Indonesia RI 5: Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI 6: Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI 7: Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI 8: Ketua Mahkamah Agung RI 9: Ketua Mahkamah Konstitusi RI 10: Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI 11: Ketua Komisi Yudisial RI 12: Gubernur Bank Indonesia RI 13: Ketua Otoritas Jasa Keuangan RI 14: Menteri Sekretaris Negara RI 15: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI 16: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI 17: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI 18: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya RI 19: Menteri Dalam Negeri RI 20: RI 21: Menteri Luar Negeri RI 22: Menteri Pertahanan RI 23: Menteri Agama RI 24: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI 25: Menteri Keuangan RI 26: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI 27: Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI 28: Menteri Agama RI 29: Menteri Sosial RI 30: Menteri Ketenagakerjaan RI 31: Menteri Perindustrian RI 32: Menteri Perdagangan RI 33: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI 34: Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI 35: Menteri Kelautan dan Perikanan RI 36: Menteri Komunikasi dan Informatika RI 37: Menteri Pertanian RI 38: Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI 39: Menteri Kelautan dan Perikanan RI 40: Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI 41: Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional RI 42: Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI 43: Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI 44: Menteri Badan Usaha Milik Negara RI 45: Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI 46: RI 47: RI 48: Menteri Pemuda dan Olahraga RI 49: RI 50: RI 51: RI 52: RI 53: Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Catatan: Nomor kendaraan Pejabat Negara / Menteri sering berganti, hal ini disesuaikan dengan jumlah anggota Kabinet. Misalnya pada Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014) jabatan Sekretaris Kabinet bukan setingkat menteri, sehingga Nomor Kendaraan untuk beberapa menteri berubah. Sebagai contoh saat ini Kepala BIN menggunakan RI 49. Dewan Perwakilan Rakyat Pada Mei 2021, DPR meluncurkan pelat nomor khusus, yang dilengkapi dengan lencana DPR. Maksud dan tujuan dari pembuatan pelat nomor tersebut adalah untuk memudahkan dalam memantau perilaku anggota DPR saat berkendara. Per 2021, format angka pelat nomor untuk pimpinan dan anggota DPR adalah sebagai berikut: 1-00: Ketua 2-00 – 5-00: Wakil Ketua 6-xx: Ketua Fraksi 7-xx: Sekretaris Fraksi 8-xx: Bendahara Fraksi xx-01: Fraksi PDIP xx-02: Fraksi Partai Golkar xx-03: Fraksi Partai Gerindra xx-04: Fraksi Partai NasDem xx-05: Fraksi PKB xx-06: Fraksi Partai Demokrat xx-07: Fraksi PKS xx-08: Fraksi PAN xx-09: Fraksi PPP 6-I – 6-XI: Ketua Komisi I–XI (7-10)–(I-XI): Wakil Ketua Komisi I–XI xx-XII: Mahkamah Kehormatan Dewan xx-XIII: Badan Legislasi xx-XIV: Badan Kerja Sama Antarparlemen xx-XV: Badan Urusan Rumah Tangga xx-XVI: Badan Anggaran xx-XVII: Badan Akuntabilitas Keuangan Negara xx-XVIII: Sekretariat Jenderal 6-XVIII: Sekjen 7-XVIII: Kepala Badan Keahlian 8-XVIII: Deputi Persidangan 9-XVIII: Deputi Administrasi 10-XVIII: Inspektur Utama 11-XVIII: Kepala Biro Umum (nomor anggota)-(nomor fraksi): Anggota DPR Begitu pelat nomor ini diluncurkan, pelat nomor ini dikritik oleh Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) karena dianggap sebagai bentuk "kemunduran". Seorang peneliti Formappi bernama Lucius Karus menganggap bahwa anggota DPR yang menggunakan pelat nomor DPR merasa "ingin lebih dikenal publik." Penggunaan pelat nomor tersebut juga menuai kontroversi, karena ada seorang polisi yang mencoba menangkap kendaraan yang dipasangi pelat nomor DPR. Menurut petugas tersebut, penggunaan pelat nomor DPR tersebut belum disosialisasikan sampai kepada petugas yang bersangkutan. Angkatan bersenjata Berikut ini adalah daftar kode registrasi TNI dan POLRI di Indonesia: TNI -00 :Markas Besar TNI -01 :Sekolah Staf dan Komando TNI -02 :Akademi TNI -09 :Badan Pembinaan Hukum TNI -10 :Badan Perbekalan TNI -14 :Pasukan Pengamanan Presiden TNI AD -00 :Markas Besar TNI AD -01 :Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat -02 :Komando Pasukan Khusus -03 :Komando Daerah Militer Jayakarta -04 :Komando Pendidikan Dan Latihan Angkatan Darat -05 :Komando Daerah Militer Iskandar Muda -10 :Akademi Militer -20 :Sekolah Staf Dan Komando Angkatan Darat -30 :Pusat Teritorial -31 :Pusat Kesenjataan Infanteri -32 :Pusat Kesenjataan Kavaleri -33 :Pusat Kesenjataan Artileri -34 :Pusat Polisi Militer -41 :Pusat Zeni -42 :Pusat Perhubungan -43 :Pusat Peralatan -44 :Pusat Perbekalan dan Angkutan -45 :Pusat Kesehatan -46 :Direktorat Ajudan Jenderal -47 :Direktorat Topografi -48 :Direktorat Keuangan -49 :Direktorat Hukum -51 :Dinas Penerangan -52 :Dinas Pembinaan Mental -53 :Dinas Psikologi -54 :Dinas Penelitian Dan Pengembangan -55 :Dinas Informasi Dan Pengolahan Data -56 :Pusat Penerbangan -57 :Dinas Pengadaan -58 :Dinas Jasmani Militer -I~VI dan -XII~XVIII :Milik Kodam se-Indonesia TNI AL -00 :Markas Besar TNI AL/Koarmada RI -01 :Komando Armada I -02 :Komando Armada II -03 :Komando Armada III -04 :Komando Lintas Laut Militer -05 :Korps Marinir Republik Indonesia -08 :Sekolah Staf dan Komando -I~XIV :Milik Lantamal se-Indonesia TNI AU -00 :Markas Besar TNI AU/Koopsudnas -01 :Komando Operasi Udara I -02 :Komando Operasi Udara II -03 :Komando Operasi Udara III -04 :Komando Pemelihara dan Materiil -05 :Komando Pendidikan dan Latihan -10 :Komando Pasukan Gerak Cepat Kementerian Pertahanan RI -00 :Kementerian Pertahanan -02 :Lembaga Ketahanan Nasional -05 :Direktorat Jenderal Material, Fasilitas dan Jasa POLRI -00 :Markas Besar POLRI -I :Polda Aceh -II :Polda Sumatera Utara -III :Polda Sumatera Barat -IV :Polda Riau -V :Polda Sumatera Selatan -VI :Polda Kalimantan Barat -VII :Polda Metro Jaya -VIII :Polda Jawa Barat -IX :Polda Jawa Tengah -X :Polda Jawa Timur -XI :Polda Bali -XII :Polda Kalimantan Timur -XIII :Polda Kalimantan Selatan -XIV :Polda Sulawesi Selatan -XV :Polda Sulawesi Utara -XVI :Polda Maluku -XVII :Polda Papua -XVIII :Polda Kalimantan Tengah -XIX :Polda Sulawesi Tengah -XX :Polda Sulawesi Tenggara -XXI :Polda NTB -XXII :Polda NTT -XXIII :Polda Banten -XXIV :Polda DIY -XXV :Polda Lampung -XXVI :Polda Jambi -XXVII :Polda Bengkulu -XXVIII :Polda Bangka Belitung -XXIX :Polda Gorontalo -XXX :Polda Maluku Utara -XXXI :Polda Kepulauan Riau -XXXII :Polda Papua Barat -XXXIII :Polda Sulawesi Barat -XXXIV :Polda Kalimantan Utara Korps diplomatik dan konsuler Mobil milik korps diplomatik (perwakilan negara asing maupun organisasi internasional) memiliki kode registrasi CD untuk Korps Diplomatik, CC untuk Korps Konsulat, dan CH untuk Konsul Kehormatan, diikuti dengan kode negara dan nomor urut. Untuk mendapatkan BPKB dan STNK, haruslah mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Berikut ini adalah tabel nomor polisi untuk korps diplomatik di Indonesia: Mobil operasional staf korps diplomatik memiliki nomor polisi serupa dengan kendaraan pribadi (dasar putih dengan tulisan hitam) namun dengan format khusus yakni memiliki lima angka dan kode angka negara dicetak lebih kecil dengan format sub-bagian. Contoh: "B 23380 29" berarti mobil ini adalah kendaraan operasional staff korps diplomatik Republik Arab Mesir. Pelat nomor cantik Bagi seseorang pemilik kendaraan yang berpelat nomor cantik biasanya berani membayar pajak kendaraan bermotor yang mahal. Pelat-pelat nomor cantik tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan sifat-sifat pribadi seseorang, bisa berupa inisial, singkatan nama, kesenangan/hobi, atau jenis mobil yang digunakan. Pelat nomor cantik pada umumnya mempergunakan kombinasi huruf dan angka untuk membentuk suatu kata. Contohnya seperti B 74 NT, B 911 FTS, B 1997 HAR, B 228 NNC, B 246 MHN, B 773 YTI, B 50 PUL, B 77 RSL, D 1 OSA, D 777 DDG, D 24 JAM, D 457 RO, B 745 AHS, B 100 UTI, B 660 HND, D 64 TRA, B 335 MUH, B 108 FIT, B 121 LLO, B 783 RIA, B 29 WEN, B 1113 CCA, B 800 ST, B 373 UT, F 1 PUL, B 223 ADE, S 44 HJ, AG 2 R, AG 1 A, L 181 V, L 1 NDA, N 965 TZ, AE 7 JJ, AA 434 S, E 6 RA, DR 1 SD, EA 72 B, DG 888 KH, B 8845 BBM, B 151 KWH, H 1 YA, PA 63 C, KH 412 IF, PB 838 SG, PA 80 SS, B 99 JRG, N 99 JRG, B 357 GR, B 16 WRC, L 12 TTA, B 537 RUM, T 35 SA dsb. Pemilik kendaraan juga dapat memesan pelat nomor tanpa disertai kode wilayah registrasi baik untuk kendaraan umum ataupun pribadi. Contohnya seperti BK 9000, BM 2200, B 8977, B 1534, B 8254, D 6609, W 576, B 1971, PA 8888, ED 9777, BG 1900, dsb. Tokoh-tokoh yang pernah menggunakan pelat nomor cantik seperti (alm) Idris Sardi, yang menggunakan pelat B 10 LA yang dieja sebagai biola sebagai alat musik yang dicintainya. Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri yang menggunakan pelat M 3 GA, yang berarti "Mega", nama panggilan dia, semasa menjabat sebagai Wapres tahun 2001. (Dicatat bahwa M merupakan pelat nomor daerah Madura) Syahrini juga pernah memiliki pelat nomor cantik B 1 SYR yang berarti inisial Syahrini sendiri, dan dipasang pada mobil Lamborghini-nya. Prilly Latuconsina juga menggunakan pelat B 15 PRL yang berarti namanya sendiri. Galeri Lihat juga Buku Pemilik Kendaraan Bermotor Kantor Bersama Samsat Pelat nomor Surat Tanda Nomor Kendaraan Referensi Pranala luar Peraturan Kapolri Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Regident Kendaraan Bermotor.pdf Perubahan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor di Sulawesi Selatan. Penggantian Plat Nomor DS Menjadi PB di Papua Barat Plat N Sudah Mulai Menggunakan 3 Huruf Sejak 2013 Nomor plat motor tiga huruf berlaku di Kutai Timur Cara Membawa Mobil Bekas Batam Bisa Keluar Batam Administrasi kendaraan bermotor di Indonesia Daftar bertopik Indonesia Indonesia
3,192
806
https://id.wikipedia.org/wiki/Kanibalisme
Kanibalisme
Kanibalisme merupakan sebuah fenomena di mana satu makhluk hidup makan makhluk sejenis lainnya. Misalkan anjing yang memakan anjing atau manusia yang memakan manusia. Kadang-kadang fenomena ini disebut anthropophagus (Bahasa Yunani anthrôpos, “manusia” dan phagein, "makan"). Secara etimologis kata “kanibal” merupakan kata pungutan dari Bahasa Belanda yang pada gilirannya memungut dari Bahasa Spanyol; “canibal” yang berarti orang dari Karibia. Di daerah ini oleh penjelajah ditemukan fenomena ini. Selain di Karibia, di Amerika hal ini pada zaman dahulu kala banyak terjadi pula, misalnya di antara suku Anasazi, Bangsa Maya, dan Aztek. Selain itu di Asia-Pasifik, kanibalisme juga pernah ditemukan. Antara lain di antara suku Batak di Sumatera Utara, suku Dayak di Kalimantan, suku Asmat di Papua, beberapa suku lainnya di Papua Barat maupun Timur, Fiji dan daerah Melanesia lainnya. Di Papua Nugini di antara suku Fore, kanibalisme menimbulkan penyakit kuru. Ada beberapa petunjuk bahwa kanibalisme secara ritual juga pernah muncul di pulau Jawa, Bali, dan Sulawesi. Jadi secara praktis hampir di seluruh Indonesia. Pada zaman modern, kanibalisme secara insidentil pernah muncul di Amerika Serikat, pada kasus Ekspedisi Donner, Ukraina pada tahun 1930-an, di Leningrad pada Perang Dunia II dan di Andes ketika ada kecelakaan pesawat terbang pada tahun 1972. Kasus terakhir ini pernah dibuatkan film Alive pada tahun 1992. Kasus-kasus di atas ini merupakan kasus insidentil dengan kata lain, fenomena ini muncul karena mereka yang terlibat kanibalisme kehabisan bahan makanan. Lain halnya dengan kematian putra jutawan Rockefeller di Irian Barat atau Papua pada tahun 1965 di antara suku Asmat dan kasus-kasus kelainan jiwa di seantero dunia yang dibahas di bawah ini. Kasus-kasus kanibalisme Selain kasus kanibalisme karena keadaan terpaksa, ada pula beberapa kasus yang terjadi karena pelakunya terkena pengaruh kelainan jiwa. Beberapa nama: Alfred Packer (Amerika Serikat) Ed Gein (Amerika Serikat) Jeffrey Dahmer (Amerika Serikat, 1978-1991) Fritz Haarmann (Jerman, 1918 - 1924) Armin Meiwes (Jerman, 2002) Sumanto (Indonesia, 2003) Lihat pula Antropologi Kanibalisme anak-anak Kanibalisme diri Kanibalisme pada unggas Antropologi Psikologi
319
808
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumanto
Sumanto
Sumanto () adalah seseorang yang dikenal karena kasus kanibalisme. Pada awal tahun 2003, namanya dikenal secara luas di Indonesia karena terlibat kasus pencurian mayat dan memakannya karena masalah ekonomi. Ia mengaku telah memakan 3 orang di tempat yang berbeda, yakni di Lampung dan Purbalingga. Riwayat Hidup Kehidupan awal Sumanto dilahirkan pada tanggal 3 Maret 1972. Ia merupakan anak sulung dari lima bersaudara—masing-masing bernama Mulyati, Karyono, Maryati, dan Mulyanto. Masa kecilnya termasuk berkecukupan karena warisan yang diperoleh ayahnya dari kakek dan neneknya. Sumanto menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Pelumutan 1, dan ia dipanggil dengan nama Suman oleh teman-temannya. Sifatnya sebagai "anak badung" mulai terlihat pada periode ini, meski ia masih tetap mampu lulus sekolah dasar. Niatnya untuk masuk ke SMP Negeri 1 Kemangkon terhalang karena nilai ebtanas murni (NEM) yang diraihnya tidak mencukupi. Sumanto pada akhirnya mengulang kelas 6 di SD Negeri Pelumutan 2, dan ia lulus setahun berikutnya. Ia kemudian diterima di SMP pilihannya. Sekolah barunya berjarak 3 kilometer dari rumah, memaksa Sumanto untuk berjalan kaki pulang-pergi setiap hari. Aktivitasnya sepulang sekolah adalah menggembala kambing dan mencari rumput, dan pada sore harinya ia belajar ilmu agama di masjid sekitar rumahnya. Malam hari dihabiskannya dengan menyaksikan layar tancap atau pementasan wayang. Periode ini ditandai dengan kesulitan ekonomi yang melanda keluarganya. Masalah ini mau tidak mau mengakibatkan perabotan rumah tangga mereka satu per satu dijual demi memenuhi kebutuhan hidup. Saat duduk di bangku kelas 3 SMP, Sumanto putus sekolah karena beberapa alasan tertentu. Kasus Pada 15 Januari 2003, Sumanto membuat heboh seluruh Indonesia, karena ia melakukan pencurian dan praktik kanibalisme terhadap mayat yang diketahui bernama Mbok Rinah. Setelah pihak kepolisian melakukan penyelidikan selama beberapa hari, akhirnya Sumanto berhasil ditangkap di rumahnya tanpa melakukan perlawanan. Ia juga mengakui sebelumnya pernah memakan 2 mayat lain saat ia masih bekerja di perkebunan tebu di Lampung. Akibat perbuatannya, ia dijatuhi hukuman pidana selama 5 tahun, tetapi dibebaskan pada tanggal 24 Oktober 2006 yang bertepatan dengan Hari Idul Fitri, setelah beberapa kali mendapatkan remisi. Ia kemudian ditampung di rumah rehabilitasi An-Nur, Bungkanel, Karanganyar, Purbalingga. Sumanto ditempatkan di pesantren karena warga Purbalingga tidak mau menerima kembali Sumanto untuk pulang ke desanya. Ia juga sempat membuat kontroversi ketika menjadi bintang tamu Empat Mata yang dibawakan oleh Tukul Arwana. Akibat episode tersebut, acara Empat Mata kemudian dicekal penayangannya. Kehidupan pribadi Sumanto memiliki 2 orang mantan istri. Ia bertemu istri pertamanya, Sutrimah, saat bekerja di Lampung. Pernikahan ini tergolong singkat karena faktor kekerasan dalam rumah tangga. Setahun setelah bercerai dengan Sutrimah, ia menjalin hubungan dengan seorang janda bernama Tugiyem—warga Lampung yang juga bekerja di perusahaan tebu tempat kerja Sumanto. Mereka menikah pada tahun 1993 dan dikaruniai seorang putri bernama Titis Wahyu Widianti. Setelah menikah lagi, ia menjadi jarang pulang ke rumah dan hanya sesekali kembali. Kekerasan dalam rumah tangga sering kali terjadi, dan pernikahan ini berakhir dengan perceraian. Lihat pula Kanibalisme Referensi Daftar pustaka Sumber Situs web Tokoh Jawa Tokoh dari Purbalingga Kanibal Indonesia
484
809
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten%20Purbalingga
Kabupaten Purbalingga
Purbalingga () adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya berada di kecamatan Purbalingga. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Pemalang di utara, Kabupaten Banjarnegara di timur dan selatan, serta Kabupaten Banyumas di barat dan selatan. Jumlah Penduduk Kabupaten Purbalingga pertengahan tahun 2023 sebanyak 1.040.109 jiwa. Geografi Terletak pada 101° 11" BT–109°35" BT dan 7°10" LS–7°29 LS" terbentang pada altitude ± 40 – 1.500 meter di atas permukaan laut dengan dua musim yaitu musim Hujan antara April – September dan musim Kemarau antara Oktober – Maret. Secara umum Purbalingga termasuk dalam iklim tropis dengan rata-rata curah hujan 3,739mm – 4,789mm per tahun. Jumlah curah hujan tertinggi berada di Kecamatan Karangmoncol, sedangkan curah hujan terendah di Kecamatan Kejobong. Suhu udara di wilayah Kabupaten Purbalingga antara 23.20 °C – 32.88 °C dengan rata-rata 24.49 °C. Purbalingga berada di cekungan yang diapit beberapa rangkaian pegunungan. Di sebelah utara merupakan rangkaian pegunungan (Gunung Slamet dan Dataran Tinggi Dieng). Bagian selatan merupakan Depresi Serayu, yang dialiri dua sungai besar Kali Serayu dan anak sungainya, Kali Pekacangan. Anak sungai lainnya yaitu seperti Kali Klawing, Kali Gintung, dan anak sungai lainnya. Ibu kota Kabupaten berada di Purbalingga, sekitar 21 km sebelah timur laut Purwokerto. Pemerintahan Daftar Bupati Dewan Perwakilan Kecamatan Demografi Menurut data Sensus Penduduk Indonesia 2020, berikut adalah besaran penduduk Kabupaten Purbalingga berdasarkan status kewarganegaraan : 848.952 orang. Ekonomi dan Fasilitas Industri Bulu Mata Palsu dan Knalpot Di Purbalingga ada banyak industri dengan bahan baku rambut manusia untuk dijadikan bulu mata palsu (eye-lash) atau juga dibuat wig atau rambut palsu serta sanggul maupun hair piece yang dipasang untuk memberikan tambahan rambut atau juga high-light secara temporer di rambut kita. Keistimewaan lain adalah industri knalpot yang merupakan transformasi dari industri kuali dan panci tembaga. Knalpot Braling cukup terkenal di kalangan pemilik mobil, sebagai alternatif suku cadang murah. Perkebunan & Pertanian Mayoritas Masyarakyat Purbalingga Petani Padi Dan Penderes Pohon kelapa. Perkebunan kelapa yang cukup luas mejadi keunggulan daerah ini meksipun risiko penderes jatuh terpeleset akibat hujan/licin maupun karena kesulitan pemanjatan pohon kelapa yang memerlukan keahlian khusus. Sedangkan sawah penghasil padi cukup banyak meksipun sawah menyusut akibat alih fungsi menjadi rumah, ruko dll. Perlu adanya peran pemerintah Kabupaten yang bisa mensejaterahkan Petani dan Penderes itu. Selain kedua komoditas tadi, hasil pertanian cukup banyak di Purbalingga seperti di Desa Kalikajar Penghasil Duku serta sektor perikanan yang cukup berkembang karena melimpahnya sumber daya air di Purbalingga. RTH dan Monumen Berikut adalah daftar RTH (Ruang Terbuka Hijau), Taman dan Monumen/Tugu di Kabupaten Purbalingga Alun-alun Purbalingga Patung Jenderal Sudirman Purbalingga Taman Sentul (Sentul Garden) Patung Knalpot Taman Maerakaca Tugu Air Mancur Jl. Mayjend Sungkono Hutan Kota Tugu Bancar Taman Kota Usman Janatin Purbalingga Tugu Selamat datang Bobotsari Tugu Selamat Datang Sayonara Jompo Kalimanah Taman RTH Bojong Monumen Tempat Lahir Jenderal Sudirman Taman Makam Pahlawan Purbosaroyo Taman Terbuka Hijau Taman Gringsing Taman Pasar Segamas dan lain-lain Pariwisata Objek wisata air Bojongsari atau terkenal dengan singkatan Owabong juga merupakan objek wisata favorit. Saat ini ada banyak arena bermain yang melengkapi Owabong ini. Di samping kolam renang juga ada kolam arus, arena Gokar, waterboom, rafting/arung jeram, terapi ikan, arena outbond dan permainan air lainnya. Gua Lawa, Gua alam yang terletak di Kecamatan Karangreja, 25 km sebelah utara Purbalingga. "Wisata Agro Kebun Strawberry" beserta panorama "Gunung Lompong" yang terletak di Pratin, Serang, Karangreja. Wisata Kutabawa Flower Garden merupakan salah satu destinasi Wisata Serang Pratin Purbalingga. Konsep yang digunakan pada Lokawisata Purbalingga ini adalah taman bunga yang penuh warna dan cantik. Desa Wisata Karangbanjar, merupakan pemukiman dengan suasana pedesaan yang alami dan aneka pusat kerajinan rumah tangga. Desa Wisata Karangbanjar merupakan salah satu tujuan wisata yang sering dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Letaknya juga sangat strategis, karena tepat sejalur dengan objek wisata andalan lainnya seperti Owabong, Taman Reptil "Sanggaluri Park", Taman Buah dan Museum Uang. Di desa Wisata Karang Banjar ini, pengunjung dapat melihat secara langsung ke home industri proses pembuatan rambut palsu, bulu mata palsu, sapu lidi, sapu ijuk, sanggul. Ada juga fasilitas ‘homestay’ di rumah penduduk dengan biaya yang sangat terjangkau. Suasana pedesaan yang sejuk, makanan khas daerah setempat, penduduk yang ramah membuat suasana yang semakin nyaman. "Purbasari Pancuran Mas", dikenal pula sebagai RiverWorld karena memiliki koleksi ikan air tawar yang lengkap seperti Arwana, Piranha dan ikan raksasa Arapaima gigas dari Sungai Amazon yang panjangnya mencapai 3 meter. Selain itu terdapat pula koleksi Unggas, Koleksi Burung dan Tanaman Hias yang menarik juga disertai area permainan anak berupa Waterboom. Situ Tirta Marta (Sitama) atau lebih dikenal dengan kali tlaga, menyajikan kolam jernih dari mata air yang masih sangat alami. Disana juga terdapat wahana foto "under water" dengan berbagai hiasan diantaranya motor, tv dll. Sitama terlerak di dusun tlaga Desa Karangcegak, Kecamatan Kutasari. Berjarak 5 km dari Owabong. Pendakian Gunung Slamet dapat dimulai dari Pos Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja. Rute ini termasuk rute paling populer bagi para pendaki. Monumen Jenderal Soedirman, yang terletak di Desa Bantarbarang Kecamatan Rembang. Berupa patung Jenderal Soedirman dan tempat kediaman dia semasa kecil di antaranya ranjang kayu tempat dia tidur waktu bayi, perpustakaan, masjid, dan relief kisah kehidupanya. Sanggaluri Park, berada di Desa Kutasari Purbalingga sebuah wahana wisata edukasi yang terdiri dari Museum Uang berisi koleksi uang-uang kuno dari Indonesia dan mancanegara, Museum Serangga dengan berbagai jenis koleksi serangga dari Indonesia, Museum Wayang dan Artefak,Wahana Edukasi Narkoba, Taman Reptile, taman Burung yang berada di satu kawasan Taman Buah Kutasari.Sanggaluri juga memiliki wahana Outbound anak dan umum, Simulasi Manasik Haji, pengawetan serangga, pembedahan reptile dan paket kemah wisata ( Sanggaluri Campsite ) Museum dan Perpustakaan Umum Daerah Poerbakawatja Bumi perkemahan dan arena Outbound Munjul Luhur, Karangbanjar, Kalimanah, serta ada pula bumi perkemahan lain di Purbalingga yaitu bumi perkemahan Serang di desa Serang, Karangreja Kolam Pemandian Walik Tirto Asri Curug Karang, disebut demikian karena memiliki bebatuan hitam dan terjal dengan tiga tingkatan curug serta Curug Panyatan yang keduanya terletak di kecamatan Rembang. Curug Nini, walaupun air terjunnya tidak terlalu tinggi, di bawah curug ini terdapat sumber mata air yang tidak pernah kering. Menurut ceritera rakyat setempat, di sini terdapat ikan yang tinggal kepala dan durinya saja. Curug Silintang dan Silawang, curug ini terletak di desa Tlahab Lor, Karangreja. Curug Ciputut, yang memiliki ketinggian 30 m, panorama alamnya sangat indah dan air curug ini juga tidak pernah kering. Di objek wisata alam ini sering di kunjungi wisatawan remaja pada saat libur. Medan menuju Curug Ciputut ini agak sulit. Justru karena tingkat kesulitan menuju lokasi wisata ini sering dijadikan sarana petualangan bagi wisatawan remaja. Kabupaten Purbalingga juga memiliki objek wisata air cukup eksotik, yakni "Congot" yang merupakan pertemuan dua buah sungai, yakni Sungai Klawing dan Serayu. Objek wisata ini terletak di Desa Kedungbendo, Kecamatan Kemangkon, sekitar 15 km selatan kota Purbalingga. "Usman Janatin City Park", Purbalingga. Sebelum dijadikan taman kota, dulu area ini merupakan Pasar Kota Purbalingga akan tetapi lokasi pasar telah dipindah ke bekas Stadion Wasesa (sekarang stadion berada di Kelurahan Purbalingga Kidul dengan nama "Gelora Goentoer Darjono") dengan nama (Pasar Segamas) yang merupakan salah satu pasar terbesar di Jawa Tengah. Tempat ini biasa anak muda-mudi bisa berkumpul, duduk-duduk di taman kota yang luas. Di tempat ini dilengkapi dengan LCD yang berukuran besar menayangkan serba serbi kota Purbalingga dengan perkembangannya. Di sini pula terdapat gedung Entertainment Center yang digunakan untuk acara-acara kesenian serta terdapat panggung di sisi selatannya. Wisata Kayak dan Sekolah Kayak Nasional Wisata Curug Sumba ada di desa Tlahab Kidul Kecamatan Karangreja, perbatasan dengan Kecamatan Bobotsari. memiliki pemandangan alam yang sangat indah di fasilitasi dengan gazebo-gazebo dari bambu, bisa ditujukan untuk rekreasi santai keluarga. dan untuk berenang pengunjung dapat menikmati kolam dibawah curug dengan kedalaman mencapai 8 meter,dengan air yang bresih dan sejuk. Omah Wayang Terdapat Di Desa Selakambang yang terdiri dari macam wayang. wayang kulit, Wayang suket (terbuat dari rumput), wayang Golek dan Lain nya sejenis museum wayang. Transportasi Angkutan dan Bus Angkutan Antar Kota Sarana transportasi utama untuk menuju dari dan ke Purbalingga adalah angkutan Bus. Tersedia berbagai macam bus baik AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) maupun AKAP (Antar Kota Antar Provinsi). Bus-bus yang melewati Terminal Bus Purbalingga ini antara lain bus jurusan Purwokerto-Semarang, Purwokerto-Wonosobo, Purwokerto-Pemalang, Purwokerto-Pekalongan, bus jurusan Jakarta-Wonosobo (AKAP), serta bus jurusan Jakarta-Bobotsari (AKAP). Sedangkan untuk jenis minibus terdapat 4 jalur yaitu bus jurusan Purbalingga-Kejobong, Purbalingga-Rembang, Purwokerto-Bobotsari, Purbalingga-Banjarnegara. Ada Juga Trans Jateng yang antar konevisitas transportasi Jurusan Terminal Bulupitu Purwokerto–Terminal Bukateja Angkutan Kota dan Pedesaan Untuk angkutan dalam kota sendiri terdapat angkot warna orange dengan route angkot: Jalur 1: Terminal Purbalingga–Bobotsari Jalur 2: Terminal Purbalingga–Pertigaan Gembrungan (Selakambang, Kaligondang) Jalur 3: Terminal Purbalingga–Lamongan Jalur 4: Terminal Purbalingga–Bukateja Jalur 5: Terminal Purbalingga–Kemangkon Jalur 6: Terminal Purbalingga–Gambarsari (Kemangkon) Jalur 7: Terminal Purbalingga–Jompo (Kalimanah) Jalur 8: Terminal Purbalingga–Padamara Jalur 9: Terminal Purbalingga–Kutasari Jalur 12: Terminal Purbalingga–Slinga (Kaligondang) Jalur 13: Terminal Purbalingga–Wirasana Jalur 15: Terminal Purbalingga–Karangpule (Padamara) Angkutan Kota tersebut hanya beroperasi dari pukul 06.00–18.00 WIB. Sedangkan untuk angkutan selain angkutan kota yaitu terdapat angkutan pedesaan (Angkudes) yang menghubungkan antar desa-desa di Purbalingga. Terminal Bus Kabupaten Purbalingga memiliki terminal tipe A, yaitu Terminal Bobotsari. selain itu, Purbalingga juga memliki terminal bus lain, berikut daftarnya Terminal Bobotsari, Terminal Purbalingga, Terminal Bukateja, Terminal Jompo, Terminal Penaruban, Terminal Kutabawa, Terminal Kejobong, dan Terminal Kemangkon. Kereta Api Dahulu Purbalingga memiliki stasiun kereta api akan tetapi, sekarang sudah tidak berfungsi, bahkan jalur rel kereta api di Purbalingga sudah berubah menjadi deretan jalur pertokoan atau bangunan lainnya. Bandar Udara Terdapat pula sebuah bandar udara bernama Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman yang terletak di desa Wirasaba, Bukateja. Awalnya, bandara tersebut bernama Lanud Wirasaba dan berfungsi sebagai Sarana Transportasi Pesawat Udara untuk keperluan Militer. Pada 7 November 2016, Lanud Wirasaba berganti nama menjadi Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman. Bandara ini mulai beroperasi untuk penerbangan publik pada 1 Juni 2021. Olah raga Purbalingga memiliki Klub sepak bola Persibangga Purbalingga (Persatuan Sepak bola Purbalingga) yang pada 18 Januari tahun 2011 ini menjuarai Kompetisi divisi II PSSI 2010-2011. Untuk fasilitas Olahraga di Purbalingga terdapat Stadion Gelora Goentoer Darjono yang mana stadion ini mampu menampung sekitar 15.000 penonton. Komunitas Purbalingga memiliki Komunitas Film Independen yang sangat diperhitungkan di kancah Nasional. Berbagai ajang perfilman nasional berhasil diraih dan dimenangi, selain itu Komunitas ini juga menggelar ajang festival film independen secara rutin yang disebut PFF (Purbalingga Film Festival). Untuk pertama kalinya pada 6 Desember 2010 Komunitas Film Independen Purbalingga memenangi Piala Citra dalam Festival Film Indonesia untuk kategori Film Pendek. juga ada Komunitas Braling yang merupakan komunitas pendukung klub sepak bola Persibangga Purbalingga. Sosial Budaya Kuliner Makanan yang paling dikenal di Purbalingga adalah mendoan, ini adalah makanan yang dibuat dari tempe kedelai. Istimewanya, pembuatan mendoan diproses mulai dari saat membuat tempenya, jadi mendoan tak bisa dibuat dari sembarang tempe. Tempe mendoan adalah tempe tipis yang dibuat melebar/meluas. Untuk membuat mendoan, tempe ini diberi tepung yang dibumbu garam, ketumbar dan daun bawang. Digoreng sebentar sehingga masih terasa lunak, bila digoreng agak lama akan menjadi tempe "muledi" yang sedikit agak liat. Lebih lama lagi sampai kering maka disebut tempe "keripik". Purbalingga juga dikenal sebagai tempat pabrik Slamet, yang memproduksi permen Davos sejak tahun 1931, Sejarah permen davos] permen ini sangat dikenal sejak zaman dulu. Oleh-oleh istimewa lainnya apalagi kalau bukan kacang mirasa. Penampilannya bolehlah gosong dan mirip kacang kulit khas pedesaan. Tapi rasanya? Banyak orang ketagihan untuk membelinya dan membawanya sebagai oleh-oleh. Berbeda dnegan kacang kulit pabrikan, kacang mirasa dibuat dengan cara merendamnya pada air sehari semalam. Keesokan harinya dilumuri garam dan dibiarkan dalam bak selama sehari semalam juga. Besoknya baru direndam air lagi selema sehari semalam. Kemudian dijemur di bawah sinar matahari, baru setelah kering disangrai dengan pasir. Jadilah kacang khas Purbalingga yang renyah dan 'kemlithik'. Sroto (nama sebutan soto untuk wilayah Purbalingga dan Banyumas) juga terkenal. Perbedaan mendasar sroto dengan soto pada umumnya terletak pada sambalnya yaitu sambal kacang yang pedas legit, menggunakan ketupat bukan nasi, serta ditaburi suwiran daging dan remasan kerupuk. Beda Sroto Sokaraja dengan Sroto Purbalingga juga bisa dilihat dari kerupuknya. Umumnya Sroto Sokaraja menggunakan kerupuk warna warni, sedangkan Sroto Purbalingga menggunakan kerupuk merah putih. Sroto Purbalingga yang kesohor terutama sroto kriyik''nya. Di sini setelah daging ayam disuwir untuk sroto maka "rongkong"nya (tulang dada) digoreng kering dan disajikan sebagai lauk sroto. Rasanya garing dan kriyik-kriyik, itu sebabnya disebut sroto kriyik. Selain sroto kriyik, ada juga sroto so yang tak kalah nikmat. Sroto So ini mirip pada umumnya sroto khas Purbalingga, hanya saja ada tambahan daun melinjo atau yang biasa disebut 'so' yang menambah cita rasa unik makanan berkuah ini, lokasinya sekitar 4 KM dari pusat kota yaitu berada di desa Bojong. Sroto khas lainnya biasa disebut sesuai lokasinya, seperti Sroto Bancar dan Sroto Jatisaba. Pendidikan Beberapa perguruan tinggi yang ada di kabupaten Purbalingga yakni Universitas Jenderal Soedirman, Sekolah Tinggi Teknologi YPT Purbalingga (STT YPT), Akademi Kebidanan Perwira Husada Purbalingga Universitas Terbuka, Universitas Perwira Purbalingga, dan Universitas Islam Negeri Saizu Kampus Purbalingga. Lihat Pula Jenderal Soedirman Persibangga Purbalingga Kabupaten Probolinggo Kota Probolinggo Dedi Pitak Referensi Pranala luar Situs web pemerintah Kabupaten Purbalingga Situs owabong Seputar Purbalingga Situs Resmi Kembangan Purbalingga Purbalingga
2,140
810
https://id.wikipedia.org/wiki/Indosiar
Indosiar
Indosiar (secara resmi bernama Indosiar Visual Mandiri, disingkat IVM) adalah salah satu jaringan televisi swasta nasional di Indonesia, yang beroperasi dari Daan Mogot, Jakarta Barat sejak tahun 1995. Awalnya didirikan dan dikuasai oleh Salim Group, sejak tahun 2011, kepemilikan Indosiar berada di bawah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk yang membuatnya "bersaudara" dengan SCTV. Sejarah Kemunculan Ide dari Grup Salim untuk terlibat dalam industri penyiaran sebenarnya sudah ada ketika pemerintah mengeluarkan izin bagi RCTI untuk berdiri sebagai televisi swasta pertama di Indonesia di tahun 1989. Adanya keuntungan dari bisnis TV swasta dan kerajaan bisnis Grup Salim yang merambah ke berbagai sektor, membuat adanya "keharusan" bagi mereka untuk memiliki perusahaan televisinya sendiri. Bak gayung bersambut, pemerintah kemudian memberikan izin kepada perusahaan patungan antara Grup Salim dan koran Suara Merdeka di Semarang untuk membangun sebuah stasiun televisi lokal, dengan nama Merdeka Citra Televisi Indonesia (MCTI). Izin pendiriannya dikeluarkan pada 21 Agustus 1991, dan dimiliki secara patungan masing-masing 60% untuk Salim dan 40% untuk Suara Merdeka. Untuk mempersiapkannya, Salim kemudian melakukan kerjasama dengan Television Broadcasts Limited (TVB), Hong Kong yang ditempatkan di kantor pusat MCTI di Semarang. Selain itu, Salim juga merencanakan membangun satu stasiun televisi lagi di Batam, berpatungan dengan Grup Ramako (milik Bambang Rachmadi) bernama Ramako Indotelevisi (RIT TV). Pendirian dua stasiun TV lokal tersebut, disebabkan oleh sikap pemerintah yang pada saat itu hanya membolehkan satu stasiun TV swasta di daerah masing-masing. Namun, kemudian Salim memutuskan untuk mengubah rencananya dengan membangun suatu televisi swasta nasional. Dalam lobi yang dilakukan oleh Anthony Salim dengan Presiden Soeharto di Eropa, Anthony mengusulkan pembentukan televisi yang mengurusi masalah-masalah ekonomi, khususnya ekonomi pedesaan. Sementara itu, dari pihak lain yaitu Eko Supardjo Rustam (anak mantan Gubernur Jawa Tengah Soepardjo Rustam) dan Mendagri muncul ide untuk membangun televisi yang berada di Jawa Tengah, untuk menyiarkan siaran berbasis budaya Jawa. Presiden Soeharto kemudian memutuskan untuk menggabungkan ide mereka dalam bentuk satu perusahaan, yaitu PT Indosiar Visual Mandiri, yang bertujuan untuk menyiarkan acara berbasis ekonomi pedesaan dan kebudayaan. Secara resmi, PT Indosiar Visual Mandiri didirikan pada 19 Juli 1991, dan mendapat izin siarannya pada 18 Juni 1992. Karena memiliki tujuan spesifik yaitu menyiarkan acara kebudayaan dan ekonomi pedesaan, maka Indosiar awalnya berstatus SPTSK (Stasiun Penyiaran Televisi Swasta Khusus). Status tersebut membuatnya sejak awal boleh bersiaran secara nasional, tidak seperti televisi swasta lain yang hanya diizinkan bersiaran secara lokal. Belum lagi beroperasi, pada 30 Januari 1993, Indosiar bersama 4 TV swasta yang sudah ada (RCTI, SCTV, TPI dan ANteve) diizinkan untuk bersiaran dengan status yang sudah diubah, yaitu Stasiun Penyiaran Televisi Swasta Umum (SPTSU). Jika bagi stasiun televisi lainnya (selain TPI) dengan keputusan ini mereka dapat bersiaran nasional, tetapi bagi Indosiar, artinya mereka dapat bebas dari kewajiban penayangan acara spesifik yang melekat pada status SPTSK. Inilah yang membuat Indosiar kemudian bisa menyiarkan acara hiburan pada awal siarannya. Pada akhirnya, dua stasiun TV swasta lokal lain yang direncanakan berdiri dan sebagian sahamnya dimiliki Grup Salim, yaitu MCTI dan Ramako Indotelevisi, memutuskan untuk meleburkan diri ke dalam Indosiar. Melanjutkan kerjasama yang dijalin sejak masih berniat membentuk MCTI, Indosiar kemudian menjalin hubungan dengan TVB yang memang sudah berpengalaman dalam industri TV di daerah asalnya, sehingga diharapkan bisa memberikan pengetahuan pada pekerja-pekerja Indosiar. TVB dipilih karena dianggap bisa beroperasi dengan efisien (termasuk dalam biaya), pandai memproduksi acara in-house, dan selera Asia mereka mendekati selera masyarakat Indonesia. Kerjasama ini diwujudkan dengan mencontoh tindakan TVB dengan membangun 4 studio bagi produksi acara sendiri yang paling modern di Indonesia. Selain itu, Indosiar juga merekrut 1.000 karyawan lokal dan mendatangkan langsung 150 tenaga kerja asing, yang cukup banyak berada di posisi-posisi penting seperti divisi produksi, perencanaan dan pemasaran langsung dari TVB. Sayangnya, kebijakan mendatangkan 150 TKA ini langsung menimbulkan kontroversi karena dianggap bisa berbahaya bagi kebudayaan nasional (misalnya karena isu mereka akan memproduksi 800 serial tiruan asing) dan dianggap melanggar peraturan pemerintah. Mengetahui hal itu, sebulan sebelum bersiaran (18 Desember 1994), manajemen Indosiar memutuskan untuk mengurangi karyawan TVB hanya menjadi 30 orang saja. Mereka kemudian terus dikurangi dengan meningkatkan pelatihan pada karyawan Indosiar yang sudah ada sehingga pada akhirnya pada 1996, hampir tidak ada lagi TKA dari TVB di sana (ada yang berpendapat, polemik ini tidak lebih merupakan bentuk ketidaksukaan atas seorang pengusaha nonpribumi besar yang dapat masuk ke industri penyiaran). Hasil kerjasama dengan TVB nampak dalam bentuk logo Indosiar yang mirip dengan perusahaan penyiaran Hong Kong tersebut dan berbagai program drama Asia yang akan ditayangkan di awal siarannya. Dalam hal pendanaan, pembentukan Indosiar memakan investasi sebanyak Rp 200 miliar. Peluncuran dan perkembangan awal Terlepas dari hal tersebut, Indosiar tetap melanjutkan rencana beroperasinya dengan melakukan siaran percobaan (disebut "siaran pra-perdana") mulai tanggal 18 Desember 1994 (diundur dari rencana awal pada Juli dan Agustus 1994) pada pukul 19.00 hingga 21.30 WIB (atau 22.00 WIB/22.30 WIB jika ada relai TVRI) di wilayah Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, dan Ujung Pandang. Siaran percobaannya pada saat itu hanya menyiarkan sebuah film lepas pilihan dan dua siaran berita dari TVRI (Berita Malam dan Dunia Dalam Berita). Akhirnya, Indosiar resmi mengudara pada 11 Januari 1995 dan diresmikan oleh Menteri Penerangan Harmoko dalam acara "Pesta Semarak Indosiar" yang disiarkan langsung mulai jam 19.30 WIB, sedangkan film independen pertama yang tayang di Indosiar adalah Sesal, yang tayang setelah siaran perdananya. Siaran Indosiar awalnya hanya berlangsung dari jam 16.00 WIB (kemudian 15.30 WIB) hingga 24.00 WIB, tetapi sejak 16 Juni 1997 siarannya mulai dilakukan sejak pagi (kecuali untuk akhir pekan, yang sejak awal bersiaran sudah dimulai dari jam 06.00 WIB). Di awal siarannya, Indosiar langsung menggebrak dengan berbagai program hiburan, terutama drama-drama Hong Kong, seperti misalnya serial Return of The Condor Heroes (yang dibintangi oleh Andy Lau) dan To Liong To (yang dibintangi oleh Tony Leung) yang keduanya cukup populer di kalangan penonton. Demi memuaskan keinginan pentonton akan banyaknya program asing ini, Indosiar bahkan langsung meluncurkan teknologi baru yaitu NICAM yang menghasilkan suara jernih. Tak hanya itu, Indosiar saat itu juga sudah dilengkapi dengan teknologi termutakhir seperti digital master control, digital tape, bahkan sudah disiapkan untuk bersiaran digital dan HDTV, jauh sebelum dimulainya geliat televisi digital di Indonesia. Selain itu, Indosiar banyak menekankan kebudayaan. Salah satu program kebudayaan yang selalu ditayangkan adalah acara pertunjukan wayang pada malam minggu, dan komedi Srimulat yang dikemas dengan gaya modern. Penayangan acara ini tidak lain merupakan perwujudan dari keinginan awal Presiden saat Indosiar didirikan pada 1992, yaitu menyiarkan acara yang kental dengan kebudayaan (dalam hal ini kebudayaan Jawa). Secara umum, Indosiar pada saat itu menargetkan pasar keluarga, dan sudah mencanangkan diri untuk menyiarkan banyak program/film lokal dari awal, ditambah juga acara in-house (bahkan sudah menyiapkan internal production house). Namun, pada awalnya acaranya masih 70% impor-30% lokal. Seiring perkembangan waktu dan program, Indosiar juga mempopulerkan sinetron Indonesia yang bergenre musikal (dimulai sejak munculnya Melangkah di Atas Awan) serta roman dan keluarga (dimulai sejak munculnya Tersanjung), dan kuis seperti Kuis Siapa Berani? dan Famili 100. Indosiar juga pernah menayangkan serial animasi/kartun animasi (seperti Sailor Moon, Dragon Ball, Digimon) yang cukup banyak setiap hari Minggu yaitu dari pukul 06.30 sampai 12.00 WIB. Acara-acara tersebut awalnya sukses membawa Indosiar menjadi televisi yang cukup populer di Indonesia, dengan pada tahun 1999, memiliki pangsa pasar 34-38%. Pada tahun 2002, Indosiar bahkan tercatat "menengguk" kue iklan terbesar dibanding pesaingnya. Memasuki tahun 2004-2007, popularitas Indosiar juga mulai ditopang oleh program realitas berupa kontes bernyanyi, seperti AFI, StarDut, Mamamia, dan berbagai program lainnya. Banyak dari acara-acara realitas tersebut, melibatkan emosi penonton dan SMS. Kemunduran dan akuisisi Emtek Namun, memasuki akhir 2000-an, tampak program kontes menyanyi tersebut sudah tidak banyak menarik pemirsa, sehingga Indosiar mulai lebih memanfaatkan program drama FTV dan sinetron kolosal produksi Genta Buana Paramita serta beberapa program seperti Take Me Out Indonesia. Berbagai sinetron dan program non-drama tersebut, menandakan perubahan Indosiar menjadi televisi untuk penonton "kelas bawah", bahkan sampai saat ini. Awalnya, banyak drama kolosal Indosiar, seperti Tutur Tinular Versi 2011 cukup populer, namun kemudian justru Indosiar menjadi pergunjingan di media sosial mengingat program-program drama dan FTV buatan Genta Buana itu cenderung berkualitas rendah, cerita terkadang melenceng dari sejarah seharusnya, dan menggunakan efek animasi yang masih dibawah standar. Hal-hal yang menjadi gunjingan tersebut, seperti misalnya animasi naga terbang dan karakter kelelawar Jayapati (yang mirip Batman) di Tutur Tinular 2011. Akhirnya, justru rating Indosiar semakin menurun (hanya menduduki posisi 6), dan mungkin inilah yang menjadi salah satu alasan penjualan TV ini dari Grup Salim ke Emtek pada 2011. Beberapa waktu setelah peralihan kepemilikan itu, di bawah manajemen Emtek, jaringan televisi ini mulai melakukan sejumlah penyesuaian pada acaranya. Perubahan-perubahan tersebut, seperti menghapus semua program sinetron berseri (terutama sejak 2013, tetapi sejak 2021 kembali ditayangkan) dan sinetron kolosal serta lebih menggalakkan acara realitas in-house berjenis dangdut, seperti D'Academy dan Liga Dangdut Indonesia. Indosiar seperti menjadi "TV dangdut" yang melahirkan banyak bintang dangdut baru, semisal Lesti Kejora, Evi Masamba, dan lain sebagainya. Meskipun demikian, terkadang Indosiar juga kerap menayangkan program realitas non-dangdut seperti Golden Memories, Akademi Sahur Indonesia dan Stand Up Comedy Academy. Selain itu, Indosiar juga makin memantapkan program FTV yang bernuansa religi (sejak 2014) seperti Azab, Suara Hati Istri dan Pintu Berkah (produksi Mega Kreasi Films). Program-program ini cukup sukses menarik pasar masyarakat bawah, tetapi kadang-kadang dikritik oleh beberapa kalangan masyarakat atas karena inti ceritanya yang selalu monoton dan detail ceritanya terlalu mengada-ada seperti jualan semangka goreng, jualan pudding lele, jasa keliling mulai dari fotokopi (yang ditulisnya sebagai "fhoto copy") hingga bengkel keliling, dll. Di masa penguasaan Emtek juga, Indosiar juga makin sering menyiarkan program sepakbola, seperti Liga 1, Piala Presiden, dan FIFA World Cup Qatar 2022. Kepemilikan Indosiar awalnya merupakan perusahaan yang dimiliki dan didirikan oleh Grup Salim, salah satu konglomerat terbesar di Indonesia, pada tahun 1992 hingga 2011. Dalam awal pendiriannya, Indosiar dimiliki secara patungan oleh Andree Halim dan Anthony Salim sebanyak masing-masing 50%. Kepemilikan Salim di sini sebenarnya hampir terancam lenyap akibat krisis ekonomi 1997-1998 yang kemudian menyebabkan Indosiar harus diserahkan kepada BPPN untuk membayar hutang BLBI ke BCA. Pada tahun 1999-2000, kepemilikan Indosiar berubah, dengan perusahaan bentukan BPPN untuk menampung aset Grup Salim yaitu PT Holdiko Perkasa memegang 67%, sedangkan dua pemegang saham sebelumnya menyatukan kepemilikan mereka dalam PT Prima Visualindo yang memegang saham Indosiar sebanyak 32%. Seiring waktu, BPPN membawa Indosiar mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada 22 Maret 2001 dengan melepas 15% kepemilikannya (bersama sedikit saham milik PT Prima) dengan nama emiten IDSR. Lalu, di akhir 2001, BPPN (lewat PT Holdiko) kemudian menjual 49% sahamnya di Indosiar ke PT TDM Aset Manajemen senilai Rp 775 miliar lewat proses tender, sehingga kepemilikan BPPN tinggal 8,25%. Kemudian PT TDM (yang banyak diduga dibekingi oleh Grup Salim, walaupun belum terbukti) menjual sahamnya ke publik sehingga menyisakan hanya 29,02%; dan ditambah penjualan sisa saham Holdiko, kepemilikan publik naik menjadi 43%. Namun, praktis PT Prima Visualindo tetap menjadi pengendali utama Indosiar, sehingga Indosiar tetap berada di kendali Grup Salim. Kondisi ini tetap tidak berubah dengan pembentukan perusahaan induk Indosiar, yaitu Indosiar Karya Media (IDKM) pada 4 Oktober 2004 dan penghapusan saham Indosiar setelahnya. IDKM kini menggantikan IDSR di bursa saham, tetapi tetap dengan kepemilikan yang sama yaitu Salim/PT Prima Visualindo 27%, TDM 29% dan publik 43%. Seiring waktu, saham TDM pun lenyap dan saham publik menjadi 59,17%, ditambah dengan kepemilikan saham PT Dinamika Usaha Jaya (5,09%) dan Citibank Singapura (8,5%). Namun, saham PT Prima tetap. Kondisi ini tetap berlangsung hingga ketika pada 3 Maret 2011 PT Prima Visualindo sepakat menjual 27,24% sahamnya ke PT Elang Mahkota Teknologi (Emtek) yang dikendalikan keluarga Sariaatmadja. Transaksinya dilakukan dengan keluarga Sariaatmadja menjual PT London Sumatra Indonesia miliknya yang merupakan salah satu perusahaan perkebunan sawit terbesar di Indonesia (yang diinginkan Grup Salim untuk memperkuat bisnis agribisnis dan barang konsumernya) sedangkan Salim menjual Indosiar pada Emtek. Isu penjualan ini sesungguhnya sudah muncul sejak 2007, ketika Salim berhasil menuntaskan pembelian saham London Sumatra Indonesia, tetapi tampaknya transaksi "tukar guling" ini diundur beberapa waktu. Walaupun sempat mendapat penolakan dari sejumlah pimpinan Indosiar dan adanya tuduhan monopoli oleh KPPU, tetapi Emtek tetap berhasil mengendalikan Indosiar (terhitung sejak 13 Mei 2011) dan bahkan berhasil meningkatkan kepemilikannya di Indosiar sebesar 84,77% setelah tender offer yang diadakan pada 13 Juli 2011. Pada akhirnya, induk Indosiar, IDKM melakukan penggabungan usaha dengan anak perusahaan Emtek lain yang bergerak di bidang media, Surya Citra Media (SCM) pada 1 Mei 2013 sehingga kini Indosiar berada di bawah satu induk dengan SCTV sampai saat ini. Walaupun demikian, sesungguhnya Salim masih memiliki kepemilikan minoritas tidak langsung di Indosiar (dan juga SCTV), lewat induk utamanya Emtek. Tercatat, saham Salim di Emtek saat ini mencapai 15% (9% oleh Anthony Salim dan 6,21% oleh PT Prima Visualindo). Dalam perkembangan kepemilikan Indosiar, beberapa rumor juga sempat muncul, misalnya pada 2001 Bhakti Investama (yang dimiliki oleh Hary Tanoesoedibjo) berusaha mengikuti tender untuk membeli 49% saham PT Holdiko di Indosiar, namun gagal karena rumor bahwa Bhakti ada di bawah kendali Grup Salim. Pada periode yang sama, PT Prosperindo (milik Surya Paloh), Jamsostek (bersama PT Gani Asset Management), dan 4 perusahaan lain juga mengikuti tender yang diadakan BPPN tersebut, tetapi semuanya juga gagal mendapatkan saham Indosiar. Ada juga kabar bahwa 40% saham Indosiar akan dibeli oleh PT Timsco (milik Timmy Habibie) pada akhir 1998 maupun rencana akuisisi di tahun 2000 oleh perusahaan penyiaran Filipina ABS-CBN. Pada April 2010, Chairul Tanjung yang sudah memiliki Trans TV dan Trans7 juga dirumorkan akan mengakuisisi stasiun televisi ini, yang sempat mengakibatkan kenaikan sahamnya. Isu penjualan ke Trans TV ini sesungguhnya sudah ada sejak Agustus 2006, dan manajemen pada saat itu mengatakan bahwa mereka siap berunding soal harganya. Ada juga rumor pada 2010-2011, yang sempat mengatakan bahwa Erick Thohir, pemilik Mahaka Media; sebuah perusahaan televisi Singapura; dan salah satu perusahaan afiliasi Grup Salim di Filipina, TV5 akan mengakuisisi Indosiar. Identitas Logo Logo Indosiar pada awalnya menggunakan logo yang mirip dengan Television Broadcasts Limited, Hong Kong yang diadopsi sebagai bagian dari hasil kerjasama antara Indosiar dan TVB di awal pendiriannya. Logo tersebut digunakan dengan lisensi dari anak perusahaan TVB di Belanda, Condor Entertainment BV lewat perjanjian sejak 1 Januari 1995. Kesepakatan keduanya ini berlangsung hingga 28 Februari 2027, dengan biaya senilai US$ 675.000. Terdapat beberapa modifikasi yang dilakukan Indosiar atas logo TVB, seperti warnanya dibalik (TVB menggunakan warna biru muda di logonya, sedangkan Indosiar menggunakan warna biru tua), ditambah tulisan "INDOSIAR" (dengan font ITC Avant Garde yang dimodifikasi) dan tiga cincin gaya huruf "O" warna merah pada tengah warna hijau (simbolisasi kepemilikan oleh Grup Salim). Awalnya, logo tersebut digunakan sejak Indosiar bersiaran di tahun 1995 hingga 2007. Namun, karena menimbulkan kontroversi setelah dianggap merusak layar TV tabung akibat selalu berbekas di pojok kiri atas, logo ini kemudian diganti menjadi "ikan terbang", meskipun logo aslinya masih dipertahankan sebagai logo perusahaan. Lima tahun kemudian, logo Indosiar yang lama kembali digunakan di layar kaca dengan sejumlah perubahan minor, seperti efek mengkilap (serta efek "berlian" mulai 1 Oktober 2012) dan tiga lingkaran diganti huruf "O" warna merah. Modifikasi kembali dilakukan menjadi bentuk logo yang digunakan saat ini pada tanggal 1 Desember 2014, berupa perubahan gaya huruf (untuk pertama kalinya setelah 20 tahun) dan shade warna. Dari tahun 1996-2012, Indosiar juga menggunakan logo ikan terbang yang cukup ikonik dan mirip dengan ikan torani. Logo tersebut awalnya hanya digunakan dalam station identification, dan aslinya hanya berwarna besi metalik. Pada awal 2000-an, diperkenalkan logo baru dengan sayap berwarna pelangi, dan pada 2007, di layar kaca mulai digunakan logo ikan terbang bersayap/bersirip merah. Logo ini merupakan perwujudan dari misi Indosiar, yaitu Futuristik, Inovatif, Satisfactory (memuaskan) dan Humanity (Kemanusiaan), atau disingkat FISH (Ikan). Penjabaran dari misi tersebut, yaitu: Futuristik. Dilambangkan dengan ikan terbang berenang sangat cepat, yang bermakna Indosiar selalu berorientasi ke masa depan dengan teknologi baru, serta menjadi yang terdepan dalam persaingan yang ada sekarang. Inovatif. Dilambangkan dengan ikan terbang yang mampu terbang setinggi-tingginya dilangit. Maksudnya, Indosiar diharapkan memiliki ide-ide baru dan orisinal dalam setiap program yang disuguhkan sehingga dapat menyajikan program-program baru yang dikehendaki masyarakat. Satisfactory (memuaskan). Dilambangkan dengan sisik ikan terbang untuk mempermudah berenang dalam air. Maknanya, Indosiar selalu berusaha memberikan kepuasan pemirsanya dengan memberikan perhatian pada kualitas acara ditambah dengan memperluas jaringan siarannya dengan fasilitas teknologi tinggi. Humanity (kemanusiaan). Dilambangkan dengan ikan tidak akan tenggelam karena memiliki kantung udara ditubuhnya, artinya ada bantuan dari organ lain. Dalam hal ini, Indosiar berusaha untuk peka terhadap lingkungan sekitar dengan membantu sesama, baik lewat program seperti peduli kasih atau penerimaan karyawan disabilitas. Selain perwujudan misi Indosiar, ikan besi metalik juga diambil sebagai logo karena merupakan perwujudan teknologi mutakhir yang digunakan dalam penyiarannya. Ikan itu selalu terbang melintasi berbagai tempat, maksudnya jangkauan siaran Indosiar yang tanpa batas dan dapat dinikmati pemirsanya. Slogan Memang Untuk Anda/Memang Untuk Anda!1 (1995-sekarang) Kita Bersama (2006 dan 2007 khusus HUT) Luar Biasa (2018-sekarang khusus HUT) Keterangan: 1 Slogan memakai tanda seru digunakan sebagai promosi acara, media majalah serta Station ID dari tahun 1995 sampai 2001 dan kembali tahun 2006 sebagai Station ID. Acara Program olahraga Pada tahun 2010. Indosiar memperoleh hak siar Serie A untuk periode 2 tahun ke depan yakni musim 2010-11 hingga musim 2011-12, dan di tahun 2012, Indosiar akan menyiarkan pertandingan Bundesliga musim 2012–2013 karena hak siar Serie A yang semula tayang selama 3 tahun berturut-turut pindah ke TVRI mulai musim 2012-2013 saja. Pada tahun 2013, Indosiar bersama SCTV memperoleh hak siar Barclays Premier League selama 3 tahun ke depan mulai musim 2013–14, 2014–15 hingga musim 2015–16 berkat kerjasama dengan beIN Sports. Kemudian di tahun 2014, Indosiar mendapatkan paket hak siar turnamen pra-musim Eropa International Champions Cup dan International Friendly Match hingga tahun 2015 dan pertengahan tahun 2021, Indosiar kembali menyiarkan turnamen pra-musim Eropa bersama O Channel dan Champions TV sebagai tv berlangganan. Penyiar Kasus Maraknya Penyalahgunaan Logo stasiun televisi Indosiar yang dijadikan Konten Parodi Jasa keliling yang viral di Media Sosial oleh sejumlah konten kreator Jaringan siaran Indosiar saat ini disiarkan melalui 25 stasiun televisi (tidak termasuk stasiun relai) yang menjangkau 32 dari 38 provinsi di Indonesia. Menurut data Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) stasiun-stasiun ini dimiliki oleh 24 perusahaan (termasuk stasiun dan perusahaan induknya) yang dioperasikan sendiri. Hingga tahun 2020, Indosiar didukung oleh 40 stasiun pemancar. Seluruh stasiun tersebut dimiliki oleh Indosiar. Berikut ini adalah stasiun afiliasi dan pemancar Indosiar (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari IPP Kemenkominfo dan laporan keuangan SCM. Keterangan: stasiun yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relai dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri. Manajemen Daftar direktur utama Direksi saat ini Komisaris saat ini Lihat pula Daftar stasiun televisi di Indonesia Daftar acara Indosiar Referensi Pranala luar Surya Citra Media Jaringan televisi Indonesia Stasiun televisi yang didirikan tahun 1995 Pendirian tahun 1995 di Indonesia Kebon Jeruk, Jakarta Barat Stasiun televisi di Jakarta
3,078
812
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota%20Administrasi%20Jakarta%20Barat
Kota Administrasi Jakarta Barat
Jakarta Barat adalah kota administrasi di bagian barat Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Pusat pemerintahannya berada di kecamatan Kembangan. Berdiri di tahun 1966 namun Jakarta Barat resmi dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1978. Sebagai kota administrasi, Jakarta Barat bukanlah daerah otonom sehingga tidak memiliki DPRD tersendiri. Wali kota Jakarta Barat diangkat oleh gubernur DKI Jakarta atas pertimbangan DPRD. Jakarta Barat secara administratif terbagi menjadi 8 kecamatan dan 56 kelurahan. Jumlah penduduk kota Jakarta Barat pada tahun 2018 mencapai 2.486.074 jiwa dimana 850 diantaranya merupakan warga negara asing (WNA) dari berbagai negara. Sementara pada pertengahan tahun 2023, penduduk Jakarta Barat berjumlah 2.615.945 jiwa. Geografi Batas Wilayah Sejarah Jakarta Barat terkenal dengan peninggalan masa kolonial Belanda seperti Gedung Balai Kota (kini menjadi Museum Sejarah Jakarta), kawasan Pecinan (Glodok) dan juga sejumlah mesjid tua serta benteng-benteng pertahanan masa awal pendudukan Belanda di Batavia. Sejarah terbentuknya kota administrasi Jakarta Barat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1978, wilayah DKI Jakarta di bagi menjadi 5 (lima) wilayah kota administrasif. Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat merupakan salah satu bagian yang memiliki kedudukan setingkat dengan Kotamadya Tingkat II. Walikota bertanggungjawab langsung kepada Gubernur DKI Jakarta. Pemerintahan Wali Kota Wali kota Jakarta Barat saat ini dijabat oleh Uus Kuswanto. Ia dilantik oleh penjabat gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, pada 21 Maret 2023 di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta. Sebelumnya, Uus sudah pernah menjabat sebagai wali kota Jakarta Barat, yakni pada September 2020. Setelah menjabat sekitar 13 bulan, jabatan wali kota digantikan oleh gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang selanjutnya diberikan kepada Yani Wahyu Purwoko. Sementara jabatan wakil wali kota dijabat oleh Hendra Hidayat, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil wali kota Jakarta Timur. Kecamatan Lima dari delapan kecamatan di atas merupakan hasil pembentukan PP No. 25 tahun 1978 tentang Pembentukan Wilayah Kota dan Kecamatan dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tiga lainnya dibentuk melalui PP No. 90 tahun 1980, Kecamatan Palmerah dari Grogol Petamburan, Kalideres dari Cengkareng, dan Kembangan dari Kebon Jeruk. Ekonomi Setelah Jakarta Selatan, Jakarta Barat dirancang untuk menjadi daerah pusat bisnis bagi kawasan Jakarta dan sekitarnya. Khususnya di Kecamatan Kembangan telah dan akan dibangun mal, pusat hiburan, pusat perbelanjaan, pusat perkantoran, rumah sakit, sekolah dan sebagainya. Daerah ini menjadi begitu strategis karena dilewati rangkaian Jalan Lingkar Luar Jakarta (JORR). Pendidikan Data pemerintah DKI Jakarta tahun 2020 mencatat, jumlah sekolah dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas sebanyak 1.424 sekolah. Jumlah sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak sebanyak 429 sekolah, 8 sekolah negeri dan 421 sekolah swasta. Tingkat Sekolah Dasar sebanyak 599 sekolah, 359 sekolah negeri dan 240 sekolah swasta. Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama berjumlah 278 sekolah, 50 sekolah negeri dan 228 sekolah swasta. Kemudian untuk tingkat Sekolah Menengah Atas sebanyak 117 sekolah, 17 sekolah negeri dan 100 sekolah swasta. Dan untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 118 sekolah, 11 sekolah negeri dan 107 sekolah swasta. Sementara untuk tingkat perguruan tinggi, termasuk Universitas, Institut, Politeknik, Sekolah Tinggi, hingga Akademi, tahun 2022 terdapat 30 perguruan tinggi di Jakarta Barat, dan semua perguruan tinggi tersebut adalah sekolah swasta, di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Beberapa diantaranya ialah Universitas Bina Nusantara, Universitas Mercu Buana, Universitas Trisakti, Universitas Tarumanegara, Universitas Kristen Krida Wacana, Podomoro University, Universitas Esa Unggul, STAINU Jakarta, STIE Ahmad Dahlan, Universitas Mpu Tantular, Universitas Gunadarma kampus Cengkareng, Jakarta Barat, dan lainnya. Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat memiliki fasilitas kesehatan, diantaranya RSUD Cengkareng, RS Mitra Keluarga Kalideres, Ciputra Hospital, RS Hermina Daan Mogot, RS Pondok Indah Puri Indah, RS Pelni Petamburan, Rumah Sakit Dharmais, Rumah Sakit Harapan Kita, Rumah Sakit Siloam, Jakarta Eye Centre, Rumah Sakit Royal Taruma, Rumah Sakit Graha Kedoya Kebon Jeruk, RS Sumber Waras Grogol Petamburan, RSU Patria IKKT Palmerah, RS Medika Permata Hijau, dan Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. Beberapa puskemas dan klinik yang ada di Jakarta Barat yakni Puskesmas Kebon Jeruk, Puskesmas Palmerah, Puskesmas Grogol Petambura, Puskesmas Kembangan, Puskesmas Cengkareng, Puskesmas Kalideres, Klinik Ciputra Kalideres, Kalideres, Jakarta Barat, dan Klinik Yakrija Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat. Transportasi Kota Administrasi Jakarta Barat memiliki fasilitas transportasi, termasuk layanan bus dan juga kereta api listrik. Fasilitas terminal bus yang ada di Jakarta Barat yakni Terminal Kalideres, Terminal Grogol yang melayani penumpang antar provinsi hingga ke luar pulau Jawa. Ada juga Terminal Kota Intan dan Terminal Rawa Buaya. Kota Jakarta Barat memiliki 9 stasiun KRL yaitu: Stasiun Angke, Stasiun Bojong Indah, Stasiun Duri, Stasiun Grogol, Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Kalideres, Stasiun Pesing, Stasiun Rawa Buaya, dan Stasiun Taman Kota. Dan ada 3 stasiun MRT Jakarta yakni Stasiun MRT Glodok, Stasiun MRT Kota, dan Stasiun MRT Mangga Besar. Untuk layanan Transjakarta, terdapat Transjakarta Koridor 1, Transjakarta Koridor 3, Transjakarta Koridor 8, Transjakarta Koridor 9, dan Transjakarta Koridor 12. Olahraga Pusat kawasan olahraga di Jakarta Barat berada di GOR Cenderawasih Cengkareng dan Taman Kantor Wali kota Jakarta Barat. GOR Cendrawasih sendiri adalah Gelanggang Olahraga terdiri dari Stadion, lapangan, lapangan futsal,lapangan basket, Gelanggang serbaguna dan tempat pelatihan climbing. Satu-satunya club anggota PSSI yang bermarkas di Stadion Cenderawasih adalah Persija Barat yang berdiri sejak 1975. Lihat pula Museum Seni Rupa dan Keramik Tempat Wisata Jakarta Barat Referensi Pranala luar Bapeda Jakarta Situs Resmi Jakarta Barat Jakarta Barat Kota madya
854
813
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota%20Administrasi%20Jakarta%20Utara
Kota Administrasi Jakarta Utara
Jakarta Utara adalah sebuah kota administrasi di bagian Utara Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Kantor wali kota Administrasi Jakarta Utara terletak di Kecamatan Tanjung Priok. Jakarta Utara dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1978. Pada tahun 2020 jumlah penduduk kota Jakarta Utara berjumlah sebanyak 1.843.537 jiwa. Di Jakarta Utara terletak beberapa pelabuhan, diantaranya Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Sebagai kota administrasi, Jakarta Utara bukanlah daerah otonom sehingga tidak memiliki DPRD tersendiri. Wali kota Jakarta Utara diangkat oleh gubernur DKI Jakarta atas pertimbangan DPRD. Di sebelah utara Jakarta Utara berbatasan dengan Laut Jawa, di sebelah timur dengan Bekasi, di sebelah selatan dengan Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Di sebelah barat Jakarta Utara berbatasan dengan Tangerang. Geografi Batas Wilayah Pemerintahan Wali Kota Wali kota yang menjabat saat ini di Jakarta Utara ialah Ali Maulana Hakim, dan wakil wali kota, Juaini. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, melantik mereka pada 23 Februari 2021, di Balai Kota DKI Jakarta. Dewan Perwakilan Kecamatan PP No. 25 tahun 1978 tentang Pembentukan Wilayah Kota dan Kecamatan dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta membentuk lima kecamatan di Jakarta Utara. Satu di antaranya kemudian dimekarkan menjadi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Selanjutnya melalui PP No. 90 tahun 1980, Kecamatan Kelapa Gading dimekarkan dari Koja, dan Pademangan dari penjaringan. Pendidikan Data pemerintah DKI Jakarta tahun 2020 mencatat, jumlah sekolah dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas di Jakarta Utara sebanyak 966 sekolah. Jumlah sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak sebanyak 264 sekolah, 11 sekolah negeri dan 253 sekolah swasta. Tingkat Sekolah Dasar sebanyak 344 sekolah, 147 sekolah negeri dan 197 sekolah swasta. Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama berjumlah 193 sekolah, 39 sekolah negeri dan 154 sekolah swasta. Kemudian untuk tingkat Sekolah Menengah Atas sebanyak 89 sekolah, 17 sekolah negeri dan 72 sekolah swasta. Dan untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 76 sekolah, 8 sekolah negeri dan 68 sekolah swasta. Sementara untuk tingkat perguruan tinggi, termasuk Universitas, Institut, Politeknik, Sekolah Tinggi, hingga Akademi, tahun 2022 terdapat 16 perguruan tinggi di Jakarta Utara, dan semua perguruan tinggi tersebut adalah sekolah swasta, di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Beberapa diantaranya ialah Universitas Bunda Mulia, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, STIE Wiyatamandala, STMIK Jibes, Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Malahayati, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi YPIAMI, Sekolah Tinggi Bahasa Asing Pertiwi Indonesia, Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Akademi Maritim Nasional Jaya, Akademi Maritim Djadajat, dan lainnya. Transportasi Kota Jakarta Utara memiliki 4 stasiun KRL, 3 stasiun MRT Jakarta dan 12 stasiun LRT Jakarta Stasiun KRL yakni Stasiun Ancol, Stasiun JIS, Stasiun Kampung Bandan, dan Stasiun Tanjung Priuk. Satsiun MRT Jakarta yakni Stasiun MRT Ancol Barat, Stasiun MRT Ancol Marina, dan Stasiun MRT Mangga Dua. Stasiun LRT Jakarta yang ada di Jakarta Utara yakni Stasiun LRTJ Benyamin Sueb, Boulevard Gading, Boulevard Selatan, Boulevard Utara, Gelanggang Remaja, JIS, Kelapa Nias, Kemayoran, Martadinata, Pegangsaan Dua, Sunter Barat, dan Sunter Timur. Kemudian, moda transportasi Transjakarta BRT yang ada di Jakarta Utara yakni Transjakarta Koridor 2, Koridor 2A, Koridor 2D, Transjakarta Koridor 5, Koridor 5D, Koridor 5E, Koridor 5H, Koridor 5K, Transjakarta Koridor 9, Transjakarta Koridor 10, Koridor 10D, Koridor 10H, Transjakarta Koridor 12, dan Koridor 12M. Kota Jakarta Utara memiliki 28 halte Transjakarta diantaranya Halte Tanjung Priok (Koridor 10, Koridor 10D, Koridor 10H dan Koridor 12), Halte Enggano (Koridor 10, Koridor 10D dan Koridor 12), Permai Koja, Walikota Jakarta Utara, Plumpang Pertamina, Sunter Kelapa Gading, Yos Sudarso Kodamar, Sunter Boulevard Barat, Sunter Karya, Sunter SMP 140, Danau Agung, Kemayoran Landasan Pacu Timur, Gunung Sahari Mangga Dua, Mangga Dua, Ancol, Pademangan, Bandengan Pekojan, Penjaringan, Pluit, Jembatan Tiga, Pluit Landmark Auto Plaza, Pakin, Gedong Panjang, Bermis, ASMI, Pulomas, Pedongkelan, dan Pulomas. Kesehatan Rumah sakit Fasilitas Rumah Sakit yang ada di Jakarta Utara, diantaranya Rumah Sakit Umum Daerah Koja, RSUD Cilincing, RSUD Pademangan, Rumah Sakit Pluit, RSU Sukmul Sisma Medika, RSU Satya Negara, RSU Puri Medika, RSU Port Medical Center, RSU Pelabuhan Jakarta, RSU Pekerja, RSU Pantai Indah Kapuk, RSU Mulyasari, RSU Gading Pluit, RSU Firdaus, RSIA Santo Yusuf, RSIA Grand Family, RSIA Family, RS Royal Progress, Rumah Sakit dr. Sulianti Saroso, RS Primasana, RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, RS Islam Jakarta Sukapura, RS Hermina Podomoro, RS Duta Indah, RS Atma Jaya, RSUD Tugu Koja, RSUD Tanjung Priok. Pada saat terjadinya pandemi Covid-19, wisma atlet dijadikan sebagai Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, tempat khusus karantina bagi masyarakat yang menderita Covid-19. Lihat pula Taman Impian Jaya Ancol Sunda Kelapa Pelabuhan Tanjung Priok Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Daftar kecamatan dan kelurahan di DKI Jakarta Referensi Pranala luar Informasi wisata Jakarta Utara Portal Berita dan Informasi Jakarta Utara Situs web resmi Jakarta Utara Jakarta Utara
771
814
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota%20Administrasi%20Jakarta%20Pusat
Kota Administrasi Jakarta Pusat
Jakarta Pusat adalah nama sebuah kota administrasi di pusat Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta Pusat adalah administrasi terkecil di provinsi DKI Jakarta. Kantor Wali kota Administrasi Jakarta Pusat terletak di Kecamatan Tanah Abang. Jakarta Pusat dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1978. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat tahun 2022, penduduk Jakarta Pusat tahun 2021 sebanyak 1.066.460 jiwa, dengan kepadatan 22.197 jiwa/km2. Sebagai kota administrasi, Jakarta Pusat bukanlah daerah otonom sehingga tidak memiliki DPRD tersendiri. Wali kota Jakarta Pusat diangkat oleh gubernur DKI Jakarta atas pertimbangan DPRD. Di sebelah utara Jakarta Pusat berbatasan dengan Jakarta Utara, di sebelah timur dengan Jakarta Timur, di sebelah selatan dengan Jakarta Selatan dan di sebelah barat dengan Jakarta Barat. Batas wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat berada di tengah-tengah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sehingga wilayahnya dikelilingi oleh kota administrasi Jakarta lainnya. Adapun batas wilayah Jakarta Pusat yakni: Pemerintahan Daftar Wali Kota Kecamatan Semua kecamatan di atas merupakan hasil pembentukan PP No. 25 tahun 1978 tentang Pembentukan Wilayah Kota Dan Kecamatan Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Selain Johar Baru yang dimekarkan dari Cempaka Putih melalui PP No. 90 tahun 1980 Pendidikan Data pemerintah DKI Jakarta tahun 2020 mencatat, jumlah sekolah dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas di Jakarta Pusat sebanyak 690 sekolah. Jumlah sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak sebanyak 186 sekolah, 9 sekolah negeri dan 177 sekolah swasta. Tingkat Sekolah Dasar sebanyak 278 sekolah, 181 sekolah negeri dan 97 sekolah swasta. Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama berjumlah 112 sekolah, 36 sekolah negeri dan 76 sekolah swasta. Kemudian untuk tingkat Sekolah Menengah Atas sebanyak 56 sekolah, 13 sekolah negeri dan 43 sekolah swasta. Dan untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 58 sekolah, 14 sekolah negeri dan 44 sekolah swasta. Data tahun 2022, tingkat perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi termasuk Universitas, Institut, Politeknik, Sekolah Tinggi, hingga Akademi, terdapat 63 perguruan tinggi di Jakarta Pusat. Adapun rinciannya yakni 1 perguruan tinggi negeri, 59 perguruan tinggi swasta, dan 3 perguruan tinggi kedinasan. Beberapa diantaranya ialah Universitas Bung Karno, Universitas Prof. Dr. Moestopo (UPDM), Universitas Yarsi, Universitas Bina Sarana Informatika, STIE & STMIK Jayakarta, Universitas Nusa Mandiri (UNM), Politeknik Hang Tuah Jakarta, dan lainnya. Transportasi Di Jakarta Pusat, terdapat beberapa fasilitas transportasi umum meliputi sarana transpotasi bus, dan kereta api listrik. Sebuah terminal di Jakarta Pusat yakni Terminal Pasar Senen, terminal tipe B. Terminal Senen menjadi terminal antara, yang menghubungkan satu ujung terminus ke terminus yang lain, meskipun dalam banyak rute bus kota ia merupakan terminus. Kemudian fasilitas stasiun kereta api melayani layanan kereta api antarkota yang berperan sebagai stasiun ujung bagi wilayah Jabodetabek menghubungkan Jakarta dengan berbagai kota di Pulau Jawa, yaitu Stasiun Gambir di Kecamatan Gambir merupakan stasiun kereta api utama bagi wilayah Jabodetabek, melayani kereta api antarkota kelas eksekutif serta sebagian kecil kelas campuran seperti KA , , dan ; sedangkan Stasiun Pasar Senen di Kecamatan Senen merupakan stasiun kereta api sekunder bagi wilayah tersebut, melayani kereta api antarkota kelas campuran dan ekonomi serta kereta komuter KRL Commuter Line. Untuk stasiun KAI Commuter diantaranya Stasiun Tanah Abang, Stasiun Sudirman, Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Karet, Stasiun Rajawali, Stasiun Kemayoran, Stasiun Gang Sentiong, Stasiun Kramat, Stasiun Cikini, Stasiun Gondangdia, Stasiun Juanda, Stasiun Sawah Besar, Stasiun Mangga Besar, dan Stasiun Jayakarta. Ada juga stasiun untuk MRT Jakarta, yakni Stasiun Dukuh Atas, Stasiun Bundaran HI, Stasiun Bendungan Hilir, Stasiun Istora, dan Stasiun Senayan. Layanan Transjakarta juga tersedia dengan berbagai rute dari koridor 1 hingga koridor 12, yakni Transjakarta Koridor 1, Transjakarta Koridor 2, Koridor 2A, Koridor 2D, Transjakarta Koridor 3, Koridor 3F, Transjakarta Koridor 4, Koridor 4M, Transjakarta Koridor 5, Koridor 5C, Koridor 5D, Koridor 5H, Koridor 5K, Transjakarta Koridor 6, Koridor 6A, Koridor 6B, Koridor 6V, Koridor 7F, Transjakarta Koridor 8, Koridor 8A, Transjakarta Koridor 9, Koridor 9B, Koridor 9C, Transjakarta Koridor 10, Koridor 10D, Koridor 10H, Koridor 11V, Transjakarta Koridor 12, dan Koridor 12M. Kesehatan Referensi Pranala luar Situs Web Resmi Jakarta Pusat Jakarta Pusat Kota Pusaka di Indonesia Kotamadya
660
815
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota%20Administrasi%20Jakarta%20Timur
Kota Administrasi Jakarta Timur
Jakarta Timur adalah kota administrasi di bagian Timur DKI Jakarta, Indonesia yang pusat pemerintahannya berada di Kecamatan Cakung. Di sebelah Utara, Jakarta Timur berbatasan dengan kota administrasi Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Sedangkan di sebelah Timur, berbatasan dengan Kota Bekasi, di bagian Selatan, berbatasan dengan Kota Depok, dan di sebelah Barat, berbatasan dengan kota administrasi Jakarta Selatan. Jumlah penduduk Jakarta Timur pada tahun 2018 berdasarkan data BPS DKI Jakarta 2019 adalah 3.111.928 jiwa, termasuk 365 jiwa warga negara asing (WNA). Sementara pada tahun 2020, penduduk Jakarta Timur berjumlah 3.234.003 jiwa dengan kepadatan 17.199 jiwa/km2. Geografi Dahulu Jakarta Timur masih berupa rawa-rawa. Secara administratif, wilayahnya terdiri atas 10 kecamatan, 65 kelurahan, 673 rukun warga dan 7.513 rukun tetangga dan dihuni tidak kurang dari 1.959.022 jiwa (2000), di mana 1.044.857 jiwa laki-laki dan 914.175 jiwa perempuan dan jumlah ini mengalami peningkatan cukup signifikan pada 2017 yakni 2.892.783 jiwa dan 3.111.928 jiwa pada tahun 2018, sekaligus merupakan jumlah penduduk terbanyak di DKI Jakarta. Kota ini memiliki wilayah seluas 188,03 km² (menurut Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur) (menurut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta) dengan kepadatan mencapai 15.384,69 jiwa per km², menjadikannya kota administrasi terluas di provinsi DKI Jakarta. Kota ini memiliki tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 2,4% per tahun dan pendapatan per kapita sebesar Rp 5.057.040,00. Kantor Walikota Jakarta Timur hingga akhir tahun 1990-an berada di wilayah kecamatan Jatinegara, tepatnya di Jalan Jatinegara Timur nomor 55 yang saat ini dipergunakan untuk kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi DKI Jakarta. Baru pada sekitar tahun 2000-an kantor Walikota dipindahkan ke wilayah Penggilingan, di wilayah kecamatan Cakung. Alamat Kantor Wali Kota Jalan Dr. Soemarno No. 1 Penggilingan, Cakung. Jakarta Timur juga terdapat salah satu penjara terbesar di Indonesia yaitu LP Cipinang yang berlokasi di kecamatan Jatinegara, dan wilayah ini juga dilalui oleh proyek Banjir Kanal Timur. Iklim dan Cuaca Daerah ini sepanjang tahun selalu beriklim panas dengan suhu rata-rata sepanjang tahun sekitar 27 °C. Terdapat lima sungai mengaliri Kota Administrasi Jakarta Timur. Sungai-sungai tersebut antara lain Ciliwung, Kali Sunter, Kali Malang, Cipinang, dan Cakung Drain di bagian utara wilayah ini. Sungai-sungai tersebut pada musim puncak hujan pada umumnya tidak mampu menampung air sehingga beberapa kawasan tergenang banjir. Tahun 2007 curah hujan rata-rata mencapai 243,14 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan Februari yakni 1.081,4 mm. Tekanan udara sekitar 1.617,9 MBS dan kelembapan udara rata-rata 77,67 persen. Kecepatan angin 3,42 MSE serta arah angin pada bulan Januari–Maret ke arah utara, April-September ke arah timur laut dan Oktober–Desember ke arah barat, arah angin Oktober–Desember sering menimbulkan hujan lebat seperti halnya wilayah-wilayah lain di Indonesia. Pemerintahan Daftar Wali Kota Yang menjabat sebagai wali kota Jakarta Timur saat ini ialah Muhammad Anwar, ia dilantik menggantikan Bambang Musyawardana oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan pada tanggal 5 Juli 2018 di Balai Agung, Balaikota Provinsi DKI Jakarta. Sementara untuk jabatan wakil wali kota Jakarta Timur telah berganti sebanyak tiga kali. Pada awal kepemimpinan Anwar, ia didampingi oleh Uus Kuswanto, yang menjabat hingga 2020. Kemudian, ia digantikan oleh Hendra Hidayat hingga bulan Maret 2023. Selanjutnya jabatan wakil wali kota selanjutnya diberikan kepada Iin Mutmainnah, mulai Maret 2023 hingga sekarang. Sebelumnya, Iin menjabat sebagai sekretaris kota Jakarta Barat. Dewan Perwakilan Kecamatan Tujuh dari sepuluh kecamatan di atas merupakan hasil pembentukan PP No. 25 tahun 1978 tentang Pembentukan Wilayah Kota Dan Kecamatan Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Empat kecamatan lainnya, Kecamatan Duren Sawit yang dimekarkan dari Jatinegara, Ciracas dan Cipayung dari Pasar Rebo, dan Makassar dari Kramat Jati, dibentuk melalui PP No. 90 tahun 1980 Pendidikan Data pemerintah DKI Jakarta tahun 2020 mencatat, jumlah sekolah dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas di Jakarta Timur sebanyak 1.844 sekolah. Jumlah sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak sebanyak 623 sekolah, 20 sekolah negeri dan 603 sekolah swasta. Tingkat Sekolah Dasar sebanyak 640 sekolah, 439 sekolah negeri dan 201 sekolah swasta. Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama berjumlah 264 sekolah, 95 sekolah negeri dan 169 sekolah swasta. Kemudian untuk tingkat Sekolah Menengah Atas sebanyak 123 sekolah, 40 sekolah negeri dan 83 sekolah swasta. Dan untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 194 sekolah, 21 sekolah negeri dan 173 sekolah swasta. Data tahun 2022, tingkat perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi termasuk Universitas, Institut, Politeknik, Sekolah Tinggi, hingga Akademi, terdapat 87 perguruan tinggi di Jakarta Timur. Adapun rinciannya yakni 1 perguruan tinggi negeri, 82 perguruan tinggi swasta, dan 4 perguruan tinggi kedinasan. Beberapa diantaranya ialah Universitas Negeri Jakarta, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA), Universitas Islam Djakarta (UID), Universitas Darma Persada, Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti, Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI), Institut Bisnis Nusantara (IBN), Akademi Keperwatan Pasar Rebo Jakarta, STMIK Nusa Mandiri, Universitas Binawan, STIE Swadaya, Sekolah Tinggi Ilmu Maritim AMI dan lainnya. Pariwisata Objek Wisata Wisata Belanja * Arion Mall Buaran Plaza Bassura City Cibubur Junction Mall Klender Mall Cijantung Mall Cipinang Indah Pusat Grosir Cililitan Pusat Grosir Jatinegara Pulogadung Trade Center Pasar Jatinegara Pasar Kramat Jati Lippo Plaza Kramat Jati Pondok Kelapa Town Square Tamini Square AEON Mall Jakarta Garden City City Plaza jatinegara Wisata Budaya Lubang Buaya dan Monumen Pahlawan Revolusi Taman Mini Indonesia Indah Makam Pangeran Jayakarta Bumi Perkemahan Cibubur Festival Kalimalang Taman Banjir Kanal Timur Transera Waterpark Harapan Indah Pacuan Kuda Pulomas Kesehatan Transportasi Bandar Udara Bandara Halim Perdanakusuma Halte Trans Jakarta Pulo Gadung 1 Pulo Gadung 2 Bermis ASMI Pedongkelan Pasar Pulo Gadung TU Gas Layur Pemuda Rawamangun Velodrome UNJ Pramuka BPKP Pramuka LIA Utan Kayu Pasar Genjing Matraman 1 Matraman 2 Tegalan Slamet Riyadi Matraman Baru Pasar Jatinegara Jatinegara RS Premier Kampung Melayu Bidara Cina Gelanggang Remaja Cawang Otista BNN Cawang UKI BKN PGC 1 PGC 2 Pasar Kramat Jati Pasar Induk Kramat Jati RS Harapan Bunda Flyover Raya Bogor Tanah Merdeka Kampung Rambutan Pinang Ranti (Koridor 9) Garuda Taman Mini (Koridor 9) Cawang Ciliwung (Koridor 9) Cikoko (Stasiun Cawang) (Koridor 9) Cawang Soetoyo (Koridor 10) Cipinang Kebon Nanas (Koridor 10) Pedati Prumpung (Koridor 10) Stasiun Jatinegara (Koridor 10) Bea Cukai Ahmad Yani (Koridor 10) Utan Kayu Rawamangun (Koridor 10) Pemuda Pramuka (Koridor 10) Kayu Putih Rawasari (Koridor 10) Pulomas Bypass/Pacuan Kuda (Koridor 10) Stasiun Jatinegara 2 (Koridor 11) Flyover Jatinegara (Koridor 11) Pasar Enjo (Koridor 11) Imigrasi Jakarta Timur (Koridor 11) Cipinang (Koridor 11) Stasiun Klender (Koridor 11) Flyover Klender (Koridor 11) Kampung Sumur (Koridor 11) Buaran (Koridor 11) Flyover Raden Inten (Koridor 11) Perumnas Klender (Koridor 11) Penggilingan (Koridor 11) Wali Kota Jakarta Timur (Koridor 11) Terminal Pulo Gebang (Koridor 11) Rute Transjakarta BRT Transjakarta Koridor 2: Pulo Gadung-Harmoni Koridor 2A: Pulo Gadung-Rawa Buaya Koridor 2D: ASMI-Kalideres Transjakarta Koridor 4: Pulo Gadung-Tosari Koridor 4D: Pulo Gadung-Kuningan Koridor 4H: Pulo Gadung-Ragunan Koridor 4K: Blok M-Pulo Gadung Koridor 4M: Kota-Pulo Gadung Transjakarta Koridor 5: Ancol-Kampung Melayu Koridor 5C: PGC-Monas Koridor 5D: BKN-Ancol Transjakarta Koridor 7: Kampung Melayu-Terminal Kampung Rambutan Koridor 7F: Harmoni-Terminal Kampung Rambutan Koridor 7M: Pulo Gadung-Terminal Kampung Rambutan Transjakarta Koridor 9: Pluit-Pinang Ranti Koridor 9A: BKN-Grogol Koridor 9B: Kota-Pinang Ranti Koridor 9C: Pinang Ranti-Bundaran Senayan Koridor 9K: Grogol-Terminal Kampung Rambutan Transjakarta Koridor 10: Tanjung Priok-PGC Koridor 10D: Tanjung Priok-Terminal Kampung Rambutan Transjakarta Koridor 11: Kampung Melayu-Pulo Gebang Koridor 11V: Pasar Baru-Pulo Gebang Stasiun Kota Jakarta Timur memiliki 7 stasiun KRL, 11 stasiun LRT Jakarta, 1 stasiun KCIC dan 6 stasiun LRT Jabodebek Stasiun Buaran Stasiun Cakung Stasiun Jatinegara Stasiun Klender Stasiun Klender Baru Stasiun Matraman Stasiun Pondok Jati Stasiun LRTJ Equestrian Stasiun LRTJ Halim Stasiun LRTJ Jayakarta Stasiun LRTJ Kalimalang Stasiun LRTJ Klender Stasiun LRTJ Pahlawan Revolusi Stasiun LRTJ Pemuda Stasiun LRTJ Pondok Bambu Stasiun LRTJ Pulogadung Stasiun LRTJ Pulomas Stasiun LRTJ Velodrome Stasiun HSR Halim Stasiun LRT Cawang Stasiun LRT Ciliwung Stasiun LRT Ciracas Stasiun LRT Halim Stasiun LRT Kampung Rambutan Stasiun LRT Taman Mini Selain itu, Kota Jakarta Timur juga memiliki 1 stasiun yang sudah berhenti beroperasi dikarenakan adanya jalur dwi ganda, yaitu: Stasiun Cipinang Terminal Bus Terminal Cililitan Terminal Kampung Melayu/Jatinegara Terminal Kampung Rambutan Terminal Klender Terminal Pinang Ranti Terminal Pondok Gede Terminal Pulo Gadung Terminal Pulo Gebang Terminal Rawamangun Jalan tol Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta (ruas Cawang–Priok) Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Jalan Tol Jakarta-Cikampek Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu Referensi Lihat pula Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Utara Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Timur Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Selatan Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Barat Daftar kecamatan dan kelurahan di DKI Jakarta Daftar kecamatan dan kelurahan di Indonesia Pranala luar Situs Resmi Pemerintah Kota Jakarta Timur Jakarta Timur Jakarta Timur Kotamadya
1,417
816
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota%20Administrasi%20Jakarta%20Selatan
Kota Administrasi Jakarta Selatan
Jakarta Selatan adalah nama sebuah Kota Administrasi di bagian selatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pusat pemerintahannya berada di Kebayoran Baru. Jakarta Selatan adalah salah satu dari lima Kota Administrasi di DKI Jakarta. Di sebelah Utara, Jakarta Selatan berbatasan dengan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Di sebelah Timur berbatasan dengan Jakarta Timur. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Depok, dan sebelah Barat dengan Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Jakarta Selatan adalah Kota Administrasi, dengan jumlah penduduk pada tahun 2018 sebanyak 2.296.977 jiwa, termasuk diantaranya 2.198 jiwa merupakan warga negara asing (WNA). Sementara pada pertengahan tahun 2023, penduduk Jakarta Selatan berjumah 2.408.480 jiwa. Pemerintahan Wali Kota Wali kota Jakarta Selatan saat ini dijabat oleh Munjirin. Ia dilantik menjadi wali kota pada 13 Oktober 2021, oleh gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Sementara untuk jabatan wakil wali kota, Ali Murtahdo sempat menjabat sebagai pelaksana tugas wakil wali kota, pada masa pemerintahan Anies Baswedan. Kemudian, pelaksana tugas gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengangkat Edi Sumantri menjadi wakil wali kota Jakarta Selatan pada 10 November 2022. Sebelumnya, Edi menjabat sebagai Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta. Kecamatan Tujuh dari sepuluh kecamatan di atas merupakan hasil pembentukan PP No. 25 tahun 1978 tentang Pembentukan Wilayah Kota Dan Kecamatan Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tiga kecamatan lainnya, Kecamatan Pancoran yang dimekarkan dari Mampang Prapatan, Jagakarsa dari Pasar Minggu, dan Pesanggrahan dari Kebayoran Lama, dibentuk melalui PP No. 90 tahun 1980 Pendidikan Data pemerintah DKI Jakarta tahun 2020 mencatat, jumlah sekolah dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas di Jakarta Selatan sebanyak 1.347 sekolah. Jumlah sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak sebanyak 413 sekolah, 12 sekolah negeri dan 401 sekolah swasta. Tingkat Sekolah Dasar sebanyak 487 sekolah, 309 sekolah negeri dan 178 sekolah swasta. Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama berjumlah 217 sekolah, 66 sekolah negeri dan 151 sekolah swasta. Kemudian untuk tingkat Sekolah Menengah Atas sebanyak 104 sekolah, 29 sekolah negeri dan 75 sekolah swasta. Dan untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 126 sekolah, 18 sekolah negeri dan 108 sekolah swasta. Sementara untuk tingkat perguruan tinggi, termasuk Universitas, Institut, Politeknik, Sekolah Tinggi, hingga Akademi, tahun 2022 terdapat 92 perguruan tinggi di Jakarta Selatan, dan 2 perguruan tinggi negeri, 85 perguruan tinggi swasta, 5 perguruan tinggi kedinasan, di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Beberapa diantaranya ialah Universitas Atma Jaya Jakarta, Universitas Paramadina, Universitas Nasional (Unas), Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, STIE Perbanas Jakarta, Universitas Bina Nusantara (Binus), Universitas Pancasila, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sahid, Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama, Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Universitas Prasetya Mulya, Sampoerna University, dan lainnya. Transportasi Kota Jakarta Selatan memiliki 10 stasiun KRL, 6 stasiun LRT Jabodebek dan 9 stasiun MRT Jakarta 10 stasiun KRL yakni Stasiun Cawang, Stasiun Duren Kalibata, Stasiun Kebayoran, Stasiun Lenteng Agung, Stasiun Manggarai, Stasiun Pasar Minggu, Stasiun Pasar Minggu Baru, Stasiun Tanjung Barat, Stasiun Tebet, dan Stasiun Universitas Pancasila. Sementara untuk 6 stasiun LRT Jabodebek yakni Stasiun LRT Cikoko, Stasiun LRT Dukuh Atas, Stasiun LRT Kuningan, Stasiun LRT Pancoran, Stasiun LRT Rasuna Said, dan Stasiun LRT Setiabudi. 9 stasiun MRT Jakarta yakni Stasiun MRT ASEAN, Stasiun MRT Bendungan Hilir, Stasiun MRT Blok A, Stasiun MRT Blok M, Stasiun MRT Cipete Raya, Stasiun MRT Fatmawati, Stasiun MRT Haji Nawi, Stasiun MRT Lebak Bulus, Stasiun MRT Senayan, dan Stasiun MRT Setiabudi. Kemudian untuk moda transportasi Transjakarta BRT, diantaranya Transjakarta Koridor 1, Transjakarta Koridor 4, Koridor 4D, Koridor 4H, Koridor 4K, Transjakarta Koridor 6, Koridor 6A, Koridor 6B, Koridor 6V, Transjakarta Koridor 8, Transjakarta Koridor 9, Koridor 10H, Transjakarta Koridor 13, Koridor 13B, Koridor 13C, Koridor 13D, Koridor 13E, dan Koridor L13E. Kesehatan Referensi Lihat pula Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Utara Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Timur Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Selatan Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Barat Daftar kecamatan dan kelurahan di DKI Jakarta Daftar kecamatan dan kelurahan di Indonesia Pranala luar Situs resmi Jakarta Selatan Jakarta Selatan Kota madya
671
817
https://id.wikipedia.org/wiki/Mahabharata
Mahabharata
Mahabharata adalah salah satu dari dua wiracarita besar India Kuno yang ditulis dalam bahasa Sanskerta, yang satunya lagi adalah Ramayana. Mahabharata menceritakan kisah perang antara Pandawa dan Korawa (Kurawa) memperebutkan takhta Hastinapura. Mahabharata banyak memuat filsafat dan peribadatan Hindu, dan membahas Empat Tujuan Hidup Manusia (12.161). Di antara karya dan cerita yang termuat dalam Mahabharata adalah Bhagawadgita, kisah Nala dan Damayanti, kisah Satyawan dan Sawitri, kisah Kaca dan Dewayani, kisah Resyasrengga, dan rangkuman Rāmāyaṇa, sering dianggap sebagai karya yang berdiri sendiri. Secara tradisional, Mahabharata dikarang oleh Kresna Dwaipayana Byasa. Telah banyak upaya membongkar perkembangan sejarah dan komposisinya. Sebagian besar naskah Mahabharata kemungkinan disusun pada abad ke-3 sebelum Masehi hingga abad ke-3 Masehi, dan bagian tertua yang dilestarikan disusun tidak sampai 400 SM. Peristiwa asli yang berhubungan dengan wiracarita tersebut kemungkinan terjadi antara abad ke-9 hingga ke-8 SM. Bentuk final dari naskah tersebut diduga dibuat pada periode Gupta (sekitar abad ke-4 M). Mahabharata menjadi salah satu wiracarita terpanjang di dunia dan juga disebut sebagai "puisi terpanjang yang pernah dibuat". Versi terpanjangnya memiliki lebih dari 100.000 śloka atau lebih dari 200.000 baris (satu sloka sama dengan dua baris), dan prosa yang sangat panjang. Dengan sekitar 1,8 juta kata, naskah Mahabharata memiliki jumlah kata sekira sepuluh kali lipat gabungan antara Iliad dan Odisseia, atau empat kali lipat lebih panjang daripada Ramayana. W. J. Johnson telah membandingkan peranan Mahabharata dalam sejarah peradaban manusia dengan Alkitab, karya William Shakespeare, karya Homeros, drama Yunani, dan juga al-Qur'an. Dalam tradisi India, naskah Mahabharata sering disebut juga Weda kelima. Sejarah dan struktur tekstual Referensi paling awal yang diketahui tentang bhārata dan kata majemuk mahābhārata berasal dari Aṣṭādhyāyī (sutra 6.2.38) dari Pāṇini (abad ke-4 SM) dan Aśvalāyana Gṛhyasūtra (3.4.4). Albrecht Weber sempat menyebutkan tentang suku Rgvedic dari Bharatas, di mana seorang yang ternama mungkin pernah ditunjuk sebagai Mahā-Bhārata. Suntingan teks Antara tahun 1919 dan 1966, para pakar di Bhandarkar Oriental Research Institute, Pune, membandingkan banyak naskah dari wiracarita ini yang asalnya dari India dan luar India untuk menerbitkan suntingan teks kritis dari Mahabharata. Suntingan teks ini terdiri dari 13.000 halaman yang dibagi menjadi 19 jilid. Lalu suntingan ini diikuti dengan Harivaṃsa dalam 2 jilid dan 6 jilid indeks. Suntingan teks inilah yang biasa dirujuk untuk telaah mengenai Mahabharata. Daftar parwa Mahabharata merupakan kisah epik yang terbagi menjadi delapan belas kitab atau sering disebut Astadasaparwa. Rangkaian kitab menceritakan sejumlah cerita berbingkai, terutama kisah kilas balik leluhur para tokoh utama Mahabharata (Yayati, Yadu, Puru, Kuru, Duswanta, Sakuntala, Bharata). Kemudian cerita utama tersusun secara kronologis, mulai dari kelahiran Pandawa dan Korawa (Adiparwa), sampai kisah diterimanya mereka di surga (Swargarohanaparwa). Penokohan Dinasti Kuru Santanu: Penguasa Tanah Kuru yang bertakhta di Hastinapura. Ia memiliki 2 istri, Dewi Gangga dan Satyawati. Dari Dewa Gangga, ia berputra Bisma, sedangkan dari Satyawati ia memiliki dua putra, Citrānggada dan Wicitrawirya. Ia berjanji untuk mewariskan takhta Hastinapura hanya kepada keturunan Satyawati. Bisma: putra ke-8 Santanu dengan Dewi Gangga. Ia bersumpah tidak akan menjabat sebagai raja dan tidak mau memiliki keturunan, supaya tidak terjadi perebutan kekuasaan dengan keturunan Citrānggada dan Wicitrawirya, saudara tirinya. Ia merupakan seorang kesatria yang tangguh serta bijaksana, dan mengayomi keturunan saudara tirinya. Citrānggada dan Wicitrawirya: putra Santanu dan Satyawati. Keduanya wafat tanpa memiliki keturunan. Sebelumnya, Wicitrawirya menikah dengan putri Kasi bernama Ambika dan Ambalika. Kedua janda tersebut diserahkan kepada Resi Byasa agar memperoleh keturunan. Dretarastra: putra Ambika yang terlahir buta. Kebutaan membuatnya tidak berhak mewarisi takhta, sehingga adiknya yang bernama Pandu mengambil alih kuasa. Setelah kematian Pandu, ia menjadi penjabat raja. Dretarastra menikah dengan Gandari dari Gandhara. Pandu: putra Ambalika. Ia mewarisi takhta karena kakaknya yang buta tidak berhak menjadi raja. Ia memiliki dua istri: Kunti dan Madri. Dari Kunti, Pandu memiliki 3 putra: Yudistira, Bima, dan Arjuna. Dari Madri, Pandu memiliki 2 putra kembar: Nakula dan Sadewa. Widura: perdana menteri Hastinapura. Ia merupakan anak seorang pelayan yang diberi keturunan oleh Byasa. Ia berada dalam generasi yang sama dengan Dretarastra dan Pandu. Dikisahkan bahwa wataknya bijaksana, dan merupakan penitisan Dewa Darma (Yama). Pandawa: sebutan untuk lima putra Pandu, yaitu Yudistira (berperilaku adil dan jujur), Bima (sangar dan bertenaga paling kuat), Arjuna (pemanah ulung), Nakula (berwajah sangat tampan), dan Sadewa (cerdas dan mampu meramal). Di antara keturunan Dretarastra dan Pandu, Yudistira merupakan yang tertua dan dicalonkan untuk mewarisi takhta ayahnya. Menurut Mahabharata, kelima Pandawa menikah dengan Dropadi, putri Drupada dari Panchala. Korawa: sebutan untuk anak-anak Dretarastra. Yang utama berjumlah seratus putra dan dilahirkan Gandari, dengan Duryodana sebagai putra sulung. Si bungsu merupakan perempuan bernama Dursala yang menjadi anak Gandari ke-101. Selain anak-anak Gandari, Dretarastra juga memiliki seorang putra yang lahir dari dayang berkasta waisya, namanya Yuyutsu. Ia merupakan satu-satunya putra Dretarastra yang tidak berniat untuk memusuhi para Pandawa. Parikesit: cucu Arjuna, salah satu Pandawa. Ia merupakan Raja Hastinapura setelah Yudistira turun takhta. Dikisahkan bahwa ia tewas akibat gigitan ular naga Taksaka setelah berbuat tidak sopan kepada seorang petapa bernama Samiti. Janamejaya: putra Parikesit. Ia merupakan Raja Hastinapura setelah Parikesit mangkat. Setelah mengetahui latar belakang penyebab kematian ayahnya, Janamejaya pun melangsungkan upacara untuk membantai seluruh ular di dunia. Namun usahanya dicegah oleh brahmana bernama Astika, putra dewi ular. Untuk menghibur duka sang raja, Resi Byasa meminta salah satu muridnya yang bernama Wesampayana untuk menceritakan kisah kejayaan para leluhur sang raja. Kisah tersebut adalah Mahabharata. Bangsa Yadawa Basudewa: ayah bagi Baladewa dan Kresna. Ia memiliki beberapa istri, yang terkemuka ialah Dewaki dan Rohini. Baladewa: putra Basudewa dan Rohini. Kesatria perkasa bersenjata luku (alat bajak sawah). Ia merupakan kakak Kresna, dan guru bela diri bagi Duryodana dan Bima. Dikisahkan bahwa Baladewa sangat kuat dan disegani oleh pihak Korawa maupun Pandawa. Pada saat konflik antara Pandawa dan Korawa memuncak menjadi perang di Kurukshetra, Baladewa memilih untuk bersikap netral sebab kasih sayangnya setara untuk kedua belah pihak. Kresna: putra Basudewa dan Dewaki. Menurut sastra Hindu, ia merupakan awatara Wisnu. Dengan kesaktiannya, ia sering memberi pertolongan secara gaib kepada Pandawa. Sejumlah jalan cerita dalam Mahabharata melibatkan Kresna sebagai pemecah masalah dan ahli siasat. Dalam Perang Kurukshetra, ia tidak bertarung secara langsung, melainkan menjadi pengatur siasat agar kemenangan bisa diraih oleh Pandawa. Samba: putra Kresna dan Jembawati. Karena kejahilannya dan para pemuda Yadawa lainnya, maka para resi mengutuk agar kaum Yadawa hancur dalam suatu bentrokan antarsesama. Satyaki: kesatria bangsa Yadawa yang memimpin satu divisi tentara khusus yang disebut Laskar Narayana. Ilmu perangnya sangat tangguh. Meskipun laskar Narayana seharusnya memihak Korawa, tetapi Satyaki setia kepada para Pandawa sehingga divisi pimpinannya bertarung demi Pandawa pada saat Perang Kurukshetra. Kertawarma: kesatria bangsa Yadawa yang memimpin satu divisi tentara khusus yang disebut Laskar Narayana. Sebagai hasil dari misi diplomatis Duryodana, tentara Narayana memihak Korawa pada saat Perang Kurukshetra. Sebagaimana kaum Yadawa lainnya, Kertawarma sangat tangguh. Tokoh lainnya Resi dan brahmana Byasa: seorang resi, putra Satyawati dengan Parasara. Ia merupakan anak Satyawati sebelum menikah dengan Santanu. Byasa diceritakan sebagai seseorang yang suci, memiliki kesaktian, dan hidup abadi. Ia merupakan orang yang menyambung garis keturunan Dinasti Kuru. Perannya sangat signifikan dalam wiracarita Mahabharata, mulai dari penasihat, penolong, hingga narator dalam kisah tersebut. Secara tradisional, kisah Mahabharata diyakini oleh umat Hindu sebagai catatan sejarah yang ditulis Resi Byasa. Krepa: guru para pangeran Kuru di keraton Hastinapura. Ia berperan sebagai pembimbing dan pengatur upacara. Menurut kepercayaan Hindu, ia merupakan salah satu makhluk abadi. Drona: guru militer para pangeran Kuru. Ia mengabdi kepada pemerintah Hastinapura, dan disegani oleh Korawa maupun Pandawa. Ia merupakan ahli bela diri dan pemakai berbagai senjata yang sangat tangguh. Aswatama: putra Drona. Ia bersahabat dengan Duryodana, dan sering membantu Duryodana dalam rencana mengalahkan para Pandawa. Setelah Perang Kurukshetra berakhir, ia melakukan serangan malam, lalu berencana memusnahkan garis keturunan Kuru. Namun usaha tersebut digagalkan oleh Kresna. Sebagai akibatnya, ia dikutuk agar hidup abadi dan mengembara di Bumi, tetapi dalam kondisi berpenyakit. Narada: seorang resi pengelana, memiliki kesaktian untuk terbang sesuka hati dan muncul secara tiba-tiba. Ia kerap memberi nasihat dan petuah bagi para Pandawa saat mereka menghadapi masa-masa sulit, ataupun saat merasakan kejayaan. Selain itu, Narada berperan sebagai pemberi kabar bagi para Pandawa tentang kejadian-kejadian penting di dunia yang harus mereka ketahui. Kesatria dan perwira Sangkuni: Raja Gandhara. Diceritakan bahwa karena dendamnya kepada Dinasti Kuru, ia bersumpah untuk menghancurkan para keturunan Kuru. Untuk melaksanakan sumpahnya, ia mengadu domba para Korawa dengan para Pandawa. Maka dari itu, Sangkuni sering diceritakan terlibat dalam sejumlah plot tentang usaha Korawa menyingkirkan para Pandawa. Karna: Raja Anga, yang merupakan putra Kunti. Saat lahir, ia dibuang oleh ibunya lalu dipungut oleh kusir bernama Adirata. Saat dewasa, ia menjalin persahabatan dengan Duryodana, lalu dinobatkan sebagai penguasa Anga. Dalam Mahabharata dikisahkan bahwa persahabatannya dengan Duryodana sangat erat; ia rela melakukan apa pun demi membahagiakan Duryodana, sehingga ia sering terlibat dalam usaha menyingkirkan para Pandawa. Drupada: Raja Panchala, ayah bagi Dropadi, mertua bagi para Pandawa. Diceritakan bahwa ia memiliki dendam kesumat terhadap Drona, guru para Pandawa. Maka dari itu ia menyelenggarakan suatu upacara untuk memohon anak yang bakal menjadi pembunuh Drona. Dari upacara tersebut, lahirlah Drestadyumna, yang di kemudian hari menjabat sebagai panglima tentara Pandawa dalam Perang Kurukshetra. Karena kekagumannya akan ketangkasan Arjuna, Drupada juga memohon anugerah seorang anak perempuan yang akan menjadi istri Arjuna, sehingga lahirlah Dropadi. Salya: Raja Madra. Ia merupakan kakak Madri, istri Pandu. Sebelum perang Kurukshetra dimulai, Salya memutuskan untuk memihak kubu Pandawa sebab keponakannya ada di sana. Namun Salya merasa berhutang budi kepada Duryodana sehingga ia pun memihak Korawa. Menjelang pertempuran, hatinya tetap tertuju kepada Pandawa, dan ia berdoa agar kemenangan diraih oleh Pandawa. Wirata: Raja Matsya. Ia menyediakan tempat bernaung bagi para Pandawa saat mereka menjalani masa penyamaran selama setahun. Wirata menikah dengan Sudesna dan memiliki sejumlah anak—Sweta, Wratsangka, Utara, dan Utari. Utari dijodohkan kepada Abimanyu, putra Arjuna, lalu melahirkan putra bernama Parikesit yang melanjutkan garis Dinasti Kuru. Yayati: Seorang raja keturunan Dewa Candra, yang merupakan leluhur Pandawa dan Korawa. Ia memiliki dua istri bernama Dewayani dan Sarmista. Salah satu keturunan Dewayani merupakan bangsa Yadawa, sementara salah satu keturunan Sarmista merupakan keluarga kesatria yang disebut Paurawa, meliputi keluarga besar Dinasti Kuru. Silsilah Ringkasan cerita Dalam naskah berbahasa Sanskerta, Mahabharata disajikan sebagai cerita berbingkai (cerita di dalam cerita), dengan tiga narator: Ugrasrawa, Wesampayana, dan Sanjaya. Dari narasi Ugrasrawa disampaikan bahwa kisah Mahabharata pernah dituturkan oleh Wesampayana kepada Maharaja Janamejaya dari Hastinapura. Pada awalnya, sang maharaja gagal mengadakan upacara pengorbanan ular. Untuk melipur duka sang maharaja, murid Byasa yang bernama Wesampayana diminta untuk menuturkan kisah kejayaan leluhur sang maharaja, yaitu raja-raja India Kuno yang berada dalam satu garis keturunan, di antaranya: Pururawa, Yayati, Puru, Bharata, dan Kuru. Cerita utama Mahabharata berpusat pada riwayat seratus Korawa dan lima Pandawa yang merupakan keturunan raja-raja tersebut di atas, dengan konflik utama yaitu perang saudara di Kurukshetra. Baik Korawa maupun Pandawa merupakan dua kelompok pangeran dari Dinasti Kuru yang tinggal di keraton Hastinapura, India Utara. Korawa merupakan putra-putra Dretarastra, sedangkan Pandawa merupakan putra-putra Pandu, adik Dretarastra. Meskipun Korawa merupakan putra-putra keturunan Kuru yang lebih tua, tetapi usia mereka semua—termasuk Duryodana, Korawa sulung—lebih muda daripada Yudistira, Pandawa sulung. Baik Duryodana maupun Yudistira mengeklaim sebagai pewaris takhta yang pertama. Pertikaian memuncak menjadi sebuah perang di Kurukshetra, yang dimenangkan oleh pihak Pandawa. Kisah Mahabharata diakhiri dengan wafatnya Kresna, kehancuran klan-klan Yadawa, dan diangkatnya para Pandawa ke surga. Peristiwa tersebut juga diyakini dalam kepercayaan Hindu sebagai permulaan zaman Kaliyuga, yaitu zaman peradaban manusia yang keempat sekaligus terakhir; zaman ketika nilai-nilai yang mulia dan berharga mulai luntur, dan orang-orang cenderung berlaku dengan mengabaikan kebenaran, moralitas, dan kejujuran. Leluhur Pandawa dan Korawa Narasi tentang leluhur Pandawa dan Korawa, tokoh utama Mahabharata dibawakan oleh seorang narator bernama Wesampayana dalam bentuk cerita berbingkai, kadangkala tidak kronologis karena berupa kilas balik. Apabila dirunut secara kronologis, kisah diawali dengan riwayat Raja Pururawa, leluhur trah Candrawangsa yang diturunkan oleh Candra sang dewa bulan. Cicit Pururawa ialah Yayati. Yayati memiliki dua istri (Dewayani dan Sarmista) dan lima putra; dua di antaranya (Yadu dan Puru) menurunkan dua kaum kesatria termasyhur dalam legenda India, yaitu Yadawa (diturunkan oleh Yadu) dan Paurawa (diturunkan oleh Puru). Dalam garis keturunan Puru, lahirlah Duswanta. Ia menikah dengan Sakuntala, putri angkat Resi Kanwa. Dari pernikahannya, Duswanta berputra Bharata. Di kemudian hari, Bharata menaklukkan daratan India Kuno. Setelah ditaklukkan, wilayah kekuasaanya disebut Bharatawarsha yang berarti "wilayah kekuasaan Maharaja Bharata", meliputi Asia Selatan. Bharata menurunkan Hasti, yang kemudian mendirikan sebuah pusat pemerintahan bernama Hastinapura. Sang Hasti menurunkan para raja Hastinapura. Dari keluarga tersebut, lahirlah Kuru, yang menguasai dan menyucikan sebuah daerah luas yang disebut Kurukshetra (terletak di negara bagian Haryana, India Utara). Kuru menurunkan Dinasti Kuru atau Wangsa Kaurawa. Dalam Dinasti tersebut, lahirlah Pratipa, yang menjadi ayah Prabu Santanu, kakek buyut Pandawa dan Korawa. Kerabat Wangsa Kaurawa adalah Yadawa, karena kedua wangsa tersebut berasal dari leluhur yang sama, yakni Yayati. Dalam silsilah Wangsa Yadawa, lahirlah Basudewa, raja di Kerajaan Surasena, yang kemudian berputra Kresna, yang mendirikan Kerajaan Dwaraka. Kresna bersaudara sepupu dengan para Pandawa. Santanu dan keturunannya Dalam Mahabharata dikisahkan bahwa Santanu adalah seorang raja mahsyur dari kalangan Dinasti Kuru, yang memerintah kerajaan Kuru dengan ibukota Hastinapura. Ia menikah dengan Dewi Gangga, tetapi sang dewi meninggalkannya karena Santanu melanggar janji pernikahan. Hubungan Santanu dengan Dewi Gangga membuahkan anak yang diberi nama Dewabrata atau Bisma. Beberapa tahun kemudian, saat Bisma telah dewasa, Santanu menikahi Satyawati, putri nelayan. Dari hubungannya, Santanu berputra Citrānggada dan Wicitrawirya. Karena terikat akan janji pernikahan antara Santanu dengan Satyawati, Bisma tidak berhak menjadi raja; takhta diserahkan kepada keturunan Satyawati, bukan Bisma. Maka dari itu, setelah Santanu mangkat, Citrānggada diangkat menjadi raja, dengan Bisma sebagai pelindungnya. Akan tetapi Citrānggada wafat di usia muda dalam suatu pertempuran, sehingga ia digantikan oleh adiknya, Wicitrawirya. Namun Wicitrawirya juga wafat di usia muda sebelum memiliki keturunan. Atas bantuan seorang petapa sakti bernama Byasa, kedua istri Wicitrawirya yaitu Ambika dan Ambalika dapat memperoleh keturunan, masing-masing seorang putra yang diberi nama Dretarastra (dari Ambika) dan Pandu (dari Ambalika). Selain mereka, ada seorang anak lagi bernama Widura, terlahir dari seorang pelayan yang diberi keturunan oleh Resi Byasa. Karena Dretarastra terlahir buta, takhta kerajaan diserahkan kepada Pandu. Pandu memiliki dua istri: yang pertama ialah Kunti (putri dari kaum Yadawa); yang kedua ialah Madri (putri dari kerajaan Madra). Karena memanah seorang pendeta yang sedang bersenggama, Pandu dikutuk agar mati apabila melakukan hubungan seksual. Kutukan tersebut telah memupus semangat Pandu untuk menjadi raja, sebab ia merasa tidak akan mampu memiliki keturunan tanpa melakukan hubungan seksual. Pandu pun memakzulkan diri, lalu mengajak kedua istrinya untuk menjalani kehidupan sebagai pertapa di hutan. Sebelum pergi, ia menyerahkan kekuasaan kepada Dretarastra. Di dalam hutan, Kunti teringat akan kemampuannya untuk memanggil dewa-dewa, lalu memperoleh keturunan dari dewa yang dipanggil. Dari pemanggilan Dewa Yama (Darma), Bayu, dan Indra, Kunti memperoleh tiga putra, masing-masing diberi nama: Yudistira, Bima, dan Arjuna. Kunti juga membantu Madri memanggil dewa tertentu agar memperoleh keturunan. Dari Dewa Aswin yang dipanggil Madri, lahirlah Nakula dan Sadewa. Kelima putra Pandu tersebut dikenal sebagai Pandawa. Sementara itu, Dretarastra yang buta menikahi Gandari. Setelah Yudistira lahir, Gandari akhirnya mampu memiliki keturunan berkat bantuan Resi Byasa. Keturunan Gandari berjumlah seratus orang putra dan seorang putri yang dikenal dengan istilah Korawa; yang sulung bernama Duryodana (Suyodana), dan yang perempuan bernama Dursala atau Dursilawati. Selain keturunan dari Gandari, Dretaratra masih memiliki seorang putra lagi, hasil hubungannya dengan seorang wanita waisya yang menjadi dayang gandari. Putra tersebut bernama Yuyutsu. Perselisihan Pandawa dan Korawa Dalam Mahabharata diceritakan bahwa pada suatu ketika, Pandu lupa akan kutukan yang menimpa dirinya, sehingga ia pun berhubungan badan dengan Madri. Akibatnya ia pun meregang nyawa. Saat upacara pembakaran jenazah Pandu, Madri melakukan sati (menceburkan diri ke api kremasi). Kemudian Kunti dan kelima Pandawa diajak kembali ke keraton Hastinapura. Mereka hidup di bawah perlindungan sesepuh Dinasti Kuru: Bisma, Widura (perdana menteri), dan Krepa (guru keraton Hastinapura). Sebagai pangeran Dinasti Kuru yang tertua, Yudistira hendak dicalonkan sebagai pewaris takhta. Namun, terjadi hubungan yang tidak baik antara kelima putra Pandu dengan seratus putra Dretarastra. Menurut kitab Mahabharata, para Korawa (khususnya Duryodana) bersifat licik dan selalu iri hati dengan kelebihan Pandawa, sedangkan Pandawa bersifat tenang dan bersabar ketika ditindas, kecuali Bima, Pandawa yang bertenaga paling kuat. Meskipun demikian, di antara para putra Dretarastra, hanya Yuyutsu yang tidak memusuhi Pandawa. Karena Dretarastra sangat memanjakan putra-putranya, ia sering dihasut oleh iparnya yaitu Sangkuni (saudara Gandari), dan kerap tidak menghentikan ambisi Duryodana yang berniat melakukan rencana jahat untuk menyingkirkan para Pandawa. Pada suatu ketika, Duryodana mengundang Kunti dan para Pandawa untuk berlibur di Waranawata. Di sana mereka menginap di sebuah istana Laksagreha yang sudah disediakan oleh Duryodana, dibangun oleh arsitek bernama Purocana. Duryodana memerintahkan Purocana untuk membakar Laksagreha tanpa diketahui oleh Pandawa. Namun rencana Purocana akhirnya terbongkar. Pada waktu yang telah ditentukan, Pandawa melumpuhkan Purocana, lalu Bima membakar Laksagreha dari dalam. Berita pun disampaikan ke Hastinapura, lalu Kunti dan para Pandawa dinyatakan telah tewas dalam kebakaran. Secara diam-diam, para Pandawa berhasil selamat berkat terowongan yang digali oleh para penambang, yang telah diutus oleh Widura. Dalam perjalanan menyelamatkan diri, para Pandawa dan Kunti masuk ke sebuah hutan. Di hutan tersebut, Bima bertemu dengan raksasa bernama Hidimba dan membunuhnya. Lalu ia menikahi adik raksasa tersebut yang bernama Hidimbi. Dari pernikahan itu, Bima memiliki putra yang diberi nama Gatotkaca. Pernikahan Pandawa Setelah melewati hutan rimba, para Pandawa menuju ke Kerajaan Panchala. Di sana tersiar kabar bahwa Raja Drupada menyelenggarakan sayembara memperebutkan Dropadi. Karna, sahabat Duryodana mengikuti sayembara tersebut dan berhasil memenangkan sayembara, tetapi keberhasilannya ditolak oleh Dropadi sebab Karna merupakan anak kusir. Tanpa diketahui oleh para Korawa, Pandawa pun turut serta menghadiri sayembara itu, tetapi mereka menyamar sebagai kaum brahmana. Pandawa yang diwakili oleh Arjuna mengikuti sayembara dan berhasil memenangkannya. Setelah itu perkelahian terjadi karena para hadirin menggerutu sebab kaum brahmana tidak selayaknya mengikuti sayembara. Pandawa berkelahi kemudian meloloskan diri. sesampainya di rumah, mereka berkata kepada ibunya bahwa mereka datang membawa hasil meminta-minta. Ibu mereka pun menyuruh agar hasil tersebut dibagi rata untuk seluruh saudaranya. Namun ia tidak melihat bahwa anak-anaknya tidak hanya membawa hasil meminta-minta, tetapi juga seorang wanita. Akhirnya, Dropadi menikahi kelima Pandawa. Permainan dadu Setelah para Pandawa menikahi Dropadi, para tetua Dinasti Kuru menyambut mereka kembali di keraton Hastinapura. Agar tidak terjadi lagi permusuhan di antara sesama saudara, Kerajaan Kuru dibagi dua kepada Pandawa dan Korawa. Korawa memerintah Kerajaan Kuru induk (pusat) dengan ibu kota Hastinapura, sementara Pandawa memerintah Kerajaan Kurujanggala dengan ibu kota Indraprastha. Istana Indraprastha dibangun oleh Mayasura, dan dikenal sebagai "istana ilusi". Kemegahannya membuat Duryodana dan Sangkuni terkagum-kagum. Karena ilusinya, Duryodana tercebur ke dalam kolam yang ia kira sebagai lantai, sehingga dirinya menjadi bahan ejekan bagi para Pandawa, kecuali Yudistira. Untuk merebut kekayaan dan kerajaan Yudistira, Duryodana mengundang Yudistira untuk main dadu. Pada saat permainan dadu, Duryodana diwakili oleh Sangkuni sebagai bandar dadu, yang memiliki kesaktian untuk mengatur angka dadu yang ia inginkan. Seiring kekalahan Yudistira, taruhan permainan terus meningkat, hingga akhirnya Yudistira mempertaruhkan kerajaannya sendiri. Kemudian Yudistira mempertaruhkan kebebasan saudara-saudaranya, hingga akhirnya ia mempertaruhkan kebebasan dirinya sendiri. Dalam kondisi tidak memiliki apa-apa lagi, pihak Korawa menghasut Yudistira untuk mempertaruhkan Dropadi. Sebagaimana permainan sebelumnya, taruhan itu pun dimenangkan oleh Korawa. Dalam peristiwa tersebut, karena para Pandawa dan Dropadi sudah menjadi milik Duryodana, mereka diminta untuk melucuti pakaian. Dropadi tidak mau melakukannya sehingga pakaiannya ditarik paksa oleh Dursasana. Namun ia tidak berhasil membuka pakaian Dropadi berkat pertolongan gaib dari Sri Kresna. Melihat istrinya dihina, Bima bersumpah akan membunuh Dursasana dan membantai para Korawa. Setelah mengucapkan sumpah tersebut, pertanda alam yang buruk muncul di Hastinapura. Dretarastra mendapat firasat bahwa malapetaka akan menimpa keturunannya, sehingga ia mengembalikan segala harta Yudistira yang dijadikan taruhan. Duryodana merasa kecewa karena Dretarastra telah mengembalikan semua harta yang sebenarnya akan menjadi miliknya. Atas desakan Duryodana, permainan dadu diselenggarakan untuk yang kedua kali. Kali ini pihak yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun, setelah itu hidup dalam masa penyamaran selama setahun, dan setelah itu berhak kembali lagi ke kerajaannya. Apabila penyamaran terbongkar sebelum genap setahun, maka pihak yang kalah harus mengulang kembali masa pengasingan selama 12 tahun. Untuk yang kedua kalinya, Yudistira mengikuti permainan tersebut dan tetap kalah. Sesuai perjanjian, Pandawa terpaksa meninggalkan kerajaan mereka selama 12 tahun dan hidup dalam masa penyamaran selama setahun. Pengasingan Pandawa Kisah pengasingan Pandawa dan istri mereka selama 12 tahun diceritakan dalam kitab Wanaparwa. Selama menjalani masa pengasingan di hutan, ada banyak hal yang ditemui oleh para Pandawa dan Dropadi. Selama masa pengasingan itu, Arjuna pergi ke swargaloka dan memperoleh berbagai ilmu serta senjata sakti. Akhir masa pengasingan para Pandawa ditutup dengan cerita pertemuan Yudistira dengan yaksa yang membunuh keempat Pandawa dengan cara meracuni air yang mereka minum. Yaksa tersebut mengajukan banyak pertanyaan kepada Yudistira apabila ingin para Pandawa hidup kembali. Yudistira menjawab pertanyaan sang yaksa dengan benar sehingga saudara-saudaranya berhasil dihidupkan. Setelah para Pandawa dan Dropadi menjalani masa pengasingan selama 12 tahun, mereka harus menjalani masa penyamaran selama setahun dan tidak boleh terbongkar sebelum genap setahun. Kisah penyamaran mereka tercatat dalam Wirataparwa. Dikisahkan bahwa mereka memilih kerajaan Matsya yang dipimpin Wirata sebagai tempat penyamaran. Di sana, Yudistira menyamar sebagai seorang ahli agama dan permainan dadu yang bernama Kangka; Bima menyamar sebagai juru masak yang bernama Balawa; Arjuna menyamar sebagai kasim pelatih tari di keputren bernama Wrehanala; Nakula menyamar sebagai pengurus kuda yang bernama Grantika; Sadewa menyamar sebagai penggembala sapi bernama Tantipala alias Aristanemi; Dropadi menyamar sebagai seorang pelayan sairandri bernama Malini. Menjelang masa penyamaran tersebut berakhir, pasukan Kuru yang dipimpin Duryodana menginvasi kerajaan Matsya setelah Susarma dari Trigarta memprediksi kehadiran para Pandawa di kerajaan tersebut. Pada hari saat berakhirnya masa penyamaran, Arjuna menampakkan diri di hadapan para prajurit Kuru. Ia pun berhasil menggagalkan invasi Kuru di Matsya. Perang Kurukshetra Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah, para Pandawa kembali ke Hastinapura dan berusaha mengambil alih Indraprastha yang dikuasai sementara oleh Duryodana selama 13 tahun. Namun Duryodana menganggap bahwa penyamaran Arjuna telah terbongkar saat pasukan Kuru menyerang kerajaan Matsya, sehingga para Pandawa seharusnya menjalani pengasingan lagi. Sedangkan menurut perhitungan Bisma, penyamaran Arjuna terbongkar setelah masa penyamaran sudah genap setahun. Untuk menghindari perselisihan lebih lanjut, para sesepuh kerajaan menganjurkan agar Duryodana berdamai dengan para Pandawa. Misi damai dilakukan oleh Kresna, yang mengusulkan agar Pandawa diberikan lima desa saja sebagai pengganti Indraprastha. Namun Duryodana kukuh akan pendiriannya, dan tidak mau menyerahkan sebidang tanah kepada Pandawa walaupun hanya seluas ujung jarum. Karena perundingan damai tidak menemui mufakat, akhirnya kedua pihak bersepakat untuk menempuh jalur kekerasan, dengan lapangan Kurukshetra sebagai medan pertempuran. Sebelum perang meletus, Pandawa telah berusaha mencari sekutu. Mereka mendapat bantuan pasukan dari Kerajaan Kekaya, Kerajaan Matsya, Kerajaan Pandya, Kerajaan Chola, Kerajaan Kerala, Kerajaan Magadha, Kerajaan Dwaraka, dan laskar Narayana pimpinan Satyaki dari kaum Yadawa. Para kesatria besar dari Panchala memihak Pandawa, meliputi: Drupada, Drestadyumna, Srikandi, Yudamanyu, dan Utamoja. Pandawa juga memperoleh bantuan berupa pasukan raksasa yang dipimpin Gatotkaca, serta pasukan naga yang dipimpin Irawan. Pandawa memilih Drestadyumna sebagai panglima, sementara Kresna sebagai ahli strategi yang tidak terlibat langsung dalam pertempuran. Di pihak Korawa, Duryodana memohon Bisma untuk memimpin pasukannya, sementara Sangkuni ditunjuk sebagai ahli strategi yang terlibat langsung dalam pertempuran. Laskar Korawa dibantu oleh guru militer Drona beserta putranya Aswatama. Korawa juga mengajak saudara ipar mereka yaitu Jayadrata (Raja Sindhu). Selain itu, kesatria yang turut membantu Korawa meliputi: guru Krepa (purohita Hastinapura), Kertawarma dari Yadawa (panglima laskar Narayana), Salya (Raja Madra), Bahlika (Raja Bahlika) dan Burisrawa, Uluka dari Gandhara, Susarma dari Trigarta, Wrehadbala dari Kosala, Sudaksina dari Kamboja, Bagadata dari Pragjyotisha, dan masih banyak lagi. Pertempuran berlangsung selama 18 hari penuh. Dalam pertempuran itu, banyak kesatria yang gugur di kedua belah pihak. Perang diakhiri dengan duel antara Duryodana melawan Bima, yang dimenangkan oleh Bima. Namun Duryodana masih sempat mengangkat Aswatama sebagai panglima pasukannya untuk membalas dendam. Pada malam hari setelah perang berakhir, Aswatama menyusup ke perkemahan Pandawa untuk membunuh para kesatria yang masih hidup. Setelah serangan malam tersebut, hanya sepuluh kesatria yang bertahan hidup di kedua belah pihak. Dari pihak Pandawa, kesatria yang sintas yaitu: Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa, Yuyutsu, dan Satyaki. Dari pihak Korawa, ada tiga kesatria yang sintas: Aswatama, Krepa, dan Kertawarma. Pascaperang Setelah perang berakhir, upacara keagamaan segera dilangsungkan bagi mereka yang telah gugur di medan perang Kurukshetra. Janda-janda para kesatria yang gugur meratapi nasib suami dan anak-anak mereka yang berpartisipasi dalam perang tersebut. Gandari mengetahui bahwa Kresna dapat menghentikan perang, tetapi Kresna malah tidak melakukannya. Ia pun mengutuk agar keluarga Kresna binasa dalam pertikaian dengan sesama, sebab ia ingin Kresna merasakan bagaimana kehilangan keluarga dalam suatu perang saudara. Kresna menerima kutukan tersebut dengan lapang dada. Dalam Mahabharata dikisahkan bahwa era baru dimulai dengan penobatan Yudistira sebagai Raja Hastinapura, sedangkan Yuyutsu diberi kuasa atas kota Indraprastha. Meskipun sudah menjabat sebagai raja, hatinya gundah gulana sebab jabatan yang diraihnya tersebut ditebus oleh pengorbanan nyawa yang sangat banyak. Untuk menghapuskan kegalauan sang raja, Resi Narada dan Byasa memberikan wejangan yang sangat panjang kepadanya. Wejangan tersebut merupakan bagian terpanjang dalam wiracarita ini. Setelah menerima wejangan dari para resi, Yudistira menerima wejangan terakhir dari Bisma, yang masih hidup dan berbaring sekarat di medang perang Kurukshetra berkat kesaktian yang dianugerahkan Santanu kepadanya. Akhirnya Bisma menghembuskan napas terakhir setelah ia memberikan petuah kepada Yudistira. Atas saran dari Kresna, Yudistira menyelenggarakan upacara aswamedha demi menegakkan hegemoninya di Bharatawarsha. Dalam upacara tersebut, seekor kuda dilepas dan dibiarkan berlari bebas, sementara pasukan Kuru yang dipimpin Arjuna mengikuti kuda tersebut dari belakang. Apabila kuda tersebut ditangkap saat memasuki wilayah kerajaan tertentu, maka Arjuna akan menantang penguasa kerajaan tersebut. Apabila kuda tersebut tidak ditangkap, maka itu pertanda bahwa penguasa kerajaan telah mengakui wibawa Yudistira. Wilayah sejauh jangkauan kuda tersebut berlari akan diakui sebagai wilayah hegemoni kerajaan yang dipimpin Yudistira. Pengunduran diri para sesepuh Lima belas tahun setelah Yudistira dinobatkan sebagai raja, Dretarastra memutuskan untuk meninggalkan istana Hastinapura. Sebelumnya, ia dan Yudistira hidup berdampingan secara damai sejak perang berakhir; Yudistira pun sering berkonsultasi kepada Dretarastra tentang masalah tata negara. Dretarastra memutuskan untuk pergi karena tidak tahan lagi dengan sindiran dan kata-kata yang menyelekit dari Bima, yang dulu telah membunuh seluruh putranya dalam perang Kurukshetra. Atas nasihat dari Resi Byasa, Yudistira pun memaklumi keputusan Dretarastra dan mengizinkannya pergi. Gandari, Kunti, Widura, dan Sanjaya memutuskan untuk mengikuti Dretarastra. Para sesepuh memutuskan untuk hidup di hutan sebagai petapa demi menuntaskan jenjang kehidupan mereka yang keempat (sanyasin). Mereka menetap di hutan kediaman Resi Byasa. Yang pertama meninggal dunia adalah Widura; jenazahnya pertama kali ditemukan oleh Yudistira. Mengetahui bahwa Dretarastra masih diliputi duka akan kematian putra-putranya, Resi Byasa menunjukkan sebuah mukjizat kepada anggota Dinasti Kuru yang masih hidup pada saat itu. Mula-mula ia menyuruh mereka berkumpul di tepi sungai Gangga, kemudian dengan kesaktiannya ia memanggil roh para kesatria yang gugur di medan perang Kurukshetra, dan membuat mereka menampakkan wujud. Dretarastra yang buta pun diberi penglihatan pada saat itu agar dapat menyaksikan wajah putra-putranya untuk yang pertama kalinya. Pada kesempatan itu pula, roh para putra Dretarastra dan Karna berdamai dengan para Pandawa. Bertahun-tahun kemudian, Resi Narada datang ke Hastinapura dan mengabarkan bahwa Dretarastra, Gandari, dan Kunti telah wafat karena terbakar oleh api suci yang melahap asrama kediaman mereka, dan atma mereka telah mencapai kondisi moksa. Sanjaya berhasil menyelamatkan diri atas permohonan mereka. Kemudian Yudistira menyelenggarakan upacara bagi mereka yang wafat dalam peristiwa kebakaran tersebut. Kehancuran kaum Yadawa Diceritakan bahwa 36 tahun setelah Yudistira naik takhta, Kresna merasa bahwa kejayaan bangsanya akan berakhir, sebab ia melihat bahwa banyak pemuda klan Wresni, Boja, dan Andaka (semuanya kaum Yadawa) yang berkelakuan buruk. Pada suatu hari, Narada beserta beberapa resi berkunjung ke Dwaraka, kediaman para Yadawa. Beberapa pemuda mempermainkan para resi dengan cara mengarak Samba yang menyamar menjadi wanita hamil, lalu mereka memohon agar para resi memprediksi jenis kelamin bayi yang dikandung. Para resi tahu bahwa mereka sedang dipermainkan. Mereka pun mengutuk Samba bahwa ia akan melahirkan mosala (gada) yang akan memusnahkan kaum Yadawa. Tak lama kemudian, Samba pun melahirkan gada besi. Atas perintah Raja Ugrasena, senjata itu kemudian dihancurkan sampai menjadi serbuk, lalu dibuang ke laut. Serbuk-serbuk tersebut kembali ke pantai, dan dari serbuk tersebut tumbuhlah tanaman eraka, seperti rumput tetapi memiliki daun yang tajam bagai pedang. Atas saran Kresna, para Yadawa melakukan perjalanan suci menuju Prabhastirtha, dan mereka melangsungkan upacara di pinggir pantai. Di pantai, mereka minum arak sampai mabuk. Dalam kondisi mabuk, mereka bertikai sambil melempar benda apa pun yang ada di dekat mereka. Rumput eraka yang tumbuh di sekitar tempat itu mereka cabut untuk digunakan sebagai senjata. Akhirnya para Yadawa bertarung dengan sesamanya secara membabi buta. Setelah kekacauan berakhir, hanya beberapa Yadawa yang selamat, sebagian besar merupakan wanita. Tak lama kemudian, Baladewa wafat. Kematiannya disusul oleh Kresna, yang wafat setelah telapak kakinya dipanah seorang pemburu. Arjuna yang menerima kabar tersebut segera berangkat menuju Dwaraka untuk mengungsikan para wanita dan kesatria yang masih sintas. Setelah wafatnya Kresna, Dwaraka ditelan oleh samudra. Para wanita yang diungsikan oleh Arjuna ditempatkan di sekitar Kurukshetra. Akhir kisah Setelah kemusnahan klan Wresni dan Andaka, serta atas nasihat dari Byasa, Yudistira memutuskan untuk makzul. Ia menyerahkan takhta kepada cucu Arjuna, yaitu Parikesit, dengan Yuyutsu menjabat sebagai penasihat raja. Sementara itu, Bajra putra Aniruda dari kaum Yadawa diberi kuasa atas kota Indraprastha. Kemudian, Yudistira bersama Pandawa dan Dropadi mengembara ke berbagai tempat-tempat suci di penjuru India, lalu mendaki gunung Himalaya sebagai tujuan akhir perjalanan mereka. Dalam perjalanan, satu per satu meninggal dunia, diawali dari Dropadi, disusul oleh para Pandawa, mulai dari yang bungsu (Sadewa). Hanya Yudistira yang sintas dan mampu mencapai puncak gunung. Dewa Indra menjemputnya ke surga dengan kereta kencana. Sebelum mencapai surga, sang dewa memberikan ujian terakhir bagi Yudistira. Yudistira berhasil lolos dalam ujian tersebut, dan akhirnya mendapatkan kebahagiaan. Kitab Mahabharata terjemahan naskah Sanskerta ditutup dengan akhir yang bahagia bagi pihak Pandawa dan Korawa. Dalam narasi yang dituturkan Wesampayana, disebutkan bahwa Pandawa, Dropadi, Karna, para putra Dretarastra, para sesepuh Dinasti Kuru, serta para kesatria yang gugur di Kurukshetra telah mencapai surga dan kediaman para dewa, berkumpul bersama-sama, damai dan bebas dari segala angkara murka. Konteks sejarah Tidak jelas mengenai kapan terjadinya Perang Kurukshetra. Banyak sejarawan memperkirakan perang ini terjadi pada Zaman Besi di India pada abad ke-10 SM. Latar wiracarita tersebut memiliki perkiraan historis pada Zaman Besi (Weda) di India, yakni saat Kerajaan Kuru menjadi pusat kekuasaan politik selama kurang lebih 1200 hingga 800 SM. Konflik internal dinasti Kuru pada masa itu kemudian menjadi sumber inspirasi Jaya, yang menjadi peletak dasar naskah Mahabharata, dengan klimaksnya berupa perang yang akhirnya dipandang sebagai peristiwa penting. Naskah Purana menyebutkan genealogi tokoh-tokoh Mahabharata. Bukti keberadaannya pada Purana memiliki dua versi. Versi pertama, ada pernyataan bahwa pengangkatan Mahapadma Nanda (400-329 SM) terjadi 1.015 (atau 1.050) tahun setelah kelahiran Parikesit (cucu Arjuna), sehingga Baratayuda diperkirakan terjadi pada 1400 SM. Namun, tersirat bahwa periode raja-raja memerintah berdasarkan genealogi tersebut sangat singkat. Versi kedua, adalah analisis genealogis paralel dalam Purana antara masa pemerintahan Adisimakresna (cicit Parikesit) dan Mahapadma Nanda. Pargiter memperkirakan 26 generasi dengan merata-rata daftar sepuluh dinasti yang berbeda dan, berasumsi 18 tahun masa pemerintahan raja-raja itu. Hasilnya Adisimakresna diperkirakan memerintah pada 850 SM dan Baratayuda kira-kira terjadi pada 950 SM. B. B. Lal menggunakan pendekatan yang sama, dengan asumsi lebih konservatif terkait masa pemerintahan rata-rata dengan perkiraan hingga 836 SM, dan mengaitkannya dengan bukti arkeologis situs Painted Grey Ware, yang menjadi keterkaitan kuat antara artefak PGW dan tempat yang disebut dalam wiracarita. John Keay mengonfirmasinya dan memberikan tanggal 950 SM untuk Baratayuda. Upaya penentuan tanggal menggunakan metode arkeoastronomi menghasilkan perkiraan antara akhir milenium ke-4 hingga ke-2 SM, bergantung bagian mana yang dipilih dan bagaimana interpretasinya. Akhir milenium ke-4 SM ditentukan berdasarkan perhitungan zaman Kaliyuga, berdasarkan konjungsi planet, oleh Aryabhata (abad ke-6). Tanggal perang Mahabharata menurut Aryabhata, 18 Februari 3102 (SM, dikenal luas dalam tradisi India. Sejumlah sumber menandakan ini sebagai menghilangnya Kresna dari Bumi. Prasasti Aihole dari zaman Pulikeshi II, tertanggal 556 Saka (634 M), mengeklaim bahwa Perang Baratayuda dimulai pada 3.735 tahun lalu, sehingga perang tersebut diperkirakan terjadi pada 3137 (SM. Sejumlah mazhab astronom dan sejarawan tradisional, diwakili oleh Vriddha-Garga, Varahamihira (pengarang Brhatsamhita), dan Kalhana (pengarang Rajatarangini), menyatakan bahwa Baratayuda terjadi 653 tahun setelah zaman Kaliyuga, atau sekitar 2449 (SM. Pengaruh dalam budaya Selain berisi cerita kepahlawanan (wiracarita), Mahabharata juga mengandung nilai-nilai Hindu, mitologi dan berbagai petunjuk lainnya. Oleh sebab itu kisah Mahabharata ini dianggap suci, teristimewa oleh pemeluk agama Hindu. Kisah yang semula ditulis dalam bahasa Sanskerta ini kemudian disalin dalam berbagai bahasa, terutama mengikuti perkembangan peradaban Hindu pada masa lampau di Asia, termasuk di Asia Tenggara. Di Indonesia, salinan berbagai bagian dari Mahabharata, seperti Adiparwa, Wirataparwa, Bhismaparwa dan mungkin juga beberapa parwa yang lain, diketahui telah digubah dalam bentuk prosa bahasa Kawi (Jawa Kuno) semenjak akhir abad ke-10 Masehi. Yakni pada masa pemerintahan raja Dharmawangsa Teguh (991-1016 M) dari Kadiri. Karena sifatnya itu, bentuk prosa ini dikenal juga sebagai sastra parwa. Yang terlebih populer dalam masa-masa kemudian adalah penggubahan cerita itu dalam bentuk kakawin, yakni puisi lawas dengan metrum India berbahasa Jawa Kuno. Salah satu yang terkenal ialah kakawin Arjunawiwaha (Arjunawiwāha, perkawinan Arjuna) gubahan mpu Kanwa. Karya yang diduga ditulis antara 1028-1035 M ini (Zoetmulder, 1984) dipersembahkan untuk raja Airlangga dari kerajaan Medang Kamulan, menantu raja Dharmawangsa. Karya sastra lain yang juga terkenal adalah Kakawin Bharatayuddha, yang digubah oleh mpu Sedah dan belakangan diselesaikan oleh mpu Panuluh (Panaluh). Kakawin ini dipersembahkan bagi Prabu Jayabhaya (1135-1157 M), ditulis pada sekitar akhir masa pemerintahan raja Daha (Kediri) tersebut. Di luar itu, mpu Panuluh juga menulis kakawin Hariwangśa pada masa Jayabaya, dan diperkirakan pula menggubah Gaţotkacāśraya pada masa raja Kertajaya (1194-1222 M) dari Kediri. Beberapa kakawin lain turunan Mahabharata yang juga penting untuk disebut, di antaranya adalah Kŗşņāyana (karya mpu Triguna) dan Bhomāntaka (pengarang tak dikenal) keduanya dari zaman kerajaan Kediri, dan Pārthayajña (mpu Tanakung) di akhir zaman Majapahit. Salinan naskah-naskah kuno yang tertulis dalam lembar-lembar daun lontar tersebut juga diketahui tersimpan di Bali. Di samping itu, mahakarya sastra tersebut juga berkembang dan memberikan inspirasi bagi berbagai bentuk budaya dan seni pengungkapan, terutama di Jawa dan Bali, mulai dari seni patung dan seni ukir (relief) pada candi-candi, seni tari, seni lukis hingga seni pertunjukan seperti wayang kulit dan wayang orang. Di dalam masa yang lebih belakangan, kitab Bharatayuddha telah disalin pula oleh pujangga kraton Surakarta Yasadipura ke dalam bahasa Jawa modern pada sekitar abad ke-18. Dalam dunia sastra populer Indonesia, cerita Mahabharata juga disajikan melalui bentuk komik yang membuat cerita ini dikenal luas di kalangan awam. Salah satu yang terkenal adalah karya dari R.A. Kosasih. Pada era budaya populer khususnya di bidang pertelevisian, kisah Mahabharata ditayangkan oleh STAR Plus dan antv dengan judul Mahabharat. Catatan kaki Daftar pustaka . Pranala luar Kitab Mahabharata menurut versi India - situs tentang Mahabharata Mahabharata Mahabharata Wiracarita
5,661
820
https://id.wikipedia.org/wiki/Sabhaparwa
Sabhaparwa
SABHAPARWA adalah buku kedua MAHABARATA. Buku ini menceritakan alasan mengapa sang Pandawa Lima ketika diasingkan dan harus masuk ke hutan serta tinggal di sana selama 12 tahun dan menyamar selama 1 tahun. Di dalam buku ini diceritakan bagaimana mereka berjudi dan kalah dari DURYODANA Ringkasan isi Kitab Sabhaparwa Niat licik Duryodana dan Sangkuni Semenjak pulang dari Indraprastha, Duryodana sering termenung memikirkan usaha untuk mendapatkan kemegahan dan kemewahan yang ada di Indraprastha. Ia ingin sekali mendapatkan harta dan istana milik Pandawa. Namun ia bingung bagaimana cara mendapatkannya. Terlintas dalam benak Duryodana untuk menggempur Pandawa, tetapi dicegah oleh Sangkuni. Sangkuni berkata, "Aku tahu Yudistira suka bermain dadu, tetapi ia tidak tahu cara bermain dadu dengan akal-akalan. Sementara aku adalah rajanya main dadu dengan akal-akalan. Untuk itu, undanglah dia, ajaklah main dadu. Nantinya, akulah yang bermain dadu atas nama anda. Dengan kelicikanku, tentu dia akan kalah bermain dadu denganku. Dengan demikian, anda akan dapat memiliki apa yang anda impikan". Duryodana tersenyum lega mendengar saran pamannya. Bersama Sangkuni, mereka mengajukan niat tersebut kepada Dretarastra untuk mengundang Pandawa main dadu. Duryodana juga menceritakan sikapnya yang iri dengan kemewahan Pandawa. Dretarastra ingin mempertimbangkan niat puteranya tersebut kepada Widura, tetapi karena mendapat hasutan dari Duryodana dan Sangkuni, maka Dretarastra menyetujuinya tanpa pertimbangan Widura. Pandawa dan Korawa main dadu Dretarastra menyiapkan arena judi di Hastinapura, dan setelah selesai ia mengutus Widura untuk mengundang Pandawa bermain dadu di Hastinapura. Yudistira sebagai kakak para Pandawa, menyanggupi undangan tersebut. dengan disertai para saudaranya beserta istri dan pengawal, Yudistira berangkat menuju Hastinapura. Sesampainya di Hastinapura, rombongan mereka disambut dengan ramah oleh Duryodana. Mereka beristirahat di sana selama satu hari, kemudian menuju ke arena perjudian. Yudistira berkata, "Kakanda Prabu, berjudi sebetulanya tidak baik. Bahkan menurut para orang bijak, berjudi sebaiknya dihindari karena sering terjadi tipu-menipu sesama lawan". Setelah mendengar perkataan Yudistira, Sangkuni menjawab, "Maaf paduka Prabu. Saya kira jika anda berjudi dengan Duryodana tidak ada jeleknya, sebab kalian masih bersaudara. Apabila paduka yang menang, maka kekayaan Duryodana tidaklah hilang sia-sia. Begitu pula jika Duryodana menang, maka kekayaan paduka tidaklah hilang sia-sia karena masih berada di tangan saudara. Untuk itu, apa jeleknya jika rencana ini kita jalankan?" Yudistira yang senang main dadu akhirnya terkena rayuan Sangkuni. Maka permainan dadu pun dimulai. Yudistira heran kepada Duryodana yang diwakilkan oleh Sangkuni, sebab dalam berjudi tidak lazim kalau diwakilkan. Sangkuni yang berlidah tajam, sekali lagi merayu Yudistira. Yudistira pun termakan rayuan Sangkuni. Mula-mula Yudistira mempertaruhkan harta, tetapi ia kalah. Kemudian ia mempertaruhkan harta lagi, tetapi sekali lagi gagal. Begitu seterusnya sampai hartanya habis dipakai sebagai taruhan. Setelah hartanya habis dipakai taruhan, Yudistira mempertaruhkan prajuritnya, tetapi lagi-lagi ia gagal. Kemudian ia mempertaruhkan kerajaannya, tetapi ia kalah lagi sehingga kerajaannya lenyap ditelan dadu. Setelah tidak memiliki apa-apa lagi untuk dipertaruhkan, Yudistira mempertaruhkan adik-adiknya. Sangkuni kaget, tetapi ia juga sebenarnya senang. Berturut-turut Sahadewa, Nakula, Arjuna, dan Bima dipertaruhkan, tetapi mereka semua akhirnya menjadi milik Duryodana karena Yudistira kalah main dadu. Dropadi dihina di muka umum Harta, istana, kerajaan, prajurit, dan saudara Yudistira akhirnya menjadi milik Duryodana. Yudistira yang tidak memiliki apa-apa lagi, nekat mempertaruhkan dirinya sendiri. Sekali lagi ia kalah sehingga dirinya harus menjadi milik Duryodana. Sangkuni yang berlidah tajam membujuk Yudistira untuk mempertaruhkan Dropadi. Karena termakan rayuan Sangkuni, Yudistira mempertaruhkan istrinya, yaitu Dewi Dropadi. Banyak yang tidak setuju dengan tindakan Yudistira, tetapi mereka semua membisu karena hak ada pada Yudistira. Duryodana mengutus Widura untuk menjemput Dropadi, tetapi Widura menolak tindakan Duryodana yang licik tersebut. karena Widura menolak, Duryodana mengutus para pengawalnya untuk menjemput Dropadi. Namun setelah para pengawalnya tiba di tempat peristirahatan Dropadi, Dropadi menolak untuk datang ke arena judi. Setelah gagal, Duryodana menyuruh Dursasana, adiknya, untuk menjemput Dropadi. Dropadi yang menolak untuk datang, diseret oleh Dursasana yang tidak memiliki rasa kemanusiaan. Dropadi menangis dan menjerit-jerit karena rambutnya ditarik sampai ke arena judi, tempat suami dan para iparnya berkumpul. Dengan menangis terisak-isak, Dropadi berkata, "Sungguh saya tidak mengira kalau di Hastina kini telah kehilangan banyak orang bijak. Buktinya, di antara sekian banyak orang, tidak ada seorang pun yang melarang tindakan Dursasana yang asusila tersebut, ataukah, memang semua orang di Hastina kini telah seperti Dursasana?", ujar Dropadi kepada semua orang yang hadir di balairung. Para orang tua yang mendengar perkataan Dropadi tersebut tersayat hatinya, karena tersinggung dan malu. Wikarna, salah satu Korawa yang masih memiliki belas kasihan kepada Dropadi, berkata, "Tuan-Tuan sekalian yang saya hormati! Karena di antara Tuan-Tuan tidak ada yang menanggapi peristiwa ini, maka perkenankanlah saya mengutarakan isi hati saya. Pertama, saya tahu bahwa Prabu Yudistira kalah bermain dadu karena terkena tipu muslihat paman Sangkuni! Kedua, karena Prabu Yudistira kalah memperteruhkan Dewi Dropadi, maka ia telah kehilangan kebebasannya. Maka dari itu, taruhan Sang Prabu yang berupa Dewi Dropadi tidak sah!" Para hadirin yang mendengar perkataan Wikarna merasa lega hatinya. Namun, Karna tidak setuju dengan Wikarna. Karna berkata, "Hei Wikarna! Sungguh keterlaluan kau ini. Di ruangan ini banyak orang-orang yang lebih tua daripada kau! Baliau semuanya tentu tidak lebih bodoh daripada kau! Jika memang tidak sah, tentu mereka melarang. Mengapa kau berani memberi pelajaran kepada dia semua? Lagipula, mungkin memang nasib Dropadi seperti ini karena kutukan Dewa. cobalah bayangkan, pernahkah kau melihat wanita bersuami sampai lima orang?" Mendengar perkataan Karna, Wikarna diam dan membisu. Karena sudah kalah, Yudistira dan seluruh adiknya beserta istrinya diminta untuk menanggalkan bajunya, tetapi hanya Dropadi yang menolak. Dursasana yang berwatak kasar, menarik kain yang dipakai Dropadi. Dropadi berdo'a kepada para Dewa agar dirinya diselamatkan. Sri Kresna mendengar do'a Dropadi. Secepatnya ia menolong Dropadi secara gaib. Sri Kresna mengulur kain yang dikenakan Dropadi, sementara Dursasana yang tidak mengetahuinya menarik kain yang dikenakan Dropadi. Hal tersebut menyebabkan usaha Dursasana menelanjangi Dropadi tidak berhasil. Pertolongan Sri Kresna disebabkan karena perbuatan Dropadi yang membalut luka Sri Kresna pada saat upacara Rajasuya di Indraprastha. Pandawa dibuang ke tengah hutan Melihat perbuatan Dursasana yang asusila, Bima bersumpah kelak dalam Bharatayuddha ia akan merobek dada Dursasana dan meminum darahnya. Setelah bersumpah, terdengarlah lolongan anjing dan serigala, tanda bahwa malapetaka akan terjadi. Dretarastra mengetahui firasat buruk yang akan menimpa keturunannya, maka ia segera mengambil kebijaksanaan. Ia memanggil Pandawa beserta Dropadi. Dretarastra berkata, "O Yudistira, engkau tidak bersalah. Karena itu, segala sesuatu yang menjadi milikmu, kini kukembalikan lagi kepadamu. Ma’afkanlah saudara-saudaramu yang telah berkelakuan gegabah. Sekarang, pulanglah ke Indraprastha". Setelah mendapat pengampunan dari Dretarastra, Pandawa beserta istrinya mohon diri. Duryodana kecewa, ia menyalahkan perbuatan ayahnya yang mengembalikan harta Yudistira. Dengan berbagai dalih, Duryodana menghasut ayahnya. Karena Dretarastra berhati lemah, maka dengan mudah sekali ia dihasut, maka sekali lagi ia mengizinkan rencana jahat anaknya. Duryodana menyuruh utusan agar memanggil kembali Pandawa ke istana untuk bermain dadu. Kali ini, taruhannya adalah siapa yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun, dan setelah masa pengasingan berakhir (yaitu pada tahun ke-13), yang kalah harus menyamar selama 1 tahun. Pada tahun yang ke-14, barulah boleh kembali ke istana. Sebagai kaum ksatria, Pandawa tidak menolak undangan Duryodana untuk yang kedua kalinya tersebut. Sekali lagi, Pandawa kalah. Sesuai dengan perjanjian yang sah, maka Pandawa beserta istrinya mengasingkan diri ke hutan, hidup dalam masa pembuangan selama 12 tahun. Setelah itu menyamar selama satu tahun. Setelah masa penyamaran, maka para Pandawa kembali lagi ke istana untuk memperoleh kerajaannya. Sabhaparwa di Indonesia Kitab Sabhaparwa juga dikenal dalam khazanah Sastra Jawa Kuno. Bacaan lebih lanjut Sabhaparwa, ditulis oleh Krishna Dwaipayana Wyasa, buku kedua dari seri Astadasaparwa kitab Mahābhārata. Kitab Mahabharata
1,208
824
https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi%20Republik%20Indonesia
Televisi Republik Indonesia
Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah jaringan televisi publik berskala nasional di Indonesia. TVRI berstatus sebagai Lembaga Penyiaran Publik bersama Radio Republik Indonesia (RRI), yang ditetapkan melalui Undang-Undang No. 32/2002 tentang Penyiaran. TVRI merupakan jaringan televisi pertama di Indonesia, mulai mengudara pada tanggal 24 Agustus 1962 dan diperingati sebagai Hari Televisi Nasional. TVRI memonopoli siaran televisi di Indonesia hingga tahun 1989, ketika televisi swasta pertama Indonesia, yakni RCTI, didirikan. TVRI saat ini mengudara di seluruh wilayah Indonesia dengan menjalankan 3 saluran televisi nasional dan 34 stasiun televisi daerah, serta didukung 361 stasiun transmisi (termasuk 129 stasiun transmisi digital) di seluruh Indonesia. Selain di televisi konvensional, siaran TVRI juga dapat ditonton melalui siaran streaming di situs resmi, aplikasi TVRI Klik, dan layanan OTT lainnya. Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan Reuters Institute for the Study of Journalism dan Universitas Oxford pada tahun 2021, TVRI merupakan salah satu media yang paling dipercaya masyarakat Indonesia dengan skor kepercayaan mencapai 66%. Sejarah 1961-1962: Ide, gagasan, dan siaran percobaan Tokoh yang tidak bisa dilepaskan dari kehadiran TVRI adalah Maladi, seorang mantan penyiar RRI. Ia merupakan orang yang pertama kali mengusulkan gagasan berdirinya stasiun televisi di Indonesia pada tahun 1955 dan direncanakan untuk membantu sosialisasi pemerintah dalam pemilihan umum pertama yang akan diadakan pada tahun tersebut. Meskipun Presiden Soekarno (yang pada saat itu tidak memegang kekuasaan karena Indonesia saat itu bersistem parlementer) tertarik dengan usulan Maladi, kabinet yang berkuasa saat itu menolaknya karena dianggap terlalu mahal. Setelah Maladi menjadi Menteri Penerangan pada 1959, ia kembali mengusulkan ide tersebut ke Presiden Soekarno (yang kali ini sudah memegang kekuasaan pada era Demokrasi Terpimpin). Sang menteri berpendapat, bahwa dengan berhasilnya Indonesia terpilih sebagai calon tuan rumah Asian Games keempat pada tahun 1962, maka televisi dianggap mampu menjadi alat mengembangkan persatuan dan kesatuan nasional lewat acara olahraga yang disiarkan, minimal satu cabang olahraga per hari. Usulan Maladi tersebut kemudian mulai diterima berbagai pihak, termasuk Presiden, sehingga pada tahun 1960, Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara mengeluarkan Tap MPRS No. II/MPRS/1960 yang mendorong pendirian sebuah stasiun televisi, yang pada saat itu direncanakan sebagai televisi pendidikan dan beroperasi di universitas. Rencana penyelenggaraan siaran televisi pertama akhirnya mulai terwujud ketika pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukkan proyek media massa televisi ke dalam proyek pembangunan Asian Games IV di bawah lembaga Komando Urusan Proyek Asian Games ke-IV (KUPAG). Pada tanggal 25 Juli 1961, Menteri Penerangan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Penerangan Republik Indonesia (SK Menpen) No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2TV). Lembaga ini diketuai oleh R. M. Soetarto, kepala Direktorat Perfilman Negara. Selain Soetarto, ada juga wakilnya yaitu R. M. Soenarjo dan 7 orang anggota panitia, dan mereka bekerja bersama-sama dengan Departemen Penerangan untuk mempersiapkan siaran televisi di Indonesia. Untuk mempelajari lebih dalam tentang pertelevisian, Presiden kemudian mengirim Soetarto ke New York dan Atlanta, Amerika Serikat. Pada 23 Oktober 1961 pukul 09.30, Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina, Austria mengirimkan teleks kepada Maladi untuk segera menyiapkan proyek televisi dengan target sebagai berikut: Membangun studio di eks-AKPEN (Akademi Penerangan) di Senayan, yang sekarang menjadi lokasi kantor pusat LPP TVRI. Pemilihan lokasi ini dikarenakan berada dekat dengan Gelanggang Olahraga Bung Karno, sehingga lebih praktis untuk menyiarkan acara Asian Games. Sebelum menempati lokasi tersebut, lokasi lain yang sempat dikaji sebagai tempat studio TVRI meliputi Gedung PFN Jatinegara, Gedung Jawatan Topografi, pemancar RRI di Kebayoran, dan beberapa tempat lainnya. Membangun dua pemancar: 100W dan 10 kW dengan menara setinggi 80 meter. Dibangun di dalam kompleks TVRI Senayan, awalnya menara ini sempat direncanakan berada di atas Hotel Indonesia atau eks Gedung Perfini. Pemancar kedua selesai dibangun pada 22 Agustus 1962 dan siap untuk dioperasikan beberapa jam sebelum Asian Games IV dimulai. Mempersiapkan software (program dan tenaga). Khusus suplai perangkatnya berasal dari NEC (Jepang), setelah melalui seleksi dari penyedia lain, seperti Siemens (Jerman Barat), RCA (Amerika Serikat), dan Marconi (Inggris). Selain dari NEC, perusahaan Jepang lain yang terlibat dalam persiapan TVRI adalah NHK, yang melatih calon pegawai-pegawai dan memberikan bantuan teknis bagi penyiarannya. Pelatihan ini dilakukan bagi pegawai-pegawai TVRI yang umumnya saat itu belum berpengalaman dalam pertelevisian, karena berasal dari RRI, PFN, maupun mahasiswa ITB. Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan acara HUT RI ke-17 dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan format hitam-putih dan didukung pemancar cadangan berkekuatan 100W. Kompleks siaran TVRI selesai dalam waktu kurang dari setahun dan diresmikan pada 23 Agustus 1962 oleh ketua P2TV. 1962-1975: Siaran awal, status yayasan Pada 24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari Stadion Utama Gelora Bung Karno. Dengan hadirnya TVRI, Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang memiliki siaran televisi saat itu, setelah Jepang, Filipina, Thailand, Tiongkok, dan Korea Selatan, walaupun pada saat yang sama pesawat televisi di Indonesia hanya berjumlah 10.000-15.000 buah dan siaran TVRI hanya dinikmati sekitar 2% penduduk. Karena pembentukannya berkaitan erat dengan Asian Games, maka saat itu TVRI juga dimasukkan dalam struktur Organizing Committee Asian Games 1962, secara spesifik sebagai "Seksi Biro Radio dan Televisi Organizing Committee Asian Games IV". Pasca pembubaran Organizing Committee AG 1962, status TVRI kemudian berubah lagi menjadi di bawah Yayasan Bung Karno (pengelola kompleks olahraga Senayan) melalui Keputusan Presiden No. 318/1962 yang berada di bawah kendali langsung presiden. Studio TVRI yang pertama (saat itu dimaksudkan sebagai studio sementara) kemudian selesai pada 11 Oktober 1962. Status TVRI kemudian sempat diperdebatkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Penerangan, apakah harus berada di bawah mereka. Selain itu, muncul juga kesulitan mengelola keuangannya. Kedua masalah tersebut kemudian selesai ketika pada tanggal 20 Oktober 1963, dikeluarkan Keputusan Presiden No. 215/1963 tentang pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI, yang berarti menjadikan TVRI sebagai institusi terpisah dari lembaga lain. Status sebagai yayasan murni berlangsung hingga 1975. Secara dasar, Keputusan Presiden No. 215/1963 menyatakan bahwa Yayasan TVRI berada di bawah presiden (yang dibantu seorang direktur dan 3 direktur muda), serta TVRI merupakan entitas tunggal yang diberi hak dari negara bagi menyelenggarakan siaran televisi. Bisa dikatakan, bahwa status TVRI pada saat itu dimaksudkan merupakan campuran dari yayasan dan lembaga negara, dalam hal ini independen dalam pencarian dana namun bertanggung jawab kepada Departemen Penerangan dalam pemograman. Sifat TVRI yang berupa yayasan yang diketuai presiden ini justru menimbulkan sikap lembaga penyiaran yang tidak independen maupun berorientasi kepentingan publik yang efeknya akan terasa sampai akhir Orde Baru, apalagi ditambah dengan ketiadaan blueprint bagi pengembangan TVRI kedepannya. Keputusan Presiden No. 215/1963 pasal 4 dan 5 menyatakan bahwa TVRI berperan dalam "...pembangunan mental, khususnya masyarakat sosialis Indonesia", yang selaras dengan garis kebijakan pemerintahan Soekarno saat itu. Setelah Orde Baru mulai lahir, Keputusan Menteri Penerangan No. 34/1966 menyatakan bahwa TVRI harus menyesuaikan acaranya dengan penyebarluasan program pemerintah, Pancasila dan UUD 1945. TVRI pada Orde Baru menjadi alat bagi menciptakan kesatuan nasional dan menyosialisasikan program pembangunan pemerintah. Meskipun demikian, sebenarnya sempat muncul ide yang berusaha mengarahkan TVRI untuk lebih memenuhi keinginan pemirsanya yang mengarah ke hiburan, bukan sekedar menjadi kepanjangan penguasa. Bahkan, pada tahun 1972, Menteri Penerangan Boediardjo pernah mengusulkan perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Umum (Perum) agar "lebih berkarakter demokratis". Sayangnya, rencana tersebut lenyap dengan pergantian Menpen di tahun berikutnya, dan sebaliknya kemudian secara bertahap independensi TVRI mulai "dikebiri" pemerintah dengan kebijakan-kebijakannya. Karyawan TVRI pada 1963 mencapai 100 orang, dan pada pertengahan tahun yang sama, Divisi Pemberitaan didirikan, awalnya dipegang oleh 5 staf yang bekerja 14 jam sehari dan menyiarkan dua acara berita. Selain tenaga kerja dalam negeri, sebanyak 23 orang dari Jepang (yang merupakan hasil kerjasama Colombo Plan) awalnya juga sempat ditempatkan di TVRI untuk membantu pengembangannya, di bidang teknik, studio, pemancar, manajemen, film, produksi dan audio. Pendanaan TVRI berasal dari anggaran negara (sejak 1966), iklan (sejak 1 Maret 1963), iuran televisi (sejak akhir 1963) dan sponsor. Untuk memperluas jangkauannya, sejak tahun 1965 dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran Daerah yang dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara berturut-turut diikuti dengan Stasiun Medan (1970), Ujung Pandang (1972), Surabaya (1978), Denpasar (1978), Manado (1978), Bandung (1987), dan Samarinda (1993). Banyak dari stasiun ini awalnya bukan didirikan langsung oleh TVRI, melainkan oleh beberapa lembaga lain (misalnya, di Yogyakarta oleh Deppen, dan di Medan dibentuk dari kerjasama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pertamina). Namun, seiring sentralisasi pemerintah Orde Baru dan kebutuhan modal yang lebih besar, stasiun daerah ini perlahan-lahan diintegrasikan dengan Stasiun Pusat Jakarta dan diatur secara lebih terpusat dalam pemogramannya. 1975-1998: Perubahan status, pelebaran sayap dan penurunan Pada tahun 1975, melalui SK Menpen No. 55B/Kep/Menpen/1975 (yang kemudian diubah oleh SK Menpen No. 230A/Kep/Menpen/1984), TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan RI dengan status direktorat (sebelumnya Unit Pelaksana Teknis hingga 1984) yang langsung bertanggungjawab pada Direktur Jenderal Radio, Televisi dan Film (Dirjen RTF). Aturan-aturan tersebut mengisyaratkan TVRI memiliki status ganda: selain sebagai Yayasan Televisi RI, juga sebagai Direktorat Televisi (yang sebenarnya sudah terbentuk sejak 1966 melalui SK Menpen No. 107/1966) bawahan Dirjen RTF, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen birokrasi. Hal ini kemudian juga cukup memengaruhi gaya manajemen TVRI yang kurang efisien. Selain menempatkan statusnya sebagai bagian Deppen, kemudian melalui Peraturan Pemerintah No. 37/1980, pemerintah Orde Baru secara resmi mengubah status seluruh karyawan TVRI menjadi Pegawai Negeri Sipil (dari sebelumnya karyawan Yayasan TVRI); sesuatu yang masih berlangsung hingga kini. Mulai tahun 1977, Stasiun Produksi Keliling (SPK) dibentuk secara bertahap di beberapa ibu kota provinsi, yang berfungsi sebagai perwakilan atau koresponden TVRI di daerah. Di tahun 1982, tercatat TVRI memiliki 10 SPK berarmada Mobil Unit Produksi, ditambah 9 stasiun, 193 menara pemancar dan 30 stasiun relai. SPK kemudian diperluas hingga 12 kota, mulai dari Banda Aceh hingga Jayapura. Karyawan TVRI juga terus bertambah, dari 898 orang pada 1972, menjadi 6.000 orang pada 1991. Untuk mengembangkan para karyawan tersebut, TVRI dan pemerintah membentuk sarana pelatihan (diklat) mulai tahun 1969-1970 (awalnya bekerjasama dengan tenaga ahli dari Jerman Barat) dan adanya Multi Media Training Centre di Yogyakarta yang mendapat bantuan dari Jepang. Pada tahun 1981, setelah menikmati pemasukan dominan dari iklan selama bertahun-tahun, Presiden Soeharto dalam pidatonya di DPR pada 5 Januari 1981 memutuskan untuk meniadakan iklan di TVRI. Kebijakan yang mulai berlaku dengan penerapan SK Menpen No. 30/Kep/Menpen/1981 pada 1 April 1981 ini sempat menuai kontroversi di masyarakat. Hal ini jelas memukul TVRI secara keuangan, karena pada 1975/1976 saja pendapatan iklan tampak jauh lebih besar dibanding anggaran dari negara maupun iuran. Beberapa ahli mengaitkan larangan ini dengan protes dari kelompok Islam dan anti-konsumerisme; ada juga yang berpendapat hal tersebut merupakan hasil persaingan dalam internal pemerintah Orba; namun ada juga yang menafsirkan karena pemerintah ingin menguatkan kendalinya atas siaran TVRI, terutama menjelang Pemilu 1982 dan akan lebih mudah setelah banyaknya keuntungan dari boom minyak. Sedangkan dari pemerintah kemudian menjustifikasi pelarangan iklan ini dengan alasan mencegah kecemburuan sosial dan efek negatif perilaku konsumtif, terutama di daerah yang dikhawatirkan akan berdampak pada pembangunan yang dicanangkan saat itu. Namun, kemudian demi menyiasati kebutuhan anggaran yang terus membengkak, maka sejak pertengahan 1980-an, model "iklan terselubung" berupa acara bersponsor juga mulai muncul di layar TVRI. Pemerintah pada tahun 1987 sempat berniat untuk mengizinkan lagi iklan di TVRI, tetapi hal ini tidak terwujud hingga 2002. Pada tanggal 1 Januari 1983, TVRI membuka sebuah kanal baru Programa 2 TVRI (kini TVRI Jakarta). Acara tunggalnya adalah siaran berita bahasa Inggris dengan nama English News Service selama setengah jam yang dimulai pada pukul 18.30 WIB, di bawah tanggung jawab bagian pemberitaan. Saluran ini, yang awalnya hanya memiliki cakupan pemirsa kecil (ekspatriat), kemudian sejak 1989 mulai dikembangkan menjadi siaran televisi yang menyesuaikan selera penduduk ibukota. Perluasan siaran juga terus dilakukan, hingga pada 1991, TVRI sudah dinikmati oleh 65% penduduk Indonesia dan telah memiliki 10 stasiun penyiaran daerah, delapan stasiun pemancar, 273 stasiun transmisi, 12 studio, serta dua studio alam di Bogor dan Depok. Dua tahun kemudian (1993), stasiun transmisi TVRI bertambah menjadi 350 lokasi, sedangkan stasiun penyiarannya menjadi 12 buah, ditambah 6 SPK dan 1 stasiun produksi di Balikpapan; dan 5 tahun kemudian (1998), angka-angka tersebut naik lagi dengan adanya 402 stasiun transmisi, 14 stasiun penyiaran serta 8 stasiun produksi. Mulai tahun 1989, monopoli TVRI di televisi dihapus saat pemerintah mengizinkan berdirinya RCTI sebagai televisi swasta pertama di Indonesia. Meskipun demikian, pemerintah saat itu sesungguhnya tidak ingin melepas status TVRI sebagai pemain utama di pertelevisian nasional walaupun adanya pendatang baru swasta pada tahun 1989-1995. Hal ini misalnya ditunjukkan dengan adanya larangan televisi swasta memproduksi acara beritanya sendiri, karena TVRI-lah yang hanya diizinkan membuat acara berita. Sebagai gantinya, mereka diharuskan merelai sejumlah acara seperti siaran berita TVRI sebanyak tiga kali per hari (Berita Nasional, Dunia Dalam Berita dan Berita Terakhir; 19.00, 21.00 WIB dan sebelum tutup siaran), acara-acara kenegaraan seperti Proklamasi 17 Agustus, serta Laporan Khusus. Tidak lupa juga, pemerintah juga mewajibkan televisi swasta membayar 12,5% (awalnya 15% sebelum 1990) pendapatannya ke TVRI sebagai ganti TVRI tidak beriklan. Pemerintah beralasan bahwa landasan pembentukan TVRI, sebagai penyedia siaran tunggal televisi dalam Keputusan Presiden No. 215/1963 membuat TV swasta harus "berada di bawah pengendalian dan pengawasan TVRI". Televisi swasta pada saat itu dikonsepkan bukan sebagai pesaing, melainkan "pihak (bawahan)/pelaksana yang ditunjuk", "mitra" atau "pelengkap" dari posisi dominan TVRI pada saat itu (walaupun dalam faktanya sering kali tidak sesuai, misalnya dengan adanya beberapa program sejenis berita di televisi swasta dan seringnya mereka tidak memenuhi kewajiban pembayaran ke TVRI). Konsep seperti ini baru akan berakhir pasca runtuhnya Orde Baru pada 1998. Sebenarnya, dengan kehadiran televisi swasta, sempat muncul ide beberapa kali untuk mengubah status TVRI yang berupa yayasan non-komersial menjadi Badan Usaha Milik Negara berbentuk Persero atau Perum demi meningkatkan profesionalitasnya dan agar mampu berkompetisi. Bahkan, suatu sumber menyatakan bahwa transisi TVRI menjadi BUMN tersebut akan dilakukan di tahun 1995. Dalam penyusunan UU Penyiaran pertama pada 1997 pun, sempat muncul usulan klausul bahwa TVRI boleh beriklan "secara selektif". Meskipun sempat dipertimbangkan oleh DPR, Deppen, dan beberapa departemen lainnya, namun wacana-wacana tersebut kemudian menghilang begitu saja. Pada Undang-Undang Penyiaran No. 24/1997, status TVRI juga sempat direncanakan berubah menjadi Lembaga Penyiaran Pemerintah, suatu klausul yang tercatat tidak pernah berhasil diterapkan sampai undang-undang penggantinya disahkan. Walaupun saat itu TVRI masih belum menerima iklan, upaya meningkatkan pendapatannya sudah berusaha dilakukan seperti dengan menghadirkan layanan teleteks TVRI-Text, teleteks kedua di Indonesia setelah RCTI di tahun 1994. TVRI menggandeng PT Pilar Kumalajaya untuk mewujudkan layanan tersebut, yang saat itu diperkirakan akan berlangsung selama 30 tahun dalam skema bagi hasil (15%-85%). Sebagai alat komunikasi pemerintah, tugas TVRI saat itu adalah menyampaikan informasi tentang kebijakan pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan menciptakan two-way traffic (lalu lintas dua arah) dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha pemerintah. Semua kebijakan pemerintah Orde Baru beserta programnya, yang bertujuan untuk "membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, di mana tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual" harus dapat diterjemahkan melalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di ibu kota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik. Semua pelaksanaan siaran TVRI harus meletakkan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well-integrated mass media (media massa yang terintegrasikan dengan baik) dari pemerintah. Hal ini mengakibatkan TVRI terpuruk dengan layanan seadanya dengan kekentalan pesan ideologis. TVRI disebut "tidak memiliki independensi dalam kebijakan editorial". Kondisi itu menyebabkan menurunnya semangat kerja, kreativitas dan produktivitas karyawan. Akibatnya, TVRI pasca 1980-an tampak terlihat tidak menarik di mata publik. Acara lokal yang ada, lebih terkesan menonjolkan "suara pemerintah" dibanding memberikan hiburan menarik, begitu juga dengan acara beritanya. Ini diperparah dengan ketiadaan pendanaan yang mencukupi di luar pemerintah (selain iuran), sehingga acara yang dihasilkan sering kali seadanya di tengah kebutuhan lain (seperti membangun transmisi di berbagai daerah) yang terus meningkat. Misalnya, pada tahun 1987-1988, pengeluaran TVRI mencapai Rp 67,4 miliar, sedangkan pemasukannya hanya Rp 53 miliar (iuran Rp 43 miliar dan subsidi pemerintah Rp 10 miliar). TVRI pun memulai era penurunannya sejak itu, dan hal tersebut bahkan terjadi sebelum era televisi swasta. Dengan kehadiran open-sky policy (kebijakan langit terbuka) pasca peluncuran Satelit Palapa sejak 20 Agustus 1986, penduduk yang bisa menggunakannya pun lebih memilih menonton siaran asing menggunakan parabola. Di daerah perbatasan, penduduk di sana lebih memilih menonton luberan siaran luar negeri; sedangkan di daerah perkotaan, beberapa penduduk kelas atas banyak yang menyewa kaset-kaset VHS/Betamax film-film impor sebagai tontonannya. Lahirnya televisi swasta pun makin memukul TVRI: diperkirakan pada 1990-an, penontonnya tidak lebih dari 6% penonton siaran televisi di Indonesia. 1998-2006: Restrukturisasi Periode pasca kejatuhan Orde Baru memberikan peluang dan tantangan besar bagi TVRI. Di satu sisi, TVRI bisa melepaskan diri dari status sebagai "agen/corong propaganda" pemerintah dan mulai mengarahkan operasionalnya menjadi public service broadcasting (penyiaran publik). Namun, di sisi lain perubahan juga membuat TVRI berada dalam ketidakpastian selama hampir 7 tahun, yang sempat cukup pelik karena ditambah masalah keuangan akibat pengaruh krisis moneter. Salah satu akar masalah itu muncul dari penghapusan Departemen Penerangan pada tahun 1999, di bawah Presiden Abdurrahman Wahid. Walaupun didasari bagi menciptakan kebebasan pers, tetapi langkah ini sempat memicu ketidakpastian status TVRI. Hal ini karena sebelumnya TVRI merupakan bawahan dari departemen tersebut. Kehadiran Badan Informasi dan Komunikasi Nasional (BIKN) lewat Keputusan Presiden No. 153/1999 tidak memperjelas statusnya, karena TVRI tidak disebutkan bernaung di sana. Akibatnya, TVRI harus sementara bernaung di bawah Departemen Keuangan dan mengoordinasikan operasionalnya bersama BKN, Direktorat Radio, dan lembaga lainnya untuk menjaga kesinambungan kepegawaian dan anggaran. TVRI kemudian memasuki periode transisi menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) sejak 12 Desember 1999, meskipun tidak terlalu mengganggu siarannya yang masih berjalan secara normal. Akhirnya, status Perjan resmi melekat pada TVRI di tanggal 7 Juni 2000 dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 36/2000, yang berarti juga menggantikan statusnya sebagai yayasan sejak 1963. TVRI dalam aturan tersebut disesuaikan dengan prinsip-prinsip televisi publik, independen, netral, mandiri, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat. Status Perjan dipilih karena belum mandirinya keuangan TVRI (masih banyak didukung APBN) dan belum selesainya pengaturan tentang aset-asetnya. Diharapkan, dengan perubahan status tersebut TVRI mampu mempersiapkan dirinya untuk menjadi perseroan terbatas (PT). Bahkan, pemerintah pada saat itu juga direncanakan hendak menggaet investor strategis dalam membantu pembenahannya. Selanjutnya, pada Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64/2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN untuk urusan organisasi dan Departemen Keuangan RI untuk urusan organisasi keuangan. Setelah hampir dua tahun berstatus Perjan, di tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9/2002 yang mengubah status TVRI menjadi PT TVRI (Persero) di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kementerian Negara BUMN. Melalui status ini pemerintah mengharapkan direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik di bidang manajemen, struktur organisasi, sumber daya manusia, dan keuangan. Pembenahan yang dilakukan seperti dengan konsolidasi dan restrukturisasi di bidang pemasaran, pemrograman serta khususnya mengenai karyawan TVRI. Karyawan PT TVRI (Persero) diharapkan bisa ditata sesuai kualifikasi dan keahlian yang jelas oleh pihak direksinya, dan jikalau perlu, merekrut tenaga profesional dari luar. Walaupun sejak perubahan menjadi PT Persero tersebut TVRI boleh menerima iklan kembali, bukan berarti kondisinya langsung membaik setelah dikeluarkannya kebijakan tersebut. Justru, karena pada saat itu (2002-2003) secara internal TVRI kekurangan dana mandiri, status persero yang mewajibkan agar perusahaan bisa mencari pendapatan sendiri makin menyulitkan TVRI mencari dana karena acara-acaranya kurang pengiklan. Jikalau diberi anggaran dari pemerintah pun, jumlahnya amat kecil (dari pengajuan Rp 1,3 T pada 2002, tetapi hanya diberi Rp 150 miliar atau 1/10-nya saja). Karut-marut TVRI bertambah dengan konflik antara Direktur Utama TVRI saat itu, Sumita Tobing dengan DPR mengenai audit pendanaan dan permodalan TVRI; polemik perjanjian dengan televisi swasta mengenai komitmen 12,5% pendapatan mereka ke TVRI (pada era Orde Baru), yang walaupun sudah diakhiri pada 19 Oktober 2001 namun hutangnya tidak kunjung dibayar; langkah radikal Sumita yang justru mengganggu status quo orang-orang lama; adanya tudingan korupsi, dan ikut campurnya kepentingan politik dalam perencanaan transisi dari Perjan ke PT tersebut. Hal ini sempat mengakibatkan masalah dalam dihentikannya siaran sejumlah stasiun daerah TVRI, seperti di Medan. Awal transisi menjadi PT pun terkesan setengah-setengah: TVRI selama setahun tidak memiliki anggaran dasar dan akta notaris. Baru pada 15 April 2003, akhirnya TVRI resmi menjadi PT Persero. Dengan perubahan status yang mulai berlaku secara formal dan di bawah manajemen baru, TVRI mulai berusaha memperbaiki masalah-masalahnya. Seiring perkembangan teknologi, di era ini TVRI juga mulai meningkatkan siarannya menggunakan kanal UHF, setelah sebelumnya hanya bisa ditangkap di kanal VHF. Terdapat dua kota awal di mana TVRI disiarkan menggunakan kanal UHF, yaitu Bandung dan Surabaya. Belakangan, siaran berbasis UHF tersebut diperluas ke beberapa kota lain, seperti di Medan, sejumlah kota di Kalimantan dan Jawa Timur, serta Jakarta dan sekitarnya. Khusus yang terakhir, siaran TVRI dalam kanal UHF resmi dimulai pada 18 Mei 2002, setelah pemancar Gunung Tela di Bogor selesai dibangun yang berkekuatan pancar 80 kW. Selain itu, bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 2003, TVRI juga mulai mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun transmisinya, yang kala itu sebanyak 395 buah setelah sempat ada yang rusak dan terhenti operasionalnya. Melalui Undang-Undang No. 32/2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang terpisah dari kementerian mana pun. Dengan perubahan status TVRI ke lembaga penyiaran publik, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun. Selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme karyawan. Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang, yaitu sebagai televisi publik dengan sasaran khalayak yang jelas. Undang-undang ini kemudian diperkuat dengan Peraturan Pemerintah No. 13/2005. Klausul dua peraturan tersebut mengenai status TVRI akhirnya resmi berlaku pada 24 Agustus 2006, ketika di hari ulang tahunnya ke-44, TVRI resmi menyandang status sebagai Lembaga Penyiaran Publik sampai saat ini. Perubahan status ini resmi mengakhiri polemik tentang status PT TVRI (Persero) yang dirasa menyimpang dari Undang-Undang Penyiaran; dan berarti juga menyelesaikan permasalahan status TVRI sejak 1999. 2006-kini: Modernisasi dan penyempurnaan siaran Mengikuti rencana pemerintah untuk memperkenalkan televisi digital di Indonesia, TVRI meluncurkan siaran digitalnya pada 21 Desember 2010 dengan cakupan awal di Jakarta, Surabaya dan Batam. Pada waktu yang sama, TVRI juga meluncurkan dua saluran terestrial digital yang merupakan saluran terestrial digital pertama di Indonesia: TVRI 3 (kini TVRI World) dan TVRI 4 (kini TVRI Sport). Peluncuran dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring. Meskipun demikian, hingga pertengahan 2010-an, TVRI layaknya hidup segan mati tak mau. Berganti-ganti pimpinan, bahkan sampai dipecat dari DPR, TVRI tampak selalu kalah pamor dari televisi swasta, belum lagi kontroversi yang beberapa kali dibuat, seperti penayangan acara Partai Demokrat pada 2013, konflik internal, dan beberapa kali tuduhan korupsi. Bagi beberapa pihak, hal ini disebabkan oleh kombinasi internal dan eksternal TVRI. Dari internal, TVRI memiliki PNS yang jumlahnya berkali-kali lipat lebih banyak dari televisi swasta, dan kebanyakan sudah berusia tidak muda lagi. Belum lagi anggaran-anggaran seperti konsumsi yang terlihat tidak efisien, dan perangkat-perangkat siaran yang berusia tua. Di satu sisi, pemerintah selama ini cenderung tidak bersikap "manis" pada TVRI: misalnya dengan tidak memberikan anggaran mencukupi (di bawah Rp 1 triliun/tahun, sangat jauh jika dibandingkan misalnya dengan BBC dan NHK), melarangnya memberhentikan pejabat secara mandiri, dan kebanyakan memilih petingginya yang didasarkan pada kepentingan politis. Akibatnya cukup buruk, seperti TVRI mendapatkan opini disclaimer dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada laporannya selama 2013-2017. Di tahun 2017, "raja kuis" Helmy Yahya terpilih sebagai Direktur Utama TVRI menggantikan Iskandar Achmad yang sudah habis masa jabatannya, begitu juga Apni Jaya Putra (mantan Direktur Program Kompas TV) yang menjadi direktur pemograman TVRI. Di era kepemimpinan Helmy dan Apni, TVRI mulai merombak acara maupun siaran secara besar-besaran, yang ditujukan agar TVRI bisa mendapat hati di kalangan pemirsa muda (kekinian) dan tampak modern. Upaya menghapus citra jadul juga dilakukan dengan merubah logo TVRI (dan 29 stasiun daerahnya) untuk yang kedelapan kalinya pada 29 Maret 2019 pukul 20.20 WIB, saat acara Konser Musik: Menggapai Dunia sedang berlangsung di Auditorium TVRI Jakarta. Langkah Helmy dan Apni yang out of the box dengan memikirkan rating memicu kontroversi yang berakhir dengan pemberhentiannya, karena cara pandang umum yang ada adalah TVRI sebagai lembaga penyiaran publik seharusnya tidak memikirkan soal rating. Walau demikian, pada masa kepemimpinannya TVRI berhasil memperoleh opini "wajar tanpa pengecualian" dari BPK, pencapaian yang dapat dipertahankan pada tahun-tahun berikutnya. Pada Agustus 2019, TVRI bersama dua televisi swasta nasional (MetroTV dan Trans7) dan Kemenkominfo secara resmi meluncurkan siaran televisi digital untuk wilayah-wilayah perbatasan Indonesia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Hal ini bertujuan agar masyarakat di seluruh wilayah Indonesia bisa menyaksikan acara televisi dengan kualitas gambar dan suara yang lebih baik, sekaligus mempersiapkan migrasi (peralihan) TV analog ke digital dalam rangka menghadapi ASO (Analog Switch Off) yang akan diberlakukan pemerintah Indonesia dalam waktu dekat. Selain diwarnai kepemimpinan baru, untuk membantu menyempurnakan kinerjanya, sejak 2010-an beberapa kalangan sudah mengusulkan penggabungan TVRI dengan RRI yang sama-sama merupakan Lembaga Penyiaran Publik, menjadi LPP Radio Televisi Republik Indonesia (RTRI). Identitas Logo Logo TVRI pada era 1960-an hingga 1990-an berbentuk segi empat, kemudian menjadi segi lima. Terjadi tiga kali perubahan logo dalam era ini, sehingga rata-rata perubahan terjadi dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun. Dari kedua logo pertama, tercermin fungsi dasar TVRI yang mengacu pada tiga fungsi media (disimbolkan kotak TV) yakni informasi, edukasi dan hiburan. Perbedaannya terletak pada simbol kotak yang setara dengan "RI" pada logo pertama yang menyatu dalam bingkai pada logo kedua; juga hadirnya nuansa warna merah, hijau dan biru sebagai cerminan TVRI memasuki era teknologi berwarna. Pada logo ketiga, nuansa keindonesiaan makin kentara dengan bentuk segi lima yang mencerminkan simbol Pancasila; namun ditambah ilustrasi bola dunia yang memosisikan TVRI sebagai "pembawa gawang khatulistiwa". Sejak 1999, dalam waktu kurang dari dua dekade, logo TVRI berubah sebanyak lima kali. Walau demikian, gaya huruf TVRI tetap sama, begitu juga bentuknya yang sekilas berupa segi empat yang menyimbolkan televisi. Perbedaan yang ada kebanyakan hanya pada nuansa pemakaian warna. Biasanya ada pemaknaan spesifik pada setiap upaya pergantian logo, seperti di tahun 1999 yang menandai citra TVRI yang baru sebagai televisi publik di era Reformasi dan pada tahun 2003 yang menandakan pergantian statusnya dari Perjan ke PT Persero. Di tahun 2007, gaya huruf TVRI dimodifikasi dengan menambah "cakar" atau "gancu" pada logo, yang digunakan hingga Maret 2019. Adapun logo ini secara resmi diinterpretasikan menggambarkan "layanan publik yang informatif, komunikatif, elegan dan dinamis dalam upaya mewujudkan visi dan misi TVRI sebagai TV Publik yaitu media yang memiliki fungsi kontrol dan perekat sosial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa". Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir pada huruf I dari huruf TVRI, diintepretasikan sebagai huruf "P" yang merupakan tanda 5 lima makna layanan informasi dan komunikasi menyeluruh. P sebagai huruf awal dari kata "Publik" yang berarti memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. P sebagai huruf awal dari kata "Perubahan" yang berarti membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna. P sebagai huruf awal dari kata "Perintis" yang berarti merupakan perintis atau cikal bakal pertelevisian Indonesia. P sebagai huruf awal dari kata "Pemersatu" yang berarti merupakan lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau. P sebagai huruf awal dari kata "Pilihan" yang berarti menjadi pilihan alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat. Selain itu, bentuk lengkung dengan ekor yang runcing dan dinamis tersebut dapat dibaca juga melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah, menandakan gerakan perubahan yang cepat dan terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan zaman serta tuntutan masyarakat. Warna biru dipiih sebab mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif, informatif dan komunikatif; sedangkan warna jingga dan merah yang searah (dari kiri ke kanan) melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna semangat dan dinamika perubahan menuju arah yang lebih sempurna. Pada 29 Maret 2019, logo TVRI berganti kembali dalam rangka upaya penjenamaan kembali (rebranding). LPP TVRI tidak lagi mengganti logo dengan pola sayembara atau dibuat secara internal, oleh karena TVRI menganggap logo juga merupakan "bagian dari gambaran korporasi yang dapat mempengaruhi budaya korporasi". Sebagai gantinya, kali ini pergantian logo dilakukan dengan bantuan sebuah agensi penjenamaan, DM ID yang dipersiapkan selama 6 bulan. Logo dan rebranding tersebut dilakukan demi memenuhi visi TVRI sebagai "penyiar publik kelas dunia" yang menuntut adanya identitas baru yang lebih modern, simpel dan berkelas dunia. Selain itu, diharapkan dengan logo barunya, TVRI selalu menjadi televisi pemersatu bangsa dan menyuarakan kehebatan Indonesia, serta menjadi suara yang memotivasi, menginspirasi, dan membanggakan Nusantara hingga ke seluruh Indonesia. Sebenarnya logo TVRI yang baru direncanakan akan dirilis pada kuartal keempat tahun 2018, tetapi karena satu dan lain hal, maka diundur pada akhir Maret 2019. Secara resmi, logo baru (yang sekilas nampak mirip dengan logo perusahaan penyiaran asal Jerman, Deutsche Welle) ini diinterpretasikan sebagai "Lingkaran Penyambung Dunia" yaitu satu siaran, satu suara, dan satu Indonesia untuk dunia. Adapun pemaknaan dari komponen-komponennya adalah: Logo menggunakan satu bulatan berwarna biru dengan tulisan RI (Republik Indonesia) yang sangat menonjol di dalamnya, yang memberi kesan bahwa LPP TVRI kini goes to the world; hal ini sejalan dengan visi TVRI untuk menjadi Lembaga Penyiaran Publik berkelas dunia (world class public broadcaster). LPP TVRI hanya menggunakan dua warna pada logo untuk komunikasi visualnya. Biru trusted blue solid diambil dari warna biru laut dan langit Indonesia, menyimbolkan ketegasan, simpel dan elegan. Biru juga menitikberatkan potensi TVRI sebagai sumber referensi terpercaya dan media pemersatu bangsa di masa depan. Warna ini menjadi warna resmi (corporate color) TVRI. Putih menjelaskan fleksibilitas, mudah beradaptasi dengan perubahan. Warna ini digunakan pada layar kaca (dengan transparansi 80%) dan promosi. Font yang digunakan adalah Avenir dan Gotham (dengan segala turunannya). Penggunaan hanya dua jenis font dimaksudkan untuk menjaga konsistensi cara berkomunikasi visual. Selain perubahan logo, juga dilakukan perubahan grafis yang diambil dari logo TVRI. Grafis TVRI menggunakan tiga bulatan, satu bulatan besar, satu bulatan sedang dan satu bulatan kecil, yang melambangkan semesta. Tiga bulatan juga menelaskan satu dunia, satu Indonesia dan satu LPP TVRI. Grafis ini diaplikasikan dengan lima warna, yaitu biru dan turunannya untuk semua program yang berbasis informasi; hijau dan turunannya untuk program berbasis ilmu pengetahuan, agama dan kebudayaan; merah untuk olahraga; warna ungu dan turunannya untuk program hiburan; dan warna jingga dan turunannya untuk program anak-anak. Slogan Menjalin Persatuan dan Kesatuan (1962-2001) Makin Dekat di Hati (2001-2003) Semangat Baru (2003-2012) Saluran Pemersatu Bangsa (2012-2019) Media Pemersatu Bangsa (2019-sekarang) Layanan Televisi Saluran nasional Saat ini stasiun pusat TVRI mengoperasikan tiga saluran, yakni: TVRI (atau TVRI Nasional) adalah saluran utama TVRI, yang bersiaran sejak tahun 1962. Saluran ini menayangkan ragam program, mulai dari berita, informasi, religi, hiburan, hingga anak-anak. TVRI Kanal 2 (juga disebut TVRI Daerah) adalah nama kolektif untuk saluran yang dikhususkan untuk siaran stasiun TVRI daerah. Awalnya, Programa 2 merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut saluran TVRI yang terpisah dari sistem televisi berjaringan antara TVRI Nasional dan stasiun TVRI Daerah. Terdapat dua daerah yang tercatat pernah menerapkan saluran TVRI yang terpisah dari saluran utama TVRI Nasional, yaitu Programa 2 Jakarta dan Programa 2 Surabaya. Siaran Programa 2 di dua kota ini ditargetkan bagi masyarakat perkotaan dengan titik berat acara hiburan, sehingga saat itu diharapkan menjadi pesaing televisi swasta saat muncul di awal 1990-an. Namun, kemudian ide ini tercatat kurang berhasil dikembangkan. Istilah Kanal 2 kini digunakan untuk menyebut saluran lokal stasiun TVRI Daerah yang terpisah siarannya dari TVRI Nasional (dalam hal ini tidak merelay/berjaringan lagi), yang mulai nampak setelah munculnya siaran digital. Sistem ini diterapkan di televisi digital terestrial untuk seluruh Indonesia. TVRI World adalah saluran khusus digital berbahasa Inggris yang menargetkan pemirsa luar negeri dan dalam negeri (kelas menengah ke atas) dan sedang menjalani siaran percobaan. Sebelumnya bernama TVRI Kanal 3, saluran ini aslinya diluncurkan pada tahun 2010 bersamaan dengan siaran digital dari TVRI dan stasiun TVRI Daerah. TVRI Sport adalah saluran khusus digital yang menayangkan program acara berkaitan dengan olahraga. Saluran ini juga diluncurkan pada tahun 2010 bersamaan dengan siaran digital dari TVRI Nasional dan stasiun TVRI Daerah. Stasiun daerah Selain stasiun pusat yang berada di Jakarta, TVRI juga memiliki 34 stasiun daerah (33 sudah bersiaran secara definitif/masa percobaan, 1 masih dalam proses untuk mulai bersiaran) yang tersebar di sebagian besar provinsi di Indonesia. Di siaran terestrial analog, TVRI stasiun daerah bisa dikatakan merupakan jaringan TVRI Nasional dengan merelay siaran pusat TVRI (dan terkecuali di Jakarta, menempati kanal yang sama); praktik yang perlahan-lahan dikurangi dengan keberadaan siaran digital yang memberikan tempat bagi siaran stasiun daerah secara mandiri. Selama ini, stasiun TVRI daerah menyiarkan acara yang bersifat lokal (termasuk berita daerah) secara terbatas pada jam-jam tertentu. Program-programnya diproduksi oleh stasiun TVRI daerah dan dapat bekerjasama dengan pihak lain. Siaran stasiun TVRI daerah pada umumnya juga direlay oleh stasiun relay di wilayah provinsi tersebut, yang kini berjumlah 207 stasiun transmisi digital. Berikut ini adalah daftar stasiun TVRI daerah saat ini, masing-masing dengan lokasi stasiun: Catatan: Pada saat Provinsi Timor Timur (kini Timor Leste) masih berintegrasi dengan Indonesia, TVRI mempunyai stasiun bernama TVRI Dili yang berpusat di kota Dili. Stasiun tersebut ditutup pada tahun 1999 setelah provinsi tersebut lepas dari Indonesia. Dari asetnya didirikan TV UNTAET, saat ini berupa RTTL. Layanan daring Situs web TVRI (dengan alamat www.tvri.co.id) telah ada setidaknya pada bulan September 2001. Situs ini mulanya berbentuk portal berita dan informasi terkait siaran TVRI. Pada tahun 2018, menurut arsip Wayback Machine, alamat tersebut dialihkan menjadi www.tvri.go.id. TVRI saat ini mengoperasikan dua layanan daring. TVRI Klik adalah layanan yang fokus pada streaming daring seluruh saluran TVRI serta stasiun-stasiun daerah. TVRI VoD adalah layanan video sesuai permintaan (video-on-demand) yang berisi program-program TVRI. Keduanya dapat diakses melalui situs web serta aplikasi Android dan iOS. Selain TVRI Klik, layanan streaming dari seluruh saluran nasional dan stasiun daerah TVRI juga dapat diakses melalui situs web TVRI. TVRI memiliki portal berita di TVRINews.com. Situs ini telah muncul setidaknya sejak 2014, dan telah mengalami beberapa perubahan sejak saat itu. Selain itu, TVRI – bersama Antara dan RRI – juga mengelola Redaksi Nasional, sebuah portal berita bersama yang digunakan sebagai pusat berita tentang agenda-agenda nasional tertentu, seperti Pekan Olahraga Nasional dan Konferensi Tingkat Tinggi G20 tahun 2022 lalu. Lainnya Kantor pusat TVRI berada di Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, berdekatan dengan Gelora Bung Karno. Kompleks kantor pusat ini meliputi studio utama berlantai empat yang memiliki luas lantai 24 ribu meter persegi dan dibangun dari 1976—1983; gedung pusat operasional berlantai 12 seluas 11.509 meter persegi yang dibangun pada Agustus 1983—April 1985; dan Menara TVRI berketinggian 144,7 meter yang dibangun pada tahun 1975—1977. Khusus Menara TVRI, menara ini menggantikan menara lama yang beroperasi sejak 1962 dan berketinggian 85 meter, ​namun kemudian digantikan lagi saat ini oleh menara 300 meter di Joglo, Kembangan, Jakarta Barat. Tiga menara tersebut, dalam sejarahnya, memancarkan siaran TVRI ke Jabodetabek dan sekitarnya. TVRI memiliki Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat TVRI) yang memberikan pelatihan di bidang pertelevisian. Selain itu, TVRI juga mengelola Studio Alam TVRI di Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Studio ini berupa alam terbuka hijau yang digunakan sebagai tempat produksi beberapa acara TVRI dan juga dimanfaatkan sebagai area rekreasi. Organisasi Tugas dan kelembagaan Status TVRI sebagai lembaga penyiaran publik ditegaskan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 13 Tahun 2005, yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002. TVRI saat ini menjadi lembaga tersendiri dan tidak berada di bawah kementerian mana pun. Pasal 14 Undang-Undang No. 32/2002 menyatakan bahwa TVRI, sebagai LPP, adalah lembaga penyiaran yang berbentuk "badan hukum yang didirikan oleh negara; (bersifat) independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat". Peraturan Pemerintah No. 13/2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah "memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia". Struktur kelembagaan TVRI terdiri dari lima dewan pengawas dan lima dewan direksi. Keduanya mempunyai masa kerja lima tahun, dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa kerja berikutnya. Dewan Pengawas Dewan pengawas TVRI ditetapkan oleh Presiden atas usul Dewan Perwakilan Rakyat; setelah melalui uji kepatutan dan kelayakan secara terbuka atas masukan dari pemerintah dan/atau masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah No. 11/2005, dewan pengawas berfungsi mewakili masyarakat, pemerintah, dan unsur lembaga penyiaran publik yang menjalankan tugas pengawasan untuk mencapai tujuan lembaga penyiaran publik. Struktur dewan pengawas TVRI saat ini adalah sebagai berikut: Dewan Direksi Dewan direksi TVRI diangkat dan ditetapkan oleh dewan pengawas. Dewan direksi berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan TVRI. Struktur dewan direksi TVRI saat ini adalah sebagai berikut: Daftar Direktur Utama Catatan: Hingga menjadi Perjan pada 2000, jabatan dari pemimpin TVRI adalah "Direktur TVRI" atau "Direktur Televisi". Pendanaan Menurut Undang-Undang No. 32/2002, sumber pendanaan TVRI dapat berasal dari iuran penyiaran, APBN, sumbangan masyarakat, siaran iklan, dan usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran. Usaha lain tersebut, yang saat ini digabungkan dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 66/2020, meliputi jasa digitalisasi penyiaran (iklan di situs web), jasa pendidikan dan pelatihan pertelevisian, jasa sertifikasi profesi penyiaran televisi, jasa penggunaan sarana dan prasarana (sewa tempat di pemancar dan lahan aset), jasa produksi acara, jasa multipleksing, dan royalti produksi acara. TVRI pernah menayangkan iklan dalam satu tayangan khusus dengan judul acara Mana Suka Siaran Niaga (sehari dua kali). Sejak April 1981 TVRI tidak diperbolehkan menayangkan iklan, dan akhirnya TVRI baru kembali menayangkan iklan pada awal dekade 2000-an seiring dengan perubahan struktur kelembagaan dan pengesahan Undang-Undang No. 32/2002. Iklan di TVRI berubah dari waktu ke waktu. Di era 1970-an, saat masih menerima iklan, cukup banyak perusahaan besar yang mengiklankan produknya di TVRI (seperti Fujifilm dan Unilever). Bagaimanapun, banyaknya pengiklan yang didominasi perusahaan asing tersebut menimbulkan kritik banyak pihak saat itu dengan alasan mendorong konsumtivisme, yang akhirnya berbuah pelarangan iklan produk mewah serta pelarangan total iklan di TVRI masing-masing pada tahun 1975 dan 1981. Kondisi berbeda muncul ketika TVRI dapat menerima iklan lagi sejak 2002, dengan lebih banyak menayangkan iklan dari institusi pemerintah maupun iklan layanan masyarakat dan tampak selalu berada dalam posisi "buncit" dalam perolehan iklan televisi di Indonesia. Akibatnya, TVRI pusat dan daerah pernah menyiarkan beberapa jenis iklan kontroversial, seperti iklan pengobatan alternatif ataupun SMS premium demi mencari dana. Walaupun demikian, seiring dengan adanya beberapa acara yang cukup populer (biasanya event besar), TVRI juga mulai dilirik oleh beberapa perusahaan besar kembali. Pemerintah mengatur tarif iklan TVRI dalam Peraturan Pemerintah No. 33/2017, dengan besaran yang cenderung lebih rendah dibanding televisi swasta. Selain itu, Undang-Undang No. 32/2002 juga membatasi persentase iklan di TVRI sebesar 15% jam siarnya (televisi swasta 20%), dengan 30% iklannya adalah iklan layanan masyarakat. Antara dekade 1960-an hingga 1990-an, TVRI (melalui Yayasan TVRI) juga pernah menarik "iuran televisi" kepada setiap pemilik televisi. Walaupun sampai saat ini dalam peraturan perundang-undangan masih diperbolehkan menerima iuran, tetapi saat ini TVRI tidak melakukannya. Direktur Program dan Berita TVRI 2017-2020 Apni Jaya Putra pada tahun 2018 mengatakan pihaknya tidak menarik iuran karena dianggap sulit diterima publik. Selain itu, iuran televisi – seperti halnya sumbangan masyarakat – belum pernah diatur sebagai PNBP untuk TVRI. Karyawan Pada tahun anggaran 2007, karyawan TVRI berjumlah 6.099 orang (5.085 orang pegawai negeri sipil (PNS) di bawah Kemenkominfo dan 1.014 orang tenaga honor/kontrak) yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan sekitar 1.600 orang di antaranya adalah karyawan TVRI pusat. Namun, hingga tahun 2018 karyawan TVRI tinggal sebanyak kurang lebih 4.300 orang, dengan sekitar 1.800 orang adalah karyawan TVRI pusat dan sekitar 90% di antaranya merupakan PNS. Kondisi ini disebabkan adanya kebijakan moratorium penerimaan pegawai baru TVRI oleh pemerintah selama lebih dari 16 tahun. Kritik dan kontroversi Masalah struktural Beberapa masalah struktural sampai saat ini masih sering kali menghambat kinerja TVRI. Hal ini seperti jumlah karyawan yang banyak, tetapi sudah berumur sehingga tidak efisien, yang sayangnya tidak bisa dipecat oleh TVRI secara independen karena status PNS; ataupun karena jika dilakukan dikhawatirkan akan membuat pergolakan internal. Kemudian ada juga soal tumpang-tindihnya kewenangan Dewan Pengawas (Dewas) dan Direksi di beberapa bidang sehingga sering kali menyebabkan saling tuduh ikut campur dan konflik antara keduanya (seperti kasus pemecatan dirut Farhat Syukri dan Helmy Yahya pada 2013 dan 2019); belum lagi ditambah pemilihan anggota Dewas oleh DPR sering kali menyebabkan pertimbangan politis lebih dipentingkan dibanding kualitas. Kasus korupsi Pada masa direksi pimpinan Sumita Tobing mulai tahun 2001, permasalahan keuangan mulai bermunculan. Salah satunya pada pembangunan stasiun pemancar di Gunung Tela, yang dinilai bermasalah oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan turut menyumbang permasalahan pada kondisi keuangan TVRI. Belakangan pada 2014, Sumita Tobing dinyatakan melakukan korupsi pengadaan peralatan siar TVRI yang merugikan negara sebesar Rp 12,4 miliar. Ia dijatuhi pidana penjara selama 1 tahun 6 bulan dan pidana denda Rp 250 juta. Pada tahun 2013, Direktur Keuangan TVRI Eddy Machmudi Effendi diberi hukuman penjara 8 tahun 6 bulan atas kasus pengadaan program siap siar tahun 2012 yang bernilai Rp 47,8 miliar. Kasus ini melibatkan Direktur Berita dan Program Irwan Hendarmin, Direktur Utama PT Media Arts Image Iwan Chermawan, pejabat pembuat komitmen yang merupakan pejabat tinggi TVRI Yulkasmir, dan komedian senior yang juga direktur Viandra Productions Mandra, yang menyebabkan kasus ini juga dikenal sebagai "Mandragate". Maraknya budaya korupsi ini, salah satunya ditengarai oleh minimnya akuntabilitas TVRI ke publik. Tayangan politik TVRI masa Orde Baru kerap dikritik karena menonjolkan organisasi Golongan Karya daripada dua partai politik lain dalam pemberitaan seputar pemilihan umum. Dalam penelitian mengenai Pemilu 1992, dilaporkan bahwa 4 menit 25 detik berita TVRI ditujukan untuk Golkar, Partai Demokrasi Indonesia 56 detik, dan Partai Persatuan Pembangunan 41 detik. Golkar banyak mendapatkan pemberitaan yang positif, sedangkan PDI dan PPP lebih condong pada isu-isu negatif. Karyawan TVRI pun dipaksa mendukung Golkar dalam pemilu dengan adanya asas monoloyalitas pasca status mereka diubah menjadi PNS di tahun 1980. Pada tanggal 6 Juni 2013, TVRI menayangkan siaran tunda acara Muktamar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Senayan Jakarta. Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Idy Muzayyad menilai TVRI sebagai lembaga penyiaran publik telah "mengalami disorientasi kebangsaan dengan menayangkan hal ini karena ideologi HTI yang mempermasalahkan ideologi negara, nasionalisme dan menolak demokrasi", tetapi juru bicara HTI Ismail Yusanto menyatakan bahwa TVRI adalah penyiar publik dan HTI termasuk bagian dari publik, sehingga ia mendukung TVRI menayangkan siaran itu karena hal itu "bagian dari hak publik untuk disiarkan dan diperdengarkan". Selain itu, juga datang kritik dalam bentuk surat terbuka yang ditulis 19 LSM dan sejumlah tokoh masyarakat. TVRI dipanggil dan terbuka kemungkinan dijatuhkan sanksi. Dalam pemanggilan yang diadakan pada 10 Juni 2013 itu, TVRI menyatakan permohonan maafnya kepada masyarakat dan berjanji tidak akan menyiarkan acara sejenis kembali. Kemudian pada 15 September di tahun yang sama, TVRI menayangkan siaran tunda konvensi Partai Demokrat, partai politik yang didirikan oleh presiden saat itu Susilo Bambang Yudhoyono, selama lebih dari 2 jam. Tayangan itu kembali mendapatkan sanksi KPI, karena melanggar prinsip independen sesuai dengan Undang-Undang Penyiaran. Sekretaris manajer direksi TVRI Usi Karundeng sempat mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah diintervensi atau dibayar oleh Partai Demokrat. Meskipun demikian, laporan dari Tempo.co justru menyatakan bahwa Direktur Utama TVRI saat itu, Farhat Syukri-lah yang memaksakan acara itu agar disiarkan walaupun mendapat penolakan dari internal TVRI. Pada tahun tersebut (Maret, Mei dan Agustus 2013), TVRI juga sempat menyiarkan acara ulang tahun Fraksi Partai Golkar, Kongres Luar Biasa Partai Demokrat, ulang tahun SOKSI (organisasi sayap Golkar) dan ulang tahun Partai Amanat Nasional yang semuanya ikut mendapat kritik banyak pihak. Diduga, TVRI saat itu tengah menjual jam siarnya dalam bentuk blocking time untuk kepentingan politis segelintir pihak tertentu. Pemecatan Helmy Yahya, kisruh internal Kejadian ini sebenarnya sudah ada pada tanggal 4 Desember 2019, di mana Direktur Utama TVRI saat itu Helmy Yahya dinonaktifkan sementara oleh Dewan Pengawas TVRI pimpinan Arief Hidayat Thamrin dan digantikan dengan Pelaksana Tugas (Plt)/Direktur Sementara, Supriyono. Menurut sumber berita di hampir seluruh media massa pada tanggal 16 Januari 2020, Helmy resmi diberhentikan jabatannya oleh Dewan Pengawas secara permanen dan sepihak karena beberapa hal; seperti pembelian hak siar Liga Inggris yang dinilai terlalu mahal, penayangan blok acara Discovery Channel, dan kecenderungan mengutamakan popularitas acara melalui rating. Hal itu membuat sebagian besar publik (termasuk warganet) kecewa dan ingin membela Helmy Yahya agar tetap memimpin TVRI hingga 2022, tetapi Dewan Pengawas tetap menolak pembelaan Helmy hingga terpilihnya direktur utama baru yang menggantikannya. Per tanggal 27 Maret 2020, tiga direktur TVRI (termasuk Direktur Program sekaligus Pemimpin Redaksi, Apni Jaya Putra) diberhentikan sementara selama kurang dari sebulan oleh Dewan Pengawas TVRI terkait kasus Helmy Yahya. Sayangnya, setelah pemberhentian ketiga direktur dicabut konflik tersebut masih belum selesai. Pada 13 Mei, Apni diberhentikan secara permanen. Pada tanggal 27 Mei 2020, Dewan Pengawas TVRI telah menunjuk praktisi periklanan, wartawan, dan sineas/sutradara film Iman Brotoseno sebagai Direktur Utama baru TVRI sisa periode 2017-2022, setelah dilakukan seleksi terbuka. Penunjukkan tersebut menimbulkan kontroversi karena proses seleksi yang melanggar peraturan yang berlaku. Selain itu, dukungan Iman pada presiden petahana Joko Widodo pada pemilihan presiden 2019 juga disorot, walau ia menyatakan bahwa dirinya "akan independen dan imparsial". Tak lama berselang Iman Brotoseno dihujat oleh sebagian besar publik (termasuk warganet) karena kutipan yang disampaikan di media sosialnya tidak pantas. Namun Iman membantah, bahwa ucapan tersebut adalah "kenangan pahit yang pernah dideritanya". Kontroversi tersebut dianggap telah berakhir setelah Dewan Perwakilan Rakyat memecat Ketua Dewan Pengawas Arief Hidayat Thamrin pada Oktober 2020. Lihat pula Radio Republik Indonesia Lembaga Penyiaran Publik Daftar stasiun televisi di Indonesia Referensi Pranala luar Situs web TVRI Klik Situs web TVRI VoD TVRINews.com – situs web berita TVRI Situs web Pusdiklat TVRI Redaksi Nasional – portal berita bersama LKBN Antara, RRI, dan TVRI Perusahaan media Indonesia Lembaga Penyiaran Publik Perusahaan yang didirikan tahun 1962 Pendirian tahun 1962 di Indonesia Jaringan televisi Indonesia
7,473
829
https://id.wikipedia.org/wiki/RCTI
RCTI
RCTI (singkatan dari Rajawali Citra Televisi Indonesia) adalah salah satu jaringan televisi swasta di Indonesia yang dimiliki oleh Media Nusantara Citra (MNC). RCTI merupakan televisi swasta pertama di Indonesia. Didirikan awalnya sebagai perusahaan patungan antara Bimantara Citra dan Rajawali Wira Bhakti Utama, RCTI pertama mengudara pada 13 November 1988 dan diresmikan 24 Agustus 1989 pukul 13.30 WIB. Saat itu, siaran RCTI hanya dapat ditangkap oleh pelanggan yang memiliki dekoder dan membayar iuran setiap bulannya di Jakarta. RCTI melepas dekodernya pada 24 Agustus 1990, setahun setelah mulai mengudara secara resmi, yang menandakan dimulainya siarannya secara free-to-air walaupun masih berstatus stasiun televisi lokal. Tiga tahun kemudian, pada 24 Agustus 1993, RCTI resmi bersiaran secara nasional. Sejak Oktober 2003, RCTI dimiliki oleh Media Nusantara Citra, kelompok perusahaan media yang juga memiliki GTV, MNCTV, dan iNews. Sejarah Kemunculan dan siaran awal Terdapat tiga tokoh utama yang berperan dalam kelahiran RCTI, yaitu Peter Sondakh, Peter F. Gontha dan Bambang Trihatmodjo. Dalam hal ini, Sondakh-lah yang mengusulkan ide kehadiran televisi swasta di Indonesia, namun selalu ditolak saat diajukan proposalnya ke Departemen Penerangan (Deppen). Sondakh baru sukses setelah berhasil mendekati Bambang Tri lewat bantuan Gontha. Ide Sondakh tersebut kemudian disetujui oleh Bambang dan selanjutnya Presiden Soeharto pada tahun 1986. Namun, butuh hampir dua tahun agar ide berdirinya televisi swasta pertama di Indonesia ini bisa direalisasikan. Lewat konsultasi dan perundingan bersama sejumlah pihak, termasuk Deppen, DPR dan TVRI, pemerintah akhirnya memberikan landasan bagi kehadiran RCTI. Aturan itu adalah SK Menpen No. 190A/Kep/Menpen/1987 (20 Oktober 1987) yang membolehkan masuknya swasta dalam industri penyiaran, meskipun dengan cakupan siar yang terbatas dalam wadah "Siaran Saluran Terbatas" (SST). Setelah aturan itu keluar, PT Rajawali Citra Televisi Indonesia yang didirikan pada 21 Agustus 1987 mengajukan izin TV swasta SST lewat TVRI di tanggal 28 Oktober 1987. Di hari yang sama, TVRI resmi menunjuk RCTI sebagai calon "pelaksana SST" pertama (lewat SK Direktur Televisi/Direktur Yayasan TVRI No. 557/Dir/TV/1987), dan di tanggal 22 Februari 1988, RCTI resmi mendapat izin siarannya lewat penandatanganan kerjasama dengan TVRI (bernomor 12/SP/DIR/TV/1988 dan RCTI.BI. 027/1988). Menurut pemerintah, RCTI saat itu diberikan izin, dikarenakan perusahaan ini merupakan satu-satunya yang mengajukan izin SST, pertimbangan perusahaan tersebut mampu menyediakan investasi yang besar (lebih dari Rp 20 miliar) dan memiliki modal yang kuat, serta karena pertimbangan faktor pengamanan baik teknologi maupun fungsi dan peranan televisi sebagai alat penerangan yang strategis. Dalam izin siaran dari TVRI tersebut, RCTI diberi hak selama 20 tahun untuk beroperasi dengan batasan waktu siar 18 jam perhari. Status SST yang melekat pada RCTI saat itu membuatnya hanya bisa diterima secara terbatas. RCTI memang disiarkan secara terestrial di kanal 43 UHF/647,25MHz (yang dijatah oleh Telkom pada Februari 1988), tetapi tidak bisa ditangkap oleh semua kalangan melainkan hanya yang memiliki perangkat berupa dekoder secara berlangganan. Dalam persiapannya, RCTI kemudian melakukan pembangunan studio di Kebon Jeruk di atas tanah seluas 10,4 hektar yang dimulai sejak 23 Juni 1988. Peresmian peletakan batu pertama studio ini dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Wiyogo Atmodarminto dan beberapa pejabat lainnya. Kemudian, di tanggal 23 Juli 1988, pemasangan perangkat siaran RCTI dimulai yang selanjutnya selesai dalam waktu 6 bulan. Untuk membantu pengembangannya, RCTI merekrut beberapa orang yang akan menjadi manajemen kuncinya di awal bersiaran, seperti Peter Langlois, Stephen Mathis (dan kawan-kawannya yang berasal dari Amerika Serikat), Alex Kumara dan Zsa Zsa Yusharyahya. Khusus Langlois, pria yang sebelumnya bekerja di sebuah stasiun TV di California, AS bernama KCRA ini, kemudian berperan besar dalam membentuk pemograman RCTI yang didesain seperti sistem televisi swasta di negara asalnya. Modalnya juga disiapkan sebesar US$ 100 juta. Awalnya, RCTI ditargetkan bersiaran mulai September 1988 selama 2-3 jam dengan program hiburan (terutama film impor) dan pendidikan, tetapi baru pada 13 November 1988, siaran percobaannya di Jakarta dimulai dari jam 17.30 WIB-22.30 WIB dengan awalnya masih membuka siarannya (free-to air). Kemudian, di tanggal 21 November 1988, RCTI memulai siarannya dengan dekoder, dengan pelanggan awal berjumlah 43.000 pengguna. Awalnya direncanakan bahwa baru pada 1 Maret 1989 RCTI akan mulai mensyaratkan penggunaan dekoder dan bersiaran resmi, namun kemudian tampak kebijakan ini dijalankan tidak tetap dengan buka-tutup siaran, di mana penutupan siaran justru dilakukan lebih awal yaitu pada 21 November 1988 dan 2 Januari 1989. Sebelum dua waktu itu, siaran RCTI dibuka (bisa diterima tanpa dekoder) yang dimaksudkan agar publik bisa melihat contoh acaranya. Kemudian pada 5 Maret 1989, RCTI memperpanjang siarannya menjadi 16 jam, dari 08.30-24.30 WIB. Meskipun demikian, mengingat status siarannya pada saat itu masih percobaan, tercatat RCTI sempat beberapa kali mengalami gangguan dalam operasionalnya. Pada tanggal 24 Agustus 1989 RCTI memulai siarannya secara komersial yang diresmikan oleh Presiden Soeharto di Studio RCTI Kebon Jeruk, Jakarta Barat dengan status sudah bersiaran dengan dekoder berbayar. Biaya berlangganan RCTI saat itu dipatok sebesar Rp 131.000 untuk menyewa dekoder (secara spesifik Rp 75.000 untuk dekoder ditambah Rp 56.000 untuk PPN dan biaya materai), serta Rp 15.000-30.000 per bulan untuk jenis layanan yang diberikan. Meski pada saat itu masih berstatus televisi berlangganan Jakarta, RCTI sempat menayangkan iklan-iklan produk terkemuka. Pada saat awal siaran, RCTI hanya menayangkan acara-acara luar negeri (terutama dari AS), karena modalnya lebih murah jika dibandingkan dengan memproduksi sendiri yang biayanya jauh lebih mahal, dan juga merespon kebutuhan pasar pada saat itu yang memang sedang menggandrungi kaset video film/serial Barat. Namun, di samping banjir program impor tersebut, RCTI sebenarnya sudah berusaha memulai produksi program lokal lewat acara Jakarta Masa Kini pada Juli 1989. Menurut pihak RCTI saat itu, mereka berusaha menampilkan acara yang dapat memberikan nilai tambah bagi kehidupan masyarakat luas, dengan tetap mengandung unsur pendidikan dan penerangan meskipun didominasi hiburan. Televisi FTA dan perluasan siaran Bagaimanapun, status RCTI sebagai SST dirasa menghalangi geraknya dikarenakan jumlah pemirsa yang akan terbatas yang akhirnya memengaruhi pendapatan iklannya. Memang pada awalnya diproyeksikan RCTI akan menggaet 200.000 pelanggan pada tahun 1990, namun kemudian hanya 125.000 pelanggan yang tercatat menjadi pemirsanya. Kekurangberhasilan meraih target pelanggan ini disebabkan karena berbagai faktor, seperti adanya dekoder palsu atau curian yang beredar di pasaran. Selain itu, sempat muncul juga keluhan dari sebagian masyarakat karena kewajiban berlangganan ini, yang akhirnya berbuah pembatalan langganan. Akibatnya, meskipun saat itu bisa meraup sekitar Rp 2,25 miliar dari pendapatan dekoder dan Rp 12 miliar dari iklan, RCTI tercatat masih merugi pada tahun pertama operasionalnya. Hal diatas membuat RCTI kemudian melobi pemerintah untuk mengubah statusnya dari televisi berlangganan SST menjadi bisa diterima secara bebas (free-to-air/FTA). Akhirnya, pada 11 Juli 1990, Menteri Penerangan Harmoko resmi mengumumkan rencana penghapusan kewajiban penggunaan dekoder untuk menerima siaran RCTI (dan televisi swasta), suatu keputusan yang kemudian disetujui oleh Presiden Soeharto pada 14 Juli 1990. Di tanggal 1 Agustus 1990, pemerintah memberikan izin siaran tanpa dekoder lewat surat Dirjen RTF No. 1271D/RTF/K/VIII/1990, dan pada 24 Agustus 1990 pukul 13.30 WIB, RCTI resmi menghapuskan kewajiban penggunaan dekodernya (mengudara secara bebas/FTA) di kanal yang sama, 43 UHF. Statusnya pun berubah, dari awalnya Siaran Saluran Terbatas (SST) menjadi Stasiun Penyiaran Televisi Swasta Umum (SPTSU) yang memiliki jam siaran tidak terbatas. Khusus eks-pelanggannya sendiri, kemudian dapat mengembalikan dekodernya mulai 3 September 1990. Meskipun dengan bersiaran secara bebas RCTI merugi karena dekodernya menjadi tidak terpakai (totalnya Rp 65 miliar/US$ 400 per unit) dan harus mengembalikan uang jaminan dekoder senilai Rp 75.000 ke 125.000 eks-pelanggannya (totalnya Rp 9 miliar), namun mereka juga mendapat keuntungan lain yang lebih besar: jumlah pemirsanya yang awalnya hanya ratusan ribu, menjadi sekitar 6-8,5 juta orang di seluruh Jabotabek. Tarif iklannya pun tercatat naik setelah penghapusan kewajiban menggunakan dekoder dikeluarkan oleh pemerintah. Dengan penghapusan dekoder ini diharapkan RCTI mampu "memantapkan penggerak roda ekonomi sebagai media audiovisual", serta membantu mengembangkan dan meratakan informasi dengan memberikan kesempatan menonton program televisi swasta bagi masyarakat luas. Pemerintah juga berharap RCTI mampu meningkatkan persentase program buatan sendiri/lokalnya dan mutu siarannya pasca dikeluarkannya kebijakan ini. Pada tahun 1991, RCTI merealisasikan perluasan siarannya setelah mengudara di Bandung pada 1 Mei 1991, dengan nama RCTI Bandung. RCTI Bandung merupakan stasiun afiliasi/jaringan (bukan sekedar stasiun relai, karena belum boleh bersiaran nasional) yang menyiarkan beberapa program yang sama dengan RCTI (Jakarta), walaupun tidak semuanya karena ada siaran lokal seperti wayang golek. Sebelumnya pada April 1991, RCTI juga sudah mulai bersiaran secara "nasional" (walaupun belum resmi dan hanya bisa ditangkap oleh pengguna parabola) dengan satelit Palapa B2. Walaupun sempat menuai kontroversi sehingga dihentikan oleh Deppen pada 22 April 1991, namun kemudian Dirjen RTF (Direktur Jenderal Radio, Televisi dan Film) memberikan izin pada RCTI untuk bersiaran lewat satelit lewat SK Dirjen RTF No. 1286/RTF/K/VI/1991. Sesungguhnya, "perluasan siaran" secara nonformal juga sudah dilakukan lewat kerja sama programming dengan SCTV, sebuah stasiun TV lokal yang bersiaran di Surabaya. Program keduanya sama namun disiarkan di waktu berbeda. Bentuk perluasan siaran lain yang nonformal juga diwujudkan dengan sejumlah pihak swasta yang membuka siaran ilegal pada 1991-1992 seperti di Garut dan Yogyakarta. Perkembangan selanjutnya Seiring waktu, RCTI kemudian mulai menampilkan hal-hal baru walaupun baru sekadar bersiaran resmi di Jakarta dan Bandung. Pada awal 1991, RCTI memperkenalkan siaran stereo (Zweiton). Lalu, juga sejak 1989 RCTI sudah menyiarkan program sejenis berita bernama Seputar Jakarta (pada 1990 diubah menjadi Seputar Indonesia). Seputar Indonesia, menjadi dikenal karena pembawaannya yang cenderung tidak monolitik seperti menggunakan Pemirsa bukan Saudara. Siaran Seputar Indonesia juga merupakan program terawal yang memberikan penerjemah bahasa isyarat bagi pemirsa. Lalu, di April 1994, RCTI memunculkan sistem teleteks pertama. Di tahun 1994 juga, diperkenalkan siaran dual sound dan pada 3 Juni 1995 diperkenalkan siaran 3 dimensi lewat kartun Remi. Keberhasilan lainnya adalah, hanya dalam waktu beberapa tahun setelah bersiaran (1992), RCTI telah mencapai titik impas-nya. Bertepatan dengan ulang tahun ke-4, tepatnya tanggal 24 Agustus 1993, RCTI akhirnya baru bisa melakukan siarannya secara nasional. Izin siaran nasional (bernomor 205/RTF/K/I/1993) yang didapatkan pada 30 Januari 1993 ini muncul sebagai akibat dari SK Menpen 04A/1993 pada 18 Januari 1993. Setelah izin siaran nasional itu didapatkan, RCTI cepat berekspansi dengan membangun puluhan stasiun transmisi di berbagai daerah seperti Yogyakarta, Jayapura, Solo, Semarang, Banjarmasin, Batam, Pontianak dan berbagai kota lainnya di Indonesia selama beberapa tahun ke depan. Program-programnya pun kemudian terus berkembang, dari yang awalnya didominasi acara impor, menjadi program lokal, terutama sinetron yang sampai saat ini masih menjadi andalan RCTI (ditambah acara lain seperti kuis, olahraga, serial animasi anak-anak, dan lainnya). Target pasarnya menargetkan segala kelompok (meskipun lebih condong ke kelas atas), dan cukup sering menjadi televisi No. 1 di Indonesia dalam soal rating. Sempat tercatat mengalami kerugian hingga Rp 90 miliar akibat krisis ekonomi di akhir 1990-an yang memaksanya melakukan perubahan manajemen, konsolidasi dan restrukturisasi, RCTI berhasil memperbaiki kondisinya, dan di tanggal 24 Agustus 2000 yang menandai usianya yang ke-11, RCTI resmi berganti logo baru yang menggambarkan penampilan dan semangat baru. Perubahan logo ini juga diiringi dengan penempatan logo yang diubah dari posisi semula di pojok kanan atas menjadi di pojok kiri atas seperti yang diterapkan oleh TPI, ANTV dan Indosiar. Sejak 1 Februari 2000 juga, RCTI telah mengganti sistem penyiarannya dari analog menjadi digital. Hingga awal tahun 2001, RCTI memiliki 47 stasiun transmisi di seluruh Indonesia, setelah transmisi di Kotabaru, Kalimantan Selatan diresmikan pada 10 Februari di tahun tersebut. Belakangan, agar dapat memenuhi kewajiban siaran lokal sesuai UU Nomor 32 Tahun 2002, pada tahun 2010 RCTI membentuk setidaknya 14 'anak' perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia untuk menjalankan transmisi daerahnya tersebut. Mulai 7 November 2021, siaran RCTI resmi dihapus dari platform streaming lain selain yang berafiliasi (RCTI+ dan Vision+) dengan maksud untuk harmonisasi konten maupun pengembangan aset digital yang dimiliki oleh grup. Akan tetapi, hal tersebut lebih disebabkan oleh faktor kesuksesan Ikatan Cinta dan acara tersebut mampu meraup lebih banyak penonton di platform pesaing yaitu Vidio dan sejenisnya sehingga penutupan tersebut dilakukan. Tidak hanya kali ini saja RCTI berupaya untuk "menjegal" pesaingnya, sebelumnya RCTI juga menggugat televisi berlangganan lain yang menayangkan konten secara ilegal seperti Ninmedia (sekarang Kugosky) dan Matrix TV (sekarang bergabung dengan Nex Parabola). Kepemilikan Hingga 2003, RCTI dimiliki secara patungan antara Bimantara Citra (69,82%) dan Rajawali Wira Bhakti Utama (sekarang Rajawali Corpora) (30,18%) yang masing-masing dikendalikan oleh Bambang Trihatmodjo dan Peter Sondakh. Salah satu komisarisnya pada saat itu Indra Rukmana adalah suami dari Tutut Soeharto, pendiri dan mantan pemilik TPI yang sejak tahun 2003 hingga sekarang menjadi saluran seinduk dengan RCTI dan Global TV. Keadaan berubah ketika munculnya krisis ekonomi 1997-1998 dan kejatuhan Orde Baru. Dalam hal ini, struktur kepemilikan di Bimantara, pengendali saham mayoritas RCTI pun berubah. Bambang perlahan-lahan melepas kepemilikannya (via PT Asriland) di PT Bimantara yang pada saat itu terlilit hutang, dari 36,51% pada 2000 menjadi 14,32% pada 2003. Di tengah situasi itu, hadir orang yang kini menjadi penguasa RCTI, yaitu Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo (Hary Tanoe atau HT). Hary sebenarnya bukanlah pemain di industri media atau seorang konglomerat besar dari awal, melainkan hanya seorang pemain di industri keuangan dan pasar modal lewat PT Bhakti Investama. HT lewat PT Bhakti meningkatkan kepemilikannya di PT Bimantara secara bertahap: dari 10,72% pada 2001 hingga mencapai 37,60% pada 2003. Pada 30 April 2002, HT dikukuhkan sebagai Presdir Bimantara. Masuknya HT dalam PT Bimantara ini memang mengagetkan karena dia dianggap pada saat itu tidak punya kekuatan modal besar untuk menguasai "raksasa" bisnis Cendana tersebut. Ada yang menganggap upaya HT ini mendapatkan "backing-an" dari keluarga Cendana sehingga ia hanya sebagai operator, ada rumor yang menuduhnya merupakan kepanjangan tangan Salim Group, rumor lain mengatakan ia diberi modal oleh investor rahasia, bahkan ada juga yang menuduhnya dibantu oleh investor kawakan George Soros. Namun, HT membantah semua itu dalam wawancara tahun 2007 dan menyatakan keberhasilannya lebih disebabkan prestasinya menyehatkan Bimantara dengan meningkatkan kinerjanya dan menjual aset-asetnya yang potensial. Yang pasti, kemudian kepemilikan Bimantara (yang kemudian berganti menjadi Global Mediacom) menjadi berada di bawah pengendalian HT sedangkan saham Bambang Tri (lewat PT Asriland) semakin merosot dan akhirnya lenyap pada awal 2012, yang diperkuat dengan mundurnya Bambang Tri dan Mohammad Tachril Sapi'ie dari jajaran manajemen Global Mediacom pada akhir April 2012. Pada intinya, sejak 2001, praktis kendali atas RCTI (via Bimantara) telah beralih dari Bambang kepada HT. Sementara itu, sisa 30,18% saham yang dimiliki oleh Rajawali Wira Bhakti Utama (Peter Sondakh), kemudian dilepas ke PT Bukit Cahaya Makmur (BCM) pada 26 Agustus 2003. Banyak yang menganggap, PT BCM merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan Bimantara. Dengan hal tersebut, maka sejak saat itu 100% kepemilikan RCTI ada di bawah HT. HT kemudian melakukan restrukturisasi lagi dengan menempatkan perusahaan penyiarannya (termasuk RCTI) dalam PT Media Nusantara Citra (MNC) sebagai induk. Saham PT BCM kemudian juga dijual pada MNC di tanggal 19 Februari 2004, sehingga kepemilikan MNC pada RCTI mencapai 100% sampai saat ini. RCTI sampai saat ini tercatat tidak pernah dimiliki pemodal asing, namun tercatat pernah ada isu yang menyatakan bahwa beberapa investor akan membeli sahamnya atau bekerja sama. Pada tahun 1994 dan 2000, RCTI sempat dikabarkan akan dibeli sahamnya atau bekerja sama dengan konglomerat media Rupert Murdoch (News Corporation). Namun, rencana masuknya Murdoch gagal karena tidak ada kesepakatan tentang siapa yang akan menjadi pengendali. Selain itu, sempat beredar kabar bahwa Columbia Tristar berencana masuk ke RCTI pada awal 2000-an. Pada pertengahan 1990-an juga muncul kabar RCTI sempat merencanakan akan mencatatkan sahamnya di bursa saham (saat itu diperkirakan pada 1994 dengan presentase saham publik 20-30%), tetapi dilarang pemerintah karena larangan akan kepemilikan asing di televisi swasta pada saat itu. Identitas Nama Nama Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) berasal dari dua perusahaan pendirinya, yaitu Rajawali Wira Bhakti Utama dan Bimantara Citra. Kemungkinan penetapan Rajawali sebagai nama utama walaupun bukan pemegang saham mayoritas, disebabkan perusahaan ini diinisiasi oleh Peter Sondakh seperti telah disebutkan di atas. Akan tetapi, sebenarnya nama panjang "Rajawali Citra Televisi Indonesia" juga memiliki arti tersendiri, yaitu: R (Rajawali) mengacu pada burung rajawali, yang bermakna positif karena ia adalah penguasa udara. C (Citra) menandakan tekad untuk mewujudkan citra terbaik perusahaan di mata khalayak. RCTI harus menjaga image sebagai media televisi swasta senior, dengan mampu memberikan contoh bagi televisi swasta baru lainnya. T (Televisi) menegaskan RCTI merupakan media massa elektronik berbentuk televisi. I (Indonesia) artinya RCTI ingin menjadi televisi "kebanggaan bersama milik bangsa" Indonesia. Nama panjang "Rajawali Citra Televisi Indonesia" secara keseluruhan menggambarkan bahwa RCTI (serta awalnya dua pemiliknya, Bimantara Citra dan Rajawali Wira Bhakti Utama) mempunyai komitmen yang tinggi untuk bekerjasama mengabdi kepada bangsa melalui sumbangannya memberikan informasi, pengetahuan, dan sekaligus hiburan melalui televisi. Melalui motto "Kebanggaan Bersama Milik Bangsa", RCTI berusaha untuk tampil dalam sebuah kemasan yang "oke" dan dengan kualitas yang "oke". Logo Sejak awal berdiri, logo RCTI merupakan penggayaan dari tulisan RCTI. Awalnya dari tahun 1988 hingga 2000 digunakan logo di mana huruf R digantikan dengan kepala rajawali lengkap dengan sepasang cakar beserta sayap corak merah-hijau-biru, dan dari matanya "terpancar" garis merah putih, sedangkan CTI berbentuk garis-garis. Rajawali tersebut digambarkan berbulu putih bersih dengan posisi siap siaga, kedua kaki kokoh dan berkuku berwarna hitam, sorot matanya tajam ke depan dengan garis-garis pancaran merah putih, sayapnya mengembang, dengan garis-garis melebar pada ujungnya berwarna merah, hijau, dan biru (pelangi). Warna merah-hijau-biru dipilih karena merupakan lambang gelombang visual elektromagnetik dalam pertelevisian yang terkenal dengan singkatan RGB (red, green, and blue). Makna dari komponen lainnya di logo lama tersebut, yaitu: Burung rajawali melambangkan pandangan dan cakupan yang luas. Sorot mata merah putih menyimbolkan visi kedepan yang kuat. Garis-garis pada tulisan "CTI" melambangkan line per inch (baris per inci)/satuan piksel layar televisi, atau jumlah pemilik sahamnya. Huruf bercetak miring menciptakan kesan dinamis dan kreatif. Warna biru tua dipilih karena merupakan warna yang nyaman dilihat di layar kaca, juga terkesan dinamis. Secara keseluruhan, logo tersebut menggambarkan sikap RCTI yang selalu tanggap serta sigap setiap saat, turut serta mencerdaskan bangsa dalam era pembangunan semesta nasional, bermediakan teknologi televisi yang dilandasi semangat perjuangan serta wawasan nasional maupun internasional, demi mencapai kesejahteraan lahir dan batin seluruh rakyat Indonesia. Awalnya logo ini hanya digunakan sebagai logo perusahaan saja, tetapi sejak 1991 logo tersebut juga mulai digunakan sebagai logo on air. Lalu, pada tahun 1996, pada logo on air-nya ditambahkan tulisan "oke" berwarna merah yang berlangsung hingga Agustus 1998, lalu sejak September 1998, pada logo on air-nya menggunakan logo "RCTI 2000 Oke" yang dipergunakan hingga Juli 2000. Tercatat logo lama ini merupakan hasil desain internal perusahaan secara mandiri. Pada 24 Agustus 2000, logo lama disederhanakan sehingga bentuk rajawali pada huruf R menjadi seperti menyatu dengan huruf CTI, dan "pancaran" dari mata burung rajawali menjadi hanya berwarna merah (dengan jenis font Handel Gothic). Penyederhanaan logo ini dilakukan dikarenakan logo lama dirasa terlalu rumit, bercitra tidak solid, dan membuat flicker di layar televisi dengan modelnya yang bergaris. Setelah ditenderkan ke 3 perusahaan desain, terpilihlah versi yang dibuat oleh agensi penjenamaan MakkiMakki. Penyederhanaan logo RCTI ini dilakukan tanpa mengubah bentuk logo sebelumnya yang miring dan tetap mempertahankan burung rajawali (yang kini bentuknya digayakan dengan aksen melengkung). Kepingan garis-garis/balok dibuat menyatu sebagai pertanda RCTI kini lebih bersatu dan tegas untuk melangkah menghadapi persaingan di industri penyiaran, serta semakin menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, meskipun tetap menggunakan warna biru sesuai warna perusahaan. Adapun sorot mata lurus ke depan berwarna merah menunjukkan misi ke depan yang tajam. Khusus pemilihan warna, biru pada logo perusahaan digunakan karena memberi kesan yang elegan, cerdas, informatif, komunikatif serta dinamis dan nyaman dipandang, sedangkan warna merah pada mata rajawali, menegaskan sebagai pemancar yang tajam, akurat dan terpercaya serta visi ke depan yang kuat. Secara spesifik, makna dari komponen yang terdapat di logo RCTI baru meliputi: Simbol burung rajawali menggambarkan tekad RCTI bahwa dengan kegiatan teknologi, komunikasi dan visual televisi khususnya yang berwawasan nasional, RCTI siap mengemban tugas menyebarkan informasi, pengetahuan dan hiburan. Rajawali yang digayakan juga menjadi simbol kekuatan, kemantapan dan siap bersaing. Huruf "RCTI" yang berkarakter tebal namun dalam bentuk sederhana, lugas tanpa ornamen berwarna biru murni dengan latar belakang menyiratkan ilusi optik. Seluruh rangkaian disatukan oleh garis merah yang melintas di bagian kepala huruf. Tipografi ini menyiratkan kedinamisan langkah yang tidak dibatasi oleh kerumitan dan ketatnya aturan formal. Sedangkan segmen-segmen antar hurufnya menyiratkan aspek teknologi komunikasi visual. Di tanggal 20 Mei 2015, logo tersebut mengalami perubahan minor menjadi tegak menyesuaikan dengan logo-logo perusahaan di bawah MNC Group yang sama-sama menjadi tegak pada hari itu. Tidak dijelaskan apa tujuan dari perubahan ini, meskipun sempat dikritik karena dirasa menghilangkan "aura" logo lama yang miring namun dinamis, menjadi terlihat "kaku". Slogan Slogan spesial HUT Program acara Olahraga RCTI, dengan jenama RCTI Sports, telah memiliki hak siar atas ajang sepak bola bergengsi Eropa, seperti Kejuaraan Eropa UEFA yang rutin ditayangkan setiap empat tahun sekali sejak 1996 hingga sekarang. Pada 1996 hingga 2000 tayang bersama SCTV, pada 2008 tayang bersama MNCTV dan GTV, dan Euro 2020 tayang bersama MNCTV dan iNews, berkat kerja sama dengan Mola TV. RCTI sempat memegang hak siar turnamen balap mobil bergengsi dunia Formula Satu pada tahun 1989 hingga 1996 dan kembali disiarkan pada tahun 1999 hingga 2001. Setelah dua puluh tahun absen (tahun 2002 dan 2010), RCTI kembali diberikan hak siar dalam ajang sepak bola Piala Dunia FIFA 2010. Pada tahun 2010, tayang bersama GTV. Pada tahun 2008, RCTI berhasil mengambil alih hak siar Kejuaraan AFF selama tujuh musim hingga 2021 mendatang, menggantikan Trans7 yang sudah habis masa kontraknya. Bedanya, pada musim 2008 hingga 2016, RCTI bermitra dengan Fox Sports tetapi pada 2018, bermitra dengan FMA (Futbal Momentum Asia) karena adanya pembatasan hak siar Kejuaraan AFF di Fox Sports untuk hampir seluruh negara di wilayah Asia-Pasifik dan pada 2021, akan ditayangkan secara ekslusif karena krisis keuangan yang dialami FMA (Futbal Momentum Asia). Pada tahun 2013, RCTI kembali mendapatkan hak siar La Liga selama tiga musim, menggantikan Trans Media yang hanya menyiarkan selama semusim setelah mendapatkan lisensi dari beIN Sports. Pada musim 2015-16 bertepatan dengan musim terakhir hak siar La Liga di RCTI, RCTI kembali menyiarkan Liga Champions UEFA pada 2015-16 setelah mendapatkan lisensi dari beIN Sports dan musim 2018-19 dari FMA (Futbal Momentum Asia). Pada tahun 2016, RCTI kembali memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Liga Utama Inggris bersama MNCTV selama tiga tahun yaitu musim 2016-17 hingga 2018-19 berkat kerja sama dengan beIN Sports dan Sebelumnya RCTI sempat menyiarkan Barclays Premier League ini hanya musim 2012–13 yang hak siarnya disiarkan bersama MNCTV dan GTV setelah bekerjasama dengan pemilik lisensi ESPN dan STAR Sports. Mulai November 2019 (5 Januari 2020 di layar kaca televisi), RCTI kembali menyiarkan siaran langsung pertandingan turnamen Piala FA selama dua musim yaitu 2019–20 dan 2020–21. Mulai musim 2019–20. RCTI akan menyiarkan pertandingan FA Cup mulai dari ronde kedua (hanya di RCTI+), ronde ketiga (RCTI dan RCTI+) (termasuk replay, bila memungkinkan) hingga babak final juga berkat kerja sama dengan lisensi beIN Sports dan juga tidak mencakup The FA Community Shield dan RCTI kembali memperpanjang kontrak hak siar FA Cup hingga musim 2024–25 bersama MNCTV dan iNews. ini bukan pertama kalinya MNC Group menyiarkan FA Cup melalui RCTI, MNCTV dan iNews saja untuk musim ini 2019–20 sampai 2024–25. Pasalnya, MNC Group pernah menyiarkan Piala FA melalui MNCTV dan Global TV pada tahun 2010-11 hingga 2011-12 berkat kerjasama dengan lisensi dari ESPN dan STAR Sports beserta The FA Community Shield sesaat MNCTV dan Global TV menyiarkan Barclays Premier League musim 2010–11, 2011–12 hingga 2012-13. Pada bulan Agustus 2019, RCTI kembali mendapatkan hak siar Pesta Olahraga Asia Tenggara untuk edisi 2019 dan 2021 bersama MNCTV, GTV, dan iNews ditambah TVRI, setelah terakhir kali tayang delapan tahun silam. Tepat pada tanggal 7 November 2019, RCTI kembali mengumumkan melalui akun Instagram resminya bahwa akan kembali menyiarkan Liga Serie A setelah absen selama 17 tahun. Pada tahun 2019, RCTI akan menayangkan Tiga pertandingan per pekan selama tiga musim yaitu 2019–20, 2020–21, dan 2021–22 lewat kerja sama dengan beIN Sports, dimulai pada pekan ke-12 musim 2019–20. Tidak hanya RCTI, MNCTV dan iNews juga ikut bersama-sama menyiarkan Liga Serie A yang dimulai pada tahun 2020-21 (tayang di bulan puasa) hingga 2021-22 Mulai Januari 2023, RCTI kembali menyiarkan siaran langsung pertandingan turnamen Piala Raja Spanyol selama tiga musim yaitu 2022–2023 hingga 2024–2025 bersama iNews setelah absen selama 6 tahun. Penyiar Jaringan siaran Menurut data Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo), RCTI saat ini disiarkan melalui 34 stasiun televisi yang dimiliki oleh 18 perusahaan (termasuk stasiun dan perusahaan induknya), dan menjangkau keseluruhan dari 38 provinsi di Indonesia. serta, hingga tahun 2020, didukung oleh 52 stasiun pemancar. Cakupan ini, meskipun diperbolehkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran, sebenarnya melanggar pasal 31 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang mengharuskan jangkauan siaran RCTI dibatasi. Sebagian besar stasiun tersebut dimiliki oleh RCTI, kecuali beberapa stasiun pemancar yang dioperasikan bersama dengan SCTV karena alasan historis. Berikut ini adalah stasiun afiliasi dan pemancar RCTI (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan). Data dikutip dari IPP Kemenkominfo dan berbagai sumber. Keterangan: daerah yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relai dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri. Direksi dan komisaris Daftar direktur utama Dewan Direksi saat ini Struktur dewan direksi RCTI saat ini adalah sebagai berikut: Sumber: Dewan Direksi RCTI Dewan Komisaris RCTI saat ini Struktur dewan komisaris RCTI saat ini adalah sebagai berikut: Sumber: Dewan Komisaris RCTI Lihat pula Daftar stasiun televisi di Indonesia Daftar acara RCTI Seputar iNews Sergap RCTI+ MNC Trijaya FM Media Nusantara Citra SCTV Referensi Pranala luar Situs web resmi Media Nusantara Citra Pendirian tahun 1989 di Indonesia Jaringan televisi Indonesia Stasiun televisi yang didirikan tahun 1989 Media Nusantara Citra Kebon Jeruk, Jakarta Barat Stasiun televisi di Jakarta
4,149
831
https://id.wikipedia.org/wiki/GTV%20%28Indonesia%29
GTV (Indonesia)
GTV (, sebelumnya bernama Global TV) adalah salah satu jaringan televisi swasta nasional di Indonesia. Berawal dari televisi lokal di Jakarta, GTV belakangan meluaskan siaran ke 5 kota besar lainnya. Pada tanggal 11 Oktober 2017, Global TV berganti nama menjadi seperti sekarang dalam rangka acara ulang tahun yang bernama "Amazing 15". Sejarah Awal berdiri dan bersiaran GTV didirikan pada 22 Maret 1999, mulanya bernama Global IIFTIHAR Broadcasting atau Global Information Broadcasting (disingkat GIB). Kemunculannya saat itu dirintis oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan The International Islamic Forum for Science, Technology and Human Resources Development (IIFTIHAR), yang sejak 1994 sudah merencanakan untuk mendirikan sebuah televisi berbasis Islam internasional. Izin siaran nasionalnya diraih setelah melalui seleksi pendirian televisi yang diumumkan Departemen Penerangan pada 12 Oktober 1999 (bersama DVN TV, MTI TV, Trans TV dan PRTV), bernomor 801/MP/PM/1999 pada 25 Oktober 1999 menggunakan nama baru: Global TV dan berada di bawah PT Titian Paraputra Sejahtera. Saat itu, Global TV dikonsepkan sebagai televisi berbasis syiar Islam, pendidikan, teknologi dan pengembangan sumber daya manusia, dengan acaranya berfokus pada berita ditambah hiburan dan olahraga. Global TV awalnya disiapkan untuk memulai siarannya pada Agustus 2000 (selama 8 jam perhari di 7 kota), dengan modal sebesar US$ 80 juta dan bantuan teknis dari TV3 Malaysia. Namun, karena terus mengalami kesulitan dalam memulai siarannya akibat kurang modal, pada tahun 2001, Bimantara Citra lewat anak usahanya, PT Panca Andika Mandiri (kemudian berganti nama menjadi PT Media Nusantara Citra Tbk) mengakuisisi saham kepemilikan Global TV. Masuknya Bimantara ditandai dengan beberapa perubahan, seperti kehadiran orang-orang RCTI dalam manajemen Global TV contohnya Nenny Soemawinata. Saat itu, operasional siarannya berada di Kawasan RCTI, Jl. Raya Perjuangan No. 1 Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sempat menempati gedung Ariobimo Sentral di Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan dari tahun 2009 hingga 2016, kemudian kembali ke Kawasan RCTI (kini menjadi MNC Studios) dan dijadikan kantor pusatnya (bersama dengan MNCTV) hingga saat ini. Pada tanggal 8 Oktober 2001, Global TV memulai siaran percobaannya dengan awalnya hanya bersiaran di Jakarta menggunakan kanal 51 UHF. Kemudian, di tanggal 7 Maret 2002, Global TV dan MTV menjalin kerjasama sehingga acara MTV akan disiarkan oleh televisi baru ini (sebelumnya, MTV disiarkan di ANteve, tetapi tidak dilanjutkan karena kesulitan keuangan). Realisasinya diwujudkan sejak 1 April 2002, dimulai dari acara MTV Land, dan bersiaran selama 15 jam sehari dari pukul 09.00–24.00 WIB. Pada Agustus 2002, cakupan siarannya kemudian juga diperluas ke Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Medan. kemudian siaran Global TV (termasuk MTV di dalamnya) mulai berlangsung selama 24 jam. Akhirnya, setahun setelah mulai bersiaran uji coba, di tanggal 8 Oktober 2002, Global TV diresmikan sebagai televisi musik untuk anak muda dengan menayangkan program MTV selama 24 jam sehari. Pada tanggal 15 Oktober 2003, Global TV mulai menyiarkan acara-acara VH1 sebagai tambahan dari acara-acara MTV, sebelum dialihkan ke Jak TV pada tahun 2005. Perkembangan 2005-2017 Setelah 3 tahun menayangkan MTV selama 24 jam dan menjadi stasiun televisi musik, pada tanggal 15 Januari 2005, Global TV mengubah status menjadi televisi hiburan umum dan mulai menayangkan acaranya sendiri yang dimulai pada pukul 05.00–07.00 WIB dan 15.00–23.00 WIB. Persiapan Global TV untuk memproduksi program acara sendiri terjadi sejak awal 2004 dan pada 15 Oktober 2004, Global TV sepakat dengan MTV untuk mengurangi jam siaran MTV menjadi 12 jam. Perombakan program ini disebabkan, menurut hasil survei, tayangan MTV selama dua tahun terakhir mengalami penurunan, dan dirasa tidak memberikan keuntungan yang signifikan baik bagi pendapatan maupun citra Global TV. Global TV kemudian hanya menyiarkan program MTV pada pukul 09.00–14.00 WIB dan 01.00–05.00 WIB saja. Program andalan MTV yang ditayangkan Global TV pada saat itu seperti MTV Ampuh dan MTV Global Room, dan pada Januari 2007, Global TV dan MNC resmi mengakuisisi MTV Indonesia, kemudian program MTV yang disiarkan di Global TV sudah diproduksi langsung oleh pihak MNC. Acara Global TV kemudian menjadi 8 jam untuk program sendiri, 8 jam untuk MTV dan 8 jam untuk Nickelodeon. Penayangan acara Nickelodeon berlangsung sejak Februari 2006. Pada awalnya pula, kartun dari Nickelodeon adalah kartun yang banyak di Global TV, tetapi sekarang juga menyiarkan kartun non-Nickelodeon, termasuk animasi Jepang. Pada tahun 2011, Global TV mulai menayangkan 100% Ampuh yang merupakan program musik varietas sejenis Inbox di SCTV. Sejak 1 Januari 2012, Global TV tidak menayangkan MTV lagi, kecuali untuk beberapa acara-acara tertentu seperti . Global TV pun bertahan dengan mengandalkan program Nickelodeon dan acara yang kebanyakan in-house, seperti Awas Ada Sule, Abdel dan Temon, Are You Smarter Than a 5th Grader? dan Petualangan Panji. Pada tanggal 28 Juni 2012, Global TV sempat membuat heboh karena Hary Tanoesoedibjo, pemiliknya sempat menyatakan bahwa Global TV akan dijadikan sebagai televisi berita. Menurut salah satu sumber, rencana perubahan format ini sudah didesain sejak bulan Juni, yang dapat dilihat dari penambahan program berita (Buletin Indonesia dan Kilas Global) serta acara politik, seperti dialog Indonesia Bicara dan parodi politik Apa Maunya Indonesia. Bahkan pihak MNC dirumorkan sudah mendekati Karni Ilyas untuk menjadi personel Global TV. Banyak yang menduga perubahan ini tidak jauh dari upaya Hary untuk menjadikan media miliknya ini sebagai corong politiknya, terutama setelah ia bergabung dengan Partai NasDem dan terjerat kasus restitusi pajak. Namun, pada akhirnya tampak rencana ini dibatalkan, dan Global TV tetap menjadi saluran yang fokus pada acara hiburan. Setelah menghilangnya rumor akan menjadi TV berita, Global TV tampak "gamang" dalam memilih jenis programnya, dengan sempat mencoba beraneka ragam program yang umumnya berusia pendek. Seperti drama Korea (contohnya Descendants of the Sun); telenovela (seperti Maria Mercedes); aneka sinetron baik dari produksi SinemArt (termasuk label Pop Soaps Productions), sinetron 2010-an seperti Preman Pensiun, hingga sinetron 1990-an seperti Jin dan Jun; dan juga sitkom seperti Jeany & Soun Miun dan Epen Cupen The Series yang tak sesukses pendahulunya, seperti Awas Ada Sule. Walaupun demikian, tetap ada acara yang tetap ditayangkan Global TV secara konsekuen dan menjadi andalannya, yaitu film Barat dan kartun-kartun untuk anak-anak (seperti Naruto dan SpongeBob SquarePants). Pergantian nama menjadi GTV Sejak diluncurkan ulang dengan nama GTV dalam acara "Amazing 15" (11 Oktober 2017), jaringan televisi ini tampak mengalami perubahan besar di bidang pemograman, dengan banyak menayangkan acara realitas (terutama social experiment show), acara permainan/kuis dan kemudian ditambah acara varietas. Dimulai dari 20 November 2017 dengan penayangan Bedah Rumah, Uang Kaget, dan Family 100 Indonesia, yang kemudian sukses memunculkan program-program sejenis lainnya seperti Pantang Ngemis, Minta Tolong, Komunikata Indonesia, dan Super Deal Indonesia. Acara-acara tersebut awalnya cukup sukses mendongkrak pamor GTV, namun kemudian perlahan berkurang dan saat ini jarang ditayangkan lagi (kecuali Super Deal Indonesia yang masih memiliki rating yang terbilang cukup bagus), bahkan banyak yang berpindah kemudian ke saluran saudaranya, MNCTV. Layaknya pada saat bernama Global TV, pun akhirnya jaringan televisi ini secara konsisten memfokuskan acaranya pada serial animasi karena cukup bisa mendongkrak rating-nya. Tampak bahwa strategi gonta-ganti acara pun dilakukan kembali. Hal ini dapat dilihat ketika GTV mulai menayangkan program-program bernuansa mistis yang mengambil video yang bersumber dari YouTube, seperti Kisah Viral dan Legenda Sang Penunggu. Selain itu, GTV juga sudah tidak lagi menayangkan program Big Movies Platinum yang ditayangkan pukul 21.00 WIB karena imbasnya teguran KPI terkait jam tayang Big Movies Platinum yang ditayangkan tidak sesuai dengan jam tayangnya di Prime Time tersebut dan menampilkan adegan berbahaya. Meskipun GTV sudah tidak lagi menayangkan Big Movies Platinum Action. GTV masih mempertahankan program Big Movies lainnya yaitu Big Movies Family dan Candyland film kartun anak yang ditayangkan dan GTV juga mulai kembali menayangkan FTV dan sinetron bertema remaja sejak tahun 2021, seperti IPA & IPS yang diadaptasi dari novel Wattpad berjudul sama dan Anak Jalanan: A New Beginning yang merupakan versi daur ulang dari sinetron Anak Jalanan yang pernah tayang di RCTI tahun 2015 hingga 2017, namun belum kunjung memberikan hasil yang memuaskan. Pada Maret 2023, GTV nampaknya mulai menayangkan acara TV game show Jepang seperti Masquerade (sebelumnya di RCTI), TV Champion, Takeshi's Castle (versi Indonesia) yang sebelumnya di MNCTV. Sejak Oktober 2023, sebagai bagian dari ulang tahun GTV yang ke-21, GTV juga mulai menayangkan film kartun Doraemon, yang masih terus diputar RCTI hingga sekarang. Kepemilikan Komposisi kepemilikan PT Global Informasi Bermutu saat pertama kali didirikan didominasi oleh tokoh-tokoh ICMI, meliputi Achmad Tirtosudiro 40%, Jimly Asshiddiqie 30%, Ahmad Husin Lubis 10% (ketiganya mewakili ICMI dan IIFTIHAR), serta Nasir Tamara dan M.S. Ralie Siregar 20% (keduanya dari pihak luar/profesional). Beberapa waktu kemudian, saham Tirtosudiro dialihkan ke tokoh IIFTIHAR dan ICMI lainnya, Muhammad Zuhal akibat kesehatannya yang menurun. Tamara kemudian dijadikan sebagai pemimpin Global TV, dan sebagai perusahaan induknya kemudian didirikan PT Titian Paraputra Sejahtera yang juga dipimpin oleh Tamara. Kemungkinan pemilihan Tamara di sini adalah karena ia adalah seorang jurnalis senior. Struktur kepemilikan ini dianggap beberapa pihak merupakan faktor utama mengapa Global TV bisa mendapat izin siarannya pada 1999. Ini karena presiden saat itu, Habibie, juga merupakan eksponen ICMI. Peran Habibie adalah dengan menyetujui surat permohonan izin Global TV yang disampaikan oleh Zuhal dan memberikan "katebelece" lewat Mensesneg Muladi (B-602/M.Setneg/9/1999 pada 13 September 1999) untuk meloloskan Global TV sebagai pemenang seleksi yang dilakukan Deppen. Ini masih belum ditambah faktor lain seperti kedekatan Tamara dengan Habibie, dan isu adanya keinginan adik Habibie, Timmy untuk untuk mendukung pendanaan Global TV. Namun, ketika izin telah didapatkan, masalahnya adalah PT Global Informasi Bermutu tidak memiliki modal yang mencukupi, apalagi pada saat itu Indonesia sedang berada dalam ekonomi yang payah. Dalam perjalanannya, PT Global Informasi Bermutu sempat berusaha untuk menarik modal dari investor Muslim, sektor ekonomi syariah dan beberapa pengusaha (seperti Mahaka Media) tetapi tidak berhasil. Ide untuk mendirikan Global TV pun makin sulit digapai ketika Zuhal yang awalnya akan memberi modal pinjaman IDB pada stasiun televisi ini tidak memenuhi janjinya (karena dialihkan untuk membangun Universitas Al Azhar Indonesia), padahal TV swasta sudah harus memulai siarannya setahun setelah izin didapatkan. Ini masih belum ditambah lagi hutang-hutangnya di beberapa perusahaan dan Bank Mandiri yang harus dilunasi. Akibatnya, diambil jalan pintas untuk berkongsi dengan konglomerasi Bimantara Citra pada 2001. Pada saat itu, pihak Bimantara menjanjikan bahwa mereka akan menjaga niat awal Global TV yaitu untuk siaran dakwah, pendidikan, SDM dan teknologi. Beralihlah saham Global TV ke Bimantara sebanyak 70%, sedangkan sisanya (30%) masih dipegang pemilik lama lewat PT Titian Paraputra Sejahtera. Transaksi dilakukan Bimantara dengan mengeluarkan biaya senilai US$ 9,53 juta lewat anak usahanya, PT Panca Andika Mandiri. Walaupun sempat menimbulkan kontroversi karena dianggap telah melanggar hukum dengan menjual izin dan frekuensi siaran, tetapi baik pihak PT Titian dan Bimantara berkilah, bahwa hal itu wajar dalam bisnis dan yang dijual bukan izinnya, tapi saham perusahaannya. Dikuasai oleh Bimantara membuat Global TV mampu bersiaran pada 2002. Permasalahannya adalah ketika bersiaran, justru Global TV tidak menyiarkan acara seperti yang diharapkan oleh pendiri awalnya, dengan fokus menyiarkan acara musik MTV. Menurut pemilik lama, hal ini dikarenakan kepemilikan di Bimantara sudah berubah, yaitu oleh Hary Tanoesoedibjo (HT) yang tidak memikirkan janji dan komitmen manajemen Bimantara sebelumnya. Di lain pihak, HT mengaku bahwa saat pemilik lama menjual sahamnya, izin Global TV adalah sebagai televisi umum, sehingga dibebaskan untuk menyiarkan acara apapun. Perubahan isi siaran ini sempat menimbulkan protes dan kekecewaan dari Muladi dan KPI pada Maret 2006 yang sempat meminta agar Global TV dikembalikan ke misinya semula (atau dibekukan izinnya), tetapi HT tetap bergeming. Akibat perubahan isi siaran ini, pihak IIFTIHAR dan ICMI kecewa, tetapi tidak bisa berbuat banyak karena sudah tidak memegang saham mayoritas. Mereka akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari Global TV dengan menjual 30% sahamnya (dari PT Titian Paraputra Sejahtera) kepada pemilik 70% saham Global TV, PT Media Nusantara Citra (dahulu bernama PT Panca Andika Mandiri, kini merupakan induk perusahaan penyiaran milik Bimantara/HT) senilai US$ 5 juta pada 21 Februari 2005 serta mundur dari berbagai jabatan penting di Global TV. Hasilnya, kepemilikan MNC atas Global TV mencapai 100%. Kondisi itu terus berlangsung hingga kini. Masalah saham Global TV sempat diributkan pada September 2006. Kala waktu itu, pemilik lama Global TV (Jimly, Achmad Tirto, Ahmad Lubis, Zuhal) digugat oleh PT Jelang Era Global, yang pada saat itu menuntut 10% saham Global TV sebagai ganti dari pembayaran Rp 300 juta untuk konsultasi awal pendirian stasiun TV ini. Namun PT Jelang tidak bisa menerima 10% saham itu karena Global TV sudah keburu dijual kepada Bimantara. Gugatan yang disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan tuntutan ganti rugi Rp 6 miliar ini akhirnya kandas setelah pada Juni 2007 ditolak oleh pengadilan. Identitas Logo GTV awalnya menggunakan logo "TVG" (digayakan tv)G) dengan tulisan "TV" huruf kecil dan huruf "G" besar berbentuk kotak warna abu abu dengan lengkungan bulan sabit yang digunakan pada tanggal 8 Oktober 2001 hingga 1 Juni 2002 pada saat siaran percobaan, kemudian warna ditambahkan pada huruf "G" dengan warna biru dan "TV" dengan warna hijau pada 1 Juni 2002, warna biru dan hijau pada logo Global TV adalah warna dari Globe dan nama Global diartikan "belahan dunia". Meskipun logonya bernama "TVG", namun nama "Global TV" selalu digunakan di setiap program. Ketika masih menyiarkan MTV, pada tahun 2002, logo on-air "TVG" diubah dengan ditambahkan desain kubah masjid pada saat memasuki bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, pada tahun 2003-2004, logo on-air "TVG" mempunyai dua variasi warna, yaitu hijau dan kuning ketika memasuki bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri dengan animasi cahaya yang bergerak pada bulan sabit di huruf "G" dan warna merah putih saat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, mengikuti warna logo MTV, Global TV menjadi stasiun televisi kedua yang mengunakan warna merah putih sebagai logo on-air pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setelah TPI. Seiring makin banyaknya acara non-MTV yang tayang di GTV, termasuk acara Nickelodeon, logo "TVG" diganti dengan logo yang terdiri dari huruf "G", dikenal sebagai "Glosie" yang memiliki perpaduan warna jingga dari Nickelodeon, hijau dan biru dari logo sebelumnya "TVG" di atasnya dengan tulisan "GlobalTV" di bawahnya pada tanggal 13 Oktober 2006, bertepatan dengan acara "Fant4stik", yaitu perayaan Ulang Tahun Global TV ke-4. Agar lebih segar, Global TV mengganti logonya dengan bola tiga dimensi biru dengan tetap mempertahankan "Glosie" huruf "G" berwarna putih dengan tulisan "globaltv" pada tanggal 1 Juli 2008, setelah Euro 2008 berakhir. Logo huruf "G" berbentuk bola 3 dimensi ini dapat dibaca sebagai "bola dunia", yang melambangkan fleksibilitas Global TV sebagai televisi nasional yang mampu memberikan beragam sajian spesial terlengkap untuk setiap anggota keluarga Indonesia. Letak huruf "G" yang berada di tengah dan menyatu dengan bola melambangkan posisi Global TV dengan visi dan misi strategis dalam menemani pemirsa lewat setiap program yang ditayangkan. Penulisan kata Global TV dengan huruf kecil (globaltv), memberikan citra ramah dan bersahabat, sedangkan kata "tv" yang dipertebal di samping kata "global" memberikan kesan kuat dan kokoh. Sedangkan warna biru yang menyatu dengan bola dunia G melambangkan Global TV suatu perusahaan yang kompak dan solid. Pada tanggal 28 Maret 2012, Global TV meluncurkan logo barunya saat penayangan langsung acara "Lampion 100% Ekspresif". Logo ini mirip dengan logo MNCTV dan Sindo TV dengan tulisan GlobalTV berwarna biru dan merah. David Fernando Audy, yang pada saat itu menjabat sebagai direktur utama Global TV mengatakan, "Logo baru ini merupakan bentuk penyempurnaan dari logo sebelumnya dan mempresentasikan perkembangan Global TV dari tahun ke tahun yang semakin kuat dengan program-programnya, baik on-air maupun off-air. Juga dari berbagai hal lain yang membuat Global TV semakin menjadi pilihan pemirsa Indonesia". Adapun makna dari logo ini, yaitu: Warna merah mencerminkan cinta, keberanian, kekuasaan, kekuatan, hangat dan kemakmuran sejati, sementara warna biru menyimbolkan stabil, ketenangan dan terpercaya. Tulisan "Global TV" dibuat menyatu tanpa spasi sebagai tanda Global TV sebagai kesatuan yang kokoh di mata publik. Huruf-hurufnya dibuat lurus dan melengkung yang berkombinasi, sebagai tanda Global TV melengkapi dan memberikan kekuatan pada pemirsanya. Penulisan huruf juga dibuat lebih tebal sebagai tanda ketegasan. Pada tanggal 11 Oktober 2017, Global TV mengganti nama dan logonya menjadi GTV, bertepatan dengan acara "Amazing 15", yaitu perayaan Ulang Tahun Global TV ke-15. Menurut Hary Tanoesoedibjo, perubahan logo ini diharapkan membuat citranya bisa lebih segar di masyarakat. Huruf "G" pada logo GTV ini hampir mirip dengan logo 2006–2008 dan logo Google, hanya saja warna yang berbeda di mana warna tersebut didasarkan pada warna logo MNC. Warna-warna tersebut dipilih demi merefleksikan GTV sebagai bagian MNC Grup, dengan pemaknaan masing-masing di bawah ini. Merah sebagai tanda hangat, kekuatan, kehidupan, kekuasaan dan kehebatan. Warna merah juga bisa berarti tanda butuh perhatian, sehingga dalam logo ini dibuat dominan. Biru adalah warna langit yang mampu memberikan kesan stabil, kepercayaan, kesehatan, harapan, integritas, keamanan, teknologi, kebersihan. Warna ini menjadi tanda GTV berusaha untuk selalu konsisten dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumen. Kuning memberi arti kehangatan dan rasa bahagia, optimis, semangat dan ceria. Dari sisi psikologi keberadaan warna kuning dapat merangsang aktivitas pikiran dan mental. Dengan adanya warna kuning pada logo GTV, memberikan makna semangat yang baru dan ceria. Hijau sebagai warna pertumbuhan dan vitalitas, terkait dengan kehidupan baru dan pembaharuan. Hijau juga berkaitan dengan keseimbangan dan keharmonisan pikiran, tubuh dan emosi, yang membantu dalam pengambilan keputusan dengan melihat semua sisi secara jelas. Nama "GTV" dipilih karena selama ini Global TV sudah banyak yang mengenalnya baik secara internal dan eksternal perusahaan dengan kata tersebut. Huruf "G" dibuat ikonik agar dapat berdiri sendiri dan tetap dikenal sebagai GTV, sedangkan di bawahnya dilekatkan slogan "pilihan terbaik keluarga Indonesia" sebagai pertanda reposisi GTV dari yang sebelumnya dikenal sebagai televisi anak muda menjadi keluarga. Tipografi "GTV" juga dibuat agar publik memahami GTV sebagai perusahaan yang besar, kuat, handal, dipercaya dan berpengalaman dalam bidang industri penyiaran, sehingga terbangun citra positif di mata masyarakat. Slogan Sebagai Global TV Nongkrong Terus di MTV (relay MTV Indonesia, 2002–2005) MTV, Gue Banget! (relay MTV Indonesia, 2002–2005) Millions of Entertainment (2005–2006) Global TV Seru! (2005–2017) Untuk Keluarga Indonesia (2008–2011) 100% Seru! (2011–2013) Sebagai GTV Pilihan Terbaik Keluarga Indonesia (2017–sekarang) Acara Olahraga GTV memiliki hak siar atas liga balap paling bergengsi di dunia, Formula 1 setelah sebelumnya hak siar Formula 1 dimiliki TPI (sekarang MNCTV), dan kejuaraan dunia balap antar negara, A1. Kedua ajang ini disiarkan GTV sendirian. GTV juga memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Euro 2008, bersama RCTI dan MNCTV. GTV juga pernah menayangkan Piala Dunia FIFA 2010 sebagai pemegang hak siar di Indonesia bersama RCTI dan menayangkan Liga Utama Inggris dan Piala FA. Pada tahun 2011, GTV juga memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Liga Prima Indonesia, bersama RCTI dan MNCTV. Acara olahraga sempat vakum selama dua tahun setelah pergantian logo dan programming GTV. Namun mulai tahun 2019, GTV mulai menayangkan kompetisi/turnamen eSports, maupun acara-acara seperti gelar wicara, pencarian bakat dan penganugerahan yang semuanya tentang eSports. Sejak 2021, GTV juga kembali memunculkan program berita sepakbola berjudul Kick Off. Penyiar Jaringan siaran GTV saat ini disiarkan melalui sekitar 40 stasiun televisi (termasuk stasiun relai) yang dimiliki oleh kurang lebih 32 perusahaan (termasuk stasiun dan perusahaan induknya); data Tempo tahun 2020 menyebut GTV didukung oleh 44 stasiun pemancar. Seluruh stasiun tersebut, yang menjangkau 32 dari 38 provinsi di Indonesia, dimiliki oleh GTV. Berikut ini adalah stasiun afiliasi dan pemancar GTV (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan data dari laporan keuangan MNC Media. Keterangan: stasiun yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relai dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri. Manajemen Daftar direktur utama Direksi saat ini Struktur dewan direksi GTV saat ini adalah sebagai berikut: Penghargaan Lihat pula Daftar stasiun televisi di Indonesia Daftar acara GTV Media Nusantara Citra Okezone Radio MTV Nickelodeon Catatan Referensi Pranala luar Situs web resmi Media Nusantara Citra Jaringan televisi Indonesia Stasiun televisi yang didirikan tahun 2002 Media Nusantara Citra Pendirian tahun 2002 di Indonesia Stasiun televisi di Jakarta
3,216
832
https://id.wikipedia.org/wiki/Doktorandus
Doktorandus
Doktorandus (di Belanda dan masa Hindia Belanda doctorandus) atau disingkat Drs., dan Doktoranda (doctoranda) disingkat Dra. bagi wanita, merupakan gelar yang diberikan oleh universitas. Kata "Doktorandus/Doktoranda" merupakan kata serapan dari bahasa Belanda yang memungutnya dari bahasa Latin yang berarti "Ia yang akan dijadikan ilmuwan (doktor)". Karena itu di Belanda gelar ini diberikan kepada orang yang sudah menyelesaikan program Master (S-2), dan hampir mencapai gelar doktor, yaitu gelar tertinggi dalam bidang akademis. Si pemilik gelar hanya tinggal menulis disertasi untuk mencapai gelar doktornya. Sampai dengan tahun 1960-an di dalam ijazah Doktorandus yang dikeluarkan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk ilmu sains (matematika, fisika, kimia, biologi, farmasi, kedokteran, astronomi, ilmu kebumian, geologi geofisika) dan seni rupa tercantum kalimat "pemegang ijazah ini berhak mencapai gelar doktor dengan membuat dan mempertahankan thesis". Dengan adanya peningkatan kebutuhan akan sarjana pada periode tahun 1950-1960-an, di sisi lain produktivitas universitas dan perguruan tinggi Indonesia saat itu masih rendah, maka diambil kebijakan memperpendek masa studi sarjana dari 5-5,5 tahun menjadi 4-4,5 tahun. Faktor lainnya adalah semakin banyak sarjana Indonesia yang meneruskan pendidikannya di AS/Inggris tetap harus melalui program "M.Sc." sebelum dapat mengambil gelar doktornya, karena pola pendidikan Amerika Serikat dan Inggris menganut penjenjangan B.Sc. (3-4 tahun) - M.Sc. (2 tahun) - Ph.D. (3-4 tahun), sementara pola pendidikan di Belanda/Belgia/Jerman menganut penjenjangan Drs/Ir/Dipl.Ing (5-5,5 tahun) - Dr/Dr.Ing. (3-4 tahun). Dalam ijazah yang dikeluarkan ITB setelah tahun 1970-an sebenarnya tidak lagi tercantum gelar "Doktorandus" atau "Insinyur" melainkan "Sarjana", namun karena Doktorandus/Insinyur terlanjur memasyarakat, nomenklatur itu masih tetap digunakan hingga tahun 1990-an walaupun dengan masa studi dan level yang tidak lagi sama dengan era sebelum 1960-an. Gelar doktorandus/doktoranda ini sampai tahun 1990 diberikan bagi lulusan program S-1 dalam Ilmu Sosial, matematika dan ilmu pengetahuan alam, seni, ilmu pedagogi atau pendidikan. Saat ini Belanda sendiri sudah menyesuaikan sistem penjenjangan pendidikan sebagaimana sistem B.Sc. - M.Sc. - Ph.D. Lihat pula Doktoranda Gelar akademik Referensi Gelar akademik
312
834
https://id.wikipedia.org/wiki/Adiparwa
Adiparwa
Adiparwa (bahasa Sanskerta: , ) adalah buku pertama atau bagian (parwa) pertama dari kisah Mahabharata. Pada dasarnya bagian ini berisi ringkasan keseluruhan cerita Mahabharata, kisah-kisah mengenai latar belakang cerita, nenek moyang keluarga Bharata, hingga masa muda Korawa dan Pandawa). Kisahnya dituturkan dalam sebuah cerita bingkai dan alur ceritanya meloncat-loncat sehingga tidak mengalir dengan baik. Penuturan kisah keluarga besar Bharata tersebut dimulai dengan percakapan antara Bagawan Ugrasrawa yang mendatangi Bagawan Sonaka di hutan Nemisa. Bagian-bagian Bagian-bagian kitab Adiparwa itu di antaranya: Catatan: Cerita-cerita ini dianyam dalam bentuk cerita bingkai. Ringkasan isi Kitab Adiparwa Adiparwa dituturkan seperti sebuah narasi. Penuturan isi kitab tersebut bermula ketika Sang Ugrasrawa mendatangi Bagawan Sonaka yang sedang melakukan upacara di hutan Nemisa. Sang Ugrasrawa menceritakan kepada Bagawan Sonaka tentang keberadaan sebuah kumpulan kitab yang disebut Astadasaparwa, pokok ceritanya adalah kisah perselisihan Pandawa dan Korawa, keturunan Sang Bharata. Dari penuturan Sang Ugrasrawa, mengalirlah kisah besar keluarga Bharata tersebut (Mahābhārata). Mangkatnya Raja Parikesit Dikisahkan, ada seorang Raja bernama Parikesit, putera Sang Abimanyu, yang bertahta di Hastinapura. Ia merupakan keturunan Sang Kuru, maka disebut juga Kuruwangsa. Pada suatu hari, dia berburu kijang ke tengah hutan. Kijang diikutinya sampai kehilangan jejak. Di hutan dia berpapasan dengan seorang pendeta bernama Bagawan Samiti. Sang Raja menanyakan ke mana kijang buruannya pergi, tetapi sang pendeta membisu (bertapa dengan bisu). Hal tersebut membuat Raja Parikesit marah. Ia mengambil bangkai ular, kemudian mengalungkannya di leher sang pendeta. Putera sang pendeta yang bernama Srenggi, mengetahui hal tersebut dari penjelasan Sang Kresa, kemudian ia menjadi marah. Ia mengutuk Sang Raja, agar dia wafat karena digigit ular, tujuh hari setelah kutukan diucapkan. Setelah Sang Raja menerima kutukan tersebut, maka ia berlindung di sebuah menara yang dijaga dan diawasi dengan ketat oleh prajurit dan para patihnya. Di sekeliling menara juga telah siap para tabib yang ahli menangani bisa ular. Pada hari ketujuh, yaitu hari yang diramalkan menjadi hari kematiannya, seekor naga yang bernama Taksaka menyamar menjadi ulat pada jambu yang dihaturkan kepada Sang Raja. Akhirnya Sang Raja mangkat setelah digigit Naga Taksaka yang menyamar menjadi ulat dalam jambu. Raja Janamejaya mengadakan upacara korban ular Setelah Maharaja Parikesit mangkat, puteranya yang bernama Janamejaya menggantikan tahtanya. Pada waktu itu dia masih kanak-kanak, tetapi sudah memiliki kesaktian, kepandaian, dan wajah yang tampan. Raja Janamejaya dinikahkan dengan puteri dari Kerajaan Kasi, bernama Bhamustiman. Raja Janamejaya memerintah dengan adil dan bijaksana sehingga dunia tenteram, setiap musuh pasti dapat ditaklukkannya. Ketika Sang Raja berhasil menaklukkan desa Taksila, Sang Uttangka datang menghadap Sang Raja dan mengatakan niatnya yang benci terhadap Naga Taksaka, sekaligus menceritakan bahwa penyebab kematian ayahnya adalah karena ulah Naga Taksaka. Sang Raja meneliti kebenaran cerita tersebut dan para patihnya membenarkan cerita Sang Uttangka. Sang Raja dianjurkan untuk mengadakan upacara pengorbanan ular untuk membalas Naga Taksaka. Singkat cerita, dia menyiapakan segala kebutuhan upacara dan mengundang para pendeta dan ahli mantra untuk membantu proses upacara. Melihat Sang Raja mengadakan upacara tersebut, Naga Taksaka menjadi gelisah. Kemudian ia mengutus Sang Astika untuk menggagalkan upacara Sang Raja. Sang Astika menerima tugas tersebut lalu pergi ke lokasi upacara. Sang Astika menyembah-nyembah Sang Raja dan memohon agar Sang Raja membatalkan upacaranya. Sang Raja yang memiliki rasa belas kasihan terhadap Sang Astika, membatalkan upacaranya. Akhirnya, Sang Astika mohon diri untuk kembali ke Nagaloka. Naga Taksaka pun selamat dari upacara tersebut. Wesampayana menuturkan Mahabharata Maharaja Janamejaya yang sedih karena upacaranya tidak sempurna, meminta Bagawan Byasa untuk menceritakan kisah leluhurnya, sekaligus kisah Pandawa dan Korawa yang bertempur di Kurukshetra. Karena Bagawan Byasa sibuk dengan urusan lain, maka Bagawan Wesampayana disuruh mewakilinya. Ia adalah murid Bagawan Byasa, penulis kisah besar keluarga Bharata atau Mahābhārata. Sesuai keinginan Raja Janamejaya, Bagawan Wesampayana menuturkan sebuah kisah kepada Sang Raja, yaitu kisah sebelum sang raja lahir, kisah Pandawa dan Korawa, kisah perang di Kurukshetra, dan kisah silsilah leluhur sang raja. Wesampayana mula-mula menuturkan kisah leluhur Maharaja Janamejaya (Sakuntala, Duswanta, Bharata, Yayati, Puru, Kuru), kemudian kisah buyutnya, yaitu Pandawa dan Korawa. Garis keturunan Maharaja Yayati Leluhur Maharaja Janamejaya yang menurunkan pendiri Dinasti Puru dan Yadu bernama Maharaja Yayati, dia memiliki dua permaisuri, namanya Dewayani dan Sarmishta. Dewayani melahirkan Yadu dan Turwasu, sedangkan Sarmishta melahirkan Anu, Druhyu, dan Puru. Keturunan Sang Yadu disebut Yadawa sedangkan keturunan Sang Puru disebut Paurawa. Dalam silsilah generasi Paurawa, lahirlah Maharaja Dushyanta, menikahi Sakuntala, yang kemudian menurunkan Sang Bharata. Sang Bharata menaklukkan dunia dan daerah jajahannya kemudian dikenal sebagai Bharatawarsha. Sang Bharata menurunkan Dinasti Bharata. Dalam Dinasti Bharata lahirlah Sang Kuru, yang menyucikan sebuah tempat yang disebut Kurukshetra, kemdian menurunkan Kuruwangsa, atau Dinasti Kuru. Setelah beberapa generasi, lahirlah Prabu Santanu, yang mewarisi takhta Hastinapura. Prabu Santanu memiliki dua istri, yaitu Dewi Gangga dan Satyawati. Dewi Gangga melahirkan Bhisma, sedangkan Satyawati melahirkan Chitrāngada dan Wicitrawirya. Karena Chitrāngada wafat di usia muda dan Bhisma bersumpah tidak akan mewarisi takhta, maka Wicitrawirya melanjutkan pemerintahan ayahnya. Wicitrawirya memiliki dua permaisuri, yaitu Ambika dan Ambalika. Dari Ambika lahirlah Drestarastra dan dari Ambalika lahirlah Pandu. Drestarastra memiliki seratus putera yang disebut Korawaçata (seratus Korawa) sedangkan Pandu memiliki lima putera yang disebut Panca Pandawa (lima putera Pandu). Kisah Prabu Santanu dan keturunannya Tersebutlah seorang Raja bernama Pratipa, dia merupakan salah satu keturunan Sang Kuru atau Kuruwangsa, bertahta di Hastinapura. Raja Pratipa memiliki permaisuri bernama Sunandha dari Kerajaan Siwi, yang melahirkan tiga putera. Di antara ketiga putera tersebut, Santanu dinobatkan menjadi Raja. Raja Santanu menikahi Dewi Gangga, kemudian berputera 8 orang. Tujuh puteranya yang lain ditenggelamkan ke sungai oleh istrinya sendiri, sedangkan puteranya yang terakhir berhasil selamat karena perbuatan istrinya dicegah oleh Sang Raja. Puteranya tersebut bernama Dewabrata, tetapi di kemudian hari bernama Bhisma. Raja Santanu menikah sekali lagi dengan seorang puteri nelayan bernama Satyawati. Satyawati melahirkan 2 putera, bernama Chitrāngada dan Wicitrawirya. Chitrāngada mewarisi takhta ayahnya. Namun karena ia gugur di usia muda pada suatu pertempuran melawan seorang Raja Gandharva, pemerintahannya digantikan oleh adiknya, Wicitrawirya. Wicitrawirya menikahi Ambika dan Ambalika dari Kerajaan Kasi. Tak lama setelah pernikahannya, Wicitrawirya wafat. Untuk memperoleh keturunan, kedua janda Wicitrawirya melangsungkan upacara yang dipimpin oleh Bagawan Byasa. Ambika melahirkan Drestarastra yang buta sedangkan Ambalika melahirkan Pandu yang pucat. Atas anugerah Bagawan Byasa, seorang pelayan yang turut serta dalam upacara tersebut melahirkan seorang putera, bernama Widura yang sedikit pincang. Drestarastra menikahi Gandari kemudian memiliki seratus putera yang disebut Korawa. Pandu menikahi Kunti dan Madri. Kunti melahirkan Yudistira, Bhima, dan Arjuna. Madri melahirkan Nakula dan Sadewa. Keturunan Pandu tersebut disebut Pandawa. Kisah masa kecil Pandawa dan Korawa Pandawa dan Korawa hidup bersama-sama di istana Hastinapura. Bagawan Drona mendidik mereka semasa kanak-kanak, bersama dengan puteranya yang bernama Aswatama. Selain itu mereka diasuh pula oleh Bhisma dan Bagawan Kripa. Setelah Pandu mangkat, kakaknya yang bernama Drestarastra melanjutkan pemerintahan. Drestarastra melihat talenta para Pandawa dan hendak mencalonkan Yudistira sebagai Raja, tetapi hal tersebut justru menimbulkan sikap iri hati dalam diri Duryodana, salah satu Korawa. Tingkah laku Bima yang tanpa sengaja merugikan para Korawa juga sering membuat Duryodana dan adik-adiknya kesal. Terbakarnya rumah damar Suatu hari Duryodana berpikir ia bersama adiknya mustahil untuk dapat meneruskan takhta Dinasti Kuru apabila sepupunya masih ada. Mereka semua (Pandawa lima dan sepupu-sepupunya atau yang dikenal juga sebagai Korawa) tinggal bersama dalam suatu kerajaan yang beribu kota di Hastinapura. Akhirnya berbagai niat jahat muncul dalam benaknya untuk menyingkirkan Pandawa lima beserta ibunya. Drestarastra yang mencintai keponakannya secara berlebihan mengangkat Yudistira sebagai putra mahkota tetapi ia langsung menyesali perbuatannya yang terlalu terburu-buru sehingga ia tidak memikirkan perasaan anaknya. Hal ini menyebabkan Duryodana iri hati dengan Yudistira, ia mencoba untuk membunuh pandawa lima beserta ibu mereka yang bernama Kunti dengan cara menyuruh mereka berlibur ke tempat yang bernama Ekacakra. Di sana terdapat bangunan yang megah, yang telah disiapkan Duryodana untuk mereka berlibur dan akan membakar bagunan itu di tengah malam pada saat pandawa lima sedang terlelap tidur. Segala sesuatunya yang sudah direncanakan Duryodana dibocorkan oleh Widura yang merupakan paman dari Pandawa lima. Sebelum itu juga Yudistira juga telah diingatkan oleh seorang petapa yang datang ke dirinya bahwa akan ada bencana yang menimpannya oleh karena itu, Yudistira pun sudah berwaspada terhadap segala kemungkinan. Untuk pertama kalinya Yudistira lolos dalam perangkap Duryodana dan melarikan diri ke hutan rimba. Pandawa mendapatkan Dropadi Pada suatu hari, Pandawa mengikuti sayembara yang diselenggarakan Raja Drupada di Kerajaan Panchala. Sayembara tersebut memperebutkan Dewi Dropadi. Banyak ksatria di penjuru Bharatawarsha turut menghadiri. Para Pandawa menyamar sebagai seorang Brāhmana. Sebuah sasaran diletakkan di tengah-tengah arena, dan siapa yang berhasil memanah sasaran tersebut dengan tepat, maka ialah yang berhasil mendapatkan Dropadi. Satu-persatu ksatria maju, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil memanah dengan tepat. Ketika Karna dari Kerajaan Anga turut serta, ia berhasil memanah sasaran dengan baik. Namun Dropadi menolak untuk menikahi Karna karena karna anak seorang kusir yang tentu lebih rendah kastanya. Karna kecewa tetapi juga kesal terhadap Dropadi. Para Pandawa yang diwakili oleh Arjuna turut serta. Arjuna berpakaian seperti Brāhmana. Ketika ia tampil ke muka, ia berhasil memanah sasaran dengan baik, maka Dropadi berhak menjadi miliknya. Namun hal tersebut menimbulkan kericuhan karena seorang Brāhmana tidak pantas untuk mengikuti sayembara yang ditujukan kepada golongan ksatria. Arjuna dan Bima pun berkelahi dengan para ksatria di sana, sementara Yudistira, Nakula dan Sadewa melarikan Dropadi ke rumah mereka. Sesampainya di rumah, Pandawa berseru, "Ibu, kami datang membawa hasil meminta-minta". Kunti, ibu para Pandawa, tidak melihat apa yang dibawa oleh anak-anaknya karena sibuk dan berkata, "Bagi dengan rata apa yang kalian peroleh". Ketika ia menoleh, alangkah terkejutnya ia karena anak-anaknya tidak saja membawa hasil meminta-minta, tetapi juga seorang wanita. Kunti yang tidak mau berdusta, membuat anak-anaknya untuk berbagai istri. Arjuna mengasingkan diri ke hutan Para Pandawa sepakat untuk membagi Dropadi sebagai istri. Mereka juga berjanji tidak akan mengganggu Dropadi ketika sedang bermesraan di kamar bersama dengan salah satu dari Pandawa. Hukuman dari perbuatan yang mengganggu adalah pembuangan selama 12 tahun. Pada suatu hari, ketika Pandawa sedang memerintah kerajaannya di Indraprastha, seorang pendeta masuk ke istana dan melapor bahwa pertapaannya diganggu oleh para rakshasa. Arjuna yang merasa memiliki kewajiban untuk menolongnya, bergegas mengambil senjatanya. Namun senjata tersebut disimpan di sebuah kamar di mana Yudistira dan Dropadi sedang menikmati malam mereka. Demi kewajibannya, Arjuna rela masuk kamar mengambil senjata, tidak memedulikan Yudistira dan Dropadi yang sedang bermesraan di kamar. Atas perbuatan tersebut, Arjuna dihukum untuk menjalani pembuangan selama 12 tahun. Arjuna menerima hukuman tersebut dengan ikhlas. Arjuna menghabiskan masa pengasingannya dengan menjelajahi penjuru Bharatawarsha atau daratan India Kuno. Selama masa pengasingannya, Arjuna memiliki tiga istri lagi. Mereka adalah: Subadra (adik Sri Kresna), Ulupi, dan Citrangada. Dari hubungannya dengan Subadra anaknya bernama Abimanyu. Dengan Ulupi anaknya bernama Irawan. Dengan Citrangada anaknya bernama Babruwahana. Kisah lain dalam Kitab Adiparwa Selain kisah Pandawa dan Korawa, Sang Ugrasrawa juga menuturkan kisah lain kepada Bagawan Sonaka, yang berbentuk cerita bingkai, sehingga alur ceritanya campuran, tidak mengalir ke depan melainkan meloncat-loncat. Kisah Bagawan Dhomya menguji tiga muridnya Dikisahkan seorang Brāhmana bernama Bagawan Dhomya, tinggal di Ayodhya. Ia memiliki 3 murid, bernama: Sang Utamanyu, Sang Arunika, dan Sang Weda. Ketiganya akan diuji kesetiaannya oleh Sang Guru. Sang Arunika disuruh bersawah. Dengan berhati-hati Sang Arunika merawat biji padi yang ditanamnya. Ketika biji-bizinya sedang tumbuh, datanglah hujan membawa air bah yang kemudian merusak pematang sawahnya. Ia khawatir kalau air tersebut akan merusak tanamannya, maka ia perbaiki pematangnya untuk menahan air. Berkali-kali usahanya gagal dan pematangnya jebol, maka ia merebahkan dirinya sebagai pengganti pematang yang jebol untuk menahan air. Karena kesetiannya tersebut, Sang Arunika diberikan anugerah kesaktian oleh Bagawan Dhomya. Sementara itu, Sang Utamanyu disuruh mengembala sapi. Sang Utamanyu tidak diperbolehkan untuk meminta-minta air kalau ia sedang haus saat mengembala sapi, maka ia menjilat susu sapi yang digembalanya. Hal tersebut juga ditentang oleh Sang Guru, maka Sang Utamanyu menghisap getah daun “waduri” untuk menghilangkan dahaga. Hal tersebut mengakibatkan matanya buta. Ia tidak tahu jalan sehingga terperosok ke dalam sumur kering. Sampai sore, Sang Utamanyu tidak juga kembali pulang, gurunya menjadi cemas. Ketika dicari, didapatinya Sang Utamanyu berada dalam sebuah sumur. Bagawan Dhomya kemudian mendengarkan cerita Sang Utamanyu. Karena kesetiannya terhadap kewajiban, Sang Utamanyu diberikan mantra sakti yang mampu menyembuhkan penyakit oleh Bagawan Dhomya. Sementara itu, Sang Weda disuruh tinggal di dapur untuk menyediakan hidangan yang terbaik buat gurunya. Sang Weda selalu menuruti perintah gurunya, meski yang buruk sekalipun. Segala perintah gurunya dikerjakan dengan baik. Maka dari itu, Sang Weda dianugerahi segala macam ilmu pengetahuan, mantra Veda, dan kecerdasan. Kisah Sang Winata dan Sang Kadru Dikisahkan terdapat seorang Maharsi bernama Bagawan Kasyapa, putera bagawan Marici, cucu Dewa Brahma. Ia diberi oleh Bagawan daksa empat belas puteri. Keempat belas puteri tersebut bernama: Aditi, Diti, Danu, Aristi, Anayusa, Kasa, Surabhi, Winata, Kadru, Ira, Parwa, Mregi, Krodhawasa, Tamra. Di antara empat belas puteri tersebut, Sang Winata dan Kadru tidak memiliki anak. Mereka berdua kemudian memohon belas kasihan Bagawan Kasyapa. Sang Kadru memohon seribu anak sedangkan Sang Winata hanya memohon dua anak. Kemudian Bagawan Kasyapa memberikan Sang Kadru seribu butir telur sedangkan Sang Winata diberikan dua butir telur. Kedua puteri tersebut kemudian merawat telur masing-masing dengan baik. Singkat cerita, seribu butir telur milik Sang Kadru menetas, dan lahirlah para Naga. Yang terkemuka adalah Sang Anantabhoga, Sang Wasuki, dan Sang Taksaka. Sementara telur Sang Kadru sudah menetas semuanya, telur Sang Winata belum menetas. Karena tidak sabar, maka telurnya dipecahkan. Ketika pecah, terlihatlah seorang anak yang baru setengah jadi, bagian tubuh ke atas lengkap sedangkan dari pinggang ke bawah tidak ada. Sang anak marah karena ditetaskan sebelum waktunya. Anak tersebut kemudian mengutuk ibunya supaya diperbudak oleh Sang Kadru berlebih-lebihan. Kelak, saudaranya yang akan menetas akan menyelamatkan ibunya dari perbudakan. Anak tersebut kemudian diberi nama Sang Aruna, karena tidak memiliki kaki dan paha. Sang Aruna menjadi sais (kuir) kereta Dewa Surya. Kisah pemutaran Mandaragiri Dikisahkan, pada zaman dahulu kala, para Dewa, detya, dan rakshasa mengadakan rapat untuk mencari tirta amerta (air suci). Sang Hyang Nārāyana (Wisnu) mengatakan bahwa tirta tersebut berada di dasar laut Ksira. Cara mendapatkannya adalah dengan mengaduk lautan tersebut. Para Dewa, detya, dan rakshasa kemudian menuju laut Ksira. Untuk mengaduknya, Naga Anantabhoga mencabut gunung Mandara (Mandaragiri) di pulau Sangka sebagai tongkat pengaduk. Gunung tersebut dibawa ke tengah lautan. Seekor kura-kura (Kurma) besar menjadi penyangga/dasar gunung tersebut. Sang Naga melilit gunung tersebut, kemudian para Dewa memegang ekornya, sedangkan rakshasa dan detya memegang kepalanya. Dewa Indra berdiri di puncaknya agar gunung tidak melambung ke atas. Beberapa lama setelah gunung diputar, keluarlah Ardhachandra, Dewi Sri, Dewi Lakshmi, kuda Uccaihsrawa, dan Kastubhamani. Semuanya berada di pihak para Dewa. kemudian, munculah Dhanwantari membawa kendi tempat tirta amerta. Para detya ingin agar tirta tersebut menjadi milik mereka sebab sejak awal tidak pernah dapat bagian. Tirta amerta pun menjadi milik mereka. Para Dewa memikirkan cara untuk merebut tirta tersebut. akhirnya Dewa Wisnu mengubah wujudnya menjadi seorang wanita cantik, kemudian mendekati para rakshasa dan detya. Para rakshasa-daitya yang melihatnya menjadi terpesona, dan menyerahkan kendi berisi tirta tersebut. Wanita cantik itu kemudian pergi sambil membawa tirta amerta dan berubah kembali menjadi Dewa Wisnu. Para detya yang melihatnya menjadi marah. Tak lama kemudian terjadilah pertempuran antara para Dewa dan rakshasa-detya. Kemudian Dewa Wisnu teringat dengan senjata chakra-nya. Senjata chakra kemudian turun dari langit dan menyambar-nyambar para rakshasa-detya. Banyak dari mereka yang lari terbirit-birit karena luka-luka. Akhirnya ada yang menceburkan diri ke laut dan masuk ke dalam tanah. Para Dewa akhirnya berhasil membawa tirta amerta ke surga. Kisah Sang Garuda dan para Naga Dikisahkan, pada suatu hari Sang Winata dan Sang Kadru, istri Bagawan Kasyapa, mendengar kabar tentang keberadaan seekor kuda bernama Uccaihsrawa, hasil pemutaran Gunung Mandara atau Mandaragiri. Sang Winata mengatakan bahwa warna kuda tersebut putih semua, sedangkan Sang Kadru mengatakan bahwa tubuh kuda tersebut berwarna putih sedangkan ekornya saja yang hitam. Karena berbeda pendapat, mereka berdua bertaruh, siapa yang tebakannya salah akan menjadi budak. Mereka berencana untuk menyaksikan warna kuda itu besok sekaligus menentukan siapa yang salah. Sang Kadru menceritakan masalah taruhan tersebut kepada anak-anaknya. Anak-anaknya mengatakan bahwa ibunya sudah tentu akan kalah, karena warna kuda tersebut putih belaka. Sang Kadru pun cemas karena merasa kalah taruhan, maka dari itu ia mengutus anak-anaknya untuk memercikkan bisa ke ekor kuda tersebut supaya warnanya menjadi hitam. Anak-anaknya menolak untuk melaksanakannya karena merasa perbuatan tersebut tidak pantas. Sang Kadru yang marah mengutuk anak-anaknya supaya mati ditelan api pada saat upacara pengorbanan ular yang diselenggarakan Raja Janamejaya. Mau tak mau, akhirnya anak-anaknya melaksanakan perintah ibunya. Mereka pun memercikkan bisa ular ke ekor kuda Uccaihsrawa sehingga warnanya yang putih kemudian menjadi hitam. Akhirnya Sang Kadru memenangkan taruhan sehingga Sang Winata harus menjadi budaknya. Sementara itu, telur yang diasuh Sang Winata menetas lalu munculah burung gagah perkasa yang kemudian diberi nama Garuda. Sang Garuda mencari-cari ke mana ibunya. Pada akhirnya ia mendapati ibunya diperbudak Sang Kadru untuk mengasuh para naga. Sang Garuda membantu ibunya mengasuh para naga, tetapi para naga sangat lincah berlari kesana-kemari. Sang Garuda kepayahan, lalu menanyakan para naga, apa yang bisa dilakukan untuk menebus perbudakan ibunya. Para naga menjawab, kalau Sang Garuda mampu membawa tirta amerta ke hadapan para naga, maka ibunya akan dibebaskan. Sang Garuda menyanggupi permohonan tersebut. Singkat cerita, Sang Garuda berhasil menghadapi berbagai rintangan dan sampai di tempat tirta amerta. Pada saat Sang Garuda ingin mengambil tirta tersebut, Dewa Wisnu datang dan bersabda, “Sang Garuda, jika engkau ingin mendapatkan tirta tersebut, mintalah kepadaku, nanti pasti aku berikan”. Sang Garuda menjawab, “Tidak selayaknya jika saya meminta kepada anda sebab anda lebih sakti daripada saya. Karena tirta amerta anda tidak mengenal tua dan mati, sedangkan saya tidak. Untuk itu, berikanlah kepada saya anugerah yang lain”. Dewa Wisnu berkata, “Jika demikian, aku memintamu untuk menjadi kendaraanku, sekaligus menjadi lambang panji-panjiku”. Sang Garuda setuju dengan permohonan tersebut sehingga akhirnya menjadi kendaraan Dewa Wisnu. Kemudian Sang Garuda terbang membawa tirta, tetapi Dewa Indra tidak setuju kalau tirta tersebut diberikan kepada para naga. Sang Garuda mengatakan bahwa tirta tersebut akan diberikan kalau para naga sudah selesai mandi. Sampailah Sang Garuda ke tempat tinggal para naga. Para naga girang ingin segera meminum amerta, tetapi Sang Garuda mengatakan bahwa tirta tersebut boleh diminum jika para naga mandi terlebih dahulu. Para naga pun mandi sesuai dengan syarat yang diberikan, tetapi setelah selesai mandi, tirta amerta sudah tidak ada lagi karena dibawa kabur oleh Dewa Indra. Para naga kecewa dan hanya mendapati beberapa percikan tirta amerta tertinggal pada daun ilalang. Para naga pun menjilati daun tersebut sehingga lidahnya tersayat dan terbelah. Daun ilalang pun menjadi suci karena mendapat tirta amerta. Sementara itu Sang Garuda terbang ke surga karena merasa sudah menebus perbudakan ibunya. Bahasa dan sejarah Sebagaimana kisah induknya, Mahabharata, kitab Adiparwa ini semula dituliskan dalam bahasa Sanskerta dan dianggap sebagai cerita suci bagi pemeluk agama Hindu. Tidak tercatat kapan persisnya kisah ini masuk ke Indonesia. Akan tetapi, sebagaimana disebutkan dalam bagian pendahuluan Adiparwa versi Jawa Kuno, kitab ini telah disalin ke dalam bahasa Jawa kuno atau juga dikenal sebagai bahasa Kawi pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa Teguh (kerajaan Kediri, tahun 991-1016) (Zoetmulder, 1994). Pengaruh dalam budaya Kitab Adiparwa yang diterjemahkan dari Bahasa Sanskerta ke Bahasa Jawa Kuno atau Bahasa Kawi, banyak digubah menjadi cerita pewayangan. Dalam kitab Adiparwa yang diterjemahkan dari bahasa Sanskerta mungkin terdapat perbedaan dengan lakon pewayangannya, yang kadang-kadang besar sekali, sehingga memberi kesan bahwa segala sesuatunya terjadi di Jawa. Hal ini disebabkan oleh kecerdasan para pujangga masa lampau yang mampu memindah alam pikiran para pembaca atau pendengarnya dari suasana India menjadi Jawa Asli. Jika Hastinapura sebenarnya terdapat di India, maka nama-nama seperti Jonggringsalaka, Pringgandani, Indrakila, Gua Kiskenda, sampai Gunung Mahameru dibawa ke tanah Jawa. Begitu pula dengan tokoh Pancawala (Pancakumara). Jika dalam versi aslinya mereka terdiri dari lima orang, maka dalam pewayangan mereka dikatakan hanya satu orang saja. Menurut Mulyono dalam artikelnya berjudul “Dewi Dropadi:Antara kitab Mahabharata dan Pewayangan Jawa”, ia menyatakan bahwa terjadinya perbedaan cerita tentang Pancawala antara kitab Mahabharata dengan cerita dalam pewayangan Jawa karena pengaruh perkembangan agama Islam di tanah Jawa. Hal serupa juga terjadi pada kisah Dewi Dropadi dalam kitab Adiparwa. Jika dalam Adiparwa ia bersuami lima orang, maka dalam pewayangan Jawa (yang sudah terkena pengaruh Islam) Dropadi hanya bersuami satu orang saja. Menurut hukum Islam, seorang wanita tidak boleh memiliki suami lebih dari satu. Maka dari itu, cerita Dewi Dropadi dalam kitab Mahabharata versi asli yang bercorak Hindu menyalahi hukum Islam. Untuk mengantisipasinya, para pujangga ataupun seniman Islam mengubah cerita tersebut agar sesuai dengan ajaran Islam. Pancawala yang sebenarnya merupakan lima putera Pandawa pun diubah menjadi seorang tokoh yang merupakan putera Yudistira saja. Bahan bacaan Ganguli, K. Mohan (translator). The Mahabharata of Krishna-Dwaipayana Vyasa, Adi Parva (First Parva, or First Book), translated into English Prose from the Original Sanskrit Text [1883-1896]. The Project Gutenberg EBook #7864. April, 2005. Widyatmanta, S. Kitab Adiparwa, jilid I. Cabang Bagian Bahasa – Jogyakarta, Jawatan Kebudayaan Kementerian PP dan K. 1958. Zoetmulder, P.J. Kalangwan, sastra Jawa Kuno selayang pandang. Penerbit Djambatan, Jakarta. 1994. Lihat pula Astadasaparwa Referensi Kitab Mahabharata
3,404
843
https://id.wikipedia.org/wiki/Yesus
Yesus
Yesus (, ; 4 SM sampai 30–33 M; ; ), juga disebut sebagai Yesus dari Nazaret atau Yesus Kristus, adalah tokoh sentral Kekristenan. Menurut sebagian besar denominasi Kristen, Yesus dipandang sebagai Allah Putra (Allah Anak). Namun, seluruh umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Mesias (atau Kristus/Almasih, semuanya secara harfiah berarti "Yang Diurapi") yang dinantikan dalam Perjanjian Lama. Hampir semua akademisi setuju bahwa Yesus ada secara historis, dan para sejarawan menganggap Injil Sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas) sebagai sumber terbaik untuk meneliti historisitas Yesus. Kebanyakan akademisi sepakat Yesus adalah orang Galilea, rabi Yahudi yang mewartakan pesannya secara lisan, dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, dan disalibkan sesuai perintah Prefek Romawi Pontius Pilatus. Menurut pandangan aliran utama saat ini, Yesus adalah seorang pewarta apokaliptik dan pendiri sebuah gerakan pembaruan di dalam Yudaisme. Setelah kematiannya, pengikutnya percaya bahwa Yesus bangkit dari kematian, dan komunitas yang mereka bentuk kemudian menjadi Gereja Kristen. Era kalender yang paling umum, disingkat "M" (Masehi) dalam bahasa Indonesia atau disingkat "AD" dari bahasa Latin "Anno Domini" ("dalam tahun Tuhan kita"), didasarkan pada kelahiran Yesus. Kelahiran Yesus dirayakan setiap tahun pada 25 Desember (atau beragam tanggal pada bulan Januari di dalam beberapa gereja timur) sebagai Natal. Umat Kristen percaya bahwa Yesus memiliki suatu "signifikansi yang unik" di dunia. Doktrin-doktrin Kristen mencakup keyakinan bahwa Yesus dikandung oleh Roh Kudus, dilahirkan dari seorang perawan bernama Maria, melakukan berbagai mukjizat, mendirikan Gereja, mati karena penyaliban sebagai kurban untuk penebusan, bangkit dari kematian dan naik ke Surga, serta akan datang kembali ke bumi. Sebagian besar umat Kristen percaya bahwa Yesus memungkinkan manusia untuk didamaikan dengan Allah. Pengakuan Iman Nicea menegaskan bahwa Yesus akan menghakimi orang mati baik sebelum atau setelah kebangkitan tubuh mereka, suatu peristiwa yang juga dikaitkan dengan Kedatangan Kedua Yesus di dalam eskatologi Kristen; walaupun beberapa kalangan meyakini peranan Yesus sebagai juru selamat memiliki kepentingan yang lebih sosial atau eksistensial daripada akhirat, dan beberapa teolog terkenal telah mengemukakan bahwa Yesus akan membawa suatu rekonsiliasi universal. Sebagian terbesar dari kalangan Kristen menyembah Yesus sebagai penjelmaan dari Allah Putra, pribadi kedua dalam satu Trinitas Ilahi. Beberapa kelompok Kristen menolak Trinitarianisme, baik sebagian ataupun seluruhnya, karena mereka menganggapnya tidak selaras dengan kitab suci. Dalam Islam, Yesus (umumnya ditransliterasikan sebagai Isa) dipandang sebagai Al-Masih (Mesias) dan salah satu Nabi Allah yang penting. Menurut umat Muslim, Yesus merupakan seorang pembawa kitab suci dan dilahirkan dari seorang perawan, namun bukan Putra Allah. Bagi sebagian besar kalangan Muslim, Yesus tidak disalibkan tetapi secara jasmani diangkat ke Surga oleh Allah.Yudaisme menolak keyakinan bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan, dengan alasan bahwa kematian Yesus di kayu salib menandakan bahwa ia ditolak oleh Allah dan kebangkitannya adalah suatu legenda Kristen. Etimologi Orang Yahudi biasa pada zaman Yesus hanya memiliki satu nama, terkadang dilengkapi dengan nama ayahnya atau kampung halamannya. Dengan demikian, dalam Perjanjian Baru, Yesus umumnya disebut sebagai "Yesus dari Nazaret" (mis. ) atau "Yesus orang Nazaret" (mis. ). Para tetangga Yesus di Nazaret mengenalinya sebagai "tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon" (), "anak tukang kayu" (), atau "anak Yusuf" (). Dalam Injil Yohanes, Filipus menyebut Yesus sebagai "Yesus anak Yusuf dari Nazaret" (). Nama "Yesus" berasal dari nama Latin Iesus, transliterasi dari nama Yunani (). Bentuk Yunani tersebut merupakan terjemahan dari nama Ibrani (Yeshua; "Yesua" dalam bahasa Indonesia), suatu varian dari (Yehoshua; "Yosua" dalam bahasa Indonesia) yang adalah nama sebelumnya. Nama Yesua tampaknya telah digunakan di Yudea pada waktu kelahiran Yesus. Karya-karya abad pertama dari sejarawan Flavius Yosefus, yang menulis dalam bahasa Yunani Koine, yaitu bahasa yang sama seperti yang digunakan dalam Perjanjian Baru, menyebutkan setidaknya dua puluh orang berbeda dengan nama Yesus (yaitu Ἰησοῦς). Etimologi dari nama Yesus dalam konteks Perjanjian Baru pada umumnya disampaikan sebagai "Yahweh adalah keselamatan". Sejak awal Kekristenan, umat Kristen telah lazim menyebut Yesus sebagai "Yesus Kristus". Kata Kristus (Christ dalam bahasa Inggris) berasal dari kata Yunani (Christos), yang adalah terjemahan dari kata Ibrani (), artinya yang "diurapi" dan biasanya ditransliterasi ke dalam bahasa Inggris sebagai "Messiah" ("Mesias" dalam bahasa Indonesia). Umat Kristen menetapkan Yesus sebagai Kristus karena mereka percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan, dinubuatkan dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama (). Dalam penggunaan pasca penulisan Alkitab, Kristus menjadi dipandang sebagai sebuah nama—salah satu bagian dari "Yesus Kristus"—tetapi pada awalnya merupakan sebuah gelar. Istilah "Kristen" atau "Kristiani" (artinya "orang yang terikat kesetiaan kepada pribadi Kristus" atau cukup "pengikut Kristus" saja) telah digunakan sejak abad pertama. Laporan Injil kanonik Keempat Injil kanonik (Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes) adalah satu-satunya sumber yang substansial terkait kehidupan dan pesan Yesus. Bagian-bagian lainnya dalam Perjanjian Baru, seperti surat-surat Paulus, kemungkinan ditulis beberapa dekade sebelum Injil dan menyertakan berbagai referensi terkait peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan Yesus, misalnya Perjamuan Terakhir dalam . Kisah Para Rasul 10:37–38 dan 19:4 menyebutkan pelayanan awal Yesus yang didahului oleh Yohanes Pembaptis. lebih banyak menceritakan perihal Kenaikan Yesus (juga disebutkan dalam ) daripada Injil kanonik. Beberapa kelompok Gnostik dan Kristen awal memiliki deskripsi tersendiri mengenai kehidupan dan ajaran Yesus yang tidak termasuk dalam Perjanjian Baru. Tulisan-tulisan ini meliputi Injil Tomas, Injil Petrus, dan Apokrifon Yakobus, di antara banyak tulisan apokrif lainnya. Kebanyakan akademisi memandangnya sebagai laporan-laporan yang kurang dapat diandalkan dan dituliskan jauh di kemudian hari dibandingkan dengan Injil kanonik. Injil-Injil kanonik Injil kanonik terdiri atas empat laporan, masing-masing ditulis oleh seorang penulis yang berbeda. Sampai abad ke-18, Injil Matius secara aklamasi diyakini sebagai Injil yang pertama kali ditulis. Menurut prioritas Markus yang muncul pada abad ke-19, yang pertama dituliskan adalah Injil Markus (ditulis tahun 60–75 M), diikuti oleh Injil Matius (65–85 M), Injil Lukas (65–95 M), dan Injil Yohanes (75–100 M). Di antara keempat laporan tersebut terdapat berbagai perbedaan konten dan urutan peristiwa. Sesuai tradisi, penulisan Injil telah dikaitkan dengan empat penginjil yang memiliki hubungan dekat dengan Yesus: Injil Markus ditulis oleh Yohanes Markus, seorang kolega Petrus; Injil Matius ditulis oleh salah seorang murid Yesus; Injil Lukas ditulis oleh salah seorang rekan Paulus, orang yang disebutkan di dalam beberapa surat; dan Injil Yohanes ditulis oleh murid Yesus lainnya, yang kenyataannya merupakan bagian dari suatu kelompok dalam para murid, bersama dengan Petrus dan Yakobus saudara Yohanes. Tiga dari keempat laporan tersebut, yaitu Injil Matius, Injil Markus, dan Injil Lukas, dikenal sebagai Injil Sinoptik, dinamakan demikian dari kata Yunani σύν (syn "bersama") dan ὄψις (opsis "pandangan"). Ketiganya memiliki keserupaan dalam konten, penataan naratif, struktur paragraf dan bahasa. Sejumlah akademisi berpendapat bahwa sulit untuk menemukan hubungan literer langsung antara Injil-Injil Sinoptik dan Injil Yohanes. Alur beberapa peristiwa (seperti pembaptisan Yesus, transfigurasi, penyaliban, dan interaksi dengan para rasul) diceritakan dalam semua Injil Sinoptik, namun insiden seperti transfigurasi tidak tampak dalam Injil Yohanes, yang juga berbeda dalam hal-hal lainnya —misalnya Pembersihan Bait Allah. Kebanyakan akademisi sependapat bahwa, mengikuti apa yang dikenal sebagai "hipotesis Markus", para penulis Injil Matius dan Injil Lukas menggunakan Injil Markus sebagai salah satu sumber rujukan untuk penulisan injil mereka. Injil Matius dan Injil Lukas juga memuat beberapa konten yang tidak ditemukan dalam Injil Markus. Untuk menjelaskan hal ini, banyak akademisi yang meyakini bahwa selain Injil Markus kedua penulis tersebut juga menggunakan sumber lain (umumnya disebut "sumber Q"). Menurut suatu konsensus keilmuan umum, Injil Sinoptik, bukan Injil Yohanes, merupakan sumber utama informasi sejarah mengenai Yesus. Namun demikian tidak semua yang terkandung dalam Injil Perjanjian Baru dipandang dapat diandalkan secara historis. Elemen-elemen yang keaslian historisnya diperdebatkan misalnya Kelahiran, Pembantaian Kanak-Kanak Suci, Kebangkitan, Kenaikan, beberapa mukjizat Yesus, dan pengadilan Mahkamah Agama. Pandangan-pandangan mengenai Injil berkisar dari keberadaannya sebagai deskripsi-deskripsi tanpa salah tentang kehidupan Yesus hingga ketersediaannya akan informasi historis yang sedikit tentang kehidupan Yesus selain yang mendasar. Injil Sinoptik menekankan aspek-aspek berbeda mengenai Yesus. Dalam Injil Markus, Yesus adalah Putra Allah dengan mukjizat-mukjizat yang memperlihatkan adanya Kerajaan Allah. Yesus ditampilkan sebagai seorang pembuat mukjizat yang tak kenal lelah, pelayan Allah sekaligus manusia. Injil yang singkat ini mencatat beberapa perkataan atau ajaran Yesus. Injil Matius menekankan bahwa Yesus merupakan pemenuhan kehendak Allah sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Lama, dan adalah Tuhan dari Gereja. Ia adalah Mesias yang meraja, disebut berulang kali sebagai "raja" dan "Putra Daud." Ciri penting dari Injil ini adalah kelima diskursus, kumpulan ajaran-ajaran terkait tema tertentu, termasuk Khotbah di Bukit. Injil Lukas menyajikan Yesus sebagai juru selamat insani-ilahiah yang menunjukkan kasih sayang kepada yang membutuhkannya. Ia diperlihatkan sebagai teman orang-orang berdosa dan yang terkucilkan, datang untuk mencari dan menyelamatkan mereka. Injil ini memuat perumpamaan-perumpamaan favorit Yesus seperti Orang Samaria yang Baik Hati dan Anak yang Hilang. Injil Sinoptik dan Injil Yohanes memiliki kesesuaian dalam hal garis besar utama kehidupan Yesus. Yohanes Pembaptis mendahului Yesus, dikatakan bahwa pelayanan mereka sempat bersinggungan, dan Yohanes memberikan kesaksian perihal identitas Yesus. Yesus memberikan pengajaran dan melakukan berbagai mukjizat, paling tidak sebagian terjadi di Galilea. Ia kemudian mengunjungi Yerusalem di mana para pemimpin di sana menyalibkan Yesus, dan kemudian dimakamkan. Setelah itu makam Yesus ditemukan kosong pada hari Minggu, dan Yesus yang bangkit menampakkan diri kepada para pengikut-Nya. Prolog Injil Yohanes mengidentifikasi Yesus sebagi penjelmaan dari Firman ilahi (Logos). Sebagai Firman, Yesus hadir dalam kekekalan bersama dengan Allah, beraktivitas dalam seluruh ciptaan, serta sumber kodrat rohani dan moral manusia. Dengan prolog ini, penginjil tersebut menetapkan bahwa Yesus tidak hanya lebih besar daripada para nabi insani masa lampau tetapi lebih besar daripada semua nabi yang pernah ada. Dijelaskan bahwa Yesus tidak hanya berbicara tentang Firman Allah, tetapi Yesus adalah Firman Allah. Dalam Injil Yohanes, Yesus mengungkapkan peran ilahi-Nya secara terbuka. Di sini Ia menyatakan diri sebagai Roti Hidup, Terang Dunia, Pokok Anggur Yang Benar, dan pernyataan lainnya. Secara umum, para penulis Perjanjian Baru kurang berminat dalam memberikan penyajian suatu kronologi yang mutlak tentang Yesus atau dalam menyelaraskan peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus dengan sejarah sekuler pada zaman itu. Sebagaimana dinyatakan dalam Yohanes 21:25, Injil tidak mengklaim ketersediaan suatu daftar lengkap perihal peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus. Laporan-laporan tersebut utamanya ditulis sebagai dokumen teologis dalam konteks Kekristenan awal, garis waktunya hanya merupakan salah satu pertimbangan sekunder. Salah satu perwujudan Injil sebagai dokumen teologis daripada sekadar kronik sejarah yaitu bahwa sekitar sepertiga isi laporan-laporan tersebut mengisahkan tujuh hari atau minggu terakhir kehidupan Yesus di Yerusalem, yang disebut sebagai Kisah Sengsara. Kendati Injil tidak menyediakan detail yang memadai untuk memenuhi tuntutan para sejarawan modern terkait berbagai kepastian penanggalan, namun dimungkinkan untuk memanfaatkannya sebagai gambaran umum kisah kehidupan Yesus. Genealogi dan kelahiran Injil Matius dan Injil Lukas menyajikan genealogi atau silsilah Yesus. Injil Matius menelusuri garis keturunan Yesus sampai kepada Abraham, melalui Daud. Injil Lukas menelusuri garis keturunan Yesus melalui Adam sampai kepada Allah. Daftar-daftar tersebut identik antara Abraham dan Daud, tetapi sangat berbeda mulai dari Daud sampai kepada Yesus. Para akademisi Kristen lazimnya (dimulai dengan sejarawan Eusebius) telah mengemukakan berbagai teori yang berupaya menjelaskan perbedaan garis keturunan tersebut, misalnya bahwa laporan Injil Matius didasarkan pada garis keturunan Yusuf sedangkan Injil Lukas didasarkan pada garis keturunan Maria. Akademisi biblika modern seperti Marcus Borg dan John Dominic Crossan menganggap kedua silsilah tersebut sebagai invensi untuk menyesuaikan dengan konvensi sastra Yahudi. Injil Matius dan Injil Lukas mendeskripsikan kelahiran Yesus, khususnya bahwa Yesus dilahirkan dari seorang perawan di Betlehem sebagai pemenuhan nubuat para nabi. Laporan dari Injil Lukas menekankan peristiwa-peristiwa sebelum kelahiran Yesus dan berpusat pada Maria, sementara Injil Matius kebanyakan mencakup peristiwa-peristiwa setelah kelahiran dan berpusat pada Yusuf. Kedua laporan tersebut menyatakan bahwa Yesus dilahirkan bagi Yusuf dan Maria, tunangannya, di Betlehem, dan kedua laporan tersebut mendukung doktrin kelahiran dari perawan yang menyatakan bahwa Yesus dikandung secara ajaib dari Roh Kudus di dalam rahim Maria dan ia tetap seorang perawan. Kelahiran dari perawan telah menjadi salah satu ajaran yang konsisten dalam keyakinan Kristen ortodoks, walaupun sejumlah teolog liberal mempertanyakannya selama 150 tahun terakhir ini. Injil Matius berulang kali mengutip Perjanjian Lama untuk mendukung keyakinan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan untuk bangsa Yahudi. Dalam Injil Matius, Yusuf mengalami kegundahan karena Maria, tunangannya, telah hamil (), tetapi dalam mimpi pertama Yusuf seorang malaikat meyakinkannya agar tidak takut untuk mengambil Maria sebagai istrinya karena anak yang dikandungnya dikandung dari Roh Kudus. Dalam , orang-orang Majus atau Magi dari Timur membawakan hadiah-hadiah bagi bayi Yesus yang dipandang sebagai Raja Orang Yahudi. Herodes mendengar perihal kelahiran Yesus, dan ia ingin membunuh Yesus sehingga memerintahkan pembunuhan semua bayi laki-laki di Betlehem. Tetapi seorang malaikat memperingatkan Yusuf dalam mimpinya yang kedua, dan keluarga tersebut melarikan diri ke Mesir —untuk kemudian kembali dan menetap di Nazaret. Menurut , Maria mengetahui dari malaikat Gabriel bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak yang disebut Yesus melalui tindakan Roh Kudus. Pada waktu Maria akan melahirkan, ia dan Yusuf melakukan perjalanan dari Nazaret ke kampung halaman Yusuf di Betlehem untuk mendaftarkan diri dalam sensus yang diperintahkan oleh Kaisar Agustus. Ketika berada di sana Maria melahirkan Yesus, dan karena mereka tidak mendapat tempat di rumah penginapan, ia menempatkan bayi yang baru dilahirkannya di dalam sebuah palungan (). Seorang malaikat mengabarkan kelahiran itu kepada beberapa gembala, selanjutnya mereka pergi ke Betlehem untuk melihat Yesus dan kemudian menyebarkan berita tersebut (). Setelah mempersembahkan Yesus di Bait Allah, Yusuf, Maria, dan Yesus kembali ke Nazaret. Masa muda, pekerjaan, dan profesi Rumah masa kecil Yesus diidentifikasi dalam Injil Lukas dan Injil Matius sebagai kota Nazaret di Galilea di mana Yesus tinggal bersama keluarga-Nya. Yusuf ditampilkan dalam deskripsi-deskripsi masa kanak-kanak Yesus, namun tidak disebutkan lagi setelahnya. Anggota keluarga Yesus yang lainnya—ibu-Nya, Maria, saudara-saudara-Nya, Yakobus, Yoses (atau Yusuf), Yudas, Simon, dan saudari-saudari yang tidak disebutkan namanya—tercatat dalam Injil dan sumber-sumber lain. Menurut Stephen L. Harris, Injil Markus menyampaikan bahwa Yesus terlibat konflik dengan para tetangga dan kaum keluarga-Nya. Saudara-saudara dan ibu Yesus datang untuk menjemput Yesus (Markus 3:31–35) karena orang-orang mengatakan bahwa Ia sudah tidak waras (3:21). Yesus menanggapi bahwa mereka yang melakukan kehendak Allah adalah keluarga-Nya yang sebenarnya. Dalam Injil Yohanes, Maria mengikuti Yesus sampai saat penyaliban, dan Yesus mengekspresikan kepedulian terhadap sang ibu (19:25–27). Yesus disebut sebagai seorang τέκτων (tekton) dalam , menurut tradisi dipahami sebagai tukang kayu tetapi dapat juga mencakup para pembuat benda dalam berbagai bahan, termasuk pembangun. Injil memperlihatkan bahwa Yesus dapat membaca, memparafrasakan, dan berdebat kitab suci, tetapi belum tentu berarti bahwa Yesus menerima pelatihan menulis secara formal. Pembaptisan dan pencobaan Laporan Injil Sinoptik seputar pembaptisan Yesus didahului dengan informasi mengenai Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis digambarkan menyerukan penitensi dan pertobatan demi pengampunan dosa serta mendorong untuk kepada kaum miskin () ketika ia membaptis orang-orang di daerah Sungai Yordan di sekitar Perea, selain itu juga menubuatkan kedatangan seseorang "yang lebih berkuasa" daripada dia (). Belakangan Yesus mengidentifikasi Yohanes Pembaptis sebagai Elia (, ), seorang nabi yang diharapkan kedatangannya sebelum "hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu" (). Demikian juga Injil Lukas menyatakan bahwa Yohanes Pembaptis memiliki roh dan kuasa Elia (). Dalam Injil Markus, Yohanes membaptis Yesus dan setelah keluar dari sungai Yesus melihat Roh Kudus yang berbentuk seperti seekor burung merpati turun ke atas-Nya dan terdengar suara dari Surga yang menyatakan bahwa Yesus adalah Putra Allah (Markus 1:9–11). Ini merupakan salah satu dari dua peristiwa dalam Injil yang menuliskan adanya suara dari Surga yang menyebut Yesus "Putra" atau "Anak", peristiwa lainnya yaitu Transfigurasi. Roh tersebut kemudian mengantar Yesus ke padang gurun di mana Yesus dicobai oleh Iblis (Markus 1:12–13). Yesus kemudian memulai pelayanan setelah Yohanes ditangkap (Markus 1:14). Pembaptisan Yesus dalam Injil Matius dikisahkan serupa, di mana sebelum pembaptisan Yesus, Yohanes memprotes dengan mengatakan, "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu" (Matius 3:14). Yesus menanggapinya dengan permintaan untuk melaksanakan pembaptisan tersebut demi "menggenapkan seluruh kehendak Allah" (Matius 3:15). Injil Matius juga merinci ketiga godaan yang ditawarkan Iblis kepada Yesus di padang gurun (Matius 4:3–11). Dalam Injil Lukas, Roh Kudus turun seperti seekor burung merpati setelah semua orang di sana dibaptis dan Yesus sedang berdoa (). Yohanes secara implisit mengenali Yesus dari penjara setelah ia mengirim para pengikutnya untuk bertanya tentang Yesus (Lukas 7:18–23). Pembaptisan dan pencobaan yang dialami oleh Yesus berfungsi sebagai persiapan untuk melakukan pelayanan publik. Injil Yohanes tidak menceritakan pembaptisan dan pencobaan yang dialami Yesus. Dalam Injil Yohanes, Yohanes Pembaptis bersaksi bahwa ia melihat Roh yang turun ke atas Yesus (). Yohanes menyatakan di depan publik bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah yang menjadi kurban, dan beberapa pengikut Yohanes menjadi pengikut Yesus. Dalam Injil Yohanes, Yohanes menyangkal bahwa ia adalah Elia (). Sebelum Yohanes dipenjarakan, Yesus juga turut membaptis orang-orang (Yohanes 3:22-24) dan membaptis lebih banyak orang daripada Yohanes (Yohanes 4:1). Pelayanan publik Injil Sinoptik menggambarkan dua lingkungan geografis yang berbeda dalam pelayanan Yesus. Yang pertama bertempat di utara Yudea di Galilea, di mana pelayanan Yesus mengalami suatu kesuksesan; dan yang kedua memperlihatkan ditolak dan dibunuhnya Yesus ketika mengadakan perjalanan ke Yerusalem. Secara khusus Yesus melarang mereka yang mengenali identitas-Nya untuk berbicara tentang hal itu, termasuk orang-orang yang disembuhkan Yesus dan setan-setan yang diusir-Nya. Injil Yohanes menggambarkan pelayanan Yesus lebih banyak berlangsung di dan sekitar Yerusalem daripada di Galilea. Dalam Injil ini, identitas ilahi Yesus dinyatakan secara terbuka di hadapan publik dan segera diakui oleh mereka. Para akademisi membagi pelayanan Yesus ke dalam beberapa tahap. Pelayanan di Galilea dimulai ketika Yesus kembali ke Galilea dari Gurun Yudea setelah penolakan atas semua godaan Setan. Yesus berkhotbah di seluruh Galilea dan mengisahkan bahwa murid-murid pertama Yesus, yang pada akhirnya membentuk inti dari Gereja perdana, bertemu dengan Yesus dan mulai bepergian dengan-Nya. Periode ini meliputi peristiwa Khotbah di Bukit, yaitu salah satu pengajaran utama Yesus, meredakan badai, memberi makan 5.000 orang, berjalan di atas air, serta sejumlah mukjizat dan perumpamaan. Periode ini berakhir dengan Pengakuan Petrus dan peristiwa Transfigurasi. Seiring perjalanan Yesus menuju Yerusalem, dalam pelayanan di Perea, Yesus kembali ke daerah di mana Ia dibaptis, sekitar sepertiga perjalanan turun dari Danau Galilea di sepanjang Yordan (). Periode pelayanan terakhir di Yerusalem dimulai dengan masuknya Yesus ke kota tersebut pada hari Minggu Palma. Dalam Injil Sinoptik, selama minggu tersebut Yesus mengusir para penukar uang dari Bait Allah dan Yudas melakukan tawar-menawar untuk mengkhianati Yesus. Periode ini berpuncak dalam Perjamuan Terakhir dan Amanat Perpisahan. Para murid dan pengikut Menjelang awal pelayanan Yesus, Ia menetapkan dua belas rasul. Dalam Injil Matius dan Markus, kendati Yesus hanya sekilas saja meminta mereka untuk bergabung dengan-Nya, empat rasul pertama Yesus yang adalah nelayan dideskripsikan segera menyetujui permintaan Yesus serta meninggalkan jala dan perahu mereka untuk melakukannya (, ). Dalam Injil Yohanes diceritakan bahwa dua rasul pertama Yesus adalah murid-murid Yohanes Pembaptis. Saat itu Yohanes Pembaptis melihat Yesus dan menyebut-Nya Anak Domba Allah; kedua murid itu mendengarnya dan menjadi pengikut Yesus. Terlepas dari Kedua Belas Rasul, bagian pembukaan Khotbah di Tempat Datar mengidentifikasi sekelompok besar orang sebagai murid-murid (). Dalam juga dikisahkan Yesus mengutus tujuh puluh atau tujuh puluh dua pengikut-Nya secara berpasangan untuk mempersiapkan kota-kota yang akan dikunjungi Yesus. Mereka diperintahkan untuk menerima keramahtamahan pemilik rumah yang bersedia menampung mereka, menyembuhkan orang sakit, dan menyebarkan berita datangnya Kerajaan Allah. Dalam Injil Markus, para murid pada saat itu masih bebal. Mereka belum memahami makna dari mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus (Markus 4:35–41, 6:52), perumpamaan-perumpamaan-Nya (Markus 4:13), atau arti "bangkit dari antara orang mati" (Markus 9:9–10). Ketika kemudian Yesus ditangkap, mereka berlari meninggalkan Yesus (lihat di bawah). Ajaran, khotbah, dan mukjizat Dalam Injil Sinoptik, Yesus mengajarkan secara luas, sering kali dengan perumpamaan, mengenai Kerajaan Allah (atau, dalam Injil Matius, Kerajaan Surga). Kerajaan itu dideskripsikan telah dekat () dan telah ada dalam pelayanan Yesus (Lukas 17:21). Yesus menjanjikan keikutsertaan dalam Kerajaan itu bagi mereka yang menerima pesan-Nya (Markus 10:13–27). Yesus berbicara tentang "Anak Manusia" (atau "Putra Manusia"), sebagai seorang sosok apokaliptik yang akan datang untuk mengumpulkan orang-orang terpilih. Yesus memanggil orang-orang untuk bertobat dari dosa mereka dan mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah. Yesus mengatakan kepada para pengikut-Nya untuk berpegang teguh pada hukum Yahudi, kendati oleh beberapa kalangan Yesus sendiri dianggap melanggar hukum tersebut, misalnya mengenai Sabat. Ketika ditanya mengenai apa perintah terbesar, Yesus menjawab: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. ... Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (). Ajaran-ajaran etika yang lain dari Yesus misalnya mengasihi musuh, menjauhkan diri dari kebencian dan hawa nafsu, serta memberi pipi yang lain jika ditampar orang (). Injil Yohanes menyajikan ajaran-ajaran Yesus bukan hanya sebagai pewartaan-Nya sendiri, tetapi sebagai wahyu ilahi. Sebagai contoh, Yohanes Pembaptis dalam Yohanes 3:34 menyatakan: "Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas." Dalam Yohanes 7:16 Yesus mengatakan, "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku." Ia menegaskan hal yang sama dalam Yohanes 14:10: "Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya." Dalam Injil, kira-kira tiga puluh perumpamaan merupakan sekitar sepertiga ajaran Yesus yang tercatat. Perumpamaan-perumpamaan tersebut diperlihatkan dalam khotbah-khotbah yang lebih panjang dan di bagian lain dalam rupa narasi. Perumpamaan Yesus sering kali mengandung simbolisme, dan biasanya mengaitkan dunia jasmani dengan rohani. Tema-tema umum dalam kisah-kisah ini misalnya kebaikan dan kemurahan hati Allah serta bahaya-bahaya pelanggaran. Beberapa perumpamaan Yesus, seperti Anak yang Hilang (Lukas 15:11–32), relatif sederhana, sementara yang lainnya seperti Benih yang Tumbuh (Markus 4:26–29) termasuk kompleks, mendalam, dan sulit dipahami. Dalam laporan-laporan Injil, Yesus memberikan porsi besar dalam pelayanan-Nya dengan melakukan berbagai mukjizat, terutama penyembuhan. Mukjizat-mukjizat tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama: mukjizat penyembuhan dan mukjizat alam. Mukjizat penyembuhan yang dilakukan Yesus yaitu menyembuhkan penyakit fisik, eksorsisme (pengusiran setan), dan membangkitkan orang mati. Mukjizat alam memperlihatkan kuasa Yesus atas alam, misalnya mengubah air menjadi anggur, berjalan di atas air, dan meredakan badai. Yesus menyatakan bahwa mukjizat yang dilakukan-Nya berasal dari sumber ilahi. Sementara para lawan Yesus menuduh-Nya melakukan eksorsisme dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan, Yesus menanggapi mereka dengan mengatakan bahwa Ia melakukan mukjizat dengan "Roh Allah" (Matius 12:28) atau "kuasa Allah" (Lukas 11:20). Dalam Injil Yohanes, mukjizat-mukjizat Yesus dideskripsikan sebagai "tanda-tanda", dilakukan untuk membuktikan misi dan keilahian Yesus. Namun, dalam Injil Sinoptik, ketika diminta untuk memberikan tanda-tanda ajaib untuk membuktikan otoritas-Nya, Yesus menolak. Dalam Injil Sinoptik juga dikisahkan bahwa orang banyak secara berkala menanggapi mukjizat-mukjizat Yesus dengan rasa kagum dan memaksa-Nya untuk menyembuhkan penyakit mereka. Dalam Injil Yohanes, Yesus tampak tidak tertekan oleh orang banyak tersebut, mereka sering menanggapi mukjizat Yesus dengan keyakinan dan iman. Satu karakteristik yang terlihat di antara semua mukjizat yang dilakukan Yesus dalam laporan-laporan Injil yaitu bahwa Yesus melakukannya dengan bebas dan tidak pernah meminta pembayaran materiil dalam bentuk apa pun. Episode-episode dalam Injil yang memuat deskripsi terkait mukjizat Yesus juga sering mencakup ajaran-ajaran, dan mukjizat itu sendiri mengandung elemen pengajaran. Banyak dari mukjizat yang dibuat Yesus mengajarkan pentingnya iman. Misalnya dalam peristiwa disembuhkannya sepuluh orang kusta dan dibangkitkannya anak perempuan Yairus para penerima manfaat mukjizat-mukjizat tersebut diberitahu bahwa kesembuhan mereka terjadi karena iman mereka. Pemakluman sebagai Kristus dan peristiwa Transfigurasi Di sekitar bagian tengah masing-masing ketiga Injil Sinoptik, dua episode yang berkaitan menandai suatu titik balik dalam kisah tersebut: Pengakuan Petrus dan Transfigurasi Yesus. Peristiwa-peristiwa ini menandai awal mula penyingkapan secara bertahap atas identitas Yesus kepada para murid-Nya dan nubuat Yesus terkait penderitaan dan kematian-Nya. Kedua peristiwa ini tidak diceritakan di dalam Injil Yohanes. Dalam Pengakuannya, Petrus berkata kepada Yesus, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Yesus menegaskan bahwa pengakuan Petrus merupakan kebenaran yang diungkapkan secara ilahi. Dalam peristiwa Transfigurasi (, , dan ), Yesus mengajak Petrus dan dua rasul lainnya ke atas suatu gunung yang tidak disebutkan namanya, di mana "Yesus berubah rupa di depan mata mereka, wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang." Kemudian awan terang muncul menaungi mereka, dan terdengar suara dari awan tersebut yang mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia" (). Dalam 2 Petrus 1:16-18, Petrus sendiri menegaskan bahwa ia menyaksikan Transfigurasi Yesus, dan menyatakan bahwa tradisi apostolik didasarkan pada kesaksian dari saksi mata. Pekan terakhir sebelum kematian Deskripsi pekan terakhir kehidupan Yesus (sebagian kalangan menyebutnya Pekan Sengsara) diceritakan dalam sekitar sepertiga narasi pada Injil Kanonik, dimulai dengan masuknya Yesus ke Yerusalem dan berakhir dengan Penyaliban Yesus. Aktivitas di Yerusalem Dalam Injil Sinoptik, pekan terakhir di Yerusalem adalah akhir dari perjalanan menjelajahi Perea dan Yudea yang Yesus awali di Galilea. Yesus mengendarai seekor keledai muda untuk masuk ke Yerusalem, mencerminkan suatu nubuat dari Kitab Zakharia di mana tertulis bahwa seorang raja Yahudi yang rendah hati memasuki Yerusalem dengan cara demikian (Zakharia 9:9). Orang-orang di sepanjang jalan menghamparkan jubah mereka dan ranting-ranting kecil dari pohon (dikenal sebagai daun palem) di depan Yesus dan menyanyikan bagian dari . Selanjutnya Yesus mengusir para penukar uang dari Bait Allah, menuduh mereka telah mengubahnya menjadi sarang penyamun karena aktivitas komersial yang mereka lakukan. Yesus kemudian bernubuat tentang kehancuran yang akan datang, termasuk nabi-nabi palsu, peperangan, gempa bumi, penganiayaan terhadap orang-orang beriman, tampilnya seorang "pembinasa keji", dan berbagai kesengsaraan yang tak tertahankan (Markus 13:1–23). Kata Yesus, "Anak Manusia" akan mengutus para malaikat untuk mengumpulkan orang beriman dari seluruh bagian bumi (Markus 13:24–27). Menurut Stephen L. Harris, Yesus memperingatkan bahwa hal-hal ini akan terjadi pada masa hidup mereka yang mendengarnya (Markus 13:28–32). Dalam Injil Sinoptik juga dikisahkan bahwa Yesus terlibat konflik dengan para tua-tua Yahudi, misalnya pada saat mereka mempertanyakan otoritas Yesus, dan Ia mengkritik mereka serta menyebut mereka orang-orang munafik. Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas rasul, secara diam-diam melakukan tawar-menawar dengan tua-tua Yahudi, setuju untuk melakukan pengkhianatan dengan menyerahkan Yesus kepada mereka demi tiga puluh keping perak. Injil Yohanes menceritakan dua perayaan lain di mana Yesus mengajar di Yerusalem sebelum Pekan Sengsara (). Yesus kembali dekat Yerusalem, di Betania, di mana Ia membangkitkan Lazarus dari kematian sehingga membuat ketegangan meningkat antara Yesus dan otoritas Yahudi. Pihak otoritas tersebut kemudian bersekongkol untuk membunuh Yesus (). Membangkitkan Lazarus dipandang sebagai tanda paling ampuh yang pernah dibuat Yesus. Di Betania, Maria dari Betania meminyaki kaki Yesus dan menjadi pertanda penguburan Yesus. Yesus kemudian memasuki Yerusalem sebagai Mesias. Orang banyak yang bersorak-sorai menyambut Yesus saat Ia memasuki Yerusalem menambah kebencian otoritas Yahudi. Dalam Injil Yohanes, peristiwa Yesus menyucikan Bait Allah dikisahkan terjadi saat kunjungan Paskah Yahudi yang sebelumnya di Yerusalem. Injil Yohanes selanjutnya menceritakan Perjamuan Malam Terakhir yang diadakan Yesus bersama dengan para murid. Perjamuan Terakhir Perjamuan Terakhir merupakan terakhir kalinya Yesus bersantap bersama 12 rasul di Yerusalem sebelum Ia disalibkan. Perjamuan Terakhir disebutkan dalam keempat Injil kanonik; Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus (11:23–26) juga menyebutkannya. Selagi bersantap, Yesus memprediksikan bahwa salah seorang rasul akan mengkhianati-Nya. Meskipun setiap rasul menyatakan diri tidak akan mengkhianati-Nya, Yesus menegaskan kembali bahwa yang akan berkhianat itu ada di antara mereka yang hadir. dan secara spesifik mengidentifikasi Yudas sebagai pengkhianat tersebut. Dalam Injil Sinoptik, Yesus mengambil roti, memecah-mecahkannya, dan memberikannya kepada murid-murid, sambil mengatakan, "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu." Yesus kemudian meminta mereka semua minum dari suatu cawan, dengan mengatakan, "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu" (). Ordinansi atau Sakramen Perjamuan Kudus (Ekaristi) Kristen didasarkan pada peristiwa-peristiwa ini. Meskipun Injil Yohanes tidak menyertakan deskripsi ritual roti dan anggur tersebut selama Perjamuan Terakhir, kebanyakan akademisi sepakat bahwa memiliki karakter ekaristis dan menggemakan narasi kelembagaannya dalam Injil Sinoptik dan dalam tulisan-tulisan Paulus tentang Perjamuan Terakhir. Dalam keempat Injil, Yesus memprediksi bahwa Petrus akan menyangkal telah mengenal-Nya sebanyak tiga kali sebelum ayam jantan berkokok keesokan paginya. Dalam Injil Lukas dan Yohanes, prediksi tersebut disampaikan selama Perjamuan Terakhir berlangsung (, ). Dalam Injil Matius dan Markus, prediksi tersebut disampaikan setelah Perjamuan Terakhir selesai; Yesus juga memprediksi bahwa semua murid akan lari meninggalkan Dia (, ). Injil Yohanes merupakan satu-satunya laporan yang menyajikan peristiwa Yesus membasuh kaki para murid setelah bersantap. Injil Yohanes juga memuat suatu khotbah panjang Yesus untuk mempersiapkan para murid (sekarang tanpa Yudas) menghadapi kepergian Yesus. Bab 14–17 dari Injil Yohanes dikenal sebagai Amanat Perpisahan dan merupakan salah satu sumber konten Kristologis yang penting. Penderitaan di Taman Getsemani, pengkhianatan, dan penangkapan Setelah Perjamuan Terakhir, Yesus pergi untuk berdoa, kemudian Yudas dan pihak otoritas Yahudi datang untuk menangkap Yesus. Dalam Injil Markus, Yesus dan para murid pergi ke Taman Getsemani, di mana Yesus berdoa agar terhindar dari siksaan yang akan dialami-Nya kelak. Para murid tertidur pada saat mereka seharusnya berjaga (Markus 14:37–41). Kemudian Yudas datang dengan sekelompok orang bersenjata yang dikirim oleh para imam kepala, ahli kitab, dan tua-tua Yahudi. Ia mencium Yesus untuk mengidentifikasi diri-Nya kepada rombongan orang banyak tersebut, dan mereka lalu menangkap Yesus. Dalam upaya untuk menghentikan mereka, salah seorang murid Yesus menggunakan pedang untuk memotong telinga salah seorang laki-laki dalam rombongan itu. Setelah penangkapan Yesus, para murid pergi bersembunyi, dan Petrus, ketika ditanya-tanya, tiga kali menyangkal kalau dirinya mengenal Yesus. Setelah penyangkalan ketiga, ia mendengar kokok ayam dan mengingat prediksi Yesus sebelumnya ketika Ia menatapnya. Petrus kemudian menangis dengan kesedihan mendalam. Dalam Injil Matius, Yesus mengkritik serangan dengan pedang yang dilakukan oleh seorang murid, memerintahkan mereka untuk membiarkan diri-Nya ditangkap. Yesus mengatakan, "Barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang" (). Dalam Injil Lukas, Yesus pergi ke Bukit Zaitun untuk berdoa, dan Yesus secara ajaib menyembuhkan telinga orang yang dipotong oleh seorang murid (Lukas 22:51). Dalam Injil Yohanes, Yesus tidak berdoa agar terhindar dari penyaliban-Nya, sebagaimana juga Injil ini hampir-hampir tidak menggambarkan Yesus memiliki kelemahan manusiawi seperti demikian. Orang-orang yang menangkap Yesus adalah para prajurit dan perwira Yahudi (Yohanes 18:3). Kisah ciuman pengkhianatan tidak diceritakan dalam Injil ini, sebagai gantinya Yesus menyatakan identitas diri-Nya; ketika Yesus melakukannya, para prajurit dan perwira tersebut jatuh ke tanah (Yohanes 18:4–7). Injil ini mengidentifikasi Petrus sebagai murid yang menggunakan pedang, dan Yesus menegurnya karena hal itu (Yohanes 18:10–11). Pengadilan oleh Sanhedrin, Herodes, dan Pilatus Setelah ditangkap, Yesus dibawa ke Sanhedrin (atau Mahkamah Agama), yaitu badan peradilan Yahudi. Terdapat beberapa perbedaan detail seputar peradilan atas Yesus di dalam laporan-laporan Injil. Dalam , , dan , Yesus dibawa ke rumah imam besar, Kayafas, di mana Yesus diejek dan dipukuli pada malam itu. Keesokan paginya para imam kepala dan ahli kitab membawa Yesus keluar dari pengadilan mereka. menyatakan bahwa Yesus pertama kali dibawa kepada Hanas, mertua Kayafas, dan selanjutnya kepada sang imam besar. Selama persidangan Yesus sangat sedikit berbicara, tidak ada pembelaan diri, serta memberikan jawaban-jawaban secara tidak langsung dan hanya sesekali saja atas pertanyaan-pertanyaan para imam, menyebabkan seorang petugas menampar Yesus. Dalam , ketidakacuhan Yesus membuat Kayafas bertanya kepada-Nya, "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Dalam imam besar lalu bertanya kepada Yesus, "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Yesus menjawab, "Akulah Dia", dan kemudian memprediksi akan datangnya Putra Manusia (Anak Manusia). Hal ini mengakibatkan Kayafas merobek jubahnya sendiri dalam kemarahan dan menuduh Yesus melakukan penghujatan. Dalam Injil Matius dan Lukas, jawaban Yesus lebih ambigu: dalam Yesus menjawab, "Engkau telah mengatakannya", dan dalam Yesus menjawab, "Kamu sendiri mengatakan bahwa Akulah Anak Allah." Mereka membawa Yesus ke pengadilan Pilatus, dan Pilatus tampak sangat enggan untuk menghukum Yesus; menurut Robert W. Funk, adalah tua-tua Yahudi yang harus disalahkan atas penyaliban Yesus. Agustinus dari Hippo mengatakan bahwa Pilatus tidaklah bebas dari kesalahan, karena ia menggunakan kekuasaannya untuk mengeksekusi Yesus. Para tetua Yahudi meminta gubernur Romawi Pontius Pilatus untuk mengadili dan menghukum Yesus, menuduh-Nya mengklaim sebagai Raja orang Yahudi. Penggunaan kata "raja" dipandang sebagai pokok diskusi antara Yesus dan Pilatus. Dalam Yesus menyatakan, "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini", tetapi Yesus tidak membantah secara tegas sebutan Raja orang Yahudi. Dalam Pilatus menyadari bahwa Yesus adalah orang Galilea, dan dengan demikian berada di bawah yurisdiksi Herodes Antipas. Pilatus mengirimkan Yesus kepada Herodes untuk diadili, tetapi Yesus tidak mengatakan apapun dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan Herodes. Herodes dan prajuritnya mengejek Yesus, mengenakan sebuah jubah mahal pada Yesus untuk membuat-Nya terlihat seperti seorang raja, dan mengembalikan Yesus kepada Pilatus, yang kemudian memanggil para tetua Yahudi dan mengumumkan bahwa ia "tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya". Dengan pertimbangan kebiasaan Paskah Yahudi pada zaman itu, Pilatus mengizinkan seorang tahanan dipilih oleh orang banyak untuk dibebaskan. Ia memberikan mereka pilihan antara Yesus dan seorang pembunuh bernama Barabas. Karena bujukan para tetua Yahudi (Matius 27:20), massa memilih untuk melepaskan Barabas dan menyalibkan Yesus. Pilatus menulis pada sebuah papan dengan bahasa Ibrani, Latin, dan Yunani yang berbunyi "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi" (disingkat INRI dalam penggambaran-penggambaran) untuk ditempelkan di atas kayu salib Yesus (Yohanes 19:19–20), menyuruh orang untuk mendera Yesus, dan mengirim Yesus untuk disalibkan. Para prajurit menempatkan Mahkota duri di kepala Yesus dan mengolok-olok-Nya sebagai Raja orang Yahudi. Mereka memukuli dan mengejek Yesus sebelum membawa-Nya ke Kalvari, yang juga disebut Golgota, untuk disalibkan. Penyaliban dan pemakaman Penyaliban Yesus dideskripsikan dalam keempat Injil kanonik. Setelah proses persidangan, Yesus memanggul salib menuju Kalvari; menurut tradisi, rute yang dilalui Yesus selama memanggul salib dikenal sebagai Via Dolorosa. Ketiga Injil Sinoptik mengindikasikan bahwa Simon dari Kirene membantu Yesus setelah dipaksa oleh prajurit Romawi untuk melakukannya. Dalam Yesus mengatakan kepada para perempuan di antara orang banyak yang mengikuti-Nya agar tidak menangisi-Nya melainkan agar mereka menangisi diri mereka sendiri dan anak-anak mereka. Di Kalvari, Yesus ditawarkan semacam ramuan yang biasa ditawarkan sebagai obat penghilang rasa sakit. Menurut Injil Matius dan Markus, Yesus menolaknya. Para prajurit kemudian menyalibkan Yesus dan membuang undi atas pakaian Yesus. Di atas kepala Yesus di kayu salib terdapat inskripsi tulisan Pilatus, "Yesus dari Nazaret, Raja orang Yahudi"; para prajurit dan orang-orang yang lewat di sana mengejek Yesus terkait hal tersebut. Yesus disalibkan di antara dua penyamun yang telah dinyatakan bersalah, salah seorang di antaranya menghardik Yesus, sedangkan seorang yang lainnya membela Yesus. Para prajurit Romawi mematahkan kaki kedua penyamun tersebut (suatu prosedur yang digunakan untuk mempercepat kematian dalam suatu penyaliban), tetapi mereka tidak mematahkan kaki Yesus karena saat itu Yesus telah wafat. Dalam , salah seorang prajurit menikam lambung Yesus dengan tombak sehingga darah dan air mengalir keluar. Dalam , ketika Yesus wafat, tirai besar di Bait Allah terkoyak dan terjadi gempa bumi yang mengakibatkan makam-makam terbuka. Karena sangat ketakutan menyaksikan peristiwa-peristiwa tersebut, seorang perwira Romawi menyatakan bahwa Yesus adalah Putra Allah. Pada hari yang sama, Yusuf dari Arimatea, dengan izin Pilatus dan dengan bantuan Nikodemus, menurunkan jenazah Yesus dari kayu salib, membungkus-Nya dengan kain bersih, dan membaringkan Yesus di dalam makamnya dari bukit batu yang dipahat. Dalam , pada hari berikutnya para imam kepala Yahudi meminta Pilatus supaya makam tersebut diamankan, dan atas izin Pilatus para imam tersebut menyegel batu besar yang menutupi pintu masuk makam serta menempatkan penjaga. Kebangkitan dan kenaikan Dalam keempat Injil, Maria Magdalena pergi mengunjungi makam Yesus pada hari Minggu pagi dan terkejut karena menemukan makam tersebut kosong. Ia kemudian mengetahui bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Kendati Yesus telah memberitahukannya, para murid saat itu belum memahami bahwa Yesus akan bangkit kembali. Setelah peristiwa penemuan makam kosong, Yesus melakukan serangkaian penampakan kepada para murid. Dalam Injil Markus, Salome dan seorang Maria lainnya ada bersama Maria Magdalena saat mengunjungi makam Yesus (Markus 16:1). Seorang pemuda berjubah putih (seorang malaikat) mengatakan kepada mereka bahwa Yesus akan menemui para murid di Galilea, sebagaimana telah dikatakan oleh Yesus kepada mereka (merujuk pada Markus 14:28). Tidak lama setelah kisah tersebut, Injil Markus berakhir. Dalam Injil Matius, terjadi gempa bumi ketika para perempuan itu mengunjungi makam, dan seorang malaikat Tuhan turun dari surga sehingga membuat para penjaga sangat ketakutan. Yesus menampakkan diri kepada kesebelas murid yang tersisa di Galilea dan mengutus mereka untuk membaptis semua bangsa dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dalam Injil Lukas, Maria Magdalena dan para perempuan lainnya bertemu dengan dua orang malaikat, dan kesebelas murid tidak mempercayai cerita mereka (Lukas 24:1–12). Yesus menampakkan diri pada hari yang sama kepada para murid di Yerusalem (Lukas 24:13–43). Meskipun Yesus memperlihatkan diri dan menghilang secara misterius, Yesus juga makan dan membiarkan mereka menyentuh-Nya untuk membuktikan bahwa Ia bukan hantu. Yesus mengulangi perintah-Nya untuk mewartakan ajaran-Nya kepada semua bangsa (). Dalam Injil Yohanes, Maria Magdalena pada awalnya sendirian, namun Petrus dan murid yang dikasihi Yesus datang dan mengunjungi makam juga. Yesus lalu menampakkan diri kepada Maria di makam kosong tersebut. Selanjutnya Yesus menampakkan diri kepada para murid, mengembuskan napas kepada mereka, dan memberi mereka kuasa untuk mengampuni maupun menahan dosa orang. Dalam kunjungan kedua, Yesus membuktikan kepada seorang murid yang ragu-ragu ("Tomas yang ragu-ragu") bahwa Ia berwujud daging dan darah. Peristiwa penangkapan 153 ekor ikan merupakan suatu mukjizat di Laut Galilea, di mana setelah itu Yesus membesarkan hati Petrus untuk melayani para pengikut-Nya. Kenaikan Yesus ke Surga dideskripsikan dalam , , dan disebutkan dalam . Dalam Kisah Para Rasul, empat puluh hari setelah Kebangkitan, "terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka." menyatakan bahwa Yesus telah "duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke surga." Kisah Para Rasul mendeskripsikan beberapa penampakan Yesus dalam berbagai visiun atau penglihatan setelah Kenaikan Yesus. mendeskripsikan suatu penglihatan yang dialami oleh Stefanus sesaat menjelang kematiannya. Dalam perjalanan menuju Damaskus, Rasul Paulus mengonversikan diri ke dalam Kekristenan setelah melihat cahaya yang menyilaukan dan mendengar suara yang mengatakan, "Akulah Yesus yang kauaniaya itu" (). Dalam , Yesus memerintahkan Ananias dari Damaskus untuk menyembuhkan Paulus. Peristiwa ini merupakan percakapan terakhir dengan Yesus yang dilaporkan dalam Alkitab sampai Kitab Wahyu, di mana seorang laki-laki bernama Yohanes dikisahkan menerima wahyu dari Yesus mengenai hari-hari terakhir, ketika Yesus diprediksi kembali dalam kemenangan (Wahyu 19:11–21). Pandangan sejarah Sebelum Abad Pencerahan, laporan-laporan Injil biasanya dipandang sebagai catatan sejarah yang akurat, tetapi sejak saat itu para akademisi mengangkat pertanyaan-pertanyaan mengenai keandalan Injil serta menarik suatu perbedaan antara Yesus yang dideskripsikan di dalam Injil dan Yesus dalam sejarah. Sejak abad ke-18, tiga pencarian keilmuan yang terpisah atas Yesus historis telah berlangsung, masing-masing memiliki karakteristik berbeda dan didasarkan pada kriteria penelitian berbeda, yang sering kali dikembangkan selama pencarian yang menerapkannya. Meskipun terdapat kesepakatan keilmuan tentang keberadaan Yesus, dan suatu konsensus dasar tentang garis besar umum kehidupannya, potret Yesus yang dibangun dalam pencarian-pencarian tersebut sering berbeda satu sama lain serta dari citra yang digambarkan dalam laporan-laporan Injil. Pendekatan-pendekatan untuk rekonstruksi sejarah tentang kehidupan Yesus bervariasi dari pendekatan-pendekatan "maksimalis" abad ke-19 yang menerima laporan-laporan Injil sebagai bukti tepercaya sejauh memungkinkan, sampai dengan pendekatan-pendekatan "minimalis" abad ke-20 yang nyaris tidak menerima satu pun mengenai Yesus sebagai sejarah. Pada tahun 1950-an, seiring dengan kecepatan laju pencarian kedua akan Yesus historis, pendekatan-pendekatan minimalis memudar, dan pada abad ke-21, minimalis seperti Price termasuk dalam kaum minoritas yang sangat kecil. Meskipun keyakinan bahwa Injil tidak dapat salah (ineransi) tidak dapat didukung secara historis, banyak akademisi sejak tahun 1980-an berpandangan bahwa, di luar beberapa fakta yang dianggap pasti secara historis, elemen-elemen tertentu lainnya dari kehidupan Yesus "besar kemungkinan terjadi secara historis". Penelitian keilmuan modern mengenai Yesus historis dengan demikian berfokus pada identifikasi elemen-elemen yang paling besar kemungkinannya. Yudea dan Galilea pada abad ke-1 Pada tahun 6 M, Yudea, Idumea, dan Samaria mengalami transformasi dari kerajaan klien Kekaisaran Romawi menjadi provinsi kekaisaran. Seorang prefek Romawi, bukannya seorang raja klien, memerintah daratan tersebut. Sang prefek memerintah dari Kaisarea, membiarkan Yerusalem dikelola oleh imam besar. Sebagai pengecualian, sang prefek datang ke Yerusalem pada saat festival-festival keagamaan, yang terkadang antusiasme patriotik dan keagamaan menginspirasi terjadinya kerusuhan atau pemberontakan. Tanah milik kaum non-Yahudi mengelilingi Yudea dan Galilea yang adalah wilayah Yahudi, tetapi praktik dan hukum Romawi memungkinkan kaum Yahudi untuk tetap terpisah secara hukum dan kultural. Galilea merupakan daerah yang makmur, dan kemiskinan relatif terbatas sehingga tidak mengancam tatanan sosial. Agama Yahudi dipandang tidak biasa dalam hal kaum Yahudi hanya mengakui satu Allah, mereka menganggap diri sebagai pilihan Allah, dan mereka menginginkan bangsa-bangsa lain untuk menerima Allah mereka sebagai satu-satunya Allah. Kaum Yahudi mendasarkan iman dan praktik keagamaan mereka pada Taurat, yaitu lima kitab yang dikatakan diberikan oleh Allah kepada Musa. Tiga kelompok keagamaan terkemuka mereka adalah Farisi, Eseni, dan Saduki. Ketiga kelompok ini hanya mewakili sebagian kecil populasi Yahudi. Kebanyakan orang Yahudi menantikan waktu saat Allah akan membebaskan mereka dari para penguasa pagan, kemungkinan melalui perang melawan bangsa Romawi. Sumber-sumber Para sejarawan menghadapi suatu tantangan yang berat ketika mereka menganalisis Injil kanonik. Injil tidak dipandang sebagai biografi dalam pengertian masa kini; para penulis Injil menjelaskan signifikansi teologis Yesus dan menceritakan kembali pelayanan Yesus kepada publik tanpa mencantumkan banyak detail mengenai kehidupannya. Peristiwa-peristiwa supranatural yang berkaitan dengan kematian dan kebangkitan Yesus menjadikan tantangan tersebut lebih sulit lagi. Para akademisi menggunakan sejumlah kriteria, seperti kriteria beberapa pengesahan, kriteria koherensi, dan kriteria ketidaksamaan, untuk menilai historisitas setiap peristiwa. Historisitas suatu peristiwa juga tergantung pada keandalan sumber rujukan; pada hakikatnya Injil merupakan catatan kehidupan Yesus yang tidak independen ataupun konsisten. Injil Markus, yang kemungkinan besar merupakan Injil yang paling awal ditulis, selama beberapa dekade telah dipandang sebagai yang paling akurat secara historis. Injil Yohanes, Injil yang terakhir ditulis, cukup berbeda dengan Injil Sinoptik, dan dengan demikian secara umum dianggap kurang dapat diandalkan. Namun saat ini semakin banyak akademisi yang juga mengakui bahwa Injil Yohanes dapat saja mengandung suatu inti dari materi yang lebih lama dengan nilai sejarah sebagaimana tradisi Injil Sinoptik, atau bahkan lebih darinya. Injil Tomas, suatu Injil nonkanonik, merupakan salah satu saksi independen atas banyak aforisme dan perumpamaan Yesus. Sebagai contoh, Injil Tomas mengonfirmasikan bahwa Yesus memberkati kaum miskin dan bahwa ekspresi ini tersebar luas secara independen sebelum dikombinasikan dengan ekspresi-ekspresi serupa dalam dokumen Q. Teks Kristen nonkanonik tertentu lainnya mungkin juga memiliki nilai sejarah. Sumber-sumber non-Kristen yang digunakan untuk membangun keberadaan Yesus secara historis misalnya karya-karya sejarawan abad pertama seperti Yosefus dan Tasitus. Louis Feldman, seorang sejarawan yang mengkhususkan diri dalam karya-karya Yosefus, menyatakan bahwa "sedikit orang yang meragukan keaslian" referensi Yosefus tentang Yesus dalam Antiquitates Iudaicae buku 20, dan hanya dibantah oleh sejumlah kecil akademisi. Tasitus menyebut Kristus dan eksekusinya oleh Pilatus dalam buku 15 karyanya yang berjudul Annales. Para akademisi umumnya menganggap referensi Tasitus mengenai eksekusi Yesus adalah otentik, dan sebagai suatu sumber Romawi yang independen memiliki nilai historis. Sumber-sumber non-Kristen dipandang berharga dalam dua hal. Pertama-tama, sumber-sumber tersebut memperlihatkan kalau pihak-pihak netral ataupun seterunya tidak pernah menunjukkan keraguan bahwa Yesus benar-benar ada. Kedua, sumber-sumber tersebut menyajikan suatu gambaran kasar mengenai Yesus yang kompatibel dengan yang ditemukan dalam sumber-sumber Kristen: bahwa Yesus adalah seorang guru, memiliki reputasi sebagai seorang pembuat mukjizat, memiliki saudara bernama Yakobus, dan mengalami kematian yang kejam. Arkeologi membantu para akademisi untuk lebih memahami dunia sosial Yesus. Penelitian arkeologis belakangan ini, misalnya, menunjukkan bahwa Kapernaum—sebuah kota penting dalam pelayanan Yesus—adalah kota yang miskin dan kecil, bahkan tidak terdapat satu pun ruang terbuka publik (forum) atau agora. Penemuan arkeologis ini bergema baik dengan pandangan keilmuan bahwa Yesus menganjurkan saling berbagi di antara kaum miskin di daerah Galilea tersebut. Kronologi Sebagian besar akademisi sepakat bahwa Yesus adalah seorang Yahudi Galilea, lahir sekitar awal abad pertama, meninggal antara tahun 30 dan 36 M di Yudea. Konsensus keilmuan yang umum adalah bahwa Yesus hidup pada zaman yang sama dengan Yohanes Pembaptis dan disalibkan oleh gubernur Romawi bernama Pontius Pilatus yang menjabat dari tahun 26 sampai 36 M. Injil memberikan beberapa petunjuk mengenai tahun kelahiran Yesus. menghubungkan kelahiran Yesus dengan pemerintahan Herodes Agung yang wafat sekitar tahun 4 SM, dan menyebutkan bahwa Herodes berada di atas takhta sesaat sebelum kelahiran Yesus, kendati Injil ini juga menghubungkan kelahiran Yesus dengan Sensus Kirenius yang diadakan sepuluh tahun kemudian. menyatakan bahwa Yesus "berumur kira-kira tiga puluh tahun" saat mengawali pelayanan, yang menurut didahului dengan pelayanan Yohanes yang tercatat dalam telah dimulai pada tahun ke-15 pemerintahan Tiberius (28 atau 29 M). Dengan menyatukan laporan-laporan Injil dan data sejarah serta menggunakan berbagai metode lainnya, sebagian besar akademisi menyimpulkan tahun kelahiran Yesus antara tahun 6 dan 4 SM, tetapi beberapa kalangan mengajukan perkiraan dalam kisaran yang lebih luas. Tahun-tahun pelayanan Yesus diperhitungkan menggunakan beberapa pendekatan berbeda. Salah satu pendekatan menerapkan referensi dalam , , dan tahun pemerintahan Tiberius yang telah diketahui secara luas, sehingga menghasilkan perkiraan tahun 28–29 M sebagai awal pelayanan Yesus. Pendekatan lainnya menggunakan pernyataan tentang bait dalam , yang menyatakan bahwa bait di Yerusalem memasuki tahun ke-46 pembangunannya pada awal pelayanan Yesus, bersama-sama dengan pernyataan Yosefus bahwa pembangunan kembali bait tersebut dimulai oleh Herodes pada tahun ke-18 pemerintahannya, sehingga menghasilkan perkiraan tahun 27–29 M. Suatu metode lanjutan menggunakan tahun kematian Yohanes Pembaptis dan perkawinan Herodes Antipas dengan Herodias, yang didasarkan pada tulisan-tulisan Yosefus, serta menghubungkannya dengan dan . Mengingat bahwa kebanyakan akademisi menarikhkan 28–35 M sebagai tahun perkawinan Herodes dengan Herodias, maka dihasilkan perkiraan tahun 28–29 M. Sejumlah pendekatan telah digunakan untuk memperkirakan tahun penyaliban Yesus. Kebanyakan akademisi sepakat bahwa Yesus wafat antara tahun 30 dan 33 M. Injil menyebutkan bahwa peristiwa tersebut terjadi selama pemerintahan Pilatus, gubernur Romawi di Yudea dari tahun 26 sampai 36 M. Tahun konversi Paulus (diperkirakan tahun 33–36 M) berfungsi sebagai batas atas untuk penetapan tahun Penyaliban. Tahun konversi dan pelayanan Paulus dapat ditentukan dengan menganalisis surat-surat Paulus dan Kisah Para Rasul. Para astronom sejak Isaac Newton telah berupaya untuk memperkirakan tahun Penyaliban dengan menganalisis pergerakan bulan dan menghitung tahun historis Paskah Yahudi, suatu perayaan yang didasarkan pada kalender Yahudi suryacandra. Berdasarkan metode ini, tarikh yang paling banyak diterima adalah 7 April, 30 M, dan 3 April, 33 M (keduanya menurut kalender Julian). Historisitas peristiwa-peristiwa Para sejarawan telah mencapai konsensus tertentu seputar dasar-dasar kehidupan Yesus. Keluarga Yesus adalah orang Yahudi dan dilahirkan dalam keluarga Maria dan Yusuf. Ia dibesarkan di Nazaret di Galilea. Kebanyakan akademisi modern, seperti E. P. Sanders dan Géza Vermes, umumnya menganggap Yusuf sebagai ayah Yesus. Mereka menyatakan bahwa doktrin kelahiran Yesus dari perawan berasal dari pengembangan teologis, bukan peristiwa sejarah. Para akademisi lainnya memandang bahwa kelahiran dari perawan dapat dibuktikan oleh dua injil berbeda kendati terdapat variasi detail. Dalam pandangan ini, F. Dale Bruner mengatakan bahwa kelahiran dan konsepsi dari perawan merupakan suatu tradisi yang sesuai dengan kriteria beberapa pengesahan karena laporan dari Injil Matius dan Lukas berfungsi sebagai dua kesaksian yang independen dari tradisi tersebut. Baptisan dan Yohanes Pembaptis Sebagian besar akademisi modern memandang pembaptisan Yesus sebagai suatu fakta sejarah yang definitif, dan juga penyalibannya. James D.G. Dunn menyatakan bahwa kedua peristiwa itu "mendapatkan persetujuan yang nyaris universal" dan "diberikan peringkat yang sedemikian tinggi dengan skala yang 'hampir tidak mungkin untuk diragukan atau ditolak' sebagai fakta sejarah" sehingga sering menjadi titik awal penelitian tentang Yesus historis. Para akademisi mengemukakan kriteria permaluan, dengan mengatakan bahwa kaum Kristen awal tidak akan menciptakan suatu peristiwa baptisan yang dapat mengisyaratkan bahwa Yesus berbuat dosa dan ingin bertobat. Pelayanan Yohanes merupakan salah satu dari banyak gerakan pembaruan yang berupaya untuk memperkuat Yudaisme dalam menghadapi tekanan pengaruh Helenistik. Gerakan yang dilakukannya dipandang tidak biasa karena menentang kepemimpinan Yahudi, bukan pendudukan Romawi. Ia adalah orang pertama dari banyak nabi abad ke-1 yang membesarkan harapan akan campur tangan ilahi. Yesus dianggap terinspirasi oleh Yohanes dan mengambil alih banyak elemen pengajarannya. Namun pengajaran Yesus lebih menekankan rahmat dan pengampunan daripada penghakiman. Pelayanan di Galilea Sebagian besar akademisi berpendapat bahwa Yesus hidup di Galilea dan Yudea serta tidak berkhotbah atau belajar di tempat lain. Mereka sepakat bahwa Yesus berdebat dengan otoritas Yahudi mengenai subjek Allah, melakukan beberapa penyembuhan, mengajar dengan berbagai perumpamaan, dan mengumpulkan pengikut. Perumpamaan Yesus mengenai Kerajaan Allah menggunakan penggambaran orisinal dan mencolok, sebagai contoh, menyamakannya dengan sebuah biji sesawi atau ragi. Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus sesuai dengan konteks sosial pada zaman itu, namun ia mendefinisikannya secara berbeda. Pertama, Yesus mengaitkannya dengan iman dari mereka yang disembuhkan. Kedua, ia menghubungkannya dengan nubuat akhir zaman. Penyembuhan-penyembuhan yang dilakukan Yesus telah lama dipandang benar secara harfiah dan terkadang dianggap sebagai penipuan, tetapi saat ini suatu pemahaman mengenai terapi psikosomatik mengarahkan lebih banyak orang untuk percaya bahwa penyembuhan iman adalah mungkin. Para kritikus Yahudi menganggap pelayanan Yesus dipenuhi skandal karena ia berpesta dengan orang-orang berdosa, bergaul akrab dengan kaum perempuan, dan mengizinkan para pengikutnya untuk memetik gandum pada hari Sabat. Yesus adalah seorang pengusir setan, sebagaimana ditunjukkan oleh Graham Twelftree. Kisah-kisah mengenai Yesus mengusir setan terdapat dalam tradisi-tradisi paling awal dan bukan penambahan oleh para penulis di kemudian hari. Peranan Yesus mengajarkan bahwa seorang sosok apokaliptik, yaitu "Putra Manusia" ("Anak Manusia"), akan segera datang dalam awan-awan kemuliaan untuk mengumpulkan orang-orang yang terpilih, atau orang-orang pilihan (Markus 13:24-27, Matius 24:29-31, Lukas 21:25-28). Ia menyebut dirinya sendiri sebagai seorang "putra manusia" dalam pengertian sehari-hari "seorang pribadi", tetapi para sejarawan tidak tahu apakah Yesus juga merujuk pada dirinya sendiri ketika ia menyebut "Putra Manusia" surgawi. Paulus dan kaum Kristen awal lainnya menafsirkan "Putra Manusia" sebagai Yesus yang telah bangkit. Gelar Kristus, atau Mesias, menunjukkan bahwa para pengikut Yesus meyakininya sebagai pewaris takhta Raja Daud yang diurapi, yang diharapkan beberapa kalangan Yahudi untuk menyelamatkan Israel. Injil merujuk Yesus bukan hanya sebagai seorang Mesias tetapi dalam bentuk mutlak sebagai "Mesias", atau dipersamakan dengan "Kristus". Dalam Yudaisme awal, bentuk mutlak gelar ini tidak ditemukan, tetapi hanya terdapat frasa seperti "Mesiasnya". Tradisi tersebut dianggap cukup ambigu sehingga memberikan ruang untuk perdebatan mengenai apakah Yesus mendefinisikan peran eskatologisnya sebagai Mesias yang dimaksud. Tradisi mesianik Yahudi meliputi berbagai bentuk yang berbeda, beberapa di antaranya berfokus pada seorang sosok Mesias dan yang lainnya tidak. Berdasarkan pada tradisi Kristen, Gerd Theissen melanjutkan dengan hipotesis bahwa Yesus melihat dirinya sendiri dalam hal-hal mesianik tetapi tidak mengklaim gelar "Mesias". Bart Ehrman berpendapat bahwa Yesus menganggap dirinya sebagai Mesias, walaupun dalam arti bahwa ia akan menjadi raja tatanan politik baru yang akan dimulai oleh Allah, bukan dalam pengertian yang dipegang oleh kebanyakan orang saat ini tentang istilah tersebut. Penyaliban Sebagian besar akademisi menganggap penyaliban Yesus adalah faktual karena kaum Kristen awal tidak akan menciptakan kematian yang menyakitkan untuk pemimpin mereka. Sangat mungkin bahwa para pemimpin keimaman besar Saduki dari Bait Allah menjadikan Yesus dieksekusi karena alasan-alasan politik daripada karena pengajarannya. Mereka mungkin telah menganggap Yesus sebagai suatu ancaman terhadap stabilitas, terutama setelah ia menyebabkan suatu gangguan di Bait Allah. Faktor-faktor lain, sebagai contoh masuknya Yesus ke Yerusalem, mungkin juga berkontribusi terhadap keputusan ini. Pilatus kemungkinan besar melihat penyebutan Kerajaan Allah oleh Yesus sebagai suatu ancaman terhadap otoritas Romawi dan karenanya bekerja sama dengan para elite Bait Allah untuk mengeksekusi Yesus. Pasca penyaliban Setelah kematian Yesus, para pengikutnya mengatakan bahwa ia bangkit dari kematian, walaupun rincian yang tepat mengenai pengalaman mereka tidak jelas. Referensi tertulis yang paling awal mengenai kebangkitan Yesus adalah 1 Korintus 15, diperkirakan ditulis pada pertengahan tahun 50-an M. Surat Paulus kepada jemaat di Roma dimulai dengan beberapa baris yang bercirikan sebagai suatu kredo pra-penulisan surat-surat Paulus. Kalimat tersebut merujuk pada kebangkitan Yesus, dan pernyataan puitis ini mungkin berasal dari tahun 30-an. Beberapa dari mereka yang mengklaim menyaksikan kebangkitan Yesus kemudian wafat karena keyakinan mereka. Menurut E. P. Sanders, laporan-laporan Injil saling bertentangan sehingga, menurutnya, memberi kesan adanya persaingan di antara mereka yang mengklaim telah melihat Yesus untuk pertama kalinya sehingga bukan suatu penipuan yang disengaja. Di sisi lain, L. Michael White mengemukakan bahwa inkonsistensi dalam Injil mencerminkan perbedaan-perbedaan dalam agenda para penulisnya. Para pengikut Yesus membentuk suatu komunitas untuk menantikan kembalinya dan pendirian kerajaannya. Potret Yesus Penelitian modern seputar Yesus historis belum menghasilkan suatu gambaran seragam mengenai Yesus sebagai figur historis, sebagian dikarenakan adanya beragam tradisi akademik yang direpresentasikan oleh para akademisi. Mengingat kelangkaan sumber-sumber sejarah, umumnya masing-masing akademisi mengalami kesulitan untuk membangun suatu potret Yesus yang dapat dianggap valid secara historis selain daripada elemen-elemen dasar kehidupannya. Potret Yesus yang dibangun dalam pencarian-pencarian ini sering kali berbeda satu sama lain, dan dari gambaran yang terlukis dalam Injil. Keilmuan kontemporer, yang merepresentasikan "pencarian ketiga", menempatkan Yesus secara tegas dalam tradisi Yahudi. Para akademisi terkemuka dalam "pencarian ketiga" ini misalnya E. P. Sanders, Geza Vermes, Gerd Theissen, Christoph Burchard, dan John Dominic Crossan. Menurut E. P. Sanders, Yesus dipandang sebagai pendiri suatu "gerakan pembaruan dalam Yudaisme". Keilmuan ini mengisyaratkan suatu kesinambungan antara kehidupan Yesus sebagai figur karismatik yang berkelana dan gaya hidup yang sama diteruskan oleh para pengikutnya setelah kematiannya. Kriteria utama yang digunakan untuk membedakan detail historis dalam "pencarian ketiga" adalah kriteria kemasukakalan secara historis, relatif terhadap konteks Yahudi Yesus dan pengaruhnya pada Kekristenan. Ketidaksepakatan utama dalam penelitian kontemporer yaitu mengenai apokaliptik. Sebagian besar akademisi menyimpulkan bahwa Yesus adalah seorang pengkhotbah apokaliptik, sama seperti Yohanes Pembaptis dan Rasul Paulus. Sebaliknya, beberapa akademisi terkemuka Amerika Utara, seperti Burton L. Mack dan John Dominic Crossan, mengadvokasi seorang Yesus yang non eskatologis, seseorang yang lebih menyerupai seorang bijak yang Sinis daripada seorang pengkhotbah apokaliptik. Selain menggambarkan Yesus sebagai seorang nabi apokaliptik, seorang penyembuh yang karismatik atau seorang filsuf sinis, beberapa akademisi menggambarkan Yesus sebagai Mesias sejati atau seorang nabi perubahan sosial yang egaliter. Namun, atribut-atribut yang dideskripsikan dalam potret-potret tersebut terkadang tumpang tindih, dan para akademisi yang berbeda pendapat dalam beberapa atribut terkadang sependapat dalam yang lainnya. Sejak abad ke-18, para akademisi kadang-kadang mengemukakan bahwa Yesus adalah seorang mesias nasional yang politis, tetapi bukti atas potret ini dipandang tidak signifikan. Demikian pula, pengemukaan bahwa Yesus adalah seorang Zelot tidak sesuai dengan strata tradisi Injil Sinoptik yang paling awal. Bahasa, etnis, dan penampilan Yesus dibesarkan di Galilea dan banyak dari pelayanannya dilakukan di sana. Bahasa yang digunakan di Galilea dan Yudea selama abad pertama Masehi meliputi bahasa Aram Palestina Yahudi, Ibrani, dan Yunani Koine, dengan didominasi bahasa Aram. Terdapat konsensus kuat bahwa Yesus menyampaikan sebagian besar ajarannya dalam bahasa Aram. Sebagian besar akademisi modern bersepakat bahwa Yesus adalah seorang Yahudi dari Palestina abad pertama, Ioudaios dalam bahasa Yunani Perjanjian Baru adalah sebuah istilah yang dalam konteks saat itu dapat merujuk pada agama (Yudaisme Bait Kedua), etnis (dari Yudea), atau keduanya.<ref>See for example: {{cite book|first=Rabbi Joshua|last=Garroway|chapter=Ioudaios|editors=Amy-Jill Levine, Marc Z. Brettler|url=https://books.google.co.uk/books?id=DZRJ5zXUI2QC&lpg=PA524&pg=PA524|title=The Jewish Annotated New Testament|publisher=Oxford University Press|date=2011|isbn=9780195297706|pages=524–526}} </ref> Dalam sebuah tinjauan mengenai status keilmuan modern, Amy-Jill Levine menuliskan bahwa keseluruhan pertanyaan tentang etnis adalah "penuh dengan kesulitan", dan "melampaui pengakuan bahwa 'Yesus adalah Yahudi', jarang terjadi keilmuan membahas apa artinya menjadi 'Yahudi'". Perjanjian Baru tidak memberikan uraian terkait penampilan fisik Yesus sebelum kematiannya—secara umum tidak memedulikan penampilan rasial dan tidak menyinggung ciri-ciri dari orang yang disebutkannya. Yesus mungkin tampak seperti seorang Yahudi tipikal pada zamannya dan menurut beberapa akademisi cenderung memiliki penampilan kekar karena gaya hidupnya yang asketis dan senantiasa mengembara. Teori mitos Kristus Teori mitos Kristus adalah hipotesis bahwa Yesus dari Nazaret tidak pernah ada; atau seandainya pun Yesus ada, ia tidak ada kaitannya dengan Kekristenan dan laporan-laporan dalam Injil. Bruno Bauer (1809–1882) mengemukakan bahwa Injil pertama adalah sebuah karya sastra yang menghasilkan sejarah, bukan mendeskripsikannya. Menurut Albert Kalthoff (1850–1906), suatu gerakan sosial menghasilkan Yesus ketika berhadapan dengan harapan-harapan mesianis Yahudi. Arthur Drews (1865–1935) melihat Yesus sebagai bentuk konkret dari suatu mitos yang telah ada sebelum Kekristenan. Terlepas dari argumen-argumen yang dikemukakan oleh para penulis yang mempertanyakan keberadaan seorang Yesus historis, tetap ada suatu konsensus kuat dalam keilmuan biblika kritis-historis bahwa seorang Yesus historis memang pernah hidup di daerah itu dan dalam periode waktu tersebut.Jesus Now and Then by Richard A. Burridge and Graham Gould (April 1, 2004) ISBN 0-8028-0977-4 page 34The Gospels and Jesus by Graham Stanton, 1989 ISBN 0-19-213241-5 Oxford University Press, page 145 Perspektif-perspektif Terlepas dari para murid dan pengikut Yesus, orang-orang Yahudi pada zaman tersebut umumnya menolak Yesus sebagai Mesias, sebagaimana juga sebagian besar orang Yahudi masa kini. Para teolog Kristen, konsili ekumenis, dan kalangan lainnya telah banyak menghasilkan tulisan ekstensif mengenai Yesus selama berabad-abad. Berbagai aliran dan skisma Kristen sering kali didefinisikan atau dicirikan melalui deskripsi mereka tentang Yesus. Sementara kalangan Manikean, Gnostik, Muslim, Baha'i, dan lainnya memberikan tempat penting bagi Yesus di dalam agama mereka. Yesus juga memiliki para pencela atau pengkritik, baik dahulu maupun sekarang. Kristen Yesus adalah figur utama dalam Kekristenan. Pandangan-pandangan Kristen tentang Yesus bervariasi, namun dimungkinkan untuk meringkas keyakinan-keyakinan kunci yang dipegang oleh denominasi-denominasi besar, sebagaimana dinyatakan dalam teks-teks pengakuan iman atau katekismus mereka. Pandangan-pandangan Kristen tentang Yesus berasal dari berbagai sumber, termasuk Injil kanonik dan surat-surat Perjanjian Baru seperti surat-surat Paulus dan tulisan-tulisan Yohanes. Semua dokumen ini menguraikan keyakinan-keyakinan kunci yang dipegang oleh umat Kristen mengenai Yesus, termasuk kehidupan duniawi, kemanusiaan, dan keilahian-Nya, dan bahwa Ia adalah Kristus dan Putra Allah. Kendati banyak keyakinan bersama di antara mereka, tidak semua denominasi Kristen sependapat atas semua doktrin; terdapat perbedaan-perbedaan besar maupun kecil seputar ajaran-ajaran dan keyakinan-keyakinan tersebut sepanjang sejarah Kekristenan selama berabad-abad. Perjanjian Baru menyatakan bahwa kebangkitan Yesus adalah dasar dari iman Kristen (1 Korintus 15:12–20). Umat Kristen percaya bahwa melalui wafat-Nya sebagai kurban dan kebangkitan-Nya, manusia dapat didamaikan dengan Allah serta karenanya ditawarkan keselamatan dan janji akan kehidupan kekal. Mengingat perkataan Yohanes Pembaptis pada hari setelah pembaptisan Yesus, doktrin-doktrin ini terkadang menyebut Yesus sebagai Anak Domba Allah, yang disalibkan untuk memenuhi peran-Nya sebagai pelayan atau hamba Allah. Dengan demikian Yesus dilihat sebagai Adam baru dan terakhir, yang ketaatan-Nya bertolak belakang dengan ketidaktaatan Adam. Umat Kristen memandang Yesus sebagai seorang panutan, umat beriman Kristiani yang berfokus pada Allah diminta untuk meniru-Nya. Kebanyakan kalangan Kristen percaya bahwa Yesus adalah manusia sekaligus Putra Allah. Terdapat perdebatan teologis terkait kodrat Yesus, beberapa kalangan Kristen awal memandang Yesus sebagai subordinat Bapa, dan kalangan lainnya memandang Yesus lebih sebagai salah satu aspek dari Bapa daripada pribadi yang berbeda."Antitrinitarianism." Cross, F. L., ed. The Oxford dictionary of the Christian church. New York: Oxford University Press. 2005 Gereja menyelesaikan isu-isu tersebut dalam konsili-konsili kuno, yang menetapkan Tritunggal Mahakudus, dengan pengakuan bahwa Yesus adalah sepenuhnya manusia sekaligus sepenuhnya Allah. Kalangan Kristen Trinitarian pada umumnya meyakini bahwa Yesus adalah Logos, penjelmaan Allah, dan Allah Putra, yang sepenuhnya ilahi sekaligus sepenuhnya manusia. Namun, doktrin Tritunggal atau Trinitas tidak diterima secara universal dalam semua kalangan Kristen. Seiring dengan Reformasi Protestan, kalangan Kristen seperti Michael Servetus dan kaum Socinian mulai mempertanyakan pengakuan-pengakuan iman kuno yang menetapkan dua kodrat Yesus. Kelompok Kristen nontrinitarian meliputi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Unitarian, dan Saksi-Saksi Yehuwa. Umat Kristen tidak hanya menjunjung tinggi figur Yesus, tetapi juga Nama-Nya. Devosi kepada Nama Yesus Yang Tersuci dapat ditelusuri kembali ke masa awal Kekristenan. Devosi dan perayaan ini terdapat dalam Kekristenan Timur maupun Barat. Pada abad ke-20, kelompok-kelompok Protestan menjadi terbagi-bagi secara nyata dalam hal seberapa jauh mereka mendukung penelitian kritis dan historis terkait pribadi Yesus. Denominasi-denominasi Protestan mengizinkan sejumlah penyelidikan tersebut tetapi berbeda dalam hal seberapa jauh penyelidikan tersebut dapat dilakukan. Gereja Katolik Roma memberikan batasan-batasan yang jelas, dan para akademisi Katolik telah terlibat dalam studi kritis yang cukup signifikan di dalam batasan-batasan tersebut. Yahudi Yudaisme arus utama menolak gagasan bahwa Yesus adalah Allah, atau seorang perantara dengan Allah, ataupun bagian dari Trinitas. Mereka berkeyakinan bahwa Yesus bukanlah Mesias, dengan alasan bahwa Yesus tidak memenuhi nubuat Mesianik yang tertulis di dalam Tanakh dan juga tidak memenuhi kualifikasi personal Mesias. Menurut tradisi Yahudi, tidak ada nabi lagi setelah Maleakhi, yang menyampaikan nubuat-nubuatnya pada abad ke-5 SM. Kritik Yahudi seputar Yesus telah ada sejak dahulu. Talmud, yang ditulis dan disusun dari abad ke-3 hingga ke-5 M, memuat kisah-kisah yang sejak abad pertengahan telah dianggap sebagai laporan-laporan yang memfitnah Yesus. Mayoritas sejarawan masa kini menganggap materi ini tidak memberikan satu pun informasi mengenai Yesus historis. Mishneh Torah, suatu karya hukum Yahudi dari abad ke-12 yang ditulis oleh Moshe ben Maimon, menyatakan bahwa Yesus adalah suatu "batu sandungan" yang membuat "mayoritas dunia ini berbuat salah dan melayani seorang allah selain Tuhan". Islam Sebagai salah satu figur penting dalam Islam, Yesus (umumnya ditransliterasi sebagai ʾĪsā) dipandang sebagai salah seorang utusan Tuhan (Allah) dan Mesias (al-Masih) yang diutus untuk membimbing Kaum Keturunan Israel (Bani Isra'il) dengan suatu kitab suci baru, yaitu Injil. Kaum Muslim menganggap kitab-kitab injil dalam Perjanjian Baru tidak autentik, serta meyakini bahwa pesan asli Yesus telah diubah atau hilang dan bahwa Muhammad datang kemudian untuk memulihkannya. Keyakinan akan Yesus (dan semua utusan Allah yang lain) adalah salah satu syarat untuk menjadi seorang Muslim. Al-Qur'an menyebutkan nama Yesus sebanyak 25 kali—lebih sering daripada Muhammad—dan menekankan bahwa Yesus adalah seorang manusia fana yang, sebagaimana semua nabi lainnya, telah dipilih secara ilahiah untuk menyebarluaskan pesan Allah. Al-Qur'an mengakui kelahiran Yesus dari perawan, namun Yesus tidak dianggap sebagai penjelmaan ataupun putra Allah. Teks-teks keislaman menekankan suatu keyakinan yang sangat ketat akan monoteisme (tauhid) dan melarang pertalian sekutu dengan Allah, yang adalah pemberhalaan. Al-Qur'an menyatakan bahwa Yesus sendiri tidak pernah mengklaim ketuhanan atau keilahian, dan memprediksi bahwa saat Pengadilan Terakhir, Yesus akan menyangkal pernah membuat klaim seperti itu (Quran 5:116). Seperti halnya semua nabi dalam Islam, Yesus dianggap sebagai seorang Muslim. Al-Qur'an menguraikan pemberitaan kabar gembira kepada Maria (Maryam) oleh seorang malaikat bahwa ia akan melahirkan Yesus sementara ia tetap seorang perawan. Kelahiran dari perawan disebut sebagai suatu mukjizat yang terjadi karena kehendak Allah. Al-Qur'an (21:91 dan 66:12) menyatakan bahwa Allah meniupkan Roh-Nya ke Maria sementara ia tetap suci. Yesus disebut "Roh dari Allah" karena ia terlahir melalui perbuatan dari Roh, tetapi keyakinan tersebut tidak diartikan sebagai pra eksistensinya. Untuk mendukung pelayanannya kepada orang-orang Yahudi, Yesus diberikan kemampuan untuk melakukan mukjizat dengan izin Allah dan bukan dengan kuasanya sendiri. Melalui pelayanannya, Yesus dipandang sebagai seorang pendahulu Muhammad. Menurut Al-Qur'an, Yesus tidak disalibkan tetapi sekadar dibuat terlihat seperti demikian oleh Allah untuk kaum yang tidak percaya, sementara Allah mengangkat Yesus secara jasmani ke dalam surga. Bagi kaum Muslim, kenaikan tersebut lebih merupakan suatu peristiwa besar dalam kehidupan Yesus daripada penyaliban. Kebanyakan kaum Muslim meyakini bahwa Yesus akan kembali ke bumi pada akhir zaman dan mengalahkan Antikristus (ad-Dajjal) dengan membunuhnya di kota Lud. Jemaat Muslim Ahmadiyah memiliki beberapa ajaran berbeda mengenai Yesus. Kaum Ahmadi meyakini bahwa Yesus adalah seorang manusia fana yang selamat dari penyalibannya dan meninggal dunia secara wajar pada usia 120 tahun di Kashmir, India dan dikuburkan di Roza Bal. Bahá'í Ajaran-ajaran Baha'i memandang Yesus sebagai manifestasi Allah, suatu konsep Bahá'í tentang para nabi—perantara antara Allah dengan manusia, berfungsi sebagai utusan serta mencerminkan kualitas dan sifat Allah. Konsep Bahá'í menekankan kualitas-kualitas bersama kemanusiaan dan keilahian; karena itu mirip dengan konsep Kristen mengenai penjelmaan (inkarnasi). Pemikiran Bahá'í menerima Yesus sebagai Putra Allah. Dalam pemikiran Bahá'í, Yesus adalah penjelmaan sempurna dari sifat-sifat Allah, tetapi ajaran-ajaran Bahá'í menolak gagasan bahwa "esensi yang tak terlukiskan" dari Keilahian terkandung di dalam suatu tubuh tunggal manusia karena keyakinan-keyakinan mereka berkenaan "kemahahadiran dan transendensi esensi Allah". Bahá'u'lláh, pendiri Kepercayaan Bahá'í, menuliskan bahwa karena setiap perwujudan atau manifestasi Allah memiliki sifat-sifat ilahi yang sama maka dapat dipandang sebagai "kembalinya" secara rohani semua manifestasi Allah yang sebelumnya, dan timbulnya setiap manifestasi baru Allah meresmikan suatu agama yang menggantikan agama sebelumnya. Konsep tersebut dikenal sebagai wahyu progresif. Kaum Bahá'í meyakini bahwa rencana Allah terungkap secara bertahap melalui proses ini seiring dengan kematangan umat manusia, dan bahwa beberapa manifestasi sampai pada pemenuhan spesifik dari misi-misi yang sebelumnya. Dengan demikian, kaum Bahá'í meyakini bahwa Bahá'u'lláh adalah kembalinya Kristus sebagaimana dijanjikannya. Ajaran-ajaran Bahá'í mengonfirmasi banyak aspek mengenai Yesus, namun tidak semua, seperti yang digambarkan dalam kitab-kitab injil. Kaum Bahá'í percaya akan kelahiran dari perawan dan Penyaliban, tetapi melihat Kebangkitan dan mukjizat-mukjizat Yesus sebagai hal simbolis. Lain-lain Dalam Gnostisisme Kristen (sekarang merupakan gerakan keagamaan yang telah hampir punah), Yesus diutus dari alam ilahi dan memberikan pengetahuan rahasia (gnosis) yang diperlukan untuk keselamatan. Sebagian besar kaum Gnostik percaya bahwa Yesus adalah seorang manusia yang dirasuki oleh roh "Kristus" pada saat pembaptisannya. Roh tersebut meninggalkan tubuh Yesus pada saat penyaliban, namun bergabung dengannya lagi ketika ia dibangkitkan dari kematian. Namun beberapa kaum Gnostik merupakan doketis yang mempercayai bahwa Yesus tidak memiliki tubuh jasmani, tetapi hanya tampak seolah-olah memilikinya. Manikeisme, salah satu sekte Gnostik, menganggap Yesus sebagai seorang nabi, di samping mengagumi Buddha Gautama dan Zoroaster. Beberapa penganut Hindu menganggap Yesus sebagai awatara atau seorang sadhu serta menekankan kemiripan antara ajaran-ajaran Kresna dan Yesus. Paramahansa Yogananda, seorang guru India, mengajarkan bahwa Yesus adalah reinkarnasi dari Elisa dan seorang murid dari Yohanes Pembaptis, reinkarnasi dari Elia. Beberapa kaum Buddhis, termasuk Tenzin Gyatso, Dalai Lama ke-14, memandang Yesus sebagai seorang bodisatwa yang mendedikasikan hidupnya untuk kesejahteraan masyarakat. Para penganut agama Cao Đài memuja Yesus sebagai seorang pengajar agama besar. Ia disingkapkan pada saat komunikasi dengan Sosok-Sosok Ilahi sebagai roh dari Sosok Tertinggi mereka (Allah Bapa) bersama dengan pengajar dan pendiri agama besar lainnya seperti Buddha Gautama, Laozi, dan Kong Hu Cu. Gerakan Zaman Baru memiliki berbagai pandangan mengenai Yesus. Kaum Teosofis, yang merupakan asal mula banyak ajaran Zaman Baru, menyebut Yesus sebagai Master Yesus dan percaya bahwa Kristus, setelah berbagai inkarnasi, merasuki tubuh Yesus. Kaum Scientologis mengakui Yesus (bersama dengan figur keagamaan lainnya seperti Zoroaster, Muhammad, dan Buddha) sebagai bagian dari "warisan keagamaan" mereka. Kaum Ateis menyangkal keilahian Yesus, namun tidak semuanya memegang pandangan negatif terhadapnya; Richard Dawkins, contohnya, menyebut Yesus sebagai "seorang guru moral besar", sementara menyatakan dalam bukunya The God Delusion bahwa Yesus patut dipuji karena ia tidak memberikan ajaran-ajaran etikanya dari ayat-ayat kitab suci. Yesus juga memiliki para penentang, baik di masa lalu maupun saat ini. Kritikus-kritikus awal Yesus dan Kekristenan meliputi Celsus pada abad kedua dan Porfirio pada abad ketiga. Pada abad ke-19, Nietzsche sangat mengkritik Yesus, yang ajaran-ajarannya ia anggap sebagai "antikodrat" dalam perlakuan mereka terhadap topik-topik seperti seksualitas. Kritikus modern lainnya yang terkenal misalnya Sita Ram Goel, Christopher Hitchens, Bertrand Russell, dan Dayananda Saraswati. Pada abad ke-20, Russell menulis dalam Why I Am Not a Christian bahwa Yesus "tidak begitu bijaksana sebagaimana beberapa tokoh lainnya, dan tentu saja Ia tidaklah bijaksana secara superlatif". Russell menyebut sifat pendendam Yesus merupakan suatu cacat dalam karakter moralnya dalam hal Yesus menurut Injil meyakini adanya hukuman kekal di neraka, yang Russell rasakan tidak ada satupun orang yang "benar-benar humanis secara mendalam dapat mempercayainya". Russell juga mengemukakan pengulangan sikap "amarah balas dendam terhadap orang-orang yang tidak mau mendengarkan khotbah-Nya" yang ia rasakan "mengurangi keunggulan superlatif". Penggambaran Beberapa penggambaran yang paling awal mengenai Yesus di gereja Dura-Europos secara tegas ditarikhkan sebelum tahun 256. Setelah itu, kendati kekurangan referensi kitab suci ataupun catatan sejarah, sejumlah besar penggambaran Yesus muncul pada dua milenium terakhir yang sering kali dipengaruhi oleh latar belakang budaya, keadaan politik, dan konteks teologis. Sebagaimana dalam seni rupa Kekristenan awal lainnya, penggambaran-penggambaran paling awal berasal dari akhir abad kedua atau awal abad ketiga, dan gambar-gambar yang masih ada hingga sekarang utamanya ditemukan di Katakomba Roma. Penggambaran Yesus dalam rupa gambar sangat kontroversial pada masa Gereja perdana.Philip Schaff commenting on Irenaeus, wrote, 'This censure of images as a Gnostic peculiarity, and as a heathenish corruption, should be noted'. Footnote 300 on Contr. Her. .I.XXV.6. ANF Sejak abad ke-5 dan seterusnya, ikon-ikon bercat dalam bentuk datar menjadi populer dalam Gereja Timur. Ikonoklasme Bizantium menjadi penghalang perkembangannya di dunia Timur, namun pada abad kesembilan seni rupa tersebut diizinkan kembali. Transfigurasi merupakan salah satu tema utama dalam seni rupa Kristen Timur, dan setiap rahib Ortodoks Timur yang telah terlatih dalam melukis ikon harus dapat membuktikan keahliannya dengan cara melukis suatu ikon yang menggambarkan peristiwa tersebut. Ikon-ikon menerima tanda-tanda penghormatan eksternal, seperti ciuman dan sujud, serta dipandang sebagai saluran rahmat ilahi yang memiliki kuasa. Sebelum Reformasi Protestan, crucifix (umumnya disebut "salib" saja) merupakan hal umum dalam Kekristenan Barat. Crucifix merupakan suatu model salib yang terdapat tubuh Yesus tersalib, menjadi ornamen utama altar pada abad ke-13 yang penggunaannya telah nyaris universal di dalam bangunan-bangunan gereja Katolik Roma sampai masa sekarang. Yesus ditampilkan sebagai seorang bayi dalam sebuah palungan (tempat pakan ternak) di kandang atau gua Natal yang menggambarkan adegan Kelahiran. Ia biasanya disandingkan dengan Maria, Yusuf, berbagai hewan, para gembala, para malaikat, dan orang-orang Majus. Fransiskus dari Asisi (1181/82–1226) dianggap sebagai orang yang mempopulerkan gua Natal, meskipun ia kemungkinan tidak memprakarsainya. Gua Natal mencapai puncak ketenarannya pada abad ke-17 dan ke-18 di selatan Eropa. Masa Renaisans melahirkan sejumlah seniman yang berfokus pada penggambaran Yesus; Fra Angelico dan seniman lainnya mengikuti Giotto dalam hal pengembangan sistematis gambar-gambar yang tidak memiliki banyak detail. Reformasi Protestan membawa pembaruan perlawanan terhadap penggambaran, namun pelarangan secara total sangatlah jarang, dan keberatan Protestan terhadap gambar-gambar cenderung menurun sejak abad ke-16. Meskipun gambar-gambar besar umumnya dihindari, beberapa kalangan Protestan saat ini berkeberatan atas ilustrasi-ilustrasi buku yang menggambarkan Yesus. Penggunaan penggambaran Yesus dianjurkan oleh para pemimpin denominasi seperti Anglikan dan Katolik serta merupakan suatu elemen utama dalam tradisi Ortodoks Timur. Relikui terkait Penghancuran total yang terjadi saat pengepungan Yerusalem oleh bangsa Romawi pada tahun 70 Masehi menyebabkan langkanya peninggalan dari Yudea abad pertama dan nyaris tidak ada catatan langsung yang terselamatkan mengenai sejarah Yudaisme dari paruh akhir abad pertama sampai abad kedua. Margaret M. Mitchell menuliskan bahwa meskipun Eusebius melaporkan (Sejarah Gereja'' III 5.3) kalau kaum Kristen awal meninggalkan Yerusalem menuju Pella sesaat sebelum Yerusalem akhirnya diisolasi, perlu diakui bahwa tidak ada peninggalan Kristen tangan pertama dari Gereja Yerusalem awal yang terselamatkan. Namun, sepanjang sejarah Kekristenan, sejumlah relikui yang dikaitkan dengan Yesus telah diklaim meskipun terdapat keraguan-keraguan atasnya. Erasmus, seorang teolog Katolik abad ke-16, menulis secara sinis mengenai maraknya relikui-relikui dan sejumlah bangunan kayu yang diklaim terbuat dari salib yang digunakan dalam Penyaliban. Demikian pula, sementara para ahli memperdebatkan apakah Yesus disalibkan dengan tiga atau empat paku, setidaknya tiga puluh paku suci tetap dihormati di seluruh Eropa sebagai relikui. Beberapa relikui, seperti peninggalan yang diklaim sebagai Mahkota Duri, hanya dikunjungi peziarah dalam jumlah sedang, sedangkan Kain Kafan Turin (yang dikaitkan dengan devosi Katolik yang telah disetujui terhadap Wajah Kudus Yesus) telah dikunjungi oleh jutaan peziarah, termasuk Paus Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI. Tidak ada konsensus keilmuan yang mendukung keaslian relikui apapun yang dikaitkan dengan Yesus. Lihat pula Daftar buku tentang Yesus Daftar orang yang mengaku sebagai Yesus Daftar orang yang dianggap sebagai tuhan Daftar pendiri tradisi keagamaan Catatan Referensi Daftar pustaka Crossan is a prominent figure in contemporary historical Jesus research, particularly in advancing the unorthodox view that Jesus was more of a Cynic sage than an apocalyptic prophet. Sanders is a prominent scholar in contemporary historical Jesus research, particularly for contributing to the mainstream view that Jesus founded a renewal movement within Judaism. Pranala luar Peta interaktif pelayanan Yesus Perkataan Lengkap Yesus Kristus Kelahiran 0-an SM Kematian 30-an Orang yang dieksekusi dengan penyaliban Orang yang dieksekusi oleh Kekaisaran Romawi Tokoh Yudea Apokaliptisis Mesianisme Nabi Kristen Nabi Islam Tuhan dalam Kekristenan Rabi Tukang kayu Kata dan frasa Yunani Tokoh tunawisma
11,417
844
https://id.wikipedia.org/wiki/Alkitab
Alkitab
Alkitab teks bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari Bible, merupakan kitab-kitab agama Yahudi dan Kristen yang ditulis pada waktu-waktu yang berlainan dan oleh para nabi dan rasul israel yang berbeda di lokasi-lokasi yang berbeda. Umat Yahudi dan Kristiani (Kristen) memandang kitab-kitab dalam Alkitab sebagai hasil dari pengilhaman ilahi, dan sebagai catatan otoritatif mengenai hubungan antara Allah dengan manusia. Teks-teks tersebut mencakup catatan-catatan sejarah yang berfokus pada teologi, himne, doa, amsal, perumpamaan, surat (epistola), nasihat, esai, puisi, dan nubuat. Garis besarnya, Alkitab memuat Firman Tuhan, Sejarah/Peristiwa dan Silsilah. Alkitab kanonik bervariasi tergantung pada tradisi ataupun kelompok; sejumlah kanon Alkitab. Alkitab Ibrani dikenal dalam agama Yahudi dengan sebutan Tanakh (Perjanjian Lama). Perjanjian Baru merupakan sekumpulan tulisan karya para rasul yang diyakini sebagai para murid Yesus Kristus. Alkitab awalnya ditulis dalam bahasa ibrani, kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Yunani Koine abad pertama. Tulisan-tulisan Yunani Kristen awal ini terdiri dari berbagai narasi, surat, dan tulisan apokaliptik. Di antara denominasi-denominasi Kristen terdapat beberapa perbedaan pendapat mengenai isi kanon, terutama dalam hal Apokrifa, yakni sejumlah karya yang dipandang dengan beragam tingkat penghormatan. Berbagai kalangan Kristen menyikapi Alkitab secara berbeda. Kalangan Kristen Katolik Roma, dan menekankan harmoni serta arti penting Alkitab dan tradisi suci, sementara kalangan Kristen Protestan berfokus pada konsep sola scriptura, atau Kebenarannya hanya tunduk pada ayat² yang tertulis dalam alkitab. Konsep ini timbul selama Reformasi Protestan, dan banyak denominasi Protestan yang hingga saat ini terus mendukung penggunaan Alkitab sebagai satu-satunya sumber ajaran Kristen. Dengan jumlah total penjualan yang diperkirakan lebih dari 5 miliar kopi, Alkitab secara luas dianggap sebagai buku terlaris sepanjang sejarah. Diperkirakan bahwa penjualan tahunannya adalah 100 juta kopi, dan telah berpengaruh besar dalam sastra dan sejarah, terutama dalam dunia Barat. Alkitab Gutenberg adalah buku pertama yang dicetak secara massal, dan merupakan buku pertama yang dicetak menggunakan mesin cetak bergerak. Etimologi Kata Bible dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin biblia, dari kata yang sama dalam bahasa Latdain abad pertengahan dan bahasa Latin Akhir serta dari kata Yunani Koine ta biblia "kitab-kitab" (bentuk tunggal biblion). Kata Latin abad pertengahan biblia adalah kependekan dari biblia sacra "kitab suci", sedangkan biblia dalam bahasa Yunani dan Latin Akhir adalah bentuk jamak yang netral secara gender (gen. bibliorum). Kata ini secara bertahap dianggap sebagai kata benda feminin tunggal (biblia, gen. bibliae) dalam bahasa Latin abad pertengahan, dan selanjutnya diserap sebagai suatu bentuk tunggal dalam bahasa-bahasa daerah setempat di Eropa Barat. Frasa Latin biblia sacra "kitab-kitab suci" menerjemahkan frasa Yunani ta biblia ta hagia, "kitab-kitab suci". Kata sendiri memiliki arti harfiah "kertas" atau "gulungan naskah" dan menjadi digunakan sebagai kata yang umum untuk menyebut "buku" atau "kitab". Kata tersebut merupakan bentuk singkat dari byblos, "papirus Mesir", kemungkinan disebut demikian dari nama pelabuhan laut bangsa Fenisia—yaitu Byblos (juga dikenal dengan nama Gebal)—yang darinya papirus Mesir diekspor ke Yunani. Frasa Yunani ta biblia (bermakna harfiah "kitab-kitab papirus kecil") merupakan "suatu ungkapan yang digunakan kaum Yahudi Helenistik untuk mendeskripsikan kitab-kitab suci mereka (Septuaginta). Penggunaan istilah tersebut oleh kalangan Kristen dapat ditelusuri ke tahun 223 M. Seorang akademisi biblika bernama F.F. Bruce menyatakan bahwa Yohanes Krisostomus tampaknya adalah penulis pertama (dalam Homili mengenai Matius, yang disampaikannya antara tahun 386 dan 388) yang menggunakan frasa Yunani ta biblia ("kitab-kitab") untuk mendeskripsikan bersama-sama Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kata Alkitab dalam bahasa Indonesia berasal dari frasa "al-Kitab" () yang secara harfiah berarti "buku" atau "kitab". Kata Al, dalam bahasa Indonesia selalu dituliskan dengan huruf kapital "A", merupakan kata sandang khas dalam bahasa Arab. Di negeri-negeri berbahasa Arab sendiri "Alkitab" disebut sebagai "al-Kitab al-Muqaddas" ( - "Kitab Suci"). Oleh karena itu Alkitab sebenarnya dapat merujuk pada sebutan untuk beberapa kitab kitab Kata "Alkitab" yang digunakan dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab, dan juga digunakan umat Muslim untuk menyebut Al-Qur'an. Sejarah tekstual Pada abad ke-2 SM, kelompok-kelompok Yahudi telah menyebut kitab-kitab Alkitab sebagai "kitab-kitab suci" (scriptures) dan menyebutnya "kudus" atau "suci", atau כִּתְבֵי הַקֹּדֶשׁ (Kitvei hakkodesh) dalam bahasa Ibrani. Kalangan Kristen masa kini yang berbahasa Inggris pada umumnya menyebut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dari Alkitab Kristen dengan sebutan "The Holy Bible" (dalam bahasa Yunani: , tà biblía tà ágia) atau "the Holy Scriptures" (, e Agía Graphḗ). Kalangan Kristen Protestan di Indonesia umumnya menggunakan sebutan "Alkitab", sementara kalangan Kristen Katolik lebih sering menyebutnya "Kitab Suci" (kedua kata menggunakan huruf kapital). Untuk membedakan dengan Al-Qur'an, umat Muslim di Indonesia terkadang menyebut Alkitab Kristen dengan sebutan "Bibel". Stephen Langton membagi Alkitab ke dalam pasal-pasal (atau bab) pada abad ke-13, dan seorang tukang cetak Prancis bernama Robert Estienne membaginya ke dalam ayat-ayat pada abad ke-16. Saat ini umumnya Alkitab dibagi-bagi berdasarkan kitab, pasal, dan ayat. Salinan tertua Alkitab lengkap yang masih terlestarikan hingga sekarang adalah sebuah buku perkamen abad ke-4 awal yang disimpan di Perpustakaan Vatikan, dan dikenal dengan nama Kodeks Vaticanus. Salinan tertua Tanakh dalam bahasa Ibrani dan Aram bertarikh abad ke-10 M. Salinan tertua Alkitab Latin (Vulgata) lengkap adalah Kodeks Amiatinus, bertarikh abad ke-8. Struktur dan pembagian Alkitab Kristen Berdasarkan isinya dan gaya penulisan, Perjanjian Lama dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian utama yaitu: Kitab-kitab Taurat Kitab-kitab sejarah Kitab-kitab hikmat Kitab-kitab kenabian Sementara pengelompokan untuk Perjanjian Baru adalah; Kitab-kitab Injil (4 kitab) Kitab sejarah apostolik (1 kitab) Surat-surat (21 kitab) dan Kitab apokalips (1 kitab). Perjanjian Lama menceritakan Kisah para tokoh dan nabi jauh sebelum Yesus Kristus lahir, dari Adam sampai Maleakhi. Sedangkan Perjanjian Baru memuat Kitab-kitab Injil (4 kitab yang berbeda) berisi sejarah riwayat Yesus Kristus dari sebelum lahirnya sampai kenaikannya, serta -surat yang ditulis oleh pengikut-pengikut-Nya. Untuk memudahkan pencarian lokasi pernyataan di dalam Alkitab, masing-masing kitab atau buku dibagi atas pasal-pasal. Kitab-kitab yang paling pendek terdiri dari 1 pasal saja, yaitu ada lima: Kitab Obaja, Surat Filemon, Surat 2 Yohanes, Surat 3 Yohanes, dan Surat Yudas; sedangkan yang paling panjang 150 pasal: Kitab Mazmur. Masing-masing pasal dibagi menjadi sejumlah ayat. Yang paling sedikit 2 ayat: Mazmur 117; dan yang paling banyak 176 ayat: Mazmur 119. "Alamat Alkitab" adalah cara yang digunakan untuk memudahkan pencarian lokasi ayat di dalam Alkitab. Kejadian 1:1, misalnya, menunjuk pada kitab Kejadian, yaitu kitab pertama dalam Alkitab, pasal pertama, ayat pertama. Kitab-kitab di Alkitab disusun secara semi-kronologis, bukan dari waktu turunnya Wahyu. Digolongkan "Semi-kronologis" karena beberapa kitab tidak diketahui jelas waktu penulisannya dan siapa sesungguhnya penulisnya, sedangkan beberapa kitab lainnya merupakan kumpulan tulisan yang dikelompokkan menurut gaya penulisannya. Kitab Amsal yang ditulis oleh raja Salomo, misalnya, tidak ditempatkan setelah kitab 1 Raja-raja yang membahas riwayat hidup Salomo, namun dikelompokkan bersama-sama dengan kitab-kitab puisi lainnya (Kitab Ayub, Mazmur, Pengkhotbah, Kidung Agung). Kitab nabi Yeremia yang hidup pada zaman raja Yosia, contoh lainnya, tidak ditempatkan setelah kitab 2 Raja-raja yang membahas riwayat raja Yosia, namun bersama-sama dengan kitab-kitab nabi nabi besar lainnya (Kitab Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, dan Daniel). Kitab-kitab lainnya, terutama kitab-kitab sejarah, disusun secara kronologis dan urutannya memengaruhi cara pembacaan agar tidak membingungkan. Kitab Keluaran, misalnya, lebih mudah dibaca setelah membaca kitab Kejadian karena pembaca akan lebih mengerti latar belakangnya. Demikian juga kitab Kisah Para Rasul lebih cocok dibaca setelah membaca keempat kitab Injil, karena kitab-kitab Injil itu merupakan latar belakang penulisan Kisah Para Rasul. Namun beberapa kitab, seperti Kitab Amsal dan Kitab Pengkhotbah, dapat dibaca secara lepas, walaupun pembaca akan lebih memahaminya jika mengetahui riwayat penulisnya, Salomo, yang dibahas di kitab-kitab sebelumnya (1 & 2 Raja-raja dan 1 & 2 Tawarikh). Pembagian Alkitab ke dalam buku, pasal, dan ayat, dan pengurutannya merupakan hasil dari kanonisasi oleh Bapa Gereja mula-mula. Struktur tersebut sudah tidak berubah selama berabad-abad sejak abad ke-4 M, namun beberapa terjemahan Alkitab kadang-kadang memiliki konvensi yang sedikit berbeda, misalnya dalam kitab Mazmur Alkitab bahasa Indonesia, nama penggubah Mazmur dan judul lagu dijadikan ayat yang pertama dalam suatu pasal, sedangkan dalam bahasa Inggris tidak. Oleh karena itu Alkitab bahasa Indonesia memiliki beberapa puluh ayat lebih banyak dari bahasa Inggris. Selain itu setiap terjemahan Alkitab memiliki bagian sub-pasal yang disebut dengan perikop, yaitu yang membahas suatu topik tertentu. Pembagian-pembagian ini bukan merupakan bagian isi Alkitab yang sebenarnya, melainkan hanya sebagai alat bantu untuk memudahkan pembacaan atau pencarian kembali suatu pembacaan bagian tertentu. Daftar Kitab dalam Alkitab Kristen Alkitab Kristen terdiri dari: 39 kitab Protokanonika Perjanjian Lama, yaitu kitab-kitab bahasa Ibrani, karena 97% isinya ditulis dalam bahasa Ibrani dan sisanya dalam bahasa Aramaik. 27 kitab dan surat Perjanjian Baru atau kitab-kitab bahasa Yunani, karena ditulis dalam bahasa Yunani oleh para pengikut Kristus (disebut sebagai orang Kristen). Kitab-kitab Deuterokanonika Perjanjian Lama, yang umumnya dipandang sebagai Apokrifa oleh Gereja-Gereja Kristen Protestan, tetap termasuk dalam kanon Gereja Katolik dan Gereja-Gereja Timur. Gereja Katolik (biasanya disebut Kristen Katolik) menetapkan Deuterokanonika sebagai bagian dari Perjanjian Lama sejak konsili Kartago (397, 419) dan konsili Trente (1546). Mayoritas Gereja Kristen Protestan mengikuti kanon Luther. Pembagian Alkitab Kristen Pembagian pasal dan ayat dalam Alkitab Ibrani (Tanakh) yang dilakukan oleh orang Yahudi mempunyai perbedaan di sejumlah tempat dibandingkan dengan pembagian yang dipakai oleh orang Kristen pada bagian Perjanjian Lama, tetapi di antara kelompok Kristen ada yang memakai pembagian yang dipakai orang Yahudi. Versi Terjemahan Baru Alkitab bahasa Indonesia, misalnya, cenderung mengikuti penomoran Alkitab Ibrani, sehingga jumlah ayatnya berbeda dengan versi bahasa Inggris. Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama juga dibagi dalam sejumlah bagian lebih besar. Orang Israel membagi seluruh Taurat Musa, yang merupakan kumpulan lima kitab, menjadi 154 bagian, sehingga dapat dibacakan dalam ibadah mingguan selama tiga tahun. Di Babel, Taurat dibagi menjadi 53 atau 54 bagian (Parashat ha-Shavua) sehingga dapat dibaca lengkap setiap minggu (dan hari-hati raya tertentu) dalam satu tahun. Perjanjian Baru juga pernah dibagi atas bagian topik yang dikenal dengan nama kephalaia sampai abad ke-4 M. Eusebius dari Kaisarea membagi keempat kitab Injil menjadi bagian-bagian yang ditulisnya dalam sejumlah tabel atau kanon yang disebut sebagai Kanon Eusebius. Sistem-sistem pembagian tersebut berbeda dengan pembagian pasal modern. Pembagian pasal Uskup Agung Stephen Langton dan Kardinal Hugo de Sancto Caro mengembangkan suatu skema pembagian sistematik Alkitab di awal abad ke-13. Sistem yang dibuat oleh Langton ini mendasari pembagian pasal Alkitab pada zaman modern. Pembagian ayat alkitab Bersamaan dengan permulaan percetakan dan penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa lain, pembagian ayat (versifikasi) Perjanjian Lama dilakukan umumnya bersesuaian dengan tanda titik yang sudah ada pada naskah Ibrani, dengan sedikit perkecualian terpisah. Banyak yang menyebutkan pembagian ini merupakan jasa Rabbi Isaac Nathan ben Kalonymus yang membuat konkordansi Alkitab pertama pada sekitar tahun 1440. Orang pertama yang membagi pasal-pasal Perjanjian Baru atas ayat-ayat adalah pakar Alkitab dari ordo Dominikan asal Italia Santi Pagnini (1470–1541), tetapi sistemnya tidak pernah dipakai luas. Kemudian Robert Estienne membuat peomoran ayat dalam karyanya, Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani edisi tahun 1551, yang juga diterapkan dalam publikasi Alkitab bahasa Prancis olehnya pada tahun 1553. Sistem yang dibuat Estienne ini diterima luas, dan sekarang digunakan dalam hampir semua Alkitab modern. Statistik Alkitab Protestan Jumlah kata-kata di dalam Alkitab Protestan tidak dapat dihitung dengan pasti, karena bervariasi tergantung dari apakah aksara-aksara abjad Ibrani pada Mazmur 119, keterangan di awal sejumlah mazmur dan tambahan keterangan di akhir surat-surat Paulus, turut dihitung atau tidak. Berdasarkan sistem penomoran Strong, diketahui terdapat 8.674 kata Ibrani, dan 5.624 kata Yunani yang berbeda di dalam Alkitab. Statistik berikut ini berdasarkan Alkitab Protestan terjemahan bahasa Indonesia versi Terjemahan Baru (1974): 66 kitab 1189 pasal 31171 ayat 658.545 kata (terdiri dari 19.050 kata dan nama yang berbeda) 3.872.836 huruf 4.357 kali nama Allah dituliskan Penyebaran dan penerjemahan Alkitab Kristen Sebelum adanya mesin cetak, bagian-bagian Alkitab disalin dengan tangan oleh para penganutnya dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Terbukti dari salinan-salinan yang ditemukan sampai sekarang (paling tua dari abad ke-10 SM) sama dengan teks yang digunakan secara umum. Di samping itu juga terdapat kutipan-kutipan langsung dari surat-surat komunikasi orang-orang zaman dahulu yang mendukung kebenaran salinan Alkitab tersebut sejak zaman purba hingga zaman modern ini. Pada saat mesin cetak diciptakan pertama kalinya di Eropa, Alkitab adalah buku pertama yang dicetak dengan mesin tipe bergerak (movable) yaitu "Alkitab Latin Vulgata" oleh Percetakan Johannes Gutenberg, pada tahun 1455. Penemuan mesin cetak ini secara drastis mempercepat penyebaran Alkitab di seluruh dunia. Berdasarkan perhitungan publikasi Scripture Language Report, sebuah panduan otoritatif tentang perkembangan penerjemahan Alkitab global dari tahun ke tahun yang diterbitkan oleh United Bible Societies, dari sekitar 6.600 bahasa di dunia, terdapat 2.527 bahasa yang telah memiliki terjemahan Alkitab, sementara 2.000 bahasa lainnya sedang dalam proses menerjemahkan Alkitab. Alkitab diperkirakan terjual sekitar 25 juta eksemplar setiap tahunnya di Amerika Serikat, belum termasuk yang dicetak dan dibagikan secara cuma-cuma oleh organisasi seperti Gideons International. Ketersediaan dan banyaknya jumlah Alkitab yang pernah dicetak dan dibagikan membuatnya memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam sejarah literatur dan sejarah dunia. Selain itu, sejak abad ke-17, Alkitab atau bagian Alkitab telah diterjemahkan lebih dari 23 kali ke dalam bahasa-bahasa Melayu dan Indonesia, dan lebih dari 30 bahasa daerah di Indonesia. Di seluruh dunia, terjemahan Alkitab dapat diakses oleh 98% penduduk dunia dalam salah satu bahasa yang mereka ketahui. United Bible Society mengumumkan bahwa sampai tanggal 31 Desember 2007 Alkitab tersedia dalam 438 bahasa, 123 di antaranya meliputi material deuterokanonika di samping Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sedangkan secara terpisah tersedia dalam 1168 bahasa, dan dalam bagian-bagian khusus tersedia dalam 848 bahasa lain. Penulis dan perkiraan tahun penulisan Pada tahun 1514, di Spanyol telah diterbitkan sebuah versi lengkap dari Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani. Naskahnya disusun oleh Desiderius Erasmus dan menjadi edisi lengkap yang pertama dari Alkitab. Kemudian, pada tahun 1516, naskah tersebut diterbitkan di Basel. Penulisan naskah ini dilakukan Erasmus dengan menggabungkan naskah-naskah Alkitab dalam bahasa Yunani dengan naskah-naskah Alkitab dalam bahasa Latin. Pelengkapan Alkitab berbahasa Yunani dilakukannya dengan menambahkan naskah yang berasal dari Alkitab yang disusun oleh Hieronimus, yaitu Vulgata. Edisi kedua Alkitab berbahasa Yunani diterbitkan pada tahun 1519. Alkitab kemudian diterjemahkan oleh Martin Luther dan William Tyndale ke dalam bahasa Jerman dan bahasa Inggris. Alkitab bahasa Jerman diterbitkan pada tahun 1522 dan diterbitkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1525. Pada tahun-tahun berikutnya, penerbitan Alkitab bahasa Yunani banyak didasari oleh naskah dari Kekaisaran Romawi Timur. Sekitar 160 versi Alkitab berbahasa Yunani telah diterbitkan antara tahun 1516 hingga 1633. Lalu terdapat pula edisi bahasa Yunani yang dikenal dengan nama Textus Receptus. Penerbitan dan pemopuleran namanya dilakukan oleh Bonaventura dan Abraham Elzevir. Isinya mirip dengan 160 versi Alkitab berbahasa Yunani sebelumnya. Sumber: Robinson, 1976; Phillips, 2007 Injil dan sejarah Alkitab Kristen Dalam sejarahnya, banyak orang melakukan penelitian kristis mengenai sejarah dan isi Alkitab, dengan berbagai motivasi. Ada yang meneliti untuk mengetahui lebih mendalam mengenai tujuan dan proses penulisannya, ada pula yang sebenarnya bertujuan untuk menemukan sanggahan keabsahan penggunaan Alkitab sebagai kitab suci. Jesus Seminar, misalnya, adalah sekelompok ahli yang mempertanyakan dan memperdebatkan perkataan-perkataan dan tindakan tercatat Yesus dan melakukan pemungutan suara untuk menentukan sejauh apa mereka dapat mempercayai pernyataan-pernyataan di dalam Injil. Di samping itu, ada sejumlah kritikus Alkitab mengindikasikan bahwa catatan tentang Yesus telah ditambah-tambahi melalui tradisi oral turun-temurun dan tidak dituliskan hingga sepeninggal para rasul, sehingga para kritikus tersebut mempertanyakan keakuratan penggambaran sosok Yesus yang sesungguhnya. Di pihak lain, para sejarawan Kristen memberikan bukti-bukti sejarah bahwa Yesus yang digambarkan di dalam Injil dan Alkitab yang ada sekarang ini layak untuk dipercayai. Bagian terbesar dalam Perjanjian Baru adalah 13 surat Paulus untuk gereja-gereja muda dan beberapa individu. Surat-surat Paulus, yang ditulis sekitar pertengahan tahun 40 hingga pertengahan tahun 60 (12-33 tahun setelah Kristus) merupakan tulisan-tulisan pertama tentang kehidupan dan pengajaran Yesus. Will Durant menulis tentang pentingnya tulisan-tulisan Paulus dari segi sejarah, "Bukti Kristen tentang Kristus dimulai dari surat-surat yang ditulis oleh Santo Paulus. ... Tidak ada yang pernah mempertanyakan eksistensi Paulus, atau perjumpaannya beberapa kali dengan Petrus, Yakobus, dan Yohanes; dan Paulus mengaku dengan iri bahwa orang-orang tersebut telah mengenal Yesus secara langsung." Dari hal tersebut jelas bahwa ada Injil yang ditulis oleh orang yang tidak pernah bertemu Yesus secara langsung (khususnya Injil Lukas), sehingga bias penulisan Kitab Suci bisa terjadi, meskipun dapat saja segera dikoreksi oleh para saksi mata yang masih hidup saat itu. Tabel perbandingan dokumen kuno Yunani Kelompok Jesus Seminar berpendapat bahwa Injil-Injil ditulis paling awal tahun 130 hingga 150 oleh penulis yang tidak diketahui (!), jika hal tersebut benar, maka ada kira-kira 100 tahun setelah kematian Yesus (oleh sejarawan diperkirakan antara tahun 30-33). Namun hampir semua sejarawan Kristen lainnya menolak pandangan yang tidak didukung bukti jelas ini, bahkan telah mencapai konsensus bahwa Injil ditulis oleh para rasul pada abad pertama, walaupun masih ada perbedapatan oleh rasul yang mana. Tiga bukti kuat mengenai hal tersebut adalah: Dokumen-dokumen ajaran sesat seperti pengikut Marsion dan Valentinus dari abad pertama dan awal abad ke-2 yang sudah mengutip dari Alkitab bagian Perjanjian Baru. Dokumen-dokumen yang ditulis oleh sumber sejarah mula-mula, seperti Klemens dari Roma, Ignatius, dan Polikarpus yang mengutip sebagian besar kitab-kitab yang ada sekarang ini. Fragmen Injil yang ditemukan dan dengan penanggalan-karbon diperkirakan berasal dari paling akhir tahun 117 Arkeologis Alkitab William F. Albright menyimpulkan bahwa keseluruhan Perjanjian Baru ditulis "sangat mungkin antara tahun 50 M dan 75 M", sementara skeptis John A. T. Robinson bahkan memberikan tanggal yang lebih awal daripada kaum konservatif, yaitu sekitar tahun 40 dan 65. Jika benar bahwa Perjanjian Baru ditulis pada pertengahan hingga akhir abad pertama, maka para rasul yang pada saat itu masih hidup dapat membuktikan kebenarannya dan segala kesalahan sejarah akan segera tampak baik oleh para saksi mata maupun penentang orang Kristen. Tulisan asli para rasul disimpan secara saksama oleh para gereja, namun penyimpanan yang paling saksama pun tidak dapat bertahan terhadap pendudukan Romawi, perjalanan waktu selama 2000 tahun, dan proses disintegrasi. Saat ini tidak ada yang tersisa dari tulisan-tulisan asli tersebut. Manuskrip asli semuanya hilang, meskipun para ahli masih berharap suatu ketika kejadian Gulungan Laut Mati terulang kembali. Namun tidak hanya Alkitab yang bernasib demikian; tidak ada dokumen asli lainnya dari zaman kuno yang selamat hingga saat ini. Para sejarawan tidak terganggu dengan hal tersebut asalkan mereka memiliki salinan yang dapat dipercayai. Pada awal sejarah kekristenan, jumlah gereja yang semakin bertambah menghasilkan semakin banyak salinan yang ditulis di bawah pengawasan ketat oleh para pemimpin gereja. Mengikuti tradisi Yahudi dalam menyalin Perjanjian Lama, setiap kata dengan hati-hati disalin dan apabila ada satu kata yang salah maka seluruh perkamen atau papirus tersebut harus dimusnahkan. Jadi sekarang ini para ahli dapat mempelajari tulisan asli para rasul dari salinan dari salinan yang disalin dengan hati-hati, untuk menentukan keotentisitasan sehingga tiba pada sebuah perkiraan yang sangat dekat dengan dokumen aslinya. Tes yang digunakan untuk menentukan keabsahan salinan yang selamat antara lain: Tes bibliografis. Tes ini membandingkan dengan dokumen kuno lain dari periode yang sama. Yang dibandingkan adalah jumlah salinan yang eksis saat ini, jarak waktu antara tulisan asli dan salinan paling awal yang selamat, dan perbandingan sejarah dengan dokumen kuno yang lain. Lebih dari 5000 manuskrip salinan dalam bahasa Yunani telah ditemukan, dan jika dihitung dalam bahasa-bahasa lain, jumlah tersebut menjadi 24000, semuanya berasal dari abad kedua hingga abad keempat. Selain itu selisih waktu tulisan asli dan salinan paling awal juga tidak begitu jauh (lihat tabel). Codex Vaticanus dan Codex Sinaiticus merupakan dua salinan Alkitab yang hampir lengkap dari abad ketiga hingga abad keempat. Tes bukti internal. Tes ini mempertanyakan konsistensi saksi mata, detail nama orang, nama tempat, dan nama kejadian, surat kepada individu atau kelompok kecil, kejadian yang memalukan sang penulis, kehadiran materi yang tidak relevan atau kontra-produktif, dan tidak adanya materi yang relevan. Jika keempat Injil menulis hal yang sama persis, maka hal itu menjadi patut dicurigai. Para saksi mata yang menuliskan Injil menceritakan kisah Yesus dari perspektif yang berbeda-beda, namun catatan mereka tetap konsisten satu dengan yang lain, sehingga secara keseluruhan, keempat Injil memberikan gambaran yang jelas dan utuh tentang Yesus. Sejarawan juga menyukai detail karena hal tersebut mempermudah pelacakan kebenaran. Surat-surat Paulus dan keempat Injil penuh dengan detail nama orang, nama tempat, dan kejadian dan banyak di antaranya telah dibuktikan oleh sejarawan dan arkeologis. Nama-nama yang dikarang oleh penulis Injil akan dengan mudah ditemukan oleh orang-orang yang menentang mereka, para imam Yahudi dan tentara Romawi. Ahli sejarah Louis Gottschalk berpendapat bahwa surat yang tidak dipublikasikan secara umum dan ditujukan pada seseorang atau sekelompok kecil orang memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk dapat dipercaya, sedangkan sejarawan lain mengemukakan bahwa kebanyakan penulis tidak ingin mempublikasikan sesuatu yang memalukan mereka sendiri, oleh karena itu dokumen yang menuliskan hal yang memalukan para penulisnya secara umum lebih dapat dipercayai. Penyangkalan Petrus, kejahatan Paulus, dan banyak contoh yang lain tidak akan dicantumkan kecuali jika mereka benar-benar ingin memberikan laporan mengenai kejadian yang sesungguhnya. Selain tes-tes di atas, sejarawan juga mencari materi-materi kontraproduktif dan tidak relevan. Hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan (Yesus mati disalib padahal dianggap akan menyelamatkan Israel, kubur Yesus yang kosong ditemukan oleh wanita padahal zaman itu kesaksian wanita tidak dianggap sama sekali) dan detail-detail yang tidak berhubungan dengan cerita utama dan hanya disinggung sekali saja dianggap sebagai tanda bahwa materi-materi tersebut memang benar-benar terjadi atau mereka tidak akan dituliskan. Demikian pula dengan isu-isu yang dihadapi oleh gereja abad pertama ─ pengabaran Injil kepada non-Yahudi, karunia Roh Kudus, sakramen baptis, kepemimpinan gereja ─ sedikit sekali disinggung oleh Yesus. Adalah masuk akal jika para rasul hanya ingin menyelesaikan masalah tersebut dengan menambahkan materi-materi ke dalam Injil yang ditulis. Dalam satu masalah, Paulus dengan terus terang berkata, "Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan" Tes bukti eksternal. Tes ini mengukur reliabilitas suatu dokumen dengan membandingkan dengan catatan sejarah yang lain. Dalam hal ini yaitu catatan sejarah non-Kristen tentang Yesus. Paling tidak ada tujuh belas tulisan non-Kristen yang mencatat lebih dari lima puluh detail tentang kehidupan, pengajaran, kematian, dan kebangkitan Yesus, ditambah dengan detail gereja mula-mula Lebih jauh lagi, reliabilitas Perjanjian Baru didukung oleh lebih dari 36.000 dokumen non-Alkitab (kutipan dari pemimpin gereja tiga abad pertama) sehingga jika seluruh salinan Perjanjian Baru hilang, maka para ahli dapat merekonstruksi ulang menggunakan dokumen-dokumen tersebut dengan perkecualian beberapa ayat saja. Alkitab Kristen bahasa Indonesia Teks Alkitab Bahasa Indonesia sudah ada sejak lama. Sejak awal abad ke-17 (tahun 1612 di Batavia) hingga saat ini sudah ada paling sedikit 22 versi dan porsi Alkitab yang pernah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Melayu- (modern dan kuno, rendah, dan tinggi), di antaranya yang paling sering digunakan dewasa ini adalah Terjemahan Baru (TB), Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS), dan Firman Allah Yang Hidup (FAYH). Lihat pula Alkitab Katolik Alkitab Ortodoks Yunani / Timur Alkitab Protestan Alkitab pembelajaran Lembaga Alkitab Indonesia Lembaga Biblika Indonesia Sejarah teks Alkitab bahasa Indonesia Software Alkitab Referensi Catatan kaki Daftar pustaka Pranala luar Teks Alkitab Alkitab Online Lembaga Alkitab Indonesia Alkitab Audio Alkitab SABDA PDF Versi WBTC Kitab Suci Katolik ekaristi.org Kitab Suci On-Line imankatolik.or.id Alkitab bahasa Indonesia oleh Biblos.com Al-kitab dalam bahasa Inggris terjemahan tidak resmi dengan istilah-istilah Arab Audio Alkitab - Dengarkan Alkitab Online PL dan PB dalam (BIS dan TB), , , dan (NET dan KJV) Alkitab Audio - LENGKAP seluruh Perjanjian LAMA dan Perjanjian BARU Alkitab Online Alkitab Online; Bahasa Isyarat Indonesia Seputar Alkitab Sejarah Alkitab di Indonesia (23 versi -- 1629-2005) Software Alkitab Baca 12+ Versi Alkitab dalam Bahasa Indonesia Softare SABDA "Program Alkitab" v.2.7 Alkitab - Android Teks keagamaan
3,770
847
https://id.wikipedia.org/wiki/Injil%20Markus
Injil Markus
Injil Markus adalah Injil kedua di bagian Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Meskipun ini merupakan kitab kedua, banyak pakar menganggap kitab ini sebagai kitab yang ditulis paling awal di antara kitab-kitab di Perjanjian Baru. Injil Markus digolongkan ke dalam Injil Sinoptis bersama-sama Injil Matius dan Injil Lukas. Penulis Penulis Injil ini adalah Markus, yang disebut juga Yohanes, kemenakan Barnabas, rekan sekerja Paulus dan yang disebut Simon Petrus sebagai "anaknya", yaitu "anak rohani" atau murid terdekatnya. Menurut catatan gereja mula-mula, Markus menulis Injilnya berdasarkan penuturan Petrus. Eusebius mengutip tulisan Papias (~60-130), uskup Hierapolis, sekitar tahun 120, demikian: Eusebius mencatat di bagian lain: Hieronimus (Jerome) menulis: Ada 2 poin yang memperkuat informasi dari Papias tersebut: 1. Sejumlah detail kecil-kecil di Injil Markus menunjukkan informasi dari saksi mata. Misalnya dalam cerita Yesus menenangkan angin ribut, hanya Injil Markus menuliskan detail bahwa ada "kapal lain" yang mengikuti kapal yang ditumpangi Yesus. Seorang saksi mata yang biasa berlayar (Petrus, misalnya) mampu mengingat hal ini dibanding orang-orang lain yang sama-sama menyaksikan peristiwa itu. Juga kutipan bahasa Aram dengan terjemahan Yunani, misalnya di menunjukkan informasi langsung dari saksi mata: "Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" Kutipan kata-kata dalam bahasa daerah ini lazimnya diperoleh dari saksi mata dan dalam kisah ini, Injil Matius dan Lukas juga memberi informasi yang sama, hanya Petrus, Yohanes dan Yakobus yang menyaksikan langsung peristiwa itu di dalam rumah Yairus. 2. Khotbah Petrus di rumah Kornelius, seorang non-Yahudi, dimulai dengan cerita pembaptisan Yesus (). Yang menarik, Injil Markus dimulai dengan pembaptisan Yesus. Jadi sesuai dengan tulisan Papias, maka Injil Markus tidak dimulai dengan kelahiran Yesus, karena Petrus biasanya tidak memulai pengajarannya dari sana, melainkan dari kisah pembaptisan Yesus. Waktu penulisan Injil Markus, bersama-sama dengan Injil Matius dan Injil Lukas sering kali disebut sebagai Injil Sinoptik, karena kemiripan isi ketiga buku tersebut. Secara tradisi, Yohanes Markus dipercaya menulis buku ini antara tahun 64-67. Menuruti tulisan Agustinus dari Hippo, gereja mula-mula berpendapat bahwa Injil ini ditulis setelah Matius menulis Injil Matius. Sejak akhir abad ke-19 ada sejumlah sarjana berpendapat bahwa Injil Markus merupakan Injil yang paling awal ditulis, dan kedua Injil Sinoptik lainnya menggunakan Injil Markus sebagai sumber mereka. Struktur Dua tema besar dalam Injil Markus adalah tentang kerahasiaan Yesus sebagai Mesias dan kelambanan murid-muridNya untuk memahaminya. Dalam Injil ini, Yesus sering dikutip memerintahkan murid-muridnya untuk tidak memberitahu siapapun identitasnya (sebagai Mesias). Yesus menggunakan perumpamaan untuk menyampaikan pesan-pesannya. Seringkali, murid-muridnya kesulitan menangkap maksud dari perumpamaan-perumpamaan tersebut, dan Yesus menjelaskannya kepada mereka secara pribadi. Murid-muridnya juga sering kali tidak dapat memahami arti mujizat yang dilakukan oleh Yesus. Sebagaimana Injil Matius, Injil Markus tidak dituliskan sesuai kronologi waktu yang teratur. Beberapa peristiwa terjadi tidak berurutan, melainkan berdasarkan kemiripan isi (perumpamaan-perumpamaan / mujizat-mujizat). Hanya Injil Lukas yang ditulis secara kronologis dari awal hingga akhirnya. Latar belakang dan target pembaca Markus menulis Injil ini terutama untuk orang-orang Yunani atau Grika dan bangsa-bangsa lainnya yang berbicara bahasa Yunani di kekaisaran Romawi, berbeda dengan Matius rupanya yang menulis untuk orang-orang Yahudi. Hal ini dapat dilihat dari pilihan kata yang digunakan, referensi-referensi Perjanjian Lama yang dicantumkan, penjelasan tentang adat-istiadat orang Yahudi yang ditujukan kepada kaum non-Yahudi. Markus juga menggunakan istilah Anak Allah untuk menyebut Tuhan Yesus (), bandingkan dengan Matius yang menggunakan istilah Anak Daud () dan Lukas yang menggunakan istilah Anak Manusia dan Yohanes yang memakai istilah Firman atau bahkan Allah. Ayat-ayat Terkenal : Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." : Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka. : (Yesus berkata kepada mereka:) "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum." : (Yesus berkata kepada mereka:) "Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Detail isi Menurut judul perikop LAI Terjemahan Baru Awal mula pelayanan Yesus Yohanes Pembaptis () Yesus dibaptis Yohanes () Pencobaan di padang gurun () Yesus tampil di Galilea () Yesus memanggil murid-murid yang pertama () Yesus dalam rumah ibadat di Kapernaum () Mujizat Yesus dan Pengajaran Yesus Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus dan orang-orang lain () Yesus mengajar di kota-kota lain () Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta () Orang lumpuh disembuhkan () Lewi pemungut cukai mengikut Yesus () Hal berpuasa () Murid-murid memetik gandum pada hari Sabat () Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat () Yesus menyembuhkan banyak orang () Yesus memanggil keduabelas rasul () Yesus dan Beelzebul () Yesus dan sanak saudaranya () Perumpamaan tentang seorang penabur () Perumpamaan tentang pelita dan tentang ukuran () Perumpamaan tentang benih yang tumbuh () Perumpamaan tentang biji sesawi () Angin ribut diredakan () Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa () Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan seorang perempuan yang sakit pendarahan () Yesus ditolak di Nazaret (a) Yesus mengutus keduabelas rasul () Yohanes Pembaptis dibunuh () Yesus memberi makan lima ribu orang () Yesus berjalan di atas air () Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret () Perintah Allah dan adat istiadat Yahudi () Perempuan Siro-Fenisia yang percaya () Yesus menyembuhkan seorang tuli () Yesus memberi makan empat ribu orang () Orang Farisi meminta tanda () Tentang ragi orang Farisi dan ragi Herodes () Yesus menyembuhkan seorang buta di Betsaida () Pengakuan Petrus () Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia (, ) Yesus dimuliakan di atas gunung () Yesus mengusir roh dari seorang anak yang bisu () Pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus () Siapa yang terbesar di antara para murid () Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan () Siapa yang menyesatkan orang ─ Tentang garam () Perceraian () Yesus memberkati anak-anak () Orang kaya sukar masuk Kerajaan Allah () Upah mengikut Yesus() Pemberitahuan ketiga tentang penderitaan Yesus () Permintaan Yakobus dan Yohanes ─ Bukan memerintah melainkan melayani () Yesus menyembuhkan Bartimeus () Yesus di Yerusalem Yesus dielu-elukan di Yerusalem () Yesus mengutuk pohon ara () Yesus menyucikan Bait Allah () Pohon ara yang sudah kering ─ Nasihat Yesus tentang doa () Pertanyaan mengenai kuasa Yesus () Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur () Tentang membayar pajak kepada Kaisar () Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan () Hukum yang terutama () Hubungan antara Yesus dan Daud () Yesus menasihatkan supaya hati-hati terhadap ahli-ahli Taurat () Persembahan seorang janda miskin () Kotbah tentang akhir zaman Bait Allah akan diruntuhkan () Permulaan penderitaan () Siksaan yang berat dan Mesias-mesias palsu () Kedatangan Anak Manusia ─ Perumpamaan tentang pohon ara () Nasihat supaya berjaga-jaga () Minggu terakhir Yesus Rencana untuk membunuh Yesus () Yesus diurapi () Yudas mengkhianati Yesus () Yesus makan Paskah dengan murid-muridNya () Penetapan Perjamuan Malam () Petrus akan menyangkal Yesus () Di taman Getsemani () Yesus ditangkap () Yesus di hadapan Mahkamah Agama () Petrus menyangkal Yesus () Yesus di hadapan Pilatus () Yesus diolok-olokkan () Yesus disalibkan () Yesus mati () Yesus dikuburkan () Kebangkitan Yesus () Yesus beberapa kali menampakkan diri dan mengutus murid-muridNya ─ Yesus terangkat ke sorga () Perbandingan dengan tulisan lain Kitab-kitab Perjanjian Baru Keempat kitab Injil mencatat bahwa kematian dan kebangkitan Yesus merupakan peristiwa-peristiwa keselamatan yang penting. Namun, ada sejumlah perbedaan jelas di antara keempatnya: Tidak seperti Injil Yohanes, Injil Markus tidak pernah menyebut Yesus "Allah", atau mengklaim bahwa Yesus telah ada sebelum masa hidupnya di dunia; tidak seperti Injil Matius dan Injil Lukas, tidak pernah disebutkan kelahiran dari seorang perawan, dan tampaknya menganggap Yesus mempunyai orang tua dan kelahiran yang normal; tidak seperti Injil Matius dan Lukas, tidak pernah ada upaya melacak silsilah Yesus sampai kepada Daud maupun Adam. Lihat pula Kisah Para Rasul 10 Markus Simon Petrus Varian tekstual dalam Injil Markus Referensi Pustaka tambahan Brown, R., et al. The New Jerome Biblical Commentary, Prentice Hall, 1990. Bultmann, R., History of the Synoptic Tradition, Harper & Row, 1963. Dewey, J., The Survival of Mark’s Gospel: A Good Story?, JBL 123.3 (2004) 495-507. Ehrman, Bart D., Misquoting Jesus, Harper Collins, 2005. Grant, Robert M., A Historical Introduction to the New Testament Harper and Row, 1963: Chapter 8: The Gospel Of Mark Dormeyer, Detlev, Das Markusevangelium, Wiss. Buchgeselschaft Darmstadt 2005, ISBN 978-3-534-15613-9 Guy, Harold A, The Origin of the Gospel of Mark, Hodder & Stoughton 1954 Holmes, M. W., "To Be Continued... The Many Endings of Mark", Bible Review 17.4 (2001). Ladd, George Eldon. A Theology of the New Testament Grand Rapids: Eerdmans, 1987. R. T. France, The Gospel of Mark: A Commentary on the Greek text, NICNT, Wm. Eerdmans, 2002. Mack, Burton L., 1993. The Lost Gospel: The Book of Q and Christian origins, HarperSanFrancisco. McKnight, E. V., What is Form Criticism?, 1997. Neill, Stephen and Wright, Tom, The Interpretation of The New Testament 1861-1986, Oxford University Press, 1990, 1989, 1964, ISBN 0-19-283057-0 Perrin, N., What is Redaction Criticism? Perrin, Norman & Duling, Dennis C., The New Testament: An Introduction, Harcourt Brace Jovanovich 1982, 1974 Schnelle, Udo, 1998. The History and Theology of the New Testament Writings (M. Eugene Boring translator), Minneapolis: Fortress Press, 1998. Telford, W. (ed.), The Interpretation of Mark, Fortress Press, 1985. Tuckett, C. (ed), The Messianic Secret, Fortress Press, 1983 Pranala luar Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002 Pengantar Kitab Markus di Situs Web Sabda.org Early Christian Writings: texts and introductions James W.Deardorff, "Dependence of Mark upon Matthew" a synopsis of the evidence Article from the Catholic Encyclopedia A textual commentary on the Gospel of Mark Detailed text-critical discussion of the 300 most important variants of the Greek text (PDF) Markus Injil02 Yesus
1,645
854
https://id.wikipedia.org/wiki/Deuterokanonika
Deuterokanonika
Deuterokanonika adalah istilah yang dipakai Gereja Katolik dan Gereja-Gereja Kristen Timur sejak abad ke-16 sebagai sebutan bagi kitab-kitab dan bagian-bagian tertentu dari Kitab Suci (Alkitab) Perjanjian Lama Kristen yang tidak menjadi bagian dari Alkitab Ibrani saat ini. Istilah ini digunakan untuk membedakan kitab-kitab dan bagian-bagian tertentu tersebut dari kitab-kitab protokanonika, yakni kitab-kitab yang menjadi bagian dari Alkitab Ibrani. Perbedaan ini sebelumnya menimbulkan perdebatan dalam Gereja perdana sehubungan dengan apakah kitab-kitab tersebut dapat digolongkan sebagai naskah-naskah kanonik. Istilah deuterokanonika digunakan sebagai suatu alasan kemudahan oleh Gereja Tewahedo Ortodoks Ethiopia dan Gereja lainnya untuk merujuk pada kitab-kitab Perjanjian Lama mereka yang bukan merupakan bagian dari Teks Masoret. Kitab-kitab Deuterokanonika dianggap kanonik oleh Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur, Gereja Ortodoks Oriental, dan Gereja di Timur (termasuk Gereja Asyur di Timur), tetapi dianggap nonkanonik oleh kebanyakan gereja dalam rumpun besar Kristen Protestan. Kata deuterokanonika berasal dari bahasa Yunani yang kira-kira berarti "termasuk kanon kedua". Istilah deuterokanonika mula-mula dipakai untuk membedakan kitab-kitab tersebut dari kitab-kitab yang dianggap nonkanonik dan protokanonik, tetapi beberapa versi Alkitab memasukkan kitab-kitab Deuterokanonika maupun kitab-kitab nonkanonik ke dalam satu bagian tersendiri yang disebut "Apokrifa". Pengaturan semacam ini dapat menyebabkan terjadinya penyamaan dua istilah yang berbeda ("deuterokanonika" dan "apokrip"), karena istilah "deuterokanonika" tidak berarti "nonkanonik" (atau "apokrip"). Dalam Gereja Katolik Philip Schaff mengatakan bahwa "Konsili Hippo pada tahun 393, dan Konsili Kartago yang ketiga (yang keenam menurut perhitungan lain) pada tahun 397, di bawah pengaruh Agustinus yang hadir dalam keduanya, menetapkan kanon Kitab Suci Katolik, termasuk Apokrifa Perjanjian Lama, ... Bagaimanapun keputusan ini tunduk pada ratifikasi gereja seberang lautan (Roma); dan persetujuan dari Tahta Roma yang diterimanya pada masa Innosensius I dan Gelasius I (414 M) mengulangi daftar kitab-kitab biblika yang sama. Kanon ini tetap tak terganggu sampai abad ke-16, dan disetujui oleh Konsili Trente pada sesi keempat." Konsili Trente pada tahun 1546 mendukung keputusan konsili-konsili sebelumnya mengenai kitab-kitab apa saja yang termasuk dalam kanon. Mayoritas peserta konsili di Trente mendukung keputusan ini, tetapi terdapat minoritas peserta yang tidak setuju dengan kitab-kitab yang diterima dalam kanon. Di antara kalangan minoritas yang tidak setuju dengan dimasukkannya kitab-kitab deuterokanonika dalam Kanon adalah Kardinal Girolamo Seripando dan Thomas Cajetan —yang menjadi penentang Martin Luther di Augsburg. Para Bapa Konsili Trente mengkonfirmasi pernyataan-pernyataan dari berbagai konsili regional sebelumnya yang juga memasukkan kitab-kitab deuterokanonika ke dalam kanon, misalnya Sinode Hippo tahun 393 dan Konsili Kartago tahun 397. Teks-teks Kitab Suci deuterokanonika Katolik adalah: Tobit Yudit Tambahan Ester (Ester Vulgata 10:4-16:24) Kebijaksanaan (disebut juga Kebijaksanaan Salomo) Sirakh, juga disebut Putera Sirakh atau Eklesiastikus Barukh, termasuk di dalamnya Surat Nabi Yeremia (Tambahan Yeremia dalam Septuaginta) Tambahan Daniel: Doa Azarya dan Lagu Pujian Ketiga Pemuda (Daniel Vulgata 3:24-90) Kisah Susana dan Daniel (Daniel Vulgata 13, prolog Septuaginta) Daniel dengan Dewa Bel dan Naga Babel (Daniel Vulgata 14, epilog Septuaginta) 1 Makabe 2 Makabe Latar belakang sejarah Deuterokanonika adalah suatu istilah yang dicetuskan tahun 1566 oleh Sixtus dari Siena, seorang teolog yang melakukan konversi ke Katolik dari Yudaisme, untuk mendeskripsikan teks-teks kitab suci Perjanjian Lama yang dipandang kanonik oleh Gereja Katolik, tetapi tidak termasuk dalam Alkitab Ibrani yang sekarang, dan termasuk juga beberapa kitab yang pernah diabaikan oleh beberapa pendaftar kanon awal, terutama di Timur. Penerimaannya di antara jemaat Gereja perdana menyebar luas, walaupun tidak universal, dan Alkitab Gereja perdana selalu menyertakan, dengan berbagai tingkat pengakuan, kitab-kitab yang sekarang disebut deuterokanonika. Beberapa mengatakan bahwa kanonisitas kitab-kitab tersebut tampaknya tidak pernah diperdebatkan dalam Gereja sampai mendapat tentangan dari kalangan Yahudi setelah tahun 100 Masehi, terkadang merujuk pada Konsili Yamnia (suatu konsili yang berupa dugaan, teori). Konsili-konsili regional di Barat mengumumkan kanon-kanon resmi yang mencakup kitab-kitab tersebut pada awal abad ke-4 dan 5. Di Yerusalem terjadi suatu pembaharuan, atau setidaknya suatu peninggalan, dari gagasan-gagasan kaum Yahudi, yakni suatu kecenderungan adanya ketidaksukaan terhadap kitab-kitab 'deutero' tersebut. Santo Sirilus dari Yerusalem menegaskan hak Gereja untuk menetapkan Kanon Alkitab, tetapi menempatkan kitab-kitab tersebut dalam daftar apokrifa dan melarang semua kitab yang tidak dibacakan dalam gereja untuk dibaca secara pribadi. Sementara di Antiokhia dan Suriah masih lebih disukai. St. Epifanius dari Salamis ragu-ragu mengenai tingkatan kitab-kitab deutero. Ia menghormatinya, tetapi kitab-kitab tersebut dianggapnya tidak setara dengan kitab-kitab Ibrani. Di sisi lain, versi Oriental dan naskah Yunani yang berasal dari masa tersebut lebih liberal karena mencakup semua kitab deuterokanonika dan — dalam beberapa kasus — apokrifa tertentu. Dalam Gereja Latin, sepanjang Abad Pertengahan, terdapat bukti adanya keraguan mengenai posisi kitab-kitab deuterokanonika. Ada pihak yang menyukainya, ada pihak lain yang tidak menyukainya sehubungan dengan tingkatan kesucian dan otoritasnya. Dalam kebimbangan mengenai kedua hal tersebut, ada sejumlah penulis yang penghormatannya terhadap kitab-kitab ini lebih didasari pada beberapa kebingungan dibanding kedudukan sebenarnya dari semua kitab tersebut, dan di antara mereka adalah St. Thomas Aquinas. Ada sedikit yang mengakui secara tegas kanonisitas kitab-kitab itu. Posisi yang dominan di kalangan penulis abad pertengahan dari Barat pada hakikatnya merupakan sikap para Bapa Gereja Yunani itu. Penyebab utama fenomena ini di Barat mungkin merupakan pengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari Prologus Galeatus karya St. Hieronimus yang tampak melemahkan kitab-kitab tersebut. Sementara itu, "kitab-kitab protokanonika dari Perjanjian Lama sama seperti kitab-kitab dari Alkitab bangsa Ibrani, dan Perjanjian Lama yang diterima umat Protestan." Naskah Laut Mati Fragmen-fragmen dari tiga kitab deuterokanonika didapati pada Naskah Laut Mati yang ditemukan di Qumran, di samping beberapa salinan parsial dari 1 Henokh dan Yobel dari deuterokanon Ethiopia. Sirakh, dengan teks Ibrani telah diketahui berasal dari Geniza Kairo, ditemukan dalam rupa dua gulungan naskah (2QSir atau 2Q18, 11QPs_a atau 11Q5) dalam bahasa Ibrani. Gulungan naskah Ibrani lainnya dari Sirakh ditemukan di Masada (MasSir). Kitab Tobit ditemukan di Qumran dalam empat gulungan yang ditulis dalam bahasa Aram dan satu gulungan dalam bahasa Ibrani. Surat Nabi Yeremia (atau Barukh bab 6) ditemukan dalam gua 7 (papirus 7Q5) dalam bahasa Yunani. Beberapa akademisi baru-baru ini memiliki teori bahwa perpustakaan Qumran tidak sepenuhnya merupakan koleksi dari Qumran, tetapi mungkin memasukkan koleksi dari perpustakaan Bait Tuhan (Yerusalem), yang kemungkinan telah disembunyikan di gua-gua untuk diamankan pada saat itu ketika Bait tersebut dihancurkan bangsa Romawi pada tahun 70. Pengaruh Septuaginta Sebagian besar kutipan Perjanjian Lama dalam Perjanjian Baru diambil dari Septuaginta Yunani Koine (LXX), yang mencakup kitab-kitab deuterokanonika maupun apokrifa dan keduanya secara kolektif disebut "anagignoskomena" () —artinya hal-hal untuk dibaca atau "bacaan yang bermanfaat". Tidak ada dua kodeks Septuaginta yang mengandung apokrifa yang sama, dan ketiga naskah paling awal dari LXX memperlihatkan ketidakpastian mengenai kitab-kitab mana yang membentuk secara lengkap daftar Apokrifa tersebut. Kodeks Vaticanus (B) tidak mengandung 1—4 Makabe tetapi mencakup 1 Esdras, sedangkan Kodeks Sinaiticus (Aleph) mengabaikan Barukh, tetapi mencakup 4 Makabe. Kodeks Alexandrinus mencakup LXX; sedangkan naskah Mazmur Yunani dari abad ke-5 mengandung tiga 'mazmur' Perjanjian Baru: Magnificat, Kidung Zakharia, Kidung Simeon dari narasi kelahiran Yesus menurut Lukas, dan akhir dari himne tersebut yang mana diawali dengan 'Kemuliaan'. Beckwith menyatakan bahwa naskah seperti Kodeks Alexandrinus tidak digunakan pada abad pertama era Kekristenan, dan meyakini bahwa kodeks Septuaginta yang lengkap itu, yang mulai muncul pada abad ke-4, seluruhnya berasal dari Kekristenan. Beberapa kitab deuterokanonika diduga aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani, tetapi naskah asli tersebut telah lama hilang. Temuan-temuan arkeologis kemudian menemukan beberapa dari naskah tersebut, tertulis dalam bahasa Ibrani, di antara Naskah Laut Mati. Septuaginta secara luas diterima dan digunakan oleh orang-orang Yahudi berbahasa Yunani pada abad pertama Masehi, bahkan di Provinsi Yudea—yang adalah wilayah Romawi—dan oleh karena itu secara alami menjadi naskah yang paling luas digunakan oleh umat Kristiani awal (pada umumnya menggunakan bahasa Yunani). Beberapa kalangan memiliki pandangan bahwa Ibrani 11:35, dalam Perjanjian Baru, merujuk suatu peristiwa yang tercatat dalam salah satu kitab deuterokanonika (2 Makabe). Sebagai contoh, penulis Surat Ibrani tersebut menyebut tradisi lisan yang berbicara mengenai seorang nabi Perjanjian Lama yang digergaji dalam Ibrani 11:37, dua ayat setelah ayat yang merujuk pada 2 Makabe. Penulis Perjanjian Baru lainnya seperti Paulus juga menyebut ataupun mengutip literatur yang akrab bagi para pembacanya saat itu tetapi tidak termasuk dalam protokanon ataupun deuterokanon Perjanjian Lama. Flavius Yosefus, seorang sejarawan Yahudi, mengatakan bahwa ada 22 kitab dalam kanon Alkitab Ibrani, suatu tradisi Yahudi yang juga dilaporkan oleh Uskup Athanasius. Namun Kitab Barukh dan Surat Nabi Yeremia termasuk dalam daftar 22 kitab Perjanjian Lama Athanasius. Pada saat yang sama ia menyebutkan bahwa kitab-kitab tertentu lainnya (termasuk 5 kitab deuterokanonika, Didache, dan Gembala Hermas) walaupun tidak termasuk kanon Perjanjian Baru, "ditetapkan oleh para Bapa Gereja untuk dibaca". Ia sepenuhnya mengabaikan apa yang ia sebut "tulisan-tulisan apokrif". Pengaruh Hieronimus Hieronimus dalam prolog-prolog Vulgata menguraikan suatu kanon tanpa kitab-kitab deuterokanonika, mungkin selain Kitab Barukh. Dalam Prolog-prolog, Hieronimus menyebutkan semua karya deuterokanonika dan apokrif sebagai kitab-kitab apokrif atau "tidak terdapat dalam kanon" kecuali kitab Doa Manasye dan Barukh. Dia menyebutkan kitab Barukh dalam Prolog Kitab Yeremia dan memberi catatan bahwa kitab itu tidak dibaca maupun dimiliki umat Ibrani, tetapi tidak secara eksplisit menyebutnya apokrif atau "tidak terdapat dalam kanon". Beberapa kalangan menganggap bahwa status yang lebih rendah dikenakan pada kitab-kitab deuterokanonika oleh pihak otoritas seperti Hieronimus karena konsepsi kanonisitas yang terlalu kaku, suatu kitab agar dapat memperoleh martabat tertinggi ini harus diterima oleh semua kalangan, tidak ada kesangsian seturut sejarah kuno Yahudi, dan terlebih lagi tidak hanya diadaptasikan untuk kemajuan rohani, tetapi juga untuk "penegasan doktrin Gereja". Bagaimanapun pada akhirnya Hieronimus memasukkan kitab-kitab deuterokanonika serta apokrif ke dalam Vulgata. Ia mereferensikan dan mengutip beberapa di antaranya sebagai Kitab Suci sekalipun ia menyebut kitab-kitab tersebut "tidak terdapat dalam kanon". Michael Barber menegaskan bahwa, meskipun Hieronimus pernah curiga terhadap "apokifa" tersebut, ia kemudian memandangnya sebagai Kitab Suci. Barber berpendapat bahwa hal ini jelas terlihat dari surat-surat yang ditulis Hieronimus; ia mengutip surat Hieronimus kepada Eustochium, di mana Hieronimus mengutip Sirakh 13:2. Di bagian lainnya Hieronimus tampaknya juga merujuk Barukh, Kisah Susana, dan Kebijaksanaan sebagai kitab suci. Dalam prolognya untuk Kitab Yudit, tanpa menggunakan kata kanon, ia menyebutkan bahwa Kitab Yudit dianggap sebagai Kitab Suci oleh Konsili Nicea Pertama. Dalam balasannya kepada Rufinus, Hieronimus menegaskan bahwa ia setuju dengan pilihan Gereja sehubungan dengan versi dari bagian-bagian deuterokanonika Kitab Daniel yang digunakan, kendati kaum Yahudi pada masa itu tidak menyertakannya: Dosa apakah yang telah kuperbuat jikalau aku mengikuti penilaian gereja-gereja? Namun saat aku mengulangi apa yang dikatakan orang-orang Yahudi tentang Kisah Susana dan Lagu Pujian Ketiga Pemuda, serta kisah Dewa Bel dan Naga Babel, yang mana tidak terdapat dalam Alkitab Ibrani, siapa yang membuat ini menjadi suatu dakwaan terhadapku sesungguhnya membuktikan dirinya sendiri adalah seorang bodoh dan pemfitnah. Karena aku bukan menjelaskan apa yang kupikirkan, tetapi apa yang biasa mereka katakan saat menentang kita. (Terhadap Rufinus, II:33, 402 Masehi) Dengan demikian Hieronimus mengakui prinsip yang digunakan untuk menetapkan kanon —yaitu penilaian Gereja, bukan penilaiannya sendiri ataupun penilaian orang-orang Yahudi; meskipun, mengenai terjemahan Kitab Daniel dalam bahasa Yunani, ia bertanya-tanya mengapa harus menggunakan versi dari seorang penerjemah yang dianggapnya sebagai bidat dan yudaiser (Theodotion). Vulgata juga penting sebagai tolok ukur kanon berkaitan dengan bagian mana saja, dari suatu kitab, yang dipandang kanonik. Ketika Konsili Trente menyusun daftar kitab-kitab yang termasuk dalam kanon, konsili ini memandang kitab-kitab tersebut memenuhi syarat "secara keseluruhan beserta semua bagiannya, sebagaimana kitab-kitab tersebut telah biasa dibacakan dalam Gereja Katolik, dan sebagaimana terdapat dalam edisi Vulgata Latin Kuno". Dekret ini sedikit diklarifikasi oleh Paus Pius XI pada tanggal 2 Juni 1927, yang mengizinkan adanya perdebatan terbuka atas Comma Johanneum, dan lebih lanjut dijelaskan oleh Paus Pius XII dalam Divino afflante Spiritu. Dalam Kekristenan Ortodoks Di luar Gereja Katolik Roma, istilah "deuterokanonika" kadang-kadang digunakan sebagai analogi untuk menyebut kitab-kitab yang dimasukkan dalam Perjanjian Lama oleh Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Ortodoks Oriental, tetapi tidak menjadi bagian dari Tanakh Yahudi, ataupun Perjanjian Lama Protestan. Di kalangan Ortodoks, istilah ini diartikan bahwa kitab-kitab tersebut disusun secara terpisah dari kanon utama, seperti yang dijelaskan dalam 2 Esdras, di mana Esdras memerintahkan untuk menyimpan kitab-kitab tertentu secara terpisah dan tersembunyi. Ortodoksi Timur Dalam tradisinya, Gereja Ortodoks Timur memasukkan semua kitab dari Septuaginta ke dalam Perjanjian Lama mereka. Kalangan Yunani menggunakan kata "Anagignoskomena" (Ἀναγιγνωσκόμενα "dapat dibaca, layak untuk dibaca") untuk mendeskripsikan kitab-kitab Septuaginta Yunani yang tidak terdapat dalam Tanakh Ibrani. Para teolog Ortodoks menggunakan istilah "deuterokanonika" dalam arti yang tidak sama dengan penggunaan dalam Katolik Roma. Dalam Katolik Roma, deuterokanonika berarti bahwa suatu kitab adalah bagian dari himpunan Perjanjian Lama (dibaca selama ibadat) namun otoritasnya sekunder. Dengan kata lain, deutero (kedua) diterapkan pada otoritas atau kuasa bersaksi; sedangkan dalam Gereja Ortodoks Timur, deutero diterapkan pada kronologi (dari kenyataan bahwa kitab-kitab ini dikonfirmasi kemudian), bukan otoritas. Kitab-kitab Perjanjian Lama Ortodoks Timur mencakup seluruh kitab deuterokanonika yang tercantum di atas, ditambah Kitab 3 Makabe dan 1 Esdras (juga terdapat dalam Vulgata Clementina), sedangkan Kitab Barukh terpisah dari Surat Nabi Yeremia. Sehingga secara keseluruhan menjadi 49 kitab Perjanjian Lama, sementara kanon Protestan adalah 39 kitab. Seperti halnya kitab-kitab deuterokanonika Katolik Roma, naskah-naskah tersebut diintegrasikan dengan keseluruhan Perjanjian lama, bukannya dicetak dalam bagian terpisah. Naskah lainnya yang dicetak dalam Kitab Suci Ortodoks dianggap memiliki nilai tertentu (seperti tambahan Mazmur 151, dan Doa Manasye) atau disertakan sebagai suatu lampiran (seperti 4 Makabe pada umat Yunani, dan 2 Esdras pada umat Slavia). Ortodoksi Ethiopia Dalam Alkitab Amharik yang dipergunakan dalam Gereja Ortodoks Ethiopia (salah satu Gereja Ortodoks Oriental), kitab-kitab Perjanjian Lama yang tetap dipandang kanonik, meski tidak berlaku di semua Gereja lainnya, sering kali digabungkan dalam suatu bagian terpisah berjudul "Deeyutrokanoneekal" (ዲዩትሮካኖኒካል) —yang adalah kata yang sama dengan "Deuterokanonika". Deuterokanon Ortodoks Ethiopia, selain daftar standar di atas, bersamaan dengan kitab-kitab Esdras dan Doa Minasse, juga memasukkan beberapa kitab yang hanya dianggap kanonik oleh Gereja Ethiopia tersebut, termasuk Henok (1 Henokh), Kufale (Yobel) dan 1, 2, 3, Makabian (yang terkadang secara keliru dianggap sebagai "Kitab Makabe"). Dalam Komuni Anglikan Ada tumpang tindih antara bagian apokrifa dalam Alkitab King James yang asli tahun 1611 dengan deuterokanon Katolik, tetapi keduanya berbeda. Bagian apokrifa Alkitab King James 1611, selain kitab-kitab deuterokanonika, meliputi pula tiga kitab berikut yang tidak dinyatakan kanonik oleh Konsili Trente: 1 Esdras (3 Esdras dalam Vulgata) 2 Esdras (4 Esdras dalam Vulgata) Doa Manasye Ketiga kitab tersebut sendiri merupakan bagian apokrifa dari Vulgata Clementina, di mana ketiganya secara spesifik disebut "di luar rangkaian kanon". Alkitab Douay-Rheims tahun 1609 memasukkan ketiga kitab ini dalam sebuah lampiran, tetapi ketiganya sudah tidak dimasukkan dalam terjemahan Alkitab Katolik sekarang ini ke dalam bahasa Inggris maupun Indonesia. Ketiga kitab ini, bersamaan dengan kitab-kitab deuterokanonika, terdapat dalam bagian apokrif berbagai Alkitab Protestan. Penggunaan kata apokrifa (Bahasa Yunani: tersembunyi) untuk naskah-naskah tersebut, meskipun tanpa maksud menghina, diartikan sebagian pihak bahwa tulisan-tulisan yang dipertanyakan tersebut tidak boleh dimasukkan ke dalam Kanon Alkitab. Klasifikasi ini mengelompokkan kitab-kitab tersebut bersama dengan kitab injil non-kanonik tertentu dan kitab-kitab apokrif Perjanjian Baru yang lain. Style Manual for the Society of Biblical Literature merekomendasikan penggunaan istilah "literatur deuterokanonika", bukannya "Apokrifa", dalam tulisan akademis. 39 Artikel dari Gereja Inggris mencantumkan bahwa kitab-kitab deuterokanonika cocok untuk dibaca sebagai "teladan hidup dan pengajaran tentang perilaku, tetapi tidak digunakan untuk menetapkan doktrin apa pun." Leksionari awal dari Gereja Anglikan (sebagaimana tercantum dalam Buku Doa Umum tahun 1662) mengandung bacaan-bacaan dari deuterokanonika, dan bagian-bagian darinya digunakan secara berkala dalam ibadat (misalnya Kyrie Pantokrator dan Benedicite). Bacaan-bacaan dari kitab deuterokanonika saat ini dimasukkan dalam sebagian besar leksionari modern dalam Komuni Anglikan, berdasarkan pada Revised Common Lectionary (yakni berdasarkan pada leksionari Katolik Roma pasca Konsili Vatikan II), kendati bacaan alternatifnya dari kitab protokanonik disediakan juga. Dalam Kekristenan yang berasal dari Reformasi Protestan Presbiterian Pengakuan Iman Westminster, sebuah dokumen Calvinis yang berperan sebagai suatu ringkasan sistematis untuk Gereja Skotlandia dan Gereja Presbiterian di seluruh dunia, hanya mengakui 66 kitab dari kanon Protestan sebagai Kitab Suci yang otentik. Dalam Bab I Pasal III dari Pengakuan Iman tersebut tertulis: "Kitab-kitab yang umumnya disebut Apokrifa, yang bukan merupakan ilham ilahi, bukanlah bagian dari Kanon Alkitab, dan karenanya, tidak memiliki otoritas dalam Gereja Tuhan, dan juga tidak boleh disetujui, atau dimanfaatkan, selain sebagai tulisan manusia biasa." Posisi Yahudi Yudaisme dan sebagian besar versi Alkitab Protestan tidak memasukkan kitab-kitab deuterokanonika ke dalamnya. Pada umumnya diyakini bahwa Yudaisme secara resmi mengeluarkan kitab-kitab deuterokanonika dan naskah-naskah tambahan berbahasa Yunani yang tercantum di artikel ini dari Kitab Suci mereka pada suatu konsili hipotetis di Yamnia ( 70–90 Masehi), tetapi pernyataan ini juga diperdebatkan. Deuterokanonika Perjanjian Baru Istilah deuterokanonika kadang-kadang digunakan untuk menyebut antilegomena yang kanonik, yakni kitab-kitab Perjanjian Baru yang, seperti kitab-kitab deuterokanonika Perjanjian lama, tidak diterima secara universal oleh Gereja perdana. Kitab-kitab ini dapat saja disebut "deuterokanonika Perjanjian Baru", saat ini termasuk dalam ke-27 kitab Perjanjian Baru yang diakui oleh hampir semua umat Kristiani. Kitab-kitab deuterokanonika Perjanjian Baru adalah sebagai berikut: Surat kepada Orang Ibrani Surat Petrus yang Kedua Surat Yohanes yang Kedua Surat Yohanes yang Ketiga Surat Yakobus Surat Yudas Wahyu Kepada Yohanes Lihat pula Apokrifa Apokrifa Alkitab Daftar Kitab dalam Alkitab Kanon Alkitab Pseudopigrafa Catatatan Referensi Pranala luar Kanon Perjanjian Lama pada Catholic Encyclopedia Membela Kitab-Kitab Deuterokanonika, oleh Jimmy Akin Deuterokanonika: Apakah Kitab Suci? Penggunaan Deuterokanon dalam Perjanjian Baru Kitab-kitab deuterokanonika - Naskah lengkap dari Situs Web Gereja Santa Takla Haymanot, Gereja Ortodoks Koptik (tersedia pula naskah lengkap dalam Bahasa Arab) "Apokrifa: Diilhami Allah?" dari christiancourier.com
2,796
867
https://id.wikipedia.org/wiki/Bhinneka%20Tunggal%20Ika
Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila. Semboyan negara ini menggambarkan kondisi Indonesia yang mempunyai banyak keragaman budaya, namun tetap menjadi satu bangsa. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan demikian sangat wajar apabila mempunyai banyak suku, agama, ras, dan antar golongan. Keragaman tersebut hidup saling menghormati dan menghargai dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kata bhinnêka berasal dari dua kata yang mengalami sandi, yaitu bhinna 'terpisah, berbeda' dan ika 'itu'. Kata tunggal berarti 'satu'. Secara harfiah, Bhinneka Tunggal Ika dapat diartikan "Berbeda itu satu", yang bermakna meskipun beranekaragam, pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap merupakan satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam adat dan budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuno yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular sekitar abad ke-14, di bawah pemerintahan Raja Rājasanagara, yang juga dikenal sebagai Hayam Wuruk. Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha. Tujuan Tujuan dari Bhinneka Tunggal Ika adalah untuk mengembangkan motivasi dan menghargai keragaman. Tanpa wawasan tersebut, akan sulit untuk memajukan kedaulatan dan kemerdekaan nasional Indonesia. Cita-cita tersebut menjadi landasan nasionalisme masyarakat Indonesia. Tujuan dari kebangkitan nasionalis yang dipimpin Bhinneka Tunggal Ika adalah untuk menanamkan loyalitas dan dedikasi pada masyarakat dan bangsa. Sajak penuh Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini: Rwâneka dhâtu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa. Terjemahan: Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran. Terjemahan ini didasarkan, dengan adaptasi kecil, pada edisi teks kritis oleh Dr. Soewito Santoso. Galeri Lihat pula Buddha Hindu Majapahit E pluribus unum Referensi Moto Budaya Indonesia Pancasila Hindu Buddhisme Kakawin Agama dan politik Filsafat agama
360
873
https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra%20Jawa
Sastra Jawa
Sastra Jawa secara global bisa dibagi menjadi dua kategori yaitu yang ditulis dalam bentuk prosa atau puisi. Dalam bentuk prosa biasanya disebut gancaran dan dalam bentuk puisi biasa disebut dengan istilah tembang. Sebagian besar karya sastra Jawa ditulis dalam bentuk tembang mulai dari awal bahkan sampai saat ini. Sejarah Sejarah Sastra Jawa dimulai dengan sebuah prasasti yang ditemukan di daerah Sukabumi (Sukobumi), Pare, Kediri Jawa Timur. Prasasti yang biasa disebut dengan nama Prasasti Sukabumi ini bertarikh 25 Maret tahun 804 Masehi. Isinya ditulis dalam bahasa Jawa Kuno. Setelah prasasti Sukabumi, ditemukan prasasti lainnya dari tahun 856 M yang berisikan sebuah sajak yang disebut kakawin. Kakawin yang tidak lengkap ini adalah sajak tertua dalam bahasa Jawa (Kuno). Sastra Jawa dibagi dalam empat masa: Sastra Jawa Kuno Sastra Jawa Pertengahan Sastra Jawa Baru Sastra Jawa Modern Jawa Kuno Sastra Jawa Kuno atau sering kali dieja sebagai Sastra Jawa Kuno meliputi sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno pada periode kurang-lebih ditulis dari abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi, dimulai dengan Prasasti Sukabumi. Karya sastra ini ditulis baik dalam bentuk prosa (gancaran) maupun puisi (kakawin). Karya-karya ini mencakup genre seperti sajak wiracarita, undang-undang hukum, kronik (babad), dan kitab-kitab keagamaan. Sastra Jawa Kuno diwariskan dalam bentuk manuskrip dan prasasti. Manuskrip-manuskrip yang memuat teks Jawa Kuno jumlahnya sampai ribuan sementara prasasti-prasasti ada puluhan dan bahkan ratusan jumlahnya. Meski di sini harus diberi catatan bahwa tidak semua prasasti memuat teks kesusastraan. Karya-karya sastra Jawa penting yang ditulis pada periode ini termasuk Candakarana, Kakawin Ramayana dan terjemahan Mahabharata dalam bahasa Jawa Kuno. Sastra Jawa Kuno dalam bentuk prosa Candakarana Sang Hyang Kamahayanikan Brahmandapurana Agastyaparwa Uttarakanda Adiparwa Sabhaparwa Wirataparwa, 996 Udyogaparwa Bhismaparwa Asramawasanaparwa Mosalaparwa Prasthanikaparwa Swargarohanaparwa Kunjarakarna Sastra Jawa Kuno dalam bentuk puisi (kakawin) Kakawin Tertua Jawa - 856 Kakawin Ramayana ~ 870 Kakawin Arjunawiwaha, Empu Kanwa ~ 1030 Kakawin Kresnayana Kakawin Sumanasantaka Kakawin Smaradahana Kakawin Bhomakawya / Kakawin Bhomantaka Kakawin Bharatayuddha, Empu Sedah dan Empu Panuluh, 1157 Kakawin Hariwangsa Kakawin Gatotkacasraya Kakawin Wrettasañcaya Kakawin Wrettayana Kakawin Brahmandapurana Kakawin Kunjarakarna, Empu Dusun Kakawin Nagarakretagama, Empu Prapanca, 1365 Kakawin Arjunawijaya, Empu Tantular Kakawin Sutasoma, Empu Tantular Kakawin Siwaratrikalpa, Kakawin Lubdhaka Kakawin Parthayajna Kakawin Nitisastra Kakawin Nirarthaprakreta Kakawin Dharmasunya Kakawin Harisraya Kakawin Banawa Sekar Tanakung Petikan dari Kakawin Sutasoma Di bawah ini diberikan beberapa contoh petikan dari kakawin ini bersama dengan terjemahannya. Yang diberikan contohnya adalah manggala, penutup dan sebuah petikan penting. Kakawin Sutasoma adalah sebuah kakawin dalam bahasa Jawa Kuno. Kakawin ini termasyhur, sebab setengah bait dari kakawin ini menjadi motto nasional Indonesia: Bhinneka Tunggal Ika (Bab 139.5). Motto atau semboyan Indonesia tidaklah tanpa sebab diambil dari kitab kakawin ini. Kakawin ini mengenai sebuah cerita epis dengan pangeran Sutasoma sebagai protagonisnya. Amanat kitab ini mengajarkan toleransi antar agama, terutama antar agama Hindu-Siwa dan Buddha. Kakawin ini digubah oleh Empu Tantular pada abad ke-14. Manggala Pada Kakawin Sutasoma terdapat sebuah manggala. Manggala ini memuja Sri Bajrajñana yang merupakan intisari kasunyatan.Jika dia metampakkan dirinya, maka hal ini keluar dalam samadi sang Boddhacitta dan bersemayam di dalam benak. Lalu beberapa yuga disebut di mana Brahma, Wisnu dan Siwa melindungi. Maka sekarang datanglah Kaliyuga di mana sang Buddha datang ke dunia untuk membinasakan kekuasaan jahat. Penutup Pupuh penutup adalah pupuh nomor 148. Bhinneka Tunggal Ika Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Lengkapnya ialah: Petikan dari Kakawin Bharatayuddha dalam budaya Jawa Baru Kakawin ini menceritakan peperangan antara kaum Korawa dan Pandawa, yang disebut peperangan Bharatayuddha. Kakawin ini digubah oleh dua orang, yaitu: Empu Sedah dan Empu Panuluh. Bagian permulaan sampai tampilnya prabu Salya ke medan perang adalah karya Empu Sedah, selanjutnya adalah karya Empu Panuluh. Kakawin Bharatayuddha adalah salah satu dari beberapa dari karya sastra Jawa Kuno yang tetap dikenal pada masa Islam. Dalam pertunjukan wayang, beberapa bagian dari Bharatayuddha dinyanyikan sebagai bagian dari nyanyian suluk, bahkan juga dalam pertunjukan wayang yang bernapaskan Islam, misalkan cerita wayang Menak. Terutama cuplikan dari pupuh kelima, bait satu sangat sering dipakai: Pupuh V.1 Terjemahan Sinar bulan yang menawan sungguh menambah keindahan puri Tiadalah bandingan keindahan paviliun emas yang bersinar-sinar seakan-akan berkilau di langit Dinding-dindingnya terbuat dari batu-batu ratna manikam yang dirangkai bagaikan bunga Tempat sang Bhanumati dan prabu Duryodhana tidur dalam cinta Petikan dari Kakawin Arjunawiwāha Kakawin Arjunawiwāha (Jawa: ) adalah kakawin pertama yang berasal dari Jawa Timur. Karya sastra ini ditulis oleh Empu Kanwa pada masa pemerintahan Prabu Airlangga, yang memerintah di Jawa Timur dari tahun 1019 sampai dengan 1042 Masehi. Sedangkan kakawin ini diperkirakan digubah sekitar tahun 1030. Manggala <p xml:lang="jv">Kakawin Arjunawiwaha memiliki sebuah manggala. Berikut adalah manggala beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Prasasti Nusantara Prasasti Nusantara adalah prasasti yang berasal dari wilayah Nusantara. Prasasti-prasasti ini ditulis dalam aksara serta bahasa-bahasa asli Nusantara dan bahasa-bahasa asing, seperti bahasa Sanskerta. Di bawah ini disajikan daftar seleksi beberapa prasasti Nusantara Jawa yang penting atau menarik. Semua tahun yang disebut di bawah ini adalah tahun Masehi. Prasasti-prasasti berikut berbahasa Jawa, baik Jawa Kuno (Kawi) maupun Baru. Prasasti Plumpungan, Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah, 24 Juli 750 Prasasti Sukabumi, Sukabumi, Pare, Kediri, Jawa Timur, 25 Maret 804 Prasasti Kayumwungan, Karangtengah, Temanggung, Jawa Tengah (dwibahasa), 824 Prasasti Siwagrha (Prasasti kakawin tertua Jawa), 856 Prasasti Taji, 901 Prasasti Mantyasih, Desa Meteseh, Magelang Utara, Jawa Tengah, 11 April 907 Prasasti Rukam, 907 Prasasti Wanua Tengah III, 908 Prasasti Wurudu Kidul, tanpa tahun, ~ 922 Prasasti Mula Malurung, Kediri, 1255 Prasasti Sarwadharma, pemerintahan Kertanegara, 1269 Prasasti Sapi Kerep, Desa Sapi Kerep, Sukapura, Probolinggo, 1275 Prasasti Singhasari 1351, Singosari, Malang, Jawa Timur, 1351 Prasasti Ngadoman, Ngadoman (Salatiga), Jawa Tengah, 1450 Prasasti Pakubuwana X, Surakarta, Jawa Tengah, 1938 Peribahasa Jawa Peribahasa Jawa merupakan suatu bentuk kearifan lokal budaya Jawa yang filosofis. Di dalam peribahasa, terdapat makna mendalam dari sebuah kalimat atau frasa, tidak sekadar dapat dipahami secara harfiah. Contoh Paribasan (peribahasa) dan pepatah Jawa nyolong pethek = tidak cocok dengan apa yang diharapkan. kepara kepere = tidak adil (berbagi). criwis cawis= banyak bicara tapi cekatan dalam bekerja. keplok ora tombok = merasakan kesenangan tanpa keluar biaya. yitna yuwana, lena kena = yang hati-hati akanselamat, yang ceroboh akan celaka. busuk ketekuk, pinter keblinger = yang pintar dan yang bodoh sama-sams celaka. jalukan ora wewehan = mau minta tapi tak mau memberi. welas tanpa alis= karena saking dermawannya jadi sengsara sendiri (derma yang berlebihan tanpa mengukur kemampuan sendiri). kerot tanpa untu = kemauan banyak tetapi tidak punya kekuatan. anakpolah bapa kepradah = orang tua yang selalu menuruti keinginan sang anak. Nabok nyilih tangan = menyuruh orang untuk mencelakai orang lain. suduk gunting tatu loro = mendapat kesedihan rangkap. ora ganja ora unus = orangnya jelek, kelakuannya juga jelek. nututi layangan pedhot = berusaha mengembalikan situasi yg sudah semrawut. idu di dilatmaneh = mengingkari janji sendiri. ngubak ubak banyu bening = membuat keonaran di tempat yang damai. mban cindhe,mban siladan = pilih kasih (tidak adil). dudu berase di tempurake = memberi komentar tapi di luar permasalan yang sedang dibahas. adol lenga kari busike = yang membagi justru tidak kebagian jatah. ora mambu enthong irus= tidak kelihatan kalau bersaudara. Purwakanthi Purwakanthi merupakan alunan bunyi yang sama pada beberapa kata dalam sastra Jawa dan Sunda. Terdapat dua macam purwakanthi yaitu purwakanthi swara dan purwakanthi sastra. Purwakanthi swara adalah persamaan bunyi, sementara purwakanthi sastra adalah persamaan huruf. Pitutur dan ungkapan-ungkapan Jawa umumnya disampaikan secara ringkas, dengan padanan kata bersajak yang pas sehingga terkesan indah sekaligus mudah diingat. Purwakanthi guru swara Ana awan, ana pangan Ngalah nanging oleh Sing salah kudu seleh Becik ketitik ala ketara Sing weweh bakal pikoleh Adigang adigung adiguna Inggih-inggih ora kepanggih Ciri wanci lelai ginawa mati Desa mawa cara negara mawa tata Witing tresna jalaran seka kulina Giri lungsi, jalma tan kena ingina Yen menang, aja njur sewenang wenang Ana bungah, ana susah iku wis lumrah Sing gelem ngalah, bakal luhur wekasane Yen krasa enak, aja njur lali anak, lali bojo, lali kanca Purwakanthi guru sastra Tata titi titig tatag, tanggung tertib Aja dhemen memada, dhateng saphadhaning dumadi Taberi nastiti lan ngati-ati, mesthi bakal dadi Wong jejodohan kudu ngelingi: babat,bibit,bobot,bebet Ruruh,rereh,ririh ing wewarihipun, mrih reseping para muyarsi Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karya, tut wuri handayani Tarti tata-tata, ate metu turut ratan, diutus tuku tahu tempe dhuwite kertas telung atus Tindak tanduk lan tutur kang kalantur, tamtu katula-tula katali, bakal kacatur,katutuh, kapatuh, pan dadi awon Sluman slumun slamet, salamun nyemplung kali plung, slulup slelep-slelep oleh slepi isi klobot, Njumbul bul klambine teles bles Kala kula kelas kalih, kula kilak kalo kalih kuli-kuli kula, kalo kula kéli, kali kilén kula, kalo kula kampul-kampul, kula kelap kelip kala-kala keling-keling Tembang, Gending dan Karawitan Syair gending Jawa selalu terucap tembang-tembang yang dialunkan pesinden/seniwati maupun penggerong pada sebuah musik karawitan. Syair ini berbahasa Jawa dan bahasa Kawi yang unik dan mengandung pesan atau nasihat untuk hidup yang damai sejahtera di dunia ini. Syair-syair tiap gending berbeda-beda, mulai dari gending gedhe, ladrang, ketawang maupun tembang dolanan. Masing-masing mengandung makna dan tersendiri yang disampaikan penciptanya lewat syair tersebut. Tembang gedhe Tembang gedhe jenisnya: Lebdajiwa Kusumawicitra Sudiradraka Basanta Manggalagita Sukarini Nagabanda Kusumastuti Merakng Tebukasol Banjaransari Tepikawuri Pamularsih Bremarakrasa Madayanti Sudirwicitra Madurenta Kuswarini Sarapada Candrakusuma Tembang tengahan Tembang tengahan jenisnya: Balabak Wirangrong Juru Demung Kuswaraga Palugon Pangajabsih Pranasmara Sardulakawekas Sarimulat Rarabentrok Tembang Macapat Tembang Macapat juga sering disebut sekar Macapat, sekar Alit, atau sekar Dhagelan. Karsana H. Saputra dalam bukunya yang berjudul Sekar Macapat menyebutkan, macapat adalah suatu bentuk puisi Jawa yang menggunakan bahasa Jawa baru, diikat oleh persajakan yang meliputi guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu. Jadi Sekar macapat atau tembang macapat dapat diartikan sebagai salah satu bentuk sekar (tembang) yang menggunakan aturan guru wilangan dan guru lagu yang sudah ditentukan. Masing-masing jenis tembang macapat memiliki jumlah gatra yang berbeda-beda dan untuk membedakan jenis sekar macapat antara yang satu dengan lainnya dapat dilihat dari jumlah gatra, guru lagu, dan guru wilangan. Macapat adalah tembang atau puisi tradisional Jawa. Setiap bait macapat mempunyai baris kalimat yang disebut gatra, dan setiap gatra mempunyai sejumlah suku kata (guru wilangan) tertentu, dan berakhir pada bunyi sanjak akhir yang disebut guru lagu. Biasanya macapat diartikan sebagai maca papat-papat (membaca empat-empat), yaitu maksudnya cara membaca terjalin tiap empat suku kata. Namun ini bukan satu-satunya arti, karena pada praktiknya tidak semua tembang macapat bisa dinyanyikan empat-empat suku kata. Tembang macapat ada 11 ( sebelas ): Maskumambang Pocung Gambuh Megatruh Mijil Kinanthi Asmaradana Durma Pangkur Sinom Dhandhanggula Tembang macapat itu terdiri dari Guru Gatra, Guru wilangan, guru lagu, dan watak. Guru gatra adalah jumlah baris dalam tembang macapat. Guru wilangan adalah jumlah suku kata dalam tembang macapat. Guru lagu adalah jatuhnya suara di akhir baris tembang macapat. Pranatacara Pranatacara atau sering disebut pambyawara, pranata adicara, pranata titilaksana atau pranata laksitaning adicara adalah salah satu jenis pekerjaan yang berhubungan dengan suatu pertemuan atau acara dalam masyarakat Jawa. Pranatacara dalam bahasa Indonesia disebut pewara. Pranatacara merupakan pembawa acara dalam upacara adat Jawa seperti pernikahan (temanten), kematian (kesripahan), pertemuan (pepanggihan), perjamuan (pasamuan), pengajian (pengaosan), pentas, dan sebagainya. Pranatacara merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus karena orang yang melakukan pekerjaan tersebut biasanya memahami dengan benar susunan suatu acara dengan menggunakan bahasa Jawa krama Inggil. Pranatacara lebih sering dihubungkan dengan upacara adat pengantin Jawa. Pranatacara harus pandai mengolah, merakit dan menyusun serta memperhalus kalimat bahasa yang bisa dimengerti orang bayak. Serat Serat () berisi tentang ajaran atau Piwulang dan pitutur kearah kebaikan dan kebajikan, tuntunan agung yang dapat dijadikan seabagai pedoman dan suri tauladan bagi manusia. Serat menganduing makna moralitas yang berkenaan dengan dengan etika hidup. Serat Sastra Ganding diciptakan oleh Kanjeng Sultan Agung. Serat Wulangreh merupakan karya sastra berbentuk tembang hasil buah karya Sri Susuhunan Pakubuwana IV. Serat Wedhatama adalah sebuah karya sastra Jawa baru yang secara formal dinyatakan ditulis oleh Magkunegara IV. Serat Wulang Estri merupakan karya sastra kelanjutan dari ajaran Paku Buwana IV yang ditujukan bagi putrinya, yaitu berupa ajaran berumah tangga. Serat Wedaraga merupakan salah satu karya sastra berbentuk tembang macapat karangan R. Ng. Ranggawarsita. Serat Nitisastra karya Raden Ngabehi Yasadipura II. Babad Babad () berisi tentang sejarah lokal yang berhubungan dengan nama tempat, daerah, kerajaan maupun tokoh besar (historis). Babad bersifat lokal yang ditulis dengan cara pandang tradisional, sehingga sering dibumbui dengan berbagai hal yang bersifat pralogis atau bahkan bersifat fiktif dan simbolik. Babad bersifat istana centris karena pada umumnya ditulis pada lingkungan kraton dengan raja selaku penguasa daerah yang bersangkutan, atau lingkungn bangsawan yang lebih kecil. Pada umumnya babad ditulis dengan tujuan: (a) mencatat segala peristiwa, kejadian, atau pengalaman yang pernah terjadi pada masa lampau. (b) untuk menjadi teladan yang baik agar dapat diambil manfaatnya. (c) untuk memperkuat sakti raja (Sedyawati, ed. 2001: 267). Babad bersifat subjektif karena kebanyakan penulisnya berasal dari latar belakang, kecenderungan, dan pendiriannya yang ditentukan oleh pengalaman, situasi, dan kondisi hidupnya pada sebagai manusia sosial budaya pada masa dan masyarakat tertentu (Teeuw, 1988). Babad bersifat fragmentatif artinya bahwa fakta-fakta yang ditampilkan dalam babad tidaklah lengkap. Babad menekankan pada pengagungan leluhur maupun raja, yang menekankan pada pengukuhan legitimasi sebagai catatan sejarah bagi kepentingan penguasa dan keturunanya. Babad bersifat sugestif artinya bahwa babad dapat mempengaruhi pandangan seseorang. Babad Giyanti Babad kartasura Babad Sengkala Babad Surapati Babad Damarwulan Babad demak Suluk Suluk () kental dengan ajaran agama islam. Suluk sering kali dihubungkan dengan ajaran-ajaran tasawuf yang kemudian dimaknai dengn pengembaraan atau perjalanan dalam rangka mencari makna hidup. Suluk sering dianalogikan dengan kata ‘yen sinusul muluk’ yang berarti kalau dikejar semakin membumbung tinggi. Maksutnya, keilmuan suluk, bila semakin dipikirkan akan semakin jauh untuk dijangkau pikiran atau logika awam. Permasalahan yang sering diangkat dalam suluk berhubungan erat dengan hal-hal ghaib yakni hal-hal supranatural yang hubungannya dengan Tuhan dan kehidupan manusia. Suluk memiliki struktur yang tidak mudah dipahami maknanya atau relatif membingungkan, terutama bagi yang tidak bisa menggelutinya. Sastra suluk umumnya ditulis dalam bentuk tembang (macapat) namun juga ada yang berbentuk prosa. Suluk Seh Takawardi Suluk Malang Sumirang Suluk Wujil Referensi Lihat pula Sastra Sastra Jawa: Program Digitalisasi Sastra Daerah http://www.sastra.org
2,288
876
https://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara
Nusantara
Nusantara adalah sebuah istilah yang berasal dari perkataan dalam bahasa Kawi (sebuah bentuk bahasa Jawa Kuno yang banyak dipengaruhi oleh bahasa Sanskerta), yaitu "pulau" dan "luar". Di Indonesia, istilah "Nusantara" secara spesifik merujuk kepada Indonesia (kepulauan Indonesia), kata ini tercatat pertama kali dalam kitab Negarakertagama untuk menggambarkan konsep kenegaraan yang dianut Majapahit; yang kawasannya mencakup sebagian besar Asia Tenggara, terutama pada wilayah kepulauan. Konsep mengenai Nusantara sebagai sebuah daerah yang dipersatukan pada awalnya bukan berasal dari Gajah Mada, melainkan oleh Raja Kertanegara dari Kerajaan Singhasari⁠—disebut juga Singasari atau Singosari⁠—dalam Prasasti Mula Malurung yang diterbitkan oleh Kertanegara pada tahun 1255 atas perintah ayahnya, Wisnuwardhana (berkuasa pada tahun 1248–1268), selaku raja Singhasari. Selain itu, pada 1275, istilah Cakravala Mandala Dvipantara digunakan oleh Kertanegara untuk menggambarkan aspirasi mengenai Kepulauan Asia Tenggara yang bersatu di bawah kekuasaan Singhasari dan ditandai sebagai permulaan atas usahanya dalam mewujudkan aspirasi tersebut. Dvipantara merupakan sebuah kata dalam Bahasa Sansekerta yang berarti "pulau-pulau yang berada di tengah-tengah" sebagai sinonim terhadap kata Nusantara karena baik dvipa maupun nusa sama-sama berarti "pulau". Kertanegara membuat visi tentang penyatuan pemerintahan dan kerajaan maritim di Asia Tenggara sebagai pertahanan dalam menghadapi kebangkitan dari ekspansionis Dinasti Yuan dari China⁠—atau Tiongkok⁠—yang dipimpin oleh orang Mongol atau Kekaisaran Mongol di bawah kaisar Kubilai Khan. Pada tahun 1900-an istilah ini dihidupkan kembali oleh Ki Hajar Dewantara sebagai salah satu nama alternatif untuk negara merdeka selain Hindia Belanda. Sekalipun nama "Indonesia" ( 'Kepulauan Hindia') disetujui untuk digunakan sebagai nama resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia, kata Nusantara tetap diabadikan sebagai sinonim untuk kepulauan Indonesia. Penggunaan istilah ini pada zaman kuno dipakai untuk menggambarkan kesatuan geografi-antropologi kepulauan yang terletak di antara benua Asia dan Australia (termasuk Semenanjung Malaysia). Dalam arti yang lebih luas, Nusantara dalam bahasa modern meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand Selatan, Kepulauan Andaman & Nikobar, Brunei, Filipina, Timor Timur, Papua Nugini, Solomon Utara, dan Kepulauan Selat Torres, serta mungkin pulau pulau kecil di samudra Hindia seperti Pulau Natal, Kepulauan Cocos (Keeling), dan pulau Pasir. Pribumi-Nusantara (Pribumi Indonesia), juga dikenal sebagai pribumi (lit. 'pertama di tanah air Indonesia), adalah orang Indonesia yang akar leluhurnya berada di Nusantara sejak zaman pra-sejarah dari abad ke-7 M hingga abad ke-13 Masehi, dibedakan orang indonesia keturunan asing (sebagian) yang diketahui, seperti orang Indonesia tionghoa, orang Indonesia Arab, orang Indonesia India dan orang Indo-Eropa (Eurasia) yang pendahulunya berada di Indonesia dari Jaman penjajahan kolonial sejak abad ke-16 Masehi. Istilah pribumi dipopulerkan setelah kemerdekaan Indonesia sebagai pengganti yang terhormat untuk istilah kolonial Belanda Inlander. Nusantara dalam konsep kenegaraan Jawa Dalam konsep kenegaraan Jawa pada abad ke-13 hingga ke-15, raja adalah "Raja-Dewa": Raja yang memerintah adalah juga penjelmaan dewa. Karena itu daerah kekuasaannya memancarkan konsep kekuasaan seorang dewa. Kerajaan Majapahit dapat dipakai sebagai teladan. Negara dibagi menjadi tiga bagian wilayah: Negara Agung merupakan daerah sekeliling ibu kota kerajaan tempat raja memerintah. Mancanegara adalah daerah-daerah di Pulau Jawa dan sekitar yang budayanya masih mirip dengan Negara Agung, tetapi sudah berada di "daerah perbatasan". Dilihat dari sudut pandang ini, Madura dan Bali adalah daerah "mancanegara". Lampung dan juga Palembang juga dianggap daerah "mancanegara". Nusantara, yang berarti "pulau lain" (di luar Jawa) daerah di luar pengaruh budaya Jawa tetapi masih diklaim sebagai daerah taklukan: para penguasanya harus membayar upeti. Pada tahun 1336 Masehi Gajah Mada menyatakan dalam Sumpah Palapa: Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukita palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa. Terjemahannya adalah: "Dia Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan pulau-pulau lain, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa". Kitab Negarakertagama mencantumkan wilayah-wilayah "Nusantara", yang pada masa sekarang dapat dikatakan mencakup sebagian besar wilayah modern Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya, sebagian Kepulauan Maluku, dan Papua Barat) ditambah wilayah Malaysia, Singapura, Brunei dan sebagian kecil Filipina bagian selatan. Secara morfologi, kata ini adalah kata majemuk yang diambil dari bahasa Jawa Kuno nusa ("pulau") dan antara (lain/seberang). Kata Nusantara tidak hanya digunakan oleh orang Jawa dan tidak hilang setelah runtuhnya Majapahit. Kata ini dapat ditemui di Sejarah Melayu, sebuah sastra Melayu klasik yang ditulis paling awal pada tahun 1612, tetapi kata ini tetap dikenal hingga manuskrip tahun 1808: Terlalu sekali besar kerajaan Baginda (Majapahit) pada jaman itu, segala seluruh Jawa semuanya dalam hukum Baginda, dan segala raja-raja Nusantarapun setengah sudah ta-luk kepada Baginda Dwipantara Kebanyakan sejarawan Indonesia percaya bahwa konsep kesatuan Nusantara bukanlah pertama kali dicetuskan oleh Gajah Mada dalam Sumpah Palapa pada tahun 1336, melainkan dicetuskan lebih dari setengah abad lebih awal oleh Kertanegara pada tahun 1275. Sebelumnya dikenal konsep Cakrawala Mandala Dwipantara yang dicetuskan oleh Kertanegara, raja Singhasari. Dwipantara adalah kata dalam bahasa Sanskerta untuk "kepulauan antara", yang maknanya sama persis dengan Nusantara, karena "dwipa" adalah sinonim "nusa" yang bermakna "pulau". Kertanegara memiliki wawasan suatu persatuan kerajaan-kerajaan Asia Tenggara di bawah kewibawaan Singhasari dalam menghadapi kemungkinan ancaman serangan Mongol yang membangun Dinasti Yuan di Tiongkok. Karena alasan itulah Kertanegara meluncurkan Ekspedisi Pamalayu untuk menjalin persatuan dan persekutuan politik dengan kerajaan Malayu Dharmasraya di Jambi. Pada awalnya ekspedisi ini dianggap penakhlukan militer, akan tetapi belakangan ini diduga ekspedisi ini lebih bersifat upaya diplomatik berupa unjuk kekuatan dan kewibawaan untuk menjalin persahabatan dan persekutuan dengan kerajaan Malayu Dharmasraya. Buktinya adalah Kertanegara justru mempersembahkan Arca Amoghapasa sebagai hadiah untuk menyenangkan hati penguasa dan rakyat Malayu. Sebagai balasannya raja Melayu mengirimkan putrinya; Dara Jingga dan Dara Petak ke Jawa untuk dinikahkan dengan penguasa Jawa. Penggunaan modern Pada tahun 1920-an, Ki Hajar Dewantara mengusulkan penggunaan kembali istilah "Nusantara" untuk menyebut wilayah Hindia Belanda. Nama ini dipakai sebagai salah satu alternatif karena tidak memiliki unsur bahasa asing. Dan juga, alasan lain dikemukakan karena Belanda, sebagai penjajah, lebih suka menggunakan istilah Indie ( "Hindia"), yang menimbulkan banyak keracuan dengan literatur berbahasa lain yang dapat menunjukan identitas bangsa lain, yakni India. Istilah ini juga memiliki beberapa alternatif lainnya, seperti "Indonesië" (Indonesia) dan "Insulinde" (berarti "Kepulauan Hindia"). Istilah yang terakhir ini diperkenalkan oleh Eduard Douwes Dekker. Ketika akhirnya "Indonesia" ditetapkan sebagai nama kebangsaan bagi negara independen pelanjut Hindia Belanda pada Kongres Sumpah Pemuda II (1928), istilah Nusantara tidak serta-merta surut penggunaannya. Istilah ini kemudian tetap lestari dipakai sebagai sinonim bagi "Indonesia", dan dipakai dalam berbagai hal yang utamanya berkaitan dengan kebangsaan, contohnya yakni baik dalam pengertian kebudayaan, antropogeografik, maupun politik (misalnya dalam konsep Wawasan Nusantara). Nama ibu kota negara baru Indonesia Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan, ibu kota baru di Kalimantan Timur akan diberi nama Nusantara. Lihat pula Wawasan Nusantara Sejarah Nusantara Indonesia Raya Nama Asia Tenggara Sejarah Indonesia Sejarah nama Indonesia Aksara Nusantara Prasasti Nusantara Malesia Sumpah Palapa Sumatra Referensi Pranala luar Wacana Nusantara Pikiran Rakyat: Asal usul nama Indonesia Nusantara Bukanlah Wilayah Majapahit? Baru Diketahui, Majapahit Tak Pernah Kuasai Nusantara
1,145
879
https://id.wikipedia.org/wiki/Ibu%20kota
Ibu kota
Ibu kota (bentuk tidak baku: ibukota) adalah Kota Madya atau Kecamatan yang memegang status utama di suatu Negara, Negara bagian, Provinsi, Kabupaten, Departemen, atau entitas subnasional lainnya, biasanya sebagai pusat pemerintahannya. Ibu Kota biasanya ialah kota yang secara fisik meliputi kantor pemerintah dan tempat pertemuan; status sebagai modal sering ditunjuk oleh hukum atau konstitusi. Di beberapa yurisdiksi, termasuk beberapa negara, cabang pemerintahan yang berada di pemukiman yang berbeda. Dalam beberapa kasus, perbedaan dibuat antara Ibu Kota resmi (konstitusional) dan pusat pemerintahan, yang berada di tempat lain. Definisi tersebut menjelaskan pengertian ibu kota untuk negara. Dalam praktik pemerintahan, hampir setiap tingkatan administrasi pemerintahan memiliki ibu kota dan pada kenyataannya, di beberapa negara, pusat pemerintahan tidak berkedudukan di ibu kota. Sehingga, ibu kota adalah kota atau munisipalitas penting atau utama di sebuah negara, negara bagian, provinsi, kabupaten atau wilayah administratif lainnya, yang biasanya menjadi tempat kedudukan pusat administrasi pemerintahan. Status ibu kota ditetapkan berdasarkan konstitusi atau undang-undang. Di beberapa wilayah yurisdiksi, termasuk beberapa negara, tempat kedudukan cabang-cabang pemerintahan, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif, berada di lokasi yang berbeda-beda. Sejarah Secara historis, pusat ekonomi besar suatu negara atau suatu wilayah sering menjadi titik perhatian kekuasaan politik, dan menjadi ibu kota melalui penaklukan atau penggabungan. Contohnya adalah Babilonia Kuno, Bagdad Abbasiyah, Athena Kuno, Roma, Konstantinopel, Cusco Kuno, Madrid, Paris, London, Moskwa, Beijing, Tokyo, Wina, dan Berlin. Beberapa dari kota itu juga merupakan pusat keagamaan, seperti Konstantinopel (lebih dari satu agama), Roma (Gereja Katolik Roma), Yerusalem (lebih dari satu agama), Babilonia Kuno, Moskwa (Gereja Ortodoks Rusia), Belgrad (Gereja Ortodoks Serbia), Paris, dan Peking. Konvergensi kekuatan politik dan ekonomi atau budaya juga memengaruhi penentuan ibu kota. Reputasi ibu kota lama dapat pudar oleh saingannya, seperti Nanking oleh Shanghai, Kota Quebec oleh Montreal, dan sejumlah ibu kota negara bagian Amerika Serikat. Runtuhnya suatu dinasti atau budaya juga berarti hilangnya ibu kotanya, seperti yang terjadi pada Babilonia dan Cahokia. Meskipun banyak ibu kota ditetapkan berdasarkan konstitusi atau undang-undang, banyak ibu kota yang telah berdiri lama tidak memiliki dasar hukum seperti itu, contohnya Bern, Edinburgh, Lisbon, London, Paris, dan Wellington. Kota-kota tersebut diakui sebagai ibu kota berdasarkan konvensi dan karena semua atau hampir semua lembaga politik pusat negara, seperti departemen pemerintah (kementerian), mahkamah agung, badan legislatif, kedutaan besar, dan lain-lain berada di dalam atau di dekatnya. Kadang-kadang beberapa negara memindahkan ibu kota mereka karena alasan politik, populasi atau ekonomi. Beberapa negara yang pernah memindahkan ibu kota mereka adalah: Amerika Serikat, dari New York ke Philadelphia lalu ke Washington, DC Brasil dari Rio de Janeiro ke Brasilia Kazakhstan dari Almaty/Alma Ata ke Astana Turki dari Istanbul/Konstantinopel ke Ankara Myanmar dari Yangon ke Naypyidaw Seringkali ibu kota harus dipindahkan karena diduduki atau dikuasai negara asing. Lithuania antara tahun 1918-1940 beribu kotakan Kaunas karena ibu kota Vilnius dikuasai Polandia Dalam masa perang sering kali ibu kota diduduki musuh dan harus mendirikan ibu kota "tandingan" atau sementara di kota lain: Republik Indonesia beberapa kali ibu kotanya berpindah antara tahun 1945-1950. Dari Jakarta ke Yogyakarta lalu ke Bukittinggi sebelum kembali ke Jakarta Prancis Vichy "Bebas" antara tahun 1940-1944 dengan ibu kota Vichy Kadang-kadang ibu kota negara harus dibagi dengan negara lain karena dikuasai musuh: Siprus dengan ibu kota Nikosia yang harus dibagi dengan Republik Turki Siprus Utara semenjak tahun 1974 Kota Berlin yang terbagi antara Republik Federal Jerman dan Republik Demokratis Jerman antara tahun 1949 - 1990. Ibu kota modern County-county di Britania Raya memiliki ibu kota county historis, yang sering kali bukan merupakan wilayah terbesar di county itu dan sering kali tidak lagi dijadikan pusat administratif karena banyak county historis kini hanya seremonial dan wilayahnya berbeda. Di Kanada, terdapat ibu kota federal, sementara sepuluh provinsi dan tiga wilayah semua memiliki ibu kota masing-masing. Di Indonesia, setiap wilayah administratif, baik tingkat satu (provinsi) maupun tingkat dua (kabupaten/kota), memiliki ibu kota masing-masing. Negara-negara bagian dari negara-negara seperti Meksiko, Brasil, dan Australia semua memiliki ibu kota. Sebagai contoh, enam ibu kota negara bagian di Australia adalah Adelaide, Brisbane, Hobart, Melbourne, Perth, dan Sydney. Di sana, istilah "ibu kota" umumnya digunakan untuk menyebutkan ibu kota-ibu kota negara bagian ditambah dengan ibu kota federal Canberra dan Darwin, ibu kota Wilayah Utara. Abu Dhabi adalah ibu kota dari Emirat Abu Dhabi dan juga Uni Emirat Arab seluruhnya. Sebagian besar, meskipun tidak seluruhnya, ibu kota negara juga adalah kota terbesar di negaranya masing-masing. Penataan ibu kota yang tidak umum Di Belanda ibu kota menurut undang-undang adalah Amsterdam, tetapi kota pemerintahan adalah Den Haag. Di kota terakhir ini pula terdapat perwakilan-perwakilan dari negara asing. Ibu kota Afrika Selatan adalah Pretoria tempat kedudukan presiden, tetapi parlemen terletak di Cape Town/Kaapstad dan mahkamah agung di Bloemfontein. Ibu kota Republik Tiongkok (Taiwan) yang resmi adalah Nanjing, namun karena kalah dalam perang saudara sehingga Chiang Kai-shek memindahkan pemerintahan ke ibu kota sementara di Taipei, Taiwan. Ibu kota resmi Malaysia adalah Kuala Lumpur. Di kota ini pula parlemen, Yang dipertuan Agong dan perwakilan-perwakilan negara asing berada, tetapi kantor perdana menteri berkedudukan di Putrajaya. Ibu kota Indonesia adalah DKI Jakarta, tetapi bukan sebuah kota melainkan daerah administratif khusus provinsi dengan 5 kota administratif dan 1 kabupaten. Ibu kota Palestina adalah Yerusalem Timur, tetapi karena Perang Israel-Palestina Ibu kota Palestina tetap di Yerusalem Timur, namun pusat pemerintahannya berada di Ramallah serta tempat kedutaan berada di sana. Lihat pula Daftar negara di dunia Daftar ibu kota dunia Ibu kota kabupaten Daftar ibu kota dan kota terbesar menurut negara Daftar bekas ibu kota negara Referensi Pranala luar Calon Ibu kota Negara Harus Punya Landasan 'Air Force One' Tim Visi Indonesia: Ibu kota Butuh Kota Baru Pembagian administratif
917
889
https://id.wikipedia.org/wiki/Singapura
Singapura
Singapura (nama resmi: Republik Singapura) adalah sebuah negara pulau dan negara kota di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya, di utara khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor di utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia oleh Selat Singapura di selatan. Singapura adalah pusat keuangan terdepan ketiga di dunia dan sebuah kota dunia kosmopolitan yang memainkan peran penting dalam perdagangan dan keuangan internasional. Pelabuhan Singapura adalah satu dari lima pelabuhan tersibuk di dunia. Singapura memiliki sejarah imigrasi yang panjang. Penduduknya yang beragam berjumlah kira-kira 6 juta jiwa, terdiri dari Orang Tionghoa, Melayu, India, Arab, berbagai keturunan Asia, dan Kaukasoid. Sebanyak 42% penduduk Singapura adalah orang asing yang bekerja dan menuntut ilmu di sana. Pekerja asing membentuk 50% dari sektor jasa. Negara ini adalah yang terpadat kedua di dunia setelah Monako. A.T. Kearney menyebut Singapura sebagai negara paling terglobalisasi di dunia dalam Indeks Globalisasi tahun 2006. Sebelum merdeka tahun 1965, Singapura adalah pelabuhan dagang yang beragam dengan PDB per kapita $511, tertinggi ketiga di Asia Timur pada saat itu. Setelah merdeka, investasi asing langsung dan usaha pemerintah untuk industrialisasi berdasarkan rencana bekas Deputi Perdana Menteri Dr. Goh Keng Swee membentuk ekonomi Singapura saat ini. Economist Intelligence Unit dalam "Indeks Kualitas Hidup" menempatkan Singapura pada peringkat satu kualitas hidup terbaik di Asia dan kesebelas di dunia. Singapura memiliki cadangan devisa terbesar kesembilan di dunia. Negara ini juga memiliki angkatan bersenjata yang maju. Setelah PDB-nya berkurang -6.8% pada kuartal ke-4 tahun 2009, Singapura mendapatkan gelar pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, dengan pertumbuhan PDB 17.9% pada pertengahan pertama 2010. Etimologi Nama Singapura berasal dari bahasa Melayu (Sanskrit सिंहपुर "Kota Singa"). Dewasa ini, Singapura kadang dijuluki sebagai Kota Singa. Studi sejarah membuktikan bahwa singa kemungkinan tidak pernah ada di pulau itu; makhluk yang dilihat oleh Sang Nila Utama, pendiri dan pemberi nama Singapura, bisa jadi seekor harimau. Sejarah Sebelum abad ke-19 Catatan pertama permukiman di Singapura berasal dari abad ke-2 Masehi. Temasek dalam bahasa Jawa berarti 'kota laut'. Antara abad ke-16 dan awal abad ke-19, Singapura menjadi bagian dari Kesultanan Johor. Tahun 1613, perompak Portugis membakar permukiman di mulut Sungai Singapura dan pulau ini menjadi tidak terlalu diperhatikan sampai dua abad selanjutnya. Kekuasaan kolonial Britania Pada 28 Januari 1819, Thomas Stamford Raffles mendarat di pulau utama di Singapura. Ia ditugaskan oleh Perusahaan Dagang Hindia Timur Britania (East Indian Company, EIC) untuk mencari lokasi strategis untuk membangun pelabuhan di mulut Selat Malaka, menandingi dominasi Belanda, yang saat itu sedang melemah seiring bertubi-tubinya pergantian kekuasaan sejak bangkrutnya VOC, pendudukan Prancis hingga berdirinya Kerajaan Belanda. Di pulau tersebut, ia menjumpai sebuah kampung suku Melayu dipimpin Tumenggung Abdu'r Rahman, yang merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Johor, yang saat itu sedang ada konflik perebutan kekuasaan antara Sultan Johor Abdul Rahman dengan kakak tirinya, Tengku Hussein Shah (Tengku Long) yang hidup di pengasingan di Kepulauan Riau. Melihat peluang bagus, baik sebagai pos dagang strategis untuk kawasan Asia Tenggara, maupun kesempatan untuk memperoleh dukungan dari penguasa setempat, Raffles membujuk Tumenggung Abdu'r Rahman untuk menyelundupkan Tengku Hussein ke Singapura, dan membantunya merebut haknya atas tahta Kesultanan Johor. Setelah bertemu Tengku Hussein, Raffles pun membuat kesepakatan bahwa Inggris, dalam hal ini EIC, bersedia membantu Tengku Hussein merebut tahta dan memberikan tunjangan tahunan dengan imbalan diberikan hak khusus untuk membangun pos dagang dan pelabuhan di bagian selatan pulau Temasek di sisi timur Sungai Singapura sekarang. Kesepatan tersebut ditandatangani pada tanggal 6 Februari 1819. Setelah penadatanganan kesepakatan ini, Raffles pun memproklamirkan nama baru untuk bandar yang akan ia dirikan, yaitu Singapura. Raffles kembali ke Bengkulu segera setelah penandatanganan perjanjian dengan Sultan Johor tersebut dan menugaskan Mayor William Farquhar untuk memimpin permukiman baru tersebut dengan jabatan Residen, dengan beberapa meriam dan 1 resimen infantri tentara India. Membangun sebuah pelabuhan niaga dari nol adalah sebuah tantangan yang berat. Farquhar hanya menerima dana yang tidak banyak, sementara ia dilarang untuk memungut pajak pelabuhan untuk meningkatkan pendapatan lantara Raffles sudah memutuskan bahwa Singapura akan menjadi pelabuhan bebas. Farquhar mengundang pendatang-pendatang untuk datang ke Singapura, dan ia menempatkan seorang petugas di Pulau Saint John (atau P. Sekijang Bendera), 6,5 mil selatan kampung Temasek, untuk mengundang kapal-kapal yang melintas untuk singgah di Singapura. Berita tentang pelabuhan bebas yang baru dengan cepat menyebar ke seluruh kepulauan seantero Asia Tenggara, pedagang-pedagang Bugis, China, dan Arab berdatangan ke pulau tersebut, berupaya menghindari pembatasan dagang Belanda. Dalam tahun pertama bandar ini beroperasi, perdagangan yang melalui Singapura telah mencapai nilai $400,000 (dollar Spanyol). Pada tahun 1821, populasi penduduknya telah meningkat hingga mencapai sekitar 5.000 orang, dan volume perdagangan terlah mencapai nilai $8 juta. Populasi menembus angka 10.000 orang pada tahun 1825, dan volume perdagangan senilai $22 juta, Singapura melampaui pelabuhan Penang yang lebih dulu berdiri. Raffles baru kembali ke Singapura pada tahun 1822 dan ia mengkritik kebijakan-kebijakan yang dibuat Farquhar, terlepas dari kesuksesan Farquhar memimpin bandar baru itu di masa-masa awal yang sulit. Contohnya, dalam rangka menghasilkan pendapatan yang sangat mendesak, Farquhar telah melakukan penjualan lisensi perjudian dan perdagangan opium, yang dipandang Raffles sebagai penyakit sosial yang berbahaya. Kedua komoditas itu pula yang membuat munculnya kriminalisme, termasuk datangnya bajak-bajak laut dari China dan Filipina, selain Inggris dan negara-negara Eropa Barat lainnya. Selain itu di Singapura tumbuh pasar budak. Terkejut dengan kacaunya situasi di koloni tersebut, Raffles menyusun draft kebijakan baru untuk permukiman. Ia juga mengorganisir Singapura dalam pembagian berdasarkan fungsi dan kelompok etnis di bawah Raffles Plan of Singapore. Hari, jejak-jejak pembagian tersebut masih bisa dijumpai di kota tua Singapura. Awalnya Farquhar tidak menerima kebijakan baru Raffles tersebut. Raffles memecat dan meminta Farquhar pergi dari Singapura. Farquhar menolak pemecatan itu dan belakangan menuntut Raffles atas tindakannya yang tiran. Dan konflik ini berlanjut hingga kepergian Raffles pada Oktober 1823 dan tidak pernah kembali lagi hingga wafat di usia 44 tahun pada tahun 1826. Sedangkan Farquhar baru pergi meninggalkan kota yang dia bangun sepenuhnya dari nol tersebut pada 28 Desember 1823, menetap di Inggris hingga pensiun dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal dan wafat di Perth, Skotlandia pada tahun 1839. Jabatan Residen Inggris di Singapura diisi oleh John Crawfurd, seorang administrator yang efisien dan hemat, dengan jabatan baru Gubernur. Pada 7 Juni 1823, John Crawfurd menandatangani perjanjian kedua dengan Sultan dan Temenggong, yang memperluas kekuasaan Inggris ke hampir seluruh pulau. Sultan dan Tumenggong menukar hak-hak administratif mereka di pulau tersebut, termasuk pemungutan pajak pelabuhan dengan tunjangan bulanan seumur hidup, masing-masing sebesar $1500 dan $800. Perjanjian ini menyebabkan pulau tersebut masuk jurisdiksi Hukum Inggris, dengan ketentuan yang akan tetap memperhitungkan budaya, tradisi dan agama orang Melayu. Pada tahun 1824, Singapura diserahkan selama-lamanya kepada EIC oleh Sultan. Periode Perang Dunia II dan pascaperang Selama Perang Dunia II, Angkatan Darat Kekaisaran Jepang menjajah Malaya, berakhir pada Pertempuran Singapura. Pihak Britania dikalahkan dalam enam hari dan menyerahkan benteng yang seharusnya tidak terkalahkan kepada Jenderal Tomoyuki Yamashita pada 15 Februari 1942. Penyerahan ini disebut oleh Perdana Menteri Britania Raya, Winston Churchill sebagai "bencana terburuk dan penyerahan terbesar dalam sejarah Britania Raya". Pembantaian Sook Ching terhadap etnis Tionghoa setelah Singapura ditaklukkan memakan korban antara 5.000 dan 25.000 jiwa. Jepang mengganti nama Singapura menjadi , dari kata-kata Jepang , atau "pulau selatan yang diperoleh pada periode Shōwa", dan mendudukinya sampai Britania menguasai kembali pulau ini pada 12 September 1945, satu bulan setelah penyerahan Jepang. Setelah perang, pemerintah Britania Raya mengizinkan Singapura mengadakan pemilihan umum pertamanya tahun 1955 yang dimenangkan oleh kandidat pro-kemerdekaan, David Saul Marshall, ketua partai Front Buruh yang kemudian menjadi Menteri Utama. Demi menuntut pemerintahan sendiri secara penuh, Marshall memimpin delegasi ke London, tetapi ditolak oleh Britania. Ia mengundurkan diri setelah kembali ke Singapura dan digantikan oleh Lim Yew Hock, yang kebijakannya kemudian meyakinkan pihak Britania. Singapura diberi hak pemerintahan internal sendiri secara penuh dengan perdana menteri dan kabinetnya mengawasi segala urusan pemerintah kecuali pertahanan dan urusan luar negeri. Pemilihan diadakan pada 30 Mei 1959 dengan Partai Aksi Rakyat memenangkan pemilu. Singapura langsung menjadi negara dengan pemerintahan sendiri di dalam Persemakmuran pada 3 Juni 1959, dan Lee Kuan Yew disumpah sebagai perdana menteri pertama Singapura. Kemudian Gubernur Singapura, Sir William Almond Codrington Goode, menjabat sebagai Yang di-Pertuan Negara pertama hingga 3 Desember 1959. Ia digantikan oleh Yusof bin Ishak, kemudian Presiden Singapura pertama. Singapura mengumumkan kemerdekaannya dari Britania secara unilateral pada Agustus 1963, sebelum bergabung dengan Federasi Malaysia pada September bersama dengan Malaya, Sabah dan Sarawak sebagai hasil dari Referendum Penggabungan Singapura 1962. Singapura dikeluarkan dari Federasi dua tahun setelah konflik ideologi yang memanas antara pemerintah PAP Singapura dan pemerintah federal di Kuala Lumpur. Kemerdekaan (sejak 1965) Singapura secara resmi memperoleh kedaulatan pada 9 Agustus 1965. Yusof bin Ishak disumpah sebagai presiden, dan Lee Kuan Yew menjadi perdana menteri pertama Republik Singapura. Tahun 1990, Goh Chok Tong menggantikan Lee sebagai perdana menteri. Selama masa pemerintahannya, negara ini menghadapi Krisis Keuangan Asia 1997, wabah SARS, dan ancaman teroris oleh Jemaah Islamiyah. Tahun 2004, Lee Hsien Loong, putra sulung Lee Kuan Yew, menjadi perdana menteri Singapura. Di antara keputusannya yang terkenal adalah rencana membuka kasino untuk mendorong pariwisata. Geografi Singapura terdiri dari 63 pulau, termasuk daratan Singapura. Pulau utama sering disebut Pulau Singapura tetapi secara resmi disebut Pulau Ujong (Melayu: berarti pulau di ujung daratan (semenanjung)). Terdapat dua jembatan buatan menuju Johor, Malaysia: Jalan Layang Johor–Singapura di utara dan Penghubung Kedua Malaysia–Singapura di barat. Pulau Jurong, Pulau Tekong, Pulau Ubin dan Pulau Sentosa adalah pulau-pulau yang terbesar dari beberapa pulau kecil di Singapura. Titik alami tertinggi adalah Bukit Timah Hill dengan tinggi . Singapura memiliki banyak proyek reklamasi tanah dengan tanah diperoleh dari bukit, dasar laut, dan negara tetangga. Hasilnya, daratan Singapura meluas dari pada 1960-an menjadi pada hari ini, dan akan meluas lagi hingga pada 2030. Proyek ini kadang mengharuskan beberapa pulau kecil digabungkan melalui reklamasi tanah untuk membentuk pulau-pulau besar dan berguna, contohnya Pulau Jurong. Iklim Dalam sistem klasifikasi iklim Köppen, Singapura memiliki iklim tropik khatulistiwa tanpa musim yang nyata berbeda, kesamaan suhu, kelembapan tinggi, dan curah hujan yang melimpah. Suhu berkisar antara . Rata-rata kelembapan relatif berkisar antara 90% di pagi hari dan 60% di sore hari. Pada cuaca hujan yang berkepanjangan, kelembapan relatif dapat mencapai 100%. Suhu terendah dan tertinggi yang tercatat dalam sejarah maritim Singapura adalah dan . Bulan Mei dan Juni merupakan bulan terpanas, sedangkan November dan Desember merupakan musim muson basah. Dari bulan Agustus hingga Oktober, sering kali terdapat kabut, terkadang cukup mengganggu hingga pemerintah mengeluarkan peringatan kesehatan kepada publik, hal ini disebabkan oleh kebakaran semak-belukar di negara tetangganya, Indonesia. Singapura tidak menggunakan waktu musim panas atau perubahan zona waktu musim panas. Jarak waktu hari hampir sama sepanjang tahun dikarenakan letak Singapura yang berdekatan dengan garis khatulistiwa. Sekitar 23% daratan Singapura terdiri dari hutan dan cagar alam. Urbanisasi telah menghapus banyak daerah yang dulunya merupakan hutan hujan utama, tinggal menyisakan wilayah utama di daerah Cagar Alam Bukit Timah. Berbagai taman telah dijaga, seperti Kebun Botani Singapura. Politik Pemerintahan Singapura adalah sebuah republik parlementer dengan sistem pemerintahan parlementer unikameral Westminster yang mewakili berbagai konstituensi. Konstitusi Singapura menetapkan demokrasi perwakilan sebagai sistem politik negara ini. Partai Aksi Rakyat (PAP) mendominasi proses politik dan telah memenangkan kekuasaan atas Parlemen di setiap pemilihan sejak menjadi pemerintahan sendiri tahun 1959. Freedom House menyebut Singapura sebagai "sebagian bebas" dalam "laporan Freedom in the World" dan The Economist menempatkan Singapura pada tingkat "rezim hibrida", ketiga dari empat peringkat dalam "Indeks Demokrasi". Tampuk kekuasaan eksekutif dipegang oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri. Presiden Singapura, secara historis merupakan jabatan seremonial, diberikan hak veto tahun 1991 untuk beberapa keputusan kunci seperti pemakaian cadangan nasional dan penunjukan jabatan yudisial. Meski jabatan ini dipilih melalui pemilu rakyat, hanya pemilu 1993 yang pernah diselenggarakan sampai saat ini. Cabang legislatif pemerintah dipegang oleh parlemen. Pemilihan parlemen di Singapura memiliki dasar pluralitas untuk konstituensi perwakilan kelompok sejak Undang-Undang Pemilihan Parlemen diubah tahun 1991. Anggota parlemen (MP) terdiri dari anggota terpilih, non-konstituensi dan dicalonkan. Mayoritas MP terpilih melalui pemilihan umum dengan sistem pertama-melewati-pos dan mewakili Anggota Tunggal atau Konsituensi Perwakilan Kelompok (GRC). Singapura beberapa kali masuk sebagai salah satu negara dengan tingkat korupsi terendah di dunia oleh Transparency International. Meski hukum di Singapura diwariskan dari hukum Inggris dan India Britania, dan meliputi banyak elemen hukum umum Inggris, dalam beberapa kasus hukum ini keluar dari warisan tersebut sejak kemerdekaan. Contohnya adalah pengadilan oleh juri dihapuskan. Singapura memiliki hukum dan penalti yang meliputi hukuman korporal yudisial dalam bentuk pencambukan untuk pelanggaran seperti pemerkosaan, kekerasan, kerusuhan, penggunaan obat-obatan terlarang, vandalisme properti, dan sejumlah pelanggaran imigrasi. Singapura juga memiliki hukuman mati wajib untuk pembunuhan tingkat pertama, penyelundupan obat-obatan terlarang, dan pelanggaran senjata api. Amnesty International mengatakan bahwa "serangkaian klausa dalam Undang-Undang Penyalahgunaan Obat-Obatan Terlarang dan Undang-Undang Pelanggaran Senjata Api berisi dugaan bersalah yang bertentangan dengan hak dianggap tidak bersalah hingga terbukti bersalah dan mengikis hak pengadilan yang adil", dan memperkirakan bahwa Singapura memiliki "kemungkinan tingkat eksekusi tertinggi di dunia bila dibandingkan dengan jumlah penduduknya". Pemerintah menyatakan bahwa Singapura memiliki hak berdaulat untuk menentukan sistem yudisialnya dan memaksakan sesuatu yang dianggap sebagai hukuman yang pantas. Pemerintah memiliki sengketa dalam beberapa poin laporan Amnesty. Mereka berkata bahwa dalam lima tahun sampai 2004, 101 warga Singapura dan 37 warga asing telah dieksekusi, semuanya kecuali 28 orang disebabkan oleh pelanggaran obat-obatan terlarang. Amnesty menyebutkan 408 eksekusi antara 1991 dan 2003 dari pemerintah dan sumber lain dari jumlah penduduk sebanyak empat juta jiwa. Sebuah survei oleh Political and Economic Risk Consultancy (PERC) mengenai eksekutif bisnis ekspatriat bulan September 2008 menemukan bahwa orang-orang yang disurvei menganggap Hong Kong dan Singapura memiliki sistem yudisial terbaik di Asia, dengan Indonesia dan Vietnam yang terburuk: sistem yudisial Hong Kong diberi skor 1.45 dalam skala (0 untuk terbaik dan 10 untuk terburuk); Singapura dengan skor 1.92, diikuti Jepang (3.50), Korea Selatan (4.62), Taiwan (4.93), Filipina (6.10), Malaysia (6.47), India (6.50), Thailand (7.00), China (7.25), Vietnam (8.10) dan Indonesia (8.26). PERC memberi komentar bahwa karena survei ini melibatkan eksekutif bisnis ekspatriat daripada aktivis politik, kriteria seperti kontrak dan perlindungan IPR lebih ditekankan: "persepsi umum ekspatriat adalah bahwa politik setempat tidak memenuhi cara hukum perdagangan dan kriminal dilaksanakan". PERC mencatat bahwa nilai teratas Singapura dalam survei tersebut tidak termasuk aktivis politik yang mengkritik Partai Aksi Rakyat (PAP) karena menggunakan pengadilan untuk membungkam kritikus. Pada November 2010, sebuah pengadilan Singapura memberi hukuman penjara enam minggu kepada penulis Britania, Alan Sheldrake atas penghinaan terhadap pengadilan dalam bukunya, "Once A Jolly Hangman: Singapore Justice In The Dock", berdasarkan wawancara dengan bekas eksekutor pengadilan dan kritik terhadap hukuman mati di negara ini. Hubungan luar negeri Singapura memiliki hubungan diplomatik dengan 175 negara, meski tidak menempatkan seorang komisi tinggi atau kedutaan di beberapa negara. Singapura adalah anggota dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Persemakmuran, ASEAN dan Gerakan Non-Blok. Atas alasan geografis yang jelas, hubungan dengan Malaysia dan Indonesia adalah yang terpenting tetapi politik domestik tiga negara sering mengancam hubungan mereka. Singapura juga memiliki hubungan yang baik dengan beberapa negara Eropa, termasuk Prancis, Jerman, dan Britania Raya, negara yang disebutkan terakhir memiliki hubungan melalui Five Power Defence Arrangements (FPDA) bersama Malaysia, Australia dan Selandia Baru. Singapura juga berhubungan baik dengan Amerika Serikat, negara yang memiliki kekuatan penyeimbang di Asia Tenggara untuk menyeimbangkan kekuatan regional. Singapura mendukung konsep regionalisme Asia Tenggara dan menjalankan peran secara aktif di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), yang juga didirikan Singapura. Negara ini juga merupakan anggota dari forum Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), yang memiliki sekretariat di Singapura. Negara ini juga memiliki hubungan dekat dengan sesama negara ASEAN, Brunei, dan memiliki fasilitas pelatihan angkatan darat di sana. Singapura adalah salah satu negara pertama yang memiliki hubungan normal dengan Republik Rakyat Tiongkok setelah membuka diri tahun 1978. Negara ini mengakui kebijakan Satu Tiongkok RRT dan memiliki hubungan dagang yang luas dengan negara itu, meski juga mempertahankan hubungan diplomatik dengan Republik Tiongkok di Taiwan. Militer Meski ukurannya kecil, Singapura memiliki salah satu pasukan militer paling maju di Asia Tenggara. Kementerian Pertahanan (MINDEF) yang saat ini dipimpin oleh Menteri Teo Chee Hean, mengawasi Angkatan Darat Singapura, Angkatan Laut Republik Singapura, dan Angkatan Udara Republik Singapura yang seluruhnya disebut sebagai Angkatan Bersenjata Singapura, bersama perusahaan relawan swasta sebagai pembantu. Kepala Pasukan Pertahanan Singapura adalah Letnan Jenderal Neo Kian Hong. Angkatan bersenjata bertugas untuk mencegah kemungkinan serangan dan juga menyediakan bantuan kemanusiaan ke negara lain. Singapura memiliki pakta pertahanan bersama dengan beberapa negara, terutama Five Power Defence Arrangements. Ada jaringan pelatihan luas di Amerika Serikat, Australia, Republik Tiongkok (Taiwan), Selandia Baru, Prancis, Thailand, Brunei, India dan Afrika Selatan. Sejak 1980, konsep dan strategi "Pertahanan Total" telah diterapkan di semua aspek keamanan yang bertujuan untuk memperkuat Singapura dari segala jenis ancaman. Undang-undang Singapura mensyaratkan setiap warga negara dan penduduk tetap pria Singapura yang mampu untuk menjalani National Service selama sedikitnya dua tahun sebelum mencapai usia 18 tahun atau lulus sekolah, dengan pengecualian kesehatan atau lainnya. Setelah dua tahun bertugas, setiap pria dianggap siap beroperasi dan wajib menjadi serdadu cadangan sampai usia 40 tahun (50 untuk perwira bertugas). Mereka yang memenuhi persyaratan kesehatan juga harus menjalani Individual Physical Proficiency Test (IPPT) setiap tahun sebagai bagian dari program pelatihan. Lebih dari 350.000 pria bertugas sebagai serdadu cadangan yang siap beroperasi, dan 72.500 pria lainnya membentuk pasukan nasional dan korps reguler. Peningkatan jumlah peperangan non-konvensional dan terorisme telah mendorong peningkatan fokus terhadap aspek pertahanan non-militer. Kontingen Gurkha, bagian dari Kepolisian Singapura, juga merupakan sebuah pasukan kontra-terorisme. Tahun 1991, pembajakan Singapore Airlines Penerbangan 117 berakhir dengan penyerangan ke pesawat oleh Pasukan Khusus Singapura dan kematian keempat pembajak tanpa membahayakan penumpang atau personel SOF. Sumber daya pertahanan Singapura telah dimanfaatkan pada misi-misi bantuan kemanusiaan internasional, termasuk tugas penjagaan perdamaian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang melibatkan 11 negara. Bulan September 2005, Angkatan Udara Republik Singapura (RSAF) mengirimkan tiga helikopter CH-47 Chinook ke Louisiana untuk membantu operasi kemanusiaan Badai Katrina. Setelah Tsunami Asia 2004, SAF mengirimkan tank dan helikopter untuk membantu operasi kemanusiaan di negara yang terkena dampaknya. Ekonomi Singapura memiliki ekonomi pasar yang sangat maju, yang secara historis berputar di sekitar perdagangan entrepôt. Bersama Hong Kong, Korea Selatan dan Taiwan, Singapura adalah satu dari Empat Macan Asia. Ekonominya sangat bergantung pada ekspor dan pengolahan barang impor, khususnya di bidang manufaktur yang mewakili 26% PDB Singapura tahun 2005 dan meliputi sektor elektronik, pengolahan minyak Bumi, bahan kimia, teknik mekanik dan ilmu biomedis. Tahun 2006, Singapura memproduksi sekitar 10% keluaran wafer dunia. Singapura memiliki salah satu pelabuhan tersibuk di dunia dan merupakan pusat pertukaran mata uang asing terbesar keempat di dunia setelah London, New York dan Tokyo. Bank Dunia menempatkan Singapura pada peringkat hub logistik teratas dunia. Ekonomi Singapura termasuk di antara sepuluh negara paling terbuka, kompetitif dan inovatif di dunia. Dianggap sebagai negara paling ramah bisnis di dunia, Ratusan ribu ekspatriat asing bekerja di Singapura di berbagai perusahaan multinasional. Terdapat juga ratusan ribu pekerja manual asing. Sebagai akibat dari resesi global dan kemerosotan pada sektor teknologi, PDB negara ini berkurang hingga 2.2% pada 2001. Economic Review Committee (ERC) didirikan bulan Desember 2001 dan menyarankan beberapa perubahan kebijakan dengan tujuan merevitalisasi perusahaan. Sejak itu, Singapura pulih dari resesi, terutama karena banyaknya perbaikan dalam ekonomi dunia; ekonomi negara ini tumbuh 8,3% pada 2004 dan 6,4% pada 2005 and 7.9% in 2006. Singapura memperkenalkan Pajak Barang dan Jasa (GST) dengan nilai awal 3% pada 1 April 1994 yang menambah pendapatan pemerintah hingga S$1,6 miliar (US$1 miliar, €800 juta) dan menyeimbangkan keuangan pemerintah. Nilai GST ditingkatkan menjadi 4% pada 2003, 5% pada 2004, dan 7% pada 1 Juli 2007. Banyak perusahaan di Singapura terdaftar sebagai perusahaan berkewajiban terbatas swasta (umumnya disebut perseroan terbatas swasta). Sebuah perseroan terbatas swasta di Singapura adalah entitas hukum terpisah dan pemegang saham tidak berkewajiban atas utan perusahaan yang melebihi jumlah modal saham yang ditanamkan. Pariwisata Singapura adalah kota tujuan perjalanan yang terkenal, mendorong kepentingannya dalam industri pariwisata negara itu. Jumlah kedatangan total mencapai 10,2 juta orang tahun 2007. Untuk menarik lebih banyak wisatawan, pemerintah memutuskan untuk mengizinkan perjudian dan dua resor kasino (disebut Integrated Resorts) dibangun di Marina South dan Pulau Sentosa tahun 2005. Untuk bersaing dengan kota-kota regional seperti Bangkok, Hong Kong, Tokyo dan Shanghai, pemerintah mengumumkan bahwa wilayah kota akan diubah menjadi kawasan yang lebih menarik dengan menerangkan bangunan-bangunan sipil dan komersial. Makanan juga dimanfaatkan sebagai atraksi pengunjung pada Singapore Food Festival yang diadakan setiap Juli untuk merayakan masakan Singapura. Acara tahunan lainnya di Singapura meliputi Singapore Sun Festival, Christmas Light Up, dan Singapore Jewel Festival. Singapura mempromosikan dirinya sebagai hub pariwisata kesehatan: sekitar 200.000 warga asing mencari perawatan kesehatan di negara ini setiap tahun, dan layanan kesehatan Singapura menargetkan satu juta pasien asing setiap tahun mulai 2012 dan memperoleh pendapatan sebesar USD 3 miliar. Pemerintah menyatakan bahwa program ini dapat menciptakan sekitar 13.000 lowongan pekerjaan baru dalam industri kesehatan. Mata uang Mata uang Singapura adalah dolar Singapura yang ditandai dengan simbol S$ atau singkatan ISO SGD. Bank sentralnya adalah Otoritas Moneter Singapura yang bertugas mengeluarkan mata uang. Singapura mendirikan Board of Commissioners of Currency pada tahun 1967 dan mengeluarkan uang logam dan uang kertas pertamanya. Nilai tukar dolar Singapura setara dengan ringgit Malaysia sampai tahun 1973. Kesetaraan nilai tukar dengan dolar Brunei masih dipertahankan. Tanggal 27 Juni 2007, untuk memperingati 40 tahun perjanjian mata uang dengan Brunei, uang kertas S$20 diluncurkan; bagian belakangnya identik dengan uang kertas $20 Brunei yang diluncurkan secara bersamaan. Transportasi Pelabuhan dan penerbangan Singapura merupakan sebuah hub transportasi internasional di Asia karena letaknya di berbagai rute perdagangan laut dan udara. Pelabuhan Singapura, dikelola oleh operator pelabuhan PSA International dan Jurong Port, adalah pelabuhan tersibuk kedua di dunia pada 2005 menurut tonase pengapalan yang ditangani, yaitu sebesar 1,15 miliar ton kasar, dan menurut lalu lintas kontainer, yaitu sebanyak 23,2 juta satuan dua puluh kaki (TEU). Pelabuhan Singapura juga merupakan yang tersibuk kedua di dunia menurut tonase kargo, setelah Shanghai dengan 423 juta ton. Selain itu, Singapura merupakan pelabuhan tersibuk pertama di dunia menurut lalu lintas lintas pengapalan dan pusat pengisian bahan bakar kapal terbesar di dunia. Singapura adalah hub penerbangan untuk kawasan Asia Tenggara dan perhentian untuk rute Kangguru antara Australasia dan Eropa. Bandar Udara Changi Singapura memiliki jaringan seluas 80 maskapai penerbangan yang menghubungkan Singapura ke 200 kota di 68 negara. Bandara ini telah dimasukkan sebagai salah satu bandara internasional terbaik oleh berbagai majalah perjalanan internasional, termasuk sebagai bandara terbaik di dunia untuk pertama kalinya oleh Skytrax pada tahun 2006. Bandar Udara Changi saat ini memiliki empat (4) terminal penumpang. Terdapat juga sebuah terminal bertarif rendah, yang melayani maskapai bertarif rendah Tiger Airways dan Cebu Pacific. Maskapai penerbangan nasionalnya ialah Singapore Airlines (SIA), maskapai yang paling banyak mendapatkan penghargaan di dunia. Bandar Udara Changi Singapura diswastanisasikan pada tahun 2009 dan saat ini dimiliki sepenuhnya oleh Changi Airport Group. Domestik Infrastruktur transportasi lokal meliputi sebuah sistem transportasi darat di seluruh pulau yang terdiri dari serangkaian jalan ekspres. Sistem jalan umum dilayani oleh angkutan bus resmi dan berbagai perusahaan taksi berizin. Angkutan bus umum telah menjadi topik kritik oleh sejumlah warga Singapura, kebanyakan di antaranya memanfaatkan sistem ini untuk perjalanan komuter sehari-hari. Sejak 1987, sistem metro kereta penumpang Mass Rapid Transit (MRT) telah dioperasikan. Sistem MRT semakin dilengkapi oleh sistem kereta ringan Light Rail Transit (LRT), dan meningkatkan keteraksesan ke kawasan permukiman. Didirikan tahun 2001, sistem EZ-Link memungkinkan kartu pintar digunakan sebagai tiket alternatif yang digunakan pada sistem angkutan umum di Singapura. Demografi Populasi Jumlah penduduk Singapura memiliki persentase warga asing tertinggi keenam di dunia. Sekitar 42% penduduk Singapura adalah warga asing dan mereka membentuk 50% sektor jasa di negara itu. Kebanyakan berasal dari Tiongkok, Malaysia, Filipina, Amerika Utara, Timur Tengah, Eropa, Australia, Bangladesh dan India. Negara ini merupakan yang terpadat kedua di dunia setelah Monako. Menurut statistik pemerintah, jumlah penduduk Singapura pada 2009 sebanyak 4,99 juta jiwa, 3,73 juta jiwa di antaranya merupakan warga negara dan penduduk tetap Singapura (disebut "Singapore Residents"). Jumlah warga negara pada tahun 2009 adalah 3,2 juta jiwa. Berbagai kelompok bahasa Tionghoa membentuk 74,2% dari penduduk Singapura, Melayu 13,4%, India 9,2%, sementara Eurasia, Arab dan kelompok lain membentuk 3,2% dari populasi Singapura. Pada 2008, tingkat kelahiran total hanya 1,28 anak setiap wanita, terendah ketiga di dunia dan di bawah batas 2,1 yang dibutuhkan untuk mengganti populasi pada masa depan. Tahun 2008, 39.826 bayi lahir, dibandingkan dengan 37.600 bayi pada 2005. Jumlah ini belum cukup untuk mempertahankan pertumbuhan penduduk. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah mendorong warga asing untuk pindah ke Singapura. Jumlah besar imigran ini telah mencegah populasi Singapura berkurang. Menurut statistik terbaru tahun 2010, tingkat kelahiran total penduduk Singapura mencapai tingkat 1,22 pada 2009. Tingkat kelahiran total penduduk Tionghoa Singapura adalah 1,08, diikuti India 1,14 dan Melayu 1,82. Ringkat kelahiran Melayu Singapura ~70% lebih tinggi dari Tionghoa dan India Singapura. Agama Agama Buddha adalah agama yang mendominasi Singapura, dengan 31,10% dari penduduk negara ini menyatakan diri sebagai penganut agama tersebut pada sensus tahun 2020. Vihara dan pusat Dharma dari tiga tradisi besar Buddha (Theravada, Mahayana dan Vajrayana) dapat ditemukan di Singapura. Kebanyakan penganut Buddha di Singapura beretnis Tionghoa dan menganut tradisi Mahayana. Mahayana Tiongkok merupakan bentuk Buddha yang paling dominan di Singapura dengan misionaris dari Taiwan dan Tiongkok selama beberapa dasawarsa. Tetapi, Buddha Theravada Thailand mulai populer di antara masyarakat (tidak termasuk Tionghoa) dalam dasawarsa terakhir. Soka Gakkai International, sebuah organisasi Buddha Jepang, dipraktikkan oleh banyak orang di Singapura, kebanyakan di antaranya keturunan Tionghoa. Buddha Tibet juga perlahan-lahan masuk ke negara ini dalam beberapa tahun terakhir. Pendidikan Bahasa Inggris adalah bahasa pengajar di seluruh sekolah di Singapura. Siswa masuk sekolah dasar pada usia 7 tahun dan melanjutkan pendidikan selama enam tahun, pada akhir masa pendidikan mereka menjalani Primary School Leaving Examination (PSLE). Ada empat pelajaran di sekolah dasar, yaitu bahasa Inggris, matematika, sains, dan bahasa ibu. Semua pelajaran diajarkan dan diujikan dalam bahasa Inggris kecuali "bahasa ibu" yang diajarkan dan diujikan dalam bahasa Melayu, Mandarin (Tionghoa) atau Tamil. Sementara "bahasa ibu" merujuk pada bahasa utama secara internasional, dalam sistem pendidikan Singapura sebutan ini digunakan untuk merujuk pada bahasa kedua atau tambahan karena bahasa Inggris adalah bahasa utama. Sekolah dasar negeri tidak membebankan biaya sekolah, tetapi bisa saja muncul biaya tak terduga. Setelah sekolah dasar, siswa masuk ke sekolah menengah selama empat hingga lima tahun. Ada banyak pelajaran yang ditawarkan di sekolah menengah, termasuk bahasa Inggris, bahasa ibu, geografi, sejarah, matematika dasar, matematika tingkat atas, kimia, fisika, biologi, bahasa Prancis dan bahasa Jepang. Siswa rata-rata mempelajari tujuh sampai delapan pelajaran, tetapi sudah umum bagi siswa untuk mengambil lebih dari delapan pelajaran. Pada akhir sekolah menengah, siswa menjalani ujian Singapore-Cambridge GCE 'O' Level dan hasilnya menentukan jenis jalur pendidikan pasca-menengah yang akan mereka teruskan. Biaya sekolah di kebanyakan sekolah menengah negeri dibulatkan sampai 5 SGD setelah disubsidi pemerintah. Tetapi, ada sekolah-sekolah menengah swasta yang membebankan ratusan dolar untuk biaya sekolah setiap bulannya. Tidak semua siswa masuk ke sekolah menengah. Banyak di antaranya yang meneruskan pendidikan ke institut pendidikan vokasi seperti Institute of Technical Education (ITE), tempat mereka lulus dengan sertifikat vokasi. Siswa lainnya meneruskan pendidikan ke Singapore Sports School atau sekolah dengan program terintegrasi sehingga mereka dapat melompati ujian Singapore-Cambridge GCE 'O' Level secara bersamaan. Setelah ujian tingkat O pada usia sekitar 16 tahun, siswa secara normal masuk ke sebuah Junior College, Centralised Institute atau Polytechnic. Program di Junior College dan Centralised Institute mengarah pada ujian tingkat GCE A setelah dua atau tiga tahun. Ada lima politeknik di Singapura, yaitu Singapore Polytechnic, Ngee Ann Polytechnic, Temasek Polytechnic, Nanyang Polytechnic dan Republic Polytechnic. Tidak seperti institusi di negara lain, politeknik di Singapura tidak memberi gelar. Mahasiswa politeknik lulus dengan diploma pada akhir tiga tahun kuliah. Ada lima universitas negeri di Singapura - Universitas Nasional Singapura, Universitas Teknologi Nanyang, Universitas Manajemen Singapura, Singapore University of Technology and Design dan Institut Teknologi Singapura. Pemerintah telah membangun lebih banyak universitas negeri dalam beberapa dasawarsa terakhir dengan harapan dapat menyediakan pendidikan tinggi untuk 30% dari setiap kelompok. Mata kuliah di politeknik dan universitas diajarkan dalam bahasa Inggris. Banyak universitas asing yang memiliki kampus di Singapura, yaitu INSEAD, Chicago Business School, New York University, University of Las Vegas, Technische Universität München, ESSEC dan lainnya. Bahasa Pemerintah Singapura mengakui empat bahasa resmi: Inggris, Melayu, , dan Tamil. Bahasa Inggris adalah bahasa paling dominan di Singapura, tidak seperti negara tetangganya, Malaysia dan Indonesia, tempat bahasa Melayu menjadi bahasa dominan. Bentuk bahasa Inggris yang dipertuturkan di Singapura beragam mulai dari Inggris Standar hingga bahasa kreol yang dikenal sebagai Singlish. Di antara warga Singapura, bahasa Inggris memiliki jumlah penutur terbanyak. Jumlah ini diikuti oleh bahasa Mandarin, Melayu dan Tamil. Pengejaan dan kosakata yang digunakan berasal dari bahasa Inggris Britania, dengan beberapa pengecualian, misalnya penggunaan "pants" (Amerika Serikat) menggantikan "trousers" (Britania Raya). Penggunaan bahasa Inggris meluas di Singapura setelah 1965 ketika diberlakukan sebagai bahasa utama dalam sistem pendidikan negara ini. Di sekolah, anak-anak diharuskan mempelajari bahasa Inggris dan satu dari tiga bahasa resmi lain sebagai bahasa ibu. Pada 1987, bahasa Inggris diumumkan sebagai bahasa utama resmi dalam sistem pendidikan Singapura. Bahasa Melayu adalah bahasa nasional karena alasan simbolis dan historis, dan secara umum dipertuturkan oleh masyarakat Melayu Singapura. Bahasa Melayu digunakan pada lagu kebangsaan "Majulah Singapura" dan cetakan koin. Tetapi, sekitar 85% warga Singapura tidak mempertuturkan bahasa Melayu. Bahasa Mandarin juga dipertuturkan secara luas di Singapura. Bahasa Mandarin telah meluas akibat kampanye dan usaha masyarakat dukungan pemerintah untuk mendukung penggunaannya di antara bahasa-bahasa Tionghoa lainnya. Bahasa Tamil dipertuturkan oleh sekitar 60% masyarakat India Singapura atau 5% dari seluruh penduduk Singapura. Bahasa India seperti Malayalam, Telugu dan Hindi juga dipertuturkan oleh sekelompok kecil masyarakat India di Singapura. Budaya Karena keragaman penduduk dan latar imigrannya, budaya Singapura sering disebut sebagai campuran dari budaya Britania, Melayu, Tionghoa, India, Arab, dan Peranakan. Warga asing juga membentuk 42% penduduk Singapura dan memainkan peran penting dalam memengaruhi budaya Singapura. Masakan Makan-makan dan belanja sudah menjadi hiburan nasional warga Singapura. Masakan Singapura adalah contoh dari keberagaman dan difusi budaya negara ini; dengan pengaruh dari Britania, Tionghoa, India, Melayu, Tamil, dan Indonesia. Masakan umum Singapura yaitu sate, nasi lemak, kepiting pedas dan nasi ayam Hainan. Media MediaCorp, perusahaan media milik negara, mengoperasikan ketujuh saluran televisi terestrial lokal yang gratis dan 14 saluran radio. Semua stasiun radio dan televisi adalah badan usaha milik negara. Stasiun radio dioperasikan oleh MediaCorp, kecuali empat stasiun yang dioperasikan SAFRA Radio dan SPH UnionWorks. Layanan televisi IPTV dan kabel berbayar dimiliki oleh StarHub dan SingTel. Kepemilikan pribadi terhadap parabola satelit yang mampu menyalurkan konten televisi tanpa sensor dari luar negeri dianggap ilegal. Media cetak Singapura meliputi 16 surat kabar dengan sirkulasi aktif dan sejumlah majalah. Harian diterbitkan dalam bahasa Inggris, Tionghoa, Melayu dan Tamil, dengan media cetak didominasi oleh Singapore Press Holdings (SPH), penerbit harian utama berbahasa Inggris milik pemerintah, The Straits Times. SPH menerbitkan hampir semua surat kabar harian, termasuk sebuah harian dwibahasa gratis, My Paper – yang mengklaim sebagai harian pertama di dunia dengan cakupan bahasa Inggris dan Tionghoa yang setara. Kebanyakan dari surat kabar ini memiliki versi daring paralel, termasuk The Straits Times, The New Paper, dan Business Times. Begitu juga dengan Today - sebuah tabloid gratis berbahasa Inggris yang diterbitkan oleh MediaCorp, satu-satunya surat kabar yang tidak diterbitkan SPH. Satu pemancar radio berbasis di Singapura yang berada di luar pengawasan pemerintah adalah Stasiun Pemancar Timur Jauh milik BBC World Service. Seni Sejak 1990-an, pemerintah telah berusaha mempromosikan Singapura sebagai pusat seni dan budaya, khususnya seni drama, dan mengubah negara ini menjadi 'gerbang antara Timur dan Barat' yang kosmopolitan. Puncak dari usaha pemerintah ini adalah pembangunan Esplanade, sebuah pusat seni drama kelas atas yang dibuka pada 12 Oktober 2002. Selain itu, Singapore Arts Festival merupakan kegiatan tahunan yang diadakan National Arts Council. Drama komedi jalanan juga meningkat jumlahnya, termasuk acara mikrofon terbuka yang diadakan setiap minggu. Singapura mengadakan Genee International Ballet Competition 2009, sebuah kompetisi balet klasik bergengsi yang diadakan oleh Royal Academy of Dance, sebuah dewan juri tari internasional yang berpusat di London, Britania Raya. Olahraga dan rekreasi Olahraga kegemaran warga Singapura meliputi olahraga terbuka seperti sepak bola, basket, kriket, renang, berlayar dan beberapa olahraga tertutup seperti tenis meja dan bulu tangkis. Sebagian besar warga Singapura tinggal di wilayah permukiman umum dengan fasilitas seperti kolam renang umum, lapangan basket terbuka dan komplek olahraga tertutup di dekatnya. Sebagaimana halnya sebuah pulau, olahraga air sangat terkenal, termasuk berlayar, kayak dan ski air. Selam skuba adalah rekreasi lain yang bisa dilakukan di sekitar Pulau Hantu yang dikenal kaya akan terumbu karang. Olahragawan Singapura telah mengikuti berbagai kompetisi regional dan internasional seperti tenis meja, bulu tangkis, boling, berlayar, silat, renang dan polo air. Atlet seperti Fandi Ahmad, Ang Peng Siong, Li Jiawei dan Ronald Susilo telah menjadi olahragawan terkenal di Singapura. Singapura memiliki liga sepak bolanya sendiri, yaitu S-League, dibentuk tahun 1996 dan saat ini terdiri dari 12 klub dengan 3 tim asing. Singapore Slingers bergabung dengan Australian National Basketball League pada 2006, yang kemudian mereka tinggalkan pada 2008. Mereka adalah salah satu tim pertama dalam ASEAN Basketball League yang didirikan bulan Oktober 2009. Dimulai tahun 2008, Singapura menyelenggarakan satu putaran Formula One World Championship. Balap mobil ini diadakan di Marina Bay Street Circuit di daerah Marina Bay dan menjadi balap malam pertama yang dilakukan di sirkuit F1 dan merupakan sirkuit jalanan pertama di Asia. Pada 21 Februari 2008, Komite Olimpiade Internasional mengumumkan bahwa Singapura memenangkan undian penyelenggaraan Olimpiade Remaja Musim Panas 2010. Singapura mengalahkan Moskow pada undian final dengan memenangkan 53 suara, sementara Moskow memperoleh 44 suara. Pada 15 September 2010, Sekretaris Parlemen Senior untuk Kementerian Pengembangan Masyarakat, Remaja dan Olahraga, Teo Ser Luck mengumumkan bahwa Singapura akan memulai Singapore Biennale Games untuk melanjutkan jejak-jejak Olimpiade Remaja Singapura 2010 yang akan diadakan setiap 2 tahun mulai 2011. Keterangan Referensi Catatan kaki Bahan pustaka Lee Kuan Yew (2000). From Third World To First: The Singapore Story: 1965–2000. New York: HarperCollins. ISBN 0-06-019776-5 Lihat pula Daftar tokoh Singapura Partai politik di Singapura Presiden Singapura Sir Stamford Raffles Pariwisata Singapura Pranala luar Pemerintah Singapore Government Directory Interactive Singapore Government Online Portal Gateway To All Government Services Singapore National Service Portal Singapore Accounting and Corporate Regulatory Authority Singapore Department of Statistics Annual Data Chief of State and Cabinet Members Singapore Economic Development Board Informasi umum Singapore from UCB Libraries GovPubs Singapore Infomap Pemandangan WikiSatellite Singapora di WikiMapia Official Gateway To Singapore Bendera negara Asia Negara di Asia Tenggara Pulau di Singapura Negara anggota ASEAN Negara-Negara Persemakmuran Negara kota Ibu kota negara di Asia Negara kepulauan Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa Negara mikro Permukiman pesisir
5,637
894
https://id.wikipedia.org/wiki/Siddhartha%20Gautama
Siddhartha Gautama
Siddhartha Gautama (juga dikenal sebagai Sakyamuni) adalah seorang guru pertapa dan spiritual Asia Selatan yang hidup pada paruh kedua milenium pertama sebelum Masehi. Dia adalah pendiri Buddhisme dan dihormati oleh umat Buddhis sebagai makhluk yang sepenuhnya tercerahkan yang mengajarkan jalan menuju Nirwana (secara harfiah "lenyap atau padam"), kebebasan dari ketidaktahuan, nafsu keinginan, kelahiran kembali dan penderitaan. Menurut tradisi Buddhis, Sang Buddha lahir di Lumbini di tempat yang sekarang disebut Nepal, kepada orang tua bangsawan dari klan Shakya, tetapi meninggalkan keluarganya untuk hidup sebagai pertapa pengembara. Memimpin kehidupan mengemis, pertapaan, dan meditasi, ia mencapai pencerahan di Bodh Gaya. Sang Buddha kemudian mengembara melalui dataran Gangga yang lebih rendah, mengajar dan membangun sebuah ordo monastik. Dia mengajarkan jalan tengah antara pemanjaan indria dan asketisme yang parah, sebuah pelatihan pikiran yang mencakup pelatihan etis dan praktik meditatif seperti usaha, perhatian, dan jhana. Dia meninggal di Kushinagar, mencapai parinirvana. Sang Buddha sejak itu dihormati oleh banyak kepercayaan dan komunitas di seluruh Asia. Beberapa abad setelah kematian Sang Buddha, ajarannya disusun oleh komunitas Buddhis di Vinaya, kodenya untuk praktik monastik, dan Sutta, teks berdasarkan khotbahnya. Ini diturunkan dalam dialek Indo-Arya Tengah melalui tradisi lisan. Generasi-generasi selanjutnya menyusun teks-teks tambahan, seperti risalah sistematis yang dikenal sebagai "Abhidharma", biografi Sang Buddha, kumpulan cerita tentang kehidupan masa lalunya yang dikenal sebagai kisah Jataka, dan khotbah tambahan, yaitu sutra Mahayana. Riwayat hidup Kelahiran Pangeran Siddharta dilahirkan pada tahun 623 SM di Taman Lumbini, saat Ratu Maha Maya berdiri memegang dahan pohon sala. Pada saat ia lahir, dua arus kecil jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya hangat. Arus tersebut membasuh tubuh Siddhartha. Siddhartha lahir dalam keadaan bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah ke arah utara, dan tempat yang dipijakinya ditumbuhi bunga teratai. Oleh para pertapa di bawah pimpinan Asita Kaladewala, diramalkan bahwa Pangeran kelak akan menjadi seorang Chakrawartin (Maharaja Dunia) atau akan menjadi seorang Buddha. Hanya pertapa Kondañña yang dengan tegas meramalkan bahwa Pangeran kelak akan menjadi Buddha. Mendengar ramalan tersebut Sri Baginda menjadi cemas, karena apabila Pangeran menjadi Buddha, tidak ada yang akan mewarisi tahta kerajaannya. Oleh pertanyaan Raja, para pertapa itu menjelaskan agar Pangeran jangan sampai melihat empat macam peristiwa. Bila tidak, ia akan menjadi pertapa dan kelak menjadi Buddha. Empat macam peristiwa itu adalah: Orang tua, Orang sakit, Orang mati, Seorang pertapa. Masa kecil Sejak kecil sudah terlihat bahwa Pangeran adalah seorang anak yang cerdas dan sangat pandai, selalu dilayani oleh pelayan-pelayan dan dayang-dayang yang masih muda dan cantik rupawan di istana yang megah dan indah. Pada saat berusia 7 tahun, Pangeran Siddharta mempunyai 3 kolam bunga teratai, yaitu: Kolam Bunga Teratai Berwarna Biru (Uppala) Kolam Bunga Teratai Berwarna Merah (Paduma) Kolam Bunga Teratai Berwarna Putih (Pundarika) Dalam Usia 7 tahun Pangeran Siddharta telah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Pangeran Siddharta menguasai semua pelajaran dengan baik. Dalam usia 16 tahun Pangeran Siddharta menikah dengan Puteri Yasodhara yang dipersuntingnya setelah memenangkan berbagai sayembara. Dan saat berumur 16 tahun, Pangeran memiliki tiga Istana, yaitu: Istana Musim Dingin (Ramma) Istana Musim Panas (Suramma) Istana Musim Hujan (Subha) Masa dewasa Kata-kata pertapa Asita membuat Raja Suddhodana tidak tenang siang dan malam, karena khawatir kalau putra tunggalnya akan meninggalkan istana dan menjadi pertapa, mengembara tanpa tempat tinggal. Untuk itu Baginda memilih banyak pelayan untuk merawat Pangeran Siddharta, agar putra tunggalnya menikmati hidup keduniawian. Segala bentuk penderitaan berusaha disingkirkan dari kehidupan Pangeran Siddharta, seperti sakit, umur tua, dan kematian, sehingga Pangeran hanya mengetahui kenikmatan duniawi. Suatu hari Pangeran Siddharta meminta izin untuk berjalan di luar istana, di mana pada kesempatan yang berbeda dilihatnya "Empat Kondisi" yang sangat berarti, yaitu orang tua, orang sakit, orang mati dan orang suci. Pangeran Siddhartha bersedih dan menanyakan kepada dirinya sendiri, "Apa arti kehidupan ini, kalau semuanya akan menderita sakit, umur tua dan kematian. Lebih-lebih mereka yang minta pertolongan kepada orang yang tidak mengerti, yang sama-sama tidak tahu dan terikat dengan segala sesuatu yang sifatnya sementara ini!". Pangeran Siddharta berpikir bahwa hanya kehidupan suci yang akan memberikan semua jawaban tersebut. Selama 10 tahun lamanya Pangeran Siddharta hidup dalam kesenangan duniawi. Pergolakan batin Pangeran Siddharta berjalan terus sampai berusia 29 tahun, tepat pada saat putra tunggalnya Rahula lahir. Pada suatu malam, Pangeran Siddharta memutuskan untuk meninggalkan istananya dan dengan ditemani oleh kusirnya, Channa. Tekadnya telah bulat untuk melakukan Pelepasan Agung dengan menjalani hidup suci sebagai pertapa. Setelah itu Pangeran Siddhartha meninggalkan istana, keluarga, kemewahan, untuk pergi berguru mencari ilmu sejati yang dapat membebaskan manusia dari usia tua, sakit dan mati. Pertapa Siddharta berguru kepada Alāra Kālāma dan kemudian kepada Uddaka Ramāputta, tetapi tidak merasa puas karena tidak memperoleh yang diharapkannya. Kemudian dia bertapa menyiksa diri dengan ditemani lima orang pertapa. Akhirnya dia juga meninggalkan cara yang ekstrem itu dan bermeditasi di bawah pohon Bodhi untuk mendapatkan Penerangan Agung. Masa pengembaraan Di dalam pengembaraannya, pertapa Gautama mempelajari latihan pertapaan dari pertapa Bhagava dan kemudian memperdalam cara bertapa dari dua pertapa lainnya, yaitu pertapa Alara Kalama dan pertapa Udraka Rāmaputra . Namun setelah mempelajari cara bertapa dari kedua gurunya tersebut, tetap belum ditemukan jawaban yang diinginkannya. Sehingga sadarlah pertapa Gautama bahwa dengan cara bertapa seperti itu tidak akan mencapai Pencerahan Sempurna. Kemudian pertapa Gautama meninggalkan kedua gurunya dan pergi ke Magadha untuk melaksanakan bertapa menyiksa diri di hutan Uruvela, di tepi Sungai Nairanjana(Naranjara) yang mengalir dekat Hutan Gaya. Walaupun telah melakukan bertapa menyiksa diri selama enam tahun di Hutan Uruvela, tetap pertapa Gautama belum juga dapat memahami hakikat dan tujuan dari hasil pertapaan yang dilakukan tersebut. Pada suatu hari dalam pertapaannya, pertapa Gotama kedatangan seorang roh pemusik/gandharva yang kemudian melantunkan sebuah syair: Nasihat tersebut sangat berarti bagi pertapa Gautama yang akhirnya memutuskan untuk menghentikan tapanya lalu pergi ke sungai untuk mandi. Badannya yang telah tinggal tulang hampir tidak sanggup untuk menopang tubuh pertapa Gautama. Seorang wanita bernama Sujata memberi pertapa Gautama semangkuk susu. Badannya dirasakannya sangat lemah dan maut hampir saja merenggut jiwanya, namun dengan kemauan yang keras membaja, pertapa Gautama melanjutkan samadhinya di bawah pohon bodhi (Asattha) di Hutan Gaya, sambil ber-prasetya, "Meskipun darahku mengering, dagingku membusuk, tulang belulang jatuh berserakan, tetapi aku tidak akan meninggalkan tempat ini sampai aku mencapai Pencerahan Sempurna." Perasaan bimbang dan ragu melanda diri pertapa Gautama, hampir saja Dia putus asa menghadapi godaan Mara, dewa penggoda yang dahsyat. Dengan kemauan yang keras membaja dan dengan keyakinan yang teguh kukuh, akhirnya godaan Mara dapat dilawan dan ditaklukkannya. Hal ini terjadi ketika bintang pagi memperlihatkan dirinya di ufuk timur. Pertapa Gautama telah mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi Samyaksam-Buddha (Samma sam-Buddha), tepat pada saat bulan Purnama Siddhi pada bulan Waisak ketika ia berusia 35 tahun (menurut versi Buddhisme Mahayana, 531 SM pada hari ke-8 bulan ke-12, menurut kalender lunar. Versi WFB, pada bulan Mei tahun 588 SM). Pada saat mencapai Pencerahan Sempurna, dari tubuh Siddharta memancar enam sinar Buddha (Buddharasmi) dengan warna biru (nila) yang berarti bhakti; kuning (pita) mengandung arti kebijaksanaan dan pengetahuan; merah (lohita) yang berarti kasih sayang dan belas kasih; putih (Avadata) mengandung arti suci; jingga (mangasta) berarti semangat ; dan campuran sinar tersebut (prabhasvara) Penyebaran ajaran Buddha Setelah mencapai Pencerahan Sempurna, pertapa Gautama mendapat gelar kesempurnaan yang antara lain: Buddha Gautama, Buddha Sakyamuni, Tathagata ('Ia Yang Telah Datang', Ia Yang Telah Pergi'), Sugata ('Yang Maha Tahu'), Bhagava ('Yang Agung') dan sebagainya. Lima pertapa yang mendampingi Dia di hutan Uruvela merupakan murid pertama Buddha yang mendengarkan khotbah pertama Dhammacakka Pavattana Sutta, di mana Dia menjelaskan mengenai Jalan Tengah yang ditemukan-Nya, yaitu Delapan Ruas Jalan Kemuliaan termasuk awal khotbahNya yang menjelaskan "Empat Kebenaran Mulia". Buddha Gautama berkelana menyebarkan Dharma selama empat puluh lima tahun lamanya kepada umat manusia dengan penuh cinta kasih dan kasih sayang, hingga akhirnya mencapai usia 80 tahun, saat ia menyadari bahwa tiga bulan lagi ia akan mencapai Parinibbana. Buddha dalam keadaan sakit terbaring di antara dua pohon sala di Kusinagara, memberikan khotbah Dharma terakhir kepada siswa-siswa-Nya, lalu Parinibbana (versi Buddhisme Mahayana, 486 SM pada hari ke-15 bulan ke-2 kalender Lunar. Versi WFB pada bulan Mei, 543 SM). Seorang tabib pribadi dan pengikutnya yang setia, Jivaka, merawat Sang Buddha pada masa sakitnya. Sifat Agung Buddha Seorang Buddha memiliki sifat Cinta Kasih (maitri atau metta) dan Kasih Sayang (karuna). Jalan untuk mencapai Kebuddhaan ialah dengan melenyapkan ketidaktahuan atau kebodohan batin yang dimiliki oleh manusia. Pada waktu Pangeran Siddharta meninggalkan kehidupan duniawi, ia telah mengikrarkan Empat Prasetya yang berdasarkan Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang tidak terbatas, yaitu Berusaha menolong semua makhluk. Menolak semua keinginan nafsu keduniawian. Mempelajari, menghayati dan mengamalkan Dharma. Berusaha mencapai Pencerahan Sempurna. Buddha Gautama pertama melatih diri untuk melaksanakan amal kebajikan kepada semua makhluk dengan menghindarkan diri dari sepuluh tindakan yang diakibatkan oleh tubuh, ucapan dan pikiran, yaitu Tubuh (kaya): pembunuhan, pencurian, perbuatan jinah. Ucapan (vaci): penipuan, pembicaraan fitnah, pengucapan kasar, percakapan tiada manfaat. Pikiran (mano): kemelekatan, niat buruk dan kepercayaan yang salah. Cinta kasih dan kasih sayang seorang Buddha adalah cinta kasih untuk kebahagiaan semua makhluk seperti orang tua mencintai anak-anaknya, dan mengharapkan berkah tertinggi terlimpah kepada mereka. Akan tetapi terhadap mereka yang menderita sangat berat atau dalam keadaan batin gelap, Buddha akan memberikan perhatian khusus. Dengan Kasih Sayang-Nya, Buddha menganjurkan supaya mereka berjalan di atas jalan yang benar dan mereka akan dibimbing dalam melawan kejahatan, hingga tercapai "Pencerahan Sempurna". Sebagai Buddha, Dia telah mengenal semua orang dan dengan menggunakan berbagai cara. Dia telah berusaha untuk meringankan penderitaan banyak makhluk. Buddha Gautama mengetahui sepenuhnya hakikat dunia, Ia menunjukkan tentang keadaan dunia sebagaimana adanya. Buddha Gautama mengajarkan agar setiap orang memelihara akar kebijaksanaan sesuai dengan watak, perbuatan dan kepercayaan masing-masing. Ia tidak saja mengajarkan melalui ucapan, akan tetapi juga melalui perbuatan. Dalam mengajar umat manusia yang mendambakan lenyapnya Dukkha, Dia menggunakan jalan pembebasan dari kelahiran dan kematian untuk membangunkan perhatian mereka. Pengabdian Buddha Gautama telah membuat diri-Nya mampu mengatasi berbagai masalah di dalam berbagai kesempatan yang pada hakikatnya adalah Dharma-kaya, yang merupakan keadaan sebenarnya dari hakikat yang hakiki dari seorang Buddha. Buddha adalah perlambang dari kesucian, yang tersuci dari semua yang suci. Karena itu, Buddha adalah Raja Dharma yang agung. Buddha mengkhotbahkan Dharma, akan tetapi sering terdapat telinga orang yang bodoh karena keserakahannya dan kebenciannya, tidak mau memperhatikan dan mendengarkan khotbah-Nya. Bagi mereka yang mendengarkan khotbah-Nya, yang dapat mengerti dan menghayati serta mengamalkan Sifat Agung Buddha akan terbebas dari penderitaan hidup. Mereka tidak akan dapat tertolong hanya karena mengandalkan kepintarannya sendiri. Karakteristik fisik Sumber-sumber awal menggambarkan Sang Buddha mirip dengan biksu Buddhis lainnya. Berbagai wacana menggambarkan bagaimana dia "memotong rambut dan janggutnya" ketika meninggalkan dunia. Demikian juga, Digha Nikaya 3 memiliki seorang brahmana yang menggambarkan Sang Buddha sebagai pria yang dicukur atau botak (mundaka). Digha Nikaya 2 juga menjelaskan bagaimana Raja Ajatashatru tidak dapat membedakan bhikkhu mana yang merupakan Sang Buddha ketika mendekati sangha dan harus meminta menterinya untuk menunjukkannya. Demikian pula, dalam MN 140, seorang pengemis yang melihat dirinya sebagai pengikut Sang Buddha bertemu dengan-Nya secara langsung tetapi tidak dapat mengenalinya. Sang Buddha juga digambarkan tampan dan berkulit cerah (Digha I:115; Anguttara I:181), setidaknya di masa mudanya. Namun, di usia tua, ia digambarkan memiliki tubuh yang bungkuk, dengan anggota badan yang kendur dan berkerut. Berbagai teks Buddhis mengaitkan Buddha dengan serangkaian karakteristik fisik yang luar biasa, yang dikenal sebagai "32 Tanda Manusia Agung" (Sanskerta: mahāpuruṣa lakṣaṇa). Menurut Anālayo, ketika mereka pertama kali muncul dalam teks-teks Buddhis, tanda fisik ini awalnya dianggap tidak terlihat oleh orang biasa, dan membutuhkan pelatihan khusus untuk mendeteksinya. Namun kemudian, mereka digambarkan terlihat oleh orang-orang biasa dan sebagai keyakinan yang mengilhami Buddha. Karakteristik ini dijelaskan dalam Digha Nikaya (D, I:142). Lihat pula Buddhisme Daftar filsuf Daftar permainan yang tidak akan dimainkan oleh Sang Buddha Rahula Referensi Pranala luar Ajaran Gautama kaila nananaoaa Indonesia Life of the Buddha A sketch of the Buddha's Life Critical Resources: Buddha & Buddhism The Emaciated Gandharan Buddha Images: Asceticism, Health, and the Body The Lalitavistara Life of Gautama Buddha - Free Audio Books Hidup Gautama Buddha dalam Gambar Bersiri 1 Hidup Gautama Buddha dalam Gambar Bersiri 2 Buddhisme Theravada Mahayana Vajrayana Filsuf India Tokoh Buddha Dewa-Dewi Taoisme Kelahiran 563 SM
1,974
895
https://id.wikipedia.org/wiki/Tipi%E1%B9%ADaka
Tipiṭaka
(bahasa Pāli; bahasa Sanskerta: Tripiṭaka) merupakan istilah yang digunakan oleh agama Buddha untuk menggambarkan berbagai naskah kanon mereka. Sesuai dengan makna istilah tersebut, Tipiṭaka pada mulanya mengandung makna "tiga keranjang" atau "tiga kelompok" pengajaran: Sutta Piṭaka (Pāli; Sanskerta: ), Vinaya Piṭaka, dan (Pāli; Sanskerta: ). Dalam mazhab Theravāda, Tipiṭaka yang dimaksud hanya merujuk kepada teks berbahasa Pāli sebagaimana terekam dalam Kanon Pāli sebagai teks tertua Buddhisme. Mazhab Theravāda tidak mengakui keabsahan kanon buddhis versi lain selain Kanon Pāli. Mazhab Buddhisme Mahāyāna memiliki versi Tipiṭaka ("Tripiṭaka") yang berbeda dengan penambahan teks berbahasa Sanskerta dan Mandarin sesuai tradisi masing-masing, sebagaimana terekam dalam Kanon Buddhis Tiongkok. Sutta Piṭaka berisi kotbah-kotbah Buddha selama 45 tahun membabarkan Dharma berjumlah 84.000 sutta. Vinaya Piṭaka berisi peraturan Bhikkhu/ni, sedangkan Abhidhamma Piṭaka berisi ilmu filsafat dan metafisika Agama Buddha. Sejarah Beberapa minggu setelah Sang Buddha wafat (483 SM) seorang Bhikkhu tua yang tidak disiplin bernama Subhaddha berkata : "Janganlah bersedih kawan-kawan, janganlah meratap, sekarang kita terbebas dari Pertapa Agung yang tidak akan lagi memberitahu kita apa yang sesuai untuk dilakukan dan apa yang tidak, yang membuat hidup kita menderita, tetapi sekarang kita dapat berbuat apa pun yang kita senangi dan tidak berbuat apa yang tidak kita senangi" (Vinaya Piṭaka II,284). Maha Kassapa Thera setelah mendengar kata-kata itu memutuskan untuk mengadakan Pesamuhan Agung (Konsili) di Rajagaha. Dengan bantuan Raja Ajatasattu dari Magadha, 500 orang Arahat berkumpul di Gua Sattapanni dekat Rajagaha untuk mengumpulkan ajaran Sang Buddha yang telah dibabarkan selama ini dan menyusunnya secara sistematis. Yang Ariya Ananda, siswa terdekat Sang Buddha, mendapat kehormatan untuk mengulang kembali khotbah-khotbah Sang Buddha dan Yang Ariya Upali mengulang Vinaya (peraturan-peraturan). Dalam Pesamuhan Agung Pertama inilah dikumpulkan seluruh ajaran yang kini dikenal sebagai Kitab Suci Tripiṭaka (Pali). Mereka yang mengikuti ajaran Sang Buddha seperti tersebut dalam Kitab Suci Tripiṭaka (Pali) disebut Pemeliharaan Kemurnian Ajaran sebagaimana sabda Sang Buddha yang terakhir: "Jadikanlah Dhamma dan Vinaya sebagai pelita dan pelindung bagi dirimu". Pada mulanya Tripiṭaka (Pali) ini diwariskan secara lisan dari satu generasi ke genarasi berikutnya. Satu abad kemudian terdapat sekelompok Bhikkhu yang berniat hendak mengubah Vinaya. Menghadapi usaha ini, para Bhikkhu yang ingin mempertahankan Dhamma - Vinaya sebagaimana diwariskan oleh Sang Buddha Gotama menyelenggarakan Pesamuhan Agung Kedua dengan bantuan Raja Kalasoka di Vesali, di mana isi Kitab Suci Tripiṭaka (Pali) diucapkan ulang oleh 700 orang Arahat. Kelompok Bhikkhu yang memegang teguh kemurnian Dhamma - Vinaya ini menamakan diri Sthaviravada, yang kelak disebut Theravãda. Sedangkan kelompok Bhikkhu yang ingin mengubah Vinaya menamakan diri Mahasanghika, yang kelak berkembang menjadi mazhab Mahayana. Jadi, seabad setelah Sang Buddha Gotama wafat, Agama Buddha terbagi menjadi 2 mazhab besar Theravãda dan Mahayana. Pesamuhan Agung Ketiga diadakan di Pataliputra (Patna) pada abad ketiga sesudah Sang Buddha wafat (249 SM) dengan pemerintahan di bawah Kaisar Asoka Wardhana. Kaisar ini memeluk Agama Buddha dan dengan pengaruhnya banyak membantu penyebarkan Dhamma ke suluruh wilayah kerajaan. Pada masa itu, ribuan gadungan (penyelundup ajaran gelap) masuk ke dalam Sangha dangan maksud meyebarkan ajaran-ajaran mereka sendiri untuk meyesatkan umat. Untuk mengakhiri keadaan ini, Kaisar menyelenggarakan Pesamuhan Agung dan membersihkan tubuh Sangha dari penyelundup-penyelundup serta merencanakan pengiriman para Duta Dhamma ke negeri-negeri lain. Dalam Pesamuhan Agung Ketiga ini 100 orang Arahat mengulang kembali pembacaan Kitab Suci Tripiṭaka (Pali) selama sembilan bulan. Dari titik tolak Pesamuhan inilah Agama Buddha dapat tersebar ke suluruh penjuru dunia dan terhindar lenyap dari bumi asalnya. Pesamuhan Agung keempat diadakan di Aluvihara (Srilanka) di bawah lindungan Raja Vattagamani Abhaya pada permulaan abad keenam sesudah Sang Buddha wafat (83 SM). Pada kesempatan itu Kitab Suci Tripiṭaka (Pali) dituliskan untuk pertama kalinya. Tujuan penulisan ini adalah agar semua orang mengetahui kemurnian Dhamma Vinaya. Selanjutnya Pesamuhan Agung Kelima diadakan di Mandalay (Burma) pada permulaan abad 25 sesudah Sang Buddha wafat (1871) dengan bantuan Raja Mindon. Kejadian penting pada waktu itu adalah Kitab Suci Titpiṭaka (Pali) diprasastikan pada 727 buah lempengan marmer (batu pualam) dan diletakkan di bukit Mandalay. Persamuan Agung keenam diadakan di Rangoon pada hari Visakha Puja tahun Buddhis 2498 dan berakhir pada tahun Buddhis 2500 (tahun Masehi 1956). Sejak saat itu penterjemahan Kitab Suci Tripiṭaka (Pali) dilakukan ke dalam beberapa bahasa Barat. Sebagai tambahan pengetahuan dapat dikemukakan bahwa pada abad pertama sesudah Masehi, Raja Kaniska dari Afganistan mengadakan Pesamuhan Agung yang tidak dihadiri oleh kelompok Theravãda. Bertitik tolak pada Pesamuhan ini, Agama Buddha mazhab Mahayana berkembang di India dan kemudian meyebar ke negeri Tibet dan Tiongkok. Pada Pasamuan ini disepakati adanya kitab-kitab suci Buddhis dalam Bahasa Sanskerta dengan banyak tambahan sutra-sutra baru yang tidak terdapat dalam Kitab Suci Tripiṭaka (Pali). Dengan demikian, Agama Buddha mazhab Theravãda dalam pertumbuhannya sejak pertama sampai sekarang, termasuk di Indonesia, tetap mendasarkan penghayatan dan pembabaran Dhamma - Vinaya pada kemurnian Kitab suci Tripiṭaka (Pali) sehingga dengan demikian tidak ada perbedaan dalam hal ajaran antara Theravãda di Indonesia dengan Theravada di Thailand, Srilanka, Burma maupun di negara-negara lain. Sampai abad ketiga setelah Sang Buddha wafat mazhab Sthaviravada terpecah menjadi 18 sub mazhab, antara lain: Sarvastivada, Kasyapiya, Mahisasaka, Theravãda dan sebagainya. Pada dewasa ini 17 sub mazhab Sthaviravada itu telah lenyap. Yang masih berkembang sampai sekarang hanyalah mazhab Theravãda (ajaran para sesepuh). Dengan demikian nama Sthaviravada tidak ada lagi. Mazhab Theravãda inilah yang kini dianut oleh negara-negara Srilanka, Burma, Thailand, dan kemudian berkembang di Indonesia dan negara-negara lain. Sidang Agung I (Konsili I) Sidang Agung I diadakan pada tahun 543 SM (3 bulan setelah bulan Mei) dan berlangsung selama 2 bulan. Sidang ini dipimpin oleh YA. Maha Kassapa dan dihadiri oleh 500 orang Bhikkhu yang semuanya Arahat. Sidang diadakan di Goa Satapani di kota Rajagaha. Sponsor sidang agung ini adalah Raja Ajatasatu. Tujuan dari sidang pertama ini adalah untuk menghimpun ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada orang yang berlainan, di tempat yang berlainan dan dalam waktu yang berlainan. Mengulang Dhamma dan Vinaya agar ajaran Sang Buddha tetap murni, kuat, melebihi ajaran-ajaran lainnya. Y.A. Upali mengulang Vinaya dan Y.A. Ananda mengulang Dhamma. Kesimpulan dari sidang pertama ini adalah Sangha tidak akan menetapkan hal-hal mana yang perlu dihapus dan hal-hal mana yang harus dilaksanakan, juga tidak akan menambah apa-apa yang telah ada. Mengadili Y.A. Ananda. Mengucilkan Chana. Agama Buddha masih utuh. Sidang Agung II (Konsili II) Sidang Agung II diadakan pada tahun 443 SM (100 tahun sesudah yang I) dan berlangsung selama 4 bulan. Dipimpin oleh YA. Revata dan dibantu oleh YA. Yasa serta dihadiri oleh 700 Bhikkhu. Sidang diadakan di Vesali. Sponsor sidang agung ini adalah Raja Kalasoka. Sidang kedua ini diadakan karena sekelompok Bhikkhu Sangha (Mahasanghika) menghendaki untuk memperlunak Vinaya yang sangat keras (tetapi gagal). Dalam sidang kedua ini kesalahan-kesalahan Bhikkhu-Bhikkhu dari suku Vajjis yang melangggar pacittiya dibicarakan, diakui bahwa mereka telah melanggar Vinaya dan 700 Bhikkhu yang hadir menyatakan setuju. Pengulangan Vinaya dan Dhamma, yang dikenal dengan nama "Satta Sati" atau "Yasathera Sanghiti" karena Bhikkhu Yasa dianggap berjasa dalam bidang pemurnian Vinaya. Sidang Agung III (Konsili III) Diadakan pada tahun +/- 313 SM (230 tahun setelah sidang I). Dipimpin oleh Y.A. Tissa Moggaliputta. Sidang diadakan di Pataliputta. Sponsor Sidang Agung ini adalah Raja Asoka dari Suku Mauriya. Tujuan sidang ini adalah untuk menertibkan perbedaan pendapat yang mengaktifkan perpecahan Sangha. Memeriksa dan menyempurnakan Kitab Suci Pali (memurnikan Ajaran Sang Buddha). Raja Asoka meminta agar para Bhikkhu mengadakan upacara Uposatha setiap bulan, agar Bhikkhu Sangha bersih dari oknum-oknum yang bermaksud tidak baik. Sidang ini menghasilkan keputusan untuk menghukum Bhikkhu-Bhikkhu selebor. Ajaran Abhidhamma diulang tersendiri oleh Y.A. Maha Kassapa, sehingga lengkaplah pengertian Tripiṭaka (Vinaya, Sutta, dan Abhidhamma). Jadi pengertian Tripiṭaka mulai lengkap (timbul) pada Konsili III. Y.A. Tissa memilih 10.000 orang Bhikkhu Sangha yang benar-benar telah memahami Ajaran Sang Buddha untuk menghimpun Ajaran tersebut menjadi Tripiṭaka dan perhimpunan tersebut berlangsung selama 9 bulan. Pada saat itu Sangha sudah terpecah dua, yaitu : Theravãda (Sthaviravada) dan Mahasanghika. Sementara itu ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa pada Konsili III ini bukan merupakan konsili umum, tetapi hanya merupakan suatu konsili yang diadakan oleh Sthaviravada. Sidang Agung IV (Konsili IV) Diadakan pada masa pemerintahan Raja Vattagamani Abhaya (tahun 101 - 77 SM). Dipimpin oleh Y.A. Rakhita Mahathera dan dihadiri oleh +/- 500 Bhikkhu. Sidang diadakan di Alu Vihara (Aloka Vihara) di Desa Matale. Tujuan dari sidang keempat ini adalah mencari penyelesaian karena melihat terjadinya kemungkinan-kemungkinan yang mengancam Ajaran-ajaran dan kebudayaan-kebudayaan Agama Buddha oleh pihak-pihak lain. Keputusan sidang ini adalah supaya Tripiṭaka disempurnakan komentar dan penjelasannya serta menuliskan Tripiṭaka dan komentarnya di atas daun lontar. Konsili ini diakui sebagai konsili yang ke IV oleh mazhab Theravãda. Referensi Lihat pula Buddha Kitab Suci API Buddhisme Kata dan frasa Sanskerta Kitab Suci Agama Buddha
1,403
898
https://id.wikipedia.org/wiki/Nirwana
Nirwana
Dalam agama Buddha, Nirwana (bahasa Sanskerta: निर्वाण nirvāṇa; Pali: nibbāna; ) adalah puncak tertinggi pencarian umat Buddha terhadap kebebasan dari saṃsāra, yaitu siklus mati dan kelahiran kembali. Secara harfiah, Nibbāna berarti "pemadaman". Buddha mendeskripsikan Nibbāna sebagai padamnya kekotoran-kekotoran batin (kilesa) pada Mahāli Sutta, Dīgha Nikāya 6: Pada sutta yang sama, Buddha juga menguraikan empat tingkatan pencerahan, yakni Pemenang-Arus (sotāpanna), Yang-Kembali-Sekali (sakadāgāmī), Yang-Tak-Kembali (anāgāmī), dan pencapaian Nibbāna (arahant). Buddha juga menguraikan cara mencapai Nibbāna, yaitu dengan mengikuti Jalan Utama Berunsur Delapan: Di lain kesempatan, Buddha juga mendeskripsikan Nibbāna sebagai kebahagiaan tertinggi dan Jalan Utama Berunsur Delapan sebagai jalan terbaik, sebagaimana tercatat pada Māgandiya Sutta, Majjhima Nikāya 75: Pada Tatiyanibbānapaṭisaṁyutta Sutta, Udāna 8.3, Siddartha Gautama—sammāsambuddha masa sekarang—mendeskripsikan Nibbāna sebagai berikut. Ungkapan pada Udāna 8.3 juga merupakan pernyataan dari Sang Buddha yang kemudian diinterpretasikan sebagai Ketuhanan Yang Maha Esa di Indonesia. Nibbāna sebagai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam bahasa Pali adalah "ajātaṁ abhūtaṁ akataṁ asaṅkhataṁ" yang artinya "Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Menjelma, Tidak Tercipta, dan Tidak Terkondisi (Mutlak)". Dalam hal ini, Nibbāna sebagai Ketuhanan Yang Mahaesa adalah sesuatu yang tidak terpersonifikasi atau tanpa-Aku (anatta). Dengan adanya Yang Mutlak atau Yang Tidak Terkondisi (asaṅkhataṁ) maka manusia yang berkondisi (saṅkhataṁ) dapat mencapai kebebasan dari lingkaran kehidupan (saṃsāra). Pada Nirodhanibbānapañha, Milindapañha 3.4.8, Bhante Nāgasena mendeskripsikan Nibbāna sebagai padamnya atau berhentinya nafsu (nirodha). Dukkha-nirodha juga merupakan bagian dari Empat Kebenaran Mulia, yakni Kebenaran Mulia Ketiga. {{Quote|“Kathaṁ, bhante nāgasena, nirodho nibbānan”ti?“Sabbe bālaputhujjanā kho, mahārāja, ajjhattikabāhire āyatane abhinandanti abhivadanti ajjhosāya tiṭṭhanti, te tena sotena vuyhanti, na parimuccanti jātiyā jarāya maraṇena sokena paridevena dukkhehi domanassehi upāyāsehi na parimuccanti dukkhasmāti vadāmi. Sutavā ca kho, mahārāja, ariyasāvako ajjhattikabāhire āyatane nābhinandati nābhivadati nājjhosāya tiṭṭhati, tassa taṁ anabhinandato anabhivadato anajjhosāya tiṭṭhato taṇhā nirujjhati, taṇhānirodhā upādānanirodho, upādānanirodhā bhavanirodho, bhavanirodhā jātinirodho, jātinirodhā jarāmaraṇaṁ sokaparidevadukkhadomanassupāyāsā nirujjhanti, evametassa kevalassa dukkhakkhandhassa nirodho hoti,evaṁ kho, mahārāja, nirodho nibbānan”ti.|“Bagaimana, Bhante Nāgasena, berhentinya nafsu itu Nibbāna?” Semua makhluk yang dungu (belum tercerahkan) memanjakan diri dalam kenikmatan indera dan objeknya; mereka menemukan kesenangan di dalamnya dan melekat padanya. Oleh karena itu mereka terhanyut oleh banjir [nafsu] dan tidak terbebas dari kelahiran dan kematian. Siswa bijaksana orang-orang suci tidak akan menyenangi kenikmatan indera dan objeknya. Dan di dalam dirinya nafsu keinginan berhenti, kemelekatan berhenti, dumadi berhenti, kelahiran berhenti, usia tua, kematian, kesedihan, ratap tangis, kepedihan, kesengsaraan dan keputusasaan berhenti dan tidak ada lagi. Dengan demikian, berhentinya nafsu adalah Nibbāna.”}} Pada Alagaddūpamasutta, Majjhima Nikāya 22, Buddha menjelaskan Buddhisme sebagai sebuah rakit yang, setelah mengantarkan penumpangnya ke pantai seberang (perumpamaan untuk pencapaian Nibbāna), pada akhirnya perlu ditinggalkan. Pada syair antara Buddha dengan Dhaniya, Sang Buddha juga menyampaikan perumpamaan yang serupa, sebagaimana tercatat pada Dhaniya Sutta, Sutta Nipāta 1.2: Moksa Hinduisme juga menggunakan istilah 'Nirwana' sebagai sinonim untuk pemikiran tentang Moksa, sebagaimana dibicarakan dalam beberapa tulisan tantra Hindu dan Bhagawad Gita. Sebaliknya, Buddhisme juga menggunakan istilah 'Moksa' (Pali: mokkha) untuk mendeskripsikan Nibbāna. Kendati demikian, konsep Nirwana antara agama Buddha dan Hindu tidak dapat disamaratakan. Penggunaan istilah mokkha yang ditujukan untuk pembebasan Nibbāna dapat ditemukan pada teks paritta pemujaan Buddha asal Sri Lanka yang berjudul "Puppha Pūjā":Perbedaan mendasar antara Hinduisme dan Buddhisme dalam hal pembebasan akhir terdapat pada konsep-konsep kedua agama tersebut mengenai eksistensi jiwa (Pali: atta; Sanskerta: atman). Buddhisme menolak eksistensi jiwa atau roh yang permanen (Pali: anatta; Sanskerta: anatman), satu dari Tiga Corak Utama (tilakkhaṇa). Dua corak yang lainnya adalah penderitaan (dukkha) dan ketidakkekalan (anicca). Dengan demikian, pencapaian Nibbāna menurut Buddhisme tidak melibatkan eksistensi jiwa kekal sebagaimana diyakini Hinduisme. 33 Nama Nibbāna Penggunaan istilah Nibbāna (Bahasa Indonesia: Nirwana atau "kepadaman") hanya merupakan salah satu cara Buddha dalam mengilustrasikan Nibbāna atau Nirwana itu sendiri. Di kesempatan lain, Buddha seringkali menggunakan istilah-istilah lain yang juga merujuk kepada Nibbāna. Pada keseluruhan teks bagian Asaṅkhatasaṁyutta, Saṁyutta Nikāya 43, Buddha menguraikan 33 nama Nibbāna: Yang Tak Terkondisi (asaṅkhataṁ) Hancurnya Nafsu-Keinginan, Kebencian, Delusi (rāgakkhaya dosakkhaya mohakkhaya) Ketidak-Condongan (anata) Ketanpa-Nodaan (anāsava) Kebenaran (sacca) Pantai Seberang (pāra) Yang Halus (nipuṇa) Yang Sangat Sulit Dilihat (sududdasa) Yang Tanpa Penuaan (ajajjara) Yang Stabil (dhuva) Ketidak-Hancuran (apalokita) Ketidak-Berwujudan (anidassana) Yang Tanpa Proliferasi (nippapañca) Yang Damai (santa) Tanpa-Kematian (amata) Yang Luhur (paṇīta) Yang Menguntungkan (siva) Yang Aman (khema) Hancurnya Nafsu-Keinginan (taṇhākkhaya) Yang Menakjubkan (acchariya) Yang Tanpa Penyakit (abbhuta) Kondisi Tanpa Penyakit (anītika) Nirwana atau Pemadaman (nibbāna) Yang Tidak Dirundung (abyābajjha) Kebosanan atau Ketanpa-keinginan (virāga) Kemurnian (suddhi) Kebebasan (mutti) Yang Tidak Melekat (anālaya) Pulau (dīpa) Naungan (leṇa) Suaka (tāṇa) Perlindungan (saraṇa) Tujuan (pāraya) Jenis Pencapaian Terdapat dua jenis pencapaian Nibbāna: Dicapai ketika masih hidup (saupadisesa nibbāna) Dicapai ketika meninggal dunia (anupadisesa nibbāna) atau disebut juga Parinibbana. Ketika Pangeran Siddhartha Gautama mencapai Penerangan Sempurna dan menjadi seorang sammasambuddha, maka pada saat itu Dia mengalami saupadisesa nibbāna. Ketika Buddha Gotama meninggal dunia pada usia 80 tahun di Kusinara, maka Dia mencapai anupadisesa nibbāna.'' Lihat pula Pencerahan (Buddha) Nagarjuna Parinirwana / parinibbana Pāramitā Satori Buddhisme Theravada Mahayana Vajrayana Referensi
788